HILANGNYA SOSOK PANCASILA PADA GENERASI MUDA DI SMP N 1 NANGGULAN
DISUSUN OLEH : NAMA
: MUHAMAD YUSUF FRENDY
NIM
: 11.11.5119
KELOMPOK
:D
JURUSAN
: TEKNIK INFORMATIKA (S1)
DOSEN
: DRS. TAHAJUDIN SUDIBYO
UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT MATAKULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 / 2012
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir mata pelajaran pancasila yang berjudul “Hilangnya Sosok Pancasila Pada Generasi Muda Di SMP N 1 Nanggulan“ ini dapat diselesaikan.
Melalui kesempatan yang sangat berharga ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian tugas ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan yang setimpal atas segala bantuan yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Dalam penulisan makalah ini pastilah ada banyak kendala yang saya temui namun saya berhasil menghadapinya dan menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Akhir kata jika ada sesuatu pada khususnya kata-kata yang tidak berkenan pada hati pembaca mohon dimaklumi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Nanggulan, 20 Oktober 2011
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL Kata Pengantar
............................................................................................
i
Daftar Isi
........................................................................................................
ii
Abstrak
…………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 1.2
Latar Belakang Masalah ................................................................... Rumusan Masalah ...............................................................................
1 2
BAB II PEMBAHASAN 2.1 2.2 2.3
Pendekatan Historis ……………………………………………………. 3 Pandangan Pancasila Di Era Globalosasi ……………………………. 5 Penelitian ……………………………………………………………. 7
BAB III Kesimpulan …………………………………………………………….. 8 Saran …………………………………………………………………….. 8
ABSTRAK
Saat ini Pancasila mulai hilang di mata para generasi muda. Karena sila-sila yang terkandung didalamnya tidak lagi dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Aksi anarkis yang mulai sering terjadi belakangan ini timbul karena para siswa tersebut tidak memahami dengan baik isi kandungan Pancasila dan kebanyakan dari mereka memiliki rasa keegoisan yang sangatlah tinggi. Merka belum begitu memahami bagaimana jerih payah para Pemimpin kita dalam memerdekakan Negara Republik Indonesia. Agar sila-sila Pancasila yang memiliki makna di dalam kehidupan dapat kembali tertanam di hati sanubari para generasi muda. Sudah sepatutnya bagi diri kita sendiri untuk mulai menanamkan kembali makna dari sila-sila Pancasila di dalam benak kita. Selain itu Pemerintah sebagi Pemimpin yang bijaksana sudah sepatutbya menjadikan Pancasila sebagai mata pelajaran kurikulum yang wajib untuk dipelajari oleh para generasi muda Bangsa Indonesia. Sehingga di kemudian harinya dapat tercapai kehidupan berbangsa dan bernegara yang adil , makmur, dan sejahtera.
BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG MASALAH
Pancasila adalah dasar terbentuknya Negara Indonesia, dimana perjalanan yang ditempuh untuk membuatnya harus melewati berbagai macam halangan. Salah satu halangan yang kita tahu adalah pemberontakan oleh anggota G30SPKI yang berkeinginan untuk mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis. Pemberontakan ini menyebabkan enam Jendral dan berberapa orang lainnya telah terbunuh. Dan untuk mengenang jasa para pahlawan ini maka hingga sekarang kita memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Kita juga mengenal dengan adanya Upacara bendera di sekolah SD/SMP/SMA yang dilaksanakan pada dari Senin. Di hari Upacara ini sudah menjadi keharusan bagi setiap murid untuk mengikutinya. Namun yang saya ketahui masih banyak murid sekolah terutama SMP dan SMA yang sering membolos tidak mengikuti Upacara Bendera. Bahkan yang lebih parahnya lagi mereka malah lebih suka untuk menghabiskan waktu mereka untuk nongkrong di warung.
