FOCUS Beyond Your Imagination
Powered by LensaManual.net
Get Max Hal 1
02
Prolog Editor
A
llhamdulillah,segala puji untuk Tuhan YME karena dengan rahmat-Nya kita masih bisa berjumpa lagi lewat majalah digital ini. Setelah sukses melalui edisi perdana kemarin. Kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada khalayak pembaca. Dan masukan tak terhitung lagi jumlahnya. Semuanya saya tampung dan coba memlilah dan memilih bedasarkan kesanggupan saya dalam mengerjakannya. Tapi, semua usulan tersebut sungguh bagus bagus adanya. Semoga bisa diterapkan perlahan demi perlahan agar majalah ini bisa menjadi semakin baik dalam segi penampilan dan isi.
Fotografi adalah seni membaca cahaya dan berkreasi dengannya. Banyak dari fotografer saat ini yang terpola bahwa foto bagus adalah hasil dari “senjata” yang bagus. Tanpa melihat kemampuan finansial yang memadai banyak dari mereka yang akhirnya terkesan memaksakan dalam mengejar sebuah “senjata” bagus. Tapi apakah benar, bahwa dengan “senjata” bagus yang kita punya lantas akan menghasilkan “tembakan yang jitu” ? Simak ulasannya dalam majalah Focus kali ini. Semoga bisa memberikan inspirasi dalam memotret.
Faisal Fadly (Pay)
[email protected] @angulon4wide pasir.lensamanual.net
Semua foto yang ditampilkan pada edisi ini sudah mendapatkan persetujuan dari sang Fotografer. Dilarang menggunakan foto-foto yang terdapat di majalah ini tanpa seijin Fotografer yang bersangkutan
Hal 2
Selamat Membaca
Daftar Isi
GO T
et Max With Your Gears by Kubrik... lah Cuci Film by Galuh Kesuma... ips Oprek by Ujang Ubed...
Cover by Rafi Soejardi Galeri
Rafi Soejardi Irfan Tachrir Cahyo Wibowo
Hal3
Hendarto Kramadibrata
“Belakangan saya baru tahu kalau mentor mentor saya di Lmnet ini justru orang orang luar biasa punya posisi di site panutan photographer kelas ‘worldwide’, seperti 500px.com dan di 1x.com”
Hal 4
Nama saya Kubrik , nama ini lengket sejak saya bergabung di www. lensamanual.net, gara-gara baca forum tetangga dari tulisan nya Om Bob, hobby lama yang memang menggunakan lensa manual makin merasuki. Dan ternyata komunitas ini makin memperkaya ‘knowledge’ dan ‘pemahaman’ saya tentang hobby satu ini. Rajin menabung di lensa menjadi kebiasaan, dan biasanya lensa lensa ini dijadikan ‘modal’ disaat berburu lensa incaran (bacanya ‘idaman’). Tidak berasa dg berjalannya memiliki lensa lensa manual ini biasa nya saya pakai untuk berlatih dan menggali karakternya, benar atas ujar ujar ‘practise make better’. Saya mempertahankan jumlah lensa
yang berada didalam dry cabinet saya. Jadi ada irama flow saat lensa keluar (bacanya : lensa dijual) dan irama flow masuk (bacanya : beli lensa) jumlah dalam dry cabinet terjaga populasinnya. Cukup terkejut awalnya dalam rangka berlatih saat memiliki lensa lensa manual ini, beberapa foto saya masuk dalam pameran lensamanual.net di Gallery Tembi beberapa tahun yang lalu, untuk itu saya ucapkan terima kasih. Merasa growth di Lmnet, mendapatkan mentor mentor yg sangat luar biasa, walau via forum, petuah, nasihat dan sharing knowledge yg gak saya dapatkan di tempat lain. Dengan
coba mempraktekan berlatih dan berlatih. Pada akhirnya beberapa foto-foto saya terpilih Gallery. Belakangan saya baru tahu kalau mentor mentor saya di Lmnet ini justru orang orang luar biasa punya posisi di site panutan photographer kelas ‘worldwide’, seperti 500px.com dan di 1x.com (sampe merinding nulisnya). Dan salah satu yg saya anggap sebagai mentor saya dengan membaca tulisan-tulisannya di Lmnet adalah ‘mbah guru’ om and ... sumber inspiratif saya dengan wejangan dan pola fikir yg sangat menggugah.
