ANALISIS CASH POSITION, GROWTH POTENTIAL, RETURN ON EQUITY, DEBT TO EQUITY RATIO, FIRM SIZE, INVESTMENT TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR BARANG KONSUMSI YANG LISTING DI BEI Achmad Zaipul Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
ABSTRACT This study aims to analyze whether the variable under study is Cash Position, Growth Potential, Return on equity, Debt to Equity Ratio, Firm Size, Investment has an influence on the Dividend Payout Ratio (DPR) on the Company's manufacturing sector of the consumer goods period 2006-2010. The research method used in this study is the analysis of financial ratios, and statistical analysis of multiple linear regression model, test R2, F test and t-test. The data used are secondary data obtained from the Capital Market Reference Center for Indonesian Stock Exchange. From the research, testing coefficients together (F test) independent variables CP, GP, ROE, DER, FS, Investment has a significant influence on the dependent variable DPR. Partial assay results (t test) also showed GP, ROE, FS significantly influence against the DPR. Whereas for CP, DER, Investment does not significantly influence the DPR. The results show the value of R2 by 35.6 percent in which 64.4 percent was influenced by other variables. This shows that the financial ratios used are not the only information that can be used as consideration in the determination of corporate dividend policy. Keywords: CP, GP, ROE, DER, FS, Investment and DPR PENDAHULUAN Latar Belakang Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham atau ditahan oleh perusahaan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa mendatang. Kebijakan pembayaran dividen mempunyai pengaruh bagi pemegang saham dan perusahaan yang membayar dividen. Para pemegang saham umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil karena hal tersebut akan mengurangi ketidakpastian akan hasil yang diharapkan dari investasi yang mereka lakukan dan juga dapat
meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan sehingga nilai saham juga dapat meningkat. Bagi perusahaan, pilihan untuk membagikan laba dalam bentuk dividen akan mengurangi sumber dana internalnya, sebaliknya jika perusahaan menahan labanya dalam bentuk laba ditahan maka kemampuan pembentukan dana internalnya akan semakin besar yang dapat digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehingga mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap dana eksternal dan sekaligus akan memperkecil risiko perusahaan. Perusahaan yang terdaftar di BEI tidak semuanya membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya, baik itu dalam bentuk dividen tunai maupun dividen saham.
Hal tersebut disebabkan oleh adanya pertimbangan-pertimbangan yang berbeda dalam membuat keputusan kebijakan dan pembayaran dividen dalam setiap perusahaan. Pihak manajemen akan cenderung lebih memilih investasi baru dari pada membayar dividen yang tinggi jika kondisi perusahaan sangat baik. Dana yang seharusnya dapat dibayarkan sebagai dividen tunai kepada pemegang saham akan digunakan untuk pembelian investasi yang menguntungkan, bahkan untuk mengatasi masalah underinvestment. Sebaliknya, perusahaan yang mengalami pertumbuhan lambat cenderung membagikan dividen lebih tinggi untuk mengatasi masalah overinvestment. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah apakah rasio Cash Position, Growth Potential, Return on Equity, Debt to Equity, Firm Size, Investment mempunyai pengaruh terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi ? Tujuan Penelitian Untuk menganalisis Cash Position, Growth Potential, Return on Equity, Debt to Equity, Firm Size, Investment terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur sektor barang konsumsi yang listing di BEI. LANDASAN TEORI Dividend payout ratio merupakan hasil dari kebijakan dividen perusahaan dalam menghitung persentase pembagian hasil keuntungan kepada pemegang saham. Rasio ini menunjukan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk kas. Semakin tinggi tingkat dividend payout ratio yang ditetapkan perusahaan berarti semakin kecil
dana yang tersedia untuk ditanamkan dalam perusahaan. Dividend payout ratio merupakan cara perhitungan persentase dari setiap rupiah yang dihasilkan untuk dibagikan kepada pemilik saham sehingga menghasilkan kebijakan dividend perusahaan. Dividend payout ratio dihitung dengan cara membagi dividend per saham dengan laba per lembar saham dikali 100%. Dalam penelitian ini melihat dari pertimbangan menajemen atas faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio yaitu : 1. Debt to Equity Ratio (DER) Rasio dari leverage ratio adalah Debt To Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total modal yang dimiliki perusahaan. Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang, dimana semakin tinggi nilai rasio ini menggambarkan gejala kurang baik bagi perusahaan (Sartono, 2001 : 66). 2. Return on Equity (ROE) Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar-kecilnya hutang perusahaan, apabila proposi hutang makin besar maka rasio ini juga akan semakin besar. 3. Cash Position Posisi kas suatu perusahaan merupakan faktor yang penting dalam menentukan besarnya devidend. Pembayaran dividend merupakan arus kas keluar, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin kuat posisi likuiditas
