TINJAUAN PUSTAKA
Hipermobilitas Sendi pada Anak-Anak dengan Skoliosis Idiopatik Handy Winata* *Dosen bagian Anatomi FK UKRIDA Alamat Korespodensi : Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510 E-mail:
[email protected]
Abstrak: Hipermobilitas sendi adalah suatu keadaan dimana gerakan sendi kecil dan sendi besar meningkat, dibandingkan dengan gerakan normal serta lebih sering terjadi pada anakanak, dan lebih banyak pada anak perempuan. Hipermobilitas sendi didiagnosis hampir setengahnya pada anak-anak dengan skoliosis idiopatik, dengan derajat ringan dan sedang, serta biasanya terjadi lebih tinggi pada skoliosis dengan skoliosis lengkung tunggal. Skoliosis idiopatik adalah suatu keadaan skoliosis dimana secara klinis dan radiologis tidak ditemukan adanya penyebab khusus. Kata kunci : hipermobilitas sendi, idiopatik skoliosis
Joint Hypermobility in Children with Idiopathic Scoliosis Abstract: Joint hypermobility is a state where the movement of the small joints and large joints increased with respect to normal movement and is more common in children, and more in girls. Joint hypermobility was diagnosed almost by half in children with idiopathic scoliosis, with mild and moderate, and usually occurs higher in the single-curve scoliosis. Idiopathic scoliosis is a condition in which the scoliosis is clinically and radiologically did not reveal any specific cause. Key words: joint hypermobility, idiopathic scoliosis
1
terjadi pada 12% murid di Amerika
Pendahuluan Secara umum hipermobilitas pada
dengan rentang umur 5-17 tahun, 18%
sendi didiagnosis ketika gerakan sendi
adalah perempuan dan 7% laki-laki. Studi
kecil
yang dilakukan Vougiouka dkk. juga
dan
sendi
besar
meningkat normal
membuktikan bahwa hipermobilitas sendi
berdasarkan umur, jenis kelamin, dan ras,
yang tidak berbahaya terjadi pada 8,78%
di luar dari penyakit sistemik. 1
anak-anak dengan rentang umur 5-14
sehubungan
dengan
gerakan
prevalensi
tahun, dimana persentase laki-laki dan
hipermobilitas sendi di antara anak-anak
perempuan adalah 7,1% dan 10,7%.
dan remaja bervariasi secara signifikan,
Hakim dan Graham juga menganalisis
sekitar
hasil dari tujuh pemeriksaan pada anak-
Data
mengenai
7-65%.
Ketidaksesuaian
ini
tampaknya tergantung pada perbedaan
anak
metodologi, yaitu permulaan penilaian
analisisnya
dalam tes skrining, jenis kelamin, dan
hipermobilitas sendi terjadi pada 10-15%
umur subjek. Sebagian besar peneliti
laki-laki dan 20-40% perempuan. Di
mencatat bahwa kejadian hipermobilitas
Brazil observasi yang dilakukan dengan
sendi diikuti dengan beberapa gejala yang
menggunakan skala Beighton pada anak-
menyertainya
anak
seperti
:
sakit
pada
dengan
dengan
umur
11-17
menunjukkan
umur
tahun, bahwa
4-7
tahun
punggung, sakit pada lutut bagian depan
mengindikasikan bahwa sebanyak 64,6%
(sendi femoro-patella), sakit pada kaki, pes
anak menunjukkan hipermobilitas pada
planus,
sendi. Jumlah yang sama juga diperoleh
yang
juga
disertai
dengan
ketidakseimbangan postur tubuh, dan yang
oleh
Inonencia
Arocena
dkk.
yang
terutama adalah postur skoliosis. Posisi
mengkonfirmasi kejadian hipermobilitas
sendi yang luar biasa sangat khas pada
sendi adalah 55% pada anak-anak berumur
pasien dengan hipermobilitas, ini biasanya
4-14 tahun.1
dilakukan anak-anak untuk meningkatkan
Skoliosis adalah perubahan bentuk
stabilitas postur. Selain itu, anak-anak dan
abnormal tulang belakang yang paling
remaja dengan hipermobilitas sendi dapat
sering dengan prevalensi bervariasi secara
menderita pemendekan napas, kurangnya
signifikan dari 0,3% - 15,3%. Hal ini bisa
pengembangan dinding dada saat respirasi
kongenital, disebabkan oleh cacat tulang
dan prolaps katup mitral.1
vertebra atau iga, gangguan sistemik atau
Ada beberapa studi, Gedalia dkk.