Apakah ini mencerminkan sikap seorang anak Bangsa? Tentu saja tidak. Sudah menjadi kewajiba bagi setiap sekolah untuk mendidik muridnya agar kelak menjadi anak yang berguna bagi keluarganya maupun bangsanya. Tapi jika murid yang dinasehati tidak memiliki kesadaran diri maka sudah pasti lama kelamaan Pancasila yang telah dibuat dengan pengorbanan seluruh pahlawan ini akan lenyap dalam hati sanubari mereka.
Dari uraian di atas maka penulis ingin meneliti masalah apa yang menyebabkan para murid ini membolos dan bagaimanakah cara menanamkan kembali Pancasila pada diri mereka.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah terebut maka penuliskan perumusan masalah tersebut yaitu:
1. Apa yang menyebabkan murid di SMP N 1 Nanggulan ini sering membolos? 2. Apa yang menyebabkan Pancasila lama kelamaan tidak dipahami dengan sungguh-sungguh? 3. Bagaimana caranya agar murid di SMP N 1 Nanggulan dapat memahami kembali isi dan makna dari Pancasila?
BAB II PEMBAHASAN
2.1
PENDEKATAN HISTORIS
Pada tahun 1945 Jepang kalah terhadap Belanda. Hal ini membuat Negara Indonesia yang dulunya telah terjajah oleh Jepang, menjadi memiliki kesempatan untuk membentuk Negara sendiri. Kesempatan ini didapat oleh Indonesia karena dulu Perdana Menteri Jepang yang bernama Kuniaki Koiso telah berjanji akan memberikan kemerdekaan terhadap Indonesia di kemudian hari. Indonesia berencana memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Namun sebelum itu pada saat rapat persiapan kemerdekaan dr.Radjiman sebagai Ketua Badan Usaha Persiapan Kemerdekaan mengajukan pertanyaaan, Apakah yang akan menjadi dasar Negara Indonesia, karena tanpa adanya dasar Negara maka unsurunsur Bangsa dan Negara yang begitu beraneka ragam tidak akan dapat bersatu menjadi Negara yang makmur dan sejahtera.
Rapat Kemerdekaan dilakukan pertama kali pada tanggal 29 Mei 1945 Muhammad Yamin menyatakan 5 asas Negara Indonesia yaitu “kebangsaan, kemanusiaan, ketuhanan, kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat” asas ini masih belum disetujui oleh Panitia Lima yang salah satu anggotanya adalah Bung Hatta.
Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir.Sukarno menyampaikan jawaban atas pertanyaan dr.Radjiman melalui pidatonya. Pidato ini dilakukan oleh Bung Karno tanpa menggunakan teks dan disampaikan dengan sangat baik. Pidato tersebut mengandung unsur-unsur budaya yang lengkap dan memiliki sifat-sifat universal, mulai dari kebangsaan, kemanusiaan, kerakyatan, kesejahteraan, dan ketuhanan. Isi dari pidato ini sebenarnya bukan buatan dari Bung Karno saja melainkan dari buah pemikiran milik Muhammad Yamin. Intinya adalah Muhammad Yamin sebagai otak pembuat Pancasila dan Bung Karno sebagai penegas kalimat-kalimat yang dibuat oleh Muh. Yamin, dan Soepomo. Dalam pidatonya Bung Karno mengatakan Kelima asas itu adalah kebangsaan Indonesia, internasionalisme atau perikemanusiaan, persatuan dan kesatuan, kesejahteraan sosial, dan ketuhanan yang Maha Esa, yang
pada akhir pidatonya Soekarno menambahkan bahwa kelima asas tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang disebut dengan Pancasila. Kemudian pada tanggal 17 Agustus 1945 setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, datanglah berberapa utusan dari wilayah Indonesia Bagian Timur. Berberapa utusan tersebut adalah sebagai berikut Sam Ratulangi sebagai wakil dari Sulawesi Hamidhan sebagai wakil dari Kalimantan. Mereka kurang sependapat dengan pembukaan Pancasila yang berbunyi "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya". Mereka tidak setuju karena di Indonesia agamanya bukan hanya Islam saja, melainkan ada berbagai agama yang beraneka ragam. Jika hanya Islam saja yang di bahas maka aka nada diskriminasi antara agama Islam dengan yang lainnya.
