Proceedings Seminar Nasional Ilmu Manajemen 2016
FINANCIAL COMPETITIVENESS ANALYSIS IN THE INDONESIAN ISLAMIC BANKING ANALISIS DAYA SAING FINANSIAL PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Aang Kunaifi1, Muhammad Saiful Hakim, Berto Mulia Wibawa Manajemen Bisnis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 60111 Abstract This paper aims to evaluate Islamic banking financial competitiveness in Indonesia. In this paper, a financial competitiveness evaluation model based on the method of analytic hierarchy process (AHP) was built which includes 6 financial indicators. The results suggest that Islamic banking have similar financial competitiveness and only 2 Islamic bank that have more high financial competitiveness than their competitor. This findings indicate that the market structure of the Islamic banking industry is oligopoly. Keywords: financial competitiveness, Islamic banks, analytic hierarchy process Abstrak Penelitian ini bertujuan mengevaluasi daya saing finansial perbankan syariah di Indonesia. Metode analytic hierarchy process (AHP) melalui 6 indikator keuangan digunakan dalam penelitian ini untuk mengembangkan model daya saing finansial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bank syariah di Indonesia memiliki daya saing finansial yang sama dan hanya terdapat 2 bank syariah yang memiliki daya saing finansial lebih tinggi dibandingkan pesaingnya. Hal ini mengindikasikan bahwa struktur persaingan pasar pada industri perbankan syariah berbentuk oligopoli. Kata kunci: daya saing finansial, perbankan syariah, analytic hierarchy process
1
Corresponding author: Email:
[email protected] / mobile: +6281234681287
1 ISSN: 2477‐1708
Proceedings Seminar Nasional Ilmu Manajemen 2016
Pendahuluan Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menawarkan berbagai peluang dan tantangan dalam bisnis dan sosial masyarakat. Melalui era MEA akan menghilangkan berbagai rintangan dalam aliran barang jasa serta manusia antar-regional wilayah di negaranegara ASEAN. Kemudahan aliran barang dan jasa serta manusia di kawasan ASEAN akan mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat ASEAN. Namun dibalik peluang yang ada MEA juga akan dapat membuka sejumlah tantangan dan hambatan dalam implementasinya. Salah satu hambatannya adalah adanya kesenjangan kemampuan industri jasa keuangan di masing negara-negara anggota ASEAN. Oleh karena itu disusun upaya sejumlah kebijakan untuk mengurang tantangan tersebut. Kebijakan yang diambil untuk mengatasi permasalahan kesenjangan kemampuan industri jasa keuangan di masing-masing Negara ASEAN adalah melalui penyusunan kerangka integrasi perbankan ASEAN (ABIF) yang beranggotakan Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Sebagai konsekuensinya, kerangka ini mau tidak mau akan mendorong persaingan di industri jasa perbankan di wilayah ASEAN. Oleh karena itu, industri perbankan Indonesia harus tumbuh dan berkembang semakin kuat agar mampu bersaing. Persaingan industri perbankan di Indonesia selama ini masih rendah. Hal ini disebabkan struktur pasar pada industri perbankan nasional masih bersifat monopolistik (Mulyaningsih dan Daly, 2011). Bahkan Widyastusti dan Armanto (2013) menjelaskan bahwa pada masa setelah diterbitkannya arsitektur perbankan Indonesia (API) antara tahun 2004 sampai dengan 2006 justru tingkat monopoli pada industri perbankan nasional menjadi semakin tinggi dan menyebabkan derajat kompetisi perbankan nasional semakin rendah. Rendahnya tingkat persaingan perbankan di Indonesia disebabkan terjadi penurunan jumlah bank akibat penataan regulasi perbankan nasional sehingga berdampak pula pada pola persaingan di industri perbankan nasional. Struktur persaingan pasar yang berbeda justru ditampilkan oleh industri perbankan syariah di Indonesia. Penelitian Machmud (2014) mendapati bahwasannya struktur persaingan pasar pada industri perbankan syariah termasuk dalam struktur oligopoli ketat. Kompetisi pada stuktur pasar ini menyebabkan perolehan laba maksimal jangka pendek akan segera diikuti pesaingnya sehingga dalam jangka panjang hanya akan memperoleh laba normal. Hal ini disebabkan pada struktur pasar oligopoli setiap bank akan memiliki 2 ISSN: 2477‐1708
