perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEINTIMAN KELUARGA DENGAN DAYA TAHAN STRES PADA SISWA SMA NEGERI 1 SURAKARTA
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
Dewi Ayu Astari Paramitha G0008206
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Dewi Ayu Astari P, G0008206, 2011. The Correlation between Family Intimacy and Stress Tolerance at the Students of SMA Negeri 1 Surakarta.
Objectives: Sosial support especially family support is an important factor to increase stress tolerance. Someone who have a close relationship with their family will have a better coping mechanism to overcome the stress. This research aims to know the correlation between family intimacy and stress tolerance at the students of SMA Negeri 1 Surakarta.
Methods: This was an analytic observational research with cross sectional approach. The subjects is at The Students of SMA Negeri 1 Surakarta. The sampling technique using purposive sampling. The research data obtained by four different questionaire, the L-MMPI questionnaire, the Family Intimacy instrument, Miller Smith Rating Scale for Stres Tolerance questionnaire (HRSS), and Holmes and Rahe Stress Scale questionnaire (HRSS). Statitical analysis using correlation test from pearson and linier regression.
Results: This research obtained 62 samples. The average score of The Family Intimacy Instrument is 44.75 and SD 9.70. The average score of MSRS-ST questionnaire is 55.20 and SD 10.84. The average score of HRSS questionnaire is 335.24 and SD 146.04. Pearson Correlation test between family intimacy and stress tolerance has correlation coefficient r = -0.466 with p < 0.001. Pearson Correlation test between stressor and stress tolerance has correlation coefficient r = 0.078 with p = 0.274. Based on analyzed data with linier regression about the correlation between family intimacy and stress tolerance, the value of regression coefficient for family intimacy is -0.52 with p < 0.001 and the value of regression coefficient for stressor is 0.002 with p = 0.83.
Conclusion: There is significant correlation between family intimacy and stress tolerance (p < 0.001). The stress tolerance for students with higher score of family intimacy is better than the students with lower score of family intimacy.
Key words : family intimacy, stress tolerance.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Dewi Ayu Astari P, G0008206, 2011. Hubungan antara Derajat Keintiman Keluarga dengan Daya Tahan Stres pada Siswa SMA Negeri 1 Surakarta.
Tujuan: Dukungan sosial dalam hal ini keluarga merupakan faktor penting untuk meningkatkan daya tahan terhadap stres. Orang yang memiliki kedekatan dengan keluarga memiliki mekanisme koping yang lebih baik dalam mengatasi stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara derajat keintiman keluarga dengan daya tahan stres.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian adalah siswa SMA Negeri 1 Surakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data penelitian diperoleh dari empat macam kuesioner, yaitu kuesioner L-MMPI, kuesioner Instrumen Keintiman Keluarga (IKK), kuesioner Miller Smith Rating Scale for Stres Tolerance (MSRS-ST) dan kuesioner Holmes and Rahe Stress Scale (HRSS). Analisis statistik menggunakan uji korelasi pearson dan uji regresi linier .
Hasil: Dari hasil penelitian didapatkan total sampel sebanyak 62 siswa. Dari hasil kuesioner IKK didapatkan rata-rata skor keintiman keluarga sebesar 44.75 dan SD 9.70. Dari hasil kuesioner MSRS-ST didapatkan rata-rata skor toleransi stres sebesar 55.20 dan SD 10.84. Untuk kuesioner HRSS didapatkan rata-rata skor toleransi stres sebesar 335.24 dan SD 146.04. Uji korelasi derajat kentiman keluarga dengan daya tahan stres menghasilkan r = -0.466 dan nilai p < 0.001. Uji korelasi stresor dengan daya tahan stres menghasilkan r = 0.078 dan nilai p = 0.274. Hasil regresi linier hubungan derajat kentiman keluarga dengan daya tahan stres menghasilkan koefisien regresi untuk keintiman keluarga sebesar -0.52 dengan nilai p < 0.001, dan koefisien regresi untuk stresor sebesar 0.002 dengan nilai p = 0.83.
Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara derajat keintiman keluarga dengan daya tahan stres (p < 0.001). Daya tahan stres pada siswa dengan keintiman keluarga tinggi lebih baik daripada daya tahan stres pada siswa dengan keintiman keluarga rendah.
Kata kunci : keintiman keluarga, daya tahan stres. commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul : Hubungan antara Derajat Keintiman Keluarga dengan Daya Tahan Stres pada Siswa SMA Negeri 1 Surakarta
Dewi Ayu Astari Paramitha, G0008206, 2011
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Ujian Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Hari
, Tanggal
2011
Pembimbing Utama
Penguji Utama
Prof. Dr. M. Fanani, dr., Sp. KJ
IGB. Indro Nugroho, dr., Sp. KJ
NIP. 19510711198003 1 00 1
NIP. 19731003200501 1 001
Pembimbing Pendamping
Anggota Penguji
Prof. Bhisma Murti, dr., MPH, MSc, PhD
Arif Suryawan, dr., AIFM
NIP. 19551021 199412 1 001
NIP. 19580327198601 1 001
Tim Skripsi
Annang Giri Muelyo, dr., Sp. A, M. Kes NIP: 19730410200501 1 001 commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul: Hubungan antara Derajat Keintiman Keluarga dengan Daya Tahan Stres pada Siswa SMA Negeri 1 Surakarta
Dewi Ayu Astari P., NIM: G.0008206, Tahun: 2011 Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Pada Hari Rabu, 5 Oktober 2011
Pembimbing Utama Nama NIP
: Prof. Dr. M. Fanani, dr., Sp. KJ : 19510711198003 1 00 1
………………………
Pembimbing Pendamping Nama NIP
: Prof. Bhisma Murti, dr., MPH, MSc, PhD : 19551021 199412 1 001 .……………………...
Penguji Utama Nama NIP
: IGB. Indro Nugroho, dr., Sp. KJ : 19731003200501 1 001 .……………………...
Anggota Penguji Nama : Arif Suryawan, dr., AIFM NIP : 19580327198601 1 001 .……………………...
