19/03/2014
GEODESI DASAR DAN PEMETAAN KONSEP
TAHAPAN PEMETAAN PENGOLAHAN DATA
2
PENYAJIAN DATA
PETA MUKA BUMI
PENGUMPULAN DATA
FENOMENA MUKA BUMI
INTERPRETASI PETA
1
19/03/2014
Sistem Perolehan Data
Pengukuran terestrial
Metode penginderaan jauh
Foto udara
Citra satelit
Radar
3
Sumber data lain (data sekunder)
Kompilasi … (GIS)
PETA adalah : Gambaran Permukaan Bumi
Yang diproyeksikan ke bidang datar dengan skala tertentu
2
19/03/2014
Bentuk-Bentuk Rupa Mukabumi
Bagaimana Obyek Permukaan Bumi Digambarkan ? 1. 2.
Obyek digambarkan dengan simbol Bentuk Permukaan bumi digambarkan dengan Proyeksi Peta 3. Detail informasi obyek ditentukan dengan skala 4. Jenis informasi digambarkan berdasarkan thema
TOPOGRAFI Bentuk medan
Kenampakan di peta dalam bentuk simbol garis
3
19/03/2014
Bentuk medan
Kenampakan di peta dalam bentuk simbol titik ketinggian
Hubungan antara relief dan sebaran obyek
4
19/03/2014
KONSEP PETA
Kawasan hutan dll
Geodesi, Proyeksi Peta, dan Sistem Koordinat
Geodesi: bidang ilmu yang mempelajari bentuk dan ukuran permukaan bumi, menentukan posisi (koordinat) titik-titik, panjang, dan arah garis permukaan bumi, termasuk mempelajari medan gravitasi bumi.
Ilmu geodesi, mencakup:
1.Geodesi geometris: membahas bentuk & ukuran bumi 2.Geodesi fisik: membahas masalah medan gaya berat bumi (nantinya jg menentukan bentuk bumi)
Terminologi datum, proyeksi, dan sistem koordinat yg dikembangkan, digunakan utk mendeskripsikan bentuk permukaan bumi beserta posisi dan lokasi geografis unsur2 permukaan bumi yg menarik perhatian bagi manusia, utk keperluan survei, pemetaan & navigasi.
Proyeksi Peta: transformasi dari permukaan bumi yang melengkung ke peta yang datar
Sistem Koordinat: (x, y) sistem koordinat pada data peta
5
19/03/2014
Model-model Geometrik Bentuk Bumi
Gambaran” atau geometrik bumi telah berevolusi dari abad-ke-abad hingga menjadi lebih baik (mendekati bentuk fisik sebenarnya), mulai dari model bumi sbg bidang datar spt cakram hingga ellips putar (ellipsoid), seperti berikut:
1.Tiram / oyster atau cakram yg terapung di permukaan
laut (konsep bumi dan alam semesta menurut bangsa
Babilon
2.Lempeng datar (Hecateus, bangsa
Yunani kuno pd
3.Kotak persegi panjang (anggapan para Geograf Yunani kuno pd SM)
4.Piringan lingkaran atau cakram (bangsa Romawi)
5.Bola (bangsa Yunani kuno: Pythagoras ( 495 SM), Aristoteles membuktikan bentuk bola bumi dgn 6 argumennya ( 340 SM), Archimedes ( 250 SM), Erastothenes ( 250 SM)
6.Buah jeruk asam / lemon (J. Cassini (1683 – 1718))
7.Buah jeruk manis / orange (ahli fisika: Hyugens (1629 – 1695) dan Isac Newton (1643 – 1727)
8.Ellips Putar (french academy of sciences (didirikan pd 1666))
2500 tahun SM).
500 SM). 500 SM – awal
400
Model – Model Geometrik Bentuk Bumi
Hasil pengamatan terakhir ini yg membuktikan bahwa model geometrik yg paling tepat utk merepresentasikan bentuk bumi adalah ellipsoid (ellips putar).
