Gerakan Tanah di Cantillever dan Jalur Jalan Cadas Pangeran, Sumedang (Sumaryono, dkk)
GERAKAN TANAH DI CANTILLEVER DAN JALUR JALAN CADAS PANGERAN, SUMEDANG Sumaryono, Sri Hidayati, dan Cecep Sulaeman
Sari Jalur Cadas Pangeran merupakan daerah rawan dan berisiko terhadap gerakan tanah. Dalam kurun waktu 8 tahun sudah terjadi lima kali gerakan tanah. Kondisi gerakan tanah lama dan kondisi tiang penyangga jalur Cadas Pangeran sudah mengalami retak-retak dan berlubang sehingga berisiko tinggi terjadi bencana gerakan tanah dan runtuhnya tiang penyangga. Berdasarkan hasil pemantauan dan penyelidikan, diketahui bahwa pada Tiang penyangga dan lereng di jalur jalan ini mengalami deformasi horizontal sebesar 0.3 – 1.2 cm. Sedangkan pergeseran vertikal sampai 18.6 cm dalam kurun waktu dua bulan. Mengingat padatnya lalu lintas dan beban kendaraan yang melebihi tonase desain tiang penyangga, maka pembatasan tonase kendaraan yang melewati jalur ini sangatlah penting. Kejadian gerakan tanah dan retaknya tiang penyangga di Cadas Pangeran tidak hanya dipicu oleh curah hujan dan meningkatnya tekanan air pori, tetapi juga dipicu oleh beban kendaraan yang melebihi tonase desain awal tiang penyangga. Kata kunci : gerakan tanah, deformasi, curah hujan, beban kendaraan
Pendahuluan Ruas Cadas Pangeran berada pada jalur Bandung – Cirebon yang merupakan jalur utama dan strategis bagi perekonomian nasional dan regional terlihat dari volume lalulintas ratarata diatas 18.500 kendaraan/ hari. Jalur Bandung – Sumedang yang melewati Cadas Pangeran juga merupakan satu-satunya alternatif jalur transportasi yang tersedia saat ini untuk pergerakan antara dua wilayah pengembangan, yaitu wilayah Bandung, Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan. Kondisi tiang penyangga mengalami retak dan bencana alam gerakan tanah sering terjadi di jalur jalan Cadas Pangeran menyebabkan daerah ini sangat berisiko terhadap keruntuhan konstrusi dan gerakan tanah. Berdasarkan basis data gerakan tanah terjadi di tahun 2002, 2006 dan 30 April 2009, Mei dan November 2010. Pemantauan tiang penyangga dan pergerakan lereng yang intensif sangat penting dilakukan di jalur Cadas Pangeran ini. Metodologi Penyelidikan Metoda penyelidikan yang dilakukan adalah metode langsung, meliputi: pengamatan kondisi Hal :23
geologi setempat, jenis gerakan tanah, dimensi gerakan tanah, faktor penyebab gerakan tanah, tata guna lahan, kondisi keairan, pengamatan jenis, sifat fisik tanah serta pemantauan deformasi dengan menggunakan peralatan Global Positioning System (GPS) pada jalur jalan dan tiang penyangga di Cadas Pangeran, Sumedang. Landasan Teori Cruden (1991) mendefinisikan longsoran (landslide) sebagai pergerakan suatu massa batuan, tanah, atau bahan rombakan material penyusun lereng (yang merupakan percampuran tanah dan batuan) menuruni lereng. Namun sebelumnya, Varnes (1978) mengusulkan terminologi gerakan lereng (slope movement) yang dianggap lebih tepat untuk mendefinisikan longsoran, yaitu sebagai gerakan material penyusun lereng ke arah bawah atau keluar lereng dibawah pengaruh gravitasi bumi. Metoda pemantauan GPS adalah metoda penentuan posisi dari beberapa titik secara teliti (orde ketelitian mm-cm) terhadap satu atau beberapa titik kontrol (pantau) yang telah diketahui koordinatnya, dengan menggunakan data pengamatan fase dari beberapa satelit GPS yang diamati selang waktu tertentu.
Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 3,Desember 2010 : 23-31
Gerakan Tanah di Cantillever dan Jalur Jalan Cadas Pangeran, Sumedang (Sumaryono, dkk)
Prinsip studi gerakan tanah dengan metoda ini adalah dengan membandingkan koordinat dari beberapa titik pantau pada daerah rawan bencana gerakan tanah yang diperoleh dari beberapa pemantauan GPS yang dilakukan dengan selang waktu tertentu. Untuk
mendapatkan nilai perbedaan koordinat yang baik dengan tingkat ketelitian dalam orde beberapa mm. Lama pengamatan di setiap titik disesuaikan dengan jarak antar titik pantau. Perhitungan pergeseran horisontal maupun vertikal dapat dilihat pada gambar 1 dan 2. b) Pergeseran vertikal
Gambar 1. Penghitungan pemantauan gerakan tanah (Abidin H. Z, 2000 ) a) pergeseran horizontal; b) pergeseran vertikal; c) panjang pergeseran
HASIL DAN PEMBAHASAN Morfologi Secara umum kondisi morfologi lokasi tiang penyangga dan jalur Cadas Pangeran di wilayah Sumedang Selatan merupakan perbukitan dengan kemiringan lereng terjal (> 25). Lokasi tersebut berada pada kaki bukit dengan kemiringan lereng antara 25 - 40 dan ketinggian antara 500 – 800 meter di atas permukaan laut. Pada bagian bawah lembah mengalir Sungai Ciledug dan Sungai Cipeles di
bagian atasnya berupa hutan, ladang dan sawah serta terdapat kolam ikan. Geologi Desa Ciherang dan sekitarnya tersusun oleh produk gunung api muda tak teruraikan (Qyu) yang terdiri dari pasir tufaan, lapili, breksi, lava, aglomerat sebagian berasal dari Gunung Tangkubanparahu dan sebagian dari Gunung Tampomas. Membentuk dataran kecil atau bagian-bagian rata dan bukit-bukit rendah
Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 3, Desember 2010 : 24-31
Hal :24
Gerakan Tanah di Cantillever dan Jalur Jalan Cadas Pangeran, Sumedang (Sumaryono, dkk)
antara Sumedang - Bandung. Hasil gunungapi tua (Qvb) terdiri dari breksi gunung api aliran lahar dengan susunan komponennya antara andesit – basal. Hasil gunung api tua lava (Qvl) yang terdiri lava menunjukkan kekar lempeng dan kekar tiang, terdiri dari batupasir tufa,
konglomerat, batulempung dan kadang-kadang dan batupasir gampingan dan batugamping Formasi Kaliwungu (Pk). Pada umumnya daerah yang mengalami gerakan tanah disusun oleh breksi andesit dan pasir tufaan.
Gambar 2. Kondisi Geologi Daerah Cadas Pangeran (Silitonga, 1973)
Keairan Akuifer tertekan dan keluarnya air melalui rekahan batuan (fractured aquifer) merupakan kondisi hidrologi pengontrol gerakan tanah/ longsor di daerah ini, kedalaman muka air tanah 3 – 8 m. Namun demikian, penyelidikan yang lebih rinci tentang stratigrafi, kemiringan dan diskontinuitas batuan sangat diperlukan untuk menganalisis mekanisme saturasi lereng. Memahami mekanisme tersebut akan mendukung prediksi karakteristik curah hujan pemicu gerakan tanah dan perlindungan/ perkuatan lereng disekitar Cadas Pangeran.
Hal :25
Kerentanan Gerakan Tanah Berdasarkan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Jawa Bagian Barat (Djadja, 2009), Lokasi bencana termasuk dalam Zona Kerentanan Gerakan Tanah Menengah – Tinggi artinya pada zona ini sering atau dapat terjadi gerakan tanah terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan (Gambar 3). Gerakan tanah lama dapat aktif kembali akibat curah hujan yang tinggi.
Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 3,Desember 2010 : 25-31
Gerakan Tanah di Cantillever dan Jalur Jalan Cadas Pangeran, Sumedang (Sumaryono, dkk)
Gambar 3. Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Jalur Cadas Pangeran (Djadja, 2009)
Jenis Gerakan Tanah Dan Kondisi Tiang penyangga Potensi gerakan tanah yang terjadi berupa longsoran dan rayapan atau gerakan tanah tipe lambat (Gambar 4 dan 6). Bekas longsoran membentuk tapal kuda dengan lebar 10 meter, panjang material yang longsor 50 m, longsoran ini mengarah ke jalan raya Bandung -
Sumedang. Sedangkan pada bagian atas lereng terdapat retakan dengan panjang 100 meter dan lebar 0.5 - 2 cm. Berdasarkan pengamatan lapangan kondisi tiang penyangga ada yang berongga dan sudah terdeformasi (Gambar 5), sehingga perlu antisipasi untuk mencegah terjadinya kerusakan/ patahnya tiang penyangga.
Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 3, Desember 2010 : 26-31
Hal :26
Gerakan Tanah di Cantillever dan Jalur Jalan Cadas Pangeran, Sumedang (Sumaryono, dkk)
a.
b.
