HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI PADA SISWA SMP NEGERI 1 TEMPURAN KAB. MAGELANG
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Oleh : YUNI ERMAWATI 111 11 043 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015
MOTTO
Jalani sebuah proses sebelum meraih keberhasilan dan kesuksesan. Karena dibalik sebuah proses terdapat pengalaman yang berharga.
PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, karya skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Bapakku Mat Jupri dan Ibuku Sulasmi yang selalu memberikan do’a, kasih sayang, semangat kepada penulis, hormat dan baktiku kan selalu tertuju untukmu. 2. Suamiku tersayang Eko Prasetyo yang dengan sabar, memberikan do’a, perhatian, semangat kepada penulis. 3. Anakku Afra Aila Arkarna yang menjadikan penulis semangat. 4. Semua saudaraku Heni Irawati, Rahayu Ningsih serta seluruh keluarga yang telah mendukungku. 5. Temanku PAI yang telah memberikan penulis kenangan yang terbaik. 6. Para Dosen yang telah memberikan begitu banyak ilmu kepadaku. 7. Semua teman angkatan 2011.
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikna skripsi ini yang berjudul
Hubungan antara Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar PAI pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Tahun Ajaran 2015. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menerangi dunia dengan kesempurnaan agama islam. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I.) pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan semua pihak yang terkait. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga
2.
Suwardi, M.Pd selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga
3.
Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
4.
Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M. Si selaku Dosen Pembimbing
5.
Dosen dan Karyawan IAIN Salatiga.
6.
Umi Hidayati, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Tempuran Magelang. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, maka
dari itu penulis berharap ada kritik dan saran yang membangun demi perbaikan ke
depan. Kami berharap agar skripsi ini bermanfaat baik bagi penulis secara pribadi dan masyarakat pada umumnya. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Magelang, 30 Agustus 2015
Penulis,
ABSTRAK Ermawati, Yuni. 2015 “ Hubungan antara Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar PAI pada SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang ”. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si Kata Kunci: Kompetensi Profesional Guru, Prestasi Belajar. Keberhasilan tujuan pendidikan tidak terlepas dari peran seorang tenaga profesional yaitu guru. Proses pembelajaran merupakan proses guru dan siswa melakukan interaksi bersama-sama pada waktu yang sudah ditentukan oleh sekolah. Keberhasilan proses pembelajaran ditentukan oleh sikap guru dalam mengajar. Kemudian peneliti merumuskan kedalam beberapa pertanyaan sebagai berikut: 1). Bagaimana kompetensi guru di SMP Negeri 1 Tempuran. 2). Bagaimana prestasi belajar PAI siswa SMP Negeri 1 Tempuran. 3). Apakah ada hubungan antara kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar PAI pada SMP Negeri 1 Tempuran?. Peneliti ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket dan dokumentasi. Populasi adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Tempuran Magelang Tahun 2015 dijadikan responden. Sampel diambil 20% yaitu 26 siswa. Teknik analisis data menggunakan menggunakan rumus prosentase dan rumus product moment. Hasil penelitian menunjukkan 1). Kompetensi guru berada dalam kategori dengan nilai cukup 57,69% dengan responden 15 siswa. 2). Prestasi belajar berada dalam kategori dengan nilai baik 73,07%. 3). Terdapat hubungan kompetensi guru dengan prestasi belajar PAI Pada SMP Negeri 1 Tempuran. Hal ini dapat dibuktikan bahwa nilai koefisien korelasi r hitung sebesar 0,583 lebih besar dari r tabel baik pada taraf signifikan 1% = 0, 496.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
i
HALAMAN BERLOGO ...................................................................................
ii
PENGESAHAN PENGUJI ...............................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................
v
MOTTO ...........................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
viii
ABSTRAK .......................................................................................................
x
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xv
BAB 1
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................
3
C. Tujuan Penelitian .................................................................
4
D. Hipotesis Penelitian ..............................................................
4
E.
Kegunaan Penelitian .............................................................
5
1. Secara teoritis .................................................................
5
2. Secara praktis .................................................................
5
F.
Definisi Operasional 1. Kompetensi Guru ...............................................................
5
2. Prestasi Belajar ...................................................................
7
G. Metode Penelitian
BAB II
1. Pendekatan Penelitian ........................................................
9
2. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................
9
3. Populasi dan Sampel Penelitian .........................................
9
4. Metode Pengumpulan Data ...............................................
10
5. Instrumen Penelitian ..........................................................
11
6. Teknik Analisis Data .........................................................
12
H. Sistematika Penulisan ..............................................................
13
KAJIAN TEORI A.
B.
Kompetensi Guru 1.
Pengertian Kompetensi guru ......................................... 15
2.
Fungsi dan Peran Guru .................................................
23
3.
Materi Uji Kompetensi Guru ........................................
25
4.
Permasalahan Guru ......................................................
26
Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar ..............................................
28
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ....................
31
3. Manifestasi Hasil Belajar .................................................
33
BAB III LAPORAN PENELITIAN A.
Gmbaran Umum Lokasi Penelitian 1.
Sejarah Berdiri SMP Negeri 1 Tempuran........................ 38
2.
Lokasi SMP Negeri 1 Tempuran .................................... 39
3.
Profil SMP Negeri 1 Tempuran ...................................... 39
4.
Keadaan Guru dan Karyawan ......................................... 40
5.
Keadaan Siswa ................................................................ 43
6.
Sarana dan Prasarana ....................................................... 45
B. Hasil Penelitian ........................................................................... 46 BAB IV
PEMBAHASAN A. Analisis Pendahuluan .................................................................. 50 a. Mencari Interval .................................................................... 52 b. Mencari Prosentase dan Masing-Masing Kategori ............... 54 B. Analisis Uji Hipotesis a.
Tabel Penolong Besarnya Hubungan antara Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar Siswa ....................................................................... 58
b.
Pembahasan ......................................................................... 61
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................
62
B. Saran .......................................................................................
63
C. Penutup ...................................................................................
63
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
DAFTAR TABEL 1.
Tabel Indikator Kompetensi Guru
2.
Tabel Kriteria Nilai Raport PAI Kelas VIII Semester Satu
3.
Tabel Daftar Guru dan Karyawan SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
4.
Tabel Daftar Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
5.
Tabel Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
6.
Tabel Sarana dan Prasarana
7.
Tabel Daftar Nama Responden
8.
Tabel Daftar Nilai Angket Kompetensi Guru
9.
Tabel Daftar Nilai Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
10.
Nilai Interval Kompetensi Guru
11.
Nilai Interval Prestasi Belajar PAI Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
12.
Rekapitulasi Kompetensi Guru SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
13.
Rekapitulasi Prestasi Belajar PAI pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
14.
Tabel Hitung Besarnya Hubungan Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar PAI pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
15.
Signifikansi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat menjadi tolak ukur bagi kemajuan dan kualitas kehidupan suatu bangsa, sehingga dapat dikatakan bahwa kemajuan suatu bangsa atau negara dapat dicapai dengan salah satunya melalui pembaharuan serta penataan pendidikan yang baik. Jadi keberadaan pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan kehidupan masyarakat yang cerdas, pandai, berilmu, pengetahuan yang luas, berjiwa demokratis serta berakhlak mulia. Sedangkan pendidikan sendiri adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengemban potensi dirinya untuk memiliki kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam pendidikan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan pendidikan, antara lain guru, siswa, sarana prasarana dan lingkungan pendidikan. Dari faktor-faktor tersebut, guru dalam proses pembelajaran di Sekolah menduduki peran yang sangat penting dan sebagai faktor penunjang yang lain, guru adalah sebagai subyek pendidikan yang sangat penting untuk menentukan kesuksesan belajar seseorang itu sendiri. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi diri seseorang sehingga dapat berkembang.
Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Kompetensi keguruan meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional. Kompetensi kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dari seorang pengajar merupakan dasar untuk melaksanakan tugasnya sebagai guru secara profesional. Pendidikan pada dasarnya merupakan khas komunikasi antara guru dan siswa. kompetensi profesional menjadi tolak ukur seorang guru menguasai kemampuan dasar. Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan ketrampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif (Kunandar, 2007: 45). Keberhasilan tujuan pendidikan tidak dapat terwujud apabila tidak didukung oleh tenaga pendidik yang profesional yaitu guru. Guru adalah figur inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya. Kriteria guru yaitu belajar sepanjang hayat. Proses pembelajaran merupakan proses guru dan siswa melakukan interaksi secara bersamasama, pada waktu yang sudah diatur oleh sekolahan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Kelancaran proses pembelajaran di sekolah di tentukan oleh perilaku dan sikap guru dalam mengajar. Sudah
jelas sekali, bahwa guru dituntut untuk cakap dalam mewujudkan prestasi belajar siswa. Jadi sudah sangat jelas bahwa profesionalisme adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan atau menuntut keahlian. Sedangkan seorang guru adalah pendidik profesional dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur formal. Maka tugas guru akan efektif jika memiliki derajat profesionalitas tertentu yang tercermin dari kompetensi, kemahiran, kecakapan atau ketrampilan yang memenuhi standar mutu. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis memandang perlu untuk mengadakan penelitian dengan mencari sejauh mana hubungannya dan merumuskannya ke dalam penelitian yang berjudul sebagai berikut: Hubungan antara Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar PAI pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang. B. Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Kompetensi Guru SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang ? 2. Bagaimana Prestasi Belajar PAI pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang?
