I. PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Kelapa sawit dalam bahasa latin dinamakan juga Elaeis guineensis Jacq.
Kata Elaeis berasal dari kata Elaion dari bahasa Yunani yang berarti minyak dan kata
guineensis berasal dari kata Guinea yaitu merupakan nama suatu daerah di Pantai Barat Afrika, sedangkan kata Jacq adalah singkatan dari Jacquin seorang botanis dari Amerika yang pertama membuat susunan taksonomi dari tanaman ini. Tanaman kelapa sawit di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda dan ditanam di Kebun Raya Bogor (Fauzi et al., 2005). Kelapa sawit adalah penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan, karena minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan minyak yang dihasilkan oleh tanaman lain. Keunggulan tersebut di antaranya memiliki kadar kolesterol rendah, bahkan tanpa kolesterol.
Minyak nabati yang dihasilkan dari
pengolahan buah kelapa sawit berupa minyak sawit mentah (CPO atau crude palm
oil) yang berwarna kuning dan minyak inti sawit (PKO atau palm kernel oil) yang tidak berwarna. CPO atau PKO banyak di gunakan sebagai bahan industri pangan, industi sabun, industri baja, industri tekstil, kosmetik, dan sebagai bahan bakar alternatif (Afrizal, 2012). Pada tahun 2014 luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai 10,9 juta Ha dengan produksi 29,3 juta ton CPO. Dengan rincian, luas perkebunan rakyat sebesar 4,55 juta Ha atau 41, 56% dari total luas areal, milik Negara (PTPN) seluas 0,75 Ha atau 6,83% dari total luas areal, milik swasta seluas 5,66 juta Ha atau 51,62% (Ditjen Perkebunan, 2014).
1
Dalam budidaya tanaman kelapa sawit, pelaksanaan teknik dan manajemen budidaya yang baik sangat dibutuhkan untuk mendapatkan produksi yang baik (kuantitas dan kualitas). Salah satu aspek teknik budidaya tanaman kelapa sawit yang perlu dicermati atau dimenej agar dapat menghasilkan produksi yang baik adalah panen dan pasca panen. Panen merupakan hasil dari aktivitas kerja di bidang pemeliharaan tanaman. Baik atau buruknya pemeliharaan tanaman akan tercermin dari panen dan hasil produksi. Keberhasilan panen dan produksi tergantung pada bahan tanaman, manusia (pemanen) dengan kapasitas kerjanya, peralatan yang digunakan untuk panen, kelancaran transportasi serta faktor pendukung lainnya seperti organisasi panen yang baik, keadaan areal dan insentif yang disediakan (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). Pengangkutan tandan buah segar ke pabrik mempunyai peranan yang sangat penting. Tandan buah hasil pemanenan harus segera diangkut ke pabrik untuk diolah lebih lanjut. Pada buah yang tidak segera diolah akan meningkatkan kandungan asam lemak bebas (ALB). Untuk menghindari hal tersebut, maksimal 8 jam setelah panen buah telah sampai di pabrik dan harus segera diolah agar tidak terjadi kerusakan pada buah lebih lanjut maupun keterlambatan pengolahan. Pemilihan alat angkut yang tepat dapat membantu mengatasi masalah kerusakan buah selama pengangkutan (Mangoensoekarjo dan Semangun 2005). Sehubungan dengan pentingnya masalah panen dan pasca panen maka penulis merasa tertarik untuk lebih mendalami bagaimana pelaksanaan kegiatan
2
tersebut berjalan terutama menyangkut aspek manajemen-nya. Oleh karena itu, pada Laporan Tugas Akhir ini penulis mengambil judul “Manajemen Panen dan Pasca Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) PT. Suryabumi Tunggal Perkasa Intan Estate Kalimantan Selatan”. 1.2. Tujuan A.
Tujuan Umum Agar mahasiswa memperoleh pengalaman dan kondisi nyata pengelolaan
perkebunan terutama dalam kegiatan manajemen panen dan pasca panen kelapa sawit sebagai bekal bagi mahasiswa dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja. B.
Tujuan Khusus 1. Meningkatkan perencanaan,
pengetahuan
dan
pengorganisasian,
keterampilan
pelaksanaan,
mahasiswa
pengawasan,
dalam terutama
menyangkut kegiatan panen dan pasca panen yang baik. 2. Memiliki
kemampuan
dalam
menganalisis
dan
mengevaluasi
sistem
manajemen kegiatan panen dan pasca panen yang baik. 1.3. Manfaat Adapun manfaat yang diperoleh adalah : 1. Mahasiswa dapat mengetahui dan meningkatkan kemampuan dalam manajemen kegiatan panen dan pasca panen yang baik dan benar.
3
2. Mahasiswa dapat menganalisis dan mengkaji secara mendalam suatu masalah serta memberikan solusi pemecahan masalah dalam kegiatan panen dan pasca panen.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Botani Kelapa Sawit Taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) dalam sistematika tanaman
menurut Mangoensoekarjo dan Semangun (2005), diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi
: Tracheopita
Subdivisi
: Pteropsida
Kelas
: Angiospermeae
Subkelas
: Monocotyledoneae
Ordo
: Arecales
Famili
: Palmae
Subfamili
: Cocoideae
Genus
: Elaeis
Spesies
: Elaeis guineensis Jacq.
2.2. Morfologi Tanaman Kelapa Sawit Adapun morfologi tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut: 2.2.1. Akar Tanaman kelapa sawit memiliki jenis akar serabut. Akar utama akan membentuk akar sekunder, tertier dan kuarter. Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005).
5
Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil yang tidak memiliki akar tunggang.
Radikula (akar) pada bibit terus tumbuh memanjang ke arah bawah
selama enam bulan terus-menerus dan panjang akarnya mencapai 15 cm.
Akar
primer kelapa sawit terus berkembang, susunan akar kelapa sawit terdiri dari serabut primer yang tumbuh vertikal ke dalam tanah dan horizontal ke samping. Akhirnya, cabang-cabang ini juga akan bercabang lagi menjadi akar tersier, begitu seterusnya. Kedalaman perakaran tanaman kelapa sawit bisa mencapai 8 meter dan 16 meter secara horizontal (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). 2.2.2. Batang Batang kelapa sawit berbentuk silinder dengan diameter sekitar 20–75 cm. Tinggi batang bertambah sekitar 45 cm per tahun. Dalam kondisi lingkungan yang sesuai pertambahan tinggi dapat mencapai 100 cm per tahun. Batang tanaman di selimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Titik tumbuh batang kelapa sawit terletak di pucuk batang, terbenam di dalam tajuk daun, berbentuk seperti kubis. Di batang tanaman kelapa sawit terdapat pangkal pelepah-pelepah daun yang melekat kukuh dan sukar terlepas walaupun daun telah kering dan mati. Pada tanaman tua, pangkal-pangkal pelepah yang masih tertinggal di batang akan terkelupas, sehingga batang kelapa sawit tampak berwarna hitam (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). 2.2.3. Daun Seperti jenis palma lainnya, daun kelapa sawit tersusun majemuk menyirip. Susunan ini menyerupai susunan daun pada tanaman kelapa. Daun berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Panjang pelepah daun sekitar 7,5–9
6
m. Jumlah anak daun pada setiap pelepah berkisar antara 250–400 helai. Produksi pelepah daun selama satu tahun mencapai 20–30 pelepah. Tanaman kelapa sawit memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung atau ayam. Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang sangat tajam dan keras di kedua sisinya.
Anak-anak daun (foliage leaflet) tersusun berbaris dua sampai ke ujung
daun. Di tengah-tengah setiap anak daun terbentuk lidi sebagai tulang daun (Setyamidjaja, 2003). 2.2.4. Bunga Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu.
Bunga jantan
dan betina terpisah namun berada pada satu pohon (monoecious diclin) dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Pada umumnya tanaman kelapa sawit melakukan penyerbukan silang (cross pollination). Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar. Bunga jantan berbentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat. Dalam kondisi bunga sangat tersebut, sangat jelas perbedaannya (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). 2.2.5. Buah Tanaman sawit dengan tipe cangkang pesifera bersifat female steril sehingga sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih unggul digunakan sebagai tetua jantan (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hijau, hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang di gunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah.
Minyak dihasilkan oleh buah, kandungan minyak 7
bertambah sesuai kematangan buah.
Setelah melewati fase matang, kandungan
asam lemak bebas (ALB) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya (Fauzi et al., 2005). Buah terkumpul di dalam tandan. Dalam satu tandan terdapat sekitar 1.600 buah. Tanaman normal akan menghasilkan 20–22 tandan per tahun. Jumlah tandan buah tanaman tua sekitar 12–14 tandan per tahun. Berat tandan sekitar 25–35 kg (Fauzi et al., 2005). 2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit Pertumbuhan dan produktivitas kelapa sawit di pengaruhi oleh faktor luar maupun faktor dalam tanaman kelapa sawit itu sendiri. antara lain jenis atau varietas tanaman.
Faktor dalam tanaman
Sedangkan faktor luar adalah faktor
lingkungan antara lain iklim dan tanah (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). 2.3.1. Tanah Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, akan tetapi agar kelapa sawit dapat tumbuh secara optimal memerlukan jenis tanah yang cocok. Jenis tanah yang baik untuk tanaman kelapa sawit adalah jenis tanah Podsolik merah kuning, Latosol dan Aluvial yang terkadang meliputi tanah gambut, dataran pantai dan muara sungai (Setyamidjaja, 2003).
8
Menurut Pahan (2010), kriteria lahan untuk budidaya tanaman kelapa sawit yang cocok adalah sebagai berikut :
Tebal solum 80 cm, solum yang tebal merupakan media yang baik bagi perkembangan akar sehingga efisiensi penyerapan hara tanaman akan lebih baik.
Tekstur ringan, di kehendaki memiliki pasir 20 - 60 %, debu 10 - 40 %, liat 20- 50%.
Perkembangan struktur baik, konsistensi gembur sampai agak teguh dan permeabilitas sedang.
pH tanah sangat terkait pada ketersediaan hara yang dapat diserap oleh akar. Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH 4,0 - 6,0 namun yang terbaik adalah pH 5 - 6. Tanah yang mempunyai pH rendah dapat dinaikkan dengan pengapuran, namun membutuhkan biaya yang tinggi. Tanah pH rendah ini biasanya di jumpai pada daerah pasang surut terutama tanah gambut.
2.3.2. Tinggi tempat dan Topografi Kelapa sawit akan tumbuh dengan baik pada daerah dengan ketinggian 0500 m dari
permukaan laut. Tinggi tempat dari permukaan laut erat kaitannya
dengan suhu udara. Akibat sulitnya mendapatkan areal yang datar sampai dengan bergelombang saat ini, maka areal topografi berbukit sampai dengan curam juga menjadi pertanaman kelapa sawit, namun tentunya dibutuhkan perlakuan khusus dalam hal konservasi tanah. Agar areal berbukit atau curam yang di tanami kelapa sawit dapat menguntungkan, di perlukan pembuatan teras-teras yang terencana dan penataan jalan yang baik (Pahan, 2010).
9
2.3.3. Iklim Faktor iklim sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit. Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah disekitar Utara - Selatan 12º pada ketinggian 0 m - 500 m dpl. Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis yang tumbuh baik antara garis lintang 130 Lintang Utara dan 120 Lintang Selatan, terutama di kawasan Afrika, Asia, dan Amerika Latin (Evizal, 2014). Keadaan iklim yang dikehendaki oleh kelapa sawit secara umum adalah sebagai berikut : a. Curah hujan Kelapa sawit dapat tumbuh dengan curah hujan yang baik adalah 2.000 mm 2.500 mm/tahun, tidak mempunyai defisit air dan hujan relatif merata sepanjang tahun. Kebutuhan tanaman kelapa sawit yang efektif adalah 1.300 mm – 1.500 mm per tahun. Karena itu jumlah curah hujan yang kurang dari 2.000 mm per tahun masih tetap baik bagi kelapa sawit sepanjang tidak terdapat defisit air 250 mm. Curah hujan yang jumlahnya lebih dari 2.500 mm juga tetap baik selama hari hujan tidak lebih dari 180 hari dalam setahun. Curah hujan rata - rata tahunan yang memungkinkan untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 1.250 mm – 3.000 mm per tahun yang merata sepanjang tahun (dengan jumlah bulan kering kurang dari 3). Curah hujan > 3.000 mm/tahun menjadi pembatas ringan, namun curah hujan < 1.250 mm/tahun menjadi pembatas berat (Adi, 2011). Defisit air yang tinggi dapat menyebabkan produksi hanya akan normal kembali setelah 3 tahun – 4 tahun. Defisit air yang tinggi menyebabkan bunga -
10
bunga dalam periode perkembangan bunga sebelum anthesis menjadi gugur. Demikian juga bunga - bunga yang telah anthesis bisa aborsi (Adi,2011). b. Temperatur Temperatur yang optimal 24o C - 28º C, terendah 180 C dan tertinggi 32º C serta kelembaban rata - rata 32º C. Kelembaban 80 % dan penyinaran matahari 5 jam - 7 jam/hari. Jika penyinaran matahari kurang dari 5 jam/hari dapat menyebabkan berkurangnya asimilasi, gangguan penyakit, dan rusaknya jalan karena lambat kering dan lain - lain. Kelembaban rata - rata yang tinggi akan merangsang perkembangan penyakit. Ketinggian dari permukaan laut yang optimal adalah 0 meter - 400 meter.
Pada ketinggian yang lebih, pertumbuhan akan
terhambat dan produksi lebih rendah (Evizal, 2014). c.
Penyinaran matahari Sinar matahari sangat penting dalam kehidupan tumbuhan, karena
merupakan salah satu syarat mutlak bagi terjadinya proses fotosintesis.
Untuk
pertumbuhan kelapa sawit yang optimal diperlukan sekurang-kurangnya 5 jam penyinaran per hari sepanjang tahun. Meskipun sebaiknya selama beberapa bulan terdapat 7 jam penyinaran per hari, tetapi statistik menunjukkan bahwa diberbagai wilayah kelapa sawit yang lama penyinarannya diluar batas - batas tersebut dapat diperoleh produktivitas yang memadai juga (Lubis dan Agus, 2011). Disamping lama penyinaran, aspek penyinaran lain yang penting adalah intensitasnya. Di daerah - daerah yang intensitas penyinarannya rendah, misalnya karena pohon - pohon kelapa sawit ternaungi, atau jarak tanam yang terlalu rapat,
11
sebagian dari karangan bunga akan gugur (aborsi) sehingga produktivitas kebun menurun (Evizal, 2014). 2.3.4. Angin Kecepatan angin 5 - 6 km/jam sangat baik untuk membantu proses penyerbukan.
