FUNGSI SOSIAL-EKONOMI PASAR TRADISIONAL (STUDI TENTANG PASAR TRADISIONAL LEBAK KERANJI, KELURAHAN BUKIT LAMA KECAMATAN ILIR BARAT I PALEMBANG)
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya
OLEH:
KAMARDI ARIEF 07091002011
JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2013
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO : “Segala sesuatu di dunia harus kita coba, baik buruknya itu resiko akhir, jika tidak, penyesalan yang akan kita dapatkan”.
(Kamardi Arief)
“Manusia tak selamanya benar dan tak selamanya salah, kecuali ia yang selalu mengoreksi diri dan membenarkan kebenaran orang lain atas kekeliruan diri sendiri”.
(Valentino Rossi)
SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN KEPADA : 1. 2. 3. 4.
Orang tuaku tercinta Saudara-saudaraku tersayang My soulmate q Sahabat dan rekan-rekan seperjuanganku Sosiologi 2009 5. Almamaterku yang selalu kubanggakan
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan rasa syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayahNya serta nikmat kesehatan jasmani, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi Fungsi Sosial-Ekonomi Pasar Tradisional (Studi Tentang Pasar Tradisional Lebak Keranji, Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat I Palembang). Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna mencapai gelar sarjana pada jurusan sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada: 1. Ibu Prof. Dr. Badia Parizade, M.B.A, selaku Rektor Universitas Sriwijaya. 2. Bapak Prof. Dr. Kgs. M.Sobri, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sriwijaya. 3. Bapak Dr. Zulfikri Suleman, MA, selaku ketua Jurusan Ilmu Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sriwijaya yang tak bosan-bosan memberikan nasehatnya. 4. Ibu Merry Yanti, S.Sos, M.A, selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Sosiologi FISIP Universitas
Sriwijaya
sekaligus
Pembimbing
Akademik
yang
telah
meluangkan waktu untuk memberikan arahan, bimbingan serta nasehatnya. 5. Bapak Dr. Ridhah Taqwa, M.Si, selaku Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, memeriksa, saran, nasehat
iv
dan pengarahan serta bantuan yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dari awal penulisan hingga akhir penyusunan. 6. Ibu Diana Dewi Sartika, S.Sos, M.Si, selaku Pembimbing II yang juga telah banyak memberikan saran, menyediakan waktu guna memeriksa dan memberikan arahan dalam penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir. 7. Bapak dan Ibu Dosen Sosiologi FISIP Universitas Sriwijaya yang telah banyak membantu selama perkuliahan di kampus FISIP Universitas Sriwijaya. 8. Bapak dan Ibu Karyawan Karyawati FISIP Universitas Sriwijaya yang telah banyak memberikan bantuan selama perkuliahan di kampus FISIP Universitas Sriwijaya. 9. Kepada kedua orang tuaku tercinta yang tak henti-hentinya senantiasa mendo’akan setiap langkah anakmu ini, memberikan nasehat, motivasi, bantuan moril dan materil sehingga anakmu dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga Tuhan membalas semua pengorbanan Papa dan Mama dengan SurgaNya kelak, Amin. 10.Kepada adik-adikku tercinta, Karina Mandasari dan M. Revah Sandika, jadilah adik yang selalu berbakti kepada Papa dan Mama, rajin-rajinlah belajar, buatlah bangga Papa dan Mama dengan prestasi kalian. 11.Buat my soulmateku Bella Janessia, terima kasih karena telah menemani saya dalam suka dan duka dan selalu membantu saya sehingga skripsi ini jadi. 12.Sahabat-sahabat karibku Tryas, Teguh, Dedy, Geraldi, Abdul, Satrius, Agus, Aan, terima kasih atas bantuan dan semangatnya selama ini, Ganbatte temanteman, segeralah cepat menyusul.
v
13.Buat teman-teman seperjuangan pada saat sidang Melisa, Nirtasari, Wiwin, Ratih, Indah, kita semua akhirnya bisa lulus dan melewati masa-masa sulit salama menyusun skripsi kemarin. 14.Teman-teman Sosiologi angkatan 2009 yang sedang berjuang dengan skripsinya saat ini, semoga tetap semangat melanjutkan perjuangan sampai mendapat gelar S.Sos. dan semoga kelak kita dapat bertemu kembali dengan kesuksesan masing-masing, yakinlah kita semua akan sukses. Amin. 15.Bapak Lurah Bukit Lama dan Bapak Kepala Pasar Lebak Keranji yang telah memberikan informasi dan bantuan data yang telah diperlukan dalam menyelesaikan skripsi. 16.Para informan terima kasih yang sedalam-dalamnya karena telah bersedia meluangkan waktu untuk partisipasinya dalam wawancara maupun telah bersedia memberikan izin sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Puji dan syukur penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Seiring dengan berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan penulis sangat mengharapkan masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penelitian selanjutnya. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan berharap skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin
Indralaya,
Desember 2013
Kamardi Arief
vi
ABSTRAK Penelitian ini berjudul Fungsi Sosial-Ekonomi Pasar Tradisional (Studi Tentang Pasar Tradisional Lebak Keranji, Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat I Palembang). Permasalahan yang diambil dalam penelitian ini adalah bagaimana fungsi sosial ekonomi pasar tradisional Lebak Keranji bagi masyarakat sekitar. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan unit analisis masyarakat yang ikut berinteraksi dan terlibat dalam memanfaatkan pasar tradisional Lebak Keranji. Pemilihan informan dengan menggunakan teknik purposive adapun jumlah informan yang didapat berdasarkan pertimbangan peneliti yaitu 20 informan (8 pedagang, 10 pembeli, dan 2 informan kunci dari kepala pasar dan masyarakat). Pengumpulan data diperoleh dari wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi dengan teknik analisis data interaktif model (reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fungsi sosial pasar tradisional Lebak Keranji bagi masyarakat meliputi tiga fungsi yakni ; (1). Pasar tradisional Lebak Keranji sebagai sarana hubungan sosial, (2). Pasar tradisional Lebak Keranji sebagai sarana informasi, (3). Pasar tradisional Lebak Keranji sebagai sarana eksistensi masyarakat menengah kebawah. Sedangkan fungsi ekonomi pasar tradisional Lebak Keranji bagi masyarakat meliputi tiga fungsi yakni ; (1). Pasar tradisional Lebak Keranji sebagai tempat jual beli, (2). Pasar tradisional Lebak Keranji sebagai tempat mendatangkan lapangan pekerjaan, (3). Pasar tradisional Lebak Keranji sebagai tempat menambah kesejahteraan masyarakat. Kata Kunci : Fungsi , Sosial, Ekonomi, Pasar, Masyarakat.
vii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................... iv ABSTRAK..................................................................................................... vii DAFTAR ISI ............................................................................................... viii DAFTAR TABEL ........................................................................................... x DAFTAR BAGAN ........................................................................................ xi BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1 1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 11 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................. 11 1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................... 11 1.5.Tinjauan Pustaka .................................................................................. 12 1.6. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 20 1.7. Metode Penelitian ................................................................................ 26 1.7.1. Sifat dan Jenis Penelitian ......................................................... 26 1.7.2. Strategi Penelitian .................................................................... 26 1.7.3. Lokasi Penelitian ..................................................................... 28 1.7.4. Batasan Konsep ....................................................................... 29 1.7.5. Penentuan Informan ................................................................. 29 1.7.6. Unit Analisis Data .................................................................... 30 1.7.7. Data dan Sumber Data ............................................................. 30 1.7.8. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 32 1.7.9. Teknik Analisis Data ................................................................ 33 1.7.10. Sistematika Penulisan .............................................................. 35 BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN ............................................. 36 2.1. Gambaran Umum Pasar Lebak Keranji Palembang ........................................ 2.2. Gambaran Umum Kelurahan Bukit Lama ...................................................... 2.3. Luas dan Batas Kelurahan .............................................................................. 2.4. Kondisi Geografis Kelurahan Bukit Lama ...................................................... 2.5. Pemerintahan ................................................................................................. 2.6. Komposisi Penduduk ..................................................................................... 2.7. Tingkat Pendidikan ........................................................................................ 2.8. Mata Pencaharian Penduduk .......................................................................... 2.9. Jumlah Penduduk Menurut Agama ................................................................. 2.10. Sarana dan Prasarana ................................................................................... 2.11. Kondisi Sosial Budaya ................................................................................. 2.12. Deskripsi Subjek Penelitian ..........................................................................
36 40 41 42 43 44 45 49 51 52 53 55
viii
BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA ..................................... 6 3.1. Fungsi Sosial Pasar Tradisional Lebak Keranji bagi Masyarakat .................... 66 3.1.1. Fungsi Sosial Pasar Lebak Keranji Sebagai Sarana Hubungan Sosial ........... 67 3.1.2. Fungsi Sosial Pasar Lebak Keranji Sebagai Sarana Sosialisasi .................... 81 3.1.3. Fungsi Sosial Pasar Lebak Keranji Sebagai Eksistensi Masyarakat Menengah kebawah ............................................................................................................... 85 3.2. Fungsi Ekonomi Pasar Tradisional Lebak Keranji bagi Masyarakat ................ 93 3.2.1. Fungsi Ekonomi Pasar Lebak Keranji Sebagai Tempat Jual Beli ................. 93 3.2.2. Fungsi Ekonomi Pasar Lebak Keranji Sebagai Tempat Mendatangkan Lapangan Pekerjaan ............................................................................................................ 100 3.2.3. Fungsi Ekonomi Pasar Lebak Keranji Sebagai Tempat Menambah Kesejahteraan Masyarakat .................................................................................. 105
BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 110 4.1 Kesimpulan ......................................................................................... 110 4.2 Saran .................................................................................................. 112 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Jenis Dagangan ............................................................................... 38 Tabel 2.2. Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur Umur ...................... 44 Tabel 2.3. Data Jumlah Penduduk ................................................................... 45 Tabel 2.4. Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan ............................. 46 Tabel 2.5. Data Jumlah Lembaga Pendidikan .................................................. 48 Tabel 2.6. Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan ...................... 50 Tabel 2.7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tenaga Kerja ................................. 51 Tabel 2.8. Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama ................................... 51 Tabel 2.9. Tabel Informan Utama sebagai Pedagang ....................................... 61 Tabel 2.10. Tabel Informan Utama sebagai Pembeli ........................................ 61 Tabel 2.11. Tabel Informan Kunci ................................................................... 63
x
DAFTAR BAGAN Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 25
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, pasar diartikan sebagai tempat bertemunya pembeli dan penjual. Pengertian pasar tersebut adalah pengertian pasar secara konkret. Dalam ilmu ekonomi, pengertian pasar tidak dikaitkan dengan masalah tempat, akan tetapi pengertian pasar lebih dititik beratkan pada kegiatan. Jika ada kegiatan jual beli maka disebut pasar dan jika tidak terjadi jual beli maka bukan pasar. Pasar dapat terbentuk dimana saja, kapan saja, di dalam bis, di terminal, di halte dan lain-lain. Bahkan transaksi jual beli bisa terjadi via online internet, surat, TV, radio, dan lain-lain. Pengertian pasar menurut ilmu ekonomi tersebut disebut pasar abstrak. Sedangkan sejarah terbentuknya pasar itu sendiri berawal dari kebiasan masyarakat jaman dahulu yang menggunakan sistem barter atas barang yang dibutuhkannya namun tidak diproduksi sendiri. Untuk melakukan barter, dipilih sebuah tempat yang disepakati bersama. Lama-kelamaan tempat tersebut berubah menjadi pasar. Kegiatan yang dilakukan disana pun tidak hanya sekedar barter namun sudah berupa kegiatan jual beli dengan menggunakan alat pembayaran berupa uang (Damsar, 2009 : 156). Pasar sebagai tempat transaksi jual beli antara pedagang dan pembeli dapat terbentuk dengan adanya syarat-syarat sebagai berikut :
1. Adanya penjual
1
2. Adanya pembeli 3. Tersedianya barang yang diperjualbelikan 4. Terjadinya kesepakatan antara penjual dan pembeli.
Pasar sebagai tempat transaksi jual beli antara penjual (pedagang) dan pembeli (konsumen) memiliki peran dan fungsi penting dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Dalam pengertian sederhana, pasar adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual beli barang atau jasa. Menurut ilmu ekonomi, pengertian pasar berkaitan dengan kegiatannya bukan tempatnya. Ciri khas sebuah pasar adalah adanya kegiatan transaksi atau jual beli. Para konsumen datang ke pasar untuk berbelanja dengan membawa uang untuk membayar harganya. Stanton, mengemukakan pengertian pasar yang lebih luas. Pasar dikatakannya merupakan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja, dan kemauan untuk membelanjakannya. Jadi, dalam pengertian tersebut terdapat faktor-faktor yang menunjang terjadinya pasar, yakni: keinginan, daya beli, dan tingkah laku dalam pembelian (Koentjaraningrat dan Budhisantoso, 1984 : 124).
Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang fiat. Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Ini adalah pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk item pertukaran. Persaingan sangat penting dalam pasar, dan memisahkan
2
pasar dari perdagangan. Dua orang mungkin melakukan perdagangan, tetapi dibutuhkan setidaknya tiga orang untuk memiliki pasar, sehingga ada persaingan pada setidaknya satu dari dua belah pihak. Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala geografis, lokasi jenis dan berbagai komunitas manusia, serta jenis barang dan jasa yang diperdagangkan. Beberapa contoh termasuk pasar petani lokal yang diadakan di alun-alun kota atau tempat parkir, pusat perbelanjaan dan pusat perbelanjaan, mata uang internasional dan pasar komoditas, hukum menciptakan pasar seperti untuk izin polusi, dan pasar ilegal seperti pasar untuk obat-obatan terlarang. Dalam ilmu ekonomi mainstream, konsep pasar adalah setiap struktur yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi. Pertukaran barang atau jasa untuk uang adalah transaksi. Pasar peserta terdiri dari semua pembeli dan penjual yang baik yang memengaruhi harga nya. Pengaruh ini merupakan studi utama ekonomi dan telah melahirkan beberapa teori dan model tentang kekuatan pasar dasar penawaran dan permintaan. Ada dua peran di pasar, pembeli dan penjual. Pasar memfasilitasi perdagangan dan memungkinkan distribusi dan alokasi sumber daya dalam masyarakat. Pasar mengizinkan semua item yang diperdagangkan untuk dievaluasi dan harga. Sebuah pasar muncul lebih atau kurang spontan atau sengaja dibangun oleh interaksi manusia untuk memungkinkan pertukaran hak (kepemilikan) jasa dan barang. Secara historis, pasar berasal di pasar fisik yang sering akan berkembang menjadi - atau dari - komunitas kecil, kota dan kota.
3
Pasar merupakan kegiatan ekonomi yang termasuk salah satu perwujudan adaptasi manusia terhadap lingkungannya. Hal ini didasari atau didorong oleh faktor perkembangan ekonomi yang pada awalnya hanya bersumber pada problem untuk memenuhi kebutuhan hidup (kebutuhan pokok). Manusia sebagai makhluk sosial dalam perkembangannya juga menghadapi kebutuhan sosial untuk mencapai kepuasan atas kekuasaan, kekayaan dan martabat (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jambi, 1994 : 17). Pada era pembangunan dimana pembangunan itu sendiri mempunyai pengertian proses perubahan secara sengaja untuk memenuhi kebutuhankebutuhan masyarakat (Alfitri, 2011 : 1). Pasar mempunyai dampak dalam perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung dalam masyarakat. Pasar dapat juga dijadikan sebagai sarana untuk saling bertukar informasi antara penjual dan pembeli. Di dalam pasar ditawarkan pula bentuk-bentuk kebudayaan yang lain dari kebudayaan masyarakat sekitar pasar tersebut. Kebudayaan itu sendiri adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat-istiadat dan kemampuan-kemampuan. Serta kebiasaankebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat (Soerjono Sukanto, 2002 : 166). Karena itu diperkirakan berbagai pengaruh kepada perubahan nilai, gagasan dan keyakinan. Pasar adalah sisi dunia usaha yang mempunyai karakteristik kerakyatan yang lekat dengan dimensi sosial, ekonomi dan budaya. Sebagai tumpuan kehidupan dari generasi ke generasi, tren pasar harus dapat memenuhi tuntutan waktu, baik fisik maupun nuansa kegiatannya. Kegiatan di pasar melibatkan
4
masyarakat baik selaku pembeli maupun penjual saling membutuhkan satu sama lainnya. Keberadaan pasar pada hakekatnya bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat agar bisa memenuhi berbagai keinginan yang dibutuhkan bagi kelangsungan hidup. Masyarakat yang ada sekarang ini pun tidak terlepas dari keberadaan pasar, dimana dengan adanya pasar mereka mempunyai tempat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Ekonomi pasar adalah suatu sistem ekonomi yang dikontrol, diatur dan diarahkan oleh pasar itu sendiri. Peraturan dalam produksi dan distribusi barang dipercayakan kepada mekanisme mengatur diri sendiri (regulasi yang berjalan). Sistem ekonomi ini menganggap pasar sebagai tempat penyediaan barang, termasuk jasa, dengan harga tertentu yang berdasarkan harga tadi akan memenuhi permintaan. Perdagangan muncul dari usaha untuk mencari barang di luar batas wilayah, adanya suatu jarak. Jika suatu komunitas manusia tidak pernah melakukan perdagangan eksternal sama sekali, maka tidak perlu munculnya pasar (Polanyi dalam Damsar, 2002 : 84-85). Dengan demikian, perkembangan suatu pasar dapat dijadikan sebagai suatu indikator terjadinya perubahan dalam masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari sejarah suatu masyarakat tanpa pasar hingga ke suatu masyarakat yang berorientasi pasar (atau dari pasar tradisional ke pasar modern). Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Polanyi dalam Damsar (2009), bahwa pasar adalah satu institusi ekonomi terpenting dan merupakan suatu jalan hidup komunitas untuk transformasi, sosial, budaya dan politik. Keberadaan pasar
5
tradisional pada era modern sekarang ini tidak saja masih dibutuhkan, tetapi juga tidak dapat dipisahkan dari sistem kehidupan masyarakat Indonesia. Kondisi ini disebabkan karena pada sebagian besar masyarakat Indonesia masih banyak yang belum memahami manfaat dari perkembangan ilmu dan teknologi. Sampai saat ini, pasar tradisional masih dominan perannya di Indonesia dan masih sangat dibutuhkan keberadaannya, terutama bagi kelas menengah ke bawah. Sebagai pusat kegiatan ekonomi, pasar merupakan tempat bertemunya antara penjual dan pembeli, sedangkan sebagai pusat kebudayaan merupakan sarana tempat terjadinya interaksi antara warga masyarakat sebagai tempat pembauran dan pusat informasi. Pasar itu sendiri dapat dikategorikan pasar tradisional dan pasar modern. Pasar Tradisional merupakan tempat memasarkan hasil-hasil pertanian dan sekaligus sebagai lokasi transaksi masyarakat memenuhi kebutuhan lain, berbeda dengan pasar modern atau mall, pasar jenis ini lebih cenderung sebagai tempat wisata belanja. Sebagai pusat ekonomi pasar melancarkan kegiatan-kegiatan yang bersifat ekonomi, sedangkan sebagai pusat kebudayaan pasar akan menjadi panutan bagi masyarakat sekitarnya. Perananperanan sebagai pusat ekonomi maupun sebagai pusat kebudayaan akan mendatangkan dampak sosial bagi masyarakat sekitarnya. Pasar Tradisional bukan hanya sekedar ruang, akan tetapi sebagai lembaga sosial yang terbentuk karena proses interaksi sosial dan kebutuhan masyarakatnya. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los 6
dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian, barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan seperti; buah, sayuran, daging, sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah hypermart, pasar swalayan (supermarket), dan minimarket. Dalam penelitian ini pasar Lebak Keranji merupakan pasar tradisional. Pasar Tradisional berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi kerakyatan. Pasar tradisional Lebak Keranji sangat memberikan wadah bagi masyarakat untuk saling berkomunikasi dan berinteraksi dan semakin menjalin hubungan sosial antar masyarakat. Hubungan sosial dimulai dari tingkat yang sederhana yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian, tingkat hubungan sosial juga berkembang menjadi amat kompleks. Hubungan sosial merupakan hubungan yang terwujud antara individu dan individu, individu dengan kelompok,
7
serta kelompok dengan kelompok sebagai akibat dari hasil interaksi sesama mereka (Alishahbana, 2010 : 1). Proses hal ini pun akhirnya membuat suatu keakraban dan suatu hubungan yang kuat antar penjual dan pembeli yang pada akhirnya pasar tradisional Lebak Keranji bukan hanya menjadi tempat media jual beli tetapi juga menjadi sarana sosialisasi dan membangun hubungan sosial masyarakat. Thompson mengatakan Pasar mengatur kehidupan sosial, termasuk ekonomi, secara otomatis. Karena pencapaian kepentingan pribadi dan kesejahteraan individu akan membawa hasil yang terbaik, tidak hanya mereka sebagai pribadi tetapi juga kepada masyarakat sebagai keseluruhan (Thompson et al dalam Damsar, 2009 : 110). Damsar
menjelaskan
bahwa
pasar
merupakan
salah
satu
yang
menggerakkan dinamika kehidupan ekonomi. Berfungsinya lembaga pasar sebagai institusi ekonomi yang menggerakkan kehidupan ekonomi tidak terlepas dari aktivitas yang dilakukan oleh pembeli dan pedagang (Damsar, 2009 : 101). Setelah ditetapkannya otonomi daerah, dimana adanya kemandirian daerah dalam mengelola pembangunan, perencanaan, pembiayaan pembangunan. Selain itu kemandirian daerah yang tinggi akan memperkuat ketahanan ekonomi daerah dan ketahanan nasional. Pasar Tradisional Lebak Keranji dibangun pada tanggal 3 September 2012, terletak di wilayah RT 11 di kelurahan Bukit Lama yang memiliki luas dengan Lebar 22 M dan Panjang 50 M, yang berada di tengah pemukiman
8
membuat masyarakat yang ada disana pun bisa memanfaatkannya. Masyarakat di sekitar menganggap bahwa keberadaan Pasar Tradisional Lebak Keranji sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan primer mereka. Pasar tradisional Lebak Keranji pun dapat dijadikan salah satu alternatif bagi masyarakat Kelurahan Bukit Lama guna memenuhi kebutuhan mereka. Selain itu, semenjak adanya pasar tradisional Lebak Keranji di Kelurahan Bukit Lama, Pasar Lebak Keranji yang baru dibangun di Kelurahan Bukit Lama menjadi pasar tradisional satu-satunya yang memudahkan masyarakat disana untuk memenuhi kebutuhannya. Tujuan dibangunnya Pasar Lebak Keranji adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang berada di Kelurahan Bukit Lama dan disekitarnya dan untuk masyarakat yang tinggal di perumahan, karena daerah kelurahan Bukit Lama kebanyakan diisi oleh perumahan-perumahan, yang dimana biasanya warga sebelum adanya pasar tersebut harus berbelanja ke pasar tradisional lain yang jaraknya sangat jauh. Sekarang dengan adanya Pasar Lebak Keranji, masyarakat disekitar di mudahkan, karena tidak perlu berbelanja jauh-jauh lagi dan tentunya akan menghemat waktu dan tenaga dan tentunya akan membuat daerah tersebut semakin maju dan berkembang. Karena seiring dengan perkembangan zaman peranan pasar menjadi sangat penting karena melalui pasar kebutuhan seseorang bisa terpenuhi dengan cepat. Perkembangan pasar akan selalu sejalan dengan perkembangan masyarakat. Proses berdirinya Pasar Tradisional Lebak Keranji pada awalnya tanah kosong diwilayah tersebut akan dibangun perumahan oleh pemilik tanah, akan tetapi sebelum pembangunan itu dilakukan ada permintaan dari masyarakat yang 9
meminta supaya pembangunan perumahan tersebut dibatalkan dan diganti dengan membangun Pasar Tradisional. Karena mereka menganggap dengan daerah mereka di bangun Pasar Tradisonal, mereka berharap daerahnya dapat berkembang dan maju seperti daerah lainnya. Jadi mereka menerima dengan senang hati kehadiran Pasar Tradisional Lebak Keranji, karena Pasar itu ada berkat permintaan dari Masyarakat. Pasar tradisional mempunyai peran signifikan dalam perkotaan. Pasar tumbuh dan berkembang sebagai simpul dari pertukaran barang dan jasa secara regional yang kemudian membangkitkan berbagai aktivitas didalam kota. Di sini, saat orang melakukan jual dan beli bukan sekadar barang dan jasa yang dipertukarkan, tetapi juga informasi dan pengetahuan. Pasar Tradisional Lebak Keranji telah menjadi ruang publik perkotaan, tempat dimana masyarakat kota berkumpul dan membangun relasi sosial di antara mereka. Karakter khas dari pasar tradisional adalah sistem perdagangan dengan memakai pola harga luncur, tawar-menawar untuk mencapai kesepakatan harga. Dengan pola hubungan ekonomi ini maka interaksi sosial terjalin akrab antara penjual dan pembeli. Pasar Lebak Keranji merupakan pasar yang baru berdiri, yang memiliki potensi Fungsi Sosial Ekonomi bagi masyarakat, sekarang pasar ini sedang dalam proses berkembang walaupun secara bertahap, tapi lambat laun pasar ini akan maju dan memiliki fungsi yang besar bagi masyarakat sekitar. Dari uraian fenomena tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui lebih mendalam gambaran fungsi sosial ekonomi pasar tradisional Lebak Keranji yang
10
dirasakan masyarakat karena keberadaan pasar tradisional tersebut. Khususnya masyarakat di Kecamatan Ilir barat I Kelurahan Bukit Lama.
