www.ceramahdhamma.com
‘Freeing Problems in Life with Metta’ Ajahn Brahm Dhamma Talk 30 Jan 2009
SELAMAT !!!!!!! Anda telah mendapatkan hak penuh untuk membagikan E book Dhamma yang indah pada awalnya, indah pada pertengahannya dan indah pada akhirnya ini secara gratis!!! Silakan dibagikan kepada siapa saja sepanjang tidak mengubah isinya. Untuk mendengarkan audio ceramah Dhamma atau mendapatkan ebook gratis lainnya silakan mengunjungi website :www.ceramahdhamma.com
Copyright 2009. All rights reserved. www.ceramahdhamma.com This ebook may be freely shared, but can not be sold or altered in any way
1
www.ceramahdhamma.com
BEBASKAN MASALAH DENGAN CINTA KASIH Oleh: Prajna Labha (Sebuah ulasan Terhadap Khotbah Dhamma Ajahn Brahm tgl 30 Jan 2009 dengan Judul “Freeing Problems in Life With Metta” )
Ajahn Brahm secara teratur membawakan Dhamma Talk setiap Jum’at malam di Monastery nya yang terletak di bagian Barat Australia . Seperti Biasanya beliau tidak pernah merencanakan apa yang akan jadi topik dalam setiap Dhamma Talk yang akan dibawakan. Ajahn Brahm baru saja kembali dari luar negeri sebelum membawakan ceramah Dhammanya pada tanggal 30 Jan 2009 itu .Beliau melihat email yang masuk dan mendapatkan satu pertanyaan yang kemudian menjadi subyek khotbahnya malam itu. Seseorang menanyakan tentang bagaimana menghadapi orang-orang yang mengganggu disekeliling kita dengan menggunakan Cinta Kasih dan apakah batasan-batasan dalam menerapkannya. Dalam Buddhisme kita sudah terbiasa berbicara banyak tentang
Cinta
Kasih
dan
rasa
Belas
Kasihan
namun
memang pertanyaan diatas benar. Kita tidak cukup hanya membicarakan Cinta Kasih dan Belas kasihan (Metta & karuna), Tapi kita harus dapat memanfaatkan kedua sifat luhur tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Kita
sebagai
berhubungan
mahluk dengan
sosial
orang-orang
pasti
akan
di
sekeliling
selalu kita. 2
www.ceramahdhamma.com
Sudah menjadi hukum alam bahwa diantara orang-orang tersebut
pasti
ada
yang
mengganggu
ataupun
yang
menjadi masalah buat kita. Disinilah
Ajahn
Brahm
menekankan
bahwa
walaupun
Cinta Kasih dan Belas Kasih merupakan jalan kesucian dalam
Buddha
Dhamma
kebijaksanaan
namun
(Panna)
kita
dalam
juga
memerlukan
kehidupan
ini.
Kelihatannya Panna inilah yang menjadi pembatas dalam penerapannya.
Kita
memang
harus
bijaksana
dalam
bertindak. Metta & Karuna di satu sisi dan Panna di sisi lain. Kedua Sisi tersebut ibarat dua buah sayap burung yang harus ada dan bekerja sama. Tidak mungkin hanya satu sayap untuk bisa terbang, alih-alih terbang burung tersebut hanya akan berputar-putar di tempat dengan satu sayap. Jadi
dengan
kata
lain
kita
harus
seimbang
antara
kebijaksanaan di satu sisi dengan rasa belas kasih di sisi lain. Dalam
Khotbah
perumpamaan
tersebut
tentang
Ajahn
seorang
Brahm anak
memberikan
muda
pengurus
wihara yang mengetahui bahwa ruangan kebaktian agak panas dan dia juga tahu bagaimana caranya menyalakan AC.
Ini
adalah
pengetahuan. terhadap
Di
umat
sebuah sisi
yang
lain
kebijaksanaan dia
kepanasan
juga
,sebuah
merasa
sehingga
kasihan
terjadilah
kejadian bahwa dia menyalakan AC untuk menolong umat yang kepanasan.