Proceedings Seminar Nasional Ilmu Manajemen 2016
operasional yang setara (Chu dan Lim, 1998). Oleh karena itu, perbankan yang berada pada struktur persaingan oligopoli harus selalu mencermati perkembangan daya saing pesaingnya (Karlan dan Morduch, 2014: 422). Daya saing merupakan aspek komprehensif yang bersifat multidimensi. Daya saing dapat dicerminkan salah satunya dari aspek finansial. Daya saing finansial dapat mencerminkan daya saing aktivitas manajerial pengelolaan perbankan. Namun, kesulitan pengukuran daya saing finansial justru berkaitan dengan pengukurannya yang melibatkan beberapa indikator kinerja finansial yang berbeda. Untuk itu, indikator tersebut pelu diintegrasikan dalam pengukuran nyata agar dapat dinilai perbankan mana yang memiliki daya saing lebih dari pada perbankan lainnya. Integrasi kinerja finansial menjadi daya saing finansial akan dilakukan menggunakan analytic hierarchy process (AHP). Melalui metode ini akan dapat diambil sebuah pengukuran nyata daya saing finansial dari beberapa kriteria kinerja finansial yang berbeda-beda. Hasil integrasi indikator keuangan tersebut dapat menjadi evaluasi manajemen untuk mengetahui posisi daya saing finansialnya dibandingkan para pesaing. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi daya saing finansial perbankan syariah di Indonesia. Evaluasi daya saing finansial pada perbankan syariah diperlukan untuk menjelaskan posisi daya saing antar perbankan syariah yang berada pada struktur pasar oligopoli. Hasil evaluasi dapat digunakan oleh perbankan syariah untuk melakukan inovasi keuangan yang akan mengantarkan perusahaan mencapai keunggulan kompetitifnya dibandingkan perusahaan lainnya. Tinjauan Pustaka Solleiro dan Castañón (2005) menjelaskan bahwa konsep daya saing dapat dipahami dari pendekatan tradisional dan pendekatan baru. Lebih lanjut Solleiro dan Castañón (2005) menjelaskan bahwa secara tradisional daya saing dipahami sebagai keuntungan komparatif sedangkan dalam perkembangannya konsep daya saing telah bergeser menjadi konsep memaksimalkan nilai tambah. Piatkowski dalam Sipa, Gorzen-Mitka dan Skibinski (2015) menjelaskan bahwa tidak ada satu literatur yang mendefinisikan daya saing secara seragam. Oleh karena itu konsep daya saing inipun terus berkembang dalam multidimesional dan beberapa konsep yang relatif (Ajitabh dan Momaya, 2004). Bahkan dalam lingkup daya saing itu sendiri bisa memiliki 3 ISSN: 2477‐1708
Proceedings Seminar Nasional Ilmu Manajemen 2016
tingkatan yang berjenjang mulai dari level perusahaan, level industri dan level wilayah atau negara. Lebih lanjut Ajitabh dan Momaya (2004) menjelaskan bahwa proses daya saing akan dapat membantu mengidentifikasi kepentingan dan kinerja saat ini. Oleh karena itu, ukuran kinerja keuangan juga dapat menjadi bagian dari suatu proses pencapaian daya saing. Kinerja keuangan merupakan hasil dari proses fungsional manajemen seperti proses manajemen strategi, proses manajemen pemasaran, proses manajemen sumber daya manusia, dan proses manajemen operasional. Oleh karena itu, kinerja keuangan dapat diuraikan menjadi evaluasi daya saing keuangan perusahaan. Fungsi kinerja keuangan sebagai evaluasi daya saing keuangan perusahaan harus ditransformasikan terlebih dahulu ke dalam satu kinerja keuangan yang utuh terlebih dahulu agar bisa menjadi evaluasi daya saing perusahaan. Hal ini disebabkan kinerja keuangan terdiri dari berbagai jenis analisis kinerja yang memiliki arti yang berbeda-beda. Oleh karena itu, diperlukan analisis lanjutan menggunakan analytic hierarchy process (AHP). AHP merupakan salah satu alat analisis yang dapat membantu untuk pengambilan keputusan pada konteks multikriteria. Analisis ini pertama kali dipresentasikan oleh Saaty T. L. tahun 1970 dari Universitas Pittsburgh (Lixin dan Shuxia, 2010). Langkah analisis dari metode ini dimulai menggunakan penyusunan model hierarki yang dilanjutkan dengan analisis faktor dan mendapatkan hubungan masing-masing