TIM PENYUSUN / EDITORIAL TEAM Pengarah / Director H. TJETJEP YUDIANA, SKM, M.KES Kepala Dinas / Head of Health Office Ketua / Chairman H. LUDI HARMAN, S. Sos, MM Kepala Sekretariat Head of Secretariat Sekretaris / Secretary HIDAJATULLAH, ST Wakil Sekretaris / Vice of Secretary YERLINA, S. Farm, Apt Anggota / Members ABDUL RAUF RAHIM, SKM FANNI OKAN PERDANA, SE NOVARITA, SKM DESI YERI. M, AMK HAIRUMANNUR, A.Md FAUZAN HARIKINO
Kontributor / Contributors Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau Bappeda Provinsi Kepulauan Riau Kepala Bidang/Seksi/Staf Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Lintas Sektor terkait
Tim Penyusun/Editorial Team | i
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga Profil Kesehatan Kepulauan
Riau
penyusunannya
tahun
2013
ditemukan
dapat
berbagai
diterbitkan, kendala
walaupun
yang
dalam
menyebabkan
penerbitan ini mengalami keterlambatan dari yang diharapkan. Profil Kesehatan merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk memperoleh data dan informasi kesehatan. Data dan informasi yang ditampilkan menggambarkan tingkat pencapaian Provinsi Kepulauan Riau dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar pelayanan minimum bidang kesehatan. Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam menyusun Profil Kesehatan ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Kiranya buku Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010 dapat menjadi satu sarana informasi untuk mencapai masyarakat Kepulauan Riau Sehat Sejahtera yang Mandiri dan Berkeadilan. Tanjungpinang,
Juni 2014
KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU
H. TJETJEP YUDIANA, SKM, M.Kes NIP. 19600603 198303 1 013
Kata Pengantar | ii
DAFTAR ISI Halaman
KATA PENGANTAR………………...........................................................................
ii
DAFTAR ISI………………………….........................................................................
iii
DAFTAR TABEL………………………......................................................................
v
DAFTAR GAMBAR…………………………..............................................................
vi
DAFTAR TABEL LAMPIRAN ……………………………………................................
xix
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
: PENDAHULUAN ……………………..........................................
1
1.1 Latar Belakang ………………........…................................
1
1.2 Tujuan…………....……………...........................................
4
1.3 Sistematika Penulisan ……………………….....................
5
: GAMBARAN UMUM ……………………………….......................
8
2.1 Geografis ……………………..………………......................
8
2.2 Keadaan Penduduk….………....……………......................
11
2.3 Keadaan Ekonomi………………………………...................
14
2.4 Keadaan Kesehatan Lingkungan……………….................
17
2.5 Keadaan Prilaku Masyarakat…………………....................
23
2.6 Indeks Pembangunan Manusia………………………………
26
: DERAJAT KESEHATAN…………..…........................................
28
3.1 Angka Kematian (Mortalitas)…….....................................
28
3.2 Status Gizi.............................………….............................
33
3.3 Angka Kesakitan (Morbiditas) ……………........................
35
: SITUASI UPAYA KESEHATAN….............................................. Daftar Isi/List of Content | iii
49
Halaman
BAB V
BAB VI
4.1 Pelayanan Kesehatan Dasar..............................................
51
4.2 Pelayanan Kesehatan Rujukan……………………………….
68
4.3 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit…………..….....
70
4.4 Perbaikan Gizi Masyarakat………… ……….………………..
77
: SUMBER DAYA KESEHATAN ...................................
81
5.1 Sarana Kesehatan ………………….............……...............
81
5.2 Tenaga Kesehatan…………………………………………...
90
5.3 Pembiayaan Kesehatan …………………….....................
95
: KESIMPULAN……………………………………………………….
98
Daftar Isi/List of Content | iv
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel
2.1 :
Jumlah Penduduk Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013
12
Table
2.2 :
Laju Pertumbuhan PDRB menurut sektor ekonomi/lapangan usaha
15
Tabel
2.3 :
Penduduk Usia 15 tahun ke atas menurut jenis kegiatan utama, 2012-2014
Tabel
2.4 :
Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2010 - 2012
Tabel
4.1 :
Tabel
4.2 :
Tabel
5.1 :
Tabel
5.2 : Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu
Jumlah peserta Jamkesda menurut Kabupaten/Kota Se-Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Layanan Penanggulangan HIV/AIDS Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 Jumlah Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
16
27
70
75
83
87
Daftar Tabel /List of Tables | v
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar
2.1
: Peta wilayah administrasi Provinsi Kepulauan Riau
Gambar
2.2
:
Gambar
2.3
Cakupan Persentase Keluarga menurut Jenis : Saran Air Bersih yang digunakan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Gambar
2.4
:
Cakupan Persentase Jamban Sehat Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013
21
Gambar
2.5
:
Cakupan Persentase Rumah Sehat Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013
22
Gambar
2.6
:
Cakupan Persentase Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013
23
2.7
Cakupan Persentase Rumah Tangga : ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013
26
3.1
Angka Kematian Bayi (AKB) Provinsi Kepulauan : Riau Tahun 2009-2013 berdasarkan kematian yang dilaporkan
30
3.2
Angka Kematian Balita (AKABA) Provinsi : Kepulauan Riau Tahun 2009-2013 berdasarkan kematian yang dilaporkan
31
Gambar
Gambar
Gambar
Proporsi Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota Se Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
10
14
18
Daftar Gambar / List of Picture | vi
Halaman
Gambar
3.3
Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Kepulauan : Riau Tahun 2009-2013 berdasarkan kematian yang dilaporkan
Gambar
3.4
:
Status Gizi Balita Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
35
Gambar
3.5
:
Persentase BBLR Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013
36
Gambar
3.6
:
Angka Kesakitan Malaria (per 1.000) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013
38
Gambar
3.7
:
Perbandingan Jumlah Kasus Tuberkulosis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013
40
Gambar
3.8
:
Gambar
3.9
:
Gambar
4.1
:
Gambar
4.2
:
Gambar
4.3
:
Kasus Pneumonia pada Balita di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013 Jumlah Penderita Penyakit Kusta Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013 Cakupan K1 dan K4 Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013 Cakupan K1 dan K4 Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013
32
42
44
53
54
55
Daftar Gambar / List of Picture | vii
Halaman
Gambar
4.4
Cakupan Persalinan Tenaga Kesehatan Menurut : Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Gambar
4.5
:
Gambar
4.6
Cakupan Kunjungan Ibu Nifas (KF2) Menurut : Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Gambar
4.7
:
Gambar
4.8
Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut : Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Gambar
4.9
:
Gambar
Cakupan Kunjungan Balita Menurut 4.10 : Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
62
Gambar
Cakupan Persentase Siswa SD/MI yang mendapat 4.11 : pelayanan kesehatan sesuai standar Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 – 2013
63
Gambar
4.12 :
Cakupan Kunjungan Ibu Nifas (KF2) di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013
Cakupan Kunjungan Neonatus (KN2) di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013
Cakupan Kunjungan Bayi di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009 - 2013
Cakupan Persentase KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
56
57
58
59
59
61
65
Daftar Gambar / List of Picture | viii
Halaman
Gambar
4.13 :
Cakupan Imunisasi Campak Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009 – 2013
67
Gambar
Persentase Kesembuhan TB Paru Berdasarkan 4.14 : Kabupaten/Kota Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
71
Gambar
Penemuan Kasus dan Penanganan Pneumonia 4.15 : Balita Berdasarkan Kabupaten/Kota Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
73
Gambar
5.1
:
Strata Posyandu di Provinsi Kepulauan RiauTahun 2013
88
Gambar
5.2
:
Penyebaran Dokter Keluarga Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 sampai dengan 2013
93
5.3
Data Anggota Rumah Tangga Usia Produktif Yang : Di Kunjungi Dokter Keluarga Di Provinsi Kepri tahun 2013
95
Gambar
Daftar Gambar / List of Picture | ix
DAFTAR TABEL LAMPIRAN
Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Tabel 1
: Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, Rasio
Tabel 2
: Beban Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin, dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 3
:
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun keatas Yang Melek
Tabel 4
: Huruf Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Persentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan Berusia 10 Tahun
Tabel 5
: Keatas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 6
:
Tabel 7
:
Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Jumlah Kematian Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | x
Tabel 8
:
Jumlah
Kematian
Ibu
Menurut
Kelompok
Umur
dan
Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) dan AFP Rate (Non Polio)
Tabel 9
: Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Jumlah Kasus Baru TB Paru Dan Kematian Akibat TB Paru
Tabel 10
:
Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Jumlah Kasus dan Angka penemuan Kasus TB Pari BTA+
Tabel 11
:
Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Jumlah Kasus dan Kesembuhan TB Paru BTA+ Menurut Jenis
Tabel 12
:
Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin dan
Tabel 13
: Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Jumlah Kasus Baru HIV, AIDS, dan Infeksi Seksual Lainnya
Tabel 14
Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan
: Riau Tahun 2013
Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV Menurut Jenis Tabel 15
:
Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xi
Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin dan Tabel 16
: Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Jumlah
Tabel 17
Kasus
Baru
Kusta
Menurut
Jenis
Kelamin
dan
: Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Kasus Baru Kusta 0-14 tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis
Tabel 18
:
Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut
Tabel 19
:
Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Jenis
Tabel 20
:
Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
Tabel 21
:
(PD3I) Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
Tabel 22
:
(PD3I) Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Tabel 23
:
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xii
Tabel 24
Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin : dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin dan
Tabel 25
: Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Bayi Berat Badan Lahir Rendah Menurut Jenis Kelamin dan
Tabel 26
: Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Status Gizi Balita Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Tabel 27
: Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga
Tabel 28
:
Kesehatan
dan
Pelayanan
Kesehatan
Ibu
Nifas
Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut
Tabel 29
: Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1 dan Fe2
Tabel 30
: Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Jumlah
Tabel 31
:
dan Persentase
Tinggi/Kompilkasi
Ibu Hamil dan
Ditangani
Menurut
Neonatus Risiko
Jenis
Kelamin
dan
Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita dan Ibu
Tabel 32
: Nifas Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xiii
Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi dan Tabel 33
: Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi dan
Tabel 34
: Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota
Tabel 35
: Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut Jenis Kelamin dan
Tabel 36
: Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Cakupan
Tabel 37
Kunjungan
Bayi
Menurut
Jenis
Kelamin
dan
: Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Tabel 38
: Kepulauan Riau Tahun 2013 Cakupan Imunisasi DPT, HB dan Campak Menurut Jenis Kelamin
Tabel 39
: dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Cakupan Imunisasi BCG dan Polio Pada Bayi Menurut Jenis
Tabel 40
:
Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Jumlah Bayi Yang Diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin dan
Tabel 41
: Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xiv
Pemberian Makanan Pendamping ASI Anak Usia 6-23 Bulan Tabel 42
:
Keluarga Miskin Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin dan Tabel 43
: Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Jumlah
Tabel 44
Balita
Ditimbang
Menurut
Jenis
Kelamin
dan
: Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Cakupan Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Tabel 45
:
Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD & Setingkat Menurut
Tabel 46
:
Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Menurut
Tabel 47
:
Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis
Tabel 48
:
Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Persentase Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Pelayanan
Tabel 49
:
Gawat Darurat (Gadar) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xv
Tabel 50
:
Tabel 51
:
Tabel 52
:
Jumlah Penderita dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis KLB Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Desa/Kelurahan Terkena KLB Yang Ditangani <24 Jam Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak SD dan
Tabel 53
: Setingkat Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 54
:
Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Menurut
Tabel 55
: Jenis Jaminan, Jenis Kelamin, dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (Dan Hampir
Tabel 56
: Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin, dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Cakupan Pelayanan Rawat Inap Masyarakat Miskin (Dan Hampir
Tabel 57
: Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin dan kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xvi
Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, dan Kunjungan Tabel 58
: Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 59
:
Tabel 60
:
Tabel 61
:
Tabel 62
:
Tabel 63
:
Tabel 64
:
Tabel 65
:
Tabel 66
:
Tabel 67
:
Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Persentase Rumah Tangga Berprilaku Hidup Bersih dan Sehat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Persentase Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Persentase Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Persentase Keluarga Menurut Jenis Sarana Air Bersih Yang Digunakan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Persentase Keluarga Menurut Sumber Air Minum Yang Digunakan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Persentase Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xvii
Tabel 68
:
Tabel 69
:
Tabel 70
:
Tabel 71
:
Tabel 72
:
Tabel 73
:
Tabel 74
:
Tabel 75
:
Tabel 76
:
Tabel 77
:
Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya Provinsi Kepulauan Riau 2013 Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Jumlah Sarana pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Sarana Pelayanan Kesehatan Dengan Kemampuan Labkes dan Memiliki 4 Spesialis Dasar Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Jumlah Posyandu Menurut Strata Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Jumlah Tenaga Medis Di Sarana Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Jumlah Tenaga Keperawatan Di Sarana Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi Di Sarana Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi Di sarana Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xviii
Tabel 78 :
Tabel 79
:
Jumlah Tenaga Teknisi Medis Dan Fisioterapis Di Sarana Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Pembangunan
yang
dilaksanakan
harus
dapat
menjamin
bahwa
mamfaatnya dapat diterima oleh semua pihak, berdampak adil bagi perempuan dan laki-laki (responsif gender). Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, swasta, maupun pemerintah. Tujuan pembangunan Indonesia Sehat adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat
masyarakat,
kesehatan
bangsa,
dan
secara
Negara
optimal
Indonesia
melalui yang
terciptanya
ditandai
oleh
penduduknya yang hidup dengan perilaku sehat dan dalam lingkungan yang
sehat,
memiliki
kemampuan
untuk
menjangkau
pelayanan 1
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan
kesehatan
merupakan
salah
satu
upaya
pembangunan nasional yang diselenggarakan pada semua bidang kehidupan. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dengan demikian, pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang pada gilirannya mendukung percepatan pencapaian sasaran pembangunan nasional. Pembangunan
kesehatan
yang
dilaksanakan
secara
berkesinambungan telah berhasil meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat, antara lain, dilihat dari beberapa indikator, seperti angka kematian bayi, angka kematian ibu, dan umur harapan hidup waktu lahir (UHH) yang terus mengalami perbaikan. Status gizi pada anak balita walaupun terus terjadi kecenderungan menurun, sempat terjadi stagnasi. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang lebih keras dan intensif. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan perikemanusiaan, keseimbangan, mamfaat, perlindungan, penghormatan terhadap hak dan kewajiban, keadilan, gender dan nondiskriminatif dan norma-norma agama. Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
2
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan. Pembangunan bidang kesehatan juga menjadi perhatian penting dalam
komitmen
internasional,
yang
dituangkan
dalam
Milenium
Development Goals (MDGs). Dalam MDGs terdapat tujuan yang terkait langsung dengan bidang kesehatan yaitu target 4 (menurunkan angka kematian anak), target 5 (meningkatkan kesehatan ibu) dan target 6 (memerangi HIV dan AIDS, TB dan Malaria serta penyakit lainnya), serta 2 target lainnya yang tidak terkait langsung yaitu target 1 (menanggulangi kemiskinan dan kelaparan) dan target 3 (mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan). Dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan, perlu adanya
perencanaan
ketersediaan
data
kesehatan. dan
Untuk
informasi
itu
yang
perlu akurat
didukung dan
oleh dapat
dipertanggungjawabkan. Data dan informasi yang akurat akan sangat bermanfaat dalam perencanaan pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Kepualauan Riau tahun 2013 adalah kegiatan yang berkala serta merupakan kelanjutan dari profil kesehatan tahun-tahun sebelumnya. Penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau ini menggunakan data yang bersumber dari Profil Kesehatan Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013, 3
data program dan juga data pendukung dari lintas sektor. Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah satu sarana yang memuat berbagai data dan informasi yang berkaitan dengan tingkat pencapaian Provinsi Kepualauan Riau Sehat dan penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum bidang kesehatan secara lengkap. Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau ini juga dapat digunakan sebagai sarana komunikasi kepada
masyarakat
untuk
menginformasikan
derajat
kesehatan
masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi kepada masyarakat. Ketersediaan data dan informasi yang lengkap akan sangat bermanfaat untuk terutama dalam penentukan kebijakan dan perencanaan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Provinsi Kepualauan Riau khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. 1.2 TUJUAN 1.2.1 TUJUAN UMUM Tujuan umum penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 adalah diperolehnya gambaran derajat kesehatan masyarakat Kepulauan Riau yang merupakan keluaran dari pelaksanaan pembangunan kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau sampai tahun 2013. 1.2.2 TUJUAN KHUSUS 1. Diperolehnya gambaran umum keadaan geografis, kependudukan, tingkat pendidikan di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013. 2. Diketahuinya pencapaian pembangunan kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013. 4
3. Diketahuinya situasi derajat dan upaya kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013. 4. Diketahuinya situasi sumber daya kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013. 5. Diketahuinya permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 dan upaya pemecahannya. 6. Terdokumentasikannya
data
dan
informasi
derajat
kesehatan
masyarakat Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013. 1.3 SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penyajian Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 mengacu kepada Buku Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Informasi Kementarian
Kesehatan RI tahun 2013. Adapun susunan
penulisan Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 ini terdiri atas 6 (enam) bab, yaitu : Bab I – Pendahuluan Bab ini menyajikan tentang latar belakang diterbitkannya Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 2013, tujuan dan sistematika penyajiannya. Bab II – Gambaran Umum Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Provinsi Kepulauan Riau.
Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi
umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh 5
terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya meliputi kependudukan, pendidikan, sosial budaya dan keadaan lingkungan. Bab III – Situasi Derajat Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang hasil pembangunan kesehatan sampai dengan tahun 2013 yang mencakup angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan (morbiditas). Bab IV – Situasi Upaya Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan sampai tahun 2013 dalam rangka tercapainya dan berhasilnya program-program pembangunan dibidang kesehatan yang telah dilakukan. Program tersebut meliputi pencapaian pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan, pencapaian upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit serta upaya perbaikan gizi masyarakat. Bab V – Situasi Sumber Daya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang pembangunan sumber daya bidang kesehatan sampai tahun 2013. Gambaran tentang keadaan sumber daya mencakup tentang keadaan tenaga, sarana kesehatan dan pembiayaan kesehatan. Bab VI – Kesimpulan Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013. Selain ringkasan keberhasilan-keberhasilan yang telah dipaparkan, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih 6
kurang dalam rangka upaya menuju Provinsi Kepulauan Riau Sehat Sejahtera yang Mandiri dan Berkeadilan. LAMPIRAN Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 mengacu kepada pada data lampiran yang disusun oleh Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
7
BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK 2.1 GEOGRAFIS Pembentukan Kepulauan Riau sebagai provinsi ke-32 di Republik Indonesia (RI) ditetapkan oleh DPR RI berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2002, tepatnya pada tanggal 24 September 2002. Kepulauan Riau
semulanya
merupakan
bagian
dari
Provinsi
Riau.
Secara
administratif, Provinsi Kepulauan Riau diresmikan pada tanggal 1 Juli 2004 dengan Tanjungpinang sebagai ibukota provinsi. Provinsi Kepulauan Riau dengan motto Berpancang Amanah, Bersauh Marwah, bertekad untuk membangun daerahnya menjadi salah satu
pusat
pertumbuhan
mempertahankan
nilai-nilai
perekonomian budaya
nasional
melayu
yang
dengan
tetap
didukung
oleh
masyarakat yang sejahtera, cerdas dan berakhlak mulia. Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari 5 kabupaten dan 2 kota, yaitu 1) Kabupaten Bintan ibukota Bintan Bunyu; 2) Kabupaten Karimun dengan ibukota Tanjung Balai Karimun; 3) Kabupaten Natuna ibukota Ranai; 4) Kabupaten Lingga ibukota Daik; 5) Kota Tanjungpinang ibukota Tanjungpinang;
6) Kota Batam ibukota Batam, dan 7) Kabupaten
Kepulauan Anambas ibukota Tarempa, dimana Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan pemekaran dari Kabupaten Natuna yang terbentuk pada akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2008. 8
Secara geografis wilayah provinsi Kepulauan Riau terletak pada 07o19’ Lintang Utara dan 0040’ Lintang Selatan serta antara 10303’ Bujur Timur sampai dengan 110000’ Bujur Timur, yang merupakan daerah kepulauan terdiri atas pulau besar dan kecil, berjumlah kurang lebih 2.408 pulau, seluruh pulau telah diidentifikasi dan bernama. Dilihat dari sebaran wilayahnya, sebagian besar wilayah Provinsi Kepulauan Riau dikelilingi oleh laut dan daratannya terdiri dari banyak gugusan pulau.
Luas wilayah keseluruhan adalah 251.810,71 km2 terdiri
dari lautan 95,79% sebesar 241.251,30 km2 dan sisanya adalah daratan 4,21% sebesar 10.595,41 km2 . Batas-batas wilayah Provinsi Kepulauan Riau meliputi : Sebelah utara
:
Berbatasan
dengan
Negara
Vietnam
dan
Kamboja. Sebelah selatan
:
Berbatasan dengan Provinsi Bangka Belitung dan ProvinsiaJambi.
Sebelah barat
:
Berbatasan dengan negara Singapura, Malaysia dan ProvinsiaRiau.
Sebelah timur
:
Berbatasan dengan Negara Malaysia Timur dan ProvinsiaKalimantanaBarat.
9
Berikut peta wilayah administrasi Provinsi Kepulauan Riau Gambar 2.1 Peta Wilayah Administrasi Provinsi Kepulauan Riau
10
2.2 KEADAAN PENDUDUK Sasaran upaya pelayanan kesehatan adalah meningkatkan mutu kesehatan
manusia.
Manusia
sebagai
insan
individu
dan
sosial
berkarakter dinamis. Peningkatan pelayananan kesehatan selayaknya bertumpu pada kondisi kehidupan individu dan masyarakat. Sebagaimana prinsip pertama pembangunan berkelanjutan: “Manusia (penduduk) merupakan pusat perhatian pembangunan berkelanjutan, dan dikehendaki agar memiliki kehidupan yang sehat dan produktif dalam keserasian dengan alam” (The UN Conference of Environment and Development, 1992). Kependudukan merupakan aspek penting dalam pembangunan, sebagai dasar pelaksaan, sekaligus tujuan (sasaran) dan pengguna hasilhasil yang dicapai. Sebagai dasar pelaksanaan terkait dengan dasar kebijakan pembangunan. Dinamika kependudukan berpengaruh pada hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Peranan penduduk dalam pembangunan akan berhasil apabila memiliki
kemampuan
dalam
menjawab
semua
tantangan
dalam
pembangunan baik posisinya sebagai pengelola sumber daya alam maupun sebagai pengguna/konsumen sumber daya alam. 2.2.1 Jumlah Penduduk Jumlah
penduduk
Kepulaun
Riau
tahun
2013
menurut
Kabupaten/Kota tercatat sebanyak 1.072.717 jiwa laki dan 959.848 jiwa perempuan (laki-laki 52,7% dan perempuan 47,3%). Berikut rincian jumlah penduduk menurut Kabupaten/Kota tahun 2013.
11
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 Kabupaten/Kota
Laki-laki
Perempuan
Total
Sex Ratio
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
[01] Karimun [02] Bintan [03] Natuna [04] Lingga [05]Kepulauan Anambas [06] Batam [07] Tanjungpinang Jumlah Penduduk
115,599 82,948 42,323 53,853 23,334 638,404 116,256 1,072,717
110,253 77,383 39,643 49,199 21,370 549,338 112,662 959,848
225,861 160,331 81,966 103,052 44,704 1,187,742 228,918 2,032,574
104.8 107.2 106.8 109.5 109.2 103.2 103.6 111.8
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
2.2.2 Rasio Jenis Kelamin Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) merupakan indikator yang digunakan untuk mengetahui komposisi penduduk menurut jenis kelamin. Angka ini dinyatakan dengan perbandingan antara jumlah penduduk lakilaki dengan jumlah penduduk perempuan di suatu daerah pada waktu tertentu. Rasio jenis kelamin dapat pula dihitung untuk masing-masing kelompok umur. Besar kecilnya rasio jenis kelamin dipengaruhi antara lain seks rasio waktu lahir; pola mortalitas antara penduduk laki-laki dan perempuan; pola migrasi antara penduduk laki-laki dan perempuan. Rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2013 sebesar 111,8. Rasio ini menunjukkan bahwa penduduk laki-laki lebih banyak 11 jiwa bila dibandingkan dengan penduduk perempuan.
12
2.2.3 Rasio Beban Tanggungan Rasio
beban
tanggungan
adalah
angka
yang
menyatakan
perbandingan antara banyaknya penduduk yang tidak produktif (umur <15 tahun dan umur >65 tahun keatas) dengan banyaknya penduduk yang termasuk usia produktif (umur 15-65 tahun). Rasio beban tanggungan tahun 2013 adalah 37,97. Rincian rasio beban tanggungan menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 2. Dari data rasio beban tanggungan di atas menunjukkan bahwa penduduk yang termasuk usia produktif lebih dari banyak dibandingkan dengan penduduk yang tidak produktif. 2.2.4 Persebaran Penduduk Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak. Secara geografis, penduduk Provinsi Kepulauan Riau tersebar di beberapa pulau besar dan pulau-pulau atau kepulauan. Pola persebaran penduduk mengikuti wilayah-wilayah yang berdekatan dengan sumber lapangan pekerjaan seperti daerah industri, perkantoran dan perdagangan. Gambaran persebaran penduduk dapat dilihat pada gambar berikut.
13
Gambar 2.2 Proporsi Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota Se Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Karimun; 11,11
Anambas, 2.22 Tpi, 11.26
Batam, 58.43
Bintan; 7,88 Natuna; 4,03 Lingga; 5,07
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
2.3 KEADAAN EKONOMI Kinerja perekonomian Kepulauan Riau pada triwulan I tahun 2014 bila
dibandingkan
dengan
triwulan
sebelumnya
(q-to-q),
yang
digambarkan oleh PDRB atas dasar harga konstan tumbuh sebesar 0,32 persen. Pertumbuhan tersebut terjadi pada semua sektor, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor konstruksi sebesar 1,52 persen. PDRB triwulan I tahun 2014 dibandingkan dengan triwulan I tahun 2013 (y-on-y), tumbuh sebesar 5,21 persen. Sektor yang menjadi pendorong (driving force) pertumbuhan adalah sektor konstruksi dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang masing-masing tumbuh sebesar 15,21 persen dan 6,74 persen. Secara kumulatif PDRB triwulan I 2014 tumbuh sebesar 5,21 persen (c-to-c). PDRB tanpa migas secara berantai (q-to-q) triwulan I 2014 dibandingkan triwulan IV 2013 tumbuh sebesar 0,32 persen. Sedangkan 14
triwulan I 2014 dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y) tumbuh sebesar 5,38 persen, dan pertumbuhan kumulatif tanpa migas tumbuh sebesar 5,38 persen (c-to-c). Tabel 2.2 Laju Pertumbuhan PDRB menurut sektor ekonomi/lapangan usaha Kumulatif Triw
Sektor Ekonomi/Lapangan Usaha
Triw I 2013*
Triw I 2014**
Triw I 2014**
I 2014**
terhadap
terhadap
terhadap
terhadap
Triw IV 2012
Triw IV 2013*
Triw I 2013*
Kumulatif Triw
2
3
4
I 2013* 1
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan
5
0.05
0.18
2.04
2.04
2. Pertambangan dan Penggalian
0.29
0.26
1.36
1.36
3.
Industri Pengolahan
0.20
0.30
4.63
4.63
4.
Listrik, Gas dan Air Bersih
1.75
0.23
2.76
2.76
5.
Kontruksi
0.07
1.52
15.21
15.21
6.
Perdangan, Hotel dan Restoran
(0.31)
0.12
6.74
6.74
7.
Pengangkutan dan Komunikasi
0.69
0.32
3.16
3.16
8.
Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
0.96
0.13
2.68
2.68
9. Jasa-jasa
0.05
0.68
3.17
3.17
PDRB
0.13
0.32
5.21
5.21
PDRB TANPA MIGAS
0.13
0.32
5.38
5.38
Perikanan
*) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau, 2014
Keadaan ketenagakerjaan di Provinsi Kepulauan Riau pada Februari 2014 menunjukkan adanya penurunan jumlah angkatan kerja, jumlah penduduk bekerja dan tingkat pengangguran. Jumlah angkatan kerja pada Februari 2014 berkurang sebanyak 7.286 orang dibanding keadaan Februari 2013. Penduduk yang bekerja pada Februari 2014 15
berkurang sebanyak 1.342 orang dibanding keadaan setahun yang lalu (Februari 2013). Sementara jumlah pengangguran pada Februari 2014 mengalami penurunan sebanyak 5.944 orang jika dibanding keadaan Februari 2013. Dalam setahun terakhir, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga mengalami penurunan, TPAK Februari 2013 sebesar 70,46 sedangkan TPAK pada Febuari 2014 sebesar 67,83 . Tabel 2.3 Penduduk Usia 15 tahun ke atas menurut jenis kegiatan utama, 2012-2014 Jenis Kegiatan Utama
Satuan
1
2
2012*) Februari
2013*)
Agustus
Februari
3
2014**)
Agustus
Februari
4
5
orang
857,073
844,393
899,321
854,150
892,035
Bekerja
orang
810,900
802,795
846,430
806,073
845,088
Penganggur
orang
46,173
41,598
52,891
48,077
46,947
2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
%
69.27
67.18
70.46
65.92
67.83
3. Tingkat Pengangguran Terbuka
%
5.39
4.93
5.88
5.63
5.26
orang
188,250
108,004
159,718
128,722
144,094
Setengah Penganggur
orang
79,702
32,136
30,561
24,007
33,019
Paruh Waktu
orang
108,548
75,868
129,157
104,715
111,075
1. Angkatan Bekerja
4. Pekerja tidak Penuh
*) Feb 2012-Agust 2013 merupakan hasil backcasting dari penimbang Proyeksi Penduduk yang digunakan pada Feb 2014 **) Estimasi ketenagakerjaan Feb 2014 menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk
Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau, 2014
Struktur
lapangan
pekerjaan
hingga
Februari
2014
tidak
mengalami perubahan. Sektor Perdagangan, Jasa Kemasyarakatan, dan Industrisecara
berurutan
masih
menjadi
penyumbang
terbesar
penyerapan tenaga kerja di Propinsi Kepulauan Riau. Jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2013, jumlah penduduk yang bekerja mengalami penurunan pada beberapa sektor, terutama di Sektor pertambangan dan penggalian sebanyak 13.427 orang (32,41 persen), 16
Sektor transportasi, Pergudangan dan Komunikasi sebanyak 12.259 orang (19,22 persen), serta Sektor Jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan sebanyak 30.124 (13,99 persen). Sedangkan sektor yang mengalami kenaikan tertinggi adalah Sektor Konstruksi yang mengalami kenaikan jumlah penduduk bekerja sebanyak 45.035 orang (71,63 persen). 2.4 KEADAAN KESEHATAN LINGKUNGAN Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia. Dalam suatu wilayah, kondisi lingkungan merupakan determinan utama dan terpenting bagi derajat kesehatan masyarakat. Pencemaran lingkungan akibat perkembangan teknologi dan pembangunan juga mempengaruhi ragam dan kualitas pencemarnya, dari masalah sanitasi dasar, pembuangan limbah rumah tangga, sampah domestik, dan penyediaan air bersih, bergeser ke berbagai pencemaran partikel debu, bahan dan buangan kimia, sampai radiasi dan gelombang elektro magnetic. Pemanasan Global atau global warming merupakan penyebab emisi karbon, gas-gas rumah kaca dan bahan pencemar lainnya, yang 17
pada gilirannya mengakibatkan perubahan dan penurunan kualitas lingkungan
serta
mempengaruhi
kesehatan
dan
kesinambungan
kehidupan manusia (Diseases accurrences bounded to ecosystem and culture). 2.4.1 Sarana Air Bersih yang digunakan dan Akses Air Minum Berkualitas Air merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan vital bagi makhluk hidup diantaranya sebagai air minum atau keperluan rumah tangga lainnya. Air yang digunakan harus bebas dari kuman penyakit dan tidak mengandung bahan beracun. Pengertian air bersih berbeda dengan air murni. Air bersih adalah air yang tidak tercemar sehingga dapat diminum tanpa mengganggu kesehatan, sedangkan air murni adalah air yang tidak mengandung garam-garam mineral. Air sumur merupakan air bersih (karena tidak tercemar), namun bukan air murni (karena mengandung garam-garam mineral). Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dapat mengambil air dari air ledeng, Sumur Pompa Tangan (SPT), sumur galian (SGL), penampungan air hujan, air kemasan dan lainnya.
18
Gambar 2.3 Cakupan Persentase Keluarga menurut Jenis Sarana Air Bersih yang digunakan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
SPT; 0,12
PAH; 2,66 SGL; 25,94
Kemasan, 2.39
Mata Air; 1.15
Lainnya; 3,17
Ledeng; 61,73
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Gambar diatas menunjukkan bahwa jenis sarana air bersih yang paling banyak digunakan adalah ledeng sebesar 61.73%. sarana iar bersih ledeng biasa juga disebut PDAM. Air dari PDAM merupakan air yang termasuk dapat dikonsumsi secara langsung untuk kebutuhan sehari-hari, misalnya untuk masak, mandi, mencuci, serta keperluan lainnya. Kecuali untuk keperluan lainnya, air PDAM yang akan diminum harus direbus dahulu. Namun air PDAM ini kadang belum tersedia di berbagai tempat. Sarana air bersih yang tidak banyak digunakan adalah SPT sebesar 0,12%. Sumur Pompa Tangan (SPT) adalah sarana untuk mendapatkan air tanah dengan cara mengebor dan menaikkan airnya menggunakan pompa dengan bantuan tenaga tangan manusia. Cara ini sudah tidak banyak digunkan lagi. Cakupan persentase keluarga menurut jenis sarana 19
air bersih yang digunakan menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 64. 2.4.2 Fasilitas Tempat Buang air Besar (Jamban Sehat) Jamban
adalah
suatu
bangunan
yang
dipergunakan
untuk
membuang tinja/kotoran manusia/najis bagi keluarga, yang biasa disebut juga kakus/WC. Jamban keluarga sehat adalah jamban yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (Departemen Kesehatan RI, 1996) : 1) Tidak mencemari sumber air minum, sehingga lubang penampungan kotoran minimal berjarak 10 meter dari sumber air minum (sumur pompa, sumur gali, dan lain-lain). Untuk tanah berkapur, tanah liat yang retak-retak pada musim kemarau, atau bila letak jamban di sebelah atas dari sumber air minum pada tanah yang miring, maka jarak tersebut hendaknya lebih dari 15 meter. 2) Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus (tinja harus tertutup rapat, misalnya dengan menggunakan leher angsa atau penutup lubang yang rapat). 3) Air seni, air pembersih, dan penggelontor tidak mencemari tanah di sekitarnya (lantai jamban minimal berukuran 1 x 1 meter dan dibuat cukup landai/miring ke arah lubang jongkok). 4) Mudah dibersihkan, aman digunakan (harus dibuat dari bahan-bahan yang kuat, tahan lama, dan agar tidak mahal hendaknya dipergunakan bahan-bahan yang ada di daerah setempat). 5) Dilengkapi atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna terang. 6) Cukup penerangan, ventilasi cukup baik, dan luas ruangan cukup. 7) Lantai kedap air. 8) Tersedia air dan alat pembersih.
20
Cakupan persentase jambat sehat berfluktuatif selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir. Pada tahun 2009 persentase jamban sehat adalah 75,10%, dan mengalami penurunan pada tahun 2010 menjadi 21,24% dan kembali naik sampai dengan tahun 2013 sebesar 94,61%. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2.4. Gambar 2.4 Cakupan Persentase Jamban Sehat Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013 100,00 80,00
94,53 94,61
75,10
persentase
80,65 60,00 40,00 20,00
21,24
0,00 2009
2010
2011
2012
2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2007-2011
Jamban sehat dengan persentase tertinggi menurut Kabupaten/Kota tahun 2013 adalah Kota Batam sebesar 99,3% dan yang terendah adalah Kabupaten Kepulauan Anambas sebesar 30,3%. Hal ini di mungkinkan karena Kota Batam sudah terbilang maju dengan tingkat pengetahuan penduduk juga sudah baik sehingga memungkinan Kota Batam dengan persentase jamban sehat tertinggi menurut Kabupaten/Kota. Cakupan persentase jamban sehat menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 66.
2.4.3 Rumah Sehat 21
Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan dan penghidupan setiap warga. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepaskan lelah setelah bekerja seharian, namun di dalamnya terkandung arti yang lebih penting yaitu sebagai tempat untuk membangun kehidupan keluarga. Kehidupan keluarga yang sehat dan sejahtera akan terwujud bila rumah dalam keadaan sehat dan layak untuk dihuni. Secara umum rumah dapat dikatakan sehat dan layak huni bila tersedia sarana kesehatan lingkungan, keadaan rumah yang memenuhi syarat, terjaga dari binatang penular penyakit, kondisi pekarangan sehat, dan keberadaan kandang ternak yang sehat. Gambar 2.5 Cakupan Persentase Rumah Sehat Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013 100,00
persentase
80,00
72,02
60,00 40,00
88,00
76,42
66,44 55,43
20,00 0,00 2009
2010
2011
2012
2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009-2013
Gambar diatas menunjukkan bahwa persentase rumah sehat selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir berfluktuatif. Persentase rumah sehat menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 2.6 22
Cakupan Persentase Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013 Provinsi
76,42
Kep. Anambas
70,94
Tanjungpinang
89,20
Batam
84,70
Lingga Natuna
57,87 28,34
Bintan Karimun
81,38 74,13
Persentase rumah sehat tertinggi menurut Kabupaten/Kota tahun 2013 adalah Kota Tanjungpinang sebesar 89,20%, berikutnya adalah Kota Batam sebesar 84,70% dan yang terendah adalah Kabupaten Natuna sebesra 28,34%. Gambaran lengkap cakupan persentase rumah sehat dapat dilihat pada lampiran tabel 62. 2.5 KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT 2.5.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau yang lebih dikenal dengan PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Jadi PHBS merupakan wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktikkan PHBS.
