L1
Flowchart Proses Perbaikan Mobil Konsumen dengan Klaim Asuransi
Untuk Konsumen dengan Klaim Asuransi Bagian Sevice Advisor Mulai Menerima konsumen untuk pemeriksaan mobil Melakukan pemeriksaan terhadap mobil dengan klaim asuransi Menerima SPK dari pihak asuransi berdasarkan hasil pemeriksaan
SPK Membuat estimasi
Check Sheet 2 Check Sheet 1
N
Konsumen Selesai
SPK: Surat Perintah Kerja
L2
Work Order dan Estimasi Perbaikan Kendaran Bagian Administrasi Klaim
SA
Mulai
1
Membuat work order dan estimasi harga
Estimasi harga 3 Estimasi harga 2
Estimasi harga 3
Estimasi harga 1
Estimasi harga 2 Estimasi harga 1
1
WO 2
Memeriksa estimasi harga
WO 1
Estimasi harga 3
Foreman
N
Estimasi harga 2 Estimasi harga 1
N
Asuransi Konsumen
WO:
Work Order
SA:
Sevice Advisor
Selesai
L3
Prosedur Pekerjaan Perbaikan Foreman Mulai Mengkoordinir mekanik terhadap pengerjaan perbaikan mobil berdasarkan WO
Meminta bagian gudang menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk melakukan perbaikan mobil
Memastikan pekerjaan mekanik selesai sesuai dengan WO
Selesai
WO:
Work Order
L4
Prosedur Penyelesaian Pekerjaan Perbaikan
Bagian SA
Bagian Kasir
Mulai
1
Memberitau kepada rekanan asuransi bahwa mobil milik klien dari rekanan perusahaan asuransi telah selesai diperbaiki
Kwintansi own risk 2
Menerima pembayaran own risk dalam bentuk tunai
Setelah estimasi perbaikan disetujui oleh perusahaan rekanan asuransi, setelah itu menyerahkan mobil kepada konsumen
Selesai
Membuat tanda terima pembayaran sementara (kwintansi own risk)
Kwintansi own risk 3 Kwintansi own risk 2 Kwintansi own risk 1
N 1
Konsumen
SA:
Sevice Advisor
L5
Prosedur Penagihan Kepada Perusahaan Asuransi Bagian Klaim Mulai Menyiapkan dokumen untuk penagihan kepada asuransi
SPK Estimasi yang telah disetujui oleh pihak asuransi Laporan kejadian jika dilakukan dibengkel Foto kopi STNK Foto kopi KTP Foto kopi polis Foto mobil Berkas sparepart jika ada pergantian sparepart
2
SPK: Surat Perintah Kerja KTP: Kartu Tanda Penduduk STNK: Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor
L6
Bagian Penagihan 1 2 Invoice SPK Estimasi yang telah disetujui oleh pihak asuransi Laporan kejadian jika dilakukan dibengkel Foto kopi STNK
Faktur pajak SPK Estimasi yang telah disetujui oleh pihak asuransi Laporan kejadian jika dilakukan dibengkel Foto kopi STNK
Foto kopi KTP Foto kopi polis Foto mobil Berkas sparepart jika ada pergantian sparepart
Membuat invoice dan faktur pajak
1
Foto kopi KTP Foto kopi polis Foto mobil Berkas sparepart jika ada pergantian sparepart
Menyerahkan dokumen kepada bagian piutang untuk dicatat ke dalam buku piutang
Menyerahkan ke bagian supervisor finance dan manajer divisi untuk diperiksa
Mengirimkan dokumen penagihan kepada pihak asuransi
SPK: Surat Perintah Kerja Selesai
KTP: Kartu Tanda Penduduk STNK: Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor
L7
TRANSKIP WAWANCARA LINGKUNGAN PENGENDALIAN: 1. Apakah struktur organisasi perusahaan telah menggambarkan wewenang, tanggung jawab dan garis pelaporan yang jelas yang dibuat secara tertulis? Jika sudah menggambarkan hal tersebut, bagaimana bentuknya? Struktur organisasi sudah mengambarkan tanggung jawab dan wewenang dan dapat dilihat dari struktur organisasi perusahaan.
