FILSAFAT DlALEKTlKA HEGEL: RELEVANSINYA DENGAN PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 Suyahmo'
ABSTRACT The type of Hegel'sphilosophicalsystem is 'dialectic', im itsynthesizessubjectiveidealismtype of Fichte's philosophyand o b j j i v e idealisintype of Schelling's philosophy. Fw Hegel, Fichte'sphilosophy is named as 'thesis' and Schelling's philosophy is named as 'antithesis'. Whereas Hegel's philosophy itself is named as synthesis of both, so the dialectic of Hegel's philosophy consists of three phases, namely,thesis-antithesis-synthdi.Synthesisas the mediator of thesis and mithesisinternallystill contains the truth value from thesis and antithesis. The famous proposition which then makes Hegel become more papular is: "all real things are rationaland all rationalthings are d.'"rhiJ propositionand his dialectical concept: thesis-antithesissynthesis, is relevant to examine the Preamble ofthe 1945 Constitution(Pembuh Undang-Undang Dasar 1945). The main poim is thesis (colonization) against antithesis (struggle) and then the result is synthesis (independence).
Keywords: Hegel, dialektika, =is-antitesisaintesis, PernbukaanUUD 1945
PENGANTAR Tidak dapat diingkari bahwa pada umumnya masyarakattidak mempunyai wawasan luas dan tinggi tentang fungsi dan manfaat filsafat sebagai suatu ilmu pengetahuan. Sepanjang sejarahnya, filsafat dan para filsufnya banyak menerima sindiran dan cemoohan. Sejak penampitankehidupan perintis pertama sejarah filsafat yang dipeloporioleh Thalles dari miletos hingga kini, filsafat selalu menjadi "barang"yang kurang diminati, bahkan eksistensinya tidak diperhitungkan. Keberadaan filsafat dianggap sebagai suatu ha1 yang abstrak, jauh dari kebutuhan hidup manusia yang memerlukan pemecahan secara konkret dan eksak. Filsafat sering kali dikatakan sebagai tidak relevan, sekularistis, atheis, dan anarkis karena
kesukaannya menyobek selubung tirai ideologis berbagai kepentingan duniawi, bahkan yang tersembunyi dalam pakaianyang alim-seragam seorang penguasa. Sebagai ilmu kritis, tentu saja filsafat mengandung muatan bermacammacamfungsi kritis bagi sepak tejang kehidupan manusia sebagai manusia. Filsafat adalah seni berpikir kritis karenafilsafat selalu mempertanyakan hal-ha1 yang dianggap tidak perlu, tidak boleh dipertanyakan, dan tidak boleh diperdebatkan, yaitu suatu ha1yang bersifatdogmatis. Selain kritis terhadap realitas "luar", filsafat juga berhakikat bersikap kritis terhadap dirinya sendiri. Oleh karena itu, filsafat tidak pernah merasa puas dengan jawaban baku dan beku mengenai pergulatan hidup manusia sebagai manusia. Putaran inilah yang mencirikanfilsafat
I
i
iI' I I
Staf Pengajar Jurusan Sastra Indonesia, Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas llmu Sosial, Universitas Negeri Semarang
Humanion, Vol. 19, No. 2 Juni 2007: 143-150
kalau rnelihat kehktupan sepanjang zaman. AAeFska
pada abgld kels. Tmpa H w ,
W m &tekaka?i 428-
telah menlmbulkan banyak pengslrufr lain yang
dinamis y a ~ gtidak p
RlWAYAT HIDUP DAN K A R Y A M N Y A Nama lengkap Hegel adalah Georg,e . Wilhelm Frf&rkh ~egel.' ~cigeri'ketanhinfiS;a
ia pu
Suyahmo
- Filsafat Dialetika Hegel Relevansinya dengan Pembukaan UUD 1945
145
h & m , Vol. t9, No. 2 h n i 2007: 143-150
duruhnya bsrupa prosggi pemikimn, yang Hegeldinamalean*tde", y&tu memikirkan dirinya sendiri. Untuk mnyebut realttas seturuhnya holeh Hegel dibeir wfwtan 18th bgl, yaitu "Roh". Wluruh prose8 dunlezr addah sehgai wujud perkembangan Roh. Swuai dengan hukum diatektika, Rah m n n did, tahap deml tahp, menuju kepada Yang
Mutlak. Sesuai dengan perkernbangan Rah ini, filsafat Hegeldisusun dakm ?igatam yaitu: a. Tahp ketika Roh bemk dalam kmdaan "ada dalam dirinya sendiriw.Ilmu f'ilsafat yang membicarakan Rah berada dalam keadaan mi dinamakan lc@ib. b. Dalam tahap kedus Ruh bracia dalam keadaan "berbeda d q a n d i m mndiri*, menjadikan dirinya "di luar" d i m d d m bentuk alam, yang W i t dengen Nang dan waktu. llmu fibfat yam membiamkan tahap Ini dinamakan filsalbt ah. c. Akhimp, tahap keUga, yaitu &hap ktika Roh kembali kqada dirinpmndfri, yaitu kembali dari bsrada di luar dirinya, sehingga Roh berada dalam keadaan 'daiarn dirinya dan bagi dir2nya tmdiri*. T a p inl menjad~ t m m &&&mh. n
sebelum Wegel, yaitu FiPikitan Nchte twangtat deh MegddiiutfOI~W
dm !khnIi g.
