HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI POSYANDU GUJI BARU 2 KELURAHAN DURI KEPA KECAMATAN KEBUN JERUK JAKARTA BARAT Galoeh Putri Eka PJ1. Rachmanida N2. Laras Sitoayu3
Department of Nutrition Faculty of Health Sciences, Esa Unggul University Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510
[email protected]
ABSTRAK Latar Belakang : ASI merupakan makanan ideal untuk bayi. Karakteristik ibu berhubungan dengan pengetahuan dan praktek pemberian ASI. Cakupan pemberian ASI eksklusif di Posyandu Guji Baru 2 Kelurahan Duri Kepa Kecamatan Kebun Jeruk sebesar 42,7% dan masih dibawah target 80%. Dukungan suami memberi peran yang penting dalam upaya ibu memberikan ASI. Tujuan : Untuk menganalisis hubungan karakteristik ibu (pendidikan, pekerjaan) dan dukungan suami ibu menyusui terhadap pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Guji Baru 2 Kecamatan Kebun Jeruk Jakarta Barat. Metode : Desain penelitian ini cross sectional. Tempat penelitian di Posyandu Guji Baru 2 Kelurahan Duri Kepa dengan sampel 75 ibu menyusui. Analisis hubungan pendidikan, pekerjaan dan dukungan suami dengan pemberian Asi Eksklusif menggunakan uji chi square. Hasil penelitian : Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa 77,3% sampel berada pada usia reproduksi sehat, 53,3% sampel pendidikan menengah, 64,0% sampel tidak bekerja, 64,0% sampel memiliki dukungan informasional
dalam
kategori cukup, 80,0%
sampel memiliki
dukungan penilaian dalam kategori cukup, 61,3% sampel memiliki dukungan instrumental dalam kategori baik, 58,7% sampel memiliki dukungan emosional dalam kategori baik, dan 57,3% sampel tidak memberikan ASI Eksklusif. Terdapat hubungan pendidikan dengan pemberian ASI (p < 0,05), terdapat hubungan pekerjaan dengan pemberian ASI (p < 0,05), dan tidak terdapat hubungan dukungan suami dalam bentuk informasional, penilaian, instrumental dan emosional dengan pemberian ASI (p > 0,05). Kesimpulan : Ada hubungan antara pendidikan dan pekerjaan dengan pemberian ASI Eksklusif, tidak ada hubungan antara dukungan informasional, penilaian, instrumental dan emosional suami dengan pemberian asi ekslusif. Kata Kunci: Karakteristik ibu, Dukungan Suami, ASI Eksklusif.
CHARACTERISTICS OF RELATIONSHIP MOTHER AND HUSBAND TO SUPPORT BREAST FEEDING IN EXCLUSIVE at POSYANDU GUJI BARU 2 VILLAGE OF DURI KEPA DISTRICT KEBUN JERUK WEST JAKARTA Galoeh Putri Eka PJ1. Rachmanida N2. Laras Sitoayu3
Department of Nutrition Faculty of Health Sciences, Esa Unggul University Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510
[email protected]
ABSTRACT Background: Breastmilk is the ideal food for babies. Maternal characteristics was associated with knowledge and practice of breastfeeding. Numbers of exclusive breastfeeding in Posyandu Guji Baru 2 Village Duri Kepa district Kebun Jeruk 42.7% is only this number still below the target of 80%. Support given by husband is important factor for breastfeeding mother. Purpose: To analyze the relationship between maternal characteristics (education, work) and husbands support towards breastfeeding mothers in Posyandu Guji Baru 2 district Kebun Jeruk, West Jakarta. Methods: This was cross sectional study design. Research located in Posyandu Guji Baru 2 Village Duri Kepa with 75 nursing mothers as a sample. Chi – square test was used to analyzed the relationship between education, employment and support her husband with giving Exclusive Breastfeeding. Results: study showed that 77,3% of mother was on reproductive age, 53,3% on mid level of education, 64% of mother were fulltime house, most of mother receipe enough imformational support from their husband (64%), and around 80% mothers receive assesment support from this husband, while for husband instrumental support most of mother receive enough of it (61,3%) and while for husband emotional support most of mother receive enough of it (58,7%). Most of mothers (57,3%) did not perform exclusive breasfeeding. There are significant relationship between education, working status and breasfeeding practice (p < 0,05) and there are no significant relationship between informational supports, assessment supports, instrumental supports and emotional supports (p >.0,05). Conclusion: There are significant relationship between education, working status and breasfeeding practice and there are no significant relationship between informational supports, assessment supports, instrumental supports and emotional supports.
