FADHILLAH / HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DAN
Hubungan antara Body Image dan Kecerdasan Interpersonal dengan Penyesuaian Diri terhadap Lawan Jenis pada Siswa Kelas VIII Reguler SMP Negeri 9 Surakarta The Relationship between Body Image and Interpersonal Intelligence with Adjustment to The Opposite Sex of The Eight Grade Students of SMP Negeri 9 Surakarta Jehan Fitria Fadhillah, Salmah Lilik, Nugraha Arif Karyanta Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebalas Maret
ABSTRAK
Ada banyak hal yang mempengaruhi kemampuan penyesuaian diri pada individu, termasuk dalam penyesuaian diri terhadap lawan jenis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara body image dan kecerdasan interpersonal dengan penyesuaian diri terhadap lawan jenis. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII Reguler SMP Negeri 9 Surakarta sejumlah 225 siswa. Sampling yang digunakan adalah cluster random sampling. Sampel penelitian sebanyak tiga kelas yang terdiri dari 87 siswa. Instrumen yang digunakan adalah skala penyesuaian diri terhadap lawan jenis, skala body image, dan skala kecerdasan interpersonal. Analisis data menggunakan teknik analisis regresi linear berganda, dengan nilai Fhitung 53,175 > Ftabel= 3,105 serta R sebesar 0,747, berarti terdapat hubungan antara body image dan kecerdasan interpersonal dengan penyesuaian diri terhadap lawan jenis. Secara parsial, terdapat hubungan antara body image dengan penyesuaian diri terhadap lawan jenis dengan rx1y sebesar 0,443, dan signifikansi 0,000 (p<0,05); serta terdapat hubungan antara kecerdasan interpersonal dengan penyesuaian diri terhadap lawan jenis dengan rx2y sebesar 0,423, dan signifikansi 0,000 (p<0,05). Hasil menunjukkan bahwa body image dan kecerdasan interpersonal memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan penyesuaian diri terhadap lawan jenis. Dengan demikian, semakin positif body image dan kecerdasan interpersonal, maka penyesuaian diri terhadap lawan jenis juga semakin tinggi. Kata kunci: penyesuaian diri terhadap lawan jenis, body image, kecerdasan interpersonal PENDAHULUAN Perkembangan
pada
melaksanakan tugas perkembangan berdasarkan
masa
remaja usianya dengan baik.
merupakan proses untuk mencapai kematangan dalam
berbagai
kedewasaan. bahwa
aspek
Kartono
proses
Salah satu tugas perkembangan remaja
hingga tercapainya menurut Havighurst (1984) adalah, mencapai (2000)
kematangan
menyatakan, hubungan sosial yang matang dengan temanditandai
oleh teman sebayanya, baik dengan teman-teman
kematangan potensi-potensi dari organisme, sejenis maupun lawan jenis. Remaja dikatakan untuk terus maju menuju pemekaran atau memiliki hubungan sosial yang matang apabila perkembangan secara maksimal. Individu juga remaja mampu menjalin hubungan yang akrab, dikatakan
matang,
apabila
telah
mampu berinteraksi dengan baik, serta bergaul sesuai
121
FADHILLAH / HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DAN
dengan norma yang berlaku. Sementara itu, lawan jenis sehingga terbentuklah suatu keadaan Freud (dalam Yusuf, 2004) memandang masa yang harmoni dengan lawan jenis. remaja
sebagai
kemampuan tertarik
periode
interpersonal. untuk
berkembangnya Remaja
memperluas
Selain perubahan sosial yang telah
mulai dijelaskan sebelumnya, remaja juga mengalami lingkup perubahan secara fisik, kognitif, dan psikologis
pergaulannya serta terjadi perubahan bentuk (Papalia, dkk., 2007). Perubahan yang paling dalam interaksi yang dilakukan remaja.
jelas
terlihat
pada
masa
remaja
adalah
Remaja mulai merasakan ketertarikan
perubahan fisik. Perubahan fisik yang terjadi
terhadap lawan jenis. Hal tersebut didukung
seringkali tidak sesuai dengan apa yang
oleh pernyataan Semiun (2006), bahwa pada
diinginkan remaja. Ada saja bagian-bagian
masa remaja perhatian terhadap hubungan
tubuh yang dirasa tidak sempurna. Hal tersebut
heteroseksual meningkat. Scheinfield (dalam
menimbulkan kegusaran batin pada remaja
Ali dan Asrori, 2006) menyatakan bahwa pola
karena pada masa ini perhatian remaja sangat
interaksi antara laki-laki dan perempuan
besar
berubah pada usia 11 tahun sampai dengan 14
(Monks,dkk., 2004).
tahun. Pada rentang usia tersebut, remaja
terhadap
Gambaran
penampilan
dan
evaluasi
tubuhnya
mengenai
mulai melakukan interaksi yang intens dengan
penampilan seseorang tersebut biasa disebut
lawan jenis, seperti menjalin kerja sama dalam
sebagai citra tubuh atau body image (Papalia,
berbagai kelompok maupun tertarik dengan
dkk., 2007). Menurut Mission Australia (2011),
lawan jenis.
