ME D I A I N FORMA S I & EDU KA S I R S CM
Divisi Metabolik EnDokrin, Departemen IPD RSCM
foto-foto: southdent.com.au; hytexfit.com stateschronicle.com
GEBRAKAN UNTUK MEMBERIKAN PELAYANAN TERBAIK PADA PENYANDANG DIABETES
MARI Kita OLAHRAGA
08
Kenali Kanker Laring Sejak Dini
dr. rudy: pesan orangtua nafasku
12
TUberculosis DAN SEPUTARNYA
12
EDISI KEENAM 2016
Salam Parandika
3 7
foto: hollywoodfl.org
8 3 FOKUS
Divisi Metabolik Endokrin RSCM-FKUI: Gebrakan untuk Memberikan Pelayanan Terbaik pada Penyandang Diabetes
7 GAMBAR
Sebuah Pesan Sosialisasi Pekan Kesadaran Pengunaan Obat antibiotik
Salam hangat pembaca setia Buletin Halo Cipto
S
eiring dengan tibanya akhir tahun 2016, maka atas nama Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) mengucapkan selamat Natal bagi yang merayakan dan selamat Tahun Baru 2017 bagi seluruh sahabat Halo Cipto. Melalui kesempatan ini, Instalasi PKRS mengucapkan terima kasih kepada seluruh pembaca setia dan narasumber yang telah memberikan kepercayaan kepada PKRS dalam membaca dan “mengisi” informasi . Dalam edisi akhir tahun ini, redaksi ingin berbagi informasi yakni, mengenai Divisi Metabolik Endokrin Depertemen IPD RSCM-FKUI berhasil membuat gebrakan. Salah satunya Poliklinik Edukasi Diabetes Melitus Terpadu. Konsep yang tak ditemukan di RS Pemerintah lainnya untuk memberikan perawatan komplit bagi penyandang diabetes. Tak hanya itu, redaksi pun menurunkan artikelartikel yang dapat menghilangkan dahaga akan ilmu. sebut saja Mari Kita Olahraga, Kenali Kanker Laring Sejak Dini, dan Pertolongan Pertama Pada Keseleo Akhirnya, redaksi mengucapkan selamat berjuang, dan selalu menerapkan pola hidup sehat. Salam Redaksi
8 KESEHATAN Mari Kita Olahraga
10 INFO
Tim Penyunting Rahajeng Kartika Sari, SKM Bekti Utami Ns. Arifah, SKep, M.Kes Yani Astuti, SKM, M.Kes M. Hatta, SKM, MM.Kes Vera Eka. P
Kenali Kanker Laring Sejak Dini
12 TANYA -JAWAB TB dan Seputarnya
14
PSIKOLOGI
Halo Cipto Media Cetak Periodik Internal RSCM Terbit Pertama Kali DESEMBER 1999
16
UNIT
Pembina Direktur Utama RSCM Direktur Pengembangan & Pemasaran RSCM
Keluarga dan AIDS
Gapai Mimpi Juara Imirex Competition 2016 Melaka Malaysia
20 ALBUM 2
HALO CIPTO
EDISI KEENAM 2016
Pemimpin Redaksi Linda Amiyanti, Skp.MKes
Bambang Ariyanto Penerbit Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit RSCM Jakarta Alamat Redaksi Instalasi Promosi Kesehatan RSCM Jl. Diponegoro 71 Jakarta Pusat 10430 Kotak Pos 1086 Telp. 62-21 1500135 Pst. 2907 Email:
[email protected]
fokus Divisi Metabolik Endokrin Departemen IPD RSCM-FKUI
GEBRAKAN UNTUK MEMBERIKAN PELAYANAN TERBAIK PADA PENYANDANG DIABETES
Salah satu kegiatan di poliklinik
Meskipun pelayanan bagi diabetisi masih belum maksimal, namun Divisi Metabolik Endokrin telah melakukan gebrakan dengan membuat poliklinik perawatan kaki diabetik.
P
erawatan bagi penyandang diabetes memang kompleks mulai dari pemeriksaan darah, rontgen, pemeriksaan mata, kaki, jantung, hingga pembelajaran soal gizi pasien. Untuk memberikan perawatan komplet itu tidak gampang dikerjakan secara sekaligus. Tapi Divisi Metabolik Endokrin Departemen IPD RSCMFKUI sudah memulainya. Bahkan, selain punya layanan unggulan lain, tempat ini juga telah menyediakan poli kaki yang merupakan satu satunya, dan tidak ada tempat lain yang punya konsep seperti itu. Ketua Divisi Metabolik Endokrin Departemen IPD RSCM-FKUI Dr. dr.
Em Yunir, SpPD-KEMD menyebutkan pihaknya akan mewujudkan perawatan diabetes dan Metabolik Endokrin secara menyeluruh itu, secara bertahap. Di luar negeri, sudah suatu kewajaran setelah bertemu dokter, penyandang diabetes harus mengikuti pemeriksaan yang lain di satu tempat. Khusus untuk pemeriksaan mata, Divisi Metabolik Endokrin telah memiliki alat sumbangan dari pihak ketiga senilai Rp 1,5 miliar hasil usaha mandiri dan kini menjadi aset RSCM. Setelah adanya alat itu, periksa mata tinggal pindah kamar. Sebelumnya, pemeriksaan mata pasien harus dikirim ke Departemen
HALO CIPTO
EDISI KEENAM 2016
3
fokus
foto: indonesiatripnews.com
Salah satu ruang pelayanan di poli diabetes melitus terpadu
Mata di RSCM Kirana yang cukup jauh jaraknya dari URJT. Jika dibayangkan, penyandang diabetes yang rata-rata berusia tua harus dipindahkan ke Ruang Kirana yang jaraknya jauh. Namun sekitar tiga tahun empat tahun lalu, divisi melakukan kerja sama dengan pihak ketiga sambil penelitian, dan setelah penelitian selesai, alatnya ditinggal dan disumbangkan ke divisi menjadi milik RSCM. Dokter Em Yunir menyebutkan, untuk terapi diabetik konsepnya harus menyeluruh di satu tempat. Jangan membikin pasien harus ke bagian jantung. Untuk pemeriksaan EKG harus dikirim ke Poliklinik Jantung yang ada di lantai berbeda. Untuk pemeriksaan retina harus ke RSCM Kirana. Lalu untuk konsultasi gizi di lantai 3 URJT. Jika terus seperti itu, maka pasien cenderung akan malas melaksanakannya, dan akhirnya pasien hilang, ogah melanjutkan pengobatan. Namun untuk melaksanakan kegiatan tersebut, dibutuhkan tambahan sejumlah perawat. Ada sejumlah aspek yang harus disampaikan kepada penyandang diabetes melalui edukasi, antara lain ada pasien yang harus menggunakan insulin, mengatur kebutuhan nutrisi, aktivitas fisik, atau edukasi tentang perawatan kaki di rumah. Hal itu tidak mungkin dijelaskan oleh dokternya. Tapi, harus dikirim ke 4
HALO CIPTO