Keywords: Maternal Characteristics, Support Husband, Exclusive Breastfeeding.
Pendahuluan World Health Organization (WHO) tahun 2014 menyatakan bahwa jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 2012 berada pada angka 26 kematian per 1.000 kelahiran hidup (WHO, 2014). Beberapa hal yang dapat menyebabkan kematian bayi, seperti diare, penyakit infeksi dan pneumonia. Pencegahan deteksi dini serta penanganan yang cepat dan tepat dapat menekankan kematian yang disebabkan penyakit seperti diare, penyakit infeksi dan pneumonia. Salah satu pencegahan yang dapat dilakukan guna menghindari bayi dari berbagai penyakit ini adalah dengan pemberian air susu ibu (ASI) (Siregar, A 2004). ASI Eksklusif dapat memberikan makanan dengan kualitas dan kuantitas terbaik bagi bayi. Dimana masa lompatan pertumbuhan otak terjadi saat usia 0-6 bulan, bahkan sampai dua tahun. Seandainya bayi mengalami kekurangan gizi berat pada masa ini, akan terjadi pengurangan jumlah sel otak sebanyak 15-20% (Arora, et al 2009). Data menyusui eksklusif dalam Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan bahwa pada usia 0 bulan, persentasi pemberian ASI sebesar 82,5%, usia 1 bulan 75,1%, usia 2 bulan 74%, usia 3 bulan 66,9%, usia 4 bulan 66,8% dan usia 5 bulan 54,8%. Dari data tersebut terlihat bahwa pemberian ASI pada umur 0-5 bulan semakin lama semakin rendah persentasinya. Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Provinsi (2013) tercatat persentase pola pemberian ASI Eksklusif di Indonesia pada bayi 0-6 bulan 54,3%. Cakupan pemberian ASI Eksklusif provinsi DKI Jakarta adalah 62,7% dan persentase tertinggi terdapat pada provinsi NTB (79,7%) dan terendah pada provinsi Maluku (25,2%). Cakupan pemberian ASI Eksklusif untuk wilayah kerja Puskesmas Duri Kepa adalah 65%. Menurut penelitian Duong yang dikutip Hargi (2013) menyatakan ada perbedaan yang signifikan pada umur, pendidikan dan pekerjaan ibu antara kelompok yang memberikan ASI Eksklusif
dan tidak memberikan ASI Eksklusif. Penelitian Hani, R (2014) menyatakan bahwa banyaknya bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya dukungan dari keluarga yang masih kurang, salah satunya dukungan suami. Suami sangat berperan karena suami merupakan orang yang paling dekat dan pengaruhnya sangat besar bagi ibu. Penelitian-penelitian mengenai ASI Eksklusif telah banyak dilakukan, baik di Indonesia maupun diluar negeri. Akan tetapi, penelitian mengenai dukungan suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada ibu menyusui masih belum banyak dilakukan dan di daerah bersangkutan belum pernah dilakukan penelitian tersebut.