2. Pada struktur organisasi, mengapa pada divisi body repair and paint tidak ada bagian gudang? Apakah divisi tersebut tidak memanfaatkan fungsi gudang? Iya, kami tidak memiliki bagian gudang, untuk gudang bagian divisi body repair and paint dikelola oleh bagian mandor atau foreman.
3. Apakah pernah terjadi tindakan kecurangan yang dilakukan dengan sengaja oleh karyawan-karyawan? Jika pernah, bagaimana bentuk kecurangan tersebut? Sejauh ini belum ada yang saya temukan tindakan kecurangan yang dilakukan oleh para karyawan kami.
4. Bagaimana bentuk pencatatan laporan penjualan dan piutang usaha di PT XYZ? Kami selalu mencatat laporan penjualan yang sudah kami lakukan dan mencatat jumlah piutang dari berbagai rekanan asuransi, hanya saja di perusahaan ini masih menggunakan cara manual untuk pencatatannya, kami disini ke dalam buku untuk pencatatan laporanlaporan mengenai penjualan dan piutang.
L8
5. Mengapa tidak melakukan pencatatan dan pengelolaan penjualan dan piutang usaha menggunakan computer? Bukan kah menggunakan computer sangat membantu? Saya setuju penggunaan komputer sangat membantu, hanya saja di sini belum terlalu diterapkan. Karena kurangnya unit komputer dan karyawan-karyawan kami pada bagian yang mengurus kedua hal tersebut belum terlalu mahir menggunakan komputer.
6. Apakah pada lingkungan internal pada divisi body repair and paint sudah sesuai dengan tujuan perusahaan? sudah sesuai atau belum? Lingkungan di Divisi Body Repair masih sangat sederhana dan masih bisa untuk dikembangkan untuk mencapai tujuan perusahaan untuk meningkatkan kapasitas divisi Body Repair.
7. Apakah terdapat wewenang terhadap pengelolaan penjualan dan piutang usaha di dalam perusahaan? Seperti apa wewenang tersebut? Siapa yang berwewenang atas pengelolaan tersebut? Pendapatan dan Piutang dikelola oleh Divisi Body Repair operasional divisi dengan pengesahan dari manajemen. Pendapatan dan Piutang selalu dilaporkan kepada Manajemen setiap bulan. Pihak berwenang itu bagian keuangan dan kepala bengkel. 8. Apakan PT XYZ memiliki SOP secara tertulis? kalau iya, bagaimana bentuk SOP tersebut? Sebetulnya kami memiliki SOP, hanya tidak ada yang secara tertulis.
L9
9. Apakah ada pemberian bonus terhadap karyawan atas pencapaian target penjualan? Iya ada.
10. Apakah ada pemberian hukuman jika target penjualan tidak dapat terealisasikan? Tidak ada PENILAIAN RISIKO: 1. Apakah perusahaan selalu memantau perubahan lingkungan? Jika ya, bagaimana cara pemantauannya? Divisi body repair dan paint lokasinya cukup baik untuk usaha, karena tidak berada lingkungan rumah penduduk tetapi berada di pinggir jalan utama di atas tanah seluas 3.800 m2 dan masih bisa dikembangkan .
2. Mengenai pencatatan dengan cara manual, yaitu mencatat ke dalam buku laporan milik perusahaan, apakah tidak ada kekhawatiran akan ada yang mengubah atau mencurinya? Apakah tidak ada kekhawatiran buku tersebut bisa hilang atau rusak? Kalau untuk masalah hilang atau rusak memang pernah terjadi. Kekhawatiran seperti yang tadi anda sebutkan memang ada, untuk itu kami mengupayakan 2013 bisa menambah unit komputer dan memberikan pelatihan kepada karyawan.
L10
3. Apakah perusahaan melakukan penaksiran risiko terhadap adanya kemungkinan piutang yang tak tertagih? Jika ya, bagaimana bentuk penaksiran resiko tersebut terhadap piutang tak tertagih? Penaksiran terhadap kemungkinan tidak tertagihnya piutang belum dilakukan karena 80% pelanggan merupakan klaim asuransi, dan sangat kecil kemungkinan perusahaan asuransi untuk tidak melunasinya.
