ffi M W
W
SEMINAR NASIONAL SAITIIS & TEKNOLOGI .III LEMBAGArENELTTAN - uNrvERSrrAs LAMpuNc, 18- re oKroBER2010
AKTIVITAS SELULASE ISOLAT ACTINOMYCETES TERPILIH PADA FERMENTASI PADAT JERAMI PADI Heri Satria, Nurhasanah, Fifi Martasih Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung E-mail :
[email protected]
ABSTRAK
Jerami padi merupakan bahan berlignoselulosa yang memiliki kandungan selulosa yang tinggi mencapai 34,2% berat kering. Salah satu pemanfaatan selulosa pada bahan ini adalah hasil biokonversinya berupa glukosa sebagai bahan baku bioetanol. Pada penelitian ini dilakukan isolasi dan penapisan Actinomycetes dari jerami padi yang mampu mendegradasi selulosa menghasilkan glukosa. lsolasi dilakukan dari fermentasi jerami pada media mineral tanah dengan media tumbuh Yeast Maltosa Agar (YMA) yang ditambahkan antibiotik Streptomycine dan Nyastine. lsolat murni diseleksi kemampuannya untuk mendegradasi selulosa menggunakan media YMA yang ditambahkan 0,5%o Carboxy Methyl Cellulose (CMC), dan diwarnai dengan 1% Congo red untuk melihat zona bening yang terbentuk. Secara kualitatif aktivitas enzim diujikan dengan metode DNS. Dua isolat yang memiliki indeks selulolitik tertinggi masing-masing AcP-1 (3,60), dan AcP-7 (3,33), dipilih untuk dipelajari karakter pertumbuhannya pada media jerami dengan menggunakan teknik fermentasi padat (So/id Stote Fermentqtion/SSF). Secara deskriptif pH optimum fermentasi terbaik adalah 7,00 dan perbandingan substrat:moisture optimum adalah L:3. Glukosa yang mampu dihasilkan berkisar antara 0,6-0,7 ppt per-10 gram substrat jerami dengan karakter pertumbuhan log phase berakhir antara L0-L5 hari. Kata Kunci : Selulase, Actinomycetes, Jeromi Padi, Lignoseluloso
PENDAHULUAN
Potensi limbah biomassa berlignosellulosa yang dihasilkan dari kegiatan pertanian di lndonesia mencapai !46,7 juta ton pertahun (Abdullah, 2001). Propinsi Lampung menempati tujuh besar penghasil limbah pertanian dengan prosentasi 4,72o/o dari sekitar 71,45% limbah padat pertanian (Syamsu, 2003). Biokonversi lignoselulosa dapat menghasilkan beberapa produk yang memiliki nilai ekonomi seperti sumber gula yang dapat dimanfaatkan untuk industri bioetanol, asam sitrat, furfural dan xilitol, atau dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak bahkan pakan bagi manusia (Howard et al., 2003). Pada
Lembaga Penelitian - Universitas Lampung, 18 - 19 Oktober 2010 "Peran Strategis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa"
lll Prosidins : Seminar Nasional Sains & Teknologi Kemandirian Bangsa" Mencapai dalam Teknologi "Peran Strategis Sains &
industrietanolpemanfaatanlignoselulosamerupakanperkembanganteknologi generasikeduaoimanapaoa-generasipertamaindustrietanolmenggunakan
sumberguladarigulatebudanamilumdaribiji-bijian(jagung,padi^gandum). Halinimenjaditidakefektif,mengingatdalamstuditerakhirdiprediksikan kepentingan pangan (Thomsen et ol', beresiko mengalami benturan dengan 2007\.