Photography buat saya sebagai penyeimbang, balance life, dan melatih kemampuan otak kanan kita. Saya bekerja sebagai salah satu eksekutif di perusahaan IT terbesar di Indonesia. Di jalur aktifitas ‘sales’ yg sangat sarat dengan stress dan irama yg sangat tinggi, menjadikan memotret adalah salah satu penyeimbang aktivitas yg saya jalani sehari-hari. Dan jadi punya banyak teman diluar atribut pekerjaa. Buat saya ini sungguh luar biasa. Oh ya saya menyebut saya menyebut hobby ini melatih kemampuan sisi dari otak kanan kita, membuat kita jadi peka dan melihat dg cara yg berbeda. Sangat membantu in daily activity pekerjaan,believe it or not ... it works !
Hal 5
“hobby ini melatih kemampuan sisi dari otak kanan kita, membuat kita jadi peka dan melihat dg cara yg berbeda”
“
Gear Plan – Your Manual Lens Roadmap”
Judul thread yg saya tulis di forum Lmnet adalah “ Gear Plan – Your Manual Lens Roadmap “ Mohon ijin mengutip tulisan om ahd yang menanggapi tulisan saya soal roadmap lensa manual ini. Sangat menarik jika kita renungi, (biru tulisannya om ahd dan hijau tulisan saya di forum tsb) : Iya Om, maksudnya pujian sesama penggiat foto membuai kita untuk merasa cukup. Padahal semakin banyak membaca atau eksplorasi, kita tersadar ilmu ini masih seujung kuku Roadmap Lensa, bukan sekedar koleksi wujudnya. IMHO : lensa punya karakter, dan tugas kita cuma menyuguhkan kekhasannya karakter dimaksud lewat foto2 kita. Kemudian orang bisa membedakan karakter sumicron dan summilux, liat dari bokehnya sudah bisa ditebak,liat dari Depth of field sudah terasa gregetnya. Belum lagi saat kita memberikan “NYAWA” utk setiap foto dimaksud. Kalo di musik ada tonality MAYOR dan MINOR. Lagu2 MAYOR cenderung menyuguhkan Ceria, Sukacita, Prosperitu dan angan ataupun harapan. Di lagu2 Minor cenderung bicara sebaliknya, Nuansa trenyuh, ketidakpastian, ragu/bimbang/ duka/lara, dan lain2. Fotografi juga persis sama seperti musik. Ada nuansa MAYOR Hal 6
dan MINOR. Lensapun punya karakter spt kutipan diatas.
“FOTOGRAFI ITU: AMPUTASI RUANG DAN WAKTU” (‘quote’ahd 2003, ditulis di Kompas oleh Rene Pattirajawane)
Maksudnya disini, lensa pun (roadmap) bisa jadi acuan untuk menyuguhkan konsep mumpuni sebuah suguhan foto. Setidaknya kita bisa menyuguhan konsep gambar “kesombongan/angkuh” ala SWC Biogon manakala kita punya konsep profil yg penuh percaya diri. Depth of field Biogon rentang barrel distorsionnya nyaris kasat mata. Enak banget buat memberi ruang penunjang untuk tema foto2 spt ini. Harga juga ngga bohong. Maksud sharing ini, “FOTOGRAFI ITU: AMPUTASI RUANG DAN WAKTU” (‘quote’ahd 2003, ditulis di Kompas oleh Rene Pattirajawane). Koleksi lensa (roadmap) memberikan peluang kita untuk mengamputasi ruang waktu, (tanda ‘koma’ untuk sejenak berpikir ttg apa yg mau disampaikan dalam kebisuan visual, dan beragam makna dalam kebisuan visual itu). Mungkin, (mungkin loh), dengan roadmap anda,kita mensyukuri tiap karakter lensa yg kita miliki, eksplorasilah tiap tabiat lensa2 anda, satukan karakteristiknya dengan perasaan anda, mudah2an foto anda bisa “bernyawa”.
