Gedung Rehabilitasi Narkoba Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Persoalan penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang sangat memperihatinkan, memperih
bahkan menjadi permasalahan global yang sudah menjadi ancaman serius dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tidak terkecuali di Indonesia. Peningkatan jumlah pengguna dari tahun ke tahun selalu signifikan. Narkotika dan obat terlarang juga telah masuk ke semua institusi dan kalangan. Apabila tidak ditangani secara serius dan komperhensif, Indonesia akan mengalami kehilangan generasi. Prevelensi penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang menurut Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Puslitekes UI menemukan menemukan bahwa pada tahun 2005 saja terdapat 1,75% pengguna narkotika dan obat terlarang dari jumlah penduduk di Indonesia, prevelensi itu naik menjadi 1,99% dari jumlah penduduk pada tahun 2008. Bahkan tiga tahun kemudian tepatnya pada 2011 prevelensi itu sudah mencapai angka 2,2%. Dan pada tahun 2012, diproyeksikan angka sudah mencapai 2,8% atau setara dengan 5,8 juta penduduk di Indonesia yang menggunakan narkotika dan obat terlarang. (sumber: nasional.kompas.com Rabu 31 Oktober 2012, diakses tanggal 2 Mei 2013). 2013 Provinsi Jawa Tengah yang dapat dikatakan tidak terlalu sering muncul dalam pemberitaan akan kasus narkotika dan obat terlarang justru menduduki peringkat ketiga nasional dalam hal prevensi penggunaan narkotika dan obat terlarang setelah Jawa Barat dan Jawa Timur, bahkan Provinsi DKI Jakarta dan DI Yogyakarta yang menurut beberapa kalangan merupakan sumber utama peredaran narkotika dan obat terlarang justru berada di bawah Jawa Tengah. (sumber: m.depokinteraktif.com Jumat 26 Oktober 2012, diakses tanggal tangga 2 Mei 2013). Provinsi Jawa Tengah yang terletak di jalur pendistribusian barang ke seluruh pulau Jawa menjadi faktor tersendiri banyaknya kasus narkotika dan obat terlarang. Korban penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang di Jawa Tengah rata-rata rata rata adalah ada usia produktif antara umur 26-40 40 tahun, yang jumlahnya semakin mengkhawatirkan dari hari ke hari. Hal ini jika dibiarkan tentu akan merusak kehidupan generasi muda bangsa Indonesia. Sementara itu bagi seseorang yang telah terlanjur menjadi pengguna/ pecandu p narkotika dan obat terlarang, tidak ti mudah bagi mereka untuk bisa melepaskan diri dari
Mukhammad Munirul Aziz
L2B008116
Page | 1
Gedung Rehabilitasi Narkoba Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang
ketergantungan. Narkotika dan obat terlarang banyak sekali membawa racun masuk ke dalam tubuh, sebenarnya tidak sulit untuk mengeluarkan racun-racun racun racun tersebut. Akan tetapi proses penyembuhan mental pengguna/ pecandulah yang terkadang sulit untuk disembuhkan. Sehingga perlu penanganan khusus untuk para pengguna/ pecandu narkotika dan obat terlarang. Menurut Jurnal Data Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba tahun 2011, upaya penegakan hukum juga harus memfokuskan sasaran kepada pecandu narkotika dan obat terlarang, tidak hanya kepada pengedar/ pedagang narkoba saja. Karena pecandu lebih membutuhkan dukungan dan akses terhadap pelayanan terapi dan rehabilitasi. Peran serta pemerintah khususnya Badan Narkotika Provinsi Jawa Tengah dalam upaya pencegahan dan penanggulangan bahaya narkotika dan obat terlarang di wilayah Jawa Tengah sendiri sangat penting. Lembaga ini selain mendata perkembangan perkembangan kasus narkotika dan obat terlarang, juga mengupayakan penanganan secara optimal kepada seseorang yang telah menjadi pengguna/ pecandu narkotika dan obat terlarang. Untuk itulah diharapkan suatu upaya nyata dari Badan Narkotika Provinsi Jawa Tengah terhadap terhadap penanganan penyalahguna narkotika dan obat terlarang dengan pendirian pusat rehabilitasi narkoba, yang memadukan proses terapi medis dengan dilanjutkan ke tahap rehabilitasi mental dan keterampilan. Hal ini senada dengan Keputusan Menteri Sosial No. 44 Tahun 1992 tentang Lembaga Rehabilitasi Sosial Korban Narkotika dan Undang-undang Undang undang No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika dan Kepres No. 17 Tahun 2002 tentang Badan Narkotika Nasional. Selanjutnya kesepakatan internasional bersama yang ditetapkan perlu dilaksanakan dil oleh pemerintah. Hal inilah yang menjadi salah satu masalah di Provinsi Jawa Tengah. Tingginya angka pengguna/ pecandu dan kasus narkotika dan obat terlarang tidak diiringi diiringi dengan ketersediaan