Angin
terlalu
kencang
akan
menyebabkan
tanaman
baru
doyong/miring (Fauzi et al., 2005). 2.4. Panen dan Pasca Panen Kelapa Sawit 2.4.1. Pengertian Panen Panen merupakan salah satu faktor penting yang menentukan kualitas dan kuantitas produksi. Tanaman kelapa sawit umumnya sudah di panen pada umur tiga tahun di kebun (Sukamto, 2008). Menurut Sukamto, 2008. Panen merupakan kegiatan yang berurut yang dimulai
dari
pemotongan
TBS,
pengutipan
brondol,
pemotongan
buah,
pengangkutan tandan buah segar (TBS) dan brondolan ke tempat pengumpulan hasil (TPH), pengangkutan TBS dan brondol ke pabrik kelapa sawit (PKS). Adapun faktor penentu keberhasilan panen adalah kesiapan sarana dan prasarana, kriteria matang panen dan manajemen panen (rotasi dan sistem panen). 2.4.2. Persiapan panen A. Kematangan Buah Kelapa sawit dianggap mulai berproduksi dengan baik pada tahun ketiga atau keempat setelah ditanam di kebun. Buah kelapa sawit biasanya sudah dianggap matang sekitar enam bulan setelah penyerbukan (Sukamto, 2008).
12
Tingkat kematangan buah kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan warna, buah kelapa sawit yang masih muda berwarna hijau. Kemudian, buah akan berubah warna menjadi merah atau oranye akibat pengaruh pigmen beta keroten. Kondisi tersebut menandakan minyak sawit terkandung dalam daging buah telah maksimal dan buah sawit akan lepas dari tangkai tandannya (membrondol) (Sukamto, 2008). Tabel 1. Jenis fraksi buah bedasarkan tingkat kematangan tandan buah segar pada tanaman kelapa sawit. Jenis fraksi buah
Kematangan tandan buah segar (TBS)
Fraksi 00
Buah sawit sangat mentah, brondolan 0 %
Fraksi 0
Buah sawit mentah, brondolan 1 sampai 12,5 %
Fraksi 1
Buah sawit kurang matang, brondolan 12,5 sampai 25 %
Fraksi 2
Buah sawit matang I, brondolan 25 sampai 50 %
Fraksi 3
Buah sawit matang II, brondolan 50 sampai 75 %
Fraksi 4
Buah sawit lewat matang I, brondolan 75 sampai 100 %
Fraksi 5
Buah sawit lewat matang II, buah sawit bagian dalam ikut membrondol
Fraksi 6
Tandan kosong, semuanya membrondol
Sumber : Sukamto, 2008 B. Kriteria Panen Kriteria matang panen
merupakan indikasi yang tepat untuk membantu
pemanen agar memotong buah yang layak panen. Fraksi matang kelapa sawit yang tepat adalah antara fraksi dua dan tiga. Kandungan ALB yang tinggi akan menurunkan kualitas minyak. Pada saat ini, kriteria umum yang banyak dipakai adalah jumlah brondolan yaitu jumlah brondolan kurang dari 10 butir untuk tanaman yang kurang dari 10 tahun dan jumlah brondolan sekitar 15-20 butir untuk tanaman
13
dengan umur lebih dari 10 tahun. Selain itu, kriteria yang dapat digunakan adalah warna buah dan jumlah buah per bobot TBS keseluruhan. Kelapa sawit yang layak untuk dipanen apabila jumlah buah yang jatuh/berat brondolan adalah 2 butir brondolan/ kg TBS (Fauzi et al., 2005). Guna mendapatkan rendemen yang mutu minyak sawit atau CPO yang baik perlu perhatian yang serius mulai dari masa panen sampai lepas panen. Kehilangan brondolan dilapangan karena diambil atau dicuri serta tidak terkutip di piringan dapat diminimalkan. Kemudahan bagi pemanen dalam mengutip brondolan sehingga tidak terkutip dapat ditekan seminimal mungkin. Maka tidak boleh dipanen tandan yang membrondol < 5 butir tandan belum dipanen. Dengan tidak memanen tandan yang brondolannya < 5 butir di piringan secara konsekuen maka komposisi kematangan buah yang dipanen sampai ke PKS yang sangat baik (Pahan, 2010). Demikian juga mengenai jumlah pelepah dipokok dapat dipertahankan 48-56 helai kerena pelepah baru di turunkan setelah tandan matang. Kondisi seperti ini dalam jangka panjang sangat berpengaruh terhadap produkksi (Pahan, 2010). 2.4.3. Rotasi dan Ancak Panen Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir dengan panen berikutnya pada tempat yang sama. Perkebunan kelapa sawit pada umumnya menggunakan rotasi panen 7 hari, artinya satu areal panen harus dimasuki oleh pemanen tiap 7 hari. Rotasi panen dianggap baik bila buah tidak terlalu matang, yaitu menggunakan sistem 5/7. Artinya, dalam satu minggu terdapat 5 hari panen
14
dan masing-masing ancak panen diulang 7 hari berikutnya. Dikenal dengan dua sistem ancak, yaitu ancak giring dan ancak tetap (Fauzi et al., 2005). a. Sistem ancak giring Pada sistem ini, apabila suatu ancak telah selesai panen, maka pemanen pindah ke ancak berikutnya yang telah ditunjuk oleh mandor, begitu seterusnya. Sistem ini memudahkan pengawasan pekerjaan para pemanen dan hasil panen lebih cepat sampai di TPH dan di pabrik. Walaupun begitu, sistem ini mempunyai kelemahan karena pemanen akan memilih buah yang mudah di panen sehingga ada tandan buah atau berondolan yang tertinggal karena pemanen mengejar borongan (Fauzi et al., 2005). b. Sistem ancak tetap Sistem ini sangat baik diterapkan pada areal perkebunan yang sempit, topografi berbukit atau curam dan dengan tahun tanam yang berbeda. Pada sistem ini pemanen diberi ancak dengan luas tertentu dan tidak berpindah-pindah. Hal tersebut menjamin diperolehnya TBS dengan kematangan yang optimal. Rendemen minyak yang dihasilkan juga tinggi. Kelemahan sistem ini ialah lebih lambat keluar, sehingga lambat juga sampai kepabrik (Fauzi et al., 2005). 2.4.4. Pelaksanaan Panen Menurut Fauzi et al (2005), ada tiga cara panen yang dilakukan oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia yang didasarkan pada tinggi tanaman.
Untuk tanaman yang tingginya 2-5 m dilakukan cara panen jongkok
menggunakan alat dodos, sementara itu untuk tanaman yang
tingginya sudah
15
mencapai 5-10 m panen dilakukan dengan cara berdiri dan menggunakan alat panen kampak siam, sedangkan untuk tanaman yang tingginya lebih dari 10 m alat panen yang digunakan adalah egrek bergagang panjang. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan panen adalah sebagai berikut : 1.
Persiapan peralatan panen. Peralatan harus tersedia lengkap, alat-alat yang berfungsi sebagai pemotong seperti dodos atau egrek harus selalu tajam. Untuk itu batu asah harus selalu tersedia oleh pemanen, keranjang atau goni plastik untuk tempat brondolan harus dijaga dan dipelihara agar dalam kondisi baik.
2.
Pemanen memeriksa areal atau ancak yang akan dipanen, menentukan tandantandan yang akan dipanen dengan menggunakan kriteria dua buah brondolan untuk setiap satu kg tandan.
3.
Memangkas daun yang terletak di bawah tandan yang akan dipanen. Daun dipotong menjadi 3 bagian dan diletakkan diantara barisan tanaman sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kelancaran pengangkutan tandan ke tempat pengumpulan hasil (TPH).
4.
Pemanenan tandan dengan cara memotong tangkai-nya, kemudian tangkai tandan dipotong mepet menjadi sependek mungkin berbentuk huruf V. Buahbuah yang jatuh dan terselip pada ketiak-ketiak daun diambil dan dikumpulkan dalam karung goni (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005).
16
2.4.5. Pasca Panen Pasca panen merupakan pengangkutan tandan buah segar (TBS) dari masing-masing pohon yang telah dipanen ke tempat pengumpulan hasil (TPH) dan dari TPH ke pabrik pengolahan kelapa sawit (PPKS atau PKS). Pengangkutan dari pohon ke TPH merupakan tugas pemanen atau tim pemanen, sedangkan pengangkutan
dari
TPH
ke
pabrik
dilakukan
oleh
petugas
transport
(Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). Proses pengangkutan menjadi penting karena akan berpengaruh terhadap rendemen maupun kualitas minyak kelapa sawit yang akan diperoleh. Pada prinsipnya, pengangkutan yang benar ialah pengangkutan TBS yang dilakukan secara cermat dan tepat waktu (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). Pengangkutan tandan ke TPH dapat dilaksanakan secara sederhana, yaitu tandan
dipikul
dari pohon
tempat
panen ke
TPH,
sedangkan
brondolan
menggunakan karung goni. Bila kondisi jalan memungkinkan dapat digunakan sarana angkut seperti sepeda atau gerobak baik ditarik atau didorong, hal ini akan memperingan
pelaksanaan
pengangkutan
ke
TPH
(Mangoensoekarjo
dan
Semangun, 2005). Pengangkutan buah dari TPH ke PKS menggunakan truk. Keberadaan PKS dalam suatu areal kebun menjadi sangat penting untuk menjaga mutu kelapa sawit. Dengan demikian TBS tidak terlalu lama dalam perjalanan dan biaya pengiriman ke PKS tidak terlalu besar, penyimpanan yang terlalu lama (lebih dari satu hari) di TPH jelas akan mengurangi rendemen kelapa sawit (Sukamto, 2008).
17
2.4.6. Manajemen Panen dan Pasca Panen Menurut Risza (2010), manajemen perkebunan merupakan ilmu dan seni mengelola sumber daya manusia, sumber daya alam, keuangan, material, mesin, pemasaran, metode, waktu dan informasi secara efisien atau efektif agar memberi hasil yang maksimum. Berbicara manajemen berarti setiap unsur-unsur atau faktorfaktor manajemen harus direncanakan, diorganisir, diarahkan /digerakkan, serta dikontrol secara profesional dan terpadu sehingga tercapai tujuan yang ditetapkan. a. Fungsi perencanaan (Planning) Seorang pimpinan harus mampu membuat rencana yang menyangkut tugasnya
untuk
mengantisipasi
kemungkinan
yang
akan
terjadi
dan
memformulasikan keputusan-keputusan yang mendasar. Fungsi ini meliputi kegiatan membuat program kerja, sasaran, jadwal, waktu, anggaran, prosedur dan kebijakan (Risza, 2010). Perencanaan panen merupakan pekerjaan yang mutlak dilakukan sebelum TBM dimutasikan menjadi TM. Perencanaan panen dan pasca panen yang baik akan menjamin tercapainya target produksi dengan biaya panen seminimal mungkin. Halhal yang perlu dalam perencanaan panen dan pasca panen yaitu persiapan kondisi areal, penyediaan tenaga kerja panen dan pasca panen, pembagian seksi panen dan penyediaan alat-alat kerja untuk panen dan pasca panen (Pahan, 2010). b. Fungsi organisasi (Organization) Menurut Risza (2010), pimpinan harus mampu menempatkan dan mengatur tugas-tugas pokok setiap lini organisasi secara efektif, efisien dan produktif. Fungsi
18
ini meliputi kegiatan pengembangan struktur organisasi, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab serta penciptaan iklim kerja sama. Organisasi potong buah harus disusun sedemikian rupa sehingga blok yang akan dipanen setiap hari menjadi terkonsentrasi (tidak terpencar-pencar). Selain itu, juga harus dihindari adanya potongan-potongan ancak panen agar satu seksi selesai pada
satu
hari
yang
bertujuan
untuk
mempermudah
kontrol
pekerjaan,
meningkatkan output karyawan panen, meningkatkan efisiensi transportasi buah, dan memudahkan pengaturan keamanan produksi (Pahan, 2010). C. Fungsi pelaksanaan (Actuating) Pimpinan harus mampu menggerakkan dan mengarahkan seluruh aspek manajemen yang meliputi kepiawaian dalam mengelola sumber daya manusia secara optimum termasuk kemampuan teknis dalam mengoperasionalkan unsurunsur manajemen. Fungsi ini meliputi kegiatan, pemecahan masalah/ pengambilan keputusan,
komunikasi,
memotivasi
bawahan,
seleksi
tenaga
kerja
dan
pengembangan sumber daya manusia (Risza, 2010). Menurut Pahan (2010), adapun urutan panen dan pasca panen yang dilakukan sebagai berikut : Pada tanaman tua, potong semua pelepah songgo terutama yang pakai egrek, sementara tanaman yang muda pemotongan buah harus dilakukan tanpa memotong pelepah (curi buah). Usahakan agar jangan ada pelepah sengkleh. Potong janjang masak tersebut setelah itu gagang
buah dipotong rapat
tetapi jangan sampai terkena tandan.
19
Korek atau sogrok semua brondolan yang tersangkut/terselip di ketiak pelepah. Susun pelepah di gawangan mati/rumpukan dengan baik dan rapi. Kutip/kumpulkan brondolan yang bebas dari sampah-sampah dan batu kemudian masukkan ke dalam karung goni. Semua buah dan brondolan di angkut ke TPH, buah disusun rapi kemudian diberi nomor pemanen. Kerani buah secepatnya memeriksa dan menerima buah, buah yang diterima kerani harus diberi tanda (cap). Buah dimuat ke atas mobil dan segera diangkut ke pabrik kelapa sawit. D. Fungsi pengawasan (Controlling) Risza (2010),
berpendapat bahwa seorang pimpinan harus mampu
mengadakan pengawasan kuantitas, waktu dan biaya terhadap pekerjaan yang sedang berlangsung maupun pekerjaan yang telah selesai dikerjakan. Fungsi ini meliputi kegiatan, menetapkan standar kerja, mengukur prestasi kerja, mengoreksi hasil kerja dan memprediksi prestasi kerja yang akan datang. Staf kebun (asisten), mandor panen dan kerani buah secara rutin tiap hari kerja melakukan pengawasan dan pemeriksaan panen (Pahan, 2010). Adapun tugas pengawasan masing-masing personil sebagai berikut : A.
