HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN KELELAHAN KERJA PADA BURUH ANGKUT DI PASAR SERASI KOTA KOTAMOBAGU Claudia Lendeon*, Odi R. Pinontoan*, Paul A. T. Kawatu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Setiap tempat kerja dan jenis pekerjaan dapat menimbulkan kelelahan kerja pada pekerja, hal ini dapat menyebabkan menurunnya kinerja dan bertambahnya kesalahan kerja, sehingga memberikan peluang terjadinya kecelakaan kerja dalam industri. Kelelahan dapat berdampak negatif terhadap kinerja produktivitas tenaga kerja yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Survei awal yang dilakukan di Pasar Serasi Kota Kotamobagu, para buruh angkut menggunakan tubuh mereka sebagai alat angkut seperti mengangkat, memikul dan menjinjing karung yang berat serta mendorong gerobak dengan beban yang berat. Beberapa buruh dengan beban angkat yang berat cenderung mengeluh merasakan lelah. Selain beban kerja, status gizi dan kebisingan juga berpengaruh terhadap kelelahan. Penelitian ini menggunakan metode survei observasional dengan pendekatan Cross Sectional (potong lintang). Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Serasi Kota Kotamobagu pada bulan Mei – Juni 2017. Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu Quota Sampling dengan jumlah sampel sebesar 40 responden. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu stopwatch, timbangan, meteran, reaction timer, sounlevel meter. Analisis bivariat menggunakan uji rank spearman (α=0,05%). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara beban kerja (p value=0,003) (r = 0,462) dan status gizi ( p value = 0,049) (r=0,314) dengan kelelahan kerja. Kata Kunci: Kelelahan Kerja, Beban Kerja, Status Gizi ABSTRACT Each workplace and type of work can cause fatigue on workers, this may lead to decreased performance and increased work errors, thus giving opportunities for workplace accidents in the industry. Fatigue can have a negative impact on performance of labor productivity that can lead to workplace accidents. Initial surveys conducted in Serasi Market Kotamobagu City, transport workers use their bodies as conveyances such as lifting, transporting and carrying heavy sacks and pushing carts with heavy loads. Some workers with heavy lifting weights tend to complain of feeling tired. In addition to workload, nutritional status and noise also affects fatigue. This study used observational survey method with cross sectional approach. The research was conducted in Serasi Market Kotamobagu City in May-June 2017. The sampling method used namely Quota sampling with a total sample of 40 respondents. The research instrument used namely stopwatch, scales, meters, reaction timers, sounlevel meters. The bivariate analysis used Spearman rank test (α = 0.05%). The results of the study showed that there was a relationship between workload (p value = 0.003) (r = 0.462) and nutritional status (p value = 0.049) (r = 0.314) with fatigue. Keywords: Fatigue, Workload, Nutritional Status
1
PENDAHULUAN
Indonesia tahun 2012 di Indonesia setiap
Setiap tempat kerja dan jenis pekerjaan
hari rata-rata terjadi 847 kecelakaan
dapat menimbulkan kelelahan kerja pada
kerja, 36% disebabkan kelelahan yang
pekerja, hal ini dapat menyebabkan
cukup tinggi. Lebih kurang 18% atau
menurunnya kinerja dan bertambahnya
152 orang mengalami
kesalahan kerja, sehingga memberikan
kecelakaan
peluang terjadinya kecelakaan kerja
dikeluarkan oleh Dewan Keselamatan
dalam industri (Efifana dalam Pranoto,
dan Kesehatan Kerja Nasional di sektor
2014).
oleh
listrik PLN (Perusahaan Listrik Negara)
ketidak ergonomisnya antara kondisi
tahun 2010 mencatat terjadi 1458 kasus
sarana, prasarana dan lingkungan kerja
kecelakaan dan salah satu penyebab
yang merupakan faktor dominan bagi
adalah faktor kurangnya konsentrasi
menurun atau rendahnya produktivitas
pekerja karena kelelahan (Wicaksono,
tenaga kerja (Budiono dkk, 2016).
2014).
Kelelahan
diakibatkan
dari
cacat. Data
sumber
yang
Kelelahan dapat berdampak negatif
Survei awal yang dilakukan di
terhadap kinerja produktivitas tenaga
Pasar Serasi Kota Kotamobagu, Pasar
kerja
Serasi merupakan pusatnya pasar di
yang
dapat
menyebabkan
kecelakaan kerja.