Hasil ini banyak terbukti sejak abad 19 hingga 20 (by Everest, Bessel, Clarke, Hayford, hingga U.S Army Map Service).
Model bumi ellipsoid ini sangat diperlukan untuk perhitungan jarak dan arah (sudut jurusan) yg akurat dgn jangkauan yg sangat jauh, contohnya receiver GPS.
Bentuk bumi ellipsoid ini bukanlah bentuk bentuk bumi yg teratur, tapi bentuk dan ukuran dilihat dari permukaan air laut rata-rata (Geoid).
6
19/03/2014
Proyeksi Peta
Permukaan bumi yang melengkung perlu di”datar”kan untuk direpresentasikan dalam peta
Proyeksi adalah metode untuk merubah permukaan lengkung menjadi representasi dalam bidang datar
Proyeksi Peta #2
Proyeksi peta didefinisikan sebagai fungsi matematika untuk mengkonversikan antara lokasi pada permukaan bumi dan proyeksi lokasi pada peta
Pengkonversian dilakukan dari sistem referensi geografis (spherical) menjadi sistem planar (cartesian). Misal: latitude/longitude x/y
7
19/03/2014
Earth Globe Map
1. PENDAHULUAN
1.1. MODEL BUMI
w
Bola Bumi : Homogin dan benda tak berputar
MODEL SEDERHANA
w
Ellipsoid Bumi : Homogin dan benda berputar
Geoid: Tak homogin dan benda berputar
MODEL GEODETIK
MODEL ALAM
8
19/03/2014
1.1. MODEL ALAM w
“GEOID” ADALAH MODEL ALAMI YANG SECARA GLOBAL DAN PRAKTIS BERHIMPIT DENGAN PERMUKAAN LAUT RATA-RATA
H P
g geoid W = W0 bidang-bidang nivo
Geoid: Tak homogin dan benda berputar
garis unting-unting
PERMUKAAN GEOID MERUPAKAN SALAH SATU PERMUKAAN EKIPOTENSIAL GAYABERAT ATAU HORIZON ALAMI
1.2. MODEL SEDERHANA MODEL BUMI SANGAT SEDERHANA : DATAR (FLAT EARTH MODEL) BUMI BERBENTUK BOLA PHYTAGORAS (500 SM) AHLI MATEMATIKA BANGSA YUNANI
Bola Bumi : Homogin dan benda tak berputar
ARISROTELES (384 – 322 SM) AHLI FILSAFAT BANGSA YUNANI MENDUKUNG PHYTAGORAS
ERATHOSTENES (276 – 195 SM) AHLI ASTRONOMI MESIR TURUNAN YUNANI MENGUKUR BESAR BOLA BUMI; HASILNYA R LEBIH PANJANG 15,5% DARI HASIL SEKARANG YANG MEMANFAAT TEKNOLOGI SATELIT
Aleksandria
q
R
q
d
Aswan
q
t
tg q = b/t
R = d/q
b t = tinggi menara Jarak Aswan – Aleksandria = d b = bayangan q dalam radial menara
9
19/03/2014
1.3. MODEL GEODETIK w
BUMI BERPUTAR PADA SUMBUNYA DENGAN KECEPATAN SUDUT w = 2p RADIAL PER HARI, MAKA DI DAERAH KUTUB TERJADI PEGEPENGAN (FLATTENING), DAN DI KHATULISTIWA TERJADI PERPANJANGAN RADIUS BUMI, MAKA BOLA MENJADI ELLIPSOID PUTARAN, YAITU ELLIPS YANG BERPUTAR PADA SUMBU PENDEKNYA Ellipsoid Bumi : Homogin dan benda berputar
f = pegepengan a = setengah sumbu panjang ellips b = setengah sumbu pendek ellips
MODEL BUMI NORMAL: MODEL GEODETIK YANG MEMPUNYAI • PUSAT ELLIPSOID BERIMPIT DENGAN PUSAT MODEL ALAMI, • SUMBU PUTAR ELLIPSOID BERIMPIT DENGAN SUMBU PUTAR MODEL ALAMI, • KECEPATAN SUDUT ROTASI ELLIPSOID = KECEPATAN SUDUT MODEL ALAMI, • VOLUME ELLIPSOID = VOLUME MODEL BUMI ALAMI
Ellipsoid Referensi….
