FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN MASKER GEL PEEL-OFF EKSTRAK DAGING BUAH TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DENGAN PERBEDAAN KONSENTRASI PVA SEBAGAI BASIS Karya Tulis Ilmiah
Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Farmasi Pada Program Studi D III Farmasi
Oleh : AI RAHMI NIM. 13DF277003
PROGRAM STUDI D III FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS 2016
INTISARI FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN MASKER GEL PEEL-OFF EKSTRAK DAGING BUAH TOMAT (LYCOPERSICUM ESCULENTUM MILL.) DENGAN PERBEDAAN KONSENTRASI PVA SEBAGAI BASIS1 Ai Rahmi2 Anna L Yusuf, S.Farm.,Apt3 Nurhidayati Harun, S.Far.,Apt4
Masyarakat menggunakan buah tomat yang biasa digunakan sebagai masker yang dibuat sendiri dengan cara ditumbuk lalu dioleskan ke wajah, tetapi dalam penggunaannya masyarakat akan sedikit kesulitan apabila harus menumbuk terlebih dahulu, oleh sebab itu dalam penelitian ini dibuatlah suatu formulasi yang berbentuk kosmetik yaitu masker gel. Masker gel peel-off termasuk salah satu masker yang praktis, karena setelah kering masker tersebut dapat langsung diangkat tanpa perlu dibilas. Formulasi masker gel dibuat dengan basis Polyvinyl Alcohol (PVA) digunakan sebagai gelling agent memiliki sifat adhesive atau dapat membentuk lapisan film yang dapat dikelupas setelah mengering. Evaluasi sediaan masker gel meliputi organoleptik, viskositas, pH, daya sebar dan waktu sediaan mengering. Dari pengamatan organoleptik sediaan yang dihasilkan yaitu bertekstur kental dengan bau khas buah tomat serta berwarna merah bata pekat. Evaluasi viskositas pada formula1 belum memenuhi persyaratan yaitu antara 2000 sampai 4000 cps. Hasil uji pH yang didapat yaitu 6. Evaluasi daya sebar menunjukan bahwa sediaan memiliki daya penyebaran antara 6-7 cm. Evaluasi waktu sediaan mengering menunjukan bahwa sediaan telah memenuhi standar yaitu antara 10-30 menit. Setelah melakukan evaluasi dan mendapatkan hasil, maka hasil yang paling baik menunjukkan pada formulasi 3, karena formulasi 3 yang paling mendekati dengan standar evaluasi masker gel peel-off. Kata kunci:Ekstrak daging buah tomat, masker gel peel-off, PVA, Evaluasi. Keterangan :1 judul, 2 nama mahasiswa, 3 nama pembimbing I, 4 nama pembimbing II.
v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Hampir
semua
orang
mengenal
tomat
(Lycopersicum
esculentum Mill.), buah yang tanpa kenal musim ini ternyata mengandung beragam nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan bagi kecantikan, mudah diperoleh dan harganya relatif murah. Zat aktif yang paling banyak terkandung didalam buah tomat yaitu berupa likopen yang terdapat pada bagian daging buah tomat. Likopen merupakan senyawa antioksidan kuat golongan karotenoid dan mempunyai potensi yang tinggi dalam menghambat radikal bebas, yang dapat merusak sel dan radiasi sinar UV (Hernani, 2005). Seperti yang dijelaskan dalam Al-qur’an surat An-nahl ayat 11 yang berbunyi:
َّ الزرْ َع َو َّ ت لَ ُك ْم ِب ِه ُ ُي ْن ِب اب َو ِمنْ ُكل َ ون َوال َّنخِي َل َو ْاْلَعْ َن َ الز ْي ُت َّ ت ۗ إِنَّ فِي َٰ َذل َِك ََل َي ًة لِ َق ْو ٍم َي َت َف َّكرُ ون ِ الث َم َرا “Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanamtanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan”. Ayat diatas menerangkan tentang kekuasaan Allah yang telah menumbuhkan tanaman dengan air hujan, yang tentunya banyak kegunaan dan manfaat dari tanaman tersebut supaya dapat dikonsumsi oleh manusia, bahkan bisa digunakan sebagai obat. Dan disebutkan pula dalam salah satu Hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Thabrani dan Daruquthni yang berbunyi:
" " خير الناس أنفعهم للناس: “قال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk sesamanya”.
