t*o'
z.
ls (^o
(Jt
@
uNtv.'/4-,
Er (n=
#s ;\
J a-\ n
x
O + N' U ro
L
(D
J
f=.
(O
(U
s o (,
g o
o o N)
(U
@
o-E 5oJ
-'o,O(-
SEUEHTF^\
OJ
a
x C
rD
C
OJ
!
f, )
o,'
=.
orf u)o, Eoz.
fo, (n (o
=6'
Sol
:-3 pi =q
;E Ed' gd
I=
I-
= a
TI
oro =J. ))
!')
r-<
xP
3d
PH P+ S (n 'r ,, S+ AE EA sg sc
$fi -.5 =iroS'
fls EK
o'
(U.
Ew
(o
E rl z. lo r\c)
(,
Ol
t$
t'
il
q
3 N (U NJ f rJt E
rJ)
@
g
or 1J
o (, o o (,
o
z
E
v, (U (u
il ! =
?rc
u
|E
ft I tn
!-. c
Fl
E r.E,
o-
_(U
(rx
(D(D =C
3il
C
I
a=
,dE zs Q-
o, (/). -4 6' o
G(O
o)
) E
[D o'
='oJ
Es >=
Fo rD
J
C>
Ed
oJg iv(D
5
41> 7,
'usE' O)ah !10i!
EQal' a)T tu-.r
='sF H q =1 *t's Ui
'E=-E ar i!
TD
at
aQ ro9 (D(D =< * r^o
OSDJ oo;iS
Jq o
5 t! cia op>drD i{-
(D=. N)
-Or1
='q h1' d sJ
i=-a e.7(Fil oOPJ
--q
a'ilc
r5: oadll
ts =-
c-oa qJ OJ
Kerjasama
Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu dengan PERHEPI (Perhimpunan i, krrnomr Fertanian Indonesia) Itomda Bengkulu PFI (Perhimpunan Fitopatologi intionesial l(ornCa Bengkulu
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FAKULTAS PERTANIAN TINIVERSITAS BENGKULU. Menuju Pertanian y ang BerdauLat
Badan Penerbitan Fakultas Pertanian UNIB, 20 1 2
xii,
355 ha1.21,5X27,6 cm
ISBN. 978-602-9071-08-5
Tim Penyunting: Abimanyu Dipo Nusantara Ketut Sukiyono Supanjani
Widiono Desain Sampul: Nyalira Creatla Tata Letak Isi:Abimanyu Dipo Nusantara dan Septri Widiono Septri
Mekanisme Kerja Kitosan Cangkang Kepiting dalam Penghambatan Pertumbuhan Fungi Patogenik Tunjung Pamekas, Christanti Sumardiyono, Nursamsi Pusposendjoj o, Didik ..................487 Indradewa Produktivitas Usahatani Perkebunan dengan Diversifikasi Lahan Kakao dan Kopi di Desa Surobali Kabupaten Kepahiang
Dampak Pertanian terhadap Ekonomi Petani dan Perekonomian Masyarakat Di Daerah TangkapanAir Hulu Waduk Koto Panjang
Irnad........
....,.......,.....511
Efisiensi Penggunaan Sumberdaya dan Kinerja Usahatani Padi pada Tipologi Lahan Sawah kigasi dan Tadah Hujan di Provinsi Bengkulu Ketut Sukiyono & Sriyoto
.............527
Kajian Pembuatan Red Palm Olein (P&O) dengan Bahan Baku Minyak Sawit Kasar yang Diambil Dari Beberapa Stasiun Pengolahan Crude \, Palm Oil (CPO) ..................539 Budiyanto, Devi Silsia dan Fahmi. Studi Pemanfaatat dan Pengolahan Aren (Arenga pinnata) di Desa Air Meles, Curup-Bengkulu Zulman Efendi.......
553
Potensi dan Pemanfaatan Lirnbah Pasar dalam Menunjang Pengembangan Usaha Peternakan Rakyat di Kabupaten Manokwari Diana Sawen & Jackson Metubun
Utilisasi Ekstrak
Satrropus ortdrogyntrs terhadap
.......-.....563
Kualitas Telur Ayam
Burgo Bengkulu Heri Dwi Putranto, Warnoto, Johan Setianto, Hardi Prakoso, Nurmeliasari, Yossie
Yumiati
.............573
Penggunaan Ekstrak Daun Katnk (EDK) sebagai sumber vitamin C untuk Menekan Stres pada Ayam Burgo Nurmeiliasari, Heri Drvi Putranto,Yossie Jumiati, dan Bobby Damsir..