Surakarta,………………. Ketua Tim Skripsi
Muthmainah, dr., M.Kes NIP : 19660702 199802 2 001
Dekan FK UNS
Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., SpPD-KR-FINASIM
NIP : 19510601 commit to user 197903 1 002 ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 21 Juni 2011
Asih Novea K. NIM. G.0008058
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Asih Novea K, G.0008058, 2011. Pengaruh Dosis Ekstrak Etanol Propolis terhadap Kadar Alanin Transaminase (ALT) Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Minyak Goreng Pemanasan Berulang. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan dosis ekstrak etanol propolis terhadap kadar ALT tikus putih yang diinduksi minyak goreng pemanasan berulang. Metode Penelitian: Penelitian ini adalah eksperimen laboratorik dengan rancangan penelitian the post test only control group design. Subyek dari penelitian ini adalah 25 ekor tikus putih (Rattus norvegicus), berumur 6-8 minggu dengan berat 200 gram. Subyek dibagi ke dalam 5 kelompok perlakuan. Seluruh kelompok perlakuan diinduksi dengan minyak goreng 0,7 ml/200 gram BB/hari. Kemudian kelompok kontrol positif diberi vitamin C 18 mg/200 gram BB/hari, kelompok perlakuan 1 diberi dosis ekstrak etanol propolis 3 mg/200 gram BB/hari, kelompok perlakuan 2 diberi dosis ekstrak etanol propolis 6 mg/200 gram BB/hari dan kelompok perlakuan 3 diberi dosis ekstrak etanol propolis 12 mg/200 gram BB/hari. Pada hari ke-15 perlakuan, dilakukan pengambilan sampel darah dari pleksus retroorbitalis tikus untuk pengukuran kadar ALT. Kemudian data dianalisis menggunakan uji One way ANOVA. Hasil Penelitian: Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji One way ANOVA menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar ALT yang nyata antara kelima kelompok perlakuan (p = 0,000). Post Hoc Test menunjukkan kelompok perlakuan 1 dan 2 memiliki efektivitas yang sama dengan kelompok kontrol (+) dalam menurunkan kadar ALT. Sedangkan kelompok perlakuan 3 kurang efektif dalam menurunkan kadar ALT dibandingkan kelompok kontrol (+). Simpulan Penelitian: Ekstrak etanol propolis berpengaruh terhadap penurunan kadar ALT tikus putih yang diinduksi minyak goreng pemanasan berulang. Dosis ekstrak etanol propolis yang paling efektif untuk menurunkan kadar ALT adalah 6 mg/200 gram BB tikus putih/hari. Kata kunci: ekstrak etanol propolis, ALT, minyak goreng pemanasan berulang
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Asih Novea K, G.0008058, 2011. The Effect of Extract Ethanolic Propolis Dosage to the Serum Alanin Transaminase (ALT) Level in White Rats (Rattus norvegicus) Induced by Deep Frying Oil. Objective: The purpose of this research is to find out whether the dosage of extract ethanolic propolis has an effect to the serum ALT level in white rats (Rattus norvegicus) induced by deep frying oil. Methods: This research is a laboratoric experiment using experimental randomized control group post test only design. Subjects of this research are 25 male white rats (Rattus norvegicus), 6-8 weeks of age and 200 grams of body weight. Subjects were divided into five groups. All groups were induced by 0,7 ml/200 gram body weight/day of deep frying oil. Furthermore the positive control group received 18 mg/200 gram body weight/day of vitamin C, the first group received 3 mg/200 gram body weight/day of extract ethanolic propolis, the second group received 6 mg/200 gram body weight/day of extract ethanolic propolis and the third group received 12 mg/200 gram body weight/day of extract ethanolic propolis. On the fifteenth day of treatment, blood samples were collected from the retroorbitalis plexus of white rats for the measurement of serum ALT level. Data was then analyzed by using One way ANOVA. Results: The statistical analysis by using One way ANOVA shows a significant difference in serum ALT level among the five groups of treatment with p value = 0,000. Post Hoc Test shows that the first group and the second group have the same effectivity as the positive control group to decrease the serum ALT level. Meanwhile the third group is less effective than the positive control group to decrease the serum ALT level. Conclusion: The extract ethanolic propolis has an effect to decrease the serum ALT level in white rats induced by deep frying oil. The most effective dosage to decrease the serum alanin transaminase (ALT) level in white rats induced by deep frying oil is 6 mg/200 gram of body weight/day. Key words: extract ethanolic propolis, ALT level, deep frying oil
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Dosis Ekstrak Etanol Propolis terhadap Kadar Alanin Transaminase (ALT) Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Minyak Goreng Pemanasan Berulang”. Penyusunan skripsi ini digunakan dalam rangka memenuhi salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta (FK UNS). Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., SpPD-KR-FINASIM, selaku Dekan FK UNS. 2. Tim Skripsi FK UNS. 3. Kisrini, Dra., M.Si., Apt., selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi bagi penulis. 4. Setyo Sri Rahardjo, dr., M.Kes., selaku Pembimbing Pendamping , yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi bagi penulis. 5. Prof. Dr. Muchsin Douwes, dr., MARS., AIFO selaku Penguji Utama yang telah memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. 6. Yul Mariyah, Dra., M.Si., Apt., selaku Penguji Pendamping yang telah memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. 7. Dosen dan Staf Laboratorium Farmokologi FK UNS yang telah banyak membantu penyusunan skripsi ini. 8. Kedua orang tuaku tercinta (Drs. Sukamdah dan Supini) atas doa, motivasi dan cinta kasih yang telah engkau berikan. Kakakku tersayang (Mbak Penny dan Mas Wahyu) atas suntikan semangat dan jemputanya di stasiun Tugu. Adik kembarku (Hasan dan Husein) atas kelucuan kalian. Keluarga besarku, Mbah kakung dan putri, pakdhe dan budhe, paklik dan bulik, keponakan dan sepupu yang telah memberikan doa restu dan dukungan, baik material, moral, maupun spiritual. Kalian semua membuatku berani bermimpi dan berlari tanpa lelah untuk terus mewujudkan semuanya. Aku cinta kalian semua. 9. Sahabat-sahabat terbaikku di kos Anissa (Nunik, Tika, Indi, Bani, Riani, Mustiqa, Rini, Rizky, Zahra, Dahniar), di kos Mufida dan di kos cendekia (Ninis, Rini, Lia, Mbak Mega, Mbak Sari, Mbak Mulki, Ica, Ira, Via) atas dukungan dan kebersamaannya selama ini, baik di waktu senang dan sedih. 10. Nunik Wijayanti W. sebagai partner yang hebat dalam penelitian payung ini. 11. Pak Sigit, Pak Atmoko dan Staf laboratorium klinik Rahanu yang telah berpartisipasi dan membantu jalannya penelitian skripsi. 12. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Surakarta, 21 Juni 2011
commit to user vi
Asih Novea K.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI halaman PRAKATA ........................................................................................................... vi DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ x DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 5 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 7 A. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 7 1. Propolis ........................................................................................... 7 2. Hati .................................................................................................. 12 3. Minyak Goreng Pemanasan Berulang sebagai Radikal Bebas ........ 15 4. Antioksidan ..................................................................................... 19 5. Aktivitas Antioksidan Propolis sebagai Hepatoprotektor............... 20 B. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 23 C. Hipotesis ............................................................................................... 24 BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 25 A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 25 commit to user B. Lokasi Penelitian .................................................................................... 25 vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Subyek Penelitian .................................................................................. 25 D. Teknik Pengambilan Sampel ................................................................. 25 E. Rancangan Penelitian ............................................................................. 27 F. Identifikasi Variabel .............................................................................. 28 G. Definisi Operasional Variabel ............................................................... 28 H. Alat dan Bahan ....................................................................................... 29 I. Penentuan Dosis ..................................................................................... 30 J. Cara Kerja ............................................................................................... 31 K. Teknik Analisis ....................................................................................... 35 BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................... 37 A. Data Hasil Penelitian ............................................................................. 37 B. Analisis Data Penelitian ......................................................................... 39 BAB V PEMBAHASAN ..................................................................................... 42 BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 49 A. Simpulan ................................................................................................ 49 B. Saran ....................................................................................................... 49 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Komposisi Kandungan Senyawa Kimia Rata-Rata Propolis……………9 Tabel 2. Rerata Kadar ALT Tikus Putih………………………………………...37
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Grafik Rerata Kadar ALT Tikus Putih………………………….......38
