HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN SANTRI PESANTREN TAHFIZH SEKOLAH DAARUL QUR’AN INTERNASIONAL BANDUNG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Mencapai gelar Sarjana Psikologi
Disusun Oleh: Siti Amyani NIM : 102070025979
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1431 H/2010 M
Motto : BACALAH dengan menyebut nama TUHAN mu Yang Menciptakan -(QS. Al-‘Alaq/97:1)-
“Janganlah keterlambatan masa pemberian Allah kepadamu padahal engkau bersungguh-sungguh dalam berdoa menyebabkan patah harapan, sebab Allah telah menjamin menerima semua do’a dalam apa yang Dia Kehendaki untukmu, bukan menurut kehendakmu dan pada waktu yang ditentukan-Nya, bukan pada waktu yang engkau tentukan” -(Ibn ‘Athoillah)Sukses besar tidak dibangun diatas sukses. Sukses besar dibangun diatas kesulitan, kegagalan dan frustasi, kadang-kadang bencana besar dan dari cara kita mengubah dan mengatasinya. -Summer RedstoneSesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai dari sesuatu urusan, tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap. -(SQ. al-Insyirah :6-8)Disiplin dan Percaya diri adalah kunci kesuksesan Confidence makes anything from impossible become possible from big to small and from difficult to easy. So, be confident ok……
iv
Dedikasi
Karya ini ku persembahkan teruntuk Suami dan putra- putriku tercinta Hasbi dan Riri, Abah, Ummi kakak dan adikku serta untuk sahabat-sahabat tersayang yang senantiasa memotivasi dan membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini I Love You All …… v
ABSTRAKSI (A) (B) (C) (D) (E) (F)
Fakultas Psikologi Juni 2010 Siti Amyani Judul: Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Kemandirian Santri Pesantren Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung. Halaman : 70 halaman + lampiran Pondok pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan yang memiliki nilai plus dalam hal keilmuan, di samping santri mengenyam pendidikan formal (sekolah/madrasah), juga memperoleh pendidikan agama yang lebih banyak dan mendalam yang merupakan dasar dari kepribadian atau karakter santri yang khas, yaitu sholeh, cerdas, dan mandiri. Untuk itu, pondok pesantren harus memiliki komitmen tinggi dalam menumbuhkan dan meningkatkan kepribadian santri yang ideal, khususnya kepercayaan diri dan kemandirian pada santrinya. Fenomena yang terjadi di Pesantren Tahfizh Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung, yaitu di mana santri berasal dari kalangan menengah ke atas yang sebelumnya terbiasa semua keperluan dan kebutuhan dirinya dilayani dan dipenuhi oleh orang tua, dan pengasuh atau pembantunya, sehingga santri kesulitan untuk berperilaku mandiri di pesantren, hal ini terlihat dengan penempatan barang-barang pribadi yang tidak pada tempatnya (tidak rapih) dan untuk mengatasinya pesantren menyediakan pelayanan office boy dan office girl, seringnya santri yang datang terlambat pada kegiatan-kegiatan yang diadakan sekolah atau pesantren dan untuk mengatasinya pesantren menyediakan pembimbing atau Musyrif/ah untuk mengingatkan segala aktivitas santri yang dilakukan sejak bangun tidur pada pukul 03.30 wib sampai tidur kembali pada pukul 12.30 wib, adanya santri yang bolos sekolah dengan berbagai alasan, berpura-pura sakit dan minta dijemput yang oleh orang tuanya untuk menghindari hukuman karena pelanggaran yang dilakukan, perkelahian antar santri, mengganggu ketertiban asrama, merusak fasilitas asrama dan milik orang lain, merokok, mengkonsumsi minuman keras, dan mencuri. Fenomena-fenomena di atas menunjukkan adanya krisis kemandirian di kalangan santri Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kepercayaan diri dengan kemandirian santri Pesantren Tahfizh Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung. Penelitian ini dilakukan di Pesantren Tahfizh Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung dengan jumlah populasi 117 orang. Dari jumlah tersebut dipilih sebanyak 40 responden sebagai sampel penelitian dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode penelitian vi
korelasional. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala model Likert. Bentuk pengolahan dan analisa data menggunakan analisa statistika dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 for windows, untuk uji validitas menggunakan korelasi Product Moment dari Pearson dan untuk menguji reliabilitas instrumen dengan Alpha Cronbach. Jumlah item yang valid untuk skala kepercayaan diri 45 item yang valid dari 60 item uji coba dan untuk skala kemandirian 46 item yang valid dari 70 item uji coba. Validitas yang didapatkan dari r tabel sebesar 0,304. Reliabilitas skala kepercayaan diri sebesar 7,66 dan reliabilitas skala kemandirian sebesar 7,77. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisis Product Moment. Didapatkan r hasil (0,481) > r tabel (0,304) dengan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan kenyataan ini, bahwa Ha diterima dan dapat disimpulkan koefisien korelasi kepercayaan diri dan kemandirian bernilai signifikan, artinya terdapat hubungan antara kepercayaan diri dengan kemandirian santri. Disarankan kepada santri-santri di pesantren diharapkan agar dapat meningkatkan kepercayaan dirinya dengan cara ikut aktif dalam kegiatankegiatan yang telah diprogramkan oleh pesantren atau sekolah yang merupakan wadah bagi santri untuk belajar tentang kepercayaan diri dan kemandirian. Diharapkan dengan semakin tingginya kepercayaan diri maka akan semakin tinggi pula kemandiriannya. Kata kunci : kepercayaandiri, kemandirian , santri. (G)
Daftar Pustaka 35 (1959-2008).
vii
KATA PENGANTAR
Assalaamu'alaikum Warahmaatullaahi Wabarakaatuh Alhamdulillaahi rabbil ’aalamiin, segala puji dan syukur pernulis panjatkan kehadirat Pemilik segala yang ada, Penguasa segala yang maya, karena dengan izin dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada panutan seluruh umat manusia nabi besar Muhammad SAW, yang selalu menjadi tauladan bagi seluruh pengikutnya hingga akhir zaman. Perjalanan panjang penulis dalam upaya menyelesaikan kuliah dan skripsi ini dihiasi dengan segala kekurangan dan kelemahan penulis, dan diwarnai dengan berbagai cobaan, tantangan dan penuh perjuangan, serta kesabaran. Penulis meyakini sepenuh hati bahwa dengan selesainya penulisan skripsi ini bukan berarti akhir dari sebuah perjuangan melainkan merupakan awal untuk melangkah ke tahap selanjutnya. Skripsi ini tidak akan selesai jika tanpa bantuan dari berbagai pihak. Sudah sepantasnya pada kesempatan ini penulis mengucapkan tanda terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Jahja Umar Ph.D., sebagai Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si., dan Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si., sebagai Pembantu Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Drs. Abdurrahman Shaleh, M.Si., sebagai Dosen Pembimbing Akademik. 4. Dra. Hj. Netty Hartati, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Skripsi I, dan Natris Indriyani, M.Si sebagai Dosen Pembimbing II , yang dengan penuh kesabaran, tulus dan ikhlas dalam memberikan bimbingan kepada penulis. Semoga Allah memberikan rahmat dan ridhonya kepada Ibu sekeluarga. 5. Dosen-dosen yang telah memberikan ilmu dan motivasi kepada penulis dari awal perkuliahan hingga skripsi ini selesai, 6. Jajaran akademik dan para pengurus Perpustakaan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu penulis.
viii
7. Suami tercinta sekaligus sahabat terbaikku Abdul Wahid Basyir yang dengan penuh cinta, kasih dan kesabaran selalu memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi. Dan kepada putra-putriku tercinta Abdul Wahhab Hasbullah (Hasbi) dan Dewi Khoiriyah (Riri) maafin mama karena sering meninggalkan kalian. Semoga Allah menjadikan suami dan anak-anakku sebagai Qurratul a’yun (I Love You all). 8. Kedua orang tua saya, Siti Ruqoyyah dan Muhammad Ghazaii, Ibunda dan Ayahanda tercinta yang senantiasa memberikan segalanya tanpa batas dengan penuh ketulusan dan keikhlasan. 9. Kakakku Abdul Aziz dan mba Anis, adik-adikku tersayang Siti Khoiriyah, dan Siti Aisyah serta keponakanku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini (terima kasih banyak sudah menjaga anak-anak saya dengan sabar). 10. Teman-teman terbaikku; Neneng, Nenden, Ai dan Jamali. Terima kasih atas motivasi dan bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 11. Keluarga besar Pesantren Tahfizh Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung, terima kasih atas kesempatan dan perizinannya sehingga penulis dapat melakukan penelitian. Terima kasih atas kerja samanya. 12. Dan semua pihak yang telah membantu penelitian ini, baik secara moral, materil dan doa yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu Akhirnya hanya kepada yang Maha Ghoib, penulis memohon agar bimbingan, bantuan, nasihat dan dorongan yang diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dari Allah, dan semoga ilmu yang ada dalam diri penulis dapat diamalkan dan diabadikan untuk kepentingan agama, bangsa dan negara Wassalaamualaikum Warahmatullaahi Wabarokaatuh
Jakarta, 21Juni 2010 Penyusun Siti Amyani
ix
DAFTAR ISI
Lembar Pernyataan ............................................................................................
i
Halaman Persetujuan ..........................................................................................
ii
Halaman Pengesahan ......................................................................................... iii Motto .................................................................................................................. iv Dedikasi .............................................................................................................
v
Abstrak ............................................................................................................... vi Kata Pengantar ................................................................................................... viii Daftar Isi ............................................................................................................
x
Daftar Tabel ....................................................................................................... xiv Daftar Lampiran ................................................................................................. xv
BAB I
: PENDAHULUAN ........................................................................
1
1.1. Latar Belakang Masalah........................................................
1
1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................
7
1.1.1. Pembatasan Masalah ................................................
7
1.1.2. Perumusan Masalah ..................................................
7
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................
8
1.1.3. Tujuan Penelitian ......................................................
8
1.1.4. Manfaat Penelitian ....................................................
8
1.4. Sistematika Penulisan ...........................................................
8
x
BAB 2
: KAJIAN TEORI ..........................................................................
10
2.1. Kepercayaan Diri ..................................................................
10
2.1.1. Pengertian Kepercayaan Diri ....................................
10
2.1.2. Ciri-ciri Kepercayaan Diri.........................................
12
2.1.3. Faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri.........
16
2.1.4. Perkembangan Kepercayaan Diri..............................
19
2.2. Kemandirian..........................................................................
20
2.2.1. Pengertian Kemandirian............................................
21
2.2.2. Ciri-ciri Kemandirian ................................................
22
2.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian ..................
24
2.2.4. Perkembangan Kemandirian .....................................
27
2.3. Santri ....................................................................................
30
2.3.1. Pengertian Santri .......................................................
30
2.3.2. Jenis-Jenis Pondok Pesantren....................................
35
2.3.3. Unsur-Unsur yang Terdapat pada Pesantren.............
37
2.4. Kerangka berfikir ..................................................................
38
2.5. Rumusan Hipotesis ...............................................................
41
BAB 3 : METODE PENELITIAN ............................................................
42
3.1. Jenis Penelitian .....................................................................
42
3.1.1. Pendekatan dan Metode Penelitian ...........................
42
3. 2. Definisi dan Operasional Variabel Penelitian ......................
43
xi
3.2.1. Identifikasi Variabel .................................................
42
3.2.2. Definisi konseptual ............................................ .... .
43
3.2.3. Definisi Operasional .................................................
43
3.3. Pengambilan Sampel.............................................................
45
3.3.1. Populasi dan Sampel Penelitian ...............................
45
3.3.2. Teknik Pengambilan dan karakteristik Sampel.........
45
3.4. Teknik Pengumpulan Data ...................................................
47
3.4.1. Metode dan Instrumen Penelitian .............................
47
3.5. Teknik Uji Instrumen Penelitian ..........................................
50
3.5.1. Uji Validitas .............................................................
51
3.5.2. Uji Reliabilitas .........................................................
54
3.6. Teknik Analisa Data ............................................................
55
3.7. Prosedur Penelitian ..............................................................
56
BAB 4 : PRESENTASI DAN ANALISIS DATA ......................................
59
4.1. Latar Belakang Responden Penelitian ..................................
59
4.2. Presentasi Data........................................................................
60
4.2.1. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................
60
4.2.1.1. Gambaran Kepercayaan diri ........................
60
4.2.1. 2.Gambaran Kemandirian .............................. .
62
4.3. Uji Hipotesis .........................................................................
xii
64
BAB 5 : KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN ..................................
66
5.1. Kesimpulan ..........................................................................
66
5.2. Diskusi ..................................................................................
66
5.3. Saran......................................................................................
68
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.
Bagan Kerangka Berpikir ...........................................................
41
Tabel 3.1.
Blue Print Try Out Skala Kepercayaan Diri ..............................
47
Tabel 3.2.
Blue Print Try Out Skala Kemandirian ......................................
48
Tabel 3.3.
Format Penilaian Skala ..............................................................
50
Tabel 3.4.
Blue Print Penelitian Skala Kepercayaan Diri ...........................
52
Tabel 3.5.
Blue Print Penelitian Skala Keamandirian .................................
53
Tabel 3.6.
Kaidah Baku Tingkat Reliabilitas ..............................................
55
Tabel 4.1.
Latar Belakang Responden Penelitian .......................................
60
Tabel 4.2.
Statistik Skor Kepercayaan Diri..................................................
61
Tabel 4.3.
Interpretasi Skor Kepercayaan Diri.............................................
61
T abel 4.4. Kategorisasi Skor Kepercayaan Diri...........................................
62
Tabel 4.5.
Statistik Skor Kemandirian .........................................................
62
Tabel 4.6.
Interpretasi Skor Kemandirian ....................................................
63
Tabel 4.7.
Kategorisasi Skor Kemandirian ................................................
63
Tabel 4.8.
Hasil Uji Hipotesis ......................................................................
64
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Inform Concent 2. Skala Try Out 3. Skala Penelitian 4. Data Hasil Try Out 5. Data Hasil Penelitian 6. Hasil Uji Validitas Kepercayaan Diri 7. Hasil Uji Validitas Kemandirian 8. Hasil Uji Reliabilitas Kepercayaan Diri 9. Hasil Uji Reliabilitas Kemandirian 10. Hasil Uji Hipotesis kepercayaan Diri dengan Kemandirian 11. Surat Izin Penelitian
xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya, ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di lingkungannya hingga waktu tertentu. Seiring dengan berlalunya waktu dan masa perkembangan selanjutnya,
seorang
anak
perlahan-lahan
akan
melepaskan
diri
dari
ketergantungan pada orang tua atau orang lain di sekitarnya dan belajar untuk mandiri. Hal ini merupakan suatu proses alamiah yang dialami oleh semua makhluk hidup, tidak terkecuali manusia. Mandiri atau sering juga disebut berdiri di atas kaki sendiri merupakan kemampuan seseorang untuk tidak tergantung pada orang lain serta bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Kemandirian dalam konteks individu tertentu memiliki aspek yang lebih luas dari sekedar aspek fisik. Selama masa remaja, tuntutan terhadap kemandirian ini sangat besar dan jika tidak direspon secara tepat bisa saja menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan bagi perkembangan psikologis remaja di masa mendatang. Kemandirian merupakan suatu sikap yang harus dicapai oleh setiap individu dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, untuk mencapai kesuksesan hidup. Karena individu di dalam kehidupannya dipastikan menghadapi berbagai tantangan yang harus dihadapi. Dengan demikian individu diharapkan mampu menentukan sikap dan tindakannya dalam memilih jalan
1
2
hidupnya. Kemandirian menjadi hal yang penting untuk dimiliki dalam perkembangan anak agar ia dapat melaksakan tugas perkembangan yang lain dan siap menerima tugas baru sebagai orang dewasa. Kemandirian pada masa anak berbeda dengan kemandirian pada masa remaja. Pada masa anak, kemandirian lebih bersifat fisik dan motorik, misalnya berusaha makan, mandi dan berpakaian sendiri. Sedangkan pada masa remaja, kemandirian lebih bersifat psikis, misalnya membuat keputusan sendiri, berfikir menurut jalan pikirannya sendiri dan bebas untuk bertingkah laku. Keinginan untuk mandiri bertambah kuat ketika anak telah mencapai usia remaja (Syamsu, 2005). Menurut Mu’tadin (2002) pada masa remaja, tuntutan terhadap kemandirian ini sangat besar dan jika tidak direspon secara tepat bisa saja menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan bagi perkembangan psikologi sang remaja di masa mendatang. Di tengah berbagai gejolak perubahan yang terjadi di masa kini, betapa banyak remaja yang mengalami kekecewaan dan rasa frustasi mendalam terhadap orang tua karena tidak kunjung mendapatkan apa yang dinamakan kemandirian (www.e-psikologi.com). Kemandirian memang merupakan satu pola kepribadian yang sifatnya bukan pembawaan melainkan hasil dari proses pembentukan dan pembelajaran. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan selanjutnya, seseorang perlahan-lahan
akan
melepaskan
diri
akan
melepaskan
diri
dari
ketergantungannya pada orang atau orang lain di sekitarnya dan belajar untuk mandiri. Salah satu bentuk proses pembentukan dan pembelajaran kemandirian terdapat pada remaja yang tinggal di pondok pesantren atau yang biasa disebut “santri”.
3
Pondok pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan yang memiliki nilai plus dalam hal keilmuan, di samping santri mengenyam pendidikan formal (sekolah/madrasah), juga memperoleh pendidikan agama yang lebih banyak dan mendalam yang merupakan dasar dari kepribadian atau karakter santri yang khas, yaitu sholeh, cerdas, dan mandiri. Untuk itu, pondok pesantren harus memiliki komitmen tinggi dalam menumbuhkan dan meningkatkan kepribadian santri yang ideal, khususnya kepercayaan diri dan kemandirian pada santrinya. Suwardi (2008) mengatakan bahwa disadari atau tidak, pesantren telah melakukan proses kehidupan yang mandiri. Dilihat dari kehidupan keseharian, bisa dikatakan para santri justru sejak dini berlatih untuk hidup mandiri. Kehidupan sehari-hari, santri dituntut melakukan proses kemandirian hidup, seperti beraktivitas secara nurani, melaksanakan kegiatan ekonomi, serta membangun solidaritas yang tinggi. Dalam melakukan aktivitas sehari-hari santri harus memiliki kesadaran sendiri. Para santri hidup lepas dari pantauan orang tua. Pesantren mengajarkan bahwa dalam melakukan kegiatan apa pun harus berangkat dari kesadaran sendiri, tanpa pamrih serta lepas dari tekanan pihak lain sekalipun orang tuanya (www.e-psikologi.com). Mereka memang dituntut untuk melakukan proses kemandirian hidup dengan mempunyai konsep diri, penghargaan dan dapat mengatur dirinya sendiri. Mereka juga harus paham akan tuntutan lingkungan terhadap dirinya dan menyesuaikan tingkah lakunya dalam berhubungan dengan orang lain meskipun tanpa didampingi orang tua.
