Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM MERUMUSKAN PERATURAN DESA DI DESA AUR SAMPUK KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK Oleh GAGAS SAPUTRA NIM. E42011065 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Kerja Sama Universitas Tanjungpura Dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 E-mail :
[email protected]
Abstrak Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis Fungsi Badan Permusyawaratan Desa Dalam Merumuskan Peraturan Desa Di Desa Aur Sampuk Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak dan untuk mengetahui bagaimana kinerja Badan Permusyawaratan Desa dalam menghasilkan produk kebijakan. Judul penelitian ini dipilih oleh peneliti karena dalam menghasilkan produk kebijakan BPD dinilai belum menjalankan fungsinya dengan maksimal. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi dan wawancara. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan yang diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (pre survey), membuat rencana penelitian (Usulan Penelitian), melakukan pengambilan data primer dan sekunder yang sekaligus melakukan penelitian dilapangan (wawancara), dilanjutkan dengan menganalisis data serta diteruskan dengan pembuatan laporan penelitian (skripsi). Lokasi penelitian ini adalah di Desa Aur Sampuk Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa fungsi Badan Permusyawaratan Desa dalam proses formulasi peraturan desa di Desa Aur Sampuk dinilai sudah baik dan sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku, hanya saja dalam proses pelaksanaannya masih kurang efektif. Hal tersebut disebabkan oleh anggaran yang belum ada, serta masih kurangnya perhatian dari pemerintah daerah dalam pemberian dana. Kata-kata Kunci: Formulasi, Produk Kebijakan, Fungsi Badan Permusyawaratan Desa
THE FUNCTION OF THE VILLAGE REPRESENTATIVE SECTOR IN FORMULATING THE VILLAGE RULES IN AUR SAMPUK VILLAGE SENGAH TEMILA SUB-DISTRICT OF LANDAK REGENCY Abstract This thesis aimed to describe and analyze the function of the village representative sector in formulating the village rules in Aur Sampuk village Sengah Temila Sub-district of Landak regency then to know how the performance of the Village Representative Sector in formulating the rules. The researcher chose this topic because of the function in formulating the rules by the Village Representative Sector is not running well. This research using the kind of descriptive-qualitative technique with the data collection in the form of documentation and interview. The research was completed with several steps among them are pre survey, making proposal, collecting the primary and secondary data as well as researching on the spot by interveiwing, then analyzing the data followed by making the thesis. The research was located in Aur Sampuk village Sengah Temila Sub-district of Landak regency. The result of this research shows that the function of Village Representative Sector in formulating the village rules is already good and based on an exist rule but the implementation is not effective. Those were caused by there is unavailable budget, further the lack of attentions given by Local Government in allocting budget. Keywords : Formulation, Policy Product, The function of Village Representative Sector
1 GAGAS SAPUTRA, NIM. E42011065 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN Dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan
A. PENDAHULUAN
adanya aspirasi dari masyarakat sesuai 1.
dengan Undang-Undang yang berlaku.
Latar Belakang Penelitian Dalam Undang-Undang Nomor 23
Salah satu bentuk kewenangan tersebut
Tahun 2014 tentang pemerintah daerah,
yaitu, pembuatan peraturan atau hukum
daerah diberikan
kesempatan seluas-
(peraturan desa).
luasnya
mengurus
semua
pemerintah
diluar
cikal bakal
pusat
untuk
politik dan pemerintahan di Indonesia
daerah
yang
jauh sebelum negara bangsa ini terbentuk.
peningkatan
Struktur sosial sejenis desa, masyarakat
pelayanan dan pemberdayaan masyarakat,
adat dan lain sebagainya telah menjadi
serta otonomi yang nyata dan bertanggung
institusi sosial yang mempunyai posisi
jawab. Nyata artinya, melaksanakan apa
yang sangat penting. Desa merupakan
yang
institusi yang otonom dengan tradisi, adat
untuk
penyelenggaraan kewenangan
pemerintah
membuat
kebijakan
berhubungan
menjadi
kewenangan
dengan
urusannya yang
berdasarkan
diberikan
dan
karakteristik dari suatu wilayah sedangkan
Secara historis desa merupakan terbentuknya masyarakat
istiadat dan hukumnya sendiri serta relatif mandiri (Widjaja, 2010:5).
bertanggung jawab adalah otonomi yang
Dalam
penyelenggaraan
dalam penyelenggaraannya harus sejalan
pemerintahan
dengan maksud dan tujuan pemberian
pengorganisasian
otonomi yaitu memajukan daerah dan
menggerakan
meningkatkan kesejahteraan Masyarakat.
berpartisipasi dalam upaya kemajuan dan
Selain itu UU Nomor 23 Tahun 2014
pembangunan
tentang
melaksanakan administrasi pembangunan.
pemerintah
menekankan seluas-luasnya
daerah
pemberian agar
lebih
kewenangan
daerah
memiliki
desa
sangat
diperlukan
yang
mampu
masyarakat
desa
Berdasarkan
untuk
serta
dapat
Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
kewenangan dalam mejalankan tugas dan
dijelaskan
fungsinya
organisasi pemerintahan sendiri seperti
sebagai
bagian
dari
unit
pemerintahan.