atau kas perusahaan terhadap prospek kebutuhan dana diwaktu-waktu mendatang berarti semakain besar kemampuannya untuk membayar dividen kepada pemegang saham (Rianto, 267:1999) 4. Growth potential Growth potential adalah potensi pertumbuhan. Bisnis yang tumbuh cepat bila menghasilkan laba, mungkin harus membatasi dividen supaya dapat menyimpan dana dalam perusahaan untuk investasi pertumbuhan
Cash Position, Growth Potential, Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Firm Size, Investment sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah Dividend Payout Ratio. 1. Variabel Independen (X) Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independent yaitu: a. Cash Position =
5. Firm Size Firm size adalah ukuran besarnya perusahaan. Umur dan besaran perusahaan tergantung dari kemudahan aksesnya yang mudah menuju pasar modal, karena kemudahan tersebut fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar dianggap lebih aman daripada perusahaan yang masih baru sehingga perusahaan mampu memiliki ratio pembayaran dividen yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil. (Alli et al., 1993, dalam Sutrisno,2001:03).
b. Growth Potential =
π‘ππ‘ππ πππ‘ππ£π π‘πβπ’π πππ β π‘ππ‘ππ πππ‘ππ£π π‘πβπ’π ππππ’ π‘ππ‘ππ πππ‘ππ£π π‘πβπ’π ππππ’
c. Return on Equity (ROE) =
METODE PENELITIAN Variabel dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen. Yang menjadi variabel independen adalah
ππππ ππππ πβ π‘ππ‘ππ πππππ
d. Debt to Equity Ratio (DER) =
π‘ππ‘ππ βπ’π‘πππ π‘ππ‘ππ πππππ
e. Firm Size
6. Investment Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yangdimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Investasi dalam aktiva tetap diartikan sebagai proses yang mengacu pada sebuah penganggaran modal.
πππππ πππ ππβππ ππππ ππππ πβ π ππ‘πππβ πππππ
= log πππ‘π’πππ π‘ππ‘ππ ππ π ππ‘ f. Investment
= It β It-1 diukur dengan nilai asset tetap 2. Variabel Dependen (Y) Yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah Devidend Payout Ratio (DPR) persentase laba yang diperoleh yang dibayarkan sebagai dividen. Rumus: π·ππ
=
Dividen kas per lembar saham Laba bersih per lembar saham
Dimana:
Popolusi dan Sampel Populasi perusahaan yang dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2010. Selanjutnya sampel dalam penelitian ini ditentukan menggunakan metode purposive sampling. Dalam purposive sampling, pemilihan kelompok subjek didasarkan pada ciri yang sudah diketahui sebelumnya. Berdasarkan data menunjukkan bahwa dari 33 perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 20062010, hanya terdapat 12 perusahaan yang memenuhi karakteristik penyampelan yang telah ditentukan.
Y a X1 X2 X3 X4 X5 X6 b1,2,3,4,5,6 e
b. Analisis Koefisien Determinasi (R2) Analisis koefisien determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel bebas (X1,X2,β¦.Xn) secara serentak terhadap variabel terikat (Y). Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah di antara 0 sampai dengan 1. Nilai R2, berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat.
Metode Analisis Data Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana data-data yang dikumpulkan dan digolongkan kemudian dianalisis dan dipresentasikan secara objektif. Metode analisis keuangan pada penelitian ini menggunakan penghitungan dari rasio-rasio keuangan, yaitu Cash position, Growth Potential, Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Firm Size, Investment dan Dividend Payout Ratio (DPR). Dimana data-data tersebut diambil dari Bursa Efek Indonesia dan kemudian diolah. Analisis Statistik a. Analisis Regresi Linear Berganda Metode analisis yang digunakan adalah model analisis regresi linear berganda. Model ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dengan persamaan sebagai berikut:
= Dividend Payout Ratio (DPR) = Konstanta = Cash Position = Growth Potential = Return on Equity (ROE) = Debt to Equity Ratio (DER) = Firm Size = Investment = Koefisien variabel X1,2,3,4,5,6 = error
Pengujian Hipotesis 1. Uji Koefisien Regresi Secara Bersamasama (Uji - F) Pengujian ini untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat, bentuk pengujian: H0:
b1=b2=b3=...bn=0, Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak dari Cash Position, Growth Potential, DER, ROE, Firm Size, Investment terhadap DPR. H1: b1β b2β b3β ...bnβ 0, Artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak dari Cash Position, Growth
Potential, DER, ROE, Investment terhadap DPR.
