PENGARUH AKT1VITAS LESSON STUDY DAN PENILA'iAN KINERJA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA DASAR ( DENGAN MENGONTROL INTELIGENSI MAHASISWA (Eksperimen Pada Mahasiswa JurusanFisika·FMIPA UNIMA)
Ferdy Dungus Dosen Jurus'a'n F;s;k~ FMIPA UNIMA di Tondano
[email protected] THE INFLUENCE OF ACTIVITY OF LESSON STUDY AND PERFORMANCE ASSESSMEN.T AGAINST AN INCREASEMENTOF BASIC PHYSICS 1 LEARNING ACHIEVEMENT BY CONTROLLING THE INTELEGENCE OF STUDENT (An Experiment toward the studen·ts in Department of Physics of FM/PA UN/MA)
ABSTRACT The purpose of this research is to investigate the influence of lesson study and . performance assessment to the achievement of learning of Basio Physics 1, a·fter controlling the student infelegence. This research used the experimental method with factorial design 2 x 2 and by controliing the students' intelege.nce, the experiment getting'the conclusion as follows:1) The achi~vement of learning of Basic Physics 1 of the student group which have been taught the .learning lesson study lJigher than those student group which n·oi having learning lesson study (conven·tionaJ learning), 2) The achievement of learning of Basic PI1ysics I of the· student group which have been given performance assessment higher than those ·student group which have been given written assessment test, 3) There are interaction influence between learning activity and assessment form or method to the result of learning of Basics Physics 1, 4) The achievement o.t learning of Basic Physics I of the student group which have been taught the learning lesson study and given the performance assessment hIgher the those student group which not having· learning lesson 'study but given performance assessment1 5) The achievement of learning of Basic Physics I of the student group which have been taught the learning lesson study and given performance assessment ) l7;gher than those student group w/7ich have been taught learning lesson study and given written assessment, To increase the· achievement of learning of Basio Physics .1, this experiment suggests the lecturer to use the lesson study in the college activities and pay attention about the assessment form or method used.
Keywords: lesson study, performance assessment, the learning achievement of Basic Physics ' students'intelligence J
250
PENDAHUlUAN Selama pendrdrkan mas-rh· ad'a, maka setama itu' pula masatah-masatah
tentang pendidikan akan selalu muncul d'3n orang pun tak akan henti-hentinya -untuk terus mem'bicara'kan -dan memperdebatkan tenta'ng ke·berada·annys, muf·ai' dari hal-hal yang bersifat fundamental-filsafiah sampai dengan hal-hal yang sifatnya tekn-rs-operasronat. Sebagra·n besa·r pembrcaraa·n tentang pend-rdlKa·n·
terutama tertuju pada bagaimana upa:ya untuk menemukan cara yang terbaik guna mencapai pendidikan yang bermutu daiam. rangka menc'iptakan sumber
daya manusia yang handsl, baik dalam bidang akademis, sosio-personal,
ma·upun· vokasfon·al. Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu fangkah' yang dilaku·kan
secara
terencana,
yang
mencakup
dua
strategi.
Pertam·a,
merupakan
perencanaan jangka pendek untuk meningkatkan kemampua.n intelektual pesE?rta didi·k sebagal standar minlmal u·ntu·k "m·era.j.h· tuJua·n· pen·d·jdlka·n· ja·ng·ka· panjang yang mengacu pada pengernbangan manusia Indonesia seutuhnya. Kedua,adafah strategi jangka panJang ya·ng. mengarah ke tujuan pendidikan berlandasan luas, bermanfaat, nyata, dan bermakna dalam mempersiapkan
peserta· didik
me·ng·h·ada·pi ta·n-ta·ng·a·n·
pehdidikan dilakukan melafui
m·a·sa·
upaya~upaya
d·epan·."
Penlngkata.n·
m·utu·
perbaikan proses pembelajaran
denganmeng9unakan berbagai bentukpembefajaran danpenil'aian formatif yang bervarlasi.
Sa·lahsatumasala·h·· 5 o·s·ia·I ata·u toplk ha.n·g·at d·a·lam, pen.di·di.kan yang belakangan ini menarik untukdiperbincangkan yaitu tentang lesson study,. yang muncul
sebagai
salah
satu
alternatif guna
mengatasimasalah
praktik
pembelaj-aran yang selama ini dipandang kurang efektif. Seperti' dimaklumi, ba·h·wa· su~da·h· seja.k la·ma pr~.ktik pem·belaJara.n di In·don·esia pada umumnya· cenderung difakukan secara konvensional yaitu melalui teknik komunikasi oral. Praktik pembelajaran konvesionaf semacam ini lebih cenderung mene~ankan pada bagaimana guru mengajar (teacher-centered) dari pada ·bagaimana siswa :
be.lajar (student-centered), dan. s·ecarakeseluruhan h.asilnya dapat kita maklumi
251 .......".. . t.
yang ternyata tidak banyak memberikan kontribusi bagi peningkatan mutu proses
d-an hasil pembelajaran Untuk merubah kebiasaan praktik pembefajaran dari pembelajaran konvensional ke pembelajaran yang berpusat kepada siswa memang tidak mudah, terutama dikalanganguru yang tergolong pada kelompok yang kurang
setujuh atau menolak perubahan atau inovasi pembelajaran. Dalam hal ini, lesson study dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif guna mendorong terjadinya perubahan praktik pembelajaran di Indonesia menuju ke arah yang· jauh lebih efektif (Mu·lyana, 2007:1). Secara garis besar mata kuliah Fisika Da·sar terbagi atas beberapa bidang kajian, antara lain: Mekanika,Termodinamika, Gelombang-Optik, Listrik-Magnet,
dan Fisika Modern. Dalam bidang Teknik & MIPA, materi' kajian di atas, merupakan materi yang sangat dibutuhkan sebagai landasan dalam mempelajari b,eberapa matakuliah bidang. kemipaan lainnya. Dalam pandang.an dan persepsi mahasiswa masih banyak yang menganggap bahwa fisika ·rJlerupa,kan pelajaran
yang sulit dan tidak menarik. Dampak dari persepsi ini mengakibatkan.sebagian mahasiswa tidak termotivasi dan sering tidak menemukan strategi belajar yang
tepat, sehingfl"a berdampak pada pena.uasaan konsep 'fisika yanQ tidak
maksimal. Fenomena ini tergambar dari perolehan hasil belajar· Fisika Dasar mahasiswa di tahun pertamayang relatifbelum maksimal jikadibandingkan dengan nilai reratahasil belajar matakuliah lainnya. Rendahnya penguasaan korisep fisika akan
berpenQaruh pada mahasiswa dalam pembelajaran
matakuliah berikutnya, terutama pada matak.uliah fisika' lanjutan yang sangat mensyaratkan penguasaan konsep dasar fisika yangbaik..
Kegiatan lesson study memberikan ruangyang cukup. dan sangat memadai bagi dosen dan mahasiswa mengoptimalkan kegiatan belaJar.
Komunikasi akademikantar dosen untuk saling membagi pengalaman dan pengetahuan serta keterampilan sangat dimungkinkan. Hal yang sarna juga dapat dirasakan oleh mahasiswa, dimana melalui lesson study pusat kegiatan
b.elajar diarahkan pad'a bagaimana mahasiswa belajar atau memperoleh
252
pengetahuan dan keterampilan saat mengikuti ku1iah ·,.dan praktek.. Proses
p.enga.matan, selama perku.Uaha.n a·ka·n· mencatat se·mu·a aktivi·tas· yang dilakukan oleh mahasiswa. Kegiatan belajar lesson study dapat menjadi pilihan yang efektif
bagi perkuliahan Fisika Dasardi Jurusan Fisika. Oleh karenya Lesson Study sebagai salah satu model pembinaan protesi pendidik melalui pengkajian
pembelajaran secara koJaboratif dan berkelanjutan berJandaskan; pada prlnsippsrinsip kofegalitasdan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. Lesson study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu plan: (merencanakan), do (melaksanakan) dan
see
(merefJeksi)' yang berkelanjutan. Dengan kata lain
lesson study merupakan suatucara peningkatan mutu pendidikan yang tidak pernah berakhir (continous improvement). (Hendrayana, 2006: 10). Khusus belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasH atau tuJuan. Belajar'bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih.luas·dari· itu,
ya.kni meng·ala.mi. HasHbelaJar bukan suatu penguasaan has.il latihan
mel~inkan
perubahan kelakuan (Hamalik, 2011: 27). Daram proses belajar terdap.at lima macam kemampuan yang dapat diamati pada diri siswa sebagai hasil belaJarnya yakni sebagai berikut:
(1)
Keterampilan intelektual, atau pengetahuan
procedural. yanQmencakupbelajar konsep, prinsip dan pemecahan. rTlasalah yang diperoleh melalui penyajian materidi sekolah, .(2)
Strategikognitif yaitu
kemampuan mengontrol dan mengatur kegiatan berpikir dan belajar pada dirinya sendiri, (3)
Infqrmasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan
sesuatu den.gan kata-kata dengan jalan mengatur informasi- informasi yang relevan, (4)
KeterampHan
mo.~orik,
yaitu kemampuan untuk
mela~sanakandan
mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot, dan (5)
Sikap, yaitu kemampuan internal untuk memilih tindakan laku seseorang
yang didasari oleh emosi, kepercayaqrl serta faktor intelektual (Aunurrahman,
2009 : 49). Untuk mengetahui hasil belajar fisika yang dicapai mahasiswa dalam
proses belajar mengajar dapat dilakukan pengukuran melalui tas.Tes hasil
b.elajar fi.slka yanQ diperoleh mahasiswa dapat bervariasi, yang disebabkan oleh
253
_... .•
i..
kemampuan mahasiswa yang berbeda-beda. Hasil belajar fisika sebagai
output
dari. proses belajar mengajar fisika merupakan sesuatu yang sangat peka dan banyak faktor yang mempengaruhinya. HasH belajar fisika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tin~kat penguasaan mahasiswa terhadap materi perkuliahan Fisika. Dasar I yang telah dipelajari setelah diberi tes.· menyangkut aspek-aspek
kagnitif dan psikomotor. Secara khus.us hasil belajar Fisika Dasar I adalah hasil belajar yang diperoleh mahasiswa. dari kegiatan belajar mempelajari materi atau bahan perkuliahan secara teari dan praktikum tentang Fisika Dasar I, yang dibatasi pada pokok materi kinematika, dinamika dan usaha-energL Oleh Tipler menyatakan bahwa fisika berhubungan dengan materi dan' energi d~ngan hukLim·-hukum yang mengatur gerakan partikel· dan· gelombang,
interaksi antar partikel, sitaf-sifat molekul, atom-atom dan inti atom, dan' dengan
sistem berskala lebih besar seperti gas,
~at
cair dan zat padat (Tipler, 1998:1).
Pembentuk utama fisika· adalah besaran-besaran. fisis yang dipakai untuk menyatakan hukum-hukuf!1 fisika misalnya: panjang, massa, waktu, gaya, kecepatan, rapat (density), relativitas, temperatur) intensitas cahaya, dan banyak .Iagi yang ·Iain (Halliday dan Resnick, 1997:' 3). Fisika juga sebagai gejala alamo
menca·kupcahaya· terkait dengan penglihatan dan optika berkembang sebagai ilmuyang sedikit atau banyak tidak bergantung pada 'perilaku ini. Bunyi terkait denganpe'ndengaran, akustik berkembang sebagai ilmu yang berhubungan
dengannya. Kalor berhubunga'n dengan indera fisik yang lain, dan salama b.ertahun~tahun
studi tentangkalor{termodinamika) merupakan cabang fisika lain
yang .otonom. Gerak' tentu saja merupakanhal yang paling umum dari gejala~ejala
alam yang teramati langsung, mekanika berkembang lebih dini dari
cabang fisika yang lain (Alonso dan Finn, 1992: 2). B.erdasarkan 'uraian di atas maka dapat ditarikkesimpulan bahwa Fisika adalah ilmu yang mempefajari gejala alam dari dunia mikroskopik sampai dunia makroskopik dengan
men~gunakan
model
besaran fisis yang dipeJajari.
254 ~.
1
matematis
untuk menentukan
Fisika merupakan ilmu yang berusaha memahami aturan-aturan alam yang begitu lndah dan dengan rapi.h dapat di.de.s.kri.psikan secara matematis. Matematika dalam hal ini berfungsi seagai bahasa komunikasi sains termasuk
fisika.
Sains dan kebutuhan
manusia selama empat abad terakhir ini
menunjukkan kemajuan yang sangat dramatis berkat keberhasilan manusia dalam me.nganalisis dan mendeskripsikanalam s.ecara matematis. Pendidikan
Fisika harus dapat menjadi pendorong yang kuat tumbuhnya sikap rasa ingin tahu dan keterbukaan terhadap ide-ide baru maupun kebiasaan berpikir analitis kuantitatif. kesad~ran
Dalam
pendidikan
fisika
para
siswa
sebaiknya
ditumbuhkan
agar melihat fisika bukan semata-mata sebagai kegiatan akademik,
tetapi lebih sebagai cara untuk memahami dunia tempat hidup manusia (Mundilarto, 2002: 5). Proses perkuliahan yang baik harus disertai dengan proses penilaian yang baik agar dapatmenggukur hasH belajar yang maksim'al ·pula. Proses ":'.
. . . .
...
V'...
.:.
penilaian mencakup pengumpulan bukti yang menunjukkan pencapaianbefajar peserta didik. Penilaian merupakan suatu pernyataan berdas.arkan sejumlah fakta
untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu. Penilaian
mencakup semua proses pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan penilaian tidak terbatas pada karakteristik peserta didiksaja, tetapi juga mencakup karakteristik metode
men~ajar,
kurikulum, fasilitas, dan administrasisekolah.lnstrumen
penilaia.n untuk peserta didik dapat berupa metode dan/atau prosedur formal atau informal untukmenghasilkan informasi tentang peserta didik. Instrumen peniJaian dapat berupa tes tertufis, te~ lisan, lembar pengamatan, pedoman
wawancara, tugas rumah, dan
seba~ainya.
Penilaian juga diartikan sebagai
kegiatan menafsirkan data hasH pengukuranatau kegiatan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian kemajuan belajar.. peserta didik. Penilaian adalah
suatu proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan. Penifaian .dapat dilakukan secara tepat jika tersedia data yang berkaitan denganobjek pe.nilaian. Untuk memperolah data tersebut diperlukan alat penilaian yang
255
berupa pengukuran. Penilaian dan pengukuran merupakan dua kegiatanyang
s.aling berkaitan (Suwandi, 20.11: Rendahnya
hasil
~).
'befajar lyany
dicapai
siswa
disebabkan kemampuan siswa tetapi bisa disebabkan
tidak
kuran~
semata-'mata
berhasilnya guru'
mengajar. Melalui penilaian·, berarti men·ilai kem~mpuan guru itu sendiri dan hasilnya dapat dijadikan bahan, dalam memperbaiki usahanya, yakni tindakan mengajar berikutnya (Sudjana, 2007: 111). Penilaian (assessment) merupakan
istilahyang umum :dan mencakup semua metode yang biasa dipakai untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa dengan cara menilai unjuk kerja individu p.eserta didik atau kelompok.· 'Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan' penggunaan beragam alat. Penilaian untuk' memperoleh·· berbagai ragam informasi tentang sejauh mana hasH belajar peserta didik atau informasitentang ketercapaian kompetensi peserta didik. Proses penilaian ini bertujuan untuk m.enjawabpertanyaan tentang sebaik apa hasi1 atau prestasi belajar peserta diqik (Soekrisno, 2005: 1). Khusus dalam perkuliahan fisika yang merupakan bagian dari rumpun ilmu ke MIPAan yang sangat mengisyaratkan keterampilan proses sains, maka
penila.i.an fisika harus sesuaidengan prinsip pembelajaran fisika. Penilaian kinerja dapat menjadi pilihanyang' tepat untuk melakukan penilaian dalam perkuHahan fiska. Sebabab melalui pen.ilaian unjuk kerJa menibutuhkan unjuk kerja seseorang yang secarakualitatif berbeda dengan tes pilihan ganda. Salah
satu perbedaannya adalah prinsip kebergantung butir secara loka!. Pada tes tradisional, butir satu dengan rainnya adalah independen, dalampengertian besarnya peluang menjawab benar butir satu
dengan lainnya adalah
independen. Tidak demikian halnya dengan penilaian' unjuk kerja, butir satu dengan butir yanQ lain saling bergantung. Penifaian unjuk kerja, seseorang dapat diperintahkan untukmelakukan respon ganda terhadap suatu pertanyaan sesuai dengan suatu ketetapan tertentu. Respon ganda ini merupakan informasi yangdibutuhkan untuk menentukan unjuk kerja seseorang dalam bidang tertentu. Oleh karena itu pada
256
penilaian unjuk kerja, dimensi yang diukur adalah ganda, tidak satu 'dimensi seperti ta.s tradisional (Mardapi, 2007: 76). Pengertian laian menyebutkan penilaian kinerja adalah penilaian terhadap proses perolehan data, penerapan pengetahuan dan keterampilan, melalui proses pembelajaran yang menunjukka·n kemampuan mahasiswa dalam proses maupun produk (Asmawi, 2005: 4).
Po.pham mengatakan bahwa, penilaian kinerja adalah suatu pendekatan kearah pengukuran status siswa berdasarkan hasH pekerjaan atau melengkapi .suatu tugas yang di tetapkan ( Popham, 2005: 3). Menurut Azwar mengemukakan .bahwa tes merupakan suatu prosedur yang sistimatis, yaitu dilakukan ·berdasarkan tujuan dan tatacarayangjelas.- Tes
melakukan pengamatan terhadapprilaku seseorang danmendeskripsikan perilaku tersebut dengan bantuan skalaangka atau sistem pen990longan (Saifuddin Azwar, 2005:3). Berbeda halnya dengan penilaian tes tertulis.dimana tes. tertulis juga dikenal dengan istilah pencil and paper test, yaitu tes dimana pelaksana tas dalam mengajukan butir-butir pertanyaannya dilakukan
secara
tertulis dan peserta tes msmberikan jawaban secara tertulis pula (Djaafi dan
Muldjono, 2008:11). Tes tertulis adalah tes dimana soal dan jawaban dalam b.entuk bahan tulisan. Dalam menjawab soal siswa tidak selalu harusmerespons dalam bentuk menulis kalaimat ·jawaban tetapi dapat juga dalam .bentuk mewarnai,memberi tanda, menggambarkan grafik, diagram dan lain
seba~ainya.
Dalam banyak hal kemampuanmahasiswa dalam memahami suatu konse,p berkaitan dengan potensi yanQ' dimiliki olehmahasiswa,
faktor
kecerdasan seseorang akandapat mempengaruhi proses penerimaaan suatu ilmu termasuk ilmu fisika. Jnteligensi merupakan kemampuan problem solving dalam segala situasi yang baru atau yang mengandung masalah. Problem s.olving dalamsegala situasi ini mencakup permasalahan. pribadi, permasalahan social, permasalahan akademikcufturar, serta permasalahan ekonomi kefuarga (Dalyono, 2009: 185). Inteligensi dapat dirumuskan dengankematanganuntuk melakukan kegiatan dan mencapai prestasi-prestasi yang didalamnya berpikir memainkan peranan utama. Dari tingkah laku seseorang, pembicaraan, aksi,
257
reaksinya, orang dapat menilainya apakah orang itu cerdas, cerdik, pintar atau se.baliknya bodoh,. bebal, lamban. Walaupun untuk memperolehinformasi yang
febih· dapat dipercaya melalui tes kecerdasan mefalui uji psikotes oleh ahfi psikologi. Tingkah laku yang intefigen ofeh sejumlah· ciri sebagai berikut ini: (1) tingkah laku yang siap melakukan perubahan-perubahan yang perlu terhadap , ko,ndisi-kondisi baru, tidak kaku; (2) tingkah laku yang bertujuan; (3) tingkah laku
yang cepat, reaksi-reaksi yang segera; (4) tingkah laku yang terorrganisir, yakni ·ada koordinasi yang baik antara kondisi-kondisi pribadi dalam Iingkun9an yang memecahkan persoalan;, (5) tingkah laku yang dikendalikan oleh motivasi yang
kuat; dan (6) tingkah laku yang " successoriented"{Sagala, 2009: 81). Ardiansyah
menyatakan
(2012:1)
intelege.nsi
dapat
'diartikansebagai
kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif. Pendapat lain juga mengemukakan
b,ahwa intelig.ensi secara umumdapat jU9:,a diartikan sebag.ai suatutingkat kemampuan dan kecepatan otak mengofa suatu bentuk tugas atau keterampilan tertentu (Munir,2012:'1). PadaperkuHahan yang dijumpai di kampus sabagian besar didominasi dengan perkuliahan
metode ceramahyang. dekat deng,an perkuliahan model
konvensional. Pada pembelajaran konvensional model perkuliahan ceramah dimana guru berdirridi depan kelas dan terus berbicara kepada siswanya sambil memegangbukuteksdisalah satu tangannya, dan kapur atau spidol ditangan 1ainnya. Ekspresi waJah Quru biasanya teQas, sementara suaranya terdengar keras dan lantang. Selanjutnya para siswaterus menden.garkansuara gurunya
dengan waJah yang tegang dan
diam. Sangat jarang ditemukan siswanya
bertanya atau mengemukakan pendapat selama prosespembelajaran dikelas bertangsunQ. Banyak guru percayabahwakelas semacam ini, yaitu dimana'
siswa mengangkat tangannya dengan cepat dan menjawab dengan benar tepat setefah guru melontarkan pertanyaan, serta siswa akan menjawab ya secara serempak ketika guru bertanya merupakan contoh yang terbaik. Kalas semacam
ini .terlihat berjalan dengan lancar da.n berdisiplin, tetapi siswaberada dalam
258
ketegangan yang sangat hebat dan kebanyakan dari siswa tertinggalselama p.embelajaran, khususnya siswa yanQ lamban dalam pemahamannya. Hanya siswa yang mampu paham dengan cepat saja yang dapat berfaha·" daram keras semacam ini. Metode kuliah dalam pembelajaran hampir terdapat dimana-mana di s.e.kolah dan di Perguruan TinQQi. Suatu kuliah atau ceramah dapat (1) memberikan motivasi dengan membangkitkanminat untuk suatu topik yang dihubungkan dengan tujuan-tujuan yang lebih ruas, .(2) memberitahukan kepada ,
siswa tentang hasH belajar yang diharapkan dari siswa,(3) dapat berusaha untuk membimbing dalam pelajarannya. Akan tetapi fungsi ini kurang terpenuhi oleh kuliah. Pelajar kebanyakan membuat catatan, yang sebenarnya tidak ada hubungannya denganproses belajar. Paling-paling siswa mendapat rangkaian kata-kata ya·ng dapat dihafal. Mungkin siswa juga belum mempunyai bahan apersepsi
yang~
cukup untuk menyelami suatli kuliah, dank arena itu kuliah itu
akan membosankan.Untuk dapat menambahefektivitas
kulia~h
dapat digunakan
medi.a pembelajaran seperti gambar, grafik, demonstrasi dan arat peraga lainnya. Pada proses kuliah jarang ditemuipenilaian atas siswa, atau, tidakada feedback dank arena itu ·kuHah tidak menyajikan kondisi-kondisi yanQ baik untuk proses befajar (Nasution, 2002:199-200). Berdasarkan paparan di atas, makapenulis merasa perlu meneliti, dengan tujuan untuk menemukan secara empiris tentang pengaruh kegiatan belaJar dan bentuk penilaian terhadap hasil belajar Fisika Dasar I dengan mengontrol inteligensi· mahasiswa. METODE PENEL1TIAN
Penelitian
ini
menggunakan
metode
eksperimen. ,Penelitian
ini
menempatkan hasil belajar Fisika Dasar I dengan skala numerik sebagai variabel terikat (criterion variable), kegiatan befajar lesson study (treatment variable) sebagai variabel bebas pertama, bentuk penilaian dengan skala numerik sebagai variabel bebas atribut (variabel bebas kedua), dan inteHg.ensi mahasiswa dengan skara ,numerik sebagai variaber bebas kovariat. Sebelumdilakukan perlakuan, 259 :..,...;..
1
terlebih dulu dilakukan pengukuran inteligensi mahasiswa. Penelitian menggu,nakan desain analisis kovarian (ANKOVA) faktorial2x2. Populasi dalam penelitian ini adalah ,mahEl'sisv~a Tahun Pertama Bersama
Jurusan Fisika FMIPA UNIMA tahun akademik 2011/2012. Papulasi mahasiswa
Jurusan Fisika terdiri 6 kelas yang meliputi 4 kelas Program Studi Pendidikan
Fisi.ka dan 2 kelas Program Studi Fisika. Penentuan sampel dalam penelitian ini tidak dapat dilakukan dengan random sederhana' untuk kelas Program Studt Pendid'ikan': Fisika, karena "para' mahasiswa secara administrasi telah ditetapkan
Jurusan sesuai pendaftaran dan dikeJompokkan menjadi beberapa kelas, dan
ang'Q.ota kelas, bersifat. tetap tidak dapat dipindahkan dari satu kelas ke kalas yang lain. Penentuan sampet dilakukan dengan cara multistage random sampling,
yaitudengan tahapan sebagai berikut: Pertama secara acak diambil 4kelas
Pro9,ram Pendidikan, kemudian tahap kedua tnenentukan subjek perlakuan pembelajaran ,·melalui pengundian terpilih 2 kelas yaitu kelas A dankelas B. Kelas A eksperimen dengan "ke~iatanbelajar lesson study dan kelas B sebagai ke1as pembanding dengan kegiatanbelaJar konvensional.
Tahap ketiga
m.enentukan subjek perlakuan kegiatan belajar lesson study dan konvensional yang akanmendapat perlakuan penilaian. kinerja da'n penilaian tes tertulis Teknik analisis data meliputi analisis deskriptit, uji persyaratan analisis dan
anaJisisinferensial. Sebelumdilakukananalisis inferensial untuk pengujian hip,otesis peneHtian terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yanQ meliputi: (1) uji normalitas, (2) uji homogenitas, (3) uji linearitas, (4) ujikeberartian pengaruh kavariat terhadap variabel terikat, dan (5) uji kesejajaran garis regresi.
Selain
persyaratan
tersebut,
dalam
anaHsis
kovarian
disyaratkan
pula
p,engambitan sampet harus terjadi randomisasi dan data yang dianalisis berskala
interval atau rasio. Pengujian normalitasdata ini difakukan melalui Uji Lilliefors dengan tarat signifikansi a = 0,05 dan hasifnya menyatakan sampel dari kelompok perlakuan tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pe.ngujian homogenitas dari kelompok perlakuan dalam penelitian ini dilakukan
260 ............ '. f..
'T'
·
-
dengan uji-F dan uji BartUet yang menyatakan tidak ada perbedaan varians di antara kelompok yang diuji, dengan demikian data pada kelompok tersebut ber~saf. dari
populasi yang homagen. Uji Linearitas dan uji KeberartianRegresi
sama-Sama menggunakan uji-F dengan hasil masing-masing bahwa data berpola linear dan kovariat X berpengaruh terhadap variabel bebas (Y), s,edangkan untuk uji Kesejajaran Garis Regresi juga menggunakan uji-F dengan hasH bahwa garis regresi pada semua faktor sel sejajar.
HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN HasH pengujian persyaratan analisis telah men4njukkan kriteria yang memenuhi persyaratan untuk melakukan Ankova. Analisis inferensiaf untuk men~uji
hipotesis penefitian diperofeh hasH seperti berikut.
Pengujian Hipotesis Pengujia.n hipotesis PE?nelitian ini dil~kuk~n dengaF1 teknik analisiskovarian (AN KOVA), . yang·difak.ukan me(arui seperangkat analisis SPSS:, versi 17 dan manual. Teknik anaHsis kovarian . b~rt~juan::.un.tuk :mengetahui·pengaruh.k~g.~a.tan belajar dan bentuk penilaian serta pengarllh interaksi terh·adap hasH belajar Fisika Dasar I, setelah mengontrol pengaruh inteligensi mahasiswa. Hasil AN.KOVA tersebut kemudian dilanjutkan dengan UJi-t untuk mengetahui perbedaan rata-ratahasif belajar Fisika Dasar I yang dibentuk oleh faktor kegiatan belajar danbentuk penilaian setelah mengontroJ inteligensi mahasiswa. Berdasarkan hasH analisis prosedur GLM univariat (Agung, 2006:186) (desain A B A*B X) melaluiSPSS versi .17, akanmenyajikan hasilpengujian hipotesis sebagai berikut:
Tabel 1. Rangkuman Hasil ANKOVA dengan Uji F Tentang Perbe~aan Rerata HasH Belajar Fisika Casar' (Y) Sete\ah Mengontrollnteligensi mahasisw·a (X) Ftabel
Interaksi A*8
JK 24..1 43.827 1767.133 1544.061 366.493
Kekeliruan
1579.330
Sumber Variansi KovariatX Antar A Antar B
db .·1: 1 1
1 71
RJK
Fhituna
24143.287 1767.133
302.12 7 79.443 69.411
1544.061 366.493
28461.526 75 Total· direduksi 22.244 16.476* Sumber data primer diolah dengan SPSS Ver 17
261
0:;0,05
3,98
Berdasarkan 'hasil analisis ,yang disajikan pada Tabel 1 ,dapat dijelaskan
sebagai
berikut~
1. Perbedaan Hasil Belajar Fisika Casar I Antara Mahasiswa yang diberi Kegiatan Belajar ~esson Study dan yang Diberi Kegi,atan Belajar Konvensional, Setelah Mengontrol Inteligensi Mahasi"swa ' Hipotesis statistik t se'baga;" berikut. Ho : JJ'A1 ::; H1 :
fJA2
lJA1> lJA2
HasH anafisis pengujian hipotesis 1 menunjukkan bahwa Ho tidak dapat diterima berdasarkan Uji-F, bans A dengan nilai'
=79,44lebih besar dari
rhitung
3,98. Dengan demikian" dapat disimpuJ'kan bahwa terdapat perbedaan hasH b:elajar Fisika Dasar I alitara kelompok' mahasiswa yang diberi kegiatan beiajar
lesson study dengan kefompok mahasiswa yang diberi kegiatan belajar konvensional setetah mengontrol inteligensi mahasiswa.
2;Perbedaan Hasi,l'Belajar FisikaDasar I AntaraMahasisw8 yang Diberi Penilaian Kinerjadan" Mah~siswa yang Diberl Penilaian Tes tertulis; Setelah Meng'ontrol"lnteligensi Ma"hasiswa Hipotesi's",statistik 2,sebagai berikut Ho : J.Ia1 S J.1S2 :
Ht : lJa,1 > J.l~, HasH' analisis penguJian' hipotesis ,,2 menunJukkan bahwa: ,Ho' "tidak dapat diterirnaberdasarkanuJiF, baris B dengan nilai besar dari; Ftabel{o,05;1,75)
= 3,98.
Fhitl!(1g
=69,4t.Nilai
Fhitll{lg
lebih
Dengan "demikian dapat disimpulkan 'bahwa
terdapat perbedaan hasil belajarFisikaDasar I antarakeifompok mahasiswa yang diberi penilaian kinerJa dan kelompok mahasiswa yang diberi pemilaian. tes tertulis, seteleh me'nQontrot intetigensi mahasiswa. ' 3. Pengaruh InteraksiAntaraKegiatanBelajar dan Bentuk, Penilaian TerhadapHasil Belajar Fisika Dasar I Mahasiswa SetelahMengontrol Inteligensi Mahasiswa.
Hipotesis statistik 3 sebag'ai berikut. Ho : Int,.. A x B= 0
14 1 : Int. A x B ¢ 0
262 ~"',
'.
...i..
HasH analisis pengujian hipotesis 3 menunjukkan bahwa Ho tidak dapat diterima b.erdasarkan statistik Uji F, faktor A*8 dengan nitai F
besar dari Ftabel
(O,05;1,75)
= 3,98.
hitvng
=16,48 lebih
Dengan demikian dapat diambil kesimlJpulan
bahwa terdapat pengaruh interaksi antara kegiatan belajar danbentuk penilaian terhadap hasil belajar Fisika Dasar I setelah mengontrol inteligensi mahasiswa. TabeJ. 2. Uji Hipotes;s Tentang Semua Faktor B Untuk Sefiap Faktor A Type III Sam of
Source Corrected Model Intercept
X B·, A*B Error Tata; Corrected Total
Squares 26882.1968
df 4
Mean Square 6720..549'
F
Sig.
302.127
.000
1103.740
1
1103.740
49.619
.000
24143.827
1
24143.827
1085.404
.000
1544.061 2131.371 1579.330
1 2
69.414 47.909
.000 .000
71
1544.061 1065.685 22.244
a17942.000
76
284,61.526
75
Tabel 3. Parameter Estimates Rerata Y Semua Faktor A Untuk Setiap Faktor B B
Std. Error
t
Sig.
-35.181
4.081
-8.620
X
1.264
32.945
8=1 8=2 A=1 *18=1] [A=1] * [8=2] [A=2J * [lS=11 [A=2] * [8=2]
4.617 Oa
.038 1.531
.000 .000
3.016
.004
9.162
.000 .0·01
Parameter Intercept
14.049 5.243
'1.533 1.531
Oa Oa
3.424.
4. Perbedaan Hasil Belajar Fisika Dasar I Antara Kelompok Mahasiswa yang Diberi Kegiatan Belajar Lesson Study dan Diberi PenilaianKinerja dengan Kelompok Mahaslswa yang Diberi Kegfatan Belajar Konvensional dan Diberi Penilaian Kinerja, Setelah Mengontrol Inteligensi Mahasiswa Hipotesis statistik 4 sebagai berikut.
Ho : JJA181 S
IJA2B1
H1 :
fJA2S1
IJA1S1
>
Hasil analisis pengujian hipotesis 4. menunJukka.n bahwa: Ho tidak dapat diterif!la berdasarkan statistik Uji t, nilai tnitung = 9, 18. Nilai tersebut 1ebih besar 263 ........... .' i . . .
. dart ttabel (0,05;75) = 1,67. Dengan'aemikian ·dapat diambil kesimpulan bahwa untuk ketompok mahasi"swa yang dtbert ke9iatan betajar lesson study dan penilaian kinerja, terdapatperbedaan hasil belajar Fisika Dasar 'ii d~ngan kelompok mahasiswa yang diberi konvensional dan penilaian kinerja setefah mengontrol
inteHge.nst mahasiswa. 5. Perbedaan Hasil Belajar Fisika Dasar I Antara Kelompok Mahasiswa yanQ Dibert Kegia·tan BeJaja.r . L·esson Study -danOi·beri Penilaian Tes Tertulis dengan Kelompok Mahasiswa yang Diberi Kegiatan Belajar Konvensional·· dan Diberi Penilaian Tes Tertulis, Setelah Mengontrol tntelig-ensi- Ma-hasiswa" Hipotesisstatistik 5 sebaga'i Berikut.
.:. HO:·'J.'A1B2 H1 :
IJA182
2::
<
J.lA2B2 IJA2B2
Hasil analisis pengujian hipotesis 5. menunjukkan bahwa Ho tidak dapat .
.
diterima berdasarkan statistik uji t. Nilai
thitung
.
= 3,42. Nilai tersebut lebihkecil
. ---dari ''ttabel (0,05;75)-::'= "1,67. D'engan demikian hasH befajar mahasiswa 'yang diajar dengan kegiatan belajar lesson study dan diberi pe.nilaian Tes Tertulis terdapat
perbedaan yang signifikan antara mahasiswa yang diajar dengan kegiatan
belajar konvensional dan diberi penilaian tes tertulis setelah mengontrol inteligensi mahasiswa.