petugas berikutnya, semisal ke ahli gizi untuk konsultasi gizi. Saat ini, Divisi Metabolik Endokrin sudah menyiapkan ruang khusus untuk konseling gizi di poli edukasi. Pengembangan poli edukasi dapat terlak s ana b erdas ark an dana sumbangan dari pihak ketiga. Walaupun jumlahnya terbatas namun sudah dapat digunakan untuk merenovasi ruang poliklinik endokrin menjadi Poliklinik Edukasi Diabetes Melitus Terpadu. Dana itu bisa untuk mengubah ruangan poli kaki menjadi lebih besar dan isinya bisa ditambah berbagai peralatan. Kini pihaknya selain memiliki poli kaki, juga ada poli edukasi gizi dan poli edukasi untuk mengajar pasien semisal menyuntik insulin, dan sebagainya. Saat ini proses edukasi sudah dapat dilakukan terpisah pada ruang yang terpisah. Sehingga lebih memberikan suasana yang privat. Masing-masing ruangan sudah dilengkapi dengan layar LCD dan komputer beserta software beserta alat edukasi seperti leaflet, buku, food model, dan alat edukasi lainnya, serta salinan materi yang bisa dibagikan. Selain ruang edukasi yang bersifat personal, kami juga merenovasi satu ruang penyuluhan yang besar yang dapat digunakan untuk penyuluhan pada kelompok besar. Ruang ini disertai dengan sound system serta audio visual
EDISI KEENAM 2016
yang memadai. Aktivitas lain selain kegiatan edukasi adalah memberikan pelatihan perawatan kaki diabetik pada perawat atau dokter umum selama tiga hari. Melalui pelatihan itu, perawat jadi tahu, karena selama ini kata dr. Em Yunir yang sudah umum diketahui, banyak pasien yang luka kaki, agak terlantar dalam perawatannya. Dan tidak seideal yang seharusnya. “Dengan mereka kita latih, di daerah mereka nanti bisa harus gini nih, jangan begini. Itu sudah setiap saat, Itu banyak yang minta. Awalnya itu divisi. Narasumbernya staf kita. Khan kita punya edukator. Kita sudah banyak memberikan pelatihan. Nah kita buat program. Pas hari H masih jungkir balik. Tapi sudah begitu aja orang sudah pada cari,” katanya. “November 2016, kita telah membuat kembali. Kita itu udah jadi rujukan untuk diabetes di Indonesia, jadi sudah bisa. Untuk kaki diabetes yang tersumbat aliran darahnya yang lain tidak bisa, yang bisa cuma kita,” tambahnya. Ia menjelaskan tim kaki yang ada di divisinya melibatkan divisi lain yakni, kardiologi, bedah vaskuler, hingga rehabilitasi medik. Jika ada kasus yang susah penanganannya juga akan dilakukan secara grup. Tim seperti itu, tidak akan ada di tempat lain. Sementara pihaknya juga mendapat tawaran membangun tim untuk trainer kaki diabetik skala international, di mana untuk Asia Pasific, Indonesia yang diminta untuk menjalankan. “Mereka mau kasih grand terhadap orangnya, bukan kepada institusi. Orang yang dipercayai siapa, yang bisa mewakili. Jadi mereka nggak mau cari-cari orang yang tak dikenal. Karena saya sudah terlibat lama dari Indonesia, mereka menyerahkan saja untuk memilih orang, bikin tim. Nah saya bicara-bicara bedah vaskuler, yang biasa kita rapatrapat di sini, saya masukin saya ajak. Jadi nanti diakui oleh internasional, grup ini adalah grup trainner di Indonesia. Jadi kalau kita bikin kegiatan, license-nya boleh dipakai,” ujarnya. Menurutnya, pihaknya harus berkejaran dengan waktu untuk mewujudk an p elayanan yang
Dr. dr. Em Yunir, SpPD-KEMD
terpadu. Karena jika tidak, maka pasien akan makin rugi besar. Dokter Em Yunir menggambarkan betapa melelahkannya mengantar penyandang diabetes saat berobat. “Waktu habis untuk nemenin penyandang diabetes berobat. Karena harus periksa mata, mata sudah buremburem harus ke mata. Nanti di mata, jika didiagnosa sudah ada pendarahan retina, harus dilaser. Nah bikin jadwal lagi laser. Pada sistem yang lebih sempit, begitu mata harus dilaser, pasien tinggal pindah ruangan, saat itu juga dikerjakan. Jika sekarang kan dari kita sendiri butuh waktu ke sana, harus dilaser, kita harus jadwal, karena pasien banyak,” katanya. “Kita jadwal lagi, misalnya dapat minggu depan. Minggu depan nggak bisa izin, tak ada yang anterin, anaknya kerja semua. Sering loh alasan begitu. Ya udah tertunda lagi. Bulan depan, kok nggak dilaser? Iya, bulan lalu tidak sempat. Sekarang izin dapat, tapi untuk konsultasi ambil obat. Nah ini ke mata, dok jangan sekarang, waktu saya cuma sampai jam 11, sudah harus kabur lagi. Bulan depan lagi. Tiga bulan lagi nggak dikerja-kerjain. Makin lama makin parah. Penyakit kita, penyakit progesif, jadi solusinya harusnya progresif,” ingatnya. Untuk mewujudkan itu, tak ada lain pelayanan harus terpadu. Namun konsep seperti itu hambatannya ada pada
sistem keuangan dan manajemen di BPJS. Sistemnya, pertanggungjawaban dihitung pasien sekali datang paketnya berapa. Dokter Em Yunir menambahkan, idealnya jika mau nyaman, hanya dalam satu hari dari pagi sampai siang, harus selesai semua konsul. Periksa darah, rontgen, mata, kaki, jantung, dan gizi. Tapi karena budget dari BPJS, maka jika dilakukan tindakan semuanya secara langsung, sistem pembayaran tidak bisa. Karena jika ditangani semuanya sekaligus dengan bayaran BPJS sekali
datang, maka satu kali kunjungan Rp 700 ribuaan maka akan langsung habis untuk konsultasi saja. Padahal ada biaya untuk lab, rontgen, belum obat, belum nanti harus periksa ke mata lagi. Oleh karena itu, dengan sistem BPJS sekarang, dr. Em Yunir menyebutkan tidak memungkinkan one day service. Jadi pasien harus datang selama lima hari agar selesai semua pemeriksaan. Tapi bagi pegawai, izin sebanyak lima kali merupakan hambatan yang sulit untuk diselesaikan. Saat ini, dr. Em Yunir menyebut belum ada terobosan bagus untuk masalah itu. Karena tidak ada untuk menutupi kekurangan biaya pasien BPJS itu. Jadi yang bisa disiasati hanya kedatangan pasien yang dicicil, bisa keesokan harinya datang lagi, jika rumahnya dekat. Tapi jika pasien jauh, semisal dari Depok saja diatur tiga hari lagi untuk datang lagi. Periksa rontgen minggu depannya. Selajutnya, pekan setelahnya lagi untuk periksa lab. “Ya akhirnya, kadang ada keluhan pasien hilang absen terus. Itu hambatan struktural yang kayaknya nggak mungkin dipecahin,” ujarnya. Dokter Em Yunir mengakui SDM kurang juga masalah. Jika di luar, untuk diabetes ada koordinator perawat untuk diabetes atau nurse coordinator yang tugasnya cuma mengurus penyandang diabetes apakah terlantar atau tidak. Juga untuk mengetahui sudah berapa
Konferensi Pers Pembukaan PoliklinikTerpadu Diabetes Melitus, Sabtu (12/11/16).
