Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli
2015
HIKMAH AYAT PENGHARAMAN KHAMR (Studi atas Penetapan Hukum Khamr dalam Alquran) Oleh: Sufrin Efendi Lubis1
Abstract Khamr process has the required educational values in education. As for the educational aspect of the question, it is how Allah so pays attention to readiness, capability, timeliness and adjustments to decide a law to His servant. Aspects of education contains in the prohibition and khamr process is great value and even exceed other aspects, and describes the series of events that becomes a mirror or clear evidence of the human being. God in khamr method is a realistic method and within very easy reach of the human mind. This can be seen from the various events and the events described in the Qur'an as khamr. Taking ibrah (lessons) contains in it and it is the duty of every Muslim. Muslim Should be reviewing and understanding each event in the process of the prohibition khamr in understanding of the content of the Qur'an is increasing and nature to the soul that makes the Qur'an as a source of early education. Keywords: Khamar, Hukum Khamar, Hikmah Pengharaman Khamar
1
134
Penulis adalah Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Padangsidimpuan
Hikmah Pengharaman Khamar................Suftrin Efendi Lubis
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli 2015
Pendahuluan Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallhu ‘Alaihi Wasallam merupakan agama yang bersifat Rahmatan lil’alamin (rahmat bagi sekalian alam), memiliki pengertian bahwa Islam mengandung ajaran yang sangat komprehensif; mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik aspek sosial, sejarah, hukum, politik, ekonomi, dan lain sebagainya. Ajaran Islam yang komprehensif tersebut tertuang dalam Alquran sebagai kalam Ilahi, yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. sebagai pembawa risalah untuk mengajarkannya kepada umat manusia, dan sekaligus sebagai pedoman hidup (Way Of Life), sehingga manusia itu mendapatkan keselamatan di dunia dan di akhirat. Untuk itu, manusia sangat perlu untuk menggali dan memahami kandungan dan pesan yang tersurat atau tersirat dari ayat-ayat Alquran tersebut dengan kemampuan akal yang diberikan kepadanya, sebab Alquran adalah petunjuk yang bersumber dari Allah Subhana Wata`ala3 yang bila dipelajari akan membantu manusia untuk menerima nilai-nilai yang dapat dijadikan pedoman bagi penyelesaian berbagai problem hidup. Dan memahami isi serta kandungan Alquran adalah cara untuk mendapatkan keselamatan tersebut. Alquran diturunkan secara berangsur-angsur untuk seluruh umat manusia, akan tetapi dimulai dengan perbaikan kondisi dan keadaan orang-orang Arab yang Allah swt. pilih sebagai penolong agama dan juga sebagai kaum pertama yang membawanya hingga sampai kepada kita sekarang ini. Keadaan orang Arab ketika itu berada dalam dua hal; yaitu kepercayaan kepada paganisme dan kekacauan dalam tatanan masyarakat. Sehingga, ayat Alquran yang mulamula turun mengenai keimanan, setelah keimanan tumbuh dalam hati mereka secara sempurna, yang diikuti oleh ketaatan terhadap segala anjuran dan larangan, barulah Allah swt. memberantas penyakit-penyakit sosial yang ada pada jiwa orang-orang Arab ketika itu dengan cara setahap demi setahap. Utsman Najati mengatakan: "di antara metode yang Alquran gunakan dalam menyembuhkan penyakit-penyakit serta keburukan-keburukan yang sudah biasa dilakukan suatu kaum adalah: pertama, dengan cara menunda penyembuhan kebiasaan-kebiasaan itu, sampai keimanan benar-benar mapan 2
2 3
Seterusnya disingkat menjadi saw. Seterusnya disingkat menjadi swt.
Hikmah Pengharaman Khamar................Suftrin Efendi Lubis
135
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli
2015
dalam kalbu kaum muslimin. kedua, menyiapkan secara bertahap jiwa mereka untuk melepaskan diri dari kebiasaan-kebiasaan buruk".4 Apabila ditinjau lebih lanjut tentang kandungan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa Alquran tidak melarang kebiasaan-kebiasaan buruk sekaligus, namun Alquran melarang sesuatu itu secara bertahap, dengan menyiapkan keimanan mereka terlebih dahulu. Karena iman yang kuat dan mapan akan memungkinkannya untuk digunakan sebagai pendorong untuk memudahkan proses lepasnya diri dari kebiasaan buruk yang mendominasi bangsa Arab ketika itu, dan kemudian mempelajari kebiasaan-kebiasaan baru sebagai gantinya. Oleh karena itu, kebanyakan ayat-ayat Alquran yang diturunkan di Mekkah pada fase pertama dari seruan Islam, pada dasarnya baru berkenaan dengan seruan pada Aqidah.5 Di samping itu, karena kesiapan jiwa kaum muslimin, juga mempunyai pengaruh besar untuk meninggalkan perbuatan yang menjadi kebiasaan mereka ketika itu. Sehingga adanya tahapan dalam pelarangannya merupakan salah satu cara untuk membentuk jiwa yang lebih siap meninggalkan kebiasan-kebiasaan tersebut, dan sesuai dengan kesiapan jiwa mereka pada saat itu. Salah satu penyakit sosial yang menjadi kebiasaan buruk mereka adalah meminum khamr (minuman yang memabukkan). Mereka sangat suka minum khamr. Adapun cara yang diterapkan Alquran dalam menghadapi penyakit tersebut yaitu dengan cara berangsur-angsur, tahap demi tahap dalam pemberantasannya.