neuromuskular, atau idiopatik. Skoliosis
melaporkan bahwa hipermobilitas sendi
idiopatik dilaporkan kira-kira 85% kasus dan ini menegaskan bahwa tidak ada 2
penyebab spesifik yang menimbulkan
serta
skoliosis. Lebih jauh skoliosis idiopatik
dengan skoliosis idiopatik.
diklasifikasikan
menurut
umur,
hubungan
hipermobilitas
saat
pertama kali didiagnosis, yaitu infantile
Pembahasan
(bayi),
A. Mobilitas Sendi Normal
juvenile
sendi
(anak-anak),
dan
adolescent (remaja). Beberapa klasifikasi
Fungsi dari sendi adalah untuk
juga didasarkan pada derajat skoliosis
memperlengkapi tulang untuk bergerak
dengan
atau digerakkan. Semua sendi-sendi pada
menggunakan
pengukuran
radiografi sudut kurvatura tulang belakang
masing-masing
(Cobb angle), dan juga tingkat apeks
derajat kekuatan, stabilitas, mobilitas, serta
kurvatura tulang belakang, apakah di
rata-rata range of motion (ROM) yang
cervikal, thoracal, thoracolumbal, atau
berbeda-beda,
lumbal, serta jumlah lengkung apakah
panggul atau sendi siku lebih stabil
tunggal atau ganda. Karakteristik ini
dibandingkan dengan sendi bahu atau
digunakan untuk perbandingan, prognosis,
sendi lutut yang dapat cedera dengan
dan
mudah.3
perkembangan
dari
petunjuk
penanganan.2 Pada studi yang dilakukan,
individu
sebagai
mempunyai
contoh
sendi
Ada beberapa faktor yang dapat
hipermobilitas sendi didiagnosis hampir
mempengaruhi,
setengahnya
dengan
bentuk struktur tulang, hal ini sangat
dengan
penting terutama yang dekat dengan
persentase 51,4%. Hipermobilitas sendi
persendian, sebagai contoh sendi panggul
terjadi pada 56,1% pada anak-anak dengan
dan sendi bahu, yang mempunyai bentuk
skoliosis
pada
anak-anak
idiopatik,
yaitu
o
o
yang
pertama
adalah
skoliosis derajat ringan (10 -24 Cobb),
sendi seperti bola dalam sebuah lekuk.
dan persentase hipermobilitas sendi pada
Bentuk ini memungkinkan gerakan yang
o
anak-anak dengan scoliosis >25 adalah
lebih luas dibandingkan dengan sendi
44,8%. Hipermobilitas sendi juga terjadi
bentuk lain. Kedua adalah ligamen atau
pada 64,7% anak-anak dengan skoliosis
jaringan ikat, ligamen ini harus kuat,
lengkung tunggal, sedangkan anak-anak
fleksibel, dan elastis serta melekat pada
dengan
ujung
skoliosis
lengkung
ganda,
persentasenya lebih rendah yaitu 39%.1
tulang
yang
juga
ikut
mengkontribusi stabilitas dan mobilitas
Pada makalah ini akan dibahas
sendi.
Pada
keadaan-keadaan
seperti
mengenai mobilitas sendi normal, bentuk
mobilitas yang berlebihan, ligamen dapat
normal
teregang dan robek; jika hal ini terjadi,
dari
tulang
belakang,
hipermobilitas sendi, Skoliosis idiopatik 3
maka stabilitas sendi akan hilang. Yang
C. Hipermobilitas Sendi
ketiga adalah susunan otot yang juga
Secara umum hipermobilitas sendi
memainkan peran penting dalam stabilitas
didiagnosis ketika gerakan sendi besar dan
sendi, khususnya pada sendi dengan
kecil meningkat dibandingkan dengan
struktur
gerakan normal berdasarkan umur, jenis
tulang
yang
mempunyai
kontribusi sedikit pada stabilitas.