23
Menyadari bahwa perilaku adalah sesuatu yang rumit. Perilaku tidak hanya menyangkut dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan norma, melainkan juga dimensi ekonomi, yaitu hal-hal yang mendukung perilaku, maka promosi kesehatan dan PHBS diharapkan dapat melaksanakan strategi yang bersifat paripurna (komprehensif), khususnya dalam menciptakan perilaku baru. Berdasarkan tatanan (setting) atau tempat pelaksanaannya PHBS di kelompokkan menjadi 5 (lima) tatanan yaitu : 1. PHBS di Rumah Tangga PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS
serta
berperan
aktif
dalam
gerakan
kesehatan
di
masyarakat. 2. PHBS di Sekolah PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. 3. PHBS di Institusi Kesehatan PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat dan mencegah penularan penyakit di institusi kesehatan. 24
4. PHBS di Tempat Kerja PHBS di Tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan Tempat Kerja sehat. 5. PHBS di Tempat–Tempat Umum PHBS
di
tempat-tempat
umum
adalah
upaya
untuk
memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola tempattempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum sehat. Tempat-tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta, atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana pariwisata, transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan sarana sosial lainnya. Gambar 2.7 Cakupan Persentase Rumah Tangga ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013 80,00
persentase
60,00
60,19
41,83
40,00
53,01
47,39
36,51 20,00 0,00 2009
2010
2011
2012
2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009-2013 25
Cakupan persentase rumah tangga ber-PHBS selama 5 (lima) tahun terakhir cenderung berfluktuatif. Persentase rumah tangga ber-PHBS tahun 2013 adalah 47,39%, persentase ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu 53,01%. Cakupan persentase rumah tangga ber-PHBS menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 61. 2.6 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) IPM merupakan ukuran untuk melihat dampak kinerja pembangunan wilayah, karena memperlihatkan kualitas penduduk suatu wilayah dalam hal harapan hidup, intelektualitas dan standar hidup layak. Dalam perencanaan pembangunan, IPM juga berfungsi dalam memberikan tuntunan dalam menentukan prioritas dalam merumuskan kebijakan dan menentukan program. Berikut IPM Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten Kota tahun 2010 - 2012 . Tabel 2.4 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2010 - 2012 Kabupaten/Kota/Provinsi
2010
2011
2012
(1) Karimun
73,64
73,99
74,45
(2) Bintan
74,44
75,78
75,68
(3) Natuna
70,56
71,26
71,77
(4) Lingga
71,35
71,68
72,09
(5) Kep. Anambas
68,60
69,50
70,11
(6) Batam
77,80
78,03
78,03
(7) Tanjungpinang
74,59
75,25
75,97
Provinsi Kepulauan Riau
75,07
75,78
76,20
Sumber : BPS Kepulauan Riau, 2013 26
Peningkatan angka IPM ini menunjukkan adanya kemajuan dalam pembangunan manusia di Kepulauan Riau dari aspek kesehatan, pendidikan dan pendapatan. Ini bermakna bahwa pembangunan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi bersama Kabupaten/ Kota telah berdampak positip terhadap pengembangan sumber daya manusia di Kepulauan Riau. Target kita pada 2015 IPM Kepri dapat mencapai 76,0.
27
BAB III DERAJAT KESEHATAN Kesehatan merupakan salah satu aspek yang sangat menentukan dalam membangun unsur manusia agar memiliki kualitas seperti yang diharapkan, mampu bersaing di era yang penuh tantangan saat ini maupun masa yang akan datang. Menurut UU RI No. 23 tahun 1992, yang dimaksud dengan keadaan sehat adalah keadaan meliputi kesehatan badan, rohani (mental) dan sosial dan bukan hanya keadaan yang bebas penyakit, cacat, dan kelemahan sehingga dapat hidup produktif secara sosial ekonomi. Beberapa aspek yang dapat dihubungkan dengan derajat kesehatan adalah: lingkungan, pelayanan kesehatan dan perilaku. Program pembangunan kesehatan yang selama ini dilaksanakan dapat dikatakan cukup berhasil sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara cukup bermakna, walaupun masih dijumpai bebarapa masalah dan hambatan yang mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan. Derajat kesehatan yang optimal dapat dilihat dari
unsur
kualitas
hidup
serta
unsur
mortalitas
dan
yang
mempengaruhinya yaitu morbiditas dan status gizi masyarakat. Beberapa indikator penting untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat pada suatu daerah adalah Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Umur Harapan Hidup (UHH) dan Status Gizi. Indikator tersebut ditentukan dengan 4 faktor utama yaitu Perilaku Masyarakat, Lingkungan, Pelayanan Kesehatan dan Faktor Genetika.
28
3.1 ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS) Mortalitas atau kematian merupakan salah satu diantara tiga komponen proses demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk selain fertilitas dan migrasi. Tinggi rendahnya tingkat mortalitas di suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi juga bisa dijadikan sebagai barometer dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan di daerah tersebut. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan lingkungan.
Indikator
kematian
berguna
untuk
memonitor
kinerja
pemerintah pusat maupun lokal dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Besar kecilnya tingkat kematian ini dapat merupakan petunjuk atau indikator bagi tingkat kesehatan dan tingkat kehidupan penduduk di suatu wilayah. 3.1.1 Angka Kematian Bayi (AKB) Salah satu ukuran kematian yang cukup menjadi perhatian adalah jumlah kematian bayi. Jumlah kematian bayi ini dipublikasikan dengan sebuah indikator yang disebut angka kematian bayi (AKB). Angka Kematian Bayi atau AKB adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Salah satu indikator yang menjadi kriteria dalam pencapaian Millenium Development Goals (MDG’s) adalah menurunnya Angka Kematian Anak sebesar dua per tiga dari angka di tahun 1990 atau menjadi 20 per 1.000 kelahiran bayi pada tahun 2015.
29
Gambar 3.1 Angka Kematian Bayi (AKB) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013 berdasarkan kematian yang dilaporkan 10,00
Persentase
8,00
7,44
8,67
6,00
6,77
5,74
4,00
4,68
2,00 0,00 2009
2010
2011
2012
2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009-2013
Gambar 3.1. menunjukkan bahwa AKB Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 adalah 4,68/1.000 kelahiran hidup. Angka ini menurun bila dibandingkan dengan 3 (tiga) tahun sebelumnya. Berdasarkan kematian yang dilaporkan tahun 2013 jumlah bayi mati adalah 241 dari 55.815 kelahiran hidup. Angka ini sudah melebihi target MDG’s yaitu 20/1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Tiga penyebab utama dari angka kematian bayi baru lahir diantaranya adalah: kelahiran prematur, infeksi berat, dan komplikasi selama kelahiran. Ketiga penyebab utama ini yang bisa teridentifikasi dalam laporan rekam medik. Penyebab-penyebab tersebut merupakan 80 persen faktor utama dari semua angka kematian bayi. 3.1.2 Angka Kematian Balita (AKABA) Angka kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, 30
dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian Balita menurun dari 97 pada tahun 1991 menjadi 44 per 1.000 kelahiran hidup (KH) pada tahun 2007 (SDKI) . Gambar dibawah menunjukkan bahwa Angka kematian Balita (AKABA) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 yaitu 8.96/1.000 kelahiran hidup mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun 2012 yaitu 6,20/1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan kematian yang dilaporkan tahun 2013 jumlah balita mati adalah 461 dari 55.815 kelahiran hidup. Angka ini sudah melebihi target MDG’s yaitu 20/1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Angka kematian balita menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 7. Gambar 3.2 Angka Kematian Balita (AKABA) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013 berdasarkan kematian yang dilaporkan 12,00 10,00
persentase
8,00
9,59 6,20
6,19
6,00
8,96
6,93
4,00 2,00 0,00 2009
2010
2011
2012
2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009-2013
3.1.3 Angka Kematian Ibu (AKI) Tinggi rendahnya angka maternal mortality dapat dipakai mengukur taraf program kesehatan di suatu negara khususnya program kesehatan ibu dan anak. Semakin rendah angka kematian ibu di suatu negara 31
menunjukkan tingginya taraf kesehatan negara tersebut. Pencapaian penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih lambat, dan yang perlu menjadi perhatian utama pemerintah ialah kesenjangan pencapaian masing-masing daerah. Berdasarkan data SKDI tahun 2012 rasio kematian maternal di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Semakin tinggi AKI di Indonesia tersebut diperkirakan target MDGs tahun 2015 tidak mudah tercapai, yaitu penurunan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan gambar 3.3, dapat dilihat bahwa terjadi penurunan angka kematian ibu (berdasarkan kematian yang dilaporkan) selama kurun
waktu
2010-2013.
Angka
Kematian
Ibu
(AKI)
menurut
Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran Tabel 8. Gambar 3.3 Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013 berdasarkan kematian yang dilaporkan 200,00 183,46
persentase
150,00 100,00
110,10
97,01 109,20
95,00
50,00 0,00 2009
2010
2011
2012
2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009-2013
Perihal faktor penyebab kematian ibu berdasarkan hasil berbagai 32
penelitian yang telah dilaksanakan menyebutkan bahwa sekitar 90% kematian ibu disebabkan oleh pendarahan, teksemia gravidarum, infeksi, partus lama dan komplikasi abortus. Kematian ini paling banyak terjadi pada masa sekitar persalinan yang sebenarnya dapat dicegah. Penyebab lainnya adalah adanya perbedaan manajemen tingkat pelayanan. Peningkatan jumlah tenaga kesehatan belum diimbangi dengan
peningkatan
kualitas
pelayanan
yang
diberikan
kepada
masyarakat. Khususnya penempatan bidan, organisasi lingkungan kerja bidan dan dukungan material terhadap pelayanan kebidanan dengan kematian ibu 3.1.4 Angka Harapan Hidup (AHH) Angka harapan hidup merupakan salah satu indikator/penilaian derajat kesehatan suatu negara dan digunakan sebagai acuan dalam perencanaan merupakan
program-program salah
satu
kesehatan.
komponen
dalam
Indikator penilaian
UHH
juga
keberhasilan
pencapaian MDG’s. Angka Harapan Hidup disebut juga lama hidup manusia didunia. Didasarkan pada perkiraan CIA World Factbook pada tahun 2011, Indonesia berada pada nomor urut 108 berdasarkan daftar PBB dari 191 Negara yang dipublikasikan di Wikipedia, dengan angka harapan hidup 70,76 (laki-laki 68,26 dan perempuan 73,38). Angka Harapan Hidup yang semakin meningkat merupakan indikator
semakin
meningkatnya
derajat
kesehatan
masyarakat
Indonesia.Derajat kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu faktor Lingkungan, Pelayanan Kesehatan, Keturunan dan Perilaku 33
masyarakat. Umur harapan hidup ini juga merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka harapan hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan
kesehatan,
dan
program
sosial
lainnya
termasuk
kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan. 3.2 STATUS GIZI Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator antara lain Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi wanita subur Kurang Energi Kronis (KEK) dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). 3.2.1. Status Gizi Status gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan sumberdaya manusia dan kualitas hidup. Untuk itu, program perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi konsumsi pangan, agar terjadi perbaikan status gizi masyarakat. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari pemakaian, penyerapan, dan penggunaan makanan. Status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Variabel BB dan TB tersebut disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri, yaitu berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Angka berat badan dan dikonversikan
kedalam
bentuk
tinggi nilai
badan setiap
balita
standar (z-score) dengan 34
menggunakan baku antropometri WHO-NCHS tahun 2006. Gambar 3.4 Status Gizi Balita Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Gizi Kurang,
Gizi Buruk,
2.67
0.61 Gizi Lebih ; 1,11
Gizi Baik; 91,46
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Gambar 3.4 menggambarkan status gizi balita di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013. Dapat dilihat bahwa lebih dari 90% balita memiliki status gizi baik, sedangkan balita dengan status buruk hanya 0,65%. Status gizi balita menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 27. 3.2.2. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2.500 - 4.000 gram. Bayi baru lahir disebut juga neonatus, merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Berat Badan Lahir Rendah adalah bayi dengan berat lahir kurang 35
dari 2.500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir. BBLR merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. Persentase BBLR Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 adalah 1,50%. Persentase ini meningkat bila di bandingkan tahun sebelumnya yaitu 1.30% pada tahun 2012. Persentase BBLR menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 26. Berikut gambaran lengkap Persentase BBLR Provinsi Kepulauan Riau selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir. Gambar 3.5 Persentase BBLR Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013 3,00 2,50
2,33 2,49
persentase
2,00
1,30
1,50
1,50
1,50
1,00 0,50 0,00 2009
2010
2011
2012
2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009-2013
3.3 ANGKA KESAKITAN (Morbiditas) Morbiditas
adalah
keadaan
sakit;
terjadinya
penyakit
atau
kondisi yang mengubah kesehatan dan kualitas hidup. Morbiditas adalah angka kesakitan (insidensi atau prevalensi) dari suatu penyakit yang terjadi pada populasi dalam kurun waktu tertentu. Morbiditas (angka kesakitan) digunakan untuk menggambarkan pola penyakit yang terjadi di 36
masyarakat. 3.3.1 Malaria Penyakit malaria adalah penyakit menular yang dapat ditularkan oleh nyamuk bernama Anopheles. Nyamuk ini membawa parasit plasmodium dan menggigit orang sekaligus menyebarkannya melalui peredaran darah. Malaria merupakan penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kematian. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendalian dan penurunan kasusnya merupakan komitmen internasional dalam MDG’s. Nyamuk yang menyebarkan parasit ini yaitu nyamuk betina yang sebelumnya sudah terinfeksi oleh plasmodium. Selain melalui nyamuk, penyakit malaria juga dapat menyebar melalui beberapa hal seperti transfusi
darah,
transplantasi
organ,
jarum
suntuk
yang
sudah
terkontaminasi. Ibu hamil juga dapat menularkan penyakit ini kepada bayinya. Gambar 3.6 Angka Kesakitan Malaria (per 1.000) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013 8,00 6,00 5,72 4,00 2,29
3,56
2,00
1,24 1,13
0,00 2009
2010
2011
2012
2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009-2013 37
Gambar diatas menunjukkan kecenderungan penurunan angka kesakitan malaria (API) Provinsi Kepulauan Riau selama kurun waktu 3 (tiga) tahun berturut-turut yaitu tahun 2011 (5.72), 2012 (1.24), dan 2013 (1.13). Hal ini menunjukkan penurunan kasus malaria di kabupaten/kota. 3.3.2. TB Paru Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia. Hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang bebas TBC. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman mycobacterium tuberculosis ini pun tinggi. Bakteri penyebab TBC ini juga menyerang organ tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, usus, ginjal, kandungan, tulang, bahkan bisa menyerang otak. Penyakit TBC adalah jenis penyakit yang mudah menular, media penularannya bisa melalui cairan di dalam saluran nafas yang keluar ketika penderita batuk atau bersin kemudian terhirup oleh orang lain yang berada di lingkungan sekitar penderita TBC tersebut. Penyakit TB Paru dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru TB Paru dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TB Paru. Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TB Paru di dunia. Millenium Development Goals (MDG’s) menjadikan penyakit TB Paru sebagai salah satu penyakit yang menjadi target untuk dihentikan dan dicegah penyebarannya. Angka Insiden TB Paru Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 adalah 45,64 per 100.000 penduduk, dengan angka insiden TB Paru pada laki38
laki 54,2 dan perempuan 36,6. Angka ini mengalami penurunan bila dibandingkan tahun 2012 yaitu 64,16 per 100.000 penduduk dengan perbandingan laki-laki 77,2 dan perempuan 50,4. Gambaran lengkap angka insiden TB Paru menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 10. Angka Kematian TB Paru Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 adalah
1,8
per
100.000
penduduk,
mengalami
peningkatan
bila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 1,4 per 100.000 penduduk. Gambaran lengkap angka kematian TB Paru menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 10. Angka penemuan kasus TB Paru BTA+ tahun 2013 adalah 42,78 dengan perbandingan laki-laki 48,96 dan perempuan 36,09. Angka ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 40,78 dengan perbandingan laki-laki 49,11 dan perempuan 31,67. Gambaran lengkap angka penemuan BTA (+) menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 11. Berikut gambar perbandingan jumlah kasus Tuberkulosis provinsi Kepulauan Riau selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir. Gambar 3.7 Perbandingan Jumlah Kasus Tuberkulosis Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013 Jumlah kasus
8.000 6.000 4.000 2.000 0
2009
2010
2011
2012
2013
Klinis
5.646
5.624
3.184
6763
6231
Positif
676
920
1.033
1265
1430
39
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009–2013
Angka kesuksesan (Success Rate/SR) TB Paru Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 adalah 84,02 dengan perbandingan 81,12 laki-laki dan 89,05 perempuan. Gambaran lengkap angka kesuksesan TB Paru menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 12. 3.3.3. HIV & AIDS HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sel darah putih di dalam tubuh (limfosit) yang mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Orang yang dalam darahnya terdapat virus HIV dapat tampak sehat dan belum membutuhkan pengobatan. Namun orang tersebut dapat menularkan virusnya kepada orang lain bila melakukan hubungan seks berisiko dan berbagi alat suntik dengan orang lain. AIDS
atau
Acquired
Immune
Deficiency
Syndrome
adalah
sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. Akibat menurunnya kekebalan tubuh pada seseorang maka orang tersebut sangat mudah terkena penyakit seperti TBC, kandidiasis, berbagai radang pada kulit, paru, saluran pencernaan, otak dan kanker. Stadium AIDS membutuhkan pengobatan Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh sehingga bisa sehat kembali. Infeksi HIV merupakan penyebab AIDS. Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS. Jumlah kasus baru HIV tahun 2013 adalah 889 orang dengan 40
jumlah laki-laki 432 orang dan perempuan 457 orang. Jumlah kasus baru AIDS adalah 364 orang dengan jumlah 172 orang laki-laki dan 192 orang perempuan. Sedangkan jumlah kematian yang disebabkan oleh AIDS adalah 108 orang dengan pembagian 57 laki-laki dan 51 perempuan. Gambaran lengkap kasus HIV dan AIDS dapat dilihat pada lampiran profil tabel 14. 3.3.4. Pneumonia Pneumonia adalah penyakit umum yang terjadi pada semua kelompok umur, dan merupakan penyebab utama kematian di antara orang tua dan orang-orang yang kronis dan sakit parah. Selain itu, adalah penyebab utama kematian pada anak di bawah lima tahun di seluruh dunia. Jumlah perkiraan penderita pneumonia Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 adalah 24.530 balita. Jumlah penderita yang ditemukan dan ditangani adalah 2593 balita (10,6%) dengan rincian 1396 laki-laki (11%) dan 2593 perempuan (10,1%). Penemuan kasus Pneumonia pada balita dapat dilihat pada tabel 13.
41
Gambar 3.8 Kasus Pneumonia pada Balita di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013 jumlah penderita (balita)
4000 3000
2876
2593 2037
2000 1.592
1000 596 0 2009
2010
2011
2012
2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013
3.3.5. Kusta Penyakit kusta atau lepra (leprosy) atau disebut juga Morbus Hansen, adalah sebuah penyakit infeksi menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Indonesia dikenal sebagai satu dari tiga negara yang paling banyak memiliki penderita kusta. Dua negara lainnya adalah India dan Brazil. Mekanisme penularan yang tepat belum diketahui. Beberapa hipotesis telah dikemukakan seperti adanya kontak dekat dan penularan dari udara. Dan diduga faktor genetika juga ikut berperan, setelah melalui penelitian dan pengamatan pada kelompok penyakit kusta di keluarga tertentu. Belum diketahui pula mengapa dapat terjadi tipe kusta yang berbeda pada setiap individu. Kelompok yang berisiko tinggi terkena kusta adalah yang tinggal di daerah endemik dengan kondisi yang buruk seperti tempat tidur yang tidak memadai, air yang tidak bersih, asupan gizi yang buruk, dan adanya 42
penyertaan penyakit lain seperti HIV yang dapat menekan sistem imun. Pria memiliki tingkat terkena kusta dua kali lebih tinggi dari wanita. Kusta tipe Pausi Bacillary atau disebut juga kusta kering adalah bilamana ada bercak keputihan seperti panu dan mati rasa atau kurang merasa, permukaan bercak kering dan kasar serta tidak berkeringat, tidak tumbuh rambut/bulu, bercak pada kulit antara 1-5 tempat. Ada kerusakan saraf tepi pada satu tempat, hasil pemeriksaan bakteriologis negatif (-), Tipe kusta ini tidak menular. Sedangkan Kusta tipe Multi Bacillary atau disebut juga kusta basah adalah bilamana bercak putih kemerahan yang tersebar satu-satu atau merata diseluruh kulit badan, terjadi penebalan dan pembengkakan pada bercak, bercak pada kulit lebih dari 5 tempat, kerusakan banyak saraf tepi dan hasil pemeriksaan bakteriologi positif (+). Tipe seperti ini sangat mudah menular. Penanggulangan penyakit kusta telah banyak dilakukan dimanamana dengan maksud mengembalikan penderita kusta menjadi manusia yang
berguna,
mandiri,
produktif
dan
percaya
diri.
Metode
penanggulangan ini terdiri dari metode rehabilitasi yang terdiri dari rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial, rehabilitasi karya dan metode pemasyarakatan yang merupakan tujuan akhir dari rehabilitasi, dimana penderita dan masyarakat membaur sehingga tidak ada kelompok tersendiri. Ketiga metode tersebut merupakan suatu sistem yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.
43
Gambar 3.9 Jumlah Penderita Penyakit Kusta Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013 83
17
33 6 5
2009 PEND PB
2010 PEND MB
43
5 9
2011
32 12
2012
2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009-2013
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa penderita kusta berfluktuatif setiap tahunnya. Tahun 2013 jumlah penderita Kusta PB 12 orang dan penderita kusta MB 32 orang. Sedangkan tahun 2012 jumlah penderita Kusta PB 33 orang dan penderita kusta MB 43 orang. Penderita kusta pada tahun 2013 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2012. Kedepannya diharapkan adanya sosialisasi dari tenaga kesehatan yang berkompeten kepada masyarakat tentang gejala penyakit kusta dan akibatnya bagi penderita. Dengan demikian di dapatkan deteksi dini terhadap kasus kusta dan penderita mendapatkan pengobatan tanpa mengalami cacat fisik. 3.3.6. Frambusia Frambusia atau patek merupakan jenis penyakit kulit yang mudah menular, penyakit ini ditandai dengan timbulnya bintil-bintil kecil pada kulit yang letaknya berdekatan. Setelah matang, bintil-bintil tersebut merekah 44
dan mengeluarkan nanah. Jika mengering, menimbulkan kerak dan membekas dan disertai dengan sakit kepala dan nyeri pada sendi. Penyakit ini terutama menyerang kulit dan tulang serta banyak didapati pada masyarakat miskin, pedesaan dan marjinal di beberapa bagian Afrika, Asia dan Amerika Selatan, dimana kepadatan penduduk, kekurangan persediaan air, dan keadaan sanitasi serta kebersihan yang buruk terdapat di mana – mana. 3.3.7. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) 3.3.7.1. Tetanus Neonatorum Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus yang disebabkan oleh clostridium tetani yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) yang menyerang sistem saraf pusat. 3.3.7.2. Campak Penyakit Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, ditandai dengan demam, batuk, pilek, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak pra sekolah dan anak-anak SD, meskipun tidak menutup kemungkinan menyerang orang dewasa yang belum pernah terkena penyakit ini. Jika orang sudah terkena campak maka sepanjang hidupnya tidak akan terkena penyakit ini lagi. Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Namun untuk pencegahan biasanya diberikan vaksin campak rutin kepada anak-anak. 3.3.7.3. Difteri Difteri adalah penyakit saluran pernafasan atas ditandai dengan 45
sakit tenggorokan, demam rendah, dan membran patuh (sebuah pseudomembran) pada amandel, faring, dan / atau rongga hidung. Suatu bentuk ringan dari difteri dapat dibatasi pada kulit. Difteri adalah penyakit menular menyebar melalui kontak fisik langsung atau sekresi pernapasan aerosol dari individu yang terinfeksi. 3.3.7.4. Polio dan AFP (Acute Flacid Paralysis/Lumpuh Layu Akut) Seringkali kita salah memahami istilah lumpuh layu. Kebanyakan masyarakat kita berpendapat bahwa lumpuh layu atau keadaan dimana persendian tidak dapan digerakkan sebagaimana seharusnya adalah polio. Lumpuh layu adalah sebuah penyakit dimana persendian tiba-tiba tidak dapat digerakkan, bisa menyebabkan polio tapi belum tentu polio. Lumpuh layu bisa disebabkan oleh penyakit lain, demam misalnya. Si penderita yang tiba-tiba mengidap lumpuh layu, harus segera diperiksa fesesnya ke laboratorium untuk mengetahui adakah bibit penyebab polio di dalam tubuhnya. Polio bisa menyebabkan kelumpuhan permanen bahkan kematian yang sampai sekarang sulit untuk diobati. 3.3.8. Penyakit Potensial KLB/Wabah 3.3.8.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) Demam berdarah termasuk salah satu jenis penyakit yang cukup berbahaya bagi kehidupan masyarakat. Penyakit demam berdarah disebabkan oleh salah satu jenis virus yang disebarkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Virus penyebab demam berdarah adalah virus dengue, yang dapat menyebabkan menurunnya kadar trombosit pada tubuh manusia. Apabila seseorang yang terinfeksi virus dengue tidak 46
segera diobati akan mengakibatkan pecahnya pembuluh kapiler darah sehingga akan menyebabkan kematian. Demam berdarah dapat dicegah dengan memberantas jentik-jentik nyamuk demam berdarah (Aedes Aegypti) dengan cara melakukan PSN (Pembersihan Sarang Nyamuk). Upaya ini merupakan cara yang terbaik, ampuh, murah, mudah dan dapat dilakukan oleh masyarakat, dengan cara sebagai berikut : 1. Bersihkan (kuras) tempat penyimpanan air (seperti bak mandi/WC, drum dan lain-lain) sekurang-kurangnya seminggu sekali. Gantilah air di vas bunga, tempat minum burung, perangkap semut dan lain-lain sekurang-kurangnya seminggu sekali. 2. Tutuplah rapat-rapat tempat penampungan air. 3. Kubur dan buanglah pada tempatnya barang-barang bekas yang dapat menampung air, agar tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk. 4. Jangan menggantung baju bekas pakai (nyamuk sangat suka bau manusia). 5. Pengasapan (disebut fogging) hanya dilakukan bila dijumpai penderita yang dirawat atau meninggal. 6. Untuk tempat air yang sulit atau tidak mungkin dikuras, taburkan bubuk ABATE ke dalam genangan air tersebut untuk membunuh jentik-jentik nyamuk. Ulangi hal ini setiap 2-3 bulan sekali. 3.3.8.2. Diare Diare dapat diartikan suatu kondisi buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer 47
dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus. Penyebab timbulnya diare adalah gangguan makanan yang tidak dapat diserap dan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Akibat dari diare adalah kehilangan air dan elektrolit yang mengakibatkan gangguan asam basa, gangguan gizi, hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah. 3.3.8.3.
Filariasis Filariasis atau yang sering kita sebut dengan Penyakit Kaki Gajah
adalah penyakit infeksi yang bersifat menahun yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, kantung buah zakar, payudara dan kelamin wanita.
48
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN Visi pembangunan kesehatan yang ingin dicapai oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau adalah terwujudnya Kepulauan Riau Sehat yang mengandung makna suatu kondisi yang merupakan gambaran masyarakat Provinsi Kepulauan Riau dimasa depan, ditandai dengan penduduknya yang dapat menjangkau dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan berkeadilan, berperilaku hidup bersih dan sehat, hidup dalam lingkungan yang sehat serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perumusan
visi
ini
didasarkan
pada
(1)
Dasar-dasar
pembangunan kesehatan sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010 dan Rencana Strategis Departemen Kesehatan 2005-2009 yaitu : (a) Perikemanusiaan; (b)
Pemberdayaan
Pengutamaan
dan
dan
Kemandirian;
Manfaat;
(2)
(c)
Rencana
Adil
dan
Merata;
Pembangunan
(d)
Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005-2010. Untuk mewujudkan visi tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau sebagaimana dijabarkan dalam Rencana Strategis (Renstra)
Dinas
Kesehatan
Provinsi
Kepulauan
Riau
dengan
melaksanakan beberapa misi. Misi yang pertama adalah Meningkatkan Kinerja dan Mutu Pelayanan Kesehatan. Peningkatan kinerja dan mutu pelayanan
kesehatan
dilakukan
melalui
pengembangan
kebijakan
manajerial dan teknis serta pedoman dan prosedur kerja yang dapat 49
dijadikan landasan bertindak. Disamping itu dilakukan pula fasilitasi pengembangan sarana prasarana dan sumber daya kesehatan baik tenaga, biaya maupun obat dan perbekalan kesehatan bagi para pelaku pembangunan kesehatan. Dengan peningkatan kinerja dan mutu pelayanan kesehatan diharapkan upaya kesehatan dapat terselenggara dengan baik, dapat dicapai (accesible) dan dapat dijangkau (affordable) oleh segenap kalangan masyarakat serta terjamin mutunya (quality). Misi yang kedua adalah dengan melakukan pemberdayaan diharapkan masyarakat termasuk swasta dapat berpartisipasi aktif dalam melayani (to serve), melaksanakan advokasi (to advocate), serta mengkritisi
(to watch) pembangunan kesehatan baik secara individu,
kelompok maupun bersama masyarakat luas. Dinas kesehatan Provinsi juga
memfasilitasi
kabupaten/kota
dalam
rangka
pengembangan
kapasitas (capacity building), pengembangan sistem kesehatan daerah dan dukungan sumber daya kesehatan. Disamping berperan dalam pembinaan dan pengembangan pembangunan kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi melakukan pula pembangunan kesehatan berskala Provinsi. Dalam misi ketiga ini Provinsi melaksanakan kegiatan antara lain pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin,
penanggulangan
masalah
kesehatan
akibat
bencana,
penanggulangan penyakit menular dan gangguan gizi, promosi kesehatan, kesehatan rujukan dan pelayanan kesehatan didaerah terpencil, tertinggal, perbatasan dan pendayagunaan tenaga kesehatan.
50
Misi
yang
terakhir
adalah
menyelenggarakan
manajemen
kesehatan yang efektif. Dengan terciptanya manajemen yang dinamis dan akuntabel
diharapkan
fungsi-fungsi
administrasi
kesehatan
dapat
terselenggara secara efektif dan efisien yang didukung oleh sistem informasi serta hukum kesehatan. Pelaksanaan Visi dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau tersebut untuk tahun 2009 akan dijabarkan dalam uraian ini. Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan, indikator MDG’s kesehatan,
serta upaya pelayanan
kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kabupaten/Kota. 4.1
PELAYANAN KESEHATAN DASAR Pelayanan
kesehatan
dasar
meliputi
pelayanan
kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan perorangan memulihkan
yang
ditujukan
kesehatan
untuk
menyembuhkan
perseorangan
dan
penyakit
keluarga.
dan
Selanjutnya
pelayanan kesehatan masyarakat ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelompok dan masyarakat. Pemerintah daerah bertugas menyelenggarakan
pelayanan
kesehatan secara bertanggung jawab, aman, bermutu dan merata serta 51
nondiskriminatif. 4.1.1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus berhubungan
dengan
pelayanan
antenatal,
persalinan,
nifas
dan
perawatan bayi baru lahir yang diberikan disemua jenis fasilitas pelayanan kesehatan. 4.1.1.1 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K1 dan K4) Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan kepada ibu hamil untuk memelihara kehamilannya yang dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan. Tujuan pelayanan antenatal adalah mengantarkan ibu hamil agar dapat bersalin dengan sehat dan memperoleh bayi yang sehat, mendeteksi dan mengantisipasi dini kelainan kehamilan dan dideteksi serta antisipasi dini kelainan janin. Petunjuk teknis pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota disebutkan bahwa pelayanan antenatal meliputi 7T yaitu timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, nilai status imunisasi TT, dan memberikan Tablet Fe (tablet tambah darah), temu wicara dan test laboratorium sederhana. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat pada cakupan K1 dan K4. K1 adalah kunjungan pertama ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal yang dilakukan pada trisemester pertama kehamilan. Selanjutnya K4 adalah kunjungan ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal minial 4 kali, yaitu 1 kali 52
pada trisemester pertama kehamilan, 1 kali pada trisemester kedua kehamilan dan 2 kali pada trisemester ketiga. Kunjungan ibu hamil (K1) Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 adalah 95,64%. Angka ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya yaitu 85,57% pada tahun 2012. Kunjungan ibu hamil (K4) di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 adalah 91,48%. Angka ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya yaitu 78,76% pada tahun 2012. Kunjungan ibu hamil (K4) sudah melebihi target nasional berdasarkan SPM yaitu 90%. Berikut ditampilkan kecenderungan cakupan K1 dan K4 Provinsi Kepulauan Riau Gambar 4.1 Cakupan K1 dan K4 Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013 120 100
88,50
88
77,96
80,98
80 60
95,18
85,41
95,64 85,57 91,48 78,76
K1 K4
40 20 0 2009
2010
2011
2012
2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Sedangkan cakupan K1 dan K4 menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar berikut.
53
Gambar 4.2 Cakupan K1 dan K4 Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Provinsi Kep. Anambas Tanjungpinang Batam Lingga
69,74 62,30
Natuna
91,48 95,64 81,87 88,77 83,12 101,73 93,13 97,38 92,41 81,50 92,52 97,64 83,90 91,12
Bintan Karimun K4
K1
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa kabupaten/kota dengan cakupan K1 tertinggi adalah Kota Tanjungpinang (101.73%) dan yang terendah adalah Kabupaten Lingga (69,74%). Sedangkan kabupaten/kota dengan cakupan K4 tertinggi adalah Kota Batam (93,13%) dan dengan cakupan K4 terendah adalah kabupaten Natuna (62,30%). 4.1.1.2 Pertolongan Persalinan Kompetensi Kebidanan
oleh
Tenaga
Kesehatan
dengan
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan adalah persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Tenaga kesehatan yang kompeten yang dimaksud antara lain dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan.
54
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2013 adalah sebanyak 91,50% dari sasaran ibu bersalin, angka ini cenderung menurun dari tahun-tahun sebelumnya tetapi sudah mencapai target SPM tahun yaitu 90%. Berikut gambaran cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan Provinsi Kepulauan Riau selama 5 (lima) tahun terakhir 2009-2013. Gambar 4.3 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013 120 100
111,38
97,75
97,10
85,96
91,50
80 60 40 20 0 2009
2010
2011
2012
2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Cakupan
Persalinan
oleh
tenaga
kesehatan
menurut
Kabupaten/Kota tertinggi adalah kota Tanjungpinang (99,98%) sedangkan yang terendah adalah kabupaten
Kepulauan Anambas (61,08%).
Gambaran persalinan oleh tenaga kesehatan menurut kabupaten/kota tahun 2013 adalah sebagai berikut.
55
Gambar 4.4 Cakupan Persalinan Tenaga Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Provinsi Kep. Anambas
91,50 61,08
Tanjungpinang
99,98
Batam
91,19
Lingga Natuna
99,36 76,49
Bintan Karimun
98,08 87,53
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
4.1.1.3 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Pelayanan nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari paska persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan minimal 3 kali dengan distribusi waktu yang telah ditentukan. Kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 7 hari, kunjungan nifas ke dua (KF2) dilakukan minggu kedua setelah persalinan dan kunjungan nifas ketiga (KF3) dilakukan minggu keenam setelah persalinan. Diupayakan kunjungan nifas ini dilakukan pada saat dilaksanakannya kegiatan di posyandu dan dilakukan bersamaan pada kunjungan bayi (KB1) Cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas pada tahun 2013 di Provinsi 56
Kepulauan Riau sebesar 82,09%. Angka cakupan ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan 4 (empat) tahun sebelumnya, nilanya cenderung berfluktuatif. Gambaran lengkap cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 4.5 Cakupan Kunjungan Ibu Nifas (KF2) di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013 100 80
76,58 67,02
82,09 69,31
60,74
60 40 20 0 2009
2010
2011
2012
2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
57
Gambar 4.6 Cakupan Kunjungan Ibu Nifas (KF2) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Provinsi
82,09
Kep. Anambas
64,04
Tanjungpinang
104,96
Batam
77,63
Lingga Natuna
99,54 48,42
Bintan Karimun
96,00 90,22
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Gambar diatas menunjukkan Cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas pada tahun 2013 menurut Kabupaten/Kota tahun 2013. Cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas pada tahun 2013 tertinggi adalah Kota Tanjungpinang (104,96%) dan terendah adalah Kabupaten Natuna (48,42%). 4.1.1.4 Kunjungan Neonatal Bayi sampai umur kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0–7 hari (KN1) dan satu kali pada umur 8–28 hari (KN2).
58
Cakupan KN2 Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2013 adalah sebesar 88.84%. Cakupan kunjungan neonatus mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan 2 (dua) tahun terakhir. Gambar 4.7 Cakupan Kunjungan Neonatus (KN2) di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013 100
88,84
79,42 68,90
80
63,16
70,51
60 40 20 0 2009
2010
2011
2012
2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Gambar 4.8 Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Provinsi Kep. Anambas
88,84 58,60
Tanjungpinang
95,68
Batam
89,54
Lingga Natuna
98,82 59,04
Bintan Karimun
94,90 81,40
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013 59
Pada gambar 4.8 diketahui bahwa kabupaten/kota dengan cakupan kunjungan neonatus tertinggi adalah kabupaten Lingga (98.82%), terendah adalah Kabupaten Kepulauan Anambas (58.60%). 4.1.1.5 Pelayanan Kesehatan Pada Bayi Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur 29 hari - 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu, puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit) maupun di rumah, posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya melalui kunjungan petugas kesehatan. Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali dalam setahun, yaitu 1 kali pada umur 29 hari - 3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, dan campak), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDISTK) bayi, dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam melindungi bayi sehingga kesehatannya terjamin melalui penyediaan pelayanan kesehatan.
