Hubungan Antara Bobot Potong Dengan Yield Grade ........................... Agung Gilang Pratama
HUBUNGAN ANTARA BOBOT POTONG DENGAN YIELD GRADE DOMBA (Ovis aries) GARUT JANTAN YEARLING Agung Gilang Pratama*, Siti Nurachma, dan Andiana Sarwestri Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun 2015 E-mail:
[email protected] ABSTRAK Penelitian mengenai Hubungan antara Bobot Potong dengan Yield Grade Domba Garut jantan Yearling, telah dilaksanakan selama 4 minggu yakni dari tanggal 22 Desember 2014 - 16 Januari 2015 yang bertempat di Baitul Assolihin Aqiqah, Gedebade Selatan, Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar bobot potong dan nilai yield grade Domba Garut jantan yearling dan mengetahui hubungan antara bobot potong dan yield grade Domba Garut jantan yearling. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey terhadap Domba Garut jantan yang akan dipotong. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Ternak yang digunakan sebagai objek dalam penelitian adalah 30 ekor Domba Garut jantan yearling. Hasil penelitian menunjukan bahwa rataan bobot potong Domba Garut jantan yearling sebesar 33,009 ± 5,154 kg sedangkan rataan nilai yield grade pada Domba Garut jantan yearling adalah sebesar 3,180 ± 0,332. Koefisien korelasi (r = -0,294), koefisien determinasi (r2 = 0,086). Kata kunci : Domba Garut Jantan Yearling, Bobot Potong, Yield Grade CORRELATION BETWEEN SLAUGHTER WEIGHT WITH YIELD GRADE OF GARUT SHEEP ( Ovis Aries) YEARLING RAMS ABSTRACT The objective of this research was to know the slaughter weight and value of carcass yield grade of Garut Sheep yearling rams and their correlation, was conducted during 4 weeks on 22 December 2014 - 16 January 2015 located in Baitul Assolihin Aqiqah, South Gedebage, Bandung. The research was to know the slaughter weight and value of carcass yield grade of Garut Sheep yearling rams and their correlation. A survey method was used for this research at slaughter house, while purposive sampling was used for data collection from about 30 heads of Garut Sheep yearling rams. The results showed that the average slaughter weight was 34,064 ± 5,319 kg, carcass yield grade 3,180 ± 0,332 and coefficient correlation (r = -0,294), coefficient determination (r2 = 0,086). Keyword : Garut Sheep Yearling Rams, Slaughter Weight, Yield Grade 1.
PENDAHULUAN Domba Garut merupakan salah satu komoditas Sumber Daya Genetik Ternak (SDGT) ruminansia kecil yang tersebar diseluruh wilayah Propinsi Jawa Barat. Populasinya semakin meningkat dari tahun ke tahun, dikarenakan prospek budidaya ternak Domba Garut sangat diminati oleh peternak di Indonesia terutama masyarakat Jawa Barat.
Hubungan Antara Bobot Potong Dengan Yield Grade ........................... Agung Gilang Pratama
Jenis-jenis domba yang dominan dibudidayakan oleh peternakan rakyat di Jawa Barat yaitu Domba Ekor Tipis, Domba Ekor Gemuk (Domba Gibas), Domba Priangan dan Domba Garut. Domba Garut merupakan domba asli yang telah ada di Kabupaten Garut sesuai dengan keyakinan para kalangan Domba Garut khususnya dari daerah Cibuluh, Cikeris, dan Cikandang di Kecamatan Cikajang serta Kecamatan Wanaraja yang memang dikenal sebagai daerah penyedia domba unggul (Heriyadi, 2011). Pemeliharaannya mudah, tidak memerlukan lahan yang luas, cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar (adaptabel) dan dapat beranak lebih dari satu ekor dalam satu siklus kelahiran (prolific), hal tersebut menjadi bagian dari keunggulan Domba Garut. Domba Garut memiliki kombinasi ciri yang khas dan tidak dimiliki oleh jenis domba lain, yaitu memiliki kombinasi kuping rumpung (< 4 cm) atau ngadaun hiris (4 – 8 cm) dengan ekor ngabuntut beurit atau ngabuntut bagong (SNI: 7532 : 2009; ICS : 65.020.30). Daging merupakan bagian dari karkas suatu ternak. Kualitas karkas dan daging dipengaruhi oleh beberapa faktor sebelum dan sesudah pemotongan. Faktor sebelum pemotongan meliputi genetik, spesies, bangsa, tipe ternak, jenis kelamin, dan umur dan dalam kondisi pemasaran dapat diartikan sebagai nilai karkas. Faktor yang menentukan nilai karkas yaitu berat karkas, jumlah daging dan kualitas daging yang dihasilkan dan dikelompokan berdasarkan jenis kelamin, umur ternak dan jumlah lemak intramuscular. Bobot karkas bergantung kepada bobot badan dan erat hubungannya dengan komposisi karkas yang merupakan parameter untuk menentukan nilai jual domba tipe pedaging. Produksi daging yang dihasilkan seekor ternak berhubungan dengan besarnya bobot badan, persentase karkas serta kualitas hasil (yield grade) yang diperoleh ternak berdasarkan bobot potong, umur dan jenis kelamin. Bobot potong adalah bobot ternak sesaat sebelum ternak disembelih yang berpengaruh terhadap bobot karkas. Setiap kenaikan bobot potong akan diikuti dengan kenaikan persentase karkas. Domba di pasar komersil dijual berdasarkan umur dan terbagi menjadi lamb, yearling dan mutton. Lamb adalah domba yang berumur dibawah 12 bulan, yearling adalah domba yang berumur 12-24 bulan sedangkan mutton yaitu domba yang berumur di atas 24 bulan. Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang menentukan untuk memperoleh kualitas karkas yang dihasilkan. Persentase karkas Domba Garut jantan pada umumnya lebih baik dari pada Domba Garut betina, dikarenakan lebih sedikit lemak serta pada masa pertumbuhannya bagian otot dan tulang cepat berkembang, sehingga ukurannya lebih besar.Nilai yield grade dapat diperoleh dengan mengukur tebal lemak punggung, persentase berat lemak ginjal pelvic dan nilai skor konformasi paha. Nilai tersebut diperoleh dengan mengkonversikan persentase karkas yang telah diperoleh kedalam tabel nilai skor konformasi paha. Hasil pengukuran tersebut dimasukan kedalam persamaan sehingga memperoleh nilai yield grade.