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Kadar ALT Tikus Putih pada Pengukuran Hari ke-15 Lampiran 2. Uji Normalitas Distribusi Lampiran 3. Uji Homogenitas dan Uji One way ANOVA Kadar ALT Lampiran 4. Hasil Post Hoc Test Lampiran 5. Volume Maksimal Larutan Sediaan Uji yang Dapat Diberikan pada Hewan Uji Lampiran 6. Konversi Dosis untuk Manusia dan Berbagai Jenis Hewan Lampiran 7. Pembuatan Ekstrak Lampiran 8. Surat Keterangan Pemesanan Ekstrak dari LPPT UGM Lampiran 9. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di Laboratorium Histologi FK UNS Lampiran 10. Surat Keterangan Pengukuran Kadar ALT Lampiran 11. Brosur Cara Kerja Pengukuran Kadar ALT Lampiran 12. Ethical Clearance Lampiran 13. Foto-foto Penelitian
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 5 Oktober 2011
Nama: Dewi Ayu Astari P. NIM. G0008206
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan ridho-Nya skripsi dengan judul “Hubungan antara Derajat Keintiman Keluarga dengan Daya Tahan Stres pada Siswa SMA Negeri 1 Surakarta” dapat terselesaikan. Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Penelitian ini tidaklah dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu: 1. Prof. Dr. dr. Zainal Arifin Adnan, Sp. PD-KR-FINASIM, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. 2. Prof. Dr. M. Fanani, dr., Sp. KJ selaku pembimbing utama atas segala bimbingan, masukan, dan jalan keluar dari permasalahan yang timbul dalam proses penyusunan skripsi ini. 3. Prof. Dr. Bhisma Murti, dr., MPH, MSc, PhD selaku pembimbing pendamping atas segala bimbingan dan masukan mulai dari awal penyusunan hingga akhir penelitian skripsi ini. 4. IGB. Indro Nugroho, dr., Sp. KJ selaku penguji utama atas segala masukan dan koreksi untuk berbagai kekurangan dalam skripsi ini. 5. Arif Suryawan, dr., AIFM selaku anggota penguji atas masukan dan koreksi untuk berbagai kekurangan dalam skripsi ini. 6. Muthmainah, dr., M.Kes, selaku ketua Tim Skripsi beserta Staf Bagian Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. 7. Drs. H. M. Thoyibun, SH, MM dan Drs. Teguh, M.Pd selaku Kepala dan Wakil Kepala SMA Negeri 1 Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian dan banyak membantu dalam proses pengambilan sampel. 8. Dr. Djauhar K.D., Sp.OG., Irawati Karim, Nurcahyo K., Indah K., Dewi Ayu Aninditha, Dewi Ayu Andromedha, Dyah Ayu Nirmala, serta seluruh keluarga yang telah memberi dukungan dan doa untuk terselesaikannya skripsi ini. 9. Sahabat-sahabat yang selalu memberi dukungan dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini, Della K.P., Hida F.R.P., Nurotus S., Wella M., Adelia K., Edwin P.S. 10. Siswa-siswi SMA Negeri 1 Surakarta yang bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian ini. 11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Surakarta, 5 Oktober 2011 Dewi Ayu Astari
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
PRAKATA...............................................................................................................vi DAFTAR ISI............................................................................................................vii DAFTAR TABEL....................................................................................................ix DAFTAR GAMBAR............................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... xi BAB I
PENDAHULUAN................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1 B. Perumusan Masalah............................................................................ 3 C. Tujuan Penelitian................................................................................ 3 D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 3
BAB II
LANDASAN TEORI.............................................................................. 4 A. Tinjauan Pustaka.................................................................................4 B. Kerangka Pemikiran........................................................................... 16 C. Hipotesis............................................................................................. 17
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................... 18 A. Jenis Penelitian................................................................................... 18 B. Lokasi Penelitian................................................................................ 18 C. Subyek Penelitian............................................................................... 18 D. Teknik Sampling.................................................................................19 E. Rancangan Penelitian......................................................................... 20
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. Variabel Penelitian............................................................................. 20 G. Definisi Operasional Variabel Penelitian........................................... 21 H. Instrumen Penelitian........................................................................... 21 I. Cara Kerja........................................................................................... 23 J. Teknik Analisis Data.......................................................................... 24 BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................ 25 A. Deskripsi Sampel ............................................................................... 25 B. Analisis Statistika .............................................................................. 26 BAB V
PEMBAHASAN..................................................................................... 30
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 33 A. Simpulan ............................................................................................ 33 B. Saran .................................................................................................. 33 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 34 LAMPIRAN
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1.
Karakteristik
Sampel
Berdasarkan
Umur
dan
Jenis
Kelamin............................................................................................. 25 Tabel 4.2.
Deskripsi
Statistik
Hasil
Penelitian
pada
Masing-masing
Variabel............................................................................................. 26 Tabel 4.3.
Uji
Normalitas
Penyebaran
Data
dengan
Kolmogorov
Smirnov............................................................................................. 27 Tabel 4.4.
Hasil Analisis Data Uji Regresi Linier tentang Hubungan antara Keintiman Keluarga dan Stresor dengan Daya Tahan Stres............. 28
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran .......................................................... 16 Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian ........................................................ 20 Gambar 4.1. Diagram Scatter-plot Hubungan Keintiman Keluarga dengan Daya Tahan terhadap Stres ..................................................................... 29
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Kedokteran Lampiran 2. Data Pribadi Responden Lampiran 3. Kuesioner L-MMPI Lampiran 4. Kuesioner Keintiman Keluarga Lampiran 5. Kuesioner Miller Smith Rating Scale for Stress Tolerance (MSRS-ST) Lampiran 6. Kuesioner Holmes and Rahe Stress Scale (HHRSS) Lampiran 7. Data Mentah Hasil Penelitian Lampiran 8. Uji Normalitas Data dan Uji Analisis Data Lampiran 9. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap yang mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan yang lainnya. Salah satu fungsi keluarga adalah fungsi afektif dan koping antara lain menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan sehat secara mental, saling mengasihi, menghargai, terikat dan berhubungan, memberikan rasa aman, membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stres (Friedman dalam Ali, 2006). Perkembangan jaman dan tekanan dalam bidang akademik akhir-akhir ini menuntut seorang anak untuk semakin banyak menghadapi stresor. Hal inilah yang mengakibatkan kejadian stres pada anak meningkat. Padahal, tidak semua anak mampu mengatasi stres yang dialami, dan para orang tua seringkali
juga
tidak
menyadari
tekanan
yang
dialami
anak-anak
(Vadakkekkara dalam Dinesh dan Kumari, 2010 dan Munsey, 2010). Stres yang berkepanjangan dan tidak diatasi dengan baik akan berdampak negatif pada kondisi fisik seperti meningkatkan tekanan darah, meningkatkan
risiko
penyakit
jantung,
menurunkan
sistem
imun,
menyebabkan obesitas, dan diabetes (Rosmond, 2005). Dampak negatif commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
lainnya antara lain kecemasan, depresi, penurunan daya ingat, kemampuan berbahasa, dan prestasi akademik (Farah et al., 2007 dan Evans et al., 2009). Dalam menghadapi stres, setiap individu memiliki daya tahan atau nilai ambang stres yang berbeda-beda. Tiap individu mempunyai cara sendiri untuk penyesuaian diri terhadap stres, karena penilaian terhadap stresor dan stres berbeda, dan karena tuntutan terhadap tiap individu juga berbeda, ini antara lain tergantung pada umur, seks, kepribadian, inteligensi, emosi, stasus sosial, dan pekerjaan individu (Maramis, 2009). Di samping kemampuan individu untuk menghadapi stres, faktor lain yang cukup penting untuk meningkatkan daya tahan terhadap stres adalah dukungan sosial (Taylor dalam Rumiani 2010). Di sinilah peran orang tua menjadi penting dalam mendidik dan membekali anak tentang ketrampilan mengatasi masalah dalam kehidupan. Keluarga merupakan pangkal terbentuknya kepribadian dan kematangan seorang individu. Dua hal ini yang sebagian besar menentukan cara tiap individual dalam menghadapi tantangan dan tuntutan-tuntutan kehidupan. Pihak orangtua harus meningkatkan fungsinya dalam hal fungsi asih, asuh dan asah serta mau dan mampu meluangkan waktunya untuk anak-anak sehingga akan terpenuhi kebutuhan psikologisnya. Pemenuhan kebutuhan psikologis akan membuat anak memiliki mekanisme koping yang positif dan mampu mengatasi masalah secara adaptif. Anak tidak akan segan dan tidak akan takut untuk bercerita, berkeluh dan meminta pemecahan masalah kepada orangtuanya (Suryanto, 2008). Dengan adanya dukungan psikologis dari keluarga, diharapkan seseorang lebih bisa mengatasi permasalahan yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
dihadapi, dengan demikian lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami stres. Dari latar belakang di atas, penulis ingin mengangkat topik penelitian tentang hubungan keintiman keluarga terhadap daya tahan seseorang mengatasi stres.