Jeramipadidiketahuirnemilikikandunganselulosayangtinggi,mencapai lignin hingga 23'4To , 24,5yo hemiselulosa dan kandungan utama penyusun dinding (Wyman et al.,2OO2). S"t'to" merupakan komponen ppolimer glukosa yang tersusun dari unit-unit sel tanaman, Yang *"'up'tttn ikatan p -1'4-D-glikosida (Han et o/'' 1,4-glukosa yang dihubungkan dengan hidrolisis asam maupun enzimatis, akan 1gg5). Jika ikatan ini olprt,i, baik secara berupa oligosakarida bahkan glukosa' dihasilkan komponen penyusun selulosa selulosa dapat digunakan sebagai Glukosa yang dihasilkan dari proses hidrolisis 34,2% berat kering
bahan baku Pembuatan bioetanol'
Salahsatugenusbakteriyangdapatmenghasilkanenzimpendegradasi
penggunaan Actinomycetes dalam serurosa adarah Actinomycetes. pendegradasianlimbahberlignoselulosamemilikinilaistrategisdan ini memiliki sistem enzim meningkatkan efisiensi proses karena mikroba hidrolitikyanglengkap.Actinomycetesyangmerupakanbakterialtanahmemiliki kemampuanuntukmenguraikanlignoselulosa.KemampuanActinomycetes saja dapat dimanfaat untuk proses dalam mendegradasi lignJselulosa bukan sakarafikasi karena genus ini memiliki delignifikasi tetapi juga sekaligus proses hidrolitik ekstraselular (wendish kemampuan untuk m-enghasilkan enzim-enzim ini diketahui memiliki dan Kutzner, Igg2l' Mikroorganisme yang selama l'remiselulosa sepertiTrichoderma reseei kemampuan menghidrolisis selulosa dan mengirolisis lignin' sebaliknya (Howard et at. 2oo3) tidak memiliki kemampuan jamurpelapukakardarikelasEosjdiomycetesmampumendegradasilignintetapi selulosa dan hemiselulosa (Gold dan tidak memiliki r<emampuan menghidrolisis Alic, 1993; Akin et o/. 1995)'
Enzimselulasemerupakansalahsatukelompokenzimyangtermasuk dalamsuatusistemenzimyangdiproduksimikroorganismedalamdegradasi selulosa dengan berperan dalam hidrolisis material seltumbuhan. Enzim selulase
memecahikatanF-1,4-D-glikosidauntukmenghasilkanoligosakaridamaupun glukosa. TUJUAN PENELITIAN
bakteri Actinomycetes yang Penelitian ini memiliki tujuan untuk menseleksi
memilikikemampuanuntukmenguraikanselulosa,sertakarakteraktivitasenzim padat jerami padi' selulase dari isolat terpilih pada fermentasi METODE PENELITIAN
JeramipadiyangdigunakanberasaldariMetro,PringsewudanTalang sisa hasil panen padi varietas Ciherang' Padang , Lampung y.nl *"'upakan
lll Seminar Nasional Sains & Teknologi 18 Lampung' i"*b.e. Penelitian - Universitas
-
19
oktober 2010
EHEFrffim
Prosidins : Seminar Nasional Sains & Teknologi - lll Kemandirian Bangsa" "peran strategis sains & Teknologi dalam Mencapai
ISOLASI DAN PEMURNIAN ACT'NOMYCETES,
jerami padi pada media Bakteri Actinomycetes diisolasi dari pembusukan dipotong 2-3 mineral tanah. sebanyak 500 gr jerami padi yang telah dikeringkan dimasukkan kedalam wadah cm dengan mesin pencacah (Mishra et al.2oo:.) lalu dan 5 plastik. Pengkayaan media dilakukan dengan memberikan 500 ml aquades selama dibiarkan gr tanah yang distrerilkan. wadah ditutup dengan plastik bersih larutan garam ml 500 kedalam jerami dimasukkan 7 hari lalu sebanyak 100 gram
fisiologisyangmengandungo,osyoTween80dandigoyangdiatasshacker hingga L6s dan dilakukan selama 30 menit. t-atu finratnya diencerkan berseri g, acid 2 gr, ekstrak cassamino 10 ( glukosa plating diatas media mod Bennet per-liter media), dengan antibiotik khamir 2 gr, beef extract 1 gr, agar-agar L5 gr pada suhu ruang Nistatine 50 ug dan Nalidixic Acid 10 pg. lnkubasi dilakukan yang terbentuk selama 4-7 hari bila perlu diteruskan hingga L4 hari. Koloni