Metode Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Variabel independen adalah karakteristik dan dukungan suami dan variabel dependen adalah pemberian ASI Eksklusif. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang menyusui bayi usia 6 – 11 bulan yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Duri Kepa sebanyak 75 orang ibu menyusui. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini dihitung berdasarkan rumus menurut Notoatmojo didapatkan hasil 75 orang ibu menyusui. Pengambilan sampel dengan cara accidental sampling. Data tentang karakteristik sampel meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan ibu menyusui, dikumpulkan langsung dengan cara wawancara langsung kepada sampel menggunakan alat bantu form identitas. Data tentang dukungan suami ibu menyusui dilakukan dengan wawancara langsung dengan bantuan kuesioner. Data tentang pemberian ASI Eksklusif dilakukan dengan wawancara dan observasi langsung dengan bantuan kuesioner. Data tentang identitas sampel meliputi umur, pendidikan, pekerjaan ibu menyusui yang
dikelompokkan menurut kelompoknya dianalisa secara deskriptif. Data tentang dukungan suami dikategorikan menjadi 4 dukungan penilaian, dan dukungan emosional kepada ibu dalam pemberian ASI Eksklusif diolah dengan mengelompokkan disajikan dalam bentuk tabel dan kategori dukungan yaitu dukungan informasional, dukungan instrumental, ke dalam tingkat dukungan sebagai berikut: Baik diberi skor 76-100% ; Cukup diberi skor 56-75% ; Kurang diberi skor < 56 %.
kemu
Hasil Berdasarkan karakteristik sampel umur ibu menyusui di golongkan menjadu usia reproduksi sehat dan tidak sehat, pendidikan sampel dibagi menjadi tingkat pendidikan dasar, menengah dan tinggi, satus pekerjaan sampel dibagi menjadi bekerja dan tidak
bekerja sedangkan dukungan suami dalam penilitian ini digolongkan menjadi empat kategori dukungan yaitu dukungan informasional, penilaian , instrumental dan emosional. Distribusi tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini :
Tabel 1.1 Distribusi Sampel di Wilayah Kerja Posyandu Guji Baru 2 Puskesmas Kelurahan Duri Kepa Kecamatan Kebun Jeruk Tahun 2016 No Variabel Jumlah n % 1
2
3
4
5
6
7
Umur <20 tahun dan > 35 tahun 20-35 tahun Pendidikan Dasar Menengah Tinggi Pekerjaan Tidak Bekerja Bekerja Pemberian ASI Tidak AE AE Dukungan Informasional Kurang Cukup Baik Dukungan Penilaian Kurang Cukup Baik Dukungan Instrumental Kurang Cukup
17 58
22,7 77,3
15 40 20
20,0 53,3 26,7
48 27
64,0 36,0
43 32
57,3 42,7
10 48 17
13.3 64,0 22,7
11 60 4
14,7 80,0 5,3
8 21
10,7 28,0
8
Baik Dukungan Emosional Kurang Cukup Baik
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa sebagian besar sampel termasuk usia reproduksi sehat (20-35 tahun) sebanyak 58 orang (77,3%) dan sisanya termasuk usia reproduksi tidak sehat (<20 dan >35 tahun) sebanyak 17 orang (22,7%). Sebagian besar pendidikan sampel termasuk Pendidikan Menengah yaitu sebanyak 40 orang (53,3%), kemudian Perguruan Tinggi sebanyak 20 orang (26,7%) dan yang paling rendah yaitu Pendidikan Dasar sebanyak 15 orang (20,0%). Dari 75 ibu yang memiliki bayi usia 6-11 bulan, distribusi responden berdasarkan pekerjaan sebagian besar yaitu ibu yang tidak bekerja berjumlah 48 ibu (64,0%) dan ibu bekerja berjumlah 27 ibu (36,0%). Sebagian besar sampel tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. Dari 75 ibu menyusui yang memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya hanya orang (42,7%) dan sisanya tidak memberikan ASI secara Eksklusif yaitu 43 orang (57,3%). Dari 75 orang ibu yang memiliki bayi usia 6 - 11 bulan, distribusi sampel berdasarkan tingkat dukungan sebagian besar yaitu memberikan dukungan informasional cukup yaitu berjumlah 48 orang (64,0%). Dari 75 orang ibu yang memiliki bayi usia 6 - 11 bulan, distribusi sampel berdasarkan tingkat dukungan sebagian besar yaitu memberikan dukungan penilaian cukup yaitu berjumlah 60 orang (80,0%). Sebagian besar suami ibu menyusui memberikan dukungan instrumental yang baik pada ibu menyusui yaitu sebesar 46 orang (61,3 %). Dari tabel diatas, diketahui bahwa diantara 75 orang suami sebanyak 44 orang (58,7 %) yang memberikan dukungan emosional yang tergolong baik.