bahwa
Desa
memiliki
yang telah disebutkan, yaitu Kepala Desa
Makna otonomi dalam kaitannya
beserta
Perangkat
Desa
dan
Badan
dengan desa adalah kewenangan yang
Permusyawaratan Desa (BPD). Kepala
dimiliki
Desa
desa
untuk
mengatur
dan
merupakan
pimpinan
mengurus kepentingan masyarakat desa 2
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
penyelenggaraan pemerintah desa yang
bertentangan
dibantu oleh perangkat desa.
masyarakat secara umum atau peraturan
Badan
Permusyawaratan
Desa
dengan
perundang-undangan
yang tinggi dan
(BPD) merupakan lembaga perwujudan
norma
demokrasi
masyarakat tersebut (Nurcholis, 2011:113-
dalam
penyelenggaraan
pemerintahan desa yang berfungsi sebagai penampung
dan
ada
pada
kehidupan
114).
aspirasi
Dalam tingkat pemerintahan Desa,
masyarakat serta bersama-sama dengan
Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan
kepala desa dalam menetapkan peraturan
Desa berwenang sebagai aktor dalam
desa. Oleh karena itu BPD sebagai badan
membuat peraturan desa sesuai dengan
permusyawaratan
yang
fungsinya masing-masing. Pelaksanaan
berasal
masyarakat
dari
penyalur
yang
kepentingan
anggotanya desa
perumusan perdes di Desa Aur Sampuk
bersangkutan, yaitu Ketua Rukun Warga,
sudah berjalan sesuai dengan Peraturan
pemengku adat, golongan profesi, pemuka
Daerah Kabupaten Landak Nomor 5
agama
Tahun
serta
tokoh
atau
pemuka
masyarakat lainya.
2009
Pembentukan
Dalam rangka mengatur urusan
Penyusunan
tentang dan
Pedoman Mekanisme
Peraturan
Desa
dimana
masyarakat desa tersebut, desa dapat
disebutkan pada Bab IV pasal 5 tentang
membuat peraturannya sendiri yaitu yang
persiapan
disebut peraturan desa. Peraturan desa
rancangan Peraturan Desa merupakan
dibuat oleh BPD dan Kepala Desa
inisiatif dari BPD dan dapat berasal dari
merupakan
bentuk
inisiatif Pemerintah Desa.
dikeluarkan
oleh
sebagaimana
regulasi
yang
pemerintah
kabupaten
desa
membuat
peraturan daerah.
dan
pembentukan
bahwa
Namun, peneliti melihat masih ada masalah
yang terjadi
di
Desa Aur
Sampuk. Masalah tersebut berkenaan
Peraturan desa ditetapkan oleh BPD
dengan fungsi BPD dalam pelaksanaan
bersama Kepala Desa. Peraturan desa
proses merumuskan perdes. Berdasarkan
dibentuk dalam rangka penyelenggaraan
penelitian yang dilakukan Tahun 2015,
pemerintahan desa karena peraturan desa
peneliti melihat fenomena yang terjadi
merupakan
Undang-
dilapangan yaitu, sampai saat ini hanya 1
Undang dengan memperhatikan bentuk
(satu) perdes saja yang sudah ditetapkan
kenyataan sosial budaya dari masyarakat
oleh BPD di Desa Aur Sampuk dalam
setempat. Untuk itu, didalam isi peraturan
masa jabatannya kurang lebih 3 tahun.
desa tersebut tidak boleh berlawanan atau
Perdes
penjabaran
dari
yang
telah
dihasilkan
atau 3
GAGAS SAPUTRA, NIM. E42011065 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN Dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
ditetapkan Anggaran
adalah
perdes
Pendapatan
tentang
Belanja
Desa
penelitian
ini
adalah
pelaksanaan
“Bagaimana
fungsi desa
badan
(APBDes). Dapat dilihat pada penjelasan
permusyawaratan
(BPD)
dalam
diatas menunjukan bahwa BPD di Desa
proses merumuskan peraturan desa di
Aur Sampuk belum maksimal dalam
Desa Aur Sampuk, Kecamatan Sengah
menjalankan tugas dan fungsinya terutama
Temila, Kabupaten Landak ?”
dalam menghasilkan produk kebijakan. Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk mendalami masalah tersebut dan mengambil judul: Fungsi Badan Permusyawaratan Desa Dalam Merumuskan Peraturan Desa di Desa Aur Sampuk Kecamatan Sengah
4. Tujuan penelitian Adapun yang menjadi tujuan yang hendak
dicapai
oleh
penulis
dalam
menggambarkan
dan
penelitian ini yaitu : 1. Untuk
menganalisis
bagaimana
pelaksanaan kegiatan fungsi badan
Temila Kabupaten Landak.
permusyawaratan
Berdasarkan
latar
belakang
desa
di
Desa
pemikiran diatas dengan memperhatikan
Kecamatan
tugas BPD sebagai penyalur aspirasi
Kabupaten Landak.
desa
merumuskan
dalam
perdes
pelaksanaan
sampai
pada
menetapkan perdes, maka penelitian ini difokuskan
pada
dalam
pelaksanaan merumuskan peraturan
2. Fokus Penelitian
masyarakat
desa
Pelaksanaan
Badan
Permusyawaratan
proses
pelaksanaan
Aur
Sengah
Sampuk, Temila,
2. Untuk mengetahui kinerja BPD di Desa Aur Sampuk terutama dalam menghasilkan produk kebijakan.
Fungsi
Desa
dalam
merumuskan
Peraturan Desa di Desa Aur Sampuk Kecamatan Sengah Temila Kabupaten
5. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan
Landak.
ilmu
pengetahuan
khususnya dibidang Pemerintahan Desa yang berkaitan dengan fungsi
3. Rumusan Masalah Berdasarkan penelitian,
maka
latar
belakang
Badan Permusyawaratan Desa itu
peneliti
membuat
sendiri dalam membuat Peraturan
rumusan pembatasan masalah, adapun yang menjadi rumusan masalah dalam
Desa. b. Manfaat Praktis 4
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Pengembangan kualitas desa
khususnya
di
Aparatur
Desa
Aur
Sampuk dan Pemerintah Kabupaten Landak.