1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana fungsi sosial pasar tradisional Lebak Keranji bagi masyarakat sekitar? 2. Bagaimana fungsi ekonomi pasar tradisional Lebak Keranji bagi masyarakat sekitar?
1.3. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui fungsi sosial pasar tradisional Lebak Keranji bagi masyarakat sekitar. 2. Untuk mengetahui fungsi ekonomi pasar tradisional Lebak Keranji bagi masyarakat sekitar. 1.4. Manfaat Penelitian Berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.4.1. Manfaat Teoritis Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai fungsi sosial ekonomi pasar tradisional di Pasar Lebak Keranji Kelurahan Bukit Lama Kecamatan IB I dengan menggunakan konsep sosiologis sehingga dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan, khususnya sosiologi ekonomi. 11
1.4.2. Manfaat Praktis Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang Fungsi Sosial Ekonomi Pasar Tradisional Lebak Keranji dan menjadi bahan masukan bagi penanganan masalah dan pengembangan sektor informal. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan pihak lain yang ingin melakukan penelitian yang sejenis dikemudian hari.
1.5. Tinjauan Pustaka 1.5.1. Pasar Tradisional Pasar merupakan salah satu lembaga yang paling penting dalam institusi ekonomi. Pasar merupakan salah satu yang mengerakkan dinamika kehidupan ekonomi (Damsar, 1997 : 101). Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar.
12
Pasar tradisional adalah pasar yang dalam pelaksanaannya bersifat tradisional dan ditandai dengan pembeli serta penjual yang bertemu secara langsung. Proses jual-beli biasanya melalui proses tawar menawar harga, dan harga yang diberikan untuk suatu barang bukan merupakan harga tetap, dalam arti lain masih dapat ditawar, hal ini sangat berbeda dengan pasar modern. Umumnya, pasar tradisional menyediakan bahan-bahan pokok serta keperluan rumah tangga. Lokasi pasar tradisional dapat berada ditempat yang terbuka atau bahkan dipingir jalan. Ciri khas pasar tradisional adalah adanya tenda-tenda tempat penjual memasarkan dagangannya, serta pembeli yang berjalan hilir mudik untuk memilih dan menawar barang yang akan dibelinya. Dalam ilmu ekonomi, konsep pasar adalah setiap struktur yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi. Pertukaran barang atau jasa untuk uang adalah transaksi. Pasar peserta terdiri dari semua pembeli dan penjual yang baik yang memengaruhi harganya. Pengaruh ini merupakan studi utama ekonomi dan telah melahirkan beberapa teori dan model tentang kekuatan pasar dasar penawaran dan permintaan. Ada dua peran di pasar, pembeli dan penjual. Pasar memfasilitasi perdagangan dan memungkinkan distribusi dan alokasi sumber daya dalam masyarakat. Pasar mengizinkan semua item yang diperdagangkan untuk dievaluasi dan harga. Sebuah pasar muncul lebih atau kurang spontan atau sengaja dibangun oleh interaksi manusia untuk memungkinkan pertukaran hak (kepemilikan) jasa dan barang.
13
Fungsi pasar tradisional antara lain adalah : Sebagai Tempat Jual Beli Pasar tradisional merupakan tempat terjadinya atau berlangsungnya interaksi antara penjual dan pembeli, yaitu transaksi jual beli barang dagangan. Sebagai Sarana Sosialisasi Sosialisasi merupakan proses bagaimana memperkenalkan atau menyampaikan sistem sosial pada seseorang dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksinya terhadap gejala-gejala sosial tersebut. Di pasar akan banyak informasi yang didapat baik oleh penjual maupun pembeli. Proses penyampaian informasi di pasar meliputi : perkembangan ekonomi masyarakat, perkembangan harga barang, perkembangan situasi kota, dan lain-lain. Sebagai Tempat Eksistensi Masyarakat Menengah Bawah Pasar memungkinkan seluruh lapisan masyarakat untuk mencari kehidupan (memberi peluang bagi masyarakat, khususnya komunitas masyarakat kelas menengah ke bawah untuk mencari nafkah). Sebagai Sarana Hubungan Sosial Dalam hal ini, pasar dapat memungkinkan terjadinya bentuk kerja sama, kompetisi, serta benturan-benturan yang melibatkan banyak pihak antar pedagang maupun pembeli. Dengan kata lain adanya kerja sama, kompetisi, dan lain-lain antar penjual dan pembeli dapat mempererat hubungan sosial (hubungan pertemanan, persaudaraan, kekeluargaan dan lain-lain). Sebagai Sarana Kontruksi Budaya Hal ini diartikan sebagai suatu upaya menyatukan beberapa unsur yang berbeda sebagai upaya membentuk hal yang dapat difungsikan sebagai media yang dapat digunakan oleh individu atau kelompok masyarakat. Pasar tradisional kalangan merupakan suatu bentuk kebudayaan terutama di pedesaan yang masih di pegang teguh sampai saat ini. Sebagai Tempat Rekreasi Di Pasar Tradisional pengunjung tidak semata-mata bertujuan untuk membeli akan tetapi Pasar Tradisional dapat juga dijadikan tempat rekreasi (sekedar melihat-lihat saja). Fifiyani (2008) menyatakan kehidupan pasar tradisional sebagai sebuah mata rantai dalam menumbuhkembangkan serta pemberdayaan pasar tradisional sebagai salah satu urat nadi kehidupan masyarakat. Pasar tradisional bukanlah berbau tradisional, bahwa sikap dan perilaku orang dalam transaksi di pasar
14
tradisionallah yang tak dapat dilepaskan dari budaya dan sistem kepercayaan yang bertumpu pada perwatakan lokal.
1.5.2. Penelitian-Penelitian yang Relevan Kajian penelitian dan studi-studi terdahulu mengenai sektor formal terutama mengenai pasar tradisional sudah cukup banyak. Berikut disajikan beberapa hasil penelitian studi tersebut sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan dengan penelitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh Rohmah Lainah (2008) yang berjudul “Fungsi Pasar Tradisional Kalangan dalam memenuhi Kebutuhan Masyarakat Pinggiran Kota Prabumulih”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi pasar tradisional kalangan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat pinggiran
Kota
Prabumulih
dan
untuk
mengetahui
faktor-faktor
yang
menyebabkan pasar tradisional kalangan dapat berfungsi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat pinggiran Kota Prabumulih. Hasil penelitian ditemukan bahwa : a). Alasan mayoritas responden (43 atau 47,25%) memilih pasar tradisional kalangan dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pinggiran kota. b). Selain itu diperoleh dari responden sebanyak 91 orang bahwa ada faktor sosial yang menyebabkan pasar tradisional kalangan dapat berfungsi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat pinggiran Kota Prabumulih. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Guntur. “Fungsi Pasar Tradisional Dalam Masyarakat Perkotaan (Studi tentang fungsi pasar tradisional
15
Cinde di tengah perkembangan pasar modern di Palembang)”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi pasar tradisional Cinde ditengah perkembangan pasar modern dan faktor yang menyebabkannya tetap bertahan sebagai pusat belanja masyarkat. Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif deskriptif, dengan pendekatan sistem sosial yang dilakukan di pasar tradisional cinde kelurahan 24 ILIR Palembang. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara mendalam serta dengan melakukan observasi secara langsung. Hasil penelitian ini yaitu pasar tradisional Cinde tetap bertahan sebagai pusat belanja masyarakat, beberapa hal diantaranya yaitu karena adanya suatu ciri khas dari pasar tradisional pasar tersebut yang telah membudaya, seperti tawar menawar dan sistem berlangganan yang terdapat di pasar tradisional tersebut. Pasar tradisional Cinde juga merupakan suatu konstruksi budaya yaitu memiliki gedung tua yang bersejarah dan memiliki nilai historis yang merupakan salah satu pasar tertua dan mempunyai nilai tersendiri dalam perkembangan pasar di Palembang. Penelitian lain yang relevan juga dilakukan oleh Tri Agus Susanto (2003) yang berjudul “Struktur Sosial dan Hubungan antar Kelompok dalam Pasar Tradisional di Kota Palembang (Studi Kasus di Pasar KM. 5 Palembang)” Tujuan dari penelitian adalah menggambarkan tentang struktur sosial pasar tradisional dan lembaga perekonomian tradisioanl di perkotaan kemudian menggambarkan bentuk-bentuk proses sosial yang berlangsung di Pasar tradisional. Penelitian melihat aktivitas perdagangan di pasar tradisional yang
merupakan tempat
dimana antara penjual dan pembeli saling bertemu untuk mengadakan transaksi jual beli untuk tujuan memenuhi kebutuhan masing-masing. Aktivitas di pasar
16
tersebut menghasilkan suatu pola kelompok-kelompok komunitas di pasar dan pola-pola interaksinya selain itu bentuk-bentuk-bentuk proses sosial yang berlangsung di antara kelompok komunitas. Penelitian ini berkesimpulan keberadaan pasar khususnya di Kota Palembang masih dibutuhkan masyarakat, Pasar tradisional sebagai suatu sistem, dinamikanya terbentuk oleh kelompok pedagang, penyedia jasa dan pembeli dan ikatan kebersamaan dalam setiap kelompok berkembang atas dasar ikatan primordial selain itu interaksi antar kelompok dalam pasar tradisional diantaranya ditandai dengan berbagai bentuk dominasi atas satu kelompok terhadap kelompok lainnya. Kelebihan dari penelitian Tri Agus adalah sebagai tambahan informasi untuk menata pola-pola hubungan yang dipandang lebih egaliter diantara kelompok-kelompok komunitas yang ada di pasar tradisional, dan dapat menjadi masukan bagi pemerintah daerah mengenai realitas sosial dari pasar tradisional, yang pada gilirannya dapat lebih memandang keberadaan pasar tradisional dengan lebih realistis. Penelitian lain yang sama juga dilakukan oleh Dyah Hapsari Eko Nugraheni (2010) dengan judul “Penataan Pedagang di Pasar Retail Jakabaring Berdasar Peraturan Walikota Palembang”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Penataan Penempatan pedagang di Pasar Retail Jakabaring berdasar Peraturan Walikota No 5a Tahun 2005 dan apa faktor pendukung dan faktor penghambat penataan itu.
17
Pasar 16 Ilir adalah pusat perdagangan semua kebutuhan masyarakat, baik sandang, pangan dan papan ada di sana. Pasar ini berdiri kokoh dipinggir Sungai Musi dan tertata rapi dengan bangunan–bangunan rumah toko. Seiring dengan bertambahnya penduduk serta meningkatnya kebutuhan ekonomi membuat pasar 16 Ilir menjadi pasar yang kotor, tidak beraturan dan rawan kejahatan. Keadaan ini tentu tidak boleh dibiarkan terus menerus karena dikhawatirkan akan merusak citra Palembang sebagai pusat perdagangan yang aman dan nyaman. Untuk mengurangi beban di pusat kota dan mendorong perkembangan kawasan pinggiran maka perlu dibangun pusat-pusat pertumbuhan baru di pinggiran kota. Untuk mengatasi semua ini pembangunan Pasar Induk Jakabaring dan Pasar Retail diharapkan dapat berfungsi sebagai “generator“ pertumbuhan di wilayah pinggiran Kota Palembang, sekaligus ditujukan untuk membantu penataan (revitalisasi) kawasan pusat kota. Penelitian ini berkesimpulan bahwa pelaksanaan penataan pasar sesuai peraturan pemerintah Kota Palembang, memang menghadapi banyak kendala, namun demikian, pihak terkait bisa menyelesaikannya dengan baik tanpa kekerasan. Sementara faktor pendukung proses penataan itu, karena ada ruang bagi publik untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, khususnya para pedagang yang bergabung dalam koperasi. Dengan demikian jika sebuah kebijakan publik, berupa penataan pasar yang selama ini menimbulkan konflik dan kekerasan, ternyata bisa diselesaikan jika pendekatan tepat dan melibatkan partisipasi yang luas. Penataan Pasar 16 Ilir yang dipindahkan ke Pasar Jaka Baring di Kota Palembang ini bisa menjadi model tentang penataan fasilitas umum kota yang 18
tepat dan menguntungkan semua pihak, baik pemerintah, masyarakat dan khususnya pedagang itu sendiri. Studi yang relevan berikutnya dilakukan oleh Damsar (1998), yang ingin melihat tentang “Pasar Loak” di Negara Jerman. Damsar memfokuskan kajiannya pada bagaimana pasar loak dikonstruksi dan bagaimana ia tumbuh. Siapa aktor yang bermain di pasar loak. Siapa yang mengatur pasar loak. Terakhir yang ingin dilakukan adalah bagaiman pasar loak “melekat” dalam masyarakat sebagai suatu keseluruhan. Damsar menemukan bahwa ditemukan sejumalah tipe pasar loak yang berbeda yaitu : municipal fleamarket, initiative market, dan commercial fleamarket, yang pembagiannya berdasarkan pada aktor yang terlibat di pasar loak, artinya bentuk pasar loak di Jerman sangat ditentukan oleh : jenis aktor yang terlibat, tujuan dari aktor dan jumlah atau jenis biaya/ongkos yang harus dibayarkan. Damsar juga menjelaskan dari hasil temuannya bahwa pasar loak di Jerman adalah merupakan suatu cara untuk menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan,
karena
dengan
mengikutsertakannya
dalam
perdagangan,
memeliharanya, dan adanya pasar loak Jerman dapat menyelesaikan persoalan tertentu yang berkaitan dengan waktu senggang, kontak sosial, hobi, sosialisasi dari nilai-nilai Jerman, uang, dan juga dapat membersihkan barang-barang yang sudah tidak terpakai oleh pemiliknya. Disimpulkan bahwa pasar loak di Jerman di konstruksi secara budaya yang mencakup konsep-konsep, naskah-naskah, dan strategi-strategi budaya Jerman seperti: perspektif tentang waktu luang, romantisme Jerman, gerakan hijau, dan ekonomi moral.
19
Berbeda dari penelitian-penelitian terdahulu, dalam penelitian ini peneliti lebih memfokuskan permasalahan penelitian dari fungsi sosial ekonomi pasar tradisional Lebak Keranji bagi masyarakat khususnya pada masyarakat di Kecamatan Ilir Barat I, Kelurahan Bukit Lama. 1.6. Kerangka Pemikiran Pasar adalah pranata yang mengatur komunikasi dan interaksi antara para penjual dan pembeli yang bertujuan untuk mengadakan transaksi-transaksi pertukaran barang dan jasa, dan tempat hasil transaksi dapat disampaikan pada waktu
yang
akan
datang
berdasarkan
harga
yang
telah
ditetapkan
(Koentjaraningrat dan Budhisantoso, 1984 : 129). Keberadaan pasar tradisional Lebak Keranji membuat perubahan dalam masyarakat Kecamatan Ilir Barat I. Konsep perubahan sosial Parsons bersifat perlahan-lahan dan selalu dalam usaha untuk menyesuaikan diri demi terciptanya kembali equilibrium. Dengan kata lain, perubahan yang dimaksudkan oleh Parsons itu bersifat evolusioner dan bukannya revolusioner. Menurut Talcott Parsons ada beberapa persyaratan fungsional dari sistem sosial, yaitu pertama sistem sosial harus terstruktur (ditata) sedemikian rupa sehingga bisa beroperasi dalam hubungan yang harmonis dengan sistem lainnya. Kedua, untuk menjaga kelangsungan hidupnya, sistem sosial harus mendapat dukungan yang diperlukan dari sistem yang lain. Ketiga, sistem sosial harus mampu memenuhi kebutuhan para aktornya dalam proporsi yang signifikan. Keempat, sistem sosial harus mampu melahirkan partisipasi yang memadai dari
20
para anggotanya. Kelima, sistem sosial harus mampu mengendalikan perilaku yang berpotensi menganggu. Keenam, bila konflik akan menimbulkan kekacauan, itu harus dikendalikan. Ketujuh, untuk kelangsungan hidupnya sistem sosial memerlukan bahasa (Ritzer, 2010 : 125). Sistem sosial menurut Talcott Parsons adalah sistem yang artinya interdependensi antar bagian, komponen dan proses yang mengatur hubunganhubungan tersebut. Maksud dari Interdependensi itu adalah tanpa ada 1 bagian/komponen tersebut maka akan mengalami guncangan. Suatu sistem akan terintegrasi ke suatu equilibrium. Parsons berpendapat sistem sosial merupakan suatu sinergi antara berbagai sub-sub sistem sosial yang saling mengalami ketergantungan dan keterkaitan satu sama lain (Ritzer, 2010 : 127). Kehidupan sosial masyarakat sebagai sistem sosial harus dilihat sebagai suatu keseluruhan atau totalitas dari bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan satu sama lain, saling bergantung dan berada dalam satu kesatuan. Fungsi dikaitkan sebagai segala kegiatan yang diarahkan kepada memenuhi kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan dari sebuah sistem. Ada empat persyaratan mutlak yang harus ada supaya termasuk masyarakat bisa berfungsi. Keempat persyaratan itu disebutnya AGIL. AGIL adalah singkatan dari Adaption, Goal Attainment, Integration, dan Latency. Demi keberlangsungan hidupnya, maka sistem harus menjalankan fungsi-fungsi tersebut, yakni :
21
1. Adaptasi (adaptation) : supaya sistem sosial bisa bertahan dia harus mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan dengan dirinya. 2. Pencapaian tujuan (goal attainment) : sebuah sistem harus mampu menentukan tujuannya dan berusaha mencapai tujuan-tujuan yang telah dirumuskan itu.
Keberadaan pasar
tradisional Lebak
Keranji
mempunyai tujuan sebagai fungsi sosial ekonomi bagi masyarakat sekitar. 3. Integrasi (integration) : masyarakat harus mengatur hubungan di antara pedagang dan pembeli supaya bisa berfungsi secara maksimal dalam membentuk unit yang saling berfungsi satu sama lain. 4. Latent Pattern Maintenance atau pemeliharaan pola-pola yang sudah ada : setiap masyarakat harus mempertahankan, memperbaiki, dan membaharui baik motivasi individu-individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan mempertahankan motivasi-motivasi itu. Keempat persyaratan fungsional yang fundamental yang digambarkan dalam skema A-G-I-L Parsons diatas menunjukan bahwa setiap sistem sosial harus memiliki adaptasi dalam menghadapi lingkungannya dan harus memiliki tujuan, sehingga setiap tindakan bersama para sub sistem dalam sistem sosial itu diarahkan pada tujuan-tujuannya. Pada sistem sosial harus memiliki persyaratan integrasi karena berkaitan dengan integrasi antara para sub sistem dalam sistem sosial itu agar sistem sosial
22
itu dapat berfungsi secara efektif sebagai satu kesatuan. Karena itu dalam sistem sosial tingkat solidaritas diantara sub sistem merupakan satu keharusan dan integrasi menjadi kebutuhan untuk menjamin adanya ikatan emosional yang cukup dalam sistem sosial itu guna menghasilkan solidaritas dan kerelaan untuk bekerja sama yang bahkan harus dikembangkan dan dipertahankan. Empat komponen skema tindakan : 1. Pelaku atau aktor : aktor atau pelaku ini dapat terdiri dari seorang individu atau suatu kolektifitas. Parsons melihat aktor ini sebagai termotivisir untuk mencapai tujuan. Aktor didalam pasar tradisional Lebak Keranji yaitu pedagang di pasar tradisional Lebak Keranji. 2. Tujuan (goal) : tujuan yang ingin dicapai biasanya selaras dengan nilainilai yang ada di dalam masyarakat. 3. Situasi : tindakan untuk mencapai tujuan ini biasanya terjadi dalam situasi. Hal-hal yang termasuk dalam situasi ialah prasarana dan kondisi. 4. Standar-standar normatif : ini adalah skema tindakan yang paling penting menurut Parsons. Guna mencapai tujuan, aktor yaitu pedagang dan pembeli sebagai masyarakat yang tinggal di keluraahan bukit lama harus memenuhi sejumlah standar atau aturan yang berlaku.
23
Pasar tradisional Lebak Keranji yang ada di Kecamatan IB I pun menyangkut persoalan integrasi karena berhubungan dengan integrasi para anggota kelompok dalam pasar tradisional lebak keranji ini. Integrasi dalam sistem pasar tradisional ini menunjuk pada persyaratan untuk suatu tingkat solidaritas minimal agar para anggota nya bersedia untuk bekerja sama dan menghindari konflik yang merusak sistem pasar tradisional ini.
24
Kerangka Pemikiran yang telah dijelaskan dapat digambarkan dalam skema berikut ini : Sektor Formal
Pasar Tradisional Lebak Keranji
Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons
Adaptation (adaptasi) Goal (tujuan) Integration (integrasi) Latent Pattern Maintenance
Fungsi Sosial
Fungsi Ekonomi
1. Fungsi hubungan sosial.
1. Fungsi jual beli.
2. Fungsi sosialisasi/bertukar informasi.
2. Fungsi yang memberikan mata pencaharian.
3. Fungsi eksistensi masyarakat menengah kebawah.
3. Fungsi menambah kesejahteraan masyarakat.
Sumber : Olahan Peneliti berdasarkan Talcott Parsons - model AGIL, Mei 2013
25
1.7. Metode Penelitian 1.7.1. Sifat dan Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian ini akan menggambarkan bagaimana fungsi sosial ekonomi pasar tradisional Lebak Keranji bagi masyarakat. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedapankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti (Herdiansyah, 2010 : 18).
1.7.2. Strategi Penelitian Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara studi kasus. Menurut Yin (dalam Bungin, 2005), ada beberapa jenis studi kasus, yaitu studi kasus yang bersifat exploratory, and descriptive. Lebih lanjut, Yin mengatakan bahwa studi kasus ini lebih banyak burkutat upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, bagaimana dan mengapa, serta pada tingkat tertentu juga menjawab pertanyaan apa/apakah. Sementara Stake (dalam Purnama, 2009), mengemukakan jenis studi kasus yang lainnya, yaitu pertama, studi kasus intrinsik yang merupakan usaha penelitian untuk mengetahui “lebih dalam” mengenai suatu hal. Jadi, studi kasus ini tidak dimaksudkan untuk membangun teori. Kedua, studi kasus instrumental yang
bertujuan
untuk
menghasilkan
temuan-temuan
baru
yang
dapat
mempertajam suatu teori. Kasus di sini hanya merupakan alat mencapai tujuan 26
lain. Ketiga, studi kasus kolektif, yang merupakan perluasan dari kasus instrumental
untuk
memperluas
pemahaman
dan
menyumbang
kepada
pembentukan teori. Dalam penelitian ini jenis studi kasus yang digunakan adalah studi kasus intrinsik, hal ini merupakan usaha peneliti untuk mengetahui lebih dalam akan fenomena yang akan diteliti, sehingga dalam penelitian ini mampu menggambarkan secara mendalam fungsi sosial ekonomi pasar tradisional Lebak Keranji bagi masyarakat.