Staf kebun (Assistant) Pada setiap hari kerja wajib memeriksa hasil kerja 10 pemanen meliputi pemeriksaan mutu buah di TPH dan kualitas ancak panen-nya minimum masing-masing 1 TPH.
20
Pemeriksaan mutu buah dan ancak mencakup hal berikut : kematangan buah menurut kriteria yang berlaku, susunan TBS, tumpukan brondolan di TPH, kebersihan brondolan, rumpukan pelepah, pelepah sengkleh, buah masak tidak dipanen, brondolan tidak dikutip dan buah mentah yang diperam. Di kebun sawit yang paling berperan dan bertanggung jawab dan berpengaruh terhadap besar kecilnya losses produksi ialah asisten afdeling. Oleh karena itu, pemeriksaan kualitas panen dan kualitas buah harus dilakukan karena kesadaran diri, bukan karena perintah atasan atau sekedar mengikuti prosedur. B.
Pengawasan oleh mandor panen Menentukan ancak untuk setiap pemanen pada pagi hari sambil mengabsensi pemanen dan pemanen yang datang terlambat gunanya sebagai alat kontrol. Aktif mengawasi pekerja potong buah sehingga semua buah matang dipanen dan tidak ada buah mentah. Memastikan buah yang dipanen diangkut ke TPH, tidak ada yang tertinggal di piringan atau di pasar rintis. Gagang buah harus dipotong rapat oleh pemanen, tetapi tidak mengenai buah. Buah mentah yang terlanjur dipanen tidak dibenarkan untuk ditinggal di dalam blok atau diperam. Memastikan semua brondolan dikutip. Memeriksa buku kerani buah untuk melihat output pemanen, terutama yang tidak siap borong.
21
Menghitung kerapatan buah untuk hari panen keesokannya
dan mengisi
administrasi taksasi potong buah di kantor afdeling segera setelah pulang dari ancak. C.
Pengawasan oleh krani buah Setiap janjang di TPH harus dihitung dan diperiksa kualitasnya. Semua TBS yang telah diperiksa dan diterima dicap pada gagang-nya, buah mentah harus didenda tetapi tidak dihitung sebagai pendapatan. Krani buah hanya boleh menerima TBS yang di antrikan di TPH yang resmi (ada nomor TPH nya). Krani buah mencatat setiap tumpukan TBS dari masing-masing tukang potong buah pada kolom yang terpisah antar buah matang, buah mentah dan buah busuk. Hasil pemeriksaan krani buah harus dicocokkan setiap sore harinya (dicek kebenarannya) dengan hasil pemeriksaan
assistant
untuk
mencegah
kemungkinan penyelewengan.
22
III. METODOLOGI PELAKSANAAN
3.1. Tempat dan Waktu Tempat pelaksanaan PKPM-2 ini dilaksanakan di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate, Company Eagle High Plantation berlokasi di Desa Kamboyan, Kecamatan Hampang, Kabupaten Kota Baru, Propinsi Kalimantan Selatan yang dimulai pada tanggal 16 Maret 2015 sampai dengan 13 Juni 2015. 3.2. Metode Pelaksanaan 3.2.1. Bekerja Setiap kegiatan panen dan pasca panen yang telah disepakati oleh pembimbing
lapangan diutamakan dapat
dikerjakan
oleh
mahasiswa
serta
ditentukan prestasi kerjanya. Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan bergabung bersama karyawan setempat atau tersendiri sesuai dengan kondisi di perusahaan serta atas persetujuan/perintah dari Pembimbing Lapang. 3.2.2. Diskusi Kegiatan diskusi dilakukan khususnya untuk kegiatan-kegiatan yang tidak dilaksanakan di perusahaan PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate. pada saat pelaksanaan Laporan Tugas Akhir ini atau kegiatan-kegiatan lain yang dianggap perlu oleh Pembimbing Lapang untuk didiskusikan. 3.2.3. Demonstrasi Kegiatan demonstrasi pengendalian gulma adalah suatu pekerjaan tidak dapat dilakukan oleh mahasiswa dimana kegiatan ini hanya dipraktekkan atau dilakukan di lapangan dalam skala kecil oleh Mandor/Asisten agar mahasiswa mengetahui dan paham dengan kegiatan tersebut. 23
3.2.4. Pengamatan Kegiatan pengamatan dilakukan apabila sesuai dengan kondisi dan pertimbangan Pembimbing Lapang suatu pekerjaan tidak dapat dilakukan oleh mahasiswa mengingat faktor keselamatan, ketersediaan alat dan sebagainya . 3.2.5. Pengumpulan data Kegiatan pengumpulan data sangat diperlukan bagi mahasiswa sebagai bahan dalam penyusunan laporan seperti data primer diantaranya data kebutuhan alat dan bahan beserta harganya, data tenaga kerja, data kegiatan pemeliharaan, data produksi, data keadaan iklim dan data sekunder yang dianggap perlu. 3.3. Jenis Data dan Informasi Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. 3.3.1. Data primer Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengamatan ke lapangan (observasi) dan juga tanya jawab langsung dengan asisten kepala, assistant divisi, mandor dan karyawan serta pihak yang terkait dalam membantu pengumpulan data untuk pembuatan laporan ini. Kemudian hal-hal lain yang berhubungan dengan perusahaan serta data yang berasal dari PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate dalam bentuk buku panduan dan penunjang. 3.3.2. Data sekunder Pengumpulan data sekunder diperoleh dari buku-buku penunjang seperti Standar Operasional Prosedur (SOP) dan literatur lain yang berhubungan dengan tanaman kelapa sawit. Informasi yang dikumpulkan diantaranya berupa gambaran
24
umum perusahaan mengenai sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan, standar tenaga kerja perusahaan dan rekapitulasi curah hujan. 3.4. Analisis Data dan Informasi Analisa data yang dilakukan menyangkut aspek manajemen, aspek teknis di lapangan serta aspek finansial. Data dan informasi yang telah terkumpul diuraikan, kemudian membandingkan dengan SOP perusahan atau buku-buku panduan perusahaan.
25
IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1. Letak Geografis Perkebunan PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate. Merupakan salah satu perkebunan kelapa sawit milik Company Eagle High Plantation. Perusahaan perkebunan ini berlokasi di Desa Kamboyan, Kecamatan Hampang, Kabupaten Kota Baru, Propinsi Kalimantan Selatan. Areal perkebunan PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate mempunyai batas-batas sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Hampang. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Cantung, Kiri Hilir, Kiri Hulu. c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Cantung, Kiri Hulu. d. Sebelah Barat berbatasan dengan PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Merah Delima Estate. 4.2. Keadaan Iklim dan Tanah 4.2.1. Iklim Curah hujan rata-rata selama 6 tahun terakhir (2009-2014) di lokasi PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate adalah 2.308 mm/tahun. Data curah hujan rata-rata tahun 2009-2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
26
Tabel 2. Data curah hujan tahunan di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate. Tahun
Curah hujan mm/tahun
2009
2.046
2010
2.981
2011
2.092
2012
1.605
2013
2.632
2014
2.492
Total CH 6 Tahun
13.848
Rata-Rata CH 6 Tahun
2.308
Sumber : PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate Temperatur udara di lokasi PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate, Kamboyan antara 280C - 310C, dan lama penyinaran
5 - 7 jam/hari,
sedangkan kelembaban udara adalah 72%. 4.2.2. Tanah Areal perkebunan PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate, Kamboyan adalah areal tanah mineral dengan jenis tanah Podzolik Merah Kuning. 4.3. Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan Luas areal yang dikelola pada PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate, Kamboyan adalah 5.860,87 Ha. Rincian luas lahan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
27
Tabel 3. Luas areal konsesi dan tata guna lahan PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate. Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan Lahan Produksi Divisi 1 Divisi 2 Divisi 3 Divisi 4 Divisi Plasma Jumlah
Luas (Ha) Lahan Non Produksi 718,98 Jalan 609,99 Drainase 610,07 Emplasmen 537,07 Lahan Kosong 790,1 Lain-Lain 3.266,21 Jumlah
Luas (Ha) 161,12 51,53 46 154 2.182,01 2.594,66
Total Luasan 5.860,87 Ha Sumber : PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate. 4.4. Keadaan Tanaman dan Produksi PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate mengelola kebun inti dan kebun plasma. Kebun inti yang dikelola perusahaan terdiri dari 4 Divisi yaitu Divisi 1, 2, 3, dan 4 sedangkan untuk kebun plasma ada 1 kebun yaitu Divisi Plasma. Semua kegiatan kebun inti dan plasma dikelola oleh perusahaan. Luas areal yang ditanami kelapa sawit yaitu 3.226,21 ha dengan jumlah populasi tanaman 454.682 pokok. Untuk lebih jelas-nya dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
28
Tabel 4. PT. Pembagian areal PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate. No
Divisi
1.
Divisi 1
718,98
100.260
13
2.
Divisi 2
609,99
84.393
27
3.
Divisi 3
610,07
85.895
25
4.
Divisi 4
537,07
77.003
20
5.
Divisi Plasma
790,10
107.131
33
3.226,21
454.682
118
Jumlah
Luas ( Ha)
Jumlah Pokok
Jumlah Blok
Sumber : PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate. Produksi tanaman di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate ini mengalami peningkatan produksi pada tahun 2012 dari 79.126,510 ton (2011) menjadi 82.503,530 ton, dan pada tahun 2013 mengalami penurunan produksi sebesar 3.373.952 ton dari tahun 2012 dan pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 7.198.045 ton dari tahun 2013 . Produksi TBS per tahunnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5. Produksi TBS 4 tahun terakhir PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate. No Tahun Produksi (Ton) 1. 2011 79.126,510 2. 2012 82.503.530 3. 2013 79.129.578 4. 2014 71.931.533 Sumber : PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate.
29
4.5. Manajemen Perusahaan 4.5.1. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) di pimpin oleh seorang Estate Manajer (EM) yang memimpin beberapa Divisi. Estate Manajer juga dibantu oleh Field Assistant (FA) yang memimpin bagian kebun (Divisi). Field Assistant juga di bantu oleh beberapa mandor dan krani yaitu mandor 1, mandor panen, mandor pemeliharaan, mandor pupuk, mandor semprot, krani panen dan krani divisi. Tiaptiap mandor membawahi beberapa pekerja sesuai dengan pekerjaannya kecuali untuk krani divisi yang mengurus administrasi divisi. Dalam urusan teknik, Estate Manajer dibantu oleh Assistant teknik. Assistant teknik dibantu oleh kepala mekanik untuk bagian teknik. Kepala mekanik membawahi krani traksi dan mekanik. Estate Manajer juga dibantu oleh seorang kepala tata usaha yang mengurus keseluruhan administrasi kebun. Kepala tata usaha juga dibantu oleh Krani pembukuan, finansial, krani tanaman, personalia, kasir, kepala gudang, krani gudang. Estate Manajer juga membawahi kepala satpam sebagai keamanan kebun. kepala satpam dibantu oleh wakil kepala satpam beserta anggotanya. 4.5.2. Uraian Struktur Organisasi 4.5.2.1. Estate Manajer (EM) A. Identitas Jabatan
-
Nama Jabatan
: Estate Manajer (EM)
30
-
Departemen
: Agronomi
-
Lokasi
: Kebun
-
Bawahan Langsung
: Field Assistant (FA)
B. Tanggung Jawab Jabatan dan Rincian Tugas 1. Tersusunnya rencana kegiatan operasional lapangan. 2. Terlaksananya pemeriksaan secara periodik ataupun insidentil terhadap kegiatan perawatan dan pemeliharaan tanaman. 3. Terlaksananya pengendalian dan evaluasi kegiatan produksi di lapangan. 4. Terlaksananya pemeriksaan secara periodik terhadap inventaris perusahaan. 5. Terlaksananya pengendalian biaya operasional sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal. 6. Terlaksananya seluruh kegiatan administrasi divisi. 7. Terlaksananya koordinasi dengan bidang atau unit lain. 8. Terlaksananya pembinaan personil yang berada di bawah tanggung jawabnya. 9. Bertanggung jawab atas hasil kerja bawahan, berdasarkan tugas dan tanggung jawab jabatan bawahan. 10. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. 11. Bertanggung jawab atas keamanan dan keberadaan inventaris yang berada di bawah tanggung jawabnya. 12. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan atasan di luar tugas pokoknya.
31
C. Wewenang 1. Mengusulkan rencana kerja dari unit kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya. 2. Mengendalikan biaya dan anggaran operasional kebun yang berada di bawah tanggung jawabnya. 3. Mengendalikan jam lembur dan premi karyawan yang dibawahinya. 4. Mengusulkan penetapan penambahan dan pengurangan tenaga kerja. 5. Memberikan nasehat dan teguran pada karyawan yang lalai dalam pekerjaan. 6. Mengusulkan penyegaran, kursus atau pelatihan guna meningkatkan kemampuan bawahan. 7. Melakukan penilaian prestasi dan potensi bawahan dan merevisi hasil penilaian prestasi dan potensi yang dilakukan oleh bawahannya. 8. Mengusulkan pengangkatan, demosi atau mutasi pejabat yang berada di bawah tanggung jawabnya. 9. Memberikan sanksi dan mengusulkan PHK terhadap karyawan yang dibawahinya. 10. Menolak atau membatalkan pekerjaan SKU jika tidak sesuai dengan bestek yang ditentukan perusahaan. 4.5.2.2. Field Assistant (FA) A. Identitas Jabatan
-
Nama Jabatan
: Field Assistant (FA)
-
Departemen
: Agronomi
32
-
Lokasi
: Kebun
-
Atasan Langsung
: Estate Manajer (EM)
-
Bawahan Langsung
: Mandor 1, Mandor Panen, Mandor Pemeliharaan,
Mandor semprot, Mandor pupuk, Kerani Panen, Kerani Divisi. B. Tanggung Jawab Jabatan dan Rincian Tugas 1.
Tersusunnya rencana kegiatan operasional.
2.
Terlaksananya
pengawasan
kegiatan
pemeliharaan
dan
perawatan
tanaman. 3.
Terlaksananya pengawasan seluruh kegiatan produksi di lapangan.
4.
Terkendalinya sistem pelaporan kegiatan divisi.
5.