4
Mujamil Qomar (2005) menggambarkan kehidupan pondok pesantren layaknya kehidupan masyarakat pada umumnya. Jauh dari orang tua dan saudara kandung atau keluarga lainnya yang mengharuskan para santri siap menjalani hidup mandiri. Jika mereka mendapatkan masalah, mereka hanya memiliki ustadz-ustadzah atau pembantu kiai, serta teman-teman sebaya untuk meminta bantuan. Bahkan teman-teman sebaya inilah yang kemungkinan memiliki peranan lebih besar dalam kehidupan seorang santri. Penelitian yang dilakukan oleh Nashori (1999) menyatakan bahwa salah satu yang menjadi keprihatinan bangsa Indonesia adalah kemandirian di kalangan remaja. Remaja Indonesia umumnya tidak memperoleh latihan yang cukup untuk mampu menanggung hidupnya sendiri. Generasi muda Indonesia tidak memperoleh latihan mandiri sejak dini, akibatnya ketika mereka memasuki pintu gerbang
kehidupan
masa
dewasa,
mereka
tidak
mampu
memperoleh
kemandiriannya. Keluhan yang sering disampaikan oleh para guru, adalah rendahnya kemampuan remaja yang tercatat sebagai siswa untuk bekerja secara mandiri. Seorang guru menggambarkan bahwa andaikata dalam ujian, tidak ada pengawasnya, maka diperkirakan tidak ada satupun siswa yang mengerjakan tugasnya secara mandiri. Ketidak mandirian remaja diluar sekolah terlihat dari kecenderungan yang sangat besar dikalangan remaja untuk berperilaku konformis, bahwa kesukaan remaja adalah berkawan dengan teman sebaya (peer group) (Nashori, 1999).
5
Selain itu kenyataan yang dilihat bahkan dirasakan saat ini, dimana remaja telah membuat resah masayarakat karena tindakan-tindakan remaja yang telah terjerumus ke tindakan negatif, bahkan kriminal, seperti: bolos sekolah, perkelahian antar remaja atau tawuran, mengganggu ketertiban umum, merusak fasilitas umum dan milik orang lain, merokok, mengkonsumsi minuman keras, penggunaan narkotika, mencuri dan merampok. Tindakan-tindakan tersebut menunjukkan adanya krisis kemandirian dikalangan remaja (Nashori, 1999). Penelitian yang telah dilakukan oleh Fuad Nashori menguatkan fenomena riil yang ada di Pesantren Tahfizh Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung, yang menjadi tempat penelitian skripsi ini. Dari observasi yang penulis lakukan di Pesantren Tahfizh Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung terkait dengan kepercayaan diri dan kemandirian santri, terdapat beberapa hal yang menjadi fenomena pokok yang menarik untuk diteliti oleh penulis, yaitu di mana santri berasal dari kalangan menengah ke atas yang sebelumnya terbiasa semua keperluan dan kebutuhan dirinya dilayani dan dipenuhi oleh orang tua, dan pengasuh atau pembantunya, sehingga santri kesulitan untuk berperilaku mandiri di pesantren, hal ini terlihat dengan penempatan barang-barang pribadi yang tidak pada tempatnya (tidak rapih) dan untuk mengatasinya pesantren menyediakan pelayanan office boy dan office girl, seringnya santri yang datang terlambat pada kegiatan-kegiatan yang diadakan sekolah atau pesantren dan untuk mengatasinya pesantren menyediakan pengasuh atau pembimbing untuk mengingatkan segala aktivitas santri yang dilakukan sejak bangun tidur pada pukul 03.30 wib sampai tidur kembali pada pukul 12.30 wib,
6
adanya santri yang bolos sekolah dengan berbagai alasan, berpura-pura sakit dan minta dijemput yang oleh orang tuanya untuk menghindari hukuman karena pelanggaran yang dilakukan, perkelahian antar santri, mengganggu ketertiban asrama, merusak fasilitas asrama dan milik orang lain, merokok, mengkonsumsi minuman keras, dan mencuri. Fenomena-fenomena di atas menunjukkan adanya krisis kemandirian di kalangan santri nama lain remaja yang menjalani pendidikan di pesantren. Fenomena di atas juga menunjukkan bahwa krisis kemandirian bisa terjadi pada santri yang seharusnya dapat lebih mandiri dibandingkan dengan remaja yang hidup dan tinggal bersama orang tuanya di rumah. Salah satu aspek yang penting dalam membangun kemandirian remaja adalah kepercayaan diri sebagaimana yang dikemukakan oleh Gilmore (1974) kemandirian didukung dan dilaksanakan dengan rasa percaya diri yang kuat, karena tanpa itu semua tindakan dan keputusan akan dilaksanakan dengan keraguraguan. Hal senada dikemukakan oleh
Alfred Adler (dalam Sujanto, 2008)
mengatakan bahwa kebutuhan manusia yang paling penting adalah kebutuhan akan kepercayaan pada diri sendiri dan superioritas. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka mendorong penulis untuk mengkaji serta meneliti lebih mendalam tentang adanya "Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Kemandirian Santri Pesantren Tahfizh Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung "
7
1. 2 Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.2.1. Pembatasan Masalah Dalam penulisan ini, penulis hanya membatasi pada permasalahan: a.
Kepercayaan diri Adalah aspek kepribadian yang harus dicapai dalam diri individu yang berfungsi penting untuk mengaktualisasisan potensi yang dimiliki yang ditunjukkan dengan adanya sikap yakin atau merasa adekuat terhadap tindakan yang dilakukan, merasa diterima oleh lingkungannya dan memiliki ketenangan sikap (Guildford, 1959).
b.
Kemandirian Adalah aspek kepribadian yang harus dicapai dalam diri individu untuk menghadapi tantangan dan mencapai kesuksesan hidup yang ditunjukkan dengan sikap bebas, bertanggung jawab, memiliki pertimbangan, merasa aman dikala berbeda dengan orang lain dan kreativitas (Gilmore, 1974).
c.
Sampel penelitian ini adalah santri Pesantren Tahfizh Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung Tahun Pendidikan 2009/2010.
1.2.2. Perumusan Masalah Apakah terdapat hubungan antara Kepercayaan diri dengan kemandirian santri Pesantren Tahfizh Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung?
8
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang hubungan antara Kepercayaan diri dengan kemandirian santri Pesantren Tahfizh Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung.
1.3.2. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis : secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya khazanah pengetahuan khususnya pada bidang psikologi kepribadian, psikologi perkembangan, dan psikologi pendidikan mengenai hubungan antara kepercayaan diri dengan kemandirian pada remaja. b. Manfaat praktis : Menambah wawasan khususnya bagi remaja tentang pentingnya
kepercayaan diri dan kemandirian. Serta dapat membantu
peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian serupa yang lebih komprehensif.
1. 4 Sistematika Penulisan Agar dalam penulisan ini lebih terarah dan sistematis, maka skripsi ini penulis susun sebagai berikut : Bab 1 Pendahuluan Pada bab ini penulis membaginya kedalam beberapa bagian, yaitu latar belakang penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
9
Bab 2 Kajian Pustaka Pada bagian kedua merupakan kajian pustaka dari penulis yang berisi tentang pengertian kepercayaan diri, ciri-ciri kepercayaan diri, faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri, perkembangan kepercayaan diri, pengertian kemandirian,
ciri-ciri
kemandirian,
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kemandirian, perkembangan kemandirian, pengertian santri, dan kerangka berfikir disertai dengan hipotesa penelitian. Bab 3 Metode Penelitian Pada bagian ini penulis membagi metode penelitian kedalam beberapa bagian, yang meliputi : Jenis penelitian yang terdiri dari pendekatan dan metode penelitian, Identifikasi dan definisi operasional variabel penelitian. Pengambilan sampel terdiri dari populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel. Teknik pengumpulan data terdiri dari metode instrumen penelitian. Uji instrumen penelitian terdiri dari hasil uji validitas skala kepercayaan diri, hasil uji validitas skala kemandirian, dan hasil ujii reliabilitas kepercayaan diri dan kemandirian. Teknik analisa data, serta prosedur penelitian. Bab 4 Presentasi dan Analisa Data Pada bab ini penulis akan memberikan gambaran umum penelitian, yang terdiri dari latar belakang responden penelitian berdasarkan jenis kelamin usia dan kelas. Deskripsi hasil penelitian terdiri dari gambaran kepercayaan diri dan gambaran kemandirian. Dan uji hipotesis. Bab 5 Penutup Pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dari penelitian yang telah penulis lakukan beserta diskusi dan saran.
BAB 2 KAJIAN TEORI
2.1 Kepercayaan Diri 2.1.1. Pengertian Kepercayaan Diri Menurut kamus psikologi istilah kepercayaan diri adalah percaya pada kemampuan diri sendiri dan menyadari kemampuan yang dimiliki serta memanfaatkannya secara tepat (Hasan dkk, 1990). Menurut Guildford (1959) kepercayaan diri adalah aspek kepribadian yang harus dicapai dalam diri individu yang berfungsi penting untuk mengaktualisasisan potensi yang dimiliki yang ditunjukkan dengan adanya sikap yakin atau merasa adekuat terhadap tindakan yang dilakukan, merasa diterima oleh lingkungannya dan memiliki ketenangan sikap. Sedangkan Jacinta F. Rini (2002) menerangkan bahwa kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri, alias ”sakti”. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakni mampu dan percaya bahwa dia bisa-karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhdap diri sendiri (www.e-psikologi.com). 10
11
Menurut De Angelis (1995), kepercayaan diri berawal dari tekad pada diri sendiri, untuk melakukan segala hal yang dibutuhkan dan diharapkan secara rasional. Kepercayaan diri adalah keyakinan untuk berani menghadapi tantangan hidup. Percaya pada diri sendiri berarti mampu mengambil keputusan dan melaksanakannya dengan tanggung jawab. Kepercayaan diri juga berarti memiliki keyakinan untuk mampu melawan kekhawatiran dan tidak mudah menyerah. Rogers (dalam Koswara, 1989) menambahkan bahwa kepercayaan diri adalah kemampuan untuk membuat keputusan dan penilaian-penilaian tanpa harus bergantung pada orang lain (mandiri). Kepercayaan diri juga merupakan keyakinan individu untuk melakukan tindakan yang dianggap benar dan berusaha keras untuk mengatasi persoalan-persoalan dalam hidupnya. Menurut Lidenfield (1997), kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan akan kemampuan dan kepuasan diri baik lahir maupun bathin. Kepercayaan diri bathin adalah percaya diri yang memberi kepada kita perasaan dan anggapan bahwa kita dalam keadaan baik, sedangkan percaya diri lahir adalah percaya diri yang memungkinkan kita untuk tampil dan berperilaku dengan cara menunjukkan kepada dunia luar bahwa kita mampu akan diri kita. Sedangkan menurut Rahmat (2008) kepercayaan diri adalah keyakinan akan kemampuan diri sendiri. Kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian manusia yang berfungsi penting untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. Tanpa adanya kepercayaan diri maka banyak masalah akan timbul pada manusia.
12
Hal senada dinyatakan oleh Koswara (1991) bahwa percaya diri merupakan modal dasar bagi pengembangan aktualisasi diri, dan dengan percaya diri individu mampu mengenal dan memahami diri sendiri. Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian yang harus dicapai dalam diri individu yang berfungsi penting untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilik, dimana individu memiliki perasaan yakin pada kemampuan diri sendiri untuk melakukan sesuatu sehingga tercapai tujuan yang diinginkan tanpa harus membandingkan dirinya dengan orang lain karena setiap manusia memiliki kelebihan masing-masing. Kepercayaan diri juga ditunjukkan dengan adanya sikap optimis, toleran dan mampu menggunakan potensi dirinya dengan benar dan tepat serta mau bekerja keras yang dilandasi oleh keyakinan untuk sukses tanpa bergantung pada orang lain.
2.1.2. Ciri-Ciri Kepercayaan Diri Untuk mempermudah diperolehnya gambaran tentang apa dan bagaimana yang dimaksud dengan individu yang mempunyai kepercayaan diri, maka perlu diketahui ciri-cirinya. Orang yang mempunyai kepercayaan diri mempunyai ciriciri tertentu, antara lain sebagai berikut : Guilford (1959) mengemukakan bahwa ciri-ciri kepercayaan diri dapat dinilai melalui tiga aspek, yaitu : a. Merasa adekuat terhadap tindakan yang dilakukan, individu mempunyai sikap yang optimis yaitu yakin dengan kemampuan yang dimiliki, tidak selalu
13
membutuhkan dukungan orang lain dalam bertindak, dan bertindak aktif dalam lingkungannya. b. Merasa diterima oleh lingkungan, individu merasa kelompok atau orang lain menyukainya, tidak berlebihan dalam bersikap, tidak mementingkan diri sendiri dan merasa puas atas kebersamaan dengan kelompoknya. c. Memiliki ketenangan sikap, individu tidak gugup dalam melakukan atau mengatakan sesuatu mampu bekerja secara efektif, dan cukup toleran terhadap situasi.
Lidenfield (1997) berpendapat bahwa ciri-ciri individu yang percaya diri adalah sebagai berikut : a. Mencintai dan memahami diri sendiri b. Memiliki tujuan-tujuan yang jelas c. Memiliki cara berfikir yang positif d. Mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan sosial secara baik e. Memiliki ketegasan sikap f. Mampu mengendalikan diri dengan baik
Jasinta F. Rini (2002), menyebutkan beberapa ciri individu yang mempunyai rasa percaya diri, yaitu : a. Percaya akan kompetensi atau kemampuan diri, sehingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan ataupun rasa hormat dari orang lain. b. Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap komformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok.
14
J.P. Chaplin (2008), mengemukakan bahwa konformis adalah kecenderungan untuk memperbolehkan satu tingkah laku seseorang yang dikuasai oleh sikap dan pendapat yang sudah berlaku serta merupakan ciri pembawaan kepribadian yang cenderung membiarkan sikap dan pendapat orang lain untuk menguasai dirinya. Dalam hal ini seseorang dituntut untuk tegas dalam bersikap dan berpendapat. c. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain- berani menjadi diri sendiri d. Memiliki pengendalian diri yang baik (tidak moody, tidak mudah dipengaruhi orang lain dan emosinya stabil) e. Memiliki Internal Lobus of Control (memandang keberhasilan atau kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak terlalu mengharapkan bantuan orang lain). f. Mempunyai cara pandang yang positif pada diri sendiri, orang lain dan situasi diluar dirinya g. Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi (www.e-psikologi.com) Menurut Peter Lauster (dalam Agus Sujanto, 2008) karakteristik orang yang percaya diri adalah : a. Tidak mementingkan diri sendiri b. Memiliki sikap toleransi c. Memiliki ambisi normal untuk melakukan dan mencapai sesuatu yang diharapkan
15
d. Mandiri dan tidak bergantung pada orang lain e. Tidak berlebihan f. Optimis g. Mampu bekerja secara efektif h. Bertanggungjawab dan i. Gembira Rahmat (2008) mengemukakan, kepercayaan diri erat hubungannya dengan konsep diri. Kepercayaan diri merupakan hal penting dan paling menentukan dalam berkomunikasi, individu yang yang kurang percaya diri cenderung untuk menghindari situasi komunikasi karena takut diejek dan disalahkan oleh orang lain. Pada situasi diskusi, orang tidak percaya diri cenderung memilih pasif dan tidak mau berpartisipasi. Orang yang tidak percaya diri juga cenderung merasa tidak mampu mengatasi persoalan. Selanjutnya Fereira (dalam Ary Ginanjar, 2005), menambahkan bahwa seseorang yang mempunyai kepercayaan diri, disamping mampu untuk mengendalikan serta menjaga keyakinan diri, ia juga akan mampu membuat perubahan di lingkungannya. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa individu yang memilki kepercayaan diri adalah yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a.
Individu merasa adekuat terhadap tindakan yang di lakukan, hal ini di dasari oleh adanya sikap optimis dan cara berfikir yang positif, yakin akan kemampuan yang dimilikinya, berani mengambil keputusan dan melakukan penilaian dengan mandiri di mana individu tidak selalu membutuhkan
16
dukungan orang lain, dan bertindak aktif dalam lingkungan serta mampu mengadakan perubahan di lingkungannya. b.
Merasa diterima oleh kelompoknya, individu merasa kelompok atau orang lain
menyukainya,
tidak
berlebihan
dalam
bertindak,
dan
tidak
mementingkan diri sendiri, serta merasa puas atas dirinya dan atas kebersamaan dalam kelompoknya. c.
Memilki ketenangan sikap, individu tidak gugup dalam melakukan atan mengatakan sesuatu, mampu bekerja secara efektif, memiliki perencanaan dan tujuan yang jelas untuk menghadapi masa depan serta cukup toleran terhadap situasi.
2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepercayaan Diri. Menurut Lindenfield (1997) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepercayaan diri seseorang adalah sebagai berikut : a.
Penampilan fisik Penampilan fisik membawa pengaruh pada harga diri seseorang. Orang yang puas dengan keadaan dan penampilan fisiknya pada umumnya mempunyai kepercayaan diri yang lebih tinggi daripada yang tidak. Orang yang berpenampilan menarik cenderung menghargai diri lebih tinggi daripada orang yang berpenampilan membosankan. Fisik merupakan bagian yang paling tampak dari kepribadian manusia dan menciptakan kesan awal bagi orang lain.
b.
Status Sosial Ekonomi Status sosial ekonomi cukup berpengaruh terhadap kehidupan seseorang.
17
Status sosial ekonomi yang baik akan memudahkan seseorang untuk mendapatkan fasilitas yang ada dalam masyarakat, seperti pendidikan, pelayanan kesehatan, pekerjaan dll. Adanya kemudahan yang didapatkan tentu akan membuat seseorang lebih mempunyai nilai dan kemampuan dibandingkan dengan seseorang yang berstatus ekonomi rendah. c.
Jenis Kelamin Tingkat kepercayaan diri wanita lebih rendah dibandingkan dengan pria, ini disebabkan karena wanita mempunyai sumber-sumber kekuasaan yang lebih kecil dibandingkan dengan pria. Keluarga sebagai suatu kesatuan biososial yakni hubungan alami antara ibu, ayah dan anak dibentuk secara sosial, menempatkan peran anak perempuan hanya pada peran domestik belaka seperti mengurus dapur, menyapu, mencuci dll. Sedangkan pria ditempatkan pada peran yang lebih luas. Pemberian peran ini secara langsung ataupun tidak membentuk suatu nilai-nilai sosial, dimana anak wanita berbeda dari anak laki-laki. Akibatnya anak perempuan seringkali canggung dan merasa kurang percaya diri bila diminta mengemban peran pria.
d.