27
1.7.3. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah di Pasar Lebak Keranji, lokasi tempat penelitian ini dipilih dengan berbagai pertimbangan antara lain : Keberadaan Pasar Lebak Keranji merupakan satu-satunya pasar tradisional yang ada di kelurahan Bukit Lama, jadi pasar Lebak Keranji menjadi sarana vital bagi masyarakat sekitar untuk memenuhi
kebutuhan
hidup
masyarakat
dan
tentunya
mendatangkan manfaat lebih bagi masyarakat sekitar. Pasar Lebak Keranji merupakan salah satu pasar yang baru dibangun yang di miliki oleh pihak swasta, waktu berdirinya pada hari Senin, Tanggal 3 september 2012. Maka bisa dikatakan pasar ini belum sampai setahun umurnya, jadi sebagai pasar tradisional yang baru dibangun tentu memiliki potensi untuk semakin berkembang dan juga tentu memiliki kendala dalam setiap perjalannya sebagai pasar tradisional yang baru dibangun. Setelah Pasar Lebak Keranji selesai beroperasi. Kebanyakan masyarakat disekitar memanfaatkan lahan depan pasar tersebut dengan mendirikan usaha lain setiap harinya, seperti menjual jajanjajanan sore berupa gorengan, pecel lele, jamu-jamuan, dan lainlain. Lahan depan pasar yang cukup luas ini juga sering digunakan masyarakat sekitar untuk sekedar santai sekaligus ngobrol-ngobrol dengan beberapa orang sambil menikmati waktu sore dan malam. 28
1.7.4. Batasan Konsep a. Fungsi Sosial : Istilah fungsi sosial mengacu pada cara-cara bertingkah laku atau melakukan tugas-tugas kehidupan dalam memenuhi kebutuhan hidup individu, orang seorang maupun sebagai keluarga, kolektif, masyarakat. b. Fungsi Ekonomi : adalah fungsi yang mengacu pada hal-hal yang bersifat ekonomis atau yang menguntungkan bagi setiap individu atau kelompok masyarakat. c. Pasar Tradisional : Tempat bertemunya penawaran dan permintaan atas suatu barang dan jasa dalam ruang lingkup yang masih sederhana dan hanya menggunakan uang kartal sebagai alat pembayaran yang sah dan biasanya bertempat di suatu lokasi yang telah ditentukan. d. Masyarakat : adalah gabungan atau kumpulan dari keluarga-keluarga (Mac Iver and Charles Page dalam Syahrial Syarbaini dan Rusdiyanta, 2009 : 8). 1.7.5. Penentuan Informan Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong, 2005 : 90). Pemanfaatan informan bagi peneliti adalah untuk membantu agar dalam waktu yang relatif singkat banyat informasi yang dapat dijangkau serta untuk menghindari terjadinya pengulangan data. Subjek dan informan dalam penelitian yang dimaksud adalah informan penelitian yang berfungsi untuk menjaring sebanyak-banyaknya data dan informasi yang akan berguna bagi pembentukan konsep dan proposisi sebagai 29
temuan penelitian (Bungin, 2001 : 206). Informan dalam penelitian ini adalah masyarakat yang menggunakan pasar tradisional Lebak Keranji sebagai media jual beli dan interaksi sosial. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan cara purpossive yang bermaksud untuk mendapatkan informasi sesuai dengan permasalahan penelitian (Bungin, 2001 : 90). Adapun kriteriakriteria tersebut adalah sebagai berikut : a) Masyarakat sebagai penjual b) Masyarakat sebagai pembeli c) Kepala/Pengelola pasar dan Informan pendukung
1.7.6. Unit Analisis Data Unit analisis merupakan satuan-satuan yamg menunjukan pada subjek penelitian. Unit analisis data merupakan hal yang kritis yang digunakan untuk memahami hubungan dan konsep dalam data sehingga dapat dikembangkan dan dievaluasi (Sugiyono, 2011 : 244). Unit analisis dalam penelitian ini adalah masyarakat yang ikut berinteraksi dan terlibat dalam memanfaatkan Pasar Tradisional Lebak Keranji. 1.7.7. Data dan Sumber Data Sumber data utama dalam penelitian kualitatif menurut Lofland (dalam Moleong, 2005) adalah kata-kata tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti data dari jurnal-jurnal penelitian, koran, majalah dan dokumen. Beberapa jenis data yang diambil dari penelitian ini adalah : 30
1. Data Primer Sumber data utama yang berupa hasil pembicaraan dan tindakan serta beberapa keterangan dan informasi yang diperoleh dari informan. Dimana informan disini merupakan tokoh kunci informasi yang berhubungan dengan penelitian ini. Data primer yaitu data utama yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi dan
hasil wawancara mendalam dengan subyek
penelitian. Sumber data didapat dari informan yaitu masyarakat di Kelurahan Bukit Lama yang terkena dampak pasar tradisional Lebak Keranji yang diambil secara purpossive. Data primer ini berisi hasil wawancara yang berupa penjelasanpenjelasan mengenai tentang apa saja fungsi sosial ekonomi pasar tradisional Lebak Keranji bagi masyarakat. 2. Data Sekunder Data sekunder yaitu data penunjang diluar data primer yang digunakan dalam penelitian. Sumber data sekunder diperoleh dari : a. Studi pustaka, digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang mendukung serta berhubungan dengan permasalahan penelitian. Data dan informasi yang dimaksud diperoleh melalui buku-buku, jurnal, karya ilmiah, majalah, artikel blog, website dan laporan penelitian yang relevan terhadap masalah penelitian yang berkaitan dengan fungsi sosial ekonomi pasar tradisional Lebak Keranji.
31
b. Data-data tertulis Data tertulis lainnya yang digunakan dalam penelitian ini juga diperoleh dari Bagian Kependudukan Kelurahan Bukit Lama yang meliputi data-data jumlah penduduk, profil Kelurahan Bukit Lama dan papan potensi Kelurahan Bukit Lama. 1.7.8. Teknik Pengumpulan Data Dalam proses penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan beberapa teknik antara lain : 1. Observasi Peneliti mengadakan observasi penelitian secara partisipan yaitu observasi yang tidak hanya melihat langsung tapi juga melakukan tindakan yang sama seperti objek penelitian. Observasi ini juga dilakukan dengan cara melihat langsung keadaan pasar tradisional Lebak Keranji dan semua hal yang berkaitan dengan masalah penelitian. 2. Wawancara Mendalam (in-depth interview) Yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara langsung secara mendalam kepada pihak-pihak yang telah ditentukan dan berkepentingan dengan serangkaian pedoman wawancara (interview guide). Sebelum peneliti melakukan wawancara secara mendalam untuk mendapatkan informasi yang diperlukan maka peneliti melakukan pembicaraan informal, dimana pertanyaan tergantung
pada
pewawancara
dalam
mengajukan
pertanyaan
sehingga
menciptakan hubungan yang akrab (tidak kaku) antara peneliti dengan informan.
32
3. Dokumentasi Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Secara detail bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau swasta, data tersimpan di website, dan lain-lain.
1.7.9. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif. Data hasil analisis tidak menggunakan angka-angka, tetapi dideskripsikan berdasarkan data hasil wawancara dan observasi yang diyakini kevalidannya. Peneliti melakukan analisis data sejak awal penelitian berlangsung sebagaimana yang dikatakan Miles dan Huberman (dalam Bungin, 2001) bahwa analisis data kualitatif dilakukan secara kontinyu, berulang, dan terus menerus. a. Tahap Reduksi Data Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Reduksi data dalam penelitian ini akan dilakukan terus menerus selama penelitian berlangsung. Adapun langkah-langkah yang akan
33
dilakukan dalam bagian ini menurut Miles (dalam Bungin, 2001) yaitu : menajamkan
analisis,
menggolongkan
atau
pengkategorisasian
data,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Data yang direduksi dalam peneltian ini adalah hasil pengamatan dan hasil wawancara yang dilakukan di lokasi penelitian (data yang di dapat di lapangan) berupa data cara pedagang pasar tradisional mendapat barang dalam pasar Lebak Keranji dan bentuk pemasaran barang ke pembeli selain itu pandangan masyarakat tentang fungsi pasar tradisional Lebak Keranji dan peranan Pemerintah Daerah Kota dalam penyediaan lokasi dan fasilitas berdagang. Datadata ini selanjutnya diseleksi dan dikategorisasikan berdasarkan fokus permasalahannya. b. Penyajian data Adapun data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun dengan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Pada tahap ini peneliti melakukan penyajian informasi melalui bentuk teks naratif terlebih dahulu. c. Menarik Kesimpulan/verifikasi Kesimpulan merupakan tinjauan terhadap catatan yang telah dilakukan di lapangan. Penarikan kesimpulan sebenarnya hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh.
34
1.7.10. Sistematika Penulisan Sistematika dari penulisan ini adalah sebagai berikut : BAB I
Berisi pendahuluan yang mengulas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka pemikiran, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
Gambaran umum lokasi penelitian mengurai tentang letak geografis, jumlah penduduk, tingkat pendidikan, agama penduduk, jenis pekerjaan dan deskripsi informan.
BAB III
Tentang hasil pembahasan mengurai data temuan-temuan di lapangan mengenai fungsi sosial ekonomi pasar tradisional di Kelurahan Bukit Lama.
BAB IV
Berisi tentang kesimpulan hasil yang didapatkan dari lapangan dan saran.
35
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Penelitian Fungsi Sosial-Ekonomi Pasar Tradisional mengambil lokasi penelitian pada Pasar Lebak Keranji di Kelurahan Bukit Lama yang merupakan bagian dari Kecamatan Ilir Barat I Palembang. Lokasi penelitian ini termasuk dalam wilayah pusat kota yang jaraknya lebih kurang 2 KM dari pusat pemerintahan kota Palembang. Gambaran umum lokasi penelitian pada penelitian ini akan dipaparkan beberapa hal meliputi Gambaran umum Pasar Lebak Keranji, luas dan batas kelurahan, kondisi geografis, kondisi kependudukan, sejarah, kondisi perekonomian, kondisi pendidikan, agama dan kondisi sosial budaya.
2.1. Gambaran Umum Pasar Lebak Keranji Palembang 2.1.1. Latar Belakang Pasar Lebak Keranji Palembang a. Luas Gedung
: 16 meter x 12 meter
b. Luas Areal Pasar Lebak Keranji
: 22 meter x 50 meter
c. Pasar Lebak Keranji berada pada wilayah RT 11 yang berdiri pada hari Senin, Tanggal 3 September 2012, dibangun oleh Bapak Solihin Hosein yang terdiri dari 1 Lantai yang memiliki jumlah petak/los sebanyak 115 petak/los.
36
d. Pada awal Januari 2013 ada penambahan petak pada bagain depan Pasar Sejumlah 5 Petak, dengan Jenis barang dagangan Baju dan Mainan anakanak. Maka jumlah keseluruhan menjadi : 120 petak/los
2.1.2. Kondisi Bangunan Pasar : Data petak / los - Jumlah petak seluruhnya
: 120 petak / los
- Terdiri dari
: 60 petak : 60 los
- Berisih
: 110 petak / los
- Tutup
: 60 petak / los
- Batal / kosong
: 10 petak / los
Jumlah
: 110 petak / los
Keterangan : untuk ukuran petak / los, setiap petak / los memiliki ukuran yang berbeda, yaitu 2x2 dan 2x3.
Untuk Pengelolaannya, Pasar Lebak Keranji merupakan pasar yang bukan milik pemerintah (swasta), yang dikelola secara pribadi oleh Bapak Solihin Hosein sebagai pendiri, Pihak pengelola di lapangannya dipercayakan kepada Bapak Rasyid. Tetapi dalam aktivitas dan pengambilan keputusan tetap di bawah tanggung jawab Bapak Solihin Hosein.
37
2.1.3. Jenis Dagangan
Tabel 2.1 Jenis barang dagangan di pasar Lebak Keranji Jenis Dagangan Jumlah a. Pakaian Jadi 10 b. Mainan 4 c. Kelontongan 3 d. Bumbu-bumbu / Rempah-rempah 5 e. Kelapa 4 f. Manisan 6 g. Sayur-sayuran 7 h. Ikan Segar / Ikan Giling 5 i. Toko Plastik 2 j. Ayam Potong / Sosis 4 Jumlah Total 50 Sumber : P. Pasar Lebak Keranji, Tahun 2012
Pada tabel 2.1 dijelaskan bahwa pasar Lebak Keranji memiliki 120 tempat dagangan, yang diantaranya 60 los dan 60 toko dan sudah terisi oleh semua pedagang dan telah dikontrak selama satu tahun kedepan, tetapi kenyataannya yang aktif berdagang hanya sekitar 50 pedagang. Menurut pendapat dari kepala Pasar Tradisional Lebak Keranji pada saat pembukaan Pasar Lebak Keranji pedagang yang berjualan jumlahnya masih lengkap sesuai dengan apa yang dijual, tetapi sekarang pasar yang sudah berumur 1 tahun ini memiliki kendala karena sepinya pembeli. Sebelum pasar ini diresmikan, para pengelola pasar sudah melakukan promosi seperti membagikan selebaran dan mendirikan spanduk yang besar di badan pasar. Pada saat hari pertama dibuka di rayakan dengan meriah dengan membuat acara hiburan musik dangdut, Menurut pendapat dari kepala Pasar
38
Tradisional Lebak Keranji sudah wajar kalau pasar ini masih sepi, karena pasar ini merupakan pasar yang baru berdiri. Pedagang yang tidak aktif berdagang sekarang ini hanya bertahan selama 4 bulan setelah pasar ini didirikan. Pedagang yang masih aktif berjualan sekarang ini sebenarnya orang-orang yang sudah berpengalaman dan sudah memiliki cabang yang lain di berbagai pasar tradisional yang ada di Kota Palembang. Bagi mereka yang sudah berpengalaman dalam berdagang sudah wajar kalau butuh waktu untuk usahanya maju dalam kondisi pasar yang baru, jadi mereka tidak akan terkejut dengan kondisi seperti itu karena itu sudah biasa buat mereka. Namun untuk pedagang yang belum berpengalaman kondisi seperti itu sangat sulit untuk mereka terima, karena menurut pemikiran mereka, cara berdagang ialah langsung ramai dan langsung untung dan mereka belum mengenal bagaimana prinsip menjadi pedagang, oleh karena itu akibatnya sekarang mereka menutup dagangannya terlebih dahulu dan belum ada kejelasan apakah mereka akan berdagang kembali nantinya. Letak Pasar Lebak Keranji di kelurahan Bukit Lama berada di tengah pemukiman penduduk yang sangat membutuhkan pasar tradisional, dimana setelah pasar ini berdiri pasar Lebak Keranji menjadi ruang publik dari segi sosial dan ekonomi. Dimana dalam fungsi sosialnya pasar Lebak Keranji mempunyai peranan untuk mempererat hubungan sosial antara pedagang dan pembeli dan juga antara masyarakat dengan masyarakat setempat. Tidak hanya itu juga dengan adanya hubungan yang erat maka masyarakat dapat saking bertukar informasi antara sesama masyarakat.
39
Menurut pendapat dari kepala pasar Tradisional Lebak Keranji Pedagang yang berjualan di Pasar Lebak Keranji sekitar 40 persen adalah orang-orang asli di Kelurahan Bukit Lama dan 60 persen orang-orang luar daerah Kelurahan Bukit Lama. Setalah 5 bulan Pasar Lebak Keranji resmi dibuka, minat para konsumen untuk membeli di Pasar Lebak Keranji sudah ramai berdatangan, terutama masyarakat yang tinggal di daerah perumahan. Kebanyakan dari mereka mau membeli makanan-makanan yang mewah, seperti udang, cumi-cumi, dan laukpauk mahal lainnya, namun mereka harus kecewa karena barang yang dicari tidak ada yang menjualnya. Karena tidak adanya keselarasan antara penjual dan pembeli akhirnya timbul masalah, yaitu sepinya pembeli. Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan. Pasar Lebak Keranji sudah mulai ramai para konsumen yang datang walaupun kebutuhan yang ditawarkan belum lengkap. Para pedagang yang berdagang sekarang sangat optimis pasar ini akan maju. Mereka merasa sudah biasa merasakan kondisi sepi seperti ini.
2.2. Gambaran Umum Kelurahan Bukit Lama Palembang Kelurahan Bukit Lama, kelurahan ini termasuk salah satu wilayah yang strategis diantara kelurahan atau daerah lainnya yang berada di Kecamatan IB I, karena Kelurahan Bukit Lama mempunyai letak yang strategis yaitu sangat dekat dengan perkantoran seperti dekat dengan Rumah atau Istana gubernur Sumatera Selatan dan Rumah dinas Walikota Palembang serta untuk menjangkau Mall-Mall besar yang ada di kota Palembang sangat mudah seperti Mall Palembang Square, Ramayana Mall, Palembang Indah Mall. Kelurahan Bukit Lama juga memiliki
40
suatu Cagar Budaya yaitu Taman Bukit Siguntang yang dimana berisi makammakam raja dan isteri dari Kerajaan Sriwijaya, tempat ini sering dijadikan untuk tempat wisata, khususnya pada akhir pekan yang dimana pengunjungnya dari semua golongan. Kelurahan Bukit Lama memiliki Universitas Terkemuka kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan. Kelurahan Bukit Lama, Palembang, dapat dikatakn sebagai tempat berkumpulnya masyarakat dari segala golongan suku, itu dikarenakan banyaknya universitas-universitas terkemuka yang ada yang pasti membuat masyarakat yang ada di daerah Sumatera Selatan berdatangan untuk bersekolah disana dan membuat mereka harus menetap atau ngontrak di rumah-rumah yang ada di kawasan Bukit Lama. Jarak tempuh Kelurahan Bukit Lama ke Pusat kota Palembang adalah 2 km sedangkan jarak ke ibukota Provinsi adalah sejauh 3 km.
2.3. Luas dan Batas Kelurahan Kelurahan Bukit Lama merupakan salah satu bagian dari wilayah Kecamatan Ilir barat I, Kota Palembang yang banyak dikelilingi oleh universitasuniversitas baik universitas negeri dan swasta, universitas negeri terkemuka yang berada dalam kawasan kelurahan bukit lama yaitu Universitas Sriwijaya yang sudah pasti menjadi kawasan yang sibuk dari pagi, siang, hingga malam hari. Kelurahan Bukit Lama memiliki luas wilayah 490 ha. Batas kelurahan Bukit Lama adalah sebagai berikut:
Sebelah utara berbatasan dengan Lorok Pakjo
Sebelah selatan berbatasan dengan Karang Jaya
41
Sebelah barat berbatasan dengan Kemang Manis
Sebelah timur berbatasan dengan Bukit Baru
2.4. Kondisi Geografis Kelurahan bukit lama merupakan wilayah dataran tinggi dengan memiliki iklim tropis dalam suhu rata-rata harian 32°C yang hanya memiliki dua musim yakni musim kemarau yang berlangsung antara bulan April sampai Agustus dan musim hujan yang berlangsung pada bulan September hingga bulan Maret. Pada kawasan ini juga memiliki beberapa aliran sungai kecil sebanyak 2 buah yang dimana aliran sungai ini bermuara pada sungai Musi Palembang. Kawasan ini juga memiliki rawa seluas 2 ha. Kawasan ini juga salah satu wilayah yang masih memiliki areal pertanian milik warga yang ditotal seluas 4 ha banyaknya. Kawasan ini juga memiliki taman-taman kota yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk bersantai, luas taman kota pada kelurahan Bukit Lama seluas 2000 M2 sedangkan Hutan kota memiliki luas sebesar 5000 M2. Kelurahan Bukit Lama berada pada 2 Km dari pusat pemerintahan kota administratif. Kelurahan ini relatif mudah untuk dapat diakses melalui jalan darat dengan kendaraan umum atau dengan keadaan pribadi lainnya dapat juga dijangkau dengan kendaraan bermotor dalam waktu sekitar 20 menit dari pusat kota Palembang.
42
2.5. Pemerintahan Kelurahan Bukit Lama dipimpim oleh seorang lurah dan mempunyai 19 Rukun Warga dan 75 Rukun Tetangga. Dimana setiap RW yang mempunyai paling banyak memiliki 7 RT dan paling sedikit 3 RT yang bertugas dalam membantu masyarakat dalam urusan administrasi.
Struktur Organisasi Pemerintahan
Sumber : Data Monografi Kelurahan Bukit Lama Palembang, Tahun 2013
43
2.6. Komposisi Penduduk Kelurahan Bukit Lama dapat dikatakan sebagai wilayah yang cukup padat dengan luas 490 m2 yang dihuni oleh 43.823 Jiwa yang terdiri dari 22.532 orang laki-laki dan 21.291 orang perempuan dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 8.660 kepala keluarga. Dengan kepadatan penduduk 8.775 per Km. Penduduk Kelurahan Bukit Lama Palembang secara keseluruhan memiliki status kewarganegaraan sebagai warga Negara Indonesia (WNI). Komposisi penduduk berdasarkan struktur umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 2.2 sebagai berikut : Tabel 2.2 Jumlah penduduk berdasarkan struktur umur No
Umur
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
0-5 tahun 6-9 tahun 10-15 tahun 16-19 tahun 20-24 tahun 25-29 tahun 30-34 tahun 35-39 tahun 40-44 tahun 45-49 tahun 50-54 tahun 55-59 tahun 60-64 tahun 65-69 tahun 70-74 tahun 75 tahun ke atas Total Jumlah
Jumlah Laki-laki Perempuan 1892 1662 1618 1501 2321 2250 1464 2371 3138 2404 2821 2501 2284 1976 1683 1579 1301 1377 1175 1027 762 675 449 472 349 410 298 301 302 383 85 191 22.532 21.291
Jumlah 3554 3119 4571 3835 5542 5322 4260 3262 2678 2202 1437 921 759 599 685 276 43.823
Sumber : Data Monografi Kelurahan Bukit Lama Palembang, Tahun 2013
44
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Kelurahan Bukit Lama Palembang No 1. 2.
Jenis Kelamin Laki- laki Perempuan Total Jumlah
Jumlah (Orang) 22.532 21.291 43.823
Sumber : Data Monografi Kelurahan Bukit Lama Palembang, Tahun 2013
Bisa kita lihat pada Tabel 2.3 populasi umur yang paling banyak di kelurahan Bukit Lama yaitu umur 20-24, dimana usia tersebut adalah usia produktif dimana usia tersebut adalah usia kebanyakan masyarakat Indonesia menikah, jadi untuk tahun kedepannya populasi masyarakat Bukit Lama pasti akan semakin meningkat setiap tahunnya. Untuk umur yang paling sedikit populasinya adalah umur 75 tahun keatas itu berarti beban kaum lansia untuk kelurahan Bukit Lama masih sedikit dan tidak mendominasi. Pada Kelurahan Bukit Lama untuk jumlah penduduk laki-laki memiliki populasi lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan.
2.7. Tingkat Pendidikan Jumlah penduduk menurut tingkat kelompok usia pendidikan dideskripsikan sebagai berikut :
45
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan No
Tingkatan Pendidikan
Jumlah
Jumlah
1.
Belum sekolah
Laki-laki 332
2.
Sedang TK/Play Group
721
924
1645
3.
5906
5306
11212
125
73
198
51
3
54
79
67
146
7.
Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah Usia 18-56 tahun pernah SD tetapi tidak tamat Usia 12-56 tahun tidak tamat SLTP Usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA Tamat SD
4400
4037
8437
8.
Tamat SLTP
2988
2838
5826
9.
Tamat SLTA
5106
4390
9496
10.
Sarjana Muda (D1)
31
45
76
11.
Sarjana Muda (D2)
19
27
46
12.
Sarjana Muda (D3)
716
842
1558
13.
Sarjana (S1)
2518
2476
4994
14.
Pasca Sarjana (S2)
295
137
432
15.
Pasca Sarjana (S3)
5
2
7
4. 5. 6.
Perempuan 372
704
Sumber : Data Monografi Kelurahan Bukit Lama Palembang, Tahun 2013
Dari tabel 2.4 dapat dilihat mayoritas penduduk di Kelurahan Bukit Lama mayoritas berpendidikan tamat SLTA sebanyak 9496 orang sedangkan di urutan kedua penduduk yang tamat SD berjumlah 8437 orang. Urutan ketiga penduduk
46
yang tamat SLTP sebanyak 5826 orang, sedangkan di urutan keempat Sarjana (S1) sebanyak 4994 orang. Urutan kelima penduduk yang masih TK/Play Group sebanyak 1645 orang dan di urutan keenam penduduk yang berpendidikan sarjana muda (D3) sebanyak 1558 orang. Urutan ketujuh penduduk yang berpendidikan Pascasarjana (S2) sebanyak 432 orang dan diurutan kedelapan penduduk yang tamat Sarjana Muda (D1) berjumlah 76 orang. Urutan kedelapan penduduk yang berpendidikan Sarjana Muda (D2) berjumlah 46 orang. Dan urutan kesembilan urutan yang terakhir yaitu yang berpendidikan Pascasarjana (S3) berjumlah 7 orang. Dari tingkatan itu dapat kita simpulkan bahwa masyarakat Kelurahan Bukit Lama merupakan masyarakat yang sudah modern yang bisa dikatakan begitu karena mereka sudah melek atau sadar akan pentingnya pendidikan, karena sudah semakin sedikitnya orang yang putus sekolah baik SD, SMP, dan SMA dan berbanding terbalik karena sudah banyaknya lulusan S1 sebanyak 4994 orang, lulusan D3, D2, D1, yang rata-rata ditotal hampir 4000 jumlahnya dan untuk lulusan S2, S3, yang bisa dikatakan sangat baik karena sudah memiliki banyak lulusan S2 dan S3. Faktor ini juga dikarenakan lokasi pada wilayah Kelurahan Bukit Lama banyak diisi oleh universitas-universitas yang terakreditasi dan juga masyarakat-masyarakat yang tinggal disini bisa dikatakan dalam tingkatan ekonomi yang mapan dan berwawasan tinggi.
