HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN PROSEDUR CUCI TANGAN PERAWAT DAN PENGGUNAAN SARUNG TANGAN DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS DI RSUD Dr.SOEDIRMAN KABUPATEN KEBUMEN SKRIPSI Diajukan sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana keperawatan
Disusun Oleh ANGGA SATRIA PRIANDIKA A11100707
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINNGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2015
HALAMAN PERSETUJUAN
HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN PROSEDUR CUCI TANGAN PERAWAT DAN PENGGUNAAN SARUNG TANGAN DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS DI RSUD Dr. SOEDIRMAN KABUPATEN KEBUMEN Dipersiapkan dan disusun oleh : ANGGA SATRIA PRIANDIKA NIM : A11100707 Telah disetujui dan dinyatakan Telah Memenuhi Syarat untuk diujikan Pada Tanggal 9 Juli 2015
Pembimbing,
Pembimbing I
Pembimbing II
Ery Purwanti, M. Sc
Nurlaila, S.Kep.Ns, M.Kep
Mengetahui Ketua Program Studi S1 Keperawatan
Isma Yuniar, M.Kep
iv
Barchelor of Nursing Program Muhammadiyah Health Science institute of Gombong Research, July 2015 Angga Satria Priandika 1), Ery Purwanti, M.Sc 2), Nurlaila, M. Kep 3) CORRELATION BETWEEN NURSE HAND WASHING PROCEDURE COMPLIANCE AND USE OF GLOVES WITH INCIDENCE OF PHLEBITIS IN Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN REGIONAL HOSPITAL Abstrack Background: Phlebitis is one infection caused by intravenous therapy. There are
several factors the occurrence of plebitis i.e. the implementation procedure of the correct hand washing and the use of gloves before action. Compliance of nurses in performing actions appropriate hand washing procedures and the use of gloves is not fully done well and properly in accordance with Standard Operational procedures. Objective: to find correlation between nurse hand washing procedure compliance and use gloves with phlebitis accident. Methods: the study used analitic correlative with cross-sectional approach. Sample 25 nurse at Emergency Room and 25 patients had been infused in Emergency Room. The statistical tesed used spearman test. Result: found that 20 % haven’t a compliance nurse of hand washing, the number 76% used gloves, the incidence of phlebitis is 44%. Showed a significant relationship between compliance nurse of hand washing procedure and incidence of phlebitis (p= 0,026), and there is a significant between use gloves and incidence of phlebitis (p=0,001). ( 0.05). Conclusion: There is a correlation between compliance with hand washing
procedures phlebitis occurrences, there is a relationship between the use of gloves with the incidence of phlebitis. Advice: to all nurse to increase compliance of hand washing procedure and use gloves to decrease incidence of phlebitis. Keyword: compliance, hand washing, gloves, phlebitis Reference: (2005-2013)
Program studi S1 Ilmu Keperawatan. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong. Skripsi, Agustus 2015 Angga Satria Priandika 1), Ery Purwanti, M.Sc 2), Nurlaila, M. Kep 3) Hubungan Antara Kepatuhan Prosedur Cuci Tangan Perawat dan Penggunaan Sarung Tangan dengan Kejadian Phlebitis Di RSUD Dr. Soedirman Kebumen Tahhun 2015 Abstrak Latarbelakang : Phlebitis adalah salah satu infeksi yang disebabkan oleh terapi infus. ada beberapa faktor terjadinya plebitis yaitu pelaksanaan prosedur cuci tangan yang benar dan penggunaan sarung tangan sebelum tindakan. Kepatuhan perawat dalam melakukan tindakan cuci tangan sesuai prosedur dan penggunaan sarung tangan belum sepenuhnya dilakukan dengan baik dan benar sesuai dengan Standar Operasional prosedur. Tujuan : Peneliti adalah mengetahui hubungan kepatuhan prosedur cuci tangan dan penggunaan sarung tangan dengan kejadian plebitis. Metode : Jenis penelitian menggunakan desain analitic - corelational dengan pendekatan cross – sectional menggunakan desain observasional. Jumlah sampel sebanyak 25 perawat IGD dan 25 pasien yang terpasang infus oleh perawat di IGD, kemudian dianalisa dengan uji rho. Hasil : Sebanyak 20% perawat tidak patuh melaksanakan cuci tangan sesuai prosedur, angka penggunaan sarung tangan sebanyak 76%, angka kejadian plebitis 44%. Hasil analisis lanjut menunjukan ada hubungan antara kepatuhan pelaksanaan cuci tangan sesuai prosedur dengan kejadian plebitis (p=0,026), dan ada hubungan antara penggunaan sarung tangan dengan kejadian plebitis (p=0,001). (p<0,05). Kesimpulan: Ada hubungan antara kepatuhan prosedur cuci tangan dengan kejadian phlebitis, ada hubungan antara penggunaan sarung tangan dengan kejadian phlebitis. Saran agar perawat meningkatkan kepatuhan cuci tangan sesuai prosedur dan penggunaan sarung tangan sehingga kejadian phlebitis dapat menurun. Kata kunci
: kepatuhan, cuci tangan, sarung tangan, phlebitis
Daftar Pustaka : (2005-2013)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada kehadirat Allah
SWT atas segala rahmat dan ridhoNya
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Kepatuhan Prosedur Cuci Tangan dan Penggunaan Sarung Tangan dengan Kejadian Plebitis di RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen”. Pelaksanaan penelitian ini tidak lepas dari bantuan dan doa semua pihak yang telah ikhlas memberikannya. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Orang tua Bapak (alm) Sarnen, Ibu Suwarti, kakak Anggit Radityo, dan Adik Anggi Apriandanu yang telah memberikan dukungan dan doa serta menjadi penyemangat dan inspirasi kepada peneliti supaya diberi kemudahan dalam menyelesaikan studi di program ilmu keperawatan STIKES muhammadiyah gombong.
