EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014
HARAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PADJADJARAN MENJADI PUSTAKAWAN Oleh: Desi Ekawati dan Saleha Rodiah Perpustakaan Freedom Institude Email :
[email protected] Abstract This research about “expectation of library science student to be a librarian” conducted on students Departement Library Science Padjadjaran University. The purpose of this research was to determine the extent of the correlation between student studied library science with expectation to be a librarian. This research used a survey method. The population in this research was student of library science class of 2009-2011 are totaled 231 people and obtained 70 samples. Data collection techniques use questionnaires, observations, interviews, and literature. The conclusion of this research is there is a certain correlation between student studied library science with expectations to be a librarian. This correlation is neutral. Students studied the library science, but do not know, dubious, or even no matter whether the future will be a librarian or not. Suggestion from this research is a name reconsideration of the profession and the motivation of the profession itself. Keywords: Expectation of library science student, Library Science, Librarian, survey method Abstrak Penelitian untuk mengetahui hubungan mahasiswa mempelajari ilmu informasi dan perpustakaan dengan harapannya menjadi pustakawan. Menggunakan metode penelitian survey, populasinya mahasiswa Prodi Ilmu Perpustakaan Angkatan 20092011 berjumlah 231 orang dengan responden 70 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, observasi, wawancara dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan hubungan bersifat netral antara mahasiswa mempelajari ilmu informasi dan perpustakaan dengan harapan menjadi pustakawan. Mahasiswa mempelajari ilmu informasi dan perpustakaan namun tidak tahu, meragukan, atau bahkan tidak peduli apakah nantinya akan menjadi pustakawan atau tidak. Kata Kunci: Harapan mahasiswa, Ilmu Perpustakaan, Pustakawan, metode survei
66
HARAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PADJADJARAN MENJADI PUSTAKAWAN
ISSN : 2089-6549
A. LATAR BELAKANG umber daya
Sedangkan
S
manusia
merupakan salah satu unsur dalam organisasi. Sumber daya
manusia ini merupakan salah satu unsur yang paling penting di samping unsur-unsur yang lain. Hal ini karena sumber
daya
menentukan
manusia
arah
dan
sangat kemajuan
organisasi. Salah satu jenis sumber daya
manusia
perpustakaan
yang
adalah
ada
di
pustakawan
selain tenaga perpustakaan lainnya. Menurut (Wirawan dalam Hermawan
sendiri menurut (Sulistyo-
Basuki 1991, 147) merupakan “sebuah pekerjaan
yang
pengetahuan
memerlukan
dan
keterampilan
khusus yang diperoleh dari teori dan bukan saja dari paktek, dan diuji dalam
bentuk
universitas
ujian
atau
dari
lembaga
sebuah yang
berwewenang, serta memberikan hak pada orang yang bersangkutan untuk berhubungan
dengan
nasabah
Undang
Undang Nomor 43 Tahun 2007 pasal 1 ayat 8, pustakawan adalah seseorang yang
memiliki
kompetensi
yang
diperoleh melalui pendidikan dan atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai jawab
tugas
dan
untuk
pengelolaan
tanggung
melaksanakan dan
pelayanan
perpustakaan. Apabila melihat dari definisi di atas, maka dapat profesi pustakawan adalah pekerjaan yang membutuhkan
pengetahuan
dan
keterampilan khusus.
2006, 67) pustakawan adalah profesi. Profesi
menurut
Beberapa
perguruan
tinggi
yang membuka program studi atau departemen
ini,
diantaranya
Universitas Padjadjaran, Universitas Indonesia, Universitas Diponegoro, Universitas Gajah Mada, Universitas Sumatera Utara, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijogo. Program studi atau Departemen Ilmu Perpustakaan hadir dalam rangka mencetak para ahli
informasi
yang
mempunyai
kompetensi dan keahlian yang dapat
(klien)”.
EduLib – Desi Ekawati & Saleha Rodiah
67
EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 digunakan untuk berprofesi di bidang
Sekolah
ini.
Padahal
Dengan
mahasiswa akan
kata
S1
berkerja
lain,
Ilmu
idealnya
Perpustakaan
sebagai
pengelola
lembaga informasi atau pustakawan. Namun
fakta
di
lapangan
Lanjutan
Tingkat
persyaratan
Atas. untuk
menduduki
jabatan
fungsional
pustakawan
adalah
sekurang-
kurangnya
harus
berpendidikan
diploma. Dengan cukup banyaknya
menunjukan bahwa saat ini masih
universitas
banyak
departemen ini, tetapi masih banyak
lembaga-lembaga
baik
yang
pemerintah maupun non pemerintah
pula
yang
pustakawan, perlu
masih
membutuhkan
kekurangan pustakawan.
dan
Jumlah
lembaga
yang
Mahasiswa
ahli di Indonesia yang tercatat di
menjadi pustakawan.