diperoleh koloni dipindahkan ke media baru dan digores secara kuadran hingga YMA (ekstrak khamir tunggal. Sebagai pembanding dilakukan plating pada media gr per- liter media), dengan + gi elGtrak malt 10 gr, glukosa L4 gr, agar-agar 1-5
antibiotik Nistatine
50 pg dan Streptomycine 25 pg.Pemurnian dan
yang pemeliharaan dilakukan pada media yang sama dengan plate isolat asal akan dimurnikan. PENAPTSAN ISOLAT SELULOLITIK
pengujian lsolat-isolat yang telah dimurnikan kemudian dipilih untuk YMA media aktivitas selulolitik. Pengujian dilakukan dengan menggunakan inkubasi 7 hari, zona ditambahka n 0,5 Yo CMC (Sigma chemical co.). setelah wood, 1982)' lndeks (Teather dan jernih dideteksi dengan indikator congo Red isolat dengan selulolitik dihitung 1.ngrn membandingkan diameter koloni positif adalah Streptomyces diameter zona jernih yang terbentuk, dengan kontrol sp. dan kontrol negatif Eschericia coli' OPTIMASI SOLID STATE FERMENTATION
pada media lsolat yang memiliki aktivitas selulolitik tertinggi ditumbuhkan pada media YM cair' inokulum yang dibuat dengan mengkultur dua loop isolat fermentasi yang telah Sebanyak 50 ml inokulum ditambahkan kepada media 0,6 % ekstrak khamir mesh, disterilkan yang berisi 500 gr jerami berukuran 40 Moisture yang digunakan adalah buffer phosfat
dalam larutan trace elemen. !'.L, t:2, dan 1:3 dan dengan variasi perbandingan substrat:moisture sebesar mengunakan wadah variasi pH 6,0-8,0 (Beg et oL zooo). Kultur dilakukan dengan memberikan suasana kaca dengan memperhatikan sisa ruang diatasnya untuk fakultatif aerobik' substrat Parameter yang diamati dalam fermentasi adalah dekomposisi jerami dengan menlukur kandungan selulosa jerami sebelum dan sesudah dengan fermentasi, kandungan total gula pereduksi yang dibebaskan menggunakanmetodeDNS,danaktivitasenzimselulaseyangdisekresikan.
Lembaga Penelitian
-
Seminar Nasional Sains & Teknologi - lll Universitas Lampung, 18 - 19 oktober 2010
Prosiding : Seminar Nasional Sains & Teknologi - ltl Bangsa" Str"t"gis Sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian
Gn
PENGUKURAN KADAR SELULOSA JERAMI
Sebanyaklgramjeramikeringdimasukkankedalamlabubundar,
nitrat pekat, kemudian tambahkan 15 ml asam asetat 80% dan 1,5 ml asam penyaringan dengan dilakukan direfluks selama 20 menit. selanjutnya bobotnya (A)' diketahui menggunakan kertas saring whatman No. 91yang telah dicuci dengan etanol' setelah dilakukan penyaringan, padatan hasil dari refluks 3 kali' Kertas saring sebanyak suling air Erlenmeyer dan corong dibilas dengan selama t-2 jam' beserta residu dikeringkan pada oven dengan suhu 100-1o5oc (B). Kertas saring dengan Kertas saring didinginkan dan ditimbang bobotnya bobotnya (C)' residu diabukan pada suhu 540oC, lalu didinginkan ditimbang 'p
ff,sd.ar5eirldgss{S&}:-d-1'
x t$S9*
Keterangan : (g) B = Bobot kertas saring dan residu setelah dioven A = Bobot kertas saring (g) C = Bobot abu (e) (Van Soest dan Wine, 1967) PENGUKU RAN AKTIVITAS ENZIM
dengan Aktivitas selulase diujikan dengan melihat aktivitas endoglukanase cMc 0,5% pengujian enzim pada substrat cMc. Sebanyak 500 pl substrat larutan ini ditambahkan 450 pl 0,2 M buffer fosfat pH optimum. Kemudian pada suhu ditambahkan 50 pl ekstrak kasar enzim dihomogenisasi, diinkubasi pl pereaksi DNS dan segera 370C selama 30 menit lalu ditambahkan 1000 pada suhu ruang' dipanaskan pada suhu 100oC selama 15 menit dan didinginkan pengukuran absorbansi masing-masing larutan dilakukan pada l" 540 nm (Miller, kurva 1959). Kadar glukosa yang terbentuk ditentukan dengan menggunakan jumlah pmol sebagai standar glukosa. satu unit aktivitas selulase didefinisikan pada kondisi glukosa lang dihasilkan per menit untuk setiap ml enzim optimumnYa. HASIL DAN PEMBAHASAN ISOLASI DAN PEMURNIAN ACT'NOMYCETES