1
2
Maka untuk menjadi yang terbaik, kita harus memberikan manfaat kepada orang lain dalam bentuk apapun itu, termasuk dalam penelitian yang nantinya akan menghasilkan sebuah karya yang bisa bermanfaat untuk masyarakat termasuk dalam hal kesehatan khususnya kosmetik yang dimanfaatkan dari bahan-bahan alam. Masyarakat menggunakan buah tomat yang biasa digunakan sebagai masker yang dibuat sendiri dengan cara ditumbuk lalu dioleskan ke wajah, dengan cara seperti itu masyarakat bisa merasakan sendiri khasiatnya yaitu wajah yang terasa bersih dan segar, tetapi dalam penggunaannya masyarakat akan sedikit kesulitan apabila harus menumbuk terlebih dahulu, oleh sebab itu dalam penelitian ini dibuatlah suatu formulasi yang berbentuk kosmetik yaitu masker gel peel-off ekstrak daging buah tomat yang mempunyai manfaat untuk membersihkan kotoran dan sel kulit mati, mencerahkan kulit wajah dan untuk mengatasi jerawat. Masker gel peel-off termasuk salah satu masker yang praktis, karena setelah kering masker tersebut dapat langsung diangkat tanpa perlu dibilas. Salah satu basis yang digunakan pada sediaan ini adalah PVA. Salah satu keunggulan PVA diantaranya dapat membuat gel yang dapat mengering secara cepat. Selain itu film yang terbentuk sangat kuat dan plastis sehingga memberikan kontak yang baik antara obat dan kulit (Rowe et al, 2009). Sebelum dibuat sediaan masker gel peel-off, simplisia daging buah tomat diekstraksi dengan cara maserasi dengan menggunakan etanol 96 % sebagai pelarutnya. Keuntungan maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana dan mudah diperoleh. Kelemahan maserasi adalah banyak pelarut yang terpakai dan waktu pengerjaannya lama (Depkes RI, 2000). Untuk mendapatkan sediaan yang baik dan memenuhi standar, maka harus dilakukan evaluasi pada sediaan masker gel peel-off yang meliputi evaluasi organoleptik (warna, bau dan bentuk sediaan),
3
evaluasi viskositas, evaluasi pH, evaluasi daya sebar dan evaluasi sediaan untuk mengering.
B. Batasan Masalah 1. Sampel buah tomat diperoleh dari Kebun Percobaan Tanaman Obat Yogyakarta. 2. Jenis buah tomat yang digunakan adalah buah tomat varietas merah (Lycopersicum esculentum Mill.) 3. Sampel yang digunakan adalah daging buah tomat. 4. Konsentrasi PVA yang digunakan adalah 12%, 13,5% dan 15%.
C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana formulasi sediaan masker gel peel-off ekstrak daging buah tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) ? 2. Bagaimana pengaruh variasi konsentrasi PVA terhadap evaluasi sediaan
masker
gel
peel-off
ekstrak
daging
buah
tomat
(Lycopersicum esculentum Mill.) ?
D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui cara pembuatan formulasi sediaan masker gel peel-off ekstrak daging buah tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) dengan basis PVA. 2. Untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi PVA terhadap evaluasi uji organoleptik, viskositas, pH, daya sebar dan waktu sediaan mengering pada sediaan masker gel peel-off daging buah tomat (Lycopersicum esculentum Mill.).
ekstrak
4
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Menambah pengetahuan dan informasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan ekstrak daging buah tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) sebagai masker gel peel-off. 2. Manfaat Praktis a. Bagi masyarakat, diharapkan bisa memberikan kemudahan dalam pemanfaatan ekstrak daging buah tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) sebagai masker gel peel-off. b. Bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Ciamis, hasil penelitian ini dapat menambah referensi di perpustakaan. Selanjutnya dapat dijadikan kajian bagi mahasiswa dalam memperluas pengetahuannya.
