HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN ADVERSITY DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4 KALASAN
ARTIKEL E-JOURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Roudhotul Jannah NIM 11104241024
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JUNI 2015
Hubungan antara kecerdasan…..(Roudhotul Jannah) 1
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN ADVERSITY DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4 KALASAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 RELATIONSHIP BETWEEN ADVERSITY INTELLIGENCE AND SOCIAL ADJUSTMENT OF STUDENTS IN JUNIOR HIGH SCHOOL 4 KALASAN ON ACADEMIC YEARS 2014/2015 Oleh: Roudhotul Jannah, Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan adversity dengan penyesuaian sosial pada siswa SMP Negeri 4 Kalasan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis korelasional. Populasi penelitian ini yakni 383, dengan ukuran sampel 192 siswa, yang diambil dengan teknik proportionate stratified random sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan skala. Instrumen penelitian ini menggunakan skala kecerdasan adversity dan skala penyesuaian sosial. Uji validitas instrumen menggunakan validitas logis yang melibatkan expert judgment sebagai pengujinya. Sedangkan reliabilitas dengan menggunakan formula Alpha Cronbach dengan nilai koefisien 0,883 pada skala kecerdasan adversity. 0,930 pada skala penyesuaian sosial. Analisis data menggunakan teknik korelasi pearson dengan bantuan program SPSS 16.00 for windows. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan adversity dengan penyesuaian sosial pada siswa SMP Negeri 4 Kalasan. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,410 dan p = 0.000 (p <0.05) Artinya semakin tinggi kecerdasan adversity, maka semakin tinggi penyesuaian sosial dan sebaliknya. Hasil korelasi antara kecerdasan adversity dengan penyesuaian sosial ini masuk dalam kategori sedang. Nilai determinasi (R square) sebesar 0,168 dapat diartikan bahwa kecerdasan adversity memberikan sumbangan efektif terhadap penyesuaian sosial sebesar 16,8% berarti masih ada 83,2% disebabkan variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Kata kunci: kecerdasan adversity, penyesuaian sosial. ABSTRACT This study aims to determine the relationship between adversity intelligence and social adjustment of students SMP Negeri 4 Kalasan. The approach used in this study is a quantitative approach in type of correlation. The population of this research is 383 students, in which 192 students as the sample. It is taken by a proportionate stratified random sampling technique. The data collection techniques used in this research is scale. The research instrument uses adversity intelligence scale and social adjustment scale. The instrument validity test uses logical validity involving expert judgment as the examiners. Meanwhile, the reliability uses Cronbach Alpha formula with coefficient 0.883 on a scale of adversity intelligence and coefficient 0.930 on a scale of social adjustment. The data analysis uses Pearson correlation technique using SPSS 16.00 program for windows. The results showed that there was a positive and significant correlation between adversity intelligence and social adjustment of students SMP Negeri 4 Kalasan. This was indicated by the correlation coefficient (r) of 0.410 and p = 0.000 (p <0.05). This means that the higher the adversity intelligence, the higher the social adjustment and vice versa. The correlation between adversity intelligence with social adjustment belongs to medium category. Determination Value (R square) of 0.168 means that the adversity intelligence contributes effectively to the social adjustment in the number of 16.8%. It means that there is still 83.2% due to other variables that are not discussed in this study. Keywords: adversity intelligence, social adjustment
2 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun ke-4 2015
lain tidak menunjukan ketegangan emosi yang
PENDAHULUAN Pada masa remaja sering kali ditandai
berlebihan.
Akan
tetapi
akan
berlaku
dengan adanya perkembangan yang pesat. Hal ini
sebaliknnya jika individu memiliki penyesuaian
menyebabkan
banyak
permasalahan-
sosial
permasalahan
perkembangan
yang
menunjukkan ciri-ciri sebaliknya.
sering
yang
negatif
individu
cenderung
dijumpai pada usia remaja seperti masalah fisik,
Tidak jarang ketika remaja dalam proses
psikoseksual, kognitif, dan sosial. Dikarenakan
transisi juga mengalami banyak hambatan dan
remaja merupakan pelajar, permasalahan remaja
kesulitan, kesulitan ini dalam ilmu psikologi
yang paling sering ditemukan yakni terkait
dapat dikatakan sebagai kecerdasan adversity
permasalahan
(kemampuan
di sekolah. Sekolah merupakan
seseorang
dalam
mengatasi
tempat bersosial bagi siswa, memiliki kewajiban
kesulitan dan mengubah kesulitan atau hambatan
dan tanggung jawab untuk membentuk suatu
menjadi
lingkungan sosial yang konstruktif dan kondusif
kesuksesan. Seseorang dapat dikatakan sukses
bagi
mampu
dalam menghadapi kesulitan jika seseorang
mengantisipasi penyimpangan sosial-psikologis
tersebut mampu mengontrol diri dengan baik, hal
siswa,
sehingga
sekolah
siswa. Di sekolah siswa tidak hanya mengalami
sebuah
peluang
dalam
meraih
ini sejalan dengan pendapat Stoltz (2007 : 140)
perkembangan fisik dan intelektualnya saja,
bahwa salah satu dimensi kecerdasan adversity
tetapi
juga membutuhkan lingkungan yang
individu yakni pengendalian, individu yang
kondusif untuk bersosialisasi agar mencapai
memiliki pengendalian diri yang baik akan
kematangan sosial dalam mempersiapkan dirinya
cenderung bertahan meskipun berada dalam
menjadi
keadaan yang paling sulit. Sejalan dengan
orang
dewasa
yang
memiliki
kemampuan penyesuaian sosial yang memadai.