kriteria dari beberapa kriteria yang kompleks. Model tersebut kemudia ditransformasikan ke dalam model matematika yang menggambarkan proses pengambilan keputusan. Sejumlah penelitian terdahulu telah dilakukan untuk mengevaluasi daya saing dari beberapa konteks penelitian yang berbeda. Dimulai oleh Sirikrai (2007) melakukan analisis daya saing pada industry komponen otomotif di Thailand. Menggunakan sejumlah indikator meliputi penggerak eksternal perusahaan dan penggerak internal perusahaan dijelaskan bahwa penggerak internal perusahaan dapat menjelaskan dengan lebih baik daya saing perusahaan. Lixin dan Shuxia (2010) menggunakan AHP untuk mengevaluasi daya saing keuangan perusahaan peralatan listrik yang listing di pasar modal Cina. Menggunakan 15 indikator kinerja keuangan yang meliputi rasio solvabilitas, rasio operasi,rasio profitabilitas, dan rasio perkembangan di dapatkan urutan ranking perusahaan yang paling berdaya saing. Kiszová dan Nevima (2012) menggunakan AHP untuk mengevaluasi daya saing wilayah yang ada pada Republik Ceko. Menggunakan sejumlah dimensi kinerja wilayah dihasilkan urutan ranking ditentukan wilayah yang paling berdaya saing. 4 ISSN: 2477‐1708
Proceedings Seminar Nasional Ilmu Manajemen 2016
Metode Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subjek penelitian adalah bank umum syariah di Indonesia tahun 2014. Jenis data adalah data sekunder dengan memanfaatkan informasi dari OJK dan laporan tahunan yang dipublikasikan oleh perusahaan yang dipilih. Penelitian ini menggunakan analytic hierarchy process (AHP) sebagai analisis data untuk mengembangkan model daya saing finansial perusahaan. Metode AHP seringkali digunakan untuk menyelesaikan masalah yang melibatkan kriteria pengambilan keputusan yang multikompleks. Penggunaan metode ini memiliki kelebihan karena dapat menyelesaikan permasalahan yang kompleks yang strukturnya tidak beraturan (Sary, 2014). Melalui metode ini penyelesaian masalah yang kompleks dan tidak beraturan akan dapat disederhanakan dalam bentuk yang terstruktur. Namun demikian, kesulitan dalam metode ini berkaitan dengan penentuan skala prioritas yang terdapat pada semua kriteria yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan (Hsu dan Pan, 2009). Kendala ini mengakibatkan munculnya banyak justifikasi sehingga dibutuhkan analisis konsistensi rasio (Subramanian dan Ramanathan, 2012). Dengan demikian, AHP dapat menjadi metode yang tepat untuk memecahkan masalah yang bersifat multidimensi. Daya saing merupakan konsep yang bersifat multidimensi sehingga untuk mengevaluasi daya saing finansial juga diturunkan dari dari berbagai ukuran kinerja keuangan yang berbeda-beda pula. Kinerja keuangan tersebut kemudian disusun secara sistematis dan digunakan untuk membandingkan kinerja keuangan bank syariah satu dengan yang lainnya untuk mengetahui daya saing finansialnya. Adapun tahapan analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi indikator kinerja keuangan yang dijadikan untuk menganalisis kemampuan daya saing finansial perusahaan. b. Melakukan pembobotan untuk masing-masing indikator yang telah dipilih. c. Melakukan evaluasi daya saing finansial perusahaan. Pembahasan a. Identifikasi indikator kinerja keuangan yang dapat mencerminkan daya saing perbankan syariah
5 ISSN: 2477‐1708
Proceedings Seminar Nasional Ilmu Manajemen 2016
Dekomposisi daya saing finansial ke dalam beberapa indikator kinerja keuangan merujuk pada penilaian tingkat kesehatan bank. Tingkat kesehatan bank dapat dijadikan ukuran daya saing finansial perusahaan manakala dapat dibandingkan dengan tingkat kesehatan bank yang sejenis. Merujuk pada Peraturan Bank Indonesia Nomor: 9/1/PBI/2007 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah dijelaskan sejumlah pengukuran rasio keuangan yang dapat dijadikan indikator daya saing finansial perbankan syariah. Indikator ini meliputi Capital Adequaty Ratio (CAR), Return on Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Non Performance Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Rasio Beban Operasional – Pendapatan