Pengaruh EnkapsLrlasi Minl,ak Ikan Lcmuru dan Vitamin E dalam Ransum Berbasis Lumpur Sau,it Fermentasi tcrhadap Profil Asam Lerrak dan Uji Organoleptik Telur Yosi Fenrta dan Efriza Fitri Eliantika ......
viri
........583
.. 593
/
KAJIAN PEI'AUATAI{ RED PALM DLEIN(RPO) DENGAN BAIIAN BAKU MII{-YAK SA'WTT I(ASAR YANG DIAMBIL DARI NNTNNAPE srAsruN rENGoLATTAN cRwE IALM ott tcpof
---'
Stady of Red Palm Oil (RPo) Preparation Using OiI firactions ot yarioas Stages Crude Palm Oil Processing
of
Iurusanr.*.,"?l$H,llB"ffi nt#r'3#Xffi.,,i,u,Bengkulu ABSTRAK
(wo) menrpakan produk olahan yangkayakarotenoid (a, p, y-karoten serta tokoferol dan tokotrienol), khususnya !.-!aroten yung pro vitamin A sehingga memiliki nilai ekonomi relatif tinggi. *nelitian ini tenirj^uan untuk menentukan rendemen dan konsentrasi B-karoteo RpO yang kasar dari beberapa tahapan proses pembuatan Sterilizer, Stripper, presser dan Tangki Timbun. S mengekstraksi daging buah da.,j stasiun RPO. Selain itu minyak kasar dari sta menjadi RPO. Dari ke lima perlakuan te diperoleh 15 unit percobaan, kemudian dia RPO yang dihasilkan' Hasil penelitian menunjulkan Rendemen RpO tertinggi diperoleh dari stasiun Sterilizer %). Selain iiu, kandungan p-karot.r, npb tertrnggi -(52562 diperoleh dari stasiun presser (786.301ppm). Red Palm olein
Kata kunci: Pembuatan Rpo , p-karoten, qualitas, rendemen, pengolahan kelapa sawit
ABSTRACT R9{ na-lm oil (RPO) has high economic value product due to carotenoid presence in the oil (o, B, y-carotene and tocoferol and tocotrien^o1), especially p-carotene as a pro vitamin A' The objective of the study is to determine the-yielc orniro and B-carotene produced from intermediate products resulted from various stations in palm'oil process'(ioading Sterilizer, Stripper, Presser and Storage Tank). The oil material !'*p, resulted from Loading ram, Sterilizer, and Stripper stationi were extracted from mesoca{p for Rpo ^Tank prepatation In addition, the crude oil from Presser station and Storage were processed into RPO' The yield of RPO and B-carotene content from RpO derived. from each intermediate product were determined in triplicate. The result shows that the highest RPo yield resulted from sterilizer sration (5i.562%).In addition, the highest pcarotene concentration was found from RPO derived from presserstation (leA.SOi ppm1. Key words: RPo preparation, B-caroten, quality,yierd,palm oil processing
Sctntnttr Nttsiondl Meysju Pcrfcttitrtt Ytrng Da.clattlot
|
539
PENDAHTJLUAN Produksi kelapa sawit di Indonesia selalu mengalami penngkatan dart tahun ke tahun. Pada tahun 2010 Indonesia telah menempati urutan pertama produksi minyak
kelapa sawit dunia dengan jqmlah produksi mencapai 20.3 jata ton (BPS 20ll\).r
Menurut Hasanuddin (200b'peningkata, prSAut i akan memberikan dampak yang sangat berarti terhadap pendapatan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat petani kelapa sawit jika peningkatan produksi tersebut diikuti dengan peningkatan nilai tambah yang mempunyai nilai ekonomi relatif lbbih tinggi.
Melihat potensi minyak sawit yang demikian besar, khususnya di Indonesia, maka untuk meningkatkan nilai tambah minyak sawit perlu dilakukan tpaya-tpaya diversi-fikasi produk olahan minyak sawit. Menurut NorAini et al.
G99{sahh
satu
produk minyak sawit mentah yang mempertahankan)
Karcna kandungan gizinya cukup tinggi, maka jenis minyak tni dapat digolongkan sebagai minyak spesial dengan harga
jual yangrelatrf mahal dari minyak goreng yang
lain (Syafnil 2002).,. ^'
Kandungan minyak pada mesokarpa buah kelapa sawit yang telah masak merupa-kan salah satu sumber karotenoid atau karoten yang terkaya pada tanaman dengan kandungan 500-2000 ppm (Sahid
sawit memiliki aktivitas pro-vitamin
A
10
in et al. ZOO{senyawa karotenoid minyak kali lebih besar dibandingkan dengan wortel
dan 300 kali lebih besar dibandingkan detgan tomat (Jatmika
&
Siahaan
,
LggT).
/
Karotenoid kelompok s. dan B-karoten berperan sebagai pencegah defisiensi vitamin A, penyakit gondok, pencegah penyakit jantung koroner dan kanker (Goh
er
al. 1986,|serta
ber-peranan menghambat penuaan dini sehingga memiliki sifat-sifat nutrisional yang sangat mengunrungkanbagi kesehatan manusia (Jatmika & Siahaan,
l99lb.