3
www.ceramahdhamma.com
Di sini jelas jika dia tahu ruangan panas namun tidak ada Cinta dan Belas Kasih, hal itu tentu saja tidak akan menolong. Umat akan tetap kepanasan. Demikian juga jika
dia
punya
Metta
Karuna
namun
dia
tidak
punya
kebijaksanaan maupun pengetahuan untuk menjalankan AC maka hal itu pun tidak akan membantu. Karena tentu saja dia tidak bisa hanya berucap “ oh semoga semua makhluk
tidak
menderita
kepanasan”
lalu
umat
akan
merasa sejuk. Itu tidak mungkin terjadi. Meskipun demikian bisa saja terjadi bahwa setelah AC tersebut mendinginkan ruangan, kini malah ada sebagian orang merasa kedinginan. Melakukan kebaikan terhadap sebagian orang ternyata bisa menyebabkan penderitaan untuk sebagian orang yang lain. Inilah
yang
menurut
Ajahn
Brahm
merupakan
bagian
penting dari rasa Cinta Kasih & Belas Kasihan. Pada saat kita
ber“Metta
Karuna”
seharusnyalah
kepada
semua
makhluk. Tidak hanya untuk orang ini atau orang itu saja yang
malah
membuat
Kadang-kadang memasukkan
orang
dalam
semua
unsur
yang
lainnya
penerapannya pertimbangan
menderita.
kita .
harus
Tentu
saja
bisa
juga
penerapannya bisa sangat menyulitkan. Pemecahan
nya
menurut
Ajahn
Brahm
merupakan jawaban terhadap topik pertanyaan di atas. Karena
sebenarnya
tidak
ada
orang
yang
bermasalah
atau mengganggu , yang menimbulkan masalah adalah cara
pikir
kita
ataupun
tanggapan
kita
terhadap
hubungan antara kita dan orang tersebut. 4
www.ceramahdhamma.com
Cinta
Kasih
memecahkan
dan
Belas
masalah
Kasih
dengan
bukan
orang
saja
untuk
disekeliling
kita,
tapi kadang juga untuk hal-hal atau keadaan lain seperti terlalu panas, terlalu dingin, masalah ekonomi , masalah kesehatan
dan lainnya. Jadi menurut Ajahn Brahm bukan
hanya orang tapi kehidupan itu sendiri sudah merupakan masalah. Bermasalah dengan orang kadang masih bisa diatasi cukup dengan menghindari orang tersebut tetapi bagaimana dengan kehidupan, tentu saja kita tidak bisa bersembunyi dan lari dari kehidupan. Menurut
Ajahn
Brahm,
meskipun
terhadap
masalah
dengan orang kita bisa redam dengan jalan menghindar. Tetap ada satu orang yang kita tidak bisa hindari, yang justru merupakan pusat dari masalah. Orang itu adalah diri kita sendiri. Ada orang yang jatuh kedalam kebiasaan minuman keras atau bahkan sampai bunuh diri hanya untuk melarikan diri dari diri sendiri. Tentu saja sebagai Buddhis kita mengetahui
dengan
jelas
bahwa
bunuh
diri
bukanlah
suatu penyelesaian karena apapun masalahnya hal itu akan terbawa ke kelahiran kembali. Jadi
kembali
lagi
menurut
Ajahn
Bhram
,masalah
itu
timbul dari hubungan, bagaimana kita menghadapi dan bereaksi terhadap hubungan tersebut. Hubungan dengan diri
sendiri,
hubungan
dengan
orang
lain,
hubungan
dengan keadaan sosial ekonomi kita, hubungan dengan rasa panas, dingin , suara berisik dan sebagainya. 5
www.ceramahdhamma.com
Dalam
menanggapi
hubungan
tersebut
kita
selalu
menyalahkan yang ada diluar diri kita. Kita menyalahkan orang
lain,
Namun
hawa
panas,
sesungguhnya
tanggapan
kita
hawa
yang
terhadap
dingin,
menjadi
hubungan
suara
berisik.
masalah antara
adalah
diri
kita
dengan obyek-obyek tersebut. Sebenarnya ini cukup jelas dalam cerita pengurus wihara diatas. Keadaan suhu disana mestinya sama dalam satu ruangan
namun
tanggapan
orang
terhadap
keadaan
tersebut sangat berbeda . Beberapa merasakan panas sedangkan yang lain menanggapinya dengan biasa saja. Sehingga
ketika
AC
dinyalakan
tentu
saja
sebagian
menanggapinya dengan merasa lebih nyaman sementara yang
lain
malah
jadi
merasa
kedinginan.
Dengan
demikian bukan keadaan suhu tersebut yang membuat masalah tetapi tanggapan hubungan kita terhadap suhu tersebut. Masalah sesungguhnya ada di dalam diri kita sendiri. Sama
dengan
tersebut
cerita
merasa
tentang
gatal
saat
Anjing
kudisan
berbaring
di
.
Anjing
tanah.