Pengembangan
Perpustakaan
Pustakawan,
Nasional
Republik
kekurangan dipertanyakan
sebenarnya sejauh manakah harapan
pustakawan terampil dan pustakawan
Pusat
membuka
Ilmu
Perpustakaan
Teori harapan (Pace dan Faules 2005, 124-125). menerangkan bahwa
Indonesia (data Juni 2013) sebanyak
kecenderungan
3.198 orang, dengan rincian jumlah
bertingkah
pustakawan terampil sebanyak 1.537
dengan harapan bahwa tingkah laku
orang atau sebesar 49 % dan dan
tersebut akan menghasilkan sesuatu
pustakawan ahli sebanyak 1.637 orang
yang dikehendakinya. Setiap orang
atau
(Suharyanto,
mempunyai kebutuhan dan keinginan
Angka itu tentu tidak sebanding
tertentu sesuai dengan harapannya
dengan jumlah penduduk Indonesia.
untuk memperoleh keuntungan dari
Selain itu terdapat temuan menarik
pencapaian
yakni
ditetapkannya.
sebesar
masih
fungsional 68
51
%
banyaknya yang
pejabat
berpendidikan
mempelajari
individu
laku
tertentu
tujuan
untuk sesuai
yang Mahasiswa
ilmu
informasi
dan
HARAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PADJADJARAN MENJADI PUSTAKAWAN
ISSN : 2089-6549
perpustakaan.
Dengan
kecenderungan mempelajari
kata
lain,
mahasiswa
ilmu
informasi
memiliki mulai
tingkatan
dari
yang
atau
hierarki,
paling
rendah
dan
(bersifat dasar atau fisiologis) sampai
perpustakaan sesuai dengan harapan
yang paling tinggi (aktualisasi diri).
bahwa
akan
Adapun hierarki kebutuhan tersebut
yang
sebagai berikut :
mempelajarinya
menghasilkan
sesuatu
dikehendakinya. Harapannya tentu
1. Kebutuhan fisiologis
bermacam-macam, ada yang ingin
Kebutuhan
menjadi pustakawan, namun ada pula
berdasarkan
yang tidak.
fisiologikal badan kita, seperti
Untuk itulah perlu didalami bentuk-bentuk
harapan
tersebut
kebutuhan
yang
timbul kondisi
untuk
makanan
dan minuman dan kebutuhan
hingga akan diperoleh data lebih jauh
akan udara segar.
hubungan antara mempelajari ilmu
2. Kebutuhan rasa aman
informasi dan perpustakaan dengan
Kebutuhan
harapan untuk menjadi pustakawan.
kebutuhan untuk dilindungi
Sehingga nanti diharapkan menjadi
dari bahaya dan ancaman fisik.
masukan
bagi
kurikulum
pengembangan
program
studi/
ini
mencakup
3. Kebutuhan sosial Kebutuhan
ini
mencakup
dan
menerima
departemen ilmu perpustakaan.
memberi
B. KERANGKA PEMIKIRAN
persahabatan, cinta kasih, rasa
Menurut
(Maslow
dalam
Munandar 2001, 327-328) manusia termotivasi
memilki (belonging). 4. Kebutuhan akan penghargaan
untuk
memenuhi
Kebutuhan harga diri meliputi
kebutuhan-kebutuhan
hidupnya.
dua jenis:
Kebutuhan-kebutuhan
tersebut
EduLib – Desi Ekawati & Saleha Rodiah
69
EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 a. Mencakup
faktor-faktor
(Victor H. Vroom 1964 dalam Yusup
internal, seperti kebutuhan
dan Subekti 2010, 115-116)
harga
menerangkan bahwa :
diri,
diri,
kepercayaan
otonomi
dan
yang
“Kecenderungan individu untuk
kompetensi;
bertingkah laku tertentu sesuai
b. Mencakup
faktor-faktor
dengan harapan bahwa tingkah
eksternal kebutuhan yang
laku tersebut akan menghasilkan
menyangkut
reputasi
sesuatu
yang
dikehendakinya
mencakup
(sesuai
dengan
harapannya)”.
kebutuhan untuk dikenali
Setiap
orang
mempunyai
dan
kebutuhan dan keinginan tertentu
seperti
diakui
(recognition),
dan status.
sesuai dengan harapannya untuk
5. Kebutuhan aktualisasi diri
memperoleh
Kebutuhan untuk melakukan
pencapaian
pekerjaan
ditetapkannya.
sesuai
dengan
kemampuan yang dirasakan dimiliki.
Kebutuhan
ini
Apabila
keuntungan tujuan
dikaitkan
dari yang
dengan
penelitian yang dilakukan maka dapat
mencakup kebutuhan untuk
dikatakan
menjadi
kebutuhan
mahasiswa untuk mempelajari ilmu
merealisasikan
informasi dan perpustakaan sesuai
untuk
kreatif, dapat
potensinya secara penuh.
dengan
Untuk memenuhi kebutuhannya manusia
akan
melakukan
berusaha
harapan
bahwa
mempelajarinya akan menghasilkan sesuatu
yang
dikehendakinya.
