Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P. 22/Menhut-V/2007 Tanggal : 20 Juni 2007
BAGIAN KEDUA PETUNJUK PELAKSANAAN GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN (GN-RHL/Gerhan)
DEPARTEMEN KEHUTANAN 2007
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan tahun 2007 dan selanjutnya, mekanisme dan prosedur penyelenggaraannya mengalami penyempurnaan dari tahun sebelumnya. Penyempurnaan tersebut adalah dalam proses pelaksanaan pembuatan tanaman di dalam kawasan hutan negara dengan sistem kontrak tahun jamak (multiyears), kriteria dan standar keberhasilan tanaman serta kelembagaan pelaksanaan Gerhan. Dengan penyempurnaan mekanisme dan prosedur dimaksud, maka diperlukan penyempurnaan petunjuk pelaksanaan, sebagai acuan bagi aparat pelaksana baik pusat maupun daerah dalam pelaksanaan kegiatan Gerhan. B. Maksud dan Tujuan Maksud pembuatan petunjuk pelaksanaan ini adalah sebagai upaya untuk memberikan arahan kepada aparat pelaksana dalam pelaksanaan kegiatan Gerhan tahun 2007. Sedangkan tujuannya adalah agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan peraturan perundangan yang ditetapkan. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup petunjuk pelaksanaan ini mencakup pengadaan jasa pembuatan tanaman di dalam kawasan hutan, pengadaan bibit di luar kawasan hutan, pengadaan jasa konsultansi penilaian (bibit dan tanaman), penilaian bibit, penilaian tanaman, pelaporan kegiatan dan penilaian kinerja. D. Pengertian 1.
2.
3.
4.
Areal Produksi Benih (APB) adalah tegakan benih terseleksi yang kemudian ditingkatkan kualitasnya melalui penebangan pohon inferior sehingga yang tersisa adalah pohon berfenotipe baik dan dapat memproduksi benih secara melimpah. Bibit tanaman hutan adalah tumbuhan muda hasil perbanyakan dan atau pengembangbiakan dari benih atau bagian vegetatif yang merupakan calon pohon. Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota adalah instansi di tingkat Propinsi atau Kabupaten/Kota yang diberi tugas dan bertanggungjawab di bidang kehutanan. Kepala Kantor/Satuan Kerja Pengadaan Bibit, Pembuatan Tanaman dan Bangunan Konservasi Tanah Gerhan adalah pejabat struktural Departemen/Lembaga dan Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab atas pelaksanaan pengadaan bibit, pembuatan
5.
6.
7. 8.
9. 10. 11. 12.
13. 14.
15. 16. 17.
18.
19.
tanaman dan bangunan konservasi tanah Gerhan yang dibiayai dari dana APBN/APBD. Kemitraan adalah kerjasama usaha antara penyedia barang/jasa dalam negeri maupun dengan luar negeri yang masing-masing pihak mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab yang jelas, berdasarkan kesepakatan bersama yang dituangkan dalam perjanjian tertulis yang disyahkan Notaris. Kebun Benih adalah tegakan yang dibangun dengan menggunakan benih (materi genetik) yang telah mengalami uji keturunan dan genotipenya diketahui superioritasnya. Kekompakan media adalah tingkat kemampuan akar untuk mengikat media sehingga menjadi kompak. Lembaga Penilai Independen (LPI) adalah Lembaga Perguruan Tinggi yang berbadan usaha dan mempunyai Fakultas Kehutanan/Pertanian atau lembaga berbadan usaha yang bergerak dibidang jasa konsultan penilai kegiatan pembibitan kehutanan dan atau pertanian dan atau perkebunan. Media kompak adalah apabila media dan akar membentuk gumpalan yang kompak. Media bibit adalah bahan yang digunakan untuk menumbuhkan bibit. Pengadaan bibit adalah kegiatan pembuatan bibit dan pembelian bibit melalui proses pengadaan barang/jasa. Pembuatan bibit adalah kegiatan yang meliputi pembuatan kecambah (penaburan), pembuatan media tumbuh, over spin (penyapihan), dan pemeliharaan bibit. Pembelian bibit adalah pembelian bibit sampai di lokasi pengumpulan terdekat dengan lokasi penanaman Pengadaan barang/jasa pemerintah adalah kegiatan pengadaan barang/ jasa yang dibiayai dengan APBN/APBD, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia barang/jasa. Pengada Bibit adalah BUMN, BUMS, dan Koperasi, yang mempunyai kegiatan pengadaan dan peredaran bibit. Penilaian bibit adalah kegiatan untuk menilai jumlah dan kualitas bibit baik dari pembuatan maupun pengadaan. Persemaian adalah tempat pembuatan bibit yang terkonsentrasi dan memenuhi persyaratan teknis antara lain dekat sumber air, topografi datar sampai landai, dan mempunyai aksesibilitas yang baik ke lokasi penanaman. Tegakan Benih Teridentifikasi (TBT) adalah tegakan alam atau tanaman dengan kualitas rata-rata, digunakan untuk menghasilkan benih maupun koleksi benih, yang sebaran lokasinya tepat diketahui. Tegakan Benih Terseleksi (TBS) adalah tegakan alam atau tanaman dengan fenotipe superior untuk sifat-sifat penting (misalnya bentuk batang) dan digunakan sebagai sumber benih.
BAB II PENGADAAN JASA PEMBUATAN TANAMAN DI DALAM KAWASAN HUTAN Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Gerhan tahun 2007, khususnya yang berada di dalam kawasan hutan, mekanisme penyelenggaraan Gerhan Tahun 2007 mengalami penyempurnaan dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu dilaksanakan oleh Pihak III dengan sistem kontrak tahun jamak (multiyears). A. Komponen Kegiatan dan Standar Pembuatan Tanaman 1. Komponen Kegiatan Kegiatan pembuatan tanaman meliputi pembuatan rancangan, pembuatan tanaman dan Pemeliharaan. a. Pembuatan Rancangan Penyusunan rancangan reboisasi dilaksanakan oleh Pihak III (Konsultan Perencana) yang ditunjuk oleh satker BPDAS. Hasil kegiatan adalah rancangan kegiatan pembuatan reboisasi dengan satuan unit 1 (satu) blok ± 300 Ha satu unit rancangan. Secara teknis pelaksanaan penyusunan rancangan sebagaimana diatur dalam Bagian Pertama, BAB II, B.4. Secara prosedural rancangan disusun oleh pihak III, dinilai oleh BPDAS bekerjasama dengan instansi pelaksana, disahkan oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota, Kepala UPT terkait dan Kepala Dinas Provinsi/ Kabupaten/ Kota untuk Tahura. Rancangan kegiatan merupakan dokumen yang harus diacu dalam pelaksanaan pembuatan tanaman. b. Pembuatan Tanaman Pembuatan tanaman meliputi persiapan lahan, penyediaan bibit, penanaman dan pemeliharaan dalam satu paket kegiatan. 1) Penyediaan Bibit. Penyediaan bibit mencakup bibit kayu-kayuan dan MPTS yang diperlukan untuk penanaman, pemeliharaan tahun berjalan, dan pemeliharaan tahun I. Jumlah maupun jenis bibit yang diadakan berdasarkan pada rancangan pembuatan tanaman yang disahkan oleh Kepala UPT, Dinas Provinsi dan atau Dinas /Kabupaten/Kota setempat. 2) Persiapan Lahan. Pelaksanaan persiapan lahan dilakukan mulai dari pembuatan jalur tanaman, pembuatan dan pemasangan ajir, pembuatan lubang tanam dan pemberian pupuk dasar.
3) Penanaman Penanaman dilaksanakan pada areal yang telah ditetapkan sesuai dengan rancangan. 4) Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman meliputi pemeliharaan tahun berjalan, pemeliharaan I dan pemeliharaan II. 2. Kriteria dan Standar Pembuatan Tanaman a. Pengadaan bibit Kriteria dan standar mutu bibit untuk pembuatan tanaman di dalam kawasan hutan baik yang melalui pembuatan di persemaian maupun pembelian adalah sebagaimana diatur pada Bagian Pertama, BAB III, Tabel 10. b. Penanaman Kriteria dan Standar hasil penanaman di dalam kawasan hutan yang digunakan adalah sebagaimana Tabel 1 berikut: Tabel 1. Kriteria dan Standar Penanaman di dalam Kawasan Hutan Kegiatan
Kriteria
Penyediaan bibit
1. Ketersediaan Bibit
Persiapan lahan
1. Pemantapan lahan 2. Penataan Lahan 3. Jalur tanaman 4. Ajir 5. Lubang tanam 6. Pupuk dasar
Penanaman Pemeliharaan tahun berjalan
Pemeliharaan Tahun I
Pemeliharaan Tahun II
1. Tanaman 1. Sulaman 2. 3. 4. 5.
Penyiangan Pendangiran Pemupukan Pemberantasan Hama Penyakit 1. Sulaman
2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4.
Penyiangan Pendangiran Pemupukan Pemberantasan Hama Penyakit Penyiangan Pendangiran Pemupukan Pemberantasan Hama Penyakit
Standar hasil (sesuai rancangan) 1. Bibit telah tersedia 100% di areal penanaman Tempat Pengumpulan Sementara(TPS) dalam kondisi siap tanam 1. Lahan tidak dalam sengketa. 2. Telah ditata kembali dan dipasang sejumlah patok. 3. Jalur telah dibuat di areal tanaman 4. semua ajir telah dipasang pada titik tanam. 5. Telah dibuat pada jalur 6. Telah dimasukkan dalam lubang tanaman 1. Bibit telah tertanam 100% 1. Tanaman mati telah disulam maksimum sejumlah 10% 2. Tanaman telah disiangi 3. Telah dilakukan pendangiran 4. Pupuk telah diberikan 5. Telah dilakukan pemberantasan Hama Penyakit 1. Tanaman mati telah disulam maksimum sejumlah 20% 2. Tanaman telah disiangi 3. Telah dilakukan pendangiran 4. Pupuk telah diberikan 5. Telah dilakukan pemberantasan Hama Penyakit 1. Tanaman telah disiangi 2. Telah dilakukan pendangiran 3. Pupuk telah diberikan 4. Telah dilakukan pemberantasan Hama Penyakit
B. Proses Pengadaan Jasa Pembuatan Tanaman 1. Umum Pengadaan jasa pembuatan tanaman meliputi pengadaan jasa konsultansi pembuatan rancangan dan jasa pemborongan pembuatan tanaman. Kegiatan tersebut dilaksanakan mengacu kepada Keppres No. 80 tahun 2003 beserta perubahannya. Pengadaan jasa pemborongan pembuatan tanaman merupakan satu paket kegiatan yang meliputi pengadaan bibit, penanaman dan pemeliharaan dengan sistem kontrak tahun jamak (multiyears) sesuai dengan Surat Menteri Keuangan Nomor S-140/MK.02/2007 tanggal 29 Maret 2007. Pengadaan jasa konsultansi untuk penyusunan rancangan dapat menggunakan metode seleksi umum, sedangkan untuk pengadaan jasa pemborongan dapat menggunakan metode Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi. Agar keunggulan teknis sepadan dengan harganya, evaluasi penilaian jasa pemborongan dapat menggunakan Sistem Nilai (Merit Point System).
2. Persiapan a. Pemaketan Pekerjaan Pembuatan paket pekerjaan pembuatan tanaman dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) bersama dengan Panitia Pengadaan. Pemaketan pekerjaan adalah seluas + 300 ha (1 blok) per paket dalam satu hamparan (satu blok terdiri dari 12 petak tanaman) dengan memperhatikan: 1) Wilayah Administrasi, 2) Kondisi fisik (penutupan vegetasi) dan sosek masyarakat, 3) Jenis kegiatan. Pemaketan didasarkan atas salah satu dan atau kombinasi dari ketiga dasar tersebut diatas. b. Biaya Pengadaan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) wajib menyediakan biaya yang diperlukan untuk proses pengadaan, antara lain untuk biaya : 1) 2) 3) 4) 5) 6)
Honor Panitia. Pengumuman lelang. Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS). Penyusunan Dokumen Lelang. Peninjauan ke lapangan. Rapat penilaian.
c. Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri Harga perkiraan Sendiri (HPS) disusun oleh Panitia/Pejabat Pengadaan Barang/Jasa dan ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen. Penyusunannya mengacu pasal 13 Keppres 80 tahun 2003 beserta penjelasan dan lampirannya. 3. Pelelangan Umum a. Persyaratan Kualifikasi Dalam pelelangan umum pelaksanaan Gerhan 2007, persyaratan kualifikasi mengacu pada aturan dalam Keppres Nomor 80 tahun 2003 Lampiran 1 Bab II, 1, b, 1) dengan tambahan penjelasan mengenai spesifikasi teknis sebagai berikut: 1) Memiliki surat ijin usaha (SIUP) yang masih berlaku pada bidang usaha yang sesuai (pembuatan tanaman) yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah (Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota). 2) Selama 4 (empat) tahun terakhir pernah memiliki pengalaman di bidang pembuatan tanaman (pengadaan bibit/penanaman) baik di lingkungan pemerintah atau swasta termasuk pengalaman sub kontrak baik di lingkungan pemerintah atau swasta, kecuali penyedia barang/jasa yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun. 3) Dalam rangka menjamin keberhasilan tanaman, pelaksana pembuatan tanaman harus menggunakan bibit yang berkualitas, baik dari aspek mutu genetik maupun kualitas bibitnya. 4) Dalam rangka pemberdayaan potensi lokal, Pengada barang/jasa diharapkan melakukan kerjasama (kemitraan) dengan koperasi atau kelompok tani setempat. b. Evaluasi penawaran dengan Sistem Nilai (Merit Point System) Evaluasi penawaran Pengadaan jasa pemborongan pembuatan tanaman dapat menggunakan Sistem Nilai (Merit Point System). Evaluasi ini dilakukan dengan cara memberikan nilai/angka tertentu pada setiap unsur yang dinilai berdasarkan kriteria dan nilai yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa. Penentuan pemenang dilakukan dengan cara membandingkan jumlah nilai dari setiap penawaran peserta dengan penawaran peserta lainnya. Urutan proses penilaian dengan sistem ini adalah sebagai berikut : 1) Evaluasi Administrasi a) Evaluasi administrasi dilakukan terhadap dokumen penawaran yang masuk dan dievaluasi kelengkapan dan keabsahan syarat administrasi. Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus
berdasarkan ketentuan-ketentuan yang tercantum dokumen pengadaan (tidak dikurangi atau ditambah).
dalam
b) Evaluasi administrasi menghasilkan dua kesimpulan, yaitu memenuhi syarat administrasi atau tidak memenuhi syarat administrasi. 2) Evaluasi Teknis dan Harga a) Sistem nilai (Merit Point System) menggunakan pendekatan/ metode kuantitatif, yaitu dengan memberikan nilai angka terhadap unsur-unsur teknis dan harga yang dinilai sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan. b) Evaluasi teknis dan harga dilakukan terhadap penawaranpenawaran yang dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, dengan memberikan penilaian (skor) terhadap unsur-unsur teknis dan atau harga penawaran. Bobot unsur teknis (T) dan harga (H) dapat menggunakan perbandingan T:H = 70:30. c) Unsur teknis yang dinilai: (1) Persiapan Kegiatan (Rencana penyiapan lahan, Kesesuaian pola tanam dengan rancangan, metodologi dan tata waktu pembuatan bibit, rencana penanaman, rencana pemeliharaan, rencana anggaran biaya) (2) Kapasitas manajemen perusahaan (struktur organisasi, sumberdaya manusia, kemitraan, bonafiditas perusahaan, sarana prasarana) (3) Pengalaman dan kinerja Perusahaan (jumlah pengalaman Gerhan, jumlah pengalaman sejenis di luar Gerhan, konsistensi usaha di pembuatan tanaman, riwayat kinerja, nilai proyek tertinggi) d) Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, panitia/pejabat pengadaan membuat daftar urutan penawaran, yang dimulai dari urutan penawaran yang memiliki jumlah nilai (skor) tertinggi. e) Bila menggunakan nilai ambang batas lulus (passing grade), hal ini harus dicantumkan dalam dokumen pengadaan. Panitia membuat daftar urutan yang dimulai dari penawaran harga terendah untuk semua penawaran yang memperoleh nilai atas atau sama dengan nilai ambang batas lulus (passing grade). Rasionalisasi atas masing-masing unsur teknis yang dinilai dan contoh perhitungan evaluasi penawaran dengan sistim nilai (merit point system) Pengadaan bibit sebagaimana terlampir.
3) Kontrak Dalam kontrak pengadaan bibit memuat antara lain: a) Jenis pekerjaan: pembuatan atau pembelian bibit dengan mengacu pada pedoman teknis yang berlaku b) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaaan c) Besarnya harga kontrak cara pembayaran d) Kesepakatan lain (pertentangan/perselisihan, addendum) C. Sistem Pembayaran Pembayaran prestasi hasil pekerjaan dilakukan dengan sistem termin dalam kontrak tahun jamak (multiyears) yang didasarkan pada keberhasilan tanaman. a. Pembayaran bibit kepada Pihak III, dilakukan apabila bibit telah selesai 100 % dibayar 50 %, sisanya dibayar setelah bibit ditanam 100 %. b. Pembayaran tanaman tahun berjalan (T-0), dilakukan apabila persentase keberhasilan tumbuh tanaman ≥ 70 % c. Pembayaran pemeliharaan tahun I (T+1), dilakukan apabila keberhasilan tumbuh tanaman ≥ 90 %. d. Pembayaran pemeliharaan II (T+2), dilakukan apabila kegiatan pemeliharaan telah dilaksanakan 100 %. Unit pembayaran berdasarkan petak tanaman (± 25 Ha)
BAB III PENGADAAN BIBIT DI LUAR KAWASAN HUTAN Pengadaan bibit di luar kawasan dimaksudkan sebagai upaya untuk memperoleh bibit yang berkualitas dalam jumlah yang cukup dalam rangka pembuatan tanaman di luar kawasan hutan. Tujuannya adalah agar pengadaan bibit Gerhan dapat berjalan secara efektif, akuntable sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. A. Kriteria Dan Standar Bibit dan Persemaian Pengadaan bibit untuk rehabilitasi lahan di luar kawasan hutan dilakukan melalui proses Pengadaan barang. Dalam proses pengadaan bibit oleh pengada bibit dapat dilaksanakan melalui penyediaan langsung dan atau melalui proses pembuatan bibit di persemaian. Pengadaan bibit untuk penghijauan lingkungan dapat dilaksanakan melalui proses pengadaan barang atau dengan cara swakelola. Dalam pelaksanaan pengadaan bibit, jumlah dan jenis bibit untuk kegiatan rehabilitasi lahan di luar kawasan hutan disesuaikan dengan RTT yang disyahkan oleh Dinas Kabupaten yang mengurusi dan bertanggungjawab di bidang kehutanan. Dalam pengadaan bibit ini, digunakan kriteria dan standar bibit sebagaimana diatur pada Bagian Pertama, BAB III, Tabel 10. Dalam hal pelaksanaan pekerjaan pengadaan bibit melalui persemaian, kriteria dan standar mutu persemaian sebagaimana diatur pada Bagian Pertama, BAB III, Tabel 12.
B. Proses Pengadaan Bibit 1. Umum Proses Pengadaan bibit dalam pelaksanaan Gerhan 2007 dilaksanakan dengan mengacu pada Keppres No. 80 tahun 2003 dengan aturan-aturan perubahannya. Dalam pengadaan bibit ini dapat dipilih proses yang sesuai dengan mempertimbangkan terjaminnya kualitas bibit yang akan diadakan, waktu pelaksanaan, mendorong tumbuhnya iklim usaha yang kondusif serta memaksimalkan penggunaan produksi dalam negeri dan perluasan kesempatan bagi usaha kecil termasuk koperasi kecil. Untuk itu, sebagaimana diatur dalam Keppres No. 80 Tahun 2003 beserta perubahan-perubahannya, Pengadaan Bibit tersebut dapat menggunakan metoda Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi. Evaluasi penawarannya dapat menggunakan Sistem Nilai (Merit Point System) agar keunggulan teknis sepadan dengan harganya.
2. Persiapan a. Pemaketan Pekerjaan Untuk pelaksanaan pengadaan bibit ini perlu ditetapkan dalam bentuk paket-paket pekerjaan pengadaan bibit oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Dasar penentuan paket pengadaan bibit antara lain : 1) 2) 3) 4)
Wilayah Administrasi dalam wilayah kerja satker. Jenis kegiatan. Kelompok jenis tanaman. Jumlah dan klasifikasi Pengada Bibit
Pemaketan didasarkan atas salah satu dan atau kombinasi dari keempat dasar tersebut diatas. b. Biaya Pengadaan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) wajib menyediakan biaya yang diperlukan untuk proses pengadaan, antara lain untuk biaya : 1) 2) 3) 4) 5) 6)
Honor Panitia. Pengumuman lelang. Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS). Penyusunan Dokumen Lelang. Peninjauan ke lapangan. Rapat penilaian.
c. Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri Harga Perkiraan Sendiri (HPS) disusun oleh Panitia/Pejabat Pengadaan dan ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Penyusunannya mengacu pasal 13 Keppres 80 tahun 2003 beserta penjelasan dan lampirannya.
3. Pelelangan Umum a. Persyaratan Kualifikasi Dalam pelelangan umum pelaksanaan Gerhan 2007, persyaratan kualifikasi mengacu pada aturan dalam Keppres Nomor 80 tahun 2003 Lampiran 1 Bab II, 1, b, 1) dengan tambahan penjelasan mengenai spesifikasi teknis sebagai berikut : 1) Memiliki surat ijin usaha (SIUP) yang masih berlaku pada bidang usaha yang sesuai dengan pengadaan bibit yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah (Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota).
2) Selama 4 (empat) tahun terakhir pernah memiliki pengalaman di bidang pengadaan bibit, baik di lingkungan pemerintah atau swasta termasuk pengalaman sub kontrak baik di lingkungan pemerintah atau swasta, kecuali penyedia barang/jasa yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun. 3) Dalam rangka menjamin kualitas bibit, pelaksana pengadaan bibit harus telah ditetapkan sebagai pengada dan pengedar bibit dari Dinas Kabupaten/Kota dimana pengada dan pengedar bibit berada. 4) Dalam rangka pemberdayaan potensi lokal, Pengada barang/jasa diharapkan melakukan kerjasama (kemitraan) dengan koperasi atau kelompok tani setempat. b. Evaluasi penawaran dengan Sistem Nilai (Merit Point System), Evaluasi penawaran pengadaan bibit dapat menggunakan Sistem Nilai (Merit Point System). Evaluasi ini dilakukan dengan cara memberikan nilai/angka tertentu pada setiap unsur yang dinilai berdasarkan kriteria dan nilai yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan pengada bibit. Penentuan pemenang dilakukan dengan cara membandingkan jumlah nilai dari setiap penawaran peserta dengan penawaran peserta lainnya. Urutan proses penilaian dengan sistem ini adalah sebagai berikut : 1) Evaluasi Administrasi a) Evaluasi administrasi dilakukan terhadap dokumen penawaran yang masuk dan dievaluasi kelengkapan dan keabsahan syarat administrasi. Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus berdasarkan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam dokumen pengadaan (tidak dikurangi atau ditambah). b) Evaluasi administrasi menghasilkan dua kesimpulan, yaitu memenuhi syarat administrasi atau tidak memenuhi syarat administrasi. 2) Evaluasi Teknis dan Harga a) Sistem nilai (Merit Point System) menggunakan pendekatan/metode kuantitatif, yaitu dengan memberikan nilai angka terhadap unsur-unsur teknis dan harga yang dinilai sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan. b) Evaluasi teknis dan harga dilakukan terhadap penawaranpenawaran yang dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, dengan memberikan penilaian (skor) terhadap unsur-unsur teknis dan harga penawaran. Bobot unsur teknis (T) dan harga (H) dapat menggunakan perbandingan T:H = 70:30. c) Unsur teknis yang dapat dinilai:
(4) Persiapan Kegiatan (metodologi pembuatan bibit, tata waktu pembuatan bibit, mutasi bibit, rencana anggaran biaya pembuatan bibit, mempunyai jaminan suplai benih) (5) Kualitas bibit (6) Penilaian manajemen perusahaan (struktur organisasi, sumberdaya manusia, kemitraan, dokumentasi pembibitan, bonafiditas perusahaan) (7) Pengalaman dan kinerja Perusahaan (jumlah pengalaman pengadaan bibit Gerhan, jumlah pengalaman sejenis di luar Gerhan, konsistensi usaha di bidang perbenihan, riwayat kinerja, nilai proyek tertinggi dalam pekerjaan yang sejenis) (8) Investasi di bidang perbenihan dan pembibitan (memiliki atau mengelola sumber benih, mengembangkan teknologi pembibitan, memiliki persemaian, memiliki sarana, memiliki data dan informasi serta literatur) d) Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, panitia/pejabat pengadaan membuat daftar urutan penawaran, yang dimulai dari urutan penawaran yang memiliki jumlah nilai (skor) tertinggi. e) Bila menggunakan nilai ambang batas lulus (passing grade), hal ini harus dicantumkan dalam dokumen pengadaan. Panitia membuat daftar urutan yang dimulai dari penawaran harga terendah untuk semua penawaran yang memperoleh nilai atas atau sama dengan nilai ambang batas lulus (passing grade). c. Kontrak Dalam kontrak pengadaan bibit memuat antara lain: 1) Jenis pekerjaan: pembuatan atau pembelian bibit dengan mengacu pada pedoman teknis yang berlaku 2) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaaan 3) Besarnya harga kontrak dan cara pembayaran 4) Kesepakatan lain (pertentangan/perselisihan, addendum)
BAB IV PENILAIAN A. Pengadaan Penyedia Jasa Konsultansi Penilaian Penilaian dilakukan untuk kegiatan pengadaan bibit dan pembuatan tanaman yang dilakukan oleh penyedia jasa konsultansi penilaian bibit dan tanaman (Lembaga Penilai Independen/LPI). 1. Pengadaan Jasa Konsultansi Penilaian Bibit a. Satuan Kerja Pelaksanaan penilaian bibit dilakukan oleh LPI yang ditunjuk oleh satuan kerja pelaksana, yaitu : 1) BPTH/BPDAS untuk penilaian bibit pada kegiatan penanaman di luar kawasan hutan. 2) Dinas Kabupaten/Kota, Dinas Provinsi dan UPT PHKA untuk penilaian bibit pada kegiatan penanaman di dalam kawasan hutan. b. Pelaksana Penilaian Penilaian bibit dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konsultansi (LPI) yang ditunjuk oleh satker pelaksana. c. Persyaratan dan Tugas Para Pihak 1) Persyaratan dan Tugas Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi Penilaian, dan Panitia Pemeriksa/Penerima Pekerjaan Jasa Konsultansi Penilaian diatur sebagaimana dalam Keppres No. 80 Tahun 2003 beserta perubahannya. 2) Persyaratan dan Tugas Penyedia Jasa Konsultansi Penilaian (LPI) a) Persyaratan menjadi LPI dalam pelaksanaan penilai bibit : (1) Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan usaha/kegiatan sebagai penilai bibit. (2) Memiliki tenaga ahli, pengalaman, kemampuan teknis, manajerial, dan diutamakan memiliki tenaga penilai bibit yang dibuktikan dengan STTPL penilaian bibit dari Pusdiklat Departemen Kehutanan atau lembaga yang kompeten di bidang tersebut. (3) Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan, dan/atau direksi yang
(4) (5)
(6) (7) (8) (9)
bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana. Secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak. Sebagai wajib pajak sudah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir, dibuktikan dengan melampirkan fotokopi bukti tanda terima penyampaian Surat Pajak Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) tahun terakhir, dan fotokopi Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 29. Perusahaan Konsultan tidak masuk dalam daftar hitam. Personil konsultan penilai tidak mempunyai hubungan kepemilikan (tidak dalam satu kelompok usaha) dengan perusahaan pengada dan pengedar bibit yang dinilai. Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan pos yang dibuktikan dengan Akte Perusahaan yang berlaku. Ketentuan persyaratan lainnya tetap mengacu kepada Keppres No. 80 Tahun 2003 beserta perubahannya.
b) Tugas LPI dalam rangka penilaian bibit adalah: (1) Menilai ketersediaan bibit sesuai dengan kontrak. (2) Menilai kegiatan pembuatan bibit untuk mengendalikan kualitas melalui pemeriksaan dokumen pembibitan. (3) Memberikan hasil penilaian kepada Satker 2. Pengadaan Jasa Konsultansi Penilaian Tanaman a. Satuan Kerja Pelaksanaan penilaian tanaman dilakukan oleh LPI yang ditunjuk oleh satuan kerja pelaksana, yaitu : 1) Dinas Kabupaten/Kota dan Dinas Provinsi untuk penilaian tanaman pada kegiatan penanaman di luar kawasan hutan. 2) Dinas Kabupaten/Kota, Dinas Provinsi, UPT PHKA dan BPDAS untuk penilaian tanaman pada kegiatan penanaman di dalam kawasan hutan. b. Pelaksana Penilaian Penilaian tanaman dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konsultansi (LPI) yang ditunjuk oleh satker pelaksana. c. Persyaratan dan Tugas Para Pihak 1) Persyaratan dan Tugas Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi Penilaian, dan Panitia
Pemeriksa/Penerima Pekerjaan Jasa Konsultansi Penilaian diatur sebagaimana dalam Keppres No. 80 Tahun 2003 beserta perubahannya. 2) Persyaratan dan Tugas Penyedia Jasa Konsultansi Penilaian (LPI) a) Persyaratan menjadi LPI dalam pelaksanaan penilai tanaman : (1) Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan usaha/kegiatan sebagai penilai tanaman. (2) Memiliki tenaga ahli, pengalaman, kemampuan teknis, manajerial, dan diutamakan memiliki tenaga penilai tanaman. (3) Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan, dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana. (4) Secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak. (5) Sebagai wajib pajak sudah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir, dibuktikan dengan melampirkan fotokopi bukti tanda terima penyampaian Surat Pajak Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) tahun terakhir, dan fotokopi Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 29. (6) Perusahaan Konsultan tidak masuk dalam daftar hitam. (7) Personil konsultan penilai tidak mempunyai hubungan kepemilikan (tidak dalam satu kelompok usaha) dengan perusahaan pembuatan tanaman yang dinilai. (8) Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan pos yang dibuktikan dengan Akte Perusahaan yang berlaku. (9) Ketentuan persyaratan lainnya tetap mengacu kepada Keppres No. 80 Tahun 2003 beserta perubahannya. b) Tugas LPI dalam rangka penilaian tanaman adalah : (1) Menilai keberhasilan tanaman sesuai dengan kriteria pada BAB IV, Butir C. (2) Memberikan hasil penilaian tanaman kepada Satker. 3. Metodologi Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konsultansi Penilaian Bibit dan Tanaman (LPI) Metodologi Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konsultansi Penilaian Bibit dan Tanaman (LPI) mengacu Keppres Nomor 80 tahun 2003 beserta perubahannya.