lsolasiActinomycetesmerupakantahapawalyangdilakukanpada penelitian ini. Media YMA yang digunakan ditambahkan dengan antibiotik
untuk menghambat Nistatine 50 pg/L dan Streptomycine 25 141L, dengan tujuan jamur condido sp' dan terutama tumbuhnya jamur pada media isolasi karena
yeast sensitif terhadap antibiotik ini (Akaike and Harata, 1994)' Sedangkan jumlah bakteri penambahan streptomycine dimaksudkan untuk mengurangi yang dapat tumbuh gram negatif dan gram positif lainnya selain Acfinomycetes terlihat dari hasil laaa m"oi" isolasl. Penggunaan antibiotik ini optimum jelas terlihat pada oertumbuhan koloni yang akan diisolasi dapat mulai dan warna morfologi 1O-3. lsolasi dilakukan dengan mengamati
f"ngun..rrn
Seminar Nasional Sains & Teknologi - lll Lembaga Penelitian - Universitas Lampung, 18
-
19 Oktober 201'0
Prosidins : Seminar Nasional Sains & Teknologi - lll Kemandirian BanSsa "peran strategis sains & Teknologi dalam Mencapai
EffiFE
isolat yang berasal koloni yang terbentuk, pada tahap pemurnian diperoleh 15 dengan kode Pringsewu dari Metro dengan kodeAcM,l0 isolatyang berasaldari dengan kode AcT-l' isolat AcP, dan 9 isolat yang berasal dari Talang Padang PENAPISAN ISOLAT SELULOTITIK
lndeks selulolitik diperoleh dengan membandingkan diameter koloni
isolat memiliki diameter dengan diameter zona jernih yang terbentuk. Beberapa memiliki indeks sehingga kolonl yang berdekatan dengan diameter zona bening, interaksi antara seluloliiik yang kecil. Zona jernih terbentuk karena hilangnya Red dengan ikatan glikosidik yang terdapat pada cMC, dimana
indikator congo
yang memiliki aktivitas interaksi ini akan menghasilkan warna merah. lsolat-isolat warna merah enzim selulase positii akan memutus ikatan glikosidik sehingga 1982)' Hasil jernih (Teather wood, dan tidak terbentuk dan tampak sebagai zona
pengukuran indeks selulolitik isolat asal Pringsewu yang memiliki indeks pada Tabel selulolitik lebih tinggi dibandingkan dengan sumber lainnya disajikan yang memiliki indeks selulolitik 1., dan zona jernih yang dihasilkan oleh dua isolat tertinggi dapat dilihat pada Gambar 1' OPTIMASI SOLID STATE FERMENTATION
yang akan tsolat AcP-1 (3,66), dan AcP-7 (3,36) dipilih sebagai isolat pada tahap selanjutnya digunakan untuk fermentasi dan karakterisasi enzim (indeks selulolitik didalam yang ditunjukkan berdasarkan aktivitas selulolitik isolattanda kurung). Sebelum memproduksi enzim perlu dilakukan optimasi jerami untuk mengetahui faktor isolat tersebut dalam memfermentasi media antara buffer dengan campuran lingkungan terutama pH dan perbandingan metabolisme dari substrat jerami yang digunakan. pH akan mempengaruhi reaksi
substrat mikroba. sedangkan perbandingan campuran antara buffer dengan aktivitas mempengaruhi padat akan jerami yang digunakan dalam fermentasi kandungan air mikroba karena mikroba memiliki aktivitas yang berbeda terhadap (Activity of woter atau Aw) (winarno, 2004). Data yang dihasilkan dengan buffer variasi pH (6,7,8) dan campuran substrat jerami dengan volume perlakuan '(L:L, proses pada !:2,!:3) untuk parameter kadar glukosa yang dihasilkan perbedaan fermentasi selama 4 minggu secara kuantitatif tidak menunjukkan antara kisaran memiliki yang tinggi untuk kedua isolat. Glukosa yang dihasilkan
2065,25-275L,43pguntukisolatAcP.1,dan2098,89-2280,52pguntukisolat
pada kondisi pH 7 dengan Acp-7. Untuk isolat Acp-1 menunjukkan hasiltertinggi : buffer 1:3 sebesar 275L,43 pg, sedangkan untuk isolat
perbandingan subsrat
