FTruH ZE DALAM KAJIAN N KONTEKS"IUAL DAN KON T I'I F EMPORER

FTruH ZE

T

DALAM KAJIAN N I'I F KONTEKS"IUAL DAN KON EMPORER

FTKIH DALAM KA}IAN N RMATIF, KONTEKSTUAL DAN K NTEMPORER

PROF. DR A. SA Guru Besar Ilmu F Sekolah Tinggi Agama Islam

\flatampone

n#rdm

AN, MA h Pada

* FIKIH ZAKAT Dalam Kajian Normatif, Kontelatual dan Konremporer @ Andi Sarjan ISBN: 978-602-r7807 -2-5 Penyundng: Abdul Aziz Proof Reader: Muhammad Faris Alfadh Desain Cover: Yaufani Adam Penerbit

PRUDENT MEDIA Kitren, KG II, Kota Gede, Yogyakarta E-mail: [email protected]

Ph +6281-328-279247 Cetakan Pertama, MeL 2013

Daftar

I

Dafiar Isi Kata Pengantar

vii ix

Pedoman Transliterasi

BAB

1

TASYR' DAN SEJAMH

T MAL

(ZAKAT HARTA)

I

Tasyr' (Perintah) Zakat Mal

I

Seiarah

ZakatMal

4

Zakat dan Transformasi Sosial BAB 2

6

ZAKAT DAN KRITERIUM YA ndikator-indikator yang Digu akan oleh Syara Tentang Kriterium Kaya Nisab Zakat Sebagai Tolok r Kriterium Kaya Nisab Zakat dan Kekuatan Da Beli Muzakki

tl

I

(\faiib Zakat) Analisis Moneter Tentang Val Kaya Bagi Muzakki

BAB

3

ELEMEN DASAR DAN

l9 Keriterum 2T

KTUR

PENGHITUNGAN ZAKNT Zakat Binatang Ternak (Unta, Sapi/Kerbau) Emas dan Perak

29

bing/Domba, 31

JJ

]ROF. DR A. SARJAN, MA

Bab

4

DASAR.DASAR PERHITUNGAN TAKAT

MAL MENURUT NASH ZakatTernak Unta

Perhitungan Perhitungan Perhitungan Perhitungan

Zal
ZakatTernak

Kambing Sapi/Kerbau

5 BAB 6

7

B Bab 9 Bab

11

46 48

5l

TEORI ZAKAT KONVERSI

55

PROPORSIONALITAS ZAKAT KONVERSI

65

Flelaibilitas T eori Zakat Konversi Keseimbangan Kekuatan Daya Beli Muzakki Keder Zalat, Harga Tertinggi Dan Harga

7r

/) 74

KESAHIHAN KESATUAN NISAB DENGAN

EMAS

PROFESI PROBLEMATIKA ZAKAT PERTANIAN Bab 10 PROBLEMATIKA ZAKAT TERNAK SAPI Bab

45

Perhitungan Zakat Hasil-hasil Bumi

Sebenarnya Bab

4l

ZakatKekayaan Logam Mulia Emas

Dan Perak

Bab

4I

PROBLEMATIKA ZAKAT

ZAKAT FITRAH: NORMATIF DAN KONTEKSTUAL

77

9r 101

111

119

Dartar Pastaka

t35

Tentang Penulis

139

Kata Penga

Alhamdulillah, dengan mengucap S\7T, buku ini ada di depan para

dan syukur kepada Allah

karunianya. Karya ini adalah hasil pe di antaranya sempar termuat di

itian penulis dan beberapa jurnal, baik di perguruan

yang budiman karena

tinggi tempat penulis bekerja, dan juga di jurnal-jumal perguruan tinggi lainnya. Buku ini dimaksudkan untuk di anfaatkan oleh para pembaca di berbagai kalangan, dan teruta sekali sebagai buku daras daiam mata kuliah Fikih Zakar di Negeri'Watampone, propinsi Sulawesi

Isi buku ini adalah zakat

sebaga

ah Tinggi Agama Islam tema sentralnya. Dalam

penyajiannya, penulis mengenalkan

teori dasar tentang zakat

menurut pendekatan normatif teks

Bagian

sebagai dasar yang memudahkan ran hukum zakat dengan pendekatan

Dengan pendekatan kontekstual ngenalkan teori zakat konversi. Zakat

ini

dimaksudkan

pengembangan pemikitekstual kontemporer.

ntemporer, buku ini me-

i

adalah sebuah pe-

mikiran zakat dengan pengalihan narur ke nilai/harga. Pemikiran zakar konversi adalah tradisi keilmuan yang dikembangkan oleh

vtl

PROF. DR

A

SARjAN, MA

fuqaha hanafi tentang zakat dalam kitab-kitab

fikih mereka, se-

hingga tidak populer dalam mazhab fikih lainnya. Zakat konversi adalah sebuah khazanah intelektual Islam yang seolah-olah tenggelam dari permukaan riset

fikih di

Indonesia.

Sedikit sekali yang mengungkap perkara ini menurur pengamatan penulis, sehingga sangat layak dikembangkan seiring dengan rransformasi sosial yang terjadi. Dengan zakat konversi, unsur keadilan

dan proporsionalitas dalam berzakrt dapat terpenuhi dan terjaga sebagaiman a yang ditetapkan oleh Rasul

SA\f.

Seiring dengan prekembangan zaman, banyak sekali hartaharta produktif dan penghasilan kaum muslim sangar layak men-

jadi subyek zakat. Zakat konversi sangar link dengan zakat kontemporer di mana acuan nisab yang dipakai adalah emas. Yang dimaksud adalah 20 dinarl2} misqal sebagaimana ketetapan Rasul

SA\f.

Kisaran

ini tidak dapat berubah karena ia adalah kerentuan

syara'. Dengan cara

ini

memudahkan bagi fuqaha kontemporer menjelaskan hukum zakat atas harra-harta yang belum ade di zaman lampau.

Akhirnya penulis menyadari bahwa buku ini tentu masih banyak memiliki kekurangan di dalamnya. Kendati demikian, penulis tetap berharap semoga buku ini tidak mengurangi respon positif bagi pembaca yang budiman. Sebagai manusia biasa, penulis serahkan segalanl'a kepada Allah S\7T jua.

Penulis

Andi Sarjan

vlil

Pedoman Tra

la

ikh

+b

.ld

cra

sh

rlt

rdz

t|a

dh

&ts

Jr )z

7i (:/

rh

rlet

S

literasi

tsh

gn

i-if

rf q

Jw oh

.tth !?n

dlk

e

t.Jt

qy

t

lm

,-fi ry

t

Vokal panjang dalam kata

-€

*

i

- | -J

idibacapanjang

E

dibacapenjeng

tdibacapenjang

IX

PROF. DR A, SARIAN, MA

Bab 1 Tasyr' dan Sejarah Zakat Mal

(Zakat H

TASYR' (PERINTAH)

T MAI

fusalah ajann Islam yang disampaikan Muhammad SA\7 selama kurang lebih 23 tahun, dengan a tempat penyebaran dak-

wah yaitu Mekah dan Madinah,

dua macam zakat.

Kedua macam zakat tersebut sangat fa zakat fitrah dan zakat harta kekavaan

(

liar bagi umat Islam yaitu t mal).

Zakat firah adalah kewajiban isihkan seiumlah makanan pokok atau senilai dengan itu un k fakir miskin berkaitan dengan datangnya bulan suci Ramadan. Sedangkan zakat mal adalah kewajiban mengeluarkan jumlah tentu dari harta kekayaan yang dimiliki oleh pemiliknya sesuai dak berkaitan dengan bulan suci

ketentuan syara'. ti-

Imam al-Syaukani menerangkan,

{J. Cr^*...f*d

6'rLor,

, ,i..d, _,rP o_pi_l *g,

J ';l*illcr

ej+

C!'

eLLpl

u

*t

PROF. DR

A

SARJAN, MA

"Memberi sebagian dari harta yang sudah rnencapai ni;ab kepada orang fahir dan sebagainya, yang tidak memlllhll srfat yang t m eny e,b a b kan syara' m e hr ang m em b eri h an za hat h ep adanya"

Ibadah zal<et mal oleh Allah S.\7T disebutkan dalam beberapa nama dan istilah, yaitu shadaqah, al-Aaq, drn zakar

diri. Dalam surat At-Taubah Allah . . . tc*

itu

sen-

S'S7T berfirman:

rcSi, t'JoIs 'd!- #lr"l d;.l;

"Arnbilhh zahat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu engkau mernbersihhan dan mensucihan mereha. . ." (Qr. At-Taubah: 103).

Selanjutnya, dalam surat Al-An;am Allah S'!7T berfirman:

. . . oi...cr

13.{ir

t-fl-1. .

.

". . . DAn tunaihanlah haknya d; hari memetih hasilnya. . ." (Qr.

Al-An'am:6) Term "zek^t" addah paling banyak digunakan oleh syara' dalam al-Qur'an, misalnya dapat dijumpai dalam surat Al-Baqarah dengan ftrmannya:

Js'Stjl g" l-rS;lr lL{jlllJiir 6).,.-llJ^$iJ "Dan d,irihatnkh shalat, nnaihanlah zakat, dan ruhuhkh orang-orangyang ruhuh" (Qs. Al-Baqamh: 43). I Al-Syaukani Nail Al-Authar, Juz 4 (Beirut: Libanon:

2

Dir al-Fikr, 1994), h. l5B.

beserta

FIKIH ZAKAT: DALAM KAJIAN NORMATIF,

Menunaikan zakat wajib hu

nuhi syarat unruk itu (kaya). munculnya pendapat fuqaha

yang

liyah karena hanya meliputi kekayaan (produktif).3 Zakat dengan term sadaqah adalah sebagai sadaqah

bagi muslim yang meme-

ini

Syarar

jenis ibadah maliyah. Ibadah maliyah mata mengenai harta.Z Dalam pada

harus dibedakan dengan

UAL, DAN KONTEMPORERE

sadaqah

wajib dapat dilihat

orang-orang yang berhak menerima

berimplikasi pada

gategorikannya sebagai ibadah yang semarazakat sebagai ibadah mang memiliki sifat al-nama' aqah wajib, sehingga ia

t,

seperti infaq. Zakat n Allah S-WT tentang

dalam surat At-Taubah

(9) ayat 60:

ix-rlr-r t4;t o$"tJtr +r4l 0i.4+JJi J*lJt d*lJ dirl d*., #_l

16l

3 *l_Fill drLir.alt I

.iJ

_rtill; t*.lti-ll #"1 ee*b

$* #lr i'l3 dbl "Sesunguhnya zahat-zahat

ita,

lta

orang-orang mishin, pengurus-pengurus

untuk orang-orang fahir, , para muallaf yang di-

bujuk hatinya, untuh (memerdehahan)

', orang-orang J/ang ber-

ltutang)untuk ialnn Allah dan ora iaknan, sebagai suatu ketetapan yang

yang sedang dalam per-

Maha mengetahui dan kgi Maha bija

(Qs. At-Taubah: 60).

Ayat 60 surar At-Taubah di atas kuat bahwa zakat sebagai sadaqah waji 2 TM. Hasbi Ash-shiddieqy, pedoman Zakat,

r

1984), h.28. Ibid., h.25.

Allah, dan Alkh

jukkan dengan

kesan

karena diujung ayat ini

n ke 5,

Jakarta: Bulkan Bintang,

PROF. DR A. SAR AN, MA

Allah

S\fT

menyatakan bahwa

itu addah frdu (wajib).

B"gr

orang yang mengingkari hukum wajibnya ibada zakat kekayaan

ini, sehingga ia tidak mau membryar

zaL
hdd

darahnya. Inilah

yang dilakukan oleh khalifah Abu Bakar tuh-shiddiq di ketika

masa pemerintahannya banyak pembangkang zal
telah meninggal, dan hanya dia yang disuruh oleh Allah memu-

ngot z kat, yang lainnya tidak. Kalifah Abu Bakar berpendapat

itu tidak benar. Menurutnya, zeJat tidak boleh dibedakan dengan hukum salat, karena sangat sering Allah bahwa pendapat

mengungkapkan perintah keduanya dalam satu ayar. Begitu juga, zakat sudah dinyatakan sebagai salah satu rukun Islam yang lima.

Zalw tidak boleh hilang karena wafatnya Nabi SA\7.4

SEIARAH ZAKAT MAL

Menurut Hasbi Ash-Shiddieqy,

zal<et kekayaan sudah

diperintah-

kan oleh Allah S\U(/T di Mekah.s Sesuai dengan penjelasan Yusuf al-Qardhawi,6 kedka Nabi

zel<ar.

memang telah diwajibkan bagi umat Islam

SA\f masih di Mekah.

Banyak

ayaLt

y^ng turun di

Mekah berkenaan dengan perintah zal
ini tidak ditentukan

Ztkrt di priode

besarnya, melainkan diserahkan pada keikhla-

a Lihat Yusuf al-Qardhawi, Fqh al-Zakat, diterjemahkan oleh Drs. Salaman Harun dkk dengan judul Hukum Zaka( (Cetakan kedua, .lakarta: Lentera, 1 973), h. 83. 5 TM. Hasbi Ash-shiddiwqy, Op.Cit., h. 31.

6 Yusuf al-Qardhawi, Op.Cit, h.6O.

4

FIKIH ZAKAT: DALAM KA,IAN NORMATIF, KoN EKSTUAL, DAN KONTIMPORERE

san dan rasa iman. Sedikir sudah mem

ai, tetapi bila kebutuhan

menghendaki, zakat iru bisa lebih bany Selanjutnya,

ciri khas zakat padz

iode Mekah adalah tidak

ditentukan jenis harta yang harus dizak ti, dan yang menerimanya pun hanya dua golongan saja, yaitu kaum fakir dan miskin. Keadaan berzakat semacam

ini berl

ung hingga tahun kedua

hijriyah bersamaan dengan tahun 623 asehi.T Pembagian zakat kepada fakir miskin saja, berlangsung ngga tahun ke t hijriyah, karena

ayaL

60 surar Ar-Taubah (9) tu

pada tahun itu. Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama renrang kapan Nabi SAV mengurus Mu'az ke aman. Menurur al-Bukha-

ri dalam Hasbi Ash-shiddieqy,s Mu'az

Yaman pada rahun kcse-

puluh. Hal ini juga dikemukakan oleh I nu Sa'ad. Dalam pada itu menurur al-\Waqidi, Mu'az ke Yaman kitar tahu kedelapan atau kesembilan setelah Nabi SAW kembal dari perang Tabuk, yang

rerjadi pada rahun kesembilan hijrl

berteparan dengan bulan

Oktober 630 M. Zakat di Madinah sudah menqa

bentuk baru akibat umat

Islam telah punya daerah, masyarakat

n pemerintahan sendiri.

Hal itu mengakibatkan penerapan saan di samping perasaan iman.

mal memerlukan kekua-

za

nah sudah diperintahkan dengan rinci

nya.

Di priode ini,

syara' telah merin

subyek zaka1 telah ditetapkan syarat rannya dan pengelolanya.e

7

TM. Hasbi Ash-shiddieqy, Loc.Cit. tbid., h. 33. e Yusuf al-Qardhawi, Op.Cit., h. 62. B

demikian zakat di Madi-

Allah S\fT dan Rasuljenis harta yang menjadi ratnya, sasaran pengelua-

PROF. DR A. SARIAN, MA

ZAKAT DAN TRANSFORMASI SOSIAT Dalam sejarah, ikon pemerintahan Islam sepeniggalnya Nabi Muhammad SA\fl dikenal dengan seburan masa al-Khulafa' al-Rasyid0n (khalifah yang cerdas), yaitu masa pemerintahan Abu Bakar

fuh-ShiddiQ, Umar bin Khartab, Usman bin 'Affan dan AIi bin

Abi Thalib. Masa kegemilangan khilafah ini terjadi pada

masa

khalifah Umar bin Khattab.

Di masa Umar bin

Khatab telah terjadi perluasan wilayah

Islam yang signifikan, sebagai faktor pemicu teriadinya perubahan

hukum ke dalam bentuk baru, tidak terkecuali hukum rentang zaket. Dipastikan, Umar bin Khattab mendasarkan ijtihad-ijdhadnya karena terjadinya transformasi sosial. Umar bin Khattab banyak mendasarkan

ij

tihadnya dengan pendekatan substansial/esen-

sial/hakikat sesuatu, yang dalam metode istinbath disebut taaqiq al-rnan6-. Salah satu ijtihad Umar

bin Khattab yang spektakuler adalah pendapatnya tentang muallaf sebagai salah satu golongan mustahiq zakat menurur ay^t 60 surat At-Taubah (9). Menurutnya, Islam telah kuat dan stabilitas sudah mantap, ia pun melakukan eksekusi dengan menghendkan bagian muallaf dari dana zakat.to

Umar bin Khattab yakin, seandainya Rasulullah hidup dalam kondisi yang sama, tentu beliau akan memutuskan hd yang serupa.t'

Kaum muallaf sebagai salah satu golongan yang berhak menerima (mustahiq) zakat adalah orang-orang yang diharapkan me-

10

Nurruddin, Ijtihad Umar lbn Khaftab Studi Tentang Perubahan Hukum Dalam lslam, (Cetakan pertama, Jakarta: CV. Rajawali, 1991), h. 146, tt Ahmad Hassan, The Early Development af blamic Jurisprudence, Diterjemahkan oleh Agah Barnadi dengan judul Pintu litihad sebelum Tertutup, ( Bandung: Pustaka, t9B4). h.107.

FIKIH ZAKAT: DALAM KAJTAN NORMATIF, KON-[

TT]AL.

DAN KONTTMPORERE

meluk Islam atau mencegah mereka r ddak membahayakan kaum muslim. Di samping itu, bagian ni diberikan juga kepada orang Islam yang masih lemah imannya agar mereka tetap dalam keislamannya.l2

Selain perubahan hak kaum muall

f di atas terhadap

zakaq

juga mengenai distribusi zakat. Di za n Rasul SA\f, khalifah Abu Bakar ash-Shiddieq, lJmar bin Kha b, distribusi zakar dibagi secara langsung sesuai dengan kebutu an. Hal ini meliputi harta yang nyata dan yang tersembunyi.13

arta yang nyata misalnya

tanaman-tanaman, binatang-binatang

nak, sedangkan

yang tersembunyi misalnya barang

perniagaan, emas, dan

harta

perak.

Di pertengahan pemerintahan khali

Ljsman bin Affan, ma-

syarakat memiliki banyak harta yang te

unyi dan memeriksa-

nya satu persatu menyulitkan mereka,

liau pun menyerahkan

urusan membayar zakat harta yang

miliknya sendiri.ta Menurur imam al-N diperselisihi ulama. Ulama-ulama kami

bunyi itu kepada pewi,15 hukum ini tidak nukilkan dengan ijma

dalam soal ini. Sangat tampak sekali hukum-huku

oleh sebuah ffansformasi (perubahan

tu ke waktu. Dalam teori hukum

manusia sesuai dengan peradabannya. K

ja berpotensi menimbulkan perbedaan hal harta-harra yang menjadi subyek Nurruddin, Op. Cit., h. 138. TM. Hasbi Ash-Shiddieqy, Op.Cit.,2t2. 14 lbid. ts tbid., h.213. 13

di

pengaruhi

l) yang terjadi dari wak-

Islam, kondisi sepeni

dibenarkan dalam upaya mewujudkan

12

zakat dapat

itu

dapat

lahatan masyarakat dati demikian, retap sapat, misalnya dalam


Mazhab al-"ahiri yang diimami oleh salah seorang fuqaha' ternama, Dawud, berpendapat bahwa jenis-jenis harta subyek zakat hanya delapan, yaitu: unta, sapi, kambing, gandum,

biji gan-

dum, kurma, emas dan perak. Menurutnya, Kekayaan hewani hanya wajib zakat pada tiga jenis saja, yaitu unta, lembu dan kam-

bing. Kekayaan pertanian hanya meliputi gandum, biji gandum dan kurma. Sedangkan logam mulia hanya emas dan perak.t6 Akibatnya, menurut Dawud al-"ahiri, anggur dan barang-barang perniagaan bukan harta wajib zakat karena tidak ditegaskan oleh hadis yang sahih.'7 Pendapat semacam

di

atas kurang proporsional

dianut meng-

ingat zakat itu bukan ibadah malto4fu, melainkan ibadah mahyah sebagaimana disebutkan terdahulu, Pendapat tersebut dapat memunculkan ketidakadilan dalam zakat akibat banyak jenis-jenis kekayaan baru yang membuat orang lebih sejahtera

jika diban-

dingkan dengan pemilik-pemilik kekayaan yang telah direrapkan

oleh Rasul SA\f di masanya. Oleh sebab itu pendekaran substansial dalam masalah ini lebih tepat dan maslahat untuk dianut seperti yang ditunjukkan oleh ulama dan fuqaha

di luar

mazhab

al-"ahiri.

Menurut Yusuf al-Qardawi, banyak ulama yang berpandangan luas tentang perkembangan hukum zakat ini, misalnya yang sangat terkenal adalah imam Abu Hanifah. Menururnya, semua usaha pertanian yang dimaksudkan untuk menghasilkan wajib di-

keluarkan zakatnya walaupun belum sampai ni;ab.tt Hal ini sejalan dengan esensi zakat yaitu dl-nAmA', berkembang dan produk-

t6 Yusuf al-Qardawi, 17

lbid. 18 lbid.

B

Op. Cit., h. 145

FIKIH ZAKAT: DALAM KA]IAN NORMATIF, KoN

tif. Oleh sebab, segaia jenis harta y zakat. Harta semacam kembangan

z

ini dapat bermu

men dan transformasi sos +F

KSTUAL, DAN KONTTA,IPORERE

produktif adalah subyek lan seiring dengan per-

PROF.

l0

DR A. SARIAN, MA

Bab 2

Zakat dan Kriteri

Kekayaan adalah sebuah

term

faktual

alam kehidupan masyara-

kat. Tiap orang sangar dekat dan lumra dengan istilah ini. Secara sederhana, menyebut isdlah kekayaan,

masalah kepemilikan sejumlah harta

ang cepar terlintas adalah

a y^ng memadai bagi

seseorang.

Harta benda adalah sesuarlr yang mutlak dicari oleh setiap orang, karena ia merupakan penopan kehidupan yang sangar urgen. Kepemilikan seseorang terhad p harta benda menurur Islam adalah harus dicari dengan nan bahwa tiap orang memiliki rezki masing-masing. Dalam hal perolehan rezki marer bagi seseorang, ternyara tiap orang berbeda anturasatu dengan jukkan, dengan rezki tersebut ada

ng lainnya. Fakta menun-

kebutuhan pokoknya dan kebutuhan

lengkap lainnya dengan

mudah.

Di

samping

dapat memenuhi segala

itu ada juga or g memenuhi

pokok hidupnya dengan apa adanya, orang sangat terbatas memenuhi kebutu Dengan gambaran kondisi faktual

lan bagi seseorang sebagai orang ma

kebutuhan

kan ada di antara banyak pokoknya sehari-hari.

i atas, muncullah pelabe, kaya, miskin, sejahtera,

l1

PROF. DR

A

SAR'AN, MA

prasejahtera dan sebagainya. Intinya adalah bahwa ada orangyang

mudah memenuhi segala kebutuhannya, dan ada pula yang

dikit, bahkan Kondisi

ini

se-

sangat kesulitan memenuhi kebutuhan pokoknya.

dapat disederhanakan dengan menyebumya orang-

orang miskin, berkecukupan dan kaya.

Dalam Islam, kategorisasi kondisi ekonomi semacam di

atas

dapat ditemukan dalam eyevayat al-Qur'an maupun sunnah Rasul SA\7. Dalam surat Al-Hasyr (59) Allah

. . . 35i. ". .

.

S\fT

berefirman:

*t*e!t e.*ilr Jrq

supaya harta ita jangan hanya beredar

Y

# ..

.

di antara orang-orang

hay wja. . . "(Qr. Al-Hxyr:7). Demikian juga dalam surat at-Taubah (9) Allah S\flT berfirman:

**ri$ itl dl-+- ut'tc uiit* YJ {'.lillJ ?A$l o:;ll urll-: . . . #i qJl".+ ". . . da.n ordng-ordng yang menyimpan emlts dan perah dan tidah mereha(bahuta

Taubah:34).

di iakn

Alkh,maha beritahuhanlah kepada mereha ahan mendapat) sihsa yang pedih" (Qr. Ar-

menafhahhannya

FIKIH ZAKAT: DALAM KA,IAN NORMATIF, KO

DAN KONTEMPORERT

Dalam sunnah, Rasul SAV bersa

Air"-lt {-!..ry :db

d*; tJ*

dlt ,,L.o

g ,Jp # r!l+" irt rJJ* i-r.l

'Tidah hakl sadaqah bagi

orang

Y-g

,,r-iiJ

dan orang yang memilihi

tubuh sempurna dan huat".l

Dalam pada itu, Rasul SA\W sahabat Mu'az yang akan diutusnya

berikan instruksi kepada

i

gubernur di Yaman,

dengan salah satu tugas mengumpul an zakat kaum muslim di sana. Berkaitan dengan

#l;e "J' ""

..

ry-9

itu Nabi SAW

Ait$"i{J" ri-1iiir.-

beritaltu mereka bahwasanya A

atas merehd,

yang diambil dari

di beri han kep ada orang-orang

orai

Ltr-;,'lt

.itrt

;i x^leis...

SWT metuajibkan zakat ng baya dan kemudian

fahir SAV

nyak menyebut term kaya

dan fakir serta miskin dalam berbagai

nteks. Secara psikis, orang

kaya dapat dipahami sebagai orang

ng sejahtera dan

Ayat-ayat dan hadis Nabi

kehidupannya karena ditunjang oleh

senang

yang sangat memadai.

Sebaliknya, orang miskin dapat di mengalami kesengsaraan

knai sebagai orang yang hidup akibat memiliki harta yang

memadai.

1 Ab( Daud, Sunan Abi Daud Jilid j, (Cerakan '/Al-Bukhari, Shahih al Bukhari, Juz.2, (lstanbul: Dar

, t.t: Dar al-Fikr, 1990), h. 369. -Fikr, 1981), h. 108.

13

PROF. DR

A

SAR'AN, MA

Terlepas dari sudut pandang psikis yang sedikit memberi gambaran tantang siapa yang disebut orang kaya dan miskin, yang

uk

kalah pentingnya addah sudut pandang perhitungan jumlah

harta yang dimiliki untuk mengategorikan seseorang secara ter-

ukur, apakah ia kaya atau miskin. Ayat maupun hadis yang disebutkan di atas tidak menjelaskan secara rinci berapa jumlah harta yang dimiliki seseorang, sehingga ia disebut "kaya".

Tolok ukur kaya dan miskin sangat penting ditelusuri dalam kepustakaan Islam untuk menghindari salah kaprah dalam melakukakan kewajiban-kewajiban agama yang bersifat kebendaan, mi-

salnya zekat, infaq dan sedekah. Seperti yang telah disebutkan, zekathmya wajib bagi orang-orang kaya saja, dan karenany^y^ng berhak menerima zakat harus orang fakir-miskin, dan lainnya sesuai dengan ketetapan Allah dan Rasulnya

SA\f.

Berkaitan dengan hal tersebut, pertanyaan yang relevan diaju-

kan adalah: Indikator apa yang dipakai oleh syara' dalam menentukan seseorang telah kaya atau tidak?