4. Bagaimana bentuk kebijakan PT XYZ terhadap penagihan piutang? Apa kah PT XYZ memberikan syarat secara tertulis kepada rekanan perusahaan asuransi untuk pelunasan piutang? Kami memberi tau mereka untuk melunasi piutang paling lambat satu bulan dari setelah mobil selesai diperbaiki. Untuk syarat berbentuk tertulis tidak ada, kami hanya memberi tau mereka secara lisan, pemberitauan dilakukan ketika penyerahan dokumen-dokumen mengenai pelunasan piutang tersebut. 5. Bagaimana para rekanan asuransi melunasi piutang kepada PT XYZ? Apakah tepat waktu sesuai dengan dijanjikan secara lisan tersebut? Para rekanan asuransi sejauh ini selalu berhasil melunasi piutang, hanya saja lama waktu pembayaran piutang ini tidak menentu. Kami mencoba menjaga kerja sama dengan para rekanan perusahaan asuransi agar para klien mereka bersedia menggunakan bengkel kami untuk perbaikan mobil. Kami segan untuk menagih piutang tersebut. Tapi kami akan menagih ketika arus keuangan perusahaan sudah benar-benar terganggu.
L11
INFORMASI DAN KOMUNIKASI: 1. Apakah sistem akuntansi perusahaan dapat menjamin bahwa seluruh transaksi penjualan dicatat dengan benar, lengkap dan tercermin dalam laporan keuangan pada periode yang sesuai? Seperti yang tadi sudah dijelaskan, kami di sini masih menggunakan cara sangat sederhana untuk mencatat hasil dari transaksi penjualan perusahaan. mengenai jaminan tersebut memang kami khawatirkan, akan kami usahakan untuk kedepannya lebih baik lagi. 2. Apakah terdapat pedoman kebijakan, pedoman pelaporan akuntansi dan keuangan, bagan akun dan memorandum yang membentuk pengendalian internal? Pedoman kebijakan dan pedoman pelaporan akuntansi secara tertulis belum ada.
3. Apakah manajemen memperoleh informasi mengenai total penjualan untuk setiap bulannya? Jika ya, dalam bentuk yang seperti apa? Ya, setiap bulan manajemen mengadakan rapat untuk melakukan review.
4. Apakah ada rekanan perusahaan asuransi yang melunasi piutang dalam waktu yang sangat lama? Berapa banyak perusahaan asuransi yang membayar pelunasan piutang yang lama melunasi piutang tersebut? Berapa lama durasi waktunya? Iya memang cukup banyak perusahaan asuransi yang sering lama untuk melunasi piutang kami, paling parah ada 3 rekanan asuransi yang melakukan hal tersebut dengan durasi waktu hingga lebih dari 6 bulan dan sudah lebih dari 6 bulan jumlah piutang kami
L12
nominalnya sangat banyak yang belum terlunasi, rekanan asuransi tersebut yaitu Takaful, Lig Insurance, dan JP. Astor
5. Apakah PT XYZ memiliki target penjualan? Bagaimana upaya pencapaian target penjualan tersebut? Iya kami memiliki target penjualan. Target tersebut berdasarkan pendapatan yang kami dapat pada bulan sebelumnya dan kami memasang target guna untuk pencapaian lebih baik.
6. Jika PT XYZ memiliki target penjualan, adakah strategi untuk untuk meningkatkan penjualan perusahaan melalui promosi? Kami belum melakukan hal tersebut, tapi akan coba kami pikirkan untuk melakukan hal tersebut.
7. Apakah komunikasi pada bagian body repair and paint antara atasan dan bawahan terjalin dengan baik? Saat rapat cukup berjalan dengan baik, hanya saja ketika sedang mengerjakan perbaikan mobil, saya sering melihat bagian foreman melakukan tindakan dengan tidak mendengarkan bagian mekanik. Diakui banyak tindakannya yang tepat untuk perbaikan tersebut, tapi tidak sedikit juga yang keliru, sehingga mobil pelangga lama dalam penyelesaiannya atau ada komplain lagi dari pelanggan.