6. Perbedaan Hasil Belajar Fisika Dasar I Antara Kelompok Mahasiswa yang Dibari Kegiatan Belajar lesson Study dan Diberi Pel1ilaian .Kinerja dengan KelompokMahasiswa yang Diberi Kegiatan Belajar Lesson study dan. Diberi PeniJaian Tes Tertulis, Setelah Mengontrol Inteligensi Mahasiswa Hipotesis statistik 6 sebaga.i Berikut. . H·Q.:
lJA1'Bt-
~ lJA1"B2-
H 1 :~A1B1> ~A1B2 Tabe14. 'UJi Hipotesis Tentang Sem'ua 'Fa'ktor B'UntukS'etiap Fa'ktor A So.urce.. Corrected Model ··Intercept
X A
Type III Sum of Sq.uares. 2Q,882.1968
df.
1103.740
1
1-103.740
·49..619
24143.827 1767.133
1
24143.827 1767.133
1085.404 79.443
_... ..
i..
4
1 264
. Mean-Square 6720.549
F· 302.127
5\9·
.000 .000 .000
.000
Type III Sum of Squares 1906.846
Source A*B Error Total Corrected Total
i"
, 1579.330 817942.000
28461.526
Mean Square
df 2 71
953.423
F 42.862
Sig. .000
22.244
76
75
Taber 5. Parameter Estimates Rerata Y Semua Faktor B Untuk Setiap Faktor A Parameter Intercept
X A=1] A=2 A=·1 * 8=1] A=1 * 8=2 A='2 * 6=1 A=2 * I8=2
8 -35.161 1.264
Std. Error
t
Sig.
4.081
-8~620
.038
5.243 ' 08 13.423
1.531
32.945 3.424
.000 .000 .001
1.535
8.748
.000
1.531
3.016
.004
Oa 4.617 08
HasH analisis pengujian hipotesis 6 menunju'kkan bahwa Ho tida.k dapat diterima berdasarkan statistik uji t. Nilai thitung = 8,76. N'ifai tersebut febih besar
dari
ttabel(O,05;75}
=.,1,67. Dengan demikian hasil belajar mahasiswa yang diajar
dengan kegiatan belajar Jesson study dan diberi penilaian kinerja terdapat
perbedaan yang signifikan antara lTlahasiswa yang diajar dengan kegiatan
belajar lesson study dan diberi penilaian tas tertulissetelah mengontrol inteligensi mahasiswa.
7. Perbedaan Hasil Belajar Fisika Dasar I Antara Kelompok Mahasiswa yang Diberi Kegiatan Belajar Konvensional dan Diberi Penilaian Kinerja dengan Kelompok Mahasiswa yang Diberi Kegia~n Belajar Konvensional dan Diberi Penilaian Tes Tertulis, Setelah Mengontrol Inteligensi Mahasiswa Hipotesis Statistik 7 sebagai berikut. Ho : fJA2B1 ~
H1 :~A2B1 <
1JA2f32
J..lA282
HasH analisis pengujian hipotesis 7menunjukkan bahwa Ho tidak dapat ditolakberdasarkan statistik uji t. Nila;
thit4,09. =3,02. NiJai tersequt Jebih besar dar;
= 1)67. Dengan demikian untukkefompok mahasiswa yang diajar
ttabel(O,05;75)
dengan kegiatan belajar konvensional terdapat perbedaan hasil belajar Fisika
265 .~
.... ..
~
Dasar
r antara
kelompok m'ahasiswa yang diberi penilaian kinerja dengan
kelompok mahasiswa yanQ diberi penilaian tes tertulis setelah meng~ntrq~1 inteligensi mahasiswa.
PEMBAHASAN Dalam penelitian ini yang dimaksud hasH belajar Fisika Dasar I yaitu hasH belajar Fisika Dasar I materi mekanika: yang mencakup, kinematika, dinamika dan usaha-energi. F~sika Dasar f merupakan matakufiah yan~ JTlenuntut pemahaman yang mendalam secara' konseptual. Fisika Dasar I adalah mata kuliah Jembatan penQetahuan antara fisika sekolah d'an fisrka dr perQuruan tin9~L,
Kemampuan dasar yang' dimiliki seseorang berupa intefigensi
akan sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar Fisika Dasar I. Penguasaanmateri mekanika memerlukan ting,kat logika berpikir yang baik sebagai pengetahuan prasyarat yanQ harus dimiliki oleh mahasiswa sebelum mempelajari matakuliah Fisika Dasar I. Oleh karenanya, pengaruh dari penguasaan pada konsep prasyarat
tersebut harus
dikon~rol a~ar
tidak menimburkan keraJ:1cuan atau bias dalam
penarikan ke,simpulan peneliti'an:' Pe'ng'lJsaan- terhadap" konsep" pengetahuan
prasyarat tersebutdalam penelitian ini disebut inteligensi mahasiswa. Fisika Dasar I sebagai bagian daripelajaranFisika selaru berkenaan dengan ide-ide
atau
konsep-konsep
abstrak
yang
tersusun
secara
hierarki
dengan
menggunakan penaJarandeduktif. Pengajaran Fisika Dasar di perguruan tinggi tersusun
berdasarkan :materi-materiyang
berhubungan,
satu
:aftihya" penguasaan ' terhadap
dengan
materi
lainnya
yang
satu
saling akan
mempengaruhi penguasaan terhadap materi berikutnya. Mengingat banyaknya cakupan yang perlu dibahas dalam matakuliah Fisika Dasar, maka untuk mendapatkan hasi) terbaik setiap mahasiswa harus belajar dan dinilai secara teratur dan sistematik. Latihan-Iatihan soar terstruktur dan sesuai pokok bahasan yang dipelajari akanmenjadi
I~ngkah
terbaik untuk mendapatkan hasH belajar
yang optimal daJam matakuliah ini. Keg,iatan Jesson study memberikan ruang. yang cukup dan sangat memadai bagi dosen dan
mahasiswa "'. "--',. 1
266
mengoptimalkankegiatan belajar.
Komunikasi akademik antar dosen untuk saling membagi pengalaman dan .p..e,ng.etahuan serta keterampilan sangat dimungkinkan. Hal :yanQ sarna juga dapat dirasakan oleh mahasiswa, dimana melalui lesson study pusat kegiatan
belajar diarahkan pada bagaimana mahasiswa belajar atau memperoleh pengetahuan dan keterampilan saat mengikuti kuliah dan praktek. Proses pengamatan selama. perkuliahan akan mencatat semua aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa. Kegiatan belajar lesson study dapat menjadi pilihan yang efektif bagi perkuliahan Fisika Dasar di Jurusan Fisika. Oleh karenya Lesson Study sebagai salah satu model pembinaan .profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran 'secara kolaboratif dan berkelanjutanberlandaskan pada prinsi'ppsrinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. Lesson study'dilaksanakan dalam' tiga tahapan yaitu. plan (merencanakan), do
(melaksanakan) dan
see (merefJeksi) yang berkelanjutan. Dengan kata
lain
Jesson· study merupakan suatu cara 'peningkatan mutu pendidikan yanQ. tidak
pernah berakhir (continoLis improvement) (Hendrayana, 2006: 10). Khusus :dalam perkuliahan fisika yang merupakan bagian dari rumpun ilmu
ke MIPA an yang
s~ngat
mengisyaratkan keterampilan prosessains, maka
penilaian fisika harus sesuai dengan' prinsip pembelajaran fisika. Penilaian kinerja dapat menjadi. pHihan yang tepat untuk mefaku·kan penilaian dalam perkuliahan fiska. Sebabab melalui penilaian· unjuk kerja membutuhkan unjuk kerja seseorang yang secara kuaJitatif berbeda dengan tes pilihanganda. Salah satu perbedaannya adalah prinsip kebergantung butir secara lokal. Pada tes tradisional,butir satu dengan lainnya adafah independen, dalam pengertian besarnya peluang menjawab benar butir satu
dengan lainnya adalah
independen. Tidak demikian halnya dengan penilaian unjuk kerja, butir satu d.engan butir yang lain saling bergantung.
Penilaian unjuk kerja, seseorang dapat diperintahkan untuk melakukan responganda.terhadap suatu pertanyaan sesuai dengan suatu ketetapan tertentu. Respon gandaini merupakan informasi yang dibutuhkan untuk menentukan unjuk kerja seseorangdaJam bidang tertentu. Oleh karena itu pada
267 ...
~
penilaian 'unjuk t<erja, dimensi yang- pdiukur adalah ganda, tldak satu dimensi
seperti tes tradisional(Mardapi, 2007: 76).· Pengertian laian menyebutkan penilaian kinerja adalah penifaian terhadap proses· perolehan: data, peJflerupan pengetahuan dan keterampilan, melalui proses pemberajaran yang menunjukkan
kemampuan mahasiswa· dalam proses maupun produk ;(Asmawi., 2005: 4). Popham mengatakan bahwa,. penilaian kinerja adalah suatu pendekatan kearah pengukuran status siswa berdasarkan hasil pekerjaanatau 'melengkapi- su'atu tugas yang di teta.pkan ( Popham, 2005: 3).
Proses perkuliahan selalu akan diikuti de.ngan kegiatan penilaian, dan penilaian memi.liki peran yang sangatpenting dalam menentukan keberhasilan
. :suatLl :peorktJUahan. Penilaian yang. baik akan menghasilkan suatu tindak lanjut yang tepat pula" yang bermuara, pada evaluasi dan' . hasH akhirnya berupa
·pengambilan., keputusan. ya'ng tepat. Penilaian yangmampu mengungkapkan semua patensi 'akademik mahasiswa ..baik dari peng,etahuan, keterampilan dan sikap adalah .penilaianyang lebih baik dibandingkan .jika penil'aian hanya pada satu aspek saja. PenHaian kinerja adalah suatu bentuk penilaian yang memungkinkan mahasiswa dapat, menunjukkan semua patensi akademik untuk memperoleh nilai secara maksimaL Misalnya kemampuan mahasiswa pada materi Fisika ,Oasar Ipokok materi dinamika tidak hanya dinilai dari aspek kemampuan mahasiswa menjawab pertanyaan atau m'enjawab·· soal pada saat ujiansem~ster
'melalui
tulisan,
tetapi
bagaimana
mahasiswa
mampu
menunjukkan fenomena fisis dari konsepdinamika, dan mampu meng.analisis dan memberikan deskripsi dari fenomena yang diamati baikmelalui praktekdi laboratoriummaupun fenomena alam dalam konteks lingkungan sekitar. Penilaian tentang kemampuan secara menyeluruh seperti ini tidak dapat dilakukan hanya melalui tes tertulis, tetapi dapat dilakukan melalui penillaian
kinerja. Penilaian kinerja sangat efektif dilakukan untuk mengetahui semua potensi akademik teristimewa yang berkaitan denganpotensi akademik bidang sains. Fisika sebagai pelajaran sains sangatlah tepat untuk dilakukan penilaian melalui proses sains, dimana didalamnya terangkum suatuproses kinerja yanQ
268 --- .. l
harus ditunjukkan, diamati, dianalisis dan dilaporkan hasil analisis dari
fo,no,menan fisis yanQ dipelajari. HasH analisis menufljukkan bahwa adanya pengaruh antara faktor kegiatan befajar dengan
bentuk penilaian setefah mengontror inteligensi
mahasiswa. Keadaan ini menunjukkan bahwa perbedaan hasilbelajar Fisika Dasar I setelah mengontrol inteligensi mahasiswa ditentuan oleh kegiatan belajar
dan
bentuk penilaian
yang
diberikan. Artinya
pengaruh
interaksi 'akan
memberikan makna jika dilakukan' pada efek dari setiap tingkat perlakukan yang diberikan. 'Tin9'katperlakukan ya'ng dimaksudkan adalah: (1) Khusus kelompok yang diberi kegiatan belajar Jesson study, hasil belajar Fisika Dasar I dalam kelompok penilaian kinerja lebih tinggi daripada hasH
b~lajar
Fisika Dasar I
dalam kelompok penilaian tes tertulis, (2) Khusus kelompok,yang diberi kegiatan
belajar konvensional, hasil belaJar FisikaDasar I dalam kelompok penilaian kinerja lebih ting_Q~idaripada hasH belajar Pisika Dasar
J
dalam kelompok
penilaian tas tertulis, (3) Khusus, kelompok yang diberi kegiatan belajar lesson
study, hasil; belajar Fisika Dasar I ,dalam kelompok penilaian kinerja
lebihtin~gi
daripada hasil belajar Fisika Dasar I yang diberi kegiatan belajar konvensional dalam kelompok penUaian kinerja, dan (4) Khusus kelompok,yang, diberi kegiatan befajar konvensional, hasH belajar Fisika Dasar I dalam kelompok penilaian kinerjalebih tin~gi daripada hasil belajarFisika Dasar ·Idalam kerompok penilaian tas tertulis. ApabHa proses perkuliahan dengan menerapkan kegiatan belajar lesson
study da'n, penilaiankinerja sangat memberikan dorongan bagi mahasiswa untuk memperhatikan semua langkah-Iangkah kegiatan belajar lesson study dari sejak awal perkuliahan. Kondisi belajar' yang. baik memberikan
kesempatan seluas-
luasnya baQi mahasiswa untuk belajar.Hak belajar mahasiswa perlu dibentuk saat mengik~ti perkuliahan. Merarui pengamatan setiap individu mahasiswa
dalam perkuliahan,akan,~iperoreh informasi apakah mahasiswa sedang belajar atau tidak.Pengamatan
belajar dan bentuk penilaian: hasH belajar akan
m,emberikan pengaruh yang baik terhadap hasilbelajar maha'siswa.
269
Perkuliahan
dengan
menerapkan
kegiatan
belajar
lesson
study
memberikan wawasan yanQ: baik untuk saling tukar menukar informasi· pengetahuan, pe'lgalaman khususnya dalam kegiatan befajar. Pembinaan dosen
yang lebih yunior sangat dianjurkan untuk menera'pkan kegiatan lesson study. Lesson study memberikan ruang' ya.ng cukup untuk melakukan komunikasi
akademik antara sesama dosen, dosen dan· mahaslswa serta mahasiswa dan . mahasiswa. Kegiatan belajar lesson study cenderungmemberikan penekanan pada aspek aktivitas dari mahasiswa selama" proses:. pembelajaran,
sehin~ga
dapat dilanjutkan dengan melakukan. pengukuran hasil belajar. Kegiatan bel.ajar yang baik dapat akan sangat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar . mahasiswa. Hal yang sarna juga jika proses: ·penilaian. yang dilakukan baik a.kan berpengaruh pada proses persiapan belajar mahasiswa dalam menghadapi ujian
atau' tes. Penilaian tertulis merupcikan·salah. Cara· mengukur keberhasil belajar
mahasiswa. Oleh karena itu keg}atan belajar lesson study yangkemudian dilanjutkan deng'an -pela:ks'g:naan ·peni1ain· lertu-lis memperl-ihatkan 'ke'berhasHa'n belajar mahasiswa. Hasil
petTUaia-n-" tertulis'"
yan~
diperoleh bahwa kegiatan·lesson 'study dan ·diberi
leb-ih'"' ren'd'ah'"
jika'-' .perkutiahan··.. .dBaks'a'naka'n'"
dengan"
konvensional" dand.iberi tes tertulis.
Kegiatan 'b:efajar
lesson
study 'adafah -s~lah·. 'satu'b-e'ntuk "kegiatan 'belaj"ar
yang' mulai dari perancangan· awar
ke~iatan
belajar,. pelaksanaan sampai pad.a
akhir' kegtatan' belajar' ya:knt . refteksi .pemb'e'lajaran'" sela'lu' metibatkan- tim' dose'n" seJawat. Kegiatan be'ajar lesson study membentuk suatu potakerja tim dosen
"secara
bersamaya·ng~memun·g·kin·k·a'n "m"e'n'a'mb'ah 'wawasan antara 'dosen' untuk
membangun kinerja pembefajaran yang lebih baik. Keun99uran yang selalu terja:di' pada-' kegiatan" belajar" lesson" study'" ad'alah" bagaiman-a pem-antau' berusaha mengamati aktivitas belajar mahasiswa. Pada kegiatan lesson study
ma'h'a'siswa d'iamati aktivitas beiajarnya-men-gikuti"peruba'han waktuperkuHahan, sehin~ga .diharapkan
belaJarn-ya' se·lama·'
tidak ada seorang mahasis.wa yang tidak dicatat aktivitas
p'erkulia'h'a'n-~
Pencatata'n- atau' perekaman-' aktivitas-' be'laja'r
mahasiswa menjadi data yanQ akurat saat melakukan refleksi setelah selesai
270
_... .•
i..
kegiatan belajar. Keuntungan kegiatan belajar lesson study adalah selalu diakhir
keg.iatan belajar dilakukan refleksi kegiatan belajar yang baru selesai diikutL, Reflek'si selalu menghasifkan bagaimana' perkuliahan berikut lebih baik dari hari
ini. Proses perkuliahan. yang melibatkan ban,yak tim dosen tentu lebih, banyak keu,ntungan yanQ terjadi. Penilaian yanQ dilakukan akan dapat lebih maksimal apabila dibandingkan jika penilaian hanya dilakukan secara sendiri. Fisika Dasar
I sebagai salah satu pelajaran sains sangat membutuhkan aktivitas sains, yang dalam kegiatannya mengharuskan' mahasiswa untuk menunjukkan proses fisis sains. Proses fisis harus dilakukan, diamati, dianalis'is dan dilaporkan. Kegiatankegiatan proses sains dalam Fisika Dasar sangatlah tepat jika penilaiannya dilakukandengan
penilaian
kinerja,
sehingga
pengukuran
tlasil
belajar
rmahasiswa dapat lebih maksimal dibandingkan, jika hanya dUakukan dengan penilaian berdasarkan, hasil tes tertulis.
Penilaian kinerja .. meng.,haruskan
mahasiswa mendemonstrasikan fenomena fisis dari konsep yang
harus
dipelajari. Keadaan ini jauhlebihbaik jika belajar fisika hanya dengan mengandalkan. penilaian secara tes tertulis. Penilaian tes tertulis sulit sekali untuk mengungkapkan keterampilan sains yanQ harus dimiliki oleh mahasiswa Jurusan Fisika. Penilaian tes tertulis juga da'pat memberikan kesan mahasiswa spekulatif dalam menjawab pertanyaan. PerkuHahan menerapkan kegiatan beajarkonvensional adalah perkuliahan yang
lazim digunakan dalam perkuUahan saat ini. Pada dasarnya setiap dosen selalu menerapkan perkuHahan konvensionar jika perkuliahan hanya dilakukan secara sendiri. Perkuliahan konvensionaf yang dimaksudkan adalah perkufiahan yang difaksanakan sendiri oleh seorang mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan sampai pada proses evaluasi.
Pada kegiatan belaJar konvensional
dalamproses pelaksanaan juga
menerapkan berbagai pendekatan, dan strategi pembelajaran sarna halnya dengan
kegiatan belaJar lesson study. Perbedaaannya lebih pada lesson study $e,~rt) melibatkan kebersamaan dosen da'ri perencanaan sampai akhir, sedangkan pada
k,onvensional lebih banyak peran sendiridosen, sangat sedikit peran tim Untuk
dosen~
menjadi optimal perkuliahan, konvensional jika diikuiti dengan kegiatan
271 ............ ,.
~
penilaian yang baik, yang memungkinkan mahasiswa, untuk belajar secara
menyeluruh tanpa belajar secara spekulasi. Untuk menguranQi cara belajar spekulasi pada mahasiswa ,dosen harus mampu mengembangkan bentuk: penilaian yang efektif dapat mengukur semua potensi akademik mahasiswa. Penilaian kinerja dapat menjadi efektif untuk megukur hasil' belajar
mahasiswa karena dalam penilaian kinerja mahasiswa diharuskan untuk mengetahui proses dari
a~a(
suatu kegiatan sampai akh,ir. Oleh karena itu dari '
hasil penelitianmenunjukkan bahwa hasil belajar Fisika Dasar I, mahasiswa dengan menerapkan' konvensional menggunakan penilaian kinerja lebih rendah dibandingkan deng,an hasil' belajar Fisika dasar I menerapkankonvensional
diberi penilaian :testertuUs., ' SIMPULAN Berdasarkan temuan denganmempertimbangkan keterbatasan penelitian, disimpulkan sebagai berikut:
1). HasH belajar Fisika Dasarf kefompok
mahasiswa yan~ diajarkan den~an ke~iatan belajar lesson study lebih tin~9i dari
hasil belajar Fisika Dasar Ikelompok mahasiswa yang diajarkandengan kegiatan belajar
konven~ional,
setelah mengontrol inteligensi ,mahasiswa. 2).
HasH belajar Fisika Dasar I kelompok mahasiswa yang diberi penilaian kinerja lebihtinggi dari hasH belajar Fisika Dasar I, kelompok mahasiswa yang diberi
penilaian tes tertulis,setelah mengontrol inteligensi mahasiswa. 3). Terdapat Interaksi kegiatan belajar dengan
,ke9iatanpenilaian terhadap hasH belajar '
FisikaDasar I setelah mengontrof intefigensi mahasiswa. 4). HasH belajarF"isika Dasarlkelompok mahasiswa yang diajar dengan kegiatan Lesson study dan
diberi peniJaian kinerja (A 1 B1) lebih tinggi, dari 'hasH belajar F"isika Dasar I kelompok mah~siswa yang, diajar dengan kegiatan belajar konvensional
dan
diberi penilaian kinerja (A2 8 1 ), setefah mengontrol intefigensi mahasiswa. 5). HasilbefajarFisika Dasar Lkefompok mahasiswa yang di,ajar dengan kegiatan Jesson study dan diberi penilaian tertulis (A1 8 2 ) Jeb'ih'- ren'dah'- da-rj- h'asil b'el-aJa-r
Fisika Dasar I kelompok mahasiswa yang, diajar dengan konvensional dan diberi
-p'e-n-ila-ian tertu-Hs (Az '8 2), setela-h -m-e-ng-ontro'l inte'lig-ensi mahas·i'swa. '6). Ha'sir 272·
belajar Fisika Dasar I kelompok mahasiswa yang diajar dengan kegiatan Lesson study da.n diberi penilaian kinerja (A1 8 1) lebih tinQ,~i dari ha.sil belajar Fisika
Dasar I kelompok mahasiswa yang diajar denganke'giatan lesson study dan diberi penilaian tertulis (A1 8 2 ), seterah mengontrof inteligensi mahasisW8. 7)~ Hasil belajar Fisika Dasar I kelompok mahasiswa yang diberi kegiatan belajar kanvensional dengan peniaian kinerja (A2 8 1 Fisika Dasar
r
)
le.bih rendah dari hasil belajar
kelompok mahasiswa yang diberi kegiatan berajar konvensional
(A2 8 2 ) dengan penilaian tertulis, setelah mengontrol inteligensi mahasiswa. SARAN B,erdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, maka'dapat dikemukan
beberapa saran sebagaiberikut: 1) Bagi·dosen khususnya tim dosen Fisika Dasar dalam ke~iatan .perkuliahan dapat menerapka'n kegiatan belajar lesson study dan dilanJutkan 'deng~n melaksanakan ,pen-ilaian berdasarkan penilaian
kin.erja.' Keg,iatan belaJar Jesson study dan penilaian kinerja sang.at baik untuk dilaksanakan daran proses perkuriah~n Fisika Dasar I, 2), Untuk memperoleh hasil penilaian yang maksimaL- maka dalam perkuliahanFisika Dasar I dapat dilakukandengan perlilaian kinerja. Penilaian kinerja sangat tepat dHakukan untuk perkuliahan Fisika Dasar I, 3) Untuk menyiapkan proses perkuliahan dengan kegiatan lesson study sangat diperlukan kerjasama antarasemua tim dosen. Kerjasama menjadi sarah satu kunci utama untukmelaksanakan proses kegiatanbelajar lesson studYJ4) Untuk memaksimalkan proses penilaiankinerja maka tim dosen perlu membuat suatu format bersama penilaian mulai dari aspek kegiatan individu mahasiswa sampai pada kegiatan kelompok. Khusus PenHaian Fisika Dasar I perru diawasi agarmahasiswa tidak salah dalam merangkai alat yang dapat mengakibatkan kecelakaan bagi mahasiswa ataupun orang lain. DAFTAR PUSTAKA Agung, I Gusti Ngurah. Statistika Penerapan Model Rerata Sel Multivariat dan: ModeJEkonometri dengan SPSS. Jakarta: Yayasan Sad Stria Bahkti, 2006. Asrori"Ardiansyah. http://kabar-pendidikan.blogspot.com ( diakses Apr;I 2012)
273 .......... .• i..
Azwar, Saifuddin. Dasar-Dasar Psikometri.'i'ogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005. Bam..l;>-aJJ9." R. Aryan Soekrisno, (http://rbaryans.wordpress.com/2010/10/25/asesmen·kineria-performance/.O~(tober 2005), (diakses tanggal5 April 2011).
Dalyono, M. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Reneka Cipta, 2907. DJaali. PsikoJogi Pendidikan. Jakara: Bumi· Aksara, 2011.
Di.(lqJi,
d·~~n Puji Muljono. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo,
2008. Hatliday R, dan Resnick. Fisika Volume 1, Terjemahan Pantur SHaban dan Erwin Sucipto. Jakarta: Er\angga, 1997.
Hendrayana, S. dkk. Lesson Study, Suatu Strategl Untuk Meningkatkan Keprofesionalan Pendidik, Bandung: UPI Press; 2006. Munir.http://misbakhudin.Wordpress.com/2011/07/14. Kemampuan dan inteligensi. (diakses tg\ 20f04/2012)
Marcelano, Alonso dan Finn, J. Edward. Dasar-Dasar Fisika Jilid 1, Edislkedua terjemahan: Lea Prase/yo. Jakarta: Erlangga, 1992~ Mundilarto. Kapita Selekta Pendidikan Fisika. Yogyakarta: Fakultas Matematika dan Urnu Pengetahuan A\amUNY, 2002. .~ Nasution. Berbagai Pendekatan Da/am Proses Be/ajar dan Mengajar. Jakarta: PT Bum; Aksara, 2010.
Oemar, Hamalik, Proses Be/ajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Ak~ara, 2011. Popham, W. James. Classroom Assessment What Teachers ·Need to Know. London: Allyn and Bacon, 1995.
S·aga·'a,'S·yaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Prob/ematik Be/ajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta 2001. Su·dJa·na·~
Nana. Peni/aian- Ha'sif Be1ajar- Mengaja-r,-S·a-ndung-:- PT R-ern-ajaRosdakarya, 2005.
·Sl~lm;·et--Mulyana,Les's·on:stu·'dy(Maka/a·h).·Ku'ni·h'gan':'L·P-MP-J'awa Barat, 20·07.
Tipler, James. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jilid 1 terjemahan: Lea ' Pras·etyo··· Ja··k'arta·: Erla·ngga··~ 1989.
Zai.nul, AsmawLAltemative Assesment. Jakarta: Pusat Antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Dikti Depdiknas, 2005.
274 ................ .• .t.,
MODEL~
REMEDJAL TEACHJNG (RT)
MEKGGUKAKAN-PEMBELAJARAN- REALlSTlK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA ·MENYELESAlKAN rES BERBASIS KELAS SEBAGAI PREDIKSI KEBERHASILAN UJIAN NASIONAL (UN) di SMP
NQnQh $iti Aminah; Jamzur;; Oyah Fitriana Masitoh; Dewanto Kamas Utomo
ABSTRAK PeneHtian in·j bertuju'an untu'k: Men'g'etahui kO'ntrib'usl Remedial Teaching (RT) pada hasil Ulian Nasional (UN) siswa SMP. Remedial Teaching (RT) menggunakan pendekatan pembefajaran realistik. Teknik anafisis data yang digunakan uji analisis regresi ganda (multiple regression).Jika X 1 menunjukkan hasH remedial teaching (RT) dan X2 hasil uji coba -tes menggunakan kisjs~k;si Ujian Nasional (UN) tanpa remedial teaching (RT) hasil analisis dinyatakan dengan persamaan regresi, Y:::: 43,3342 + O,4665X1 + O,0809X2 • Hal ini menunjukkan
bahwa sumbangan hasH remedial teaching (RT) menggunakan pendekatan pembelaj'aran re'afistik febih besar diban'dingkan 'dengan hasH uji coba tes menggunakan kisis-kisi Ujian Nasional (UN) tanparemedial teaching (RT). Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu, untuk meningkatkan kemampuan slswa menyeiesaikan tes berbas's kelas sebagai prediksi keberhasilan ujian nasional (UN) lebih bermakna jika dilakukan remedial teaching (RT) yang terprogram dan terencana dan pembelajaran realistik dapat digunakan pada pembelajaranFisika. Kata kunci: Ujian Nasiona\ (UN), te·s berbasis ke\as, remedial teaching (RT), pembelajaran realistik.
PENDAHULUAN Latar Befakang Masafah Ciri guru yang efektif yaitu kelas,
m~miHk;
mampu menciptakan iklim yang kondusif di
komitmen yang tinggi terhadap harapan siswa, menggunakan .. ;."
..
,,:"
:
'-,
metode pengajaran yang bervariasi, dan mampu memanfaatkan waktu secara efektif. Guru
yan~
efektif berperan mengupayakar seluruh siswa mencapai
kompetensiyang diharapkan, menciptakan pembelajaran yang penuh dengan :
tantangan, mengembanQkanpembelajaran kontekstual yang akrab dengan dunia
275
--... .•
f..
· nyata, da'n menerap-kan .penilaian yang bervarlasi, misalny-a sesara- ter-tuU-s-, H-san-, pe-n:ga-matarl u:njukkerja, ·dan pe'mberian tugas, dan ikut berpartlsi'pasi d'alam' . ·kegia1an s.fswa ·se·la·in. ·sebagai pe:mbimbing dan fasilitatof.Ofeh. ~eb'ab itu
pembe-r-aJara-n
-ya-n'g
dH-a'ku-ka-n harus :'d'i-ren'ca-n-a'ka-n . 'b'e:rd-a-sarka-n .-standat
kompetensi ya·ngakan·dicap~L· Perencanaan· pembelajara·n· mengg,unakan·
System- Apro-a-ch- Model- Y'ang di-ke-mbangkan oleh Dick and Carey ( Walter Dick:
2005, 1) digambarkan pada Bagan 1, meliputi:
Bagan4 "1 JnstructionaJ- rYE/sign' The'Dick and Carey Systems
1. Identifylnstructiona/·.Goaf.(s) Identify instructional goals tahap ini merupakan tahap awaf pada pembelajara.n untuk menentu.kan.ap.a.. ya.ng.. harus dila.ku·kan: oleh siswa-
set.ela.h. m.e.nem,pu,hc pembelajaran... H.al in1 d.itini-a.u. d.ari. tuJu.a.n.pembelaj.aran (a list.of.goals), . an~fisis-p.erforman .(a .petformance.analysis)) .·anafisis' .kabutuhan·
(a need assesment)-, pengalaman .prakte.k de.ngan .kesuJitan beJajar siswa (practical experience. with. learning. difficulties of stud.ent),... a,na.Hsis.. p·engg.una-.
(the analysis of people who are doing a job) ata.u beberapa pengajuan untu.k l'
. pem.belaJaran . ba-ru.-(some . other·requirementfor.new.1nstruction)~
2..
Conduct .Instructional a.nalysis Tatl-apa:n..
b-eIj.kutnya~
Conduct,. Instructional.. analysis... Pada.. tahapan. leL a.kan..
ditetapkan· ta·hapan·-tahapan"
yang·
'dHakukan"
siswa
keti-ka
mereka
""""'... .• i...
menampilkan hasH belajarnya. Akhir dari taha'pan ini adalah analisaproses yang menetapkan tentanQ ketrampilan .(skills), pengetahuan (knowledge) dan kemampuan yang dikenal sebagai perilaku (entry./Jehaviour).-
3. Analyze Learners and contexts Analyze Learners and contexts merupakan analisis konteks yang paralel
dengan siswa, konteks dari ketrampilan yang akan dipelajari (the context in
which they will learn the skills), konteks yang akan mereka gunakan (the conteks in which they will use them). Pembelajar
menghubungkan skills,
preference, dan attitude yang difunjukkan selama pembelajaran.Tingkatan
ini merupakan tingkatan yang penting dilakukan, tingkatan yang memberikan sejumlah informasi tentang keberhasilan dari model khususnya pada strategi pembefajaran.
4. Write performance objectivees Berdasarkan analis;s instruksional dan pern'yataan dari entry· behaviour akan
ditufiskan pernyataan khusus tentang kerja yang dilakukan siswa ketika mereka telah melaksanakan pembelajaran. Pemyataan tersebut diturunkan
dari
ketrampilan
yang
diidentifikasi - oleh
analisainstruksional,
akan
diidentifikasiketrampilan yang dipetaJari, kondisi dan ketrampilan yang harus ditunjukkan) dan kriteria yang menunjukkan keberhasifan.
- -5. -Develop-a'ss-asme-nt instruments Berdasarkan tujuan yang tetah ditetapkan, disusun assesmenyang akan mengukur kemampuan siswa sesuai dengan yan9 digambarkan pada tujuan. Pene~ana-nya-ngpaf.i-ng besar
ditempatka-n padahubungan berbagai macam
ketrampilan yan~ di~ambarkan dalam tujuan dan asesmen yang dlminta.
6. Develop instructional strategy
Pada tahapan.. inidikembang strateQi instruksional berdasarkan lima tahapan
sebefumnya Tahapanini termasuk preinstructioan activities, presentation of content, leraner participation, assesment, and follow-;through activities. StrategJ pem-belajaran d·jd-asarka-n· p-a-d-a rang-k-aian- teorj··pembeJajaran· dan··
hasH peneJitian pembeJajaran
f
karakteristik media yang akan digunakan
277
--
..
Of..
sestlar dengarr pe'mbelajaran-, m~ate1i' pem'beiajara·n"yang~. ::a;kao':d'iaj,arka,n,.. da,n . ~?rakteri$tik.
d.ari:, stswa. y'ang belajar yang ,akan berpartisip.asi pada
.p,em,beraj~ran.Hal.in i "diguna,kan.s.6: b.ag.ai .. p.e.n:yu.p'un,~n:·.atau i
. pemHiha.n . material·
dan pe..re.nca.n,aa,n .untuk in teraksi cpembe.lajaran .dala,m .ke-Ias:, .med.iasi,
pemb.elajaran,. le.b.ih, jau,h. lagi pembelajaran, meng.g,unaka'n'.
teknQ1Qgi.we~b"
atau lalnnya.,. ya.ng~ d,jkema.s dan. dig-u.naka.rl da-lam. pem.be.lajaran.~-
7.' . Oevelopan.d .s,elect. in,struction.al ma:(eria/s Pada tahap ini kita dihadapkan padapengunaan strate,gv ins,tru.ksio.na,' ya.ng
me,'1gh·a·sHkan.. in.stru.ksion., Ti.pe~ti.pe . . ini., beiajar"
(guidance-
for'
Jeamers)~
terma~uk ..
didalamnya, bimbi.ng.an.. materiaJs~'
instructional;'
an·d··'
asse.sme.nt~Kep,utsan··. me.ny.u,s.un ori.ginal .materials. te.r-Qantung, dari· tipe .hasH.·.
"p'e'm'b'elaJaran, 'fhe-a'vaila'ble 'of existing 'relevant· materials, "dan 'develop'mental
resorces.
aJlajJiili.Je~-·'to:'
you.,.' Kriteria..
u,ntu.k-. mem.ilih. from.. among.. existing..
.materials are provided.
".8.
