Nielsen Newsletter EDISI 21 • 29 September 2011 Data Highlights
Tayangan Pra-Piala Dunia Raih 2,3 Juta Penonton Olahraga Siaran langsung pertandingan Pra-Piala Dunia antara Indonesia dengan Bahrain pada awal September lalu berhasil menyedot 2,3 juta penonton olahraga. Seiring dengan berakhirnya bulan Ramadhan, durasi tayang program religi berkurang dan tergantikan oleh tayangan olahraga yang bertambah hingga 72% menjadi 382,5 jam, kebanyakan merupakan siaran pertandingan sepakbola. Dengan bertambahnya jam tayang acara olahraga, jam menonton pemirsa terhadap acara ini pun bertambah selama 47 menit menjadi sekitar 4 jam selama September. Khususnya di segmen penonton olahraga, yang mayoritas adalah lakilaki usia 20 tahun ke atas dari kelas menengah ke bawah (yang pengeluaran rutin bulanan rumahtangganya di bawah Rp 2 juta), jam menonton mereka bertambah 1 jam menjadi 5,5 jam dalam bulan ini. Penonton di kota Bandung tercatat paling lama menonton acara olahraga, yaitu 5,5 jam per bulan, sedangkan jam menonton olahraga di Medan dan Surabaya paling sedikit, yaitu sekitar 3,5 jam per bulan. Bersamaan dengan bertambahnya jam menonton olahraga, loyalitas penonton olahraga terhadap acara ini pun sedikit bertambah dari 61% menjadi 63% dengan semakin banyak penonton loyal di Medan, di mana 67% di antara mereka menonton acara olahraga minimal setengah dari total durasi tayang program. Jumlah ini lebih tinggi 6% dibandingkan bulan lalu. Meski jam tayang dan jam menonton siaran olahraga bertambah, jumlah penonton olahraga pada umumnya berkurang dari rata-rata 231 ribu orang (1,8 poin rating) menjadi 184 ribu orang (1,4 poin rating). Walaupun demikian, acara olahraga berhasil memimpin perolehan penonton di segmen penonton olahraga selama bulan September dengan pertandingan Pra-Piala Dunia antara Indonesia dengan Bahrain di urutan paling atas. Mayoritas program yang paling banyak ditonton oleh segmen ini juga adalah acara olahraga. Top 10 Program Periode: 1-25 September 2011 Target Pemirsa: Pria 20+ dari kelas menengah ke bawah (Populasi TV: 13,098,106 individu) Market: Jakarta, Surabaya, Medan, Semarang, Bandung, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar, Banjarmasin No.
Program
Channel
Program Type
Rata-rata Jumlah Penonton
Rating (%)
Share (%)
1
2014 FWC PRA:INDONESIA VS BA(L
SCTV
Sport:Match
2,328,000
17.6
56.9
2
2014 FWC PRA:I.R.IRAN VS IND(L
SCTV
Sport:Match
1,749,000
13.2
57.1
3
ADR TOUR:MILAN GLORIE VS ALL(L
RCTI
Sport:Match
1,302,000
9.9
35.5
4
INDONESIA MENUJU PIALA DUNIA
SCTV
Sport:Journal/highlights
1,062,000
8.0
30.6
5
BPL:MAN UTD VS CHELSEA(L)
MNCTV
Sport:Match
825,000
6.4
34.6
6
BPL:TOTTENHAM VS LIVERPOOL(L)
MNCTV
Sport:Match
676,000
5.2
20.3
7
MOTOGP(L)
TRANS7
Sport:Match
618,000
4.7
21.5
Copyright © 2007 The Nielsen Company. All rights reserved Nielsen and Nielsen logo are trademarks or registered trademarks of CZT/ACN Trademarks, L.L.C.