Pengertian Khamr Kata khamr berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata khamarayakhmuru-khamran, yang artinya menutupi.6 Menurut Ath-Thabry khamr itu adalah: segala minuman yang bisa menutupi akal sehat dan menjadi tidaksadarkan
4
Lihat M. Ustman Najati, al-Qur'an dan Ilmu Jiwa, terj. Ahmad Rofi' Usmani, (Bandung:
Pustaka, 1997), Cet. Ke-2, hlm. 206. 5
Ibid.,
6
Dr. Ibrahim Unais, dkk, al-Mu’jan Al-wasith, ( Al-Qahirah: 1972), cet. Ke-1. Abu alSa’aadaat al-Mubaraakbin Muhammad al-Jazri, an-Nihaayah Fii Ghariib al-Hadits wa al-Atsar, (Beirut: Maktabah Ilmiyah, 1979), juz. ke-2, hlm. 148. Abi al-Husain Ahmad bin Paaris bin Zakarya, Maqayiis al-Lughat, (2002), juz. ke-2, hlm. 174. Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1972), hlm. 121.
136
Hikmah Pengharaman Khamar................Suftrin Efendi Lubis
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli 2015
diri dinamakan khamr. Sedangkan menurut ulama, ada perbedaan pendapat mengenai makna dan hakikat khamr tersebut, yaitu: Menurut kelompok ulama Hanafiyah, khamr adalah minuman yang memabukkan terbuat dari anggur. Adapun minuman lain seperti yang terbuat dari kurma atau gandum dan lain-lain yang berpotensi memabukkan, maka ia tidak dinamakan khamr, tetapi itu dinamakan dengan nabiidz7. Mereka berpendapat, bahwa yang haram baik sedikit atau banyak adalah yang terbuat dari anggur, yakni khamr. Sedang nabiidz tidak haram kalau sedikit, ia baru haram kalau banyak.8 Hal senada juga diungkapkan oleh ulama Kufah, bahwa nabiidz bukanlah khamr. Dan apa yang disebut khamr hanyalah yang dibuat dari perasan anggur.9 Sedangkan menurut mayoritas ulama adalah segala sesuatu yang memabukkan, apapun bahan mentahnya itu dinamakan khamr. Minuman yang berpotensi memabukkan bila diminum dengan kadar normal oleh seorang normal bisa memabukkan, maka minuman itu adalah khamr sehingga haram hukum meminumnya, baik diminum banyak maupun sedikit. 10 Ini berdasarkan pada sabda Rasul saw.
) (رواه مسلم وابن ماجه...كل مسكر مخر و كل مخر حرام
"Setiap yang memabukkan itu adalah khamr, dan setiap khamr adalah haram."(H.R. Muslim dari Ibn Umar) dan "segala yang memabukkan bila diminum dalam kadar yang banyak, maka kadar yang sedikitpun haram."11 (H.R. Ibn Majah melaui Jabir ibn Abdillah). Dari perbedaan pendapat di atas penulis cenderung pada pendapat kedua, yang mengatakan bahwa apa yang dinamakan dengan khamr tidak hanya yang terbuat dari naggur saja. Apapun bahan mentahnya dan apapun namanya, jika ia berpotensi memabukkan, maka haram hukum meminumnya baik sedikit Ibn. Maudud al-Mushalli, al-Ikhtiyar Lita’lili al-Mukhtar, juz. ke-1, hlm. 45. M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur'an, (Jakarta: Lentera Hati, 2000), hlm. 436-437. 9 M. Ali ash-Shabuni, Tafsir Ayat-ayat Hukum dalam Al-Qur'an, terj. Saleh Mahfoed, (Bandung: Al-Maarif, 1994), Cet. Ke-1, hlm. 491. 10 Abi Zakariya Muhyiddin bin Syarf an-Nawawi, al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab, juz. ke20, hlm. 112. Al-Mudawwan, juz. ke-15, hlm. 335. Hasyiyataa Qalyuubi, juz. ke- 15,hlm. 381. Hasyiyat al-Jaml, juz. ke-21, hlm. 219. Kasysyaf Alqana’ ‘An Matan al-Iqna’, juz. ke-20, hlm. 472. M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur'an, (Jakarta: Lentera Hati, 2000), hlm. 436-437. 11 Muslim, Shahihu Muslim, bab. Bayaan Anna Kulla muskirin Khamr, jilid. Ke-1, hlm. 153, M. Fuad abdul Baqi, Sunan al- hafizh Abu Abdillah Muhammad SAW., bin Yazid al- Qazwiny Ibn Majah, ( Mesir: 'Isa al- Baby, tth), jilid. Ke-1, hlm. 637. 7 8
Hikmah Pengharaman Khamar................Suftrin Efendi Lubis
137
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli
2015
maupun banyak. Dengan demikian jelaslah bahwa apa yang dinamakan dengan khamr tersebut dan khamr seperti apa yang diharamkan dalam agama. Ayat-ayat Khamr dan Artinya Ayat pertama adalah firman Allah swt. dalam surah Al-Baqarah ayat: 219 yang berbunyi:
‛Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat madharat (bahaya) dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi madharat keduanya lebih besar dari manfaatnya….‛ (Q.S. Al-Baqarah: 219) Ayat kedua adalah firman Allah swt. yang berbunyi dalam surah AnNisaa’ ayat: 43 yang berbunyi: ...
