Fikrie
Cerita Dari Negeri Langit
FikrieDoank Publishing
Cerita Dari Negeri Langit Oleh: Fikrie Copyright © 2013 by Fikrie
Penerbit FikrieDoank Publishing (http://fikrie.blogdetik.com) (
[email protected])
Desain Sampul: Fikrie
Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com
2
Ucapan Terimakasih:
Allah SWT atas semua nikmat, berkah dan rahmatnya. Kedua Orang Tuaku atas semua doa, perhatian dan dukungannya Aku Sayang kalian. Adikku yang selalu memberikan dukungan penuh serta pengertiannya. Sahabat-sahabatku yang mendukungku: Cheky, Damar, Rahman, Opik, Edah, Wawan, Hendar, Andi, Iyan, Andre, Reza, dan kawan-kawan yang tak bisa saya sebutkan satu persatu. Komunitas D’Blogger yang memberi inspirasi saya untuk menulis Kang Matahari Timoer, Kak Julie, Teh Anny, Om Arie Fabian, Yoswa Mahardika, Mas Trisno, Eyang Anjari, Fitri, Jay boana, Mbak Hanny, mata naga, dan sahabat-sahabat d’blogger yang tak bisa saya sebutkan satu per satu
3
DAFTAR ISI
Cerita dari Negeri Langit....................................
6
Kekurangajaran wakil rakyat............................... 16 Bom yang menggangu ketenangan...................... 32 Liburan ke Negara Ina......................................... 36 Pancasila yang terlupakan................................... 41 Doa yang terdengar............................................. 52 Perjalanan aneh................................................... 58 Kecil bisa membesar.......................................... 65 Persiapan itu penting.......................................... 67 Berikanlah DIA kepercayaan............................. 70 Cinta IBU sepanjang hayat................................. 75 Peran SMS yang tergantikan.............................. 78 Filosophi Sendal Jepit........................................ 81 Orang pintar tarik subsidi.................................. 89 Tentang Penulis................................................. 104 4
Cerita ini fiktif belaka Jika ada kesamaan nama dan tempat Itu diluar kesengajaan dan mohon maaf
5
Cerita Dari Negeri Langit Disebuah Negeri Langit dimana para pahlawan Negara Ina berkumpul. Terjadilah perbincangan yang sangat ramai di perbincangkan
menyoal
kebencian manusia, terutama
warga Negara Ina terhadap negaranya. “Pak sudah lihat fenomena belakangan ini?, hampir semua rakyat teracuni pikirannya. Sehingga membuat mereka mencaci maki negaranya sendiri, Negara yang kita rebut kemerdekaanya dengan pengorbanan yang luar biasa harta, darah, air mata dan nyawa?”
ucap seseorang bernama Tomo kepada
Soedirman. Memang belakangan ini Negara Ina benar-benar kacau balau, dimana hampir tidak ada sama-sekali yang mencintai negaranya sendiri. Bahkan cacian dan makian sering terlontar dari mulut rakyatnya kepada negara. Mereka bilang itu kebebasan, saking bebasnya mereka bangga mencaci negaranya
sendiri
didepan
umum.
Yang
sangat
merendahkan martabat negara mereka sendiri di hadapan negara lain.