B. Penilaian Bibit Salah satu faktor pendukung keberhasilan Gerhan adalah tersedianya bibit yang berkualitas dalam jumlah yang cukup dan waktu yang tepat. Penyediaan bibit yang tidak tepat (kualitas, kuantitas dan waktu) dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak optimal. Tahapan dalam pelaksanaan penilaian bibit adalah sebagai berikut : 1. Pengorganisasian a. Penetapan Sasaran, Lokasi dan Waktu Penilaian 1) Sasaran Sasaran penilaian adalah bibit yang diadakan melalui pengadaan bibit oleh pihak III. 2) Lokasi Penilaian dilaksanakan di tempat pengumpulan sementara yang dekat dengan areal penanaman sesuai dengan persyaratan pada Bagian Pertama, BAB III, Tabel 12. 3) Waktu Penilaian bibit dilakukan pada saat bibit tersebut sudah siap tanam berdasarkan atas laporan yang disampaikan pengada bibit atau kontraktor pembuatan tanaman kepada satker pelaksana. b. Pelaksana Penilaian Penilaian bibit dilaksanakan oleh Lembaga Penilai Independen (LPI). Sebelum melaksanakan tugasnya, anggota LPI menandatangani pakta integritas. Anggota LPI yang akan melakukan penilaian bibit diutamakan yang sudah mengikuti pelatihan penilaian bibit yang ditunjukkan dengan bukti surat keterangan/sertifikat mengikuti pelatihan. 2. Metodologi Pelaksanaan a. Persiapan Persiapan pelaksanaan penilaian bibit oleh LPI meliputi : 1) Pemahaman terhadap Dokumen Kontrak dan Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Bibit. 2) Melakukan koordinasi dengan satker terkait (BPDAS, Dinas Provinsi, Dinas Kab/Kota, UPT PHKA) dan pengada bibit untuk membahas rencana, waktu dan tempat penilaian bibit.
3) Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan. 4) Membentuk tim pelaksana (regu kerja). 5) Penjelasan pelaksanaan teknis penilaian kepada tim pelaksana (regu kerja). b. Pelaksanaan Penilaian Bibit 1) Penilaian mutu genetik Penilaian mutu genetik dilakukan berdasarkan dokumen sertifikat sumber benih dan faktur pembelian. Faktur pembelian tidak diperlukan apabila benih berasal dari sumber benih yang dikelola oleh pengada bibit yang bersangkutan. Untuk mengetahui bahwa bibit tersebut berasal dari benih yang bersertifikat perlu dilakukan pemeriksaan dokumen proses pembuatan bibit dan sertifikat mutu benih. 2) Pemeriksaan bibit Bibit diperiksa atas dasar kuantitas dan kualitas. Pemeriksaan kuantitas dilakukan secara sensus sedangkan pemeriksaan kualitas dilakukan secara sampling dengan intensitas sampling sebesar 3% dengan metode systematic random sampling. Bibit yang rusak dan tidak layak tanam, diganti dengan bibit yang memenuhi syarat. Parameter yang dipergunakan dalam menilai kelayakan kualitas bibit sebagaimana dijelaskan pada Bagian Pertama, BAB III, Tabel 10. 3) Hasil Penilaian a) b) c) d)
Hasil penilaian mutu genetik bibit dituangkan pada daftar isian (contoh 1). Hasil pemeriksaan bibit dituangkan dalam tally sheet (contoh 2) Rekapitulasi data perhitungan jumlah bibit dituangkan sebagaimana contoh 3. Berdasarkan hasil rekapitulasi jumlah bibit dibuat Berita Acara penilaian bibit (contoh 4).
c. Penyerahan Bibit Berdasarkan Berita Acara Penilaian Bibit yang diterima dari LPI, Satker pengadaan bibit menyerahkan bibit kepada pihak pengguna bibit (pembuat tanaman) yang dilengkapi dengan Berita Acara Penyerahan Bibit (contoh 5). Dalam pelaksanaan penilaian bibit oleh LPI, Satker pengadaan bibit membentuk Panitia Pemeriksa/Penerima Barang/Jasa yang bertugas memantau pelaksanaan penilaian bibit oleh LPI. Hasil pemantauan disampaikan kepada Kepala Satker untuk bahan pertimbangan pembayaran jasa konsultansi penilaian bibit.
Contoh 1. LAPORAN HASIL PENILAIAN MUTU GENETIK Dinas/BPDAS/BKSDA/BTN/BPTH : …………………………………… Nama Pengada Bibit
: ………………………………………………………………….……..
Alamat
: …………………………………………………………………………
Jenis Tanaman
: …………………………………………………………………………
Kelompok jenis
: Kayu2an/TUL/Endemik/MPTS/turus jalan/hutan kota/mangrove
Metode Perbanyakan
: benih/stek/okulasi/cangkok//kultur jaringan/stump
Sertifikasi Sumber Benih
: Tidak bersertifikat/TBT/TBS/APB /Kebun benih/ Kebun pangkas/Bersertifikat (khusus MPTS)
Jumlah bibit yang dibuat
:
Instansi yang menerbitkan sertifikat sumber benih ……………….......................... Lokasi Persemaian
: Desa………............................................................ Kec…………........................................................... Kab/Kota ………….................................................. Prop…………….......................................................
Hari dan tanggal penilaian : ........................................................................... Data sertifikat sumber benih dan mutasi benih: No.
Jenis Benih TB
TBT
Jumlah benih menurut sertifikat TBS APB KB KP
MP
Keterangan: TB: tidak bersertifikat; TBT: tegakan benih teridentifikasi; TBS: tegakan benih terseleksi; APB: areal produksi benih; KB: kebun benih; KP: kebun pangkas; MP: sertifikat khusus MPTS.
Disaksikan oleh: Pengada Bibit
Penilai/LPI
(Nama Terang)
(Nama Terang)
Catatan: Pernyataan penilai atas benar-tidaknya bibit yang diproduksi berasal dari benih yang dibeli oleh pembuat persemaian. Pernyataan ini didasarkan pada penelaahan atas dokumen proses pembibitan dan sertifikat mutu benih (terlampir).
Contoh 2. TALLY SHEET PEMERIKSAAN BIBIT Dinas/BPDAS/BKSDA/BTN/BPTH: …………………………………… Nama Pengada Bibit Alamat Lokasi persemaian
: ………………………………………………………………….…….. : ………………………………………………………………………… : Desa………............................................................ Kec…………........................................................... Kab/Kota ………….................................................. Prop……………....................................................... Hari dan tanggal pemeriksaan : ........................................................................... Jenis tanaman : ………………………………………………………………………… Kelompok jenis : Kayu2an/TUL/Endemik/MPTS/turus jalan/hutan kota/mangrove Metode perbanyakan : benih/stek/okulasi/cangkok/kultur jaringan/stump Sertifikasi Sumber Benih : Tidak bersertifikat/TBT/TBS/APB /Kebun benih/ Kebun pangkas/Bersertifikat (khusus MPTS)
No. bedeng 1 2 ... ... ... ... Dst. Jumlah
**)
Sertifikat sumber
**)
Jumlah bibit (batang) Diterima
Dicantumkan: TB (tidak bersertifikat) atau TBT (tegakan benih teridentifikasi) atau TBS (tegakan benih terseleksi) atau APB (areal produksi benih) atau KB (kebun benih) atau KP (kebun pangkas) atau MP (bersertifikat khusus MPTS).
Disaksikan oleh: Pengada Bibit
Penilai/LPI
(Nama Terang)
(Nama Terang)
Contoh 3. REKAPITULASI DATA PERHITUNGAN JUMLAH BIBIT Dinas/BPDAS/BKSDA/BTN/BPTH : ……………………………… Nama Pengada Bibit
: ................................................................................
Lokasi Persemaian
: ................................................................................
Tanggal Rekapitulasi
: ................................................................................
No.
J u m l a h per kelas sertifikat
Jumlah menurut jenis
Jumlah bibit menurut sertifikasi sumber (batang)
Jenis TB
TBT
TBS
APB
KB
KP
MP
...
...
...
...
...
...
...
Keterangan: TB: tidak bersertifikat; TBT: tegakan benih teridentifikasi; TBS: tegakan benih terseleksi; APB: areal produksi benih; KB: kebun benih; KP: kebun pangkas; MP: sertifikat khusus MPTS.
Disaksikan oleh: Pengada Bibit
Penilai/LPI
(Nama Terang)
(Nama Terang)
Contoh 4 BERITA ACARA PENILAIAN BIBIT GN-RHL/GERHAN Nomor: BA......
Pada hari ini ………… tanggal ……bulan………... tahun dua ribu ………, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama
: ………………………………………………………..
Jabatan
: ………………………………………………………..
Alamat
: ………………………………………………………..
Berdasarkan surat perintah kerja dari KPA Kegiatan ........................... dengan Nomor ….…………… tanggal ……….. 2007, telah melaksanakan penilaian bibit atas nama kontraktor ……………… di lokasi ........ Kabupaten …………….Propinsi …………. dengan hasil sebagai berikut : Bibit yang diproduksi ……… batang. Bibit yang dapat diterima …….batang, yang terdiri dari : No.
Jenis
Jumlah (batang)
TB
Rincian jumlah menurut kualitas genetik (batang) TBT TBS APB KB KP
MP
1 2 ... ... dst Jumlah
Keterangan: TB: tidak bersertifikat; TBT: tegakan benih teridentifikasi; TBS: tegakan benih terseleksi; APB: areal produksi benih; KB: kebun benih; KP: kebun pangkas; MP: sertifikat khusus MPTS.
Rincian data bibit terlampir dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari berita acara ini. Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenarnya dan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Disaksikan oleh: Pengada Bibit
Penilai/LPI
(Nama Terang)
(Nama Terang)
Contoh 5 BERITA ACARA SERAH TERIMA BIBIT GN-RHL/GERHAN Nomor : BA. ...... Pada hari ini ………… tanggal ……bulan………... tahun dua ribu ………, bertempat di ..............., kami yang bertandatangan di bawah ini : 1. N a m a/NIP : ……………………………………………………….. Pangkat/Gol. Ruang : .......................................................... Jabatan : ……………………………………………………….. Alamat : ……………………………………………………….. dalam hal ini karena jabatannya bertindak untuk dan atas nama .................., yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. 2. N a m a : ……………………………………………………….. Pangkat/Gol. Ruang : .......................................................... Jabatan : ……………………………………………………….. Alamat : ……………………………………………………….. dalam hal ini karena jabatannya bertindak untuk dan atas nama .................., yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. Dalam Berita Acara Serah Terima Bibit ini menyatakan hal-hal sebagai berikut : (1) PIHAK PERTAMA telah menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA telah menerima dari PIHAK PERTAMA ......................................................... (2) Dengan telah ditandatanganinya Berita Acara Serah Terima Bibit GN-RHL/GERHAN ini, maka wewenang dan tanggung jawab terhadap .......................................... telah beralih dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA. Demikian Berita Acara Serah Terima Bibit GN-RHL/GERHAN ini dibuat rangkap 2 (dua), ditandatangani oleh kedua belah pihak dan mempunyai kekuatan hukum yang sama. PIHAK KEDUA,
.................................
PIHAK PERTAMA,
Mengetahui, ............................
.......................................
C. Penilaian Tanaman Penilaian tanaman dimaksudkan sebagai upaya pengendalian penyelenggaraan agar pelaksanaan pembuatan tanaman dilaksanakan dengan baik sesuai standar dan kriteria keberhasilan tanaman yang ditetapkan. Tujuannya adalah untuk mengetahui keberhasilan tanaman sebagai bahan pertimbangan dalam pembayaran bibit, penanaman, pemeliharaan I dan II. 1. Sasaran, Lokasi dan Waktu Penilaian Tanaman a. Sasaran dan Lokasi Sasaran penilaian adalah tanaman di luar kawasan hutan yang dilaksanakan secara swakelola oleh satker pelaksana atau tanaman yang berada di dalam kawasan hutan yang dilaksanakan secara kontraktual oleh Pihak III sesuai dengan lokasi dan jenis kegiatannya yang tercantum dalam rancangan. b. Waktu Penilaian tanaman dilakukan setelah pemeliharaan (Tahun berjalan, Tahun I dan II) selesai dilaksanakan. 2. Komponen Penilaian Tanaman Komponen penilaian tanaman meliputi : a. Luas tanaman (Ha) dalam blok dan petak b. Persentase tumbuh tanaman sesuai jenis tanamannya d. Pertumbuhan tanaman (kesehatan, ketinggian tanaman, tajuk) 3. Prosedur Penilaian Tanaman a. Penilaian tanaman dilaksanakan oleh Lembaga Penilai Independen (LPI) yang ditunjuk oleh Satker pelaksana penanaman selaku KPA/PPK sesuai dengan peraturan perundangan. b. LPI wajib menyusun Rencana Kerja Penilaian Tanaman. Rencana Kerja Penilaian Tanaman, memuat antara lain metoda dan teknis penilaian (mengacu pada peraturan perundangan), pembagian regu kerja penilai, tata waktu penilaian, yang disetujui oleh Kepala Satker sebagai dasar pelaksanaan penilaian tanaman. c. Kepala Satker memberitahukan kepada para pihak yang akan dinilai mengenai pelaksanaan penilaian tanaman yang akan dilakukan oleh LPI. d. Dalam pelaksanaan penilaian tanaman oleh LPI, Satker penanaman membentuk Panitia Pemeriksa/Penerima Barang/Jasa yang bertugas memantau pelaksanaan penilaian pembuatan tanaman oleh LPI. Hasil
pemantauan disampaikan kepada Kepala Satker penanaman untuk bahan pertimbangan pembayaran jasa konsultansi penilaian pembuatan tanaman. e. Hasil penilaian tanaman yang dilakukan oleh regu kerja LPI dituangkan dalam Berita Acara Hasil Penilaian Tanaman yang ditandangani oleh ketua dan anggota regu kerja LPI yang bersangkutan. f. Hasil penilaian secara keseluruhan disusun dalam bentuk buku laporan penilaian yang ditandatangani oleh pemimpin konsultan penilai atau yang diberi kuasa. 4. Metoda Penilaian Tanaman a. Areal Tanaman
1) Satuan Lokasi Penilaian Unit penilaian tanaman adalah petak tanaman (± 25 Ha di dalam kawasan hutan) atau lokasi tanaman setiap kelompok hamparan lahan (± 25 Ha di luar kawasan hutan) sesuai dengan unit rancangan. 2) Pengukuran Luas Tanaman Pengukuran luas tanaman dilakukan terhadap realisasi luas tanaman yang dinyatakan dalam luas areal yang ditanam dalam satuan Ha dan dibandingkan terhadap rencana luas tanaman sesuai rancangan. Pengukuran luas tanaman dilakukan dengan cara memetakan petak hasil penanaman menggunakan theodolit, GPS atau alat ukur lain. Hasil pengukuran luas tanaman dituangkan dalam peta dengan skala 1:10.000, dan dihitung luasnya. Hasil perhitungan selanjutnya direkapitulasi sebagaimana pada tabel 2. Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Pengukuran Luas Tanaman pada setiap petak/Lokasi Tanam Blok/Petak/Unit (Lokasi No Tanam) 1 2
Rencana (Ha) 3
Luas Tanaman Realisasi (Ha) 4
% 5
Keterangan : Persen realisasi luas tanaman (%) = Hasil Pengukuran x 100 % Rencana
3) Penilaian Keberhasilan Tanaman a)
Penilaian tanaman dilakukan melalui teknik sampling dengan metode Systematic Sampling with Random Start, yaitu petak contoh pertama dibuat secara acak dan petak contoh selanjutnya dibuat secara sistimatik. Intensitas Sampling (IS) 5 % yaitu, dengan menempatkan petak contoh seluas 0,1 Ha, berbentuk persegi panjang (40 m x 25 m). Jarak antar titik pusat petak contoh adalah 100 m arah Utara - Selatan dan 200 m arah Barat – Timur. Untuk memperoleh kualitas hasil pengukuran, jarak antara petak contoh terluar dengan batas tanaman ditentukan minimum 50 m dan maksimum 100 m. Dengan demikian hasil sampling yang didapat akan mampu memenuhi azas keterwakilan dengan Intensitas Sampling (IS) sebesar 5 %.
b)
Sebagai panduan dalam pembuatan petak contoh pelaksanaan penilaian tanaman perlu dibuat diagram skema penarikan contoh petak tanaman yang dipetakan dengan skala 1:5.000 s/d 1:10.000. Diagram skema tersebut mencantumkan koordinat geografis titik ikat yang mudah ditemukan di lapangan. Pembuatan diagram skema penarikan contoh petak tanaman sebagai berikut : (1) Siapkan peta hasil pengukuran luas tanaman skala 1 :
5.000 s/d 1 : 10.000.
(2) Tentukan pada peta tersebut titik petak contoh pertama
secara acak. (3) Buat garis transek melalui titik petak contoh pertama tersebut, yaitu garis vertikal dan garis horizontal yang berpotongan pada titik petak contoh pertama tersebut. Garis vertikal memotong tegak lurus larikan tanaman dan garis horisontal sejajar larikan tanaman. (4) Buat garis transek berikutnya secara sistimatik terhadap garis transek pertama dengan jarak antar garis vertikal 2 cm dan jarak antar garis horisontal 1 cm. (5) Buat petak contoh ukuran 4 mm x 2,5 mm pada garis transek tersebut dengan titik potong garis transek sebagai titik pusatnya, sehingga penyebaran letak petak contoh tersebut dapat mewakili seluruh areal tanaman yang dinilai. (6) Untuk jelasnya sebagaimana pada diagram skema berikut ini :
1 Cm 2 cm Keterangan : : Batas areal tanaman : Petak Contoh Pertama (ditentukan secara acak) ukuran 4 mm x 2,5 mm : Petak contoh berikutnya ditentukan secara sistematis
(7) Untuk memudahkan pemeriksaan ulang (re-cheking) hasil
penilaian tanaman, di lapangan diberi tanda berupa patok pengenal pada semua titik sumbu petak contoh.
(8) Data dan informasi petak tanaman yang dikumpulkan
mencakup :
(a) Di dalam kawasan hutan −
Wilayah administratif pemerintahan (Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa), nama DAS/Sub DAS, luas, fungsi kawasan hutan, Nama register Blok dan Petak Tanaman
−
Data yang dicatat dan diukur pada setiap petak contoh meliputi data tanaman (Jenis tanaman, jumlah tanaman yang hidup, tinggi tanaman, dan kesehatan tanaman) dan data penunjang (fisiografi lahan, keadaan tumbuhan bawah, kondisi tanah dan gangguan tanaman).
(b) Di luar Kawasan Hutan −
Wilayah administratif pemerintahan (Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa), nama DAS/Sub DAS, luas, nama Kelompok Tani, jumlah
anggota Kelompok Tani, tenaga pendamping dan penyuluh. −
Data yang dicatat dan diukur pada setiap petak contoh meliputi data tanaman (Jenis tanaman, jumlah tanaman yang hidup, tinggi tanaman, dan kesehatan tanaman) dan data penunjang (fisiografi lahan, keadaan tumbuhan bawah, kondisi tanah dan gangguan tanaman).
Data tanaman yang hidup pada setiap petak contoh dicatat pada Tally Sheet seperti pada Tabel 3 dan selanjutnya direkapitulasi sebagaimana pada Tabel 4.
Tabel 3. Tally Sheet Penilaian Tanaman Propinsi : Kabupaten : Kecamatan : Desa : Petak/lokasi : *) DAS/Sub DAS : Kegiatan : **)
No.
Jenis Tanaman
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 dst . . . . n
Nama Kel. Tani : Jml Anggota : LSM Pendamping : No. Petak Contoh : Intensitas Sampling : 5 % Lembar Ke :
Koordinat : Luas : …… Ha Kondisi Tanaman Kurang Sehat Merana sehat
Tinggi (cm)
Keterangan 1. Fisiografi Lahan : a. Datar b. Landai c. Agak Curam d. Curam 2. Keadaan Tumbuhan Bawah a. Lebat/rapat b. Sedang c. Jarang d. Tidak ada/bersih 3. Kondisi Tanah a. Gembur/subur b. Kurang gembur/subur c. kurus d. berbatu 4. Gangguan Tanaman a. Penggembalaan b. Kebakaran c. Hama penyakit
Jumlah 1. Kayu a. Jati b. ……. c. …….. 2. MPTS a. Mangga b. …….. c. ……..
4) Pengolahan Data a) Persentase Tumbuh Tanaman Persentase tumbuh tanaman dihitung dengan cara membandingkan jumlah tanaman yang tumbuh dengan rencana jumlah tanaman yang seharusnya ada di dalam suatu petak contoh yang dinilai. T = (Σ hi /Σ ni) x 100 % = (h1 + h2 + .....+ hn) / (n1 + n2 + .... + nn) x 100 % dimana : T = Persen (%) Tumbuh Tanaman (pada petak tanaman untuk di dalam kawasan hutan, dan hi ni
atau pada lokasi tanaman setiap kelompok tani untuk di luar kawasan hutan)
= Jumlah tanaman hidup yang terdapat pada petak contoh ke i = Jumlah tanaman yang seharusnya ada pada petak contoh ke i
Penilaian Tanaman di dalam kawasan hutan dan di luar kawasan hutan yang dilaksanakan dalam hamparan lahan dengan satuan luas (Ha) dinilai keberhasilannya sebagai berikut : (1) Di dalam Kawasan Hutan Tanaman Tahun Berjalan (Penilaian Tahap I), Persentase tumbuh tanaman dinyatakan : (a) Berhasil ≥70 % (b) Kurang berhasil < 70 % Tanaman setelah Pemeliharaan I (Penilaian Persentase tumbuh tanaman dinyatakan : (a) Berhasil ≥ 90 % (b) Kurang berhasil < 90 %
Tahap
II),
Tanaman setelah Pemeliharaan II (Penilaian Tahap III), Persentase tumbuh tanaman dinyatakan : (a) Berhasil ≥ 90 % (b) Kurang berhasil < 90 %
(2) Di Luar Kawasan Hutan Tanaman Tahun Berjalan (Penilaian Tahap I), Persentase tumbuh tanaman dinyatakan : (a) Berhasil ≥60 % (b) Kurang berhasil < 60 % Tanaman setelah Pemeliharaan I (Penilaian Persentase tumbuh tanaman dinyatakan : (a) Berhasil ≥ 80 % (b) Kurang berhasil < 80 %
Tahap
II),
Tanaman setelah Pemeliharaan II (Penilaian Tahap III), Persentase tumbuh tanaman dinyatakan : (a) Berhasil ≥ 80 % (b) Kurang berhasil < 80 % Dari perhitungan persentase tumbuh pada setiap petak/lokasi selanjutnya hasilnya direkapitulasi sebagaimana pada Tabel 4. Tabel 4. Rekapitulasi Persen Tumbuh Tanaman pada setiap Petak Tanaman/Lokasi Penanaman Kelompok Tani Petak/lokasi : Luas : No. Petak Contoh 1 2
Jumlah Tanaman (btg) Rencana Tumbuh 3 4
% Tumbuh Kriteria Tanaman 5 6
Rata-rata b) Persentase Tanaman Sehat Pada saat pengambilan contoh tanaman agar diamati juga Pertumbuhan tanaman Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman digolongkan dalam 3 (tiga) kriteria, yaitu sehat, kurang sehat dan merana dengan tanda sebagai berikut : (a) Sehat : Tanaman tumbuh segar, batang relatif lurus dan bertajuk. (b) Kurang sehat : Tanaman tajuknya menguning atau berwarna tak normal, batang bengkok-bengkok atau percabangan sangat rendah.
(c)
Merana : Tanaman tumbuhnya tidak normal atau terserang hama penyakit, sehingga kalau dipelihara kecil kemungkinan akan tumbuh dengan baik.
c) Turus Jalan (1) Penilaian tanaman turus jalan dilakukan untuk mengetahui
persentase tumbuh tanaman yang ditanam sepanjang jalan sasaran, dilakukan dengan cara sensus mengacu pada rancangannya.
(2) Pengukuran panjang turus jalan yang telah ditanami dapat
dilakukan dengan menggunakan alat ukur GPS/theodolit/pita ukur atau melalui pencocokan jumlah pal kilometer pada turus jalan yang telah ditanami, yang dilakukan secara sensus untuk seluruh panjang jalan. Hasil pengukuran tersebut kemudian diploting/dioverlay pada peta rencana tanaman dan dihitung panjangnya serta dibuat rekapitulasinya sebagaimana pada tabel 5. Persen realisasi panjang turus jalan yang ditanami diperoleh dari Realisasi panjang hasil tanaman dibagi panjang rencana tanaman dikalikan 100 %. Tabel 5. Rekapitulasi Panjang Turus Jalan Yang ditanami dalam Propinsi. No.
Kabupaten /Kota
1
2
Panjang Turus Jalan yang ditanami (km) Rencana
Realisasi
3
4
% Realisasi panjang TJ 5
(3) Persentase
tumbuh tanaman dihitung dengan cara membandingkan jumlah tanaman yang tumbuh dengan rencana jumlah tanaman yang seharusnya ada sesuai dengan rancangan. T
= (Σ Hi / N) x 100 %
Dimana : T Σ Hi N
= Persen Tumbuh Tanaman (%) = Jumlah tanaman turus jalan yang hidup = Jumlah tanaman turus jalan yang direncanakan sesuai dengan rancangan
Untuk menentukan tingkat keberhasilan penanaman turus jalan sebagaimana diatur seperti pada pembuatan tanaman di luar kawasan hutan. Perhitungan persentase tumbuh tanaman turus selanjutnya direkapitulasi sebagaimana pada Tabel 6.
jalan
Tabel 6. Rekapitulasi Persentase Tumbuh Tanaman Turus Jalan Per Provinsi No.
Kab/Kota
1
2
Panjang Jalan (km) 3
Jumlah Tanaman (btg) Rencana Tumbuh 4 5
% Tumbuh Tanaman 6
Keterangan
7
Jumlah
(4) Untuk mengetahui tingkat kesehatan tanaman turus jalan,
dihitung persentase pertumbuhan tanaman yang sehat sesuai dengan kriteria tersebut pada .
d) Pengkayaan tanaman Penilaian tanaman dilakukan melalui tehnik sampling dengan metode purposive (penarikan contoh disengaja), yaitu dengan memilih petak contoh yang memiliki ciri tertentu yakni petak contoh tanaman yang menurutnya mewakili seluruh populasi (petak tanaman pengkayaan). Pengolahan data Keberhasilan penanaman pada setiap petak seperti pada pengolahan data keberhasilan penanaman di dalam kawasan hutan. 5. Hasil Penilaian Tanaman a. Hasil penilaian tanaman direkapitulasi sebagai berikut:
1) Hasil penilaian tanaman diregistrasi pada setiap blok dan petak 2) Hasil penilaian tanaman diklasifikasikan pada setiap blok untuk masing-masing petak kategori tanaman berhasil, cukup berhasil, dan kurang berhasil. 3) Rekomendasi hasil penilaian tanaman untuk kegiatan selanjutnya b. Hasil penilaian tanaman dituangkan dalam laporan Penilaian tanaman
yang selanjutnya dipresentasikan/dibahas dihadapan Kepala Satker pelaksana penanaman, BPDAS, dan instansi terkait lainnya.
6. Pelaporan a. Hasil pelaksanaan penilaian tanaman kegiatan Gerhan yang telah
dipresentasikan disajikan dalam Buku Laporan yang memuat uraian hasil pelaksanaan penilaian tanaman kegiatan Gerhan yang telah dilaksanakan, dengan kerangka isi : KATA PENGANTAR DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Penilaian C. Keadan Umum Lokasi yang akan Dinilai II. PELAKSANAAN PENILAIAN A. Metode Penilaian B. Analisis Penilaian C. Hasil Penilaian III. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan B. Rekomendasi LAMPIRAN 1. Peta Situasi Kabupaten/Kota dengan Skala 1:100.000 2. Peta Hasil Pengukuran Luas Tanaman skala 1:10.000 3. Rekapitulasi Hasil Penilaian b. Buku laporan pelaksanaan penilaian tanaman kegiatan Gerhan disusun
dan ditandatangani LPI dan disetujui oleh Kepala Satker yang melaksanakan penanaman, selanjutnya disampaikan kepada Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial serta Balai Pengelolaan DAS.
D. PENILAIAN KINERJA 1. Standar Teknis Kegiatan Penilaian kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan mengacu kepada standar teknis kegiatan-kegiatan Gerhan yang dijabarkan ke dalam standar prosedur dan standar hasil serta standar penilaian pada masing-masing kegiatan. Standar prosedur, standar hasil, dan standar penilaian kegiatan Gerhan sebagaimana tercantum pada tabel 7 sampai dengan tabel 19 berikut. Dalam prosedur penilaian kinerja tersebut, masing-masing kegiatan dijabarkan dalam unsur manajemen perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian, yang selanjutnya masing-masing unsur manajemen diuraikan dalam komponen-komponen kegiatan. Komponen-komponen kegiatan pada unsur manajemen tergantung jenis kegiatannya. Untuk mengetahui kesesuaian hasil pelaksanaan dengan kebijakan teknis yang ditetapkan, maka hasil kerja setiap tahapan dalam standar prosedur dibakukan dalam standar hasil dan stándar penilaian sebagaimana tabel-tabel berikut.
Tabel 7. Standar Prosedur, Standar Hasil, Standar Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Reboisasi (sistem multiyears) No. 1
Kegiatan
Standar Prosedur
Penyusunan Rancangan a. Penetapan dan 1. Sasaran lokasi pemantapan Dilaksanakan di hutan dan lahan lokasi yang tanahnya miskin (kritis) di kawasan Hutan Lindung, Hutan Konservasi (kecuali Cagar Alam dan Zona Inti Taman Nasional), Hutan Produksi yang tidak dibebani hak ijin usaha pemanfaatan hasil hutan dan atau tidak dalam proses perijinan serta bukan lokasi sasaran pengembangan hutan tanaman (HTI/HTR).
b. Pengumpulan data informasi
Standar Hasil
1. Lokasi reboisasi berada di : - DAS prioritas, - hutan rusak / lahan kritis - daerah rawan bencana ( banjir, tanah longsor, kekeringan), - daerah perlindungan bangunan vital, 2. lokasi dipersyaratkan masuk dalam RTT Gerhan 3. tidak masuk sasaran lokasi kegiatan lainnya ( IUPHH, HTI, HTR, pencadangan areal, RHL DAK/DBH DR).
Standar Penilaian
1.
Semua persyaratan lokasi (1,2,3) dipenuhi 2. 80 % persyaratan lokasi butir 1 dan butir 2 dan 3 dipenuhi 3. 60 % persyaratan lokasi butir 1 dan butir 2 dan 3 dipenuhi dipenuhi 4. Tidak memenuhi syarat
2. Pemantapan lokasi Dilakukan pemantapan lokasi melalui konfirmasi antara BPDAS dengan pelaksana reboisasi/instansi terkait untuk memperoleh kepastian lokasi (kab, Kec,Desa), luasan bruto, fungsi dan status kawasan hutan (tidak dalam sengketa)
1. Lokasi dipetakan dalam 1. bentuk sket 2. Dibuat berita acara yang ditanda tangani oleh Kepala 2. BPDAS dan Kepala Dinas Provinsi, Kepala Dinas Kab/kota, Kepala UPT Dep. 3. Kehutanan yang bertanggung jawab atas kawasan terkait. 4.
