APLIKASI TEKNIK NUKLIR DALAM PERTANIAN
G. Satari*
PENDAHULUAN Aplikasi teknik nuklir di bidang pertanian merupakan salah satu tujuan penggunaan teknologi ini untuk maksud-maksud darnai. Teknik nuklir memiliki potensi yang begitu menakjubkan, kekuatan menghancurkan atau membinasakan peradaban tetapi juga dapat menjadi alat untuk memperbaiki kehidupan manusia. Apabila ada hal-hal yang masih mengkhawatirkan dalam penggunaan teknik nuklir bagi kepentingan pengembangan pertanian, maka hal itu bukan berarti bahwa teknik ini harus ditinggalkan. Memang sudah menjadi hakekat suatu teknologi bahwa ia dapat memecahkan suatu persoalan, tetapi juga sekaligus menimbulkan masalah baru. Inilah yang menjadikan hidup dan kehidupan menjadi sesuatu yang dinamis dan memikat. Berbicara mengenai pertanian, kita akan berhadapan dengan bidang yang menyangkut hajat hidup sebagian besar masyarakat Indonesia. DUD 1945 mengamanatkan, bahwa kekayaan alam Indonesia yang menyangkut hajat hidup rakyat banyak, harus mendapat perhatian khusus dari Negara dan Pemerintah. Ditinjau dari struktur perekonomian kita, maka pertanian menempati titik . pusat. Sebagian besar penduduk Indonesia mengandalkan pertanian sebagai sumber penghasilan dan penghidupannya. 01eh karena itu, maka tidak berlebihan bila keberhasilan pembangunan nasional terletak pada keberhasilan pembangunan pertanian. Selanjutnya pembangunan pertanian hanya dapat dijalankan dengan penerapanpenerapan teknologi maju. Teknologi dihasilkan dan dirumuskan dari hasil-hasil penelitian. Maka penelitian dan pengembangan teknologi pertanian menempati posisi strategis dalam pembangunan pertanian dan selanjutnya dalam pembangunan nasional. Dalam hubungan ini, Pemerintah telah menggariskan kebijaksanaan pembangunan nasional dalam GBHN dan secara operasional dituangkan dalarn tiap PELITA. Untuk mencapai struktur ekonomi yang berimbang, Produk Domestik Bfllto dari sektor pertanian akan berubah dari 29,2% pada tahun 1983/1984 menjadi 26,4% pada akhir PELITA IV (1988/1989), dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 3,0% setahun. Sebaliknya sektor industri meningkat dari 15,8% menjadi 19,4% dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 9,5% setahun selarna periode yang sarna. GBHN juga telah menggariskan bahwa pembangunan pertanian dalarn arti luas akan terus ditingkatkan dengan tujuan meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan industri dalam negeri serta meningkatkan ekspor, • Kepala Badan];itbang Pertanian
meningkatkan
pendapatan
pet ani, memperluas
kesempatan
kerja, mendorong
pemerataan kesempatan berusaha, mendukung pembangunan daerah, serta meningkatkan kegiatan transmigrasi. Dengan demikian sektor pertanian hams semakin tangguh sebagai pendukung perkembangan industri. Inilah yang menjadi ciri pertanian kita·di masa depan. Dengan cara ini, maka peningkatan produksi pertanian akan meningkatkan pendapatan petani, tidak seperti keadaan sementara yang dialami petani sekarang. Meningkatnya produksi. pangan tanpa perbaikan teknologi pasca panen dan perbaikan pemasarannya, memukul petani itu sendiri dengan anjlognya harga gabah di bawah harga dasar yang ditetapkan oleh Pemerintah. Kiblat penelitian dan pengembangan pertanian adalah untuk mensukseskan program Pemerintah, sebab kita "committed" dengan peningkatan kesejahteraan petani dan rakyat banyak. Dalam kaitannya dengan BATAN, kerjasama penelitian pertanian serta pengembangan menyangkuLmasalah-masalah "bio-physical constraint". lOOah yang menjadi medan penelitian kerjasama kita, yakni berusaha membuka tabir-tabir pengbalang untuk membuka mata pengetahuan kita secara lebih jelas dan selanjutnya dapat digunakan untuk menyusun suatu tindak lanjut mengatasi permasalahan yang menghambat jalannya pembangunan pertanian. Alam menyediakan potensinya untuk digali dan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
STATUS TEKNOLOGI SEKARANG FREY (1), seorang ahli pemulia tanaman dari Iowa State University mengakui bahwa pemuliaan konvensional disamping telah memberikan kontribusi yang nyata bagi pembangunan pertanian, juga memiliki keterbatasan-keterbatasan. Dia juga menunjukkan data-data dan bukti-bukti, bahwa perbaikan hasil yang telah dicapai dewasa ini tidak hanya berasal dari perbaikan varietas, tetapi juga sumbangan perbaikan budidaya dan pengelolaan lingkungan. Menurut ahli ini, penggunaan jagung hibrida hanya akan potensial bila ditanam di lahan yang diairi, sedangkan bila ditanam di lahan kering, hasil jagung hibrida jauh lebih rendah dari jagung konvensional. lni menunjukkan betapa pengelolaan lingkungan sangat berperan dalam perbaikan hasil. Contoh lain adalah respons tanaman gandum dan padi terhadap pemupukan nitrogen. Hasil panen dari tipe tanaman pendek dari kedua jenis tanaman pangan tersebut memberikan respons yang positif terhadap setiap peningkatan dosis pupuk nitrogen, dan tidak demikian halnya dengan tipe tanaman jangkung (Gambar 1). Oleh karena itu setiap penelitian _pertanian harus didekati secara interdisipliner. Walaupun perbaikan berbagai komoditi pertanian telah berhasil melalui pemuliaan konvensional, namun beberapa ahli menyebutkan bahwa teknologi ini telah sampai ke tingkat yang jenuh. Bogorad dari Harvard University menyebutkan : ''You can breed and breed and breed, and never get the trait you are looking for". Senada dengan pemyataan ini LEWIS (2) dari California Agricultural Experiment Stattion menyebut keadaan ini sebagai palang biologis (biological roadblock), sehingga tingkat basil yang dicapai sudah melandai (levelling ofD bahkan dalam beberapa hal sudah menurun .. 2
">.