60
Gambar 4.9 Cakupan Kunjungan Bayi di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009 - 2013 80 60
69,65 56,99
61,90
61,32
40
27,88
20 0 2009
2010
2011
2012
2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Cakupan kunjungan bayi di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 mengalami penurunan (27.88%) bila dibandingkan dengan capaian 4 (empat) tahun sebelumnya. Capaian ini masih jauh dari target SPM 2015 yang menargetkan cakupan kunjungan bayi sampai dengan 90%. Untuk tenaga kesehatan harus memperhatikan tentang kesehatan bayi dengan memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas, sehingga bisa menurunkan angka kesakitan dan kematian pada bayi. Untuk para ibu harus memperhatikan kesehatan bayinya yaitu sebisa mungkin untuk memberikan ASI ekslusif sampai usia 6 bulan. Dan ibu memberikan MP-ASI lebih dari 6 bulan. Ibu juga harus rutin untuk menimbangkan bayinya dan memberikan imunisasi secara rutin. Ibu harus segera membawa anaknya ke tenaga kesehatan jika bayinya sakit, untuk mendapatkan penanganan. 61
4.1.1.6 Pelayanan Kesehatan Pada Balita Pelayanan kesehatan pada balita adalah anak balita (12 – 59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 (delapan) kali setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 (dua) kali setahun, dan pemberian vitamin A 2 (dua) kali setahun. Gambar 4.10 Cakupan Kunjungan Balita Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Provinsi Kep. Anambas
23,30 9,82
Tanjungpinang Batam
38,98 7,05
Lingga
71,13
Natuna
62,17
Bintan
79,03
Karimun
28,72
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
4.1.1.7 Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkat Kesehatan
sekolah
diselenggarakan
untuk
meningkatkan
kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Upaya kesehatan sekolah diselenggarakan melalui sekolah formal dan informal atau melalui lembaga pendidikan lain. Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang selama ini mulai di 62
tinggalkan, perlu di aktifkan kembali mengingat UKS memiliki kontribusi yang positif dalam peningkatan pelayanan kesehatan di sekolah. Gambar 4.11 Cakupan Persentase Siswa SD/MI yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 – 2013 42
40,70
40 36,90
38 36
34,30
34 32 30 2011
2012
2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2013
Cakupan persentase siswa SD/MI yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 adalah 36.90% yang mengalami penurunan bila dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 40.70%. Capaian ini masih jauh dari target SPM 2015 yaitu cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah 100%. Rendahnya capaian cakupan
persentase
siswa
SD/MI
yang
mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar Provinsi Kepulauan Riau dimungkinkan karena kurang lengkapnya pencatatan dan minimnya tenaga kesehatan di sarana pelayanan kesehatan.
Cakupan
persentase
tertinggi
siswa
SD/MI
yang
mendapat 63
pelayanan kesehatan sesuai standar Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 menurut kabupaten/kota adalah Kabupaten Bintan (96,2%) dan yang terendah adalah Kabupaten Kepulauan Anambas (1,1%). Gambaran lengkap Cakupan persentase tertinggi siswa SD/MI yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran tabel 47. 4.1.2 Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Pelayanan KB yang berkualitas dan merata memiliki kedudukan yang strategis, yaitu sebagai bagian dari upaya komprehensif untuk menurunkan AKI dan sebagai bagian dari Program KKB. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada Pasal 78 menyatakan bahwa pelayanan kesehatan dalam KB dimaksudkan untuk pengaturan kehamilan bagi pasangan usia subur untuk membentuk generasi penerus yang sehat dan cerdas dan pemerintah bertanggung jawab dan menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan obat dalam memberikan Pelayanan KB yang aman, bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. Keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) dapat diketahui dengan beberapa indikator yaitu pencapaian target peserta KB baru, cakupan peserta KB aktif terhadap pasangan usia subur (PUS), persentase peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi. Persentase Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan alat/cara KB secara aktif di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 adalah sebanyak 74,90%. Sedangkan jumlah peserta KB baru adalah 5,47% dari jumlah pasangan usia subur (PUS).
64
Penggunaan alat KB metode suntik masih merupakan cara yang dominan dipakai oleh peserta KB. Lebih dari separuh (58,5%) peserta KB Aktif mengggunakan jenis kontrasepsi suntik. Selain itu, sekitar 29,4% peserta KB Aktif menggunakan Pil. Sisanya menggunakan Implant, kondom, IUD, dan MOW. Gambar 4.12
Cakupan Persentase KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Kondom, 3.1%
IUD, 3.1%
Pil, 29.4% MOW, 0.1% Implant, 4.8%
Suntik, 58.5 %
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
4.1.3 Pelayanan Imunisasi Program imunisasi yang ditujukan bagi bayi, anak usia sekolah dasar, wanita usia subur, ibu hamil, merupakan upaya untuk mencegah penyakitpenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti TBC, Diptheri, Pertusis, Hepatitis B, polio, tetanus, dan campak. Ada dua macam jenis imunisasi yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau kuman yang sudah 65
dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh membentuk antibody sendiri. Contoh adalah imunisasi Polio atau imuniasai Campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibody, sehingga kadar antibody dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan. 4.1.3.1 Imunisasi Dasar Pada Bayi Imunisasi dasar pada bayi meliputi 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio dan 4 Dosis Hepatitis B dan 1 dosis campak. Diantara penyakit pada anak yang dapat dicegah dengan vaksin, campak adalah penyakit yang paling mematikan. Oleh karena itu pencegahan campak merupakan faktor penting dalam mengurangi angka kematian balita. Pemerintah sangat mendorong meningkatnya cakupan pemberian imunisasi campak. Bahkan dari beberapa tujuan yang disepakati dalam pertemuan dunia mengenai anak, salah satunya adalah mempertahankan cakupan imunisasi campak sebesar 90%. Diseluruh Negara ASEAN dan SEARO, imunisasi Campak diberikan pada bayi umur 9–11 bulan dan merupakan imuniasi terakhir yang diberikan kepada bayi diantara imunisasi wajib lainnya (BCG, DPT, Polio, Hepatitis dan Campak). Data tahun 2013 menunjukkan bahwa cakupan imunisasi campak di Provinsi Kepulauan Riau telah mencapai target nasional yaitu sebesar 77,46 % dimana terjadi penurunan dari 4 (empat) tahun sebelumnya seperti yang terlihat pada gambar berikut ini. 66
Gambar 4.13 Cakupan Imunisasi Campak Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009 – 2013 100
90,08
92,13
94,04
81,31
77,46
80 60 40 20 0 2009
2010
2011
2012
2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009 - 2013
4.1.3.2 Imunisasi pada Ibu Hamil Imunisasi
yang
dilakukan
sebelum
dan
selama
kehamilan
merupakan tindakan preventif untuk meningkatkan kekebalan tubuh ibu terhadap infeksi parasit, bakteri, dan virus. Namun dokter tidak akan merekomendasikan pemberian vaksin dari virus yang hidup. Alasannya, selama hamil daya tahan tubuh ibu sedikit menurun sehingga pemberian vaksin
hidup
membahayakan
dikhawatirkan janin.
malah
Imunisasi
menyebabkan
boleh
diberikan
infeksi jika
dan
vaksinnya
mengandung virus mati atau tidak aktif. Imunisasi yang diberikan pada ibu hamil adalah Tetanus Toksoid (TT), Influenza, Hepatitis B, dan Pneumococcal. Cakupan pemberian imunisasi Tetanus Toxoid pada ibu hamil (TT2) di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2013 adalah sebesar
58,47%.
Berdasarkan data diatas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa 67
pemberian imunisasi TT2 di kabupaten/kota masih sangat rendah. 4.2.
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN Beberapa kegiatan pokok upaya kesehatan perorangan adalah
peningkatan pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin, cakupan pelayanan gawat daruratan dan lain-lain. 4.2.1. Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit biasanya dilihat dari beberapa aspek yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan tingkat efisiensi pelayanan. Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan
kesehatan
dirumah
sakit
yang
dipantau
antara
lain
pemanfaatan tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR), rata-rata lama hari perawatan (Length Of Stay/LOS, rata-rata tempat tidur dipakai (Bed Turn
Over/BTO), rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (Turn Of Interval/TOI), Persentase pasien keluar yang meninggal (Gross Death Rate/GDR, dan persentase pasien yang meninggal >48 jam perawatan (Net Death Rate/NDR). Gambaran lengkap indicator pelayan Rumah Sakit dapat dilihat lampiran tabel 60.
4.2.2. Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat Tujuan penyelenggaraan Jamkesmas yaitu untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarkat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara evektif dan efisien. Melalui Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu melahirkan, menurunkan angka kematian bayi dan balita serta penurunan 68
angka kelahiran disamping dapat terlayaninya kasus-kasus kesehatan bagi masyarakat miskin secara umum. Kegiatan pelayanan Jamkesmas merupakan program nasional dengan Pedoman pelaksanaan yang telah diatur dalam Kepmenkes Nomor
906/MENKES/PER/V/2011
tentang
Pedoman
Pelaksanaan
Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Dalam pedoman tersebut disebutkan
mengenai
tatalaksana
penyelenggaraan,
pelayanan
kesehatan,
tatalaksana
kepesertaan,
tatalaksana
pendanaan,
pengorganisasian serta pemantauan dan evaluasi program. Berikut peserta Jamkesmas menurut kabupaten/kota se-Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013. Tabel 4.1 Jumlah peserta Jamkesda menurut Kabupaten/Kota Se-Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 No.
Kabupaten/kota
(1)
(2)
Jumlah Peserta Jamkesmas Tahun 2012
Jumlah Peserta Tambahan
Total
(3)
(4)
(5)
1.
Karimun
40.024
5.522
45.546
2.
Bintan
26.275
2.935
29.037
3.
Natuna
7.194
1.418
8.612
4.
Lingga
22.003
3.034
25.037
5.
Batam
167.850
13.221
181.071
6.
Tanjungpinang
36.815
1.657
38.472
7.
Kep.Anambas Provinsi
4.694
991
5.685
304.855
28.778
333.633
Sumber : Seksi Jamkesmas Dinkes Prov. Kepri, 2013
69
4.3
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT
4.3.1 Pengendalian Penyakit Polio Program Eradikasi Polio secara global (Global Polio
Eradication
Inititative) adalah program WHO yang bukan hanya sekedar untuk mencegah terjadinya polio, melainkan mempunyai arti yang lebih luas lagi yaitu menghentikan terjadinya transmisi virus Polio liar di seluruh dunia. Pengertian eradikasi polio adalah apabila tidak ditemukan virus polio liar
indigenous selama 3 tahun berturut-turut di suatu region yang dibuktikan dengan surveilanse AFP yang sesuai standar sertifikasi. Di Indonesia, selama 10 tahun terakhir tidak ditemukan kasus AFP yang disebabkan oleh virus Polio liar. Surveilans AFP di Indonesia dilaksanakan
pertengahan
tahun
1995.
Upaya
pencegahan
dan
pemberantasan penyakit Polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi Polio.
Upaya
ini
juga
ditindaklanjuti
dengan
kegiatan
surveilans
epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus Acute Flaccid Paralysis
(AFP) kelompok umur <15 tahun dalam kurun waktu tertentu, untuk mencari kemungkinan adanya virus Polio liar yang berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan specimen tinja dari kasus AFP yang dijumpai. 4.3.2 Pengendalian TB Paru Sejak tahun 1993, WHO menyatakan bahwa TB merupakan kedaruratan global bagi kemanusiaan. Walaupun strategi DOTS telah terbukti sangat efektif untuk pengendalian TB, tetapi beban penyakit TB di masyarakat masih sangat tinggi. Dengan berbagai kemajuan yang dicapai sejak tahun 2003, diperkirakan masih terdapat sekitar 9,5 juta kasus baru 70
TB, dan sekitar 0,5 juta orang meninggal akibat TB di seluruh dunia (WHO, 2009). Selain itu, pengendalian TB mendapat tantangan baru seperti ko-infeksi TB/HIV, TB yang resisten obat dan tantangan lainnya dengan tingkat kompleksitas yang makin tinggi. Tujuan utama pengendalian TB Paru adalah menurunkan insidens TB Paru pada tahun 2015, menurunkan prevalensi TB Paru dan angka kematian TB Paru menjadi setengahnya pada tahun 2015 dibandingkan rahun 1990. Tujuan utama selanjutnya adalah sedikitnya 70 % kasus TB Paru BTA+ terdeteksi dan diobati melalui program DOTS (Directly
Observed Treatment Shortcource Chemotherapy) atau pengobatan TBParu dengan pengawasan langsung oleh Pengawas menelan Obat (PMO) dan tujuan yang terkhir adalah sedikitnya 85% tercapai success rate. Berikut gambaran penanganan TB-Paru berdasarkan kabupaten/kota. Gambar 4.14 Persentase Kesembuhan TB Paru Berdasarkan Kabupaten/Kota Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Provinsi Kep. Anambas
69,22 52,17
Tanjungpinang Batam Lingga
83,70 58,66 55,45
Natuna
66,67
Bintan Karimun
86,18 73,33
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Gambar diatas menunjukkan angka succes rate provinsi (69,22%). 71
Angka tersebut masih jauh dari target nasional (>85%). Kabupaten/Kota yang telah mencapai target nasional adalah bintan (86,18%) dan Kabupaten/Kota
yang
memerlukan
perhatian
adalah
Kabupaten
Kepulauan Anambas (52,17%). 4.3.3 Pengendalian Penyakit ISPA ISPA menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi. Selama beberapa tahun terakhir, ISPA juga menjadi penyakit tertinggi pada kunjungan puskesmas yang ada di seluruh kabupaten/kota. ISPA masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting. Program Pemberantasan Penyakit ISPA membagi ISPA dalam 2 golongan yaitu Pneumonia dan yang bukan Pneumonia. Program pengendalian ISPA menetapkan bahwa semua kasus yang ditemukan harus
ditatalaksanakan
sesuai
standar,
dengan
demikian
angka
penemuan kasus ISPA juga menggambarkan penata-laksanaan kasus ISPA. Data penemuan dan penanganan kasus Pnemonia Balita dihitung berdasarkan angka penemuan dan penanganan dibandingkan sasaran jumlah balita yang ada menurut Kabupaten/Kota. Berikut gambaran penanganan Pneumonia pada balita yang dilaporkan menurut kabupaten/kota.
72
Gambar 4.15 Penemuan Kasus dan Penanganan Pneumonia Balita Berdasarkan Kabupaten/Kota Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Provinsi Kep. Anambas
10,57 2,07
Tanjungpinang
11,78
Batam Lingga
6,94 0,00
Natuna Bintan
8,08 3,28
Karimun
37,00
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa angka penemuan dan penanganan Pnemonia balita di seluruh Kabupaten/Kota yang ada dalam wilayah Provinsi Kepulauan Riau masih sangat rendah (6,42%). 4.3.4 Pengendalian Penyakit HIV/AIDS dan PMS Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan HIV dan AIDS terhadap darah donor, pemantauan pada kelompok beresiko penderita Penyakit Menular Seks (PMS) seperti Wanita Penjaja Seks (WPS), penyalah guna obat dengan suntikan (IDUs), penghuni Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) atau sesekali dilakukan penelitian pada kelompok beresiko rendah seperti ibu rumah tangga dan sebagainya. Kebijakan Pemerintah Daerah dalam rangka pengendalian HIV dan AIDS salah satunya adalah dengan penetapan regulasi tentang pengendalian HIV dan AIDS si Provinsi Kepulauan Riau, antara lain Program HIV masuk dalam Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan 73
Riau, diterbitkannya Peraturan daerah Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
No.
15
Penanggulangan
Tahun
2007
HIV/AIDS,
tentang
tentang
Diterbitkannya
SK
Pencegahan Walikota
dan
Batam
No.107/HK/V/2008 tentang Pembentukan Tim Pengawas Pelaksanaan Kewajiban Memeriksa secara Berkala Bagi WPS dan Pemakaian Kondom Bagi Pelanggannya, Diterbitkannya SK Walikota Tanjungpinang No. 294 tahun 2010 tentang Tim Pengawas Pelaksanaan Pemeriksaan Berkala Bagi Pekerja Hiburan dan Pemakaian Alat Pelindung Diri Bagi Pelanggannya. Diterbitkannya SK Bupati Bintan No. 287/X/2005 tentang Pemeriksaan Wajib Berkala Bagi WPS dan Penggunaan Kondom 100%. Tindak lanjut dari kebijakan pemerintah tersebut dijalankan oleh seluruh sektor antara lain pembentukan layanan HIV dan AIDS, serta pelaksanaan program pengendalian HIV dan AIDs di lingkungan SKPD Provinsi Kepulauan Riau.
74
Tabel 4.2 Layanan Penanggulangan HIV/AIDS Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 No
KLINIK LAYANAN
(1) (2) 1 MMT (Methadone Maintenance Treatment) 2 VCT (Voluntary Counselling and Testing)
JUMLAH LAYANAN (3) 1
KAB/KOTA (4) Kota Batam
(5) RSUD Batam “EMBUNG FATIMAH”
12
Kota Batam
RSBK”CASPER”
Kabupaten Bintan Kota Tanjungpinang
Kabupaten Natuna Kabupaten Karimun
3 IMS (Infeksi Menular Sexual)
6
Kota Tanjungpinang Kota Batam
6
Kota Batam
3
Kota Tg.Pinang Kab. Bintan Kab. Karimun Kota Batam Kota Tg.Pinang Kab. Karimun
RSUD Tg.Pinang RSUD Karimun
Kabupaten Bintan
5.
CST (Care,Support & Treatment)
PMTCT ( Prevention Mother To Child Transmition
RSUD BATAM”CITRA” RS.ELISABETH “Santa Livina” RSUP Tanjung Uban “Edelweys” PKM Toapaya”SEDAP MALAM” RSUD Tg.Pinang”KEMUNING” PKM PANCUR “FLAMBOYAN” PKM Bt. 10 Puskesmas Ranai “SAHABAT” RSUD Karimun”SEHATI” PKM Kundur VCT Villa Garden PKM Tg.Pinang”IMS FLAMBOYAN” PKM Batu Aji ”IMS SEDAP MALAM” PKM Lubuk Baja PKM TEBING “IMS Villa Garden” PKM Kundur PKM Toapaya (Batu 24) IMS SRI INDAH” RSBK RSUD Embung Fatimah RS.ELISABETH RSUD Tg.Pinang RS. Tanjung Uban RSUD.Karimun RSBK
Kabupaten Karimun
4.
TEMPAT LAYANAN
Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit, Bidang P2PL, Dinkes Prov. Kepri, 2013 75
4.3.5 Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Penyakit Demam Berdarah Dengue disebabkan virus dan ditularkan lewat nyamuk merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, yang cenderung semakin luas penyebarannya sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Seluruh wilayah Indonesia, mempunyai risiko untuk kejangkitan penyakit Demam Berdarah Dengue karena virus penyebab dan nyamuk penularnya (Aedes aegypti) tersebar luas, baik di rumah-rumah maupun di Tempat Umum, kecuali yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Untuk memberantas penyakit demam berdarah dengue diperlukan pembinaan peranserta masyarakat guna mencegah dan membatasi penyebaran penyakit. Pembinaan peran serta masyarakat dilaksanakan dengan penyuluhan dan motivasi kepada masyarakat. Oleh karena itu pemberantasan penyakit demam berdarah dengue dilaksanakan melalui kerjasama lintas program dan sektoral yang dikoordinasikan oleh kepala Wilayah/Daerah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang perjalanan penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang sering menimbulkan kejadian luar biasa di Indonesia. Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun 2013 menunjukkan bahwa DBD terjadi di hampir seluruh Kabupaten/Kota kecuali di Kabupaten Natuna. Kejadian terbesar terjadi di Kota Batam dengan jumlah kasus 1.007 kasus.
76
4.3.6 Pengendalian Penyakit Malaria Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Provinsi Kepulauan Riau. Penyakit ini endemis di seluruh kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kepulauan Riau. Malaria dapat dicegah dengan penggunaan kelambu dan penyemprotan dalam ruangan agar terhindar dari nyamuk pembawa penyakit malaria. Penderita Malaria yang diobati merupakan persentase penderita tersangka malaria dan/atau positif Malaria yang datang ke sarana kesehatan, diobati sesuai pengobatan standar dalam kurun waktu satu tahun. 4.3.7 Pengendalian Penyakit Kusta Penyakit kusta adalah penyakit menahun yang disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae). Penyakit tersebut sering menyerang syaraf tepi dan kulit. Penularan kusta secara pasti belum diketahui. Sebagian besar ahli berpendapat kusta dapat menular melalui udara dan dengan adanya kontak kulit dengan kulit penderita yang berlangsung lama. Kusta yang menular adalah kusta tipe basah yang belum mendapat pengobatan. Masa inkubasinya berlangsung lama, rata-rata 2-5 tahun bahkan bisa mencapai 40 tahun. Penyakit ini merupakan penyakit yang sudah lama ada di dunia. Rasa takut kusta masyarakat sangat tinggi karena penderita kusta tanpa pengobatan mengakibatkan cacat yang mengerikan. Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular yang mendapat perhatian serius dari pemerintah. Proses penularannya berlangsung lama, namun penyakit ini bisa disembuhkan tergantung dari tipe penyakit dan cepatnya 77
penemuan. Ada dua jenis penyakit kusta yaitu Paucibacillary (PB) dan Multibacillary (MB). Jenis PB memerlukan waktu pengobatan 6 bulan sedangkan MB memerlukan waktu pengobatan 12 bulan. Bila kasus ditemukan masih dalam keadaan dini maka pengobatannya mudah dan sembuh tanpa cacat fisik. Penyakit kusta timbul karena masyarakat kurang memperhatikan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Melalui pola hidup sehat, penyakit ini bisa dihindari. Penyakit kusta dapat disembuhkan setiap tahap penyakit. Data sarana kesehatan pada tahun 2013 menunjukkan bahwa persentase penderita kusta selesai berobat di Provinsi Kepulauan Riau untuk PB sudah cukup baik (75%) sedangkan untuk MB masih sangat rendah (31,62%). 4.4
PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Upaya perbaikan gizi masyarakat dimaksudkan untuk menangani
permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Beberapa penanganan masalah gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil, pemberian kapsul vitamin A, cakupan pemberian asi eksklusif dan penimbangan balita di posyandu. 4.4.1 Pemberian Kapsul Vitamin A
Vitamin A merupakan zat gizi penting bagi manusia terutama untuk kesehatan mata. Selain itu, vitamin A juga dibutuhkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Anak-anak yang cukup mendapatkan vitamin A tidak mudah terkena penyakit seperti diare, campak atau penyakit infeksi lainnya.
78
Kurang Vitamin A (KVA) masih merupakan masalah yang tersebar diseluruh dunia terutama di negara berkembang dan dapat terjadi pada semua umur terutama pada masa pertumbuhan. KVA dalam tubuh dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit yang merupakan “Nutrition Related
Diseases” yang dapat mengenai berbagai macam anatomi dan fungsi dari organ tubuh seperti menurunkan sistem kekebalan tubuh dan menurunkan epitelisme sel-sel kulit. Salah satu dampak kurang Vitamin A adalah kelainan pada mata yang umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan – 4 tahun yang menjadi penyebab utama kebutaan di negara berkembang. Upaya meningkatkan konsumsi makanan sumber vitamin A melalui proses Komunikasi-Informasi-Edukasi (KIE) merupakan upaya yang paling aman dan berkelanjutan. Namun terkadang penyuluhan tidak akan segera memberikan dampak nyata. Oleh sebab itu penanggulangan kekurangan vitamin A saat ini masih bertumpu pada pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi. Balita yang dimaksud dalam program distribusi kapsul Vitamin A adalah bayi yang berumur mulai umur 6-11 bulan dan anak umur 12 – 59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi. Kapsul Vitamin A dosis tinggi terdiri dari kapsul Vitamin A biru dengan dosis 100.000 SI yang diberikan pada bayi berumur 6-11 bulan dan kapsul vitamin A berwarna merah dengan dosis 200.000 SI yang diberikan pada anak umur 12-59 bulan dan diberikan pada bulan Februari dan Agustus setiap tahunnya.
79
4.4.2 Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu
Masalah gizi buruk mempunyai dimensi yang sangat luas terhadap penurunan kualitas sumberdaya manusia. Gizi buruk secara langsung maupun tidak langsung akan menurunkan tingkat kecerdasan anak, terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak serta menurunkan produktivitas. Gizi buruk secara langsung disebabkan oleh kurangnya asupan makanan dan penyakit infeksi. Penyebab tidak langsung disebabkan
ketersediaan
pangan,
sanitasi,
pelayanan
kesehatan,
pendidikan dan pengetahuan. Upaya yang dilakukan untuk menekan masih banyaknya balita gizi buruk yang terlambat ditemukan dibeberapa daerah antara lain dengan berjalannya surveilans gizi secara aktif baik melalui petugas kesehatan maupun masyarakat dengan pemantauan pertumbuhan balita setiap bulan di Posyandu. Hal ini diperlukan untuk mendeteksi secara dini apabila terjadi gangguan pertumbuhan. Gejala awal dapat dilihat dengan tanda timbangan berat badan tidak naik 2 kali berturut-turut atau berat badannya dibawah garis merah.
80
BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN
Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam
penyediaan
pelayanan
kesehatan
yang
berkualitas,
yang
diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada bab ini, sumber daya kesehatan diulas dengan menyajikan gambaran keadaan sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan.
5.1. SARANA KESEHATAN Sarana kesehatan yang digambarkan dalam bab ini meliputi Puskesmas,
Rumah
Sakit,
sarana
upaya
kesehatan
bersumber
masyarakat (UKBM), sarana produksi dan distribusi farmasi, alat kesehatan serta institusi pendidikan tenaga kesehatan. 5.1.1.
Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang biasa disebut Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan kabupaten/kota dalam menyelenggarakan upaya kesehatan terintegrasi dengan peran dan fungsi sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan, pusat penggerakan peran serta masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan dasar. Puskemas adalah ujung tombak pelayanan kesehatan dasar yang disediakan oleh pemerintah. Puskesmas serta unit penunjangnya, seperti posyandu, pustu, pusling, dan polindes, sangat penting peranannya karena merupakan pelayanan kesehatan utama yang dapat menyebar sampai kemasyarakat tingkat desa dan biayanya relatif dapat dijangkau 81
oleh masyarakat miskin. Adapun fungsi pokok yang diemban Puskesmas meliputi kesehatan ibu dan anak kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, kesehatan
lingkungan,
pemberantasan
pengawasan
penyakit
dan
termasuk
imunisasi,
pencegahan
penyuluhan
dan
kesehatan
masyarakat, pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan, kesehatan di sekolah, perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan jiwa, kesehatan mata, kesehatan manusia lanjut usia, kesehatan olah raga, pembinaan pengobatan tradisional, kesehatan dan
keselamatan
kerja,
laboratorium
sederhana,
pencatatan
dan
pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan. Puskesmas
sebagai
unit
pelayanan
kesehatan
yang
terinstitusionalisasi mempunyai kewenangan dan peranan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan kesehatan di lini terdepan. Komitmen meratakan
dan
kemauan
kualitas
dan
sangat kuantitas
diperlukan pelayanan
untuk
meningkatkan,
kesehatan
dengan
melakukan revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien di Puskesmas. Jumlah Puskesmas di Provinsi Kepulauan Riau sampai dengan tahun 2013 adalah sebanyak 70 Puskesmas dengan rincian 28 Puskesmas perawatan dan 42 Puskesmas non perawatan. Distribusi Puskesmas dapat dilihat pada tabel berikut.
82
Tabel 5.1 Jumlah Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 No.
Kabupaten/Kota
Jumlah
Jumlah
Desa/
Penduduk
Puskesmas
Perawatan
Kel
Non
Rasio
Jumlah
(/100.000 pdd)
Perawatan
1.
Karimun
54
225,861
3
6
9
3.98
2.
Bintan
51
160,331
5
7
12
7.48
3.
Natuna
76
81,996
8
5
13
15.85
4.
Lingga
65
103,052
4
3
7
6.79
5.
Batam
64
1,235,651
3
13
16
1.29
6.
Tanjungpinang
18
228,918
2
4
6
2.62
7.
Kep. Anambas
54
44,704
3
4
7
15.65
2,080,483
27
41
70
3.36
TOTAL(PROV. KEPRI)
371
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Berdasarkan tabel diatas, kabupaten/kota dengan rasio puskesmas tertinggi adalah kabupaten Natuna yaitu sebesar 15,85 per 100.000 sedangkan rasio terendah adalah kota Batam yaitu sebesar 1,29 per 100.000.
Rasio Puskesmas provinsi Kepulauan Riau di tahun 2013 yaitu
3,36 per 100.000. Berdasarkan rasio Puskesmas tersebut, dapat diketahui bahwa setiap 100.000 penduduk dilayani oleh 3,36 puskesmas. Namun mengingat struktur geografis Provinsi yang berupa kepulauan, angka tersebut tidak bisa mewakili, karena masih banyak masyarakat di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan yang belum mampu menjangkau pelayanan kesehatan secara cepat dan mudah.
83
5.1.2. Rumah Sakit Rumah sakit yaitu suatu bahagian menyeluruh, (Integrasi) dari organisasi dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan, rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial. Rumah sakit melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana
kedokteran
yang
parmanen
menyelenggarakan
pelayanan
kesehatan, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Fungsi Rumah sakit lainnya adalah pusat pelayanan rujukan medik spesialistik dan sub spesialistik dengan fungsi utama menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatisi pasien). Rumah Sakit juga berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan rujukan, merupakan tempat rujukan dari pelayanan dasar yang dilakukan oleh Puskesmas dan praktek dokter swasta. Dengan demikian sebuah Rumah Sakit haruslah dilengkapi dengan tenaga dokter spesialis dan peralatan-peralatan canggih yang dijalankan oleh tenaga terampil pula, untuk mendukung ketepatan diagnosa penyakit dan pemberian obat serta tindakan yang tepat. Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana Rumah Sakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah Rumah Sakit dan tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah 84
penduduk. Pada tahun 2013, di Provinsi Kepulauan Riau terdapat 28 Rumah Sakit dengan rincian 2 Rumah Sakit Pemerintah Provinsi, 8 Rumah Sakit pemerintah Kabupaten/Kota , 2 Rumah Sakit TNI, 15 Rumah Sakit swasta, dan 1 Rumah Sakit milik BUMN. Data selengkapnya mengenai Rumah Sakit di Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat pada lampiran tabel 70. 5.1.3.
Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
Konsep
pemberdayaan
masyarakat
dalam
bidang
kesehatan
menerapkan berbagai pendekatan termasuk didalamnya melibatkan potensi
masyarakat
dalam
upaya
peningkatan
derajat
kesehatan
masyarakat. Langkah tersebut tercermin dalam pengembangan sarana Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM). UKBM diantaranya terdiri dari Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Bersalin Desa (Polindes) dan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) di Desa Siaga, Tanaman Obat Keluarga (Toga) dan Pos Obat Desa (POD). Tujuan terbentuknya UKBM adalah meningkatkan jumlah dan mutu UKBM, meningkatkan kemampuan pemimpin/Toma dalam merintis dan mengembangkan UKBM, meningkatkan kemampuan masyarakat dan organisasi
masyarakat
dalam
penyelenggaraan
UKBM,
serta
meningkatkan kemampuan masyarakat dan organisasi masyarakat dalam menggali, menghimpun dan mengelola pendanaan masyarakat untuk menumbuhkembangkan UKBM. Posyandu merupakan salah satu UKBM yang telah dikembangkan sejak lama dan telah mengakar di seluruh masyarakat. Posyandu menjalankan fungsinya dengan melaksanakan 5 prioritas yaitu kesehatan 85
ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Perkembangan dan kinerja posyandu diklasifikasikan dalam 4 strata, yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama dan Posyandu Mandiri. Berdasarkan Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI tahun 2011, Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang; Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50%; Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu; dan, Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan
kelima
kegiatan
utamanya
lebih
dari
50%,
mampu
menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu. 86
Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, ditetapkan seperangkat indikator yang digunakan sebagai penyaring atau penentu tingkat perkembangan Posyandu. Secara sederhana indikator untuk tiap peringkat Posyandu dapat diuraikan sebagai berikut: Tabel 5.2 Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu No 1.
Indikator Frekwensi
Pratama
Madya
Purnama
Mandiri
<8
>8
>8
>8
Penimbangan 2.
Rerata Kader Tugas
<5
≥50%
≥50%
≥50%
3.
Rerata cakupan D/S
<50%
<50%
≥50%
≥50%
4.
Cakupan Kumulatif KIA
<50%
<50%
≥50%
≥50%
5.
Cakupan Kumulatif KB
<50%
<50%
≥50%
≥50%
6.
Cakupan Kumulatif
<50%
<50%
≥50%
≥50%
-
-
+
+
<50%
<50%
<50%
≥50%
Imunisasi 7.
Program Tambahan
8.
Cakupan Dana Sehat
Sumber : Kementerian Kesehatan RI
Perbandingan strata posyandu di provinsi Kepulauan Riau terlihat pada gambar berikut.
87
Gambar 5.1 Strata Posyandu di Provinsi Kepulauan RiauTahun 2013 Mandiri; 8,3
Pratama; 13,02
Purnama; 34,99 Madya; 43,69
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Desa siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan
untuk
mencegah
dan
mengatasi
masalah-masalah
kesehatan (bencana dan kegawatdaruratan kesehatan) secara mandiri. Dengan tujuan terwujudnya masyarakat desa yang sehat, serta peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya. Dari 382 desa/kelurahan yang ada di provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 terdapat 341 desa/kelurahan yang dengan kategori desa siaga aktif. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/ menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa yang diselenggarakan oleh tenaga kesehatan (minimal seorang bidan), dengan dibantu oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang kader. Poskesdes dapat dikatakan sebagai sarana kesehatan yang merupakan pertemuan antara upaya-upaya masyarakat dan dukungan pemerintah. 88
Pelayanannya meliputi upaya-upaya promotif, preventif, dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela Iainnya. Poskesdes di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 berjumlah 218 Poskesdes dari 407 desa/kelurahan, yang tersebar di 7 kabupaten/kota, selengkapnya dapat dilihat pada lampiran table 73. 5.1.4.
Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan dilakukan melalui perbaikan fisik dan penambahan sarana prasarana, penambahan peralatan dan ketenagaan serta pemberian biaya operasional dan pemeliharaan. Namun dengan semakin tingginya pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan semakin meningkat. Untuk itu dibutuhkan penambahan tenaga kesehatan yang terampil dan siap pakai sesuai dengan karateristik dan fungsi tenaganya. Institusi
pendidikan
tenaga
kesehatan
sangat
dibutuhkan
peranannya, yang nantinya akan melahirkan tenaga kesehatan yang berkompetensi dibidangnya. Institusi pendidikan tenaga kesehatan milik pemerintah yang ada di Provinsi Kepulauan Riau yaitu Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Tanjung Pinang, yang sampai saat ini masih menginduk kepada Provinsi Riau. Poltekkes Tanjungpinang terdiri dari 3 program studi yaitu keperawatan, kebidanan, dan kesehatan lingkungan. Penyelenggaraan pendidikan kesehatan selain tanggung jawab pemerintah, pihak masyarakat (swasta) juga berperan aktif dengan mendirikan universitas/akademi yang mempunyai jurusan di bidang kesehatan. Terdapat 7 (tujuh) universitas/akademi kesehatan se-Provinsi 89
Kepulauan Riau yang pendiriannya masih terfokus pada daerah kota yaitu Kota Tanjungpinang dan Batam. Di kota Tanjungpinang terdapat Stikes Hang Tuah dan Akademi Kebidanan (Akbid) Anugerah Bintan. Di Kota Batam terdapat Universitas Batam, Stikes Ibnu Sina, Stikes Karimun, Stikes Awal Bros, Stikes Mitra Bunda, Akbid Putra Jaya Mandiri, dan Akademi Analis Kesehatan Putra Jaya Mandiri,. 5.2. TENAGA KESEHATAN Kebijakan pembangunan kesehatan secara nasional, diantaranya diarahkan pada peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan. Sejalan dengan itu, maka dalam Rencana Pembangunan Kesehatan (Renbangkes) juga memberikan prioritas pada pendayagunaan tenaga kesehatan dan peningkatan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, tertinggal, kepulauan, dan daerah perbatasan serta pulau-pulau terluar. Secara bertahap pemenuhan tenaga kesehatan baik medis maupun paramedis telah dilakukan. Guna pemenuhan dan pemerataan tenaga kesehatan di daerah, terutama di daerah terpencil, sangat terpencil, serta daerah perbatasan dan kepulauan, telah dilakukan penempatan tenaga kesehatan. Usulan lain dalam mencukupi kekurangan tenaga juga dilakukan pengangkatan Dokter Tidak Tetap, Bidan Tidak Tetap yang kedepannya mengangkat tenaga kesehatan lain sebagai pegawai tidak tetap disamping sebagai Pegawai Harian Lepas (PHL). Dalam pengangkatan PTT tersebut dilakukan dengan dana Pemerintah Pusat maupun dari Anggaran
Pendapatan
Belanja
Daerah
(APBD)
masing-masing 90
kabupaten/kota. Selain itu, untuk menarik minat serta mempercepat pemenuhan tenaga kesehatan untuk ditempatkan didaerah terpencil dan supaya tidak terjadi kekosongan tenaga kesehatan yang akan berakibat terganggunya penyelenggaraan pelayanan kesehatan didaerah tersebut, maka sangat diharapkan peran aktif dan dukungan Pemerintah khususnya Pemerintah Daerah untuk memberikan insentif tambahan serta fasilitas yang lain. 5.2.1.
Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan
Salah satu unsur yang berperan dalam percepatan pembangunan kesehatan adalah tenaga kesehatan yang bertugas di sarana pelayanan kesehatan di masyarakat. Tenaga kesehatan yang dimaksud adalah dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, tenaga kefarmasian, ahli gizi, perawat, bidan, dan tenaga teknis kesehatan (analis lab, penata anestesi, fisioterapi, Tenaga Elektromedis & Penata Rontgen). Berdasarkan
data
yang
diperoleh
dari
Profil
Kesehatan
Kabupaten/Kota Tahun 2013 provinsi Kepulauan Riau memiliki 1.269 tenaga dokter yang terdiri dari 250 dokter spesialis, 1.021 dokter umum. Selain itu juga memiliki 196 dokter gigi. Tenaga medis ini tersebar di seluruh pelayanan kesehatan yang ada baik milik pemerintah, militer maupun swasta, dengan rasio dokter spesialis 12,5 per 100.000 penduduk, dokter umum 50,4 per 100.000 penduduk dan dokter gigi 9,7 per 100.000 penduduk. Jumlah tenaga perawat sebanyak 3.238 orang dengan rasio 156,7 per 100.000 penduduk dan bidan sebanyak 1,432 orang dengan rasio 69,40 per 100.000 penduduk. Tenaga kefarmasian berjumlah 468 orang 91
dengan rasio 21,79 per 100.000 penduduk, dan tenaga ahli gizi berjumlah 141 orang dengan rasio 6,76 per 100.000 penduduk. Ahli kesehatan masyarakat berjumlah 317 orang dengan rasio 10,19 per 100.000 penduduk dan ahli sanitasi berjumlah 137 orang dengan rasio 5,30 per 100.000 penduduk. Sedangkan untuk tenaga teknis medis 154 orang dengan rasio 7,36 per 100.000 dan fisioterapis berjumlah 26 orang dengan rasio1,31 per 100.000 penduduk. Data tenaga tersebut diatas adalah yang bekerja secara fungsional di unit kerja Puskesmas, Rumah Sakit dan sarana kesehatan lainnya. Data tenaga selengkapnya dapat dilihat pada tabel 74 - 78 pada lampiran profil. Distribusi penduduk dan perbedaan tingkat pembangunan wilayah mengakibatkan distribusi tenaga tidak merata. Selain itu, kondisi geografis wilayah kepulauan juga tidak memungkinkan untuk menggunakan indikator rasio sebagai indikator untuk menentukan ketersediaan tenaga. Rasio tenaga kesehatan secara umum telah mencukupi, namun bila dilihat dari distribusinya belum mencukupi, mengingat distribusi tenaga kesehatan lebih dari 50% berada di kota Batam. 5.2.2.