INDIKATOR.INDIKATOR YANG DIGUNAKAN OLEH SYARA' TENTANG KRITERIUM KAYA Berdasarkan ayat dan hadis yang telah dikemukakan

di atas, tidak

tampak rincian syara' tentang harta jenis apa dan berapa banyak yang

{imilki

seseorang sehingga ia dapat disebut kaya. Hanya ada

sejumlah indikasi yang dapat ditangkap ke arah

itu adalah sebuah

prilaku buruk manusia yang gemar menyimpan dan menumpuk harta sebanyak mungkin. Oleh sebab itu, Allah S\7T sangat mela-

rang berprilaku bakhil 6agi arang-orang kaya sebagaimana tersebut dalam surat At-Taubah (9) ayer 34, dan sejumlah ayar.lainnya,

FIKIH ZAKAT: DALAM KAJTAN NORMATIF, KON

misalnya surar al-Humz

h

(104) av

TUAL, DAN KONTEMPORTRE

2-4, srrat Ali Imran

(3)

ayat 180.

Menyimpan, menumpuk dan

n menghitung-hitung

kekayaan sebagaimana yang diungkapk n oleh Al-Qur'an dipasti-

kan menunjukkan kepada jumlah ha

yang banyak yang dimilki

oleh pemiliknya. Mereka itu diancam

b

tidak pantas orang kaya berprilaku

ikian. Allah

meminta sebagian'kecil dari harra

banyak

institusi zakat maupun sanrunan sosial

jika bakhil/kikir karena

S\[T

hanya

itu, baik melalui

tatif lainnya.

Harta apa yang dapat membuat

rang menjadi kaya, itu

pun juga tidak diungkapkan secara

isit kecuali dengan sebuah

indikasi yang harus dicermati. Kalau

iperhatikan firman Allah

dan hadis-hadis Nabi SA\7 diperoleh

unjuk bahwa harta yang

produktif saja yang membuat

dapat disebut kaya. De-

ngan harta produktif dapat diladikan atau invesrasi, sehingga harta

i

modal dagang dan memungkinkan semakin

banyak jumlahnya.

Ada banyak jenis harta produkti yang diperkenalkan oleh Allah S\WT dalam AI-Qur'an dan oleh lnya. Misalnya, emas, perak, binatang rernak, hasil-hasil bum harta semacam nya

SA\f

barang dagangan. Harta-

ini pulalah yang dinya

oleh Allah dan Rasul-

. Rasul SA\7 memerin-

berpotensi sebagai subyek

tahkan untuk dikembangkan agar me

tangkan kekayaan baru

sehingga tidak berporensi rermakan za

t

tiap tahunnya apabila

telah mencapai nisab.

Oleh sebab iru,

seseorang yeng

iliki harta

konsumtif.

kendatipun banyak jumlahnya, syara'

k memandang pemilik-

nya sebagai orang kaya dan karenanya

pun tidak wajib berzakat.

Hal ini disebabkan, harta

pada akhirnya menyedot

semacam

i

15

PROF. DR A, SAR)AN, MA

anggaran pemeliharaan dan tidak memiliki nilai purna jual yang

menguntungkan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kepemilikan harteu

yang ideal bagi seseorang adalah memiliki harta produkdf

lebih banyak dari harta konsumtif. Jika harta konsumtif saja yang dimiliki, dipastikan pemiliknya berada pada kategori orang yang rentan dengan kemiskinan dan pada gilirannya kurang sejahtera. Berapa jumlah harta produktif yang menyebabkan seseorang me-

miliki nilai kekayaan yang mengantarnya menduduki posisi

kaya

menurut syara', adalah sebuah pertanyaan yang perlu ditemukan jawabannya.

NISAB ZAKAT SEBAGAI TOLOK UKUR KRITERIUM KAYA Frasa dan term nisab adalah hal yang dapat ditemukan

tiap orang

membicarakan zakat harta. Nisab adalah jumlah minimal yang te-

lah ditetapkan sendiri oleh syara' bagi jenis-jenis kekayaan, yang apabila tercapai, maka zakat harta tersebut wajib dikeluarkan.

\Tahbah al-Zuhailiy menjelaskan,3 nisab bagi jenis harta tertentu adalah indikator "kaya" bagi pemiliknya sehingga ia wejib berzakat. Pernyataanya dapat ditampilkan sebagai berikut:

iJi.6lsJrll ?J+JJ .,nJl -,;l-f ,-J"

L)t t;.ll

4r.4i

tc

-5l (,=rt,al9

1g!t -;pti.lt

3

Wahbah al-Zuhailiy, AI-Fiqh al-lslami Wa Adillatuh, Juz.ll, (Cetakan ketiga, Damaskus: Dar al-Fikr, 1989), h. 741.

FIKIH ZAKAT: DALAM KAJIAN NORMATIF, KoN

AL, DAN KON]EMPORERE

"Nhab adakh sesuatu ldng tekh ditet, perolehan status hala, dan dengannya s

ebagaimana angka-angha beri kut ini

lI

t

,

oleh syara' sebagai tanda

wajib membayar zakat

".

Menurut'Wahbah al-ZuHaiIiv, nisab yang dimaksud adalah 20 misqal

ara garis besarnya, nisab-

ntuk kekayaan emas bara-

ngan,200 dirham untuk kekayaan per k batangan, 5 wasaql653 kg untuk hasil-hasil bumi, 40 ekor ternak kambing, 5 ekor bagi ternak unra, dan 30 ekor bagi te

sapi."

Vahbah al-Zuhailiy lebih lanjut rnenjelaskan, nisab

yang

dimaksud sebagai indikator "kaya" ada kelebihan dari penggr-rnaan harra kekayaanya tersebut. Penj san al-Zuhailiy tersebut dapat ditampilkan sebagai berikut:5

)L:Ll.-rl-.aill

!

o!

-N+K

o-* ci -

d-ttj

cL:tr-L i

Lt" uf i-,ii.Jt 4i ;y

,-it .big" cl4iill .1._, -dSll*i;+L-Vt t+t Jr C;"

J,

4^r.ilt

.jr.3,snll Ji$lJ

"Fuqaha mensyaratkan adanya produkti tas bagi harta subyek zakat, dimana nisab itu adalah helebihan ri pemenuhan kebutuhan pohok bagi pemiliknya, sebagaimana

fihih mazhab Hanafi pada

oleh kitab-kitab

lang

umumnya.

itu, nisab dapat menjadi indikator

n pemahamttn seperti

n status "kaya" dan

"kesejaltteraan".

Korelasi rasionalisasi nisab dengan

ketetapan syara' bukan dalam pengerti 4

lbid.

s

Yusuf al Qardhawi, Fiqh al-Zakat, Juz.1 , (t.r: Dar al

iterium "kaya menurut kaya raya, melainkan

'rifat, t.th), h.

1

5 1.

1a

PROF, DR A. SAR'AN, MA

kaya dalam arti standar. Yusuf al-Qardhawi menjelaskan,6 adanya

Nabi SA\W menetapkan nisab hasil-hasil bumi sebanyak 5 wasaq/ 653 kg (bersih) karena jumlah itu sudah dapat memenuhi kebu-

tuhan makan sebuah keluarga sepanjang tahun, yang terdiri atas suami isteri, anak-anaknya dan pembanrunya (kalau ada). Anggaran makan seseorang adalah 1 mud, sehingga nisab sebanyak itu mencukupi kebutuhan makan mereka dalam setahun.

Lebih lanjut Yusuf al-Qarntwi menjelaskan,T ditetapkannya nisab perak sebanyak 200 dirham karena dengan jumlah sebanyak

itu dapat memenuhi

anggaran belanja rumah tangga sepanjang

tahun dalam keadaan harga barang kebutuhan normal. Inilah jumlah kebutuhan yang umum dijumpai bagi banyak negeri. Kriterium "kaya" untuk seseorang muslim adalah hal yang sangat signifikan terkait dengan kewajiban syara' dengan hartanya.

Signifikansi kriterium "kaya" terutama berkaitan dengan kewajiban menunaikan zakat. Allah S\7T sangat menegaskan bahwa zakat hanya wajib bagi orang-orang kaya. Uslub-uslub nisab menun-

jukkan hal ini dapat ditampilkan sebagai berikut:

d*., ql" .il .-rl,a dll cJ-f-,r 0i 4jr ahl .+:; 1p-,r;i go c3-dt u. dlJi i-""i OJA l4$ UCJ air"- flt ,1. g*j i*; 0-1r .i5.:.- rl}t er lJr ,#.r gJr l-;i ur"J. r:i,

t-$

g*Jt dE

"Dari Abu Said r.a, sesunguhnya Rasul SA\V bersabda: tidah ada keuajiban zahat atas hurma yang kurang dari 5 wasaq, dan tidah ada hewajiban zahat atas perah yang hurang dari

6

Lihat /bid., h. 150.

7 Lihat tbid.

1B

5

uqiyah, dan

FIKIH ZAKAT: DALAM KA]IAN NORMATIF,

tidah ada hewajiban zahat pada

KSTUAL, DAN KON'IEMPORERI

unta

ttB ereor.

Dengan ketetapan nisab seju

ldng hurang dari 5

subyek zakat tersebut di

atas dengan uslub negasi melahirkan

mahaman bahwa orang

yang memiliki harta rersebut ku dari nisab yang telah ditetapkan oleh Rasul SA\7 adalah or g-orang miskin yang tidak sejahtera hidupnya, sehingga tidak

kewajiban padanya zaiq (penerima) zakar.

kat. Bahkan, mereka dapat menjadi

NISAB ZAKAT DAN KEKUA AN DAYA BELI MUZAKKT (WAf tB r) Sebagaimana dikemukakan, syara' san

netapkan seseorang apakah ia tergolon

t

berhati-hati dalam mekaya dan sejahrera atau

miskin, kurang dan atau tidak sejaht ra sama sekali. Ternyata nisab zakat mengandung interpretasi t tang tingkat kemapanan ekonomi seorang muslim, karena nisab itu sendiri adalah jumlah tertentu sebagai kelebihan dari seluruh tangga. Dengan pengerrian ini, seorang telah berada pada tingkat kemapanan

uaran belanja rumah

uslim sudah dinyarakan .1.

ml, senlngga la mem-

peroleh kesejahteraan dalam hidupnya"

Rasulullah SA\7 dalam hadisnya jumlah kekayaan tenenru pada masanya

menetapkan nilab

se-

nomina yang ber-

di balik perbedaan itu,

aha terutama kalangan

Hanafiyah telah berkesimpulan bahwa orang kaya dari berbagai kalangan iru (

kuatan daya beli orang-

beda. Ternyata

8

ni, peternak, pedagang,

Al-Bukhari, Op.(it., h. 125.

19


pemilik kekayaan emas dan perak) adalah sama. Mereka berpendapat bahwa semua orang kaya berada pada kriterium sandar, yaitu pemilikan kekayaan senilai 200 dirham/20 dinar. Dalam sejarah umat Islam, di masa Nabi

SA\f, mara uang

yang menjadi alat tukar dalam transalai adalah dinar yang terbuat

dari emas dengan sedikit campuran tembaga, dirham yang rerbuat

dari perak. Mata uang ini adalah warisan masa jahiliyah, yang mengadopsi mata uang Romawi sebagai mata uang yang berlaku

di tengah-tengah mereka di kala itu. Dengan uang logam dinar dan dirham dipastikan Islam menganut sistem bimetalic. Sistem dua jenis logam (bimetalism)

jika negara mengadopsi logam emas dan perak, dan menjadikan keduanya sebagai uang utama dengan kekuatan penyeleadalah

saian tanpa batas.

futinya,

seorang yang berhutang terhadap kre-

dirur dapat membayar hutangnya dengan salah satu mata uang tersebut.e Senada dengan pengertian

di atas, Ibnu Abidin ($f. L252 H)

dalam Ahmad Hasan, terhadap ukuran nilab zakat suatu kekayaan

dipersilakan dengan perak (dirham) atau dengan emas (dinar), karena dua unit nilai itu sebagai alat mengukur nilai harga komoditas dan jasa berstatus sama.to

Berkaitan dengan hal di atas, fuqaha menjelaskan, uang dinar (uang emas) dapat dikurskan dengan uang dirham (uang perak),

begitu juga sebaliknya. Berdasarkan penjelasan fuqaha, 20 dinar

s Ahmad

Hasan, Al-Auraq al-Naqdiyah Fi al-lqti"ad al-lslami, Diterjemahkan oleh Sifurrahman Barito dan Zulatakar Ali dengan judul Mata Uang lslam Telaah Komprehensif Sistem Keuangan lslam, (Edisi 1, Jakarta: PT. Rajagfrafindo Persada, 2005), h.69. r0 lbid., h. B.

20

FIKIH ZAKAT: DALAM KAItAN NORMATT F, KON

senilai dengan 200 dirham.tt perbandi

KSTUAL, DAN KONTEMPORERE

n nilai ini berdasar pada

kadar zakat emas dan perak yang telah itetapkan oleh Rasul SA\7 dengan keretapannya bahwa tiap 20 di r dibayarka n zakatnya. 0,5

dinar, dan tiap 200 dirham perak di Kadar zakar emas dan perak adalah 2,

%o.

perbandingan kadar zakar emas dan sehingga kurs dinar dengan dirham

rak tersebut dibulatkan. lah 1:10. Artinya I dinar

dapat ditukar dengan 10 dirham, dirham dapat ditukar dengan

I

kan zakatnya 5 dirham.

Dengan demikian jika

itu juga sebaliknya,

10

dinar.

Islam dengan sisrem bimetalism hasil pemahaman renrang prinsip

ut di atas, memberikan raan (equaliry) bagi para

muzakki (orang-orang kaya). Tentang dapat dikemukakan bahwa bagi petani

al ini, penielasan fuqaha

sebanyak 5 wasaq,

itu artinya

senilai

ng memiliki hasil panen ngan 200 dirham.l2 Bagi

pemilik ternak 5 unta seharga 200 d

arn," 40 ekor kambing

senilai 200 dirham,la10 ekor sapi/

seharga 200 dirham.t5

ANALISIS MONETER TENT C VALIDITAS KERITERUM KAYA BA I MUZAKKI Ketentuan zakat mal secara rinci telah Rasulnya SA\7 pada tahun ke 2 hijri adalah nisab

sej

umlah kekayaan yang

itu. Dengan demikian, nisab adalah "

lsmail Syahhatih, Penerapan Zakat Dalam Dunia Pustaka Dian & antar Kota, 1987), h. 17O. r2 Lihat Al Sarkhasi, Al-MAbsuth, Juz.3 (Beirut: Dar a

13

ta

r5

lbid., h. 150.

itetapkan oleh Allah dan

. Di antara keretapan itu jadi subyek zakat di kala h ketetapan syara' (baca (Cetakan pertama, Jakarta:

r, 1 989), h.3.

lbicl.

ioesoef Sou'yb, Masalah Zakat rlan Sistem 1987\, h.22.

(Cetakan 1, Medan: Rimbow,

21

PROF. DR A. SARJAN, MA

syariat), bukan hasil i;tihad fuqaha'. Konsekuensinya adalah, umat

Islam harus mematuhi apa adanya dan sebagaimamna mestinya, dengan tidak menambah dan tidak mengurangi.

Kendatipun demikian, ada hal yang perlu dicermati yaitu pengaruh moneter terhadap nisab zakat yang menjadi kriterium kaya rersebut. Bagaimana pun, kekayaan

itu harus dinilai dengan uang

sehingga pemilik kekayaan tersebut dapat diketahui daya belinya.

Nilab zakat yang telah ditetapkan oleh Rasul SA\f 14 abad lebih yang lalu sudah semestinya dianalisis dari segi rnoneter, ag berzakat

itu benar-benar orang

Berkenaan dengan hal

nyatakan, mengenai nisab

di

r yang

kaya.

atas

TM.

Hasbi Ash-Shiddieqy me-

ini perlu dilakukan peninjauan kembali

agar orang-orang yang dikenakan pungutan zakat benar-benar memenuhi syarat sebagai orang kaya. Oleh karena nisab ini adalah ketetapan syara' sendiri, bukan hasil ijtihad, ia tak dapat berubah

karena perubahan zaman dan perkembangan keperluan hidup. Hanya perlu ditekankan bahwa penentuan nisab haruslah dengan emas, bukan dengan uang kertas.

U*g

kerhs dinilai dengan emas

sebesar 20 miskal.t6

Pemikiran Hasbi Ash-Shiddieqy tersebut sejalan dengan ketentuan bagi muzakki bahwa ia benar-benar kaya, ddak kamuflase (semu). Orientasi

pemikiran ini

sangat beralasan seiring dengan

berlalunya waktu penetapan nisab oleh Rasul SA\7 yang cukup panjang, sehingga perubahan sistem keuangan Islam sangat mung-

kin terjadi. Ternyata, Islam di masa lalu yang menganut uang logam dengan sistem bimetdism emas dan perak, saat ini telah ditinggalkan. 16

TM. Hasbi Ash-Shiddieqy, Beberapa Permasalahan Zakat, (Cetakan pertama. Jakarta: Tintamas, 1976), h. 31.

FIKIH ZAKAT: DALAM KAIIAN NORMATIF. KON

Nisab sebagai ketetapan yang re

STUAL, DAN KONTEMPORERF

rg syariat harus berlaku

sepanjang masa, namun sangat berpo

nsi dengan inflasi yang

berakibat pada menurunnya daya beli m zakki. Akibar yang dapat

muncul adalah terjadinya kamuflase kri haman simbol bilangan nisab secara

ual sejak ditetapkannya

oleh Nabi SA\7 hingga sekarang. Men

t

ium kaya akibar pemaI-Iasbi Ash-Shiddieqy,

tak ada ialan lain kecuali semua nisab h

kekayaan harus diukur 'l-eraan dengan emas sebanyak 20 miskal/dinar. 20 misqal iru ada

fuqaha yang menetapkannya sebanyak 85 menetapkan sebanyak 90g dan 96 g

ada juga yang

murni.ls

Untuk memperjelas kesatuan nisab misqal dengan taksiran berat 85 g,

Et'

a

ngan emas sebanyak 20

baiknya memperhatikan

ubel di bawah ini:

Terkoreksi

299

Terkoreksi '76.6 g

r7 Lihar Wahbah

r8

al-Zu,{aili, Op. Cit., h. 759

tihat Hasbi Ash-Shiddieqy, Pedctman Zakat, (Cetak

1984),h.1tl

ke 5, Jakarta: PT.Bulan tlintang,

23


di atas terlihat betapa terkoreksinya daye beli masing-masing muzakki sesuai dengan nisab yang relah Berdasar pada tabel

SA\( apabila segala nisab harta kekayaan emas saat ini. Dengan demikian, sangat wajar

ditetapkan oleh Rasul ditetapkan dengan

jika kehati-hatian dalam menetapkan seseorang sebagai muzakki harus ditempuh untuk menghindari kesemuan starus k"y" seseorang. Misalnya, yang terkorel<si tajam daya beli muzakki adalah golongan petani dan pemilik kekayaan perak. Kendati demikian, yang lainnya pun terkorel<si sehingga yang dulunya muzakki, ddak lagi karena tidak memenuhi kriteri akaya. Tampak dalam tabel

di

atas hanya pemilik ternak sapi yang masih relevan

nisabnya.

Dengan penedekatan kontekstual dan kontemporer terhadap angka-angka ni;ab yang telah ditetapkan oleh Rasul SA\fl, maka penyesuaian nisab zakat dengan emas dapat diterangkan sebagai

berikut:

Dengan melakukan teraan nisab secara kontekstual, pengaruh

moneter sangat tampak di dalamnya dimana nilab berbagai jenis kekayaan tertentu yang ditetapkan oleh Rasul

SAV

terkoreksi

mulai dari tingkat ringan, sedang hingga berat. Akibatnya, mem-

24

FIKIH ZAKAT: DALAM KA)IAN NORMATIF, KO

KSTUAL, DAN KONTEMPORERT

berlakukan nisab secara tekstual sama artinya mewajibkan zakar bagi orang miskin yang ddak mernenu s/varat. Selain itu, hal lain yang membuat

itengarainla banyak orang

berzakat tidak memenuhi syarar "kava sesungguhnya adanya pembebanan zakat pada hasil-hasil bumi, misalnya pada zakat p

itu

adalah

ilan bruto, selain zakat fesi. Akibatnya terjadi ka-

muflase syarar muzakki.

Zakat profesi adalah hukum za berdasarkan hasil ijtihad ulama kontemporer. Sebagai hasil ijtih d, dasar hukum qiyaspun dapat rnenghasiikan kesimpulan huku yang berbeda. Ada ulama yang menganalogikan atau mengqi

nian, dan adayang mengqiyaskannya

nnya dengan zakaf perran zakat perdagangan.tt

Mustofa Samiun berpen
itu, maka ia sudah

berkewaji

mengeluarkannya adalah setiap kali

adalah Rp. 3.265.000.

ng

telah mencapai nilai

n membayar zakat.

Cara

rima gaji, dengan tanpa

dipotong pengeluaran lainnya.'o Pemahaman seperri

di aras

sangar

tersebur dalam hadis Nabi SA\W yang

jiban zakat pada hasil panen yang kura

teksrual sebagaimana nya, tidak ada kewa-

dari 5 viasaq. Zakat hasil

panen harus dibayarkan tiap kali panen sehingga l
muncul adaiah terjadinya kamuflase

i, yaitu mewajibkan

berzakat bagi orang yang ddak meffrenu i sYarat "kava"

le Noor Aflah, Arsitektur Zakat lndonesia, 1

'?o

[Jl Press, 2009],

h

05,1 06.

/bid., h. 115.

25

PROF, DR A. SARJAN, MA

Dr. Husein

Syahhatah menyatakan ketidalaetujuannya de-

ngan ulama yang mengqiyaskan zakat profesi dengan zakat per-

tanian karena tidak memenuhi syarat. penghasilan profesional

Ia berpendapat

bahwa

dinilai dengan emas (20 misqal) setelah

dikurangi pembiayaan dan nafkah kebutuhan hidup, karena sebagian syarat tunduknya harta terhadap zakat adalah ia merupakan kelebihan dari kebutuhan arau bebas dari hutang.tt

Pendapat Husein Syahhatah

di atas sejalan dengan esensi

nisab sebagai tolok ukur kaya atau tidaknya seseorang. Mewajib-

kan zakat atas penghasilan bruto sangat riskan dengan pelanggaran ketetapan syara' jika kita menganut bahwa yang disebut kaya adalah yang memiliki harta senisab sebagai kelebihan dari pemenuhan segala kebutuhan pokoknya (al-haiat al-asliyyat). Menururnya,22

sistem perhitungan semacam

ini

(penghasilan netto/bersih) telah

dianut oleh mayoritas ahli fikih kontemporer, dan telah ditetapkan oleh lembaga zakat internasional. Akibar pemahaman nisab zakat yang tekstual melahirkan syarart "kaya" bagi seorang muslim untuk membayar zeket he*znya terabaikan. Padahal, ryara' sangat menekankan hal ini dengan berbagai ketentuan zakat mal, misalnya harta yang dapat menja-

dikan seorang muslim menjadi muzakki adalah kepemilikannya atas harta produktif. Menurur syara', harta wajib dizakati karena

memiliki pertumbuhan, yang oleh ahli hukum Islam menyebutnya dengan terma "al-nama". Selain itu, waktu menunaikan zakat hafta muzakki adalah ketika harta senisab 21

mencapai haul

Husein af-Syahhatah, Al-Tathbig al-Mu'ashir li al-Zakat, Kaifa Tahsib Zakat Malik, Diterjemahkan oleh A.Syakur, LC dengan judul Akutansi Zakat panduan praktis penghitungan Zakat Kontemporer; (Cetakan pertama, Jakarta: Pustaka Progressif, 2004), h. 1

22

itu

90.

lbid.

26

FIKIH ZAKAT: DALAM KA]IAN NORMATIF, KoN

KSI'UAL, DAN KONTEMPORERE

(ulang tahun). Menurut sebagian

a, haul niiab ini dilihat pada awal kepemilikannya dan di alkhi kepemilikannya di bulan ke 12 bulan qamariyah. Nisab dan haul sebagai syarar penr ng penunaian zakat harta, tujuan dan hikmahnya adalah agar iliknya benar-benar m€ncapai kriterium "kaya". Niiab yang di mukan dalam hadis-hadis

Nabi

SA1W dapat mengesampingkan

iterium "kaya" ini dalam

pengamalan zakat harta jika memahami

a secara tekstual, dengan

metode istinbath yang kurang repar.

I ini

relah terjadi pada

hukum zakat profesi dengan mengki nnya kepada nisab zakat pertanian secara tekstual, namun kada zakatnya mengacu pada zakat perdasangan dan logam mulia mas dan perak. Dengan mengkiaskannya zakat profesi kepada

kat pertanian, lahir pula

pemahaman bahwa penghsilan sebuah

rofesi senilail seharga 653

kg beras, harus dizakati dalam keadaa mengesampingkan syarat "kaya" bagi

bruto (kotor). Semua ini ng rnuslim untuk ber-

zakat sesuai dengan ketetapan syara'.

Berdasarkan akses informasi ren

g term "kaya"

diperoleh

kesimpuian bahwa saru-sarunya pranara

ang menunjuk kriterium

kaya dalarn syariat Islam adalah zakat.

ang dimaksud adalah kri-

teria harta produktif yang diperhitun

sebagai kekayaan yang

relevan dengan sebutan kaya bagi

Selain hal

di

ng.

aras, nisab zakat adal

untuk menerukan seseorang menjadi rang, penentuan nisab harus dengan

a, dan untuk zaman sekae

nar dengan berbagai konversi tonasi yait sistem

ini, nisab konvensional

indikator yang terukur

mengala

zakki benar-benar memenuhi syarat d menurut syariat Islam.

sebanyak 20 misqal/di-

85 g,90 9,96g. l)engan i koreksi, sehingga mu-

but

sebagai

orang

kaya

27


Bab 3 Elemen Dasar da Struktur Penghitungan t Mal

Zakat adalah keu'ajiban berupa penyisi

n sebagian hasil kekayaan

produktif yang dimiliki secara penuh ( lim. Seiring dengan sifat "produktif'

purna) oleh kaum mus,

rta yang wajib dizakati,

yang dapat mengalami pertamtrahan j mlah, maka syara' menetapkan hukum renrang nisab zakat.

Nisab adalah iumlah rerrenru a menjadi subyek zakag yang dengann bayar z.akar. Nisab zakat ditetapkan sejumlah harta subyek zakat

di

masany

kekayaan-kekayaan yang

, pemiliknya wajib memiri oleh Rasul SAIW atas , misalnya hasil-hasil

per-

tanian, binatang ternak, kekayaan e

dan perak. Dalam keteta-

itu dipahami bahwa nisab

rnen pokok dalam peng-

pan

adalah

hitungan zakat kekayaan kaum muslim.

Dalam beberapa hadisnya, Nabi signifikannya masalah nisab ini untuk

\W menunjukkan betapa ketahui, baik oleh pemilik

kekayaan maupun oleh perugas zakat. Signifikansi nisab sebagai

penentu dalam penghitungan zakat da pan Nabi

SA\(

sebagai berikut:

t dilihat

sejumlah kereta-


ZAKAT HASII-HASTL BUM| (PERTANIAN) Dalam sebuah riwayat diterangkan:

LJII

d*J ql" "il sL- all el_ry;

ip ^irlr*rl *+.t+ if i^h.o Flt 1.t" 6*rla""; rJJr l-*t C;. . "l,l d-1*;

.