Masalah ini memiliki makna yang real sesuai dengan kenyataan yang ada. Menurut
pendapat
Bagi
(2012:122-125) Badan
Permusyawaratan
Winarno
membagi
formulasi
proses
kebijakan
Desa, menyiapkan diri dalam
dalam
merumuskan peraturan desa agar
kebijakan, penyusunan agenda kebijakan,
dalam
pemilihan
pelaksanaannya
berjalan
secara
dapat
efektif
dan
tahap
ke
alternatif
Bagi Penulis untuk memperoleh
masalah
kebijakan,
dan
pengesahan kebijakan: Pertama:
efisien.
perumusan
Perumusan
masalah
(defining problem)
pengalaman penelitian sehingga
Kegiatan ini merupakan upaya untuk
dapat
menentukan
menambah
penulis
dalam
wawasan hal
ilmu
pengetahuan.
identitas
masalah
kebijakan dengan terlebih dahulu mengerti dan memahami sifat dari masalah
tersebut
mempermudah
sehingga
dalam
akan
menentukan
sifat proses perumusan kebijakan. B. TEORI DAN METODOLOGI
Kedua: Agenda kebijakan Oleh karena masalah publik yang
1.
Teori
telah diidentifikasi begitu banyak
Formulasi kebijakan publik adalah hal yang paling penting dari sebuah perjalanan suatu pemerintahan. Maka dari itu, pemahaman serta kemampuan yang memadai dari pembuatan kebijakan publik terhadap
proses
perjalanan
suatu
pemerintahan ditandai dengan adanya pembuatan kebijakan. Hal ini sangat penting,
karena
berguna
untuk
terwujudnya kebijakan publik yang tepat dan terarah. Namun, semuanya harus di imbanggi dengan pemahaman dari sipembuat
kebijakan
publik
jumlahnya,
maka
para
keputusan
akan
memilih
menentukan
problem
seharusnya
memperoleh
utama
untuk
pembuat
mana
dan yang
prioritas
diperhatikan
secara
serius dan aktif, sehingga biasanya agenda kebijakan ini mempunyai sifat yang
khas,
lebih
kongkrit
dan
terbatas jumlahnya. Ketiga: kebijakan
Pemilihan untuk
Alternatif Memecahkan
Masalah
tersebut. 5
GAGAS SAPUTRA, NIM. E42011065 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN Dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tahap
ini
merupakan
kegiatan
untuk dilaksanakan pada semua tingkatan
mengembangkan
dalam konsep pemerintahan, oleh sebab
menyusun
dan
serangkaian
tindakan
yang
perlu
itu
tanggung
jawab
para
pembuat
untuk memecahkan masalah yaitu
kebijakan akan berbeda pada setiap
Identifikasi alternatif dilakukan untuk
tingkatan dan sesuai dengan tingkat
kepentingan
kewenangannya.
pemecahan
masalah.
Gerston
juga
Terhadap problem yang hampir sama
berpendapat bahwa, hal yang paling
atau
penting adalah bagaimana seseorang dapat
mirip,
dapat
saja
dipakai
alternatif kebijakan yang telah pernah
memberikan
pemahaman
dipilih, akan tetapi terhadap problem
akuntabilitas
dari
yang
kebijakan
sifatnya
baru
maka
para
pembuat kebijakan dituntut untuk secara
kreatif
menemukan
kepada
mengenai
semua
pembuat
masyarakat
yang
dilayaninya (Gerston, 2002:14).
dan
Menurut Anderson (dalam Budi
mengidentifikasi alternatif kebijakan
Winarno, 2012:21) kebijakan merupakan
baru
masing-masing
arah tindakan yang mempunyai maksud
alternatif jelas karakteristiknya, sebab
yang ditetapkan oleh seorang aktor atau
pemberian identifikasi yang benar dan
sejumlah aktor dalam mengatasi suatu
jelas pada setiap alternatif kebijakan
masalah atau suatu persoalan. Konsep
akan
kebijakan ini dianggap tepat karena
sehingga
mempermudah
proses
perumusan alternatif.
memusatkan perhatian pada apa yang
Keempat: Penetapan kebijakan Sebagai
suatu
pengesahan
proses
kebijakan
sebenarnya dilakukan dan bukan pada apa
kolektif, merupakan
yang diusulkan atau dimaksudkan. Selain itu,
konsep
ini
juga
membedakan
proses penyesuaian dan penerimaan
kebijakan dari keputusan yang merupakan
secara bersama terhadap prinsip-
pilihan diantara berbagai alternatif yang
prinsip yang diakui dan diterima
ada.