Dokter Keluarga
Salah satu kegiatan prioritas Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau di tahun 2013 guna meningkatkan sebaran tenaga kesehatan di seluruh Kepulauan Riau adalah dengan menempatkan Dokter Keluarga dan Bidan Desa di
Desa Terpencil Kabupaten/Kota se-Provinsi
Kepulauan Riau. Pada tahun 2013 ditempatkan 113 orang dengan distribusi sebagai berikut : 92
Gambar 5.2 Penyebaran Dokter Keluarga Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 sampai dengan 2013 40 30
33 27
30 20
19
20
18
18 13
10
15 15
16
19 14
9 9 8
8 9
16 8
4
0 Karimun
Bintan
Natuna 2011
Lingga 2012
Batam 2013
Tpi
Anambas
Sumber : Seksi Yankes, 2011 - 2013
Tujuan kegiatan pengembangan Dokter Keluarga adalah Tersebarnya dokter keluarga di daerah sangat terpencil, terpencil dan prioritas pelayanan kesehatan seluruh Kab/kota di Provinsi Kepulauan Riau, Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif dan efisien melalui kegiatan home visite dengan mengedepankan kegiatan
promotive,
preventif,
kuratif
dan
rehabilitative
serta
Memberdayakan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat secara mandiri melalui pengembangan desa siaga aktif. Kewajiban Dokter Keluarga adalah: 1. Melaksanakan tugas pekerjaan yang telah ditugaskan kepadanya dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggungjawab. 2. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan Negara. 3. Mentaati ketentuan jam kerja. 93
4. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik. 5. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik Negara dengan sebaik-baiknya. 6. Memberikan pelayanan kesehatan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat di tempat kerjanya. 7. Bekerja di Puskesmas Pembantu (Pustu) setiap hari kerja dan bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas. 8. Membina dan mengunjungi masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk home visite
(100 rumah/bulan).
9. Memiliki buku home visite yang ditandatangani oleh warga yang dikunjungi. 10. Ikut
menjalankan
program
kesehatan
di
Puskesmas
sebagai
fasilitator/Pembina di daerah binaan, 11. Membuat laporan bulanan yang dikirim ke Dinas Kesehatan paling lambat tanggal 10 tiap bulannya. 12. Membuat
memori
akhir
tugas
sebelum
meninggalkan
tempat
tugas/selesai masa bakti (1 bulan sebelum mengakhiri tugas). 13. Menjalin kerjasama dengan lintas sektor, lintas program, dan masyarakat di daerah binaan. 14. Berdomosili di daerah (Kelurahan/Desa) binaan.
94
Gambar 5.3 Data Anggota Rumah Tangga Usia Produktif Yang Di Kunjungi Dokter Keluarga Di Provinsi Kepri tahun 2013 35
30
33
30
27
25
20
19
20
19
18 15 15
13
15 10
18
16
14
9 9 8
8 9
16 8
4
5 0 Karimun
Bintan
Natuna
Lingga
2011
2012
Batam
Tpi
Anambas
2013
Sumber : Seksi Yankes, 2013
5.3. PEMBIAYAAN KESEHATAN Pembiayaan kesehatan merupakan komponen sumber daya yang diperlukan dalam menjalankan pembangunan kesehatan. Pembiayaan kesehatan bersumber dari pemerintah dan pembiayaan kesehatan yang bersumber
dari
masyarakat.
Untuk
tingkat
provinsi,
pembiayaan
kesehatan bersumber dari pemerintah dapat berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN). Pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan 95
agar meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Berdasarkan Undang-Undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan maka sedianya Besar anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota dialokasikan minimal 10% (sepuluh persen) dari anggaran pendapatan dan belanja daerah di luar gaji. Besaran anggaran kesehatan sebagaimana dimaksud diprioritaskan untuk kepentingan pelayanan publik yang besarannya sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari anggaran kesehatan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara dan anggaran pendapatan dan belanja daerah. Alokasi pembiayaan kesehatan tersebut ditujukan untuk pelayanan kesehatan di bidang pelayanan publik, terutama bagi penduduk miskin, kelompok lanjut usia, dan anak terlantar. 5.3.1.
Anggaran Kesehatan Bersumber APBD Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berpedoman pada
Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan, pembangunan
pengendalian daerah,
dan
yang
evaluasi menganut
pelaksanaan prinsip-prinsip
rencana bahwa
perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu kesatuan dalam system perencanaan pembangunan nasional, dilakukan oleh Pemerintah Daerah bersama pemangku
kepentingan
berdasarkan peran
dan
kepentingan masing-masing , mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan daerah, dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki masing-masing daerah, nasional dan global serta dirumuskan secara transparan, responsive, efisien, efektif, ekuntabel, partisipasif, terukur, berkeadilan dan berkelanjutan.
96
Rencana Kerja Satuan Perangkat Daerah (Renja-SKPD) setiap tahun dibuat berpedoman pada Rencana Strategis (Renstra) SKPD. Renja SKPD yang disusun mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang telah diuraikan berdasarkan hasil Musrenbang. RKPD dimaksud dijabarkan dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Priorita Pagu Anggaran Sementara (PPAS) yang dibahas bersama DPRD dalam bentuk Nota Kesepakatan Pimpinan DPRD dengan Kepala Daerah yang dituangkan dalam Pedoman Penyusunan RKA-SKPD. Hasil akhir Renja SKPD adalah RKA-SKPD dengan panduan Pedoman Penyusunan Anggaran RKA-SKPD melalui Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) selanjutnya dibuat Renana Peraturan Daerah (Ranperda) APBD Alokasi dana untuk Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau pada tahun anggaran 2013 Rp. 71.985.113.000,00 dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 63.430.013.612,00. Kegiatan tahun 2013 dilaksanakan dengan realisasi keuangan sebesar 88.11 % dan realisasi fisik sebesar 98.09 %. 5.3.2. Anggaran Kesehatan Bersumber APBN Dana Dekonsentrasi selama ini sesuai dengan undang-undang yang berlaku berada di Provinsi. Anggaran kesehatan provinsi Kepulauan Riau bersumber APBN tahun 2013 sebesar Rp.23.524.834.000,00 sebelum efisiensi menjadi Rp. 20.132.776.000,00 setelah efisiensi. Realisasi anggaran sebesar Rp. 13.064.495.603,00 setara dengan 64,89%.
97
BAB VI KESIMPULAN Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau dengan visi terwujudnya Kepulauan Riau Sehat Sejahtera yang Mandiri dan Berkeadilan adalah sebagai penggerak pembangunan kesehatan di Kepulauan Riau yang diharapkan mampu membina, mengembangkan
serta melaksanakan
pembangunan kesehatan sesuai tugas pokok dan fungsinya. Secara umum, pencapaian program pembangunan kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2013 mengalami peningkatan dan bahkan ada yang telah mencapai target pencapaian Millenium Development
Goals (MDG’s), walaupun beberapa program/kegiatan ada penurunan dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Capaian program/kegiatan tersebut merupakan kontribusi positif dan kerja keras 7 kabupaten/kota seProvinsi Kepulauan Riau. Beberapa indikator yang terkait dengan pencapaian
Millenium
Development Goals (MDG’s) bidang kesehatan adalah sebagai berikut : 1. Memberantas kemiskinan dan kelaparan Target : Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015. Berat badan lahir rendah (BBLR) Selama kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir (2011-2013) persentase BBLR fluktuatif, 1.50% pada tahun 2011, menjadi 1,30% pada tahun 2012, dan 1,50% pada tahun 2013. 98
Status gizi balita status gizi balita di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 sudah baik karena sudah lebih dari 90% (91,46%) balita dengan status gizi baik, sedangkan untuk gizi buruk hanya 0,61%. 2. Menurunkan kematian anak Target : Menurunkan angka kematian balita hingga dua-pertiga dalam kurun waktu 1990-2015. Imunisasi campak pada anak 12-23 bulan Selama kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir 2011-2013 cakupan imunisasi campak mengalami penurunan. 94,04% pada tahun 2011, 81,31% pada tahun 2012 dan terus menurun menjadi 77,46% pada tahun 2013. Kunjungan neonatus Cakupan KN2 Provinsi Kepulauan Riau sebesar
88,84%.
Cakupan
pada tahun 2013 adalah
Kunjungan
Neonatus
mengalami
peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Pemberian ASI eksklusif Cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif tahun 2013 sebesar 28,97%. Beberapa hal yang menghambat pemberian ASI eksklusif diantaranya adalah rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga lainnya mengenai mamfaat ASI dan cara menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas kesehatan, faktor sosial budaya, kondisi yang kurang memadai bagi para ibu yang bekerja dan genjarnya pemasaran susu formula.
99
3. Meningkatkan kesehatan ibu Target : Menurunkan 75% kematian ibu dalam kurun waktu 1990-2015. Indikator untuk mencapai target tersebut, selain angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup, terdapat indikator yang dipantau untuk meningkatkan kesehatan ibu yaitu : Proporsi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2013 adalah sebanyak 91.50%. Angka pemakaian kontrasepsi pada pasangan usia subur Persentase Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan alat/cara KB secara aktif di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 adalah sebanyak 74.90%, dimana alat kontrasepsi yang paling banyak di pakai adalah suntik (55,19%). 4. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan tuberkulosis Target : 1. Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru HIV/AIDS hingga tahun 2015. 2. Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru malaria dan penyakit utama lainnya hingga tahun 2015. Indikator yang dipantau adalah :
HIV/AIDS Jumlah kasus baru HIV Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2012. Kasus yang 100
sebelumnya (2012) 906 kasus menurun menjadi 889 kasus pada tahun 2013. Penurunan kasusnya hanya 7 (tujuh) kasus dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk kasus baru AIDS Kepulauan Riau tahun 2013 juga mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2012. Tahun 2012 dengan jumlah 560 kasus menurun menjadi 192 kasus pada tahun 2013.
Malaria Malaria 2013 menunjukkan penurunan angka kesakitan dibandingkan tahun 2012. Dimana API 2013 (1,13) mengalami penurunan bila dibandingkan tahun 2012 (1,24).
Tuberkulosis Angka Insiden TB Paru Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 adalah 45,64 per 100.000 penduduk. Sedangkan Angka Kematian TB Paru Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 adalah 1,8 per 100.000 penduduk. Angka penemuan BTA (+) Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 mengalami peningkatan dari tahun 2012. Yang sebelumnya 1.265 kasus pada tahun 2012 meningkat menjadi 1.430 kasus pada tahun 2013, dengan perbandingan 59,44% laki-laki dan 40,55% perempuan.
Rumah Sehat Persentase rumah sehat 2013 adalah 76,42% mengalami penurunan bila dibandingkan tahun sebelumnya (2012) yaitu 88%.
101
Keberhasilan capaian program/kegiatan dan terwujudnya capaian target
Millenium Development Goals (MDG’s) haruslah didukung oleh seluruh elemen terkait yaitu seluruh jajaran dilingkungan Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, lintas sektor dan stakeholders terkait.
102
RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 NO A. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
INDIKATOR
L
ANGKA/NILAI L+P
P
Satuan
No. Lampiran
GAMBARAN UMUM Luas Wilayah Jumlah Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk Rata-rata jiwa/rumah tangga Kepadatan Penduduk /Km2 Rasio Beban Tanggungan Rasio Jenis Kelamin Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf Penduduk 10 tahun ke atas dengan pendidikan tertinggi SMP+
B. B.1 10 11 12 13 14 15 16 17
DERAJAT KESEHATAN Angka Kematian Jumlah Lahir Hidup Angka Lahir Mati (dilaporkan) Jumlah Bayi Mati Angka Kematian Bayi (dilaporkan) Jumlah Balita Mati Angka Kematian Balita (dilaporkan) Jumlah Kematian Ibu Angka Kematian Ibu (dilaporkan)
B.2 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Angka Kesakitan AFP Rate (non polio) < 15 th Angka Insidens TB Paru Angka Prevalensi TB Paru Angka kematian akibat TB Paru Angka Penemuan Kasus TB Paru (CDR) Success Rate TB Paru Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani Jumlah Kasus Baru HIV Jumlah Kasus Baru AIDS Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya Jumlah Kematian karena AIDS Donor darah diskrining positif HIV Persentase Diare ditemukan dan ditangani
1.022.869
959.848
89,2
89,5
43,5
40,0
26.765 5,2 165 6,2 181 6,8
82 62 2 49,85 56,75 11,37 435 321 195 56 0,34 34,11
25.238 3,7 132 5,2 145 5,7 57 109,6
53 38 1 31,61 56,70 10,59 491 255 6.172 55 0,15 34,38
9.502 382 1.982.726 3,7 208,7 37,8 106,6 89,8
Km2 Desa/Kel Jiwa Jiwa Jiwa/Km2
Tabel 1 Tabel 1 Tabel 2 Tabel 1
%
Tabel 1 Tabel 2 Tabel 2 Tabel 4
42,0 %
Tabel 5
52.003 4,5 297 5,7 326 6,3
1,97 67,48 71,77 1,56 41,19 81,54 10,99 926 576 6.367 111 0,32 34,24
Bayi Bayi per 1.000 KH Balita per 1.000 KH Ibu per 100.000 KH
Tabel 6 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 8
per 100.000 pend <15thn per 100.000 penduduk per 100.000 penduduk per 100.000 penduduk % % % Kasus Kasus Kasus Jiwa % %
Tabel 9 Tabel 10 Tabel 10 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 14 Tabel 14 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16
NO 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
INDIKATOR Jumlah Kasus Baru Kusta (Pausi Basiler) Jumlah Kasus Baru Kusta (Multi Basiler) Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta Angka Prevalensi Kusta Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) Jumlah Kasus Difteri Case Fatality Rate Difteri Jumlah Kasus Pertusis Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum Jumlah Kasus Campak Case Fatality Rate Campak Jumlah Kasus Polio Jumlah Kasus Hepatitis B Incidence Rate DBD Case Fatality Rate DBD Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) Case Fatality Rate Malaria Angka Kesakitan Filariasis
B.3 55 56 57 58 59
Status Gizi Bayi baru lahir ditimbang Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) Balita Gizi Baik Balita Gizi Kurang Balita Gizi Buruk
C. C.1 60 61 62 63 64 65 66
UPAYA KESEHATAN Pelayanan Kesehatan Kunjungan Ibu Hamil (K1) Kunjungan Ibu Hamil (K4) Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan Pelayanan Ibu Nifas Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 Bumil Risti/Komplikasi ditangani
L
ANGKA/NILAI L+P
P
Satuan
6 4 1 16,67 8,33 0,26 50,00 23,08 1
0 3 0 20,00 0,00 0,16 #DIV/0! 50,00 0
0 0
0 0
0
0
170
159
0 0 63,84 12,66 0,00 0,00 8
0 0 60,01 12,50 2,28 0,00 4
6 7 1 11,76 5,88 0,21 50,00 26,67 1 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 329 0 0 0 61,99 12,08 2,34 0,00 6
100 1,69 94,63 3,50 0,50
100 1,30 94,93 3,41 0,52
100 1,50 94,78 3,45 0,51
85 77,85 91,50 82,09 62,89 71,34 54,24
No. Lampiran
Kasus Kasus per 100.000 penduduk % % per 10.000 Penduduk % % Kasus % Kasus Kasus % Kasus % Kasus % Kasus Kasus per 100.000 penduduk % per 1.000 penduduk % per 100.000 penduduk
Tabel 17 Tabel 17 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 22 Tabel 22 Tabel 22 Tabel 22 Tabel 23 Tabel 23 Tabel 24 Tabel 24 Tabel 25
% % % % %
Tabel 26 Tabel 26 Tabel 27 Tabel 27 Tabel 27
% % % % % % %
Tabel 28 Tabel 28 Tabel 28 Tabel 28 Tabel 29 Tabel 30 Tabel 31
NO 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86
INDIKATOR Neonatal Risti/Komplikasi ditangani Bayi Mendapat Vitamin A Anak Balita Mendapat Vitamin A Ibu Nifas Mendapat Vitamin A Peserta KB Baru Peserta KB Aktif Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) Kunjungan Bayi (minimal 4 kali) Desa/Kelurahan UCI Cakupan Imunisasi Campak Bayi Drop-Out Imunisasi DPT1-Campak Bayi yang diberi ASI Eksklusif Pemberian MP-ASI pada anak 6-23 bulan dari Gakin Cakupan Pelayanan Anak Balita (minimal 8 kali) Balita ditimbang Balita berat badan naik Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
L
ANGKA/NILAI L+P
P 30,21 50,61 87,66
27,18 50,83 87,81 70,08
77,73 69,66 62,02
76,96 69,19 62,19
28,38 24,59 46,42 59,55 69 1 111,15 92,49
87 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 88 89 90 91 92 93 94 95 96
Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) Sarkes dgn kemampuan yan. gadar level 1 Desa/Kel. terkena KLB ditangani < 24 jam Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap SD/MI yang melakukan sikat gigi massal SD/MI yang mendapat pelayanan gigi Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan mulut
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 97 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kes. Pra Bayar 98 Penduduk Miskin (dan hampir miskin) dicakup Askeskin/Jamkesmas 99 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 1
Satuan
No. Lampiran
29,60 23,56 46,39 58,96 68 1 104,05 94,20
28,68 % 50,72 % 87,73 % % 8,62 % 74,90 % 77,36 % 69,43 % 62,10 % 75,13 % 81,75 % 3,93 % 28,97 % 24,08 % 46,40 % 59,26 % 69 % 1 % 107,65 % 93,33 %
Tabel 31 Tabel 32 Tabel 32 Tabel 32 Tabel 35 Tabel 35 Tabel 36 Tabel 36 Tabel 37 Tabel 38 Tabel 39 Tabel 39 Tabel 41 Tabel 42 Tabel 43 Tabel 44 Tabel 44 Tabel 44 Tabel 45 Tabel 46
34,75
37,16
35,91 %
Tabel 47
44,16
65,22
0,18
0,23
53,92 61,54 100,00 0,21 36,67 92,41 38,95 38,06
% % % sekolah sekolah % %
Tabel 48 Tabel 49 Tabel 51 Tabel 52 Tabel 49 Tabel 49 Tabel 53 Tabel 53
38,96 38,24
38,95 37,86
38,24
37,86
38,06 %
Tabel 53
25,47
27,00
26,21 %
Tabel 55
61,55 17,01
65,18 20,45
63,31 % 32,19 %
Tabel 56 Tabel 56
NO
INDIKATOR
100 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 2&3 101 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 1 102 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 2&3 103 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 104 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 105 Gross Death Rate (GDR) di RS 106 Nett Death Rate (NDR) di RS 107 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 108 Length of Stay (LOS) di RS 109 Turn of Interval (TOI) di RS
L
ANGKA/NILAI L+P
P
Satuan
2,25
2,38
4,79 %
0,32
0,46
0,39 %
No. Lampiran Tabel 56 Tabel 57
0,82 101,99 4,06 27,58 11,98
0,92 121,95 5,78 18,36 9,24
0,91 % 111,65 4,89 23,49 10,88 43,92 4,04 5,16
% % per 100.000 pasien keluar per 100.000 pasien keluar % Hari Hari
Tabel 57 Tabel 58 Tabel 58 Tabel 59 Tabel 59 Tabel 60 Tabel 60 Tabel 60
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat 110 Rumah Tangga ber-PHBS
53,05 %
Tabel 61
C.4 111 112 113 114 115 116 117 118
Keadaan Lingkungan Rumah Sehat Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk Aedes Keluarga dengan sumber air minum terlindung Keluarga memiliki Jamban Sehat Keluarga memiliki Tempat Sampah Sehat Keluarga memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat TUPM Sehat Institusi dibina kesehatan lingkungannya
88,02 81,22 76,63 94,53 95,27 95,63 86,96 56,70
% % % % % % % %
Tabel 62 Tabel 63 Tabel 65 Tabel 66 Tabel 66 Tabel 66 Tabel 67 Tabel 68
D. D.1 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130
SUMBERDAYA KESEHATAN Sarana Kesehatan Jumlah Rumah Sakit Umum Jumlah Rumah Sakit Khusus Jumlah Puskesmas Perawatan Jumlah Puskesmas non-Perawatan Jumlah Apotek Sarkes yang memiliki laboratorium kesehatan Sarkes yang memiliki 4 spesialis dasar Jumlah Posyandu Posyandu Aktif Rasio posyandu per 100 balita Jumlah Desa Siaga Desa Siaga Aktif
% % Posyandu % per 100 balita Desa %
Tabel 70 Tabel 70 Tabel 70 Tabel 70 Tabel 70 Tabel 71 Tabel 71 Tabel 72 Tabel 72 Tabel 72 Tabel 73 Tabel 73
2,00 3,00 6,00 18,00 81,82 100,00 1.198,00 57,01 0,84 351,00 83,25
NO
INDIKATOR
L
P
131 Jumlah Poskesdes D.2 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146
Tenaga Kesehatan Jumlah Dokter Spesialis Rasio Dokter Spesialis Jumlah Dokter Umum Rasio Dokter Umum Jumlah Dokter Gigi Jumlah Bidan Rasio Bidan per 100.000 penduduk Jumlah Perawat Jumlah Perawat Gigi Jumlah Tenaga Kefarmasian Jumlah Tenaga Gizi Jumlah Tenaga Kesmas Jumlah Tenaga Sanitasi Jumlah Tenaga Teknisi Medis Jumlah Fisioterapis
D.3 147 148 149
Pembiayaan Kesehatan Total Anggaran Kesehatan APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota Anggaran Kesehatan Perkapita
171,00 16,72 506,00 48,39 61,00 116,00 792,00 13,00 105,00 19,00 137,00 67,00 82,00 13,00
64,00 6,67 527,00 53,55 168,00 1.484,00 75,25 2.479,00 34,00 308,00 107,00 180,00 70,00 178,00 25,00
ANGKA/NILAI L+P Satuan 212,00 Poskesdes 237,00 11,85 1.033,00 50,89 229,00 1.600,00
Orang per 100.000 penduduk Orang per 100.000 penduduk Orang Orang
3.271,00 47,00 413,00 126,00 317,00 137,00 260,00 38,00
Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang
45.989.321.164 Rp 4,24 % 203.617,81 Rp
No. Lampiran Tabel 73
Tabel 74 Tabel 74 Tabel 74 Tabel 74 Tabel 74 Tabel 75 Tabel 75 Tabel 75 Tabel 75 Tabel 76 Tabel 76 Tabel 77 Tabel 77 Tabel 78 Tabel 78
Tabel 79 Tabel 79 Tabel 79
TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
NO
KABUPATEN/ KOTA
1
2
LUAS WILAYAH (km 2) 3
JUMLAH DESA
KELURAHAN
DESA+KEL.
JUMLAH PENDUDUK
4
5
6
7
JUMLAH RUMAH TANGGA 8
RATA-RATA KEPADATAN JIWA/RUMAH PENDUDUK TANGGA per km 2 9
10
1 Karimun
1.524,00
22
32
54
225.861
51.676
4,37
148,20
2 Bintan
1.946,13
38
13
51
160.331
49.394
3,25
82,38
3 Natuna
2.001,30
70
6
76
81.966
23.293
3,52
40,96
4 Lingga
2.117,70
59
6
65
103.052
21.559
4,78
49,00
5 Batam
1.105,00
0
64
64
1.235.651
461.464
2,68
1118,24
6 Tanjungpinang
239,50
0
18
18
228.918
70.278
3,26
955,82
7 Kep. Anambas
634,37
52
2
54
44.704
12.798
3,49
70,47
241
141
382
2.080.483
690.462
3,01
JUMLAH (PROVINSI)
9.568,00
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
217,44
TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR, RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN, DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 JUMLAH PENDUDUK NO
KABUPATEN/ KOTA
1
2
0-4
5-14
15-44
45-64
>=65
JUMLAH
0-4
5-14
15-44
45-64
>=65
JUMLAH
RASIO BEBAN TANG GUNGAN
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
JUMLAH PENDUDUK 3
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
1
Karimun
225.861
11.689
22.664
57.945
18.850
4.451
115.599
2
Bintan
160.331
5.521
16.841
43.619
13.409
3.558
82.948
3
Natuna
81.966
2.988
8.625
21.959
7.014
1.737
42.323
4
Lingga
103.052
4.011
9.752
27.030
10.275
2.785
53.853
5
Batam
1.187.742
37.762
113.494
413.785
66.697
6.666
638.404
35.269
94.577
374.129
6
Tanjungpinang
228.918
9.655
22.178
59.725
20.152
4.546
116.256
9.164
20.700
7
Kep. Anambas
44.704
1.886
4.584
12.224
3.765
875
23.334
1.865
2.032.574
73.512
198.138
636.287
140.162
24.618
1.072.717
68.316
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
10.963 5.066 2.876 3.113
21.823
50,83
104,8
77.383
45,07
107,2
1.718
39.643
47,06
106,8
3.031
49.199
43,65
109,5
42.979
2.384
549.338
31,78
107,1
58.949
18.831
5.018
112.662
45,20
103,2
4.414
10.943
3.271
877
21.370
48,01
109,2
174.154
586.996
109.733
20.649
959.848
37,97
111,8
8.287 8.623
42.049 20.428 24.809
17.251 11.444 6.334 9.623
4.527
17
110.253
15.730
55.689
RASIO JENIS KELAMIN
3.094
TABEL 3 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2012
NO
KELOMPOK UMUR (TAHUN)
KARIMUN
BINTAN
NATUNA
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH PEN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
3
4
5
3
4
5
3
4
5
1
2
1
0-4
11.689
10.963
22.652
5.521
5.066
10.587
42.323
39.643
81.966
2
5-9
11.754
11.275
23.029
8.737
8.228
16.965
4.432
4.209
8.641
3
10 - 14
10.910
10.557
21.467
8.104
7.502
15.606
4.193
4.078
8.271
4
15 - 19
10.150
9.461
19.611
6.156
5.790
11.946
3.629
3.475
7.104
5
20 - 24
9.270
8.608
17.878
5.961
5.728
11.689
3.465
3.276
6.741
6
25 - 29
10.188
10.704
20.892
7.185
7.595
14.780
3.769
3.673
7.442
7
30 - 34
10.744
10.845
21.589
8.941
9.494
18.435
4.268
4.010
8.278
8
35 - 39
9.599
8.947
18.546
8.425
7.876
16.301
3.692
3.305
6.997
9
40 - 44
7.994
7.124
15.118
6.951
5.566
12.517
3.136
2.689
5.825
10
45 - 49
6.694
5.917
12.611
5.122
4.100
9.222
2.381
2.102
4.483
11
50 - 54
5.397
5.156
10.553
3.800
3.173
6.973
2.024
1.873
3.897
12
55 - 59
4.107
3.631
7.738
2.652
2.382
5.034
1.462
1.329
2.791
13
60 - 64
2.652
2.547
5.199
1.835
1.789
3.624
1.147
1.030
2.177
14
65 - 69
1.952
1.894
3.846
1.384
1.217
2.601
764
685
1.449
15
70 - 74
1.422
1.356
2.778
1.094
891
1.985
542
483
1.025
16
75+
1.077
1.277
2.354
1.080
986
2.066
431
550
981
JUMLAH
119.308
113.767
225.861
82.948
77.383
160.331
81.658
76.410
158.068
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 3
AN KELOMPOK UMUR PULAUAN RIAU
NO
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2012
KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LINGGA
BATAM
TANJUNGPINANG
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH PENDUDUK
KEP. ANAMBAS
JUMLAH PENDUDU
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
LAKI-LAKI
3
4
5
3
4
5
3
4
5
3
1
2
1
0-4
4.011
3.113
7.124
37.762
35.185
72.947
7.697
7.294
14.991
1.887
2
5-9
4.994
3.993
8.987
67.035
62.254
129.289
11.400
10.555
21.955
2.381
3
10 - 14
4.758
4.630
9.388
46.459
43.198
89.657
11.076
10.433
21.509
2.202
4
15 - 19
4.635
4.204
8.839
34.139
32.893
67.032
9.045
8.548
17.593
2.048
5
20 - 24
4.013
3.850
7.863
64.550
67.421
131.971
8.803
8.347
17.150
1.908
6
25 - 29
4.933
4.612
9.545
92.824
105.484
198.308
9.154
9.376
18.530
2.307
7
30 - 34
5.131
4.677
9.808
94.718
93.600
188.318
11.873
12.471
24.344
2.281
8
35 - 39
4.468
4.144
8.612
73.144
64.909
138.053
11.302
11.356
22.658
1.952
9
40 - 44
3.850
3.322
7.172
54.410
39.628
94.038
9.608
9.050
18.658
1.759
10
45 - 49
3.303
3.112
6.415
30.756
20.534
51.290
7.628
6.912
14.540
1.302
11
50 - 54
2.795
2.578
5.373
18.190
12.903
31.093
6.133
5.678
11.811
1.083
12
55 - 59
2.312
2.299
4.611
11.092
8.326
19.418
4.539
4.144
8.683
885
13
60 - 64
1.865
1.634
3.499
6.659
4.990
11.649
3.119
3.108
6.227
520
14
65 - 69
1.138
1.168
2.306
3.250
2.814
6.064
1.954
2.105
4.059
242
15
70 - 74
865
857
1.722
2.045
1.677
3.722
1.470
1.496
2.966
243
16
75+
782
1.006
1.788
1.371
1.431
2.802
1.455
1.789
3.244
23.334
JUMLAH
53.853
49.199
103.052
638.404
597.247
1.235.651
116.256
112.662
228.918
46.334
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 3 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2012 KEP. ANAMBAS NO
PROVINSI
KELOMPOKJUMLAH PENDUDUK UMUR (TAHUN)
JUMLAH PENDUDUK
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
4
5
3
4
5
1
2
1
0-4
2.035
3.922
110.890
103.299
214.189
2
5-9
2.296
4.677
110.733
102.810
213.543
3
10 - 14
2.086
4.288
87.702
82.484
170.186
4
15 - 19
1.848
3.896
69.802
66.219
136.021
5
20 - 24
1.999
3.907
97.970
99.229
197.199
6
25 - 29
2.141
4.448
130.360
143.585
273.945
7
30 - 34
2.035
4.316
137.956
137.132
275.088
8
35 - 39
1.678
3.630
112.582
102.215
214.797
9
40 - 44
1.316
3.075
87.708
68.695
156.403
10
45 - 49
1.138
2.440
57.186
43.815
101.001
11
50 - 54
930
2.013
39.422
32.291
71.713
12
55 - 59
685
1.570
27.049
22.796
49.845
13
60 - 64
478
998
17.797
15.576
33.373
14
65 - 69
399
641
10.684
10.282
20.966
15
70 - 74
238
481
7.681
6.998
14.679
16
75+
249
23.583
29.530
7.288
36.818
JUMLAH
21.551
67.885
1.135.052
1.044.714
2.179.766
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 4 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS NO
KABUPATEN/ KOTA
1
2
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
JUMLAH
MELEK HURUF
%
JUMLAH
MELEK HURUF
%
JUMLAH
MELEK HURUF
%
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1
Karimun
92.156
90.534
98,24
88.024
83.535
94,90
180.180
174.069
96,61
2
Bintan
63.704
48.339
75,88
59.151
46.514
78,64
122.855
94.853
77,21
3
Natuna
35.023
34.903
99,66
32.624
32.558
99,80
67.646
67.461
99,73
4
Lingga
44.848
40.398
90,08
42.093
37.403
88,86
86.941
77.801
89,49
5
Batam
-
-
-
-
6
Tanjungpinang
15.951
13.762
86,28
14.817
12.970
87,53
30.768
26.732
86,88
7
Kep. Anambas
23.334
18.955
81,23
21.370
17.243
80,69
44.704
36.198
80,97
275.016
246.891
89,77
258.079
230.223
89,21
533.094
477.114
89,50
JUMLAH (PROVINSI)
-
-
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
-
-
TABEL 5 PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 LAKI-LAKI NO
KABUPATEN/ KOTA
TIDAK/ BELUM PERNAH SEKOLAH
TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI
SD/MI
SMP/ MTs
SMA/ SMK/ MA
AK/ DIPLOMA
UNIVERSITAS
JUMLAH
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
Karimun
3,57
16,55
31,84
17,08
26,10
2,02
2,84
100,00
2
Bintan
21,88
17,89
17,64
14,26
24,05
2,36
1,92
100,00
3
Natuna
21,62
14,22
29,12
11,68
17,96
2,22
3,18
100,00
4
Lingga
31,20
13,60
34,30
8,50
8,90
2,00
1,50
100,00
5
Batam
10,49
9,12
8,92
10,97
52,93
2,85
4,72
100,00
6
Tanjungpinang
3,03
13,90
22,84
16,55
35,33
2,52
5,83
100,00
7
Kep. Anambas
26,60
12,30
34,60
8,10
13,20
1,90
3,30
100,00
17
14
26
12
25
2
3
100
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 5 PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 PEREMPUAN NO
KABUPATEN/ KOTA
1
2
1
Karimun
2
TIDAK/ BELUM PERNAH SEKOLAH
TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI
SD/MI
SMP/ MTs
SMA/ SMK/ MA
AK/ DIPLO MA
UNIVERSITAS
JUMLAH
11
12
13
14
15
16
17
18
3,60
27,94
31,89
17,99
16,92
Bintan
23,46
17,38
17,81
13,78
23,33
2,51
1,73
100,00
3
Natuna
22,66
14,64
31,43
11,42
14,20
3,04
2,61
100,00
4
Lingga
31,20
13,60
34,30
8,50
8,90
2,00
1,50
100,00
5
Batam
11,13
9,06
8,79
9,85
54,57
3,10
3,50
100,00
6
Tanjungpinang
3,59
13,87
26,64
16,07
31,37
3,75
4,71
100,00
7
Kep. Anambas
29,60
13,00
34,60
7,70
10,00
2,70
2,40
100,00
18
16
26
12
23
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
0,80
3
0,86
2
100,00
100
TABEL 5 PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 LAKI-LAKI + PEREMPUAN NO
KABUPATEN/ KOTA
TIDAK/ BELUM PERNAH SEKOLAH
TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI
SD/MI
SMP/ MTs
SMA/ SMK/ MA
AK/ DIPLO MA
UNIVERSITAS
JUMLAH
1
2
19
20
21
22
23
24
25
26
1
Karimun
0,00
17,58
38,62
18,48
20,01
0,00
5,31
100,00
2
Bintan
22,65
17,64
17,72
14,03
23,70
2,43
1,83
100,00
3
Natuna
22,14
14,43
30,27
11,55
16,08
2,63
2,90
100,00
4
Lingga
31,20
13,60
34,30
8,50
8,90
2,00
1,50
100,00
5
Batam
10,80
9,09
8,86
10,43
53,72
2,97
4,13
100,00
6
Tanjungpinang
3,31
13,89
24,74
16,31
33,35
3,14
5,27
100,00
7
Kep. Anambas
28,00
12,60
34,60
7,90
11,70
2,30
2,90
100,00
17
14
27
12
24
2
3
100
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 6 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 JUMLAH KELAHIRAN NO
LAKI-LAKI
KABUPATEN/ KOTA
1
2
PEREMPUAN HIDUP + HIDUP MATI MATI
HIDUP
MATI
HIDUP + MATI
4
5
6
7
8
LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP + HIDUP MATI MATI
9
10
11
12
1
Karimun
2.454
24
2.478
2.299
20
2.319
4.753
44
4.797
2
Bintan
1.563
11
1.574
1.477
5
1.482
3.040
16
3.056
3
Natuna
700
15
715
660
18
678
1.360
33
1.393
4
Lingga
1.124
7
1.131
1.078
4
1.082
2.202
11
2.213
5
Batam
18.331
57
18.388
19.120
45
19.165
37.451
102
37.553
6
Tanjungpinang
3.182
26
3.208
3.144
15
3.159
6.326
41
6.367
7
Kep. Anambas
343
6
349
340
4
344
683
10
693
27.697
146
27.843
28.118
111
28.229
55.815
257
56.072
JUMLAH (PROVINSI)
ANGKA LAHIR MATI (DILAPORKAN)
5,2
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
3,9
4,6
TABEL 7
KIA JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 JUMLAH KEMATIAN
NO
KABUPATEN/ KOTA
1
2
LAKI - LAKI
PEREMPUAN
LAKI - LAKI + PEREMPUAN
BAYI
ANAK BALITA
BALITA
BAYI
ANAK BALITA
BALITA
BAYI
ANAK BALITA
BALITA
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
Karimun
47
4
51
29
3
32
76
7
83
2
Bintan
10
3
13
13
5
18
23
8
31
3
Natuna
10
1
13
6
1
15
16
2
28
4
Lingga
11
2
13
14
1
15
25
3
28
5
Batam
25
160
185
19
17
36
44
177
221
6
Tanjungpinang
24
6
30
16
1
17
40
7
47
7
Kep. Anambas
7
3
10
10
3
13
17
6
23
134
179
315
107
31
146
241
210
461
JUMLAH (PROVINSI)
ANGKA KEMATIAN 5,1 6,8 11,9 4,3 (DILAPORKAN) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
1,2
5,8
4,68
4,1
8,96
Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
TABEL 8
KIA JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 JUMLAH KEMATIAN IBU
NO
KABUPATEN/ KOTA
JUMLAH LAHIR HIDUP
KEMATIAN IBU HAMIL < 20 Thn 20-34 Thn
1
2
4
5
6
KEMATIAN IBU BERSALIN
≥35 Thn
JUMLAH
7
8
< 20 Thn 20-34 Thn 9
10
KEMATIAN IBU NIFAS
≥35 Thn
JUMLAH
11
12
< 20 Thn 20-34 Thn 13
14
JUMLAH KEMATIAN IBU
≥35 Thn
JUMLAH
15
16
< 20 Thn 20-34 Thn 17
18
≥35 Thn JUMLAH 19
20
1
Karimun
4.753
0
1
0
1
0
1
1
2
0
3
1
4
0
5
2
7
2
Bintan
3.040
0
0
0
0
0
3
0
3
0
2
0
2
0
5
0
5
3
Natuna
1.360
0
0
0
0
0
4
3
7
0
0
0
0
0
4
3
7
4
Lingga
2.202
1
2
0
3
0
0
0
0
0
1
1
2
2
1
1
4
5
Batam
37.451
0
3
4
7
1
3
4
8
1
3
1
5
2
9
9
20
6
Tanjungpinang
6.326
0
2
0
2
0
0
0
0
0
4
2
6
0
6
2
8
7
Kep. Anambas
683
0
0
0
0
0
2
0
2
0
0
0
0
0
2
0
2
55.815
1
8
4
13
1
13
8
22
1
13
5
19
4
32
17
53
JUMLAH (PROVINSI)
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013 Keterangan: - Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas - Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
95,0
TABEL 9
P2PL JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) DAN AFP RATE (NON POLIO) MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
NO
KABUPATEN/ KOTA
JUMLAH PENDUDUK <15 TAHUN
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO)
1
2
4
5
1
Karimun
67.148
3
2
Bintan
43.158
1
3
Natuna
22.776
0
4
Lingga
25.499
1
5
Batam
291.893
5
6
Tanjungpinang
61.697
1
7
Kep. Anambas
12.749
0
524.920
11
JUMLAH (PROVINSI) AFP RATE (NON POLIO)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
2,10
TABEL 10
PRPL JUMLAH KASUS BARU TB PARU DAN KEMATIAN AKIBAT TB PARU MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 JUMLAH KASUS TB PARU
NO
JUMLAH PENDUDUK
KABUPATEN/ KOTA
1
2
1
Karimun
2
KASUS BARU
PREVALENSI KASUS BARU + KASUS LAMA
KASUS LAMA
(PER 100.000 PENDUDUK)
JUMLAH KEMATIAN AKIBAT TB PARU
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
121.061
114.722
235.783
79
63
142
104
63
167
183
126
309
151,16
109,83
131,05
4
2
6
Bintan
82.948
77.383
160.331
86
52
138
15
6
21
101
58
159
121,76
74,95
99,17
6
3
9
3
Natuna
42.323
39.643
81.966
33
19
52
1
0
1
34
19
53
80,33
47,93
64,66
0
0
0
4
Lingga
53.849
49.203
103.052
35
31
66
2
1
3
37
32
69
68,71
65,04
66,96
5
2
7
5
Batam
638.404
597.247
1.235.651
182
119
301
108
65
173
290
184
474
45,43
30,81
38,36
2
5
7
6
Tanjungpinang
116.256
112.662
228.918
137
72
209
0
0
0
137
72
209
117,84
63,91
91,30
5
2
7
7
Kep. Anambas
23.334
21.370
44.704
32
14
46
15
13
28
47
27
74
201,42
126,35
165,53
0
1
1
1.078.175
1.012.230
2.090.405
584
370
954
245
148
393
829
518
1.347
76,89
51,17
64,44
22
15
37
54,2
36,6
45,64
2,0
1,5
1,8
JUMLAH (PROVINSI)
ANGKA INSIDENS PER 100.000 PENDUDUK
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013 Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar:
KEMATIAN PER 100.000 PENDUDUK
TABEL 11 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2012
NO
KABUPATEN/ KOTA
1
2
TB PARU
JUMLAH PERKIRAAN KASUS BARU
KLINIS
ANGKA PENEMUAN KASUS (CDR)
BTA (+)
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
Karimun
193
184
377
593
498
1.091
79
63
142
40,93
34,24
37,67
2
Bintan
137
117
254
873
939
1.812
86
52
138
62,77
44,44
54,33
3
Natuna
68
63