Kota
Berdasarkan data Internasional
Kotamobagu
yang
beroperasi
setiap hari dari jam 4 pagi sampai jam 6
Labour Organisation (ILO) tahun 2010
sore.
menyebutkan
tahun
wawancara yang dilakukan peneliti,
sebanyak dua juta pekerja meninggal
buruh angkut yang bekerja di Pasar
dunia karena kecelakaan kerja yang
Serasi
disebabkan
kelelahan.
berjumlah kurang lebih 50 orang setiap
Penelitian tersebut menyatakan dari
harinya melakukan pekerjaan di pasar
58115 sampel, 32,8% diantaranya atau
seperti mengangkat beban barang yang
sekitar
menderita
berat seperti karung yang berisi sayur,
kelelahan. Hasil survei di negara maju
buah dan sebagainya. Para buruh angkut
bahwa 10-50% penduduk mengalami
tersebut menggunakan tubuh mereka
kelelahan. Prevalensi kelelahan sekitar
sebagai alat angkut seperti mengangkat,
20%
datang
memikul dan menjinjing karung yang
kesehatan
berat serta mendorong gerobak dengan
(Silaban dalam Wicaksono, 2014). Data
beban yang berat. Beberapa buruh
mengenai
dengan
hampir
oleh
18828
diantara
membutuhkan
setiap
faktor
sampel
pasien
yang
pelayanan
kecelakaan
kerja
yang
diterbitkan oleh Kepolisian Republik
Berdasarkan
Kota
beban
pengamatan
Kotamobagu
angkat
yang
dan
yang
berat
cenderung mengeluh merasakan lelah.
2
No. Selain beban kerja, status gizi dan 1. 2. 3.
kebisingan juga berpengaruh terhadap kelelahan. Berdasarkan uraian latar belakang
Dari
Masa Kerja n % (Tahun) 9 22,5 6 – 10 11 27,5 20 50,0 Total 40 100,0 data tersebut di dapatkan hasil
tersebut, maka peneliti tertarik untuk
responden dengan rentang usia 26 – 35
melakukan penelitian tentang hubungan
tahun ada 14 orang (35,0%), rentang
antara beban kerja dan status gizi
usia 36 – 45 tahun sebanyak 13 orang
dengan kelelahan kerja pada buruh
(32,5%), rentang usia 46 – 55 tahun
angkut
sebanyak 7 orang (17,5%), dan rentang
di
Pasar
Serasi
Kota
Kotamobagu.
usia 56 – 65 tahun sebanyak 6 orang (15,0%). Berdasarkan hasil penelitian
METODE PENELITIAN
dapat
diketahui
umur
seseorang
Penelitian ini menggunakan metode
berbanding langsung dengan kapasitas
observasional
fisik sampai batas tertentu dan mencapai
analitik
dengan
pendekatan Cross Sectional (potong lintang).
Penelitian
dilaksanakan
puncaknya
di
pada
umur
25
tahun
sedangkan pada umur 50-60 tahun
Pasar Serasi Kota Kotamobagu pada
kekuatan
bulan Mei – Juni 2017. Populasi dalam
otot
menurun
25%,
kemampuan sensoris menurun 60%
penelitian ini adalah seluruh buruh
dengan bertambahnya umur akan di ikuti
angkut
penurunan
di
pasar
Serasi
Kota
O2
maksimal,
tajam
Kotamobagu. Adapun teknik sampling
penglihatan dan kecepatan membedakan
yang
sesuatu,
akan
digunakan
yaitu
quota
membuat
keputusan
dan
sampling. Sampel yang akan digunakan
kemampuan mengiangat jangka pendek,
dalam
maka dari itu pengaruh umur harus
penelitian
ini
sebanyak
40
responden.
dijadikan memberikan
pertimbangan pekerjaan
dalam seseorang
HASIL DAN PEMBAHASAN
(Tarwaka, 2015). Tenaga kerja berumur
Karakteristik Responden
40-50 tahun akan lebih cepat mengalami kelelahan dibandingkan dengan tenaga
No. 1. 2. 3. 4.
