Governors’ Climate & Forests Task Force
Provinsi Kalimantan Tengah Central Kalimantan Province Indonesia
Kata pengantar Gubernur Kalimantan Tengah – Agustin Teras Narang, SH Central Kalimantan Governor Preface – Agustin Teras Narang, SH Segala puji kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Karunia-Nya telah menjadikan booklet yang berisi rangkuman kondisi hutan dan strategi Provinsi Kalimantan Tengah terkait REDD+ dapat tersusun dengan baik. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Tim SRAP REDD+ Kalteng dan Satuan Tugas (Satgas) REDD+ dari Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4). Terucap pula terima kasih untuk UNDP (United Nation for Development Program) yang menyokong penerbitan dokumen ini. Dokumen ini amat penting bagi upaya pengurangan emisi. Sebab, Provinsi Kalimantan Tengah punya tugas dan tanggung jawab besar soal ini. Sebagai provinsi percontohan untuk REDD+, Kalimantan Tengah harus menunjukkan keberhasilan program ini. Saat ini, hutan di Kalteng terbagi menjadi beberapa bagian. Yaitu, hutan produksi terbatas (3,3 juta hektar), hutan produksi tetap (3,8 juta hektar), hutan produksi dapat dikonversi lahannya (2,5 juta hektar), hutan lindung (1,3 juta hektar), dan areal sebesar 2,7 juta hektar sisanya digunakan untuk hal lain. Maka, REDD+ bukanlah program mudah, mengingat Kalteng telah kehilangan banyak karbon akibat kebakaran hutan dan berbagai penyebab deforestasi dan degradasi hutan lainnya. Sadar akan pentingnya hal tersebut, pemerintah selalu menjaring masukan dari para pemangku kepentingan. Dalam penyusunan dokumen strategi pelaksanaan REDD+ maupun monitoring dan evaluasi kegiatannya, Pemprov Kalbar melibatkan seluruh pemerintah kabupaten/kota, masyarakat adat, organisasi nonpemerintah, dan kalangan akademisi. Pemprov juga telah membentuk Sekretariat Bersama (Sekber) REDD+ untuk mengakomodir suara seluruh pemangku kepentingan. Sekber ini membawahi sekretariat daerah yang merupakan gabungan dari Komda REDD+ dan Satgas REDD+ pusat. Sinergi para pihak itu diharapkan dapat mewujudkan pengurangan emisi sesuai target berdasarkan strategi yang telah disusun. Dengan demikian, Kalteng akan menjadi teladan bagi daerah lain di Indonesia.
2
Overview
Kalimantan Tengah merupakan provinsi terbesar ketiga di Indonesia dengan luas kurang lebih 15,4 juta hektar. Provinsi ini terbagi menjadi 14 kabupaten/kota dengan jumlah total 1.356 desa. Provinsi Kalimantan Tengah sampai tahun 2009 masih memiliki tutupan hutan seluas 8,7 juta ha atau 57 % dari luas wilayahnya. Tutupan hutan tersebut, telah berkurang seluas 570.000 ha jika dibandingkan dengan tutupan hutan tahun 2000 yang seluas 9,3 juta ha atau berkurang 7 persen dalam waktu 9 tahun atau rata-rata 63.000 ha/tahun. Hutan yang kondisinya relatif belum banyak terganggu (hutan primer), terus menurun luasnya dan hanya tersisa 9 persen dari luas wilayah provinsi. Hutan yang masih tersisa, sebagian besar berupa hutan sekunder, khususnya yang saat ini merupakan kawasan hutan produksi yang juga merupakan wilayah yang telah mendapatkan IUPHHK. Berdasarkan tipe ekosistemnya, dari luas kawasan berhutan, sebesar 6,2 juta ha (71%) berlokasi di tanah mineral sedangkan selebihnya yaitu seluas 2,5 juta ha (29%) berada di lahan rawa gambut dan mangrove. Tutupan hutan dalam bentuk hutan tanaman monokultur relatif sangat sedikit dan hanya mencapai luas 118.000 ha atau hanya 1,3% dari luas tutupan hutan. Tutupan lahan lainnya yang mendominasi selain hutan adalah semak/belukar