2.
Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong atas segala fasilitas, sarana, dan prasarana yang diberikan kepada peneliti sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini.
3.
Isma Yuniar, M. Kep selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah gombong sekaligus koordinator skripsi.
4.
Ery Purwanti, M. Sc selaku pembimbing 1 yang dengan sabar telah bayak memberikan dukungan, saran serta pengeraahan Kepada peneliti.
5.
Nurlaila, S, Kep. Ns, selaku pembimbing 2 yang telah memberikan dukungan, saran dan arahan kepada peneliti.
6.
Kepala Badan Keperawatan dan Kepala Diklat RSUD dr. Soedirman Kebumen beserta staf, serta para senior yang telah banyak memberikan bantuan selama pelaksanaan penelitian.
7.
Rekan – rekan satu perjuangan angkatan 2009 yang bersama – sama saling mengingatkan dan membantu serta memotovasi dalam penyusunan skripsi ini.
ii
8.
Semua pihak yang ttidak memungkinkan untuk penulis sebut satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembang imlu keperawatan. Kebumen, Juni 2015 peneliti
iii
HALAMAN PERYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang saya ajukan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinnggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Gombong, April 14, 2015
Angga Satria Priandika
iv
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN PROSEDUR CUCI TANGAN PERAWAT DAN PENGGUNAAN SARUNG TANGAN DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS DI RSUD Dr. SOEDIRMAN KABUPATEN KEBUMEN Yang dipersiapkan dan disusun oleh : Nama
: Angga Satria Priandika
NIM
: A11100707
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada : Hari
:
Tanggal
: Susunan Dewan Penguji
1. H. Marsito, M. Kep., Sp.Kom
(Penguji I)…………….....
2. Ery Purwanti, M. Sc
(Penguji II)……………….
3. Nurlaila, M. Kep
(Penguji III)………………
Mengetahui Ketua Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah gombong
Isma Yuniar, M. Kep
v
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................ i KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v HALAMAN PERYATAAN ............................................................................ vi ABSTRAK ....................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii DAFTAR BAGAN .......................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN A. B. C. D. E.
Latar Belakang ..................................................................................... Rumusan Masalah ................................................................................ Tujuan .................................................................................................. Manfaat Penelitian ............................................................................... Keaslian ................................................................................................
1 6 6 6 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. B. C. D. E. F. G. H.
Plebitis .................................................................................................. Alat Pelindung Diri .............................................................................. Cuci Tangan ......................................................................................... Kepatuhan Cuci Tangan ....................................................................... Keperawatan ......................................................................................... Kerangka Teori..................................................................................... Kerangka Konsep ................................................................................. Hipotesa................................................................................................
9 15 17 21 28 31 32 32
BAB III METODE PENELITIAN A. Disain Penelitian .................................................................................. B. Populasi dan Sampel ............................................................................ C. Definisi Operasional............................................................................. D. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. E. Metode Pengumpulan Data ..................................................................
35 35 38 40 40
vi
F. Istrumen Penelitian............................................................................... 42 G. Pengolahan dan Analisa Data............................................................... 43 H. Validasi dan Reabilitas Instrumen ....................................................... 46 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .................................................................................... 48 B. Pembahasan .......................................................................................... 51 C. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 59 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .......................................................................................... 60 B. Saran ..................................................................................................... 61 Daftar Pustaka Lampiran
vii
DAFTAR TABEL
Tabel : 2.1 Kriteria Klinis Phlebitis ................................................................. 14 Tabel : 2.2 Skala visual Phlebitis ..................................................................... 14 Tabel : 2.3 Jenis-Jenis APD dan Penggunaan .................................................. 16 Tabel : 3.1 Definisi Operasional ...................................................................... 38 Tabel : 4.1 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Cuci Tangan Perawat Sesuai Prosedur di RSUD Dr. Soedirman Kebumen (N=25) .................................. 49 Tabel : 4.2 Distribusi Frekuensi Penggunaan Sarng Tangan di IGD RSUD Dr. Soedirman Kebumen (25) ............................................................. 49 Tabel : 4.3 Distribusi Frekuensi Kejadian Phlebitis di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Soedirman Kebumen ............................................................... 50 Tabel : 4.4 Analisa Hubungan Kepatuhan Prosedur Cuci TAngan Perawat dengan Kejadian Phlebitis di RSUD Dr. Soedirman Kebumen................. 50 Tabel : 4.5 Analisa Hubungan Kepatuhan Penggunaan Sarung Tangan dengan Kejadian Phlebitis di RSUD Dr. Soedirman Kebumen................. 51