Proses pembuatan Crude Palm Oil (CPO) melalui berbagat tahapan proses yang
dimulai dari stasiun penerimaan brah (Loading Ramp) sampai ke stasiun (Tangki Timbun) yang b-erlangsung lama dan memerlukan temperatur serta tekanan yang cukup tinggi (Fauzi
et
at.2005). Hasil antara pada proses pembuatan CPO mempunyai potensi
sebagai bahan baku untuk pembuatan RPO, hal
540 | Fafurltas PertatiLtn Lhle
rsirtt-,
Bengkulu
-
ini
disebabkan karena kandungan p-
12 Seprember
20l2
karoten pada hasil antara tersebut belum banyak mengalami kerusakan akibat pemanasan yanglama seperti pada waktu penyimpanan di rangki rimbun.
Selama ini proses pembuatan
Rpo menggunakan bahan baku dari Cpo
yang
diambil dari stasiun Tangki Timbun. Kandungan B-karoten minyak sawit merah yang dihasilkan sekitar 456.02 ppm (Budiyanto et al.2}lofpada proses pembuatan Cpo, minyak sawit dipanaskan pada suhu + 90'C selama 5 s.d.7jam, serta pemanasan terus menerus selama penyimpanan (1 minggu) padaTangh Timbun, dikhawatirkan dengan kondisi ini kandungan B-karoten akan berkurang.
Berdasarkan penjabaran
di
atas, bila fJ-karoten yang terdapat pada CpO akan
digunakan sebagai sumber provitamin
A,
maka perlu tpaya untuk mengetahui kemungkinan pengambilan minyak sawit yang tepat dan mudah dilakukan pada rangkaian tahap proses pembuatan CPO sebelum kandungan fi-karote minyak berkurang akibat pemanasan selama proses dan penyimpanan
n yang
ada pada
Cpo.
Berdasarkan peniabaran
di atas maka tujuan dair penelitian ini
adalah
menentukan: (1) rendemen Red Palm Olein (RPO) yang dihasilkan dengan bahan baku minyak kasar dari tahapan proses pembuatan Crude Palm Oit (CpO) pada stasiun Loading Ramp, Sterilizer, Stripper, Presser dan Tangki Timbun; (2) konsentrasi p-karoten Red Palm olein
(Wo)
yang dihasilkan denganbahan baku minyak kasar da1- tahapan
proses pembuatan Crude Palm
oit (CPO) dan; (3) rendemen dan konsentrasi B-karoten
Red Palm Olein (RPO) tertinggi yang dihasilkan dengan bahanbaku minyak kasar dari ta-hapanproses pembuat-an Crude palm Oil (CpO).
METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan
di
laboratorium PTPN
VII unit usaha Talo pino,
Laborato-rium Teknologi Pertanian dan laboratorium Agronomi Fakultas pertanian Universitas Bengkulu. Bahan yangdigwakan dalam penelitian ini adalah: NaOH 0.1N,
KOH 0'1 N, alkohol
960/o, n-heksana, fenolptalein, asam
fosfat, p-karoten standar
pabrik, petrolium eter, aseton, tandan buah segar (TBS) pada stasiu n Loading Ramp, buah rebus pada stasiun Sterilizer, buah pipil pada stasiun Stripper, minyak sawit kasar dari stasiun Press dan CPO dari Tangki Timbun yang diperoleh dari pTpN VII unit usaha Talo Pino.
Penelitian ini terdiri atas lima perlakuan yang menggunakan bahan baku dari tahapan proses pembuatan cPo yaitu : pada stasiun Loading Ramp (A) steritizer (B),
Setninar J{asionrl Mn,tLrl, pci.tturiit, yortg Rcrdo,tot
)
541
Stripper (C), Presser
(D) dan CPO dari Tangki Timbun (E). Dari perlakuan
tersebut
dilalarkan pengulangan sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 15 unit percobaatr. Pada penlitian
ini dilakukan ekstralsi minyak dari buah kelapa sawit pada lima
stasiun pengolahan keapa sawit dan pembuatan RPO dari fraksi minyak tersebut.
Adapun, tahap pembuatan minyak sawit merah terdiri atas (1) fraksinasi CPO, (2) degumming, (3) netralisasi, (4) netralisasi dan (5) deodorisasi.