Gambar 4.a. Daerah rawan gerakan tanah baik berupa tanah longsor dan runtuhan batu di jalur Cadas Pangeran, b. Deformasi pada tebing disisi jalan Cadas Pangeran Km 36 sampai 37
Retakan pada tiang penyangga di Cadas Pangeran
Retakan pada tiang penyangga di Cadas Pangeran
Retakan pada tiang penyangga di Cadas Pangeran
Bagian bawah tiang penyangga yang berongga dan aspal jalan sudah kelihatan
Gambar 5. Kondisi tiang penyangga di Jalur Cadas Pangeran Hal :27
Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 3,Desember 2010 : 27-31
Gerakan Tanah di Cantillever dan Jalur Jalan Cadas Pangeran, Sumedang (Sumaryono, dkk)
Gambar 6. Material longsoran dan retakan yang berada di bagian puncak bukit
Penyebab dan Mekanisme Gerakan Tanah Penyebab gerakan tanah dan deformasi tiang penyangga di lokasi ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: Beban kendaraan yang melebihi tonase karena jalur tiang penyangga ini didesain untuk kendaraan dengan berat 8 ton, tetapi kenyataan dilapangan beban tonase jalan mencapai > dari 20 ton dan kondisi tiang penyangga yang sudah tidak menumpang pada batuan dasar. Topografi daerah bencana berupa perbukitan dengan kemiringan lereng terjal Kondisi geologi penyusun lereng berupa breksi, batupasir tufan, batunapal yang terkekarkan dan lapuk secara intensif. Adanya kontak antara tanah pelapukan dengan batuan dasar, batuan dasar ini berfungsi sebagai bidang gelincir. Perubahan tata guna lahan bagian atas lereng sebagai kolam dan lahan persawahan. Kondisi drainase lereng yang kurang baik sehingga turut memicu terjadinya gerakan tanah/deformasi.
Kandungan air yang tinggi di daerah tersebut turut memicu terjadinya gerakan tanah dan deformasi pada tiang penyangga. Kandungan air dan tekanan air pori dalam tanah meningkat, bobot masa tanah menjadi bertambah, daya ikat antar butiran tanah (kohesi) dan kuat geser (friksi) berkurang, sehingga tanah penyusun lereng mengalami jenuh air. Interaksi dari faktor pengontrol dan pemicu longsoran tersebut menyebabkan struktur tiang penyangga dan batuan tersebut kehilangan kekuatannya, sehingga lereng menjadi tidak stabil dan terjadilah deformasi. Pemantauan Laju Gerakan Tanah Pengukuran Periode Juli – Agustus 2010 Pergeseran horisontal dan vertikal diperoleh dari selisih posisi hasil pengukuran ke 2 dengan ke 1. Nilai pergeseran diperlihatkan pada Tabel dan 1 Gambar 7. Secara horisontal nilai pergeseran rata-rata 1 cm. Sedangkan secara vertikal yang mengalami pergeseran terbesar yaitu PTK2 naik sebesar 18, 62 cm. Sedangkan PTK1 turun sebesar 0,21 cm, dan PTK3 naik sebesar 0,3 cm.
Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 3, Desember 2010 : 28-31
Hal :28
Gerakan Tanah di Cantillever dan Jalur Jalan Cadas Pangeran, Sumedang (Sumaryono, dkk)
Tabel 1. Pergeseran horisontal dan vertikal Agustus 2010 – Juli 2010
Nama patok PAT PTK1 PTK2 PTK3
dx (cm)
vertikal dz (Cm)
dy (cm)
0 0.8100 1.0100 -0.3600
0 -0.2200 0.0100 1.0400
0 -0.2100 18.6200 0.3000
panjang vektor horizontal arah (°) (Cm) 0 0 0.84 105.20 1.01 89.43 1.10 340.91
Gambar 7. Pergeseran horizontal Agustus 2010 – Juli 2010 (Sumaryono, dkk)
Secara horizontal menunjukkan patok ukur di Cadas Pangeran mengalami pergeseran horisontal relatif kecil dengan nilai rata-rata 1 cm. Sedangkan secara vertikal menunjukkan bahwa patok ukur PTK2 naik sebesar 18,6 cm.
Periode Pengukuran Agustus – Oktober 2010 Nilai pergeseran pada bulan Agustus dibandingkan dengan Oktober, diperlihatkan pada Tabel 2 dan Gambar 8. Secara horisontal nilai pergeseran berkisar antara 0,37 cm hingga Hal :29
1,20 cm. Arah pergeseran horizontal patok ukur yang berada di pinggir jalan (PTK1, PTK2, dan PTK3) ke barat daya atau mengarah ke lembah. Sedangkan arah pergeseran patok ukur yang berada di kebun (PTK5, dan PTK6) ke timur laut (ke arah jalan raya yang berada di bawah patok ukur tersebut), kecuali patok PTK4 ke barat laut (Gambar 8). Secara vertikal umumnya patok ukur naik dengan nilai antara 0,17 cm hingga 1,82 cm, kecuali patok ukur PTK5 dan PTK6 turun masing-masing 0,78 cm dan 0,94 Cm.
Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 3,Desember 2010 : 29-31
Gerakan Tanah di Cantillever dan Jalur Jalan Cadas Pangeran, Sumedang (Sumaryono, dkk)
Tabel 2. Pergeseran horisontal dan vertikal periode Agustus – Oktober 2010
Nama patok PAT PTK1 PTK2 PTK3 PTK4 PTK5 PTK6
delta X (cm) 0.00 -0.54 -0.28 -0.10 -1.09 0.35 0.64
delta Y (cm) 0.00 -0.59 -0.58 -0.90 0.50 0.13 0.28
delta Z vertikal (Cm) 0.00 0.52 1.82 0.19 0.17 -0.94 -0.78
panjang vektor horizontal (Cm) 0.00 0.80 0.64 0.91 1.20 0.37 0.70
arah (°) 0 227.53 244.23 263.66 294.64 20.38 23.63
Gambar 8. Pergeseran horizontal Agustus – Oktober 2010 (Sumaryono, dkk)
Berdasarkan hasil pemantauan bahwa di daerah ini mengalami deformasi/pergerakan baik pada tiang penyangga maupun pada lereng. Patok ukur yang berlokasi di tiang penyangga Cadas Pangeran mengalami pergeseran horisontal ke arah lembah (barat daya) dengan nilai antara 0,64 cm - 0,91 cm. Patok ukur tersebut naik
dengan nilai antara 0,19 cm - 1,82 cm. Patok ukur yang berlokasi di kebun (di atas jalan Cadas Pangeran) mengalami pergeseran horizontal ke arah jalan (timur laut) dengan nilai antara 0,37 cm - 0,70 cm. Patok ukur tersebut turun dengan nilai masing-masing cm 0,78 - 0,94 cm.
Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 3, Desember 2010 : 30-31
Hal :30
Gerakan Tanah di Cantillever dan Jalur Jalan Cadas Pangeran, Sumedang (Sumaryono, dkk)
Daftar Pustaka Kesimpulan dan Saran Hasil pemantauan menunjukkan di daerah ini mengalami deformasi/pergerakan baik pada tiang penyangga maupun pada lereng. Patok ukur yang berlokasi di tiang penyangga Cadas Pangeran mengalami pergeseran horizontal ke arah lembah (barat daya) dengan nilai antara 0,64 cm - 0,91 cm. Patok ukur tersebut naik dengan nilai antara 0,19 cm - 1,82 cm. Patok ukur yang berlokasi di kebun (di atas jalan Cadas Pangeran) mengalami pergeseran horisontal ke arah jalan (timur laut) dengan nilai antara 0,37 cm - 0,70 cm. Patok ukur tersebut turun dengan nilai masing-masing 0,78 cm - 0,94 cm. Mengingat beban kendaraan yang melebihi tonase (sampai 20 ton) pada jalur tiang penyangga ini maka disarankan agar tonase kendaraan yang melewati jalur ini sesuai dengan desain tiang penyangga (maksimal 8 ton). Jenis gerakan tanah yang terjadi di jalur Cadas Pangeran, Sumedang berupa longsoran dan rayapan. Berdasarkan pengamatan lapangan kondisi tiang penyangga berongga dan sudah terdeformasi sehingga perlu antisipasi untuk mencegah terjadinya kerusakan/patahnya tiang penyangga. Jalur Cadas Pangeran adalah daerah rawan gerakan tanah sehingga pengendara yang melewati jalur ini harus waspada terutama saat musim hujan.
Hal :31
Abidin, Hasanuddin Z, 2000, Penentuan posisi dengan GPS dan aplikasinya, PT. Pradnya Paramita, Jakarta. Cruden D.M., 1991. A simple definition of a landslide. IAEG Bull., 43, 27-29 Djadja, 2009, Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Lembar Jawa Bagian barat, Skala 1 : 250.000, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Silitonga, P.H, Peta Geologi Lembar Bandung, Jawa, Skala 1 : 100.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung, 1973. Sumaryono, Sri Hidayati, dan Cecep Sulaeman, 2010, Laporan peringatan dini gerakan tanah jalur Cadas Pangeran, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (tidak di terbitkan). Varnes, D.J. 1978. Slope Movement Types and Processes. Special Report 176; Landslides; Analysis and Control, Eds : R.L. Schuster dan R.J. Krizek, Transport Research Board, National Research Council, Washington , D.C. pp.11-33.
Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 3,Desember 2010 : 31-31