47
Tabel 2.5 Jumlah Lembaga Pendidikan No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 1. 2. 3. 4. 5.
Nama Lembaga Pendidikan / Sekolah Perguruan Tinggi / Sekolah Tinggi Negeri / Swasta Universitas Sriwijaya Universitas Palembang Universitas PGRI Universitas / Sekolah Tinggi Aprin Politeknik Negeri Sriwijaya Politeknik Kesehatan Gigi Sekolah Menengah Umum Negeri / Swasta SMA Negeri 1 Palembang SMA Negeri 10 Palembang SMK Negeri 3 Palembang SMA Srijaya Negara SMA PGRI 1 Palembang Sekolah Menengah Pertama Negeri / Swasta SLTP Negeri 17 Palembang SLTP Negeri 18 Palembang SLTP Srijaya Negara Palembang SLTP PGRI Palembang SLTP AZ-Zahra Sekolah Dasar Negeri / Swasta SD Negeri 2 SD Negeri 3 SD Negeri 4 SD Negeri 5 SD Negeri 6 SD Negeri 7 SD Negeri 8 SD Negeri 9 SD Negeri 10 SD Negeri 11 SD Negeri 12 SD Negeri 13 SD AZ-Zahra Taman Kanak-Kanak TK Negeri Pembina TK Bhayangkara Brimob TK AZ-Zahrah TK Aisyiah TK Harapan Bunda
Sumber : Data Monografi Kelurahan Bukit Lama Palembang, Tahun 2013
48
Tabel 2.5 merupakan tabel lembaga pendidikan yang tersedia pada kelurahan Bukit Lama Palembang. Dari tabel diatas bisa kita lihat jumlah paling banyak untuk lembaga pendidikan di Bukit Lama yaitu SD yang berjumlah 13 sekolah. Selanjutnya yang kedua adalah universitas atau sekolah tinggi sebanyak 6 buah. Jumlah SMA/SMK, SLTP, dan Taman Kanak-kanak memiliki jumlah yang sama yakni 5 buah. Jumlah lembaga pendidikan yang makin meningkat dari tahun ke tahun dan banyakya lembaga pendidikan menunjukkan bahwa masyarakat memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan sebagai kebutuhan untuk memperbaiki taraf hidupa dari segi sosial-ekonomi.
2.8. Mata Pencaharian Penduduk Dalam aktivitas perekonomian warga, masyarakat pada kelurahan Bukit Lama memiliki keragaman pekerjaan yang ditekuni oleh masyarakat. Jenis pekerjaan penduduk yang cukup dominan adalah sebagai Pekerja Swasta, yang kedua dominannya adalah PNS. Dan urutan ketiga terbanyak adalah sebagai tenaga Dosen. Dan yang tidak begitu dominan adalah pekerjaan sebagai pengacara atau advokad. Banyaknya pekerjan swasta karena banyak-banyak ruko-ruko yang berjejer di kelurahan Bukit Lama yang berisi usaha-usaha baik usaha kuliner, jasa percetakan, dan perusahaan swasta membuat pekerjaan yang banyak adalah menjadi karyawan pada perusahaan swasta. Banyaknya perkantoran milik pemerintah juga membuat pekerjaan menjadi PNS menjadi primadona tersendiri untuk masyarakat Kelurahan Bukit Lama.
49
Tabel 2.6 Jenis Pekerjaan Penduduk No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Mata Pencaharian Petani Pegawai swasta Pedagang Pegawai Negeri Sipil TNI/ABRI Dosen Arsitektur Pengacara Bidan dan Perawat Pengrajin Industri Rumah Tangga Pembantu Rumah Tangga Peternak Dokter Montir Pengusaha Jasa Pengobatan Alternatif
Jumlah (Orang) 51 4138 70 2110 188 463 3 3 29 23 86 43 120 10 16 20
Sumber : Data Monografi Kelurahan Bukit Lama Palembang, Tahun 2013
Pada kelurahan Bukit Lama terdapat 2 pasar tradisional yakni pasar tradisional Padang Selasa dan Pasar Tradisional Lebak Keranji sebagai tempat melakukan aktivitas jual beli. Untuk aktivitas perekonomian kelurahan Bukit Lama bisa dikatakan cukup besar apalagi di wilayah bukit besar karena sentralnya peran Universitas Sriwijaya sebagai perguruan tinggi terbaik di Sumsel membuat masyarakat banyak membangun usaha baik jasa dan makanan, atau yang lainnya. Sehingga membuat kelurahan Bukit Lama salah satunya dapat dikatakan sebagai wilayah padat karena banyak aktivitas sosial-ekonomi yang bergerak disana.
50
Tabel 2.7 Jumlah penduduk berdasarkan tenaga kerja No
Tenaga kerja
1.
Penduduk usia produktif / bekerja Penduduk usia produktif yang belum / tidak bekerja Penduduk masih sekolah Penduduk usia tidak produktif Angkatan Kerja
2. 3. 4. 5.
Jumlah Laki-laki Perempuan 7920 5295
Jumlah 13.215
1735
1203
2938
1362 1665 5859
7062 1828 6151
8424 3493 12.010
Sumber : Data Monografi Kelurahan Bukit Lama Palembang, Tahun 2013
2.9. Jumlah Penduduk Menurut Agama Mayoritas penduduk Kelurahan Bukit Lama memeluk agama Islam, tapi untuk agama Budha di kelurahan Bukit Lama termasuk cukup banyak. Di samping juga terdapat juga penduduk yang memeluk agama Kristen Protestan, Katholik, dan Hindu. Tabel 2.8 Jumlah Penduduk Menurut Agama No 1. 2. 3. 4. 5.
Agama Islam Katholik Kristen Protestan Budha Hindu Total Jumlah
Jumlah (Orang) 39.373 824 814 2757 54 43.822
Sumber : Data Monografi Kelurahan Bukit Lama Palembang, Tahun 2013
Bisa disimpulkan mayoritas memang kaum muslim lebih banyak pemeluknya dibanding dengan pemeluk agama lainnya. Namun adanya rumah
51
ibadah yang cukup beraneka ragam menunjukkan memang masyarakat Bukit Lama sangat saling menghargai antar umat beragama lainnya.
2.10. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasaranan yang terdapat pada kelurahan Bukit Lama dapat dikatakan sudah mampu mencukupi kebutuhan masyarakat. Fasilitas yang ada sudah sangat dimanfaatkan mulai sarana dan fisilitas dalam bidang pendidikan seperti TK/Play Group hingga tingkat Universitas jadi membuat masyarakat disini sangat dimudahkan karena tidak perlu mencapai waktu yang lama untuk bersekolah dan menghemat waktu dan tenaga. Tempat ibadah seperti masjid dan mushollah yang dimiliki mencapai 43 masjid dan mushollah , dan beberapa rumah ibadah dari agama lainnya seperti kelenteng dan gereja ada di kelurahan Bukit Lama. Untuk pasar tradisional kelurahan Bukit Lama memiliki dua pasar tradisional yang pertama yakni pasar Padang Selasa dan Pasar Lebak Keranji. Di kelurahan
bukit
lama
juga
banyak
jasa-jasa
usaha
penginapan
dari
asrama,kontrakan rumah, mess, hingga Hotel ada disini. Untuk yang paling menonjol disini ialah adanya Universitas Sriwijaya yang berada pada pusat kelurahan Bukit Lama dan keberadaan universitas Swasta lainnya membuat banyaknya usaha-usaha kecil tumbuh disana seperti jasa percetakan, makanan yang beranekaragam, bank dan Mini market, Kelurahan Bukit Lama juga memiliki cagar budaya atau tempat wisata yang banyak dikunjungi masyarakat apalagi dihari libur, tempat wisata itu adalah Taman Bukit Siguntang, dimana taman itu berada pada dataran tinggi yang banyak dikelilingi
52
oleh pohon yang rimbun dan yang utamanya adalah wisata sejarah, yaitu adanya makam-makam para istri kerajaan Sriwijaya dan para pejuangnya. Transportasi di kelurahan Bukit Lama sudah dilalui Oleh transportasi masal milik pemerintah Palembang, yaitu Trans Musi, dan ada juga beberapa bus kota dan Oplet. Beragamnya fasilitas yang ada pada kelurahan Bukit Lama membuat suatu corak tersendiri untuk kawasan ini karena selalu ramai pada siang dan malam hari yang memperlihatkan sebagai kota yang maju. Melalui deskripsi data tentang kelurahan Bukit Lama diatas maka gambaran umum wilayah penelitian yang berada pada posisi yang strategis bagi kegiatan 53ocial ekonomi. Sehingga sangat cocok untuk penelitian saya untuk melihat fungsi 53ocial-ekonomi pasar tradisional Lebak Keranji.
2.11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat yang tinggal di kelurahan Bukit Lama berasal dari bebarapa suku bangsa yang menetap dan tinggal di daerah ini. Selain suku asli Palembang, juga terdapat suku Aceh, suku Batak, suku Nias, suku Melayu, suku Minang, suku Betawi, suku Sunda, suku Jawa, suku Madura, suku Bali, suku Bugis, dan yang terakhir suku China. Para pendatang yang berasal dari luar Palembang pada umumnya telah lama tinggal dan menetap di daerah ini. Mereka merupakan orang yang melakukan urbanisasi yang datang dari Kabupaten/Kota seperti OKI, OI, OKU, Muba, Mura, Banyuasin, Muara Enim, Lahat, Pagaralam, Lubuk Linggau dan lain sebagainya. Ada juga dari mereka yang karena menetap disini karena
53
mendapatkan jodoh atau pasangan dari orang Palembang, sehingga mereka menetap disini. Dari uraian diatas maka struktur masyarakat yang ada pada kelurahan Bukit Lama Palembang menunjukkan suatu keberagaman, hal ini sangat disebabkan karena kondisi wilayah sebagai wilayah perkotaan yang padat dan pengaruh Urbanisasi sehingga sehingga secara horizontal struktur masyarakat di wilayah ini ditandai dengan adanya kenyataan kesatuan sosial budaya berdasarkan suku bangsa, adat istiadat, dan perbedaan kedaerahan dan perbedaan-perbedaan agama. Secara vertikal struktur masyarakat kelurahan Bukit Lama Palembang ditandai dengan adanya perbedaan antara kalangan kelas atas, kelas bawah dan kalangan menengah. Pluralitas yang ada pada masyarakat Bukit Lama dikarenakan keadaan wilayah geografisnya sebagai wilayah kota metropolis yang berkembang secara material ia memiliki berbagai fasilitas penunjang seperti hiburan yang tidak ada di daerah lain untuk sebagai daya tarik masyarakat untuk melakukan migrasi ke daerah ini. Berdasarkan paparan diatas, maka peneliti sangat tertarik untuk mengambil lokasi penelitian di wilayah Kelurahan Bukit Lama tersebut, lebih fokusnya lagi di Pasar tradisional Lebak Keranji, sebab sebagai pasar yang baru berdiri
di lingkungan perkotaan apakah pasar tersebut tetap berfungsi bagi
masyarakat sekitar bukan hanya sebagai tempat pemenuhan kebutuhan tetapi juga sebagai tempat wadah atau tempat berkumpulnya masyarakat untuk menuangkan pikirannya dengan cara berinteraksi dengan satu sama lainnya sebagai mana makhluk sosial.
54
Peta Wilayah Kelurahan Bukit Lama
Sumber : Data Monografi Kelurahan Bukit Lama Palembang, Tahun 2013
2.12. Deskripsi Subjek Penelitian Informan dalam penelitian ini didukung oleh informan utama dan informan kunci, yang dimana informan-informan ini terlibat dalam aktivitas pasar tradisional Lebak Keranji baik dalam aktivitas jual-beli dan bukan dalam aktivitas jual-beli.
a. Informan Utama Informan sebagai sumber data adalah orang-orang yang terlibat atau mengalami proses pelaksanaan dan perumusan program dilokasi penelitian. 55
Informan masyarakat yang ikut dalam aktivitas pasar tradisional Lebak Keranji baik sebagai Pedagang dan Pembeli berjumlah 18 orang, yang terdiri dari 8 pedagang dan 10 pembeli, penjelasannya sebagai berikut : 1. Informan RF (Usia 32 Tahun) Informan RF adalah pedagang yang berjualan di pasar tradisional Lebak Keranji, jenis dagangan yang dijualnya ialah Ikan Giling. Informan RF merupakan orang asli kelurahan bukit lama yang dimana tempat tinggalnya di Lorong Lebak Keranji, RT : 08, RW : 02. 2. Informan AS (Usia 43 Tahun) Informan AS adalah pedagang yang berjualan di pasar tradisional Lebak Keranji, jenis dagangan yang dijualnya ialah Mainan. Informan AS merupakan orang asli kelurahan bukit lama yang dimana tempat tinggalnya di Lorong Lebak Keranji, RT : 10, RW : 02. 3. Informan RI (Usia 39 Tahun) Informan RI adalah pedagang yang berjualan di pasar tradisional Lebak Keranji, jenis dagangan yang dijualnya ialah Ikan-ikan kering dan plastik. Informan RI merupakan orang asli kelurahan bukit lama yang dimana tempat tinggalnya di Lorong Lebak Keranji, RT : 09, RW : 02. 4. Informan MA (Usia 35 Tahun) Informan MA adalah pedagang yang berjuakan di pasar tradisional Lebak Keranji, jenis dagangan yang ia jual adalah Manisan. Informan MA merupakan orang asli kelurahan bukit lama yang dimana tempat tinggalnya di Jalan Politeknik, Kelurahan Bukit Lama.
56
5. Informan MD (Usia 37 Tahun) Informan MD adalah pedagang yang berjualan di pasar tradisional Lebak Keranji, jenis dagangan yang dijualnya ialah Pakaian Jadi. Informan RI merupakan orang asli kelurahan bukit lama yang dimana tempat tinggalnya di Jalan Seruni. 6. Informan MS (Usia 54 Tahun) Informan MS adalah pedagang yang berjualan di pasar tradisional Lebak Keranji, namun ia berdagang di bagian depan pasar dan di sore hari karena dagangan yang ia tawarkan adalah gorengan. Informan MS merupakan orang asli kelurahan bukit lama yang dimana tempat tinggal rumahnya di Lorong Lebak Keranji, RT : 11, RW : 02. 7. Informan RA (Usia 40 Tahun) Informan RA adalah pedagang yang berjualan di pasar tradisional Lebak Keranji, dagangan yang dagangkan ialah Ayam yang sudah dipotong. Informan RA adalah agen besar untuk dagangan ayam. Informan RA merupakan orang asli kelurahan bukit lama yang dimana tempat tinggalnya di Jalan Sultan S. Mansyur, RT : 12 RW : 07. 8. Informan SH (Usia 43 Tahun) Informan SH adalah pedagang yang berjualan di pasar tradisional Lebak Keranji, jenis dagangan yang ia jual adalah ikan segar. Informan SH merupakan orang asli kelurahan bukit lama yang dimana tempat tinggalnya di Jalan Seruni, RT : 18 RW : 12.
57
9. Informan KZ (Usia 43 Tahun) Informan KZ adalah pembeli yang setiap hari berbelanja di pasar tradisional Lebak Keranji, alasan informan KZ berbelanja setiap hari karena ia membuka usaha rumah makan padang yang dimana rumah makannya terletak di depan Pasar Tradisional Lebak Keranji. Informan KZ merupakan orang asli kelurahan bukit lama dimana ia tinggal di Jalan Sultan M. Mansyur, RT : 11 RW : 02. 10. Informan IP (Usia 30 Tahun) Informan IP adalah seorang pedagang manisan di rumahnya, statusnya di rumah memang menjadi pengurus rumah tangga, karena istrinya bekerja, jadi ia harus memunuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya, informan IP setiap hari berbelanja di pasar Lebak Keranji. Informan IP tinggal di Jalan Politeknik, Perumahan Padang Kapas, Kelurahan Bukit Lama. 11. Informan AM (Usia 48 Tahun) Informan AM adalah seorang pengusaha warung pempek murah meriah, ia mendagangkan usaha pempeknya di rumahnya sendiri bersama istrinya, untuk memenuhi kebutuhan bahan-bahan usahanya. Informan AM memilih untuk berbelanja di Pasar Lebak Keranji, informan AM setiap hari berbelanja di Pasar Lebak Keranji dan sudah memiliki banyak pedagang langganan. Informan AM merupakan orang asli Kelurahan Bukit Lama. Dimana tempat tinggalnya di Jalan Sultan M. Mansyur, Lorong Gardu, RT : 15, RW : 02.
58
12. Informan HS (Usia 41 Tahun) Informan HS adalah pembeli yang setiap hari berbelanja di pasar tradisional Lebak Keranji dan juga sudah banyak memiliki pedagang tetap (langganan). Informan HS merupakan orang asli kelurahan bukit lama dimana ia tinggal di Jalan Sultan M. Mansyur, di lorong Lebak Keranji, RT : 08, RW : 02. 13. Informan MY (Usia 57 Tahun) Informan MY adalah pembeli yang sudah banyak menjadi langganan tetap hampir setiap pedagang di pasar tradisional Lebak Keranji, informan MY hampir berbelanja setiap hari. Informan MY adalah penduduk asli kelurahan Bukit Lama. Dimana rumahnya tepat berada di belakang pasar tradisional Lebak Keranji. 14. Informan SR (Usia 37 Tahun) Informan SR adalah ibu rumah tangga yang setiap hari berbelanja di pasar lebak keranji. Informan SR adalah penduduk asli kelurahan bukit lama dimana rumah terletak di Jalan Seruni. 15. Informan PT (Usia 23 Tahun) Informan PT adalah ibu rumah tangga dan baru saja menikah, informan PT setiap hari berbelanja di pasar tradisional Lebak Keranji yaitu untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga. Informan PT merupakan orang Palembang asli tapi bukan penduduk asli bukit lama, dimana informan PT tinggal di Perumahan Tiga Putri, Jalan Sultan M. Mansyur, Kelurahan Bukit Lama.
59
16. Informan WT (Usia 39 Tahun) Informan WT adalah ibu rumah tangga yang setiap hari berbelanja di pasar tradisional Lebak Keranji, informan WT biasanya menggunakan sepeda motor setiap berbelanja. Informan WT merupakan penduduk asli bukit lama walaupun dia berasal dari Jawa. Rumah informan WT berlokasi Jalan Politeknik, Lorong Selapan, RT : 17, RW : 02, Kelurahan Bukit Lama. 17. Informan MW (Usia 46 Tahun) Informan MW adalah seorang guru yang sering berbelanja di pasar Lebak Keranji di siang hari setelah ia pulang mengajar, informan MW berbelanja di pasar Lebak Keranji setiap hari karena ia juga seorang ibu rumah tangga. Informan MW tinggal di Jalan Politiknik, Perumahan Poltek, Kelurahan Bukit Lama. 18. Informan NJ (Usia 45 Tahun) Informan NJ adalah orang Padang asli yang merantau di kota Palembang, statusnya sebagai ibu rumah tangga, membuatnya harus setiap hari berbelanja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga, dari awal pasar Lebak Keranji berdiri. Informan MW sudah berbelanja disana dan sampai sekarang ia setiap hari berbelanja di Pasar Lebak Keranji. Informan MW bertempat tinggal di Jalan Politeknik, Lorong Khotib, RT : 17, RW : 02.
60
Tabel 2.9 Tabel Informan Utama Pedagang No 1 2 3 4 5 6 7 8
Nama RF AS RI MA MD MS RA SH
Jenis Kelamin Laki-Laki Laki-Laki Laki-Laki Laki-Laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan
Umur 32 Tahun 43 Tahun 39 Tahun 35 Tahun 37 Tahun 54 Tahun 40 Tahun 43 Tahun
Pendidikan SMA SMP SMA SD SMA SMA SMA SMA
Pekerjaan Pedagang Ikan Giling Pedagang Mainan Pedagang Ikan Kering, Plastik Pedagang Manisan Pedagang Pakaian Jadi Pedagang Gorengan Pedagang Ayam Potong Pedagang Ikan Segar
Sumber : Data Primer Lapangan September Tahun 2013
Dari Tabel 2.9 diatas bisa dilihat untuk informan utama pedagang yang dimiliki peneliti yaitu 8 informan yang terdiri dari 4 informan laki-laki dan 4 informan perempuan. Untuk umur informan yang dimiliki peneliti umurnya diantara usia 30-50 tahun yang untuk tingkat pendidikan rata-ratanya ada yang tamatan SD, SMP, SMA. Tempat tinggal informan pedagang yang dimiliki peneliti rata-rata semuanya adalah warga kelurahan Bukit Lama, itu karena peneliti akan meneliti fungsi sosial ekonomi pasar bagi masyarakat, jadi untuk para pelaku yang terlibat dalam aktivitas pasar yang dipilih adalah informan yang berdomisili di sekitar Pasar atau dalam wilayah Bukit Lama. Tabel 2.10 Tabel Informan Utama Pembeli No
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KZ IP AM HS MY SR PT WT MW NJ
Laki-Laki Laki-Laki Laki-Laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan
43 Tahun 30 Tahun 48 Tahun 41 Tahun 57 Tahun 37 Tahun 23 Tahun 39 Tahun 46 Tahun 45 Tahun
SMK SMA SMA SMA SD SD SARJANA SARJANA SARJANA SMA
Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Pembantu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Bidan Guru Ibu Rumah Tangga
Frekuensi Belanja Setiap Hari Setiap Hari Setiap Hari Setiap Hari Setiap Hari Setiap Hari Setiap Hari Setiap Hari Setiap Hari Setiap Hari
Sumber : Data Primer Lapangan September Tahun 2013
61
Dari Tabel 2.10 untuk informan utama pembeli, peneliti mempunyai 10 informan utama yang diantaranya 3 informan laki-laki dan 7 informan perempuan. Tingkatan umur informan yang dipilih peneliti rentang umurnya dari usia 20-50 tahun dan tingkat pendidikannya kebanyakan informan adalah lulusan SMA dan ada dua lulusan SD dan tiga Sarjana. Untuk pekerjaan informan, rata-rata mereka kebanyakan ibu rumah tangga yang kerjanya hanya mengurus keluarga mereka, ada juga yang bekerja sebagai wiraswasta, Bidan, dan Guru. Informan yang dipilih peneliti untuk frekuensi belanjanya di pasar Lebak Keranji, peneliti memilih informan yang setiap hari berbelanja di pasar tersebut. Agar peneliti dapat melihat secara signifikan apakah pasar ini memiliki fungsi sosial ekonomi bagi masyarakat.
b. Informan Kunci Informan kunci ialah informan yang tidak terlibat secara langsung didalam penelitian tetapi informasinya berguna untuk melengkapi data-data dari penelitian tersebut. Berikut merupakan informan kunci dari penelitian ini : 1. Informan MS (Usia 59 Tahun) Informan MS adalah Kepala/Pengelola Pasar Tradisional Lebak Keranji, beliau sendirilah yang mengurus sarana dan prasarana menyangkut seputar Pasar Lebak Keranji. Informan MS tinggal di dekat Pasar Cinde tepatnya di Jalan Candiwalang, Lorong Pangeran Purbo, Rt : 11, Rw : 12.
62
2. Informan CA (Usia 21 Tahun) Informan CA adalah pemuda yang tinggal di sekitar Pasar Tradisional Lebak Keranji. Informan CA memang tidak pernah berbelanja di pasar Lebak Keranji, namun Informan CA sering menjadikan areal depan pasar sebagai tempat nongkrong-nongkrong teman-temannya di waktu sore hingga malam.