“kesombongan/angkuh” ala SWC Biogon manakala kita punya konsep profil yg penuh percaya diri. Depth of field Biogon rentang barrel distorsionnya nyaris kasat mata”
Setuju om ahd, nah itu pola fikir nya di balik. Karena suka ditanya temen yg mungkin baru mulai dengan lensa manual atau malah (mungkin) serius beli Leica/CZ (maap Leica lagi) sebaik nya beli lensa manual nya yg mana ya ? capek om kalau sekedar banyak banyakin lensa nya. Jadi biasanya saya balik nanya lagi. Emang nya sampeyan foto apa ? so ? dibalik deh pola fikir nya. Berangkat dari ‘nyawa’ yang mau di sampaikan oleh itu foto apa? suka bikin foto apa? suka gaya/style apa ? jadi balik ke ‘need’ nya. Kalau lensa manual bagus saya yakin jawabannya banyak. Berangkat dari need inilah karakter lensanya di cocokin baru lah saran/sugestion yang kira kira sesuai dengan ‘nyawa’ yang akan sering/ suka disampaikan oleh si temen ini. Sebenernya nyambung niy yang di sharing om ahd jadi maksud saya buka trhead ini juga sharing pola fikirnya, berangkat dari ‘need’ untuk memberikan nyawa dari foto foto yang akan kita sampaikan, setelah sadar, barulah di pilih lensa dengan karakter mana yang dipilih. Jangan di balik, beli saja lensanya (malah banyak) belakangan bengong sadar kalau dry box kepenuhan dan banyak yang nganggur karena memang jarang dipake. Yg kasian kalau yg baru mulai kan ? dah kejebur. Beli sana sini. Belakangan baru sadar kebanyakan
Hal 7
beli. hehehe “roadmap” cuma telusuri ihwal lensa, tapi dibalik ihwal lensa, ternyata banyak dimensi. Termasuk dimensi bertatakrama dalam berkarya. Saya selalu berangkat dari ‘need’ bukan ‘want’ nya. Kalau ngobrol dengan beberapa para pro jaman ndulu (senior) rata rata hanya (cukup) membawa 2 buah lensa (MF) saja sudah bisa men cover kebutuhan (need) kita. * satu lensa wide moderat, bisa 35mm dengan f/2 minimum, kalau lari ke f/1.4 atau lebih kecil lagi mungkin perlu dikaji lagi kebutuhan kita, apa perlu ? * satu lagi adalah medium tele, dikisaran 80mm sampai 135mm bisa dipilih antara f/1.4 sampai ke f/2.8, sesuaikan dengan kebutuhan. Nah untuk ‘need’ cukup dengan dua lensa tersebut, para senior tsb mencontohkan sudah bisa malang melintang kemana mana. Jadi dalam membuat plan dari roadmap gear lens MF kita bisa di patok dahulu dari FL 35mm dan 135mm, atau 35mm dan 90mm, atau 35mm dan 85mm, cukup (berangkat) dari dua lensa saja dahulu. Jadi di tentukan set yg akan kita pilih FL dibawah dan FL diatas, setiap orang akan punya need yg berbeda beda. Ada yang men-set dari dua lensa dari 18mm dan 50mm saja, karena
need nya lebih banyak lari ke landscaping misalnya. Saya kebetulan suka dengan object human, baik street shot, candid, prewed, wedding, dan foto foto yg berhubungan dengan manusia, dari sharing para senior itu ternyata benar, berbekal 2 lensa saja cukup, saya set dari 35mm dan 135mm, dua lensa. Nah, saya suka memberikan perumpamaan pencak silat, jurus dasar nya sudah manteb kemudian baru belajar jurus kembangan. Dari range 35mm ke 135mm tsb. Mulai jurus kembangan ke 50mm, 85mm, 90mm, 100mm, lalu jurus kembangan ke macro lens, silahkan di sesuaikan dengan minat nya. Ada yg ambil macro di 50 atau 60mm, kalau saya memilih macro di 100mm.hahaha Karena karakter yg berbeda, pelan pelan akhirnya juga lengkap rentang 35mm sampai ke 135mm nya, karakternya vintage .. nggak tau yach, kalau melihat hasil jepretan dengan Leitz ini seolah ada signature karakter nya nempel di fotonya ... susah di jelaskan. Leitz ini juga dilengkapi dengan berangakat dari jurus dasar .. dan ditambahkan dengan jurus kembangan nya ....