5
F. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Nama Peneliti Shanti Septiani, Nasrul Wathoni, Soraya R. Mita
Judul Peneliti FORMULASI SEDIAAN MASKER GEL ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK ETANOL BIJI MELINJO (GNETUN GNEMON LINN.)
Tahun Penelitian 2011
Persamaan
Perbedaan
Sama-sama formulasi masker gel
Sampel digunakan
yang
Myra Kharisma Izzati
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN MASKER PEELOFF EKSTRAK ETANOL 50% KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA L.)
2014
Sama-sama formulasi masker gel
Sampel yang digunakan, perbedaan basis yang digunakan dan evaluasi formulasi
Dewi Maulida, Naufal Zulkarnaen
EKSTRAKSI ANTIOKSIDAN (LIKOPEN) DARI BUAH TOMAT DENGAN MENGGUNAKAN SOLVEN CAMPURAN, nHEKSANA, ASETON DAN ETANOL
2014
Sama-sama mengekstraksi antioksidan (likopen) dari buah tomat
Tidak dibuat formulasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) a. Klasifikasi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Klasifikasi tanaman tomat menurut para ahli botani adalah sebagai berikut : Divisi
: Spermatophyta
Sub divisi
: Angiosperma
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Tubiflorae
Famili
: Solanaceae
Genus
: Lycopersicum
Spesies
: Lycopersicum esculentum Mill.
Gambar 2.1 Buah Tomat (lycopersicum esculentum Mill.)
Varietas buah tomat yang ada di Indonesia adalah varietas Intan, Ratna, Berlian, Merah, Mutiara, Moneymaker, Precious F1 hybrid (TW-375), varietas Farmers 209 F1 hybrid (TW-369) dan varietas Sugar Pearl F1 hybrid (TW-373). Penamaan tersebut merupakan penamaan resmi dikeluarkan pemerintah, sedangkan nama-nama lain yang sering dipakai
6
7
dalam perdagangan diantaranya adalah tomat biasa, tomat apel, tomat kentang, dan tomat keriting (Setiawan,1994). b. Morfologi Tomat Tomat terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan biji. Tinggi tanaman tomat mencapai 2-3 meter. Sewaktu masih muda batangnya berbentuk bulat dan teksturnya lunak, tetapi setelah tua batangnya berubah menjadi bersudut dan bertekstur keras berkayu. Ciri khas batang tomat adalah tumbuhnya bulu-bulu halus diseluruh permukaannya. Akar tanaman tomat berbentuk serabut yang menyebar kesegala arah. Kemampuannya menembus lapisan tanahnya terbatas, yakni pada kedalaman 30-70 cm. Daunnya yang berwarna hijau dan berbulu mempunyai panjang sekitar 20-30 cm dan lebar 15-20 cm. Daun tomat ini tumbuh didekat ujung dahan atau cabang. Sementara itu, tangkai daunnya berbentuk bulat memanjang sekitar 7-10 cm dan ketebalan 0,3-0,5 cm. Bunga tanaman
tomat
berwarna kuning
dan tersusun dalam
dompolan dengan jumlah 5-10 bunga per dompolan atau tergantung dari varietasnya. Kuntum bunganya terdiri dari lima helai daun kelopak dan lima helai mahkota. Pada serbuk sari bunga terdapat kantong yang letaknya menjadi satu dan membentuk bumbung yang mengelilingi tangkai kepala putik. Bunga tomat dapat melakukan penyerbukan sendiri karena tipe bunganya berumah satu. Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan terjadi penyerbukan silangan. Buah tomat berbentuk bulat, bulat lonjong, bulat pipih, atau oval. Buah yang masih muda berwarna hijau muda sampai hijau tua. Sementara itu, buah yang sudah tua berwarna merah cerah atau gelap, merah kekuning-kuningan atau merah kehitaman. Selain warna-warna diatas ada juga buah tomat yang berwarna kuning. Biji tomat berbentuk pipih, berbulu dan
8
diselimuti daging buah. Warna bijinya ada yang putih, putih kekuningan ada juga yang kecoklatan. Biji inilah yang umumnya
dipergunakan
untuk
perbanyakan
tanaman