Mahasiswa Ilmu Perpustakaan sendiri
tersebut. Ini senada dengan teori
diproyeksikan untuk menjadi ahli
harapan
informasi
yang
kearah
kecenderungan
hal
70
sesuatu
untuk
bahwa
dikemukakan
oleh
termasuk
di
dalamnya
HARAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PADJADJARAN MENJADI PUSTAKAWAN
ISSN : 2089-6549
pustakawan.
Namun
tentunya
penilaian subjektif seseorang
harapan setiap mahasiswa berbeda-
atas
beda. Sehingga dalam hal ini peneliti
suatu
ingin melihat bagaimana sebenarnya
muncul dari tidakan orang
harapan
tersebut.
Mahasiswa
Ilmu
Perpustakaan menjadi pustakawan.
hasil
bahwa
tertentu
akan
3. Setiap hasil mempunyai nilai,
Teori harapan ini memiliki tiga
atau daya tarik bagi orang
asumsi pokok, yaitu
tertentu Ini disebut valensi
1. Setiap hasil berkaitan dengan suatu
kemungkinan
persepsi
(valence). Valensi atau nilai
mengenai
sebagian
seberapa sulit mencapai hasil
biasanya
tersebut.
kebutuhan
Hal
ini
disebut
aspek
pekerjaan
berasal
dari
internal,
namun
harapan
usaha
(effort
motivasi
expectancy).
Harapan
usaha
merupakan proses yang lebih
sebagai
rumit lagi. Jadi kita dapat
usaha
mendefinisikan valensi sebagai
dapat
didefinisikan
kemungkinan
bahwa
seseorang akan menghasilkan
nilai
pencapaian
kepada
suatu
tujuan
tertentu 2. Setiap
yang
sebenarnya
orang
suatu
berikan
hasil
yang
diharapkan (Pace dan Faules individu
percaya
apabila ia berperilaku dengan cara
yang
ia
Sejak
dikembangkan
oleh
akan
Vroom, teori harapan dikembangkan
memperoleh hal tertentu. Ini
lebih lanjut oleh ahli lain, antara lain
disebut harapan hasil (outcome
(Porter
expentancy).
Munandar
2008,
338).
Menurut
Lawler,
faktor-faktor
yang
dapat
tertentu,
2005, 124-125).
Harapan
didefinisikan
hasil sebagai
EduLib – Desi Ekawati & Saleha Rodiah
dan
Lawler
1968
dalam
71
EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 menentukan besarnya
E-P
(kemungkinan
perasaan anda terhadap berbagai hasil
upaya
menyebabkan
keluaran.
kerja
positif,
tercapainya
unjuk
yang
diinginkan) ialah : diri
atau
kepercayaan diri
anda
adalah
lebih
ingin
mencapainya, negatif jika anda tidak ingin mencapainya dan netral jika
2. Pengalaman lampau dalam situasi serupa
anda
tidak
keluarannya.
sekarang
yang
aktual
dalam
persepsi) dari orang lain. kecilnya
harapan
P-O
Apabila
yaitu
Mahasiswa menjadi
mempedulikan
penelitian
lakukan
4. Komunikasi (informasi dan
Besar
jika
keluaran
mencapainya daripada tidak ingin
1. Harga
3. Situasi
Hasil
diterapkan
yang
tentang
Ilmu
pustakawan,
hasil
penulis harapan
Perpustakaan maka
yang
terjadi adalah sebagai berikut:
(sebesar apa kemungkinannya untuk mendapatkan berbagai hasil keluaran jika mencapai unjuk kerja tertentu) juga ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu pengalaman yang lalu dalam situasi serupa, ketertarikan dari hasil keluaran, kepercayaan dalam kendali internal melawan eksternal, harapanharapan
E-P,
situasi
aktual
dan
komunikasi dari orang lain. Komponen ketiga dari model Lawler ialah harkat atau valence (V) yang
mencerminkan 72
bagaimana
HARAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PADJADJARAN MENJADI PUSTAKAWAN
ISSN : 2089-6549
Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian Teori Maslow Manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
Teori Harapan Kecenderungan individu untuk bertingkah laku tertentu sesuai dengan harapan bahwa tingkah laku tersebut akan menghasilkan sesuatu yang dikehendakinya (sesuai dengan harapannya). Sub Variabel 1 : Harapan Usaha Indikator : 1. Harga diri atau kepercayaan diri 2. Pengalaman lampau dalam situasi serupa 3. Situasi sekarang yang aktual 4. Komunikasi (informasi dan persepsi dari orang lain) Sub Variabel 2 : Valensi Indikator : 1. Nilai 2. Ketertarikan 3. Perasaan
Harapan Mahasiswa Ilmu Perpustakaan menjadi Pustakawan
Harapan usaha Mahasiswa Ilmu Perpustakaan menjadi pustakawan
EduLib – Desi Ekawati & Saleha Rodiah
Valensi mahasiswa Ilmu Perpustakaan menjadi pustakawan
73
EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 Sub variabel yang digunakan
2. Ketertarikan
adalah harapan usaha dan valensi. Ini dikarenakan sub variabel tersebut dianggap
lebih
relevan
3. Perasaan C. METODE
dengan
Penelitian
mengenai
harapan
penelitian yang dilakukan. Sedangkan
mahasiswa ini merupakan penelitian
sub variabel harapan hasil tidak
survey. Menurut Fathoni (2006,100)
digunakan karena dianggap kurang
metode
penelitian
relevan
metode
yang
terhadap
penelitian
yang
survey
artinya
dilakukan
yuntuk
dilakukan. Variabel penelitian yang
mengadakan
digunakan dalam penelitian tentang
ukuran-ukuran
“Harapan
empiris yang berlangsung di lapangan
Mahasiswa
Ilmu
Perpustakaan menjadi Pustakawan”
atau
ini
dilakukan
dapat
dikemukakan
adalah
lokasi
berikut :
dihadapi
Sub variabel 1 : Harapan usaha
bukan
Indikator
sasaran.