pendapat tersebut Rutter (dalam Zucker R. A.
memiliki
Dkk, 2003: 73) menjelaskan bahwa individu
penyesuaian sosial yang baik ditandai dengan
dapat dikatakan sukses jika individu resilien.
adanya ciri-ciri sebagaimana di jelaskan oleh Sri
Resilien merupakan “a successful adaptation
Rumini dan Siti Sundari (2004 : 68) yang
despite adversity’’ atau individu dapat dikatakan
menjelaskan ciri-ciri penyesuaian diri yang
sukses apabila individu mampu beradaptasi atau
positif yaitu: a. Tidak menunjukkan adanya
mampu
ketegangan emosional b. Memiliki pertimbangan
walaupun mengalami banyak hambatan dan
rasional dan pengarahan diri. Hal ini sejalan
kesulitan. Melihat ciri-ciri penyesuaian sosial
dengan pendapat Schneiders (dalam artikel
yang baik dan dimensi kecerdasan adversity
Sanjaya Yasin, 2012: 2) yang mengemukakan
yang
ciri-ciri
menduga bahwa kecerdasan adversity memiliki
Individu
dapat
dikatakan
penyesuaian sosial yang baik yaitu:
Memiliki pengendalian diri yang tinggi dalam menghadapi situasi atau persoalan, dengan kata
menyesuaikan
saling
diri
berkaitan,
dengan
sehingga
hubungan dengan penyesuaian sosial.
mudah,
peneliti
Hubungan antara kecerdasan…..(Roudhotul Jannah) 3
Temuan peneliti di lapangan pada saat
tidak
mengambil
tugas
baru
itu.
Dalam
praktik pengalaman lapangan (PPL) di SMP
penyesuaian sosial ketika mereka bergabung
Negeri 4 Kalasan, terdapat beberapa fenomena
dengan orang lain yang baru dikenalnya mereka
yang terjadi terkait kemampuan siswa dalam
terlihat
mengatasi kesulitan atau dalam kajian psikologi
terbuka. Bahkan ada yang ingin pindah kelas
disebut
dan
karena merasa tidak nyaman. Ketidaknyamanan
proses
siswa ini juga mengakibatkan adanya ketidak
perkembangannya. Terdapat sekitar tiga siswa
harmonisan hubungan antar siswa, sehingga
sangat mengalami kesulitan dalam hidupnya
siswa cenderung menunjukkan perilaku saling
siswa ini mempunyai keluarga yang tidak utuh,
mengejek
uangnya
perkelahian.
dengan
(kecerdasan
penyesuaian
sosial
sangat
adversity) pada
terbatas,
bahkan
tidak
cenderung
yang
menyendiri
akhirnya
dan
kurang
mengakibatkan
mendapatkan perhatian. Akan tetapi siswa ini
Pada hal lain peneliti menjumpai terdapat
dalam menghadapi kesulitan tersebut terlihat
siswa sangat mengalami kesulitan dalam hal
menunjukkan perilaku tetap bersemangat, rajin
belajar. Mereka selalu mendapatkan nilai pada
berangkat sekolah dan selalu mengerjakan tugas-
semua mata pelajaran yang rendah. Namun
tugas sekolah dengan baik. Ketika siswa ini
dalam mengatasi hal tersebut siswa terlihat tidak
mendapatkan
tugas baru, mereka cenderung
pantang menyerah tidak mudah berputus asa,
dapat mengambil tugas baru itu dengan penuh
mereka tetap bersemangat untuk belajar, berani
tanggung jawab selain itu siswa ini terlihat
mencoba
sangat tekun dan ulet bahkan selalu tegar dalam
diberikan guru serta rajin mengikuti bimbingan
menghadapi setiap masalah yang ada. Dalam
belajar
penyesuaian sosial, ketika siswa bergabung
penyesuaian sosial ketika bergabung dengan
dengan orang lain yang baru dikenalnya mereka
teman yang baru dikenalnya mereka terlihat cepat
terlihat lebih mudah menyesuaikan diri dengan
akrab, terlihat percaya diri dan selalu terbuka
teman barunya. Misalnya, siswa bertemu dengan
dengan semua teman-temannya.
orang baru mereka terlihat cepat akrab dengan menyapanya,
menanyai
namanya
dan
mengerjakan
yang
diadakan
Pengamatan wawancara
tugas-tugas
ini
dengan
sekolah.
diperkuat guru
yang
Dalam
dengan
hasil
bimbingan
dan
sebagainya. Bahkan ketika ada guru baru mereka
konseling di SMP Negeri 4 Kalasan pada tanggal
bisa menyesuaikan dengan cepat.