B. Perumusan Masalah Pada penelitian ini akan diteliti adakah hubungan antara derajat keintiman keluarga dengan daya tahan stres?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara derajat keintiman keluarga dengan daya tahan stres.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Menambah pengetahuan tentang hubungan antara derajat keintiman keluarga dengan daya tahan stres. 2. Manfaat praktis Bagi para orangtua diharapkan dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan keintiman dalam keluarga agar anak memiliki daya tahan stres yang lebih baik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Keluarga a. Definisi Keluarga Menurut Shochib (2000) definisi keluarga dapat dilihat dari dimensi hubungan darah dan hubungan sosial. Dalam dimensi hubungan darah, keluarga merupakan suatu kesatuan yang diikat oleh hubungan darah antara satu dengan lainnya. Sedangkan dalam hubungan sosial, keluarga merupakan suatu kesatuan yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi walaupun tidak terdapat hubungan darah. Menurut Soelaeman (1994) dalam Djamarah (2004), secara psikologis keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling memengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri. b. Fungsi Keluarga Menurut Harton dan Hunt (1985) dalam Murdiyatmoko (2007), beberapa fungsi keluarga antara lain: 1) Fungsi reproduksi, merupakan mekanisme melanjutkan keturunan, melahirkan anak dan menumbuh-kembangkan anak. 2) Fungsi sosialisasi. Memberikan peran kepada keluarga untuk
commit to user 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
mendidik keturunan agar bisa melakukan penyesuaian dengan alam kehidupannya di masa yang akan datang, kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah. 3) Fungsi afeksi. Keluarga memberikan kenyamanan emosional, membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stres (Friedman dalam Ali, 2006). Hubungan afeksi ini juga merupakan faktor penting bagi perkembangan kepribadian anak. 4) Fungsi perlindungan. Keluarga memberikan perlindungan fisik, ekonomis, dan psikologis bagi para anggotanya sehingga dapat menikmati keadaan yang dirasa aman tanpa ancaman dari pihak manapun. 5) Fungsi ekonomi. Keluarga diharapkan menjalankan fungsi ekonomi, dalam arti dapat menjamin pemenuhan kebutuhan material para anggota keluarga. 6) Fungsi penentuan status, artinya bahwa melalui perkawinan seseorang akan mendapatkan status atau kedudukan yang baru di masyarakat yaitu suami atau istri. Secara otomatis seseorang itu akan diperlakukan sebagai orang yang telah dewasa dan mampu bertanggung
jawab
kepada
diri,
masyarakatnya.
commit to user
keluarga,
anak-anak
dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
c. Hubungan dalam Keluarga Syarat utama
berlangsungnya fungsi keluarga adalah terciptanya
hubungan keluarga yang baik, di mana setiap anak bisa mengembangkan dirinya dengan bantuan orang tua dan saudara-saudaranya (Gunarsa dan Yulia, 2008). Menurut Suleeman dalam Ihromi (2004), hubungan keluarga dapat dilihat dari: 1) Hubungan suami istri Adalah hubungan antara laki-laki dan perempuan yang diikat oleh tali pernikahan yang sah dan memiliki tujuan untuk membentuk suatu keluarga. 2) Hubungan orang tua-anak Adalah kebersamaan antara orang tua dengan anak dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan hubungan timbal balik (Gunarsa dan Yulia, 2008). 3) Hubungan antar saudara Kedekatan emosi dan konflik dalam interkasi antarsaudara dianggap sebagai faktor penting pada hubungan dalam keluarga.
Kualitas interaksi antara individu dengan individu lainnya disebut sebagai keintiman. Dalam berinteraksi, masing-masing individu akan menunjukkan perilaku timbal balik untuk mempertahankan tingkat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
keintiman (Patterson, 1982 dalam Laurencea dan Barrett, 1998). Keintiman juga didefinisikan sebagai perasaan kedekatan yang berkembang dari keterbukaan masing-masing individu (Perlman dan Fehr, 1987 dalam Laurencea dan Barrett, 1998). Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa keintiman keluarga merupakan perasaan kedekatan antaranggota keluarga yang muncul dari interaksi masing-masing individu sehingga muncul keterbukaan antaranggota keluarga. Dengan kualitas kedekatan yang baik, maka fungsi keluarga juga akan berjalan baik.
2. Stres a. Definisi Stres Menurut Hans Selye, stres adalah respon tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya. Pada gejala stres, gejala yang dikeluhkan penderita didominasi oleh keluhan somatik (fisik), tetapi dapat pula disertai keluhan psikis. Stres timbul manakala beban atau tuntutannya melebihi kemampuan atau daya tahan seseorang baik secara fisik maupun secara mental (Hawari, 2008). Stres
menunjukkan
suatu
tekanan
atau
tuntutan
yang
dialami
individu/organisme agar bisa beradaptasi atau menyesuaikan diri (Chugh, 2001; Nevid, Rathus, Greene, 2005). Menurut McGrath dalam Sukadiyanto (2010), stres akan muncul pada individu bila ada ketidakseimbangan atau kegagalan individu dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
memenuhi kebutuhannya baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Stres tidak dapat dihindari dan terjadi di semua segi kehidupan. Pada level tertentu, stres dapat terlihat sebagai suatu bagian yang lazim dari proses adaptasi terhadap perubahan lingkungan. Stres yang berkepanjangan dan tidak diatasi dengan baik akan berdampak negatif pada kondisi fisik, mental dan kemampuan kognitif pada anak-anak dan remaja (Steinberg, 2005). Dampak negatif lainnya antara lain kecemasan, depresi, penurunan daya ingat, kemampuan berbahasa, dan prestasi akademik (Farah et al., 2007 dan Evans et al., 2009). b. Gejala stres Menurut Terzian (2010), seseorang yang sedang mengalami kesulitan dalam mengatasi stres dapat dikenali dengan adanya perubahan mood, fisik, dan tingkah laku sebagai berikut: 1) Perubahan fisik. Ketegangan pada otot, sakit kepala, sakit perut, sulit tidur, tidak nafsu makan, dan kekurangan energi. 2) Perubahan mood berupa kecemasan, gelisah, kehilangan antusiasme terhadap hal-hal yang disukai, mudah marah, cenderung menarik diri, dan merasa putus asa. 3) Perubahan tingkah laku berupa kebiasaan makan yang kurang baik, serta penurunan berat badan dalam jangka waktu tertentu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
The American Institute of Stress juga menjelaskan beberapa gejala stres yang sering muncul antara lain nyeri punggung, pendengaran berdenging, keringat dingin, mulut kering, nyeri dada, palpitasi, mudah panik, kecemasan berlebih, insomnia, sering bermimpi buruk, merasa frustasi dan depresi, sulit berkonsentrasi, sulit menyerap informasi baru, serta sulit membuat keputusan. c. Epidemiologi Menurut penelitian Twenge et al., tingkat stres dan gangguan kesehatan mental pelajar dan mahasiswa dewasa ini meningkat lima kali lebih tinggi dibandingkan kondisi yang diderita pelajar dan mahasiswa pada era depresi besar 1938 silam. Penelitian ini dilakukan di lima universitas
dan
melibatkan
77.576
pelajar
dan
mahasiswa
serta
membandingkan data tahun 1938 hingga 2007. Secara umum, rata-rata pelajar pada 2007 mengalami tekanan mental lima kali lebih besar daripada pelajar pada usia yang sama di tahun 1938. Studi Twenge dan tim peneliti dari Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) mengungkap bahwa budaya populer dan faktor ekstenal, seperti kekayaan keluarga, status hingga penampilan mempengaruhi tingkat kesehatan mental para pelajar dan mahasiswa (Twenge et al., 2010). Sebuah penelitian lain di New York menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja terus mengalami peningkatan level stres. Hampir sebagian remaja (45%) usia 13-17 tahun dilaporakan mengalami level stres yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
meningkat dalam setahun terkahir, tetapi hanya 28% orang tua yang menyadari bahwa level stres anak-anaknya meningkat. Sedangkan pada 26% anak usia 8-12 tahun yang mengalai peningkatan level stres, hanya 17% orang tua yang menyadari stres yang dialami anak-anak mereka. Hal ini mengindikasikan bahwa orang tua tidak sepenuhnya memahami keadaan stres yang dialami anak. Analisis tersebut didasarkan pada penelitian terhadap 1206 anak-anak dan remaja usia 8-17 tahun yang tinggal di Amerika Serikat (The American Psychological Association, 2009). d. Sumber stres Ada tiga sumber stres utama menurut Gunarya (2008): 1) Lingkungan, kehidupan memberi berbagai tuntutan penyesuaian diri, antara lain: a) Cuaca, kebisingan, kepadatan. b) Tekanan waktu, standar prestasi, berbagai ancaman terhadap rasa aman dan harga diri. c) Tuntutan hubungan antarpribadi, penyesuaian diri dengan teman, pasangan, dan perubahan keluarga. 2) Fisiologik, berasal dari dalam tubuh: a) Perubahan kondisi tubuh: masa remaja, haid, hamil, menopause, andropause, proses menua, kecelakaan, kurang gizi, kurang tidur. b) Reaksi tubuh: reaksi terhadap ancaman dan perubahan lingkungan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
mengakibatkan
perubahan pada tubuh sehingga menimbulkan
stres. 3) Pikiran, merupakan stres yang bersumber dari pemaknaan diri dan lingkungan. Pikiran akan menginterpretasi apakah pengalaman yang dialami akan dianggap sebagai sebuah stresor atau tidak.