6
Tiba-tiba datang seorang Ibu dengan menangis kepada Soekarno yang berada dalam perbincangan hebat penghuni langit pahlawan Negara Ina. “Aku malu, cucuku tidak menghargai perjuanganku
demi negara ini seandainya dia tau, Ibunya dilahirkan dalam perang dan aku mati sebelum Ibunya besar demi kemerdekaan dan kelangsungan hidup anak cucuku. Tapi apa yang dia lakukan sekarang?!” . Dan mereka sepakat mencari akar permasalahannya, diutuslah Soekarno untuk mencari akar permasalahan yang sebenarnya. Ditengah perjalanan Soekarno bertemu Hitler di langit yang berbeda dan berkata
“ Kasihan kamu no, rakyatmu sekarang membenci negaranya, Aku walaupun banyak orang yang membenciku. Tapi kujamin mereka mencintai negaranya”. Tertunduk malu Soekarno meneruskan perjalanannya. Dan kemudian bertemu Ernesto Guevara “ No, mau kemana kamu?” Berceritalah Soekarno atas apa yang menimpanya, dan dia mendapat jawaban
7
“Selain korupsi, kolusi dan nepotisme, uang, harta , dan kekuasaan, pikiran merekalah yang sudah teracuni oleh gurita kapitalisme yang dari dulu sangat aku benci. Dan bagusnya negaraku tidak seperti negaramu”
Soekarno makin malu, dan tak tertahankan sampai dia kembali ke Negri Langit Pahlawan Ina. Sesampainya di sana “Apa yang kau dapat, No?” tanya orang-orang disana. “Aku malu, semua mengejek negara yang sangat aku banggakan. Negara yang dulu kalau mendengar namanya saja semua hormat dan memberikan pujian, negara yang dulu sangat membuat takut para pembangkang-pembangkang dan para penjajah merinding bila mendengar namanya. Negara kalau disebut namanya semua ingat dengan kebesaran namanya, kekayaan alamnya, dan kecerdasan manusianya dan tak ada yang berani mainmain dengan negara kita dulu”. “Memang apa yang membuatmu seperti itu, No? Kau lebih terkenal diantara kami, semua mencintaimu bahkan negara2 lain?”.
8
“Sekarang negara kita negara pengecut!, mereka tak sadar sedang dijajah, kekayaan bumi negara kita habis untuk negara lain, mereka hanya mementingkan dirinya sendiri tak ada lagi kepentingan negara, semua hanya untuk perut dan kesenangan mereka. Mereka dibodohi tapi merasa pintar, pengecut yang mencari pembenaran dengan pikiran-pikiran mereka yang sudah sangat berhasil diracuni oleh negara lain. Mereka tak punya harga diri. Aku malu...” Soekarno mengeluarkan apa yang dia dapat dalam perjalanan sambil menangis. Lalu Hasanudin, Patimura, Diponegoro dan pahlawan yang lain berunding bersama Soekarno. “No, aku ingin tau apa yang kau rasakan dan apa yang membuat kita semua malu, coba jelaskan kenapa bisa terjadi hal demikian?” Tanya Diponegoro. Soekarno menjawab dengan nada kesal.
“Seperti yang tadi aku jelaskan di depan umum, Sekarang tokoh dan pemimpin Negara Ina hanya berfikir untuk dirinya sendiri, tidak lagi untuk Negara. Itu membuat rakyat benci pemerintahannya dan
9
meluas dengan menggunjing negara mereka sendiri, ditambah lagi pemikiran-pemikiran mereka telah diracuni oleh kepentingan-kepentingan negara lain. Yang muda sudah tak ada sama sekali pemikiran mencintai negara mereka, yang ada hanya kesenangan dan yang paling parah para pengecut sembunyi dibalik pembenaran mereka. Mereka mencaci maki habishabisan negara mereka sendiri karena ketakutan mereka akan sebuah pengorbanan individual nanti. Beda sekali diwaktu kita dulu, kita belajar dari pemikiran orang luar hanya untuk bangsa, kita berusaha sekuat tenaga menolak semua pemikiranpemikiran yang hanya mementingkan kepentingan individual. Tapi mereka sekarang sangat mudah diracuni, mereka gampang mengiyakan jika sedikit saja menurut mereka masuk logika, mereka lupa kita merdeka diluar logika!. Dan yang paling membuat saya kesal mereka dengan mudah mengganti pedoman-pedoman seperti UUD 45 yang diamandemen dengan alasan mengikuti perubahan jaman. Apa yang berubah? mereka hanya menambahkan dan mengurangi sesuai kepentingan proyek-proyek mereka dengan alasan itu pula mereka 10