Fortifikasi Garam Beriodium dalam Rangka Peningkatan Angka KGBI Aceh
Elly Sufriadi
Tim Penulis RAD AKGB Aceh Dosen FMIPA Kimia Universitas Syiah Kuala
Perbandingan Konsumsi Garam Berodium Nasional Tahun 2007 dengan 2013
Pada tahun 2013 angka cakupan konsumsi garam beriodium mengalami penurunan dari 47,2 persen tahun 2007 menjadi 45,7 persen atau menurun 1,5 persen, padahal secara nasional pada tahun 2013 cakupan konsumsi garam beriodium meningkat dari 62,3 persen menjadi 77,1 persen,
Konsumsi Garam beriodium di Aceh menurut Kabupaten tahun 2007 (Riskesdas 2007) 120
100
96,8
99,5
97,9
97,3
93,4 85,8
80
98,1
100 82,1 74,2
71,4 63,8
63,4 57,2
60
47,3
42,8 36,6
40
21,4 20
14,4
12,1 1,5
0
5,5
Data Informasi tentang Dampak Kekurangan Gram Beriodium Aceh No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Jenis penyebab sakit Gangguan tiroid berhubungan dengan defisiensi iodium Tirotoksikosis (hipertoroidisme) Hipotiroidisme lain Gondok non toksis lain Tiroiditis Gangguan Kelenjar Tiroid lainnya Jumlah
Sumber: BLUD-RSUZA, 2013
2011 6
2012 9
2013 5
Total 20
125 80 287 4 20 522
111 122 475 16 21 759
595 34 432 21 27 1119
831 236 1194 41 68 2400
Gambaran Umum Cakupan Konsumsi Garam Beryodium Kabupaten/Kota Simeulue
97,9
2,1
0,0
Aceh Singkil
75,0
24,1
0,9
Aceh Selatan
87,0
11,0
2,0
Aceh Tenggara
56,4
42,1
1,5
Aceh Timur
32,9
27,3
39,9
Aceh Tengah
94,0
4,5
1,5
Aceh Barat
97,8
1,5
0,7
Aceh Besar
26,2
21,5
52,3
1,3
22,8
75,9
Pidie
< 10 %
20-50 %
10-20 %
> 50 %
Iodium dalam garam Cukup Kurang Tidak ada
Bireuen
7,4
75,4
17,2
Aceh Utara
12,3
43,6
44,1
Aceh Barat Daya
70,6
26,2
3,3
Gayo Lues
45,7
49,6
4,7
Aceh Tamiang
77,8
16,7
5,5
Nagan Raya
97,9
2,1
0,0
Aceh Jaya
98,3
1,0
0,8
Bener Meriah
86,5
9,4
4,2
Pidie Jaya
2,0
60,2
37,8
Kota Banda Aceh
46,7
40,4
13,0
Kota Sabang
23,7
24,4
51,9
Kota Langsa Kota Lhokseumawe
87,7
10,0
2,3
26,0
32,1
41,8
Subulussalam
76,5
17,6
6,0
Aceh
45,7
28,8
25,5
Sumber: Riskesdas 2013: Hasil tes Cepat Garam Iodium Rumah Tangga
Hubungan antara Sentra Produksi “GR” dengan Tingkat Konsumsi Garam Beryodium Kabupaten/Kota Simeulue
97,9
2,1
0,0
Aceh Singkil
75,0
24,1
0,9
Aceh Selatan
87,0
11,0
2,0
Aceh Tenggara
56,4
42,1
1,5
Aceh Timur
32,9
27,3
39,9
Aceh Tengah
94,0
4,5
1,5
Aceh Barat
97,8
1,5
0,7
Aceh Besar
26,2
21,5
52,3
1,3
22,8
75,9
Pidie
< 10 ppm
20-50 ppm
10-20 ppm
> 50 ppm
Iodium dalam garam Cukup Kurang Tidak ada
Bireuen
7,4
75,4
17,2
Aceh Utara
12,3
43,6
44,1
Aceh Barat Daya
70,6
26,2
3,3
Gayo Lues
45,7
49,6
4,7
Aceh Tamiang
77,8
16,7
5,5
Nagan Raya
97,9
2,1
0,0
Aceh Jaya
98,3
1,0
0,8
Bener Meriah
86,5
9,4
4,2
Pidie Jaya
2,0
60,2
37,8
Kota Banda Aceh
46,7
40,4
13,0
Kota Sabang
23,7
24,4
51,9
Kota Langsa Kota Lhokseumawe
87,7
10,0
2,3
26,0
32,1
41,8
Subulussalam
76,5
17,6
6,0
Aceh
45,7
28,8
25,5
Sumber: Riskesdas 2013: Hasil tes Cepat Garam Iodium Rumah Tangga
Bagaimana Korelasi antara Wilayah Produksi Garam dengan rendahnya Konsumsi Garam Beryodium?
