KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
HILIRISASI DAN PENDALAMAN STRUKTUR INDUSTRI MANUFAKTUR
Leonard Tampubolon Deputi Bidang Ekonomi Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Tahun 2016 Jakarta, 16-17 Februari 2016
OUTLINE 1. PENGANTAR 2. KONDISI UMUM DAN TANTANGAN 3. RPJPN 2005-2025 4. RPJMN 2015-2019 5. HILIRISASI DAN PENDALAMAN STRUKTUR MELALUI PENUMBUHAN INDUSTRI BARU (POPULASI 2
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
PEMBANGUNAN INDUSTRI:
KONDISI UMUM DAN TANTANGAN
3
PERKEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Industri Pengolahan 7,0 6,0 (persen)
5,0 4,0 3,0 2,0 1,0 0,0 1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
2016
2014
2016
Tahun
Kontribusi Industri Pengolahan Terhadap PDB Nasional
(persen)
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Pertumbuhan Pertumbuhan Peran Ek. Nasional Ind. Pengolahan Ind. Pengolahan (%) (%) (%) 4,9 6,0 27,75 3,6 3,3 29,05 4,5 5,3 28,72 4,8 5,3 28,25 5,0 6,4 28,07 5,7 4,6 27,41 5,5 4,6 27,54 6,3 4,7 27,05 6,0 3,7 27,81 4,6 2,2 26,36 6,2 4,7 24,80 6,5 6,1 24,34 6,3 5,7 23,96 5,7 5,6 23,69 5,1 4,9 23,71
35,00 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
Tahun
4
EKSPOR IMPOR KARET DAN BARANG KARET
1.
Pada tahun 2012, dari 2,96 juta ton karet hasil dalam negeri, 2,45 juta ton diekspor, artinya yang diserap oleh industri dalam negeri hanya sekitar 15%.
2.
Dengan kondisi demikian ekspor barang karet Indonesia adalah sebesar USD 2,28 Miliar.
3.
Dengan demikian, bila jumlah karet yang diolah di dalam negeri ditingkatkan, maka nilai ekspor juga akan meningkat tajam. 5
MINYAK SAWIT (CPO) 1,52
Ratus Ribu Ton 1,02
IMPOR Juta Ton 17,66
2007
17,54
2008
1,01
0,90
2007 2008 2009 2010 2011 2012
19,32
2009
20,78
2010
Asam Lemak; Soap; Stock; Lipase; Es Krim; Gliserida; Protein Sel Tunggal
21,15
CPO SITC 151110
Juta Ton 5,70
7,90
Margarin SITC 9101
Stearin
2011
Produksi Kelapa Sawit
EKSPOR
0,96
1,52
9,57
9,44
Kerotin; Vitamin A&E PFAD ; Asam Amino Olein
8,42
Shortening; Sabun; Kosmetik,dll
7,25
2007 2008 2009 2010 2011 2012
6
ALUMINIUM IMPOR (dalam Ribu Ton)
M = Million T = Ton
SITC 28731 Al Ore
Refining
$ 190 M
$ 956 M
441 Ribu T
379 Ribu T
SITC 28732 Alumina
SITC 6841 Al & Al Alloy Unwrought
SITC 6842 Al & Al Alloy Worked
Extrusion Rolling Casting
Smelting
SITC 69X Other Mfg Prod of Al
Fabricating
Juta Ton
EKSPOR 2011 $ 335 M
$ 424 M
$ 522 M
140 Ribu T
126 Ribu T
168 Ribu T
7
TEMBAGA IMPOR 2011
M = Million T = Ton
Juta Ton
EKSPOR 2011
$ 107 M
$ 686 M
$ 484 M
33 Ribu T
75 Ribu T
77 Ribu T
SITC 2871 Cu Ore and Concentrate
SITC 6821 Cu & Cu Alloys
SITC 6822 Cu & CU Alloys
$ 2,544 M
$ 1,042 M
131 Ribu T
110 Ribu T
8
STRUKTUR PEMASOK OEM
Sumber: Kementerian Perindustrian
9
STRUKTUR PEMASOK OEM
Sumber:Kementerian Perindustrian
10
INDUSTRI KOMPONEN ELEKTRONIKA
Core Problems of Electronics Industry in Indonesia : 1. Few Numbers of Supporting Industry, Shallow Industrial Structures 2, Raw Materials, Parts Component and Devices Imported from Japan
11
POSTUR POPULASI INDUSTRI
STATISTIK INDUSTRI BESAR DAN SEDANG 2012 Skala Usaha
Jumlah Usaha (unit)
Mikro (<5 orang)
2.812.787
Kecil (5-20 orang)
405.296
Sedang (20-100 orang)
16.591
Besar (>100 orang)
7.001
Jumlah
Kontribusi 2%
3.241.675
•
Jumlah industri mikro dan kecil berkontribusi 99% dari total
•
Namun, kontribusi kedalam total nilai tambah nasional hanya 8%.