(comforming to recognized principles
Selanjutnya menurut Charles O.
or accepted standards). Landasan
Jones (dalam Budi Winarno, 2012:19),
utama untuk melakukan pengesahan
istilah kebijakan (policy term) digunakan
adalah variabel-variabel sosial seperti
dalam
sistem nilai masyarakat, ideologi
digunakan untuk menggantikan kegiatan
negara, sistem politik dan sebagainya.
atau keputusan yang sangat berbeda.
Seperti
yang
diungkapkan
oleh
praktek
sehari-hari
namun
Istilah ini sering dipertukarkan dengan
Gerston bahwa kebijakan publik dibuat 6
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
tujuan,
program,
keputusan,
standar,
proposal, dan grand desaign.
yang mempunyai tujuan dan maksudmaksud tertentu, dan mereka yang
Kebijakan publik menurut Thomas
menganggap kebijakan publik sebagai
Dye (dalam Subarsono, 2005:2) adalah
akibat-akibat yang bisa diramalkan.
apapun
untuk
Para ahli yang masuk kedalam kubu
melakukan atau tidak melakukan. Konsep
pertama melihat kebijakan publik
tersebut sangat luas karena kebijakan
dalam
publik mencakup sesuatu yang tidak
perumusan kebijakan, pelaksanaan
dilakukan
ketika
kebijakan, dan penilai kebijakan.
pemerintah menghadapi suatu masalah
Dengan kata lain, menurut kubu ini
publik.
kebijakan publik secara ringkas dapat
pilihan
pemerintah
oleh
pemerintah
Sementara itu, Amir Santoso (dalam Budi
Winarno,
2012:22)
dengan
tiga
lingkungan,
yakni
dipandang sebagai proses perumusan, implementasi dan evaluasi kebijakan.
mengkomparasikan berbagai definisi yang
Proses perumusan kebijakan adalah
dikemukakan oleh para ahli yang menaruh
salah satu alat penting dalam tahapan
minat dalam bidang kebijakan publik
kebijakan
menyimpulkan
pengelolaan
kebijakan,
pandangan mengenai kebijakan publik
pemerintah
maupun
dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu;
Menurut William N Dunn (2003:22)
a.
proses
b.
bahwa
pendapat ahli
pada
dasarnya
yang menyamakan
yang
berkaitan
perumusan
baik
dengan menurut
non-pemerintah.
kebijakan
adalah
kebijakan publik dengan tindakan-
serangkaian aktivitas intelektual yang
tindakan pemerintah. Para ahli dalam
dilakukan didalam proses kegiatan yang
kelompok ini cenderung menganggap
pada dasarnya bersifat politis. Aktivitas
bahwa semua tindakan pemerintah
politis tersebut dijelaskan sebagai proses
dapat
pembuatan kebijakan dan divisualisasikan
disebut
sebagai
kebijakan
publik.
sebagai serangkaian tahap yang saling
menurut Amir Santoso, berangkat
bergantung yang diatur menurut urutan
dari para ahli yang memberikan
waktu.
perhatian khusus kepada pelaksanaan
Menurut pendapat Dye dan Zeigler
kebijakan. Para ahli yang masuk
(dalam Budi Winarno, 2012: 45) bahwa
dalam kategori ini terbagi kedalam
kebijakan publik merupakan preferensi
dua
yang
nilai-nilai dari para elit yang berkuasa.
memandang kebijakan publik sebagai
Seringkali dikatakan bahwa kebijakan
keputusan-keputusan
publik
kubu,
yakni
mereka
pemerintah
merefleksikan
tuntutan-tuntutan 7
GAGAS SAPUTRA, NIM. E42011065 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN Dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
dari “rakyat” namun yang dikatakan itu
yang lain. Oleh karena itu, posisi yang
adalah mitos, bukan merupakan realitas
menyatakan
kehidupan masyarakat demokrasi.
merupakan kebijakan yang dikembangkan
Dengan
demikian,
hasil-hasil
bahwa
kebijakan
publik
oleh lembaga-lembaga pemerintah dan
kebijakan lebih merujuk pada “mani
pejabat-pejabat
frestasi nyata” dari kebijakan-kebijakan
mendapat perhatian sebaik-baiknya agar
publik, yaitu hal-hal yang sebenarnya
kita bisa membedakan kebijakan publik
dilakukan menurut keputusan-keputusan
dengan bentuk-bentuk kebijakan yang
dan
lain.
pernyataan-pernyataan
kebijakan.
pemerintah
harus
Dengan menggunakan kalimat yang lebih
Dalam proses pembuatan peraturan
sederhana, hasil-hasil kebijakan dapat
desa (perdes) tidak terlepas dari mereka
diungkapkan sebagai apa yang dilakukan
yang
oleh suatu pemerintah dan keberadaannya
tersebut. Untuk itu aktor tersebut sangat
perlu dibedakan dari apa yang dinyatakan
dibutuhkan
oleh pemerintah untuk melakukan sesuatu.
perumusan perdes berjalan dengan baik.