10
19/03/2014
Referensi Ellipsoid Parameter2 Ellipsoid b a
a - semi-major axis b - semi-minor axis f = (a-b)/a - flattening Digunakan untuk menentukan datum: titik referensi Untuk pemetaan skala besar
Beberapa Ellipsoid Standard Ellipsoid
Major-Axis (a) meter
Minor-Axis (b) meter
Flattening Ratio (f)
Clarke (1866) 6.378.206
6.356.584
1/294,98
GRS80
6,356,752
1/298,57
6.378.137
Dan lain-lain
22
11
19/03/2014
Datums Geodesi Didefinisikan dengan ellipsoid dan sumbu dari perputaran Merupakan sekumpulan konstanta yang digunakan untuk mendefinisikan sistem koordinat yang digunakan untuk kontrol geodesi. Digunakan untuk menentukan koordinat2 pada permukaan bumi Paling sedikit diperlukan 8 konstanta (besaran)
Datum Geodesi
Untuk mendeskripsikan datum geodesi secara lengkap, minimal diperlukan 8 besaran:
1.3 Konstanta (X0, Y0, Z0) : untuk mendefinisikan titik awal (origin) sistem koordinat.
2.3 besaran : untuk menentukan arah sistem koordinat (ke sumbu X, Y, Z).
3.2 Besaran lain (setengah sumbu panjang (a) dan penggepengan (f)) : untuk mendefinisikan dimensi ellipsoid yg digunakan.
12
19/03/2014
3. DATUM GEODETIK (1) POSISI GEODETIK: POSISI DENGAN MENGGUNAKAN ELLIPSOID SEBAGAI BIDANG ACUAN POSISI HARUS DITETAPKAN ATAU DIDEFINISIKAAN PARAMETER ELLIPSOID YANG DIGUNAKAN SEBAGAI ACUAN POSISI,YAITU a DAN b
Z
ATAU
a DAN f Meridian P h
Meridian nol n
.
O Ekuator
(x,y,z)
* P { (L,B,h)
P0
a–b a
z Y
L
B O1
f=
a = SETENGAH SUMBU PANJANG
x y
b = SETENGAH SUMBU PENDEK, n = O1P0 = jari2 lengkungan normal
X
f = NILAI PEGEPENGAN KUTUB
3. DATUM GEODETIK (2) Z
SELAIN PARAMETER
Meridian P h
Meridian nol n
.
O
Ekuator
P0
(x,y,z)
* P { (L,B,h)
x
APA LAGI ?
y
X
ATAU
a DAN f
Y
L
B O1
a DAN b
z
n = O1P0 = jari2 lengkungan normal
ORIENTASI ELLIPSOID: ARAH SUMBU PENDEK ELLIPSOID SEJAJAR SUMBU PUTAR BUMI
APAKAH PENETAPAN PARAMETER DAN ORIENTASI ELLIPSOID SUDAH CUKUP ?
13
19/03/2014
3. DATUM GEODETIK (3) geoid
CTP
//CTP
RE-2
CTP = CONVENTIONAL TERRESTRIAL POLE
O O’ Titik datum
RE-1
SELAIN PARAMETER DAN ORIENTASI ELLIPSOID MASIH PERLU DITETAPKAN POSISI ELLIPSOID
Transformasi Datum
Pada gambar dibawah, bentuk permukaan ellipsoid lokal (yg digunakan sbg datum lokal) mendekati bentuk geoid hanya didaerah survei yg relatif sempit (lokal). Tapi jika ellipsoid diganti yg lebih luas (mencakup bbrp negara / 1 benua), maka datumnya disebut datum regional. Dan jika ellipsoidnya sangat mendekati bentuk goid scr keseluruhan permukaan bumi, maka disebut ellipsoid global (dan datumnya disebut datum global). Karena perbedaan datum disuatu tempat, maka koordinat2 (lintang-bujur) juga akan berbeda.