viii
DAFTAR BAGAN Bagan : 2.4 Kerangka Teori ............................................................................. 31 Bagan : Kerangka Konsep................................................................................ 32
ix
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Undang Undang Nomor 44 tentang rumah sakit menyatakan bahwa “Setiap pasien mempunyai hak mendapatkan keamanan dan keselamatan selama dalam perawatan di rumah sakit”. Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan peraturan tentang pencegahan infeksi nosokomial di lingkungan rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya. Peraturan itu tertuang
dalam
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
270/Menkes/III/2007 tentang Pedoman Manajerial Pengendalian Infeksi atau PPI di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan. Selain itu Keputusan Menkes Nomor 381/Menkes/III/2007 mengenai Pedoman Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan. Berdasarkan Kepmenkes no. 129 tahun 2008, standar kejadian infeksi nososkomial di rumah sakit sebesar ≤
1, 5 %. Saat ini angka
kejadian infeksi nosokomial menjadi salah satu pedoman mutu pelayanan rumah sakit. Izin operasional sebuah rumah sakit bisa dicabut karena tingginya angka kejadian infeksi nosokomial (Darmadi, 2008). Penyakit infeksi menjadi salah satu penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia. Salah satu jenis infeksi adalah infeksi nosokomial. Infeksi ini menyebabkan 1,4 juta kematian setiap hari di seluruh dunia (WHO, 2005). Penyakit infeksi ini menempati posisi pembunuh keempat di Amerika Serikat kematian
setiap tahun terdapat 20.000
akibat infeksi nosokomial. Kejadian infeksi nosokomial di
Malaysia sebesar 12,7 % (Marwoto, 2007). Infeksi nosokomial tejadi karena transmisi mikroba pathogen yang bersumber dari lingkungan rumah sakit merupakan salah satu penyebab bermacam penyakit yang berasal dari penderita, petugas kesehatan dan
2
lingkungan. Kuman penyakit ini dapat hidup dan berkembang di lingkungan rumah sakit seperti udara, rantai , dan benda – benda medis dan non medis lainnya (Darmadi, 2008). Penularan infeksi ini melalui tangan dari petugas kesehatan maupun personal petugas lainnya kepada pasien. Infeksi nosokomial jika tidak tertangani dengan benar akan menjadi infeksi sekunder dan bisa menjadi infeksi yang serius bagi pasien bahkan resiko ekstrim yaitu kematian. Rumah sakit akan menjadi kontributor bagi penurunan ketahanan tubuh pada pasien, bila hal ini masih terjadi ( Walin, 2005). Infeksi nosokomial masih menjadi masalah utama dunia. Kejadian infeksi ini menyebabkan length of stay (LOS), mortalitas dan health care cost meningkat. Transmisinya sendiri melalui 3 cara, yaitu: flora transien dan residen dari kulit pasien itu sendiri, flora dari petugas kesehatan ke pasien, dan flora dari lingkungan rumah sakit. Petugas kesehatan mempunyai peran besar dalam rantai transmisi infeksi ini. Cuci tangan menjadi salah satu langkah yang efektif untuk memutuskan rantai transmisi infeksi, sehingga insidensi infeksi nosokomial dapat berkurang. Menurut data Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, prevalensi nasional berperilaku benar dalam cuci tangan adalah 23,2%.
Penerapan pengendalian dan pencegahan infeksi yang sesuai standar terdapat beberapa komponen utama: mencuci tangan, sarung tangan, desinfeksi, sterilisasi, masker, kaca mata, baju pelindung, alas kaki, pengelolaan jarum suntik dan alat tajam, kebersihan lingkungan, penempatan pasien, linen, resusitasi pasien (Depkes, 2007). Cuci tangan dengan benar adalah salah satu cara untuk mengurangi transmisi infeksi nosokomial.
Menurut Sumurti (2008), cuci tangan
dilakukan bertujuan untuk mengangkat mikroorganisme yang ada di tangan, mencegah infeksi silang (cross infection), menjaga kondisi steril, melindungi diri dan pasien serta pengunjung dan lingkungan . Prosedur cuci tangan dilakukan sebelum kontak dengan pasien, sebelum melakukan
3
prosedur aseptik, setelah terkena cairan, setelah kontak dengan pasien, setelah kontak dengan lingkungan (WHO, 2009). Pemilihan Alat Pelindung Diri (APD) adalah cara yang kedua yang akan dipakai harus didahului dengan penilaian risiko pajanan dan sejauh mana antisipasi kontak dengan patogen dalam darah dan cairan tubuh. Penggunaan sarung tangan dan kebersihan tangan, merupakan komponen kunci dalam meminimalkan penyebaran penyakit dan mempertahankan suatu lingkungan bebas infeksi (Tietjen, 2004). Hasil survey tim Pengendalian dan Pencegahan Infeksi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar didapatkan data 144 kejadian infeksi nosokomial selama tahun 2011. Di Instalasi Rawat Inap D terjadi 33 kejadian infeksi nosokomial, dimana 30 kejadian phlebitis dan 3 kejadian dekubitus. Penyebab dari terjadinya infeksi phlebitis bisa disebabkan oleh hygiene petugas dan penunggu pasien yang kurang melakukan cuci tangan dengan benar (Lindayati, 2012). Kegiatan program cuci tangan yang telah diamati di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang sudah sejak tahun 2008 tetapi sampai saat ini kepatuhan perawat melakukan cuci tangan hanya sekitar 60%. Hal ini bisa menjadi tantangan yang cukup besar bagi tim pengendali infeksi rumah
sakit
untuk
mempromosikan
program
cuci
tangan
ini.
(Perdalin,2010). Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nurul (2009) tentang gambaran perilaku cuci tangan perawat selama pelaksanaan tindakan keperawatan di ruang Asy- Syfah bangsal penyakit dalam RSI Amal Sehat Sragen, menunjukan hasil pelaksanaan cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan masih sangat rendah yaitu (33,33%), dengan hasil dari cuci tangan sebelum melakukan tindakan keperawatan yaitu (8,3%) yang tergolong rendah.