(Bernardinus, 2000) c. Kandungan Dan Manfaat Tomat (Lycopersicum
esculentum
Mill.) Salah satu senyawa yang paling banyak terkandung didalam buah tomat yaitu likopen yang terdapat pada bagian daging buah tomat. Kandungannya didalam 100 gram tomat mencapai sekitar 3-5 mg likopen (Giovannucci, 1998). Likopen adalah senyawa yang memberi warna merah pada buah tomat. Likopen berperan sebagai senyawa antioksidan. Antioksidan merupakan sebutan untuk zat yang berfungsi melindungi tubuh dari serangan radikal bebas yang berupa atom, molekul atau senyawa-senyawa yang mengandung satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan yang bersifat sangat reaktif dan tidak stabil. Mekanisme antioksidan yaitu membantu mengubah radikal bebas yang tidak stabil kedalam bentuk yang stabil. Artinya, rantai radikal bebas akan terhenti sehingga menghentikan pula proses oksidasi (Kikuzaki, 2002). Yang termasuk kedalam golongan antioksidan antara lain vitamin, polipenol, karoten dan mineral. Zat-zat lain yang terdapat pada tomat adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin A, B dan C, kalsium, fosfor, besi, natrium, kalium, serat dan air (Depkes RI, 1981). Buah tomat dimanfaatkan terutama untuk bumbu masakan sehari-hari, juga bahan baku industri saus tomat, dijadikan sebagai kosmetik kecantikan terutama masker, kesehatan tubuh dan berbagai macam bahan makanan bergizi lainnya. Konsumsi satu buah tomat masak setiap hari selama beberapa bulan, sangat baik bagi orang yang sedang diet.
9
Konsumsi tomat secara rutin tiap hari dapat membantu penyembuhan sakit liver, encok dan asma (Depkes RI, 1981). 2. Metode Ekstraksi Ekstraksi
merupakan
suatu
proses
penyarian
suatu
senyawa kimia dari suatu bahan alam dengan menggunakan pelarut tertentu. Pada proses ekstraksi ini dapat digunakan sampel dalam keadaan segar atau yang telah dikeringkan terlebih dahulu tergantung pada sifat tumbuhan dan senyawa yang akan di isolasi (Anonim, 2011). Beberapa metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut dibagi menjadi dua cara, yaitu cara panas dan cara dingin (Ditjen POM, 2000). a. Ekstraksi Cara Dingin 1) Maserasi Maserasi adalah proses pengekstraksi simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar) (Ditjen POM, 2000). Dalam maserasi (untuk ekstrak cairan), serbuk halus atau kasar dari tumbuhan obat yang kontak dengan pelarut disimpan dalam wadah tertutup untuk periode tertentu dengan pengadukan yang sering, sampai zat tertentu dapat terlarut. Metode ini paling cocok digunakan untuk senyawa yang termolabil (Tiwari, et al., 2011). Metode
maserasi
dilakukan
dengan
cara
merendam sampel basah dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk kedalam rongga sel yang mengandung zat aktif sehingga zat aktif akan larut. Adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif didalam sel dengan diluar sel, menyebabkan
10
larutan yang pekat didalam sel didesak keluar (Arifulloh, 2013). Keuntungan maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan
yang
digunakan
sederhana
dan
mudah
diperoleh. Kerugian maserasi adalah banyak pelarut yang terpakai dan waktu pengerjaannya lama (Anonim, 2011). 2) Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada temperatur ruang. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan atau penampungan ekstrak), terus sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan (Ditjen POM, 2000). b. Ekstraksi Cara Panas 1) Soxhlet Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik (Ditjen POM, 2000). 2) Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna (Ditjen POM, 2000).