L13
8. Apakah perusahaan membuat catatan akuntansi umur piutang (aging schedule)? Di Body Repair kita membuat aging schedule per 3 bulan.
AKTIVITAS PENGENDALIAN: 1. Apakah pengembalian mobil milik klien rekanan asuransi menunggu persetujuan dari pihak asuransi? Kami tidak menunggu persetujuan dari rekanan asuransi, begitu mobil selesai, bagian service advisor langsung memberitahu klien dan mengembalikannya.
2. Seperti yang tadi anda sebutkan, di perusahaan ini belum menggunakan komputer untuk mencatat dan menyimpan data penjualan dan piutang, berati perusahaan belum menerapkan aplikasi dengan komputer? Iya betul, di perusahaan ini belum menerapkan aplikasi dengan komputer
3. Dimana buku laporan penjualan dan piutang tersebut disimpan? Kami menyimpannya di dalam rak lemari di sana (bentuk rak lemari terbuka).
4. Apakah dalam rapat pada setiap bulannya, manajemen melakukan review kinerja? Iya hal tersebut manajemen melakukan hal tersebut
5. Apakah piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan?
L14
Faktur penjualan atau Invoice dicek oleh SPV FIN dan ditandatangani oleh Kepala Divisi.
6. Apakah pencatatan ke dalam kartu piutang dan ke dalam jurnal penjualan, oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda tangan pada dokumen sumber (faktur penjualan)? Transaksi dimasukkan ke dalam kartu piutang yang ke dalam piutang setelah dilakukan pengecekan oleh Supervisor Finance.
7. Apakah
faktur
penjualan
bernomor
urut
tercetak
dan
pemakaiannya
dipertanggung jawabkan oleh fungsi penjualan? Untuk penerimaan OR kita menggunakan kwitansi bernomor urut yang bisa dipertanggung jawabkan oleh kasir yang menerimanya, sedangkan untuk penagihan kepada asuransi kita juga mengunakan nomor yang dibuat untuk periode 1 tahun.
8. Apakah fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar daftar piutang yang harus ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi? Bagian penagihan atau Administrasi penjualan membuat tagihan jika mobil telah selesai dikerjakan oleh bagian bengkel.
9. Jika rekanan asuransi ingin melunasi piutang, dan ketika rekanan asuransi datang PT XYZ tidak dapat memberikan bukti pelunasan piutang karena listrik padam, apa yang PT XYZ lakukan dalam penanganan hal tersebut?
L15
Di dalam MOU, berupa surat perjanjian dengan rekanan asuransi, kami telah jelaskan bahwa PT XYZ juga akan mengadakan komunikasi secara baik-baik, artinya kami menanyakan kepada pihak asuransi agar bisa sama-sama membicarakan apa jalan keluar terbaik bagi kami dan rekanan asuransi. Ada berbagai macam mulai dari besoknya kami mengirim bagian penagihan untuk mengambil uang pelunasan piutang tersebut atau dengan cara lain, yang bisa sama-sama menguntungkan kedua belah pihak. PEMANTAUAN: 1. Apakah perusahaan memiliki fungsi audit internal yang efektif? Perusahaan belum memiliki internal audit.
2. Apakah
pemantauan
dimasukkan
dalam
agenda
rutin
kegiatan
operasi
perusahaan? Ya, karena supervisor finance juga bertugas pemantau semua yang berhubungan dengan keuangan dan akuntansi.
3. Apakah pimpinan atau manajemen melakukan pengecekkan independen atau evaluasi terhadap kinerja karyawan di bagian keuangan? Ya, karena perusahaan ini adalah perusahaan keluarga maka owner sangat konsentrasi untuk melalukan evaluasi terhadap karyawan bagian keuangan.
4. Apakah manajemen melakukan pemantauan saat ada terjadi transaksi penjualan dengan konsumen? Jika ya, bagaimana proses pemantauan tersebut? Pemantauan dilakukan manajemen dengan melakukan rapat kerja rutin setiap bulan.
