perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH ASKEB IBU I MAHASISWA SEMESTER II DI AKBID MITRA HUSADA KARANGANYAR
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Magister Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh : N. Kadek Sri Eka Putri S540809017
PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH ASKEB IBU I MAHASISWA SEMESTER II DI AKBID MITRA HUSADA KARANGANYAR
Disusun Oleh :
N. Kadek Sri Eka Putri S540809017
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Dewan Pembimbing Jabatan Pembimbing I
Pembimbing II
Nama
Tanda Tangan
Prof. Dr. Sri Anitah, M.Pd NIP. 130345741
……………….
Jarot Subandono, dr, M.Kes NIP. 19680704 199903 1 002
……………….
Mengetahui Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, PAK, MM, M.Kes NIP. 19480313 197610 1 001
commit to user
Tanggal
14 Oktober 2010
19 Oktober 2010
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH ASKEB IBU I MAHASISWA SEMESTER II DI AKBID MITRA HUSADA KARANGANYAR
Disusun Oleh : N. Kadek Sri Eka Putri S540809017 Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji Pada tanggal:
Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Ketua
: Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, PAK, MM, M.Kes NIP. 19480313 197610 1 001
Sekretaris
: Dr. Nunuk Suryani, M.pd NIP. 19661108 199003 2 001
Anggota Penguji
: 1. Prof. Dr. Sri Anitah, M.pd NIP. 130345741 2. Jarot Subandono, dr, M.Kes NIP. 19680704 199903 1 002
Surakarta, Mengetahui Direktur PPs UNS
Prof. Suranto, Drs, M.Sc.PhD NIP. 19570820 198503 1 004
Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, PAK, MM, M.Kes NIP. 19480313 197610 1 001
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Hubungan Kecerdasan Emosi dan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan I Mahasiswa Semester II Akbid Mitra Husada Karanganyar”. Pada kesempatan ini dengan segala hormat dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan selama proses pendidikan maupun dalam menyelesaikan tesis ini. 1. Prof. Dr. HM. Syamsulhadi, dr, SpKJ (K), selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Prof. Suranto, Drs, M.Sc.PhD, selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian ini. 3. Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, PAK, MM, M. Kes, selaku Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. P. Murdani, dr, M.HPEd, selaku Ketua Minat Pendidikan Profesi Kesehatan, Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Prof. Dr. Sri Anitah, M. Pd, selaku Pembimbing I Terimakasih ibu atas bantuan dan bimbingannya dengan penuh kesabaran dan mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Jarot Subandono, dr, M. Kes selaku Pembimbing II Terimakasih bapak atas segala waktu yang telah diberikan serta kesabarannya untuk membimbing penulis dalam penelitian ini. 7. Cucuk Herukusumo, dr, M. Kes dan Suwarnisih, SST, M. Kes selaku Ketua Yayasan dan Direktur AKBID Mitra Husada Karanganyar, seluruh temanteman sejawat, sahabat seperjuangan di Akbid Mitra Husada Karanganyar. 8. Seluruh dosen Pascasarjana yang telah memberikan bimbingan dan ilmunya untuk kemajuan penulis. 9. Mas Gedhe Aris, terima kasih telah memberi motivasi dan semangat untuk menyelesaikan kuliahku. 10. Adik Khaila permata kecilku penghapus laraku, membuat hidup lebih berharga dan ceria, terima kasih atas doanya. 11. Keluargaku tercinta yang berada di Bali, Sragen dan Karanganyar terimakasih atas semua doa dan dukungannya selama ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan tesis ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan tesis ini. Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Surakarta,
Nopember 2010
Penulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK N. Kadek Sri Eka Putri, S 540809017. 2010. Hubungan Kecerdasan Emosi dan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan I Mahasiswa Semester II Akbid Mitra Husada Karanganyar. Program Studi: Magister Kedokteran Keluarga. Minat: Pendidikan Profesi Kesehatan, Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tujuan : Menganalisa hubungan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar pada mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar, menganalisa hubungan kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar, menganalisa hubungan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar. Metode : Observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling purposive, menentukan ukuran sampel dengan rumus Isaac dan Michael diperoleh jumlah sampel 89 responden dari 119 mahasiswa semester II tahun akademik 2009/2010 di Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar. Teknik analisis data adalah teknik korelasi sederhana, korelasi ganda dan regresi ganda dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil Penelitian : Terdapat hubungan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar sebesar 0.457, terdapat hubungan kesiapan belajar dengan prestasi belajar sebesar 0.360, sedangkan hasil analisis dengan korelasi ganda didapatkan bahwa kecerdasan emosi dan kesiapan belajar secara bersama-sama mempengaruhi prestasi belajar sebesar 0.533. Simpulan : 1) Terdapat hubungan positif dan signifikan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar, 2) Terdapat hubungan positif dan signifikan kesiapan belajar dengan prestasi belajar, 3) Terdapat hubungan positif dan signifikan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar. Kata Kunci: Hubungan, Prestasi Belajar, Kecerdasan Emosi, Kesiapan Belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
N. Kadek Sri Eka Putri, S 540809017. 2010. The Relationship between Emotional Intelligent and Learning Readiness through Learning Achievement in the Subject of Midwifery Rearing I of the Second Semester Students of Mitra Husada Midwifery academy Karanganyar. Study Program: Master’s Degree of Family Medication. Interest: Health Profession Education, Graduate Program. Sebelas Maret University Surakarta. Objective: Analyzing the relationship between emotional intelligent and learning achievement in the subject of Midwifery Rearing I of the second semester students in Midwifery Academy of Mitra Husada Karanganyar, analyzing the relationship between learning readiness and learning achievement in the subject of Midwifery Rearing I of the second semester students in Midwifery Academy of Mitra Husada Karanganyar, analyzing the relationship between emotional intelligent and learning readiness through learning achievement in the subject of Midwifery Rearing I of the second semester students in Midwifery Academy of Mitra Husada Karanganyar. Research Type: This research applies analytical observation technique and cross sectional approach. The sampling used is purposive sampling, determine sample size using Isaac and Michael formula which is 89 respondents of 119 second semester students academic year 2009/2010 in Midwifery Academy of Mitra Husada Karanganyar. The techniques of analysis data are single correlation, multiple correlation and multiple regressions with the level of significance α = 0.05. Result of the Study: There is relationship between emotional intelligent and learning achievement which is 0.457, there is relationship between learning readiness and learning achievement which is 0.360, while the multiplication correlation analysis shows that emotional intelligent and learning readiness simultaneously influence learning achievement which is 0.533. Conclusion: 1) There is positive significance relationship between emotional intelligent and learning achievement, 2) There is positive significance relationship between learning readiness and learning achievement, 3) There is positive significance relationship between emotional intelligent and learning readiness through learning achievement. Key Words: Relationship, Learning Achievement, Emotional Intelligent, Learning Readiness
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii KATA PENGANTAR ............................................................................. iv ABSTRAK ................................................................................................ vi ABSTRACT............................................................................................. vii DAFTAR ISI .......................................................................................... viii DAFTAR TABEL .................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1 A.Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ................................................................... 7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 8
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A. LANDASAN TEORI ............................................................... 8 1. Kecerdasan Emosi ........................................................... 8 2. Kesiapan Belajar ........................................................... 18 3. Prestasi Belajar .............................................................. 23 4. Hubungan Kecerdasan Emosi dan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar ................................................. 25 B. PENELITIAN YANG RELEVAN......................................... 26 C. KERANGKA PEMIKIRAN .................................................. 28 D. HIPOTESIS ............................................................................ 29 BAB III METODOLOGI .................................................................... 30 A. Jenis Penelitian .................................................................... 30 B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................. 30 C. Populasi dan Sampel ........................................................... 30 D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ..................... 31 E. Instrumen Penelitian ............................................................ 33 F. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 39 G. Teknik analisis data ............................................................ 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 46 A. Hasil Penelitian ................................................................... 46
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Deskripsi Data ................................................................ 46 2. Pengujian Prasyaratan Analisis ...................................... 50 3. Pengujian Hipotesis Penelitian ....................................... 53 4. Sumbangan Efektif dan Relatif ...................................... 57 B. Pembahasan......................................................................... 58 1. Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Prestasi Belajar .. 58 2. Hubungan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar .... 59 3. Hubungan Kecerdasan Emosi dan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar................................................... 61
BAB V
PENUTUP ............................................................................... 62 A. Simpulan ............................................................................. 62 B. Implikasi ............................................................................. 63 C. Saran ................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 65 LAMPIRAN ............................................................................................ 67
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Rentang Nilai Konversi .............................................................. 33 Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner kecerdasan emosi ........................................ 34 Tabel 3. Penskoran kuesioner kecerdasan emosi ...................................... 35 Tabel 4. Kisi-kisi kuesioner kesiapan belajar ........................................... 36 Tabel 5. Distribusi Kecerdasan Emosi...................................................... 46 Tabel 6. Distribusi Kesiapan Belajar ........................................................ 47 Tabel 7. Distribusi Prestasi Belajar .......................................................... 47 Tabel 8. Distribusi Kecerdasan Emosi dengan Prestasi Belajar ............... 48 Tabel 9. Distribusi Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar.................. 49 Tabel 10. Hasil Uji Normalitas ................................................................. 50 Tabel 11. Hasil Uji Linearitas ................................................................... 51 Tabel 7. Hasil uji keberartian regresi ........................................................ 52 Tabel 8. Hasil penghitungan sumbangan relatif dan efektif ..................... 57
