LAPORAN OBSERVASI SEKOLAH MINGGU BUDDHA VIHARA DHAMMA METTA Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Model, Strategi, dan Pendekatan Sekolah Minggu Buddha Dosen Pengampu: Sugianto, S.Ag.
Oleh: TASIH NIM 0250112020512 JURUSAN DHARMADUTA SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA TANGERANG BANTEN TAHUN 2014-2015
LAPORAN OBSERVASI SEKOLAH MINGGU BUDDHA VIHARA DHAMMA METTA Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Model, Strategi, dan Pendekatan Sekolah Minggu Buddha
OLEH: TASIH NIM 0250112020512
TELAH DISETUJUI Oleh,
Sugianto, S.Ag. NIP 198404112011011010
KATA PENGANTAR Dengan memuji hasma Tuhan Yang Maha Esa dan Sang Buddha Sakyamuni, semoga tiada halangan. Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan perlindungan Tri Ratna, penulis dapat menyelesaikan laporan observasi ini. Laporan observasi ini disusun oleh penulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Model, Strategi dan Pendekatan Sekolah Minggu Buddha. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, baik dari sisi materi maupun dari sisi teknis. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan laporan observasi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitata! Semoga semua makhluk hidup berbahagia!
Tangerang,
Penulis
Juni 2015
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL....................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii KATA PENGANTAR .................................................................................... iii DAFTAR ISI ............................................................................................. iv BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang .....................................................................
1.2.
Maksud dan Tujuan ..............................................................
BAB 11 HASIL OBSERVASI 2.1
Profil SMB Vihara Dhamma Metta ...........................................
2.2
Peran Guru dan Pengurus Vihara di SMB ................................
2.3
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya Belajar Anak SMB .......
2.4
Gaya Belajar yang Disukai Anak-Anak SMB .............................
2.5
Hambatan yang Dihadapi Guru dan Cara Mengatasi .................
2.6
Strategi Vihara dalam Pengembangan SMB .............................
BAB III PENUTUP 3.1
Simpulan .............................................................................
3.2
Saran ..................................................................................
LAMPPIRAN Pedoman Observasi Pedoman wawancara Foto Dokumentasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Sekolah Minggu Buddha merupakan kegiatan belajar mengajar nonformal
yang dilaksanakan di Vihara atau Cetya setiap hari minggu secara rutin. Sekolah Minggu Buddha bertujuan untuk menanamkan saddha/sraddha dan bhakti peserta didik dalam rangka meningkatkan keimanan umat Buddha secara berkesinambungan. Sekolah Minggu Buddha merupakan pelengkapan atau bagian dari pendidikan agama pada satuan pendidikan formal. Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Pendidikan agama bertujuan untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Pendidikan keagamaan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan menjadi ahli ilmu agama dan mengamalkan ajaran agamanya. Buddhisme merupakan suatu “Sistem Pendidikan” dengan gagasan bahwa manusia memiliki potensi untuk benar-benar membebaskan diri dari semua penderitaan melalui pemahaman benar (sammaditthi). Penekanan pendidikan Buddha mengajar anak-anak cara belajar, cara menikmati belajar, untuk mencintai
kebijaksanaan
demi
kepentingannya
sendiri.
Memberlajarkan
kematangan emosional yang memungkinkan untuk memanfaatkan pengetahuan, menciptakan kehidupan yang bahagia bagi diri sendiri, dan keluarga, serta memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat.