15 Agustus 2014, di peroleh keterangan bahwa
Temuan dengan karakteristik sama, namun
terdapat berbagai macam karakteristik siswa yang
dalam menghadapi kesulitan hidupnya siswa
berasal dari berbagai latar belakang yang
menunjukkan
berbeda-beda, sehingga siswa dalam menghadapi
perilaku
yang
cenderung
menghindar, mereka menunjukkan perilaku cepat
suatu
berputus
berbeda-beda
asa
dan
kurang
bertanggung
jawab. Misalnya ketika ada tugas baru siswa
kesulitan
dalam
pula.
hidupnya
Terdapat
cenderung
siswa
sangat
mengalami kesulitan dalam hidupnya. Namun
4 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun ke-4 2015
ketika menghadapi kesulitan mereka terlihat
yang harmonis antara individu satu dengan yang
sangat tenang, sangat tegar dan terlihat sangat
lainnya.
bersemangat. Dalam penyesuaian sosial mereka
METODE PENELITIAN
mampu dengan mudah berhubungan dengan teman yang baru dikenalnya bahkan ketika ada guru
baru
siswa
dengan
cepat
dapat
menyesuaikan. Namun tak jarang juga terdapat siswa
yang
mengalami
kesulitan
dalam
Jenis Penelitian Jenis
penelitian
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan pendekatan kuantitatif. Waktu dan Tempat Penelitian
hidupnya. Dalam menghadapi kesulitan siswa
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret
terlihat cepat berputus asa, dan takut mengambil
sampai April 2015. Penelitian ini dilaksanakan di
resiko.
Misal ketika mendapatkan tugas baru
SMP Negeri 4 Kalasan yang beralamatkan di
yang diberikan guru mereka kurang bersemangat
Jongkangan Tamanmartani, Sleman, Yogyakarta
untuk mengerjakan, terkadang tidak dikerjakan,
Kode pos 5557.
bahkan mereka rela membolos agar terhindar
Target/Subjek Penelitian
dari tugas. Dalam penyesuaian sosial mereka
Penentuan ukuran sampel yang digunakan
terlihat cenderung banyak berdiam diri, kurang
dalam penelitian ini berdasarkan tabel penentuan
percaya diri dan banyak menghindar dari teman-
jumlah sampel dari populasi tertentu yang
temannya.
dikembangkan oleh Isaac dan Michael (dalam
Permasalahan-permasalahan
sudah
Sugiyono, 2010: 128). Dengan taraf kesalahan
dipaparkan di atas sangat beragam, tetapi peneliti
5% dengan populasi 383. Namun dalam tabel
membatasi permasalahan yang akan diteliti
tidak terdapat populasi sebanyak 383 sehingga
mengenai
peneliti menggunakan populasi sebanyak 380
kecerdasan
penyesuaian sehingga
adversity beserta
penelitian
mengetahui dengan
sosial
ini
hubungan
penyesuaian
yang
dengan
hubungannya,
bertujuan
kecerdasan sosial
untuk
adversity
siswa.
Definisi
yang
dianggap
mewakilinya.
Populasi
380
dengan melihat tabel pada taraf kesalahan 5% adalah
182,
keseluruhan
sehingga sebanyak
dihasilkan
sampel
192 siswa. Dengan
mengenai kecerdasan adversity menurut peneliti
demikian jumlah sampel dari setiap tingkatan
merupakan
dalam
kelas sebanyak 64 siswa, dengan asumsi bahwa
untuk
masing-masing kelas paralel diwakili oleh 16
mengatasi
kemampuan tantangan
seseorang
dan
hambatan
memperoleh kesuksesan. Sementara penyesuaian sosial
di
kemampuan
lingkungan yang
sekolah
dimiliki
merupakan
siswa
dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, sehingga dapat terjalin hubungan timbal balik
siswa. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportionate stratified
Hubungan antara kecerdasan…..(Roudhotul Jannah) 5
random
sampling,
proportionate
dengan
alasan
penelitian
sebenarnya
dengan
membagikan
pengambilan
instrumen skala kecerdasan adversity dengan
perwakilan sampel dari tiap-tiap kelas yang ada
penyesuaian sosial untuk mendapatkan data
dalam populasi dan jumlahnya disesuaikan
penelitian berupa angka yaitu skor kecerdasan
dengan proporsi jumlah anggota subyek yang
adversity
ada
mengetahui hubungannya.
dalam
merupakan
karena
masing-masing
kelas
tersebut.
dengan
penyesuaian
sosial
untuk
Stratified karena terdiri dari tiga tingkatan kelas,
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan
yaitu kelas VII, VIII, IX yang mana pada tiap-tiap
Data
tingkatan kelas memiliki perbedaan. Dengan
Teknik pengumpulan data yang digunakan
demikian dapat diasumsikan bahwa siswa kelas
dalam penelitian ini dengan menggunakan model
VII yang masih baru, siswa kelas VIII yang
skala.
masuk pertengahan tahun dan siswa kelas IX
kecerdasan adversity dan skala penyesuaian
yang sudah lebih lama berada di lingkungan
sosial. skala likert
sekolah.
di
dikembangkan sendiri oleh peneliti yang terdiri
lingkungan sekolah tersebut diduga memiliki
dari 42 item yang divalidasi menggunakan
kecerdasan adversity dan penyesuain sosial yang
validasi konstruk yakni expert judgement dari 56
berbeda. Random sampling,berarti semua subyek
ada 14 item yang gugur. Sedangkan pada skala
yang ada di dalam populasi berhak menjadi
likert penyesuaian sosial terdiri dari 40 item yang
sampel. Dengan demikian peneliti memberikan
divalidasi dari 45 menjadi 40 berarti ada 5 item
hak yang sama kepada setiap subyek untuk
yang gugur.