]:
"~
5090 ~f!"CS 40 80 60 70
Short whftts
30 Tall wheats 20
10
o o
40
80
120
160
200
Nitrogen (kgjha) Gambar 1.
Respon tanaman padi dan gandum terhadap pemupukan nitrogen (Frey, 1981).
Selain dari itu, teknologi lain dalam perbaikan tanaman maupun komoditi pertanian lainnya melalui teknik aplikasi bioregulant (misalnya hormon dan zat turnbuh) tampaknya belum memasyarakat terutama di kalangan petani padi dan palawija, karena teknologi ini. memerlukan kecermatan yang tinggi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat rumit. Di samping itu, eara ini tidak dapat menghasilkan sifat·sifat yang baka seperti pemuJiaan. Di kalangan petani hortikultura yang maju dan perkebunan besar penggunaan bioregulant tampaknya mulai mernasyarakat. Trend pemakaian yang mulai meluas ini perlu ditunjang oleh pengkajian yang terus-menerus.
3
Teknologi berikutnya adalah kultur sel atau jaringan serta rekayasa genetika maupun bioteknologi. Cara ini secara teknis membuka kemungkinan-kemungkinan barn YilIlg 5pektalrulcr. Sampai sekarilIlg, sifatnya muih dalim tarat" penjajagan. Untuk jangka panj ang , teknologi ini termasuk dalam program penelitian Badan Litbang Departemen Pertanian. Namun karena memerlukan dana yang besar, perala tan yang canggih, dan ketrampilan khusus, maka dalam,waktu dekat, teknik ini belum dapat diterapkan, kecuali beberapa kegiatan-kegiatan bioteknologi yang sudah mapan seperti tekIuk peragian dalam pembuatan tempe dan minuman. Teknologi lain yang sebenamya sudah lama dirintis adalah teknik nuklir. Teknik ini sudah banyak menghasilkan karya-karya nyata. Walaupun demikian harus diakui bahwa teknik ini belum dimanfaatkan sepenuhnya dan merupakan salahsatu pilihanjangka pendek dalam usaha kita menanggulangi berbagai persoalanpersoalan yang sangat mendesak.
Teknik radiasi telah dimanfaatkan dalam pemuliaan tanaman dan pengawetan pangan, walaupun masih sangat terbatas. Teknik ini perlu dimanfaatkan lagi untuk -menembus penghalang biologis yang telah dihadapi pemuliaan konvensional. Tampaknya, penggunaan teknik radiasi untuk tujuan pemuIiaan tanaman cenderung bersifat gambling. Oleh karena itu perlu ditempuh cara-cara yang lebih systematis dan terarah. Dalam hal ini, keIjasama yang lebih erat diperlukan an tara BATAN dan Badan Litbang Pertanian. Teknik pelacak radioisotop sangat bermanfaat bagi para peneliti untuk mengetahui mekanisme perbaikan tanaman ataupun komoditi pertanian lainnya. Berhasilnya teknik ini membuka teka-teki berbagai proses biologi dan fen omena alam akan sangat membantu bagi para p.akar menyusun suatu tindakan untuk memperbaiki budidaya dan pengelolaan lingkungan pertanian. Team Pembina Kerjasama BATAN - BADAN LlTBANG PERTANIAN telah pernah menyusun suatu daftar kegiatan penelitian bersama dalam teknik nuklir untuk pengembangan pertanian, an tara lain mengenai cytozyme, penggunaan pup uk N dan eflSiensinya, penelitian residu pupuk fosfat, pemuliaan studi itensitas erosi, latihan dan kursus serta penelitian insektisida. Di bidang petemakan adalah pernbuatan radio-vaksin dan pemanfaatan limbah pertanian dalam nutrisi temak.