Peraturan
Pemerintah
Republik
Indonesia
nomor
55
tahun
2007 tentangpendidikan agama dan pendidikan keagamaan. Pasal 44: 1. Sekolah Minggu Buddha merupakan kegiatan belajar mengajar nonformal yang dilaksanakan di Vihara atau Cetya setiap hari Minggu secara rutin. 2. Sekolah Minggu Buddha bertujuan untuk menanamkan saddha/sraddha dan bhakti peserta didik dalam rangka meningkatkan keimanan umat Buddha secara berkesinambungan. 3. Sekolah Minggu Buddha diselenggarakan secara berjenjang atau tidak berjenjang. 4. Sekolah Minggu Buddha merupakan pelengkap atau bagian dari pendidikan agama pada satuan pendidikan formal. 5. Kurikulum
Sekolah
Minggu
Buddha
memuat
bahan
kajian
Paritta/Mantram,Dharmagita, Dhammapada, Meditasi, Jataka, Riwayat Hidup Buddha Gotama,dan Pokok-pokok Dasar Agama Buddha. 1.2
Maksud dan Tujuan Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka maksud tujuan penyusunan laporan observasi ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui Profil Sekolah Minggu Buddha (SMB) Vihara Dhamma Metta. 2. Untuk mengetahui peran guru dan pengurus vihara di Sekolah Minggu Buddha (SMB) Vihara Dhamma Metta. 3. Untuk mengetahui gaya belajar anak-anak Sekolah Minggu Buddha (SMB) Vihara Dhamma Metta. 4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gaya belajar anak SMB Vihara Dhamma Metta. 5. Untuk mengetahui gaya belajar yang disukai anak-anak SMB Vihara Dhamma Metta. 6. Untuk mengetahui tugas guru dalam memahami gaya belajar anak SMB Vihara Dhamma Metta.
BAB II HASIL OBSERVASI 2.1
Profil Sekolah Minggu Buddha (SMB) Berdasarkan berbagai informasi dan sumber dari para sesepuh serta
perintis perkembangan agama Buddha di Desa Cijantra, cibeleng, Gunung Batu dan sekitarnya bahwa: Pada era tahun 1966-1970an banyak umat Buddha warga Negara Indonesia keturunan tionghoa yang beragama Buddha secara tradisi mereka datang ke tempat ibadah pada Ce It dan Cap Go meski dengan berjalan kaki menelusuri jalan setapak demi setapak, yang jalannya kurang lebih 1 km sampai 2 km dan jalan utamanya masih sangat becek bahkan kendaraan roda empat juga sulit dan sangat jarang masuk ke daerah ini. Pada awalnya Vihara Dhamma Metta ini, masih berbentuk sebuah Cetiya kecil yang sering di kunjungi oleh Bhikkhu Sakya Sakti ( Suhu Acong) dari Jakarta. Awalnya numpang di rumah empe Acin, kemudian secara permanen di berikan lokasi tanah oleh empe Tan An Tan (Kini sudah Almarhum). Pembinaan selanjutnya oleh romo Argan (O.wangulimala) berserta teman-teman seperti Tan Hok Liang, Erry,dll. Perintis dua tersebut yang masih kami ingat seperti Bapak The Kong Bie, Lim Jok Kin (Alm), The Ji Tjoan (Alm), The Kim Tjong, Thio Hok Seng (Alm), Empe Uwing ketua Cetiya priode ke II (Alm) Bapak Suherman, Ko Eben (Alm) Bapak Sun Eng, Ibu Wan Ih, dan masih banyak lagi yang tidak bisa kami ingat satu persatu. Cetiya Dhamma Metta yang sekarang telah berubah status menjadi Vihara Dhamma Metta pernah mengalami renovasi sebanyak 3 kali hingga dalam bentuk yang sekarang. Pada eriode tahun 1978-1979 Vihara Dhamma Metta waktu itu masih Cetiya pernah mengalami pasang surut dan bangkit kembali setelah ada seorang Bhikkhu menjalani Vassa yaitu Bhikkhu asal Gonbog yaitu Bhikkhu Punnakaro kini keduanya kembali sebagai umat biasa yang kita kenal Maha Pandita T.Harmanto, saat ini dia menjadi Ketua Pembina, dan Iwan Sugandhi sebagai ketua harian Yayasan Dhamma Metta.