body image merupakan perhatian utama bagi
Dalam
beberapa
kasus,
berinteraksi semua kelompok usia. Pada survey yang
dengan lawan jenis dirasa lebih sulit daripada dilakukan tahun 2011 diketahui bahwa body berinteraksi dengan sesama jenis. Gunarsa image menjadi perhatian bagi 30,4% remaja (1991) menyatakan bahwa remaja memiliki usia 11 sampai 14 tahun dan 41,1% bagi dewasa kecanggungan untuk memulai pembicaraan muda. Berdasarkan penelitian dari Ata, dkk. dengan teman lawan jenisnya. Untuk mengatasi (2006), didapatkan hasil yang mengindikasikan masalah tersebut, penyesuaian diri terhadap bahwa kebanyakan remaja merasa tidak puas lawan jenis sangat diperlukan. Djiwandono dengan tubuh mereka saat ini, remaja laki-laki (2003) mengemukakan bahwa penyesuaian diri l e b i h antara
laki-laki
dan
perempuan
berfokus
pada
k e i n gi n a n
dianggap untuk menambah massa tubuh bagian atas
penting pada masa remaja. Dengan adanya sedangkan remaja perempuan ingin mengurangi penyesuaian diri terhadap lawan jenis, maka ukuran tubuhnya. remaja
akan
mencoba
untuk
mengenali,
Ketidakpuasan terhadap tubuh akan
memahami, dan menyelaraskan diri dengan menimbulkan kecanggungan untuk tampil dan
122
FADHILLAH / HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DAN
berbaur dengan lingkungan sosial. Hal terhadap tuntutan-tuntutan dari dalam atau ini dikarenakan adanya rasa tidak percaya diri situasi-situasi dari luar. Reaksi atau tanggapan atas bentuk tubuh yang dimiliki. Rendahnya yang tepat yang diberikan pada situasi tertentu rasa percaya diri menyebabkan perasaan tidak menggambarkan bahwa individu tersebut peka nyaman
secara
emosional
yang
bersifat karena mampu memahami kondisi yang terjadi
sementara namun bisa menyebabkan banyak di sekitarnya, kemudian menganalisa, lalu masalah
(Damon
dalam
Santrock,
2003). memilih tanggapan yang sesuai dengan situasi
Karena
ketidaknyamanan
tersebut,
remaja yang
dialami.
Armstrong
cenderung pasif dan memiliki keengganan untuk mendeskripsikan berinteraksi dengan orang lain, terlebih dengan sebagai lawan jenis.
Hal
tersebut
sesuai
kecerdasan
kemampuan
(2004)
interpersonal
mempersepsi
dan
dengan membedakan suasanan hati, motivasi, serta
pernyataan Dacey dan Kenny (1997) yaitu perasaan orang lain. Kecerdasan tersebut juga persepsi negatif remaja terhadap gambaran meliputi kemampuan menanggapi secara efektif tubuh
akan
kemampuan
menghambat interpersonal
dan
perkembangan tanda interpersonal berupa ucapan, perilaku, kemampuan maupun eskpresi yang ketiganya merupakan
membangun hubungan yang positif dengan bentuk penggambaran dari perasaan. orang lain. Selain
Safaria body
image,
(2005)
menyatakan
bahwa
kecerdasan seseorang yang gagal dalam mengembangkan
interpersonal juga memberikan peran terhadap kecerdasan interpersonalnya akan mengalami kemampuan remaja dalam penyesuaian diri banyak
hambatan
dalam
perkembangan
terhadap lawan jenis. Menurut Haber dan sosialnnya. Ketidakmampuan untuk memahami Runyon (1984), salah satu ciri dari penyesuaian lingkungan
dan
orang
lain
menyebabkan
diri yang efektif adalah adanya hubungan individu kesulitan dalam menentukan sikap interpersonal
yang
baik.
Hubungan yang harus dilakukan jika dihadapkan dengan
interpersonal yang baik akan dapat dimiliki oleh suatu kondisi sosial tertentu. Dengan demikian, remaja apabila remaja memiliki kecerdasan bisa dikatakan sulit bagi mereka untuk bisa interpersonal. Kecerdasan interpersonal adalah membaur dengan lingkungan dan masyarakat kemampuan untuk berhubungan dengan dan sosial
karena
memahami orang lain (Muijs & Reynolds, situasi
dan
2008).
menyebabkan Orang yang dapat menyesuaikan diri menyesuaikan
dengan baik dapat
ketidakmampuan
memahami
menentukan
sikap
individu
kesulitan
diri,
terlebih
lagi
sehingga dalam dalam
bereaksi secara tepat menyesuaikan diri dengan lawan jenis.
