Hasil Evaluasi Efektivitas MOU ITS dengan Mitra Internasional dan Mitra Evaluasi Efektivitas Kerjasama ITS dengan Internasional dan Penyusunan Strategis Penyusunan RencanaRencana Strategis Peningkatan Kerjasama Internasional dengan Peningkatan Kerjasama Internasional Pendekatan Six Sigma dengan Pendekatan Lean Six Sigma Anti Bunga Rizkiah (2509100001) Pembimbing: Dr. Maria Anityasari, S.T., M.E. Ko-Pembimbing: H. Hari Supriyanto, S.T., M.S.I.E.
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 29 Januari 2014
1
Outline 1. Pendahuluan 2. Metodologi 3. Implementasi Six Sigma 4. Hasil Benchmarking 5. Analisa 6. Usulan Perbaikan 2
1.Pendahuluan : 1.Latar Balakang 1. Belum pernah dilakukan evaluasi kerjasama internasional 2. Adanya kerjasama yang aktif (secara tertulis dalam MOU/MOA) tetapi tidak produktif 3. Perlu adanya evaluasi kerjasama untuk menentukan langkah perbaikan kerjasama internasional ITS 4. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode perbaikan kualitas kinerja dengan six sigma
3
1.Pendahuluan : 2.Konsep Six Sigma (1/2) 1.
Six sigma merupakan strategi perbaikan kinerja dengan cara mengurangi jumlah kesalahan atau cacat sehingga hanya ada 3,4 cacat dalam satu juta kesempatan (Desai & Shrivastava, 2008). Tabel 1 Hubungan sigma dan defect per million Sigma 6 Sigma
Parts per Million 3,4 defects per million
5 Sigma
233 defects per million
4 Sigma
6.210 defects per million
3 Sigma
66.807 defects per million
2 Sigma
308.537 defects per million
1 Sigma
690.000 defects per million
4
1.Pendahuluan : 2.Konsep Six Sigma (2/2) 2. Pengurangan jumlah defects artinya mengurangi variansi dari output proses. Critical Customer Requirements digunakan sebagai spesifikasi dalam.
Gambar 1. Konsep Six Sigma
5
1.Pendahuluan : 3.Rumusan Masalah 1.
Bagaimana hasil pengukuran kinerja kerjasama ITS dengan menggunakan pendekatan six sigma?
2. Bagaimana hasil benchmarking kerjasama internasional antara ITS dengan universitas-universitas asing? 3. Bagaimana cara menyusun partner classification criteria ITS? 4. Bagaimana usulan perbaikan untuk strategic plan pengelolaan kerjasama ITS berdasarkan kelompok mitra ITS yang tepat untuk 5 tahun mendatang?
6
1.Pendahuluan : 4.Batasan dan Asumsi Batasan yang digunakan dalam kajian ini adalah sebagai berikut: 1.
Fokus utama dalam penelitian ini akan diarahkan pada evaluasi mitra existing ITS sejak tahun 1989 hingga September 2013.
2. Penelitian ini hanya mencakup mitra ITS yang merupakan instansi pendidikan atau universitas. 3. Penelitian ini hanya bisa mengakomodasi kerjasama yang terdokumentasikan. Sedangkan asumsi digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Hasil diskusi dan kuesioner dengan pimpinan ITS mewakili target kerjasama ITS secara keseluruhan.
2. Tidak ada perubahan kebijaksanaan di ITS selama penelitian dilakukan 7
1.Pendahuluan : 5.Luaran yang diharapkan 1.
Hasil evaluasi kinerja kerjasama
2. Klasifikasi mitra internasional 3. Usulan perbaikan berdasarkan hasil analisa penyebab rendahnya kinerja kerjasama dan hasil benchmarking dengan universitas luar negeri
8
Outline 1. Pendahuluan 2. Metodologi 3. Implementasi Six Sigma 4. Hasil Benchmarking 5. Analisa 6. Usulan Perbaikan 9
2.Metodologi Six Sigma DMAIC 1. Define Mengidentifikasi semua hal terkait dengan pengukuran kinerja seperti pihak-pihak yang dilibatkan, proses kerjasama dan data apa sajakah yang diperlukan.
2. Measure Tahap melakukan pengukuran spesifikasi kerjasama dan pengukuran kinerja yang ditunjukkan dengan nilai DPMO dan nilai sigma. Selain itu juga dilakukan pengukuran untuk kategori kerjasama yang paling potensial menyebabkan cacat kerjasama untuk kemudian dilakukan perbaikan.
3. Analysis Tahap untuk melakukan analisa potensial cacat dan penyebab-penyebab utama dari cacat. Analisa penyebab cacat dilakukan dengan menggunakan root-cause diagram . Root cause diagram dikembangkan dari hasil wawancara 23 jurusan di ITS dan hasilnya akan diverifikasi kembali oleh ketua jurusan. 10
2. Metodologi Six Sigma DMAIC 4. Improve Tahap untuk mengidentifikasi tindakan – tindakan apa yang dapat dilakukan untuk perbaikan. Pada tahap ini juga dimasukkan hasil benchmarking sebagai pertimbangan
5. Control Tahap untuk menyusun kerangka pengendalian aktivitas improvement. Pada tahap ini akan dijelaskan pihak-pihak mana yang harus dilibatkan
11
Outline 1. Pendahuluan 2. Metodologi 3. Implementasi Six Sigma
3.1. Define
3.2. Measure
4. Hasil Benchmarking 5. Analize, Improve & Control 12
3. IMPLEMENTASI 6 σ : 1. DEFINE 1.
Kerjasama internasional ITS dan elemen-elemen di dalamnya
2. Permasalahan utama dalam kerjasama internasional ITS 3. Critical requirements
13
3.1 DEFINE:1. Kerjasama Internasional di ITS
Gambar 2. Elemen-elemen dalam Kerjasama Internasional ITS
14
3.1 DEFINE:1. Kerjasama Internasional di ITS Tabel 2. Data Mitra Internasional ITS Universitas
Perusahaan
Organisasi
TOTAL
Total MOU berdasarkan institusi
166
7
15
188
Total mitra berdasarkan institusi
118
4
7
129
Jumlah MOU berjalan
89
0
9
98
Jumlah mitra berjalan
73
0
5
78
Jumlah MOU usai
77
7
6
90
Jumlah mitra usai
45
4
3
52
Data kerjasama ITS
Kerjasama yang dievaluasi
Jumlah mitra berjalan
38% 62%
Jumlah mitra usai
Total mitra Univ.= 118
Gambar 3. Jumlah Mitra Universitas Asing yang Aktif
15
3.1 DEFINE:2. Permasalahan Kerjasama Int’l ITS
Gambar 4. Permasalahan dalam Kerjasama Internasional ITS
16
3.1 DEFINE: 3.Critical Requirements
Gambar 5. Critical Requirements dalam Kerjasama Internasional ITS
17
3. IMPLEMENTASI 6 σ : 2. MEASURE =
=
1.