“Jadi biasanya saya balik nanya lagi. Emang nya sampeyan foto apa ? so ? dibalik deh pola fikir nya. Berangkat dari ‘nyawa’ yang mau di sampaikan oleh itu foto apa? suka bikin foto apa? suka gaya/style apa ? jadi balik ke ‘need’ nya. Kalau lensa manual bagus saya yakin jawabannya banyak”
“Saya selalu berangkat dari ‘need’ bukan ‘want’ nya. Kalau ngobrol dengan beberapa para pro jaman ndulu (senior) rata rata hanya (cukup) membawa 2 buah lensa (MF) saja sudah bisa men cover kebutuhan (need) kita”
Pria yang akrab dengan panggilan Om Kubrik ini sudah menyukai dunia fotografi sejak kelas 6 SD. Hal ini berawal dari kamera analog pemberian pamannya. Dalam menyantap makanannya, pria ini selalu menyelipkan tahu dalam hidangannya.
Hal 8
Olah Cuci Film Parodinal Variant
K
etika proses pencucian film terkendala dengan keterbatasan dan ketersediaan komponen developer ataupun fixer, masih ada cara lain untuk memproses film yang sudah dilakukan eksposure. Dengan memanfaatkan bahan-bahan yang mudah didapat baik disekitar kita. Setelah saya rangkum, ada 4 bahan yang sekiranya sering digunakan dalam proses cuci film yaitu:
1. Natrium Carbonate (soda ash) 2. Natrium Hydroxide (soda api) 3. Natrium Thiosulfate (hypo) 4. Natrium Sulfite Komponen 1 dan 2 digunakan sebagai activator dalam pembuatan developer film, sedangkan nomor 3 dan 4 digunakan untuk membuat fixer hypo Bahan-bahan tambahan lain yang bisa digunakan seperti : Paracetamol (ekstraksi p-aminophenol) , Kopi instan, Pewarna rambut dan masih banyak lagi. Racikan yang cukup populer saat ini berasal dari ekstraksi paracetamol adalah Parodinal, resepnya adalah sebagai berikut: 100 tablet paracetamol 50gr Natrium Sulfite 20gr Natrium Hydroxide Air 350ml Selain parodinal ada juga yang memanfaatkan kopi instant sebagai developer, resepnya sebagai berikut: 5 sendok teh kopi instan 4 sendok teh Natrium Carbonat ½ botol vitamin C 1000mg Tips: ketika semua bahan tercampur, biasanya akan muncul banyak busa, baiknya dipisahkah sebelum digunakan sebagai developer. Penambahan Vit C disini digunakan untuk meningkatkan kontrast. Jika di scann warna maka akan menghasilkan tonal Sephia
Hal 9
Componen Coffenol
Olah Cuci Film Developing time: 7 menit intermittant , 1menit penuh + 6x 10/50 (diputar/kocok tiap 50s selama 10s) pada suhu 23C Untuk film warna juga bisa memanfaatkan obat pewarna rambut/tancho atau semacamnya, karena didalamnya ada sedikit bahan yang juga digunakan dalam proses cuci C-41 , meskipun hasilnya tidak sebaik dengan developer yang dipakai di lab, namun bisa menghasilkan film dengan tonal red scale.
R
esep : tambahkan secukupnya tancho bubuk dalam air (hati2 jangan sampai kena tangan, bisa hitam) lalu diproses selayaknya developer normal dengan agitasi intermittan
Tips dalam fixing nya bisa menggunakan potassium ferricyanida sedikit saja larutkan dalam air setelah fixing dengan hypo, hal ini bisa membantu menghilangkan lapisan anti halo pada seluloid film warna agar ketika di scann tidak underexposed
P
eringatan : karena unsur sianida tergolong berbahaya, mohon lebih berhati-hati dalam penggunaannya
Hal 10
Komponen Penting
Ini Hasil Coffenol
Ini Hasil Parodinal
Biasa dipanggil Om Galuh. Pria ramah ini gemar jalan-jalan dan syuting.