:
1. Harga diri atau kepercayaan diri 2. Pengalaman lampau dalam situasi serupa 3. Situasi sekarang yang aktual
persepsi dari orang lain)
terhadap
penelitian,
terhadap sebagai
terhadap
dan gejala
umumnya
sampel responden
seluruh
yang dan
populasi
Sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif yaitu penelitian
yang
menyelidiki,
mengumpulkan dan menyusun data responden dan data penelitian dalam bentuk
4. Komunikasi (informasi dan
pemeriksaan
tabel.
dimaksudkan cermat
Teknik
analisis ini
untuk
pengukuran
terhadap
sosial
Sub variabel 2 : Valensi
tertentu,
Indikator
konsep dan menghimpun fakta, akan
:
1. Nilai 74
peneliti
fenomena
mengembangkan
tetapi tidak melakukan pengujian HARAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PADJADJARAN MENJADI PUSTAKAWAN
ISSN : 2089-6549
hipotesis (Singarimbun dan Effendi
tertentu (Pace dan Faules 2005,
2011, 4-5).
124-125).
D. HASIL
PENELITIAN
DAN
Menurut Lawler, faktor-
PEMBAHASAN
faktor yang menentukan E-P
1. Harapan Usaha
(kemungkinan besarnya upaya
Sejak dikembangkan oleh Vroom,
teori
dikembangkan
harapan lebih
lanjut
menyebabkan
tercapainya
unjuk kerja yang diinginkan) ialah
harga
diri
atau
oleh ahli lain, antara lain oleh
kepercayaan diri, pengalaman
Porter & Lawler. Model teori
lampau dalam situasi serupa,
harapan
dari
Lawler
situasi sekarang yang aktual,
mengajukan
empat
asumsi,
dan
salah satunya adalah orang
komunikasi
(informasi
dan persepsi) dari orang lain.
mempunyai harapan-harapan
Pendapat
responden
tentang kemungkinan bahwa
terhadap sub variabel harapan
upaya (effort = E) mereka akan
usaha, berada dalam kategori
mengarah ke perilaku unjuk
kategori tinggi sebesar 20%,
kerja (performance = P) yang
kategori
dituju.
kategori
Ini
diungkapkan
netral
70%,
rendah
dan 10,0%.
sebagai harapan E-P atau bisa
Mahasiswa mempelajari ilmu
kita sebut sebagai harapan
informasi dan perpustakaan
usaha. Harapan usaha juga
namun
dapat
sebagai
meragukan ataupun acuh tak
usaha
acuh apakah nantinya akan
didefinisikan
kemungkinan
bahwa
seseorang akan menghasilkan
menjadi
pencapaian
tidak.
suatu
tujuan
percaya
EduLib – Desi Ekawati & Saleha Rodiah
tidak
pustakawan Mahasiswa diri
peduli,
atau cukup dalam
75
EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 mempelajari dan
ilmu
informasi
perpustakaan
tidak tahu,
namun
ragu-ragu
atau
diterapkan
dimana
Beberapa
mahasiswa
mengatakan ada kemungkinan
bahkan tidak peduli apakah
untuk menjadi
nantinya
apabila
akan
pustakawan
atau
Mahasiswa apakah
juga
tidak.
mempelajari
informasi
pustakawan,
nama
keprofesian
mereka berubah.
meragukan
dalam
ilmu
menjadi
saja.
Melalui dapat
hal
ini,
melihat
kita ada
dan
kecenderungan bahwa tidak
perpustakaan terkait dengan
selalu ada hubungan antara
pengalaman
Mahasiswa Ilmu Perpustakaan
lampau
dan
situasi sekarang yang aktual
mempelajari
bagi mereka untuk menjadi
dan
pustakawan.
harapan
Dalam wawancara lebih lanjut, mahasiswa menjelaskan salah satu alasan keraguan
ilmu
informasi
perpustakaan untuk
dengan menjadi
pustakawan. 2. Kepercayaan Diri Salah satu faktor yang
mereka adalah karena label
menentukan
“pustakawan” itu sendiri yang
kepercayaan diri. Kepercayaan
sudah dianggap orang sebagai
diri sendiri menurut Kamus
“tukang
buku”.