TEKNIK NUKLIR PERT ANIAN
DALAM PENELITIAN
DAN PENGEMBANGAN
HasH-hasil penelitian dan pengembangan pertanian telah dicapai melalui teknik nuklir sudah jelas memberikan sumbangan nyata terhadap pembangunan pertanian. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah : "Apakah hasil-hasil penelitian terse but telah dimanfaatkan sebaik-baiknya hingga membawa dampak positif kepada pembangunan pertanian? Sampai seberapa jauh hasil 'penelitian kerjasama terse but mempengaruhi perumusan teknologi? Sebagai contoh adalah penelitian efisiensi penggunaan N-pupuk. Melalui teknik lacak radioaktif diketahui bahwa eflSiensi pemberian N -pupuk dalam bentuk urea butiran sangat rendah. Namun informasi ini tidak berlanjut dengan suatu tindakan peningkatan eflsiensi penggunaan N-pupuk. MelaIui teknik lacak 4
radioaktif telah diketahui pula bahwa 50 - 70% dari fosfat dalam tanaman berasal dari pupuk selama dua at au tiga minggu pertama pertumbuhan tanaman. Kemudian telah diketahui pula bahwa hanya 10 - 12% dari P-pupuk yang terambil oleh tanaman selama tahun pertama, sedangkan sisanya tertinggal dalam tanah atau tercuci (3). Dengan informasi-informasi yang demikian, maka sudah selayaknya kalau rekomendasi pemupukan kita direvisi untuk menghemat devisa dan keuangan negara secara umum dan menekan biaya produksi seeara khusus. Tampaknya hal itu belum kita garap seeara sungguh-sungguh. Potensi pelaeak radioaktif dalam penelitian sangat menakjubkan dibanding dengan teknik kimia standar. OSBORNE (3) membandingkannya untuk membedakan suatu konsentrasi larutan sampai 1/1011 atau satu dalam 100 billion. Oleh karena itu, potensi ini harus dimanfaatkan semaksirnal mungkin bagi kepentingan pembangunan pertanian. Berikut ini dikemukakan beberapa bidang penelitian, di mana teknik nuklir dapat memberikan sumbangan nyata. Nutrisi dan Metabolisme Tanaman. Beberapa pertanyaan penting yang dapat dijawab melalui teknik nuklir antara lain adalah sebagai berikut : 1.
Hara yang dibutuhkan oleh tanaman bagi pertumbuhannya yang terbaik. Hal ini berkaitan erat dengan pengelolaan keseimbangan hara tanah dan efisiensi pemupukan.
2.
Serapan hara melalui akar atau daun. Pemupukan melalui tanah membawa berbagai resiko tercucinya pupuk dan proses-proses biofisik yang mengurangi efisiensi. Pemberian pupuk melalui daun mungkin merupakan jalan pintas .
. 3.
Penempatan pupuk yang efektif. Dengan pelaeak radioaktif dapat diketahui penempatan pupuk yang tepat. Agronomist melalui teknik-teknik penelitian konvensional telah menemukan bahwa eara penempatan pupuk yang tepat adalah sekitar biji. Namun hal ini masih perlu dipertanyakan, apakah di bawah biji, di kedua belah sisi, di atasnya atau berupa kombinasi cara-<:ara tersebut.
4.
Keeepatan pergerakan hara mineral dalam tanaman, terutama absorpsi sampai ke tempat metabolisme dalam tanaman.
dari tempat
5.
Mendeteksi kemampuan jenis tanaman untuk membedakan unsur hara yang diabsorpsi. Menurut penelitian, beberapa jenis tanaman tidak mampu membedakan unsur-unsur hara dalam proses absorpsi, sehingga suatu unsur hara yang tidak diperlukan juga akan terserap karena kemiripannya dengan suatu unsur yang sebenarnya lebih diperlukan oleh tanaman.
6.
Proses fotosintesis, yang merupakan proses terpenting dalam tanaman bagi semua kehidupan di alam ini. Dalam beberapa jenis tanaman, proses fotosintesis selama berbunga sangat menonjol peranannya dibandingkan dongan peranannya sebelum berbunga. Semen tara itu efisiensi radiasi surya adakalanya sangat rendah dan adakalanya tinggi.
7.