Firm
Size,
Pada penelitian ini nilai F hitung akan dibandingkan dengan F tabel pada tingkat signifikan (Ξ±) =5%. Kriteria penilaian pada uji-F adalah : Terima H0 apabila Fhitung < Ftabel. Tolak H0 apabila Fhitung > Ftabel. 2. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji - t) Pengujian ini dilakukan untuk menguji setiap variabel bebas (X1) apakah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y1). Bentuk pengujian: H0:
b1=b2=b3=...bn=0, Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Cash Position, Growth Potential, DER, ROE, Firm Size, Investment terhadap DPR. H1: b1β b2β b3β ...bnβ 0, Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang
signifikan dari Cash Position, Growth Potential, DER, ROE, Firm Size, Investment terhadap DPR. Nilai t-hitung akan dibandingkan dengan tabel pada tingkat signifikan (Ξ±) = 5%. kriteria pengambilan keputusan pada ujiβ t ini adalah: H0 diterima jika : thitung < tabel atau thitung >-tabel H1 diterima jika : tΒ¬hitung > tabel PEMBAHASAN Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda adalah hubungan linier antara dua atau lebih variabel independent dengan variabel dependen. Adapun untuk mengetahui hasil analisis regresi linier berganda, maka dapat dilihat dari hasil output SPSS.
Tabel 1. Hasil perhitungan regresi linier berganda Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant)
B
Standardized Coefficients
Std. Error
100.110
16.436
.005
.033
Growth Potential
-.548
Return on Equity
Cash Position
Debt to Equity Ratio Firm Size
Beta
t
Sig.
6.091
.000
.019
.147
.884
.240
-.260
-2.282
.027
.341
.140
.481
2.441
.018
-.076
.051
-.296
-1.491
.142
-2.299
.699
-.414
-3.290
.002
.000
-.018
-.149
.882
Investment -1.068E-12 a. Dependent Variable: Devidend Payout Ratio Sumber data: data yang diolah
Dari tabel 1 dapat disusun persamaan regresi linier sebagai berikut : DPR = 100,110 + 0,005 CP β 0,548 GP + 0,341 ROE β 0,076 DER β 2,299 FS -1,068E-12
Koefisien Determinasi Tabel 2. Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
a
1 .649 .421 .356 24.82295 a. Predictors: (Constant), Investment, Return on Equity, Growth Potential, Cash Position, Firm Size, Debt to Equity Ratio b. Dependent Variable: Devidend Payout Ratio Sumber data: data yang diolah Berdasarkan hasil output SPSS tampak bahwa dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) pada perusahaan manufaktur sektor konsumsi periode 2006-2010 sebesar 0,356. Hal ini menunjukkan bahwa besar pengaruh variabel independen yaitu CP, GP, ROE, DER, FS dan Investment terhadap variabel dependen yaitu Dividend Payout Ratio (DPR) yang dapat diterangkan oleh model persamaan ini adalah sebesar 35,6% sedangkan sisanya sebesar 64,4% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
1. Uji Koefisien Regresi Bersama-sama (Uji - F)
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1, X2β¦Xn) bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y).
Pengujian Hipotesis Tabel 3. Hasil Perhitungan Uji F ANOVAb Model 1
Sum of Squares
Secara
Df
Mean Square
Regression
23761.885
6
3960.314
Residual
32657.489
53
616.179
F 6.427
Sig. .000a
Total 56419.375 59 a. Predictors: (Constant), Investment, Return on Equity, Growth Potential, Cash Position, Firm Size, Debt to Equity Ratio b. Dependent Variable: Devidend Payout Ratio Sumber data: data yang diolah
Dari hasil tabel 3 dapat diketahui pula bahwa secara bersama-sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai F hitung sebesar 6,427, sedangkan Ftaebl pada α=0,05 dan df1 = 6; df2=60-6-1 = 53 maka dihasilkan Ftabel ¬sebesar 2,275 Jadi hasil Fhitung > Ftabel ( 6,427 > 2,275), maka Ho ditolak terima H¬1, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-
sama antara CP, GP, ROE,DER, FS, Investment terhadap DPR. 2. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji - t) Pengujian ini dilakukan untuk menguji setiap variabel bebas (X1) apakah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y1)
Tabel 4. Hasil Perhitungan Uji t Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant)
B
Standardized Coefficients
Std. Error
100.110
16.436
.005
.033
Growth Potential
-.548
Return on Equity
Beta
t
Sig.