Terlaksananya pembinaan personil yang berada di bawah tanggung jawabnya.
6.
Terlaksananya
penjagaan,
penggunaan
dan
keberadaan
inventaris
perusahaan. 7.
Mengendalikan biaya pekerjaan perawatan dan produksi divisi.
8.
Terlaksananya koordinasi dengan bidang atau unit yang lain.
9.
Bertanggung jawab atas hasil pekerjaan bawahan, berdasarkan tugas dan tanggung jawab jabatan bawahan.
10. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. 11. Terlaksananya tugas lain yang diperintahkan atasan di luar tugas-tugas pokok.
33
C. Wewenang 1. Mengadakan penilaian prestasi kerja kepada bawahan untuk diusulkan ke Estate Manager. 2. Memberikan sanksi kepada bawahan yang tidak efektif untuk bekerja. 3. Mengusulkan penetapan atau perubahan tenaga kerja seperti penambahan dan pengurangan atau perubahan fungsi. 4. Membina dan memberikan nasehat kepada tenaga kerja yang di bawah tanggung jawabnya. 5. Memberikan sanksi dan mengusulkan tindakan PHK terhadap karyawan di bawahnya. 6. Meminta dan memberikan pemakaian tenaga kerja dengan unit lain sesuai persetujuan atasan. 7. Mengendalikan pemakaian jam lembur dan premi di divisi. 8. Mengusulakan pembinaan karyawan berupa diklat, kursus dan pelatihan yang berada di bawahnya. 4.5.2.3. Mandor 1 A. Identitas Jabatan
-
Nama Jabatan
: Mandor 1
-
Departemen
: Agronomi
-
Lokasi
: Kebun
-
Atasan Langsung
: Field Assistant (FA)
-
Bawahan Langsung : Mandor Panen, Mandor Pemeliharaan,
34
Mandor semprot, Mandor pupuk, Krani Panen. B. Tanggung Jawab Jabatan dan Rincian Tugas 1.
Tersusunnya rencana kegiatan operasional.
2.
Terlaksananya pengawasan kegiatan pemeliharaan dan perawatan tanaman.
3.
Terlaksananya pengawasan seluruh kegiatan produksi di lapangan.
4.
Terlaksananya pembinaan personil yang berada di bawah tanggung jawabnya.
5.
Bertanggung jawab atas hasil pekerjaan bawahan, berdasarkan tugas dan tanggung jawab jabatan bawahan.
6.
Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.
7.
Terlaksananya tugas lain yang diperintahkan atasan di luar tugas-tugas pokok.
C. Wewenang 1.
Mengusulkan penetapan atau perubahan tenaga kerja seperti penambahan dan pengurangan atau perubahan fungsi.
2.
Membina dan memberikan nasehat kepada tenaga kerja yang di bawah tanggung jawabnya.
3.
Memberikan sanksi dan mengusulkan tindakan PHK terhadap karyawan di bawahnya.
4.
Meminta dan memberikan pemakaian tenaga kerja dengan unit lain sesuai persetujuan atasan.
35
4.5.2.4. Mandor Panen A. Identitas Jabatan
-
Nama Jabatan
: Mandor Panen
-
Departemen
: Agronomi
-
Lokasi
: Kebun
-
Atasan Langsung
: Field Assistant (FA), Mandor 1
-
Bawahan Langsung
: Pemanen dan pembrondol
B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Pengawasan panen sesuai dengan standar yang ditentukan perusahaan. 2. Pelaporan data hasil panen secara benar dan up to date. 3. Keamanan dan keberadaan inventaris yang di bawah tanggung jawabnya. 4. Menjaga nama bak dan rahasia perusahaan. D. Tugas-Tugas 1. Menghitung angka kerapatan panen (AKP) setiap sore hari. 2. Melaporkan hasil perhitungan AKP kepada Field Assistant sebagai dasar untuk perkiraan produksi. 3. Mencatat jumlah pemanen yang bekerja sesuai pada tanggal yang ada pada buku mandor. 4. Menyerahkan buku mandor setiap hari kepada krani divisi untuk data pelaporan tenaga kerja dan hasil produksi. 5. Mengawasi ancak panen dan basis agar dapat diselesaikan dengan baik.
36
6. Mengawasi panen agar brondolan di ketiak pokok, piringan, pasar pikul dan gawangan bersih dikutip. 7. Mengawasi TBS yang matang supaya tidak ada yang ketinggalan di pokok. 8. Mengawasi pemanen agar tidak memotong buah mentah. 9. Mengawasi pemanen supaya buah tidak ada yang diperam dan buah yang sudah dipotong terangkut ke TPH. 10. Menjaga pemanen supaya tidak memotong pelepah secara serampangan. 11. Mengatur ancak panen sesuai angka kerapatan panen. 12. Mencatat jumlah TBS dan brondolan per tiap pemanen ke dalam buku panen. 13. Memberikan informasi ke asisten tentang kondisi jalan, jembatan dan sarana panen lainnya. 14. Koordinasi dengan satpam dalam rangka penanggulangan pencurian TBS. D. Wewenang 1. Memberikan denda untuk pemanen yang meninggalkan buah atau brondolan di pokok dan di lapangan. 2. Mengusulkan saksi pada atasan untuk karyawan yang berada di bawah tanggung jawabnya. 3. Mengatur ancak panen kepada pemanen. 4.5.2.5. Mandor Pemeliharaan A. Identitas Jabatan
-
Nama Jabatan
: Mandor Perawatan
-
Departemen
: Agronomi
37
-
Lokasi
: Kebun
-
Atasan Langsung
: Field Assistant (FA), Mandor 1
-
Bawahan Langsung
: Pekerja perawatan
B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Pengawasan kegiatan pemeliharaan dan perawatan agar sesuai dengan standar mutu dan norma yang telah ditentukan oleh perusahaan. 2. Pelaporan kegiatan perawatan tanaman secara benar dan up to date. 3. Keamanan dan keberadaan inventaris yang di bawah tanggung jawabnya. 4. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. C. Tugas-Tugas 1. Mengawasi pekerjaan perawatan yang dikontrakkan seperti : rawat jalan tunas pokok, tunas pelepah, rawat aliran air. 2. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan perawatan sesuai dengan rotasi dan paket pekerjaan. 3. Mengawasi tenaga perawatan agar mencapai norma dan mutu yang ditentukan oleh perusahaan. 4. Mengatur dan membagi ancak kerja pada tenaga kerja perawatan setiap hari. 5. Mengisi lembaran kerja dalam buku mandor setiap hari. 6. Melaksanakan inventarisasi pokok tanaman sesuai petunjuk perusahaan. 7. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan perusahaan.
38
D. Wewenang 1. Menginstruksikan kepada SKU dan BHL untuk mengerjakan pekerjaan yang belum sesuai dengan bestek. 2. Mengusulkan sanksi kepada atasan bagi karyawan yang di bawah tanggung jawabnya. 4.5.2.6. Mandor Pupuk A. Identitas Jabatan
-
Nama Jabatan
: Mandor Pupuk
-
Departemen
: Agronomi
-
Lokasi
: Kebun
-
Atasan Langsung
: Field Assistant (FA), Mandor 1
-
Bawahan Langsung
: Pekerja pupuk
B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Pengawasan kegiatan pemupukan agar sesuai dengan standar mutu dan norma yang telah ditentukan oleh perusahaan. 2. Pelaporan kegiatan pemupukan tanaman secara benar dan up to date. 3. Keamanan dan keberadaan inventaris yang di bawah tanggung jawabnya. 4. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. C. Tugas-Tugas 1. Mengawasi pekerjaan pemupukan pada tanaman
39
2. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan pemupukan sesuai dengan rotasi dan paket pekerjaan. 3. Mengawasi tenaga pemupukan agar mencapai norma dan mutu yang ditentukan oleh perusahaan. 4. Mengatur dan membagi ancak kerja pada tenaga kerja pemupukan setiap hari. 5. Mengisi lembaran kerja dalam buku mandor setiap hari. 6. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan perusahaan. D. Wewenang 1. Menginstruksikan kepada SKU dan BHL untuk mengerjakan pekerjaan yang belum sesuai dengan bestek. 2. Mengusulkan sanksi kepada atasan bagi karyawan yang di bawah tanggung jawabnya. 4.5.2.7. Mandor Semprot A. Identitas Jabatan
-
Nama Jabatan
: Mandor Semprot
-
Departemen
: Agronomi
-
Lokasi
: Kebun
-
Atasan Langsung
: Field Assistant (FA), Mandor 1
-
Bawahan Langsung
: Pekerja penyemprotan
40
B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Pengawasan kegiatan penyemprotan agar sesuai dengan standar mutu dan norma yang telah ditentukan oleh perusahaan. 2. Pelaporan kegiatan penyemprotan tanaman secara benar dan up to date. 3. Keamanan dan keberadaan inventaris yang di bawah tanggung jawabnya. 4. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. C. Tugas-Tugas 1. Mengawasi pekerjaan penyemprotan pada tanaman 2. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan penyemprotan sesuai dengan rotasi dan paket pekerjaan. 3. Mengawasi tenaga penyemprotan agar mencapai norma dan mutu yang ditentukan oleh perusahaan. 4. Mengatur dan membagi ancak kerja pada tenaga kerja penyemprotan setiap hari. 5. Mengisi lembaran kerja dalam buku mandor setiap hari. 6. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan perusahaan. D. Wewenang 1. Menginstruksikan kepada SKU dan BHL untuk mengerjakan pekerjaan yang belum sesuai dengan bestek. 2. Mengusulkan sanksi kepada atasan bagi karyawan yang di bawah tanggung jawabnya.
41
4.5.2.8. Kerani Panen A. Identitas Jabatan
-
Nama Jabatan
: Kerani Panen
-
Departemen
: Agronomi
-
Lokasi
: Kebun
-
Atasan Langsung
: Field Assistant (FA), Mandor 1
-
Bawahan Langsung
: Pekerja Muat TBS
B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Pengawasan pengangkutan TBS agar kualitas tetap terjaga sampai ke PKS atau loading ramp. 2. Pelaporan data pengangkutan TBS secara benar dan up to date 3. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. 4. Keamanan dan keberadaan inventaris berada di bawah tanggung jawabnya. C. Tugas-Tugas 1. Mengawasi pengangkutan TBS dari TPH sampai ke loading Ramp PKS agar terangkut dengan baik sehingga tidak ada yang restan atau tertinggal di lapangan. 2. Mengawasi pengangkutan brondolan agar bersih dari sampah, pasir, kerikil dan tidak ada yang tertinggal atau tercecer. 3. Melakukan sortasi buah agar tidak diangkut ke PKS atau loding ramp.
42
D. Wewenang 1. Menginstruksikan kepada SKU atau BHL untuk mengerjakan pekerjaan yang belum sesuai dengan bestek. 2. Mengusulkan sanksi kepada atasan bagi karyawan yang di bawah tanggung jawabnya. 4.5.2.9. Kerani Divisi A. Identitas Jabatan
-
Nama Jabatan
: Kerani Afdeling
-
Departemen
: Agronomi
-
Lokasi
: Kebun
-
Atasan Langsung
: Field Assistant (FA)
B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Tertib semua administrasi di divisi. 2. Kebenaran data yang diserahkan kepada atasan. 3. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. 4. Menjaga keamanan dan keberadaan inventaris di bawah tanggung jawabnya. C. Tugas-Tugas 1. Membuat rencana kerja harian dan bulanan divisi. 2. Membuat laporan data-data lapangan yang dibutuhkan oleh kantor kebun. 3. Membantu Field Assistant (FA) dalam menyusun cash flow dan RKAP. 4. Mencatat daftar curah hujan setiap hari.
43
5. Membuat daftar cuti karyawan divisi dan data karyawan divisi. 6. Memeriksa daftar tanda tangan absensi karyawan. 7. Membuat serta menyusun laporan hasil kerja seperti ILPH, buku assistant, pet kerja, daftar premi, BASTP, daftar lembur dan lain-lain. 8. Membagikan beras catu karyawan divisi. 9. Membantu karyawan divisi dalam membantu penggajian karyawan divisi. 10. Mengawasi setiap keluar masuknya bahan dan alat di gudang divisi. 11. Mencatat dalam kartu gudang setiap pengeluaran dan penerimaan barang dan bahan. 12. Menyimpan dan mengatur dengan baik setiap barang di dalam gudang divisi baik yang baik maupun barang bekas. 13. Mengerjakan tugas lain yang diinstruksikan atasan. D. Wewenang 1. Menolak mengeluarkan barang dan bahan dari gudang divisi tanpa sepengetahuan atasan. 4.5.2.10. Assistant Teknik A. Identitas Jabatan
-
Nama Jabatan
: Assistant Teknik
-
Departemen
: Teknik
-
Lokasi
: Kebun
-
Atasan Langsung
: Estate Manajer
44
-
Bawahan Langsung
: Kepala mekanik, kerani traksi, supir, operator dan mekanik.
B. Tanggung Jawab Jabatan dan Rincian Tugas 1. Terlaksananya rencana kegiatan operasional teknik. 2. Terlaksananya pemeliharaan serta perbaikan alat berat dan kendaraan. 3. Terlaksananya pengadaan spare part dan bahan lainnya untuk keperluan alat dan kendaraan. 4. Mengatur kegiatan alat bengkel dan penerangan. 5. Terlaksananya kegiatan pengangkutan hasil dan pelaksanaan kerja alat berat. 6. Terlaksananya pembinaan personil yang berada di bawah tanggung jawabnya. 7. Terkendalinya sistem pelaporan kegiatan dan administrasi teknik. 8. Terlaksananya koordinasi dengan unit atau bagian lain. 9. Menjaga keamanan inventaris yang berada di bawah tanggung jawabnya. 10. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. 11. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diinstruksikan atasan. C. Wewenang 1. Mengusulkan penambahan dan pengurangan alat bengkel kepada atasan berdasarkan efisiensi pemakaian alat. 2. Mengusulkan penyegaran, kursus atau kepelatihan untuk meningkatkan kemampuan bawahan.