Vihara Dhamma Metta berada di sebuah tempat yang agak jauh dari penduduk pada umumnya rumah ibadah yang sunyi dan cocok untuk melatih meditasi dan membina diri bagi seorang Bhikkhu, Samanera dan umat yang mencari ketenangan batin. Waktu itu vihara tidak ada pagar atau terbuka dan sebuah kuti yang terbuat dari pohon bambu dan atap yang terbuat dari daun kirai yang di bangun oleh Cek In Tjoa dan beberapa umat lainnya di bawah sebuah pohon jengkol yang rindang, sekarang telah di bangun Bodhi Plaza. Bangunan pagar batako keseluruhannya adalah sumbangan dari Bapak Wibisono Soentoso seorang umat Buddha dari Tangerang yang sangat peduli serta Dermawan bagi Vihara Dhamma Metta dan juga terhadap pembangunan vihara-cetiya di berbagai tempat dan luas daerah. Hingga saat ini, semoga jasa mulia, kebajikan beliau sekeluarga akan senantiasa berbuah kebahagiaan yang tiada tara. Bahkan tidak sampai disini, Bapak Wibisono masih terus memberikan kepedulian yang luar biasa, ketika tanah yang telah ada bangunan Vihara Dhamma Metta akan di ambil alih oleh ahli waris lainnya, maka Bapak Wibisono membeli tanah tersebut seluruhnya dan kemudian di hibahkan kepada Yayasan Dhamma Metta. Demikian seklimit sejarah perjalanan Vihara Dhamma Metta, sudah sepatutnya kita sebagai umat Buddha harus menjaga dan melestarikan demi perkembangan umat Buddha semua di wilayah tersebut yang saat ini berada di wilayah Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang. Saat ini Vihara Dhamma Metta baru memiliki sebuah kuti, dapur, 2 kamar mandi dan toilet serta ruang seba guna, merangkap ruang sekolah minggu dan masih 2 ruang kantor dan perpustakaan dan gudang. Keseluruhannya keadaannya sudah cukup memperihatinkan terutama Dhammasala sudah mengalami kerusakan atau lapuk dan perlu di renovasi segera. Pengurus dan umat Buddha setempat telah menambah pembelian tanah untuk perluasan Vihara seluas kurang lebih 400m2 ke arah belakang dari bangunan yang ada.
2.2
Peran Guru dan Pengurus di SMB 1. Sebagai organisator dalam kegiatan belajar mengajar di SMB 2. Sebagai sumber informasi yang menarik bagi anak sekolah minggu 3. Mendorong siswa untuk belajar motivator 4. Pendiagnosaan kesulitan anak-anak serta pemberian bantuan sesuai kebutuhan anak sekolah minggu 5. Penyediaan materi dalam kesempatan belajar bagi anak sekolah minggu 6. Guru mempunyai hak dan kewajiban yang sama seperti anak sekolah minggu
2.3
Gaya Belajar Anak-anak SMB Gaya belajar merupakan cara seseorang dalam menerima hasil belajar
dengan tingkat penerimaan yang optimal dibandingkan dengan cara lain. Gaya belajar anak-anak SMB Vihara Dhamma Metta sangatlah bermacam-macam, hal ini dikarenakan adanya faktor dari dalam maupun dari luar dirinya. Di bawah ini adalah anak-anak sekolah minggu yang penulis berhasil mewawancarai: 1) Nama
: Amelia
Tempat Tanggal Lahir
:Tangerang, 06 Desember 2004
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Buddha
Alamat
: Rt 002/005 Ds. Cijantra
Sekolah
: SD Negeri Cijantra II Ds. Cijantra
Kelas
: IV
Anak Ke
: Delapan
Gaya Belajar Gaya belajar yang paling disukai Amelia adalah dengan gaya belajar visual (melihat). Menurut Amelia sendiri dengan menggunakan gaya belajar visual dapat mempermudah dirinya di dalam proses belajar jika dibandingkan dengan gaya belajar yang lainnya. Gaya belajar visual yang digunakan sangat membantu Amelia dalam menempuh proses belajarnya
baik di rumah, sekolah, vihara (SMB), dan lain sebagainya. Banyak perubahan
yang sudah
terjadi
ketika
Amelia
menentukan untuk
menggunakan gaya belajar visual, salah satunya adalah adanya prestasi dalam belajarnya yang terus meningkat. Hasil belajarnya sangatlah memuaskan dan menyenangkan karena nilainya selalu bagus walaupun terkadang menurun. Namun hal tersebut tidaklah mematahkan semangat belajarnya, Amelia terus belajar dengan tekun dan rajin sehingga prestasi belajar yang sudah baik dapat dipertahankan. 2) Nama
: Aulia Intan
Tempat Tanggal Lahir
:Tangerang, 20 April 2004
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Buddha
Alamat
: Rt 002/005 Ds. Cijantra
Sekolah
: SD Negeri Cijantra I Ds. Cijantra
Kelas
:V
Anak Ke
: Satu
Gaya Belajar Gaya belajar yang paling disukai Aulia Intan adalah dengan gaya belajar visual (melihat). Menurut Aulia Intan sendiri dengan menggunakan gaya belajar visual dapat mempermudah dirinya ketika menyerap materi pelajaran dari gurunya. Gaya belajar visual yang digunakan sangat membantu Aulia Intan dalam menempuh proses belajarnya baik di rumah, sekolah, vihara (SMB), dan lain sebagainya. Banyak perubahan yang sudah terjadi ketika Aulia Intan menentukan untuk menggunakan gaya belajar visual, salah satunya adalah adanya prestasi dalam belajarnya yang terus meningkat. Hasil belajarnya sangatlah memuaskan dan menyenangkan karena nilainya selalu bagus walaupun terkadang menurun.