‛Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam Keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan....‛ (Q.S. An-Nisaa': 43). Ayat yang ketiga, tahapan yang menyatakan haramnya mengkonsumsi khamr secara tegas, yaitu firman Allah swt. surat Al-Ma'idah ayat 90-91 yaitu:
‛Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[434], adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara 138
Hikmah Pengharaman Khamar................Suftrin Efendi Lubis
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli 2015
kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).‛ (QS. Al-Ma'idah: 90-91) Asbabun Nuzul Ayat-ayat Khamr Imam al-Baghdadi mengatakan bahwa ada tiga tahapan tentang sebab diturunkannya ayat yang mengharamkan khamr.12 Dan ada juga di antara ulama tafsir yang berpendapat bahwa ada riwayat yang mengatakan tentang pengharaman khamr itu ada empat pendapat, sebagaimana diungkapkan oleh Imam Ibn Jauzy di dalam tafsirnya Zadul Masir. Dan ada juga pendapat yang mengatakan lebih dari empat.13 Maka berangkat dari sini penulis akan mengungkapkan sebagian pendapat para ulama tafsir tentang sebab turunnya ayat-ayat itu: 1. Maisarah meriwayatkan dari Umar bin al-Khathtab, beliau mengatakan bahwa; ‛pada waktu Rasulullah saw. pertama kali memasuki kota Madinah didapati penduduk kota itu suka minum arak (tuak) dan makan dari hasil perjudian. Kemudian Umar berdo`a serta menanyakan hal tersebut kepada beliau tentang kesukaan dan kebiasaan sebagian para sahabat meminum minuman yang memabukkan tersebut.14 Sehubungan dengan itu Allah swt. menurunkan ayat 219 dari surah alBaqarah. Mereka berkata: ‛tidak diharamkan bagi kita minum khamr, kecuali itu termasuk madharat (bahaya) kepada kita." 15 Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Al-Qurthuby yang bunyinya: Oleh sebab itu mereka meneruskan kebiasaan itu. Pada suatu ketika ada
seorang sahabat menjadi imam dalam mendirikan shalat magrib, dan 12
Al-Waahidi, ASbaab an-Nuzul Lilwaahidi, ( al-Qahirah: Dar al-hadits, 1998), cet. Ke-4. Abu al-Hasan `Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Hubaib al-Bashry al-Baghdady, An-Nakt wa Al-`Uyun, (tth), juz. Ke-1 hlm. 378. 13 Abd ar-Rahman Ibn Abi Bakr Jalaluddin as-Suyuthy, (Daar al-Mantsur), Juz. Ke- 2 hlm. 456. 14 Imam As-Samarqandy mengatakan di dalam tafsirnya Bahrul `ulum, Umar mengatakan, اللهم أرنا رأيك في الخمر, juz: 2 hlm. 1. ungkapan lain dikatakan- اللهم بين لنا في الخمر بيانا شافيا, lihat Tafsir Zdadul Masir Libni Jauzy. Juz. ke-2, hlm. 259, dan lihat juga Al-Khazin Abu al-Hasan `Ali bin Muhammad bin Ibrahim Bin `Amr al-Syaichi Lubabu al-Ta’wil fii Manaji al-Tanzil, juz, ke-2, hlm. 330. 15 ‘Imaad ad-Diin Abu al-Fidaa’, Tafsir al-Qur’an al-‘Azhiim, (Dar thiibah, tth), hlm. 1999. Mudjab Mahali, Asbabun Nuzul Studi Pendalaman Al-Qur’an, (Jakarta: Rajawali, 1989), Cat. Ke-1, hlm. 56.
Hikmah Pengharaman Khamar................Suftrin Efendi Lubis
139
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli
2015
dalam membaca ayat Alquran terjadi kesalahan karena dia dalam keadaan mabuk. Sebagaimana dikatakan oleh Ali Ash-Shabuny: ‛Mereka menjadikan salah seorang dari mereka sebagai imam dalam shalat magrib sedangkan dia dalam keadaan mabuk, sehingga tanpa sadar imam tersebut membaca - أعبد ما تعبدون-قل ياأيها الكافرون. Mengubahnya dengan membuang huruf ‚laa‛.16 Sehubungan dengan peristiwa itu Allah SWT menurunkan ayat ke-43 dari surah an-nisaa` yang dengan tegas melarang orang-orang yang beriman meminum khamr ketika hendak melaksanakan shalat. Sebagaiman Imam AsySyaukany mengatakan: ‛Untuk apa kita meminum sesuatu yang menjadikan
kita lalai dari mendirikan shalat. Maka dengan alasan ini, sebagian mereka meminum khamr di luar waktu shalat.‛17 Sekalipun ayat demi ayat telah diturunkan yang berkaitan dengan minum-minuman keras, namun kebiasaan orang Arab untuk meminum khamr tersebut masih juga berjalan biasa. Oleh sebab itulah Allah SWT menurunkan ayat yang lebih keras dan lebih berat lagi yang sekaligus pengharaman khamr secara tegas, yaitu ayat 90 dan 91 dari surah Al-Ma’idah sebagai ketegasan tentang kekejian meminum khamr, yang hal itu merupakan perbuatan syaitan. Dan setelah ayat ini turun lalu mereka berkata: ‛cukup sudah, kami akan berhenti dari munim minuman keras‛.18 2. Hadits riwayat Ahmad dari Yahya bin Sa`id bin Humaid dari Anas bin Malik, ketika itu Anas bin Malik sebagai pelayan di rumah Abi Thalhah. Pada waktu itu Abi