11
3) Infus Infus adalah ekstraksi menggunakan pelarut air pada temperatur penangas air (bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, terperatur terukur 96-98°C) selama waktu tertentu (15-20 menit) (Ditjen POM, 2000). 4) Dekok Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (≥ 30°C) dan temperatur sampai titik didih air (Ditjen POM, 2000). 5) Digesti Digesti adalah maserasi kinetik pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50°C (Ditjen POM, 2000).
3. Masker Gel Peel-Off
Gambar 2.2 Masker gel peel-off Salah satu jenis masker wajah adalah masker gel peel-off. Masker wajah gel peel-off biasanya dalam bentuk gel atau pasta, yang dioleskan ke kulit muka. Setelah berkontak selama 15 - 30 menit, lapisan tersebut diangkat dari permukaan kulit dengan cara kerja dikelupas (Slavtcheff, 2000). Masker gel peel-off mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan masker jenis lain diantaranya penggunaan yang mudah serta mudah untuk
12
dibersihkan. Selain itu, dapat juga diangkat atau dilepaskan seperti membran elastik (Harry, 1973). Masker gel peel-off memiliki beberapa manfaat diantaranya mampu merilekskan otototot wajah, membersihkan, menyegarkan, melembabkan dan melembutkan kulit wajah (Vieira, 2009). Bahkan dengan pemakaian yang teratur, masker gel peeloff dapat mengurangi kerutan halus yang ada pada kulit wajah. Cara kerja masker gel peel-off ini berbeda dengan masker jenis lain. Ketika dilepaskan, biasanya kotoran serta kulit ari yang telah mati akan ikut terangkat (Septiani, 2011).
4. Formula Umum Masker Gel Peel-off a. Zat aktif Zat aktif yang digunakan adalah simplisia yang telah diekstraksi. b. Basis gelling agent Sejumlah polimer digunakan dalam pembentukan struktur berbentuk jaringan (jala) yang merupakan bagian terpenting dari sistem gel. Beberapa senyawa pembentuk gel, yaitu : 1) Gom alam Gom yang digunakan sebagai
pembentukan gel
dapat mencapai sasaran yang diinginkan dengan cara dispersi sederhana dalam air (misal tragakan) atau melalui cara interaksi kimia (misal Na.alginat dan kalsium). Beberapa gom alam yang digunakan pembentukan gel antara lain : alginat, karagen, tragakan, pektin, gom xantan dan gelatin (Agoes dan Darijanto, 1993). 2) Carbomer Carbomer membentuk gel pada konsentrasi 0,5%. Dalam media air, yang diperdagangkan dalam bentuk
13
asam,
pertama-tama
didispersikan
terlebih
dahulu.
Sesudah udara terperangkap keluar sempurna, gel akan terbentuk dengan cara netralisasi dengan basa yang sesuai. Pemasukan muatan negatif sepanjang rantai polimer menyebabkan kumparan lepas dan berekspansi (Agoes dan Darijanto, 1993). 3) Turunan selulosa Turunan selulosa mudah terurai karena reaksi enzimatik dan karena itu harus terlindung dari kontak dengan enzim. Turunan selulosa yang dapat digunakan untuk
membentuk
gel
adalah
metilselulosa,
CMC,
hidroksietilselulosa dan hidroksipropilselilosa (larut dalam cairan polar organik) (Agoes dan Darijanto, 1993). 4) Hidroxy prophyl methyl cellulose (HPMC) Hidroksipropil
metilselulosa
(HPMC)
atau
hipermelosa secara luas digunakan sebagai bahan tambahan dalam formulasi sediaan farmasi oral, mata, hidung dan topikal. Selain itu HPMC digunakan juga secara luas dalam kosmetik dan produk makanan. Kegunaan HPMC diantaranya sebagai zat peningkat viskositas, zat pendispersi, zat pengemulsi, penstabil emulsi, zat penstabil, zat pensuspensi, pengikat pada sediaan tablet dan zat pengental. HPMC berupa Serbuk granul berwarna putih atau putih-krem. Sangat sukar larut dalam eter, etanol atau aseton. Dapat mudah larut dalam air panas HPMC dapat membentuk gel yang jernih dan bersifat netral. Konsentrasi yang digunakan antara 2-10% sebagai pembentuk gel (Rowe et al., 2009). 5) Polivynyl alcohol (PVA) Salah satu polimer yang digunakan sebagai basis dalam sediaan masker peel-off adalah polivinil alkohol
14
(PVA).