Usia (Tahun) n % 26 – 35 14 35,0 36 – 45 13 32,5 46 – 55 7 17,5 56 – 65 6 15,0 Total 40 100,0 Tabel 1. Distribusi Usia Responden
kerja yang relatif lebih muda. Selain itu, penurunan kekuatan otot pada tenga kerja berumur tua akan menyebabkan kelelahan otot akibat dari terjadinya akumulasi asam laktat dalam otot. (Setyawati, 2010).
3
pekerja (50,0%), dan beban kerja sangat Tabel 2. Distribusi Masa Kerja Hasil
dari
berat sebanyak 5 pekerja (12,5%).
penelitian
ini
Dalam bekerja, para buruh angkut
menunjukkan responden dengan rentang
menggunakan alat bantu yaitu gerobak.
masa kerja
tahun sebanyak 9 orang
Walaupun menggunakan alat bantu,
(22,5%), rentang masa kerja 6 – 10
dalam proses mengangkut barang para
tahun 11 orang (27,5%), dan rentang
buruh angkut harus menarik/ mendorong
masa kerja
gerobak
tahun 20 orang
dari
tempat
agen
untuk
mengambil barang dan berjalan dengan
(50,0%). penelitian
menarik/ mendorong gerobak dengan
seseorang dengan masa kerja yang
beban yang berat ke dalam pasar
semakin
kemudian
Berdasarkan
lama
hasil
akan
menyebabkan
mengangkat
barang
dan
tingginya tingkat kelelahan, karena hal
dipindahkan ke tempat penjual – penjual
ini akan menimbulkan perasaan jenuh
yang ada di dalam pasar. Beratnya beban
akibat kerja yang monoton dan akan
kerja yang di alami oleh buruh angkut
berpengaruh terhadap tingkat kelelahan
ini disebabkan oleh kegiatan angkat –
yang dialami (Setyawati,2010).
angkut tersebut. Selain itu hal ini diakibatkan
karena
pengaruh
fisik
Analisis Univariat
responden dan terkadang responden
Tabel 3. Beban Kerja Buruh Angkut di
sebelum berangkat kerja mereka telah melakukan kerja fisik dirumah. Beban
No. 1. 2. 3. 4.
Hasil
Beban Kerja N % Ringan 1 2,5 Sedang 14 35,0 Berat 20 50,0 Sangat Berat 5 12,5 Total 40 100,0 Pasar Serasi Kota Kotamobagu
penelitian
beban kerja
tersebut
berupa
beban
fisik
maupun mental.
Tabel 4. Status Gizi Buruh Angkut di Pasar No. 1. 2. 3. 4.
yang
dilakukan terhadap buruh angkut di pasar serasi Kota Kotamobagu dapat diketahui bahwa pekerja dengan beban kerja ringan yaitu
dapat
Serasi
Status Gizi Kurus Normal Berat badan lebih Obesitas Total Kotamobagu
Kota n 2 24 10 4 40
% 5,0 60,0 25,0 10,0 100,0
1 pekerja (2,5%),
beban kerja sedang sebanyak 14 pekerja
Hasil penelitian status gizi yang
(35,0 %), beban kerja berat sebanyak 20
dilakukan terhadap buruh angkut di pasar serasi Kota Kotamobagu di dapat
4
hasil status gizi dengan kategori kurus
tersebut masih di bawah NAB yaitu
sebanyak 2 pekerja (5,0%), status gizi
untuk intensitas kebisingan yang bekerja
normal sebanyak 24 pekerja (60,0%),
selama 8 jam per hari atau 40 jam
status gizi dengan berat badan lebih
perminggu
sebanyak
Batas (NAB) 85 dBA.
10
pekerja
(25,0%)
dan
memiliki
Nilai
Ambang
kategori obesitas sebanyak 4 pekerja (10,0%).
Tabel 6. Kelelahan Kerja Buruh Angkut
Hal ini disebabkan karena buruh
di
Pasar
Serasi
Kota
angkut yang berstatus gizi baik di pasar Serasi
Kota
Kotamobagu
No. 1. 2. 3. 4.
dalam
mengkonsumsi makanan sesuai dengan kebutuhan energi yang mereka butuhkan untuk
bekerja
dan
memiliki
pola/kebiasaan hidup yang sehat.
