G L O S A R I 121
GLOSARI aerofon (aerophone)
: jenis alat musik yang sumber getar utamanya adalah udara, contohnya: suling, serunai, klarinet.
akord
: paduan beberapa nada yang dibunyikan pada waktu bersamaan
cengkok (Jawa)
: suatu interpretasi atau pilihan pola garapan terhadap (bagian) komposisi, yang terikat pada sejumlah nada dalam melodi pokok. Biasanya cengkok (yang berjalan lebih cepat di atas bagian pokok) harus berakhir dengan nada yang sama dengan nada terakhir dalam melodi pokok. Misalnya, kalau bagian pokok adalah 3 5 3 2, maka cengkok biasanya akan berakhir dengan 2 juga (dan barangkali akan singgah pada 5 bersamaan dengan jatuhnya 5 pada melodi pokok).
diatonis
: jenis tangga nada yang terdiri atas tujuh nada, yang di bangun di atas lima langkah penuh dan dua langkah setengah; seperti tangga nada mayor dan minor dalam musik Barat.
dong son
: nama sebuah desa di tepi Sungai Ma, Propinsi Thanh Hoa, Vietnam Utara; suatu situs penggalian arkeologi terkenal, di mana ditemukan bukti awal adanya kerajinan perunggu di Asia Tenggara. Di sana banyak ditemukan peninggalan barang kuno, termasuk gendang perunggu dari 500-100
122 G O N G
S.M. Nama desa ini juga dipakai untuk menandai peninggalan kebudayaan kuno yang ditemukan di sana. Peninggalan kebudayaan tersebut, termasuk gendang perunggu, tersebar pula di Indonesia pada zaman purbakala. elektrofon (electrophone) : jenis alat musik yang sumber getar utamanya adalah listrik, contohnya: keyboard listrik. ensambel
: sekumpulan/seperangkat alat musik yang dimainkan bersama-sama.
flat gong
: gong datar, atau gong tanpa pencu
gamelan kreasi
: ensambel yang berangkat dari konsep gamelan tapi melibatkan alat nontradisional yang dibuat dengan bentuk baru atau dari bahan yang tidak lazim dalam gamelan biasa.
gendang perunggu
: gendang terbuat dari perunggu, dianggap sebagai cikal bakal dari gong. Banyak gendang perunggu kuno yang masuk ke Indonesia datang dari kebudayaan Dong Son.
gendhing (Jawa, Madura), gending (Bali, Sunda) : komposisi (dalam beraneka macam bentuk/ struktur). Biasanya dipakai untuk komposisi yang dimainkan gamelan Jawa, Madura, Bali, Sunda. [Di Jawa Tengah, diperkirakan ada 2000 gendhing dalam repertoar gamelan tradisional .] idiofon (idiophone)
: jenis alat musik yang sumber getar utamanya adalah (bahan/benda) alat musik itu sendiri, contohnya: gong, kentongan.
komponis
: pencipta lagu/musik
kordofon (chordophone)
: jenis alat musik yang sumber getar utamanya adalah chord atau senar/dawai/kawat/tali, contohnya: rebab, gitar, kacapi.
G L O S A R I 123
kotekan
: teknik kait-mengait dalam musik Bali (biasanya dimainkan pada alat bilahan logam, bambu, atau kayu).
ladrang
: salah satu pola atau struktur gendhing Jawa, terdiri atas 32 ketukan. (Selain ladrang, masih ada struktur lain dengan pola 32 ketukan, misalnya ketawang gendhing.)
laras
: steming, tuning
mat (beat, pulse)
: ketukan yang terjadi secara teratur (bahasa Jawa: ajeg; Bahasa Inggris: steady, regular) dengan jarak waktu yang sama antara setiap ketukan. Mat bisa terasa atau terdengar (dimainkan pada suatu alat).
melodi
: sebuah urutan nada yang bersifat lagu, dengan empat atau lima nada atau lebih, yang mengalir atau meliuk ke sana-sini. Pada umumnya, sebuah melodi memberi kesan sudah lengkap dengan sendirinya. Sebuah melodi sering terdiri dari beberapa unsur pendek yang tidak terasa lengkap. Unsur pendek ini bisa disebut motif melodi.
membranofon
: jenis alat musik yang sumber getar utamanya adalah kulit/membran atau selaput, contohnya: gendang.
motif melodi
: satu bagian melodi pendek (kadang diulangulang), mungkin dengan beberapa variasi.