,-:~sign
.and :Q.onduot·formativesvalu.ation nfinstru.ction
Sesuai degan rencana pembefajaran, rangkaian evaluasi mengh~bungkan
data:·..
y·a'l1g~ . . '. d~ig:u·f.lakan·
pe·mbelajaran. Tiga. ti.p.e ~e:va.fuation.
u·ntuk
identifikast-
.b'ag:ai,mana
ffl'e'ling:k'atkan
evaluasi formatif yang diajukan yaitu,
one~to-one
small group -evaluafion.. "··and ·:fjeld-:.tria/::evaluation,
.9. .Revis.e instruction Langka:h·: a-khir-: d·ari·:: ra·n·can·g·arl: ,d·a:n'·: .pen'g·em'bang·afl' proses a·dala:ll· memperbaiki,
instruksi.on..Data.
dari.
evaluasi
formatif
d.iri.ng.ka-s, dan,
·diinterpr€ta:sikan :u:ntuK :meR'gidentifika'si ·:ke:su·Htan, :ya:ng···-diafami ·oleh ··sis·wa pada kemampuanyang dituntut ofeh tujuan khusus kaitanhya denga,n kes:uHta:n~ke's:uHta:rt.
y:a:ng: kh·as pa:da
pe-m·b~el·ajaran.H·al
in'i' dila'kukan' untu:k
meninjau vaHditas dari instruksion dan. asumsi tentang entry behaviour serta
"kara'kteristik "siswa;Hal ·in·i
'd·apa-t~ditj.nJa·u·-uJa·ng
:dari 'pernyataan -·pada
performanceobjctive dan test item yang digunakan untuk pengumpul data.
10.
Design~' and" conduct,· summative' evaluation'
278
Wa'iaupun evaluasi sumativ merupakan ',kulminasi dari· instruksional yang efektif, hal ini secara umum tidak merupakan bagian dari perencanaan
. pro·ses·s. ·H·al·· i·ni . mem.fliki·nHai . absofut ··dan .menu·nju·kkan ··bai·k .buruknya' instruksion. Pembelajaran· reali·stik relatif banya·k d·jg·un·a·k·an··· peda· pem·beJajaran··
Matematika Karaktetristik
Fisika dan Matematika memiliki kesamaan, berasal
dari lingkungan .kehidupan kemudian ·d,iabstra·ksi-kan,,·Pro·ses ···ab·straks·j d~ala:m
matematika dan Fisika memerfukan proses yang re.fatif .~ufit. Pada Fisika pengabstraksian dapat dilakukan melalui kegi~tan laboratorium bai.kreal maupun eksplorasi f~nomenoloQ.is menQ9unakan
virtual, pada matematika melalui
konteks, menjembatani dengan menggunakan instrumen vertikal, konstruksi dan P.roduksi oleh pebelajar sendiri, pembelajaran interaktif, dan jafur-jalur befajar .
yang saling menjalin. Hal inilah yang menarik< untuk dikaji pada penelitian inL
Bagaimana menerapkan pembelajaran realistik pada pembelajaran Fisika, sehingga model pembelajaran reafistik dapat dikembangkan sebagai model inovatif
yan~
dapat
dipilih
untuk
menin~katkan
kualitas
pembelajaran
Fisika.Meningkatnya kualitas pembelaJaran akan berdampak pada meningkatnya kualitas hasH belajar siswa. Ujian Nasionaf (UN) dari tahun ke tahun selalu menjadi keluhan siswa, ~uru, oran~
tua dan
Iin~kun9an
masarakat yang lain. Pemerintah mengatur
kegi.atan uJian nasianal pada Permen Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2007TentangStandar Penilaian Pendidikan dalam pasal 1 dan 2. Pasal 1 menyatakan bahwa penHaian hasit belajarpeserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan berdasarkan standar
penHaran pend"j-dikan yang' bertaku' secara.
nasj~onaL
Pasal2 menyatakan bahwa
Standar penilaian pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam L'ampiran Peraturan MenterL Ujian Nasional (UN) merupakan safah satu jenis penilaian yan.9 diselen~~arakan pemerintah guna mengukur keberhasifan belajar siswa. Fungsi UN menurut Permendiknas No. 77 tahun 2008 antara
279 -.. ..
.
~
lain, alat sele'ksi, alat sertifikasi atau penentuan kelulusan,dan tindak lanjut-"bagi" pemberian bantuan pendidikan. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menenga'h terdiri penilaia'n hasif betajar ofeh satuan
dan, penifaian hasH befajar ofeh pe'ndi:dik,
pendidikan dan penilai-an h'asif' be'ajar oteh pemerintah'. Penifaianhasil' betajar
oteh pendi'dik atau disebut juga penilaian 'berbasiske-tas. Penitaian, 'befbasiS 'keias yang diterapkan pada' petaksanaanKTSP'; menurut Pusat Kuriku1ltm, Balitbang Depdiknas (2004), salah satunya memiliki fungsi untuk mengevaluasi
hasil be/ajar peserta didikdalam rangka membantu peserta didikmemaham;' ,.,dirin,y~, .membuat . keputusa,n
..tentan.g .Jan,g,kah b.e.rikutnya baik untuk pemjJjhan 1
'program, pengembangan ke'pribadian maupu'n', untu'k penjurusan' (-seba'gal' bimbingan).
·O·iti-nJaU::dari fu··ng·s:i :pe·nifa:ian :U:N :dan -pen:Ua·ian 'herb'a'sis -kelas',KeCJua:nya "'berfungsi sebagai 'evaluasi befajar peserta didik dafam rangka mernbantu
ps:s"et1a:' didik' m"em'·a,h,amr~ dirin"ya, berHrutnya
J
m'em~btfat
keputu's~an':,
·tenta~'ng'
langkah'
u'ntu'k- p'engembangan prog'ram' pengem'ban'gan" ke'pribadia'n-' da'rr J
'p'e'njurusanyang -b'erfu'n'g's-j 'seba'g'ai 'bim·bing:a·n. 'Me'nilik 'kes'e's'uaia-n fu'n'g'si' UN" . dan penilaian berbasis kelas, menimbul'kan suatu asumsi bahwa 'jrks ,s'iswa
'mam'pu' me'nyele~s'a'ika-n" tes:" berbasis' kela's"d'e'nga-n": batk~ ma"ka~ mere'ka'" juga""
mampu menyelesaikan UN dengan baik. Namun hal ini perlu usaha. terus rt1ehenJS dariYufU .ul1tukmenjatfik'atlst~amamptJmenyelesatk:al1tiJgasnya.· Relatif banyak dari siswa yang memerlukan barituan mencapai kemampuan
yan'g· dlhara-p:ka-n, 'dalam- rangka-,. mendofo.ng srswanya untuk berhasil' lotos dal:am UN. Bantuan tersebut salah satunya dilakukan melalui kegiatan remedial teaching.
Kegiatan remedial teaching (RT) dilakukan untuk member; tambahan
pel'ajaran- da'la'm- ra-n'g-ka m'em-b-a-ntu" memp-erbai"ki- kekuran-g-an p'e'ng'uasaan- m~ateri pelajaran pada mereka yang dirasa belum menguasai materi yang diberikan
.·gCJfU. 'RT -d'iJa'ksa'na:kan dHuar ja"m -pefaj'aran regufer seh-ingga tidal< menggangg'u' " 1
kegiatan guru pada jam pelajaran reguler. RT
280"
dapat difakukan oleh gurunya
sendiri', ternan sebaya, tern-an diatasnya" ata'u -la'in'nya' ya-n'g dirasa sulit. RT
yan9'~ r~lenguasal"
dapat dilaksanakan terprogra'm, yaitu
·materi··
~mbuat
perencanaa-n se'peTti pada proses pembe-Iajara'n 'reguler~ Perefnc&naan yang'
'dimaksu'd yaitu membuat
persiapan pembelajaran dengan cara membuat
renca'n-a-' progra'm' pembe-lajaran (RPP):. Program- yang direncanakan- (j-engan:, balk, akan' me·mb·e-rlkan hasU yang optimal. RT sering dilupakan pada kegiatan
pembe'lajaran di se·ko·lah. Orang tua .kebih senang menye-ra·h~kat1·:·ahaknya
pada
kegiatan bimbingan befajar. Perlu 'dipertanyakan Pertanyaan mengen'ai apakah
hasel' d-an- bj'mbin'g'an belajar-Iebih baj-J{ d'sri- pembelajaran dtsek"ol-ah?' Mendorong penetiti untuk mengajukan judut penelitian "Pengembangan Model Pembelajaran . ' . 'Reafistik Sebagai Model Remedia'si Pembe1aj'aran Fistka Untuk 'Meningkatkafl
Kemampuan Siswa Menyelesaikan Tes Berbasis Kelas
Sebagai Prediksi
Keberhasi'lan Ujiarr N'a"siarral- Di-SMP".
-
Rumusan Masalah Masafah yang akan dikaji pada penelitian yang difakukan yaitu, 1. Apakah model pembelajaran realistik pada pembelajaran fisika dapat mengatasi" kesulitanbelajarfi'si'ka siswa'?' 2. Seberapa besar kontribusi hasil remedial teaching (RT)
men99unakan
.pemb.el . ajaran.realistik.terhada.p .h.asif uj.ian nasionaJ (UN}. Tujuan Penelitian Pen·eJitjan~·~yang::.dilakLJ;kan~bertuj:u:a:ll.llntu-k:-
1. Menunjukkanbahwa model pembelajaran realistik pada pembelajaran Fisika
·.d.a.p:at.:men.gatasi ·:Ke,s.u-ftta-n :be.1ajar::fi:slka . .'stsWa.. 2~
Menunjukkan besar kontribusi hasH remedial teachinfJ. (RT)
men~gunakan
p'embelaJara::o" realistikterhadap;· hasil:-..UJiarl.N·a~sio·nal~, {U::N)·.. Manfaat PeneHtian
·p'e'n-eJiti'an -Jnj "dih'arap:ka:n pefaksana pembefajaran pe.mb.eJajaran~
:d:qpat
tentan~
Flsik.a:. S.eJaJrr itu--
:m·e-·m·b~erikan
:.s.Ufl;:b~a:ng.a'n
'ke'pada
peng9unaan pembefajaran realistik padp
m:a~n·faat
281
pra·ktis·. daTi . peneJitian'·. y.a-itu.; b'ahwa'-
remedial teaching (RT) menggunakan pendekatan realistik memb'eri sumbangar~ yang relatif besar terhadap pengentasan kesulitan belajar siswa.
METOO£: PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan metode eksperimen dengan desain statis dua kelompok yang diambil secara acak dari populasi sebanyak delapan kelompok_ Subyek penelitian yaitu siswa kelas IX SMPN 3 Kabupaten Sukoharjo
Kares-idenan 5urakarta Profinst Jawa 'tenga'h
Tahun Ajaran 2013/2,014.
Instrumen penelitian menggunakan tesbuatan guru yang dikembangkan dari
Kisf -
~ist
UjiaFT'Nasronar (U:N)'
ta:h~'u-n-
20,1--3- d,an- tetoo distandardisasr metatur
kegiatan uji coba dan focus group discussiion (FGD). Teknik analisa
dat~
menggunakan -maftipferegresidenganvariabe1.:.variab'e'lsebayai -b'erikat variab~1 terikat (y) yaitu nilai ujian nasianaf (UN) siswa tahun ajaran 2013/2014. Variabel b'ebas hasit 'tes'- F€HT1ediaf' teaching" (RT)(X'1) d'an"~ hasit tas ujr coba menggunakan' tes dari Diknas tahun ajaran 2013/2014 (X2 ).
a. LangKah -Penefitian Langkah penelitian digambarkan pada Bagan, 2,
RnaDLU
····'Iiiiljt Bagan, 2 Langkah Penelitian 1) Diagnostik kesuHtan belajar" meHputi ldentifikasi kesulitan belajar pada siswa ,
bedasarkcmhasiltesberbasiskelas,tes yang digunakan yaitu tes yang disusun oleh kelompok guru dan telah diuji karakteristiknya. 2) tVletllbuat irlstrurrletl datI uji coba evaluasi diri untuk siswa
3) Membuat instrumen dan uji coba evaluasi diri untuk guru 4! Merencanakan' p'en'gajaran'
rem-idi
me'ngguna'ka'n' model pe'mbe:laja-ran
're'-aifstik 'bagi "slswa yang men'galami kesufitan belajar 5) Membuat instrumen untuk assessmen
pembefajaran realistik berdasarkan
topik" yang' 'dlpitih" hasittes·· dragno·sti·k- me-ngg-u·n:akan:-· tes·····berb-asis.·.ke-I·a&... meng-g'u'n'a'ka-n- kisi--kisi Ujian Nasional (UN). 6) ·Merencanakan ·penda·m·pj·nga·n secara ·personaJbagi _s:is·wa.. ·ya·n:g: -me-miliki:
kas'u's k-husus.
7) Melaks-a·naka·n· remedial-teaching- (RT) pad-a siswa yang d·ideteksi mengalami ke'su-J-jta-n' b-elajar 8) Melaksanakan pendampingan secara personal pada siswa yang memifiki kasus khusus pada pembeiajaran. 9) Mengambil data untuk evaluasi dirisiswa 10)
Me'ngam'bft data' untukevaluasi guru
11). Mengambil data hasH belajar siswa setefah difakukanRT. .
12)
Men~ambif
data hasif belajar siswa yan~ mendapat pendampingan befajar
13} Met-rt:bu·at·'lap-ora:n:···pene-tltiafF· .·HAS·IL -PE·N·EL-IT~AN DAN PEM-BAHASA·N Hasil Penelitian H·asil· a·nalisi-s- uj-i- reg-resi- g·and-a- (m·u.JtJpJe regre-ssion) pad-a peneUti-an- in·iya'itu,
sum-banga'n ha-sH' remedia-l le'a-ching (RT)
mengg'unaka-n
model
,'pem'belaj"ata:n ·re·a·f.i.s·ti·k {X1) ·cJ·a-n -hasH -uJi ·co·ba seko-'-ah ·meng·g-u·nakan ·tes_ b-uatan g'uru berbas-is 'kls'i-k-isl ,Ujia'n Nas-iona-I (U-N) tah'un 2·013 (X2) terhad'a'p nHat akhir kelulusan·· siswa·· men·empuh· Ujia-n-· Persamaan regresi, .
N·a-~o-n·al
(-U·N} (Y)-,
d··itunjlJ·kkan"· -·d:eng·a:n:··
Y = 43,3342+0,4665X1 +.O,0809X 2 , Berdasarkan persamaa'n
tersebutmenunjukk·an bahwa sumbangan variabef hasH r~media.f -teaching ·(RT) .men~9·u.nakanmodel
pembelajaran reaHstik terhadap hasH .Ujian Na'si'onal (UN)
le·b:jh:: b-e-sar d·jban:dlng:){an·· deng:an h-asfJ: UJf coba te·s bu·atarr g:UfU' berbasis Uji-a·n· ·N·a-sional- (UN)~
·283
kj·s-j~klsj:
Pembahasan HasH anaHsis anaHsis uji 'menggunakan regres; ganda (multiple regression)
menunjukkan bahwa .su.mb.angan .ha.sH .re.l!le.dlaf .te.acf1.itlg (RT) .menggunakan model pembefajaran reafistik cenderung febih besar dibandingkan dengan hasH uji coba tes buatan guru berbasis kjsj~kjd'j' Ujian'" t\jas'ion'aL Hal in'j m'en'unjukkan'" bahwa remedial teaching (RT) sangat berperan dalam mengatasi kesuHtan
belajar:···siswa. Re'nledial Tea'cfJing ·(RT)
"yan'gterprogram 'dan terencana
memberikan kontribusi yang lebih baik terhadap keberhasifan Ujian Nasional (UN)~
Meninjau peran Remedial Teaching ·ba·ntuan
yan·g·djtaw-arka~nkepada
(RT) pada pembelajaran, yaitu
"siswa ':ya:n'g ·nlemerluk·an ·bantua·n ·.baik
paedagogis maupun akademik. Bantuan juga d~pat difakukan pada anak-anak
yang·· met11iliki: tingkat kemampuan· ya·rIg· tebi·h· rertdah· dart· rata-rata-· ke-las·,.pada sislJYa yang memiHki. masalah belajar dan gangguan perilaku. Selain itu remedial
·te:aching :(RT) -d:ap.at .jug:a.
~dif:ak.u·katl
kemampuan melebihi rata-rata tetapi memiliki
perhatiarr se~rta~. perawatan~· yang·
sj.~a
.-pada
ga~gguan
:yan.g· ::nlen1i1iki ·.tingkat belajar dan memerlukan
ekstra~·7 . . ya:ng:~ d·iken:a~:·.d:engan~·-ganggljaJr
. b:etaJar.
disleksia.(Leighton, 2007: 275). :B:a;ntlfa~n
sehingga
'yang d-ifakukan d'apat difakukan bersamadengan orang .tua.,
bantuan
meJnberika:n:··.
yang
bantu.an~
diberikanpada
si.:swa:·:.
didia·g·no~lss·.-.
mereka
seimbang.
Sebelum
tentang:' .ke·.s,uHtan· d.an· . ·ga:ngg:u.an···.·
belajarnya sehingga pemberian bantuan terencana dan terarah.
Tuj.uanRT.me·n.gentaska·n .:·si·s.wa.·y.an·g
·m~e·n.d:ap:at
. ke.5utitanbetajar atau
masalah belajar sehingga setefah dilakukan RT mereka dapat bergabung
kt?mbaJi. pad.a. mendiagnosis,
ke.Jo.mp~akn¥a.-
KT
melaksanakan
heker.j.a···
s.etara~
pe'mbelajaran
dan
s:iste.mati·s. ..(.me.ngamati:,. mengevaiuasi
hasH
.·pfJtttbelajEfra·n). "H'a'l ini 'sesu:ai:d e'nga.t1·p:sta·ksan·aan .'p:e·h'eJittan:ya·ng .··dHa:Ku1<~lfl. o
Mengamati' dilakukan mefalui tes awaL Tes yang digunakan yaitu tes
buatan:' g:'u:ru~' b'erbasrs:: krsj~k'fSf: UjJan~·· N·aslonal..· y·a'ng::· telah~:d:j-la:kukaf1= stan:d:ard:is'as~' dan uji .~oba parameternya. HasH yang diperoleh menunjukkan bahwa skor siswa
··2·84
dapat dikelompokkan pada siswa yang pandai (mampu menyelesaikan te·s diatas
70%) siswa ya1'l9' sedang (mampu menyetesaikantes 60%) dan siswa
yan~l
·:kurang :(mampumenyelesaikantes:kUrahg ·dan -aO%}.:SSlainitLJ dicermafi
juga
option jawaban pada setiap soal. HasH amatan ini akan menentukan fangkah
berikutnya- ya:itu: m-e-n-diag·nosis·: kesuUtan:' belajar- si-swa, . b·agi-an-b·agtan·· da-ri .ma-teft-mate-ri·
sehin'gg:a~
akan- diternu'kan
yanQ'" perlu·, pendalaman· dan pemant.apa·n··
meiafui kegiatan pembel·ajaran dan ·keberhas-ila·n pe:mbe1ajaran da'pat didete'ks-i .me~a'lui .keg-iatan evaluas·j pe·mbe-lajaran.·Kegiatan., remedial· teaching ,(RT)
:lni
relatif belu,m- mefljad-r su-atu- keg',jatan· terencan'a-; bahkan- ad-a sebagian individu
ya'hg·
menerje·mahkan·nya..
sebagai·
mengula·ng··· te:s:.
Ha·.J<
inHah·
ya-ng--
mengakibatkan remedial teaching (RT) kurang memberi sumbangan pada peningkatan kemampuan siswa.
Siswacenderung
memilih les privat atau mengikuti bimbingan belajar
. urttuk". tnenil'lgkatkan kemampuannya dan' hal ini sang.at· didukung olehorang tua
sebagai penyandang dana. Keterbatasan waktu dan banyaknya beban meng'ajar ~uru menjadi suatu kendala tidak terfaksanakannya RT di sekolah. Andaikan
saja RTdiprogramkan dan dtrencanakan sebagai
beban mengajar guru di
sekoJah, maka secara akademis RT diakuf seb~Qai proQram yan~. ikut menentukan Kemampuan
keberhasHan siswa
belajarn·ya.O-leh~
akan
sjswa menin~kat
dala·m sesuai
sebab:· it\;;F perla:" dUKu"Ag-an=
menyefesaikan den~an
d:afi~ le~IlJ'bag~a'
programnya.
diagnosis yang"
kesulitan
men'ga~r ~eban
kerja guru di sekolahagar program RT menjadi m'odel untuk memperbaiki kesulitan belajar siswa, dan dihitung, ·seb-ag.a-j -be'b'-an kerjag-uruya-ng sarna . den~an
mengajar reguler.
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Simpulan
Si-mpu{a·n -dart ·hasH peneHtia'h,
r
1 Remedial teaching (RT) yang terprogram dan terencana memberi kontribusi
peng:enta:s'a"n-- si.sw·a·.. ya'ng men-d:apat kesulitan' belajar~
2). Model' p·em.belaj.aran. realistikdapatd.igu.naka.np.a.da.. pembelajaran ·fisika. Rekomendasi Remedial teaching (RT) sebagai suatu cara untuk mengentaskan kesulitan
belaJar
siswa'"
petru'
d'ijadlka'n--
program'
kegiata'n'"
sek.ols·h-;
pelaksanaannya menjadi lebih maksimaLOleh sebab itu dar;
h~si1'
sehin-gg'a' peneliti.an
vangdiiakukan,programRTharusterprbgrarndan terehcaha tHin didukung DIeM lembaga penyelenggara pendi.dikan dengan cara memberi
pengua~an
pada
bebarr ker-Ja·g-uftt·
DAFTAR···PUSTA·KA· Dick, W. (2005). The systematic Typhography, Inc.
de~ign
of instruction. Florida: Omegatype
Ebel,. R.L. & Frisbie, D~A. (1.986). Essentials of educational measurement. New Jersey: Prentice Han, h1C.
Leightqn. J.P. (2007). Cognitif diagnostic assessment ~or ~dl!cation.Cambridge: Cambrige University Press, Pe.raturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentangStandar PeniJaian Pendidikan Satuan Pendidikan Dasar dan· Menengah Peraturan Menteri- Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar fs·i u·ntuk Satua·n Pendidlkan ·Oas·ar ··d·ao· -Menengah Peraturan Menteri PendidikanNasional Nomor 23 Tahun 2006 tentangStandar Kompeteflsi-[u)usan· ·u·ntu·k Sa-tu·an Pend·idJkan· D·asar· dan·:·· MenengahLehmann, H.(1990). The Systems Approach to Education. Special . . Presentation Stiggins, R.J. (1994). Student-Centered Classroom Assessment.. New York: tv\acmillan· Colle'ge- PU'bllshing-,C0f11p-an'yi'
PEMGARUH PENGG·UNAAN T'ES URAtAN DAN lES OBJEKTIF.'·PADA PEMBEtAJARA'V KOOPERATIF TERFfA£1AP FfASlL BEtAJAR KALKULUS f Of J·U·RUSAN MATEMATtKA Dr. Mathilda- Lasut, M·.S Jurusao, Matematil
ABSTRAK Tujuan Penefitian-:Untuk mengetahui apakah ·
Penefitian:P.engambil.an sampeldalam penefitian .ini dilakukansecarateknik random sampling, .yaitu dengan mengambil dua kelas yang berbeda dari 4 kelas yang ada untuk dilaksanakan penelitian tentang pemberian tes, penilaian dan kebiasaan be/ajar. Dimana'1 kelas unfuk perlakukan tes uraian dan 1 kelas unflik per\akuan tes objektif tidak digunakan untuk .pemberian penilaian·. HasU yang diperoJeh:1. Rata-rata seJisih hasH belajar Kalkulus I mahasiswa yang dicapai . pada kelas eksperimen atau kelas yang menggunakanpembelajaran model kooperatif pada pokok materi Persamaan dan Pertidaksamaan, Fungsf "dan Gran\<. serta Turunan ada\ah 55,476, 2. Rata-rata se\\s\h has\\ be\ajar Ka\ku\us \ mahasiswa yang dicapai pada kelas kontrol kelas yang menggunakan pembelajaran model non kooperatif padapokok mater; Persamaan dan .Pertidaksamaan adafah 49,762, dan 3.Rata-rata hasH befajar GrafU<. dan Fungsf mahasiswa Jurusan Matematika yang diajar dengan model pembelaJaran kooperatif pada pokok materi Grafik dan Fungsi lebih tinggi dari r~ta-rata hasH b-elajar mahasiswa" Jurusan-Matematika,. yang-·· d-iaJar dengan·· model-pembelajaan0,0(,) koopefatif. Saran·: Berdasarkan hasH penelitian di atas maka dapat disarankankepada dosen Matematika yang mengajar KaJkuJus J dapat menggunakan mode! pembelaJharan kooperatif untuk meningkatkan aktivitas belajar m'ahasiswa dan hasH belajar mahasiswa.
.P ENDAHU·LUAN
Untuk memahami suatu konsep pen9-etahuan yang. baik maka p.erlu dimulai secara awal dengan baik, awal yang baik akan memberikan kemudahan
J·urusan Matematikaka. Agar mah,a.s.iswadapat,: m,engikuti' prds.es~· perkuliah.an:" ','''!
I- _ :._
_l:
yell'~
lJull\~
UI
_
~
.~
~_
~'_
_ _
,JUt U::)cU I
,..:_ :.__
_ __ •• _
rl::>II\Gt')
IllcU\i:l
_ __ L _ _ :_. _ __
'lieU Icu:snswCl
_
__•• _
V~IIU
_
... :,_•• .J..:
(TI~II\:JII\UU
•
J •••• :_ L
fJ~f
f\UllaflcU I
__
·'dengan:bai'k··'Sejak··aWaL Pada perguruan tinggi keJompok M1PA .khus,usnya ,'di Jurusan
rviatematika,
Kaikuiusa \ ada\ah f(lata kuHan wajib pertarfiB bidang
keahHan, yang perlu dikuasai dengan baik oleh setiap mahasiswa Jurusan" aJl_.J..
.L::. __
M_-' "_.. ,:_1- __ './_I'_.. J •• I- _ _ __ J .-I= J JJ ,aUa 1Jt=II\UIICU 10'1 "CtB\UIU~ I J ICtIICt:S':SWa Cll\all Ulpt;1 J\~J IcUJ\cU I :_._~
IVlal~lllaUll\o"
.J.. _ _ .J.. ...... _ _
U~lllcU
ty
konsep dasar matematika secara utuh disemua unitpembahasan keilmuan matematika' mtdai':' dar;- konsep bjiang'an reaj' sa'mpajc pada' konsep biiangan ,
,
abstrak'dan kompleks yang disertai dengan berbagai perubahan kemutahiran
tekno.fog.i .tettnasuk teknologi infottitatika.
Berb,?gai"
varia~i l~r ,belakang mahasrswa akan me.nghiasi i'nteraksi proses
.
- - - ."aWol
maha's-iswa, motivasi ,befajar mahasiswa, serta ,ke'b'iasaan-ketliasaan befajar
Ko"ndisi~kondisi seperti ini mendominasi karakter belajar mahasiswa. de:t1am"';
perkuliahan
(iitahl~n
perianla terrriasllk di ·JuFU$fan NiatenlCiti'ka 'PivilPA
:U·t~liv1A.
D'ata yang' diperofeh 'b,aik, berupa data kuantitatif.didasarka·n :"hasil ujian beberapa :
'
dasen sebaga'i pengajar meta kuliah tahun pertama memberikan. gambaran
baflwa rtlasifl cukup titlgg'ik'ega'gata'il rrla-j-ia"siswa' 'U'iltU'k' -il1era'i'h has",'lbetajar 'se-cara ··maksimal. Hal ini menunjukkan adanya indikasi bahwa mahasiswa
hasH belajar"maksimat.
. kh:ususnya Jurusan Matematik?i perlu mempersiapkan pendekatan pembefajaran
seperti' int" perlu dicari
sotuSt yang, tepat u'ntuk' membantu pro'ses perkuliahan
·Kafku,us~ "PenJbahan· ·.baik dan pendekatanpeD1belajam'f}' maupu,n proses . .o. '.. 'Hft' -:I ~~f -. '. .. d" .~-...,. ~.~,'" 4r.J:2k ~. '~'"'' Lr. .... ~ k . ·pen.tJ~~n :iJaSJl J.1.C~.aJar.··:menJa·: lprtv,IU.:aS· .·U·lama:· ·unlU ·.·u't.\etaptian:·w "amptJs~ ;0,
"Penggunaan .·thodel pembe1ajaran koopemtif dapat dij~dikan"':pBihan yang tepat .
u.nttik· 'proses pefkuliahan Kalkulusdi Juru:s.an ·Mate.matika~. dimungkinkan
'karena:
dengan
model
pembelajaran
Keadaa.n inl
kooperatif
materi
pem·bela@ran.; dapat·· diarahkan pada' kasu&4
praktis. dalam'" kehidupan. setiap hart Keadaan> ini:~' lebih.· modah: untuk: menatik'
.simpaff, ds·n·. mampu~ membangkitkan· motiVasl-mahasiswa:··:pada:.. umumnya:"untuk .mengikuti· ·~rkufi.a:ha·n:··· .KafkuJus:
. ,mahasiswa
karena.. · dafam·.. · pembefajaran':
kooperatif"
dalam ·ke.f()mpok~KefomPbI(· .ya:ng·· dibentti·;k
akan' 'befajar'
.memug'kinkan' .:b~-i'.mahasiswa untu·k· ·berbagipengetahuan,; ·Model·· 'pembefajaran ··kOOpeH.itjf .-rnemun'gkinkan·mahasiswa:.untuk :betajar ,s~ra KQnseptuat, .karena·
··rn·aha$i'swa .,,;qkt:l.n ·:..dirangsang..·Qengan . :kasu~~kasus ·'matematika .' yang': dit~.mui 'disekitaraktivitas :-setiap :·hari dan. cmenghubungkan ':kon$ep-konsep matematika t
Y.ang· :sudah':'diketahui.'sebelumnya~ "P·a~ 'kondisi lain ·di·samp·ing~::pendekatan.·pembelaj~an:.melalui·. perubahan.
model, pembelajaran' dapat:diterapkan:..juga;.proses.:·penilaian·;:·pe.rtu..· dikembang.kan· sesuai dengan . . ·perubahan. mekanisme
pembelalaran~·
Melafui.. penilaian...,yang'
tepat dapat memberikanu.mpanbafik baik.. untuk· maha·s';swa,· sendirijuga· buat do.se.n. .Proses .pembej~jaran yang' b~ik juga'" harus disertai-' d·engan .proses penirai~n
yang balk,· ··a·gar· ··benar~benar dapat: 'mengukur pencapaian beJajar
mahasiswa.. Proses .penilaian yang. 'baik .:a·kantututmendorongsemangat kornpetitif bagi mahasi,swa·.u·ntuk befpre.stasi,.tetapi se:baliknya.proses penilaian
yang -yang kuran.g.·baik. dapat merusak. ··keingi.nan ·belajarm.aha.siswa·untuk ·berprestasi..
·Karaktenstik.. dan. buda·yabelaj-ar di-:: lndonesia,.
dimaAa~ ·mah·asisw·a..
selalu>.
mengamati proses transforma·si·, yang d'iberikan'. pengajar d·alam:. .hat ini: doseni. kecenderungan
berk:el·omp.ok' membahas·..· materi;
menu.ti·s
sefama:· proses
transformasi pembe"aJaran'; be'rjafan, bertanya' dan; berkomentar saat perajaran· . be.rlangsung~Sifat .fain: 'yang"
'men':onjoJ 'd~lam' :perilaku" belaja'r:
289
.ada"ah~ . c enderu..ng:
.. ·mahaasfswabeJajar· senus.jikaattan difatW-kanpenifaian.Ofeh .karena .ituljntuk·. .. mennaikebemasiJanbeJajarroa~SisVlf~tidak hanya diamatisaja ·difakukan.tes:~. Hasij.tes.
t~tapi perlu
akan: .:dig~nakan.: . ·~bagai.· salah. satu· dasarutama,uurituk.···
····merujt.ak .proses .·'atau· ti-ndakan·,: ,:·seJanjutnya·~·J.ika· :prosespenilaL kurang.. m~mpu' .: m:enilai·has"ilbe·l.ajar
ya,ng~
sebenam:xa' dapat
meni.mbulk.an~. tidak
mak.simaln.ya..
kegiata:ri.:·: setaniutnya~: .. Oleh;<· ka-rena:~· ::i.tu>~ ·penila.iarr.· menjadi' ·penting··.. da·la.m~.· suatu··: . .proses·~pem.belajatan·terma·SU-k.·:.pembelajatan··.d-f· kampus.
Permasalahan··:yang .·berkaitan -derjgan·:: peni'ngkatarl ·has;I···befajar Ktifkulust·:· ...COku.P:·· b~'hyak':'" ma·ka~ .pefletitian'·: ·ini··· d'ibatasi':' ada'" tidaknya-: :pen.g·aruh··· model" . .pem.befajara.nkoOperatif·· 'darr" b~.nttJk, pennaia.n· terhada':p" penlngkatan" hasif" .
.
.
beJajar Kalklltu$ J. Ruang tingkYPmaferi Kalkufus
r· terdin .dan. 3
pok6k materi·
yaitu.: '1 .. ,P,ersa.maan 'dan ···Pe.rtidaksamaan,2.. Grafik. dan Fungsi, .3 Turunan.
. . ·p~rumt4$an·. ·:Masa,la·h: . Apakah·oterda.~t ... pe-rbedaanhas·j,1 belajar·· Kalkulus.1 :kelom:pok ··mahasiswa yang ·diajar·-d·enga.o· model" pembelajaran kooperta·tif -diberi· -tes ··uraian:·dan·· ha:s.il·· beJajar.Kalkulus .). ·keJ.ompo·k .mahaslswa.··y·ang:: d'iajarden'ga,o' model" pembe-lajc..tran· kaop'eratif'''diberrtes'''obj~ktif'' .
T4"Juall.. Penelitian::.Untuk.... men.getahui::.. ·apakim· ·.terdapat perbedaao·:.·· hasil .
.
.
bel'ajarKalkufus t ·kelompoK·ma·hasiswa yang.:·d·iajar den.gan,.·model·penibelajaran-·· . koopertafif" diberi· '-les: ·uraian~·· ·dan: ';" h·asil··: ·belajar Kafkutus····J:.·kelompok: mahas:iswa" ya.ng. :diajar :denga·n·m.Qdel·:p-embe.(aJar~.o:.kQOP~.ratif.::diberi tes obje.ktif
.Mod'e),.pembelalaran ·koo.peratjf·dikem·bangkan·. 'untuk" ·m·en·ca.paf 'setidak.tid;a·lGiya tiga tuJu·an .pem·pelajaran·.penting. Menu.rut .Depd:i.knas tuju:pn .pe.rtama .
:pembelajarCln
kooperatif,
.
.yaitu,mening·katkanhasU. ':akademik,
··'m~-njngkatka:n::kjnerja.:-mahasiswa
deng.:an
. ·daja:m .tugas-tugas-aka'demikn:ya. :m·ahasiswa.-
·ya.ng. 'Jebih mampu ·a:kan .' rnenjad.i ,.·nara sum·ber 'bagi ·m.a:h.asiswa·ya;ng.. ·k:uran.g. mampu r yang. memiliki onentasi . dan'. 'bahasa~: yang· sama;Sedangkan:: tuju;an:· yang:' ked.ua, pemb.elajaran 'kaoperatif' memberi petuang' ·agar·· siswa-::: dapat' 'ffi:eJlerima:
teman-teman:n:ya y·ang· mempunyai:berbag·al·,perbedaan.. ·latar.. b.e·i.aja.r~ Perbedaao"
tersebut· antara lai:" ··peWecfaa:n.· sUku; ·agama:·~ .kema.mpuan.:·akade·mik·,.dan.,u:ngkat· . :sosiaf.
Tujua.n·· :pe.ntf.tlg·· ··ketiga·dari pem:belajaran:--···kooperatif.:·· ·iata.h:·
290 ...
--.. .•
i..
u.ntuk
.:mengembang:kan .keterampilan ·~sos,iaf.siswa Keterampifan sosia,j, yang Qimaksud
antarataifl.beJbagi
tugas,aktif~1 menghQrgaipendapat.
orang.
tain.
