LAPORAN PENELITIAN
HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009
STUDI PENGOLAHAN KONSENTRAT SUMBER PROTEIN MELALUI TEKNOLOGI PROTEKSI PROTEIN DENGAN KONDEN TANIN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS SAPI PERAH Oleh : Ir. Mashudi, M.Agr.Sc. Prof. Dr.Ir. Siti Chuzaemi, MS. Dibiayai Oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, Sesuai Dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Penelitian Strategis Nasional,Nomor : 0174.0/023-04.2/XV/2009,tanggal 31 Desember 2008 dan berdasarkan SK Rektor Nomor : 160/SK/2009, tanggal 7 Mei 2009
UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOPEMBER 2009
RINGKASAN Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi bahan pakan ternak yang memiliki kadar protein tinggi dan protein tersebut tidak mudah terdegradasi oleh mikroba rumen. Zat yang digunakan untuk memproteksi protein pakan tersebut dari degradasi di rumen adalah Konden tannin (KT) sehingga keluaran dari penelitian ini disebut bahan pakan Sumber Protein Terproteksi (SPT). Tujuan selanjutnya dari penelitian ini adalah ingin menguji apakah konsentrat sapi perah yang berbasis SPT akan berimplikasi terhadap peningkatan penampilan ternak sapi perah. Guna mencapai tujuan tersebut telah dilakukan penelitian dalam dua tahap. Tahap I adalah menguji pengaruh KT Mimosa (dalam bentuk bubuk komersial) terhadap ketahanan degradasi protein dari bahan pakan bungkil kedelai dan pollard. oleh mikroba rumen. Metode penelitian tahap I ini dilakukan dengan metode percobaan Tersarang dengan menggunakan RAK. Perlakuan yang diterapkan adalah level KT sebanyak empat (4) level yaitu 0%, 2%, 4% dan 6% dari BK bahan pakan. Parameter yang diukur adalah produksi gas in vitro.. Tahap II adalah menguji pengaruh konsentrat sapi perah berbasis SPT terhadap performans sapi perah. Metode penelitian tahap II menggunakan ternak sapi perah sedang laktasi yang dilakukan dengan metode percobaan RAK dengan perlakuan sebagai berikut : P1 = 65% BK Hijauan +35% BK konsentrat (0% SPT, kontrol), P2 = 65% BK Hijauan +35% BK konsentrat (bungkil kedelainya terproteksi KT 6%), P3 = 65% BK Hijauan +35% BK konsentrat (pollardnya terproteksi KT 6%), P4= 65%BK Hijauan +35% BK konsentrat (bungkil kedelai dan pollardnya terproteksi KT 6%). Parameter yang diukur dalam tahap ini adalah: 1). Konsumsi BK dan BO 2). dan Produksi susu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bubuk KT pada bungkil kedelai dan pollard semakin meningkat dari level 2% sampai level 6% dapat menurunkan degradasi protein dalam rumen ditinjau dari produksi gas in vitro (sangat nyata, P<0,01). Hasil uji biologis terhadap konsentrat berbasis SPT menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata (P.0,05) terhadap KBO, namun terjadi peningkatan secara nyata ( P<0,05) produksi susu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa senyawa KT yang digunakan sebagai pelindung protein bahan penyusun konsentrat yaitu bungkil kedelai dan pollard mampu meningkatkan penampilan ternak sapi perah. Kata kunc: Bungkil kedelai, pollard, konden tanin, produksi gas, amonia, urea darah, produksi dan kualitas susu
SUMMARY
whether P2DCF based concentrate could lead to improving the performance of dairy cow. This term involved two (two) stages; First was to examine the effect of Mimosa CT (powder in commercial) on the resistance of protein contained in Soybean meals and Pollard against degaradation by ruminal microbes. Method applied on this experiment was Nested Randomized Block Design with four levels of CT as treatment: 0%, 2%, 4% and 6% based DM. The measured parameter was in vivo gas production. Second was to know the effect of P2DCF based concentrate on the performance of dairy cow. This experiment was conducted on lactating dairy cows using Randomized Block Design with following treatmenst: T1 = 65%DM forage + 35%DM concentrate (0% P2DCF as control); T2 = 65%DM forage + 35%DM concentrate (6%CT protected protein Soybean meals); T3 = 65%DM forage + 35%DM concentrate (6%CT protected protein Pollard), T4= 65% DM forage + 35%DM concentrate (mix 6%CT protected protein Soybean meals and Pollard). The measured parameters were 1) DM and OM intake and 2) Milk yields. The result showed the higher level of adding CT into Soybean meals and Pollard (from 2% to 6%), the lower of protein degraded by ruminal microbes viewed from in vivo gas production measurement (very significant, P<0,01). Biological test result of P2DCF based concentrate showed no significant differences (P>0,05) on OM intake, but improved milk yield significantly (P<0,05). So, it can be concluded that CT used in protection of protein contained in Soybean meal and Pollard was able to enhance the performance of dairy cows. Key words: Soybean meal, Pollard, Condensed Tannin (CT), gas production,ammona, blood urea and milk yields
DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2005. Peternakan Dalam Data Tahun 2004. www.disnakjatim.go.id. Anonymous. 2004. Dairy Chemistry and Physics. www.foodsci.uoguelph.ca. ARC. 2000. Nutrient Requirement of dairy cattle. New york. USA Astuti W.E. 2001. Pengaruh Penambahan Serbuk Mimosa Ekstrak sebagai Sumber Tanin pada Konsentrat terhadap Produksi dan Kualitas Susu Sapi Perah Peranakan Friesien Holstein (PFH). Laporan Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang. Barry, T.N. and T.R. Manley. 1986. Interrelationships between the concentration of total condensed tannin, free condensed tannin and lignin in Lotus sp. And their possible consequences in ruminant nutrition. J.Sci. Food and Agric. 37:248 Bryant, M.P. and I.M. Robinson. 1962. Some nutritional charaKTeristics of predominant culturable ruminal baKTeria. J. BaKTeriol. 84:605 Castle, M.E. dan Watjins, P. 1979. Modern Milk Production. Faber and Faber. London. Chalupa, W. 1975. Rumen by-pass and proteKTion of proteins and amino acids. J.Dairy Sci. 58:198 Chamberlain, A. 1989. Milk Production in the Tropics. Longman Group. London. Ella, A., S. Hardjosoewignyo, T.R.Wiradayawan dan M. Winugroho. 1997. Pengukuran Produksi Gas dari Hasil Fermentasi beberapa Jenis Leguminosa Pakan. Dalam Seminar Nasional Ilmu-Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Institut Pertanian Bogor dan Asosiasi Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Indonesia. Hal: 151-152. Ferguson, K.A. 1970. ProteKTed protein for wool growth. In: Feeding proteKTed in sheep and cattle. The proceeding of meeting held at the University of Sydney by the Australian Society of Animal ProduKTion. Edited by Hoewood, D.W. Ferguson, K.A. 1971. How to proteKT protein ? Rural Research in CSIRO. 72:8 Feng Yu and R.A Leng. 1980. EffeKT on wool growth of sheep on roughage supplemented by condensed tannins treated Lupins. Department of Biochemistry, Microbiology and Nutrition. University of New England. Armidale. Australia. Ferguson, K.A. 1970. ProteKTed protein for wool growth. In: Feeding proteKTed in sheep and cattle. The proceeding of meeting held at the University of Sydney by the Australian Society of Animal ProduKTion. Edited by Hoewood, D.W.
Hagemeister, H. and Pfefer, 1993. EffeKT of proteKTion on supply of protein to ruminants. In: Protein metabolism and nutrition. Proceedings of second International Symposium on protein metabolism and nutrition held at Flevohov the Netherlands. Centre of Agric. Pub. And Doc. Wageningen Harper, 1979. Biochemistry. Canada. Hembry, F.G., W. Pfander and R.L. Preston. 1975. Utilization of Nitrogen from Soybean, Casein, Zein and Urea by Mature sheep. J. Nutrition. 105:267 Hurley, W.L.c. 2005. Milk Fat Synthesis. www.classes.aces.uiuc.edu. Jones, W.T. and J.L. Mangan. 1977. Complexes of condensed tannin of Sainfoin with fraKTion of F1 leaf protein and with submaxillary mucoprotein, and their reversal by polyethylene glycol and pH. J.Sci. and Food Agric. 28:126-136 Iswahyudi. 2000. Pengaruh Penambahan Senyawa Tanin terhadap Degaradsi Protein Kasar Bungkil Kelapa dan Bungkil Biji Kapuk secara In Sacco. Laporan Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang. Kumar, R. and J.P.F. D’ Mello. 1995. Anti nutritional faKTors in legumes. In: Tropical legumes in Animal Nutrition. Eds. J.P.F. D’Mello and C.Devendra. CAB International. 67:1072 Makkar, H.P.S. 1995. Quantification of Tannin: A Laboratory Manual. Second edition. Pasture, Forage and Livestock Program. International Canter for Agricultural Research in the Dray areas. Aleppo, Syria. Mashudi. 1996. Studies of the effeKTs of “Mimosa bark extraKT” containing condensed tannins on milk produKTion by grazing dairy cows and on ruminal protein metabolism in sheep. Thesis of Master of Agricultural Sciences in Animal Science. Massey University. New Zealand. Minson, D.J. 1990. Protein in Ruminant Nutrition. In: Forage in Ruminant Nutrition. Academic Press, Inc. Toronto. P:162-207 Orskov, E.R. 1980. Evaluation of residues and agroindustrial by produKT using the nylon bag method. FAO Publication. Orskov, E.R. 1982. Protein Nutrition in Ruminants. Academic press Inc. London.Rosdianto, 2000. Strategi penngunaan senyawa tannin sebagai pelindung protein pakan secara in sacco. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang. Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. Universitas Indonesia. Jakarta.