Besar Bahasa Indonesia (2007,
Sebaliknya, mahasiswa tidak
856) adalah yakin benar atau
pernah
pada
memastikan akan kemampuan
dapat
atau kelebihan seseorang atau
cenderung
sesuatu (bahwa akan dapat
jaga
bermasalah
keilmuannya, dikatakan
bahkan
menyukainya, karena ilmu ini
memenuhi
dirasa
harapannya).
76
ringan
dan
mudah
E-P
adalah
harapanSedangkan
HARAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PADJADJARAN MENJADI PUSTAKAWAN
ISSN : 2089-6549
menurut
(Endang
dalam
kepercayaan
diri,
Rohayati 2000, 9) kepercayaan
menumbuhkan
diri merupakan suatu keadaan
yang sehat menjadi perlu.
dalam diri
seseorang yang
konsep
Pendapat
diri
responden
berisi kekuatan, kemampuan
terhadap indikator harga diri
dan
atau kepercayaan diri, berada
keterampilan
yang
dimiliki oleh seseorang. Para
ahli
dalam kategori tinggi sebesar
berpendapat
15,7%, kategori netral 51,4%,
bahwa bahwa rasa percaya diri
dan kategori rendah 38,6%.
erat kaitannya dengan konsep
Mahasiswa cukup percaya diri
diri.
dalam
Walgito
(2000,
mengemukakan
14)
mempelajari
ilmu
bahwa
informasi dan perpustakaan
memiliki
namun ragu-ragu dan tidak
konsep diri positif, maka orang
peduli apakah nantinya akan
tersebut
menjadi
seseorang
yang
dapat
menghargai
pustakawan
atau
dirinya, dan memiliki harga
tidak. Konsep diri mahasiswa
diri yang tinggi. Harga diri
dalam
yang
menguasai
tinggi
tersebut
akan
mempelajari ilmu
ini
dan juga
menentukan taraf kepercayaan
positif, sehingga melahirkan
diri seseorang. Pada akhirnya
kepercayaan diri yang positif
konsep diri yang positif dan
pula, namun hal ini tidak
harga diri yang baik dapat
selalu karena ingin menjadi
mewujudkan kepercayaan diri
pustakawan.
pada seseorang. Selanjutnya
wawancara
(Maltz dalam Rakhmat 2003,
mahasiswa mengatakan bahwa
109)
bahwa
mereka
hanya
meningkatkan
kepada
keilmuannya
untuk
menambahkan
EduLib – Desi Ekawati & Saleha Rodiah
Dalam lebih
lanjut,
cenderung saja,
77
EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 namun mereka masih ragu
Mahasiswa
akan keprofesiannya. Hal ini
apakah
didasarkan
ilmu
pada
anggapan
dalam
meragukan mempelajari
informasi
dan
bahwa ilmu ini sangat luas dan
perpustakaan
dapat membawa mereka ke
pengalaman lampau mereka
bidang keprofesian mana saja,
untuk menjadi
tidak
Dalam wawancara lebih lanjut,
harus
menjadi
pustakawan.
berdasarkan
pustakawan.
mahasiswa mengatakan bahwa
3. Pengalaman Lampau dalam Situasi Serupa Definisi
mereka
sudah
mempertimbangkan pengalaman
matang
untuk
matang-
mempelajari
menurut Kamus Besar Bahasa
ilmu
Indonesia (2007, 26) adalah
perpustakaan namun hal ini
sesuatu yang pernah dialami,
tidak
dijalani,
menjadi pustakawan. Beberapa
dirasai,
ditanggung
informasi
selalu
karena
dan
ingin
dan sebagainya. Pengalaman
diantaranya
yang
melihat
lampau dalam situasi serupa
orang-orang
yang
terlebih
akan
bagi
dahulu mempelajari ilmu ini,
untuk
mengatakan bahwa ilmu ini
mempertimbangkan apa yang
dapat membawa lulusannya
akan dilakukannya. Jawaban
berkerja
responden terhadap indikator
perusahaan
pengalaman
inginkan
menjadi
dasar
seseorang
lampau
dalam
di
perusahaanyang
dan
harus
situasi serupa, berada dalam
selalu
kategori tinggi sebesar 38,6%,
Bahkan lulusan yang berkerja
kategori
dalan bidang kepustakawanan
netral
44,3%,
kategori rendah 17,1%. 78
dan
menjadi
tidak
mereka
cenderung
pustakawan.
lebih
sedikit
HARAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PADJADJARAN MENJADI PUSTAKAWAN
ISSN : 2089-6549
dibandingkan dengan lulusan
27,1%, kategori netral 62,9%,
yang
dan
tidak
berkerja
dalam
kategori
rendah10,0%.