L16
5. Apakah manajemen memantau penyebab adanya piutang tak tertagih? Jika ya, bagaimana proses pemantauan tersebut? Pemantauan dilakukan manajemen dengan melakukan rapat kerja rutin setiap bulan.
6. Apakah hasil dari aktivitas pemantauan dijadikan pedoman bagi pimpinan untuk menentukan langkah perbaikan? Ya itu pasti, ketika rapat berlangsung untuk melakukan review kinerja, kami berusaha mencari solusi untuk penyelesaian masalah yang ada. Solusi yang dihasilkan akan coba kami terapkan dalam pengerjaannya ke depannya.
L17
L18
L19
L20
L21
PERJANJIAN KERJA SAMA PERBAIKAN KENDARAAN BERMOTOR ANTARA PT PAN PACIFIC INSURANCE DENGAN PT XYZ
No. : 0XX/PKS/PPI – XXX/09
Pada hari ini tanggal, xx xxxxxxx 20xx, yang bertanda tangan dibawah ini : 1. Fx. Marcelius Colondam, dalam hal ini bertindak sebagai Direktur Utama dari dan oleh karena itu berwenang mewakili dan karenanya bertindak untuk dan atas nama perseroan PT PAN PACIFIC INSURANCE, berkedudukan di Jakarta, Wisma Millenia Lt. 6, Jl. MT. Haryono, Jakarta 12810, untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA. 2. Donny Prihardono, dalam hal ini bertindak sebagai Kepala Divis Body & Paint dari dan oleh karena itu berwenang mewakili dan bertindak untuk dan atas nama perusahaan PT XYZ berkedudukan di Jakarta, Jl.Kapten Tendean No.8 Jakarta Selatan untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA. Kedua belah pihak telah sepakat untuk mengadakan kerja sama dalam perbaikan kerusakan kendaraan bermotor Tertanggung dari Pihak Pertama dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut :
PASAL 1 PENUNJUKAN Pihak Pertama menunjuk Pihak Kedua untuk melakukan perbaikan terhadap kerusakan pada kendaraan bermotor Tertanggung dari Pihak Pertama.
PASAL 2 PROSEDUR PENERIMAAN KLAIM 1. Jika Pihak Pertama menerima laporan Klaim dari Tertanggung, Pihak Pertama akan memberikan informasi detail dari kendaraan yang akan diperbaiki antara lain berupa nama
L22
Tertanggung, nomor polis, nomor polisi, jenis / model kendaraan, jenis kerusakan / kerugian, nilai ganti rugi yang disetujui dan besarnya risiko sendiri yang harus ditagih oleh Pihak Kedua kepada Tertanggung / pemilik kendaraan. 2. Jika Pihak Kedua menerima laporan klaim dari Tertanggung, maka Pihak Kedua diwajibkan mencatat data-data Tertanggung meliputi (nama, alamat, nomor telpon, nomor polis, nomor polisi, jenis / model kendaraan, tanggal kejadian, tanggal laporan, penyebab kerugian atau kecelakaan atau kehilangan dan perkiraan sementara besarnya kerugian) untuk segera / secepatnya melaporkan kepada Pihak Pertama melalui telepon, faksimili atau email. 3. Pihak Pertama akan melakukan survey atau pemeriksaan kendaraan Tertanggung yang mengalami kerusakan dan / atau kerugian dan Pihak Kedua diharuskan membantu pelaksanaan survey / pemeriksaan oleh Pihak Pertama. 4. Pihak Kedua wajib memberikan perkiraan biaya perbaikan kepada Pihak Pertama dan dikirimkan kepada Pihak Pertama. 5. Pihak Kedua harus meminta konfirmasi persetujuan terlebih dahulu dari Pihak Pertama untuk melaksanakan perbaikan dan / atau penggantian suku cadang kendaraan dimaksud berdasarkan estimasi biaya perbaikan yang diberikan pihak kedua dalam ayat 4 diatas.