131
10
7
17
23
12
35
33,82
19,05
26,72
4
Lingga
93
73
166
14
12
26
35
31
66
37,63
42,47
39,76
5
Batam
1.021
956
1.977
708
487
1.195
458
336
794
44,86
35,15
40,16
6
Tanjungpinang
187
180
367
1.071
741
1.812
137
72
209
73,26
40,00
56,95
7
Kep. Anambas
37
34
71
170
108
278
32
14
46
85,71
40,95
64,79
1.736
1.607
3.343
3.439
2.792
6.231
850
580
1.430
48,96
36,09
42,78
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013 55,19 44,81 59,44 40,56 Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS Data klinis tidak dipakai lagi jadi digantikan dengan BTA (-) Rontgen (+)
TABEL 12 JUMLAH KASUS DAN KESEMBUHAN TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 TB PARU NO
KABUPATEN/ KOTA
BTA (+) DIOBATI L
P
KESEMBUHAN L
L+P
JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH 1
2
1
Karimun
2
4
5
6
7
PENGOBATAN LENGKAP
P
L+P
L
P
ANGKA KESUKSESAN (SUCCESS RATE/SR)
L+P
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
L
P
L+P
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
110
40
150
75
68,18
35
87,50
110
73,33
10
9,09
5
12,50
15
10,00
77,27
100,00
83,33
Bintan
78
45
123
70
89,74
36
80,00
106
86,18
8
10,26
9
20,00
17
13,82
100,00
100,00
100,00
3
Natuna
19
11
30
12
63,16
8
72,73
20
66,67
6
31,58
2
18,18
8
26,67
94,74
90,91
93,33
4
Lingga
62
48
110
30
48,39
31
64,58
61
55,45
11
17,74
12
25,00
23
20,91
66,13
89,58
76,36
5
Batam
174
109
283
101
58,05
65
59,63
166
58,66
25
14,37
29
26,61
54
19,08
72,41
86,24
77,74
6
Tanjungpinang
117
67
184
104
88,89
50
74,63
154
83,70
4
3,42
4
5,97
8
4,35
92,31
80,60
88,04
7
Kep. Anambas
28
18
46
13
46,43
11
61,11
24
52,17
8
28,57
4
22,22
12
26,09
75,00
83,33
78,26
588
338
926
405
68,88
236
69,82
641
69,22
72
12,24
65
19,23
137
14,79
81,12
89,05
84,02
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013 Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
96,5545 105,994
TABEL 13 PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 PNEUMONIA PADA BALITA NO
JUMLAH BALITA
KABUPATEN/ KOTA
1
2
1
Karimun
2
PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI
JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
15.363
14.558
29.921
1.536
1.456
2.992
577
37,6
530
36,4
1.107
37,0
Bintan
7.736
7.518
15.254
774
752
1.525
25
3,2
25
3,3
50
3,3
3
Natuna
5.700
5.320
11.020
570
532
1.102
52
9,1
37
7,0
89
8,1
4
Lingga
5.198
4.880
10.078
520
488
1.008
0
0,0
0
0,0
0
0,0
5
Batam
75.459
70.416
145.875
7.546
7.042
14.588
564
7,5
449
6,4
1.013
6,9
6
Tanjungpinang
13.913
13.428
27.341
1.391
1.343
2.734
168
12,1
154
11,5
322
11,8
7
Kep. Anambas
3.032
2.778
5.810
303
278
581
10
3,3
2
0,7
12
2,1
11.890
24.530
1.396
11,0
1.197
10,1
2.593
10,6
JUMLAH (PROVINSI) 126.401 118.898 245.299 12.640 Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 14 JUMLAH KASUS BARU HIV, AIDS, DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 JUMLAH KASUS BARU NO
KABUPATEN/ KOTA
1
2
HIV
INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA L P L+P
AIDS
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS L
P
L+P
13
14
15
1
Karimun
35
22
57
24
39
63
179
1.478
1.657
2
5
7
2
Bintan
15
16
31
14
20
34
0
1.272
1.272
5
4
9
3
Natuna
2
11
13
1
1
2
4
0
4
1
1
2
4
Lingga
2
6
8
0
0
0
1
9
10
0
1
1
5
Batam
290
287
577
92
106
198
151
29
25
54
6
Tanjungpinang
86
108
194
37
24
61
71
1.486
1.557
17
14
31
7
Kep. Anambas
2
7
9
4
2
6
0
0
0
3
1
4
432
457
889
172
192
364
255
4.245
4.651
57
51
108
JUMLAH (PROVINSI)
-
-
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2012 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2012 Ket: Jumlah kasus baru adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 15
P2PL PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
UNIT TRANSFUSI DARAH KABUPATEN/KOTA
NO 1
JUMLAH PENDONOR
2
1
Karimun
2
Bintan
3
Natuna
L
P
L+P
3
4
5
3.682 -
RSUD Kabupaten Natuna
488 -
JUMLAH 6
4.170 -
1.142
L
80
7
3.669 -
1.222
DONOR DARAH SAMPEL DARAH DIPERIKSA P L+P % JUMLAH % JUMLAH % 8
99,65 -
1.142
472 -
9
10
96,72
4.141
-
100,00
80
-
100,00
L JUMLAH
11
12
99,30 -
1.222
% 13
7 -
14
0,19 -
100,00
POSITIF HIV P JUMLAH % 15
1 -
2
L+P JUMLAH % 16
0,21 -
0,18
17
8 -
0
0,19 -
0,00
2
0,16
RS TNI AU Ranai
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
Lingga
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5
Batam
9.029
1.802
10.831
9.029
100,00
1.802
100,00
10.831
100,00
40
0,44
2
0,11
42
0,39
6
Tanjungpinang
4.652
402
5.054
4.652
100,00
402
100,00
5.054
100,00
3
0,06
0
0,00
3
0,06
7
Anambas
JUMLAH
-
18.505
2.772
21.277
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
18.492
99,93
2.756
99,42
21.248
99,86
52
0,28
3
0
55
0,26
TABEL 16 KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 DIARE NO
JUMLAH PENDUDUK
KABUPATEN/ KOTA
1
2
1
Karimun
2
DIARE DITANGANI
JUMLAH PERKIRAAAN KASUS
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
121.061
114.722
235.783
2.591
2.455
5.046
3.092
119,34
432
17,60
3.524
69,84
Bintan
82.948
77.383
160.331
3.476
3.242
6.718
1.297
37,31
1.192
36,77
2.489
37,05
3
Natuna
42.323
39.643
81.966
906
848
1.754
906
100,00
915
107,90
1.821
103,82
4
Lingga
53.849
49.203
103.052
2.278
2.081
4.359
1.280
56,19
907
43,58
2.187
50,17
5
Batam
638.404
597.247
1.235.651
26.238
24.547
50.785
5.804
22,12
4.963
20,22
10.767
21,20
6
Tanjungpinang
483.207
112.662
595.869
4.778
4.630
9.408
1.464
30,64
1.512
32,65
2.976
31,63
7
Kep. Anambas
23.334
21.370
44.704
959
878
1.837
653
68,09
486
55,33
1.139
61,99
1.445.126 1.012.230
2.457.356
41.226
38.682
79.908
14.496
35,2
10.407
26,9
24.903
31,2
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2012 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2012 Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 17 JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 KASUS BARU NO
Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering
KABUPATEN/ KOTA
1
≥ 15 TAHUN
0-14 TAHUN
2
Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah JUMLAH
≥ 15 TAHUN
0-14 TAHUN
PB + MB
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
1
Karimun
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
4
7
3
4
7
3
4
7
2
Bintan
0
0
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
5
1
6
6
1
7
7
1
8
3
Natuna
0
0
0
2
0
2
2
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
2
4
Lingga
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
Batam
3
3
0 -
17
3
20
20
6
20
6
Tanjungpinang
0
0
0
2
0
2
2
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
2
7
Kep. Anambas
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
2
0
1
2
1
0
0
0
6
0
6
9
3
6
1
0
1
8
5
13
26
10
34
35
13
40
3,41
1,35
2,01
JUMLAH (PROVINSI)
-
-
-
-
-
-
-
-
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
-
-
-
TABEL 18 KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 KASUS BARU NO
KABUPATEN/ KOTA
1
2
PENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN
PENDERITA KUSTA
L
P
CACAT TINGKAT 2 L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
Karimun
3
4
7
1
33,33
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
2
Bintan
7
1
8
2
28,57
0
0,00
1
12,50
0
0,00
0
0,00
0
0,00
3
Natuna
2
-
2
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
4
Lingga
0
-
-
0
0
-
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
0,00
0
5
Batam
20
6
26
0
0
0
0,00
22
84,60
0
0,00
0
0,00
0
6
Tanjungpinang
-
-
-
0
#DIV/0!
0
0,00
0
#DIV/0!
0
0
0,00
-
7
Kep. Anambas
1
2
3
0
0,00
0
0,00
0
0,00
1
100,00
0
0,00
1
33,33
33
13
46
3
9,09
-
0,00
23
50,00
1
3,03
-
0,00
1
2,17
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0! 0,00 #DIV/0!
TABEL 19 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
NO
KABUPATEN/ KOTA
1
2
L
PB P
L+P
4
5
6
KASUS TERCATAT MB L P L+P 7
8
9
L
JUMLAH P
L+P
10
11
12
1
Karimun
0
0
0
4
3
7
4
3
7
2
Bintan
1
0
1
6
1
7
7
1
8
3
Natuna
2
0
2
0
0
0
2
0
2
4
Lingga
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
Batam
4
2
6
16
6
22
20
8
28
6
Tanjungpinang
3
0
3
3
2
5
5
3
8
7
Kep. Anambas
1
0
1
0
2
2
1
2
3
11
2
13
29
14
43
39
17
56
0,4
0,2
0,3
JUMLAH (PROVINSI)
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2012 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2011
TABEL 20
TABEL 20
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS DERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 KUSTA (PB) NO
PENDERITA PB
KABUPATEN/ KOTA
1
2
KUSTA (MB) RFT PB
L
2012
PENDERITA MB
P
L+P
RFT MB L
2011
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
1
Karimun
0
0
0
0
0,00
0
0
0
0
3
4
7
0
0
0
0
0
0
2
Bintan
1
0
1
1
100,00
0
0
1
100,00
3
1
4
4
133,33
0
0
4
100,00
3
Natuna
2
0
2
2
100,00
0
0
2
100,00
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
Lingga
0
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
0
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
5
Batam
2
1
3
1
50,00
1
100
2
66,67
10
0
10
0
0,00
0
#DIV/0!
0
0,00
6
Tanjungpinang
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
2
#DIV/0!
1
100,00
3
300,00
7
Kep. Anambas
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
100,00
6
75,00
16
6
22
6
37,50
1
16,67
7
31,82
JUMLAH (PROVINSI) 7 1 8 5 71,43 Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2012 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2012 Keterangan : Penderita PB tahun X - 1, Penderita MB tahun X - 2 X = tahun data.
TABEL 21 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 JUMLAH KASUS PD3I NO
KABUPATEN/ KOTA
1
2
DIFTERI JUMLAH KASUS L
P
L+P
MENINGGAL
4
5
6
7
TETANUS (NON NEONATORUM)
PERTUSIS
JUMLAH KASUS
L
P
L+P
L
P
8
9
10
11
12
TETANUS NEONATORUM JUMLAH KASUS
L+P
MENINGGAL
L
P
L+P
MENINGGAL
13
14
15
16
17
18
1
Karimun
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
Bintan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
Natuna
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
Lingga
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
Batam
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
6
Tanjungpinang
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
Kep. Anambas
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
JUMLAH (PROVINSI) CASE FATALITY RATE (%)
0
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
#DIV/0!
0
TABEL 22 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 JUMLAH KASUS PD3I NO
KABUPATEN/ KOTA L
1
2
1
Karimun
2
CAMPAK JUMLAH KASUS P L+P
4
5
POLIO MENINGGAL
6
7
HEPATITIS B
L
P
L+P
L
P
L+P
8
9
10
11
12
13
7
7
14
0
0
0
0
0
0
0
Bintan
24
29
53
0
0
0
0
0
0
0
3
Natuna
2
3
5
0
0
0
0
0
0
0
4
Lingga
0
3
3
0
0
0
0
0
0
0
5
Batam
173
153
326
0
0
0
0
0
0
0
6
Tanjungpinang
2
4
6
0
0
0
0
0
0
0
7
Kep. Anambas
2
0
2
0
0
0
0
0
0
0
210
199
409
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (PROVINSI) CASE FATALITY RATE (%)
0,0
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 23 JUMLAH KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) NO
KABUPATEN/ KOTA
1
2
1
Karimun
2
Bintan
3
JUMLAH KASUS
MENINGGAL
CFR (%)
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
44
40
84
1
0
1
2,3
0,0
1,2
112
90
202
1
0
1
0,9
0,0
0,5
Natuna
0
0
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
4
Lingga
8
3
11
0
0
0
0,0
0,0
0,0
5
Batam
546
461
1.007
7
10
17
1,3
2,2
1,7
6
Tanjungpinang
98
70
168
1
0
1
1,0
0,0
0,6
7
Kep. Anambas
3
1
4
0
0
0
0,0
0,0
0,0
811
665
1.476
10
10
20
5,5
2,2
4,0
JUMLAH (PROVINSI)
INCIDENCE RATE PER 78,9 68,8 74,0 100.000 PENDUDUK Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013 Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 24 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 MALARIA SEDIAAN DARAH NO
KABUPATEN/ KOTA
1
2
DIPERIKSA 4
POSITIF 5
Karimun
2
Bintan
-
-
3
Natuna
-
-
4
Lingga
2.813
5
Batam
-
6
Tanjungpinang
469
7
Kep. Anambas
4.604
% POSITIF 6
1
JUMLAH (PROVINSI)
1.322
PENDERITA
22
476 35 533
TANPA PEMERIKSAAN SEDIAAN DARAH
MENINGGAL
DENGAN PEMERIKSAAN SEDIAAN DARAH POSITIF
CFR
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1,7
0
0
0
16
6
22
1
0
0
6,25
0,00
0,00
#DIV/0!
0
0
0
64
35
99
0
0
0
0,00
0,00
0,00
#DIV/0!
0
0
0
7
2
9
0
0
0
0,00
0,00
0,00
16,9
2.095
1.655
3.750
292
184
476
0
0
0
0,00
0,00
0,00
0,0
0
0
0
165
87
252
0
0
0
0,00
0,00
0,00
7,5
0
152
152
25
10
35
0
0
0
0,00
0,00
0,00
812
542
1.354
0,00
0,00
0,00
1.381
866
2.247
0,03
0,00
0,00
0,00
0,90
1,13
-
-
-
-
11,6
2.095
1.807
3.902
ANGKA KESAKITAN (API) PER 1.000 PENDUDUK Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
-
1
0
0
TABEL 25 PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 PENDERITA FILARIASIS NO
KABUPATEN/ KOTA
1
2
KASUS BARU DITEMUKAN
JUMLAH SELURUH KASUS
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
1
Karimun
0
0
0
0
2
2
2
Bintan
0
0
0
49
20
69
3
Natuna
0
1
1
0
1
1
4
Lingga
1
1
2
7
5
12
5
Batam
0
2
2
0
2
2
6
Tanjungpinang
0
0
0
0
0
0
7
Kep. Anambas
0
0
0
0
0
0
1
4
5
56
30
86
5
3
4
JUMLAH (PROVINSI)
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (PROVINSI) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2012 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2012
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 26 BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
NO KABUPATEN/ KOTA 1
2
BAYI BARU LAHIR DITIMBANG
JUMLAH LAHIR HIDUP L
P
BBLR L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
Karimun
2.454
2.299
4.753
2.454
100,0
2.299
100,0
4.753
100,0
77
3,1
64
2,8
141
3,0
2
Bintan
1.563
1.477
3.040
1.541
98,6
1.462
99,0
3.003
98,8
39
2,5
24
1,6
63
2,1
3
Natuna
700
660
1.360
649
92,7
607
92,0
1.256
92,4
20
3,1
11
1,8
31
2,5
4
Lingga
1.124
1.078
2.202
1.124
100,0
1.078
100,0
2.202
100,0
37
3,3
23
2,1
60
2,7
5
Batam
18.325
19.146
37.471
14.655
80,0
13.434
70,2
28.089
75,0
154
1,1
106
0,8
260
0,9
6
Tanjungpinang
3.182
3.144
6.326
3.182
100,0
3.144
100,0
6.326
100,0
60
1,9
50
1,6
110
1,7
7
Kep. Anambas
343
340
683
378
110,2
383
112,6
761
111,4
18
4,8
14
3,7
32
4,2
27.691
28.144
55.835
23.983
86,6
22.407
79,6
46.390
83,1
405
1,7
292
1,3
697
1,5
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 27 STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 BALITA NO
BALITA DITIMBANG
KABUPATEN/ KOTA
1
2
GIZI LEBIH L
GIZI BAIK
P
L+P
L
GIZI KURANG
P
L+P
L
GIZI BURUK
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1
Karimun
8.612
8.239
16.851
40
0,46
35
0,42
75
0,45
4.779
55,49
4.497
54,58
9.276
55,05
547
6,35
452
5,49
999
5,93
136
1,58
94
1,14
230
1,36
2
Bintan
6.207
6.068
12.275
0
0,00
1
0,02
1
0,01
5.938
95,67
5.839
96,23
11.777
95,94
217
3,50
187
3,08
404
3,29
52
0,84
41
0,68
93
0,76
3
Natuna
1.938
1.921
3.859
54
2,79
21
1,09
75
1,94
1.643
84,78
1.609
83,76
3.252
84,27
224
11,56
262
13,64
486
12,59
12
0,62
15
0,78
27
0,70
4
Lingga
4.372
4.045
8.417
64
1,46
65
1,61
129
1,53
4.188
95,79
3.881
95,95
8.069
95,87
227
5,19
187
4,62
414
4,92
33
0,75
33
0,82
66
0,78
5
Batam
37.722
36.279
74.001
469
1,24
432
1,19
901
1,22
36.612
97,06
35.195
97,01
71.807
97,04
453
1,20
511
1,41
964
1,30
188
0,50
159
0,44
347
0,47
6
Tanjungpinang
8.682
8.417
17.099
135
1,55
142
1,69
277
1,62
8.500
97,90
8.245
97,96
16.745
97,93
32
0,37
20
0,24
52
0,30
15
0,17
10
0,12
25
0,15
7
Kep. Anambas
1.203
1.804
3.007
23
1,91
21
1,16
44
1,46
1.205
100,17
1.808
100,22
3.013
100,20
157
13,05
145
8,04
302
10,04
13
1,08
22
1,22
35
1,16
68.736
66.773
135.509
785
1,14
717
1,07
1.502
1,11
62.865
91,46
61.074
91,47
123.939
91,46
1.857
2,70
1.764
2,64
3.621
2,67
449
0,65
374
0,56
823
0,61
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 28 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
NO
IBU HAMIL
IBU BERSALIN
IBU NIFAS
KABUPATEN/ KOTA
JUMLAH
K1
%
K4
%
JUMLAH
DITOLONG NAKES
%
2
4
5
6
7
8
9
10
11
1
JUMLAH 12
MENDAPAT YANKES
%
13
14
1
Karimun
5.677
5.173
91,12
4.763
83,90
5.421
4.745
87,53
4.663
4.207
90,22
2
Bintan
3.478
3.396
97,64
3.218
92,52
3.124
3.064
98,08
3.124
2.999
96,00
3
Natuna
1.719
1.401
81,50
1.071
62,30
1.642
1.256
76,49
1.642
795
48,42
4
Lingga
2.502
1.745
69,74
2.312
92,41
2.201
2.187
99,36
2.197
2.187
99,54
5
Batam
43.054
41.928
97,38
40.095
93,13
41.097
37.475
91,19
41.097
31.904
77,63
6
Tanjungpinang
6.652
6.767
101,73
6.357
83,12
6.354
6.353
99,98
6.053
6.353
104,96
7
Kep. Anambas
1.131
1.004
88,77
926
81,87
1.079
659
61,08
1.079
691
64,04
64.213
61.414
95,64
58.742
91,48
60.918
55.739
91,50
59.855
49.136
82,09
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 29 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
NO
KABUPATEN/ KOTA
1
2
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL
JUMLAH IBU HAMIL 4
TT-1
TT-2
TT-3
TT-4
TT-5
TT2+
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
1
Karimun
5.677
768
13,53
1.177
20,73
1.178
20,75
787
13,86
512
9,02
3.654
64,36
2
Bintan
3.478
514
14,78
757
21,77
626
18,00
565
16,24
579
16,65
2.527
72,66
3
Natuna
1.719
656
38,16
483
28,10
216
12,57
117
6,81
113
6,57
929
54,04
4
Lingga
2.502
914
36,53
926
37,01
729
29,14
582
23,26
518
20,70
2.755
110,11
5
Batam
44.464
9.917
22,30
8.924
20,07
3.866
8,69
2.019
4,54
1.938
4,36
16.747
37,66
6
Tanjungpinang
6.652
5.567
83,69
4.662
70,08
2.080
31,27
1.906
28,65
2.501
37,60
11.149
167,60
7
Kep. Anambas
1.131
481
42,53
467
41,29
127
11,23
9
0,80
5
0,44
608
53,76
65.623
18.817
28,67
17.396
26,51
8.822
13,44
5.985
9,12
6.166
9,40
38.369
58,47
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 30 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
NO
KABUPATEN/ KOTA
JUMLAH IBU HAMIL
2
4
1
FE1 (30 TABLET)
FE3 (90 TABLET)
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
1
Karimun
5.677
5.173
91,12
4.763
83,90
2
Bintan
3.541
3.413
96,39
3.219
90,91
3
Natuna
1.719
1.286
74,81
1.124
65,39
4
Lingga
2.502
2.454
98,08
2.291
91,57
5
Batam
43.054
41.943
97,42
40.095
93,13
6
Tanjungpinang
6.652
6.767
101,73
6.357
95,57
7
Kep. Anambas
1.131
821
72,59
691
61,10
64.276
61.857
96,24
58.540
91,08
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 31 JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATUS RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
NO
KABUPATEN/ KOTA
1
2
JUMLAH IBU HAMIL 4
BUMIL DENGAN KOMPLIKASI KEBIDANAN 5
BUMIL KOMPLIKASI KEBIDANAN DITANGANI
NEONATUS KOMPLIKASI DITANGANI
PERKIRAAN NEONATUS KOMPLIKASI
JUMLAH LAHIR HIDUP
L
P
L+P
S
%
L
P
L+P
L
P
L+P
S
%
S
%
S
%
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
1
Karimun
5.677
1.135
1.227
108,07
2.454
2.299
4.753
398
376
774
140
35,18
120
31,91
260
33,59
2
Bintan
3.478
696
550
79,02
1.563
1.477
3.040
227
226
453
118
51,98
103
45,58
221
48,79
3
Natuna
1.719
344
160
46,54
700
660
1.360
105
99
204
69
65,71
60
60,61
129
63,24
4
Lingga
2.502
500
418
83,53
1.124
1.078
2.202
169
162
330
124
73,55
133
82,25
257
77,81
5
Batam
43.054
8.611
5.138
59,67
16.961
17.070
34.031
2.544
2.561
5.105
1.038
40,80
791
30,89
1.829
35,83
6
Tanjungpinang
6.652
1.330
1.209
90,87
3.182
3.144
6.326
477
472
949
289
60,59
280
59,32
569
59,96
7
Kep. Anambas
1.131
226
103
45,53
343
340
683
51
51
102
19
37,25
14
27,45
33
32,35
64.213
12.843
8.805
68,56
26.327
26.068
52.395
3.971
3.947
7.917
1.797
45,26
1.501
38,03
3.298
41,66
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 32 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 BAYI NO
KABUPATEN/ KOTA
1
2
ANAK BALITA (1-4 TAHUN)
BAYI 6-11 BULAN MENDAPAT VIT A
JUMLAH
L
P
MENDAPAT VIT A 2X
JUMLAH
L+P
IBU NIFAS
L
MENDAPAT
P
L+P
VIT A
JUMLAH
L
P
L+P
S
%
S
%
S
%
L
P
L+P
S
%
S
%
S
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
2.646
2.514
5.160
2.199
83,11
2.102
83,61
4.301
83,35
12.710
12.047
24.757
8.834
69,50
8.416
69,86
17.250
69,68
5.421
4.663
86,02
22
S
%
23
24
1
Karimun
2
Bintan
802
766
1.568
727
90,65
653
85,25
1.380
88,01
6.173
6.041
12.214
5.677
91,97
5.529
91,52
11.206
91,75
3.279
3.051
93,05
3
Natuna
809
754
1.563
394
48,70
394
52,25
788
50,42
4.595
4.288
8.883
2.529
55,04
2.497
58,23
5.026
56,58
1.642
956
58,22
4
Lingga
1.173
1.103
2.276
523
44,59
463
41,98
986
43,32
4.804
4.587
9.391
4.125
85,87
3.784
82,49
7.909
84,22
2.197
2.161
98,36
5
Batam
20.004
18.874
38.878
16.347
81,72
14.958
79,25
31.305
80,52
60.776
56.858
117.634
42.233
69,49
39.508
69,49
81.741
69,49
41.097
24.759
60,25
6
Tanjungpinang
3.081
2.972
6.053
2.573
83,51
2.505
84,29
5.078
83,89
10.832
10.456
21.288
9.444
87,19
9.015
86,22
18.459
86,71
6.053
6.353
104,96
7
Kep. Anambas
537
492
1.029
405
75,42
372
75,61
777
75,51
2.619
2.418
5.037
2.045
78,08
1.891
78,21
3.936
78,14
1.079
747
69,23
29.052
27.475
56.527
23.168
79,75
21.447
78,06
44.615
78,93
102.509
96.695
199.204
74.887
73,05
70.640
73,05
145.527
73,05
60.768
42.690
70,25
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 33 PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 PESERTA KB AKTIF NO
1
2
NON MKJP
MKJP
KABUPATEN/KOTA IUD
%
MOP
%
MOW
%
IM PLAN
%
JUMLAH
%
SUNTIK
%
PIL
%
KON DOM
%
OBAT VAGINA
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
%
LAIN NYA
%
JUMLAH
21
22
23
24
%
MKJP + NON MKJP
% MKJP + NON MKJP
25
26
27
1
Karimun
612
2,07
24
0,08
568
1,92
1.252
4,22
2.456
8,29
15.457
52,16
11.214
37,84
476
1,61
0
0,00
32
0,11
27.179
91,71
29.635
100,00
2
Bintan
768
4,11
43
0,23
290
1,55
1.392
7,46
2.493
13,35
10.532
56,41
5.188
27,79
458
2,45
0
0,00
0
0,00
16.178
86,65
18.671
100,00
3
Natuna
83
1,18
0
0,00
26
0,37
222
3,15
331
4,69
3.950
55,98
2.510
35,57
265
3,76
0
0,00
0
0,00
6.725
95,31
7.056
100,00
4
Lingga
78
0,67
32
0,27
82
0,70
426
3,64
618
5,28
6.866
58,66
4.156
35,51
64
0,55
0
0,00
0
0,00
11.086
94,72
11.704
100,00
5
Batam
7.083
4,27
26
0,02
508
0,31
2.847
1,71
10.464
6,30
96.551
58,15
50.497
30,41
8.530
5,14
0
0,00
0
0,00
155.578
93,70
166.042
100,00
6
Tanjungpinang
2.054
5,37
27
0,07
442
1,16
3.122
8,17
5.645
14,77
17.757
46,46
13.049
34,14
1.770
4,63
0
0,00
0
0,00
32.576
85,23
38.221
100,00
7
Kep. Anambas
21
0,36
0
0,00
7
0,12
118
2,03
146
2,51
1.847
31,74
2.999
51,53
553
9,50
0
0,00
275
4,73
5.674
97,49
5.820
100,00
10.699
3,86
152
0,05
1.923
0,69
9.379
3,38
22.153
7,99
152.960
55,19
89.613
32,33
12.116
4,37
0
0,00
307
0,11
254.996
92,01
277.149
100,00
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013 Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 34 PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 PESERTA KB BARU NO
1
2
1
Karimun
2
NON MKJP
MKJP
KABUPATEN/ KOTA
MKJP + % MKJP NON + NON MKJP MKJP
IUD
%
MOP
%
MOW
%
IMPLAN
%
JUMLAH
%
SUNTIK
%
PIL
%
KONDOM
%
OBAT VAGINA
%
LAIN NYA
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
192
4,6
4
0,1
50
1,2
220
5,3
466
11,2
2.763
66,5
858
20,6
71
1,7
0
0,0
0
0,0
3.692
88,8
4.158
100,0
Bintan
76
3,0
2
0,1
71
2,8
156
6,1
305
11,9
1.660
64,9
511
20,0
80
3,1
0
0,0
0
0,0
2.251
88,1
2.556
100,0
3
Natuna
108
4,4
0
0,0
50
2,0
100
4,1
258
10,5
1.215
49,6
949
38,7
28
1,1
0
0,0
0
0,0
2.192
89,5
2.450
100,0
4
Lingga
11
0,7
0
0,0
20
1,2
91
5,5
122
7,4
1.011
61,0
506
30,5
18
1,1
0
0,0
0
0,0
1.535
92,6
1.657
100,0
5
Batam
57
3,3
2
0,1
2
0,1
41
2,4
102
5,9
849
48,7
540
31,0
252
14,5
0
0,0
0
0,0
1.641
94,1
1.743
100,0
6
Tanjungpinang
173
2,83
1
0,02
9
0,15
322
5,27
505
8,26
3.782
61,8
1.716
28,1
112
1,8
0
0,0
0
0,0
5.610
91,7
6.115
100,0
7
Kep. Anambas
6
0,4
0
0,0
3
0,2
43
3,0
52
3,6
487
33,9
826
57,6
59
4,1
0
0,0
11
0,8
1.383
96,4
1.435
100,0
623
3,1
9
0,0
205
1,0
973
4,8
1.810
9,0
11.767
58,5
5.906
29,4
620
3,1
0
0,0
11
0,1
18.304
91,0
20.114
100,0
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013 148 Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 35 JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
NO
KABUPATEN/ KOTA
JUMLAH PUS
1
2
4
PESERTA KB AKTIF
PESERTA KB BARU JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
1
Karimun
43.856
4.158
9,48
29.635
67,57
2
Bintan
23.241
2.556
11,00
18.671
80,34
3
Natuna
13.654
2.450
17,94
7.056
51,68
4
Lingga
17.242
1.657
9,61
11.704
67,88
5
Batam
210.373
1.742
0,83
165.444
78,64
6
Tanjungpinang
51.946
6.115
11,77
37.109
71,44
7
Kep. Anambas
7.421
1.435
19,34
5.820
78,43
367.733
20.113
5,47
275.439
74,90
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 36 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
NO
KABUPATEN/ KOTA
1
2
KUNJUNGAN NEONATUS 1 KALI (KN1) L P L+P
JUMLAH BAYI LAHIR HIDUP
KUNJUNGAN NEONATUS 3 KALI (KN LENGKAP) L P L+P
L
P
L +P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
Karimun
2.646
2.514
5.160
2.441
92,25
2.287
99,00
4.728
91,63
2.157
81,52
2.043
81,26
4.200
81,40
2
Bintan
1.563
1.477
3.040
1.541
98,59
1.463
99,05
3.004
98,82
1.487
95,14
1.398
94,65
2.885
94,90
3
Natuna
700
660
1.360
673
96,14
562
85,15
1.235
90,81
424
60,57
379
57,42
803
59,04
4
Lingga
1.124
1.078
2.202
1.116
99,29
1.078
100,00
2.194
99,64
1.108
98,58
1.068
99,07
2.176
98,82
5
Batam
18.331
19.120
37.451
19.398
105,82
18.047
94,39
37.445
99,98
18.174
99,14
15.360
80,33
33.534
89,54
6
Tanjungpinang
3.182
3.144
6.326
3.182
100,00
3.144
100,00
6.326
100,00
3.048
95,79
3.005
95,58
6.053
95,68
7
Kep. Anambas
537
492
1.029
343
63,87
331
67,28
674
65,50
306
56,98
297
60,37
603
58,60
28.083
28.485
56.568
28.694
102,18
26.912
94,48
55.606
98,30
26.704
95,09
23.550
82,68
50.254
88,84
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 37 CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 KUNJUNGAN BAYI (MINIMAL 4 KALI) NO
JUMLAH BAYI
KABUPATEN/ KOTA
1
2
1
Karimun
2
Bintan
3
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
2.646
2.514
5.160
900
-
881
-
1.781
-
1.563
1.477
3.040
1.514
96,87
1.403
94,99
2.917
95,95
Natuna
809
754
1.563
716
88,50
742
98,41
1.458
93,28
4
Lingga
1.173
1.103
2.276
846
72,12
713
64,64
1.559
68,50
5
Batam
20.266
18.874
39.140
2.894
14,28
2.414
12,79
5.308
13,56
6
Tanjungpinang
3.081
2.972
6.053
1.576
51,15
1.466
49,33
3.042
50,26
7
Kep. Anambas
537
492
1.029
94
17,50
87
17,68
181
17,59
30.075
28.186
58.261
8.540
28,40
7.706
27,34
16.246
27,88
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 38 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
NO
KABUPATEN/ KOTA
JUMLAH DESA/KEL
DESA/KEL UCI
% DESA/KEL UCI
1
2
4
5
6
1
Karimun
54
50
92,6
2
Bintan
51
50
98,0
3
Natuna
76
40
52,6
4
Lingga
57
45
78,9
5
Batam
64
34
53,1
6
Tanjungpinang
18
18
100,0
7
Kep. Anambas
54
32
59,3
374
269
71,9
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 39 CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 BAYI DIIMUNISASI JUMLAH BAYI
NO KABUPATEN/ KOTA
1
2
DPT1+HB1 L
DPT3+HB3
P
L+P
L
DO RATE (%)
CAMPAK
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16,0
17
18
19
20
21
22
23
24
L
P
L+P
25
26
27
1
Karimun
2.646
2.514
5.160
2.505
94,67
2.369
94,23
4.874
94,46
2.392
90,40
2.263
90,02
4.655
90,21
2.311
87,34
2.180
86,71
4.491
87,03
7,74
7,98
7,86
2
Bintan
1.563
1.477
3.040
1.472
94,18
1.431
96,89
2.903
95,49
1.499
95,91
1.391
94,18
2.890
95,07
1.474
94,31
1.440
97,49
2.914
95,86
-0,14
-0,63
-0,38
3
Natuna
809
754
1.563
733
90,61
741
98,28
1.474
94,31
779
96,29
738
97,88
1.517
97,06
716
88,50
742
98,41
1.458
93,28
2,32
-0,13
1,09
4
Lingga
1.173
1.103
2.276
953
81,24
924
83,77
1.877
82,47
1.143
97,44
1.059
96,01
2.202
96,75
1.006
85,76
967
87,67
1.973
86,69
-5,56
-4,65
-5,11
5
Batam
20.215
18.874
39.088
15.006
74,23
14.359
76,08
29.365
75,13
14.883
73,62
14.123
74,83
29.006
74,21
14.167
70,08
13.577
71,93
27.744
70,98
5,59
5,45
5,52
6
Tanjungpinang
3.081
2.972
6.053
2.944
95,55
2.677
90,07
5.621
92,86
2.912
94,51
2.727
91,76
5.639
93,16
2.886
93,67
2.760
92,87
5.646
93,28
1,97
-3,10
-0,44
7
Kep. Anambas
504
461
965
397
78,77
431
93,49
828
85,80
437
86,71
450
97,61
887
91,92
406
80,56
409
88,72
815
84,46
-2,27
5,10
1,57
29.991
28.155
58.145
24.010
80,06
22.932
81,45
46.942
80,73
24.045
80,17
22.751
80,81
46.796
80,48
22.966
76,58
22.075
78,41
45.041
77,46
4,35
3,74
4,05
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 40 CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 BAYI DIIMUNISASI JUMLAH BAYI
NO KABUPATEN/ KOTA
L L
1
BCG P
2
L+P
POLIO3 P
L
L+P
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
Karimun
2.646
2.514
5.160
2.384
90,10
2.255
89,70
4.639
89,90
2.362
89,27
2.234
88,86
4.596
89,07
2
Bintan
1.563
1.477
3.040
1.481
94,75
1.448
98,04
2.929
96,35
1.496
95,71
1.404
95,06
2.900
95,39
3
Natuna
809
754
1.563
679
83,93
692
91,78
1.371
87,72
736
90,98
721
95,62
1.457
93,22
4
Lingga
1.173
1.103
2.276
939
80,05
976
88,49
1.915
84,14
1.062
90,54
1.020
92,48
2.082
91,48
5
Batam
20.215
18.874
39.089
14.081
69,66
13.600
72,06
27.681
70,82
14.507
71,76
15.289
81,01
29.796
76,23
6
Tanjungpinang
3.081
2.972
6.053
3.005
97,53
2.851
95,93
5.856
96,75
2.948
95,68
2.753
92,63
5.701
94,18
7
Kep. Anambas
537
492
1.029
367
68,34
372
75,61
739
71,82
394
73,37
433
88,01
827
80,37
30.024
28.186
58.210
22.936
76,39
22.194
78,74
45.130
77,53
23.505
78,29
23.854
84,63
47.359
81,36
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 41 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
NO 1
2
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF
JUMLAH BAYI
KABUPATEN/ KOTA
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
Karimun
2.646
2.514
5.160
941
35,56
859
34,17
1.800
34,88
2
Bintan
1.228
1.200
2.428
552
44,95
533
44,42
1.085
44,69
3
Natuna
809
754
1.563
225
27,81
256
33,95
481
30,77
4
Lingga
1.173
1.103
2.276
146
12,45
161
14,60
307
13,49
5
Batam
10.133
9.437
19.570
2.854
28,17
2.850
30,20
5.704
29,15
6
Tanjungpinang
2.748
2.632
5.380
617
22,45
576
21,88
1.193
22,17
7
Kep. Anambas
537
492
1.029
135
25,14
132
26,83
267
25,95
19.274
18.132
37.406
5.470
28,38
5.367
29,60
10.837
28,97
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 42 PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI ANAK USIA 6-23 BULAN KELUARGA MISKIN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
NO
KABUPATEN/ KOTA
1
2
1
Karimun
2
ANAK 6-23 BULAN MENDAPAT MP-ASI
DARI KELUARGA MISKIN
%
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1.955
1.870
3.825
193
183
376
9,87
9,79
9,83
Bintan
728
667
1.395
728
667
1.395
100,00
100,00
100,00
3
Natuna
284
264
548
284
264
548
100,00
100,00
100,00
4
Lingga
43
58
101
43
58
101
100,00
100,00
100,00
5
Batam
454
439
893
307
267
574
67,62
60,82
64,28
6
Tanjungpinang
36
17
53
36
17
53
100,00
100,00
100,00
7
Kep. Anambas
JUMLAH (PROVINSI)
3.500
3.315
6.815
1.591
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
1.456
3.047
45,46
43,92
44,71
TABEL 43 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 ANAK BALITA (12-59 BULAN) NO KABUPATEN/ KOTA
1
2
1
Karimun
2
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
12.710
12.047
24.757
3.648
28,70
3.461
28,73
7.109
28,72
Bintan
6.173
6.041
12.214
4.803
77,81
4.850
80,28
9.653
79,03
3
Natuna
4.595
4.288
8.883
2.852
62,07
2.671
62,29
5.523
62,17
4
Lingga
5.198
4.880
10.078
3.681
70,82
3.487
71,45
7.168
71,13
5
Batam
60.776
56.858
117.634
4.268
7,02
4.023
7,08
8.291
7,05
6
Tanjungpinang
10.832
10.456
21.288
4.135
38,17
4.163
39,81
8.298
38,98
7
Kep. Anambas
2.497
2.288
4.785
258
10,33
212
9,27
470
9,82
102.781
96.858
199.639
23.645
23,01
22.867
23,61
46.512
23,30
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 44 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 BALITA NO
BALITA YANG ADA
KABUPATEN/ KOTA
1
2
1
Karimun
2
DITIMBANG P
L
L+P
BB NAIK P
L
L+P
BGM P
L
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
15.363
14.558
29.921
8.612
56,06
8.239
56,59
16.851
56,32
5.275
61,25
5.053
61,33
10.328
61,29
66
0,77
69
0,84
135
0,80
Bintan
7.736
7.518
15.254
6.207
80,24
6.068
80,71
12.275
80,47
4.211
67,84
4.156
68,49
8.367
68,16
52
0,84
41
0,68
93
0,76
3
Natuna
5.700
5.320
11.020
1.951
34,23
1.948
36,62
3.899
35,38
1.210
62,02
1.203
61,76
2.413
61,89
257
13,17
303
15,55
560
14,36
4
Lingga
5.198
4.880
10.078
4.372
84,11
4.045
82,89
8.417
83,52
2.847
65,12
2.574
63,63
2
0,02
24
0,55
22
0,54
46
0,55
5
Batam
75.459
70.595
146.054
37.722
49,99
36.279
51,39
74.001
50,67
26.671
70,70
24.728
68,16
51.399
69,46
51
0,14
50
0,14
101
0,14
6
Tanjungpinang
13.913
13.428
27.341
8.682
62,40
8.417
62,68
17.099
62,54
4.949
57,00
4.796
56,98
9.745
56,99
45
0,52
38
0,45
83
0,49
7
Kep. Anambas
2.622
3.228
5.850
1.803
68,76
1.234
38,23
3.037
51,91
1.483
82,25
989
80,15
2.472
81,40
240
13,31
161
13,05
401
13,20
125.991
119.527
245.518
69.349
55,04
66.230
55,41
135.579
55,22
46.646
67,26
43.499
65,68
84.726
62,49
735
1,06
684
1,03
1.419
1,05
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 45 CAKUPAN BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 BALITA GIZI BURUK NO
KABUPATEN/ KOTA
1
2
1
Karimun
2
MENDAPAT PERAWATAN
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
S
%
S
%
S
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
136
94
230
11
8,1
9
9,6
20
8,7
Bintan
37
17
54
37
100,0
17
100,0
54
100,0
3
Natuna
30
59
89
30
100,0
59
100,0
89
100,0
4
Lingga
33
33
66
33
100,0
33
100,0
66
100,0
5
Batam
188
159
347
185
98,4
159
100,0
344
99,1
6
Tanjungpinang
15
10
25
15
100,0
10
100,0
25
100,0
7
Kep. Anambas
9
8
17
9
100,0
8
100,0
17
100,0
448
380
828
320
71,4
295
77,6
615
74,3
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 46 CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
NO
KABUPATEN/ KOTA
1
2
JUMLAH L
P
L+P
4
5
6
MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH 7
8
9
10
11
% 12
1
Karimun
2.901
2.523
5.424
2.736
94,3
2.361
93,6
5.097
94,0
2
Bintan
1.855
1.695
3.550
1.855
100,0
1.695
100,0
3.550
100,0
3
Natuna
985
875
1.860
766
77,8
720
82,3
1.486
79,9
4
Lingga
1.065
960
2.025
1.037
97,4
939
97,8
1.976
97,6
5
Batam
10.188
9.631
19.819
10.047
98,6
9.321
96,8
19.368
97,7
6
Tanjungpinang
2.295
2.107
4.402
2.054
89,5
1.914
90,8
3.968
90,1
7
Kep. Anambas
615
538
1.153
575
93,5
473
87,9
1.048
90,9
19.904
18.329
38.233
19.070
95,8
17.423
95,1
36.493
95,4
JUMLAH (PROVINSI)
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
95,8
95,1
95,4
TABEL 47 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 MURID SD DAN SETINGKAT NO
KABUPATEN/ KOTA
1
2
1
Karimun
2
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN SESUAI STANDAR
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
14.627
13.293
27.920
5.777
39,5
5.704
42,9
11.481
41,1
Bintan
9.467
8.903
18.370
9.141
96,6
8.536
95,9
17.677
96,2
3
Natuna
5.371
4.902
10.273
1.567
29,2
1.483
30,3
3.050
29,7
4
Lingga
6.107
5.784
11.891
1.120
18,3
987
17,1
2.107
17,7
5
Batam
43.059
39.685
82.744
13.875
32,2
15.317
38,6
29.192
35,3
6
Tanjungpinang
13.287
13.044
26.331
2.086
15,7
1.914
14,7
4.000
15,2
7
Kep. Anambas
2.851
2.797
5.648
38
1,3
24
0,9
62
1,1
94.769
88.408
183.177
33.604
35,5
33.965
38,4
67.569
36,9
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 48 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 USILA (60TAHUN+) NO
KABUPATEN/ KOTA
1
2
1
Karimun
2
JUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
11.980
11.430
23.410
284
2,37
567
4,96
851
3,64
Bintan
5.779
5.410
11.189
2.152
37,24
3.665
67,74
5.817
51,99
3
Natuna
2.771
2.578
5.349
176
6,35
164
6,36
340
6,36
4
Lingga
3.883
3.794
7.677
517
13,31
827
21,80
1.344
17,51
5
Batam
24.706
23.113
47.820
5.324
21,55
7.399
32,01
12.723
26,61
6
Tanjungpinang
6.752
7.228
13.980
9.074
134,39
9.718
134,45
18.792
134,42
7
Kep. Anambas
1.318
1.339
2.657
277
21,02
590
44,06
867
32,63
57.189
54.892
112.082
17.804
31,13
22.930
41,77
40.734
36,34
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 49 PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
NO.