Peubah
yatg diamati pada penelitian ini adalah (1) rendemen RPO yang diukur
denganmetode Naibaho (lggSYdan(2) konsentrasi p-karote n padaRPO yang diukur dengan metode Gardjito dan Agung (2003). Hasil pengukuran kemudian dianalisis secara deskriptif dan dilakukan
uji F serta uji lanjut Duncan Multiple Range Tesr (DMRT)
padataraf signifikan 95% (Gome z & Gomez 1995)V,/
IIASIL DAN PEMBAHA^SAI{ RendemenRPO Rendemen minyak sawit merah yang menggunakan bahan baku minyak kasar dari beberapa stasiun proses pembuatan CPO menghasilkan rendemen yang berkisar 29
-
53%. Rendemen RPO terendah diperoleh dari bahan baku yang berasal dari stasiun Loading Ramp (Tabel 1). Rendahnya rendemen yang didapatkan pada stasiun ini disebab-kan oleh beberapahal, diantaranya adalah proses pengambilan sampel tandan
buah segar (TBS) di stasiun Loading Ramp dimana kondisi blualn yang ada pada stasiun ini beragam dan sulit ditentukan secara kriteria visual (warna buah). Tabel 1. Rendemen RPO yang dihasilkan daribeberapa stasiun pada proses pengolahan CPO Standar Deviasi (6) DMRTb Rendemen (%)" Stasiun (%)
Sterilizer Stripper
52.562
2.933
a
45.332
3.094
Presser
7.907
ab ab
Tangki Timbun
43.996 34.981
2.t65
bc
Loadinx Ramp
29.848
8.642
C
Sumber : Hasrl pengolahan data primer Keterangan : 'Rata-tata dari tiga ulangan
bSetiap dua rataan vang mempunyai nyata pada taraf 5ok
huruf yang sama dinyatakan tidak berbeda
Kondisi buah .vang beraneka ragam ini dapat menyebabkan vanasi rendcmen yang akan dihasilkan. Buah 1,ang sehzrrus-nya dipanen adalah buah yang telah tepat lnatang. Buah yang tepat matang diartikan sebagai buah yang kondisr.nya memberikan kr"ratrtitas dan
542 | Faktltos PcrttiniLrir Lhtrrci':iros Burgkultr
- l2 Seprcmber 2012
kualitas minyak yang maksimal. Tetapi dalam kenyataannya masih banyak ditemukan
kondisi buah yang tidak tepat matarry pada stasiun Loading Ramp. Kondisi ini akan memberikan kontribusi terhadaprendahnya rendemen minyak sawit merah yang dihasilkan. Karoten merupakan zat wartra alamiah dalam minyak kelapa sawit yang ikut terekstralGi bersama minyak pada saatproses ekstraksi. Zatwamatersebut terdiri atas qkaroten, B-karoten, y-karoten, xanthofil, klorofil dan antosiantn. Zat-zat wama tersebut menyebabkan minyak berwarna kuning, kuning kecoklatan, kehijau-hijauan dan kemerah-merahan- Pigmen berwarna kuning disebabkan oleh karoten yanglarut di dalam
minyak' Karoten merupakan persenyawaan hidrokarbon tidak jenuh, dan jtka minyak dipanaskan maka sebagian karotenoid akan mengalami kerusakan (Naibaho
Menurut Mangoensoekarjo dan Haryono
(2005ffidisi
lggS).t/
buah seminggu sebelum
titik tepat matang kandungan minyak dalammesoca{p bart meicapai sekitar potensinya. Artinya sisa27 % daiproses konversi teqadihanya dalamwaktu sebelum tepat matang. Kondisi
ini
73 1
% dai
minggu
merupakan kondisi kritis karena menyangkut
kuantitas dan kualitas minyak yang dihasilkan. Peristiwa ini akan lebih berpengaruh lagi apablla tetdapatbuah yang telah dipanen melewati titik tepat matang, maka kualitas minyak sawit yang dihasil-kan akan menurun. Artinya dalamwaktu yang singkat buah akan menjadi lewat matang, kondisi buah
ini akan menyebabkan meningkatnya aktivitas enzim lipase dan oksidase. Enzim lipase bertindak sebagai katalisator dalam
pembentutrkan trigliserida dankemudian memecahkannya kembali menjadi asam lemak bebas (Naibaho 199$.
Rendahnya rendemen minyak sawit merah yang menggunakan minyak kasar dari stasiun Loading Ramp did:uga disebabkan karena penggunaan alat yang digunakan
(penggiling daglng) sebagai alat eksraksi minyak. Alat ekstraksi yang digunakan pada penelitian ini berbahan logam besi. Reaksi pembentukan ALB ini dapat berlangsung secara autokatalitik, dengan adanya aktivaior berupa logam besi. Menurut Mangoendan Haryono
(2}of,engan
penambahan rogam besi sebanyak
0.3 ppm dapatmengoksidasi ikatan rangkap asam lemak tak jenuh sehingga minyak terhidrolisis dan merusak minyak kelapa sawit dalam waktu singkat. Proses oksidasi ini dapat menyebabkan perusakatr karoten dan tokofer olypng merupakan anti oksidan alami pada minyak kelapa sarvit (Naibaho 1998)--
,
Proses netralisasi atau penyabunan didug a berperanmenurunkan rendemem
yang dihasilkan.
Rpo
IIal
ini terjadi karena banyaknya asam lemak bebas .vang hilang (tersabunkan) pada proses netrahsasi dalam pembuatan minyak sar,,,it merah lv,Ienurut
Semincrr I''lasiondl l,fent,lu P€rtoljitur yart{ Rct,dtrt.rlot
I S4j
Danroko
u at.