3
kelamin, dan ras, serta di luar penyakit sistemik.1 Sebagai contoh hipermobilitas, orang dapat membengkokkan ibu jarinya
B. Bentuk Normal Tulang Belakang Columna
vertebra
atau
tulang
ke belakang, ke arah pergelangan tangan,
belakang terdiri atas tujuh buah tulang
membengkokkan
cervikal, 12 buah tulang thoracal, dan lima
belakang, meletakkan kaki ke belakang
buah
yang
kepala, atau pertunjukan lain manusia
merupakan gabungan dari 5 tulang sacral
karet; ini semua dapat berlangsung dengan
dan coccygeus yang
mempergunakan satu sendi atau beberapa
tulang
lumbal,
sacral
merupakan 3-5
tulang. Jika dilihat dari samping bentuk
sendi
sendi
tubuh
lututnya
ke
2).4
(Gambar
tulang belakang akan membentuk empat kurvatura
(Gambar
cervikal
akan
konkaf
(lordosis),
1).
Pada
membentuk
daerah
kurvatura
daerah
thoracal
membentuk kurvatura konveks (kiphosis), daerah konkaf
lumbal
membentuk
(lordosis),
kurvatura
sedangkan
Gambar 2. A) membengkokkan ibu jari ke pergelangan B) meletakkan kaki ke belakang kepala
sacral
membentuk kurvatura konveks (kiphosis).3 Secara
umum
hipermobilitas
mengakibatkan satu sendi atau lebih yang antara lain mengikuti ketidaksejajaran sendi, bentuk abnormal satu tulang atau lebih
pada
persendiannya,
kerusakan
kolagen tipe I atau jaringan penyambung lain yang berakibat pada kelemahan ligamentum atau jaringan ikat serta otototot dan tendon, kerusakan yang sama juga berakibat pada kelemahan tulang, dimana Gambar 1. Bentuk normal tulang belakang
hal ini dapat terjadi pada osteoporosis dan 4
patah tulang serta propriosepsi abnormal
kelemahan ligamen atau jaringan ikat yang
pada sendi.
disebabkan oleh protein atau masalah
Kelainan ini menyebabkan distribusi
hormon. Jaringan ikat terbentuk dari
abnormal penggunaan dan keausan pada
beberapa tipe serat protein; serat protein
sendi, yang berarti bahwa sendi yang aus
ini termasuk jaringan penyambung elastin,
dapat menyebabkan osteoartritis. Beberapa
yang akan memberi elastisitas, dimana
orang hipermobilitas tidak disertai dengan
elastisitas ini berbeda pada setiap orang.
gejala atau kondisi medis. Bagaimanapun,
Wanita secara umum lebih fleksibel
orang-orang
sindrom
sebelum periode menstruasi, dan bahkan
hipermobilitas akan banyak permasalahan,
akan lebih fleksibel pada stadium akhir
sebagai contoh sendi mereka dengan
dari kehamilan, ini semua disebabkan oleh
mudah sekali dapat cedera, lebih mudah
efek dari hormon relaksin. Hormon ini
terjadi dislokasi yang disebabkan oleh
berperan
lemahnya stabilitas sendi, dan ini dapat
sehingga kepala bayi dapat keluar. Ketiga
bermula dari masalah kelelahan otot
adalah gerakan otot yang dikontrol oleh
karena otot bekerja lebih berat untuk
sistem saraf, dan mempengaruhi jarak
mengkompensasi kelemahan ligamen atau
pergerakan sendi.4
dengan
pada
pengembangan
pelvis
jaringan ikat yang menopang pergerakan sendi. Hipermobilitas sendi lebih sering
Hal-hal
terjadi pada anak-anak, dan lebih banyak
hipermobilitas sendi
4
pada perempuan dari pada laki-laki.