Ubaidah bin Jarrah, Abu Dujanah, Mu`az bin Jabal, Suhail bin Baidha dan sahabat yang lain sedang minum minuman keras yang disodorkan oleh Anas bin Malik. Tiba-tiba ada seruan tentang diharamkannya khamr, sehingga mereka tidak keluar sebelum menghabiskan dan membuang minuman yang ada di gelas mereka. Kemudian sebagian mereka ada yang langsung berwudhu’ dan mandi. Kemudian ada pula yang memakai wewangian kemudian langsung pergi ke mesjid. Keti Rasulullah saw. sudah berada di sana, langsung membacakan ayat 90 dan 91 dari surah Al-Ma’idah yang menegaskan tentang larangan meminum khamr dan berjudi. Setelah Rasulullah membacakan ayat, Umar bin al-Khattab Muhammad `Ali ash-Shabuni, Rawa`iul Bayan Tafsirul Ayatul Ahkam Minal Qur’an , (Qahirah: Dar al-Shabuni, 1999), Cet. Ke-1, hlm.193. 17 Imam Asy-Syauky, Fathul Qadir, (Beirut: Dar al-Fikr), juz 2 hlm. 354. 18 A. Mudjab Mahali, Asbabun Nuzul Studi Pendalaman Al-Qur’an, (Jakarta,: Rajawali, 1989), Cet. Ke-1, hlm. 57, dan Muhammad `Ali ash-Shabuni, Rawa`iul Bayan Tafsirul Aayaatul Ahkaam Minal Qur’an, (Qahirah: Dar al-Shabuni, 1999), Cet. Ke-1, hlm.193. 16
140
Hikmah Pengharaman Khamar................Suftrin Efendi Lubis
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli 2015
dan sahabat yang lain langsung berkata: ‛aku akan menghentikan diri dari
meminum minuman yang memabukkan.‛19 Maka Allah swt. menurunkan ayat ke-90 dan 91 dari surah Al-Ma`idah sebagai ketegasan tentang hukum meminum khamr dan bermain judi. Dengan ayat ini Allah swt. menjelaskan hukum-hukum yang bekenaan dengan meminum khamr, main judi, menyembelih untuk patung-patung dan mengundi nasib dengan menggunakan alat-alat yang menyerupai anak panah yang biasa dilakukan oleh bangsa Arab sebelum datangnya agama Islam. Demikianlah pendapat para ulama tafsir tentang sebab diturunkannya ayat yang langsung menegaskan haramnya khamr. Sekalipun bentuk dan paparan para ulama di atas berbeda secara lafazh begitu juga dari segi ungkapannya, begitu juga dengan para sahabat yang terkait di dalamnya, namun kandungan dan tujuannya adalah sama. Menurut pengamatan penulis dari tulisan para ulama tafsir tentang sebab turunnya ayat 90 dan 91 dari surah al-ma`idah ini, Wallahu A’lam bish Shawaab; penulis tidak menemukan ada ulama yang mengatakan bahwa pendapat yang paling kuat adalah ini kecuali Imam Abu Al-Hasan bin Muhammad bin Ibrahim bin Amr al-Syeichy di dalam kitabnya Al-Khazin bahwa yang paling tepat adalah pendapat yang pertama (yang diriwayatkan oleh Umar). Pengertian Metode Pengertian metode secara etimologi, berasal dari dua perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta bebarti "melalui" dan hodos berarti "jalan" atau "cara."20 Kalau kita memahami dari segi etimologi sebagaimana ungkapan di atas, bahwa metode itu merupakan langkah-langkah yang semestinya disiapkan seorang guru (pengajar) yang dijadikan sebagai bahan acuan demi terarahnya proses pendidikan. Dan cara yang ditetapkan dalam suatu pelajaran bertujuan untuk mempermudah pemahaman peserta didik. Sebagaimana dikatakan oleh Dr. Ahmad Husain al-Liqany; ‚metode merupakan langkah-langkah yang diambil guru guna membantu para murid merealisasikan tujuan tertentu.‛21 Metode dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah
Al-Khazin. Ibid., hlm. 330. Lihat juga. A. Mudjab Mahali, Ibid. hlm. 57-58. H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Intardisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), Cet. Ke-1, hlm. 61. 21 Ahmad Husain al-Liqany, Mu'jam al-Musthalahat al-Tarbiyah al-Mu'arrafah fi al- Manahij wa Thuruq al-Tadris, (Mesir: 'Alam la- Kutub, 1996), Cet. Ke-I, hlm.127. 19 20
Hikmah Pengharaman Khamar................Suftrin Efendi Lubis
141
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli
2015
‚thariqah‛ yang berarti langkah-langkah atau tehnik yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan.22 Untuk lebih jelasnya penulis akan memaparkan pendapat para ahli tentang makna metode tersebut, di antaranya: Al-Abrasy mendefinisikan bahwa metode adalah; ‚jalan yang kita ikuti untuk memberikan pengertian kepada murid-murid tentang segala macam pendidikan dalam berbagai pelajaran.