"Dari Abil Said al-Khudri ia berhata: Rasul SAIV telah bersabda, tidah wajib zakat (hasil-hasil bumi) yang hurang dari 5 u.,asaq".l

Hadis ini sangat populer di kalangan fuqaha, kecuaii imam

Abu Hanifah yang mewajibkan zakat atas hasil bumi 10%o atau 5o/o, baik itu sedikit maupun banyak. Bagi Abu Hanifah, nisab

tidak diperlukan bagi zakar hasil-hasil bumi. Namun, rernyara pendapat ini kurang didukung oleh jumhur fuqaha, baik salaf, khalaf maupun ulama kontemporer.

Dalam kitab al-Amwal disebutkan.

AJs5

L trt* ''r .r&ll {-i.41 ,i ,r&Jt lin .+: "J" hpl .,'i S"rJi

l*ij-l

i.*i,r_r!l

"sesunguhnya, kadar zakat l0o/o (sepersepuluh) atau 5o/o Geperdua

puluh) saelah hasil-hasil bumi itu mencapai 5 wasaq ke AtAs".?

Menurut Yusuf al-Qarnawi, kita menilai pendapat Abu Hanifah lebih kuat tentang wajibnya zakat atas semua yang tumbuh di

I lmam Muslim, Allami'

al-Shahih, Juz 3, (Beirut-Libanon: Dar al-Fikr, t.th), h. 67. Abd Ubaid al-Amwal, (Beirut-Libanon: Dar al-Fikr, 1 9BB), h. 579. bin Salam, Kitab '?

FIKIH ZAKAT: DALAM KAJIAN NORMATIF, KON

atas tanah, rerapi

kira tidak sependapat

ketentuan ni;ab ridak berlaku, sehi

KSlI.JAL, DAN KONIEMPORI,RE

gannya tentang adanya banyak atau sedikir hasil

bumi itu wajib dikeluarkan zakatnya.

al itu bertentangan dengan

hadis shahih yang menggugurkan

jiban zakat atas hasil per-

tanian yang kurang dari lima wasaq,

bertentangan pandangan

syariat bahwa yang wajib mengeluarka

zakat itu hanyalah orang

kaya, sedangkan nisab adaiah batas kaya. Oleh sebab

iru, nisab

adalah

nimal seseorang tergolong

ntu bagi suatu kekayaan,

apakah wajib dizakari arau tidak.3

ZAKAT BINATANC

(uNTA, KAMBTNC/DOM Dalam sebuah riwayat diterangkan

ERNAK sAPr/KERBAU) ternak unta sebagai beri-

kut:

Y3 . . .

:&

d*"1a;lt "!l ..r1"- dlt d

"Dari Abil Said al-Khudri,

sesunggu

dan tidak ada zakat pada unta yang

|

- r,

'

I argl 6_.!.ilt :+r*,' dl Je 4!r.-o rg Uur.as g::L$ Rasul SAW bersabda: ...

dari 5 ehor"1

Dalam pada itu, nisab ternak kam ingldomba dijelaskan oleh Rasul SA\il2 dalam sebuah riwavar i berikut:

'

Lihat Yusuf al-Qardhwi, Fiqh al-Zakat, diterjema dengan judul Hukum Zakat, (Cetakan kedua, 343. 4 Al-Nasai, Sunan al-Nasai, (Cetakan pertama, Beiru(

n oleh Drs. Salman Harun dkk PT. Lentera Antar Nusa, 1973\, h. : Dar al-Fikr, 1930), h, 17.

31


qb "tl & Cl gr> 4r,'rl :J$J.}i , +.lc alrl ,r:-,1,& ilt Yl n* d O.tl ,6ti 5t i Lra_rl ,$ piiJl ,,ir. . . :tjtr *i d*, "rr oE#

k+ dlJ' ,J+ii #iXJ l*^"i

"Dari Ali ra, Zuhair berkata: saya memastihan bnita dari Nabi SAW di mana ia beabda: . . . dan pada ternak kambing tiap 40 ehor zakamya I ekor hambing, dan jiha seseorang hanya rnernillhi 39 ehor, maha tidah ada zahat pad.anya"

-5

Ternak kerbau, walaupun tidak sepopuler unra dan kambing

di kalangan masyarakat Arab, ternyata telah ditetapkan niiabnya oleh Rasululla SA\7. Dalam sebuah riwayat dilelaskan sebagai be-

rikut:

1:-*4*,._1i

,JS

.,ilg;r,.11!)lLE oi

Jrlljj.

". . . ddn pada temah sapi, tiap 30 ekor sapi zahanya dan tiap 40 ehor sapi, zahatnya

s 6

I

I

.

ekor tabi'i

ehor musinnah".(-

Ab0 Daud, Sunan Abi Daud, luz."l , (Cetakan pertama, t.t: Dar al-Fikr, 1990), h. 353. lbid.

32

.

FIKIH ZAKAT: DALAM KAJIAN NORMATIF, KoN EKSTUAL, DAN KONTEMPORERE

EMAS DAN PE Dalam sebuah riwayar diterangkan:

C*J ql' d,l -L#i c!*1" urJ.; ,$ltr a-'.i l4;ii d iJ1.ic, ell 0lS I'li,l.lt+ dJJ,ir) dlj dllfi qLa*+t ]lj Lai ,j4J. i..,-r

*iLt lili

*Dari

*t-.#lt

:1.J"

Ali r.a, dari Nabi

SAW yang

,4js /iil ,,r.:_.r

ilt "jr kil' cllL'J pl;r ElL dl

.F - \+Il

i dCl

'e$

{.rt

cr*j

r-.lt*-e t3t4.r

bda: iiha hamu memiliki

200 dirham dan tekh berulang tah dirham. Tidak ada hewajiban zahat a

maha zahatnya adalah 5

emas-ltingga kamu memilihi sebanyah

dinar. Jika frantu memi-

liki 20 dinar dan telah berul^ang tahun, dinar, dan jika lebih, maha perhitungan

zahatnya adalah 0,5

Dalam penghitungan zakat harta sebagaimana yang diterangkan

di

u-yahni pada kehayaan

sebanyak itu".7

ng telah mencapai nisab

atas,

men dasar penting lain-

nya adalah haul. Menurut Yusuf al-Qa

i, haul adalah berlalu-

nya masa kepemilikan harta senisab itu

2 bulan qamariyah.8 Sya-

rat haul ini dapat dilihat pada aturan za

t emas dan perak di atas.

Persyaratan setahun

ini meliputi

selur

zakat, kecuali hasil-hasil bumi. I)alam

h jenis

kekayaan subyek

lah satu hadisnya, Nabi

SA\7 bersabda:

YL .tLi[*l ,J. "

7

d-t +

.hl GL- dtl tu-; rb d5.ll

,J cJti :ijts

-l"c #l

LJo

cJ.9s;F+;tsJ)ti

tbid.

8 Lihat Yusuf

al-Qardhawi, Op.Cit., h. 161.

33

PROF. DR A, SARJAN, MA

"Dari lbnu Umar, ia bnhata: Rasul SAV bersabda barang siapa tidah ada kewajiban zahat padanya hingga harta tersebut mengalami ukng memperoleh penghasikn atas sebuah hekayaan, maha

tahun di tangan pemilihnya".e

Dalam pada itu terdapat riwayat Ibnu rVahab tentang sabda Nabi SA\7 yang berbunyi:

dr.Jl t$" d"1l;

"'3*

ilSj d.

" Tidak ada zahat pada harta hingga ia beru.kng tdlru.n".

j.r+l

to

Oleh karena itu, ternak, uang, barang dagangan, penghitungan zakxnya harus mencapai nisab dan telah berulang tahun. Artinya, walau telah mencapai nisab, tetapi belum berulang tahun,

maka belum saatnya ditunaikan zakatnya. Faktor penyebabnya adalah, kekayaan yang harus berhaul

itu termasuk kategori barang

modal, dan karenanya disebut Ztkat Modal. Sedangkan hasil-hasil

bumi, ddak disyara*an haul karena ia bukan barang modal, melainlran hasil barang modal. Artinya, zakat atas hasil-hasil bumi

bukan zal
Ddam pada itu, ternak, logam mulia emas dan perak (bukan perhiasan) dan barang dagangan, zakatnyr adalah modal bersama dengan hasilnya. Kendati demikian, dengan haul sedapat mungkin zal<et kekay aan-kekayaa n hanya terb ayarkan pada has i lnya, sehing-

gahara iru tidak termakan zakat. e

lmam al-Turmuzi, Sunan al-Turmuzi, Juz.2, (Beirut-Libanon: Dar al-Fikr, '1.994), h. 129. Ab( Daud, Sunan Abi Daud, tnid 1, (Cetakan p€rtama, t.t: Dar al-Fikr, 1990), h. 353.

r0

FIKIH ZAKAT: DALAM KA)IAN NORMATIF, KONTbKSTUAL, DAN KONTEMPORIR[

Menurut Ibnu Qudamah dala{n yusuf al-eardhawi,rt kekayaan yang dipersyararkan setelah

r{t"h,rn iru (haul) memang

mempunyai potensi untuk berkemban$ dan dikembangkan. Ha_ nya saja pertumbuhannya tidak pasti, rfraka syara' memberi batas

waktu yaitu setahun. Tujuannya agar zakar tidak berkalikali dipungur dalam saru masa yang be{akibat pada habisnya harta, sehinnga dapat berakibat memiskifrkan. Dengan haui, zakat menjadi ringan dan tidalc merugikan. Barang modal subyek zakat teru

a ternak, Rasul SAV te-

lah merincinya sedemikian rupa sehi

diperoleh kelipatan-keli-

patan nisab. Dalam kelipatan-kelipatan

isab

membebaskan zakat pada bilangan kelipatan. Berdasarkan ketetapan Rasul I

itu Rasul SA\7 telah menuju pada nisab

sR\f,

kelipatan-kelipatan

nisab dengan bilangan al-auqash dapat ldihhat pada subvek zakat ternak unta, kambing dan sapi sebagai bfrikut:

Ternak Unta Probabilitas Haul Terhadap Nisab Dari

Kcterangan

Unta betina umur 2 tahun

rr Lihat Yusuf Al-Qardhawi, Op.Cit., h.161-162.

35


masuk rahun ke 3

Unta betina umur 4 tahun masuk tahun ke 5

Ternak Kambing Probabilitas Haul Terhadap Nisab Dari

Itl

300

Tiap bertambah 100 ekor,

I ekor kambi

Ternak Sapi/Kerbau Probabilitas Haul Terhadap Nisab

36

FIKII-l ZAKAT: DALAM KAJIAN NORMATiF, KON

KSTL]AL DAN KONTEMPORF-RE

Nisab zakar sebagai ketetapan

a' sebagaimana rerlihat di

sya

atas tampak sebagai anrisipasi perkem

ngan modal dari nisab te,

rendah sampai dengan kelipatan-keli

n nilab yang pada giiiran-

nya melahirkan nisab-nisab kelipatan.

isebut nisab-nisab kelipa-

tan karena angka-angka dari lajur tempat memulai menghiung zaket a

ng atas ke bawah adalah

nyak. Dalam nisab-nisab kelipatan te

ut dijumpai bilangan-bi-

kekayaan yang lebih ba-

langan yang terbebas zakat yang disebu dengarr al-auqash. Sebagai conroh, pada ternak unta,

rumus nisab 5-9. Berikutnya, dilum hdengan rumus nisab 10-14. Begitul auqash dalam nisab-nisab kelipatan. oleh Rasul

4 ekor al-auqas dengan

i

ada

4

ekor nl-auqash

seterllsnya peranan almuanya

itu

ditetapkan

SA\f.

Pada ternak kambing, ada 80

al-auqash dengan rumus

nisab 40-720. Berikutnya, ada 79 nisab 121-200. Selaniurnya, ada 98 ek nisab 201-299. Begitulah sererusnya,


kambing, zakatnya

I

ekor. Petunjuk

s


pertambahan 100 ekor ra' inilah yang dipakai da-

lam menghitung zakat ternak kambin jika pertambahannya dalam jumlah banyak. Keiipatan nisab 1 ekor dapat melahirkan nisab kelipatan baru selanjurnya, hin memungkinkan memakai sistem cluster jika nisab-nisab kelipatan tu menyulitkan penghitu-

ngan karena banyaknya.

f)alam penajaman haul nisab, paralf,rqaha berbeda pendapat. Fuqaha Hambali berpendapat bahwa nfsab itu harus tetap sepanjang tahun.12 Fuqaha Maliki dan Syafifi berpendapat, haul nisab

'' f

Syauqi lsmaif Syahhatih, Penerapan Z_akat akarta: Pustaka Dian dan Antar Kota, 1987), h. 12

Dunia Modern, (Cetakan pertama,

37

PROF. DR A. SARJAN, MA

itu dilihat keadaannya pada akhir tahun.t3 Pendapar ini menegaskan bahwa kepemilikan kekayaan itu harus diketahui awalnnya, dan dilihat keadaannya di bulan ke 12, apakah telah mencapai nisab atau tidak. Sekiranya mencapai niiab, maka dikeluarkan zakat-

nya, dan jika ddak mencapai nisab, maka ddak ada zakat arasnya.

Dalam pada itu, fuqaha'Hanafi berpendapat, nilab terjadi di awal tahun dan kembali dievaluasi di akhir tahun.ra

Demikian pentingnya haul dalam penghitungan zakar mal, sehingga

ia menjadi elemen pokok di samping nisab. Imam al-

Turmuzi menerangkan dalam kitabnya bahwa keharusan haul bagi zakat mal telah dianut oleh para fuqaha' seperti imam

Malik bin

Anas, al-Syaf i, Ahmad bin Harnbal dan Ishaq.l5

Serlain kedua elemen dasar penghitungan zakat mal, nisab dan haul, yang tak kalah pentingnya pula dipahami dan diperhati-

kan adalah perkara status kepemilikan dan cara perolehan kekaya-

an itu. Pengaruh status kepemilikan dalam penghitungan zakat melahirkan kajian di kalangan fuqaha' tentang starus kekayaan yang dihutangkan kepada seseorang, ketika nisab diperhitungakn asebagai syarat dikenakannya zakar harta kekayaan,

dan ketika

haul nisab tiba sebagai waktu pembayaran zakatnya. Dalam pandangan fuqaha', piutang yang diyakini akan terbayar tetap masuk dalam penghitungan penerapan nisab. Implikasinya adalah ketika hutang belum jatuh tempo, semenrara haul telah

tiba, maka ia tetap menjadi penyumpang nisab zakat Selanjutnya, signifikansi cara perolehan harta kekayaan terli-

hat pada ketentuan syara' bahwa harta yang dapat menjadi subyek

t3

lbid. lbid. 1s /bid., h. |30. 14

FIKIH ZAKAT: DALAM KA,IAN NORMATIF, KONTI

TLIAL,

I}AN KONTTMPOREM

zakat hanyalah yang halal. Harta-harta

ng diperoleh dengan cara

yang haram, misalnya korupsi dan

macarnnya tidak dapat

dizakati. Zakat bukan alat mencuci

Ha[ ini ditegaskan oleh

Allah S'S7T dalam surat Al-Baqarah (2)

r 267:

cr-,,! "

Hai

dF

p tilJii L"J ri{-,S t

orang-orang yang beriman, na

sebagian

dari hasil usaltamu dan sebagian

dl" l"rr.ii tyi,,i

,plttgi!

nkh (di jakn AIkh) yang Kami heluarkan

dari bumi untuh ledmu" (Qs. Al-Baqarah 267)

&

39

PROF.

DR A. SARIAN, MA

Bab 4

Dasar-dasar Perhitun

n Zakat Mal

Menurut N

Zakat sebagai ketetapan syara' menga

ng simbol-simbol bila-

ngan yang dapat dihitung secara reru

Simbol-simbol bilangan

yang dimaksud meliputi nisab, kadar harga sebenarnya sebagaimana dij

,

harga tertinggi dan

dengan memadai di saat

membahas zakat konversi. Pada bagian

ini akan dijelaskan

sej

diketahui, terurama ketika harta lahnya, sehingga apay^ng dirincikan ol

pu mengakomodirnya lagi. Dalam

lah rumus yang penting

n itu sangat banyak jumRasul SA\?'tidak mam-

itu, rumus yang akan di-

tampilkan adalah ketetapan syara< yang iperoleh dari hadis-hadis

Nabi SA\tr sebagai berikut.

PERHITUNCAN ZAKAT

NAK UNTA

Dalam sebuah riwayat disebutkan:

,JbJ,$l ib.-ll dJlJ ..rr AI # tg JA !i ti dl$..r i.r,i gp alr*_.,t*+ rJ.. _l j" nl J.i,rill d;1.ol^*ll .,le .l-l trlr nt sI- ll J_r_l 4^l


ldt, 04J .L+S k*+r iu.l,,-ll ir kX* .1", &"1+ ,ll "j.dn\ qi &! rJi *; r$,,r!"J" drJl gn igJirs U"vA g3 hi.L.i ai dlllS u"*r. d+ 0Sl C ili ixDtlJ ur.r J! uiCi,. d.{ ttr$ rr.;sel u-ei $i ip.r._rl1 L,*r J! A*t c+ t{"'ii dHUIJ U- d$l+ h.U JSr CC O$i ,.t$,rr .e-r:! +l lS iS* J! dl.ill iiJi. {i. kdii ,.1*-.-.,i.r Ai.n'"''ll i,E *: J! 0C lt! ta;ii C*+,,r U*,li! l,{,i 13rq*5 U.r Jli.r+t6;ii t:rlj l4i iit ; JJ d*ilt$lrt 0[$- t+ii ir*,;;6.rr! ,"'4 lrli "u,ic fu L..l du.ie . . . li. iu...ri uF Al OC {* irr*_,ri $ 611

,rlc

ufo

"Dari Anar bin Malih, sesungguhnya Abu Bakar tekh menulis surat hepada mereha (pmduduk Bahrain), sesanguhnya ini adahh haentuan zahat yang tekh diwajibkan oleh Raululkh SAIV kepada kaurn muslirn ata pnintah Barang siapa bertanya

rya,

Alkh Azza wajalla htpodo Rasulnya

tkri

maha jelzshanlah^

SAIV.

kaurn muslim tentang cara pernbayaran-

dan barang siapa bmanya di luar rincian,

hmdaklah tidak dijelashan. ekor dibayarkan zakamya

Di

I

35, maha bayarhan zakanl'a

bautah

25 ekor unta,

mahA tiap

5

Jika telzh mencapai 25bintu mahhadh. Jika ia tidah memi-

ekor hambing.

I

liki anta bintu makhadh, maka bolzh

membayar zahatnya dengan

unta ibnu labun. Jika mmcapai 36-45, bayarhh zahatnya I ehor unn bintu hban, dan jika mencapai 46-60, bayrlah zakanya dmgan 1 ehor unta hiqqah (umur 3 tahun rnasuh tahun heernpat).

I 2

/ika mm-capai 61-75, bayarkh zakamya dengan

ehor unta jaz'ah,

jika mencapai 7690, bayarlalt zahatnya ehor unta bintu lzbun. Jiha mencapai 91-120, bayrkh zahatnya 2 ehor unta

dan

hiqqah. Jika hbih dari 120 ehor unta, mnha tiap-tiap 40 ehor, zahamya I ehor binta kbun, dan tiap-tiap 50 ehor, zahamya 1 ehor hiqqah."' t

Jalaluddin al-Sayuthi, Sunan Al-Nasa'i, Juz. 5, (Cetakan pertama, Beirut: Dar al-Fikr,

r930), h. r&20.

FIKIH ZAKAT: DALAM KAIIAN NORMATIF, KON EKSTUAL, DAN KONTEMPORTR.E

Berdasarkan ketetapan Rasul SA

tersebut di atas, pembaya-

ran kekayaan rernak unta dapat dilihat ada tabel berikut: Dari

Keterangan

Umur I tahun masuk tahun ke 2

Umur 3 tahun rrasuk tahr-rn ke 4

I

hiqqah + 2 bintu

I

Tiap 40 ekor, zakatnya I bintu labun, dan tiap 50 ekor, zakatnya

1

50+50+50/ 150:50

40+40+40+50

50+50+50+40

50+40+40+40+40

1J

PROF, DR A. SARIAN, MA

50+50+50+40+40

Dengan rumus

ary 40 ekor unta, zakatnya 1 ekor bintu

labun, dan tiap 50 ekor unu, zakatnya

I

ekor hiqqah mulai dari

l2l ekor ke atas, maka cara menghitung zalarnya adalah: nisab kelipaan diurai dengan angka 40 (tunggal) atau 50 (tunggal) dan rtut 40 dan 50 (kombinasi ) hingga tuntas. Misalnya, niiab 140 = 50+50+40= 2 hiqqah+

I bintu labun. Pada perhitungan

zalatnya.

terjadi kombinasi. Pada nisab 150, maka zakatnya adalah 150= 50+50+50=

3 hiqqah.

Pada perhiftngan zal
bentuk tunggal. Pada nisab 160, maka zal
samping menambah,

dzp* dibagi tuntas seqra tunggal, maka di

jrg"

dapat dilakukan dengan membagi.

Mi-

sdnya, nisab 150= 150:50=3, itu artinya, zakatnya adalah 3 hiqqah, karena pembagl 5A adalah simbol seekor hiqqah. Selanjutnya

nisab 160= 160:40=4, itu artinya, zal<arnyt 4 bintu labun, karena pembagi 40 adalah simbol saeekor bintu labun.

Dengan rumus tersebut diketahui pula bahwa zakat ternak unta pada nisab 121 ke atas hanya dikenal dua, yaitu bintu labun dan hiqqah, tidak ditemukan lagi bintu makhadh, j^t'^h, kecuali

jika muzakki tdk punya unta pembtyar zakatnya rumus tersebut.

sesuai dengan

FIKIH ZAKAT: DALAM KAIIAN NORMATIF, KON

PERHITUNGAN ZAKAT

KSTUAL, DAN KONTEMPORIRE

NAK KAMBING

Di riwayatkan oleh Salim dari ayahnya SA\7 menulis surat tentang zakat

kar, dan umar. Dalam

suarat zakat

wa sesungguhrrya Rasul

dipedomani oleh Abu Ba-

i

tersebut dijelaskan cara

membayar zakat kambing sebagai beri

&ttj lli ful* JS

,i3-o3

""s;Li

,t,il,.ir C ;L! 6t i ii.$t3 JJ &)ii 'la.i

" . . . pada ternak kambing tiap 40-1 ehor hambing jiha bnjunlzh 121hambing jiha 201-300 ehor, zakatnya 100 ehor, zahatnya lehor hambing. Tt saekh 300 ekor hingga mencapai 400 Rumus pembayaran zakar ternak pada hadis Nabi SAW adalah "riapzakatnya

I

ekor kambing". Hal ini

kambing ke atas. Teknik pembayaran

ui

j

#(Ji

ir..ilr

liti ,#iX.

A...

Jl

Otjl*i irJla4,J"Jld,6L$tt l,

ehor karnbing, zakatnya

ekor, zakatnya

2

I

ekor

ekor kambing Tiap+iap

adz zahat pada hambing hambing."' bing yang dapat dipetik

p seratus ekor kambing, laku pada nisab 400 ekor

t

ternak kambing dapat

ditampilkan sebagai berikut: Dari

2

Al-Turmuzi, Sunan Al-Turmuz-i,

Keterangan

luz.2,

(Beirut-L

Dar al-Fikr, 1994\, h. 124.

45


Tiap 100 ekor, zakatnya I

'

Dengan rumus tiap 100 ekor kambing, zakatnya 1 ekor, maka

pembayaran zakat ternak kambing yang berjumlah 400 ekor sebagaimana yang diajarkan oleh Rasul SA\7 adalah: 400:100=4, arti-

nya zal
nya, maka pembayaran zakatnya adalah: 500: 100=5, itu artinya zekatnya 5 ekor kambing. Demikian seterusnya.

PERHITUNGAN ZAKAT TERNAK SAPI/KERBAU Dalam riwayat diterangkan,

ur-rli

,dr*ll

J! FtJ

ii.*

+

^ll

oL- oiillt ,r$+

:dU d++

d,f.iJi d{ ,y-l ,L;$ Ji l*S 6J.f .f" $

& jl,"

(-F

$ .r iil Oi

"Dari Muaz bin Jabal, ia berhata: saya telah diutus oleh Raul SAW ke Yaman, ia memerintahkan saya rnemilngut zakat ternak sapi tiap 30 ekor,

I

ekor

tt3

nan.

3

tbid., h. 125-126.

tabi'i atau tabi'ah, dan tiap 40 ekor,

I

ekor musin-

FIKIH ZAKAT: DALAM KAIIAN NORMATIF,

Berdasarkan hadis

di

aras, Nabi

nisab-nisab ternak sapi, kecuali den zakatnya 1 ekor

KSTUAL, DAN KON-IIMPORERT

\X/ ddak terlalu merinci

rumus tiap 30 ekor sapi,

tabi'il tabiah, Can ria 40 ekor sapi, zakatnya

ekor musinnah, Pembayaran zakat t

1

sapi berdasarkan nisab-

nya dapat ditampilkan sebagai berikut:

Keterangan

I

tjmur 2 tahun

musinnah

masuk

tahun ke 3

I musinnah+ I

tabi'i/tabi

3 tabi'i/tabiah

Dengan rumus yang diajarkan o

30+30+30/90:30

h Nabi SAW,

diketahui

bahwa nisab zakat ternak sapi 60 ekor

n seterusnya, maka nisab

tersebut ia harus diurai dengan

30+30. Artinya, zakatnya adalah 2

30 dan 40 tunggal atau dengan nisab 60 ekor = tabi'i/ tabi'ah, karena

angka 30 adalah simbol tabi'i/tabi'ah,

n pendekatan pembagian

kombinasi. Sebagai conroh, ternak

yang dilakukan adalah tunggal. Selanj tnya nisab ternak sapi 70 ekor, zakatnya adalah: 70= 40+30. Arti zakatnya 1 ekor musin-

nah dan 1 ekor tabi'i, dengan pende lagi, nisab 80, zakatnya adalah: 80=

kombinasi. Misalnya +40. Artinya., zakatnya

47

PROF.

DRA.

SARJAN, MA

adalah 2 musinnah, dengan pendekatan tunggal karena angka 40 adalah simbol musinnah. Demikianlah seterusnva.

PERHITUNGAN ZAKAT KEKAYAAN I.OGAM MULIA EMAS DAN PERAK

Dalam sebuah riwayat disebutkan, nisab emas adalah 20 dinarl misqal, dan perak sebesar 200 dirham. Menurut salah satu penda-

pat,20 dinar/misqal setara dengan 85 g emas murni, dan 200 dirham setara dengan 600 g perak (menurqt satu pendapat). Dalam riwayat tersebut, nilab emas dan perak yang ditetapkan oleh Nabi

SA\7 tidak memiliki nisab-nisab kelipatan, sehingga tidak juga ditemukan al-auqash (barang yang terbebas zakat dalam nisab) seperti halnya pada ternak binatang. Niiab emas hanya ditetapkan dengan satu standar, yaitu 20 &narl20 misqal, dan perak 200 dir-

hemlS uqiyah. Bagaimana kalau ada kelebihan dari standar nilab itu?