45
3. Mengendalikan biaya lembur dan premi karyawan yang berada di bawahnya. 4. Meminta dan memberikan pemakaian tenaga kerja yang akan dipakai dari divisi atau unit lain dengan seizin atasan. 5. Mengadakan penilaian prestasi kerja kepada bawahan untuk diusulkan ke Estate Manajer. 6. Mengusulkan penetapan atau penggunaan tenaga kerja seperti penambahan dan pengurangan ataupun perubahan fungsi. 7. Membina dan memberikan nasehat kepada tenaga kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya. 8. Mengusulkan tindakan SP, PHK terhadap karyawan di bawahnya. 9. Membatalkan pekerjaan SKU jika tidak sesuai dengan bestek perusahaan yang berada di bawah tanggung jawabnya. 4.5.2.11. Kepala Mekanik A. Identitas Jabatan
-
Nama Jabatan
: Kepala Mekanik
-
Departemen
: Teknik
-
Lokasi
: Kebun
-
Atasan Langsung
: Assistant Teknik
-
Bawahan Langsung
: Mekanik
B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Terlaksananya kegiatan perawatan atau service mesin, alat berat dan sarana penerangan.
46
2. Keamanan dan keberadaan inventaris di bawah tanggung jawabnya. 3. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. D. Tugas-Tugas 1. Membuat jadwal service kendaraan dan alat berat berdasarkan kondisi dan jumlah kendaraan serta kartu service kendaraan agar kendaraan tetap terawat dengan baik. 2. Merencanakan kebutuhan suku cadang berdasarkan jenis suku cadang yang sering dipergunakan, jumlah dan jenis kendaraan serta laporan pemakaian suku cadang pada bulan sebelumnya. 3. Melaksanakan perawatan mesin-mesin, alat berat dan sarana penerangan, baik periodik maupun insidentil. 4. Melakukan perbaikan mesin, alat berat dan sarana penerangan yang mengalami kerusakan. 5. Mengajukan permintaan spart part sesuai dengan part nomor ke kantor direksi dengan persetujuan atasan. 4.5.2.12. Kerani Traksi A. Identitas Jabatan
-
Nama Jabatan
: Kerani Traksi
-
Departemen
: Teknik
-
Lokasi
: Kebun
-
Atasan Langsung
: Assistant Teknik
47
B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Tertib administrasi di bidang teknik dan transport. 2. Kebenaran data yang diserahkan kepada Assistant. 3. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. 4. Keamanan dan keberadaan inventaris di bawah tanggung jawabnya. C. Tugas-Tugas 1. Membantu Assistant Teknik dalam membuat anggaran teknik (bulanan dan tahunan) ataupun cash flow. 2. Mencatat kegiatan kendaraan, alat berat dan bengkel. 3. Mengisi kartu service kendaraan dan alat berat sesuai petunjuk atasan. 4. Membuat laporan kegiatan teknik ke kantor kebun seperti ILPH, buku Assistant, peta realisasi, rekap lembur, premi, BASTP dan lain-lain. 5. Mengawasi/mencatat pengeluaran bahan dan barang dari gudang teknik. 6. Membuat daftar premi dan rekap lembur karyawan. 7. Membuat laporan hasil kerja perbaikan alat berat dan kendaraan. 8. Membuat laporan inventaris peralatan bengkel setiap bulan. 9. Membuat laporan pemakaian alat, BBM dan spart part. 10. Membuat daftar permintaan dan penerimaan barang. 11. Membuat laporan down time alat berat dan kendaraan. 12. Melaksanakan tugas lain yang diinstruksikan atasan. D. Wewenang 1. Menolak pengeluaran barang dan bahan dari gudang teknik tanpa sepengetahuan atasan.
48
4.5.2.13. Kepala Tata Usaha A. Identitas Jabatan
-
Nama jabatan
: Kepala Tata Usaha
-
Departemen
: Agronomi
-
Lokasi
: Kebun
-
Atasan langsung
: Estate Manajer
-
Bawahan langsung
: Kerani pembukuan, Kerani financial, Kerani tanaman, Kasir, Kepala gudang, Kerani gudang
B. Tanggung Jawab dan Rincian Tugas 1. Tersusunnya rencana kerja anggaran perusahaan kebun guna mendukung kegiatan operasional perusahaan. 2. Terlaksananya koordinasi dengan bidang atau bagian lain. 3. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. 4. Menjaga keamanan inventaris yang dibawah tanggung jawabnya. C. Wewenang 1. Mengusulkan rencana kerja dari unut kerja yang berada dibawah tanggung jawabnya. 2. Mengendalikan biaya dan anggaran operasional kebun yang berada dibawah tanggung jawabnya. 3. Mengendalikan jam lembur dan premi karyawan yang dibawahinya. 4. Memberikan nasehat dan teguran kepada karyawannya yang lalai dalam pekerjaan.
49
5. Melakukan penilaian prestasi dan potensi bawahan dan merevisi hasil penilaian prestasi dan potensi yang dilaksanakan oleh bawahannya. 4.5.2.14. Kerani Pembukuan A. Identitas Jabatan
-
Nama jabatan
: Kerani pembukuan
-
Departemen
: Agronomi
-
Lokasi
: Kebun
-
Atasan langsung
: Kepala tata usaha
B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Tertib administrasi dibidang perkebunan. 2. Kebenaran data yang diserahkan kepada atasan. 3. Keamanan dan keberadaan inventaris dibawah tanggung jawabnya. 4. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. C. Tugas-tugas 1. Membantu KTU untuk membuat cash flow setiap bulan berjalan untuk usulan kekantor direksi. 2. Membuat jurnal seluruh kegiatan kebun setiap bulan yang di input setiap hari. 3. Membuat laporan manajemen setiap bulan. 4. Membantu membuat anggaran untuk RKAP kebun. 5. Memeriksa usulan dana pekerjaan setiap afdeling setiap bulan. D. Wewenang 1. Menolak laporan data afdeling yang tidak lengkap yang dikirim ke kantor kebun.
50
4.5.2.15. Kerani finansial A. Identitas Jabatan
-
Nama jabatan
: Kerani finasial
-
Departemen
: Agronomi
-
Lokasi
: Kebun
-
Atasan langsung
: Kepala tata usaha
B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Tertib administrasi dibidang financial. 2. Kebenaran data yang diserahkan kepada atasan. 3. Keamanan dan keberadaan inventaris dibawah tanggung jawabnya. 4. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. C. Tugas-tugas 1. Membuat rekap laporan stok gudang setiap bulan. 2. Menginput data pemasukan dan pengeluaran barang dari gudang setiap hari. 3. Mengecek daftar pengiriman barang dari kantor direksi apakah sesuai dengan orderan kebun. 4. Membukukan pengeluaran dan pemasukan barang menurut nomor rekening setiap hari. 5. Mengecek dan menginput harga setiap barang sesuai dengan harga di kantor direksi. D. Wewenang 1. Menolak surat pemasukan barang dan pengeluaran barang tanpa mempunyai dokumen yang yang jelas.
51
2. Menolak menginput data pengeluaran dan pemasukan yang belum ditanda tangani pimpinan terkait. 4.5.2.16. Kerani Tanaman A. Identitas Jabatan
-
Nama jabatan
: Kerani Tanaman
-
Departemen
: Agronomi
-
Lokasi
: Kebun
-
Atasan langsung
: Kepala Tata Usaha
B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Tertib administrasi dibagian tanaman. 2. Kecocokan dan kebenaran hasil kerja yang dihimpun dari divisi. 3. Keamanan dan keberadaan inventaris dibawah tanggung jawabnya. 4. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. C. Tugas-tugas 1. Membuat rekapitulasi pekerjaan perawatan dan pemeliharaan setiap hari. 2. Membuat rekapitulasi pemakaian bahan kimia. 3. Meminta laporan produksi setiap hari antara lain: jumlah tenaga, jumlah TBS, hasil kerja, pengangkutan, restan, dll. 4. Membuat laporan rekapitulasi jumlah TBS yang dikirim ke PKS sesuai slip penimbangan kebun. 5. Melaporkan hasil panen dan pengiriman TBS ke kantor direksi setiap hari. D. Wewenang 1. Menolak permintaan SPH buah tanpa sepengetahuan General Manager.
52
2. Menolak berita acara serah terima pekerjaan yang masuk tanpa mempunyai dokumen yang jelas. 4.5.2.17. Kasir A. Identitas Jabatan
-
Nama jabatan
: Kasir
-
Departemen
: Agronomi
-
Lokasi
: Kebun
-
Atsan langsung
: kepala tata usaha
B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Kelengkapan, kecocokan dan ketelitian antara transaksi dengan dokumen pendukungnya. 2. Keamanan dan ketertiban pengelolaan uang kas. 3. Keamanan dan keberadaan inventaris dibawah tanggung jawabnya. 4. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. C. Tugas –tugas 1. Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran kas kecil dan kas besar. 2. Menerima uang dan menghitung gaji karyawan dari kantor direksi sesuai dengan kuitansi dan membagikan kepada masing-masing bagian sesuai instruksi atasan. 3. Memberikan pembayaran pekerjaan SPKL. 4. Menyimpan uang dalam brankas dan menjaga kerahasiaan kode brankas kebun.
53
5. Mengirimkan bukti penerimaan gaji KHT dan KHL dari setiap afdeling ke kantor direksi. D. Wewenang 1. Menolak pembayaran tanpa dilengkapi dengan bukti pendukung yang jelas. 2. Meminta kepada karyawan penandatanganan slip gaji atas pembayaran gaji karyawan yang bersangkutan. 4.5.2.18. Kepala Gudang A. Identitas Jabatan
-
Nama jabatan
: Kepala gudang
-
Departemen
: Agronomi
-
Lokasi
: Kebun
-
Atasan langsung
: Kepala tata usaha
-
Bawahan langsung
: Krani gudang
B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Tertib administrasi seluruh barang dan bahan di gudang. 2. Terkendalinya pengelolaan persediaan/stok bahan dan alat di gudang. 3. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. 4. Keamanan dan keberadaan inventaris dibawah tanggung jawabnya. C. Tugas-tugas 1. Membuat orderan permintaan barang ke kantor direksi yang telah disetujui oleh Estate Manajer. 2. Mengawasi pengisian dan pengeluaran bahan bakar.
54
3. Mengawasi seluruh pengeluaran dan penerimaan barang dan bahan di gudang. 4. Mengecek setiap barang agar sesuai dengan surat pengantar barang. 5. Mengawasi pembagian beras karyawan untuk setiap divisi. D. Wewenang 1. Menolak permintaan barang tanpa melalui prosedur yang berlalu. 2. Menolak barang yang masuk tanpa mempunyai dokumen yang jelas. 4.5.2.19. Kerani Gudang A. Identitas jabatan
-
Nama jabatan
: Kerani gudang
-
Departemen
: Agronomi
-
Lokasi
: Kebun
-
Atasan lokasi
: Kepala gudang
B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Tertib administrasi seluruh barang dan bahan di gudang. 2. Kebenaran data yang diserahkan kepada atasan. 3. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. 4. Keamanan dan keberadaan inventaris dibawah tanggung jawabnya. C. Tugas-tugas 1. Membuat orderan permintaan barang kekantor direksi yang telah disetujui oleh Estate Manajer. 2. Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran barang dari gudang. 3. Mengisi kartu gudang sesuai dengan menurut jenis bahan dan alat.
55
4. Mengawasi dan mencatat pengisian dan pengeluaran bahan bakar. 5. Mengecek dan membukukan setiap barang agar sesuai dengan surat pengantar barang. D. Wewenang 1. Menolak permintaan barang tanpa melalui prosedur yang berlaku. 2. Menolak barang yang masuk tanpa mempunyai dokumen yang jelas. 4.5.2.20. Personalia A. Identitas Jabatan
-
Nama jabatan
: Kepala personalia dan umum
-
Departemen
: Umun dan personalia
-
Lokasi
: Kebun
-
Atasan langsung
: Kepala tata usaha
B. Tanggung jawab dan rincian tugas 1. Terlaksananya penyusunan kegiatan rencana kerja dibidang HRD. 2. Terlaksananya kegiatan operasional HRD. 3. Terlaksanya pembinaan personil yang dibawah tanggung jawabnya. 4. Terlaksananya kegiatan administrasi personalia dan umum. 5. Terlaksanya pelayanan kesehatan, sosial karyawan dan sanitasi lingkungan. C. Wewenang 1. Menandatangani surat persetujuan permintaan berobat klinik dan surat pengantar pasien ke rumah sakit jika atasan tidak ada. 2. Menolak setiap permintaan cuti yang bukan hak dari karyawan. 3. Menandatangani absensi karyawan.
56
4. Mengendalikan jam lembur dan premi bawahannya. 5. Memberikan nasehat dan teguran kepada karyawan yang lalai dalam pekerjaan. 4.5.2.21. Kepala Satpam A. Identitas Jabatan
-
Nama jabatan
: Kepala satpam
-
Lokasi
: Kebun
-
Atasan langsung
: Estate Manajer
-
Bawahan langsung
: Satpam
B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Terkontrol dan terkendalinya keamanan lingkungan diperusahan. 2. Kesiagaan anggota keamanan dalam menjalankan tugas yang telah di berikan oleh pimpinan. 3. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. 4. Keamanan dan keberadaan inventaris yang dibawah tanggung jawabnya. C. Tugas – tugas 1. Mengkordinir dan mengawasi keamanan diseluruh lingkungan serta pelaksanaan tugas anggota secara langsung maupun tidak langsung. 2. Memonitor dan mengawasi disiplin kerja anggota keamanan. 3. Memonitor laporan rutin yang di susun oleh anggota keamanan. 4. Melaksanakan tugas lain yang diinstruksikan oleh atasan. 5. Memonitor / mewaspadai faktor –faktor diluar perusahan kemungkinan ada gangguan keamanan.
57
D. Wewenang 1. Menugaskan anggota keamanan untuk memeriksa orang yang dicurigai gerak – geriknya didalam lingkungan perusahan. 2. Menegur karyawan yang berbuwat keonaran / keributan didalam lingkungan pekerjaan. 3. Menahan barang perusahaan keluar lingkungan tanpa ada surat pengantar jalan / informasi dari pimpinan yang berwewenang. 4. Mengusulkan kepada atasan untuk perbaikan sistim kerja, termasuk peralatan kerja dan pakaian seragam. 4.5.2.22. Satpam A. Identitas Jabatan
-
Nama jabatan
: Satpam
-
Departemen
: Umum dan personalia
-
Lokasi
: Kebun
-
Atasan langsung
: Kepala satpam
B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Keamanan kantor kebun dan keamanan lingkugan perusahaan. 2. Ketertiban dan keamanan karyawan dan kesiagaan dalam, menjalankan tugasnya. 3. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. 4. Keamanan dab keberadaan inventaris yang dibawah tanggung jawabnya. C. Tugas –tugas 1. Mencatat setiap kejadian – kejadian di areal tanggung jawabnya.