KABUPATEN/KOTA
1
2
KARIMUN
SARANA KESEHATAN
JUMLAH SARANA
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I
JUMLAH
%
4
5
6
RUMAH SAKIT UMUM
2
2
100,00
RUMAH SAKIT JIWA
0
0
0
RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
0
0
0
PUSKESMAS PERAWATAN
3
3
100,00
SARANA YANKES.LAINNYA
0
0
0
5
5
100,00
RUMAH SAKIT UMUM
2
2
100,00
RUMAH SAKIT JIWA
0
0
0
RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
0
0
0
PUSKESMAS PERAWATAN
5
5
100,00
SARANA YANKES.LAINNYA
1
1
100,00
8
8
100,00
RUMAH SAKIT UMUM
2
2
100,00
RUMAH SAKIT JIWA
0
0
0
RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
0
0
0
PUSKESMAS PERAWATAN
8
8
100,00
SARANA YANKES.LAINNYA
0
0
0
10
10
100,00
3
1
JUMLAH (KAB/KOTA)
BINTAN 2
JUMLAH (KAB/KOTA)
NATUNA 3
JUMLAH (KAB/KOTA)
NO.
KABUPATEN/KOTA
1
2
LINGGA
SARANA KESEHATAN
JUMLAH SARANA
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I
JUMLAH
%
4
5
6
RUMAH SAKIT UMUM
1
1
100,00
RUMAH SAKIT JIWA
0
0
0
RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
1
1
100,00
PUSKESMAS PERAWATAN
4
4
100,00
SARANA YANKES.LAINNYA
3
3
100,00
9
9
100,00
RUMAH SAKIT UMUM
8
5
62,50
RUMAH SAKIT JIWA
0
0
0
RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
6
0
0,00
PUSKESMAS PERAWATAN
0
0
#DIV/0!
SARANA YANKES.LAINNYA
0
0
0
14
5
35,71
RUMAH SAKIT UMUM
3
3
100,00
RUMAH SAKIT JIWA
0
0
0
RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
0
0
0
PUSKESMAS PERAWATAN
1
1
100,00
SARANA YANKES.LAINNYA
20
0
0,00
24
4
16,67
RUMAH SAKIT UMUM
2
2
100,00
RUMAH SAKIT JIWA
0
0
0
RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
0
0
0
PUSKESMAS PERAWATAN
3
3
100,00
3
4
JUMLAH (KAB/KOTA)
BATAM 5
JUMLAH (KAB/KOTA)
TANJUNGPINANG 6
JUMLAH (KAB/KOTA)
KEP. ANAMBAS 7
NO.
KABUPATEN/KOTA KEP. ANAMBAS
SARANA KESEHATAN
JUMLAH SARANA
JUMLAH
%
4
5
6
0
0
0
5
5
100,00
7 1
2
3
SARANA YANKES.LAINNYA JUMLAH (KAB/KOTA)
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I
NO.
KABUPATEN/KOTA
1
8
2
TOTAL
JUMLAH (PROVINSI)
SARANA KESEHATAN
JUMLAH SARANA
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I
JUMLAH
%
4
5
6
RUMAH SAKIT UMUM
20
17
85,00
RUMAH SAKIT JIWA
0
0
0
RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
7
1
14,29
PUSKESMAS PERAWATAN
24
24
100,00
SARANA YANKES.LAINNYA
24
4
16,67
75
46
61,33
3
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 50 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
NO
KABUPATEN/ KOTA
1
2
1
Karimun
2
Bintan
YANG TERSERANG
JENIS KEJADIAN LUAR BIASA 3
Hepatiitis A Keracunan pangan HFMD (Hand, Foot and Mouth Disease) DBD
JUMLAH PENDUDUK TERANCAM
JUMLAH PENDERITA
ATTACK RATE (%)
JUMLAH KEMATIAN
CFR (%)
JUMLAH KEC
JUMLAH DESA
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
1
1.247
1.109
2.356
50
45
95
4
4
0
0
0
0
1
4
550
650
1.200
33
51
84
6,00
7,85
7,00
0
0
0
3
9
17.224
19.736
36.960
38
58
96
0,22
0,29
0,26
2
1
3
5,26
0
0
0
0
0
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
0
0
0
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
Campak
5
11
170.861
155.806
326.667
53
31
84
0,03
0,02
0,03
0
0
0
-
-
-
16
1
0
1
12,50
6,25
0
0
0
-
-
-
0
0 -
0 1,72
0 3,13
3
Natuna
4
Lingga
5
Batam
6
Tanjungpinang
Suspek Difteri
1
1
8
8
7
Kep. Anambas
DBD
4
4
6.099
7.200
13.299
3
1
4
0,05
0,01
0,03
3
1
4
100,00
100,00
100,00
Keracunan pangan)
1
1
4.278
3.866
8.144
6
2
8
0,14
0,05
0,10
0
0
0
-
-
-
HFMD (Hand, Foot and Mouth Disease)
1
1
0
0
0
8
8
16
0
0
0
0
0
0
-
-
-
0
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
-
TABEL 51 DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
NO
KABUPATEN/ KOTA
JUMLAH DESA/KELURAHAN
1
2
4
DESA/KELURAHAN TERKENA KLB DITANGANI <24 JUMLAH % JAM 5
6
7
1
Karimun
54
1
1
0
2
Bintan
51
10
10
100,00
3
Natuna
76
0
0
4
Lingga
65
0
0
0
5
Batam
64
11
9
81,82
6
Tanjungpinang
18
1
1
100,00
7
Kep. Anambas
54
8
8
100,00
382
31
29
93,55
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
#DIV/0!
TABEL 52 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT NO
KABUPATEN/ KOTA
1
2
TUMPATAN GIGI TETAP
PENCABUTAN GIGI TETAP
RASIO TUMPATAN/ PENCABUTAN
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
Karimun
-
-
-
758
726
1.484
0,00
0,00
0,00
2
Bintan
109
275
384
585
828
1.413
0,19
0,33
0,27
3
Natuna
221
293
514
270
437
707
0,82
0,67
0,73
4
Lingga
27
52
79
552
966
1.518
0,05
0,05
0,05
5
Batam
420
746
1.166
2.113
2.769
4.882
0,20
0,27
0,24
6
Tanjungpinang
123
237
360
921
1.327
2.248
0,13
0,18
0,16
7
Kep. Anambas
85
77
162
239
218
457
0,36
0,35
0,35
985
1.680
2.665
5.438
7.271
12.709
0,18
0,23
0,21
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 53 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF) NO
KABUPATEN/ KOTA
1
2
1
Karimun
2
JUMLAH SD/MI 4
JUMLAH SD/MI DGN SIKAT GIGI 5
%
6
JUMLAH SD/MI MENDAPAT YAN. GIGI
%
7
JUMLAH MURID SD/MI
MURID SD/MI DIPERIKSA
PERLU PERAWATAN
MENDAPAT PERAWATAN
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
147
28
19,05
31
21,09
3.293
3.048
6.341
1.120
34,01
1.560
51,18
2.680
42,26
165
163
328
33
20,00
34
20,86
67
20,43
Bintan
98
5
5,10
98
100,00
9.467
8.903
18.370
7.410
78,27
7.079
79,51
14.489
78,87
1.379
1.282
2.661
46
3,34
49
3,82
95
3,57
3
Natuna
80
31
38,75
31
38,75
5.371
4.902
10.273
879
16,37
681
13,89
1.560
15,19
228
200
428
217
95,18
210
105,00
427
99,77
4
Lingga
125
0,00
125
100,00
6.107
5.784
11.891
1.037
16,98
939
16,23
1.976
16,62
810
407
1.217
810
100,00
407
100,00
1.217
100,00
5
Batam
314
93
29,62
292
92,99
10.188
9.631
19.819
10.047
98,62
9.321
96,78
19.368
97,72
1.953
2.275
4.228
1.432
73,32
1.663
73,10
3.095
73,20
6
Tanjungpinang
72
72
100,00
72
100,00
13.287
13.044
26.331
1.929
14,52
1.751
13,42
3.680
13,98
685
634
1.319
194
28,32
287
45,27
481
36,47
7
Kep. Anambas
65
6
9,23
63
96,92
626
553
1.179
575
91,85
473
85,53
1.048
88,89
45
33
78
36
80,00
32
96,97
68
87,18
901
235
26,08
712
79,02
48.339
45.865
94.204
22.997
47,57
21.804
47,54
44.801
47,56
5.265
4.994
10.259
2.768
52,57
2.682
53,70
5.450
53,12
JUMLAH (PROVINSI)
-
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 54 JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 PENYULUHAN KESEHATAN JUMLAH SELURUH KEGIATAN PENYULUHAN KELOMPOK
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN MASSA
4
5
Puskesmas
666
187
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
47
0
Rumah Sakit
0
0
713
187
725
688
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
0
0
Rumah Sakit
0
0
725
688
Puskesmas
773
404
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
150
1.600
0
0
923
2.004
Puskesmas
136
7
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
20
2
Rumah Sakit
0
0
156
9
4.320
64
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
0
0
Rumah Sakit
0
0
4.320
64
NO.
KABUPATEN/KOTA
SARANA KESEHATAN
1
2
3
1
KARIMUN
JUMLAH (KAB/KOTA) Puskesmas 2
BINTAN
JUMLAH (KAB/KOTA)
3
NATUNA
Rumah Sakit JUMLAH (KAB/KOTA)
4
LINGGA
JUMLAH (KAB/KOTA) Puskesmas 5
BATAM
JUMLAH (KAB/KOTA)
PENYULUHAN KESEHATAN JUMLAH SELURUH KEGIATAN PENYULUHAN KELOMPOK
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN MASSA
4
5
1.297
74
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
25
0
Rumah Sakit
0
0
1.322
74
8.016
11
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
24
0
Rumah Sakit
0
0
8.040
11
15.933
1.435
266
1.602
0
0
16.199
3.037
NO.
KABUPATEN/KOTA
SARANA KESEHATAN
1
2
3
Puskesmas 6
TANJUNGPINANG
JUMLAH (KAB/KOTA) Puskesmas 7
KEP. ANAMBAS
JUMLAH (KAB/KOTA) Puskesmas 8
TOTAL
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Rumah Sakit
JUMLAH (PROVINSI) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 55 CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR MENURUT JENIS JAMINAN, JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR NO
JUMLAH PENDUDUK
KABUPATEN/ KOTA
1
2
1
Karimun
2
ASKES
JAMSOSTEK
LAINNYA
ASKESKIN/JAMKESMAS
JUMLAH
%
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
119.482
113.593
233.075
8.486
8.124
16.610
0
0
11.717
15.546
14.827
30.373
0
0
0
24.032
22.951
46.983
20,11
20,20
20,16
Bintan
82.170
76.635
158.805
3.501
3.622
7.123
3.916
2.722
6.638
18.336
19.232
37.568
822
954
1.776
26.575
26.530
53.105
32,34
34,62
33,44
3
Natuna
42.544
39.698
82.242
1.701
1.277
2.978
0
0
0
7.780
7.267
15.047
24.046
22.346
46.392
33.527
30.890
64.417
78,81
77,81
78,33
4
Lingga
49.570
52.807
102.377
3.990
3.366
7.356
0
0
0
11.405
10.199
21.604
21.508
18.492
40.000
36.903
32.057
68.960
74,45
60,71
67,36
5
Batam
638.404
549.338
1.187.742
2.686
3.139
5.825
581
509
1.090
48.385
53.233
101.618
4.968
4.838
9.806
56.620
61.719
118.339
8,87
11,24
9,96
6
Tanjungpinang
116.256
112.668
228.924
11.381
12.330
23.711
248
177
425
19.737
18.735
38.472
3.609
3.577
7.186
34.975
34.819
69.794
30,08
30,90
30,49
7
Kep. Anambas
23.452
21.551
45.003
1.967
2.055
4.022
0
0
0
19.615
19.694
39.309
445
463
908
22.027
22.212
44.239
93,92
103,07
98,30
21,9
23,9
22,9
JUMLAH (PROVINSI)
1.071.878
PERSENTASE (PROVINSI)
966.290
2.038.168
33.712 3,1
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
33.913 3,5
67.625 3,3
4.745 0,4
3.408 0,4
19.870 1,0
140.804 13,1
143.187 14,8
283.991 13,9
55.398 5,2
50.670 5,2
106.068 5,2
234.659 21,9
231.178 23,9
465.837 22,9
TABEL 56 CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENDAPAT YANKES RAWAT JALAN NO
KABUPATEN/ KOTA
DICAKUP ASKESKIN/JAMKESMAS
JUMLAH YANG ADA L
1
2
P
PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)
L+P
L
P
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
1
Karimun
23.006
21.940
44.946
15.546
67,6
14.827
67,6
30.373
67,6
11.492
50,0
10.958
49,9
22.450
49,9
2.575
11,2
2.457
11,2
5.032
11,2
2
Bintan
18.336
19.232
37.568
18.336
100,0
19.232
100,0
37.568
100,0
4.158
22,7
5.491
28,6
9.649
25,7
171
0,9
176
0,9
347
0,9
3
Natuna
7.780
7.267
15.047
7.780
100,0
7.267
100,0
15.047
100,0
1.993
25,6
1.852
25,5
3.845
25,6
-
-
-
-
4
Lingga
32.913
28.691
61.604
32.913
100,0
28.691
100,0
61.604
100,0
5.196
15,8
7.276
25,4
12.472
20,2
6
0,0
8
0,0
5
Batam
70.816
66.844
137.660
19.185
27,1
23.813
35,6
42.998
31,2
0,0
-
0,0
46.582
33,8
-
-
-
6
Tanjungpinang
19.000
17.983
36.983
13.351
70,3
12.637
70,3
25.988
70,3
5.249
27,6
6.644
36,9
11.893
32,2
1.110
5,8
7
Kep. Anambas
5.810
5.068
10.878
2.237
38,5
2.394
47,2
4.631
42,6
2.141
36,9
1.929
38,1
4.070
37,4
133
177.661
167.025
344.686
109.348
61,5
108.861
65,2
218.209
63,3
30.229
17,0
34.150
20,4
110.961
32,2
3.995
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
-
-
14
0,0
-
8.553
6,2
1.207
6,7
2.317
6,3
2,3
121
2,4
254
2,3
2,2
3.969
2,4
16.517
4,8
TABEL 57 CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 MASYARAKAT MISKIN DAN HAMPIR MISKIN MENDAPAT YANKES RAWAT INAP NO
KABUPATEN/ KOTA
PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)
JUMLAH YANG ADA
L 1
2
P
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
Karimun
23.006
21.940
44.946
374
1,6
367
1,7
741
1,6
144
0,6
-
0,0
282
0,6
2
Bintan
18.336
19.232
37.568
29
0,2
28
0,1
57
0,2
131
0,7
188
1,0
319
0,8
3
Natuna
7.780
7.267
15.047
-
-
-
-
-
-
-
4
Lingga
32.913
28.691
61.604
5
Batam
70.816
66.844
137.660
6
Tanjungpinang
19.000
17.983
36.983
7
Kep. Anambas
5.810
5.068
177.661
167.025
JUMLAH (PROVINSI)
-
6
-
-
0,0
5
-
0,0
11
0,0
1.017
-
1.217 -
4,2 -
2.234 -
3,6
0,0
-
-
-
-
12
0,1
241
1,3
253
0,7
18
0,1
20
0,1
38
0,1
10.878
153
2,6
135
2,7
288
2,6
138
2,4
116
2,3
254
2,3
344.686
574
0,3
776
0,5
1.350
0,4
1.448
0,8
1.541
1
3.127
0,9
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
-
3,1
-
TABEL 58 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
JUMLAH KUNJUNGAN NO. KABUPATEN/KOTA
JUMLAH
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Puskesmas
63.427
60.227
123.654
1.512
1.472
2.984
306
292
598
RS
26.800
29.074
55.874
4.181
4.947
9.128
202
182
384
0
0
0
0
0
0
0
0
0
90.227
89.301
179.528
5.693
6.419
12.112
508
474
982
119.482
113.593
233.075
119.482
113.593
233.075
75,52
78,61
77,03
4,76
5,65
5,20
Puskesmas
39.781
44.275
84.056
359
391
750
0
0
0
RS
4.298
3.901
8.199
1767
1788
3555
3
2
5
Sarana Yankes lainnya
10.689
11.693
22.382
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
54.768
59.869
114.637
2.126
2.179
4.305
3
2
5
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA
82.170
76.635
158.805
82.170
76.635
158.805
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
66,65
78,12
72,19
2,59
2,84
2,71
Puskesmas
40.418
48.329
88.747
116
119
235
134
16
150
RS
12.707
16.754
29.461
2.032
2.455
4.487
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
53.125
65.083
118.208
2.148
2.574
4.722
134
16
150
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA
42.544
39.698
82.242
42.544
39.698
82.242
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
124,87
163,95
143,73
5,05
6,48
5,74
2
KARIMUN
3
JUMLAH (KAB/KOTA) JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
3
RAWAT INAP
P
Sarana Yankes lainnya
2
RAWAT JALAN L
1
1
UNIT KERJA
BINTAN
NATUNA
Sarana Yankes lainnya
KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
JUMLAH KUNJUNGAN NO. KABUPATEN/KOTA
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Puskesmas
76.938
60.559
137.497
270
270
540
37
8
45
RS
5.177
5.346
10.523
1.659
2.266
3.925
4
2
6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
82.115
65.905
148.020
1.929
2.536
4.465
41
10
51
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA
49.570
52.807
102.377
49.570
52.807
102.377
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
165,65
124,80
144,58
3,89
4,80
4,36
Puskesmas
590.959
561.477
1.152.436
0
0
0
49
47
96
RS
145.612
222.606
368.218
10.906
20.482
31.388
0
0
1.239
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
736.571
784.083
1.520.654
10.906
20.482
31.388
49
47
1.335
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA
638.404
549.338
1.187.742
638.404
549.338
1.187.742
115,38
142,73
128,03
1,71
3,73
2,64
Puskesmas
58.898
84.456
143.354
75
357
432
12
10
22
RS
19.933
21.307
41.240
3.473
3.296
6.769
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
78.831
105.763
184.594
3.548
3.653
7.201
12
10
22
122.160
112.668
234.828
122.160
112.668
234.828
64,53
93,87
78,61
2,90
3,24
3,07
Puskesmas
20.789
20.902
41.691
509
568
1.077
0
0
0
RS
2.225
2.831
5.056
457
581
1.038
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
23.014
23.733
46.747
966
1.149
2.115
0
0
0
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA
23.452
21.551
45.003
23.452
21.551
45.003
98,13
110,12
103,88
4,12
5,33
4,70
2
LINGGA
3
BATAM
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
TANJUNGPINANG
Sarana Yankes lainnya JUMLAH (KAB/KOTA) JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
7
KEP. ANAMBAS
Sarana Yankes lainnya
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
8
JUMLAH
L+P
Sarana Yankes lainnya
6
RAWAT INAP
P
Sarana Yankes lainnya
5
RAWAT JALAN L
1
4
UNIT KERJA
TOTAL
Puskesmas
891.210
880.225
1.771.435
2.841
3.177
6.018
538
373
911
RS
216.752
301.819
518.571
24.475
35.815
60.290
209
186
395
KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
JUMLAH KUNJUNGAN NO. KABUPATEN/KOTA
UNIT KERJA
RAWAT JALAN
RAWAT INAP
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
10.689
11.693
22.382
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (PROVINSI)
1.118.651
1.193.737
2.312.388
27.316
38.992
66.308
747
559
1.306
JUMLAH PENDUDUK PROVINSI
1.027.934
966.290
1.994.224
1.027.934
966.290
1.994.224
108,8
123,5
116,0
2,7
4,0
3,3
8 1
TOTAL
2
3
Sarana Yankes lainnya
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 59 ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
NO
KABUPATEN/ KOTA
NAMA RUMAH SAKIT
1
1
2
3
4
5
a
2
Karimun
Bintan
Natuna
Lingga
Batam
JUMLAH TEMPAT TIDUR 3
7
Tanjungpinang
Anambas
JUMLAH (PROVINSI)
(HIDUP +
PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM DIRAWAT
PASIEN KELUAR MATI
GDR
NDR
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
RSUD Karimun
165
2.528
3.375
5.903
141
141
282
81
81
162
55,8
41,8
47,8
32,0
24,0
27,4
RS Bakti Timah
50
1.552
1.447
2.969
16
15
31
9
11
20
10,3
10,4
10,4
5,8
7,6
6,7
RSU PROP. KEPRI - TG.UBAN
72
1.213
1.049
2.262
14
15
29
11,5
14,3
12,8
-
-
-
RSUD KAB. BINTAN
31
523
771
1.294
11
18
29
1
2
3
21,0
23,3
22,4
1,9
2,6
2,3
RSUD Natuna
99
2.026
2.455
4.481
34
42
76
18
22
40
16,8
17,1
17,0
8,9
9,0
8,9
RS TNI AU Natuna
10
3
3
6
-
-
-
RS Lapangan Lingga
29
459
558
1.017
15
11
26
7
8
15
32,7
19,7
25,6
15,3
14,3
14,7
RSUD Dabo
55
1.028
1.573
2.601
58
36
94
27
26
53
56,4
22,9
36,1
26,3
16,5
20,4
RSUD Embung Fatimah
209
4.020
6.030
10.050
252
-
252
133
133
62,7
25,1
33,1
RSBP Batam
204
-
-
39.349
137
138
275
50
64
114
#VALUE!
#VALUE!
7,0
#VALUE!
#VALUE!
2,9
Awal Bros
186
-
-
11.133
84
55
132
41
26
71
#VALUE!
#VALUE!
11,9
#VALUE!
#VALUE!
6,4
Budi kemulyaan
230
-
-
13.446
-
-
-
-
-
-
#VALUE!
#VALUE!
#VALUE!
#VALUE!
-
Harapan Bunda
103
3.507
5.974
9.481
-
-
-
-
-
-
1
3.704
5.421
9.125
97
65
162
31
23
54
26,2
12,0
Camantha Sahidya
100
1.204
3.644
4.848
23
13
36
4
2
6
19,1
Charis Medica
105
1.352
1.525
2.877
Permata Hati
48
206
1.081
1.287
Graha Hermin
25
685
1.178
1.863
Kasih Sayang Ibu
19
120
218
338
Mutiara Aini
29
704
704
Nuruddiniyyah
25
185
34
219
RSUD Tanjungpinang
155
4.452
4.451
RUMKITAL Dr. Midiyato Suratani
153
2.893
RSUD Prov. Kepri
71
RSL Palmatak
St. Elizabeth
6
PASIEN KELUAR MATI)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1 1
-
-
-
1
1
1
-
-
1 -
1
-
-
-
-
-
-
-
13,2
-
-
-
17,8
8,4
4,2
5,9
3,6
7,4
3,3
0,5
1,2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0,9
0,8
-
-
-
-
-
1,5
-
0,5
1,5
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1,4
4,3
-
-
-
-
-
1
3 -
-
#VALUE!
-
-
#VALUE!