14
19/03/2014
2. SISTEM KOORDINAT 2.1. SISTEM BUMI DATAR (1) DIGUNAKAN PADA DAERAH DENGAN LUAS KECIL
Y
permukaan tanah
. P (x,y) 0
a O
P0 (x’.y’)
BUMI DIWAKILI OLEH SEBUAH BIDANG DATAR YANG MELALUI TITIK P0 . ARAH GAYABERAT DI DAERAH ITU TEGAKLURUS PADA BIDANG DATAR TSB
Bidang horizontal (H) P0
r X
(a)
BIDANG DATAR INI DIGUNAKAN SEBAGAI BIDANG HITUNGAN UNTUK MENENTUKAN POSISI (KOORDINAT) SETIAPTITIK DI DAERAH TSB (a) TINGGI P0 DI ATAS BIDANG DATAR ADALAH NOL SISTEM KOORDINAT TIDAK TERDEFINISI DENGAN JELAS, KARENA P0(x,y) = P0(x’,y’) x = x’ = r sin a HARUS DITETAPKAN ARAH y = y’ = r cos a
SUMBU2 SISTEM KOORDINAT
2.1. SISTEM BUMI DATAR (2) Y
//Y a01
.dP
1
ground surface P1
(x,y) . PP (r,a) 01
0
horizontal plane (H) P0
0
a O
t
r X
(b)
d01
(b) TINGGI P1 DI ATAS BIDANG DATAR ADALAH t SISTEM KOORDINAT TERDEFINISI DENGAN JELAS, KARENA TELAH DITETAPKAN DENGAN JELAS (1) ARAH SUMBU KOORDINAT (2) NILAI KOORDINAT SATU TITIK SEBAGAI TITIK AWAL PADA (b) DIKATAKAN JUGA TELAH DITETAPKAN/DIDEFINISIKAN DATUM HITUNGAN KOORDINAT, DENGAN MENETAPKAN: (1) LETAK BIDANG DATAR SEBAGAI BIDANG HITUNGAN (2) ARAH SUMBU KOORDINAT (3) NILAI KOORDINAT SATU TITIK SEBAGAI TITIK AWAL
15
19/03/2014
2.1. SISTEM BUMI DATAR (3) Y
//Y a01
SISTEM KOORDINAT PADA SISTEM BUMI DATAR ADALAH SISTEM KOORDINAT 2 DIMENSI (2D)
.dP
1
(x,y) . PP (r,a) 01
0
ADA 2 (DUA) MACAM SISTEM KOORDINAT:
0
a
r
O
X
KONVERSI:
(1) KARTESIA
P0 (x,y)
(2) POLAR
P0 (r,a)
(1) POLAR (r,a)
KARTESIA (x,y)
x = r sin a y = r cos a
(2) KARTESIA (x,y)
POLAR (r,a)
r = Vx2 + y2
[ ]
a = arctan x y
2.1. SISTEM BUMI DATAR (4) a disebut sudut jurusan dari O ke P0 Y
//Y a01
a01 disebut sudut jurusan dari P0 ke P1
.P
1
DEFINISI:
d01
. P (x,y) 0
SUDUT JURUSAN ADALAH SUDUT PADA SUATU TITIK, YANG DIAWALI DARI SISI YANG SEJAJAR DENGAN SUMBU Y , BERPUTAR SEARAH JARUM JAM, DAN BERAKHIR PADA ARAH TITIK TUJUAN
P0(r,a) a
r
O
X
NILAI SUDUT JURUSAN MULAI DARI 00 HINGGA 3600 //Y
//Y //Y
B aAB
A
aBA
aAB
aBA = aAB + 1800 SUDUT JURUSAN A KE B DENGAN SUDUT JURUSAN B KE A BERBEDA 1800
16
19/03/2014
2.1. SISTEM BUMI DATAR (5) y
y x<0 y>0
x>0
r>0
y>0
2700<
.(0,0) x<0 y<0
r>0 a<
3600
0< a < 900 (0,0)
x
x
x>0
r>0
y<0
1800<
KARTESIA
r>0 a<
2700
