PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SOSIAL DAN EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN PADA KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SWASTA DI JAKARTA TIMUR
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh: Yosaphat Perkasa Perdana Putra 099114048
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SOSIAL DAN EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN PADA KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SWASTA DI JAKARTA TIMUR
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh: Yosaphat Perkasa Perdana Putra 099114048
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SOSIAL DENGAN EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN PADA KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Yosaphat Perkasa Perdana Putra
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan sosial dengan efektivitas kepemimpinan Kepala Sekolah Menengah Kejuruan di wilayah Jakarta Timur. Subyek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah SMK yang masih menjabat yang berjumlah 50 orang. Dalam penelitian ini peneliti membuat hipotesis bahwa ada hubungan positif antara kecerdasan sosial kepala sekolah dengan efektivitas kepemimpinannya. Penelitian ini menggunakan skala kecerdasan sosial dan skala efektivitas kepemimpinan yang telah disusun dengan teknik penskalaan Likert. Reliabilitas skala Kecerdasan Sosial adalah 0,962 dari 40 item dan reliabilitas skala Efektivitas Kepemimpinan adalah 0,966 dari 40 item. Reliabilitas kedua skala diperoleh dengan menggunakan teknik Alpha – Cronbach dari program SPSS for windows versi 21. Penelitian ini menggunakan uji normalitas dan uji linearitas untuk melakukan uji asumsi. Hasil uji asumsi menunjukkan bahwa data memiliki sebaran normal dan memiliki hubungan yang linear antara kecerdasan sosial dan efektivitas kepemimpinan. Penelitian ini menggunakan teknik Pearson Product Moment untuk mengetahui hubungan antara Kecerdasan Sosial dan Efektivitas Kepemimpinan dan memperoleh nilai koefisien korelasi (r) 0,837 dengan nilai signifikansi 0,000 (p < 0,01). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara Kecerdasan Sosial dan Efektivitas Kepemimpinan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi Kecerdasan Sosial maka semakin tinggi Efektivitas Kepemimpinan pada Kepala Sekolah SMK.
Kata Kunci: Kecerdasan Sosial, Efektivitas Kepemimpinan, Kepala Sekolah SMK
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
The Relationship Between Social Intelligence And Leadership Effectivity of The Vocational High School Head Master
Yosaphat Perkasa Perdana Putra
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out the relationship of social intelligence with the leadership effectivity of the vocational high school head master in east Jakarta. The subject of this research are 50 active head masters of the vocational high school. The researcher made a hypothesis that there is a positive relation between head master’s social intelligence with his leadership effectivity. This research used the scale of social intelligence and scale of leadership effectivity that has been compiled using Likert scaling technique. The reliability of Social Intelligence scale is 0,962 out of 40 items and the reliability Leadership Effectivity scale is 0,966 out of 40 items. The reliability of both scales are gained by using Alpha – Cronbach technique from SPSS for Windows version 21. The research is using normality test and linearity test for assumption testing. The result of assumption testing shows that the data has normal distribution and has linear relation between social intelligence and leadership effectivity. This research is using Pearson Product Moment technique to find out the relationship between Social Intelligence and Leadership Effectivity and also to achieve coefficient value correlate (r) 0,837 with significant value 0,000 (p < 0,01). It shows that there is a positive relationship between Social Intelligence and Leadership Effectivity. So it is concluded that the higher Social Intelligence, the Leadership Effectivity of vocational high school head master will also increase.
Key word: Social Intelligence, Leadership Effectivity, Vocational high school headmaster.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini saya persembahan kepada Yesus Kristus yang membantu saya dalam menjalani studi dan akhirnya mampu untuk menyusun karya tulis ini, terima kasih atas bimbingan-Mu. Dr. JB. Soemarsono, S.H., M.Pd., dan Patricia Puspasari Rusli, S.H., kedua orang tua yang tanpa henti mencambuk raga dan pikiran untuk menyelesaikan tanggung jawab ini. Alm. Dra. Lucia Pratidarmanastiti, M.S., terima kasih atas waktu berharga yang telah engkau berikan untuk membantuku mengawali penulisan karya tulis ini. Allezandra Putu Ayu Purnamasari, S.Psi., terima kasih atas semangat yang selalu kau berikan tanpa mengenal jarak dan waktu. Seluruh sahabat penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih karena telah memberikan kesempatan untuk berjuang bersama, sampai bertemu di kehidupan yang sesungguhnya.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan, Dia yang tak terbatas, karena dengan kesempatan, bimbingan dan berkat dariNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Antara Kecerdasan Sosial Dengan Efektivitas Kepemimpinan Pada Kepala Sekolah SMK Swasta Di Wilayah Jakarta Timur” karya tulis ini diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi. Proses penyusunan skripsi tidak akan selesai tanpa adanya bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1.
Tuhan Yesus Kristus yang selalu membimbingku dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas segala pertolongan dan berkat-Mu selama ini.
2.
Almamater tercinta, Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Terima kasih atas semua pembelajaran yang telah diberikan.
3.
Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih atas wejangan yang telah bapak berikan.
4.
Bapak Eddy Suhartanto,
M.Si., Kepala Program Studi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih atas bimbingan dan kesempatan yang diberikan. ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.
Bapak C. Siswa Widyatmoko, M.Psi., selaku Dosen Pembimbing Akademik. Terima kasih atas kesabarannya menghadapi kami selama ini.
6.
Alm. Dra. Lucia Pratidarmanastiti, M.S., selaku Dosen Pembimbing Skripsi
terdahulu.
Mohon
maaf
atas
keterlambatanku
dalam
menyelesaikan skripsi, dan terima kasih yang tak terhingga atas bimbingan dan kasih sayangmu selama ini. 7.
Bapak T.M. Raditya Hernawa, M.Psi., selaku Dosen Pembimbing Skripsi saat ini. Terima kasih banyak atas bantuanmu dalam menyelesaikan proses penulisan skripsiku.
8.
Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, terima kasih banyak atas pelajaran baik formal maupun non-formal yang telah kalian berikan.
9.
Mas Gandung, Bu Nanik dan seluruh staff sekertariat Fakultas Psikologi, terima kasih atas bantuannya selama ini. Semoga kalian tetap sabar dalam menghadapi mahasiswa.
10. Mas Mudji, Mas Donny, dan seluruh staff Laboratorium Fakultas Psikologi, terima kasih karena sudah mau di repotkan pada saat praktikum. 11. Kedua orang tuaku. Terima kasih atas amarah, semangat, perhatian, dan kasih yang telah kalian berikan tanpa bosan. Maaf apabila selama ini kalian harus menunggu lama, but look guys, i did it !! 12. Mba Eksa, Galuh, Gayatri, terima kasih atas dukungannya selama ini. x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13. Allezandra Putu Ayu Purnamasari, terima kasih atas seluruh perhatian, kasih sayang dan dukungan yang kau berikan selama ini. Kita sambut masa depan yang lebih indah dan menantang ya non. 14. Engger, A.K.A Akeng, terima kasih banyak atas waktu dan bantuan mu selama ini keng. Kamu terbaik !! 15. Seluruh teman-teman Fakultas Psikologi semua angkatan, terima kasih telah mengijinkan aku untuk menjalin persahabatan dengan kalian, dan terima kasih atas pelajaran berharga selama ini. 16. Sahabat terbaik, Reska, Jekek, Joshua, Ponang, Citung. Terima kasih atas dukungan dan lelucon kalian selama ini. 17. Seluruh sahabat kantin yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih atas tawa dan canda kalian selama kita menunggu perkuliahan atau sekedar berdiskusi. 18. Penghuni E.12, terima kasih karena kalian sempat menaungiku dan mengajarkan hal-hal baru. 19. Sahabat satu aspal, Mas Thomas, Mas Riben, Bang Odone, Mas JP, Mas Latif, Oki, Teguh, kalian memang tidak membantu apa apa dalam skripsi, tapi terima kasih kalian telah mengajarkan bagaimana cara menjalani kehidupan dan memperlakukan orang lain. 20. Personel BarBudGe, Pak Goen, Pak Kost, Mas Epi, Anggun, Dyta. Terima kasih atas lantunan nada-nada indah selama ini, dan menjadi penyegar di kala proses pembuatan skripsiku.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21. Seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih penuh dengan ketidak sempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Penulis berharap bahwa skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Penulis
Yosaphat Perkasa Perdana Putra
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ..........................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................
iv
ABSTRAK .................................................................................................
v
ABSTRACT .................................................................................................
vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..............
vii
PERSEMBAHAN ......................................................................................
viii
KATA PENGANTAR ...............................................................................
ix
DAFTAR ISI ..............................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................
xvii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xix
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xx
BAB I.
BAB II.
PENDAHULUAN ..................................................................
1
A. Latar Belakang ................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...........................................................
6
C. Tujuan Penelitian .............................................................
6
D. Manfaat Penelitian...........................................................
6
LANDASAN TEORI ..............................................................
7
A. Kecerdasan Sosial ...........................................................
7
B. Efektivitas Kepemimpinan ..............................................
12
C. Kepala Sekolah ................................................................
21
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Hubungan kecerdasan sosial dengan efektivitas kepemimpinan pada kepala sekolah menengah kejuruan
BAB III.
Swasta di Jakarta Timur ..................................................
22
E. Hipotesis Penelitian .........................................................
26
F. Skema Penelitian .............................................................
27
METODE PENELITIAN ........................................................
28
A. Jenis Penelitian ................................................................
28
B. Variabel Penelitian .........................................................
28
C. Definisi Operasional ........................................................
29
1. Kecerdasan Sosial .....................................................
29
2. Efektivitas Kepemimpinan ........................................
30
D. Subjek Penelitian .............................................................
31
E. Metode dan Alat pengumpulan Data ..............................
31
1. Skala Kecerdasan Sosial ..........................................
32
2. Pemberian Skor Kecerdasan Sosial ..........................
33
3. Skala Efektivitas Kepemimpinan ………………….
35
4. Pemberian Skor Efektivitas Kepemimpinan ………
36
F. Validitas, Seleksi Item, Dan Reliabilitas .........................
38
1. Validitas ...................................................................
38
2. Seleksi Item ..............................................................
38
3. Reliabilitas ................................................................
42
G. Analisis Data ...................................................................
43
1. Uji Asumsi ...............................................................
43
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Uji Normalitas ....................................................
43
b. Uji Linearitas ......................................................
43
2. Uji Hipotesis ..............................................................
44
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................
45
A. Pelaksanaan Penelitian ....................................................
45
B. Data Demografi Subjek Penelitian ..................................
45
C. Uji Asumsi .......................................................................
49
1. Uji Normalitas ..........................................................
49
2. Linearitas ..................................................................
51
D. Hasil Penelitian ...............................................................
52
1. Uji Hipotesis ..............................................................
52
E. Pembahasan .....................................................................
53
KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................
56
A. Kesimpulan ......................................................................
56
B. Saran ................................................................................
56
1. Subjek Penelitian ......................................................
56
2. Kelemahan Penelitian ................................................
57
3. Peneliti Selanjutnya ...................................................
57
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
69
LAMPIRAN ...............................................................................................
108
BAB IV.
BAB V.
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 1
Pemberian Skor Skala Kecerdasan Sosial ...............................
Tabel 2
Blue Print Dan Distribusi Item Skala Kecerdasan Sosial
33
Sebelum Uji Coba ...................................................................
34
Tabel 3
Pemberian Skor Skala Efektivitas Kepemimpinan .................
36
Tabel 4
Blue Print Dan Distribusi Item Skala Efektivitas Kepemimpinan Sebelum Uji Coba .........................................
Tabel 5
Blue Print Dan Distribusi Item Skala Kecerdasan Sosial Setelah Uji Coba .....................................................................
Tabel 6
37
40
Blue Print Dan Distribusi Item Skala Efektivitas Kepemimpinan Setelah Uji Coba ...........................................
41
Tabel 7
Kategori Usia ..........................................................................
45
Tabel 8
Kategori Jenis Kelamin ..........................................................
46
Tabel 9
Kategori Tingkat Pendidikan .................................................
46
Tabel 10
Kategori Lama Bekerja ...........................................................
46
Tabel 11
Uji Mean Empirik Dan Teoritik ..............................................
47
Tabel 12
One-Sample Test .....................................................................
48
Tabel 13
Uji Normalitas .........................................................................
49
Tabel 14
Uji Linearitas ..........................................................................
51
Tabel 15
Hasil Uji Hipotesis ..................................................................
52
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GRAFIK Grafik 1.
Uji Normalitas Kecerdasan Sosial ........................................
50
Grafik 2.
Uji Normalitas Efektivitas Kepemimpinan ..........................
50
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1. 1. Skala Kecerdasan Sosial dan Efektivitas Kepemimpinan
74
LAMPIRAN 2. 1. Hasil Seleksi Item Skala Kecerdasan Sosial ..................................