Pemahaman mengenai hasil-hasil
Menurut PP Nomor 43 Tahun 2014
kebijakan mungkin akan menunjukan
dijelaskan pada bagian ketiga tentang
bahwa kebijakan dalam kenyataannya
BPD pada pasal 35 dijelaskan bahwa,
agak atau sangat berbeda dari apa yang
BPD mempunyai wewenang membahas
tersirat
rancangan peraturan desa bersama Kepala
dalam
pernyataan-pernyataan
kebijakan. Hasil-hasil kebijakan lebih
sedangkan
wewenang
agar
atas
pelaksanaan
hal
proses
Desa.
berpijak pada manifestasi nyata kebijakan publik,
memiliki
Menurut konsep Anderson (dalam
dampak-dampak
Muhlis Madani, 2011:37) menjelaskan
kebijakan (policy outcomes) lebih merujuk
bahwa aktor kebijakan meliputi aktor
pada akibat-akibatnya bagi masyarakat,
internal birokrasi dan aktor eksternal yang
baik
selalu
yang
diinginkan
atau
tidak
mempunyai
konsen
terhadap
diinginkan yang berasal dari tindakan atau
kebijakan.
Dengan
demikian
dapat
tidak adanya tindakan pemerintah. (Budi
disimpulkan
bahwa
aktor-aktor
yang
Winarno, 2012: 22).
terlibat dalam proses perumusan perdes
Tentu saja masih banyak kategori
dapat berpengaruh terhadap kebijakan
dan definisi yang dapat dikemukakan
yang dibuat sesuai dengan fungsi dan
menyangkut
perannya masing-masing.
kebijakan
publik.
Dan
masing-masing definisi tersebut cukup memuaskan untuk menjelaskan satu aspek
2. Metode Penelitian 8
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Penelitian ini mengangkat masalah yang
dirumusan
yaitu
pengumpulan data merupakan langkah
Badan
yang utama dalam sebuah penelitian,
dalam
karena tujuan yang paling utama dari
merumuskan peraturan desa di Desa Aur
sebuah penelitian adalah mendapatkan
Sampuk
Temila
data. Teknik pengumpulan data yang
Kabupaten Landak, sehingga membawa
digunakan dalam penelitian ini yaitu
penulis tertarik untuk meneliti masalah ini
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
dengan
ini
menurut Miles dan Huberman ada tiga
masih
macam kegiatan dalam analisis data
belum jelas dan komplek untuk itu
kualitatif, yaitu: reduksi data, model data
tentunya membutuhkan penjelasan yang
dan penyajian data. Kemudian dalam
mengarah
bagaimana
permasalahan
Menurut Sugiono (2014:308) teknik
fungsi
Permusyawaratan
Desa
Kecamatan
metode
dikarenakan
Sengah
kualitatif,
masalah
pada
merumuskan
hal
tersebut
fungsi
peraturan
BPD
dalam
penelitian ini teknik keabsahan data
desa.
Dalam
menggunakan Triangulasi sumber.
penelitian ini penulis harus bisa melihat dan memahami keadaan sosial masyarakat setempat
secara
mendalam
dengan
C. HASIL
menggunakan pendekatan kualitatif.
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu penelitian deskriftif. Menurut Tohardi
1.
Hasil Penelitian Dalam
penelitian
ini
penulis
(2008:34) bahwa “Penelitian deskriptif
bermaksud untuk memaparkan bagaimana
adalah
bermaksud
kinerja Badan Permusyawaratan Desa di
memberikan gambaran suatu gejala sosial
Desa Aur Sampuk Kecamatan Sengah
tertentu, sebelumnya sudah ada informasi
Temila
mengenai gejala sosial tersebut, namun
menjalankan fungsinya sebagai dewan
masih
Selanjutnya
aspirasi masyarakat, khususnya dalam
Zainudin
menghasilkan produk kebijakan. BPD
(2008:34) bahwa “Penelitian deskriptif
juga harus bisa mengayomi masyarakat
adalah
bermaksud
Desa agar apa yang masyarakat harapkan
membuat penyadaran secara sistematis
dapat terlaksana dengan baik sesuai
faktual dan akurat mengenai fakta dan
dengan harapan bersama.
menurut
penelitian
belum
yang
memadai.
Masyhuri
penelitian
sifat-sifat tertentu.”
dan
yang
Kabupaten
Landak
dalam
Selanjutnya dalam penelitian ini peneliti
mencari
data
dari
berbagai 9
GAGAS SAPUTRA, NIM. E42011065 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN Dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
informan
yang
dianggap
dapat
Selain mengikutsertakan seluruh
memberikan informasi antara lain, Kepala
lapisan masyarakat waktu dan tempat
desa aur sampuk, ketua BPD, anggota
untuk kegiatan ini juga sudah ditentukan
BPD, Tokoh Masyarakat, dan Masyarakat
atau disediakan oleh BPD bersama dengan
setempat. Setelah mendapatkan informan
Kepala Desa. Kegiatan perumusan perdes
kemudian peneliti melakukan wawancara
ini
guna
sosialisasi
mendapatkan
informasi
untuk
tentunya
dilaksanakan
terlebih
melalui
dahulu,
hal
ini
dianalisis. Lokasi pengambilan data atau
dilakukan agar kegiatan perumusan perdes
informasi dilakukan diberbagai tempat
dapat berjalan dengan baik, serta tidak
tidak hanya dikantor Desa saja, namun
merugikan pihak pemerintah dan pihak
juga dilakukan dirumah masyarakat.
masyarakat. Dalam
2.