Penentuan spesifikasi kerjasama internasional
2. Pengukuran kinerja kerjasama asing 3. Penyebab potensial cacat 4. Kriteria klasifikasi mitra
18
3.2 MEASURE: 1.Spesifikasi Kerjasama Asing
Bobot tiap kategori kerjasama
Jumlah (min-maks) kegiatan tiap kategori
Spesifikasi kerjasama
Tabel 3. Kategori Kerjasama Internasional 8 Kategori kerjasama general ITS dan 1 aktivitas lainnya 1. Kerjasama riset 2. Publikasi riset 3. Pertukaran pelajar/staf 4. Beasiswa dual degree 5. Beasiswa S2/S3 6. Pelatihan/workshop 7. Penyediaan fasilitas 8. Jasa konsultasi 9. Lainnya(joint studio)
19
3.2 MEASURE: 1.1 Bobot Kategori Kerjasama Dilakukan perangkingan kategori kerjasama dengan wawancara 23 jurusan di ITS (karena di manajemen ITS belum ada bobot untuk kategori kerjasama)
Bobot tiap kategori kerjasama Tabel 4. Jurusan yang Diwawancarai No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Jurusan Matematika Statistika Kimia Biologi Fisika Teknik Mesin Teknik Elektro Teknik Kimia Teknik Fisika Teknik Industri Teknik Material Multi Media & Jaringan
No 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Nama Jurusan Management Business Teknik Sipil Arsitektur Teknik Lingkungan PWK Desain Produk Teknik Perkapalan Sistem Perkapalan Teknik Kelautan Teknik Informatika Sistem Informasi
Jurusan yang tidak diawawancarai Geomatika, Geofisika dan Sistem Transportasi karena jurusan baru dan belum banyak memiliki aktivitas kerjasama internasional
20
3.2 MEASURE: 1.1 Bobot Kagetori Kerjasama Tabel 5. Hasil Pembobotan Kategori Kerjasama
Bobot tiap kategori kerjasama
Program yang ditawarkan a. Kerjasama riset b. Publikasi riset c. Pertukaran pelajar/staf d. Beasiswa dual degree e. Beasiswa S2/S3 f. Pelatihan/workshop g. Penyediaan fasilitas h. Jasa konsultasi i. Lainnya
Bobot 0,209727 0,170635 0,167641 0,130772 0,121880 0,093703 0,053240 0,031944 0,020458
Peringkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Verifikasi dengan manajemen ITS Tidak ada perubahan
21
3.2 MEASURE: 1.2 Jumlah (min-maks) aktivitas Tabel 6. Data Jumlah Kerjasama Min-Maks Tiap Kategori
Jumlah ativitas MinMaks
Jenis kerjasama Kerjasama Riset Publikasi riset
total ITS
5
10
0,068
Rata-rata maks/ tahun/ mitra 0,137
total ITS
25
50
0,342
0,684
1%
2%
2,410
4,800
10%
20%
1,390
2,800
1%
2%
2,400
4,800
1%
2%
2,400
4,800
total ITS
5
10
0,068
0,137
total ITS
5
10
0,068
0,137
10%
20%
1,400
2,800
5
10
0,070
0,137
Jumlah Jumlah min/ maks/ tahun tahun
Kriteria n kali kerjasama n publikasi/ seminar
Pertukaran pelajar/dosen
n dosen/ mahasiswa
Beasiswa dual degree
n mahasiswa
Beasiswa S2/S3
n mahasiswa
Pelatihan/worksh op Penyediaan fasilitas
n workshop/ pelatihan n kali pemberian fasilitas
Jasa konsultasi
n konsultasi
Lainnya
n aktivitas
populasi mhs ITS populasi dosen ITS populasi mhs ITS populasi mhs ITS
populasi dosen ITS total ITS
LIHAT RUMUS PERHITUNGAN
Rata-rata min/ tahun/ mitra
22
3.2 MEASURE: 1.3 Spesifikasi Kerjasama (LSL,USL) Penentuan spesifikasi kerjasama asing Tabel 7. Perhitungan LSL dan USL No 1 2
Kriteria pemberian skor n kali kerjasama n publikasi/ seminar
Kerjasama riset
0,2097
Rata-rata min (y) 0,0685
Publikasi riset
0,1706
0,3425
0,6849
0,0584
0,1169
Program
Bobot (x)
Rata-rata maks (z) 0,1370
LSL
USL
0,0144
0,0287
3
n peserta
Pertukaran pelajar/ staf
0,1676
3,7999
7,5997
0,6370
1,2740
4
n mahasiswa
Beasiswa dual degree
0,1308
2,4136
4,8271
0,3156
0,6313
5
n mahasiswa
Beasiswa S3/S3
0,1219
2,4136
4,8271
0,2942
0,5883
6
n workshop
Pelatihan/ workshop
0,0937
0,0685
0,1370
0,0064
0,0128
Penyediaan fasilitas
0,0532
0,0685
0,1370
0,0036
0,0073
Jasa Konsultasi Lainnya
0,0319 0,0205
1,3863 0,0685
2,7726 0,1370
0,0443 0,0014
0,0886 0,0028
7 8 9
n pemberian fasilitas n konsultasi n aktivitas
TOTAL
LSL = ∑i =1 ( x ×y ) n
USL = ∑i =1 ( x ×z ) n
1
dengan: i x y z
1,3754
2,7507
=9 = bobot aktivitas = rata-rata min jumlah aktivitas tiap kategori = rata-rata maks jumlah aktivitas tiap kategori
23
3.2 MEASURE: 2. Menghitung Kinerja Proses Menghitung kinerja proses diawali dengan menghitung kinerja tiap kerjasama terlebih dahulu. Berikut ini adalah contoh perhitungan kinerja kerjasama untuk tiap mitra.
Tabel 8. Perhitungan Kinerja Kerjasama tiap Mitra
Mitra Universitas
t
kriteria scoring
n kali kerjasama
n publikasi/ seminar
Status (berjalan/usa i)
Kerjasam a riset
Publikasi riset
Bobot
0,20973
0,17064
0,16764
0,13077
n peserta
Pertukaran pelajar/ staff
n mahasiswa Beasiswa Joint Degree
n workshop
n pemberian fasilitas
n konsultasi
n aktivitas
Pelatihan/ workshop
Penyediaan fasilitas
Jasa Konsultasi
Lainnya
0,12188
0,09370
0,05324
0,03194
0,0204
n mahasiswa Beasiswa S3/S3
Nilai kinerja kerjasama /mitra/tahun
Red Sea University
4
berjalan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,000
University of Gezira
4
berjalan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,000
University of Khartoum
4
berjalan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,000
…
..
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
Nilai kinerja kerjasama asing/mitra/tahun = dengan: skor
= jumlah program yang sudah berjalan dari tiap kategori
bobot
=bobot dari tiap kategori program
t
= jumlah tahun kerjasama (pembulatan ke atas)
skor × bobot ∑ t
24
3.2 MEASURE: 2.1 Menghitung Jumlah Defect Menghitung jumlah defect (kerjasama yang tidak memenuhi spesifikasi) Tabel 9. Perhitungan Kerjasama yang Memenuhi Spesifikasi/Tidak No
Mitra
(∑Skor*Bobot) /tahun berjalannya kerjasama
LSL
SL
USL
Memenuhi spesifikasi=0 /tidak=1
1
Red Sea University
0.000
1.375
2.063
2.751
1
2
University of Gezira
0.000
1.375
2.063
2.751
1
3
University of Khartoum
0.000
1.375
2.063
2.751
1
4
University of Zimbabwe
0.000
1.375
2.063
2.751
1
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
25
3.2 MEASURE: 2.2 Menghitung DPMO dan Nilai Sigma Tabel 10. Rekap Perhitungan Rekapitulasi
Rumus
Jumlah
Total mitra universitas
-
73
Cacat
Total kerjasama yang tidak memenuhi spesifikasi
69
Total Nilai Kerjasama
Jumlah seluruh nilai kerjasama universitas yang berjalan
17,212
Rata-rata
Total nilai kerjasama / jumlah kerjasama dengan universitas yang berjalan
0,236
Standar deviasi
DPMO
∑ ( xi − x) n
s=
2
i =1
0,424
n −1
(jumlah cacat/total kerjasama)*1000000/CTQ
945.205,48
Nilai sigma dihitung dengan tabel six sigma atau memasukkan rumus berikut ke dalam tabel excel: IF(unit=0,””,(IF((DPMO/1000000)>0.933199,0,IF((DPMO/1000000)>0.5,1.5-
ABS(NORMSINV(DPMO/1000000)),ABS(NORMSINV(DPMO/1000000))+1.5))) = 0
26
3.2 MEASURE: 2.3 Hasil DPMO dan Nilai Sigma Hasil perhitungan menunjukkan DPMO = 945.205,48 (dalam satu juta kali kesempatan akan ada 945.205,48 kerjasama yang tidak memenuhi spesifikasi) Nilai sigma = 0 (hasil ini menunjukkan bahwa performa kerjasama ITS sangat buruk ). Selain itu nilai standard deviasi juga sangat besar yakni 0,424 yang menunjukkan bahwa kerjasama internasional ITS tidak terarah. Masingmasing jurusan memiliki persepsi yang berbeda atas kerjasama internasional.
27
3.2 Measure: 3. Perbandingan spesifikasi dengan proses/nature LCL (Lower Control Limit) UCL (Upper Control Limit)
3.000
2.000
2.500
1.500
2.000
x USL
1.500
SL LSL
1.000 0.500
Nilai kerjasama universitas
Nilai kerjasama universitas
CL (Control Limit)
= mean - (3 x standar deviasi) = 0,236 – (3 x 0,424) = -1,035 = mean + ( 3x standar deviasi) = 0,236 + (3 x 0,424) = 1,5071 = mean = 0,236
1.000 x
0.500
UCL CL
0.000 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65 67 69 71 73 -0.500
-1.000
0.000 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65 67 69 71 73
-1.500
Gambar 6. Specification Chart
Gambar 7. Control Chart
Nature dari proses terpaut sangat jauh dengan harapan manajemen ITS. Artinya diperlukan energi dan biaya yang sangat besar untuk meningkatkan performa kerjasama ITS. Terdapat 2 alternatif yakni dengan meningkatkan performa kerjasama atau mengurangi spesifikasi kinerja yang diharapkan.