3. Apakah ada Hubungan antara Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar PAI pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang ? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk Mengetahui Kompetensi Guru SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang . 2. Untuk Mengetahui Prestasi Belajar PAI pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang. 3. Untuk Mengetahui adakah Hubungan antara Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar PAI pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis berasal dari kata hypo yang berarti di bawah dan thesa yang berarti kebenaran. Sedangkan menurut James E. Greighton hipotesis, merupakan sebuah dugaan tentatif atau sementara yang memprediksi situasi yang akan diamati (Martono, 2011: 63). Hipotesis juga disebut sebagai “dugaan” atau jawaban sementara karena masih harus diuji lagi secara empiris yang hasilnya bisa diterima atau ditolak (Sumanto, 2014: 51-52). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Ada hubungan positif antara kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar PAI pada siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang.
E. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat secara teoritis dan praktis. 1.
Secara Teoritis Secara
teoritis
hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan sumbangan bagi pengembangan pendidikan
pada
umumnya, dan secara khusus bagi guru, dan lembaga pendidikan. 2.
Secara Praktis Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi guru dan siswa, diantaranya sebagai berikut: a. Meningkatkan kompetensi guru. b. Meningkatkan prestasi belajar siswa. c. Meningkatkan pemahaman sekolah, selaku lingkungan yang mempengaruhi prestasi belajar siswa secara langsung.
F. Definisi Operasional Untuk menghindari salah pengertian dalam memahami judul penelitian, perlu ditegaskan beberapa istilah dalam judul di atas, yaitu: 1. Pengertian Kompetensi Guru Seseorang yang dinyatakan kompeten dibidang tertentu adalah seseorang yang menguasai kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang
kerja yang bersangkutan dan demikian
mempunyai wewenang dalam pelayanan sosial di masyarakatnya. Kompetensi keguruan menunjukkan kuantitas serta kualitas layanan
pendidikan yang dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan secara terstandar. Sedangkan kompetensi menurut Usman (2005) adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun kuantitatif. Pendidik atau guru menurut UU No 14 tahun 2005 Pasal (1) disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, pendidikan menengah. Guru juga bisa dikatakan sebagai pengelola proses belajar siswa, guru bukan semata penyebar informasi, tetapi guru sebagai fasilitator belajar. Oleh karena itu, guru yang profesional adalah guru yang mempunyai kompetensi. Menurut Samana (1994:61) kompetensi mengarahkan pada tuntutan guru untuk mengarah pada mutu guru yang lebih baik. Untuk itu guru harus menguasai sepuluh kemampuan sebagai pendidik profesional yang masuk dalam indikator profesional guru yaitu menguasai bahan ajar, mengelola program belajar mengajar, mengelola kelas, menggunakan media dan sumber pengajaran, menguasai landasan-landasan kependidikan, mengelola interaksi belajar mengajar, menilai prestasi belajar siswa untuk kepentingan pengajaran, mengenal fungsi serta program pelayanan bimbingan dan penyuluhan, mampu
ikut penyelenggaraan administrasi sekolah, bertindak jujur dan tanggung jawab, berperan sebagai pemimpin, tampil secara pantas dan rapi, menggunakan waktu luang. Berdasarkan indikator di atas, maka indikator kompetensi guru dalam penelitian ini adalah Indikator Kompetensi Kompetensi Kepribadian dan Sosial
Kompetensi Profesional
Guru bertindak jujur dan tanggung jawab Guru mampu berperan sebagai pemimpin Guru tampil secara pantas dan rapi Guru bertindak tepat waktu dalam penyelesaian tugas Guru mampu menggunakan waktu luang Guru dituntut menguasai bahan ajar Guru mampu mengelola kelas Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar Guru mampu menilai prestasi belajar siswa Guru mengenal fungsi serta program pelayanan bimbingan dan penyuluhan Guru mampu ikut penyelenggaraan administrasi sekolah
2. Prestasi Belajar Prestasi adalah hasil belajar yang dicapai, sedangkan belajar merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perkembangan individu (Sriyanti, 2011:16), jadi yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Secara teori bila sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu kebutuhan, maka ada
kecenderungan untuk mengulanginya. Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan). Dengan kata lain, keberhasilan proses belajar mengajar siswa khususnya mata pelajaran pendidikan agama islam dapat diketahui melalui nilai yang tertera di dalam raport semester satu. Nilai tersebut telah diolah sedemikian rupa berdasarkan panduan penilaian, baik dari nilai harian siswa, nilai tengah semester maupun nilai akhir semester. Akan tetapi, sebelum nilai akhir itu jadi, biasanya guru mempunyai pertimbanganpertimbangan lain seperti seberapa besar keaktifan siswa pada saat pembelajaran berlangsung atau perilaku siswa pada saat berada di sekolah. Sebab, akhlak atau perilaku siswa sangat mempengaruhi hasil belajar terutama untuk pendidikan agama islam. Indikator prestasi belajar dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa setelah siswa melakukan kegiatan belajar. Prestasi belajar siswa dalam hal ini diambil dari nilai raport siswa semester satu. Setelah mengetahui indikator prestasi belajar, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan batas minimal keberhasilan belajar peserta didik tersebut. Menetapkan batas minimum keberhasilan belajar melalui nilai raport. Kriteria nilai raport PAI Nilai
Keterangan
81 ke atas
Baik
71 – 80
Cukup
61– 70
Kurang
G. Metode Penelitian 1. Pendekatan penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif memiliki fokus penelitian yang terletak pada hasil atau produk dari sebuah objek penelitian, bukan dalam bentuk kategori-kategori atau dalam bentuk sebuah proses. Pengumpulan data menggunakan metode angket yang diberikan kepada siswa dan metode dokumentasi berupa raport kelas VIII semester satu. Untuk mengetahui hubungan tiap variabel peneliti menggunakan sebuah analisis statistik product moment. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang terletak di Jl Magelang Purworejo Km 11 Tempuran dan penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2015. 3. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, atau keseluruhan individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti. Sampel adalah anggota populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi (Martono, 2011: 75). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SMP Negeri 1 Tempuran pada kelas VIII tahun pelajaran 2014/2015 yang
berjumlah 175 siswa. Jumlah sampel dalam penelitian ini berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto bahwa untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10-15%, atau 20-25% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari (waktu, tenaga, dana), sempit luasnya wilayah pengamat dilihat dari setiap subjek karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya dana, besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti (Arikunto, 1998: 121). Untuk itu, dari populasi yang berjumlah 175 siswa diambil sebanyak 20% (26 siswa) sebagai sampel. Penentuan 26 siswa tersebut dilakukan dengan prinsip random, yaitu mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua dianggap sama dan semua subjek mendapatkan kesempatan dijadikan sebagai sampel penelitian. 4. Metode Pengumpulan Data a. Metode Angket Angket atau kuisioner adalah seperangkat pertanyaan atau peernyataan
tertulis
kepada
responden
untuk
dijawabnya
(Sugiyono, 2011: 142). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang kompetensi guru dan prestasi belajar pada siswa SMP Negeri 1 Tempuran.
b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010: 274). Metode ini digunakan untuk mendapat dan menyajikan informasi penelitian seperti: profil sekolah, sejarah, visi misi sekolah, keadaan guru dan siswa, dan sejumlah informasi lain yang menunjang penelitian ini. 5. Instrumen Penelitian Instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah (Arikunto, 2005: 101). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Tabel 1 a. Indikator Kompetensi Guru Kompetensi
Indikator
No. Soal
Kompetensi Kepribadian dan Sosial
Kompetensi Profesional
Guru bertindak jujur dan tanggung jawab Guru mampu berperan sebagai pemimpin Guru tampil secara pantas dan rapi Guru bertindak tepat waktu dalam penyelesaian tugas Guru mampu menggunakan waktu luang Guru dituntut menguasai bahan ajar Guru mampu mengelola kelas Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar Guru mampu menilai prestasi belajar siswa Guru mengenal fungsi serta program pelayanan bimbingan dan penyuluhan Guru mampu ikut penyelenggaraan administrasi sekolah
1 2 3, 4 5 6 7, 8 9, 10, 11 12, 13, 14 15, 16 17, 18 19, 20
b. Prestasi Belajar Indikator prestasi belajar PAI di ambil dari nilai raport kelas VIII pada semester satu. Tabel 2 Kriteria nilai raport PAI Nilai
Keterangan
81 ke atas
Baik
71 – 80
Cukup
61– 70
Kurang
6. Teknik Analisis Data Yang harus dilakukan di samping masalah pengumpulan data selanjutnya adalah melakukan analisis data yang telah terkumpul tersebut. Adapun teknik analisis yang digunakan sebagai berikut: a. Untuk mengetahui tingkat kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa, digunakan rumus prosentasi sebagai berikut:
P=
X 100%
Keterangan: P
= Prosentase
F
= Frekuensi
N
= Nilai/ jumlah responden
b. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kompetensi guru dengan
prestasi belajar siswa, digunakan rumus statistic
product moment sebagai berikut:
∑ Rxy =
√*
(∑
(∑ ) (∑ )
) (∑ ) +*
(∑
) (∑ ) +
Keterangan: Rxy
= Koefisien korelasi antara x dan y
N
= Jumlah responden
X
= Nilai hasil variabel kompetensi guru
Y
= Nilai hasil variabel prestasi belajar siswa
XY
= Jumlah hasil perkalian skor x dan skor y
H. Sistematika Penulisan Skripsi Skripsi ini akan disusun dalam lima bab yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut: BAB I
:Pendahuluan Meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisann skripsi.