-
-
-
8.903
181
180
361
96
95
191
40,7
40,4
40,5
21,6
21,3
21,5
2.367
5.260
130
71
201
11
9
20
44,9
30,0
38,2
3,8
3,8
3,8
1.276
857
2.133
72
51
123
28
50
78
56,4
59,5
21,9
58,3
15
572
430
1.002
20
14
34
20
14
34
35,0
32,6
33,9
35,0
32,6
33,9
2.189
33.508
45.145
142.551
1.287
866
2.146
559
436
994
38,4
19,2
15,1
16,7
9,7
7,0
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
-
-
-
TABEL 60 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
NO
KABUPATEN/KOTA
NAMA RUMAH SAKITa
1
1
2
3
4
5
2
Karimun
Bintan
Natuna
Lingga
Batam
JUMLAH PASIEN PASIEN JUMLAH PASIEN KELUAR PASIEN KELUAR MATI ≥ TEMPAT TIDUR 3
(HIDUP+MATI)
KELUAR MATI
4
5
48 JAM DIRAWAT 6
JUMLAH HARI PERAWATAN
BOR
LOS
7
8
9
RSUD Karimun
165
5.903
282
162
23.966
39,8
4,1
RS Bakti Timah
50
2.969
31
20
8.433
46,2
2,8
RSU PROP. KEPRI - TG.UBAN
72
2.262
29
5.400
20,5
2,4
RSUD KAB. BINTAN
31
1.294
29
3
4.459
39,4
3,4
RSUD Natuna
99
4.481
76
40
9.471
26,2
2,1
RS TNI AU Natuna
10
6
6
15
0,4
2,5
RS Lapangan Lingga
29
1.017
26
15
3.734
35,3
3,7
RSUD DABO
55
2.601
94
53
6.829
34,0
2,6
RSUD Embung Fatimah
100
6.948
252
133
20.556
56,3
3,0
RSBP Batam
204
8.405
416
178
45.929
61,7
5,5
Awal Bros
183
6.987
132
71
26.142
39,1
3,7
Budi kemulyaan
234
7.477
236
57
48.472
56,8
6,5
Harapan Bunda
100
6.878
65
37.457
102,6
5,4
St. Elizabeth
130
8.217
60
46
21.683
45,7
2,6
Camantha Sahidya
108
1.768
46
20
11.720
29,7
6,6
Charis Medica
105
3.421
-
-
8.556
22,3
2,5
Permata Hati
32
-
-
-
4.191
35,9
-
Graha Hermin
27
-
-
-
2.101
21,3
-
Kasih Sayang Ibu
31
-
-
-
-
-
-
Mutiara Aini
25
-
-
-
2.181
23,9
-
Nuruddiniyyah
25
-
-
-
724
7,9
-
-
-
-
RS Pembantu Detasemen 01.08.03
6
7
Tanjungpinang
Anambas
7
-
-
-
-
-
-
RSUD Tanjungpinang
155
8.903
361
191
34.692
61,3
3,9
RUMKITAL Dr. Midiyato Suratani
153
5.260
201
20
17.273
30,9
3,3
RSUD Prov. Kepri
71
2.133
123
78
7.880
30,4
3,7
RSL Palmatak
15
1.002
34
34
3.398
62,1
3,4
87932
2499
1121
355.262
43,9
4,0
JUMLAH (PROVINSI) Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013 Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
2216
ANAN DI RUMAH SAKIT AUAN RIAU 013
TOI 10
6,1 3,3 9,2 5,3 6,0 605,8 6,7 5,1 2,3 3,4 5,8 4,9 -0,1 3,1 15,7 8,7 -
-
2,46 7,33 8,46 2,1 5,2
TABEL 61 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
NO
KABUPATEN/ KOTA
1
2
RUMAH TANGGA JUMLAH
JUMLAH DIPANTAU
% DIPANTAU
BER PHBS *
%
4
5
6
7
8
1
Karimun
67.384
27.848
41,3
6.534
23,5
2
Bintan
25.644
12.012
46,8
4.994
41,6
3
Natuna
23.293
14.940
64,1
2.303
15,4
4
Lingga
23.718
22.274
93,9
5.052
22,7
5
Batam
500.172
83.513
16,7
56.167
67,3
6
Tanjungpinang
53.468
42.145
78,8
22.492
53,4
7
Kep. Anambas
11.007
3.356
30,5
122
3,6
704.686
206.088
29,2
97.664
47,39
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 62 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
NO
KABUPATEN/ KOTA
1
2
RUMAH JUMLAH YANG JUMLAH YANG ADA DIPERIKSA 4
5
% DIPERIKSA
JUMLAH YANG SEHAT
% RUMAH SEHAT
6
7
8
1
Karimun
62.818
16.721
26,6
12.396
74,1
2
Bintan
36.218
26.433
73,0
21.510
81,4
3
Natuna
18.514
11.505
62,1
3.261
28,3
4
Lingga
22.728
10.106
44,5
5.848
57,9
5
Batam
350.531
54.750
15,6
46.375
84,7
6
Tanjungpinang
47.590
17.618
37,0
15.715
89,2
7
Kep. Anambas
11.099
5.510
49,6
3.909
70,9
549.498
142.643
26,0
109.014
76,42
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013 Batam : belum ada survei
TABEL 63 PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
NO
KABUPATEN/ KOTA
JUMLAH RUMAH/BANGUNAN YANG ADA
2
4
1
RUMAH/BANGUNAN DIPERIKSA
RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
1
Karimun
63.805
13.794
21,62
9.119
66,11
2
Bintan
36.218
17.389
48,01
14.121
81,21
3
Natuna
18.514
9.097
49,14
3.336
36,67
4
Lingga
23.433
8.699
37,12
7.829
90,00
5
Batam
356.731
40.046
11,23
29.178
72,86
6
Tanjungpinang
50.113
204.770
408,62
173.990
84,97
7
Kep. Anambas
11.099
5.510
49,64
4.081
74,07
559.913
299.305
53,46
241.654
80,74
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013 *tidak ada survei
TABEL 64 PERSENTASE KELUARGA MENURUT JENIS SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
NO
KABUPATEN/ KOTA
1
2
JUMLAH KELUARGA YANG ADA 4
JENIS SARANA AIR BERSIH
JUMLAH KELUARGA DIPERIKSA SUMBER AIR BERSIHNYA
% KELUARGA DIPERIKSA
5
6
KEMASAN
LEDENG
SPT
MATA AIR
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
Karimun
66.343
17.380
26,2
-
0,00
2.171
12,49
2
Bintan
40.874
27.305
66,8
171
0,63
6.917
10,43
3
Natuna
23.293
10.139
43,5
34
0,34
4.959
4
Lingga
26.078
9.468
36,3
813
8,59
5
Batam
63.075
130.454
206,8
4.086
6
Tanjungpinang
57.524
12.936
22,5
7
Kep. Anambas
14.301
5.812
291.488
213.494
JUMLAH (PROVINSI)
SGL
0,07
11.763
67,68
-
-
-
15.153
55,50
406
21,29
214
0,92
4.046
39,91
-
3.408
13,07
-
-
3.190
33,69
-
3,13
108.445
171,93
0,03
11.683
8,96
2.052
-
0,00
2.675
4,65
-
0,00
9.346
72,25
-
40,6
-
0,00
3.210
22,45
-
-
195
3,36
-
73,2
5.104
2,39
131.785
61,73
247
0,12
55.376
25,94
2.458
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
12
21
ENIS SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN KABUPATEN/KOTA
JENIS SARANA AIR BERSIH MATA AIR
PAH
LAINNYA
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
16
17
18
19
20
21
22
-
903
5,20
857
4,93
15.706
90,37
69
0,25
673
2,46
23.389
85,66
-
369
3,64
517
5,10
10.139
100,00
-
458
4,84
1.394
14,72
9.263
97,83
3.833
2,94
334
0,26
130.454
100,00
39
0,30
576
4,45
12.636
97,68
-
0,00
2.407
41,41
5.812
100,00
5.671
2,66
6.758
3,17
207.399
97,15
1,49
1,57 1,15
97,15
207.399
TABEL 65 PERSENTASE KELUARGA MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
NO
KABUPATEN/ KOTA
1
2
JUMLAH KELUARGA DIPERIKSA SUMBER AIR MINUMNYA 5
1
Karimun
-
2
Bintan
27.305
3
Natuna
4
SUMBER AIR MINUM KELUARGA AIR KEMASAN
AIR ISI ULANG
LEDING METERAN
LEDING ECERAN
SUMUR TERLINDUNG
POMPA
MATA AIR TERLINDUNG
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
755
2,8
5.731
21,0
4.906
18,0
-
0,0
-
0,0
13.922
51,0
281
9.886
-
0,0
6.030
61,0
309
3,1
-
0,0
135
1,4
829
8,4
1.210
Lingga
4.401
212
4,8
221
5,0
-
0,0
-
0,0
-
0,0
1.695
38,5
53
5
Batam
63.075
8.349
13,2
5.457
8,7
34.942
55,4
658
1,0
123
0,2
1.478
2,3
321
6
Tanjungpinang
14.949
183
1,2
7.655
51,2
577
3,9
-
0,0
-
0,0
3.039
20,3
7
7
Kep. Anambas
6.409
-
0,0
815
12,7
-
0,0
-
0,0
-
0,0
432
6,7
5.162
9.499
7,5
25.909
20,6
40.734
32,3
658
0,5
258
0,2
21.395
17,0
JUMLAH (PROVINSI)
126.025
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
7034
MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN
SUMBER AIR MINUM KELUARGA MATA AIR TERLINDUNG
SUMUR TAK TERLINDUNG
AIR HUJAN
MATA AIR TAK TERLINDUNG
AIR SUNGAI
KELUARGA DENGAN SUMBER AIR MINUM TERLINDUNG
LAIN-LAIN
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1,0
-
0,0
1.431
5,2
-
0,0
-
0,0
280
1,0
25.595
93,7
12,2
-
0,0
441
4,5
1.098
11,1
-
0,0
-
0,0
8.513
86,1
1,2
-
0,0
209
4,7
16
0,4
-
0,0
1.172
26,6
2.181
49,6
0,5
488
0,8
70
0,1
-
0,0
-
0,0
-
0,0
51.328
81,4
0,0
3
0,0
92
0,6
-
0,0
-
0,0
0,6
11.461
76,7
-
0,0
3
0,0
-
0,0
-
0,0
-
0,0
6.409
100,0
491
0,4
2.246
1,8
1.114
0,9
0,0
1.536
1,2
105.487
83,7
80,5 5,6
0
84
TABEL 66 PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 JAMBAN NO
KABUPATEN/ KOTA
1
2
JUMLAH KELUARGA 4
KELUARGA DIPERIKSA
TEMPAT SAMPAH
KELUARGA MEMILIKI
KELUARGA DIPERIKSA
SEHAT
PENGELOL
KELUARGA MEMILIKI
KELUARGA DIPERIKSA
SEHAT
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
1
Karimun
62.059
10.781
17,4
9.565
88,7
7.840
82,0
10.882
17,5
8.982
82,5
7.732
86,1
10.298
2
Bintan
39.662
32.470
81,9
27.874
85,8
20.810
74,7
32.362
81,6
25.217
77,9
19.930
79,0
32.414
3
Natuna
17.769
2.299
12,9
1.714
74,6
1.073
62,6
2.709
15,2
1.646
60,8
681
41,4
2.569
4
Lingga
26.861
9.600
35,7
7.648
79,7
4.616
60,4
9.600
35,7
4.121
42,9
3.025
73,4
9.620
5
Batam
392.925
276.383
70,3 263.851
95,5
261.993
99,3
276.383
70,3 262.528
95,0 257.219
98,0
276.383
6
Tanjungpinang
57.741
12.681
22,0
11.388
89,8
11.260
98,9
12.681
22,0
10.971
86,5
10.401
94,8
12.681
7
Kep. Anambas
14.450
4.597
31,8
4.527
98,5
1.373
30,3
359
2,5
191
53,2
88
46,1
4.922
611.467
348.811
57,0 326.567
93,62
308.965
94,61
344.976
90,9 299.076
95,4
348.887
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
56,4 313.656
AN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR
PENGELOLAAN AIR LIMBAH KELUARGA DIPERIKSA
KELUARGA MEMILIKI
SEHAT
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
18
19
20
21
22
16,6
8.760
85,1
6.897
78,7
81,7
12.000
37,0
10.514
87,6
14,5
1.102
42,9
314
28,5
35,8
3.292
34,2
2.514
76,4
70,3
260.941
94,4
253.260
97,1
22,0
10.493
82,7
10.143
96,7
34,1
3
0,1
1
33,3
57,1
296.591
85,0
283.643
95,6
TABEL 67 PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
JUMLAH YG ADA
JUMLAH DIPERIKSA
JUMLAH SEHAT
% SEHAT
JUMLAH YG ADA
JUMLAH DIPERIKSA
JUMLAH SEHAT
% SEHAT
JUMLAH YG ADA
JUMLAH DIPERIKSA
JUMLAH SEHAT
% SEHAT
2
% SEHAT
1
TUPM LAINNYA
JUMLAH SEHAT
KABUPATEN/ KOTA
PASAR
JUMLAH DIPERIKSA
NO
RESTORAN/R-MAKAN
JUMLAH YG ADA
HOTEL
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
20
1
Karimun
58
35
35
100,00
160
132
123
93,18
16
4
3
75,00
893
706
683
96,74
2
Bintan
30
21
8
38,10
145
136
111
81,62
8
6
5
83,33
390
309
228
73,79
3
Natuna
15
13
9
69,23
117
90
48
53,33
10
9
5
55,56
-
-
-
4
Lingga
15
15
15
100,00
48
47
40
85,11
9
8
5
62,50
138
128
108
84,38
5
Batam
97
12
10
83,33
546
99
78
78,79
41
21
17
80,95
186
32
12
37,50
6
Tanjungpinang
42
20
18
90,00
357
235
229
97,45
2
1
1
100,00
638
427
406
95,08
7
Kep. Anambas
19
17
9
52,94
37
15
14
93,33
7
7
7
100,00
152
31
31
100,00
276
133
104
78,20
1.410
754
643
85,28
93
56
43
76,79
2.397
1.633
1.468
89,90
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
-
UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT
JUMLAH YG ADA
JUMLAH DIPERIKSA
JUMLAH SEHAT
% SEHAT
JUMLAH TUPM
21
22
23
24
1.127
877
844
96,24
573
472
352
74,58
142
112
62
55,36
210
198
168
84,85
870
164
117
71,34
1.039
683
654
95,75
215
70
61
87,14
4.176
2.576
2.258
87,66
TABEL 68 PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
NO
KABUPATEN/ KOTA
SARANA PELAYANAN KESEHATAN JUMLAH DIBINA
1
2
4
%
INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM JUMLAH DIBINA
5
6
4
168
135
80,4
-
%
SARANA PENDIDIKAN
PERKANTORAN
SARANA LAIN
%
JUMLAH
DIBINA
%
JUMLAH
DIBINA
%
JUMLAH
8
9
10
11
12
13
14
15
16
261
238
91,2
414
356
86,0
190
167
87,9
25
100,0
154
140
90,9
317
175
55,2
190
99
52,1
7
- #DIV/0!
160
120
75,0
145
127
87,6
109
60
55,0
72
5
6
7
1
Karimun
2
Bintan
96
90
93,8
67
3
Natuna
77
53
68,8
-
4
Lingga
138
127
92,0
12
10
83,3
219
138
63,0
236
86
36,4
132
50
37,9
45
5
Batam
464
245
52,8
241
114
47,3
598
232
38,8
947
181
19,1
273
91
33,3
99
6
Tanjungpinang
146
43
29,5
22
21
95,5
142
113
79,6
228
49
21,5
83
10
12,0
139
7
Kep. Anambas
69
69
100,0
-
- #DIV/0!
111
111
100,0
118
118
100,0
120
120
100,0
30
1.158
762
65,8
342
1.645
1.092
66,4
2.405
1.092
45,4
1.097
597
54,4
417
JUMLAH (PROVINSI)
- #DIV/0!
JUMLAH DIBINA
SARANA IBADAH
67
212
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
62,0
TITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA
SARANA LAIN
JUMLAH
DIBINA
%
JUMLAH
DIBINA
%
17
18
19
20
21
20
80,0
1.058
916
86,6
7
100,0
831
578
69,6
70
97,2
563
430
76,4
35
77,8
782
446
57,0
36
36,4
2.622
899
34,3
52
37,4
760
288
37,9
30
100,0
448
448
100,0
250
60,0
7.064
4.005
56,7
TABEL 69 KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2012
NO
NAMA OBAT
KEMASAN
TOTAL KEBUTUHAN SATU TAHUN
PEMAKAIAN TAHUN 2011
RATA-RATA PEMAKAIAN PER-BULAN
SISA STOK per 31 Des 2011
% KETERSEDIAAN (dalam %)=kolom 7/4x100%
1
2
3
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Alopurinol tablet 100 mg Aminofilin tablet 200 mg Aminofilin injeksi 24 mg/ml Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) Amoksisilin kapsul 250 mg Amoksisilin kaplet 500 mg Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg Metampiron tablet 500 mg Metampiron injeksi 250 mg Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g + polimiksin 10.000 IU/g Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg + Heksaklorofen 250 mg Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam Salisilat 3%
100 tablet/strip/blister , kotak 100 tablet / botol 30 ampul / kotak 100 tablet/strip/blister , kotak 120 kapsul/strip/blister, kotak 100 kaplet/strip, kotak Botol 60 ml 1000 tablet / botol 30 ampul / kotak
4 177 52,5 15 0 0 484,5 277,5 33 75
5 118 35 10 0 0 323 185 22 50
6 10 3 1 0 0 27 15 2 4
7 184 37 10 58 0 857 720 179 50
8 104 70 67
btl 1000 tablet
165
110
9
308
187
25 tube @ 5 g / kotak
0
0
0
0
10 supp / kotak
156
104
9
51
33
24 pot @ 30 g / kotak
33
22
2
39
118
Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg
100 tablet / botol
72
48
4
0
0
ktk 10 x 10 tablet
0
0
0
0
10 vial @20 ml / kotak 1000 tablet / botol
79,5 240
53 160
4 13
307 40
10 11 12 13 14
177 259 542 67
16 17
Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg + Levodopa 250 mg Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg
18
Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal)
ktk 10 x 10 tablet
0
0
0
0
19
Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal)
ktk 10 x 10 tablet
0
0
0
0
20 21
Atropin sulfat tablet 0,5 mg Atropin tetes mata 0,5%
500 tablet / botol 24 btl @ 5 ml / kotak
0 0
0 0
0 0
0 0
22
Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat)
30 ampul / kotak
19,5
13
1
36
185
23 24 25 26
Betametason krim 0,1 % Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml Deksametason tablet 0,5 mg Dekstran 70-larutan infus 6% steril
25 tube @ 5 g / kotak 100 ampul /kotak 1000 tablet / botol Botol 500 ml
202,5 24 1,5 0
135 16 1 0
11 1 0 0
64 130 1800 0
32 542 120000
15
386 17
27 28 29 30 31 32 33 34 35
Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) Diazepam Injeksi 5mg/ml Diazepam tablet 2 mg Diazepam tablet 5 mg Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) Diagoksin tablet 0,25 mg Efedrin tablet 25 mg (HCL) Ekstrks belladona tablet 10 mg
Botol 60 ml 1000 tablet / botol 30 ampul / kotak 1000 tablet / botol 250 tablet / botol 30 ampul / kotak 100 tablet / kotak 1000 tablet / botol 1000 tablet / botol
60 10,5 0 0 7,5 0 3 84 0
40 7 0 0 5 0 2 56 0
3 1 0 0 0 0 0 5 0
1250 227 120 28 30 30 48 20 0
2083 2162
36
Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL)
30 ampul /kotak
22,5
15
1
85
378
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
Etakridin larutan 0,1% Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml Fenobarbital tablet 30 mg Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg Fenol Gliserol tetes telinga 10% Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg Furosemid tablet 40 mg Gameksan lotion 1 %
Botol 300 ml ampul @ 2 ml 30 ampul / kotak 1000 tablet / botol 100 tablet / kotak 100 tablet / kotak 24 btl @ 5 ml / kotak 30 ampul / kotak 100 tablet / botol ktk 20 x 10 tablet Botol 30 ml
16,5 0 60 36 0 0 0 3 0 0 0
11 0 40 24 0 0 0 2 0 0 0
1 0 3 2 0 0 0 0 0 0 0
471 20 150 0 0 0 0 0 0 0 0
2855
3504
2336
195
319
9
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 2000 100
48
Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g 100 kantong/kotak tahan lembab ,Kalium klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g
49 50 51 52 53 54
Gentian Violet Larutan 1 % Glibenklamida tablet 5 mg Gliseril Gualakolat tablet 100 mg Gliserin Glukosa larutan infus 5% Glukosa larutan infus 10%
Botol 10 ml 100 tablet / kotak 1000 tablet / botol btl 100 ml btl 500 ml btl 500 ml
55
Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal)
10 amp @ 25 ml, kotak
22,5
15
1
760
56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
Griseofulvin tablet 125 mg, micronized Haloperidol tablet 0,5 mg Haloperidol tablet 1,5 mg Haloperidol tablet 5 mg Hidroklorotiazida tablet 25 mg Hidrkortison krim 2,5% Ibuprofen tablet 200 mg Ibuprofen tablet 400 mg Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg Kaptopril tablet 12,5 mg Kaptopril tablet 25 mg Karbamazepim tablet 200 mg Ketamin Injeksi 10 mg/ml Klofazimin kapsul 100 mg microzine Kloramfenikol kapsul 250 mg
ktk 10 x 10 tablet ktk 10 x 10 tablet ktk 10 x 10 tablet ktk 10 x 10 tablet 1000 tablet / botol 24 tube @ 5 g / kotak 100 tablet / botol ktk 10 x 10 tablet ktk 10 x 10 tablet 1000 tablet / botol ktk 10 x 10 tablet ktk 10 x 10 tablet ktk 10 x 10 tablet 10 vial @ 20 ml, kotak 100 kapsul / botol 250 kapsul / botol
0 0 0 0 1,5 0 0 274,5 90 33 313,5 480 0 0 0 45
0 0 0 0 1 0 0 183 60 22 209 320 0 0 0 30
0 0 0 0 0 0 0 15 5 2 17 27 0 0 0 3
0 0 0 0 0 0 0 311 0 172 0 5 0 0 0 0
400 1600 24
250 0
0
3378
0
113 0 521 0 1
0
72 73 74 75 76 77 78 79
Kloramfenikol tetes telinga 3 % Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + Sulfadoxin 500 mg Kotrimosazol Suspensi Kombinasi : Sulfametoksazol 200 mg + Trimetoprim 40 mg/ 5 ml
0 280,5 0 12 9 0
0 187 0 8 6 0
0 16 0 1 1 0
0 85 0 10 27 13
4,5
3
0
17
378
botol 60 ml
1642,5
1095
91
1838
112
ktk 10 x 10 tablet
502,5
335
28
518
103
ktk 10 x 10 tablet
0
0
0
30
ktk 60 tablet 30 ampul / kotak
1575 180
1050 120
88 10
283 120
18 67
109,5
73
6
260
237
135 60 0 0 0
90 40 0 0 0
8 3 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0
24 botol @ 5 ml / kotak 1000 tablet / botol 30 ampul / kotak 30 ampul / kotak 1000 tablet / botol 1000 tablet / botol 100 tablet / kotak
30 83 300
82 83
Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : Sulfametoksazol 400 mg, Trimetoprim 80 mg Kotrimosazol DOEN II (ediatric) Kombinasi : Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mg Kuinin (kina) tablet 200 mg Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml
84
Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml
30 vial / kotak
85 86 87 88 89
Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml Magnesium Sulfat serbuk 30 gram Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml Mebendazol tablet 100 mg Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 mg
10 vial / kotak 10 vial / kotak 10 sase @ 30 gr / kotak Botol 30 ml ktk 5 x 6 tablet ktk 10 x 10 tablet
607,5
405
34
688
113
91
Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml
30 ampul / kotak
285
190
16
0
0
92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112
Metronidazol tablet 250 mg Natrium Bikarbonat tablet 500 mg Natrium Fluoresein tetes mata 2 % Natrium Klorida larutan infus 0,9 % Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % Nistatin tablet salut 500.000 IU/g Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g Obat Batuk hitam ( O.B.H.) Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml Paracetamol tablet 100 mg Paracetamol tablet 500 mg Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) Pirantel tab. Score (base) 125 mg Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) Povidon Iodida larutan 10 % Povidon Iodida larutan 10 % Prednison tablet 5 mg Primakuin tablet 15 mg
100 tablet / kotak 1000 tablet / botol 24 botol @ 5 ml / kotak Botol / plastik 500 ml ktk 10 amp @ 10 ml ktk 10 x 10 tablet salut ktk 10 x 10 tablet Vaginal Botol 100 ml 25 tube @ 3,5 g / kotak 10 vial / kotak 30 ampul / kotak Botol 60 ml 100 tablet / botol 1000 tablet / botol botol @ 5 ml ktk 30 x 2 score 1000 tablet / botol Botol 30 ml Botol 300 ml 1000 tablet / botol 1000 tablet / botol
70,5 103,5 0 1950 0 0 0 0 105 0 82,5 5005,5 0 213 0 190,5 102 0 15 61,5 388,5
47 69 0 1300 0 0 0 0 70 0 55 3337 0 142 0 127 68 0 10 41 259
4 6 0 108 0 0 0 0 6 0 5 278 0 12 0 11 6 0 1 3 22
40 0 0 0 0 20 20 600 25 30 50 1148 0 81 0 0 60 420 398 98 102
57 0
80 81
90
0
24 61 23 38 0 59 2653 159 26
18 0 0 0 6600
12 0 0 0 4400
1 0 0 0 367
14 23 0 0 7093
107
33
22
2
9
27
412,5
275
23
355
86
10 vial / kotak
7,5
5
0
5
67
Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II)
1 vial / kotak
0
0
0
0
122
Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.)
10 vial / kotak
0
0
0
0
123
Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.)
10 ampul / kotak
150
100
8
7
124
Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.)
10 vial / kotak
0
0
0
0
125
Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg
100 ampul / kotak
66
44
4
0
0
126 127 128 129 130
Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % Tetrakain HCL tetes mata 0,5% Tetrasiklin kapsul 250 mg Tetrasiklin kapsul 500 mg Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml
ktk 24 btl @ 5 ml ktk 24 btl @ 5 ml 1000 kapsul / botol ktk 10 x 10 kapsul ktk 30 amp @ 1 ml
0 0 3 0 0
0 0 2 0 0
0 0 0 0 0
0 0 62 160 75
2067
131
Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat)
1000 tablet / botol
78
52
4
10
13
132
Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp
Ampul @ 10 ml
0
0
0
0
133 134 135
Triheksifenidil tablet 2 mg Vaksin Rabies Vero Vitamin B Kompleks tablet
ktk 10 x 10 tablet 1 kuur / set 1000 tablet / botol
0 57 99
0 38 66
0 3 6
0 362 68
635 69
JUMLAH
144253
3793 6289 785 3078 12904 6271 1530
28,33345783 17,69555431 16,61375661 38,32171315 40,16184251 15,61426224 3,809571236
113 114 115 116 117
100 tablet / botol 100 tablet / botol 250 tablet / botol 1000 tablet /botol btl 500 ml
119
Propillitiourasil tablet 100 mg Propanol tablet 40 mg (HCL) Reserpin tablet 0,10 mg Reserpin tablet 0,25 mg Ringer Laktat larutan infus Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap 4% Salisil bedak 2%
120
Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I)
121
118
24 pot @ 30 g / kotak 50 gram / kotak
78
5
VAKSIN 136 137 138 139 140 141 142 143 144
BCG TT DT CAMPAK 10 Dosis POLIO 10 Dosis DPT-HB HEPATITIS B 0,5 ml ADS POLIO 20 Dosis CAMPAK 20 Dosis
Dos Dos Dos Dos Dos Dos Dos Dos Dos
13387 35540 4725 8032 32130 40162 40162
JUMLAH Sumber : Seksi Farmasi, Makanan dan Minuman Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2011
9594 29251 3940 4954 19226 33891 38632
800 2438 328 413 1602 2824 3219
160,5501579
TABEL 69 KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT PROVINSI KEPULAUAN RIAU #REF! TAHUN 2013 #REF!
NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Sumber:
NAMA OBAT 2
Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml Amoksisilin kapsul 500 mg Antasida DOEN tablet Antalgin tablet 500 mg Deksametason inj 5 mg/ml – 2ml Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml Dekstrometorfan Tab 15 mg Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml Gliserin Guaiakolat tab 100 mg Glukosa Larutan Infus 5 % steril Ibuprofen tablet 200 mg Kloramfenikol kapsul 250 mg Kotrimoksazol tablet 480 mg Kotrimoksazol tablet 120 mg Kotrimoksazol Sirup Klorfeniramini Maleat tab 4 mg Kloroquin tablet Natrium Klorida Infus 0,9 % steril Parasetamol Tablet 500 mg Ringer Laktat Infus steril Vitamin B Kompleks Kapsul Retinol 200.000 IU Tablet Tambah darah Multivitamin Sirup Garam Oralit OAT Kat 1 OAT Kat 2 OAT Kat 3 OAT Kat Sisipan OAT Kat Anak Pyrantel Pamoat 125 mg tablet Salep 2-4 Infus set dewasa Infus set anak
SATUAN
STOCK OBAT
PEMAKAIAN RATA-RATA/ BULAN
TINGKAT KECUKUPAN (BULAN)
PERSENTASE TINGKAT KECUKUPAN
3
4
5
6
7
Btl 60 ml Ktk @ 120 kap Btl @ 1000 tab Btl @ 1000 tab Ktk @ 100 ampul Btl 60 ml Btl @ 1000 tab Ktk @ 100 ampul Btl @ 1000 tab Btl 500 ml Btl @ 100 tab Btl @ 250 Kapsul Btl @ 100 tab Btl @ 100 tab Btl 60 ml Tablet Tablet Btl 500 ml Btl @ 1000 tab Btl 500 ml Btl @ 1000 Kapsul Btl @ 30 Kapsul Ktk @ 30 Tablet Botol Bungkus Pkt Pkt Pkt Pkt Pkt Btl @ 1000 Tablet Pot Kantong Kantong
43330 9507 9507
1600 332 332
27,08 28,64 28,64 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
150,45 159,09 159,09 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
KARIMUN NO
PEMILIKAN/PENGELOLA
FASILITAS KESEHATAN
1
2
PEMILIKAN
KEMENKES
PEM.PROV
PEM.KAB/ KOTA
TNI/POLRI
BUMN
SWASTA
JUMLAH
3
4
5
6
7
8
9
1
RUMAH SAKIT UMUM
1
1
2
2
RUMAH SAKIT JIWA
-
3
RUMAH SAKIT BERSALIN
-
4
RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
-
5
PUSKESMAS PERAWATAN
3
3
6
PUSKESMAS NON PERAWATAN
6
6
7
PUSKESMAS KELILING
2
2
8
PUSKESMAS PEMBANTU
37
37
9
RUMAH BERSALIN
2
2
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK
12
12
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA
2
2
56
56
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL
0
-
14 POSKESDES
70
15 POSYANDU
221
16 APOTEK 17 TOKO OBAT
2
16
18
53
53
18 GFK
-
19 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
-
20 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
-
ovince, 2013
BINTAN NO
PEMILIKAN/PENGELOLA
FASILITAS KESEHATAN
1
2
1
RUMAH SAKIT UMUM
2
PEMILIKAN
KEMENKES
PEM.PROV
PEM.KAB/KOTA
TNI/POLRI
BUMN
SWASTA
JUMLAH
3
4
5
6
7
8
9
0
0
1
0
0
0
RUMAH SAKIT JIWA
0
0
0
0
0
-
3
RUMAH SAKIT BERSALIN
0
0
0
0
-
4
RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
0
0
0
0
-
5
PUSKESMAS PERAWATAN
5
5
6
PUSKESMAS NON PERAWATAN
7
7
7
PUSKESMAS KELILING
8
PUSKESMAS PEMBANTU
9
RUMAH BERSALIN
0
1
29 0
0
2
2
0
0
17
17
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA
0
15
15
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN
0
18
18
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL
0
8
8
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK
0
0
0
0
29
0
14 POSKESDES
56
15 POSYANDU
146
146
16 APOTEK
0
0
0
0
0
9
9
17 TOKO OBAT
0
0
0
0
0
31
31
18 GFK
0
0
1
0
0
0
1
19 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
0
0
0
0
0
0
-
0
0
0
0
0
-
20 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL 0 Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
NATUNA NO
PEMILIKAN/PENGELOLA
FASILITAS KESEHATAN
1
2
PEMILIKA
KEMENKES
PEM.PROV
PEM.KAB/KOTA
TNI/POLRI
BUMN
SWASTA
JUMLAH
3
4
5
6
7
8
9
1
RUMAH SAKIT UMUM
0
0
1
1
0
0
2
2
RUMAH SAKIT JIWA
0
0
0
0
0
0
-
3
RUMAH SAKIT BERSALIN
0
0
0
0
0
0
-
4
RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
0
0
0
0
0
0
-
5
PUSKESMAS PERAWATAN
8
6
PUSKESMAS NON PERAWATAN
5
7
PUSKESMAS KELILING
16
8
PUSKESMAS PEMBANTU
31
9
RUMAH BERSALIN
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
2
0
1
3
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA
0
3
3
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN
0
15
12
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL
0
0
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK
-
14 POSKESDES
22
15 POSYANDU
115
16 APOTEK
0
0
13
1
0
6
20
17 TOKO OBAT
0
0
0
0
0
6
6
18 GFK
0
0
1
0
0
0
1
19 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
0
0
0
0
0
0
-
0
0
0
0
0
-
20 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL 0 Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
LINGGA NO
PEMILIKAN/PENGELOLA
FASILITAS KESEHATAN
1
2
PEMILIKA
KEMENKES
PEM.PROV
PEM.KAB/KOTA
TNI/POLRI
BUMN
SWASTA
JUMLAH
3
4
5
6
7
8
9
1
RUMAH SAKIT UMUM
0
0
2
0
0
0
2
2
RUMAH SAKIT JIWA
0
0
0
0
0
0
-
3
RUMAH SAKIT BERSALIN
0
0
0
0
0
0
-
4
RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
0
0
0
0
0
0
-
5
PUSKESMAS PERAWATAN
4
4
6
PUSKESMAS NON PERAWATAN
3
3
7
PUSKESMAS KELILING
5
5
8
PUSKESMAS PEMBANTU
36
36
9
RUMAH BERSALIN
0
0
0
0
0
0
-
0
0
0
0
0
0
-
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA
0
1
1
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN
0
16
16
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL
0
0
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK
14 POSKESDES 15 POSYANDU
-
1
1
167
167
16 APOTEK
0
0
0
0
0
5
5
17 TOKO OBAT
0
0
0
0
0
7
7
18 GFK
0
0
1
0
0
0
1
19 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
0
0
0
0
0
0
-
0
0
0
0
0
-
20 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL 0 Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
BATAM NO
PEMILIKAN/PENGELOLA
FASILITAS KESEHATAN
1
2
PEMILIKAN
KEMENKES
PEM.PROV
PEM.KAB/KOTA
TNI/POLRI
BUMN
SWASTA
JUMLAH
3
4
5
6
7
8
9
1
RUMAH SAKIT UMUM
0
0
1
0
1
6
2
RUMAH SAKIT JIWA
0
0
0
0
0
0
-
3
RUMAH SAKIT BERSALIN
0
0
0
0
0
0
-
4
RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
0
0
0
0
0
8
8
5
PUSKESMAS PERAWATAN
0
0
3
0
0
0
3
6
PUSKESMAS NON PERAWATAN
0
0
13
0
0
0
13
7
PUSKESMAS KELILING
0
0
38
0
0
0
38
8
PUSKESMAS PEMBANTU
0
0
55
0
0
0
55
9
RUMAH BERSALIN
0
0
0
0
0
58
58
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK
1
0
1
1
0
163
166
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA
0
0
0
0
0
0
-
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN
0
0
0
0
0
0
-
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL
0
0
0
0
0
0
-
14 POSKESDES
0
0
24
0
0
7
31
15 POSYANDU
0
0
360
0
0
0
360
16 APOTEK
0
0
1
0
2
116
119
17 TOKO OBAT
0
0
0
0
0
91
91
18 GFK
0
0
0
0
0
0
-
19 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
0
0
0
0
0
0
-
0
0
0
0
0
-
20 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL 0 Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
8
TANJUNGPINANG NO
PEMILIKAN/PENGELOLA
FASILITAS KESEHATAN
1
2
PEMILIKAN
KEMENKES
PEM.PROV
PEM.KAB/KOTA
TNI/POLRI
BUMN
SWASTA
JUMLAH
3
4
5
6
7
8
9
1
RUMAH SAKIT UMUM
1
1
1
0
0
3
2
RUMAH SAKIT JIWA
0
-
3
RUMAH SAKIT BERSALIN
0
-
4
RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
0
-
5
PUSKESMAS PERAWATAN
2
2
6
PUSKESMAS NON PERAWATAN
4
4
7
PUSKESMAS KELILING
5
5
8
PUSKESMAS PEMBANTU
12
12
9
RUMAH BERSALIN
0
10
10
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK
0
10
10
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA
0
0
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN
0
170
170
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL
0
12
12
-
14 POSKESDES
18
18
15 POSYANDU
148
148
16 APOTEK
35
35
17 TOKO OBAT
47
47
18 GFK 19 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 20 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
0
0
-
ANAMBAS NO
PEMILIKAN/PENGELOLA
FASILITAS KESEHATAN
1
2
PEMILIKAN
KEMENKES
PEM.PROV
PEM.KAB/ KOTA
TNI/POLRI
BUMN
SWASTA
JUMLAH
3
4
5
6
7
8
9
1
RUMAH SAKIT UMUM
0
0
1
0
0
0
1
2
RUMAH SAKIT JIWA
0
0
0
0
0
0
-
3
RUMAH SAKIT BERSALIN
0
0
0
0
0
0
-
4
RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
0
0
0
0
0
0
-
5
PUSKESMAS PERAWATAN
3
3
6
PUSKESMAS NON PERAWATAN
4
4
7
PUSKESMAS KELILING
0
9
8
PUSKESMAS PEMBANTU
0
21
9
RUMAH BERSALIN
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA
0
0
-
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN
0
0
-
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL
0
1
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK
1
1
14 POSKESDES
13
13
15 POSYANDU
58
58
16 APOTEK
0
0
0
0
0
1
17 TOKO OBAT
0
0
0
0
0
0
18 GFK
0
0
1
0
0
0
19 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
0
0
0
0
0
0
-
0
0
0
0
0
-
20 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL 0 Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
1 1
PROVINSI NO
PEMILIKAN/PENGELOLA
FASILITAS KESEHATAN
1
2
KEMENKES
PEM.PROV
PEM.KAB/KOTA
TNI/POLRI
BUMN
SWASTA
JUMLAH
3
4
5
6
7
8
9
1
RUMAH SAKIT UMUM
0
2
8
2
1
7
20
2
RUMAH SAKIT JIWA
0
0
0
0
0
0
-
3
RUMAH SAKIT BERSALIN
0
0
0
0
0
0
-
4
RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
0
0
0
0
0
8
5
PUSKESMAS PERAWATAN
28
6
PUSKESMAS NON PERAWATAN
42
7
PUSKESMAS KELILING
75
8
PUSKESMAS PEMBANTU
9
RUMAH BERSALIN
8
221 0
0
0
0
0
73
73
1
0
1
4
0
203
209
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA
0
21
21
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN
0
275
275
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL
0
21
21
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK
14 POSKESDES
211
15 POSYANDU
1.215
16 APOTEK
0
0
14
1
4
188
207
17 TOKO OBAT
0
0
0
0
0
235
235
18 GFK
0
0
4
0
0
0
4
19 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
0
0
0
0
0
0
-
0
0
0
0
0
-
20 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL 0 Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 71 SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN LABKES DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
NO
KABUPATEN KOTA
UNIT KERJA
JUMLAH
%
3
4
5
6
7
RUMAH SAKIT UMUM
2
2
100,00
2
100,00
RUMAH SAKIT JIWA
0
0
0
RUMAH SAKIT KHUSUS
0
0
0
PUSKESMAS
9
7
77,78
11
9
81,82
RUMAH SAKIT UMUM
2
2
100,00
RUMAH SAKIT JIWA
0
0
0
RUMAH SAKIT KHUSUS
0
0
0
PUSKESMAS
12
12
100,00
14
14
100,00
RUMAH SAKIT UMUM
2
2
100,00
RUMAH SAKIT JIWA
0
0
0
RUMAH SAKIT KHUSUS
0
0
0
PUSKESMAS
13
13
100,00
15
15
100,00
RUMAH SAKIT UMUM
1
1
100,00
RUMAH SAKIT JIWA
0
0
0
RUMAH SAKIT KHUSUS
1
1
1,00
PUSKESMAS
7
7
100,00
9
9
201
JUMLAH (KAB/KOTA)
2
BINTAN
JUMLAH (KAB/KOTA)
3
NATUNA
JUMLAH (KAB/KOTA)
4
LINGGA
JUMLAH (KAB/KOTA)
4 (EMPAT) SPESIALIS DASAR
%
2
KARIMUN
LABORATORIUM KESEHATAN JUMLAH
1
1
JUMLAH
0,00
1
50,00
1
50,00
5
BATAM
RUMAH SAKIT UMUM
8
8
100,00
RUMAH SAKIT JIWA
0
0
0
RUMAH SAKIT KHUSUS
6
0
0,00
PUSKESMAS
16
14
87,50
30
22
73,33