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Jadual Pelaksanaan Penelitian .............................................. 67 Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Penelitian ......................................... 68 Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian .............................................................. 69 Lampiran 4. Surat Pengantar Kuesioner Penelitian .................................. 70 Lampiran 5. Lembar Persetujuan Menjadi Responden ............................. 71 Lampiran 6. Kuesioner Kecerdasan Emosi............................................... 72 Lampiran 7. Kuesioner Kesiapan Belajar ................................................. 75 Lampiran 8. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kecerdasan Emosi ....... 79 Lampiran 9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kesiapan Belajar ......... 98 Lampiran 10. Data Penelitian ................................................................. 108 Lampiran 11. Hasil Uji Normalitas ........................................................ 122 Lampiran 12. Hasil Uji Liniaritas ........................................................... 125 Lampiran 13. Hasil Uji Korelasi dan Regresi ......................................... 127
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 14. Tabel Nilai r Product Moment ......................................... 130 Lampiran 15. Tabel Distribusi Chi-kuadrat ............................................ 131 Lampiran 16. Tabel Distribusi F ............................................................. 132 Lampiran 17. Tabel Distribusi t .............................................................. 134 Lampiran 18. Kartu Konsultasi............................................................... 135
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembangunan dan kemajuan suatu bangsa terletak pada sumber daya manusia yang berkualitas. Upaya penciptaan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu dengan pendidikan yang berkualitas juga. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia yang tercantum dalam Tap. MPR No IV/MPR/1999 yang menyatakan pendidikan nasional merupakan upaya pemerintah Indonesia untuk mencerdaskan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia guna mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan
makmur,
serta
memungkinkan
semua
warga
negaranya
untuk
mengembangkan diri sebagai manusia yang kreatif, inovatif, memiliki kecerdasan dan bertanggung jawab. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan mengembangkan pendidikan yang tidak hanya memperhatikan aspek intelektualnya saja tapi juga kemampuan emosinya. Pendidikan harus dapat menyeimbangkan antara kecerdasan kognitif dengan kecerdasan emosi. Seseorang pasti ingin memperoleh keberhasilan didalam hidupnya, baik itu disekolah, karier pekerjaan, kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan sosialnya. Untuk dapat mencapai keberhasilan seperti yang diinginkannya, seseorang harus dapat mengenali faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilannya (Goleman, 1999).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Selama ini banyak yang beranggapan bahwa jika seseorang memiliki tingkat kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi, maka orang itu memiliki peluang untuk meraih kesuksesan yang lebih besar, dibanding orang yang memiliki kecerdasan intelektual rata-rata. Pada kenyataannya ada banyak kasus dimana seseorang yang memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi tersisih oleh orang yang mempunyai IQ lebih rendah. Ternyata IQ tidak menjamin seseorang untuk memperoleh kesuksesan baik itu dalam lingkup sekolah terlebih lagi dalam karier pekerjaan (Goleman, 1999). Keberhasilan seseorang selain ditentukan oleh kecerdasan rasional (IQ), juga sangat ditentukan oleh kecerdasan emosional karena IQ tidak akan dapat berfungsi maksimal apabila EQ tidak dapat berfungsi maksimal. Pendapat seperti ini diungkapkan oleh Goleman (1999), bahwa keberhasilan kita dalam kehidupan ditentukan oleh keduanya, tidak hanya oleh IQ tetapi kecerdasan emosional-lah yang memegang peranan. Sungguh, intelektualitas tak dapat bekerja dengan sebaik-baiknya tanpa kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional merupakan faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar, jika kecerdasan emosi berkembang baik akan sangat meningkatkan prestasi belajar akademik. Kemampuan akademis yang tinggi ditunjang dengan kecerdasan emosi dapat membuka banyak pintu kesuksesan bagi seseorang baik dalam dunia kerja, pribadi maupun proses belajar mengajar (Mu’tadin, 2002 ; Goleman, 2000). Pembelajaran yang memperhatikan emosi dapat membantu mempercepat siswa dalam memahami materi pelajaran. Memahami emosi siswa juga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
membuat pelajaran lebih berarti dan permanen, karena siswa akan hadir baik secara fisik maupun secara psikis. Kecerdasan emosi juga mampu memaksimalkan
fungsi
kecerdasan
intelektualnya
sehingga
mampu
menunjukkan kinerja yang lebih baik. Seseorang yang mempunyai kecerdasan emosi yang baik memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri dan memiliki daya tahan untuk menghadapi rintangan, tidak cepat merasa puas, mampu mengatur suasana hati dan mampu mengelola kecemasan agar tidak mengganggu kemampuan berfikir serta mampu berempati dan berharap (Goleman, 2005). Faktor lain yang menentukan prestasi belajar seseorang adalah kesiapan belajar. Sebagai mahasiswa tidak dapat dilepaskan dari aktivitas belajar, dan untuk menunjang hal tersebut diperlukan kesiapan belajar yaitu kondisi awal suatu kegiatan belajar yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban yang ada pada diri mahasiswa dalam mencapai tujuan pengajaran tertentu (Djamarah dan Aswan, 2006). Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan belajar siswa diantaranya adalah kondisi fisik (mental dan emosional); kebutuhankebutuhan (motif dan tujuan), keterampilan, pengetahuan yang telah dipelajari, sehingga jelaslah bahwa jika seseorang ingin mempunyai prestasi belajar atau kemampuan akademis yang baik maka ia harus mempersiapkan kondisi dirinya yaitu baik fisik maupun psikologis sebelum melaksanakan suatu kegiatan belajar (Slameto, 2003).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Prestasi belajar merupakan penampakan dari hasil belajar. Prestasi belajar dapat diukur dengan evaluasi belajar antara lain tes sumatif yang dapat menentukan indeks prestasi (IP) (Winkel, 1999). Setiap orang melakukan suatu aktifitas untuk mencapai tujuan tertentu, pada akhirnya mereka ingin mengetahui hasil yang dicapai dalam hal ini kegiatan belajar, yang salah satu bentuknya yaitu prestasi belajar. Bagi siswa disekolah prestasi merupakan faktor penting bagi siswa untuk mengetahui sejauh mana ia telah berhasil menguasai materi yang dipelajarinya. Prestasi juga berfungsi sebagai alat untuk mengungkapkan kebanggaan dan kepuasannya terhadap prestasi yang diraihnya. Sejauh manakah ia telah berhasil mencapai kesuksesan dari hasil usahanya (Winkel, 1999). Penelitian pendahuluan yang penulis lakukan di Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar pada mahasiswa semester II tahun akademik 2008/2009 ada 120 mahasiswa, dari hasil evaluasi mahasiswa semester II didapatkan mahasiswa yang mempunyai Indeks Prestasi (IP) untuk mata kuliah Asuhan Kebidanan I (kehamilan) antara 3,51 – 4,00 ada 20 mahasiswa (16,67 %), Indeks Prestasi antara 2,75 – 3,50 ada 61 Mahasiswa (50,83%), Indeks Prestasi antara 2,00 – 2,75 ada 39 mahasiswa (32,50 %). Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan prestasi yang dicapai mahasiswa sebagian besar sudah baik, namun demikian masih ada sebagian mahasiswa yang menunjukkan prestasi yang masih kurang maksimal. Prestasi belajar pada sebagian mahasiswa yang kurang memuaskan pada mata kuliah Asuhan Kebidanan I (kehamilan) ini kemungkinan dipengaruhi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
oleh kemampuan mengatur emosi dan kesiapan belajar mereka yang kurang, karena aspek kesiapan antara lain kondisi fisik, mental, kebutuhan, motif dan tujuan, keterampilan dan aspek emosional walaupun pada penelitian ini emosional ditinjau dari kecerdasan emosi (Slameto, 2003). Hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis terhadap beberapa dosen menyatakan bahwa pada mata kuliah asuhan kebidanan I masih ada mahasiswa yang menampakkan perhatian yang kurang terhadap perkuliahan karena tidak ada kesiapan belajar sebelumnya, kurangnya semangat, motivasi, keuletan untuk belajar, hal ini mencerminkan kurangnya kecerdasan emosi mahasiswa. Ini didukung oleh pernyataan beberapa mahasiswa bahwa kurangnya kesiapan mereka dalam belajar sehingga banyak diantara mereka yang dalam mengikuti perkuliahan belum maksimal. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti “Hubungan Kecerdasan Emosi dan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan I Mahasiswa Semester II Akbid Mitra Husada Karanganyar”.
B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan dari uraian dalam latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu: 1. Adakah hubungan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar pada mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Adakah hubungan kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar? 3. Adakah hubungan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar?
C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar. 2. Tujuan Khusus a. Menganalisa hubungan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar pada mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar. b. Menganalisa hubungan kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat teoritis Menambah pengetahuan tentang hubungan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar. 2. Manfaat praktis a. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pada bidang pendidikan akan pentingnya kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar khususnya pada mata kuliah Askeb I. b. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pada bidang pendidikan akan pentingnya kesiapan belajar dengan prestasi belajar khususnya pada mata kuliah Askeb I. c. Memberi masukan kepada pebelajar mengenai hubungan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada mata kuliah Askeb I.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI 1. Kecerdasan emosi Kecerdasan menurut Anderson (1990) merupakan hasil interaksi antara himpunan pengetahuan dengan kemampuan khusus dalam mengolah sejumlah informasi tertentu. Kecerdasan seseorang tidak hanya ditentukan oleh potensi dasar atau pembawaannya saja tetapi juga oleh seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki sebagai hasil pengalaman belajar (Muhibbin, 2004). Kecerdasan erat kaitannya dengan masalah penyesuaian diri terhadap masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh seorang individu dalam kehidupannya. Hal tersebut juga dikemukan oleh Gardner dalam Adi (2004) bahwa kecerdasan sebagai suatu kemampuan untuk memecahkan masalah, kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk dipecahkan dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan suatu pelayanan yang berharga dalam suatu kebudayaan masyarakat. Gardner membagi kecerdasan pada diri manusia menjadi: a. Kecerdasan linguistik yaitu kecerdasan yang tidak hanya meliputi kemampuan menulis atau membaca tetapi juga mencakup kemampuan berkomunikasi. Komunikasi yang baik tidak hanya berbicara tetapi juga keahlian mendengar, untuk bisa berkomunikasi dengan maksimal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
indra dipergunakan sesuai porsinya, yaitu lebih banyak mendengar daripada berbicara. b. Kecerdasan logika-matematika meliputi kemampuan melakukan perhitungan matematis, kemampuan berpikir logis, kemampuan memecahkan masalah, pola pikir deduksi dan induksi, dan kemampuan mengenali pola dan hubungan. c. Kecerdasan intrapersonal meliputi pikiran dan perasaan, semakin sering seseorang mampu membawa pikiran dan perasaan kita ke level sadar maka akan semakin mampu kita menghubungkan dunia di luar kita dengan dunia dalam diri kita. d. Kecerdasan
interpersonal
memungkinkan
seseorang
untuk