Tabel 2.11 Tabel Informan Kunci No 1
Nama MS
Jenis Kelamin Laki-laki
Umur 59 Tahun
Pendidikan SMA
Pekerjaan Kepala Pasar Tradisional
2
CA
Laki-laki
21 Tahun
SMA
-
Sumber : Data Primer Lapangan September Tahun 2013
63
BAB III
ANALISIS DAN INTREPRETASI DATA
Sebagaimana telah dijelaskan dalam bab pertama, tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi sosial dan ekonomi pasar tradisional Lebak Keranji bagi masyarakat yang berada di Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat I Palembang. Untuk menggambarkan digunakan data primer dan data sekunder, dimana data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi bagi 18 informan utama dan 2 informan kunci. Untuk data sekunder diperoleh dari laporan penelitian, jurnal ilmiah, surat kabar, artikel-artikel internet dan kajian-kajian pustaka yang berkaitan dengan fungsi sosial ekonomi. Dalam pasar tradisional Lebak Keranji ekonomi pasar menggunakan self regulating mechanism dimana peraturan dalam produksi dan distribusi barang dipercayakan kepada mekanisme mengatur barang sendiri. Pasar tradisional Lebak Keranji tidak lepas dari adanya mekanisme pasar yang terdiri dari: a) Mekanisme Pemerintah, yang jelas dimana pemerintah memberikan izin untuk mendirikan pasar Lebak Keranji di Kelurahan Bukit Lama. Bukan hanya itu saja, dalam kegiatan ekonomi suatu Negara, tidak ada satupun pemerintah yang tidak campur tangan terhadap kegiatan ekonomi, salah satunya seperti yang ada di Indonesia. Dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 2 dinyatakan bahwa cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan menguasi hajat hidup orang banyak dikuasi Negara. Dalam kegiatannya pemerintah membantu para pelaku pasar Lebak Keranji dari segi modal usaha yakni dalam memberikan bantuan usaha
64
yakni KUR (kredit usaha mandiri) dimana pemerintah mengajak masyarakat yang tidak memiliki modal untuk usaha namun masih memiliki semangat untuk memperbaiki kehidupannya agar masyarakat tersebut dapat mandiri dan berkembang. Secara umum dalam kegiatan penentuan harga di Indonesia sepenuhnya diserahkan kepada mekanisme permintaan dan penawaran, akan tetapi pada situasi dan kondisi tertentu terkadang pemerintah melakukan campu tangan dalam pengendalian. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melindungi kepentingan konsumen/masyarakat dan produsen agar tidak merasa dirugikan. Adapun bentuk campur tangan dalam pengendalian harga dilakukan dengan cara langsung, artinya pemerintah menentukan atau mengubah terhadap harga tarif secara langsung atau dalam bentuk kebijakan pemerintah. Cara yang dilakukannya dengan cara menetapkan harga minimum dan harga maksimum artinya harga minimum atau harga dasar yang bertujuan untuk melindungi produsen agar tidak rugi, seperti harga dasar barang. Harga maksimum atau harga patokan yang bertujuan untuk melindungi konsumen supaya harga patokan yang bertujuan untuk melindungi konsumen tetap terjangkau masyarakat. Hal ini bisa kita ambil contoh harga patokan beras, gula, minyak (sembako). b) Mekanisme Sosial, dalam mendirikan suatu pasar kita harus memikirkan aspekaspek sosial dalam masyarakat. Karena pemerintah telah menetapkan regulasi atau aturan dalam mendirikan suatu pasar, yakni pasar tidak boleh didirikan dipantai, digunung, diperbukitan dan jalan raya. Tempat-tempat itu dilarang karena masyarakat tentunya akan kesulitan dalam mengakses untuk kesananya. Karena
65
suatu pasar dapat berdiri yang pertama harus mudah untuk diakses oleh masyarakat, maka dari itu pasar harus didirikan ditengah-tengah pemukiman masyarakat agar masyarakat dapat mengaksesnya dengan mudah. c) Mekanisme Ekonomi, operasi pasar artinya melakukan penambahan penawaran langsung terhadap produk yang tidak stabil, contoh harga beras terganggu maka pemerintah melalui lembaga yang ditunjuk melakukan droping beras ke pasarpasar. Secara tidak langsung, artinya mengubah hubungan permintaan dan penawaran. Perubahan penawaran dilakukan melalui perubahan-perubahan produksi dan import. Dengan mengatur keseimbangan permintaan dan penawaran akan menjamin stabilitas harga dan mencegah inflasi. Hal ini dilakukan agar masyarakat sebagai penjual dapat dipenuhi kebutuhan hidup pokoknya karena kebutuhan sembako diperlukan karena itu merupakan kebutuhan primer dari manusia.
3.1. Fungsi Sosial Pasar Tradisional Lebak Keranji bagi Masyarakat Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya antara masyarakat untuk mengadakan transaksi jual-beli baik berupa barang ataupun jasa untuk tujuan memenuhi kebutuhannya masing-masing. Pasar tradisional juga berfungsi sebagai suatu tempat eksistensi suatu masyarakat yang memiliki banyak fungsi sosialnya. Hal itu juga berlaku untuk pasar tradisional Lebak Keranji yang memiliki fungsi sosial seperti sebagai sarana hubungan sosial. Dimana masyarakat melakukan hubungan sosial dan disini terjadi berbagai bentuk kerja sama, kompetesi, hingga benturan-benturan yang melibatkan banyak pihak masyarakat.
66
3.1.1. Fungsi Sosial Pasar Tradisional Lebak Keranji Sebagai Sarana Hubungan Sosial Pasar tradisional juga membentuk suatu hubungan sosial yang intim antara para pelaku pasar yakni masyarakat. Dimana hubungan-hubungan itu berlanjut dan membuat suatu jaringan, seperti relasi, pertemanan, persaudaraan, hingga kekeluargaan. Seperti yang dikatakan oleh Talcott Parsons menurutnya dalam Pasar Lebak Keranji memiliki integrasi dimana masyarakat mempunyai hubungan yang erat. Menurut Parsons masyarakat harus mengatur hubungan diantara komponen-komponennya supaya dia bisa berfungsi secara maksimal. Seperti yang diungkapkan oleh bapak KZ, 43 tahun, warga disekitar Pasar Lebak Keranji. Ia mengatakan bahwa pedagang di pasar lebih keranji adalah pedagang yang ramah dan tidak cuek dengan konsumen sehingga membuat para konsumen nyaman untuk berbelanja disini. Seperti yang ia katakan : “di pasar lebak keranji ini, lemaknyo tu kareno pedagang disini ramah dengan kito dan dag cuek pulo, jadi buat kito pembeli disini betah”. (14 September 2013) Di pasar lebak keranji ini, enaknya karena para pedagang disini ramah dengan kita dan tidak cuek, jadi buat kita pembeli disini betah.
Hal serupa diungkapkan oleh informan SR, 37 tahun, seorang pembeli yang sudah menjadi konsumen langganan para pedagang di pasar Lebak Keranji, yang juga warga yang tinggal di Jalan Seruni di wilayah Kelurahan Bukit Lama. Ia mengatakan bahwa para pedagang disini memang benar-benar menjadikannya sebagai raja karena pada saat kita sudah memasuki wilayah pasar Lebak Keranji
67
ini, entah kita mau membeli barang mereka atau tidak, mereka tidak sungkan untuk menyapa kita dan menebar senyum. Seperti yang ia katakan : “pedagang-pedagang disini ni lah bener-bener nian anggap kito cag rajo, pas kito lah masuk di pasar lebak keranji ini, dag tau kito nag beli dengan dio apo idag, pokoknyo kito lah di tegor duluan dan dio lah ngomong, mau beli apo dek ?”. (14 September 2013) Pedagang-pedagang disini sudah benar-benar menganggap kita seperti raja, pada saat kita sudah masuk di pasar lebak keranji ini. Tidak tau kita mau membeli dengan mereka atau tidak. Pokoknya kita sudah di tegur dan mereka sudah bicara, mau beli apa dik ?
Informan PT juga mengatakan bahwa semenjak ia berbelanja disini tidak hanya mendapatkan barang-barang yang menjadi kebutuhannya sehari-hari, di pasar tradisional ini juga mendapatkan suasana baru, teman-teman dan relasi dagang yang baru pula. Seperti yang ia katakan : “kalu di pasar lebak keranji ini, aku lah banyak dapat kawan dari langganan-langganan tempat aku belanjo”. (14 September 2013) Kalau di pasar Lebak Keranji ini, aku sudah banyak dapat kawan dari langganan-langganan tempat aku belanja.
Hal yang sama diungkapkan oleh informan RF, 32 tahun, seorang pedagang ikan giling warga Lebak Keranji. Ia mengatakan bahwa ia banyak mendapatkan teman dan relasi baru dari para pembeli yang sudah menjadi langganannya di pasar tradisional Lebak Keranji ini. Seperti yang ia katakan : “bapak ni banyak dapet kawan dan kenalan baru, yo dari pembeli dan langganan tulah dek”. (15 September 2013) Bapak ini banyak dapat kawan dan kenalan baru, iya dari pembeli dan langganan itulah dik.
68
Ada juga salah satu informan yang mengatakan bahwa ada beberapa yang pedagang yang sebelumnya memang sudah kenal dengan mereka, akan tetapi karena seringnya bertemu dan menjadi langganan akhirnya mereka menjadi lebih akrab dan bahkan sudah di anggap seperti keluarga, hal itu yang di ungkapkan oleh informan HS, 41 tahun, konsumen yang tinggal di Jalan Sultan S Mansyur, Kelurahan Bukit Lama. Seperti yang ia katakan : “aku tu banyak jugo yang lah kenal dengan para pedagang disini, tapi gara-gara aku sereng belanjo dan langganan dengan dio, aku sekarang dengan dio lah akrab dan kami tu lah ngraso cag keluargo dewek”. (14 September 2013) Aku itu banyak juga yang sudah kenal dengan para pedagang disini, tapi karena aku sering belanja dan langganan dengan mereka, akhirnya aku sekarang lah akrab dan kami itu sudah merasa seperti keluarga sendiri.
Masyarakat yang tinggal disekitar Pasar Lebak Keranji tidak hanya menggunakan pasar ini menjadi tempat kegiatan ekonomi, namun banyak juga dari masyarakat menggunakan pasar ini sebagai ruang sosial, dimana mereka menjadikan pasar sebagai tempat untuk mereka bisa bertemu dengan individu lainnya dan janjian dipasar Lebak Keranji untuk bertemu. Hal yang sama diungkapkan oleh informan IP, 30 tahun, masyarakat yang tinggal disekitar pasar Lebak Keranji. Seperti yang ia katakan : “aku gunoke pasar ini bukan cuma untuk belanjo bae, tapi aku jugo sering gunoke pasar ini jadi tempat aku dengan kawan aku ketemuan, karena kalu sore hari disini lemak ngobrolnyo, kareno sambil ngobrol kito biso sambil biso jajan sore”. (14 September 2013)
69
Aku menggunakan pasar ini bukan cuma untuk belanja bae, tapi aku juga sering menggunakan pasar ini jadi tempat aku dengan kawan aku ketemuan, karena kalau sore hari disini enak ngobrolnya, karena sambil ngobrol kita bisa sambil bisa membeli makanan sore.
Para pedagang dan pembeli di pasar Lebak Keranji memang apabila dilihat dari hasil pengamatan saya hubungan mereka memang sangat harmonis dan tanpa ada masalah dalam aktivitas selama melakukan hubungan jual beli, hal itu mungkin didukung karena mereka sama-sama berasal dari tempat yang sama yaitu sama-sama warga kelurahan bukit lama dan ada juga antara pedagang dan pembeli yang sebelum pasar ini berdiri mereka sudah saling kenal terlebih dahulu. Hal ini juga sependapat dengan pihak pengelola yaitu informan bapak MS yang menjabat sebagai kepala pasar tradisional Lebak Keranji, Usia 51 tahun, seperti yang ia katakan : “kalu hubungan antar pedagang dan pembeli dan jugo untuk hubungan antar pedagang dan pedagang disini memang akor”. (13 September 2013) Kalau hubungan antara pedagang dan pembeli dan juga untuk hubungan antar pedagang dan pedagang disini memang akur.
Memang keharmonisan antara mayarakat menjadi faktor utama dalam menjadikan pasar sebagai tempat yang nyaman untuk para masyarakat atau orangorang ingin melakukan aktivitas. Keharmonisan itu juga akan membuat daya tarik tersendiri untuk pasar ini agar di mata para konsumen dilihat pasar yang baik. Hubungan yang baik antara para pedagang juga menjadi kelebihan tersendiri karena akan menyatukan para pedagang agar membuat pasar ini semakin maju dan berkembang.
70
Untuk pasar yang baru berdiri seperti Pasar Lebak Keranji memang dibutuhkan suatu keharmonisan antara para aktor pasar karena keharmonisan itu akan membuat perkembangan pasar ini makin maju. Keharmonisan itu juga bisa timbul karena interaksi yang dilakukan secara terus menerus dan membuat suatu hubungan yang akrab. Dari interaksi yang ringan akan membuat suatu ikatan yang kuat dan kepercayaan akan semakin kuat juga. Hal yang sama di ungkapkan juga oleh informan SH, 43 tahun warga kelurahan bukit lama yang tinggal di Jalan Seruni, seorang pedagang ikan segar. Seperti yang ia katakan : “kalu pagi-pagi tu dek kadang para pembeli langganan yang sudah belanjo dengan kito, mereka idag langsung balek dulu, kadang mereka itu duduk-duduk dulu dan ngajak ngobrol kito ini sebagai pedagang”. (15 September 2013) Kalau pagi-pagi itu dik kadang para pembeli langganan yang sudah belanja dengan kita, mereka tidak langsung pulang terlebih dahulu, kadang mereka itu dudul-duduk dulu dan mengajak ngobrol kita ini sebagai pedagang.
Pasar sebagai tempat berkumpulnya masyarakat dalam berbagai golongan dan strata. Menjadi tempat interaksi sosial antar pelaku pasar, fenomena itu juga terjadi di pasar tradisional Lebak Keranji bahwa pasar ini juga dijadikan oleh masyarakat sebagai tempat bertukar informasi di luar aktivitas jual-beli. Seperti yang di katakan oleh informan Bapak KZ, 43 tahun, pembeli yang berbelanja di pasar Lebak Keranji setiap hari dan sudah memiliki banyak pedagang langganan. Bahwa beliau mengatakan sering melakukan kegiatan di pasar lebak keranji ini seperti ngobrol-ngobrol dengan para pedagang.
71
Seperti yang ia katakan : “serenglah dek aku ngobrol-ngobrol dengan pedagang disini apolagi dengan pedagang langganan aku dewek”. (14 September 2013) Seringlah dik aku ngobrol-ngobrol dengan pedagang disini apalagi dengan pedagang langganan aku sendiri.
Para pedagang juga melakukan interaksi sosial dengan para pembeli dan melakukan interaksi tidak hanya bersifat ringan akan tetapi topik pembahasan juga sering tertuju ke masalah-masalah sosial yang sedang hangat-hangatnya di media. Hal ini juga sependapat dengan informan PT, 23 tahun warga perumahan tiga putri yang masuk dalam wilayah Bukit Lama. Seperti yang ia katakan : “Aku tu mas kalu sering ngobrol dengan ibu-ibu penjual disini, bahasnyo tentang begosip tula apolagi masalah-masalah artis-artis kito ini”. (14 September 2013) Aku itu mas kalau sering ngobrol dengan ibu-ibu penjual disini, pembahasannya tentang bergosip inilah apalagi masalah-masalah artisartis kita ini.
Hal ini juga sependapat dengan informan MD seorang ibu pedagang pakaian jadi, 37 tahun, warga bukit lama yang tinggal di Jalan Seruni. Beliau mengatakan bahwa hubungan yang harmonis antara para pedagang kuncinya ialah pada saat pembeli sedang tidak ada, mereka antar pedagang sering berkumpul dan mengobrol sambil saling mendekatkan diri dan menjaga ikatan sosial.
72
Seperti yang ia katakan : “kami ini waktu yang biso dipake untuk kompol-kompol dan ngobrolngobrol dengan para pedagang, pada waktu pedagang lagi dag katek tula dek, kalu rami kan pasti kami nag fokus ke dagangan kami”. (15 September 2013) Kami ini waktu yang bisa digunakan untuk kumpul-kumpul dan ngobrol-ngobrol dengan para pedagang, pada waktu pedagang lagi tidak ada itulah dik, kalau rame kan pasti kami mau fokus ke dagangan kami.
Hal yang sama juga dilakukan para pedagang laki-laki, apabila para pedagang wanita sering mengobrol dan bercerita untuk mengisi waktu pada saat pedagang tidak ada, cara yang lain atau yang berbeda dilakukan oleh para pedagang laki-laki pada saat mengisi waktu pada saat pembeli tidak ada, hal yang sering mereka lakukan adalah sering bermain permainan Catur dan Gaplek antara para pedagang laki-laki. Seperti yang disampaikan informan RI, 39 tahun, seorang pedagang ikan-ikan kering dan plastik. Seperti yang ia katakan : “inilah dek yang sereng kami lakuke kalu pembeli lagi dag ado, iyo dengan maen catur dan gaplek tula, karena dengan maen itu stress kito ilang dan ladas jugo ketawo-ketawo dengan pedagang lainnyo”. (15 September 2013) Inilah dik yang sering kami lakukan kalau pembeli lagi tidak ada, iya dengan main catur dan gaplek itulah, karena dengan main itu stress kita hilang dan senang juga ketawa-ketawa dengan pedagang lainnya.
Hal yang sama juga diungkapankan oleh informan AM, 48 tahun, ia mengatakan bahwa sering melakukan pembicaraan atau mengobrol dengan para pedagang disini apabila sesudah berbelanja, topik yang ia angkat seperti kegiatan
73
masyarakat seperti pernikahan, atau hal-hal yang penting yang terjadi di wilayah sekitar Kelurahan Bukit Lama. Seperti yang ia katakan : “biasonyo dek aku sudah belanjo tu sering cerito dengan para pedagang disini, kadang aku dipanggil dan dikasihke undangan kalu ado yang nag nikahan, kareno kalu bukan dipasar susah kami nag ketemuannyo”. (15 September 2013) Biasanya dik aku sudah belanja itu sering cerita dengan para pedagang disini, kadang aku dipanggil dan dikasihkan undangan kalau ada yang mau nikahan, karena kalau bukan dipasar sudah kami mau ketemuannya. Dari informasi yang disampaikan oleh informan AM, pasar Lebak Keranji juga bukan hanya dijadikan sebagai tempat kegiatan ekonomi, tapi juga dijadikan tempat antar masyarakat melakukan kegiatan sosial. Dari dua kegiatan yang dilakukan para pedagang di pasar tradisional Lebak Keranji pada saat mengisi waktu kosong apabila pembeli tidak ada, yaitu pedagang perempuan dan laki-laki. Bisa kita lihat yaitu cara yang mereka lakukan itu berbeda, yaitu pedagang wanita mengisi waktu dengan mengobrol dan berbaur antara pedagang wanita lainnya sedangkan pedagang laki-laki dengan cara bermain Catur dan Gaplek. Tetapi hasil atau tindakan alami yang mereka lakukan yaitu membentuk suatu keharmonisan dan kekompakkan antar pedagang dan membentuk suatu pola hubungan sosial yang erat karena tingkat keseringan bertemu dan melakukan tindakan yang sama dan membuat sautu hubungan yang akrab antara pera pedagang di pasar tradisional Lebak Keranji. Hubungan yang harmonis antara para pedagang memang sangat dibutuhkan, apalagi untuk sebuah pasar yang baru berdiri, seperti pasar tradisional Lebak Keranji, hubungan harmonis yang terjalin dalam pasar Lebak Keranji 74
memang bukan hanya antar pedagang dan pedagang tetapi juga antara pedagang dan pembeli. Hal yang senada juga di sampaikan oleh informan IP, 37 tahun, salah seorang warga yang tinggal di jalan poltek kelurahan bukit lama dan juga salah satu konsumen yang sering berbelanja di pasar Lebak Keranji. Informan IP mengatakan ia tidak langsung pulang apabila setelah berbelanja, kegiatan yang ia lakukan ialah bahwa ia sering di ajak kumpul-kumpul dikalangan pedagang karena memang pedagang pada pasar tradisional Lebak Keranji sangat baik dengannya dan juga dia sering berbelanja disini dan sudah banyak memiliki pedagang yang berlangganan. Seperti yang ia katakan : “iyolah dek, aku dag langsung balek kalu aku sudah selesai belanjo disini, kareno aku galak di ajak para pedagang untuk ngobrol-ngobrol dulu, kalu aku langsung balek gek para pedagang kecewa dengan aku, kareno rato-rato para pedagang disini lah deket galo dengan aku”. (14 September 2013) Iyalah dik, aku tidak langsung pulang kalau sudah selesai belanja disini, karena aku suka di ajak para pedagang untuk ngobrol-ngobrol dulu, kalau aku langsung pulang nanti para pedagang kecewa dengan aku, karena rata-rata para pedagang disini sudah dekat semua dengan aku.
Pola hubungan yang terjalin antara pedagang dan pembeli di pasar Lebak Keranji , apabila kita lihat dari pernyataan informan pembeli dan pedagang bisa dikatakan sangat dekat dan akrab. Hal itu terjadi karena faktor tingkat intesitas bertemunya antara informan pembeli dan pedagang yang setiap hari bertemu dan kesamaan wilayah tempat tinggal menjadi faktor pendukung yang dapat membuat hubungan itu makin akrab dan juga faktor kepercayaan menjadi variabel utama untuk membuat suatu hubungan sosial yang lebih dari sekedar hubungan jual-beli. Adanya hubungan sosial yang intim yang terjadi karena adanya hubungan sosial
75
yang berkelanjutan. Dan menjadikan pasar tradisional mempunyai nilai fungsi sosial di dalam masyarakat. Aktivitas dan kegiatan yang terjadi di pasar tradisional bukan hanya terjadi pada saat pasar itu sedang aktif menjalankan fungsinya sebagai tempat masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka, akan tetapi setelah pasar tutup setelah setiap hari dibuka, pasar tradisional tidak hanya menjadi tempat untuk jual-beli. Area ruang terbuka yang ada dia pasar tersebut membuat suatu ruang publik untuk masyarakat. Fenomena itu juga terjadi pada pasar tradisional Lebak Keranji. Area depan yang luas banyak dijadikan masyarakat sekitar untuk duduk-duduk dan bersantai sambil menikmati angin sore yang sejuk dan menunggu terbenamnya matahari semakin membuat masyarakat betah dengan ruang publik ini. Di tambah lagi adanya penjual jajanan sore seperti penjual gorengan, jamu, dan martabak, membuat masyarakat semakin nyaman, karena seperti anak-anak muda disana, selagi mereka nongkrong dan teman-temannya mereka juga bisa sambil makanmakan. Masyarakat yang menikmati ruang publik pada pasar lebak keranji tidak hanya dari anak-anak muda, yang menikmatinya itu dari semua golongan, baik, tua, muda dan juga anak-anak sekalipun. Seperti yang diungkapkan Informan CA, 21 Tahun, salah seoarang masyarakat bukit lama yang tinggal di sekitar areal pasar tradisional Lebak Keranji.