Pembahasan
a.
Perumusan Masalah hasil
peneliti
berhasil
Sampuk sudah baik, namun ada beberapa wawancara menarik
kesimpulan bahwa fungsi BPD dalam merumuskan peraturan desa sudah baik dalam pelaksanaannya, BPD juga sudah memberikan kesempatan yang seluasluasnya
kepada
masyarakat
untuk
berpartisipasi dalam kegiatan ini. Setiap masyarakat dari berbagai kalangan di Desa Aur Sampuk sendiri sudah ikut berpartisipasi perumusan
dalam perdes
kegiatan
proses
seperti
Tokoh
masyarakat Desa Aur Sampuk. Kemudian perangkat Desa lainnya juga dilibatkan dalam kegiatan rapat perumusan perdes di Desa Aur Sampuk. Artinya kegiatan ini dilaksanakan terbuka,
secara
tidak
fungsinya
sebenarnya kinerja BPD di Desa Aur
Berdasarkan maka
menjalankan
demokratis
dilaksanakan
dan secara
tertutup, tapi sesuai dengan UndangUndang yang berlaku di Indonesia.
kendala
yang
menghambat
proses
perumusan perdes di Desa Aur Sampuk yaitu masalah anggaran. Di Desa Aur Sampuk sendiri untuk saat ini, yang peneliti
dapat
dari
hasil
wawancara
dengan berbagai pihak, memang dana yang dipakai untuk kegiatan perumusan perdes masih kurang anggarannya. Hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap kelancaran
pelaksanaan
kegiatan
perumusan perdes di Desa Aur Sampuk. Kepala Desa bersama dengan BPD juga sangat
mengharapkan
perhatian
dari
pemerintah daerah menyangkut masalah dana.
Karena
masalah
ini
sangat
berdampak bagi BPD terutama dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai dewan aspirasi masyarakat Desa Aur Sampuk. b. Agenda Kebijakan 10
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Bebarapa hasil dari wawancara menunjukan
bahwa,
dengan
baik.
Pemilihan
proses
alternatif kebijakan juga ditentukan tidak
penyusunan agenda kebijakan BPD selaku
sembarangan dan harus dipilih secara
dewan
telah
selektif serta harus melalui keputusan
menjalankan fungsinya dengan baik. Hal
bersama dalam menentukannya karena hal
ini dapat dilihat dari beberapa informasi
ini menyangkut kepentingan umum.
aspirasi
dalam
fungsinya
masyarakat
yang diperoleh peneliti dari beberapa informan.
Kemudian
dalam
memilih
alternatif kebijakan BPD juga harus bisa
Dalam pemilihan masalah-masalah
memberikan pemahaman tentang fungsi
kebijakan BPD dan kepala Desa juga
dari pemilihan alternatif tersebut serta apa
selektif, artinya tidak sembarangan untuk
tujuan dari pemilihan alternatif tersebut,
memasukan setiap masalah yang diajukan
apakah berdampak baik bagi masyarakat
oleh
agenda
atau sebaliknya. Hal ini sangat penting
kebijakan. BPD bersama kepala Desa
dilakukan oleh BPD, agar masyarakat di
lebih mementingkan kepentingan bersama
Desa Aur Sampuk bisa memahami tentang
dari pada memilih masalah-masalah yang
maksud
mengacu pada kepentingan sendiri atau
kebijakan.
individu.
d. Penetapan Kebijakan
masyarakat
ke
dalam
dari
pemilihan
alternatif
Pemilihan masalah tersebut juga
Dari beberapa hasil wawancara di
harus sesuai dengan peraturan yang telah
atas menunjukan bahwa, selama ini sudah
ada di Desa Aur Sanpuk yaitu, melalui
ada perdes yang ditetapkan di Desa Aur
musyawarah dan mufakat serta melalui
Sampuk. Hal tersebut dapat dilihat dari
kesepakatan bersama. Walaupun dalam
hasil wawancara yang dilakukan oleh
kegiatan ini ada masalah yang timbul
peneliti
seperti protes dari masyarakat, tapi BPD
menunjukan pelaksanaan fungsi BPD di
dapat mengatasinya sehingga tidak pernah
Desa Aur Sampuk dinilai belum maksimal
terjadi bentrok antara perumus kebijakan
terutama dalam menghasilkan produk
dan masyarakat.
kebijakan. Hasil tersebut dapat dilihat dari
c. Pemilihan Alternatif Kebujakan
jumlah perdes yang sudah ditetapkan,
Berdasarkan hasil wawancara , maka
peneliti
kesimpulan
bahwa,
berhasil dalam
kepada
beberapa
informan,
sampai saat ini hanya satu perdes saja
menarik
yang sudah dibuat yaitu, perdes tentang
memilih
APBDes.