Dilakukan pengumpulan data biofisik dan data sosial ekonomi budaya di sekitar lokasi kegiatan
Tersedia data dan informasi 1. 1. biofisik (topografi, tanah, 2. vegetasi, iklim) 3. 2. sosial, ekonomi dan budaya 4. (demografi, pranata sosial, dan pendapatan)
Berita Acara pemantapan lokasi dilampiri sket lokasi dan sesuai prosedur Berita Acara pemantapan lokasi tanpa dilengkapi sket Dibuat sket lokasi tidak dilengkapi BA Tidak ada BA dan sket lokasi (tidak sesuai prosedur) Data lengkap Data cukup lengkap Data kurang lengkap Data tidak lengkap
Skore
Keterangan
3
Bobot butir 1 :
2
- DAS prioritas (30) - hutan rusak / lahan kritis (25) - daerah rawan bencana (25) - daerah perlindungan bangunan vital (20)
1 0
3
2 1 0 3 2 1 0
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
c. Penataan areal 1. Pengukuran lokasi Dilakukan terhadap batas blok poligon tertutup (seluas ± 300 Ha efektif), batas petak (seluas ± 25 Ha efektif), kelerengan lokasi, batas penutupan vegetasi/ rencana perlakuan penanaman (murni/pengkayaan) dan jalan inspeksi 2. Pemasangan patok a. Batas Blok Patok terbuat dari kayu atau bambu yang dipasang pada setiap 500 meter (jalur lurus) dan pada setiap sudut belokan atau berupa batas alam (pada pohon di cat warna merah melingkar ± 30 cm)
Standar Hasil Telah dilakukan terhadap :
Standar Penilaian
pengukuran 1. 2. 3. 1. Batas blok dan petak 4. 2. Kelerengan lokasi
Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran
lokasi lengkap cukup lengkap kurang lengkap tidak lengkap
Skore 3 2 1 0
3. Kerapatan pohon 4. Jalan inspeksi
a. Telah dipasang patok batas 1. Patok batas blok telah blok sesuai standar prosedur dibuat dan lengkap 2. Patok batas blok dibuat cukup lengkap 3. Patok batas blok dibuat kurang lengkap 4. Patok batas blok tidak dibuat
b. Batas petak b. Telah dipasang patok batas Patok terbuat dari petak sesuai standar kayu/bambu/bahan lain yang prosedur tersedia di lapangan, dipasang pada setiap sudut petak, pada bagian atas di cat warna kuning ± 25 cm
1. Patok batas petak telah dibuat dan lengkap 2. Patok batas petak dibuat cukup lengkap 3. Patok batas petak dibuat kurang lengkap 4. Patok batas petak tidak dibuat
3 2 1 0
3 2 1 0
Keterangan
No.
Kegiatan
d. Analisis data
e. Rancangan kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
3. Pemetaan - Dibuat peta rancangan skala 1:10.000 - Peta situasi 1 : 50.000 s/d 1:100.000 dengan menggunakan sumber peta administrasi Kabupaten/Kota
Tersedianya peta rancangan yang berisi informasi tentang batas blok, batas petak, topografi, batas jenis perlakuan, jalan inspeksi, letak gubuk kerja, lokasi pembibitan dan atau lokasi penampungan sementara serta peta situasi.
Dilakukannya tabulasi, sortasi, validasi data dan informasi yang selanjutnya dianalisa dan dituangkan dalam risalah umum serta rancangan kegiatan
a. Tersedianya hasil analisis data berupa risalah umum yang memuat informasi lokasi, letak dan luas blok dan petak biofisik dan sosial ekonomi b. Tersedianya hasil analisis data berupa rancangan kegiatan yang memuat rancangan pembibitan, penanaman, pemeliharaan tahun I dan II, organisasi pelaksana
1. Rancangan pembibitan memuat lokasi pembibitan, metode pembuatan bibit, jenis dan jumlah bibit yang dibuat dan dibutuhkan, kebutuhan biaya, tenaga, bahan dan alat serta tata waktu pelaksanaan pembibitan
Tersedianya rancangan pembibitan sesuai pedoman teknis
2. Rancangan penanaman memuat antara lain : a) Rincian kebutuhan bahan dan biaya tiap komponen
Tersedianya rancangan penanaman sesuai pedoman teknis
Standar Penilaian
Skore
1. Informasi dalam peta rancangan lengkap 2. Informasi peta rancangan cukup lengkap 3. Informasi peta rancangan kurang lengkap 4. Informasi peta rancangan tidak dibuat
3
1. Risalah umum lengkap 2. Risalah umum cukup lengkap 3. Risalah umum kurang lengkap 4. Risalah umum tidak dibuat 1. Rancangan kegiatan lengkap 2. Rancangan kegiatan cukup lengkap 3. Rancangan kegiatan kurang lengkap 4. Rancangan kegiatan tidak dibuat
3 2
1. Rancangan pembibitan lengkap 2. Rancangan pembibitan cukup lengkap 3. Rancangan pembibitan kurang lengkap 4. Rancangan pembibitan tidak dibuat 1. Rancangan penanaman lengkap 2. Rancangan penanaman cukup lengkap
2 1 0
1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur pekerjaan pada setiap petak b) Tata waktu pelaksanaan kegiatan. pekerjaan penanaman dan pemeliharaan c) Komposisi vegetasi pada setiap kawasan d) Jumlah tanaman per hektar 3. Rancangan pemeliharaan memuat antara lain : a) Rincian kebutuhan bahan dan biaya tiap komponen pekerjaan pada setiap petak (pemeliharaan I dan II). waktu pelaksanaan b) Tata kegiatan (pemeliharaan I dan II). Jumlah bibit penyulaman untuk pemeliharaan tahun I sebanyak 20 %, sedangkan pemeliharaan tahun II tanpa sulaman. 4. Organisasi pelaksana Organisasi pelaksana kegiatan di tingkat lapangan terdiri dari manajer lapangan (1 manajer lapangan 1 blok tanaman) dan mandor (1 petak 1 mandor). Dalam organisasi pelaksana tersebut diuraikan tentang tugas, tanggung jawab dan wewenang serta tata hubungan kerja masing-masing komponen organisasi pelaksana kegiatan di lapangan.
Standar Hasil
Standar Penilaian 3. Rancangan penanaman kurang lengkap 4. Rancangan penanaman tidak dibuat
Tersedianya rancangan pemeliharaan sesuai pedoman teknis
Tersedianya struktur, peran, kewenangan dan tata hubungan kerja organisasi pelaksana sesuai pedoman teknis
1. Rancangan pemeliharaan lengkap 2. Rancangan pemeliharaan cukup lengkap 3. Rancangan pemeliharaan kurang lengkap 4. Rancangan pemeliharaan tidak dibuat
1. Organisasi lengkap 2. Organisasi lengkap 3. Organisasi lengkap 4. Organisasi dibuat
pelaksana pelaksana cukup pelaksana kurang pelaksana tidak
Skore 1 0
3 2 1 0
3 2 1 0
Keterangan
No.
Kegiatan
f. Naskah rancangan
g. Mekanisme dan prosedur
Standar Prosedur
Standar Hasil
5. Pembuatan gambar yang harus dibuat sebagai kelengkapan rancangan adalah : Gubuk kerja, Tata tanam, Papan nama, Patok batas, dan lain-lain. Outline dan kerangka isi sesuai dengan pedoman penyusunan rancangan
Tergambarnya rancangan yang lengkap sesuai pedoman teknis
Rancangan reboisasi pada kawasan : 1) Hutan lindung dan hutan produksi disusun oleh pihak III (Konsultan Perencanaan) yang ditunjuk oleh KPA/PPK pada Satker BPDAS, hasil penyusunan diperiksa dan dinilai oleh Kepala BPDAS, dan disahkan oleh Kepala Dinas Kabupaten Kota. 2) Hutan konservasi disusun oleh pihak III (Konsultan Perencanaan) yang ditunjuk oleh KPA/PPK pada Satker BPDAS, diperiksa dan dinilai oleh Kepala BPDAS, dan disahkan oleh Kepala UPT Ditjen PHKA dan untuk Tahura oleh Kepala Dinas Provinsi. 3) Hutan pantai dan hutan mangrove disusun oleh pihak III (konsultan perencanaan)
Tersusunnya naskah rancangan sesuai dengan pedoman teknis
Penyusunan, penilaian dan pengesahan rancangan reboisasi sesuai prosedur
Standar Penilaian 1. 2. 3. 4.
Gambar Gambar Gambar Gambar
lengkap cukup lengkap kurang lengkap tidak dibuat
1. Naskah rancangan lengkap 2. Naskah rancangan cukup lengkap 3. Naskah rancangan kurang lengkap 4. Naskah rancangan tidak dibuat 1. Rancangan reboisasi telah disusun, dinilai dan disahkan 2. Rancangan reboisasi telah disusun dan dinilai namun belum disahkan 3. Rancangan reboisasi telah disusun namun belum dinilai dan disahkan 4. Rancangan reboisasi tidak dibuat
Skore 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian
Skore
yang ditunjuk oleh KPA/PPK pada Satker BPDAS, hasil penyusunan diperiksa dan dinilai oleh Kepala BPDAS, dan disahkan oleh Kepala BPH Mangrove. h. Hasil kegiatan
2
Buku rancangan teknis reboisasi, rancangan teknis rehabilitasi hutan mangrove dan rancangan teknis hutan pantai memuat rancangan kegiatan, rancangan biaya dan tata waktu sesuai sasaran yang ditetapkan.
Pembuatan tanaman a. Penyediaan bibit Penyediaan bibit harus sesuai dengan rancangan, sedangkan standar dan kriteria mutu bibit sesuai pedoman teknis, Penilaian bibit (volume dan jenis serta kesehatan bibit) dilakukan di tempat pengumpulan sementara (sebelum didistribusi ke petak tanam) yang disepakati bersama pihak terkait.
Tersedianya buku rancangan 1. Buku rancangan teknis teknis reboisasi yang sesuai reboisasi lengkap pedoman teknis 2. Buku rancangan teknis reboisasi cukup lengkap 3. Buku rancangan teknis reboisasi kurang lengkap 4. Tidak ada buku rancangan
Tersedianya bibit (volume dan jenis serta kesehatan bibit) sesuai rancangan, memenuhi standar dan kriteria mutu, dan telah dinilai oleh LPI.
1) Jumlah, kualitas dan jenis bibit sesuai rancangan, dan telah dinilai 2) Jumlah, kualitas dan jenis bibit kurang sesuai rancangan tetapi telah dinilai 3) Jumlah, kualitas dan jenis bibit kurang sesuai rancangan, dan belum dinilai 4) Penyediaan bibit belum diadakan
3 2 1 0
3
2
1 0
Keterangan
No.
Kegiatan b. Penanaman
Standar Prosedur 1. Persiapan lapangan yang meliputi Penyiapan Kelembagaan, Penyiapan Sarana dan Prasarana, Penataan kembali areal tanaman
Standar Hasil - Penyiapan kelembagaan : organisasi pelaksana dan koordinasi dengan pihak terkait - Penyiapan Sarpras : rancangan tanaman, dokumen pekerjaan, bahan dan alat, serta bibit telah tersedia
Standar Penilaian 1. Persiapan lapangan telah dilaksanakan sesuai prosedur 2. Persiapan lapangan dilaksanakan kurang sesuai prosedur 3. Persiapan lapangan dilakukan tetapi tidak sesuai prosedur 4. Tidak melakukan persiapan lapangan
Skore 3 2 1 0
- Penataan kembali : Telah dilakukan pengukuran blok, petak, pola tanam, jalan pemeriksaan dan pemasangan ajir. 2. Teknik penanaman a) Pola Tanam Terwujudnya tehnik penanaman (1) Penanaman menggunakan dengan pola tanam yang sesuai sistem jalur, dengan lebar pedoman teknis jalur 1 meter. (2) Pembukaan dan pembersihan lahan, pemasangan ajir, pembuatan lubang tanaman dan penyiapan pupuk dasar. (3) Distribusi bibit dilakukan setelah pemasangan ajir dan kegiatan pembuatan lubang tanam. (4) Tata letak dan komposisi tanaman sesuai dengan rancangannya. (5) Pemasangan ajir mengikuti arah larikan tanaman, pemasangan ajir setelah
1. Pola tanam telah dilakukan dengan baik dan benar 2. Pola tanam cukup baik 3. Pola tanam kurang baik 4. Pola tanam tidak menggunakan teknik penanaman yang baik dan benar
3 2 1
0
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian
Skore
pembersihan lahan atau dilakukan secara bersamasama. b) Penanaman. Terlaksananya penanaman Hal-hal yang perlu diperhatikan sesuai pedoman teknis dalam penanaman adalah sebagai berikut : (1) Media bibit kompak dan mudah dilepas dari polybag. (2) Kondisi lubang tanaman telah dipersiapkan dengan baik dan tidak tergenang air. (3) Kondisi bibit dalam keadaan sehat dan memenuhi standar/kriteria yang telah ditetapkan untuk ditanam. (4) Waktu penanaman harus disesuaikan dengan musim tanam yang tepat. c) Pemeliharaan (1) Pemeliharaan Tahun Berjalan dilakukan dengan penyulaman tanaman yang mati sejumlah 10%.
(2) Pemeliharaan Tahun I Pemeliharaan tanaman tahun I dapat dilakukan dan
Terlaksananya Penyulaman Tanaman, jumlah dan jenis tanaman sesuai rencana pemeliharaan
Persentase tumbuh tanaman > 70%
1. Penanaman dilakukan dengan baik dan benar 2. Penanaman dilakukan dengan baik dan benar 3. Penanaman dilakukan dengan baik dan benar 4. Penanaman tidak menggunakan teknik penanaman yang baik dan benar
1. Penyulaman telah dilakukan dengan baik dan benar. 2. Penyulaman dilakukan cukup baik dan kurang benar. 3. Penyulaman/penanaman pemeliharaan dilakukan kurang baik dan kurang benar. 4. Tidak melakukan penyulaman 1. Penilaian tanaman telah dilakukan dengan persentase tumbuh tanaman > 70 %.
3 2 1
0
3 2 1 0 3
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
dibiayai dengan dana pemerintah apabila persentase tumbuh pada tahun I minimal mencapai 70% per petak tanam sesuai hasil penilaian oleh LPI penanaman Pemeliharaan tahun pertama meliputi : a. penyiangan dan pendangiran
b. pemupukan
Standar Penilaian 2. Penilaian tanaman telah dilaksanakan dengan prosentase jadi tanaman <70 %. 3. Penilaian tanaman tidak sesuai pedoman teknis 4. Belum dilakukan penilaian tanaman
1. Tanaman terpelihara dengan 1. Penyiangan, pendangiran telah dilaksanakan dengan baik, sehat, bebas gulma dan piringan tanaman gembur baik. 2. Penyiangan, pendangiran telah dilaksanakan cukup baik 3. Penyiangan, pendangiran telah dilaksanakan namun kurang baik dan kurang benar 3. Tidak dilaksanakan 2. Tanaman tumbuh sehat dan subur
1. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang telah direkomendasikan 2. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis tetapi tidak sesuai dosis yang telah direkomendasikan 3. Pemupukan telah dilakukan tetapi tidak sesuai dengan jenis dan dosis yang telah direkomendasikan 4. Tidak dilakukan pemupukan
Skore 2 1 0 3 2
1 0
3
2
1 0
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian
c. pemberantasan hama dan 3. Tanaman terbebas dari hama 1. Pemberantasan hama dan penyakit dan penyakit. penyakit telah dilaksanakan dengan menggunakan jenis dan dosis pestisida/ insektisida yang direkomendasikan dalam rancangan 2. Pemberantasan hama dan penyakit telah dilaksanakan namun kurang menggunakan jenis dan dosis pestisida/ insektisida yang direkomendasikan dalam rancangan 3. Pemberantasan hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan yang direkomendasikan dalam rancangan 4. Tidak dilakukan pemberantasan hama dan penyakit. d. penyulaman sebesar 20%. 4. Tanaman sulaman, jumlah dan jenis tanaman sesuai rencana pemeliharaan I
1. Penyulaman telah dilakukan dengan baik dan benar. 2. Penyulaman telah dilakukan cukup baik dan benar. 3. Penyulaman/penanaman pemeliharaan dilakukan kurang baik dan tidak benar 4. Tidak melakukan penyulaman
Skore
3
2
1 0
3 2 1 0
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur (3) Pemeliharaan Tahun II meliputi a. penyiangan dan pendangiran,
Standar Penilaian
Skore
1. Tanaman terpelihara dengan 1. Penyiangan, pendangiran baik, sehat, bebas gulma dan telah dilaksanakan dengan piringan tanaman gembur baik. 2. Penyiangan, pendangiran telah dilaksanakan cukup baik 3. Penyiangan, pendangiran telah dilaksanakan dan kurang baik. 3. Tidak dilaksanakan
3
2. Tanaman tumbuh sehat dan subur
1. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang telah direkomendasikan 2. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis tetapi tidak sesuai dosis yang telah direkomendasikan 3. Pemupukan telah dilakukan tetapi tidak sesuai dengan jenis dan dosis yang telah direkomendasikan 4. Tidak dilakukan pemupukan
3
pemberantasan hama dan 3. Tanaman terbebas dari hama 1. Pemberantasan hama dan penyakit dan penyakit. penyakit telah dilaksanakan dengan menggunakan jenis dan dosis pestisida/ insektisida yang direkomendasikan dalam rancangan 2. Pemberantasan hama dan penyakit telah dilaksanakan namun kurang mengguna-
3
b. pemupukan
c.
Standar Hasil
2 1 0
2
1 0
2
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian
3.
4. 3. Organisasi pelaksana pembuatan Terdapat organisasi pelaksana di tanaman disusun sebagai berikut lapangan sesuai dengan prosedur : a) Penanggung jawab pelaksanaan reboisasi hutan lindung dan hutan produksi adalah Satker pada Dinas/Instansi yang mengurusi Kehutanan Kabupaten/Kota. Sedangkan pada hutan konservasi Satkernya adalah BKSDA/BTN dan pada TAHURA Satkernya adalah Dinas yang mengurusi Kehutanan Propinsi/Kab/Kota. b) Kontraktor Pembuatan Tanaman adalah penyedia jasa pembuatan tanaman c) Lembaga Penilai Independen Terdapat LPI yang telah (konsultan penilai), ditetapkan sesuai prosedur
1. 2. 3. 4.
kan jenis dan dosis pestisida/ insektisida yang direkomendasikan dalam rancangan Pemberantasan hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan yang direkomendasikan dalam rancangan Tidak dilakukan pemberantasan hama dan penyakit. Organisasi pelaksana, sudah sesuai Organisasi pelaksana, cukup sesuai Organisasi pelaksana, kurang sesuai Organisasi pelaksana, tidak sesuai
1. Proses pengadaan LPI sesuai prosedur 2. Proses pengadaan LPI cukup sesuai prosedur 3. Proses pengadaan LPI
Skore
1
0 3 2 1 0
3 2 1
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian kurang sesuai prosedur 4. Proses pengadaan LPI tidak sesuai prosedur
4. Hasil kegiatan Tanaman reboisasi pada hutan lindung, hutan produksi dan TAHURA sebanyak 1.100 batang/ha sedangkan hutan konservasi dan tanaman pengkayaan sejumlah 400 batang/ha sesuai dengan rancangan yang telah disahkan Hasil kegiatan setelah pemeliharaan II, diserahkan kepada Kepala Instansi Satker Pelaksana dan selanjutnya diserahterimakan kepada Bupati/ Walikota/ Gubernur/Dirjen PHKA untuk dipelihara lebih lanjut.
Terwujudnya tanaman reboisasi sesuai dengan pedoman teknis
1. Terdapat tanaman reboisasi dengan hasil baik 2. Terdapat tanaman reboisasi dengan hasil cukup baik 3. Terdapat tanaman reboisasi dengan hasil kurang baik 4. Terdapat tanaman reboisasi dengan hasil tidak baik/gagal
Telah diserahkannya hasil 1. Hasil kegiatan telah kegiatan setelah pemeliharaan diserahterimakan tahun ke-2 kepada Kepala Satker 2. Hasil kegiatan dalam proses sesuai dengan pedoman teknis diserahterimakan 3. Hasil kegiatan akan diproses diserahterimakan 4. Hasil kegiatan tidak diserahterimakan
Skore
Keterangan
0 3 2 1 0 3 2 1 0
Keterangan : - Penilaian kinerja untuk kegiatan rehabilitasi hutan pola khusus (Jenis meranti) mengacu standar prosedur, standar hasil, standar penilaian dan skor kinerja kegiatan reboisasi (sistem multiyears) tersebut pada Tabel 8, kecuali jenis bibit yang tanaman pokoknya menggunakan jenis tanaman meranti di kombinasikan dengan jenis Dipterocarpaceae lainnya serta MPTS.
Tabel 8. Standar Prosedur, Standar Hasil dan Standar Penilaian Pelaksanaan Kegiatan Pengadaan Bibit di Luar Kawasan Hutan Negara No. 1
Kegiatan Perencanaan
Standar Prosedur a. Diusulkan jenis tanaman, jumlah bibit oleh pemda, dan atau masyarakat melalui Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota
b. Disusun rencana pengadaan bibit/pembuatan bibit oleh BP DAS setempat sesuai target pembuatan tanaman
2
Pelaksanaan pengadaan bibit
a. Dilakukan pemilihan pengada-pengedar bibit oleh instansi yang berwenang sesuai peraturan yang berlaku
Standar Hasil
Standar Penilaian
Skore
Usulan dilakukan secara partisipatif dan ditandatangani oleh Kepala Dinas teknis kehutanan Provinsi/kabupaten/ kota
1. Semua Jenis dan jumlah bibit diusulkan oleh Pemda dan atau masyarakat melalui Dinas kabupaten/kota 2. Sebagian Jenis dan jumlah bibit diusulkan oleh pemda dan atau masyarakat melalui Dinas Provinsi/kabupaten/kota 3. Semua Jenis dan jumlah bibit tidak diusulkan oleh masyarakat melalui Dinas Provinsi kabupaten/Kota
3
1. Rencana pengadaan bibit telah disusun dengan baik dan benar oleh BP DAS 2. Rencana pengadaan bibit telah disusun oleh BP DAS tetapi belum sempurna 3. Rencana pengadaan bibit belum disyahkan oleh BP DAS
3
1. Pengada dan pengedar bibit telah dipilih sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku oleh yang berwenang 2. Pengada dan pengedar bibit telah dipilih tetapi belum sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku 3. Pengada dan pengedar bibit belum dilakukan pemilihan.
3
Adanya rencana pengadaan bibit yang telah disetujui oleh Kepala BP DAS setempat
Telah dipilih pengada dan pengedar bibit sesuai peraturan yang berlaku
Keterangan
2
1
2 1
2
1
Pemilihan Pengada dan Pengedar mengacu kepada Keppres 80 tahun 2004 dan perubahannya
No.
Kegiatan
Standar Prosedur b. Dibuat perjanjian kontrak kerja antara pengada bibit yang telah dipilih dengan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
c. Pengada bibit melaksanakan pembuatan bibit sesuai dengan kontrak
3
Pengawasan dan Pengendalian - Seleksi Lembaga Penilai Independen (LPI) bibit
a. Seleksi Lembaga Penilai telah dilaksanakan oleh BPTH/BP DAS sesuai peraturan yang berlaku
Standar Hasil
Standar Penilaian
Skore
Ada kontrak antara KPA dengan pengada dan pengedar bibit terpilih
1. Kontrak kerja antara pengada bibit dengan KPA telah sesuai dengan peraturan yang berlaku. 2. Kontrak kerja antara pengada bibit dengan Kuasa Pengguna Anggaran belum sesuai dengan peraturan yang berlaku 3. Kontrak kerja antara pengada bibit dengan Kuasa Pengguna Anggaran belum disusun
3
1. Pengada bibit telah melaksanakan pengadaan bibit sesuai spesifikasi dalam kontrak (jumlah, jenis, kualitas dan ukuran bibit)
3
2. Pengada bibit telah melaksanakan pengadaan bibit tetapi belum semua bibit sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak
2
3. Pengada bibit telah melaksanakan pengadaan bibit tetapi tidak sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak
1
1.
3
Bibit yang dibuat sesuai dengan kontrak (spesifikasi, kualitas, jenis dan jumlah, ukuran)
Telah dipilih LPI oleh BPTH/BP DAS sesuai peraturan yang berlaku
2. 3.
LPI pengadaan bibit telah dipilih oleh BPTH/BP DAS sesuai prosedur LPI pengadaan bibit BPTH/ BP DAS masih dalam proses LPI pengadaan bibit oleh BPTH/BP DAS belum dilaksanakan
Keterangan
2
1
2 1
LPI : Perguruan Tinggi yang berbadan usaha dan Perusahaan Konsultan Penilai
No.
Kegiatan
Standar Prosedur b. LPI pengadaan bibit melaksanakan penilaian terhadap bibit yang diadakan oleh pengada bibit dan membuat laporan
Standar Hasil Telah dilaksanakan penilaian oleh LPI dan ada laporan penilaian
Standar Penilaian 1.
2.
3.
LPI pengadaan bibit telah melakukan penilaian bibit yang dilaksanakan oleh pengada dan membuat laporan penilaian Tim penilaian pengada bibit telah melaksanakan penilaian tetapi belum semuanya belum selesai dan laporan belum dibuat Tim penilai pengada bibit belum melaksanakan penilaian
Skore
3
2 1
Keterangan
Tabel 9. Standar Prosedur, Standar Hasil dan Standar Penilaian kegiatan Pembuatan Tanaman Hutan Rakyat No. 1
Kegiatan Perencanaan a. Pemilihan lokasi
b Penyusunan rancangan
c. Penyiapan prakondisi
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian
Skore
Dipilih desa-desa pada lahan milik rakyat yang kurang produktif dengan tingkat pendapatan rendah
Peta lokasi skala 1 : 5.000, dilengkapi - Nama pemilik hutan rakyat - Luas lahan hutan rakyat
1. Lokasi telah memenuhi syarat 2. Lokasi kurang memenuhi syarat 3. Lokasi tidak memenuhi syarat
3 2
a. Berdasarkan orientasi lapangan disusun rancangan teknik yang meliputi keadaan umum lokasi, kebutuhan bibit, sarana/prasarana, teknis penanaman, pola tanam, kebutuhan tenaga kerja dan biaya
Tersusunnya rancangan teknis yang telah disahkan oleh Kepala Dinas Kehutanan kabupaten/kota
1. Rancangan dan peta disusun sesuai pedoman 2. Rancangan dan peta disusun kurang sesuai pedoman 3. Rancangan dan peta tidak sesuai pedoman 4. Rancangan belum disusun
3
b. Rancangan disusun oleh aparat dinas kehutanan kabupaten/ kota dinilai oleh Kepala BP DAS dan disahkan oleh Kepala Dinas Kehutanan kabupaten/ kota.
Rancangan telah disyahkan
1. Rancangan telah disahkan 2. Rancangan telah disusun sudah dinilai, tetapi belum disahkan 3. Rancangan telah disusun tetapi belum dinilai dan disahkan 4. Rancangan belum disusun
3 2
1. Sudah dilaksanakan penyuluhan kepada masyarakat untuk menumbuhkembangkan kesadaran akan pentingnya pembangunan hutan rakyat 2. Penyuluhan sudah
3
Penyuluhan kepada petani/masyarakat untuk menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pembangunan hutan rakyat
Masyarakat telah memahami dan mengerti pentingnya pembangunan hutan rakyat di lokasi yang telah ditetapkan
1
2 1 0
1 0
2
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian dilaksanakan tetapi kelompok belum mengerti 3. Ada rencana tetapi belum dilaksanakan
2
Pelaksanaan a. Persiapan Lapangan
b. Pemilihan tanaman
Pemancangan tanda batas dan pengukuran lapangan, pembersihan lapangan dan pengolahan tanah, pembuatan arah larikan dan pemancangan ajir, pembuatan piringan tanaman, pembuatan lubang tanaman, pembuatan gubuk kerja dan papan pengenal proyek/kegiatan
Lahan yang telah ditata siap untuk ditanam
Pemilihan jenis tanaman disesuaikan dengan kehendak masyarakat, kesesuaian agroklimat dan aspek pasar.
Tersedianya jenis tanaman yang terpilih untuk hutan rakyat
Komposisi jenis tanaman terdiri dari tanaman kayu-kayuan dan jenis tanaman MPTS dengan perbandingan minimal 60% : maksimal 40%.
Tersedianya bibit hutan rakyat yang siap tanam
Skore
1
1. Persiapan lapangan telah dilaksanakan sesuai prosedur 2. Persiapan lapangan dilaksanakan kurang sesuai prosedur 3. Persiapan lapangan dilaksanakan tetapi tidak sesuai prosedur
3
1. Pemilihan jenis tanaman telah sesuai dengan keinginan masyarakat, kesesuaian agroklimat dan aspek pasar 2. Pemilihan jenis tanaman kurang sesuai dengan keinginan masyarakat, kesesuaian agroklimat dan aspek pasar 3. Pemilihan jenis tanaman tidak sesuai dengan keinginan masyarakat, kesesuaian agroklimat dan aspek pasar
3
1. Komposisi jenis tanaman terdiri dari minimal 60% tanaman kayu-kayuan dan maksimal 40% tanaman MPTS
3
2 1
2
1
Keterangan
No.
Kegiatan
c. Penanaman
d. Pemeliharaan tahun berjalan
e. Penilaian tanaman
f. Pemeliharaan Tahun I
Standar Prosedur
Standar Hasil
Penanaman oleh petani/ masyarakat pemilik lahan dengan menggunakan sistem cemplongan dan tumpang sari.
Terwujudnya tanaman hutan rakyat sesuai dengan rancangan
Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang tidak tumbuh dan mati
Terwujudnya tanaman yang sehat dan tumbuh merata.
Penilaian tanaman dilakukan sebelum pemeliharaan tahun I
a. Penyulaman/penanaman dilakukan pada tanaman yang mati, jumlah dan jenis tanaman sesuai hasil penilaian
Prosentase jadi/tumbuh tanaman > 60 %.
Tanaman sulaman jumlah dan jenis tanaman sesuai hasil penilaian tanaman
Standar Penilaian
Skore
2. Komposisi tanaman jenis kayu-kayuan dan jenis tanaman MPTS sama 3. Komposisi jenis tanaman kayu-kayuan lebih kecil dari pada jenis tanaman MPTS
2
1. Teknik penanaman telah dilakukan sesuai rancangan 2. Teknik penanaman kurang sesuai rancangan 3. Teknik penanaman tidak sesuai rancangan
3
1. Penyulaman terhadap tanaman yang tidak sehat dan mati telah dilaksanakan sesuai hasil evaluasi 2. Telah dilakukan penyulaman tetapi tidak berdasarkan hasil evaluasi 3. Tanaman yang tidak sehat dan mati tidak disulam
3
1. Penilaian tanaman telah dilakukan dengan prosentase jadi tanaman > 60 %. 2. Penilaian tanaman telah dilakukan dengan prosentase jadi tanaman < 60 %
2
a. Penyulaman telah dilakukan dengan baik dan benar. b. Penyulaman dilakukan kurang baik dan benar.
3
1
2 1
2 1
1
2
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
tanaman. b. Penyiangan dan pendangiran dilaksanakan untuk membersihkan gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
c. Pemupukan dilakukan pada sekeliling tanaman dengan dosis sesuai kebutuhan
Tanaman bersih dan bebas dari gulma
Tanaman tumbuh sumbur
Standar Penilaian
Skore
c. Penyulaman/penanaman pemeliharaan tidak dilakukan
1
1. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dengan baik. 2. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dan kurang baik. 3. Tidak dilaksanakan penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma.
3
1.
Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang telah direkomendasikan Pemupukan telah dilakukan tetapi tidak sesuai dengan jenis dan pupuk yang telah direkomendasikan dalam rancangan Tidak dilakukan pemupukan
3
Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan dengan menggunakan jenis dan dosis pestisida/ insektisida yang direkomendasikan dalam rancangan Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan
3
2.