terhadap situasi-situasi yang berbeda. Semiun
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas
(2006) menyatakan bahwa penyesuaian diri VIII reguler SMP Negeri 9 Surakarta. Alasan merupakan cara individual dalam bereaksi pemilihan SMP Negeri 9 Surakarta sebagai
123
FADHILLAH / HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DAN
tempat
penelitian
wawancara
yang
karena dilakukan
berdasarkan dengan
guru
DASAR TEORI 1. Penyesuaian Diri terhadap Lawan Jenis
bimbingan konseling, ditemukan beberapa fakta
Menurut Kartono (2000), penyesuaian
yang berkaitan dengan penelitian ini. Lebih
diri adalah usaha manusia untuk mencapai
lanjut, pemilihan siswa kelas VIII sebagai
harmoni
subjek penelitian didasarkan atas beberapa
lingkungannya. Sunarto dan Hartono (2006)
alasan. Siswa kelas VIII masuk ke dalam
berpendapat bahwa penyesuaian diri adalah
kategori remaja awal, hal ini sesuai dengan
proses
pernyataan Steinberg (1999) bahwa remaja awal
keseimbangan
berkisar pada usia 11 sampai 14 tahun. Pada
kebutuhan
masa remaja awal, remaja mengalami masa di
Atwater
mana terjadi perubahan fisik yang drastis
penyesuaian diri terdiri dari perubahan dalam
sehingga menyebabkan perhatian terhadap body
diri dan keadaan yang diperlukan untuk
image cukup besar. Lebih lanjut, di rentang usia
mencapai
tersebut
dengan orang lain dan lingkungan sekitar.
dipandang
berkembangnya (Freud
dalam
sebagai
kemampuan
bagaimana diri
sesuai
pada
individu
mencapai
dalam
memenuhi
dengan
(1983)
dan
lingkungan.
menyatakan
hubungan
yang
bahwa
memuaskan
Menurut Santrock (2003), masa remaja
Scheinfield (dalam Ali dan Asori, 2004)
hubungan sosial. Salah satu perubahan yang
menjelaskan bahwa pada remaja awal mulai
terjadi pada hubungan interpersonal yaitu
tertarik
interaksi
jenis
Selain
sendiri
ditandai dengan perubahan dan perluasan
lawan
2004).
interpersonal
diri
itu,
dengan
Yusuf,
periode
pada
dan
terjadi
heteroseksual.
Untuk
dapat
perubahan pola interaksi antara laki-laki dan
membina hubungan interpersonal yang baik
perempuan. Dengan adanya perubahan pola
dengan lawan jenis dibutuhkan penyesuaian
interaksi, maka dibutuhkan adanya penyesuaian
diri terhadap lawan jenis (Djiwandono,
diri terhadap lawan jenis.
2003).
Berdasarkan image,
uraian
kecerdasan
mengenai
body
interpersonal,
dan
Perubahan
ketertarikan
terhadap
lawan jenis serta bentuk interaksi yang baru dengan
lawan
jenis
terkadang menjadi
penyesuaian diri terhadap lawan jenis yang telah
masalah tersendiri bagi remaja. Dengan
dijelaskan serta krusialnya masalah tersebut
melakukan penyesuaian diri terhadap lawan
pada masa remaja, penulis tertarik untuk
jenis,
melakukan penelitian dengan judul: “Hubungan
kecanggungan terhadap lawan jenis. Selain
antara
Kecerdasan
itu, remaja juga akan mampu memahami
Interpersonal dengan Penyesuaian Diri terhadap
lawan jenis serta mengambil sikap dan
Lawan Jenis pada Siswa Kelas VIII Reguler
tindakan
SMP Negeri 9 Surakarta”.
dengan lawan jenis sehingga terbentuk
Body
Image
dan
maka
akan
yang tepat
menghilangkan
ketika berhadapan
hubungan yang harmonis.
124
FADHILLAH / HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DAN
Berdasarkan beberapa penjelasan yang
pikiran, dan perasaan seseorang terhadap
telah dikemukakan di atas, maka dapat
tubuhnya.Cash dan Deagle (dalam Jones,
disimpulkan bahwa penyesuaian diri terhadap
2001) berpendapat, bahwa body image
lawan
yang
adalah tingkat kepuasan seseorang terhadap
berlangsung pada individu dalam upaya
fisiknya yang sekarang (ukuran, bentuk,
melakukan perubahan pada diri maupun
penampilan secara umum).
jenis
lingkungan
merupakan
untuk
dapat
proses
mengerti
dan
Berdasarkan
beberapa
pengertian
memahami lawan jenis serta menentukan
body image di atas, maka diperoleh
sikap dan respons yang tepat terhadap lawan
kesimpulan bahwa body image adalah
jenis, sehingga dapat tercipta interaksi yang
evaluasi
positif,
tubuhnya yang terdiri dari pikiran, persepsi,
hubungan
yang
harmonis,
dan
pergaulan yang sesuai dengan norma.
dijelaskan
berdasarkan
individu
mengenai
perasaan, dan perilaku terhadap ukuran,
Aspek penyesuaian diri terhadap lawan jenis
subjektif
fungsi, penampilan, dan potensi tubuhnya.
aspek
Menurut
Cash
dan
Pruzinsky
penyesuaian diri yang dikemukakan oleh
(2002), faktor yang mempengaruhi body
Fahmy (1982), yaitu penyesuaian pribadi
image adalah media massa, keluarga, dan
(personal adjustment) dan penyesuaian sosial
hubungan interpersonal. Sementara itu,
(social adjustment).