4
Studi yang dilakukan di salah satu rumah sakit di Yogyakarta yakni RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, angka kejadian infeksi nosokomial tahun 2005 di rumah sakit ini sebesar 7,95 % (Agus, 2007). Data dari RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo sendiri yang merupakan rumah sakit rujukan di Makassar menyebutkan bahwa kejadian infeksi nosokomial pada trimester III tahun 2009 sebesar 4,4 %. Untuk jenis infeksi nosokomial yang terbanyak diderita adalah jenis Plebitis sebesar 5,20 % pada bulan Januari-Juni di tahun 2009. Phlebitis
merupakan
infeksi
nosokomial
yaitu
infeksi
oleh
mikroorganisme yang dialami oleh pasien yang diperoleh selama dirawat di rumah sakit diikuti dengan manifestasi klinis yang muncul sekurangkurangnya 3x24 jam, dan kejadian phlebitis menjadi indikator mutu pelayanan minimal rumah sakit dengan standar kejadian ≤1,5% (Depkes RI, 2008). Phlebitis didefinisikan sebagai peradangan pada dinding pembuluh darah balik atau vena (Darmadi, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Mulyani dan Tri Hartini yang berjudul “hubungan Kepatuhan Perawat dalam Cuci Tangan Enam Langkah Lima Momen dengan Kajadian Plebitis di RSI Kendal pada tahun 2014 dari hasil
studi pendahuluan yang dilaksanakan pada bulan Desember 2013 dari peneliti sebelumnya adalah terhadap 10 orang perawat didapat 8 orang perawat belum melakukan prosedur cuci tangan sesuai momen, dan 2 orang perawat belum melakukan prosedur cuci tangan sesuai langkah yang benar menunjukan hasil adanya hubungan yang bermakna antara kepatuhan perawat dalam melakukan cuci tangan enam langkah lima momen dengan kejadian plebitis yaitu (79,4%). Penelitian yang dilakukan sebelumnya tentang hubungan penerapan kewaspadaan standar dengan kejadian infeksi karena jarum infus (plebitis) di Irna Non Bedah RSUP Dr. M Djamil dengan menghubungkan masing – masing variabel di antaranya hubungan perawat cuci tangan sebelum dan sesudah pemasangan infus dengan kejadian plebitis didapatkan hasil bahwa proporsi perawat cuci tangan tidak sesuai prosedur banyak terjadi kejadian plebitis yaitu (71,4%) dibandingkan dengan cuci tangan yang sesuai prosedur
5
yaitu (22,2%). Variabel selanjutnya hubungan perawat memakai sarung tangan sebelum pemasangan infus dengan kejadian plebitis didapatkan hasil bahwa proporsi perawat memakai sarung tangan tidak sesuai prosedur banyak terjadi kejadian plebitis yaitu (81,8%), disbanding dengan yang memakai sarung tangan sesuai prosedur (23,3%).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Dr. Soedirman Kebumen pada tanggal 24 Februari tahun 2015 di IGD pada pukul 09.00 WIB dapatkan data untuk tingkat pengetahuan dan demostrasi perawat tentang prosedur cuci tangan rata – rata 81 % dari jumlah perawat di IGD sebanyak 25 orang, fasilitas handrub baru 4 titik di karenakan bagian IGD baru melakukan relokasi ke rumah sakit baru. Rata – rata kepatuhan karena kesadaran prosedur cuci tangan perawat masih rendah pada tahap prainteraksi menimbulkan beberapa munculnya infeksi nosokomial salah satunya adalah phlebitis. Berdasarkan data yang diperoleh dari badan PPI (Pengendalian dan Pencegahan Infeksi) RSUD Dr. Soedirman Kebumen dari tanggal 22 september 2014 sampai 18 oktober 2014 yaitu 5,2 % jauh di standar rumah sakit yaitu 3 %, dengan jumlah sampel sebanyak 2931. Kepatuhan cuci tangan pada perawat di IGD saat pra interaksi adalah 55,90%. Kepatuhan penggunaan sarung tangan sebelum tindakan medis berupa pemasangan infus tinggi yaitu 100 %, di tandai dengan seluruh perawat di IGD Dr. Soedirman yang berjumlah 25 orang menggunakan sarung tangan bersih. Dari fenomena yang di paparkan penulis tertarik melakukan penelitiann tentang “Hubungan antara penggunaan sarung tangan dan kepatuhan prosedur cuci tangan perawat dengan kejadian phlebitis di IGD RSUD Dr. Soedirman kebumen”.
6
B. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah yang dipaparkan diatas, yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Adakah hubungan tentang kepatuhan prosedur cuci tangan dengan kejadian phlebitis di RSUD Soedirman 2. Adakah hubungan antara penggunaan sarung tangan dengan kejadian phlebitis di RSUD Dr. Soedirman Kebumen C. Tujuan 1. Tujuan umum Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan cuci tangan dan penggunaan sarung tangan dengan kejadian phlebitis di RSUD Dr. Soedirman Kebumen 2. Tujuan khusus a. Mengetahui kepatuhan cuci tangan perawat RSUD Dr. Soedirman Kebumen b. Mengetahui kepatuhan penggunaan sarung tangan sebelum tindakan medis di RSUD Dr. Soedirman c. Mengetahui kejadian phlebitis di RSUD Dr. Soedirman Kebumen d. Mengetahui hubungan kepatuhan prosedur cuci tangan perawat dengan kejadian phlebitis di RSUD Dr. Soedirman Kebumen e. Mengetahui hubungan penggunaan sarung tangan sebelum melakukan tindakan dengan kejadian phlebitis di RSUD Dr. Soedirman Kebumen. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi untuk mengidentifikasi penggunaan prinsip 5 momen 6 langkah saat melakukan cuci tangan dengan benar serta penggunaan sarung tangan yang sesuai agar dapat mengendalikan infeksi nosokomial serta penggunaan sarung tangan yang sesuai standar di rumah sakit terkait dan mempertahankan prinsip
7
septik aseptik, dan menjadi salah satu menjamin keselamatan pasien (patient safety).