‛23 Istilah metodologi pengajaran terdiri dari dua kata, yaitu metodologi dan pengajaran. Metodologi ialah suatu ilmu yang membicarakan suatu cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Dan pengajaran ialah proses penyajian bahan pelajaran yang disajikan.24 Dari pengetian di atas Ramayulis mendefinisikan bahwa metodologi pengajaran berarti "suatu ilmu yang membicarakan tentang jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan mengajar."25 Pelaksanaan metodologi pengajaran dalam pendidikan disebut "metodologi mengajar". Zakiah Daradjat mendefinisikan metode ‚mengajar sebagai suatu tehnik penyampaian bahan pengajaran kepada murid". Dan metode itu dimaksudkan agar dapat menangkap pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna oleh anak dengan baik.‛ 26 Oleh karena itu, keberhasilan seseorang pengajar dalam melaksanakan tugasnya, tidak hanya tergantung dari penguasaan bahan yang akan diajarkan, namun ditentukan juga oleh penguasaan cara-cara atau strategis penyampaian bahan. Pendidik harus tahu betul dan mampu menggunakan cara atau metode yang paling efekti dan efisien, sehingga anak didik dapat menerima dan memahami dengan mudah bahan yang disampaikan. Dari definisi-definisi di atas, kita dapat mamahami bahwa di dalam pendidikan khususnya terkait dengan metode; kita melihat harus adanya keterkaitan dan kerja sama antara guru dan anak didik. Dalam ungkapan lain; untuk mencapai serta mewujudkan tujuan pendidikan, tidak bisa dengan menyerahkan sepenuhnya kepada guru tanpa keterkaitan murid, begitu juga dengan sebaliknya. Jadi, guru bukan sekedar fasilitator dan perangsang untuk menumbuhkan kemampuan anak. Tapi pengorbanan guru dibutuhkan lebih Shahih Abd. Aziz, al-Tarbiyah al-Haditsah Maddatuha, Mabadi'uha, Tathbiqatuha alAmaliyah (al- Tarbiyah wa Thuruq al-Tadris), (Kairo: Dar al- Maarif, 1119 H), hlm. 196. 23 Muhammada 'Athiyah, al- Abrasy, Ruh al- Tarbiyahwa al-Ta'lim, (Kairo: Isa al-Babi al22
Nalabi), hlm. 257. 24 Ramayulis, Metodologi Pengajaran agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), Cet. Ke3, hlm. 108. 25
Ibid.,
Zakiah Daradjat, dkk., Metodologi Pengjaran Agama, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet. Ke-1, hlm.61. 26
142
Hikmah Pengharaman Khamar................Suftrin Efendi Lubis
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli 2015
banyak dari itu. Karena itu, guru dan murid harus menjalin hubungan yang kuata dan kerjasama, saling mendukung, untuk tercapainya tujuan pendidikan tersebut. Hal ini sesuai dengan ugkapan Ramayulis; ‚dalam pendidikan yang diterapkan di Barat, metode pendidikan hampir sepenuhya tergantung kepada kemauan murid, para guru hanya bertindak sebagai motivator, fasilitator, atau hanya sebagai instruktor. Sistem yang cenderung dan mengarah kepada anak didik sebagai pusat (child center) ini sangat menghargai adanya perbedaan individu para peserta didik. Hal ini menyebabkan para guru hanya bersikap merangsang dan mengarahkan para siswa mereka untuk belajar dan setelah itu mereka diberi kebebasan, sedangkan pembinaan karakter hampir kurang menjadi perhatian guru.‛27 Secara tidak langsung kita dapat mengambil kesimpulan bahwa setiap guru dituntut untuk selalu tampil dengan sebaik mungkin sesuai denga metode pelajaran yang akan disampaikannya. Karena seorang pendidik yang selalu berkecimpung dalam proses belajar mengajar, kalau ia benar-benar menginginkan agar tujuan pendidikan tersebut dapat dicapai secara efektif dan efisien, maka penguasaan materi saja tidaklah cukup, ia harus menguasai tehnik atau metode penyampaian materi dan dapat menggunakan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian, pendidik telah memiliki satu langkah untuk tercapainya tujuan pendidikan yang sesunguhnya. Hal yang tidak kalah penting juga, pendidik harus memperhatikan dengan benar dan sungguh-sunguh tentang metode pendidikan tersebut, sehingga ketika datang pertanyaan: bagaimana kiranya metode pendidikan menurut Islam? Pertanyaan ini tidak akan bisa dijawab dengan sempurna sebelum kita menguasai tehnik, atau pemahaman kita tentang pendidikan itu. Oleh karena itu, penulis akan memfokuskan pembahasan kali ini pada pokok-pokok yang terkait dengan metode tersebut. Berkenaan dengan metode-metode yang dimaksud, penulis akan mengupasnya pada pembahasan berikutnya. Hikmah Pengharaman Khamr 1. Alquran Memperhatikan Kesiapan Peserta Didik Di dalam pendidikan, kesiapan peserta didik digolongkan kepada hal yang paling urgent untuk tercapainya tujuan dalam proses pendidikan. Karena peserta didik pada konteks ini berkedudukan sebagai objek. Ketika kita menjalani
27
Ramayulis, Ilmu pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia), Cet. ke-4, hlm. 156.