bidang kepustakawanan. Hal
Mahasiswa meragukan apakah
ini menjadi salah satu motivasi
dalam
mahasiswa dalam mempelajari
informasi dan perpustakaan
ilmu
terkait dengan situasi aktual
informasi
dan
perpustakaan.
mempelajari
mereka
4. Situasi Sekarang yang Aktual Situasi sendiri menurut
untuk
menjadi
pustakawan. sebenarnya
ilmu
Walaupun mereka
sangat
Kamus Besar Bahasa Indonesia
menyadari bahwa kesempatan
(2007, 1078) berarti keadaan.
kerja untuk menjadi seorang
Sedangkan
menurut
pustakawan sangat besar bagi
Kamus Besar Bahasa Indonesia
lulusan ilmu informasi dan
(2007, 23) adalah sesuatu yang
perpustakaan.
aktual
betul-betul
terjadi,
sedang
pembicaraan
orang
diungkapkan oleh (Hermawan
banyak, sesuatu yang baru saja
2006, 48-49) sejak tahun 2002
terjadi
pustakawan dikelompokkan 7
menjadi
atau
masih
baru.
Seperti
yang
Sehingga situasi sekarang yang
(tujuh)
aktual dapat diartikan sebagai
fungsional, yang terdiri dari 2
keadaan
(dua)
yang
betul-betul
jenjang
jabatan
kelompok
yaitu:
terjadi, baru saja terjadi atau
Kelompok
masih baru.
Tingkat Terampil (PTT) dan
Jawaban terhadap
responden
indikator
situasi
Pustakawan
Tingkat
Ahli
(PTA).
sekarang yang aktual, berada
1. Pustakawan
dalam kategori tinggi sebesar
Terampil
EduLib – Desi Ekawati & Saleha Rodiah
Pustakawan
Tingkat
79
EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 Pustakawan
Tingkat
Pustakawan
Pertama;
2)
adalah
Pustakawan
Muda;
3).
Terampil
pustakawan yang memilki
Pustakawan Madya; dan 4).
dasar
Pustakawan Utama.
pendidikan
untuk
pengangkatan pertama kali
perkembangan
serendah-rendahnya
zaman orang akan semakin
diploma II perpustakaan,
mengutamakan
dokumentasi, dan informasi
yang ahli dan terampil di
untuk diploma bidang lain
bidangnya. Terbukti dengan
yang
pernyataan
disetarakan.
Pustakawan
Tingkat
mengharuskan memiliki
Pustakawan Pelaksana; 2)
untuk
Pustakawan
pertamakali
Pelaksana dan
3)
Pustakawan Penyelia.
pustakawan
yang
mereka
rendahnya
serendah-
sarjana
(S1)
perpustakaan, dokumentasi dan informasi atau diploma bidang
lain
disetarakan.
pengangkatan serendahDiploma
yang
II
Mahasiswa
ini, namun tetap saja hal ini
untuk
kali
pendidikan
sangat menyambut baik hal
bukanlah
pertama
dasar
rendahnya
memiliki dasar pendidikan pengangkatan
yang
pustakawan
Perpustakaan.
2. Pustakawan Tingkat Ahli adalah
pustakawan
diatas
Terampil terdiri dari: 1).
Lanjutan;
80
Seiring
ilmu
motivasi untuk
utama
mempelajari
informasi
dan
perpustakaan. 5. Komunikasi
(Persepsi
dan
Informasi) dari Orang Lain Jawaban
responden
Pustakawan
terhadap indikator komunikasi
Tingkat Ahli terdiri dari: 1).
(informasi dan persepsi dari
HARAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PADJADJARAN MENJADI PUSTAKAWAN
ISSN : 2089-6549
orang
lain),
berada
dalam
kategori tinggi sebesar 34,3%, kategori
netral
32,9%,
(Desiderato
dalam Rakhmat
1976, 51).
dan
Mahasiswa mempelajari
kategori rendah 32,9%. Dengan
ilmu
demikian,
mayoritas
perpustakaan
responden
memberikan
jawaban
terhadap
komunikasi
indikator
berada
dalam
kategori tinggi.
informasi
berdasarkan
komunikasi informasi)
dan
(persepsi dari
dan
orang
lain
bahwa mempelajarinya akan mempermudah mereka untuk
Persepsi sendiri menurut
menjadi pustakawan. Melalui
Brian Fellows adalah proses
hal ini, kita dapat melihat ada
yang
kecenderungan
memungkinkan
organisme
menerima
menganalisis
suatu dan
informasi
(Mulyana
2007,
180).
bahwa
ada
hubungan antara mahasiswa mempelajari dan
ilmu
informasi
perpustakaan
dengan
Sedangkan informasi menurut
informasi dan persepsi orang
(Estabrook 1977 dalam Yusup
lain.