AcP-TmenunjukkanhasilteringgipadakondisipHTdenganperbandingan memiliki spektrum pH subsrat : buffer 1:3 sebesar 2280,52 1tg' Actinomycetes (1973) genus ini yang luas untuk pertumbuhannya, menurut skyes dan skiner genus ini g. selulase enzim Untuk menghasilkan mampu tumbuh pada pH 4 -
2o}I,Wang et oI., optimum pada pH kultur 4,0 - 8,0 (Kaneko et al., 2000, George selulosa yang hilang 2003, chellapandi et ot.,20081. Data hasil pengukuran kadar perbedaan yang selama fermentasi secara kuantitatif pun tidak menunjukkan AcP-1 memiliki tinggi untuk kedua isolat. Kadar selulosa yang hilang untuk isolat
Lembaga Penelitian
-
Seminar Nasional Sains & Teknologi - lll Universitas Lampung, 18 - 19 Oktober 2010
Prosidins : Seminar Nasional Sains & Teknologi - lll ffiiEr"t"gis sains & Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa"
AcP-7 memiliki kisaran kisaran antara 13,81 samp ai !6,06% dan untuk isolat selulosa yang hilang ini antara 13,81 samp ai 115,75%. Hasil pengukuran kadar
sesuaidenganpenelitianHasrul(2008)yangmenyebutkanbahwaisolat Actinomycetesdapatmendegradasiselulosapadajeramipadipadasebesar i L7,3g%.lsolat AcP-l- menunjukkan hasil tertinggi pada kondisi pH 7 !6,06yo, sedangkan untuk dengan perbandingan substrat : buffer 1:3 sebesar pH 7 dengan perbandingan isolat Acp-7 menunjukkan hasil tertinggi pada kondisi
1"3,78 sampa
hasil pengukuran optimasi subsrat 1:3 sebesar Ls,7s%. Gambar 2. menunjukkan : buffer 1:3 dipilih untuk fermentasi. Kondisi pH 7 dengan perbandingan subsrat karena pada kondisi ini AcP-7 tahapan produksi enzim untuk isolat AcP-]" dan glukosa yang dihasilkan dan kadar didapatkan hasil yang optimum untuk kadar yang hilang bila dibandingkan dengan kondisi yang lainnya' seluiosa
AKTIVITAS ENZIM SELU LASE Kemampuan isolat Actin omycetes
dalam menghidrolisis selulosa dapat
Gambar 1L dapat dilihat berdasarkan nilai aktivitas enzim selulase' Berdasarkan yang tinggi diketahui bahwa kedua isolat AcP-L dan AcP-7 memiliki aktivitas AcP-l- memberikan aktivitas dalam menghidrolisis selulosa pada hari ke 15' lsolat aktivitas selulase selulase tertinggi sebesar 0,531 U/mL dan AcP-7 memberikan selulase selama tertinggi sebesar o,402 u/mL Gambar 3. menunjukkan aktivitas yang dilakukan dengan padat berbeda ini fermentasi. Hasil waktu fermentasifase pengurangan berat oleh Yamac dan Tamer (2008) yang menyebutkan bahwa yang diperoleh pada SSF jerami gandum sampai dengan minggu keempat mikroorganisme berkisar pada 25-30%. Perbedaan ini disebabkan karena subsrat menghidrolisis selulolitik mempunyai karakteristik tersendiri dalam
sepertiyangdinyatakanolehHowardetol,,(2003)menyatakanbahwaenzim mempunyai karakteristik seiulase yang dihasilkan dari mikroorganisme selulolitik
selain itu tersendiri seperti kestabilan pada pH dan suhu tertentu, yang berbeda enzim mikroorganisme tersebut memiliki waktu reaksi hidrolisis (Zhang et a1.,20061. KESIMPULAN
kesimpulan bahwa dua Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh selulosa tertinggi, isolatActino mycetesyang memiliki kemampuan menghidrolisis pH 7 dengan yaitu isolat AcP-1 dan AcP-7. Optimasi fermentasi menunjukkan dimana fermentasi, ideal 1:3 adalah kondisi perbandingan substrat:moisture
waktuinkubasioptimaldicapaipadaharike-].5fermentasi. UCAPAN TERIMAKASIH
PenelitianinimerupakanbagianpenelitianyangdibiayaiolehDlPA
penelitian antara Lembaga Universitas Lampung dengan surat perjanjian kontrak
Nomor : Penelitian dengan Pembantu Rektor ll Universitas Lampung Satria' Penulis ISI6/H26/KU/2OO} tanggak 1 Juli 2009 atas nama Heri yang telah membantu mengucapkan terimakasih kepada lman Lukmanul Hakim secara teknis di Laboratorium.
