Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 18 Juni 2014, ISSN 2301-6752
GERUSAN DAN PENGENDAPAN PADA SUDUT RELATIF DAN SUDUT LENGKUNG MEANDER SUNGAI Kuntjoro, Choirul Anwar, Saptarita, Pudiastuti, dan Didik Harijanto Program Studi Diploma Teknik Sipil FTSP ITS, Surabaya E-mail:
[email protected] Abstrak Penggerusan dan pengendapan adalah suatu proses yang selalu terjadi hampir pada setiap aliran sungai, proses ini pula yang kemudian menyebabkan perubahan geometri sungai. Pada sungai yang lurus sempurna perubahan geometri yang relatif seimbang antara bagian kanan dan kiri sungai, sedangkan pada lengkung-lengkung sungai perubahan geometri ini tidak seimbang antara bagian lengkung luar dan lengkung luar sungai. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan arah dan kecepatan aliran antara kedua sisi tersebutserta terjadinya arus helik (helical flow) yang mempercepat terjadinya belokan-belokan dan lengkungan-lengkungan sungai. Perbedaan arah dan kecepatan aliran di setiap titik di sudut relatif lengkung meander adalah parameter utama yang berpengaruh pada pengendapan dan penggerusan, disamping parameter-parameter kompleks lainnya seperti: Q, h, n I, A, O, S, D50, rc, , , , dan a; , . Parameter kompleks tersebut tercakup dalam metode KUN-QARSHOV, adalah metode untuk memprediksi pergerakan alur sungai bermenader. Hasil analisis pergerakan alur dengan menggunakan metode KUN-QARSHOV untuk meander Sungai Brantar di Mojokerto didapat: pada sudut relatif 41 o, pada sudut lengkung 120o gerusan dasar sungai sisi kanan lebih besar dari sisi kiri, meander diperkirakan akan bergeser ke arah tebing kiri. Pada sudut relatif 25 o, pada sudut lengkung 115o terlihat seimbang antara gerusan dan pengendapan. Demikian juga pada sudut relatif 115o, pada sudut lengkung 115o terlihat seimbang antara pengendapan dan gerusan. Pada sudut relatif 47 o, pada sudut lengkung 61o terjadi keseimbangan antara gerusan dan pengendapan. Kata kunci: penggerusan, pengendapan, meander, sudut relatif, dan sudut lengkung.
1. Pendahuluan Kerusakan tebing sungai dan bangunan-bangunan sungai lainnya adalah akibat ketidakstabilan geometri sungai yang pada umumnya terjadi akibat dari penggerusan dan pengendapan sedimen (scouring and sedimentation). Hal ini terjadi di Sungai Brantas antara lain miringnya jembatan Kertosono yang menghubungkan Kabupaten Jombang dengan Kabupaten Nganjuk seperti yang terlihat pada gambar 1. Besaran debit, resistensi dan dengan karakteristik topografi yang datar di Manajemen dan Rekayasa Sumber Daya Air
lokasi-lokasi tertentu pada alur sungai Brantas menyebabkan terbentuknya meander-meander sungai. Jika diperhatikan lebih detail pada alur sungai bermeander ancaman penggerusan dan pengendaan terhadap bangunan persungaian terlihat lebih cepat dari pada yang terjadi pada alur yang relatif lurus. Metode KUN-QARSHOV (Kuntjoro et. al. 2011) dikembangkan berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan untuk memperkirakan pergerakan meander sungai seperti: Keady dan Priest (1977); Briaud (2001); Hooke (1980); A- 1
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 18 Juni 2014, ISSN 2301-6752
Brice (1977); Nanson dan Hickin (1983); Odgaard (1987); Biedenharn et. al. (1989); Hudson dan Kesel (2000). Keady dan Priest (1977), dengan mempertimbangkan parameter-parameter tegangan geser, kemiringan permukaan air sungai, bentuk geometris sungai, dan percepatan gravitasi dengan metode matematis empiris didapatkan hasil persamaan laju pergerakan meander. Briaud et. al. (2001), merupakan penyempurnaan metode yang dikemukakan oleh Keady dan Priest dengan menambahkan data baru. Parameter-parameter yang dipertimbangkan sama dengan Keady dan Priest (1977), tetapi metode yang digunakan adalah grafis empiris. Hasil yang didapatkan adalah laju pergerakan meander yang didapatkan dari grafik. Makalah ini ditulis untuk menganalisis pengendapan dan penggerusan pada sudut relatif dan sudut lengkung meander dengan tinjauan khusus meander sungai Brantas di Mojokerto. Penerapan metode KUN-QARSHOV dalam makalah ini adalah untuk mendapatkan laju penggerusan dan pengendapan alur sungai di titik-titik pada sudut relatif lengkaung meander sungai. 2. Metode Pencapaian Tujuan Metode penelitian yang dilakukan sebagai langkah-langkah sesuai dengan yang diuraikan dalam metode KUNQARSHOV sebagai berikut: Untuk i = 1 sampai n baca data penampang ke i dan Qi; untuk k = 1 sampai n hitung h sesuai dengan data Q; baca data Q, h, n I, V, A, O, S, D50, rc, , , , dan ; , ; kemudian data Q berikutnya (perintah NEXT Q); dan Qi = Qn ? jika tidak Manajemen dan Rekayasa Sumber Daya Air
kembali ke langkah awal, jika ya ke langkah verifikasi, running dengan data lain; Validasi dengan uji penyimpangan dan uji t; Kalibrasi, dengan koefesien CE dan CG ; menulis hasil (perintah drawhi, vi as cross section); dan drawhi, vi as plan; cross section i+n data pengukuran? Jika tidak dilakukan Penyesuaian CE dan CG, jika ya penghitungan selesai.