95
2. Hasil Seleksi Item Skala Efektivitas Kepemimpinan ....................
96
LAMIPRAN 3. 1. Reliabilitas Skala Kecerdasan Sosial .............................................
98
2. Reliabilitas Skala Efektivitas Kepemimpinan ..............................
98
LAMPIRAN 4. 1. Uji Deskriptif Mean Empirik .........................................................
99
LAMPIRAN 5. 1. Uji Normalitas ................................................................................
100
LAMPIRAN 6. 1. Uji Linearitas .................................................................................
101
LAMIPRAN 7. 1. Histogram Distribusi Skala Kecerdasan Sosial ............................. 102 2. Histogram Distribusi Skala Efektivitas Kepempimpinan .............. 102
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan
laporan
tahunan
dari
United
Nations
Development
Programme (UNDP) tahun 2013, Human Development Index (HDI) Indonesia hingga kini tidak menunjukkan kemajuan. Pada laporan terakhir yang dipublikasikan pada 14 Maret 2013, Indonesia menempati urutan ke-121 dalam indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) dari 187 negara yang diperingkat oleh Program Pembangunan PBB. Walaupun peringkat Indonesia naik tingkat dibandingkan publikasi pada tahun 2012 (urutan ke-124 dari 187 negara), tetapi posisi Indonesia berada di paling bawah di antara negara Asia Tenggara. Sementara itu peringkat paling atas adalah Singapura, yakni peringkat 18, disusul berturut-turut Brunai pada peringkat 30, Malaysia berada pada peringkat 64, Thailand peringkat 103, dan Philipina peringkat 114. Apabila melihat laporan Human Development Index tahunan tersebut, maka kondisi ini benar-benar kontras dengan tuntutan globalisasi yang menyaratkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan kompetitif. Hal ini dapat diartikan bahwa kualitas SDM Indonesia tidak mengalami kemajuan sama sekali sehingga tidak siap berkompetisi, bahkan dengan sesama SDM negara-negara ASEAN. Kondisi ini jelas merefleksikan persoalan yang sangat serius dan tidak mungkin diabaikan dalam perspektif pendidikan nasional, baik di masa lalu, masa kini, maupun terutama masa depan. Produk pendidikan masa lalu dapat tercermin melalui SDM yang ada saat ini. Apabila keberadaan SDM masa
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
kini tidak berkualitas, maka hal ini disebabkan oleh kegagalan pendidikan masa lalu. Artinya, produk pendidikan masa lalu mempengaruhi kondisi saat ini. Tidak dapat disangkal bahwa kegagalan pendidikan masa lalu tersebut merupakan produk bersama para guru, kepala sekolah, sampai pengambil kebijakan di tingkat pusat. Kepala sekolah merupakan pihak yang sangat menentukan, karena kepala sekolah merupakan pemegang otoritas tertinggi pada tingkat operasional di sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk bertanggung jawab terhadap kualitas proses dan hasil belajar guna meningkatkan mutu pendidikan secara nasional (Rosyada, 2007). Secara administratif kepala sekolah diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan orang-orang yang terdapat dalam organisasi sekolah, menciptakan kultur harapan yang baik dan mempersatukan berbagai perbedaan dalam organisasi untuk menciptakan hubungan yang produktif. Kepala Sekolah adalah pemimpin tertinggi di sekolah, maka pola kepemimpinannya sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan kemajuan sekolah. Hal ini terkait dengan tugas pokok Kepala Sekolah sebagai “pemimpin“ dan “pengelola” guru beserta stafnya untuk bekerja sebaik-baiknya demi mencapai tujuan sekolah. Sesuai pasal 12 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990, Kepala Sekolah
bertangggungjawab
atas
penyelenggaraan
kegiatan
pendidikan,
administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana serta prasarana. Memimpin dan mengelola sangat mudah dikatakan tetapi tidak mudah untuk dilaksanakan, karena perlu keterampilan khusus dan pengorbanan. Seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Kepala Sekolah harus dapat menciptakan inovasi yang berguna bagi sekolah dan mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang efektif (PERMENDIKNAS No.13 tahun 2007). Namun demikian, kepemimpinan yang dijalankan kepala sekolah ada kalanya belum mencapai hasil terbaik. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai kendala yang belum dapat diatasi dengan maksimal, karena profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah yang kurang. Ford (dalam Parker & Begnaud, 2004) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan untuk meyakinkan orang lain yang diharapkan untuk melakukan apa yang dikehendakinya dan seolah-olah orang berpikir dari dirinya sendiri, oleh karena itu pemimpin diharapkan menekankan hubungan manusiawi, sehingga orang-orang yang berada di bawahnya lebih termotivasi dan lebih mampu menggunakan pemikiran dan wawasan kreatifnya. Dampak yang ditimbulkan adalah kesukarelaan para
bawahannya
untuk
bekerja dan
melaksanakan perintah sehingga mampu menghasilkan karya terbaik. Dalam proses kepemimpinan yang efektif atau efektivitas kepemimpinan, kepala sekolah menempati posisi penting dan penentu berhasil-tidaknya pencapaian tujuan sekolah (PERMENDIKNAS No.13 tahun 2007). Oleh karenanya diperlukan banyak dukungan, salah satu diantaranya adalah kecakapan menjalin relasi sosial. Dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di sekolah, sangat diperlukan relasi sosial antar individu. Urgensi ini bertalian dan bertolak dari realitas manusia sebagai mahluk sosial yang dikodratkan untuk bermasyarakat dan berinteraksi dengan manusia lain, atau secara kodrat memerlukan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
Kecakapan seseorang dalam membina relasi sosial disebut sebagai kecerdasan sosial. Kecerdasan sosial adalah kemampuan seseorang untuk berhubungan secara efektif dengan orang lain (Robbin dan Judge, 2007). Kecerdasan sosial merupakan kecerdasan yang mencakup interaksi kelompok dan erat kaitannya dengan sosialisasi. Menurut Murray dan Richard (1994) kecerdasan sosial seorang pemimpin berfokus kepada orang lain untuk memotivasi mereka agar mencapai kinerja yang lebih tinggi dan menolong mereka. Kemampuan untuk mengenal diri sendiri dan untuk mengetahui orang lain adalah bagian yang tak terpisahkan dari kondisi manusia. Kecerdasan sosial bisa di karakteristikan sebagai sebuah kombinasi dari mengerti orang, salah satu strategi kesadaran sosial dan paket kemampuan untuk berinteraksi secara sukses dengan orang lain (Albercht, 2005). Aldair (2005) mengatakan bahwa kepemimpinan tidak cukup lagi hanya mengandalkan bakat atau keturunan, seorang pemimpin harus mampu dalam menghadapi emosi, baik interpersonal maupun intrapersonal, dan kemampuan ini di dukung oleh teori kecerdasan sosial, dimana seseorang mampu untuk memahami dan mengelola diri pada pria dan wanita dewasa maupun anak-anak (Thorndike, 2004) dan kemampuan untuk berhubungan secara efektif dengan orang lain (Robind & Judge, 2007). Dari uraian di atas terlihat dengan jelas bahwa fokus penelitian ini terletak pada aspek kecerdasan sosial, yang dirasa sangat dibutuhkan
oleh
kepala
sekolah
terutama
bagi
tercapainya
efektivitas
kepemimpinan kepala sekolah menengah kejuruan. Tugas dari kepala sekolah menengah kejuruan tidak hanya untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
organisasi pembelajar yang efektif (PREMENDIKNAS No.13 tahun 2007), akan tetapi juga menjalin relasi dengan berbagai instansi yang terkait dalam menciptakan lapangan pekerjaan bagi lulusan sekolah menengah kejuruan. Hal ini menunjukan bahwa peran yang dimiliki kepala sekolah menengah kejuruan sangat kompleks. Hal ini juga membedakan peran antara kepala sekolah menengah kejuruan dengan kepala sekolah menengah umum. Berdasarkan data dinas pendidikan pemprov DKI mayoritas SMK swasta di Indonesia terletak di wilayah Jakarta Timur. Dalam prakteknya masih banyak kepala sekolah menengah kejuruan swasta di wilayah Jakarta Timur yang belum mampu berhubungan secara efektif dengan orang lain. Sebagai contoh, di kalangan Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Swasta di Wilayah Jakarta Timur yang direncanakan menjadi obyek penelitian ini, masih banyak kepala sekolah yang belum berhasil untuk menjalin relasi atau hubungan dengan lembaga-lembaga pengguna lulusan SMK tersebut. Hasil wawancara DIKNAS Jakarta Timur dengan lima Pengurus Yayasan Pendidikan Swasta di wilayah Jakarta Timur juga menunjukkan masih ada kepala sekolah yang belum dapat bersosialisasi di tempat kerjanya dengan baik dan belum dapat menyelesaikan permasalahan melalui interaksi sosial yang intensif. Kondisi ini menunjukkan bahwa kepala sekolah SMK Swasta di Wilayah Jakarta Timur sebagai pimpinan sekolah belum berhasil menunjukkan kecerdasan sosial yang dapat diandalkan untuk mewujudkan efektivitas kepemimpinannya. Fenomena tersebut menarik untuk dikaji secara mendalam dan komprehensif melalui penelitian ilmiah guna mengungkap hubungan antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
kecerdasan sosial dengan efektivitas kepemimpinan Kepala Sekolah SMK Swasta, dengan mengambil obyek penelitian pada SMK Swasta di Willayah Jakarta Timur
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah terdapat hubungan antara kecerdasan sosial dengan efektivitas kepemimpinan pada Kepala Sekolah SMK Swasta di Wilayah Jakarta Timur?”
C. Tujuan Penelitian Dengan merujuk pada latar belakang dan rumusan masalah tersebut maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan sosial dengan efektivitas kepemimpinan Kepala Sekolah SMK Swasta di Wilayah Jakarta Timur.
D. Manfaat Penelitian Hasil Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Secara teoritis, dapat menambah kasanah ilmu pengetahuan, terutama psikologi pendidikan, khususnya yang terkait dengan studi hubungan antara kecerdasan sosial dengan efektivitas kepemimpinan kepala sekolah. 2. Secara praktis, dapat dijadikan tolak ukur bagi kepala sekolah SMK Swasta di Wilayah Jakarta Timur, untuk mampu meningkatkan efektivitas dalam kepemimpinannya melalui perspektif kecerdasan sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kecerdasan Sosial 1. Pengertian Kecerdasan Sosial Menurut Aristoteles dalam Syamsu (2004) manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain. Hal ini berarti bahwa interaksi sosial sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam lingkungan sekolah. Untuk mencapai interaksi sosial yang baik, seseorang harus
memiliki
kecerdasan
sosial.
Kemampuan
untuk
memahami dirinya atau lingkungannya secara optimal dan bereaksi dengan tepat untuk melakukan keberhasilan perilaku sosial disebut juga sebagai kecerdasan sosial (Sean Foleno dalam Syamsu, 2004). Kemampuan untuk bereaksi dengan tepat sangat diperlukan oleh kepala sekolah dalam pengambilan keputusannya. Thorndike dalam Syamsu (2004) berpendapat, kecerdasan sosial merupakan kemampuan untuk memahami dan mengelola diri pada pria dan wanita dewasa maupun anak-anak. Pernyataan tersebut serupa dengan apa yang diungkapkan oleh Robin dan Judge (2007) bahwa kecerdasan sosial adalah kemampuan seseorang untuk berhubungan secara efektif dengan orang lain.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
Syamsu (2004) mengatakan bahwa kecerdasan sosial merupakan kemampuan mencapai kematangan pada kesadaran berpikir dan bertindak untuk menjalankan peran manusia sebagai makhluk sosial di dalam menjalin hubungan dengan lingkungan atau kelompok masyarakat. Yukl (2010), mengungkapkan bahwa kecerdasan sosial adalah kemampuan menentukan keperluan-keperluan untuk kepemimpinan dalam situasi khusus dan memilih tanggapan yang sesuai. Kecerdasan sosial merupakan pencapaian kualitas manusia mengenai kesadaran diri dan penguasaan pengetahuan yang bukan hanya untuk keberhasilan dalam hubungan interpersonal, tetapi kecerdasan sosial digunakan untuk membuat kehidupan manusia menjadi lebih bermanfaat bagi masyarakat sekitar (Suyono, 2007). Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan sosial adalah kematangan pada kesadaran berpikir serta bertindak dan kemampuan memahami diri atau lingkungan secara optimal untuk menjalin hubungan dengan lingkungan atau kelompok masyarakat agar mampu menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan efektif.