Dalam riwayat yang bersumber dari Ali r.a di sebutkan:

€llf3 !+L,s+i

rfj Li

"Terhadap kelebihanrya (dari ni;ab), rnaha perhitungannla dtlts yang drmihian."a

di

Abu Daud menyatakan bahwa perawi hadis ini, 'Ashim bin 'amrah dan lar al-A'war, menyatakan bahwa saya tidak tahu apakah Ali sendiri menyatakan hal itu, arau ia menyandarkannya kepada Nabi SA\7. Akibatnya Penggalan hadis

a

atas, oleh imam

Abf Daud, Sunan Abi Daud,luz.l

(Cetakan pertama, t.t: Dar al-Fikr,

1

990), h. 353.


muncul perbedaan pendapar renrang

KSTUAL. DAN KONTEMPORTRE

atas kelebihan nisab

emas dan perak.

Sebagian kaum muslim mem nisab emas dan perak tidak terkena seorang muslim

memiliki emas 89

g,

nya, bahwa kelebihan . Sebagai contoh, jika

4

gram kelebihannya

tidak dihitung zakatnya, karena nisab yang terkena zakat adalah 85g. Empat gram kelebihan itu men tambahannya hingga mencukupi 85 gram berikutnya

cluster baru. Begitulah

se-

terusnya menurut pemahaman ini.

Imam Abu Hanifah. Zufar dan berpendapat bahwa tidak wajib zakat

nyakan ahli ilmu Irak

ayanglebih hingga sam-

pai 40 dirham pada perak dan 4 dinar

a emas. Tiap kelebihan

40 dirham pada nisab perak dan 4 di

r pada nisab emas, zrkatikasi pendapat ini, diper-

nya sebesar 2.50o/o yaitu

I

dirham.t

l

oleh kesimpulan bahwa sebenarnya

memiliki juga al-uqruh, yang dapat di

z.akat emas dan perak

barkan sebagai berikur:

Nisab Kelipatan Perak Dari

Keterangan

Lebih 40 dirham dgn auqashnya,

8 dirham

Nilab kelipatan

5 Lihat lbnu Rusyd, Bidayat al-Mujtahid Wa Usaha Keluarga, t.th), h. 187

al-Muqtashid, luz.

1

(Semarang:

49


Nisab Kelipatan Kekayaan Emas

Kelebihan 4 dinat dengar

Dari tabel kelipatan nisab logam mulia perak (dirham) dan emas (dinar) diperoleh pula kebenaran kurs antara dirham dengan

dinar, yaitu

l:

10, yang terlihat pada nisab kelipatan 40 dinar dan

400 dirham, dengan batu penguji standar nisab minimal keduanya

yaitu masing-masing 20 dinar dan 200 dirham, dengan perbandingan zakat 0,5 (nisfi dinar dan 5 dirham dengan kadar zakar 2,5o/o.

Imam Abu Hanifah berpegang pada riwayat dari Ali r.a:

J$t L.i

,Pj Ll}

rlj t i . . . "l' "# spr,_rU*t Cp.._li {5 -# ,l-lt+ Cr+_,,i gl1l.r,. p} l;t+ #J&Jl .*.1r.l -l Jip, n. t .pi"r {+Ji ,-E o*!

",

LK

setiap kelebihan

*fJ

(dan nisab

Cp.-.,l

ernas dan

$

perah), maha tiap 40

I dirham. Dan tiap helebihan 4 dinar emas dari 20 dinar, zakanya I dirham hinga mencapai 40 dinar.

dirham dibayarkan zahatnya


Tiap 40 dinar zahatnya dinar dan atau

I

I

EKSTUAL, DAN KONI'EMPORERE

dinar, dan

24 dinar, zahatnya 0,5

dirham."6

'i

Dalam pada itu, imam Malik, al dapat, wajib zakat pada yang lebih

i

dan Ahmad berpen-

TM. Hasbi Ash-Shiddieqy sendiri, pendapat imam Malik, al-Syaf i dan Ahmad yang lebih kuat mengingar pe njuk Nabi SA\7'di atas, bahwa tiap kelebihan dari nisa dan perak-rcrmasuk dinisab.T Menurut

perhiungkan zakatnya.s

PERHITUNGAN ZAKAT

I-HASIL BUMI

Akan halnya nisab zakat logam mulia mas dan perak, hasil-hasil bumipun hanya mempunyai saru sra dar nisab, yaitu 5 wasaq yang setara dengan 653 kg bersih.

mikian rupa nisab hasil-hasil bumi,

SA\7 tidak merinci sedeingga tidak ditemukan

penjelasan beliau tenrang nisab-nisab

ipatannya, dan karenanya

tak ditemukan al-uqash di dalamnya,

itu jumlah tert€nru yang

terbebas dari zakat.

Kendati demikian, fuqaha' sudah mengantisipasi kelebihan hasil bumi dari standar nisabnya. Men t Al-Syrazy dalam Hasbi Ash-Shiddieqy, jika buah-buahan lebi

dari lima wasaq, wajiblah

zakat padanya menurut perhitungan.e

itu, imam ala yang lebih dari nisab

Nawawi berpendapat, wajib zakat

6

/

lbnu Rusyd. Bidayat al,Mujtahid, luz 1, h. 187; rut-Libanon: Daral-Fikr, 1994), h. 186.

pada

aukani, Nai/ al-Authar, Juz.4, (Bei-

tbid.

B

tbid.

v

/bid, h. 135.

51


dengan ijmak seluruh kaum muslim. Dalil yang diperpegangi adalah:

' "

J,i*ll JlJ.."$ '-'i* L#

Pada yang disirami

air hujan dihenahan zahat

Keumuman hadis Nabi

SA\f di

seusyer, 10o/o."10

atas menunjukkan bahwa

semua hasil panen ketika mencapai nisab hingga berlebih harus

diperhitungkan zakatnya secara keseluruhan. Tidak boleh dipilah yang lebih itu walau tak mencapai kelipatan nisab. Sebagai contoh, jika seorang petani tadah hujan menuai hasil panen sebanyak 700 kg beras, yang berati terdapat kelebihan nisab sebanyak4T kg beras.

Untuk mengetahui kelebihan itu adalah total penghasilan

dikurang dengan nisab = 700-653=47. Dengan demikian perhitungan zakatnya adalah 700xl0o/o=70 kg, bukan 653xl0o/o. Atau ka-

lau gabah, 1500 kg, yang berarti ada kelebihan dari nisab. Untuk mengetahui kelebihan tersebut adalah dengan mengurangi total hasil panen gabah dengan standar nisab gabah

=

1.50A-1.30G =

194. Dengan demikian perhitungan zakatnya adalah 1500

x

10olo

= 150 kg, bukan l.306kgQx653) xIOo/o. Berdasarkan telaah di atas dapat disimpulkan bahwa ditemukan berbagai model perhitungan zakar yang telah diajarkan oleh Rasul SA\7. Model-model tersebut dapat diterangkan sebagai berikut:

Model penentuan angka-angka tertentu bagi kekayaan yang begitu banyak oleh seseorang muslim, sehingga hartanya dapat menempuh nisab-nisab kelipatan yang telah ditentukan oleh Rasul 10

tbid


KSTUAL, DAN KONTEMPORER[

SA\7 sendiri. Misalnya binatang r, tiap-tiap 40 ekor unta, zakatnya 1 ekor bintu labun, dan tiap- ap 50 ekor unta, zakatnya I ekor hiqqah. Tiap-tiap 100 ekor rnbing, zakatnya 1 ekor, sedangkan tiap-tiap 30 ekor sapi, tnya I ekor sapi tabi'i/ tabi'ah, dan tiap-tiap 40 ekor sapi, zaka

I

ekor sapi musinnah.

Model pembayaran zakat dengan tida

menetukan angka-angka

tertentu, melainkan dengan istilah "

ihan nisab". Rasul SAIT

memberlakukan model

ini

pada

gam mulia emas dan perak. Dalam

kan (mengqiyaskan) rumus ini pada

ran zakat kekayaan lo-

itu, fuqaha' memberlaku-

n

nisab hasil-hasil

bumi.

53


Bab 5

Teori Zakat K

VCTSI

Zakat adalah salah satu aiaran Islam ya g sangat populer di kalangan umar Muslim. Ia merupakan satu rukun di antara ru-

kun Islam yang lima, yairu syahadat, kan zakat, mengerjakan puasa Ramadan

ndirikan salar, menunain menunaikan haii.

Dalam Islam dikenal dua jenis za

t, yaitu zakat harta kekayaan dan zakat fitrah. Keduanya mem nyai hukum masing-masing yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasulnya Muhammad SA\f. Zakat fitrah dan zakat (harta) adalah gambaran tentang kehidupan duniawi yang ng oleh aktifiras ekonomi. Betapa tidak, kedua jenis zakat ini sangat terkait dengan rezki materi seorang muslim. Kedu tak mungkin rerlaksana tanpa didukung oleh materi sesuai ar r^n yang ditetapkan oleh syara'. Secara khusus dapat disimpulkan

lam Islam itu terkait.dengan nilai, tapan-ketetapan syara' menyangkut hu

kedua ienis zakat da-

dan uang. Namun, kete-

dan teknis pembaya-

rannya ditemukan dalam bentuk nat

Dalam zakat kekayaan

misalnya, ternak unta dapat dibayar

gan binatang kambing

atau unta. Begitu juga dalam aruran

kum zakat fitrah, umat


Islam diperintahkan oleh Nabi SAW'membayarnya dengan gan-

dum, kurma, bili gandum (sya'ir), kismis dan lainnya dari hasilhasil bumi. Secara tekstual, tidak tampak perintah menunaikan kedua jenis zakat itu dengan uang (harga).

Natura dan uang adalah sesuatu yang bagaikan dua sisi mata uang. Keduanya berkelindan kuat satu sama lain. Natura dapat

ditukar (dihargai) dengan mata uang, dan uang pun dapat ditukar dengan natura. Dengan demikian, narura dan uang berbeda dari

sisi lahiriyah, namun dapat dinyatakan bahwa keduanya adalah benda-benda ekonomi. Benda ekonomi sesuatu yang

itu sendiri

memiliki nilai jual yang menopang

adalah segala

segala keperluan

manusia dalam kehidupannya. Zakat dapat dinyatakan sebagai gambaran geliat ekonomi masyarakat muslim, terutama zakat harta kekayaan (mal). Oleh sebab

iru dapat pula dikatakan bahwa muzakki (yang wajib

berzakat)

adalah gambaran kemapanan ekonomi seorang muslim. Dalam surat At-Taubah (9) ayat 103, Allah S\U'T memberi kewenangan penguasa (pemerintah)

untuk memungut zakat deri harta orang-

orang Islam. Dalam hadisnya, Nabi SAV menegaskan bahwa yang berzakat itu hanya orang-orang kaya.

Ibnu Abbas r.a meriwayatkan:

Jl ljlr. *r+ d-"r ql' $l ,l^- ,+I Ol uall ,lt ;i et&li.dll.rl l,eotti * dji.hl dr-; urir &l Yl dlY ub-;,'tl ^'lrt 6l il"lcti clll.J l.sctti * iI! lLi. J I Ji # st dJj.- {Jr,.i #lJS,rJ" .jt fl.Xilt ir $$ ti!- ilje Oi 6.1{.i

d

p1*rl L[ii iFrll


"Sesungultnya

Ndbi SAItr/

komendasi agar

ia

, DAN KONTEMPOMRI

'az he Yaman dengan re-

mengatas

penduduh Yaman meng-

mengajarhan

tiada Tuhan selain Alkh. Jiha mereha mematuhimu, bni

dan ahu adalah Rasul

li

hali sehari semakm. /iha

ucapkan bahwa

SWT meuaiibkan atas merebd salat

mereka bahuta Allah

mereka mematuhimu, beritahu mereha bahu.,a atas mereha zahat yang diamb;l dari

akan dl bagi han kepada orang-orang

AIkh

meutajibhan

ng haya mereha, dan

faki

n

Kekayaan seseorang menggam

produlai menjadi lebih banyak,

menambah nilai kekaya-

an da.lam benruk uang. Uang iru sendi

si menyimpan kekayaan-kekayaan

bagaimana harra ber-

pada hakikatnya berfung-

Ternyata zakat atas kekayaan, juga tak

dimiliki oleh seseorang. t dilepaskan dari nilai,

itu ketetapan ni

mauPun saruan pem-

harga atau uang, baik

yan

bayaran zakat.

Zakat konversi adalah perubah konvensional, dari natura ke harga,

bentuk ketentuan zakat

k itu

pada satuan harga zakat yang harus tapan Nabi

SA\f.

pada nisab maupun sesuai dengan kete-

rut petunjuk Nabi SA\W di bawah 25 ekor unta, de-

Sebagai misal, men

yang terekam dalam riwayat bahwa ngan kelipatan-kelipatan nilabnya, zakatnya dibayar dengan kambing.t

disertai dengan al-auqdsh

bentuk matrik dapat

dilelaskan sebagai berikut:

1 '?

Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Juz. 2, (t.t: Dar al-Fik Lihat tbid.,

1981), h.108.

h. 124.

57

PROF. DR A. SAR'AN, MA

Nisab Konvensional

Saruan Zakat Secara Konvensional

5-9

I

t5-19 25

3 ekor kambing

I ekor unta bintu makhadh

-35

Pada ketetapan

ekor kambing

Nabi SA\f di aras, rernak unra yang

relah

mencapai nisab dan haul, mulai dari nisab terendah hingga kelipatan nisab 20-24, zakatnya dibayar dengan kambing. Bagi orang yang ddak terlalu memahami ketetapan Nabi SA\(/ tersebut dapat bertanya, mengapa ternak unta pada nisab tertentu

itu dizakati

de-

ngan kambing, tidak dengan unta? Ternyara, keretapan-kererapan

Nabi SA\7 tersebut, pada dasarnya mengacu pada harga. Zakar yang ditetapkan oleh Nabi dengan narura hanyalah bertujuan untuk memudahkan pembayaran zakat bagi pemiliknya.

Di masa Nabi SAV, 1 ekor'bintu makhadh (unta betina umur I tahun masuk rahun ke 2), harganya 40 dirham.3 Dalam pada

iu, I

ekor kambing dihargai

5

dirham.a Dengan harga

satuan bina-tang ternak semacam inilah, memunculkan pemikiran

fikih

zakat konversi. Untuk memudahkan pemahaman kira,

berikut ini akan dibuar konversi zakat rernak unta konvensional di atas sebagai

3

4

be-rikut:

Al-Sarkhasi, Al-Mabsuth,luz.3 (Beirut: Daral-Fikr, 19Sg), h. 150.

tbid.

FIKIH ZAKAT: DALAM KAJIAN NORMATIF, KON

Nisab Konversi Dengan Dirham

200

600

-

360 (40x5) (40x9)

an Zakat Konversi Dengan

Dirham

5 (5x1)

-760 (40xr5) (40x19)

l5 (5xJ)

1000 - 1.400 (40x25) @0x35)

Pada matrik

KSTUAL, DAN KONTEMPORER-E

40 (4ax1)

di atas disebutkan ba

harga unta bintu mak-

ha sebagai pembayar zakat pada nisab

5-35 ekor adalah 4A dir-

ham. Dalam berbagai kitab fikih, rerura

yang bermazhab Hana-

fiy, serta referensi buku-buku zakat lai

ya dijelaskan bahwa unta

bintu labun (unta betina umur 2 tahu

masuk tahun ke 3) dihar-

gai di masa Nabi SASI 50 dirham, un

hiqqah (unta betina umur

3 tahun masuk tahun ke 4)

dirham, unta jaz'ah (unta

seharga

betina umur 4 tahun masuk tahun ke ) seharga 70 dirham. Dengan maffik, harga unta-unta tersebut dapat diekuivalenkan dengan kambing (natura) sebagai berikut:

I

ekor bintu labun

10 ekor kambing

ekor jaz'ah

14 ekor kambing

1

Dengan demikian, teori zakat kon litas bagi muzakki, apakah ia mau

i mengandung fleksibiyar kewafban zakat ter-

59

PROF. DR

A

SARIAN, MA

hutangnya dengan natura atau dengan uang (bi al-qimah). Pem! kiran zakat konversi ini sangat populer di kalangan mazhab hanafiy, walaupun fuqaha lain tidak menganumya.

Hal membayar zakat dengan nilai/harga memang menjadi perbedaan pendapat di kalangan fuqaha'. Zakat konversi yang di-

motori oleh mazhab hanafiy dikenal sangar merespon membayar za\at dengen nilai (qnah). Membayar zakat dengan narura dan atau dengan nilai adalah keduanya dibenarkan. Muhammad Adb

alih menyatakan:

j

e+dl ti+-r. OlSi " . . ieJ+r kj4$ Ji il.ilf ggc ,iUi Cx*._.r!l Lt d!.t !-c,.,-el Lt+ l-et" )S Oi 3J rl,pll "J'_"!t i+1^ eEr.ll CpJ Jiill lLr.. + t_,rt&ll

f

"Hadis yang meutajibhan

j

uhat bmrpa seehor kambing

mana:hala

tekh hambing itu mencapai 40 ehor, membayar zahatnya

dengan

hambing atau harganla keduanya samA-sarna menjalanhan perintah yang dmgannla terwiljud

njuan syara'yaitu memmuhi

hebutuhan

orangfahir dan orang yang berhajat kinnya".5 Karakteristik zakar konversi seperti disebutkan di atas berupa mempertimbangkan harga dalam realisasi pembayaran zakat, ber-

implikasi pada keharusan tidak terfokus dengan bilangan (angka) pada ketentuan-ketentuan zakar, misalnya pada nisab. Yang ter-

penting adalah harga atau nilai yang mengacu pada dirham sesuai dengan ketetapan Nabi SA\7. Al-Sarkhasi berkata:

s Muhammad

t.th). h. 409.

Adlb 'alih, Tafslr al-Nushush Fl al-Fiqh al-lslami, (t.t: Al-Maktab al-lslami,


..rJlj *

J+'" Jt" l{# $l..dll O! )[lS

Tidah ada keutajiban zahat pada

meskipun telah cukup bilangan nisa terletak pada bilangan"

KSTUAL, DAN KONTIMPORER[

ulS

cj_ruutiKj

)_r

ternah yang merumPut

harena nisab

itu

tidah

.6

Terlepas sependapat atau tidak de gan pemikiran zakat kon-

versi, teori ini didasari pada zakat dengan teori ekonomi dan sistem

Untuk

tentang keterkaitan antar oneter.

pengayaan wawasan dan keterampilam melakukan

konversi zakat-zakat konvensional, kita ambil contoh berikutnya pada ternak kambing. Sesuai dengan ke tapan Nabi SA\fl, nisabnisab kambing dan saruan zakatnya d

t dikonversi

sebagai beri-

kut: Ni;ab

Satuan Zakat

Konvensional

Konversi

Izt -200 301

-

399

kambing

1.505

-

t.995

l0

20

Dst (Tiap 100 ekor, zakatnya I ekor kambi

Pemikiran fikih zakat konversi me imbulkan pengaruh yang

signiftkan berupa munculnva fleksi 6

tas pembayaran

zakat

Al-sarkhasi, Al-Mabsuth,luz 3, (Mesir: Al-Sa,adah, l 24 H), h.178.

61

PROF. DR A. SANAN, MA

narnun tidak menyimpang dari ketetapan Nabi

SA\f.

Dengannya,

seorang muzakki dapat membayar zakat terhutangnya dengan na-

tura dan atau dengan harga. Yang lebih fleksibel lagi adalah muzakki dapat membayar secara konvensional dan atau secara subs-

tantif. Yang dimaksud adalah, seorang muzakki peternak unta misalnya, dapat dibenarkan membayarnyadengan umur apa saja asal sesuai dengan besarnya (nilai/harga) zakat terhutang yang telah

tetapkan oleh Nabi

SA\f.

di-

Sebagai contoh dapat dijelaskan dalam

matrik berikut:

Dengan zakat konversi, muzakki ddak mesti membayar zakat

terhutangnya sesuai ketetapan Nabi SA\7'secara rersurat dan ka-

ku, namun dengan umur unra yang lain dan atau dengan kambing, baik sendiri-sendiri maupun dengan campuran. Caranya adalah dengan terlebih dahulu mengonversi saruan zakat

di

aras.

Sesuai dengan data yang disebutkan terdahulu, harga seekor unra

hiqqah adalah 60 dirham. Dengan demikian harga satuan zakat di atas adalah 2 x 60 dirham =120 dirham.

Untuk memenuhi ketetapan Nabi SAV di atas, maka pilihan pembayaran zakat yang dapat dilakukan oleh muzakki yang sepadan dengan 120 dirham adalah:

a. 24 ekor kambing (120:5) serara dengan 24 x 5 dirham

=

120 dirham

b. 3 bintu makhadh (120:40) 120 dirham

62

serara dengan 3

x 40 dirham =


c. 2 binru labun + 4 ekor kambi

KSTUAL, DAN KON'|EMPORIRT

setara 100 + 20 dirham =

120 dirham

e.

ibnu labun serara dengan 3 x dirham = I20 dirham I Jaz'ah + 1 bintu labun setara dengan 7O + 50 dirham 120 dirham

f-

Dan kemungkinan perhitu

d. 3

Secara substantif semua opsi

=

lainnya.

di

memenuhi ketetapan Na-

bi SA\f. Hanya saja, secara lahiriah lahi sunnah, namun dengan pendeka

pak demonstrarif menya-

implikasi zakat konversi di atas tidak ngan di atas mengacu pada 120 dir

mikian. Semua perhiru, yaitu setara dengan 2

moneter dan ekonomi,

ekor unta hiqqah sebagaimana rersebur

hadis Nabi SAw.

Dari uraian dan penjelasan renra tahui beberapa karakterisdk zakat

zakat konversi apat dike-

versi mengacu pada harga berdasar

databased tentang harga

harta subyek zakat yang telah dite

oleh Rasul SA\f. Kedua.

zakat konversi tidak terpaku pada

nisab, melainkan pada

tercapainya harga nisab sebesar 200 di

menimbulkan pemutakhiran nisab subyek zakaryang berlaku pada saat

i.

Pertama, zakat kon-

m. Ketiga, zakat konversi i dengan harga harta-harta

it

Keempat, zakat konversi

yang dianut oleh fuqaha', masih me

pada dirham sebesar

dua ratus untuk seluruh harta subyek

s

63


Bab 6 Proporsionalitas

Zakat konversi adalah perubahan ben

t Konversi

ketentuan zakat konven-

sional dari narura ke harga, baik itu

nisab maupun pada sa-

tuan zakat yang harus dibayar sesuai

ketetapan Nabi SAV.

Bentuk zakat ini sangar terkenal di karena mereka sangat membenarkan

fikih hanafi, zakat itu dengan

gan mazhab

nilai/harga (bt al-qimah) dalam zakat fi

, yang dapat dipandang

kontroversia. Hal ini pun mereka paha

pada zakat mal. Seba-

gai misal, menurur perunjuk Nabi SA

yat bahwa di bawah 25 ekor unta, sabnya, yang disertai dengan al-auq,i.

yang terekam dalam riwa-

kelipatan-kelipatan nizakatnya dibayar dengan

kambing.' Dalam bentuk matrik dapat ijelaskan sebagai berikut: Nishab Konvensional

5

-9

l5-19 1

kat Secara Konvensional

ekor kambing

ekor kambing

Lihat tbid., h. 124

65

PROF. DR A, SARIAN. MA

I

Pada ketetapan

ekor unta bintu makhadh

Nabi SA\f di atas, ternak unta yang telah

mencapai nishab dan haul, mulai dari nisab terendah hingga kelipatan nisab 20 - 24, zakatnya dibayar dengan kambing. Ternyata, ketetapan-ketetapan Nabi

SA\f

tersebut, pada dasarnya mengacu

padaharga. Zal
SAV dengan natura

hanyalah bertujuan untuk memudahkan pembayaran zakat oleh

pemiliknya. Sangat boleh ladi jumlah uang beredar di masa itu sangat terbatas mengingat bahannya terbuat dari logam mulia, terutama uang emas dinar. Sebuah indikator dapat membenarkan dugaan

ini adalah adanya Nabi SAV menjadikan dirham

sebagai

standar penyelesaian berbagai ketentuan hukum.

Di

Nabi SAW 1 ekor bintu makhadh (unta betina umur 1 tahun maiuk tahun ke 2), harganya 40 dirham.t Ddam pada itu, 1 ekor kambing dihargai 5 dirham.3 Dengan harga satuan binatang semacam inilah, sehingga muncul pemikiran zakat konversi. Unuk memudahkan pemahaman kita, berikut ini akan dibuat konversi zakat ternak unta konvensional di atas sebagai masa

berikut: Nisab Konversi Dengan Dirham

200

2

-

360 (40 x 5) (40 x 9)

5(5xl)

Al-Sarkhasi, Al-Mabsuth, Juz. 3 (Beirut: Dar al-Fikr, 19S9), h. 150

t tbid.

I

FIKIH ZAMT: DALAM KAJTAN NORMATIF, KON+EKSTUAL, DAN KONTEMPORERE

1

600

-760

000

*

1

(40 x 15) (40 x

.400

(/+A

Pada matrik

t9)

t5 (5 x3)

x 25) (40 x 35)

40 (40x1)

di atas disebutkan lbrh*" harga unta bintu

makhadh sebagai pernbayar zakar padalnisab 25 35 ekor adalah 40 dirham. Dalam berbagai kitab fikih,l rerurama yang bermazhab

Hanafi', serta referensi buku-buku

lainnya dijelaskan, unta

bintu labun (unta betina umur 2 un masuk tahun ke 3) dihargai di masa Nabi SA\7 50 dirhanf, unta hiqqah (unta betina umur 3 tahun masuk tahun ke 4) sehafga 60 dirham, unra iaz'ah (unta betina umur 4 tahun masuk tahufr ke 5) seharga 70 dirham. Dengan matrik, harga unta-unta

t

dapat diekuivalenkan

dengan kambing (natura) sebagai berik

I

ekor bintu labun

1 ekor jaz'ah

Dengan demikian, teori zakat kon

10 ekor kambing

14 ekor karnbing

i mengandung fleksibi-

litas bagi muzakki, apakah ia mau

yar kewajiban zakar rer-

hutangnya dengan narura arau dengan

ng (bt al-qtmah). Karc-

nannya, pemikiran zakat konversi ini

t populer di kalangan

mazhab hanafiy, walaupun ditolak oleh

aha syafi'iyah. Terlepas

sependapat atau ridak dengan pemikir

zakat konversi tersebur.