28
LCL
3.2 Measure: 4. Penyebab Potensial Rendahnya Kinerja Kerjasama Tabel 11. Rekapitulasi jumlah program yang tidak terlaksana dikalikan dengan bobot
Bobot Jumlah Program yang tidak terlaksana Bobot × Jumlah program yang tidak terlaksana Rangking kategori kerjasama paling kritis
Kerjasama riset
Publikasi riset
Pertukaran pelajar/staf
Beasiswa dual degree
Beasiswa S2/S3
Training/ workshop
Fasilitas
Konsultasi
Lainnya
0.209
0.171
0.167
0.131
0.122
0.094
0.053
0.032
0.0204
58
62
50
60
65
60
67
71
63
12.164
10.579
8.382
7.846
7.922
5.622
3.567
2.268
1.288
1
2
3
5
4
6
7
8
9
29
3.2 Measure: 4. 1 Pareto Diagram 14 12
100,00% 90,00% 80,00%
10
70,00%
8
60,00%
6
40,00%
4 2 0
50,00% 30,00%
Program yang tidak terlaksana x bobot
20,00%
Persentase Kumulatif
10,00% 0,00%
Gambar 8. Pareto Diagram Dari hasil ini diketahui 5 kategori kerjasama yang paling berpotensi menyebabkan rendahnya kinerja kerjasama 1. Kerjasama riset 2. Publikasi riset 3. Pertukaran pelajar/staf 4. Beasiswa S2/S3 30 5. Beasiswa dual degree
3.2 Measure: 4.2 Diagram sebab-akibat Infrastruktur dan Fasilitas
Manusia Skill bahasa Inggris dosen kurang Sedikit Prof. dan Doctor yang produktif untuk penelitian
Laboratorium tidak teringrasi Sedikit mahasiswa yang terlibat
Menjalankan peran fungsional di ITS Memiliki pengabdian masyarakat
Laboratorium
Waktu untuk S1 terbatas
Terlibat Proyek
S2 variansi kemampuan dasarnya tinggi
Dosen Dosen lama sudah merasa dalam comfort zone
Mahasiswa Motivasi riset rendah
Peralatan sudah tua Birokrasi keuangan rumit Peralatan dan mesin mudah Terlambat lelang rusak Tidak terlaksana
kerjasama riset
Publikasi ITS jurnal internasional
Pengelolaan
Skill bahasa Inggris dosen ITS kurang
Fungsi koordinasi fakultas sangat lemah
Publikasi dalam bentuk jurnal internasional sangat sedikit
Topik Riset Topik penelitian ITS tidak up-date dibandingkan dengan universitas asing
Spare part sulit didapat Birokrasi keuangan rumit
Materi promosi
Hasil riset tidak didokumentasikan dengan baik
Tidak ada peraturan untuk mendorong dosen lebih produktif dalam penelitian Tidak ada target dari Manajemen ITS
Strategi pemasaran Respon kurang cepat
Hasil riset tidak terdokumentasi dengan baik
Modal (Material/Non Material)
Kebijakan
Kebijakan dan Pengelolaan
Kerjasama yang tidak dimulai dari dosen di jurusan sulit untuk mengeksekusi kerjasama riset
Gambar 9. Diagram Sebab-akibat Tidak Terlaksananya Kerjasama Riset
31
3.2 Measure: 4.2 Diagram sebab-akibat Manusia Skill menulis paper rendah Skill bahasa Inggris kurang
Mahasiswa
Infrastruktur dan Fasilitas
Sulit memenuhi SCOPUS Citation Index
Dosen Proyek dan pengabdian masyarakat Dosen menjalankan peran fungsional di ITS Skill bahasa Inggris dosen kurang Produktivitas menulis rendah
Tidak terlaksana publikasi riset
Kebijakan
Pengelolaan
Tidak ada target dari Manajemen ITS Tidak ada kebijakan dan arahan yang kuat untuk mendorong publikasi riset
Modal (Material/Non Material)
Fungsi koordinasi fakultas sangat lemah
Kebijakan dan Pengelolaan
Gambar 10. Diagram Sebab-akibat Tidak Terlaksananya Publikasi Riset 32
3.2 Measure: 4.2 Diagram sebab-akibat Infrastruktur dan Fasilitas
Manusia
Kelas Bahasa Indonesia masih terbatas dan belum settle Kelas berbahasa Inggris terbatas dan hanya di beberapa jurusan
Skill bahasa Inggris karyawan lemah
Self funding lemah
Peluang sedikit Belum banyak yang memanfaatkan
Dosen Ijin kerja yang rumit Masalah kesejahteraan/ gaji
Asing
Imigrasi Imigrasi tidak efisien
Fasilitas Umum Kota Fasilitas umum di Surabaya buruk dan sulit diakses, misal transportasi
Lokasi Negara berkembang tidak sulit menarik mahasiswa asing, terutama dari negara maju
Environment
Fasilitas akademik
Lokal
Karyawan
Antusiasme tidak merata Skill bahasa Inggris dosen rendah
ITS tidak menyediakan mata kuliah umum untuk mahasiswa asing, cth: Cultural Class, Indonesian Economics berbahasa Inggris.
Kesadaran internasionalisasi kurang
Pengelolaan asrama buruk
Mahasiswa
Fasilitas non akademik
Pengetahuan terhadap ITS rendah
Fasilitas olahraga terbatas dan sulit diakses mahasiswa, terutama mahasiswa asing
Prioritas belajar di negara maju
Lokal
SOP terkait exchange program Banyak jurusan tidak mengetahui SOP exchange, materi, akses informasi yang jelas dan terseragam di ITS
Website Administrasi dan akses informasi (website) tidak bilingual dan tidak update
Modal (Material/Non Material)
Asing
Tidak terlaksana pertukaran pelajar/staf Pengelolaan
Sistem transfer kredit rumit Informasi tidak ter-update Proses pendaftaran tidak terintegrasi Administrasi yang tidak efisien
Promosi ke luar negeri belum memberikan hasil optimal
Birokrasi rumit dan tidak efisien misal untuk SK dosen
Promosi banyak dilakukan tetapi bargain power lemah
Kebijakan dan Pengelolaan
Gambar 11. Diagram Sebab-akibat Tidak Adanya Pertukaran Pelajar
33
3.2 Measure: 4.2 Diagram sebab-akibat Infrastruktur dan Fasilitas
Manusia Sebagian dosen ITS enggan kuliah di luar negeri Punya proyek di Indonesia Sudah merasa berada di comfort zone
Dosen
Karyawan Belum ada kebijakan yang memberikan peluang untuk karyawan Tidak ada karyawan (non akademik) yang terlibat
Imigrasi Imigrasi tidak efisien
Fasilitas Umum Kota Fasilitas umum di Surabaya buruk dan sulit diakses, misal transportasi
Penawaran kerjasama Funding terbatas
Kurang banyak dimanfaatkan
Lokasi
Kebijakan Tidak ada kebijakan dosen harus lulusan luar negeri Reputasi Akademik Adanya sistem gilir menyebabkan dosen kesulitan ITS di Dunia memanfaatkan peluang Ranking ITS masih rendah untuk peringkat internasional
Tidak terlaksana kerjasama beasiswa S2/S3
Pengelolaan Respon internal terhadap peluang lambat
Negara berkembang tidak sulit menarik mahasiswa asing, terutama dari negara maju
Environment
Modal (Material/Non Material)
Kebijakan dan Pengelolaan
Gambar 11. Diagram Sebab-akibat Tidak Terlaksana Program Beasiswa S2/S3
34
3.2 Measure: 4.2 Diagram sebab-akibat Infrastruktur dan Fasilitas
Manusia Asing
Fasilitas umum di kampus
Level ITS belum dianggap setara Enggan kuliah di ITS Prioritas ke negara maju
Kualitas asrama ITS masih belum memenuhi standar internasional
Mahasiswa Kemampuan self funding lemah dan tidak ada skema biaya DIKTI untuk S1
Jurusan di ITS
Tidak semua jurusan memiiki program internasional Tidak semua jurusan memiliki program S2, S3 (untuk dual degree S2, S3)
Lokal
Fasilitas Umum Kota Fasilitas umum di Surabaya buruk dan sulit diakses, misal transportasi
Persyaratan yang berubah-ubah Penyesuaian kurikulum kompleks
MOU/MOA Tidak mencakup semua jurusan Tidak reciprocal
Environment
Birokrasi rumit dan tidak efisien
Pengelolaan
Persyaratan DIKTI
Informasi
Banyak penawaran yang tidak sesuai Reputasi Akademik Hanya bisa dilakukan apabila MOU antar kementrian pendidikan ITS di Dunia ditandatangani