yang
bisa
Orang-orang hipermobilitas
terjadi
dengan
dapat
pada sindrom
menimbulkan
kondisi-kondisi lain yang disebabkan oleh
Etiologi Ada tiga faktor yang mempengaruhi
ketidakstabilan sendi dan jaringan ikat,
pada orang-orang yang berbeda. Yang
seperti cedera atau terkilir, tendinitis atau
pertama adalah bentuk dari tulang yang
bursitis,
dekat persendian, beberapa sendi secara
osteoarthritis yang terjadi lebih awal,
normal mempunyai kisaran gerak yang
subluksasi atau dislokasi, terutama pada
besar, seperti sendi bahu dan sendi
daerah bahu dan panggul, cedera lutut,
panggul. Bentuk ujung kedua tulang ini
punggung, syndrom temporomandibular
dekat persendian berbentuk bulat dan
joint, dan peningkatan kompresi saraf,
terletak dalam sebuah cekungan. Jika
contohnya syndrom carpal tunnel.4
ketika
melakukan
aktivitas,
cekungan ini dangkal, sendi dapat dengan mudah dislokasi. Yang kedua adalah 5
menunjukkan hipermobilitas sendi dengan
Diagnosis Beberapa
pemeriksaan
bisa
sensitivitas 80-85% dan spesifisitas 8090%.1
digunakan untuk menegakkan diagnosis hipermobilitas sendi seperti, Beighton scale, Carter and Wilkinson method, Marshall
test,
Bulbena
scale,
dan
kuesioner Hakim dan Grahame. Namun pada saat ini pemeriksaan yang sering dipakai untuk hipermobilitas sendi adalah Beighton scale dan kuesioner dari Hakim dan Grahame.1
Beighton scale Metode ini paling banyak digunakan dalam skrining secara klinis. Pemeriksaan Gambar 3. A) menyentuh lantai dengan kedua telapak tangan B) ekstensi sendi metacarpophalangeal jari kelima C) abduksi ibu jari ke lengan bawah D) hiperekstensi siku E) hiperekstensi lutut.1
ini terdiri atas : menyentuh lantai dengan telapak
tangan,
ekstensi
sendi
metacarpophalangeal pada jari kelima, Tabel 1. Lima pertanyaan hipermobilitas sendi.1
abduksi ibu jari ke arah lengan bawah,
untuk
mengidentifikasi
hiperekstensi siku, dan hiperekstensi lutut (Gambar 3). Setiap hipermobilitas sendi mendapatkan
satu
angka,
untuk
mendiagnosis hipermobilitas sendi paling sedikit empat angka harus diperoleh.1
Kuesioner Hakim dan Grahame
Penatalaksanaan
Hakim dan Grahame menunjukkan bahwa
diagnosis
hipermobilitas
Beberapa terapi dapat dilakukan
sendi
pada hipermobilitas sendi untuk mencegah
harus dilengkapi dengan lima angka dari
cedera, rasa sakit, seperti menggunakan
kuesioner (Tabel 2). Ini akan cepat
obat,
memberikan
pengobatan lain untuk mencegah gerakan
gambaran
klinis
sebagai
pertanyaan yang akan merujuk pada gejala
modifikasi
berlebihan
saat ini dan sebelumnya. Jawaban positif
yang
gaya akan
hidup,
dan
menimbulkan
4
dislokasi atau subluksasi.
untuk dua atau lebih pertanyaan akan 6
Pertama adalah penggunaan obat yang
ditujukan
mengurangi
signifikan dari 0,3% - 15,3%. Hal ini bisa
inflamasi dan rasa sakit akibat cedera yang
kongenital, disebabkan oleh cacat tulang
disebabkan oleh hipermobilitas sendi. Obat
vertebra atau iga, gangguan sistemik atau
yang diberikan bisa berupa analgesik, anti
neuromuskular, atau idiopatik.1 Skoliosis
inflamasi steroid atau non-steroid. Kedua
adalah penyimpangan tiga dimensi sumbu
adalah modifikasi gaya hidup, untuk
tulang belakang. Kriteria diagnostik utama
beberapa orang dengan hipermobilitas
adalah kelengkungan koronal yang lebih
sendi, gaya hidup dapat mengubah atau
dari 10o pada gambar x-ray dengan posisi
mengurangi
dari
anteroposterior. Skoliosis idiopatik adalah
menulis
suatu keadaan skoliosis dimana secara
memberikan rasa sakit, dapat digantikan
klinis dan radiologis tidak ditemukan
dengan
adanya penyebab khusus.5
gejala,
untuk
sering, dengan prevalensi bervariasi secara
tingkat
sebagai
penderitaan
contoh,
mengetik,
jika jika
berdiri
menimbulkan sakit, maka dapat dilakukan dengan
membengkokan
atau
kira 85% dari kasus dan ini menegaskan
menggunakan kursi roda. Hindari aktivitas
bahwa tidak ada penyebab spesifik yang
yang dapat menimbulkan gejala, seperti
dapat menimbulkan skoliosis.6 Skoliosis
berdiri,
dan
idiopatik diklasifikasikan menurut umur
mengangkat beban berat. Postur tubuh
saat pertama kali didiagnosis, yaitu bayi
juga harus diperhatikan, ligamen atau
(di bawah 3 tahun), anak-anak (3-9 tahun),
jaringan ikat dan otot yang lemah akan
dan remaja (10-18 tahun). Kategori ke-
menimbulkan postur yang kurang baik.