QO&)) neffalitsasi adalahsuatu proses
untuk memisahkan asam lemak
bebas dari minyak atau lemak, dengan cara merealsikan asam lemak bebas dengan basa
atau pereaki lainnya sehingga membentuk sabun (soap stock). Kandungan asam lemak
bebas yang tinggi akan menyebabkan bau tengik dan rasa yang tidak enak ser[a menyebabkan warna gelap pada minyak (pahan 2OO7)L Bahan baku yang diambil dari stasiun Steritizerrnenghasilkan rendemen tertinggi Red Palm olein (RPo) yaitu sebesar 52.562 % (Tabel l). Tingginya rendemen Rpo tersebut dapat teqadi karena penggunaan tekanan uap tinggi sebesar 2.g-3.0 kg cm2 selama 80-90 menit dalam proses sterilisasi. Dengan tekanan uap tinggi ini akan menyebabkan asam lemak jenuh (olein) mudah terel$tral<si. Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang memiliki runtaipendek C,- C, yang memiliki
yang lebih rendah dan mudah larut
di dalamair (pahan
titik leleh (melting poing
2007):
Pada proses pengambilan sampel pada stasiun Sterilizer minyak yang keluar terlebih dahulu dalam pemerasan menggunakan kain saring adalah minyak fraksi cair (olein) yang memiliki titik leleh lebih rendah. Proses ekstraksi minyak kasar dalam penelitian ini dilakukan pada suhu kamar sehingga minyak fraksi padat (stearin) sulit untuk diekstraksi. Kita ketahui bahwa minyak fraksi stearin akan membeku pada suhu kamar sehingga akan ikut menggump
al
pada serabut buah rebus ketika dilakukan
pemerasan. Pada pembuatan minyak sawit merah dilakukan proses fraksinasi, yang bertujuan untuk mendapatkan olein dan stearin dengan karakteristik tertentu (Susilawati et
al' 1997)- Pada proses fraksinasi kandungan olein yang diperoleh letih banyak dari
pada stearin sehingga rendemen RpO lebih tinggi. Pada stasiun Stripper, rendemen minyak sawit merah yang dihasilkan sebesar 45.322 %leblh rendah dari stasiun Sterilizer. Tetapi angkaini lebih tinggi dari minyak kasar yang
diambil dari stasiun
Presser dan
Tangki Timbun bernrrut-turut adalah 43.996
%o
dan34.ggl
%' Rendahnya rendemen disebabkan adanya penyerupal minyak oleh tangkai tandan kosong akibat pengumpanan yang tidak teratur pada proses penebahan sehingga buah bersinggungan dengan tangkai tandan kosong. Faktor lain yang
dapat menyebabkan
rendahnya rendemen adalahakibat penumpukan tandan yanpterlaltbanyak di atas talang
pengumpan, sehingga tandan yang tertindih paling bawah terperas minyaknya dan terserap oleh tangkai tandan kosong (Mangoensoekarjo & Haryono 20gS)/proses ini akan
menyebabkan berkurangnya kandungan mrnyak yang terdapat di dalam mesocarp buah pipil' Selain itu juga buah pipil yang dgadikan minyak kasar dalam penelitian ini sudah dalamkondisi memar atau 1uka, sehingga kahd.ungan minyak di dalam d.agingbuah sudah
544 lFakultas Pertanian [Jniversitas Bengkulu
-
12 september 2012
berkurang' Minyak yang hilang dai daging buah ini akan mene mper pada dinding_ dhqrgalat penebah yang menyebabkan rosses padapengorahan Cpo iru sendiri. Rendemen minyak sawit merah yang menggunakan minyak kasar dari stasiun Presser lebih rendah dari stasiun sterilizer dan stripper, karena komponen minyak yang
keluar dai alatpengempa (screw Press) mengandung padatanyang terdiri atas serat halus, pasir, dan lumpur sehingga minyak yang keluar ke oit Gutterlebih kental . padaproses ini air panas ditambahkan yang bertujuan untuk pengence/an (dilution)sehingga komponen minyak bqrubah menjadi 66 % mnyak'24 o/o at dan l0 yo non oil sotid(Nos) (Naibaho iPgil)dada saar air dipisahkan, kandugan Nos pada minyak menjadi rebih tinggi. Karena Nos yang terdapatpada sampelyangdiambil pada stasiun ini cukup banyak yaitu sekitar 20 %o' maka akan mengurangi rend-emen minyak sawit merah yang dihasilkan. sampel yang diambll pada stasiun Tangki Timbun sudah berbentuk produk setengah jadi (cPo) dan bersifat semi padat pada suhu kamar. Minyak sawit merah yang dibuat dengan bahan baku CPo lebih dominan mengandung asam lemak palmitat 40-46 % dan 30-35 Yo asam lemak oleat. Komponen asam oleat inilah yang dijadikan minyak sawit merah yang berbentuk cair pada suhu kamar atauyang biasa disebut dengan olein' Fraksi cair ini diperoleh melalui proses fraksinasi (Susilawati et al. 1997). Dalam penelitian ini hanya fraksi cair yang dijadikan minyak sawit merah. Hasil analisis keragaman (uji F) menunjukkan perbedaan yang nyata. Analisis DMRT menunjukkan bahwa rendemen Rpo terbes ar adalah perrakuan B (bahan baku yang diperoleh pada stasiun sterilizer) yaifi 52.562 oh, sedangkan rendemen terkecil padaperlaknan A (bahan bak:.l yang diperoleh pada stasiun Loading Ramp) yain 29.g4g
%.
t
Konsentrasi B-karoten Red palm Olein (RIrO) Minyak sawit merah yang dihasilkan pada penelitian ini diproses melalui beberapa tahapan proses yaitu fralsinasi, degumming, netralisasi dan deodorisasi. Kandungan flkaroten dalam penelitian ini diukur dengan metode spektrofotometri. Kandungan pkaroten minyak sawit merah yang menggunakan bahan baku minyak kasar dari beberupa stasiun proses pembuatan CPo menghasilkan kandungan rata-rata B-karoten sekitar 5 54 - 7 86 ppm (T abel 2).