Lokasi Negara berkembang tidak sulit menarik mahasiswa asing, terutama dari negara maju
Tidak terlaksana dual degree
Proses
Imigrasi Imigrasi tidak efisien
Fasilitas olahraga ITS masih belum memenuhi standar internasional
Informasi sulit diakses
Ranking ITS masih rendah untuk peringkat internasional
Modal (Material/Non Material)
Masih fokus bagaimana mengirim mahasiswa ke luar negeri, belum sebaliknya
Kebijakan dan Pengelolaan
Gambar 11. Diagram Sebab-akibat Tidak Ada Beasiswa Joint Degree
35
3.2 Measure: 5. Klasifikasi Mitra (dilanjutkan) Tabel 12. Mitra yang Memenuhi Spesifikasi Kinerja Kerjasama No
Partner
(∑Skor*Bobot) /tahun berjalannya kerjasama
Memenuhi spesifikasi (Ya/Tidak)
1
King Mongkut's Unversity of Technology Thornburi
1,697
Ya
2
Universiti Teknikal Malaysia Melaka
1,634
Ya
3
Saxion Universities of Applied Sciences
1,591
Ya
4
Hochschule Wismar, University of Applied Sciences Technology, Business and Design (HSW)
1,474
Ya
36
3.2 Measure: 5.Klasifikasi Mitra (Dievaluasi untuk lanjut/tidak) Tabel 13. Mitra yang Tidak Memenuhi Spesifikasi Kinerja Kerjasama No
Partner
(∑Skor*Bobot) /tahun berjalannya kerjasama
Memenuhi spesifikasi (Ya/tidak)
No
Partner
(∑Skor*Bobot) /tahun berjalannya kerjasama
Memenuhi spesifikasi (Ya/tidak)
1
Kyushu University
1,030
Tidak
11
University of Southampton
0,380
Tidak
2
Dankook University
1,006
Tidak
12
Harare Institute of Technology
0,335
Tidak
3
Universiti Teknologi Malaysia
0,967
Tidak
13
Chung-Ang University
0,335
Tidak
4
Kumamoto University
0,888
Tidak
14
Tohoku University
0,327
Tidak
5
Chulalongkorn University
0,785
Tidak
15
0,201
Tidak
6
National Cheng Kung University, Taiwan
Hiroshima University-Faculty of Engineering
0,766
Tidak
16
Norwegian University of Science and Technology
0,168
Tidak
7
Pusan National University, Korea
0,599
Tidak
17
Chiba University
0,168
Tidak
8
Queensland University of Technology, Brisbane
0,533
Tidak
18
Curtin University of Technology
0,167
Tidak
9
National Taiwan University of Science and Technology (NTUST)
0,434
Tidak
19
Delft University of Technology
0,137
Tidak
10
Feng Chia University
0,429
Tidak
20
Institut Polytechnique De Grenoble
0,131
Tidak
37
3.2 Measure: 5.Klasifikasi Mitra (Dievaluasi untuk lanjut/tidak) Tabel 14. Mitra yang Tidak Memenuhi Spesifikasi Kinerja Kerjasama (Lanjutan) No
Partner
(∑Skor*Bobot) /tahun berjalannya kerjasama
Memenuhi spesifikasi (Ya/tidak)
21
National Chiao Tung University
0,122
Tidak
22
Daeduk University
0,105
Tidak
23
Ho Chi Minh City University of Technology (HCMUT)
0,094
Tidak
24
Asian Institute of Technology
0,091
Tidak
25
Universite Pierre et Marie Curie
0,087
Tidak
26
School of Architecture, Build Environment & Civil Engineering, Hanze University Groningen
0,084
Tidak
27
California State University Northridge
0,070
Tidak
28
University of Newcastle
0,065
Tidak
29
Hanzehogeschool Groningen/Hanze Unniversity Groningen, University of Applied Sciences
0,052
Tidak
FONTYS University of Applied Sciences
0,052
30
Tidak
No
Partner
(∑Skor*Bobot) /tahun berjalannya kerjasama
Memenuhi spesifikasi (Ya/tidak)
31
Toyohashi University of Technology – Japan
0,045
Tidak
32
Saga University-Faculty of Science and Engineering
0,042
Tidak
33
The National University of Timor Leste / Universidade Nacional Timor Lorosa'e (UNTL)
0,042
Tidak
34
Soka University
0,030
Tidak
35
Lunghwa University of Science and Technology
0,026
Tidak
36
Thammasat University
0,020
Tidak
37
Red Sea University
0
Tidak
38
University of Gezira
0
Tidak
39
University of Khartoum
0
Tidak
38
3.2 Measure: 5.Klasifikasi Mitra (Dievaluasi untuk lanjut/tidak) Tabel 15. Mitra yang Tidak Memenuhi Spesifikasi Kinerja Kerjasama (Lanjutan) No 40
Partner University of Zimbabwe
(∑Skor*Bobot) /tahun berjalannya kerjasama
Memenuhi spesifikasi (Ya/tidak)
0
Tidak
53
Crandfield University
0
Tidak
54
Islamic University of Gaza
0
Tidak
55
Pokhara University Nepal
0
Tidak
56
Dili Institute of Technology
0
Tidak
57
National Taipei University of Technology
0
Tidak
No
Partner
(∑Skor*Bobot) /tahun berjalannya kerjasama
Memenuhi spesifikasi (Ya/tidak)
41 42 43 44
Women's University Bechar University University of Nevada Massey University
0 0 0 0
Tidak Tidak Tidak Tidak
45
Brest State Technical University
0
Tidak
0
Tidak
58
Sekolah Menengah Kebangsaan Aminuddin Baki
0
Tidak
0
Tidak
59
Korea Institute of Industrial Technology
0
Tidak
60
Pukyong National University
0
Tidak
61
Tottori University
0
Tidak
62
Nagoya University
0
Tidak
63
Tokyo University of Science
0
Tidak
64
Dr. M. C. Saxena Group of Colleges , Lucknow India
0
Tidak
65
Antalya International University
0
Tidak
66
Akdeniz University
0
Tidak
67
Fatih University
0
Tidak
68
Kastamonu University
0
Tidak
69
Yildiz Technical University
0
Tidak
46 47
48
49 50
Institut National Des Sciences Appliquees (INSA) De Rennes The University of Savoie, Polytech Annecy-Chambery Institut Superieur d'Electronique de Paris (ISEP), CatholicUniversity of Paris (CUP) Eindhoven University of Technology Avans University of Applied Science (AVANS)
0
Tidak
0
Tidak
0
Tidak
51
Faculty of Mechatronics, Warsaw University of Technology
0
Tidak
52
Stockholm School of Economics
0
Tidak
39
Outline 1. Pendahuluan 2. Metodologi 3. Implementasi Six Sigma 4. Benchmarking 5. Usulan Perbaikan 40
4. BENCHMARKING : 1. Pemilihan Benchmark Benchmark dipilih berdasarkan QS World University Rankings dan kemudahan untuk memperoleh informasi. Tabel 16. Pemilihan Benchmark No
Nama universitas
Negara
Peringkat QS World University 2013
Jumlah Mhs
Jumlah mahasiswa asing 2013
Populasi mahasiswa asing
Jumlah partner 2013
1
Tsinghua University
Cina, Beijing
48
41.065
3.500
9%
229
2
Erasmus University Rotterdam
Belanda
92
20.941
5.416
26%
363
3
Beijing Institute of Technology
Cina, Beijing
501-550
26.358
326
1%
156
4
Salford University
Inggris
651-700
20.000
3.000
15%
200
5
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Indonesia
701+
17.619
65
0.369%
204
6
Qingdao Technological University, QDC
Cina, Qindao
n.a
16.000
200
1%
30
7
Cambrian College of Applied Art & Technology
4%
15 (umumnya kerjasama dengan universitas lokal 180)
Kanada
n.a
11.000
485
41
4. BENCHMARKING : 2. Poin yang dibandingkan STRATEGI KERJASAMA INTERNASIONAL 1.
Alur Pengambilan Kebijakan
2.
Tipikal kerjasama (open/selective)
3.
Kebutuhan dokumen kerjasama
4.
Strategi untuk mengaktifkan MOU yang pasif
5.
Strategi menjaga stabilitas kerjasama internasional
6.
Strategi untuk mensukseskan kerjasama dalam bidang akademik
PENGELOLAAN KERJASAMA INTERNASIONAL 1.
Review kerjasama internasional
2.
Kriteria pemilihan mitra
3.
Kriteria pengelompokan mitra
4.