2. Bagi pendidik keperawatan Sebagai bahan masukan pengembang dan keterampilan yang berharga bagi peneliti, sehingga dapat menerapkan pengalaman ilmiah yang diperoleh untuk penelitian mendatang. Selain itu juga menyediakan informasi mengenai penggunaan prinsip 5 momen dan 6 langkah cuci serta penggunaan
sarung tangan
dalam pengendalian
infeksi
nosokomial. 3. Bagi penelitian keperawatan Sebagai sarana untuk menambah ilmu dan informasi bagi peneliti keperawatan sehingga memunculkan ide baru bagi peneliti selanjutnya.
E. Keaslian penelitian 1. Penelitian ini sudah dilakukan oleh Pristianti (2011) tentang “Faktor – Faktor Penyebab Ketidakpatuhan Perawat untuk Melakukan Tindakan Cuci Tangan Sebelum Melkakukan tindakan di Bangsal Ahmad Dahlan dan Salamah RS PKU Muhammadiyah Sruweng”. Tujuan mengetahui faktor-faktor penyebab ketidakpatuhan perawat untuk melakukan tinakan cuci tangan sebelum tindakan. Dengan jumlah sampel 34 responden. Dengan metode
cross sectional dengan
pendekatan analitik korelasi. Pengambilan sampel menggunakaan purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukan faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan perawat untuk melakukan tindakan cuci tangan sebelum tindakan adalah faktor pengetahuan dengan p value 0,003. Partisipasi dengan p value 0,000, faktor sarana 0,002, faktor aktivitas p value 0,008. Persamaan : objek penelitian yaitu perawat dan tentang perilaku cuci tangan. Perbedaan : tempat, waktu metode penelitian yang di pakai
dan variabel penelitian serta
8
2. Penelitian yang sudah dilakukan oleh Nurma Irawati tentang “Gambaran Pelaksanaan Pemasangan Infus Yang TIdak Sesuai SOP Terhadap Kejadian Plebitis Di RSUD dr. Soediran Sumarso Kabupaten Wonogiri”.
Penelitian
jenis
kuantitatif
dengan
pendekatan
fenomenologis deskriptif untuk memperoleh informasi yang spesifik mengenali nilai, opini, perilaku, dan konteks social menurut keterangan populasi. Analisa data menggunakan metode Colaizzi. Sampel penelitian adalah 5 partisipan perawat pelaksana rawat inap dan pasien yang terpasang infus di RSUD dr. Soediran Sumarso Kabupaten Wonogiri. Hasil penelitian menujukan bahwa terdapat gambaran pelaksanaan pemasangan infus yang tidak sesuai SOP dapat mempengaruhi kejadian plebitis di bangsal RSUD dr. Soediran Sumarso Kabuoaten Wonogiri. Kesimpulan: pemasangan infus yang tidak sesuai SOP dapat mempengaruhi kejadian plebitis di bangsal kenanga RSUD dr. Soediran Sumarso Kabuoaten Wonogiri. Persamaan : objek penelitian yaitu perawat, pemadangan infus dan kejadian plebitis. Perbedaan : tempat, waktu dan variabel penelitian serta metode penelitian yang di pakai 3. Dari penelitian yang udah dilakukan oleh Wayunah (2011) tentang “ Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Terapi Infus Dengan Kejadian Plebitis Dan Kenyamanan Pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Daerah Kabupaten Indramayu” dengan jenis penelitian analitic correlation dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 65 perawat pelaksana dan 65 pasien yang dipasang infus oleh perawat rawat inap. Hasil analisis lanjut menunjukan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan perawat tentang terapi infus dengan kejadian plebitis (p=0,000), dan ada hubungan yang signifikan antara penetahuan perawat tentang terapi infus dengan kenyamanan (p=0,000).
9
Persamaan : objek penelitian yaitu perawat dan klien. Perbedaan : tempat, waktu dan variabel penelitian serta metode penelitian yang di pakai 4. Penelitian yang dilakukan oleh Emilyasna (2012) tentang hubungan penerapan kewaspadaan standar dengan kejadian infeksi karena jarum infus (plebitis) di Irna Non Bedah RSUP Dr. M. Djamil dengan jumlah sampel 41 perawat dan 41 pasien ,menggunakan metode croos sectional dengan lembar observasi, menunjukan hasil bahwa proporsi perawat cuci tangan tidak sesuai prosedur yaitu 34,4%. Kejadian phlebitis 39,0%, penggunaan sarung tangan 26,8%. Ada hubungan perawat cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan pemasangan infus dengan kejadian phlebitis (p=0,006), ada hubungan perawat memakai sarung tangan sebelum pemasangan infus dengan kejadian phlebitis (p=0,001)
Persamaan : objek penelitian yaitu perawat dan klien. Perbedaan : tempat, waktu dan variabel penelitian serta metode penelitian yang di pakai 5. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Ari Mulyani dan Tri Hartini (2014) yang berjudul “hubungan Kepatuhan Perawat dalam Cuci Tangan Enam Langkah Lima Momen dengan Kajadian Plebitis di RSI Kendal pada tahun 2014 dengan jumlah sampel 55 perawat pelaksanan ruang inap anak dan dewasa dengan total populasi 630 pasien dengan teknik purposive sampling sebanyak 63 pasien, menunjukan hasil adanya hubungan yang bermakna antara kepatuhan perawat dalam melakukan cuci tangan enam langkah lima momen dengan kejadian plebitis yaitu 79,4% (p=0,031).
Persamaan : objek penelitian yaitu perawat dan klien. Perbedaan : tempat, waktu dan variabel penelitian serta metode penelitian yang di pakai.