2009, 11) adalah suatu rekaman fenomena yang diamati, atau bisa
juga
berupa
putusan
putusan-
yang
dibuat
a. Valensi Jawaban responden terhadap valensi,
sub
variabel
berada
dalam
seseorang. Persepsi disebut inti
kategori tinggi sebesar
komunikasi,
karena
14,3%,
persepsi
tidak
tidak
kita
mungkin
jika
kategori
netral
akurat,
58,6%),
dan
kategori
kita
rendah
27,1%.
Valensi
berkomunikasi dengan efektif
Mahasiswa Perpustakaan
EduLib – Desi Ekawati & Saleha Rodiah
Ilmu terhadap
81
EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 profesi
pustakawan
keprofesian ini, mereka
biasa-biasa
saja.
mulai
Nilai,
ketertarikan
dan
perasaan
mereka
Mereka
terhadap
profesi
dosen
mengatakan merupakan
pustakawan biasa saja.
motivator utama dalam
Hasil keluaran bersifat
menumbuhkan
netral
postif atas keprofesian
yang
artinya
mahasiswa
tidak
mempedulikan
hasil
keluarannya kita
atau
katakan
kecenderungan
b. Nilai
bisa
Jawaban responden
ada
terhadap indikator nilai,
bahwa
berada dalam kategori tinggi12,9%),
apakah
netral
mereka
akan
pustakawan
atau tidak. Dalam lebih
wawancara
beberapa
bahkan
mahasiswa
mengatakan
awalnya
sendiri
2004, 5) adalah rujukan dan
keyakinan
menentukan
keprofesian
(Allfort
ke
arah
1964,
dalam pilihan. menurut
dalam Hidayat 5)
rendah, namun setelah
keyakinan
pemberian motivasi oleh
membuat
dosen
menurut
(Mulyana dalam Hidayat
Sedangkan
cenderung
dan
kategori rendah 15,7%.
valensi mereka terhadap ini
kategori
61,4%,
Nilai
lanjut,
valensi
mereka.
mahasiswa tidak peduli
menjadi
82
mempertimbangkannya.
nilai
adalah yang
seseorang
tentang HARAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PADJADJARAN MENJADI PUSTAKAWAN
ISSN : 2089-6549
bertindak
atas
dasar
pilihannya.
netral
55,7%,
dan
kategori rendah 34,3%.
Nilai
profesi
Ketertarikan
sendiri
pustakawan
bagi
menurut Kamus Besar
mahasiswa
Ilmu
Bahasa Indonesia (2007,
Perpustakaan biasa-biasa
1145)
saja.
Ilmu
atau peristiwa tertarik,
tidak
merasa
Mahasiswa
Perpustakaan selalu
menganggap
berharga
dan
profesi Tidak
berarti
senang
keadaan
(suka,
ingin, dan sebagainya).
penting
Ketertarikan termasuk ke
pustakawan.
dalam salah satu bentuk
selalu
juga
dari afek positif yang
bersungguh-sungguh
merupakan karakteristik
dan melakukan semua
dari
hal
memiliki harapan tinggi.
untuk
menjadi
pustakawan.
Posisi
individu
Ada
profesi pustakawan bagi
kecenderungan
mereka
ketertarikan
tidak
dikatakan
bisa bernilai
yang
bahwa
mahasiswa
Ilmu Perpustakaan untuk
namun juga tidak bisa
menjadi
dikatakan tidak bernilai.
biasa-biasa saja. Seperti
c. Ketertarikan
yang
Jawaban responden terhadap
indikator
ketertarikan,
berada
telah
pustakawan
disebutkan
sebelumnya, mahasiswa cenderung lebih tertarik kepada
keilmuannya
dalam kategori kategori
dibanding
tinggi
keprofesiannya.
10%,
kategori
EduLib – Desi Ekawati & Saleha Rodiah
83
EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 Mungkin ini adalah salah
satu
dampak
Linschoten seperti yang dikutip
Diana
Permana
adalah
psikologis terkait dengan
Septi
label “pustakawan” itu
suatu
sendiri
sudah
berkaitan dengan situasi
masyarakat
konfrontasi antara nilai
yang
dianggap sebagai
“tukang
jaga
rasa
pribadi
yang
dengan
yang
tidak
menimbulkan nilai yang
ada
masalahnya
mahasiswa
pada
lain,
nilai
buku”. Terbukti dengan
sehingga
berbeda-beda
rasanya
keilmunya, bahkan dapat
bagi tiap orang. Misalnya
dikatakan
melihat suatu obyek A
cenderung
menyukainya.
timbul rasa tertarik, tapi
d. Perasaan
bagi B timbul rasa muak.
Jawaban responden terhadap
indikator
perasaan, berada dalam
Hal ini sangat tergantung pada
kategori dan
netral
kategori
nilai
Mahasiswa
Perpustakaan cenderung
rendah
mempunyai perasaan ke arah
mayoritas
profesi
terhadap
responden jawaban indikator
rendah
Mahasiswa tidak merasa senang
dan
terhadap
kategori rendah. Definisi
pustakawan.
menurut
terhadap
pustakawan.
perasaan berada dalam
perasaan
Ilmu
34,3%,
37,1%. Dengan demikian,
memberikan
pribadinya
dan nilai obyeknya.
kategori tinggi 28,6%),
84
dalam
antusias profesi
E. SIMPULAN
HARAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PADJADJARAN MENJADI PUSTAKAWAN
ISSN : 2089-6549
1.