Tingkat pendidikan Pendidikan pada remaja begitu penting karena pendidikan membantu remaja untuk memahami dirinya sendiri. Adanya pemahaman terhadap diri sendiri akan membantu individu untuk beradaptasi di lingkungan. Keberhasilan dalam penyesuaian diri di lingkungan akan menambah rasa percaya diri individu, sebab individu tersebut tahu bagaimana harus bersikap dan bertingkah laku yang baik untuk dapat diterima lingkungannya.
18
e.
Prestasi Belajar Prestasi belajar turut mempengaruhi tingkat kepercayaan diri seseorang. Orang yang telah memiliki prestasi yang tinggi ataupun orang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi cenderung memiliki kepercayaan diri yang tinggi karena yakin akan kemampuan dan potensi yang dimilikinya.
f.
Pola Asuh Pola asuh yang diberikan orang tua sangat berpengaruh pada perkembangan kepribadian anak-anak. Pola asuh orang tua yang dikenal ada tiga, yakni pola asuh otoriter, demokratis dan permisif. Pola asuh demokratis merupakan pula asuh dan metode pelatihan yang paling mendukung perkembangan kepribadian. Pola asuh demokratis melahirkan kepercayaan diri, dengan pola asuh demokratis, individu dilatih dan dididik untuk mengambil keputusan sendiri dan bertanggung jawab terhadap keputusan tersebut. Pola asuh demokratis juga mendorong individu memiliki keberanian dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah sendiri, serta mendorong terbentuknya kemampuan untuk menjadi pemimpin.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri tidak dapat tercipta tanpa adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya. faktor-faktor tersebut meliputi; penampilan fisik, status sosial ekonomi, jenis kelamin, tingkat pendidikan, prestasi belajar, dan pola asuh.
19
2.1.4. Perkembangan Kepercayaan Diri Menurut Erik Erikson (dalam Calvin Hall dan Linzey, 1993), seluruh proses perkembangan dan pembentukan dalam diri anak, yaitu percaya pada diri sendiri dan orang lain. Tahap awal pembentukan kepribadian anak adalah keluarga, maka orang tua adalah yang mempunyai peranan yang penting dalam membentuk kepercayaan diri anak. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan individu selanjutnya. Maslow (dalam Koswara, 1989) mengemukakan, setiap individu memiliki dua kebutuhan akan penghargaan, yakni harga diri dan penghargaan dari orang lain. Harga diri mencakup kebutuhan kepercayaan diri, perasaan adekuat, kemandirian dan kebebasan pribadi. Adapun penghargaan orang lain meliputi prestasi, kedudukan, dan nama baik. Individu dengan harga diri yang baik akan lebih percaya diri, lebih mampu, dan produktif. Individu dengan harga diri rendah akan mengalami hal sebaliknya. Lebih lanjut Maslow (dalam Koswara, 1989) mengemukakan bahwa hambatan dari usaha untuk mencapai aktualisasi diri berasal dari ketidak percayaan dan keraguan individu pada kemampuan sendiri. Akibatnya kemampuan dan potensi diri tidak terungkap dan bersifat laten. Untuk meningkatkan kepercayaan diri seseorang, diperlukan strategi untuk mengatasinya. Sujanto (2008) mengungkapkan petunjuk untuk meningkatkan kepercayaan diri yaitu : mencari penyebab rasa rendah diri, memiliki kemampuan kuat untuk mengatasi masalah, mengembangkan Bakat dan kemampuan, menghargai diri sendiri terhadap keberhasilan dalam suatu bidang, membebaskan diri dari pendapat orang lain, mengembangkan bakat melalui hobi, memiliki rasa
20
optimis mampu melakukan sesuatu, melakukan pekerjaan sesuai kemampuan, tidak membandingkan diri dengan orang.
2.2 Kemandirian 2.2.1. Pengertian Kemandirian Menurut kamus umum bahasa indonesia istilah kemandirian berasal dari kata mandiri yang berarti berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang lain (Dendy dkk, 2008). Berdiri sendiri berarti bertanggung jawab atas perilakunya sendiri. Menurut JP. Chaplin (2008) kemandirian adalah suatu sikap yang ditandai dengan adanya kepercayaan diri. Menurut Gilmore (1974) kemandirian adalah aspek kepribadian yang harus dicapai dalam diri individu untuk menghadapi tantangan dan mencapai kesuksesan hidup yang ditunjukkan dengan sikap bebas, bertanggung jawab, memiliki pertimbangan, merasa aman dikala berbeda dengan orang lain dan kreativitas. Menurut Sutari Imam Barnadib (dalam Mu’tadin, 2002), kemandirian meliputi perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang. Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Kartini dan Dali (dalam Mu’tadin, 2002) yang mengatakan bahwa kemandirian adalah hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri tanpa bantuan orang lain (www.e-psikologi.com). Covey (1997) menyatakan bahwa orang yang mandiri adalah orang yang dapat memperoleh apa yang mereka kehendaki melalui usaha mereka sendiri
21
tanpa bantuan orang lain. Hal tersebut senada dengan Koswara (1991) yang mengemukakan
bahwa
kemandirian
adalah
kemampuan
untuk
mengaktualisasikan diri (self actualized) dengan tidak menggantungkan kepuasankepuasannya yang utama kepada lingkungan dan orang lain. Orang yang mandiri lebih bergantung pada potensi-potensi mereka sendiri bagi perkembangan dan kelansungan pertumbuhannya. Menurut Reber (dalam Mu’tadin, 2002) kemandirian merupakan suatu sikap otonomi, dimana secara relatif bebas dari pengaruh penilaian, pendapat dan keyakinan orang lain. Sedangkan menurut Rogers (dalam Koswara, 1989), bagi orang yang memiliki kemandirian, terdapat kepercayaan diri untuk menghadapi masalah-masalah tanpa bantuan orang lain. Ia akan berusaha keras untuk mengatasi persoalan-persoalan dalam hidupnya. Robert Havighurst (dalam Mu’tadin, 2002) menambahkan bahwa kemandirian terdiri dari beberapa aspek, yaitu: emosi, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak tergantungnya kebutuhan emosi dari orang tua, ekonomi, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan mengatur ekonomi dan tidak tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang tua, intelektual, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi, sosial, aspek ini ditunjukan dengan kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung atau menunggu aksi dari orang lain. Dari beberapa pengertian tentang kemandirian di atas menunjukkan betapa pentingnya kemandirian. Sedang kemandirian itu sendiri adalah aspek kepribadian yang harus dicapai dalam diri individu dalam proses pertumbuhan dan
22
perkembangannya untuk menghadapi berbagai tantangan hidup dan mencapai kesuksesan hidup, yang ditunjukkan dengan sikap bertindak bebas penuh dengan percaya diri, ulet, berinisiatif atau menghasilkan ide, bertanggung jawab atas tindakannya, bersikap kreatif, serta adanya pengendalian diri serta kemantapan diri tanpa takut gagal dan tergantung pada orang lain.
2.2.2. Ciri-ciri Kemandirian Untuk mempermudah diperolehnya gambaran tentang apa dan bagaimana yang dimaksud dengan orang mandiri, maka perlu diketahui ciri-ciri orang yang mandiri. Orang yang mandiri mempunyai ciri-ciri tertentu antara lain sebagai berikut : Menurut Gilmore (1974), berpendapat bahwa orang yang mandiri adalah yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Kebebasan, individu mampu mememilih gaya hidup yang disukainya dan mengambil keputusan secara bebas. b. Tanggung jawab, dalam hal ini individu berani menanggung resiko atas tindakan yang dilakukan serta berusaha menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. c. Memiliki pertimbangan, individu mempunyai pertimbangan rasional dalam mengevaluasi masalah dan situasi serta mampu mempertimbangkan dan menilai pendapat. d. Merasa aman ketika berbeda dengan orang lain, individu merasa aman dalam mengeluarkan pendapat berdasarkan nilai-nilai kebenaran di lingkungan yang
23
e. Kreativitas, individu mampu menghasilkan gagasan-gagasan baru yang berguna bagi diri sendiri dan masyarakat serta tidak mudah menerima ide dari orang lain. Sementara itu Lindzey dan Aronson (dalam Yeti, 2002), menyebutkan orang yang mandiri, menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut : a. Secara relatif jarang mencari perlindungan kepada orang lain b. Menunjukkan inisiatif dan berusaha untuk mengejar prestasi c. Memiliki rasa percaya diri d. Memiliki keinginan untuk menonjol Menurut Koswara (1991), orang yang mandiri mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a. Mempunyai kemantapan yang relatif terhadap pukulan-pukulan, goncangangocangan atau frustasi b. Mampu mempertahankan ketenangan jiwa c. Memiliki kadar arah yang tinggi (tujuan yang jelas) d. Merasa bebas dan aktif e. Bertanggung jawab. Thulus
Hidayat
(dalam
Yeti,
2002),
mengelompokkan
ciri-ciri
kemandirian ke dalam tiga kelompok, yaitu : a. Ciri-ciri yang menekankan pada adanya rasa tanggung jawab yang besar terhadap perilakunya, baik tanggung jawab terhadap orang lain maupun tanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
24
b. Adanya rasa percaya diri, sehingga ia merasa aman menghadapi lingkungan, merasa aman berbeda dengan orang lain, dan tidak tergantung pada orang lain c. Adanya kreativitas, sehingga ia mampu maenghasilkan inisiatif atau ide-ide dalam mencapai prestasi
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa individu yang memiliki kemandirian memiliki ciri-ciri yang khas, seperti memiliki kebebasan untuk berpendapat, penuh percaya diri, tanggung jawab, memiliki pertimbangan dalam menghadapi masalah atau keputusan, merasa aman dikala berbeda dengan orang lain, memiliki inisiatif dan kreatif, dan berusaha atas dasar kemampuannya dalam mengatasi masalah-masalah tanpa bantuan orang lain.
2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Kemandirian tidak dapat tercipta tanpa adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Ada
beberapa
faktor
yang
dapat
mempengaruhi
perkembangan kemandirian, antara lain adalah : 1. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi kemandirian yang berasal dari dalam individu, yang mencakup : a. Perkembangan dan Kematangan Anak seiring dengan perkembangan dan kematangannya, manusia memasuki tahap dan tugas perkembangannya yang berbeda secara psikologis, sehubungan dengan tugas perkembangan tersebut, manusia yang dewasa dan matang harus menjadi pribadi yang mandiri. Semakin seseorang berkembang menuju arah
25
kedewasaan, maka sifat menggantungkan diri semakin berkurang, dan seseorang yang menunjukkan sifat bergantung menunjukkan pribadi yang tidak matang. b. Jenis Kelamin Perbedaan sifat-sifat yang dimiliki oleh laki-laki dan perempuan disebabkan oleh perbedaan perlakuan yang diberikan kepada mereka. Anak laki-laki lebih banyak mendapat kesempatan untuk bersikap mandiri, berdiri sendiri dan menanggung resiko, serta banyak dituntut untuk menunjukkan inisiatif dan originalitasnya daripada anak perempuan.
2. Faktor Eksternal Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi kemandirian yang berasal dari luar individu, yang mencakup : a. Pola Asuh Orang tua Pola asuh orangtua yang diterapkan pada keluarga seperti sikap orangtua, kebiasaan
keluarga,
dan
pandangan
keluarga
akan
mempengaruhi
pembentukan kemandirian anak. Keluarga yang membiasakan anak-anaknya diberi kesempatan untuk mandiri sejak dini, akan menumbuhkan kemandirian pada anak-anaknya. b. Tingkat Pendidikan Orang Tua orang yang paling dekat atau yang paling sering berhubungan dengan anak dalam keluarga pada umumnya adalah ibu, sehingga sikap ibu merupakan faktor yang penting dalam perkembangan anak. Tingkat pendidikan ibu akan mempengaruhi sikap dan tingkah lakunya dalam menghadapi anak-anaknya,
26
artinya ibu yang berpendidikan akan bersikap lebih baik terhadap pengembangan kemandirian anaknya dibanding dengan ibu yang tidak berpendidikan. Atau dengan kata lain perlakuan yang diberikan oleh orang tua berpengaruh terhadap kemandirian anak-anaknya. c. Guru di sekolah Kondisi
belajar
di
sekolah
seringkali
menimbulkan
tingkah
laku
ketidaktergantungan atau kemandirian. Guru dapat mendidik, membimbing, dan membina kemandirian siswa sehingga terbentuk sifat-sifat mandiri pada siswa. Guru juga dapat merangsang timbulnya sikap dan tindakan berdiri sendiri sesuai dengan tingkat kedewasaan masing-masing, memberi nasihat dan petunjuk yang mereka perlukan, membantu perkembangan kepribadian dan mendukung usaha bertindak sendiri dengan memberi kesempatan kepada mereka untuk memilih dan mengambil keputusan sendiri. d. Kebudayaan Kebudayaan yang berbeda akan menyebabkan perbedaan norma dan nilai-nilai yang berlaku di dalam lingkungan keluarga, sehingga tindak-tanduk suku tertentu akan berbeda dengan suku lainnya. Kebudayaan dimana seseorang tinggal, sangat mempengaruhi kepribadian anak, termasuk aspek kemandiriannya. Kebudayaan yang masih sederhana yang menekankan kerja sama, akan melahirkan pribadi-pribadi yang relatif kurang mandiri. Sedangkan kebudayaan yang maju dan kompleks mendorong warganya untuk hidup dalam situasi kompetitif dan individualis, sehingga muncullah pribadi-pribadi yang memiliki kemandirian.
27
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemandirian tidak dapat tercipta tanpa adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya. faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi; penampilan fisik dan jenis kelamin, sedangkan faktor eksternal meliputi; pola asuh, tingkat pendidikan orang tua, guru di sekolah, dan kebudayaan.
2.2.4. Perkembangan Kemandirian Kemandirian adalah merupakan suatu kemampuan psikologis yang harus sudah dimiliki secara sempurna oleh individu pada masa remaja akhir dan sudah relatif menetap pada masa dewasa awal sehingga individu pada masa dewasa awal sudah dapat dikatakan mandiri. Hal ini seperti yang dikatakan Havighurst (dalam Hurlock,1980) bahwa salah satu tugas perkembangan bagi remaja adalah mencapai kemandirian. Kemandirian merupakan tugas perkembangan yang harus dicapai oleh tiap individu. Kemandirian seperti juga konsep diri bukanlah merupakan faktor bawaan sejak lahir tapi terbentuk melalui proses yang cukup panjang dengan belajar dari pengalaman yang dimulai sejak dini dan akan terus berkembang hingga menjadi sifat yang relatif menetap pada masa remaja. Seorang anak pada awal kehidupannya dalam keadaan tidak berdaya dan secara mutlak tergantung pada orang lain khususnya orang tuanya. Dengan perawatan dan asuhan yang penuh kasih sayang dari orang lain, akan timbul perasaan aman dan mempercayai orang lain dalam memperoleh kesenangan, keinginan dan kebutuhannya. Ketergantungan bayi pada orang lain secara
28
bertahap demi setahap akan berkurang sejalan dengan perkembangan fisiknya, sikap berdiri sendiri sudah mulai dibina sejak tahun kedua dan ketiga, dimana anak mulai menjelajahi lingkungan sekitarnya dan banyak memperlihatkan keinginannya (Gunarsa dan Gunarsa, 2008). Menurut Rank (dalam Sarwono, 2006), pada remaja terjadi perubahan drastis dari ”will”, yaitu dari keadaan ketergantungan pada orang lain pada masa kanak-kanak menuju pada keadaan mandiri di masa dewasa, sampai terbentuknya kepribadian yang mandiri yang menentukan ”self”nya sendiri. Kemandirian, seperti halnya dengan kondisi psikologis yang lain, dapat berkembang dengan baik jika terus diberikan kesempatan untuk terus berkembang melalui latihan secara terus-menerus dan dilakukan sejak dini. Latihan tersebut dapat berupa pemberian tugas-tugas tanpa bantuan, dan tentunya saja tugas-tugas tersebut. disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak. Dengan latihan-latihan tesebut, diharapkan dengan bertambahnya usia akan bertambah pula kemampuan anak untuk berpikir secara objektif, tidak mudah dipengaruhi, berani mengambil keputusan sendiri, tumbuh rasa percaya diri, tidak tergantung kepada orang lain, dan dengan kemandirian akan berkembang dengan baik. (Mu’tadin, 2002). Mengingat kemandirian akan banyak memberikan dampak yang positif bagi perkembangan individu, maka sebaiknya kemandirian diajarkan pada anak sedini mungkin sesuai kemampuannya. Seperti telah diakui segala sesuatu yang dapat diusahakan sejak dini akan dapat dihayati dan akan semakin berkembang menuju kesempurnaan. Latihan kemandirian yang diberikan kepada anak harus disesuaikan dengan usia anak. Contoh: Untuk anak-anak usia 3 - 4 tahun, latihan
29
kemandirian dapat berupa membiarkan anak memasang kaos kaki dan sepatu sendiri, membereskan mainan setiap kali selesai bermain, dll. Sementara untuk anak remaja berikan kebebasan misalnya dalam memilih jurusan atau bidang studi yang diminatinya, atau memberikan kesempatan pada remaja untuk memutuskan sendiri ekstrakurikuler atau hobi yang diminatinya (tentu saja orangtua perlu mendengarkan argumentasi yang disampaikan sang remaja tersebut sehubungan dengan keputusannya). Dengan memberikan latihan-latihan tersebut (tentu saja harus ada unsur pengawasan dari orangtua untuk memastikan bahwa latihan tersebut benar-benar efektif), diharapkan dengan bertambahnya usia akan bertambah pula kemampuan anak untuk berfikir secara objektif, tidak mudah dipengaruhi, berani mengambil keputusan sendiri, tumbuh rasa percaya diri, tidak tergantung kepada orang lain dan dengan demikian kemandirian akan berkembang dengan baik. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian merupakan tugas perkembangan yang harus dimiliki oleh individu. Kemandirian sudah dapat dilihat sejak individu masih kanak-kanak dan mulai mememukan bentuknya pada akhir masa remaja sampai akhir relatif menetap pada masa dewasa awal. Kemandirian itu sendiri merupakan aspek kepribadian yang harus di miliki oleh setiap individu sebab kemandirian dapat mempengaruhi kinerja (performance), membantu mencapai tujuan, prestasi, kesuksesan serta memperoleh penghargaan. Jadi, kemandirian merupakan bekal penting yang harus di miliki setiap individu. Tanpa adanya sifat mandiri dalam diri seseorang, maka individu akan kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan ke padanya.