46
61,3
12 19 44
16,0 25,3 58,7
Berikut adalah tabel hubungan antara tingkat pendidikan dan pekerjaan ibu menyusui serta dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental serta dukungan emosional suami ibu menyusui terhadap pemberian ASI Eksklusif di posyandu Guji Baru 2 Kelurahan Duri Kepa Kecamatan Kebun Jeruk Jakarta Barat.
Tabel 1.2 Analisis Hubungan Karakteristik Ibu dan Dukungan Suami Terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Guji Baru 2 Puskesmas Duri Kepa Kecamatan Kebun Jeruk Jakarta Barat NO Nilai AE Tidak AE Jumlah P Variabel 1
2
3
4
5
6
7
Pendidikan Dasar Menengah Tinggi Pekerjaan Tidak Bekerja Bekerja Dukungan Informasional Kurang Cukup Baik Dukungan Penilaian Kurang Cukup Baik Dukungan Instrumental Kurang Cukup Baik Dukungan Emosional Kurang Cukup Baik
n
%
n
%
n
%
11 19
73,3 47,5
4 21
26,7 52,5
15 40
100 100
2
10
18
90
20
100
27 5
56,2 18,5
21 22
43,8 81,5
48 27
100 100
0,02*
2 20 10
20 41,7 58,8
8 28 7
80 58,3 41,2
10 48 17
100 100 100
0,14
3 27 2
27,3 45,0 50,0
8 33 2
72,7 55,0 50,0
11 60 4
100 100 100
0,52
6 8 18
75,0 38,1 39,1
2 13 28
25,0 61,9 60,9
8 21 46
100 100 100
0,14
7 6 19
58,3 68,4 56,8
5 13 25
41,7 68,4 56,8
12 19 44
100 100 100
0,01*
0,33
Berdasarkan hasil penelitian, dari 75 ibu didapatkan sebagian besar ibu dengan pendidikan menengah memutuskan tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 21 orang (52,5%) dan memberikan ASI Eksklusif sebanyak 19 orang (47,5%). Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan keputusan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif pada bayi usia 611 bulan. Berdasarkan hasil penelitian, dari 75 ibu didatkan sebagian besar ibu yang tidak bekerja memberikan ASI Eksklusif sebanyak 27 orang (56,2%) dan sebagian besar ibu yang bekerja tidak memberikan ASI Eksklusif yaitu sebanyak 22 orang (81,5%). Data pada tabel diatas menunjukkan bahwa, sebagian besar ibu menyusui cukup mendapatkan dukungan informasional dengan jumlah 20 orang (41,7%) dan memberikan ASI Eksklusif, sedangkan ibu menyusui yang tidak memberikan ASI Eksklusif juga mendapatkan dukungan suami dalam kategori cukup (58,3%). Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square dengan nilai p = 0,14 > 0,05. Ini artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan informasional suami dengan pemberian ASI Esklusif. Data pada tabel diatas menunjukkan bahwa, sebagian besar ibu menyusui cukup mendapatkan dukungan penilaian dengan jumlah 27 orang (45,0 %) dan memberikan ASI Eksklusif, sedangkan ibu menyusui yang tidak memberikan ASI Eksklusif juga sebagian besar
mendapatkan dukungan suami dalam kategori ukup (55%). Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square dengan nilai p = 0,52 > 0,05. Ini artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan penilaian suami dengan pemberian ASI Esklusif. Data pada tabel diatas menunjukkan bahwa, sebagian besar ibu menyusui mendapatkan dukungan instrumental dalam kategori baik dengan jumlah 18 orang (39,1%) dan memberikan ASI secara Eksklusif, sedangkan ibu menyusui yang tidak memberikan ASI Eksklusif juga sebagian besar mendapatkan dukungan suami dalam kategori baik dengan jumlah 28 orang (60,9%). Hasil uji statistik menggunakan ChiSquare dengan nilai p = 0,14 > 0,05. Ini artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan instrumental suami dengan pemberian ASI Esklusif. Data pada tabel diatas menunjukkan bahwa, sebagian besar ibu menyusui mendapatkan dukungan emosional dalam kategori baik dengan jumlah 19 orang (56,8%) dan memberikan ASI secara Eksklusif, sedangkan ibu menyusui yang tidak memberikan ASI Eksklusif juga sebagian besar mendapatkan dukungan suami dalam kategori baik dengan jumlah 25 orang (56,8%) orang ibu menyusui. Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square dengan nilai p = 0,33 > 0,05. Ini artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan emosional suami dengan pemberian ASI Esklusif.