Seminar
ltras1p1t,1l 1",[111t,"-:
iertttittrrt
],trn.t,
Bl1lotLlaf
I
S4S
Tabel 2. Kaniltngan p-karoten (ppm) RPO yang dihasilkan daibeberapa stasiun pada proses pengolahan CPO
Stasiun
Kandungan F-karoten (ppm)u Standar Deviasi (6) 68.793 786.30t 26.482 684.703
Presser
(ppm)
DMRTb a
Tangki Timbun
646.205
66.352 23.256
b bc bc
Sterilizer
553.881
30.448
c
Stripper Loading Ramp
676.027
Sumber : Hasil pengolahan datapimer Keterangan : aRata-rata dari tiga ulangan bSetiap d:ua rataat yang mempunyai huruf yang sama dinyatakan tidak berbeda
nyatapadataruf 5 o/o
Berdasarkan hasil pengukuran kosenffasi B-karoten pada setiap sample RPO menggunakan metode spektrofotometer (Gardjito
& Agung ZOO\f, d*etahui
bahwa
kandungan B-karoten minyak sawit merah yangberasal dari bahan baku dari stasiun Loading Ramp lebih tinggi dari kandungan p-karoten minyak sawit merah dari stasiun Sterilizer dan Tangki timbun.
Minyak kasar yang berasal dari stasiun Loading Ramp sama
sekali tidak mengalami pemanasan sebelum dijadikan minyak sawit merah. Kondisi
bahan baku
ini
menyebabkan kandungan p-karoten cukup tinggi. Tetapi dengarr
perlakuan tanpa pemanasan ini akan menyebabkan beberapa enzim menjadi
a1Krrf
dan
akan menghidrolisa minyak menjadi asam lemak bebas. Asam lemak bebas di dalam
minyak dapat mempengaruhi kandungan p-karoten minyak sawit merah yang dihasilkan. Asam lemak bebas (ALB) yang tinggr akan mereduksi senyawa B-karoten di dalam minyak dan senyawa p-karoten
ini akan ikut berkurangpada
proses netralisasi
dalam pembuatan RPO.
Minyak sawit merah yang dihasilkan dengan bahan baku CPO yang berasal dari tangki timbun mengandung kandungan p-karoten rata4ata 646205 ppm. Angka ini
lebih rendah dengan minyak sawit merah yang berbahan baku dari stasiun Loading Ramp, Stripper dan Presser. Dalam pembuatan CPO pada proses pemrmian/clarifikasi minyak dipanaskan selama 4 5 jam dengan suhu 90-100 oC, selama proses pemurnian
-
ini
p-karoten akan berkurang dan terdegradasi oleh panas. Menurut Alyas et al (2OO6V
pemanasan pada suhu 100 oC selama 2 jampemanasan kandungan B-karoten pada RPO
akan berkurang sebanyak
6
oh. Karena proses pemurnian berlangsung lebih lama
otomatis jumlah B-karoten yang hilang lebih banyak lagi.
546 lf'ohrlras Perrorrion Uttittersitos BatghLlu
- l2 Selttentber 2012
pengenceran(dilution) sehingga komposisibpburbuah adalah66%rmnyak,24o/o air dan lOo/o non oil
sotid(NOS) (Naibaho
lggq{
Dengan penambahan air pengencer tersebut suhu bubur btahyangkeluar dari alat pengempa dikehendaki maksimal 90 oC, dengan alasan bahwa pada suhu
ini minyak
sudah mencair dan mudah keluar dari kantong-kantong minyak. Kantong minyak berbentuk kotak dan kadang-kadang tidak mempunyai bentuk dan inti berbatasan dengan sel cytoplasma yang bergabung dengan minyak dalam sel (Naibaho 1998). Sedangkan partikel yang masih berbentuk emulsi akan pecah menjadi minyak dan cairan
lainya. Kerusakan minyak seperti oksidasi dan hidrolisa relatif belum terjadi, sehingga kandungan B-karoten yargterdapat
di
dalam minyak belum terdegradasi dan karoten
tersebut relatif belum mengalami kerusakan seperti teroksidasi dan terhidrolisa oleh panas.
Selain itu, tingginya kandungan B-karoten RPO yang dihasilkan dapat terjadi karena komponen minyak yang keluar dar alat pengempa (Screw Press) mengandung
padatanyangterdtn atas serat halus, pasir, dan lumpur sehingga minyak yang keluar ke
Oil Gutter lebih pekat. Kondisi ini akan membutuhkan bersuhu tidak lebih dari 90 oC.