10
F. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soedirman Kebumen pada bulan Juni tahun 2015.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, U.F. (2005). Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah, Cetakan 1, Jakarta, Kompas Media Nusantara, p 228-248. Arikunto, S. (2008). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Karya. Azwar, S, (2009). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Jakarta : Pustaka Pelajar. Chambell L. (1998). Clinical IV-Related phlebitis, complication and of hospital stay:1. British Journal of Nursing. Diakses 30 juni, 2011 Darmadi, S, (2008). Infeksi Nosokomial Problematika & Pengendaliannya. Jakarta: salemba Medika Darmawan, I. Plebitis, apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya?;2008.http://www.otsuka.co.id/?content=article_detail&id= 68&lang=id diunduh tanggal 1 februari 2015. Daughtery, L. (2008). Peripheral Canulation. Nursing standart, 59-56 Emilyasna, dkk, (2012). Hubungan Penerapan Standar Dengan Kejadian Infeksi Karena Jarum Infus (Phlebitis) di IRNA Non Bedah RSUP DR. M. Djamil Padang. Jurnal, Irawati, Nurma, (2014), Gambaran Pelaksanaan Pemasangan Infus Yang Tidak Sesuai SOP Terhadap Kejadian Plebitis di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri. STIKES Kusuma Husada. Skripsi Marwoto, Agus. (2007) Analisis Kinerja Perawat dalam Pengendalian Infeksi Nosokomial di ruang IRNA 1 RSUP dr. Sadjito, Yogyakarta. Irckmpk.ugm.ac.id. Jurnal. Mulyani, Dwi Ari, dkk. (2013). Hubungan Kepatuhan Dalam Cuci Tamgam Enam Langkah Lima Momen Dengan Kejadian Phlebitis di RSI Kendal. Jurnal. Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nurul, (2009). Gambaran Perilaku Cuci Tangan Perawat Selama Pelaksanaan Tindakan di Ruang Asy –Syfa Bangsal Penyakit Dalam RSI amal Sehat Sragen, Keperawatan, sregen. Skripsi,
Prastika, Deya, dkk. (2012). Kejadian Flebitis di rumah Sakit Umum Daerah Majalaya. Jurnal PERDALIN. (2010). Handout Pengendalian Infeksi Nosokomial, Jakarta. Potter & Perry. (2005) Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses & Praktek. Edisi 4. Vol 1. Jakarta : EGC Pristianti, Ika Yuli (2011), Faktor – Faktor Penyebab Ketidakpatuhan Perawat Untuk Melakukan Tindakan Cuci Tangan Sebelum Melakukan Tindakan Keperawatan di Bangsal Ahmad Dahlan dan Salamah di RS PKU Muh Sruweng, keperawatan, kebumen, skripsi Rohani dan Hingawati setio. (2010). Panduan Praktik Keperawatan Nosokomial. Yogyakarta : PT Citra Parama Santjaka, A (2011). Statistik untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Muha Medika Setiawati. (2008). Proses pembelajaran dalam pendidikan kesehatan, Jakarta: TIM. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung: Penerbit alfabeta Susiati, (2008). Keterampilan Keperawatan Dasar, Paket 1, Erlangga Medical Series, Jakarta Suarli, S & Bachtiar. (2009). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktik. Jakarta : Erlanggga Trianiza, Efi, (2013). Faktor –Faktor Penyebab Kejadian Phlebitis Di Ruang Rawat Inap RSUD Cengkareng. Tesis. Wayunah, (2011), Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Terapi Infus dengan Kejadian Plebitis dan Kenyamanan Pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Indramayu. Universitas Indonesia. Tesis,
LAMPIRAN
Lampiran lembar surat pernyataan menjadi responden dan lembar observasi SURAT PERNYATAAN BERSEDIA BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN Yang bertandatangan dibawah ini saya: Nama
:
Umur
:
Alamat
:
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti, dengan ini menyatakan bersedia berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian “ Hubungan Penggunaan Sarung Tangan dan Kepatuhan Cuci Tangan Perawat Dengan Kejadian Plebitis di RSUD Dr. Soedirman Kebumen. Adapun kesediaan saya ini adalah ; 1. Bersedia untuk di observasi tetang tanda – tanda plebitis 2. Memberikan informasi yang benar dan sejujurnya tentang apa yang di rasakan saat sesuai dengan lembar observasi / Keikutsertaan daya ini sukarela tidak ada unsur paksaan dari pihak manapun. Demikian surat pernyataan ini saya buat, untuk dapat digunakan sebagainmana mestinya. Kebumen,
2015
Mengetahui Peneliti
Angga S. Priandika
yang membuat pernyataan
Nama & Tanda tangan
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth, Bapak / Ibu Ditempat Dengan hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa tingkat 4 jurusan S1 keperawatan, STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG angkatan 201, bahwa saya : Nama : Angga Satria Priandika NIM
: A11107007
Akan
mengadakan
PENGGUNAAN
penelitian
SARUNG
dengan
TANGAN
judul
“HUBUNGAN
dan
TINGKAT
ANTARA
KEPATUHAN