PVA
dapat
menghasilkan
gel
yang
cepat
mengering dan membentuk lapisan film yang transparan, kuat, plastis dan melekat baik pada kulit (Rekso dan Sunarni, 2007). Polivinil alkohol umumnya dianggap sebagai bahan yang tidak beracun. PVA berupa serbuk berwarna putih hingga krem dan tidak berbau. Larut dalam air panas, sedikit larut dalam etanol 95 % dan tidak larut dalam pelarut organik (FI IV.1995). Pada konsentrasi 1215 % dapat dihasilkan gel yang dapat disebarkan dan secara
fisiologis
tak
tersatukan,
yang
digunakan
khususnya sebagai preparat kosmetik (Septiani, 2011). Salah satu keunggulan PVA diantaranya dapat membuat gel yang dapat mengering secara cepat. Selain itu film yang terbentuk sangat kuat dan plastis sehingga memberikan kontak yang baik antar obat dan kulit (Rowe et al, 2009). c. Zat tambahan Beberapa bahan tambahan pada formulasi sediaan gel diantaranya yaitu (Dysperse system vol.II) : 1) Pengawet Meskipun beberapa basis gel resisten terhadap serangan mikroba, tetapi semua gel mengandung banyak air
sehingga
membutuhkan
pengawet
sebagai
antimikroba. Bahan pengawet yang sering digunakan umumnya metil paraben (nipagin). Nipagin berupa serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar, diikuti rasa tebal. Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%), dalam 3 bagian aseton, mudah larut dalam eter dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol panas dan
15
dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan
larutan
tetap
jernih
(Anonim,
1979).
Penggunaan nipagin atau metil paraben antara 0,02-0,3 % (Rowe et al, 2009). 2) Penambahan bahan hidroskopis Bertujuan
untuk
mencegah
kehilangan
air.
Contohnya propilenglikol dengan konsentrasi 10 - 20%. Propilenglikol berupa cairan kental, jernih tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis, dan memiliki rasa yang sedikit tajam menyerupai gliserin. Larut dalam aseton, kloroform, etanol (95%), gliserin dan air, tidak larut dengan minyak mineral ringan atau fixed oil, tetapi akan melarutkan
beberapa
minyak
esensial.
Konsentrasi
propilenglikol yang biasa digunakan adalah 15 % (Rowe et al, 2009).
5. Evaluasi Sediaan Masker Gel Peel-off Evaluasi sediaan masker gel Peel-off meliputi evaluasi beberapa tahap, diantaranya : a. Pengamatan Organoleptik Pengujian organoleptik dilakukan dengan mengamati perubahan-perubahan bentuk, bau dan warna sediaan yang dilakukan secara visual sesudah pembuatan basis. Sediaan biasanya jernih dengan konsistensi setengah padat (Septiani, 2011). b. Pengujian Viskositas Sebanyak
100
ml
sediaan
masker
gel
peel-off
ditempatkan pada Viskometer stormer, kemudiaan diatur spindle dan kecepatan yang akan digunakan dan Viskometer stormer dijalankan, kemudian viskositas dari masker gel peel-
16
off akan terbaca (Septiani, 2011). Nilai viskositas sediaan gel peel-off yang baik yaitu 2000-4000 cps (Garg et al., 2002). c. Pengujian pH Dilakukan dengan menggunakan stik pH universal yang dicelupkan kedalam sampel yang telah dilarutkan dengan aquadestilata.