Menurut Maramis (2009), ada empat sumber stres secara psikologis, yaitu: 1) Frustasi, muncul apabila ada penghalang antara individu dengan kebutuhan atau tujuan individu. Frustasi yang muncul karena stresor dari luar, misalnya: bencana alam, kecelakaan, peperangan, kematian orang yang dicintai, norma-norma, dan adat-istiadat. Frustasi yang muncul karena stresor dari dalam, misalnya: cacat badaniah, kegagalan
dalam penerimaan
diri,
merupakan
frustasi
yang
berhubungan dengan kebutuhan akan harga diri. 2) Konflik, terjadi apabila individu tidak dapat memilih antara dua atau lebih kebutuhan atau tujuan. 3) Tekanan, yaitu sesuatu yang dirasakan menjadi beban bagi individu. Tekanan dari dalam dapat disebabkan individu mempunyai harapan yang tinggi terhadap dirinya namun tidak disesuaikan dengan kemampuannya sendiri. Tekanan dari luar, misalnya: atasan di kantor menuntut pekerjaan cepat diselesaikan sementara waktu yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
disediakan sering mendesak. 4) Krisis,
keadaan
akibat
stresor
mendadak
dan
besar
yang
menimbulkan stres dan mengganggu keseimbangan yang ada secara tiba-tiba. Hal ini bisa disebabkan oleh kecelakaan, kegagalan usaha ataupun kematian. Setelah mengalami krisis, individu bisa menjadi lebih peka bila mengalami stres lagi, tetapi juga bisa menjadi lebih kuat atau lebih matang bila menghadapi stres di kemudian hari. e. Reaksi adaptasi terhadap stres Menurut Hans Selye (1976) dalam Nevid, Rathus, dan Greene (2005), dalam keadaan stres seseorang akan mengalami suatu respon biologis umum yang disebut sebagai sindrom adaptasi menyeluruh (general adaptation syndrome/GAS). GAS terdiri dari tiga tahap: 1) Tahap reaksi waspada (alarm reaction) Persepsi terhadap stresor yang muncul secara tiba-tiba menggerakkan tubuh untuk mempertahankan diri. Reaksi ini diawali oleh otak dan diatur oleh sistem endokrin dan cabang simpatis dari sistem saraf otonom. 2) Tahap resistansi (resistance stage) Apabila stresor dialami terus-menerus, maka seseorang akan lebih tahan (resisten) terhadap stres. Pada tahap ini respon endokrin dan sistem simpatis tetap ada tetapi tidak setinggi pada reaksi waspada.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
3) Tahap kelelahan (exhaustion stage) Pada tahap ini, stres yang menetap mulai memicu masalah kesehatan. Produksi kortisol yang terus-menerus pada stres kronis dapat menurunkan sistem kekebalan sehingga tubuh menjadi lebih rentan terhadap penyakit. f. Daya tahan mengatasi stres Garg dan Rastogi (2009) menyatakan, daya tahan mengatasi stres adalah daya yang dimiliki dan dikerahkan seseorang dalam menghadapi situasi dan perasaan yang penuh tekanan, serta berbagai kejadian dalam hidup yang menimbulkan stres, termasuk berusaha untuk bereaksi positif terhadap stresor. Daya tahan menghadapi stres juga dapat dianggap sebagai kemampuan individu untuk bangkit kembali saat menghadapi tekanan atau ancaman. The American Psychological Association mendefinisikan daya tahan ini sebagai kemampuan untuk beradaptasi dalam menghadapi kesulitan, trauma, atau tragedi (Yemm, 2009) Dalam menghadapi stres, setiap individu memiliki daya tahan atau nilai ambang stres yang berbeda-beda. Tiap individu juga mempunyai cara sendiri untuk penyesuaian diri terhadap stres. Stres yang sama belum tentu menimbulkan dampak yang sama. Ini disebabkan oleh penilaian terhadap stresor dan stres yang berbeda, juga karena tuntutan terhadap tiap individu juga berbeda, yang antara lain tergantung pada umur, seks, perkembangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
kepribadian, inteligensi, kematangan emosional, kemampuan kognitif, stasus sosial, dan dukungan keuarga (Kottler dan Chen, 2008; Maramis, 2009). Beberapa faktor psikososial yang berhubungan dengan daya tahan mengatasai stres antara lain optimisme dan emosi positif, rasa humor, kemampuan kognitif, penerimaan diri, mekanisme koping, spiritualitas, serta dukungan sosial dari keluarga atau lingkungan sekitar (Southwick, Vythilingam, Charney, 2005).
3. Hubungan antara Keintiman Keluarga dengan Daya Tahan Stres Menurut Taylor (2000) dalam Rumiani (2010), di samping kemampuan individu untuk menghadapi stres, faktor lain yang cukup penting untuk meningkatkan daya tahan terhadap stres adalah dukungan sosial (social support). Penelitian yang dilakukan Jemmot dan Magloire (1988) menunjukkan bahwa individu yang mendapat dukungan sosial mempunyai respon imun yang lebih baik dalam menghadapi stres. Dukungan sosial juga berfungsi sebagai penyangga (buffer) yang melindungi individu selama menghadapi stres, dan mengurangi dampak negatif dari stresor. Dukungan sosial juga membuat penilaian individu terhadap stresor lebih baik, meredam intensitas reaksi fisiologis tubuh terhadap stres, mengurangi tingkah laku yang merusak kesehatan seperti merokok, dan minum-minuman beralkohol, dan mendorong
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
upaya koping yang lebih konstruktif (Weiten, et al., 2009). Dimensi
dukungan
sosial
sangat
luas,
namun
Bronfenbrenner
menyebutkan lapis terdekat setiap orang adalah mikrosistem yaitu keluarga (Bee dan Boyd, 2007 dalam Rumiani, 2010). Oleh karena itu, keluarga bisa disebut penyangga utama bagi seseorang dalam menghadapi stres. Dukungan dari anggota keluarga, pasangan, dan teman dekat membantu seseorang mengatasi stres (Myers, 2011).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
B. Kerangka Pemikiran Keintiman keluarga
Derajat keintiman keluarga
Derajat keintiman keluarga
tinggi
rendah
1. Perkembangan emosi lebih
1. Perkembangan emosi kurang
baik.
baik.
2. Fungsi keluarga berjalan
2. Fungsi keluarga berjalan
baik.
kurang baik.
3. Ada dukungan psikologis dari
3. Kurang dukungan psikologis
keluarga dalam menghadapi
dari keluarga dalam
masalah.
menghadapi masalah.
Status ekonomi, cara didik orangtua, lingkungan sosial budaya, gaya hidup,dll.
Stresor
Daya tahan mengatasi stres lebih
Daya tahan mengatasi stres
baik
kurang baik
Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran Keterangan: tidak diteliti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
C. Hipotesis Berdasarkan beberapa teori pada tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran, disusun hipotesis bahwa ada hubungan antara derajat keintiman keluarga dengan daya tahan seseorang dalam mengatasi stres.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional atau disebut juga penelitian transversal sebab variabel bebas dan variabel tergantung diobservasi hanya sekali pada saat yang sama (Murti, 2006).
B. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Surakarta.