Smolak
dan
mengemukakan 2. Body Image
masa remaja menimbulkan respon yang berbeda-beda dari masing-masing individu. Ada yang memandang positif terhadap perubahan tubuhnya sehingga memberikan perasaan puas, namun ada pula yang memandang negatif terhadap perubahan yang
dialami
sehingga
timbul
ketidakpuasan terhadap fisik yang dimiliki. Cara pandang seseorang mengenai tubuhnya tersebut dikenal sebagai body image. Smolak dan Thompson (2009) menjelaskan, bahwa body image adalah evaluasi
bahwa,
mempengaruhi body image
Perubahan fisik yang terjadi pada
tubuh
Thompson
subjektif seseorang mengenai
penampilannya. Grogan (2008) menyatakan
faktor
(2009) yang
adalah jenis
kelamin, media massa, dan perbandingan sosial. Davison
dan
McCabe
(2006)
menggunakan tujuh macam aspek body image dalam penelitiann ya, yaitu: 1. Daya tarik fisik (Physical attractiveness) 2. Kepuasan terhadap tubuh ( Body satisfaction) 3. Kepentingan body image (Body image importance ) 4. Penyamaran tubuh 5. (Body image concealment) 6. Perbaikan tubuh
bahwa citra tubuh merupakan persepsi, 125
FADHILLAH / HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DAN
7. (Body improvement) 8. P e r b a n d i n g a n
Menurut Anderson (dalam Safaria, 2005),
penampilan
(Appearance comparison )
dimensi dari kecerdasan interpersonal yaitu: 1. Sensitivitas sosial (Social sensitivity)
9. Kecemasan sosial terhadap fisik (Social physique anxiety)
2. Wawasan sosial (Social insight) 3. Komunikasi social(Social communication) METODE PENELITIAN
3. Kecerdasan Interpersonal Kecerdasan merupakan salah satu
Populasi dalam penelitian ini adalah
jenis kecerdasan dalam teori Multiple
seluruh siswa kelas VIII reguler SMP Negeri 9
Intelligence
oleh
Surakarta yang berjumlah 225 siswa yang
(2003)
terdiri dari tujuh kelas. Jumlah sampel yang
kecerdas an
digunakan untuk penelitian sebanyak tiga kelas
interpersonal melibatkan kemampuan untuk
dengan jumlah 87 siswa. Sampling yang
memahami dan bekerja sama dengan orang
digunakan adalah cluster random sampling.
Howard
yang
Gardner.
menyatakan,
dikemukakan Armstrong
bahwa
lain. Menurut Hoerr (2007), kecerdasan
Metode
pengumpulan
data
dilakukan
interpersonal adalah kemampuan untuk
dengan alat ukur berupa skala penelitian. Skala
memahami orang dan membina hubungan.
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Menurut
kecerdasan
skala penyesuaian diri terhadap lawan jenis.
interpersonal diartikan sebagai kemampuan
skala body image, dan skala kecerdasan
dan
interpersonal.
Safaria
(2005),
ketrampilan
seseorang
dalam
menciptakan relasi, membangun relasi, dan
Skala penyesuaian diri terhadap lawan
mempertahankan relasi sosialnya sehingga
jenis terdiri dari 27 aitem yang disusun
kedua belah pihak berada dalam situasi
berdasarkan aspek-apsek penyesuaian diri yang
menang-menang
dikemukakan
atau
saling
menguntungkan.
Fahmy
(1982),
yaitu
penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial.
Berdasarkan beberapa pengertian kecerdasan interpesonal di atas, dapat disimpulkan
oleh
bahwa
kecerdasan
Nilai validitas skala bergerak dari 0,274 sampai 0,673 dan koefisien reliabilitas sebesar 0,868. Skala body image
terdiri dari 35 aitem
interpersonal adalah kemampuan untuk
yang disusun berdasarkan aspek body image
menjalin
relasi
orang
lain,
yang dikemukakan oleh Davison dan McCabe
baik,
serta
(2006). Aspek tersebut adalah daya tarik fisik,
kemampuan untuk memahami dan peka
kepuasan terhadap tubuh, kepentingan body
terhadap reaksi, perasaan, suasanan hati,
image, penyamaran tubuh, perbaikan tubuh,
ekspresi, dan cara berpikir orang lain,
perbandingan penampilan, kecemasan sosial
sehingga mampu memberikan respon yang
terhadap fisik. Nilai validitas skala bergerak
berkomunikasi
dengan dengan
sesuai dalam berinteraksi. 126
FADHILLAH / HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DAN
dari 0,257 sampai dengan 0,683, dengan
2) Uji Linearitas
koefisien reliabilitas sebesar 0,888.