Lama
memperoleh
tidaknya
berada
digunakan
yaitu
skala
kecerdasan adversity yang
Teknis pengumpulan datanya yakni dengan
teknik
menyebarkan skala sebelum penelitian untuk uji
proportionate stratified random sampling dalam
coba dan mengetahui reliabilitasnya. Setelah
penelitian ini dengan cara undian yang mana
skala dinyatakan reliabel item-itemnya maka
masing-masing kelas paralel dipilih 16 siswa
skala dibagikan kepada siswa untuk mengetahui
sebagai sampel.
hubungan
Prosedur Penelitian
penyesuaian sosialnya.
subyek.
(chance)
yang
dipilih
menjadi
kesempatan
siswa
Skala
Penggunaan
Peneliti melaksanakan penelitian yang terdiri dari rangkaian kegiatan berupa observasi dan wawancara
pra-penelitian,
dan
kecerdasan
adversity
dengan
Teknik Analisis Data Pada penelitian ini, analisis data dilakukan
pembagian
secara kuantitatif terhadap data-data angka yang
instrumen skala kecerdasan adversity dengan
dihasilkan dari hasil skala kecerdasan adversity
penyesuaian sosial uji coba untuk mengetahui
dengan
reliabilitas instrumen lalu setelah instrumen
beberapa tahapan, yakni melalui uji prasyarat
dinyatakan reliabel maka peneliti melakukan
yang meliputi:
penyesuaian
sosial
diolah
melalui
6 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun ke-4 2015
Uji hipotesis dilakukan dengan tujuan
a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui
apakah
data
dalam
apakah antar variabel memiliki hubungan atau tidak.
Hasil
penelitian
ini
akan
penelitian tersebut berdistribusi normal atau
diinterpretasikan dengan menunjukkan tabel
tidak.
koefisien korelasi nilai r product moment
Teknik
pengujian
yang
digunakan
normalitas
menggunakan
yaitu
untuk dengan
Kolmogorov-Smirnov
pada
taraf
signifikansi
5%.
Jika
hasil
Test.
perhitungan lebih besar dari r tabel maka
Apabila pengujian Kolmogorov-Smirnov Test.
korelasi dianggap signifikan atau Ha diterima
memiliki nilai sig lebih besar dari 0,05 atau
dan
dapat ditulis sig > 0,05 maka data tersebut
perhitungan lebih kecil dari r tabel maka
berdistribusi
korelasi dianggap tidak signifikan atau Ha
normal.
Perhitungan
uji
normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS for windows seri 16.0 dengan hasil 0,161 pada kecerdasan adversity dan 0,210 pada penyesuaian sosial. Sehingga
data
dapat
dinyatakan
(nol)
ditolak.
Apabila
hasil
ditolak atau Ho (nol) diterima. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Hasil analisis statistik deskriptif antara
data
variabel kecerdasan adversity dan penyesuaian
berdistribusi normal.
sosial sebagaimana dijelaskan pada tabel .
b. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan dengan tujuan untuk
Ho
mengetahui
apakah
data
dalam
penelitian tersebut terbentuk linier atau tidak.
Sebagai berikut: Tabel 1. Descriptive Statistics Kecerdasan Adversity dan Penyesuaian Sosial pada Siswa SMP Negeri 4 Kalasan
Adapun taraf signifikan yang digunakan
Statistics
untuk uji linearitas jika signifikan atau Deviation from linearity lebih besar dari 0,05
N
maka kedua variabel mempunyai hubungan
Mean Median Mode St d. Dev iation Range Minimum Maximum
yang linier, akan tetapi sebaliknya jika singnifikan lebih kecil
dari 0,05 maka
hubungan antara kedua variabel tidak linier.
Valid Missing
Kecerdasan Adv ersit y 192 0 132,13 131,00 127 6,289 33 116 149
Peny esuaian Sosial 192 0 130,55 130,00 130 7,521 37 112 149
Perhitungan uji linearitas pada penelitian ini
Adapun penjelasan deskripsi data statistik
dilakukan dengan bantuan program SPSS for
dari masing-masing variabel akan dijelaskan
windows
secara rinci sebagai berikut:
seri
16.0
dengan
hasil
0,776
sehingga data dapat dinyatakan hubungan antara dua variabel tersebut terbentuk linier. c. Uji Hipotesis
1. Deskripsi Data Kecerdasan Adversity Skala
yang
digunakan
mengidentifikasi kecerdasan adversity
untuk
Hubungan antara kecerdasan…..(Roudhotul Jannah) 7
dalam penelitian ini adalah skala kecerdasan
Ditinjau dari tabel di atas, dapat diketahui
adversity. Berdasarkan tabel 1 di atas dapat
bahwa kecerdasan adversity pada siswa SMP
dilihat bahwa kecerdasan adversity memiliki
Negeri 4 kalasan termasuk kategori sangat tinggi
nilai minimal empirik
116, nilai maksimal
tercatat sejumlah 46 siswa (24%), 145 siswa
empirik
33, mean
132,13,
(75,5%) masuk pada kategori tinggi, 5% pada
median 131,00, modus 127, dan standar
kategori sedang, 0% pada kategori rendah dan
deviasi
0% masuk kategori sangat rendah. Oleh karena
149, range
6,289. Skala kecerdasan adversity
terdiri dari 42 item, dengan skor jawaban 1-4,
itu,
sehingga dapat diketahui hipotetik dari skala
adversity pada siswa SMP Negeri 4 Kalasan
kecerdasan adversity memiliki skor minimum
termasuk dalam kategori tinggi dengan skor
1x 42 =42 dan skor maksimal 42x 4=168.