Harapan
usaha
mempelajari dan
mahasiswa
ilmu
bahkan tidak peduli apakah
informasi
perpustakaan
nantinya
untuk
akan
pustakawan
menjadi pustakawan berada
Mahasiswa
dalam posisi netral. Mahasiswa
apakah
mempelajari
ilmu
dan
ilmu
informasi
perpustakaan
namun
menjadi
atau juga
dalam
tidak.
meragukan mempelajari
informasi
dan
perpustakaan terkait dengan
tidak tahu, meragukan, atau
pengalaman
bahkan tidak peduli apakah
situasi sekarang yang aktual
nantinya
untuk menjadi pustakawan.
akan
menjadi
pustakawan atau tidak. Selain itu,
terdapat
hubungan
tertentu antara
kepercayaan
diri,
pengalaman
2.
lampau
Valensi
profesi
bagi
Mahasiswa
Perpustakaan
dan
pustakawan Ilmu
berada
dalam
lampau
posisi netral. Dalam hal ini
dalam situasi serupa, situasi
dapat dikatakan bahwa nilai,
sekarang
yang
komunikasi persepsi)
(informasi
dan
mereka
ilmu
bersifat
percaya
tidak tahu,
pustakawan biasa-biasa
saja
cenderung
dengan
lebih
tertarik
kepada
menjadi
keilmuannya dibanding acuan
diri
perpustakaan
profesi
mahasiswa
ini
Mahasiswa
ilmu
terhadap
perasaan
serta
Hubungan
netral.
mempelajari
dalam
dan
informasi
untuk
pustakawan.
dan
ketertarikan
perpustakaan
harapan
cukup
dan
mahasiswa
mempelajari dan
aktual
profesinya. F. DAFTAR PUSTAKA
dalam
Fathoni, Abdurrahmat, (2006). Metode
informasi
Penelitian dan Teknik Penyusunan
namun
ragu-ragu
Skripsi. Jakarta : Rineka Cipta
atau
EduLib – Desi Ekawati & Saleha Rodiah
85
EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 Harisanty, Dessy. (2008). Pustakawan : Aset
Perpustakaan.
dessyharisanty.web.ugm.ac.id. Diakses 16 Januari 2013 Hermawan, Rachman dan Zen.
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rakhmat, Jalaludin. (2009). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung:
Zulfikar
(2006).
Remaja Rosdakarya.
Etika
. (2009). Psikologi
Kepustakawanan. Jakarta: Sagung
Komunikasi. Bandung: Remaja
Seto.
Rosdakarya.
Mulyadi, Dudung R. Hidayat. (2006). “Hakikat
dan
Makna
Nilai”.
Rohayati,
Iceu.
(2011).
Program
Bimbingan Teman Sebaya untuk
http://file.upi.edu/Direktori/.
Meningkatkan Percaya Diri Siswa
Diakses 12 September 2013.
(Studi
Mulyana, Deddy. (2007). Pengantar Ilmu
Komunikasi.
Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta:
Penerbit
Universitas
Indonesia.
Kelas X1 Tahun Pelajaran 2010Bandung.
Universitas
Pendidikan Indonesia. Singarimbun,
Masri
dan
Effensi,
Sofian, (2011). Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES
Pace, Wayne R. dan Don F. Faules. (2005).
pada
Siswa SMA Negeri 13 Bandung
2011).
Munandar, Ashar Sunyoto. (2001).
Pre-Eksperimental
Komunikasi
Organisasi.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suharyanto. Profesionalisme
Peningkatan Pustakawan
http://www.academia.edu/54513
Permana, D. Septi. (2013). “Perasaan
78/Pengembangan_karier_pusta
dan Emosi’. http://staff.uny.ac.id.
kawan_alih_jalur_pusatakawan
Diakses 16 September (2013).
_terampil_ke_pustakawan_tingk
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 86
2007.
Kamus
at_ahli
Besar
HARAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PADJADJARAN MENJADI PUSTAKAWAN
ISSN : 2089-6549
Sulistyo-Basuki. (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia. Sumarmo,
Wiji.
(2009).
Perpustakaan.
Psikologi
Jakarta:
Sagung
Seto. Undang-undang Nomor 43 2007
tentang
tahun
perpustakaan,
pasal 1, ayat 8. Yusup,
Pawit.
M.
Informasi,
(2009).
Komunikasi
Kepustakaan.
Jakarta,
Ilmu dan Bumi
Aksara. Yusup, Pawit. M. dan Priyo Subekti. (2010).
Teori
&
Praktek
Penelusuran Informasi.
Jakarta,
Kencana.
EduLib – Desi Ekawati & Saleha Rodiah
87