berkomunikasi dan memahami orang lain, mengerti kondisi pikiran atau suasana hati yang berbeda, sikap atau temperamen, motivasi dan kepribadian. Kecerdasan ini meliputi kemampuan untuk membentuk dan mempertahankan suatu hubungan. Murid dengan kecerdasan interpersonal yang baik suka sekali berinteraksi dengan murid lain seusianya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi kawannya dan biasanya sangat menonjol dalam melakukan kerja kelompok. e. Kecerdasan musical adalah jenis kecerdasan yang paling awal berkembang. Konfusius mengatakan bahwa pengaruh musik terhadap manusia mempunyai efek personal dan politik. f. Kecerdasan visual-spasial meliputi kumpulan dari berbagai keahlian yang sangat terkait. Keahlian ini meliputi kemampuan membedakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
secara visual, mengenali bentuk dan warna, gambaran mental, daya piker ruang, manipulasi gambar, dan duplikasi gambar baik yang berasal dari dalam diri (secara mental) maupun yang berasal dari luar. g. Kecerdasan kinestetik merupakan dasar dari pengetahuan manusia karena pengalaman hidup yang kita rasakan dan dialami melalui pengalaman yang berhubungan dengan gerakan dan sensasi pada tubuh fisik. h. Kecerdasan naturalis yaitu kecerdasan untuk mengamati, mengenali, berinteraksi atau peduli dengan objek, tanaman, atau hewan. Kecerdasan ini berkembang untuk mempertahankan hidup dialam bebas. i. Kecerdasan eksistensial adalah kecerdasan yang berhubungan dengan kapasitas atau kemampuan untuk berfikir kosmis atau hal-hal yang berhubungan dengan keberadaan; mulai dari keberadaan dan tujuan manusia di alam semesta hingga pada sifat kehidupan itu sendiri seperti kebahagiaan, tragedi, penderitaan, hidup dan mati. Kesembilan pembagian kecerdasan menurut Gardner diatas terdapat kecerdasan yang berhubungan erat dengan aspek-aspek dari kecerdasan emosi yaitu kecerdasan intrapersonal yang meliputi pikiran dan perasaan
dalam
diri
kita
dan
kecerdasan
interpersonal
yang
memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi dan memahami orang lain. Kehidupan seseorang tidak dapat dilepaskan dari pengaruh emosi, baik itu emosi yang bernilai positif seperti senang, gembira, bersemangat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
maupun emosi yang bernilai negatif seperti marah, benci, cemas, gelisah dan sebagainya. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara berangsur-angsur oleh evolusi. Akar kata emosi adalah movera kata kerja bahasa latin yang artinya “bergerak menjauh” yang menyiratkan bahwa kecenderungan untuk bertindak merupakan hal yang mutlak dalam emosi, lebih lanjut dijelaskan emosi adalah perasaan yang intensitasnya lebih kuat atau merupakan perasaan yang bergejolak karena begitu kuatnya intensitas perasaan tersebut sehingga akan mewarnai perilaku individu dan juga menghambat fungsi kendali rasio (Goleman, 2000). Emosi sangat berperan penting dalam keberhasilan seseorang baik ditempat kerja, tempat belajar, rumah dan hubungan antar sesama maupun diri sendiri. Emosi adalah kekuatan tanpa batas yang dapat dimanfaatkan untuk meraih sukses dalam hidup (Goleman, 2000). Kecerdasan emosi merupakan kemampuan untuk mengenali emosi diri sendiri dan emosi orang lain, serta menggunakan perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan yang dilakukan. Seperti yang diungkapkan oleh Goleman (1999) bahwa kecerdasan emosi atau emotional intelligence merujuk pada kemampuan memotivasi diri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan hubungan dengan orang lain. Cooper dan Sawaf (2002), menyatakan kecerdasan emosi adalah kemampuan merasakan memahami dan secara aktif menerapkan daya dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi. Solvey dan Mayer dalam Goleman (2000) menggunakan istilah kecerdasan emosi untuk menggambarkan sejumlah keterampilan yang berhubungan dengan keakuratan penilaian tentang emosi diri dan orang lain
serta
kemampuan
mengelola
perasaan
untuk
memotivasi,
merencanakan dan meraih tujuan kehidupan. Goleman (2005), mendefenisikan kecerdasan emosi adalah kecakapan emosi yang meliputi kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri dan memiliki daya tahan ketika menghadapi rintangan, mampu mengendalikan impuls dan merasa tidak cepat puas, mampu mengatur suasana hati dan mampu mengelola kecemasan agar tidak menggangu kemampuan berfikir serta mampu berempati serta berharap. Kecerdasan emosi juga mengandung aspek kemampuan mengatur emosi, kemampuan menenangkan diri, memusatkan perhatian dan untuk berhubungan lebih baik dengan orang lain sehingga dapat memberikan reaksi yang tepat ketika berhadapan dengan situasi-situasi yang sulit dan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dapat diselesaikannya dengan baik (Gottman, 1999). Berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosi mengandung aspek pengenalan diri, pengelolaan emosi diri dan emosi orang lain, kemampuan memotivasi diri, dan kemampuan berhubungan dengan orang lain secara efektif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keberhasilan seseorang selain ditentukan oleh kecerdasan rasional (IQ), juga sangat ditentukan oleh kecerdasan emosional karena IQ tidak akan bekerja sebaik-baiknya tanpa kecerdasan emosional (Goleman, 2007). Gardner dalam Goleman (2000), membedakan kecerdasan emosi dalam dua bentuk: a. Kecerdasan interpribadi, yaitu suatu kemampuan untuk mengerti keadaan dirinya. Misalnya bila seorang sedang sedih maka ia tidak terlarut dalam kesedihannya apalagi jika kesedihannya itu dapat menghambat aktifitasnya untuk menuju kearah yang lebih baik. b. Kecerdasan antarpribadi, yaitu berisi mengenai kemampuan untuk memahami orang lain membedakan, menanggapi dengan cepat suasana hati, temperamen, motivasi dan hasrat orang lain di luar dirinya. Untuk dapat memanifestasikan kecerdasan antarpribadi seseorang harus terlebih dahulu mencapai tingkat pengendalian diri tertentu yaitu dimulainya kemampuan untuk menyimpan kemarahan, beban stress, dorongan hati serta kegairahannya. Beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi seseorang menurut Goleman ( 2000), antara lain sebagai berikut: a. Lingkungan keluarga. Keluarga merupakan sekolah yang pertama kali dalam mempelajari emosi. Dalam hal ini peran orang tua sangatlah dibutuhkan. Orang tua adalah subjek pertama yang perilakunya diidentifikasikan oleh anak dan kemudian diinternalisasikan yang pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
akhirnya akan menjadi bagian kepribadian anak. Orang tua mampu memberikan contoh-contoh yang baik mengenai bagaimana mereka mereaksi perasaan orang lain, cara terbaik menanggapi perasaan orang lain, cara terbaik menanggapi perasaan dengan tepat adalah bagaimana perilakunya dalam menghadapi masalah. b. Lingkungan non keluarga. Dalam hal ini lingkungan non keluarga adalah masyarakat, dan lingkungan pendidikan. Kecerdasan emosi berjalan sesuai dengan perkembangan fisik dan mental anak. Pembelajar emosi dapat dilakukan dengan memberi peran anak sebagai seseorang diluar dirinya sehingga anak dapat belajar mengenai bagaimana perasaan orang lain ketika menghadapi suatu masalah.
Kecerdasan emosional anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Dimana seorang anak hidup ditengah-tengah lingkungan yang banyak memberikan warna bagi kehidupan emosional. Lingkungan keluarga mempunyai pengaruh besar terhadap kehidupan emosional anak, orang tua yang mempunyai keterampilan emosi baik akan mempunyai anak-anak yang memiliki kemampuan emosi yang baik pula (Gottman, 1999). Solvey dan Meyer dalam Goleman (2005) menyatakan aspek-aspek kecerdasan emosi sebagai berikut : a. Mengenali emosi diri (Knowing one’s emotions). Inti dari mengenali emosi diri adalah kesadaran akan perasaan diri sendiri sewaktu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
perasaan
digilib.uns.ac.id
itu
timbul.
Ahli-ahli
psikologi
mengunakan
istilah
metakognisi untuk menyebut kesadaran seseorang akan emosinya sendiri.
Goleman
menggunakan
istilah
kesadaran
diri
ini
membutuhkan neokorteks yang aktif, terutama diwilayah bahasa yang terpasang untuk mengidentifikasi dan menamai emosi-emosi yang sedang timbul. b. Mengelola emosi (Managing emotion). Usaha mengenali emosi diri sendiri sebenarnya sudah dijalankan sejak awal kehidupanya agar manusia
mampu
mengontrol
emosi,
menjaga
agar
tindakan-
tindakannya tidak dikendalikan oleh emosi semata. Harus memahami apa-apa yang diharapkan dirinya dan juga harus membawa konsekuensi baik pada diri sendiri maupun pada orang lain. c. Memotivasi diri sendiri (Motivating one self). Mengatur emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang mendasar untuk dapat memberikan perhatian, memotivasi diri dan menguasai diri serta mengembangkan kreatifitas. Kendali diri emosi yang berarti menahan dorongan terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Orang-orang yang memiliki ketrampilan ini cenderung lebih produktif dan efektif dalam melakukan berbagai aktivitas. Emosi yang terlibat dalam kemampuan memotivasi diri adalah rasa antusias, gairah dan keyakinan diri serta menciptakan iklim yang positif dalam mencapai prestasi. Kemampuan memotivasi diri erat hubungannya dengan ketekunan, karena
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ketekunan bergantung pada sifat emosi yaitu antusiasme serta keinginan untuk menghadapi tantangan. Bagian emosi seseorang menentukan batas kemampuan untuk memanfaatkan kemampuan mental bawaan dan menentukan keberhasilan dalam kehidupan, serta bagaimana individu termotivasi oleh perasaan antusiasme dan kepuasan pada apa yang dikerjakan sehingga mendorong untuk berprestasi, maka disinilah arti kecerdasan emosi, suatu kemampuan untuk mempengaruhi atau menghambat kemampuan-kemampuan lainnya. d. Mengenali emosi orang lain (Recognizing emotions in others). Seseorang yang mampu berempati adalah seseorang yang mampu membaca perasaan dan isyarat non verbal mereka lebih mampu menyesuaikan diri secara emosi, lebih popular, lebih mudah bergaul dan lebih mudah peka. Kemajuan teknologi membuat hubungan antar manusia menjadi lebih rumit dan kerumitan ini menyebabkan stress dan aneh. Globalisasi dan kemajuan teknologi yang hebat ini harus dibayar mahal dengan ketumpulan atau kedunguan perasaan personal, orang menjadi cepat marah, individualistis, serta tergesa-gesa semakin tidak peka, tidak mampu mendengarkan dan berempati terhadap perasaan sendiri apalagi orang lain. Semua itu disebabkan karena kurangnya kemampuan mengendalikan emosi, setelah, oleh karena itu tidak heran bila kecerdasan emosi dianggap menyumbang banyak kesuksesan hidup seseorang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Membina hubungan (Handling relation ship). Seni membina hubungan dengan orang lain erat hubungannya dengan ketrampilan emosi yang lain. Hal yang perlu diperhatikan adalah saat-saat kritis perkembangan kemampuan anak. Intinya adalah mampu menangani emosi orang lain yang membutuhkan kematangan-kematangan ketrampilan emosi lain yaitu manajemen diri dan empati, yang perlu dicermati adalah ketrampilan membina hubungan yang lebih aplikatif dan melibatkan kehadiran orang lain. Enam unsur utama kemampuan yang sangat penting yang berkaitan dengan kecerdasan emosi menurut Goleman (2000) adalah: a. Keyakinan. Perasan kendali dan penguasaan seseorang terhadap tubuh, perilaku dan dunia, perasaan anak bahwa dirinya akan cenderung lebih berhasil daripada tidak dalam apa yang dikerjakannya, dan bahwa orang-orang dewasa akan bersedia menolong b. Rasa ingin tahu. Perasaan bahwa menyelidiki segala sesuatu ini bersifat positif dan menimbulkan kesenangan. c. Niat. Hasrat dan kemampuan untuk berhasil dan untuk bertindak dengan tekun berdasarkan niat tersebut. Hal ini berkaitan dengan perasaan terampil dan perasaan efektif. d. Kendali diri. Kemampuan untuk melibatkan diri dengan orang lain berdasarkan pada perasaan saling memahami. e. Kecakapan berkomunikasi. Keyakinan dan kemampuan verbal untuk bertukar gagasan, perasaan dan konsep dengan orang lain. Hal ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berkaitan dengan rasa percaya pada orang lain dan kenikmatan terlibat dengan orang lain termasuk orang dewasa. f. Kooperatif. Kemampuan untuk menyeimbangkan kebutuhannya sendiri dengan kebutuhan orang lain dalam kegiatan kelompok. Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan
bahwa
kecerdasan
emosi
merupakan
kemampuan
membedakan, memahami dan menanggapi dengan tepat suasana hati, temperamen, motivasi dan hasrat diri sendiri dan orang lain dalam merencanakan dan meraih tujuan kehidupan dengan kata lain kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk memahami diri sendiri dan kemampuan untuk memahami orang lain.