'memancing ':lem;an ',untuk ·bertariya•.: mau·menjelask.an·~de atau ·panda-pat•. ·beketja '. dalam ·ketompcik.··dan: ·sebaIDIinya..
Menurut.
Ibrahim~.
unsur-unsur. dasar" pembelajaran koope.ratif. sebagai,
berikut: 1). siswa" daJam· kelompokharuslah' beranggapan bahwa· mereka·. sehidup-
sepe.na.nggungan· bersattla, 2) s.iswa.berta·.nggung jawab .atas·: segatq:seSQatu '. .didafam'. kefompoknya~" 3:)··siSwa.·hartJsfah··mefiha-f·bahwa· semua anggota' d.idafam··
.ke.lompoknya memifiki t.ujuan y~ng 'sama~4) siswa .harusfah membagi tug·as dan', tanggung jawab .yang' .,sa·rna ·di antara ·a·n·gg·ota kefompoknya~ 5)' si'swa ·akan
dikenakan ·eva·tuasj· atau· diberikan· peng'ha~gaan yang .juga akan ··diketlakan· untuk '~~mga
anggqta.
:'~etPmpO'k,
6)' 'sjswa berbagi kepemimpjna'o da'n' 'mereka
'membutuhkan keterampilan untuk· belaj~r bersama salama proses
belajpmy~,
·.dan. 7)..·siswa. akan diminta. mem.pertanggungjawabkan. secara. individual. materi yang· ditangani.. dalam. kelompok ·kooperatif~.
Mentransfer pengetahuan: yang:':diperoleh dari:·k.egiatan:: di:;' kelas·s . baik· 'dari: jntPrma·$i···9.tJffi.. · maUpt.lEl: ~ku~.bu.kt.j.' t~k$:'k~'::' s.ituC!si:· bam.:" ·$CIn:gCJt:.:tem~~~:· . Banyaknya ditran·sfer~ suatu· hal· ya·A·g·· 'amat .penting··dan .menda-sar: un.tuk 'befajar~
sangat bergantung kepada penekanan' .p·ada transfer.
le.bih~
fanjut; suatu·
keteramp.ilan semacam' pemecahan masBlahJebih.permanefit.: :dan' ·febih dapat ditransfer daripada pengetahuanyan~ ·hanya .diteri.ma ·denganinformasi . saja..
'Mengajarkan :siswauntuk ·menyelesCiI·kaf) .ma$~I·ah-.ma~a.lahm~m~ngf
J
maka 'siswa itu ·a·kan. mam.pu. meng,ambil ·k.eputusa.n sebab..· siswa··itu. me.njadi. f
mempunyai. keteramp·ilan· tentang bagal.mana.· men.g.umpulkan·: informasi . . yang:,... rele:van i m.enganalisa i'nformasL da.n:'mt?ny~daribeUlpa·perlunya.; mefleliti:,ke:mba.li. . hasit yang-- tel.ah: :diperQf·eh.nya·,~ Manurut.- 'Websters C6U'egiate, tes' adarah" serang-f
..fafihiln
afau ·aJatfaln
yaiig·o'igunaka.n 291
..... ". i..
~
.unfuK mengl-iklif'
keferam'pifan,
pengetahuan. i11tefege.nsia. atau
kemampuan atau bakat yang ditnUiki oIe.h individu
ke)ompok~
·(Arikunto, "i·995.,,: "29)...:Cronbach .mendefinislkantes...sebagai.ua systematic procedure for:observinga
'~persOt1''s :behaviorand ·:describingit
numerical·:scale·:,:·· or· 'categqry" kesim:pulan~. Pertama-~
'system»~
'with the 'aid of a
'Dan ·batasan····'terse:but: 'dapat dia.mbi.l
te,s'merup-akan prosector sistematis~ Butir~butir·tes· d.isusun·
menurut cara dan aturan·tertentu, ·prosedur administfasi.dan·.pemberian· angka (scoring)' harus:..jelas·· .dan.·.spesifik, dan·', setiap orang,~·:yan9··· mengambU·. tas harus· mendapatbutir-butir··:yang:·:sam~i.:·
da·ndatam·ko:nd.i:si· 'yahg:"::'sebanding'~' Kedua·;· tes:
beri.si sampef:.·pe·riJaku~· Po·pu.lasi-' butir' tes:' yang~"'bisa~'" dib'uat dari"'suattJ .materi··tid:ak· terhjnQg~ ':J~:mJ~f1J1ya:~"· "Ke'$~J!14th~ll
llutir itu m·usiahif ·dapat.:,seluru.hnya tercakup'
d~lam .·tes.,Ke.laycd
daJam:.:tes.. ·mewa;kili:.·:~cara ·.representatif.:·kawasan.. ;(domain).·~;(peri·la~u: ,yang·.diu·kur. .Ketiga" les·
::m~~ngukur;:perilaku. ·Butir~butjr.tes·
:menghend:aki:..subjek
me.nunju.kka.n .apa;·'y~ng. dlketa:hui atau. a.pa··' ya:ng<: d'ip~lajari'
"siJbj~k:
.
'agar
·den·9Cin cara..
.
menj,awab:::buti-ributir"atau :"mengerj~lka.n "tugas·:·yang·, dikehendaki·QI.eh:.. te·s;~ R·espo·n· subjek atas:.. tes.: ·merupakan.
perilaku.~. yang;
(ngin .diketahui.;:.. d ad . penyele:nggaraan
tes. Tes '·ad:afah (nstrumen ·atau atat· yangdig'unakan 'untuk memperoteh'
informasi te:ntang ,indiv.idu·· atau' obje.k·. Sebagai alat' peng.umpuf· i:nformasi' atau ·data, 'tes ·,harus ,,'dirancang
'secara
khu.sus...Kek.hu.susan .te.s te.rtihat 'dari bentuk
'soattes yang digu.na·ka.n.,·jenispertanyaan, rumu.sanpertanyaan ya,ng dlberi-kan,
dan'poJa jawabclnnya 'ha'rus diranGClng menurut kriteia yang te·lahditetapkan. Demikian Juga.wa·ktu·yang·di'sedia·kan. u'ntuk merijawab 'pertanyaan ·serta· pengadm.in.istra.sian
tes~
·juga: d.ira.n.cang· secara
k.husus~·Sela:in.
itu. aspek. ·ya·ng..
diteskanpun.. ternata.s;...B:iasanya: meli.puti ·ranah kognitifr· afektif~, dan.' p·slko,motor.. Kekhususan-·kekhususan terse··but' berbe.da· antara satu· tes·, dengaA~ te:s: yang laia~
Tes info dapat. b.er.up~·.p.ertanyaan tertuHs., wawancara".peng.amatartlentang· unJuk· ,
.
k'erja fi'sik, .checkUst, 'da'n' ·lain-lairtM:aka: dapat dinyatakat.l' :ba·hwa:·:·tes adalah· prosedurya,ng sistematis. Ini berarti' ·butir tes disusunb·erdasarka.n cara .d'a.n
292
atura.n .tertentu,· ·:pembe.rian. skor . hams jelas ·da·n s~rta . i~ivtq~. y~rt9. ·:m~n~mpuh·.t~s
dj.fa.kuku~an·
··secara terperin·ci,
tersebut. h·arus· menqapat ~r. tes:.ya~ sarna.
'd'an dalamkondi'si yang:· sebanding.._ S·~fa.in: itu tes b·erisi. sampet "'perila'ku, yang
be·tarti.··kelayakaii·te:s
tetg~titUhg.pada.
sejauh maria bUtit tes siswa adalah tes:
peJajaran :Fisika:.yang:-:··pa<Ja.. umumnya·· disusuo·· oeh: guru':. sendiri-.· Paranan'" tes' prestasi'· belajar paling signffikan· adalah:· ".pada' . program' peng~j~ra.n:· ~". :~QI~tt:' ~ad·i. :las:: prestCls'i:' menjatii- bag::~a.n·:··· ·integ.ral . ,PB·M qan'
berpengarun··fang·sung:::· terhadClp':' perkembang.an· belajar
siswa'~
Safah:·' s.afu .a·fat·
peni'aratikeHnapuafi mengajargUtti di seko'ah adafah kemamptJatt guru' unttil<" meJ.aksanaka.n ·.evafuaSi .belajarsi.swada.fa.mPBM yang ·diJaks·anakan. Pada
·umumnya1·
·.evafuaslyan.g. ·cJjj·aksa·nakan berupa. ·,evaf·uasl formam,
"~~i~tlt'~
·sum.atjf~ da'n
( ~rP~i~~:~);
Tes:objektlf ·adalah· tes yang~·~kesefuru.h·af1.·inforniasi-ya1'1'g, °dipenu.kan .untu·k
'menjaWab :tes
~
-
~
.
-
. ..
..
B-utir soal··.:''telah:· mengandUng:/·kemungkinan:.. ' jawaban':'~' yang·;.:·~ hams:,' 'dipilih' atau·.. dikerjakan~::'
oleh::.···.: 'PE?~~~ . ""
~es·;
:K~mllng.k.i.nan;·:.·~·· j.ab~.f1;:.:
te:~.h:~::d:ipas'Ok:\
alen:'
pengkon·sthJ:ks;·-." fes·..·da·h.::· peserta':'" ha.i1ycj':·· memUih·" Jawa.ban·.. ': dan'· .kemu·ngkin.a-n: jawaban .yang' felah' . dlsediakan;..· Perbeda'an:,.' ya:ng···· kh:a-s-"
oenkrk':" soal:' obJektif"
tes (t~stee) "dalam merespons tes~··.·Rada.o.tes obJektlf~ .tugas.testi :a·dajah:·memanfpUla·sjkan·:··'~data',·yang terah· ad:a d·ibanditig··dengansCJafe5ai: ad~ifah tuga.s .·pese.rta
daJa'm butir .··seat·, ':H'al .ini· 'berbeda .dengansoaJ: esaf ·dimaha. 'testi h'arus
·menciptakan
tirig}.<.a.t 'keberiafaririya oDjektif~.
Olen ·karen.anya:J' les 'objekfif'sd'alah tes·.
yarig~
d·ala.m pemeriksaannya:·: da,pat· d.li-akukan:secara·:. objektif.. (Arl'kunto.f.:.. 1:99.5.,. :. 165)~
Karena sffatnya'. bantuan'"
mesin~
yang~" obj~ktif·
maka.
pens.kor~.nn.ya~··
Soat:: ini: tidak':':' memberi>
dapat:· d.iI·aku.kan·.:.·deng?ln:.
pefuang:~: untuk'·.·membe:rikan:··,pen·U~ia·f1:'·
yang' bergradasf karen-a'dia:'" hanya';' mengenal ben'a:'''' d·an"salafl: -);\pa:bifa;' respon's·..· .
§iswa- sesuai·dehganjawa:b~n· yang dikehend:aki" maka· ··respo·ns;terseout behar' .
.•
f..
·ds;n. biasa 'dibertSkor 1. AfjabiJa kondisi yang ·terjadi sebaliknya, maka respons sisw,q~J~tt danbiasadiberi s{
satu jawab~n yang.. ·ben:ar.(oonverget1ce};. ". Soal tes·.o:bje·ktif sang:at:;berm·anfaal::·,untuk·:.·mengukur 'hasil'belajar: kognitif
ti.ng,kat·· ren·dah.
Hasil-hasU' belajar 'kompleks.:' '.': sepe.rti
m.encipta·kan .dan
mengorganisasikan' gagasan·kurang.' coCok;'diukur"menggunakan" scal. bent.uk·inL Soal·· objektif sangat':· befvarlasi' bentuknya~ Variasr yang' bisa di:buat· dan"
:soat·.
ob~.kt:if.
·.adala.h· "ben·ar~satah;pitihaFl·.ganda, ::mel1jodohkan, me·fengkapi,... dan
jawaba·h···· singkat..Tes·:<, bentuk.:··~·inl·::··me·mpunyaj;.., ·be'berapa~:· keunggufan~~: p'erta'ma'i' peniIaiannyayang sanQat Objektif.Sebuah: jawabah ha.nya mempunyai·. dua :kemun9ki;n~ln}"benar ~atau ··salah:. 'Kunci 'Jawaban' memberika·n·· infbnTlasi apakah jaW~Q:an
anak benar .ata.u salah. Toleran.si diantara, 'salah dan benar tidak
·dit>erU~a·n·;·karena·..tingkat ·-ke.benan;tnnya.. ~~ifatmytla·k~ ·Keuntungan·· ini.. membuat
soal . oblektif memUiki·:·· teliabililas . ··yang-...tingg·ii·siapapun· :ya'ng: menUal . dan . kapanpun.. ··-:diniJait ... :hasiln.ya::·:a.kaft·.. tetap'.·';sama·~
.~Kedua; . ·.··d·a:lam·:·tas,
·bentuk.·' objektif
dimungkirika·o·,-,· 'dapat,,·· ditulis,:.-<· :butir-" soal-·::dalam':;·j~mlah:·.·~· banyak> Buti r.:, soat yang'·' . banyak' memungkinkan . unbJ·k .mencakup .semua-: daerah. prestasi· yang·.. hendak
diukuf'.
Kemampuan..: sampel ·bu-tir· 80al::·. meliputi.. : semua,,·. daerah,· pre·sta·si..
.menjadikarr.pengambifan· :bUtir:s.oa·rnYEf·.:represehtatif~:·:· Faktor'lain
ad·alah·;~tes·· obj'ekfif'juga'
.mempunya.i ':beberapa kel:ema.han.
P·erlaina.,·tes· :·objektif·.dirag.ukan·· kemampu·a·nnya· untuk: .meng·ukurhasil 'belajar .
.
yang ··:kdmple.ks :d:an·:tin~Jgi. ·Walaupunada yang berpenda.patb~hwa soat obJe.ktif d~pat
Jugadig.unakanuntuk· ·meng~.vatuasi 'kemampuantingkat tinggi, namun
·:sebenamya.ha·hya. ·meman'ip·utasi.data.yang. tetahada· pada:.soatDatam. hal· :inj.
penga.rnbil·tes·.·:fida·J(· m.en.cipta.kan· sendiri. u.nsur· ya.ng.. ·diperl.uka.n···. unt.u.k·· menj.~.wa.b. soal se·hflig.ga:.menj~di ting'kat rendah la.g:i~ Kedua~ -peluang-· melakukan teb:a.kan·. t .
(guessing): s.a.ng:at tin:ggL Pengambil
yang
diingatnya
tes
akan meng.gunakarl· sernua:· informa·si:
u'ntllk' menjawab" soaL
Namun',
keuka." informasi::- yang."
.df$fmpao·n·ya tidak cukup' u'ntuk .s·ecarapasti"- menj'awab" ·scal: maRa:;:· dia'· ,me:'1e.ba.krlya.
·294' ~"".l.
·MeSkibanyak dikritik .kare.na .kelemahannya untuk m'engukur hasH beJajar
- yatlg- -tttsrnp1eks tiantingkattinggi, namtJiltes objektifmasihmenjadi kebutuhan. Banyaksekciu-fes yangditutis rlat~rtl bentuf{ ob;e1dif, misatnya UANAS.dan UAN dan tes :hasit betaj;it. di ke'las~:D'engati beb.etapa:,·ketetbat8s.an.nyci:T. so.at betittik-ihi. dapatmengukur: secara·bai:k· kemampuan·:·:·anak.:apabila··dirancang ·dengan·baik~
tes objektif dapat. diambil. k~i.m.Pt!fan:···bahwa~·.-tes·objektif':'~a~lah:'tes~··yang: semua·:· irlforrnaSf~' ya.ng:-dipertukan: MertJjuk" kepada berbag.ai 'penda'pat: tentang.
peserta:' te·s" u·.ntu.k·· memberi·kan·:resporr::·telan' .disediakan:···· ofeh·· p·en,yus·u·n:-:· tas;' .seti·itl.gg~·.pe~rta las .ting:gal tnemi:li'hnya~'
J·awatja1i·.yang· . ·b~eru·pa~:· pitih'an" bersifat:·
.d·eferministik.· sehifl.9·ga..··· hanya':, ada~-: d'tia'·: ··ke'mung·kina:n:.. . kebena'ran"'" jawa'ban"benar .atau.sa·lah.. .
..
.
'
P·enQE!rtian ~~ .:uraian ad~J~h ·boorca.n s~~I' y~ng'. 'meng:andung 'psrtanyaan "ati)iJ 'tug'as -yang j,awaban -atau· ·pengetj.aan ~-:soal.·:terSeDuf' h·arus:·dilakukan -dengan' -·cara ··mengekspresikafi·-pikitan-peserta.tes secam naratif~· 'C:iti -khas reS. 'uraian iala·h· j~waban: terhadap ·"soal· ·tersebut· tidal<.. ·disediakan· olen·,· oran:9> yang. meng:kOritruksi-' "buttr::' soa:l~: tetapi·. di·pasol(:;oleh.'· ·peserta-·tes~. Peserta.. tes· . bebas:.,.. untuk· .m~nja~-b:·:.·pe~nyaan :.ya~.·;.diaj~~.n~: ·~e~p·:'-: ~~erta~;-· tE$~::dapat:: .metnUih:~ menghubu~g-kari;~·. d:ah'" atau·-. me·nyampa·ikan··.:g·agasa:n:··:.dengan··:menggunakan~·:kat~:
katanya< sen:dfrt:.Jadi-··perbedaan ···uta:ma·, tes-./objektif:.da:f.t.tlra-ran· ·dafah "'siaps': yang·: menyediakan jawabanatau alternative jawabansudah disediakCln'ofetlpembuat
-$Oaf. Oengan~pengertiandiatasmaka .pembenanskor temadap soafuraian tidak
:mung.kind.ilaku.kan secara.abjektif. "Seliap' 'bentuk ·butir soa'i me·miiiki k-elebihan dan ke·kurangao. Adapun keleb:ihan_ ':soat -ura·ian ·adalah.· : '1. T es, r
uraian' dapat den.ga.ri.. balk·' .trierig:u:klirh.as-il,."belaj~t· yang~;.komp[eks~; Has.it
beiajar. yang·' komp:leks,.. ·artinya..· hasH . betajar y·ang,: ·tidak··sedeFhaRa;·:H··asit.·belajar· yang···kQmpleks,~.tidal(
. han:ya.:.membedakan····ya'n:g· benar:dari':..yang.'·::sal'ah:·;. teta.pi".ju.g·~:·:·
dapatmengl~kspr~sikan· ·pemi~iran··peserta··tes··'·serta,··pemilih·an···kata/ya:ng:~.dapat:·
memberi'arti'· yarig:'spe'sink_pa'da':suatu:pel11aha'h1a"f1 :terte'ntu~'Apa:bif~r
29·5 ............ .• i..
ya:ng~:··:d'iuk·ur:·
··adalahkemampuanhasi"';.~kaj.~.r yang 'sederhana yaitU. memjI-ihsuatu' yang t
.Jebih benar atau y~ngJ~ih~t,maka sebaiknya·menggunakan tes objektif..
2. Tes.bentuk·. ··u.raian.. ·tetutama.:. tnenekankan...kepada. pe.ngukuran .::ke.mampuan d'an ·kemampuan .meng.integrasikan·.·berbag.i· bu·ah·pikiran· dan:su·mber··.informa·si
kedalam. s.u.at.u· po.la· ·berpi.kir.
tertentu~.
yang.. disertai. d.engarl. kete.ram.p.ilan
pemecahan m:asalah~. Integ.r~:si·.;;·. . bu.a·h·. pikiran·· itu~ membut.Q:hkan~:· dt)kufl.g~n
kefllampuan
untuk'
mengef<$presikannya':
Tanpa;:. dUkungatl;·kematnpuan..
.meng·ekspresikgn'·":·buab~·;~:pikiral1:··secara::::teratur~··dan·:··taat·:.asa·s;.·maka:,·::.kemampuan··' tida·k·-terfi,hat··:.secata~ uttih~:' .~hkati·~::·.kem·amptJati,···itu··'secata"···sederhana:· s·tidah'::·.akan·
dapat .keUhatan>·dengan . . jelasdalam . pemUihan . kata; pehYU$unarr··katirrtat, . penggunaan tanpa ;~ca, ;penyusunanparagraf dahsusurian rangkain. paragraf
d·cdam·· suatu:· keutuhan: pikiran•.
'3.~entuk tes ura~anlepihm~l'lin~l~tkantlloth,asipeserta'd.idik untuk melahirkan :kepribad~ia·nn·ya . .··dan ·::walak. :SE!nd:iri:t··sesuai.:de.ngan sifattes··.uraian· ·yang·: menu·ntut·
·ke.mampuan:si.swa, u:ntu.k·· mengekspresikan' jawaba:n dala:rn'" kata-kata- . s.e~d.irL
Untuk dapat mengek.spresikan:: pemaha:man·.: dan":" penguasa·an.· baharr;··' dalam·.: . jawa'ban tes;·· maka" benIDK:·:·tes'>uraJa!:l::.. menuntUf.:·pe:ngua.saarr bahan:·:·secara\llttJh~ Pe'nguasaan bahan·-·yang,;·:ta.nggung:··· atau.· parsi.al·dapat ··dideteksi~:dengan~··:mud'ah~
.·Karena itu· untuk·· menjawab···tes:>.-uraian ·~:.dengan. baik·peserta:··tes ··akan··.. berusaha· ·menguasaj·'bahal1 yangdjperkirakannya akan·· diujikan .dcllaintes secara·tuntas. SeofanQ . ,:p.eserta·.·.tes yang ]T1engerjakan' tes ·uraian· d·eng·an .·pengua:saan·bahan.
'parslal:akan :-.tid.ak·m~mp·u'rnenj'awabsoal de.ngan 'benaratauakan berus~ha .dengan cara membual. 4. ~ele·bj"han-lain . tes ura'ian :ialah 'memudahkan g'uru'untlJk menusun 'butir scal.
K.em:ud.ah.an .in';· t.erutam.a:··disebabka:n .oJ.ehodu.a.·· ha·J yaitu" pertama~ j~lmlah.· butir t
soal tidak penu·banyak·; da.n·····keduar
g~ru
tidak" sela.lu 'harus;: memasok. jawaban'
atau· kemungkina:njawabanyang:· benar 5e:hing'ga :aka.n.sangat· meng:.hemat .waktu. konstruksl: soaL Tetapi .hat,.· int ,:tid·ak·· bE;rartJ b·utir· soal uraian<·dapat· dikontruksika'n:··
secara .asal~asaran.Kald~h·:·:penyusunan··te·s:·.uraiaIf·tidakJclh··le:bltr· s·ed~rt1:anEt· dC!J-rl
·.ka.idah ·~pe.n.yu·su.nan· ·tes···o~jektif~
296. ..
'-, .•
i..
5.. Tes uraia'n' sang
kebaiksh 'sekafig'~$ ·k~t~rttah~fi·nya. "Oa4am .a.rtj··yang ~sitif' tes· uf8i~ri ~kan. sangat ·mendoTO·ng. siswa dan g.J.lTUuntuk belajar dan meng~jar, serta
meliyataka.li· pikitati" secara .:tertulis. Tas uraiaii di samping m:emiliki· kelebihan terdapatpula: kelemahan~kelemahannya~yaitu : 1"' Reliab-ilitasnya rendan:· artinya skor yang dicapai:. o-teh· peserta . tes:· tida·k· ·konsist~·n bila' tes: Yct.ng·:·. ~ai1l~····~u.·.te.~:·yan:g·'· paraUet.'ya:f.lg
diuj'i·:uh:i·hg···· be~apa'
kalt Terdapat tigahafyang.: m.enyeba.bkan tes uraian' real'ibi:fitasn.ya.. renda.h. ya.itu
pe,ttama
sampel<', ,bahaiiyang tettakup dalam·: :soal tes. Kedus,
ket~tbatasah
harus dikerjakan oleh peserta'
bata.s-b.ayastugas. yang.
.
tes' sa,ng·at ·Jongg.ar,
.
wa,aupun teJahdiusahalGlnurltuK menentut
'2. UntUk"menyelesaikan'tes' 'ur-aian' guru "dan
siswa
rnemb~utuhkan· waktu' yang'..
bs·nyak. 3~ Jawabanpeserta tes:· kadang-kadang. disertai.bualan-bualan~ ...
4:r. Kemampuan· menyatakan.pikiran····secara· .tertulis'·:
menj~di':
·hal·.·····yang::· paling"
mem~~~~n·-pre~~si··~I~~r-:·s.i~~~~·
.Hasif betajar .dapat·· d.ije.l.as.kan d.engan"· memahami dua kala" ya.fl·g. membentuknya~
. kepadao:.suatu
yaitu'
cthasif~dan .~belajar».Pengertian
hasiJ (product) menunjuk
:pe.rofehan ak.i.oat ,c:dila.ku.kil.linya ··suat.uaktivitcls·· 'atau. pros¢s yang'
mengakibatnya~rubahnya .inputsecarafungsionaJ. J-fasil produksl adaJah· .
"
pef()Jehanyaogdidapatka~karena adanya kegiatan mengubah bahan (raw ·m~teria/s) ·menjadi
ITlemberikan
·:barang. jadi' bagj
batasan
pe.fnba,rig4n.an.~
t.erma.5uk
ha.sil
(fini~hed
goods). Ha'J: yang ·sam·a berlaku· .untuk
Istitahhas'iI belaj,ar~
pa·oen·,.hasil
Dalam
sikhJs.
'penjua'lan'~
iriput-p.rcises~has.iJ·f
hasil'
h:asit.
d'apat dengan jetas dibed·akan dengan· input akib·at perubahao·· oleh··.'prose·s:~
Begitu pU'la dalam
kegi~t~n. belajar
mengajar, setefah··mengCllami~elajarsisy¥a·
berubah pe-ritakunya qiband.ing.··$ebetu.mnya. Befajar adafah proses dafam dlri i'ndIvidu yang' berinteraksid.engan .J.ing.k.urig~nuntuk
meJidapafkah ·.pefub~ha.h
-... .•
L
297
d$lam .p.erilaktiiiya~
.pe.rubanan
'jfu'
.
.
'dipetole'h .DleJalui usaha (bukan kare·nakematangan.)·f me.netap dafam waktu
vaogrelatiflama danmerupakan hasit pengalaman. (Winkel, 1999 : 5.1) ·Be·lajar·d.itakukan.·. ··..a.nmlt .. ·,me.ngusahakan adanya. 'pertibahan" ··perilaku· 'pada 'individu 'yang ·-belajar;. ··Perub·ahan· 'perilaku
merupakan perole·ha:n. yang
itu.
menjadi··has.nbelajar~·Hasil'·belaja.r· adalah"'perubahan
yang.. mengakibatkan m·a.nusia· benibcih" dalam'.sikap··dan· .tingkah' Ia:kun:ya:.. Aspek perubahan.:
itu·.
dike·mbaagkaa·..
meng~cu-
kepa.da.
ofen~ .Benjamin~
taksQn£)mi.·. tuju.an....pengajaran,.
S..~ Bloom·,',,:E.··
Simp.so~n·
yang;
·:dan·.. :·A.. Harrow.. · (Wi·nkef·,
·1999 : 244) mencakup aspek kogriitif~'·afektif ··dart·pSikot'nOtOrik. Proses pengajaranmerupakan ~sebuah ,aktiYitas sadar untukmemtroafs.iswa befajar.
.':Proses ··sa:dar ·:men~and:un.g. ':impllkasf ·-ba·hWa ':pen:g;aj~tan :meru:pakan ·sebuah· ~pro.se:s ·yang.~
·:dlrencana·kan .:untuk .. mencapa.i~tujuan
·.peng.~j~ran
·(g.oal· ·d.irected)..
;Qalam J<:6tlteks·lietriikian ··m·aka··.hasil.belai.~r·:merupakarl, .pero1:ehan·
dariproses
··belajarsiswa· 'sesuai deng.pn-tuJua·n .peng.a~ran.; (end:s.. are·.behig.L~ttatned).. Tuj~an .. pengaja.ran-m.enja.d;;~
hasU.·beJ.ajar: potensial:· yang.. akan":'dicapai-: oleh,::·an.ak.:· m.elalui
·kegi.·atarr .····belaj~mya~:· a·lell··· ·k.arenanya:;:·:,.·tes:· ·hasil:::· mengQk~r
belaj~:r:;:·:·sebag.ai·::~:·
alat;..· untuk'
hasU" belajar harus:"menguRur' apa··.yang.::'·di~lajarj··'d·alam·::·p.roses~bel:ajar
mengajar: sesuai' dengan" tujuan" instruksional" .yang"· tercantum~:.dalam·: kU'riku'lum yang berfaku, karena' tUjuan··.pengaja·ranadat~h··.kemampoah···yan.g·diharapkan
'. dimifiki" oleh ·siswa:·:· sete:la,h' menye.lesa.ikan-- :pe.ngals:man .belajamya' (Sudj:a·.n·a~ .1·996:: .~)~ .Hasil . :be·~jar .ya.o;g:· ·dlukur .rnerefJeksikan·· -tUjuari' 'pen'gajara:n (Grouillu·nd ~
198.1 :
·20).
T~Jy:an
pen 9ajaran
·ad·alah
tuJuari
y·ang
mengg.ambarkan
·pengetah·ua-rl, .'keterampiJan.dan 's'ikap 'yang.. harus.. dimilikioleh si~wa sebagai .ak.ib.atdari .··hasHpengajara·ny-a·ng:. dinyata·ka·n dala:m· 'bentuk tingkah laku· . (beha.·vior) yan.g.. ·da.pal dlam.ati·dan· di.ukur.. 'Perubahanperilaku akibatkeg·iatan ··belaja,rmeng.akibatkan sis,wa.-.. memiliki penguasa~.n.
terhad.ap.· mateo' peng.ajaran. yang; disampaikan dalam. kegiatarr
belajar mengajar untuk..· me'ocap'al tujuan
pengajaran·~
Pemberian· tekanan·
.p.enguasaan: rrtater-i'akibat'perubaha'n': dafam····dirf .siswa· setetah" belajar diberi"kan oleh Soedijarto (1'993- .:·49}.yang· ·mendefl.rtisi.ka.n ··has.ilbelaj"ar se·.ba.gat ting.kat
298
- .. .•
l.
penguasaan ya,ng· dicapai oleh pefajar·dafam meng.ikuti ·:proses· belaJar mengajar se'~u'aj d~~:t~juan·:,pend~jkan.yang .dit9~P~~f1.
"Berdasarkan ··b·erbagai· 'defin~i'si terse:but: dapat· d'iambil kesimpulan ba·hwa
hasil belaJat ao·t\lahtiiigkaf. peiigu'asaan s.isWa· terhad~ap . iiiaterj p,elaJatan
sebag·~i.
akibatdari ·perubahan:.... ·perilaku. sete.fa·h ·meng~kuti;:. proses,belaj~r. meng~jar berdasarkan:·.·'tujuan :.pengajaran .ya:ng:·ingirr: diC8pair·Hasir·.belajar: itu "aka'o: diukuf denga.n· ~ebuatf" ·t~~·~·Penilaiar-r
didefini~n(arr :s~bc.tg~r::::::s~.l:Jtfah·':us~h~r·format·
.untuk·.'
menent.ukankeduduka.n:· .atau' status·:· .pese:rta··;;·..·.:didik<·· terkait· 'dengan· .varia'bel' pehdidikan
:yang
ditentUkah (Poph:am; 1.995J~· .08paf:' .pUls·::· dikafakan" bahWa"
p~.jl.a;~n ~a~h.l>rosed:ur yang' .dapat.dig:uAAk~n· ~n.tuk'· me~'d~p,atkan informasi ...
.
-
-
..-.
-
._-.. .. _..,
~
.-
.,
mengenai.:pr-estasi"atau-k·inerja seseorang :BS·N,P 2006).. J
'r,1f:TQDE ·PE·NEL1TiAN" A~ 'Oeflnisi'Q'pera$it)"nal'Vatiabel' .
.
.
1.. Variabel.·· perlaku.kan.. yaitu.: Pembelajaran.. me.ngg,unakan.. mod.el..:pembe.lajaran .
·kooperatif·:· dengan,··pemberiao..:tes:::uralan.. un-fuk·:· mengui
Tes·.~r~·i~rt . ~d·~lah··· teg;
yang diberit<~hk~pad~f siswa'untok- meflgemb~ngkaO' jawaban berdasark~n
anaflsis dan dikalimat·sendirr ·menurutcara .dan lingkaf berpikirsiswa. res ojektif·
yang ·diberika.n .kepada.s.iswa Vcl-.rig Jawaba.rinya -tefa.h· tersed.ia dafam bentuk· :.piUha,n. ·!e:s.,objekttf..membertkan .kem"ungklnan:,slswa tidak' beiaJ<ar secara
.ada.l
tetap'j berspekula'si ·mem·berikan·jawaban.
2~ Varia"t~~l 'hasif betajar.
HaStl b'e'laJar adala'h skor yang ditunjukkan' oleh sj'swa' seteJah mem'berikan
j'a.wafj·a.n, ala.s pertan:yaa.n. beifupa. tes u:raian. da.n. tes mengg~ambarkan kemainp:u·an· siswa dalam ranah· kognetit
pemahamanjpengetahuarf; analis:isi
299 t..
ya.iig
ya.ng mencakup·,
pada.. mata·· kuHah Kafkulus.. I
kurikulu.m FMfPAJurusan .Mat~matika··U·N.MA.
...
oojektif
se·suai:··
B'1t :Metode dan Disai·n PeneIitian Je.nispenelitian ini
.d.i.katak~·n .~agaj
·peneJitian ·eksperimen.Da1am
···rancangan penetitian .,ini . t erdapatdua.. :x:elornpok·ketas. ·ya·ngo, ·:ditetapkan.. secara. a~k· .
·Ked·u·a 'kelas ··tersebul,·-a·kan. ·mendapat.·.. perlakuka·n.· ~yang:····berbeda ···dalam·
pemberian. tes.. Kedu.a.. kelas:, selama. proses', pembetajaran'
yan~l.
peneUtian~.·
mendapat perlakuk,an
sarna.' tetapl" hanya;:::. d~ibeda,kan: pada:.. ·. saat."·pemberia",·
t~~.
Perbedaan· antara' kectua" keklmpok· . yaitu·: kelOmpok> yang·.. saw..·.diDerr: perlC\Kukan. . tes. urai·an· d:an,·kelo.mpok·yang.- satu:lai:nnya~:diberi·tes·.objektif~ Rancangan penelitianini mehggunakan rai1doirtpostesootitrolgroup .
de,sign:. Seperti yang terfihat pada tabeldfbawah •.hj ; ·KeJas .1\. ·B Kete'rangan"
X'
-Post;Test·
X. X
T2A; Tm
~ .
'
.
"
A : Kelas mendapat perfaKu3n modef pembefajaran .kooperatif diberi tas· urestl: B :. Kalas: me,odapat'perlakuan 'model':pe:mbe-lajaran ·kQQpeJat~·:d.i~rj:t~:·· objektif·:· T 18 : Pretest ,·pada.-kelas.. umuk·:pemberian tes·.·objektif T2B .:.~b·st .t~st-pada-·.keJa.s,untUk .k~la~ p€-mberi:CifJ o.bJe.ktjf
x :perJ"aku~n·:·pe:m·bef~Jararrm·odef:···.ko<>.peratif·:
c.
Pop.ulasi:dan.Sam~l:]:~ene_litia".:~$.:,.Walt1U~.:penelitian.
