HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN DAN ZAT BESI DENGAN KADAR FERITIN PADA SISWA KELAS 4 DAN 5 SDN 1 TOUNELETBDAN SD KATOLIK St.MONICA Rinymuliku*, ShirleyKawengian**, Joy A. M. Rattu*
* Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi ** Fakultas Kedokteran, Universitas Sam Ratulangi ABSTRACT Background : Prevalence of anemia in children in North Sulawesi is at 3% and the national average rate is 12,8%.Most of anemia cases are caused by iron deficiency that is characterized by decreasing of ferritin level. Serum ferritin levels reflect the status of the body's iron total saving. The purpose ofthis researchis to determinethe relationship betweenproteinandironintake withthe level offerritinin students grade 4and5atSDN 1TouneletandSD Katolik St. Monica. Method : This research is a kind of analytic observational research with cross sectional study. The population in this research is 97 students of grade 4 and 5. The samplesin this research werestudentswith primarydata that isdatainferritinmeasurement anddata of nutrient intakethat isobtainedfrom theFFQ. Result : The result of Sperman test showed that there was no correlation between protein and ferritin level with score p = 0,296 (p>0,05). In the intake of iron with ferritin level there was no relationship with score p = 0,784 (p>0,05). At theintake of ironwithferritinlevelsthere was no correlationwithscorep=0.784(p>0,05). Conclusion : This shows that there is no significant correlation between protein and iron with ferritin level in the students grade 4 and 5 of SDN 1 Tounelet and SD Katolik St. Monica. Keywords : Protein and Iron intake, ferritin level. LatarBelakang: Prevalensi anemia pada anak-anak di Sulawesi Utara sebesar 3% dan angka rata-rata nasional sebesar 12,8%.Sebagianbesar anemia disebabkanolehdefisiensizatbesi yang ditandaidenganpenurunankadarferitin. Kadar feritin serum mencerminkan status simpanan total zatbesitubuhTujuanpenelitianiniuntukmengetahuiHubunganAntara Asupan Protein Dan ZatBesidengan Kadar FeritinpadaSiswaKelas 4 Dan 5 Di Sdn 1 Tounelet Dan Sd Katolik St. Monica. MetodePenelitian:Penelitianinimerupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study.Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 dan 5 yang berjumlah 97 siswa.Sampel dalam penelitian ini adalah siswa yang Data primer adalah data yang di dapatkan melalui pengukuran feritin dan data asupan zat gizi yang diperoleh dari, FFQ. Hasil Penelitian:Hasil uji Spermanmenunjukan tidakterdapat hubunganantara asupan protein dengan kadarferitindengan nilai p= 0,296(p>0,05). Pada asupanzatbesi dengan kadarferitntidak terdapat hubungan dengan nilai p= 0,784(p>0,05). Kesimpulan: Hal ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan protein danzatbesidengankadarferitinpadasiswakelas 4 dan 5 di SDN 1 Touneletdan SD Katolik St. Monica. Kata Kunci : Asupan Protein danZatBesi, Kadar Feritin
nmakanan
PENDAHULUAN
yang
mengandungzatbesidankonsumsimakananpen Masalahgizidankesehatananakumumnyaadala hgiziburuk,
gizikurang,
gizilebih,
masalahpendek,
anemia
kekuranganbesidankariesgigi, kurang vitamin A
(KVA),
ghambatpenyerapanzatbesi, infeksipenyakit.Selainitudisebabkanolehdistri busimakanan
yang
tidakmeratakeseluruhdaerah (Mustika&Cakrawati, 2012).