pusat rehabilitasi yang layak dan nyaman bagi para penggunanya. penggunanya. Memang sudah terdapat beberapa pondok atau panti rehabilitasi mental di Jawa Tengah yang membantu pasien ketergantungan narkotika dan obat terlarang, dan bahkan terdapat pula yang merupakan binaan dari Badan Narkotika Kota (BNK) Semarang yang berlokasi berlokasi di daerah Kecamatan Gayamsari,, tapi panti tersebut belum dapat dikatakan layak, kapasitas sebagai panti rehabilitasi tingkat provinsi pun belum tercukupi. Sedangkan lokasi di tengah-tengah tengah permukiman tidak memungkinkan untuk dilakukan pengembangan. pengembangan Padahal, terapi dan rehabilitasi merupakan salah satu mata rantai yang penting dalam pemberantasan penyalahgunaan aan narkotika dan obat terlarang, karena apabila proses tidak maksimal, tingkat
Mukhammad Munirul Aziz
L2B008116
Page | 2
Gedung Rehabilitasi Narkoba Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang
kesembuhan para korban penyalahgunaan penyalahguna narkotika dan obat terlarang menjadi tidak utuh serta masih ada dorongan untuk memakai memak kembali. Atas dasar itulah penyusun penyu merencanakan pembuatan gedung rehabilitasi narkoba yang layak dan nyaman, dengan fasilitas yang dapat mendukung kegiatan para korban penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang.Selain terlarang.Selain fasilitas hunian, akan direncanakan fasilitas pendukung lainnya, seperti fasilitas kesehatan, fasilitas fasilitas hiburan, fasilitas f pemberdayaan agar gedung rehabilitasi narkoba yang direncanakan ini jauh dari kesan tempat ‘pengasingan’ singan’ para korban penyalahgunaan narkoba namun benar-benar benar manjadi wadah binaan dan sarana mereka untuk belajar bersosialisasi agar dapat pat kembali ke masyarakat nantinya.
1.2
Tujuan dan Sasaran
1.2.1. Tujuan Memperoleh suatu Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Tugas Akhir yang jelas dan layak, dengan suatu penekanan desain yang spesifik sesuai karakter/keunggulan judul dan citra yang dikehendaki. 1.2.2. Sasaran erencanaan dan perancangan Tersusunnya langkah-langkah pokok proses (dasar) atas perencanaan PantiRehabilitasiNarkoba Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang berdasarkan aspek-aspek aspek panduan perencanaan anaan (design guideline aspect) dan alur pikir Landasan asan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dan Desain Grafis.
1.3
Manfaat
1.3.1. Secara Subyektif Untuk ntuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Tugas Akhir di Jurusan Arsitektur Universitas Diponegoro dan sebagai sebagai landasan dan acuan dalam penyusunan Laporan Lapor Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Tugas Akhir. 1.3.2. Secara Obyektif Sebagai ebagai sumbangan perkembangan ilmu dan pengetahuan Arsitektur pada khususnya, khususnya dapat apat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa yang akan mengajukan proposal Tugas Akhir, Akhir bermanfaat ermanfaat bagi masyarakat umum yang membutuhkan.
Mukhammad Munirul Aziz
L2B008116
Page | 3
Gedung Rehabilitasi Narkoba Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang
1.4
Ruang Lingkup
1.4.1. Ruang Lingkup Substansial Perencanaan erencanaan dan perancangan GedungRehabilitasi Gedung Korban orban Narkoba Provinsi Jawa Tengah diKota Semarang termasuk dalam kategori bangunan barmassa banyak karena kegiatan yang difasilitasi beragam 1.4.2. Ruang Lingkup Spasial Secara administatif, tapak dari “Gedung “ Rehabilitasi Narkoba Provinsi Jawa Tengah di Semarang ” adalah di Kota Semarang.
1.5
Metoda Pembahasan Pembahasan dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan
mengumpulkan, memaparkan, kompilasi dan menganalisa data sehingga diperoleh suatu pendekatan program perencanaan dan perancangan untuk selanjutnya digunakan dalam penyusunan program dan konsep dasar perencanaan dan perancangan.Adapun Metode yang dipakai dalam penyusunan unan penulisan ini antara lain: lain 1.5.1. Metode Deskriptif yaitu dengan melakukan melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan cara:: studi pustaka/ studi literatur, data dari instansi terkait, wawancara dengan narasumber, observasi lapangan serta browsing internet. 1.5.2. Metode Dokumentatif yaitu mendokumentasikan data yang menjadi bahan penyusunan penulisan ini. Cara pendokumentasian data adalah dengan memperoleh gambar visual dari foto-foto foto yang di hasilkan. 1.5.3. Metode Komparatif yaitu dengan mengadakan studi banding terhadap bangunan Panti Rehabilitasi Rehabil Narkoba di suatu kota atau negara yang sudah ada.