Setelah
tercelup
dengan
sempurna,
pH
universal tersebut dilihat perubahan warnanya dan cocokan dengan indikator pH universal. Persyaratan pH untuk kulit yaitu 4,5 -6,5 (Tranggono, 2007). d. Pengujian Daya Sebar Pengujian daya sebar dilakukan untuk mengetahui kecepatan penyebaran gel pada kulit saat dioleskan pada kulit. Sebanyak 1 gram sediaan gel peel-off diletakkan dengan hati-hati diatas kaca berukuran 20 x 20 cm. Selanjutnya ditutupi dengan kaca yang lain dan digunakan pemberat diatasnya hingga bobot mencapai 100 gram dan diukur diameternya setelah 1 menit. Persyaratan daya sebar yaitu antara 5 - 7 cm (Garg et al., 2002). e. Pengujian Waktu Sediaan Mengering Pengujian waktu mengering dilakukan dengan cara mengoleskan masker gel peel-off ekstrak daging buah tomat ke punggung tangan dan amati waktu yang diperlukan sediaan untuk mengering, yaitu waktu dari saat mulai dioleskannya
masker
gel
peel-off
hingga
benar-benar
terbentuk lapisan yang kering. Persyaratan untuk waktu sediaan mengering yaitu selama 15 – 30 menit (Slavtcheff, 2000). Kemudiaan waktu tersebut dibandingkan dengan waktu kering masker produk inovator yang beredar dipasaran (Vieira, et al,. 2009).
17
B. Hasil Penelitian Yang Relevan Pada penelitian karya Santi Septiani dkk dengan judul Formulasi Sediaan Masker Gel Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Biji Melinjo (Gnetun Gnemon Linn.) tahun 2011 menunjukan bahwa masker gel ekstrak etanol biji melinjo (Gnetun Gnemon Linn.) telah memenuhi standar sediaan masker gel dan tidak mengalami perubahan selama 28 hari penyimpanan. Pada penelitian karya Myra Kharisma dengan judul Formulasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Masker Peel- Off Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis
(Garcia Mangostana L.) tahun 2014
menunjukan bahwa masker gel ekstrak etanol 50% kulit buah manggis telah memenuhi standar sediaan masker gel dan penambahan konsentrasi HPMC berpengaruh terhadap viskositas yang semakin besar, daya sebar gel yang semakin berkurang serta kekuatan tarik dan elongasi yang semakin berkurang. Pada penelitian karya Dewi M dan Naufal dengan judul Ekstraksi
Antioksidan
(Likopen)
Dari
Buah
Tomat
Dengan
Menggunakan Solven Campuran, n-Heksana, Aseton Dan Etanol tahun 2014 menunjukan bahwa ekstraksi jus buah tomat dengan menggunakan solven campuran n-heksana, etanol dan aseton bisa digunakan untuk menghasilkan ekstrak cair buah tomat yang mengandung likopen.
18
C. Kerangka Berfikir Kerangka berfikir penelitian adalah suatu uraian atau konsep yang akan dilakukan pada penelitian, sebelum penelitian berlangsung dibuat kerangka konsep terlebih dahulu. Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ekstrak daging buah tomat (Lycopersicum esculentum Mill)
Formulasi masker gel peel-off
Evaluasi sediaan masker gel peel-off : - Organoleptik - Viskositas - Pengukuran pH - Daya sebar - Waktu sediaan mengering
Memenuhi standar
Tidak memenuhi standar
Gambar 2.3 Kerangka Berfikir
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, dan Darijanto S. T. (1993). Teknologi Farmasi Likuid Dan Semi Solid. Pusat Antar Universitas Bidang Ilmu Hayati ITB, Bandung. Anonim (2011). Acuan Sediaan Herbal Vol. 5. Jakarta : Badan POM RI. Anonim. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Departemen kesehatan republik Indonesia, Jakarta. Anonim. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Departemen kesehatan republik Indonesia, Jakarta. Arifulloh. (2013). Ekstraksi Likopen Buah Tomat (lycopersicum esculentum Mill.) dengan Berbagai komposisi pelarut. Universitas Jember. Bernardinus. T. Wahyu Wiryanto. (2002). Bertanam Tomat, cet.1, Agro Media Pustaka. Jakarta. Departemen Kesehatan R.I. (1981). Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta :
Direktorat
Gizi.