Untuk membahas pengubahan Pancasila ini Bung Karno mengadakan siding PPKI 1 pada tanggal 18 Agustus 1945. Di sidang ini Bung Hatta berpendapat untuk mengubah kalimat "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" ini menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Perubahan kalimat ini disetujui oleh keempat tokoh Islam yang pada saat itu adalah Kasman Singodimejo, Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, dan Teuku M. Hasan. Pada tanggal ini juga Ir.Soekarno telah resmi terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama.
2.2
PANDANGAN PANCASILA DI ERA GLOBALOSASI
Harus kita sadari bahwa memang benar Pancasila sekarang ini lama kelamaan mulai menghilang dalam kehidupan kita. Mengapa hal ini dapat terjadi? Ini dikarenakan tidak adanya penerapan Pancasila mulai dari sila 1 hingga sila ke-5 dalam kehidupan sehari-hari kita. Tawuran yang sering terjadi antar pelajar SMPSMA hanya karena perbedaan suporter sepak bola sering kita lihat, sungguh ironis sekali keadaan Indonesia saat ini. Para generasi muda ini tidak dapat mengamalkan sila 3 yaitu “Persatuan Indonesia” yang memiliki arti walau berbeda agama, ras , dan golongan tetapi tetap satu. Hal ini juga tercantum di semboyan Negara kita yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Pancasila merupakan dasar negara yang menjadi pandangan hidup dan menjadi alat pemersatu bangsa, nilai yang tertera pada lima sila tersebut merupakan idiologi yang digunakan Bangsa Indonesia untuk menjaga harkat dan martabatnya. Pengaruh Pancasila begitu besar terhadap bangsa, ini dapat terjadi karena keanekaragaman yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah mulai dari suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya, serta warna kulit jauh berbeda satu sama lain tetapi mutlak saling bersatu padu. Keanekaragaman inilah yang menjadi dasar atas terbentuknya Pancasila. Pancasila yang didalamnya terkandung sila-sila ketuhanan yang maha esa, persatuan Indonesia, kemanusiaan yang adil dan beradab, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki arti yang sangat luas dalam kehidupan bernegara. Seiring berkembangnya jaman yang semakin masuk ke dalam era globalisasi, saat ini Pancasila semakin tua dan fondasi-fondasi yang mendasarinya sekarang mulai tidak kokoh dan runtuh karena digerogoti oleh berjalannya waktu. Bagaimana tidak? Jika Pancasila yang seharusnya sangatlah penting sebagai pembentuk sebuah peradaban yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan sosial sekarang malah mulai tidak dipahami oleh para generasi muda.