•
Garam yang diproduksi merupakan garam non-yodium
•
Sebagian besar rumah tangga di kabupaten sentra produksi garam mekonsumsi garam produksi sendiri
•
Populasi penduduk di 4 kabupaten sentra produksi garam, mencapai 36,7 (lebih sepertiga) dari total penduduk Aceh
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
Kabupaten 2011 Rasio Simeulue 82 521 1.79% Aceh Singkil 104 856 2.28% Aceh Selatan 206 881 4.50% Aceh Tenggara 183 108 3.98% Aceh Timur 368 728 8.02% Aceh Tengah 179 546 3.91% Aceh Barat 177 532 3.86% Aceh Besar 359 464 7.82% Pi d i e 387 787 8.44% Bireuen 398 201 8.66% Aceh Utara 541 878 11.79% Aceh Barat Daya 128 922 2.80% Gayo Lues 81 382 1.77% Aceh Tamiang 257 681 5.61% Nagan Raya 142 861 3.11% Aceh Jaya 78 540 1.71% Bener Meriah 125 076 2.72% Pidie Jaya 136 000 2.96% Banda Aceh 228 562 4.97% Sabang 31 355 0.68% Langsa 152 355 3.31% Lhokseumawe 175 082 3.81% Subulussalam 68 990 1.50% Sumber: BPS 2011, Sensus Tahun 2011
Sebaran Data Jumlah Produksi “GR”
LUAS LAHAN NO.
(Ha)
PRODUKSI PER TAHUN (TON)
18
49,9
145,93
7
15
32.19
466.02
3 ACEH UTARA
7
14
4 ACEH TIMUR
6
8
KABUPATEN
KECAMATAN
DESA
1 ACEH BESAR
9
2 PIDIE
3602,06 25.27
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan untuk tahun 2013
259.06
KETERANGAN Pugar dan non Pugar Pugar dan non Pugar Pugar dan non Pugar Pugar dan non Pugar
Sebaran Data Jumlah Produksi “GR”
Pidie
Bireun
LUAS LAHAN NO.
(Ha)
PRODUKSI PER TAHUN (TON)
18
3.5
145,93
7
15
32.19
466.02
3 ACEH UTARA
7
14
4 ACEH TIMUR
6
8
KABUPATEN
KECAMATAN
DESA
1 ACEH BESAR
9
2 PIDIE
3602,06 25.27
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan untuk tahun 2013
259.06
KETERANGAN Pugar dan non Pugar Pugar dan non Pugar Pugar dan non Pugar Pugar dan non Pugar
Teknik Produksi dan Production Cost • Garam Rebus
• Garam Jemur
Bahan /Alat: • Air laut • Wadah dari logam • Kayu (bahan bakar)
Bahan /Alat: • Air laut • Kolam dangkal dilapisi plastik
Perbandingan antara garam rebus dengan garam jemur Garam Rebus
Garam Jemur
• Ukuran partikel garam kecil • Kapasitas produksi lebih tinggi • Menggunakan bahan bakar kayu yang berdampak merusak alam • Biaya produksi lebih tinggi dan tidak ekonomis • Produk tidak kompetitif di pasar
• Ukuran partikel garam kasar • Kapasitas produksi rendah • Menggunakan solar energy untuk produksi • Biaya produksi lebih rendah • Produk masih mampu bersaing di pasar
Berdasarkan Informasi tentang Kedua Metode Produksi Garam, kesimpulan sementara yang bisa kita sebutkan: Produksi Garam Rakyat di Aceh tidak ekonomis dan membutuhkan biaya produksi yang lebih tinggi dibandingkan produksi garam di Jawa
Produk garam rakyat non-iodium maupun iodium akan kalah bersaing dengan produk garam beriodium dari luar
Langkah-langkah intervensi secara kelembagaan yang sudah dilakukan 1. Program penguatan petani garam oleh Disprindag baik kabupaten maupun provinsi; termasuk penyediaan KIO3 untuk iodisasi garam 2. Program peningkatan teknologi pengolahan garam dari garam rakyat melalui project EDFF 3. Program PUGAR dari Kementrian Kelautan dan Perikanan 4. Dan program-program lain
1. Belum ada program yang berhasil dan dapat diimplementasikan tentang bagaimana melakukan produksi garam dengan biaya rendah (low cost) 2. Belum ada program yang mampu melibatkan dunia usaha (private sector) untuk terlibat dalam industri garam, terutama yang diarahkan untuk garam industri dan garam farmasetik.
Bagaimana keterkaitan antara produksi garam rakyat dengan peningkatan konsumsi garam iodium •
Distribusi penduduk dan rumah tangga terbesar terdapat di Kabupaten Aceh Utara, Bireun, Pidie, Aceh Besar dan Aceh Timur, yang juga sentra produksi garam rakyat non iodium
•
Pada area geografis yang sama, angka konsumsi garam beriodium sangat rendah
Kasus Aceh : Cakupan Konsumsi Garam beriodium 45.7%
• Dasar pertimbangan utama dari Rencana Aksi Daerah AKGBA adalah angka konsumsi garam beriodium meningkat signifikan; • Dengan demikian apa langkah strategis yang perlu dilakukan dari aspek produksi dan kelembagaan
Draft Rencana Stategis untuk RAD AKBA • Melibatkan SPKA/SKPDterkait untuk fokus kepada konversi garam iodium dengan mempertimbangkan biaya produksi • Meminta kepada Program PUGAR Nasional untuk melihat kondisi geografis masyarakat produsen garam. Untuk Aceh tahap awal adalah melakukan studi teknologi tepat guna yang mampu memproduksi garam dengan harga produksi rendah
• Melibatkan pihak swasta untuk menampung produk garam masyarakat untuk produksi garam industri dan garam farmasi
Sekian Terima Kasih