C. Subyek Penelitian Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X dan kelas XI SMA Negeri 1 Surakarta, dengan kriteria sebagai berikut: 1. Kriteria inklusi a. Siswa kelas X dan XI SMA Negeri 1 Surakarta yang resmi masih terdaftar. 2. Kriteria eksklusi a. Skor L-MMPI dengan jawaban “tidak” ≥ 10. b. Tidak mengisi satu atau lebih pertanyaan pada kuesioner keintiman keluarga ataupun kuesioner daya tahan stres.
commit to user 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
D. Teknik Sampling Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu pemilihan subjek berdasarkan atas ciri-ciri atau sifat tertentu yang berkaitan dengan karakteristik populasi atau kriteria inklusi dan ekslusi (Murti, 2006). Untuk mengontrol variabel perancu, maka pengaruh variabel perancu ikut diperhitungkan dengan model analisis multivariat. Karena itu, maka ukuran sampel ditentukan dengan rumus menurut Murti (2006), sebagai berikut:
n = 15-20 × jumlah variabel independen = 15-20 × 2 = 30-40 sampel Berdasarkan penghitungan rumus di atas, maka dalam penelitian ini akan digunakan minimal 40 sampel.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
E. Rancangan Penelitian Siswa SMA Negeri 1 Surakarta
Isian data pribadi
L-MMPI
Sampel
Instrumen Keintiman Keluarga
HRSS
MSRS-ST
Analisis korelasi Pearson dan regresi linier Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian F. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel bebas: derajat keintiman keluarga. 2. Variabel terikat: daya tahan stres. 3. Variabel luar: a. Stresor b. Status ekonomi c. Cara didik orang tua d. Gaya hidup
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
G. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel bebas Keintiman keluarga adalah suatu sikap dan perilaku yang diberikan orang tua kepada anaknya. Sebagai alat ukur adalah Instrumen Keintiman Keluarga dengan skala interval. 2. Variabel terikat Daya tahan mengatasi stres adalah daya yang dimiliki dan dikerahkan seseorang dalam menghadapi situasi dan perasaan yang penuh tekanan, serta berbagai kejadian dalam hidup yang menimbulkan stres, termasuk berusaha untuk bereaksi positif terhadap stresor. Sebagai alat ukur adalah Miller Smith Rating Scale for Stres Tolerance (MSRS-ST) dengan skala interval. 3. Variabel perancu Variabel perancu yang diteliti pada penelitian ini adalah stresor. Stresor merupakan kejadian atau peristiwa dalam hidup yang mengakibatkan stres. Sebagai alat ukur digunakan Holmes and Rahe Stress Scale (HRSS) dengan skala interval.
H. Instrumen Penelitian 1. Isian data pribadi 2. Lie minessota Multiphrasic Personality Inventory (L-MMPI), yaitu pertanyaan yang digunakan untuk skala kebohongan responden, terdiri dari 15 butir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
pertanyaan yang harus dijawab “ya” atau “tidak”. Informasi yang diberikan Responden dinilai tidak dapat dipercaya apabila jumlah jawaban”tidak” melebihi 10. (Syamsulhadi, 1995). 3. Instrumen Keintiman Keluarga (IKK), yaitu daftar pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui kedekatan hubungan responden dengan orangtuanya. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berisi 12 butir pertanyaan yang telah dimodifikasi dan divalidasi oleh Sudiyanto dan Sumarni (1984) dalam Dharmawan (2008). Derajat keintiman keluarga dinilai dari rata-rata : jumlah skor tertinggi + jumlah skor terendah 2 Individu dengan skor di bawah rata-rata dinyatakan memiliki derajat keintiman keluarga rendah, sedangkan individu dengan skor di atas rata-rata dinyatakan memiliki derajat keintiman keluarga tinggi. 4. Holmes and Rahe Stress Scale (HRSS), yaitu daftar 43 peristiwa hidup yang dapat mengakibatkan stres. Skala ini dikembangkan pada tahun 1967 oleh Dr. Thomas H. Holmes dan Dr. Richard H. Rahe. Holmes dan Rahe mengkategorikan tingkat stres ke dalam empat katagori. Skor kurang dari 150 sebagai stres ringan, skor 150-299 tergolong stres sedang dan skor di atas 300 tergolong stres berat. 5. Miller Smith Rating Scale for Stress Tolerance (MSRS-ST), yaitu daftar pertanyaan untuk menilai daya tahan seseorang dalam mengatasi stres yang berisi 20 pertanyaan di mana masing-masing diberi skor 1 hingga 5. Angka skor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
1 (hampir selalu dikerjakan), sedangkan angka skor 5 (tidak pernah dikerjakan), sesuai dengan ukuran seberapa jauh berlakunya bagi yang bersangkutan. Instrumen ini telah diuji oleh Brodjonegoro (1988) dengan nilai batas pemisah 43. Individu dengan nilai toleransi stres < 43 dinyatakan sebagai individu dengan daya tahan stres yang baik, individu dengan nilai toleransi stres ≥ 43 dinyatakan sebagai individu dengan daya tahan stres yang kurang baik.
I. Cara Kerja 1. Tiap siswa SMA diberi tiga macam kuesioner (Skala L-MMPI, Skala IKK, Skala HRSS, dan Skala MSRS-ST) secara bersamaan beserta isian data pribadi responden. Setiap skala diminta untuk diisi secara lengkap sesuai petunjuk. 2. Skala L-MMPI dihitung terlebih dahulu. Skala ini berisi 15 butir pernyataan untuk dijawab responden dan dapat dipertanggungjawabkan kejujurannya bila jawaban ”tidak” berjumlah kurang dari 10. Responden diikutsertakan jika memenuhi syarat. 3. Kemudian Skala Instrumen Keintiman Keluarga dihitung dari rata-rata jumlah skor tertinggi dan terendah. Keintiman keluarga tergolong tinggi apabila jumlah skor diatas rata-rata dan tergolong rendah apabila jumlah skor di bawah nilai rata-rata. 4. Selanjutnya penghitungan Skala Holmes and Rahe Stress Scale (HRSS). Skor kurang dari 150 sebagai stres ringan, skor 150-299 tergolong stres sedang dan skor di atas 300 tergolong stres berat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
5. Kemudian perhitungan Skala Miller Smith Rating Scale for Stress Tolerance (MSRS-ST). Individu dengan nilai toleransi stres < 43 dinyatakan sebagai individu dengan daya tahan sress yang baik, individu dengan nilai toleransi stres ≥ 43 dinyatakan sebagai individu dengan daya tahan stres yang kurang baik. 6. Setelah data diperoleh, dianalisis dengan uji korelasi pearson dan uji regresi linier dengan Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17 for Windows.