Kalimantan Tengah merupakan provinsi terbesar ketiga di Indonesia dengan luas kurang lebih 15,4 juta hektar. Provinsi ini terbagi menjadi 14 kabupaten/kota dengan jumlah total 1.356 desa. Provinsi Kalimantan Tengah sampai tahun 2009 masih memiliki tutupan hutan seluas 8,7 juta ha atau 57 % dari luas wilayahnya. Tutupan hutan tersebut, telah berkurang seluas 570.000 ha jika dibandingkan dengan tutupan hutan tahun 2000 yang seluas 9,3 juta ha atau berkurang 7 persen dalam waktu 9 tahun atau rata-rata 63.000 ha/tahun. Hutan yang kondisinya relatif belum banyak terganggu (hutan primer), terus menurun luasnya dan hanya tersisa 9 persen dari luas wilayah provinsi. Hutan yang masih tersisa, sebagian besar berupa hutan sekunder, khususnya yang saat ini merupakan kawasan hutan produksi yang juga merupakan wilayah yang telah mendapatkan IUPHHK. Berdasarkan tipe ekosistemnya, dari luas kawasan berhutan, sebesar 6,2 juta ha (71%) berlokasi di tanah mineral sedangkan selebihnya yaitu seluas 2,5 juta ha (29%) berada di lahan rawa gambut dan mangrove. Tutupan hutan dalam bentuk hutan tanaman monokultur relatif sangat sedikit dan hanya mencapai luas 118.000 ha atau hanya 1,3% dari luas tutupan hutan. Tutupan lahan lainnya yang
3
Overview (22,8%), tanah terbuka dan rawa (6,2%), pertanian lahan kering (6,3%), dan perkebunan (4,4%). Kalimantan Tengah pada bulan Desember Tahun 2010 terpilih sebagai provinsi percontohan untuk REDD+ sebagai bagian dari pelaksanaan Surat Niat yang ditandatangani bersama oleh Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Norwegia, yang mencakup juga komitmen untuk membayar US$1 milyar kepada Indonesia jika berhasil mengurangi emisi di sektor kehutanan. Perjanjian tersebut menyebutkan bahwa pemerintah harus membuat strategi nasional dan strategi provinsi untuk provinsi yang terpilih sebagai percontohan. Kalimantan Tengah menjadi fokus perhatian dalam konteks REDD+ terkait dengan stok karbon yang tinggi pada lahan gambut, namun sekaligus juga Kalimantan Tengah menjadi penghasil emisi terbesar akibat kebakaran hutan dan lahan dari cadangan yang tinggi tersebut. Selanjutnya pada dokumen ini akan dipaparkan informasi berupa infografis yang menggambarkan : 1. Kondisi Hutan di Kalimantan Tengah 2. Perhitungan Karbon pada Hutan Kalimantan tengah 3. Strategi REDD+ Pemerintah Daerah
4
mendominasi selain hutan adalah semak/belukar (22,8%), tanah terbuka dan rawa (6,2%), pertanian lahan kering (6,3%), dan perkebunan (4,4%). Kalimantan Tengah pada bulan Desember Tahun 2010 terpilih sebagai provinsi percontohan untuk REDD+ sebagai bagian dari pelaksanaan Surat Niat yang ditandatangani bersama oleh Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Norwegia, yang mencakup juga komitmen untuk membayar US$1 milyar kepada Indonesia jika berhasil mengurangi emisi di sektor kehutanan. Perjanjian tersebut menyebutkan bahwa pemerintah harus membuat strategi nasional dan strategi provinsi untuk provinsi yang terpilih sebagai percontohan. Kalimantan Tengah menjadi fokus perhatian dalam konteks REDD+ terkait dengan stok karbon yang tinggi pada lahan gambut, namun sekaligus juga Kalimantan Tengah menjadi penghasil emisi terbesar akibat kebakaran hutan dan lahan dari cadangan yang tinggi tersebut. Selanjutnya pada dokumen ini akan dipaparkan informasi berupa infografis yang menggambarkan : 1. Kondisi Hutan di Kalimantan Tengah 2. Perhitungan Karbon pada Hutan Kalimantan tengah 3. Strategi REDD+ Pemerintah Daerah
Demographics Peta posisi wilayah Kalimantan Tengah Luas Wilayah
15.426.780 ha
4.55%
Luas Indonesia
Demographics
2.249.146
0.95 %
Population of State/Province
of National Population
Economy IDR
49.1 trilion
State/Province GDP
IDR
21.821.616
Per Capita Income
GDP Breakdown 13.97
Pertanian
10.21
Perdagangan, hotel dan restoran Jasa-jasa
6.60
Pertambangan
4.69
Pengangkutan dan komunikasi
4.04
Industri Pengolahan
3.64
Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan
2.89
Bangunan Listrik dan air bersih
2.71 0.33
5
Kondisi Hutan / Forest Condition Luas Tutupan Hutan / Forest Cover Tahun 2000 / Year 2000
Tahun 2009 / Year 2009
Deforestasi/Deforestation Luas Tutupan Hutan
Luas Tutupan Hutan
9.3
8.7
Forest Cover
Forest Cover
juta ha
million ha
Luas Tutupan Hutan / Forest Cover
60.5
%
Deforestasi Hutan
Forest Deforestation
2000-2009
56.8 juta ha
million ha
Laju Deforestasi / Deforestation Rate
64
ribu ha/tahun
million ha/year
tahun per year 0.73% per
Degradasi Hutan
Forest Degradation
2000-2009
77,6 ribu
ribu ha/tahun
thousand ha/yr
tahun 0,30% per per year
6
%
Luas Wilayah Land Cover
Penyebab Utama Deforestasi Main Deforestation Drivers
Land clearing for plantation and mining areas
Pembukaan Kawasan Hutan untuk perkebunan dan pertambangan
million
lapangan sepak bola
football field
0.25
juta ha
million ha
Penyebab Utama Degradasi Main Degradation Drivers Logging (illegal & legal)
Laju Degradasi / Degradation Rate
28
million ha
Luas Tutupan Hutan / Forest Cover
Luas Wilayah Land Cover
0.58
juta ha
33,9 ribu
million
lapangan sepak bola
football field
Logging (illegal & legal)
Kondisi Hutan / Forest Condition Tipe Vegetasi Utama / The main vegetation types
15,0
83,7
%
Hutan Primer Primary forest
1.28
Hutan Sekunder Logged over forest ha 7.3 juta million ha
juta ha
million ha
%
1,3
%
Hutan Tanaman Plantations
ribu ha 118 thousand ha
Hutan Lahan Kering Primer Dry forest
Hutan Lahan Kering Sekunder Dry forest
Hutan Rawa Sekunder Swamp forest
1.243
ha 4.587 juta million ha
ha 2.083 juta million ha
juta ha
million ha
Hutan Mangrove Primer Mangrove forest
0.003
juta ha
million ha
Hutan Mangrove Sekunder Mangrove forest
0.021 juta ha
Hutan Rawa Primer Swamp forest
0.037
million ha
juta ha
million ha
7
Kondisi Hutan / Forest Condition Manajemen Hutan / Forest Management Hutan Produksi Tetap (HP) Production forest Hutan Produksi Terbatas Limited production forest
3.3
3.8
juta ha
million ha
Areal Penggunaan Lain Other Areas
juta ha
million ha
25.16
2.7
21.50 1.3
2.5
%
juta ha
million ha
juta ha
million ha
17.55 %
8,73 %
8
million ha
Hutan Produksi dapat dikonversi Conservate Production forest
%
Hutan Lindung Protected forest
juta ha
16.49 %
Perhitungan Karbon / Carbon Accounting Stok Karbon/Carbon Stock
C
Rata-rata Stok Karbon/Average Carbon Stock
C
1.820 juta tC
million tC
140,3
tC/ha
C
C
Stok Karbon (ton/ha) berdasarkan Tipe Vegetasi Carbon Stock (tonnes / ha) by vegetation type: C C
283 juta tC
796 juta tC
0.48 juta tC C
Hutan lahan Kering Primer
Hutan Lahan Kering Sekunder
Primary dry forest
Secondary dry Primary forest mangrove forest
227.59
173.50
Hutan Mangrove Primer
161.00
9.47
2.50
juta tC
juta tC
C
C
C
520 juta tC
Hutan Mangrove Sekunder
Hutan Rawa Primer
Secondary mangrove forest
Primary Secondary swamp forest swamp forest
119.69
250.50
Hutan Rawa Sekunder
250.00
10.2 juta tC
C
Hutan Tanaman Plantations
85.00
Rata-rata Stok Karbon (ton/ha) berdasarkan Tipe Vegetasi Average Carbon Stock (tonnes / ha) by vegetation type:
9
Target Penurunan Emisi / Emission reduction targets 2.500 juta
Ton CO2 - eq
2.000 juta
1.500 juta
1.000 juta
500 juta
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Tahun
BAU
10
Dengan upaya sendiri On their own
Dengan bantuan pihak lain With the help of others
26
41
%
%
2018
2020
STRATEGI REDD/REDD Strategic Kebijakan dan Peraturan
Kebijakan dan Peraturan
Gubernur Kalimantan Tengah telah mengeluarkan kebijaka-kebijakan yang terkait REDD+, diantaranya :
Gubernur Kalimantan Tengah telah mengeluarkan kebijaka-kebijakan yang terkait REDD+, diantaranya :
Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah No. 10 Tahun 2012 Tentang strategi daerah REDD+ Kalimantan Tengah.
Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah No. 10 Tahun 2012 Tentang strategi daerah REDD+ Kalimantan Tengah.
1 2
Peraturan Gubernur No. 36 Tahun 2012 Tentang Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas RUmah Kaca (RADGRK).
1 2
Peraturan Gubernur No. 36 Tahun 2012 Tentang Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas RUmah Kaca (RADGRK).
Kerangka Institusi
Kerangka Institusi
Pembentukan Sekretariat bersama REDD+ untuk mengakomodir seluruh pemangku kepentingan. Sekber REDD+ telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk melaksanakan program-program terkait REDD+. Juga dibentuk Sekretariat daerah yang merupakan Lembaga gabungan dari Komda REDD+ dan Satgas REDD+ pusat, dimana kepemimpinan diberikan kepada pemerintah provinsi (Representasi Komda) Mursid Marsono (Kepala BLH Provinsi Kalimantan Tengah) sedangkan untuk oprasional dipimpin oleh keterwakilan dari Satgas REDD+ berdasarkan Surat tugas No: ST_09/REDDII/ STR/04/2012 untuk menugaskan Bambang Irawan Wibisono sebagai Kepala Oprasional Sekretariat Bersama Sekber REDD+
Pembentukan Sekretariat bersama REDD+ untuk mengakomodir seluruh pemangku kepentingan. Sekber REDD+ telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk melaksanakan program-program terkait REDD+. Juga dibentuk Sekretariat daerah yang merupakan Lembaga gabungan dari Komda REDD+ dan Satgas REDD+ pusat, dimana kepemimpinan diberikan kepada pemerintah provinsi (Representasi Komda) Mursid Marsono (Kepala BLH Provinsi Kalimantan Tengah) sedangkan untuk oprasional dipimpin oleh keterwakilan dari Satgas REDD+ berdasarkan Surat tugas No: ST_09/REDDII/ STR/04/2012 untuk menugaskan Bambang Irawan Wibisono sebagai Kepala Oprasional Sekretariat Bersama Sekber REDD+
PROGRAM-PROGRAM LAINNYA
PROGRAM-PROGRAM LAINNYA
Keterlibatan Pemangku Kepentingan
Keterlibatan Pemangku Kepentingan
Pemerintah selalu menari kmasukkan dari para stakeholder, dibuktikan juga dengan keterlibatan para stakeholder dalam kelembagaan REDD+ yang dibentuk, serta penyusunan dokumen-dokumen strategi pelaksanaan REDD+, maupun Monitoring dan Evaluasi kegiatan
Pemerintah selalu menari kmasukkan dari para stakeholder, dibuktikan juga dengan keterlibatan para stakeholder dalam kelembagaan REDD+ yang dibentuk, serta penyusunan dokumen-dokumen strategi pelaksanaan REDD+, maupun Monitoring dan Evaluasi kegiatan
Keterlibatan pemangku kepentingan: A. Masyarakat adat (Majelis Adat, Dewan Adat dan Aparatur adat lainnya) B. Pemerintah Daerah (Kabupaten/Kota) C. NGO Lokal/Nasional D. Akademisi
Keterlibatan pemangku kepentingan: A. Masyarakat adat (Majelis Adat, Dewan Adat dan Aparatur adat lainnya) B. Pemerintah Daerah (Kabupaten/Kota) C. NGO Lokal/Nasional D. Akademisi
11