BAB II
: Kajian Pustaka Meliputi teori-teori yang berhubungan dengan variabel yaitu: Kompetensi guru dan prestasi belajar.
BAB III
: Laporan Hasil Penelitian Meliputi gambaran umum lokasi penelitian di SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang yang mencakup sejarah berdirinya lokasi, sarana prasarana pendidikan, struktur organisasi, keadaan guru, keadaan siswa, hasil data siswa antara kompetensi guru dan prestasi belajar.
BAB IV
: Analisis Data Dalam hal ini penulis berusaha menganalisis data tentang kompetensi guru dan prestasi belajar.
BAB V
: Penutup Meliputi: kesimpulan, saran, penutup, dan lampiran-lampiran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA C.
Kompetensi Guru 5. Pengertian Kompetensi guru Kompetensi menurut Usman (2005), adalah suatu hal yang menggambarkan
kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang
kualitatif maupun yang kuantitatif. Kompetensi itu dapat digunakan dalam dua konteks, yakni: pertama, sebagai indikator kemampuan yang menunjukkan kepada perbuatan yang diamati. Kedua, sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek kognitif, afektif dan perbuatan serta tahaptahap pelaksanaannya secara utuh. Sedangkan Roestiyah N. K. mengartikan kompetensi seperti yang dikutipnya dari pendapat W. Robert Houston sebagai
suatu tugas
memadai atau pemilikan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan tertentu. Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, psikomotorik dengan sebaik-baiknya (Kunandar, 2011: 52). Beberapa aspek atau ranah yang ada dalam konsep kompetensi, yakni pengetahuan (knowledge) yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi
kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhannya. Pemahaman yaitu keadaan kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu. Misalnya seorang guru yang akan melaksanakan pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi peserta didik agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien. Kemampuan (skill), yaitu sesuatu yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya kemampuan guru dalam memilih, dan membuat alat peraga sederhana untuk memberi kemudahan belajar kepada peserta didik. Nilai yaitu suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya standar perilaku guru dalam pembelajaran kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan lain-lain. Sikap yaitu perasaan senang dan tidak senang, suka dan tidak suka atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya reaksi terhadap ekonomi, perasaan terhadap kenaikan gaji. Minat yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan. Misalnya minat untuk mempelajari atau melakukan sesuatu (Mulyasa, 2005:75). Seseorang
dianggap
kompeten
apabila
telah
memenuhi
persyaratan: (1) landasan kemampuan pengembangan kepribadian, (2) kemampuan penguasaan ilmu dan ketrampilan,
(3) kemampuan
berkarya, (4) kemampuan menyikapi dan berperilaku dalam berkarya sehingga dapat mandiri, menilai, dan mengambil keputusan secara
tanggung jawab, (5) dapat hidup bermasyarakat dengan bekerja sama, saling menghormati dan menghargai nilai-nilai pluralisme serta kedamaian. Kadar kompetensi seseorang tidak hanya menunjukkan kuantitas kerja tetapi sekaligus kualitas kerja. Sementara itu, pendidik adalah
tenaga
profesional
melaksanakan proses
yang
bertugas
merencanakan
dan
pembelajaran, melalui hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Profesional berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan ketrampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Jadi, profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu. Artinya suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, akan tetapi memerlukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus. profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Sementara itu, yang dimaksud profesionalisme adalah kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan yang berkaitan dengan mata pencaharian seseorang. Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan,
kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian. Sedangkan guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang disyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi disini meliputi pengetahuan, sikap, dan ketrampilan profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial, maupun akademis (Kunandar, 2007: 45- 47 ).. Kesimpulan dari pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Guru yang profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya. Salah satu aktor penting pendidikan adalah guru. Karena guru adalah yang langsung berinteraksi dengan anak didik, memberikan keteladanan, motivasi, dan inspirasi untuk terus bersemangat dalah belajar, berkarya dan berprestasi (Asmani, 2009: 58). Sedangkan guru adalah figur inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya. Keberhasilan mereka tidak lepas dari peran guru-guru mereka yang hebat dan selalu mendorong mereka untuk mencapai hasil terbaik dan tidak cepat merasa puas dengan prestasi yang diraih.
Sedangkan menurut Poerwadarminta (1996:335), guru adalah orang yang kerjanya mengajar (Nurdin, 2010:127). Dilihat dari pengertian di atas, mengajar merupakan tugas pokok seorang guru dalam mendidik muridnya di dalam sekolah. Ada beberapa syarat untuk menjadi guru ideal, antara lain memiliki kemampuan intelektual yang
memadai, kemampuan
memehami visi dan misi pendidikan, keahlian mentransfer ilmu pengetahuan
atau
perkembangan
metodologi
anak
pembelajaran,
psikologi
memahami
perkembangan,
konsep
kemampuan
mengorganisasi dan mencari pemecahan masalah, kreatif dan memiliki seni dalam mendidik. Peran guru sangat vital bagi pembentukan kepribadian, cita-cita, visi misi yang menjadi impian hidup anak didiknya dimasa depan. Jika guru-guru yang berinteraksi langsung dengan murid kurang profesional, kreatif, dan produktif, maka anak didik akan lahir sebagai kader penerus bangsa yang malas, suka mengeluh, pesimis dalam menghadapi masa depan. Agar visi sekolah berhasil, maka pengelola sekolah harus berperan dalam beberapa hal yaitu memfasilitasi pengembangan pelaksanaan visi pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh komunikasi sekolah, membantu
mempertahankan
lingkungan
sekolah
dan
program
pengajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik dan pertumbuhan para guru, menjamin bahwa manajemen organisasi dan
pengoprasian sumber daya sekolah digunakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman (Widharyanto, 2013: 20-21). Guru yang kreatif adalah guru yang selalu bertanya pada dirinya sendiri, apakah sudah menjadi guru yang baik, apakah sudah mendidik dengan benar, apakah anak didiknya mengerti pelajaran yang disampaikan. Selalu melakukan introspeksi dan memperbaiki diri. Selalu merasa kurang dalam proses pembelajarannya. Tidak pernah puas dengan apa yang dilakukan. Selalu ada inovasi baru yang diciptakan dalam
proses
pembelajarannya.
Selalu
memperbaiki
proses
pembelajarannya melalui penelitian tindakan kelas. Selalu belajar sesuatu yang baru, dan merasa tertarik untuk membenahi cara mengajarnya (Ma’mur, 2010: 17-32). Kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif. Berkaitan dengan hal tersebut, (Kunandar, 2007:55-56)
menyatakan
Kompetensi
guru
tersebut
meliputi:
Kompetensi intelektual, yaitu berbagai perangkat pengetahuan yang ada dalam diri individu yang diperlukan untuk menunjang berbagai aspek kinerja sebagai guru. Kompetensi fisik, yaitu perangkat kemampuan fisik yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan tugas sebagai guru dalam berbagai situasi. Kompetensi pribadi, yaitu perangkat perilaku yang berkaitan dengan kemampuan individu dalam mewujudkan dirinya sebagai pribadi yang mandiri untuk melakukan transformasi diri,
identitas diri, dan pemahaman diri. Kompetensi pribadi meliputi kemampuan-kemampuan dalam memahami diri, mengelola diri, mengendalikan diri, dan menghargai diri. Kompetensi sosial, yaitu perangkat prilaku tertentu yang merupakan dasar dari pemahaman diri sebagai bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan sosial serta tercapainya interaksi sosial secara efektif. Kompetensi sosial meliputi kemampuan interaktif, dan pemecahan masalah kehidupan sosial. Kompetensi spiritual, yaitu pemahaman, penghayatan, serta pengalaman kaidah-kaidah keagamaan. Standar kompetensi guru meliputi empat komponen yaitu, pengelolaan pembelajaran, pengembangan profesi, penguasaan akademik, sikap kepribadian. Secara keseluruhan standar kompetensi guru terdiri dari tujuh kompetensi yaitu, penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan interaksi belajar mengajar, penilaian prestasi belajar peserta didik, pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik, pengembangan profesi, pemahaman wawasan pendidikan, penguasaan bahan akademik (Kunandar, 2007: 56). Sumber yang membahas tentang kompetensi guru, secara umum dapat diidentifikasi dan disarikan tentang indikator profesional guru sebagai berikut:
Indikator Kompetensi Kompetensi Kepribadian dan Sosial
Kompetensi Profesional
Guru bertindak jujur dan tanggung jawab Guru mampu berperan sebagai pemimpin Guru tampil secara pantas dan rapi Guru bertindak tepat waktu dalam penyelesaian tugas Guru mampu menggunakan waktu luang Guru dituntut menguasai bahan ajar Guru mampu mengelola kelas Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar Guru mampu menilai prestasi belajar siswa Guru mengenal fungsi serta program pelayanan bimbingan dan penyuluhan Guru mampu ikut penyelenggaraan administrasi sekolah
Kompetensi
profesional
merupakan
penguasaan
materi
pembelajaran secara luas dan mendalam mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuannya secara filosofis. Kompetensi ini juga disebut dengan penguasaan sumber bahan ajar atau sering disebut dengan bidang studi keahlian. Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah, memiliki pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, mempunyai sifat yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, rekan sejawat, dan bidang studi yang dibinanya, menguasai bidang studi yang diajarkan, mempunyai ketrampilan mengajar. Sementara itu kemampuan profesional guru meliputi merancang dan merencanakan program
pembelajaran,
mengembangkan
program
pembelajaran,
mengelola pelaksanaan program pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran, dan mendiagnosis faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Untuk dapat dikuasainya lima gugus kemampuan profesional tersebut diperlukan pengetahuan dasar dan pengetahuan
profesional, seperti pengetahuan tentang perkembangan dan karakteristik peserta didik, disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan pembelajaran, konteks sosial, budaya, politik dan ekonomi tempat sekolah beroperasi, tujuan pendidikan, teori belajar baik umum maupun khusus, teknologi pendidikan yang meliputi model belajar dan mengajar dan sistem evaluasi proses dan hasil belajar. Dapat disimpulkan bahwa adanya komponen-komponen yang menunjukkan kualitas mengajar akan lebih memudahkan para guru untuk terus meningkatkan kualitas mengajarnya (Kunandar, 2007: 55-58). guru memungkinkan untuk dapat memiliki kompetensi mengajar secara baik dan menjadi seorang guru yang bermutu. Kompetensi juga dapat diartikan sebagai seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil (Uno, 2011: 18). 6. Fungsi dan Peran Guru Selain
sebagai
aktor
utama
kesuksesan
pendidikan
yang
dicanangkan, ada beberapa fungsi dan tugas lain seorang guru, antara lain: a. Pendidik Tugas pertama guru adalah mendidik murid-murid sesuai dengan materi pelajaran yang diberikan kepadanya. Sebagai seorang pendidik, ilmu adalah syarat utama. Membaca, menulis, berdiskusi, mengikuti informasi, dan responsif terhadap masalah kekinian sangat menunjang kualitas ilmu guru.