900< a < 1800
POLAR
2.1. SISTEM BUMI DATAR (6) d
A1 A
s
B1
B
R r
PANJANG BUSUR AB = Rq = s PANJANG GARIS A1B1 = 2Rtan (q/2) = d PANJANG GARIS OA1= OB1 = R1
q
x x
s (km)
O
JIKA KRITERIA ADALAH (d-s)<1 mm dan (R1-R)< 1m, MAKA LUAS DAERAH YANG DAPAT DIANGGAP DATAR ADALAH 0,7 x 0,7 km2 ATAU LEBIH KECIL DARI 5000HA DENGAN SYARAT JARAK TERPANJANG < 8 km
d–s (mm)
(d-s)/s (x10-6)
R1-R (m)
(R1-R)/R (x10-6)
5
0,26
0,05
0,49
0,08
6
0,44
0,07
0,71
0,10
7
0,70
0,10
0,96
0,15
8
1,05
0,13
1,26
0,20
9
1,50
0,17
1,59
0,25
10
2,05
0,20
1,96
0,30
17
19/03/2014
2.2. SISTEM KOORDINAT GEOGRAFIS (1) KOORDINAT GEOGRAFIS DINYATAKAN DENGAN LINTANG DAN BUJUR ADA 2 MACAM SISTEM KOORDINAT GEOGRAFIS: za zg vertikal e normal p NP
(1) KOORDINAT ASTRONOMIS: MENGACU PADA SISTEM ALAM, GARIS YANG TEGAK geoid LURUS PADA GEOID DISEBUT VERTIKAL; KE ARAH ATAS GARIS VERTIKAL MENUJU KE ZENIT ASTRONOMIS (za), KE ARAH ellipsoid referensi BAWAH GARIS VERTIKAL BERIMPIT DENGAN ARAH GAYABERAT (gP) MENUJU NADIR ASTRONOMIS.
gP Q
gQ
(2) KOORDINAT GEODETIK: MENGACU PADA SISTEM GEODETIK, GARIS YANG TEGAK LURUS PADA ELLIPSOID REFERENSI DISEBUT NORMAL; KE ARAH ATAS GARIS NORMAL MENUJU KE ZENIT GEODETIK (zg), KE ARAH BAWAH GARIS NORMAL BERIMPIT DENGAN ARAH GAYABERAT NORMAL (gQ) MENUJU NADIR GEODETIK.
PENYIMPANGAN ARAH VERTIKAL TERHADAP NORMAL DISEBUT DEFLEKSI VERTIKAL
2.2. SISTEM KOORDINAT GEOGRAFIS (2) KUL
za e zg
F L
ekuator langit
Bumi meridian geodetik
meridian astronomis
KSL
POSISI ZENIT DI BOLA LANGIT MENYATAKAN POSISI GEOGRAFIS; JADI za MENYATAKAN LINTANG (F) DAN BUJUR (L) ASTRONOMIS DARI SEBUAH TITIK DI PERMUKAAN BUMI, DAN zg MENYATAKAN LINTANG (L) DAN BUJUR (B) GEODETIK TITIK TERSEBUT
Bola langit
POSISI DATA SPASIAL DINYATAKAN DALAM KOORDINAT GEOGRAFIS GEODETIK, YAITU LINTANG GEODETIK DAN BUJUR GEODETIK DALAM SATUAN DERAJAT, MENIT DAN SEKON BUSUR
EKUATOR MENJADI ACUAN LINTANG ; MERIDIAN GREENWICH MERUPAKAN ACUAN BUJUR. LP = - 70 23’ 49,5” = 70 23’ 49,5” S BP = +1250 08’ 12,7” = 1250 08’ 12,7” T LQ = 670 15’ 28,0” = 670 15’ 28,0” U BQ = - 1720 42’ 52,5” = 1720 42’ 52,5” B
18
19/03/2014
2.3. SISTEM KOORDINAT DALAM RUANG (1) Z
Meridian P h
Meridian nol
(x,y,z)
* P { (L,B,h)
P0
n
.