mencapai 75,5%. Adapun sebaran data pada
Mean hipotetik diperoleh dari penjumlahan
masing-masing kategori dapat dilihat melalui
skor
grafik pada gambar 1. Sebagai berikut:
maksimal
dengan
skor
minimal
dapat
disimpulkan
bahwa
kecerdasan
kemudian dibagi 2, sehingga hasilnya 105. Sedangkan standar deviasi hipotetik diperoleh dari penjumlahan skor maksimal dikurangi nilai minimal kemudian dibagi 6, sehingga hasilnya 21. Berdasarkan
data
yang
diperoleh,
selanjutnya data digunakan sebagai dasar penyusunan kategorisasi, data dikelompokkan
Gambar
berdasarkan lima kategori, yaitu sangat tinggi,
1.Grafik Distribusi Frekuensi Kategorisasi Kecerdasan Adversity
tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. akan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah
dijelaskan pada tabel 2 dan gambar 1. Sebagai
dipaparkan di atas, diketahui bahwa 75,5% atau
berikut:
145 siswa dari 192 siswa SMP Negeri 4 Kalasan
Adapun
distribusi
frekuensinya
memiliki skor nilai kecerdasan adversity dalam Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kategorisasi Kecerdasan Adversity Siswa SMP Negeri 4 Kalasan. No. 1. 2. 3. 4. 5. Total
Kriteri a >138
Frekue nsi 46
Persentase (%) 24
117 – 137 96-116 75-95 <74
145
75,5
1 0 0
5 0 0
192
100
Kategori Sangat tinggi Tinggi
kategori tinggi dan sejumlah 46 (24%) siswa memiliki kecerdasan adversity yang sangat tinggi.
Siswa
yang
memiliki
kecerdasan
adversity dalam kategori sangat tinggi dan tinggi akan mampu mengendalikan diri, cenderung tidak terlalu menghiraukan masalah-masalah
Sedang Rendah Sangat rendah Tinggi
ataupun kesulitan-kesulitan yang menghambat dirinya. Siswa yang seperti ini biasanya memiliki
8 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun ke-4 2015
kontrol diri yang tinggi. Hal ini sesuai dengan
Pada hasil penelitian ini, tidak ditemukan
pendapat Stoltz (2007 : 141) yang mengatakan
siswa atau (0%) yang memiliki kecerdasan
bahwa salah satu dimensi kecerdasan adversity
adversity dalam kategori rendah ataupun sangat
adalah memiliki kontrol diri yang tinggi, individu
rendah.
yang
berasumsi
memiliki
kecerdasan
adversity
Berdasarkan bahwa
hasil
tersebut
kemungkinan
peneliti
kecerdasan
yang tinggi cenderung menunjukkan ketahanan
adversity yang rendah terdapat pada beberapa
dan kendali yang luar biasa terhadap tantangan-
siswa yang secara tidak sengaja tidak terpilih
tantangan yang dihadapi dalam hidupnya.
mengisi anget ketika penelitian atau terdapat
penelitian
siswa memilih menghindar dan keluar tidak
kecerdasan adversity pada siswa SMP Negeri 4
masuk sekolah agar tidak mengisi angket. Hal ini
Kalasan yang tergolong tinggi ini dikarenakan
didasarkan pada penjelasan Stoltz, (2007: 18-19)
siswa sudah mampu mengontrol dirinya ketika
mengenai quitters (mereka yang berhenti) yakni
dihadapkan pada kesulitan yang menghambat
individu memilih untuk keluar menghindari
dirinya. Hal ini ditunjukkan dengan perilaku
kewajiban, mundur dan berhenti.
siswa ketika mendapat tugas dari guru yang sulit
2. Deskripsi Data Penyesuaian sosial
Dari
pengamatan
selama
mereka cenderung bertahan dan mengerjakan
Skala
yang
digunakan
untuk
tugas itu dengan penuh tanggung jawab. Selain
mengidentifikasi penyesuaian sosial dalam
itu
akan
penelitian ini adalah skala penyesuaian sosial.