2. Kesiapan Belajar Menjalani kuliah merupakan bagian yang amat penting dalam kegiatan belajar di perguruan tinggi. Semua materi pokok kuliah harus dikuasai oleh mahasiswa, kegiatan lain yang diselenggarakan dalam kuliah antara lain melatih berbagai macam keterampilan, mengerjakan berbagai tugas sehingga memungkinkan mahasiswa memahami dan menguasai materi pokok pada mata kuliah yang telah diberikan. Agar kegiatan tersebut berjalan lancar maka dibutuhkan kesiapan belajar yang baik. Sebelum melakukan aktivitas belajar anda harus benar-benar dalam kondisi fresh (segar) untuk belajar. Untuk siap melakukan aktivitas belajar ada dua hal yang harus diperhatikan , yaitu kondisi fisik dan psikis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kondisi fisik harus bebas dari gangguan penyakit, kurang gizi dan rasa lapar. Kondisi psikis harus steril dari gangguan konflik kejiwaan, tekanan masalah atau ketegangan emosional, seperti gelisah, takut, cemas, kecewa, marah, benci, patah hati, iri dan dendam. Masalah konflik kejiwaan atau perasaan negative ini harus diselesaikan terlebih dahulu. Pikiran harus benar-benar jernih, jika hendak melakukan kegiatan belajar. Pikiran yang terus menerus dikuasai oleh letupan-letupan emosional akan menimbulkan perasaan tidak enak. Perasaan tak enak yang bersemayam dihati menyebabkan anda tak mampu berbuat apa-apa secara maksimal, apalagi belajar (Hendra, 2009). Apabila kesiapan belajar mahasiswa baik maka kemungkinan akan diperoleh pencapaian hasil belajar yang diinginkan. Faktor kesiapan, baik fisik maupun psikologis adalah merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar. Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respons atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh atau kecenderungan untuk memberi respons (Slameto, 2003). Djamarah dan Aswan (2006), menyatakan kesiapan untuk belajar merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar. Berdasarkan teori-teori yang telah diutarakan diatas dapat disimpulkan bahwa kesiapan belajar adalah kondisi awal dari suatu kegiatan belajar yang membuat seseorang siap untuk memberi respons
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
atau jawaban yang ada pada diri siswa dalam mencapai tujuan pengajaran tertentu. Prinsip kesiapan yang dikemukakan oleh Thorndike adalah sebagai berikut: a. Kalau suatu unit tindakan sudah siap untuk dilakukan, maka tindakan dengan unit tersebut akan menimbulkan kepuasan, dan tidak akan ada tindakan-tindakan yang lainnya lagi untuk mengubah tindakan tadi. b. Kalau suatu unit tindakan sudah siap untuk dilakukan akan tetapi tidak dilakukan maka akan mengakibatkan ketidakpuasan dan akan menimbulkan respons-respons apapun yang bersifat alamiah untuk mengurangi atau meniadakan ketidakpuasan tertentu. c. Kalau suatu unit tindakan tidak siap dilakukan kemudian dipaksa untuk melakukannya, maka tindakan tersebut akan mengakibatkan ketidakpuasan. (L. Crow dan A. Crow, 2005) Kondisi kesiapan menurut Slameto (2003), mencakup 3 aspek, yaitu: a. Kondisi fisik, mental dan emosional b. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan c. Keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut Djamarah dan Aswan (2006), faktor-faktor kesiapan meliputi: a. Kesiapan fisik Orang yang belajar tidak terlepas dari kondisi fisiknya. Menurut penyelidikan yang telah dilakukan oleh salah seorang mahasiswa dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta ternyata bahwa kondisi fisik mempengaruhi prestasi belajar anak. Maka adanya anak yang sering sakit prestasinya menurun. Misalnya tubuh tidak sakit (jauh dari gangguan seperti mengantuk, lesu, atau gangguan fisik lainnya). b. Kesiapan psikis Selain kondisi fisik kondisi psikis harus pula diperhatikan. Misalnya ada hasrat untuk belajar, bisa berkonsentrasi dengan baik, ada motivasi instrinsik. c. Kesiapan materiil Misalnya ada bahan yang harus dipelajari atau dikerjakan, dapat berupa buku bacaan, catatan, dan sebagainya. Selain hal diatas ada faktor lain yang mempengaruhi kesiapan belajar, antara lain: a. Kesiapan fasilitas; termasuk didalamnya fasilitas untuk menunjang belajar seperti alat tulis. b. Kesiapan lingkungan; lingkungan tempat belajar yang kondusif. c. Kesiapan perilaku.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Prinsip-prinsip kesiapan belajar menurut Slameto (2003), diantaranya meliputi: a. Semua
aspek
perkembangan
berinteraksi
(saling
berpengaruh
mempengaruhi. b. Kematangan Kematangan adalah proses yang menimbulkan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan. Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari pengalaman. c. Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan belajar. d. Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama masa pembentukan dalam masa perkembangan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor atau indikator dari kesiapan belajar adalah kesiapan fisik, mental, fasilitas, lingkungan dan perilaku.
3. Pengertian Belajar Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu ke arah sudah mampu, dan proses perubahan itu terjadi selama jangka waktu tertentu (Winkel, 1999). Sedangkan menurut Hilgard dan Bower (1975) belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respons pembawaan, kematangan atau keadaankeadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya). Belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu kearah sudah mampu yang berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang karena pengalaman yang berulang-ulang dengan jangka waktu tertentu.
4. Prestasi Belajar Kamus besar Bahasa Indonesia (2001) menjelaskan prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Sedangkan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajarinya selama jangka waktu tertentu, yang biasa dilaksanakan setiap akhir semester atau juga disebut tes sumatif. Nilai hasil tes sumatif digunakan untuk menentukan nilai raport atau Ijazah atau Kartu Hasil Studi mahasiswa (Ngalim, 2002). Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan mencapai standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran, dengan kompetensi ini dapat diketahui tingkat penguasaan materi standar oleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
peserta didik dalam berbagai mata pelajaran secara keseluruhan, baik yang menyangkut aspek intelektual, sosial, emosional, spiritual, kreatifitas dan moral.
5. Mata Kuliah Asuhan Kebidanan I (kehamilan) Mata kuliah dasar kebidanan yang diberikan pada semester II dengan beban studi 4 sks ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan bantuan, didasari konsep-konsep sikap dan keterampilan serta hasil evidence based dalam praktik antenatal yang menggunakan pendekatan manajemen kebidanan dengan pokok-pokok bahasan konsep terjadinya kehamilan, adaptasi fisiologi dan psikologi ibu hamil pada kunjungan awal dan ulang, deteksi terhadap komplikasi ibu dan janin serta pendokumentasiannya (Depkes, 2002).
6. Hubungan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar Kegiatan belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis siswa. Setiap kegiatan selalu disertai dengan emosi yang positif maupun yang negatif, perasaan senang maupun tidak senang. Untuk itu harus dimiliki kecerdasan emosi agar dapat mengelola emosi tersebut dengan baik ketika emosi itu timbul. Kecerdasan emosi mencakup pengendalian diri, semangat dan ketekunan, kemampuan memotivasi diri, dan keterampilan untuk membina hubungan dengan orang lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kecerdasan emosi merupakan faktor penting untuk mencapai puncak prestasi. Kemampuan mengelola emosi berarti siswa telah siap secara fisik dan psikis untuk menerima pelajaran. Semangat dan ketekunan serta motivasi untuk belajar merupakan faktor penting yang mendorong seseorang untuk mencapai puncak prestasi. Kecerdasan emosional memiliki peran yang sangat penting untuk mencapai kesuksesan di sekolah, maupun dalam berkomunikasi di lingkungan masyarakat. Kecerdasan emosi mencakup kemampuan yang berbeda-beda, tetapi saling melengkapi dengan kecerdasan akademik (academic intelligence) yaitu kemampuan kognitif murni yang diukur dengan IQ (Goleman, 2000).
7. Hubungan kesiapan belajar dengan prestasi belajar Aktifitas belajar yaitu proses yang melibatkan baik fisik maupun psikis yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku subyek yang melakukan aktifitas belajar. Berhasil atau tidaknya kegiatan belajar termasuk hasil belajar sangat tergantung oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya, diantaranya kesiapan belajar (Winkel, 1999).
8. Hubungan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar Kecerdasan emosi merupakan faktor penting yang menentukan prestasi belajar siswa, dengan mempunyai kecerdasan emosi seseorang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
akan lebih mempunyai kesiapan dan motivasi untuk belajar (Gottman, 1999).