www.agbnielsen.co.id; www.nielsen.com 1
Nielsen Newsletter – Edisi 21 | 29 September 2011 8
INBOX AWARDS 2011
9
ON THE SPOT SPS LEBARAN
10
DUKUNG INDONESIA KALAHKAN BAHR
SCTV
Special:Special Event
615,000
4.7
22.3
TRANS7
Information:Documentary
564,000
4.3
17.3
SCTV
Information:Documentary
549,000
4.2
21.4
Pada kategori program olah raga di sepanjang September, GUDANG GARAM INT'L - FILTER CLOVE CIGARETTE merupakan produk yang paling banyak beriklan di televisi nasional dengan total iklan sebanyak 336 spot (Rp 7,5 miliar berdasarkan gross rate card). Produk lainnya yang juga banyak beriklan pada program olahraga adalah INDOSAT-M3 SIM CARD dengan 148 spot (Rp 2,4 miliar) dan MIZONE - MINERAL WATER dengan 108 spot (Rp 1,7 miliar). Top 5 Produk Periode: 1-25 September 2011 Target Pemirsa: 5 tahun ke atas (Populasi TV: 52,213,274 individu) Market: Jakarta, Surabaya, Medan, Semarang, Bandung, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar, Banjarmasin PRODUK
JUMLAH SPOT
ADSPEND (dalam ribuan)
GUDANG GARAM INT'L - FILTER CLOVE CIG
336
Rp 7,588,700
INDOSAT-M3 - SIM CARD
148
Rp 2,427,000
MIZONE - MINERAL WATER
108
Rp 1,772,250
TELKOMSEL KARTU AS - SIM CARD
118
Rp 1,735,800
EXCELCOMINDO XL - GSM CARD
85
Rp 1,582,200
Kebiasaan “Pengamat” Olahraga Di segmen laki-laki usia 20+ dari kelas menengah bawah yang selalu memonitor berita, informasi ataupun pertandingan olahraga, baik melalui televisi, radio, surat kabar maupun internet, sebanyak 43,3% di antaranya adalah penggemar aktivitas olahraga sepakbola, 15,2% menyukai aktivitas lari/jogging dan 12% senang berolahraga badminton. Sementara pertandingan olahraga yang senang mereka ikuti melalui media, antara lain adalah sepakbola (93.2%), badminton (23.1%) dan balap motor atau mobil (14.4%). Sementara itu, dalam hal mengakses internet, 17% di antara mereka telah mengakses internet, terutama dengan menggunakan komputer (12,3%) dan ponsel (9,2%). Tempat favorit mereka untuk mengakses internet adalah warnet (6,5%) dan tempat-tempat umum (5,3%). Seperti juga di segmen umum, website yang paling sering mereka akses adalah Facebook dan Google. Namun, jika YouTube termasuk dalam Top 5 website favorit pada umumnya, segmen ini lebih tertarik pada situs games.* Top 5 Website Periode: Wave 3 2011 Target Pemirsa: Pria 20+ dari kelas menengah ke bawah (Populasi : 8,562,000 individu) Market: Jakarta, Surabaya, Medan, Semarang, Bandung, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar Top Website
Persentase Terhadap Populasi
FACEBOOK
8.32 %
GOOGLE
4.58 %
DETIK.COM
0.84 %
YAHOO!
0.84 %
WWW.GAMES.COM
0.16 %
Copyright © 2007 The Nielsen Company. All rights reserved Nielsen and Nielsen logo are trademarks or registered trademarks of CZT/ACN Trademarks, L.L.C.