PROSEDUR CUCI TANGAN PERAWAT DENGAN KEJADIAN PLEBITIS DI RSUD Dr. SOEDIRMAN KABUPATEN KEBUMEN” sehubung dengan hal tersebut mohon kesediaaan saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian ini sebagai responden. Penelitian ini dilakukan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak memberikan konsekuensi atau akibat apapun dari saudara, serta data yang diterima oleh peneliti dijamin kerahasiaannya. Informasi yang saudara berikan hanya digunakan untuk pengembangan pendidikan keperawatan dan tidak akan digunakan untk magsud lain. Demikan atas perhatian yang saya sampaikan, saya ucapkan terimakasih. Gombong,
Mei 2015
peneliti
Angga Satria Priandika
A. Lembar observasi kepatuhan pelaksanaan cuci tangan LEMBAR OBSERVASI KEPATUHAN PERAWAT UNTUK MELAKUKAN TINDAKAN CUCI TANGAN
Ruang Tanggal observasi Petunjuk Patuh” No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
: : : Berilah tanda ( √ ) pada kolom “Patuh” dan “Tidak
No Responden
Patuh
Tidak Patuh
22 23 24 25
LEMBAR OBSERVASI KEPATUHAN PERAWAT UNTUK MELAKUKAN TINDAKAN CUCI TANGAN
Kode responden
Ruang
:
Pendidikan
:
Lama bekerja
:
Tanggal observasi
:
Petunjuk dilakukan”
: Berilah tanda ( √ ) pada kolom “dilakukan” dan “Tidak
Prosedur cuci tangan lima langkah No Jenis tindakan 1
Cuci
Dilakukan
tangan
sebelum melakukan tindakan 2
Cuci tangan setelah melakukan tindakan
3
Klien prosedur tangan
Total nilai =
melakukan cuci
Tidak dilakukan
PROSEDUR CUCI TANGAN No ASPEK YANG DINILAI 1 Basahi tangan dengan air/ menuangkan cairan antiseptic ke seluruh permukaan tangan 2 Memakai cukup sabun untuk menyabuni seluruh tangan 3 Gosok tangan dengan posisi telapak pada telapak 4 Telapak tangan atas punggung tangan kiri dengan jari saling menjain sebaliknya 5 Telapak pada telapak dan jari-jari saling menjalin 6 Punggun jari-jari pada telapak tangan yang berlawanan dengan jari-jari saling mengunci 7 Gosok memutar dengan ibu jari kiri, tangan kanan mengunci pada telapak kiri dan sebaliknya 8 Gosok memutar kearah depan fan belakang jari-jari tangan kanan mengunci pada telapak tanan kiri dan sebaliknya 9 Bilas dengan air 10 Keringkan tangan sekering mungkin dengan handuk sekali pakai dan gunakan handuk untuk mematikan kran air
Total nilai=
Pilihan Jawaban Tidak Dilakukan dilakukan
Lembar observasi penggunaan sarung tangan standar No 1 2
Tindakan Penggunaan satung tangan sesuai standar Pengginaan sarung tangan tidak sesuai standar
Total nilai =
Aspek yang dinilai Standar Tidak standar
B. Lembar observasi plebitis Kode responden
Ruang Pendidikan Lama bekerja Tanggal observasi Petunjuk
No 1 2 3 4 5 6
: : : : : Berilah tanda ( √ ) pada kolom kriteria yang sesuai
Tanda – tanda plebitis Kemerahan pada area penusukan Nyeri pada area penusukan Bengkak pada area penusukan Pengerasan pada penusukan Nyeri sepanjang vena Pyrexia atau adanya keluaran (purulent) Skala
Ya
Tidak
Keterangan Skala plebitis dari 0 sampai 4 pada tempat pemasangan kanul intravena: Skala 0 1 2 3 4 5
Kriteria klinis Tidak ditemukan plebitis Kemerahan pada area penusukan dengan atau tanpa nyeri Nyeri pada area penusukan, disertai dengan kemerahan dan / bengkak Nyeri sepanjang kanulaa disertai kemerahan, pengerasan pada area penusukan (indurasi), dan kemerahan Nyeri sepanjang kanul disertai kemerahan, pengerasan pada area penusukan (indurasi), dan pengerasan sepanjang vena Nyeri sepanjang kanul disertai kemerahan (indurasi), pengerasan sepanjang vena, pyrexia atau demam dengan/atau disertai keluaran purulent.
JADWAL PENELITIAN
No
Kegiatan
1
Penyusunan judul Studi pendahuluan Penyusunan proposal Ujian proposal Perbaikan proposal Pengumpulan data Pengolahan data Penyusunan hasil dan pembahasan Seminar hasil Revisi skripsi Pengumpulan skripsi
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11
Oktober 2014
November
Desember
Januari 2015
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
FREQUENCIES VARIABLES=patuh /NTILES=4 /STATISTICS=STDDEV RANGE MEAN MEDIAN SUM /ORDER=ANALYSIS.
Frequencies [DataSet0] Statistics patuh N
Valid
25
Missing Mean Median Std. Deviation Range Sum Percentiles 25
0 .20 .00 .408 1 5 .00
50
.00
75
.00
patuh Frequency Valid
tidak patuh
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
20
80.0
80.0
80.0
patuh
5
20.0
20.0
100.0
Total
25
100.0
100.0
FREQUENCIES VARIABLES=sarung /NTILES=4 /STATISTICS=STDDEV RANGE MEAN MEDIAN SUM /ORDER=ANALYSIS.
Frequencies [DataSet0] Statistics sarung N
Valid
25
Missing Mean Median Std. Deviation Range Sum Percentiles 25
0 .76 1.00 .436 1 19 .50
50
1.00
75
1.00 sarung Frequency
Valid
tidak pakai
Percent
Valid Percent
6
24.0
24.0
24.0
pakai
19
76.0
76.0
100.0
Total
25
100.0
100.0
FREQUENCIES VARIABLES=plebitis /NTILES=4 /STATISTICS=STDDEV RANGE MEAN MEDIAN SUM /ORDER=ANALYSIS.
Frequencies [DataSet0] Statistics Plebitis N
Cumulative Percent
Valid
Missing Mean Median Std. Deviation Range Sum Percentiles 25
25 0 .44 .00 .507 1 11 .00
50
.00
75
1.00
plebitis Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
tidak plebitis
14
56.0
56.0
56.0
plebitis
11
44.0
44.0
100.0
Total
25
100.0
100.0
CROSSTABS /TABLES=patuh BY plebitis /FORMAT=AVALUE TABLES /STATISTICS=CHISQ RISK /CELLS=COUNT ROW /COUNT ROUND CELL.