HALO CIPTO
foto: marketing.co.id
EDISI KEENAM 2016
5
fokus kali datang, terapi apa saja yang dilakukan dan sebagainya. Ia menyebut pihaknya punya edukator dan sudah sering melatih dan bahkan sudah lebih dari 10 orang. Tapi usai melatih, tidak ada tambahan SDM ke divisinya, dan edukator kembali mengurus teknis-teknis lagi. Di tengah keterbatasan itu, divisi punya keunggulan, semua dalam satu poliklinik: poliklinik edukasi diabetes melitus terpadu, poliklinik kaki diabetik, poliklinik tiroid, dan poliklinik endokrin umum serta memiliki ruang prosedur yang memenuhi standar. Hal itu belum termasuk pelatihan-pelatihan yang sering dilakukan. Sementara pelatihan perawat kaki diabetik belum ada di RS lain. Sekarang hal itu sudah rutin dilakukan divisi ini setahun sekali. Selain itu juga punya kelebihan dalam pemeriksaan tiroid. USG tiroid bisa dilakukan sendiri setelah sebelumnya selama empat tahun harus bersama dermatologi. Namun kekurangan dalam hal SDM harus dipenuhi. Pihaknya bisa mengambil tenaga dari luar, tapi tidak ditanggung oleh RSCM. Oleh karena itu pihaknya menggunakan dana hibah untuk menggaji pegawai outsoucing selama tahun pertama. Di tahun berikutnya, diharapkan bisa diangkat oleh RSCM. Untuk SDM pihaknya sudah mengusulkan ke manajemen termasuk dengan membuat surat. Tapi bisa jadi, karena belum ada SDM, manajemen belum mengabulkan. Apalagi sistem persetujuannya juga harus menunggu dari menteri. Dokter Em Yunir mengaku sadar hal seperti itu, secara birokratif memang swasta yang agresif secara cepat berkembang dibanding institusi pemerintah. “Swasta tuh kalau beginibegini, nggak sampai seminggu langsung dikasih. Kalau kita nunggu setahun baru dikasih. Kapan kita minta, udah lupa. Padahal itu yang dibutuhin,” ujarnya. “Tapi coba kalau Anda punya keluarga yang diabetes, atau nggak saudara apalah, dengerin aja apa kesulitannya dia. Apalagi BPJS kita dengan sistem rujukan, jenjang, dari 6
HALO CIPTO
konferensi pers Jakarta Diabetes Meeting, di Jw Marriot, Senin (08/11/16)
meja satu harus ke meja dua, dari meja dua baru ke sini. Bayangin tuh pengorbanan pasien untuk sampai di sini aja sudah sedemikian berat, sampai di sini ketemu sistem yang begini lagi, nggak kebayang deh,” tambahnya. Padahal kebutuhan yang diajukan pihaknya sudah standar di seluruh dunia. Dokter Em Yunir menyebut telah beberapa kali diundang ke India. Negara berkembang itu mereka sudah bisa menerapkan sistem one stop service. Saat pasien datang pukul 8.00, dokter telah memiliki crosscheck list untuk periksa lab, periksa kaki, periksa mata, periksa jantung, termasuk periksa saraf. Dari awal pasien sudah melakukan lab lengkap, dan semua yang dibutuhkan ahli gizi, edukator komplit, dan tinggal dijelaskan. Pukul 2,00 hasil lab selesai dan dokter telah mendapat resume, kondisi mata, kaki, saraf dan USG, termasuk rontgen. “Jadi pukul 3.00, 90 persen pemeriksaan pasien telah rampung dan dokter memberikan resep. Sesudah dikasih obat, 2-3 bulan pasien di rumah. Satu hari selesai. Jadi seorang pasien itu butuh izin dari kantor itu cuma satu hari untuk berobat,” jelasnya. Lalu apakah bisa diterapkan di Indonesia? “Itu nggak bisa di sini. Karena di sana memakai sistem (asuransi) yang
EDISI KEENAM 2016
bukan pemerintah. Bisa. Tapi di sana biaya murah. Orang insulin di sana harganya cuma 1/3 di sini, 40% nya. Khan semuanya murah. Perjanjian tiga bulan cukup. Obat selesai, ini selesai, edukasi selesai, sudah diberi penjelasan sakitnya apa, nih tiga bulan lagi baru datang lagi,” tambahnya. Tak melulu India, Divisi ini juga belajar pengalaman di Amsterdam. Di Eropa, seorang dokter untuk satu hari mendapat pembebanan cuma 10-15 pasien, karena mereka diberi sistem satu pasien 15 menit. Dokter ada waktu untuk belajar menambah pengetahuannya. Selain itu dr. Em Yunir juga menyadari, manajemen masih banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, sehingga sulit memprioritaskan peyediaan fasilitas untuk pihaknya. Ia sadar untuk kasus penyakit kronis, memang akan mendapat pendekatan berbeda. Sementara beda dengan yang ditangani pihaknya, penyakit seumur hidup yang tidak bisa ditangani dalam kurun waktu sebulan.
Divisi Metabolik Endokrin telepon: 021-3907703, 3100075, 3103729; fax: 021-3928658, 3928659 email:
[email protected],
[email protected]
GAMBAR
SEBUAH PESAN
Penting agar masyarakat tak minum obat antibiotik secara serampangan merupakan misi yang diemban Komite PPRA dengan dukungan Instalasi PKRS RSCM dalam sosialisasi tentang pemakaian obat antibiotik. Salah satu caranya, dengan pemasangan berbagai macam banner dan poster di beberapa lokasi, seperti Kencana, Kirana, Lobi Utama, IGD, PJT, Gedung A, dan Unit Admisi. Kegiatan sosialisasi ini berlangsung selama satu minggu, yakni 14 hingga 20 November 2016.
Instalasi PKRS mengucapkan banyak terima kasih, kepada seluruh narasumber yang telah mengisi artikel pada Buletin Halo Cipto tahun 2016, serta menjadi narasumber edukasi, baik langsung maupun melalui media edukasi cetak dan elektronik.
HALO CIPTO
EDISI KEENAM 2016
7
ILMU
MARI KITA OLAHRAGA Oleh: dr. Fitri Anestherita, SpKFR Departemen Rehabilitasi Medik RSCM - FKUI
M
anfaat berolahraga teratur dapat dirasakan oleh semua orang baik muda maupun tua di seluruh sistem tubuh. Tubuh yang teratur berolahraga dapat mencegah penurunan fungsi berbagai sistem tubuh yang terjadi bila tubuh jarang berolahraga. Olahraga teratur juga dapat memperlambat penurunan fungsi fisiologis karena penuaan sebesar 50 persen. Manfaat olahraga teratur terhadap kesehatan sangat banyak, termasuk menurunkan mortalitas dan morbiditas terkait usia, peningkatan fungsi dan kualitas hidup, dan memperbaiki fungsi kardiopulmoner, muskuloskeletal, neuromuskular, dan fungsi neurokognitif, serta endokrin. Namun, diperkirakan sebanyak 75 persen orang berusia lanjut tidak cukup aktif untuk mendapatkan manfaat-manfaat ini. Tantangan untuk para klinisi adalah mengajarkan klien dan pasien, tidak peduli usia dan diagnosisnya, mengenai manfaat aktivitas fisik teratur dan meningkatkan kepatuhan pasien.
8
HALO CIPTO
EFEK TERHADAP MORTALITAS DAN MORBIDITAS Menjalani gaya hidup sehat seperti berolahraga, berhenti merokok, menjaga tekanan darah normal, dan menghindari obesitas terbukti dapat menurunkan angka kematian akibat berbagai hal. Namun berbagai studi juga menunjukkan, manfaat olahraga dengan intensitas sedang tampaknya menurunkan risiko kematian dini meskipun orang tersebut tidak sehat, merokok, atau memiliki kolesterol dan tekanan darah tinggi. Bahkan orang dengan penyakit kronis tetap mendapatkan manfaat jangka panjang dari olahraga teratur. Penurunan mortalitas ini dikarenakan olahraga dapat meningkatkan kemampuan fisiologis dan fungsional melalui penguatan otot, meningkatkan kerja parasimpatis saat istirahat, meningkatkan kapasitas aerobik, dan menurunkan sekitar 10 persen angka kesakitan setiap peningkatan satu metabolik ekuivalen dalam kebugaran kardiovaskular. Blair et al., dalam studi prospektifnya, menemukan, sering berolahraga berarti menjauhi mortalitas,
EDISI KEENAM 2016
apapun penyebabnya, terutama karena turunnya angka penyakit jantung dan kanker, sedangkan jarang berolahraga merupakan penyebab utama mortalitas. Aktivitas fisik atau olahraga juga dapat mencegah stroke, mengendalikan gula darah, menurunkan tekanan darah tinggi, meningkatkan ketahanan fisik, memperkuat tulang, mencegah gangguan pada metabolisme, meningkatkan imunitas (kekebalan) tubuh. Olahraga teratur membuat tubuh lebih bugar dan lebih siap melakukan aktivitas fisik. EFEK TERHADAP KEMAMPUAN FUNGSIONAL ATAU KUALITAS HIDUP Olahraga teratur, termasuk latihan kebugaran kardiorespirasi dan penguatan otot, dapat meningkatkan kemampuan fungsional serta pula menjaga kemandirian sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Kualitas hidup merupakan persepsi psikologis mengenai kepuasan hidup dan status kesehatan. Manfaat olahraga terhadap peningkatan kualitas hidup khususnya dirasakan oleh orang-
orang berusia lanjut. Penurunan fungsi yang dianggap sebagai bagian dari proses penuaan dapat diperlambat, sehingga menurunkan ketergantungan dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari pada lansia dan akhirnya menurunkan beban pada lingkungannya. Pada orang yang lebih tua, kualitas dan kuantitas olahraga yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup berbeda dibandingkan o r an g y an g m e mb utuhk an peningkatan kebugaran. Beberapa penelitian menunjukkan, fungsi, kualitas hidup, dan kemandirian dapat ditingkatkan pada usia berapapun selama intensitas, durasi, dan frekuensi olahraganya cukup untuk menantang sistem tubuh secara konsisten. Selain olahraga, gaya hidup aktif juga dapat mencegah atau memperbaiki disabilitas fungsional. Manfaat olahraga tidak hanya bermanfaat dari sisi kesehatan, tapi juga dapat memperbaiki suasana hati, menumbuhkan kepercayaan diri, mengatasi stres, membuat tidur lebih nyenyak, dan mengembalikan gairah seksual. Olahraga dan aktivitas fisik juga merupakan salah satu cara untuk menghabiskan waktu luang dengan menyenangkan.