J. Teknik dan Analisis Data Untuk menguji hubungan antara derajat keintiman keluarga dengan daya tahan stres dianalisis dengan uji korelasi pearson dilanjutkan dengan uji regresi linier menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17 for Windows. Adapun model analisis regresi linier dengan persamaan sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 Keterangan: Y
= Daya tahan stres
X1
= Keintiman keluarga
X2
= Stresor
a
= Konstanta
b
= Koefisien regresi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Sampel Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2011 di SMA Negeri 1 Surakarta. Subjek penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Surakarta kelas X dan XI. Pada penelitian ini didapat total sampel sebanyak 62 siswa. Seluruh sampel yang didapat pada penelitian ini memenuhi kriteria inklusi. Tabel 4.1. Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Karakteristik Umur 14 tahun 15 tahun 16 tahun Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Sumber : Data primer 2011
Jumlah
Persen %
9 42 11
14.5 67.7 17.7
29 33
46.8 53.2
Berdasarkan tabel umur, didapatkan sampel yang berumur 14 tahun 9 orang, 15 tahun 42 orang, dan 16 tahun 11 orang. Berdasarkan tabel jenis kelamin, didapatkan sampel dengan jenis kelamin laki-laki 29 orang dan sampel dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 33 orang. Hal ini menunjukkan bahwa sampel dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Skor keintiman keluarga diperoleh dari hasil tabulasi data nilai Skala IKK yang terdiri dari 12 aitem. Dari Tabel 4.2 dapat diketahui Skala IKK memiliki nilai
commit to user 25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
minimum 21 dan nilai maksimum 59. Rata-rata nilai Skala IKK adalah 44.75 ± 9.70. Sedangkan nilai stresor diperoleh dari Skala HRSS yang terdiri dari 40 aitem. Berdasarkan hasil kuesioner pada Tabel 4.2 diketahui data Skala HRSS memiliki nilai minimum 92 dan nilai maksimum 803. Rata-rata data nilai Skala HRSS 335.24 ± 146.04. Skor daya tahan terhadap stres diperoleh dari Skala MSRS-ST yang terdiri dari 20 aitem. Pada Tabel 4.2 diketahui hasil data Skala MSRS-ST memiliki nilai minimum 33, nilai maksimum 81, dan nilai rata-rata 55.20 ± 10.84. Tabel 4.2. Deskripsi Statistik Hasil Penelitian pada Masing-Masing Variabel Variabel Jumlah Minimum Maksimum Keintiman keluarga 62 21.00 59.00 (skor) Stresor (skor) 62 92.00 803.00 Daya tahan terhadap stres 62 33.00 81.00 (skor) Sumber : Data primer 2011
Mean 44.75
Std. Deviasi 9.70
335.24 55.20
146.04 10.84
B. Analisis Statistika Data penelitian yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan uji korelasi Pearson dilanjutkan dengan regresi linier dengan program SPSS 17.00 for windows. Uji korelasi digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara 2 variabel numerik. Sedangkan uji regresi linier digunakan untuk memprediksi berapa besar perubahan pada variabel terikat jika variabel bebas mengalami perubahan (Sastroasmoro, 2010). Adapun syarat uji korelasi pearson dan uji
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
regresi linier adalah data berskala numerik dan terdistribusi secara normal. Untuk mengetahui bahwa data terdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji normalitas. Suatu data dikatakan mempunyai sebaran normal jika didapatkan nilai p > 0.05 pada masing-masing kelompok tersebut. Uji normalitas yang dilakukan pada masing-masing sebaran data dapat dilakukan dengan cara deskriptif ataupun analitik. Cara analitik memiliki tingkat objektivitas dan sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan deskriptif sehingga dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov dilakukan jika sampel lebih dari 50 sampel (Dahlan, 2005). Tabel 4.3. Uji Normalitas Penyebaran Data dengan Kolmogorov Smirnov Data
Nilai p
Keterangan
Keintiman keluarga (skor)
0.076
Distribusi normal
Stresor (skor)
0.200
Distribusi normal
Daya tahan stres (skor)
0.200
Distribusi normal
Sumber : Data primer 2011 Pada uji normalitas penyebaran data dengan Kolmogorov-Smirnov, skor keintiman keluarga mempunyai nilai p = 0.076, stresor mempunyai nilai p = 0.200 dan daya tahan terhadap stres mempunyai nilai p = 0.200. Karena nilai p > 0.05, dapat disimpulkan bahwa distribusi skor keintiman keluarga, stresor dan daya tahan stres terdistribusi normal sehingga memenuhi syarat untuk dilakukan pengolahan dengan uji korelasi pearson dan regresi linear. Dari hasil uji hipotesis dengan korelasi pearson Skala IKK dan Skala MSRS-ST didapatkan hasil r = -0.466 dan nilai p < 0.001. Dari hasil statistik ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
dapat diketahui bahwa semakin tinggi skor keintiman keluarga maka semakin rendah skor Skala MSRS-ST yang artinya daya tahan terhadap stres semakin baik. Sedangkan korelasi pearson Skala IKK dan Skala HRSS didapatkan hasil r = 0.078 dan nilai p = 0.274. Dari nilai p dapat diketahui bahwa hubungan antara stresor dengan daya tahan stres kurang signifikan. Berdasarkan analisis statistik dengan menggunakan analisis regresi linier, pada Tabel 4.4 didapatkan koefisien regresi untuk keintiman keluarga sebesar -0.52 dengan nilai p < 0.001. Nilai negatif memiliki arti bahwa semakin kecil skor keintiman keluarga akan diikuti oleh peningkatan jumlah skor toleransi stres, dengan kata lain semakin tidak intim maka daya tahan siswa terhadap stres semakin berkurang. Tabel 4.4. Hasil Analisis Data Uji Regresi Linier tentang Hubungan antara Keintiman Keluarga dan Stresor dengan Daya Tahan Stres Variabel
Koefisien
p
regresi
95.00% Confidence Interval Batas Bawah
Batas Atas
Keintiman Keluarga (skor)
-0.52
< 0.001
-0.78
-0.26
Stresor (skor)
0.002
0.83
-0.02
0.02
N Observasi
62
Adjusted R2
0.19
~p
< 0.001
Sumber : Data primer 2011 Pada Tabel 4.4, didapatkan N observasi sebesar 62, artinya besar sampel yang diteliti berjumlah 62 orang. Dari tabel tersebut juga didapatkan adjusted R2 0.19, artinya 19% peningkatan daya tahan stres dipengaruhi oleh derajat keintiman
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
keluarga dan stresor. Dalam hal ini adjusted R2 telah mengoreksi R square sehingga lebih mencerminkan hasil.
Gambar 4.1 Diagram Scatter-plot Hubungan Keintiman Keluarga dengan Daya Tahan terhadap Stres Gambar Scatter-plot di atas menunjukkan dengan lebih jelas hubungan antara keintiman keluarga dengan daya tahan stres. Gambar tersebut memberikan informasi bahwa siswa dengan keintiman keluarga yang tinggi akan memiliki tingkat intoleransi stres yang rendah, dengan kata lain daya tahan terhadap stresnya lebih tinggi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PEMBAHASAN
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2011 dengan memberikan kuesioner kepada 62 siswa di SMA Negeri 1 Surakarta. Seluruh sampel yang didapat pada penelitian ini memenuhi kriteria inklusi penelitian. Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan korelasi pearson diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara derajat keintiman keluarga dengan daya tahan stres (r = -0.466; p < 0.001). Sedangkan antara stresor dengan daya tahan stres didapatkan hubungan yang kurang signifikan (r = 0.078; p = 0.274). Berdasarkan analisis statistik dengan menggunakan analisis regresi linier, didapatkan koefisien regresi untuk keintiman keluarga sebesar -0.52 dengan nilai p < 0.001. Nilai koefisien regresi negatif memiliki arti bahwa semakin kecil skor keintiman keluarga akan diikuti oleh peningkatan jumlah skor toleransi stres, dengan kata lain semakin tidak intim maka daya tahan siswa terhadap stres semakin berkurang. Dengan kata lain, siswa yang memiliki derajat keintiman keluarga yang tinggi akan memiliki daya tahan stres yang lebih baik daripada siswa dengan derajat keintiman keluarga yang lebih rendah. Hal ini sesuai dengan hipotesis sebelumnya yang menyebutkan bahwa ada hubungan antara derajat keintiman keluarga dengan daya tahan seseorang dalam mengatasi stres. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa skor toleransi stres siswa dengan derajat keintiman keluarga tinggi lebih rendah dibandingkan dengan skor toleransi
commit to user 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
siswa dengan derajat keintiman rendah. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Taylor (2000) dalam Rumiani (2010) bahwa dukungan sosial dalam hal ini keluarga merupakan faktor penting untuk meningkatkan daya tahan terhadap stres. Keluarga juga bisa disebut penyangga utama bagi seseorang dalam menghadapi stres. Dukungan dari anggota keluarga, pasangan, dan teman dekat membantu seseorang mengatasi stres (Myers, 2011). Hasil penelitian yang telah dilakukan ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Jemmot dan Magloire (1988) bahwa dukungan keluarga membantu melindungi individu selama menghadapi stres, mengurangi dampak negatif dari stresor, dan membuat penilaian individu terhadap stresor lebih baik, meredam intensitas reaksi fisiologis tubuh terhadap stres, dan mendorong upaya koping yang lebih konstruktif (Weiten, et al., 2009). Hal ini menunjukkan orang yang mendapat dukungan dari orang terdekat, atau memiliki kedekatan dengan keluarga memiliki mekanisme koping yang lebih baik dalam mengatasi stres sehingga memiliki daya tahan stres yang lebih baik. Sedangkan koefisien regresi untuk stresor sebesar 0.002 dengan nilai p = 0.83 menunjukkan bahwa antara stresor dengan daya tahan stres memiliki hubungan yang kurang signifikan. Tiap individu mempunyai cara sendiri untuk penyesuaian diri terhadap stres. Stres yang sama belum tentu menimbulkan dampak yang sama. Ini disebabkan oleh penilaian terhadap stresor dan stres yang berbeda, juga karena perbedaan tuntutan terhadap tiap individu, serta dipengaruhi oleh kepribadian, inteligensi, kematangan emosional, dan kemampuan kognitif (Kottler dan Chen,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
2008; Maramis, 2009). Dari hasil penelitian ini didapatkan nilai adjusted R2 0.19, artinya 19% peningkatan daya tahan stres dipengaruhi oleh derajat keintiman keluarga dan stresor. Sedangkan 81% sisanya dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak ikut diperhitungkan dalam penelitian ini. Penelitian ini mempunyai kelemahan dalam hal lokasi cakupan yang terlalu sempit dan masih banyak faktor-faktor lain yang dapat menjadi perancu hasil penelitian yang digolongkan dalam variabel luar tidak terkendali seperti status ekonomi, gaya hidup, cara didik orang tua.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara derajat keintiman keluarga dengan daya tahan stres yang secara statistik signifikan (p < 0.001). Siswa yang memiliki derajat keintiman keluarga tinggi akan memiliki daya tahan stres yang lebih baik daripada siswa dengan derajat keintiman keluarga yang lebih rendah. B. Saran 1. Pada orang tua, sebaiknya meningkatkan fungsinya dalam hal fungsi asih, asuh dan asah serta mau meluangkan waktunya untuk anak-anak sehingga akan terpenuhi kebutuhan psikologisnya, dengan demikian akan membuat anak memiliki mekanisme koping yang positif dan mampu mengatasi masalah secara adaptif. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan lokasi cakupan penelitian yang lebih luas, termasuk juga dilakukannya analisis
tarhadap variabel-variabel
perancu lain, dengan harapan semakin memperkuat simpulan dan semakin memperkecil bias.