b. Pemimpin Guru juga seorang pemimpin kelas. Karena itu, harus bisa menguasai,
mengendalikan,
dan
mengarahkan
kelas
menuju
tercapainya tujuan pembelajaran yang berkualitas. Sebagai seorang pemimpin, guru harus terbuka, demokratis, dan menghindari cara-cara kekerasan. c. Fasilitator Sebagai fasilitator, guru bertugas memfasilitasi murid untuk menemukan dan mengembangkan bakatnya secara pesat. Menemukan bakat
anak
didik
bukan
persoalan
mudah,
membutuhkan
eksperimentasi maksimal, latihan terus menerus, dan evaluasi rutin. d. Motivator Sebagai seorang motivator, seorang guru harus mampu membangkitkan semangat dan mengubur kelemahan anak didik bagaimanapun latar belakang hidup keluarganya. e. Administrator Tugas administrator yaitu dalam mengajar, guru harus mengabsen terlebih dahulu, mengisi jurnal kelas dengan lengkap, mulai dari nama, materi yang disampaikan, kondisi siswa, dan tanda tangan. Pada waktu ujian, harus membuat soal ujian, mengawasi, mengoreksi, memberi nilai raport kepada wali kelas.
f. Evaluator Dalam mengevaluasi, guru bisa memakai banyak cara, dengan merenungkan sendiri proses pembelajaran yang diterapkan, meneliti kelemahan dan kelebihan, atau dengan cara yang lebih objektif, meminta pendapat orang lain, misalnya kepala sekolah, guru yang lain, dan murid-muridnya. Khusus para murid, guru bisa menggunakan metode lisan, namun lebih objektif kalau menggunakan tulisan dengan menggunakan quasioner berupa pertanyaan-pertanyaan kritis dalam lembar khusus yang berisi masukan bebas dengan tanpa identitas nama muridnya, sehingga mereka tidak terbebani dengan apa yang akan ditulisnya (Ma’mur, 2010: 39-54). 7. Materi Uji Kompetensi Guru Materi uji kompetensi guru dijabarkan dari kriteria profesional. Kriteria profesional jabatan guru mencakup fisik, kepribadian, keilmuan, dan ketrampilan sebagai berikut : a.
Kemampuan Dasar (kepribadian) 1) Beriman dan bertaqwa 2) Berwawasan pancasila 3) Mandiri penuh tanggung jawab 4) Berwibawa 5) Berdisiplin 6) Berdedikasi
7) Bersosialisasi dengan masyarakat 8) Mencintai peserta didik dan peduli dengan pendidikannya b.
Kemampuan Umum (Kemampuan Mengajar) 1) Menguasai ilmu pendidikan dan keguruan 2) Menguasai kurikulum 3) Menguasai didaktik metodik umum 4) Menguasai pengelolaan kelas 5) Mampu melaksanakan monitoring dan pemanfaatan panjangan kelas 6) Mampu mengembangkan dan aktualisasi diri
c.
Kemampuan Khusus (Pengembangan ketrampilan mengajar) 1) Ketrampilan bertanya 2) Memberi penguatan 3) Mengadakan variasi 4) Menjelaskan 5) Membuka dan menutup pelajaran 6) Membimbing diskusi kelompok kecil 7) Mengelola kelas 8) Mengajar kelompok kecil dan perseorangan (Mulyasa, 2005: 190192).
8. Permasalahan guru Dimasa lalu mungkin juga masa sekarang, suasana lingkungan belajar sering dipersepsikan sebagai suatu lingkungan yang menyiksa,
membosankan,
kurang merangsang, dan berlangsung secara monoton
sehingga anak-anak belajar secara terpaksa dan kurang bergairah. Dilain pihak para guru juga berada dalam suasana lingkungan yang kurang menyenangkan dan seringkali terjebak dalam rutinitas sehari-hari. Oleh karena itu, diperlukan perubahan paradigma (pola pikir) guru, dari pola pikir tradisional menuju pola pikir profesional. Menurut Mulyasa (2005:46) ada tujuh kesalahan yang sering dilakukan guru antara lain: a.
Mengambil jalan pintas dalam pembelajaran
b.
Menunggu peserta didik berperilaku negatif
c.
Menggunakan destructive discipline
d.
Mengabaikan perbedaan peserta didik
e.
Merasa paling pandai dan tahu
f.
Tidak adil
Beberapa paradigma baru yang harus diperhatikan guru dewasa ini adalah sebagai berikut: a.
Tidak terjebak pada rutinitas belaka, tetapi selalu mengembangkan dan memberdayakan diri secara terus menerus untuk meningkatkan kualifikasi dan kompetensinya baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan, seminar, lokakarya dan lainnya. Guru jangan terjebak pada aktifitas datang, mengajar, pulang, begitu berulangulang sehingga lupa mengembangkan potensi dirinya secara maksimal.
b.
Guru mampu menyusun dan melaksanakan strategi dan model pembelajaran
yang
aktif,
inovatif,
kreatif,
efektif,
dan
menyenangkan (PAIKEM) yang dapat menggairahkan motivasi belajar peserta didik. c.
Dominasi
guru
dalam
pembelajaran,
dikurangi
sehingga
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih berani, mandiri, dan kreatif dalam proses belajar mengajar. d.
Guru menyukai apa yang diajarkannya dan menyukai mengajar sebagai suatu profesi yang menyenangkan (Kunandar, 2007: 4243).
D. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Sulastri (2009:51) mengatakan bahwa prestasi adalah suatu hasil dari apa yang telah diusahakan dengan menggunakan daya atau kekuataan. Prestasi dapat diraih dengan selalu berusaha dan rajin belajar. Berkaitan dengan prestasi belajar atau hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Secara garis besar belajar dapat diartikan sebagai suatu proses dari orang untuk memperoleh berbagai kecakapan, ketrampilan dan sikap, proses belajar ini akan dimulai pada saat orang tua atau manusia membuka matanya, sejak mulai dilahirkan akan terus menerus belajar. Sehingga manusia dapat berkembang lebih jauh dari pada makhluk
lainnya. Prestasi juga merupakan hasil belajar yang dicapai, sedangkan
belajar merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perkembangan individu. Hal ini dikarenakan faktor psikologis berhubungan dengan berfungsinya pikiran siswa dalam hubungannya dengan pemahaman bahan pelajaran sehingga penguasaan terhadap materi pelajaran yang disajikan lebih mudah dan efektif (Sardiman, 2001: 48). Menurut Crow And Crow dalam educational psychology belajar adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan berbagai sikap, termasuk penemuan baru dalam mengerjakan sesuatu, usaha memecahkan rintangan, dan menyelesaikan dengan situasi baru. Definisi ini menekankan hasil dari aktivitas belajar. Sedangkan menurut Caurine belajar adalah modifikasi atau memperteguh perilaku melalui pengalaman (Sriyanti, 2011: 17). Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan aktivitas yang komplek dan luas sehingga bisa dipandang dari berbagai sudut pandang, maka kondisi psikologis siswa akan berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar yang diperoleh. Belajar tidak hanya terlihat ketika seseorang dapat membaca dan menulis, namun belajar termanifestasikan dalam beberapa macam bentuk. Sebagaimana yang dikemukakan Syah, wujud hasil belajar dapat dilihat dengan wujud perubahannya yaitu melalui kebiasaan, ketrampilan, pengamatan, daya ingat, berfikir rasional, sikap, inhibisi, apresiasi, tingkah laku efektif (Sriyanti, 2011:33).