Dia
pindah ke bawah Pohon tetap merasa gatal, pindah ke desa, masuk ke dalam hutan tetap merasa gatal. Buddha mengatakan kita sama seperti Anjing Kudisan tersebut yang merasa masalah berada di luar diri kita. Tanpa menyadari bahwa masalah ada di diri sendiri. Ajahn Brahm di dalam khotbah ini kelihatannya lebih banyak menerangkan pada bagaimana kita bisa berpikir 6
www.ceramahdhamma.com
atau
merasa
bahwa
problem,
bukan
sebagai
pemecah
menjelaskan sebagai
sesuatu
semata-mata
pada
masalah.
proses
masalah.
sebagai
kenapa
Setelah
Metta
Ajahn
kita itu
masalah &
baru
Karuna
Brahm
menganggap
atau lebih
sesuatu
bagaimana
Metta
Karuna dapat berperan. Pertanyaan
bagaimana
Metta&Karuna
bisa
membantu
mengatasi masalah dengan orang disekeliling kita itu timbul
mulanya
dengan
orang
dari
pemikiran
sekeliling
kita.
bahwa
Mungkin
ada
masalah
maksud
Ajahn
Brahm, begitu kita bisa mengerti dan mengatasi sebab timbulnya
masalah
itu
maka
persoalan
Metta
Karuna
sebagai pemecah persoalan menjadi suatu sekedar alat bantu. Dalam hidup ini sering kita harus berhadapan dengan situasi atau kondisi bermasalah.seperti situasi ekonomi, atau
yang
sederhana
seperti
sakit
tenggorokan
atau
jadwal penerbangan kita tertunda. Sebenarnya menurut Ajahn
Brahm
problemnya
bukan
terletak
pada
situasi
tersebut tetapi lebih kepada bagaimana kita memandang dan berhubungan dengan situasi tersebut. Apakah kita malah bisa melihat masalah itu dari sudut pandang lain sehingga masalah itu berubah menjadi keuntungan bagi kita. Dengan cara bercanda Ajahn Brahm mengambil contoh dirinya yang sedang batuk-batuk. Alih-alih melihat itu sebagai problem, Ajahn Brahm melihatnya dengan Batuk tersebut mungkin umat bisa bersimpati dengannya dan 7
www.ceramahdhamma.com
tidak
memberikan
banyak
pertanyaan
selesai
khotbah
sehingga beliau bisa lebih cepat beristirahat. Dengan cara yang sama Ajahn Brahm menganjurkan kita untuk menghadapi masalah ekonomi dari sisi positifnya. Karena
tidak
punya
uang
untuk
membeli
motor
atau
mobil kita malah bisa lebih sehat dengan berolahraga sambil naik sepeda. Jika kita tidak punya rumah besar maka
rumah
kecil
jauh
lebih
baik
karena
dengan
demikian tidak banyak pekerjaan untuk membersihkan rumah dan hubungan antar keluarga menjadi secara
emosional
akibat
dari
secara
lebih dekat fisik
selalu
berdekatan. Kita juga boleh merasa lebih aman karena perampok tidak akan mengincar rumah yang kecil. Dalam hal ini tentu saja anjuran Ajahn Brahm diberikan dalam
konteks
kita
tidak
atau
belum
bisa
mengatasi
kondisi ekonomi tersebut. Karena dengan memandang hal tersebut sebagai masalah maka penderitaan akan muncul dengan sendirinya. Kita
menerapkan
belas
kasihan
pun
dalam
konteks
terhadap hubungan itu, bukan pada objek atau situasi bermasalah.
Karena
menurut
Ajahn
Brahm
jika
kita
memberikan Cinta/belas Kasih pada pribadi seseorang yang
bermasalah
dengan
kita,
maka
bisa
saja
orang
tersebut malah mengambil keuntungan dari sikap kita. Mestinya kita memberikan Belas Kasih pada hubungan yang ada diantara kita dan orang tersebut.
8
www.ceramahdhamma.com
Ajahn Brahm memberikan contoh nyata. Pernah terjadi , Monastery
berurusan
hukum
dengan
pihak
tertentu.
Pihak tersebut merugikan orang lain dan diri mereka sendiri dengan mengoperasikan truk-truk besar melewati jalan kecil yang berliku di depan Monastery sehingga membahayakan. Setelah beberapa kali diperingati namun tidak digubris. Sampai
pada
suatu
ketika
salah
satu
truk
besar
kehilangan kendali waktu melewati jalan kecil tersebut. Kejadian berada
tersebut
di
Sehingga
depan
sangat truk
demi
mengerikan.
tersebut
hukum
dan
pasti
Siapapun
jika
akan
meninggal.
keselamatan
Monastery
melaporkan hal tersebut kepada pihak berwenang. Yang
menarik
tersebut
adalah
ternyata
selama
melewati
masa-masa
hari
raya
persidangan
Natal.