1'. P~pufa:st"darr Sampel:Peneliti·an-·
a.· Po.putasi-:
Pbpufasi d"afam .pene.Utian ini adafah semoa mahasiswa'
:seme~ter If "Juru.san .M~t(3matiRa
.PMIPA UNMA- tahunajaran 20'1'1/2012:
yan'gterdiri .dati .seJumlah.mahas·iswa ya·~gterbagj dala-rn 6 kelas paraJJeJ) dan
tia.P :·keJa:st€rdlrid:ari 35 ·mahasiswa~
:b.:Sam.p~1 P~fleiitian:
Peng'ambitan sam.pel dafam peneHtian ini dilaku:kan'
·secara tekn:ik random sa-mpling., yaitu
·de·ng.~n
·mengambU.42 mahasiswa
d.ari. 6k:el.as 'yang ada -d.an s.a,m,pel·ya.n·9:. terpiJJh' dibentu,k. 2kelas untuk dilaksanakan'··penelitian tentang':~ pemb·erian:. tes r yaitu.. tes' urai:a.n' da.n:. tes'
300
··objektjf ·dengan ·mengguna··kan
·pembeJajarankoo·peratif~
Oimana1 kef.as
untuk ~~-ul~~n tes"ura'ian dan :1· ··~e1~~· 'u'ntu~ perJ'akuan tes· objektif,.
;2. Waktu :Peneiitian
'Waktu pehelifiiatt diSeSOaikan' denganke·gialail pembelajatan di J.Ur-lisan Ma!emati.ka.. F."AI·PA 'UNIMA d'im·a.na .senap.. min,ggu .barja.lan. di la·ksanakan 2,.. kali tatap muka dengan' j~m:· pelajaran' adalah<2' x'50 m:e·njt.~· ·Periode·pelak·sanaan· penetiti~n bertang~.ung .d~ri
bEJlcln .sid..b.~~a.n . .data.lll ~eJang.:
1:·: bUlafl;:···s~:u.ai·;·:pokok:
bahasan yang ·.dipiJi.h.
D.
rnsttumen·penelit~an·dan
.Teknik'; Pehg:umpOfanData·' .
Instrumen" . ya·ng'.: ·djguJ1a~ka.n·~ ·d:ala>m·:··.p~ene·fitfarr· ini·berllpa····tes':: uraian' dan' 'fes'
·objektli,.
Pemberian
tes
ura·jan ···cf1bankan· ,,·pad·a.: ke·jom.po·k
A· dan pernbenan
tes
o·~tdif dj~rikan'.p~~~~~~~PE>k ~~. T~s Y~flg'· dipakai ~nt~kt~~ lJ.r~ia'n
.objektif .m·engikll,ti. ,kisi~kisi ·penu.tisan· -$Oaf.
.E. Tekni'k AilalisiS O-ata· Data yang:' terku,m,pul selanjutnya 'diolah~ dan dianalisis dengao,· langkah, -
'Iangkah sebagai'
berlkut ;ujt.. · ·Norma·lltasf· ·l.JJI
Homogenrtas· dan Pe·ngujEan·
H.ipet~~.is
U.nttJ:~= mefih·~t hasitbe·lajar siswa ote.rh~.d~p p.e.mberia:n· te.s:: ura.ian·, .dan·· te:s
obJe.ktif , ma:ka' data.nasi" prete·sfdan .postfesf·dranaUsis.. · uji' h.ip.otesis· dengatl
stati.sti.k .uji-t:
Hipotesis. Stati~tik Hipotesis yang.a.~a.n·d.iuji; 'adaiah:'
Ho
: .J11.~
J12; Rata-rata h:asif belajar Kafkufusf' kefompok mahasiswa yan.g diaja.r
tnenggUnakar, model
.k66.pe.tatif d.t.beti tes uraiahfebih
kecif atau s·a·ma ·d-engan hasH befajarkaJkulu.s IkeJompo:k . .
·mahasj·sw~ t~s'
·yang
dj~jar '~enggunakan
,o·bjektif.
301. ........ ".
..
'f...
mo:det koo~ratjf dibe~j
HA :. JJ'1 > 1J2; 'Rata-rata .hasif betajar" Ka:l:kulus I kelompok fml·hasiswa yan,g' .dj$j~r ·~nggunakan model kooperatifdiberi'
les. uraian
jebih
tinggi dciri hasit belajarKaHwhlst kelompoksiswayang diajar . mengg.~nakan model kooperatif..diberi· tas obJ~ktif..
HASll. PENELlTlAN··DAN:·PEMBAHA.SA.N·· A. HASI·L PENEllTIAN' . 1. Deskripsi·· Data.,.Pen:elitian" Data yang digunakan dalam· ·penel:itian i'ni: diambir" pada'· dua: kelas 'yaitu
kefas A dankelas B dJJurusanMatematika yangmengikutikuftahKafkufus r dan masing.;;masing ,ketasbeljumlah 21 'mahasiswa. HasiLanaJiSlsrleskfjpstif untuk
kedua k~s 'Y~hg:. meJldapatpenakukan ·pembelaj~an .kooperatifda'n 'non -kepetatif.:sepem ':pada labet. 1 ·da'n Tabel··2.
Tabe" ··1. "Data ·has·il·pos-t:test.. kelas':pembe:lajaran:·:model:·Koop.eratif~' ",.·No
.: Statistik ..
'.
'NUai'·~Statlsti.l<> ·p()~t~.st .
2
1·00-'
Skor· Maksim'um'
3: '·4 ,'5
Tabel 2.. Data. basil. post..t est . kelaspembe·lajaran nOll:. modeJ·.·Kooperatif. l
No
Nita; .Statistik:-:Postest 20·
:; Statisnk
.1
100 .4 "5
64.·047·6
·Mean
18,6641
'·6·
302 -.. .•
..
i..
P:engujian 'Hipotesis Hipatesis. ':y~ .akan diujiada'lah·':· IJd
'H o : P1 ~ P2.. ; "Rat~a has·it beiaj~ Katktilusl keloritpok mahasiswa yang.
diajat menggOtiakan model' kooperatif diDeti te.s U:raiari lebih kecil atau sarna· 'dengan hasil. be.lajar. Kalkulris.· l' kelompok.
ma:hasiswa·· yang d'iajar me:nggun·akan· modef-· kooperatif.. eiben·· tes'llbje,ktif~
HA :. fJf> fJ2'; Rat~t~J.' hasif' ·befaja.r Kafkuf,u$. f .ke:fom.pOk ·.mahasiswa yang. diajat me.iigguha·kart· model kooperatif.··.dibeti·:·tes··.. -tjtaian ·febih
..:ti'nggi ;·dari h:asifbefajar Kalk,uf.us j".kelom·pok...siswa.. yan'g. diajar menggunakan· mode.J:.kooperatif·dfberJ:'tes obJektif,· T'ar~f n~~
={);9~
Daerah' kriti$ t
> t tab
Pefhituti'g~an'":
t =3,.2354,
Diperoleh db"= 01- n'2-2 =4tlJ; da,n. ·n=· O~05 di dapat. - -
t
_.
.
hit=· '3r2352.>
·ftab=
1,~6·8·
.
tmb =. 1 6S r
.Kesimpul~n uji:
.HA .d,t
t~r.imCJ,
s.ehi.ngga
d~pat disim·pu,fk~.n b~hw~ . .r~a~rat~:
. ·.has.U
Qe:faj~r
Kalkufu's l ke·fompok mahasiswa: yan.g'diajar .denga.n· .model .p.e.mbe.fajaran
kooperat.if febi'.fl tinggi da.li:rafa-,ratahasif be.fcijar Ka,fkulus lkefo.mpOk .mahasiswa yang :diajard:engan.modei :p.embeiaja.ran non kooperatif~ 'PEMf3~HAS~N"HA~'IL:P'E~ELITIAN
'Berdasarkan ujj perbedaa'h d·ua. ·rta-rata menunju'kka'n bahwa seJisih' pre l
fest d.an
posftesf. hasU'belajar Kalkulu~s I pem·beJeija.raiik:ooperafiflebih tIngg.j d,a.ri.
rata-rata selislh pre. test. po:st.t.est.hasil belajar' Kaik.ulus I· yang..diaJarkan. dengan p~m.bel~j~rGln ,no,n koo~ratif~ R~ta~rta ·se.tisih· .pr~'· test· d~n·p<}.~te~t ·.h.a·~ilbel~Jar
Ka.f,k·ul.us .' mah~~.isw.apad,a kef'as yang· dibe.rip.~fllbefajar.an f(oop.erC}tJf· adatah 5;5,476·2· denga-rl' skor ma'f(si'murrr'
Sefanjufn.ya
9.0' ..seda·ngkan skat m'infm'urrr' adafah· 25'.
rata-tata sefis.i.h:pre ·fest dan
post les .hasl
303
'-
...
.
s...
.ber~jaf .Kaf.kufu5
I
:mahasiswa pada kelas yang dibe·ri .pembe!ajaran lion:kooperatif ada!ah '49.,761'9 rlengan skor maksBnum 8'5 danskor minimum 10,. Hasil ·peng.amatan dan -testertulis menggWlClkan' bentuk objldif
test
-dan.
essa:y' -tes yang dilakukan d"iperoleh'hasil 'bahwa pada· ·ke1·as. kontrot atau kelas..
pembelajaran model non· kooperatift<. tingka.t:pema·harna:n:.·mahasiswa· terhadap' konsep.listrlk. masih kurang~· masitl.b,anyak::mahasiswa:.:yang. mengatami' kesufdai.1:··
dalam menyelesaikan· soaf-soa( matematika.khususriya··:.materi· fungsj.·dan.'grafik~.
Berbeda ·hahlyadengan· apa yang terjadipacfcr ketas-ekSperimen atauc.ketasyang·.
meJiggttnakah' pembe'lajaran'" mod·et·.. · k60peratif~····K6ndisi·· mahasisws' ... febih' .. .menu.njukkankeberh.a.sila.n
meng~,r,jaan
.soal~soal:·
Kalku.fu.s· f" unit· materi:'
'Pers3maan ·danPertidaksamaan.. ·Betdasarkan hasiltes·tertulis· dan pengamatan .kead~~.fl .:pe.r.nbeJajaran dikeJas
.maka J:.IaPat. . ·membetikan .·kesimpulanyaog:.. .kuat
"Paf)\V3: .·~~~~ta·:keberh·asjfan· .·~~t.aj~rKgt:~1Jj~s·. .
.
.
"
r
mah.a·siswa· Jurusan
..
.
·Mate·matika 'yang' .diajar denga'n menggunak~n-.···model-· "pem'belajara'n" ·koo'peratif. 'Iebih: tinggl dan rata.;.rata ·hasi)· ··beJajarKoopetatif·] maha;siswa Jurusan· . M:ate.matikaya·yang.·diajar"dengan· model' pembelajaran:' n'on' kaoperatif~'
SfMPULAN:;·DAN·:·,·SARAN···· .
.
:Sirnpu·lan·:1.. Rata-rata "selisih ·has:i1 belajarKalku1us l"mahasiswa ·yang·..
dica.pai pa.da. ·kel.a.s ekspen.m.en.· ··a'tau :keJ.as· yan.g
meng:g~una:ka-n·· pem~belala.ra.n
model kaoperatif' padat" po·Kale· mateo.' Persamaan d.an Pe.rtidak.samaan·rFungsi dan. Grafik Turunan· adafah 55t 476,.2... t -
R.ata.~rata~.se:.lisih.
ha:sil·.·befajar. KaJkulus., l"..
mahasiswa..: yang dicapai:·pada~:·· kess kontrolatau' 'kelas yang .rneng'gunakan'; . . pembetaJaran:' model nO'n"kooperatif' pad"a.'pokok materi' grafik': dan:: fungsi' adafah ·49:~76.2··~ d'an 3:.Rata-rata hasif' be.fajarKa.(ku.rus .r mahas.iswa JtJrusa.n Matemati.ka
yan·gdiaja..r .d·engan mode·1 . .~ . :rn·Qe.Ja.jaran ko.·operatif ·:P.ada poko.k m:ateri .
"...
..
.
·kin~matika~inamika.tebih ·ttnggidari·rata-ratahasil·belajar m·ahasi.swa ·Jurusan.
Malematika ya;ng ·diajar denga·n mode'l pembe:!ajaan non kooperatif. Saran:
::l3erdasarkan 'hasit "f)~eliti~n·diatas·maka.. dapat. disarankankepada dosen Matem3tikayahg ·mengajar Kalkulusl·· dapat menggunakan··model pembelajharan 304
-... .•
i..
kOOperatif untuk meningkatkan
· ··AFT···AR' P··U·S··'TAKA'"'. O •
:".
'
......
:
.'
..
.I.
-. .
.~.....
'
• •
~
.. -
~
. .
Arikunto, 1995.. Evalu~·si da/am Pembelajaran'r Bum·i: Aksara~ Jakarta'r
·Ba·hrui Hidayat, Prinsip-Prinsip ,dan Sirategl Penliaian di keias, .BaJitban.g .Depdiknas., Jc:I.kCi·rta. 2'006 --. B:S~.Pt P~rn;J~;Jn Penilaian.KekJmppkMfJta·P~/aja~~ da.1i ·Tekno(ogi. Ja.karta: BSN.P~ ~2007 '.
Ilm~
Pengetahuan Al~rn
Ib·tahlm Mr.. dkk 200'0'. Pembelajaran- ·Kooperatif. Sutabaya.·UNESA fsdiya nto, Budi. 2003. Modef Pembe/ajaran Kooperatif. l.KG.fMatematika. Semarang
PU·fte.n & varna.fij, 1993, Ka.fkuliis iJij.ii G80metfi Aria/iliff) JiI.id ,·1:, edisi keempa~~'Penerb~'- ~rtangg~; J~k~rt~~
.Pp;ph?m., W .. Jam~s.Cfa~mAs~:eS$inifJn.t. What Teachers Need to Kn;ow.· '. london: Allyri-: and: Bacdft~: 1995'~ . ..... . . .. $lamento, Belaj<Jt dan Faktor-FaktiJr Yang MempengarohfHasilBeJajar, Jakarta : Rlnekae Ci:pta 2003~ Siamat 'Mulyana LeSSOhSludy (Makalah). ·KiJni.tigan: 'LPMP-J'aWa ·Barat 2007 ~ Winke.l, Psikofogi PengC!]aran, Media Abadi. Yogyaka.rta: 2007'
3·05 ........ ".
i..
KUAIJTAS TES HASJt.B.EUJAR:JPA F1SJKAD1SMP'NeGERt'8 NJ~NAPO DIKAJllleNGANPENDe~tANMaOQE$PS$ Alfrits ·Komansila'o Jurusan 'F;sika~ Fakuftas 'Matematika dan'llmu Pengetahuan·Alam}
U'niVersitas ,Negeri ·manado Email: aJfiits·koman,sHan@gmaitCom
ABSTRA'C,T
This study aims to determine the quality of sclenoo'.physics;, ach/e,v~ment test. of SMPNegeri 8 Manf:ido:iotermso( v~/it!ity,r~li,~bility;,and~ofqilftCUlty 1
,distinguishing' power: measuted,' through< 'q,uestiolls'" ,o'n':.~" class' IX semester :!(Jr' the •. physical :science 'lessOl1S~ Objects: ifl·this slu{f.Y'Wetei alr::"e\leri~umt;eFJ3(l,:.itetils·:, "of, Semester Exam of Science in claSsIXSMP"Neg~ti8Man900sChCJOiyear
'"-., the name bfthe cJass lXstu(jsnts DfSMP NegeJi8'Man~do~ Variable in this studY" is a· .,:'miitter·"o·f·' quality:;:'of' Sernester-"'l::xafrt"evt;tf 'sCien¢e,,::',:,p#ysiCS:' 'subjectS Class IX> SM£:> Negeri8Manado Academic Year 201112(J12, .while the"power indicalorist1;Jedifff;renfjalor,levelotdifficully, ThefiJ1iabjliW,. va}idity and teacher'.m~de.tfJ~ts '. were processed :·usiiJ.g, ,SPSS'" ,.version 1:8l:~' The:': ,:re,st/lts.·, :ob~ajne{J"
coijsii1eted'l.JgJy:'and:'n'eeds,:to·be'revised~
Key wo'tds. ,Testquality,leaming outcomes, method'of SPSS,.. r
ABSTRAK u,ntu,k rnen,g·etahuj kualitas te,s hasilbeJajar SMP',Negeri 8' Man'ado d'itinjau' d'ari segi valid:ilas, reliabitita:s~ da,ya p'em:be'd.a: dan;: ting.,kat kes,uka'.ra·n:· so'af ya"o·g:.' terukur., 'fIle Ialul. ,s.cial,s"erne:ste.tg:e'ila:p,> p'a:da,.. ,ke1as.t X·, u'·.ntu:k...m,a.ta'p.e Iajara,n ,lPA . fi$ika. 'O'Q.y,ek{J:alam.pe'n"elitian jnT 'ada.lah s'e·mua·, butitso'aJ ujian seme·ste'r: g',e:n'a·p', .mata:... pe't.aJa:rctrt:- IPA· Ffs:ika:, kelcis~""lX':' SM'P·" N·eg'e,ri 8 M'anado' la'hun pelai.a.'ran '2'01112tJ'12~ 'Sampel d'alam penelitian ini Pe~:elitianinjbertujuan
IPA ,F'isika
306
·.a·da~ah
seJuruh jawa.ban te·s ·:ujian ·S8·m.ester 9~-n~p. mata:·pe·J.aj.ara·n .J'P.A fisika d'ari slswak~·fas. :·IX.. SM:P Negeri 8' Man'ad'o yan.g.· b.erjlJmlah.· 3:8 orang s,iswa:·., ···P·en·elitia:'f't itlt· mengguna'kan m·etode: dOktt-m,ef1;t'a·sJ:·.d·at',;, observas'j -ti.n.tuk men.da.palka.ti se·perang,:kat· SQ,sl' ,:d.an.· .ja.wa:ciS:il., :·dafta..f, .n·ama-nam·as·jsw-a kef-a:s ,I'X ··S:M:P .N:e·geri8 M~ana:d·o·. Va,·riab:eJ dala'm' penefitian irti ad·alah· Kuaf'itas scal ujian semester' genap. mata· pe.laja.ran. f:PA fis;:k'a-: keJ,8;s, I'X: SMP" Neg·~.ri.· 8<.," ta·h··(J·n>:· .p.el:aj,a·ra.rl 20'.11120-1'2, s·ed·ang·kan ·i".d~. ~ato.r~y.a ada'lah ~:aY.a·: ·.Pem·"be,~j'a;·· T1n·g~k·at K.esu.ka.ran,d.a.n V.alldita.s :s.e..rta· Re.li.a.bilitas· tas.. bcuata·n· ·.Q:ur.u. d.iolah den'g'a'n- men.g·g·unakatl - p'rag'ra'trr SP'·SS ve.:rs:,i l' 8~. H':a;stf p:e.rl.elitf:~:'.n:· men.unIukka·n. b.a"hw·a. uJt v.a..lid'·jl.a:s:· .rn.e-mpero.tet.· ·b.a:.sJI:: 1·:1,· s:()a.lv·al.J:.d.·· d.a:n
~.es~:~j.~~k~kn·V~t~~~:ri i~~tr::;n~e·:e':.j~j:k:r:h~Ul~:tja~~:f.:r~~~ii.11t~~g~:~ meng~ha·~ilk~a:n:
k:esukaran' te,s
g.:": 50-ai' terg.o-long.
s·u.kat·~,.
9;·::.sn:a;1··.t.etg:o-,·Q;:RQ:..·
-se.d a·ng.: dan' 2 '~soal,terg·ol:O·n·~l,.:·-mli'da:h".·UJj .d·a,y·a-··p·e:m:b:e(la>·me:n·g._:ha.~$·ffKa n·,
,8' .b.utits,o··~t· .tet:g·olo··o·g:':-'b~.j'k"J . 3" :·s·oa.l·· te·rgo16.n.g·,::c;~Jku:,p.' ·.d·~rn g:'.> tergolong le·Ie··k·· da,n·· pe-tru··:dj·revjsi~ "Ka·t~ . .
·:KunCi.·: :Kuaiita..$ : te$, .
.
,Jl~:sit bel'ajar; .
.
soar
me.to.de SPSS..
PENOAHU LUAN Reformast- dibidang pendidika'n tidak:
CUKUp
hany·a. dengan··· perubahan·
sektor kurikulum, baik strukttir :maupun ·prosedur .perurllusanhya. "Pembaharuan ' kurikufumakan febih bermakna bifadlikoti ofeh perubahari prak.tek:pembefajaran
djdaJam m.aupundi -luar kelas~ 'Indikator pembahanJan kurik:tJfum dltuhJukk.an denganadanyaperubahan pola kegiatan pembelajaran, pemiJihan media pembelajarandan :penen~ua,n-pola, .periilaian .yang m'enentukan' h'asil .pendidika..n.
PembeJajaran
KegiamJi
djiircihkiin uhtuk
lebih.. ·memBerdayakan semua
poten·si·pe·serta· d'd'kuntuk·· menguasaiko·mpetensi.. yang'·· ditetapkah~· ·Kegiatan· pembefaj~ra.n
untuk meng~mbangJ(~n kemampu.an· me.ng.~tahu'f~
memahami,
me:'a.kuka,n sesuatUt hidup daJa'm kebersama.an dan: merig·a·Rtua·fi.sa~sikan dirt.. De'ngan demiKiatt keg'iata.h pembefajaran perh.1:: 1·' ).ber~)us·at:pada,.peserta:didik.;·. 2) nieligernbangkah' kre:ativitaspeserta didik~3) Menciptsikah· kohdisi menyenarlg·kan·dail·meriantang; 4)'bermuatan nilai'~ ki.nestetika
J
·
'da,n'
etika: estetika, fogika" da'tl J
5) menyedia,kan: ·pengaJ~.man .belajar yang
·2004:13).
307
yang
beragam (Pu's.kur,
.
ManuM Sla.meto·{2001·:30} TeshasiJ· belajar ·ada:la.h 'sekeJompok perlany~:an j:~uttig:~~-"lW~$
yang JlafUs· djjaWab ~ltau
<:tf$et~saikan~':oIeh
·sisWa·.. ·
dengan tujuanuntuk .menglJkur J<emajuan ·.bemjar Siswa. Te5, t'8sit.. belajar.. digunakan 'untuk menUai sampai di· mana hasil' belajar yang dicapai· oleh siswa r . sete·'ah· mereka menjalani pemuatan 'befaj~r dalam waktu· tertentu.. Jadi· las
dilakukan setefah siswa.mengafa,mLproses
belaja.r~.
into
dan bahan yang dijadikan.
soal tes tidak keluar dan bahan yangtelahdipelajari oleh siswa.
Menurut A2Yiar (2002:' "8), tes· ·adalah sekumpu'an pertanyaal1:yang.".da,..:. mengung'kap' keberhasilan' seseorang' dalam belajar~ Menurut Siamento··> (200:1: .
.
.
32), tes buatan guru adalah tesyang dibuat oteh guru untu.KKeperluanpenilaian
.guru ters~p,ut
t~rha~p ~i~~ny~, T~~
ihi' t~rutam~ tes". ha.~.il belajard~n bja~nY~·
berlaku untuk satu :sekolah b.ahkan .kadang:..kad,ang:hanya· untuk saw ·keJ.as·saja. J
Kepem~siJ~n stJ~tu pendidikan dapat ·diiihat
dan ·pola.peniJaian hasii belaJar ·yang.
telah d·;ten·tukan sesuai standar kurikulum.·yang. berlak.u... PeniJaja·n. merupaka.n. sala.h· satu.. bagian· penting:' daJam· rangkaian· proses· pembelajara.n· dala.m· pendidikan' Ketepatan" p·eni.faian ha.s·il· 'belajar memberikan dampa.k·· yang" sang.at·
sig.nffikan.· tem"adap' upaya' peningkatan··. ~lltQ.·. penq,jQ.U~~rl di.· sekofah·~ . Me·nurut Siiverius· (199·1·:13)· langan· - langkah penyusun tas· antara·· fain· .menetapkan
~juan~
analisis, sumbe.r materi" betajar, .meny·usun .kisi:··,.... .kisi: "soal,
me.nulis. ·indikator ·soat·· ·.menu..fis soar, ..ujr CO.,ba
4
a:nalisis
soat ·revis.i soat·
menent~kansoaJyan.:g ·baik,,:·serfa ·merakit ·scal'. menjadi' tes~Ana!isis'. s oalmenjadi
langkahyangpenting karena. ·linf\Jk 'm,enentukan kualitas
terseb'ut ":;dapatdig;unC1~kan' ;~t~·u
.tid·~k. T~s'Ypng' baik
'soa~
sehlngg:a' . goal
perJ.u. diperhatikan :aspek
kua'litatif dan 'kl)antitatifnya... "'sesuai denganpetkembangan dalam dunia pe·ndidika·n". maka· cHat evaJ'uas; yang: ·benaku:saat.. itu·.
yang.~. djg.~na'kan
B:egitu~
harus.sesuai deng.an. 'kurikulum
juga:. kualitas> ·dan: a'fat evaluas(: diharapkan··
memetluhi syarat"secara~' kuaUtatif: d.an· kuahtttatff~ Scat ttjian.semester
r mata
pelajaran iPA fisrka yang diujikan. di· SMP
Negen :.8.Manado.. tahUn:.ajaran, ·20·1:01201 1-sebagai-:salah:.satu· atat evat.uasi dibuat :sen·diriofehguru·.ma~a .pE!lajaran da'~l
tidakpemahdiarnati ofeh:
308
guru~
s'eh'ingga'
be:1um ,diketahui kuaJitasnya secara kuaHtatif dan ku:antitatif.SoaJ ujian sebagai aiat evaJuasi hasil belaJar umumn'ya menggunakan scal yang biasa djg~nakan
daTi ·tidak ·.diketahui k,u1alitaSilya ·dati.5eg).·kererdapaian· ·syatai:.va.fiditas, . reliabilitas, . .'tingkat ·kesukaran dandaya pembedanyatsertakualitas darisegi. materir.· konstruksi~
ba:hasanya dan daya ukur' terhada.p 'kemampuan 'siswa dan setiap
kompetensi dasar yang ha.rus dicapai..
Behlm tersedianya BankSoaI fisika, yang. dapat:.,::membantu:gu£u". da·lam ,
'
(2008~57)': 'so31'::.tlikatakarr··· rii6mpunyai: .
rl19nyusun ,'s6ai··ujiart· ManuM.' ArtkUhto
kualitas yang ,·baik',apabifa sesuai den'gan' kuriku·tlJrTl;.
':m'emenu'hi' "syarat':materi-;'
konstruksf dan bahasa. mempunyai vafiditas~ refiabiftt!s:; dan daya pembeda ·y~ng ,ting,gj, ·tin9k~t kes·ukar~n '.y~ng . d~p~tme"Q~~~r P.~IJ,~p~ian
kompetensi
·SiSWB.
METODE PENEUTIAN fy1etode yangdipakai da.fam ,penet.itian ini: adalah '.metode.. deskriptif .karena .
,
peneJitianini bertujuan unWk mengetahui kuaJitas soarUjian semester
r roam
peJaj,aran Fj·s.ika kelas '·IXSMP Neg.eriS Manado tahunpe'laj~ran 201112012. 1.
O'bj-ek 'Pen~litian Obyek datam pelieJitian· i,l;· ada1ahsemua .butir SOCii :Ujian. Semester,' Mata
PeJajaran IPA Fisika keJas IX 2011120,12~
sMt:> Negeri 8 Manado tahuo
p~lajaran
Hal-hal·yang ·ditefitida·fam ·penefitian ,inimeliputi anaUsis,empirik',
yang me:llputitingkat kesukaran daya pe:mbeda, vafiditas, reli.abUitas,. f
2.
Sampel' ,S·a~.pet'datam pen.eUtian·
ini adalah- seturtih jawaban tes Ujian Semester t·
Mata Petajaran f'PA Fisik'a .dan si'swa .kefas IX
sMp Negeri 8 M.anado
T'ahun ·aJaran 20'1'1J2D1'24 3~
,Metode ·Peng'umpulan Data . 'Dal~m p~ne)jtja'n
iniyang dig'unakan ad:aJah metode dOKumentasj'dan
. . 6b$eryasl .uta.tuk mendapatkan· seperangkat. sool ·dan: jawaban daftar nama1
nama slswa kelas
ix
SM'P
Negen
8Manado~ staJidar:' ·jsim·ata pelajaran
309 ......... ... ,
..
i...
'FiSjka serta kisi-kisi .penuUsan soat
4.
Variabel dan Indikator : '..~ .....
": '"
Variab~i daiam peneiitian ini adalah kual~~ scal Ujian
Semester I
Mata
,PelajaranlPA. Fis.ika. ·ke.las.. IX.SMPNegeri. 8. Manado... Tahun:. Pelajaran 2011.12012·
t
sedangkan· indikatomya· adaJah
Kesukaran" VaUditas,.. Reliab·.i.li.ta~
5.
Day~·
Pembed.a~·Tjngka.t
d.~n ·[)i~tra.kt()r.tpeng~coh~
MetodeAnalisis:.:Data a~
Analisis···perangkat· Ujian··8errtester:i·:··mata> peiajaran~' iPA FiSika," kalas·, iX' .$.M·P·· .N'~~rf··.8': . Man~d()'· @hurr..pefaja:ran"·.20·1~0J2(l1~"1·:· .secara~··teoiitik·· yang:'"
.:meliputi..ciS!
··.dan·:kaidah :.penu·lisan :.so.at.·y~ng.benar:
1," .Suatu tes :dikatakan. ·m·emUi·kj"'·:vaJiditas ·isi-' jika. isi tes· ·tefsebut ·sesua:i· ':dengan J{urikulum yang ··:5udah·:diajarkan.dari :.sudah·· .sesuaideng..an :··ind·ikator
pencapaian ;ha:sil'belajar.
2. An'cilisis ."learitik.· tentang.. ::kaidah.. "'penlJUsan.. :soa-I_' ·:piiihao.. ·ganda:~. "ya'ng . benar:~
br. Apabifa aftematif· jawa:ban-' (option)·· berbentuk angka t suslln'lah' secara·
bern.nita·n·· mulai ·angka.·yang·terkecil:hingg.a;·:.yang:,ote;rbe$ar~; c.
Ste·m: dan.jawaban. hendaknya~pernYat~ari:yang:·.dipernJkan··saja.".
d. J·um.lah pilihan' jawaban hen:daknya :4:" ata·u~ '5~ option.
:HASJLPEN'EUTIAN
Validita.s Tes Tabei . Indeks.KorelasiBu'tir 50al Nomo.r. B.utir
·lndeks. ·Korelasl.
.Kete.rangan.
0'559'· ,.
'Valid'
1· ..
-_. __ .
-- ..
2
. . -.. . --- . , 4
.. __ ....... _.. _- .. _--_..... -_.-.-
0•.3 55
VaHd
-tj:~·-13,
Tid·ak.Vaf-id·
0,684·
Valid
0.• 701':.
Valid"
VaJid.· .
6
310
!
Nomor Butit
Keterangati
liideks Kotelasi
7
VaJ.id
8
0,.162
TIdakValid
Tidak. Valid
9
10
0,505
Valid
11
O~751
Valid-
0.,402
Valid'
TidakValid
13
0,736
14
Vaiid TidakVa.l.id .-
•. _......_.._.__ .._8...._.0__ ._
.___ __
"
,",
,,,,'
Tidak ·Va·lid
16 _"_"8,,.,,,__
__. __.. _...
19
_
0,040
Tidal(· Valid·
0088 ,
Tidak'Valid Va·lid·
20 'Keterangan : •
11 boor soal valid
• '9 butir soaJ. ·'lidak. valid.
·Rel.iabilitasKelas Berdasarka.n ha,siJ in.strum.entpen.elitian
secara keseJuruan dengan
m:eng.g.unakan$oftw~reSPSS '1,:8 .diketahui .r 'hJtung.'= '0,823 ':> O,3·20m.aka dapat
dikataka:n instrument pel1g~'kutah tersebul renabel.
ReJ'ia'biJlty Statistics '. Cronbach··s "
Alpha.
N of
.", Item"s.,
~823'
1·1 .
Ket:OJ.3.20·adat~h r ~be:1 :untuk ju:mlah.38 responde·n..
Ting,kat':Kesuka:tan Tes
311...
--.. ...
i
AnaJisis butir soal TIngkat Kesukaran \ No. ;
P ,Kotor
P Bersih'
I'nterprertasi
1. '
063 ,
0,50
Cukup.
2.
'O~78
3
0.,05
,
Terfalu sukar
Ctikup 5.
~
O~68'
CUKUp'
0',57
~,---+--------+--------+-----------¥
, 6..
O~42
O~.22'
Tertalu sukar
0'147 8.
0,57
9. \
O~05
". '10..
0,,36
TerfaJu sukar
Cukup
0,·42
TerJatu sukar O~14
TerJaJu sukar Cu'kup
'. 12. ~.
13.....
'.
, 14.
16..
-0,2
T erfatu· sukar
·-0,24
Terlalu .sukar
,·0,13
TerlaJu sukar
1
TerlaJu mudah
:~
O~07 l
Terta~u. sukar
0,07
1
TerJalu sukar
Terlalu sul<ar
; 20.
0,92 .
Terlafu. mudah'.
0.89
D.art hasH .1.nterpretasi niJai P., ,maka u.nfuk soaJ nomor 3'1 6 7', g~' 10, 12', 13) 1
15
i
16~
18, 19a,d:alah soa! ya:ng terlalu sukar dan .soa)nom·or 17 dan 20 adaJah
soai yang terialu rn:udah. '
312.
DAYA ·pEMBEDA H·asU a.naU:sis ·daya. ·pembedamasing-masing soal di keJas IX SMP Negeri
8 MaJiado adaiah sebagai berikut' : !
JA == 16
JB == 22
No
PA
P'B
D=PA-'PB
Daya pembeda
1
OtS,
0,4
O~t4
Baik
2
0,9
0.6'
0,3
Balk
3
0
0"
0
Jetek
4
OJ 9
OJ 1"
0'J8
Baik S"ekafi
.5
1
O~4
0,6
BaJk
6
0.,6
02 1
0,4
Baik
7
a,s
~OJ3
0,3
Baik.
O,r5
0,.5
{}
Jelek
0
0
0
JeJek
0;06
Of..1
Or 5
Balk
O~g
0.2
0).7
Baik.
£1',1·
o·
0,1
Jel.ek
13
O·
0,1"
-0,1"
Jefek'
14
1"
O~3"
0"1' :7
Baik
15
0
0
0
JeJek
0
.0;2
-0,.2
JeJek
17
1
1
0
Jelek
18
'0
0
0
Jeiek
'19
Q·f.4
04 r.
0
JeJek
1
O~8
0,.2.
Cukup·
8
9
I
~
10
;
11.
12
1:6
2.0
;
,
\
Berd'asarkan daft label hasif diatas maka ada beberapa soaf yang
harus dtrevisi kembali adalah' soaf nomor: 3, 8 , 9, 12, 13, 15, 16, 17, 18 dan 19,
·313 ;;-.
i
KES1MPULAN.
1.
Secafaumum kua'~ tes .
~
hasU '
6elajar Fisika bua1Bnguru yang digunakan .
dafam ujian semester genap Tcihun·· Ajaran· 20'1··11201::2' Kelas:···1}{ pad~i: SMP' Negeri 8 Man'ado' masihtergoiong" rendah.
HasH pengu,kuran dengan menggunakan SPSS diperoleh nifai r unt~k masing- niasihg sea! ya.ng v·afid terdapatpada soa!nomor 1 sebesar (0)559), nomor 2 {O,,355)J nomor 4 (O,684), nomor5 {O,701}, nomor 6 (0,550), nomor
7. (0 39'1)' nomor·1·0··(0·505) nomor '1'1'(075'1) nomor '12 (O·402)· '. nomor '14 .
J..
". '
.'
..,.
"'.
,
.
,.
".
.
,
.
,
.
.
(O;736).dan· sOal:·::no'mor20{Or514).
Hanya terdapat11 sool yang valid untuk kelas'lX SMP Negen 8 Manada ' untuk
mata pefajaran IPA Fisika. si.sa,nya· g. butir soal.. masuk' dalam'kategou'
tidakvand:
DAFTAR PUSTAKA"
Arikunto r Suharsimt 2008~' 'Dasar-Dasar' EvaluasiPendidikan.. · Jakarta: Bumi Aksara ~ar~
s..