67

PROF. DR

A

SAR'AN, MA

teori ini didasari peda dawbased tentang keterkaitan antara zalUntuk pengayaan wawasan dan keterampilan melakukan perhitungan konversi zakat-zakat konvensiond, berikutnya dilakukan pada ternak kambing. Sesuai dengan ketetapan Nabi SA\7, nisab-ni. sab kambing dan satuan harg zakamya Pada tabel tersebut di adalah:a atas, secara konvensional, nisab zakat terendah rernak kambing yang ditetapkan oleh Nabi SA\X/ adalah 40 ekor. Kelipatan-kelipatan nisabnya pun telah ditentukan oleh Nabi SA\7, serta satuan harga zal I ekor kambing. Pada matrik terse- but di atas, dengan lajur yang berisi item "dst" dapat diberlakukan perhitungan ini. Berdasarkan informasi dalam kitab-kitab ftkih, terutama kalangan mazhab hanafi, telah dikatakan bahwa harga kambing di masa Nabi SA\(/ adalah 5 dirham seekor. Dengan rekaman data penting ini, zakat ternak kambing dapat dikonversi seperti berikut: o lbid. FIKIH ZAMT: DALAM KAItAN NORMATIF. KON Nisab konvensional KSTUAL, DAN KONTEMPORERI Harga zakat konversi dirham Nisab konversi dengan dirham Lzt - 200 605 I 000(5x12 lX5x200) l0(5x2) 30t - 399 t.505 2o(5x4) 1.995(5x301) (5x399) Selanjutnya, dalam kitab-kitab fi ih diperoleh hasil kajian bahwa harga seekor sapi tabi'i/tabiah (sapi jantan atau betina umur satu tahun masuk tahun kedua) i masa Nabi SA\fl adalah 20 dirham.t Harga ini dapat dirujuk penoapat yang menga- takan bahwa nisab terendah sapi 10 ekor. Menurut Al* Qardhawi,6 pendapat ini didasarkan LJmar, marfu' kepada Nabi SA\W, yan sama 2 ekor sapi. Konsekuensi logi ekor, maka nisab sapi adalah 10 ekor. harga sapi berdasarkan pendapat ini harga unta, yaitu 40 dirham : 2 = 2O kalau 1 ekor unra senilai 2 ekor sapi, riwayat mauquf atas menyatakan, 1 ekor unta adalah iika nisab unta 5 ntuk menguji kebenaran dengan membagi dua am. Dengan demikian, dipakai rumus 2x20 dirham = 40 dirham. Ibnu Rusyd dalam kitab Bidayat al-muj tahid menjelaskan nisab-nisab konvensional rernak sapi ' Joesoef Sou'yb, Masalah Zakat dan Moneter (Cetak i berikut:7 pertama,Medan: Rimbow. I 987), h.22. o ' Yusuf Al-Qardhawi, Fiqh al-Zakat, Juz.1, (t.t: Dar lbnu Rusyd, Bidayat al-Mujtahid, luz.1 , (Semarang: 'rifat, t.th), h. 201. Keluarga, ), h. 1 90-1 9l . 69 PROF. DR A SANAN, MA Satuan hargazakat 39 ekor I ekor tabi'i ekor 2 ekor tabi'i 30 - 60 -69 80 - 89 ekor 100 - 109 ekor 2 ekor musinnah 2 ekor tabi'i + I ekor musinnah Dalam hal hukum zakat ternak sapi/ kerbau, berlaku ketetapan Nabi SA\fl bahwa tiap 30 ekor sapi, zakanya 1 ekor sapi tabi'i, dan dap 40 ekor sapi, zaL umur sapi yang dijadikan pembayann zal tabi'i/tabi'ah dan musinnah. Dalam referensi kitab fikih dan buku diperoleh informasi bahwa harga sapi tabi'i di masa Nabi SA\7 adalah 20 dirham, dan sapi musinnah seharga 40 dirham. Dalam kitab Al-Iqna',t dip.r- oleh keterangan bahwa jika seorang muzakki berkewajiban membayer zakat ternak sapinya dengan sapi musinnah, namun tidak mempunyainya, maka dibenarkan menggantinya dengan sapi tabi'i. Berdasarkan data ini, zal 2 ekor konversi ternak sapi dapat dijelaskan seperri berikut: 8 Muhammad Syarbini al-Khathib, Al-lqna' Fi ialli AlfaS Abi Syuja' ,lBeirut-Libanon: Dar al-Fikr. | 995), h. 216. FIKIH ZAKAT: DALAM KAf tAN NORMAT|F, KON Nisab konvensional l0 - 29 ekor 40 - 59 ekor KSTUAL, DAN KONTEMPORERI Satuan zakat Nisab konversi konversi dengan dengan dirham dirham 200 - 580 (20 x 10) (20 x29) 800 - 5(1x5) 1.180 (20 a0 (l x40) x 40) (20 x 59) 70 -79 ekor r.400 -1.t80 (20 60 (40 + 20) x70) (20 x79) 90 - 99 ekor 1.800 - 1.980 80 (40 + 40) (20 x 90) (20 x ee) Ternyata teori zakat konversi me yang berkembang rentang zakat harta logis teori zakat konversi meliputi ten zekat yang harus ditunaikan, nisab ilkan pemahaman yaan. Konsekuensi g satuan pembayaran kadar zakat meliputi hal-hal sebagai berikut. FLEKSIBILITAS TEORI ZAKA KONVERSI Fleksibilitas yang dapat dihasilkan oleh zakat konversi adalah pada satuan pembayaran zakat terh Dengannya, muzakki memiliki pilihan-pilihan dalam kah dengan narura atau dengan harga, bayar zaketnya, apangan natura Pun, mu- 71 PROF. DR A SARJAN, MA zakki mendapat kelonggaran yang lebih dari padayang diberikan oleh Nabi SA\[. Sebagai contoh, dalam ternak unta, sesuai dengan ketetapan Nabi SA\f, muzakki yang berkewajiban membayar zakatnya dengan unta iaz'ah (umur 5 tahun), namun yang dimilikinya hanya unta hiqah (umur 4 tahun), maka dibenarkan membeyarnye dengan I ekor unta hiqqah ditambah dengan 2 ekor kambing.e Dengan demikian, ada kelonggaran syara' pada muzakki. Secara konversi, kewajiban alternatif tersebut memiliki yutu70 dirham. Harga untaJaz'ah adalah 70 dirham, harga hiqqah adalah 60 dirham ditambah harga 2 ekor kambing sebesar 10 dirham. Nilai keseluruhannya adalah substansi yang sama, 70 dirham. Begitu juga sebaliknya, muzakki yang seharusnya membayar zakrt terhutangnya dengan unta hiqqah, narnun yang eda padanya unta jaz'ah, dibenarkan oleh Nabi SAW membayernye dengan jo'a}:' di mana amil zakat memberi muzakki 2 ekor kambing atau uang 20 dirham.lo Dengan teori zakat konversi, peluang fleksibilitas pembayaran satuan zakat terhutang yang diberikan oleh Nabi SA\fl me- ningkat menjadi pilihan-pilihan. Sebagai contoh dapat dijelaskan pada nisab konvensional ternak unta 91 - I29 dengan ketetapan zakat sebesar 2 ekor unta hiqqah. Flelaibilitasnya hanya dapat diketahui jika ia telah dikonversi dengan dirham, 2 x 60 dirham = I20 dirham. Dengan satuan zakat 120 dirham, muzakki dapat membayarnya seharga itu dengan pilihan-pilihan sebagai berikut: e Al-Bukhari, Op.cit., h.123. Lihat juga Abu 'Ubaid, Kitab al-Amwal, h. 461. lbid. 10 FIKIH ZAKAT: DALAM a. K )lAN NORMATIF, ,1, 3 ekor bintu makhadh, 3 x 40 d b. 1 ekor jo'^h + 1 bintu DAN KONTEMPORERE = 120 dirham 50 dirham = 120 labun, dirham c. 2 ekor bintu labun + 4 ekor 100 + 20 dirham = 120 dirham. KESEIMBANCAN KEKUATAN A BELI MUZAKKI Nisab harta kekayaan y^ng telah di secara tekstual tampak dengan jumlah yang logis, jika nisab-nisab zakat kan oleh Nabi SA\W, 1 itu di onal. Berbeda halnya jika ia dipahami kan kesimpulan bahwa kekuatan daya berbeda. Adalah hal mi secara konvensi- konversi, ditemu- Ii para muzakki sebagai orang kaya di Qurchasing pouer) Nabi SAV adalah berimbang (equal). Sebagaimana disebutkan terdahul adalah 5 ekor, ternak kambing 40 ekor, nisab terendah unta rnak sapi l0 ekor (sebuah versi/pendapat). Berdasarkan masing-masing ternak di mua nisab tersebut se- masa Nabi SA\W rersebur, rernyara harga dengan 200 dirham. Dalam pada itu, nisab zakat hasil ditetapkan oleh Nabi SA\7 sebanyak 5 bumi yang telah asaq (653 kg bersih), menurut imam Abu Hanifah adalah Begitupun nisab emas yang telah ditet sebesar 20 misqal I 20 dinar adalah disebabkan, kurs anrara dinar dan di imbangan (kualita$ kekayaan muzakki rr Al-Sarkhasi, Op. Cit., h. 12 rga 200 dirham." oleh Nabi SAW200 dirham. Hal ini adalahl:10.12Per- i semua kelompok, 3 lbid., h. 190 73 PROF. DR A SAR AN, MA yaitu petani, peternak, pemilik kekayaan, pedagang, tidak dapat diketahui kecuali dengan teori zakat konversi. KADAR ZAKAT, HARGA TERTINGGI DAN HARGA SEBENARNYA Dengan memahami zakat secara konvensional tekstual saja, sangat sulit memahami kadar prosentase zakat Dengan zakat konversi, kadar zaketmasing-masing kekayaan, kecuali hasil-hasil bumi, dapat dikerahui. Untuk membuktikan hal ini, ada baiknya memperhatikan hasil perhitungan konversi ternak unta sebagai berikut: Selanjutnya, perhitungan konversi ternak kambing sebagai berikut: Selanjutnya, perhitungan konversi nisab terendah ternak sapi sebagai berikut: Nisab konvensional Harga sebenarnya FIKIH ZAKAT: DALAM KAIIAN NORMATIF, DAN KONTEMPORERE Dengan zakat konversi, kewajiban yar zekat bagi muzakki paling murah 2,50o/o kecuali -hasil bumi sebesar dan 5o/o sebagaimana ketetapan Nabi \V emas dan perak, juga dengan kadar 100/o secara lugas. Kekayaan 2,50o/o walau tak ada harga tertinggi karena Nabi SAV tak menetapkan bilangan alauq,lsh (interval) padanya. Kendati kian imam Abu Hanifah miliki nisab-nisab kelidi dalamnya. Dengan menyatakan, kekayaan emas dan perak patan sehingga diremukan juga demikian dengan membuat konversi harga zakat tertinggi dan harga sebenar t emas dinar ke dirham. dapat ditetapkan sebagai berikut: Kel Scbenarnya 2,150/o 2,220/o 400 l0 dirham Selanjutnya harga zakat tertinggi yaan perak dapat diterangkan sebagai 2,270/o n sebenarnya pada kekaikut: Kekayaan Emas Dari Sebenarnya PROF. DR A. SARIAN, MA 240 (r0x24) 320 (r0x32) Dinar emas dan dirham perak di masa Nabi SA\T adalah mata uang yang menopang segala transaksi masyarakat di masanya, sekaligus sebagai kekayaan. Itu sebabnya, nisab kekayaan emas mengacu pada nama dinar (20 dinar), dan kekayaan perak mengacu pada nama dirham (200 dirham). Menurut Hadis Nabi SA\fl, 20 dinar zekenya sebanyak 0,5 dinar, sedang 200 dirham zekttnya sebesar 5 dirham. Ternyata, secara perhitungan matemadk, semuanya berkategori 2,50o/o. Dengan zakat konversi, keadilan hukum yang telah ditetapkan oleh Nabi SA\f di antara para muzakki dapat diketahui dengan jelas. Memahami zakat secara tekstual/konvensional, raha- sia dan hikmah keadilan tersebut tidak dapat diketahui, Zaman sudah berubah, seharusnya teori zakat konversi dipakai untuk memahami ulang ketentuan-ketentuan zakat yang telah ditetapkan SA\f di masanya untuk zaman kini. Teori zakat konversi menimbulkan implikasi prda tdanya oleh Nabi pilihan muzakki membayar zakat terhutangnya sesuai dengan apa yang dimilikinya, baik berupa uang atau natura. Ini adalah kemu- dahan dan keadilan bagi para muzakki sehingga dengan tegas dapat dikatakan, pemahaman zakat secara tekstual konvensional dapat menimbulkan kesulitan dan ketidakadilan akibat zlmlnsudah jauh berubah dengan masa Nabi SA\7. Bab 7 Kesahihan Kesatuan Nir b Dengan Emas Nisab adalah hal yang prinsip dalam itu sendiri adalah ketentuan syara' ten yang menjadikan pemiliknya wajib t harta kekayaan. Nisab iumlah minimal harta unaikan zakat jika tercaiadi tolok ukur untuk kaya atau tidak. pai. Dengan demikian, nisab sekaligus menentukan apakah seorang muslim Hanya yang kaya sajalah, yaicu yang harta senishab, wajib berzakat setelah seluruh kebutuhan terpenuhi secara normal. Dalam kitab-kitab fikih klasik, pa secara detail tentang nisab zakat itu. yaan y^ng menjadi sumber (subyek fuqaha telah membahas lau demikian. harta keka- t) ternyata masih sangat terbatas sebagaimana yang ditetapkan Rasul SA-W. Harta-har- te yang dimaksud meliputi hasil-hasil mi, binatang ternak, emas dan perak, dan barang dagangan. Dalam hadisnva. Rasul SA\7 kekayaan tersebut, yaitu: hasil-hasil dum/syair, kurma, kismis) sebanyak nyak 5 ekor, ternak kambing/domba menetapkan nisab harta mi (gandum, 5 wasaq, biji gan- ternak unta seba- k 40 ekor, sapi seba- 77 PROF. DR A SARJAN, MA nyak 30 ekor.t Inilah ketetapan nisab yang dipahami oleh sebagian umat Islam apa adanya., tanpa disertai analisis yang memedai menurut sistem monetef. Seiring dengan perjalanan waktu dan peradaban manusia, ahli hukum Islam telah ada di antaranya memiliki pemikiran yang mendotong mereka untuk berkesimpulan bahwa sudah saatnya pemahaman tentang nisab zakat secara tekstual ditinjau ulang. TM. Hasbi Ash-Shiddieqy misalnya, ia telah menyatakan dalam bukunya dengan lugas bahwa "mengenai nisab ini perlu diadakan peninjauan kembali agar orang-orang yang dikenakan pungutan zakaL benar-benar memenuhi persyaratan sebagai orang yang termasuk golongan kaya" .z Dalam pada itu, Joesoef Sou'yb menyatakan pendapatnya tentang nisab-nisab kekayaan y^ng ditetapkan oleh Rasul SA\f di masanya itu bahwa jikalau angka-angka jumlah tertentu di dalam penetapan Nabi Muhammad mengenai he- wan dan tanaman itu dinyatakan mengikat bagi tiap masa dan tempat, akibamya akan menimbulkan ketidakadilan yang dapat dinyatakan zhalim di dalam sistem pungutan zakat itu.3 Kedua ilmuan muslim Indonesia tersebut sependapat bahwa untuk saat ini, penetapan nisab haruslah dengan emas, sehingga segala yangberharga dipakai ukuran standar Joesoef Sou'yb, dasar 20 misqd.a Menurur hitung yeng lebih mantap dan pasti t bagi Mengenai nishab ternak sapi terdapat beberapa versi sesuai dengan riwayat yang diterima oleh para fuqaha, sehingga ddi antara mereka ada yang menyatakan, nishab sapi sama dengan nishab unta, 5 ekor, ada yang menyatakan 10 ekor, bahkan ada yang menyatakan 50 ekor. 2 TM. Hasbi Ash-Shiddieqy, Beberapa Permasalahan Zakat, (Cetakan ke Jakarta: Tintamas. 1976). h.31. 3 Joesoef Sou'yb. Masalah Zakat Dan Sistem Moneter, (Cetakan penama, Medan: Rimbow, 1987), h.29. 4 TM. Hasbi Ash-Shiddieqy, Loc.Cit. l, FIKIH ZAKAT: DALAM KAIIAN NORMATIF. KON standar nisab pada masa ini dan KSTUAL DAN KONTEMPORERE selajutnya adalah 20 de- nanl.- Nisab zakar yang telah ditetapkan oleh Rasul SA\T terhadap berbagai jenis kekayaan di masanya ri dapat dilepaskan dari nilai (harga). Sebagian fuqaha di masa telah melakukan penalaran terhadap nisab-nisab tersebut. I kator yang digunakan, misalnya kewajiban membayar zakat de gan benda sejenis kekayaannya yang seharusnya menurut petunj k Rasul SA\f, boleh dibayar dengan harga jika ia tidak memiliki benda pembayar zakat rersebut baginya. Misalnya, jika muzakki berkewaji membayar zakat untanya dengan bintu makhadh, namun ia tak memilikinya, maka ia boleh membayarnya dengan ibnu dan l0 dirham dan atau 2 ekor kambing.o Begitu juga, jika nta yang dibayarkan muzakki lebih tua dari semestinya, zakat harus mengembalikan nilai harga yang sesuai, maka balikan 10 dirham atau dinar.T Misalnya lagi, jika muzakki 1 kwajiban membayar zakat untanya bintu makhadh, namun yang ada padanya hanya bintu labun, maka boleh membayar dengann dengan menerima uang kembali sebesar 10 dirham. Demikian seterusnya, muzakki dapat membayar zakatnya dengan mudah. Hal ini hanya dapat terjadi jika angka-angka (jumlah) nisab itu nya. Imam Al-Auza'i menegaskan, ji s 6 Joesoef Sou'yb, Op.Cit, h.35. Abu 'Ubaid bin Salam, Kitdb At-Amwal, (Cetakan 1988). h.456. 7 Harga unta yang menjadi pembayar zakat muzakki iketahui harga dan nilai- muzakki peternak tidak Beirul-Libanon: Dar al-Fikr, a berbeda 10 dirham. vaitu bintu makhadh (umur 1 tahun masuk tahun ke ) seharga 40 dirham, bintu labun (umur 2 tahun masuk tahun ke3) seharga 50 ke 4) seharga 60 dirham, dan laz'ah (umur 4 hiqah (umur 3 tahun masuk tahun masuk tahun ke 5) seharga 70 dirham. 79 PROF. DR A SARIAN, MA mempunyai unta pembayar zakat menurut seharusnya, maka ia dapat membayarnya dengan harga.8 Berdasarkan pemikiran fuqaha di atas, dapat dinyatakan bahwa mempelajari nisab zakat seyogianya tidak melepaskan diri dari kewajiban mengandisisnya berdasarkan hirungan ekonomi (nilaii harga). Berkaitan hal ini menarik untuk dijelaskan pemikiran ulama tentang teori standard dan kesatuan nisab tersebut. Menurut Al-Sarkahsi, harga 5 wasaq (nisab hasil bumi) adalah 200 dirham,u 5 ekot unta seharge 200 dirham,to 40 ekor kambing seharga 200 dirham karena harga seekor kambing adalah ham,tt l0 ekor sapi seharga 200 dirham, karena harga 5 dir- 1 ekor sapi Nabi adalah 20 dirham,tt 20 miskd/ 20 dinar senilai dengan 200 dirham, karena Rasul SA\7 menyatakan zakat terendah di masa emas adalah 0,5 dinar dan zakat terendah perak adalah 5 dirham,r3 yang berarti 1 dinar dihargai dengan 10 dirham (1: l0) sebagai perbandingan (kurs) resmi,r4 Melihat penjelasan fuqaha dan Intelektual muslim tentang harga/nilai nishab harta kekayaan yang telah ditetapkan oleh Rasul SA\7'itu, dapat disimpulkan bahwa semuanya berada pada satu standar, yaitu 200 dirham. Dari sini diketahui pula bahwa daya beli para golongan wajib zakat sesuai dengan ketentuan nisab yang telah ditetapkan oleh Rasul SA\7 adalah sama kuatnya (adil dan proporsional). Dalam pada itu, di sini belum tampak standar ni- E Abu 'ubaid. loc.cft. Al-Sarkhasi, Al-Mabsuth,luz. 3, (Beiruu Dar al-Ma'rifat, l9B9), h. 'o tbid., h. 150. e r! 3 ,bid: Op. Cit,h.22. Abu 'Ubaid, Op.crr, h. 515. ra lsmail Syahhatih, Penerapan Zakat Dalam Dunia Modem, (Cetakan pertama, Jakarta: Pustaka Dian & Antar Kota, 1987), h.170. 12 Josoef Sou'yb, 13 80 FIKIH ZAKAT: DALAM KAIIAN NORMATIF. L, DAN KONTEMPORERE sab dengan emas, karena pada masa Na SAW, uang yang banyak berdar di kalangan masyarakat muslim dirham. Perak lebih banyak suplai tambangnya jika diba ngkan dengan emas, dan ini memudahkan masyarkat muslim ransaksi, tidak terkecuali dengan zakat hana mereka. Memahami nisab denean kon rong ahli hukum Islam melakukan a is secara konversi sehinq- t ga tampak suatu peralihan bentuk konversi. Zakat konversi itu sendiri nilai dan harga mendo- a dari konvensional ke melakukan pehitungan nisab-nisab klasik ke dalam bentuk di am (harga). Berdasarkan database harga satuan rernak unta, ka ingldomba, sapi/kerbau, zakat konversi dapat diterangkan mudah. Sebagai contoh, nishab konversi ternak unta dapat dij Nisab Nisab konvensional konversi Zakat konversi dengan dengan dirham dirham Harga tertinggi (o/o) Harga sebenarnya (o/o) 2 kambing = 10 dirham 10-14 ekor Pada contoh tabel n sebagai berikut: di aras rampak konvensional ke zakat konversi, baik (harga) zakat yang harus dibayar. Begit tampak harga tertinggi dan harga as peralihan bentuk zakat a nisab maupun satuan juga, pada tabel tersebut nya karena dalam zakat unta ada bilangan-bilangan interval ni b kelipatan yang terbebas dari zakat yang disebut al-auq,ish. Dari ahya bin Hakam bahwa- 81 PROF. sanya Resul DRA SARIAN, MA SA\[ menyatakan tidak wajibnya zakat pada al-au- 4a# tersebut.t5 Zel bintu makhadh sebesar 40 dirham/ekor, dan harga kambing sebesar 5 dirham/ekor. Dengan rumus mengalikan angka nisab konvensional dengan harga unta tersebut diperolehlah nisab konversi. Begitu juga dengan mengdikan satuan zakat dengan harga kambing diperoleh pula harga zakat konversi. Untuk harga tertinggi, rumus yang dipakai adalah harga (dirham) satuan zakat konversi dib"gi dengan nisab konversi, dan harga sebenarnya adalah satuan zakat l Dalam kitab fikih dilelaskan, untuk zakat ternak sapi/ lembu dan kerbau berlaku ketetapan Rasul SAV tiap 30 ekor, zakatnya sapi 1 tabi'I (2 th), dan tiap 40 ekor, zakatnya 1 sapi musinnnah (3 th). Dengan menga.cu pada penjelasan Josoef Sou'yb dimana harga sapi tabi'i di masa Nabi SA\tr sebesar 20 dirham, maka zakat konversi ternak sapi/kerbau dapat diterangkan sebagai berikut:t6 l5 Abu ubaid, op.cit, h. 474 l6 lbnuRusyd, Bideyatal-Mujtahid,luz.l, (Semarang:UsahaKeluarga,t.th)h. 1gGl 9l . FIKIH ZAKAT: DALAM KAJIAN NORMATIF, KON Sesuai dengan ketetapan Rasul KSTUAL, DAN KONTIMPORIRE 'W', zakat konversi ternak kambing dapat pula diterangkan sebaga berikut: Harga Nisab konvensional dengan dirh t2t-200 2 kambing sebenarnya (v,) 10 dirham Zakat konversi ternak kambing, baik mengenai nishabnya maupun zakatnya dapat diketahui ber rkan harga kambing di masa Nabi SAW adalah sebesar 5 dirha , Dengan mengalikannya harga tersebut dengan angka-ngka nisab konvensional, serta saruan zakat, maka tampaklah hasil perhitu tersebut di atas. Adapun harga tertin n zakat konversi i seperri dan harga sebenarnya diperoleh karena ternak kambing pun ilil yang dipakai sama dengan ketika men itung harga tertinggi dan harga sebenarnya pada rernak unra. Standar nisab (kesatuan nisab) vers fuqaha klasik, sepengera- huan penulis, baru menggambarkan a standar dirham (perak) sebagaiman a yeng telah diuraikan. P lis belum menemukan secara detail perhitungan zakat konversi n dinar (emas). Dalam pada itu, ahli hukum Islam seperti dan Joesoef Sou'yb telah berpendapat saat ini dan masa-masa yang akan data M. Hasbi tuh-Shiddieqy hwa untuk nisab zakat mestilah mengacu pada 83 PROF. DR A. SARIAN, MA emas. Dirham (perak) sudah sangat goyang perimbangan harganya dengan dinar (emas) pada saat ini ditambah dengan inflasi kebutuhan pokok sehingga perlu peninjauan ulang nishab zakat konvensional, dan standar nishab konversi dengan 20 dinarl2} misqal ,Sub bahasan berikut ini akan menjelaskan kesahihan pemikiran tenang standar nishab dengan untuk seluruh jenis kekayaan. emas, bukan lagi perak. Dalam konteks moneter, istilah dinar dan dirham adalah mata uang yang menjadi alat bayar untuk keperluan berbagai transaksi pada masyarakat muslim di masa Nabi SAIJf dan beberapa masa sesudahnya. Menurut Josoef Sou'yb,I7 istilah dinar dan dirham adalah pinjaman dari nama mata uang kerajaan Romawi berupa denarii dan drachma. Islam rak membuat mate uang sendiri, kecuali di masa dinasti Bani Umaiyah dan Bani Abbasiyah, namun penamaannya terap memakai seburan dirham dan dinar. Dua mata uang yang berlaku di masa Nabi SAW' itu telah bersinggungan dengan sejumlah ketentuan hukum, baik itu pada bidang jinayat (pidana), maupun perdata dan ibadah seperri zaket nilai antara dinar (uang emas) dan dirham (uang perak) adalah 1: 10.18 Secara ryar'i, kurs ini adalah sesuai dengan ketetapan Nabi SA\7 yaitu tiap 20 dinar, dibaSecara resmi, kurs perbandingan yarkan zakenya sebesar 0,50 dinar, dan tiap 200 dirham, dibayarkan zakatnya sebesar 5.00 dirham.tn Dengan melakukan pembulatan kurs dari ketetapan Nabi SA\7'rersebut demi memudahkan perhitungan, maka satuen kadar zakat dinar dan dirham masing- rT tE .losoef Sou'yb, Op.Cit., h.22. tbid.,h.2i. 