GANGGUAN FUNGSI LUHUR Dr. ISKANDAR JAPARDI Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Pendahuluan Otak merupakan organ untuk berfikir yang dapat terganggu oleh berbagai sebab seperti stroke. Bagian tertentu otak mernpunyai fungsi khusus, fungsi luhur dalam keadaan normal merupakan fungsi integritas tertinggi otak yang dapat dinilai. Pada referat ini akan dibahas mengenai anatomi, fungsi hemisfer kiri dan kanan, gejala klinik gangguan lobus tertentu. Anatomi Permukaan korteks serebri superficial terdiri dari 6 lapisan. Kortek motor frontal terutama terdiri sel pramidal ( = kortek granular ) Kortek sensoris parietal terutama lapisan granular ( = kortek granular )
Fungsi hemisfer kanan dan kiri Kerusakan otak unilateral akan memberikan gejala berbeda. Hemisfer kiri merupakan hemisfer dominan untuk orang tangan kanan (right handed). Orang kidal 80% hemisfer dominan tetap dikiri. Kerusakan hemisfer kiri akan memberi gejala gangguan bahasa / aphasia, sedang hemisfer kanan terutama visuospatial.
©2003 Digitized by USU digital library
1
Fungsi lobus frontal 1. presental gyrus merupakan area motor kontralateral dari wajah, lengan, tungkai, batang. 2. area Brocca's merupakan pusat bicara motorik pada lobus dominan. 3. suplementari motor area untuk gerakan kontralateral kepala dan lirikan mata. 4. area prefrontal merupakan area untuk kepribadian dan inisiatif. 5. lobulus parasental merupakan pusat kontrol inhibisi untuk miksi dan defikasi. Gangguan lobus frontal 1. presentral gyrus: monophlegi atau hemiphlegia 2. area Brocca disfasia 3. suplementari motor area : paralysis kepala dan gerakan bola mata berlawanan arah lesi, sehingga kepala dan mata kearah lesi hemisfer 4. area prefrontal: kerusakan sering bilateral karean gangguan aneurisma a. communican anterior, mengakibatkan gangguan tingkab laku / kehilangan inhibisi. Ada 3 sindroma prefrontal : - Sindroma orbitofrontal : disinhibisi. fungsi menilai jelek, emosi labil. - Sindroma frontal konveksitas : apati. indiferens. pikiran abstrak. - Sindroma frontal medial: akineti, inkontinen, sparse verbal output 5. Lobulus parasentral : inkontinentia urin at alvi. Lobus parietal Fungsi lobus parietal 1. gyrus postcentral : merupakan kortek sensoris yang menerima jaras afferent dari posisi, raba dan gerakan pasif. 2. gyrus angularis dan supramarginal : hemisfer dominan merupakan bagian area bahwa Wernic’s, dimana masukkan auditori dan visual di integrasikan. Lobus non dominan penting untuk konsep " body imge", dan sadar akan lingkungan luar.
©2003 Digitized by USU digital library
2
Kemampuan untuk kontruksi bentuk, menghasilkan visual atau ketrampilan proprioseptik. Lobus dominan berperan pada kemampuan menghitung atau kalkulasi. Jaras visual radiatio optika melalui bagian dalam lobus parietal.
Gangguan lobus parietal 1. gangguan korteks sensoris dominan / non - dominan menyebabkan kelainan sensori kortikal berupa gangguan : sensasi postural, gerakan pasif, lokalisasi akurat raba halus, " two points discrimination", astereognosia," sensory inattention" 2. gyrus angularis dan supramarginal : aphasia Wernicke's 3. lobus non - dominan : anosognosia (denies), dressing apraksia, geografikal agnosia, konstruksional apraksia. 4. lobus dominan : Gerstsman sindroma : left & right disorientasi, finger agnosia, akalkuli dan agrafia. 5. gangguan radiasio optika : homonim kuadrananopsi bawah.