Peran dan manajemen internasional office
LIHAT REKAP BENCHMARK 42
Outline 1. Pendahuluan 2. Metodologi 3. Implementasi Six Sigma 4. Hasil Benchmarking 5. Usulan Perbaikan 43
IMPROVE : Faktor Manusia Rincian Key Factor Manusia 1
Dosen lokal
Rincian Key Factor Manusia 2
Usulan Perbaikan
•
Skill bahasa Inggris lemah Beban tugas berat karena proyek, pengabdian masyarakat, dan beban fungsional
•
• •
Dosen asing
Mahasiswa lokal
Mahasiswa asing
Karyawan ITS
Ijin kerja rumit
Evaluasi sistem birokrasi untuk perampingan (efisiensi adminsitrasi)
Masalah kesejahteraan
Program short term sehingga tidak memerlukan salary Menawarkan program yang effordable untuk mahasiswa Meningkatkan bargain power ITS untuk memperoleh kesepakatan yang reciprocal
Kemampuan funding lemah Kemampuan dasar S2 bervariasi
•
Pengetahuan terhadap ITS rendah Prioritas belajar di negara maju
•
•
B
Peluang terbatas
B
(*) hasil benchmarking
•
UNTUK LEBIH JELAS, SILAKAN LIHAT LEMBAR YANG DIBERIKAN
Meningkatkan hubungan kerjasama dengan mitra dan terus bekerjasama dengan mitra mempromosikan ITS Membuat program yang sesuai dengan keunggulan lokal dan ITS (misal short term research program) Adanya kesempatan pendidikan atau training untuk karyawan yang memenuhi persysratan (misal prestasi selama menjadi karyawan, bahasa Inggris, dll)
B
B
Adanya kursus untuk karyawan dan dosen ITS yang sekarang ada Perbaikan metode seleksi karyawan dan dosen yang akan masuk (TOEFL menjadi persyaratan) Adanya SK untuk dosen yang mengajar Full-English dan Bilingual Mahasiswa lokal diberi kesempatan untuk mengambil kelas berbahasa Inggris
*Dosen dikembalikan pada fungsi aslinya untuk mengajar, meneliti dan pengabdian masyrakat. Peran fungsional dan administratif sebaiknya diserahkan pada karyawan cth: kepala unit, kepala badan, dll
44
IMPROVE : Faktor Infrastruktur dan Fasilitas Rincian Key Factor Infrastruktur & Fasilitas 1
Rincian Key Factor Infrastruktur & Fasilitas 2
Fasilitas Akademik : • Kelas berbahasa Inggris • Full English Program • Laboratorium • Kelas Bahasa Indonesia • Cultural Classes
Tidak semua jurusan memiliki kelas berbahasa Inggris
Usulan Perbaikan Adanya SK ke jurusan untuk membuat kelas berbahasa Inggris Memberikan SK untuk dosen yang mengajar kelas billingual dan bahasa Inggris Serifikat supervisor untuk pembimbing mahasiswa asing
• • •
Peralatan di Lab sering rusak karena alat sudah tua, spare part sulit diperoleh dan sering terlambat lelang karena pendanaan yang rumit
•
Kelas bahasa Indonesia dan Cultural Class merupakan kelas yang menarik bagi mahasiswa asing bahkan mahasiswa BU dan KNB wajib menggunakan bahasa Indonesia. Tetapi kualitas pengajaran bahasa Indonesia masih buruk dari internal ITS
•
B •
Lemah bargain power untuk penyediaan fasilitas asrama / housing • Kotor • Air sering mati • Listrik sering mati • Petugas tidak memahami bahasa Inggris Fasilitas olahraga terbatas dan sulit diakses • Birokrasi yang rumit untuk peminjaman fasilitas olahraga • Penjaga fasilitas olahraga tidak paham bahasa Inggris
B
B
B * (hasil benchmarking)
Perlu dilakukan perbaikan kualitas pengajaran di UPT bahasa UPT bahasa perlu difungsikan sebagai pusat belajar bahasa Indonesia dan budaya Bahasa Indonesia untuk mahasiswa asing bukan hanya bahasa Asing dan budaya Asing untuk mahasiswa lokal
•
B Fasilitas nonakademik • Asrama • Fasilitas olahraga
Lab based education harus diiringi dengan pengelolaan laboratorium yang baik sehingga Mempermudah birokrasi keuangan dan penyerapan dana untuk fasilitas lab sebaiknya diperhatikan
•
• • •
• • •
UNTUK LEBIH JELAS, SILAKAN LIHAT LEMBAR YANG DIBERIKAN
B *Perbaikan kualitas program internasional dan terus menjaga aktualisasi melalui peringkat, consortium, pameran pendidikan, dll Perbaikan pengelolaan asrama Asrama untuk mahasiswa asing untuk segera diwujudkan Harus ada karyawan yang bisa berbahasa Inggris untuk melayani mahasiswa asing Perbaikan pengelolaan fasilitas olahraga Mempermudah sistem peminjaman fasilitas Harus ada pegawai profesional untuk menjaga fasilitas olahraga
45
IMPROVE : Modal (Material/Non Material) Rincian Key Factor Modal (Material/Non Material 1)
Rincian Key Factor Modal (Material/Non Material 2)
SOP
Informasi
Reputasi
Agreement (MOU/ MOA)
B B
(*) hasil benchmarking
Banyak SOP terkait program kerjasama asing belum dipahami oleh elemen-elemen di ITS • SOP exchange • SOP imigrasi • SOP transfer kredit • SOP pendaftaran mahasiswa asing Website ITS kurang informatif dan tidak terintegrasi, terutama untuk website jurusan tidak update Dokumentasi kegiatan dan prestasi internasional buruk • Peringkat ITS di dunia masih rendah (bargain power rendah) • MOU tidak sesuai dengan kebutuhan dan tidak reciprocal
Usulan Perbaikan
ITS International Office perlu untuk melakukan sosialisasi SOP dan membuat sistem informasi dalam dua bahasa agar SOP tersebut dapat diupdate dan diakses secara berkelanjutan
UNTUK LEBIH JELAS, SILAKAN LIHAT LEMBAR YANG DIBERIKAN
B • Melakukan evaluasi informasi apa sajakah yang paling sering diakses baik secara lokal maupun internasional • *Adanya data statistik ITS untuk diakses dan prestasi – prestasi ITS termasuk ranking nasional dan internasional Harus ada mekanisme dokumentasi aktivitas kerjasama • Meningkatkan bargain power ITS dengan perbaikan internal • Perbaikan kualitas pengajaran • Memastikan kesepakatan harus reciprocal B • *Selektif terhadap mitra
46
IMPROVE : Kebijakan dan Pengelolaan Rincian Key Factor Rincian Key Factor Kebijakan dan Pengelolaan 1 Kebijakan dan Pengelolaan 2
Kebijakan
Kebijakan buttom-up perlu diperjelas • Tidak adanya arahan yang kuat untuk pencapaian target kerjasama • Tidak ada review kerjasama
Pengelolaan • Koordinasi
Fungsi koordinasi fakultas lemah Website yang kurang informatif • Layanan administrasi rumit • Hirarki birokrasi terlalu panjang • Aturan administrasi tidak billingual • Pegawai administrasi minim bahasa Inggris (tata usaha, kemahasiswaan, perpus, dll)
• Informasi • Administrasi
B (*) hasil benchmarking
Usulan Perbaikan
• Pelaksanaan kebijakan buttom-up untuk kerjasama internasional diperjelas mekanismenya. Selain itu harus dijelaskan kewajiban dan hak jurusan terkait kerjasama internasional. • Review kerjasama dilakukan oleh jurusan dengan batasan yang telah diberikan oleh manajemen ITS
UNTUK LEBIH JELAS, SILAKAN LIHAT LEMBAR YANG DIBERIKAN
Mengembalikan peran dan fungsi fakultas untuk koordinasi B • Melakukan evaluasi informasi apa sajakah yang paling sering diakses baik secara lokal maupun internasional • *Adanya data statistik ITS untuk diakses dan prestasi – prestasi ITS termasuk ranking nasional dan internasional Melakukan pelatihan bahasa Inggris dan membuat SOP pelayanan mahasiswa asing yang dari masing masing unit.
47
IMPROVE : Lingkungan Rincian Key Factor Lingkungan 1 Lokasi ITS di negara berkembang kurang menarik
Imigrasi rumit
Fasilitas umum sulit diakses
Rincian Key Factor Lingkungan 2 Mahasiswa maupun dosen asing lebih tertarik ke negara maju
Peraturan untuk ijin tinggal rumit dan tidak efisien
Transportasi umum seperti bus, kereta, dan angkot sulit diakses orang asing Orang lokal tidak memahami bahasa Inggris
Usulan Perbaikan • Mencari informasi keunggulan lokal seperti keunggulan Surabaya, daya tarik pariwisata dan ekonomi, 3 Why (Why Study at Indonesia, Why Study at Surabaya and Why Study at ITS) dan memasukkannya sebagai materi promosi • Mencari mitra yang tertarik untuk mengirimkan mahasiswanya ke negara berkembang
UNTUK LEBIH JELAS, SILAKAN LIHAT LEMBAR YANG DIBERIKAN
Permasalahan imigrasi merupakan sesuatu yang ada di luar kendali ITS. Hal yang dapat dilakukan hanyalah memberikan layanan pendampingan untuk kepengurusan imigrasi Menyediakan informasi untuk mengakses fasilitas umum di Surabaya, (How to Live in Surabaya) Memberikan pengetahuan ini kepada mahasiswa maupun dosen asing sehingga mereka harus mempelajari Bahasa Indonesia for Survival
48
Control : Improvement Faktor Manusia Usulan Perbaikan Faktor Manusia Adanya kursus untuk karyawan dan dosen ITS yang sekarang ada • Perbaikan metode seleksi karyawan dan dosen yang akan masuk (TOEFL menjadi persyaratan) • Adanya SK untuk dosen yang mengajar Full-English dan Bilingual • Mahasiswa lokal diberi kesempatan untuk mengambil kelas berbahasa Inggris Evaluasi sistem birokrasi untuk perampingan (efisiensi adminsitrasi) •
Program short term sehingga tidak memerlukan salary • •
•
B
•
Menawarkan program yang effordable untuk mahasiswa Meningkatkan bargain power ITS untuk memperoleh kesepakatan yang reciprocal Meningkatkan hubungan kerjasama dengan mitra dan terus bekerjasama dengan mitra mempromosikan ITS Membuat program yang sesuai dengan keunggulan lokal dan ITS (misal short term research program) Adanya kesempatan pendidikan atau training untuk karyawan yang memenuhi persyaratan (misal prestasi selama menjadi karyawan, bahasa Inggris, dll)
B
*Dosen dikembalikan pada fungsi aslinya untuk mengajar, meneliti dan pengabdian masyrakat. Peran fungsional dan administratif sebaiknya diserahkan pada karyawan cth: kepala unit, kepala badan, dll
Control Tidak ada kewajiban dosen harus hadir di dalam kursus karena akan sulit untuk diaplikasikan. Tetapi dosen dan karyawan wajib melaporkan perkembangan nilai TOEFL 1 tahun sekali kepada jurusan begitu pula untuk mahasiswa sekaligus membantu perencanaan wisuda SK dosen dikeluarkan oleh jurusan dan dikelola oleh jurusan Pihak manajemen ITS melakukan evaluasi administrasi yang bersih tetapi juga efieisen.