Operasional (BOPO). Indikator tersebut akan digunakan sebagai kriteria/ faktor penentu daya saing finansial perusahaan. b. Melakukan pembobotan untuk masing-masing indikator Pembobotan masing-masing indikator dilakukan untuk menilai perbandingan masingmasing kriteria yang dipilih. Pembobotan masing-masing kriteria didasarkan pada telaah litaratur dan kajian penelitian terdahulu yang dijadikan pertimbangan (judgement) pembobotan menggunakan perbandingan berpasangan. Skala bobot penilaian beserta kriteria pembobotan didasarkan pada Saaty (1990). Adapun kriteria pembobotannya adalah sebagai berikut: Table 1: Kriteria pembobotan Nilai 1 3 5 7 9
Kriteria Sama pentingnya sedikit lebih penting signifikan lebih penting jauh lebih penting absolut lebih penting
Sejumlah penelitian digunakan untuk melakukan pertimbangan pembobotan. Dimulai dari penelitian Aryati dan Balafif (2007) mendapati bahwa Non Performance Loan (NPL) berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan bank. Penelitian Sabir, Ali dan Habbe (2012) mendapati bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Ditegaskan pula oleh Wibowo dan Syaichu (2013) BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA pada bank syariah. Adapun penilaian untuk masing-masing indikator adalah sebagai berikut: 6 ISSN: 2477‐1708
Proceedings Seminar Nasional Ilmu Manajemen 2016
Tabel 2: Penilaian Indikator CAR CAR 1 1 ROA 1 ROE 0.2 NPF 1 FDR 1 BOPO 5.2 TOTAL
ROA 1 1 1 0.2 0.2 0.2 3.6
ROE 1 1 1 0.2 1 1 5.2
NPF 5 5 5 1 1 1 18
FDR 1 5 1 1 1 1 10
BOPO 1 5 1 1 1 1 10
Hasil pembobotan tertimbang untuk setiap indikator adalah sebagai berikut: Tabel 3: Penghitungan Pembobotan Indikator CAR 0.19231 CAR 0.19231 ROA 0.19231 ROE 0.03846 NPF 0.19231 FDR BOPO 0.19231
ROA 0.277778 0.277778 0.277778 0.055556 0.055556 0.055556
ROE 0.192308 0.192308 0.192308 0.038462 0.192308 0.192308
NPF FDR BOPO BOBOT 0.277778 0.1 0.1 0.190028 0.277778 0.5 0.5 0.323362 0.277778 0.1 0.1 0.190028 0.055556 0.1 0.1 0.064672 0.055556 0.1 0.1 0.115954 0.055556 0.1 0.1 0.115954
Konsistensi rasio dibutuhkan untuk menguji konsistensi hasil pembobotan yang telah dilakukan. Pertama ditentukan besarnya nilai maksimum eigenvalue (λmax) yaitu sebesar 6.592680676. Besarnya consistency index (CI) dapat dihitung dengan rumus CI = (λmax – n) / (n - 1) dimana n merupakan jumlah kriteria yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 6 kriteria sehingga diperoleh nilai CI sebesar 0.118536135. Besarnya konsistensi rasio dapat ditentukan dengan membandingkan CI/RI, dimana RI adalah random consistency index yang nilainya ditentukan sebesar 1,24. Dengan demikian diperoleh besarnya konsistensi rasio sebesar 0.095593657 atau kurang dari 0,10 yang menunjukkan bahwa rentang matrik yang digunakan telah konsisten dan data dipergunakan untuk analisis. c. Evaluasi daya saing finansial perusahaan Evaluasi daya saing finansial pada industri perbankan syariah dilakukan untuk tahun 2014. Tahun ini dipilih sebagai tahun persiapan sebelum diberlakukannya MEA mulai akhir tahun 2015. Rata-rata pembobotan masing-masing indikator kinerja keuangan akan dikalikan dengan masing-masing indikator kinerja keuangan bank syariah. Selanjutnya indikator yang sudah sudah dikalikan bobotnya akan dirata-rata menjadi skor daya saing finansial perusahaan. Adapun hasil evaluasi daya saing finansial adalah sebagai berikut: 7 ISSN: 2477‐1708
Proceedings Seminar Nasional Ilmu Manajemen 2016
Tabel 4: Skor akhir indikator daya saing finansial Bank Syariah BMI BRIS Bukopin Syariah Mega Syariah BSM Panin Syariah BCA Syariah BNI Syariah BTPN Syariah Maybank Syariah BJB Syariah Bank Victoria Syariah
CAR 2.68890 2.44947 3.01195 3.65995 2.80482 4.88183 5.62484 3.56493 6.43817 9.90048 2.99865 2.90174
ROA 0.05497 0.02587 0.08731 0.09377 0.05497 0.64349 0.25869 0.41067 1.36782 1.16734 0.23282 -0.60469
ROE 0.40476 0.08361 0.46367 0.47507 0.28314 1.45562 0.55108 2.65660 2.61289 1.29789 0.70881 -3.34640
NPF 0.31366 0.23605 0.26322 0.25158 0.27744 0.03428 0.00647 0.12029 0.08343 0.32595 0.37769 0.45917
FDR 9.75640 10.88812 10.77101 10.85449 9.52334 10.90435 10.57504 10.73506 10.89624 18.29413 9.74249 11.12119