mempengaruhi penyesuaian diri siswa. Siswa
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dilihat
yang mampu mengontrol dirinya dengan baik,
bahwa Penyesuaian sosial memiliki nilai
ketika
minimal empirik 112, nilai maksimal empirik
kontrol
diri
dalam
yang
tinggi
bergaul
juga
dengan
teman,
berhubungan dengan guru, kepala sekolah, staf
149, range
sekolah dan orang yang baru dikenalnyapun
130,00, modus 130, dan standar deviasi
siswa akan lebih mampu dan cepat untuk
7,521. Skala penyesuaian sosial terdiri dari 40
menyesuaikan dirinya.
item, dengan skor jawaban 1-4, sehingga
Kecerdasan adversity pada kategori rendah
dapat
37, mean
diketahui
130,55, median
hipotetik
dari
skala
ditandai dengan kurangnya kemampuan dalam
penyesuaian sosial memiliki skor minimum
mengendalikan
besarnya
1x 40 =40 dan skor maksimal 40x 4=160.
kecenderungan untuk menyalahkan diri sendiri
Mean hipotetik diperoleh dari penjumlahan
atas peristiwa buruk yang terjadi, dan kurangnya
skor
membatasi kemampuan kesulitan yang dihadapi.
kemudian dibagi 2, sehingga hasilnya 100.
Selain
bahwa
Sedangkan standar deviasi hipotetik diperoleh
yang
dari penjumlahan skor maksimal dikurangi
itu,
permasalahan
diri
siswa dan
dan
situasi,
beranggapan kesulitan-kesulitan
menimpa dirinya akan berlangsung lama.
maksimal
dengan
skor
minimal
nilai minimal kemudian dibagi 6, sehingga hasilnya 20. Selanjutnya data digunakan
Hubungan antara kecerdasan…..(Roudhotul Jannah) 9
sebagai dasar penyusunan kategorisasi, data dikelompokkan berdasarkan lima kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Adapun distribusi frekuensinya akan dijelaskan pada tabel 3 dan gambar 2. Sebagai berikut: Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kategorisasi Penyesuaian Sosial Siswa SMP Negeri 4 Kalasan. No. 1. 2. 3. 4. 5.
Kriteri a >131
Frekue nsi 35
Persentase (%) 18,2
111– 130 91-110 71-90 <70
155
80,7
2 0 0
1,0 0 0
Total
192
100
Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Tinggi
Dari tabel 12 di atas, dapat diketahui bahwa penyesuaian sosial pada siswa SMP Negeri 4 kalasan termasuk kategori sangat tinggi tercatat sejumlah 35 siswa (18,2%), 155 siswa (80,7%) masuk pada kategori tinggi, 2 (1,0%) pada kategori sedang, 0 (%) kategori rendah, dan (0%) masuk kategori sangat rendah. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian sosial pada siswa SMP Negeri 4 Kalasan termasuk dalam kategori tinggi dengan skor mencapai 80,70%. Sebaran data pada masing-masing kategori dapat dilihat melalui grafik pada gambar 3. Sebagai berikut:
Gambar
2. Grafik Distribusi Frekuensi Kategori Penyesuian sosial. Selanjutnya pada variabel penyesuaian sosial,
berdasarkan deskripsi data kategori penyesuaian sosial dapat diketahui bahwa penyesuaian sosial pada siswa SMP Negeri 4 kalasan termasuk kategori sangat tinggi tercatat sejumlah 35 siswa (18,2%), 155 siswa (80,7%) masuk pada kategori tinggi, 2 (1,0%) masuk kategori rendah dan 0% pada kategori sangat rendah. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian sosial pada siswa SMP Negeri 4 Kalasan termasuk dalam kategori tinggi dengan skor mencapai 80,7%. Tingginya penyesuaian sosial dimiliki
siswa
SMP
Negeri
dikarenakan siswa memiliki
4
yang
Kalasan
control diri yang
baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Schneiders (dalam artikel Sanjaya Yasin, 2012 : 2) yang mengatakan bahwa salah satu dari ciri-ciri penyesuaian sosial yang baik yakni memiliki pengendalian diri yang tinggi dalam menghadapi situasi atau persoalan, dengan kata lain tidak menunjukkan
ketegangan
emosi
yang
berlebihan. Selain itu Rutter (dalam Zucker, R. A. Dkk, 2003: 73) juga menjelaskan bahwa individu dapat dikatakan sukses jika individu resilien.
Resilien
merupakan
“a
successful
adaptation despite adversity’’ artinya individu
10 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun ke-4 2015
dapat dikatakan sukses apabila individu mampu
mana 0,05 merupakan taraf signifikan. Sejalan
beradaptasi atau mampu menyesuaikan diri
dengan hasil penelitian ini hasil penelitian
dengan mudah, walaupun mengalami banyak
terdahulu yang dilakukan Rany Fitriani (2008 :
hambatan dan kesulitan. Hal ini juga senada
88) terdapat hubungan yang signifikan antara
dengan pendapat Stoltz (2007 :140) bahwa
kecerdasan adversity dengan penyesuaian sosial
individu yang mampu mengendalikan diri dalam
pada mahasiswa perantauan, begitupun dengan
situasi
hasil penelitian Tiara Fitriani (2011 : 83) ada
tertentu
akan
menunjukkan
bahwa
perbedaan antara respon kecerdasan adversity
hubungan
yang rendah dan respon kecerdasan adversity
intelligence dengan penyesuaian
yang tinggi,
siswa tunarungu.