Saat
itu
sekretaris Monastery, Ajahn Sujato mengirimkan kartu ucapan
selamat
Natal
dan
Tahun
Baru
kepada
semua
pihak lawan (tergugat). Itu sangat mengejutkan pihak mereka
dan
memberikan
dampak
bahwa
selama
ini
mereka telah salah memandang apa yang telah dilakukan Monastery terhadap mereka. Disini
Monastery
tidak
melihat
masalah
pada
orang-
orang tersebut tetapi pada hubungan yang terjadi antara Monastery dengan mereka. Jadi selama pertikaian hukum berlangsung tidak ada pikiran jahat yang muncul tetapi rasa Cinta /Belas Kasih.
9
www.ceramahdhamma.com
Jadi saat kita memberikan rasa Cinta/Belas Kasih pada orang
lain
bukan
mereka
berarti
yang
kita
merugikan.
membiarkan Namun
kelakuan
dalam
usaha
memperbaiki hal tersebut lakukanlah dengan Cinta/Belas Kasih bukan dengan kemarahan. Sering sekali kita berusaha mengatasi orang yang punya masalah dengan cara marah-marah maupun memarahi. Hal ini menurut Ajahn Brahm tidak akan pernah berhasil. Andaikata
berhasil
sementara
yang
itu
tidak
pasti akan
merupakan
bertahan
pemecahan
lama.Barangkali
kita bisa marah dan orang itu lalu mundur namun jika dia merasa sudah punya kekuatan maka dia akan kembali lagi. Karena kemarahan hanya akan meninggalkan rasa takut , begitu rasa takut itu hilang gangguan itu akan kembali lagi. Saat
ada
orang
diam
,biarkan
dia
yang
memarahi
memarahi
kita.
kita,
kita
Setelah
dia
harus selesai
memarahi kita biarkan keadaan tetap diam selama 15 detik. Berikan kesempatan kepadanya untuk memikirkan apa yang telah dia ucapkan. Biarkan dia merefleksikan rasa kemarahan yang telah dia tumpahkan kepada kita. Kita jangan sekali-kali balas memarahinya. Menurut
Ajahn
Brahm,
batasan-batasan
yang
kita
pun
bijaksana
harus
menetapkan
dalam
menerapkan
Cinta/Belas kasih. Suatu waktu Monastery membangun tempat
untuk
retreat
center.
Menurut
jadwal
retreat
center itu harus sudah selesai pada bulan April. Namun berdasarkan
perhitungan
dan
pengamatan
pada
cara 10
www.ceramahdhamma.com
kerja pemborong, bangunan itu tidak mungkin rampung di bulan April. Maka tentu saja dia
sebagai
seorang
Ajahn Brahm meskipun
Rohaniwan,
dia
tidak
bisa
mengatakan kepada pemborong tersebut : “ walaupun retreat center ini tidak akan rampung pada waktunya, tidak apa-apa ,kamu tetap saja teruskan gaya pekerjaan kamu
,saya
tidak
ingin
kamu
jadi
sakit
kepala
dan
menderita karena memikirkan pekerjaan yang terlambat ini”. Kalau ini dikatakan maka hal itu bisa terlihat jadi sangat bodoh. Disini
kita
harus
dapat
membuat
batasan.
Kita
tidak
berbelas kasih pada pribadi pemborong. Kita berbelas kasih pada hubungan kita,
kepada seluruh umat yang
telah menunggu selesainya retreat
center tersebut.Maka
pemborong tersebut tetap harus ditegur namun dengan cara Cinta/Belas kasih. Sebagai seorang direktur atau Manager atau supervisor , mungkin
sekali
kita
mendapatkan
bawahan
yang
membuat masalah. Saat masalah itu ditemukan jangan dengan alasan Metta Karuna hal itu didiamkan. Harus segera
diatasi
.Namun
dalam
berkomunikasi
untuk
mengatasi masalah tersebut Metta & Karuna berperan. Kepada
bawahan
yang
bermasalah
tersebut
pertama-
tama kita sebagai atasan harus mencari sesuatu darinya yang bisa kita puji. Merupakan sifat alam bahwa jika seseorang mendapat pujian maka dia akan mendengarkan kita . Pada saat telinga dan pikirannya sudah terbuka terhadap
omongan
kita
maka
itulah
saat
yang
tepat 11
www.ceramahdhamma.com
untuk
memberitahu
,
menasihati
atau
bahkan
mengkritiknya. Kemudian bersama-sama mencari solusi atas masalahnya. Kita biasanya langsung marah jika seseorang melakukan hal
buruk
mengetahui suatu
kepada
kita
apa
dibalik
keburukan
.