dangangguanakibatkekuranganyodium( GAKY)
METODE
jugamasihmerupakanmasalahgizibagianak-
Jenis
anak di Indonesia (Almatsierdkk, 2011). Sebagianbesar
yang
ditandaidenganpenurunankadarferitin. Kadar feritin serum mencerminkan status simpanan total
zatbesitubuh
(Gibney,
2009).Anak
sekolah merupakan salah satu kelompok yang rentan menderita anemia karena anak usia sekolah berada pada masa pertumbuhan yang membutuhkan zat gizi yang tinggi termasuk protein dan zat besi. Selain itu, anak sekolah sangat aktif bermain dan banyak kegiatan, baik di sekolah maupun di lingkungan rumah yang menyebabkan menurunnya nafsu makan sehingga konsumsi makanan tidak seimbang dengan
kalori
yang
dibutuhkan
(Notoadmodjo, 2007). Prevalensi anemia di kalangananak-anak di
Asia
58,4%,angkainilebihtinggidari
mencapai rata-rata
di
afrika (49,8%) ataupun rata-rata didunia
itikdenganpendekatancross
ini yaitu 70 siswa kelas 4 dan 5 yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini instrument yang dipakai adalah : 1. Kuesioner
n, status kadarferitindanlembarFFQ 2. Alatukurkadar hemoglobin dan kadar feritin yang terdiridari: a.
Alat ukur kadar hemoglobin yaitu Tabung EDTA Tabungcuvet Kolorimeter Jarumsuntik Torniquet Alkohol
bahwa prevalensi anemia pada anak-anak di
Kapas
sebesar
12,8%.Anemia
gizibesidapatdisebabkanolehkurangnyaasupa
yang
berisipertanyaantentangidentitasresponde
Kesehatan Dasar) tahun 2007 menunjukan
Sulawesi Utara sebesar 3% dan angka rata-
sectional.Data
dalam waktu bersamaan.Sampel penelitian
Plester
nasional
akan
yang menyangkut variabel dikumpulkan
(Khomsan, 2012). Hasil Riskesdas (Riset
rata
yang
digunakandalampenelitianiniadalahsurveianal
anemia
disebabkanolehdefisiensizatbesi
penelitian
b. Alat ukur untuk feritin yaitu Tabung non EDTA
Alat pemeriksaan feritin yang
dinilai
dengan
menggunakan
pemeriksaan kuantitatif otomatik VIDAS®
bernama m ini vidas.
ferritin berdasar pada tehknik ELFAdengan
3. Reagensia : a. Reagen
feritin
untuk
pemeriksaan
ukuran ng/ml indikator yang digunakan untuk
hemoglobin yaitu :
melihat
Larutan kaliu ferrosianida (K3Fe
besidalamtubuh,denganukuranng/ml. batasan
(VN)6)0,6 mmol/L
yang dipakai menurut laboratorium patra
Larutan kalium sianida (KCN)
adalah <13.00 ng/ml dan
1,0 mmol/L
Keseluruhan analisis data dan uji statistik
b. Reagen untuk pemeriksaan feritin
dibuat
simpanan
dengan
zat
≥13.00 ng/ml.
menggunakan
bantuan
yaitu :
computer melalui program Microsoft Excel
Reagen standar
2010 dan Statistikal Product and Service
Reagen kontrol yang terdapat
Solution version 20 for Window. Data yang
dalam strip.
telah
dikumpul
kemudian
diolah
dan
disajikan dalam bentuk tabel distribusi
4. Food modlesebagaialatuntukmenjelaskanjenisd
frekuensi, dan untuk melihat hubungan
anukuranbahanmakanan
asupan
yang
protein
danzatbesi
dengan
kadarferitin. Data penelitian yang telah
dikonsumsi 5. Program nutrisurvey untuk menghitung
dikumpulkan diuji normalitas data dengan menggunakan
jumlah asupan energi
uji
kolmogorof-smirnov.