www.agbnielsen.co.id; www.nielsen.com 2
Nielsen Newsletter – Edisi 21 | 29 September 2011 Data Highlights
Advertising Insight: 46% Iklan Telko Tawarkan Ponsel Seharga di Bawah ¾ juta Melanjutkan pengukuran kreatif iklan telekomunikasi dengan Advertising Insight yang dimuat di edisi Juli lalu, kali ini kami akan membahasnya kembali dari sisi harga perangkat telekomunikasi dan paket ekonomis yang ditawarkan. Selama April-Juni 2011, sebanyak 46% iklan telekomunikasi menampilkan perangkat telekomunikasi dengan harga di bawah Rp 750 ribu, 16% iklan tidak menampilkan harga dan 11% merupakan iklan dengan perangkat telekomunikasi yang ditawarkan dengan harga di atas Rp 4 juta. Persentase iklan berdasarkan penawaran harga dalam iklan Periode: April-Juni 2011
Terkait dengan harga perangkat telekomunikasi, televisi dan media cetak memberikan porsi yang berbeda terhadap kreatif iklannya. Iklan yang menawarkan perangkat telekomunikasi dengan harga di bawah Rp 750 ribu lebih banyak ditemukan di televisi (64%) daripada di media cetak. Begitu juga dengan iklan yang tidak menyebutkan harga (20%). Media cetak lebih banyak mengiklankan perangkat telekomunikasi dengan harga antara Rp 750 ribu sampai di atas Rp 4 juta. 13% adalah iklan telekomunikasi dengan perangkat seharga di atas Rp 4 juta. Pada periode yang sama, sebanyak 10% iklan telekomunikasi di media cetak menawarkan perangkat ponsel seharga Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta, yang tidak ada sama sekali di televisi. Secara keseluruhan, seiring dengan daya beli konsumen yang menguat, porsi iklan telekomunikasi yang menawarkan perangkat ponsel dengan harga di atas Rp 2,5 juta bertambah dari 15% menjadi 27% dalam tiga bulan tersebut. Sebaliknya, iklan yang menawarkan perangkat ponsel seharga di bawah Rp 750 ribu berkurang dari 51% menjadi 47%.
Copyright © 2007 The Nielsen Company. All rights reserved Nielsen and Nielsen logo are trademarks or registered trademarks of CZT/ACN Trademarks, L.L.C.
www.agbnielsen.co.id; www.nielsen.com 3
Nielsen Newsletter – Edisi 21 | 29 September 2011 Persentase iklan berdasarkan penawaran harga per media Periode: April-Juni 2011
Selain menghasilkan tambahan informasi mengenai harga perangkat ponsel yang termuat di iklan, Advertising Insight juga memberikan informasi tentang paket ekonomis yang ditawarkan oleh iklan telekomunikasi di televisi dan media cetak, yang digolongkan ke dalam discounted offer (diskon), free offer (gratis), limited time offer (waktu bicara) dan no offer (tanpa penawaran apapun). Sejak April hingga Juni 2011, iklan yang menawarkan ‘gratisan’ jumlahnya masih lebih banyak daripada iklan yang menawarkan diskon, namun kecenderungannya berkurang dari 49% menjadi 38%. Sebaliknya, persentase iklan dengan penawaran diskon meningkat dari 6% menjadi 11%. Berdasarkan media yang memuat iklannya, 100% iklan telekomunikasi dengan promosi diskon, baik untuk layanan provider maupun untuk harga perangkat ponsel, ditawarkan lewat media cetak. Untuk kategori iklan dengan promosi “gratisan”, pemuatannya sedikit lebih banyak di media cetak (52%) daripada di televisi (48%). Sementara untuk kategori iklan dengan promosi batas waktu bicara, cenderung lebih banyak di televisi (57%) daripada di media cetak (43%). Selain itu, untuk iklan yang tidak memberikan penawaran promosi apapun, pemuatannya relatif berimbang antara di televisi (51%) dengan surat kabar (49%).
Client’s Update
Buzzmetrics: Selalu Mendengarkan Apa yang Dikatakan dan Apa Artinya bagi Anda Pendapat dan rekomendasi, diskusi dan debat, rumor dan kata-kata kasar ... konsumen telah melakukan percakapan secara online. Consumer Generated Media (CGM) - konten yang dibuat oleh konsumen pada blog, forum diskusi online dan forum serta bentuk media sosial lainnya - adalah salah satu segmen online yang tumbuh paling cepat akhir-akhir ini. Mengukur, menafsirkan dan bertindak secara efektif atas CGM merupakan kunci keunggulan kompetitif untuk merek yang mengutamakan konsumen. Consumer Generated Media adalah berbagai sumber konten online yang diciptakan, dimulai, beredar, disebarkan dan digunakan oleh konsumen yang berniat untuk berbagi dengan orang lain mengenai produk, merek dan layanan. Termasuk di dalamnya adalah blog, email server, situs ulasan produk, dan jejaring sosial.