Peranan enzim dan interaksi metabolit senyawHenyawa aromatik dan fenolik.
dalam tanaman serta hormon dan
Pest (Rama, Penyakit, dan Gulma). Gangguan hama dan penyakit serta gulma
5
telah mendatangkan kerugian yang tidak sedikit. Mekanisme ketahanan suatu varietas terhadap penyakit dan hama masih merupakan perdebatan yang tidak haQ~-haQ~nya, Din~nUkli populasi hama belwn tuntas, Bagaimana faktorlingkungan berinteraksi dengan faktor-faktor biologis, hingga sewaktu-waktu terjadi ledakan. Timbulnya ras-ras baru dalam taraf empiris. Pencegahan penyakit dan virus yang terbawa melalui benih dapat dilakukan dengan teknik radiasi. Mengenai berbagai persoalan hama dan penyakit yang perlu mendapat perhatian kita pada berbagai tanaman pangan, tanaman industri, perkebunan, dan lain-lain telah diuraikan secara lengkap dalam makal!ih Dr. B.H. Siwi pada Pertemuan nmiah Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN pad a tanggal 9 - II Juni 1982 di Jakarta. Nutrisi dan Metabolisme pada Ternak. 1.
Mutu pakan dalam kaitannya dengan tiap kg daging yang dihasilkan ..
2.
Menaksir bagian daging ternak untuk tiap kelas daging yang akan dihasilkan. Menurut penelitian tiap kelas daging merniliki jumlah unsur-unsur tertentu.
3.
Hubungan thyroid dengan susu dan telur. Menurut penelitian bahwa seleksi dapat didasarkan atas aktivitas thyroidnya. Aktivitas thyroidnya dapat diukur dengan teknik nuklir. Kemudian diketahui juga, bahwa terdapat hubungan yang erat antara jodium dengan thyroid tersebut.
4.
Penggunaan hormon-hormon
tertentu dalam peternakan.
Serangga.
1.
Penentuan (pelacakan) arah dan jauhnya serangga berrnigrasi. Hal ini penting dalam tindakan-tindakan pencegahan ledakan hama.
2.
Peranan serangga-serangga pembawa tepungsari. Pelacakan sampai sejauh mana serangga dapat membawa tepungsari tanaman dapat membantu para pemulia melakukan isolasi maupun persilangan.
3.
Penggunaan predator dalam pengendalian hama. Ternyata afid yang mengandung radioaktif tidak dimakan oleh lebah, tetapi afids terse but dimakan oleh belalang. Teknik nuklir juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi predator untuk membunuh serangga-serangga yang tidak diinginkan.
4.
Penetapan residu insektisida pada hasil tanaman. Dengan teknik nuklir, rumput makanan ternak yang disemprot dengan herbisida tertentu tidak berbahaya bagi hewan karena herbisida terse but keluar melalui sistem sekresi dan kotoran. Lain-lain.
1.
Radioisotop sebagai sumber radiasi. Radioisotop dapat diumpamakan sebagai kunang-kunang. Isotop tidak saja sebagai pembantu dalam penelitian, tetapi lebih dari hanya sebagai pelacak.
2.
Memproduksi varietas baru. Pada tanaman padi telah dilepas varietas Atonrlta 1 dan At6rnita 2 hasil teknik radiasi. Pada tahun 1950, Indonesia memiliki tanaman tembakau "CHLORINA MUTANI" hasil perbaikan tanarnan dengan, teknik radiasi. Berdasarkan hasil-hasil penelitian, radiasi energi tinggi dapat
6
menimbulkan mutasi dan tiap bagian tanaman yang dikontrol gen dapat berubah melalui radiasi. Namun perubahan-perubahan genetik tersebut tidak dapat dirama1kan terlebih dahulu. 3.
Pengawetanan bahan makanan. Teknik radiasi dalam pengawetan bahan makanan mengakibatkan hilangnya rasa makanan tersebut. Penelitian ditujukan antara lain untuk mencegah hilangnya ~ makanan tersebut.
4.
Mempertahankan bawang.
5.
Penelitian air tanah, kadar maupun kerapatannya.
daya tumbuh benihjbibit tanaman, seperti pada ken tang dan
Apa yang dikemukakan di atas hanyalah merupakan sebagian kecil dari berbagai fenomena yang dapat diungkapkan melalui teknik radiasi.
KESIMPULAN I.
Mengingat besarnya potensi teknik nuklir dalam pertanian, maka kerjasama penelitian antara BATAN dengan BADAN LITBANG PERTANIAN sangat penting dan perlu diwujudkan dalam arti yang lebih luas.
2.
Kerjasama terse but hams disusun sedernikian rupa hingga dapat direalisasikan dalam bentuk kegiatan bersama.
3.
Perlu dimanfaatkan hasil-hasil teknik nuklir secara maksimal. Potensi yang masih berlimpah dalam teknik nuklir hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para pakar BADAN LITBANG PERT ANIAN dan BATAN. Untuk itu perlu penyebarluasan hasil-hasil penelitian BATAN secara luas agar informasi terse but dapat mencapai perninat.
DAFTAR PUSTAKA 1.
FREY, K.Y., Genetic Engineering for Crop Improvement Working Papers, The Rockefeller Foundation (1981).
2.