Pembahasan Pendidikan formal ibu mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu dimana semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan ibu untuk menyerap pengetahuan praktis dalam lingkungan formal dan non formal terutama melalui media massa, sehingga ibu mengolah, menyajikan dan membagi informasi sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan hasil penelitian, dari 75 ibu didapatkan sebagian besar ibu dengan pendidikan menengah memutuskan tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 21 ibu (52,5%) dan memberikan ASI eksklusif sebanyak 19 ibu (47,5%). Setelah dilakukan uji chi square didapat nilai p value = 0,01. Berarti nilai tersebut lebih kecil dari nilai alpha (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan keputusan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif pada bayi usia 6 - 11 bulan.
Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Putu Gusti (2013) yaitu hubungan pendidikan dengan sikap pemberian ASI Eksklusif yang menunjukkan bahwa korelasi antara pendidikan dengan sikap adalah bermakna. Akan tetapi didapat hasil berbeda dengan penelitian yang dilakukan Hni R (2014) bahwa tidak ditemukan ibu yang tidak berpendidikan atau berpendidikan tidak tamat SD. Pendidikan formal ibu tidak berpengaruh terhadap tindakan nyata ibu untuk memberikan ASI secara Eksklusif pada bayi. Hal ini dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan yang rendah akan lebih kuat mempertahankan sosial budaya (tradisi) yang berhubungan dengan makanan sehingga sulit menerima informasi baru dalam bidang gizi. Tetapi sebaliknya jika tingkat pendidikan formal yang tinggi memang dapat membentuk nilai-nilai progresif pada diri sesesorang, termasuk pemberian ASI yang baik bagi bayi.
Berdasarkan hasil penelitian, dari 75 ibu menyusui didapatkan sebagian besar ibu yang tidak bekerja memutuskan memberikan ASI Eksklusif pada bayi usia 6 – 11 bulan sebanyak 27 ibu (56,2%) dan yang bekerja sebanyak 5 orang (18,5%). Setelah dilakukan uji chi square didapat nilai p value = 0,02. Berarti nilai tersebut lebih kecil dari nilai alpha (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 6 – 11 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang bekerja cenderung untuk tidak memberi ASI secara Eksklusif kepada bayinya. Hal ini dikarenakan mereka beralasan tidak memiliki banyak waktu, terlalu sibuk dan tidak bisa meninggalkan pekerjaan mereka dalam waktu yang lama. Sehingga mereka membiasakan bayi mereka menyusu dari botol sejak dini. Padahal sebenarnya,bekerja bukanlah alasan untuk menghentikan pemberian ASI secara Eksklusif selama 6 bulan dan ibu yang bekerja pun sebenarnya bisa meluangkan waktu untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayinya karena ASI Eksklusif mempunyai fungsi yang sangat penting untuk pertumbuhan bayinya. Dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui, kelengkapan memompa ASI dan dukungan lingkungan kerja, seorang ibu yang bekerja dapat memberi ASI secara Eksklusif. Meskipun ibu rumah tangga memiliki banyak waktu dalam memberikan ASI, namun banyak hal yang mempengaruhi ibu yang tidak bekerja tidak memberikan ASI secara Eksklusif antara lain : pengetahuan yang kurang, sosial budaya (tradisi) yang diturunkan secara turun menurun anjuran orang lain yang menyebutkan bahwa memberikan MP-ASI pada bayi usia < 6 bulan tidak berpengaruh terhadap kesehatan bayi dan malah membuat anak tidak rewel. Suami merupakan orang terdekat bagi ibu menyusui yang kehadirannya selalu diharapkan ada disisi ibu dan selalu siap memberi bantuan. Dukungan yang suami berikan secara terusmenerus dapat mempengaruhi keberhasilan ibu dalam menyusui (Swasni, 2008 dalam Hargi, 2013). Keberhasilan menyusui sangat di tentukan oleh peran ayah karena ayah akan turut menentukan kelancaran reflex pengeluaran ASI yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu.