Hikmah Pengharaman Khamar................Suftrin Efendi Lubis
143
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli
2015
proses belajar mengajar, tanpa adanya dukungan atau partisipasi anak didik dalam pendidikan itu, maka hasilnya akan nihil. Keadaan yang seperti ini, akan terusmenerus berlanjut manakala pendidikan itu dilaksanakan tanpa memperhatikan kesiapan peserta didik untuk menerima paparan dari guru. Dan kesiapan peserta didik juga, merupakan modal awal yang harus ditanamkan mulai sejak dini. Sehingga dengan adanya dasar yang kuat akan menjadi topangan bagi cabangcabang yang tumbuh dari akar tersebut. Dan metode ini telah dipakai oleh Alquran beberapa abad yang silam dalam proses pengharaman khamr, yaitu Q.S. An-Nahl ayat: 67. Menurut Quraish Shihab, ayat ini dihitung sebagai salah satu ayat yang berhubungan dengan pengharaman khamr. Karena dalam ungkapannya, bahwa ayat di atas mengatakan akan adanya sakaran (unsur yang memabukkan) serta rizki yang baik dalam khamr merupakan suatu proses yang tidak dapat dipisahkan dengan proses pengharaman khamr tersebut. Allah swt. tidak langsung melarang dan tidak juga memerintahkan untuk meninggalkan khamr secara langsung. Tetapi ungkapan yang demikian adalah ungkapan yang menggambarkan kebijaksanaan serta kepekaan dengan kondisi serta keadaan umat pada saat itu. Allah swt. hanya mengatakan, bahwa di dalam khamr itu terdapat keuntungan dan terdapat kerugian. Oleh ulama tafsir mengatakan, untung di sini adalah dari segi materi sedangkan ruginya dari segi materi, jasmani dan rohani. Maka ketika mendengar ayat ini sebagian orang langsung dapat paham kemudian miningglkannya dan sebagian yang lain masih tetap mengkonsumsi khamr tanpa menghiraukan adanya mudlarat di dalam khamr tersebut. Dan ini merupakan tahapan yang sempurna dan sangata sesuai bagi pemula yang belum mempunyai pegangan yang kokoh untuk menerima sesuatu yang baru. Kita dapat mengambil pelajaran yang berupa prinsip agung yang berpengaruh dalam diri anak. Yakni, melakukan tahapan dan tidak menerapkan segala problematika dalam satu waktu. Ini dikarenakan setiap fase pasti memilki masanya tersendiri.28 Pada dasarnya, melakukan tahapan dalam melangkah memiliki pengaruh besar dalam diri anak dan dalam merespon, mengingat seorang anak masih belum matang, sehingga harus dilakukan secara bertahap, dan berpindah dari satu fase ke fase lainnya, juga merencanakan setiap permasalahan atau tujuan yang menuntut
Muhammad Rasyid Dimas, 25 Kiat Mempengaruhi Jiwa dan Akal Anak, (Jakarta: Robbani Press, 2006), Cet. Ke-6, hlm. 75. 28
144
Hikmah Pengharaman Khamar................Suftrin Efendi Lubis
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli 2015
kecepatan untuk dilewati dengan beberapa fase dan tingkatan yang digariskan oleh kedua orang tua, serta saling bekerja sama dalam melaksanakannya.29 Demikian pula dengan penanaman aqidah yang difokuskan selama Rasul saw. berdakwah di Makkah. Karena dengan adanya aqidah yang kuat dan berlandaskan kepercayaan mutlak, akan membuahkan hasil yang maksimal dibandingkan sebelum adanya keimanan. Untuk lebih jelasnya sebagaimana penulis ungkapkan di pembahsan yang sebelumnya, yaitu ungkapan ibunda 'Aisyah ra: "Sesungguhnya pertama-tama yang diturunkan dari Alquran adalah surat-surat pendedek, yang di dalamnaya diterangkan soal surga dan neraka. Setelah manusia mempunyai kesadaran tentang Islam, baru turun ayat-ayat tentang halal dan haram. Sekiranya wahyu yang pertama diturunkan adalah berbunyi: janganlah kamu meminum khamr, niscaya mereka akan berkata, tidak, kami tidakakan meninggalkan khamr sama sekali."30 2. Alquran Memperhatikan Kesiapan Penerima Syariah Memperhatikan kesiapan penerima syariah juga termasuk salah satu point penting dari sekian point di dalam ayat pengharaman khamr. Bahkan point ini tidak kalah urgennya dibandingkan dengan point pertama di atas, yaitu kemampuan pengajar dalam memahami kadar kemampuan penerima syariat. Muhammad Rasyid Dimas mengatakan: ‚sesunguhnya pengetahuan kita tentang tingkah laku perkembangan akal anak, dapat memudahkan kita mengetahuai kapan kita harus berbicara denganya, kalimat apa yang akan kita gunakan, serta pemikiran yang bagaimana yang akan kita sampaikan. Ini disebabkan seorang anak bagaikan makhluk hidup lainnya yang memilki batasan yang tidak dapat dilampauinya, mengingat akal dan pemikirannya masih dalam proses perkembangan dan perluasan.‛31 Tidak jarang kata-kata baik yang disampaikan dengan cara yang baik, namun tidak diterima dan bahkan diabaikan begitu saja hanya karena kondisi sipendengar/penerima ketika itu kurang tepat dan kurang mendukung. Bida jadi karena ketidak siapaannya, terlalu tinggi tingkat penyampaiannya atau faktor yang lain yang menyebabkannya enggan untuk mendengarkan apa yang kita sampaikan.
29
Ibid., hlm. 76.
30
Abd Ar-Razzaq, Mushannaf Adb ar-Razzaq, jilid. Ke-3, hlm. 352. dan Muqaddimah Ibn
Katsir, jilid. Ke-1, hlm. 47. 31
Muhammad Rasyid Dimas, Op.Cit., hlm. 80.