6. AlattulismenulisdanKalkulator
karena data yang diperoleh berdistribusi tidak
7. Komputer
normal maka digunakan uji spearman..Untuk
8. AplikasiStatistic Programe for Social
melihat hasil kemaknaan perhitungan statistik
20
digunakan batas kemaknaan (α) = 0,05. Hasil
digunakanuntukpengolahan data secara
uji statistik dikatakan bermakna apabila nilai
statistic.
p value < 0,05 dan tidak bermakna apabila p
Science
(SPSS)versi
value > 0,05. Data primer adalah data yang di dapatkan melalui pengukuran feritin dan data asupan
HASIL
zat gizi yang diperoleh dari, FFQ.Melakukan
Hasilpenelitianmenunjukanbahwa
wawancara FFQ pada orang tua sampel dan
responden
untuk
lebihbanyakdalampenelitianiniadalahberjenis
mendapatkan
data,
karakteristik
distribusi
responden kemudian Pengambilan darah
kelaminlaki-lakiyaitusebanyak39
siswa
vena dilakukan oleh petugas laboratorium
(55,7%). Tingkat pendidikanterakhir ayah
yang sudah terlatih , adapun jumlah darah
yang paling banyak yaitu SMA dengan
yang diambil sebanyak 5 cc untuk mengukur
jumlah 39 siswa (55,7%), dan untuk ibu yang
kadar hemoglobin dan feritin serum. Kadar
paling banyak SMA juga dengan jumlah 42
siswa
(60,0%).
responden
yang
Pekerjaan paling
dari
ayah
Tabel 3. Hubungan antara asupan protein dan
banyak
yaitu
zat besi dengan kadar feritin
pekerjaan swasta dengan jumlah 29 siswa Kadar Feritin
(41,4%), ada 2 siswa (2,9%) yang tidak memiliki ayah. Sedangkan untuk ibu yanga banyak yaitu pekerjaan Swasta 11 (15,7%).
Asupan Protein
p = 0,296
Asupan Zat Besi
p = 0,784
Tabel 1.Distribusi responden berdasarkan Asupan Protein dan Zat Besi Asupan
Asupan Protein
N
%
antara variabel asupan protein dengan kadar
Kurang
32
45,8
feritin diperoleh p= 0,296 (p > 0,05) yang
Cukup
33
47,1
artinya tidak terdapat hubungan antara
Lebih
5
7,1
variabel asupan protein dengan kadar feritin.
70
100
Analisis bivariat antara variabel asupan zat
Kurang
5
7,1
besi dengan kadar feritin diperoleh p= 0,784
Cukup
65
92,9
(p > 0,05) yang artinya tidak terdapat
Lebih
0
0
hubungan antara variabel asupan dengan
70
100
Total
Asupan Zat Besi
Tabel 3 menunjukan bahwa analisis bivariat
Total
Tabel 1. Menunjukan bahwa responden yang memilki
asupan
protein kurang
adalah
sebanyak 32 orang (45,8%), responden dengan asupan protein cukup sebanyak 33 orang (47,1%), responden dengan asupan zat besi kurang sebanyak 5 orang (7,1%) dan responden dengan asupan zat besi cukup sebanyak 65 orang (92,9). Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan kadar feritin.
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian ini jumlah responden adalah 70 siswa dan siswi sekolah dasar yang terdiri dari 39 respoden (55,7%) siswa laki-laki dan 31 respoden (44.3%) siswi perempuan.
Penelitian ini dilakukan
pada siswa-siswi sekolah dasar di SDN 1 Tounelet dan SD Katolik Santa Monica Langowan Barat. Menurut kelompok umur, anak yang berada pada kelompok 10 tahun sama dengan kelompok umur 9 tahun
Kadar Feritin
n
%
Normal
69
98,6
Kurang
1
1,4
Jumlah
70
100
Tabel 2 menunjukan
kadar feritin.