UNTUK LEBIH JELAS, SILAKAN LIHAT LEMBAR YANG DIBERIKAN
Pihak jurusan harus memonitoring aktivitas dosen tamu (short term). Harus ada jadwal aktivitas yang jelas selama dosen tamu ada di ITS. Fungsi ini ada di jurusan dan ITS International Office terkait dengan student mobility. Program yang ditawarkan harus dipastikan sesuai dengan kemampuan pendanaan mahasiswa dan dipastikan memberikan manfaat dua arah Fungsi ini merupakan fungsi promosi yang dilaksanakan oleh ITS International Office sekaligus dosen yang memiliki mitra di luar negeri B Jurusan harus dapat memetakan keunggulannya dan membuat program yang sesuai dengan keunggulan masingmasing. Jurusan dan unit-unit di ITS memberikan kesempatan bagi karyawan untuk menempuh pelatihan atau pendidikan lanjut yang dikelola oleh SDM terkait administrasi dan pendanaannya B Fungsi kontrol dilakukan oleh manajemen ITS agar dosen kembali pada fungsi utamanya
49
Control : Improvement Faktor Infrastruktur & Fasilitas Usulan Perbaikan untuk Faktor Infrastruktur & Fasilitas • • • • •
• •
B
Adanya SK ke jurusan untuk membuat kelas berbahasa Inggris Memberikan SK untuk dosen yang mengajar kelas billingual dan bahasa Inggris Serifikat supervisor untuk pembimbing mahasiswa asing Lab based education harus diiringi dengan pengelolaan laboratorium yang baik sehingga Mempermudah birokrasi keuangan dan penyerapan dana untuk fasilitas lab sebaiknya diperhatikan Perlu dilakukan perbaikan kualitas pengajaran di UPT bahasa UPT bahasa perlu difungsikan sebagai pusat belajar bahasa Indonesia dan budaya Bahasa Indonesia untuk mahasiswa asing bukan hanya bahasa Asing dan budaya Asing untuk mahasiswa lokal
B B *Perbaikan kualitas program internasional dan terus menjaga aktualisasi melalui peringkat, consortium, pameran pendidikan, dll • Perbaikan pengelolaan asrama • Asrama untuk mahasiswa asing untuk segera diwujudkan • Harus ada karyawan yang bisa berbahasa Inggris untuk melayani mahasiswa asing • • •
Perbaikan pengelolaan fasilitas olahraga Mempermudah sistem peminjaman fasilitas Harus ada pegawai profesional untuk menjaga fasilitas olahraga
Control Perbaikan • • •
Manajemen ITS bagian akademik mengeluarkan SK untuk membuka kelas berbahasa Inggris di jurusan. Berikutnya jurusan mengeluarkan SK untuk dosen yang mengajar kelas billingual dan bahasa Inggris Selain itu jurusan juga mengharuskan dosen pembimbing mahasiswa asing untuk memiliki sertifikat supervisor
Manajemen ITS bagian keuangan harus mengevaluasi penyerapan anggaran untuk pengembangan fasilitas lab, memudahkan birokrasi keuangan dan memantau penggunaannya • Selain itu harus ada pendataan umur fasilitas di lab dari jurusan agar mempermudah penganggaran biaya • Manajemen ITS bekerjasama dengan UPT harus meningkatkan kualitas layanan dan pengajaran di UPT. • Selain itu harus ada SK untuk UPT sebagai pengajar bahasa dan budaya Indonesia untuk mahasiswa asing •
B
B
UNTUK LEBIH JELAS, SILAKAN LIHAT LEMBAR YANG DIBERIKAN
B
Bidang IV bekerjasama dengan ITS IO senantiasa menjaga eksistensi dengan menyertakan ITS dalam berbagai forum dan mendaftarkan diri untuk peringkat dunia Harus ada perbaikan untuk pengelolaan asrama ITS yang dilakukan oleh pihak asrama dipantau oleh manajemen ITS. Pihak asrama juga harus mulai meningkatkan kualitas pelayanan melalui karyawannya Fasilitas olahraga harus mulai dikelola dengan lebih baik menyesuaikan dengan standar internasional dan disosialisasikan kepada mahasiswa mekanisme penyewaan dan lainlain. Fasilitas olahraga untuk lebih mempermudah administrasi dan dikelola oleh profesional sehingga mempermudah mahasiswa lokal maupun asing untuk mengakses fasilitas.
50
Control : Improvement Faktor Modal (Material/Non Material) Usulan Perbaikan Faktor Modal (Material/Non Material) ITS International Office perlu untuk melakukan sosialisasi SOP dan membuat sistem informasi dalam dua bahasa agar SOP tersebut dapat diupdate dan diakses secara berkelanjutan
Control Semua SOP terkait dengan aktivitas kerjasama internasional diupload dalam website IO dan disosialisasikan agar dapat terus diakses B
B • Melakukan evaluasi informasi apa sajakah yang paling sering diakses baik secara lokal maupun internasional • *Adanya data statistik ITS untuk diakses dan prestasi – prestasi ITS termasuk ranking nasional dan internasional
• Pengelolaan diserahkan kepada BKPKP selaku pengelola website ITS • Adanya mekanisme survey kepuasan terhadap website ITS akan membantu untuk fungsi kontrol • Semua jenis aktivitas kerjasama baik riset, pertukaran pelajar, dosen tamu, publikasi, dual degree harus didata oleh pelaksana (jurusan, ITS IO, pasca sarjana, dan LPPM) serta dilaporkan ke manajemen ITS
Harus ada mekanisme dokumentasi aktivitas kerjasama • Meningkatkan bargain power ITS dengan perbaikan internal • Perbaikan kualitas pengajaran • Memastikan kesepakatan harus reciprocal B • *Selektif terhadap mitra
UNTUK LEBIH JELAS, SILAKAN LIHAT LEMBAR YANG DIBERIKAN
B
Pengelolaan diserahkan kepada manajemen ITS untuk perbaikan baik bidang I, bidang II, bidang III, maupun IV • Jurusan, ITS IO, pasca sarjana, maupun manajemen ITS harus lebih selektif dalam menginisasi kerjasama. • Harus ada kriteria pemilihan mitra.
51
Control : Improvement Faktor Kebijakan dan Pengelolaan Usulan Perbaikan Faktor Kebijakan & Pengelolaan
Control • Pelaksanaan kebijakan dilaksanakan secara bottom-up dengan pengawasan dari pihak manajemen ITS • Jurusan melakukan review terhadap mitramitra internasionalnya dan melaporkan hasilnya kepada manajemen ITS • Kriteria kerjasama dari ITS harus masuk dalam review meski untuk kriteria lainnya diserahkan kepada jurusan
• Pelaksanaan kebijakan bottom-up untuk kerjasama internasional diperjelas mekanismenya. Selain itu harus dijelaskan kewajiban dan hak jurusan terkait kerjasama internasional. • Review kerjasama dilakukan oleh jurusan dengan batasan yang telah diberikan oleh manajemen ITS Mengembalikan peran dan fungsi fakultas untuk koordinasi B • Melakukan evaluasi informasi apa sajakah yang paling sering diakses baik secara lokal maupun internasional • *Adanya data statistik ITS untuk diakses dan prestasi – prestasi ITS termasuk ranking nasional dan internasional • Melakukan pelatihan bahasa Inggris untuk karyawan adimistratif • Membuat SOP pelayanan mahasiswa asing yang dari masing masing unit.