Hikmah Pengharaman Khamar................Suftrin Efendi Lubis
145
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli
2015
3. Memperhatikan Situasi (waktu) yang Tepat Di antara metode yang dapat mempermudah dalam mencapai hasil proses belajar mengajar yang maksimal adalah perhatian sipendidik terhadap waktu. Karena tidak diragukan lagi, ketika seorang guru mempunyai keahlian dan pemahaman tentang peran serta pengaruh waktu dalam proses pendidikan serta dapat menyesuaikannya dengan realita, maka sipendidik dapat mempermudah pembelajaran tersebut hingga tercapainya tujuan yang diinginkan. Muhammad Rasyid Dimas mengatakan bahwa: "memilih waktu yang tepat bagi orangtua untuk mengarahkan anak terhadap apa yang diinginkan keduanya, dan membimbing anak-anak kepada apa-apa yang disukai keduanya, telah memainkan peran yang efektif agar nasehat tersebut dapat mendatangkan hasil. Selain itu, pemilihan waktu yang tepat akan memudahkan dan meminimalisir upaya proses pendidikan, karena pada dasarnya, hati anak-anak dapat menerima sesuatu yang diatur. Sehingga, jika kedua orang tua memberikan pengarahan di saat hati anak-anak mereka dapat menerima, berarti mereka akan mewujudkan suatu kemenangan besar dalam pekerjaan edukatif mereka."32 Berkenaan dengan metode ini, banyak sekali kejadian-kejadian disepanjang kehidupan Rasulullah saw. Mulai dari cara Rasulullah menegur seorang yang melanggar, atau memberi nasehat kepada orang yang minta dinasehati. Rasul tidak menegur orang yang melakukan suatu kesalahan dihalayak ramai, tetapi Rasul menunggu serta memilih waktu yang tepat dalam penyampaiannya. Rasul saw. tidak memarahi orang yang melanggar suatu ajaran dengan langsung, selama belum ada kejelasannya. Apakah ia orang yang sudah mengetahui kalau yang baru ia kerjakan itu tidak sesuai denga ajaran agama misalnya? Adapun kaitan metode ini dengan proses pengharaman khamr dapat kita lihat pada ayat yang menyatakan bahwa dilarangnya minum khamr pada waktuwaktu tertentu. Firman Allah swt. dalam surah An-Nisaa' ayat: 43. Kandungan ayat di atas merupakan batasan bagi orang-orang pada saat itu antara kapan boleh dan tidak bolehnya meminum khamr. Ketika Allah swt. mengatakan "janganlah kamu shalat sedangkan kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yan kamu ucapkan." Pada hakikatnya meminum khamr telah Allah swt. larang pada waktu-waktu tertentu. Sehingga larangan tersebut menjadi tolak ukur bagi umat pada saat itu untuk meminumnya.
32
146
Ibid., hlm. 70.
Hikmah Pengharaman Khamar................Suftrin Efendi Lubis
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli 2015
4. Alquran Bervariasi dalam Penggunaan Metode Proses belajar mengajar bisa dikatakan sebagai proses yang menyenangkan, hal ini bilamana seorang pendidik paham dan mampu memberikan kesesuaian kepada peserta didiknya. Di samping itu juga, proses pembelajaran ini bisa menjadi pekerjaan yang tidak di sukai anak-anak bahkan menjadi pekerjaan yang dibenci, ketika anak-anak mengikutinya dengan perasaan terpaksa. Keadaan yang seperti ini merupakan buah dari pembelajaran yang tidak sukses bahkan boleh dikatakan pembelajaran yang gagal di tengah jalan. Di antara kemungkinan yang menjadikan anak-anak seperti ini adalah ketidak mampuan guru menghadapi anak didiknya, karena variasi yang sangat minim di dalam pembelajaran, sehingga anak didik juga merasa bosan dan tidak betah duduk di bangku sekolah. Dengan demikian, kita dapat memahami kebetahan seorang penerima pelajaram yang sangat tergantung dengan kepandaian guru dalam mengolah waktunya bersama mereka sebaik mungkin, Sehingga proses penyampaian kebaikan tersebut terkesan dihati, kegiatan yang menyenangkan serta digemari. Oleh karena itu, kemajuan serta perkembangan yang pesat di masa kini menuntut kita agar selalu bisa berjalan dengannya tanpa tertinggal selangkahpun. Sebelum masuk kedalam kelas misalnya, kita dituntut agar mempersiapkan pelajaran tersebut sebaik mungkin dan mempersiapkannya dengan variasi yang berbedabeda dengan hari-hari sebelumnya. Ketika seorang pengajar hanya menggunakan satu cara di dalam pembelajaran tanpa adanya variasi, maka yang demikian merupakan kelemahan yang akan menimbulkan dampak negatif kepada para peserta didik. Abd. Hamid Al-Bilaali mengatakan: ‚Menyamakan penyampaian kepada semua peserta didik, tanpa membedakan yang kecil dengan yang besar, yang pinta dengan yang lemah, merupakan kesalahan besar dalam proses pendidikan dan sangat tidak sesuai dengan konsep pendidkan yang sebenarnya. Akan tetapi hendaklah sipendidik memahami dengan cermat bagaimana menyiapkan pembelajaran yang penuh dengan variasi.‛33 Ungkapan di atas adalah merupakan bahan renungan bagi kita semua khususnya para guru yang di tangan-tangan merekalah terlahir generasi tumpangan harapan yang penuh dengan bermacam corak, juga kita akan mendapati guru tersebut sebagai orang yang membentuk kaidah pemikiran dasar
33
Abd. Hamid Al-Bilaali, Fiqhu ad-Dakwah fii Inkaar al-Munkar, hlm. 48.