PASAL 3 PROSEDUR PENGISIAN DOKUMEN KLAIM 1. Pihak Kedua harus membantu Tertanggung untuk melengkapi dokumen sebagai berikut: a. Untuk kerugian sebagian Kendaraan : - Mengisi Formulir Klaim - Fotocopy Polis, STNK, SIM, KTP - Cek fisik gesekan No. Rangka & Mesin - Laporan Kepolisian jika melibatkan pihak ketiga atau pencurian
b. Untuk kerugian material atau cedera badan Tanggung Jawab Hukum Pihak Ketiga: -
Fotocopy STNK, SIM, KTP dan cek fisik gesekan No. Rangka & Mesin Pihak Ketiga
-
Surat tuntutan dan pernyataan kendaraan tidak diasuransikan
-
Estimasi biaya perbaikan kendaraan dan / atau kwitansi perbaikan
L23
-
Kwitansi biaya pengobatan dari rumah sakit
-
Surat Musyawarah antara kedua pihak
-
Laporan Kepolisian
2. Pihak Kedua dan Tertanggung secara bersama-sama akan memeriksa bagian-bagian kendaraan yang mengalami kerusakan sebagai akibat langsung dari kecelakaan termasuk klaim Tanggung Jawab Hukum terhadap Pihak Ketiga, sepanjang risiko tersebut merupakan risiko yang dijamin dalam polis. 3. Pihak Kedua wajib berupaya untuk meminimalkan kerugian atau biaya perbaikan seolah-olah kendaraan tidak diasuransikan dan melindungi hak-hak, kepentingan Pihak Pertama dari kemungkinan terjadinya klaim oleh Tertanggung maupun oleh Pihak Ketiga untuk kerugian/kerusakan bagian kendaraan yang tidak relevan atau tidak berkaitan dengan kecelakaan yang dijamin dalam polis. Pihak kedua tidak diperkenankan memberikan imbalan dalam bentuk apapun kepada karyawan Pihak Pertama maupun bekerja sama merekayasa suatu klaim yang tidak selayaknya. 4. Pihak Kedua harus membuat foto yang jelas dari bagian-bagian kendaraan yang mengalami kerusakan yang akan diperbaiki dan membuat foto bagian-bagian kendaraan sesaat setelah dicat epoxy agar tidak menimbulkan keraguan bagi Pihak Pertama. 5. Pihak Kedua harus segera membuat dan mengirimkan Estimasi Biaya Perbaikan sesuai ketentuan harga yang telah disepakati oleh Pihak Pertama dalam Pasal 6 dan / atau Penggantian Suku Cadang sesuai Daftar Harga Suku Cadang Asli yang berlaku untuk setiap jenis kendaraan dengan memperhitungkan discount yang disepakati Kedua Pihak. 6. Pihak Kedua secara berkesinambungan segera mengirimkan seluruh dokumen pendukung klaim yang diperlukan sesuai Pasal 3 ayat 1, 4 & 5 kepada Pihak Pertama. PASAL 4 LAYANAN ARMADA DEREK DAN ANTAR JEMPUT KENDARAAN 1. Pihak Kedua diwajibkan menyediakan Layanan Armada Derek yang akan digunakan untuk menarik setiap kendaraan Tertanggung yang akan diperbaiki oleh Pihak Kedua, baik armada derek milik Pihak Kedua sendiri maupun bekerja sama dengan pihak ketiga, apabila kendaraan yang akan diperbaiki tidak bisa dijalankan dengan tenaga sendiri.
L24
2. Pihak Pertama akan menanggung biaya Layanan Armada Derek dimaksud ayat 1, sebesar Rp. 400.000,00 untuk wilayah cakupan Jabotabek dan untuk wilayah diluar Jabotabek biaya derek sesuai kesepakatan kedua belah pihak. 3. Pihak Kedua diwajibkan menyediakan Layanan Antar Jemput Kendaraan, yaitu layanan untuk mengambil setiap kendaraan Tertanggung baik yang berada dilokasi Tertanggung maupun Kantor Pihak Pertama, yang akan diperbaiki oleh Pihak Kedua dan mengantarkan kembali kendaraan yang telah selesai diperbaiki ke lokasi yang telah ditentukan oleh Tertanggung maupun Pihak Pertama, layanan ini tidak dikenakan biaya.