bahwa responden
dengan kadar feritin kurang sebanyak 1 orang (1,4 %) dan responden dengan kadar feritin normal sebanyak 69 orang (98,6)
sebanyak (42,9%) merupakan jumlah yang terbanyak, kelompok 8 tahun dan kelompok 11 tahun berjumlah sama yaitu dengan persentase 7,1%. Berdasarkan
hasil
penelitian
diketahui
bahwa,dari 70 responden tingkat konsumsi protein yang cukup yaitu sebanyak 33 responden (47,1%), tingkat konsumsi protein
kurang sebanyak 32 responden (45,8%) dan
yang rendah sebanyak (1,4%) dan responden
tingkat konsumsi protein lebih sebanyak 5
dengan
responden (7,1%). Hal ini menunjukan
(96,8%). Kadar feritin rendah terdapat pada
bahwa sebagian besar sampel memiliki
anak yang berusia 11 tahun. Hal ini sama
tingkat konsumsi protein yang baik. Hasil
dengan penelitian yang dilakukan pada
penelitian ini tidak sesuai dengan hasil
wanita pasangan usia subur oleh Ani dkk
penelitian yang dilakukan di SD N Kartasura
(2010) yang menunjukan bahwa sebagian
I oleh Hastuti dan Zulaekah (2009) yang
besar sampel cenderung memiliki kadar
menunjukan menunjukkan bahwa sebagian
feritin normal. Hal ini juga sama dengan
besar sampel tingkat konsumsi
protein
penelitian yang dilakukan oleh Lestari dkk,
tergolong defisit tingkat berat sebanyak
(2012) yang menunjukan sebagian besar
64,8%.
sampel
Bedasarkan hasil penelitian ini dapat
kadar
feritin
memiliki
normal
kadar
sebanyak
feritin
normal
(79,12%) .
diketahui tingkat konsumsi zat besi dari 70
Berdasarkan analisis statistik dengan
responden yang tergolong kurang yaitu
menggunakan uji Speraman antara variabel
sebanyak 65 responden (92,9%), sedangkan
asupan protein dengan kadar feritin diperoleh
yang tergolong cukup hanya sebanyak 5
p= 0,296 (p= 0,05) yang artinya tidak
responden (7,1%). Hal ini menunjukan
terdapat hubungan antara asupan protein
bahwa
sebagian
sampel
tingkat
dengan kadar feritin.Hasil ini sesuai dengan
tergolong
rendah,
hasil penelitian yang dilakukan oleh Adhisti
walaupun menggunakan bahan makanan
(2011) pada remaja putri panti asuhan At-
sumber zat besi hewani maupun nabati hanya
Taqwa usia 13-18 tahun dengan taraf
dengan porsi yang kecil. Hasil penelitian ini
signifikansi 0,632 (p>0,05).
tidak sesuai dengan hasil penelitian yang
Berdasarkan hasil uji statistik didapat taraf
dilakukan di SMA 1 Panarukan Kecamatan
signifikansi 0,929 (p > 0,05). Hal ini
Panarukan Kabupaten Situbondo oleh chulug
menunjukan tidak terdapat hubungan yang
dkk
bahwa
bermakna antara asupan zat besi dengan
sebagian besar responden memiliki intake
kadar feritin pada siswa di SDN 1 Tounelet
zat besi cukup (83,3%) dan rendah (16,7%).
dan SD Katolik St. Monica. Hasil ini sesuai
Berarti masih rendahnya tingkat konsumsi zat
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
besi dikarenakan masih sedikitnya konsumsi
Adhisti (2011) pada remaja putri panti
makanan sumber zat besi
asuhan At-Taqwa usia 13-18 tahun dengan
konsumsi
zat
(2012)
besar besi
yang
menunjukkan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
taraf
signifikansi
0,653.