30
2.3 Santri 2.3.1. Pengertian Santri Dalam Ensiklopedi pendidikan dikemukakan bahwa kata santri berarti orang yang belajar agama. Sedangkan K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi (2005) mengutip pendapat Robson bahwa santri berasal dari bahasa Tamil Sattiri yang diartikan orang yang tinggal di sebuah rumah miskin atau bangunan secara umum. Menurut Mujamil Qomar (2005), santri merupakan peserta didik atau objek penelitian. Tetapi dibeberapa pesantren santri yang memiliki kelebihan potensi intelektual (santri senior) diberikan peluang untuk mengajar santri-santri junior. Santri adalah seorang pelajar yang hidup bersama gurunya atau menempati sebuah asrama pendidikan untuk menuntut ilmu dalam jangka waktu lama dan jauh dari keluarganya. Meskipun pada kenyataannya tidak semua santri adalah pelajar seperti yang dicirikan di atas. Istilah adolesence atau remaja berasal dari bahasa latin adolecentia yang berarti "tumbuh" atau "tumbuh menjadi dewasa". Istilah adolesence seperti yang digunakan saat ini mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 1980). Masa remaja termasuk masa yang sangat menentukan, karena pada masa ini anak-anak mengalami perubahan fisik dan psikisnya. Terjadinya perubahan ini menimbulkan kebingungan dikalangan remaja sehingga masa ini disebut oleh orang barat sebagai periode strum und drang, karena mereka mengalami penuh gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga mudah menyimpang dari aturan-aturan
31
dan norma-norma sosial yang berlaku dikalangan masyarakat (Zulkifli, 2006). Hal tersebut senada dengan Lewin (dalam Monks, 2006) yang menyatakan bahwa remaja ada dalam tempat marginal. Dimana masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan. Hurlock (1980) memberikan batasan usia remaja dengan menggolongkan perkembangan remaja ke dalam dua bagian yaitu remaja awal dan remaja akhir. Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari 13 tahun sampai dengan 16 atau 17 tahun, dan remaja akhir mulai dari usia 16 atau 17 tahun sampai usia 18 tahun, awal masa remaja biasanya disebut sebagai usia belasan (teenagers). Sejalan
dengan
pendapat
Hurlock,
Zakiah
Daradjat
(1994)
mengungkapkan bahwa usia remaja berkisar antara usia 13 tahun sampai pertumbuhan fisik mencapai kematangan (puber), yaitu sekitar umur 16-17 tahun. Pembagian usia remaja menurut Hurlock (1980) dan Zakiah Daradjat (1994) ini yang penulis gunakan sebagai bahan acuan pada karakteristik sampel penelitian yaitu remaja usia 13-18 tahun. Karakteristik Remaja Dibandingkan dengan periode-periode perkembangan sebelumnya, masa remaja tergolong unik, karena banyak terjadi perubahan yang khas pada masa ini. Seperti halnya dalam semua periode selama rentang kehidupan manusia, masa remaja mempunyai karakteristik yang membedakan dengan periode sebelum dan sesudahnya. Karakteristik tersebut seperti yang dikemukakan Hurlock (1980) adalah :
32
a. Masa remaja sebagai periode yang penting b. Masa remaja sebagai periode peralihan c. Masa remaja sebagai periode perubahan d. Masa remaja sebagai usia bermasalah e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik h. Masa remaja sebagai ambang dewasa
2.3.2 Unsur-unsur yang terdapat pada pesantren Menurut Dhofier (dalam Zarkasyi, 2005) pesantren merupakan komplek pendidikan yang meliputi 5 elemen pokok; kyai, santri, masjid, pondok dan pengajaran kitab-kitab klasik Islam. Kelima elemen pesantren tersebut dapat diuraikan sebagai berikut; 1.
Kyai : kyai memiliki peran yang paling esensial dalam pendirian, pertumbuhan, perkembangan dan pengurusan sebuah pesantren. Sebagai pemimpin pesantren, keberhasilan pesantren banyak tergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu, karisma dan wibawa, serta keterampilan kyai. Dalam konteks ini, pribadi kyai sangat menentukan, sebab dia adalah tokoh sentral dalam pesantren.
2.
Santri : santri merupakan unsur yang penting sekali dalam perkembangan sebuah pesantren, karena langkah pertama dalam tahap-tahap membangun pesantren adalah harus ada murid yang datang untuk belajar dari seorang
33
alim. Kalau murid itu sudah menetap di rumah seorang alim, baru seorang alim itu bisa disebut kyai dan mulai membangun fasilitas yang lebih lengkap untuk pondoknya. 3.
Masjid : hubungan antara pendidikan Islam dan masid sangat dekat dan erat dalam tradisi Islam di seluruh dunia. Dulu kaum Muslimin juga selalu memanfaatkan masjid untuk tempat beribadah dan juga sebagai tempat lembaga pendidikan Islam. Sebagai kehidupan rohani, sosial, politik dan pendidikan Islam, masjid memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Dalam konteks pesantren, masjid dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri, terutama dalam praktik sembahyang lima waktu, khutbah, dan sembahyang Jum’at, dan pengajaran kitab-kitab klasik. Biasanya yang pertama didirikan oleh seorang kyai yang ingin mengembangkan sebuah pesantren adalah masjid.
4.
Pondok : definisi singkat istilah pondok adalah tempat sederhana yang merupakan tempat tinggal kyai bersama para santrinya. Di Jawa, besarnya pondok tergantung pada jumlah santrinya. Tanpa memperhatikan jumlah santri, asrama wanita selalu dipisahkan dengan asrama laki-laki. Salah satu fungsi pondok selain sebagai tempat asrama para siap antri, adalah sebagai tempat latihan bagi santri untuk mengembangkan keterampilan kemandiriannya agar mereka siap hidup mandiri dalam masyarakat sesudah tamat dari pesantren. Santri harus bersikap mandiri, misalnya memasak
34
sendiri, mencuci pakaian sendiri dan diberi tugas seperti memelihara lingkungan pondok Sistem asrama ini merupakan ciri khas tradisi pesantren yang membedakan sistem pendidikan pesantren dengan system pendidikan Islam lain seperti system pendidikanndi daerah Minangkabau yang disebut surau. 5.
Pengajaran kitab-kitab klasik : kitab-kitab klasik Islam dikarang para ulama terdahulu, termasuk pelajaran mengenai macam-macm ilmu pengetahuan agama Islam dan bahasa arab. Di kalangan pesantren, kitab-kitab Islam klasik sering disebut kitab kuning oleh karena warna kertas edisi-edisi kitab kebanyakan berwarna kuning. Menurut Dhofier, pada masa lalu pengajaran kitab-kitab Islam klasik merupakan satu-satunya pengajaran formal yang diberikan dalam lingkungan pesantren. Pada saat ini, kebanyakan pesantren telah mengambil pengajaran pengetahuan umum sebagai suatu bagian yang juga penting dalam pendidikan pesantren, namun pengajaran kitab-kitab Islam klasik masih termasuk prioritas tinggi. Pada umumnya, pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang sederhana,
kemudian
dilanjutkan
dengan
kitab-kitab
yang
lebih
mendalam.dan tingkatan suatu pesantren bisa diketahui dari jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa unsur-unsur yang berada pada pesantren meliputi 5 elemen pokok, yaitu; kyai, santri, masjid, pondok dan pengajaran kitab-kitab klasik Islam, merupakan elemen-elemen yang sama pentingnya dalam pendirian, pertumbuhan, perkembangan dan pengurusan
35
sebuah pesantren, tanpa kyai sebuah pesantren tidak akan berkarisma dan mempunyai
sosok
seorang
pemimpin
yang
dapat
menghidupkan
dan
mengembangkan pesantren sebab kyai adalah tokoh sentral dalam pesantren, tanpa adanya santri sebuah pesantren tidak akan ada eksistensinya dan keberadaan orang alim tidak akan dikatakan sebagai kyai, demikian pula tanpa masjid, pondok dan pengajaran kitab-kitab kuning sebuah pesantren tidak dikatakan lengkap dan kurang ada ruhnya, karena ruh dari sebuah pesantren adalah kelima elemen pokok di atas, yaitu kyai, santri, masjid, pondok dan pengajaran kitab-kitab klasik.
2.3.3 Jenis- Jenis Pondok Pesantren 1. Pesantren Salafi Pesantren salafi memiliki aerti, yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik sebagai inti dari pendidikan pesantren, sistem madrasah diterapkan
untuk
memudahkan
system
sorogan
yang
terdapat
dalam
lembaga=lembaga pengajaran pengajian bentuk lama, tanpa mengenalkan pengetahuan umum (Zarkasyi, 2005). Adapaun ciri-ciri dari adalah pesantren ini tidak mengenalkan pengetahuan umum, pesantren salafi biasanya berdomisili di desa, tidak menekankan aspekaspek doktrin-doktrin tetapi pada dogma agama, karena itu bagi kelompok santri salafi ini etika hidup mereka merupakan cerminan dari etika dan perilaku Nabi Muhammad saw, jika dibedakan dengan kelompok abangan maka secara keagamaan kelompok santri salafi memandang dirinya lebih tinggi dalam pemahaman dan kedalaman ilmu agamanya (Zarkasyi, 2005).
36
Ciri yang menonjol pada pesantren salafi adalah pola pengajiannya yang masih menggunakan metode atau sistem sorogan (sistem setoran), hapalan kitabkitab dan teks-teks Arab, dan metode pengajiannya masih melaksanakan pengajian gaya wetonan (bandongan) proses pengajian ini yaitu : mendengarkan, menerjemahkan, membaca, dan seringkali mengulas kitab-kitab Islam klasik dalam Bahasa Arab.
2.
Pesantren Modern Pesantren modern dikenal sebagai pesantren khalaf (menerima hal-hal
yang baru) yang memiliki nilai bai, pembaruan dan modernisasi. Cirri-ciri pesantren modern adalah kelompok santrinya modernis urban (kota) adalah bersifat apologik, yang mempunyai pengertian; Islam merupakan kode etik yang paling tinggi, demikian pula Islam sebagai doktrin social yang terdapat pada kehidupan masyarakat modern (Zarkasyi, 2005). Pondok pesantren ini membina dan mengelola Taman Kanak-kanak (RA, TPA, TKA), Sekolah Dasar (Madrasah Ibtidaiyyah/MI), Sekolah Lanjutan Pertama (Madrasah Tsanawiyah/MTS), Sekolah Menengah Umum (Madrasah Aliyah/MA), Perguruan tinggi (Sekolah Tinngi Agama Islam) dan Kurikulum kitab kuning juga Kursus Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Berdasarkan ciri-cirinya, dapat dibedakan antara dua jenis pesantren, yaitu pesantren salafi yang berkonsentrasi pada pengajaran kitab-kitab Islam klasik, dan teks-teks Arab tradisional, juga masih mempertahankan tradisi-tradisi lama sebagai norma dan yang berlaku di pesantren yang ada sejak lama. Sementara itu pesantren modern tampil dengan gayanya sendiri dengan mengutamakan
37
pemikiran yang bersifat rasional, dan pesantren ini telah mampu menerima hal-hal yang baru, dengan memberikan pengetahuan umum dan membangun sekolahsekolah formal bahkan berani membangun Perguruan Tinggi dan lembagalembaga kursus seperti tersedianya laboratorium computer, dan pelatihan keterampilan lainnya, salah satunya penggunaan Laboratorium Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, olahraga dan lain sebagainya.
2.3.4 Nilai-nilai yang terdapat pada pesantren Menurut Zarkasyi (2008) nilai-nilai yang terdapat pada sebuah pesantren pada umumnya terdiri dari; 1.
Jiwa keikhlasan : jiwa ini ini berarti sepi ing pamrih, yakni berbuat sesuatu bukan karena didorong oleh keinginan memperoleh keuntungan tertentu. Segala pekerjaan dilakukan dengan niat semata-mata ibadah, lillah. Kyai ikhlas dalam mendidik, santri ikhlas dididik dan mendidik diri sendiri, dan para pembantu kyai ikhlas dalam membantu menjalankan proses pendidikan.
2.
Jiwa kesederhanaan : kehidupan di dalam pondok pesantren diliputi oleh suasana kesederhanaan, sederhana tidak berarti pasif atau nerimo, tidak juga berarti miskin dan melarat, kesederhanaan itu berarti sesuai dengan kebutuhan dan kewajaran. Kesederhanaan mengandung nilai-nilai kekuatan, kesanggupan, ketabahan dan penguasaan diri dalam menghadapi perjuangan hidup. Di balik kesederhanaan ini terpancar jiwa besar, berani maju, dan pantang mundur dalam segala keadaan.
3.
Jiwa berdikari : berdikari atau kesanggupan menolong diri sendiri tidak saja dalam arti bahwa santri sanggup belajar dan berlatih mengurus segala
38
4.
Jiwa ukhuwwah diniyyah : kehidupan di pondok pesantren diliputi suasana persaudaraan yang akrab, segala suka dan duka dirasakan bersama dalam jalinan persaudaraan sebagai sesama Muslim. Ukhuwwah ini bukan saja selama mereka dalam pondok, tetapi juga mempengaruhi kearah persatuan umat dalam masyarakat sepulang para santri itu dari pondok.
5.
Jiwa bebas : bebas dalam berfikir dan berbuat, bebas dalam menentukan masa depan, bebas dalam memilih jalan hidup, dan bahkan bebas dari berbagai
pengaruh
negatif
dari
luar.
Kebebasan
ini
tidak
boleh
disalahgunakan menjadi terlalu bebas (liberal) sehingga kehilangan arah dan tujuan atau prinsip. Karena itu, kebebasan ini harus dikembalikan ke aslinya, yaitu bebas di dalam garis-garis disiplin yang positif, dengan penuh tanggung jawab; baik di dalam kehidupan pondok pesantren itu sendiri, maupun dalam kehidupan masyarakat. Kebebasan ini harus selalu didasarkan kepada ajaranajaran agama yang benar berlandaskan kepada Kitab dan Sunnah.
2.4 Kerangka Berfikir Setiap periode mempunyai masalahnya sendiri, namun masalah remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun perempuan. Terdapat dua alasan bagi kesulitan itu. Pertama, sepanjang masa anak-anak, masalah anak-anak diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru, sehingga kebanyakan remaja tidak berpenglaman dalam mengatasai masalah.
39
Kedua, karena para remaja merasa diri mandiri, sehinggaa mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri, menolak bantuan orang tua dan guru (Hurlock, 1980). Ketika remaja menuntut kemandirian, orang dewasa yang bijaksana melepaskan kendali dibidang-bidang dimana remaja dapat mengambil keputusan yang masuk akal tetapi tetap harus membimbing remaja untuk mengambil keputusan-keputusan yang masuk akal pada bidang-bidang dimana pengetahuan remaja terbatas. Secara berangsur-angsur remaja memperoleh kemampuan untuk mengambil keputusan-keputusan matang secara mandiri (Santrock, 2002). Dalam proses perkembangannya, remaja mengalami suatu perkembangan yang semakin jelas diarahkan keluar dirinya, keluar lingkungan keluarga, ke orang lain dalam lingkungan sekitarnya, dan tempat yang akan ditempatinya di dalam masyarakat. Ia harus dapat melepaskan diri dari ikatan orang tua dan membentuk cara hidup pribadi (Gunarsa dan Gunarsa, 2008). Gerakan melepaskan diri dari orang tua ini, menurut Pikunas (dalam Syamsu 2005) merupakan upaya remaja untuk mendapat pengakuan, ingin bersikap mandiri, yang sebenarnya merupakan proses untuk mencapai otonomi diri. Remaja juga makhluk sosial yang hidupnya juga berdampingan dengan orang lain yang ada di lingkungannya. Maka lingkungan masyarakat, keluarga, sekolah atau tempat di mana ia tinggal dapat membentuk perilaku dan kebiasaankebiasaan seseorang termasuk kemandiriannya. Salah satunya remaja yang tinggal di pondok pesantren yang biasa disebut santri, karena memang lingkungannya menuntut mereka untuk lebih mandiri. Karena mereka harus mengatur dirinya
40
sendiri dan harus menyesuaikan tingkah lakunya dalam berhubungan dengan orang lain tanpa di dampingi oleh orang tua atau keluarga. Kemandirian didukung dan dilaksanakan dengan rasa percaya diri yang kuat, karena tanpa itu semua tindakan dan keputusan akan dilaksanakan dengan keragu-raguan Gilmore (1974). Dan bagi orang yang memiliki kemandirian, terdapat kepercayaan diri untuk menghadapi masalah-masalah tanpa bantuan orang lain. Ia akan berusaha keras untuk mengatasi persoalan-persoalan dalam hidupnya (Rogers dalam Koswara, 1989). Orang yang memiliki kemandirian memiliki ciri-ciri yang khas, seperti memiliki kebebasan untuk berpendapat, penuh percaya diri, tanggung jawab, memiliki pertimbangan dalam menghadapi masalah atau keputusan, merasa aman dikala berbeda dengan orang lain, memiliki inisiatif dan kreatif, dan berusaha atas dasar kemampuannya dalam mengatasi masalah-masalah tanpa bantuan orang lain. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Kepercayan diri merupakan modal dasar bagi terbentuknya sikap mandiri, karena didalam individu yang memiliki kepercayaan diri dipastikan memiliki keyakinan untuk menggunakan potensi yang dimilikinya dalam mencapai keberhasilan dan dalam mengatasi persoalan-persoalan hidupnya tanpa bantuan dan bergantung pada orang lain. Dengan demikian diharapkan remaja mampu dan mencapai kedewasaan dengan kemandirian disertai kepercayaan diri, tanggung jawab, dan kemampuan untuk menghadapi kehidupan, mampu mengembangkan hati nurani, moralitas, dan nilai-nilai yang sesuai dengan lingkungan dan kebudayaan, mampu menerima
41
dan mengintegrasikan pertumbuhan badannya dalam kepribadiannya, mampu menentukan peran dan fungsi seksualnya yang adekuat dalam kebudayaan tempatnya berada serta mampu memecahkan masalah dan persoalan hidupnya tanpa bantuan, pengaruh, dan pengawasan dari orang lain. Tabel 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Santri
Kepercayaan diri 1. Merasa adekuat terhadap tindakan 2. Merasa diterima kelompoknya 3. Ketenangan sikap
Kemandirian 1. 2. 3. 4.
Memiliki kebebasan Bertanggung jawab Memiliki pertimbangan Merasa aman ketika berbeda dengan yang lain 5. Kreativitas
Hubungan antara Kepercayaan diri dengan Kemandirian Santri
2.5 Rumusan Hipotesis Berdasarkan teori-teori di atas maka peneliti membuat hipotesa dalam penelitian ini sebagai berikut: Hi
: Ada hubungan antara kepercayaan diri dengan kemandirian santri Pesantren Tahfizh Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung.