6.091
.000
.019
.147
.884
.240
-.260
-2.282
.027
.341
.140
.481
2.441
.018
-.076
.051
-.296
-1.491
.142
-2.299
.699
-.414
-3.290
.002
Investment -1.068E-12 .000 a. Dependent Variable: Devidend Payout Ratio Sumber data : data yang diolah
-.018
-.149
.882
Cash Position
Debt to Equity Ratio Firm Size
1. Pengaruh antara variabel bebas Cash position (CP) terhadap variabel terikat DPR. Dari hasil tabel 4 dapat dilihat hasil thitung variabel CP sebesar 0,147, sedangkan nilai ttabel dapat dilihat pada tabel t pada df: 60-6-1= 53 dan Ξ±=0,025 (two-tailed) sehingga diperoleh ttabel sebesar 2,005. Jadi hasil thitung > ttabel (0,147 < 2,005), maka H0 diterima (tolak H1) artinya ada tidak berpengaruh secara signifikan antara variabel bebas CP terhadap variabel terikat DPR. Bahwa Cash position pada kolom signifikan adalah 0,884 atau probabilitas
jauh di atas 0,05 maka kolom Ho diterima, atau koefisien regresi tidak signifikan, atau Cash Position tidak berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap dividend payout ratio. Hal ini menunjukkan bahwa asset atau kas yang dimiliki perusahaan mengalami peningkatan tiap tahunnya dimana akan berdampak kepada kegiatan operasional Selain itu, laba bersih atau keuntungan yang terdapat pada laporan rugi laba ikut meningkat. Namun manajemen tidak membagikan dividen karena untuk membiayai pembelian aktiva tetap, meminjamkan dana ke pihak lain, pelunasan pokok utang, pembayaran
bunga dan pembayaran lainnya. Oleh karena itu, laba bersih yang diperoleh akan menambah saldo laba pada neraca untuk tidak dibagikan sebagai dividen melainkan untuk membiayai pembelian, pelunasan dan pembayaran usahanya. 2. Pengaruh antara variabel bebas Growth Potential (GP) terhadap variabel terikat DPR. Dari hasil tabel 4 dapat dilihat hasil thitung variabel GP sebesar -2.282 , sedangkan nilai ttabel dapat dilihat pada tabel t pada df: 60-6-1=53 dan Ξ±=0,025 (two-tailed) sehingga diperoleh ttabel sebesar 2,005 . Jadi hasil thitung > ttabel (2.282 < -2,005), maka H0 ditolak (terima H1) artinya ada pengaruh secara signifikan antara variabel bebas GP terhadap variabel terikat DPR. Bahwa Growth potential pada kolom signifikan adalah 0,027 atau probabilitas jauh di bawah 0,05 maka kolom Ho ditolak, atau koefisien regresi signifikan, atau Growth potential berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap devidend payout ratio. Tanda negatif pada penelitian ini dengan alasan bahwa manajer dalam bisnis perusahaan dengan memperhatikan pertumbuhan lebih menyukai untuk menginvestasikan pendapatan setelah pajak dan mengharapkan kinerja yang lebih baik dalam asset growth secara keseluruhan. Menurut teori residual dividen, perusahaan akan membayar dividennya jika hanya tidak memiliki kesempatan investasi yang menguntungkan, sehingga terdapat hubungan yang negatif antara pertumbuhan asset dan pembayaran dividen. 3. Pengaruh antara variabel bebas ROE terhadap variabel terikat DPR. Dari hasil tabel 4 dapat dilihat hasil thitung variabel ROE sebesar 2.441 , sedangkan nilai ttabel dapat dilihat pada tabel t pada df: 60-6-1=53 dan Ξ±=0,025 (two-tailed) sehingga diperoleh ttabel
sebesar 2,005 . Jadi hasil thitung > ttabel (2.441 > 2,005), maka H0 ditolak (terima H1) artinya ada pengaruh secara signifikan antara variabel bebas ROE terhadap variabel terikat DPR. Bahwa Return on Equity pada kolom signifikan adalah 0,018 atau probabilitas jauh di bawah 0,05 maka kolom Ho ditolak, atau koefisien regresi signifikan, atau return on equity berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap devidend payout ratio. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai ROE menunjukkan bahwa perusahaan mampu meningkatkan nilai dividen yang dibagikan para pemegang saham. Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal atau sering disebut rentabilitas usaha. Rasio pengembalian ekuitas menggambarkan apakah para pemegang saham menerima pengembalian yang pantas atas investasi mereka. Hal ini juga menunjukkan kepada pemegang saham bahwa perusahaan sangat baik dalam mengelola modal yang ada sehingga laba bersih perusahaan yang tersedia untuk mereka meningkat setiap tahunnya. 