LEWIS, LN., "Genetic engineering of plants ", Agricultural Research Opportunities and Policy Concerns, National Academy Press, Washington D.C. (1984).
3.
OSBORNE, T .s., Atoms in Agriculture, USAEC, Division of Technical Information, Oak Ridge, Tennessee (1963).
4.
RAY, and HIEBERT, R., Atomic Pioneers, Book 1,2, and 3, USAEC Office of Information Services, Oak Ridge, Tennessee (1970).
7
DISKUSI
WIDJANG H. SISWORO :
Tadi sudah cukup jelas apa yang diarahkan mengenai kegiatan penelitian yang patut kita tangani dengan teknik nuklir. Namun di balik itu semua, masih ada sesuatu yang perlu saya ketahui, yaitu mengenai kebijaksanaan penelitian tanaman pangan. Apabila dalam dasawarsa yang lalu, kita sudah banyak mencurahkan perhatian pada usaha-usaha untuk meningkatkan produksi tanaman beririgasi, yaitu tanaman padi sawah, kemudian kita sudah melihat hasilnya hingga saat ini. Selanjutnya bagaimana dengan tanaman lain, apakah tekanan kegiatan penelitian di masa-masa yang akan datang akan lebih banyak dicurahkan kepada penelitian untuk meningkatkan/memperbaiki budi daya tanaman di lahan kering? GUNAWAN SATARI
:
Mengenai prioritas, kita punya prioritas yang banyak. Yang pertama tentu pangan, karena ini merupakan komoditi yang sangat strategis. Jadi strategi kita adalah swasembada pangan, bukan self reliance artinya kalau kita punya devisa kita import saja. Tetapi kita swasembada karena Indonesia terdiri dari sekian banyak pulau. Jadi dalam suatu keadaan darurat, tiap pulau perlu ketahanan nasional yang kuat. Jadi itulah salah satu aspek mengapa kita mengarah ke swasembada. Bahwa tahun ini, pangan secara nasional adalah "kelebihan", kelebihan an tara dua tanda kutip, ini tidak berarti bahwa produksi kita tiap tahun selalu berlebihan, mengingat musim belum bisa kita kuasai secara penuh. Kita tahu, ada dugaan bahwa, siklus 4 - 5 tahun di mana musim kemarau yang panjang selalu timbul dan pada saat itu biasanya produksi menu run. Jadi tetap pangan itu nomor satu. Hanya dalam arti pangan tidak termasuk beras saja, tetapi semua penghasil karbohidrat, dan lebih-lebih sdcarang digalakkan tanaman yang merupakan sumber protein, baik kedelai maupun tananian kacang-kacangan lain. Itu yang pertama. Jadi prioritas adalah tanaman pangan semuanya prioritas pertama. Kemuaian, komoditi yang menghasilkan devisa itu juga prioritas. Jadi dilihat dari komoditi pangan artinya cukup karbohidrat, cukup protein, cukup mineral, dan cukup vitamin yang harganya bisa teIjangkau oleh konsumen, tetapi bisa merupakan insentif ekonomi bagi produsen. Kedua, komoditi ekspor. Komoditi ekspor di lahan kering, tidak di lahan beririgasi. Mengenai pangan, memang Badan Litbang mulai menggalakkan penelitian di lahan kering, karena kami melihat potensinya besar. lrigasi terbatas apalagi irigasi yang berdasarkan gravitasi. Dugaan kami mungkin lahan yang bisa diirigasi dengan sistem irigasi sekitar 10 juta ha, sedang lahan kering, menurut taksasi kami sekitar 20 - 25 juta ha, dalam arti kata topografmya yang tidak terlalu landai, kurang dari 8 - 15%. Dalam rangka inilah, ada 2 Balai yang akan kami upgrade dari mandat nasional menjadi suatu research institute yang lebih mempunyai peranan regional Asia atau mungkin intemasional, yaitu : 8
I.
Di Sukarami, Sumatera Barat : tugas m!l.ndatnya adalah menghasilkan tanaman pada lahan kering dan sawah tadah hujan, pada altitude yang tinggi dan pada daerah dengan tipe hujan sepanjang tahun merata. Kondisi yang didapat di Sukarami ini terdapat di negara-negara Afrika.
2.
Maros, juga mandatnya adalah penelitian produksi di lahan kering pada dataran rendah dengan daerah-daerah dimana musim hujan pendek dan musim kering panjang. lni banyak di negara-negara Afrika juga, Amerika Latin dan Asia.