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian 3.1.1 Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Tujuan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif ini adalah untuk menarik kesimpulan dari dua variabel yaitu kepercayaan diri dan kemandirian berdasarkan data-data yang diolah dengan metode statistik. Adapun metode yang digunakan dalam peneltitian ini adalah metode korelasional untuk melihat apakah ada hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu kepercayaan diri dengan kemandirian santri Pesantren Tahfizh Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung.
3.2 Definisi dan Operasional Variabel Penelitian 3.2.1. Identifikasi Variabel Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah : a. Kepercayaan diri (independent variable) b. Kemandirian (dependent variable)
42
43
3.2.2. Definisi Konseptual 1. Kepercayaan diri adalah aspek kepribadian yang harus dicapai dalam diri individu yang berfungsi penting untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki yang ditunjukkan dengan adanya sikap yakin atau merasa adekuat terhadap tindakan yang dilakukan, merasa diterima oleh lingkungannya dan memiliki ketenangan sikap (Guildford, 1959). 2. Kemandirian adalah aspek kepribadian yang harus dicapai dalam diri individu untuk menghadapi tantangan dan mencapai kesuksesan hidup yang ditunjukkan dengan sikap bebas,
bertanggung jawab, memiliki
pertimbangan, merasa aman ketika berbeda dengan orang lain dan kreativitas (Gilmore, 1974).
3.2.3. Definisi Operasional Variabel a. Kepercayaan diri adalah skor yang diperoleh dari pengukuran terhadap ciri-ciri kepercayan diri menurut Guildford (1959) yang terdiri dari 3 (tiga) aspek, yaitu : 1. Merasa adekuat terhadap tindakan yang dilakukan: a. Optimis yaitu yakin dengan kemampuan yang dimiliki. b. Tidak selalu membutuhkan dukungan orang lain dalam bertindak. c. Bertindak aktif dalam lingkungannya. 2. Merasa diterima oleh lingkungan: a. Merasa kelompok atau orang lain menyukainya b. Tidak berlebihan dalam bersikap
44
c. Tidak mementingkan diri sendiri d. Merasa puas atas kebersamaan dengan kelompoknya. 3. Memiliki ketenangan sikap: a. Tidak gugup dalam melakukan atau mengatakan sesuatu b. Mampu bekerja secara efektif c. Cukup toleran terhadap situasi
b.
Kemandirian adalah skor yang diperoleh dari pengukuran terhadap ciri-ciri kemandirian menurut Gilmore (1974) yang terdiri dari 5 (lima) aspek, yaitu : 1. Kebebasan: a. Mampu memilih gaya hidup yang disukainya b. Mampu mengambil keputusan secara bebas 2. Tanggung jawab: a. Berani menanggung resiko atas tindakan yang dilakukan b. Berusaha menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. 3. Memiliki pertimbangan: a. Memilki kemampuan dalam mengevaluasi masalah dan situasi b. Mampu mempertimbangkan dan menilai pendapat 4. Merasa aman dikala berbeda dengan orang lain: a. Merasa aman dalam mengeluarkan pendapat berdasarkan nilai-nilai kebenaran di lingkungan yang berbeda b. Mampu mengemukakan pendapat secara konstan.
45
5. Kreativitas: a. Mampu menghasilkan gagasan-gagasan baru yang berguna bagi diri sendiri dan masyarakat b. Tidak mudah menerima ide dari orang lain.
3.3 Pengambilan Sampel 3.3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Gay dalam Sevilla (1993) mendefinisikan populasi sebagai kelompok dimana peneliti akan menggeneralisasikan hasil penelitiannya. Sedangkan Arikunto (2002) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah santri Pesantren Tahfizh Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung tahun pendidikan 2009/2010 yang secara keseluruhan berjumlah 117 orang. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti dan dianggap dapat menggambarkan populasi untuk menarik kesimpulan. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari santri Pesantren Tahfizh Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung tahun pendidikan 2009/2010 yang berjumlah 40 orang.
3.3.2. Teknik Pengambilan dan Karakteristik Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik nonprobabilitas, yaitu teknik sampel bertujuan atau purposive sampling. Yang dimaksud dengan purposive sampling adalah suatu bentuk pengambilan sampel
46
yang dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan seperti tenaga, waktu dan dana (Arikunto,2002). Purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Dalam teknik pengambilan sampel ini ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu : 1. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan cirri-ciri pokok populasi. 2. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi. 3. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat dalam studi pendahuluan.
Sampel dalam penelitian ini adalah 40 orang santri Pesantren Tahfizh Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung yang sesuai dengan karakteristik sampel yang telah ditentukan.
Adapun karakteristik dari sampel penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Santri yang duduk dikelas 1 dan 2 SMA, baik laki-laki maupun perempuan 2. Berusia minimal 13 tahun dan maksimal 18 tahun 3. Masih tercatat aktif sebagai santri Pesantren Tahfizh Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung Tahun Pendidikan 2009/2010 4. Bersedia untuk menjadi responden penelitian
47
3.4 Teknik Pengumpulan Data 3. 4.1. Metode dan Instrumen Penelitian Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala model Likert. Skala model Likert adalah skala yang digunakan untuk menilai atau mengukur suatu sikap atau tingkah laku seseorang (Azwar, 2008). Skala model Likert dalam penelitian ini terdiri dari skala kepercayaan diri dan skala kemandirian. a. Skala Kepercayaan diri Skala kepercayaan diri disusun berdasarkan ciri-ciri kepercayaan diri menurut Guildford (1959). Lihat tabel 3.1. Tabel 3.1 Blue Print Skala Kepercayaan diri Nomor-nomor No.
Aspek
Item
Indikator Fav a. Optimis, yakin akan kemampuan dan
Merasa
Unfav
5,15,17,
7,10,19,
37, 41
24,31,44
11
ketrampilan yang dimiliki.
adekuat 1.
JML
b. Tdk slalu membutuhkan
terhadap tindakan yang dilakukan
dukungan orang lain dalam
1,42, 49, 27, 34
6
60
bertindak. c. Bertindak aktif terhadap
16, 32
3,38,57
5
2, 8
5
11, 50
4
lingkungan. a. Merasa bahwa kelompoknya 26,53,45
Merasa 2.
diterima
oleh
kelompoknya
atau orang lain menyukainya b. Tidak berlebihan dalam
14, 20
48
bertindak. c. Tidak mementingkan diri sendiri. d. Merasa puas atas
4,35, 54, 21,29,48,
8
56
51
12, 59
47, 55
4
9, 30, 58
6,13, 23,
8
kebersamaan dengan kelompoknya. a. Tidak gugup dalam melakukan atau Ketenangan
3.
sikap
40,52
mengatakan sesuai. b. Mampu bekerja secara
25,39,46
18,43
5
22, 36
28, 33
4
efektif. c. Cukup toleran terhadap situasi. TOTAL
60
b. Skala kemandirian Skala kemandirian disusun berdasarkan ciri-ciri kemandirian menurut Gilmore (1974). Lihat tabel 3.2. Tabel 3.2 Blue Print Skala Kemandirian Nomor-nomor No.
Aspek
Indikator
Item Fav
a. kemampuan memilih gaya 1
Memiliki kebebasan
2
jawab
Unfav
23,33,48
26,65
5
17,45,52,
2,30,53
7
6,22,31,
8,12,27,
11
42,47
29,36,
hidupnya dengan bebas b. Kemampuan mengambil keputusan dengan bebas
Bertanggung
JML
a. Berani mengambil resiko atas tindakan yang dilakukan
68
56
49
b. Berusaha menyelesaikan tugs-tugas yang diberikan a. Memiliki kemampuan dlam
3.
Memiliki
9,25,43
7
40,55, 61
4,19,46
6
1, 6, 67
15,21,
6
63
mengevaluasi masalah
pertimbang-an b. Mampu mempertimbangkan dan menilai pendapat a. Merasa aman dalam
4.
3,54,59,
Merasa aman
mengeluarkan pendapat
dikala berbeda
yang berbeda dengan orang
dengan
lain
yang
lain
b. Mampu mengemukakan
58 11,24, 62
37,57,
7
60,69
1, 64, 68
7,13,20
6
18,32,35,
28,44,
10
38,41,50
46, 51
34, 65
5,10,14,
pendapat secara konstan a. Mampu menghasilkan
gagasan-gagasan baru yang 5.
Kreativitas
berguna bagi dirinya sendiri b. Tidak mudah menerima ide dari orang lain
39
TOTAL
Pemberian skor dalam penelitian ini menggunakan skala model Likert dengan empat kemungkinan jawaban, yaitu : sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Masing-masing jawaban baik dari pernyataan yang favorabel atau tidak favorabel (unfavorabel) diberikan nilai yang bergerak dari 1 (satu) sampai 4 (empat) tergantung dari kategori jawaban yang diberikan (lihat tabel 3.3).
6
70
50
Tabel 3.3 Format penilaian Pilihan
Favorable
Unfavorable
(SS) Sangat sesuai
4
1
(S) Sesuai
3
2
(TS) Tidak sesuai
2
3
(STS)Sangat tidak sesuai
1
4
3.5. Teknik Uji Instrumen Penelitian Sebelum digunakan dalam sebuah penelitian, alat ukur haruslah terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Adapun tujuannya agar skala-skala yang di gunakan dalam penelitian ini akurat dan dapat dipercaya atau mengukur apa yang seharusnya diukur. Hal ini dilakukan karena hal utama dalam sebuah pengukuran adalah sejauhmana alat ukur dapat mengukur atribut yang seharusnya diukur. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrumen kepada 30 santri Pesantren Tahfizh Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung yang memiliki karakeristik sama dengan populasi penelitian ini dengan 130 item dari dua skala, yaitu skala kepercayaan diri 60 item dan skala kemandirian 70 item. Uji instrumen dilakukan pada tanggal 29 Mei 2010.
51
Adapun tujuan dari pelaksaan uji instrumen ini adalah : 1. Mengetahui validitas instrumen, dimana skor item dikorelasikan dengan skor total 2. Mengetahui reliabilitas instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat reliabilitas skala tersebut 3. Mengetahui pemahaman respon terhadap pernyataan atau item-item yang diberikan.
3.5.1 Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu skala mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya (Azwar, 2003). Hasil penelitian yang valid adalah bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Dalam penelitian ini teknik uji validitas yang digunakan adalah dengan menggunakan program SPSS versi 15.0 for windows.
1. Hasil Uji Validitas Skala Kepercayaan diri Uji coba terhadap 60 item skala kepercayaan diri, menghasilkan 45 item yang valid dan 15 item yang gugur. 45 item tersebut adalah item-item yang memiliki skor tinggi berdasarkan norma koefisien Cronbach. Item dinyatakan valid apabila > 0,349 (Azwar, 2003). Penyebaran item setelah diuji cobakan dapat dilihat pada tabel berikut :
52
Tabel 3.4 Blue Print Pasca Try Out Skala Kepercayaan diri Nomor-nomor No.
Aspek
Indikator Fav a. Optimis, yakin akan
JML
Item
12,14, 29
Unfav 4,7,16,
7
24
kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki. Merasa 1.
adekuat
terhadap tindakan yang dilakukan
b. Tdk slalu membutuhkn
32,37, 45
26
4
13, 25
1, 30
4
21,34, 40
5
4
11, 17
8
3
2,27,41,
18, 38
6
9
36, 42
3
6, 23, 44
3,10,
7
dukungan orang lain dalam bertindak.
c. Bertindak aktif trhadap lingkuangan.
a. Mrasa bahwa klompoknya atau orang lain menyukainya b. Tidak berlebihan dalam 2.
Mrasa
diterima
oleh klmpoknya
bertindak. c. Tidak mementingkan diri sendiri. d. Merasa puas atas
43
kebersamaan dengan kelompoknya. a. Tidak gugup dalam melakukan/mengatakn
3.
Ketenangan sikap
19, 39
sesuatu. b. Mampu bekerja secara
20,31, 35
15, 33
5
28
22
2
efektif. c. Cukup tolern terhadap situasi. TOTAL
45
53
2.
Hasil Uji Validitas Skala Kemandirian Uji coba terhadap 70 item skala kepercayaan diri, menghasilkan 46 item
yang valid dan 24 item yang gugur. 46 item tersebut adalah item-item yang memiliki skor tinggi berdasarkan norma koefisien Cronbach. Item dinyatakan valid apabila > 0,349 (Azwar, 2003). Penyebaran item setelah diuji cobakan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.5 Blue Print Pasca Try Out Skala Kemandirian Nomor-nomor No.
Aspek
Indikator Fav a. kemampuan memilih gaya 22
1
Memiliki
JML
Item Unfav 42
2
19
3
7, 9, 17,
9
hidupnya dengan bebas
kebebasan
b. Kemampuan
mengambil 13, 28
keputusan dengan bebas a. Berani 2
Bertanggung jawab
mengambil
atas
resiko 5,20, 30
tindakan
yang
dilakukan b. Berusaha
18, 24, 2,34, 37,
menyelesaikan 40
36 8, 16
6
3, 15, 31
6
tugas-tugas yang diberikn a. Memiliki kmampuan dalam 26,35, 3.
Memiliki
mengevaluasi masalah
pertimbangan
39
b. Mampu mempertimbang-kan 1,12,44
3
dan menilai pendapat a. Merasa Merasa 4.
dikala
aman berbeda
dengan yang lain
aman
dalam
38, 45
2
6, 10
5
mengeluarkan pendapat yang berbeda dengan orang lain b. Mampu
mengemukakan
pendapat secara konstan
1, 41, 43
54
a. Mampu
menghasilkan 14,
gagasan-gagasan baru yang 25, 5.
Kreativitas
berguna bagi dirinya sendiri
21, 29, 33
7
27,
32
b. Tidak mudah menerima ide dari orang lain
23, 46
4, 11
TOTAL
3.5.2 Uji Reliabilitas Reliabilitas berhubungan dengan konsistensi. Suatu instrumen penelitian disebut reliabel apabila instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang diukurnya. Jika hasil penilaian yang diberikan oleh instrumen tersebut konsisten, maka memberikan jaminan bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya. Uji Reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya, yang mana apabila dilakukan beberapa kali pengukuran diperoleh hasil yang relatif sama. Dalam penelitian ini uji reliabilitas yang digunakan adalah dengan menggunakan uji statistik Alpha Cronbach dengan menggunakan program SPSS versi 15.0 for windows. Setelah memperoleh hasil perhitungan yang tepat, selanjutnya hasil perhitungan tersebut disesuaikan dengan kaidah yang baku untuk mengetahui tinggi rendahnya alat ukur tersebut, kaidah baku untuk mengetahui tingkat realibilitasnya adalah :
4 46
55
Tabel 3.6 Kaidah Baku Tingkat Realibilitas Kriteria
Koefisien realibilitas
Sangat reliabel
> 0,9
Reliabel
0,7-0,9
Cukup reliabel
0,4-0,7
Kurang reliabel
0,2-0,4
Tidak reliabel
< 0,2
Hasil uji coba reliabilitas item yang valid pada skala kepercayaan diri diperoleh koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,766. Hal ini menunjukkan bahwa skala kepercayaan diri reliabel. Pada Hasil uji coba reliabilitas item yang valid pada skala Kemandirian diperoleh koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,777. Hal ini menunjukkan bahwa skala Kemandirian reliabel Berdasarkan data tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kedua instrumen yang digunakan reliabel sehingga dapat dipercaya untuk dijadikan alat ukur.
3.6 Teknik Analisa Data Teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini didasarkan atas tujuan dan hipotesis dari penelitian, yaitu untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variable bebas (x) dalam hal ini kepercayaan diri dengan variabel terikat (y) yaitu kemandirian. Dalam penelitian korelasional, besar atau tingginya hubungan antar variabel dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Koefisien korelasi adalah besaran
56
yang dapat menunjukkan kekuatan hubungan antara dua variabel dan dapat diketahui berdasarkan nilai r hasil analisis korelasi.. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan teknik statistik sesuai dengan program SPSS versi 15.0 for windows untuk mengetahui hubungan diantara kedua variable tersebut.
3.7
Prosedur Penelitian Berkaitan dengan jalannya penelitian ini,peneliti meracanakan langkah-
langkah prosedur penelitian yang menunjang kelancaran dan keberhasilan penelitian ini dalam beberapa tahap, yaitu : 1.
Tahap persiapan penelitian •
Diawali dengan perumusan masalah yang akan diteliti
•
Menentukan variable penelitian yang akan diteliti
•
Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan landasan teoritis yang tepat mengenai variabel penelitian
•
Menentukan lokasi penelitian
•
Menentukan, menyusun dan menyiapkan instrumen atau alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian yaitu berupa skala sikap model Likert (skala
Kepercayaan
diri
dan
skala
Kemandirian),
dan
mengkonsultasikannya kepada dosen pembimbing skripsi. •
Membuat surat izin untuk melakukan penelitian kepada pihak Fakultas Psikologi dan meminta izin melakukan peneltian kepada kepala Pesantren Tahfizh Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung.
57
2.
Tahap pengujian alat ukur (try out) Setelah melakukan penyusunan skala, peneliti melanjutkan dengan melaksanakan uji coba alat ukur (try out) kepada 30 santri Pesantren Tahfizh Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung yang dilakukan pada tanggal 29 Mei 2010. Uji coba ini dilakukan dengan menyebar skala kepercayaan diri dan skala kemandirian. Setelah melakukan uji coba, peneliti melanjutkan dengan melakukan uji validitas dan uji reliabilitas pada skala yang digunakan untuk penelitian. Uji validitas dilakukan dengan cara mengkolerasikan skor setiap item dengan skor total, dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson dan penghitungannya dilakukan dengan menggunakan bantuan system komputerisasi SPSS versi 15.0 For Windows.
3.
Tahap pelaksanaan penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan pada hari Kamis tanggal 04 Juni 2010 di
Pesantren Tahfizh Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan skala yang sudah direvisi dari hasil uji coba sebelumnya. Dari populasi yang berjumlah 117 orang santri, peneliti mengambil 40 orang santri untuk dijadikan sampel penelitian yang terdiri dari santri yang duduk di kelas 1 dan 2 SMA. Peneliti tidak mengambil sampel santri yang duduk di kelas 1 dan 2 SMP karena pada saat penelitian berlasung sampel santri SMP yang duduk di kelas 1 dan 2 SMP tidak berada di tempat dikarenakan sedang mengikuti kegiatan field trip camp selama 3 hari yang diadakan oleh pihak sekolah.
58
4.