Hasil uji linieritas menunjukkan
Skala kecerdasan interpersonal terdiri dari
nilai Sig. pada kolom Linearity antara
33 aitem yang disusun berdasarkan dimensi
body image dengan penyesuaian diri
kecerdasan interpersonal yang dijelaskan oleh
terhadap lawan jenis sebesar 0,000
Anderson (dalam Safaria, 2005): sensitivitas
(0,000<0,05). Selanjutnya, nilai Sig.
sosial (social sensivity), wawasan sosial (social
pada
insight),
kecerdasan
dan
komunikasi
sosial
(social
kolom
Liniearity
untuk
interpersonal
dengan
communication). Semakin tinggi skor yang
penyesuaian diri terhadap lawan jenis
diperoleh,
pula
sebesar 0,000 (0,000<0,05). Hal ini
kecerdasan interpersonal yang dimiliki, begitu
berarti, baik antara body image dengan
pula sebaliknya.
penyesuaian diri terhadap lawan jenis
maka
semakin
tinggi
maupun HASIL- HASIL
dengan
Metode analisis data yang digunakan analisis regresi berganda, dengan menggunakan bantuan komputer Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0.
kecerdasan penyesuaian
interpersonal diri
terhadap
lawan jenis memiliki hubungan yang linier. b. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Multikolinearitas Hasil
1. Uji Prasyarat Analisis
uji
multikolinieritas
a. Uji Asumsi Dasar
menunjukkan nilai VIF 1,676 < 5. Hal
1) Uji Normalitas
ini berarti antara variabel body image
Hasil
uji
dengan
dan
Sample
terjadi multikolinearitas.
Kolmogorov Smirnov, diperoleh nilai
2) Uji Heteroskedastisitas
menggunakan
normalitas teknik
One
signifikansi untuk skala penyesuaian
kecerdasan
Grafik
interpersonal
uji
tidak
heterokedastisitas
diri terhadap lawan jenis 0,791; 0,646
menunjukkan titik-titik tidak membentuk
untuk skala body image; dan 0, 769
pola yang jelas serta menyebar di atas
untuk skala kecerdasan interpersonal.
dan bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal
Hal ini berarti data pada ketiga
ini
variabel,
heteroskedastisitas.
yaitu
penyesuaian
diri
terhadap lawan jenis, body image, dan kecerdasan
interpersonal
menunjukkan
Selain
itu,
tidak
dilakukan
terjadi
juga
uji
memiliki
menggunakan Spearman’s rho di mana
sebaran normal dan sampel penelitian
nilai signifikansi antara body image
dapat mewakili populasi.
dengan unstandardized residual sebesar 0,767 dan nilai signifikansi antara
127
FADHILLAH / HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DAN
kecerdasan
interpersonal
dengan
0,000 < 0,05; dan besarnya nilai
yaitu
unstandardized residual sebesar 0,630.
0,423. Hal ini berarti bahwa variabel
Dikarenakan keduanya > 0,05 maka
prediktor
t i dak
berpengaruh signifikan terhadap variabel
di t em ukan
adan ya
heteroskedastisitas.
(kecerdasan
interpersonal)
kriterium (penyesuaian diri terhadap lawan
3) Uji Otokorelasi
jenis). Arah hubungan yang ditunjukkan
Uji otokorelasi menunjukkan nilai DW
adalah positif. Semakin tinggi kecerdasan
hitung berada di antara du dan 4-du,
interpersonal
yakni 1,6985<2,000<2,3015. Hal ini
penyesuaian diri terhadap lawan jenis akan
berarti bahwa dalam penelitian ini tidak
semakin tinggi.
ada
masalah
otokorelasi
atau
yang
dimiliki,
maka
uji 3. Kontribusi
otokorelasi terpenuhi.
Nilai 2. Uji Hipotesis
koefisien
menghasilkan
Hasil analisis menunjukkan nilai Fhitung
angka
determinan 0,559,
atau
(R²) dapat
dikatakan bahwa kontribusi body image dan
53,175 > Ftabel 3,105; dengan nilai R sebesar
kecerdasan
0,747. Artinya variabel prediktor (body
penyesuaian diri terhadap lawan jenis sebesar
image dan kecerdasan interpersonal) secara
55,9%, dan selebihnya 44,1% dipengaruhi
bersama-sama
oleh faktor lain.
berpengaruh
signifikan
terhadap variabel kriterium (penyesuaian diri terhadap lawan jenis).
antara
terhadap
Berdasarkan perhitungan sumbangan relatif terhadap penyesuaian diri terhadap
Selanjutnya, nilai signifikansi untuk hubungan
interpersonal
body
image
dengan
lawan jenis, diperoleh hasil kontribusi body image
sebesar
51,69%,
sedangkan
penyesuaian diri terhadap lawan jenis adalah
kecerdasan interpersonal sebesar 48,31%.