Kedua pusat ini akan kita upgrade menjadi suatu research dan training ~ bagi negara-negara Asia, dan mungkin Afrika dan Amerika Latin. Jaw perhatian karni sudah mengarah kesana. Keadaan ini sangat potensial dan banyak permasalahan yang belum kita kuasai penuh dan dengan bantuan aplikasi teknik nuklir mudah-mudahan bisa kita tanggulangi sebagian dari permasalahan tersebut. NAZL Y HlLMY : Terlebih dahulu saya mohon maaf untuk sedikit memberikan tambahan keterangan dari uraian pembicara. Tadi dikatakan bahwa makanan yang diiradiasi itu akan merubah rasa makanan. Perlu kami jelaskan, karena kebetulan kami bergerak dalam bidang ini, bahwa memang hal itu bisa terjadi, kalau dosis yang kita pakai tinggi. Tetapi pada dosis irradiasi yang dibolehkan atau yang umum dipakai, seperti kita ketahui bahwa gabungan dari WHO/F AO/IAEA sudah mengizinkan dosis radiasi paling tinggi 10 kGray, pada dosis dibawah dosis ini tidak terjadi perubahan rasa terutama untuk mengawetkan biji-bijian yang kering. Itu sebagai tambahan dari karni .. Pertanyaan: Dengan meledaknya produksi beras akhir-akhir ini, kami ingin menanyakan rencana penyimpanan supaya pasca panen itu tidak rusak dan beras yang disimpan tetap bisa dipakai untuk jangka waktu yang lama. Ini perlu kita ingat, karena lingkungan atau lengas di negara kita sangat tinggi. Juga suhu yang cukup tinggi, dimana parasit dapat tumbuh dengan baik. GUNAWANSATARI : Mengenai tanggapan pertama terima kasih. Ini menunjukkanbahwa memang saya ketinggalan informasi yang up to date. Tadi saya katakan bahwa saya awam dalam. bidang aplikasi. Sekarang kita bisa memakan makanan yang sudah diawetkan dengan rasa tetap terjamin. Mengenai rencana penyimpangan pasca panen, ya kalau kita sebut surplus, memang, tetapi kalau kita pergi ke daerah-daerah transmigrasi belum tentu mereka makan beras. Jadi secara nasional surplus. Jadi distribusi merupakan masalah pertama. Kedua, surplus ini apakah terjadi tiap tahun atau apakah tahun ini saja? Tahun depan bagaimana? Kalau ildimnya membantu, masih surplus, OK, kemudian bagaimana kalau terus menerus surplus dan bagaimana penyimpanan. Memang masalah penolitian pasca panen sudah merupakan perhatian kita sejak beberapa tahun, tetapi secara lebih serius baru tahun ini karena surplusnya itu. Lembaga yang diberi otorita, baik di dalam keuangan maupun di dalam kekuasaan, 9
adalah BULOG. Bulog ini punya tempat-tempat
penyimpanan, tetapi kapasitasnya
\wI~i\iI, Kapli$itas yan5 terbatas itu bisa saja ditambah volume daya simpannya, tetapi yang menjadi pertanyaan sekarang BULOG bisa menyimpan sampai 2,5 juta ton. Begini, seharusnya petani, tetapi kita tahu bahwa kredit BIMAS dihapus, berarti bahwa kredit itu selektif, artinya orang bisa pinjam kalau dia punya agunan. Kita tahu petani tanaman pangan rata-rata punya lahan dibawah 0,5 ha, sehingga tidak mempunyai ~ terhadap kredit, kredit menyimpan. Jumlah petani ada 20 juta terhadap kredit dan lebih. Mereka tidak punya ~ kredit. Yang punya diberikan yaitu koperasi. Koperasi diberi segala fasilitas baik pengeringan maupun penggilingan. Jadi terletak pada pembinaan koperasi. Sekarang bagaimana membina koperasi ini. Mudah diucapkan temyata sulit dilaksanakan. Kemudian sejauh mana teknik nuklir ini bisa, nanti dibahas dalam hal-hal lebih lanjut. Tetapi ini mahal. Sebetulnya sudah ada teknologinya. Jepang bisa menyimpan 3 juta ton setahun, dalam bent uk brown rice yang kita namakan sekarang pecah kulit. Tetapi Bulog tidak menyimpan dalam bentuk pecah kulit tetapi dalam p'olished ~, karena kalau pecah kulit cepat apek dan tidak tahan lama. Tetapi mengapa Jepang kok bisa. Berarti teknologinya ada dan mereka belum menggunakan aplikasi teknik nuklir. Jadi sebetulnya, teknologi yang sudah ada tersebut ditransfer saja kesini. Tinggal dibeli, sebetulnya problemnya tidak ada. Rencana penyimpanan memang ada. Memang pemerintah merencanakan menyimpan, namanya ~ stock. Ini untuk menjamin stabilitas harga. Nah, penjamin harga adalah BULOG, jadi badan inilah yang bertanggung jawab, selain menjamin stabilitas harga, Bulog juga hams menjamin agar harga tidak jatuh dibawah floor ~. Seharusnya kalau harga jatuh dibawah fi..Q.Qr ~ berapa juta ton pun harus dibeli. Itu risiko dari adanya floor ~. Jadi ini suatu lingkaran setan, susah ditangani, tetapi saya yakin secara bertahap bisa diatasi. Saya dengar dari Dr. Harahap, sekarang kita mempunyai galur yang mempunyai milling Quality yang lebih baik dan mungkin daya simp an yang lebih tahan dan Insya Allah akan kita release tahun ini. Memang varietas berperan, tetapi peranannya tidak sehebat teknologi pasca panen.