2. Aspek Kecerdasan Sosial Ada dua aspek utama dalam kecerdasan sosial, yaitu kesadaran Sosial (Social Awareness) dan fasilitas Sosial (Social Facility). Kesadaran sosial berasal dari dalam diri individu, dimana perasaan yang muncul seketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
saat merasakan keadaan batin orang lain untuk mengerti perasaan dan pikirannya, untuk masuk ke dalam situasi sosial yang lebih kompleks (Goleman, 2006). Keberhasilan interaksi sosial tidak hanya di dasari oleh kemampuan untuk merasakan dan mengerti apa yang orang lain pikirkan. Fasilitas sosial didasari akan kesadaran sosial yang memungkinkan kelancaran interaksi sosial yang efektif. Hal ini berarti kemampuan merasakan perasaan orang lain yang disebut sebagai kesadaran sosial, memerlukan sebuah sarana dalam pelaksanaannya (Goleman, 2006).
Indikator Kecerdasan Sosial Daniel Goleman (2006) menyebutkan delapan indikator kecerdasan sosial,yaitu : a.
Empati dasar (primal empathy), merasakan sinyal perasaan non verbal.
b.
Keselarasan (attunement), mendengarkan dengan penuh penerimaan, menyelaraskan diri dengan orang lain.
c.
Ketepatan empati (empathy accuracy), memahami pikiran, perasaan, dan intensi orang lain.
d.
Kognisi sosial (social cognition), mengetahui bagaimana tatanan dalam dunia sosial.
e.
Sinkron (synchrony), berinteraksi secara lancar pada level non verbal.
f.
Kemampuan membawa diri (self-presentation), kita secara efektif.
menampilkan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
g.
Pengaruh (influence), membentuk hasil dari interaksi sosial.
h.
Perhatian (concern), perduli akan kebutuhan orang lain, dan bertindak dengan sesuai. Dari uraian pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan
sosial adalah kemampuan seseorang dalam berhubungan secara efektif dengan orang lain, dengan indikator: memiliki empati dasar, mampu menyelaraskan diri dengan orang lain, memiliki ketepatan empati, memahami kognisi sosial, sinkronisasi, kemampuan membawa diri, memiliki perhatian dan pengaruh.
B. Efektivitas Kepemimpinan 1. Pengertian Efektivitas Kepemimpinan Menurut Drafke (2009), kepemimpinan adalah ”the ability to influence the activities of others, through the process of communication, toward the attainment of goal.” Pengertian ini menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi aktivitas orang lain melalui proses komunikasi ke arah pencapaian tujuan. Definisi serupa dikemukakan oleh Kinicki dan Kreitner (2008) yang menyatakan bahwa ”leadership is the ability influence people toward the attainment of goals.” Artinya, kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang ke arah pencapaian tujuan organisasi. Bennis (dalam Parker & Begnaud, 2004) mengatakan kepemimpinan adalah proses energik
mendapatkan kesungguhan dan kesediaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
berkomitmen orang lain untuk melakukan tindakan dalam rangka mewujudkan tujuan bersama yang telah disepakati. Sedangkan bagi Ford (dalam Parker & Begnaud, 2004), kepemimpinan merupakan kemampuan untuk meyakinkan orang yang diharapkan untuk melakukan apa yang dikehendakinya dan seolah-olah orang berpikir dari dirinya sendiri. Saat ini kepemimpinan tidak cukup lagi hanya mengadalkan bakat atau keturunan (John Aldair, 2005) untuk itu pemimpin harus mampu dalam menghadapi emosi, baik interpersonal maupun intrapersonal. Sesuai dengan pendapat ahli di atas, maka kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi dan meyakinkan orang lain melalui proses komunikasi agar mendapatkan kesediaan berkomitmen guna tercapainya tujuan organisasi. Dapat disimpulkan kembali bahwa efektivitas
kepemimpinan
adalah
kemampuan
seseorang
untuk
mempengaruhi dan meyakinkan orang lain melalui proses komunikasi untuk melakukan kesediaan berkomitmen agar mampu melaksanakan pekerjaan yang benar untuk mencapai tujuan organisasi, sesuai dengan apa yang diinginkan. Menurut Drucker sebagaimana dikutip Handoko (1999), efektivitas adalah melakukan pekerjaan yang benar (doing the right things). Pengertian ini lebih menekankan pada proses melakukan pekerjaan. Pengertian efektivitas tersebut juga berbeda dengan prinsip doing things right atau melakukan suatu pekerjaan dengan benar, yang lebih menekankan pada hasil kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
Adair (2009) mengatakan bahwa efektivitas merupakan pencapaian tujuan, apa yang dicapai sesuai dengan yang diinginkan. Dikatakan juga bahwa sebelum seorang menjadi lebih efektif dalam mengambil suatu keputusan, harus membayangkan tentang sifat dari keputusan yang efektif itu, tidak perlu suatu keputusan yang selalu sempurna namun keputusan yang terbaik adalah keputusan yang mampu diambil pada saat itu. Dalam hal mengambil suatu keputusan yang efektif, tidak ada seseorang yang sebenarnya bermaksud membuat kesalahan. Efektivitas juga merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Seorang manajer efektif dapat memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau metoda (cara) yang tepat untuk mencapai tujuan (Handoko, 2000). Dengan demikian, konsep efektivitas tidak terlepas dari sejauh mana keberhasilan individu, organisasi, atau pembuat kebijakan dalam mencapai
dan mewujudkan tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan.
Efektivitas kerja instruktur misalnya dianggap baik apabila tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud sesuai dengan target dan standar yang ditetapkan. Terkait dengan hal ini Le Boeuf (1992) mengilustrasikan bahwa seseorang dikatakan telah bertindak secara efektif apabila bisa menentukan tujuan yang tepat di antara berbagai alternatif dan kemudian juga mampu mencapainya. Dalam upaya mencapai efektivitas, menurut Stefanie dan Lanto (1997), yang perlu diperhatikan adalah mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
bagaimana mengatur waktu. Ada tujuh hal dasar yang harus diperhatikan dalam mengatur waktu, yaitu: a. Membuat rencana lebih dahulu, karena rencana merupakan dasar atau fundamental yang penting dalam mengatur waktu. Dapat saja seseorang membuat rencana dan jadwal, namun yang paling penting adalah mengimplementasikannya, artinya rencana harus dibuat dengan seakurat mungkin dengan realitas sehari-hari. Hendaknya rencana dibuat sedikit fleksibel terhadap kemungkinan terjadi interupsi, krisis, maupun keterlambatan. b. Sesuai dengan jadwal atau lebih awal, salah satu targetnya bahwa waktu yang dibuat dapat tercapai dan kalau memungkinkan sebelum target tiba pekerjaan telah selesai, sehingga dapat mempertahankan komitmen. c. Membagi pekerjaan besar ke dalam beberapa bagian, dengan membagi pekerjaan menjadi beberapa bagian, akan dapat mengatur waktu untuk setiap langkah yang akan diambil dengan jelas dan pasti, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. d. Melakukan monitoring terhadap kemajuan. e. Mendelegasikan sebisa mungkin pekerjaan, sehingga tidak perlu mengerjakan pekerjaan semuanya oleh diri sendiri, melakukan pendelegasian terhadap pekerjaan-pekerjaan yang bersifat rutin, pekerjaan yang memerlukan banyak waktu sehingga dapat mengurangi stress.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
f. Membuat daftar prioritas, beberapa orang membuat beberapa daftar pekerjaan hanya satu kali dan dibagi dalam beberapa kategori, yaitu prioritas dan urgen yang tinggi untuk pekerjaan yang penting, prioritas medium dari yang kurang urgen atau moderate important dan prioritas rendah dilakukan bila ada waktu. g. Mencari terobosan baru, tidak pernah terlalu tua untuk belajar dan mencari kumungkinan-kemungkinan baru, mencari teknik-teknik, prosedur-prosedur baru yang memungkinkan dapat bekerja lebih efektif. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa efektifitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan dan peralatan yang tepat agar mampu melakukan pekerjaan yang benar guna tercapainya tujuan, sesuai dengan apa yang diinginkan.
2. Aspek Dalam Efektivitas Kepemimpinan Menurut Yukl (2005), ada tiga aspek utama dalam efektivitas kepemimpinan, yaitu : a.
Berorientasi kepada tugas (Task Oriented). Kepemimpinan yang efektif tidak menggunakan waktu dan usahanya dengan melakukan pekerjaan yang sama dengan anggota tetapi memandu anggota dalam menetapkan sasaran kinerja yang tinggi tetapi realistis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
b.
Berorientasi kepada hubungan (Relationship Oriented). Seorang pemimpin yang efektif harus mampu memperlihatkan kepercayaan, bertindak ramah, perhatian dan memahami anggota.
c.
Kepemimpinan Partisipatif
(Participative Leadership). Dinamika
dalam kelompok akan lebih memudahkan partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan, memperbaiki komunikasi, dan memudahkan pemecahan konflik.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Kepemimpinan Siagian (1996) menyebutkan bahwa tiga kelompok utama usaha seseorang untuk meningkatkan efektivitasnya, yaitu: a. Faktor-faktor bersumber pada dirinya sendiri, yang meliputi: 1). Persepsi yang tepat. Langkah pertama dan mungkin juga langkah utama adalah yang perlu diambil oleh seseorang dalam usahanya meningkatkan efektivitasnya adalah membulatkan tekad dan niat untuk menjadi eksekutif yang efektif. Langkah ini universal sifatnya karena mengambil langkah tersebut sesungguhnya mencerminkan kepercayaan orang yang bersangkutan pada dirinya sendiri. Kepercayaan pada diri sendiri sangat tergantung pada persepsi seseorang tentang misi yang harus diembannya, hak yang dimilikinya, tanggung jawab yang harus dipikulnya, fungsi yang harus diselenggarakannya dan pendekatan operasional yang akan digunakannya. Inti dari persepsi yang tepat bagi seorang eksekutif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
adalah bahwa ia harus mampu mengemudikan organisasi sehingga organisasi melakukan hal-hal yang benar dan secara operasional diselenggarakan dengan benar. 2). Disiplin diri pribadi. Efektivitas seseorang sesungguhnya berangkat dari kemampuan yang bersangkutan untuk mengatur diri sendiri terlebih dahulu secara baik. Banyak bentuk disiplin pribadi yang dapat dipergunakan untuk mengukur kemampuan seseorang. Salah satu langkah penting yang dapat diambil adalah meningkatkan disiplin diri pribadi dalam mengelola waktunya secara tepat. 3). Pengendalian diri sendiri. Mengenal diri sendiri sangat penting karena mungkin dapat dikatakan bahwa pada umumnya manusia tidak mengenal dirinya sendiri sebaik yang diduganya. Mengenal diri sendiri sangat penting bagi seseorang karena akibat dari hal-hal yang dilakukan atau tidak dilakukannya, tidak hanya dilakukan oleh dirinya sendiri saja, tetapi juga oleh berbagai pihak lain baik di dalam maupun di luar organisasi yang dipimpinnya. 4). Kemampuan mengatasi stres. Bagi yang memiliki jabatan pada umumnya selalu disertai stress. Adanya stress tersebut merupakan suatu hal yang tidak mungkin bisa dihindari. Bahkan makin tinggi kedudukan seseorang semakin kuat pula tekanan stres yang dihadapi. Pada dasarnya, seseorang menghadapi stres apabila ia menghadapi
masalah
yang belum
terpecahkan secara memuaskan.
terpecahkan
atau
tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
b. Faktor-faktor yang bersumber pada para stakeholders. Stakeholder adalah kelompok-kelompok tertentu yang mempunyai hubungan dan kepentingan, baik langsung maupun tidak langsung dengan suatu organisasi. Hubungan dan kepentingan itu timbul karena para stakeholder telah dan sedang mempertaruhkan sesuatu sehingga sangat berkepentingan untuk keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Pada dasarnya stakeholder dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu: 1). Mereka yang berada dalam lingkungan organisasi, seperti karyawan, dan pemilik modal. 2). Mereka yang berada di luar organisasi akan tetapi mempunyai hubungan langsung dengan organisasi yang bersangkutan, seperti para konsumen, pensuplai, distributor, agen, dan pihak pemerintah. c. Faktor-faktor lingkungan. Misalnya, kemampuan untuk memecahkan satu masalah dengan cepat dan mengatasi situasi kritis dengan cekatan tanpa kepanikan, kemampuan untuk memecahkan satu masalah yang sekarang tidak terasa akan berakibat negatif untuk jangka panjang; persepsi dan kemampuan mengembangkan pandangan agar dapat melihat segala sesuatu secara obyektif dan rasional; kemampuan untuk memperhatikan kenyataan bahwa laju terjadinya perubahan dalam berbagai lingkungan tidaklah selalu sama; kemampuan untuk memperhatikan kenyataan bahwa faktor-faktor lingkungan itu bukanlah pengaruh yang arahnya hanya sepihak atau satu jurusan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
Menurut Siagian (1996), efektivitas dipengaruhi oleh diri pribadi yang bersangkutan sendiri, pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan organisasi, dan kemampuan pimpinan dalam mengantisipasi perubahan-perubahan secara kritis dan akurat.