Namun
hal
tersebut
tidaklah
mematahkan
semangat
belajarnya, Amelia terus belajar dengan tekun dan rajin sehingga prestasi belajar yang sudah baik dapat dipertahankan.
2.4
Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya belajar anak SMB 1) Faktor perhatian dan minat Rasa ingin tahu yang tinggi dan kemauan atau kehendak yang dimiliki oleh anak sekolah minggu sangatlah mempengaruhi corak perbuatan yang dilakukannya. Walaupun anak sekolah minggu mampu dalam mempelajari sesuatu, tetapi apabila tidak mempunyai minat atau tidak ada kehendak untuk mempelajarinya maka anak sekolah minggu tidak akan bisa untuk mengikuti proses belajar secara efektif. 2) Faktor motivasi Motivasi adalah keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Karena belajar merupakan suatu proses yang timbul dari dalam, faktor ini juga memegang peranan yang tidak kalah penting dengan yang di atas. Dengan tidak adanya motivasi yang baik dan membangun
anak
sekolah
minggu
akan
menyebabkan
kurang
bersemangatnya setiap individu dalam melakukan proses belajar. 3) Kepribadian Faktor kepribadian seseorang juga memegang peranan dalam belajar. Orang tua terkadang melupakan faktor ini, yaitu anak adalah makhluk kecil yang memiliki kepribadian sendiri. Fase perkembangan seorang anak tidaklah selalu sama. Sebagai orang tua hendaknya selalu memberikan dukungan dan perhatian yang lebih kepada anak-anaknya, karena seorang anak akan bersikap seperti apa yang ia tangkap ketika kedua orang tuanya melakukan sesuatu. Orang tua memegang peranan yang sangat penting terhadap tumbuh dan berkembangnya seorang anak. 2.5
Gaya Belajar yang Disukai Anak-anak SMB Setiap anak memiliki gaya tersendiri dalam belajarnya, gaya belajar yang
disukai oleh anak-anak SMB adalah gaya belajar visual. Hal tersebut merupakan salah satu gaya belajar yang dimiliki oleh anak sekolah minggu Vihara Dhamma Metta, bagi anak sekolah minggu gaya belajar visual memegang peranan penting
yaitu dengan gaya penglihatannya. Dalam hal ini metode pembelajaran yang digunakan seorang guru sebaiknya lebih menitik beratkan pada bagaimana tampilan media yang digunakan, dengan mengajak anak sekolah minggu untuk mengikuti pembelajarannya atau dengan cara menunjukan alat peraga langsung pada anak sekolah minggu seperti media pembelajaran yang menarik (puzzle, pop up, monopoli, dan lain-lain.) 2.6
Tugas Guru dalam Memahami Gaya Belajar Anak SMB 1) Memahami potensi anak yang tersembunyi dan mendorongnya supaya berkembang sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. 2) Memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar meningkatkan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan memberikan bantuan jika anak membutuhkan. 3) Menghargai potensi anak yang berkebutuhan khusus. 4) Mendorong anak untuk terus maju mencapai sukses dalam bidang yang diminati dan memberikan penghargaan atas prestasi yang telah dicapai. 5) Menciptakan suasana belajar yang kondusif dan bebas dari tekanan dan intimidasi dalam usaha meyakinkan minat belajar anak. 6) Memberikan evaluasi yang dapat mendorong terjadinya umpan balik dan semangat anak dalam mempelajari materi yang lebih dalam.
BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Ketika menyadari bahwa bagaimana seseorang menyerap dan mengolah informasi, belajar dan berkomunikasi menjadi sesuatu yang mudah dan menyenangkan. Prestasi belajar yang baik pasti ditentukan oleh gaya belajar yang baik pula, setiap anak sekolah minggu pasti memiliki gaya belajar yang berbeda. Gaya belajar memiliki nilai positif dan negatif begitu juga dengan dampaknya kepada orang tersebut dan di sekelilingnya. Pengaruh gaya belajar dalam prestasi adalah proses cara belajar anak itu sendiri dalam memahami materi yang telah diberikan. Gaya belajar yang tidak baik maka hasilnya tidak akan baik, mutu pendidikan dan lingkungan sekitar sangat menentukan prestasi dalam belajar. 3.2 Saran Diharapkan kepada guru atau pembimbing sekolah minggu dapat melakukan proses pembelajaran dengan rasa suka ketika mengajar, karena hal itu akan mempermudah cara belajar anak sekolah minggu sehingga guru atau pembimbing sekolah minggu tidak akan merasa terpaksa dan cenderung semakin menikmati pembelajaran tersebut. Dengan adanya suasana yang nyaman maka akan memberikan kenikmatan tersendiri dalam proses pembelajaran, sehingga terciptalah suasana yang kondusif. Dengan demikian akan menjadikan proses pembelajaran yang lebih berkualitas.
DATA ANAK SEKOLAH MINGGU BUDDHA VIHARA DHAMMA METTA NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
NAMA Amel Angelia Wangsa Mulia Angga Wijaya Ariya Panna Aulia Intan Alpian Alesia Wulandari Devina Metta Sari Donni Kristian Enjelina Helen Frans Siska Cheslie Tan Sia Erdiyansyah Saputra Luis Stevhen Fernando Melsa Oktaviani Siska Queen Evelin Kiki Sapitri Kaka Putra Gautama Yunie Natalia Christin Teddy Christian Merline Natalia Oktavia Putra Sekar Mayang Wijaya Halim Krisna Wijaya Stanley Gestin Raharja Homi Rosiadi Deni Gebil Sisil Jenny Yuda Hermawan Nita Angel Ita Sila Rizky Ferdian Septiawan Rio Suhendi Marselinda Natasya Tantri Santi Adelia Merry Kristin
TEMPAT TANGGAL LAHIR Tangerang, 16 Desember 2005 Tangerang, 12 Januari 2004 Tangerang, 25 Juli 2005 Tangerang, 07 November 2005 Tangerang, 20 April 2004 Tangerang, 10 Agustus 1999 Tangerang, 18 Juli 2000 Tangerang, 27 Desember 2004 Tangerang, 31 Desember 2006 Tangerang, 27 November 2006 Tangerang, 09 September 2002 Tangerang, 28 April 2008 Tangerang, 10 Juli 2005 Tangerang, 04 Desember 2004 Tangerang, 18 Maret 2001 Tangerang, 23 Desember 2000 Tangerang, 07 Oktober 2001 Tangerang, 12 Juli 2006 Tangerang, 04 Oktober 1998 Tangerang, 14 Juni 2004 Tangerang, 10 April 2001 Tangerang, 14 Desember 2002 Tangerang, 19 Desember 2000 Tangerang, 26 Juni 1998 Tangerang, 12 Desember 2002 Tangerang, 29 April 2007 Tangerang, 21 Oktober 2001 Tangerang, 26 September 2001 Tangerang, 13 April 2005 Tangerang, 18 November 2000 Tangerang, 10 Desember Tangerang, 05 Desember 2007 Tangerang, 14 September 2008 Tangerang, 14 Agustus 2003 Tangerang, 06 Maret 2008 Tangerang, 18 Oktober 2005 Tangerang, 26 Maret 2000 Tangerang, 03 September 1999 Tangerang, 19 April 1999 Tangerang, 13 September 2006 Tangerang, 13 Mei 2004 -