empat adalah skoliosis dewasa, yang
Untuk menghindari resiko yang lebih
merupakan lanjutan dari skoliosis remaja,
parah, akan lebih baik jika ada asisten
yang biasanya disebabkan oleh perubahan
yang
terakhir,
degenerasi atau juga penyebab lain. Pada
menghindari
pasien yang lebih tua skoliosis idiopatik
meregangkan
membantu.
pengobatan
lain
lutut
Skoliosis idiopatik dilaporkan kira-
sendi,
Yang untuk
dislokasi atau subluksasi adalah dengan
sulit
sendi
yang
lemah
dengan
perubahan
idiopatik
mempunyai
2,5
menggunakan penyangga atau brace untuk mendukung
dibedakan
degenerasi.
dan
Skoliosis
mencegah cedera atau rasa sakit.4
derajat tingkat keparahan, dan prevalensi dari setiap tingkatan berbeda menurut umur. Pada bayi, skoliosis idiopatik
D. Skoliosis Idiopatik Skoliosis adalah perubahan bentuk
jumlahnya sama antara laki-laki dan
abnormal tulang belakang yang paling
perempuan, tetapi pada perempuan akan 7
terjadi
lebih
sering
bertambahnya
seiring
umur,
dengan
Gejala Skoliosis idiopatik pada anak-anak
perbandingan
perempuan dan laki-laki umur 10 tahun ke
dan dewasa jarang menyebabkan
atas adalah 6:1. Berdasarkan tingkat
hal ini sering menjadi perhatian karena
keparahan derajat kelengkungan tulang
terdapat tonjolan lumbal dan tulang iga,
belakang,
dan
serta karena asimetri bahu, dada atau
perempuan adalah sama pada derajat yang
pelvis (Gambar 4). Pada orang dewasa
ringan atau <20o, tetapi pada derajat
asimetris ini menjadi masalah psikososial
kelengkungan tulang belakang >20o dan
seperti kurang percaya diri, kecenderungan
>30o perbandingan perempuan dengan
depresi, pikiran untuk bunuh diri, dan
laki-laki adalah masing-masing 5:1 dan
konsumsi alkohol yang tinggi. Gejala-
perbandingan
laki-laki
5
10:1.
nyeri,
gejala pada orang dewasa tergantung pada tingkat dimana kelengkungan maksimal berada. Pada skoliosis daerah lumbal
Etiologi Penyebab dari skoliosis idiopatik
sering
menyebabkan
sakit
punggung,
tidak diketahui dan dapat diduga bahwa
skoliosis daerah thoracal lebih sering
mungkin
yang
menjadi perhatian karena skoliosis ini
atau
dapat membatasi fungsi paru.5
banyak
mempengaruhi.
faktor
Sanak-saudara
keluarga yang dekat dengan penderita skoliosis idiopatik lebih mungkin memiliki kondisi tersebut, dan tingkat kesesuaian di antara
kembar
setinggi setidaknya
monozigot
70%,
hal
sebagian
ini dari
dilaporkan menjelaskan penyebab
skoliosis idiopatik adalah faktor genetik.5,6 Salah satu teori juga menyebutkan bahwa ketidakseimbangan neuromuskular dan struktur tulang serta ligamen, atau jaringan percobaan menjadi
ikat
tulang
terhadap faktor
belakang, binatang,
penyebab
pada
Gambar 4. a) asimetris daerah bahu dan pinggang b) tampak tonjolan ketika membungkuk
dapat
skoliosis.
Pemeriksaan
Anggapan ini menyatakan bahwa skoliosis
Wawancara
disebabkan oleh kelemahan struktur di
secara
umum
harus
spesifik mencakup pertanyaan tentang
6
atas.