[email protected] Hal 11
Bengkel Opreker 11 Tips Modifikasi Lensa Konika Hexanon 35mm
B 12 34 5 67 8 9 1 1
erawal dari dapat kamera rusak konica C35, yg kondisinya sudah tidak memungkinkan untuk di perbaiki, namun kualitas lensanya cukup bagus tanpa fog danjamur dari keinginan untuk mencoba kulitas lensa ini akhirnya naluri ngoprek lensa tertantang untuk menjadikan lensa ini ini terpakai di kamera.
. Seperti biasa kamera di bongkar dan di ambil hanya lensanya saja. . Usahakan sehati-hati mungkin dan perhatikan cara membongkar lensa terutama kalau sampai lensa di lepas semua (harus terpasang lagi sesuai urutan/susunan lensa. . Kalau ada kotoran atau jamur sebaiknya di bersihkan dulu. . Kita tahu lensa ini murni hanya elemen optik saja dengan rumahnya dan gelang fokus. Tanpa adanya pengaturan apeture didak di lengkapi dengan bladenya, sehingga kalau langsung dipakai di kamera akan terbuka terus apeturenya digraframanya. . Untuk menyempurnakan lensa ini saya coba mengabungkan dengan sebuah lensa CCTV Precision 8mm f/1.3 yg optiknya sudah rusak, kebetulan lensa ini punya ring fokus dan pengaturan digframa dengan mount C sehingga lensa ini akan bisa di pasang di semua kamera Mirrorless. . Setelah semua optik dari lensa CCTV ini di lepas semua, lensa dari konika yg sudah bersihin,di pasangkan di depan lensa cctv . Buat mereka yg mau bongkar lensa CCTV, untuk lensa belakang anda cukup memutar ring lensanya. untuk bagian depan lepas plat yang ada tulisan merknya, biasanya bagian ini di lem, setelah terbuka maka akan terlihat 3 buah baut kecil, silahkan buka, maka lensa akan terlepas dengan rumahnya. . Setelah lensa depan dari CCTV di lepas, pasang lensa Konika dengan rumahnya, dan kuatkan dengan mengunakan lem bakar, atau plastik steel, usahakan posisi lensa jangan miring kekiri atau kekanan karena akan memepengaruhi hasilnya. . Perbandingan titik fokus lensa CCTV dengan Konika ini akan terasa jauh sekali, terutama kalau kita memutar ring fukusnya, sehingga kalau tidak di rubah ,maka kita akan mendapatkan jarak fokus yg pendek. 0. Cara memperpanjang putaran fokus pada lensa cctv,baut penguci fokusnya kita lepas,untuk ini kita harus membongkar mountbelakang lensa, setekah di lepas baut pengunci fokusnya, pasang kembali mount belakangnya, 1. Langkah terakhir adalah memberi ring pada lensa bagian belakang, dengan menyensuaikan diameter ring belakangnya hal ini dimaksud untuk menahan lensa bila di putar sampai fokus terdekat, bila tidak di pasang ring lagi maka lensalepas dari rumahnya, kita tahu bahwa penguncinya sudah kita lepas jadi sebagai penahannya di asang ring di bagian belakang.
Hal 12
Mang Ujang. Begitulah orang menyapanya. Pengoprek senior ini sudah dipercaya oleh banyak orang untuk mengerjakan jasa nya. Pria yang akrab dengan guyonannya ini tinggal di Bandung
Hal 13
Hal 14
Hal 15
Hal 16
Hal 17
Hal 18
Biasa dipanggil dengan om Rafi. Pria yang pernah mendapatkan penghargaan pada salah satu situs dunia ini, Murah senyum dan Ramah tentunya.
Hal 19
Hal 20
Hal 21
Hal 22
Akrab disapa Om Doel. Pria yang sekarang menetap di Jerman ini selalu jeli dalam membingkai fotonya dengan Framing dan makna yang mendalam
Hal 23
Hal 24
Hal 25
Hal 26
Irfan Tachrir. Tapi biasa dipanggil dengan sebutan Om Irfan. Pria yang gemar makan sop kaki kambing ini berasal dari Cilacap
Hal 27
www.LensaManual.Net