mengzaJsrleanbahwa aiam hrrrdra di dahn Ego dan bahwa Ego berada di &dam %lam. Oteh karena h,fflsaSa$tya bleh Hegeldiiasebut filsafat "ideaJtsme objektif'. Hsgef ssridiri msmandangfikif&l~86bS3~8i df%&S &'&&"a kedua h a f a t tersebut, das'l dehnya d&ut filsafat 'idealisme mutlak" (Hadhvijbno, l98.t):105). Muncufnya diatetctika &ri fitmafat-Hergel dilahrbelakangi oleh pmkh9F1 fiiafat yang mendahuluinya, y&u dad Rchde y ; ~ gb m r h k idealisme subjektif okh'Hq$l @iposisihn uant&sisw. Dad dua pmkkngan yang sama ekstmmhi,Hegelbsrmaksudd ' p t a s i ksdua sistem itu dengan memperctalam pmgertian"sintedsw. Dialektika, yang berasal dad kab M3mani yang maknanya 'b sebuah aktivita6yai-g din' dad pilriran d q a n fmmbrikart kepda semua objsk pemfkirannyatempat p r i g &pat dan dtk~sepsikansetcara~msknaldalam kwetufuhan. Hegelbr&iggapa+ib o b j e k objek yanq tampaknya indicap~ndenymg dipikirkan dartam p&mSMran~ b ~ mW ydaa k independen, tetapi bnya aswk-aispek adng deri 8atu p l k i k yang akhimya Mrus dubah mnjadi keptelumhan. Diam
Roh ini lambat laun dirinya. Dengan m n sengaja bereaksi atas keamdmgm pada waktu itu yang men mengutamakan perasam. terutama dilihat dalam kakngon Titeafat kepercayaan" dan dalam atimn J e m yang disebut 'Rornantik"(Bertens, 1975:W). Kant telah rnengajarkan bahwa m a i a mengenal gejala-gejala, f e n o m - f m m p . Jadi, benda-benda sejauh diasleh indera dan diberi struktur oleh katqo&kabgd dari akal. Benda-benda an sich (pada djrinya sendiri)tidak kha kenal. Namun, menurut Hqpl jarak antara benda-benda-ai tiwamqdan benda-benda an sich dapat dia&. Msnurut Hegel*segahsesuatudapatdiketahui. ah akhimya&an Hegal,.filsuf (cinta kepada h-t) telah menjadi an yang b e k a l daail pengdnuan dki yang sofia (hikmattpengetahuan) karena tujuan sempuma (wanson, 2001: 142). triai-aiitu
Suyahmo - Filsafat Dialetika Hegel Relevansmya dengan Pembukaan W U D f945
sendiri oteh Hagel diidentikm dengan sebagai sejarah png bedabmwaktu. Dengan demikian, sgbenamya h,adalahgerakan yang mirip irama waltz, dari tetsis ke mtksis dan
yang d W t i s yang deh dhbut "hgika", tak ada gwqmski yang ckp& dsanggah secara tetap dan sepenuhnya, dm senrpa.dengan ha1 ibu, dalam dialsMika sejarah, toll< yang sepenuhnya hitaw, sekakgus "me apa punyang signifikandi dalamnya
banyakm-Iran deh b g e l itu. bnan m i m b u l k a ~s\ a t u reabi &wtfW~)cPs klri yang Rmwcliw rneIa1-n sebagai panyefarm dart k mtoh, saperti mdiri ~ b a g aupaya i untuk mksudnya, menyanglwt-tige 'Bentuk negam y n g pertma &]ah WktaW d h i i s a n mtw dengarn bk,
dirinya sendiri wbligw
-
menampilkanlawn kedua dan akt-timy91 memperdamabnSasapefkma Mua, "sinbsk". Dalam Sintesis ihi, asSL d m a menjadi au@eMxmyang m f m g a mti@ arti, yaitu salrrya suatu unda (2) metmet, menyimpan, jasff ti$ kan, melainkan @irawatdalamsuaki ykmg kbR tlnggi dan dipdihara; (3) ditempiatle45M pada dataran yang bbih tinggi, yang ked is dan antitesis) trdak k$i berf lawa"n yang s a w mengudlkan. &pat dijeiaskan seam singbt babm &&maran yang tenkainelung &lam bsis dan antttesis &tap disimpsn dalan slntBsis, tetapi dalam bentuk yang l&ih sempurna. Dalam proses dialektika itu alur geraknya akan berfangsungterm-menerirs tanpa henti. Sintesis yang telah dlhasiikan; dapar'm6n]adf Wis baru y.dng melahirkan aintitesis bkru Iagi dm akhimya keduaduanyakkpatdipekfamdb n menjadi sintesis baa pub. CTleh karena itu, proses dialektika ini sebakmya dikiaskan dehgan gerak spiral dan bbkan dangan gerak &is itrrus.