58
2. Mengantar tamu bila mau menemui pimpinan. 3. Mengatur parkir mobil / motor di depan kantor. 4. Menyusun laporan rutin kepala atasan. 5. Melaksanakan tugas lain yang diinstruksikan atasan. D. Wewenang 1. Menegur karyawan yang berbuat keonaran / keributan di dalam lingkungan pekerjaan. 2. Menahan barang perusahaan ke luar lingkungan tanpa ada surat pengantar, jalan / informasi dari pimpinan yang berwewenang. 4.5.3. Fasilitas dan Kesejahteraan Karyawan 4.5.3.1. Sistem penggajian/upah Pada dasarnya ada beberapa sistem penggajian yang digunakan di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate, dimana tergantung pada masing– masing tingkatan : a. Staf Sistem penggajian yang diberikan untuk staf jumlahnya berbeda-beda berdasarkan golongan dan jabatannya b. Karyawan Sistem penggajian yang diberikan pada karyawan yaitu berupa gaji per bulan. 4.5.3.2. Bonus, lembur, premi, dan tunjangan 1. Bonus 59
Bonus adalah tunjangan yang diberikan berupa uang atas produksi yang telah memenuhi target. Adapun bonus yang diberikan untuk Staf jumlahnya berbeda-beda tergantung dari golongan, jumlah produksi dan
penilaian yang
dilakukan oleh Estate Manajer. 2. Lembur Lembur merupakan pekerjaan yang dilakukan melebihi jam kerja yang telah ditetapkan perusahaan. Sistem lembur yang ada di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate tergantung jumlah jam lembur, dengan upah per jam-nya yaitu Rp. 10.685. Adapun perhitungan jumlah jam lembur sebagai berikut : Misal : a. Lembur 2 jam 1 jam pertama : 1 x 1,5 = 1,5 jam 1 jam kedua
:1x2
Jumlah
=2
jam+
= 3,5 Jam
Jadi biaya lembur 2 jam = 3,5 jam x Rp. 10.685 = Rp. 37.398 b. Lembur 3 jam 1 jam pertama
: 1 x 1,5 = 1,5 jam
2 jam berikutnya : 2 x 2 Jumlah Jadi biaya lembur 2 jam
=4
jam+
= 4,5 Jam = 4,5 jam x Rp. 10.685 = Rp. 48.083
60
c. Misal lembur 4 jam, berarti 3 jam berikutnya di kali 2 jam dan begitu seterusnya. d. Kalau untuk lembur pada hari libur untuk 1 hari (7 jam), maka perhitungan jumlah jam lembur = 7 jam x 2 = 14 jam Jadi biaya lembur untuk hari libur adalah 14 jam x Rp. 10.685 = Rp. 149.590 e. Misal lembur pada hari libur dengan kerja 9 jam, maka perhitungan jumlah jam lembur = 7 jam x 2 = 14 jam = 1 jam x 3 = 3 jam = 1 jam x 4 = 4 jam + Jumlah
9 jam
= 21 jam
Jadi biaya lembur untuk hari libur dengan kerja 9 jam = 21 jam x Rp. 10.685 = Rp. 224.385 3. Premi Premi adalah nilai barang atau jasa yang diberikan bila perusahaan merasa puas terhadap hasil kerja karyawan. Sistem premi yang ada di perusahaan yaitu premi untuk krani kantor berupa premi mati dengan jumlah Rp. 500.000 per bulan kecuali krani produksi, sedangkan premi untuk pekerjaan di lapangan tergantung jenis pekerjaan masing-masing. 4. Tunjangan Tunjangan merupakan tanggungan yang diberikan perusahaan kepada Staf dan karyawan berupa uang, barang atau jasa. Adapun tunjangan yang diberikan oleh perusahaan yaitu :
61
a. Tunjangan Staf berupa : tunjangan lokasi Rp.389.000, bahan bakar minyak (BBM) 90 Liter/bulan, spare part Rp.200.000, air minum, gas LPG. b. Tunjangan untuk Karyawan berupa, pengobatan gratis, tunjangan hari raya (THR) dan beras. 4.5.3.3. Fasilitas umum dan khusus Fasilitas yang ada di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate berupa fasilitas umum dan fasilitas khusus. a. Fasilitas umum Fasilitas umum diantaranya : BPJS Kesehatan, bus sekolah, air bersih, rumah, mes untuk tamu, listrik, sarana ibadah, tempat penitipan anak, poliklinik, MDA, dan sarana olah raga. b. Fasilitas khusus Fasilitas khusus diantaranya :
Untuk staf : Sarana transportasi, perabotan rumah tangga, radio HT.
Untuk karyawan pemanen : Grobak sorong, dodos, egrek, gancu dan kampak.
Untuk karyawan pemuat : Tojok.
Untuk karyawan semprot : Knapsack sprayer.
Untuk tenaga kerja pupuk : Sarung tangan dan masker.
Untuk karyawan teknik : sepatu savety, helm dan kacamata.
4.5.3.4. Cuti Cuti merupakan hari libur kerja yang diberikan untuk staf maupun Karyawan dalam hari kerja yang telah ditetapkan perusahaan. Jumlah hari cuti yang diberikan
62
untuk staf dalam setahun 15 hari dan setiap 3 tahun sekali mendapatkan cuti panjang selama 30 hari. Sedangkan untuk karyawan jumlah hari cuti yaitu 12 hari dalam 1 tahun dengan masa kadaluarsa 12 bulan. 4.5.4. Keselamatan Kerja PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate selain memberikan gaji dan upah yang merupakan penghasilan yang di terima oleh staf dan karyawan, juga melaksanakan program kesehatan dan keselamatan kerja. Perusahaan dapat merasakan manfaat dari program kesehatan dan keselamatan kerja terutama dalam jangka panjang. Usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam memberikan jaminan kesehatan dan keselamatan kerja berupa pengobatan gratis serta BPJS kesehatan bagi staf dan karyawan. 4.5.5. Perekrutan, Mutasi, Promosi dan Transfer Karyawan Sistem perekrutan tenaga kerja untuk jabatan Staf dilakukan di kantor pusat sesuai dengan prosedur yang berlaku, sedangkan untuk perekrutan karyawan langsung dilakukan di kantor kebun. Proses perekrutan karyawan dimulai dari pengajuan surat lamaran ke kantor kebun kemudian dipanggil untuk interview termasuk anak dan istrinya serta dilakukan cek kesehatan, setelah itu pimpinan kebun menentukan apakah pekerja tersebut layak untuk diterima atau tidak. Mutasi yang dilakukan di perusahaan berupa mutasi intern dan mutasi extern. Mutasi intern merupakan mutasi antar Divisi dan mutasi extern merupakan
63
mutasi antar perusahaan baik itu untuk Pegawai Bulanan Tetap (PBT) Staf maupun Pegawai Bulanan Tetap (PBT) non Staf sesuai dengan kebutuhan dan permintaan kebun. Alasan dilakukannya mutasi yaitu untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang kurang, untuk penyegaran bagi karyawan serta prestasi kerja karyawan baik itu prestasinya bagus maupun prestasinya buruk sesuai dengan kebijakan pimpinan perusahaan. Promosi tenaga kerja dilakukan di kantor direksi untuk PBT Staf dan PBT non Staf. Estate Manager (EM) mengajukan nama-nama yang akan dipromosikan ke kantor direksi dan di kantor direksi dilakukan test, apabila lulus masuk training sesuai waktu yang telah ditentukan setelah itu ditempatkan sesuai dengan kebutuhan kebun. Transfer karyawan bertujuan untuk penyegaran agar kinerja karyawan maksimal. Transfer karyawan dilakukan melalui lobi, nama-nama yang akan diajukan dirembukkan oleh Estate Manager (EM) dan Field Assistant (FA) apabila disetujui maka langsung ditempatkan. 4.6. Pelaksanaan Fungsi-Fungsi Manajemen di Perusahaan 4.6.1. Planning/Perencanaan Perencanaan disusun sebelum kegiatan di lapangan dilaksanakan, hal ini berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan panen dan pasca panen yang akan dilaksanakan. Perencanaan disusun dalam beberapa bagian berikut :
64
a. Angka Kerapatan Panen (AKP), pengambilan AKP bertujuan agar dapat menentukan perkiraan jumlah tonase TBS yang akan di panen. AKP merupakan perencanaan awal dalam kegiatan panen dan pasca panen untuk menentukan perencanaan berikutnya. b. Rencana Kerja Harian (RKH) merupakan perencanaan panen yang didasarkan pada hasil taksasi produksi yang didapat melalui AKP diantaranya dalam penentuan jumlah tenaga kerja panen, jumlah tenaga kerja pemuat dan jumlah alat angkut yang akan digunakan. c. Budget per bulan merupakan hasil perkiraan produksi TBS yang akan dicapai dalam satu bulan. Budget per bulan dijabarkan ke dalam perkiraan jumlah tonase per hari dan Rencana Kerja Harian. d. Budget per tahun merupakan hasil perkiraan produksi TBS yang akan dicapai dalam satu tahun yang dijabarkan ke dalam budget per bulan. 4.6.2. Organization/Organisasi Organisasi merupakan pengelompokan orang - orang (pekerja) yang memiliki pekerjaan yang sama serta tujuan yang sama. Organisasi dalam suatu pekerjaan sangat penting untuk dilaksanakan, sehingga masing - masing orang (pekerja) dapat bekerja sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Adapun struktur organisasi panen dan pasca panen dapat dilihat pada gambar 1.
65
Gambar. 1. Struktur organisasi panen dan pasca panen.
Field Assistant (FA)
Mandor 1
Mandor panen
Kerani Panen
Pemanen
Pemuat
Pengutip brondol
Sopir
Uraian tanggung jawab untuk setiap jabatan : 1. Field Assistant (FA) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan panen ditingkat divisi. Melakukan monitoring terhadap kualitas mutu buah dan ancak panen Serta pemuatan TBS. Memastikan ketersediaan peralatan panen dan muat TBS dan alat pelindung diri bagi tenaga panen dan pemuat TBS. 2. Mandor 1 Mengawasi pelaksanaan panen dan pengangkutan TBS yang dilakukan oleh tenaga pemanen dan pemuat sesuai dengan ketentuan dan prosedur kerja. Melakukan monitoring dan cross check terhadap kualitas mutu buah dan ancak panen serta proses pemuatan TBS. 3. Mandor Panen Mengawasi pelaksanaan panen yang dilakukan oleh tenaga pemanen sesuai dengan ketentuan dan prosedur kerja. 66
Melakukan monitoring dan cross check terhadap kualitas mutu buah dan ancak panen. Memastikan seluruh tenaga panen membawa peralatan-nya dan alat pelindung diri. 4. Kerani Panen Mengawasi pelaksanaan panen yang dilakukan sopir dan pemuat TBS sesuai dengan instruksi kerja. Memastikan seluruh tenaga pemuat TBS membawa APD. Melakukan grading TBS. 5. Pemanen Melakukan kegiatan pemanenan atau potong buah sesuai instuksi kerja dan arahan dari mandor panen. Membawa peralatan panen dan memakai alat pelindung diri. 6. Pengutip Brondol Melakukan pengutipan brondol. Memastikan tidak ada brondolan yang tertinggal menumpuk brondolan dengan ukuran 1 tumpukan 6 kg yang diukur dengan ember diatas lembaran karung goni. 7. Sopir Mengangkut buah dari TPH ke PKS. Melakukan kegiatan pengangkutan TBS sesuai instruksi kerja. 8. Pemuat TBS Memuat buah dari TPH ke dalam truck.
67
Memastikan tidak ada buah yang berserakan atau tertinggal di TPH. 4.6.3. Actuating/Pelaksanaan Adapun teknik pengerjaan panen dan pasca panen yang dilakukan di PT. Surya Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate terutama di Divisi 4 yaitu : 1. Sehari
sebelumnya
mandor
panen
melakukan
pengambilan
AKP
untuk
menentukan perkiraan produksi untuk esok harinya. 2. Pagi hari jam 05.30 wib Assisten Divisi dan Mandor 1 memberikan arahan kerja pada mandor panen dan krani buah melalui apel pagi di kantor Divisi. 3. Setelah mendapatkan arahan dari Assisten Divisi dan Mandor 1, mandor panen dan krani buah menuju ke lapangan untuk memberikan instruksi kerja pada pekerja panen dan pemuat pada jam 06.00 wib. 4. Jam 06.30 wib pekerja panen langsung menuju ancak panen masing-masing untuk melakukan pekerjaannya. 5. Pekerjaan pemanen meliputi memperhatikan buah matang panen sesuai kriteria panen, melakukan pemotongan pelepah songgoh, pemotongan tandan buah, menyusun pelepah di gawangan mati, pengangkutan buah ke TPH, buah disusun rapi di TPH dengan gagang buah menghadap ke jalan. 6. Pekerjaan pengutip brondol meliputi, mengutip brondolan, memastikan brondolan tidak ada yang tertinggal, menumpuk brondolan dengan ukuran 1 tumpukan 6 kg yang diukur dengan ember diatas lembaran karung goni. 7. Buah yang telah terkumpul di TPH dilakukan grading dan perhitungan buah serta jumlah tumpukan brondolan yang dilakukan oleh kerani buah.