B. PENELITIAN YANG RELEVAN Purnomo Sidi (2002) yang berjudul “ Hubungan antara Kecerdasan Emosi dan Minat Baca dengan Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan pada Siswa Kelas II Semester IV Program Keahlian Akuntansi SMK N 6 Surakarta”. Berdasarkan hasil penelitian hasil analisa korelasi dan regresi ganda diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,6499, dan penghitungan uji F sebesar 78,882. Hal tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar akuntansi keuangan yang diperoleh siswa sangat dipengaruhi oleh kecerdasan emosi dan minat baca siswa. Sumbangan efektif kedua variabel secara bersama-sama sebesar 64,98 % ini berarti pencapaian prestasi belajar akuntansi keuangan siswa ditentukan oleh kecerdasan emosi (EQ) dan minat baca sebesar 64,98 %, sedangkan yang 38,02 % ditentukan oleh faktor lain. Dwi Wahyuni (2004) yang berjudul “Pengaruh Kesiapan Belajar, Motivasi Belajar dan Pengulangan Materi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi pada Siswa Kelas II MA Al-Asror Universitas Negeri Semarang. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel kesiapan belajar, motivasi belajar dan pengulangan materi pelajaran terhadap hasil belajar secara simultan adalah 66,1 % dan secara parsial untuk kesiapan belajar sebesar 11,36 % motivasi belajar sebesar 18,23 %. Hasil analisis menunjukkan bahwa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
motivasi belajar memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pencapaian hasil belajar siswa diikuti oleh kesiapan belajar. Luluk Nur Fakhidah (2007) yang berjudul “ Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar”. Perbedaan penelitian yang pernah dilakukan adalah terletak pada waktu pelaksanaan, variabel, subyek, populasi, sampel yang diteliti dan cara analisis data. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan yang positif antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar, berdasarkan penghitungan analisa data dengan uji korelasi product moment sebesar 7.680. Riza Arisandi dan Melly Latifah (2008) yang berjudul “ Analisis Persepsi Anak terhadap Gaya Pengasuhan Orang Tua, Kecerdasan Emosional, Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI di SMA Negeri 3 Sukabumi”. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari 60 % kecerdasan emosi pelajar dipengaruhi oleh gaya pengasuhan orang tua. Orang tua yang menerapkan gaya pengasuhan melatih emosi mempengaruhi penggelolaan emosi anak remaja dalam membina hubungan, berdasarkan prestasi belajar anak ditemukan adanya hubungan yang nyata dan positif antara kecerdasan emosi dengan aktivitas ekstrakulikuler dan prestasi belajar dengan menggunakan statistik korelasi Spearman (p < 0.01).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. KERANGKA PEMIKIRAN Kecerdasan emosi yang disertai dengan kesiapan belajar siswa dimungkinkan membantu siswa dalam memahami materi pelajaran dalam kegiatan belajar mengajar baik disekolah maupun diluar sekolah sehingga akan menghasilkan prestasi belajar yang baik pada mata kuliah asuhan kebidanan. Secara skematis kerangka pemikiran dapat dilihat pada bagan sebagai berikut:
Kecerdasan Emosi
Kesiapan Belajar
1. Memotivasi diri
1. Kesiapan fisik
2. Mengenali emosi diri
2. Kesiapan mental
3. Mengelola emosi
3. Kesiapan fasilitas
4. Mengenali emosi orang lain
4. Kesiapan lingkungan
5. Membina hubungan dengan orang lain
5. Kesiapan perilaku
6. Keyakinan 7. Niat
Prestasi Belajar
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. HIPOTESIS Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran yang dikemukakan diatas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut: 1. Ada hubungan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar pada mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar. 2. Ada hubungan kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar. 3. Ada hubungan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar pada mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Variabel yang diteliti hanya diukur satu kali pengukuran saja dalam waktu tertentu (Soekidjo, 2002).
B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian
dilaksanakan
di
Akademi
Kebidanan
Mitra
Husada
Karanganyar yang terletak di Papahan, Tasikmadu, Karanganyar pada bulan Juni sampai Nopember 2010.
C. Populasi dan Sampel Penelitian ini penulis menggunakan semua subjek yang terdapat di dalam populasi pada mahasiswa semester II tahun akademik 2009/2010 yang berjumlah 119 orang, yang terbagi dalam kelas A dan kelas B di Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar. Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sampling purposive. Penetapan jumlah sampel dilakukan dengan
menggunakan perhitungan rumus besar sampel dari Isaac dan Michael sebagai berikut (Sugiyono, 2008):
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
s=
digilib.uns.ac.id
λ2 .N .P.Q d 2 ( N − 1) + λ2 .P.Q
Keterangan:
λ2 : dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10% P = Q = 0,5 d
: 0,05
s
: jumlah sampel Hasil penghitungan dengan rumus diatas didapatkan besar sampel yang
akan digunakan dalam penelitian ini untuk taraf kesalahan 5% adalah 89 responden.
D. Kriteria Retriksi 1. Kriteria Inklusi Semua mahasiswa semester II di AKBID Mitra Husada Karanganyar dan yang mengikuti Mata Kuliah Asuhan Kebidanan I. 2. Kriteria Eksklusi Semua mahasiswa yang dijadikan responden untuk uji validitas dan reliabilitas.
E. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional 1.
Variabel Bebas Pada penelitian ini variabel bebas adalah kecerdasan emosi dan kesiapan belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Kecerdasan emosi adalah kecakapan emosi yang meliputi kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri dan memiliki daya tahan ketika menghadapi rintangan, mampu mengendalikan impuls dan merasa tidak cepat puas, mampu mengatur suasana hati dan mampu mengelola kecemasan agar tidak menggangu kemampuan berfikir serta
mampu
berempati
serta
berharap.
Kecerdasan
emosi
mengandung aspek yaitu; memotivasi diri, mengenali emosi diri, mengelola emosi, mengenali emosi orang lain, membina hubungan dengan orang lain, keyakinan, dan niat (Goleman, 2005; Cooper dan Sawaf, 2002). Hasil evaluasi ini dapat berupa skor nilai, skala pengukurannya adalah skala interval dengan rentang: Sangat baik: 76% - 100%, Baik: 56% - 75%, Kurang baik: 40% - 55%, Buruk: < 40%. b. Kesiapan belajar adalah kesiapan mahasiswa untuk belajar merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar. Kesiapan belajar dalam penelitian ini adalah mengandung aspek sikap mahasiswa terhadap kesiapan fisik, kesiapan mental, kesiapan fasilitas, kesiapan lingkungan, kesiapan perilaku (Djamarah, 2002). Hasil evaluasi ini dapat berupa skor nilai, skala pengukurannya adalah skala interval dengan rentang: Sangat baik: 76% - 100%, Baik: 56% - 75%, Kurang baik: 40% 55%, Buruk: < 40%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
2.
digilib.uns.ac.id
Variabel Terikat Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar. Prestasi belajar menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2001) prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Sedangkan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Penelitian ini prestasi belajar dilihat dengan nilai absolut. Hasil pengukurannya berskala interval yang dikategorikan dengan skala ordinal, yaitu baik sekali, baik, cukup, kurang, kurang sekali. Tabel 1. Rentang Nilai Konversi No Skala 1 Baik sekali
Nilai absolut 79-100
2
Baik
68-78
3
Cukup
56-67
4
Kurang
41-55
5
Kurang sekali
0-40
Sumber : Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah (2005).
F. Instrumen Penelitian 1. Kecerdasan Emosi Data diambil melalui kuesioner, skala yang dipakai skala likert yang berisi sejumlah pernyataan yang menyatakan objek yang hendak diungkap. Alternatif jawaban yang diberikan adalah sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penelitian kecerdasan emosi diukur dengan menggunakan kuesioner kecerdasan emosi yang dikutip dari Cooper dan Sawaf (2002) dan Davis (2006) yang didesain berdasarkan skala rating scale yang berisi sejumlah pernyataan yang menyatakan objek yang hendak diungkap. Tabel 2. Kisi-kisi kuesioner kecerdasan emosi
Variabel
Indikator
Banyaknya
penelitian
Nomor butir
butir
Kecerdasan
1. Memotivasi diri
emosi
2. Mengenali
5
emosi 3
1,2,3,4,5 6,7,8
diri 3. Mengelola emosi
3
9,10,11
a. Kendali diri
2
25,31 24,32,34
b. Rasa
ingin 3
tahu
6
12,13,14,15,16,17
4
18,19,20,21
1
28
2
27,29
1
26
3
22,23,35
2
30,33
4. Mengenali
emosi
orang lain 5. Membina hubungan dengan orang lain a. Keterkaitan b. Kecakapan komunikasi c. Kooperatif 6. Keyakinan 7. Niat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penskoran skala model rating scale yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada empat alternatif jawaban, sebagaimana terlihat dibawah ini: Tabel 3. Penskoran kuesioner kecerdasan emosi
Alternatif jawaban
Nilai
Nilai
pernyataan
pernyataan
positif
negatif
a. Sangat setuju
4
1
b. Setuju
3
2
c. Tidak setuju
2
3
d. Sangat tidak setuju
1
4
Variabel kecerdasan emosi diukur dengan pernyataan tertutup sebanyak 47 item. Penilaian diberikan dengan skor 4, 3, 2, 1, pada pernyataan favorable diberikan nilai 4 untuk jawaban sangat setuju, nilai 3 untuk jawaban setuju, nilai 2 untuk jawaban tidak setuju, nilai 1 untuk jawaban sangat tidak setuju. Pada pernyataan unfavorable diberikan nilai 1 untuk jawaban sangat setuju, nilai 2 untuk jawaban setuju, nilai 3 untuk jawaban tidak setuju, nilai 4 untuk jawaban sangat tidak setuju.