mm
C.J. SOEGlARTO
:
Kalau saya mendengarkan uraian pembicara, hati saya menjadi besar karena uraian tadi sungguh mendukung apa yang karni lakukan dalam PAIR ini sampai sekarang. Pembicara tadi juga mengatakan sudah ada kerja sarna antara Depat1emen Pertanian - BATAN dalam aplikasi teknik nuklir dalam bidang pertanian-petemakan.ltu sungguh sangat membesarkan hati kami. Persoalannya sekarang adalah bahwa yang menjadi potensi dari BATAN, yaitu ditinjau dari sudut tenaga maupun dana ada keterbatasan. Dalam hal ini, maka lingkup yang dapat dilakukan oleh BATAN itu sangat terbatas. Memang seyogianya penelitian-penelitian yang di BATAN adalah penelitian-penelitian yang membuka tabir mengenai suatu persoalan yang akan diatasi secara teknik radiasi dan kemudian dipakai oleh Deptan dan akhimya sampai kepada end users. Dengari keadaan demikian, saya ingin bertanya kepada pembicara 10
yang tadi juga mengatakan bahwa teknik nuklir sangat banyak manfaatnya dan masih ban yak bidang yang dapat ditangani dengan teknik nuklir. Apakah pada waktu yang akan datang Deptan mempunyai keinginan untuk melaksanakan penelitian itu di lembaga penelitiannya sendiri. Artinya bahwa penelitian teknik nuldir itu tidak semata-mata dibebankan kepada BATAN dengan sarana, tenaga, dan dana terbatas itu. Sehingga teknologi teknik nuklir itu akan menjadi modal atau menjadi sarana penelitian di selurnh potensi bangsa dan tidak terbatas pada BATAN saja. Hal ini saya kira akan memberikan dampak yang sangat luas dan eepat, karena masalah yang besar akan ditangani bersarna-sama dalam kerangka nasional dan tidak sektor BATAN saja. Sudah barang tentu hal-hal yang khususfkhas yang hanya dapat dilakukan oleh BATAN saja, misalnya penyediaan isotop pasti menjadi beban utama BATAN, tetapi tidak penelitian aplikasi isotopnya. Apakah itu kiranya tidak akan lebih eepat memberi hasil apabila ditangani seeara nasional, khususnya dalarn bidang pertanian dan petemakan ini oleh Deptan juga. GUNAWAN SATARI ; Mengenai keterbatasan dana, jangankan Batan, pemerintahpun keterbatasan dana. Itu kita maklumi semua. Masalahnya bagaimana dengan dana yang terbatas kita bisa maju terns dan menemukan teknologi yang tepat guna. Piagam keIja sarna tadi saya katakan telah ditanda tangani antara Batan dengan Badan Litbang sejak 1982. Timnya sudah ada, diketuai oleh Dr. Siwi. Tim Badan Litbang dengan Batan itu terdiri dari orang-orang Badan Litbang dan orang-orang Batan. Sekarang karni, dari p.ihak Badan Litbang merevisi anggota karni, karena Dr. Siwi terlalu sibuk. Saya nanti tunjuk ketua Tim Badan Litbang - BATAN Dr. Harahap. SK bersama an tara Ketua Badan dengan Dirjen BATAN sudah saya tanda tangani. Ada elausule mengenai pembiayaan. Pembiayaan diatur yang mana dari Batan dan yang mana dari Badan Litbang. Tim ini yang akan mengelola, nanti diatur yang mana dimasukkan ke DIP Batan dan mana yang ke DIP Badan Litbang. lni sudah diatur didalam SK bersama. ROSALINA
:
Terimakasihatas kesempatan ini. Saya tertarik pada pertanyaan pertama dan kedua. Memang apa pun yang kita lakukan arahnya yaitu menyejahterakan selurnh rakyat. Yang saya soroti mungkin arahnya akan sarna, yaitu ingin memprioritaskan altematif lain, tanarnan-tanarnan apa yang mungkin bisa meningkatkan hidup rakyat. Karena dengan adanya surplus yang seperti Bapak katakan tadi, kita surplus terus. Yang kita lihat sekarang adalah rakyat, yaitu petani. Indonesia ini jumlah petani eukup banyak. Mungkin sebagai orang pemerintah agak sulit memberikan suatu jawaban. Tetapi seeara pribadi saya ingin mengetahui bagaimana kira-kira apakah mungkin memprioritaskan tanaman lain atau eara lain untuk meningkatkan kehidupan rakyat kita. Jelas kebutuhan hidup sekarang bukan nasi semata-mata. Mereka itu menjual beras dengan harga terbatas, tidak bisa menutupi kebutuhan lain yang jauh lebih tinggi. lni mungkin masalah yang kita ikut memikirkan. Mungkin Badan Litbang memprioritaskan ini, kami dari Batan akan ikut membantu. 11