•
Industri mikro dan kecil sangat penting sebagai asal mula industri sedang dan besar.
•
Profil pengusaha usaha mikro dan kecil dengan gelar pendidikan tinggi (Diploma – S1, S2, dan S3) hanya 2% dari total.
•
Gambar di atas menunjukkan kapasitas dari usaha mikro dan kecil untuk menyerap pengetahuan dan mengimplementasikan, sangat terbatas.
Sumber: BPS 2014, diolah 12
This image cannot currently be display ed.
SEBARAN INDUSTRI TIDAK MERATA
(JUMLAH USAHA INDUSTRI BESAR&SEDANG TIMPANG) "Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional"
2.132 2.064
"Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang & Lumbung Energi Nasional"
398 499 504 371 394
2.792 2.402 2.453
2003 2005 2007 2011 2012
Koridor Sulawesi 587
2003
2005
2007
2011
''Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan Nasional''
569
740
560
92
80
99
2003 2005 2007 2011 2012
Koridor Maluku Papua 19.440 19.554
16.607
2003 2005 2007 2011 2012
Koridor Bali Nusa 808Tenggara
16.996 16.968
508
2003 2005 2007 2011 2012
Sumber: BPS 2014, diolah
87
567
2012
"Pendorong Industri dan Jasa Nasional"
86
515
517
525
2003 2005 2007 2011 2012
''Pintu Gerbang Pariwisata Nasional dan Pendukung Pangan Nasional''
"Pengolahan Sumber Daya Alam yang Melimpah dan SDM yang Sejahtera"
13
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
RPJPN 2005-2025
14
ARAH PEMBANGUNAN EKONOMI - 2025 Transformasi Perekonomian: • Mengembangkan perekonomian domestik yang kuat, berorientasi dan berdaya saing global. • Transformasi bertahap dari perekonomian berbasis keunggulan komparatif menjadi perekonomian berkeunggulan kompetitif, dengan prinsip dasar: – Mengelola peningkatan produktivitas nasional melalui inovasi dan penguasaan iptek. – Mengelola kelembagaan ekonomi yang melaksanakan praktek terbaik dan kepemerintahan yang baik secara berkelanjutan. – Mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan Struktur Perekonomian: •
Sektor industri sebagai motor penggerak perekonomian, yang didukung oleh pertanian, kelautan, pertambangan, serta jasa-jasa pelayanan.
•
Menerapkan praktik-praktik terbaik dan ketatakelolaan yang baik agar terwujud ketahanan ekonomi yang tangguh.
•
Pengembangan iptek diarahkan untuk mendukung daya saing nasional.
•
Kebijakan pasar kerja diarahkan untuk terciptanya pasar kerja yang fleksibel, hubungan industrial yang harmonis, keselamatan kerja yang memadai, penyelesaian industrial yang memuaskan.
15
ARAH PEMBANGUNAN INDUSTRI MANUFAKTUR Mewujudkan industri yang berdaya saing dengan struktur industri yang sehat dan berkeadilan, yaitu: – Dalam hal penguasaan usaha, struktur industri disehatkan dengan meniadakan praktek-praktek monopoli dan berbagai distorsi pasar; – Dalam hal skala usaha, struktur industri akan dikuatkan dengan menjadikan IKM sebagai basis industri nasional yaitu terintegrasi dalam mata rantai pertambahan nilai dengan industri berskala besar; – Dalam hal hulu-hilir, struktur industri akan diperdalam dengan mendorong diversifikasi ke hulu dan ke hilir membentuk rumpun industri yang sehat dan kuat. 16
TAHAPAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG RPJPN 2005-2025
17
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
RPJMN 2015-2019
18
STRATEGI PEMBANGUNAN NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA 1) 2) 3) 4)
Membangun untuk manusia dan masyarakat; Upaya peningkatan kesejahteran, kemakmuran, produktivitas tidak boleh menciptakan ketimpangan yang makin melebar; Perhatian khusus diberikan kepada peningkatan produktivitas rakyat lapisan mene-ngah-bawah, tanpa menghalangi, menghambat, mengecilkan dan mengurangi keleluasaan pelaku-pelaku besar untuk terus menjadi agen pertumbuhan. Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan keseimbangan ekosistem
TIGA (3) DIMENSI PEMBANGUNAN DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA
Pendidikan
DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
DIMENSI PEMERATAAN & KEWILAYAHAN
Kedaulatan Pangan
Antarkelompok Pendapatan
Kesehatan
Kedaulatan Energi & Ketenagalistrikan
Perumahan
Kemaritiman
Mental / Karakter
Pariwisata dan Industri
Antarwilayah: (1) Desa, (2) Pinggiran, (3) Luar Jawa, (4) Kawasan Timur
KONDISI PERLU Kepastian dan Penegakan Hukum
Keamanan dan Ketertiban
Politik & Demokrasi
Tata Kelola & RB
QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA
19
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Quick Wins Bidang Ekonomi No.