Hikmah Pengharaman Khamar................Suftrin Efendi Lubis
147
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli
2015
dalam kehidupan anak pada masa sekarang, dan pada masa mudanya yang akan datang.34 Metode-metode pengajaran yang dikenal dalam dunia pendidikan modern, merupakan metode yang sudah terbukti. Dan metode-metode tersebut sebenarnya telah dilaksanakan oleh Alquran. Quraish Shihab menggambarkan metode yang digunakan Alquran dengan membandingkan metode yang dipakai dalam pendidikan (agama) pada masa sekarang adalah: ‚Bahwa Alquran menuntut peserta didiknya untuk menentukan kebenaran melalui usaha peserta didik sendiri, menuntut agar materi yang disajikan diyakini kebenarannya melalui argumentasi-argumentasi logika, dan kisah-kisah yang dipaparkan mengantarkan mereka kepada tujuan pendidikan dalam berbagai aspeknya, dan nasehatnya ditunjang dengan panutan. Sementara pendidikan kita, khususnya dalam bidang metodologi, seringkali sangat menitik beratkan pada hafalan, atau conto-contoh, kiasan yang dikemukakan dengan bahasa gersang, tidak menyentuh hati, ditambah lagi nasehat yang diberikan tidak didukung oleh panutan pemberinya.‛35 Memahami pendapat-pendapat di atas, kelihatannya para ahli sepakat pada suatu masalah bahwa metode yang dipakai Alquran salama mendidik umat adalah metode "berfikir sendiri" tentang masalah yang dipaparkan oleh Alquran. Hal ini tampak pada turunnya ayat-ayat Alquran secara umum, juga pada ayatayat khamar. Ayat-ayat khamar mengajak menusia untuk berfikir, yakni dengan memaparkan perbandingan antara mashlahat dan mudharat yang harus melibatkan akal sebagai alat untuk menilainya. Seperti yang dikemukakan oleh A. Hasyimi bahwa: ‚Alquran membangun kesadaran akal dan fikiran, yaitu dengan mengemukakan perbandingan antara yang jahat dengan baik, antara kerusakan dengan kesejahteraan."36 Penutup Ungkapan Alquran sebagai pedoman hidup dan referensi utama di dalam pelbagai aspek kehidupan bukanlah ungkapan kosong dan tidak realistis. Proses pengharana khamr adalah salah satu bukti konkrit dari ungkapan tersebut. Metode Allah di dalam mengharamkan khmar tidak lepas dari gambaran dunia pendidikan Muhammad Rasyid Dimas, Op.Cit., hlm. 68. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur'an, (Jakarta: Lentera Hati, 2000), hlm. 117. 36 A. Hasyimi, Dustur Da'wah Menurut Al- Qur'an, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), Cet. Ke1, hlm. 115. 34 35
148
Hikmah Pengharaman Khamar................Suftrin Efendi Lubis
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli 2015
yang seharusnya diperhatikan dan dipelajari dengan mendalam. Secara tidak langsung bahwa Allah swt. mengajari para pendidik untuk memperhatikan banyak hal sebelum menyampaikan apa yang hendak disampaikan. Benar bahwa pendidikan memerlukan orang-orang yang berkompeten dalam bidangnya, yang mempunyai kemahiran untuk mentransfer apa yang ia miliki kepada peserta didik. Karena pendidik memegang peran penting dalam menghantarkan anak didik menjadi orang yang mempunyai wawasan yang luas dan keilmuwan yang dalam. Cara mendidik yang baik adalah dengan cara melihat serta memperhatikan kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran, kadar kemampuan mereka, situasi (waktu) yang tepat, dan hal yang tidak kalah pentingnya adalah pendidik harus membina mereka dengan menggunakan variasi sehingga anak didik merasa betah dalam mengikuti proses belajar mengajar tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Akan tetapi seorang anak didik mengikuti proses pendidikan atas dasar kemauannya sendiri. Referensi Alquran Abu al-Fidaa’, ‘Imaad ad-Diin. Tafsir Alquran al-‘Azhiim, Dar thiibah, tth. al-Baghdady, Abu al-Hasan `Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Hubaib alBashry. An-Nakt wa Al-`Uyun, tth. Al-Bilaali, Abd. Hamid. Fiqhu ad-Dakwah fii Inkaar al-Munkar. al-Liqany, Ahmad Husain. Mu'jam al-Musthalahat al-Tarbiyah al-Mu'arrafah fi alManahij wa Thuruq al-Tadris, Mesir: 'Alam la- Kutub, 1996. al-Syaichi, Al-Khazin Abu al-Hasan `Ali bin Muhammad bin Ibrahim Bin `Amr. Lubabu al-Ta’wil fii Manaji al-Tanzil. Al-Waahidi, ASbaab an-Nuzul Lilwaahidi, al-Qahirah: Dar al-hadits, 1998. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Intardisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, 1991. ash-Shabuni, M. Ali. Tafsir Ayat-ayat Hukum dalam Alquran, terj. Saleh Mahfoed, Bandung: Al-Maarif, 1994. As-Samarqandy, Imam. Bahrul `ulum Asy-Syauky, Imam. Fathul Qadir, Beirut: Dar al-Fikr, tth. 'Athiyah, Muhammada. al- Abrasy, Ruh al- Tarbiyahwa al-Ta'lim, Kairo: Isa alBabi al-Nalabi, tth.
Hikmah Pengharaman Khamar................Suftrin Efendi Lubis
149
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 02 Juli
2015
Aziz, Shahih Abd. al-Tarbiyah al-Haditsah Maddatuha, Mabadi'uha, Tathbiqatuha al- Amaliyah al- Tarbiyah wa Thuruq al-Tadris, Kairo: Dar al- Maarif, 1119 H. Daradjat, Zakiah, dkk., Metodologi Pengjaran Agama, Jakarta: Bumi Aksara, 1996. Dimas, Muhammad Rasyid. 25 Kiat Mempengaruhi Jiwa dan Akal Anak, Jakarta: Robbani Press, 2006. Hasyimi, A. Dustur Da'wah Menurut Al- Qur'an, Jakarta: Bulan Bintang, 1974. Mahali, Mudjab. Asbabun Nuzul Studi Pendalaman Alquran, Jakarta: Rajawali, 1989. Ramayulis, Metodologi Pengajaran agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2001. Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Alquran, Jakarta: Lentera Hati, 2000.
150
Hikmah Pengharaman Khamar................Suftrin Efendi Lubis