Tahap pengolahan data •
Setelah data penelitian terkumpul maka peneliti melakukan skoring terhadap hasil skala yang telah diisi oleh subyek penelitian.
•
Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh, kemudian membuat tabel data.
•
Melakukan analisa data dengan menggunakan metode statistik untuk menguji hipotesis penelitian dan korelasi antar variabel penelitian.
5.
Tahap pembahasan •
Menginterpretasikan dan membahas hasil analisis statistik-statistik berdasarkan teori.
•
Merumuskan kesimpulan dan laporan akhir dari penelitian yang telah dilaksanakan.
BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISA DATA
4.1 Latar Belakang Responden Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pesantren Tahfizh Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung, dengan melibatkan 40 orang responden yang masih tercatat aktif sebagai santri Pesantren Tahfizh Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung Tahun Pendidikan 2009/2010. Berikut ini akan diuraikan gambaran responden berdasarkan jenis kelamin, usia dan kelas Dari 40 responden yang diteliti, sebanyak 23 santri (57,5%) berjenis kelamin laki-laki, sementara sisanya sebanyak 17 santri (42,5%) merupakan responden perempuan. Sedangkan berdasarkan usia, dari 40 responden yang diteliti sebanyak 12 santri (30%) yang berusia 15 tahun, 15 santri (37,5%) yang berusia 16 tahun, dan 13 santri (32,5%) yang berusia 17 tahun. Santri yang mengikuti penelitian terdiri dari santri yang duduk di kelas 1 SMA yang berjumlah 20 santri (50%), demikian pula dengan yang duduk di kelas 2 SMA berjumlah 20 orang (50%). Untuk lebih jelasnya lihat tabel 4.1.
59
60
Tabel 4.1 Latar Belakang Responden Penelitian N = 40 Latar Belakang
Frekuensi
Persentase
Laki-laki
23
57,5%
Perempuan
17
42,5%
15 Tahun
12
30%
16 Tahun
15
37,5%
17 Tahun
13
32,5%
1 SMA
20
50%
2 SMA
20
50%
Jenis Kelamin
Usia
Kelas
4.2. Presentasi Data 4.2.1. Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1.1. Gambaran Kepercayaan diri Untuk menentukan tingkat kepercayaan diri menggunakan kategorisasi jenjang yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Dalam menentukan jenjang tersebut diperoleh nilai skala yaitu 1, 2, 3 dan 4 dengan jumlah item 45. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2
61
Tabel 4.2 Statistik Kepercayaan diri Skala
Item
N
Kepercayaan diri
45
40
Skor min Skor max 137
166
Mean
SD
152.2500 7.03745
Berdasarkan tabel 4.2. Diketahui jumlah responden penelitian adalah 40 orang, dengan skor kepercayaan diri terendah adalah 137, skor tertinggi 166 , dan nilai rata-rata 152 serta standar deviasi sebesar 7. Dalam penyajian data, peneliti membuat Kategorisasi ke dalam tiga kategori. Kategori ini bertujuan untuk menempatkan responden dalam tiga kategori, yaitu : tinggi, sedang dan rendah. Ketegorisasi jenjang tersebut dapat diinterpretasikan seperti tabel 4.3.
Tabel 4.3 Interpretasi skor kepercayaan diri Kategori
Klasifikasi
Interval
Tinggi
X > (M+1 SD)
X >156
Sedang
(M+SD) < X<(M-1SD)
148 <X<156
Rendah
X < (M-1SD)
X<148
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa responden yang masuk pada kategori tinggi adalah responden yang memiliki skor di atas 156, sedangkan responden yang masuk pada kategori sedang adalah responden yang memiliki skor antara 148-156. Responden yang memiliki skor di bawah 148 adalah responden yang masuk dalam kategori rendah.
62
Tabel 4.4 Kategorisasi skor Skala Kepercayaan diri No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Tinggi
13
32,%
2
Sedang
16
40%
3
Rendah
11
27,5%
40
100%
Jumlah
Tabel 4.4 tersebut menunjukkan bahwa dari 40 responden terdapat 13 (atau 32,5%) responden yang memiliki kepercayaan diri tinggi, 16 (atau 40%) responden memiliki kepercayaan diri sedang, dan 11 (atau 27,5%) responden memiliki kepercayaan diri rendah. Hal ini berarti bahwa responden yang memilki skor kepercayaan diri sedang lebih banyak daripada responden yang memiliki skor kepercayaan diri tinggi maupun rendah.
4.2.1. 2. Gambaran Kemandirian Untuk menentukan tingkat kemandirian menggunakan kategorisasi jenjang yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Dalam menentukan jenjang tersebut diperoleh nilai skala yaitu 1, 2, 3 dan 4 dengan jumlah item 46. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Statistik Kemandirian Skala
Item
N
Skor min
Skor max
Mean
SD
Kemandirian
46
40
143
171
157.2000
6.97321
63
Berdasarkan tabel 4.5. Diketahui jumlah responden penelitian adalah 40 orang, dengan skor kemandirian terendah adalah 143, skor tertinggi 171 , dan nilai rata-rata 157 serta standar deviasi sebesar 7. Dalam penyajian data, peneliti membuat Kategorisasi ke dalam tiga kategori. Kategori ini bertujuan untuk menempatkan responden dalam tiga kategori, yaitu : tinggi, sedang dan rendah. Ketegorisasi jenjang tersebut dapat diinterpretasikan seperti tabel 4.6. Tabel 4.6 Interpretasi skor Kemandirian Kategori
Klasifikasi
Interval
Tinggi
X > (M+1 SD)
X > 161
Sedang
(M+SD) < X<(M-1SD)
153 <X<161
Rendah
X < (M-1SD)
X<153
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa responden yang masuk pada kategori tinggi adalah responden yang memiliki skor di atas 161, sedangkan responden yang masuk pada kategori sedang adalah responden yang memiliki skor antara 153-161. Responden yang memiliki skor di bawah 153 adalah responden yang masuk dalam kategori rendah. Tabel 4.7 Kategorisasi skor Skala kemandirian No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Tinggi
12
30%
2
Sedang
20
50%
3
Rendah
8
20%
40
100%
Jumlah
64
Tabel 4.7 tersebut menunjukkan bahwa dari 40 responden terdapat 12 (atau 30%) responden yang memiliki kemandirian tingggi, 20 (atau 50%) responden yang memiliki kemandirian sedang, dan 8 (atau 20%%) responden yang memiliki kemandirian rendah. Hal ini berarti bahwa responden yang memilki skor kemandirian sedang lebih banyak daripada responden yang memiliki skor kemandirian tinggi maupun rendah.
4.3 Uji Hipotesis Pengujian hipotesis ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah koefisien korelasi yang didapatkan signifikan pada taraf yang ditentukan atau tidak. Dalam menghitung koefisien korelasi, peneliti menggunakan koefisien korelasi Product Moment. Hal ini dikarenakan data-data yang diperoleh adalah data yang bersifat interval, berdistribusi normal serta memiliki varian yang sama. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 5.0 for Windows. Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Kepercayaan Dri Kepercayaan Dri
Kemandirian
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Kemandirian 1
.481(**)
40
.002 40
.481(**)
1
.002 40
40
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
65
Dalam hal ini, peneliti menggunakan taraf signifikansi 0,05 (5%), dengan jumlah sampel 40 orang. Nilai r dalam tabel Pruduct Moment, dengan sampel 40 dan taraf signifikansi 0,05 (5%), menunjukkan nilai r tabel = 0,304. Hasil yang diperoleh yaitu r hitung (0,481) > r tabel (0,304). Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan dapat disimpulkan bahwa koefisien
korelasi kepecayaan diri dengan kemandirian
adalah signifikan. Ini berarti bahwa ada hubungan antara kepercayaan diri dengan kemandirian santri Pesantren Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung. Adanya hubungan antara kedua variabel itu searah. Artinya, peningkatan satu variabel akan diikuti oleh peningkatan variabel lain, sehingga semakin tinggi kepercayaan diri pada santri maka akan semakin tinggi pula tingkat kemandiriannya. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah kepercayaan diri santri maka akan semakin rendah pula kemandiriannya.
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan penulis, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan kemandirian santri Pesantren Tahfizh Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung yang ditandai dengan nilai r hitung sebesar 0,481 yang lebih besar dari r tabel sebesar 0,304. Artinya semakin tinggi tingkat kepercayaan diri santri maka semakin tinggi pula kemandiriannya, begitu pula sebaliknya, semakin rendah kepercayaan diri maka semakin rendah pula kemandiriannya.
5.2 Diskusi Dari hasil penelitian ini telah didapatkan bahwa hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan kemandirian santri Pesantren Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Gilmore (1974) yang menyatakan kemandirian didukung dan dilaksanakan dengan rasa percaya diri yang kuat, karena tanpa itu semua tindakan dan keputusan akan dilaksanakan dengan keraguraguan.
Gilmore (1974) menyatakan bahwa kemandirian adalah aspek
kepribadian yang harus dicapai dalam diri individu untuk menghadapi tantangan dan mencapai kesuksesan hidup yang ditunjukkan dengan sikap bebas untuk
66
67
berpendapat, bertanggung jawab, memiliki pertimbangan, merasa aman ketika berbeda dengan orang lain dan kreativitas. Hal tersebut senada dengan Rogers (dalam Koswara, 1989) bahwa pada orang yang memiliki kemandirian, terdapat kepercayaan diri untuk menghadapi masalah-masalah tanpa bantuan orang lain. Ia akan berusaha keras untuk mengatasi persoalan-persoalan dalam hidupnya. Individu yang memiliki kemandirian memiliki ciri-ciri yang khas, seperti memiliki kebebasan untuk berpendapat, penuh percaya diri, tanggung jawab, memiliki pertimbangan dalam menghadapi masalah atau keputusan, merasa aman dikala berbeda dengan orang lain, memiliki inisiatif dan kreatif, dan berusaha atas dasar kemampuannya dalam mengatasi masalah-masalah tanpa bantuan orang lain. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hamdan (2004) tentang kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi pada siswa SMUN I Setu Bekasi yang menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi pada siswa SMUN I Setu Bekasi, Peneliti menyimpulkan apabila kepercayaan diri semakin tinggi maka akan semakin tinggi pula motivasi berprestasi dari siswa SMUN I Setu Bekasi dan sebaliknya. Dengan demikian diharapkan remaja mampu dan mencapai kedewasaan dengan kemandirian disertai kepercayaan diri, tanggung jawab, dan kemampuan untuk menghadapi kehidupan, mampu mengembangkan hati nurani, moralitas, dan nilai-nilai yang sesuai dengan lingkungan dan kebudayaan, mampu menerima
68
dan mengintegrasikan pertumbuhan badannya dalam kepribadiannya, mampu menentukan peran dan fungsi seksualnya yang adekuat dalam kebudayaan tempatnya berada serta mampu memecahkan masalah dan persoalan hidupnya tanpa bantuan, pengaruh, dan pengawasan dari orang lain.
5.3 Saran Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu diharapkan bagi para peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan tema yang sama disarankan untuk dapat menutupi kekurangan dan kelemahan dalam penelitian ini. berikut ini beberapa hal yang dapat dipertimbangkan sebagai saran praktis dan teoritis : 5.3.1 Saran Teoritis 1.
Agar dapat benar-benar mewakili populasi, diperlukan jumlah subyek yang lebih banyak lagi dengan pengambilan sampel yang lebih luas.
2.
Pemilihan subyek penelitian hendaknya tidak hanya satu pesantren saja namun lebih dari satu pesantren sehingga lebih dapat mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dengan kemandirian.
3.
Pemilihan variabel penelitian dapat beragam lagi seperti kepercayaan diri dengan kreativitas, konsep diri, pola asuh, prestasi belajar, pengambilan keputusan dan lain-lain sehingga dapat memperkaya informasi mengenai kepercayaan diri.
69
5.3.2 Saran Praktis 1.
Kepada pimpinan pesantren disarankan untuk memiliki komitmen tinggi dalam menumbuhkan dan meningkatkan kepribadian santri yang ideal, khususnya kepercayaan diri dan kemandirian pada santrinya, agar santri tidak tergantung pada keberadaan office boy dan office girl serta pembimbing diharapkan pimpinan pesantren dapat mengalih fungsikan office boy dan office girl menjadi petugas dapur atau loundrey, dan pembimbing menjadi staf pengajar di sekolah. Sehingga santri dapat mandiri dan SDM dapat diefektifkan.
2.
Kepada sekolah diharapkan agar tidak hanya terfokus pada pencapaian target akademik santri saja, tetapi akan lebih baik apabila dapat menambah kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan lainnya yang menarik sesuai dengan minat dan bakat santri. Kegiatan tersebut merupakan wadah bagi santri untuk belajar tentang kepercayaan diri dan kemandirian sehingga pada akhirnya tercapai sikap kemandirian yang tinggi dikalangan santri.
3.
Kepada para guru/ustadz-ustadzah dan orang tua diharapkan mampu memupuk rasa kepercayaan diri pada anak secara dini dengan memberikan latihan berupa pemberian tugas-tugas tanpa bantuan, dan tentunya saja tugastugas tersebut. disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak. Agar suatu saat ketika anak mencapai usia remaja diharapkan mampu mengatasi persoalan-persoalan hidupnya dengan penuh percaya diri yang pada akhirnya remaja mampu mencapai kemandirian yang optimal.
70
4.
Kepada guru BK diharapkan dapat memaksimalkan fungsinya dengan memberikan layanan bimbingan, khususnya bimbingan pribadi dan sosial secara intensif agar para santri dapat memantapkan kepribadiannya terutama dalam hal kemandirian. Dan mengusulkan kepada pimpinan pesantren untuk menyediakan ruangan khusus bimbingan dan konseling sehingga santri dapat dengan nyaman mengungkapkan masalah-masalahnya, sehingga fungsi bimbingan dan konseling menjadi lebih efektif.
5.
kepada
santri-santri
di
pesantren
diharapkan
dapat
meningkatkan
kepercayaan dirinya dengan ikut aktif dalam kegiatan-kegiatan yang telah diprogramkan oleh pesantren atau sekolah yang merupakan wadah bagi santri untuk belajar tentang kepercayaan diri dan kemandirian. Diharapkan dengan semakin tingginya kepercayaan diri maka akan semakin tinggi pula kemandiriannya.
DAFTAR PUSTAKA Agustian, Ginanjar, A. (2005). ESQ. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual. Jakarta: Arga. Angelis, Barabara, De. (1995). Confidence : Percaya Diri Sumber Sukses Dan Kemandirian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Cipta.
Rieneka
Azwar, S. (2003). Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. _______. (2008). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Calvin, Hall dan Lindzey. (1993). Teori-Teori Psikodinamik. Jakarta: Kanisius. Chaplin, J.P. (2008). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Covey, R. Stephen. (1997). The 7 Habits Of Highly Effective People, (7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif). Jakarta: Binarupa Aksara. Daradjat, Z. (1994). Remaja Harapan dan Tantangan. Jakarta: CV. Ruhama. Gilmore J.V. (1974). The Pruductive Personality. San Francisco: Allian Publishing Company. Guildford. (1959). Personalit. New York: Mc. Graw Hill. . Gunarsa, Julia, S., dan Gunarsa, S. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hamdan. (2004). Hubungan antara Kepercayaan diri dengan Motivasi Berprestasi Pada Siswa SMUN I Setu Bekasi. Skripsi Fakultas Psikologi Gunadarma Jakarta. Hasan, dkk. (1990). Kamus Istilah Psikologi. Jakarta: Pusat pengembangan Bahasa, DepDikBud. Hurlock B. Elisabeth. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Alih bahasa Istiwidayanti dan Soedjarwo Jakarta: Erlangga.
Koswara, E. (1991). Teori-Teori Kepribadian. Bandung: PT Eresco. _______. (1989). Motivasi Teori dan Penelitiannya. Bandung: PT Angkasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. (2008). Tim Penyusun Kamus. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Erlangga. Lindenfield, Gael. (1997). Pedoman Bagi Orang Tua, Mendidik Anak Agar Percaya Diri. Jakarta: Arcan. LN, Syamsu, Y. (2005). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. L, Zulkifli. (2003). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Monks, F.J., Knoers, A.M.P, Siti Rahayu Haditono. (2006). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: UGM Press. Muhammad, S. (2008). Patriotisme, Nasionalisme dan Kemandirian Santri. Jakarta: http://www.pmii-komfeis.or.id/artikel.html. Mu’tadin, Z. (2002). Kemandirian sebagai suatu Kebutuhan Psikologis Remaja. Jakarta: team.e-psikologi.com.http://www. e-psikologi.com. Nashori,. 1999. Psikologika: Jurnal Psikologi. No. 6 tahun III, Yogyakarta: UGM. Nurhayati, Y. (2002). Perbedaan Konsep Diri dan Kemandirian antara Laki-laki dan Perempuan. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Qomar, M. (2005). Pesantren dan Transformasi Metodologi menuju Demokrasasi Institusi,Jakarta: Erlangga. Rini, F, Jacinta. 2002. Artikel : Memupuk Rasa Percaya Diri. Jakarta: team.epsikologi.com.http://www. e-psikologi.com. Rakhmat, J. (2008). Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Santrock, Jhon W. (2002). Life Spand Development, alih bahasa Juda Damanik dan Achmad Chusairi, Jakarta: Erlangga. Sarwono, W. S.. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Sevilla, G Consuelo, (et.al). (1993). An Introduction to Research Methods. Alimudin Tuwu (Terj). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI-Press. Sujanto, A. (2008). Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Bumi Aksara. Usnah. (2002). Hubungan antara Penggunaan Jilbab dengan Kepercayaan Diri Remaja. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Zarkasyi, Abdullah, S. (2005). Gontor dan Pambaharuan Pendidikan Pesantren. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. .
INFORM CONSENT
Assalaamu’alaikum waraahmatullaahi wabarakaatuh. Saya mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini sedang mencari data tentang “Hubungan Kepercayaan diri dengan Kemandirian Santri Pesantren Tahfizh Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung”. Data tersebut diperlukaan guna pemenuhan tugas akhir (Skripsi). Saya mohon kesediaan rekan-rekan untuk menjadi responden dalam pengumpulan data ini. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih banyak kepada rekan-rekan yang bersedia menjadi responden, dan bagi rekanrekan yang bersedia saya harapkan untuk menuliskan persyaratan kesediaan pada bagian berikut ini : Yang bertanda tangan di bawah ini : Inisial
: ………………………
Usia/Jenis Kelamin : ………………….L/P Sekolah/Kelas
: SMP/SMA/ ………..
Menyatakan bahwa : 1. Saya bersedia menjadi responden dalam pengumpulan data ini 2. Data saya dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan pengumpulan data untuk tugas akhir dalam mencapai gelar kesarjanaan.