foto: hytexfit.com
HALO CIPTO
EDISI KEENAM 2016
9
INFO
KENALI KANKER LARING SEJAK DINI Oleh: dr. Syahrial M. Hutahuruk, SpTHT-KL(K), Departemen THT KL RSCM-FKUI foto: larynxcancer.net
background: data.seruu.com
T
umor ganas laring atau sering juga disebut kanker laring atau kanker pita suara adalah salah satu kanker daerah kepala leher yang sering ditemukan. Walaupun kanker ini tidak terlihat dari luar, namun karena gejala dan karakteristik penyandangnya cukup khas jadi tidak sulit menduga seseorang menderita tumor ganas ini. Biasanya pasien seorang laki-laki paruh baya, usia 50 sampai 60 tahunan, perokok dan terdapat suara serak yang menetap lebih dari satu bulan. Kanker ini jauh lebih banyak ditemukan pada laki-laki daripada wanita denga perbandingan 9:1. Hampir semua pasien kanker laring adalah seorang perokok termasuk bila pasiennya seorang wanita. Jadi kejadian kanker laring sangat erat hubunganya dengan kebiasaan merokok, apalagi bila disertai juga dengan minum alkohol, risiko terkena kanker ini menjadi jauh lebih tinggi. Pasien kanker ini cukup banyak ditemukan di Indonesia. Di Departemen THT-KL RSCM, Jakarta tidak kurang dari 100 kasus baru setiap tahun. Pada stadium awal pasien sering tidak memeriksakan diri ke dokter
10
HALO CIPTO
karena menganggap remeh keluhan suara serak, kecuali pasien seorang “Professional Voice User” yang akan sangat terganggu dengan adanya suara serak. Pada stadium yang lebih lanjut pasien akan mengalami keluhan sesak nafas karena saluran nafasnya menjadi sempit akibat adanya pertumbuhan tumor di laring yang merupakan pintu masuk saluran nafas. Sesak akan bertambah berat sejalan dengan pertumbuhan tumor yang makin besar dan juga akan diikuti dengan gangguan makan karena tumor juga akan menjalar ke saluran makan (esofagus). Pasien sering baru datang ke dokter pada stadium ini sehingga memerlukan tindakan gawat darurat berupa pembuatan jalan nafas baru dengan membuat lubang di bagian depan leher (Trakeostomi). Sebenarnya kanker laring termasuk kanker yang mempunyai prognosis baik bila ditemukan pada stadium dini (stadium 1 dan 2) karena perangainya tidak mudah bermetastasis jauh ke organ lain seperti paru, tulang atau liver. Namun pada stadium yang lebih lanjut (stadium 3 dan 4) dia akan cepat ditemukan penyebaran ke kelenjar
EDISI KEENAM 2016
getah bening leher, sehingga prognosis jadi kurang baik, karena dapat terjadi kekambuhan setelah operasi dan atau radiasi. Pengobatan kanker ini prinsipnya hampir sama dengan kanker yang lain yaitu operasi, radiasi, kemoterapi atau gabungan dari dua atau semua modalitas terapi tersebut. Pengobatan utama adalah operasi yang dilanjutkan tindakan radiasi dengan atau tanpa kemoterapi. Operasi yang dilakukan disebut laringektomi yaitu mengangkat sebagian atau seluruh laring atau pita suara tergantung luasnya bagian yang terkena tumor. Pada stadium lanjut umumnya seluruh laring harus diangkat (laringektomi total) yang akan menyebabkan pasien tidak bisa bernafas dan bersuara seperti orang normal. Pasien akan selamanya bernafas lewat lubang di leher depan (stoma permanen) dan harus menjalani rehabilitasi suara agar dapat mengeluarkan suara kembali walaupun tidak sebaik orang normal. Dengan kemujuan teknologi alat-alat kesehatan rehabilitasi suara ini terus dapat ditingkatkan sehingga menghasilkan suara yang lebih
baik sehingga pasien tetap dapat berkomunikasi dengan lingkunganya. Karena adanya pengangkatan seluruh laring inilah yang sering membuat pasien menolak untuk dilakukan tindakan operasi karena merasa adanya cacat pada tubuhnya berupa kehilangan saluran nafas dan suara. Pasien sering memilih pengobatan alternatif (herbal) yang secara ilmiah tidak terbukti menyembuhkan, dan akan kembali ke dokter pada stadium yang sudah sangat lanjut sehingga prognosisnya buruk, bahkan hanya bisa dilakukan pengobatan paliatif untuk mengurangi penderitaan fisik dan mentalnya. Edukasi ke masyarakat sangat diperlukan baik untuk mencegah terjadinya kanker ini yaitu dengan menghentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol. Juga agar segera memeriksakan diri bila ada gangguan suara serak lebih satu bulan yang tidak sembuh dengan pengobatan biasa,
sehingga pasien dapat ditemukan pada stadium dini dan akan mendapat pengobatan yang baik dengan angka kesembuhan yang tinggi. Perlu juga peningkatan kewaspadaan pada dokter di layanan primer bila menemukan seorang laki-laki paruh baya, perokok dengan keluhan suara serak yang tidak sembuh dengan pengobatan, agar segera merujuk ke dokter spesialis THT terdekat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Usaha peningkatan pelayanan medis dalam penatalaksanaan pasien kanker laring juga terus ditingkatkan dengan mengembangkan pengobatan dan operasi yang dapat mempertahankan fungsi laring (laryngeal preservation surgery) semaksimal mungkin tanpa mengurangi tingkat kebersihan pengangkatan tumor. Pada pasien yang harus diangkat seluruh laringnya (Tuna laring) juga dikembangkan metode rehabilitasi suara dan menelan yang terus ditingkatkan sehingga pasien mendapat kualitas hidup yang baik
dan dapat bersosialisai kembali di masyarakat termasuk kembali bekerja sesuai dengan kemampuanya.