2. Kesiapan Belajar Penilaian kesiapan belajar diambil melalui kuesioner dengan alternative jawaban yang diberikan adalah selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah sesuai dengan kondisi anda. Dalam penelitian kecerdasan emosi diukur dengan menggunakan kuesioner kecerdasan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
emosi yang didesain berdasarkan skala rating scale yang berisi sejumlah pernyataan yang menyatakan obyek yang hendak diungkap. Tabel 4. Kisi-kisi kuesioner kesiapan belajar
Variabel
Indikator
penelitian
Banyaknya Nomor butir butir 5
Kesiapan
1. Kesiapan fisik
belajar
2. Kesiapan mental 5 3. Kesiapan
1,2,3,4,5 6,7,8,9,10
5
11,12,13,14,15
5
16,17,18,19,20
5
21,22,23,24,25
fasilitas 4. Kesiapan lingkungan 5. Kesiapan perilaku
Variabel kesiapan belajar diukur dengan pernyataan tertutup sebanyak 25 item. Penilaian diberikan dengan skor 4, 3, 2, 1, pada pernyataan diberikan nilai 4 untuk jawaban selalu, nilai 3 untuk jawaban sering, nilai 2 untuk jawaban kadang-kadang, nilai 1 untuk jawaban tidak pernah. Instrumen penelitian sebelum digunakan untuk memperoleh datadata penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba agar diperoleh instrumen yang valid dan reliabel. Uji validitas ini akan dilakukan pada mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar tahun akademik 2009/2010 sebanyak 30 orang. Menurut Soekidjo (2002), uji validitas dilakukan untuk melihat sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ukurnya melalui uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item pertanyaan dengan skor kuesioner tersebut. Untuk menguji validitas kuesioner kecerdasan emosi dan kesiapan belajar penulis melakukan validitas isi (content validity). Pengukuran ini melalui penyusunan kisi-kisi kuesioner yang dibandingkan pada teori, setelah itu penulis melakukan analisis item menggunakan rumus statistika koefisien korelasi product moment dari pearson dengan rumus sebagai berikut:
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
rxy =
[N ∑ X − (∑ X )] 2
2
[N ∑Y
2
− (∑ Y )
2
]
(Arikunto, 2002)
Keterangan : N
: Jumlah subjek
X
: Skor setiap item
Y
: Skor total
(∑ X )
: Kuadrat jumlah skor item
∑X
: Jumlah kuadrat skor item
2
2
(∑ Y )
2
: Kuadrat jumlah skor total Hasil penggunaan rumus tersebut kemudian dianalisis, bila
hasil penghitungan (r
hitung)
lebih besar dari r
tabel
maka instrumen
dinyatakan valid. Uji coba instrumen penelitian kecerdasan emosi dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kesiapan belajar yang dilakukan terhadap 30 responden diluar sampel penelitian, dikonsultasikan dengan r tabel untuk taraf signifikansi 5% adalah 0,361. Berdasarkan hasil uji coba instrumen, didapatkan hasil untuk instrumen kecerdasan emosi sebanyak 35 butir dinyatakan valid, sedangkan untuk instrumen kesiapan belajar sebanyak 25 butir terdapat 3 butir soal yang tidak valid, sehingga yang digunakan untuk penelitian sebanyak 22 butir. Sedangkan uji reliabilitas dimaksudkan untuk meihat sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Formula statistika yang dapat digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen yang berupa kuesioner dengan rating
scale adalah Cronbach Alpha, dihitung dengan rumus sebagai berikut:
2 ⎧ k ⎪ ∑σ b r11 = 1 − (k − 1) ⎨⎪ σ 12 ⎩
⎫ ⎪ ⎬ (Arikunto, 2002) ⎪⎭
Hasil hitungan rumus ini kemudian dianalisis. Bila hasil penghitungan semakin mendekati angka 1 maka instrumen dikatakan reliabel. Hasil penghitungan untuk instrumen kecerdasan emosi didapatkan nilai reliabilitas sebesar 0,957 dan untuk instrumen kesiapan belajar sebesar 0,907. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen kecerdasan emosi dan kesiapan belajar mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Prestasi Belajar Penelitian ini prestasi belajar dapat dilihat dari dokumentasi yang berupa nilai mata kuliah Askeb I pada mahasiswa semester II Akbid Mitra Husada Karanganyar tahun akademik 2009/2010.
G. Teknik Pengumpulan Data Data untuk kecerdasan emosi dan kesiapan belajar mahasiswa diperoleh dengan cara menyebar kuesioner yang telah disusun dengan, kemudian untuk prestasi belajar diperoleh dengan cara melihat nilai Ujian Akhir Semester (UAS) pada mata kuliah Asuhan Kebidanan I.
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat analisis a. Uji Normalitas Untuk menguji hipotesis dengan statistik parametris (t-test untuk satu sampel, korelasi dan regresi, analisis varian dan t-tes untuk dua sampel)
mensyaratkan data yang akan dianalisis harus
berdistribusi normal. Sebaran data yang normal adalah sebaran data variabel yang dianalisis adalah simetris sehingga luas di bawah lengkungan kurve normal rata-rata ke kanan dan ke kiri masing-masing 50%. Pada penelitian ini uji normalitasnya menggunakan uji Chi kuadrat. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
X
2 h
( f0 − fh )2 = fh
Sebaran data memenuhi persyaratan normalitas jika harga Chi kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan harga Chi kuadrat tabel ( 2
2
2
2
X h ≤ X t ) dan apabila lebih besar ( X h > X t ) dinyatakan tidak
normal. b. Uji Linearitas dan Keberartian Uji linearitas dan keberartian diperlukan sebelum analisis regresi. 1) Uji Linearitas Hubungan yang bersifat linear antara variabel bebas dan variabel terikat merupakan persyaratan mutlak untuk analisis regresi. Adapun rumus uji linearitas adalah sebagai berikut:
JK (T ) = ∑ Y 2 JK ( A ) =
(∑ Y )
2
n
⎧⎪ (∑ X )(∑Y ) ⎫⎪ JK (bIa) = b⎨∑ XY − ⎬ n ⎪⎩ ⎪⎭ =
[n ∑ XY n [n ∑
− ( ∑ X )( X
2
∑
Y )
− (∑ X ) 2
]
]
JK ( S ) = JK (T ) − JK ( A) − JK (bIa) ⎧⎪ (∑ Y )2 ⎫⎪ JK (TC ) = ∑ ⎨ ∑ Y 2 − ⎬ ni ⎪ xi ⎪ ⎩ ⎭
JK ( G ) = JK ( S ) − JK ( TC )
commit to user
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F =
2 S TC S G2
Keterangan :
JK (T )
= Jumlah kuadrat total
JK ( A)
= Jumlah kuadrat koefisien a
JK (bIa)
= Jumlah kuadrat regresi (bIa)
JK (S )
= Jumlah kuadrat sisa
JK (TC )
= Jumlah kuadrat tuna cocok
JK (G )
= Jumlah kuadrat galat
Jika nilai Fhitung < Ftabel dengan dk pembilang (k-2) dan dk penyebut (n-k), untuk taraf kesalahan 5%, atau taraf kesalahan 1%, maka hubungan variabel bebas dengan terikat berbentuk linier. Jika nilai Fhitung > Ftabel maka hubungan variabel bebas dengan terikat tidak berbentuk linier (Sugiyono, 2008). 2) Uji Keberartian
F=
2 Sreg 2 Ssis
Jika F hitung > Ftabel pada dk pembilang =1 dan dk penyebut = n-2, baik untuk taraf kesalahan 5% maupun 1%, kesimpulannya koefisien itu berarti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Pengujian Hipotesis a. Pengujian Hipotesis pertama
Penghitungan korelasi dapat menggunakan rumus:
Rxy =
∑xy (∑x )(∑y ) 2
Bila r
2
hitung
tabel
maka Ho diterima dan Ha ditolak tetapi jika
rhitung lebih besar dari r tabel maka Ha diterima. Untuk uji signifikansinya dapat juga digunakan dengan rumus t sebagai berikut:
t=
r n−2 1− r2 Harga t
hitung
selanjutnya dibandingkan dengan harga t
dengan taraf kesalahan 5%, uji dua fihak dan dk = n-2. Jika t
tabel
hitung
>
ttabel maka Ha diterima. Analisis dapat dilanjutkan dengan menghitung persamaan regresinya, hal ini digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi (diubah-ubah). Adapun persamaan regresi sederhananya adalah sebagai berikut: Y
= a + bX
Keterangan: Y = Nilai yang diprediksikan a
= konstanta atau bila harga X=0
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b = koefisien regresi X = Nilai variabel independen Untuk dapat menemukan persamaan regresi, maka harus dihitung terlebih dahulu harga a dan b. Harga b = r
sy sx
Harga a = y − bx Keterangan: r
= Koefisien korelasi product moment antara variabel X dengan varibel Y
Sy = Simpangan baku variabel Y Sx = Simpangan baku variabel X b. Pengujian hipotesis kedua
Untuk pengujian hipotesis kedua sama dengan pengujian hipotesis pertama. c. Pengujian hipotesis ketiga
Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan korelasi ganda (
R yx 1 x 2
) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
R yx 1 x 2 =
ryx2 1 + ryx2 2 − 2 ryx 1 ryx 2 rx1 x 2 1 − rx21 x 2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan:
R yx 1 x 2
= Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama dengan variabel Y
R yx1
= Korelasi product moment antara X1 dengan Y
R yx 2
= Korelasi product moment antara X2 dengan Y
R x1 x2
= Korelasi product moment antara X1 dengan X2
Untuk
mengetahui
apakah
koefisien
korelasi
dapat
digeneralisasikan atau tidak, maka harus diuji signifikansinya dengan rumus:
Fhitung =
R2 / k (1 − R 2 )(n − k −1)
Keterangan: R = Koefisien korelasi ganda k = Jumlah variabel independen n = Jumlah anggota sampel Harga F hitung selanjutnya dikorelasikan dengan F
tabel
dengan dk
pembilang = k dan dk penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan 5%, bila F
hitung
> F
tabel
maka koefisien korelasi ganda yang diuji adalah
signifikan, yaitu dapat diberlakukan untuk seluruh populasi. Pada korelasi ganda dapat dilanjutkan dengan regresi ganda. Analisis regresi ganda digunakan bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium),
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bila dua variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Serta digunakan untuk mengetahui besar hubungan antara variabel X1, dan X2, terhadap variabel Y. Rumus : Y = a + bX1 + bX2 Keterangan: X1 = Kecerdasan Emosi X2 = Kesiapan Belajar Y = Prestasi Belajar a = konstanta b = koefisien regresi
3. Mencari sumbangan relatif (SR) dan sumbangan efektif (SE)
a) Sumbangan relatif
SR (X) % =
SE (X) % x100% R2
b) Sumbangan efektif
SE (X) % = βX1... n • ryx1... n x100% Keterangan:
β X 1 ... n = standar koefisien beta ryx1... n
= koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor
R2
= nilai R square
(Setiaji, 2004)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data a. Variabel Kecerdasan Emosi (X1) Data ini dimaksudkan untuk mengetahui distribusi kecerdasan emosi mahasiswa semester II pada mata kuliah asuhan kebidanan I. berikut hasil penghitungannya: Tabel 5. Distribusi Kecerdasan Emosi Kecerdasan Emosi
Frekuensi
Persentase
Sangat Baik
12
13.48
Baik
77
86.52
Jumlah
89
100.00
Sumber: Data Primer, 2010 Hasil distribusi data responden tentang kecerdasan emosi diketahui bahwa 13.48% atau 12 responden mempunyai kecerdasan emosi sangat baik, 86.52% atau 77 responden mempunyai kecerdasan emosi baik, sehingga hasil dari penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai kecerdasan emosi baik. b. Variabel Kesiapan Belajar (X2) Distribusi
kesiapan
belajar
penghitungan pada tabel berikut:
commit to user
mahasiswa
didapatkan
hasil
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 6. Distribusi Kesiapan Belajar Kesiapan Belajar
Frekuensi
Persentase
Sangat Baik
66
74.16
Baik
23
25.84
Jumlah
89
100.00
Sumber: Data Primer, 2010 Hasil distribusi data responden tentang kesiapan belajar diketahui bahwa 74.16% atau 66 responden mempunyai kesiapan belajar sangat baik, 25.84% atau 23 responden mempunyai kesiapan belajar baik, sehingga hasil dari penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai kesiapan belajar sangat baik. c. Variabel Prestasi Belajar (Y) Distribusi
kesiapan
belajar
mahasiswa
didapatkan
hasil
penghitungan pada tabel berikut: Tabel 7. Distribusi Prestasi Belajar Prestasi Belajar
Frekuensi
Persentase
Baik Sekali
9
10.11
Baik
53
59.55
Cukup
27
30.34
Jumlah
89
100.00
Sumber: Data Primer, 2010 Hasil distribusi data responden tentang prestasi belajar diketahui bahwa 10.11% atau 9 responden mempunyai prestasi belajar baik sekali, 59.55% atau 53 responden mempunyai prestasi belajar baik, 30.34% atau 27 responden mempunyai prestasi belajar cukup,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sehingga hasil dari penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai prestasi belajar baik. d. Variabel Kecerdasan Emosi (X1) dengan Prestasi Belajar (Y) Distribusi kecerdasan emosi dengan prestasi belajar mahasiswa didapatkan hasil penghitungan pada tabel berikut: Tabel 8. Distribusi Kecerdasan Emosi dengan Prestasi Belajar Prestasi Belajar