B
UNTUK LEBIH JELAS, SILAKAN LIHAT LEMBAR YANG DIBERIKAN
Fakultas kembali aktif sebagai koordinator antar jurusan sekaligus gate pertama informasi ke jurusan. Manajemen ITS harus mengevaluasi kembali struktur organisasinya karena banyak keluhan dari jurusan merasa beban terlalu berat. • Pengelolaan diserahkan kepada BKPKP selaku pengelola website ITS • Adanya mekanisme survey kepuasan terhadap website ITS akan membantu untuk fungsi kontrol • Pelatihan bahasa Inggris untuk karyawan dikelola oleh SDM bekerjasama dengan UPT bahasa • Masing-masing unit harus memiliki SOP pelayanan administratif untuk mahasiswa atau dosen asing
52
Control : Improvement Faktor Lingkungan Usulan Perbaikan Faktor Lingkungan • Mencari informasi keunggulan lokal seperti keunggulan Surabaya, daya tarik pariwisata dan ekonomi, 3 Why (Why Study at Indonesia, Why Study at Surabaya and Why Study at ITS) dan memasukkannya sebagai materi promosi • Mencari mitra yang tertarik untuk mengirimkan mahasiswanya ke negara berkembang Permasalahan imigrasi merupakan sesuatu yang ada di luar kendali ITS. Hal yang dapat dilakukan hanyalah memberikan layanan pendampingan untuk kepengurusan imigrasi Menyediakan informasi untuk mengakses fasilitas umum di Surabaya, (How to Live in Surabaya) Memberikan pengetahuan ini kepada mahasiswa maupun dosen asing sehingga mereka harus mempelajari Bahasa Indonesia for Survival
Usulan Perbaikan Faktor Lingkungan
• ITS International Office berperan memasukkan informasi terkait keunggulan lokal dan keunggulan ITS dalam materi promosi ke luar negeri • Memetakan mitra yang potensial mengirimkan mahasiswanya ke ITS
UNTUK LEBIH JELAS, SILAKAN LIHAT LEMBAR YANG DIBERIKAN
• ITS IO mendampingi mahasiswa maupun dosen asing untuk urusan keimigrasian. • Memberikan informasi terkait mekanisme keimigrasian kepada mahasiswa maupun dosen asing • ITS IO memberikan informasi kepada mitra tentang kehidupan di Surabaya dan di ITS serta senantiasa mendorong mitra untuk mengikuti program-program yang diselenggarakan ITS
• Memberikan pengetahuan tentang hal-hal yang menyebabkan culture shock untuk mahasiswa asing • UPT bahasa menjadi pusat belajar bahasa Indonesia untuk mahasiswa maupun dosen asing
53
Kesimpulan 1.
Hasil pengukuran performa kerjasama ITS menunjukkan bahwa performa kerjasama asing ITS masih sangat rendah yakni mencapai sigma 0 dengan DPMO hingga 945.205,47. Artinya di dalam 1 juta kali kesempatan kemungkinan terdapat cacat 945.205,47 atau mendekati probabilitas 1. Standar deviasi dari kerjasama juga sangat besar yakni mencapai 0,424. Performa kerjasama dengan variansi yang sangat besar menunjukkan lemahnya manajemen hingga pelaksanaan kerjasama tidak terarah.
2. Perlu usaha yang sangat besar untuk perbaikan kinerja ITS karena nature dari proses sangat jauh dibandingkan dengan spesifikasi yang diharapkan. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya selisih control limits dengan specification limits.
54
Kesimpulan 3. Dari hasil penelusuran kategori kerjasama yang berpotensi menyebabkan cacat kerjasama justru adalah kerjasama yang prioritasnya besar yakni kerjasama riset, publikasi riset, pertukaran pelajar atau dosen, beasiswa join degree, dan beasiswa S2 atau S3. Hal ini menunjukkan salama ini ITS lebih banyak responsif terhadap peluang namun sangat lemah untuk mengarahkan kerjasama sesuai dengan prioritasnya. 4. Terdapat banyak improvement yang harus dilakukan dan melibatkan banyak sekali elemen-elemen dari ITS sebagai fungsi pelaksana dan fungsi kontrol. Untuk manajemen ITS sendiri harus melakukan penguatan dalam pengambilan kebijakan dan pengelolaannya. 55
Kesimpulan 5.
Dari hasil klasifikasi mitra, terdapat 4 mitra yang perlu dilanjutkan sedangkan 69 yang lain perlu untuk dievaluasi kembali untuk tetap dilanjutkan atau tidak karena tidak memenuhi spesifikasi kerjasama asing di ITS.
56
Saran Perbaikan 1. Usulan perbaikan ini dapat dimasukkan dalam strategi pengembangan kerjasama internasional ITS. 2. Kerjasama sebaiknya difokuskan kepada mitra yang strategis dan mitra yang potensial untuk perbaikan hingga kerjasama stabil. 3. Pelaksanaan usulan perbaikan ini harus melibatkan semua elemen di ITS karena sukses tidaknya kerjasama internasional bukan hanya tentang kinerja manajemen atau dosen tetapi seluruh elemen di ITS. 4. Harus dilakukan kajian lebih lanjut untuk kerjasama ITS dengan perusahaan.
57
LAMPIRAN Perhitungan Jumlah (Min-maks) Aktivitas Rata-rata judul riset (min/maks) per tahun / mitra
(1)
dengan r= jumlah judul riset Rata-rata publikasi (min/maks) per tahun/mitra
(2)
dengan p = jumlah publikasi Rata-rata pertukaran pelajar atau dosen (min/maks) per tahun/mitra
(3)
+ dengan pp = pertukaran pelajar pd = pertukaran dosen Rata-rata beasiswa dual degree (min/maks) per tahun/mitra
dengan dd = dual degree
(4)
BACK
NEXT
58
LAMPIRAN Perhitungan Jumlah (Min-maks) Aktivitas Rata-rata beasiswa S2/S3 (min/maks) per tahun/mitra
(5)
dengan S2/S3=beasiswa S2/S3 Rata-rata pelatihan/workshop (min/maks) per tahun/mitra
(6)
dengan p/w = pelatihan/workshop Rata-rata penyediaan fasilitas (min/maks) per tahun/mitra
(7)
dengan f= jumlah fasilitas Rata-rata jumlah konsultasi (min/maks) per tahun/mitra
(8)
Rata-rata aktivitas lainnya (min/maks) per tahun/mitra
(9) PREVIOUS
BACK
59
LAMPIRAN
Rekap BENCHMARKING STRATEGI KERJASAMA INTERNASIONAL 1.
Alur Pengambilan Kebijakan No
Nama Universitas
Pengambilan Kebijakan Kerjasama Internasional
1
Tsinghua University
2
Erasmus University Rotterdam
Pure buttom up (faculty otonomy) Buttom up (fakultas dan divisi memiliki otonomi secara administrasi dan keuangan)
3
Beijing Institute of Technology
Top down
4
Salford University
Buttom up
5
Cambrian College of Applied Art & Technology
Buttom up
6
Qingdao Technological University, QDC
Top down
BACK
NEXT 60
LAMPIRAN
Rekap BENCHMARKING STRATEGI KERJASAMA INTERNASIONAL 2. Tipikal kerjasama (open/selective) No 1 2 3 4 5 6
Nama Universitas Tsinghua University Erasmus University Rotterdam Beijing Institute of Technology Salford University Cambrian College of Applied Art & Technology Qingdao Technological University, QDC
Open/selective collaboration Selective collaboration Selective collaboration Open collaboration Open collaboration Selective collaboration Open collaboration
PREVIOUS
BACK
NEXT 61
LAMPIRAN
Rekap BENCHMARKING STRATEGI KERJASAMA INTERNASIONAL 3. Kebutuhan dokumen kerjasama Kerjasama mengharuskan adanya MOU atau tidak MOU diperlukan, tetapi tidak menutup adanya kerjasama tanpa MOU.
No
Nama Universitas
1
Tsinghua University
2
Erasmus University Rotterdam
MOU diperlukan
3
Beijing Institute of Technology
MOU diperlukan
4
Salford University
MOU diperlukan
5
Cambrian College of Applied Art & Technology
Tidak lagi melakukan penandatangan MOU untuk memulai kerjasama dan lebih fokus pada aktivitas riil
6
Qingdao Technological University, QDC
MOU diperlukan
PREVIOUS
BACK
NEXT 62
LAMPIRAN
Rekap BENCHMARKING STRATEGI KERJASAMA INTERNASIONAL 4. Strategi untuk mengaktifkan MOU yang pasif No
Nama Universitas
1
Tsinghua University
2
Erasmus University Rotterdam
3
Beijing Institute of Technology
4
Salford University
5
Cambrian College of Applied Art & Technology
6
Qingdao Technological University, QDC
Strategi untuk mengaktifkan MOU yang pasif Hasil review digunakan untuk menentukan MOU pasif atau aktif, berikutnya dilakukan reminder, jika tidak menunjukkan perubahan maka dianggap MOU sudah tidak berlaku Tidak ada cara yang khusus, lebih fokus pada sikap preventive yakni menghindari melakukan signing MOU sebelum adanya target ativitas yang riil Tidak ada strategi khusus, lebih banyak pada strategi preventive untuk tidak menjalin kerjasama tanpa aktivitas Tidak ada strategi khusus, lebih banyak pada strategi preventive untuk tidak menjalin kerjasama tanpa aktivitas 1. 2.