3. d. Pengendalian hama dan penyakit
Tanaman bebas dari hama dan penyakit
1.
2.
2
1
2
1
2
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
f. Penilaian tanaman I
e. Penilaian tanaman dilakukan sebelum pemeliharaan tahun ke II
Prosentase jadi tanaman > 80 %
g. Pemeliharaan Tahun II
a. Penyiangan dan pendangiran dilaksanakan untuk membersihkan gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Tanaman bersih dari gulma, dan tanaman tumbuh dengan sehat.
b. Pemupukan dilakukan pada sekeliling tanaman dengan dosis sesuai kebutuhan
c.
Pengendalian hama dan penyakit
Tanaman tumbuh subur
Tanaman bebas dari hama dan penyakit
Standar Penilaian yang direkomendasikan dalam rancangan 3. Tidak dilakukan pengendalian hama dan penyakit. 1. Persentase tumbuh/jadi tanaman > 80 % 2. Persentase tumbuh < 80 %
Skore
1 2 1
1. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dengan baik. 2. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dan kurang baik. 3. Tidak dilaksanakan penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma.
3
1. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang telah direkomendasikan 2. Pemupukan telah dilakukan tetapi tidak sesuai dengan jenis dan pupuk yang telah direkomendasikan dalam rancangan 3. Tidak dilakukan pemupukan
3
1. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan dengan menggunakan jenis dan dosis pestisida/ insektisida yang direkomendasikan dalam
2
1
2
1
3
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian rancangan 2. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan yang direkomendasikan dalam rancangan 3. Tidak dilakukan pengendalian hama dan penyakit.
3.
Pengawasan dan Pengendalian
Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku
Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang dituangkan dalam bentuk laporan.
1. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang sesuai prosedur dan ada laporannya 2. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan ada laporannya 3. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan tidak ada laporannya
Skore 2
1 3
2
1
Keterangan
Tabel 10. Standar Prosedur, Standar Hasil dan Standar Penilaian kegiatan Pembuatan Mangrove dan Hutan Pantai No. 1
Kegiatan Perencanaan a. Pemilihan lokasi
b. Rancangan teknis
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian
Skore
Kawasan mangrove/pantai yang kritis/terdegradasi yang berada pada hutan lindung atau kawasan lindung
Peta lokasi rehabilitasi mangrove/hutan pantai skala 1 : 5.000 - 10.000
1. Lokasi telah sesuai dengan kriteria dan jenis tanaman 2. Lokasi kurang sesuai dengan kriteria dan jenis tanaman 3. Lokasi tidak memenuhi syarat
3
1. Rancangan dan peta disusun sesuai pedoman 2. Rancangan dan peta disusun kurang sesuai pedoman 3. Rancangan dan peta tidak sesuai pedoman 4. Rancangan belum disusun
3
1. Rancangan telah disahkan 2. Rancangan telah disusun dan sudah dinilai tetapi belum disyahkan 3. Rancangan telah disusun tetapi belum dinilai dan disyahkan 4. Rancangan belum disusun
3
a. Berdasarkan orientasi lapangan disusun rancangan teknis yang meliputi penataan areal, kebutuhan bibit, sarana/ prasarana, teknis penanaman, kebutuhan tenaga kerja dan biaya serta jenis tindakan
Tersusunnya rancangan rehabilitasi mangrove/hutan pantai yang sesuai persyaratan teknis
b. Rancangan teknis disusun oleh pelaksana kegiatan, dinilai oleh Kepala BP DAS setempat dan disyahkan oleh Kepala Dinas Kabupaten/kota yang mengurusi bidang kehutanan.
Rancangan telah disyahkan
2 1
2 1 0
2
1 0
Keterangan
No.
Kegiatan c. Prakondisi
Standar Prosedur a. Pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat desa sekitar pantai
b. Penyiapan dan pengembangan kelembagaan kelompok tani.
Standar Hasil
Standar Penilaian
Skore
Masyarakat terbina, memahami, mau dan mampu melaksanakan pembuatan mangrove/hutan pantai
1. Pembinaan dan penyuluhan telah dilaksanakan kepada masyarakat desa di sekitar pantaai 2. Masyarakat desa sekitar pantai hanya diberitahu akan adanya pembangunan mangrove 3. Tidak ada pembinaan, penyuluhan dan pemberitahunan kepada masyarakat sekitar pantai
3
1. Penyiapan dan pengembangan kelembagaan telah dilaksanakan sampai terbentuknya kelompok tani 2. Penyiapan dan pengembangan kelembagaan telah dilaksanakan tetapi kelompok tani belum terbentuk 3. Penyiapan dan pengembangan kelembagaan tidak dilaksanakan
3
Terbentuknya kelompok tani
2
1
2
1
Keterangan
No. 2
Kegiatan Pelaksanaan a. Persiapan
b. Penetapan jenis dan pembibitan
Standar Prosedur
Standar Hasil
1. Penanaman murni : a. Pengukuran dan pemancangan tanda batas b. Pembuatan jalur tanaman c. Pembuatan arah larikan d. Pembersihan jalur tanaman e. Pemasangan ajir sesuai dengan jarak tanam f. Membuat lubang tanaman sesuai dengan ukuran poly bag g. Pembuatan gubuk kerja h. Pembuatan papan pengenal
Tersedianya lahan siap tanam dengan lubang tanaman yang telah disesuaikan dengan persyaratan tumbuh
Jenis tanaman mangrove / pantai disesuaikan kondisi fisik lapangan dan sosek masyarakat setempat
Tersedianya benih dan bibit yang sesuai dengan kondisi lapangan
a. Benih yang berkualitas dikumpulkan oleh kelompok tani/masyarakat di wilayah sekitarnya dan dikoordinasi oleh BP DAS
Kelompok tani/masyarakat mengumpulkan benih berkualitas
Standar Penilaian
Skore
1. Persiapan penanaman sesuai prosedur dan baik 2. Persiapan penanaman sesuai prosedur tetapi kurang baik 3. Penanaman tidak sesuai prosedur dan jelek
3
1. Jenis tanaman mangrove/pantai telah sesuai kondisi fisik lapangan dan sosek masyarakat setempat 2. Jenis tanaman mangrove/pantai kurang sesuai kondisi fisik lapangan dan sosek masyarakat setempat 3. Jenis tanaman mangrove/pantai tidak sesuai kondisi fisik lapangan dan sosek masyarakat setempat
3
1. Benih yang berkualitas dikumpulkan oleh masyarakat disekitar lokasi 2. Benih dikumpulkan oleh
3
2 1
2
1
2
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian
Skore
masyarakat dari luar lokasi b. Bibit dari kelompok tani/ pihak III diperiksa oleh LPI
c. Penanaman
a. Melakukan seleksi dan distribusi bibit ke lokasi tanaman
b. Pelaksanaan penanaman mangrove pada lokasi basah/tergenang air, penanaman tanaman pantai pada lokasi yang kering.
Bibit telah diperiksa oleh LPI
Bibit terseleksi dan telah didistribusikan ke lokasi penanaman.
Tanaman yang ditanam sesuai persyaratan teknis
1. Jumlah dan kualitas semua bibit telah diperiksa oleh LPI dan ada laporannya 2. Jumlah dan kualitas bibit hanya sebagian saja yang diperiksa (sampel) dan ada laporannya 3. Jumlah dan kualitas bibit hanya diperiksa sebagian dan tidak ada laporannya 1. Bibit telah diseleksi dan disebar ke lokasi penanaman 2. Bibit telah diseleksi tetapi belum diangkut ke lokasi penanaman 3. Bibit belum diseleksi tetapi sudah diangkut ke lokasi penanaman pohon/ha 1. Bibit telah ditanam sesuai aturan teknik dengan jumlah sesuai rancangan 2. Bibit telah ditanam tidak sesuai aturan teknik tetapi jumlah tanaman sesuai rancangan 3. Bibit telah ditanam tetapi tidak sesuai
3
2
1
3 2 1
3
2
1
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian
Skore
Keterangan
1. Tanaman telah diperiksa dan disulam sesuai rancangan 2. Pemeriksaan tanaman tidak dilakukan tetapi penyulaman dilakukan sesuai rancangan 3. Pemeriksaan dilakukan tetapi penyulaman tidak dilaksanakan
3
Pemeliharaan tahun II tidak disediakan bibit oleh pemerintah, tetapi diharapkan oleh pemda dan masyarakat secara swadaya.
1. Pemasangan perlindungan tanaman pada daerah-daerah rawan ketam, tanaman pantai bebas hama dan penyakit telah dilakukan dengan baik dan benar 2. Pemasangan perlindungan tanaman pada daerah-daerah yang rawan ketam, tanaman pantai bebas hama dan penyakit telah dilakukan tetapi kurang benar 3. Pemasangan perlindungan tanaman pada daerah- daerah rawan ketam, tanaman pantai bebas hama dan penyakit dilaksanakan
3
aturan teknik dan jumlahnya tidak sesuai rancangan d. Pemeliharaan tanaman I dan tahun II
a. Melakukan pemeriksaan tanaman dan penyulaman terhadap tanaman mati dan tidak sehat dilakukan 15 hari setelah tanam.
b. Pemasangan perlindungan tanaman mangrove pada daerah-daerah rawan ketam, dan pemberantasan hama penyakit pada tanaman pantai
Tanaman terpelihara dengan baik dengan prosentase tumbuh > 55%
Tanaman mangrove aman dari hama ketam, tanaman pantai bebas hanya penyakit
2
1
2
1
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian
Skore
tetapi salah
3
e. Penilaian tanaman
Penilaian tanaman dilakukan sebelum pemeliharaan
Prosentase jadi/tumbuh tanaman tanaman diketahui dengan pasti
Pengawasan dan Pengendalian
Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku
a. Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang dituangkan dalam bentuk laporan. b. Adanya buku laporan
1. Persentase tumbuh/jadi tanaman > 55% 2. Persentase tumbuh < 55%. 1. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang sesuai prosedur dan ada laporannya 2. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan ada laporannya 3. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan tidak ada laporannya
2 1 3
2
1
Keterangan
Tabel 11. Standar Prosedur, Standar Hasil dan Standar Penilaian Pelaksanaan kegiatan Pembuatan Tanaman Hutan Kota No. 1
Kegiatan Perencanaan a. Pemilihan lokasi
b. Penyusunan rancangan Teknis
2
Pelaksanaan a. Persiapan Lapangan
Standar Prosedur Lokasi ruang terbuka hijau
Standar Hasil Sket lokasi dan dipetakan dengan skala 1 : 10.000; 1 : 20.000
a. Rancangan dibuat berdasarkan orientasi lapangan yang memuat lokasi, luas , peta rancangan, komposisi tanaman,kebutuhan bahan, alat dan tenaga kerja serta jadwal kegiatan.
Tersusunnya rancangan pembuatan Tanaman Hutan Kota yang telah disyahkan
b. Rancangan disusun oleh pelaksana kegiatan diinilai oleh Kepala BP DAS dan disahkan oleh Kepala Dinas kabupaten/kota yang menangani kehutanan.
Rancangan telah disyahkan
Melaksanakan sosialisasi
Lokasi siap untuk dilaksanakan penanaman
Standar Penilaian
Skore
1. Lokasi telah sesuai dengan kriteria dan jenis tanaman 2. Lokasi tidak sesuai dengan kriteria dan jenis tanaman 3. Lokasi tidak memenuhi syarat
3
1. Rancangan disusun berdasarkan syarat-syarat teknis yang telah ditetapkan 2. Rancangan disusun tidak berdasarkan sasar-syarat teknis yang telah ditetapkan. 3. Rancangan belum disusun
3
1. Rancangan telah disusun oleh tim penyusun dinilai dan disahkan oleh pejabat penilai yang berwenang 2. Rancangan telah disusun tetapi belum dinilai dan disahkan oleh pejabat berwenang 3. Rancangan belum disusun
3
1. Sosialisasi pembuatan tanaman hutan kota telah dilaksanakan melalui penyuluhan kepada masyarakat 2. Pelaksanaan pembuatan tanaman hutan kota telah
3
2 1
2 1
2
1
2
Keterangan
No.
Kegiatan
b. Persiapan Pembibitan
c. Penanaman
Standar Prosedur
Standar Hasil
a. Penataan areal meliputi kegiatan pemancangan batas dan pengukuran lapangan, pembersihan lapangan dan pengolahan tanah, penentuan design fisik, penentuan arah/letak tanaman dan pemasangan ajir, pembuatan lubang tanaman serta pembuatan papan nama.
Penataan areal telah siap
Pemilihan jenis tanaman disesuaikan dengan bentuk dan tipe hutan kota serta kondisi fisik lapangan
Bibit siap untuk ditanam dengan ketinggian > 1 m
b. Bibit diletakkan tegak lurus pada lubang tanaman yang telah diberi pupuk kompos/kandang + 3 Kg, biji/benih yang digunakan berkualitas baik dan diketahui asal usulnya.
Tanaman ditanam dengan benar dan tumbuh dengan baik dan cepat dengan presentase tumbuh > 60 %.
Standar Penilaian
Skore
diberitahukan kepada instansi terkait 3. Sosialisasi tidak dilaksanakan
1
1. Persiapan lapangan telah dilaksanakan dengan baik 2. Persiapan lapangan kurang dilaksanakan dengan baik 3. Persiapan lapangan tidak dilaksanakan
3
1. Pemilihan jenis tanaman telah dilaksanakan sesuai dengan bentuk dan tipe penghijauan kota serta kondisi fisik lapangan 2. Pemilihan jenis tanaman telah dilakukan tetapi tidak sesuai dengan bentuk dan tipe kondisi fisik lapangan 3. Pemilihan jenis tanaman tidak dilaksanakan
3
1. Teknik penanaman telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan rancangan 2. Penanaman telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan teknik rancangan 3. Penanaman tidak dilaksanakan
3
2 1
2
1
2
1
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian
Skore
dengan baik c. Jumlah dan jenis Tanaman harus sesuai dengan rancangan
d. Pemeliharaan
d. Penyiangan dilakukan dengan pembersihan gulma sekaligus pendangiran piringan tanah di sekitar tanaman
e. Penyulaman dilakukan apabila tanaman tumbuh tidak normal atau tanaman mati.
a. Dilakukan pemupukan untuk memacu pertumbuhan tanaman
Terwujudnya tanaman dengan jenis yang sesuai
Tanaman bersih dan bebas gulma
Tanaman terpelihara dengan baik dan tumbuh yang sehat dan segar
Tanaman subur
1. Jumlah dan jenis tanaman sesuai dengan rancangan 2. Jumlah tanaman sesuai rancangan tetapi jenisnya berbeda 3. Jumlah dan jenis tanaman tidak sesuai dengan rancangan
3
1. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dengan baik. 2. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dan kurang baik. 3. Tidak dilaksanakan penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma.
3
1. Penyulaman terhadap tanaman yang tidak sehat dan mati telah dilaksanakan sesuai hasil evaluasi 2. Telah dilakukan penyulaman tetapi tidak berdasarkan hasil evaluasi 3. Tanaman yang tidak sehat dan mati tidak disulam
3
1. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang telah direkomendasikan 2. Pemupukan telah dilakukan tetapi tidak sesuai dengan
3
2 1
2 1
2 1
2
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian jenis dan pupuk yang telah direkomendasikan dalam rancangan 3. Tidak dilakukan pemupukan
b. Pemberantasan hama dan penyakit
3
Tanaman terbebas dari hama dan penyakit
Skore
1
1. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan dengan menggunakan jenis dan dosis pestisida/ insektisida yang direkomendasikan dalam rancangan 2. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan yang direkomendasikan dalam rancangan 3. Tidak dilakukan pengendalian hama dan penyakit.
3
2
1
e. Penilaian Tanaman
Penilaian tanaman dilakukan pada tanaman yang akan dipelihara
Prosentase jadi tanaman > 60 %
1. Persentase tumbuh/jadi tanaman > 60 % 2. Persentase tumbuh < 60 %
2
Pengawasan dan Pengendalian
Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku
Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang dituangkan dalam bentuk laporan.
1. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang sesuai prosedur dan ada laporannya 2. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan ada laporannya 3. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan tidak ada laporannya
3
1
2
1
Keterangan
Tabel 12. Standar Prosedur, Standar Hasil dan Standar Penilaian Kinerja Pelaksanaan kegiatan Penanaman Turus Jalan No. 1
Kegiatan Perencanaan a. Pemilihan lokasi
b. Penyusunan rancangan Teknis
Standar Prosedur Lokasi jalan nasional yang strategis dengan kondisi lingkungan masih belum rindang.
a. Rancangan dibuat berdasarkan hasil orientasi lapangan yang memuat lokasi, panjang jalan , peta rancangan, komposisi tanaman,kebutuhan bahan, alat dan tenaga kerja serta jadwal kegiatan.
b. Rancangan disusun oleh aparat Dinas Kehutanan Propinsi dinilai oleh Kepala BP DAS dan disahkan oleh Kepala Dinas Kehutanan Propinsi
Standar Hasil Sket lokasi dan dipetakan dengan skala 1 : 10.000
Tersusunnya rancangan penanaman turus jalan
Rancangan telah disyahkan
Standar Penilaian
Skore
1. Lokasi telah memenuhi syarat sesuai dengan kriteria dan jenis tanaman yang ditetapkan 2. Lokasi tidak sesuai dengan kriteria dan pemilihan jenis 3. Lokasi tidak memenuhi syarat
3
1. Rancangan disusun berdasarkan syarat-syarat teknis yang telah ditetapkan 2. Rancangan disusun tidak berdasarkan syarat-syarat teknis yang telah ditetapkan. 3. Rancangan belum disusun
3
1. Rancangan telah disusun oleh tim penyusun dinilai dan disahkan oleh pejabat penilai yang berwenang 2. Rancangan telah disusun dan dinilai tetapi belum disahkan oleh pejabat berwenang 3. Rancangan belum disusun dan disahkan oleh pejabat berwenang
3
2 1
2
1
2
1
Keterangan
No. 2
Kegiatan Pelaksanaan a. Persiapan Lapangan
b. Penanaman
c. Pemeliharaan I
Standar Prosedur Pembersihan lahan yang akan ditanami dan pembuatan lubang tanaman
Tanaman diletakkan tegak lurus pada lubang tanaman yang telah diberi pupuk dan timbun lubang tanaman dengan tanah sampai lebih tinggi dari permukaan tanah
a. Penyulaman dilakukan apabila tanaman tumbuh tidak normal atau tanaman mati.
b. Penyiangan dilakukan dengan cara pembersihan gulma sekaligus pendangiran
Standar Hasil Lahan siap untuk dilaksanakan penanaman
Tanaman tumbuh sehat dan subur
Tanaman yang tumbuh subur dan sehat > 80 %
Tanaman terbebas dari gulma
Standar Penilaian
Skore
1. Persiapan lapangan untuk penanaman telah dilaksana kan dengan baik (pembersihan lahan, pembuatan lubang dsb.) 2. Persiapan lapangan kurang dilaksanakan dengan baik 3. Lapangan tidak dipersiapkan
3
1. Teknik penanaman telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan rancangan 2. Penamanan telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan teknik rancangan 3. Penanaman tidak dilaksanakan dengan baik
3
1. Penyulaman terhadap tanaman yang tidak sehat dan mati telah dilaksanakan sesuai hasil evaluasi 2. Telah dilakukan penyulaman tetapi tidak berdasarkan hasil evaluasi 3. Tanaman yang tidak sehat dan mati tidak disulam
3
1. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dengan baik. 2. Penyiangan, pendangiran
3
2 1
2
1
2 1
2
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dan kurang baik. 3. Tidak dilaksanakan penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma.
c. Dilakukan pemupukan untuk memacu pertumbuhan tanaman
d. Pemberantasan hama dan penyakit
Tanaman tumbuh subur dan sehat
Tanaman terbebas dari hama dan penyakit
1. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang telah direkomendasikan 2. Pemupukan telah dilakukan tetapi tidak sesuai dengan jenis dan dosisi pupuk yang direkomendasikan pada rancangan 3. Tidak dilakukan pemupukan 1. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan dengan menggunakan jenis dan dosis pestisida/insektisida yang direkomendasikan dalam rancangan 2. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan yang direkomendasikan dalam rancangan 3. Tidak dilakukan pengendalian hama dan penyakit.
Skore
1
3
2
1
3
2
1
Keterangan
No.
Kegiatan d. Pemeliharaan I
Standar Prosedur a. Penyiangan dilakukan dengan cara pembersihan gulma sekaligus pendangiran
b. Dilakukan pemupukan untuk memacu pertumbuhan tanaman
b. Pemberantasan hama dan penyakit
Standar Hasil Tanaman terbebas dari gulma
Tanaman tumbuh sehat dan subur
Tanaman terbebas dari hama penyakit
Standar Penilaian
Skore
1. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dengan baik. 2. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dan kurang baik. 3. Tidak dilaksanakan penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma.
3
1. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang telah direkomendasikan 2. Pemupukan telah dilakukan tetapi tidak sesuai dengan jenis dan dosisi pupuk yang direkomendasikan pada rancangan 3. Tidak dilakukan pemupukan 1. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan dengan menggunakan jenis dan dosis pestisida/insektisida yang direkomendasikan dalam rancangan 2. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan yang
2
1
3
2
1 3
2
Keterangan
No.
3
Kegiatan
Standar Prosedur
e. Penilaian tanaman
Penilaian tanaman dilakukan
Pengawasan dan Pengendalian
Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku
Standar Hasil
Prosentase jadi/tumbuh tanaman > 80 %
Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang dituangkan dalam bentuk laporan.
Standar Penilaian direkomendasikan dalam rancangan 3. Tidak dilakukan pengendalian hama dan penyakit. 1. Persentase tumbuh/jadi tanaman > 80 % 2. Persentase tumbuh < 80 % 1. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang sesuai prosedur dan ada laporannya 2. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan ada laporannya 3. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan tidak ada laporannya
Skore
1 2 1 3
2
1
Keterangan
Tabel 13. Standar Prosedur, Standar Hasil dan Standar Penilaian Kinerja Pelaksanaan kegiatan Penghijauan Lingkungan No.
1.
Kegiatan
Perencanaan a. Pemilihan/ penetapan lokasi
b. Pembuatan sket lapangan
2.
Pelaksanaan a. Persiapan lapangan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian
Lokasi penghijauan lingkungan yang terdiri dari : daerah yang baru dibuka, jalan umum, lahan kosong, sepadan sungai, halaman perkantoran dan perumahan, tempat ibadah dan lembaga pendidikan serta sumber mata air.
- Peta lokasi dengan skala 1 : 5.000 - Luas lokasi
1. Lokasi memenuhi syarat. 2. Lokasi kurang memenuhi syarat. 3. Lokasi tidak memenuhi syarat.
3 2
a. Sket lapangan dibuat berdasarkan hasil orientasi lapangan
Sket lapangan yang berisi : - Kondisi awal lokasi - Lokasi dan luas pembuatan tanaman. - Jenis dan jumlah tanaman - Rincian kegiatan dan biaya - Sket lokasi dan peta situasi - Rincian peserta dan luas garapan. - Jadwal pelaksanaan kegiatan.
1. Sket lapangan telah disusun dengan lengkap dan baik. 2. Sket lapangan kurang lengkap dan kurang baik.
3
b. Penyusunan sket lapangan harus jelas
Sket lapangan disusun oleh Ketua Kelompok/Masyarakat/Institusi
1. Usulan sket lapangan lengkap. 2. Usulan kurang lengkap. 3. Usulan tidak lengkap.
3
Pemancangan tata batas dan pengukuran ulang, pembersihan lapangan, penentuan arah larikan, pemasangan ajir,
Lahan siap tanam.
1. Persiapan lapangan telah dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai prosedur.
3
3. Sket lapangan telah disusun tetapi tidak lengkap dan tidak baik.
Skore
1
2 1
2 1
2
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
pembuatan lubang tanam, pembuatan gubuk kerja dan papan pengenal.
b. Pemilihan jenis tanaman
c. Penanaman
d. Pemeliharaan tahun berjalan
Jenis tanaman dipilih dengan memperhatikan kriteria sbb. : mempunyai sistem perakaran yang kuat, mampu tumbuh ditempat terbuka, cepat tumbuh dan tahan gangguan fisik, berumur panjang, tahan kekurangan air, pohon langka/unggulan setempat, penghasil biji bernilai ekonomis dan mempunyai nilai estetika. Penanaman dilakukan tepat waktu dengan teknik penanaman yang benar sesuai rancangan.
a. Penyulaman dilakukan satu bulan setelah penanaman selesai (bagi tanaman yang mati) setelah dievaluasi.
Standar Penilaian 2. Persiapan lapangan kurang baik dan kurang benar. 3. Persiapan lapangan tidak baik dan tidak prosedural/ tidak benar.
Jenis tanaman terpilih sesuai kriteria
Penanaman dilaksanakan sesuai rancangan
Penyulaman telah dilakukan sesuai hasil evaluasi satu bulan setelah penanaman selesai.
Skore 1
1. Jenis tanaman memenuhi syarat. 2. Jenis tanaman kurang memenuhi syarat. 3. Jenis tanaman tidak memenuhi syarat.
3
1. Tanaman ditanam tepat waktu dengan teknik penanaman benar.
3
2. Penanaman tepat waktu tetapi teknik penanaman kurang benar. 3. Penanaman tidak tepat waktu tetapi teknik penanaman benar. 4. Penanaman tidak tepat waktu dan teknik penanaman salah. 1. Penyulaman telah dilakukan dengan baik dan tepat waktu sesuai hasil evaluasi. 2. Penyulaman dilakukan
2 1
2 1 0
3
2
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian tidak tepat waktu.
Skore 1
3. Penyulaman tidak dilakukan. b. Penyiapan, pendangiran dan pembebasan tanaman dari gulma
c. Pemupukan
d. Pemberantasan hama dan penyakit
e. Penilaian tanaman tahun berjalan
Penilaian tanaman dilakukan sebelum pemeliharaan tahun I
Tanaman bersih dan bebas gulma
Tanaman telah dipupuk (subur)
Tanaman bebas hama dan penyakit
Prosentase jadi/tumbuh tanaman > 60 %.
1. Penyiangan, pendangiran dan pembebasan gulma telah dilaksanakan dengan baik.
3
2. Telah dilaksanakan tetapi kurang baik.
2
3. Tidak dilaksanakan.
1
1. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang ada dirancangan. 2. Pemupukan dilakukan tetapi jenis dan dosis tidak benar. 3. Pemupukan tidak dilakukan. 1. Pemberantasan hama dan penyakit dilaksanakan dengan jenis dan dosis obat sesuai rancangan. 2. Pemberantasan hama dan penyakit dilakukan tetapi tidak sesuai rancangan. 3. Pemberantasan hama dan penyakit tidak dilakukan. 1. Penilaian tanaman telah dilakukan dengan prosentase jadi tanaman > 60 %. 2. Penilaian tanaman telah dilakukan dengan
3 2 1 3
2 1 2 1
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian
Skore
prosentase jadi tanaman < 60 %. f. Pemeliharaan Tahun I
a. Penyulaman/penanaman dilakukan pada tanaman yang mati, jumlah dan jenis tanaman sesuai hasil penilaian tanaman
b. Penyiangan dan pendangiran dilaksanakan untuk membersihkan gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
c.
Pemupukan dilakukan pada sekeliling tanaman dengan dosis sesuai kebutuhan
Tanaman sulaman, jumlah dan jenis tanaman sesuai hasil penilaian tanaman
Tanaman bersih dan bebas gulma
1. Penyulaman telah dilakukan dengan baik dan benar. 2. Penyulaman dilakukan kurang baik dan kurang benar. 3. Penyulaman/penanaman pemeliharaan tidak dilakukan. 1. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dengan baik. 2. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dan kurang baik.
Tanaman tumbuh subur
3 2 1 3
2
3. Tidak dilaksanakan penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma.
1
1.Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang telah direkomendasikan 2.Pemupukan telah dilakukan tetapi tidak sesuai dengan jenis dan pupuk yang telah direkomendasikan dalam rancangan 3.Tidak dilakukan pemupukan
3
2
1
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur d. Pengendalian hama dan penyakit
Standar Hasil Tanaman bebas dari hama dan penyakit.
Standar Penilaian
Skore
1. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan dengan menggunakan jenis dan dosis pestisida/ insektisida yang direkomendasikan dalam rancangan
3
2. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan yang direkomendasikan dalam rancangan 3. Tidak dilakukan pengendalian hama dan penyakit.
2
1
g. Penilaian tanaman tahun I
Penilaian tanaman dilakukan sebelum pemeliharaan tahun II
Prosentase jadi tanaman > 80 %
1. Prosentase tumbuh/ jadi tanaman > 80 % 2. Prosentase tumbuh < 80 %.
2
h. Pemeliharaan Tahun II
a. Penyiangan dan pendangiran dilaksanakan untuk membersihkan gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Terdapat tanaman yang tumbuh dan sehat serta tanaman bebas gulma.
1. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dengan baik. 2. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dan kurang baik. 3. Tidak dilaksanakan penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma.
3
1
2
1
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur c. Pemupukan dilakukan pada sekeliling tanaman dengan dosis sesuai kebutuhan.
d. Pengendalian hama dan penyakit
3
Pengawasan dan Pengendalian
Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku
Standar Hasil Tanaman tumbuh subur
Tanaman bebas dari hama dan penyakit
Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang dituangkan dalam bentuk laporan.
Standar Penilaian
Skore
1. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang telah direkomendasikan 2. Pemupukan telah dilakukan tetapi tidak sesuai dengan jenis dan pupuk yang telah direkomendasikan dalam rancangan 3. Tidak dilakukan pemupukan
3
1. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan dengan menggunakan jenis dan dosis pestisida/ insektisida yang direkomendasikan dalam rancangan 2. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan yang direkomendasikan dalam rancangan 3. Tidak dilakukan pengendalian hama dan penyakit. 1. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang sesuai prosedur dan ada laporannya 2. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak
3
2
1
2
1 3
2
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian sesuai prosedur dan ada laporannya 3. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan tidak ada laporannya
Skore
1
Keterangan
Tabel 14. Standar Prosedur, Standar Hasil dan Standar Penilaian Kegiatan Konservasi Jenis Tanaman Langka/Unggulan Lokal No. 1
Kegiatan Perencanaan a. Pemilihan lokasi
Standar Prosedur a. Dipilih Lokasi pada kawasan hutan produksi, hutan lindung, areal penggunaan lain dan lahan milik.
b. Dipilih Lokasi dalam satu hamparan dan tidak terpencar
c. Luas lokasi model konservasi jenis tanaman langka disesuaikan dengan kelayakan usaha.
b. Penyusunan rancangan Teknis
b. Rancangan dibuat berdasarkan orientasi lapangan, identifikasi fisik dan sosek yang memuat lokasi, jenis dan jumlah tanaman, petani peserta dan luas garapan, peta rancangan, kebutuhan biaya dan jadwal kegiatan.