Baik Sekali
F
Kecerdasan Emosi
%
Baik
F
%
Cukup
F 0
% 0
Jumlah
F
%
12
13.50
Sangat Baik
8
9.00
4
4.50
Baik
1
1.13
49
55.02 27
30.35 77
86.50
Jumlah
9
10.13 53
59.52 27
30.35 89
100.00
Sumber: Data Primer, 2010 Hasil distribusi kecerdasan emosi dengan prestasi belajar diketahui bahwa 9.00% atau 8 responden mempunyai kecerdasan emosi sangat baik dengan prestasi belajar baik sekali, 4.50% atau 4 responden mempunyai kecerdasan emosi sangat baik dengan prestasi belajar baik, 1.13% atau 1 responden mempunyai kecerdasan emosi baik dengan prestasi belajar baik sekali, 55.02% atau 49 responden mempunyai kecerdasan emosi baik dengan prestasi belajar baik, 30.35% atau 27 responden mempunyai kecerdasan emosi baik dengan prestasi belajar cukup, sehingga dapat disimpulkan bahwa frekuensi terbanyak berada pada mahasiswa yang mempunyai kecerdasan emosi baik dengan prestasi belajar baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Variabel Kesiapan Belajar (X2) dengan Prestasi Belajar (Y) Distribusi kecerdasan emosi dengan prestasi belajar mahasiswa didapatkan hasil penghitungan pada tabel berikut: Tabel 9. Distribusi Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar Prestasi Belajar
Baik Sekali
F
Kesiapan Belajar
Baik
%
F
%
Cukup
F
%
Jumlah
F
%
Sangat Baik
6
6.74
39
43.82 21
23.60 66
74.16
Baik
3
3.37
14
15.73 6
6.74
23
25.84
Jumlah
9
10.11 53
59.55 27
30.34 89
Sumber: Data Primer, 2010 Hasil distribusi kesiapan belajar dengan prestasi belajar diketahui bahwa 6.74% atau 6 responden mempunyai kesiapan belajar sangat baik dengan prestasi belajar baik sekali, 43.82% atau 39 responden mempunyai kesiapan belajar sangat baik dengan prestasi belajar baik, 23.60% atau 21 responden mempunyai kesiapan belajar sangat baik dengan prestasi belajar cukup, 3.37% atau 3 responden mempunyai kesiapan belajar baik dengan prestasi belajar baik sekali, 15.73% atau 14 responden mempunyai kesiapan belajar baik dengan prestasi belajar baik, 6.74% atau 6 responden mempunyai kesiapan belajar baik dengan prestasi belajar cukup, sehingga dapat disimpulkan bahwa frekuensi terbanyak berada pada mahasiswa yang mempunyai kesiapan belajar sangat baik dengan prestasi belajar baik.
commit to user
100.00
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Pengujian Prasyaratan Analisis Sebelum dilakukan analisis data untuk mengetahui hipotesis yang diajukan, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis sebagai berikut: a. Uji Normalitas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah kecerdasan emosi, kesiapan belajar dan prestasi belajar berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat maka diperoleh hasil masing-masing variabel sebagai berikut: Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Variabel
X2hit
X2tabel
Keterangan
X1
24.494
31.410
Normal
X2
32.629
36.415
Normal
Y
33.191
36.415
Normal
Sumber; Data Primer, 2010 1) Data Kecerdasan Emosi (X1) Hasil penghitungan diperoleh X2h 24.494, nilai ini lebih kecil dari X2t (df = 20, a = 0,05) = 31.410. Ini berarti X2h < X2t , nilai signifikansi 0.221 dan ini lebih besar dari 0.05 maka data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 2) Data Kesiapan Belajar (X2) Hasil penghitungan diperoleh X2h 32.629, nilai ini lebih kecil dari X2t (df = 24, a = 0,05) = 36.415. Ini berarti X2h < X2t , nilai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
signifikansi 0.112 dan ini lebih besar dari 0.05 maka data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 3) Data Prestasi Belajar (Y) Hasil penghitungan diperoleh X2h 33.191, nilai ini lebih kecil dari X2t (df = 24, a = 0,05) = 36.415. Ini berarti X2h < X2t , nilai signifikansi 0.100 dan ini lebih besar dari 0.05 maka data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b. Uji Linearitas Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas X dengan variabel terikat Y linier atau tidak. Berdasarkan hasil uji linearitas, maka diperoleh hasil masing-masing variabel sebagai berikut: Tabel 11. Hasil Uji Linieritas Variabel
Fhit
Ftabel
Keterangan
Y atas X1
1.086
3.92
Linier
Y atas X2
1.081
3.92
Linier
Sumber; Data Primer, 2010 1) Data linieritas kecerdasan emosi dengan prestasi belajar Hasil penghitungan diperoleh nilai Fhitung (1.086) < Ftabel (3.92) dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 87, untuk taraf kesalahan 5%, maka hubungan variabel bebas dengan terikat berbentuk linier.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Data linieritas kesiapan belajar dengan prestasi belajar Hasil penghitungan diperoleh nilai Fhitung (1.081) < Ftabel (3.92) dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 87, untuk taraf kesalahan 5%, maka hubungan variabel bebas dengan terikat berbentuk linier. c. Uji Keberartian Regresi Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas X dengan variabel terikat Y berarti atau tidak. Berikut hasil penghitungannya: Tabel 12. Hasil Uji Keberartian Regresi Variabel
Fhit
Ftabel
Keterangan
Y atas X1
23.411
3.92
Berarti
Y atas X2
13.257
3.92
Berarti
Y atas X1 dan X2
17.096
3.92
Berarti
Sumber; Data Primer, 2010 1) Data Keberartian regresi prestasi belajar atas kecerdasan emosi Hasil penghitungan diperoleh Fhitung (23.411) > Ftabel (3.92) pada dk pembilang =1 dan dk penyebut = 87, untuk taraf kesalahan 5%, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan tersebut berarti. 2) Data Keberartian regresi prestasi belajar atas kesiapan belajar Hasil penghitungan diperoleh Fhitung (13.257) > Ftabel (3.92) pada dk pembilang =1 dan dk penyebut = 87, untuk taraf kesalahan 5%, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan tersebut berarti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Data Keberartian regresi prestasi belajar atas kecerdasan emosi dan kesiapan belajar Hasil penghitungan diperoleh Fhitung (17.096) > Ftabel (3.92) pada dk pembilang =1 dan dk penyebut = 87, untuk taraf kesalahan 5%, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan tersebut berarti.
3. Pengujian Hipotesis Penelitian Pengujian hipotesis dilakukan untuk
menguji apakah data yang
diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan mendukung atau tidak terhadap hipotesis yang telah diajukan. Dalam penelitian ini terdapat tiga hipotesis yang akan dilakukan pengujian karena telah memenuhi persyaratan analisis. Berikut hasil pengujian terhadap tiga hipotesis: a. Pengujian hipotesis pertama Pengujian
yang
dilakukan
untuk
mengetahui
hubungan
kecerdasan emosi (X1) dengan prestasi belajar (Y) menggunakan rumus korelasi product moment. Besar hubungan yang diperoleh adalah Rhitung 0.457 sehingga dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif sebesar 0.457 antara kecerdasan emosi dan prestasi belajar berarti semakin baik kecerdasan emosi maka prestasi belajar juga semakin baik.. Selanjutnya dilakukan pengujian signifikansi hubungan dengan menggunakan statistik uji t, diperoleh nilai t hitung sebesar 4.794 pada taraf signifikansi 5% dibandingkan dengan t tabel dengan dk = 87 diperoleh ttabel sebesar 1.980. karena t
commit to user
hitung
> t
tabel
maka dinyatakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima dengan nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat kesalahan alpha (0.000 < 0.05), yang berarti terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dan prestasi belajar sebesar 0.457. Koefisien determinasi sebesar 20.90%, hal ini berarti varian yang terjadi pada prestasi belajar 20.90% ditentukan oleh varian yang terjadi pada varian kecerdasan emosi atau dapat diartikan pengaruh kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar sebesar 20.90% dan sisanya 79.10% ditentukan oleh faktor lain diantaranya minat, bakat, motivasi, kebiasaan belajar mahasiswa. Analisis dilanjutkan dengan menghitung persamaan regresinya didapatkan hasil Y = 24.084 + 0.428X1, artinya konstanta sebesar 24.084 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel kecerdasan emosi maka prestasi belajar mahasiswa adalah 24.084. koefisien
regresi
sebesar 0.428 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 satuan kecerdasan emosi maka akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa sebesar 0.428. b. Pengujian hipotesis kedua Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan kesiapan belajar (X2) dengan prestasi belajar (Y) menggunakan rumus korelasi product moment. Besar hubungan yang diperoleh adalah Rhitung 0.360
sehingga dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif sebesar 0.360 antara kesiapan belajar dan prestasi belajar berarti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
semakin baik kesiapan belajar maka prestasi belajar juga semakin baik, selanjutnya dilakukan pengujian signifikansi hubungan dengan menggunakan statistik uji t, diperoleh nilai t
hitung
sebesar 3.603 pada
taraf signifikansi 5% dibandingkan dengan ttabel dengan dk = 87 diperoleh ttabel sebesar 1.980. karena thitung > ttabel maka dinyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima dengan nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat kesalahan alpha (0.001 < 0.05), yang berarti terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan belajar dan prestasi belajar sebesar 0.360. Koefisien determinasi sebesar 13.00%, hal ini berarti varian yang terjadi pada prestasi belajar 13.00% ditentukan oleh varian yang terjadi pada varian kesiapan belajar atau dapat diartikan pengaruh kesiapan belajar terhadap prestasi belajar sebesar 13.00% dan sisanya 87.00% ditentukan oleh faktor lain diantaranya minat, bakat, motivasi, kebiasaan belajar mahasiswa. Analisis dilanjutkan dengan menghitung persamaan regresinya didapatkan hasil Y = 45.782 + 0.353X2, artinya konstanta sebesar 45.782 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel kesiapan belajar maka prestasi belajar mahasiswa adalah 45.782. koefisien
regresi
sebesar 0.353 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 satuan kesiapan belajar maka akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa sebesar 0.353.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Pengujian hipotesis ketiga Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan hubungan kecerdasan emosi (X1) dan kesiapan belajar (X2) dengan prestasi belajar (Y) menggunakan rumus korelasi ganda. Besar hubungan yang diperoleh adalah Rhitung 0.533 sehingga dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif sebesar 0.533 antara kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar berarti semakin baik kecerdasan emosi dan kesiapan belajar maka prestasi belajar juga semakin baik. Selanjutnya dilakukan pengujian signifikansi hubungan dengan menggunakan statistik uji F, diperoleh nilai F
hitung
17.096 pada taraf signifikansi 5% dibandingkan dengan F
tabel
sebesar dengan
dk pembilang = 2, dan dk penyebut = 86 diperoleh F tabel sebesar 3.07, karena F
hitung
> F
tabel
maka dinyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima dengan nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat kesalahan alpha (0.000 < 0.05), yang berarti terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar sebesar 0.533. Koefisien determinasi sebesar 28.40%, hal ini berarti varian yang terjadi pada prestasi belajar 28.40% ditentukan oleh varian yang terjadi pada varian kecerdasan emosi dan kesiapan belajar atau dapat diartikan pengaruh kecerdasan emosi dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar sebesar 28.40% dan sisanya 71.60% ditentukan oleh faktor lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Analisis dilanjutkan dengan menghitung persamaan regresi ganda didapatkan hasil Y = 10.273 + 0.376X1 + 0.275X2, artinya konstanta sebesar 10.273 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel kecerdasan emosi dan kesiapan belajar maka prestasi belajar mahasiswa adalah 10.273.