Pengenceran
dengan harapan zat yang mempunyai BJ
>
ai
sebagai pengencer yang
ini dapat menurunkan viskositas caitat
1.0 akan mengendap sedangkan zat yang
memiliki BJ < 1.0 akan mengapung. Molekul p-karoten yang ada di dalam minyak akan terlindungi dan tidak terhidrolisa oleh air panas. Selain itu, p-karoten bersifat non
polar, sehingga mempermudah pemisahan fraksi yang terdapat dalam cairan minyak
dari fraksi polar yang ada pada cauran yang keluar dari alat pengempa berdasarkan polaritas (Naibaho lggS).
"
/
Kandungan p-karoten minyak sawit merah yang dihasilkan dengan menggunakan bahan baku dari stasiun Srripper lebih tinggi dari pada stasiun Sterilizer yaitu sebesar 684.703 ppm (Tabel 2). H.al
ini disebabkan
karena pada proses penebahan sebagian
minyak telah berkurang karena ikut terserap pada tangkai danbagran lain tandan kosong kelapa sawit (Ooi et al. 1996). Selain itu, kondisi dagrng buah pipil (mesokarpa) telah rusak dan memar karena perlakuan mekanis pada alat penebah memberikan kontribusi
hilangnya minyak didalam buah pipil tersebut. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa rendemen minyak sawit merah yang
dihasilkan dengan bahan baku dari stasiun Sterilizer lebih rendah dari stasiun Stripper
(Tabel 1). Rendahnya rendernen pada stasiun 548'lFakultas Pertanian Uniyersitas Bengkulu
-
ini berhubungan langsung dengan
12 September 2012
kandung-an p-karoten minyak sawit merah yang dihasilkankarenaminyak pada stasiun
ini telah berkurang, otomatis kandungan p-karoten akan tinggi. Karena karotenoid larut dalam minyak, sedangkan minyak yang hilang dalam proses penebahan ini adalah minyak jenuh yang berfralsi cair maka karotenoid masih banyak terikat di dalam minyak fraksi padat yang ada pada dagng buah pipil (mesokarpa). Buah pipil adalah buah yang terpipil dari tandan rebus mengandung spiklet dan sampah lainya, dengan kondisi kantong minyak belum banyak rusak dan pecah sehingga karotenoid masih terlindungi sebelum diproses lebih lanjut dbngan alat pencac ah(digester).
Hasil analisis keragaman (uji F) pada taruf 95
o/o
mengenai kandungan p-karoten
RPO dihasilkan dengan bahan baku minyak kasar yang diperoleh dari beberapa stasiun proses pembuatan, CPO, menunjukkan perbedaan yang nyata.
Uji lanjut menunjukkan
bahwa kandungan B-karoten tertingi diperoleh pada perlakuan
D
(bahan baku dari
stasiun Presser) yaitv 786.301 ppm dan kandungan p-karoten terendah pada perlakuan B (bahan baku dari stasiun Sterilizrr) yaitu sebesar 553.881 ppm.
Hasil penelitian ini menunjutrftan adanya pengaruh suhu dan wakru pemanasan yang digunakan dalam proses pembuatan CPO terhadap kandungan B-karoten di dalam minyak sawit merah yang dihasilkan. Pemberian uap panas dan teknik alat elatraksi yang bertujuan untuk memecah kantong minyak dalam proses pengolahan CpO merupakan faktor utama yang sangat mempengaruhi rendemen dan kandungan pkaroten minyak sawit merah. Faktor lain yang memerlukan pengawasan khusus adalah menjaga agar persinggungan minyak sarvit dengan air seminimalnya. Pada prinsipnya
waktu pengolahan harus seefektif dan sesingkat mungkin.
SIMPULAN Rendemen Red Palm Olein (RPO) tertinggi diperoleh padabahan baku minyak kasar yang berasal dari stasiun Sterilizer (B)
yaitu
52.562 %. Sedangkan rendemen RpO
terrendah dihasilkan dengan baku minyak kasar pada stasiun Loading Ramp (A) sebesar 29.848%.
Kandungan B-karoten Red Palm Otein (RPO) tertinggi diperoleh dari minyak kasar
pada stasiun Presser (D) 786.301 ppm. Sedangkan kandungan B-karoten terendah didapatkan dari minyak kasar pada stasiun sterilizer (B) yaitu 553.gg1 ppm.
DAFTAR PUSTAKA 5'emirtor Nasionnl AletttLiu Pcrt'ttniort Yon!
Berdtttlot | 549
i. Alyas
SA, Aminah A, Nor Aini I. 1006. Change of p-carotene content during heating red palm olein. J Oil Palm Res (Special Issue):99-102.
of
Arisandy D.2006. Kajian jenis dan konsentrasi emulsifler untuk menghasilkan emulsi minyak sawit merah yang stabil. Skripsi Falultas Pertanian. Universitas Bengkulu. Bengkulu (Tidak dipublikasikan).