O Ekuator
KOORDINAT GEOGRAFIS ADALAH SISTEM KOORDINAT 2D KARENA MENYATAKAN POSISI PADA ELLIPSOID ATAU BOLA.
z Y
L
B O1
x y n = O1P0 = jari2 lengkungan normal
X
UNTUK MENYATAKAN POSISI DALAM RUANG (3D), PERLU DITAMBAHKAN DENGAN TINGGI TITIK DI ATAS ATAU DI BAWAH PERMUKAAN
(1) KARTESIA : P(X,Y,Z) DENGAN KETENTUAN BIDANG (X,Y) MERUPAKAN EKUATOR GEODETIK, BIDANG (X,Z) ADALAH MERIDIAN NOL GEODETIK
(2) GEODETIK : P(L,B,h) DENGAN L = LINTANG GOGRAFIS GEODETIK, B = BUJUR GEOGRAFIS GEODETIK, DAN h = TINGGI GEODTIK, YAITU TINGGI DI ATAS ELLIPSOID
2.3. SISTEM KOORDINAT DALAM RUANG (2) Z
2 (DUA) PARAMETER ELLIPSOID: (1) a = SUMBU PANJANG ELLIPSOID Meridian P
a
Ekuator
h
b
Meridian nol
n
.
O
P0
ATAU
z Y
L
B O1
(2) b = SUMBU PENDEK ELLIPSOID
(x,y,z)
* P { (L,B,h)
x y
X
n = O1P0 = jari2 lengkungan normal
ORIENTASI ELLIPSOID
(1) a = SUMBU PANJANG ELLIPSOID (2) f = PEGEPENGAN ELLIPSOID DI KUTUB f=
a–b a
SUMBU PENDEK ELLIPSOID SEJAJAR ATAU BERHIMPIT DENGAN SUMBU PUTAR BUMI
19
19/03/2014
2.3. SISTEM KOORDINAT DALAM RUANG (2) Z
Meridian P h
Meridian nol n
.
O Ekuator
P0
(x,y,z)
* P { (L,B,h) z Y
L
B O1
x y n = O1P0 = jari2 lengkungan normal
X
ADA 2 MACAM SISTEM KOORDINAT: (1) KARTESIA : P(x,y,z) DENGAN KETENTUAN BIDANG (X,Y) MERUPAKAN EKUATOR GEODETIK, BIDANG (X,Z) ADALAH MERIDIAN NOL GEODETIK
(2) GEODETIK : P(L,B,h) DENGAN L = LINTANG GOGRAFIS GEODETIK, B = BUJUR GEOGRAFIS GEODETIK, DAN h = TINGGI GEODTIK, YAITU TINGGI DI ATAS ELLIPSOID
2.3. SISTEM KOORDINAT DALAM RUANG (2) Z
UNSUR-UNSUR PENTING LAIN PADA ELLIPSOID Meridian P h
Meridian nol
Ekuator
P0
n
.
O
z Y
L
B O1
EKSENTRISITAS e
(x,y,z)
* P { (L,B,h)
x y
X
n = O1P0 = jari2 lengkungan normal
a2 – b2 b2 RADIUS LENGKUNGAN NORMAL n e2 =
n=
a
V 1 – e2 sin2 L
KONVERSI: (1) GEODETIK (L,B.h)
KARTESIA (x,y,z)
x = (n + h) cos L cos B y = (n + h) cos L sin B z = [(1-e2)n + h] sin L
20
19/03/2014
2.3. SISTEM KOORDINAT DALAM RUANG (3) Z
Meridian P h
Meridian nol n
.