Robinson, P.H., R.E. McQueen and P.L. Burgess. 1991. Influence of rumen undegradable protein level on feed intake and milk production of dairy cows. J.Dairy Sci. 74:1623. Rosdianto A. 2000. Strategi Penggunaan Senyawa Tanin sebagai Pelindung Protein Pakan Konsentrat secara In Sacco. Laporan Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang Rulquin, H. And R. Verite. 1993. Amino acids nutrition of dairy cows: ProduKTive effeKTs and animal reqirements. In: Recent Advances in Animal Nutrition. Eds. P.C. Garnsworthy and D.J.A. Cole. Sirait, M.M. 1994. Degradasi in sacco protein kasar serta kecernaan HCL-pepsin beberapa bahan pakan penyusun konsentrat komersial untuk sapi perah yang beredar di kabupaten Malang danPasuruan. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya. Soebarinoto, Chuzaemi, S. Dan Mashudi. 1990. Praktikum Gizi Ruminansia. LUWUniversitas Brawijaya. Animal Husbandry Project. Malang Soedjono, H. 1994. Evaluasi kualitas protein beberapa jenis konsentrat komersial untuk sapi perah. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya. Malang. Soetanto, H., M. Pudjosumarto dan P. Suryowardojo, 1989. Nilai Ekonomis Pemberian Kredit Sapi Perah di Propinsi Jawa Timur. J. Universitas Brawijaya. 1:10 Sutardi, T., N.A. Sigit dan T. Toharmat. 1983. Standarisasi mutu protein bahan makanan ruminansia berdasarkan parameter metabolisme oleh mikroba rumen. Fakultas Peternakan. IPB. Bogor. Sutardi, T. Dan S.A. Arianto. 1986. Potensi ekstrak daun jambu batu dalam memperkecil perombakan protein kasar makanan oleh mikroba rumen. Fakultas Peternakan. IPB. Bogor. Twigge, J.R. and L.G.M.Van Gils. 1984. Practical Aspects of Feeding Protein to Dairy Cows. Recent Advances in Animal Nutrition. University of Nittingham School of Agriculture. Nederland. Waghorn, G.C., A.Jhon, W.T. Jones and I.D. Shelton. 1987. Nutritive value of Lotus corniculatus containing low and medium concentrations of condensed tannins for sheep. Proceeding of New Zealand Society of Animal ProduKTion. 52:89. West, J.W., G.M. Hill and P.R. Utley. 1993. Peanut skins as feed ingredient for laKTating dairy cows. Journal of Dairy Science. 76:590 Winarno, F.G. dan M.Aman. 1974. Fisiologi Lepas Panen. Departemen Teknologi Hasil Pertanian. Fatemeta. Bogor.
Waghorn, G.C., I.D. Shelton, W.C. McNabb and S.N. McCutcheon. 1994. EffeKT of condensed tannins in Lotus pedunculatus on its nutritive value for sheep. 2 Nitrogeneous aspeKTs. J. Agric. Sci., Cambridge. 123:109. Wang, Y. 1995. The effects of condensed tannins in Lotus corniculatus upon laKTation performance in ewes rearing twin lambs. In: Phd. Thesis. Massey University. New Zealand. Yitnosumarto, S. 1991. Percobaan Perancangan (Analisis dan Interpretasi-nya). Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. .