68
8. Buah yang telah di grading dan dihitung dimuat ke atas truk untuk dibawa ke pabrik kelapa sawit (PKS). 9. Sebelum dikirim ke PKS, buah ditimbang di timbangan estate. Rotasi panen yang dilakukan di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate, Divisi 4 yaitu 6/7 hari. Alat keselamatan kerja yang digunakan dalam pekerjaan panen dan pasca panen diantaranya yaitu sepatu boot, sarung tangan dan helm. 4.6.4. Controlling/Pengawasan Pengawasan kuantitas yang dilaksanakan yaitu perhitungan buah yang dilakukan oleh krani buah harus benar dan tepat, melakukan penimbangan buah sebelum ke PKS, memastikan tonase buah yang di panen tidak beda jauh dengan hasil taksasi, krani memastikan buah sampai ke PKS dengan jumlah yang benar, krani melakukan perhitungan berat janjang rata-rata tiap blok yang di panen secara, krani memastikan buah tidak ada yang restan, mandor panen memastikan agar buah tidak ada yang tertinggal di pokok, mandor panen memastikan hasil taksasi benar dan tepat, mandor panen dan kerani buah membandingkan jumlah tonase taksasi yang dikirim dengan
hasil timbangan di PKS dan melakukan evaluasi
terhadap hasil produksi tiap hari panen. Pengawasan kualitas (quality control) yang dilakukan dalam pelaksanaan panen dan pasca panen diantaranya mandor 1 dan mandor panen memastikan buah matang dipanen semua, brondolan dikutip bersih dan buah mentah 0 %, mandor 1 dan mandor panen memastikan buah yang dipanen merupakan fraksi 2 dengan
69
kriteria 2 brondolan per kilogram-nya, gagang TBS di potong rapat, TBS disusun rapi di TPH, brondolan bebas dari sampah, tanah dan batu, pelepah disusun rapi di gawangan mati, tidak dibenarkan pelepah sengkleh, krani buah memastikan buah yang dipanen di grading dengan baik dan benar. Pengawasan biaya yang dilakukan yaitu mandor 1 dan mandor panen memastikan jumlah tenaga panen yang dibutuhkan sesuai dengan taksiran produksi dan juga krani memastikan jumlah tenaga pemuat dan mobil yang digunakan sesuai dengan taksasi produksi.
70
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.
Interpretasi Hasil Interpretasi hasil yang dilakukan yaitu perhitungan biaya bahan, biaya alat,
biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya per Divisi-nya yang dilakukan selama satu tahun dalam kegiatan panen dan pasca panen di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa, Intan Estate, Divisi 4. Dengan luas lahan 537,07 Ha dan frekuensi kerja setiap hari kecuali hari libur. Tabel 6. Rencana produksi per bulan tahun 2015 PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Bulan
Produksi (ton) Januari 1.069,80 Februari 1.069,80 Maret 1.146,21 April 1.146,21 Mei 1.222,63 Juni 1.222,63 Juli 1.146,21 Agustus 1.146,21 September 1.528,28 Oktober 1.681,11 November 1.528,28 Desember 1.375,45 Jumlah 15.282,824 Sumber : PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate. 5.1.1. Biaya Penggunaan Alat Panen dan Pasca Panen Jumlah tenaga kerja panen yang terdapat di Divisi 4 yaitu 24 orang, pengutip brondol 12 orang dan tenaga pemuat berjumlah 2. Peralatan yang digunakan dalam panen dan pengutip brondol yaitu dodos, eggrek, gancu, kampak, angkong, ember,
71
dengan jumlah yang dipakai sebanyak jumlah tenaga kerja panen, sedangkan tojok dan garuk brondol diberikan untuk tenaga pemuat. Tabel 7. Penggunaan alat panen dan pasca panen per tahun. No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Nama alat
Dodos * Eggrek * Gancu * Kampak * 8 Angkong ** Ember @ Garuk brondol@ Tojok * Jumlah Keterangan :
Satuan
Jumlah
Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit
24 24 24 24 24 24 4 4
Harga (RP) 160.000 400.000 43.200 83.500 384.700 15.000 15.000 62.000
Biaya (Rp)
3.840.000 9.600.000 1.036.800 2.004.000 4.616.400 720.000 120.000 248.000 22.185.200
@ Usia Ekonomis 6 bulan *
Usia Ekonomis 1 tahun
** Usia Ekonomis 2 tahun Rumus : (12/usia ekonomis) x jumlah alat x harga alat 5.1.2. Biaya Penggunaan Tenaga Kerja Panen dan Pasca Panen Rata-rata panen dalam satu hari adalah 48.983,4 kg, rata-rata untuk satu bulan 1.273.569 kg sedangkan untuk setahun 15.282.824 kg. Jumlah tenaga kerja rata-rata dalam sehari yaitu 24 Hk, untuk sebulan 624 Hk, dalam setahun 7.488 Hk dan 1 Hk dengan upah Rp. 74.800 dan premi dapat basis Rp. 6.000. Jumlah basis panen 1 orang adalah 1.600 kg, rata-rata basis panen dalam sehari 38.400 kg, untuk sebulan 998.400 kg dan untuk setahun 11.980.800 kg. Jumlah brondolan dalam setahun didapat 9 % (budget persen brondol/tahun) dari jumlah produksi dalam setahun, Jumlah brondolan dalam sehari 4.408,51 kg, untuk sebulan 114.621,18 kg dan untuk setahun 1.375.454 kg. Jumlah lebih basis rata-rata dalam
72
sehari 6.174,9 kg, untuk sebulan 160.547,49 kg dan untuk setahun 1.926.570 kg. Jumlah Premi LB-1 perhari 6.174,9 kg, untuk sebulan 160.547,48 kg dan untuk setahun 1.926.570 kg dihargai Rp. 51/kg. Premi LB-2 dihargai Rp. 54/kg dimana premi LB 2 tidak ada, dikarenakan budged produksi tahun 2015 tidak cukup untuk melakukan penghitungan premi LB 2. kilogram brondolan dihargai dengan Rp. 357/kg. Untuk lebih jelasnya perhitungan penggunanaan tenaga kerja dapat dilihat pada tabel perhitungan rata-rata biaya tenaga kerja dalam 1 tahun (Lampiran 4). Jumlah tenaga pemuat yang ada di Divisi 4 yaitu 2 orang. Perhitungan upah tenaga pemuat dilakukan dengan cara borongan, setiap 1 ton tandan buah segar (TBS) dan brondol dihargai dengan 12.500/ton atau 12,5/kg. Rata-rata jumlah tonase TBS dan brondol yang dimuat dalam sehari yaitu 48.983,41 kg, untuk sebulan rata-rata tonase TBS dan brondol yang dimuat yaitu 1.273.569 kg dan untuk setahun yaitu 15.282.824 kg. Untuk lebih jelasnya perhitungan penggunanaan tenaga kerja dapat dilihat pada tabel perhitungan rata-rata biaya tenaga kerja dalam 1 tahun (Lampiran 4). Dalam pelaksanaan panen diawasi oleh 1 orang mandor 1 dan 2 orang mandor panen. Jumlah tenaga kerja untuk mandor 1 yang dipakai dalam sehari 1Hk, sebulan yaitu 26 Hk dan untuk setahun 312 Hk, dan jumlah tenaga kerja yang dipakai untuk mandor panen dalam sehari 2 Hk sebulan 52 Hk dan untuk satu tahun 624. Jumlah premi mandor 1 didapat dari jumlah premi dari mandor-mandor panen dibagi 2 kemudian dikalikan 1,5. Jumlah premi mandor panen didapat dari jumlah premi pemanen dibagi 15 kemudian dikalikan 1,5. Jumlah rata-rata produksi dalam setahun adalah 15.282.824 kg, rata-rata jumlah basis panen dalam setahun
73
11.980.800 kg dan jumlah premi panen dalam setahun adalah 1.926.570 kg. Untuk lebih jelasnya perhitungan penggunanaan tenaga kerja dapat dilihat pada tabel perhitungan rata-rata biaya tenaga kerja dalam 1 tahun (Lampiran 4). Dalam pelaksanaan
panen dan pasca panen diawasi oleh 2 orang kerani
buah. Jumlah tenaga kerja yang dipakai dalam sebulan yaitu 52 Hk dan untuk setahun 624 Hk. Jumlah premi kerani buah didapat dari jumlah premi pemanen dibagi 15 kemudian dikalikan 1,25. Jumlah rata-rata produksi dalam setahun adalah 15.282.824 kg, rata-rata jumlah basis panen dalam setahun 11.980.800 kg dan jumlah premi panen dalam setahun adalah 1.926.570 kg. Untuk lebih jelasnya perhitungan penggunanaan tenaga kerja dapat dilihat pada tabel perhitungan ratarata biaya tenaga kerja dalam 1 tahun (Lampiran 4). Proses pengangkutan tandan buah segar (TBS) dan brondolan diangkut dengan menggunakan mobil Dum truck, dimana mobil Dum truck yang digunakan bukan mobil milik kebun atau perusahaan melainkan mobil milik masyarakat yang dibuat berdasarkan perjanjian antara perusahaan dengan pemilik mobil (SPK, surat perjanjian kontrak) . Biaya yang dikeluar perusahaan dalam proses pengangkutan TBS dan brondol ke pabrik kelapa sawit (PKS) setiap tonnya sebesar RP. 165.000/ton atau Rp. 165,00/kg. Rata-rata jumlah tonase TBS dan brondol yang dikirim ke PKS dalam sehari yaitu 48,983,41 Kg, untuk sebulan rata-rata tonase TBS dan brondol yang dikirim ke PKS
yaitu 1.273.569 kg dan untuk setahun yaitu
15.282.824 kg. Untuk lebih jelasnya perhitungan penggunanaan tenaga kerja dapat dilihat
pada
tabel
perhitungan
rata-rata
biaya
tenaga
kerja
dalam
1 tahun (Lampiran 4).
74
Tabel 8. Penggunaan tenaga kerja panen dan pasca panen per tahun. No
1. 2. 3. 3. 4. 5.
Jenis sub kegiatan
Waktu Satuan pelaksanaan
Panen + dapat basis 06.30-selesai Premi panen 06.30-selesai Brondolan Muat TBS 08.00-selesai 06.30-selesai Mandor 1 06.30-selesai Premi 06.30-selesai Mandor panen 06.30-selesai Premi mandor 06.30-selesai Kerani 08.00-selesai Premi kerani 08.00-selesai TBS ke PKS 08.00-selesai Total Biaya
Hk Kg Kg Kg Hk Hk Hk SPK
Jumlah 7.488 1.926.570 214 1.375.454 15.282.824 312 624 624 15.282.824
Harga (RP) 74.800 + 6.000 51/Kg 357/Kg 12,5/Kg 74.800/Hk 74.800/Hk 74.800/Hk 165/Kg
Biaya (Rp) 605.030.400 98.255.062 491.037.135 191.035.300 23.337.600 5.369.365 46.675.200 7.159.153,09 46.675.200 5.965.961 2.521.665.960 4.042.206.336
5.1.3. Rekapitulasi Biaya Panen dan Pasca Panen Luas divisi 4 adalah 537,07 Ha dan terbagi ke dalam 20 blok, dengan jumlah populasi keseluruhan 77.003 pokok. Biaya per hektar-nya dihitung dari total biaya keseluruhan Rp. 4.064.391.536 dibagi luasan Divisi 537,07 ha, sehingga didapat biaya per hektar yaitu Rp. 7.567.713, Biaya per tanaman dihitung dari total biaya keseluruhan Rp. 4.064.391.536 dibagi jumlah populasi tanaman 77.003 pokok, sehingga didapat biaya per tanaman Rp. 52.782. Tabel 9. Rekapitulasi biaya panen dan pasca panen per tahun. No Jenis biaya 1. Biaya alat 2. Biaya tenaga kerja Total biaya keseluruhan 3. Biaya per hektar (Luas = 537,07 ha) 4. Biaya per tanaman (Jumlah tanaman = 77.003 pokok
Biaya (Rp) 22.185.200 4.042.206.336 4.064.391.536 7.567.713 52.782
75
5.1.4. Kebutuhan Biaya Panen dan Pasca Panen untuk Divisi 4 Adapun biaya panen dan pasca panen per hektar-nya dalam satu tahun yaitu Rp. 7.567.713. Untuk biaya per blok dengan rata-rata luas satu blok 26,853 ha didapatkan biayanya sebesar Rp. 151.357.075 dan untuk biaya Divisi didapat dari jumlah total biaya alat, biaya bahan dan biaya tenaga kerja dalam satu tahun yaitu sebesar Rp. 4.064.391.536. Tabel 10. Biaya panen dan pasca panen Divisi 4 per tahun. No
Biaya per hektar (Rp) (luas = 537,07 ha)
1.
7.567.713
Biaya per blok (Rp) (luas = 26,853 ha) 151.357.075
Biaya Divisi (Rp) (luas = 537,07 ha) 4.064.391.536
5.2. Analisis Manajemen 5.2.1. Perencanaan Perencanaan panen dan pasca panen disusun sebelum kegiatan panen dan pasca panen di lapangan dilaksanakan. Hal ini berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan panen dan pasca panen yang akan dilaksanakan. Perencanaan disusun dalam beberapa bagian berikut : a. Angka Kerapatan Panen (AKP), pengambilan AKP bertujuan agar dapat menentukan perkiraan jumlah tonase TBS yang akan di panen. AKP merupakan perencanaan awal dalam kegiatan panen dan pasca panen untuk menentukan perencanaan berikutnya. b. Rencana Kerja Harian (RKH) merupakan perencanaan panen yang didasarkan pada hasil taksasi produksi yang didapat melalui AKP diantaranya dalam
76
penentuan jumlah tenaga kerja panen, jumlah tenaga kerja pemuat dan jumlah alat angkut yang akan digunakan. c. Budget per bulan merupakan hasil perkiraan produksi TBS yang akan dicapai dalam satu bulan. Budget per bulan dijabarkan ke dalam perkiraan jumlah tonase per hari dan Rencana Kerja Harian. d. Budget per tahun merupakan hasil perkiraan produksi TBS yang akan dicapai dalam satu tahun yang dijabarkan ke dalam budget per bulan. 5.2.2. Organization/Organisasi Pelaksanaan
panen
dan
pasca
panen
dilakukan
dengan
sistem
pengorganisasian. Pengorganisasian merupakan pengelompokan orang - orang (pekerja) yang memiliki pekerjaan yang sama serta tujuan yang sama. Organisasi dalam suatu pekerjaan sangat penting untuk dilaksanakan, sehingga masing masing orang (pekerja) dapat bekerja sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya.Struktur organisasi panen dan pasca panen dapat dilihat pada gambar 1. Uraian tanggung jawab untuk setiap jabatan : a. Field Assistant (FA) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan panen ditingkat divisi. Melakukan monitoring terhadap kualitas mutu buah dan ancak panen Serta pemuatan TBS. b. Mandor 1 Mengawasi pelaksanaan panen dan pengangkutan TBS yang dilakukan oleh tenaga pemanen dan pemuat sesuai dengan ketentuan dan prosedur kerja.