Crosstabs [DataSet0] Case Processing Summary Cases Valid N patuh * plebitis
Missing
Percent 25
N
Total
Percent
100.0%
0
N
Percent
.0%
25
plebitis
Total
100.0%
patuh * plebitis Crosstabulation plebitis tidak plebitis patuh
tidak patuh
Count % within patuh
patuh
9
11
20
45.0%
55.0%
100.0%
Count % within patuh
Total
5
0
5
100.0%
.0%
100.0%
14
11
25
56.0%
44.0%
100.0%
Count % within patuh
Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Continuity Correction
a
1
.027
2.932
1
.087
6.771
1
.009
4.911 b
Likelihood Ratio
Asymp. Sig. (2sided)
df
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association b
N of Valid Cases
Exact Sig. (2sided)
.046 4.714 25
1
.030
Exact Sig. (1sided)
.038
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.20. b. Computed only for a 2x2 table Risk Estimate 95% Confidence Interval Value For cohort plebitis = tidak plebitis N of Valid Cases
Lower
.450
Upper
.277
.731
25
CROSSTABS /TABLES=sarung BY plebitis /FORMAT=AVALUE TABLES /STATISTICS=CHISQ RISK /CELLS=COUNT ROW /COUNT ROUND CELL.
Crosstabs [DataSet0] Case Processing Summary Cases Valid N sarung * plebitis
Missing
Percent 25
N
Total
Percent
100.0%
0
N
Percent
.0%
25
plebitis
Total
100.0%
sarung * plebitis Crosstabulation plebitis tidak plebitis sarung
tidak pakai
Count % within sarung
pakai
Count % within sarung
Total
Count % within sarung
0
6
6
.0%
100.0%
100.0%
14
5
19
73.7%
26.3%
100.0%
14
11
25
56.0%
44.0%
100.0%
Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test
a
1
.002
7.280
1
.007
12.396
1
.000
10.048 b
Asymp. Sig. (2sided)
df
Exact Sig. (2sided)
.003
Exact Sig. (1sided)
.003
Linear-by-Linear Association
9.646
b
N of Valid Cases
1
.002
25
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.64. b. Computed only for a 2x2 table Risk Estimate 95% Confidence Interval Value For cohort plebitis = plebitis N of Valid Cases
Lower
3.800
Upper
1.791
8.064
25
EXAMINE VARIABLES=patuh sarung plebitis /PLOT BOXPLOT STEMLEAF NPPLOT /COMPARE GROUP /STATISTICS DESCRIPTIVES /CINTERVAL 95 /MISSING LISTWISE /NOTOTAL.
Explore [DataSet0] Case Processing Summary Cases Valid N patuh sarung plebitis
Missing
Percent 25 25 25
N
100.0% 100.0% 100.0%
Total
Percent 0 0 0
.0% .0% .0%
N
Percent 25 25 25
100.0% 100.0% 100.0%
Descriptives Statistic patuh
Mean 95% Confidence Interval for Mean
Std. Error
.20 Lower Bound
.03
Upper Bound
.37
5% Trimmed Mean
.17
Median
.00
Variance
.167
Std. Deviation
.408
Minimum
0
.082
Maximum
1
Range
1
Interquartile Range
0
Skewness Kurtosis sarung
Mean 95% Confidence Interval for Mean
.464
.593
.902
.76
.087
Lower Bound
.58
Upper Bound
.94
5% Trimmed Mean
.79
Median
1.00
Variance
.190
Std. Deviation
.436
Minimum
0
Maximum
1
Range
1
Interquartile Range
0
Skewness Kurtosis plebitis
1.597
Mean 95% Confidence Interval for Mean
-1.297
.464
-.354
.902
.44
.101
Lower Bound
.23
Upper Bound
.65
5% Trimmed Mean
.43
Median
.00
Variance
.257
Std. Deviation
.507
Minimum
0
Maximum
1
Range
1
Interquartile Range
1
Skewness Kurtosis
.257
.464
-2.110
.902
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov
Shapiro-Wilk
Statistic patuh sarung plebitis
df
.488 .469 .367
Sig. 25 25 25
.000 .000 .000
Statistic .493 .533 .634
a. Lilliefors Significance Correction
patuh patuh Stem-and-Leaf Plot Frequency
Stem &
20.00 0 . 5.00 Extremes Stem width: Each leaf:
Leaf 00000000000000000000 (>=1)
10 1 case(s)
df
Sig. 25 25 25
.000 .000 .000
sarung Stem-andLeaf Plot Frequency
Stem &
Leaf
6.00 Extremes 19.00 1 . Stem width: Each leaf:
(=<.0) 0000000000000000000
1 1 case(s)
plebitis plebitis Stem-and-Leaf Plot Frequency 14.00 .00 .00 .00 .00 11.00 Stem width: Each leaf:
Stem & 0 0 0 0 0 1
. . . . . .
Leaf 00000000000000
00000000000
1 1 case(s)
NONPAR CORR /VARIABLES=patuh plebitis /PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.
Nonparametric Correlations [DataSet0] Correlations patuh Spearman's rho
patuh
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
plebitis
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
NONPAR CORR /VARIABLES=sarung plebitis /PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.
Nonparametric Correlations [DataSet0]
plebitis *
1.000
-.443
.
.026
25
25
*
1.000
.026
.
25
25
-.443
Correlations sarung Spearman's rho
sarung
Correlation Coefficient
1.000
Sig. (2-tailed) N plebitis
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
plebitis -.634
**
.
.001
25
25
**
1.000
.001
.
25
25
-.634
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
SAVE OUTFILE='C:\Users\x\Documents\olah data\benar1.sav' /COMPRESSED. CORRELATIONS /VARIABLES=patuh plebitis /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.