HALO CIPTO
EDISI KEENAM 2016
11
TANYA JAWAB
TB DAN SEPUTARNYA Oleh: dr. Syahrial M. Hutahuruk, SpTHT-KL(K), Departemen THT RSCM-FKUI Oleh: dr. Herikurniawan, Sp.PD dan dr.KL Ceva W Pitoyo, Sp.PD, KP, KIC, Divisi Pulmonologi, Departemen IPD RSCM - FKUI
T: Apa itu Tuberculosis (TBC)? J: Tuberkulosis adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis yang biasanya menyerang organ paru paru. TBC dapat juga menyerang berbagai organ tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, tulang, sendi, ginjal, hati, kulit, dan lain lain. T: Kenapa seseorang bisa mengidap TBC? J: Seseorang dapat terinfeksi TBC apabila menghirup udara yang mengandung droplet mycobacterium tuberculosis yang masuk ke dalam saluran pernafasan dan bersarang di jaringan paru. Tidak semua orang yang menghirup bakteri mycobacterium tuberculosis akan menderita sakit TBC, hanya sebagian kecil orang yang tertular mycobacterium tuberculosis akan menjadi sakit. Orang dengan daya tahan tubuh yang rendah seperti gizi buruk, diabetes mellitus, pasien HIV, memiliki risiko yang lebih tinggi, untuk menderita tuberkulosis. T: Apakah TBC menular atau diturunkan? J: Infeksi TBC terjadi melalui penularan. Bakteri TBC menyebar melalui udara
12
HALO CIPTO
pernafasan (air born infection) dari seorang pasien TB aktif kepada orang lain. Bakteri menyebar ketika pasien TB paru aktif batuk, bersin, berbicara atau menyanyi. Bakteri mycobacterium tuberculosis tidak disebarkan melalui bersalaman tangan, perlengkapan makanan, minuman ataupun perlengkapan tidur. T: Apakah seseorang batuk lebih dari tiga minggu sudah pasti TBC? J: Salah satu gejala TBC adalah batuk yang lama. Batuk bisa lebih dari tiga minggu tidak sembuh. Tetapi batuk lebih dari tiga minggu belum tentu TBC, karena banyak penyakit lain yang gejalanya juga batuk kronik, misalnya bronkitis kronis, bronkiektasis, asma bronkiale, keganasan paru, penyakit jantung, atau gastroesofageal reflux desease (GERD). T: Bagaimana membedakan batuk biasa dengan batuk pada pasien TBC? J: Batuk akibat TBC biasanya ≥ 2 minggu, produktif ada dahak, terkadang disertai batuk darah, sesak napas, dan nyeri dada. Terdapat juga keluhan sistemik seperti demam, keringat malam berlebih, nafsu makan menurun, dan penurunan berat badan. T: Apakah TBC bisa menyebabkan kematian? J: Ya, kematian dapat terjadi apabila infeksi TBC menimbulkan komplikasi berat seperti batuk darah masif, efusi pleura masif yang sampai menyebabkan gagal nafas, pneumothorak atau kerusakan paru permanen. T: Apakah TBC bisa diobati? J: Ya, TBC bisa disembuhkan dengan pengobatan yang tepat serta kedisiplinan pasien TBC untuk minum obat secara
EDISI KEENAM KELIMA 2016 2016
benar dan teratur serta diawasi secara langsung oleh Pengawas Minum Obat (PMO). Kombinasi antituberkulosis yang diberikan adalah rifampicin, isoniazid, pirazinamid, dan ethambutol. T: Berapa lama harus minum obat untuk sampai sembuh total? J: Pengobatan tuberkulosis berdasarkan panduan WHO dan ISTC sekurang kurangnya selama enam bulan untuk menghindari terjadinya resistensi obat. Pengobatan meliputi tahap awal dan tahap lanjutan. T: Jika sudah sembuh apakah sewaktu-waktu TBC bisa kambuh? Ya, sewaktu-waktu TBC masih bisa kambuh, akan tetapi kejadian ini tidaklah sering terjadi. Walaupun pasien telah dinyatakan sembuh tetap harus dilakukan evaluasi minimal dalam dua tahun pertama setelah sembuh untuk mengetahui ada tidaknya kekambuhan T: Bagaimana cara saya menghindari dari TBC? J: TBC dapat dihindari dengan makan bergizi, olahraga secara rutin dan teratur, mendapatkan sinar matahari yang cukup serta hindari kontak langsung dengan pasien TB aktif. Apabila ada risiko kontak dengan pasien TB aktif seperti berkunjung ke rumah sakit, menjenguk orang sakit gunakan masker.
background: stateschronicle.com
D
alam laporan Tuberkulosis Global 2014 yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) disebutkan, insidensi di Indonesia pada angka 460.000 kasus baru per tahun. Namun, di laporan serupa tahun 2015, angka tersebut sudah direvisi berdasarkan survei sejak 2013, yakni naik menjadi satu juta kasus baru per tahun. Hal ini juga bisa dikatakan menunjukkan masih lemahnya pengetahuan akan TB. Berikut pertanyaan seputar TB
TIPS
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KESELEO Oleh: dr. Nadia Nastassia Ifran, SpOT, Departemen Ortopedi dan Traumatologi RSCM - FKUI
K
eseleo merupakan hal yang sangat sering ditemukan pada kehidupan sehari-hari. Hampir pasti keseleo pernah terjadi pada diri kita atau orang terdekat di sekitar kita. Sehingga pengetahuan mengenai keseleo dan apa yang sebaiknya dilakukan dalam memberikan pertolongan pertama pada keseleo sangatlah berguna untuk diketahui. Keseleo merupakan cedera yang terjadi pada jaringan lunak seperti otot, tendon maupun ligament. Mungkin banyak yang belum paham mengenai perbedaan diantara otot, tendon dan ligament. Otot adalah bagian tubuh yang dapat berkontraksi dan relaksasi. Gerakan kontraksi dan relaksasi oleh otot inilah yang dapat menggerakkan tulangtulang dan mengakibatkan pergerakan dari anggota gerak seperti tungkai bawah saat berjalan, tungkai atas dalam gerakan sehari-hari seperti mengangkat barang, menggenggam, maupun menulis. Tendon adalah penghubung
sebagai sprain, sedangkan regangan dan atau robekan pada otot maupun tendon disebut sebagai strain. SPRAIN Cedera sprain terjadi akibat gaya tarikan yang diberikan pada ligament melebihi daya elastisitas ligament tersebut. Cedera yang terjadi dapat berupa regangan, robekan parsial maupun robekan total. Keluhan yang dirasakan biasanya nyeri pada daerah yang cedera, bengkak, lebam, instabilitas, maupun hilang atau penurunan fungsi. Sprain paling sering terjadi pada ligament di daerah pergelangan kaki, lutut dan pergelangan tangan. Mekanisme cedera dapat berupa bending maupun twisting.
STRAIN Cedera strain juga sama seperti sprain, dimana cedera yang diakibatkan dapat berupa regangan, robekan parsial maupun robekan total. Keluhan yang dirasakan pasien dapat berupa nyeri, bengkak, keterbatasan gerak, spasme otot, maupun kelemahan otot.
antara otot dengan tulang, sedangkan ligament adalah jaringan lunak yang mengikat tulang dengan tulang dan berperan penting dalam stabilisasi sendisendi tubuh. Walaupun secara awam cedera pada ketiga jaringan lunak ini dinamakan sama, yaitu keseleo, namun secara ke dokteran terdapat perbedaan. Regangan dan atau robekan pada ligament disebut
TATALAKSANA AWAL Saat terjadi cedera, baik itu sprain maupun strain, hal yang dapat dilakukan adalah:
R: Rest. Mengisitirahatkan ekstremitas yang cedera dan menghindari gerakan yang dapat menimbulkan nyeri I: Ice. Kompres dengan cold pack atau batu es yang dilapisi oleh plastik dan handuk tipis untuk mengurangi bengkak C: Compression. Kompres atau membalut daerah yang cedera dengan perban elastis E: Elevation. Mengangkat daerah yang cedera lebih tinggi dari posisi jantung.
Pemberian analgetik atau obat nyeri dapat diberikan, baik oral maupun topikal (dioleskan pada daerah yang nyeri). Sesuai dengan tangga obat nyeri WHO (WHO analgesics ladder), pemberian obat nyeri dimuai dari yang paling dasar seperti parasetamol atau obat antiinflamasi non steroid (NSAIDs). Terapi tambahan seperti obat relaksasi otot juga dapat diberikan untuk membantu mengurangi keluhan. Bila bengkak dan keluhan tidak berkurang dalam 72 jam, sebaiknya kontrol ke pusat kesehatan terdekat
HALO HALOCIPTO CIPTO
EDISI EDISIKEENAM KELIMA 2016
13
PSIKOLOGI
KELUARGA DAN AIDS Oleh: Evy Yunihastuti, Nur Herda Wati Nisa, Unit Pelayanan Terpadu HIV RSCM
Seorang laki-laki, 22 tahun, baru mulai bekerja di salah satu TV swasta, baru diketahui HIV positif. Dia melakukan tes karena pasangan laki-lakinya baru diketahui HIV. Selama ini dia kuliah di luar kota, keluarganya tidak mengetahui perilaku seksualnya. Saat ini dia sudah kembali tinggal bersama orangtuanya. Siapa yang harus diberi tahu? Apakah Ayahnya yang cukup terpandang, atau ibunya ? Bagaimana cara memberi tahunya?