76
Ia mengatakan : “dulunyo ini memang cuma tanah rawa kak, tapi semenjak di bangunnyo pasar ini, tempat ini jadi nyaman apolagi area depan pasarnyo tu luas dan di pengger jalan pulo, jadi cocok kalu untuk kami budak-budak mudo ini dijadike tempat nongkrong dan tempat kami kompol-kompol”. (14 September 2013) Dulunya ini memang cuma tanah rawa kak, tapi semenjak di bangunnya pasar ini, tempat ini jadi nyaman apalagi area depan pasarnya itu luas dan di pinggir jalan pula, jadi cocok kalau untuk kami anak anak-anak muda ini dijadikan tempat nongkrong dan tempat kami kumpul-kumpul. Dari yang disampaikan informan CA, bisa dilihat bahwa area pasar ini dulunya hanya rawa yang tidak bisa jadikan tempat yang memberikan manfaat bagi masyarakat. Namun setelah dibangun sebuah pasar tradisional pada akhirnya area itu dapat menjadi lahan produktif yang dimana bisa memberikan manfaat dan fungsi untuk masyarakat seperti memberikan lahan atau ruang publik untuk masyarakat saling berinteraksi, bertukar informasi dan saling mendekatkan hubungan satu sama lain. Areal depan pasar yang luas membuat suatu unit kelompok masyarakat yang dulunya tidak berkontribusi sebagai tempat eksistensi masyarakat, namun sekarang memberikan fungsi sosial yang banyak. Tidak hanya menjadi tempat berkumpulnya masyarakat di kala sore hari hingga malam. Pasar ini juga sering dijadikan antar orang yang ingin bertemu dan mereka sering melakukan janjian untuk bertemu di pasar. Itu juga yang sama disampaikan informan CA, 21 Tahun. Seperti yang ia katakan : “iyo kak, bukan cuma untuk aku dan kawan-kawan aku kompol bae, tapi aku jugo galak janjian kalu nag ketemuan kawan aku kalu dio tu dag tau rumah aku, jadi aku soroh bae dio nunggu di pasar ini, biar lemak ketemuannyo”. (14 September 2013)
77
Iya kak, bukan cuma untuk aku dan kawan-kawan aku kumpul saja, tapi aku juga sering janjian kalau mau ketemuan kawan aku kalau dia tidak tau rumah aku, jadi aku suruh saja dia nunggu di pasar ini, biar enak ketemuannya. Dari beberapa pendapat para informan-informan mengenai hubungan sosial yang ada di pasar Lebak Keranji. Bisa dikatakan pasar tradisional Lebak Keranji memberikan wadah bagi masyarakat untuk saling berinteraksi dan berhubungan sosial satu sama lainnya, baik pada saat melakukan aktivitas jual beli antara pedagang dan pembeli, pedagang dan pedagang, dan juga baik masyarakat yang tidak memiliki tujuan untuk membeli, melainkan untuk menikmati area pasar ini untuk sekedar bersantai dan mengusir penat di kala sore hari. Masyarakat Palembang masih merupakan masyarakat yang komunal, artinya masyarakat yang suka berkumpul dan bekerjasama atau bergotong royong. Jadi pasar tradisional memiliki peran dalam mempertahankan nilai komunal itu. Seperti halnya fungsi pasar tradisional sebagai sarana hubungan sosial dimana terjadi interaksi antara pelaku pasar (pembeli dan penjual) yang menghasilkan hubungan sosial lebih dari sekedar hubungan jual beli, tapi adanya suatu hubungan sosial yang intim yang terjadi karena adanya hubungan sosial yang terus-menerus antara aktor pasar atau pelaku pasar. Menjadikan pasar tradisional mempunyai fungsi sosial dalam masyarakat. Bisa juga kita simpulkan bahwa hubungan yang terjalin antara pelaku pasar di pasar Lebak Keranji dengan akrab dan dapat menembus hubungan antara penjual dan pembeli dan timbul hubungan kekeluargaan. Hal ini juga karena ada faktor Trust (kepecayaan), hubungan yang berkesinambungan yang terjalin setiap hari dari awal pembicaraan yang ringan dan hingga ke ranah pribadi membuat
78
suatu kedekatan psikologis yang membuat suatu fenomena yang baik untuk pasar tradisional menjadi suatu ranah yang dibutuhkan untuk masyarakat dan dapat bersaing dengan pasar modern yang individualisme, yang sedikit sekali terdapat hubungan interaksi antara penjual dan pembeli. Keterlekatan antara masyarakat yang menjadi penjual dan pembeli pada pasar Lebak Keranji memang banyak dipengaruhi interaksi sosial yang intens. Dalam pasar tradisional transaksi barang tidak dapat ditarik menurut perspektif dikhotomis “keuntungan yang maksimal, kerugian yang minimal”. Seorang pedagang tidak sekedar menerima uang dan pihak lain menerima barang, tetapi terdapat kebutuhan sosial yang ingin didapat dari pihak lain, yakni penghargaan yang bersifat timbal-balik berlangsung dalam hubungan yang setara, terjalin ikatan hubungan personal emosional. Demikian juga dengan konsumen/pelanggan tidak semata mendapat sesuatu barang yang diperlukan, tetapi terdapat “kepuasan” lain yang diperlukan, diantaranya tempat dan dengan siapa penjual yang dihadapinya. Dalam budaya masyarakat timur, berbelanja sambil bersosialisasi
adalah
lebih
menjadi
preferensi
dari
pada
berbelanja
secara individualis, maka berbelanja sambil tukar bicara adalah salah satu modus pemuas kebutuhan, atau sebagai salah satu bagian yang menyertai komoditi yang harus dipenuhi. Dari pendapat diatas fenomena itu terjadi pada pelaku pasar tradisional Lebak Keranji yaitu penghargaan yang selalu diberikan para pedagang kepada pembeli yaitu setiap pembeli yang masuk entah mereka mau membeli dagangannya atau tidak, tetapi para pedagang tidak sungkan untuk menyapa dan
79
bertanya sebagai seorang penjual, hal ini bisa dikatakan penghargaan yang membuat pembeli merasa betah di pasar Lebak Keranji. Penghargaan juga diberikan oleh pembeli/konsumen dengan cara apabila salah seorang pedagang mengajak untuk mengobrol dan untuk duduk-duduk sebetar walau dengan keadaan sibuk para konsumen tidak sungkan dan malah apabila di tolak konsumen merasa tidak enak dengan para pedagang, fenomena ini bisa dikatakan bahwa terjalin suatu hubungan sosial yang dekat yang sudah seperti keluarga. Keramahan pedagang dan pedagang yang dapat memperlakukan pembeli seperti raja, merupakan faktor pendukung. Seperti banyak dikatakan para informan bahwa mereka bisa dekat dan akrab dengan para pedagang karena pedagang memperlukan pembeli dengan ramah sehingga ada berberapa pembeli yang mengatakan karena berbelanja setiap mereka banyak sudah dekat dengan para pedagang dan sudah diaggap seperti keluarga. Dari uraian tentang hubungan sosial bisa kita katakan dari fenomena yang terjadi pada pasar tradisional Lebak Keranji, baik dari beberapa wawancara dari beberapa informan bisa dikatakan bahwa Pasar Tradisional Lebak Keranji memberikan fungsi hubungan sosial yang dirasakan oleh setiap individu yang terlibat dalam aktivitas Pasar Tradisional Lebak Keranji.
80
3.1.2. Fungsi Sosial Pasar Tradisional Lebak Keranji Sebagai Sarana Sosialisasi
Sosialisasi
merupakan
proses
bagaimana
memperkenalkan
atau
menyampaikan sistem sosial pada individu dan bagaimana individu tersebut menentukan tanggapan serta reaksinya terhadap gejala-gejala sosial tersebut. Hal ini bisa juga disebut adaptation. Menurut Parsons Pasar Lebak Keranji yang belum lama berdiri harus mempunyai adaptasi di lingkungannya. Adaptation adalah fungsi yang dimiliki sebuah sistem untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan dari sistem itu. Hal ini dapat kita temukan dalam Pasar Tradisional Lebak Keranji. Dalam Pasar Tradisional Lebak Keranji selain harus mempunyai adaptation diperlukan juga sosialisasi agar masyarakat yang ada disana dapap mengetahui apa saja yang ada dalam pasar tersebut. Proses penyampaian informasi-informasi yang terjadi di pasar meliputi banyak hal, diantaranya
perkembangan
ekonomi
masyarakat,
perkembangan
harga,
perkembangan situasi di kota, hingga hal aktual yang berkembang di masyarakat, khususnya pasar. Informan PT, 23 Tahun, salah seorang pembeli yang sering berbelanja di pasar Lebak Keranji, warga perumahan Tiga Putri, Bukit Lama, salah seorang informan yang mengatakan bahwa ia sering bertanya dan banyak tau informasi tentang harga khusunya baju piama yang bermerek Marlin lebih murah harganya di banding pasar tradisional yang lainnya bahkan harga Marlin yang dijual di Mal jauh lebih mahal padahal kualitas bajunya sama-sama bagus.
81
Seperti yang ia katakan : “aku banyak tau informasi tentang hargo baju kalu belanjo disini mas, apolagi baju tedok, ruponyo hargo baju tedok yang merek Marlin disini lebih murah mas, dibandingke dengan pasar laen, kalu merek Marlin ini dijual di Mall hargonya nag ratosan ribu, jauh nian dengan harga yang ditawaki disini”. (14 September 2013) Aku banyak tahu informasi tentang harga baju kalau belanja disini mas, apalagi baju tidur, rupanya harga baju tidur yang merek Marlin disini lebih murah mas, dibandingkan dengan pasar lain, kalau merek Marlin ini dijual di Mall harganya mau ratusan ribu, jauh sekali dengan harga yang ditawarkan disini.
Tidak hanya informan PT yang mendapatkan pembelajaran dari pasar tradisioanal Lebak Keranji. Hal yang sama juga didapatkan oleh informan WT, 39 tahun, salah seorang ibu yang setiap hari berbelanja di pasar Lebak Keranji. Seperti yang diketahui informan WT juga mendapatkan informasi atau pengetahuan baru. Seperti halnya ketika ia ingin memasak makanan khas Palembang, yakni Pindang Tulang, sedangkan ia tidak mengetahui bahan-bahan serta apa saja bumbunya dan juga ia tidak tau bagaimana cara memasaknya. Alasan informan WT tidak bisa memasak masakan ini karena ia merupakan bukan orang asli Palembang, ia merupakan orang jawa asli. Tetapi dengan kebaikan para pedagang, ia tinggal mengatakan kepada pedagang langganannya bagaimana cara memasak makanan tersebut dan apa saja bahan-bahannya. Kemudian si pedagang itu melayaninya dengan senang hati dan mengambil apa-apa yang menjadi bahan dan bumbu pindang tulang tersebut, dan menjelaskan bagaimana cara memasaknya.
82
Seperti yang ia katakan : “… lemaknyo ke pasar tradisional itu, kito pacak betanyo apo bae yang dag kito ketaui. Misalnyo bae kalu kito idak tau cak mano caronyo masak pindang tulang, apo bae bahan dan bumbu-bumbunyo, kito lemak kareno kito tinggal betanyo bae dengan yang jualan. Dan si pedagang tinggal milihke apo bae bahan pindang tulang itu dan jugo dio ngejelaske dengan kito cag mano masaknyo”. (14 September 2013) Enaknya ke pasar tradisional itu, kita bisa bertanya apa saja yang tidak kita ketahui. Misalnya saja kalau kita tidak tau bagaimana caranya masak pindang tulang, apa saja bahan dan bumbu-bumbunya, kita enak karena kita tinggal bertanya saja dengan yang berjualan. Dan si pedagang tinggal memilih apa saja bahan pindang tulang itu dan juga dia menjelaskan dengan kita bagaimana cara memasaknya. Dari kedua informan diatas bisa kita simpulkan bahwa pasar tradisional itu tidak hanya menjadi tempat transaksi jual beli antara pedagang dan pembeli. Tetapi pasar tradisional juga menjadi sarana pembelajaran dan tempat saling bertukarnya informasi yang dibutuhkan. Hal itu dikarenakan tingkat keseringan berbelanja dan proses belajar terhadap segala aktivitas dan interaksi yang terjadi disana serta pemahaman dan pengetahuan yang diberikan para pedagang membuat para penjual mendapat ilmu yang belum tentu ia bisa dapatkan kecuali di pasar tradisional. Pendapat para informan tentang fungsi pasar tradisional sebagai sarana sosialisasi bukan hanya di dapatkan oleh para pembeli sebagai penerima informasi. Tetapi pedagang juga bisa mendapatkan pembelajaran dan ilmu dari para pembeli yang bisa berguna untuk mereka. Seperti yang disampaikan oleh informan SH, usia 43 tahun, salah seorang pedagang pasar Lebak Keranji yang menjual segala jenis ikan segar. Ia mengatakan bahwa sebagai pedagang yang baru belajar dan belum berpengalaman ia sering mendapatkan ilmu dan
83
pembelajaran bagaimana menjadi seorang pedagang yang sukses dan diajarkan juga bagaimana untuk menarik minat pembeli, baginya ilmu ini sangat penting untuk kelancaran usahanya ini kedepan. Seperti yang ia katakan : “bejualan di pasar ini, lemaknyo tu kito para pedagang ini di hargoi oleh pembeli, contohnyo tu aku ini sereng diajarke oleh pembeli yang jugo dio itu punyo usaha tapi dio sudah berpengalaman, mereka itu dag sungkan-sungkan untuk duduk dan berbagi ilmu dan pengalaman dengan kami pedagang yang baru bejualan ini”. (15 September 2013) Berjualan di pasar ini, enaknya itu kita para pedagang ini di hargai oleh pembeli, contohnya itu aku ini sering diajarkan oleh pembeli yang juga dia itu punya usaha tapi dia sudah berpengalaman, mereka itu tidak malu-malu untuk duduk dan berbagi ilmu dan pengalaman dengan kami pedagang yang baru berjualan ini.
Bisa kita lihat fenomena hubungan timbal balik antara Pedagang dan Pembeli di pasar tradisional Lebak Keranji. Hubungan ini karena ada reward atau penghargaan yang diberikan oleh kedua pelaku pasar ini. Dalam penelitian S.Leksono (2009) menemukan bahwa pasar tradisional adalah sebagai modus interaksi sosial-budaya. Selain itu pasar tradisional dengan harga luncurnya padanya terkandung transaction cost dan bahkan asymmetric information. Dari korbanan waktu, proses tawar-menawar adalah merupakan biaya transaksi, akan tetapi jika didalamnya berlangsung pula proses komunikasi yang dapat menunjukkan kejelasan tentang karakter obyek barang yang diperjual belikan serta terjadi proses penyesuaian harga maka asymmetric information akan menyusut jauh. Disini proses transaksi mempunyai peluang akan berkelanjutan berdasarkan interaksi sosial yang terjadi karena diantara keduanya menjadi saling kenal.
84
Pendapat dari peneliti di atas memang terjadi pada pada pedagang dan pembeli di pasar Lebak Keranji. Korbanan waktu, penyesuaian harga dan proses pembelajaran terjadi secara alami yang membuat suatu hubungan yang akrab. Sehingga hubungan yang terjadi tidak hanya sekedar sebatas membeli/melayani tetapi timbul pola learning atau saling penyampaian dan pemberian pembelajaran sehingga proses sosialisasi tidak hanya terjadi satu arah, melainkan proses timbal balik terjadi melalui dua arah, seperti yang diketahui pedagang di pasar tradisional menjadi pelaku yang dibutuhkan oleh pembeli, tetapi pola itu sudah semakin meluas yakni pembeli juga bisa menjadi orang yang dibutuhkan oleh para pedagang. Hal itu yang terjadi oleh informan SH salah satu pedagang di pasar Lebak Keranji. Sosialisasi yang diberikan oleh pembeli berupa ilmu dan pengalaman merupakan bentuk nyata bahwa pasar tradisional Lebak Keranji ini memberikan fungsi sosial berupa fungsi sosialisasi yang dialami oleh semua pelaku pasar. Fungsi sosialisasi
ini dalam masyarakat sangat penting karena
apabila tergerus atau hilangnya pasar tradisional maka akan hilang di dalam masyarakat suatu wadah yang merupakan sarana sosialisasi/pembelajaran bagi individu atau aktor pasar dalam masyarakat itu sendiri.
3.1.3. Fungsi Sosial Pasar Tradisional Lebak Keranji Sebagai Eksistensi Masyarakat Menengah Ke Bawah Pasar adalah tempat dimana seluruh lapisan masyarakat bisa bertemu dan mencari kehidupan, pasar tradisional merupakan suatu penyangga ekonomi untuk kalangan menengah ke bawah dan memberikan peluang untuk masyarakat
85
menengah ke bawah untuk eksis dalam kehidupan bermasyarakat seperti di pasar tradisional. Misalnya masyarakat yang memiliki modal minimal yang belum tentu dia bisa berjualan di tempat lain tetapi apabila di pasar tradisional mereka masih bisa untuk berjualan dan mengadu nasib. Disinilah fungsi pasar tradisional bermain, pasar tradisional memberi ruang bagi masyarakat, pedagang kecil untuk memasarkan produk yang akan mereka jual. Ini juga disebut Parsons sebagai fungsi laten dimana setiap masyarakat mempertahankan pola-pola yang menciptakan dan mempertahankan motivasi tersebut. Untuk mempertahankan pola tersebut pasar tradisional Lebak Keranji harus memandang bahwa semua pembeli yang ada disana sama. Sehingga pola yang telah ada tetap terjaga, dimana masyarakat menengah kebawah dapat membeli kebutuhan mereka di Pasar Lebak Keranji. Pendapat ini bisa kita lihat dari hasil wawancara dengan informan MA, Usia 35 tahun, tinggal di kelurahan Bukit Lama, merupakan seorang pedagang manisan. Penghasilannya ini ia katakan tidak tetap. Menurutnya hal ini dikarenakan memang adanya para pesaing yang memiliki dagangan yang sam dengannya. Di akui memang dagangannya ini tidak begitu lengkap dibandingkan dengan pedagang yang menjual hal yang sama dengannya karena perbedaan jenis barang yang dijual. Dikatakannya juga sepinya dagangannya ini karena pasar Lebak Keranji merupakan pasar yang baru berdiri sehingga penghasilanya tidak menentu berapa hasilnya setiap hari. Dikatakannya juga bahwa ia memang terkendala oleh modal untuk usaha yang ia geluti ini. Dikatakannya bahwa ada
86
beberapa produk yang ia jual yang dimana masih modal pertama ia membuka dagangan ini. Seperti yang ia katakan : “dagangan aku ini memang masih sepi dek, mungkin jugo Kareno kurangnyo pilihan barang yang aku jual ini, maklom dek modalnyo kecik-kecikan. kadang pembeli nanyo ado dag keju, pas aku cek dak katek ruponyo. Jadi pembeli tu belari ke pedagang lain. Hal itu lah buat penghasilan aku tu masih dag tentu berapo”. (15 September 2013) Dagangan aku ini memang masih sepi dik, mungkin juga karena kurangya pilihan barang yang aku jual ini, maklum dik modalnya kecilkecilan. Kadang pembeli nanya ada tidak keju, pada saat aku cek tidak ada rupanya. Jadi pembeli itu pergi ke pedagang lain. Hal itu membuat penghasilan aku itu masih tidak tentu berapa.
Setelah ditanya lagi kenapa informan MA masih bertahan dan eksis hingga sekarang, padahal dagangannya sepi dan penghasilannya masih belum seberapa. Alasan beliau seperti yang ia katakan : “alasan aku masih biso betahan kareno aku dag ado pilihan lagi dek, dulu aku begawe serabutan dan sekarang aku jadi pedagang. Aku tau memang dag mudah nag langsung sukses tu. Tapi aku nag lebih lamo lagi bedagang disini, kareno aku tau pasar ini kan pasar baru jadi pasti tahun-tahun kedapannyo tu pasar ini pasti berkembang. Tapi untuk sekarang ini asalke penghasilan aku ini masih cukup untuk menuhi kebutuhan sehari-hari keluargo aku. Aku masih biso betahan dek”. (15 September 2013) Alasan aku masih bisa bertahan karena aku tidak ada pilihan lagi dik, dulu aku kerja apa saja dan sekarang aku jadi pedagang. Aku tau memang tidak mudah mau langsung sukses itu. Tapi aku mau lebih lama berdagang disini, karena aku tahu pasar ini kan pasar baru jadi pasti tahun-tahun kedepannya itu pasar ini pasti berkembang. Tapi untuk sekarang ini asalkan penghasilan aku ini masih cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluargo aku. Aku masih biso bertahan dik.
87
Dari pendapat informan MA ini memang tidak ada kesan pesimis, malah ia yakin dan berharap pasar Lebak Keranji ini kedepannya bisa maju dan sukses. Informan MA ini bisa kita lihat potret nyata eksistensi masyarakat kecil yang masih ingin terus mempertahankan kehidupannya, walau dengan modal yang seadanya dan keuntungan yang tidak besar pula. Asalkan hanya cukup untuk memberi makan anak istrinya saja itu sudah cukup untuk ia bertahan di pasar ini. Jadi pasar lebak keranji ini memberikan penopang kehidupan untuk keluarganya. Pendapat lain tentang fungsi sosial pasar Lebak Keranji sebagai tempat eksistensi masyarakat menengah ke bawah yaitu dari hasil wawancara dengan informan MY, 57 tahun, salah satu penduduk yang memiliki ekonomi menengah kebawah. Menurutnya pasar ini sangat membantu keluarganya pribadi seperti pada lebaran idul fitri kemarin. Merasa belum memiliki uang untuk membelikan anak dan cucunya baju lebaran. Rupanya pedagang pakaian jadi di pasar Lebak Keranji membolehkan informann MY untuk berhutang terlebih dahulu dan bisa membayarnya secara menyicil yang tidak ditentukan tarifnya. Seperti yang ia katakan : “aku ngeraso terbantu nian dek adonyo pasar ini sekarang. Kareno pas lebaran idul fitri kemaren aku nag beli baju lebaran untuk anak dan cucung aku, tapi aku belom ado duet. Tapi pas aku nanyo dengan pedagang yang jual baju di pasar lebak keranji boleh dag berutang, ruponyo boleh dek, dan aku ngeraso tebantu ruponyo bayarnyo boleh secaro nyecel dek, maklom dek laki aku ini cuma tukang becak”. (14 September 2013)
88
Aku merasa terbantu sekali dik adanya pasar ini sekarang. Karena pada saat lebaran idul fitri kemarin aku mau beli baju lebaran untuk anak dan cucu aku, tapi aku belum ada uang. Tapi pada saat aku nanya dengan pedagang yang jual baju di pasar lebak keranji boleh tidak berhutang, rupanya boleh dik, dan aku merasa terbantu rupanya bayarnya boleh secara nyicil dik, maklum dik suami aku ini cuma tukang becak.
Dari kejadian informan MY, peneliti akhirnya bertanya dengan salah satu pedagang busana di pasar Lebak Keranji. Rupanya apa yang dikatakan informan MY benar. Seperti yang dikatakan informan MD, 37 tahun, ia mengatakan bahwa memang sering memberikan hutang apabila pembeli yang mau membeli tidak punya uang, alasan informan MD memberikan hutang karena dari pada tidak ada yang membeli dagangannnya jadi apabila ada yang berhutang jadi ia kasih saja, ia juga memberikan hutang tidak kepada semua orang, niatan ia memberikan hutang karena semata ingin membantu orang yang membutuhkan dan juga itu alasan untuk banyak menarik pelanggan agar mau membeli dagangannya, pada orangorang tertentu saja yang sering berbelanja di pasar Lebak Keranji yang sering ia berikan hutang. Menurutnya baju yang di hutangkannya itu seperti ia menabungkan uang ke orang tersebut, jadi sewaktu-waktu bisa berguna apabila orang yang berhutang membayar hutangnya. Seperti yang ia katakan : “kasihan dek kalu dag kito hutangke, lagian kito kan samo-samo wong kecik. Aku jugo dag ngutangke dengan seluruh wong, wong yang aku kenal dan percayo bae yang biso aku utangke tu. Jadilah dek untuk beramal dan bantuin wong”. ( 15 September 2013) Kasihan dik kalau tidak kita berikan hutang, lagian kita kan sama-sama orang kecil. Aku juga tidak memberikan hutang dengan seluruh orang, orang yang aku kenal dan percaya saja yang bisa aku berikan hutang itu. Jadilah dik untuk beramal dan bantuin orang.
89
Dari pendapat kedua informan diatas bisa kita lihat bahwa pasar Lebak Keranji memberikan wadah untuk masyarakat terus mempertahankan diri di tengah kerasnya hidup. Dengan memberikan pinjama dengan cara menghutangkan barang dagangan membuat masyarakat yang membutuhkan tapi tidak memiliki uang merasa terbantu. Bisa kita lihat pendapat dari informan MY, bahwa ia senang dengan kehadiran pasar Lebak Keranji, itu berarti pasar Lebak Keranji tidak hanya memberikan kepuasan dalam berbelanja tetapi juga memberikan wadah orang-orang untuk berbuat baik kepada satu sama lainnya. Hal lainnya dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan MS, 54 tahun, adalah seorang penjual gorengan. Ia banyak menggantungkan hasil dagangan gorengannya untuk kebutuhan ia dan anak-anaknya. Dengan tanggungan 3 anak dan sebagai single parent ia harus berjuang untuk menghidupi anaknya. Menurutnya dagangan yang ia jual yaitu gorengan keuntungannya tidak terlalu banyak. Terlebih lagi modal yang dimilikinya terbatas dan pas-pasan. Seperti yang ia katakan : “untungnyo dari jualan ini idag seberapo dek, jadilah untuk menuhi kebutuhan sehari-hari keluargo ibu”. (15 September 2013) Untungnya dari jualan ini tidak sebarapa dik, jadilah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ibu.