alternatif kebijakan untuk memecahkan
Menurut penjelasan dari Ketua
masalah BPD dinilai telah menjalankan
BPD Desa Aur Sampuk bahwa, memang 11
GAGAS SAPUTRA, NIM. E42011065 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN Dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
dalam proses pembuatan peraturan Desa
kepada
di Desa Aur Sampuk masih ada kendala
menyampaikan pendapat mengenai
yang
masalah
keluhan atau masalah yang ada di
anggaran atau dana. Karena, menurut
Desa Aur Sampuk. Untuk tempat
Ketua
beliau
pelaksanaan rapat perumusan perdes
didalam
juga sudah ada disediakan oleh BPD
pelaksanaan kegiatan perumusan perdes
dan Kepala Desa. Namun, masih ada
sangat
kendala
mereka
alami
BPD
Aur
mengatakan,
yakni,
Sampuk
memang
membutuhkan
anggaran,
agar
masyarakat
untuk
dalam
pelaksanaan
kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan
perumusan perdes yaitu, menyangkut
baik dan lancar. Hal ini juga tidak terlepas
masalah anggaran atau dana. Hal ini
dari
daerah
yang menjadi penghambat kelancaran
khususnya Pemerintah Kabupaten Landak,
proses perumusan perdes di Desa Aur
untuk itu Ketua BPD dan Kepala Desa
Sampuk.
perhatian
pemerintah
sangat mengharapkan adanya bantuan dari pihak Pemerintah Kabupaten Landak.
2.
Dalam Penyusunan agenda kebijakan juga BPD dinilai sudah menjalankan fungsinya
dengan
baik.
Dimana
dalam memilih masalah yang ada BPD
D. KESIMPULAN
selaku
masyarakat Berdasarkan uraian pada bagian
tugasnya
dewan telah
dengan
aspirasi
menjalankan baik,
terutama
pembahasan, berkaitan dengan fungsi
dalam menentukan masalah untuk
BPD dalam merumuskan peraturan desa
bisa
di desa aur sampuk kecamatan sengah
kebijakan.
temila kabupaten landak, maka penulis
masalah tersebut dapat masuk ke
menarik kesimpulan sebagai berikut:
dalam agenda kebijakan serta harus
1.
dipilih
Dalam
menjalankan
fungsinya
dimasukan
dalam
Karena,
sesuai
agenda
tidak
dengan
semua
kebutuhan
sebagai dewan aspirasi masyarakat
masyarakat Desa Aur Sampuk dan
BPD dinilai sudah baik. Dimana
ditentukan berdasarkan kesepakatan
dalam kegiatan proses perumusan
bersama. Namun, masih ada kendala
peraturan desa, BPD dan Kepala Desa
yang peneliti temukan yaitu, arsip
mengundang
agenda
seluruh
lapisan
perdes
masih
disimpan
masyarakat untuk ikut berpartisipasi
sembarangan bukan pada tempatnya.
dalam rapat tersebut. BPD dan Kepala
Hal ini tentunya sangat berpengaruh
Desa juga memberikan kesempatan 12
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
3.
bagi kinerja BPD terutama dalam
Menurut penjelasan dari Ketua BPD
menjalankan tugasnya.
Desa Aur Sampuk bahwa, memang
Dalam memilih alternatif kebijakan
dalam proses pembuatan peraturan
untuk memecahkan masalah BPD
Desa di Desa Aur Sampuk masih ada
dinilai telah menjalankan fungsinya
kendala yang mereka dialami yakni,
dengan baik. Pemilihan alternatif
masalah anggaran atau dana.
kebijakan
juga
ditentukan
tidak
sembarangan dan harus dipilih secara
E. SARAN
selektif serta harus melalui keputusan bersama karena
dalam hal
ini
menyangkut
penelitian,
maka
penulis
akan
memberikan saran-saran. Adapun saran-
kepentingan umum. Kemudian dalam
saran tersebut antara lain sebagai berikut:
memilih alternatif kebijakan BPD
1.
saat
dilakukan
pelaksanaan
memberikan
perumusan
peraturan
desa
fungsi
dari
selaku dewan aspirasi masyarakat
pemilihan alternatif tersebut serta apa
desa, diharapkan dapat menjalankan
tujuan
alternatif
fungsinya dengan baik harus sesuai
tersebut, apakah berdampak baik bagi
dengan prosedur yang ada dan sesuai
masyarakat atau sebaliknya. Hal ini
dengan
Undang-Undang
yang
sangat penting dilakukan oleh BPD,
berlaku.
Kemudian
dalam
agar masyarakat di Desa Aur Sampuk
menentukan masalah publik yang ada
bisa memahami tentang maksud dari
BPD
pemilihan alternatif kebijakan.
kesempatan kepada masyarakat untuk
juga
harus
pemahaman
4.
menentukannya
Berdasarkan hasil dari simpulan
Dalam
dari
bisa tentang
pemilihan
melaksanakan
tugas
dan
Pada
dapat
juga
harus
BPD
memberikan
menyampaikan
pendapat
fungsinya BPD di Desa Aur Sampuk
mengenai masalah-masalah yang ada,
terutama dalam menghasilkan produk
hal ini lakukan bertujuan agar ada
kebijakan dinilai sudah cukup baik
saling keterbukaan antara BPD dan
walaupun, sebenarnya BPD masih
masyarakat.
belum maksimal dalam membuat produk
kebijakan.
Hasil
tersebut
2.
Dalam menentukan masalah-masalah publik BPD juga harus selektif dalam
dapat dilihat dari jumlah perdes yang
memilihnya,
karena
tidak
semua
sudah ditetapkan, sampai saat ini
masalah-masalah
tersebut
dapat
hanya satu perdes saja yang sudah
dimasukan dalam agenda kebijakan
dibuat yaitu, perdes tentang APBDes.
dan harus ditentukan berdasarkan 13
GAGAS SAPUTRA, NIM. E42011065 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN Dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
kebutuhan bertujuan
masyarakat. agar
pembahasan tersebut
pada
Hal saat
perdes
tidak
ini rapat
kebijakan
dipermasalahkan
kembali oleh masyarakat. 3.