Program
1.
Pembangunan 14 Kawasan Industri di luar Jawa kerja sama Pemerintah dan Swasta
2.
Re-disain Road Map Industrialisasi sejalan dengan Trisakti dan Nawa Cita
3.
Hilirisasi Hasil Tambang ke produk dan jasa industri
4.
Hilirisasi produk-produk pertanian menjadi produk agroindustri
5.
10.
Expo dan pemberian penghargaan terhadap inovasi produk-produk industri Kampanye sistematis dan kreatif untuk menumbuhkan apresiasi terhadap kegiatan industri dalam negeri Peningkatan pendidikan dan skill terutama berkaitan dengan operasionalisasi barang modal dan mesin-mesin Pembentukan tim yang bertugas mengatasi perjanjian-perjanjian internasional yang telah ditandatangani. Pengklasifikasian industri komersial (industri ringan) dan industri non-komersial (indsutri dasar) Pengembalian industri strategis kepada negara (BUMN)
11.
Pengurangan rezim impor
6. 7. 8. 9.
Quick Wins Bidang Sarana dan Prasarana No. 1.
Program Pemilihan 5 Pusat Industri berbasis TIK di Jawa-Bali, Sumatra, Sulawesi.
20
SASARAN PEMBANGUNAN INDUSTRI 2014 (Baseline)
2015
2016
2017
2019
Industri (%) - RPJMN (Realisasi dan Proyeksi)
4,70 (4,63)
6,10 (4,25)
6,90 (5,40)
7,40 (6,50)
8,60 (8,00)
Kontribusi dalam PDB (Realisasi dan Proyeksi)
20,70 (21,01)
20,80 (20,84)
21,00 (20,95)
21,10 (21,35)
21,60 (21,76)
Sasaran 1. Sasaran Pertumbuhan
21
ARAH KEBIJAKAN: AKSELERASI PERTUMBUHAN INDUSTRI
1
• PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI • Wilayah Pengembangan Industri • Kawasan Peruntukan Industri • 14 Kawasan Industri di luar P Jawa • 22 Sentra Industri Kecil dan Menengah
2
• PENUMBUHAN POPULASI INDUSTRI 9.000 industri besar / sedang • Hilirisasi bahan tambang, hasil pertanian, hasil hutan, dan hasil laut • Industri bahan baku, industri barang modal, industri padat karya, • Penumbuhan IKM • Partisipasi dalam Global Production Network
3
• PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING • Industri bernilai tambah tinggi –> industri kreatif, industri hijau • Pembaharuan mesin / proses produksi • Kemampuan disain produk • Keterampilan tenaga kerja
22
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
HILIRISASI DAN PENDALAMAN STRUKTUR
23
PENGERTIAN DASAR 1 Hilirisasi
Komponen
Barang Setengah Jadi
Pengembangan industri yang dimulai dari perakitan barang jadi ke industri penghasil barang setengah jadi ke industri penghasil komponen hingga ke industri penghasil material industri. Umumnya dilakukan pada assembled products
Barang Jadi
Konsumen
Sumber Alam
Material Industri
Pengembangan industri yang mengolah sumber daya alam (hasil pertanian, hasil pertambangan, serta minyak dan gas bumi) menjadi material industri, komponen, barang setengah jadi, dan barang jadi
2 Pendalaman Struktur Industri 24
HILIRISASI MELALUI PENUMBUHAN INDUSTRI BARU (PENINGKATAN POPULASI INDUSTRI) 1. Hilirisasi industri prioritas Berbasis Agro •Industri Pangan, Bahan Penyegar, pakan, Oleokimia dan Kimurgi, pengolahan hasil hutan dan perkebunan.