Sepertinya ada kesamaan pendapat antara informan MS dengan informan MA, selain memang sama-sama pedagang, akan tetapi persamaan lainnya yaitu bahwa hasil keuntungan yang ia peroleh itu pas-pasan dan itu sudah cukup asalkan kebutuhan sehari-hari di rumah terpenuhi. Informan MS menjadikan hasil
90
dagangan gorengannya menjadi pemasukkan satu-satunya untuk keluarga mereka. Itu berarti mereka sangar bergantung dengan hasil dagangannya tersebut. Tentu apabila suatu kendala bisa membuat keuntungan yang pas-pasan tersebut menjadi sangat sedikit. Seperti yang ia katakan : “aku sangat begantung nian dek dengan hasil dagangan gorengan ini, aku lah nyaman nian dagang di pasar ini, kalu aku nag jualan di dalem lorong cag dulu lagi, pasti tambah sepi dan tambah bekurang pemasokan aku. Ini jugo jadi mato pencarian aku sikok-sikoknyo tula”. (15 September 2013) Aku sangat bergantung nian dik dengan hasil dagangan gorengan ini, aku sudah nyaman sekali dagang di pasar ini, kalau aku mau dagang di dalam lorong seperti dulu lagi, pasti tambah sepi dan tambah berkurang pemasukan aku. Ini juga jadi mata pencaharian aku satu-satunya itulah. Pada saat ditanya lagi apakah ada kendala pada saat dagang gorengan di pasar ini, informan MS mengatakan, bahwa kendala utama ia berdagang adalah faktor cuaca yakni apabila hujan turun, yang berakibat pembeli akan sepi untuk datang membeli dagangannya. Jadi untuk menutup kekurangan itu, hasil dagangan yang tidak habis ia jadikan untuk lauk-pauk untuk makan sehari-harinya. Dengan begitu uang yang harus dijadikan untuk membeli kebutuhan sehari-hari di alihkan untuk modal berjualan gorengan esoknya. Seperti yang ia katakan : “adolah kendalanyo dek, tapi yang paleng mengganggu itu kalu hujan lagi turun deres pulo, pasti sepi dek jualan aku, makanan-makanan aku pasti banyak balek, tapi aku siasati bae supaya dag rugi nian, siso makanan itu aku jadike untuk lauk makan besok kami, jadilah hemat untuk belanjo sehari-hari”. (15 September 2013) Adalah kendalanya dik, tapi yang paling mengganggu itu kalau hujan lagi turun deras pula, pasti sepi dik jualan aku, makanan-makanan aku pasti banyak pulang, tapi aku siasati saja supaya tidak rugi sekali, sisa makanan itu aku jadikan untuk lauk makanan besok kami, jadilah hemat untuk belanjo sehari-hari.
91
Dari hasil wawancara empat informan diatas, terlihat bahwa pasar tradisional mempunyai fungsi besar sebagai suatu wadah dan sarana eksistensi masyarakat. Terutama masyarakat kelas menengah kebawah yang memiliki modal dan usaha yang pas-pasan (terutama pedagang kecil), yang dengan segala keterbatasannya sehingga bisa bertahan walau ada kendala apapun. Sehingga keberadaan pasar tradisional sangat dibutuhkan oleh para pedagang dan pembeli kelas menangah ke bawah, yang keberadaannya tidak bisa digantikan, salah satu contohnya keberadaan pasar modern yang sulit ditembus oleh masyarakat kelas bawah. Pasar tradisional merupakan suatu alternatif atau pilihan bagi pedagang kecil yang memiliki modal minim, disisi yang lain juga menjadi pesaing bagi para pedagang-pedagang kecil lainnya. Sehingga apabila hilangnya pasar tradisional, maka akan terjadi ketimpangan di dalam masyarakat, dimana pasar tradisional tersebut merupakan suatu tempat yang perekonomian rakyat yang nyata (rill). Itu karena di pasar tradisional tempat berkumpulnya semua ekonomi kerakyatan artinya tempat wadah untuk masyarakat yang memiliki perekonomian yang minim tapi di pasar tradisional inilah dengan segala ketenggang rasaannya mereka masih bisa merasakan fungsi pasar tradisional itu sendiri yang belum tentu bisa masyarakat kelas bawah bisa merasakannya.
92
3.2. Fungsi Ekonomi Pasar Tradisional Lebak Keranji bagi Masyarakat 3.2.1. Fungsi Ekonomi Pasar Tradisional Lebak Keranji Sebagai Tempat Jual Beli Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia memiliki 5 macam kebutuhan yaitu physiological needs (kebutuhan fisiologis), safety and security needs (kebutuhan akan rasa aman), love and belonging needs (kebutuhan akan rasa kasih sayang), esteem needs (kebutuhan akan harga diri) dan self-actualization (kebutuhan akan aktualisasi diri). Dan untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya manusia memerlukan makan, minum. Untuk memenuhi itu semua masyarakat yang ada pun harus pergi kepasar untuk membeli sayuran dan sebagainya agar terpenuhi kebutuhan fisiologisnya. Dalam segala aktivitas di pasar tradisional, jual beli merupakan fungsi utama dari pasar sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitarnya. Pasar merupakan salah satu institusi ekonomi yang ada di masyarakat. Pasar menjadi sarana pertemuan antara pembeli dan penjual, untuk melakukan transaksi ekonomi. Aktivitas ekonomi di Pasar tradisional cenderung melihat hubungan aspek-aspek ekonomis dan non ekonomis dari kehidupan pasar yang mempengaruhi proses-proses ekonomi. Aktivitas–aktivitas ekonomi seperti produksi, distribusi perdagangan dan konsumsi ini bagaimana nantinya akan disusun ke dalam peranan-peranan dan kolektivitas, dengan nilai-nilai apa ia dilegitimasi, dan dengan norma-norma serta sanksi apa ia diatur (Smelser, 1987). Polanyi dalam konsepnya yakni Pertukaran, menurutnya pertukaran merupakan proses ekonomi yang langsung antara tangan-tangan dibawah sistem
93
pasar. Itu terjadi apabila hubungan timbal balik antara individu-individu sering dilakukan. Hal ini yang terjadi dipasar lebak keranji, dimana terjadi hubungan timbal balik antara penjual dan pembeli. Dimana pembeli membutuhkan barang dan jasa dan penjual membutuhkan uang. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan yang dilakukan peneliti, tentang fungsi pasar sebagai tempat melakukan transaksi jual beli, salah satunya dengan informan RA, usia 40 tahun, orang asli kelurahan bukit lama yang dimana tempat tinggalnya di Jalan Sultan S. Mansyur, RT : 12 RW : 07, informan RA adalah seorang pedagang ayam potong yang berdagang mulai sejak pasar Lebak Keranji ini berdiri. Karena jarak rumahnya yang dekat dengan pasar, ia biasa menggunakan transportasi sepeda motor ke pasar Lebak Keranji. Menurutnya berdagang di pasar Lebak Keranji penghasilan perharinya lebih kurang 200 ribu rupiah. Menurutnya kendala-kendala yang ia hadapi selama berdagang ialah faktor masih sepinya pembeli, ia beranggapan bahwa sepinya pembeli karena memang pasar ini pasar yang baru berdiri dan juga katanya kurangnya promosi dari pihak pengelola pada saat pasar ini berdiri. Kegiatan promosi baru dilakukan setelah pasar ini beroperasi, menurut informan RA, harusnya kegiatan promosi ini dilakukan jauh-jauh hari sebelum pasar ini mulai beroperasi. Sedangkan dari hasil wawancara tentang alasan mengapa informan RA mau untuk berdagang di pasar ini.
94
Seperti yang ia katakan : “alesan aku galak bejualan disini kareno dag katek lagi dek kalu nag nyari di pasar-pasar yang laen, tempatnyo tu lah penuh galo, mano mahal jugo, kalu di pasar ini kan deket dari rumah aku, mano masih murah kontrakannyo, pasar ini jugo kan strategis kareno disini banyak perumahan wong kayo, jadi aku meleh jualan disini bae, dari pado katek gawe”. (15 September 2013) Alasan aku mau berdagang disini karena tidak ada lagi dik kalau mau mencari di pasar-pasar yang lain, tempatnya itu sudah penuh semua, mana mahal juga, kalau di pasar ini kan dekat dari rumah aku, mana masih murah kontrakannya, pasar ini juga kan strategis karena disini banyak perumahan orang kaya, jadi aku memilih berdagang disini saja, dari pada tidak kerjaan.
Dari pendapat informan RA bisa kita lihat harapan yang kuat akan majunya pasar ini dan juga ia memilih berdagang disini karena kebetulan pasar ini berdiri dan dia juga mau mulai berdagang kembali dan juga menurutnya pasar ini strategis karena banyak dikelilingi perumahan-perumahan mewah dan juga daerah disini padat dan ramai. Setelah ditanya kembali informan RA tetang pendapat pasar, ia mengatakan pasar adalah tempat untuk orang-orang kecil berdagang dan bertahan hidup. Seperti yang ia katakan : “menorot aku pasar itu tempat wong kecik cag kito ini bedagang dan mencari penghidopan”. (15 September 2013) Menurut aku pasar itu tempat orang kecil seperti kita ini berdagang dan bertahan hidup.
Pendapat yang berbeda dikatakan oleh informan HS, usia 41 tahun, ia berpendapat bahwa pasar tradisional adalah tempat melakukan aktivitas jual beli dan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat.
95
Seperti yang ia katakan : “pasar itu menorot aku tempat untuk melakukan jual beli dan fungsinyo untuk sarana pemenuhan kebutuhan hidup kito”. (14 September 2013) Pasar itu menurut aku tempat untuk melakukan jual beli dan fungsinya untuk sarana kebutuhan hidup kita.
Informan HS juga berpendapat tentang kemudahan dan keuntungannya setelah berbelanja di Pasar Lebak Keranji. Seperti yang ia katakan : “sebelum pasar ini ado, memang aku itu belanjonyo di pasar laen yang pasti lebih jauh dan memakan waktu dan tenago, tapi semenjak pasar ini berdiri aku setiap hari belanjo disini, kareno lebih mudah dijangkau dan hemat dari segi kendaraan”. (14 September 2013) Sebelum pasar ini ada, memang aku itu belanjanya di pasar lain yang pasti lebih jauh dan memakan waktu dan tenaga, tapi semenjak pasar ini berdiri aku setiap hari belanja disini, karena lebih mudah dijangkau dan hemat dari segi kendaraan.
Informan HS merupakan ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di Jalan Sultan M. Mansyur, di lorong Lebak Keranji, RT : 08, RW : 02. Karena jaraknya yang dekat ia biasa belanja di pasar Lebak Keranji ini selain sangat dekat dengan rumah dan harganya pun cukup terjangkau sesuai kualitas barangnya dibanding pasar lainnya. Informan HS sebelumnya berbelanja di pasar tradisional lain, tetapi semenjak pasar Lebak Keranji berdiri, ia hampir setiap berbelanja di pasar Lebak Keranji.
Pendapat yang sama juga dengan informan HS yaitu informan NJ, usia 40 tahun, warga yang setiap hari berbelanja di pasar Lebak Keranji, informan NJ warga yang tinggal di Jalan Politeknik, Lorong Khotib, RT : 17, RW : 02. Hal
96
yang sama pendapatnya yaitu menurutnya pasar itu tempat untuk mencari barang yang kita butuhkan setiap harinya, tempat melakukan aktivitas jual beli dan tawarmenawar. Seperti yang ia katakan : “kalu menurut aku pasar itu tempat kito nyari barang-barang yang kito butuhke setiap harinyo dan jugo tempat melakuke aktivitas jual beli dan biso nganyang”. (14 September 2013) Kalau menurut aku pasar itu tempat kita mencari barang-barang yang kita butukan setiap harinya dan juga tempat melakukan aktivitas jual beli dan bisa tawar-menawar.
Informan NJ adalah ibu rumah tangga yang apabila siang harinya ia berdagang pakaian di pasar 16 ilir, informan NJ adalah orang padang yang sudah lama tinggal di kota Palembang. Informan NJ setiap hari berbelanja di pasar Lebak Keranji karena ia juga menjadi seorang ibu rumah tangga. Alasan informan NJ berbelanja di pasar ini karena jarak antara rumah dengan pasar terbilang dekat, cukup dijangkau dengan sepeda motor selama 5 menit saja untuk ke pasar ini dan alasan yang lain karena sebelum pasar ini ada informan NJ suka belanja kebutuhan pokok sehari-harinya di dekat rumahnya sendiri ada warung yang menjual juga kebutuhan rumah tangga, tapi kurang lengkapnya barang dan lebih mahal, akhirnya ia memutuskan belanja di pasar Lebak Keranji, karena harga barang di pasar Lebak Keranji, lebih terjangakau dan kualitasnya bagus. Seperti yang ia katakan : “aku sereng belanjo disini kareno jarak rumah aku dengan pasar sangat deket dan juga hargonyo lebih murah dibandingke dengan warung-warung kecik yang jualan kebotohan rumah tanggo dimano hargonyo lebih mahal dan dag lengkap pulo”. (14 September 2013)
97
Aku sering belanja disini karena jarak rumah aku dengan pasar sangat dekat dan juga harganya lebih murah dibandingkan dengan warungwarung kecil yang menjual kebutuhan rumah tangga dimana harganya lebih mahal dan tidak lengkap pula.
Berbeda pendapat dengan informan lainnya informan MW, Usia 46 tahun, informan MW tinggal di Jalan Politeknik, Perumahan Poltek, Kelurahan Bukit Lama. Informan MW bekerja sebagai guru SMA di salah satu sekolah negeri di kota Palembang. Informan MW berpendapat bahwa pasar tradisional adalah tempat yang bisa melakukan kegiatan berbelanja/jual beli tidak hanya di pagi hari tetapi juga di siang harinya bahkan hingga sore hari. Seperti yang ia katakan : “pasar tradisional adalah tempat yang bisa dilakukan kegiatan jual beli tidak hanya pagi hari bae, tetapi siang hari jugo biso kito belanjo disano, bahkan sore hari masih ado beberapa pedagang yang masih buka dan melakuke aktivitas jual beli”. (14 September 2013) Pasar tradisional adalah tempat yang bisa dilakukan kegiatan jual beli tidak hanya pagi hari saja, tetapi siang hari juga bisa kita belanja disana, bahkan sore hari masih ada beberapa pedagang yang masih buka dan melakukan aktivitas jual beli.
Alasan informan MW berpendapat seperti itu karena profesinya sebagai seorang guru yang membuat ia tidak bisa berbelanja di pagi hari, sehingga ia mulai bisa berbelanja pada saat sepulang mengajar yaitu di siang hari.
98
Seperti yang ia katakan : “iyo dek, aku itu memang sereng belanjo di pasar ini pada siang hari, karena ibu di pagi hari nag pergi ngajar sekolah, barulah selepas balek ngajar ibu sempeti mamper di pasar ini untuk belanjo kebutuhan keluargo ibu”. (14 September 2013) Iya dik, aku itu memang sering belanja di pasar ini pada siang hari,karena ibu di pagi hari mau pergi mengajar sekolah, barulah selepas pulang mengajar ibu sempatkan mampir di pasar ini untuk belanja kebutuhan keluarga ibu.
Berbeda lagi pendapat yang disampaikan informan AS, Usia 43 tahun, salah seorang pedagang mainan di pasar tradisional Lebak Keranji. Ia berpendapat pasar tradisional adalah tempat jual beli yang bisa dilakukan dari pagi hari sampai malam hari. Seperti yang ia katakan : “kalu uji aku pasar tradisional itu tempat untuk ngelakuke aktivitas jual beli yang biso dilakuke dari pagi sampe malem hari”. (15 September 2013) Kalau menurut aku pasar tradisional itu tempat untuk melakukan aktivitas jual beli yang bisa dilakukan dari pagi sampe malam hari.
Informan AS berpendapat seperti itu karena ia berdagang mainan di pasar Lebak Keranji dari pagi hari sampai malam hari, mereka berdagang hingga waktu selama itu karena dagangannya itu banyak di beli hingga malam hari oleh konsumen. Dari kelima informan diatas mengatakan walaupun pendapatnya berbedabeda, tetapi intinya bisa disimpulkan bahwa pasar tradisional Lebak Keranji adalah tempat untuk melakukan aktivitas jual beli baik berupa barang ataupun jasa yang juga tempat untuk berdagang mencari uang, mencari barang-barang
99
kebutuhan sehari-hari. Pasar Lebak Keranji juga menjadi tempat sentral bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan memberikan kemudahan dari segi lokasi yang mudah di jangkau dan harga yang murah dan tidak kalah kualitasnya. Pasar Lebak Keranji juga memberikan keuntungan untuk masyarakat sekitar, yang dimana kita mengetahui sebelum pasar ini ada banyak dari masyarakat berbelanja di pasar yang lain yang lebih jauh tempatnya dan di warung-warung kecil tapi kekurangan belanja di warung yaitu harga yang mahal dan kurang beragamnya pilihan barang, keuntungan berbelanja di pasar Lebak Keranji seperti yang dikatakan informan diatas bahwa mereka bisa menghemat waktu, tenaga, dan biaya transportasi dan juga keuntungannya yang lain barang di pasar Lebak Keranji lebih beragam di banding warung-warung yang menjual kebutuhan pokok dan harga di pasar Lebak Keranji Lebih murah dan tentunya bisa menghemat pengeluaran rumah tangga. Fungsi tersebut merupakan fungsi dasar dari suatu pasar, jadi bisa kita katakan bahwa pasar tradisional Lebak Keranji merupakan tempat yang bisa meringankan beban masyarakat dari segi ekonomi dan juga untuk melakukan aktivitas jual beli bagi masyarakat, khususnya masyarakat sekitar.
3.2.2. Fungsi Ekonomi Pasar Tradisional Lebak Keranji Sebagai Tempat Mendatangkan Lapangan Pekerjaan Pasar tradisional sebagai tempat urat nadi suatu masyarakat, menjadi motor penggerak kehidupan masyarakat, karena disana menjadi tempat dari segala aspek sosial ekonomi terjadi. Salah satunya fungsi pasar tradisional yaitu mendatangkan lapangan pekerjaan bagi masyarakat/individu yang belum bekerja. Dimana itu
100
berarti mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Negara kita ini. Apabila penggangguran berkurang itu berarti beban Negara pun ikut berkurang, Hal ini juga terjadi pada pasar tradisional Lebak Keranji dimana sebagai pasar tradisional yang baru berdiri sekitar 1 Tahun lebih, efek ekonomi pasti banyak dirasakan oleh masyarakat yang berada di sekitar pasar tersebut. Salah satunya lapangan pekerjaan. Sebagai pasar yang baru berdiri otomatis pasar itu butuh pelaku pasar untuk mengisinya agar pasar itu dapat beroperasi yakni pedagang, penjaga keamanan pasar, petugas kebersihan, dll. Pasar Lebak Keranji banyak mendatangkan lapangan pekerjaan seperti para pedagang yang berdagang di pasar ini dimana tempat tinggalnya berada di sekitar pasar Lebak Keranji. Seperti yang diugkapkan oleh informan SH, Usia 43 tahun, seorang pedagang Ikan di pasar Lebak Keranji. Seperti yang ia katakan : “sebelom aku bedagang di pasar lebak keranji ini memang aku itu nganggor dek, tapi dulunyo aku tu pernah jugo jualan di pasar laen, tapi dulu lah digosor”. (15 September 2013) Sebelum aku berdagang di pasar Lebak Keranji ini memang aku itu nganggur dik, tapi dulunya aku itu pernah juga berdagang di pasar lain, tapi dulu sudah digusur.
Hal yang senada juga disampaikan oleh informan AS, Usia 43 tahun, seorang pedagang mainan yang tinggal di sekitar pasar tradisional Lebak Keranji, dimana persisnya di Lorong Lebak Keranji, RT : 10, RW : 02. Informan AS adalah pedagang yang sudah lama menjadi pedagang yang sudah banyak memiliki pengalaman berdagang dari ke luar kota hingga di sekitar kota Palembang.
101
Menurut informan AS sebelum ia berdagang di pasar Lebak Keranji, sebelumnya ia berdagangg di pasar KM 7 Palembang, namun akibat pasar ini sepi pembeli membuat pasar ini gulung tikar dan menutup semua areal dagangannya, yang membuat ia menjadi pengangguran cukup lama. Tapi setelah mengetahui akan di bangun sebuah pasar di dekat rumahnya, informan AS tanpa berpikir panjang langsung pergi dan ingin menyewa tempat untuk ia dapat kembali bekerja. Seperti yang ia katakan : “aku ini dek sebelom bedagang disini pernah jugo jualan di pasar Pal 7, tapi kareno pasar itu sepi jadi pasar itu totop sehinggo membuat aku nganggor cukup lamo, tapi pas mengetahui disini nag dibangun pasar, aku tanpa banyak bepeker lagi langsong kesini dan nyiwo tempat dagangan lagi”. (15 September 2013) Aku ini dik sebelum berdagang disini pernah juga berdagang di pasar Pal 7, tapi karena pasar itu sepi jadi pasar itu tutup sehingga membuat aku nganggur cukup lama, tapi pada saat mengetahui disini mau dibangun pasar, aku tanpa banyak berpikir lagi langsung kesini dan nyewa tempat berdagang lagi. Setelah ditanya kembali alasan informan AS mau kembali berdagang dan mengapa memilih lokasinya di pasar Lebak Keranji. Jawaban informan AS menurutnya ia mau kembali berdagang disini karena disini lebih dekat dengan rumahnya, jadi bisa menghemat pengeluaran, dan ia bekerja bisa cukup santai karena jarak dengan rumahnya cukup dekat alasan itulah yang membuat informan AS mau membuka dagangannya hingga malam hari. Alasan yang lain yang membuat informan AS mau kembali berdagang karena pasar ini strategis dan dikelilingi pemukiman padat.
102
Seperti yang ia katakan : “iyo dek, dag lemak katek gawe tu, tula yang buat aku tanpa bepikir panjang lagi galak bejualan disini, selaen deket dari rumah aku, aku jugo biso lebih santai nyari duet, pasar ini jugo sangat strategis kalu menurut aku kareno disekeliling pasar ini banyak pemukiman padet”. (15 September 2013) Iya dik, tidak enak tidak ada pekerjaan itu, itulah yang buat aku tanpa berpikir panjang lagi mau berdagang disini, selain dekat dari rumah aku, aku juga bisa lebih santai mencari uang, pasar ini juga sangat strategis kalau menurut aku karena disekeliling pasar ini banyak pemukiman padat.
Hal yang sama namun prosesnya berbeda ini juga yang dialami informan MA, Usia 35 tahun, seorang pedagang manisan di pasar Lebak Keranji. Seperti yang ia katakan : “dolo aku tu ado gawean dek, tapi sekarang idag lagi kareno kakak diputus kontrak oleh pihak perusahaan tempat kakak kerjo, aku ini jugo biso jualan disini kareno kebetulan pas pasar ini dibangun aku itu ado modal pas-pasan, jadi aku nekati bae samo bini aku nag menjadi pedagang di pasar ini”. (15 September 2013) Dulu aku itu ada kerjaan dik, tapi sekarang tidak lagi karena kakak diputus kontrak oleh pihak perusahaan tempat kakak kerja, aku ini juga bisa berdagang disini karena kebetulan pada saat pasar ini dibangun aku itu ada modal pas-pasan, jadi aku nekat saja sama isteri aku mau menjadi pedagang di pasar ini.
Hal yang sama maksudnya itu adalah bisa kita simpulkan dari pendapat informan MA diatas bahwa sebelum berdagang disini informan MA memang menjadi pengangguran yang berbedanya itu karena ia diputus kontraknya oleh perusahaan mebel yang dimana tempat ia bekerja dulu menjadi seorang buruh dan karena ia mengetahui akan dibangun pasar disini dan kebetulan memiliki modal
103
yang pas-pasan informan MA nekat mau menjadi seorang pedagang, yakni pedagang manisan. Dari pernyataan ketiga informan diatas semakin diperkuat oleh pengelola pasar Lebak Keranji yakni informan MS, Usia 59 tahun. Ia mengatakan bahwa semenjak pasar Lebak Keranji ini ada memang sudah banyak memberikan lapangan pekerjaan khususnya masyarakat di sekitar pasar Lebak Keranji. Seperti yang ia katakan : “pastilah dek banyak membuka lapangan pekerjaan, contohnyo bae cag pedagang disini kebanyakannyo mereka itu warga yang tinggal disekitar pasar kito inilah dan yang laennya jugo cag tukang bersehberseh, tukang jago malem, tukang jago wc dan tukang parker semuanyo tu wong yang tinggal disekitar pasar ini galo”. (13 September 2013) Pastilah dik banyak membuka lapangan pekerjaan, contohnya saja seperti pedagang disini kebanyakannya mereka itu warga yang tinggal disekitar pasar kita inilah dan yang lainnya juga seperti petugas bersihbersih, petugas jaga malam, petugas jaga WC dan petugas parkir semuanya itu orang yang tinggal disekitar pasar ini semua. Dari wawancara dengan keempat informan diatas memang bisa dikatakan bahwa pasar Lebak Keranji memberikan suatu opsi bagi masyarakat untuk bekerja dan membuat mereka tidak menjadi pengangguran lagi. Banyak membuka lapangan pekerjaan juga membuat masyarakat tersebut lebih mandiri dalam membangun perekonomian mereka. Dan juga banyaknya membuka lapangan pekerjaan pasti mengentaskan kemiskinan dan mengurangi beban Negara yakni pengangguran. Jadi dapat kita simpulkan bahwa pasar Lebak Keranji berfungsi sebagai tempat yang dapat membuka lapangan pekerjan bagi masyarakat, khususnya masyarakat sekitar.