4. Indikator Kepemimpinan yang Efektif Yukl (2005) mendefinisikan 4 indikator kepemimpinan yang efektif, dengan rincian sebagai berikut: a.
Menentukan tujuan organisasi : menentukan tujuan dan strategi jangka panjang sebuah organisasi, serta memberikan informasi yang relevan tentang rencana yang akan dilakukan oleh seseorang (bawahan)
b.
Mampu melakukan pemecahan masalah dan mengelola konflik dengan tujuan membangun tim : melakukan identifikasi masalah dengan cara yang sistematis dengan melibatkan kerjasama tim dan identifikasi dengan unit kerja.
c.
Membimbing,
memotivasi
dan
mendukung
kemandirian
:
menggunakan teknik mempengaruhi yang menarik emosi atau logika untuk menimbulkan semangat terhadap pekerjaan serta komitmen terhadap tujuan dan mengijinkan bawahan untuk mempunyai tanggung jawab dalam melaksanakan aktivitas kerja dan mengambil keputusan yang penting sehingga mampu membantu kemajuan karir seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
d.
Memberikan pengakuan dan penghargaan : memberikan pujian dan pengakuan bagi kinerja yang efektif dan merealisasikannya dengan penghargaan yang nyata seperti penambahan gaji atau promosi jabatan Dari uraian di atas dapat terlihat bahwa yang dimaksud efektivitas kepemimpinan adalah sejauh mana kemampuan seseorang pemimpin dalam mempengaruhi anggota-angotanya dalam rangka mencapai tujuan bersama dan indikatornya adalah menentukan tujuan organisasi dan memberikan informasi mengembangkan pemecahan membangun
kemampuan
masalah tim,
yang bersifat membimbing serta
dan
seseorang,
mengelola
memotivasi
dan
mampu
konflik
melakukan
dengan
mendukung
tujuan
kemandirian,
memberikan pengakuan dan penghargaan.
C. Kepala Sekolah Kepala sekolah adalah guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah (Sudarman, 2002). Sebagai guru yang mendapat tugas tambahan kepala sekolah merupakan pelaku yang paling bertanggung jawab terhadap tercapainya keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang efektif (PERMEN DIKNAS No.13, 2007). Kepala sekolah menduduki dua fungsi yaitu sebagai tenaga kependidikan dan tenaga pendidik. Hal ini dikemukakan oleh Sudarwan (2008) tentang jenis-jenis tenaga kependidikan, sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
1.
Tugas tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, penguji, pengajar dan pelatih
2.
Tenaga fungsional pendidikan, terdiri atas penilik, pengawas, peneliti dan pengembang dibidang kependidikan dan pustakawan
3.
Tenaga teknis pendidikan, terdiri atas laboran dan teknisi sumber belajar
4.
Tenaga pengelola satuan pendidikan, terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua, rektor, dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah
5.
Tenaga lain yang mengurusi masalah-masalah manajerial atau administratif kependidikan Menurut PERMEN DIKNAS No.13 tahun 2007 tentang standar Kepala
sekolah / Madrasah, kepala sekolah harus memiliki kompetensi atau kemampuan yang meliputi dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial. Lebih lanjut penjelasan kelima kompetensi tersebut yaitu : 1. Menciptakan inovasi yang berguna bagi sekolah 2. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah, sebagai organisasi pembelajaran yang efektif 3. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dala melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pimpinan sekolah 4. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbagik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah 5. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
D. Hubungan antara Kecerdasan Sosial dengan Efektivitas Kepemimpinan pada Kepala Sekolah Kejuruan Swasta di Jakarta Timur Berdasarkan laporan tahunan dari United Nations Development Programme (UNDP), Indonesia menempati urutan ke-121 dalam Indeks Pembangnan Manusia (Human Development Index). Apabila kita melihat kebelakang, tentu saja faktor penyebab permasalahan ini adalah kegagalan pendidikan di masa lalu. Kegagalan pendidikan ini merupakan produk bersama para guru, Kepala Sekolah, sampai pengambil kebijakan di tingkat pusat. Pada permasalahan ini, Kepala Sekolah merupakan pemegang otoritas tertinggi pada tingkat operasional di sekolah, dan menjadikannya sebagai pihak yang sangat menentukan mutu pendidikan di sekolah. Kepala Sekolah diharapkan dapat mengelola dan meningkatkan ketrampilan serta pengetahuan orang-orang yang berada dalam organisasi sekolah. Pola kepemimpinan kepala sekolah sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan kemajuan sekolah, hal ini terkait dengan tugas pokok Kepala Sekolah sebagai “pemimpin” dan “pengelola” guru beserta stafnya untuk bekerja sebaik-baiknya demi mencapai tujuan sekolah. Untuk dapat mencapai tujuan sekolah, sesuai dengan pasal 12 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990, Kepala Sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan
tenaga
kependidikan
lainnya
dan
pendayagunaan
serta
pemeliharaan sarana serta prasarana. Hal ini menuntut kepala sekolah untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
memiliki tingkat profesionalisme dalam memimpin yang tinggi. Menurut Drakfe (2009) kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi aktivitas orang lain melalui proses komunikasi ke arah pencapain tujuan. Dalam menjalankan tugasnya sebagai Kepala Sekolah, seseorang tidak hanya dituntut untuk mampu memimpin dengan baik, tetapi perlu dapat menciptakan inovasi yang berguna bagi sekolah dan mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang efektif (PERMENDIKNAS No.13 tahun 2007). Untuk mencapai tujuan keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang efektif, maka dibutuhkan pola kepemipinan yang efektif atau efektivitas kepemimpinan. Menurut Drucker sebagaimana dikutip Handoko (1999), efektivitas itu sendiri merupakan cara melakukan pekerjaan yang benar (doing the right things). Dengan demikian, konsep efektivitas tidak terlepas dari sejauh mana keberhasilan individu, organisasi, atau pembuat kebijakan dalam mencapai dan mewujudkan tujuan dari sebuah organisasi itu sendiri. Sedangkan kepemimpinan menurut Drafke (2009), adalah kemampuan untuk mempengaruhi aktivitas orang lain melalui proses komunikasi ke arah pencapaian tujuan. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi dan meyakinkan orang lain melalui proses komunikasi untuk melakukan kesediaan berkomitmen agar mampu melaksanakan pekerjaan yang benar untuk mencapai tujuan organisasi, sesuai dengan apa yang diinginkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
Kecerdasan sosial adalah kemampuan seseorang dalam berhubungan secara efektif dengan orang lain, proses interaksi yang efektif ini di dukung oleh kesadaran sosial dan fasilitas sosial yang dimiliki oleh seseorang (Goleman, 2006). Kesadaran sosial meliputi empati dasar, keselarasan, ketepatan empati dan kognisi sosial, sedangkan fasilitas sosial meliputi sinkronisasi, kemampuan membawa diri, pengaruh dan perhatian. Dalam kepemimpinannya, Kepala Sekolah Kejuruan berhadapan dengan semua orang yang ada dalam lingkungan sekolah, mulai dari guru, murid dan seluruh pegawai yang mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar di sekolah. Saat berhadapan dengan orang-orang tersebut tentu saja Kepala Sekolah dituntut untuk memiliki proses interaksi yang efektif. Dengan adanya dukungan dari kesadaran dan fasilitas sosial, maka kepala sekolah mampu untuk berinteraksi secara sosial dengan baik, yang mendukung tercapainya pola kepemimpinan yang efektif.
E. Hipotesis Berdasarkan pemaparan teori tentang kecerdasan sosial dan efektivitas kepemimpinan, maka hipotesis dari penelitian ini adalah ada hubungan yang positif antara kecerdasan sosial dan efektivitas kepemimpinan pada Kepala Sekolah Kejuruan di Jakarta Timur. Semakin tinggi kecerdasan sosial maka semakin pola kepemimpinannya akan semakin efektif. Sebaliknya, semakin rendah kecerdasan sosial, maka pola kepemimpinannya akan semakin tidak efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
F. Skema Penelitian
Kepala Sekolah
Kecerdasan sosial rendah
Kecerdasan sosial tinggi
Kepala sekolah kesulitan dalam memahami pikiran, perasaan, dan intensi dari orang lain. Hal ini membuat interaksi sosial tidak akan berjalan dengan baik, yang berakibat ketidak mampuan untuk mendapatkan pengaruh
Kepala sekolah mampu untuk mengidentifikasi intensi, pikiran, dan perasaan orang lain, sehingga mampu menjalin interaksi sosial yang baik serta mampu membentuk hasil dari sebuah interaksi sosial sebagai sebuah pengaruh
Kesulitan dalam pengambilan keputusan, pengambilan keputusan yang salah, kesulitan dalam memecahkan masalah dalam tim, yang berakibat tidak tercapainya tujuan sekolah
Mampu untuk memecahkan masalah dan mencari solusi saat bekerjsa sama dalam tim, yang akan menghasilkan dinamika positif dan tercapainya tujuan sekolah
Efektivitas kepemimpinan rendah
Efektivitas kepemimpinan tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan metode yang digunakan dalam penelitian, meliputi identifikasi variabel, definisi operasional, subjek penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampling, metode pengumpulan data, administrasi, dan alat ukur serta metode analisis data.
A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional, yaitu penelitian yang melihat hubungan antara dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain yang dinyatakan dalam koefisien korelasi (Noor, 2011). Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara kecerdasan dan efektivitas kepemimpinan pada kepala sekolah SMK di Jakarta Timur.
B. VARIABEL PENELITIAN Penelitian melibatkan dua variabel dengan rincian untuk masing-masing variabel sebagai berikut: 1. Variabel bebas : Kecerdasan Sosial. 2. Variabel terikat : Efektivitas Kepemimpinan.
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN Untuk memperjelas batasan variabel-variabel yang diteliti, maka perlu diberikan penegasan dan pendefinisian secara operasional. Mengacu pada kajian teoretik yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka secara operasional variabel-variabel yang akan diteliti didefinisikan sebagai berikut:
1. Kecerdasan sosial Kecerdasan sosial adalah kemampuan seorang kepala sekolah dalam berhubungan secara efektif dengan orang lain, dengan indikator: memiliki empati terhadap orang lain, mampu menempatkan diri dalam setiap komunitas, kecerdikan membaca dan menanggapi situasi sosial, kejelasan dalam berkomunikasi, dan transparan dalam menjalin hubungan. Kecerdasan sosial dalam penelitian ini akan diukur menggunakan skala kecerdasan sosial berdasarkan dua aspek yang dikemukakan oleh Daniel Goleman, yaitu aspek kesadaran sosial dan fasilitas sosial. Skala kecerdasan sosial akan menunjukkan tinggi atau rendahnya kecerdasan sosial. Semakin tinggi skor skala kecerdasan sosial yang diperoleh, maka semakin tinggi tingkat kecerdasan sosial seseorang. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah skor skala kecerdasan sosial yang diperoleh, maka semakin rendah tingkat kecerdasan sosial yang dimiliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
2. Efektivitas Kepemimpinan Efekivitas kepemimpinan adalah sejauh mana kemampuan seseorang kepala sekolah dalam mempengaruhi anggota-angotanya dalam rangka mencapai tujuan bersama yang diukur berdasarkan indikator : merencanakan dan mengorganisasi, pemecahan masalah, menjelaskan peran dan tujuan, memberi informasi, memantau, memotivasi dan memberi inspirasi,
melakukan
konsultasi,
mendelegasikan,
mendukung,
mengembangkan dan membimbing, mengelola konflik dan membangun tim, membangun jaringan kerja, memberikan pengakuan, dan memberikan penghargaan. Efektivitas kepempimpinan
akan
diukur dengan
menggunakan skala efektivitas kepemimpinan berdasarkan aspek yang dikemukakan oleh Yukl, yaitu berorientasi pada tugas, berorientasi pada hubungan, dan kepemimpinan partisipatif. Semakin tinggi skor skala efektivitas kepemimpinan, maka menunjukan semakin efektif perilaku seorang pemimpin tersebut. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah skor skala efektivitas kepemimpinan yang diperoleh, maka akan menunjukan perilaku yang tidak efektif dari seorang pemimpin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
D. SUBJEK PENELITIAN Dalam setiap penelitian diperlukan populasi penelitian. Menurut Hadi (2004), populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang diperoleh berdasarkan ciri-ciri yang diduga dari sampel (sebagian individu yang diselidiki) yang hendak digeneralisasikan atau dianalisis secara umum. Menurut Hadi (2004), sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian yang memiliki karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2015). Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah Kepala Sekolah SMK swasta di wilayah Jakarta Timur sebanyak 50 orang. Penelitian ini akan melibatkan subjek dengan karakteristik sebagai berikut : 1. Kepala Sekolah SMK swasta di seluruh wilayah Jakarta Timur 2. Semua jenis kelamin
E. METODE PENGUMPULAN DATA Penelitian ini melibatkan satu variabel bebas (kecerdasan sosial) dan satu variabel terikat (efektivitas kepemimpinan). Untuk mendapatkan data, dalam penelitian ini akan menggunakan dua skala, yaitu skala kecerdasan sosial dan efektivitas kepemimpinan. Kedua skala ini disusun dengan metode penskalaan Likert. Dalam skala Likert sikap seseorang akan digambarkan melalui pilihan jawaban dari yang paling negatif sampai yang paling positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
yaitu “Sangat Tidak Setuju” (STS),, “Tidak Setuju” (TS), “Setuju” (S), “Sangat Setuju” (SS), (Supratiknya, 2014). Kedua skala tersebut antara lain : 1. Skala Kecerdasan Sosial Penyusunan skala kecerdasan sosial di dasarkan dari dua aspek kecerdasan sosial menurut Goleman, yaitu kesadaran sosial dan fasilitas sosial. Skala kecerdasan sosial ini terdiri dari empat pilihan jawaban, yaitu “Sangat Setuju (SS)”, “Setuju (S)”, “Tidak Setuju (TS)”, dan “Sangat Tidak Setuju (STS)”. Nilai skor bergerak dari angka 1 sampai dengan angka 4, dengan menghilangkan respon netral. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar menghindari kecenderungan subjek memilih jawaban netral dan agar subjek lebih tegas dalam memilih jawaban (Hadi, 2004). Isi pernyataan dibedakan menjadi dua kategori, yaitu pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable. Pernyataan favorabel adalah pernyataan yang akan menunjukkan sikap positif atau suka terhadap objek terkait apabila dijawab dengan skor yang tinggi. Sedangkan pernyataan unfavorabel adalah pernyataan yang akan menunjukkan sikap negatif atau tidak suka terhadap objek terkait apabila dijawab dengan skor yang tinggi. (Supratiknya, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
Penilaian untuk pernyataan favorable adalah 1 untuk STS, 2 untuk TS, 3 untuk S, dan 4 untuk SS. Untuk pernyataan Unfavorable adalah 4 untuk STS, 3 untuk TS, 2 untuk S, dan 1 untuk SS. Berikut adalah tabel pemberian skor skala kecerdasan sosial.