Seminar Nasional Sains & Teknologi - lll Lembaga Penelitian - Universitas Lampung, 18
-
19 Oktober 2010
- lll ffi,,PeranstrategisSains&TeknologidalamMencapaiKemandirianBangsa.. rere Prosidine : Seminar Nasional Sains & Teknologi
TABEL DAN GAMBAR
Tabel 1. Hasil
n lndeks Selulolitik lsolat
No
Diameter
Kode lsolat
Koloni
Diameter Zona Bening mm)
lndeks Selulolitik
t
Kontrol positif
16
24
1,50
2
AcP-1
9
33
3,66
3
AcP-2
15
t9
7,27
AcP-3
2I
26
r,23 r,22
4 5
AcP-4
23
28
6
AcP-5
77
19
1,rz
7
AcP-6
15
20
1,33
11
37
3,36
27
26
1.24
AcP-7
8
AcP-8
9
positif, isolat Gambar !.zonajernih yang terbentuk oleh masing-masing kontrol AcP-l, isolat AcP-7, dan kontrol negatif' :8'0'-1
t00.,100
_
; s
,?!*0.0(l'
loflt.oQi
{
rot,too
h !
roio.oo-n
!
,*.,.t,,u
rflta
ffiM%ffiffiMMM,,,EW#Wffi%ffimffirW,WW pil*
:
Plli Jubrlril$ulfcr
I
l:ii
E
tit(
,
**i
:
e
(firdli
6
Atttrblirl
*
tiF-/
Plis
iubatrntlbulf6r
pH dan moisture' Gambar 2. Grafik hasil optimasi fermentasi dengan parameter Kiri kadar glukosa yang dihasilkan, kanan selulosa yang hilang.
: Seminar Nasional Sains & Teknologi - lll Str"t"gir Srinr & T"knologid"l"r M"n."pri K"t"ndititn B"ngt." "P"r"rl
Prosiding
@Gffiil
t1.600
s"5s0
*.4$0 a
tr
0-3s0 0.2u0
*WAr;?-"|
0.L00
5rr15:0:53f35 Wakru
f*rmenta:i {h*ri}
Gambar 3. Aktivitas enzim selulase isolat AcP-1dan Acp-7 selama fermentasi fase padat (SSF). DAFTAR PUSTAKA
Abdullah K,2001. Biomass energy potentials and utilization in lndonesia. lndonesian Renewable EnergySociety (IRES). 7 Jul2007;t0:48 am http://www. repp.orgl.../Fuels/msoB2 D82.pdf. Akaike N, Harata N. 1994. Nystatin perforated patch recording and its applications to analyses of intracellular mechanisms. Jpn. J. Physiol. 44:433-73 Beg QK, Kapoor M, Mahajan L, Hoondal GS. 2001. Microbialxylanases and their industrial applications : a review. Appl. Microbiol. Biotechnol.56:326338
BogmeyerJR, Crawford DL. 1985. Production and characterization of polymeric lignin degradation intermediates from two differenl Streptomyces spp. App. ond Env. Microb.49:273-278 Chellapandi P, Jani HM. 2008. Production of endoglucanase by the native strain of Streptomyces isolates in submerged fermentation. Brazilian J. of Microb. 39:L22-127 Crawford DL, Pometto lllAf Crawford RL. 1983. Lignin degradation byStreptomyces viridosporus: isolation and characterization of new polymeric lignin degradation intermediate.App. ond Env. Microb. 45:898-904 George SP. 2001. Molecular and Biochemical Aspects of Extremophilic Actinomycete [Thesis]. lndia: Division of Biochemical Sciences National Chemical Laboratory Pune. Hasrul, S.N., Meryandini, A., Hamim. 2008. Pemanfaatan BakteriSelulolitik dan Xilanolitik yang Potensial untuk DekomposisiJerami Padi. J. Tanah Trop. 2009:71-80. Howard RL, Abotsi E, Jansen van Rensburg EL, Howard S. 2003. Lignocellulose biotechnology: issues of bioconversion and enzyme production. A/r. J.