Tabel 5. Kebisingan
Lingkungan
Kelelahan Kerja Normal Ringan Sedang Berat Jumlah Total Kotamobagu
Pengukuran
di
n 1 12 18 9 40
% 2,5 30,0 45,0 22,5 100,0
kelelahan
kerja
pada buruh angkut di pasar serasi kota Intensitas RataKebisingan Rata (dBA) (dBA) Titik I 69,2 Titik II 71,6 Titik III 70,2 62,46 Titik IV 52,9 Titik V 48,4 Pasar Serasi Kota Kotamobagu
Kotamobagu di dapatkan hasil yaitu 1
Pengukuran
yang
kelelahan sedang, dan 9 pekerja (22,5%)
Kota
mengalami kelelahan berat. Kelelahan
hasil
biasanya terjadi pada akhir jam kerja
kebisingan terendah yaitu 52,9 dBA dan
yang disebabkan oleh berbagai faktor
yang tertinggi 71,6 dBA serta nilai rata –
seperti monotoni, kerja otot statis, alat
rata kebisingan lingkungan yang di
dan sarana kerja yang tidak
dapat sebesar 62,46 dBA.
dengan
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Lokasi Pengukuran
dilakukan Kotamobagu
di
kebisingan
pasar di
Serasi
dapatkan
pekerja (normal) sebanyak
tidak
mengalami
dengan 12
kelelahan
persentase pekerja
2,5%,
mengalami
kelelahan ringan dengan persentase 30,0%, 18 pekerja (45,0%) mengalami
antropometri
sesuai
pemakaiannya,
Berdasarkan Peraturan Menteri
stasiun kerja yang tidak ergonomis,
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
sikap paksa, dan pengaturan waktu
Per.13/Men/X/2011 Tahun 2011 tentang
kerja-istirahat
Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan
(Tarwaka,2015).
Faktor Kimia Di Tempat Kerja, nilai
5
yang
tidak
tepat
1. Hubungan antara beban kerja dengan
Analisis Bivariat
kelelahan kerja Tabel 7. Hubungan antara Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja Buruh Angkut di Pasar Kelelahan Kerja Beban Kerja Normal Ringan Ringan 0 0 Sedang 0 10 Berat 1 2 Sangat berat 0 0 Total 1 12 Serasi Kota Kotamobagu
Sedang 0 3 13 2 18
Berat 1 1 4 3 9
Total
r
ρ
1 14 20 5 40
0,462
0,003
Berdasarkan hasil perhitungan hubungan
rendah
beban kerja dengan kelelahan kerja pada
kelelahan kerja pada karyawan bagian
buruh angkut di pasar Serasi Kota
cutting PT. DAN LIRIS Banaran,
Kotamobagu
dengan
perhitungan
Sukoharjo. Penelitian yang dilakukan
menggunakan
uji
Spearman
oleh Jannah di dapat kelelahan kerja
dengan bantuan program Statistical
terbanyak yang di alami oleh pekerja
Product For Service Solution (SPSS)
adalah pada kategori kelelahan kerja
versi 22 diperoleh nilai ρ value sebesar
sedang yaitu 21 responden (65,6%)
0,003 dimana nilai tersebut <0,05
sama halnya dengan penelitian yang
artinya
yang
dilakukan peneliti pada buruh angkut di
signifikan dan di dapatkan besarnya
Pasar Serasi Kota Kotamobagu di dapat
koefisien korelasi sebesar 0,462 yang
kelelahan kerja terbanyak terdapat pada
masuk dalam rentang antara 0,40-0,599
kategori kelelahan kerja sedang dan
yang
pengukuran beban kerja yang dilakukan
memiliki
merupakan
Rank
hubungan
kategori
tingkat
antara beban
hubungan sedang. Adapun hubungan
juga
sama
yaitu
antara beban kerja dengan kelelahan
pengukuran denyut nadi.
kerja
dengan
menggunakan
kerja merupakan hubungan yang searah.
Selain itu diperkuat juga dengan
Hasil ini sejalan dengan penelitian
penelitian yang dilakukan oleh Pajow,
Jannah (2014) yaitu diperoleh ρ value
dkk (2016) yaitu terdapat hubungan
sebesar 0,033 < ρ (0,05), dan nilai r
antara beban kerja dengan kelelahan
sebesar 0,361 dimana nilai berada antara
kerja pada pekerja PT. Timur Laut Jaya
range 0,20-0,399 yang berarti ada
Manado
tingkat hubungan yang rendah. Sehingga
menunjukan ρ =0,026 (α<0,05), yang
dapat
dalam
berarti terdapat hubungan antara beban
penelitian ini terdapat hubungan secara
kerja dengan kelelahan kerja pada PT.