Tabel 1. Pemberian Skor Skala Kecerdasan Sosial Alternatif Jawaban
Pernyataan Favorabel
Unfavorabel
Sangat Setuju
4
1
Setuju
3
2
Tidak Setuju
2
3
Sangat Tidak Setuju
1
4
2. Pemberian Skor Kecerdasan Sosial Pada skala kecerdasan sosial, peneliti membuat 80 item yang terdiri dari 10 item indikator empati dasar, 10 item keselarasan, 10 item ketepatan empati, 10 item kognisi sosial, 10 item sinkronisasi, 10 item kemampuan membawa diri, 10 item pengaruh dan 10 item perhatian. Berkut ini adalah distribusi skala kecerdasan sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Tabel 2. Blue Print dan Distribusi Item Skala Kecerdasan Sosial (Sebelum Uji Coba) Aspek
Item
Jumlah
Presentase
Favorable
Unfavorable
Empati Dasar
1,29,37,8,67
6,80,36,49,33
10
12.5%
Keselerasan
72,76,12,64,59
21,44,73,16,17
10
12.5%
Ketepatan Empati
52,5,62,32,9
26,23,24,40,60
10
12.5%
Kognisi Sosial
71,20,43,70,25
36,77,11,22,38
10
12.5%
Sinkronisasi
4,10,19,54,78
79,63,65,18,75
10
12.5%
Kemampuan
15,69,50,66,74
45,57,53,28,7
10
12.5%
Pengaruh
68,41,35,13,3
27,2,51,58,46
10
12.5%
Perhatian
14,61,47,39,56
31,34,48,42,55
10
12.5%
80
100%
Membawa Diri
Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
3. Skala Efekivitas Kepemimpinan Skala efektivitas kepemimpinan didasarkan pada tiga aspek teori efektivitas kepemimpinan yang dikemukakan oleh Yukl, yaitu berorientasi kepada tugas, berorientasi pada hubungan, dan kepemimpinan partisipatif. Skala efektivitas kepemimpinan ini terdiri dari empat pilihan jawaban, yaitu “Sangat Setuju (SS)”, “Setuju (S)”, “Tidak Setuju (TS)”, dan “Sangat Tidak Setuju (STS)”. Nilai skor bergerak dari angka 1 sampai dengan angka 4, dengan menghilangkan respon netral. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar menghindari kecenderungan subjek memilih jawaban netral dan agar subjek lebih tegas dalam memilih jawaban (Hadi, 2004). Isi pernyataan dibedakan menjadi dua kategori, yaitu pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable. Pernyataan favorabel adalah pernyataan yang akan menunjukkan sikap positif atau suka terhadap objek terkait apabila dijawab dengan skor yang tinggi. Sedangkan pernyataan unfavorabel adalah pernyataan yang akan menunjukkan sikap negatif atau tidak suka terhadap objek terkait apabila dijawab dengan skor yang tinggi. (Supratiknya, 2014). Penilaian untuk pernyataan favorable adalah 1 untuk STS, 2 untuk TS, 3 untuk S, dan 4 untuk SS. Untuk pernyataan Unfavorable adalah 4 untuk STS, 3 untuk TS, 2 untuk S, dan 1 untuk SS. Berikut adalah tabel pemberian skor skala kecerdasan sosial. Berikut adalah tabel pemberian skor skala efektivitas kepemimpinan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
Tabel 3. Pemberian Skor Skala Kecerdasan Sosial Alternatif Jawaban
Pernyataan Favorabel
Unfavorabel
Sangat Setuju
4
1
Setuju
3
2
Tidak Setuju
2
3
Sangat Tidak Setuju
1
4
4. Pemberian Skor Efektivitas Kepemimpinan Pada skala efektivitas kepemimpinan ini, peneliti membuat 80 item yang terdiri dari 20 item indikator menentukan tujuan organisasi, 20 item mampu melakukan pemecahan masalah dengan tujuan membangun tim, 20 item membimbing, memotivasi dan mendukung kemandirian, dan 20 item memberikan pengakuan dan penghargaan. Setelah dilakukan validitas menggunakan professional judgment tersisa 64 item. Millman & Greene (1993) merekomendasikan setidaknya terdapat 8 butir untuk membuat kategori yang lebih mendalam. Berikut ini adalah tabel distribusi skala efektivitas kepemimpinan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
Tabel 4. Blue Print dan Distribusi item Skala Efektivitas Kepemimpinan (Sebelum Uji Coba)
Aspek
Item
Jumlah
Favorable
Unfavorable
Menentukan Tujuan
16,24,30,28,7
14,37,8,13,12 17
Organisasi
42,49,50,51
43,47,52
Mampu melakukan
10,29,11,6,3
32,22,5,21,36 15
pemecahan masalah dan
45,46
41,44,48
Presentase
26,56%
23,43%
mengelola konflik dengan tujuan membangun tim
Membimbing,
25,18,27,35,19 9,33,17,15,39 16
memotivasi dan
53,59
55,57,63,64
Memberikan Pengakuan
20,1,4,6,34
31,38,2,40,23 16
dan penghargaan
60,61,62
54,56,58
25%
mendukung kemandirian
Jumlah
64
25%
100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
F. VALIDITAS, SELEKSI ITEM, DAN RELIABILITAS 1. Validitas Validitas memiliki artian sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan tujuan dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 1992). Dalam penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity). Validitas isi adalah validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgment untuk mengetahui apakah item dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur. Pada penelitian ini, peneliti mengkonsultasikan item-item yang dibuat kepada Dosen Pembimbing. 2. Seleksi item Menurut Azwar (2012), tujuan dilakukannya dilakukannya seleksi item adalah untuk melihat sejauh mana item yang dibuat mampu membedakan individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang ingin diukur. Seleksi item ini dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor item dengan distribusi skor tes yang menghasilkan koefisien korelasi item-total (rix). Pemiihan
item
yang
berdasar
korelasi
item
total
biasanya
menggunakan batasan rix ≥ 0,30. Hal ini berarti setiap item yang mencapai koefisien korelasi minimal dan lebih dari 0,30 dianggap mencapai daya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
diskriminasi yang memuaskan. Sedangkan item dengan nilai koefisien korelasi kurang dari 0,30 dianggap memiliki daya diskriminasi yang rendah sehingga harus direvisi atau diganti (Azwar, 2012). Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS dengan batasan koefisien korelasi 0,30 pada variabel kecerdasan sosial terdapat 25 item gugur dari 80 item yang diuji, sehingga tersisa 55 item. Untuk menyetarakan bobot aspek pada skala, maka 15 item tambahan digugurkan sehingga tersisa 40 item.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
Tabel 5. Blue Print dan Distribusi item skala Kecerdasan Sosial (Setelah Uji Coba)
Aspek
Item
Jumlah
Presentase
Favorable
Unfavorable
Empati Dasar
*1,29,37,(8),(67)
6,(80),36,49,(33)
5
12.5%
Keselerasan
72,*76,12,*64,59
*21,(44),73,(16),17
6
15%
Ketepatan Empati
(52),*5,62,32,*9
*26,23,24,40,*60
5
12.5%
Kognisi Sosial
71,20,(43),70,*25
36,77,(11),*22,(38)
5
12.5%
Sinkronisasi
4,(10),*19,*54,*78
79,63,65,18,75
6
15%
Kemampuan
15,*69,50,*66,74
*45,(57),53,(28),7
5
12.5%
Pengaruh
68,(41),35,13,*3
(27),(2),(51),(58),46
4
10%
Perhatian
14,(61),47,39,(56)
(31),(34),(48),42,(55)
4
10%
40
100%
Membawa Diri
Jumlah Keterangan :
( ) Item Gugur SPSS *) Item Gugur Manual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Sedangkan, pada skala efektivitas kepemimpinan, terdapat 11 item gugur setelah uji coba, karena memiliki koefisien korelasi kurang dari 0,30, sehingga tersisa 53 item. Untuk menyetarakan bobok aspek pada skala, maka 13 item tambahan digugurkan sehingga tersisa 40 item.
Tabel 6. Blue Print dan Distribusi item skala Efektivitas Kepemimpinan (Setelah Uji Coba) Aspek
Item Favorable
Jumlah Presentase Unfavorable
Menentukan Tujuan
16,*24,30,28,*7
*14,*37,8,*13,12
Organisasi
42,*49,50,*51
43,47,52
Mampu melakukan
10,*29,11,(6),3
(32),22,*5,21,*36
pemecahan masalah dan
45,46
41,44,48
Membimbing,
*25,18,(27),35,19
(9),33,(17),15,
memotivasi dan
53,59
(39),55,*57,63,64
Memberikan Pengakuan
20,1,4,6,(34)
31,38,(2),40,(23)
dan penghargaan
60,(61),*62
54,56,(58)
10
25%
10
25%
10
25%
10
25%
40
100%
mengelola konflik dengan tujuan membangun tim
mendukung kemandirian
Jumlah Keterangan : ( ) Item Gugur SPSS *) Item Gugur Manual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
3. Reliabilitas Konsep reliabilitas menurut Azwar (1992) adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Hasil pengukuran dapat dipercaya
apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengkukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran. bila perbedaan itu sangat besar dari waktu ke waktu maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan tidak reliabel. Estimasi terhadap reliabilitas hasil pengukuran ini dilakukan dengan cara menghitung koefisien Alpha-Chronbach dari program SPSS. Batasan koefisien reliabilitas berada dalam rentan angka 0 hingga 1,00. Apabila pengukuran mendekati koefisien reliabilitas 1,00 berarti pengukuran semakin reliabel. Koefisien reliabilitas yang diperoleh dari skala kecerdasan sosial
sebesar 0,941 dari 80 item, setelah item
digugurkan reliabilitas skala kecerdasan sosial sebesar 0,962 dari 40 item. Koefisien reliabilitas yang diperoleh dari skala efektivitas kepemimpinan sebesar 0,948 dari 64 item, setelah item digugurkan reliabilitas skala efektivitas kepemimpinan sebesar 0,966 dari 40 item. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kedua skala tersebut reliabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
G. ANALISIS DATA 1. Uji Asumsi a.
Uji Normalitas Santoso (2010) menyebutkan bahwa uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk memeriksa apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal atau tidak. Pengujian ini perlu dilakukan karena semua perhitungan statistic prametrik memiliki asumsi normalitas srebaran. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kolmogrov-Smirnov dengan program SPSS. Distribusi data penelitian dikatakan normal jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 (p > 0,05). Sebaliknya, distribusi data penelitian dikatakan tidak normal jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05).
b.