Prestasi belajar banyak diartikan sebagai seberapa jauh hasil yang telah dicapai siswa dalam penguasaan tugas-tugas atau materi pelajaran yang diterima dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar pada umumnya dinyatakan dalam angka atau huruf sehingga dapat dibandingkan dengan satu kriteria. Prestasi belajar harus memiliki tiga aspek, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaikbaiknya pada seorang anak dalam pendidikan baik yang dikerjakan atau bidang keilmuan. Prestasi belajar siswa adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa yang didapat dari proses pembelajaran. Prestasi belajar adalah hasil pencapaian maksimal menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap sesuatu yang dikerjakan, dipelajari, difahami dan diterapkan. Kesimpulan mengenai prestasi belajar yang telah dikemukakan di atas menunjukkan bahwa hasil belajar yang diperoleh seseorang tidak hanya dari nilai yang berbentuk angka-angka saja akan tetapi lebih dari itu yakni menciptakan perubahan-perubahan perilaku individu ke arah yang lebih baik itu selama dan sesudah mengikuti proses belajar. Semua pelaku pendidikan siswa, orang tua dan guru pasti menginginkan tercapainya sebuah prestasi belajar yang tinggi, karena prestasi belajar yang tinggi merupakan salah satu indikator keberhasilan proses belajar. Namun kenyataannya tidak semua siswa
mendapatkan prestasi belajar yang tinggi dan terdapat siswa yang mendapatkan prestasi belajar yang rendah. Tinggi dan rendahnya prestasi belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi banyak faktor. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan yang diperoleh siswa selama proses belajarnya. Keberhasilan itu ditentukan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan. Suryabrata (2004), Elliot (2000) dan Woolfolk (1999) yang menyatakan bahwa keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Masing-masing faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. a.
Faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal berarti faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor non sosial dan faktor sosial. 1) Faktor non sosial Faktor non sosial adalah faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan sekolah, keluarga maupun di masyarakat, aspek fisik tersebut berupa peralatan sekolah, sarana belajar, gedung dan ruang belajar, kondisi geografis sekolah dan rumah dan sejenisnya.
2) Faktor sosial Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa dipilih menjadi faktor yang berasal dari keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat termasuk teman pergaulan anak. b. Faktor internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis. 1) Faktor fisiologis Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu. Yang terdiri dari: keadaan tonus jasmani pada umumnya dan fungsi-fungsi jasmani tertentu. 2) Faktor psikologis Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap dan kepribadian. 3. Manifestasi Hasil Belajar Semenjak individu melakukan kegiatan belajar, pastilah individu itu berusaha mewujudkan hasil dari belajar itu meskipun dalam bentuk yang sederhana.
Wujud belajar tersebut, sebagaimana yang dikemukakan Syah (2003), wujud hasil belajar dapat dilihat adanya sembilan wujud perubahan, yaitu: a. Kebiasaan Salah satu wujud hasil belajar adalah adanya perubahan kebiasaan dalam diri individu. Orang yang berhasil belajar akan mengurangi
kebiasaan-kebiasaan
yang
tidak
diperlukan.
Keberhasilan belajar akan menjadikan seseorang akan berperilaku positif yang relatif menetap dan otomatis. b. Keterampilan Keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat syaraf dan otot yang bersifat motorik. Kegiatan ini membutuhkan koordinasi gerak yang teliti dan memerlukan kesadaran yang tinggi. Oleh sebab itu, hasil belajar dapat dilihat dari tingkat keterampilan yang ada dalam diri individu. c. Pengamatan Pengamatan
dapat
diartikan
proses
penerimaan,
menafsirkan dan mengartikan rangsangan yang masuk melalui panca indra, terutama mata dan telinga. Seseorang yang belajar akan menghasilkan pengamatan yang objektif dan benar. d. Berpikir assosiatif dan daya ingat Seseorang yang belajar akan menjadikan dirinya mampu berpikir assosiatif dan meningkatkan daya ingat.
Berpikir assosiatif maksudnya berpikir untuk menghubungkan sesuatu dengan sesuatu lainnya. Orang yang belajar akan mudah melakukan berpikir assosiatif tersebut. Selain itu, orang belajar akan memiliki daya ingat yang lebih baik. e. Berpikir rasional dan kritis Proses belajar akan menjadikan seseorang dapat berpikir rasional dan kritis. Berpikir rasional berarti mampu menggunakan logika
untuk
menentukan
sebab-akibat,
menganalisis,
menyimpulkan, bahkan meramalkan sesuatu. f. Sikap Sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk mereaksi terhadap sesuatu hal. Hasil belajar akan ditandai munculnya kecenderungan baru dalam diri seseorang dalam menghadapi suatu objek, tata nilai dan peristiwa. g. Inhibisi Inhibisi dalam konteks belajar dapat diartikan kesanggupan individu untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak perlu dan mampu memilih dan melakukan tindakan lain yang lebih baik. Hasil belajar dapat dilihat adanya kesanggupan individu dalam melakukan sesuatu secara baik.
h. Apresiasi Hasil belajar dapat dilihat adanya apresiasi dalam diri individu yang belajar. Orang belajar akan muncul kemampuan untuk menilai dan menghargai terhadap sesuatu objek tertentu. i. Tingkah laku efektif Orang belajar akan memiliki tingkah laku yang efektif. Tingkah laku yang efektif ini dapat dilihat sebagai wujud dari hasil belajar. Seseorang dikatakan berhasil belajar jika orang tersebut memiliki tingkah laku yang memiliki manfaat (Sriyanti 2011: 1625). 4. Indikator Prestasi Belajar Pengungkapan hasil belajar meliputi seluruh ranah psikologis yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar siswa. Untuk mengungkap hasil belajar atau prestasi belajar pada ketiga ranah (afektif, kognitif dan psikomotor) diperlukan patokan-patokan atau indikator-indikator sebagai penunjuk bahwa seseorang telah berhasil meraih prestasi pada tingkat tertentu. Agar lebih mudah dalam memahami hubungan antara jenis-jenis belajar dengan indikatorindikatornya, berikut ini tabel yang merupakan rangkuman dari tabel jenis, indikator, dan cara evaluasi prestasi belajar
Ranah/ Jenis Prestasi A. Ranah Kognitif Pengamatan
Ingatan Pemahaman
Penerapan Analisis dan pemeliharaan secara teliti Sintesis
B. Ranah Afektif Penerimaan Sambutan Apresiasi
Internalisasi (Pendalaman) Karakterisasi
C. Ranah Psikomotor ik Ketrampilan Kecakapan ekspresi verbal dan non verbal
Indikator
Cara Evaluasi
Dapat menunjukkan Dapat membandingkan Dapat menghubungkan Dapat menyebutkan Dapat menunjukkan kembali Dapat menjelaskan Dapat mendefinisikan dengan lisan sendiri Dapat memberikan contoh Dapat menggunakan secara tepat Dapat menguraikan Dapat mengklasifikasikan/ memilahmilah Dapat menghubungkan Dapat menyimpulkan Dapat menggeneralisasikan
Tes lisan, tes tertulis
Menunjukkan sikap menerima Menunjukkan sikap menolak Kesediaan berpartisipasi Kesediaan memanfaatkan Mengganggap penting Mengganggap indah Mengagumi Mengakui dan meyakini Mengingkari
Tes sikap
Melembagakan/ meniadakan perilaku sehari-hari
Mengkoordinasikan gerak anggota tubuh Mengucapkan Membuat mimik dan gerakan jasmani
Tes lisan Tes lisan, tes tertulis Tes tertulis, Pemberian tugas
Tes tertulis dan pemberian tugas
Tes sikap, dan Pemberian tugas Observasi
Tes sikap, pemberian tugas ekspresi Pemberian tugas,
Observasi observasi dan tes tindakan
5. Batas Minimal Prestasi Belajar Setelah mengetahui indikator prestasi belajar, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan batas minimal keberhasilan belajar
peserta didik tersebut. Menetapkan batas minimum keberhasilan belajar melalui nilai raport. Berikut ini tabel kriteria nilai raport PAI Nilai
Prestasi
81 ke atas
Baik
71 – 80
Cukup
61– 70
Kurang
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang dibangun pada tahun 1960 dan resmi berdiri pada tanggal 20 Juni tahun 1963. SMP ini terletak di tengah tengah kecamatan tempurang yang berada di magelang. Luas tanah 1,5 hektar, Status sekolah adalah negeri dengan akreditasi A ( 86,40 ), Tipe Sekolah : A/A1/A2/ B /B1/B2/C/C1/C2. SK/
Ijin
pendirian
sekolah
dari
kanwil
depdiknas/Dinas
Pendidikan/Dinas dengan nomor 062/c/kep/i/64 pada tanggal 13 Desember tahun 1964. Kategori sekolah (khusus SMP) adalah biasa. Status sekolah adalah negeri. Nomor statistik sekolah /Sekolah (NSS/M) adalah 201030811008. NPSN adalah 2039174. Luas tanah dan bangunan 5475 m2 dan 2560 m2 bersertifikat. SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang adalah SMP yang sudah Negeri seKecamatan. Sekolah ini senantiasa mencoba bidang ketrampilan menjahit, tata boga, elektro. Dari tahun 1998 sampai sekarang SMP Negeri sudah menampilkan hasil karyanya yang berupa tempat tisu, sajadah, taplak meja, mukena sampai keluar daerah seperti jakarta, cirebon, purbalingga. Sudah tujuh tahun sampai sekarang ini sudah mengikuti perlombaan tata boga di jakarta dan magelang, setiap ada perlombaan selalu juara satu. SMP ini tidak hanya ada ekstrakulikuler
tetapi juga ada intrakulikuler yaitu seperti musik, pramuka peminat musik sampai tahun 2015 sangat pesat, banyak yang mengikuti latihan musik ini, latihan musik hanya satu hari dalam seminggu, tetapi siswa sanggat antusias. Isi latihan musik yaitu belajar dasar seperti not-not do hingga do tinggi, setelah bisa lancar kemudian siswa diajarkan memakai alat musik pianika. SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang terletak di jl. Magelang-Purworejo Km 11. Keterbatasan tempat yang dimiliki, sekolah ketrampilan bertempat di kelas VII. 2. Lokasi SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang terletak di jalan Magelang-Purworejo Tempuran, Kota Magelang Provinsi Jawa Tengah kode pos 56161. 3. Profil SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang a. Identitas SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang Nama Sekolah
: SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
Alamat
: Jl. Magelang-Purworejo Km. 11 Tempuran
Didirikan
: 1963
Status
: Akreditasi A ( 86,40 )
Tipe Sekolah
: A/A1/A2/ B /B1/B2/C/C1/C2
Nomor Izin
: 062/c/kep/i/64
Nama Kepala Sekolah : Umi Hidayati, S.Pd., M.Pd.