Hubungan Antara Bobot Potong Dengan Yield Grade ........................... Agung Gilang Pratama
2.
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
Objek Penelitian Menggunakan Domba Garut pedaging jantan dengan umur seragam yaitu 12-24 bulan (yearling). Jumlah domba yang dijadikan sampel sebanyak 30 ekor. Diperoleh dari rumah potong hewan Baitul Assolihin Aqiqah Bandung. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey terhadap Domba Garut jantan yang akan dipotong. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu penarikan sampel yang didasarkan pada berbagai pertimbangan. Sampel dipilih Domba Garut jantan umur 1-2 tahun. Variabel yang Diteliti Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah nilai yield grade Domba Garut jantan yearling, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah bobot potong Analisis Statistik Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi pearson product moment, teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel antara bobot potong (X) dengan nilai yield grade (Y) bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio. 3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bobot Potong Data hasil penelitian pada bobot potong diperoleh hasil berkisar antara 23,31540,021 kg dari berbagai umur domba 12-24 bulan, rata-ratanya 33,009 kg dan simpangan baku 5,154 kg. Tabel 1. Uraian Data Bobot Potong Domba Garut Jantan Yearling Uraian Hasil Penelitian Bobot Potong (kg) Maksimal 40,021 Minimal 23,315 Rata-rata 33,009 Simpangan Baku 5,154 Kenaikan bobot potong Domba Garut jantan yearling akan mempengaruhi bobot karkas dan persentase karkas, semakin besar bobot potong maka akan semakin besar bobot karkas dan persentase karkasnya, tetapi kenaikan bobot karkas tidak selalu diikuti dengan kenaikan bobot daging jika jumlah lemak subkutan meningkat. Pertumbuhan dan perkembangan dari bagian-bagian kompenen tubuh ternak, seperti tulang, otot dan lemak berhubungan pula dengan meningkatnya bobot potong. Data hasil penelitian Domba Garut jantan yearling dengan bobot potong 23,31540,021 kg diperoleh bobot karkas sebesar 11,16-18,15 kg. Data tersebut menunjukan bahwa peningkatan bobot potong menyebabkan perubahan pada bobot karkas, semakin meningkatnya bobot potong maka akan diikuti dengan meningkatnya bobot karkas, karena komponen tubuh yang merupakan bagian dari karkas, akan meningkat seiring bertambahnya bobot ternak. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Soeparno (2005) bobot
Hubungan Antara Bobot Potong Dengan Yield Grade ........................... Agung Gilang Pratama
hidup ternak berkorelasi positif dengan bobot karkas dan setiap peningkatan bobot hidup selalu diikuti dengan kenaikan bobot karkas. Yield Grade Tabel 2. Uraian Data Nilai Yield Grade Data hasil penelitian diperoleh nilai yield grade berkisar antara 2,7-3,9 rata-rata 3,180 dan simpangan baku 0,332. Uraian Hasil Penelitian Yield Grade Maksimal 3,9 Minimal 2,7 Rata-rata 3,180 Simpangan Baku 0,332 Berdasarkan keseluruhan data penelitian yang diperoleh, Domba Garut jantan yearling dengan bobot potong 23,315-40,021 kg memperoleh angka yield grade 2,7-3,9. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa peningkatan bobot potong menyebabkan perubahan pada nilai yield grade, semakin tinggi bobot potong angka yield grade semakin baik, karena penurunan persentase lemak pelvik dan lemak ginjal serta ketebalan lemak punggung. Menurut Subekti (2007) ketebalan lemak dan angka yield grade pada domba jantan berbeda tidak nyata antara tingkat bobot potong, sedangkan pada domba betina, terjadi perbedaan yang nyata baik ketebalan lemak, persentase lemak pelvik dan lemak ginjal maupun angka yield grade antara tingkat bobot potong, jadi angka yield grade lebih dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin jika dibanding dengan pengaruh bobot potong. Nilai yield grade yang diperoleh jika dikonversikan ke dalam Tabel 3 menghasilkan daging tanpa tulang (retail cut) berkisar antara 48,8- 47,3%. Hubungan antara Bobot Potong (X) dengan Nilai Yield Grade (Y) Domba Garut Jantan Yearling Data hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap hubungan antara bobot potong dengan nilai yield grade Domba Garut jantan yearling (umur 12-24 bulan) tersaji pada Lampiran 1. Data tersebut diperoleh rata-tata bobot potong (X) 33,009 kg, simpangan baku 5,154 kg dan rata-rata nilai yield grade (Y) 3,180 simpangan baku 0,332. Data hasil penelitian diuji menggunakan analisis korelasi pearson, hasil analisis tersebut diperoleh nilai (r) sebesar -0,294, koefisien determinasi (r2) keeratan hubungan kedua variabel sebesar 0,086 dan uji signifikansi koefisien korelasi dengan thitung dk n-2 α 0,05 sebesar 1,703.