Kadar
feritin
bahwa, dari hasil pemeriksaan kadar feritin
mencerminkan status simpanan zat besi
pada siswa kelas 4 dan 5 di SDN 1 Tounelet
dalam tubuh, kendati demikian kadar feritin
dan SD Katolik Santa Monica Langowan
serum dapat meninggi pada inflamasi, infeksi
Barat Kabupaten Minahasa, kadar feritin
dan penyakit liver. Efek infeksi terhadap
kadar feritin
serum seringkali membatasi
Saran
manfaat feritin serum. Hasil penelitian yang
Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat
dilakukan pada siswa di SDN 1 Tounelet dan
dikemukakan beberapa saran terkait dengan
SD Katolik Santa Monica berbanding terbalik
tujuan dan manfaat penelitian, antara lain:
dengan hasil penelitian yang telah dilakukan
1. BagiInstitusiSekolahDasardapatdigunaka
sebelumnya oleh Talata & Ndossi (2004)
nsebagaibahaninformasibagisekolahdala
pada anak-anak usia sekolah di Tanzania
mmeningkatkangizidankesehatansiswa,
yang menunjukan hasil bahwa terdapat
sertamemberikanmotivasikepadaanakunt
hubungan yang bermakna antara asupan zat
ukdapatmengkonsumsizat-zatmakanan
besi dengan kadar feritin didalam darah.
yang
Kesimpulan
karbohidrat, danzatbesi yang seimbang.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
mengandung
protein,
lemak,
2. Orang
yang telah dikemukakan sebelumya, dapat
tuasiswaperlumeningkatkanpengawasan
disimpulkan sebagai berikut :
terhadappola
1. Kadar feritinpadasiswakelas 4 dan 5 di
untukmeningkatkan status gizi anak.
SDN 1 Touneletdan SD Katolik Santa Monica
Langowan
Barat
makanan
anak
(siswa)
3. Perlunyapenelitianlebihlanjutmengenaias upan
protein
dan
zat
KabupatenMinahasa, kadarferitin yang
besisertahubungannyadengankadarferriti
rendahsebanyak
n di sekolah-sekolah.
1
siswa
(1,4%)
danrespondendengankadarferitin
normal
yaitu69 siswa (98,6%). 2. Tingkat
DAFTAR PUSTAKA Adhisti,
konsumsi
protein
yang
A.
2011.Hubungan
Status
AntropometridanAsupanGizidengan
kurangsebanyak 32responden (45,8%),
Kadar
tingkat konsumsi protein cukup sebanyak
RemajaPutri.FakultasKedokteranUni
33
versitasDiponegoro
responden
(47,1),sedangkantingkatkonsumsi
(92,9%),
Almatsier S, Soetardjo S, Soekatri M. 2011.
konsumsizatbesi
tergolongkurangsebanyak sedangkan
yang
65responden
yang
tergolong
normal sebanyak 5responden (7,1%).
dan
zat
Gizi
Seimbang
Kehidupan.
Dalam
Jakarta:
Daur
Gramedia
Pustaka Utama Cakrawati, D. Mustika NH. 2012. Bahan
4. Tidakterdapathubunganantaraasupanprotei n
Ferritin
Semarang.ArtikelKaryaTulisIlmiah
lebihsebanyak5responden (7,1%) 3. Tingkat
Hbdan
besi
Pangan,
Gizi,
dan
Kesehatan.
Bandung: Alfabeta
dengankadarferitinpadasiswakelas 4 dan5
DepartemenKesehatan
di SDN 1 Touneletdan SD RK Santa
2007RisetKesehatanDasar 2007.Jakarta
Monica
Gibney, J. M. Margetts M. B, Kearney M. J
Langowan
KabupatenMinahasa.
Barat
RI.
dan Arab L. 2009.Gizi Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Khomsan, A. 2012.Ekologi Masalah Gizi, Pangan, dan Kemiskinan. Bandung: Alfabeta Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu
Perilaku.Jakarta:
Rineka
Cipta. Sediaoetama, A. 2008.Ilmu gizi.Jakarta : Dian Rakyat Talata, S. dan Ndossi, G. 2004. Impact of Dietary Iron Intake on Anemia in Tanzania Schoolchildren. SAJCN Vol 17
No
3.
(Online)
(www.ajol.info/index.php/sajcn/article/ 38454, diakses tanggal 25 April 2013).