20·02.Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.. Depdikbud,. 1993.KurikulumSekoJah Menegflh, UmUrTl - G·BPP - .. J~karta Gre~ler Margaret, E~ Bell'. B:eJajar Dan M8mbelajarkan. Ja.karta: PT' Raja' .Gfafhido ~~~.
Puskur
Bantbang.,.
.~
KERANGKA
.DASAR,KURIKULUM
.
2004.. .'Standar'
Kompetensi' .(SK).Komp..lulu:san. Kamp.· Lintas KurikuJum. Komp.. :Mata PeJajaran • SUverius~ Su·ke.. 1991.. Evaluasi Hasit Belajardan Umpan Dep. Djk. Bu~d. Rl~
'Slameto 2,001~ Evaluasi Pendidikan Jakarta: Buml Aksara. t
t
314
Balik..
Jaka.rta:.
DAMPAK KEMAMPUAN GURU MELAKUKAN PENILAIAN TERHADAP··. KINERJA GU,RU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Anetha L.F. Tilaar ([email protected])
ABSTRAK Pelaksanaan penelitian ini b~rtlljuan. untuk meneliti dan mencari informasi tentang dampak kemampuan guru dalam melakukan penilaian terhadap kinerja guru, , khususnya guru matematika Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang ada di Kabupaten Minahasa Propinsi Sulawesi Utara, karena sesuai dengan data yang ada,keberadaan guru pada tingkat sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Minahasa berjumlah 1.264 guru, dan jumlah guru tersebut terdapat 593 guru (46,91 °lb) sudah layak mengajar, 311 orang guru (24,60%) semi layak mengajar dan 360 orang guru (28,48 % ) tidaklayak mengajar. Pelaksanaan peneHtian inimenggunakan metode survei dengan teknik analisis Korelasi dan Regresi. Metode survei digunakan dengan tujuan: (i) mencari informasi faktual secara mendetail yang sedang menggejala, (ii) mengidentifikasi masalahmasalah/untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan kegiatan-kegiatan yang . sedangberjalan, dan (iii) mengetahui hal-haryang difakukan ofeh orang-orang yang menjadi sasaran penelitian dalam memecahkan masalah, sebagai bahan penyusunan renca~a dan pengambilan keputusan di masa mendatang. Pengujian hipotesis mengemukakan bahwa terdapat pengaruh kemampuan guru matematika dalam rnelakukan penilaian terhadap kinerja gurumatematika sebesar 15,52%dengan koefisien jalur OJ394~ Kata kunci: kemampuan guru, penilaian, kinerja guru.
PENDAHULUAN Salah satu program unggulan Kabupaten Minahasa Propinsi Sulawesi Utara
adalah
meningkatkan
Sumber
'Daya
Manusia. (80M),
dengan
menitikberatkan pada peningkatan kualitas di bidang pendidlkan dan kesehatan. Salahsatu permasalahan bidang pendidikan yang menjadi tantangan di Kabupat.e~
Minahasa adalah belum memadainya kompetensi pendidik dan
tenaga kependidikan. Hal ini digambarkan dengan banyaknya guru Sekolah Men~ngah
Pertama (SMP) yang belum layak mengajar, dimana dari keseluruhan
315 ;,.;-:..
1
jumlah' guru SMP, hanya 46.910/0 yang layak mengajar. Kelayakan mengajar guru SMP di Kabupaten Minahasa dapat digambarkan dalam tabel berikut: Kelayakan Mengajar Guru SMP No.
Guru
Jumlah
Persentase (%)
1.
Layak Mengajar
593
46,91
2.
Semi Layak Mengajar
311
24,60
3.
Tidak Layak Mengajar
360
28,49
1264
100
Jumlah
(Sumber: RPJMD Kabupaten Minahasa) Keberadaan guru matematika seringmenjadisorotan masyarakat. Para guru Matematika Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Minahasa pada umumnya sudah pernah mengikuti program peningkatan pengetahuan, antara lain me.lalui pelatihan. Selain itu para guru rnatematika SMP sudah diberi kesempatan untuk meningkatkan diri dengan mengikuti kuliah yang bertujuan mendapatkan.. gelar sarj~na (81). Kenyataan yang seringditemui banyak siswa yang merasa bahwa belajar matematika tidak menarik, malahan dianggap sukar untuk dipelajari. Hal ini merupakan tantangan bagi guru matematika untuk menemukan jalan keluar agar siswa ingin dan tertarik untuk belajar matematika. Selain pengua-saan materL . ajar matematika yang baik, seorang gurumatematika juga dituntut untuk mampu menciptakan suasana pembelajaran matematika yang menyenangkan sehingga siswa yangdisiapkan menjadi sumber daya manusia yang profesional ti<;iak merasa tersiksa dalam mempelajari matematika. Proses pengembangan 80M ini harus melalui proses pendidikan yang secara sadar dijalani oleh peserta didik dengan melewati kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan untuk mempersiapkan SOM berperan di masa yang akan datang. Proses ini bersifat .,human investment atau investment based, sehingga dapat digambarkan bahwa fungsi guru tidak hanya sekedar menjalankan tugas rutin mengajar, namun lebih
316 ~
..
1.
dari'itu, yaknimewujtKfkan' educated !nan: 'yang.. me~punyai Jife,skilfs··'-berlwalitas linggi-.
KualitasgurusangaterathubungannyJd€.ngan ,kualitas pendidikan1• dan kualitas g.uru betkaitanerat deng~n kinerj.a 'guru. Guru 'yang.' berlwalitas baik ·dalam, profesinya. dapat tnemberi. efek., yang" domino .. terhadap, kualitas pendidi·kan.. SoSOk guru dengan':' kinerjayang baik" sangat·· dipengaruhi faktor- .
faldor dar.'i.·dalam din guru. yang bersangkutan, maupun.faktor·lain.di,·ltiar guru~ Seorang.. 'guru, matematika· dianggap mempunyai· kinerjcl-yang baiJ(, ,jika .
"
senantiasa' berusaha meniftgkatkan' 'kemampuannya' b8r1Glitan den'g,an materi' . .dan pembe,lajaran ,matematika, ~laf.u' termpwasi untuk ~fPrestasj daJam .
,
:pembelaj~ran d~n. ,menfOg.katkan .karir (achievement: motivatioo), sei1a: memHiki
keyakinan din ,(self.efficaey) bahwa d~lam menjalankan, profesinya..·akan' berhaSiI· dan sukses~ setaln' 'ketiQa faktor tersebut, ikli·msek9lah merupakan ,salah saw faktor diluar g~ru yang"dapatmempengartlhi kinetPnya.. Mata pelajaran matematika sebagai ,salah: satu,' mala: 'pelajaran, wajib' ,di· .
.
Sekolah, Menengah'~ Pertarrta· (SMP)', 'membUtunka'n:':' waldu yang lebih'" banyak .
.
. diba,n~ingkan dengan mata· pelajaran' la'in' setiap . minggu~' Dengan· peran mata pelajaran matematika yang cukup dominan di SMP. guru yang mengajarK:annya diharapkan .untuk· selalu mau dan mampu meningkBtkan pengefahuannya .unfuk
menunjang peningkatan kuaJita,s profesionali.sme guru mate.matika. ' Rumusan· Masalah
a:Apakah'
terdapat
pe.nga.ruh ,kemampuan
guru
matemati.ka
dalam
meJakukan peniJaian 'pembeJajamn terh·adapkinerja guru matematika?'"
Tujuan Peneli~~n Bertitik to,fak pada rumusan ·maSCi;la.h maka pelaksanaan pene.fitia.n ini i
bertujuanuntuk mempeJajari 'dan mehdapatkan .g ambaran secara umum dampak
t
Imma Hertanti' KusUJna;, ""Etas K'erja Guru Berbanding LuTUS Den,gan Kinerja GlIfli';l Tabloid' Penabur Jakarta No~ 18 Tahun V I Edisi Oldober - Desember '2.007.
317
ketna.mpuan
gum ·melakUkMl·
'pen'iIa~
daJam
pemoolajaran
matematika
·temadap kinerjl. g~ru. matematika.. 'Kegunaan ':Penefitian 'Hasil penelitianini diharapkan dapat memberlkan konbibusi kepada:
Sekolah_. 'untuk 'memperhatikan faktor-faktor 'yang; dapat. memacu. guru dalam: meningkatkan. kinefja·.. dan· kemampuan guru, dalam: melaksanakan: pembelajaran··matematika:· serta· berkreativitas· uAtuk mengernbangkan~prestasi:~
G·uru·,;.
sebag~l
:·.ba)lan: .:introspeksi
diri~
agar guru' secara'··individu' dapat
mem-perl)aiki ·diri···sendiri·sehiftgga·dapat meningkatkanprestasi secara optimal;' dalam menjalankanprofesfguru :dan "dapatmenstimulasi untuk memacu prestasi
yang le.bih :.baik. 'METODOLOG'I :PENEUTIAH 'PeJaksmaan pen€lman
'jn'~
menggunaka.nmetode survei. dengan. teknik
.a~--lisis. Karetasidan .Regresi.. . Me.tOde survei
djg:unakan. dengan. tujuan:. (1)
mencarj ·jnformasi· faktuat secarac mendetaU: yang" sedang. menggejala, (Ii) ·mengident.ifikasi" -masaJah-masaJahluntuk ·menda.patkan· justffikasi' keadaan, dan'
kegiatan-*egiatanyang sedang berjalan r dilakukan
oleh
da~'
oral19-orang.. ya.ng.. m.enjadi.
(iii) . meng.etahui. sasaran.
hal~at.
.penelffian
yang'
dalam
memecahkan· masalah,..sebagaibahan ..penyusunan .rencana.. dan_ .pengambilan. ·keputusan .di··:masamendatang..
Popu.lasi target ·da.lam pelaksanaan pene.fitian i.ni adaiah seiuruh guru mate-matika 'SMP 'Negeri 'yang tersebar 'di 1,8 kecamata'n 'diKabupaten Minahasa
Propinsi Su·lawesiUtara. Jum'lah
se'k:o~ah
41 SMP 'Negeri, deng.an jumlah guru
matematika. 108 orang. sudah termas.uk. guru matematika 'yang. memegang jabatan ·sebagai· ke-pala sekolah~ Kepala sekolah. dengan Jatar beJak-ang guru bidang·stu<Ji matematika ada· 12 orang" sehingga yang"menjadi sa,mpel peneiitian'
tinggal 96 orang' gunr matematika... Penarikan sampel" penelitian menggunakan. teknik sam.pel acak. sede-mana (Simple Random Sampling) dengancara lotere.
- .. .•
:i..
318
Instru°men peneloman disusunldibuat send°in° oIeh peneliti. Sebelum
oinstrumen penelitian .digunakan .untuk m~njari°ng data .penelitian, 'terlebih dahulu melaiui tahapan (i) :penilaian :panelis yang dianggap ·ahli ,dan menguasai maten o
yang berkaitan' dengan "penelitian,; °dan o{ii} ooinstmmen °yang telah dinilai °oiehpara ahli diujiCObakan pada sampeol datimana populasi dOiambil.. meny~nglrut validitas
Penilaian
opanelis
isi (content vaJidity), validitas konstruk (construct validity)
dano reliabilitas. instrumen.
0
opara ahlio (judgement experts.) dimaksudkan: untuk menoitai butir.;..butir yango dibuat tefah sesuaoi untuk moengukur indikator~indikator
Pendapat apakah:
darivariabel" yang hendak diukur berdasarkan kerangka teoritis yang telah 0
disusun.
Pend~f
0
para ahli yang menjadi panelis sangat bermanfaat dalam o
rangka memperbaikibutir-butir pertanyaan dan pemyataan odalam :instrumen penelitian, sehingga terdapat kesesuaian antara alat :ukurlinstrumen dengan 0
sasaran
ukur~
HASIL PENEUTIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian Tabel1. Descriptive Statistics (Sumber :. Hasil Perhitungan)
Statistik
B. Boor 8. Resp_ Jlh Skor Min
i
23 51 4429
,Xi 23 51 569-1
64
68
110 46 6,57 7
115 6,71 7
6~63
6,;63
7
7 111,59 9,79 0 95,77
)(2 !
Max Range Interval (Dibulatkan) 0 B~ °Kelas (Dibuiatkan) 0 Mean S.dev Varians o
I
1
86,85 .90,19
84°;l38°
319 ..
..-- o ' i . .
47
....·statistik..
. "Median Modus B~ Buti.r 'Keterangan:
~
.
23
·23
X2 =Kinerja Guru· Matem.atika X's= 'Kemampuan Guru Matematika Melakukan Peni1a:ian
,Data· . penelilian· .menyangkut variabel'· Kjnerja Guru Matematika berupa' -gabungarr ·nilai 'rapor"'sisWS' -dan' kumpulan skor kuesioner' ya:ng' df-tanggapi' oIeh 'kepala ·.5ekolah "dari':gunJ ·matematika 'yang menjadi" unit 'analiSis penelitian.. D~rr skor maximum 11'0' dan ~orJJ1inimum'64,diper~Ieh :rentang.an skor adalah 46;
jum.iah kess interval k
dj~roleh
deogan rumus Sturgess '1 + 3,3 Jog n.
Berdasa.rkcln perhitungan.. maka, dipefoleh banyaknya. kelas k·. adalah.. 7 kelas
'(hasil 'pembulatan dari '6 j 63); 'dan pan-jang kela.s p ada,lah 7 (has,it pembulatan dari6J:57)~
Data .penelitian menyangkut. variabel' Kemampuan Guru Matenla-tika berupa kumpulan· skor tes yang dikerjakan ofeh guru matematika yang,. menjad;· unit analisispenelitian~·Dariskor·maximum ·11.5··dan ·skor mini-mum 7'2; diperoleh' renta~~n··.skQr- ad~lah···41;jur.niah k~l~sint~rval.k·. dfperoleh·
dengan rumus
'Sturgess 1 +
3~3'1og
.k~~a.s .k:adalah
7keJas. (l,1asiJ .pembulatan dari6,63); dan .panjang..kelas p adalah
n.. ·Berdasarkanperhitungan makadiperoleh banyaknya
7 (hasilpem'l>ulatan dan 6,71). 'Pembahasan Hipotesis ·Statistik :
Ho : Px2x1 = 0
: kemampuan. guru. matematika tidakberpengaruh tangsung terhadap kineJja.·guru matematika
H1
:
Px2x1
> 0 : kemampuan guru matematika berpengaruh Ia,ngsung terhadap kinerjaguru matematika
320 --... 1
p=Or.394
Gambar 2.- 'PengaruhKemampuan Guru Matematika Terhadap Kinerja Guru Matematika.
Gambar
2
memperlihatkan
matematika terhadap variabe.1 kinelja
pengaruh
variabei
kemampuan
gurumatematika~·Untuk
guru
koefisien Px2x1
=
O_394~ nilai ~.y~ng di~leh 2~162lebih besardari ~ 1.96~ 'Hal" ini berarti
tolak Ho d.an menerima :H t ,
yar~
men.unj.ukkan .bahwa kemampuan guru
.matematika :.memiljki .pengaruh yang signifi.kan .terhadap.. k inerja:guru.
Hasil'pengujian 'hipotesis ··menunjukkanbahwa variabel ·kemampuan mela-
kukan·penilaian guru. matematika'1j mempunyai peng'aruh 'yang signifikan terhadap
kinerj~
g.uru matematika. Adanya
peng~ruh·"
sig.nifikan variabel'
kemampuan' guru'" melakukan penilaian' terhadap kinerja 'gurumatematika, menyatakan bahwa" kemampuan guru matemati'ka merupakan. faktor yang:.' harus
dipertimbangkan" dalam mengevaluasi kinerja .. ·setiap.
guru~
khususnya· guru.
matematika~
HasiJ .penelffian ini bersesuaian dengan kajian .teoriyang menyatakan bahwa tuges' guru matematikaadalah ·membimbi.ngpesertadidik agarmemil.iki
pengetahuandan niJai matematika, melaksanakan proses matematika (doing mathematiCs) serta menumbuhkan rasa sanang dan cinta terhadap pelajaran J.
matematika. Untu.k mendukung tercapainya misi dan "tertaksananya. tuga.s guru tersebutr maka guru matematikaharus memifiki pengetahuan r kemampuan dan keterampilan mengenai matematika, karakteristik dan prQsesbelajarmengCijar m~tematika_ .
Kemampuan yang harus dimiliki. gurumatematika' antara lain (i) J
.
kemampuan dan keterampilan unfuk' mendorong berkembangnya ,pemahaman
dan .pengf"layatan terhadap prin$ip~ nifai danprose~ mate.m~ka pada sisvvaJ (i.i)
321
-
.•
.
f..
ke~'nampuan
danketerampilan menumbuhkan kesenangan belajar matematika
pada siswa, (ui) memahami 'konsep dasar pendidikan pendidikan. 1
dan
proses
belajar
matematika~.
merencanakan· progJam
keterampilan mengelola
(N.)
pengajaran
kelas~
kemampuan.
mate-matikar.
dan
tv)
mat~atika
kete.ramp·ilan
kemampuan·· dan,· . ·
yaitu·· menci.~takan suasana' belajar. yallg' ~narik
dan media pengajaran yang sesuai. dengan. materi~· dan {vil:··kemamp~~n dan·
keterampilan mengevaltJasi· hasil' belajar> matematika siswa sefta m.elakukail· tindak'lanjutnya~
.Hasil .penelitian menunjukkan .bahwa· .kemampuan guru
matematika· ·merniiiki··pengaruh·· signi~fikan' terhatta·p ··kil1erja·guru matematika.. Hal ini '~~gisyaratkan 'kepada .para gurumatematika·SMP"·Negeri -di Kab~paten
Minahasa. untuk ·setalu ·bersedia· meningkatkanpengetahuan agar "kemampuan
di ·:~ng . . malematika d~t lebih· berkembang._ ·Kinetja.:·g.uru.::dalam.~aksanaan.
antara
-Jain·
pendidikan.. di.. sekolah.. periu.. ditingJaitkan,
·dengan· -memperhatikan- bagaimaria-seharnsnya,seorang guru-
sebagai pendidik dan" sebagai' pengajar hams·" -berakfuiitas.-dilingk~ngan: sekolah.
Guru
dalammengaj~r.di.:·erapendidikan.
yang.' sang.at.. kompetetif:.·:lebih. berbasis
.pacta siswa- dan _guru. ·hanya. ber.peran. dalam perancangan- untuk-.memberi. peluang .kepada para· .siswa -dalam' mengembangkan· a:ktivitas· belajar,
mengeksplorasi
berbagai'
pengalaman'
·barn
untuk
mencapai-
serta-
berbagai
kompetensi 'yang -diideaJkannya,dan telah menjadi kesepakatan kelas bersama
gunl.. 'Pengeiolaan pendidikan yang berkuaJitas berarti mendorongtanggung
jawab peningkatan danperbaikan kualitas. pada -tenaga guru dalam· ·usaha. membantukepala sekolah -"untuk mengorganisir berbagai ·program·. 'peningkat-an
kualitas hasilbefajar melafui' perbaikan proses pembelajaran dengan' didu-kung
para stakeholder: sehingga upaya pengembangan sekolah dalam me-nyiapkan S-DM:' dapat kompetetif"di pasar kerjaklkat nasionat regional dan bahkan gfoba.l.
yang. terns .semakin· terbuka .bagi masyarakatdunia.Akan .tetapi, ,jika SDM yang dihasiikan ·tidak kompeteijf, akanmenga.kibatkan· .para· lulusan· tida.k mampu
_... .•.
:i,.
322
meraih peIuang dan .kesempatan daJam kpmpetisi regio-nal maupun nasional seda .global,bahkan .kesempatan Iokalpun akan .diambil.orang lain.
·Kriteria-kriteria·dasar yang ·diperlukan untukmengembangkan kualitas,
antara 'lainkebutuhan 'organisasi (sekolah),; kepemimpinan suatu organisasi
t
partisipasi personal-personal yang terfibat didalam organisasilsekolah (stake-
holders}) keterampilan anggota
organisasi~
produktMtas) dan res-pons masya--
ral
jukkan til1Qkat: atau ~jat kemampuannya dalam menciptakan lingkungan belajar .yang kQndusif sehingga mengakibatkan siswa mau belajarserta d'apaf mencapai tujuan pembeJajaran secara effi.sien dan effektif. Hal tersebut
-me-
nuntut kin~gpnJy~nQ t:jnggi dalam proses pembelajaran matematika.
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Simpulan Berdasarkan hasil pengujian hipote·sis pada Bab 1Vl! dikemukakan kesimpulan penelitian sebagai berikut..
Terdapat pengaruh Ia.ngsung positif kemampuan guru matematika· dalam
melakukan penilaian' terhadap' kinerja' guru'niatematika' sebesar '15~52% dengan koefisien jalur O;394~' Hal ini menyatakan bahwa penguasaan mateo ajar berpeki~erja.guru
ngaruh terhadap
matematika..
Rekomendasi'
Dengan bertitik tofak dan kesimpufa.n penelitian] dapat diajukan beberapa ·saran yang diharapkan boJeh memberi kontribusi daJam meningkatkan kinerja guru matematika yaitu.: 7
Kepada guru matematika, ·sebagai bahan pertimbangan bahwa (i) kinerja
guru matematikasangat tergantung darj guru yang bersangkutan,sehingga diharapkan para guru' matem.atika menjngkatkankjnerj~. dengan memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan kinerja guru matematik3 r .
_... .•
"i.,.
.323
dan (ii) kemam.pUaJl .meng'wsaj' materi pembe!ajaran
matematika
'yang.
sesWi
'matematika~
dengan
menempkan strategi.
pokok
bahasan
dan
melaksanakan. evaluasi. yang~ tepat. dan. sesuai. dengan. situasi, kondisi.· dan
kebutuhan" periu· setalu· diperbaharui- dan· ditingkatkan agar dapat· bersaing dengan para' 'guru'
DAFTAR PUSTAKA
Agung, .1 Gusti: .Ngurah;. .AnaJisis..D ata .Dengan .SPSS...Pene~pan Model Rerate SelDan':ModeI Altematif.. Jakarta·: PT.. RajaGrafindo .·Persada~ ·~OO5·.
Bachrudin, ·Achmad·· .dan· Tobing.. l.·Harapan~ AnaJisis ·Dala-Untuk Penelillan· Saniei del1g!Jn'" menggaookcut USreI' 8~ 'Bandung': Jurusan" St8tistika 'FMI'PA~ ·UN.PAD 2003. . lf
Cochran WillIam G. Teknik Penarikan Sampe[ Jakarta : Penerbit· Universitas ·lndonesia.. -{UI~Press)~ '1.:99'1 .. 7
Ojaan dan Mu~. PujL Pengukumn Da/am Bidang Pendidikan. Jakarta. : PPS--UNJ~ 2.004;, Ghozaii, t Aplikasi-: AnalisiS. Multivariate. Dengan·. Program. 'SpSS~ Semarang. : Badan PenerbitUniversitas Diponegoro~ 2002_
.Siswoyo.. Aplikasi·.Komputer.Dan Ana/isis Multivariat· .': Ana/isis . Faktor.. .Proyek Pengembangan' Lembaga Pendidikan' Tenaga" Kependidikan-Departemen. Pendidikan Dan Kebudayaan. Jakarta.. 1988.
Hardjodipuro,
Ivancevich M'L Jobn" Konopaske Ro'bert 3:nd Matteson TL Michael. PeriJaku Dan Manajemen Organisasi. Jakarta.. : Penerbit Erlangga, 2005.. 17 .
71
Jihad, Asep_ Pengembangan Kurikulum Matematika (Tinjauan Teams dan' Historis)~
Yogyakarta: Multi Pressindo~ 2008.
Luthans Fred. OrganiZational Behavior. Boston :. McGraw Hin 200'8'. 7
J
McShane,L.. Steven andGJinow, Mary Ann Von.. Organizational Beha·vior.. Boston:·. McGraw Hill' Irwin·, 2008. M.uhammad Fdan DjaaJL ·.Metodologi Penefitian Sosiat Ja.karta: 'Penerbit PTIK Press dan CV~ Resfu Agung" 2003. l
·.Mu.hidin, Sambas .AJi da.n Abdu.rahmanyMaman.. Ana/isis 'KoreJasj~ Regtesi,Dan JalurDalam Penefitian.. Bandung : Penerbit Pustaka Setia, 2007..
324 .......... 1.
.:-:. 1
Murwani:.. Santosa.. Statistik Terapan .(Diktat)..
Ptogram PascasaJjana
Universitas ·Negeri Jakar1a. 2000.
Nurdin,_ Syafrudin,
GUflJ
ProfesionaJ & ImpJementasi KuIikuJum. Ja!tarfa : lid-
Penerbit Quantum Teadling, 2005. Owens,- G .. Robert. Organizational Behavior In Education. Boston : AI-Iyn.and.
Bacon'iJ 1995..
.
~Jajar Mudah.
.Riduwan.
Penelilian. Bandung.: Penerbit Aifabeta. '2007.
Rivai,,_. Veithzal__ ManC!iemen Sumber Daya Manusia Uhtuk .Pefll$9ha.an Jakarta : PTRajaGrafindo·:·Persada·, 2006.
'Robbins P. Stephen.' Organi2ationaiBehaviOr. New Jersey :Prentice-Hall,.··2Q(j3.;
Dede.
Rosyada.
ParaaIgffl;J
Pendidikan Demokmtis. Sebuah Model Pefibatan
Masyarakat ~dalarn Penyelenggaraaci.Pendidikan~:'Jakarta:': .:Preriada·· Media~'
_2004t_
Sagafa.
SyaifUtBudaya dan Reinvermng Organisasi· Pendidikan.Bandung : Pe'nerbit Anabeta~ 2008~ .
Santoso~,Singgih.Buku
·l.afjhan-SPSSStafistikMultivariat ·Jakarta· :Penerbit -Elex .Media 'KompUtindo 'Kelompok Gramedia.. 2002..
Sugiyono~Statistika
·Untuk Penelitian~Bandung': -Penerbit- cv.. Alfabeta~ .2008~
Supranto, J.TeknikSampling...Untuk SUlVei& Eksperimen. Ri.neka ·Cipta·.. 2000~
Ja~arta
: Penerbit
Surapranata, Sumama.. Analisis, Validitas, Reliabilitas- dan. Interpretasi. Hasil. Tes.-
Im.plementasiKurikulum 2004~ Bandung : PT Remaja
Rosdakarya,.2004·~
TIiaar,HA·R.. Membenahi Pendidikan Nasional. Ja'karta : Penerbit Rineka· Cipta,
2002.. ----~
Paradigma· Bam Pendidikan Nasional. Jakarta -: Penerbit Rineka
·Cipta 2004A l
Van- De Wallet John A.. Matematika. Sekol.ah 'Dasar Dan Menengah Pe.ngembangan Pengajaran. Jakarta: Pe.nerbit Erlangga. 2·008. Winket W-o;S..
PsikologiPengajaran~
Yogyakarta: Penerbit MediaAbadi~ 2004.,
325
- .. .•
-f...
i-rUr::ftA·TJ:ft·U "\I,f."
·G··
.. ··.£;I·'.J.;;nH··.
·PIA,.,I::T 'SQ,'A'L 'DfAI . . " .. ... ~J
~
..... 'p'euJI A·I.AU .. ~~",:~.. ,
~
AftAPTIF ....
,~#'\;'
Rmeli.···· ~!JIIK···tl:~eonm-·~peng· l a oft1~~:' ~nft ..... '.-.: Srl--!VI. Dosen
.Hp~ ·Q85299~1~5009·
· iI':: ... .'.:' Ema
flUJdi' . ·..':.'·@yah··..··id·· ':. :.' 'Of):,.CO..... ·,.
.
."
.
-
·Penefitian· bertujuarlu-Rtuk: ("1)" mengidenlifikasi- paket-- seal·" 'daiam- penmian' adaptif;(2). ~tifi.~·kI~l. ~ap·:PQIa·.respon. dan· kemampuan. awa); d·an
•(3)mengidentifikasigarat bakUpemlk$iraOparartleter- kerl18mpuan setiap SQaI·· dan.·, kemampuan.. a\ya[. perelman.:· mergj_~·namn. mefOde··· simulasi.. dalam.. menQidentifikasi .pak~· soaJ~ . Si.lJiulasi.. · mernperhatikankemampuan:~ awal. yakJ1l sarma! ·rendah,.. rel1dsh; ·sedang,·. tiJgJ~~ .dan' ·sang.:· tiriggI dan: merriperhatikan poIci··..respon.. ·yakni.. :normal,. :ideal.2dan·.impated:·.outliers~· . Pembangkitafl:··ka.rakteristik "s<Sl:"rnenggunakart'ptog.ra·m" "Bikig~~G' 'jE!nis':"desain"'group'" wise" adaptive·..·testing' dan. ·.model ·.Rasch., .. Metode.. pen@riall.· Scat ':adaptif ..terha~p.kemampuan.
menggunakan" metode:'" fuzzy Tsukamotb.·darJ:high :tow~'H'asilpenelffian menunjukkan .bahwa.:··CA·!·:·dapat.· .memberiRan····~paket;··: soaE;!.··~uar ..kemamp~an· '-peserta dengan;··mem~m~ti:~~.n.·:·~.~g.~.i··ti.ng.k$ao:~kema.mp.ua.n.:·.awal·;:datam:;··pola· respon .normal~·ideat .dan .imputed.outliers.. :Paket .soa! hasH :f}f3nerate tid~k ada 'yang': :sama·~Ada"···beberapa:-:idSoaf. ·sama··'·antar·---:paket sebagai:·· seaI-.. anchor 'free~ 'Gala! 'baku: atau·. SE' .penaksiran.. parameter kemampuan·. bervariasi:: dari O~479. saat-·penaksiran.-:·konverg.en···sampai· 2 ·OO3·--saat..·:theta ~awal-.~· t
. Kafa.··Kunci·:··Paket·Soar:~ ·Penifaian Ada.ptif~ Moder·Rasch,:polaRespon.
·:PENDAHULUAN··
.'Latar .J;3e,lakang :'Paket soal. salah satudi_lJpdated·penyelengg.ara Ujian 'Nasioanal (UN)
.2.9:13.. ·Betapa tida:kJibany.ak:·keJemahan: "ujian tersebutbersumber:·dari· paket. soaL KeboCoran soa(:sukar'dibatasib;a'ikantarsekolahrdaerah: maupun. ·provinsL. Demikian
'halnya~peserta tes
menyomek (cheating)
~waban
scal dan kunci"
jawaban. meny'ettnap mas;uk..fuang. ujian. O!eh .k.arena. itu,..Depdikbud. (20.13.) ·mengeluarkan.·aturan. agar .paket soat. dalam..satu ruang 326
.•
i..
:~jian
tidak ada. yang..
.
'~' ..
','
sarna.•
. A-h~~~~ftlu·;d..
~y~."tM~.
-G:.oI... 1;
t.Gl~i. . .~~.
__"III~~;I' !I'~!IU~.M!.I.
.Y=..c.....~L._. ~ W:Wdl.~n
~I.~~ "an~. u:I.;J.jUtl!t~n·
~.,.,.~ ~
.penye!~lJN:aw·:Ujan·:tamp,..
Ada\.mk..·kmsial.~tnengenai. ··paket..soal.·patut·unbJ·k. dipertanyakan' oIeh user.. ·Bagaimanakah. 'pengepakan ·soal-socll· dalam·beberapa paket soal?·Paketsoal: "UN· sudah disetarakan· dengan' ·metode·· tertentu· balk teon· tesldasik maupun: teori· tas modem~.Pensetaraan·paket'soal" .dipert.ukan·· agar·.·keadilan· dapat ditegakkarr ~~. ~~~,,;. I.nl·~n anGdr·.~~~ w"tE!S' namurr "'-:~"... ~um' CUfA.~~
~PenggefOntoran~
dalam....paket. soa[ mnpa memperhatikan.
soa~I. ·.
kemampuan· .~$" tes·· ·seGa,ra·" ·un.it dapatmemgii(an··peserta· paket ·soal··
·bJrang·
tungs.ional·
·~~kur.
·kemampuan.~
tes~ $oaf·
Jika
dan
peserta. tes"
meQg.efjakan soar' .pada .p3ket soar yang febih mudah ~inya' tentu akan .dwntungkan.
Seba!jknya~ jika peserta
tes .mengeljakansoal .pada .paket soal
yang :Iebih .5ukar .baginya ·teotu . akqn .diQJgil
rug.j .~ri .seg.i .skar yang.
diperoJeh.·peserta 'les- namun· dar;. segi "fungsiOnal soal·. mengukur kemampuan peserta. tes'secara un·ik jeIas tidak·msa· ·dikatakan· dalamdua kala untung__.rug?.. ll
Dalam
~
tes· modem misalnya model' Rasch fungsi' informasi- soal' f
mengukur kemampuanbeIDanding. terbalik akar pan9J
g~lat'baku
penaksiran kemampuanpeserta.. ·tes~. Kefungsionalan. soal.:.tinggi ·dapat·diperoleh manakaJah tingkat·· kesukaran· soal·· disesuaikan dengan tingkat ketnampuan ·peserta tes {Lord.# 1980; 'H'ufinel- af~ 1'984; HambtetOn·&SWaminatha·.n·
f
(1'985J~
dan 'Hambleton~ et a/~1:'991)~ M·ekanismeka·rakteristik 'soal mengadaptasikan
karakterisfik kemampuan dengankomputer diSebut tesadaptif· .berbasj·s komp.uter::atau ·CAT.(Computerized Adaptive Testing)..
'CAT ·memberikan.· :soal 'a'daptif 'kepada peserta: tes dafa·m. 'kitaran
k.emampuan secara 'unik" .Mula-mu)a· soal,'menaksir kemampuan"dengan, a.Kurasi.·
.ked!.. Akurasi' tersebutsemakin' 'berfamban seiring- berta'mbah' j~mlah' scat Hal' tersebut tenihatdari mengecil'nya g·alat· baku penaksiran parameter kemampuan sampai penaksrran· konverge~. Permendikbud Nomor66 Tahun 2013 menguraikan ,ada' sembilansistem ·penilaian~
·.misafnya ··UN· ·dan uj.ian
sekofah.~semua·
327
--
.•
.
i..
s.istem··pe.nilaian terse.but
tetap mengacu. pada prinsip "penilaian' yakni l
ob~:t
·terpadu ekonomisdan.. i
transparan... ·lebih.lanjut peaaporan. basit tes: pada.. ·kurikulum.. 2013. berupanilai. J.
cJisertai
.deskripsinya~ ...Hal.
tersebut....mengacu·: pada.:. dasar yang, sarna·· yakni·
penguKuran,··sepabJtnya: ·akural ,dimana~·'··:keakuratan··dapat dicapai dengan' cara· paket"soal' .tidaI<:. ·.·ada· "yang';' ··sa.ma·:· dan': 'soal' ·dalam· paket' tersebut sesuai
kernampuan.peserfa. tes secara' un:ikr. Generation paket seal dalam suafu sistem.penilaian adaptif yang dikenal
CAT :menjadisesuatu hal yang., . ,penti'ng.. terutama.:., :dalam..: sistem . peniiaian ·kurikulum .·2013~ ,··:Oieh,··:·karena~·::itu~ Jumusan· ·masafah· ··pads·,·;'penelitian" ··ini·: sebagai·
beriknt Apaks'h:""idsoal" haSil····geiJerate..·paket- :'soal"" ·sesual- 'kerriam'puan"
da·,t
berbag~i
.pOIa :respon?':Berapa ·:besar.· ·:gaJat :baku ·penaks.itan 'ke.marnpuan . k-an. '.'. ·:S08l:8, ' d'ap:'Of?' ."'urn' " ,.' ya•. ·h meogg~a '.. _ ....'Se!a" ., .. '··f11,,·· :as!'-l :~.~e.;·:.pak''.s".' 502'·:I' d'" .' an penj·1· aJall
~."'" .' .rdif ·bertu· ~e~·hui-id,.· -~.....J··da"· . :L:e'a-t-,"~n .ro:n:a·J.. pa. . .' .:, .. liuan. ~.. ': .. ~l. .'1 :w-+;c··-k··· ~\It.U. ··~·,.·.a:·.".".~ .~~ ;. I;~:.: ".'~ .., :., - I\~"-,·m· -', -I _ a;. •·... N ~WI;~:~I-~:··.~l 1··· . r\~da·· ~~ .~ . . ~e·t ~ ..... a~~"'I": ....
soaI' dalam·'·beberapa·.. :pola·',respon·~
,328 ......... .•
i...