GUNAWAN
SA TARI :
]iYi 1lIi I@IDUd O~IDillUn liIDt nllDl tm~u I~IDU~ D~UmIll~nMlIIll [OIllOffin yang sekarang mempunyai nilai ekonomi tinggi, pasti komoditi itu akan turun harganya. Kalau petani beramai-ramai menkonversikan sawah menjadi jeruk, pasti harga jeruk turun. Itu hukum ekonomi. Memang jeruk sekarang mahal. Kalau semua petani menanam anggrek yang sekarang top, pasti anggrek yang mahal harganya tidak laku dan busuk. Jadi tidak mudah menganjurkan untuk seluruh petani. Mengenai konversi dari padi ke tanaman lain, saya sangat setuju apabila petani didorong untuk memilih altematif. Tanaman apa, tetapi seyogianya saya pribadi, maupun saya sebagai orang pemerintah harus kita hindari agar tidak terjadi konversi sawah beririgasi. Jadi kalau kita menanam jerukjapel atau apa saja,jangan menggunakan sawah yang beririgasi, tetapi gunakanlah lahan kering. Karena untuk sawah itu investasi petani besar sekali. Membuat teras itu tidak mudah, itu investasi tenaga. Kedua, Pemerintah mengadakan investasi semua infra struktur pengairan. Sesudah jutaan rupiah, bahkan milyar terkait di sana, kemudian kita konversikan. Sayang. Sebaiknya lahan kering yang mempunyai potensi. yang lebih luas itu digunakan. Walaupun harga beras itu sekarang anjlok belum tentu tahun depan kita surplus beras. Karena baru tahun ini benar-benar surplus beras. Mentalitet kita, bukan hanya petani, kalau kita punya lahan, dalam pikiran kebanyakan orang, kalau banyak hujan, dekat air, tanam padi. Begitulah mentalitet kita. Jangankan petani, kita saja yang kelebihan uang, kalau ada yang menjual sawah, tentu ingin membeli dan kemudian digarap untuk tanam padi. Jadi switch f!1ental itu tidak mudah, memerlukan waktu yang sangat lama. Jadi pertanyaan, pertama apakah oversupply akan terus terjadi. Kedua, saya setuju dengan konversi ke komoditi ini, tapi jangan sawah beririgasi, karena investasi terlalu besar. Ketiga, untuk menanam komoditi yang mahal, sulit dan sekali lagi pet ani tidak mempunyai access terhadap kredit, karena dia tidak dilengkapi dengan jaminan, tidak punya agunan. Kalau pinjam harus punya agunan. Sedangkan kredit BIMAS sudah dihapus. Salah satu jalan, menurut hemat saya adalah meningkatkan daya serap di sektor jasa dan industri, sehingga pertanian terkuras. Kalau pertanian terkuras maka otomatis akan terjadi konsolidasi lahan pertanian. Tidak perlu dengan suatu agrarial reforming yang radikal. Sekarang menurut data Susenas itu terjadi pembengkakan sedikit mengenai limit usaha tani. Karena di desa banyak orang ke kota mencari pekeIjaan walaupun menjadi tukang beca,lebih baik di kota. Sehingga di desa itu ada sedikitpembengkakan usaha tani. Nah, ini yang kita harapkan sehingga menjadi lebih efisien. Karena dengan unit-unit kecil, dibawah limit 0,5 ha, teknologi apa pun yang kita terapkan, tanaman apa pun yang kita tanam, tidak bisa meningkatkan petani sedemikian rupa sehingga dia dapat menyekolahkan anaknya jadi saIjana. Badannya sehat, tidak krempeng kekurangan kalori, kemudian bisa berekreasi dan menonton TV berwama. Jadi tidak mudah. Saya setuju.
12
NURITA TORUAN : Dalam rangka kerja sarna antara BATAN dengan Badan Litbang Pertanian, apakah dalarn sarana kerja sarna ini juga mencakup bidang pendidikan, karena pada umum~ nya kita yang bekerja dalam Badan Litbang awam mengenai penggunaan teknik nulclir dalam bidang pertanian. GUNAWAN SATARl : Saya kira termasuk. Tim yang menentukan. Tadi saya dengar Batan akan mengadakan traininl:/latihan juga bagi universitas dalam bidang penggunaan teknik nuklir. Tim terdiri dari orang dari Badan Litbang, bukan saja orang ~ atau ternak, juga orang ikan masuk. Saya juga tidak tahu, misalnya apakah mungkin dcngan isotop dapat melacak bagaimana kehidupan ikan/udang didasar laut. Dalam Tim ini ada orang dari Perikanan.
13