33 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Ali Z. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC. hal: 2.
Brodjonegoro N.E. 1988. Hipertensi,Stres Psikososial Kronik, Penyakit Darah Tinggi, Stres, Hipertensi Tipe A, Tegang,Ilmu Penyakit Syaraf. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Tesis. Tidak diterbitkan.
Chugh
S. 2001. Understanding & Managing Stres. http://www.searo.who.int/en/Section7/Section22/Section1105/Section11 07.htm. (24 Februari 2011).
Dahlan, M. S. 2009. Statitiska untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika, hal: 12-13.
Dharmawan W.I. 2008. Hubungan Riwayat Keintiman Orangtua-Anak dengan Perilaku Antisosial. Surakarta: FK UNS. Skripsi. Tidak diterbitkan.
Dinesh
S., Kumari S. 2010. Childhood Stres. http://www.helpstres.net/tag/statistics-on-adolescent-stres-in-india. (24 Februari 2011).
Djamarah S.B. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. hal: 16-17.
Evans G.W., Schamberg M.A. (2009). Childhood poverty, chronic stres, and adult working memory. Proceedings of the National Academy of Sciences, 10. hal: 6545-6549.
Farah M., Nobel K., & Hurt H. (2007). The Developing Adolescent Brain In Socioeconomic Context. In D. Romer (Ed.), Adolescent psychology and the developing brain: Integrating brain and prevention science. New York, NY: Oxford University Press. hal: 373-387.
Garg P., Rastogi R. 2009. Emotional Intelligence and Stres Resiliency: commit to user 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
A Relationship Study. International Journal of Educational Administration Vol.1. No.1. India: Research India Publications. hal: 3. http://www.ripublication.com/ijeav1/ijeav1n1_1.pdf (23 Februari 2011).
Gunarsa, S.D. 2004. Dari Anak sampai Usia Lanjut. Jakarta : PT.BPK Gunung Mulia, hal: 283-284.
Gunarya A. 2008. Manajemen Stres. Pusat Bimbingan dan Konseling Univeritas Hasanuddin. http://www.unhas.ac.id/maba/bss2009/manajemen%20diri/Modul%20M D08-Manajemen%20Stres.pdf (26 Februari 2011).
Gunarsa S.D., Yulia. 2008. Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga. Cetakan ke-8. Jakarta: Gunung Mulia. hal: 30-31. Hawari D. 2008. Manajemen Stres, Cemas, dam Depresi. Edisi kedua. Cetakan II. Jakarta : FKUI, hal : 130-2.
Ihromi T.O. 2004. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. hal: 100.
Kottler J., Chen David. 2008. Stres Management and Prevention. Application to Daily Life. USA: Thomson Wadsworth. hal: 65 Laurenceau J.P., Barrett F.L. 1998. Intimacy as an Interpersonal Process: The Importance of Self-Disclosure Partner Disclosure, and Perceived Partner Responsiveness in Interpersonal Exchanges, Journal of Personality and Social Psychology. Vol. 74. No. 5. hal: 1238-1239.
Maramis W.F. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran. Surabaya : Airlangga University Press. hal: 69-85.
Munsey C. 2010. The Kids aren’t All Right. A Publication of the American Psychological Association Vol.41. No.1. hal: 22. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
Murdiyatmoko J. 2007. Sosiologi: Memahami dan Mengkaji Masyarakat. Jakarta: Grafindo Media Pratama. hal: 44-45.
Murti, Bhisma. 2006. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, hal : 68, 136.
Myers D. 2004. Exploring Psychology: Emotions, Stres, and Health. Ed. 7. Chapter 11. New York: Worth Publishers. hal: 502.
Nevid J.S., Rathus S.A., Greene B. 2005. Psikologi Abnormal jilid 1 Terjemahan. Jakarta: Erlangga. hal: 135-139.
Rosmond R. 2005. Role of The Pathogenesis Of The Metabolic Syndrome. Psychoneuroendocrinology, 30(1), hal: 1-10.
Rumiani. 2010. Optimalisasi Peran Keluarga sebagai Stres Buffer dalam Menghadapi Bencana. Yogyakarta: UII.
Sastroasmoro, S., Ismael, S. 2010. Dasar-daras Metodologi Penelitian Klinis Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto.
Shochib Moh. 2000. Pola Asuh Orang Tua untuk Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. hal: 17.
Southwick S. M., Vythilingam M., Charney D.S. 2005. The Psychobiology of Depression and Resilience to Stres: Implications for Prevention and Treatment. Annual Review of Clinical Psychology. Vol. 1: 255-291. http://www.annualreviews.org/doi/abs/10.1146/annurev.clinpsy.1.102803 .143948 (26 Februari 2011).
Steinberg L. 2005. Adolescence 7th ed. New York, NY: McGraw-Hill. pp: 533.
Sukadiyanto. 2010. Stres dan Cara Menguranginya. Cakrawala Pendidikan. Februari 2010, Th. XXIX, No. 1. Yogyakarta : FIK UNY. hal: 56-57. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
Syamsulhadi. 1995. Pengantar Sexuologi. Surakarta : UNS Press.
Terzian M., Moore K. A., Nguyen H. N. 2010. Assessing Stres in Children and Youth : A Guide for-out-of-School Time Program Practitioners. http://www.childtrends.org/Files/Child_Trends2010_10_05_RB_Assessi ngStres.pdf. (2 Februari 2011).
The American Institute of Stres. Effect of Stres. http://www.stres.org/topiceffects.htm (5 Februari 2011).
The American Psychological Association. 2009. APA survey raises concern about parent perceptions of children’s stres. http://www.apa.org/news/press/releases/2009/11/stres.aspx (7 Februari 2011)
Twenge J.M., Gentile B., DeWall C. N., Ma Debbie, Lacefield K., Schurtz D. R. 2010. Birth cohort increases in psychopathology among young Americans, 1938-2007: A cross-temporal meta-analysis of the MMPI. Clinical psychology review 2010;30(2):145-54.
Weiten W., Lloyd M.A., Dunn D.S., Hammer E.Y. 2009. Psychology Applied to Modern Life: Adjustment in the 21st Century. Ed 9. USA: Wadsworth. hal: 93-94.
Yem, Graham. 2009. Building your personal resilience to reduce stres. http://www.managingpressure.com/downloads/14_Microsoft_Word_Buil ding_your_personal_resilience_to_reduce_stres.pdf (21 Februari 2011).
commit to user