M
endapat diagnosis penyakit apapun, apalagi infeksi HIV pasti bukan hal yang mudah untuk diterima. “Siapa yang harus diberitahu?” adalah pertanyaan yang acapkali muncul pertama. Memberi tahu teman dekat, pasangan, kakak, adik, atau orang tua sering menjadi pilihan utama. Memberi tahu keluarga terdekat sangatlah penting bagi para orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Kasih sayang dan perhatian dari keluarga tidak akan sama dengan kasih sayang dari orang lain. Secara naluriah, setiap orang akan bahagia ketika didukung dan diperhatikan oleh keluarganya. Ketika didiagnosis HIV, banyak hal yang harus dijalani ODHA sesuai dengan kondisi kasusnya. Hingga saat ini, sebagian besar ODHA baru mengetahui status HIV-nya pada stadium lanjut, saat mulai banyak infeksi oportunistik yang diderita dan tak jarang sesudah keluar masuk rumah sakit. Pada kondisi seperti ini umumnya keluarga sudah menyadari kondisi sakitnya dan bertanya-tanya apa sebenarnya penyakit yang dialami orang tersebut. Dukungan istrisuami atau orang tua sangat dibutuhkan, terutama saat ODHA sudah tidak mandiri lagi, sehingga memberi tahu keluarga yang membantu perawatan sangatlah penting. Bahkan pada kasus berat seperti sepsis dan penurunan kesadaran akibat infeksi intrakranial, seringkali diagnosis HIV diberitahukan pertama kali pada keluarga yang mendampingi. Keputusan ini tak jarang juga memengaruhi keluarga terdekat tersebut, misalnya jika yang diberi tahu adalah suami atau istri, pacar, atau bahkan anak kandung ODHA. Pertama, HIV termasuk salah satu penyakit yang menular lewat hubungan seksual. Hampir semua istri, suami, pasangan seksual ODHA langsung merasa bahwa ketika pasangan seksualnya diketahui HIV, mereka pasti juga akan tertular HIV. Padahal, kenyataannya hanya sekitar 40-50% istri/suami yang tertular HIV walaupun pasangannya HIV positif. Kejadiannya tentu akan lebih besar pada kelompok yang melakukan hubungan seksual lewat anal. Memberi tahu pasangan seksual tentu juga membuka kesempatan untuk dapat mendiagnosis infeksi HIV lebih dini sebelum kekebalan tubuh menurun dan timbul berbagai infeksi berat yang dapat menyebabkan kematian. Kedua, HIV juga dapat menular dari ibu hamil ke kira-kira sepertiga anak yang dikandungnya, mulai dari dalam kandungan
14
HALO CIPTO
EDISI KEENAM 2016
hingga saat pemberian air susu ibu. Jika ODHA yang dirawat seorang ibu atau istri ODHA diketahui HIV positif, tentu mengetahui status HIV anak yang pernah dilahirkannya akan sangat membantu mengobati lebih cepat jika anak tersebut HIV positif juga. Pada beberapa kasus, kadang anak pasien sudah sakit dan berobat ke berbagai dokter tanpa mencurigai bahwa anak tersebut HIV positif. Memberi tahu keluarga terdekat yang mendampingi pasien tentu dapat membantu mengobati anak tersebut. Tak jarang juga keluarga terdekat yang menunggui ODHA adalah istrinya yang sedang hamil dan belum pernah tes HIV. Melakukan tes secepatnya tentu akan mempercepat program pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA) agar bayi yang dikandung tidak terkena HIV. Ketiga, memberi tahu keluarga terdekat tentu juga mempunyai konsekuensi membuka rahasia yang selama ini tidak diketahui keluarga, seperti kebiasaan mengguna narkoba, berhubungan seks dengan orang lain, atau berhubungan seks dengan sesama jenis. Bayangkan apa yang ada di pikiran seorang anak ketika diberi tahu ayah yang selama ini sangat dikaguminya ternyata HIV positif karena saat mudanya sering berhubungan seksual dengan orang lain? Masalah-masalah tersebut tentu juga dihadapi jika ODHA mengetahui status HIV-nya saat rawat jalan atau dalam perawatan dengan kondisi fisik yang lebih baik. Dokter atau konselor umumnya menganjurkan seseorang yang baru didiagnosis HIV untuk memberi tahu keluarga atau orang terdekatnya agar dapat lebih mudah melalui masa-masa sulitnya. Sama seperti ketika seseorang baru mendapat berita buruk lainnya, pada awalnya ODHA akan mengalami fase penyangkalan, kemudian kemarahan, tawar menawar, depresi, hingga akhirnya masuk ke fase akomodasi. Awalnya ODHA sering kali tidak bersedia menerima diagnosis HIVnya, marah kepada orang yang dirasa menularkannya, merasa bersalah dan marah pada diri sendiri, protes kepada Tuhan mengapa dia yang mendapat penyakit ini, mengapa bukan temannya yang mungkin lebih nakal, kemudian
AIDS & KELUARGA
menarik diri dari lingkungannya, hingga dapat menerima penyakitnya dan bangkit untuk berusaha menjalani pengobatan. Dukungan keluarga, terutama dukungan psikologis, tentu sangat dibutuhkan agar ODHA dapat melewati fase adaptasi ini. Tidak mendiskriminasi ODHA, tidak menjauhi atau memisahkan ODHA dari keluarga lainnya, dan tidak ikut menyalahkankan ODHA adalah sikap penting yang perlu ditunjukkan keluarga. Stigma tentang HIV di masyarakat tentu membuat hal ini tidak mudah, karena itu keluarga juga perlu mengetahui pemahaman mengenai penularan HIV agar dapat memberikan dukungan yang tepat bagi ODHA. Segera setelah diagnosis HIV diketahui, ODHA akan menjalani terapi antiretrovirus (ARV) dan infeksi oportunistik jika memang ada infeksi. Pengobatan infeksi oportunistik seperti tuberkulosis umumnya membutuhkan waktu berbulan-bulan, dan obat ARV harus diminum seumur hidup dengan kepatuhan (adherens) yang tinggi. Meminum obat sebanyak itu tentu tidak mudah, dengan risiko berbagai efek samping dan kemungkinan rasa bosan, Sebelum memulai obat ARV, ODHA (jika memungkinkan disertai
ilustrasi: berbagai sumber
keluarga atau teman terdekat) selalu diberikan konseling pra ARV. Mulai dari bagaimana cara meminum obat, bagaimana menilai keberhasilan terapi, kemungkinan resistensi jika obat tidak digunakan teratur, efek samping yang mungkin terjadi dan apa yang harus dilakukan jika terjadi efek tersebut dibicarakan dalam sesi konseling pra ARV ini. Pasien yang baru didiagnosis HIV dan menjalani fase adaptasi umumnya masih kebingungan dan butuh bantuan dalam menerima berbagai macam informasi penting tersebut, terutama dari keluarga terdekat. Pengalaman dari keluarga, seperti suami atau istri yang sudah memulai ARV, jika tersedia, tentu sangat membantu saat memulai terapi dan selama menggunakannya. Salah satu penyebab penting ODHA berhenti atau tidak teratur menggunakannya adalah merahasiak annya dari keluarga terdekat, seperti suami yang tidak memberitahukan istrinya bahwa dia harus minum ARV teratur umumnya minum obat tidak teratur. Sebagai kesimpulan, keluarga sebagai lingkungan terdekat ODHA memberikan makna besar dalam upaya penanganan kasus HIV/AIDS di Indonesia. Beruntungnya, Indonesia
ilustrasi: trbimg.com
merupakan negara yang tingkat kepedulian terhadap keluarga masih cukup tinggi. Diagnosis HIV pada seorang anggota keluarga menjadi alarm bahwa keluarga perlu belajar untuk menerima dan menyikapi kondisi ini dengan bijaksana. Sekalipun terdiagnosis HIV, anggota keluarga tetap merupakan bagian dalam hidup yang butuh dukungan dan rangkulan untuk bertahan dan melakukan yang terbaik.