PASAL 5 PROSEDUR PERBAIKAN KENDARAAN 1. Pihak Kedua harus segera melaksanakan perbaikan kendaraan setelah mendapatkan konfirmasi persetujuan perbaikan dan / atau Surat Perintah Kerja dari Pihak Pertama dan Pihak Kedua wajib menjaga dan secara terus menerus meningkatkan kualitas pekerjaan untuk menghindari kemungkinan tuntutan dari Tertanggung kepada Pihak Pertama sebagai akibat dari penunjukan perbaikan kendaraan kepada Pihak Kedua. 2. Pihak Kedua wajib melakukan penggantian suku cadang (Spare Part) kendaraan yang telah disetujui oleh Pihak Pertama dengan suku cadang yang sama jenis dan kualitasnya dengan suku cadang yang rusak, dimana bila suku cadang asli (Genuine Part) harus diganti dengan suku cadang yang asli juga. 3. Apabila dipandang perlu oleh Pihak Pertama, Pihak Pertama dapat menyediakan suku cadang dengan menggunakan jasa supplier suku cadang, sedangkan Pihak Kadua menerima jasa pemasangannya. 4. Pihak Kedua wajib untuk menyelesaikan pekerjaan perbaikan dalam tenggang waktu yang telah disepakati antara Pihak Kedua dengan Tertanggung dan / atau Pihak Ketiga dan kemudian apabila kendaraan telah selesai diperbaiki dengan baik, diwajibkan untuk memberitahukannya kepada Tertanggung dan / atau Pihak Ketiga, selanjutnya menagih risiko sendiri dan meminta Tertanggung dan / atau Pihak Ketiga menanda tangani Surat Pernyataan bahwa kendaraan telah diperbaiki dengan baik. 5. Pihak Kedua wajib menyerahkan kendaraan yang telah selesai diperbaiki kepada Tertanggung dan/atau kepada Pihak Ketiga (untuk klaim Pihak Ketiga) dalam keadaan bersih.
L25
6. Ketidak sempurnaan hasil pekerjaan kendaraan yang telah diperbaiki sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pihak Kedua dan hal ini menjadi kewajiban Pihak Kedua sepenuhnya untuk memperbaikinya hingga sempurna. 7. Kegagalan Pihak Kedua dalam penagihan risiko sendiri dari pihak Tertanggung, akan menjadi beban Pihak Kedua. 8. Segala macam kerusakan tambahan, kekurangan, kehilangan, kebakaran, kebanjiran selama dalam penyimpanan, perbaikan dan pengawasan oleh Pihak Kadua menjadi tanggung jawab Pihak Kedua sepenuhnya.
PASAL 6 PROSEDUR PENANGANAN SALVAGE (SUKU CADANG BEKAS) 1. Suku cadang bekas penggantian bagian kendaraan Tertanggung yang diperbaiki dan / atau diganti oleh Pihak Kedua menjadi hak milik Pihak Pertama. 2. Pihak Kedua diwajibkan mengamankan, mencatat dan mengirimkan seluruh salvage atau suku cadang bekas bagian kendaraan yang telah diganti kepada Pihak Pertama.
PASAL 7 DAFTAR HARGA PERBAIKAN 1. Pihak Pertama wajib memberitahukan kepada Pihak Kedua besarnya resiko sendiri/biaya yang dibebankan kepada Tertanggung. 2. Pihak Kedua wajib menagih resiko sendiri tersebut kepada tertanggung setelah perbaikan selesai. 3. Apabila penagihan resiko sendiri Tertanggung tersbut tidak dijalankan, maka resiko kerugian akan ditanggung Pihak Kadua.
PASAL 8 DAFTAR HARGA PERBAIKAN 1. Harga Pokok Biaya Perbaikan (Rp.)