atau individu
yang memiliki
yang
positif
antara
adversity sosial pada
kecerdasan adversitynya lebih tinggi cenderung
Berdasarkan hasil penelitian ini, ditemukan
menunjukkan ketahanan dan kendali yang luar
bahwa terdapat hubungan yang positif dan
biasa
yang
signifikan antara kecerdasan adversity dengan
dihadapi dalam hidupnya. Sementara individu
penyesuaian sosial pada siswa SMP Negeri 4
yang kecerdasan adversitynya rendah mereka
Kalasan. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi
akan cenderung berkemah atau berhenti. Dalam
kecerdasan adversity maka semakin tinggi pula
kata lain penyesuaian sosial memiliki hubungan
penyesuaian sosial yang dimiliki siswa.
yang kuat karena di dalam ciri-ciri penyesuaian
3. Hasil Uji Hipotesis
terhadap
tantangan-tantangan
sosial yang baik terdapat juga pada dimensi kecerdasan
adversity
sehingga
Sebelum diadakan uji hipotesis dengan
kecerdsaan
teknik analisis, maka ada persyaratan yang
adversity memiliki hubungan yang positif dan
harus dipenuhi yaitu uji normalitas dan uji
signifikan dengan penyesuaian sosial. hal ini
linearitas. Pengujian persyaratan analisis ini
dibuktikan pada hasil penelitian ini.
menggunakan computer program SPPS for
Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat hubungan yang positif dan signifkan antara kecerdasan adversity dengan penyesuaian sosial
window seri 16.0, hasilnya sebagai berikut: a. Uji Normalitas Hasil uji normalitas untuk variabel
pada siswa di SMP Negeri 4 Kalasan, hal ini
kecerdasan
dibuktikan dengan hasil uji korelasi pearson
sosial berdasarkan perhitungan komputer
diperoleh
antara
program SPPS for window seri 16.0,dapat
kecerdasan adversity dengan penyesuaian sosial
dilihat pada tabel 4. Halaman 8 sebagai
sebesar 0,410. Angka ini menunjukkan kategori
berikut:
nilai
koefisien
korelasi
korelasi yang sedang antara kecerdasan adversity dan penyesuaian sosial. taraf sig. (2 tailed) = 0,000 sehingga menunjukkan hubungan antar kedua variabel signifikan karena 0,000 < 0,05 di
adversity
dan
penyesuaian
Hubungan antara kecerdasan…..(Roudhotul Jannah) 11
Tabel 4. Uji Normalitas
Angka ini menunjukkan kategori korelasi yang sedang antara kecerdasan adversity
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters a,b Most Extreme Dif f erences
Mean Std. Dev iat ion Absolute Positiv e Negativ e
Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)
Kecerdasan Adv ersit y 192 132,13 6,289 ,081 ,081 -,064 1,122 ,161
Peny esuaian Sosial 192 130,55 7,521 ,077 ,077 -,049 1,061 ,210
dengan penyesuaian sosial. Sig. (2-tailed) = 0,000 menunjukkan hubungan antar kedua variabel signifikan karena 0,000 < 0,05 di mana 0,05 merupakan taraf signifikan, maka
a. Test distribution is Normal. b. Calculated f rom data.
Dari tabel 4 di atas, dapat disimpulkan bahwa sebaran data menunjukkan sig 0,161 pada variabel kecerdasan adversity dan
0,210 pada variabel penyesuaian
sosial.
Sehingga
data
dikatakan
Hasil perhitungan SPSS for window seri 16.0, uji linearitas antara variabel adversity
dan
penyesuaian
sosial dengan taraf signifikan 5% (0,05) dengan hasil Deviation from Linearity sebesar 0,776 sehingga dapat dikatakan
signifikan
“Tidak
ada
hubungan
kecerdasan
adversity
yang dengan
penyesuaian sosial pada siswa di SMP Negeri
positif
kecerdasan
adversity
dengan
penyesuaian sosial pada siswa SMP Negeri 4 Kalasan” diterima. Artinya semakin tinggi kecerdasan adversity semakin tinggi pula penyesuaian sosial pada siswa SMP Negeri 4 Kalasan dan sebaliknya. 3. Sumbangan Efektif
hubungan antar variabel tersebut linear.
Besarnya sumbangan efektif variabel
2. Uji Hipotesis Teknik analisis uji korelasi pearson dengan menggunakan bantuan program SPSS for window seri 16.00. Menghasilkan
Tabel 5. Analisis Korelasi Kecerdasan Adversity dan Penyesuaian Sosial
adversity)
untuk
variabel
(Penyesuaian sosial) Besarnya dapat dilihat pada tabel 6. Sebagai berikut:
Measures of Association R Peny esuaian Sosial * Kecerdasan Adversity
R Squared
,410
,168
Eta
Eta Squared
,517
,267
Tabel 6 di atas, dapat dilihat bahwa
Correlati ons
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
(kecerdasan
Tabel 6. Sumbangan efektif
perhitungan hipotesis Sebagai berikut:
Peny esuaian Sosial
berbunyi
alternatif (Ha) yang berbunyi “Ada hubungan
1. Uji Linearitas
Kecerdasan Adv ersity
Dengan demikian hipotesis nol (Ho) yang
4 Kalasan” di tolak. Sedangkan hipotesis
berdistribusi normal.
kecerdasan
hubungan kedua variabel tersebut signifikan.