BOPO 11.28584 11.53399 11.21627 11.31831 0.09715 7.93940 0.09379 9.85960 9.96280 8.10521 10.55301 16.61743
Rata-rata 4.08409 4.20285 4.30224 4.44220 2.17348 4.30983 2.85165 4.55786 5.22689 6.51517 4.10224 4.52474
Hasil penelitian ini mendukung temuan Machmud (2014) bahwa struktur persaingan pasar pada industri perbankan syariah termasuk dalam struktur oligopoli ketat. Analisis deskriptif rata-rata skor daya saing finansial industri perbankan syariah adalah sebesar 4,27 dengan standar deviasi sebesar 1,07. Hal ini menunjukkan bahwa kisaran rentang skor daya saing finansial antar-bank umum syariah yang terdapat pada industri perbankan syariah tidak terlampau jauh. Kisaran skor tersebut menunjukkan bahwa daya saing bank syariah di Indonesia relatif sama. Meskipun demikian, terdapat 2 bank syariah yang memiliki daya saing melampaui daya saing rata-rata sehingga perbankan syariah harus mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi perubahan struktur persaingan pasar. Perubahan struktur persaingan pasar harus tetap diwaspadai dengan masukkan pesaing baru yang dapat mengubah persaingan pasar menjadi pasar persaingan sempurna. Hal ini dijelaskan pula oleh Machmud (2014) dalam penelitiannya dengan memasukkan unit usaha syariah sebagai pesaingnya maka dapat mengubah struktur persaingan perbankan syariah menjadi pasar persaingan sempurna. Penentu persaingan yang dapat mempengaruhi daya saing di masa yang akan datang meliputi jumlah cabang, harga tenaga kerja dan volume penyaluran kredit (Widyastuti dan Armanto, 2013). Oleh karena itu, perbankan syariah dapat berfokus menyiapkan 3 penentu persaingan tersebut untuk menjaga daya saingnya. Pada struktur pasar oligopoli setiap perusahaan di dalamnya harus senantiasa mengawasi perkembangan perusahaan lain yang ada di pasar tersebut. Oleh karena itu, setiap bank syariah harus mengetahui posisinya dalam industri perbankan syariah. Dengan 8 ISSN: 2477‐1708
Proceedings Seminar Nasional Ilmu Manajemen 2016
menganalisis ranking daya saing finansial perbankan syariah akan dapat diketahui posisi daya saing masing-masing bank syariah disbanding pesaingnya. Adapun hasil pemeringkatan daya saing finansial bank syariah pada industri perbankan syariah adalah sebagai berikut: Tabel 5: Peringkatan Daya Saing Finansial Perbankan Syariah tahun 2014 Bank Syariah Maybank Syariah BTPN Syariah BNI Syariah Bank Victoria Syariah Mega Syariah Panin Syariah Bukopin Syariah BRIS BJB Syariah BMI BCA Syariah BSM
Skor 6.52 5.23 4.56 4.52 4.44 4.31 4.30 4.20 4.10 4.08 2.85 2.17
Peringkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kesimpulan Penelitian ini mengevaluasi daya saing finansial perbankan syariah di Indonesia menggunakan analytic hierarchy process (AHP). Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata daya saing finansial perbankan syariah di Indonesia masih sama. Hal ini mendukung temuan Machmud (2014) bahwa industri perbankan syariah berada dalam struktur pasar oligopoli. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat 2 perbankan syariah memiliki daya saing finansial yang tinggi, 8 perbankan syariah memiliki daya saing yang sedang, serta sisanya masih memiliki daya saing yang rendah. Oleh karena itu, penting bagi perbankan syariah utnuk membuat inovasi keuangan yang tepat untuk mengantisipasi kemungkinan perubahan struktur persaingan pasar menjadi pasar persaingan sempurna agar tidak tertinggal dengan pesainya. Hasil penelitian ini memiliki keterbatasan karena hanya mengevaluasi daya saing finansial berdasarkan indikator tingkat kesehatan bank. Penelitian selanjutnya dapat memasukkan indikator keuangan yang lain dan memperluas evaluasi secara regional untuk mengetahui posisi perbankan syariah nasional di antara industri perbankan di kawasan ASEAN. Selain itu penelitian selanjutnya juga dapat memasukkan evaluasi daya saing
9 ISSN: 2477‐1708
Proceedings Seminar Nasional Ilmu Manajemen 2016
finansial perbankan konvensional di Indonesia untuk mengetahui kondisi daya saing finansial pada industri perbankan nasional.