'e Lihat lbnu Rusyd, Op.Cit., h. lB7. FIKIH ZAMT: DALAM KAIIAN NORMATIF, KON TUAL, DAN KONTEMPORER.E masing dikalikan dengan dua, sehingga uncullah kurs antara keduanya 1: 10. Menurut ketetapan Rasul SA\7', ni emas adalah 20 misqal atau 20 dinar, sedangkan perak adalah uqiyah (1 fiqiyah = 40 ntuk mengetahui perhi- dirham) atau serara dengan 200 dirham. tungan standar nisab dengan emas, ka harus pula dilakukan konversi dirham (perak) ke dalam di ar (emas) sesuai dengan kursnya. Caranya adalah nisab dan zakat konversi dibagi dengan angka 10. Untuk jelasnya da dilihat pada tabel zakat konversi pada ternak unta yang telah tkan terdahulu sebagai berikut: Nisab konversi Harga dirham sebenarnya 400 4O - - 560 = 56 dinar Pada tabel di atas. terlihat nilai ngan angka yang lebih sedikit. Hal ini dirham ke dinar ded karenakan, nar lebih tinggi dari dirham (1:10). 10 ditukar dengan 1 uang dinar. Ternyata nilai tukar di- ng dirham hanya dapat itungan menunjukkan bahwa harga tertinggi dan harga sebena ya sama. Kesimpulan ini menujukkan keshahihan perbandingan rs dinar dengan dirham itu sendiri 1:10, yang berarti pula 20 inarl2D misqal setara dengan 200 dirham. Oleh sebab itu, pemi iran fikih tentang standar nishab dengan emas dapat direrima. B5 PROF. DR A. SARJAN, MA Selanjutnya, zalcat konversi ternak sapi/kerbau dari dirham ke dinar dapat pula dijelaskan sebagai berikut: Nisab konversi 600 - Harga sebenarnya 20 dirham = 780 dirham = 60 78 dinar - 2,56 0/o 2 dinar Perhitungan secara konversi zakat ternak sapi tersebut di atas mengacu pada harga sapi tabi'i dan musinnah masing-masing 20 dirham dan 40 dirham, sebagaimana dilelaskan oleh syekh Muhammad Syarbini al-Khathib- bahwa 1 ekor musinnah dapat digantikan dengan 2 ekor sapi tabi'i2O kita lakukan juga konversi pada nishab ternak kambin$ dari dirham ke dinar Sebagai pengayaan perbandingan, ada baiknya sebagai berikut: Nisab konversi Harga sebenarnya 605 - 1000 dirham = 60,5 100 dinar 20 Muhammad Syarbini al-Khathib, Al-lqnd' 99s), 1 h.2'.t6 Fi ialli AlfxS Abi Syuja', ( Beirut: Dar al-Fikr, FIKIH ZAKAT: DALAM KAItAN NORMAT|F. KONT KSTUAL, DAN KON'TIMPORER[ Dengan rumus yang sama, hasil bahwa harga tertinggi dan harga versi dirham. hitungan menunjukkan nya sama pada zakat kon- se Ini membukdkan pemikir n fii ngan acuan emas (dinar)" dapat diteri tuk/angka, namun secara substansial sa bukti pula kebenaran ketetapan Rasul harta kekaayaan berada pada ekui Ia hanya berbeda ben- . Dengan demikian rer\W bahwa nishab-nishab , dan menjadikan dirham ( perak) sebagai standar nisab di kala itu Saat ini, menurur sebagian ahli kum Islam kontemporer, tak ada jalan lain kecuali menganur ndar nisab dengan emas, karena emas adalah barang yang oleh Dengan begitu, yang berzakat adalah li ekonomi zero inflasi. -benar memenuhi sva- rat sebagai orang kaya. Menururnya, rimbangan nishab-nishalr l.lll konvensional kekavaan ada di antaran telah terkoreksi dengan talam. Sebagai contoh, nisab-nisab keka ngan kondisi kekayaan yang populer di n konvensional sesuai delangan masyarakat Indo- nesia dapat dijelaskan sebagai berikut: Jenis Kekayaan Ternak Nilai kekayaan Rp.40.000.000. PROF. DR Pada matrik di atas A SAR AN, MA tampak nishab konvensionilymgterko- reksi tajam adalah nishab hasil-hasil bumi. Dengan demikian tidak layak mengenakan kekayaan-tel ztkat. Sudah saetnya, petani harus diangkat deya beli penghasilannya dengan standar nishab 20 misqd.l20 dinar. Begitu juga, pada matrik yang sama, nisab kekayaan dinar (emas) dan dirham (perak) telah terekoreksi tajam, sehingga standar nishab bagi seluruh kekayaan tidak lagi mengacu pada perak (dirham), melainkan dengan emas sebesar 20 misqall20 dinar. Ini adalah ketentuan syarar yang tak dapat diubah. Standar kesatuan nisab menunjukkan bahwa semua jenis kekayaan pada hakikatnya memiliki perhitungan nisab yang sama, yang telah ditetapkan oleh Nabi SA\f. Standar nisab muncul karena adanya data tentang harga senran-satuan harta yang telah ditetapkan nisabnya oleh syara'. Oleh karena itu, pemikiran standar kesatuan nisab adalah ijtihad yang memandang zakat gai hukum syara' itu sebayang dapat diketahui rasionalitasnya ( ma'qilkt al-ma'ni). Setelah dilakukan andisis perhitungan, diperoleh kesimpulan bahwa standar kesatuan nisab dengan erus (misqal/dinar), bukan FIKIH ZAKAT: DALAM KA)IAN NORMATIF, KON KSTIJAL, DAN KON-IEMPOR-E R.[ lagi perak (dirham), dapat diperranggu kan. Dari segi perhitungan, konversi dirham ke dinar me jukkan hasil yang sama dengan indikator hitungan harga i pada nisab-nisab yang memiliki dan harga sebenarnya tetap berada saruan angka prosentase yang sama. B9 PROF. DR A SARIAN, MA Bab B Problem atika Za Ulama dan ahli hukum Islam kon t porer sepcndapat bahwa penghasilan dari pekerjaan tertentu ( zakat yang baru saat ini. Profesi Profesi ada Fesi) merupakan subyek h pekerjaan yang menda- rampilan. Saat ini, tampak adanya pe i keilmuan dan keteerjaan yang digeluti oleh seseorang berdasarkan sebuah spesiali i, baik secara bebas, seperti tangkan penghasilan berdasarkan kom konsultan, pengacara, maupun terikat ikaryawanlpegawai. Zakat profesi tidak berlebihan ii dikatakan bahwa ia merupakan zakatyang fenomenal. Betapa ti , zakat ini sangat dires- pon oleh masyarakat dan pemerinta sehingga banyak daerah yang pemerintahnya membuat Peratu Daerah (PERDA) untuk memberlakukan zakat profesi bagi ka wannya (Pegawai Negeri Sipil) dengan memorong langsung 2,5 o/o dari gaji atas narlr'a zakat. Menurut Noor Aflah. hasil an DEPAG tahun 2007 telah menemukan ada tuiuh daerah y telah memiliki PERDA Zakat. Ketuiuh daerah itu adalah: vinsi Aceh, Kabuparen Bulukumba nsi Sumatera Selatan, ProS tangerang Banren, Kabupaten Sidoarj wesi Selatan, Kabupaten Jawa Timur, Kabupaten 91 PROF. DR A SARIAN, MA Solok Sumatera Barat dan Kabupaten lambok Timur Nusa Teng- gara Barat.t ju- Selain sikap antusias sejumlah pemerintah daerah tersebut, gayangtak kalah membuatnya fenomenal adalah kontroversi pendapat ulama tentang hukum zakat profesi itu sendiri.Kontroversi dalam bentuk perbedaan pendapat, yaitu adanya sebagian ulama menganalogikan zakat profesi itu dengan zakat pertanian. Menu- rut pendapat ini, tiap professional/pegawailkaryawan yang penghasilannya setara dengan harga 653 kg beras, maka ia sudah wajib menzakati gajinya" dalam bentuk bruto (kotor). Sekiranya kita mengacu pada harga beras perkilogramnya sebesar Rp. 6.000 rupiah, maka gaji yang jumlahnya sama dengen 653 x 6.000 = 3.918.000 (tiga juta sembilan ratus delapan belas ribu rupiah) p"tbulan dinyatakan telah mencapai nisab. Itu artinya, ia sudah wajib membayar zakat atas penghasilan I gaji dari profesi yang digeluti- nya tiap bulan pula. Di antara yang berpendapat seperti itu adalah Mustlofa Samiun dan Hasanuddin.' Keduanya berpendapat bahwa besaran zakat profesi diqiyaskan kepada pertanian, namun yang wajib di, bayar adalah 2,50o/o, bukan 10o/o atau 50lo sebagaimana zakatnya hasil-hasil pertanian yang semestinya. Menurur Musthofa Samiun, hal itu dimaksudkan agar zakat profesi tidak memberarkan.3 Hasa- nuddin mengakui bahwa penetapan hukum zakat profesi telah terjadi inkonsistensi di dalamnya, yairu qiyasnya ke pertanian, namun kadar zakatnya adalah logam mulia dan atau perdagangan.a 1 Noor 209. 2 t 4 Aflah, Arsitektur Zakat lndonesia, (Ceakan pertama, Jakarta Ul press, 2009), Lihat Noor Aflah, /brd, h. I15. tbid. tbid. h. FIKIH ZAKAT: DALAM KAIIAN NORMATIF, KON KSTUAL, DAN KONTEMPORERE Dari segi metodologi istinbat tu inkonsistensi tersebut tidak dibe uan hukum syara'), ten- n. Qyas harus memiliki illat yang shabit (valid) sehingga melahi hukum yang pasti pu- ini, aki t buruk lain yang muncul la, tidak abu-abu. Terlepas dari filosofi hukum zakat itu adalah melanggar beberapa ketentuan sendiri. Bahwasanya zakat hanya diperi yang kaya. Dengan penghasilan ahkan (diwajibkan) bagi wan/pegawai sebesar Rp 3.918.000 saja sudah diharuskan berz t, dapat dipastikan tidak memenuhi kriteria kaya seiring denga lajunya inflasi dari wakru ke waktu. Begitu juga, dengan me tuk bruto (kotor), itu artinya rat wajibnye zakaL yaitu kelebihan gaji mereka dalam ben- i filosofi nisab sebagai syari pemenuhan kebutuhan pokok. Selain hal di atas, pemahaman logi.zakat profesi kepada zakat hasil bumi dan dilakukan tiap nerima gaflupah, iru artinya zakat dipungut berkali-kali, i filosofi haul. Dengan haul, syara' bermaksud menghindar muzakki terkena berkalikali zakat sehingga terbebani, dan aturan hukum zakat mal, hanya dipu nenya syarai menetapkan t sekali dalam setahun kecuali zakat hasil bumi. Petani meman dapat panen dalam setahun, tidak 12 kali 2 ar.au 3 kali yang terjadi pada zakat profesi saat ini. Dengan kekurangan-kekurangan ut di atas, pendapat yang sangat patut dipertimbangkan ad ah zakat atas penghasilan profesi dikiaskan ke hukum zakat perd gangan/logam mulia. Me- nurut Ali Mustafa Yakub,5 s tbid., h. adalah 85 g emas dikali- tli 93 PROF, DN. kan L2 bulan (l A SARIAN, MA tahun) dib"gi 12 bulan. Kalau dicermati pendapat ini, juga mewajibkan zakat dalam bentuk bruto. (kotor) karena tidak,;eda keterangan lebih lanjut. Pendapat zakar ini, sejalan dengan hata al-rnustafad (harta yang masuk dalam kepemilikan seorang setelah sebelumnya tidak se- dimiliki). Harta semacam ini di- gabungkan dengan harta tunai yang telah ada untuk dizakati di akhir haul jika mencapai nisab dengan tidak menerima potongan biayr dan hutang.6 Menurut Husein al-Syahatah, Jrmg paling baik dianut adalah pendapat sebagian fuqaha yang menqiaskan zakat profesi itu kepada zakat logam mulia emas dan perak, dan nkat dihitung atas dasar 2,50o/o dari pendapatan bersih setelah dikurangi pembiayaan untuk memperoleh pen&patan dan nafkah kebutuhan pokok Jika pendapat Mushtafa Yakub dan sebagian fuqaha yang dikemukakan oleh Husein al-Syahhatah, maka zakat profesi itu sudah sesuai dengan filosofi syarat- syarat dan ketentuan Dengan pendapat ini, kaum profesional yen z*at mal,. menzekati hasil pro- fesinya benar-benar masuk kategori orang kaya, hartanya rak rermakan zal jika dikaakan masih jauh dari cukup unruk mewu.judkan kesejahte, raan mereka, sehingga yang diperlukan dalam pelaksanaan zakat profesi adalah menghitungnya seqra jujur pengeluaran kebutuhan 6 Husein al-syahatah, At-Tathbiq Al-Mu'ashir Ii Az-Zakatr Diteriemahkan oleh A. Syakur, Lc dengan iudul Akuntansi Zakat Panduan Praktk Perhitungan Zakat Kontemprer, (Cetakan pertama, Jakarta: Pustaka Progresif, 200,f), h. 189 FIKIH ZAKAT: DALAM KAJIAN NORMATIF, TUAL, D'AN KONTEMPORTRI pun hutang yang ada. Sangat tidak adi , baik itu nafkah maun mewajibkan atas mereka zakat profesi dengan mengabaikan itian terhadap pengeluaran untuk kebutuhan pokoknya, memotong langsung pokok tiap bulan oleh yang dari gqi mereka 2,50o/o kotor tiap bu Berkaitan dengan hal tersebut, m menetapkan apakah seorang Pegawai Negeri Sipil telah waji berzakat atau belum atas penghasilannya, maka hal-hal yang perl diperhatikan adalah: 1. Penetapan jumlah gaji selama 1 rnl 12 bulan. 2. Pengeluaran biaya dan hutang 3. Harga standar nisab yang dian misalnya 85 g emas. Contoh kasus: Seorang Pegawai egeri Sipil dengan penghasilan Rp 3.000.000/bulan. Biaya n m 1 tahun/ 12 bulan. h 1.000.000/bulan. hutang Rp.500.000. Haulnya tiap Zulhijjah. Harga murni ketika haul adalah Rp g. 400. akuntansinya dapat diterangkan sebagai Uraian Jumlah perunit emas Dengan demikian ikut: Keterangan Nafkah Tempat zakar dan Pemasukan dikurangi nafkah dan hutan PROF, DR A. SARIAN, MA Contoh kasus berikutnya, seorang Pegawa! Negeri Sipil berpendapatan Rp 13.000.000.00ibu1an. Pengeluaran nafkah Rp 5.000.000.00/bulan. Hutang yang ada padanya sebesar Rp. Rp 2.000.000.00. Haulnya tiap bulan Zulhijjah. Harga emas Rp 450.000.00/9. Berdasarkan data ini, maka akuntansi zakatnya adalah sebagai berikut: Uraian Keterangan Pengeluaran 12x5.000.000. nafkah Tempat nisab Rp 94.000.000.00 Total pemasukan dikurangi dengan total Pembayaran zakat profesi dapat ditempuh dengan dua cara, yaitu di akhir tahun (bulan ke 12, Zulhijjah) sebagai akhir haul dan atau tiap bulan. Jik" y"rg ditempuh/dianut akhir haul, maka perhitungan zakatnye adalah Rp 94.000.000.00 x 2,J0ols = f,p 2.350.000.00. Sedangkan kalau pembayaran zakat tiap bulan, ma- FIKIH ZAKAT: DALAM KAf tAN NORMATIF, KONT KSTUAL, DAN KONTTMPORERE ka perhitungan pembayarannya adal Rp 195.834. Jumlah inilah yang dapat atas nama zakat. Rp 2.350.000.00 : 12 = langsung dari gaji Inilah cara yang di n oleh Musthafa Yakub dengan rumusnya 12x total pen Sebenarnya, cara yengkedua beru pembayaran zakat profesi dengan memorong langsung dari gaji ap bulannya adalah opsi yang dapat dibenarkan oleh syara'. H gaji Pegawai Negeri Sipil dan yang seru ini disebabkan, struktur dah terukur perhitungan dan haulnya. ji dapatan yang diberikan oleh negere ti bulan dari perhirungan dengan itu, dengan mubagi PNS adalah pen- anggaran 1 tahun. Dalam sebuah riwayat diterangkan: d*Fl d d-J + dt'l sl.- CXt .tr- dJi dIIIi{,! *Dari Ali bin Abi Thalib, ,'rJtt ci * LFiy .1.Jri "i cp "j" ,J+ dr.- Abbas beutrtanya hepada Nabi SAltr/ tentdng pembayaran sebelum haul, maka baginya dibenarban untuh mekhuhan hal 7 itu Berdasarkan riwayat-riwayat yang da, hukum dasar wakru pembayaran zakat adalah di akhir haul isab harta telah berulang tahun). Namun, mempercepat pe tu yang tidak dibenarkan sama sekali zakat bukanlah sesuaia merupakan sebuah rukhsah (kelonggaran). Artinya, dalam hal-hal terrenru, pembayaran zakat dapat dipercepar, misalnya bayaran zakat profesi yang dibayar tiap bulannya. Atau, 7 lbnu Majah, Sunan lbni Majah, )uz. i, t kekayaan lain yang se- (t.t: Dar al-fikr r.rh), h. 572. 97 PROF. DRA. SARJAN, MA bentar lagi mencapai haul, disegerakan oleh pemiliknya untuk dibayar karena moment Ramadhan misalnya. Oleh karena itu, sebuah harta kekayaan yang telah mencapai nisab, tidak boleh disegerakan zel<etnyejika masih panjang haulnya, yang memungkinkan berkembang, bahkan terjadi resiko. Di kalangan mazhab fikih, jumhur fuqaha membolehkan penyegeraan pembayaran zakat dari haulnya, karena zakat itu adalah ibadah maliyah.s Mazhab Syaf iyah memberikan dua syarat penting bagi pembayaran zakat lebih cepat dari haulnya, yaitu: (1) Muzakki dijamin tetap cakap hingga akhir haul; (2) Penerima zakat tetap memenuhi syarar sebagai mustahiq di akhir khaul. Me- nurut mazhab ini, jika salah satu syarar ini tidak terpenuhi nantinya, maka kewajiban zakztnya belum tertunaikan. Jika harta itu masih ada, penerima,zelat harus mengembalikan zakat itu jika dia tahu bahwa zakat yang diterimanya adalah dipercepat sebelum haul.e Dalam hal pembayaran zaket profesi tiap bulan, dan dengan menghubungkan ryarat yang diajukan mazhab Syaf i tersebut di atas, hemat penulis lebih aman jika pembayarannya dilakukan di akhir haul, atau paling tidak dua atau tiga bulan menjelang akhir haul tersebut jika ingin disegerakan. Ini adalah sebuah kehati-hatien ^get zakat benar-benar memenuhi syarat sebagaimana ylng telah ditetapkan oleh syara', Allah dan Rasulnya. Sangat boleh jadi, itulah sebabnya imam Malik tidak membenarkan penyegeraan pembayaran zakat sebelum akhir haul. Imam Malik menyama- 8 Lihat wahbah al-Zuhailiy, Al-Fiqh al-tslami wadillatuh, Juz.2, (cetakan e Damaskus: Dar al-Fikr, 19Bg), Lihat lbnu ketiga, h.756. Rusyd, Bidayat al-Mujtahid Wa Nihayat al-Muqtashid, Juz.1, (Semarang: Usaha Keluarga, t.th), h. 20O. FIKIH ZAKAT: DALAM KAJIAN NORMATIF, KONT kannya dengan salat yang ddak boleh L, DAN KONTEMPORER-E kerjakan sebelum waktu- nya.l0 *{ ro Lihat /bid 99 PROF. DRA SARJAN, MA Bab 9 Problematika Zaka Pertanian Pertanian adalah satu bidang usaha produktifkan lahan (tanah) untuk mendapat berbagai hasil i bumi. Hasil-hasil bumi tersebut merupakan barang ekonomi ya g dapat ditransaksikan sehingga mengahsilkan uang. Karenanya, -hasil bumi, baik untuk dikonsumsi arau pun ditransaksi (diperjualbelikan) adalah sebuah kekayaan penopang hidup yang nya sangat signifikan, sehingga banyak digeluti oleh oran dari dahulu hingga kini. Banyak petani yang dengan lan lahannya cukup sejahtera penghidupannya. Atau dengan kata lain, hasil-hasil bumi adalah kekayaan yang dapet mengan rkan seseorang menjadi kaya. Oleh sebab iru, Allah dan Rasuln SA\W telah menyatakan bahwa hasil-hasil bumi adalah salah sa kekayaan yang menjadi subyek (sumber) zakat Fuqaha telah sependapat bahwa empat hasil bumi yang wajib di zakati, yaitu bili gandum ( 7r), gandum, kismis, dan kurma. Hal ini sesuai dengan riwayat u'az, bahwa Nabi SA\7 telah bersabda: 101 PROF. DR Aj SARIAN, MA -fi|s.+:lt_l "Zahat itu hanya dlambll dari lli-lt + ii.r.-tt 3if t 1 -,c'.illJ gandum, b4i gandum, hism;s dan hurzna."' Kebanyakan fuqaha' berpendapat bahwa bukan hanya emapt jenis hasil bumi yang wajib dizakati, melainkan seluruh hasil bumi yang sama esensinya dengan jenis-nenis hasil bumi yang disebut oleh Rasul SA$7 adalah wajib dizakad. Bensi hasil-hasil bumi sehingga dizakati adalah karena mengenyangkan, dapat disimpan dan dapat ditakar. Di Indonesia, padi adalah salah satu tanaman yang sangat populer karena sebagian besar, kalau tidak dikatakan seluruhnya, maqyarakat Indonesia menjadikan beras sebagai makanan pokok. Padi dalam bentuk gabah yang sudah dapat ditransaksikan atau beras yang sudah dapat dikonsumsi langsung, keduanya dapat diperhitungkan zakatnya seqra natura menurut ketentuan nash. Kendatipun demikian, hasil pengamatan penulis menunjukkan bahwa zakat padi ketika telah dipanen, baik dalam bentuk gabah atau beras kurang populer. Sangat boleh jadi masyarakat petai belum tahu cara membayar zakat hasil sawah mereka, dan begitu juga tidak aktifnya Badan Amil zakat mensosialisasikan zakat hasilhasil bumi, seperti gabah dan atau berasSelain faktor di atas, ditemukan juga keluhan petani renrang ketidakadilan zakat hasil bumi yang dihitung dalam bentuk bruto (kotor/tanpa pemorongan biaya). Hal ini disebabkan, bertani padi ' Ahamd lbnu Hanbal, Musnad Ahmad, Juz. 5, (Cetakan kedua, Beirut Maktabah al.1978), lslami, 228. FIKIH ZAKAT: DALAM KAJIAN NORMATIF, KON EKSTUAL, DAN KONTEMPORERE memakan biayayangtidak sedikit, m nya pembelian pupuk, bahan bakar minyak untuk mesin rak , ongkos panen, transpori pembayaran zakat itu ka- tasi dan lainnya. Petani merasa rer rena menambah sederetan pengeluaran sehingga keuntungan hasil panennya tidak memadai mencukupi jika hanya mengolah sawah tadah huj utuhan hidupnya, apalgi sekali setahun. Menghitun g zakat hasil bumi bruto adalah ketentuan hukum yang sangat populer di kalanga fuqaha'. Dalil yang menjustifikasinya menurur mereka adalah rman Allah S-WT dalam surat Al-An'am (6) ayet l4l: oi.,.os, pja ". ddn tunaihankh haknya dikeluarhan zahatnya . . di hari " (Qt.Al-An' ai-lyif . memetih hasilnya (dengan : I4l) di atas, juga ang tak kalah pentingnya adalah peraktek Rasulullah SA\W mena ir buah tanarnan menielang panen untuk mengetahui nisab iumlah hasil panen) dan Selain dalil tersebut kadar zakatnya, apakah sepersepuluh 0olo) atau seperduapuluh (5o/o). Dalam sebuah riwayat diteran & .,aJt Cl U;* L[i 4io &t klQo C ;lJdt tlt .sjlt .e"rt_1 dirl ,irl d_1-t_f rF-;s.J l_r.a;a,l fut.r.-! O.l ;.9.rctJl l.- u*i i.rt dl3$ ir*," C*; tfl' dtii tJ" ^t l "}- .r+tll !;ic C--14:ilo nt sL- l..oir 103 PROF. DR A SARJAN, MA "Dari Aba Humaid al-Saidi r.4 ia berhata: hami bersama Nabi SAV bnpnang ke Tabuh, ketiha tiba di suatu harnpung, Nabi SAIV di hebunnya. Ketiha itil Rasalalkh memnintahkan sahabatnya menahsir, dan Nabi SAW sendii mmhasir hasil hebun itu sebanyah 10 wasaq.-2 melihat pnempuan Kebiasaan mend<sir buah tanaman untuk keperluan zakat adalah hal yang logis karena di masa Rasul SA\T pemunguran zakat benar-benar dilakukan oleh pemerintah (amil zakat). Amil zakat ada yang membidangi penaksiran yang rurun ke lapangan beserta ahli taksir. Menurur riwayat Aisyah dalam Hasbi fuhShiddieqy,3 Rasul SAIfl relah mengurus Abdullah bin Raw*Yah untuk menaksir buah kurmay^ngtelah matang. Penaksiran (al-Yarch) yang dilakukan oleh amil zakat di masa Rasul SA\T addah hal yang sangar penting dan harus dipatuhi, agar hasil panen itu dapat dimiliki seqrra halal oleh pemiliknya. Al-Nawawi dalam Hasbi Ash-Shiddi.qy,n -.ng"rakan, tidak boleh bagi pemilik ranaman bertasharruf pada buah-buahan sebelum dilakukan penaksiran. Dengan peraktik penaksiran harta zakat terhadap hasil-hasil bumi seperti kurma dan anggur di masa Rasul SA\7 tidak ada kaitannya sama sekali dengan biaya harta wajib zakat. Ini artinya, zakat atas hasil-hasil bumi dihitung secara kotor (bruto). Menurut imam Malik dan AI-Syaf i, dan fuqaha' lainnya, tidak boleh dihitung oleh yang mempunyai tumbuh-tumbuhan belanja yang telah dikeluarkan untuk membajak, menuai, mengumpul untuk meng2 Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, luz. 2( r.t: Dar al-Fikr, I 98t ), h.1 32. 3 TM. Hasbi Ash-shiddieqy, Pedoman Zakat, (Cetakan kelima, Jakarta: Bulan Bintang, 1984), h.142. 4 tbid., h. 143. FIKIH ZAKAT: DALAM KAIIAN NORMATIF, KONT STUAL, DAN KONTEMPORERE gugurkan zakatnya lantaran nafkah h itu, walaupun yang telah dibelanjakan itu menghabiskan h tumbuh-tumbuhan.5 Dalam hal penaksiran hasil ta n untuk keperluan zakat, ksiran. Teknik penaksi- Rasulullah SA\7' memberikan teknik ran dimaksud adalah menyisakan taksi atas hasil tanaman sepertiga (Il3 bagian) atau seperempar (1 4 bagian). Dalam sebuah riwayat diterangkan: *1 cj-r"_: dl! Lltii .!dl d ,i tr.rii: C at ,$ltll f1s;.1 iFiJ {$l,t Uui a-ors, lJrii i.