Wassalaamu’alaikum waraahmatullaahi wabarakaatuh. Bandung, ................2010
INSTRUMENT TRY OUT
Petunjuk pengisian Di bawah ini, terdapat sejumlah pernyataan yang berkaitan dengan “Hubungan Kepercayaan diri dengan Kemandirian Santri Pesantren Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung”. Anda diminta untuk memberi tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai dengan diri anda. Di bawah ini terdapat 4 (empat) alternatif jawaban, yaitu : SS
: Sangat setuju
S
: Setuju
TS
: Tidak setuju
STS
: Sangat tidak setuju
Contoh Pengisian : NO
PERNYATAAN
1
Saya tidak mudah percaya pada orang lain
2
Saya sering merasa cemas bila diajak bicara
SS
S
TS
STS
X X
Tidak ada jawaban yang dianggap salah. Semua jawaban adalah benar, selama menggambarkan pribadimu yang sebenarnya.
A.
SKALA KEPERCAYAAN DIRI
NO 1
PERNYATAAN Saya dapat merapikan kamar dan barangbarang saya sendiri tanpa bantuan orang lain
2
Saya merasa banyak teman-teman saya yang menolak untuk sekelompok dengan saya
SS
S
TS
STS
3
Saya malas untuk mengikuti kerja bakti yang diadakan oleh sekolah/pesantren
4
Saya senang menjenguk teman dan guru yang sakit atau tertimpa musibah
5
Saya
dapat
menerima
kelebihan
dan
kekurangan yang saya miliki 6
Saya
canggung
bila
harus
bepergian
seorang diri 7
Saya merasa tidak memiliki kemampuan yang bisa dibanggakan
8
Saya merasa banyak orang yang tidak menyukai saya
9
Saya termasuk orang yang tegas dalam mengambil sikap
10
Saya tidak yakin dapat menyelesaikan tugastugas yang diberikan kepada saya
11
Saya sering melanggar peraturan sekolah/ pesantren untuk mendapat perhatian dari orang tua dan guru
12
Saya senang bertemu dengan orang baru
13
Saya merasa cemas untuk bertanya kepada orang baru tentang hal-hal yang tidak saya mengerti/ketahui
14
Saya berusaha bertingkah laku sewajarnya terhadap teman-teman yang mendekati saya
15
Saya
selalu
optimis
walaupun
saya
mengalami kegagalan 16
Saya termasuk siswa yang aktif mengisi madding pesantren/sekolah
17
Saya bangga dengan kemampuan yang saya miliki
18
Saya sering memanfaatkan waktu luang yang ada dengan bermain game, gangguin teman ataupun perbuatan lain yang tidak bermanfaat
19
Saya adalah orang yang mudah menyerah bila menghadapi kesulitan
20
Saya senang berpenampilan apa adanya dan tidak berlebihan
21
Saya tidak suka menyisihkan sebagian uang jajan saya untuk orang lain atau untuk membantu kegiatan sekolah/pesantren
22
Saya mudah memaafkan orang lain yang menyakiti atau mengecewakan saya
23
Saya merasa cemas bila berbicara di depan orang banyak
24
Saya mudah putus asa bila mengalami kegagalan
25
Saya dapat memanfaatkan waktu luang dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat
26 27
Saya merasa ide-ide
atau pendapat saya
banyak diterima oleh teman-teman saya Saya selalu membutuhkan nasehat dan dorongan dari teman-teman untuk dapat memecahkan masalah saya
28
Saya sulit menerima maaf orang lain yang menyakiti atau mengecewakan saya
29
Saya merasa bosan bila mendengarkan teman curhat tentang masalahnya
30
Saya selalu tenang dalam menghadapi segala kesulitan dan masalah yang menimpa saya
31
Saya merasa tidak memiliki kemampuan yang bisa dibanggakan
32
Saya aktif mengikuti kegiatan organisasi yang diadakan di dalam maupun di luar sekolah/pesantren
33
Saya
tidak
bisa
menerima
perbedaan
pendapat yang terjadi antara saya dengan teman-teman 34
Saya suka meminta bantuan orang lain untuk mengerjakan tugas saya, meskipun tugas itu dapat saya lakukan sendiri
35
Saya dapat bekerja sama dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan teman
36
Saya
selalu
menghargai
perbedaan
pendapat yang terjadi antara saya dengan teman-teman 37
Saya yakin kelak akan jadi orang sukses
38
Saya lebih senang menjadi penonton saja dari
pada
terlibat
aktif
dalam
sebuah
kegiatan 39
Saya
selalu
merencanakan
segala
sesuatunya sebelum melakukan aktivitas 40
Saya sering merasa gugup bila berceramah di depan teman-teman
41
Saya yakin mampu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepada saya dengan baik
42
Saya dapat mengambilan keputusan sendiri
43
Saya belajar bila ada PR atau ujian saja
44
Saya tidak yakin kesuksesan akan berpihak kepada saya
45
Saya merasa banyak teman-teman saya yang curhat dan meminta pendapat saya
46
Saya selalu tepat waktu dalam mengerjakan dan mengumpulkan tugas
47
Saya sulit beradaptasi dengan teman baru dan lingkungan baru
48
Saya tidak suka bertukar pikiran dengan orang lain
49
Saya tidak suka pekerjaan saya dikerjakan oleh orang lain
50
Saya
senang
berpenampilan
yang
mencolok/berbeda dengan santri lain untuk mencari perhatian teman dan lingkungan 51
Saya merasa membantu orang lain itu membuang-buang waktu, uang dan tenaga
52
Saya merasa tidak tenang berada di antara orang-orang baru
53
Saya
merasa
teman-teman
pesantren
menyukai saya 54
Saya senang membantu orang lain dalam segala aktivitas
55
Saya merasa takut menjalin persahabatan dengan orang yang baru saya kenal
56
Saya
senang
meluangkan
waktu
untuk
membantu menjelaskan pelajaran yang tidak dimengerti oleh teman-teman saya 57
Saya lebih senang berada di kamar daripada mengikuti kegiatan
58
Saya cukup tenang dalam mengemukakan pendapat di depan orang banyak
59
Saya mudah bergaul dengan siapa saja meskipun
berbeda
kelas
ataupun
sekolah/pesantren 60
B.
Saya adalah orang yang mandiri
SKALA KEMANDIRIAN
NO 1
PERNYATAAN
SS
Saya senang memberikan kritik dan saran untuk kemajuan sekolah/pesantren
2
Saya sering meminta pendapat teman sebelum
mengikuti
kegiatan
di
sekolah/pesantren 3
Saya berusaha menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepada saya dengan baik
4
Saya bingung bila dihadapkan dengan sebuah masalah/persoalan
5
Saya mudah dipengaruhi oleh teman-teman untuk melakukan tindakan negative
6
Saya selalu bertanggung jawab atas pilihan hidup yang saya ambil
7
Saya
selalu
diam
pada
saat
diskusi
berlangsung 8
Saya selalu datang terlambat dalam segala aktivitas sekolah/pesantren
9
Saya
selalu
terlambat
mengumpulkan
tugas-tugas saya 10
Saya senang menerima contekan pada saat ujian berlangsung
S
tTS
STS
11
Saya tidak akan mengikuti pendapat orang banyak, jika pendapat itu tidak sesuai dengan hati nurani saya
12
Saya malas melaksanakan jadwal piket saya
13
Saya merasa tidak mampu memberikan nasihat pada teman yang sedang memiliki masalah
14
Saya mudah tergoda oleh rayuan teman untuk meluangkan waktu dengan santaisantai dan bermain
15
Menurut
saya
tidak
perlu
mempertimbangkan setiap keputusan yang akan ambil diambil karena buang-buang waktu 16
Saya penilai
mampu
mempertimbangkan
pendapat
orang
lain
dan dalam
mengambil keputusan 17
Saya selalu melakukan sesuatu tanpa paksaan dari orang lain
18
Saya selalu punya ide-ide segar untuk menghidupkan
kegiatan
organisasi
pesantren 19
Saya sering ragu dengan apa yang saya putuskan dan lakukan
20
Saya malas memberikan pendapat pada saat pelajaran yang tidak saya suka
21
Saya dapat membuat keputusan dengan sangat cepat
22
Saya siap menerima konsekuensi bila saya melanggar peraturan sekolah/pesantren
23
Saya
memilih
untuk
berpenampilan
sederhana di setiap acara yang diadakan oleh sekolah/ pesantren 24
Saya
akan
mempertahankan
pendapat
yang saya anggap benar meskipun orang lain tidak setuju 25
Saya tidak pernah membuat catatan kecil yang
mengingatkan
saya
untuk
mengerjakan tugas sehingga saya lalai mengerjakannya 26
Saya merasa nyaman dengan penampilan dan gaya sesuai pilihan orang tua
27
Saya takut bila harus menanggung akibat atas perbuatan yang saya lakukan
28
Saya enggan mencoba hal-hal yang baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya
29
Saya akan minta dijemput oleh orang tua jika
melakukan
kesalahan
disekolah/pesantren 30
Saya selalu menelpon orang tua untuk bertanya ekskul apa yang boleh diikuti
31
Saya selalu datang tepat waktu di sekolah/ pesantren setelah perpulangan
32
Saya mampu menghidupkan suasana kelas yang
membosankan
menjadi
menyenangkan 33
Saya merasa nyaman dengan penampilan saya saat ini, karena penampilan ini pilihan saya
34
Saya tidak mudah menerima pendapat orang jika tidak disertai dengan alasanalasan yang kuat
35
Saya senang mencoba hal-hal yang baru
36
Saya tidak akan mengakui kesalahan yang saya lakukan karena menurut saya itu adalah perbuatan bodoh
37
Saya takut dijauhi oleh teman-teman jika berbeda pendapat dengan mereka
38
saya mampu membuat dan mengajarkan kreativitas yang dapat menambah keahlian teman-teman di sekolah/pesantren
39
Saya mudah menerima saran dan pendapat dari orang lain
40
Saya mampu membedakan antara masalah yang ringan dan yang berat
41
Saya selalu mempunyai alternatif jawaban atas sebuah pertanyaan
42
saya berani minta maaf jika melakukan kesalahan
43
Saya selalu menunda-nunda tugas yang diberikan kepada saya
44
Saya tidak suka bekerja sama pada saat mengerjakan ujian
45
Saya
senang
jika
dapat
memutuskan
segala sesuatunya sendiri 46
Menurut saya ide-ide saya selalu monoton (itu-itu saja)
47
Saya berani menanggung resiko atas setiap perbuatan yang saya lakukan
48
Saya senang jika orang tua memberikan kebebasan untuk memutuskan sesuatu
49
Saya tidak dapat membedakan mana yang penting dan tidak penting
50
Saya berani melakukan sesuatu yang orang lain belum pernah lakukan
51
Saya takut bila mencoba hal-hal yang baru
52
Saya senang jika diberi kebebasan untuk memilih kegiatan ekskul yang saya suka
53
Saya selalu meminta pendapat orang lain pada saat menghadapi masalah
54
Saya berusaha menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepada saya dengan baik
55
Saya mampu membedakan mana yang benar dan salah
56
Saya akan pura-pura sakit bila melakukan kesalahan sehingga terlepas dari tanggung jawab
57
Saya tidak bisa mempertahankan pendapat saya walaupun menurut saya pendapat itu benar
58
Menurut saya semua pendapat orang lain adalah
benar
dan
tidak
perlu
Saya selalu berusaha membuat
tugas-
dipertimbangkan 59
tugas saya menjadi tugas yang terbaik diantara teman-teman saya 60
Saya selalu tidak yakin dengan pendapat saya sendiri
61
Saya selalu menggunakan waktu dan uang saya untuk hal-hal yang bermanfaat
62
Saya akan mengatakan tidak pada teman saya yang menawarkan contekan
63
Setiap PR yang diberikan guru selalu dapat saya kerjakan dengan baik
64
Pada saat diskusi di kelas saya selalu memberikan pendapat
65
Saya selalu mengikuti penampilan dan gaya teman-teman di sekolah agar tidak dicemoohkan
66
Saya selalu memberikan saran kepada teman-teman yang curhat kepada saya
67
Saya
selalu
mempertimbangkan
keuntungan dan kerugian dari keputusan yang saya ambil 68
Saya dapat menentukan sendiri kursus/les yang saya akan ambil
69
Saya merasa semua mata menilai saya aneh jika saya berbeda pendapat
70
Saya tidak mudah menerima ide dari siapapun
Sebelum dikembalikan, mohon diperiksa kembali. Terima Kasih
INSTRUMENT PENELITIAN
Petunjuk pengisian Di bawah ini, terdapat sejumlah pernyataan yang berkaitan dengan “Hubungan Kepercayaan diri dengan Kemandirian Santri Pesantren Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung”. Anda diminta untuk memberi tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai dengan diri anda. Di bawah ini terdapat 4 (empat) alternatif jawaban, yaitu : SS
: Sangat setuju
S
: Setuju
TS
: Tidak setuju
STS
: Sangat tidak setuju
Contoh Pengisian : NO PERNYATAAN 1 Saya tidak mudah percaya pada orang lain 2 Saya sering merasa cemas bila diajak bicara
SS X
S
TS
STS
X
Tidak ada jawaban yang dianggap salah. Semua jawaban adalah benar, selama menggambarkan pribadimu yang sebenarnya.
C.
SKALA KEPERCAYAAN DIRI
NO 1
PERNYATAAN
SS
Saya malas untuk mengikuti kerja bakti yang diadakan oleh sekolah/pesantren
2
Saya senang menjenguk teman dan guru yang sakit atau tertimpa musibah
3
Saya
canggung
seorang diri
bila
harus
bepergian
S
TS
STS
4
Saya merasa tidak memiliki kemampuan yang bisa dibanggakan
5
Saya merasa banyak orang yang tidak menyukai saya
6
Saya termasuk orang yang tegas dalam mengambil sikap
7
Saya tidak yakin dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepada saya
8
Saya sering melanggar peraturan sekolah/ pesantren untuk mendapat perhatian dari orang tua dan guru
9
Saya senang bertemu dengan orang baru
10
Saya merasa cemas untuk bertanya kepada orang baru tentang hal-hal yang tidak saya mengerti/ketahui
11
Saya berusaha bertingkah laku sewajarnya terhadap teman-teman yang mendekati saya
12
Saya
selalu
optimis
walaupun
saya
mengalami kegagalan 13
Saya termasuk siswa yang aktif mengisi madding pesantren/sekolah
14
Saya bangga dengan kemampuan yang saya miliki
15
Saya sering memanfaatkan waktu luang yang ada dengan bermain game, gangguin teman ataupun perbuatan lain yang tidak bermanfaat
16
Saya adalah orang yang mudah menyerah bila menghadapi kesulitan
17
Saya senang berpenampilan apa adanya dan tidak berlebihan
18
Saya tidak suka menyisihkan sebagian uang jajan saya untuk orang lain atau untuk membantu kegiatan sekolah/pesantren
19
Saya merasa cemas bila berbicara di depan orang banyak
20
Saya dapat memanfaatkan waktu luang dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat
21 22
Saya merasa ide-ide atau pendapat saya banyak diterima oleh teman-teman saya Saya sulit menerima maaf orang lain yang menyakiti atau mengecewakan saya
23
Saya selalu tenang dalam menghadapi segala
kesulitan
dan
masalah
yang
menimpa saya 24
Saya merasa tidak memiliki kemampuan yang bisa dibanggakan
25
Saya aktif mengikuti kegiatan organisasi yang diadakan di dalam maupun di luar sekolah/pesantren
26
Saya suka meminta bantuan orang lain untuk mengerjakan tugas saya, meskipun tugas itu dapat saya lakukan sendiri
27
Saya dapat bekerja sama dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan teman
28
Saya
selalu
menghargai
perbedaan
pendapat yang terjadi antara saya dengan teman-teman 29
Saya yakin kelak akan jadi orang sukses
30
Saya lebih senang menjadi penonton saja dari pada terlibat aktif dalam sebuah kegiatan
31
Saya
selalu
merencanakan
segala
sesuatunya sebelum melakukan aktivitas 32
Saya dapat mengambilan keputusan sendiri
33
Saya belajar bila ada PR atau ujian saja
34
Saya merasa banyak teman-teman saya yang curhat dan meminta pendapat saya
35
Saya
selalu
tepat
waktu
dalam
mengerjakan dan mengumpulkan tugas 36
Saya sulit beradaptasi dengan teman baru dan lingkungan baru
37
Saya tidak suka pekerjaan saya dikerjakan oleh orang lain
38
Saya merasa membantu orang lain itu membuang-buang
waktu, uang dan
tenaga 39
Saya merasa tidak tenang berada di antara orang-orang baru
40
Saya
merasa
teman-teman
pesantren
menyukai saya 41
Saya senang membantu orang lain dalam segala aktivitas
42
Saya merasa takut menjalin persahabatan dengan orang yang baru saya kenal
43
Saya senang meluangkan waktu untuk membantu menjelaskan pelajaran yang tidak dimengerti oleh teman-teman saya
44
Saya cukup tenang dalam mengemukakan pendapat di depan orang banyak
45
Saya adalah orang yang mandiri
D.