Gambar 1. Jembatan Lama Kertosono 3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Riwayat Debit Terukur Data debit rata-rata harian terkumpul dari tahun 1992 sampai dengan 2011 dari pengukuran AWLR Sungai Brantas di Mojokerto pada posisi geografi 07o28’00”LS, 112o 26’00”BT di down stream dam karet Menturus. Data ini secara rinci disajikan secara kuantitatif perubahan fluktuasi debit seperti yang terlihat pada Tabel 1. 3.2. Geometri Meander Sungai
A- 2
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 18 Juni 2014, ISSN 2301-6752
Penelitian ini dilakukan di meander sungai Brantas di Mojokerto dengan geometri sungai yang dianalisis berdasarkan pada peta BAKOSURTANAL seperti yang terlihat pada tabel 2. Karateristik parameter meander pada segmen ini bisa dibedakan menjadi tiga bagian yaitu bagian permulaan meander, bagian tengah dan bagian akhir dengan penjelasan sebagai berikut: • Bagian permulaan meander yaitu mulai dari keseluruhan R1, keseluruhan R2 sampai dengan R3 pada sudut relatif = 0o – 20o. • Bagian tengah meander yaitu mulai dari R3 pada sudut relatif = 20o, keseluruhan R4 sampai dengan R5 pada sudut relatif = 0o – 8o. • Bagian akhir menader yaitu mulai dari R5 pada sudut relatif = 8o – 87o sampai dengan R6 pada sudut relatif = 0o – 6o.
3.3. Koefesien
Endapan
dan
Koefesien Gerusan Dari analisis perimbangan nilai CE dan CG di meander sungai Brantas di Mojokero dengan mengekivalenkan nilai CG = 1 didapat hubungan antara CE dengan /. Untuk mendapatkan harga koefesien yang aplikatif kemudian dibedakan antara CEDalam untuk koefesien endapan pada tebing dalam dan untuk CELuar koefesien endapan pada tebing luar lengkung meander. Endapan dan gerusan yang didapat dari gambar 2, gambar 3, dan gambar 4. Menghasilkan koefesien gerusan dan koefesien endapan seperti yang ditunjukkan pada tabel 3, tabel 4, dan tabel 5. Ketiga tabel tersebut merupakan perimbangan antara koefesien gerusan dan koefesien endapan pada masing-masing cross section yang dianalisis.