Hubungan Antara Bobot Potong Dengan Yield Grade ........................... Agung Gilang Pratama
Hubungan antara bobot potong (X) dengan yield grade (Y) disajikan pada Tabel 11 dibawah ini. Tabel 3. Hubungan antara Bobot Potong (X) dan Yield Grade (Y) Domba Garut Jantan Yearling Uraian Hasil Penelitian Bobot Potong (X) Rata-rata (kg) 33,009 Simpangan Baku 5,154 Yield Grade (Y) Rata-rata 3,180 Simpangan Baku 0,332 -0,294 Korelasi Pearson 0,086 Koefisien Determinasi (𝑟 2 ) Uji Signifikansi thitung -1,703 Nilai analisis korelasi Pearson yaitu sebesar -0,294 artinya bahwa hubungan antara bobot potong dengan yield grade bernilai negatif, semakin meningkatnya bobot potong akan diikuti dengan menurunnya nilai yield grade dengan tingkat hubungan interprestasi yang sangat rendah yaitu berkisar antara 0,00-0,199 terhadap nilai Koefisien Determinasi (r2) 0,086. Nilai Koefisien Determinasi (𝑟 2 ) antara bobot potong (X) dengan nilai yield grade (Y) yaitu sebesar 0,086, artinya variabel X dapat menjelaskan variabel Y sebesar 8,6% dan sisanya 91,4% dijelaskan oleh variabel lain. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas hasil pada suatu karkas yaitu bobot dan isi saluran pencernaan, bobot kulit dan bulu, serta kondisi domba gemuk atau kurus, serta perlemakkan yang dimiliki setiap ternak. Kondisi domba akan dipengaruhi oleh riwayat perkembangannya, kekurangan nutrisi dapat mempengaruhi tumbuh kembang tubuh domba, sesuai dengan pendapat Anggorodi (1994) kekurangan zat makanan memperlambat puncak pertumbuhan urat daging dan memperlambat laju penimbunan lemak, sedangkan pemberian makanan yang sempurna mempercepatnya. Uji Signifikansi koefisien korelasi Pearson Product Moment dengan thitung yaitu sebesar -1,703 dengan nilai ttabel (db n-2 = 28) (α = 0,05) sebesar 2,048, artinya thitung < ttabel, maka H0 diterima, dengan tingkat kepercayaan 95% hubungan antara variabel bobot potong (X) dengan variabel nilai yield grade (Y) tidak signifikan artinya kedua variabel (X) dan variabel (Y) tidak mempunyai hubungan atau sangat rendah. 4.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pada Domba Garut jantan yearling rataan bobot potong sebesar 33,009 ± 5,154 kg dan rataan nilai yield grade sebesar 3,180 ± 0,332. Uji korelasi menunjukan terdapat hubungan yang negatif antara bobot potong dengan nilai yield grade Domba Garut jantan yearling, semakin tinggi bobot potong maka semakin menurun nilai yield grade. Analisis korelasi pearson antara hubungan bobot potong dengan nilai yield grade (r = -0,29) koefisien determinasi (r2 = 0,086) dan uji signifikan koefisien korelasi (T < 0,05).
Hubungan Antara Bobot Potong Dengan Yield Grade ........................... Agung Gilang Pratama
5.
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. Cetakan Kelima. PT. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta. 208, 210. Heriyadi, D. 2011. Pernak-Pernik dan Senarai Domba Garut. Unpad Press. Bandung. Subekti, E. 2007. Pengaruh Jenis Kelamin dan Bobot Potong Terhadap Kinerja Produksi Daging Domba Lokal. Mediagro. Vol. 3. No. 1. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Wahid Hasyim. 59-66. Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Cetakan Keempat. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 35, 43, 131-134, 324-330.