b. Visi Sekolah : Unggul dalam prestasi, terampil dalam karya, santun dalam perilaku, peduli lingkungan berdasarkan iman dan taqwa. c. Misi Sekolah : 1) Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan secara efektif, kreatif dan inovatif dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. 2) Mewujudkan pendidikan yang bermutu efisien dan relevan dengan tuntutan zaman. 3) Mewujudkan sistem pendidikan yang transparan, akuntabel, efektif dan partisipatif. 4) Mewujudkan pendidikan sebagai pusat pembelajaran dan bimbingan
keterampilan
yang
efektif,
kreatif
dan
menyenangkan sebagai bakat memasuki dunia kerja. 5) Mewujudkan lingkungan pergaulan sekolah yang santun dan bertata krama. 6) Mewujudkan lingkungan yang bersih, indah dan nyaman. 7) Mewujudkan
lingkungan
sekolah
yang
mencerminkan
kehidupan agamis, dinamis dan berwawasan luas. 4. Keadaan Guru dan Karyawan Pengajar di SMP Negeri 1 Tempuran berjumlah secara keseluruhan yang laki-laki 21 orang dan perempuan berjumlah 29 orang, statusnya sudah menjadi pegawai negeri sipil ada 11 orang dan
yang 30 orang swasta. Untuk karyawan berjumlah 5 orang laki-laki dan 7 orang perempuan. Tabel 3 Daftar Guru dan Karyawan SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang No
Nama
Pangkat/ Gol
Pengampu
1
Umi Hidayati, S.Pd., M.Pd
PNS IV/a
Fikih
2
Dra. Sri Mardiyani
PNS IV/a
Bahasa Indonesia
3
Dra. Nurul Hayati
PNS IV/a
Bimbingan
4
Atmo Wiyoto, SE
Wiyata
Fisika
5
Mad. Lazim, S.Pd.I
Wiyata
PAI
6
Drs. H. Nurcholis
PNS IV/a
PAI
7
Anastasia Sriasih, S.Pd.
Wiyata
Matematika
8
Hadi Widiyanti, S.Pd.
PNS IV/a
SBK
9
Insiyah, A.Md.Pd.
Wiyata
PPKN
10
Sudarsih, S.Pd.
PNS IV/a
Bahasa Inggris
11
Supriyatiningsih, S.Pd.
Wiyata
Bahasa Inggris
12
Tri Mulyawati, S.Pd.
Wiyata
Matematika
13
Haryani, S.Pd.
Wiyata
Biologi
14
Sudarwati, S.Pd.
PNS IV/ a
Bahasa Inggris
15
Dra. Lilis Sulistyaningsih
PNS IV/a
Bahasa Inggris
16
Robinto
Wiyata
Penjaskes
17
Moh. Fahrurozi, A.Md.Pd
Wiyata
Penjaskes
18
Istiwati, S.Pd.
PNS IV/a
PPKN
19
Siti Mungawanah, S.Pd
PNS IV/a
IPS
20
Nursiam Muspiati, SP.d
PNS IV/a
EFT
21
Markus Purwadi, S.Pd
Wiyata
Bahasa Indonesia
22
F. Sondang Kristiani
Wiyata
Fisika dan Biologi
23
Wiwik Eka Yanuarsi, S.Pd
Wiyata
Bahasa Jawa
24
Puji Wahyuningsih, S.Pd
PNS IV/a
IPS
25
Dra. Sri Hartuti
Wiyata
TIK
26
Eva Fahmadia J.M,S.E
Wiyata
Tata Busana
27
Fajarrotul Khusnah, S.Pd
Wiyata
Tata Busana
28
Doni Wahyudi, S.T.
Wiyata
PPKN
29
Siti Nur Aminah, S.Pd
Wiyata
Matematika
30
Istaiyah, S.Pd
Wiyata
Fisika
31
Muh Tashudi, S.Pd
Wiyata
Biologi
32
Dyah Maharani W. S.Th
Wiyata
TIK
33
Anita Kartikasari,S.Pd
Wiyata
Bahasa Jawa
33
Sri Murwati, S.Pd
Wiyata
PAI
34
Bety Ifham Choily, S.Pd
Wiyata
Bahasa Inggris
35
Liman Roto Tamtomo, S.Pd
Wiyata
Matematika
36
Ita Rakhmawati, S.Pd
Wiyata
Matematika
37
Atik Dwi Sulistyani, S.Pd
Wiyata
Matematika
38
Slamet, S.Pd
Wiyata
Bahasa Jawa
39
Trimanto Utomo, S.Pd
Wiyata
Fisika
40
Nurul Indriyanti, S.Psi
Wiyata
Bimbingan
41
Sri Wiji
PTT
Tata Usaha
42
Bekti Suryanti
PTT
Tata Usaha
43
Setyo Aji Hutomo
PTT
Tata Usaha
44
Mukaryono
PTT
Tata Usaha
45
Asliyah
PTT
Tata Usaha
46
Siti Nga’Isah
PTT
Tata Usaha
47
Puji Astuti
PTT
Tata Usaha
48
Jalimah, Ama.Pd
PTT
Tata Usaha
49
Aris Zaenal Mustofa
PTT
Tata Usaha
50
Prima Nur Andri
PTT
Tata Usaha
5. Keadaan Siswa Jumlah keseluruhan siswa yang ada di SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang berjumlah 535 siswa, dengan 279 siswa laki-laki dan 256 siswa perempuan. Berikut ini data siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang pada tahun 2015. Tabel 4 Daftar Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang No
Kelas
Jumlah Siswa
No
Kelas
Jumlah Siswa
1
VII A
35
9
VIII D
40
2
VII B
35
10
VIII E
40
3
VII C
35
11
IX A
38
4
VII D
35
12
IX B
31
5
VII E
35
13
IX C
32
6
VIII A
40
14
IX D
37
7
VIII B
39
15
IX E
24
8
VIII C
39 Total
535
6. Sarana dan Prasarana Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang dalam tabel di bawah ini:
Tabel 6 No
Nama
Jumlah
1
Komputer
40
2
Printer
4
3
LCD
3
4
Lemari
15
5
TV/Audio
3
6
Meja Siswa
180
7
Kursi Siswa
540
8
Ruang Kelas
15
9
Laboratorium IPA
1
10
Laboratorium Bahasa
1
11
Laboratorium TIK
1
12
Perpustakaan
1
13
Aula
1
14
Ruang UKS
1
15
Koperasi
1
16
Ruang BK
1
17
Ruang Kepala Sekolah
1
18
Ruang Guru
1
19
Ruang TU
1
20
Ruang OSIS
1
21
Kamar Mandi/WC Guru
2
B. Hasil Penelitian Pengumpulan data tentang kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar PAI siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang tahun ajaran 2015. Tabel 7 Daftar Nama Responden No
Nama
Jenis Kelamin
No
Nama
Jenis Kelamin
1
AAT
L
14
FJ
L
2
ABH
L
15
GP
L
3
AYIY
L
16
HB
L
4
ARP
L
17
IF
L
5
AKS
L
18
LT
P
6
AAA
P
19
MCA
L
7
ASW
P
20
MDZ
L
8
AAL
L
21
NFA
P
9
AS
P
22
QA
P
10
EFM
P
23
RMS
L
11
FM
L
24
RNA
P
12
FF
L
25
SRI
P
13
FBA
L
26
SS
P
1. Adapun daftar nilai angket dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 8 a. Kompetensi Guru No
Nama
Kelas
Distribusi Jawaban a
b
C
1
AAT
VIII
9
10
1
2
ABH
VIII
5
9
6
3
AYIY
VIII
8
6
6
4
ARP
VIII
6
10
4
5
AKS
VIII
8
8
4
6
AAA
VIII
6
11
3
7
ASW
VIII
6
9
5
8
AAL
VIII
6
11
3
9
AS
VIII
5
13
2
10
EFM
VIII
6
10
4
11
FM
VIII
7
11
2
12
FF
VIII
10
9
1
13
FBA
VIII
6
12
2
14
FJ
VIII
11
7
2
15
GP
VIII
7
11
2
16
HB
VIII
8
12
0
17
IF
VIII
9
11
0
18
LT
VIII
7
13
0
19
MCA
VIII
8
11
1
20
MDZ
VIII
15
2
3
21
NFA
VIII
5
11
4
22
QA
VIII
12
5
3
23
RMS
VIII
11
7
2
24
RNA
VIII
15
5
0
25
SRI
VIII
12
1
2
26
SS
VIII
11
1
3
b. Prestasi Belajar Siswa Untuk mengetahui prestasi belajar siswa penulis menggunakan nilai yang diambil dari raport kelas VIII pada semester satu. Adapun nilai raport ada dalam daftar lampiran.