Ayah dapat berperan aktif dalam membantu ibu dalam memberikan dukungan-dukungan emosional dan bantuan bantuan lainnya (Okawary, 2015). Variabel dukungan suami dalam penelitian ini memiliki empat aspek yang berbeda. Aspek - aspek tersebut adalah aspek dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional. Setelah dilakukan perhitungan hasil uji statistik pada keempat variabel dukungan terhadap pemberian ASI esklusif pada bayi usia 6 – 11 bulan didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara dukungan suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada ibu menyusui bayi usia 6 – 11 bulan. Hal ini diartikan bahwa dukungan suami yang didapatkan oleh ibu menyusui tidak memiliki hubungan dengan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Februhartanty (2008) yang menyatakan bahwa dukungan suami tidak berhubungan secara bermakna dengan paktek pemberian ASI Eksklusif (p =1,000). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa peran dukungan suami kepada ibu dalam praktek pemberian ASI Eksklusif masih kurang. Selain factor dukungan suami ada banyak factor yang mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif tersebut seperti factor pekerjaan, pendidikan, ataupun lingkungan, sehingga factor internal tersebut lebih besar pengaruhnya terhadap pemberian ASI daripada dukungan suami itu sendiri. Kesimpulan dan Saran Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pendidikan dan pekerjaan terhadap pemberian ASI Eksklusif (p < 0,05). Oleh karena itu bagi masyarakat diharapkan hasil dari penelitian ini memberikan saran kepada masyarakat yaitu masyarakat mau bersikap terbuka dan mau menerima informasi dari petugas kesehatan terkait informasi mengenai program ASI Eksklusif dan menghilangkan budaya pemberian MP-ASI sebelum bayi berusia 6 bulan.
Daftar Pustaka Arora, S. & Verelly, M. (2009) Major Factors Influencing Breatfeeding Rates : Mother’s Perception Of Father’s Attitude And Milk Supply. The Indonesian Journal Of Public Health. 3(1).19-23.
Februhartanty, Judhiastuty. (2008). Peran Ayah Dalam Optimalisasi Praktek Pemberian
ASI: Sebuah Study Di Daerah Urban Jakarta. Jurnal Kesehatan. 2910. 49-60.
Hani, R. U., Studi, P., Keperawatan, I., Kedokteran, F., Ilmu, D. A. N., Islam, U., & Syarif, N. (2014). Hubungan dukungan suami terhadap keberhasilan pemberian asi eksklusif pada ibu primipara di wilayah kerja puskesmas pisangan. Jurnal kedokteran. 9(1).10-11.
pada Bayi 0-6 Bulan. Journal of nursing research, 17(1), pp. 1-8.
Hargi, Jayanta Permana. Studi, P., Keperawatan, I., & Jember, U. (2013). Hubungan dukungan suami dengan sikap ibu dalam pemberian asi eksklusif di wilayah kerja puskesmas arjasa kabupaten jember. Skripsi Universitas Jember. Kurniawan,Bayu. (2013). Determinan Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif . Jurnal Kedokteran Universitas Brawijaya. 2910. 49-60. Mira.
(2012). Hubungan Dukungan Suami Terhadap Motivasi Ibu Memberi ASI
Okawary.
(2015). Faktor-faktor Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif. The Indonesian Journal of Public Health, 4(2), pp. 9-14.
Putu, Gusti. (2013). Hubungan Antara Karakteristik Ibu dengan Sikap Terhadap Pemberian ASI Eksklusif. Jurnal kedokteran Universitas Padjajaran, 4(1).15-26. Sherwood, Lauralle. (2009). Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem Edisi 6. EGC. Jakarta. Siregar,
A. (2004). faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI pada ibu melahirkan. The Indonesian Journal of Public Health, 4(2), pp.96-104.