Uji Linearitas Santoso (2010) menyebutkan bahwa uji linearitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antar variabel yang akan dianalisis mengikuti garis lurus atau tidak. Peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel, akan diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas di variabel lainnya. Uji linearitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Test for Linearity dengan program SPSS. Dua variabel dikatakan bersifat linear jika nilai signifikansinya kurang dari 0,05 (p < 0,05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
Sebaliknya, dua variabel diaktakan bersifat tidak linear jika nilai signifikansinya lebih dari 0,05 (p > 0,05). 2. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi Pearson Product Moment menggunakan program SPSS dengan asumsi data normal (parametrik). Jika data tidak normal (non parametrik) maka uji hipotesis akan dilakukan dengan korelasi Spearman (Rho).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada 15 Juni 2015 – 30 Juni 2015. Penelitian ini melibatkan Kepala Sekolah SMK di Jakarta Timur. Dalam penelitian ini, peneliti bekerja sama dengan SMIP PARAMITHA untuk menyebarkan skala kepada kepala sekolah SMK lainnya di Jakarta Timur dan meminta untuk mengisi skala tersebut jujur dan apa adanya. Peneliti menyebarkan 50 skala dan kembali menerima sebanyak 49 skala.
B. Data Demografi Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, jumlah subjek sebanyak 49 orang yang terdiri dari beberapa kategori usia, jenis kelamin, dan lama bekerja. Berikut adalah tabel pengelompokan kategori.menurut usia.
Tabel 7. Kategori Usia Kategori
Tahun
N
%
Rentang Usia
18-34
1
2%
35-54
44
90%
55-65
4
8%
Jumlah
49
100%
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Tabel 8. Kategori Jenis Kelamin Kategori
Jenis Kelamin
N
%
Pria
38
76%
Wanita
11
24%
Jumlah
49
100%
Tabel 9. Kategori Tingkat Pendidikan Kategori
Strata
N
%
S1
32
66%
S2
16
32%
S3
1
2%
Jumlah
49
100%
Tabel 10. Kategori Lama Bekerja Kategori Lama Bekerja
Tahun
N
%
1-10
21
42%
11-20
23
48%
21-30
5
10%
Jumlah
49
100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Pada penelitian ini, peneliti membandingkan mean teoritis dan mean empiris untuk memperoleh informasi umum mengenai skor yang di peroleh subjek pada tiap-tiap variabel penelitian. Perhitungan mean teoritis dilakukan secara manual dengan menjumlahkan skor minimal dan skor maksimal, kemudian dibagi dua. Mean empiris diperoleh dari rata-rata skor data penelitian dengan menggunakan program SPSS. Apabila nilai mean empiris lebih besar daripada nilai mean teoritis, maka dapat dikatakan bahwa subjek memiliki kecerdasan sosial yang cenderung tinggi. Sebaliknya, apabila mean empiris lebih kecil daripada nilai mean teoritis, maka dapat dikatakan bahwa subjek memiliki kecerdasan sosial yang cenderung rendah. Pada variabel efektivitas kepemimpinan, apabila mean empiris lebih besar daripada mean teoritis, maka dapat dikatakan bahwa subjek memiliki efektivitas kepemimpinan yang tinggi. Sebaliknya, apabila mean empiris lebih kecil daripada mean teoritis, maka dapat dikatakan bahwa subjek memiliki efektivitas kepemimpinan yang cenderung rendah. Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Tabel 11. Uji Mean Empirik dan Teoritik Skala
N
Skor Teoritik
Skor Empirik
Xmin
Xmax
Mean
Xmin
Xmax
Mean
SD
Sig
KS
40
40
160
100
94
154
122.5102
16.481
0
EK
40
40
160
100
124
206
120.8163
16.975
0
Tabel 12. One-Sample Test Test Value = 100 t
df
Sig. (2tailed)
Mean Difference
Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
KS
9.561
48
.000
22.51020
17.7762
27.2442
EK
8.584
48
.000
20.81633
15.9405
25.6921
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
C. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Dalam uji normalitas, peneliti menggunakan program IBM SPSS Statistical Package for the Social Science versi 21, dengan teknik Kolmogorov Smirnov. Sebaran data pada variabel kecerdasan sosial memiliki nilai signifikansi sebesar < 0,05 (p = 0,2). Pada variabel efektvitas kepemimpinan memiliki nilai signifikansi sebesar < 0,05 (p = 0,1) Nilai suatu probabilitas dapat dikatakan normal apabila probabilitas lebih besar dari 0,05 (p > 0,05). Sebaliknya apabila probabilitas lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa data yang dimiliki tidak normal. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa variabel kecerdasan sosial dan efektivitas kepemimpinan memiliki sebaran data yang normal
Tabel 13. Uji Normalitas Kecerdasan Sosial dan Efektivitas Kepemimpinan Variabel
Kolmogorov-Smirnov Statistic
df
Sig.
Kecerdasan Sosial
0,107
49
0,200
Efektivitas Kepemimpinan
0,111
49
0,176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Gambar 1. Uji Normalitas Kecerdasan Sosial
Gambar 2. Uji Normalitas Efektivitas Kepemimpinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
2. Uji Linearitas Berdasarkan hasil uji linearitas dapat terlihat adanya hubungan yang linear antara variabel kecerdasan sosial dengan efektvitas kepemimpinan. Hal ini dibuktikan dengan nilai probabilitas yang didapat dari uji linearitas antara variabel kecerdasan sosial dengan efektivitas kepemimpinan sebesar 0,000. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 14. Uji Linearitas Kecerdasan Sosial dan Efektivitas Kepemimpinan F
Sig.
(Combined)
3,389
0,04
KS
Between
Linearity
82,224
0,00
EK
Groups
Deviation from
0,573
0,912
Linearity
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
D. Hasil Penelitian 1. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan korelasi Pearson Product Moment dengan program SPSS.
Tabel 15. Hasil Uji Hipotesis Kecerdasan Sosial dan Efektivitas Kepemimpinan
Kecerdasan Sosial Pearson Correlation
KS
EK
1
0,837
Sig. (1-tailed)
0,000
N
49
49
Efektivitas
Pearson Correlation
0,837
1
Kepemimpinan
Sig. (1-tailed)
0,000
N
49
49
**Correlation is significant at the 0,01 level (1-tailed)
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh bahwa nilai koefisien korelasi (r) variabel kecerdasan sosial dan efektivitas kepemimpinan sebesar 0,837, dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa terpadat hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan sosial dan efektivitas kepemimpinan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kecerdasan sosial, maka semakin tinggi tingkat efektivitas kepemimpinan seorang kepala sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
E. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa ada korelasi positif yang tinggi antara kedua variabel, (r) sebesar 0,837. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel saling berhubungan, yang berarti semakin tinggi kecerdasan sosial kepala sekolah SMK maka semakin efektif pola kepemimpinannya. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis awal terbukti. Hal ini menunjukkan bahwa teori kecerdasan sosial memiliki hubungan yang baik dengan teori efektifitas kepemimpinan. Dalam perannya sebagai pemimpin, kepala sekolah memiliki tugas untuk mensukseskan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang efektif (PERMENDIKNAS No.13, 2007). Untuk mencapai tujuan tersebut kepala sekolah harus mampu memimpin dengan efektif. Memimpin dengan efektif bukan hanya berorientasi pada keberhasilan tujuan namun lebih menekankan pada proses dalam mencapai tujuan tersebut (Drucker dalam Handoko, 1999). Aspek utama yang dibutuhkan dalam kepemimpinan efektif adalah berorientasi kepada tugas, berorientasi kepada hubungan, dan kepemimpinan partisipatif (Yukl, 2005). Salah satu aspek penting dari ketiga aspek tersebut adalah berorientasi kepada hubungan, yang dimaksud berorientasi kepada hubungan adalah seorang pemimpin yang efektif harus mampu memperlihatkan kepercayaan, bertindak ramah, perhatian, dan memahami anggota (Waite, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Drafke (2009) juga menyatakan dalam proses kepemimpinannya seorang pemimpin harus mampu untuk meyakinkan orang lain lewat proses komunikasi ke arah pencapaian tujuan. Hal ini diperlukan oleh kepala sekolah agar semua elemen dalam lingkungan pendidikan memiliki satu tujuan yang sama dalam mencapai tujuan sekolah. Komunikasi yang baik diperlukan seorang kepala sekolah agar mampu meyakinkan orang lain untuk mencapai tujuan sekolah. Aristoteles dalam Syamsu (2004) menyatakan bahwa manusia memang dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain. Hal ini menunjukkan bahwa interaksi sosial sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari termasuk di dalam lingkungan sekolah. Sekolah sebagai sebuah lembaga akan membentuk individu-individu di dalamnya menjadi sebuah kelompok tertentu. Individu di dalam kelompok ini akan menjalani proses pengembangkan tingkah laku sosial yang sesuai dengan kebiasaan yang berlaku dalam kelompok tersebut, hal ini disebut sebagai perkembangan sosial (Hurlock, 1999). Perkembangan sosial bisa disebut juga sebagai kecerdasan sosial, dimana kecerdasan sosial merupakan kematangan kesadaran pikiran dan budi pekerti untuk berperan secara sosial dalam kelompok atau masyarakat (Amstrong, 1994). Kecerdasan sosial yang dimiliki seorang kepala sekolah akan memudahkan dirinya untuk berhadapan dan berinteraksi dengan lingkungan sekolah. Yukl (2010) mengatakan bahwa kecerdasan sosial adalah kemampuan untuk menentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
keperluan-keperluan kepeminpinan dalam situasi khusus dan memilih tanggapan yang sesuai. Ada dua aspek dalam kecerdasan sosial, yaitu kesadaran sosial dan fasilitas sosial. Kesadaran sosial lebih mengarah kepada spektrum perasaan yang muncul seketika saat merasakan keadaan batin orang lain untuk mengerti perasaan dan pikirannya, untuk masuk ke dalam situasi sosial yang lebih kompleks (Daniel Goleman, 2006). Kemampuan untuk mengerti perasaan dan pikiran orang lain akan membantu seorang kepala sekolah untuk menentukan tanggapan yang sesuai dalam situasi khusus saat melakukan interaksi sosial dengan semua elemen-elemen pendukung tujuan sekolah dan dapat mempengaruhi semua elemen pendukung tujuan sekolah untuk bersama-sama mencapai tujuan sekolah sebagai lembaga pendidikan, dengan
demikian
kepala
kepemimpinan yang efektif.
sekolah
dapat
menjalankan
pola
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara kecerdasan sosial dan efektivitas kepemimpinan pada Kepala Sekolah SMK di Jakarta Timur. Hal ini berarti semakin tinggi kecerdasan sosial, maka semakin tinggi efektivitas kepemimpinan seorang Kepala Sekolah SMK. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah kecerdasan sosial maka semakin rendah pula efektivitas kepemimpinannya.
B. Saran 1. Subjek Penelitian Hendaknya para Kepala Sekolah SMK di Jakarta Timur juga memperhatikan hal yang berkaitan tentang kemampuan berinteraksi dalam lingkungannya, khususnya faktor kecerdasan sosial. Hal ini akan sangat mempengaruhi keberhasilan dan efektivitas dalam memimpin dan mencapai tujuan suatu sekolah.
2.
Kelemahan Penelitian Kelemahan dari penelitian ini adalah keterbatasan lingkup subjek penelitian yang mengambil Kepala Sekolah SMK swasta di Jakarta Timur.
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Relevansi aitem dengan konteks, masih dirasa kurang sesuai, hal ini terjadi karena aitem masih dirasa ambigu sehingga menimbulkan ketidak jelasan.
3. Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya dapat memperluas cakupan subjek penelitian, bukan hanya pada Kepala Sekolah SMK swasta di Jakarta Timur, namun juga dapat dilakukan pada Kepala Sekolah SMK di Jakarta serta guru dan staff pengajar. Pemilihan bentuk aitem yang mampu mendekati dengan konteks variabel penelitian, sehingga tidak menimbulkan ambiguitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Adair, John. 2005. How to Grow Leaders, Philadelphia: Kogan Page Adair, John. 2009. Effective Leadership: How to Develop Leadership Skills, Unabridge
Albercht, Karl. 2005. Social Intelligence: The New Science of Success, New York: Peiffer & Companny Amstrong, Michael. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia, Alih Bahasa, Sofyan Cikmat dan Haryanto, Jakarta: Gramedia
Azwar, Saifuddin. 1992. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Azwar, Saifuddin. 2012. Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Bandura, A. 1977. Social Learning Theory. Englewood Cliffs, NJ: Pretince Hall
Bandura, A. 1986. Social Foundations of Thought and Action: A Social Congitive Theory. Pretince-Hall, Inc
Darth, W.H dan Paulus, C.J. 1994. Making Common Sense: Leadership as Meaning Making in a Community Practice
Drafke, Michael. 2009. The Human Side of Organizations, New Jersey: Pearson Prentice Hall
Goleman, Daniel. 2006. Social Intelligence: The New Science of Human Relationships, New York: Bantam Book
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada
Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen, Edisi II Yogyakarta: BPFE. Handoko, T. Hani. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi II, Cetakan Keempat Belas, Yogyakarta: BPFE
Hurlock, Elizabeth. 2009. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Diterjemahkan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo, Jakarta: Erlangga Kinicki, Angelo and Robert Kreitner. 2008. Organizational Behaviour: Key Concepts, Skills & Best Practices, New York: McGraw-Hill Companies, Inc
LeBoeuf, M. 1992. Memenangkan dan Memelihara Pelanggan. Jakarta: Pustaka Tangga
Murray, Charles and Herrnstein J. Richard. 1994. The Bell Curve : Intelligence and Class structure in American Life. New York: Free Press Paperback
Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana
Parker, Jeanette Plauché and Lucy Gremillion Begnaud. 2004. Developing Creative Leadership, Westport, CT: Libraries Unlimited.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2007. Standar Kepala Sekolah/Madrasah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 28 Tahun 1990. Tentang Pendidikan Dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
Robbins, Stephen P., and Timothy A. Judge. 2007. Organizational Behavior, New Jersey: Pearson Education, Inc
Rosyada, Dede. 2007. Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Santoso, Agung. 2010. Statistik untuk Psikologi: Dari Blog Menjadi Buku. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Siagian, S.P. 1996. Eksekutif yang Efektif, Jakarta: Penerbit PT. Toko Gunung Agung
Stefanie and Sandra Lanto. 1997. Beat Stress with Strength, USA: Park Avenue Production
Sudarman, D. 2002. Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia
Supratiknya, A. 2014. Pengukuran Psikologis, Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suyono, Hadi. 2007. Social Intelligence: Cerdas Meraih Sukses Bersama Orang Lain dan Lingkungan, Yogakarta: Ar Ruzz Media
Syamsu, Yusuf. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: Rosda Karya
United Nations Development Programme. 2013. The Rise of The South: Human Progress in a Diverse World. http://hdr.undp.org/sites/default/files/reports/14/hdr2013_en_compl ete.pdf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Waite, Mitchell R. 2007. Fire Service Leadership: Theories and Practices, Sudbury, MA: Jones & Bartlett Publishers
Yukl, Gary & Lespinger, Richard, Roles is Essential For Organizational Effectiveness. https://www.researchgate.net/publication/232552767_Why_Integra ting_the_Leading_and_Managing_Roles_Is_Essential_for_Organiz ational_Effectiveness Yukl, Gary, Leadership in Organizations, New Jersey: Pearson Education, Inc., 2010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Lampiran 1. Skala Kecerdasan Sosial Dan Efektivitas Kepemimpinan
FORM PERSETUJUAN Dengan hormat, Dalam rangka penelitian untuk penulisan skripsi, saya mahasiswa akhir Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma memohon bantuan Anda untuk mengisi kuisioner yang sudah disediakan dibawah ini. Penelitian ini mengenai perilaku keseharian Anda dalam memimpin. Untuk itu, saya meminta kesediaan Anda untuk meluangkan waktu serta berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang telah disediakan.
Isi Kuesioner Secara umum kuesioner ini berisi pernyataan - pernyataan yang berkaitan dengan perilaku memimpin Anda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Cara Pengisian Sebelum memulai pengerjaan, isilah data yang tertera pada bagian Identitas Diri. Bacalah dengan teliti Petunjuk Pengisian sebelum mengisi jawaban dari pernyataan yang ada.
Sifat Jawaban Tidak ada jawaban yang salah dalam kuisioner ini. Semua jawaban yang Anda berikan adalah tepat sepanjang hal itu sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan Anda yang sesungguhnya.
Kerahasiaan dan Keamanan Jawaban Anda Saya menyadari sepenuhnya bahwa jawaban yang Anda berikan bersifat pribadi. Semua informasi yang didapat dari responden akan diperlakukan sebagai sesuatu hal yang bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk penyusunan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
Manfaat dan Risiko Dengan mengisi kuesioner ini Anda dapat berefleksi atau melihat kembali kehidupan yang telah anda jalani selama ini. Terkait dengan risiko, kemungkinan Anda merasa tidak nyaman dalam memberikan jawaban-jawaban pada kuesioner ini. Kendatipun demikian, saya berharap Anda dapat sepenuhnya berpartisipasi. Atas waktu dan perhatian Saudara, saya mengucapkan terimakasih. Saya yang bertandatangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan bersedia untuk mengisi kuisioner yang ada di bawah ini.
Jakarta , …… Juni 2015
(...................................)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
Identitas Diri Inisial
:
Usia
:
Pendidikan Terakhir
:
Jenis Kelamin
: Laki-Laki / Perempuan *
Lama Bekerja
:
*Coret yang tidak sesuai
Tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
Petunjuk Pengisian Skala A
Baca dan pahamilah baik-baik setiap pernyataan. Berikan tanda () pada kotak yang Anda anggap paling menggambarkan diri Anda. Terdapat empat (4) alternatif jawaban yang dapat dipilih.
Pilihan jawabannya adalah : STS
: Sangat Tidak Setuju
TS
: Tidak Setuju
S
: Setuju
SS
: Sangat Setuju
Dalam Skala ini, tidak ada jawaban yang benar maupun salah untuk setiap pernyataan. Semua jawaban yang anda pilih merupakan jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda. Kami berharap Anda menjawab dengan jujur. Terimakasih atas kerjasama, serta kesediaannya untuk mengisi skala ini.
Berikut contoh cara menjawab pernyataan :
No.
1.
Pernyataan
Saya senang berjalan-jalan
STS
TS
S
SS
Bila terjadi kesalahan dalam menjawab, Anda dapat memberikan tanda sama dengan (=) pada jawaban tersebut dan kembali memberikan tanda centang () pada jawaban baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
No. 1.
Pernyataan Saya mampu merasakan kesusahan orang lain dari ekspresi wajahnya
2.
Saya mampu merasakan kesusahan orang lain
3.
Saya mampu meredakan kemarahan seseorang
4.
Saya membalas senyuman kepada orang yang lebih dahulu tersenyum kepada saya
5.
Saya mampu memahami apa yang dipikirkan orang lain saat berbicara
6.
Ketika orang lain merasa kesusahan, perasaan saya biasa saja
7.
Bagi saya cara berpakaian merupakan hal yang biasa saja
8.
Tatapan mata dapat memproyeksikan perasaan yang ada dalam diri
9.
Saya mampu memahami keinginan seseorang melalui pernyataannya
10. Saya membalas lambaian tangan orang lain yang tidak saya kenal 11. Peraturan di lingkungan kerja adalah mutlak tanpa terkecuali
STS
TS
S
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
No.
Pernyataan
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
12. Saya selalu mencoba memahami makna cerita orang lain dengan cara mendengarkan dengan penuh perhatian 13. Saya mampu meredam emosi saya ketika menghadapi konflik
14. Saya berterimakasih kepada para pekerja yang sudah alam berada di perusahaan dengan cara memberikan tunjangan pensiun yang layak 15. Saya menajaga penampulan saya setiap saat di lingkungan kerja 16. Saya terbiasa berkomunikasi sambil mengerjakan hal lain
17. Saya mengabaikan lawan bicara saya
18. Saya akan memalingkan wajah apabila ada orang asing yang menatap saya 19. Apabila saya melihat orang yang saya kenal dari kejauhan maka saya akan melambaikan tangan saya
20. Saat bertemu orang yang lebih tua, saya akan menyapanya terlebih dahulu, walaupun dia adalah bawahan saya 21. Saat orang lain bercerita tentang dirinya saya merasa terganggu No.
Pernyataan
22. Saya sering dating pada saat peserta rapat sudah berkumpul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
23. Saya merasa bingung dengan apa yang dipikirkan orang lain saat berbicara 24. Saya merasa keluhan bawahan bukan merupakan tanggung jawab saya sepenuhnya 25. Dalam lingkungan kerja saya merupakan pemimpin, di dunia luar status saya sama dengan yang lain 26. Saya merasa kesulitan dalam mencari maksud dari pembicaraan orang lain 27. Saya mudah terbawa suasana dalam menghadapi konflik 28. Orang-orang cenderung mengabaikan gestur tubuh lawan bicaranya 29. Saya bsa membaca perasaan orang lewat raut wajahnya 30. Dalam setiap keadaan intonasi suara saya selalu sama
31. Saya tetap mempekerjakan orang-orang yang sudah seharusnya pensiun sebagai tanda terimakasih 32. Saya mampu menangkap perasaan orang lain melalui intonasi berbicaranya 33. Perasaan
hanya
dapat
dirasakan
melalui
pembicaraan No.
Pernyataan
STS
34. Saya hanya menginjinkan karyawan wanita yang hamil mendapat libur sesuai dengan jadwal cutinya 35. Saya berusaha untuk mencari solusi dari sebuah masalah dengan bijak 36. Nilai
buruk
yang
didapat
tanggung jawab murid sendiri
murid
merupakan
TS
S
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
37. Saya bisa merasakan kesedihan murid saat tidak lulus ujian 38. Dimanapun saya berada, saya merupakan seorang pemimpin 39. Kebutuhan setiap pekerja harus terpenuhi agar tercipta
lingkungan
kerja
yang
efektif
40. Intonasi suara saat berbicara tidak berarti apa-apa bagi saya 41. Mudah bagi saya untuk merubah pendapat orang lain
42. Lingkungan kerja yang efektif akan tercipta apabila seorang pemimpin menggunakan ototritasnya 43. Peraturan
yang
dibuat
dilingkungan
kerja,
menyesuaikan dengan peraturan masyarakat yang berlaku 44. Cerita
orang
lain
hanyalah
sebuah
masalah
kehidupan yang umum terjadi 45. Saya berpenampilan apa adanya
No.
Pernyataan
STS
46. Bagi saya cara berpakaian merupakan hal yang biasa saja 47. Saya
menjamin
kesehatan
karyawan
dengan
mendaftarkan mereka dalam program asuransi
48. Apabila ada karyawan yang sakit, saya akan memberikannya uang untuk berobat 49. Tatapan mata tidak berarti apa-apa bagi saya
TS
S
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
50. Karisma penting untuk dimiliki seorang pemimpin
51. Saya menyelesaikan masalah dengan menggunakan otoritas saya 52. Saya memahami maksud dari pembicaraan orang lain dengan mudah 53. Seorang pemimpin hanya memerlukan skill dalam menjalankan tugasnya 54. Saya akan melemparkan senyuman kepada orang asing yang menatap saya
55. Saya memberikan apa yang diinginkan orang lain
56. Saya memberikan apa yang dibutuhkan orang lain
57. Saya selalu bersikap natural saat berbicara di depan orang banyak No.
Pernyataan
58. Terkadang kemarahan saya tidak terbendung
59. Dalam mendengarkan cerita saya selalu memberikan perhatian lebih terhadap lawan bicara 60. Pernyataan orang lain terkadang membuat saya bingung 61. Saya tetap memberikan cuti hamil diluar jadwal cuti kepada karyawan wanita yang membutuhkan 62. Apabila ada bawahan yang berkeluh kesah, saya mampu memahami perasaan mereka
STS
TS
S
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
63. Apabila ada orang lain yang tidak saya kenal melambaikan tangan kepada saya, maka saya akan memalingkan wajah 64. Saya selalu fokus dalam komunikasi yang saya lakukan dengan orang lain 65. Saat saya melihat orang yang saya kenal dikejauhan, maka saya akan mengacuhkannya 66. Gestur seseorang akan mempengaruhi penilaian orang lain 67. Wajah yang memerah merupakan ekspresi perasaan marah atau malu 68. Saya tetap tenang dalam menghadapi konflik
No.
Pernyataan
STS
69. Postur tubuh saat berbicara di depan orang banyak sangat penting
70. Saya akan hadir sebelum waktu yang ditentukan pada saat rapat
71. saya dapat mengatur intonasi bicara sesuai dengan siapa saya berbicara
72. Saya mampu mendengarkan cerita orang lain dengan penuh perhatian 73. Cerita orang lain bukanlah sesuatu yang perlu saya perhatikan 74. Cara berpakaian akan menumbuhkan karisma seseorang 75. Saya
hanya
menatap
bawahan
saya
memberikan anggukan kepala kepada saya
ketika
TS
S
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
76. Cerita orang lain merupakan hal yang baru bagi saya, dan saya senang ketika mendengarkannya 77. Saya akan menunggu bawahan saya untuk menyapa terlebih dahulu, walaupun usianya lebih tua dari saya 78. Saya membalas anggukan kepala yang diberikan bawahan saya dengan senyuman 79. Saya merasa canggung apabila ada orang yang tersenyum kepada saya
No.
Pernyataan
80. Saya harus berbicara dengan orang lain untuk mengetahui perasaan yang seadang dialaminya
STS
TS
S
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
Petunjuk Pengisian Skala B
Baca dan pahamilah baik-baik setiap pernyataan. Berikan tanda () pada kotak yang Anda anggap paling menggambarkan diri Anda. Terdapat empat (4) alternatif jawaban yang dapat dipilih.