Tabel 1. Kisaran Debit Sungai Brantas Di Down Stream Menturus, Mojokerto Tahun 1992 sampai dengan 2010 Tahun
1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Debit Maks (m3/dt)
1172
822
938
584
809
1000
940
955
1600
949
Debit Min (m3/dt)
39
31
22
36
10
34
30
33
9
9
41
14
34
30
28
31
9
6
31
Stdev
186
186
179
181
181
140
274
430
244
244
275
249
227
240
208
260
218
233
216
54
30
100
48
42
50
64
72
409
Mode
106
46
46
324
141
42
194
Kisaran
1133
791
916
548
799
966
910
1120 1019 1019 1170 1304
1087 1010 1010 1129 1290
40
36
66
921
1570
921
1219 1707 1329 1224
1188 1698 1323 1193
18 17 16
15 14 13
H (m)
12 11 10 9 8 7 6 5
4
MAB59 '08-'11
Crossection '08 Data
Crossection '11 Prediksi
3
Crossection '11 Data
MAMin59 '08-'11
MA Rerata59 '08-'11
2 1 0 0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
80
B (m)
85
90
95
100 105 110 115 120 125 130 135 140 145 150 155
Gambar 2. Hasil Simulasi Model Setelah Dikalibrasi pada Km 59 Tahun 2008 ke Tahun 2011 Manajemen dan Rekayasa Sumber Daya Air
A- 3
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 18 Juni 2014, ISSN 2301-6752
18 17 16 15 14 13
H (m)
12 11 10 9 8 7 6 5
4
MAB60 '08-'11
Crossection '08 Data
Crossection '11 Prediksi
3
Crossection '11 Data
MAMin60 '08-'11
MA Rerata60 '08-'11
2 1 0
0
5
10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105 110 115 120 125 130 135 140 145 150 155 160 165 170 175 180 185 190 195 200 205 210 215 220 225 230 235 240 245 250 255 260 265 270
B (m)
Gambar 3. Hasil Simulasi Model Setelah Dikalibrasi pada Km 60 Tahun 2008 ke Tahun 2011 18 17 16
MAB63 '08-'11
Crossection '08 Data
Crossection '11 Prediksi
15
Crossection '11 Data
MAMin63 '08-'11
MA Rerata 63 '08-'11
14 13
H (m)
12 11 10
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 -1 0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
80
85
90
95
100 105 110 115 120 125 130 135 140 145 150 155 160 165 170 175 180 185 190 195 200 205 210 215 220 225
B (m)
Gambar 4. Hasil Simulasi Model Setelah Dikalibrasi pada Km 63 Tahun 2008 ke Tahun 2011 Tabel 2. Parameter Meander Titik Parameter Meander W Pengukuran rc (m) m a (m) (m) R1 KB 65 722 1828 409 60 109 173 R2 KB 64 357 1382 505 60 165 295 R3 KB 63 490 1900 395 41 120 292 R4 KB 62 & 61 634 1919 434 25 115 115 197 R5 531 1832 316 87 355 R6 KB61 & 59 1462 1809 261 8 47 61 179 Tabel 3. Koefesien Gerusan dan Endapan Setiap Titik Pada Km 59 Tahun 2008 ke Tahun 2011 No. Titik
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
CG11
1
1
1
0,8 0,9
0,9
0,9
0,9
0,9
1
1
1
1
CE11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Manajemen dan Rekayasa Sumber Daya Air
A- 4
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 18 Juni 2014, ISSN 2301-6752
Tabel 4. Koefesien Gerusan Dan Endapan Setiap Titik Pada Km 60 Tahun 2008 ke Tahun 2011 No. Titik
10
11
12
13 14
15
16
17
18
19
20
21
CG11
2
1,2
1
1
1
1,2
1,7
4
4
1
1
1
CE11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Tabel 5. Koefesien Gerusan Dan Endapan Setiap Titik Pada Km 63 Tahun 2008 ke Tahun 2011 No. Titik
13 14
15
16
17
18
19
20
CG11
1
1
0,9 0,9 0,9 0,9
0,8
0,8
CE11
1
1
0.8 0.8 0.8 0,9 0,97 0,94 0,9 0,9 0,9
Untuk alur sungai yang dipisahkan oleh gosong (sediment bar), bagian dalam dari gosong dianggap sebagai tebing dalam sungai sedangkan bagian luar dianggap sebagai tebing luar sungai. 4. Kesimpulan Pergeseran meander ditilik dari kondisi sudut relatif pada cross section sungai: 1. Gerusan yang terjadi pada sudut relatiff 60o dan sudut lengkung 165o Km 64 lebih dominan ke arah dasar sungai, gerusan ke arah lengkung dalam lengkung luar terlihat seimbang. Pada sudut relatif 41o, pada sudut lengkung 120o, pada Km 63 terlihat gerusan dasar sungai sisi lengkung luar lebih besar dari sisi lengkung dalam, meander diperkirakan akan bergeser ke arah tebing kiri. 2. Pada sudut relatif 25o, pada sudut lengkung 115o, pada. Km 62 terlihat seimbang antara gerusan dan pengendapan, pergeseran tebing ke arah kiri lebih disebabkan oleh longsoran-longsoran. Demikian juga pada sudut relatif 115o, pada sudut lengkung 115o, pada Km 61 terlihat
Manajemen dan Rekayasa Sumber Daya Air
21
22
23
24 25 1 0,8 0,8 0,8 1 1
1