4. Menentukan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Untuk mengetahui berapa besar sumbangan dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, maka perlu dihitung berapa sumbangan relatif dan sumbangan efektif kedua variabel bebas tersebut terhadap variabel terikat, hasil penghitungan sebagai berikut: Tabel 13. Hasil penghitungan sumbangan relatif dan sumbangan efektif Variabel
Sumbangan Relatif
Sumbangan Efektif
(%)
(%)
X1
82.20
17.18
X2
76.15
9.9
Sumber; Data Primer, 2010 Data diatas menunjukkan besar pengaruh kecerdasan emosi (X1) terhadap prestasi belajar mahasiswa (Y) ditunjukkan dengan diperoleh sumbangan efektif sebesar 17.18% dan sumbangan relatif sebesar 82.20%. Besar pengaruh kesiapan belajar (X2) terhadap prestasi belajar mahasiswa (Y) ditunjukkan dengan diperoleh sumbangan efektif sebesar 9.9% dan sumbangan relatif sebesar 76.15%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Pembahasan Penelitian ini ingin mengetahui hubungan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi beajar, berdasarkan data yang terkumpul dan dianalisis kemudian dilakukan pembahasan mengenai hasil penelitian sebagai berikut: 1. Hubungan kecerdasan emosi dengan prestasi belajar mahasiswa Penelitian ini memperoleh data yang menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara kecerdasan emosi (X1) dengan prestasi belajar mahasiswa (Y) sebesar 0.457. uji keberartian koefisien korelasi dilakukan dengan uji t didapatkan harga thitung sebesar 4.794 pada taraf signifikansi 5% dibandingkan dengan t
tabel
dengan dk = 87 diperoleh t
tabel
sebesar
1.980 ini berarti hasilnya signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis Ho ditolak yang sehingga ada hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar dan dapat diartikan semakin baik kecerdasan emosi maka prestasi belajar mahasiswa semakin baik juga. Besar pengaruh kecerdasan emosi (X1) terhadap prestasi belajar mahasiswa (Y) ditunjukkan dengan diperoleh sumbangan efektif sebesar 17.18%. Hal ini sesuai dengan teori Goleman (2000) yang mengatakan Kecerdasan emosi merupakan faktor penting untuk mencapai puncak prestasi. Kemampuan mengelola emosi berarti siswa telah siap secara fisik dan psikis untuk menerima pelajaran. Semangat dan ketekunan serta motivasi untuk belajar merupakan faktor penting yang mendorong seseorang untuk mencapai puncak prestasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kecerdasan emosional memiliki peran yang sangat penting untuk mencapai kesuksesan di sekolah, maupun dalam berkomunikasi di lingkungan masyarakat. Kecerdasan emosi mencakup kemampuan yang berbeda-beda, tetapi saling melengkapi dengan kecerdasan akademik (academic intelligence) yaitu kemampuan kognitif murni yang diukur dengan IQ. Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajarinya selama jangka waktu tertentu, yang biasa dilaksanakan setiap akhir semester atau juga disebut tes sumatif. Nilai hasil tes sumatif digunakan untuk menentukan nilai raport atau Ijazah atau Kartu Hasil Studi mahasiswa (Ngalim, 2002). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Luluk Nur Fakhidah (2007) yang menyatakan terdapat hubungan yang positif antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar mahasiswa. Penelitian Riza Arisandi dan Melly Latifah (2008) juga menyatakan terdapat hubungan yang nyata dan positif antara kecerdasan emosi dengan aktivitas ekstrakulikuler dan prestasi belajar 2. Hubungan kesiapan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Penelitian ini memperoleh data yang menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara kesiapan belajar (X2) dengan prestasi belajar mahasiswa (Y) sebesar 0.360. uji keberartian koefisien korelasi dilakukan dengan uji t didapatkan harga thitung sebesar 3.603 pada taraf signifikansi 5% dibandingkan dengan t
tabel
dengan dk = 87 diperoleh t
commit to user
tabel
sebesar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.980 ini berarti hasilnya signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis Ho ditolak yang sehingga ada hubungan yang positif dan signifikan antara
kesiapan belajar dengan prestasi belajar dan dapat diartikan semakin baik kesiapan belajar maka akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Besar pengaruh kesiapan belajar (X2) terhadap prestasi belajar mahasiswa (Y) ditunjukkan dengan diperoleh sumbangan efektif sebesar 9.9%. Hal ini sesuai dengan teori Winkel (1999), yang menyatakan bahwa berhasil atau tidaknya kegiatan belajar termasuk hasil belajar sangat tergantung oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya, diantaranya kesiapan belajar. Apabila kesiapan belajar mahasiswa baik maka kemungkinan akan diperoleh pencapaian hasil belajar yang diinginkan. Faktor kesiapan, baik fisik maupun psikologis adalah merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar. Sebelum melakukan aktivitas belajar anda harus benar-benar dalam kondisi fresh (segar) untuk belajar. Untuk siap melakukan aktivitas belajar ada dua hal yang harus diperhatikan , yaitu kondisi fisik dan psikis (Surya, 2009). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Dwi Wahyuni (2004) yang menyatakan motivasi belajar memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pencapaian hasil belajar siswa diikuti oleh kesiapan belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Hubungan Kecerdasan Emosi dan Kesiapan belajar dengan Prestasi Belajar Hasil pengujian korelasi ganda didapatkan koefisien korelasi kecerdasan emosi (X1) dan kesiapan belajar (X2) dengan prestasi belajar (Y) sebesar 0.533. Selanjutnya dilakukan pengujian signifikansi hubungan dengan menggunakan statistik uji F, diperoleh nilai F
hitung
sebesar 17.096
pada taraf signifikansi 5% dibandingkan dengan F tabel dengan dk penyebut = 2 dan dk pembilang = 86 diperoleh F
tabel
sebesar 3.07, hasilnya
signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis Ho ditolak yang sehingga ada hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar, dimana yang paling besar hubungannya dengan prestasi belajar adalah kecerdasan emosi kemudian disusul oleh variabel kesiapan belajar. Hal tersebut didukung oleh teori Gottman (1999) yang menyatakan kecerdasan emosi merupakan faktor penting yang menentukan prestasi belajar siswa, dengan mempunyai kecerdasan emosi seseorang akan lebih mempunyai kesiapan dan motivasi untuk belajar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosi lebih besar hubungannya dengan prestasi belajar baru disusul kesiapan belajar, yang berarti kecerdasan emosi dan kesiapan belajar yang baik akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis statistik yang telah dijabarkan pada Bab IV, maka dapat diambil beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II Akbid Mitra Husada Karanganyar. Hal ini berarti mahasiswa yang mempunyai kecerdasan emosi yang baik maka akan semakin baik juga prestasi belajarnya. 2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II Akbid Mitra Husada Karanganyar. Hal ini berarti mahasiswa yang mempunyai kesiapan belajar yang baik maka akan semakin baik juga prestasi belajarnya. 3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Askeb I mahasiswa semester II Akbid Mitra Husada Karanganyar. Hal ini berarti mahasiswa yang mempunyai kecerdasan emosi dan kesiapan belajar yang baik maka akan semakin baik juga prestasi belajarnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. IMPLIKASI Implikasi ini dapat dijadikan sebagai tambahan wacana dan masukan mengenai hubungan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar, bahwa dengan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar yang baik prestasi belajar akan menjadi baik.
C. SARAN Sesuai dengan apa yang telah disimpulkan dari hasil penelitian ini, maka penulis mempunyai beberapa saran yang mungkin dapat dilaksanakan untuk meningkatkan kecerdasan emosi dan kesiapan belajar mahasiswa agar prestasi belajar mahasiswa menjadi lebih baik adalah sebagai berikut: 1. Perlu meningkatkan kecerdasan emosi mahasiswa yang dapat dimulai dari lingkungan keluarga, orangtua diajak untuk berperan serta dalam meningkatkan kecerdasan emosi mahasiswa, dilingkungan sekolah pembelajaran yang memperhatikan emosi dapat membantu mempercepat siswa dalam memahami materi pelajaran. 2. Pengajar atau dosen juga harus mempersiapkan emosi dengan baik dalam proses belajar mengajar sehingga dapat memberikan materi belajar secara baik dan lebih maksimal serta dapat memahami emosi siswa yang membuat pelajaran lebih berarti dan permanen, karena siswa akan hadir baik secara fisik maupun secara psikis, dan dapat memaksimalkan fungsi kecerdasan intelektualnya sehingga prestasi belajar lebih baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Perlu memberikan dorongan atau motivasi kepada mahasiswa agar dapat meningkatkan kesiapan belajar yang lebih baik sehingga proses belajar mengajar menjadi lancar dan prestasi belajar menjadi baik. 4. Perlu diadakannya penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa selain kecerdasan emosi dan kesiapan belajar sehingga prestasi belajar mahasiswa menjadi lebih baik.
commit to user