Biotechnol.2:602-6L9
Seminar Nasional Sains & Teknologi - lll Lembaga Penelitian - Universitas Lampung, 18
-
19 Oktober 2010
- lll t"ntt"" *"t"nd't'"n *"n."0"i aEk*loridul"r Prosidins : Seminar Nasional Sains & Teknologi
,,r"."n ,.r","*', s"'n,
HiFtmFEr
synthesis of 4-methylumbelliferylKaneko s, Kitaoka M, Kuno A, Hayashi K. zooo.
p-D-xylo-bioside and 5-bromo-3-indolyl-p-D-xilobioside for sensitive Biotechnol' Biochem' detection of xylanase activity on agar plate' Blosci.
64:741-745
McChartyAJ,PetersonA,BrodaPMA'1986'Ligninsolubilazationby Thermomonosporamesophilo.Appl'Microb.andBiotechnol.24:347-352 Rachmania N' Satria H' MeryandiniA, WidosariW, Maranatha B, SunartiTC' enzimnya' Makara sains 2009. lsolasi bakteri selulolitik dan karakterisasi 13:33-38
of rice straw and potasium in wheat mineralization of carbon, nitrogen, phosphorus, and qnd soil sci' field soil in western uttar pradesh. J.of The lndion society
Mishra B, Sharma PK, Bronson KF' 2001' Decomposition
49:41-9-424
PerezJ,Munoz-DoradoJ,delaRubiaT,MartinezJ.2oo2,Biodegradationand lignin: an overview. biological treatments of cellulose, hemicellulose and t nt. Microbiol. 5:53-63 Extracellular enzyme Ramachandra M, crawford DL, Pometto lll AL. 1987' spp': a activities during lignocellulose degradation by Streptomyces comparativestudyofwild-typeandgeneticallymanipulatedstrains. APP. ond Env. Microb' 53:2754-2760 sumber pakan ternak syamsu JA. 2003. Daya dukung limbah pertanian sebagai Wartozoq L3:t lndonesia ruminansia di lndonesia ' Buletin Peternakan to improve waste lignocellulosic Taherzadeh MJ, Karimi K. 2008. Pretreatment of ethanol and biogas production: a riview. Int, J. Mol. Sci.9:1'621'-1657 interaction in Teather R, wood PJ,]|982. Use of congo red-polysaccharide from the bovin enumeration and characterization of cellulolytic bacteria rumen. Appl. Env. Microbiol'43:777-780' ThomsenMH,Hauggaard-Nielsen,PeterssonA'ThomsenAB'JensenES'2007' principles and sustainable bioethanol prod uction combining bio refinery intercropping strategies. http://www' riso 10:32 am 1608 94-105.pdf' 6 Sept 2008; lu:r/ of detergents in the analysis of fibrous p.J. Use 1957. and n.ffiine. Van Soest, J' Assoc' Anal' feed. lV. Determination of plant cell-wall constituents' Chem.50: 50-55. 2003' Shih lL, Chang AC, Chang WT' Wu WC' ChaiYD' Wang SL, Yen YH,
ProductionofxylanasesfromricebranbyStreptomycesoctuosusA-151. 33:917 -925 E nzy m e a n d M i cro bio I Te ch' of Streptomycetaceoe in biodegradation in: Role wendisch FK, Kurtzner HJ. 1992. BalowsA,TruperH,DworkinM,HarderW'SchleiferKH'editor'Ihe Procoryotes,AHondbookonTheBacterio:Ecophysiology,Isolotion, New York ldentification, Applicotion. 2nd ed. vol 1. springer-Verlag. polymeric precipitable acid and yamac M, Tamer AU. 2008. Lignin degradation lignin(APPL)accumulationbyselectedStreptomycesstrainsin submerged and solid state culture systems' JABS2:55-61'
Lembaga Penelitian
-
Seminar Nasional Sains & Teknologi - lll Universitas Lampung, 18 - 19 Oktober 2010