aufgehobbn. Hal ini beraGl bakwa d,sngan munculrrya demokrad konsti kedua pentuk lains u m &&, sudah lidak krartl j q a ba diktatur dan lebih%&dak bernikti datam rakatan yang anarki ialah kebgbesan. ,hngan demik'i, kedua-duanya diqimpan dalain Bpokrasi konstnusionalsedmikian.ny3a e n ig g p diperdamaikansatu sama lain. yang sering
147
Mumaniare, Vd. 19, No. 2 Juni 2007: 143-150
add'. DemiMantah,"yangada* dm yang tiW adanmwujudka~d w wngkqxan.yangrnling ~ ~ ~ l e n g kbagi a p i hal y q sat~1j yang tidak d ~ a ditdantwkan t sksistetwinya".Hal ini btwarti khwodi $dam 'awal ymgf'iak dap& dimPwaimna eksis-np* itu ada $emir, yaty wrek yaw memindahbin yaw satu by@dayqng lain> memindahkan"ymgtidak a$la" m~?/adi Mng ada", Gerak @ri 'yang tklak a&" mnuju kepada "pngjadanirnidisabut"m~in,
Yang a$$ %~&%8i myud &tkri $ a !!yi~flg ~ ti88k @$az sehaaai wuiud ant~tes~s. maka nrnecl~adi::
ang-unaang I ,arr inaonesla, yang terbentuk w a r n sualu susunan Negara Repuki;l-, Indonesia yang hnrknrlm11atanr a h a t dc
a n hordacar nada
Suyahmo
- Filsafat Dialetika Hegel Relevansinya dengan Pembukaan UUD 1945
negara, tentun- konsep pemikirannya Itu sejalern dengan realitasM t e ban* I m b ads yang ingindSwbljudkan. OEeh.karma Itu, jalan pikiran filsafat dialektika Hegel relevan untuk ditmpkan &widePembukmnUndangUndang Damf 1945 atau konssp Pembukm dalam tartid bbih tinggi derlam Ke thrdarrg-Undang D m ISM5 dqmt diansrSWs M j % h npikiranfiW1d i i Hegel,yaitu dalam penjajahan ialah atwan, ketsrtiban cam h legis antitests apintds sgbagai Wkuf:
-
-
a Tesls: Ada penjajahan Jrang tidak berpeniusmdantidak~kewrdm. PenHahan asasi man bangsa di duniaet(#r#mni pgda afinea: I). b Antitesia; Oleh karena itu penjgjahan
10.
C
mmmpatk;aq dirinya d&m p W i utwi&"' suatu keadaan yang &lam pwjala~11rnya
e 8intmis: Sintesis hi Mh.Plilamerna perjuangan mengudr penjajeh tersebut dapat 6erhasii menang. Seandaiwa perjuangan mengusir penjajah mengalami kegagalan, maka penjajah mbagai m m t a s i bests, hams clila#ran dmgan maittrnatiankMlsrtp@juangmMkataunon fisik sampai ps?uaq~an &I IxNWSIIdiperoleh. Kenyataari di lndmesia, wauangan mengusir penjajah ternHta bemasil sehingga mekihirkansuatulwbetmm, beBas menmtukm nagibnynamri ~ d s n g m rnenyatakan kemmhdam. Kenwrdtjkaan juga hrupa MSU @ewbahm,r d b C yaw yang diperoleh bangsa Indonesia itu tidak ingin mnguba3hseam total tsrhadap kondisj semata-mata sebagai hasi! jerih payah sekamng lewat gerakan revolusitotal. perjuangan fisik saja, tetapi juga atas ridho Untuk antitesis kedua yang ingin mengAllah (Tuhan Yang Maha Esa) ( T m i n ubah seGara total l e w t gerakm rusvc&&i total pada alinea: IIdan Ill). ituswfapat mungktnhaws dihindarikarena herl lebih banyak Setelahmerdeka, bangsa Monewrtarneng- itu lebih banyak ski n-tifnya, merugikan kehidupan bnarna, sedanglcan isi kemerdekaan itu dengan mnstapkan: bentuk negara, undang-undang dam, dasar antitesis parrtama yang ingin menkjubah hsafah negara, kedaulhn berdemdvasi, dan keadaan seam graduat, &hap dsmE W p , tujuan negara baik kedalam maupun keluar agar lebih baik dari keadaan sekarang. Hal ini lebih banyak segi pasitifnya. Dengand m i i i n , (tercerrnin pada alinea: IV). ha1semacam itu perlu dijadikan sebwai krkik