4. Pengaruh antara variabel bebas Debt to Equity Ratio (DER) terhadap variabel terikat DPR. Dari hasil tabel 4 dapat dilihat hasil thitung variabel DER sebesar 1.491 , sedangkan nilai ttabel dapat dilihat pada tabel t pada df: 60-6-1=53 dan Ξ±=0,025 (two-tailed) sehingga diperoleh ttabel sebesar 2,005 . Jadi hasil thitung > ttabel (-1.491 < 2,005), maka H0 diterima (tolak H1) artinya tidak ada pengaruh secara signifikan antara variabel bebas DER terhadap variabel terikat DPR. Bahwa debt to equity ratio pada kolom signifikan adalah 0.142 atau probabilitas jauh di atas 0,05 maka kolom Ho diterima, atau koefisien regresi
tidak signifikan, atau debt to equity ratio tidak berpengaruh secara parsial dan tidak signifikan terhadap devidend payout ratio. Hal ini menunjukkan bahwa asset yang dimiliki perusahaan mengalami peningkatan tiap tahunnya dimana akan berdampak kepada kegiatan operasional atau transaksi perusahaan yang semakin baik. Selain itu, laba bersih atau keuntungan yang terdapat pada laporan rugi laba ikut meningkat. Namun manajemen perusahaan menginginkan perluasan usaha sehingga membutuhkan dana yang besar. Oleh karena itu, laba bersih yang diperoleh akan menambah saldo laba pada neraca untuk tidak dibagikan sebagai dividen melainkan untuk membiayai perluasan usahanya. 5. Pengaruh antara variabel bebas Firm Size (FS) terhadap variabel terikat DPR. Dari hasil tabel 4 dapat dilihat hasil thitung variabel FS sebesar -3.290 , sedangkan nilai ttabel dapat dilihat pada tabel t pada df: 60-6-1=53 dan Ξ±=0,025 (two-tailed) sehingga diperoleh ttabel sebesar 2,005 . Jadi hasil -thitung < -ttabel (-3.290 < -2,005), maka H0 ditolak (terima H1) artinya ada pengaruh secara signifikan antara variabel bebas Firm Size terhadap variabel terikat DPR. Bahwa Firm Size pada kolom signifikan adalah 0.002 atau probabilitas jauh di bawah 0,05 maka kolom Ho ditolak, atau koefisien regresi signifikan, atau firm size berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap devidend payout ratio. Hal ini menunjukkan bahwa total asset yang dimiliki perusahaan digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman. Pinjaman tersebut digunakan kembali untuk manambah asset perusahaan sehingga akan meningkatkan kegiatan operasioal dan penjulan perusahaan. Penjualan yang meningkat akan mempengaruhi laba bersih. Dari laba bersih yang meningkat manajemen perusahaan akan menguragi saldo laba pada neraca yang akan
meningkatkan kemampuan pembayaran dividen.
ratio
6. Pengaruh antara variabel bebas Investment terhadap variabel terikat DPR. Dari hasil tabel 4 dapat dilihat hasil thitung variabel Investment sebesar -0.149 , sedangkan nilai ttabel dapat dilihat pada tabel t pada df: 60-6-1=53 dan Ξ±=0,025 (two-tailed) sehingga diperoleh ttabel sebesar 2,005 . Jadi hasil thitung > ttabel (-0.149 < 2,005), maka H0 diterima (tolak H1) artinya tidak ada pengaruh secara signifikan antara variabel bebas Investment terhadap variabel terikat DPR. Bahwa Investment pada kolom signifikan adalah 0.882 atau probabilitas jauh di atas 0,05 maka kolom Ho diterima, atau koefisien regresi tidak signifikan, atau Investment tidak berpengaruh secara parsial dan tidak signifikan terhadap devidend payout ratio. Hal ini menunjukkan manajemen perusahaan membeli aset tetap baru sehingga membutuhkan dana yang besar. Oleh karena itu, laba bersih yang diperoleh akan menambah saldo laba pada neraca untuk tidak dibagikan sebagai dividen melainkan untuk membeli asset tetap baru. PENUTUP Kesimpulan
a. Pada uji regresi secara parsial, dimana uji βt dilakukan untuk mengetahui kemampuan pengaruh dari masingmasing variabel bebas (cash position, growth potential, return on equity, debt to equity ratio, firm size, investment) terhadap variabel terikat (dividend payout ratio). Diketahui bahwa variabel growth potential, return on equity, firm size mempengaruhi terhadap devidend payout ratio.
b. Variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi dividend payout ratio dari faktor cash position, growth potential, return on equity, debt to equity, firm size, investment pada perusahaan yang sahamnya aktif di bursa efek indonesia adalah diketahui adalah variabel growth potential, return on equity, firm size yang positif berpengaruh secara parsial terhadap dividend payout ratio dapat dikatakan return on equity yang memiliki kontribusi dominan terhadap dividend payout ratio. c. Variabel cash position, growth potential, return on equity, debt to equity ratio, firm size dan investment berdasarkan hasil uji simultan (uji F) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dividend payout ratio (DPR) d. Nilai adjusted R square dalam penelitian ini adalah 35,6% variasi dari dividend payout ratio (DPR) dijelaskan oleh keenam variabel bebas sedangkan sisanya 64,4% dijelaskan oleh faktorfaktor lain diluar model penelitian Saran a. Pada penelitian ini hanya diambil 12 perusahaan sektor barang konsumsi yang sahamnya aktif yang terdaftar di BEI, saran yang diberikan agar penelitian selanjutnya dapat mencoba meneliti dengan perusahaan-perusahaan lain dan jangka waktu yang lebih panjang agar dapat memproduksi pembagian dividend payout ratio secara luas dan mendalam. b. Pada penelitian ini, variabel yang diambil hanya 7, yaitu cash position, growth potential, return on equity, debt to equity ratio, firm size, investment, devidend payout ratio sedangkan masih banyak variabel yang belum diteliti. Diharapkan penulisan berikutnya menggunakan variabel lain.
c. Agar perusahaan lebih memperhatikan growth potential return on equity, firm size karena ketiga variabel tersebut lebih mempengaruhi dividend payout ratio DAFTAR PUSTAKA
--------- (http://www.idx.co.id/) Ang, Robert, 1997, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (terjemahan), Mediasoft Indonesia, Jakarta. Baridwan, Zaki, 2000, Intermediate Acoounting, BPFE , Yogyakarta. Braeley,Richard, A., Stewart, C. Myers, 2008, Dasar-dasar Manajemen keuangan Perusahaan, Edisi kelima, Erlangga, Jakarta. Dyckman, T.R, Roland E. Dukes, dan Charles J. Davis, 1996, Akuntansi Intermediate (terjemahan), Erlangga, Jakarta. Fakhruddin, H.M, 2008, Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai Perusahaan, PT Exelmedia Komputindo, Jakarta. Hanafi, M.M, 2004, Manajemen Keuangan, BPFE, Yogyakarta. Marlina, L dan C. Danica, 2009, Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return on Assets Terhadap Dividend Payout Ratio, Jurnal Manajemen Bisnis, Vol 2 (1): 1-6, Januari 2009. Munawir, S. 2002, Analisis Laporan Keuangan, UPP-AMP YKPN, Yogyakarta. Priyatno, Dwi, 2008, Mandiri Belajar SPSS, Mediakom,Yogyakarta. Riyanto, Bambang, 2001, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE, Yogyakarta. Samsul, Mohamad, 2006, Pasar Modal Dan Manajemen Portofolio. Erlangga, Jakarta. Sartono, Agus, 2001, Manajemen Keuangan βTeori dan Aplikasi, Edisi Keempat. BPFE, Yogyakarta. Siamat, Dahlan, 2004, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Kelima, Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta Simamora, Henry, 2000, Akuntansi 1Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Salemba, Jakarta. Soemarso, 1999, Akuntansi Suatu Pengantar 2, Rineka Cipta, Jakarta. Sussanto, Henry, Endika Fernando. 2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Deviden Ratio Pada Perusahaan Yang Sahamnya Aktif Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Universitas Gunadarma. Weston, J.F dan Copeland, T.E, 2002, Manajemen Keuangan (terjemahan), Erlangga, Jakarta. Widoatmodjo, Sawidji, 2005, Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. PT Gramedia, Jakarta