Standar Hasil
Tersedia lokasi, dituangkan dalam Sket lokasi dan dipetakan (1:50.000)
Lokasi dalam satu hamparan kompak, tidak terpencar
Tersedia areal penanaman yang layak usaha
Tersusunnya rancangan pembuatan tanaman langka sesuai dengan pedoman
Standar Penilaian
Skore
1. Kondisi lokasi penanaman sesuai dengan jenis tanaman yang akan ditanam 2. Kondisi lokasi penanaman kurang sesuai dengan jenis tanaman yang akan ditanam 3. Kondisi lokasi penanaman tidak sesuai dengan jenis tanaman
3
1. Lokasi penanaman berada dalam satu hamparan yang kompak 2. Lokasi penanaman terbagi menjadi beberapa blok. 3. Lokasi penanaman terpencar dalam unit penanaman yang kecil-kecil (0,25 ha)
3
1. Luas lokasi kegiatan sesuai dengan kelayakan usaha 2. Luas lokasi kegiatan kurang sesuai 3. Luas lokasi kegiatan tidak sesuai
3
1. Rancangan dan peta dibuat sesuai pedoman 2. Rancangan dan peta telah disusun tetapi belum sesuai 3. Rancangan dan peta tidak sesuai dengan pedoman
3
2 1
2 1
2 1
2 1
Keterangan
No.
Kegiatan
c. Prakondisi
2
Pelaksanaan a. Persiapan Lahan
b. Pembibitan
Standar Prosedur
Standar Hasil
c. Rancangan disusun oleh tim dari BP DAS/BPTH dikoordinasikan dengan Kepala Dinas yang mengurusi bidang kehutanan di kabupaten/kota dan dinilai BP DAS dan disahkan oleh Kepala BP DAS
Tersusunnya rancangan teknis yang telah disyahkan oleh pejabat yang berwenang
a. Penyuluhan dilaksanakan kepada masyarakat di sekitar lokasi
Standar Penilaian
Skore
1. Rancangan telah disahkan 2. Rancangan telah disusun sudah dinilai, tetapi belum disahkan 3. Rancangan telah disusun tetapi belum dinilai dan disahkan 4. Rancangan belum disusun
3
Terbentuknya kelompok tani yang mengerti manfaatnya pembuatan tanaman langka/unggulan lokal dengan silvikultur intensif
1. Terbentuknya kelompok tani dan mengenali tujuan 2. Terbentuknya kelompok tani kurang tahu tujuan 3. Terbentuknya kelompok tani tidak tahu tujuan
3
b. Penyiapan dan pengembangan kelembagaan kelompok masyarakat
Tersusunnya aturan kelompok
3
a. Pemancangan tanda batas dan pengukuran ulang lapangan, pembersihan lapangan, pembuatan arah larikan dan pemasangan ajir, pembuatan lubang tanaman, pembuatan piringan, pembuatan gubuk kerja dan papan pengenal
Lahan telah siap tanam
1. Ada aturan kelompok yang baik 2. Ada aturan kelompok kurang lengkap 3. Ada aturan kelompok tidak lengkap 1. Persiapan lahan telah dilaksanakan sesuai prosedur 2. Persiapan lahan dilaksanakan kurang sesuai prosedur 3. Persiapan lahan dilakukan tetapi tidak sesuai prosedur
a. Biji/benih yang digunakan berkualitas baik dan diketahui asal usulnya.
Bibit berlabel atau telah direkomendasikan oleh tenaga ahli
1. Biji/benih yang digunakan berkualitas baik dan diketahui asal usulnya
2 1 0
2 1
2 1 3 2 1
3
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian 2. Biji/benih yang digunakan berkualitas baik dan tidak diketahui asal usulnya 3. Kualitas biji/benih yang digunakan berkualitas jelek dan tidak diketahui asal usulnya
b. Lokasi persemaian harus datar, dekat dengan sumber air, subur, gembur dan dekat dengan lokasi penanaman. c. Penyapihan dilakukan dengan memindahkan bibit dari bedengan penaburan ke dalam polybag atau potray yang telah diisi media tanah.
Lokasi sesuai dengan persyaratan teknis
Bibit tumbuh sehat
d. Dilakukan pemeliharaan bibit dipersemaian dengan cara penyiraman, pemupukan, pembersihan gulma, penyulaman, pemberantasan hama dan penyakit.
Bibit sehat dengan tinggi minimal 30 cm
a. Pemindahan bibit dari persemaian ke lapangan dianjurkan pada pagi atau sore hari.
Bibit dipindahkan dengan baik
Skore 2 1
1. Lokasi persemaian memenuhi syarat 2. Lokasi persemaian kurang memenuhi syarat 3. Lokasi persemaian tidak memenuhi syarat
3
1. Penyapihan dilakukan dengan baik dan benar 2. Penyapihan dilakukan kurang baik 3. Tidak dilakukan penyapihan
3
1. Pemeliharaan bibit dipersemaian telah dilakukan dengan baik dan benar 2. Pemeliharaan bibit dipersemaian kurang baik 3. Tidak dilakukan pemeliharaan bibit dipersemaian
3
1. Pemindahan bibit dari persemaian ke lapangan telah dilakukan dengan baik 2. Pemindahan bibit dari persemaian ke lapangan kurang dilakukan dengan baik
3
2 1
2 1
2 1
2
Keterangan
No.
Kegiatan
c. Penanaman
Standar Prosedur
b. Penanaman dilakukan sesuai dengan musim tanam
Standar Hasil
Terdapat tanaman dengan kondisi sehat dan segar
Standar Penilaian
Skore
3. Pemindahan bibit ke lapangan tidak baik
1
1. Penanaman telah dilakukan dengan baik dan benar 2. Penanaman telah dilakukan dan kurang baik dan kurang benar 3. Penanaman dilakukan dengan tidak baik dan tidak benar
3 2 1
c. Pemeliharaan tahun berjalan berupa penyulaman dilakukan apabila tanaman tumbuh tidak normal atau tanaman mati.
Tanaman pemeliharaan tumbuh baik dan segar
1. Penyulaman telah dilakukan dengan baik. 2. Penyulaman dilakukan kurang baik. 3. Penyulaman dilakukan tapi jelek.
e. Penilaian tanaman tahun berjalan
Penilaian tanaman dilakukan sebelum pemeliharaan tahun I
Prosentase jadi/tumbuh tanaman > 70 %.
1. Penilaian tanaman telah dilakukan dengan prosentase jadi tanaman > 70 %. 2. Penilaian tanaman telah dilaksanakan dengan prosentase jadi tanaman < 70 %.
2
f. Pemeliharaan Tahun I
a. Penyulaman/penanaman dilakukan pada tanaman yang mati, jumlah dan jenis tanaman sesuai hasil penilaian tanaman
Tanaman sulaman, jumlah dan jenis tanaman sesuai rencana pemeliharaan.
1. Penyulaman telah dilakukan dengan baik dan benar. 2. Penyulaman dilakukan kurang baik dan kurang benar. 3. Penyulaman/penanaman pemeliharaan dilakukan tapi tidak baik dan tidak benar.
3
b. Penyiangan dan pendangiran dilakukan dengan cara pembersihan rumput-rumputan,
Tanaman bersih dan bebas dari gulma
1. Penyiangan dan pembersihan telah dilakukan dengan baik 2. Penyiangan dan pembersihan telah dilakukan tetapi kurang baik
3
Piringan sekitar tanaman
3 2 1
1
2 1
2
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur tumbuhan bawah dan pemangkasan tajuk pohon yang terlalu lebat sekali. c. Pemupukan dilakukan pada areal tanaman yang kurang subur.
d. Pengendalian hama dan penyakit
Standar Hasil
Standar Penilaian
Skore
bersih
dan benar 3. Dilakukan penyiangan dan pembersihan tetapi tidak baik dan benar
Tanaman subur
1. Pemupukan dilakukan dan tanaman subur. 2. Pemupukan hanya dilakukan pada beberapa tanaman yang kurang subur 3. Tidak dilakukan pemupukan
3
1. Telah dilakukan pengendalian hama dan penyakit sesuai bahan yang telah ditetapkan dalam rancangan 2. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan rancangan 3. Tidak dilakukan pengendalian hama dan penyakit
3
1. Prosentase tumbuh/jadi tanaman > 90 % 2. Prosentase tumbuh tanman < 90 % 1. Penyulaman telah dilakukan dengan baik dan benar. 2. Penyulaman dilakukan kurang baik dan kurang benar. 3. Penyulaman/penanaman pemeliharaan dilakukan tapi tidak baik dan tidak benar
2
1. Penyiangan telah dilakukan dengan baik
3
Tanaman terbebas dari hama dan penyakit
f. Penilaian tanaman tahun I
Penilaian tanaman dilakukan sebelum pemeliharaan tahun ke II
Prosentase tumbuh jadi > 90 %
g. Pemeliharaan Tahun II
a. Penyulaman/penanaman dilakukan pada tanaman yang mati, jumlah dan jenis tanaman sesuai hasil penilaian tanaman
Tanaman sulaman, jumlah dan jenis tanaman sesuai rencana pemeliharaan
b. Penyiangan dilakukan dengan cara pembersihan
Tanaman bersih dan bebas gulma
1
2 1
2
1
1 3 2 1
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
rumput-rumputan, tumbuhan bawah dan pemangkasan tajuk pohon yang terlalu lebat sekali. c. Penyulaman dilakukan apabila tanaman tumbuh tidak normal atau tanaman mati.
d. Pemupukan dilakukan di areal yang kurang subur
e. Pengendalian hama dan penyakit
3
Pengawasan dan Pengendalian
Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku
Ada penyulaman tanaman
Tanaman tumbuh subur
Tanaman terbebas dari hama dan penyakit.
Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang dituangkan dalam bentuk laporan.
Standar Penilaian
Skore
2. Penyiangan telah dilakukan dan kurang baik. 3. Tidak dilakukan penyiangan
2
1. Penyulaman telah dilakukan dengan baik sesuai dengan hasil evaluasi yang telah dilaksanakan 2. Penyulaman dilakukan tidak berdasarkan hasil evaluasi 3. Tidak dilakukan penyulaman tanaman
3
1. Pemupukan dilakukan pada areal yang kurang subur 2. Pemupukan hanya dilakukan pada beberapa tanaman yang kurang subur 3. Tidak dilakukan pemupukan
3
1. Telah dilakukan pengendalian hama dan penyakit sesuai bahan yang telah ditetapkan dalam rancangan. 2. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan rancangan. 3. Tidak dilakukan pengendalian hama dan penyakit.
3
1. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang sesuai prosedur dan ada laporannya 2. Ada pengawasan dan
3
1
2 1
2 1
2
1
2
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan ada laporannya 3. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan tidak ada laporannya
Skore
1
Keterangan
Tabel 15.
No.
1.
Standar Prosedur, Standar Hasil dan Standar Penilaian Kinerja Pelaksanaan Kegiatan Pembuatan Tanaman Hutan Rakyat Sistim Pot
Kegiatan
Perencanaan a. Pemilihan/ penetapan lokasi
b. Penyusunan rancangan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian
Skore
Lokasi pembuatan tanaman sistem pot adalah tanah milik rakyat, yang didominasi oleh hamparan batuan dengan solum tanah sangat tipis.
- Peta lokasi dengan skala 1 : 50.000 – 1: 100.000 - Luas dan nama pemilik lahan
1. Lokasi memenuhi syarat. 2. Lokasi kurang memenuhi syarat. 3. Lokasi tidak memenuhi syarat.
3 2
a. Berdasarkan orientasi lapangan disusun rancangan teknis yang meliputi penataan areal, kebutuhan bibit, sarana/ prasarana, teknis penanaman, kebutuhan tenaga kerja dan biaya serta jenis tindakan
Buku rancangan yang berisi : - Kondisi awal lokasi - Lokasi dan luas pembuatan tanaman. - Jenis dan jumlah tanaman - Kebutuhan bahan, tenaga dan standar biaya. - Rincian kegiatan dan biaya - Peta lokasi dan peta situasi masing-masing skala 1 : 5.000 dan skala 1 : 50.000. - Teknik penanaman dan pola tanam. - Rincian peserta dan luas garapan. - Jadwal pelaksanaan kegiatan. Rancangan disusun oleh tim yang dibentuk oleh Kepala BP DAS, dinilai oleh Kasi Program BP DAS dan disyahkan oleh Kepala BP DAS.
1. Rancangan telah disusun dengan lengkap dan baik. 2. Rancangan kurang lengkap dan kurang baik.
3
b. Rancangan teknis disusun oleh pelaksana kegiatan, dinilai oleh Kepala BP DAS setempat dan disyahkan oleh Kepala Dinas Kabupaten/kota yang mengurusi bidang kehutanan
3. Rancangan telah disusun tetapi tidak lengkap dan tidak baik.
1. Sunlaisah rancangan lengkap. 2. Sunlaisah kurang lengkap. 3. Sunlaisah tidak lengkap.
1
2 1
3 2 1
Keterangan
No. 2.
Kegiatan Pelaksanaan a. Penyiapan/ prakondisi
b. Persiapan lapangan
c. Penanaman
Standar Prosedur Sebelum kegiatan dilaksanakan harus dilakukan sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat
Standar Hasil Masyarakat tahu, memahami dan mau berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan kegiatan
Pemancangan tata batas dan pengukuran ulang, pembersihan lapangan, penentuan arah larikan (sesuai rancangan), pemasangan ajir, pembuatan lubang tanam (model pot 60 x 60 x 60 cm/ sesuai rancangan), penempatan top soil pada lubang tanaman pembuatan gubuk kerja dan papan pengenal.
Lokasi dan lahan siap tanam
Penanaman dilakukan tepat waktu dengan teknik penanaman yang benar sesuai rancangan.
Penanaman dilaksanakan sesuai rancangan
Standar Penilaian
Skore
1. Masyarakat di sekitar lokasi tahu, paham dan berpartisipasi. 2. Masyarakat tahu tetapi tidak berpartisipasi. 3. Masyarakat tidak tahu.
3
1. Persiapan lapangan telah dilakukan dengan baik dan benar.
3
2. Persiapan lapangan kurang baik dan kurang benar. 3. Persiapan lapangan tidak baik dan salah.
1. Tanaman ditanam tepat waktu dengan teknik penanaman benar. 2. Penanaman tepat waktu tetapi teknik penanaman kurang benar. 3. Penanaman tidak tepat waktu tetapi teknik penanaman benar. 3. Penanaman tidak tepat waktu dan teknik penanaman salah.
2 1
2 1
3 2 1 0
Keterangan
No.
Kegiatan d. Pemeliharaan tahun berjalan
Standar Prosedur a. Penyulaman dilakukan satu bulan setelah penanaman selesai (bagi tanaman yang mati) setelah dievaluasi.
b. Penyiangan, pendangiran dan pembebasan tanaman dari gulma
c. Pemupukan
d. Pemberantasan hama dan penyakit
Standar Hasil Penyulaman telah dilakukan satu bulan setelah penanaman selesai.
Standar Penilaian
Skore
1. Penyulaman telah dilakukan dengan baik dan tepat waktu
3
2. Penyulaman dilakukan tidak tepat waktu.
Tanaman bersih dan bebas gulma
Tanaman telah dipupuk (subur)
Tanaman bebas hama dan penyakit
2
3. Penyulaman tidak dilakukan.
1
1. Penyiangan, pendangiran dan pembebasan gulma telah dilaksanakan dengan baik. 2. Telah dilaksanakan tetapi kurang baik. 3. Tidak dilaksanakan.
3
1. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang ada dirancangan. 2. Pemupukan dilakukan tetapi jenis dan dosis tidak benar. 3. Pemupukan tidak dilakukan. 1. Pemberantasan hama dan penyakit dilaksanakan dengan jenis dan dosis obat sesuai rancangan. 2. Pemberantasan hama dan penyakit dilakukan tetapi tidak sesuai rancangan. 3. Pemberantasan hama dan penyakit tidak dilakukan.
3
2 1
2 1 3
2 1
Keterangan
No.
Kegiatan e. Penilaian tanaman tahun berjalan setelah sulaman
Standar Prosedur Penilaian tanaman dilakukan setelah sulaman sebelum pemeliharaan tahun I
Standar Hasil Diperoleh hasil penilaian untuk pemeliharaan tahun I (Prosentase jadi/tumbuh tanaman > 60 %).
Standar Penilaian
Skore
1. Penilaian tanaman telah dilakukan dengan hasil prosentase tanaman jadi/tumbuh > 60 % 2. Penilaian tanaman telah
2 1
dilakukan dengan prosentase jadi tanaman < 60 %. f. Pemeliharaan Tahun I
a. Penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati, dengan jumlah dan jenis tanaman sesuai rancangan
b. Penyiangan dan pendangiran dilaksanakan untuk membersihkan gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
telah dilakukan penanaman bibit sulaman, dengan jumlah dan jenis tanaman sesuai rancangan.
Tanaman bersih dan bebas gulma
1. Penyulaman telah dilakukan dengan baik dan benar. 2. Penyulaman dilakukan kurang baik dan kurang benar.
3 2
3. Penyulaman/penanaman pemeliharaan tidak dilakukan.
1
1. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dengan baik.
3
2. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dan kurang baik. 3. Tidak dilaksanakan penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma.
2
1
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur c.
Pemupukan dilakukan pada sekeliling tanaman dengan dosis sesuai kebutuhan
Standar Hasil Tanaman tumbuh subur
Standar Penilaian
Skore
1. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang telah direkomendasikan
3
2. Pemupukan telah dilakukan tetapi tidak sesuai dengan jenis dan pupuk yang telah direkomendasikan dalam rancangan
d. Pengendalian hama dan penyakit
Tanaman bebas dari hama dan penyakit.
3. Tidak dilakukan pemupukan
1
1. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan dengan menggunakan jenis dan dosis pestisida/ insektisida yang direkomendasikan dalam rancangan
3
2. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan yang direkomendasikan dalam rancangan
g. Penilaian tanaman tahun I
Penilaian tanaman dilakukan setelah sulaman/sebelum pemeliharaan tahun II
Prosentase jadi tanaman > 80 %
2
2
3. Tidak dilakukan pengendalian hama dan penyakit.
1
1. Prosentase tumbuh/ jadi tanaman > 80 %
2
2. Prosentase tumbuh < 80 %.
1
Keterangan
No.
Kegiatan
h. Pemeliharaan Tahun II
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian
Skore
Keterangan
a. Penyulaman/penanaman dilakukan pada tanaman yang mati, jumlah dan jenis tanaman sesuai hasil penilaian tanaman tahun I
Tanaman sulaman, jumlah dan jenis tanaman sesuai hasil penilaian tanaman tahun I
1. Penyulaman telah dilakukan dengan baik dan benar. 2. Penyulaman dilakukan kurang baik dan benar. 3. Penyulaman/penanaman pemeliharaan tidak dilakukan.
3
Pemeliharaan tahun II tidak disediakan bibit sulaman dari pemerintah tetapi diharapkan dari swadaya pemda dan atau masyarakat
b. Penyiangan dan pendangiran dilaksanakan untuk membersihkan gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Tedapat tanaman yang tumbuh dan sehat > 80 %, tanaman bebas gulma.
1. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dengan baik.
3
2. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dan kurang baik. 3. Tidak dilaksanakan penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma.
c. Pemupukan dilakukan pada sekeliling tanaman dengan dosis sesuai kebutuhan.
Tanaman tumbuh subur
1. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang telah direkomendasikan
2 1
2
1
3 2
2. Pemupukan telah dilakukan tetapi tidak sesuai dengan jenis dan pupuk yang telah direkomendasikan dalam rancangan 3. Tidak dilakukan
1
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
d. Pengendalian hama dan penyakit
Standar Hasil
Tanaman bebas dari hama dan penyakit
Standar Penilaian pemupukan 1. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan dengan menggunakan jenis dan dosis pestisida/ insektisida yang direkomendasikan dalam rancangan 2. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan yang direkomendasikan dalam rancangan
3
Pengawasan dan Pengendalian
Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku
Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang dituangkan dalam bentuk laporan.
3. Tidak dilakukan pengendalian hama dan penyakit. 1. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang sesuai prosedur dan ada laporannya. 2. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan ada laporannya. 3. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan tidak ada laporannya.
Skore
3
2
1 3
2
1
Keterangan
Tabel 16. Standar Prosedur, Standar Hasil dan Standar Penilaian kegiatan Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) No. 1
Kegiatan Perencanaan a. Pemilihan lokasi
b Penyusunan rancangan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian
Skore
Lahan di luar kawasan hutan negara dengan kriteria: lahan kosong, lahan negara yang tidak produktif, diupayakan dalam satu hamparan, aksesibilitas baik adanya partisipasi masyarakat a. Rancangan Pengembangan Bambu, Rancangan kegiatan meliputi penentuan pola tanam, penyiapan lapangan, sarana prasarana, pemilihan jenis, pembibitan, penanaman dan pemeliharaan. b. Rancangan pengembangan sutera,terdiri dari : Rancangan tapak, rancangan pembuatan tanaman dan pemanenan, jenis dan kapasitas produksi, kelembagaan tanaman, serta peta kerja skala 1:10.000
Lokasi pengembangan HHBK sesuai dengan prosedur
1. Lokasi telah memenuhi syarat 2. Lokasi kurang memenuhi syarat 3. Lokasi tidak memenuhi syarat
3 2
1. Rancangan dan peta disusun sesuai pedoman 2. Rancangan dan peta disusun kurang sesuai pedoman 3. Rancangan dan peta tidak sesuai pedoman 4. Rancangan belum disusun
3
1. Rancangan telah disahkan 2. Rancangan telah disusun sudah dinilai, tetapi belum disahkan 3. Rancangan telah disusun tetapi belum dinilai dan disahkan 4. Rancangan belum disusun
3 2
a)
Rancangan bambu : Rancangan disusun secara swakelola oleh Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota setempat dapat dibantu tenaga ahli/pakar dalam bidangnya. Rancangan dinilai oleh BPDAS dan disahkan oleh
Tersusunnya rancangan pengembangan bambu dan pengembangan sutera sesuai persyaratan teknis.
Sunlaisah Rancangan sesuai dengan prosedur.
1
2 1 0
1 0
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian
Skore
Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota setempat. b)
b. Pengumpulan data informasi
c. Penataan areal
Rancangan pengembangan sutera : Rancangan disusun secara swakelola oleh Balai Persuteraan Alam dan Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota setempat dapat dibantu tenaga ahli/pakar dalam bidangnya. Rancangan dinilai oleh Balai Persuteraan Alam dan disahkan oleh Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota setempat. Dilakukan pengumpulan data biofisik dan data sosial ekonomi budaya di sekitar lokasi kegiatan
a) Pengukuran, pemancangan patok batas luar areal dan petak/blok. b) Hasil pengukuran dan penataan di tuangkan dalam peta rancangan skala 1 : 5.000 s/d 1 : 10.000 sesuai dengan keperluan operasional pelaksanaan kegiatan. c) Penentuan pola tanaman, jenis tanaman dan jarak tanam sesuai dengan kondisi lapangan.
Tersedia data dan informasi 1. biofisik (topografi, tanah, vegetasi, iklim) 2. sosial, ekonomi dan budaya (demografi, pranata sosial, dan pendapatan) Telah dilakukan pengukuran dan penentuan pola tanam
1. 2. 3. 4.
Data Data Data Data
lengkap cukup lengkap kurang lengkap tidak lengkap
1. 2. 3. 4.
Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran
lokasi lengkap cukup lengkap kurang lengkap tidak lengkap
3 2 1 0 3 2 1 0
Keterangan
No. 2
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian
Skore
1. Persiapan lapangan telah dilaksanakan sesuai prosedur 2. Persiapan lapangan dilaksanakan kurang sesuai prosedur 3. Persiapan lapangan dilaksanakan tetapi tidak sesuai prosedur
3
1. Pemilihan jenis tanaman telah sesuai dengan keinginan masyarakat, kesesuaian agroklimat dan aspek pasar 2. Pemilihan jenis tanaman kurang sesuai dengan keinginan masyarakat, kesesuaian agroklimat dan aspek pasar 3. Pemilihan jenis tanaman tidak sesuai dengan keinginan masyarakat, kesesuaian agroklimat dan aspek pasar
3
1. Teknik penanaman telah dilakukan sesuai rancangan 2. Teknik penanaman kurang sesuai rancangan 3. Teknik penanaman tidak sesuai rancangan
3
Pelaksanaan a. Persiapan Lapangan
b. Penyiapan bibit
c.
Penanaman
Persiapan lapangan meliputi : pembersihan lahan sesuai jalur tanaman, pemasangan ajir, pembuatan lubang tanam, penyiapan pupuk dasar dan tempat pengumpulan bibit.
Lahan yang telah ditata siap untuk ditanam
Bibit tanaman bambu melalui stek batang, ranting, rizoma dan anakan cabutan, Bibit berbatang tunggal, tinggi 30 cm diukur dari mata tumbuh tunas. Jenis bibit bambu dan murbei sesuai dengan kondisi lapangan dan sesuai dengan keinginan masyarakat.
Tersedianya bibit tanaman bambu dan murbei yang berkualitas
Penanaman oleh petani/ masyarakat pemilik lahan dengan pola tanam yang sesuai dengan rancangan.
Terwujudnya tanaman hutan rakyat sesuai dengan rancangan
2 1
2
1
2 1
Keterangan
No.
Kegiatan d. Pemeliharaa n tahun berjalan
e. Penilaian tanaman
f. Pemeliharaan Tahun I
Standar Prosedur Pemeliharaan T-0 berupa penyulaman tanaman yang mati (10%), penyiangan, penggemburan tanah dan pemupukan serta perlindungan tanaman.
Penilaian tanaman dilakukan sebelum pemeliharaan tahun I
Standar Hasil Terwujudnya tanaman yang sehat dan tumbuh merata.
Prosentase jadi/tumbuh tanaman > 60 %.
f. Penyulaman/penanaman dilakukan pada tanaman yang mati, jumlah dan jenis tanaman sesuai hasil penilaian tanaman.
Tanaman sulaman jumlah dan jenis tanaman sesuai hasil penilaian tanaman
g. Penyiangan dan pendangiran dilaksanakan untuk membersihkan gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Tanaman bersih dan bebas dari gulma
Standar Penilaian
Skore
1. Penyulaman terhadap tanaman yang tidak sehat dan mati telah dilaksanakan sesuai hasil evaluasi 2. Telah dilakukan penyulaman tetapi tidak berdasarkan hasil evaluasi 3. Tanaman yang tidak sehat dan mati tidak disulam
3
1. Penilaian tanaman telah dilakukan dengan prosentase jadi tanaman > 60 %. 2. Penilaian tanaman telah dilakukan dengan prosentase jadi tanaman < 60 %
2
1. Penyulaman telah dilakukan dengan baik dan benar. 2. Penyulaman dilakukan kurang baik dan benar. 3. Penyulaman/penanaman pemeliharaan tidak dilakukan
3
1. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dengan baik. 2. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dan kurang baik. 3. Tidak dilaksanakan penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma.
3
2 1
1
2 1
2
1
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur h. Pemupukan dilakukan pada sekeliling tanaman dengan dosis sesuai kebutuhan
Standar Hasil Tanaman tumbuh sumbur
Standar Penilaian 1. 2.
3. i. Pengendalian hama dan penyakit
Tanaman bebas dari hama dan penyakit
1.
2.
3.
Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang telah direkomendasikan Pemupukan telah dilakukan tetapi tidak sesuai dengan jenis dan pupuk yang telah direkomendasikan dalam rancangan Tidak dilakukan pemupukan
3
Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan dengan menggunakan jenis dan dosis pestisida/ insektisida yang direkomendasikan dalam rancangan Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan yang direkomendasikan dalam rancangan Tidak dilakukan pengendalian hama dan penyakit. Persentase tumbuh/jadi tanaman > 80 % Persentase tumbuh < 80 %
3
f. Penilaian tanaman I
j. Penilaian tanaman dilakukan sebelum pemeliharaan tahun ke II
Prosentase jadi tanaman > 80 %
1.
g. Pemeliharaan Tahun II
d. Penyiangan dan pendangiran dilaksanakan untuk membersihkan gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Tanaman bersih dari gulma, dan tanaman tumbuh dengan sehat.
1. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dengan baik. 2. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dan
2.
Skore
2
1
2
1 2 1 3
2
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian kurang baik. 3. Tidak dilaksanakan penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma.
e. Pemupukan dilakukan pada sekeliling tanaman dengan dosis sesuai kebutuhan
f.
3.
Pengawasan dan Pengendalian
Pengendalian hama dan penyakit
Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku
Tanaman tumbuh subur
Tanaman bebas dari hama dan penyakit
Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang dituangkan dalam bentuk laporan.
1. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang telah direkomendasikan 2. Pemupukan telah dilakukan tetapi tidak sesuai dengan jenis dan pupuk yang telah direkomendasikan dalam rancangan 3. Tidak dilakukan pemupukan 1. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan dengan menggunakan jenis dan dosis pestisida/ insektisida yang direkomendasikan dalam rancangan 2. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan yang direkomendasikan dalam rancangan 3. Tidak dilakukan pengendalian hama dan penyakit. 1. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang sesuai prosedur dan ada laporannya 2. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat
Skore
1 3 2
1
3
2
1 3
2
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan ada laporannya 3. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan tidak ada laporannya
Skore
1
Keterangan
Tabel 17. Standar Prosedur, Standar Hasil dan Standar Penilaian Kinerja Pelaksanaan kegiatan Pembuatan Green Belt No. 1.
Kegiatan Perencanaan a. Pemilihan/ penetapan lokasi
b. Penyusunan rancangan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian
Skore
- Lokasi kegiatan green belt dibuat pada daerah tangkapan, waduk/bendungan 20 m di atas batas ambang air maximum ke arah darat dengan lebar 50 – 100 m. - Catchment area yang mengalami proses erosi dan sedimentasi yang cukup tinggi. - Lokasi tidak dalam keadaan sengketa/konflik. - Ditetapkan oleh BP DAS, Dinas Kabupaten/Kota dan institusi pemegang otorita waduk/ bendungan.
Areal green belt yang dipetakan dalam peta lokasi dengan skala 1 : 50.000 – 100.000
1. Lokasi memenuhi syarat. 2. Lokasi kurang memenuhi syarat. 3. Lokasi tidak memenuhi syarat.
3 2
a. Rancangan disusun berdasarkan hasil orientasi lapangan pengumpulan data dan informasi, pengukuran dan analisa data.
Buku rancangan yang berisi : - Kondisi awal lokasi - Lokasi dan luas pembuatan tanaman. - Jenis dan jumlah tanaman - Kebutuhan bahan, tenaga dan standar biaya. - Rincian kegiatan dan biaya - Peta lokasi dan peta situasi masing-masing skala 1 : 5.000 dan skala 1 : 50.000. - Teknik penanaman dan pola tanam. - Rincian peserta dan luas garapan. - Jadwal pelaksanaan
1. Rancangan telah disusun dengan lengkap dan baik. 2. Rancangan kurang lengkap dan kurang baik.
3
3. Rancangan telah disusun tetapi tidak lengkap dan tidak baik.
1
2 1
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
b. Penyusunan, penilaian dan pengesahan rancangan harus jelas
2.
Pelaksanaan a. Penyiapan/ prakondisi
b. Persiapan lapangan
c. Penanaman
Sebelum kegiatan dilaksanakan harus dilakukan sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat
Standar Hasil kegiatan Rancangan disusun oleh tim yang dibentuk oleh Kepala BP DAS, dinilai oleh Kasi Program BP DAS dan disyahkan oleh Kepala BP DAS. Masyarakat tahu, memahami dan berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan kegiatan
Pemancangan tata batas dan pengukuran ulang, pembersihan lapangan, penentuan arah larikan (sesuai rancangan), pemasangan ajir, pembuatan lubang tanam (model pot 60 x 60 x 60 cm/ sesuai rancangan), pembuatan gubuk kerja dan papan pengenal.