seimbang antara pengendapan dan gerusan. 3. Pada sudut relatif 8o, pada sudut lengkung 61o, pada patok Km 60 terjadi pengendapan yang dominan sehingga terjadi gosong (pulau) yang membagi aliran, namun juga terjadi gerusan yang memindahkan posisi aliran dan posisi gosong. 4. Pada sudut relatif 47o, pada sudut lengkung 61o, pada Km 59 terjadi keseimbangan antara gerusan dan pengendapan pada tahun 1992 sampai dengan 2001. Daftar Pustaka Abad, J., and Garcia, M. H. (2006). “RVR Meander: A Toolbox for Re-meandering of Channelized Streams.” Computers & Geosciences, 32, 92-101. Ben H. Thacker, Scott W. Doebling, Francois M. Hemez, Mark C. Anderson, Jason E. Pepin, Edward A. Rodriguez. LA14167-MS, Issued: (October 2004), “Concepts of Model Verification and Validation”, Edited by Charmian Schaller, Approved for public release; IM-
A- 5
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 18 Juni 2014, ISSN 2301-6752
1. Los Alamos National Laboratory, is operated by the University of California for the United States Department of Energy under contract W-7405ENG-36. Biedenharn, D. S., Combs, P. G., Hill, G. J., Pinkard Jr., C. F., and Pinkston, C. B. (1989). “Relationship between Channel Migration and Radius of Curvature on the Red River.” Proc., Int. Symp. on Sediment Transport Modeling, New Orleans, LO, 536-541. Briaud J.-L., Ting, F., Chen, H. C., Cao, Y., Han, S. W., and Kwak, K. W. (2001c). “Erosion Function Apparatus for Scour Rate Predictions.” Journal of Geotechnicaland Geoenvironmental Engineering, 127(2), 105-113. Brice, J.C. (1977). “Lateral Migration of the Middle Sacramento River, California.” U.S. Geological Survey, Water-Resources Investigations, 77-43. Ikeda, S., Parker, G., and Sawi, K. (1981). “Bend Theory of River Meanders. I: Linear Development.” Journal of Fluid Mechanics, 112, 363-377. Jennifer G. Duan. 2001. “Simulation of Streambank Erosion Processes With a Two-Dimensional Numerical Model. In Landscape Erosion and Evolution Modelling”, Harmon RS, Doe WW III (eds). Kluwer Academic/Plenum Publishers: New York; 389–427.
Manajemen dan Rekayasa Sumber Daya Air
Jennifer G. Duan and Pierre Y. Julien (2005). “Numerical Simulation of The Inception of Channel Meandering”, Earth Surf. Process. Landforms 30, 1093–1110 (2005), Published online in Wiley Inter Science (www. interscience. wiley.com). DOI:10.1002/esp.1264 Julien, P. Y. (2002). “River Mechanics”. 1st Edition, Cambridge University Press, Cambridge, United Kingdom. Keady, D. M., and Priest, M. S. (1977). “The Downstream Migration Rate of River Meandering Patterns.” Proceedings, Mississippi Water Resources Conference, Meeting 12th Mississippi Water Resources Conference, Jackson, MS, 29-34. Kuntjoro, M. Bisri, Agus S. and Aniek M. “Empirical Model Of River Meandering Geometry Changes Due To Discharge Fluctuation”, Journal of Basic and Applied Scientific Research ISSN 20904304 J. Basic. Appl. Sci. Res., 2(2)1027-1033, 2012 www.textroad.com
Kuntjoro, M. Bisri, Agus S. and Aniek M. “Modeling Of Discharge Fluctuation Influence On Rier Meandering Geometry Change”, International Journal of Academic Research Part A; 2012; 4(6), 189196. Vol. 4. No. 6. November, 2012. DOI: 10.7813/20754124.2012/4-6/A.26 Kuntjoro, M. Bisri, Agus S. and Aniek M. ”River Bed Erosion and Sedimentation Behavior in Discharge Fluctuation Condition”
A- 6
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 18 Juni 2014, ISSN 2301-6752
Middle-East Journal of Scientific Research 18 (12): 1851-1858, 2013 ISSN 1990-9233. IDOSI Publications, 2013. DOI: 10.5829/idosi.mejsr.2013.18.12.2 1518. Leopold, L. B., and Langbein, W.B. (1966). “River Meanders.” Scientific American, June, 60-70. Morisawa, M. (1985). Rivers. 1st Edition, Longman, New York. Nanson, G. C., and Hickin, E. J. (1983). “Channel Migration and Incision on the Beatton River.” Journal Hydraulic Engineering, 109(3), 327-337. Odgaard, A. J. (1987). “Streambank Erosion along Two Rivers in Lowa.” Water Resources Research, 23(7), 125-1236. Park Namgyu, (2007). “A Prediktion Of Meander Migration Based On Large Scale flume Tests In Clay”, Ph.D. Dissertation, Texas A&M University. Pizzuto JE. 1990. “Numerical Simulation Of Gravel River Widening”. Water Resources Research 26: 1971–1980. Scarborough, Jance B, “Numerical Mathematical Analysis”, First edition, Oxfort & IBH Publishing Co, New Delhi, 1973.
Manajemen dan Rekayasa Sumber Daya Air
A- 7