BAB IV PEMBAHASAN Setelah proses penggalian data yang dibutuhkan selesai, langkah selanjutnya adalah pengolahan data, yaitu mengolah data-data penelitian yang diperoleh dengan menggunakan metode angket. Proses analisa data ini meliputi tahapan-tahapan data. A. Analisis Pendahuluan Langkah analisis data ini meliputi tahapan tabulasi data dan membuat tabel persiapan untuk analisis data. Dari pengolahan data penelitian berikut akan disajikan data hasil penelitian mengenai nilai-nilai variabel kompetensi guru (variabel X) dan prestasi belajar PAI siswa (variabel Y). Data hasil angket tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel hasil angket untuk mengetahui rata-rata dari data tingkat kompetensi guru. Dari masing-masing pertanyaan tersebut disediakan alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut: 1. Alternatif Jawaban a dengan Skor 3 2. Alternatif Jawaban b dengan Skor 2 3. Alternatif Jawaban c dengan Skor 1
Tabel 9 Hasil Angket Kompetensi Guru Nilai No
Jumlah Skor a
b
c
3
2
1
1
9
10
1
27
20
1
48
2
5
9
6
15
18
6
39
3
8
6
6
24
12
6
42
4
6
10
4
18
20
4
42
5
8
8
4
24
16
4
46
6
6
11
3
18
22
3
43
7
6
9
5
18
18
5
41
8
6
11
3
18
22
3
43
9
5
13
2
15
26
2
43
10
6
10
4
18
20
4
42
11
7
11
2
21
22
2
45
12
10
9
1
30
18
1
49
13
6
12
2
18
24
2
44
14
11
7
2
33
14
2
49
15
7
11
2
21
22
2
45
16
8
12
0
24
24
0
48
17
9
11
0
27
22
0
49
18
7
13
0
21
26
0
47
19
8
11
1
24
22
1
47
20
15
2
3
45
4
3
52
21
5
11
4
15
22
4
41
22
12
5
3
36
10
3
49
23
11
7
2
33
14
2
49
24
15
5
0
45
10
0
55
25
12
1
2
36
2
2
40
26
11
1
3
33
2
3
38
Setelah diketahui data-datanya terkumpul, langkah selanjutnya adalah 1. Mencari Nilai Interval Hasil tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi guru diperoleh dengan nilai tertinggi 55 dan nilai terendah 38. Kemudian diintervalkan dengan menggunakan rumus:
i=
(
)
keterangan: i
: Nilai ideal
XT
: Nilai tertinggi ideal
XR
: Nilai terendah ideal
KI
: Kelas interval
i= i=
(
(
i=
i= i= 6
)
)
Setelah diketahui nilai intervalnya, maka ditetapkan dalam kategori sebagai berikut: Tabel 10 Nilai Interval Kompetensi Guru No
Interval
Kategori
1
50-55
Baik
2
44-49
Cukup
3
38-43
Kurang
Tabel 11 Nilai Interval Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang Nilai
Prestasi
81 ke atas
Baik
71 – 80
Cukup
61– 70
Kurang
2. Mencari Persentase dari Masing-masing Kategori Setelah diketahui berapa banyak siswa yang menilai kompetensi guru kategori baik, cukup dan kurang. Kemudian dipersentasikan masingmasing perolehan kategori dengan menggunakan Rumus:
P=
x100%
Keterangan: P
: Persentase
F
: Frekuensi
N
: Nilai/ jumlah responden
a. Kompetensi Guru Adapun kategori baik, cukup, dan kurang tentang kompetensi guru adalah sebagai berikut: Untuk kategori baik, ada 5 responden
P=
P=
x100%
x100%
P = 19,23% Untuk kategori cukup, ada 15 responden
P=
P=
x100%
x100%
P =57,69 % Untuk kategori kurang, ada 6 responden
P=
x100%
P=
x100%
P = 23,07% b. Prestasi Belajar Adapun kategori baik, cukup, dan kurang tentang prestasi belajar adalah sebagai berikut: Untuk kategori baik, ada 19 responden P=
P=
x100%
x100%
P = 73,07% Untuk kategori cukup, ada 6 responden P=
P=
x100%
x100%
P = 23,07 % Untuk kategori kurang, ada 1 responden P=
P=
x100%
x100%
P = 3,84%
Kemudian penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi tentang kompetensi guru Tabel 12 Rekapitulasi Kompetensi Guru SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang No
Kategori
Interval
Frekuensi
Persentase
1
Baik
50-55
5
19,23%
2
Cukup
44-49
15
57,69%
3
Kurang
38-43
6
23,07%
4
Jumlah
26
100%
Kompetensi guru pada taraf baik mencapai 19,23%, pada taraf cukup mencapai 57,69%, dan pada taraf kurang mencapai 23,07%. Dengan demikian, kompetensi guru di SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang pada taraf cukup 57,69% sebanyak 15 responden. Tabel 13 Rekapitulasi Prestasi Belajar PAI pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang No
Kategori
Interval
Frekuensi
Persentase
1
Baik
81 ke atas
19
73,07%
2
Cukup
71 – 80
6
23,07%
3
Kurang
61– 70
1
3,84%
4
Jumlah
26
100%
Perhitungan persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar PAI siswa pada taraf baik mencapai 73,07%, pada taraf cukup mencapai 23,07%, dan pada taraf kurang mencapai 3,84%. Dengan demikian, prestasi belajar siswa di SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang pada taraf baik 73,03% sebanyak 19 responden. B. Analisis Uji Hipotesis Dari data di atas maka untuk mengetahui hubungan antara kompetensi guru dengan prestasi belajar PAI siswa, maka dibuktikan dengan mencari nilai koefisien antar variabel, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a.
Hubungan antar Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar PAI Tabel 14 Menghitung Besarnya Hubungan antara Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar PAI Siswa X
Y
X2
Y2
X.Y
1
48
9
2304
81
432
2
39
9
1521
81
351
3
42
9
1764
81
378
4
42
9
1764
81
378
5
46
9
1936
81
414
6
43
7
1849
49
344
7
41
8
1681
64
328
8
43
8
1849
64
344
9
43
8
1849
64
344
No. Res
10
42
7
1764
49
336
11
45
8
2025
64
360
12
49
8
2401
64
392
13
44
8
1936
64
352
14
49
9
2401
81
343
15
45
9
2025
81
315
16
48
9
2304
81
336
17
49
7
2401
49
343
18
47
8
2209
64
329
19
47
7
2209
49
329
20
52
7
2704
49
364
21
41
8
1681
64
246
22
49
8
2401
64
294
23
49
8
2401
64
294
24
55
7
3025
49
330
25
40
8
1600
64
240
26
38
6
1444
36
228
Total
1174
208
53448
1682
8746
Dengan melihat tabel kerja di atas dapat diketahui X
= 1174
Y
= 208
X2
= 53448
Y2
= 1682
X.Y
= 8746
Untuk mengetahui hubungan antara kompetensi guru dengan prestasi belajar PAI siswa dapat digunakan rumus:
Rxy =
=
=
=
∑ √*
(∑
√*
(∑ ) (∑ )
) (∑ ) +* (∑
) (∑ ) +
(
)(
(
) ( )
) +*
(
)
√*(
(
+ *(
+*
√*
=
=
√(
√
= = 0,583
)(
) )
(
)
+
)
) +
+
b. Pembahasan Setelah
diperoleh
hasil
perhitungan
selanjutnya akan dikonfirmasi dengan
tersebut,
maka
nilai r product moment
(nilai r dalam tabel). Untuk N = 26, taraf signifikan rt 1% = 0,496. Sedangkan hasil dari ro = 0,583. Bilamana nilai rxy (r hitung) yang diperoleh lebih besar nilai r tabel, maka nilai yang diperoleh adalah signifikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa kompetensi guru yang tinggi akan mempengaruhi prestasi belajar PAI pada siswa di SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang. Peran guru sangat vital bagi pembentukan kepribadian, cita-cita, visi misi yang menjadi impian hidup anak didiknya di masa depan. Jika guru-guru yang berinteraksi langsung dengan murid kurang profesional, kreatif, dan produktif, maka anak didik akan lahir sebagai kader penerus bangsa yang malas, suka mengeluh, pesimis dalam menghadapi masa depan. Agar visi sekolah berhasil, maka pengelola sekolah harus
berperan
pengembangan
dalam
beberapa
pelaksanaan
visi
hal
yaitu
memfasilitasi
pembelajaran
yang
dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh komunikasi sekolah, membantu mempertahankan lingkungan sekolah dan program pengajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik dan pertumbuhan para guru, menjamin bahwa manajemen organisasi dan pengoprasian sumber daya sekolah digunakan untuk
menciptakan lingkungan belajar yang aman (Widharyanto, 2013: 20-21). Guru yang kreatif adalah guru selalu melakukan introspeksi dan memperbaiki diri. Selalu merasa kurang dalam proses pembelajarannya. Tidak pernah puas dengan apa yang dilakukan. Selalu
ada
inovasi
baru
yang
diciptakan
dalam
proses
pembelajarannya. Selalu memperbaiki proses pembelajarannya melalui penelitian tindakan kelas. Selalu belajar sesuatu yang baru, dan merasa tertarik untuk membenahi cara mengajarnya (Ma’mur, 2010: 17-32). Semua pelaku pendidikan siswa, orang tua dan guru pasti menginginkan tercapainya sebuah prestasi belajar yang tinggi, karena prestasi belajar yang tinggi merupakan salah satu indikator keberhasilan proses belajar. Namun kenyataannya tidak semua siswa mendapatkan prestasi belajar yang tinggi dan terdapat siswa yang mendapatkan prestasi belajar yang rendah. Tinggi dan rendahnya prestasi belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi banyak faktor-faktor seperti peralatan sekolah, sarana belajar, gedung dan ruang belajar, kondisi geografis sekolah, rumah, keluarga dan di masyarakat. Kemudian dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu tingkat kecerdasan, motivasi, minat belajar, bakat, sikap dan kepribadian.