Tidak ada strategi khusus, lebih banyak pada strategi preventive untuk tidak menjalin kerjasama tanpa aktivitas MOU bukanlah gate untuk melakukan kerjasama.
Tidak ada strategi khusus
PREVIOUS
BACK
NEXT 63
LAMPIRAN
Rekap BENCHMARKING STRATEGI KERJASAMA INTERNASIONAL 4. Strategi menjaga stabilitas kerjasama internasional No
Nama universitas
Strategi untuk menjaga stabilitas kerjasama internasional
1
Tsinghua University
2
Erasmus University Rotterdam
3
Beijing Institute of Technology
4
Salford University
5
Cambrian College of Applied Art & Technology
Fokus pada universitas mitra yang telah ada dan stabil daripada menambah lagi jumlah partner. Memasukkan pengelolaan kerjasama dalam pembahasan top level menagament sehingga diperoleh langkah-langkah untuk mendorong perkembangan dan kenaikan neraca ilmu pengetahuan baik dari universitas dan para mitra. Menginisiasi adanya consortium dengan mitra yang strategis misalnya Sino-Spanish University Consortium, Sino-Russian-Belarussian University consortium. 1. College executive committees melakukan review setiap 4 bulan serta mengambil tindakan apa yang diperlukan agar setiap aktivitas kerjasama memenuhi target-target minimum 2. Menekankan penanaman nilai-nilai yang harus diemban oleh setiap staf baik akademis maupun non akademis dalam menjalin hubungan dengan mitra asing. Tidak ada strategi khusus untuk kestabilan kerjasama melainkan strategi general untuk: 1. Generate innovative growth, 2. Shape opportunity, 3. Foster success
6
Qingdao Technological University, QDC
Selalu menjaga komunikasi dan menerapkan keterbukaan
PREVIOUS
BACK
NEXT 64
LAMPIRAN
Rekap BENCHMARKING STRATEGI KERJASAMA INTERNASIONAL 5.
Strategi untuk mensukseskan kerjasama dalam bidang akademik No
Nama Universitas
1
Tsinghua University
2
Erasmus University Rotterdam
3
Beijing Institute of Technology
4
Salford University
5
Cambrian College of Applied Art & Technology
6
Qingdao Technological University, QDC
Strategi Kerjasama Internasional dalam bidang akademik 1. 2. 1. 2. 3. 1. 2.
Menyediakan mata kuliah berbahasa Inggris untuk S1 Menyediakan program berbahasa inggris untuk S2 Meningkatkan kualitas pendidikan berstandar internasional dengan menambah programprogram internasional Fokus pada mahasiswa baru yang berkualitas Memiliki dan terus meningkatkan kualitas program-program non-degree yang terakreditasi (executive & proffesionals education) Menyediakan program bahasa mandarin untuk menarik minat mahasiswa asing (6 tingkat) Membuat kelas-kelas billingual, dan 4 program S1 diajarkan dalam bahasa Inggris
Meningkatkan kualitas program-program internasional 1. Menyediakan fulltime post secondary program dan customized programs 2. Secara kontinyu memperbarui portofolio program untuk menyesuaikan dengan perubahan ilmu pengetahuan dan kebutuhan masyarakat Menyediakan program bahasa mandarin untuk mahasiswa asing (bahasa mandarin merupakan attractive point untuk mahasiswa asing tertentu)
PREVIOUS
BACK
NEXT 65
LAMPIRAN
Rekap BENCHMARKING PENGELOLAAN KERJASAMA INTERNASIONAL 1.
Review kerjasama internasional
No
Pengelolaan Kerjasama Asing
Review kerjasama (ada/tidak)
Pihak yang melakukan review kerjasama
1
Tsinghua University
Ada
Dilakukan review MOU oleh student global mobility dan faculty member kemudian dilaporkan ke international office dan oleh international office ke manajemen universitas
2
Erasmus University Rotterdam
Ada
Faculty member melakukan review dan memutuskan apakah lanjut atau tidak
3
Beijing Institute of Technology
Ada
Review dilakukan oleh international office setiap periode
4
Salford University
Ada
Dilakukan monitoring dan evaluasi mitra setiap quarter period oleh college executive committees dan dilaporkan ke university executive committees
5
Cambrian College of Applied Art & Technology
Ada
Dilakukan review setiap 5 tahun sekali oleh manajemen universitas
6
Qingdao Technological University, QDC
Ada
Review dilakukan oleh international office setiap periode
PREVIOUS
BACK
NEXT 66
LAMPIRAN
Rekap BENCHMARKING PENGELOLAAN KERJASAMA INTERNASIONAL 2. Kriteria pemilihan mitra No
Pengelolaan Kerjasama Asing
Kriteria pemilihan mitra
1
Tsinghua University
Sangat bervariasi karena berdasarkan pilihan dari faculty member
2
Erasmus University Rotterdam
1. Berdasarkan pilihan faculty member, 2. Sejarah 3. Reputasi, 4.Kurikulum
3
Beijing Institute of Technology
1. Stabilitas, 2. Jumlah aktivitas riil , 3. Jumlah mahasiswa keluar dan masuk
4
5
6
1. Salford University 2. 3. 1. Cambrian College of Applied Art 2. & Technology 3. 4. 1. Qingdao Technological University, 2. QDC 3.
Kesamaan nilai atau prinsip dalam kerjasama Menawarkan kerjasama dengan aktivitas riil, Pilihan dari faculty member Rangking Kesesuaian kurikulum Keuntungan finansial, Perusahaan yang mampu meningkatkan competitiveness dari lulusannya di bursa kerja. Reputasi Rangking Informasi website
PREVIOUS
BACK
NEXT 67
LAMPIRAN
Rekap BENCHMARKING PENGELOLAAN KERJASAMA INTERNASIONAL 3. Kriteria pengelompokan mitra No
Pengelolaan Kerjasama Asing
Pengelompokan mitra
1
Tsinghua University
Partner dikelompokkan menjadi partner strategis dan non strategis
2
Erasmus University Rotterdam
Partner dikelompokkan ke dalam partner strategis dan non strategis
3
Beijing Institute of Technology
Partner dikelompokkan menjadi partner strategis dan non strategis
4
Salford University
Partner dikelompokkan dalam Knowledge Transfer Partnership (KTP) dan Non Knowledge Partnership.
5
Cambrian College of Applied Art Aktif dan tidak aktif & Technology
6
Qingdao Technological University, QDC
Aktif dan tidak aktif
PREVIOUS
BACK
NEXT 68
LAMPIRAN
Rekap BENCHMARKING PENGELOLAAN KERJASAMA INTERNASIONAL 4. Peran dan manajemen internasional office No
Pengelolaan Kerjasama Asing
1
Tsinghua University
2
Erasmus University Rotterdam
3
Beijing Institute of Technology
4
Salford University
Manajemen international office (dosen/professional)
Peran international office International office berperan sebagai fasilitator kerjasama asing saja, sedangkan penerimaan mahasiswa asing dan pertukaran pelajar dilakukan oleh Student Global Mobility Department, Internasional office sebagai fasilitator kerjasama asing saja, sedangkan penerimaan mahasiswa asing and pertukaran pelajar dilakukan oleh divisi yang lain 1. Mengembangkan dan mengimplementasikan hasil review kerjasama internasional 2. Mempromosikan BIT 3. Menentukan standar untuk pengembangan dan pembaruan kerjasama 4. Menjadi penghubung dengan pemerintah 5. Mempromosikan program internasional, 6. Mengundang dan menjadi tuan rumah tamu internasional 7. Mendampingi dan menyediakan pendanaan untuk program exchange 8. Mendampingi dan menyediakan pendanaan untuk research collaboraion 9. Memfasilitasi perjalanan dinas internasional
1. 2. 3.
5
Cambrian College of Applied Art & Technology
1. 2. 3. 4. 5.
6
Qingdao Technological University
1. 2.
Mendampingi mitra perusahaan yang potensial untuk memperoleh akses Mengecek eligibilitas partner apakah sesuai standar atau tidak, Penerimaan mahasiswa asing, Menyusun laporan akhir untuk kerjasama international Menginisiasi dan melaksanakan proyek internasional Mendukung internasionalisasi kampus dan kurikulum Menjadi tuan rumah tamu asing Merespon permintaan untuk pelatihan Menyediakan semua proposal pelatihan Fasilitator dan initiator kerjasama asing Penerimaan mahasiswa asing
PREVIOUS
BACK
Direktur dan staf adalah profesional bukan dosen Direktur dan staf adalah profesional bukan dosen
Jumlah Staf 50 13
Direktur dan staf adalah profesional bukan dosen
15
Direktur dan staf adalah profesional bukan dosen
n.a
Direktur dan staf adalah profesional bukan dosen
n.a
Direktur dan staf adalah profesional bukan dosen
5
69