.:.,r.:..
1
3. Penyajian-- SoaI
Prosed·ur penya.jian
:8031.
menggu.nakan metode'
fu~y
Tsukamoto'sebagai
berikut 1. Variabel .fuzzy tingkat kemampuan: dan tingkat kes'ukaran dibagi dalam
beberapa himpunan fuzzy sangat tinggi· terletak dalamintervat [2,4],himpunan· fuzzy tinggi terletak dalaminterval [0:,4), himpunan fuzzy sedang terletak. dalam interval· (~2721
himpunan fuzzy' ·rendah· terletak da.laminterval [4,0), dan
himpunan fuzzy sangat rendah tertetak .dalam' interva:1 [-4 s-2]. 2~
Fungsi keaoggotaan menggunakan: kurva' segitig~. . Representasi 'kurva
segitiga..pada··variabel· fuzzy tingkat ·.kesukaran pacta ·Ga.mbar2~ j.'tx]
sang-at r;end ::th rendah
s-::dan g
tinggi
1-
3.. ·Meruffiuskantingkat.keanggotaan
sangat tinggi
.J
himpunan:fuzzy~
4.
·s·
6
'Derajat· keanggotaan
himpunan .fuzzy ·sangat.tinggi~ tinggi'f sedangy .rendah" d'an: sangat: rendah· dimana 'x ·tingkat ·k.emampuan.peserta tes afau tingkat'kesukaran soar menggunakan sisi miring kurva
seg·itiga~_
Ting.kat keanggotaan: dan' tingkat kesukaran dan, tingkat
·kemampuan sangat tinggi ··dirumuska·n ·.sebagaiberikut~
'-1.I
o;.rS;2
.~.. '.J~r,-:.oro-,r.r m.-.._l .x. ]. -
.11;"". '. r:I615..·
11l..L
''Ll~'
'.
x-2.'1. <'" 4-2 < x .~ "i" ..,.£M
_..,
- .. '"
'" .. .. ..
(1).
N
.·I;·x~4·
4_ 'Basispengetahuan difancang. dan' teori.~ .pakar"ata.u simulasi.
5_ Perhitungannilaikemamp~n.
ke-i (fJ, l untuk: setia.P aturnn, m~nggunakan'
'fung,si MIN 'dalam. batasan ·basispengetahuan..
~
..... l
6 .. P·erhitungankemampuan peserta tes meng.9.unakan rumus rerata bobot
sebagai.. benlwt. 111
'f}
La "M"
pre4 *.~.. ~ -"
•
,1., ~ •••• -.- ••••• - •••• - •• - ••• ~ •• _~ ••
~ •• _
(2)
.
",
.La_pret.f; .~ ;1=1
'ProsedurSiinlilasj' Prosedur simulasi mengg~n3kantahapansebagai' ·berikut. 1_ !nisiaJisasj kernampuan peserta tes menggunakan
tig~
soa~
sehingga
.terbenfuk .·8.. kemungkinank~adian ..·...Kejadian: tersebut··.·ditempatkan.·pada.Urna kategori~
yakni· 'kemampuan :sangat ·tinggi· dengan·· rerata·
3·~kemampuan
tirtggi denga,n: rerata2~. kemampuan'" sedang. 'dengan:" rerafa'
O~
kema'mpuan
rendah. ·dengan:·rerata.·~2~. daD: kemampuan.. sangatren.dah. dengari. rerata·.·
'2_ SimulasE:poIa
mspOf-l
111101.01·1001·ססoo
peserta tes
mengg~nakan respon· inputeddeng~n pafa·
dan respon ,ideai dengan poIa. ·1·11.01.1 0 ~ 110100000".
(linacr-eand Wright l'994);, . sedangkan· -responnormal·
'01:·11'10 3~
1101'ססOO
·mempunyai~· pola
'(Rukli., 2012).-
Pembuatan' label da.ri ·tiappo!a· perta~a
-3~:
respo~sesuai
deng'an kara·kteristik theta
{inisiaJisasi kernampuan) ·deng:an memperhatikan idsoo) dan gala!
baku :pSnaksiran.parameterkemampuan.
HASIL PEN'EUTlAN·[)AN·PEMBAHASAN·
A.. Hasil>Penelitiatt-· 1~
Hasil Generate Paket Soaf pa.da.. Respotl. Normal:
Has": .gerreratepak.et .soaf pada.respon norma~ menunjukkan.lidak ad-a' paket
yang·: sama::pada· semua·.·tingkatan· kemampuan~.Ada···bebera.pa· ·idsoal sarna antar paket. Paket·:,·saar theta· ~2-dan 2mempunyaijtlrn-fah"soaf'''paf.ing:banyak· .yakni 1,8' 330·
sedangkan' patet. scal. >.theta 3 r.nempunyai jUmlah scat. pa4q sedikit ya·kni
~f1 . .
Ada .~apa paket mempunyai· jumJah soa!· 'fidak sam2: sampai· penaksiran·
konvergen. GaJat baku atau Standard ErrrJr·{SE}.· 'keempal thefa·menunjukkanniiai yang. serna'kin menurun· ·sem.ng· ·bertambah· jumfah' soaf~.. SE"soal' :pertama''paling' 'besar . k'an SE'.....:. soaJ..:'. p . . ."Ji. ..... k '. . '" . ·r 2"'002 . '. seda . .....ng " e....' m " .'..... :m3.',. pa .lng.eeI.· .' ' .,[ 2".. SE· .... pada" .'.. ..:".'... sebesa '~I'
· s e'.;o'.:." e s a:.... ··· '. . .
penaksiratl konvergen palfng besar Oj61S' dan pafingkecil·O~479.. Hasil generate paket saalrespon .normal· :pada~ Tabel·, 1·:. .
Tabe.,. 1 PaketSoaf -Respon ·Normai
~
.'
1 ·'2.
. SOaJ'
407'
I
2.001'
'375
I
;
3
I
221
113
4i
5
190
5 :
7
I
$E
.'
215 253
: I
!
31.1 ;
198· 412
0 ..B26. ;
I
'0:.764-
6 ..114
2.70
8
I
0;.906
348·
354-
i
i
;
I
1..182 1,..OZ' {t3.2B.
341
a.716
!
.
9
241· 424-
:
11 : 422
12
0..672·
'193
0..63£
3B4
'O~608
386
I
;
;
a5R2
3G7
13"
14
2.39"
;/
33£
; l
:
230 : O.5re
,
17 18.
236'
0,,493
245
0 . .479:
1-1:J.23 (l912
I
! I
I
345·
0..77
1.176·
LOll O~91 . O~71'1
334
0.645
423
O~617"
347
O~618
402
f
: ;
0.719
'.
;
'O~614
€i587
f I
O~6·79·
j
059
319
J
0.72.1
I
i
:
0 ..819
3.32
!tB3·
i
1,.453.
I
397
j
i
i
I
0566
330"
346
I
D..545
i
I
l
j
4.20'
·O.~S3.2
I
.3.53
368 264
I
i
j
!
:
.133 341 420
2
O~67]'
i
j
16
398
I ~
\3.644
0 ..544-
;
i
1~189
SE
SOaI
191
37b
O.~.525
i
418
0 ..541 l
2~OOl
l
0.54-
0564..
42.1
I
0..615
237' !
SE
1heta3 ID
381 326
0""559'
1.5
I
j
392
i
t
j
I
;
420·
I
10
.
1..446..
I
392
333
4€l4·
I
~
(l91 ·O~767
~
231 3.76
1,.42.
288
;
.SeaI'
:z
203
1.42 1.177 lJl15
;
1
I
1beta2
to
j
I
i
·10
1
·1
,
Theta·g·
Theta -2 , No. If ID ,I .Sf SoaJ.· u·II'
I
i
.385
·O~S.26
; ;
e).SI1 !
0..495'
ft.481.
~
2. ..Hasil Generate Paket· Soal .pada ·Pola Respon' Ideal
Hasi' genemte peke! soar (lOla respon· tdeat men.unjukkan tidak ada. peke! yang·.sama,pada: ·semua·· nngkatan . kemampuan: Ada beberapa' :idsoaf:.sama .antar paket...:Paket·soal··theta ·0' dan 2 mempunyai jumlah ·soal· ,palingbanyak yakni.17.
331.
Paket seal theta 3 mempunyaq jumlah soaJ pafing'.sediki yakni'1'1A .Ada beberapa
paket.. mempunyai jumJah .soa!..·tidak.sama:sampai.. penaksimn.konYefgen~ . ni~isemakin menurun·
Galat baku keempat theta menunjukkan
seiling
bertambah jumiah ·soat SE pada kelima 'nilai theta kecuali·theta '-3.. SE paling' besar sebesar' 2,.002 pada"soal pertama' sedangkan: SE·~l"ing:·kedl··~QE!.SClr .2~
SE pada penaksiran konvergen.. pafing'besar
'O~769 dan':.'·paling'.
kedl 'O~489~ Hasil
generate paket soaI.. respoi.l ideal'·· peda· Tabet· 2. Tabel:.2·Paket Soal:.· Simulasi·.. ·Ideat
iD
lID'
· SbaI, 1
l.
355
SbaI'
SI
; .2..003 -407 I
I.
in
i
S I , SOaI',
.
2..0 02.. : .2:0].. " 2..
.!
t
50
I"
ED'.
II'
SbaI
SI
231
I
5£
SE
Setal
L001.. 398
: .2
'1;.186.. i. 534'.
: '1.416'; 1.157. "
.
!
; J
2 3. 4,
; 317
I
L,ll
.!
422
i
1.172,.. " 253:
; 1..16.. '.,426'
':0.898 ;
5·
; tl.822···.
6 7 ;
!.
:414·
8 9·
; 0.769
!
354
i.:·G.763.,' 252 ,
:270 i
2 41
11
: 211
'13
236.
) (t713 389 .0.672· ;198, I
!
: .O.6i
; 288
; 0 ..561. \ 331
,!
.
0.761 1,387
;O~712" ,'3.19
'OJ;11.. · 189. ,;0.607
I
353.
; 0558.'.330.
: 0.769·!. 345.
..
~ ?~.·1; . ~~~ 0 ..678 ; 322
1...
!
..
.; 0.616 !i .343 I;
, 0.761 '. \'0..718
I
1
D.676..
1
,
O~64.2
'
, 0.613 :
·0.566.- ;
15, .; 11
3.. Paket·Soal padaPola:: Respon:lmpated, Outliers. ·Hasil··genarate paket soal··· respon·imputed·outliers·menunjukkan:tidak ada'
paket.· yang· sama·pada'.semua· tingkatan:'- kemampuan~ Ada:,' beberapa·.·idsoal' sarna antar pakel_ PaRa soal'·theta -2' dan theta 0" mempunyai· jumlah
soa~
paHng.
banyakyakni .17~ .paket. soaf' theta.-·3.mempunyai jumlab . scat. .paftng. sedikn- yaknt 7. Ada:· . b eberapa . p aketmempunyai -jumlah soal· ·tidaksama· ·sampai penaksiran' ··konverg·en,~
332 -. .•
.
f..
' .. :.....'. .:haiku ". ~.,,; .·k.eempat . theta Gafat
., 'kk menunJ~J;, ... an
. n::g'-I. yang, serna:.·kin, .menun.m, .
.
- .. bertambah·· " :·keernpat'. 'n~,·fa· sanng:" '.' ..,.'....-.'.. , JU'm!ah .:' :' . 'seal.. SE :.t theta .... " .:,.' '~.. ....S·'E' "'" pa~',.1Dg:.':besa .... [ 2003 .,. :~,' :' .
sedangkan: SE. paling' :kecit sebesar 'O~112, 'pada
. pe,n3ksiran: konvetn dan pada ." ' a:fensebesar','{'f77 r.
soal::~:per1ama...
'., .
SE paling: beSar
~~ng' p a n , kecil:'(l488~ t-.
Hasii· g··.enetafe'
paket".soaf·respofl imputed'autliers padaTabel" 3 .., . TabeJ3 Paket SoafSimu!asi 'Pola'Resporl·lmputed'OutJim
2
. '2«): .: 1.439
.
8
;
,270
W
;
113' ~ '0..913
i
I
I
I'
I
..
l
0.713
'. 3&9,
.i
..
420· ,1.185:'1 ·397 '.:1.021,
504" ,.'0..636 I
I
387' iO.606, j 326' 0.581' )
332' . 0.911"; 34i:... : fl..B3;,.. 332, . ,\ 0:.558: I
0.711,', 319 ·=,0.·718
335:
O~637:'; '..412·.; O~636:,;' 345,: ':, 0.642
183
0.009' ~I, 288', 10:.607 ;'
16,
230
0.505" 3,b!l',' O~503 .',
17
23'6
€l..4·9
D.671·'
,
; 236.., I:.0.B32'
I
11.
B~
....1.444. ;: ,273 " 1.419..\.. 413· '.1.416.. ' . ,3]4.. :
i
i
I
'5'
.-
424
4 2 1 1..112' ~ "253· " 1..16 " 307 I.GU·' 311 .' 1..006 ' . , . 2.02 0.;903' '; 198', 0..9' ; 337, 0.824· 301· ;. {l821.. ,,
; '3 .' 4
\ 371 : 1~17' 221 1.025
j'
i
,I.
353
'~·0..523:,
1
189
; 0.492
l
1'·505: O..4 88,i
.PEMBAH·ASAN Hasit penelitianmenunjukkan .semua, paket. soa! beda pada, semua"pola'
respon.. Ada' beberapa .paket soal mempunyai id-soaj· yang sarna.. Soaj tersebut menjadisoai. ,anchor ·freepaket soa.J·tersebut_ Peiuang peserta· tes . mengerjakan
soal'sarna (soaf·anchor free) tersebutda:,ta,m··waktu· sa,rna: k,~U,ngkjhan'·,sangat· keci[ 'Peluartg, tersebut terjadikefika .ka'm:kterisfik .SOCiI Jurun nail( da"la'm' prQSeS pencarian. ,kemarnpuan.
Gambar .2' menunjukkartkurva turnn, nail< sesuai
333 ......... ..
i..
karakteristik soal daJam menaksir kemampuan ·dimana ··.kemampuan awalnot dan jumlah soaJ· .sampaipenaksiran konvergen sebanyak 1:1.
SE befbeda.· ·dalam.· satu,·poIarespon. noona"l.~ ideal. dan.imputed' outlier., 8E
bervariasi baik antar idsoal maupun. penaksiran konvergenwala.upun. nilainya . hampir sarna. SE paling kedl dan penaksiran .konvergen berada pada"':poIa
respon normaldengan. ni·lai. sebesar 0·,479.
'Nilai tersebut· termasokbesar jika: dibandingkan- 'nilai- SE' .selisih
O~149_
':MenumtRudner" 1,988; Fisher,
2008~
dan:· Babcock &
O~33
dengan
Weiss~
2009--
fungsi. 'informasi 10 mendekati· SEO".33. sefara:. reliabilitasO w.99pada. teori tes :ldasik' mengindikasikan -penaksiran kemampuan akurat - Walaupun demikian,
mekanisme
pemberhentian
(sloping
rule)-
dalam
penelitian
ini
tidak
.menggunakan nilai penaksiransatu titik: (SE) namun mengg,"-,nakal1selisih- dtJa SE berturut-turut dengan. n.i:lai lebih kecilatau sarna dengan:O,01,. Mekan·is.me·
tersebut diiakukan oIeh: RukJi (201.0) dalam pengembangan UniversiCAT dan' RuJdi:~ .(201:.2)-- dalampengembangan
Cerdas'CA T~
Ha:sil:simulasi tersebut .mendukung hasiJ simulasi aplika·si· CerdasiCA T sebelum.nya denganmetode.penalaran fuzzy Tsuka·moto yang., .akselerasi
metode high/ow menggunakan pola salahbenar"benar semua!. dan salah .semua· (Rukli,. 201'2)'.
KESJ'MPULAN: 1·. HaSi.I··.generation· patet.:sca!: ~3:J -2~
.bemeda.pada:.seD1U2:..pOOJ:, respon··._n·
nil8i: tbeta
O·;.. ~ :dan·.3·..
2.. Poia r8sp0n·nonnair.ideal~dan· impuled··out1iers memitiki, idsoal:·· sarna· 'pada nifai"'1heta"~2r-
3." Pam
respon
0;. '2~, dan'3~ Idsaaltersebut sebagafsoafanchorftee2
normal mempUnyai .SE :pa~jng' "'besar '2~OO2"'dan .pali.ng:kedl, 2'
pada sea!. pertama_ Se!anjutnya, SE'pa!ing ·besar
0,.6'1.8 dan :pa!ing.. kedt
.0,479 ··paQa·,saat.;penaksiran·~:konverg.en:. 4.. :Poia··~respon'ideai·· 'memptinyai .SE'·paiing::besar. 2·:;OO2··,~dan· 'paling ·'kecii, 2 pada""
:S081 ·pertama. ·Sela.Ojulnya SE': ·palj.ng.··.~t· . "Q:~7"9' 'dan""'paling':; 'kecll"'6'~489' 1
pada.·saat penaksiran:-lonvergen..
'5_ :POJa re~ .imputed 'outliers:mempunyaf ·SE .pa!iOg.. ··besar. 2,1003·. da~ . :paJing. ·.kecif.-
fJ~71,2
.p3da .soaj, . pe.rtama
SeJanjutD~•. SE
.paling.. · ·besar
0,77.' dan:
··paling·.keal:·0*488··pada·· saat.,penaksiran:.. .konvergen·. SARAN~ARAN·::·
'1'., ·Generation· .paket' .seal·
menghasilkankarakterstik'
soa'·'
yang.. ·beda:.· dan
.penaksiFan· 'Parameter ~kema~puan akurat~·, Oleh ··'karena· 'ifu, :pakef·soal"·dalam ·CAT ·dapat...dikembattgkan·. ·dan.· .diujicobakan. secara:. ·bertahap. dan. terbatas. ·pada;UN,:·atau·:ujian··sekoEah.
2.. Saat ·ini.~~ ·CATditekankan·dan·· diuj'co,bakan···pada-·· aspek
peng'etahua'n~
·Ofeh·
karena ·itu;, dipedukan'·kajian.lebih. mendalam 'dalam ·bentuk.·pengem·bangan.
'CA'Tbaik aspek s'jkap maupun aspek ·keterampiJan.. dengan penam'bahan
fitur.,baikJevet,soaJ.maup.un, Jevel. ,antarmuka· (interface).
DAFTAR.··PUSTAKA: BabcOck~B'F
& Weiss'! D'_
j~
(2009}r Termination criteria' in' computerized' adaptive tests:-llariabie-iengtb CAT,s. alB not biased.. . D a·iamD·.J. Weiss (Ed.), .ProceddiOg"·of "the 2009 GMAC "Conference" on' :Computerized' Adaptive"
Testing_ FiSh:er.3 W~ 'p~. Jr~ l2008).~. Th:e case value .of rea/ibi/ity.. Rasch Measurement .Trai1$BCfiOOs;· 22:1, 11·~1.1 63. J
335· .......... ..
i..
Hambreton.~ R. K'
Swammathan H"' & ROget5:,H.. J.. {1·991).. FHm1amenta~fs of ifem response :theory... Newbury ~. CA: Sage.
·am·· .',h',","",-4-,.,.,1"":'· :1!1.1C1'U1.],'R.
'H- '..'
J
J
4
K ~~~'m·..;it,~.: .. """'.n H· .. {.1: - ....,'&'J'; vB:C2;, ;:u:u::l·Ut.e2:1·3'l1' . 3
.nS:5.-)._1j.~ ~m': ~~n.,.,.~.;O .!L1!f:f::t~"f" ..u.......,rvar rf'~T1.Apn;;;;~ ~~~~n~ '. :I:TJ:....,t-':u:l~.TJ
aneJ·appiicafions_ Boston: Kiuwef'.. Hulan".L. H.,,: D-rasgcw,.. F.,.. & Parsons". C.... K... (1.983).. Item respDI1se tbeory~· Application fa ~ychoJogicaf measurement~Homewood~ il:' Thors'ey' Professional' series.. M~
(1:980}.. ApplicatiOns of' ,item ,response' theory to practical' prob/em~ .H~ate~ .NJ: Lawrence'.Edbaum.Associates~
Lord" f',.
t~lSting
·.Rasch..~ 'G~ {1994J. Dichotomous Jnfit-·· and- Outfit'· ·fAB..atrSquare Fit: Statistics.. DiambU pada: .tanggal· 1·8' Juf'.:'·· .200!},. dan'· ·http;/fwww~·rasch:~orgltmtl· rmt82;a~htm-
Ross. T J:(2004}~ Fuzzy kJgie~ wi{hengineefingappfieatiolls (r-ed;:)~ ~r.and: JOOll'Wiley .&Soos.- ltdr..
'
.Rudner'; l . :fvt_;,(1·988J~ An' on4ine.;·lnleracwe· Comput~r: Adaptive Testing' Tutorial". 11AJ8.·, Diambil" pa:da mngg:al.· 2.9:' Septe:mber 2.0·1'O·~ dan: http:;lledlo~edre5~org:8080/scrjptsicatlcatdemo;.htm:
Ruk!f_:.(201·0}~. Penmapan· model'" fogistik.·satfi, parameter.pada,c" computerized
Adaptive Testing. ujian ·masuk .Pel11uruan, . Tit1ggi~·Prosidi·~g.·: SeminCif N·asionaJ Himpunan EvaJua·si.dan P;endidikan .Indon.esia, >J.akarta~ ISBN" 978·602-9634~3~ 93-1'08~ , .
_______________.....,{20l·2).Examinees . . . ". Respon:se TestPattem ,SiinulaliOn-BasellA'daptive Computer.·Using ,·Fuzzy ·:R8asoning·· Tsukamoto~: 'PrOs~ing' :JnternasionaJ Conference and' Calf for Paper ('CCP), 1LP2,Ml' dan UKM:'·Penelman. Uni-versita·s·.Negeri· Yag·yakarta·;. 1'75-:187_
AUTHENTICITY OF ASSESSMENT PRACTICE IN EFL CONTEXT
An Implication for Indonesian Competency Based Curriculum By Anak Agung Istri Ngurah Marhaeni Nyoman Dantes Ganesha University of Education (UNDIKSHA) Singaraja, Bali Email: [email protected]; [email protected] September, 2013 ABSTRACT The present study aimed at investigating the authenticity of teacher made assessment in Indonesian schools in terms of planning and implementation. Its contribution to students' English achievement was also studied. The research involved 135 English teachers and 135 classes of students of Elementary Schools, Junior High Schools, Senior High Schools, and Vocational Schools as the sample. The data was gained through documentation, questionnaires, and interview. Overall, results of data analysis show that teachers' assessment planning and implementation are sLlfficiently authentic. Further analysis shows that, first, the authenticity of teachers' assessment planning is sufficent in Elementary School and Vocational School. Second, the authenticity of aassessment implementation is high in Junior and Senior High SchooL Third, teachers' assessment planning has significant contribution to students' English achievement in Elementary school and Senior High school. Fourth, the assessment implementation in all levels of education hassign'ificant contribution to students' English achievement, respectively.
Keywords:
teacher~ssessmentauthenticity, students' achievement
INTRODUCTION Nowadays, the
curricul~m·
used in educational field in Indonesia is the
curriculum which is competency-based, well known as Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (henceforth: KTSP). This curriculum is the development of previous
curriculum with changes on the focus in the curriculum. These changes are the result of government's response as the effect of science and technology progr~ssion
and development that influences human needs toward educational 337
field. The :change, in' educational curriculum· is'. in the ,.purpose·of· meeting" the future
requiremen~s by
putting the students' competency as the emphasis...Thus,
the implementation of KTSP in all level of education de·mands the educators to do few changes on learning practice and assessment implementation which should be oriented on achieving required competency. According to Nurgiyantoro and Suyata. (no year), the as,sessment practice is important in KTSP because it gives important effect on students' learning process, how teachers teach, and how students learn.' It also has obvious impact on success of developing students' competency. Thu.s, in order to develop the required competency, the assessment in KTSP should be authentic, ongoing, based on clear criteria, and use a variety of instrument techniques. KTSP also requires the assessment practice based on contextual teaching and learning .
'
.
(CTL) as one of the teaching method used in the school.' It· enables teachers to link the learning materials with the real life situation and engages students to connect their knowledge with their real life (Depdiknas: 2006). Th'us, there wilr be a correspondence between what is learnt in, the school and what happens in the real life situation, so that the outcome of student· learning will be able to meet the requirement in the curriculum. The need of achieving the intended competency as required in KTSP necessitates the education especially English teaching to be assessed in authentic ways. Authentic assessment task is very important to 'accustom the students achieving high-order thinking processes to solve the problems (Gielen et.al, 2003 in Gulikers et.al, 2006). It gives opportunity for students to construct their own knowledge by linking the new knowledge they gain to their prior knowledge. It also enables students to demonstrate their knowledge and skills in a variety of ways. Mueller (2008 in Nurgiyantoro, 2008)a·lso states that the use of authentic assessment provides direct evidence of 'students' performances. Since it provides direct evidence of students' performance, it can be used as direct measurement to know how far students have achieved the acquired knowledge.
338 ,~,
1
However, there are· limited reviews of how. authentic assessment is implemented in the schools. In fact, the information of its implementation is necessary to provide an insight as a determinatljon~ 'Nhether KTSP in .Indonesia is successfully implemented. Thus, it is urgent to conduct a study analyzing how teachers plan and implement theirasse,ssments in the classroom. It is also urgent to investigate the contribution of teachers' assessment to students' English achievement. METHODS The sample of this study was 5 teachers of elementary schools, junior high schools, senior high schools, and vocational schools in Buleleng regency of Bali. Data were collected through documentation (syllabuses, lesson plans, and teachers' assessment instrument), questionnaires, and interview. The data were analyzed qualitatively to analyze the authenticiJy of teachers' made assessment. Instruments used in analyzing the data were rubric and questionnaires. Rubric was used to analyze teachers' assessment planning, while questionnaires were
used to analyze assessment implementation as perceived by
teache~s
and
students. The data were also analyzed qualitatively to analyze students' English achievement after being assessed authentically by teachers' assessment. All the results of the analysis were scored and these scores deterrnined the level of teacher's assessments authenticity and students' English achievement. The category used was based on the guidelines of data conversion. The guidelines of data conversion for teachers' assessment authenticity is presented in table 1 below. Table 1 Guidelines of data conversion No
1 2 3
4 5
Value X 2: 90 70 ::; X < 90 50 ::; X < 70 30 ::; X < 50 X< 30
Authenticity Level Very high High Sufficient Low Ve'ry low
339 ..,.........•.....i..
The guidelines of data conversion for students' English achievement is presented in table· 2 below. Table 2 The category of tttife ,level of students' English Achievement No 1.
Value X~
3
75 58.34 :5X < 75 41.67 ::;; X < 58.34
4
25 :5 X < 41.67
5
X < 25
2
Authenticity Level Very high High Sufficient Low Very low
The contribution of the authenticity of teachers' made assessment to students' English achievement was answered quantitatively.
Th~
data
analysi~
covered simple regression of Pearson's Product-Moment analysis, partial correlation analysis, and multiple correlations and regressions analysis. Simple regression was used to investigate the contribution of each· predictor of teachers' made assessment. Partial correlation and multiple correlations and regressions analyses were used to investigate the contribution of teachers' made assessment simultaneously to
~tudents'
English achievement in Indonesian schools.
FINDINGS AND DISCUSSION The Authenticity 'of Teacher Made Assessment Planning The result of the" authenticity level of teachers' made assessment planning is shown 'in chart 1 below. 90
80 70 60 50 40
A
~~
.....""'58.
.~
~~.v
~
ljU
30
20
10
o Elementary Sch~.ol Junior ~igh School
Senior High School
Vocational School
Chart 1 The authenticity of teachers' made assessment planning 340
Chart 1 'shows that Senior liigh School has"the highest level of·.authenticity for assessment planning while Elementary School has the lowest level of authenticity., In general, the assessment planning made by the teachers was relevant to the syllabus. The assessment can assess the students' competency required in syllabus. More specifically, it is suitable to the standard of competency, basic competency, and indicators. Most of the assessment planning were able to fulfill the criteria of authentic assessment especially in Senior High School, such as competency based, individual, integrated with learning, contextual, unstructured and open-ended, and ongoing. A high level' of authenticity iOn Vocational School was found in terms of the criteria of contextual. The assessment asked the students to perform the competency that they needed in their daily life. However, most of the assessment planning in all levels of education wa's lack of fulfilling the criteria of students-centered. The students were very rarely involved in planning the assessment. Moreover, the students in Elementary , School were never involved. The teachers argued that the students especially those in Elementary School were not able to decide and create their own assessment. The teachers decided what they thought to be the best assess,ment for their students. Johnson and Johnson (2002:258) say that if students, have been involved in planning the assessment "and deciding the criteria ,and creating the rubric, they may be involved in using it to assess their own and peers' works, so that their learning will be maximized. However, it seems that the teachers do not (yet) have this thinking in deciding good assessment. For the relevance of instruments prepared with the assessment used, it was found that the teachers did not provide well planned instruments. Several weaknesses that were found are 1) the teachers did not provide all the instr~ments
needed, 2) the criteria exist in the in'strument cannot cover all
aspects of students' performance that need to be assessed, 3) the descriptors of the instruments were v.ery simple that cannot provide specific i'nformation on how to
differenti~te
students' competency. According to Diaz-Rico (2004:82), a rubric 341
is a scoring guide that provides criteria to describe various requirements or level of students' performance. The scoring rubrics could help the teacher to score the students' work more accurately, quickly, fairly, and reliably. Without having a scoring rubric, the teachers would not have any guidance in how to give
sco~ing:
to the students' work. Stiggins in Hanna and Detmer (2004:220) stated that scoring criteria is used to ensure that performance ratings reflect the examinee's true capabilities and are not a function of the perceptions and biases of the person evaluating the performance. Thus, it is important to give clear criteria in the rubrics for assessment which could cover the students' competency needed in teaching and learning process.
I
In relati·on to language skills., it was· found that the assessment practices chosen by the teachers in Senior High SchoC?1 is the best in representing the nature of language skills. The students were asked to perform their competency in listening, speaking, reading, and writing very well. On the cqntrary, the teachers in Vocational School were not able to assess the four language
skill~
especially li'stening and reading well. The assessment did not ask the students to perform their competency in listening and reading. Another skill which has low level of assessment authenticity in Junior High School is writing. Mostly the ;··::stu.dents were rarely asked to produce their own writing. They were often asked to fill the cloze text. It is not suitable to assess students' compete'ncy, therefore, it has low ·Ievel of authenticity. The interesting finding that Was found is that the teachers in Elementary Schools did not plan their own assessment. The lesson plans containing assessment which should be created by the teachers are provided by the local government in Regency level. Unfortunately, the lesson plans which contain the assessment given to the students are used without any modification by teachers. As the consequences, the assessment is not suitable to the students' situation. Ideally, each teacher needs to plan their own plan their own assessment. Johnson and Johnson (2002:62) stated that the assessment which is planned in
342
the· 'Iesson .plans» should- be designedlY
made"~nd
gfaded.. ··by. the teachers
themselves for 'their students" not design- by other teacher.
The· Authenticity of Teacher Made Assessment Implementation"
The result of the authenticity level of teachers' made assessment implementation is shown in chart 2. -below.. ·
Chart:2 The-authentiCity of teachers'" made assessment- implementation:::
Chart 2 shows that Junior High, School-· and Senior Hig.h. Sthoot.have--hlgh !eve! of assessment implementation' ·authenticity·'while Elementary School·" and·· Vocational Schools have low ·Ievel· of authenticity~ The similar. -result to the a,uthenticityplanning·. was found ·in··assessment
implementation~- The
assessment
implemented by teachers fulfills the criteria- of authentic· assessment welt The lack autl-)enticitywas also found in ·the criteria· 'of
student~n'tered' where. the
students were not involved in implementing ff'le assessment such as by .asking. them to assess their own and peers- competency.. As a matter"of fact" as Moradan and Hedayati (2011') say}1 involving students .in im.plementing the assessment .brings, positive effect for them. StudentswiU be. 'more j.ndepen·dent in· their
own
learning since tiley get. thee-benefit .of, assessing their . own.· works.... J:ohnspn a.nd .John.son (2002:8)' .also point out that students who' ·can do self and· peer
assessment will be able
td~~lmt15rdve their competency more, than those who
cannot.
'J',.
;~:~~
The research found that most of the teac':,ers in all;devel of} education do 1;
not always implement the assessment planning that they had·! prepared. In Elementary schools, since the lesson plans were prepared· by the local, government, the teachers have low comprehension in understanding the assessment practice planned in lesson plan. In vocational schools, most of the assessments planned in the lesson plan were designed and made.:in team. It made teachers could not guarantee that those assessments were suitable for their students' ability. Thus, they'still implemented their own assessments which were mostly' taken from students' book. As the result, the asses~ment
implemented by the teachers in the classroom was lack of preparation and it results on the low level· of authenticity. For. the assessment strategies implemented, it can be concluded that the 'strategieswhich have both low and high level of authenticity were used. Some assessment strategies with low level of authenticity which were still used were answeri'ng objective test, making s'entence based on· the word 'provided by the teachers, arranging the jumble words into good a sentence, arranging. jumble sentences into a good paragraph, and filling the completion text. However, the .'
.
.
. :~~·~~l~gies with higher level of authenticity were also used with 'higher intensity,
',:.
.".
~:~
", ':':
~.,
:....
I
such as summarizing the passage, giving opinion to the text-· read, and make diagram b.ased on ·the text they read, writing notes based on the text heard, interpreting and giving'" opinion about what they heard, and reteHin.g. the information they heard, retell the story orally, delivering presentation, playing games requiring the students to speak in English, ha\Jin.g discussion in English, answering oral questions in English, etc. The study found that the use of objective test was frequently used in assessing the four skills in Elementary Schools. Grondlund' and Linn (1990:177) explained that, like other paper and pencil test, objective test measures whether the students know or understand what to do when confronted with a pr~ ·I·':.:·Y·::~;·:·
\
344 ~.
1
situation'~
but it. cannot determine· hO'N the· students actually \ViII perform' in that
situation.. It is supported by ·Nitko. (200.1':148) 'Who· stated that fue 'problem: that· the
Studtmts solve in. this type of test tend to be
very sbuctured and ·closed.. It will
give the students impression that there is' single correct answer to all'problem in' Besides~
subject area..
1J
it will also block sbJdents creativity. and·· idea· to solve· the
problem ..in· ·'their· ·own.way.. This model. of'assessment: is considered'· not relevant
. to the·req.uirement··to put·forward the authenticity in the a.ssessment to make the students .competent in using what they' have learnt in' th'e reallife~
Students" English Achievement
.
.
r=~' ~~~ --~--~ ~~'. -~. ~.
II 9~
_.
.
--~"-~--
--~--~ ~. ~. ~
.
80
..
.
.
.(}
70
I
I
... 7(}
60
I 50 i 40 I .30-
.- .-.--.-------------.. -.------ ---..------ -------------.-.-------- ---.. -----------.---------.---.-.-. -..--.. - -- -.-.
f
It I
!
I
I,.
I
1 L
.