signifikan dan tingkat hubungan yang
Timur Laut Jaya Manado.
disimpulkan
bahwa
6
dengan
hasil
uji
analisis
2. Hubungan antara status gizi dengan kelelahan
kerja
Tabel 8. Hubungan antara Status Gizi dengan Kelelahan Kerja Buruh Angkut di Pasar Serasi Kota Kotamobagu Status Gizi Kurus Normal Berat badan lebih Obesitas Total Hasil dari
Kelelahan Kerja Normal Ringan 0 1 1 9 0 2 0 0 1 12 analisis bivariat
Sedang 1 9 7 1 18 Hal
Berat 0 5 1 3 9 ini juga
ρ
r
2 24 10 0,314 0,049 4 40 diperkuat dengan
hubungan status gizi dengan kelelahan
penelitian
kerja pada buruh angkut di pasar Serasi
(2014) bahwa terdapat hubungan antara
Kota Kotamobagu diperoleh ρ value
status gizi dengan kelelahan kerja pada
0,049 dan koefisien korelasi (r) = 0,314.
tenaga kerja bagian weaving di PT.
Dimana nilai ρ value <0,05 artinya
Iskandar dengan (ρ value) sebesar 0,000
memiliki hubungan yang signifikan dan
< 0,05. Hal ini berarti Ho ditolak yang
merupakan tingat hubungan yang rendah
artinya ada hubungan antara status gizi
karena
dengan kelelahan kerja dengan tingkat
koefisien
korelasi
termasuk
dalam rentang antara 0,30-0,499.
yang
Total
dilakukan
Pranoto
korelasi (r) sebesar 0,614 (kuat) pada
Hal ini sejalan dengan penelitian
tenaga kerja bagian weaving di PT.
yang dilakukan oleh Herliani (2012)
Iskandar
yaitu berdasarkan uji statistik Regresi
Surakarta.
Indah
Printing
Textile
Linier Sederhana diperoleh nilai ρ value = 0,039 sehingga Ho ditolak yang berarti
KESIMPULAN
terdapat
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
hubungan
yang
signifikan
antara status gizi dengan kelelahan kerja
disimpulkan bahwa:
pada
pembuatan
1. Gambaran beban kerja yang dialami
gamelan di daerah Wirun Sukoharjo.
oleh buruh angkut di pasar Serasi
Tingkat kekuatan korelasi pada nilai
Kota Kotamobagu yaitu beban kerja
koefisien korelasi menunjukkan bahwa
paling
terdapat hubungan yang lemah antar
responden terdapat pada kategori
variabel dengan nilai r = 0,378 dan nilai
beban kerja berat.
pekerja
industri
koefisien determinasi 0,112 yang berarti bahwa
status
gizi
banyak
di
alami
oleh
2. Gambaran status gizi buruh angkut di
mempengaruhi
pasar Serasi Kota Kotamobagu di
kelelahan kerja sebesar 11,2%.
7
dapat hasil status gizi terbanyak
oleh masing – masing pekerja dan
terdapat pada kategori normal (baik).
sesuai dengan jenis pekerjaannya.
3. Gambaran kebisingan yang dilakukan
c. Menerapkan polahidup sehat bagi
di pasar Serasi Kota Kotamobagu di
para pekerja agar mempunyai
dapatkan hasil kebisingan masih
stamina
dibawah nilai ambang batas.
bekerja.
4. Gambaran
kelelahan
kerja
yang
yang
tinggi
d. Menambah jam istirahat atau
dialami oleh oleh buruh angkut di
waktu
pasar Serasi Kota Kotamobagu di
istirahat
dapat yaitu kelelahan kerja yang
menghindari
paling
kerja yang berlebih.
banyak
di
alami
untuk
oleh
responden terdapat pada kategori
kerja
diselingi pendek
dengan untuk
kelelahan
akibat
e. Apabila tenaga kerja sudah mulai
kelelahan kerja sedang.
merasakan kelelahan sebaiknya
5. Terdapat hubungan antara beban
melakukan peregangan otot untuk
kerja dengan kelelahan kerja pada
menghindari
buruh angkut di pasar Serasi Kota
berlanjut
Kotamobagu.
ketegangan di otot.