8
kondisi potensial yang berkaitan, seperti
lokasi kurvatura, sebagai contoh kurva di
cacat
masalah
bawah vertebra lumbal akan membutuhkan
urologis, hal ini untuk menyingkirkan tipe-
posisi membungkuk lebih jauh dibanding
tipe skoliosis antara non-idiopatik dan
kurva pada thoracal. Kemudian letakkan
idiopatik. Latar belakang keluarga juga
skoliometer pada apeks kurva, biarkan
dapat ditanyakan untuk skoliosis yang
skoliometer tanpa ditekan, kemudian baca
disebabkan oleh faktor genetik. Rasa sakit
angka
dan keadaan mental yang terganggu harus
pengukuran ini signifikan apabila hasil
dievaluasi dengan pertanyaan spesifik.
yang diperoleh >5o, hal ini biasanya
Lebih jauh lagi, secara spesifik dapat
menunjukkan derajat kurvatura >20o pada
ditanyakan waktu menarche, percepatan
pengukuran dengan Cobb angle.
jantung
pertumbuhan,
bawaan,
dan
atau
pertumbuhan
derajat
kurva.
Pada
skrining,
yang
terjadi saat berobat. Pemeriksaan lain adalah inspeksi untuk menilai sikap bahu dan simetrisnya dada dan pinggang. Kemiringan pelvis ketika pasien berdiri dengan ekstremitas bawah ekstensi penuh dan
kedua
kaki
datar
pada
tanah
mengindikasikan asimetris dari panjang kaki.5 Adam forward-bending test juga dapat dilakukan dengan mempersilakan
Gambar 5. Scoliometer
pasien untuk membungkuk ke depan,
Ketepatan
untuk melihat adakah tonjolan-tonjolan
membutuhkan
tulang iga dan lumbal, seperti yang terlihat
menilai
pada Gambar 4.5 juga
diperlukan,
yaitu
sudut
kurvatura.
keseluruhan
x-ray
tulang
untuk
belakang
skoliosis diperlihatkan oleh sudut Cobb
dengan
(Cobb angle), yaitu dengan menggambar
skoliometer (Gambar 5), yaitu alat untuk mengukur
gambaran
skoliosis
ketika pasien berdiri. Derajat keparahan
Pemeriksaan dengan menggunakan alat
diagnosis
garis tegak lurus dari lengkungan pertama
Cara
vertebra bagian atas, dan garis tegak lurus
pengukuran dengan skoliometer dilakukan
dari lengkungan akhir vertebra bagian
pada pasien dengan posisi membungkuk,
bawah (Gambar 6).5 Penilaian tingkat
kemudian atur posisi pasien karena posisi
keparahan Cobb angle untuk skoliosis
ini akan berubah-ubah tergantung pada
9
idiopatik adalah sebagai berikut : Cobb
Cobb angle antara 30o-45o dan 20o-30o
10o-24o adalah skoliosis ringan dan berat
yang bertambah buruk dalam 5-6 bulan.
o1
adalah Cobb ≥ 25 .
Follow
up
harus
dilakukan
dengan
gambaran x-ray beberapa minggu setelah penggunaan brace yang pertama kali untuk melihat periode adaptasi penggunaannya.
Gambar 6. Cobb angle
Penatalaksanaan Pada bayi dan anak-anak dengan skoliosis
idiopatik,
terapi
dilakukan
apabila Cobb angle >35o. Pemberian gips merupakan
penanganan
dibandingkan
dengan
terbaik
Gambar 7. Penggunaan gips pada bayi & anak
menggunakan Ada dua tipe brace yang sering
penyangga (brace) (Gambar 7). Interval penggunaan
gips
pertumbuhan
ditentukan
rata-rata
anak,
digunakan
dengan
yaitu
Boston
brace
dan
Milwaukee brace (Gambar 8). Boston
tetapi
dipakai
pada
daerah
thoracal,
biasanya penggantian gips dibutuhkan
brace
selama 2-3 bulan. Skoliosis yang tidak
lumbal,
merespons
brace, dipakai pada daerah servikal,
baik
dengan
penanganan
sacral,
konservatif dianjurkan untuk tindakan
thoracal,
pembedahan.5
membantu
lumbal,
sedangkan dan
mengurangi
Milwaukee
sacral.