- djl "Dari Sahal bln Abl Hasamah. ia ketika itu hami sedang di pasar dan SAW telnh bersabda, iika kamu halian (hitunglah) dengan merytisakan 1/3 bagi, tidak mengambil cara ini, maka sisakan untuk pemilihnlA."o Mengenai pengamalan hadis tenta ma tidak sependapat. Jumhur fuqaha' .rlt Lrll t_14+r jrc ti! C*: qlc. dll .,l,i5.,l dLl.o,ltll lJrs,$ I Kami didatangi yang berkata: Rasulullah menahsir maka ambillah hasil bumi itu, dan i jika perhitungan I /4 bagian teknik penaksiran, ulambolehkan, namun mazhab Syafi'i dan Maliki tidak membena nya. Menurut mereka, hasil buah-buahan pemiliknya harus dil ukan penaksiran penuh.T Imam al-Kha--abi berpendapat, jika asil-hasil bumi ditaksir penuh akan menimbulkan kemud tidak adanya kompensasi hasil bumi n. Hal ini disebabkan ka yang telah dimakan s tbid. o 7 Jalaluddin al-Say(ithi, -Sunan AlNasa'i, Juz. tbid., h. 43. S, Dar al-Fikr, 193O), h. 42 105 PROF. DR A SARJAN. MA burung-burung dan yang diambil manusia, buah yang gugur, arau konpensasi atas taksiran yang tidak tepar, yang mereka tidak sena- trgi.t Buah-buahan yang telah ditaksir jumlahnya apakah mencapai nisab atau lebih, sudah pasti dihadapkan pada salah satu kadar zakat, yaitu 100/o atau 5o/o. Ketenruan ini pun adalah penetapan Rasul SAV yang sangat populer. Dalam riwayat disebutkan: dJ- t^$'i rli C+llr./$ + /bl "ll ul,- ,.J-r_.r Ol +i ,-rr J- C* L-r J.i.Jt )+.JS :l 0:rll_l _j+!tr plJr "p* Jnlnll ' i' i C-J "Dari Salim, dari ayhnya, sesunguhnya semut hasil bumi yang disiram olzh Rasul SAV tekh bersabda: air hujan, air sungai, air mata air atau rA&t*-rtnta, kadar zakamya sepffse?uluh (I0o/o), dan yang disirami dengan rnengunakan sapi atau timba, hadar zakatrya adalah sepnduapuluh (5o/o). Yang disebut trakhir adakh bentuh bertani dengan biaya."e Tentang pertanian dengan biaya ini, para fuqaha sependapat itu dapat mempengaruhi turunnya harga dari I0o/o menjadi 5o/o. Bahkan ada di enteramereka berpen- bahwa yang demikian zakat dapat bahwa harga zakat dapat rurun berkisar anrara 100/o hingga 5ol0. Dengan demikian, biaya pertanian dapat menjadi pemorong harga zakat Menurut Syauqi Ismail Syahhatih, imam empat sepakat bahwa jika terjadi penyiraman tanaman hingga menghasilkan buah I e lbid. tbid, h. 41 . FIKIH ZAKAT: DALAM KA)IAN NORMATIF, KSTUAL, DAN KONTEMPORERE yang wajib dizakati dimana setengah hujan dan setengah tahun lagi tanpa 3140 (7,5o/o). Kadar zakat tersebut un disirami dengan air aya, maka kadar zakatnya i akibat harganya turun yaitu I menjadi 2,5o/o.to Dalam pada itu, ji masing-masing separuhnya, meniadi 5o/o dan 5o/o dalam kombinasi berrani tersebut salah satunya dominan, maka ng diambil dasar adalah salah satunya, apakah l0o/o atau 5o/o.rr yang diairi dengan air hujan dan air mengetahui mana yang lebih ban syaf i dikenakan zakat 3140 (7,5o/o) ngahan. Hukum pertengahan yang di harga zakat l}o/o ditambah 5o/o kem (15:2) sama dengan 7,So/o.tz apun kalau ada tanaman n biaya, dengan sulit maka menurur fuqaha' hukum peneud lahir dari kombinasi ian dibagi menjadi dua Penurunan harga zakat itulah ya dapat meringankan pembayaran zakar hasil-hasil bumi dalam ntuk bruto. Namun rasa il-hasil bumi retap dipa- keddakadilan rerap muncul jika nisab hami secara tekstual saar ini. Dengan ilan seharga kurang lebih 3 sampai dengan 4 jura rupiah saj para petani sudah diwajibkan berzakat. Padahal, hasil sejumlah itu sangat tidak menjangkau kebutuhan hidup. Itu artinya peta i berzakat dalam kondisi kemiskinannya, dan ini menyalahi ke yang berzakat adalah yang kaya pan syara' bahwa petani sa1e. Mempertahankan starus kaya sej nisab-nisab kekayaan subyek zakat pul Nabi SA\XI menetapkan n abad yang lalu hingga kini, mestilah metode pemahaman har s bergeser dari tekstul ke kontekstual. Misalnya nisab-nisab tapkan dengan teori r0 Syauqi lsmail Syahhatih, penerapan Zakat Dalam Jakarta: Pustaka Dian & Antar Kota, 1997), h.274. Modern, (Cetakan pertama, 11 lbid. t2 tbid., h. 276 107 PROF. DR A SARIAN, MA konversi, yang menyatakan bahwa seluruh nisab kekayaan harus diukur dengan emas 85g, 90g,969 setara dengan 20 misqal, tidak terkecuali nisab hasil-hasil bumi. Lima wasaq itu bukan lagi 653 kg melainkan 5 wasaq itu senilai dengan 20 misqal dengan teraanteraan seperti yang disebutkan. Berkenaan dengan hal di atas, mazhab Hanbali berpendapat bahwa seqra umum biaya bertani tidak hanya sekedar menurun- kan harga zakrt, bahkan bisa mengakibatkan gugurnya kewajiban sakat sama sekali.t3 Senada dengan itu Ibnu Umar dan Ibnu Abbas menyuruh membayar hutang untuk belanja tumbuh-tumbuhan lebih dahulu sebelum menzakati sisa hutang pembelanjaan itu.r4 Zakat harus dihitung dalam penghasilan netto, bersih dari segala hutang dan biaya. Pendapat ini tampaknya patut dipertimbangkan sehubungan dengan sistem bertani saat ini yang mamakai ongkos tinggi. Tanpa cara ini (penghasilan bersih), petani tidak akan menikmati keun- tungannya. Dengan demikian petani sangar mungkin belum memenuhi syarat berzalat dengan penafsiran 5 wasaq 653 kgsecara tekstud. Akibatnya, jika nisab hasil bumi 5 wasaq tetap dipahami secara teftstual seraya mengabaikan daya beli petani dengan penghasilan sebanyak itu saat ini,pada gilirannya terjadi pemaksaan berzakat. Pemaksaan benaket bagi petani dapat dihindarkan jika hasil- hasil bumi dihitung zalatnye ddam bentuk netto, bukan bruto lagi. Selanjutnya, nisab hasil-hasil bumi sebanyak 5 wasaq setara de- 13 lbid..h.274. ra lLrnu Hazm, Al-Muhalla, ruz. 5, (t.t Dar al-Fikr, t.th). h. 258. FIKIH ZAKAT: DATAM KAIIAN NORMATIF. TUAL, DAN KONTEMPOR.TRE ngan 653 kg bersih harus mengacu 20 misqall20 dinar sebanyak 85g, 90 gatau 969)5 Pemahaman semacam di atas- zaka konversi- memang sangat dikenal di kalangan mazhab hanafiy, oleh mazhab lainnva. Karakteristik zekfi konversi adalah akukan teraan nisab berdasarkan nilai/harga sebesar 20 misqal. rena itu Al-Sarkhasi berkata: .lrll .,i Jl,'^ _Hr t{Cs +.-ill 0! )*S r.rtS r.rJ-l "Tidah ada zahat tnhutang pada b; nisabnya telah sernpurna, karena nisab LlJl;Kj ternah meskipin i Tr jumhh tidak dipandang dari segi iumkh."'6 Dengan zakat konversi yang dia sebut, itu artinya senantias melakukan kekayaan dengan emas sesuai dengan t oleh fuqaha hanafi terutakhiran nisab-nisab ketatapan syara', 20 mis- qall2} dinar. Dengan zakat konversi ut, nisab dengan simbol-simbol bilangan yang terrera dalam is-hadis Nabi SA\7 sangat berpeluang mengalami koreksi, tama nisab hasil-hasil bumi. Koreksi tersebut menghasilkan kesi pulan, bahwa yangberzakat itu benar-benar orang kaya. & rs Menurut Jumhur fuqaha, 20 misqal adalah setara 859 emas murni (2Ox4.25g), sedang menurut Al-Nawawi, 20 misqal setara n 96 g (2Ox4.Bg), dan menurt A.Hassan (ulama Indonesia, tokoh PERSIS), 20 I sama dengan 90 g (20xa.sg). Lihat Habi Ash-Shiddieqy, Pedoman Zakar, h. 1 I l. r6 Al-Sarkhasi, Al-Mabsuth,luz.3, Mesir: Al-Sa,adah, l 24 H), h.178. 109 PROF. DR A. SARJAN, MA 110 Bab 10 Problematika Zakat ernak Sapi Sapi adalah salah saru binarang Tidak salah jika banyak orang memili yang cukup produkdf. jenis binatang ini sebagai sumber nafkah mereka seiak dahulu hi gga sekarang. Di Indone- sia sendiri, dan dunia lainnya, sapi di akkan baik secara tradisional maupun secara modern dan ekspor impor. besaran Dalam konteks zaka\ ternak sapi untuk keperluan alah salah satu subyek zakat. Pemiliknya wajib membayar zakat ya jika memenuhi syarar, yaitu bukan untuk dipekerjakan, nkan untuk diproduktifkan. Dari sini pula ditekankan bahwa natang sapi dalam kaitannya dengan hukum zakaL ia dapat k pada hukum zaketbarang perdagangan jika sapi-sapi itu dimi iki oleh seorang pedagang sapi. Jika sapi-sapi itu dimiliki oleh usen, maka inilah yang dimaksud zakat rernak sapi. Ini yang dimaksud dalam pembahasan ini. Salah satu hal yang pokok dipenuh dalam zakat adalah nisab. Akan halnya harta kekayaan subyek memiliki nisab. Namun, rernyara lainnya, ternak sapi pun ternak sapi berbeda dengan ternak subyek zakat lainnya sepert unta dan kambing. Nabi nisa 111 PROF. DR A. SARIAN, MA SA\f ddak merinci sequa tegas nisab ternak sapi, sehingga ditemukan perbedaan pendapat fuqaha' di dalamnya. Ikhtilaf tersebut berdasarkan riwayat yang sampai di tangan ulama, baik ahli hadis maupun ahli fikih. Yusuf Al-Qardhawi menerangkan perbedaan-perbedaan pendapat fuqaha' dimkasud bahwa yang masyhur di kalangan mereka tentang nisab ternak sapi adalah 30 ekor. Inilah yang dianut oleh mazhab empat berdasarkan riwayat dari Masruq dari Mu'az bin Jabd yang berkata bahwa Rasulullah telah mengutusku ke Yaman dan beliau memerintahkan untuk mengambil dari tiap 30 ekor sapi seekor sapi tabi'i, dan dari tiap 40 ekor seelcor musinnah (anak sapi betina umur 2 tahun masuk tahun ke 3).t Menurut sumber yang sama, imam Abu Ja'far Ibnu Jarir al"abari berpendapat bahwa nisab ternak sapi adalah 50 ekor. Menurut Ibnu Hazm, para petugas zakrt,Ibnu Zubair dan Ibnu'Aur mengambil zakat dari tiap 50 ekor sapi seekor, dan tiap 100 ekor 2 Ddam pada itu, Yusuf al-Qardhawi menerangkan lebih lanjut bahwa Said bin al-Musayyab dan Muhammad bin Syihab ekor.2 al-Zuhri berpendapat, nisab ternak sapi sama dengan nisab unta.3 Dalam kitabnya Bidayat al-Mujahid,Ibnu Rusyd menerangkan lain, nisab sapi adalah l0 ekor dengan harga zakat lekor kambing, dan 30 ekor berikutnya adalah 1 ekor tabi'i.a Adapun nisab antara 40 ekor dan 60 terjadi perbedaan pendapat fuqaha'. Me- nurut imam Malik, al-Syafi'i, Ahmad, d-oauri dan fuqaha" lainnya: I Lihat Yusuf al-Qardhawi, Fiqh al-Zakat, (t.t: Dar al-Ma'rifat, t.th), h. I 94. Lihar ,bid., h. 1 96. '? I /bid., h. 198. a lbnu Rusyd, Bidayat al-Mijtahid Wa Nihayat al-Muqtashid, juz keluaga, t.th), h. 190. I (Semarang: Usaha FIKIH ZAKAT: DALAM KAIIAN NORMATIF, KONT kcrs Jl 0$* *i\ lili,C*i.,lt El;l.rr. uui,*, k** ,dHIi Jj C$l fu ,rlj L 116o i ,fuJ l{Jii ,iiL t {jr*" ,.x-.-li 01a"t33 Teks kutipan tersebut di atas da TUAL, DAN KONTEMPORER-E )lj h$ oir$ Y Itt "J' t*+o ,i**+- JJ .lt+* I i*lj i:)t3 k$ ,#ryr uf;C#O$"13$a# melahirkan nisab ternak sapi sebagai berikut: Dari Keterangan Tiap-tiap 30 ekor i ekor tabi'i, dan tiap-tiap 40 ekor I ekor musinnah Ketetapan nisab ternak sapi t di atas, iika dianalisis lebih dalam, tampak adanya kelipatan n yang tidak beraruran. Yang dimaksud adalah mulai dari nisa terendah 10, 30,40 dan 60, sedangkan setelahnya, kelipatan ni sapi sudah beraruran, yaitu 70, 80, 90, 100 dan seterusnya sepuluh. Ini memudahkan bagi petugas s tbid,, h. kelipatan sepuluh t dan muzakki sendiri 191 . 113 PROF. DR A. SARIAN, MA menghitung zakat ternak sapinya jika mencapai jurnlah banyak dengan sebuah rumus "tiap 30 ekor sapi zakatnya I ekor tabi'i, dan tiap 40 ekor zakatnya I ekor musinnah" sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi SA\7 (lihat bab 4 buku ini). Dengan menganut pendapat fuqaha' tentang nisab ternak sapi sebanyak l0 ekor, maka ditemukan di dalamnya teori konvergensi. Yang dimaksud adalah, pendapat ini mengadopsi juga pendapat fuqaha' tentang nisab ternak sapi yang jumlahnya 30 ekor sebagai pendapat yang masyhur. Pada tabel tersebut di atas ter- bukti bahwa fuqaha tidak menerapkan nisab kelipatan 50 karena angka ini tidak tuntas dibagi 30 dan 40 sebagaimenayan1dirlarkan oleh Nabi SA\7. OIeh sebab itu, nisab konvergensi ternak sapi di atas tampak tidak beraturan namun dengan sebuah rumus untuk menghindari penyimpangan ketetapan ryara'. Penetapan nisab yang lain dari ternak sapi datang dari Said bin Musayyab. Menurutnya, nisab-nisab ternak sapi adalah:6 Tiaptiap 40 zakatnya I ekor Berbeda dengan pendapat Jumhur, pendapat Said bin Musay- yab versi Ibnu Rusyd adalah kelipatan 40 ekor 6 lbid. di atas 120 ekor. FIKIH ZAKAT: DALAM KAIIAN NORtvtATtF. KON Sapi yang dibayarkan sebagai harga TI.JAL, DAN KONTEMPORERE t ddak ditentukan umur- nya. Yusuf al-Qardhawi menerangkan riwayat dari Ibnu Abi Syaibah dengan sanad dari Syahr bi Hausyab, ia berkata: Dalam setiap l0 ekor sapi zakatnya 1 eko kambing, 20 ekor zakav nya 2 ekor kambing, 30 ekor, zakat I sapi tabi'i.' Menurut riwayat ini diketahui 1 ekor unra sefara 2 ekor sapi, sehingga )ika nisab terendah unta adalah 5 , maka nisab terendah sapi adalah 10 ekor. Begitu juga harga z'tkat nye, mengikut pada harga zakat unta. Dengan demikian ni b-nisab dan satuan harsa zakat ternak sapi versi nisab terendah 0 ekor dapat diterangkan sebagai berikut: Dari Ketrerangan Sda Sda Berdasarkan penjelasan-penjelasan ternak sapi di atas tampak memiliki keunikan tersendiri ; ka dibandingkan dengan zakat ternak lainnya. Implikasinya dapat menimbulkan konuoversi bagi bagi umat Islam sebab i beragam pendapat itu dipasdkan masing-masing ada pengan 7 Misalnya, Abu Ubaid Yusuf al,Qardhawi, Op.Cit., h, 2A1 . 115 PROF, DR A. SARIAN, MA menyatakan, hanya dua riwayat yang saya dapati tentang nisab ternak sapi, yaitu nisab 30 ekor dan 5 ekor disamakan dengan unta.t Salah satu solusi yang tepat untuk keluar dari ketidakpastian zakat ternak sapi tersebut adalah membawanya ke zakat konversi. Seperti diketahui zakat konversi menganut standar kesatuan nisab sebesar 200 dirham sebagaimana ketetapan Nabi SAW. Josoef Sou'yb menyatakan, harga seekor sapi adalah 20 dirham. Telah disebutkan menyatakan I di di masa Nabi SA\7 atas bahwa fuqaha' telah ekor unta setara dengan 2 ekor sapi. Dalam pada itu telah dinyatakan pula oleh fuqaha' hanafiyah, penggagas zakat konversi, harga 1 ekor unta bintu makhadh di masa Nabi Saw adalah 40 dirham. Kalau demikian harga 1 ekor sapi adalah 20 dirham, sehingga harga 2 ekor sapi sama dengan 2 x 20 dirham 40 dirham, setara dengan I = ekor unta bintu makhadh. Unta bintu makhadh adalah dasar penetapan nisab-nisab konversi pada ternak unta. Dengan dasar ini, secara substansi, nisab ternak sapi versi 10 ekor adalah sama dengan nisab terendah kekayaan lainnya seperti hasil-hasil bumi, ternak unta dan kambing sebesar 200 dirham. Dengan zakat konversi, perbedaan nisab ternak sapi tidak perlu dipertajam lagi. Hal ini disebabkan, zakat konversi tidak tergantung pada bilangan nisab secara telatual, melainkan pada harga atau nilai yaitu 200 dirham (600 g perak menurut sebuah pendaPat). Dengan teori zakat konversi, maka nisab-nisab kontrovesial ternak sapi dari 5-50 ekor dapat diakomodir seluruhnya. Jika sapi itu memiliki nilai jual yang mahal, maka boleh jadi nisab 5 - l0 8 Abu Ubaid al-Qasim bin Salam, Kitab al-Amwa!, (Beirurlibanon, Dar al-Fikr, lgBB), h. 470. FIKIH ZAMT: DATAM KAItAN NORMATIF, KONTE ekor sudah nisab. Sebaliknya, jika boleh jadi 30 -50 ekor baru mencapai Qardhawi,e perbedaan-perbedaan nisab i hatan untuk segala waktu dan tempat. Akibat harga perak jatuh sedemiki porer mengembangkan zakat konversi L, DAN KONTEMPORERE jual sapi murah, sangar isab. Menurur Yusuf almengandung kemasla- tajam, ulama kontemn mengacu pada standar kesatuan nisab emassebesar 20 misqa 20 dinar. Oleh sebab itu nisab sapi harus dievaluasi tiap tahun ke senilai dengan 85 g, 90 gatatg6 ilikan apakah ia sudah taksiran 20 misqal g. ini pun hendaknya tidak membingunka melainkan dipetik hikmahnya. Hikmah yang dimaksud a jika harga emas murah maka kita mengambil tksiran 969 dan a u 90 g. Jika harga emas mahal, maka kita menghitung nisab Ini adalah lebih adil dan proporsional taksiran terendah, 85 g. tuk mempertahankan prisip bahwa yangberzakat itu adalah yan kaya. 9& v Lihat Yusuf al-Qardhawi, Op. Cit., h.2O3. 117 PROF. DR A. SARIAN, MA t1B Bab 11 Zakat Fitrah: Normatif n Kontekstual Menurut keterangan sumber tertulis, N Saw memerintahkan menunaikan zakat fitrah terjadi pada Sya'ban tahun kedua hijriyah. T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy gLan,t Nabi Saw me- ngumumkan untuk pertama kali melak kannya adalah dua hari menjelang Idul Fitri tiba. Kala itu Nabi masjid dan mengemukakan tentang waj fttrah sebelum berangkat ke tempat pe Zakat fitrah terkait dengan akan ri. Menurut Ibnu a menunaikan zakat aan salat Idul Fitri. hari raya Idul Fit- Harzm,t zakat fitrah ah kewaiiban berzakat Idul Fitri. itu imam Aln pada malam Idul Fitri, sekaitan datangnya hari rayz Syaf i berpendapat, zakat fitrah ditunai Malik dan Abu Hanifah saat terbitnya fajar hari raya Idul Fit sementara pada berpidato di mimbar pada apat wajib ditunaikan Dari pendapat di atas dapat dipaha i bahwa zakat fitrah adalah kewaiiban muzakki untuk memberi sejumlah bahan makanan pokok, atau membayar nilainya kep mustahiq sekaitan de- I TM. Flasbi Ash-Shiddieqy, Pedoman .r984), 2 Zakat, ke-5, Jakarta: Bulan Bintang, h.34. Al-syaukani, f!ail al-Authar, Juz, 4, (Beirullibanon al-Fikr). h. 236. 119 PROF. DR A. SARIAN, MA ngan berakhirnya bulan Ramadhan dan tibanya hari rava Idul Fitri. Dalam salah satu riwayat disebutkan: :dli Jbul ;lsj d.{r td" &t ,/*.lrt dr-,r *J :di.}c, uit Op r.,gltlirl*r*t "Rasulalkh Saw mewajibkan zahatfitrah dengan berhata: Lapanghan kebatahan mereha (fahir miskin) pada hari ini (Idul Fitri).,,3 Mencermari hadis Nabi Saw di atas, di dalamnya terkandung hubungan anteru zakat. fwah dengan keburuhan hari raya (reba- ran) fakir miskin. oleh sebab itu, Nabi Saw tidak menghendaki perayaan hari lebaran dengan mengabaikan hak fakir miskin untuk merayakannya juga seperti orang-orang berada. Zaket fttrah bukan sadaqah biasa, melainkan berfungsi agar orang-orang miskin turut bergembira merayakan Idul Fitri. Dari sini diketahui pula bahwa petunjuk.merayakan hari raya itu tidak diterangkan secara teknis oleh Rasulullah, kecuali ibadah salar sunat hari raya dua rakaat. oleh sebab itu kegembiraan di hari raya Idul Fitri adalah tergolong tradisi dimana umat Islam berada. Berdasarkan pengamaran penulis di lapangan, ternyata zakat fitrah itu tidak berbeda dengan sadaqah biasa, kecuali waktu pelaksanaannya. Penyaluran zakat fitrah kepad^ y^ng dinyatakan berhak, tidak memenuhi kebutuhan hari raya Idul Fitri mereka. Menurut hemat penulis, zakat fitrah yang diberikan itu, sifatnya tidak lebih belas kasih, cidak berdasarkan perhitungan minimal 3 Ali lbnu alDaraquthni, sunan ar-Daraquthni, )uz il (Beirut: Dar ar-Fikr, r 994), h. r r I FIKIH ZAKAT: DALAM KAJIAN NORMATIF, KONTE TUAL, DAN KONTEMPORERE Idul Fitri. Ada tiga komponen nting yang seharusnya menjadi acuan pembayaran zakat fitrah a mustahiq, yaitu: perayaan (1) kebutuhan makanan hari raya, (2) utuhan pakaian, (3) biaya tranportasi silaturrahim. Secara normatif syar'iy, tata cara naian zakat fitrah dan kadarnya akan terlihat dari sabda Rasulul sahabatnya tentang hal itu. Di atau Pernyataan Para antara par sahabat Rasulullah yang menyatakan peraktek zakat fitrah adalah Ibn'l]mar. Abu Said al-Khudri berkata:a (I{ami memberi mahan dengan zahat fi gandum). ri Di samping itu terdapat pula ri Said al-Khudri dan ir" t*t.o ilstt $d tjs sebanyak sdtu gantang yat Abu Said al-Khud- yang menyatakan: pl,.tllg+ tBL,- $illaS C-J$' ,bl"!