Padahal alasan
biasanya
Seringkali seseorang
kita
akan
saat
kita
melakukan
menjadi
lebih
toleran terhadap orang itu. Oleh sebab itu kita tidak seharusnya bersikap langsung marah. Dalam
Khotbah
ini
Ajahn
Brahm
mengambil
contoh
tentang seorang murid yang dengan sengaja meludah dekat kaki gurunya, dan menolak unuk membersihkannya. Perbuatan ini tentu saja merupakan pelanggaran disiplin yang cukup berat
dan membuat sangat marah gurunya.
Namun perasaan marah tersebut akan berubah setelah mengetahui alasan anak tersebut bisa bertindak seperti itu. Malam sebelum kejadian, ternyata Ibu si anak tersebut dipukuli oleh ayahnya sampai masuk ke rumah sakit. Kejadian itu tentu saja sangat membuat seorang anak umur 12 tahun menjadi kehilangan orientasi dan bingung. Kedua orang tuanya yang selama ini menjadi tempat dia bersandar terpisah. Saat menyadari alasan dibalik kejadian tersebut rasanya kita tidak mungkin akan mampu memarahi kembali anak tersebut, yang mungkin timbul adalah rasa belas kasihan
12
www.ceramahdhamma.com
yang
bisa
diberikan
agar
dia
dapat
menghadapi
ketidak
setujuannya
masalahnya tersebut. Ajahn
Brahm
juga
menyatakan
dengan sistim hukuman bagi orang-orang bermasalah. Hukuman hanya akan membuat orang tersebut mencari waktu
untuk
membalas
sakit
hatinya.
Alih
alih
memberikan hukuman kita harus melakukan rehabilitasi. Lebih baik lagi jika kita bisa mendapatkan
manfaat yang
bisa kita ambil dari masalah orang tersebut. Merubah masalahnya menjadi manfaat. Memberikan perhatian ,rasa percaya dan rasa cinta/belas kasih kepada seseorang yang bermasalah kadang bisa sangat efektif . Seperti dalam cerita seorang perampok yang merampok kotak dana wihara. Hanya
dengan
kepadanya, hubungan hilang.
memberikan
seorang terhadap
Itu
salah
perampok
orang satu
melakukan
kejahatan.
bermasalah
muncul
bagaimana
bisa
kepercayaan,
sekeliling
penyebab Karena
hanya
menjalin
dapat
kasih
menemukan
yang
yang
kadang
rasa
selama
ini
membuatnya banyak
karena
mereka
hubungan
yang
orang
tidak baik
tahu
dengan
orang sekelilingnya. Seorang anak yang tidak dapat menjalin hubungan yang baik dengan orangtuanya bisa bermasalah. Suami atau istri
yang
kesulitan
berhubungan
atau
berkomunikasi
satu dengan yang lain juga akan menimbulkan masalah.
13
www.ceramahdhamma.com
Memaafkan
dapat
juga
merubah
hidup
seseorang.
Bagaimana kita melatih diri agar bisa memaafkan suatu tindakan yang dianggap sulit untuk dimaafkan. Jika hal itu
bisa
dilakukan
maka
akan
dapat
merubah
cara
seseorang dalam melakukan suatu tindakan. Diceritakan masih
bagaimana
memegang
menjadi
didalam
budaya
berubah
suatu
nyawa
total
komunitas
harus
karena
dibayar
sebuah
yang nyawa
perbuatan
memaafkan dari seorang ayah yang anaknya meninggal karena terbunuh kepada keluarga pembunuh anaknya. Rasa
Cinta/Belas
Kasih
yang
diiringi
dengan
kebijaksanaan dan perbuatan memaafkan sesungguhnya merupakan suatu pemecahan yang bisa bertahan untuk jangka panjang, bukan pemecahan yang sifatnya hanya sesaat. Semoga kita selalu dapat menerapkannya dalam kehidupan ini.
Mettacittena, Prajna Labha Juli 2009
SABBA DANANG DHAMMA DANANG JINATI. (Pemberian kebenaran Dhamma Melebihi Pemberian lainnya)
14