O Ekuator
P0
(x,y,z)
* P { (L,B,h) z Y
L
B O1
x y
X
n = O1P0 = jari2 lengkungan normal
KONVERSI: (2) KARTESIA (x,y,z)
GEODETIK (L,B.h)
2.4. SISTEM KOORDINAT DALAM PROYEKSI TM (1) TM SINGKATAN DARI TRANSVERSE MERCATOR ADALAH SISTEM PROYEKSI TABUNG (SILINDER) YANG BERCIRIKAN KONFORM (MEMPERTAHANKAN KESAMAAN BENTUK DI PROYEKSI DENGAN DI BENTUK ELLIPSOID) DENGAN SUMBU SILINDER TEGAK LURUS (TRANVERSAL) PADA SUMBU PENDEK ELLIPSOID PENGUNAAN PROYEKSI TM DI INDONESIA: 1. UTM (UNIVERSAL TRANSVERSE MERCATOR) OLEH BAKOSURTANAL ADALAH PROYEKSI TM YANG MEMPUNYAI LEBAR ZONE q = 60 YANG DIMANFAATKAN UNTUK PEMETAAN RUPA BUMI 2. TM 30 OLEH BADAN PERTANAHAN NASIONAL (BPN) ADALAH PROYEKSI TM YANG MEMPUNYAI LEBAR ZONE q = 30 YANG DIMANFAATKAN UNTUK PENYELENGGARAN PENDAFTARAN TANAH
21
19/03/2014
2.4. SISTEM KOORDINAT DALAM PROYEKSI TM (2) A1 A
C
B1
E=E1 D=D1 C1 B c e d a b q
a c
b
d e
O
q = LEBAR ZONE a DAN b = MERIDIAN BATAS ZONE c = MERIDIAN TENGAH ( SENTRAL) ZONE d DAN e = MERIDIAN POTONG SILINDER DENGAN ELLIPSOID
2.4. SISTEM KOORDINAT DALAM PROYEKSI TM (3) • BUMI YANG DIWAKILI ELLIPSOID DIBAGI ATAS
60 ZONE • LEBAR TIAP ZONE: 6O • ZONE 1 : 180O BB – 174O BB LEBAR TIAP ZONE DI KHATULISTIWA KIRAKIRA 667 KM
• INDONESIA TERLETAK PADA ZONE 46 – 54 • ZONE 46: 90O BT – 96OBT • ZONE 54: 138O BT – 144O BT • FAKTOR SKALA MERIDIAN TENGAH TIAP ZONE : 0,9996 YANG BERARTI TERDAPAT
KESALAHAN 4 CM UNTUK JARAK 100 METER
22
19/03/2014
2.4. KOORDINAT DALAM PROYEKSI UTM (2) ZONE UTM DI WILAYAH INDONESIA
46
47
48
49
50
51
52
53
54
meridian tengah (sentral) zone meridian batas zone
2.4. KOORDINAT DALAM PROYEKSI UTM (3) TIAP ZONE MEMPUNYAI SISTEM KOORDINAT SENDIRI-SENDIRI meridian sentral
y
O = TITIK ASAL SEBENARNYA (TRUE ORIGIN) O’ = TITIK ASAL SEMU (FALSE ORIGIN)
500 km khatulistiwa
O
NILAI KOORDINAT MENGACU PADA TITIK ASAL SEMU, AGAR TIDAK TERDAPAT NILAI NEGATIF
10 000 km
DAFTAR KOORDINAT O’
x 6O
PETA RUPA BUMI INDONESIA (RBI) MENGGUNAKAN SISTEM PROYEKSI UTM
TITIK
NO ZONE
x
y
P Q R
23
19/03/2014
3. SKALA (PERBANDINGAN) GLOBE DENGAN BUMI (1)
(1)
SKALA =
GLOBE 1
JARAK GLOBE
JARAK BUMI
(2) GLOBE 2
SKALA(1) > SKALA (2)
3. SKALA (PERBANDINGAN) GLOBE DENGAN BUMI (2)
BUMI
GLOBE
PETA
24
19/03/2014
Tipe2 Proyeksi Peta
Permasalahan timbul dari pemetaan permukaan kurva ke permukaan flat Preferensi untuk koordinat rectangular (x,y) dari koordinat spherical (lat.,long.) atau (ns8)
Konstruksi geometrik
bentuk - azimuthal (planar), conical, cylindrical
tangency - tangent, secant
orientasi - normal, polar, transverse, oblique
origin - orthographic, stereographic, gnomonic
Properti (derivasi atau mathematical)