104
3.2.3. Fungsi Ekonomi Pasar Tradisional Lebak Keranji Sebagai Tempat Menambah Kesejahteraan Masyarakat Sebagai tempat aktivitas ekonomi yang terjadi setiap hari dan tidak mengenal kata libur, pasar tradisional tentu banyak memberikan perkembangan ekonomi khususnya pedagang yang berdagang disana. Pasar tradisional juga sudah pasti menjadi tempat yang mendatangkan kesejahteraan khususnya masyarakat menengah kebawah. Hal ini pun juga dirasakan oleh para pelaku pasar di Pasar Lebak Keranji. Seperti yang diungkapkan oleh informan KZ, Usia 43 tahun. Salah seorang informan yang juga sering berbelanja di pasar Lebak Keranji dan juga ia tinggal di depan pasar Lebak Keranji dan membuka usaha rumah makan Padang dirumahnya. Seperti yang ia katakan : “kalu menorot aku sesudah pasar ini ado dan beroperasi, aku ngeraso usaha aku ini makin rame bae, aku dag tau sapo bae yang beli pokoknyo aku ngeraso kehadiran pasar ini membuat penghasilan aku meningkat dari sebelom pasar ini belom ado”. (14 September 2013) Kalau menurut aku sesudah pasar ini ada dan beroperasi, aku merasa usaha aku ini makin ramai saja, aku tidak tau siapa saja yang beli pokoknya aku merasa kehadiran pasar ini membuat penghasilan aku meningkat dari sebelum pasar ini belum ada.
Penghasilan informan KZ berjualan warung nasi padang apabila dihitung sebulan bersih sebanyak Rp. 3.000.000,00,- itu sudah dihitung bersih dengan kebutuhan modal dan kebutuhan warung lainnya. Pendapat yang berbeda dari informan SH, Usia 43 Tahun, salah seorang pedagang di pasar tradisional Lebak Keranji yang menjual beragam ikan segar. Ia mengatakan semenjak ia berdagang disini, antara modal dan keuntungannya
105
sangat besar. Dan ia sekarang sudah menyiapkan uang untuk biaya kontrakan Los yang sudah habis. Ia juga selama berdagang disini walaupun memang ini bukan penghasilan satu-satunya untuk keluarga akan tetapi selama berdagang disini ia bisa mengisi rumah mereka dengan barang-barang yang dibutuhkan yang sebelumnya tidak ada. Seperti yang ia katakan : “alhamdulillah dek nguntungi jugolah, ibu jugo sekarang lah sudah ado duet untuk bayar kontrakan los untuk setahun kedepan, dirumah jugo jadilah biso ngisi perabotan yang sebelumnya dag katek”. (15 September 2013) Alhamdulillah dik menguntungkan jugalah, ibu juga sekarang sudah ada uang untuk membayar kontrakan Los untuk setahun kedepan, dirumah juga jadilah bisi nambah perabotan rumah tangga yang sebelumnya tidak ada. Penghasilan informan SH berdagang di pasar Lebak Keranji apabila dihitung sebulan sekitar Rp.2.500.000,00,-. Penghasilan ini cukup lumayan menambah pemasukan untuk keluarga karena hasil pekerjaan ini bukan pemasukkan satu-satunya. Hal yang senada juga disampaikan informan RF, Usia 32 tahun, salah seorang pedagang ikan giling yang ada di pasar Lebak Keranji. Dengan jumlah tanggungan anak masih satu orang dan dengan penghasilan satu bulan sebanyak Rp. 4.000.000,00,- ia mengatakan hasil dari dagangannya itu ia sisihkan untuk kemudian dapat ditabung di Bank, walaupun masih belum banyak menurutnya lama kelamaan itu bisa berguna apabila nanti anaknya mau sekolah.
106
Seperti yang ia katakan : “lumayanlah dek penghasilan dari dagangan ini beberaponyo kakak sisihke untuk biso ditabung, walaupun sekarang masih sedikit, tapi kedepannyo itu biso beguno kalu anak kakak kagek nag sekolah lebih tinggi”. (15 September 2013) Lumayanlah dik penghasilan dari dagangan ini berapanya saja kakak sisihkan untuk dapat ditabung, walaupun sekarang masih sedikit, tapi kedepannya itu bisa berguna kalau anak kakak kagek mau sekolah lebih tinggi.
Pendapat yang lain juga disampaikan oleh informan RI, Usia 39 tahun, salah seorang pedagang di pasar Lebak Keranji yang mendangkan beragam jenis ikan kering dan plastik. Dengan penghasilan perbulan kurang lebih menurutnya Rp. 2.000.000,00,- dengan tanggungan anak satu orang. Ia mengatakan bahwa hasil dagangannya itu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari keluarganya seperti untuk makan dan biaya anak sekolah. Dan juga ia mengatakan bahwa ia sekarang sudah bisa kredit motor semenjak berdagang disini. seperti yang ia katakan : “penghasilan aku tu dag pulo besak dek, tapi cokoplah untuk menuhi kebutuhan keluargo aku cag untuk makan dan duet sekolah anak, tapi semenjak bedagang disini aku sudah bisa ambek kredit motor dek, kareno untuk motor itu beguno nian buat kakak nganter anak sekolah”. (15 September 2013) Penghasilan aku itu tidak terlalu besar dik, tapi cukuplah untuk memenuhi kebutuhan keluarga aku seperti untuk makan dan uang sekolah anak, tapi semenjak berdagang disini aku sudah bisa ambil kredit motor dik, karena untuk motor berguna sekali buat kakak ngantar anak sekolah.
107
Hal yang sama juga disampaikan oleh informan AS, Usia 43 Tahun, salah seorang pedagang mainan di pasar Lebak Keranji yang tinggal disekitar area pasar. Ia berpendapat sangat merasa terbantu denga kehadiran pasar ini karena bisa mengubah jalan hidupnya. Ia mengatakan sekarang ia bisa hidup berkecukupan. Dengan penghasilan sebulan di pasar Lebak Keranji kurang lebih Rp.8.000.000,00,- dan ia masih lajang membuat perekonomian informan AS meningkat, tapi hasil dari itu juga ia gunakan untuk membantu keluarganya dan juga ia sekarang sudah menambah 1 toko lagi jadi di pasar Lebak Keranji ia memiliki 2 toko mainan. Informan AS berani mengambil langkah tersebut karena di wilayah Bukit Lama kebutuhan aneka mainan sangat dicari bahkan hingga malam. Informan AS juga sekarang sudah bisa mengisi rumahnya sendiri dengan perabotan yang ia butuhkan dan ia juga bisa membeli barang yang ia butuhkan. Seperti yang ia katakan : “aku besyokor nian dek dengan didirikannyo pasar ini, kareno adonyo pasar ini bisa mengubah perekonomian aku yang dulu dag punyo apoapo tapi alhamdulillah sekarang sudah ado walaupun dag banyak nian, aku jugo sudah nambah satu toko lagi disamping toko aku ini, kareno kebutuhan mainan di wilayah bukit lama ini sangat besak”. (15 September 2013) Aku bersyukur sekali dik dengan didirikannya pasar ini, karena adanya pasar ini bisa mengubah perekonomian aku yang dulu tidak punya apaapa tapi Alhamdulillah sekarang sudah ada walaupun dan banyak sekali, aku juga sudah menambah satu toko lagi disamping toko aku ini, karena kebutuhan mainan di wilayah bukit lama ini sangat besar.
Dari kelima informan diatas bisa kita lihat bahwa betapa sentralnya peran pasar tradisional Lebak Keranji bagi kehidupan mereka sebagai tempat mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pasar ini juga memberikan
108
kesejahteraan dan menaikkan taraf hidup masyarakat menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Bisa kita lihat beberapa informan sudah merasakan manfaatnya seperti bisa mencukupi kehidupan mereka baik kebutuhan primer dan sekunder. Sehingga pasar lebak keranji sangat berfungsi bagi mereka sebagai tempat untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dan dapat merasakan hidup yang lebih baik dari sebelumnya.
109
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan 1. Fungsi sosial pasar tradisional Lebak Keranji bagi masyarakat yang ada disekitar pasar yang pertama adalah fungsi hubungan sosial, pasar dijadikan sebagai tempat mempererat hubungan sosial antara pedagang dan pembeli. Kegiatan yang dilakukan oleh pedagang untuk mempererat hubungan antara pedagang yaitu dengan berkumpul dan memainkan permainan seperti gaplek dan catur. Kegiatan yang lain juga yaitu para pedagang dan pembeli sering bergosip seputar dunia Televisi. Selain itu hubungan yang terjadi tidak hanya dirasakan oleh para pelaku pasar tetapi juga oleh masyarakat disekitar Pasar Lebak Keranji karena disore hari Pasar Lebak Keranji digunakan sebagai ajang untuk berkumpul bagi remaja yang tinggal disekitar sana sambil menikmati jajanan sore. Fungsi sosial yang kedua adalah fungsi sosialisasi/bertukar informasi dimana para pelaku pasar saling berinteraksi dan melakukan proses penyampaian informasi dan pembelajaran. Hal ini karena antara pembeli dan pedagang saling memberikan informasi seperti harga baju, merek baju yang sedang digemari sehingga pembeli terbantu dari informasi tersebut, selanjutnya saling bertukar informasi mengenai resep suatu makanan, bahkan ada pembeli yang membagi pengalaman dengan pedagang tentang dunia usaha dan memberikan ilmu dan trik berdagang. Fungsi sosial yang ketiga adalah fungsi eksistensi masyarakat menengah kebawah, masyarakat menengah kebawah
110
dengan keterbatasan dan ketidakmampuannya mereka masih bisa berdagang walau dengan modal yang terbatas tapi dengan keterbatasan itu mereka masih terus eksis hingga sekarang untuk mencari nafkah. Pedagang pasar lebak keranji memiliki cara agar tetap eksis yakni membolehkan pembeli untuk berhutang strategi ini untuk menghadapi agar dagangnnya tetap laris meskipun dibayar secara menyicil. 2. Fungsi ekonomi pasar tradisional Lebak Keranji bagi masyarakat banyak memberikan pengaruh positif baik dari yang didalam pasar maupun usaha yang ada disekitar/diluar pasar. Fungsi ekonomi pasar Lebak Keranji yang pertama adalah fungsi jual beli dimana pasar Lebak Keranji menjadi sentral jual beli dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Hadirnya pasar ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berdagang. Hadirnya pasar ini juga memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam berbelanja karena sebelumnya mereka harus berbelanja sangat jauh yang memakan waktu, pasar ini juga memberikan kemudahan bagi masyarakat yang bekerja dan tidak bisa berbelanja dipagi hari sehingga ia berbelanja setelah mereka pulang kerja. Fungsi yang kedua adalah fungsi mendatangkan lapangan pekerjaan bagi masyarakat disekitar, karena dibangunnya pasar Lebak Keranji banyak menyerap lapangan pekerjaan bagi masyarakat, dari pengaruh positif ini dapat mengurangi jumlah pengangguran di Kelurahan Bukit Lama. Fungsi yang ketiga adalah fungsi menambah kesejahteraan masyarakat, maksudnya adalah pasar Lebak Keranji memberikan suatu penambahan pendapatan ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat. Masyarakat yang berdagang dipasar ini memiliki
111
penghasilan cukup lumayan besar, sehingga dengan berjualan disini mereka bisa membeli barang yang dibutuhkan seperti kendaaraan, ada juga yang membeli perabotan rumah, ada juga salah satu pedagang disana yang menabung hasil dagangannya untuk kebutuhan sekolah anaknya dimasa depan. 4.2. Saran 1. Bagi masyarakat juga khususnya yang berada disekitar pasar harus ikut berpartisipasi dalam meramaikan pasar dengan berbelanja dipasar tersebut. Agar kedepannya pasar ini bisa cepat maju dan berkembang. 2. Bagi pemilik pasar juga harus lebih berbenah dalam melihat kondisi pasar karena pintu gerbang pasar yang terlalu berada di ujung membuat pasar tersebut apabila dilalui masyarakat dan mereka tidak mengetahui bahwa disana ada pasar. Kiranya juga perlu bahwa pintu gerbangnya di tambah ditengah pasar agar masyarakat mengetahui bahwa disana ada pasar. Karena masyarakat banyak mengeluhkan karena sering tidak tahu dan tidak kelihatan bahwa itu adalah pasar karena pintu masuknya berada di ujung pasar. 3. Bagi kepala pasar juga harus ada perhatian lebih karena sebagai pasar yang baru berdiri pihak pasar harus melakukan promosi yang lebih agar pasar ini ramai dengan pengunjung. Seperti dibuat banner yang besar di badan pasar yang berfungsi agar masyarakat yang melewati pasar tersebut mengetahui bahwa disana ada pasar tradisional. Pihak pengelola juga kiranya harus menambah kembali pedagang-pedagang untuk mengisi tempat yang kosong agar barang yang ditawarkan lebih beragam sehingga masyarakat bisa mendapatkan banyak pilihan barang untuk berbelanja.
112
DAFTAR PUSTAKA
Agus Susanto, Tri. 2003. Struktur sosial dan hubungan antara kelompok dalam pasar tradisional di kota palembang (Studi Kasus di Pasar KM 5 Palembang). Laporan Penelitian. UNSRI. Alfitri. 2011. Materi Ajar Sosiologi Pembangunan. UNSRI. Bungin, Burhin. 2001. Metedologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Damsar. 2002. Sosiologi Ekonomi. Jakarta : Rajawali Press. Damsar. 1997. Sosiologi Ekonomi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Dampak Pembangunan Ekonomi (Pasar) Terhadap Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat di Daerah Jambi. Jambi : CV Rohim. Fidiyani, Rini. 2008. Antropologi Ekonomi (Pengkajian Mengenai Aktivitas Perdagangan Di Pasar Tradisional Banyumas). Semarang : Badan Penerbit Undip. Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Sosial. Jakarta : Salemba Humanika. Smelser, J. 1987. Sosiologi Ekonomi. Terjemahan : Bahana Aksa. Martono, Nanang. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial : Perspektif Klasik, Modern, Posmodern dan Poskolonial. Jakarta : Rajawali Pers. Moleong, J. Lexy. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdukarya. Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Pembangunan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Nazsir, Nasrullah. 2008. Teori-teori Sosiologi. Bandung : Widya Padjadjaran. Purnama, Dadang Hikmah. 2009. Modul Ajar Metode Penelitian Kualitatif. Palembang : UNSRI. Ranjabar, Jacobus. 2008. Perubahan Sosial Dalam Teori Makro Pendekatan Realitas Sosial. Bandung : Alfabeta.
113
Ritzer, George. 2004. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigama Ganda. Jakarta : Rineka Cipta. Ritzer, George. 2010. Teori Sosiologi Modern. Jakarta : Prenada Media Group. Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Syarbaini, Syahrial ; Rusdiyanta. 2009. Dasar-Dasar Sosiologi. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sumber Elektronik : Alishahbana, Ama. 2010. “Makalah dan Pengertian Hubungan Sosial”. http://www.96147.com/other/makalah%20hubungan%20sosial.html. (akses 20 Juli 2013). Husain, M. Muchdar. 2011. “Fungsi Sosial”. fungsisosial.blogspot.com (akses 2 Mei 2013).
http://herman-
Institut Pertanian Bogor. 2007. http://repository.ipb.ac.id (akses 2 Mei 2013). Roen,
Ferry. 2011. “Talcot Parsons : Teori Struktural http://perilakuorganisasi.com (akses 15 Maret 2013).
Fungsional”.
114
Gambaran Kondisi Pasar Tradisional Lebak Keranji
Para pedagang dan pembeli yang sedang bertukar informasi
Para pedagang yang memiliki modal minimum masih terus eksis untuk berdagang
Para pedagang dan pembeli yang sedang bertransaksi jual beli
Distribusi barang dari agen ke pedagang di Pasar Lebak Keranji
Keterlibatan pemerintah daerah dalam membina pedagang
Operasi pasar yang dilakukan pemerintah guna menstabilkan harga
Contoh pembangunan pasar yang melanggar regulasi pemerintah tentang pembangunan pasar tradisional
Terciptanya Hubungan Sosial yang akrab antara pedagang dan pembeli
Pedagang yang sedang mengecek dagangannya
Informan Kepala Pasar setelah selesai diwawancarai
Gambar Depan Kondisi Pasar Lebak Keranji
Kios Pedagang Pasar Lebak Keranji
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PEDAGANG FUNGSI SOSIAL-EKONOMI PASAR TRADISIONAL (Studi Tentang Pasar Tradisional Lebak Keranji, Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat I Palembang) I.
Identitas Informan : a. Nama
:
b. Alamat
:
c. Umur
:
d. Status Pernikahan
:
e. Pendidikan
:
f. Jenis Kelamin
:
g. Agama
:
h. Suku
:
i.
Jumlah Tanggungan
:
j.
Jenis Dagangan
:
II. Fungsi Sosial Pasar Tradisional Lebak Keranji Bagi Masyarakat : 1. Sejak kapan anda berdagang di pasar tradisional Lebak Keranji ini ? 2. Jauh atau dekat jarak rumah anda menuju ke pasar Lebak Keranji ini ? 3. Menggunakan sarana/transportasi apa anda ke pasar Lebak Keranji ini ? 4. Daya tarik apa yang membuat anda berdagang dan bertahan di Pasar Lebak Keranji ini ? 5. Selain berdagang, apakah ada pekerjaan/kegiatan lain yang anda lakukan di pasar Lebak Keranji ini ? 6. Kalau iya kenapa anda melakukan kegiatan itu dan dengan siapa saja melakukannya ? 7. Bagaimana cara anda berinteraksi untuk menarik pelanggan ? 8. Bagaimana cara anda mempertahankan pelanggan ?
9. Apakah anda sering bertukar informasi dengan pelanggan di luar dari aktivitas jual-beli ? 10. Apakah ada pelanggan yang sering membeli dengan anda sudah merasa dekat dengan anda dan sudah menganggap seperti keluarga ? 11. Bagaimana frekuensi belanja mereka (pelanggan) di pasar Lebak Keranji ? 12. Menurut anda perlu atau tidak adanya pasar ? 13. Menurut anda pasar tradisional Lebak Keranji ini masih tetap dibutuhkan atau tidak dalam usaha memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar ? 14. Bagaimana menurut anda tentang usaha-usaha yang dilakukan oleh pejabat pasar selaku pihak pengelola dalam mempertahankan dan memajukan pasar tradisional Lebak Keranji ini ?
III. Fungsi Ekonomi Pasar Tradisiona Lebak Keranji Bagi Masyarakat : 1. Mengapa anda berjualan/berdagang di pasar tradisional Lebak Keranji ini.? 2. Berapa rata-rata penghasilan anda dari berdagang di pasar Lebak Keranji ini perhari ? 3. Hasil dari berdagang menjadi sumber pendapatan satu-satunya / bukan ? 4. Apakah ada pekerjaan lain selain berdagang ? 5. Apakah ada yang menjadi pelanggan tetap anda di pasar Lebak Keranji ini.? 6. Anda menerima tawar menawar atau tidak ? 7. Berapa banyak bisa kasih pengurangan harga kalau ditawar pembeli ? 8. Apakah ada kendala-kendala yang anda hadapi saat berdagang di pasar tradisional Lebak Keranji ini yang mempengaruhi penghasilan anda ? 9. Bagaimana cara anda mengatasinya ? 10. Apakah pendapatan anda bertambah setelah berjualan di pasar tradisional Lebak Keranji ini ?
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PEMBELI FUNGSI SOSIAL-EKONOMI PASAR TRADISIONAL (Studi Tentang Pasar Tradisional Lebak Keranji, Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat I Palembang) IV. Identitas Informan : a. Nama
:
b. Alamat
:
c. Umur
:
d. Status Pernikahan
:
e. Pendidikan
:
f. Jenis Kelamin
:
g. Agama
:
h. Suku
:
i.
Jumlah Tanggungan
:
j.
Penghasilan perbulan
:
V. Fungsi Sosial Pasar Tradisional Lebak Keranji Bagi Masyarakat : 1. Jauh atau dekat jarak tempat tinggal anda dari pasar Lebak Keranji ini ? 2. Sarana/transportasi apa yang anda gunakan untuk menuju ke pasar Lebak Keranji ? 3. Mengapa anda memilih berbelanja di pasar tradisional Lebak Keranji ini ? 4. Daya tarik apa yang membuat anda datang dan berbelanja di pasar tradisional Lebak Keranji ini ? 5. Frekuensi anda berbelanja dalam satu bulan di pasar Lebak Keranji ini ? 6. Punya pedagang langganan atau tidak ? 7. Bagaimana cara anda memilih (mendapatkan) pedagang langganan ? 8. Apa untungnya punya pedagang langganan ?
9. Berdirinya pasar ini apakah memberikan kemudahan anda dalam berbelanja ? 10. Apakah ada cara yang anda lakukan agar mendapatkan potongan harga dari pedagang ? 11. Apakah ada pedagang yang sudah akrab dan sudah anda anggap seperti keluarga selama berbelanja disini ? 12. Apakah anda suka bertukar informasi dengan pedagang diluar aktivitas jual-beli ? 13. Nyaman atau tidak berbelanja di pasar tradisional Lebak Keranji ini ? 14. Selain berbelanja, apakah ada pekerjaan/kegiatan lain yang anda lakukan di pasar Lebak Keranji ini ? 15. Menurut anda apa yang dimaksud dengan pasar ? 16. Menurut anda apakah upaya yang dilakukan oleh pihak pengelola terhadap fasilitas serta pengembangan pasar tradisional Lebak Keranji ini sudah optimal atau belum ?
VI. Fungsi Ekonomi Pasar Tradisional Lebak Keranji Bagi Masyarakat : 1. Jenis barang apa yang sering anda beli di pasar Lebak Keranji ini ? 2. Kualitas barang di pasar Lebak Keranji ini bagus atau tidak ? 3. Harga yang diberikan sebanding atau tidak dengan kualitas barang ? 4. Terpenuhi / tidak kebutuhan anda dengan berbelanja di pasar Lebak Keranji ini ? 5. Suka tawar menawar atau tidak ? 6. Harga barang di pasar Lebak Keranji ini mahal/tidak menurut harga pasaran ? 7. Menurut anda dengan kehadiran pasar Lebak Keranji apa sangat membantu anda dalam memenuhi kebutuhan ? 8. Apakah harga yang diberikan di pasar Lebak Keranji ini lebih ekonomis dari pasar lainnya ?
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PENGELOLA PASAR FUNGSI SOSIAL-EKONOMI PASAR TRADISIONAL (Studi Tentang Pasar Tradisional Lebak Keranji, Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat I Palembang) I.
Identitas Informan : a. Nama
:
b. Alamat
:
c. Umur
:
d. Status Pernikahan
:
e. Jumlah Tanggungan : f. Pendidikan
:
g. Jenis Kelamin
:
h. Agama
:
i.
Suku
:
j.
Jabatan
:
II. Fungsi Sosial Pasar Tradisional Lebak Keranji Bagi Masyarakat : 1. Apakah ada pembeli yang datang kesini memiliki tujuan yang lain selalin untuk membeli ? 2. Kalau ada, tujuannya apa ? 3. Menurut anda apakah pasar Lebak Keranji ini memberikan wadah interaksi untuk penjual dan pembeli serta mempererat hubungan sosialnya.? 4. Apakah ada kegiatan yang dilakukan oleh pihak pasar Lebak Keranji di luar dari aktivitas jual beli ? 5. Kalau ada, kegiatannya apa saja ? 6. Menurut anda daya tarik apa yang membuat para pembeli datang untuk berberlanja disini ?
7. Apakah hubungan antar pedagang yang berdagang disini sangat harmonis.? 8. Sebagai pengelola, menurut anda pasar tradisional masih tetap relevan (dibutuhkan) atau tidak dalam memenuhi kebutuhan masyarakat kota ?
III. Fungsi Ekonomi Pasar Tradisional Lebak Keranji Bagi Masyarakat : a. Menurut anda sebagai pasar yang baru berdiri adakah pengaruh dari minat beli masyarakat ? b. Menurut anda dengan berdirinya pasar Lebak Keranji ini apakah banyak mendatangkan mata pencarian untuk masyarakat disekitar ? c. Menurut anda apakah dengan berdirinya pasar Lebak Keranji menambah kesejahteraan masyarakat disekitar ? d. Usaha apa saja yang dilakukan oleh pihak pasar tradisional dalam menarik minat beli konsumen untuk berberlanja di pasar tradisional Lebak Keranji?? e. Untuk kedepannya upaya apa yang akan dilakukan oleh pihak pengelola dalam mengembangkan pasar tradisional Lebak Keranji agar dapat semakin berkembang dan maju ?