nada (pitch)
: getaran frekuensi; salah satu unsur dalam tangga nada; salah satu suara yang dihasilkan oleh sebuah instrumen
oktaf
: secara harafiah berarti delapan. Suatu interval dalam tangga nada diatonis Barat, yang merupakan tingkat “kedelapan” atau oktaf di atas nada awal. Tangga nada diatonis do Barat terdiri atas tujuh tingkatan nada (do hingga si si) lalu ditambah lagi satu tingkat do tinggi): 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – nada di atasnya (do 6 – 7 – 1'. Jadi, jarak 1 – 1'; atau 2 –2'; atau 5 – 5', dan sebagainya inilah yang disebut oktaf,
124 G O N G
karena nada tingginya adalah nada ke delapan. Kesan yang ditimbulkan oleh pasangan nada 1 dan 1', atau 5 dan 5', dan sebagainya, adalah bahwa kedua nada dalam satu pasangan sebenarnya sama , hanya yang satu versi rendah dan satu lagi versi tinggi. Dalam sistem tangga nada non-Barat, seperti pelog atau slendro, juga ada konsep oktaf: yaitu pengulangan nada serupa atau nada dengan sebutan yang sama, lebih tinggi atau lebih rendah. Pengertian oktaf bisa juga dipakai untuk merujuk pada identitas laki-laki atau perempuan. Bila laki-laki dan perempuan bernyanyi pada melodi yang sama, maka suara laki-laki biasanya satu oktaf lebih rendah daripada suara perempuan. Menurut fisika bunyi, nada oktaf yang lebih tinggi adalah penggandaan frekuensi dari nada oktaf sebelumnya (rationya 2:1; kalau nada A=440 cycles per detik, “oktaf di atasnya” adalah A’=880 cycles per detik, dan selanjutnya). ostinato
: suatu pola atau motif ritme dan/atau melodi pendek yang diulang-ulangi.
pelog
: salah satu jenis tangga nada (terdiri dari 6 atau 7 nada dalam satu oktaf yang mengandung interval setengah atau hemitonik) dalam musik Jawa, Sunda, Bali, Madura, dan Lombok (dan Banjarmasin?). Bandingkan dengan slendro.
pencu
: benjolan bulat (dalam bahasa Inggris disebut “boss”) pada bagian tengah gong. Pencu adalah pusat getaran yang menghasilkan bunyi sebuah gong.
pentatonik
: jenis tangga nada yang terdiri atas lima nada
pitch (bahasa Inggris)
: lihat keterangan”nada.”
G L O S A R I 125
repertoar
: perbendaharaan komposisi/ciptaan yang umum dalam suatu tradisi, atau yang dikuasai oleh satu seniman atau kelompok seniman.
resonator
: rongga atau ruang dalam suatu alat yang turut bergetar dan membuat suara/bunyi yang dihasilkan menjadi lebih keras.
slendro
: salah satu jenis tangga nada (terdiri atas lima nada, berjarak hampir sama, dalam satu oktaf. Lazim disebut juga dengan anhemitonic scale atau tangga nada yang tidak mengandung interval setengah) dalam musik Jawa, Sunda, Bali, Madura, Lombok, dan Banjarmasin. Bandingkan dengan pelog.
tangga nada (scale)
: susunan nada-nada dalam alat musik (lihat tangga nada instrumen) dan dalam suatu komposisi (lihat tangga nada komposisi). [Bentuk dan karakteristik tangga nada, sangat beragam di berbagai kebudayaan. Namun, secara umum jenis tangga nada dapat dikelompokkan ke dalam: a) ditonis: tangga nada dengan dua nada, b) tritonis: tangga nada dengan tiga nada, c) tetratonis: tangga nada dengan empat nada, d) pentatonis: tangga nada dengan lima nada, e) heksatonis: tangga nada dengan enam nada, dan f) heptatonis: tangga nada dengan tujuh nada. Dalam musik Barat, kita biasa mendengar jenis tangga nada diatonis. Tangga nada ini termasuk salah satu jenis tangga nada heptatonis. Tangga nada diatonis adalah tangga nada heptatonis dengan ciri khusus, yakni di bangun di atas lima langkah penuh dan dua langkah setengah, contohnya: tangga nada mayor dan minor.]
tangga nada instrumen
: susunan nada-nada yang dimiliki atau yang dapat dihasilkan suatu alat musik.
tangga nada komposisi
: susunan nada-nada yang dipergunakan dalam suatu komposisi/lagu.
126 G O N G
tangga nada kromatis
: susunan nada-nada yang naik atau turun menggunakan jarak setengah langkah, seperti C C# D D# E F, dan seterusnya.
tangga nada mayor dan minor : dua tangga nada komposisi (lihat istilah ini di daftar istilah) yang umum dalam musik Barat dan musik-musik lain yang terpengaruh musik Barat (termasuk musik Pop Indonesia). Tangga nada mayor dan minor boleh mulai pada nada apa saja tetapi selalu mempunyai struktur mutlak, sebagai berikut: Mayor
1 _ 1_ ½ _1 _ 1 _ 1 _ ½
Minor
1 _ ½ _1_ 1 _ ½_ 1 _ 1
Keterangan: 1
: satu langkah penuh (misalnya C – D)
½ : setengah langkah (misalnya E – F)
Catatan: ada dua variasi tangga nada minor yang tidak dibicarakan di sini. timbre
: warna suara; secara teknis, akibat dari kompleksitas dan bentuk dari gelombang bunyi/suara.
wilayah suara
: jarak antara suara tertinggi dan suara terendah pada alat musik, atau dalam komposisi.