0,000 < 0,05; dan besarnya nilai
yaitu
Berdasarkan perhitungan sumbangan efektif
0,443. Hal ini berarti bahwa variabel
terhadap penyesuaian diri terhadap lawan
prediktor (body image) berpengaruh secara
jenis, diperoleh hasil kontribusi body image
signifikan
kriterium
sebesar 28,9%, sedangkan untuk kecerdasan
(penyesuaian diri terhadap lawan jenis). Arah
interpersonal sebesar 27%. Hal ini berarti
hubungan yang ditunjukkan adalah bersifat
body image memberikan sumbangan relatif
positif. Semakin positif body image yang
dan efektif yang lebih besar daripada
dimiliki, maka semakin tinggi penyesuaian
kecerdasan
diri terhadap lawan jenis.
penyesuaian diri terhadap lawan jenis.
Nilai antara
terhadap
variabel
signifikansi
kecerdasan
untuk
interpersonal
interpersonal
terhadap
hubungan dengan
penyesuaian diri terhadap lawan jenis adalah 128
FADHILLAH / HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DAN
terhadap penyesuaian diri terhadap lawan jenis.
4. Analisis Deskriptif Hasil penyesuaian
kategorisasi
pada
skala Dengan nilai R sebesar 0,747 yang didapatkan
diri
lawan
jenis dari
terhadap
hasil
penghitungan,
hubungan
yang
menunjukkan bahwa 74,71% siswa kelas terbentuk antara body image dan kecerdasan VIII reguler SMP Negeri 9 Surakarta interpersonal dengan penyesuaian diri terhadap memiliki
kemampuan
penyesuaian
diri lawan masuk ke dalam kategori kuat.
terhadap lawan jenis yang tinggi. Hal
Body image dan kecerdasan interpersonal
tersebut berarti secara umum, siswa kelas bersama-sama mampu memberikan kontribusi VIII reguler SMP Negeri 9 Surakarta terhadap penyesuaian diri terhadap lawan jenis memiliki
kemampuan
penyesuaian
diri sebesar 55,9%. Hal tersebut didasarkan pada
terhadap lawan jenis yang tinggi.
hasil analisis determinasi yang menujukkan
Hasil kategorisasi pada skala body angka R square sebesar 0,559. Maka demikian, image menunjukkan bahwa 63,22% siswa sisanya 44,1% dipengaruhi oleh variabel atau kelas VIII reguler SMP Negeri 9 Surakarta faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian memiliki body image yang positif. Hal ini.
Faktor-faktor
lain
yang
mungkin
tersebut berarti secara umum, siswa kelas mempengaruhi penyesuaian diri terhadap lawan VIII reguler SMP Negeri 9 Surakarta jenis menurut Schneiders (1964) adalah kondisi memiliki body image yang positif. Hasil kecerdasan
fisik, perkembangan dan kematangan, keadaan
kategorisasi
pada
skala psikologis, serta kondisi lingkungan; sementara
interpersonal
menunjukkan menurut
Fatimah
(2006)
di
antaranya
bahwa 79,3% siswa kelas VIII reguler SMP pengalaman, faktor belajar, faktor lingkungan, Negeri 9 Surakarta
memiliki kecerdasan faktor budaya dan agama, dan lain sebagainya.
interpersonal yang tinggi. Hal tersebut berarti
Selanjutnya, hasil perhitungan sumbangan
secara umum, siswa kelas VIII reguler SMP relatif dan efektif tiap-tiap variabel prediktor Negeri 9 Surakarta
memiliki kecerdasan (body image dan kecerdasan interpersonal)
interpersonal yang tinggi.
terhadap variabel kriterium (penyesuaian diri terhadap lawan jenis), menunjukkan bahwa
PEMBAHASAN Hasil uji hipotesis menunjukkan adanya hubungan antara body image dan kecerdasan interpersonal dengan penyesuaian diri terhadap lawan jenis. Hasil tersebut ditunjukkan oleh nilai F-hitung hasil yang lebih besar dari nilai Ftabel, yaitu 53,175 > 3,105; p = 0,000 (p<0,05). Dengan kata lain, body image dan kecerdasan
body
image
lebih
dominan
dalam
mempengaruhi penyesuaian diri terhadap lawan jenis daripada kecerdasan interpersonal. Hasil sumbangan relatif untuk variabel body image adalah
51,69%,
adapun
untuk
variabel
kecerdasan interpersonal sebesar 48,31%. Selain itu, variabel body image memiliki sumbangan efektif sebesar 28,9% pada penyesuaian diri
interpersonal secara bersama-sama berpengaruh 129
FADHILLAH / HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DAN
terhadap lawan jenis, adapun untuk variabel Arah kecerdasan interpersonal sebesar 27%.