Equivalent (equal area), menggunakan area untuk pengukuran area
Equidistant, menggunakan jarak relatif untuk pengukuran panjang
Conformal, menggunakan sudut (untuk area kecil, digunakan untuk navigasi dan kebanyakan sistem grid nasional
azimuthal
conical
cylindrical
tangent polar
polar
normal
secant
transverse, tangent
secant, (oblique)
oblique
tangent, (oblique) secant
gnomonic
tangent
stereographic
tangent
orthographic
25
19/03/2014
Conic
Cylindrical
Oblique
Transverse
26
19/03/2014
Azimuthal
Sistem Koordinat
Digunakan untuk mengidentifikasi lokasi pada bumi secara akurat
Didefinisikan sebagai
Origin (prime meridian, datum)
Titik koordinat (x,y,z)
Unit (sudut:derajat,radian; panjang:meter,feet)
27
19/03/2014
Beberapa Sistem Koordinat
Universal Transverse Mercator (UTM) – sistem global yang dibuat oleh Militer United States
State Plane Coordinate System – sistem sipil untuk mendefinisikan perbatasan daerah
Texas State Mapping System – sistem koorditan untuk Texas
Konsep Levelling dan Metode
28
19/03/2014
3. DATUM GEODETIK (4) PENDEFINISIAN DATUM DITENTUKAN OLEH
1. PARAMETER ELLIPSOID YANG MENENTUKAN BENTUK DAN BESAR ELLIPSOID 2. ORIENTASI ELLIPSOID
3. POSISI ELLIPSOID DALAM RUANG KALAU PUSAT ELLIPSOID BERIMPIT DENGAN PUSAT BUMI DISEBUT DATUM GEOSENTRIK DATUM GEODETIK INDONESIA ADALAH DATUM GEOSENTRIK DISEBUT DATUM GEODETIK NASIONAL 1995 (DGN95)
3. DATUM GEODETIK (5) PARAMETER GEOMETRIK WORLD GEODETIC SYSTEM 1984 (WGS-84) DITETAPKAN SEBAGAI DATUM GEODETIK NASIONAL 95 a = 6378 137 meter b = 6356 752,3142 meter ELLIPSOID DARI WGS-84 DIGUNAKAN SEBAGAI ACUAN PENENTUAN POSISI DENGN GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM)
29
19/03/2014
SKALA PETA
Skala Peta adalah perbandingan antara jarak di lapangan dengan jarak di peta. Sebagai contoh : Jarak sebenarnya antara Jakarta – Bogor adalah 50 km. Pada peta skala 1 : 100.000, maka jarak antara kedua kota tersebut adalah : 1 cm di peta = 100.000 cm atau 1 km di lapangan, Maka 50 km di lapangan = 50 cm di peta
30
19/03/2014
Obyek bisa dikenali Obyek sulit dikenali
Skala 1 : 25.000
Skala 1 : 50.000
Detail obyek pada skala 1 : 25.000 tidak bisa dikenali Pada skala 1 : 50.000 -- maka perlu penyederhanaan
31
19/03/2014
Skala 1 : 25.000
Skala 1 : 10.000
Pembuatan peta skala 1 : 10.000 dari data skala 1 : 25.000 tidak mengubah tingkat detail informasi skala 1 : 10.000, artinya Informasi yang disampaikan tetap informasi skala 1 : 25.000
DETAIL INFORMASI DITENTUKAN OLEH SKALA PETA Skala besar, obyek digambarkan lebih detail/rinci
Skala kecil, obyek digambarkan lebih sederhana
Kedalaman informasi yang ditampilkan peta, ditentukan oleh skala
32