Daftar Pustaka Ajitabh, A. dan Momaya, K.S., 2004. Competitiveness of firms: review of theory, frameworks and models. Singapore management review, 26(1), pp.45-61. Aryati, Titik dan Balafif, Shirin. 2007. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kesehatan Bank Dengan Regresi Logit. Journal The WINNERS, Vol. 8 No. 2, September 2007: 111-125 Chu, Sing Fat dan Lim, Guan Hua. 1998. Share performance and profit efficiency of banks in an oligopolistic market: evidence from Singapore. Journal of Multinational Financial Management 8 (1998) 155–168 Hsu, Tsuen-Ho dan Pan, Frank F.C. 2009. Application of Monte Carlo AHP in ranking dental quality attributes. Expert Systems with Applications 36 (2009) 2310–2316 Karlan, Dean dan Morduch, Jonathan. 2014. Principles of Economics. McGraw-Hill’s Kiszová, Z. dan Nevima, J., 2012. Usage of analytic hierarchy process for evaluating of regional competitiveness in case of the Czech Republic. In Proceedings of the 30th international conference Mathematical methods in economics. Lixin, D. dan Shuxia, W., 2010, November. Financial Competitiveness Evaluation of Chinese Listed Companies of Electrical Equipment Section: Based on AHP. In Logistics Engineering and Intelligent Transportation Systems (LEITS), 2010 International Conference on (pp. 1-4). IEEE. Machmud, Amir. 2014. Struktur Industri Perbankan Syariah di Indonesia. QE Journal │Vol.03 - No.02 June 2014 – 106 Mulyaningsih, Tri dan Daly, Anne. 2011. Competitive Conditions in Banking Industry: An Empirical Analysis of The Consolidation, Competition And Concentration In The Indonesia Banking Industry Between 2001 And 2009. Bulletin of Monetary Economics and Banking, October 2011 10 ISSN: 2477‐1708
Proceedings Seminar Nasional Ilmu Manajemen 2016
Saaty , Thomas L. 1990. How to make a decision: The Analytic Hierarchy Process. European Journal of Operational Research 48 (1990) 9-26 Sabir, M. M.; Ali, Muhammad; dan Habbe, Abd. Hamid. 2012. Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Dan Bank Konvensional Di Indonesia. Jurnal Analisis, Juni 2012, Vol.1 No.1: 79 – 86 Sary, Yoshida. 2014. Analisa Kelayakan Proyek e-government Untuk Pengambilan Keputusan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Studi Kasus pada Dinas Kominfo Medan. Jurnal TIME, Vol. III No 1: 49-54, 2014 Sipa, M., Gorzeń-Mitka, I. dan Skibiński, A., 2015. Determinants of Competitiveness of Small Enterprises: Polish Perspective. Procedia Economics and Finance, 27, pp.445453. Sirikrai, S., 2007. Competitiveness Analysis: An AHP Approach for the Automotive Components Industry in Thailand. Thammasat Review, 12(1), pp.85-115. Solleiro, J.L. dan Castañón, R., 2005. Competitiveness and innovation systems: the challenges for Mexico's insertion in the global context. Technovation, 25(9), pp.10591070. Subramanian, Nachiappan dan Ramanathan, Ramakrishnan. 2012. A review of applications of Analytic Hierarchy Process in operations management. International Journal Production Economics 138 (2012) 215–241 Wibowo, Edhi Satriyo dan Syaichu, Muhammad. Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Car, Bopo, Npf Terhadap Profitabilitas Bank Syariah. Diponegoro Journal of Management Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 1-10 Widyastuti, Ratna Sri dan Armanto, Boedi. 2013. Kompetisi Industri Perbankan Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter Dan Perbankan, April 2013
11 ISSN: 2477‐1708