_2.ill3.t$913.g; "Pada masa Rasulullah, karni me d-f-;.tt .J g>,1'rS J J4*,ill gn U.el*.L 915-1 satu gantang bahan hami hala itu, padi hari raya ldul Fitri. M, Beknda, klsmls (angur kering), susu kerin dan kurnn."5 mahanan pada Di samping pernyatean Abu Said alBukhari mengemukakan peraktek penun ri di atas. Imam al- zakat fitrah yang dilakukan oleh Ibn' LJmar. Dia mengataka f*, gJt'r l-*,ts-l la1-rl* asUl k+t'J b;;"rc'. r-ll r-.r15f rJJ.3lJiru# JtiJl 1 , Al-Bukhari, Shahih al'Bukharl ll. (t.t: Dar al-Fikr, tbid. 121 PROF. DR A SARIAN, MA "Ibn'(Jnnr memberi zahat ftraU hepada orangora,ng yang layh menerimanya, dan adahh mneka (para sahabat) membnihannya sehari ataa dua hari rnenjekng harai raya ldul Fini tiba.'6 Jika dilihat sekilas (secara tekstual), muatan hadis itu menggambarkan bahwasanya Abu Said, Ibn' Umar dan para sahabat Rasulullah Saw yang lain menunaikan zakat firah secara langsung, dilakukan oleh diri mereka sendiri kepada mustahiqnya, pada masa Rasullah Saw. Akan tetapi, bila dikaji lebih jauh (konstektual), Abu Said dan lbn' Umar di samping untuk dirinya, kedua-duanya pun membayarkan zakat fitrah bagi maka diyakini bahwasanya anffiote keluarganya, yaitu: isteri dan putera-puterinya. Di samping p.emahaman tersebut di atas, juga terindikasi kuat bahwa zakat fitrah, terutarna di zaman Rasulullah Saw masih hidup, dibayar langsung kepada penerimanya menurut penilaian masing-masing muzakki (pembayar zakat fitrah). Rasulullah pun melakukan pemberiannya secara langsung kepada mustahiqnya. ini menyerukan agar zakat fitrah ditunaikan Syawal sebelum berangkat ke tempat salat Idul Rasulullah dalam hal pada hari rayr I Fitri. Oleh karenanya, menurut hukum Fiqh, disunnatkan (disukai) menunda sembahyang hari raya Idul Fitri beberapa saat untuk urusan pembayaran zakat fitrah. Pembayaran langsung zakat Fitrah seperti di atas dilakukan perorangan menjelang salat Idul Fitri. Namun, menurut pendapat sebagian ulama, tidak mesti seperti itu. Zakat Fitrah boleh dibayar idul Fitri tiba. Dari sini pufuqaha, zakat fitrah boleh ditunaikan sehari atau dua hari sebelum hari raya la, maka menurut sebagian 6 tbid. 122 FIKIH ZAKAT: DALAM KA]IAN NORMATIF, KONT ]'UAL, DAN KONTEMPORERE melalui keamilan (badan amalah). T.M. ngatakan: "Pendapat kan oleh ini tuh-Shiddieqy meyang telah dilaku- berdasar atas Pe lbn' Umar". Dari pemahaman terhadap hadis-h di atas. menurut ran zakat Fitrah Hasbi Ash-Shiddieqy, bentuk peraktek itu ada dua, yaitu: (a) Pemberian langs dan (b) Pengeluaran melalui badan amal kepada fakir miskin, (keamilan)7. Kendatipun dua rupa pelaksanaan kepada mustahiqnya (fakir miskin) itu akan tetapi tujuan utamanya tetaplah sa ran zakat fitrah secara lahiriyah, yaitu memberi kelapa- ngan (kecukupan) akan kebutuhan hari miskin. Menurut analisis terhadap h Shiddieqy menyatakan bahwa: "Rasul memberi zakat fitrah kepada fakir mi raya Idul Fitri." Tuturnya lebih lanjut, sung diberikan muzak*i kepada must T.M. Idul Fitri bagi fakir T.M. Hasbi fuhlah Saw tidak pernah n sebelum fajar di hari ka zakat fitrah itu lang, maka itulah sebaiks. baiknya, bahkan memang semestinya ikian. Akan tetapi jika diberikan secara tidak langsung (melal badan amalah), maka muzakki boleh saja menunaikan zakat nya itu sehari atau dua hari sebelum hari raya Idul Fitri tiba. N un, badan amalah harus mengeluarkannya pada saat yang tepat, um sembahyang hari raya, di malam atau siangnya.s Di masa Rasulullah masih hidup, .t nkan atau pengumPu- lan zakat fitrah tidak ada, karena muzakki menyalurkannya kepada mustahiq (fakir miskin) secara langsung, lah. Akan tetapi, setelah beliau wafat, 7 T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Pedoman Zakat h.264. dak melalui badan amaulama kemudian berij- Bulan Bintang, 1953)., 8 tbid..h.26s. 123 PROF. DR A SARJAN, MA tihad untuk mengumpulkan dan menyalurkan harta zakat fitrah itu meldui badan amalah. Secara lahiriah, kedua cara ini tampak berbeda, namun bila dilihat dari substansinya adalah sama, yakni: menyantuni fakir miskin, baik kanak-kanak, dewasa, merdeka, maupun hamba sahaya. Bertolak dari hadis-hadis di atas, Islam mewajibkan penunai- fitrah secara individual terhadap muslim dan muslimah baik bayi, anak kecil, hamba sahaya, maupun dewasa dan orang an zelcat yang merdeka. Jka orang dewasa dan merdeka, maka ia dapat secara langsung menunaikan zakat fitrahnya oleh dirinya sendiri. Akan tetapi, bayi, anak kecil dan hamba sahaya tidak, karena keterbatasan kemampuannya ddam menunaikan dan pemilikan harta kekayaan. Oleh karena itu, dalam perakteknya dilakukan oleh orang tua atau tuannya sebagai pihak yang menanggung nafkahnya. Keadaan ini secara individual maupun kolektif (kelompok). B"gi muslim atau akan membawa kepada legalitas penunaian zakat fitrah muslimah yang hidup seorang diri, maka ia secara individud akan melakukannya sendiri. Sedangkan bagi muslim dan muslimah yang hidup dalam sebuah anggota keluarga, maka akan ditunaikan dan ditanggung oleh yang bertanggungjawab atas nafkah. Misalnya: Kepala keluarga atau tuan bagi seorang hamba sahaya. Adapun kadar zarkar- fitrah yang harus ditunaikan itu berdasar Abu Said al-Khudri dan Ibn' Umar di atas adalah sebanyak satu gantang gandume. Sementara jenis harta zakat fitrah atas ungkapan yang dikeluarkan adalah gandum, kismis (anggur kering), susu kering dan kurmato. e Al-Bukhai, Loc Cit. 10 lbid. 124 FIKIH ZAKAT: DALAM KAIIAN NORMATIF, KON TUAL, DAN KONTEMPORIRE Jika sabda Rasulullah Saw pgll lil saksama, maka tujuan pembayaran t diperuntukkan bagi fakir miskin dari angan muslimin, baik P J!!t diamati secara fitrah itu hanyalah anak-anak, orang dewasa, merdeka, mat pun hamba sahaya. Akan tetapi bila dikaitkan dengan ayar 60 su al-Taubah. maka alokasi dana sadaqah ditujukan kepada delapan. Oleh karenanya, sasaran pengalokasian zakat fitrah njadi obyek hhilafyah fuqaha' (perbedaan pendapat). Menurut fuqaha konstektualist, sasaran pengalokasian zakat fitrah itu iden ik dengan zakat mal sebagaimana menurut ayat 60 surat al-Ta ItU. Menurut fuqaha tekstudist, harta t fitrah itu hanya diperuntukkan khusus bagi fakir miskin kalangan kaum muslimin. Silang pendapat fuqaha itu kepada perbedaan me praktek pembagian harta zakat fitrah di unia Islam. Berkaitan dengan khilaftah tenta alokasi pembagian harta zakat fitrah, Ibn Rusyd merinci lebih mendetail. Menurutnya, ian zakat fitrah itu ma- jumhur fuqaha memandang bahwa pem suk di bawah zakat yangwajib (zakat i/) sebagaimana ditunjukkan ayat 60 surat at-Taubah. Al-Shan' al-Salam, juga menjelaskan perbedaan i mernbantu kekurangan makanan fakir iskin, maka zakat fitrah dalam kitabnva Subul pat fuqaha tentang siapa yang seharusnya diberi zakat fit h itu. Menurut keterangannya, karena Nabi Saw menyatakan bahwa zakat fitrah untuk itu hanya diperuntukkan kepada pendapat al-San'ani ini, tampak Al "an'ani, Subul al-Salam,Juz2,(Cet. Ke-1 Namun demikian. dengan al-Mahdi. Menu- rut al-Mahdi, karena al-sadaqah yang 11 ". imuat ay^t 60 surat al- , Beirut Dar al-Fikr, 1999), h. 284-2Bs 12s PROF. DR A SARJAN. MA Taubah itu bermakna umum, maka zakat fitrah itu diperuntukkan untuk golongan delapant'. liki Indonesia dengan penduduk muslim mayoritas telah memiregulasi zakat yaitu undang-undang nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan Zekzt. Undang-undang tersebut menyatakan bahwa zakat harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan aS ma (Islam). Berkenaan dengan itu, undang-undang tersebut mencakup pengelolaan zal ini menjelaskan bahwa yang dimaksud zakat adalah meliputi kedua jenis zakat tersebut (pasal 1 1). Tentang distribusinya, Indonesia menganut pendapat ulama yang menyatakan bahwa mustahiq zakat fitrah sama dengan zakat mal, yaitu kepada golongan delapan sesuai dengan ayat 60 surat At-Taubah (9). Pada penjelasan undang-undang nomor 38 tahun 1999 tentangzakat dijelaskan bahwa mustahiq zalat (zal Ibn al-Qayyim, sesuai Ibn al-Qayyim. Menurut petunjuk Rasulullah Saw dan peraktek para sahabat, para ulama yang datang setelah mereka tidak mengalokasikan hertazakat fitrah kepada golongan delapan, sehingga menurutnya, zakat fitrah itu khusus untuk fakir miskin dari kalangan kaum muslimin, baik anak-anak, orang dewasa, merdeka ataupun hamba sahayat3. Bahkan menurut pendapat'fuqaha elstrim, harta zakat fitrah itu diperuntukkan bagi orang-orang miskin saja. Menurut Yusuf al-Qardhawi, fakir miskin adalah prioritas pokok dalam distribusi zakat fitrah. Dari pendapatnya dapat dipahal2 Yusuf r3 al-Qardhawi, Fiqh al-Zakat,ll, (t.t: Daral-Ma'rifat, t-th), h.957- /bid h. 958. 126 FIKIH ZAKAT: DALAM KAIIAN NORMATIF, KON mi bahwa, zakat fitrah itu bukan han lainkan juga dapat diberikan kepada DAN KONTEMPORERF untuk fakir miskin, mengan mustahiq [ain, jika memang benar-benar demi kebutuhan dan kemaslahatan mereka.'a Senada dengan pendapat Yusuf fuh-Siddieqy berpendapat: "\(/alau -Qardhawi, T.M. Hasbi n Kami membolehkan membagi zakat fitrah seperti memberi zakat mal. namun Kami berpendapat bahwa sangat baik jika fitrah itu dibagi kepada fakir miskin saja." Senada dengan pe at Fuqaha Kontemporer ini, madzhab Maliki menyatakan tuk fakir miskin saja." Jika sekiranya : "zakat fitrah hanya negeri pembayar zakat fitrah, maka har zakat fitrah un- ada orang miskin di itu dialihkan ke negeri tetangga."'" Jika silang pendapat Fuqaha tent alokasi harta zakat fitrah diamati secara saksama. maka ia muncu karena perbedaan metode nkan kepada pendeka- istimbat hukum antara yang lebih tan kebahasaan ( mafhum ) dengan qid al-syari'at dan Siyasat Syar'ryyah. Pendekatan bertolak dari posisi kat al-Sadaqat dalam eyer 60 surat al-Taubah Malhitm yang bersi umum. Ia tidak hanya meliputi pengalokasian harta zakat mal melainkan juga zakat fitrah. Menurut pendekatan MaJhilm, b manapun zakat fitrah itu masuk ke dalam pengertian zakat umum. Dengan demiki- seca an, alokasi harta zakat fitrah itupun ku umum sehingga tidak hanya khusus untuk fakir miskin, mel nkan juga golongan delapan selainnya. Metode ini dianut oleh fuqaha klasik yang kental normatif-tektua listi h sehingga yang lahi daripadanya adalah boleh to lbid., h.9.57-958. T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Loc Cit. r6 Yusuf Qardawi, loc.Cit r5 PROF. DR A. SARIAN, MA dan tidak bolehnya zakat fitrah tunduk pada sistem distribusi zahat mal sebagaimana dimuat surat al-Taubah ayat 60. Sementara itu, dengan pendekatan kontehstualistih rnaqashid at-syart ah berdasar atas dan siyasat sy4r'iyah, fuqaha kontemporer, di samping membolehkan alokasi distribusi zakat fitrah kepada golongan delapan sebagaimana dimuat surat at-Taubah ayat 60 itu, namun mereka juga lebih memprioritaskan fakir miskin. Hal ini akan dapat dilihat pada pendapat Yusuf al-Qardhawi sebagai berikut: l;S!l el:t! t6.i. p\Jl r, Ci{ Y l.u1 .l *+-l 0l P;;e e i tl bi Us br-.rS. .,ll f$5 llJ "J' i.Ja #l dllli i t{.t fitii,,r?,'s "J" isla"llJ i+trll ,-.'"- .3Jill ,-ij[-a"]l ; ' l-r' 'l gi - "Hadits-Hadits tentang harta zahat fnah yang tekh d.ihemukahan pada faqaha mmunjukhan bahuta: dari sehian mahsud yng paling penting darl zahat fnah adzkh uPdla untuk memenuhi hebutuhan Fuqara pada hari raya ldul Fitri. Ohh harena itu, muhan, maka pioritas pemberian harta zahat jika Fuqara dite- ftrah hepada mereha, wajib di atas sehin mneka. Prioritas pembagian zahatfitrah hepadn ini, tidah mmghalangi pembagian-pembagiannya \7 hmpoh kin, sesuai hebunhan dan hemaslahatAn." Fuqara hepada h* Menggarisbawahi syarat kebolehan memberikan zakat fitrah kepada golongan-golongan di luar fakir miskin, jelas bertumpu pada kebutuhan dan kemaslahatan. Berbicara kebutuhan dalam kaitannya dengan praktek pengamalan hukum Islam, maka akan 17 lbid. 128 FIKIH ZAKAT: DALAM KAIIAN NORMATIF, KONT TUAL DAN KONI'EMPORERE dibatasi koridor ketetapan hukum yang diakui berdasar atas pendekatan siyasalt+yar' iyah itu harus {yalt (kebijakan). gkan Siyasah Syar- dapat menjamin terwuj dnya kemaslahatan. Me- nurut term Ilmu Usul al-Fiqh, Siyasah iyariyyah ngrn Maqashid al-Syart'ah. Fuqaha kedua pendekatan mereka:t' iat 4"Jl+ ini dalam ijtihad, !Ji" 4Jt Jtl ini disebut de- menggabungkan ingga menurut pendapat ,iJ"d de 'dor merintah atas rakldt, mesti berada dalam (Kebijahan pe- kemaslahatan rah^ vdt). Kadar pembagian harta zakat fitrah rkaitan erat dengan kebutuhan fakir miskin pada hari raya Idu Fitri. Secara prinsipil, kebutuhan mereka harus diupayakan ter harta zakat fitrah itu. Pemberian harta pi oleh pemberian dari kat fitrah itu secara adil dan merata sehingga tidak ada yang me kecewa atau sakit hati Idul Fitri, karena ti terpenuhi kebutuhan- pada hari perayaan nya. Lebih-lebih jika tidak mendapat ian sama sekali. Karena betapa pentingnya pereyaa hari Idul Fitri bagi umat Islam, para ulama berupaya mengubah istem dari langsung oleh muzakki kepada mustahiqnya menjadi lalui suatu badan amalah. Pembagian secara iangsung oleh m kki kepada fakir miskin sebagai mustahiqnya berpeluang tidak subjektif. Oleh sebab itu, eksistensi adil dan merata, karena peranan badan amalah bertujuan untuk memeratakan pe n ruh orang fakir miskin suaru kampung rpenuhi kebutuhan mereka pada perayaan hari Idul Fitri itu. cul permasalahan: "Apa saja kebutuhan zakat fitrah agar selu- n tetapi kemudian mun- ir miskin yang perlu di- cukupi itu? Dan berapa kelayakannya?" r8 lbn Nulaim, al-Asybah wa al-Nagair, 1 968), h. 1 23. srh al.Halahi wa Syuraka'uhu, 129 PROF. DR A, SARIAN, MA Sebelum menjawab kedua pertanyaan di atas, sebuah pertanyaan yang prinsip muncul, yakni: "Apakah secara prinsipil menurut hukum Islam, harta zakat fitrah itu hanya untuk fakir miskin ataukah juga untuk anaf lainnya ( delapan asnafl? Jika kembali kepada pendapat bahwasanya zakat fitrah itu diperuntukkan golongan delapan, maka rumusan pembagianny{ akan muncul: "Masing-masing asnaf tak terkecuali fakir miskin, akan mendapatkan 1/8 dari keseluruhan harta zakat fitrah yang berhasil dihimpun badan amil." Selanjutnya 1/8 dari harra zakat firah sebagai bagian fakir miskin itu dibagi jurnlah masing-masing mereka agar mereta. Namun demikian, uPaya Pemerataan sePerti ini belum tentu memenuhi kebutuhan setiap individu fakir miskin sebagai target khusus pensyaria'atan zaL Idul Fitri umat Islam, berbeda antara suatu komunitas dengan yang lainnya. Untuk itu seyogianya kadar pembagian zakat fitrah bagi fakir miskin itu ditetapkan. Dengan ketetapan itu, zakat fitrah akan tampak berbeda dari sada4ah Ta-aututa'. Jika kadar sadaqah berdasar atas kerelaan pemberinya, maka zakat fitrah telah ditetapkan berdasar atas hadis Rasulullah saw. Dalam hadis Rasulullah saw sebagaimane, yeng telah dikemukakan, setiap individu muslim dikenakan beban untuk mengeluarkan zakat fitrah sebesar satu gantang (1 sha') bahan makanan pokok. 4 hafnah orang yang sedang besarnya. Satu sha' sama dengan 4 mud. Menurut tahqiq ulama, I mud = Satu sha' sama dengan '130 FIKIH ZAKAT: DALAM KAItAN NORMATIF, KONTE 576 g. Dengan demikian kadar tonasi TUAL, DAN KONTEMPORERT sha' adalah 4 x 5V6g = 2.304 g atau 2,304kg.|) Dapat dipastikan umat Islam (lv{ im) Indonesia memiliki tradisi merayakan Idul Fitri. Mudik salah satu tradisi m Indonesia. Bagaimana berlebaran yang sangat penting bagi pentingnya tradisi ini dapat di lihat pada muslimJawa yang ada di rantau, baik di nusantara, maupun di I negeri seperti yang dilakukan para Tenaga Kerja Indonesia. un keadaannya, orang n berlebaran Idul Fitri. Beberapa tradisi penting merayakan Idul Fitri adalah: rantau harus rnudik ke kampung 1. Menyajikan makanan khas lebaran rupa makanan-makanan tradisional, berupa daging, beras khas dan dijumpai di banyak r lengkuas, opor ayam, burasa, le 2. ketan. Berpenampilan dengan pakaian Di antara yang adalah masakan ayam ketupat dan tapai. .Berpakaian baru di hari Idul Fitri tidaklah mesti mahal dan kualitas tinggi. Bagi mabaru sehingga mereka syarakat biasa, yang terpenting menyebutnya bajulpakaian lebar Pakaian lebaran sama dengan baju biasa, kecuali peruntu nya yang berbeda, yaitu pakaian merayakan hari Idul Fitri. tulah jenis pakaian lebaran, yaitu baju u sebabnya, ada dua uk shalat Id (baju koko) dan baju untuk silaturrahim. 3. Bersilaturrahim kepada kerabat dan ndaitolan. Kegiatan ini biasanya berlangsung seminggu i biasanya digunakan kesempatan masakan khas lebaran. Di sini juga kaian lebaran yang sudah disiapkan 1e Idul Fitri. Di sinilah njamu kerabat dengan tu tarnpil pakaian-para khusus. TM. Hasbi Ash-shiddieqy, Op.Cit.,h. 136. 131 PROF. DR A. SAR AN, MA Sesuai dengan tradisi berlebaran, tampaknya yang harus diupayakan ada bagi tiap rumah tangga adalah masakan/hidangan khas lebaran dan pakaian baru, tidak terkecuali muslim kurang mampu. Kedua hal tersebut bisa jadi menjadi kendala besar bagi rumah tangga miskin akibat kebutuhan tersebut biasanya mengalami kenaikan harga menjelang Idul Fitri tiba. Itulah sebabnya menurut hemat penulis, tradisi berlebaran harus dipertimbangkan pada saat pembagian zakat fitrah, sebab tradisi ini bisa menjadi penyebab muslim miskin bersedih di hari raya Idul Fitri yang tidak diinginkan oleh Rasul Saw. Bertolak dari madisi ini, penulis akan mencoba memberikan gambaran perhitungan biaya komponen-komponen berlebaran yang diperlukan setiap masyarakat. Kebutuhan yang harus dipenu- mereka meliputi 3 komponen, yakni: (1) Kebutuhan Makanan, (2) Pakaian dan (3) Biaya transportasi ( silaturahmi ) keluar- hi ga di hari raya. Perhitungan standar biaya lebaran akan tergantung pada jumlah anggota keluarga si fakir miskin itu yang dikaitkan dengan ketiga komponen kebutuhan hidup yang harus dipenuhi di hari Idul Fitri. Konkritnya, tentu akan bergantung pada perkembangan har- di suatu daerah. Ketidaktegasan syarA' dalam menetapkan nominal bagian hera zakat fitrah bagi fakir miskin itu, akan menuntut lahirnya kearifan lokal. Estimasi Biaya Kebutuhan Lebaran Idul Fitri dapat diterangkan sebagai berikut: ga-harga kebutuhan pokok 132 FIKIIt ZAKA-|: DALA.M KATIAN NORMATIF, KONTE AL, DAN KON] EMPORIRE Pakaian kbaran [email protected]. Bagi yang sendirian Berhari Raya Rp. 200.000 ditetapkan sepamh total estirnasi biaya lebaran Idul Fimi Tolok ukur yang digunakan yaitu adanya perbedaan porsi mustahiq, baik yang berbentuk mareri ras) maupun uang. Di sini dapat disimpulkan bahwa pemba porsi mustahiq oleh Amil zakat tidak mempertimbangkan ponen-komponen biaya perayaan tradisi lebaran Idul Fitri, kec berbagai hidangan) dan uang untuk Oleh karena itu, zakat fiuah tidak i pangan (beras untuk beli lauk pauk lebaran. ada nya dengan sedekah biasa yang nominalnya diretapkan oleh lakunya secara pribadi, bukan berdasarkan sebuah hak yang sta Menurut hemat penulis, porsi zakat trah adalah sebuah hak yang berestimasi biaya tradisi berlebara . sunnah Rasulullah Saw, terkait langsung n momen nart raya ianya dirayakan secara zakat fitrah menurur t. Idul Fitri. Hari suci yang satu ini, khusus oleh semua umar Islam, tidak terkecuali orang-orang miskin. Di sinilah peran zakat fitrah, ngga ia berbeda dengan sedekah biasa. Zakat fitrah adalah sebuah hak, sedangkan sedekah adalah karitatif belas kasih. Oleh sebab i kan estimasi dana perayaan Idul Fitri t , ada baiknya diperhadt. {{ 133 PROF. 134 DR A. SARIAN, MA Daftar Pusta Aflah, Noor. Arsitektur Zahat Indonesia. Press, 2009. Al-Bukhari . Shahth al-Bukhari. Juz 2. Al-Daraquthni, Ali lbnu. Sunan alal-Fikr, t.rh. Al-Khatib, Muhammad Svarbini. $uja| Beirut-Libanon: Dar al-Filff, I Al-Qardhawi, Yusuf.Dr. Fiqh al-Zahat. J t.th. Al-Quran dan Terjemahnya. Madinah khadim al-syarifain, l4l2 H. Al-Sarkhasi . Al-Mabsuth. Juz 3. Mesir: Al-Sayuthi, Jalaluddin. Sunan al-Nasa'i. rut-Libanon: Dar al-Filc, 1930. Al-Shan'ani. Subul al-Sahm. Juz 2. Cet ke 1. Yakarta: UI Dar al-Fikr, 1981. Juz2. Beirut Dar . Fi Halli 1. Alfazh Abi t.t: Dar al-Ma'rifat, unawarah: Mujamma' 'adah, 1324}l: 5. Cetakan ke l. Bei- ke 1. Beirut Dar al- Fikr, 1999. Al-Syahhatah, Husein . Dr. At-Tathbiq Zahat Mallk. Diterjemahkan oleh Akuntansi Zahat Panduan Praktis porer. Cetakan ke 1. Jakarta: Pustaka Al-Syaukani. Nail al-Authar. Juz 4. r994. 'u'ashir , Lc lhifa Tahsib dengan judul tungdn Zahat Kontem- if.2004. t-Libanon: Dar al-Filr. 135 PROF. DR A SARIAN, MA Al-Turmuzi. Sunan al-Turmuzi. Juz 2. Beirut-Libanon: Dar dFikr,1994. N-Zvhuliy, \fahbah. Dr. Al-Fiqh al-Islami Va Adtlknh- Jw 2. Cetakan ke 3. Damaskus: Dar d-Fikr, 1989. fuh-Shiddieqy, TM. Dr. Prof. Beboapa Pennasahhan Zakat- Cemkan ke l. Jal.arl'a; Tinrtmx, 197 6. fuh-Shiddieqy, TM. Dr. Prof. Pedorndn hkat. Cetakan ke 5- Jekarta: Bulan Bintang 1984. Daud, Abu. Suran Abi Dad.. Jru. 1. Cetakan ke 1. t.c Dar alFikr, 1990. Hanbal, Ahmad bin. M*crud Ahnwd. Jrn 5. Ceakan ke 2- Beirut: Maktabeh d-Islami, 1 978. Hasan, Ahmad. Al-Auraq al-Naqdilah Fi al-Iqtishad al-Ishmi. Diterjemahkan oleh Saifurrahman Barito dan Zrl/rfarkr Ali dengan judul Mau Uang Ishm Tehah l{omprehmsif Sisten Keuangan Islarn. Edisi 1. Jakara: F f. R"j"S"findo Perseda,2W5. Hassan, Ahmad. The Ea.rfi Danhpment of Islamic Jarirprudence. *Pintu Ijtihad Diterjemahkan oleh Agah Barnadi dengn judul 1984. Sebelum Tertutup". Bandung: Pusaka, Hazm, Ibnu. Al-Muhalh.Jtn 5. t.q Dar al-Filr, t.th. Majah, Ibnu. Sunan lbni Majah.Ir;z l. t.t: Dar al-Filcr, t th Muslim. Al-lami' al-Shahih. Jrn 3. Beirut-Libanon: Dar al-Filff, t.th. Nujaim, lbnu. Al-Asybah wd al-Naz'hair. Kztoz Muassasat al-Halabi Va Syurakauh, 1968. Nurruddin. b. Ijtihad (Jmar lbnu Khattab Studi Tanung Pmtbahan Hukun Dahm Islzm. Cetakan ke lJakara: CV. Rajawdi, r99r. Nihayat id. Jw I. Ruryd, Ibnu. Bidayat al-Mujuhid Fi Semarang; Us$a Keluarga, t.th. Shdeflgr.tUuhammad Adib. Dr. Ta$ir al-Nushash Fi al-Fiqh alIshrni. t.t: Al-Maktab al-Islami. t.th. 136 FIKIH ZAKAT: DALAM KAIIAN NORMATIF, KONTE Sou'yb, Joesoef. Prof. Masalah Zakat Medan: Reimbow, 1987. Syahhatih, Ismail. Penerapan Zakat kan ke 1. Jakarta: Pustaka Dian dan Ubaid, Abu, al-Qasim bin Sakrn. K1 non: Dar al-Fikr, 1988. DAN KONTEMPORERE Monetn. Cetakan ke l. m Dunia Modern. Celatar Kota, 1987. al-Amwal. Beirut-Liba- s 137 PROF. DR A SARIAN, MA \ * Tentang Nama Lengkap NIP Tempat /Tgl Lahir Pangkat Golongan Jabatan/TMT Prof. Dr. H. A. r50 2r7 r72 \Vajo, 5 Septe Pembina U Guru Besar/l jan, MA r 1918 le 2005 Pendidikan . SDN 6 tahun di Tosora Kec. Maj leng Kab. \(ajo, 1969. . PGA 4 tahun fu-Adiyah Sengkang Ekstranei) di Sengkang, r973. . PGA 6 tahun As-Adiyah Sengkang Ekstranei) di Sengkang, r975. r Sarjana Muda Fakultas Syariah N Aluddin Makassar, 1979. . Sarjana Lengkap Fakultas Syariah N Alauddin Makassar 1982. . 52 Program Pasca Sarjana IAIN J i'ah Ar-Raniry Banda Acah, 1991. . 53 Program Pasca Sarjana [AIN if Hidayatullah Jakarta, 1995. Riwayat Pekerjaan . Dosen Tetap Fakultas Syari'ah pone 1983-1996. IAI "Alauddin" di \X/'atam- 139 I I r . r Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ag*" Islam Negeri (STAIN) 'Watampone, 1997 - sekarang. Ketua Jurusan Ahwal al-Syakhshiyyah Fakultas Syariah IAIN "Alauddin" di \Tatampone, 1996 * 1998. Pembantu Ketua I STAIN'Watampone, 1998 - 2002. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) \7atampone, Mei2OO2- 2010 (dua priode) Anggota Keluarga Andi Mattarima (Almarhum) ' Ayah r Ibu Hj. Andi Rukkelleng (Almarhumah) r Isteri Dra- Hj. A Jasmani, M.HI. r Anak l. A. Khaerul Afift 2. A. Nailah Karya llmiah r Tulisan-tulisannya dimuat di berbagai jurnal Perguruan Titgg Agama Islam Negeri r Menulis buku-buku ilmiah dan buku daras, seperti: l. Fikih \7alqf 2., Muqaranat al-mazahib fi al-ushul 3. Hadis-hadis Ekonomi 4. Fikih Zakat 5. Pembaruan Pemihran Fildh Hasbi Ash-Shiddieqy 6. Kepercayaan Muslim Bugis Bone di Sekitar Pelalaanaan Ibadah Haji

FTruH ZE DALAM KAJIAN N KONTEKS"IUAL DAN KON T I'I F EMPORER

Recommend Documents