RUMAH SAKIT UMUM
3
3
100,00
RUMAH SAKIT JIWA
0
0
0
RUMAH SAKIT KHUSUS
0
0
0
PUSKESMAS
6
6
100,00
9
9
100,00
RUMAH SAKIT UMUM
2
2
100,00
RUMAH SAKIT JIWA
0
0
0
RUMAH SAKIT KHUSUS
0
0
0
PUSKESMAS
7
3
42,86
9
5
55,56
RUMAH SAKIT UMUM
20
20
100,00
RUMAH SAKIT JIWA
0
0
0
RUMAH SAKIT KHUSUS
7
1
14,29
PUSKESMAS
70
62
88,57
97
83
85,57
JUMLAH (KAB/KOTA)
6
TANJUNGPINANG
JUMLAH (KAB/KOTA)
7
KEP. ANAMBAS
JUMLAH (KAB/KOTA)
8
TOTAL
JUMLAH (PROVINSI) Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
8
100,00
0,00
0,00
0,00
TABEL 72 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 POSYANDU NO
KABUPATEN/ KOTA
PRATAMA JUMLAH
1
2
MADYA
%
4
5
JUMLAH 6
PURNAMA %
JUMLAH
7
%
8
9
MANDIRI JUMLAH
%
10
POSYANDU AKTIF
JUMLAH
11
JUMLAH 12
%
JUMLAH
%
13
14
15
1
Karimun
7
3,32
96
45,50
87
41,23
21
9,95
211
100,00
111
52,61
2
Bintan
4
2,61
22
14,38
114
74,51
13
8,50
153
100,00
153
100,00
3
Natuna
20
17,24
57
49,14
37
31,90
2
1,72
116
100,00
116
100,00
4
Lingga
55
32,93
69
41,32
38
22,75
5
2,99
167
100,00
167
100,00
5
Batam
40
23,95
229
57,25
95
23,75
36
9,00
400
113,95
102
25,50
6
Tanjungpinang
1
0,81
47
37,90
52
41,94
24
19,35
124
100,00
76
61,29
7
Kep. Anambas
33
56,90
17
29,31
7
12,07
1
1,72
58
100,00
58
100,00
160
13,02
537
43,69
430
34,99
102
8,30
1229
100,00
783
63,71
JUMLAH (PROVINSI)
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
0,84
TABEL 73 UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 JUMLAH NO
KABUPATEN/ KOTA
1
2
DESA SIAGA
DESA/ KELURAHAN
JUMLAH
4
5
DESA SIAGA AKTIF %
JUMLAH
%
6
7
POSKESDES
POSYANDU
8
9
1
Karimun
71
63
88,73
63
88,73
79
214
2
Bintan
51
51
100,00
51
100,00
57
153
3
Natuna
76
76
100,00
73
96,05
25
116
4
Lingga
73
56
76,71
18
24,66
1
167
5
Batam
64
64
100,00
64
100,00
34
360
6
Tanjungpinang
18
18
100,00
18
100,00
18
124
7
Kep. Anambas
54
54
100,00
54
100,00
4
58
407
382
93,86
341
83,78
218
1.192
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 74 JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
NO
KABUPATEN/KOTA
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Puskesmas
0
0
0
35
21
56
35
21
56
4
6
10
RS
13
5
18
9
12
21
22
17
39
2
3
5
Sarana Kesehatan lainnya
0
0
0
2
4
6
2
4
6
1
0
1
13
5
18
46
37
83
59
42
101
7
9
16
11,2
4,5
8,0
39,8
33,6
36,7
51,0
38,1
44,7
6,1
8,2
7,1
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
0
0
2
3
5
2
3
5
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
13
5
18
48
40
88
61
45
106
7
9
16
Puskesmas
3
0
3
31
33
64
34
33
67
4
13
17
RS
7
0
7
6
17
23
13
17
30
2
1
3
Sarana Kesehatan lainnya
0
0
0
1
2
3
1
2
3
0
0
0
10
0
10
38
52
90
48
52
100
6
14
20
12,1
0,0
6,2
45,8
67,2
56,1
57,9
67,2
62,4
7,2
18,1
12,5
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
10
0
10
39
52
91
49
52
101
6
14
20
Puskesmas
0
0
0
21
11
32
21
11
32
2
5
7
RS
3
2
5
6
2
8
9
4
13
2
1
3
Sarana Kesehatan lainnya
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
3
2
5
28
13
41
31
15
46
4
6
10
7,1
5,0
6,1
66,2
32,8
50,0
73,2
37,8
56,1
9,5
15,1
12,2
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
0
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
JUMLAH (KAB/KOTA)
3
2
5
29
13
42
32
15
47
5
6
11
Puskesmas
0
0
0
3
3
6
3
3
6
1
2
3
RS
0
0
0
7
2
9
7
2
9
2
0
2
Sarana Kesehatan lainnya
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
5
15
10
5
15
3
2
5
0,0
0,0
0,0
18,6
10,2
14,6
18,6
10,2
14,6
5,6
4,1
4,9
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
0
0
2
0
2
2
0
2
0
1
1
JUMLAH (KAB/KOTA)
0
0
0
12
5
17
12
5
17
3
3
6
2
KARIMUN
3
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
BINTAN JUMLAH RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
3
NATUNA JUMLAH RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
4
DOKTER GIGI b
JUMLAH
P
JUMLAH
2
DOKTER UMUM
L 1
1
DR SPESIALIS a
UNIT KERJA
LINGGA JUMLAH RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
NO
KABUPATEN/KOTA
UNIT KERJA
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
0
0
0
25
70
95
25
70
95
2
27
29
112
48
160
54
52
106
166
100
266
0
0
96
0
0
0
207
186
393
207
186
393
19
54
73
JUMLAH
112
48
160
286
308
594
398
356
754
0
0
198
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
17,5
8,7
13,5
76,4
56,1
50,0
62,3
64,8
63,5
0,0
0,0
16,7
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
112
48
160
286
308
594
398
356
754
0
0
198
Puskesmas
0
0
0
5
15
20
5
15
20
1
8
9
RS
43
6
49
14
19
33
57
25
82
3
6
9
Sarana Kesehatan lainnya
5
1
6
33
45
78
38
46
84
3
12
15
48
7
55
52
79
131
100
86
186
7
26
33
41,3
6,2
24,0
44,7
70,1
57,2
86,0
76,3
81,3
6,0
23,1
14,4
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
2
3
5
2
3
5
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
0
2
2
2
4
2
2
4
0
1
1
JUMLAH (KAB/KOTA)
48
7
57
56
84
140
104
91
195
7
27
34
Puskesmas
0
0
0
13
11
24
13
11
24
2
3
5
RS
0
0
0
15
7
22
15
7
22
1
0
1
Sarana Kesehatan lainnya
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
28
18
46
28
18
46
4
5
9
0,0
0,0
0,0
120,0
84,2
102,9
120,0
84,2
102,9
17,1
23,4
20,1
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
0
0
1
2
3
1
2
3
0
1
1
JUMLAH (KAB/KOTA)
0
0
0
29
20
49
29
20
49
4
6
10
BATAM
RS
JUMLAH (KAB/KOTA) TANJUNGPINANG JUMLAH RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
7
KEP. ANAMBAS JUMLAH RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
8
PROVINSI
Puskesmas
0
0
0
0
0
0
0
0
RS
0
0
0
0
0
0
0
0
Sarana Kesehatan lainnya
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN PROVINSI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (PROVINSI)
0
0
Puskesmas 9
DOKTER GIGI b
JUMLAH
P
Sarana Kesehatan lainnya
6
DOKTER UMUM
L Puskesmas 5
DR SPESIALIS a
TOTAL
RS
3
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
-
0
0
0
0
3
133
164
297
136
164
300
16
64
80
178
61
239
111
111
222
289
172
461
12
11
23
5
1
6
244
237
481
249
238
487
23
66
89
186
62
248
488
512
1.000
674
574
1.248
51
141
192
Sarana Kesehatan lainnya JUMLAH
0
18,2
6,5
12,5
-
-
-
47,7
53,3 2
50,4 3
65,9 5
59,8 2
62,9 3
5
5,0
14,7
9,7
-
-
-
NO
KABUPATEN/KOTA
DR SPESIALIS a
UNIT KERJA L
P
DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA
-
JUMLAH TOTAL
186
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
DOKTER UMUM L+P
62
L
P
DOKTER GIGI b
JUMLAH L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
2
9
7
16
9
7
16
1
3
4
250
499
522
1.021
685
584
1.269
52
144
196
TABEL 75 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 PERAWAT
BIDAN NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
UNIT KERJA
2
KARIMUN
3
SARJANA KEPERAWATAN
BIDAN
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Puskesmas
5
164
169
0
2
2
31
100
131
18
27
45
49
130
179
2
3
5
RS
9
24
33
10
16
26
47
89
136
9
18
27
66
123
189
0
2
2
Sarana Kesehatan Lain
0
8
8
0
0
0
0
4
4
2
0
2
2
4
6
0
0
0
14
196
210
10
18
28
78
193
271
29
45
74
117
257
374
2
5
7
32,76
101,21
233,10
165,59
1,73
4,54
3,10
92,98
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
14
196
210
10
18
28
78
193
271
29
45
74
117
257
374
2
5
7
Puskesmas
11
114
125
1
11
12
32
106
138
3
2
5
36
119
155
1
7
8
RS
6
18
24
8
17
25
19
69
88
0
0
0
27
86
113
0
0
0
Sarana Kesehatan Lain
0
4
4
2
5
7
1
6
7
0
0
0
3
11
14
0
0
0
17
136
153
11
33
44
52
181
233
3
2
5
66
216
282
1
7
8
3,12
79,57
279,13
175,89
1,21
9,05
4,99
BINTAN JUMLAH RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
95,43
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
2
6
8
1
1
2
2
1
3
0
0
0
3
2
5
0
1
1
JUMLAH (KAB/KOTA)
19
142
161
12
34
46
54
182
236
3
2
5
69
218
287
1
8
9
Puskesmas
7
93
100
1
4
5
45
119
164
0
0
0
46
123
169
1
3
4
RS
0
33
33
2
6
8
28
65
93
0
0
0
30
71
101
2
1
3
Sarana Kesehatan Lain
0
0
0
0
0
0
3
1
4
0
0
3
1
4
0
0
0
7
126
133
3
10
13
76
185
261
0
0
79
195
274
3
4
7
0,00
186,66
491,89
334,28
7,09
10,09
8,54
NATUNA JUMLAH RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
4
L 5
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
3
PERAWAT GIGI
JUMLAH
4
JUMLAH
2
a
DIII BIDAN JUMLAH
D-I PERAWATb
D-III PERAWAT
0
162,26
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
1
1
2
0
2
2
2
0
2
0
0
0
2
2
4
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
8
127
135
3
12
15
78
185
263
0
0
0
81
197
278
3
4
7
Puskesmas
1
95
96
3
1
4
30
64
94
7
12
19
40
77
117
1
5
6
RS
0
45
45
2
8
10
11
52
63
1
9
10
14
69
83
1
1
2
Sarana Kesehatan Lain
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
140
141
5
9
14
41
116
157
8
21
29
54
146
200
2
6
8
28,14
100,27
296,75
194,08
3,71
12,20
7,76
LINGGA JUMLAH RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
136,82
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
3
3
0
0
0
1
3
4
2
2
4
3
5
8
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
1
143
144
5
9
14
42
119
161
10
23
33
57
151
208
2
6
8
PERAWAT
BIDAN NO
5
KABUPATEN/KOTA
BATAM
UNIT KERJA
SARJANA KEPERAWATAN
BIDAN
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
172
172
0
0
0
30
122
152
0
0
0
30
122
152
0
2
2
RS
0
282
282
0
0
0
196
897
1093
0
0
0
196
897
1093
2
17
19
Sarana Kesehatan Lain
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
454
454
0
0
0
226
1019
1245
0
0
0
226
1019
1245
2
19
21
0,00
35,40
185,50
104,82
0,34
3,46
1,85
38,22
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
6
27
33
0
0
0
4
11
15
10
38
48
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
0
0
2
1
3
0
0
0
1
9
10
3
10
13
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
0
454
454
8
28
36
226
1019
1245
5
20
25
239
1067
1306
2
19
21
Puskesmas
24
80
104
0
7
7
16
53
69
0
0
0
16
60
76
0
6
6
RS
8
42
50
23
152
175
41
212
253
0
0
0
64
364
428
5
3
8
Sarana Kesehatan Lain
1
32
33
1
3
4
9
31
40
0
0
0
10
34
44
0
0
0
33
154
187
24
162
186
66
296
362
0
0
0
90
458
548
5
9
14
0,00
77,42
406,53
239,39
4,30
7,99
6,12
TANJUNGPINANG JUMLAH RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
81,69
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
23
23
3
15
18
1
1
2
0
0
0
4
16
20
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
2
12
14
1
3
4
8
4
12
0
0
0
9
7
16
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
35
189
224
28
180
208
75
301
376
0
0
0
103
481
584
5
9
14
Puskesmas
0
79
79
0
1
1
62
78
140
0
0
0
62
79
141
0
1
1
RS
0
19
19
2
2
4
18
21
39
0
0
0
20
23
43
0
1
1
Sarana Kesehatan Lain
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
98
98
2
3
5
80
99
179
0
0
0
82
102
184
0
2
2
0,00
351,42
477,30
411,60
0,00
9,36
4,47
KEP. ANAMBAS JUMLAH RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
8
L 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
7
PERAWAT GIGI
JUMLAH
Puskesmas
JUMLAH
6
a
DIII BIDAN JUMLAH
D-I PERAWATb
D-III PERAWAT
219,22
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
6
6
0
2
2
12
3
15
0
0
0
12
5
17
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
0
104
104
2
5
7
92
102
194
0
0
0
94
107
201
0
2
2
PROVINSI
Puskesmas
0
0
0
0
0
0
0
0
RS
0
0
0
0
0
0
0
0
Sarana Kesehatan Lain
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN PROVINSI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (PROVINSI) 9
TOTAL
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Puskesmas
48
797
845
5
26
31
246
642
888
28
41
69
279
710
989
5
27
32
RS
23
463
486
47
201
248
360
1.405
1.765
10
27
37
417
1.633
2.050
10
25
35
1
44
45
3
8
11
13
42
55
2
2
18
50
68
72
1.304
1.376
55
235
290
619
2.089
2.708
40
108
714
2.393
3.107
15
52
67
5,45
69,80
249,31
156,70
1,47
5,42
3,38
-
-
Sarana Kesehatan Lain JUMLAH RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA JUMLAH TOTAL Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
68
69,40 -
-
23
23
9
42
51
1
1
2
4
11
15
14
54
68
-
5
28
33
4
9
13
25
11
36
3
11
14
32
31
63
-
77
1.355
1.432
68
286
354
645
2.101
2.746
47
90
137
760
2.478
3.238
-
15
-
1
1
53
68
PERAWAT
BIDAN NO
KABUPATEN/KOTA
UNIT KERJA
SARJANA KEPERAWATAN
BIDAN
a
DIII BIDAN JUMLAH
L Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
P
L+P
D-I PERAWATb
D-III PERAWAT L
P
L+P
L
P
L+P
PERAWAT GIGI
JUMLAH L
P
L+P
L
P
L+P
TABEL 76 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 TENAGA KEFARMASIAN APOTEKER DAN SARJANA FARMASI a
TENAGA GIZI
D-III FARMASI DAN ASS APOTEKER
D-IV/SARJANA GIZI a
NO
KABUPATEN/KOTA
UNIT KERJA
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Puskesmas
0
2
2
1
7
8
1
9
10
0
0
0
1
4
5
1
4
5
RS
0
7
7
6
10
16
6
17
23
0
1
1
0
3
3
0
4
4
Sarana Kesehatan
0
3
3
2
2
4
2
5
7
0
0
0
0
3
3
0
3
3
0
12
12
9
19
28
9
31
40
0
1
1
1
10
11
1
11
12
7,79
28,12
17,71
0,87
9,98
5,31
1
KARIMUN JUMLAH
JUMLAH
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
2
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
0
12
12
9
19
28
9
31
40
0
1
1
1
10
11
1
11
12
Puskesmas
0
2
2
2
11
13
2
13
15
0
0
0
3
8
11
3
8
11
RS
2
3
5
0
5
5
2
8
10
0
0
0
0
4
4
0
4
4
Sarana Kesehatan
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
5
7
3
16
19
5
21
26
0
0
0
3
12
15
3
12
15
6,03
27,14
16,22
3,62
15,51
9,36
BINTAN JUMLAH
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
3
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
3
3
1
2
3
1
5
6
0
1
1
1
0
1
1
0
1
JUMLAH (KAB/KOTA)
2
8
10
4
18
22
6
26
32
0
1
1
4
12
16
4
12
16
Puskesmas
0
4
4
1
5
6
1
9
10
0
0
0
1
7
8
1
7
8
RS
0
6
6
2
7
9
2
13
15
0
0
0
2
3
5
2
3
5
Sarana Kesehatan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
10
3
12
15
3
22
25
0
0
0
3
10
13
3
10
13
7,09
55,50
30,50
7,09
25,23
15,86
NATUNA JUMLAH
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
4
JUMLAH
DI DAN D-III GIZI
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
2
5
7
0
2
2
2
7
9
0
0
0
1
0
1
1
0
1
JUMLAH (KAB/KOTA)
2
15
17
3
14
17
5
29
34
0
0
0
4
10
14
4
10
14
Puskesmas
0
1
1
3
3
6
3
4
7
0
0
0
0
6
6
0
6
6
RS
2
2
4
1
3
4
3
5
8
0
0
0
0
3
3
0
3
3
Sarana Kesehatan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
3
5
4
6
10
6
9
15
0
0
0
0
9
9
0
9
9
11,14
18,29
14,56
0,00
18,29
8,73
LINGGA JUMLAH
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
3
0
3
0
1
1
3
1
4
0
0
0
0
1
1
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
5
3
8
4
7
11
9
10
19
0
0
0
0
10
10
0
9
9
TENAGA KEFARMASIAN NO
5
KABUPATEN/KOTA
BATAM
UNIT KERJA
APOTEKER DAN SARJANA FARMASI a
TENAGA GIZI
D-III FARMASI DAN ASS APOTEKER
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
Puskesmas
1
1
2
5
22
27
6
23
29
0
0
0
0
20
20
0
20
20
RS
9
36
45
25
96
121
34
132
166
0
0
0
0
31
31
0
31
31
Sarana Kesehatan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
37
47
30
118
148
40
155
195
0
0
0
0
51
51
0
51
51
6,80
28,22
17,14
0,00
9,28
4,48
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
2
2
0
0
0
0
2
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
10
39
49
30
118
148
40
157
197
0
0
0
0
51
51
0
51
51
Puskesmas
1
2
3
1
9
10
2
11
13
0
0
0
1
10
11
1
10
11
RS
1
7
8
4
24
28
5
31
36
0
0
0
3
14
17
3
14
17
Sarana Kesehatan
11
20
31
12
28
40
23
48
71
0
0
0
0
0
0
0
0
0
13
29
42
17
61
78
30
90
120
0
0
0
4
24
28
4
24
28
25,81
79,88
52,42
3,44
21,30
12,23
TANJUNGPINANG JUMLAH
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
7
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
2
2
1
0
1
1
2
3
0
0
0
1
2
3
1
2
3
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
1
4
5
2
2
4
3
6
9
0
0
0
1
0
1
1
0
1
JUMLAH (KAB/KOTA)
14
35
49
20
63
83
34
98
132
0
0
0
6
26
32
6
26
32
Puskesmas
0
5
5
0
0
0
0
5
5
0
1
1
1
2
3
1
3
4
RS
3
2
5
0
1
1
3
3
6
0
0
0
1
1
2
1
1
2
Sarana Kesehatan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
7
10
0
1
1
3
8
11
0
1
1
2
3
5
2
4
6
12,86
37,44
24,61
8,57
18,72
13,42
KEP. ANAMBAS JUMLAH
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
8
JUMLAH
DI DAN D-III GIZI
L
JUMLAH
6
D-IV/SARJANA GIZI a
JUMLAH
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
1
1
2
0
1
1
1
2
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
JUMLAH (KAB/KOTA)
4
8
12
0
2
2
4
10
11
0
1
1
2
4
6
2
5
7
PROVINSI
Puskesmas
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
RS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Sarana Kesehatan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN PROVINSI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (PROVINSI)
0
0
Puskesmas 9
TOTAL
0
0
0
0
0
0
0
2
17
19
16
70
86
15
74
89
-
1
1
7
57
64
7
58
65
RS
17
63
80
37
144
181
55
209
264
-
1
1
6
59
65
6
60
66
Sarana Kesehatan
11
23
34
17
37
54
26
53
79
-
3
3
3
3
30
103
133
70
251
321
96
336
432
-
119
132
13
121
134
9,39
35,01
21,79
1,27
12,61
6,76
1
1
2
3
-
JUMLAH RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA JUMLAH TOTAL
0
-
2
2
2
1
7
15
22
3
8
11
10
23
33
-
1
37
120
157
74
259
333
107
361
468
-
3
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
-
-
-
2
-
13
-
1
2
3
1
2
3
1
3
2
5
3
1
4
3
17
123
140
17
124
141
TENAGA KEFARMASIAN NO
KABUPATEN/KOTA
UNIT KERJA
APOTEKER DAN SARJANA FARMASI a
L P L+P Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013 Keterangan : a termasuk S2 dan S3
TENAGA GIZI
D-III FARMASI DAN ASS APOTEKER L
P
L+P
D-IV/SARJANA GIZI a
JUMLAH L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
DI DAN D-III GIZI L
P
L+P
L
P
L+P
TABEL 77 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 TENAGA KESMAS NO
NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
UNIT KERJA
KARIMUN
D-III KESMAS b
JUMLAH
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Puskesmas
6
5
11
0
0
0
6
5
11
2
7
9
RS
1
2
3
0
0
0
1
2
3
1
2
3
Sarana Kesehatan Lainnya
7
17
24
0
0
0
7
17
24
4
0
4
14
24
38
0
0
0
14
24
38
7
9
16
12,11
21,77
16,82
6,06
8,16
7,08
3
JUMLAH RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
2
2
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
14
24
38
0
0
0
14
24
38
7
9
16
Puskesmas
8
15
23
1
0
1
9
15
24
8
9
17
RS
4
17
21
0
1
1
4
18
22
1
0
1
Sarana Kesehatan Lainnya
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
12
32
44
1
1
2
13
33
46
9
9
18
15,67
42,65
28,69
10,85
11,63
11,23
BINTAN JUMLAH RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
3
3
SANITASI
L 2
1
SARJANA KESMAS a
TENAGA
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
16
10
26
0
0
0
14
12
26
1
1
2
JUMLAH (KAB/KOTA)
28
42
70
1
1
2
27
45
72
10
10
20
Puskesmas
2
4
6
0
0
0
2
4
6
4
5
9
RS
4
1
5
0
0
0
4
1
5
1
0
1
Sarana Kesehatan Lainnya
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
5
11
0
0
0
6
5
11
5
5
10
14,18
12,61
13,42
11,81
12,61
12,20
NATUNA JUMLAH RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
6
8
14
0
0
0
6
8
14
1
0
1
JUMLAH (KAB/KOTA)
12
13
25
0
0
0
12
13
25
6
5
11
TENAGA KESMAS NO
4
NO
4
KABUPATEN/KOTA
LINGGA
UNIT KERJA
SARJANA KESMAS a
TENAGA
D-III KESMAS b
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
Puskesmas
2
1
3
0
5
5
2
6
8
0
0
0
RS
2
1
3
0
1
1
2
2
4
0
0
0
Sarana Kesehatan Lainnya
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
5
2
7
0
6
6
5
8
13
0
0
0
9,28
16,26
12,61
0,00
0,00
0,00
JUMLAH RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
5
5
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
8
1
9
0
2
2
8
3
11
1
0
1
JUMLAH (KAB/KOTA)
13
3
16
0
8
8
13
11
24
1
0
1
Puskesmas
13
12
25
0
0
0
13
12
25
4
13
17
RS
3
8
11
0
0
0
3
8
11
2
7
9
Sarana Kesehatan Lainnya
11
19
30
0
0
0
11
19
30
5
11
16
27
39
66
0
0
0
27
39
66
11
31
42
4,59
7,10
5,80
1,87
5,64
3,69
BATAM JUMLAH RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
6
6
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
2
2
4
0
0
0
2
2
4
6
2
8
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
14
6
20
0
0
0
14
6
20
4
2
6
JUMLAH (KAB/KOTA)
43
47
90
0
0
0
43
47
90
21
35
56
Puskesmas
2
6
8
0
0
0
2
6
8
1
6
7
RS
4
7
11
3
4
7
7
11
18
4
1
5
Sarana Kesehatan Lainnya
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
13
19
3
4
7
9
17
26
5
7
12
7,74
15,09
11,36
4,30
6,21
5,24
TANJUNGPINANG JUMLAH RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
7
7
SANITASI
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
7
12
19
0
0
0
7
12
19
11
1
12
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
4
5
9
0
0
0
4
5
9
3
3
6
JUMLAH (KAB/KOTA)
17
30
47
3
4
7
20
34
54
19
11
30
Puskesmas
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
5
6
RS
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
Sarana Kesehatan Lainnya
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
2
0
0
0
1
1
2
1
6
7
4,29
4,68
4,47
4,29
28,08
15,66
KEP. ANAMBAS JUMLAH RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
7
5
12
0
0
0
7
5
12
2
1
3
JUMLAH (KAB/KOTA)
8
6
14
0
0
0
8
6
14
3
7
10
TENAGA KESMAS NO
NO
KABUPATEN/KOTA
UNIT KERJA
SARJANA KESMAS a L
8
8
PROVINSI
P
TENAGA
D-III KESMAS b
L+P
L
P
JUMLAH
SANITASI
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
Puskesmas
0
0
0
0
0
0
RS
0
0
0
0
0
0
Sarana Kesehatan Lainnya
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH
0
0
0
0
0
0
0
0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN PROVINSI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (PROVINSI) 9 JUMLAH
TOTAL
0
0
0
0
0
0
0
0
Puskesmas
33
44
77
1
5
6
34
49
83
20
45
65
RS
19
36
55
3
6
9
22
42
64
9
11
20
Sarana Kesehatan Lainnya
19
36
55
19
36
55
9
11
20
71
116
187
75
127
202
38
67
105
JUMLAH
-
4
11
15
RASIO TERHADAP RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 100.000 PDDK
7,33
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
9
14
23
-
DINAS KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA PROVINSI
55
35
90
-
135
165
300
JUMLAH TOTAL Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2012 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2012
-
4
-
13,23
10,19
3,72
9
14
23
17
2
2
53
39
92
12
13
17
137
180
317
67
6,98
5,30 3
-
20 12
70
137
TABEL 78 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 TENAGA TEKNISI MEDIS NO
KABUPATEN/KOTA
1
1
UNIT KERJA
TEM & P.RONTG
JUMLAH
P.ANESTESI
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Puskesmas
0
8
8
3
0
3
0
0
0
3
8
11
0
0
0
RS
1
7
8
4
7
11
2
1
3
7
15
22
3
7
10
Sarana Kesehatan Lainnya
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
1
2
0
0
0
2
15
17
7
8
15
2
1
3
11
24
35
3
7
10
9,52
21,77
15,50
2,60
6,35
4,43
2
KARIMUN
ANALIS LAB.
FISIOTERAPIS
3
JUMLAH RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
2
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
2
15
17
7
8
15
2
1
3
11
24
35
3
7
10
Puskesmas
1
11
12
3
0
3
0
0
0
4
11
15
0
0
0
RS
0
5
5
2
3
5
0
0
0
2
8
10
0
2
2
Sarana Kesehatan Lainnya
0
3
3
0
0
0
0
0
0
0
3
3
0
0
0
1
19
20
5
3
8
0
0
0
6
22
28
0
2
2
7,23
28,43
17,46
0,00
2,58
1,25
BINTAN JUMLAH
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
3
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
2
0
2
0
0
0
0
0
0
2
0
2
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
3
19
22
5
3
8
0
0
0
8
22
30
0
2
2
Puskesmas
3
4
7
0
0
0
0
0
0
3
4
7
0
3
3
RS
2
3
5
3
1
4
0
1
1
5
4
9
1
1
2
Sarana Kesehatan Lainnya
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
7
12
3
1
4
0
1
1
8
8
16
1
4
5
18,90
20,18
19,52
2,36
10,09
6,10
NATUNA JUMLAH
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
6
7
13
3
1
4
0
1
1
9
8
17
1
4
5
TENAGA TEKNISI MEDIS NO
4
KABUPATEN/KOTA
LINGGA
UNIT KERJA
ANALIS LAB.
TEM & P.RONTG
FISIOTERAPIS JUMLAH
P.ANESTESI
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
Puskesmas
0
6
6
0
0
0
0
0
0
0
6
6
0
0
0
RS
1
3
4
0
0
0
1
0
1
2
3
5
1
1
2
Sarana Kesehatan Lainnya
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
9
10
0
0
0
1
0
1
2
9
11
1
1
2
3,71
18,29
10,67
1,86
2,03
1,94
JUMLAH RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
5
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
1
9
10
0
0
0
1
0
1
2
9
11
1
1
2
Puskesmas
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
RS
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Sarana Kesehatan Lainnya
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
BATAM JUMLAH
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
6
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Puskesmas
2
5
7
0
1
1
0
0
0
2
6
8
0
0
0
RS
4
16
20
4
6
10
3
2
5
11
24
35
1
5
6
Sarana Kesehatan Lainnya
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
21
27
4
7
11
3
2
5
13
30
43
1
5
6
11,18
26,63
18,78
0,86
4,44
2,62
TANJUNGPINANG JUMLAH
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
7
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
2
0
2
0
0
0
0
0
0
2
0
2
0
0
0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
1
2
3
0
0
0
0
0
0
1
2
3
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
9
23
32
4
7
11
3
2
5
16
32
48
1
5
6
Puskesmas
2
4
6
0
0
0
0
0
0
2
4
6
0
0
0
RS
1
3
4
1
2
3
0
0
0
2
5
7
0
1
1
Sarana Kesehatan Lainnya
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
7
10
1
2
3
0
0
0
4
9
13
0
1
1
17,14
42,12
29,08
0,00
4,68
2,24
0
0
0
0
0
0
KEP. ANAMBAS JUMLAH
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
0
0
TENAGA TEKNISI MEDIS NO
KABUPATEN/KOTA
UNIT KERJA
ANALIS LAB.
TEM & P.RONTG
FISIOTERAPIS JUMLAH
P.ANESTESI
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
3
7
10
1
2
3
0
0
0
4
9
13
0
1
1
TENAGA TEKNISI MEDIS NO
KABUPATEN/KOTA
UNIT KERJA
ANALIS LAB. L
8
PROVINSI
P
TEM & P.RONTG
L+P
L
P
FISIOTERAPIS JUMLAH
P.ANESTESI
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
Puskesmas
0
0
0
0
0
0
0
RS
0
0
0
0
0
0
0
Sarana Kesehatan Lainnya
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
0
0
0
0
0
DINAS KESEHATAN PROVINSI
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (PROVINSI) 9
TOTAL
0
0
0
0
0
0
Puskesmas
8
38
46
6
1
7
RS
9
37
46
14
19
33
Sarana Kesehatan Lainnya
1
3
4
1
1
18
78
96
21
41
JUMLAH
20
0
0
0
-
-
-
6 -
4 -
6
10 -
4
10
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
2
DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA
4 24
JUMLAH TOTAL
-
0
14
39
53
29
59
88
1
4
5
44
102
146
4,30
10,63
7,36
-
-
-
-
-
2
2
6
-
-
-
-
-
-
4
2
6
80
104
50
104
154
6
-
-
-
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
-
2
-
10
23
1,31
-
4
17
2,08
-
6
-
3
0,59
-
41
6
3
26
-
21
-
0
20
2
20
-
0
6
20
26
TABEL 79 ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
NO
SUMBER BIAYA
1
2
KARIMUN
BINTAN
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
Rupiah
%
Rupiah
%
3
4
3
4
ALOKASI A KESE
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: 1
APBD KAB/KOTA
40.457.012.164
a. Belanja Langsung b. Belanja Tidak Langsung
87,97
84.412.610.707
89,75
14.215.997.272
38.297.014.416
40,72
26.241.014.892
34.922.894.000
37,13
4.100.000.000
4,36
c. JAMKESDA d. Pengentasan Kemiskinan
-
e. Pembangunan Fisik (PU)
0,00
6.367.702.291
f. DAK APBD
525.000.000
g. STBM
200.000.000
2
APBD PROVINSI
3
APBN : - Dana Dekonsentrasi
5.532.309.000
1.930.004.000
2,05
12,03
7.607.619.000
8,09
0,00
0
0,00
3.280.110.000
7,13
4.565.671.000
4,85
- ASKESKIN
467.696.000
1,02
- BOK
938.350.000
2,04
- Dana Alokasi Khusus (DAK)
-
0,00
0,00 1.065.000.000
1,13
896.618.000
0,95
- BUK Dan Kesling - Jampersal
846.153.000
- Bantuan Penanggulangan TKI
0
- STBM
1.080.330.000
- lain-lain 4
PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)
-
0,00
104.174.000
0,11
- Global Fund (Malaria)
74.174.000
0,08
- Global Fund (TB)
30.000.000
0,03
- Global Fund (HIV) 5
SUMBER PEMERINTAH LAIN (dr LITBANGKES)
0,00
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
45.989.321.164
TOTAL APBD KAB/KOTA
953.449.800.561
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
100,0
-
94.054.407.707
100,0
882.500.634.271 4,24
203.617,81
0,00
9,57 586.626,46
TABEL 79 ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
NO
SUMBER BIAYA
1
2
NATUNA
LINGGA
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
Rupiah
%
Rupiah
%
3
4
3
4
ALOKASI A KESE
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: 1
APBD KAB/KOTA
60.824.807.795
70,86
57.999.178.387
78,92
a. Belanja Langsung
40.602.730.624
47,30
31.730.164.935
43,17
b. Belanja Tidak Langsung
20.222.077.171
23,56
26.269.013.452
35,74
c. JAMKESDA
-
d. Pengentasan Kemiskinan
-
e. Pembangunan Fisik (PU)
-
f. DAK APBD
-
g. STBM
-
2
APBD PROVINSI
-
3
APBN : - Dana Dekonsentrasi - Dana Alokasi Khusus (DAK) - ASKESKIN - BOK - BUK Dan Kesling
25.014.338.000 8.501.388.000 1.382.400.000
0,00
0,00
0,00
8.708.450.000
11,85
29,14
6.785.607.000
9,23
0,00
5.000.000.000
6,80
9,90
-
0,00
0,00
1.135.057.000
1,54
1,61
650.550.000
0,89
15.130.550.000
- Jampersal
-
0,00
- Bantuan Penanggulangan TKI
-
0,00
- STBM
-
- lain-lain 4
PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)
-
0,00
0,00
- Global Fund (Malaria)
-
0,00
0,00
- Global Fund (TB)
-
0,00
0,00
- Global Fund (HIV) 5
0,00
SUMBER PEMERINTAH LAIN (dr LITBANGKES)
-
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
85.839.145.795
TOTAL APBD KAB/KOTA
1.714.814.079.999,30
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
0,00
100,0
0,00
73.493.235.387 795.000.000.000
3,55 1.047.253,08
100,0
7,30 713.166,51
TABEL 79 ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
NO
SUMBER BIAYA
1
2
BATAM
TANJUNGPINANG
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
Rupiah
%
Rupiah
%
3
4
3
4
ALOKASI A KESE
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: 1
APBD KAB/KOTA
120.459.864.896
89,81
108.730.431.360
98,41
a. Belanja Langsung
63.582.054.600
47,40
62.679.954.590
56,73
b. Belanja Tidak Langsung
56.877.810.296
42,40
46.050.476.770
41,68
c. JAMKESDA
0,00
d. Pengentasan Kemiskinan e. Pembangunan Fisik (PU) f. DAK APBD g. STBM 2
APBD PROVINSI
3
APBN :
0,00 13.673.458.513
- Dana Dekonsentrasi - Dana Alokasi Khusus (DAK)
12.250.208.513
10,19
0,00 1.297.824.500
1,17
0,00
0,00
9,13
0,00
- ASKESKIN
0,00
182.250.000
0,16
- BOK
0,00
577.700.000
0,52
- Jampersal
0,00
477.825.000
0,43
- Bantuan Penanggulangan TKI
0,00
60.049.500
0,05
PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)
0,00
462.434.231
0,42
- Global Fund (Malaria)
0,00
- Global Fund (TB)
0,00
- BUK Dan Kesling
- STBM - lain-lain 4
1.423.250.000
0,00 21.782.000
0,02
5
- Global Fund (HIV)
0,00
440.652.231
0,40
SUMBER PEMERINTAH LAIN (dr LITBANGKES)
0,00
14.203.000
0,01
100,0
110.490.690.091
100,0
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
134.133.323.409
TOTAL APBD KAB/KOTA
1.300.001.793.434
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
824.515.230.636 9,27
105.862,11
13,19 482.664,93
TABEL 79 ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
NO
SUMBER BIAYA
1
2
KEPULAUAN ANAMBAS
PROVINSI
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
Rupiah
%
Rupiah
%
3
4
3
4
ALOKASI A KESE
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: 1
APBD KAB/KOTA
92.860.561.193
86,40
a. Belanja Langsung
52.504.506.543
48,85
b. Belanja Tidak Langsung
40.356.054.650
37,55
-
0,00
c. JAMKESDA d. Pengentasan Kemiskinan e. Pembangunan Fisik (PU) f. DAK APBD g. STBM 2
APBD PROVINSI
9.102.109.333
8,47
50.461.638.000
76,14
3
APBN :
5.508.663.000
5,13
15.815.149.000
23,86
0,00
15.815.149.000
23,86
- Dana Dekonsentrasi - Dana Alokasi Khusus (DAK) - ASKESKIN - BOK
4.844.413.000 664.250.000
- BUK Dan Kesling
-
- Jampersal
-
- Bantuan Penanggulangan TKI
-
- STBM
-
4,51
0,00
0,00
0,00
0,62
0,00
0,00
- lain-lain 4
PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)
0,00
- Global Fund (Malaria)
-
- Global Fund (TB)
-
0,00
5
- Global Fund (HIV)
-
SUMBER PEMERINTAH LAIN (dr LITBANGKES)
-
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
107.471.333.526
TOTAL APBD KAB/KOTA
1.148.000.000.000
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
0,00
100,0
0,00
66.276.787.000
8,09 2.404.065,26
100,0
#DIV/0! #REF!
TABEL 79 ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 TOTAL NO
SUMBER BIAYA
1
2
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN Rupiah
%
3
4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: 1
APBD KAB/KOTA
565.744.466.502
78,82
a. Belanja Langsung
303.612.422.980
42,30
b. Belanja Tidak Langsung
250.939.341.231
34,96
4.100.000.000
0,57
c. JAMKESDA d. Pengentasan Kemiskinan e. Pembangunan Fisik (PU) f. DAK APBD g. STBM 2
APBD PROVINSI
70.202.201.333
9,78
3
APBN :
81.234.968.013
11,32
- Dana Dekonsentrasi
20.815.149.000
2,90
- Dana Alokasi Khusus (DAK)
33.441.790.513
4,66
- ASKESKIN
1.785.003.000
0,25
- BOK
5.278.250.000
0,74
2.220.596.000
0,31
60.049.500
0,01
566.608.231
0,08
- Global Fund (Malaria)
74.174.000
0,01
- Global Fund (TB)
51.782.000
0,01
- BUK Dan Kesling - Jampersal - Bantuan Penanggulangan TKI - STBM - lain-lain 4
PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)
- Global Fund (HIV) 5
440.652.231
0,06
14.203.000
0,00
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
717.762.447.079
100,0
TOTAL APBD KAB/KOTA
7.618.281.538.901
SUMBER PEMERINTAH LAIN (dr LITBANGKES)
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
7,43 285.336,69