Brace
progresivitas
kurva, brace harus digunakan 16-23 jam
Pada skoliosis idiopatik remaja o
dengan Cobb angle < 20 harus difollow
sehari dan harus dipakai sampai terjadi
up secara periodik setiap 4-6 bulan dan
kematangan tulang, yang biasanya terjadi
gambaran x-ray harus dilakukan jika
pada usia 14 tahun pada wanita dan 16
diduga terjadi perburukan. Fisioterapi
tahun pada laki-laki, pada saat ini pasien
dapat dilakukan walaupun skoliosis yang
secara bertahap dilepaskan dari brace.
diderita ringan. Penanganan dengan brace
Secara periodik, selama terapi brace,
direkomendasi untuk skoliosis dengan
radiograf dilakukan untuk mengetahui 10
manfaat terapi. Skoliosis yang tidak
secara signifikan, sekitar 7-65%, dimana
merespons
didapatkan
konservatif,
baik
dengan
maka
penanganan
dianjurkan
tindakan pembedahan.
untuk
perempuan
lebih
banyak
dibanding dengan laki-laki. Sebagian besar
5
dari peneliti mencatat bahwa kejadian hipermobilitas
sendi
diikuti
dengan
beberapa gejala yang menyertai, seperti sakit pada punggung, sakit pada lutut bagian depan (sendi femoro-patella), sakit pada kaki, pes planus, yang juga disertai dengan ketidakseimbangan postur tubuh, dan yang terutama adalah postur skoliosis. Skoliosis Gambar 8. A) Milwaukee brace
B) Boston brace
adalah
perubahan
abnormal bentuk tulang belakang yang paling sering dengan prevalensi bervariasi
Prognosis tergantung
secara signifikan dari 0,3% - 15,3%. Hal
pada tingkat keparahan, juga pada umur
ini bisa kongenital, disebabkan oleh cacat
dan stadium pertumbuhan tulang. Pada
tulang
skoliosis idiopatik dengan derajat ringan
sistemik
dan pertumbuhan tulang yang sudah matur
idiopatik. Skoliosis idiopatik dilaporkan
umumnya tidak mengalami progresif. Pada
kira-kira
anak-anak dengan skoliosis idiopatik 80%
menegaskan bahwa tidak ada penyebab
dapat teratasi dengan spontan, sedangkan
spesifik
20%-nya membutuhkan penanganan yang
Skoliosis
kompleks.5
menurut
Prognosis
skoliosis
vertebra
atau
atau 85% yang
iga,
gangguan
neuromuskular, dari
kasus
dan
menimbulkan
idiopatik umur
atau ini
skoliosis.
diklasifikasikan
saat
pertama
kali
didiagnosis yaitu infantile (bayi), juvenile (anak-anak), dan adolescent (remaja).
Ringkasan
Pada
Secara umum hipermobilitas sendi besar
meningkat
yang
dilakukan,
hipermobilitas sendi didiagnosis hampir
didiagnosis ketika gerakan sendi kecil dan sendi
studi
setengahnya
dibandingkan
pada
anak-anak
dengan
skoliosis idiopatik. Hipermobilitas sendi
dengan gerakan normal berdasarkan umur,
terjadi lebih banyak pada anak-anak
jenis kelamin, dan ras, serta di luar dari
dengan skoliosis derajat ringan (10o-24o
penyakit sistemik. Hipermobilitas sendi di
Cobb)
antara anak-anak dan remaja bervariasi
dibandingkan
pada
anak-anak
o
dengan skoliosis >25 . Hipermobilitas 11
sendi juga lebih banyak terjadi pada anak-
6.
White AA, Panjabi MM. Clinical
anak dengan skoliosis lengkung tunggal
biomechanics of the spine. 2nd ed.
dibandingkan pada
Philadelphia:
anak-anak
dengan
skoliosis lengkung ganda.
Lipincott
Company;
1990. p.128-54
Kesimpulan Sebagai penutup, studi mengenai hipermobilitas
sendi
pada
skoliosis
idiopatik sangat jarang hanya mengenai prevalensi, tentang bagaimana skoliosis idiopatik
dapat
menyebabkan
hipermobilitas sendi atau sebaliknya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
Daftar Pustaka 1.
Czaprowski
D,
Kotwicki
T,
Pawlowska P, Stolinski L. Joint hypermobility idiopathic
in
children
scoliosis.
with
Journal
of
scoliosis. 2011; 6:22 2.
Tsiligiannis T, Grivas TB. Pulmonary function in children with idiopathic scoliosis. Biomed central. 2012; 7:7
3.
Hamilton N, Weimar W, Luttgens K. Kinesiology : scientific basis of human motion. 11th ed. New York: McGraw-Hill; 2008
4.
http://en.wikipedia.org/wiki/Hypermo bility
5.
Trobisch P, Suess O, Schwab F. Idiopathic
scoliosis.
Arzteblatt
International.
Deutsches 2010;
107(49): 875-84 12