hubungan
yang
ditunjukkan
pada
hubungan variabel kecerdasan interpersonal
Uji hipotesis juga menunjukkan bahwa dengan penyesuaian diri terhadap lawan jenis hipotesis kedua dan ketiga diterima. Hal ini bersifat positif, karena nilai korelasi positif. berarti terdapat hubungan antara body image Oleh karena itu, semakin tinggi kecerdasan dengan penyesuaian diri terhadap lawan jenis interpersonal yang dimiliki, maka kemampuan dan hubungan antara kecerdasan interpersonal penyesuaian diri terhadap lawan jenis semakin dengan penyesuaian diri terhadap lawan jenis. tinggi. Hasil tersebut didasarkan pada nilai t-hitung untuk variabel body image 1,988
(
t-tabel);
nilai
Hasil tersebut sesuai dengan teori yang
sebesar 4,527 > dikemukakan oleh Haber dan Runyon (1984), signifikansi
0,000 yang
menyatakan
bahwa
salah
satu
ciri
(<0,005); dan koefisien korelasi parsial sebesar penyesuaian diri yang efektif adalah adanya 0,443. Nilai korelasi positif menunjukkan arah hubungan interpersonal yang baik. Hubungan hubungan yang ditunjukkan oleh variabel body interpersonal yang baik akan dapat tercipta image dengan penyesuaian diri terhadap lawan apabila
individu
jenis bersifat positif. Semakin tinggi atau positif interpersonal
yang
memiliki
kecerdasan
memadai.
Kecerdasan
body image yang dimiliki, maka kemampuan interpersonal merupakan kemampuan untuk penyesuaian diri terhadap lawan jenis yang memahami orang lain dan menjalin hubungan dimiliki semakin tinggi.
dengan
orang
lain.
Dengan
kemampuan
Pembuktian di atas sesuai dengan Dacey dan memahami lawan jenis dan menghadapi lawan Kenny (1997) yang menyatakan bahwa persepsi jenis, individu akan mampu menyelaraskan diri negatif remaja terhadap gambaran tubuhnya dengan lawan jenis dan menentukan sikap yang akan menghambat perkembangan kemampuan tepat dalam berinteraksi dengan lawan jenis. interpersonal
dan kemampuan membangun Sehingga,
semakin
tinggi
kecerdasan
hubungan yang positif dengan orang lain. interpersonal yang dimiliki, semakin tinggi pula Penyesuaian diri terhadap lawan jenis menuntut kemampuan penyesuaian diri terhadap lawan adanya
kemampuan
interpersonal,
apabila jenis.
remaja memiliki kemampuan interpersonal yang
Berdasarkan kategorisasi data deskriptif
rendah maka akan menghambat proses dalam yang dilakukan pada Skala Body Image, 63,22% melakukan penyesuaian diri terhadap lawan siswa kelas VIII reguler SMP Negeri 9 jenis, begitu juga sebaliknya.
Surakarta memperoleh hasil yang tinggi. Lebih
Selanjutnya, nilai t-hitung pada variabel lanjut, pada variabel kecerdasan interpersonal, kecerdasan interpersonal adalah sebesar 4,283 > diketahui bahwa 79,3% siswa kelas VIII reguler 1,988 (t-tabel); nilai signifikansi 0,000 (<0,005); SMP Negeri 9 Surakarta menunjukkan hasil dan koefisien korelasi parsial sebesar 0,423. yang tinggi. Untuk kategorisasi penyesuaian diri
130
FADHILLAH / HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DAN
terhadap lawan jenis, dapat diketahui bahwa
interaksi
74,71% siswa kelas VIII reguler SMP Negeri 9
menguntungkan serta bekerja sama guna
Surakarta masuk ke dalam kategori tinggi.
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dan
Berdasarkan pemaparan hasil analisis dan
heterogen
mencapai
yang
tujuan
saling
bersama
dengan
pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
memperhatikan dan mematuhi batasan norma
penelitian ini telah mampu menjawab hipotesis
dalam bergaul dengan lawan jenis.
mengenai hubungan antara body image dan
Sedangkan, untuk siswa yang memiliki
kecerdasan interpersonal dengan penyesuaian
kemampuan penyesuaian diri terhadap lawan
diri terhadap lawan jenis pada siswa kelas VIII
jenis dengan taraf sedang, diharapkan mampu
reguler SMP Negeri 9 Surakarta, baik secara
meningkatkan kemampuan penyesuaian dirinya
bersama-sama maupun parsial.
terhadap
lawan
jenis
sehingga
dapat
memperlancar interaksi dengan lawan jenis PENUTUP
maupun dalam bekerja sama dengan lawan
Kesimpulan pada penelitian ini adalah:
jenis.
a. Terdapat hubungan yang signifikan antara body image dan kecerdasan interpersonal dengan penyesuaian diri terhadap lawan jenis pada siswa kelas VIII reguler SMP Negeri 9 Surakarta. b. Terdapat signifikan
yang
body
positif
image
dan
dengan
penyesuaian diri terhadap lawan jenis pada siswa kelas VIII reguler SMP Negeri 9 Surakarta. c. Terdapat
agar memberikan pengetahuan
mengenai masa remaja yang dialami para siswa, salah satunya melalui mata pelajaran
sama dengan pihak-pihak yang berkompeten seperti psikolog atau unit layanan psikologi untuk melakukan pelatihan atau penyuluhan yang
berkaitan
dengan
kemampuan
penyesuaian diri terhadap lawan jenis, body hubungan
yang
positif
dan
signifikan antara kecerdasan interpersonal dengan penyesuaian diri terhadap lawan jenis pada siswa kelas VIII reguler SMP Negeri 9 Surakarta.