SKALA KEMANDIRIAN NO 1
PERNYATAAN
SS
Saya senang memberikan kritik dan saran untuk kemajuan sekolah/pesantren
2
Saya
berusaha
menyelesaikan
tugas-
tugas yang diberikan kepada saya dengan baik 3
Saya bingung bila dihadapkan dengan sebuah masalah/persoalan
4
Saya mudah dipengaruhi oleh temanteman untuk melakukan tindakan negative
5
Saya
selalu
bertanggung
jawab
atas
pilihan hidup yang saya ambil 6
Saya selalu diam pada saat diskusi berlangsung
7
Saya
selalu
datang
terlambat
dalam
segala aktivitas sekolah/pesantren 8
Saya
selalu
terlambat
mengumpulkan
tugas-tugas saya 9
Saya malas melaksanakan jadwal piket saya
10
Saya merasa tidak mampu memberikan nasihat pada teman yang sedang memiliki masalah
11
Saya mudah tergoda oleh rayuan teman untuk meluangkan waktu dengan santaisantai dan bermain
12
Saya penilai
mampu
mempertimbangkan
pendapat
orang
mengambil keputusan
lain
dan
dalam
S
tTS
STS
13
Saya selalu melakukan sesuatu tanpa paksaan dari orang lain
14
Saya selalu punya ide-ide segar untuk menghidupkan
kegiatan
organisasi
pesantren 15
Saya sering ragu dengan apa yang saya putuskan dan lakukan
16
Saya tidak pernah membuat catatan kecil yang
mengingatkan
saya
untuk
mengerjakan tugas sehingga saya lalai mengerjakannya 17
Saya takut bila harus menanggung akibat atas perbuatan yang saya lakukan
18
Saya akan minta dijemput oleh orang tua jika melakukan kesalahan di sekolah/ pesantren
19
Saya selalu menelpon orang tua untuk bertanya ekskul apa yang boleh diikuti
20
Saya selalu datang tepat waktu di sekolah/ pesantren setelah perpulangan
21
Saya
mampu
menghidupkan
suasana
kelas
yang
membosankan
menjadi
menyenangkan 22
Saya merasa nyaman dengan penampilan saya saat ini, karena penampilan ini pilihan saya
23
Saya tidak mudah menerima pendapat orang jika tidak disertai dengan alasanalasan yang kuat
24
Saya tidak akan mengakui kesalahan yang saya lakukan karena menurut saya itu adalah perbuatan bodoh
25
saya mampu membuat dan mengajarkan kreativitas yang dapat menambah keahlian teman-teman di sekolah/pesantren
26
Saya
mampu
membedakan
antara
masalah yang ringan dan yang berat 27
Saya selalu mempunyai alternatif jawaban atas sebuah pertanyaan
28
Saya senang jika dapat memutuskan segala sesuatunya sendiri
29
Menurut saya ide-ide saya selalu monoton (itu-itu saja)
30
Saya berani menanggung resiko atas setiap perbuatan yang saya lakukan
31
Saya tidak dapat membedakan mana yang penting dan tidak penting
32
Saya berani melakukan sesuatu yang orang lain belum pernah lakukan
33
Saya takut bila mencoba hal-hal yang baru
34
Saya
berusaha
menyelesaikan
tugas-
tugas yang diberikan kepada saya dengan baik 35
Saya mampu membedakan mana yang benar dan salah
36
Saya akan pura-pura sakit bila melakukan kesalahan sehingga terlepas dari tanggung jawab
37
Saya selalu berusaha membuat
tugas-
tugas saya menjadi tugas yang terbaik diantara teman-teman saya 38
Saya selalu tidak yakin dengan pendapat saya sendiri
39
Saya selalu menggunakan waktu dan uang saya untuk hal-hal yang bermanfaat
40
Setiap PR yang diberikan guru selalu dapat saya kerjakan dengan baik
41
Pada saat diskusi di kelas saya selalu memberikan pendapat
42
Saya selalu mengikuti penampilan dan gaya teman-teman di sekolah agar tidak dicemoohkan
43
Saya selalu memberikan saran kepada teman-teman yang curhat kepada saya
44
Saya
selalu
mempertimbangkan
keuntungan dan kerugian dari keputusan yang saya ambil 45
Saya merasa semua mata menilai saya aneh jika saya berbeda pendapat
46
Saya tidak mudah menerima ide dari siapapun Sebelum dikembalikan, mohon diperiksa kembali. Terima Kasih
Validity Try Out Kepercayaan Diri
Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded (a) Total
30
% 100.0
0
.0
30 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Scale Statistics Kepercayaan Diri
Mean 182.3667
Variance 334.585
Std. Deviation N of Items 18.29167 60
Item-Total Statistics Kepercayaan Diri
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021
Scale Mean if Item Deleted 179.1333 179.2333 179.3333 179.1667 178.9667 179.6333 180.0333 179.4667 179.5667 179.3667 178.7667 179.2000 179.4333 179.1333 178.9667 179.5333 179.1333 179.4000 179.1333 179.0000 178.8000
Scale Variance if Item Deleted 327.499 326.599 322.782 325.868 328.654 321.551 314.654 319.982 321.151 324.999 325.978 322.579 321.495 324.602 319.413 323.430 324.533 317.352 324.051 326.690 323.821
Corrected Item-Total Correlation .295 .305 .517 .423 .315 .375 .583 .598 .546 .572 .465 .498 .553 .632 .566 .507 .428 .519 .450 .432 .579
Cronbach's Alpha if Item Deleted .936 .936 .935 .935 .936 .936 .934 .934 .935 .935 .935 .935 .935 .935 .934 .935 .935 .935 .935 .935 .935
VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00036 VAR00037 VAR00038 VAR00039 VAR00040 VAR00041 VAR00042 VAR00043 VAR00044 VAR00045 VAR00046 VAR00047 VAR00048 VAR00049 VAR00050 VAR00051 VAR00052 VAR00053 VAR00054 VAR00055 VAR00056 VAR00057 VAR00058 VAR00059 VAR00060
179.2333 179.7000 179.2667 179.5000 179.5667 180.1333 179.2000 179.2333 179.6000 179.5333 179.5667 179.0333 179.4333 179.3000 179.1000 178.6333 179.2667 179.3000 179.8667 179.3333 179.3333 179.3667 179.0333 179.3667 179.7333 179.3000 179.3000 179.1667 179.1333 179.0000 179.5667 179.3667 179.2000 179.5000 179.5667 179.4333 179.5333 179.2667 179.2667
331.013 323.390 327.237 317.776 316.530 327.085 324.372 334.944 321.628 320.464 324.185 330.447 318.254 320.907 327.403 328.033 322.616 324.907 323.844 329.678 319.954 319.137 326.654 320.654 319.651 323.252 332.631 323.385 324.533 325.862 323.633 321.757 319.545 318.328 322.185 330.392 326.464 327.168 324.892
Reliability Statistics Kepercayaan Diri Cronbach's Alpha .936
N of Items 60
.180 .418 .289 .673 .745 .206 .386 -.033 .476 .407 .456 .171 .479 .579 .367 .390 .485 .369 .323 .315 .648 .527 .289 .587 .561 .591 .089 .388 .301 .376 .482 .593 .694 .505 .433 .182 .409 .321 .388
.936 .935 .936 .934 .933 .937 .936 .937 .935 .936 .935 .937 .935 .934 .936 .936 .935 .936 .936 .936 .934 .935 .936 .934 .934 .935 .937 .936 .936 .936 .935 .934 .934 .935 .935 .937 .935 .936 .936
Validity Try Out Kemandirian Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded (a) Total
30
% 100.0
0
.0
30 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Scale Statistics Kemandirian
Mean 208.1667
Variance 372.557
Std. Deviation N of Items 19.30175 70
Item-Total Statistics Kemandirian
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020
Scale Mean if Item Deleted 205.2667 205.8000 205.3000 205.8000 205.0667 205.0333 205.2333 205.0667 205.4000 205.3333 205.2333 205.2000 205.2667 205.3667 204.8000 204.9667 205.1667 205.5667 205.7667 205.4333
Scale Variance if Item Deleted 358.547 360.717 347.872 356.028 354.202 360.102 357.426 367.306 359.076 364.644 363.357 351.683 366.202 352.999 366.166 358.999 363.454 357.082 353.702 364.461
Corrected Item-Total Correlation .661 .327 .746 .637 .586 .559 .609 .441 .469 .334 .270 .602 .402 .664 .328 .635 .513 .589 .594 .250
Cronbach's Alpha if Item Deleted .934 .936 .933 .934 .934 .935 .934 .936 .935 .936 .936 .934 .936 .934 .936 .934 .935 .934 .934 .936
VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00036 VAR00037 VAR00038 VAR00039 VAR00040 VAR00041 VAR00042 VAR00043 VAR00044 VAR00045 VAR00046 VAR00047 VAR00048 VAR00049 VAR00050 VAR00051 VAR00052 VAR00053 VAR00054 VAR00055 VAR00056 VAR00057 VAR00058 VAR00059 VAR00060 VAR00061 VAR00062 VAR00063 VAR00064 VAR00065 VAR00066 VAR00067
205.3000 204.7000 204.9667 205.2667 205.3000 205.3000 205.1667 205.2667 204.6667 204.8333 205.2333 205.4667 204.7333 204.9333 204.9000 204.8000 205.0000 205.5333 206.0667 204.9667 205.3000 204.7333 205.4333 205.4333 204.9333 205.1333 204.9000 204.9000 205.2333 205.3667 205.2333 204.7000 205.8667 205.1667 205.0000 204.6667 205.4667 205.1000 204.9667 205.2333 205.1000 205.3000 205.3000 205.2000 205.1333 205.0333 204.9333
371.459 366.493 369.206 369.030 361.459 375.803 358.764 367.306 363.954 363.661 360.944 361.568 360.202 355.513 365.403 360.993 370.276 358.326 375.237 357.689 361.597 366.064 367.082 364.599 360.340 358.051 362.231 366.507 359.702 359.137 363.564 365.666 367.637 365.799 360.897 356.575 374.326 369.334 361.757 354.461 356.852 366.493 360.562 359.890 362.602 364.516 363.857
.024 .299 .103 .122 .356 -.149 .506 .174 .379 .412 .461 .469 .503 .602 .346 .533 .098 .544 -.156 .628 .405 .324 .189 .283 .456 .607 .507 .256 .513 .445 .389 .342 .164 .466 .503 .655 -.087 .175 .574 .630 .633 .262 .538 .668 .373 .402 .439
.938 .936 .937 .937 .936 .938 .935 .937 .936 .935 .935 .935 .935 .934 .936 .935 .937 .935 .938 .934 .935 .936 .937 .936 .935 .934 .935 .936 .935 .935 .936 .936 .937 .935 .935 .934 .938 .936 .935 .934 .934 .936 .935 .934 .936 .935 .935
VAR00068 VAR00069 VAR00070
205.0333 205.6333 205.6000
Reliability Statistics Kemandirian Cronbach's Alpha .936
N of Items 70
363.413 361.757 360.041
.309 .370 .382
.936 .936 .936
Reliability Penelitian Kepercayaan diri Case Processing Summary Cases N Kepercayaan Dri Kemandirian
Valid Percent
N
Missing Percent
Total Percent
N
40
100.0%
0
.0%
40
100.0%
40
100.0%
0
.0%
40
100.0%
Reliability Statistics Kepercayaan diri Penelitian Cronbach's Alpha N of Items .766 45
Item-Total Statistics Kepercayaan diri
VAR00001
Scale Mean if Item Deleted 148.8250
Scale Variance if Item Deleted 48.558
Corrected Item-Total Correlation .103
Cronbach's Alpha if Item Deleted .767
VAR00002
148.8500
47.054
.327
.758
VAR00003
148.7500
46.500
.299
.759
VAR00004
148.7750
46.999
.292
.759
VAR00005
148.9250
48.789
.051
.769
VAR00006
149.0250
47.563
.230
.762
VAR00007
148.9500
46.715
.294
.759
VAR00008
148.6000
47.477
.273
.760
VAR00009
148.9250
49.199
.015
.769
VAR00010
149.0000
47.077
.326
.758
VAR00011
148.9500
48.562
.116
.766
VAR00012
148.8250
48.046
.177
.764
VAR00013
148.8500
47.310
.230
.762
VAR00014
148.6000
48.144
.171
.764
VAR00015
148.9750
47.153
.305
.759
VAR00016
148.8750
48.163
.111
.767
VAR00017
148.7750
48.999
.028
.770
VAR00018
149.1000
47.067
.336
.758
VAR00019
148.8000
47.959
.146
.766
VAR00020
148.9000
48.554
.110
.766
VAR00021
148.9500
47.279
.279
.760
VAR00022
148.9000
49.015
.030
.770
VAR00023
148.9750
47.410
.267
.760
VAR00024
148.7750
48.743
.075
.768
VAR00025
149.0500
47.331
.364
.758
VAR00026
148.9250
46.943
.363
.757
VAR00027
148.9750
48.025
.207
.763
VAR00028
148.8750
48.830
.066
.768
VAR00029
148.4250
50.148
-.141
.773
VAR00030
148.8500
46.131
.380
.755
VAR00031
148.9250
47.712
.188
.764
VAR00032
148.9500
46.562
.344
.757
VAR00033
148.9000
47.272
.268
.760
VAR00034
148.8250
45.840
.507
.751
VAR00035
148.8000
45.959
.365
.755
VAR00036
148.9500
47.331
.271
.760
VAR00037
148.8750
47.651
.212
.762
VAR00038
148.6500
48.695
.084
.767
VAR00039
148.8750
47.189
.276
.760
VAR00040
148.9750
46.076
.418
.754
VAR00041
148.9000
46.810
.376
.757
VAR00042
149.0000
47.692
.205
.763
VAR00043
149.0250
46.538
.374
.756
VAR00044
148.8250
46.866
.313
.758
VAR00045
148.5500
48.100
.188
.763
Reliability Penelitian Kemandirian Reliability Statistics Kemandirian Cronbach's N of Items Alpha .777 46
Item-Total Statistics Kemandirian
VAR00001
Scale Mean if Item Deleted 153.7250
Scale Variance if Item Deleted 47.743
Corrected Item-Total Correlation .090
Cronbach's Alpha if Item Deleted .778
VAR00002
153.7250
45.538
.415
.766
VAR00003
153.7500
46.859
.219
.773
VAR00004
153.9000
45.067
.537
.763
VAR00005
153.8250
45.738
.399
.767
VAR00006
153.8500
46.644
.233
.773
VAR00007
153.8500
46.490
.254
.772
VAR00008
153.6750
45.763
.381
.767
VAR00009
153.8250
46.507
.248
.772
VAR00010
153.8000
46.164
.329
.769
VAR00011
153.8000
46.985
.205
.774
VAR00012
153.8000
46.779
.236
.773
VAR00013
153.8000
47.651
.106
.777
VAR00014
153.7750
47.051
.193
.774
VAR00015
153.8750
44.676
.587
.761
VAR00016
153.8250
45.328
.463
.765
VAR00017
153.8000
48.523
-.021
.782
VAR00018
153.6000
47.374
.147
.776
VAR00019
153.7250
47.897
.055
.780
VAR00020
153.7250
47.025
.194
.774
VAR00021
153.8000
48.472
-.024
.784
VAR00022
153.6500
47.054
.191
.774
VAR00023
153.7750
47.666
.103
.778
VAR00024
153.8000
47.241
.167
.775
VAR00025
153.8250
48.199
.027
.780
VAR00026
153.9250
47.661
.122
.777
VAR00027
153.7000
46.421
.282
.771
VAR00028
153.6000
47.733
.094
.778
VAR00029
153.8250
46.302
.276
.771
VAR00030
153.6500
45.874
.366
.768
VAR00031
153.7750
46.384
.292
.771
VAR00032
153.7000
49.036
-.094
.785
VAR00033
153.8000
48.113
.039
.780
VAR00034
153.7500
47.115
.182
.775
VAR00035
153.9000
44.862
.571
.761
VAR00036
153.9000
45.785
.418
.767
VAR00037
153.7750
47.051
.193
.774
VAR00038
153.8750
44.676
.587
.761
VAR00039
153.8250
45.328
.463
.765
VAR00040
153.7000
46.113
.328
.769
VAR00041
153.8500
46.951
.190
.775
VAR00042
153.8250
46.302
.276
.771
VAR00043
153.6250
48.292
.012
.781
VAR00044
153.6500
45.669
.397
.767
VAR00045
153.8500
47.003
.183
.775
VAR00046
154.0000
48.103
.048
.779
Descriptive Statistics
N Kepercayaan Dri Kemandirian Valid N (listwise)
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
40
137.00
166.00
152.2500
7.03745
40
143.00
171.00
157.2000
6.97321
40
UJI NORMALITAS Kolmogorov-Smirnov(a) Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
Kepercayaan .095
40
.200(*)
.983
40
.793
.123
40
.129
.972
40
.419
Dri Kemandirian
* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction
Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variance
Kepercayaan Dri
Kemandirian
Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean
Levene Statistic 1.116 1.021
df1 1 1
df2 38 38
Sig. .297 .319
1.021
1
37.754
.319
1.116
1
38
.297
.599 .517
1 1
38 38
.444 .477
.517
1
35.456
.477
.622
1
38
.435
Uji Hipotesis Correlations Kepercayaan Dri
Kemandirian
1
.481(**)
40
.002 40
.481(**)
1
.002 40 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
40
Kepercayaan Dri
Kemandirian
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
DATA HASIL TRY OUT SKALA KEPERCAYAAN DIRI
Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 4 3 3 3 3 3 4 3 1 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3
2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 2 4 3 4 2 2 4 4 3 4 4 3 2 4 3 3
3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3
4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3
5 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3
6 4 2 3 1 3 4 2 4 4 3 1 2 3 2 3 3 3 1 2 2 4 4 3 3 3 2 3 3 2 3
7 2 1 3 1 3 1 3 4 2 2 1 3 3 3 1 2 3 1 3 1 2 4 2 3 3 2 2 3 3 3
8 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 4 2 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3
9 4 2 3 3 3 3 3 4 4 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 4 3 3 2 3 3 2 2 3
Butir Pernyataan 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 1 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 4 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 4 2 3 3 2 2 2 2 2 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 2 4 3 4 3 3 4 2 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 4 3 2 2 3 3 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 2 4 3 3 4 3 4 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 4 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 4 2 4 3 2 3 2 3 4 4 4 2 4 4 3 3 2 4 4 4 3 2 3 3 4 2 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 1 2 3 4 4 3 1 4 3 4 1 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 1 3 3 3 4 4 3 2 3 1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 4 4 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 1 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 2 3 4 3 3 2 4 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 2 2 4 3 4 3 3 3 4 2 4 1 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 1 1 3 2 1 3 3 3 2 4 4 3 3 4 3 2 3 4 2 2 2 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 2 2 2 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 4 2 4 4 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 4 2 3 2 4 3 4 3 1 4 2 2 1 4 4 2 2 3 4 1 2 4 3 4 4 1 3 2 3 2 2 2 3 3 2 4 4 1 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 4 3 1 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 4 3 4 3 2 2 3 2 3 3 4 3 3 4 4 2 4 2 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 4 1 2 1 4 3 4 2 3 2 3 3 2 4 3 2 3 2 3 4 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 1 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 2 3 4 2 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 1 3 3 4 2 2 1 2 4 4 3 4 4 3 2 1 3 4 3 3 2 4 4 4 4 4 2 1 4 2 2 4 2 2 2 4 3 4 1 2 3 3 3 3 1 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
57 58 59 60 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 1 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 4 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Total 205 153 200 179 202 168 202 212 186 181 186 174 166 168 165 178 181 165 174 160 184 237 165 203 185 163 181 173 196 179
DATA HASIL PENELITIAN SKALA KEPERCAYAAN DIR RES 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4
2 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3
3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 2 4 3 3
4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4
5 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4
6 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3
7 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 2 3 4 2 3 4 3 2 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4
8 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4
9 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3
BUTIR PERNYATAAN 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 2 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 2 2 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 2 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 2 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 2 3 2 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 2 2 4 4 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4
Jumlah 161 155 156 150 162 153 159 157 159 146 156 151 137 144 151 146 138 141 141 150 159 147 151 153 161 164 159 154 150 154 155 150 151 148 149 148 146 163 149 166