Kemudian dalam memilih alternatif kebijakan, BPD juga harus bisa memberikan
pilihan-pilihan
yang
memang masuk akal untuk dijadikan sebuah
alternatif.
Karena
selaku
Masyhuri, Zainudin. 2008. Metode Penelitian Praktis dan Aplikatif. Bandung: Refika Aditama. Moloeng, Lexy. J. penelitian kualitatif. Remaja Rosda Karya.
2001. Metode Bandung: PT
Nimmo, Dan. 2010. Komunikasi Politik. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Nurcholis, Hanif. 2011. Pertumbuhan dan penyelenggaraan pemerintahan desa. Jakarta: Erlangga.
dewan aspirasi masyarakat desa BPD harus
memperhatikan
bersama
dari
pada
kepentingan kepentingan
individu. 4.
Dalam pelaksanaan proses perumusan perdes BPD juga harus bekerja keras, dan harus ada inisiatif dari BPD itu sendiri untuk melaksanakannya serta jangan bantuan
terlalu yang
Patilima, Hamid. 2011. Metode penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.
berharap diberikan
dengan oleh
pemerintah. Jika BPD terus seperti itu maka pelaksanaan fungsi BPD dalam
Subarsono. 2005. Analisis kebijakan publik (konsep teori dan aplikasi). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. -----------. 2014. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Tahir, Irwan. 2007. Prospek pengembangan desa. Bandung: Fokus Media.
membuat perdes tidak akan berjalan dengan baik.
F. REFERENSI
1.
Buku-buku :
Awang, Azam. H. 2010. Implementasi pemberdayaan pemerintah desa. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Tohardi, Ahmad. 2002. Pemahaman praktis manajemen sumberdaya manusia. Bandung: Mandar Maju. ------------------. 2008. Petunjuk Praktis Menulis Skripsi. Bandung: Mandar Maju. ------------------. 2011. Pedoman Penulisan Skripsi Program Studi Ilmu Pemerintahan. Prodi IP Pontianak. Widjaja, HAW. 2010. Otonomi Desa. Jakarta: Rajawali Pers.
Emzir. 2012. Metode Penelitian Kualitatif (Analisis Data). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 14
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik (Teori,Proses,dan Studi Kasus). Jakarta: CAPS.
2.
Peraturan Badan Permusyawaratan Desa Aur Sampuk Nomor 1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib Badan Permusyawaratan Desa.
Tulisan Karya Ilmiah : 4.
Susana, Susi. 2012. Fungsi Badan Permussyawaratan Desa (BPD) Sebagai Mitra Kerja Pemerintah Desa di Desa Tapang Parodah Kecamatan Sekadau Hulu Kabupaten Sekadau. Skripsi. Pontianak: Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Dengan Universitas Tanjungpura Pontianak.
Rujukan Elektronik :
www. geogle.com http://childisland.blogspot.com/2012/03/teori partisipasi-masyarakat-menurut.html http://darmawaty malik.blogspot.com/2012/02/darmawatymalik-proses-perumusan.html
Fitra, Melisa. 2009. Peranan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Penyelenggaraan Pemerintahan di Desa Buntu Nanna Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu. Skripsi. Makasar: Jurusan Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makasar.
3.
Peraturan
Perundang-Undangan
dan Dokumen : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Peraturan Daerah Kabupaten Landak Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan Peraturan Desa. Peraturan Desa Aur Sampuk Nomor 1 Tahun 2015 tentang APBDesa (anggaran pendapatan belanja desa)
15 GAGAS SAPUTRA, NIM. E42011065 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN Dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDA YAAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA FAKUL TAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
I
PENGELOLA JURNAL MAHASISW A Jalan A Yani Pontianak, Kode Pos 78124 Homepage : http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id Email:
[email protected]
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN UNGGAHIPUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK JURNAL ELEKTRONIK MAHASISWA Sebagai sivitas akademika Universitas Tanjungpura, yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama Lengkap
: GAGAS SAPUTRA
NIM I Periode lulus
: E420110651 2016
Fakultas I Jurusan
: FISIP I ILMU ADMINISTRASI
Email address IHP
:
[email protected]/
085750765290
Demi pengembangan ilmu pengetahuan dan memenuhi syarat administrasi kelulusan mahasiswa (S I), menyetujui untuk memberikan kepada Pengelola Jurnal Mahasiswa Ilmu Administrasi pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-Exlusive Royalti-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : FUNGSI BADAN PERMUSYAW ARATAN DESA DALAM MERUMUSKAN PERATURAN DESA DI DESA AUR SAMPUK KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini, Pengelola Jurnal berhak menyimpan, mengalih-media/formatkan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkanlmempublikasikannya di internet atau media lain :
c:::J fulltext
o;zf content
artikel sesuai dengan standar penulisan jumal yang berlaku.
Untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan saya sebagai penulisl pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan.
nama
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak pengelola jurnal, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya saya ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Pada Tanggal
: Pontianak Mei 2016