Lokasi siap tanam
Penanaman dilakukan tepat waktu dengan teknik penanaman yang benar sesuai rancangan.
Penanaman dilaksanakan sesuai rancangan
Standar Penilaian
1. Sunlaisah rancangan lengkap. 2. Sunlaisah kurang lengkap. 3. Sunlaisah tidak lengkap.
Skore
3 2 1
1. Masyarakat di sekitar lokasi , paham dan berpartisipasi. 2. Masyarakat tahun tetapi tidak berpartisipasi. 3. Masyarakat tidak tahun.
3
1. Persiapan lapangan telah dilakukan dengan baik dan benar. 2. Persiapan lapangan kurang baik dan kurang benar. 3. Persiapan lapangan tidak baik dan salah.
3
1. Tanaman ditanam tepat waktu dengan teknik penanaman benar. 2. Penanaman tepat waktu tetapi teknik penanaman kurang benar. 3. Penanaman tidak tepat waktu tetapi teknik penanaman benar. 4. Penanaman tidak tepat waktu dan teknik penanaman salah.
3
2 1
2 1
2 1 0
Keterangan
No.
Kegiatan d. Pemeliharaan tahun berjalan
Standar Prosedur a. Penyulaman dilakukan satu bulan setelah penanaman selesai (bagi tanaman yang mati).
Standar Hasil Penyulaman telah dilakukan satu bulan setelah penanaman selesai.
Standar Penilaian 1. Penyulaman telah dilakukan dengan baik dan tepat waktu 2. Penyulaman dilakukan tidak tepat waktu. 3. Penyulaman tidak dilakukan.
b. Penyiapan, pendangiran dan pembebasan tanaman dari gulma
c. Pemupukan
d. Pemberantasan hama dan penyakit
Tanaman bersih dan bebas gulma
Tanaman telah dipupuk (subur)
Tanaman bebas hama dan penyakit
Skore 3 2 1
1. Penyiangan, pendangiran dan pembebasan gulma telah dilaksanakan dengan baik. 2. Telah dilaksanakan tetapi kurang baik. 3. Tidak dilaksanakan.
3
1. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang ada dirancangan. 2. Pemupukan dilakukan tetapi jenis dan dosis tidak benar. 3. Pemupukan tidak dilakukan.
3
1. Pemberantasan hama dan penyakit dilaksanakan dengan jenis dan dosis obat sesuai rancangan. 2. Pemberantasan hama dan penyakit dilakukan tetapi tidak sesuai rancangan. 3. Pemberantasan hama dan penyakit tidak dilakukan.
3
2 1
2 1
2 1
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
e. Penilaian tanaman tahun berjalan (setelah sulaman)
Penilaian tanaman dilakukan (setelah sulaman) untuk penentuan pemeliharaan tahun I
Prosentase jadi/tumbuh tanaman > 60 %.
f. Pemeliharaan Tahun I
a. Penyulaman/penanaman dilakukan pada tanaman yang mati, jumlah dan jenis tanaman sesuai hasil penilaian tanaman
Tanaman sulaman, jumlah dan jenis tanaman sesuai hasil penilaian tanaman
b. Penyiangan dan pendangiran dilaksanakan untuk membersihkan gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
c.
Pemupukan dilakukan pada sekeliling tanaman dengan dosis sesuai kebutuhan
Tanaman bersih dan bebas gulma
Tanaman tumbuh subur
Standar Penilaian
Skore
1. Penilaian tanaman telah dilakukan dengan prosentase jadi tanaman > 60 %. 2. Penilaian tanaman telah dilakukan dengan prosentase jadi tanaman < 60 %.
2
a. Penyulaman telah dilakukan dengan baik dan benar. b. Penyulaman dilakukan kurang baik dan kurang benar. c. Penyulaman/penanaman pemeliharaan tidak dilakukan.
3
1. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dengan baik. 2. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dan kurang baik. 3. Tidak dilaksanakan penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma.
3
1. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang telah direkomendasikan
3
1
2 1
2
1
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
d. Pengendalian hama dan penyakit
Standar Hasil
Tanaman bebas dari hama dan penyakit.
g. Penilaian tanaman tahun I
Penilaian tanaman dilakukan sebelum pemeliharaan tahun II
Prosentase jadi tanaman > 80 %.
h. Pemeliharaan Tahun II
a. Penyulaman/penanaman dilakukan pada tanaman yang mati, jumlah dan jenis tanaman sesuai hasil penilaian tanaman tahun I
Tanaman sulaman, jumlah dan jenis tanaman sesuai hasil penilaian tanaman
Standar Penilaian
Skore
2. Pemupukan telah dilakukan tetapi tidak sesuai dengan jenis dan pupuk yang telah direkomendasikan dalam rancangan 3. Tidak dilakukan pemupukan 1. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan dengan menggunakan jenis dan dosis pestisida/ insektisida yang direkomendasikan dalam rancangan 2. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan yang direkomendasikan dalam rancangan 3. Tidak dilakukan pengendalian hama dan penyakit. 1. Prosentase tumbuh/ jadi tanaman > 80 %. 2. Prosentase tumbuh < 80 %. 1. Penyulaman telah dilakukan dengan baik dan benar. 2. Penyulaman dilakukan kurang baik dan benar. 3. Penyulaman/penanaman pemeliharaan tidak dilakukan.
2
1 3
2
1 2 1 3 2 1
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur b. Penyiangan dan pendangiran dilaksanakan untuk membersihkan gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
c. Pemupukan dilakukan pada sekeliling tanaman dengan dosis sesuai kebutuhan.
d. Pengendalian hama dan penyakit
Standar Hasil Tedapat tanaman yang tumbuh dan sehat > 80 %, tanaman bebas gulma.
Tanaman tumbuh subur
Tanaman bebas dari hama dan penyakit
Standar Penilaian
Skore
1. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dengan baik. 2. Penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma telah dilaksanakan dan kurang baik. 3. Tidak dilaksanakan penyiangan, pendangiran dan pembersihan gulma.
3
1. Pemupukan telah dilakukan sesuai jenis dan dosis yang telah direkomendasikan 2. Pemupukan telah dilakukan tetapi tidak sesuai dengan jenis dan pupuk yang telah direkomendasikan dalam rancangan 3. Tidak dilakukan pemupukan
3
1. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan dengan menggunakan jenis dan dosis pestisida/ insektisida yang direkomendasikan dalam rancangan 2. Pengendalian hama dan penyakit telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan yang direkomendasikan
3
2
1
2
1
2
Keterangan
No.
3
Kegiatan
Pengawasan dan Pengendalian
Standar Prosedur
Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku
Standar Hasil
Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang dituangkan dalam bentuk laporan.
Standar Penilaian
Skore
dalam rancangan 3. Tidak dilakukan pengendalian hama dan penyakit.
1
1. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang sesuai prosedur dan ada laporannya. 2. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan ada laporannya. 3. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan tidak ada laporannya.
3
2
1
Keterangan
Tabel 18. Standar Prosedur dan Standar Hasil kegiatan Bangunan Konservasi Tanah No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian
Skore
1. Lokasi telah sesuai dengan kriteria dan persyaratan teknis pembuatan dam pengendali 2. Lokasi kurang sesuai dengan kriteria dan persyaratan teknis pembuatan dam pengendali 3. Lokasi tidak sesuai dengan kriteria dan persyaratan teknis pembuatan dam pengendali
3
1. Rancangan konstruksi dam pengendali disusun berdasarkan hasil survey dan data sekunder lainnya sebagai data pendukung 2. Rancangan konstruksi dam pengendali disusun hanya berdasarkan data sekunder 3. Rancangan konstruksi dam pengendali belum disusun
3
1. Rancangan telah disusun oleh tim pelaksana kegiatan, dinilai dan disahkan oleh pejabat berwenang 2. Rancangan telah disusun oleh tim pelaksanan tetapi dinilai dan disahkan oleh pejabat yang tidak
3
Pembuatan Dam Pengendali 1
Perencanaan a. Pemilihan lokasi
b. Penyusunan rancangan Teknis
a. Daerah tangkapan dengan kemiringan lahan anatar 15 – 35 %. b. Terdapat alur, panjang bentang maximal 80 m c. Tidak terdapat hamparan batu masif d. Bukan hamparan batu kapur e. Kedalaman tebing maximal 8m
Rancangan konstruksi dam pengendali ditetapkan berdasarkan survey pemilihan lokasi (struktur dan tekstur tanah), ketersediaan bahan baku, kebutuhan tenaga, volume kegiatan dan kelayakan biaya serta jadwal waktu pelaksanaan. a. Rancangan disusun oleh pelaksana kegiatan dan dinilai oleh Kepala BP DAS dan disahkan oleh Kepala Dinas yang menangani urusan Kehutanan di Kabupaten/Kota.
Lokasi Dam Pengendali yang memenuhi persyaratan teknis dan dipetakan dengan skala 1 : 10.000
Tersusunnya rancangan dam pengendali
Rancangan telah disyahkan
2
1
2 1
2
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian berwenang 3. Rancangan telah disusun tetapi ada lembar penilaian dan pengesahan
2
Pelaksanaan a. Persiapan
b. Pelaksanaan
a. Pembersihan lapangan b. Pendaftaran pemilik tanah yang terkena lokasi dam pengendali c. Pembayaran ganti rugi tanah d. Pengukuran kembali e. Pemancangan patok batas f. Penyiapan bahan dan alat
a. Pembuatan profil bangunan
b. Penggalian tanah dan pembuatan lapisan kedap air
Calon lokasi siap dibangun
Profil bangunan terbentuk
Lapisan kedap air terpasang dengan baik
Skore 1
1. Persiapan pelaksanaan pembangunan dam pengendali telah dilaksanakan dengan sesuai kriteria dan persyaratan persiapan pelaksanaan 2. Persiapan pelaksanaan pembangunan dam pengendali telah dilaksanakan tetapi belum sesuai kriteria dan persyaratan persiapan pelaksanaan 3. Belum ada Persiapan pelaksanaan pembangunan dam pengendali
3
1. Pembuatan profil bangunan telah dilaksanakan dengan baik 2. Pembuatan profil bangunan telah dilaksanakan tetapi kurang sempurna 3. Pembangunan profil bangunan belum dibuat
3
1. Penggalian tanah dan pembuatan lapisan kedap air telah dilaksanakan sesuai rancangan 2. Penggalian tanah dan
3
2
1
2 1
2
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian
3. c. Pemeliharaan
c. Pengurugan dan pemadatan tanah
Pengurugan dan pemadatan sesuai stándar teknis
1.
2.
3. d. Pembuatan Saluran pelimpah
e. Pemasangan pintu air
Saluran pelimpah terbangun
Pintu air terpasang
pembuatan lapisan telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan rancangan Penggalian tanah dan pembuatan lapisan kedap air tidak dilaksanakan. Pengurugan dan pemadatan tanah telah dilaksanakan sesuai dengan teknik yang ada dalam rancangan Pengurugan dan pemadatan tanah telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan teknik yang ada dalam rancangan Pengurugan dan pemadatan tidak dilaksanakan
1. Pembuatan saluran pelimpah telah dilaksanakan sesuai rancangan 2. Pembuatan saluran pelimpah telah dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan rancangan 3. Pembuatan saluran pelimpah tidak dibuat/belum 1. Ukuran dan pemasangan pintu air telah dilaksanakan sesuai rancangan 2. Ukuran dan pemasangan pintu air kurang sesuai rancangan 3. Ukuran dan pemasangan tidak sesuai rancangan
Skore
1 3
2
1 3
2
1 3 2 1
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur f. Pemasangan batu kosong
g. Pemasangan gebalan rumput.
a. Pengurugan dan pemadatan tanah badan bendung yang mengalami penyusutan
Standar Hasil Batu kosong terpasang
Gebalan rumput terpasang
Badan bendung terpelihara dengan baik
Standar Penilaian 1. Pemasangan batu kosong telah dilaksanakan sesuai rancangan 2. Pemasangan batu kosong kurang sesuai rancangan 3. Pemasangan batu kosong tidak sesuai rancangan
3
1. Pemasangan gebalan rumput telah dilaksanakan sesuai rancangan 2. Pemasangan gebalan rumput kurang sesuai rancangan 3. Pemasangan gebalan rumput tidak sesuai rancangan
3
1. Badan bendung yang mengalami penyusunan telah diurug dan dipadatkan dengan baik 2. Badan bendung yang mengalami penyusunan telah diurug dan dipadatkan tetapi kurang baik 3. Badan bendung yang mengalami penyusunan tidak diurug dan dipadatkan
b. Memperbaiki saluran pelimpah yang rusak
Saluran pelimpah terpelihara dengan baik
Skore
1. Saluran pelimpah yang rusak telah diperbaiki dengan baik 2. Saluran pelimpah yang rusak telah diperbaiki tetapi kurang sempurna 3. Saluran pelimpah yang rusak
2 1
2 1
3
2
1 3 2 1
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian
Skore
tidak diperbaiki c. Penambahan gebalan rumput yang mati
3
Pengawasan dan Pengendalian
Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku sehingga dam pengendali dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya
Gebalan rumput terpelihara dan berfungsi dengan baik
Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang dituangkan dalam bentuk laporan.
1. Gebalan rumput yang mati telah ditambah sesuai kebutuhan 2. Gebalan rumput yang mati telah ditambah tetapi kurang dari kebutuhan 3. Gebalan rumput yang mati tidak diganti 1. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang sesuai prosedur dan ada laporannya 2. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan ada laporannya 3. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan tidak ada laporannya
3 2 1 3
2
1
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian
Skore
1. Lokasi telah sesuai dengan kriteria dan persyaratan teknis pembuatan dam penahan 2. Lokasi kurang sesuai dengan kriteria dan persyaratan teknis pembuatan dam penahan 3. Lokasi tidak sesuai dengan kriteria dan persyaratan teknis pembuatan dam penahan
3
1. Rancangan konstruksi dam penahan disusun berdasarkan hasil survey dan data sekunder lainnya sebagai data pendukung 2. Rancangan konstruksi dam penahan disusun hanya berdasarkan data sekunder 3. Rancangan konstruksi dam penahan belum disusun
3
1. Rancangan telah disusun oleh tim pelaksana kegiatan dan dinilai dan disahkan oleh pejabat berwenang 2. Rancangan telah disusun oleh tim pelaksana tetapi dinilai dan disahkan oleh pejabat yang tidak berwenang
3
Dam Penahan 1
Dam Penahan Perencanaan a. Pemilihan lokasi
b. Penyusunan rancangan Teknis
a. Daerah kritis dengan kemiringan lahan maximal 15 – 35 %. b. Daerah tangkapan airnya sekitar 30 Ha c. Lokasi pada tempat yang stabil d. Daerah yang sudah diupayakan RLKT tetapi hasilnya belum efektif.
Lokasi Dam Penahan yang memenuhi persyaratan teknis dan dipetakan dengan skala 1 : 10.000
a. Rancangan konstruksi dam penahan ditetapkan berdasarkan survey pemilihan lokasi (struktur dan tekstur tanah), ketersediaan bahan baku, kebutuhan tenaga, volume kegiatan dan kelayakan biaya serta jadwal waktu pelaksanaan.
Tersusunnya rancangan dam penahan
b. Rancangan disusun oleh pelaksana kegiatan dan dinilai oleh Kepala BP DAS dan disahkan oleh Kepala Dinas yang menangani urusan Kehutanan di Kabupaten/Kota.
Rancangan telah disyahkan
2
1
2 1
2
Keterangan
No.
2
Kegiatan
Pelaksanaan a. Persiapan
b. Pelaksanaan
Standar Prosedur
a. Pembersihan lapangan b. Pengukuran kembali dan pematokan c. Pembuatan jalan masuk d. Pembuatan gubuk kerja dan gudang bahan bangunan e. Pengadaan bahan dan peralatan
a. Pembuatan profil bangunan
b. Penggalian tanah
Standar Hasil
Calon lokasi siap dibangun
Profil bangunan terpasang
Penggalian tanah telah dilaksanakan
Standar Penilaian
Skore
3. Rancangan telah disusun tetapi ada lembar penilaian dan pengesahan
1
1. Persiapan pelaksanaan pembangunan dam penahan telah dilaksanakan dengan sesuai kriteria dan persyaratan persiapan pelaksanaan 2. Persiapan pelaksanaan pembangunan dam penahan telah dilaksanakan tetapi belum sesuai kriteria dan persyaratan persiapan pelaksanaan 3. Belum ada Persiapan pelaksanaan pembangunan dam penahan
3
1. Pembuatan profil bangunan sesuai rancangan 2. Pembuatan profil bangunan kurang sesuai rancangan 3. Pembuatan profil bangunan tidak sesuai rancangan
3
1. Penggalian tanah sesuai rancangan 2. Penggalian tanah kurang sesuai rancangan 3. Penggalian tanah tidak sesuai rancangan
3
2
1
2 1
2 1
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur c. Penganyaman/pembuatan kawat bronjong
d. Pemasangan bronjong kawat
e. Pengisian batu ke dalam bronjong
f. Pengikatan kawat bronjong
g. Penguatan tebing
Standar Hasil Kawat bronjong teranyam
Bronjong kawat terpasang
Bronjong terisi batu
Bronjong terikat kawat
Tebing menjadi kuat
Standar Penilaian
Skore
1. Penganyaman/pembuatan kawat bronjong sesuai rancangan 2. Penganyaman/pembuatan kawat bronjong kurang sesuai rancangan 3. Penganyaman/pembuatan kawat bronjong tidak sesuai rancangan
3
1. Pemasangan bronjong sesuai rancangan 2. Pemasangan bronjong kurang sesuai rancangan 3. Pemasangan bronjong tidak sesuai rancangan
3
1. Pengikatan batu ke dalam bronjong sesuai rancangan 2. Pengikatan batu ke dalam bronjong kurang sesuai rancangan 3. Pengikatan batu ke dalam bronjong tidak sesuai rancangan
3
1. Pengikatan kawat bronjong sesuai rancangan 2. Pengikatan kawat bronjong kurang sesuai rancangan 3. Pengikatan kawat bronjong tidak sesuai rancangan
3
1. Penguatan tebing sesuai rancangan 2. Penguatan tebing kurang
3
2 1
2 1
2 1
2 1
2
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian sesuai rancangan 3. Penguatan tebing tidak sesuai rancangan
h. Pembuatan Saluran pelimpah
i. Pemasangan pintu air
3
Pengawasan dan Pengendalian
Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku sehingga dam penahan dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya
Saluran pelimpah terbangun
Pintu air terpasang
Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang dituangkan dalam bentuk laporan.
Skore 1
1. Pembuatan saluran pelimpah rancangan 2. Pembuatan saluran pelimpah kurang sesuai rancangan 3. Pembuatan saluran pelimpah tidak sesuai rancangan
3
1. Pemasangan pintu air sesuai rancangan 2. Pemasangan pintu air kurang sesuai rancangan 3. Pemasangan pintu air tidak sesuai rancangan 1. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang sesuai prosedur dan ada laporannya 2. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan ada laporannya 3. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan tidak ada laporannya
3
2 1
2 1 3
2
1
Keterangan
No.
1
Kegiatan
Perencanaan a. Pemilihan lokasi
b. Penyusunan rancangan Teknis
Standar Prosedur
a. Lahan dengan kemiringan 30 %. b. Daerah tangkapan airnya sekitar 10 Ha c. Lebar dan kedalaman alur/parit/jurang maximum 3x3m d. Panjang alur/parit/jurang sampai sekitar 250 m e. Kemiringan alur maximum 5 % a. Rancangan konstruksi pengendali jurang ditetapkan berdasarkan survey pemilihan lokasi (struktur dan tekstur tanah), ketersediaan bahan baku, kebutuhan tenaga, volume kegiatan dan kelayakan biaya serta jadwal waktu pelaksanaan.
b. Rancangan disusun oleh pelaksana kegiatan dan dinilai oleh Kepala BP DAS dan disahkan oleh Kepala Dinas yang menangani urusan Kehutanan di Kabupaten/Kota.
Standar Hasil Pengendali Jurang Lokasi pengendali jurang yang memenuhi persyaratan teknis dan dipetakan dengan skala 1 : 10.000
Tersusunnya rancangan pengendali jurang
Rancangan telah disyahkan
Standar Penilaian
Skore
1. Lokasi telah sesuai dengan kriteria dan persyaratan teknis pembuatan pengendali jurang 2. Lokasi kurang sesuai dengan kriteria dan persyaratan teknis pembuatan pengendali jurang 3. Lokasi tidak sesuai dengan kriteria dan persyaratan teknis pembuatan pengendali jurang
3
1. Rancangan konstruksi pengendali jurang disusun berdasarkan hasil survey dan data sekunder lainnya sebagai data pendukung 2. Rancangan konstruksi pengendali jurang disusun hanya berdasarkan data sekunder 3. Rancangan konstruksi pengendali jurang belum disusun 1. Rancangan telah disusun oleh tim pelaksana kegiatan dan dinilai dan disahkan oleh pejabat berwenang 2. Rancangan telah disusun oleh tim pelaksana tetapi dinilai dan disahkan oleh
2
1
3
2
1
3
2
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian pejabat yang tidak berwenang 3. Rancangan telah disusun tetapi ada lembar penilaian dan pengesahan
2
Pelaksanaan a. Persiapan
b. Pelaksanaan
a. Pembersihan lapangan b. Pengukuran kembali dan pematokan c. Pembuatan profil lapangan d. Pembuatan gubuk kerja dan gudang bahan bangunan e. Pengadaan bahan dan peralatan
a. Pembuatan teras-teras dan bangunan terjunan dari batu, bambu atau kayu
Calon lokasi siap dibangun
Teras dan bangunan terjunan terbangun
Skore
1
1. Persiapan pelaksanaan pembangunan dam penahan telah dilaksanakan dengan sesuai kriteria dan persyaratan persiapan pelaksanaan 2. Persiapan pelaksanaan pembangunan dam penahan telah dilaksanakan tetapi belum sesuai kriteria dan persyaratan persiapan pelaksanaan 3. Belum ada Persiapan pelaksanaan pembangunan dam penahan
3
1. Pembuatan teras-teras dan bangunan terjunan dari batu, bambu atau kayu sesuai rancangan 2. Pembuatan teras-teras dan bangunan terjunan dari batu, bambu atau kayu kurang sesuai rancangan 3. Pembuatan teras-teras dan bangunan terjunan dari batu, bamboo atau kayu tidak sesuai rancangan
3
2
1
2
1
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur b. Pelandaian lereng hulu jurang
c. Pembuatan saluran diversi mengelilingi di atas hulu jurang
d. Pelandaian lereng/tebing
e. Penguatan lereng tebing
3
Pengawasan dan Pengendalian
Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku sehingga pengendali jurang dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya
Standar Hasil Lereng hulu jurang landai
Saluran diversi terbangun
Lereng/tebing landai
Lereng tebing kuat
Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang dituangkan dalam bentuk laporan.
Standar Penilaian 1. Pelandaian lereng hulu jurang sesuai rancangan 2. Pelandaian lereng hulu jurang kurang rancangan 3. Pelandaian lereng hulu jurang tidak sesuai rancangan
Skore 3 2 1
1. Pembuatan saluran diversi sesuai rancangan 2. Pembuatan saluran diversi kurang sesuai rancangan 3. Pembuatan saluran diversi tidak sesuai rancangan
3
1. Pelandaian lereng/tebing sesuai rancangan 2. Pelandaian lereng/tebing kurang sesuai rancangan 3. Pelandaian lerang/tebing tidak sesuai rancangan
3
1. Penguatan lereng tebing sesuai rancangan 2. Penguatan lereng kurang sesuai rancangan 3. Penguatan lereng tebing tidak sesuai rancangan
3
1. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang sesuai prosedur dan ada laporannya 2. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak
3
2 1
2 1
2 1
2
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian sesuai prosedur dan ada laporannya 3. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan tidak ada laporannya
Skore
1
Sumur Resapan 1
Perencanaan a. Pemilihan lokasi
b. Penyusunan rancangan Teknis
a. Terletak pada daerah resapan yang fungsinya telah berubah menjadi daerah kedap air seperti pada tempat bangunan pelayanan masyarakat (Sekolah, Kantor, Puskesmas, Tempat Ibadah dan Pemukiman) b. Ditetapkan oleh Dinas yang menangani urusan kehutanan di kabupaten/kota dengan seijin pemilik/pengguna bangunan
Lokasi sumur resapan yang memenuhi persyaratan teknis dan dipetakan dengan skala 1 : 10.000
a. Rancangan dibuat berdasarkan survey pemilikan lokasi, ketersediaan bahan baku, kebutuhan tenaga, volume kegiatan dan kelayakan biaya serta jadwal waktu pelaksanaan.
Tersusunnya rancangan sumur resapan yang memuat rancangan teknis dan dilengkapi dengan gambar/sket situasi
1. Lokasi telah sesuai dengan kriteria dan persyaratan teknis pembuatan sumur resapan 2. Lokasi kurang sesuai dengan kriteria dan persyaratan teknis pembuatan sumur resapan 3. Lokasi tidak sesuai dengan kriteria dan persyaratan teknis pembuatan sumur resapan
3
1. Rancangan konstruksi pengendali jurang disusun berdasarkan hasil survey dan data sekunder lainnya sebagai data pendukung 2. Rancangan konstruksi pengendali jurang disusun hanya berdasarkan data sekunder
3
2
1
2
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
b. Rancangan disusun oleh pelaksana kegiatan dan, dinilai oleh Kepala BP DAS dan disahkan oleh Kepala Dinas yang menangani urusan Kehutanan di Kabupaten/Kota.
c. Penyiapan prakondisi
a. Penyuluhan dilaksanakan kepada masyarakat di sekitar bakal lokasi sumur resapan
b. Penyiapan dan pengembangan kelembagaan kelompok masyarakat
Standar Hasil
Rancangan telah disyahkan
Masyarakat memahami dan mengerti manfaat sumur resapan
Kelembagaan kelompok Masyarakat telah siap dan berkembang
Standar Penilaian
Skore
3. Rancangan konstruksi pengendali jurang belum disusun
1
1. Rancangan telah disusun oleh tim pelaksana kegiatan dan dinilai dan disahkan oleh pejabat berwenang 2. Rancangan telah disusun oleh tim pelaksana tetapi dinilai dan disahkan oleh pejabat yang tidak berwenang 3. Rancangan telah disusun tetapi ada lembar penilaian dan pengesahan
3
1. Pembinaan dan penyuluhan telah dilaksanakan kepada masyarakat 2. Masyarakat hanya diberitahu akan adanya pembangunan sumur resapan 3. Tidak ada pembinaan, penyuluhan dan pemberitahuan kepada masyarakat
3
1. Penyiapan dan pengembangan kelembagaan telah dilaksanakan sampai terbentuknya kelompok tani 2. Penyiapan dan pengembangan
3
2
1
2
1
2
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian kelembagaan telah dilaksanakan tetapi kelompok tani belum terbentuk 3. Penyiapan dan pengembangan kelembagaan tidak dilaksanakan
2
Pelaksanaan a. Persiapan Lahan
b. Pembangunan Sumur Resapan Air
Pengukuran dan pembuatan profil sumur resapan di lapangan dan pemasangan tanda-tanda batas serta pembersihan lapangan
Melaksanakan pekerjaan di lapangan yang meliputi pembuatan sumur, pembuatan bak kontrol, pembuatan saluran air limpasan, pemasangan talang/saluran tampungan air dari atap
Lokasi sumur resapan siap dibangun
Sumur resapan air dengan kapasitas tampung sesuai dengan kapasitas air yang tertangkap
Skore
1
1. Persiapan pelaksanaan pembangunan sumur resapan telah dilaksanakan sesuai dengan kriteria dan persyaratan persiapan pelaksanaan 2. Persiapan pelaksanaan pembangunan sumur resapan telah dilaksanakan tetapi belum sesuai kriteria dan persyaratan persiapan pelaksanaan 3. Belum ada Persiapan pelaksanaan pembangunan sumur resapan
3
1. Pelaksanaan pembangunan sumur resapan di lapangan (pembuatan sumur, bak kontrol, saluran air dsb) telah dilaksanakan sesuai dengan kriteria dan syarat teknis 2. pelaksanaan pembangunan sumur resapan di lapangan
3
2
1
2
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian telah dilaksanakan tetapi belum sesuai kriteria dan persyaratan persiapan pelaksanaan 3. Belum ada Persiapan pelaksanaan pembangunan sumur resapan di lapangan
3
Pengawasan dan Pengendalian
Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku dan dapat dibantu oleh konsultan
Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana dan dituangkan dalam bentuk laporan.
Skore
1
1. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang sesuai prosedur dan ada laporannya 2. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan ada laporannya 3. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan tidak ada laporannya
3
1. Lokasi telah sesuai dengan kriteria dan persyaratan teknis pembuatan sumur resapan 2. Lokasi kurang sesuai dengan kriteria dan persyaratan teknis pembuatan sumur resapan 3. Lokasi tidak sesuai dengan kriteria dan persyaratan
3
2
1
Pembuatan Embung 1
Perencanaan a. Penetapan lokasi
a. Lokasi sasaran pembuatan embung didasarkan pada daerah dengan curah hujan yang rendah dengan tekstur tanah liat. Data curah hujan dapat diperoleh di stasiun pengamatan curah hujan di Kecamatan atau Kabupaten. b. Data tekstur tanah dapat diperoleh di Kantor Dinas
Terpilihnya bakal lokasi embung yang memenuhi persyaratan teknis dan dipetakan pada peta desa dengan skala 1 : 10.000
2
1
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian
Pertanian Tanaman Pangan atau Dinas PKT. c. Lokasi merupakan daerah datar atau bergelombang dengan dengan kemiringan 0-30%. Data topografi diperoleh di kantor BPN Kabupaten atau di Balai Pengelolaan DAS. b. Penyusunan rancangan Teknis
a. Rancangan konstruksi embung ditetapkan berdasarkan survey pemilihan lokasi (struktur dan tekstur tanah), ketersediaan bahan baku dan kelayakan biaya
b. Rancangan disusun oleh pelaksana kegiatan dan dinilai oleh Kepala BP DAS setempat dan disahkan oleh Kepala Dinas yang menangani urusan Kehutanan di Kabupaten/Kota.
Skore
teknis pembuatan sumur resapan
Tersusunnya rancangan teknis embung
Rancangan telah disyahkan
1. Rancangan konstruksi embung jurang disusun berdasarkan hasil survey dan data sekunder lainnya sebagai data pendukung 2. Rancangan konstruksi embung jurang disusun hanya berdasarkan data sekunder 3. Rancangan konstruksi embung jurang belum disusun
3
1.
3
Rancangan telah disusun oleh tim pelaksana kegiatan dan dinilai dan disahkan oleh pejabat berwenang 2. Rancangan telah disusun oleh tim pelaksana tetapi dinilai dan disahkan oleh pejabat yang tidak berwenang 3. Rancangan telah disusun tetapi ada lembar penilaian dan pengesahan
2
1
2
1
Keterangan
No. 2
Kegiatan Pelaksanaan a. Persiapan
Standar Prosedur a. Dilaksanakan pengorganisasian dan mobilisasi masyarakat yang difasilitasi oleh LSM setempat
b. Pembuatan profil embung
c. Pembersihan lapangan
d. Pemancangan patok-patok batas galian embung
Standar Hasil Lokasi siap dibangun
Profil embung terpasang.