Tujuan dan harapan dari Pancasila ini malah jauh melenceng dari apa yang diharapkan. Maraknya pecandu narkoba dan obat-obatan justru dialami dan didominasi oleh para murid dari tingkat menengah keatas, tauran antar pelajar dan masyarakatpun justru semakin bertambah dan menjadi budaya yang tak bisa dihilangkan, ini sudah menandakan bahwa nilaiinilai yang tertera pada setiap bait sila-sila Pancasila seolah tidak memiliki peran lagi dalam membentuk generasi muda Bangsa Indonesia. Dengan semakin hilangnya pemahaman Pancasila saat ini, maka Bangsa ini menjadi kehilangan arah yang akan dituju. Keadaan ini terjadi dikarenakan tidak ada pandangan hidup atau pegangan hidup yang bisa dijadikan landasan untuk memecahkan segala persoalan yang terjadi di negeri ini. Sehingga sangatlah perlu untuk Pancasila sebagai ideologi negara dan pandangan hidup Bangsa ditegakkan kembali agar Bangsa ini bisa menjadi Bangsa yang senantiasa mengedepankan musyawarah untuk mufakat dan senantiasa menjunjung tinggi keadilan serta menjaga persatuan sesame mahluk hidup. Meskipun kita tahu bahwa hal ini tidak bisa dilakukan serta merta jika diri kita sendiri tidak memulai untuk mempelajari terlebih dahulu apa itu Pancasila dan bagaimana kita dapat menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
2.3
PENELITIAN
Penelitian saya lakukan di Desa saya yaitu Desa Karang 6. Di desa saya ini tepatnya di samping rumah saya ada sebuah Sekolah Menengah Pertama yaitu SMP Negeri 1 Nanggulan. Tempat saya sekolah dulu. Saya begitu prihatin dengan anak sekolah saat ini (khususnya para laki-laki) karena mereka sering membolos saat Upacara Bendera. Tidak sadarkah mereka bahwa kemerdekaan ini dulunya telah mengorbankan beribu-ribu nyawa. Para pahlawan kita yang berperang dengan tetes keringat dan tubuh yang bersimpah darah, dengan bermodalkan bambu runcing. Mereka berperang hanya dengan satu tujuan yaitu untuk memerdekakan Negeri Indonesia.
Setelah penelitian yang saya lakukan selama 2 minggu, saya mendapatkan hasil: Pelajar yang membolos saat Upacara Bendera Senin Minggu 1
8 orang
Senin Minggu 2
11 orang
Jika aksi membolos ini terjadi terus menerus bukan tidak mungkin lagi jika jumlah siswa yang membolos lama kelamaan akan terus meningkat. Para siswa ini membolos disebabkan karena : 1. Mereka terlambat mengikuti Upacara Bendera 2. Mereka malas mengikuti Upacara Bendera 3. Adanya ajakan dari teman yang membolos untuk tidak mengikuti Upacara Bendera, juga mempengaruhi semakin bertambahnya siwa pembolos.
Ketidak pahaman mereka dengan Pancasila ini, dapat disebabkan oleh rasa keegoisan yang dimiliki para siswa sangatlah tinggi. Mereka lebih mengutamakan kemalasan mereka untuk tidak mengikuti Upacara daripada menjunjung tinggi harkat dan martabat Pancasila. Selain itu pengetahuan sejarah yang yang hanya sedikit membuat para siswa ini kurang memahami bagaimana jerih payah para Pemimpin kita dalam memerdekakan Negara Indonesia.
BAB III
KESIMPULAN
Generasi muda Indonesia saat ini mulai kehilangan arti Pancasila yang sesungguhnya karena rasa malas untuk mempelajarinya. Hilangnya Pancasila dapat menyebabkan berbagai hal diantaranya tawuran antar pelajar, siswa yang membolos Upacara, paerang antar suku di Papua, dan lain sebagainya. Pancasila yang berfungsi agar Bangsa Indonesia tetap ada hidup sepanjang zaman tetap kokoh, maka Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum Bangsa Indonesia harus dikembalikan dan ditegakkan, sehingga Pancasila dapat terealisasikan dengan baik bagi kita sebagai anak Bangsa.
SARAN Agar Pancasila tidak hilang, maka perlu dilakukan: a. Pemerintah harus menjadikan Pancasila sebagai salah satu mata pelajaran wajib di setiap sekolah. Karena Pemerintah harus menyadari bahwa Pancasila merupakan pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, yang mulai hilang ditelan oleh era globalisasi. b. Tanamkan Pancasila di setiap hati sanubari kita. c. Pahami makna setiap sila yang terkandung di dalamnya. d. Agar para siswa tidak membolos dari Upacara bendera maka harus ada keamanan yang mengawasi setiap daerah terutama warung makanan. Agar saat para siswa membolos keamanan bisa menghukumnya dan guru dapat member pengarahan sehingga siswa mengerti bagaimana pentingya Pancasila bagi Negara Indonesia.