KELAS IV V V IV V X IX V III III VIII I IV III IX IX VIII II II X V IX VI VIII XII VII II VIII VIII IV IX VII II I TK VI II III X IX XI II III V III
47 Kristin 48 Stevani Agatha
Tangerang, 22 Juni 1998 Tangerang, 23 Agustus 1999
XIII X
A DHAMMA METTA NAMA SEKOLAH SDN Cijantra 2 SDN Medang Lestari SDN Bojong Nangka JFK School Citra Raya SDN Cijantra 1 SMK PGRI 31 Legok SMPN 2 Pagedangan SDN Bojong Nangka SD Perguruan Buddhi SDN Cijantra 1 SMPN 2 Pagedangan SDN Pagedangan 2 SDN Cijantra 1 SDN Cijantra 1 SMP PGRI 184 Legok SMP PGRI 184 Legok SMP PGRI 184 Legok SDN Cijantra 2 SDN Cijantra 1 SMK PGRI 31 Legok SDN Cijantra 1 SMPN 2 Pagedangan SDN Legok 1 SMP Buddhi SMK PGRI 31 Legok SMP PGRI 184 Legok SDN Cijantra 1 SMP PGRI 184 Legok SMP 1 Pagedangan SDN Medang Lestari SMP PGRI 184 Legok SMP PGRI 184 Legok SDN Cijantra 1 SDN Cijantra 2 JFK School Citra Raya SDN Medang Lestari SMAN 23 Kab. Tangerang SMP PGRI 184 Legok SMK Setia Bakti SDN Cijantra 1 SDN Cijantra 1 SDN Cijantra 1 SDN Cijantra 1
SMA Perguruan Buddhi SMK Perguruan Buddhi
FOTO DOKUMENTASI
Sesudah wawancara dengan Amel Wawancara dengan Amel
Wawancara dengan Intan
Amel
Gaya belajar Intan
Gaya belajar Amel
Amel dan Intan
Bersama anak-anak SMB
PEDOMAN OBSERVASI Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan adalah mengamati gaya belajar anak sekolah minggu di Vihara Dhamma Metta yang meliputi: A.
Tujuan: Untuk memperoleh informasi dan data tentang gaya belajar anak sekolah minggu di Vihara Dhamma Metta.
B.
Aspek yang diamati: 1.
Atitude (sikap)
2.
Cara belajar
3.
Kemampuan memahami materi dalam belajar
4.
Kemampuan dalam menerapkan dan mengimplementasikan materi yang sudah dipelajari
5.
Kemampuan dalam evaluasi belajar PEDOMAN WAWANCARA
1.
Persiapan 1) Menentukan tujuan Untuk mengetahui gaya belajar anak sekolah minggu di Vihara Dhamma Metta. 2) Menetapkan bentuk pertanyaan a.
Diantara tiga jenis gaya belajar (visual, auditori, dan kinestetik) gaya belajar mana yang paling disukai?
b.
Kenapa lebih suka belajar dengan cara (sebutkan gaya belajar) ?
c.
Bagaimana hasil dari gaya belajar yang diterapkan?
3) Menetapkan responden yang diperkirakan sebagai sumber informasi a.
Amelia
b.
Intan
4) Menetapkan jumlah responden yang akan diwawancarai Jumlah responden yang akan diwawancari yaitu sebanyak 2 orang. 5) Menetapkan jadwal pelaksanaan wawancara Jadwal pelaksanaan wawancara tanggal 24 Mei 2015, di Vihara Dhamma Metta.
6) Mengadakan hubungan dengan responden Peneliti melakukan pendekatan dengan responden, kemudian melakukan wawancara dengan responden. 2.
Pelaksanaan 1) Memilih
pertanyaan-pertanyaan
yang
benar-benar
terarah
dan
dibutuhkan dalam rangka mengumpulkan informasi a.
Diantara tiga jenis gaya belajar (visual, auditori, dan kinestetik) gaya belajar mana yang paling disukai?
b.
Kenapa lebih suka belajar dengan cara (sebutkan gaya belajar) ?
c.
Bagaimana hasil dari gaya belajar yang diterapkan?
d.
Mengadakan wawancara Peneliti melakukan wawancara dengan responden.
3.
Penutup 1) Menyusun hasil wawancara Peneliti menyusun atau menulis kembali hasil wawancara secara detail. 2) Mengadakan evaluasi tentang pelaksanaan wawancara Peneliti mengecek kembali data wawancara dengan responden.