77
Melakukan monitoring dan cross check terhadap kualitas mutu buah dan ancak panen serta proses pemuatan TBS. c. Mandor Panen Mengawasi pelaksanaan panen yang dilakukan oleh tenaga pemanen sesuai dengan ketentuan dan prosedur kerja. Melakukan monitoring dan cross check terhadap kualitas mutu buah dan ancak panen. Memastikan seluruh tenaga panen membawa peralatan-nya dan alat pelindung diri. d. Krani Panen Mengawasi pelaksanaan pasca panen yang dilakukan sopir dan pemuat TBS sesuai dengan instruksi kerja. Memastikan seluruh tenaga pemuat TBS membawa APD. Melakukan grading TBS. e. Pemanen Melakukan kegiatan pemanenan atau potong buah sesuai instuksi kerja dan arahan dari mandor panen. Membawa peralatan panen dan memakai alat pelindung diri. f. Pengutip Brondol Melakukan pengutipan brondol. Memastikan tidak ada brondolan yang tertinggal menumpuk brondolan dengan ukuran 1 tumpukan 6 kg yang diukur dengan ember diatas lembaran karung goni.
78
g. Sopir Mengangkut buah dari TPH ke PKS. Melakukan kegiatan pengangkutan TBS sesuai instruksi kerja. h. Pemuat TBS Memuat buah dan brondolan dari TPH ke dalam truck. 5.2.3. Actuating/Pelaksanaan Mekanisme manajemen panen dan pasca panen kelapa sawit yang dilakukan yaitu sebagai berikut; 1. Assistant Divisi membuat perencanaan kegiatan panen dan pasca panen baik itu budget harian, budget bulanan dan budget tahunan. 2. Assistant Divisi menyampaikan kepada Mandor 1, Mandor Panen, Kerani Panen tentang perencanaan kegiatan panen dan pasca panen yang akan dilakukan. 3. Mandor 1 menginformasikan kepada Mandor Panen dan Kerani Panen tentang ancak panen dan pasca panen yang akan dilakukan. 4. Mandor Panen melakukan perhitungan angka kerapatan panen (AKP) di ancak yang akan dipanen, pengambilan AKP dilaksanakan satu hari sebelum kegiatan panen dilakukan. 5. Mandor Panen menyampaikan arahan kepada Tenaga Pemanen tentang kriteria tandan buah segar (TBS) yang akan di panen serta ancak panen yang akan dilakukan. 6. Kerani Panen menginformasikan kepada Pemuat TBS dan Sopir lokasi panen yang tandan buah segar (TBS) telah siap untuk dimuat kedalam truk.
79
7. Tenaga Pemanen melakukan kegiatan panen di ancak yang telah di informasikan dan sesuai dengan SOP perusahan. 8. Sopir dan Tenaga Pemuat menuju ancak panen yang tandan buah segarnya telah siap untuk dimuat ke dalam truk. 9. Assistant Divisi, Mandor 1 mengawasi pelaksanaan panen dan pasca panen yang dilakukan oleh tenaga pemanen dan pemuat sesuai dengan SOP perusahaan. 10. Mandor Panen mengawasi pelaksanaan panen yang dilakukan oleh tenaga pemanen sesuai dengan SOP perusahaan. 11. Kerani Panen mengawasi pelaksanaan pasca panen yang dilakukan oleh Sopir dan Tenaga Pemuat serta membuat surat pengantar buah yang akan diberikan kepada Operator Timbangan. 12. Mandor Panen dan Kerani Panen memberikan laporan kegiatan panen dan pasca panen kepada Mandor 1 dan Assistant Divisi. 13. Assistant Divisi dan Mandor 1 memerikasa hasil laporan dari Mandor Panen dan Kerani Panen serta membandingkan data hasil laporan tersebut. 5.2.4. Controlling/Pengawasan Pengawasan kuantitas yang dilaksanakan yaitu perhitungan buah yang dilakukan oleh kerani buah harus benar dan tepat, melakukan penimbangan buah sebelum ke PKS, memastikan tonase buah yang di panen tidak beda jauh dengan hasil taksasi, kerani memastikan buah sampai ke PKS dengan jumlah yang benar, kerani melakukan perhitungan berat janjang rata - rata tiap blok yang di panen,
80
kerani memastikan buah tidak ada yang restan, mandor panen memastikan agar buah tidak ada yang tertinggal di pokok, mandor panen memastikan hasil taksasi benar dan tepat, mandor panen dan kerani buah membandingkan jumlah tonase taksasi yang dikirim dengan
hasil timbangan di PKS dan melakukan evaluasi
terhadap hasil produksi tiap hari panen. Pengawasan kualitas (quality control) yang dilakukan dalam pelaksanaan panen dan pasca panen diantaranya mandor 1 dan mandor panen memastikan buah matang dipanen semua, brondolan dikutip bersih dan buah mentah 0 %, mandor 1 dan mandor panen memastikan buah yang dipanen merupakan fraksi 2 dengan kriteria 2 brondolan per kilogram-nya, gagang TBS di potong rapat, TBS disusun rapi di TPH, brondolan bebas dari sampah, tanah dan batu, pelepah disusun rapi di gawangan mati, tidak dibenarkan pelepah sengkleh, krani buah memastikan buah yang dipanen di grading dengan baik dan benar.
Pengawasan biaya yang dilakukan yaitu mandor 1 dan mandor panen memastikan jumlah tenaga panen yang dibutuhkan sesuai dengan taksiran produksi dan juga krani memastikan jumlah tenaga pemuat dan mobil yang digunakan sesuai dengan taksasi produksi. 5.3. Pembahasan 5.3.1. Kesesuaian Lahan Areal perkebunan PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate, Kamboyan adalah areal tanah mineral dengan jenis tanah Podzolik Merah Kuning. Menurut Setyamidjaja, (2003), jenis tanah yang baik untuk tanaman kelapa sawit
81
adalah jenis tanah Podsolik merah kuning, Latosol dan Aluvial yang terkadang meliputi tanah gambut, dataran pantai dan muara sungai. Curah hujan rata-rata selama 6 tahun terakhir (2009-2014) di lokasi PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate adalah 2.308 mm/tahun dan temperatur antara 280C - 310C, dan lama penyinaran 5 - 7 jam/hari, sedangkan kelembaban udara adalah 72%. Menurut Evival, (2013). Kelapa sawit dapat tumbuh dengan curah hujan yang baik adalah 2.000 mm – 2.500 mm/tahun dengan temperatur yang optimal 24o C - 28º C, terendah 180 C dan tertinggi
32º C serta
kelembaban rata - rata 32º C. Kelembaban 80 % dan penyinaran matahari 5 jam 7 jam/hari. Berdasarkan data diatas bahwa, kesesuaian lahan di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate sangat cocok ditanami tanaman kelapa sawit. 5.3.2. Manajemen Panen dan Pasca Panen 5.3.2.1. Aspek Perencanaan Perencanaan panen dan pasca panen di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate Divisi 4 telah dilaksanakan sesuai dengan pedoman pelaksanaan kegiatan (SOP) yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Perencanaan yang telah dibuat disusun dalam beberapa bagian yaitu Angka Kerapatan Panen (AKP), Rencana Kerja Harian (RKH), Budget Perbulan dan Budget Pertahun. Menurut Risza. (2010), seorang pimpinan harus mampu membuat rencana yang menyangkut tugasnya untuk mengantisipasi kemungkinan yang akan terjadi dan memformulasikan keputusan-keputusan yang mendasar. Fungsi ini meliputi
82
kegiatan membuat program kerja, sasaran, jadwal, waktu, anggaran, prosedur dan kebijakan. Perencanaan yang baik akan menjadi acuan dalam pengorganisasian pekejaan
(Organization),
pelaksanaan
pekerjaan
(Actuating),
pengawasan
(Controlling) yang baik. 5.3.2.2. Aspek Pengorganisasian Pelaksanaan pengorganisasian pekerjaan panen dan pasca panen dilakukan di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate Divisi 4 sesuai dengan pedoman
pelaksanaan
kegiatan
(SOP)
yang
ditetapkan
oleh
perusahaan.
Pelaksanaan panen dan pasca panen ditanggungjawabkan kepada masing-masing field assistant pada masing-masing divisi. Struktur organisasi telah melibatkan karyawan yang berkaitan dengan kegiatan panen dan pasca panen (gambar 2). Pengorganisasian yang baik tentu akan mendukung keberhasilan dan kelancaran pelaksanaan kegiatan. Menurut Risza (2010), pimpinan harus mampu menempatkan dan mengatur tugas-tugas pokok setiap lini organisasi secara efektif, efisien dan produktif. Fungsi ini meliputi kegiatan pengembangan struktur organisasi, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab serta penciptaan iklim kerja sama. 5.3.2.3. Aspek Pelaksanaan Pelaksanaan panen dan pasca panen di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate Divisi 4 sesuai dengan pedoman pelaksanaan kegiatan (SOP) yang ditetapkan oleh perusahaan. Menurut
Risza
(2010),
pimpinan
harus
mampu
menggerakkan
dan
mengarahkan seluruh aspek manajemen yang meliputi kepiawaian dalam mengelola
83
sumber daya manusia secara optimum termasuk kemampuan teknis dalam mengoperasionalkan
unsur-unsur
manajemen.
Fungsi
ini
meliputi
kegiatan,
pemecahan masalah/ pengambilan keputusan, komunikasi, memotivasi bawahan, seleksi tenaga kerja dan pengembangan sumber daya manusia. 5.3.2.4. Aspek Pengawasan Pengawasan panen dan pasca panen di PT. Suryabumi Tunggal Perkasas (STP) Intan Estate Divisi 4 sesuai dengan pedoman pelaksanaan kegiatan (SOP) yang ditetapkan oleh perusahaan. Menurut Risza, (2010), berpendapat bahwa seorang pimpinan harus mampu mengadakan pengawasan kuantitas, waktu dan biaya terhadap pekerjaan yang sedang berlangsung maupun pekerjaan yang telah selesai dikerjakan. Fungsi ini meliputi kegiatan, menetapkan standar kerja, mengukur prestasi kerja, mengoreksi hasil kerja dan memprediksi prestasi kerja yang akan datang. 5.3.3. Aspek Pembiayaan Dalam kegiatan panen dan pasca panen di perusahaan PT. Suryabumi Tunggal Perkasa Intan Estate terutama di Divisi 4 basis borong yang diberlakukan yaitu 1.600 kg per Hk. Menurut Pahan (2010), basis borong untuk tenaga kerja panen yaitu 800 kg per Hk. Dari pendapat Pahan dapat disimpulkan bahwa terjadi penghematan biaya yang dilakukan oleh perusahaan
dari segi Hk tenaga kerja
panen yang digunakan. Pada perhitungan perkiraan analisis biaya pada tahun 2015 dalam kegiatan panen dan pasca panen di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate pada Divisi 4 didapatkan Biaya alat sebesar Rp. 22.185.200, dan biaya tenaga kerja yaitu
84
sebesar Rp. 4.042.206.336. Jadi total biaya keseluruhan dalam pelaksanaan panen dan pasca panen untuk satu tahun yaitu Rp. 4.064.391.536. Total luasan Divisi 4 yaitu 537,07 ha sehingga didapatkan biaya per hektar-nya Rp. 7.567.713. Dengan jumlah pokok keseluruhan yaitu 77.003 pokok, maka biaya yang dikeluarkan untuk per tanaman yaitu sebesar Rp. 52.782. Sedangkan untuk biaya per blok dengan luasan rata-rata 26,853 ha maka didapatkan biaya per blok-nya sebesar Rp. 151.357.075. 5.4. Kendala di Lapangan Dalam mengatasi kendala-kendala yang ada dalam pelaksanaan panen dan pasca panen adalah dengan menambah kaveld panen esok harinya apabila pada hari itu terjadi hujan yang dapat mengganggu pekerjaan panen.
85
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari pelaksanaan PKPM-2 ini dapat diperoleh beberapa kesimpulan yaitu :
Manajemen kegiatan panen dan pasca panen (baik dari segi aspek perencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan
dan
pengawasan)
yang
dilakukan di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa Intan Estate Divisi 4 telah dilakasanakan dengan baik dan sesuai dengan pedoman (SOP) perusahaan.
Dalam manajemen kegiatan panen dan pasca panen di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa Intan Estate Divisi 4 rekapitulasi biaya yang dikeluarkan per tahunnya yaitu biaya alat Rp. 22.185.200, biaya tenaga kerja Rp. 4.042.206.336 dan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan panen dan pasca panen dalam setahun yaitu 4.064.391.536.
Lokasi PT. Suryabumi Tunggal Perkasa Intan Estate Divisi 4 sangat cocok ditanami tanaman kelapa sawit dikarenakan jenis tanah, iklim dan topografi lokasi sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa sawit.
6.2. Saran Pada kegiatan pasca panen kendala yang dihadapi yaitu pada saat musim hujan karena jalan mudah rusak sehingga buah yang diangkut terlambat sampai di PKS atau waktu yang dibutuhkan lebih lama, maka cara mengatasinya yaitu dengan
86
melakukan pemeliharaan jalan tiap hari baik itu jalan didalam perkebunan maupun jalan menuju PKS.
87
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal. 2013. Hanya di Sektor ini Indonesia Juara 1 di Dunia. http: //ekonomi. kompasiana.com/agrobisnis/2012/01/27/hanya-di-sektor-ini-indonesia-juara-1di-dunia-430737.html, (22 Juni 2015). Adi, P. 2011. Kaya Dengan Bertani Kelapa Sawit. Pustaka Baru Press.Yogyakarta. 146 Hal. Ditjen perkebunan. 2014. Pertumbuhan Areal Kelapa Sawit Meningkat.html. (Dowload 24 Juni 2015). Evizal, R. 2014. Dasar – Dasar Produksi Perkebunan. Graha Ilmu. Yogyakarta. 209 Hal. Fauzi, Y. Y,E. Widyastuti, I. Satyawibawa dan R. Hartono. 2005. Kelapa Sawit, Budidaya Pemanfaatan Hasil & Limbah, Analisis Usaha & Pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta. 168 hal. Lubis, R. E. Agus, W. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. Agromedia. Jakarta Selatan. 296 Hal. Mangoensoekarjo, S. dan H. Semangun. 2005. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 605 hal. Pahan, I. 2010. Panduan Lengkap Kelapa Sawit, Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. 412 hal. Risza, S. 2010. Masa Depan Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia. Kanisius. Yogyakarta. 255 hal. Setyamidjaja, D. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Sukamto. 2008. 58 Kiat Meningkatkan Produktivitas dan Mutu Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 84 hal.
88