1.6
Sistematika Pembahasan Kerangka Bahasan laporan perencanaan dan perancangan perancangan Tugas Akhir dengan judul
Gedung Rehabilitasi Narkoba Provinsi Jawa Tengah di Semarang adalah sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Menguraikan secara garis besar tema utama dalam penyusunan landasan program perencanaan dan perancangan arsitektur, yang didalamnya meliputi latar belakang,
Mukhammad Munirul Aziz
L2B008116
Page | 4
Gedung Rehabilitasi Narkoba Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang
tujuan dan sasaran pembahasan, manfaat, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan pengumpulan data yang digunakan, serta kerangka pembahasan yang berisi pokok-pokok pokok pikiran dalam tiap bab yang ada. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN STUDI BANDING Meninjau tentang teori-teori teori yang dipakai untuk mendukung ung perencanaan dan perancangan Gedung Rehabilitasi Narkoba Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang, Semarang studi banding dari beberapa Panti Rehabilitasi. Rehabilitasi BAB III DATA DAN ANALISA Membahas tentang ang tinjauan Provinsi Jawa Tengah dan kota Semarang berupa datadata fisik dan nonfisik, nonfisik, seperti letak geografi, luas wilayah, kondisi topografi, iklim, demografi, serta kebijakan tata ruang wilayah di Kota Semarang. Semarang. Selain itu terdapat juga pembahasan mengenai kasus penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang di Provinsi Jawa Tengah khususnya khususn Kota Semarang serta faktor-faktor faktor yang mendukung pembangunan Gedung Rehabilitasi Narkoba Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang. BAB IV KESIMPULAN, BATASAN, DAN ANGGAPAN Berisi tentang batasan dan anggapan permasalahan Gedung Rehabilitasi Narkoba Provinsii Jawa Tengah di Kota Semarang sebagai titik tolak pendekatan dan perancangan. BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERANCANAAN DAN PERANCANGAN PANTI REHABILITASI NARKOBA Berisi tentang kajian/ analisa perencanaan yang pada dasarnya berkaitan dengan pendekatan aspek fungsional, ungsional, aspek kinerja,aspek kinerja teknis, aspek kontekstual, kontekstual dan aspek visual arsitektural. BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Membahas konsep, program, dan persyaratan perencanaan dan d perancangan arsitektur untuk GedungRehabilitasi Narkoba Provinsi Prov Jawa awa Tengah di Kota Semarangdengan dengan penekanan desain arsitektur tropis berkelanjutan.
Mukhammad Munirul Aziz
L2B008116
Page | 5
Gedung Rehabilitasi Narkoba Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang
1.7
Alur Pikir
LATAR BELAKANG Aktualitas : • Peningkatan jumlah pengguna narkoba di Jawa Tengah khususnya Semarang • Jawa Tengah sebagai propinsi dengan prevalensi tingkat pengguna narkoba rangking ketiga ke nasional pada tahun 2012 • Belum ada panti rehabilitasi narkoba di Jawa Tengah khususnya Kota Semarang yang layak dan memadai Urgensi : Dibutuhkannya bangunan Panti rehabilitasi Narkoba yang dapat menampung dan memfasilitasi para pecandu/ pengguna narkoba di wilayah Jawa Tengah umumnya dan Semarang khususnya Originalitas : Merencanakan pembangunan Panti Rehabiliasi Narkoba Provinsi Jawa Tengah di Semarang dengan terapi medis dan terapi erapi komunitas (therapeutic ( community) yang layak dalam hal sarana dan prasarana dan sesuai dengan kebutuhan psikologis dan perilaku pengguna dalam hal desain bangunan.
F Tujuan: Memperoleh suatu landasan program perencanaan dan perancangan arsitektur yang jelas dan layak, dengan suatu penekanan desain yang spesifik, spesi sesuai dengan originalitas// karakteristik judul dan citra yang dikehendaki atas judul yang diajukan. Sasaran Tersusunnya unnya konsep dasar perencanaan dan perancangan Panti rehabilitasi Narkoba Provinsi Jawa Tengah di Semarangberdasarkan berdasarkan aspek-aspek aspek panduan perancangan (Design Design Guidelines Aspect). Aspect Ruang Lingkup Substansial Merencanakan dan merancang Gedung Rehabilitasi Narkoba Provinsi Jawa Tengah di Semarang dan termasuk ermasuk dalam kategori bangunan massa banyak Spasial Secara administratif, tapak yang tersedia berada di Kota Semarang
Studi Literature • Landasan Teori • Standar perencanaan dan perancangan
Studi Lapangan • Tinjauan Kota Semarang • Tinjauan Data • Tinjauan Lokasi dan Tapak
Studi Banding • UPT TR Lido • PSPP Galih Pakuan
Kompilasi data hasil studi pustaka, studi lapangan dan studi banding
Pendekatan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur
Gambar 1.1. Diagram Alur Pikir Sumber: Analisis Pribadi, 2013
Mukhammad Munirul Aziz
Konsep Dasar dan Program Perencanaan dan Perancangan Gedung Rehabilitasi Narkoba di L2B008116
Page | 6
E E D
B A C K