6. Terdapat hubungan antara status gizi
kelelahan dan
yang
mengurangi
2. Bagi pemerintah:
dengan kelelahan kerja pada buruh
Sebaiknya
angkut
memperhatikan kesehatan dari para
di
pasar
Serasi
Kota
Kotamobagu.
pekerja
informal
angkut,
salah
seperti
satu
cara
perlu
buruh untuk
meningkatkan derajat kesehatan para
SARAN Untuk
pemerintah
mengurangi
terjadinya
buruh angkut tersebut yaitu dengan
peningkatan kelelahan kerja pada tenaga
melakukan
kerja peneliti memberikan saran sebagai
dengan kesehatan dari para pekerja
berikut:
itu sendiri. Selain itu memberikan
1. Bagi pekerja:
arahan kepada para buruh angkut
a. Sebaiknya para buruh angkut
penyuluhan
terkait
tentang pentingnya sikap kerja yang
harus menyesuaikan berat beban
baik dan benar.
yang di angkut sesuai dengan
3. Bagi peneliti:
kapasitas masing – masing.
Selanjutnya
diharapkan
dapat
b. Mengkonsumsi makanan sesuai
melakukan penelitian sejenis namun
dengan energi yang dibutuhkan
dengan menambahkan variabel lain
8
seperti produktivitas kerja, stress
NASKAH_PUBLIKASI.pdf
kerja, iklim kerja, dan lain-lain.
diakses pada 8 Maret 2017) Pajow DA, dkk. 2016. Antara
Beban
Hubungan
Kerja
Dengan
Kelelahan Kerja Pada Tenaga DAFTAR PUSTAKA
Kerja Di PT. Timur Laut Jaya
Budino, dkk. 2016. Bunga Rampai
Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi –
Hiperkes & KK. Semarang: Badan
UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016
Penerbit Universitas Diponegoro
ISSN
Semarang
(http://ejournal.unsrat.ac.id/index.p
Herliani, Fury. 2012. Hubungan Status
Industri
Gamelan
di
Sukoharjo.
1762 di akses pada 9 Maret 2017)
Pembuatan
Daerah Surakarta:
2493
hp/pharmacon/article/view/12182/1
Gizi dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja
–
2302
Pranoto BA, Hardjanto, Suwadji. 2014.
Wirun
Hubungan
Status
Gizi
dengan
Skripsi
Kelelahan Kerja pada Tenaga
Fakultas Kedokteran Universitas
Kerja bagian Weaving di PT.
Sebelas
Iskandar Indah Printing Textile
Maret
(https://digilib.uns.ac.id/dokumen/d
Surakarta.
Publikasi
ownload/28287/NTk3NjM=/Hubun
Program
Studi
gan-Status-Gizi-Dengan-
Masyarakat
Kelelahan-Kerja-Pada-Pekerja-
Kesehatan
Industri-Pembuatan-Gamelan-Di-
Muhammadiyah
Daerah-Wirun-Sukoharjo-
(http://eprints.ums.ac.id/32389/10/
abstrak.pdf di akses pada 7 Mei
NASKAH%20PUBLIKASI.pdf di
2017)
akses pada 24 Maret 2017)
Jannah, Nur. 2014. Hubungan Antara
Ilmiah: Kesehatan
Fakultas
Ilmu
Universitas Surakarta
Setyawati, K. 2010. Selintas Tentang
Beban Kerja Dengan Kelelahan
Kelelahan
Kerja Pada Karyawan Bagian
Amara Books
Cutting PT. Dan Liris Banaran
Kerja.
Yogyakarta:
Tarwaka. 2015. Ergonomi Industri: –
Kabupaten Sukoharjo. Surakarta:
Dasar
Skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan
Ergonomi dan Aplikasi di Tempat
Universitas
Kerja. Surakarta: Harapan Press.
Muhammadiyah
Surakarta
Dasar
Pengetahuan
Wicaksono, Adi. 2014. Pengaruh Beban
(http://eprints.ums.ac.id/30981/13/
Kerja Fisik Terhadap Kelelahan Kerja
9
Di
Bagian
Produksi
Tulangan Beton PT. Wijaya Karya Tbk. Beton Boyolali. Surakarta: Fakultas Universitas
Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah
Surakarta (http://eprints.ums.ac.id/31191/13/ NASKAH_PUBLIKASI.pdf
di
akses pada 9 Maret 2017)
10