2. Hilirisasi industri prioritas Berbasis Mineral Hasil Tambang •Industri Pengolahan dan Pemurnian Besi Baja dasar, Pengolahan dan Pemurnian Bukan Besi, Pembentukan Logam (Metal Forming), Logam untuk industri strategis, Pengolahan Logam Tanah Jarang (Rare Earth Metal) dan PGM
3. Hilirisasi industri prioritas Berbasis Migas dan Petrokimia •Industri Petrokimia Hulu, Kimia Organik, Pupuk, Garam, Semen, Resin Sintetik Dan Bahan Plastik, Karet Sintetik, Serat Tekstil, Kimia Penunjang Pertahanan, Plastik Dan Karet Hilir, Farmasi Dan Obat-Obatan
4. Industri prioritas berbasis SDM dan Teknologi •Industri Mesin – Permesinan, Tekstil dan Produk Tekstil, Alat Uji dan Kedokteran, Alat Transportasi, Kulit dan Alas Kaki, Alat Kelistrikan, Elektronika dan Telematika
5. Integrasi ke Global Production Network •Subsidiary, Contract Manufacturing, Independent Supplier
6. Pembinaan IKM & Industri Kreatif sebagai basis Penumbuhan IBS •Integrasi ke OEM sebagai pemasok intermediate goods •Memasok kebutuhan barang konsumsi bernilai tambah tinggi
25
PENDALAMAN STRUKTUR
SUPPLIER TIER 1
SUPPLIER TIER 2 / 3
• • • •
FINAL PRODUCT
Sub Assembly
Components / Subcomponents
Components / Subcomponents
Sub Assembly
COMPONENT SUPPLIER DEVELOPMENT PROGRAM
OEM = Original Equipment Manufacturer
Components / Subcomponents
Penumbuhan usaha pemasok bagi OEM (Original Equipment Manufacturer). Usaha Pemasok harus dapat memenuhi kinerja operasional OEM yaitu dalam biaya produksi, kualitas, dan jadwal penyerahan ( quality, cost, delivery time, QCD). Pembinaan pemasok untuk memenuhi kinerja operasional disebut Component Supplier Development Program (CSDP) diutamakan untuk IKM supaya mempunyai kemampuan sebagai supplier tier 2 dan tier 3 Sasaran Program adalah Peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN)
26
JARINGAN PRODUKSI GLOBAL: KASUS I-PHONE4 KOREA Inputs: $24.63 GERMANY U.S.
Inputs: $3.25
CHINA
FRANCE JAPAN
Final good: $194.04 (factory gate price)
ROW
US TRADE BALANCE WITH GROSS VALUE ADDED
CHINA
KOREA
GERMANY
FRANCE
REST OF WORLD
JAPAN
WORLD TOTAL
-$169.41
0
0
0
0
0
-$169.41
-$6.54
-$80.05
-$16.08
-$3.25
-$0.70
-$62.79
-$169.41 27
INTEGRASI KE JARINGAN PRODUKSI GLOBAL (GLOBAL PRODUCTION NETWORK, GPN) TIPE 1
TIPE 2
TIPE 3
TIPE 4
TIPE 5
PEMILIK
ASING
DOMESTIK
ASING
DOMESTIK
DOMESTIK
CAKUPAN
PERAKITAN
PERAKITAN
MANUFAKTUR
MANUFAKTUR
DESIGN-MFG
OUTPUT
PRODUK
PRODUK
INTERMEDIATE
INTERMEDIATE
INTERMEDIATE
KEMANDIRIAN USAHA DOMESTIK MAKIN TINGGI KETERANGAN
PROGRAM
Tipe 1: MNC pemanfaat “Cheap Labour” (Contoh: Panasonic Indo) Tipe 2: Tukang Jahit Dalam Negeri Contract Manufacturer (CM) Tipe 3: MNC Component Supplier (Contoh: Chemco Indonesia) Tipe 4: Global Workshop, design oleh pemesan OEM MNC CM Tipe 5: Independent Component Supplier
• • • •
Pembinaan Supplier Domestik dalam hal Quality, Cost, Delivery Time; Pembangunan Sarana dan Prasarana Pengukuran, Standardisasi, Pengujian, dan Kualitas (MSTQ); Memanfaatkan sebanyak mungkin Tipe 1, 2, dan 3. Mendorong tumbuhnya supplier Tipe 4 dan 5. 28
RANTAI PENCIPTAAN NILAI TAMBAH RANTAI NILAI PRODUK MANUFAKTUR
TAHAPAN
Pengaruh Terhadap Nilai Barang
Perancangan dan Pengembangan Produk Baru
70 %
Produksi / Manufaktur
20%
Marketing dan Penjualan
10%
Buang/Daur Ulang
Tidak Signifikan
HAMPIR SEMUA INDUSTRI NASIONAL HANYA TAHAP INI 1. Memaksimalkan penguasaan teknologi produksi, sehingga kesempatan 20% untuk menentukan nilai barang dapat secara optimal dimanfaatkan. 2. Mendorong industri nasional melakukan pengembangan produk baru (New Product Development, NPD) • Pembangunan pusat-pusat disain produk • Inovasi / adopsi teknologi untuk mendukung pengembangan produk baru 29
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
TERIMA KASIH
30