Kecerdasan Adv ersit y 1 192 ,410** ,000 192
Peny esuaian Sosial ,410** ,000 192 1
koefisien
determinasi
(R2)
kecerdasan
adversity dalam penyesuaian sosial yaitu
192
**. Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (2-tailed).
Dari tabel 5 di atas diketahui bahwa harga koefisien korelasi antara kecerdasan adversity dengan penyesuaian sosial sebesar 0,410.
sebesar 0,168. Hasil tersebut dapat dimaknai bahwa
sumbangan
variabel
kecerdasan
adversity terhadap penyesuaian sosial
12 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun ke-4 2015
sebesar 16,8%. Dengan demikian masih ada
kecerdasan adversity, maka semakin tinggi
83,2% disebabkan variabel lain yang tidak
penyesuaian sosial dan sebaliknya.
dibahas dalam penelitian ini. Selain itu
Saran
diduga
yang
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan
memberikan sumbangan yang lebih besar,
kesimpulan yang telah dijelaskan, maka peneliti
adapun faktor lain
memberikan beberapa saran antara lain yaitu:
terdapat
sumbangan
yang
faktor
lain
yang diduga memiliki lebih
besar
terhadap
penyesuaian sosial yakni, faktor lingkungan
1. Bagi siswa SMP Negeri 4 Kalasan Berdasarkan
hasil
yang
menunjukkan
keluarga, budaya, kondisi fisik dll. Hal ini
bahwa siswa SMP Negeri 4 Kalasan memiliki
juga senada dengan pendapat Hendriati
kecerdasan
Agustin (2006: 147) yang menjelaskan
harapannya siswa dapat mempertahankan dan
bahwa penyesuaian sosial dapat dipengaruhi
mengembangkan kecerdasan adversity yang
faktor dari dalam individu dan faktor dari
dimilikinya agar dapat menyesuaikan diri
luar seperti : faktor kondisi fisik, faktor
secara optimal.
perkembangan
dan
kematangan,
faktor
psikologis, faktor lingkungan, dan faktor
adversity
yang
tinggi,
maka
2. Bagi guru bimbingan dan konseling Berdasarkan
hasil
penelitian,
guru
budaya. Dari beberapa faktor yang sudah
bimbingan dan konseling diharapkan dapat
dijelaskan di atas di duga faktor-faktor
selalu memberikan dukungan terhadap siswa
tersebut yang memiliki sumbangan yang
dengan
lebih besar terhadap variabel penyesuain
bersahabat
sosial.
meningkatkan kecerdasan adversity, dengan
memfasilitasi serta
lingkungan membantu
yang siswa
menggunakan model LEAD (listen, explore,
SIMPULAN, DAN SARAN
analyze, dan do) dari Stoltz sehingga siswa Simpulan
diharapkan tetap mampu bertahan dalam
Berdasarkan
hasil
analisis
data
dan
pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan adversity dengan penyesuaian sosial pada siswa SMP Negeri 4 Kalasan. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,410 dan p = 0,000 (p <0,05) yang
mana
signifikan,
maka
0,05
merupakan
hubungan
kedua
taraf variabel
tersebut signifikan. Artinya semakin tinggi
menyesuaiakan
diri
dengan
lingkungan
sekolah. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti
selanjutnya
menggunakan
variabel lain selain kecerdasan adversity yang diduga memiliki sumbangan yang lebih besar terhadap
penyesuian
sosial.
serta
memperhatikan faktor-faktor lain. Selain itu bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian terkait kecerdasan adversity dan
Hubungan antara kecerdasan…..(Roudhotul Jannah) 13
penyesuaian sosial lebih lanjut, hasil penelitian ini, dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Hendriati Agustiani. (2006). Psikologi Perkembangan Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja. Bandung: PT. Refika Aditama. Rany Fitriany. (2008). Hubungan kecerdasan Adversity Quontient dengan penyesuaian diri sosial pada Mahasiswa Perantauan Di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi. Jakarta: FID-UINJ. Sanjaya yasin. (2012). Pengertian Penyesuaian Sosial Definisi dan K arakteristiknya. Diakses dari http://www. Sarjanaku.com/2012/06/PengertianPenyesuaian-Sosial-Definisi.Html. pada tanggal 12 Februari 2015, Jam 14.19 WIB. Sri Rumini dan Siti Sundari. (2004). Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT Rineka Cipta. Stoltz. (2007). Adversity Quotient (Mengubah hambatan menjadi Peluang). Terjemah T. Hermaya. Jakarta: PT Grasindo. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tiara Fitrani. (2011). Hubungan antara Adversity intelligence dan Penyesuaian Sosial pada remaja tunarungu. Skripsi. Makassar: Universitas Negeri Makassar. Zucker, R. A. Dkk. (2003). Resilience and Vulnerability Adaptation in the Context of Childhood Adversities. Translate Suniya S. Luthar. New York: Cambridge University Press.