HALO CIPTO
EDISI KEENAM 2016
15
UNIT
GAPAI MIMPI JUARA IMIREX COMPETITION 2016 MELAKA MALAYSIA Oleh: Ns.S.F.Teguh Wardaya, S.Kep, M.epid, TIM IMIREX RSCM
B
encana merupakan suatu kejadian yang tidak dapat diprediksi oleh siapapun. Semua terjadi atas kehendak Yang Maha Kuasa. Kejadian tersebut dapat terjadi dimanapun dan kapanpun yang mengakibatkan berbagai kerusakan baik materi, psikologis, alam dan menyebabkan kehilangan nyawa sekalipun. International Major Incidence and Rescue Exercise Competition atau yang lebih dikenal dengan IMIREX merupakan sebuah sarana pembelajaran dan latihan bersama penanggulangan bencana yang terintegrasi dan melibatkan aspek komunikasi antara berbagai pihak sehingga penanggulangan bencana menjadi efektif dan efisien. IMIREX pertama kali digagas tahun 2006 oleh seorang Kepala Layanan Gawat Darurat dan Trauma Hospital Kuala Lumpur 16
HALO CIPTO
Malaysia, yaitu Prof. Dato’ Sri Dr. Abu Hassan Asaari Abdullah atau yang biasa disapa dengan Prof. Dato’ dan berlangsung sampai sekarang. Pelaksanaan IMIREX level International mulai dilaksanakan tahun 2012 dimana peserta tidak hanya dari negara-negara bagian Malaysia tetapi juga beberapa negara di Asia seperti Thailand, Philpina, Jepang, termasuk Indonesia. Kompetisi yang rutin dilakukan setiap dua tahunan pada tahun ini dilaksanakan di Melaka Malaysia. Peserta IMIREX tidak hanya terpusat pada tenaga medis dan keperawatan saja, melainkan terintegrasi dengan berbagai rescue agency seperti tentara, pemadam kebakaran, badan SAR dan palang merah atau bulan sabit merah. Hal ini yang menambah daya tarik dan rasa kompetisi yang optimal dalam mengembangkan latihan gabungan itu.
EDISI KEENAM 2016
Beberapa kategori yang dikompetisikan pada kegiatan IMIREX Competition 2016 meliputi: 1. Chemical, Biological, Radiological and Nuclear Explosive Agent (CBRNe) 2. Obstacle Mirex 3. Night Rescue (Twilight Mirex) 4. Mass Casualty Incidence (MCI) 5. Hydro Mirex (Water Rescue) 6. Performance Mirex 7. Camp Site Evaluation Ketujuh cabang yang dikompetisikan diikuti oleh tidak kurang dari 35 tim yang terdiri dari kategori Internasional, Nasional, dan Rescue Agency. Bagi RSCM khususnya IGD yang mewakili Indonesia merupakan pengalaman yang kedua mengikuti kegiatan IMIREX International Competition setelah tahun 2014 yang dilaksanakan
di kaki gunung Santubong Sarawak Malaysia mendapatkan juara pada kategori CBRNe sehingga menjadi tantangan besar bagi kami apakah pada tahun 2016 akan mendapatkan prestasi yang sama, lebih atau bahkan menurun dibandingkan tahun 2014. Untuk mengikuti kegiatan level International ini kami mempunyai waktu yang sangat sempit untuk mempersiapkan semuanya mulai dari pembentukan tim, inventarisir dan pengadaan perlengkapan yang akan dibawa serta latihan-latihan baik fisik maupun skill, tidak lebih dari satu minggu. Berdasarkan berbagai macam pertimbangan, akhirnya ditetapkan tim yang akan mewakili RSCM dan Indonesia untuk mengikuti IMIREX Competition 2016 adalah sebagai berikut: 1. dr. Nur Asicha 2. Ns. Siti Nurlaelah, M.Kep, Sp.KMB 3. Syafrudin, AMK 4. Tommy Julandi, AMK 5. Andi Prastio, AMK
6. Herman Sulistio, AMK 7. Bahtiar Muslim, AMK 8. Kustiana Arip Hidayat, AMK Waktu satu minggu kami lalui dengan berbagai aktifitas dimulai dengan berlatih navigasi darat dari expert yang kami datangkan dari Wanadri dilanjutkan dengan aktivitas lain seperti pembuatan paspor bagi yang belum memiliki paspor, menginventarisir peralatan dan membeli peralatan yang belum tersedia serta merencanakan kostum yang dipakai selama kompetisi. Tidak lupa juga kami berlatih tarian untuk performance yang kami ambil tema dari Indonesia timur dalam lagu Gemu Famire. Sampailah saat yang dinanti-nanti, pada Selasa, (18/10/16) kami bertolak menuju Kuala Lumpur melalui Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Setibanya di Bandara KLIA Kuala Lumpur bis jemputan kami menuju Melaka sudah tersedia dan malam-malam pertama di Melaka kami isi dengan merancang strategi untuk menghadapi kompetisi
pada besok harinya dan tanpa terasa semua itu kami lakukan sampai waktu Malaysia menunjukkan pukul 01.30 dinihari. Tepat pukul 11.00 waktu Malaysia kami meninggalkan hotel menuju Botanical Forest dengan segala bawaan menghiasi pungung-pungung kami. Kegiatan pertama yang kami lakukan sesampainya di Botanical Forest adalah mendirikan tenda sebanyak tiga buah tenda dan bagi kami ada yang merupakan pengalaman pertamanya untuk mendirikan tenda. Kemudian berbagai macam kegiatan kompetisi kami ikuti selama empat hari dengan penuh semangat dan percaya diri mulai water rescue dan diakhiri dengan mass casuality incident. Setelah semua kemampuan kami curahkan untuk menunjukkan eksistensi RSCM dan Indonesia dimata dunia tibalah masa berakhir semua kegiatan pada hari Sabtu (22/10/16) dimana satu hal yang kami tunggu-tunggu adalah pembacaan hasil pertandingan di semua kategori. Dan dunia terasa begitu gemerlap ketika nama Cipto from Indonesia meraih juara 1st place performance dan kami semua maju ke panggung untuk menerima kalungan medali dan piala dengan penuh rasa bangga dan haru. Dengan penuh rasa syukur kehadirat Yang Maha Kuasa hanya ini yang kami dapat persembahkan kepada Bangsa dan Indonesia khususnya RSCM sebagai tempat sehari-hari kami berhimpun.