Copyright © 2007 The Nielsen Company. All rights reserved Nielsen and Nielsen logo are trademarks or registered trademarks of CZT/ACN Trademarks, L.L.C.
www.agbnielsen.co.id; www.nielsen.com 4
Nielsen Newsletter – Edisi 21 | 29 September 2011 BuzzMetrics hadir untuk mengukur opini, rekomendasi, diskusi, rumor ataupun debat tentang produk yang disampaikan secara online tersebut. Kesemuanya diukur dan dianalisa berdasarkan kata kunci dan topik yang spesifik dari situs-situs yang telah dirancang untuk menarik Consumer Generated Media (CGM) sehingga datanya tersimpan ke dalam database. Dengan BuzzMetrics, pemilik merek dapat lebih memahami tentang: • Bagaimana perasaan konsumen mengenai merek Anda – dengan kalimat mereka. • Bagaimana diskusi dan posting online dapat memperkuat atau justru melemahkan merek Anda. • Isu-isu spesifik yang dibahas seputar merek atau organisasi Anda. • Acara, tren, isu dan orang-orang yang mempengaruhi “dengungan” seputar merek Anda. • Bagaimana kampanye pemasaran online dan offline beresonansi dengan konsumen.*
Event
Nielsen Media Executive Circle: Ad Effectiveness Nielsen Media Executive Circle diadakan untuk ketiga kalinya pada 20 September lalu dengan mengangkat tema tentang efektivitas beriklan. Pada kesempatan ini, Nielsen Media Executive Circle mengupas tentang berpikir ulang mengenai efektivitas dan efisiensi dalam beriklan serta memahami efektivitas beriklan secara online. Dalam materi “Where Did My Money Go?” Rethinking Efficiency and Effectiveness in Ad Placement oleh Bapak Andi Sadha, Managing Partner Activate, disampaikan tentang bagaimana memahami kekuatan masing-masing media dan cara mengeksploitasinya sehingga tujuan komunikasi produk dapat tercapai. Dalam hal ini, TV masih merupakan media yang paling efektif dan efisien, terutama jika tujuan yang ingin dicapai adalah mass market. Namun demi efektivitas beriklan, perkembangan media online sebagai tempat berkembangnya opini dan perbincangan, baik dalam video, blog, atau situs jejaring sosial tetap perlu dipertimbangkan, tentunya dengan menyesuaikan konten dengan karakter dari setiap medium sehingga penggunaan beragam media untuk beriklan justru akan saling memperkuat. Seiring dengan semakin banyaknya waktu yang digunakan konsumen untuk berinternet dan mulai diliriknya media online sebagai medium untuk beriklan, penting pula untuk memahami efektivitas beriklan online, seperti disampaikan oleh David Webb, Managing Director Nielsen Ad Solutions APMEA dalam “Undestanding the Effectiveness of Online Ads”. Selain clickthrough rate, penting pula untuk mengukur dampak online dari iklan, misalnya bagaimana orang mengingat iklan atau bagaimana hubungan antara iklan online dengan perilaku pembelian. Meskipun online clickthrough tidaklah berhubungan langsung dengan ROI offline, ROI kampanye online tetaplah dapat diukur. Bahkan beberapa konten online premium dapat berdampak sama dengan TV dan strategi beriklan yang berhasil seringkali diperoleh dari hasil mengekploitasi sinergi di antara internet dengan media lainnya.*
IKLAN PRODUK PALING DITONTON DI SEPTEMBER 2011 PRODUK
GRP
JUMLAH SPOT
DOVE DAMAGE THERAPY HAIR FALL* TREATMENT
5,711
3,627
INDOSAT-M3 - SIM CARD
4,431
3,463
POND'S WHITE BEAUTY-SKIN LIGHTENING CREA
4,001
2,583
SMS (SHORT MESSAGE SERVICE)
3,301
2,599
CLEAR - SHAMPOO
3,967
2,659
1-27 September 2011, Usia 5+, TV Komersial, GRP (Gross Rating Points) dalam %, hanya produk komersil
Copyright © 2007 The Nielsen Company. All rights reserved Nielsen and Nielsen logo are trademarks or registered trademarks of CZT/ACN Trademarks, L.L.C.
www.agbnielsen.co.id; www.nielsen.com 5