©2003 Digitized by USU digital library
3
Fungsi lobus temporal 1. kortek auditori terletak pada permukaan gyrus temporal superior ( = gyrus Heschl). Hemisfer dominan penting untuk pendengaran bahasa, sedang hemisfer non - dominan untuk mendengar nada, ritme dan musik. 2. gyrus temporalis media & inferior berperan dalam fungsi belajar & memori. 3. lobus limbic : terletak pada bagian inferior medial lobus temporal, termasuk hipokampus & gyrus parahipokampus. Sensasi olfaktoris melalui jaras ini, juga emosi / sifat efektif. Serabut olfaktori berakhir di uncus. 4. jaras visual melalui bagian dalarn lobus temporal sekitar cornu posterior ventrikel lateral. Gangguan lobus Temporal 1. kortek auditori : tuli kortikal. Lobus dominan ketulian untuk mendengar pembicaraan atau amusia pada lobus non - dominan 2. gyrus temporal media & infrior : gangguan memori / belajar 3. kerusakan lobus limbic : halusinasi olfaktori seperti pada bangkitan parsia komplek. Agresif / kelakuan antisosisal, tidak mampu untuk menjaga memori baru. 4. kerusakan radiasio optika : hemianopsi homonim kuadranopia bagian atas.
Gangguan fungsi lobus occipital Lesi Kortikal Lesi kortikal memberikan gejala homonim dengan / tanpa kelainan macula. Bila hanya kutub occipital terkena maka kelainan macula dengan penglihatan perifer normal. Buta kortikal : Karena lesi kortikal yang luas, reflek pupil normal & persepsi cahaya (- ). Anton's sindroma : Kerusakan striata dan para striata menyebabkan kelainan interpretasi visual. Pasien tidak sadar buta dan menyangkal. Karena kelainan arteri cerebri posterior, juga dapat mengikuti hipoksia & hipertensi ensefalopati. Balin sindroma : tidak bisa melirikkan mata volunteer disertai visual agnosia, karena lesi parieto- occipital bilateral. Halusinasi visual Halusinasi karena lesi occipital biasanya sederhana, tampak sebagai pola (zigzag, kilatan) dan mengisi lapangan hemianopsi, sedang halusinasi karena lobus temporal berupa bentuk komplek clan mengisi seluruh lapang pandang.
©2003 Digitized by USU digital library
4
Ilusi visual : distoris bentuk, hilangnya warna, makropsia / mikrosia, sering pada lesi non - dominan. Prosopagnosia : pasien mengenal wajah orang tidak bisa menyebutkan namanya. Pendekatan diagnosa dysphasia Dengarkan isi dan kelancaran bahasa, amati dengan perintah sederhana sampai komplek Penilaian ditujukan pada : bicara spontan, penamaan, pengulangan, baca dan tulis. Brocca dysphasia : bicara tak lancar, tertahan, pengertian baik. Wernicke dysphasia: pengertian terganggu, bicara lancar tapi tak bearti, neologisme, paraphrasia, tulisan jelek. Global dysphasia : bicara tak lancar, pengertian jelek. Area reseptif dan ekspresi dihubungkan melalui fasikulus arkuata untuk menjalankan fungsi intergrasi. Dysphasia adalah kelainan dapatan yang ditandai dengan hilangnya kemampuan produksi atau pengertian terhadap pembicara dan/tulisan karena kerusakan otak sekunder.
DAFTAR PUSTAKA Linsday W Kenneth et al. Neurology and Neurosurgery Ilustrated. 3rd Ed. Churchill Livingstone, New York, 1997 ; 105 - 120. Netter H Frank. The CIBA Collection of Medical Illustrations. Vol I Nervous System, 1986 : 147. Bird P Thomas, memory loss and Dementia. In Harissons's. Principles of Internal Medicene. 14th Ed, McGraw-Hill, New York, 1998 ; 142 - 149.
©2003 Digitized by USU digital library
5