Tabel 15 Signifikansi Taraf Signifikansi N 1% 26
0.496
Dengan demikian, maka dapat diketahui bahwa untuk taraf signifikansi 1% adalah rt = 0,496 ro = 0,583. Oleh karena nilai ro yang diperoleh lebih besar dari nilai rt, pada taraf signifikan 1%, maka nilai r yang diperoleh adalah signifikan. Berarti ada hubungan antara kompetensi guru dengan prestasi belajar PAI pada siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang tahun 2015.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian dengan judul Hubungan antara Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar PAI pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang tahun 2015 menghasilkan kesimpulan bahwa: 1. Kompetensi guru di SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang berada pada kategori cukup. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian bahwa kompetensi guru yang berada pada kategori baik dengan nilai 19,23 %, dengan nilai cukup 57,69%, dan nilai kurang 23,07%. 2. Prestasi belajar PAI pada siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang berada pada kategori baik. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian bahwa prestasi belajar yang berada pada kategori nilai baik 73,07%, dengan nilai cukup 23,07%, dan nilai kurang 3,84%. 3. Terdapat hubungan yang signifikan antara kompetensi guru dengan prestasi belajar PAI pada siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang. Hal tersebut dibuktikan pada nilai koefisien korelasi product moment dari nilai (rxy) besarnya 0,583 dan selanjutnya dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan N= 26, pada taraf signifikasi 1% diperoleh nilai 0,496. Dengan demikian hasil hipotesis yang penulis ajukan, diterima.
B. Saran-saran Dari penelitian yang telah penulis lakukan kiranya ada beberapa hal yang perlu penulis sampaikan sebagai bahan pertimbangan bagi peningkatan kompetensi guru yang ada khususnya di SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang 1. Bagi Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang hendaknya lebih meningkatkan perhatian kepada para guru terutama bagi
guru-guru
yang
secara
akademik
perlu
meningkatkan
pendidikannya agar terus meningkatkan kompetensinya dalam mengajar. 2. Bagi para guru SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang agar lebih meningkatkan kompetensi dalam mengajar. C. Penutup Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis, sehingga naskah skripsi ini dapat penulis selesaikan. Dan menyadari akan keterbatasan kemampuan penulis, maka segala sumbangan pemikiran dan saran atau kritik yang membangun akan penulis terima dengan senang hati demi kesempurnaan naskah skripsi ini, akhirnya dengan teriring doa penulis berharap semoga naskah skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat khususnya buat diri penulis dan umumnya bagi pembaca yang budiman. Amiin.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. PT Rineka Cipta. Jakarta. Asmani, Jamal Ma’mur, 2009, Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan Pendidikan Profesional. Jogjakarta: DIVA Press. Asmani, Jamal Ma’mur, 2009, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreaktif, dan Inovatif, Jogjakarta: DIVA Press. Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. PT Bumi Aksara. Jakarta. Kunandar, 2011, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru edisi revisi 7. Jakarta: Rajawali Pers. Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Mulyasa, E, 2011, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: Rosdakarya. Nurdin, Muhamad. 2010. Kiat Menjadi Guru Profesional. Ar-Ruzz Media. Jogjakarta. Samana, A, 1994, Profesionalisme Keguruan, Yogyakarta: Kanisius. Soyomukti, Nurani. 2010. Pendidikan Berperspektif Globalisasi. Ar-ruzz Media. Jogjakarta. Sriyanti, Lilik. 2011. Psikologi Belajar. STAIN Salatiga Press. Salatiga. Sumanto, Teori dan Aplikasi Metode Penelitian; Cet. 1. Yogyakarta: CAPS,2014 Uno, Hamzah B, 2011, Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan Di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Widaryanto, 2003, Pengembangan Universitas Sanata Dharma.
Profesionalisme
Guru.
Yogyakarta:
ANGKET KOMPETENSI GURU PAI SMP NEGERI 1 TEMPURAN MAGELANG NAMA
:
KELAS
:
Petunjuk Pilihlah poin jawaban yang anda anggap benar dengan memberi tanda silang (X) pada poin jawaban a,b,c. 1. Apakah guru PAI anda mempunyai tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 2. Apakah guru PAI anda dapat menciptakan situasi kelas yang kondusif? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 3. Apakah guru PAI anda ketika mengajar berpakaian yang rapi dan sopan? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 4. Apakah guru PAI anda berperilaku sopan ketika proses belajar mengajar? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 5. Apakah guru PAI anda menggunakan waktu secara efisien dalam mengajar? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 6. Apakah guru PAI memberikan kesempatan untuk anda mengembangkan hobi? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 7. Apakah guru PAI anda menguasai materi ketika menyampaikan? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 8. Apakah materi yang disampaikan guru PAI anda mudah dipahami? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
9. Apakah guru PAI anda sering memberikan motivasi belajar kepada siswa? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 10. Apakah guru PAI anda menyenangkan dalam pembelajaran di kelas? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 11. Apakah guru PAI anda memberi nasehat-nasehat? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 12. Apakah guru PAI anda memfasilitasi kebutuhan belajar mengajar? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 13. Apakah guru PAI anda mudah berinteraksi ketika pembelajaran? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 14. Apakah guru PAI anda membimbing siswa yang kesulitan belajar? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 15. Apakah guru PAI memberitahu hasil nilai kepada kalian? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 16. Apakah setiap akhir pelajaran guru PAI anda memberikan nilai? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 17. Apakah guru PAI sekali-kali pernah mendorong anda untuk memanfaatkan layanan bimbingan? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 18. Apakah guru PAI anda dapat bekerjasama secara terorganisasi dalam pengelolaan sekolah? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
19. Apakah guru PAI anda memberikan contoh tentang pelaksanaan tata tertib sekolah kepada siswa? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 20. Apakah guru PAI anda memberikan contoh untuk perilaku yang baik pada siswa? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
NILAI RAPORT KELAS VIII A SEMESTER SATU
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Nama Siswa AAT ABH AYIY ARP AKS AAA ASW AAL AS EFM FM FF FBA FJ GP HB IF LT MCA MDZ NFA QA RMS RNA SRI SS
Nilai 9 9 9 9 9 7 8 8 8 7 8 8 8 9 9 9 7 8 7 7 8 8 8 7 8 6
Struktur Organisasi Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
Komite
Kep. SMP
H.A. Hutasuhud,B.E
Umi Hidayati, S.Pd.M.Pd Wa Ka SMP Drs. H. Nurcholis
Kurikulum
Kesiswaan
Sar.Pras
Humas
Dra. Nurul Hidayati
Sondang Frederika
Markus
Sudarwati, S.Pd
Lab. IPA
Ka. TU Sri Wiji
Lab. Bahasa
Lab. TIK
Tri Mulyawati, S.Pd
Doni Wahyudi S.T
Perpustakaan
BK
Dra. Sri Mardiyani
Dra. Nurul
Siswa
Tabel Taraf Signifikansi Product Moment
Taraf Signif N
Taraf Signif N
5%
1%
3
0.997
0.999
4
0.950
5
Taraf Signif N
5%
1%
5%
1%
27
0.381
0.487
55
0.266
0.345
0.990
28
0.374
0.478
60
0.254
0.330
0.878
0.959
29
0.367
0.470
65
0.244
0.317
6
0.811
0.917
30
0.361
0.463
70
0.235
0.306
7
0.754
0.874
31
0.355
0.456
75
0.227
0.296
8
0.707
0.834
32
0.349
0.449
80
0.220
0.286
9
0.666
0.798
33
0.344
0.442
85
0.213
0.278
10
0.632
0.765
34
0.339
0.436
90
0.207
0.270
11
0.602
0.735
35
0.334
0.430
95
0.202
0.263
12
0.576
0.708
36
0.329
0.424
100
0.195
0.256
13
0.553
0.684
37
0.325
0.418
125
0.176
0.230
14
0.532
0.661
38
0.320
0.413
150
0.159
0.210
15
0.514
0.641
39
0.316
0.408
175
0.148
0.194
16
0.497
0.623
40
0.312
0.403
200
0.138
0.181
17
0.482
0.606
41
0.308
0.398
300
0.113
0.148
18
0.468
0.590
42
0.304
0.393
400
0.098
0.128
19
0.456
0.575
43
0.301
0.389
500
0.088
0.115
20
0.444
0.561
44
0.297
0.384
600
0.080
0.105
21
0.433
0.549
45
0.294
0.380
700
0.074
0.097
22
0.423
0.537
46
0.291
0.376
800
0.070
0.091
23
0.413
0.526
47
0.288
0.372
900
0.065
0.086
24
0.404
0.515
48
0.284
0.368
1000
0.062
0.081
25
0.396
0.505
49
0.281
0.364
26
0.388
0.496
50
0.279
0.361