Biro Pusat Statistik. 2011. Statistik Perkebunan 2010. Biro Pusat Statistik, Jakafia.
Budiyanto, Silsia D, Efendi Z, Jantka R. 2010. Perubaan kandungan karoten, asam lemak bebas dan bilangan peroksida minyak sawit merah selama pemanasan. Agritech 30(2):75-79 J, ErningptajaL, Tobing PL, Naibaho -.,6arnoko D, Siahaan D, Nuryanto E, Elisabeth Pengolahan Kelapa Sawit dan Produk Turunannya,
PM, Haryati T.2002.
Teknologi
Pusat Penelitian Kelapa sawit. Medan.
Fauzi Y, Yustina EW, Iman S, Rudi H.2006. Kelapa Sawit Budi Daya Pemanfoatan Hasil ,, dan Limbah, Anlisiss Waha dan Pemasaraz. Edisi revisi. Penebar Swadaya, Jakarta.
I \
Gardjito M, Agung S.W. 2003. Hortikultura Teknik Analisis Pasca Panen Transmedia Global'Wacana, Yogyakarta. Goh SH, Choo YM, Ong ASH. 1985. Minor Constituents of palm oil. J Am Oil Chem Soc 62:237-240. Gomez KA, Gome z AA. 1995. Prosedur Statistik (Intuk Penelitian Pertanian. Universitas Indonesia. Jakarta.
,
flasanuddin A. 2OOl . Kajian teknologi pengolahan minyak sawit mentah untuk produksi emulsifier mono-diasilgliserol dan konsenffat karotenoid. Makalah Falsafah Sains (PPs 702) Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor- Bogor.
\.iatmika A, Siahaan D. lgg7. Sifat nutrisional karotenoid minyak sawit merah. Warta PPKS lvfedan 5(l):21
q
-
27
.
Mangoensoekarjo S, Haryono S. 2005. Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Naibaho PM. 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Pwat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Medan. fror Aini I, Hanirah H, Siew WL, Yusoff IVISA. 1998. Cold stability of red palm oil. tAoCST5(Q:7a9 -757.
- Ooi CK, Choo YM, Yap SC, Ma AN.
1996. Refining of red palm oil. ElaeisS(l):20-28.
I.
20A7. Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Swadaya. Jakarta.
Pahan
Hulu Hingga Hilir.
Penebar
.,iPing BTY, Choo YM, Gwendoline EECL, Goh SH. 2002. Geometrical isomers of the major provitamrn a palm carotene, q and B-caroten in the mesocat? oil of fresh and sterilized palm fruits, crud palm oil and palm carotene based products : red palm olein and carotene concentrates. I Oil Palm Res 13(2):23-32.
r
Sahidin, Matsjeh S, Nuryanto E. 2000. Degradasi p-karoten dari minyak sawit mentah oleh panas. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit 8(l):39'50.
550 lFaktrltas Pcrcanitrtt Urrrv'crsias Ben,qktltr
- l2 September
2012
- _1, adyafnil. 2002. Kandungan B-karoten dar ttngkat penerimaan masyarakat terhadap warna minyak sawit merah (Rpo). Laporui peneritian. Fakultas Pertanian. Universitas Bengkulu.
Susilawati E, Purboyo G, Eka N. 1997. pembuatan minyak sawit merah dengan fraksinasi ganda. Iurnal penelitian Kelapa Sawir 5(l):55_66. Pertanyaan:
1' 2'
Apakah kosentrasi karoten pada mrnyak sawit merah yang dibuat dari stasiun press berbeda iauh dengan minyak'sawit merah yang dlblat dari CpO, mengingat proses pembuatan dari CpO lebih sederhana? Bagaimanakah upaya untuk meningkatkan kemanfaatan minyak sawit merah, mengingat bahwa produk ini mengandung p-karoten alami danbeberapa senyawa lain seperti tokoferol yang sangat baik untuk kesehatan?
Jawab:
1'
Perbedaan kandungan B-karoten pada minyak sawit
merah dari drra sumber
bahan baku yang berbeda tersebut, cukup signifikan. Diduga proses ektraksi optimal p-karoten dari buah kelapa sawit terjadi pada stasiun press, sedangkan
pada tahap berikutnya (pemurnian) sebagaian B-karoten yang ada pada fraksi
minyak mulai mengalami kerusakan karena pemanasan,dengan demikian kandungan B-karoten minyak sawit merah yang dibuat dari CpO menjadi lebih rendah. Pembuatan minyak sawit merah dari CPO memang lebih sederhana, tetapibahan baku (cPo) tersebut telah mempunyai kandungan B-karoten yang lebih rendah dari pada fraksi minyak yang keluar dari stasiun press.
2'
Minyak sawit merah akan lebih bermanfaat bila dapat disajlkaildlkonsumsi sebagai produk yang menatik siap dikonsumsi dengan memperhatikan batas dosis aman terekom endasi (RDA), sebagai makanan tamb ahan/suplemen dalambentuk
emulsi, kapsul, atau produk lain yang menarik.
Seminar Nasional Menujtt Peftaninn yorqq BcrLltititat
I SSI