Departemen Kesehatan
R.I.
Bhratara. Departement Kesehatan R.I. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makan. Bhratara. Draelos, Z. D and L. A. Thaman. (2006). Cosmetic Formulation of Skin Care Product. New York : Taylor & Francis Group. P. 377. Garg, A., A. Deepika, S. Garg, and A. K. Sigla. (2002). Spreading of semisolid formulation. USA : Pharmaceutical Tecnology. Pp. 84-104. Giovannucci, E. (1999). Tomatoes, Tomato-Based Products lycopene and Cancer : Review of The Epidemiologie Literature, J. Natl, Cancer Inst, 91 : 317-331 Harry, Ralph G. (1973). Harry’s Cosmeticology. Edisi keenam. New York. Chemical Publishing., Inc. Hal : 103-109.
38
39
Hernani, dkk. (2005), Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Jakarta. Kharisma. I. (2014). Formulasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Masker Peel-off Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.). Universitas Islam Negeri. Jakarta. Kikuzaki, H., Hisamoto, dkk. (2002). Antioxidants Properties of Ferulic Acid and Its Related Compound, J. Agric. Food Chem, 50 : 21612168. Martin, A., J. Swarbrick, and A Cammarata. 1993. Farmasi Fisik: Dasardasar Farmasi Fisik dalam Ilmu Farmasetik. Edisi Ketiga. Penerjema: Yoshita. Jakarta: UI Press. Hal. 1129-1187. Rekso, G. T dan Sunarni, A. (2007). Karakteristik Hidrogel Polivinil Alkohol Kitosan Hasil Iradiasi Sinar Gamma. Jakarta : Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR) – BATAN. Rowe, R. C., P. J. Sheskey, dan M. E. Quinn. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients. Edisi ketujuh. Pharmaceutical Press and the American Pharmacist Association, USA. Septiani, S., N. Wathoni dan S. R. Mita. (2011). Formulasi Sediaan Masker Gel
Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Biji Melinjo
(Gnetun GNEMON Linn.). Universitas Padjadjaran. Bandung. Setiawan, A. I. (1994). Tomat : Pembudidayaan Secara Komersial. Jakarta : Penebar Swadaya. Slavtcheff, C. S. (2000). Komposisi kosmetik untuk masker kulit muka. Indonesia Patent 2000 / 0004913. Tiwari, P., Kumar, B., Kaur, M., Kaur G., Kaur, H. (2011). Phytochemical Screening
and
extraction
:
A
Review.
International
Pharmaceutical Sciencia, Vol 1 Issue 1, 99 – 106. Tranggono,
R.I.,
dan
F.
Latifah.
(2007).
Buku
Pegangan
Ilmu
Pengetahuan Kosmetik. PT. Gramedia, Jakarta. Tugiono, H. (1986). Bertanam Tomat. Jakarta : Penebar Swadaya. Vieira, Rafael Pinto, et al. (2009). Physical and Physicochemical Stability Evaluation of Cosmetic Formulations Containing Soybean
40
Extract Fermented by Bifidobacterium animalis. Brazilian Journal of Pharmaceutical Sciences vol. 45 (3): 515-525. Wathoni Rusdiana T. Hutagaol R Y. (2009). Formulasi Gel antioksidan Ekstrak Rimpang Lengkuas dengan menggunakan basis Aqupec 505 Hv. Skripsi. Universitas Padjajaran. Bandung.