Lapangan bersih
Patok batas galian embung terpasang
Standar Penilaian
Skore
1. Pengorganisasian dan mobilisasi masyarakat yang difasilitasi LSM telah dilaksanakan 2. Pengorganisasian dan mobilisasi masyarakat yang difasilitasi LSM belum dilaksanakan 3. Pengorganisasian dan mobilisasi masyarakat yang difasilitasi LSM tidak dilaksanakan
3
1. Pembuatan profil embung telah sesuai dengan rancangan 2. Pembuatan profil embung kurang sesuai dengan rancangan 3. Pembuatan profil embung tidak sesuai dengan rancangan
3
1. Pembersihan lapangan telah dilaksanakan 2. Pembersihan lapangan belum dilaksanakan semuanya. 3. Pembersihan lapangan tidak dilaksanakan
3
1. Pemancangan patok-patok batas galian embung telah dilaksanakan 2. Pemancangan patok-patok batas embung sebagian
3
2 1
2 1
2 1
2
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian telah dilaksanakan 3. Pembuatan patok-patok batas embung tidak dilaksanakan
b. Pembangunan Embung
c. Pemeliharaan
a. Melaksanakan pekerjaan di lapangan yang berupa penggalian, pengurugan dan pemadatan tanah, pembuangan saluran/ pelimpah, pemasangan gebalan rumput, stabilitasi dinding dan bibir embung
a. Pengurugan dan pemadatan tanah yang menyusut
b. Memperbaiki saluran pelimpah
c. Pemasangan gebalan rumput yang mati
Pekerjaan pembangunan embung terlaksana
Pengurugan dan pemadatan sesuai standar teknis
Saluran pelimpah terpelihara dengan baik
Gebalan rumput terpelihara dan
Skore 1
1. Pelaksanaan pembangunan embung di lapangan (penggalian, pengurugan dsb) telah dilaksanakan sesuai dengan kriteria dan syarat teknis 2. pelaksanaan pembangunan embung di lapangan telah dilaksanakan tetapi belum sesuai kriteria dan persyaratan teknis 3. Belum ada Persiapan pelaksanaan pembangunan embung di lapangan
3
1. Pengurugan dan pemadatan tanah telah dilaksanakan 2. Pengurugan dan pemadatan tanah belum dilaksanakan 3. Pengurugan dan pemadatan tanah tidak dilaksanakan
3
1. Perbaikan saluran air telah dilakukan 2. Perbaikan saluran air belum dilaksanakan 3. Pembangunan saluran air tidak dilaksanakan
3
1. Pemasangan gebalan rumput yang mati sudah
3
2
1
2 1
2 1
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil berfungsi
d. Memperbaiki dinding dan bibir embung
3
Pengawasan dan Pengendalian
Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.
Dinding dan bibir embung terpelihara dan berfungsi
Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana dan dituangkan dalam bentuk laporan.
Standar Penilaian dilakukan 2. Pemasangan gebalan rumput belum dilaksanakan 3. Pemasangan gebalan rumput tidak dilaksanakan
Skore 2 1
1. Perbaikan dinding dan bibir embung telah dilaksanakan 2. Perbaikan dinding dan bibir embung belum dilaksanakan 3. Perbaikan dinding dan bibir embung tidak dilaksanakan
3
1. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang sesuai prosedur dan ada laporannya 2. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan ada laporannya 3. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan tidak ada laporannya
3
2 1
2
1
Keterangan
Tabel 19. Standar Prosedur, Standar Hasil dan Standar Penilaian kegiatan Pengembangan Kelembagaan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian
Skore
Propinsi 1
Pembentukan Tim Pengendali Propinsi
Pembentukan tim pengendali yang beranggotakan unsur instansi terkait
Terbitnya SK tim pengendali yang ditanda tangani Gubernur
1. Sudah ada SK dan anggotanya memenuhi syarat 2. Sudah ada SK tetapi anggotanya kurang memenuhi syarat 3. Sudah ada tetapi anggotanya tidak memenuhi syarat
2
Pelaksanaan a. Koordinasi dan sosialisasi
b. Pembinaan, monitoring dan evaluasi
a. Melaksanakan rapat koordinasi dan sosialisasi lintas sektoral
a. Melaksanaan pembinaan, monitoring dan evaluasi
Laporan hasil rapat koordinasi
Laporan hasil pembinaan, monitoring dan evaluasi
1. Tim pengendali melaksanakan rapat koordinasi secara periodik dan ada laporannya. 2. Tim pengendali melaksanakan rapat koordinasi secara insidentil dan ada laporannya 3. Tim pengendali tidak mangadakan rapat
1. Tim Pengendali melaksanakan pembinaan, monev secara periodik dan ada laporannya
3
2 1
3
2
1
3
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian 2. Tim Pengendali melaksanakan pembinaan, monev secara insidentil dan ada laporannya 3. Tim pengendali tidak melakukan pembinaan dan monev.
b. Melaksanakan konsultasi dan koordinasi dengan Tim Pengendali Pusat dan Tim Pembina Kab/Kota
c. Melaksanakan sosialisasi program Gerhan
Laporan konsultasi dan koordinasi
Program Gerhan diketahui oleh lapisan masyarakat
1. Tim pengendali melaksanakan konsultasi dan koordinasi secara periodik dan ada laporannya. 2. Tim pengendali melaksanakan konsultasi dan koordinasi secara insidentil dan ada laporannya 3. Tim pengendali tidak mangadakan konsultasi dan koordinasi 1. Melaksanakan sosialisasi program GERHAN kepada lembagalembaga dan masyarakat 2. Melaksanakan sosialisasi program GN-RHL GERHAN hanya kepada lembaga-lembaga tertentu
Skore 2
1
3
2
1
3
2
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian
Skore
3. Tidak pernah melaksanakan sosialisasi program GN-RHL/ GERHAN kepada masyarakat
1
1. Sudah ada sehingga sesuai
3
Kabupaten
1
2
Perencanaan
Pelaksanaan a.Tim Pembina
Pembentukan tim pembina Gerhan kabupaten/kota yang beranggotakan unsur instansi terkait
a. Melaksanakan konsultasi dan koordinasi lintas sektoral
b. Melaksanaan pembinaan, monitoring dan evaluasi
Terbitnya SK tim pembina yang ditandatangani oleh Bupati/Walikota
Laporan hasil konsultasi dan koordinasi
Laporan hasil pembinaan, monitoring dan evaluasi
2. Sudah ada tetapi kurang sesuai 3. Sudah ada tetapi tidak sesuai 1. Tim pembina melaksanakan konsultasi dan koordinasi secara periodik dan ada laporannya. 2. Tim pembina melaksanakan konsultasi dan koordinasi secara insidentil dan ada laporannya 3. Tim pembina tidak mengadakan konsultasi dan koordinasi 1. Tim Pelaksana melaksanakan pembinaan, monev
2 1
3
2
1
3
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian secara periodis dan ada laporannya 2. Tim Pelaksana melaksanakan pembinaan, monev secara insidentil dan ada laporannya 3. Melakukan pembinaan secara insidentil dan tidak ada laporan
c. Melaksanakan sosialisasi program Gerhan
d. Membuat laporan secara keseluruhan hasil pelaksanaan Gerhan
Laporan hasil sosialisasi
Laporan hasil pelaksanaan Gerhan
1. Melaksanakan sosialisasi program GN-RHL/ GERHAN kepada lembaga-lembaga dan masyarakat 2. Melaksanakan sosialisasi program GN-RHL/ GERHAN hanya kepada lembaga-lembaga tertentu saja 3. Tidak pernah melaksanakan sosialisasi program GN-RHL/ GERHAN kepada masyarakat 1. Laporan pelaksanaan GERHAN telah dibuat secara periodis dan tepat waktu 2. Laporan pelaksanaan GERHAN telah dibuat tetapi tidak tepat waktu 3. Laporan pelaksanaan GERHAN tidak dibuat
Skore
2
1
3
2
1
3
2 1
Keterangan
No. 3
Kegiatan Peningkatan Kapabilitas SDM a. Pelatihan petani kader
b. Kepeloporan TNI
Standar Prosedur
a. Melaksanakan pelatihan petani kader
a. Membentuk organisasi dan personil TNI yang terlibat dalam Gerhan
b. Melaksanakan penataran singkat bagi personil
Standar Hasil
Laporan hasil pelatihan petani kader
Terbitnya SK organisasi dan personil TNI yang ditandatangani oleh Kepala Kodim
Laporan hasil penataran
Standar Penilaian 1. Pelatihan petani kader telah dilaksanakan tepat waktu sesuai tujuan 2. Pelatihan petani kader dilaksanakan tetapi tidak tepat waktu tetapi sesuai tujuan 3. Pelatihan petani kader tidak sesuai tujuan 1. Organisasi dan personil TNI yang terlibat dalam GERHAN telah terbentuk yang tertuang dalam SK Dandim 2. Organisasi dan personil TNI yang terlibat dalam GERHAN sudah terbentuk tetapi belum ada SK-nya 3. Organisasi dan personil TNI yang terlibat dalam GERHAN belum terbentuk 1. Penataran singkat bagi personil TNI telah dilaksanakan tepat waktu 2. Penataran singkat bagi personil TNI telah dilaksanakan tetapi tidak tepat waktu 3. Penataran singkat bagi personil TNI tidak dilaksanakan
Skore
3 2
1 3
2
1
3
2
1
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur c. Membuat petunjuk teknis kepeloporan TNI
d. Membuat rencana kerja kepeloporan TNI
e. Melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dalam mengoorganisir masyarakat yg dilibatkan dalam penanaman
Standar Hasil
Petunjuk teknis dapat dipergunakan
Rencana kerja dapat dipergunakan
Terlaksananya koordinasi dengan baik
Standar Penilaian
Skore
1. Petunjuk teknis kepeloporan TNI telah dibuat dan disyahkan oleh Dandim 2. Petunjuk teknis kepeloporan TNI telah dibuat tetapi belum disyahkan 3. Petunjuk pelaksanaan kepeloporan TNI belum dibuat
3
1. Rencana kerja kepeloporan TNI telah dibuat dan disyahkan oleh Dandim 2. Rencana kerja kepeloporan TNI telah dibuat tetapi belum disyahkan 3. Rencana kerja kepeloporan TNI belum dibuat
3
1. Melakukan koordinasi dengan Pemda secara periodic 2. Melakukan koordinasi dengan Pemda secara insidentil 3. Koordinasi tidak pernah dilakukan
3
2
1
2
1
2 1
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur f. Melakukan koordinasi dengan dinas teknis untuk pemberdayaan pelajar dan mahasiswa dalam penanaman
g. Melaksanakan penyuluhan kepada masyarakat
h. Melakukan pengerahan personil TNI ke lokasi dalam kegiatan penanaman
Standar Hasil Terlaksananya koordinasi dengan baik
Laporan hasil penyuluhan
Penanaman dilaksanakan dengan baik
Standar Penilaian
Skore
1. Melakukan koordinasi dengan Dinas Teknis secara periodik 2. Melakukan koordinasi dengan Dinas Teknis secara insidentil 3. Koordinasi dengan Dinas Teknis tidak pernah dilakukan
3
1. Melaksanakan penyuluhan kepada masyarakat secara periodis 2. Melaksanakan penyuluhan kepada masyarakat secara insidentil 3. Tidak melaksanakan penyuluhan
3
1. Pengerahan personil TNI ke lokasi dalam kegiatan penanaman tepat waktu 2. Pengerahan personil TNI ke lokasi dalam kegiatan penanaman tidak tepat waktu 3. Pengerahan personil TNI ke lokasi tidak dilakukan
3
2 1
2
1
2
1
Keterangan
No.
Kegiatan d. Penyelenggaraan Pendampingan
Standar Prosedur a. Memberikan informasi pendampingan kepada LSM dan calon pendamping
b. Melakukan inventarisasi dan identifikasi calon pendamping
c. Melakukan penataran pendamping yang memenuhi syarat
Standar Hasil Informasi pendampingan kepada LSM dan calon pendamping
Hasil inventarisasi dan identifikasi
Mampu melaksanakan tugas sebagai pendamping
Standar Penilaian
Skore
1. Informasi pendampingan telah disebarkan kepada semua LSM dan calon pendamping 2. Informasi pendampingan hanya disebarkan kepada beberapa LSM dan calon pendamping 3. Informasi pendampingan tidak pernah disampaikan kepada LSM dan calon pendamping
3
1. Inventarisasi dan identifikasi calon pendamping telah dilaksanakan tepat waktu 2. Inventarisasi dan identifikasi calon pendamping telah dilaksanakan tetapi tidak tepat waktu 3. Inventarisasi dan identifikasi calon pendamping tidak pernah dilakukan
3
1. Penataran bagi pendamping yang memenuhi syarat telah dilakukan tepat waktu 2. Penataran bagi pendamping yang memenuhi syarat telah dilakukan tidak tepat
3
2
1
2
1
2
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian waktu 3. Penataran bagi pendamping yang memenuhi syarat tidak dilakukan
d. Melakukan sosialisasi rencana pendampingan
e. Melakukan pendataan terhadap pendamping yang aktif dalam pelatihan
f. Melaksanakan dokumentasi seluruh kegiatan kelompok tani baik fisik maupun sosekbud
Rencana pendampingan tersosialisasi dengan baik
Terdatanya pendamping yang aktif
Terdatanya kegiatan kelompok tani
Skore 1
1. Sosialisai rencana pendampingan telah dilaksanakan dengan baik 2. Rencana pendampingan hanya diinformasikan secara lisan kepada beberapa orang saja 3. Sosialisasi rencana pendampingan tidak dilakukan
3
1. Pendataan terhadap pendampingan yang aktif dalam pelatihan telah dilaksanakan 2. Pendampingan hanya diambil sesuai keinginan Pimpinan 3. Tidak dilakukan pendataan terhadap pendamping yang aktif
3
1. Melaksanakan dokumentasi seluruh kegiatan kelompok tani baik fisik maupun sosekbud secara periodic 2. Melaksanakan dokumentasi seluruh
3
2
1
2 1
2
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian kegiatan kelompok tani baik fisik maupun sosekbud sewaktu-waktu 3. Tidak melaksanakan dokumentasi
g. Membuat laporan kegiatan pendampingan
e. Keberhasilan pendampingan
a. Melakukan penilaian kemampuan kelompok dalam merencanakan kegiatan
b. Melakukan pengecekan kemampuan dalam melaksanakan dan mentaati perjanjian dengan pihak lain
Laporan kegiatan pendamping secara rutin dan periodik
Kelompok tani dapat mandiri
Perjanjian dipatuhi sesuai ketentuan
Skore
1
1. Laporan kegiatan pendampingan dibuat secara periodis dan tepat waktu 2. Laporan kegiatan pendampingan dibuat tidak periodis dan tepat waktu 3. laporan kegiatan pendampingan tidak pernah dibuat
3
1. Penilaian kemampuan kelompok dalam merencanakan kegiatan telah dilakukan 2. Rencana kegiatan kelompok hanya disaksikan saja 3. Kemampuan kelompok dalam merencanakan kegiatan tidak pernah dilihat
3
1. Pengecekan kemampuan dalam melaksanakan dan mentaati perjanjian dengan pihak lain dilakukan pada setiap
2
1
2 1
3
Keterangan
No.
Kegiatan
Standar Prosedur
Standar Hasil
Standar Penilaian kegiatan yang ada perjanjiannya. 2. Pengecekan kemampuan dalam melaksanakan dan mentaati perjanjian dengan pihak lain dilakukan hanya pada perjanjian pihak lain saja 3. Ketaatan terhadap pihak lain tidak pernah dicek
c. Meningkatkan hubungan kelembagaan antara kelompok tani dengan mitra usaha
d. Menerapkan teknologi dan memanfaatkan informasi
Terjalinnya hubungan yang baik
Teknologi dan informasi dapat diterapkan dan dimanfaatkan
Skore
2
1
1. Hubungan kelembagaan antara kelompok tani dengan mitra usaha tidak terbatas pada kegiatan GERHAN saja. 2. Hubungan kelembagaan antara kelompok tani dengan mitra usaha hanya terbatas pada kegiatan GN-RHL/ GERHAN saja. 3. Tidak pernah terjalin hubungan kelembagaan antara kelompok tani dengan mitra usaha
3
1. Teknologi dan informasi telah dimanfaatkan secara optimal. 2. Teknologi dan informasi hanya dimanfaatkan apabila perlu (tidak optimal)
3
2
1
2
Keterangan
No.
3
4
Kegiatan
Penyuluhan
Pengawasan dan Pengendalian
Standar Prosedur
Melaksanakan penyuluhan
Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku
Standar Hasil
Peningkatan ketrampilan masyarakat
Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana dan dituangkan dalam bentuk laporan.
Standar Penilaian
Skore
3. Tidak ada pemanfaatan teknologi dan informasi
1
1. Penyuluhan dillaksanakan secara berkala dan tepat sasaran. 2. Penyuluhan dilaksanakan insidentil dan tepat sasaran. 3. Penyuluhan tidak dilaksanakan.
3
1. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang sesuai prosedur dan ada laporannya 2. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan ada laporannya 3. Ada pengawasan dan pengendalian oleh pejabat berwenang tetapi tidak sesuai prosedur dan tidak ada laporannya
3
2 1
2
1
Keterangan
2. Pelaksanaan Penilaian Kinerja a. Pelaksana Dalam melakukan penilaian kinerja pelaksanaan Gerhan dilakukan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah meminta bantuan Perguruan Tinggi yang telah mempunyai badan usaha dan atau konsultan penilai. Tabel 20. Pelaksana Penilai Kinerja Pelaksanaan Kegiatan Gerhan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
JENIS KEGIATAN Pengadaan bibit tanaman Reboisasi dan pengkayaan hutan lindung dan hutan produksi Reboisasi dan pengkayaan hutan konservasi Model Rehabilitasi hutan lindung/ konservasi pola khusus Model Rehabilitasi hutan produksi pola khusus (meranti) Model Konservasi jenis tanaman unggulan ( Silvikultur Intensif ) Rehabilitasi hutan pada DTA (Daerah Tangkapan Air) Model Pengembangan jati muna Model Rehabilitasi mangrove, rumpun berjarak dan hutan pantai Model Rehabilitasi hutan dan lahan pada dam dan danau prioritas Hutan rakyat dan pengkayaan HR Penghijauan Lingkungan Hutan Rakyat block grant Pembuatan dan pengkayaan hutan rakyat pada daerah tertinggal Hutan kota Turus jalan Penghijauan Lingkungan Model Pembuatan tanaman Hutan Rakyat sistim pot Pembuatan Tanaman Sabuk hijau (Green Belt) Model Pembuatan Tanaman HHBK Pembuatan bangunan Konstan
PELAKSANA PENILAI Pusat UPT Propinsi Kab./ Kota V V V V
-
V
-
V
V
-
-
V
V
-
-
V
V
-
-
-
-
V
-
V V
V V
-
-
V
V
-
-
-
-
V V V V
-
-
V
V V V -
-
-
-
V
-
-
V -
V
-
Catatan : - UPT = Unit Pelaksana Teknis Ditjen RLPS / PHKA
b.
Metode Penilaian Data dan informasi yang diperlukan untuk penilaian kinerja Gerhan dihimpun melalui wawancara langsung secara terstruktur dengan mengacu standar prosedur, standar hasil dan standar penilaian pada setiap tahapan kegiatan. Untuk memperoleh data/informasi yang akurat, dilakukan dengan menghimpun dokumen administrasi resmi dan sah antara lain Rencana 5 tahun RHL, RTT, Rancangan Teknik, laporan tahunan/semester/triwulan/bulanan. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan di lapangan atau pengamatan langsung (stock opname) dan komparative terhadap hasil kerja dengan standar teknisnya. Untuk kegiatan pembuatan tanaman dan bangunan konservasi tanah yang mempunyai populasi besar, maka dilakukan dengan pengambilan sampel yang representatif.
c.
Pengukuran Fisik dan Prosentase Tumbuh Tanaman 1) Penilaian pembuatan tanaman. Penilaian terhadap keberhasilan pembuatan tanaman meliputi pembuatan tanaman reboisasi, pembuatan tanaman hutan rakyat, pembuatan tanaman percontohan dan pembuatan tanaman jati muna. Sedangkan penilaiannya dilakukan pada realisasi luas penanaman, prosentase tumbuh/jadi tanaman dan kesehatan tanaman. 2) Realisasi luas tanaman. Prosentase realisasi luas tanaman dihitung dengan cara membandingkan antara realisasi luas tanaman yang dibuat dengan rencana luas penanaman dikalikan 100 %. Pengukuran realisasi penanaman dilakukan dengan menggunakan alat theodolith, BTM, GPS atau dengan cara manual. 3) Prosentase tumbuh/jadi tanaman. Pengukuran prosentase jadi tanaman dilakukan dengan cara sampling dengan metode dan intensitas sampling yang representatif sesuai kondisi lapangan dan anggaran yang tersedia. Prosentase jadi tanaman dihitung dengan cara membandingkan antara tanaman yang jadi/tumbuh dengan jumlah rencana penanaman. 4) Kesehatan tanaman. Tanaman dinyatakan sehat apabila pertumbuhan baik (daun dan batang segar), batang lurus, tajuk lebat dan tidak terserang hama dan penyakit. Tanaman tidak sehat apabila pertumbuhan tidak baik, batang tidak lurus daun pucat kekuning-kuningan dan terserang hama dan penyakit. Prosentase tanaman sehat dapat dihitung dengan cara membandingkan antara tanaman yang sehat dengan tanaman yang hidup dikalikan 100 %.
d.
Pembuatan Turus Jalan. 1) Panjang ruas penanaman turus jalan. Realisasi penanaman turus jalan dapat dihitung dengan membandingkan antara panjang penanaman turus jalan dengan rencana panjang jalan yang akan ditanami dikalikan 100 %. 2) Prosentase tumbuh tanaman. Perhitungan prosentase tumbuh tanaman dilakukan secara sensus yaitu dengan membandingkan antara jumlah tanaman yang tumbuh/jadi dengan rencana jumlah tanaman yang akan dibuat dikalikan 100%. 3) Kesehatan tanaman. Tanaman dinyatakan sehat apabila pertumbuhan baik (daun dan batang segar), batang lurus, tajuk lebat dan tidak terserang hama dan penyakit. Tanaman tidak sehat apabila pertumbuhan tidak baik, batang tidak lurus daun pucat kekuning-kuningan dan terserang hama dan penyakit. Prosentase tanaman sehat dapat dihitung dengan cara membandingkan antara tanaman yang sehat dengan tanaman yang hidup dikalikan 100 %.
e.
Pengadaan bibit. Kinerja pengadaan bibit ditentukan oleh produktivitas dan kuantitas tanaman Gerhan diupayakan melalui penggunaan bibit yang berkualitas. Bibit yang berkualitas memerlukan benih yang bermutu. Bibit dan benih yang bermutu tersebut harus memenuhi kriteria dan standar mutu bibit dan benih sebagaimana diatur dalam Pedoman Teknis Gerhan Bab. III, A,B.
3. Tata Cara Pelaksanaan Penilaian Kinerja. Pada prinsipnya penilaian kinerja dari suatu satker dilakukan terhadap ketepatan proses/prosedur dan hasil pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan penilaian kinerja dengan mengacu standar prosedur dan standar hasil dilakukan dengan sistim scoring. Setiap komponen kegiatan pada tiap tahap penyelesaian pekerjaan dinilai sesuai hasil yang telah dicapai. Pada setiap unsur manajemen dalam suatu kegiatan dilakukan pembobotan, unsur perencanaan diberi bobot 20%, unsur kelembagaan diberi bobot 15 %, unsur pelaksanaan diberi bobot 50% dan unsur pengawasan dan pengendalian diberi bobot 15 %. Jadi Nilai Kinerja Satker dapat dihitung sebagai berikut :
N K S = (BR x NR) + (BL x NL) + (BP x NP) + (BK x NK) Keterangan : NKS
= Nilai Kinerja Satker
BR
= Bobot Kriteria Perencanaan
NR
= Jumlah Skor Kriteria Perencanaan
BL
= Bobot Kriteria Kelembagaan
NL
= Jumlah Skor Kriteria Kelembagaan
BP
= Bobot Kriteria Pelaksanaan
NP
= Jumlah Skor Kriteria Pelaksanaan
BK
= Bobot Kriteria Pengendalian
NK
= Jumlah Skor Kriteria Pengendalian
Untuk menetapkan interval nilai dan predikat kinerja, harus dihitung dulu skor maksimal, kemudian ditetapkan interval dan predikat kinerja sebagai berikut : 90%-100% X nilai skor maksimal, predikat kinerja sangat baik 75%-89,9% X nilai skor maksimal, predikat kinerja baik 55%-74,9% X nilai skor maksimal, predikat kinerja cukup/sedang < 55% X nilai skor maksimal, predikat sangat jelek Contoh : Andaikata suatu satker Gerhan mendapat alokasi kegiatan lengkap (semua kegiatan ada) maka dengan menggunakan formulasi nilai kinerja satker, dan diperoleh jumlah skor maksimal misalnya, sebesar 580 sehingga interval nilai dapat dibuat interval dan predikat kinerja, dengan contoh sebagai berikut : 90%-100% X 580 = 522 - 580, predikat kinerja sangat baik 75%-89,9% X 580 = 435 - 521, predikat kinerja baik 55%-74,9% X 580 = 319 - 434, predikat kinerja cukup/sedang < 55% X 580 = < 319 , predikat sangat jelek Apabila pada satker Gerhan mendapat alokasi kegiatan tidak lengkap, maka NKS satker dapat dihitung nilai maksimalnya kemudian selanjutnya menentukan interval dan predikat kinerja sesuai dengan jenis dan volume kegiatan.
4. Mekanisme Penilaian Penilaian kinerja dilaksanakan secara berjenjang mulai dari penilaian tingkat lapangan (proyek), Kabupaten, Propinsi dan Nasional. a. Penilaian Lapangan (Proyek) Penilaian terhadap proyek dilaksanakan pada seluruh fisik kegiatan lapangan baik dari administrasi kegiatan maupun fisik tanaman dan bangunan konservasi tanah. Penilaian kinerja ini dilaksanakan secara bertahap disesuaikan dengan kemajuan pelaksanaan kegiatan dari aspek perencanaan kelembagaan pelaksanaan dan pengendalian. b.
Penilaian Tingkat Kabupaten/Kota Penilaian dilaksanakan pada seluruh kegiatan proyek yang terdapat di kabupaten/kota yang bersangkutan. Kriteria penilaian kinerja terhadap kegiatan perencanaan (Rencana RHL 5 tahun, RTT, Rancangan teknik kegiatan), kelembagaan (Tim Pembina Kabupaten, pelatihan petani, pendampingan, kepeloporan TNI), pelaksanaan (pembuatan tanaman dan bangunan konservasi tanah) dan pengendalian (pelaporan).
c.
Penilaian Provinsi Penilaian tingkat provinsi dilaksanakan bagi seluruh Gerhan yang ada di wilayah kabupaten dalam provinsi yang bersangkutan. Kriteria penilaian kinerja dilaksanakan terhadap kegiatan perencanaan (Rencana RHL 5 tahun, RTT, Rancangan teknik kegiatan, kelembagaan (Tim Pengendali Propinsi, pelatihan petani, pendampingan, kepeloporan TNI), pelaksanaan ( pembuatan tanaman dan bangunan konservasi tanah) dan pengendalian ( pelaporan).
d. Penilaian Secara Nasional Penilaian secara nasional dilaksanakan oleh instansi pusat terhadap seluruh kegiatan Gerhan di provinsi. Penilaian kinerja program dilaksanakan setelah selesai kegiatan Penilaian kinerja program untuk mengetahui dampak proyek baik secara fisik, ekonomi maupun sosial. 5. Keberhasilan Kegiatan Satuan kinerja pada kegiatan dinyatakan berhasil apabila seluruh prosedur dilaksanakan sesuai dengan standar dan hasil kegiatan yang direalisasi sesuai prestasi kerja yang dipersyaratkan, baik menyangkut keberhasilan fisik tanaman dan bangunan konservasi tanah, koordinasi kegiatan, pengembangan kelembagaan dan pengawasan serta pengendalian.
6. Tata Waktu a.
Pelaksanaan penilaian kinerja kegiatan Gerhan dilaksanakan sejak pelaksanaan tahun berjalan sampai dengan akhir pemeliharaan tahun kedua.
b.
Pelaksanaan penilaian kinerja program setelah tahun ke 3
7. Pembiayaan Pembiayaan pelaksanaan penilaian kinerja kegiatan Gerhan berasal dari sumber dana DR pada masing-masing satker di Pusat dan daerah. 8. Pelaporan 1.
Penyampaian Laporan a. Naskah laporan disusun oleh pelaksana penilaian keberhasilan dan dibahas bersama – sama oleh instansi pemberi tugas. b. Laporan yang telah dibahas disampaikan Kehutanan dengan tembusan kepada :
kepada
Menteri
1) Direktur Jenderal RLPS 2) Gubernur setempat 3) Bupati/Walikota setempat 2.
Sistematika Laporan KATA PENGANTAR DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Penilaian C. Keadaan Umum Lokasi GN-RHL / Gerhan II. PELAKSANAAN PENILAIAN A. Metode Penilaian B. Analisis Penilaian C. Hasil Penilaian III. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan B. Rekomendasi LAMPIRAN 1. Peta Lokasi Skala 1 : 10.000 atau 1 : 25.000 2. Peta Situasi Skala 1 : 100.000 atau 1 : 250.000 3. Data Hasil Penilaian Keberhasilan Kegiatan-Kegiatan dalam rangka Gerhan
BAB V PELAPORAN
A. Mekanisme Pelaporan 1. Hirarki Sumber Informasi Laporan Berdasarkan sumber informasi pembuatan laporan, hirarki pembuatan laporan Gerhan terdiri dari : a. Laporan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Laporan KPA dibuat oleh KPA meliputi laporan kemajuan fisik dan keuangan serta permasalahan yang ada, yang disampaikan secara bulanan, triwulanan dan tahunan seperti format A, B dan C terlampir. b. Laporan Kabupaten/Kota Laporan kabupaten dibuat oleh Kepala Dinas Teknis yang mengurusi bidang Kehutanan pada Kabupaten/Kota berdasarkan laporan KPA. Laporan tersebut berisi perkembangan kegiatan Gerhan pada wilayahnya, permasalahan yang dihadapi, saran tindak lanjut yang tertuang dalam laporan triwulanan, laporan semesteran dan laporan tahunan. Disamping laporan dibuat oleh Kepala Dinas Teknis yang mengurusi bidang Kehutanan pada Kabupaten/Kota, diwajibkan pula bagi Bupati untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban Gerhan di wilayah kerjanya yang berisi kebijakan yang diambil, kewenangan pelaksanaan Kabupaten, masalah yang timbul serta tindak lanjut. c.