dilaksanakan, dapat disampaikan beberapa saran untuk siswa kelas VIII reguler SMP Negeri 9 Surakarta yang memiliki kemampuan penyesuaian diri terhadap lawan jenis tinggi, mampu
image, dan kecerdasan interpersonal. Peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian serupa atau penelitian dengan topik yang sama, diharapkan dapat memperhatikan faktor-faktor eksternal dan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
diharapkan
disarankan
bimbingan konseling serta melakukan kerja
hubungan antara
Untuk pihak SMP Negeri 9 Surakarta
menggunakan
internal
lain
yang
mempengaruhi
kemungkinan
penyesuaian
diri
dapat
terhadap
lawan jenis. Selain itu, juga diharapkan dapat memperluas
populasi
dan
memperbanyak
sampel agar ruang lingkup penelitian menjadi lebih luas, sehingga hasil penelitian lebih bisa
kemampuannya tersebut untuk melakukan 131
FADHILLAH / HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DAN
Sarah. 2008. Body Image: digeneralisasikan pada konteks yang lebih luas. Grogan, Understanding Body Dissatisfaction in Lebih lanjut, peneliti selanjutnya diharapkan Men, Women, and Children. Second mampu memodifikasi maupun Edition. New York: Psychology Press. menyempurnakan penelitian ini, sehingga bisa Gunarsa, Singgih D. 1991. Psikologi Remaja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. menambah ragam penelitian sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Haber, A., Runyon, R.P. 1984. Psychology of Adjustment. Illinois: Dorsey Press.
Ali,Mohammad dan Asrori, Mohammad. 2004. Havighurst, Robert J. 1984. Perkembangan Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Manusia dan Pendidikan. Bandung: CV Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara. Jemmars. Armstrong, Thomas. 2004. Menerapkan Hoerr , Thomas R. 2007. Buku Kerja Multiple Multiple Intelligence di Sekolah. Bandung: Intelligence. Bandung : Kaifa. Kaifa. Jones, Diane Carlson. 2001. Social Ata, Rheanna N., Ludden, Alison B., dan Lally, Comparisson and Body Image: Megan M. 2007. The Effects of Gender and Attractiveness Comparissons to Models and Family, Friend, and Media Influences on Peers Among Adolescent Girls and Boys. Eating Behaviors and Body Image During Sex Roles, 45, nos. 9/10. Adolescence. Journal Youth Adolescence, 36,1024-1037. Kartono, Kartini. 2000. Hygiene Mental. Bandung: Mandar Maju. Atwater, Eastwood. 1983. Psychology of Adjustment. Second Edition. New Jersey: Mission Australia. 2011. National Survey of Young Australians 2011. Sidney: Mission Prentice-Hall.Inc. Australia Azwar, Saifuddin. 2008. Pengantar Psikologi Monks, F.J., Knoers, A.M., dan Haditono, Siti Intelegensi. Jogjakarta: Pustaka Pelajar. R. 2004. Psikologi Perkembangan: Cash, Thomas F. dan Pruzinsky, Thomas. 2002. Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Body Image: A Handbook of Theory, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Research, and Clinical Practice. New York: The Guilford Press. Muijs, Daniel dan Reynolds, David. 2008. Effective Teaching: Teori dan Aplikasi. Dacey, J. dan Kenny, M. 1997. Adolescent Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Developmental. Second Edition. New York: McGraw-Hill Companies Inc. Papalia, D.E., Olds, S.W., dan Feldman, R.D. 2007. Human Development. Tenth Edition. Davison, E. Tanya dan McCabe, Marita P. New York: McGraw Hill Companies. 2006. Adolescent Body Image and Psychosocial Functioning. The Journal of Safaria, T. 2005. Interpersonal Intelligence: Social Psychology, 146(1), 15-30. Metode Pengembangan Kecerdasan Anak. Yogyakarta: Amara Books. Djiwandono, Sri Esti Wuryani. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo. Santrock,J.W.2003. Adolescene: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga. Fahmy, Musthofa. 1982. Penyesuaian Diri. Jakarta: Bulan Bintang. Schneiders, Alexander. A. 1964. Personal Adjustment and Mental Health. New York: Fatimah, Enung. 2006. Psikologi Rinehart and Winston. Perkembangan. Bandung: Pustaka Setia 132
FADHILLAH / HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DAN
Semiun, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1: Pandangan Umum Mengenai Penyesuaian Diri dan Kesehatan Mental Serta TeoriTeori yang Terkait. Yogyakarta: Kanisius.
Smolak, Linda dan Thompson, Kevin J. 2009. Body Image, Eating Disorders, and Obesity in Youth: Assesment, Prevention, and Treatment. Second Edition. Washington DC: American Psychological Association. Steinberg, Laurence. 1999. Adolescence. Fifth Edition. Boston: McGraw-Hill. Sunarto, B. dan Hartono, Agung. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta. Yusuf, Syamsu. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: P.T.Remaja Rosda Karya.
133