L26
Harga pokok biaya perbaikan adalah harga biaya perbaikan bagian-bagian kendaraan yang mengalami kerusakan atau kerugian yang terdiri dari : -
Bahan :
Cat, Dempul, Pernis, Amplas, Epoxy, Thinner, Acetylene, Oxygen dll.
-
Jasa
Biaya tenaga kerja murni.
:
Harga pokok biaya perbaikan (bahan dan jasa) tersebut di atas belum termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPn 10 %), untuk Jasa dikenakan Pajak Penghasilan (PPh pasal 23) sebesar 2 % yang menjadi beban Pihak Kedua. Daftar biaya perbaikan kendaraan tidak diperbolehkan melebihi standar yang telah ditentukan bersama. Perincian standar biaya perbaikan tersebut dilampirkan dalam perjanjian kerja sama ini. 2. Bila harga Suku Cadang (Spare Part) yang diganti adalah asli maka harga adalah berdasarkan Daftar Harga Suku Cadang Asli (Price List Genuine Part) dari Pabrikan, dengan dikurangi discount sebesar (50%) dari discount yang diterima oleh Pihak Kedua dari Suppliernya. Apabila terdapat perbedaan harga suku cadang yang diperoleh oleh Pihak Kedua dengan harga suku cadang yang diperoleh Pihak Pertama dan / atau Pihak Pertama mempunyai pertimbangan lainnya, maka Pihak Pertama memiliki hak sepenuhnya untuk menyediakan atau mengirimkan suku cadang kepada Pihak Kedua dengan pemberitahuan terlebih dahulu. Harga pokok biaya perbaikan tersebut di atas berlaku mulai tanggal perjanjian kerja sama ini dan apabila terjadi perubahan kebijakan moneter yang berpengaruh terhadap Harga Pokok tersebut di atas, maka Pihak Kedua dapat mengusulkan penyesuaian Harga Pokok dimaksud kepada Pihak Pertama dan selanjutnya Pihak Pertama akan memproses usulan tersebut untuk dipertimbangkan. PASAL 9 PERSELISIHAN 1. Bilamana terjadi perselisihan sebagai pelaksanaan perjanjian kerja sama ini, maka kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan secara musyawarah. 2. Apabila perselisihan tersebut tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut melalui Arbitrase sesuai dengan ketentuan Undang-Undang nomor 30 Tahun 1999.
L27
PASAL 10 PENUTUP Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan ditanda tangani diatas materai secukupnya dan masing-masing pihak mendapat 1 (satu) eksemplar yang mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Dibuat di : Pada tanggal :
PIHAK PERTAMA PT PAN PACIFIC INSURANCE
Fx. Marcelius Colondam Direktur Utama
Jakarta xx xxxxxxxxx 20xx
PIHAK KEDUA PT XYZ
Donny Prihardono Kepala Divisi Body & Paint
L28
PT XYZ DIVISI BODY & PAINT Jl. Warung Jati Barat Raya No: 16, Jakarta Selatan
Telp: (021) 78845073, 78831502 Fax: 78831502 No. : 002 / BP / V /2010 Kepada : PT. Asuransi Ramayana Tbk. Jl. Kebon Sirih No. 49 Jakarta
Jakarta, 29 Mei 2010
Up. Wakadiv Klaim / Bp. Joko Sutanto Dengan Hormat, Hal : Konfirmasi Kerjasama Bengkel Rekanan Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Donny Prihandono
Alamat
: Jakarta
Jabatan
: Kepala Body & Paint
Nama Bengkel
: PT XYZ ( Honda Tendean )
Alamat Dealer
: Jl. Kapt. Tendean No.8 Jakarta Selatan
Alamat Body & Paint : Jl. Warung Jati Barat Raya No. 16 ( Warung Buncit ) Jakarta Selatan Alamat Email
:
[email protected]
Dengan ini menyatakan : 1. Bersedia menjalin kerjasama dengan PT. Asuransi Ramayana Tbk, sebagai salah satu Bengkel Rekanan. 2. Bersedia menandatangi Perjanjian Kerjasama ( PKS ), yang akan disampaikan kemudian. Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih. PT XYZ,
Donny Prihandono Kepala Body & Paint