Laporan Propinsi Laporan Propinsi dibuat oleh Kepala Dinas Kehutanan Propinsi, Kepala UPT Lingkup Dephut yang melaksanakan Gerhan dan Gubernur Propinsi yang bersangkutan. Laporan Propinsi berisi perkembangan kegiatan pada Propinsi yang bersangkutan selama kurun waktu tertentu (triwulanan, semesteran, dan tahunan), permasalahan yang dihadapi, serta upaya penyelesaian masalah. Laporan Gubernur berisi pertanggungjawaban pelaksanaan Gerhan yang ada di wilayahnya yang berisi kebijakan yang telah diambil, perkembangan realisasi fisik dan keuangan, permasalahan yang dihadapi, serta upaya tindak lanjut yang diperlukan.
d. Laporan Nasional Laporan nasional dibuat oleh Eselon I lingkup Departemen Kehutanan yang menjadi penanggungjawab Gerhan sesuai dengan
tupoksinya yang terdiri dari laporan triwulanan, semesteran dan tahunan. Disamping laporan Eselon I lingkup Departemen Kehutanan, laporan nasional juga dibuat oleh Menteri Kehutanan dan disampaikan kepada Presiden. Laporan tersebut berupa laporan semesteran dan laporan tahunan yang berisi pertanggungjawaban kegiatan Gerhan selama jangka waktu tersebut. e. Laporan Khusus Laporan khusus dibuat oleh Gubernur, Bupati, Pembina Gerhan wilayah Propinsi dan Kepala instansi pelaksana yang berisi kemajuan, permasalahan teknis dan administratif kegiatan Gerhan. Laporan khusus ini dibuat secara insidentil sesuai dengan kebutuhannya. 2. Mekanisme Mekanisme ini mengatur penyampaian pelaporan dari pelaksana kepada atasan langsungnya/pejabat yang berwenang dengan tembusan kepada instansi lain yang terkait, sesuai dengan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kehutanan tentang Penyelenggaraan Kegiatan Gerhan. Mekanisme Pelaporan Pelaksanaan Gerhan sebagaimana Tabel 21 berikut.
Tabel 21 : Mekanisme Pelaporan Kegiatan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan Dan Lahan
16 Kepala Unit Perum Perhutani 17 Direksi Perum Perhutani 18 Menteri Kehutanan Keterangan :
√ √
√
√
√
√
√
√
√ √ √
√ √ √
V
V
* V
* * *
* * V V
*
*
* * * *
V
V * V *
* * * * * * * * *
* * * * * * * * *
* * *
* * *
*
*
* V V
*
*
*
V
*
*
*
V
* *
*
*
√ : Jenis laporan yang dibuat oleh pelaksana; V : Laporan ditujukan kepada Atasan Langsung; - Laporan struktural (No. 7 s/d 17) meliputi seluruh kegiatan Gerhan di wilayah kerjanya. - Tembusan Laporan Menteri Kehutanan disampaikan kepada Menteri Koordinator terkait
* *
*
Presiden
* * * V * V * * * * *
*
Direksi Perum Perhutani Menhut
* * *
*
BPDAS/BPT H
* *
√ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Sekjen Dephut
√ √ √ √ √ √ √ √ √
Itjen Dephut
√ √ √ √ √ √ √ √ √
Ka. Badan Litbang
V
Dirjen PHKA
*
Gubernur
*
Kadishut Prop.
√
Bupati/ Walikota
√
Kadishut kab./Kota
√
Tahunan
Dirjen RLPS
15 Kepala Badan Litbang
Koordinator UPT
1 Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) BPDAS, BPTH, BPA, BPHM 2 KPA BKSDA/BTN 3 KPA Dinas Kabupaten/Kota 4 KPA Dinas Provinsi 5 KPA Ditjen RLPS 6 KPA Badan Litbang 7 Kepala BPDAS, BPTH, BPA, BPHM 8 Kepala BKSDA/BTN 9 Kepala Dishut Kabupaten/Kota 10 Kepala Dishut Provinsi 11 Bupati 12 Gubernur 13 Dirjen RLPS 14 Dirjen PHKA
Triwulan
Pelaksana Pembuat Laporan
Ditujukan Kepada/Tembusan
Bulanan
No.
Semesteran
Jenis Laporan
V V V
* : Tembusan;
B. Periode Pelaporan 1. Jenis Laporan a. Laporan Kegiatan (Model A) Laporan Kegiatan terdiri dari laporan bulanan, triwulanan dan tahunan yang disusun oleh Kuasa Pengguna Anggaran pada setiap Satker dengan model antara lain : 1). 2). 3).
Laporan Bulanan adalah laporan pelaksanaan Gerhan yang disusun setiap bulan dengan format model A-1. Laporan Triwulan adalah laporan pelaksanaan Gerhan yang disusun setiap tiga bulan dengan format model A-2. Laporan Tahunan adalah laporan pelaksanaan Gerhan yang disusun setiap akhir tahun anggaran oleh pelaksana dengan format model A-3.
b. Laporan Struktural (Model B) Laporan struktural terdiri dari laporan bulanan, triwulanan, semesteran dan tahunan yang dibuat oleh Instansi struktural yang menangani Gerhan dengan model antara lain : 1)
2)
3) 4)
Laporan Bulanan adalah laporan pelaksanaan Gerhan yang disusun setiap bulan oleh Kepala BP DAS, BPTH, BPA, BPHM, BKSDA, BTN, Dinas yang mengurusi kehutanan Propinsi, Kabupaten/Kota. Laporan Triwulan adalah laporan pelaksanaan Gerhan yang disusun setiap tiga bulan oleh Kepala BP DAS, BPTH, BPA, BPHM, BKSDA, BTN, Dinas yang mengurusi Kehutanan Propinsi, Kabupaten/Kota, Eselon I lingkup Departemen Kehutanan. Laporan Semesteran adalah laporan pelaksanaan Gerhan yang disusun setiap enam bulan oleh Bupati, Gubernur, Eselon I lingkup Departemen Kehutanan dan Menteri Kehutanan. Laporan Tahunan adalah laporan pelaksanaan Gerhan yang disusun setiap tahun anggaran oleh Kepala BP DAS, BPTH, BPA, BPHM, BKSDA, BTN, Dinas Propinsi, Kabupaten/Kota, Bupati/Gubernur/Eselon I lingkup Departemen Kehutanan dan Menteri Kehutanan serta Kepala Unit/Direksi Perum Perhutani.
2. Tata Waktu Penyampaian Laporan a. Laporan Bulanan terbagi atas : 1) Laporan Bulanan dari Kuasa Pengguna Anggaran Kegiatan Gerhan disampaikan paling lambat tanggal 10 setiap bulan. 2) Laporan Bulanan dari BP DAS, BPTH, BPA, BPHM, BKSDA, BTN,, Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota dan Dinas Kehutanan
Propinsi serta Unit Perum Perhutani ke masing-masing atasan langsungnya disampaikan paling lambat tanggal 15 setiap bulan. b. Laporan Triwulan terbagi atas : 1) Laporan Triwulan oleh Kuasa Pengguna Anggaran Kegiatan Gerhan disampaikan paling lambat tanggal 15 setiap triwulannya pada bulan berikutnya. 2) Laporan Triwulan disampaikan oleh BP DAS, BPTH, BPA, BPHM, BKSDA, BTN, Dinas yang menangani urusan Kehutanan di Kabupaten/Kota maupun Dinas Kehutanan Propinsi kepada masing-masing atasan langsungnya disampaikan paling lambat tanggal 20 per triwulannya pada bulan berikutnya. 3) Laporan Triwulan disampaikan oleh Eselon I lingkup Departemen Kehutanan kepada Menteri Kehutanan paling lambat tanggal 25 per triwulannya pada bulan berikutnya. 4) Laporan Triwulan disampaikan oleh Unit Perum Perhutani kepada Direksi Perum Perhutani paling lambat tanggal 20 per triwulannya pada bulan berikutnya. 5) Laporan Triwulanan disampaikan oleh Dirut Perum Perhutani kepada Menteri Kehutanan paling lambat tanggal 25 pada bulan berikutnya. c.
Laporan Semesteran terbagi atas : 1) Laporan Semesteran yang disampaikan oleh Bupati kepada Gubernur dan tembusannya kepada Menteri Kehutanan paling lambat tanggal 25 pada bulan berikutnya. 2) Laporan Semesteran yang disampaikan oleh Gubernur kepada Menteri Kehutanan paling lambat tanggal 30 pada bulan berikutnya. 3) Laporan Semesteran disampaikan oleh Unit Perum Perhutani kepada Direksi Perum Perum Perhutani paling lambat tanggal 20 pada bulan berikutnya. 4) Laporan semesteran disampaikan oleh Dirut Perum Perhutani kepada Menteri Kehutanan paling lambat tanggal 25 pada bulan berikutnya. 5) Laporan semesteran dilaporkan Menteri Kehutanan kepada Presiden, paling lambat tanggal 15 pada bulan berikutnya setelah laporan Gubernur diterima.
d. Laporan Tahunan terbagi atas : 1) Laporan Tahunan oleh Kuasa Pengguna Anggaran kegiatan Gerhan disampaikan paling lambat tanggal 15 setiap tahunnya pada bulan berikutnya. 2) Laporan Tahunan disampaikan oleh BP DAS, BPTH, BPA, BPHM, BKSDA, BTN, Dinas yang menangani urusan Kehutanan di Kabupaten/Kota maupun Dinas Kehutanan Propinsi kepada
masing-masing atasan langsungnya disampaikan paling lambat tanggal 20 pada bulan berikutnya. 6) Laporan Tahunan yang disampaikan oleh Bupati kepada Menteri Kehutanan/Gubernur paling lambat tanggal 25 pada bulan berikutnya. 7) Laporan Tahunan yang disampaikan oleh Gubernur kepada Menteri Kehutanan paling lambat tanggal 30 pada bulan berikutnya. 8) Laporan Tahunan disampaikan oleh Eselon I Lingkup Departemen Kehutanan kepada Menteri Kehutanan paling lambat tanggal 25 pada bulan berikutnya. 9) Laporan Tahunan disampaikan oleh Unit Perum Perhutani kepada Direksi Perum Perhutani paling lambat tanggal 20 pada bulan berikutnya. 10) Laporan Tahunan disampaikan oleh Dirut Perum Perhutani kepada Menteri Kehutanan paling lambat tanggal 25 pada bulan berikutnya. 11) Laporan Tahunan disampaikan oleh Menteri kehutanan kepada Presiden paling lambat tanggal 25 pada 2 (dua) bulan berikutnya setelah tahun anggaran berakhir. e. Laporan Khusus dibuat sesuai dengan kebutuhan.
C. Format/Model Laporan 1. Laporan Kegiatan Laporan Kegiatan terdiri dari : a. Laporan Bulanan yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Anggaran kegiatan Gerhan di BP DAS, BPTH, BPA, BPHM, BKSDA, BTN, Kabupaten/Kota dan Propinsi serta Unit Perum Perhutani dan Pusat/Ditjen RLPS mengikuti format model A-1 seperti pada Contoh 6. b. Laporan Triwulan yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Anggaran Kegiatan Gerhan di BP DAS, BPTH, BPA, BPHM, BKSDA, BTN, Kabupaten/Kota dan Propinsi, Unit Perum Perhutani dan Pusat/Ditjen RLPS mengikuti format model A-2 seperti pada Contoh 7. c. Laporan Tahunan yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Anggaran Langsung Bendaharawan kegiatan Gerhan di BP DAS, BPTH, BPA, BPHM, BKSDA, BTN, Kabupaten/Kota dan Propinsi, Unit Perum Perhutani dan Eselon I Lingkup Departemen Kehutanan mengikuti format model A-3 seperti pada Contoh 8.
2. Laporan Struktural Laporan Struktural terdiri dari : a. Laporan Bulanan yang disampaikan oleh BP DAS, BPTH, BPA, BPHM, BKSDA, BTN, Dinas yang mengurusi kehutanan Propinsi, Kabupaten/Kota dan kepada atasan langsungnya mengikuti format model B-1 seperti pada Contoh 9. b. Laporan Triwulanan yang disampaikan oleh BP DAS, BPTH, BPA, BPHM, BKSDA, BTN, Dinas yang mengurusi kehutanan Propinsi, Kabupaten/Kota, Eselon I lingkup Departemen Kehutanan serta Perum Perhutani kepada atasan langsungnya mengikuti format model B-2 seperti pada Contoh 10. c. Laporan Semesteran yang disampaikan oleh Bupati, Gubernur, Eselon I lingkup Departemen Kehutanan dan Menteri Kehutanan mengikuti format model dan petunjuk sebagai berikut : I.
II.
Pendahuluan A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Ruang Lingkup Kebijakan dan Strategi A. Perencanaan B. Pengorganisasian C. Pelaksanaan D. Pengendalian
III. Rencana Kegiatan Gerhan Tahun ….. Jenis dan volume kegiatan : A. Rehabilitasi Dalam Kawasan Hutan 1. Pola 1.1 1.2 1.3.
Subsidi Penuh Reboisasi (HL, HK dan HP) Reboisasi Pengkayaan (HL dan HK) Rehabilitasi Mangrove dan Hutan Pantai dalam Kawasan Hutan
2. Pola Rehabilitasi Hutan Model 2.1 Konservasi Jenis Tanaman Langka/ Unggulan Setempat dengan Silvikultur Intensif (HL dan HP) 2.2 Model Pengembangan Rehabilitasi Hutan Pola Khusus (Jenis Meranti). 2.3 Rehabilitasi Mangrove Pola Rumpun Berjarak
2.4 Rehabilitasi Hutan pada Daerah Tangkapan Air (DTA) Waduk dan Danau Prioritas (HL, HP dan HK) B. Rehabilitasi Luar Kawasan Hutan 1. Pola 1.1 1.2 1.3 1.4
Insentif Pembuatan Hutan Rakyat Pengkayaan Hutan Rakyat Rehabilitasi Mangrove dan Hutan Pantai Penghijauan Lingkungan
2. Pola 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5
Subsidi Penuh Pembuatan Hutan Rakyat pada Daerah Tertinggal Pengkayaan Hutan Rakyat pada Daerah Tertinggal Pembuatan Hutan Kota Penanaman Turus Jalan Pembuatan Hutan Rakyat pada DTA Waduk dan Danau Prioritas 2.6 Pembuatan Tanaman Sabuk Hijau (Green Belt)
3. Rehabilitasi Lahan Pola Model 3.1 Hutan Rakyat Pola Hibah (Block Grant) 3.2 Model Silvikultur Intensif Konservasi Jenis Tanaman Langka/Unggulan Setempat dengan Silvikultur Intensif 3.3 Model Rehabilitasi Mangrove Pola Rumpun Berjarak 3.4 Model Hutan Rakyat Sistem Pot 3.5 Model Pembuatan Tanaman Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) 4. Bangunan Konservasi Tanah/Sipil Teknis Bangunan konservasi tanah berupa dam pengendali, dam penahan, pengendali jurang (gully plug), embung air dan sumur resapan. C. Kegiatan Pendukung 1. Administrasi/kesekretariatan 2. Perencanaan 3. Pengembangan kelembagaan
4. Penilaian bibit, penilaian tanaman dan bangunan konservasi tanah 5. Pembinaan dan pengawasan/pengendalian (wasdal) 6. Bimbingan teknis dan sosialisasi building) dan 7. Pembangunan citra (image penyebarluasan informasi D. Pembiayaan IV.
Pelaksanaan Kegiatan Gerhan Tahun …… Realisasi jenis dan volume kegiatan : A. Rehabilitasi Dalam Kawasan Hutan 1. Pola 1.1 1.2 1.3.
Subsidi Penuh Realisasi Reboisasi (HL, HK dan HP) Realisasi Reboisasi Pengkayaan (HL dan HK) Realisasi Rehabilitasi Mangrove dan Hutan Pantai dalam Kawasan Hutan
2. Pola Rehabilitasi Hutan Model 2.1 Realisasi Konservasi Jenis Tanaman Langka/ Unggulan Setempat dengan Silvikultur Intensif (HL dan HP) 2.2 Realisasi Model Pengembangan Rehabilitasi Hutan Pola Khusus (Jenis Meranti). 2.3 Realisasi Rehabilitasi Mangrove Pola Rumpun Berjarak 2.4 Realisasi Rehabilitasi Hutan pada Daerah Tangkapan Air (DTA) Waduk dan Danau Prioritas (HL, HP dan HK) B. Rehabilitasi Luar Kawasan Hutan 1. Pola 1.1 1.2 1.3 1.4
Insentif Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi
Pembuatan Hutan Rakyat Pengkayaan Hutan Rakyat Rehabilitasi Mangrove dan Hutan Pantai Penghijauan Lingkungan
2. Pola Subsidi Penuh 2.1 Realisasi Pembuatan Hutan Rakyat pada Daerah Tertinggal
2.2 Realisasi Pengkayaan Hutan Rakyat pada Daerah Tertinggal 2.3 Realisasi Pembuatan Hutan Kota 2.4 Realisasi Penanaman Turus Jalan 2.5 Realisasi Pembuatan Hutan Rakyat pada DTA Waduk dan Danau Prioritas 2.6 Realisasi Pembuatan Tanaman Sabuk Hijau (Green Belt) 3. Rehabilitasi Lahan Pola Model 3.1 Realisasi Hutan Rakyat Pola Hibah (Block Grant) 3.6 Realisasi Model Silvikultur Intensif Konservasi Jenis Tanaman Langka/Unggulan Setempat dengan Silvikultur Intensif 3.7 Realisasi Model Rehabilitasi Mangrove Pola Rumpun Berjarak 3.8 Realisasi Model Hutan Rakyat Sistem Pot 3.9 Realisasi Model Pembuatan Tanaman Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) 4. Bangunan Konservasi Tanah/Sipil Teknis Realisasi bangunan konservasi tanah berupa dam pengendali, dam penahan, pengendali jurang (gully plug), embung air dan sumur resapan. C. Kegiatan Pendukung 1. 2. 3. 4.
Realisasi Administrasi/kesekretariatan Realisasi Perencanaan Realisasi Pengembangan kelembagaan Realisasi Penilaian bibit, penilaian tanaman dan bangunan konservasi tanah 5. Realisasi Pembinaan dan pengawasan/pengendalian (wasdal) 6. Realisasi Bimbingan teknis dan sosialisasi 7. Realisasi Pembangunan citra (image building) dan penyebarluasan informasi. D. Pembiayaan V.
Analisis Permasalahan
VI.
Upaya Tindak Lanjut
VII. Penutup
d. Laporan Tahunan yang disampaikan oleh BP DAS, BPTH, BPA, BPHM, BKSDA, BTN, Dinas yang mengurusi Kehutanan Propinsi, Kabupaten/Kota, Bupati/Gubernur/Eselon I lingkup Departemen Kehutanan/Menteri Kehutanan mengikuti format model dan petunjuk sebagai berikut : I.
Pendahuluan A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Ruang Lingkup
II.
Rencana Kegiatan Gerhan Tahun ….. A. Kebijaksanaan dan Strategi B. Jenis dan volume kegiatan C. Pembiayaan
III. IV. V. VI. VII.
Pelaksanaan Kegiatan Gerhan Tahun …… Analisis Permasalahan Upaya Tindak Lanjut Rencana Kegiatan Gerhan Tahun Berikutnya Penutup
e. Laporan Khusus Laporan khusus kegiatan Gerhan disampaikan oleh Pembina Gerhan untuk wilayah Propinsi mengikuti format C sebagaimana pada Contoh 11.
Contoh 6. Format Model A-1 LAPORAN BULANAN KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN GERHAN Propinsi/Kabupaten/Kota/BP DAS/BPTH/BKSDA/BTN/Perum Perhutani …………………………… TAHUN ANGGARAN ……………………
I. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
11.
DATA UMUM Laporan bulan Nama Kegiatan Kode kegiatan Kantor / Satuan Kerja Kode organisasi / Lokasi Atasan Langsung Kegiatan Alamat No. dan Tgl. DIPA Jumlah Anggaran Posisi: a. - SPM GU s/d bulan lalu - SPM GU bulan ini - SPM LS Jumlah SPM GU s/d bulan ini + Ls (a) b. S P M UYHD Terdiri dari : - Sisa Kas / Bank - Persekot / uang kerja - Kuitansi yang belum di SPPGU-kan - SPPGU yang belum di SPMGU-kan - SPPGU yang sudah di SPM-kan Jumlah SPM UYHD (b) c. Jumlah ( a + b ) a. Sisa Anggaran b. Dana yang disetor kembali Dana yang belum/tidak digunakan
: : : : : : : :
: : :
Rp. Rp. Rp.
: : : :
Rp. Rp. Rp. Rp.
: : : : : : :
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Contoh 6. (lanjutan) II. REALISASI KEUANGAN Target satu tahun No. MAK 1
Target s/d Bulan ini
Jumlah
Bobot
Jumlah
JENIS PENGELUARAN/RAB
(Rp.)
(%)
(Rp.)
3
4
5
2
Realisasi s/d Bulan ini Deviasi
TOLOK UKUR/JENIS KEGIATAN /
TTB
Jumlah
TTB
Keterangan
%
%
(Rp.)
%
%
(+/-)
6
7
8
9
10
11
12
Contoh 6. (lanjutan) III. REALISASI FISIK
No. MAK 1
TOLOK UKUR/JENIS KEGIATAN / JENIS PENGELUARAN / RAB 2
Target satu tahun
Target s/d Bulan ini
Realisasi s/d Bulan ini
Deviasi
Volume Fisik
Bobot
Fisik
TTB
Fisik
TTB
Keterangan
(Satuan Fisik)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(+/-)
3
4
5
6
7
8
9
10
Contoh 7.
FORMAT MODEL A-2 Lampiran Keputusan Kepala BAPPENAS Nomor : Kep/164/K/06/2000 Beri tanda "V" pada kotak yang sesuai LAPORAN TRIWULAN KEUANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN GERHAN
DIP
PROPINSI/KABUPATEN/KOTA/BP DAS/BPTH/BKSDA/BTN/PERUM PERHUTANI ……………… TAHUN ANGGARAN …………… TRIWULAN : ………..
I. DATA UMUM 1. Nama Kegiatan 2. Nomor Kode Kegiatan 3. Sasaran Proyek Tahun Angganan berjalan 4. Jangka waktu pelaksanaan 5. Nama Atasan Langsung bendaharawan 6. Tempat kedudukan atasan langsung kegiatan II. DATA KEUANGAN 1. Anggaran kegiatan 2. Sumber Dana A. Rupiah Murni B. Bantuan Luar Negeri 1. Pinjaman luar negeri (1) Valuta Asing (2) RPLN 2. Hibah
DIP SUPLEMEN DPP
: : : :
b. Tahun Anggaran kegiatan diperkirakan selesai : : :
: : : : : : : :
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Contoh 7. (lanjutan) III. PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROYEK 1. Realisasi Penyerapan Dana Berdasarkan SPM (Kumulatif)
No.
Sumber Dana
Jumlah Rp.
1 Rupiah Murni 2 Pinjaman luar negeri 3 Hibah Jumlah
Triwulan I Target Realisasi Rp. % Rp. %
Triwulan II Target Realisasi Rp. % Rp. %
Triwulan III Target Realisasi Rp. % Rp. %
Triwulan IV Target Realisasi Rp. % Rp. %
Contoh 7. (lanjutan) 2. Realisasi Pelaksanaan Fisik (Prosentase tertimbang kumulatif) Triwulan I Target(%) Realisasi (%)
Triwulan II Target(%) Realisasi (%)
Triwulan III Target(%) Realisasi (%)
Triwulan IV Target(%) Realisasi (%)
Contoh 7. (lanjutan) 3.
No.
1
Rincian Bantuan Luar Negeri
Sumber BLN No. NPLN/Tahun No. Register
Pagu BLN 1. Pagu Total 2. Pagu Proyek Valas (dalam ribuan)
Perkiraan Penarikan Rincian dana 1. S/d thn lalu (komulatif) Cara Penarikan 2. Tahun ini (L/C, PL, PP, RK) Valas (dalam ribuan) Rp. (dalam ribuan)
2
Kode 3
Dana 4
Kode 5
Dana 6
7
NIHIL
-
-
-
-
-
Dana Pendamping 1. Rupiah Murni 2. RPLN Rp. (dalam Kode ribuan) 8 9
-
-
Contoh 7. (lanjutan) IV.
LAIN-LAIN : 1.
Masalah-masalah yang menghambat pelaksanaan :
2.
Usul pemecahan dan tindak lanjut yang diperlukan :
3.
Informasi lain
4.
Pembuat Laporan
:
Diisi oleh Jabatan
:
Pada tanggal
:
Tanda Tangan
:
Contoh 7. (lanjutan) IV. RINCIAN MASALAH DAN TINDAK LANJUT YANG DIPERLUKAN No.
Rincian Masalah
Kode Masalah *)
Tindak Lanjut yang diperlukan
Pihak yang diharapkan dapat membantu penyelesaian masalah
………………...,
…………………….
Kuasa Pengguna Anggaran,
……………………………………. NIP. ………………
Contoh 8. Format Model A-3. Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Gerhan /BKSDA/Kabupaten/Kota/Perum Perhutani …………………
Propinsi/BP
DAS/BPTH/
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Ruang Lingkup
II.
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (diisi per tolok ukur) A. B. C. Dst……… Tabel 1. Rencana Kegiatan Gerhan …………… Tahun ……. Nomor MAK
Tolok Ukur/ Jenis Kegiatan/ Jenis Pengeluaran
Volume
Jumlah III. PELAKSANAAN KEGIATAN (diisi per tolok ukur) A. B. C. Dst………
Rencana Fisik Keuangan Keterangan (%) (Rp)
Tabel 2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Gerhan …………… Tahun ……. Nomor MAK
Tolok Ukur/ Jenis Kegiatan/ Jenis Pengeluaran
Volume
Satuan
Jumlah
IV. MASALAH DAN ANALISA MASALAH A. Masalah B. Analisa Masalah V.
UPAYA TINDAK LANJUT
VI. PENUTUP
Fisik (%)
Realisasi Keuangan (Rp)
(%)
Keterangan
Contoh 9. FORMAT Model B-1. Laporan Bulanan Kegiatan Gerhan Satker ………………. Tahun ………….. A. Ringkasan data bulanan dan analisa kemajuan pelaksanaan kegiatan bulanan Gerhan baik di BP DAS, BPTH, BPA, BPHM, BKSDA, BTN, Propinsi, Kabupaten/Kota dan Perum Perhutani. B. Permasalahan per kegiatan C. Saran dan tindak lanjut D. Lampiran data bulanan Fisik (%) No.
Jenis Kegiatan
Target Satu tahun
Jumlah
Keterangan : Jenis kegiatan disesuaikan dengan Satkernya
Realisasi S/d bulan ini
Keuangan (%) Target Realisasi Satu Tahun S/d bulan ini
Keterangan
Petunjuk Pengisian Laporan Bulanan I. Data Umum
:
II. Realisasi Keuangan : Kolom1 : Kolom2
:
Kolom 3
:
Kolom 4
:
Kolom 5
:
Kolom 6
:
Kolom 7
:
Kolom 8
:
Kolom 9
:
Kolom 10
:
Kolom 11
:
Kolom 12
:
diisi sesuai dengan data yang tercantum di dalam Dokumen Rincian Perhitungan DIPA. Diisi No.Mata Angggaran Kegiatan (MAK) sesuai dengan tercantum di Dokumen Rincian Perhitungan DIPA. Diisi Jenis Kegiatan yang dirinci per jenis pengeluaran (jika masih dalam bentuk paket dirinci sampai Rencana Anggaran Biaya (RAB)). Diisi jumlah dana dalam 1 tahun sesuai Dokumen Rincian Perhitungan DIPA. Diisi % bobot berdasarkan bobot anggaran tiap jenis pengeluaran. Diisi target penyerapan dana jenis pengeluaran s/d bulan ini. Diisi % target penyerapan dana jenis pengeluaran s/d bulan ini ((kolom 5 / kolom 3) x 100%) Diisi % tertimbang target s/d bulan ini ((kolom 4 x kolom 6) / 100%) Diisi realisasi penyerapan keuangan / dana masing – masing jenis pengeluaran s/d bulan laporan dibuat. Diisi persentase realisasi keuangan sampai dengan bulan laporan dibuat ((kolom 8 / kolom 5) x 100%). Diisi % tertimbang realisasi (kolom 7 x kolom 9 x 100%). Diisi deviasi (target tertimbang dikurangi realisasi tertimbang) Diisi kolom keterangan bila diperlukan
III. Realisasi Fisik Kolom1
:
Kolom2
:
Kolom3
:
Kolom 4
:
Kolom 5
:
Diisi No. Mata Angggaran Kegiatan (MAK) sesuai dengan tercantum di Dokumen Rincian Perhitungan DIPA. Diisi Jenis Kegiatan yang dirinci per jenis pengeluaran (jika masih dalam bentuk paket dirinci sampai Rencana Anggaran Biaya (RAB)). Diisi target penyerapan fisik dalam 1 tahun (volume fisik) sesuai Dokumen Rincian Perhitungan DIPA. Diisi persentase bobot berdasarkan bobot anggaran tiap jenis pengeluaran. Diisi % target fisik s/d bulan ini sesuai Rencana Operasional/rencana kegiatan.
Kolom 6
:
Kolom 7
:
Kolom 8
:
Kolom 9 Kolom 10
: :
Diisi % tertimbang target fisik s/d bulan ini (Kolom 4 x Kolom 5 x 100%). Diisi % realisasi penyerapan fisik s/d bulan laporan dibuat Diisi tertimbang realisasi penyerapan fisik pada bulan laporan dibuat (Kolom 6 x Kolom 7 x 100%). Diisi deviasi (kolom 6 – kolom 8) Diisi keterangan bila diperlukan
Contoh 10. Format Model B-2 Laporan Triwulanan kegiatan Gerhan Satker …… ……. Tahun …… A. Ringkasan data triwulan I (bulan ke 3), triwulan II (Bulan ke 6), triwulan III (bulan ke 9) dan analisa kemajuan pelaksanaan kegiatan Gerhan di Satker. B. Permasalahan per kegiatan C. Saran dan tindak lanjut D. Lampiran data Jenis No. Kegiatan
Fisik Target Realisasi (Satuan) (Satuan)
Keuangan Target Realisasi (Rp) (Rp)
Keterangan
Jumlah Catatan : Jenis kegiatan diisi sesuai kegiatan yang ada diwilayah kerjanya. Petunjuk Pengisian Laporan Triwulan I. Data Umum
:
diisi sesuai dengan data yang tercantum di dalam Dokumen Rincian Perhitungan DIPA.
II. Data Keuangan
:
diisi sesuai dengan data yang tercantum di dalam Dokumen Rincian Perhitungan DIPA.
III. Perkembangan pelaksanaan kegiatan 1. Realisasi penyerapan dana berdasarkan SPM Diisi kolom jumlah dana, target dan realisasi keuangan triwulan I, II, III, IV secara komulatif) 2. Realisasi pelaksanaan fisik Diisi target dan realisasi fisik triwulan I, II, III, IV secara komulatif) IV. Rincian dan tindak lanjut yang diperlukan Apabila ada permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan maka harus diisi.
Contoh 11. Format Model C Laporan khusus pelaksanaan kegiatan Gerhan oleh Pembina Propinsi. I.
INFORMASI UMUM
II.
TARGET KEGIATAN GERHAN DI PROPINSI
III.
PELAKSANAAN GERHAN A. Administrasi B. Fisik kegiatan C. Keuangan D. Lain-lain
IV.
HASIL UJI PETIK DI LAPANGAN (Propinsi, Kabupaten, Lokasi)
V.
MASALAH YANG TIMBUL
VI.
USULAN TINDAK LANJUT
BAB VI PENUTUP Demikian Petunjuk Pelaksanaan Gerhan ini untuk dapat dipedomani dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan ini agar diatur lebih lanjut oleh Satker Pelaksana di daerah sebagai penjabarannya dan tidak bertentangan dengan Petunjuk Pelaksanaan ini.
MENTERI KEHUTANAN, ttd H. M.S. KABAN Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum dan Organisasi ttd SUPARNO, SH. NIP. 080068472