HALO CIPTO
EDISI KEENAM 2016
17
PROFIL
dr. Rudyanto Sedono, SpAn-KIC
PESAN ORANGTUA NAFASKU
L
ahir dari keluarga pegawai negeri, dr. Rudy kecil citacita awalnya adalah ingin menjadi guru. Namun karena mengikuti petuah orangtua, keinginan jadi guru pun ditanggalkan. 18
HALO CIPTO
Petuah orangtua terbukti benar. Meski saat kuliah tak selalu berjalan mulus, tapi dr. Rudy kini menjadi staff di RSCM dan diberi amanah menjadi Kepala ICU. Orangtua dr. Rudy kental dengan dunia pendidikan. Bapaknya seorang guru, sedangkan sang ibu pegawai negeri, tapi menyambi jadi guru. Namun, saat dr. Rudy ingin jadi guru, kedua orangtuanya melarangnya. “Disuruh jadi dokter. Tapi saya nggak mau jadi dokter. Maunya jadi guru. Tapi kita tidak boleh membantah sama orangtua. Kita mesti menurut sama orangtua,” ujar pria yang menghabiskan
EDISI KEENAM 2016
masa kecil di Jakarta lulusan SD Taman Siswa tahun 1982 ini. Dokter Rudy mengaku banyak mengalami hambatan saat kuliah kedokteran. Bahkan tidak lulus ujian pun sering sekali dialami. Hal itu dikarenakan kurangnya minat, namun kejadian ini hanya di awal-awal kuliah saja. Dalam mengatasi hambatan itu, dr. Rudy ternyata memiliki resep sederhana saja. “Dijalanin saja. Namanya disuruh sama orangtua ya sudah harus dijalani. Dan karena sudah kecebur maka sekalian aja basah,” ujarnya. Setelah lulus dokter FKUI tahun 1994, dr. Rudy menjalani dinas PTT di Kalimantan Barat. Selama tiga tahun, beliau ditempatkan di Puskesmas Kabupaten Pontianak dari tahun 1995 hingga 1998. Beliau kemudian melanjutkan spesialisasi tahun 1999 dan setelah lulus kembali ke RSCM. Tugasnya sebagai dokter anestesi, dan ICU, yang akhirnya menjadi kepala ICU. Hal itu diraih dengan prinsip hidup untuk dijalani apa adanya saja. “Mengalir seperti air. Kalau ingin survive, buat apa melawan arus air. Ini ajaran agar bisa bertahan. Kalau tidak mengikuti, kita bisa tidak survive,” ujar spesialis anestesi lulus tahun 2003 ini. “Mau ke mana, saya ikuti. Disuruh apa saya ikuti saja. Kadang-kadang tidak sesuai dengan hati nurani. Apa boleh buat. Nrimo aja,” tambah konsultan ICU lulusan tahun 2006 ini. Termasuk saat menjadi kepala ICU, dr. Rudy punya cita-cita dan angan-angan untuk kerja keras dan ingin memberikan sesuatu buat RSCM FKUI. Tapi dr. Rudy sadar kebutuhan RSCM adalah prioritas. “Kita mungkin berencana memberikan emas, tapi bila yang dibutuhkan saat ini adalah besi, ya sudah kita turuti dengan memberikan besi dan terima dengan ikhlas aja.” katanya. Hal itu juga karena pengalaman yang paling sulit dihadapi adalah orang di internal RSCM sendiri. Termasuk saat berkaitan dengan pelayanan ICU, terkadang meminta pelayanan atau perawatan yang mereka inginkan, bukan
“
Mengalir seperti air aja. Buat apa ngelawannya. Ini ajaran agar bisa berhasil survive.
yang seharusnya sesuai dengan standar pelayanan RSCM. Ini terjadi dari level bawah sampai level atas. Menurut pengamatan dr. Rudy contoh diatas merupakan hambatan dari dalam RSCM sendiri. Yang menyulitkan RSCM itu, bukan orang lain tetapi adalah orang RSCM sendiri. Ia juga tidak berambisi melakukan langkah besar untuk merubah hal tersebut, yang penting adalah sidik, amanah, fathonah, tabligh dalam bekerja. Karena orang itu bisa berubah apabila orang tersebut mendapatkan hidayah. Ia memberi contoh, kita bisa mengeluarkan larangan merokok, termasuk menunjukkan bukti-bukti efek negatif merokok. Namun ia berprinsip untuk bisa mengubah hati orang hanya kuasa Allah “Kewajiban kita cuma menyampaikan. Nah itu yang kadang-kadang orang salah persepsi, dia pikir orang itu bisa mengubah orang lain. Tidak. Takdirnya manusia itu hanya menyampaikan kebenaran dengan cara-cara yang baik dan benar, soal orang berubah atau tidak, itu memang hanya kuasanya Allah,” ujarnya. Beliau merasa tidak muluk-muluk untuk mencari berkah yang lain. Namun ada ajaran orangtuanya yang terus dipegang sampai sekarang, yakni tidak boleh makan haknya orang lain dan tidak boleh menghalangi jalan orang lain. Yang kedua, saat bekerja yang dipikirkan harusnya hanya pekerjaan. “All out. Kalau mau kerja ya kerjakan. Kalau nggak mau kerja, ya jangan kerjakan. Biarkan atau cari orang lain yang mau mengerjakan pekerjaan tersebut, dan jangan ganggu dan halangi orang tersebut,” ujar lulusan SMA 1 Jakarta tahun 1988 ini.
Selain itu dr. Rudy juga memegang nasihat Bapaknya bahwa hidup itu adalah pilihan. Jadi tidak ada orang yang salah milih. Yang ada adalah orang itu tidak konsekuen dengan pilihannya. Jika orang memilih menjadi pemimpin maka jadilah pemimpin yang baik, jangan sampai statusnya pemimpin tapi sikap dan perilakunya sebagai pengikut. Sebaliknya bila memilih menjadi pengikut, jadilah pengikut yang baik, jangan sampai statusnya pengikut tapi sikap dan perilakunya seperti pemimpin. “Itu yang diajarkan oleh Bapak saya, ketika saya mau menjadi pegawai negeri. Bapak saya menanyakan kesungguhan saya untuk menjadi pegawai negeri. Konsekuensi dan komitmen menjadi pegawai negeri. Itukan pilihan. Apakah sudah dipikirkan masak- masak? Jika misalnya nggak mau, ya keluar dari pegawai negeri. Jangan salahkan aturan. Anda yang milih khan,” kata dr. Rudy.
Jadi maknanya, bahwa dalam konteks pekerjaan yang baik, tidak ada orang salah pilih. Yang salah itu adalah dia tidak konsekuen dengan pilihannya. Sudah milih, ya sudah seharusnya saya harus konsekuen. “Mana ada hidup itu enak? Saya tanya sekarang memang ada pekerjaan yang enak? Yang penting adalah bukan apa yang kita dapat, tapi bagaimana kita mensyukuri apa yang kita dapatkan. Jadi hidup itu bukan mencari kemudahan, bukan mencari kenikmatan tapi hidup itu adalah bagaimana memudahkan, menerima, dan mensyukuri apa yang kita dapat,” katanya. Meski saat berbincang dr. Rudy terkesan orang yang cuek, namun beliau adalah seorang pekerja keras. Terbukti di hari libur pun beliau terkadang aktif di ICU RSCM. Untuk kerja kerasnya ini beliau punya alasan tersendiri, dan tidak ingin dibagikan pada orang lain.
PENGUMUMAN Sahabat Halo Cipto yang tercinta, silahkan kirimkan pertanyaan seputar kesehatan melalui redaksi Halo Cipto dengan e-mail:
[email protected]. Jawaban atas pertanyaan tersebut akan kami tayangkan pada edisi berikutnya. ilustrasi: berbagai sumber
HALO CIPTO
EDISI KEENAM 2016
19
album HKN ke-52
RSCM turut berpartisipasi memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang ke-52 dengan mengikuti berbagai acara lomba yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Acara puncak, Minggu (20/11/16) diadakan di lapangan upacara Kemenkes. Tidak sia-sia banyak gelar juara yang dibawa pulang oleh RSCM, diantaranya Juara 1 lomba gerak jalan (jalan sehat), juara 2 lomba fotografi, juara 2 pameran booth, juara 2 lomba catur, dan masih banyak lagi.
Humas/ Mia
HUT 97 RSCM
Berbagai acara dilaksanakan pada peringatan ulang tahun ke-97 RSCM. Contohnya, senam bersama, pemotongan tumpeng buah, panggung gembira, bazar, lomba fotografi, dan pembagian e-money kepada seluruh karyawan RSCM. Tak ketinggalan pula RSCM mendukung gerakan ayo tanam mangrove dengan menanam 1.500 bibit mangrove di pesisir Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Sabtu (19/11/16). Humas/ Sulistiowati
BELANDA KUNJUNGI RSCM
Dalam rangka studi banding, RSCM mendapat kunjungan tamu asal Belanda. Pertemuan ini diadakan di Medical Staff Building Unit Rawat Inap Terpadu Gedung A lt. 8, Senin (22/11/16). Selain mengadakan diskusi para tamu juga menyambangi beberapa unit pelayanan seperti Patologi Klinik dan Radiologi.
Humas/ Sulistiowati
20
HALO CIPTO
EDISI KEENAM 2016