Pilihan jawabannya adalah : STS
: Sangat Tidak Setuju
TS
: Tidak Setuju
S
: Setuju
SS
: Sangat Setuju
Dalam Skala ini, tidak ada jawaban yang benar maupun salah untuk setiap pernyataan. Semua jawaban yang anda pilih merupakan jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda. Kami berharap Anda menjawab dengan jujur. Terimakasih atas kerjasama, serta kesediaannya untuk mengisi skala ini.
Berikut contoh cara menjawab pernyataan :
No.
1.
Pernyataan
Saya senang berolahraga
STS
TS
S
SS
Bila terjadi kesalahan dalam menjawab, Anda dapat memberikan tanda sama dengan (=) pada jawaban tersebut dan kembali memberikan tanda centang () pada jawaban baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
No. 1.
Pernyataan Saya memberikan bonus tambahan bagi karawan yang berprestasi
2.
Karyawan akan diberikan promosi jabatan sesuai dengan lama bekerjanya
3.
Langkah awal menyelesaikan masalah adalah mencari sumber masalah
4.
Saya memberikan promosi jabatan bagi karayawan yang berprestasi
5.
Permasalahan harus diselesaikan sendiri oleh pihak yang bersangkutan
6.
Saya membentuk tim khusus untuk menyelesaikan permasalahan yang ada
7.
Saya rutin memanggil staff untuk mengadakan pertemuan guna membahas rencana perusahaan
8.
Saya menunggu perkembangan lingkungan dalam menyusun langkah-langkah dan cenderung terlambat
9.
Saya sering berbicara personal dengan karyawan untuk memotivasi kinerjanya
10. Saya melakukan rapat tim untuk menyelesaikan permasalahan 11. Penting untuk mencari permasalahan bersama-sama dalam sebuah unit kerja
STS
TS
S
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
No.
Pernyataan
STS
12. Saya jarang memanggil dan berdiskusi dengan staff guna membahas program jangka panjang perusahaan
13. Dalam rapat evaluasi saya memeriksa apa yang perlu diperbaiki, bukan untuk menyusun rencana kedepan 14. Perusahan maju dengan sendirinya seiring berjalannya waktu 15. Perkembangan skill karyawan bukan berdasarkan tanggung
jawab
atas
penyelesaiian
pertanggungjawabannya 16. Saya merencanakan langkah-langkah yang harus diambil untuk kemajuan perusahaan
17. Saya mengintervensi keputusan yang diambil oleh karyawan
18. Saya mengingatkan karyawan tentang pentingnya komitmen dalam pekerjaan 19. Saya
membimbing
karyawan untuk
mencapai
pengembangan karir
20. Saya memberikan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi 21. Saya selalu mengindentifikasi masalah bersama tim
TS
S
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
No.
Pernyataan
STS
22. Lebih penting menindak pelaku kesalahan daripada menemukan pokok permasalahannya terlebih dahulu
23. Saya tidak pernah memasang foto karyawan terbaik
24. Saya memberikan informasi dengan sangat jelas pada saat rapat kurikulum 25. Saya membiarkan orang yang melakukan kesalahan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri 26. Saya menetapkan karyawan terbaik setiap bulannya
27. Dalam pengambilan keputusan seorang karyawan saya tidak akan ikut campur tangan
28. Saya mengadakan rapat bulanan untuk melakukan evaluasi dan membahas rencana jangka panjang bersama para staff 29. Mencari masalah lebih penting dari menindak pelaku kesalahan
30. Saya selalu menyusun langkah-langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk jangka panjang 31. Saya
hanya
berprestasi
memperhatikan
karyawan
yang
TS
S
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
No.
Pernyataan
STS
32. Saya menindak pelaku kesalahan
33.
Saya membiarkan karyawan yang melanggar komitmen pekerjaannya selama hasilnya baik
34. Saya memasang foto karyawan terbaik pada lobby tempat kerja 35. Semua karyawan wajib bertanggung jawab atas pekerjaannya demi perkembangan skillnya 36. Langkah awal pemecahan masalah adalah pemberian sanksi bagi pelaku
37. Saat melakukan rapat kurikulum saya berasumsi bahwa semua peserta rapat sudah memahami program selanjunya yang ada di modul rapat 38. Bonus tambahan hanya diberikan kepada karyawan pada saat hari raya 39. Saya
membiarkan
karyawan
untuk
mencapai
pengembangan karir
40. Saya tidak pernah mengangkat karyawan terbaik setiap bulan 41. Saya tidak pernah campur tangan dalam pemecahan masalah di tim saya
TS
S
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
No.
Pernyataan
STS
42. Saya selalu menyampaikan informasi terbaru yang berhubungan dengan perkembangan perusahaan kepada seluruh staff 43. Saya memperhatikan informasi terbaru untuk kepentingan pribadi
44. Saya tidak pernah mencari sebuah permasalahan dalam sebuah konflik 45. Kerjasama tim akan tercapai apabila konflik yang terjadi sudah terselesaikan
46. Saya selalu membantu tim dalam penyelesaian dan identifikasi masalah
47. Rencana perusahaan tidak pernah dijabarkan di dalam pertemuan
48. konflik yang tidak terselesaikan tidak mempengaruhi kinerja tim
49. rencana perusahaan selalu dijabarkan dalam tiap pertemuan
50. saya
selalu
informasi
memperhatikan
terbaru,
guna
perkembangan
menyusun
rencana
perusahaan 51. Saya selalu menyemangati karyawan yang gagal dalam tugasnya
TS
S
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
No.
Pernyataan
STS
52. Saya tidak pernah menyampaikan informasi terbaru yang dibutuhkan untuk perkembangan perusahaan kepada seluruh staff 53. Saya menggunakan cara yang menarik untuk membuat karyawan memiliki rasa tanggung jawab
54. Karyawan yang berprestasi hanya mendapat pujian
55. Saya
mendikte
karyawan
dalam
penyelesaian
tugasnya 56. Kenaikan jabatan bergantung pada tingkat senioritas
57. Saya tidak pernah mendukung karyawan yang gagal, agar dia belajar dari kesalahannya
58. Karyawan berprestasi tetap mendapatkan hak libur yang sama seperti karyawan lain 59. Saya
memberikan
kebebasan
berkreasi
pada
karyawan dalam menyelesaikan tugasnya
60. Karyawan berprestasi berhak atas kenaikan jabatan
61. Libur tanbahan akan diberikan kepada karyawan yang berprestasi
TS
S
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
No.
Pernyataan
STS
62. Selain mendapatkan bonus, karyawan yang berprestasi di umumkan setiap bulannya 63. Saya
tidak
bisa
membuat
karyawan
untuk
bertanggung jawab
64. Saya jarang memotivasi karyawan
Semoga Hari Anda Menyenangkan Terima Kasih
TS
S
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Lampiran 2 Hasil Seleksi Item Skala Kecerdasan Sosial dan Efektivitas Kepemimpinan
1.
Hasil Seleksi Item Skala Kecerdasan Sosial Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
VAR00004
119.4082
255.580
.652
.961
VAR00006
119.4694
255.421
.767
.960
VAR00007
119.5918
260.538
.447
.962
VAR00012
119.4694
256.421
.717
.961
VAR00013
119.4694
260.588
.541
.961
VAR00014
119.1020
261.177
.636
.961
VAR00015
119.0816
258.160
.708
.961
VAR00017
119.2449
250.855
.811
.960
VAR00018
119.6531
257.481
.601
.961
VAR00020
119.2245
253.928
.763
.960
VAR00023
119.6327
261.237
.518
.962
VAR00024
119.4082
257.622
.523
.962
VAR00029
119.5510
259.044
.709
.961
VAR00030
119.7143
262.917
.576
.961
VAR00032
119.4490
264.753
.549
.962
VAR00035
119.2041
257.582
.651
.961
VAR00036
119.4898
254.755
.656
.961
VAR00037
119.2857
261.375
.465
.962
VAR00039
119.2653
255.157
.722
.960
VAR00040
119.4898
253.422
.739
.960
VAR00042
119.8367
261.223
.364
.963
VAR00046
119.6939
258.800
.486
.962
VAR00047
119.2041
255.624
.789
.960
VAR00049
119.6327
255.196
.839
.960
VAR00050
119.1020
257.094
.771
.960
VAR00053
119.6939
261.425
.431
.962
VAR00059
119.5102
254.380
.778
.960
VAR00062
119.5102
264.130
.553
.961
VAR00063
119.5918
258.372
.661
.961
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
VAR00064
119.4286
265.125
.487
.962
VAR00065
119.5102
254.547
.735
.960
VAR00068
119.5306
262.296
.538
.961
VAR00070
119.1837
260.653
.643
.961
VAR00071
119.2857
261.708
.584
.961
VAR00072
119.2041
257.582
.651
.961
VAR00073
119.6327
254.987
.727
.960
VAR00074
119.2041
258.957
.702
.961
VAR00075
119.9184
267.285
.123
.965
VAR00077
119.3878
254.326
.757
.960
VAR00079
119.6327
257.071
.661
.961
2.
Hasil Seleksi Item Efektivitas Kepemimpinan
Item-Total Statistics Scale
Scale
Corrected
Cronbach's
Mean if
Variance if
Item-Total
Alpha if
Item
Item
Correlatio
Item
Deleted
Deleted
n
Deleted
VAR00001
117.5510
275.003
.521
.966
VAR00002
117.5918
276.038
.568
.966
VAR00003
117.3878
276.826
.572
.966
VAR00004
118.0408
276.457
.518
.966
VAR00005
117.6122
277.034
.654
.965
VAR00006
117.5714
275.667
.613
.966
VAR00007
117.9796
272.020
.660
.965
VAR00008
118.0612
277.100
.458
.966
VAR00009
117.5510
276.003
.672
.965
VAR00010
117.5306
273.379
.756
.965
VAR00011
117.6122
273.576
.702
.965
VAR00012
117.4898
275.422
.631
.965
VAR00013
117.6531
276.106
.689
.965
VAR00014
118.1224
272.860
.602
.966
VAR00015
117.8571
282.333
.414
.966
VAR00016
117.7551
277.230
.536
.966
VAR00017
117.6327
273.362
.651
.965
VAR00018
117.7959
271.207
.691
.965
VAR00019
117.9184
274.577
.641
.965
VAR00020
117.5918
273.788
.772
.965
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
VAR00021
118.0816
272.702
.714
.965
VAR00022
118.0612
277.267
.431
.966
VAR00023
118.0408
270.707
.791
.965
VAR00024
117.6735
274.558
.743
.965
VAR00025
118.1633
272.764
.597
.966
VAR00026
118.0000
271.583
.734
.965
VAR00027
117.6939
275.717
.647
.965
VAR00028
117.6531
277.148
.686
.965
VAR00029
117.9796
266.729
.796
.965
VAR00030
118.0000
273.458
.508
.966
VAR00031
117.7143
273.667
.687
.965
VAR00032
117.9796
270.062
.780
.965
VAR00033
117.7551
274.022
.703
.965
VAR00034
117.9592
270.957
.751
.965
VAR00035
118.0408
275.373
.459
.967
VAR00036
118.0204
273.270
.590
.966
VAR00037
117.6531
278.148
.526
.966
VAR00038
117.5510
277.628
.695
.965
VAR00039
117.7347
268.449
.800
.965
VAR00040
117.7755
266.303
.796
.965
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
Lampiran 3 Reliabilitas Skala Kecerdasan Sosial dan Efektivitas Kepemimpinan
1. Reliabilias Skala Kecerdasan Sosial
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha .962
40
2. Reliabilitas Skala Efektivitas Kepemimpinan
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha .962
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
Lampiran 4 Uji Deskriptif Mean Empirik
One-Sample Statistics N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
KS
49
122.5102
16.48120
2.35446
EK
49
120.8163
16.97057
2.42501
One-Sample Test Test Value = 100 t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
KS
9.561
48
.000
22.51020
17.7762
27.2442
EK
8.584
48
.000
20.81633
15.9405
25.6921
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Lampiran 5 Uji Normalitas
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
KS
.107
49
.200
.957
49
.073
EK
.111
49
.176
.966
49
.172
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran 6 Uji Linearitas
ANOVA Table Sum of
df
Mean
Squares (Combined)
11590.597
29
399.676
3.389
.004
1 9697.048 82.224
.000
Linearity
9697.048
Groups
Deviation from
1893.549
28
67.627
2240.750
19
117.934
13831.347
48
Linearity Within Groups Total
Sig.
Square
Between EK*KS
F
.573
.912
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Lampiran 7 Histogram Distribusi Skala Kecerdasan Sosial dan Efektivitas Kepemimpinan
1. Histogram Distribusi Skala Kecerdasan Sosial
2. Histogram Distribusi Skala Efektivitas Kepemimpinan