-.------.-.-.--.--.. --.--------------.. --------------..------------------.. -------.----.. --- --.---..-.-------------.---------------------.. --------------
2'0' . -
-
-_.- _ _ __ ---
10 -
-..- _ -..-.- _
-----
-.-..- --.._.---
- --.-..- - --- -
- --- --- -
- --.-
-- --- - --.-.-.--.-.----.--------.-.-- -- --.---- ---- - -..
---..- ---- - -.-..-
-..-..- -..-----..-- -.-
-..- - -.-
(11
EJ.(;tneotar-/ S.t:hoo~
Junior High Schoof
_
Senior tigghSchoo~
VocaUi-o:r~~·Schoo-i
I·
Chart 3 The· studems~ English achievement
Most Of the· studentsJJEr~lish .achievement in· every
le~eI of- education ~re
considered as haYing high !evelof achievement The high.achievement owned the. students. is because. of. the. achievement -test ·\Yhich
~Y
wa.S :constructe(I".:~y.their
own teacher. Thus" tile' teache~ could' .specify the task or items to the material they' had· taught~ Thestudenls were: also:. accusto~d. to·:. accqmplishi~ the· acl1ie'vement test since. they also needed· to accomplish the·· similar· task in the:
teaching and learning process.. I'n .vocational schools" this high level of achievement was influenced .by the. teachers~ assessm·ern implementation" not
the performance ~r ~uthentic asse~nt~ Students· .have been' ~ccustomed to acco~plishing
the assessments,. made. by 345
teachers~
such .as.. objective· test or
essay test. Besides, the types of the items were also found to be easy for the students' level. They were made in form .of objective test just for students' recognition, remembering, and
recaltir~g
ability; no comprehension ability needed.
There were also few items which were repeated from students' practice sheets, so that there was no challenge faced by the students in achieving their achievement. In fact, a balance between the difficulty level and students' ability is much needed. It is also stated by Marhaeni (2010) that creating this balance in assessing students will create a good learning "flow" for students, so that they will try to do their best. The same condition was also faced by the students in Elementary schools, the type of test used by the local government was multiple choice items. In this type of test, the students only need to choose one correct answer from the' options given,,' However, this type of assessment was criticized as non-authent,ic. assessment where the students could not express their own ideas or solution . Hanna and Dettmer (2004:147) stated that multiple-choice items are unable to assess some important cognitive attributes. Multiple-choice items do not measure how well examinees can produce, generate, or create, and express their ideas in their own words. Moreover, the achievement test was"considered to have unsatisfied quality because no blueprint used as the basis for constructing the items, so that the number of the item types was not propcirtional. The teach~rs only used the syllabus as the guidance in constructing th~test. It helped
therrr '~better in ensuring that all materials were covered by the' test. Certainly, there would be a problem from the administering such achievement test. That is, the resu'ft of the achievement test may not reveal whether students could use what they have learnt in a meaningful and authentic context. If it happened,all the activities that students were ever involved become meaningless for them.
346 -.. .•
.
t..
J-' I
ofTeachef$~'Made~mentPlanning'
The··..C ontribUtion
to'Students?'
English::·AChievement
:::: E~-:::-~::=:--_.S::~::~:~~:A:~~::=~~:::~=-~~ . '" ." .'~ 1()~10%
10..00%
..... -----_._._..-
_-
_-
__._
__ ._..-
_
-
-_._
__
__.__..__._-_.
""~~. ,
__ _ ..
_..--_. __ ._._-----..__._--_
_.-
_
",._ .
--_ .. _._. __ .. __._---_ .. _
_--_.. --_.
'-,
~... O~l-3·% ... ·".
fmenle-n~arv
Sc·hool
Jun~or High ~cChool
Senior High Sc.hor~
.
'\fcoliional School
.Chart 4 'The Contribulion of teachers" made assessment planning' to students~'
English achievement From· the chart above" it was found that ~in elementary SChools and senior
high schools" teachers" assessment planning gave:
sig~ifK:ant
planning the Iessonr: the teachers considered the purpose of
contribution.. 'In leaming.~
They.
determined what kind of teachingandleaming process 'as' weI! as'· assessment Which· would:· 'be implemented to achieve· the goal.. More.specifically" the· process
of assessment planning 'involved choosing. the kind of assessment .used" determining the criteria. Used CDnstructing assessment instruments 'involVing the. 11
·blueprim"task" test· and rubric.' The result of thestudy:emptaasizes the importance of assessment'planning in instructional process which··contribules to
the. success in competency achievement It· is supported by Hanna and· Detlmer (2004:120) who emphasized that to achieve better instruction by means of better students" assessment,,· teachers need to. a,ssess with care and forethought.. However~
assessment
in junior high school and vocational schoo!sn teaChers~
plann~ng did
achievement_
In
not· give si.gnificant contribution to the
teacherst.
assessment
planning"
there
students~ English
were
so
many
irrelevances of the assessment with·the.critenadetermining. the authenticity of assessment planning because' most of the- 'teaChers did not plan their··
347 ;r•. ...
i..
I
asses·sment:· well.. ·Besi·des; not.. ·all. the lesson plans were· implemented in the classroom. Although some .of the teachers made the lesson: plflns in
team, they
still implemented their own assessment in assessing the 1JstuC:ents because not all assessment types planned were considered to be suitable for all students. The . teachers had no idea about authentic assessment ·implementat.ion although few authentic assessment tasks existed in the teachers' assessment. This indicated that teachers did not have sufficient knowledge of authentic assessment so that they did not know whether they have implemented such assessment in the classroom. The Contribution of Assessment Implementation to Students' English Achievement SO.OO<}b
45.00% 40.00% 35.00% 30.00% 25.00%
__
~----_.
._--------_._~_
..
__._-_ __._.._-_ __ ..
...
.•.
__
_----_....--_._._--_.._.. _-_._-_._ .._.__..-.-.. _--_._...__.-.,-_._-. ._-----
20.00%
.' 13.
15.00t}~
10.00% : f...
----•.•-
6i~{;
--.---.-.- -•••••.-.---•.--.---
_ .....- .-.--..- ---.-.-----..-------------....,...-..----..-.--..--.-.. .--.---.-.. -.....-.,..-----.---.. -
-
- ..--
-
-------.---.•..-.-
-
----••--
- -
-- -•.-.----..------ - ••-
--
- •.--
- •...- .•-
-
--•.•••.•
5.00%
0.00% ElerTlentary School
Junior High School
Senior High School
Vocational School
Chart 5 The contribution of assessment implementation to students'English achievement The above chart showed the result of the
contri~ution
of the authenticity of
teachers' made assessment implementation to students' English achievement. In all levels of education,
the assessment implementation was shown to give
significant co.ntribution to students' English achievement. This contribution was caused due to several reasons. First, when the teachers gather the information about the students' individual achievement continuously, they can diagnose the 348
--
..
..
t.
~.
1
problem that may happe'n in the teaching an'd'iearning process. Then, they are able to quickly overcome it in the next lesson. Besides, the students cannot rely to their frie;{lds anymore, since they are assessed based on their own achievement.
Huerta
and
Marcias
(2002:342)
explaines
that
authentic'
assessment has power to tell a story, it can provide clear picture of each students' development which can be used to determine growth, areas of weakness and the areas of strengths. Thus, the teachers are supplied with enough information about the students' individual competency that the students put more effort to increase their own competency. Second, the use of the assessment which required the students to perform something based on the real life makes the students understa'nd the i,mportance of the competency. They realize that a number of task given by their teachers such, as performing conversation, writing letter to pen friend, inviting someone, making phone call, etc. are the competencies they need outside the class. Thus, they put effort in achieving the competency required. Moreover, when the students are asked to ,perform the competency based on their ambition and interest more effort are spent that their competency gets higher. Teachers who J
have implemented few authentic assessments in the classroom seemed to have positive perception and belief to its implementation. They believed that if the students' were accustomed to be involved in authentic assessment, their achievement would maximally improve. And they would be able to solve the real problems they would face in the working situation. However, because of so many things should be taught carefully and planned properly and the students' situation was also taken as consideration, the teachers still implemented traditional assessment with the reason of time-management.
349 .-." '.
.
L
'The· Contribution of The Authenticity of Teachers' Made Assessment Planning and Implementation to .Students' English Achievement
rO~%
I
[-=--===--=-----=~:.~~--------I . - - - .- .- - .-.- .-.------- I
50,00% r------~--------···---~-----·---·-----
I
i
j
I~~I I 'I~I ~OO%
I I I I,!
I .L..
.~-
20,00%
I.:
n~
~
__._.
I
-I -~---~._._---~~--~-
0 ,00% I
~_.
32 /80% ~
~
tI
mOO%
33 /70% ~_~
----.- - - - -
. Elementary School.
._.
Junior High School
. __. .__~__.
Senior High· School .....c..
Vocational School •
I
I I
I I
1
•
· Chart 6 The contribution of the authenticity of teachers' made assessment planning and implementation tb students' English achievement The above. chart showed the result of multiple regression analysis: It was foundthat·.the· authenticity of teachers' made
.assessm~nt
planning and
implementation. gave .. positive significant contribution to students' Englis.h assessment.. · . It means that .the better the authenticity of tea<;:;her
·.m~de
assessment .planning. and assessment implementati'on, the better· the students' English achi.evement. The highest contribution was given by the assessment planning and implementation in Senior High School (54.1 OO~) while the lowest contribution was in Elementary School (31.040/0). The findings support the previous research investigating the effect of the assessment strategies which have the high level of authenticity. Sud.ira .(2·.010) in his research found that authentic assessment have significant effect toward students' writing ability. Wijayanti (2011) also conducted a study on portfolio assessment and she fou:nd that the writing competency of the students assessed by portfolio is higher than those assessed by traditional assessment method. Similar to the findings in this study, the authentic assessment 3·50
- .. .•
i..
str~tegies
used in
Sud,ira" and Wijayanti's· research are' succeeded in giving feedback to the students and ,reflectio'n on their performance which leads' to' their better achievement. The assessment with high level of authenticity may enhance the teaching and learning process. Unlike using the traditional assessment which is conducted only several times, the teachers are benefited by the authentic assessment which is conducted continuously. It is because they may diagnose the problem that the solution can be carried out. The students are also benefited since the problems they have in achieving the goal are overcome by the teachers. The positive contribution of the authenticity of assessment planning and implementation which may enhance the teaching and learning process also supports the study of Adeyemi (2008) who found that the authentic assessment supports the teaching anq 'learning' process. This implies that this mode of assessment would go a long way in ensuring academic success in learner as it is vital tools in testing and teaching for both. teachers and students. It is also supported by a study c'o'nducted by Azim and Khan (2012) which draws attention to the process of .using "authentic assessment as a learning tool in a school in Pakistan, and found that it is sign'ificant in increasing the quality of teaching and learning process. The present ,study and Azim and Khan's study supports the replacement of paper and pencil test-which 'have a very low level of authenticity,. Replacement 'of-traditional paper~p'encil test with, authentic assessment resulted in active participation "of
teachers and students in teac'hing and learning process.
CONCLUSION Based o'n the discussion above it can be concluded that the authenticity of teachers' made asses-sment in Indonesian Schools has sufficient ,level of authenticity.
More specifically, this study also shows that the teachers'
assessr1]ent planning and implementation have sufficient authenticity level. The results of the analysis toward students' Eng'lish achievement also show that the students' achieveme-nt level is high. 351
-,
.•.
...t..
In: '" relation to its contribution to students' English achievement in Indonesian Schools, it can be concluded that the teachers'. made ',assessment . seems to have significant ·,contribution to students' English
athie~lement.
Specifically, if the contribution is seen from each variable, it is obtained different results. First, teachers' made assessment planning has significant contribution (30.91%) in Elementary schools and '(16%) in Senior High schools to students' english achivement. Second, teachers' made assessment implementation has significant contribution (59 . 34%) in .Elementary School, (71°1b) in Junior High School, (70.42%) in Senior High School, and (59.99 %
)
in Vocational School. In
other words, the. assessment implementation· in all levels of education"has significant contribution to students' English achievement in ,In d.onesian schools. Finally, the' study reveals that the
auth~nticity
ass'essment and implementation. has significant
of teachers'made
contribution.to.:stud.ents~·: English
achie.vement. Thus,it is suggested for all teachers, not only English teachers, to consider the relevance of the types of assessment with the expectation stated. in the .standard of competency and. basic competency.. It is suggested that se.minar/training.relatedto the ·'implementation of authentic··asseS5ment, including its planning, should be' held ··so that the teachers will get-the knowledge. of what authentic is,' exactly and how to plan and implement it in appropriate way. It is also suggested for the English teachers to use and implement various types of authentic asses'sment in assessing the students, so that the students have a variety of meaningful learning activities. For the teachers who have' implemented authentic assessment, it is suggested to keep using authentic assessments since it gives opportunities for them to integrate their skills and competencies. Besides, the: teachers can help' the students develop and improve their· competency as required in their real-life situation.
REFERENCE.S
Adeyemi, B. A. Enhancing Academic Excellence In Social Studies Through Authentic Assessment And Portfolio Assessment. International Journal of
352 ~""
1.
African ,& A'frican American StudiesVol. ,VII, No.1, Jan 2008. Available at: https://ojcs.siue~edu. 2008
Azim',Sher and' 'Mohamrllad' Khan. Authentic Assessment: An Instructional Tool to Enhance Students Learning. Academic Research International, 2 (3): 314-320.201'2 Depdik'nas., Pendekatan Kontekstua/., Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan MenengahPertama. 2006. Diaz-Rico, "Lynne T,.
Strategies for Teaching English ,Learners.
Pearson
Education, Inc. 2008 Grondlund, Norman E. &
Linn~
Robert L. Measurement and Evaluation in
fe'aching. New 'York:, Macmillan Publishing Company~ 1990' Gulikers, J. T. Maria. Authenticity is in the Eye of the Beholder: Beliefs and Perceptions of, Authentic Assessment and' the Impact ,on Student Learning,. Interuniversity Center for ,Educational Research. 1-160.' 2006 Gulikers, J., Bastiaens, Th., & Kirschner, P. Authentic Assessment, Student and Teacher Perceptions: The Practi,cal Value of-' the, Five Dimensional",'Framework. Journal of Vocational Education' and Training, 58: 337357.Ha,nna, Gerald S. & Dettmer, Peggy A. 2004. Assessn1ent for
Effective Teaching: Using Context Adaptive Planning. Boston: P,earson Education Inc. 2006. Hanna, Gerald S. and Peggy A. Dettmer. Assessment for' Effective Teaching:
Using Context-Adaptive Planning. Boston: Pearson Education, Inc. 2004 Huerta, Ana; Marcias. Alternative Assessment: Responses to Commonly Asked Questions. In Ricahrds,Jack C.; Renandya, Willy A. 2002. Methodology
in Language Teaching: An Anthology of Current Practice. p.338-343. Cambridge: Cambridge University Press. 2002 Johnson, David W.
and Roger T. Johnson.
Meaningful Assessment: A
Manageaqle and Cooperative Process. United States of America: ,A Pearson Educati'on Company. 2002
35'3
- .. '.
:i..
Marhaeni,·:A.A.I·"N': PengaruhAssessmen ·Portofolio. Ora'sL Umiah .'Pengenalan Guru Sesar Undiksh.a. 2·010 Moradan, Abbas and S. N. HedayatLThe Impact of Portfolio and ConferenC.ing on Iranian EFL Learners' Writing Skill. Joumalof English Language
Teaching and Learning, 8: 115-141.2011 Nitka', .Anthony J. Educational Assessment of Students. Third Edition.· New Jersey: Prentice-Hall, Inc. 2001 Nurgiyantoro,.Burhan. Penilaian Otentik. Cakrawa/a Pendidikan; 27 (3):··250~261..
2008. Nurgiyantoro, Burhan~ and Pujiati Suyata~ No year.. Pengem.bang~n, Model Authentic Assessment dalam Pembelajaran Bahasa. UNY: Published
Article: 1~ 15.. 'Sudira, I Gede Arya. Pengaruh· Asesmen .Kinerja Dan Kre·ativitas . Siswa
Terhadap Kemampuan Menulis Da/am Mata Pelajaran Bahasa /nggris (Stu'di Eksperimen di SMA Negeri 1 Singaraja). 2010. Thesis: Undi.ksha. Online sou'ree: ·http://pasca.undiksha.ae.id; Downloaded at July 3, '2012 Wijayanti, Kadek Dian. Pengaruh lmplementasi Asesmen Portofqlio. ~"'Terhadap
Kemampuan Menu/is Bahasa Inggris Ditinjau ··Dari Kecemasan Siswa. 201·2·.
354
--
•
.
i:.
KESIAPAN GURU DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PEMBELAJARAN BEROASARKAN KURIKULUM 2013,'01 SMK Nanik Estidarsani [email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang kesiapanguru SMK dalam menerapkan standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian menyambut kurikulum 2013. Metode penelitian bersifat deskriptifkuantitatif. Data diperoleh melalui workshop silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada program, hibah kompetisi institusi,,(P,HKIB)yaitupemberian angket kepada guru-guru pembimbing prakti,k pengalaman lapangan (PPL) Jurusan Teknik Sipil dari sekolah mifra yaitu SMK 5e Jawa Timur. Hasil penelitian bahwa: a) guru 23,08% guru siap dan 69,2,30/0 guru sangat siap mengimplem'~ntasikankurikulum 2013; b) kesiapan guruberkateg,ori cukup baik sampai baik dalam mempersiapkan ;pembelajaran. Kata kunci:
sta~dar ketuntasan lulusan, standar proses, standar isi, standar penilaian, kesiapan guru.
PENDAHULUAN Perubahan kurikulum 2013 tentu tidak se,sederhana yangdipikirkanorang termasuk para ahli. Tentunya, kurikufumsebelumnya tefah dieva(uasi oleh para ahli kurikulum dan akademisi dengan berbagai konsekuensinya. Perubaha'nperubahan yang tampak pada PP Nomor 32 tahun 2013 cenderung terkait de'ngan
pasal-pasal
yang
berhubungan
dengan
kurikulum
khususnya
pembelajaran (standar kompetensi lulusan/SKL, standar isi, standar proses, dan standar penilaian). Hal ini dapat dicermati pada BAB XIA yang secara khu$uS berisi pasal-pasal yangmengatur tentang kurikulum. Beberapa pasal dalam PP No. 19 tahun 2005 yang dihapus pun tampak lebih menggambarkan konsekuensi dari isi pasal-pasal yang dituangkan dalam BAB XIA ini. Pasal yang terkait dengan
standar pendidi',k
dan
tenaga
kependidikan, standar
sarana
dan
prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan secara esensial tampaknya tidakbanyak perubahan yang signifikan.
355
Dengan' berlakunya k'uriku,lum 2013, guru terlibat langsung dalam proses pembuatan perangkat pembelajaran. Elemen kurikulum, dan guru' mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap berdirinya pondasi pendidikan. Ketersediaan\j(; dan kesiapan kurikulum dan guru yang berkualitas menjadi' tolok ukur yang, menghasilkan
manusia
dalam
sikap,
pengetahuan,
dan
keterampilan
(Permendikbud nomor 70 tahun 2013). G'uru harus dapat segera beradaptasi karena perubahan itu sesuatu yang niscaya harus dihadapi mana kala kita ingin terus maju dan berkembang. Tidak jauh berbeda dengan kurikulum sebelumnya, kurikulum 2013 dikembangkan atas teori pendidikan 'berdasarkan standar (standard-based education),
dan teori
kurikulum 'berbasis
kompetensi
(competency-ba'sed
curriculum). Artinya pembelajaran dilakukan oleh 'guru dengan bentuk kegiatan pembelajarandi kelas, dan masyarakatw Perbedaan' yang' esensiadalah pa'da penyempurnaan pola pikir seperti yang tertulis dalam Permendikbud (Nomor 70 tahun,2013:6) pain 7 dan 8 bahwa, pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) .dengan memperkuat pengembangan patensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik,
danpola pembelajaran' ilmu
pengetahuan turiggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines). Pain kesatu sampai ke tujuh' sudah diberlakukan sejak kurikulum sebelumnya dan dirasakan belum optimal. Penekanannya adalah kepada sekolah-sekolah menengah kejuruan. Karenanya, SMK dapatmenjadi contoh
pelaksanaan
kurikulum
'berbasis
otentik
(autentic) ,
baik
dalam
pembelajaran danpenilai,annya'. Hal'mendasar yang ada di SMK adalah masalah mutu dan keterlaksanaankurikulum, maksimal"
yaitu
pembelajaran
produktif belum
seperti kelengkapan fasilitas dan pengelolaannya, pelaksanaan
pembelajaran efektif, sistem pendampingan siswa, dan semua yang berkaitan dengan pembelajaran produktif (Sukardi, 2008 dalam Nanik, 2011 :2). Sekolahdengan kurikulum 2013 diarahkan kepada penambahan praktik dengan komposisi 50 0/0 teori dan 500/0 praktik. Melalui pengembangan kompetensi guru, metode pengajaran', perangkat pembelajaran, peng~mbangan
356
sistem pen'gelolaa'n" sekolah, ino'vasi dan kerjasama dengan mitra, "diharapkan dapat'menghasilkan siswa .yang percaya diri, tangguh dan mandiri. Sementara ini,lulusan jurusan Teknik' Banguna'n hanya dianggap tukang. 'Seperti contoh yang dikutip· dari Malang Post (20 Agustus' 2013) bahwa, siswa konstruksi b'angunan disiapkan menjadi tenaga ahli bangunan yan'g mahir IT, sehingga lulusannya tidak dipandang sebagai tenaga kasar biasa. Pendekatan pembelajaran Permas.alahan terkait implementasi pendekatan dan metode penlbelajaran yang terakhir adalah metode pembelajaran KBK
200~
dan KTSP 2006,
kurikulum 2013 men.itikberatkanpadapenyederhanaan, pendekatan
ba_ttw~
temati~
integratif. B'eberapa masalah terkait dengan kurikulum -2004 (KBK) bahwa .
Jerdapat pemisahan antara pembentuk pengetahuan, pembentuk keterampilan .
.
danpembentuk sikap. Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran sehingga menjadi kompetensi dasar mata pelajaran. Sedangkan beberapa masalah terkait dengan kurikulum 2006 (KTSP) bahwa, isikurikulum terlalu banyaknya mata pe.lajaran, materi yang diajarkan terlalu rumitdanbelum berbasis ko.mpetensi sesuai tuntutan tujuan pendidikan nasional.Mata pelajaran satu dengan lainnya ~an
terpisah,
tidak menunjukkan arah kampetensi yang akan
dicapai.Men.ur~t
Pe.""rmen Nomor70, 2013, kurikulum KTSP belum peka menang.gapi· perubahan .
.
.
'
social yang terjadi di masyarakat tingkat lakal, dan nasional maupun global. Hal ini
disebabkan
pembelajaran
tematik
belum
.~ntegratif.
Standar
proses
pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci, demikian juga standar penilaian belum mengarah pada penilaian berbasik kompetensi (baik praduk maupun prosesnya). Sementara standar penilaian yang bertuJ.uan untuk
me~jamin:
a) perencanaan penilaian peserta .didik sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian; b) pelaksanaan
penil~ian
peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efektif, .~.
efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan c) p.elaporan hasil .
.
penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif.
3;>7
Kesiapan Guru Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen Tahun 2005· tertulis bahwa,.guru adalah
pendidik
proTesh)nal
dengan
tugas
utama
mendidik,
mengajar, .
membimbing., mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak u'sia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan nienengah. Pembelajaran tidak berpusat kepada guru, tetapi kepada peserta didik. Pola pembelajaran menjadi pola pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya). Sumber. belajar bukan saja dari guru, guru sebagai fasilitator, peserta didik dapat menimba ilmu
dari siapa dan mana saja yang
dapat dihubungi untuk
memperoleh ilmu, baik melalui internet. Guru dituntut ·pula segera beradaptasi dengan situasi yangbaru dan serba berbasis multimedia.
Rumusan ·Masalah: a. Bagaimana kesiapan guru SMK dalam mengimplementasikan kurikulum 2013? b. Bagaimanabentuk kesiapan guru SMK ditinjau dari aspek pembelajaran terkait kurikulum 2013?
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah a) untuk mengetahui
kesangg~pan
guru SMK
dalam mengimplementasikan .kurikulum 2013, dan b) untuk mengetahui kesi'apan
guru
SMK ditinjau dari aspek pembelajaran (SKL, standar isi, standar proses,
dan standar penilaian) dari 8 standar nasional pendidikan.
Manfaat p'enelitian Manfaatpenelitian ini adalah a) memberikan informasi bahwa guru SMK sanggup dalam mengimpfementasikan kurikulum 2013, dan b) memberikan io!ormasi tenta:ng kesiapan guru SMK ditinjau dari aspek pembelajaran terkait kurikulum2013.
358
METODE PENELITIAN Penelitiafl dilakukan di jurusan Teknik ,Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya yang melibatkan sejumlah 1.3 guru pamong sebagai wakil dari 10 SMK 'mitra se Jawa Timur. Pengambilan data melalui angket dilaku,kan setelah
peserta
mengikuti
workshop, silabus' dan' rencana
pembelaJaran (RPP) pada ,progra'm hibah kompetisi· institusi
pelaksanaan
(PHKI~B).
Instrumen dibuat berdasarkan prinsip kesiapan (readiness)dari Siameto (2010:15) terkait bentuk implementasi kurikulum' 2013 yang terdiri atas: a. Semua
aspek
perkembangan
berinteraksi,.
(saling
. pengaruh
mempengaruhi). ' b'., kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh· manfaat dari pengalaman. c. Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan. d. Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama masa pembentukan dalam masa perkembangan
HASIL PENELITIAN DAN, PEMBAHASAN Hasil analisis data kesiapan guru dalam mengimplementasikan kurikulum 20,13 bahwa, 92,31% guru setuju sampai sangat setuju menyiapkan anak didik untuk kreatif, inovatif danproduktif agar dapat berkompetisi di abad21. Sejumlah 100% guru sadar akan pentingnya memahami konsep dikembangkannya kurikulum 2013. Namun demikian masih ada 23,08% guru merasa kurang mengembangkan proses pembelajaran, 30,.77% isi materi pembelajaran dan standar
proses
materi
guru kurang mengembangkan
76,920/0 guru merasa sudah mengembangkan
pembelajaran,
69,230/0
guru
merasa
sudah
mengembangkan standar penilaian. Menurut 69,23% guru selalu membawa' silabus dan RPP minimal 5' samp~i 14 waktu tatap Illuka dari 16 kali tatap muka.Evaluasi terhadap proses pembelajaran dilakukan oleh Kepala Sekolah (23,08%), dan 61 ,54% guru
359
--
..
..
~
menyatakan. dievaluasi: oleh Wakasek, sele'bihnya peran:' pengawas seko.lah
(38,460/0). Rerata pemantauan..dilakukan satu dan dua kalidalam setahun. Di' sisi lain pemerintah sudah berupayamenyusun struktur·.kuriku.lumSMK dengan. mata pelajaran kelompok kejuruan (A dan' B), ,walaupun masih berupa kompetensi
dasar
(KD).Guru
·yang
professional
- dituntut
mampu
mengembangkan perangkat pembelajaran secara mandiri atau: dalam kelompo.k MGMP.
Selanjutnya,
pemerintah
mempersiapkan
guru
untuk
mengi'kuti
pelatihan. Implementasi 'kurikulum 'dilakuka'n secara bertahap, .dengan demi,kian pelatihan kepada gurupun 'dilakukan secara bertahap. Selama ini,. guru telah menerapkan pendekatan, model·, dan 'metode pembelajaran sesuai karakteristik mata ajarnya. Namun demikian 84,620/0 guru masih menggunakan ceramah; 92,31% guru sudahmenggunaka·n med.ia 'sebagai m'ediaajarnya; ·69,23·0/0 guru telah' berusaha menyiapka.n.;handout agar peserta didik dapat memahami materi ajarnya; dan .61,54% guru ··telah menggunakan buku ajar. Ketersediaan buku-buku· di Perpustakaan sudah me·madai sepertibuku teks menurut 69,230/0 guru telah tersedia; 53%guru menyatakan· telah tersedia juga buku panduan guru; 76,92.0/0' guru ·.menyatakan tidak tersedia buku pengayaan; dan hanya 30,77% guru menyatakan. 'adanya lembar' 'kerjasiswa (LKS), sedangkan 92',31%
guru :menyatakan ·di· sekolah
tersedia buku referensi. Kondisi
kurangnya
buku
pengayaan
dan
LKS
berperan
untuk
meningkatkan pengetahuan, motivaso dan kreteria tertentu, hal ini' perlu dipelihara ketika·· siswa memperoleh pengalaman danberpartisipasi dalam proses menciptakan bisnisbaru melalui "negosiasi" dan "bekerja sarna dengan pengusaha"pada metode pengajaran. Kedua metode adalah salah satu metode terbaik yang
bisa
merangsang
karakteristik
kewirausahaan
di
kalangan
mahasiswa, diikuti dengan metode simulasi pengajaran, studi kasus, 'bermain peran, kertas kerja atau tesis, dan rencana bi'snis menulis (Rosnani, 2012:99). Sebagian besar guru (92,31 O~) menyatakan bahwa, pencapaian hasil belajar selalu dikaitkan dengan kriteria ketuntasan minimal
(KKM)~
KKM yang
360 .•
~ -
.•
...t:.
mencakupmateri kejuruan C1 Gambar Teknikadalah 75, C2 Mekanika Teknik 75, IImu Bangunan70-75" dan C2 Rencana Anggaran Biaya 75. Semua guru J
menyakan selalu menginformasikan nHa'i KKM',6 9,23 % gurume,nginformasikan di awal semester; dan 15,38% guru menginformasikan ketika ada penilaian. Menurut pengalaman guru, sejumlah 61 ,540/0 guru membuat instrumen penilaian berasal dari indikatoryang diuraikan dari KD, sedangkan sisanya menyatakan selain itu. Jenis penilaian yang' sering digunakan adalah tes (76,920/0); pengamatan (61 ,54°~);penugasan terstruktur (69,23%); tes kinerja (38,460/0); dan (84,62°~) tugas mandiri, sedangkan menurut 46',15% guru portofolio jarang digunakan. Adanya program remedial selalu diguna-kan, program pengayaan dilaksanakan oleh 61,54 % guru. Sejum,lah 76,92% guru mengada,kan pengembangan/perbaikan silabus; sejumlah' 53',85 % guru ,mengembangkan
LKS;
,sejumlah
92,31
pembelajaran; dan sejumlah 76,92% guru
guru
mem~buat
mengembangkan
media
variasi model pembelajaran.
Menurut Ros,nani (2012: 99) bahwa penguasaan isi pelajaran' yang akan diajarkan memiliki efek pada proses transformasi kurikulum yangsedang dilakukan oleh 'guru di kelas. Dengan demikian, perlu penataan _kembali perangkat pembelajaransesuai SKL, standar isi, standar proses, dan stand'ar penilaian dalam kerangka dasar dan struktur kurikulum SMK menjadi ~ lebih sempurna.
SIMPULAN DAN REKOMENDASI Simpulan penelitian ini adalah, a) Kesiapan guru dalam mengembangkan kurikulum 2013 berkategoribaik ,sekali (9,2,31 %), hal ini ditujukkan dengan adanya kesadaran akan pentingnya menyiapkan anak didik untuk kreatif, inovatif dan produktif agar anak dapat berkompetisi di abad 21. b) Kesiapan guru ditinjau dari bentuk aspek pembelajaran adalah: 1. Guru telah mengembangkanSKL dengan kriteria baik, 2. Guru telah mengembangkan standar isi dengan kriteria baik, 3. Guru telah mengembangkan standar proses dengan kriteria baik, 361
4. Guru telah mengembangkan standar penilaian d·en.gan kriteria cukup baik. Rekomendasi penelitian ini adalarr
l ,
a) Perlu pelatihan guru profesional untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Indonesia, untuk menunjang hal tersebut masih perlu
UKG secara·
periodik. b) Perlu pelatihan guru pada aspek standard penilaian, karena peni'laian
pada kurikLllum 2013 berbasis otentik (khususnya pembuatan instrumen penilaian, penilaian kinerja, dan portofolio), c) Perlu meningkatkan pendampingan LPTK dan mitra dunia usa·ha/industri
DAFTAR PUSTAKA
Nanik, Estidarsani. 2011. PendekatanPenentuanSkor Batas Pengklasifikasian Tingkat Kompetensi Guru Smk JurusanTeknik Bangunan. Diserlasi tidflk dipublikasikan.Yogyakarta: PPs UNY. H
Rosnani Jusoh. 2012. Effects Of Teachers Readiness In Teaching And Learning Of .Entrepreneurship Education In Primary Schools. International Interdisciplinary Journal Of Education, August, 2012, Volume 1, Issue 7. Page 98-1 02. Siameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang MempengaruhinycL Jakarta: Rineka Cipta. Suka'rdi, T. (2008). Pengembangan model bengkel kerja praktik' SMK. Oisertasi tidak dipublikasikan. Yogyakarta: PPsUNY. (2005). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun2005, tentang Guru dan Dosen
_ _ _ _a
PermendikbudNomor 70 ttg Kerangka Dasardan Struktur Kurikulum SMK-MAK. _ _ _ _. Permendikbud No. 54 tahun 2013 ttg SKL
_ _ _ _. Lampiran Permendikbud No. 54 tahun 2013 ttg SKL _______. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar lsi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
362 .............
~~
_ _ _ _.P·ermen'dikbud No. 65 th ·20·.13 ttg Sta'ndar Proses
- - - -.Lampiran Permendikbud No. 65 th 2013 ttg Standar Proses _ _ _ _.Permendikbud No. 66 th 2013 ttg Standar Penilaian _-:---_ _oLampiran
Permendikb~d
No. 66 th 2013 ttg Standar Penilaian
36·3
PERSEPSI GURUTERHA·DAP KURIKULUM 2.013
(Survey Terhadap Guru-Guru Di Bogor Jawa Barat) Rais Hidayat1 dan Yuyun Elizabeth Patras Waroka 2
·ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi guru mengenai Kurikulum 2013, khususnya di wilayah Bogor Jawa Barat.. Metode" pene.litian ini mengggunakan metode 'survei dengan menggunakan kuesioner. Penelitian ini menemukan bahwa .persepsi guru atas Kurikulum 201'3 masih· .. kurang .mendukung. untuk implementasi Kurikulum2013. Berdasarkan temuan penelitian ini disarankan agar pemerintah meningkatkan sosialisasi Kurikulum 2013 ·dan 'meningkatkan pendidikan dan 'Iatihan (Diklat) khususny~.meng.f?na.i pe~gembangan pembelajaran dan evaluasinya kepada seluruh' guru dipenjurLl tanah air. . Ka~~
kunci: Persepsi Guru, Kurikulum 2013.
PENDAHULUAN p.~.ndidikan
dan kurikulum tidak bisa dipisahkan. Pendidikan yang bermutu
ti9ak bisa.· d.~lepaskan .dari kurikulum yang bermutu. Namun demikian, kuri~ulum yangbermutu tidak serta merta akan melahirkan pendidikan yang bermutu .
.
.
.
kat.ena ada pelaksana kurikulumyaitu guru-guru yang bermutu. Oleh sebab itu, guru yang. bermutu dankurikulum yang bermutu harus ada dalampendidikE.1n. Pemeri.ntah Indonesia,.melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah
memberlakukan Kurikulum 2013 di beberapa sekolah. Secara teoritik
dapat d.ijelaskan 'bahwa kurikulum adalah jantung dari pendidikan (curricululn is
the heart of education). Tanpa kurikulum, maka pendidikan akan kehilangan arah dan makna. Oleh karena fungsi
kurikulums~demikian
penting, maka pembuatan
kurikulum harus. memperhatikan para pengambil keputusan baik itu sekolah, lembaga k.eagamaan, lembaga swadaya masyarakat (LSM), media, dan semua lembaga yang dapat mempengaruhi anak-anak. Namun pelibatan berbagai 1 2
Dosen Universitas Pakuan Bogar, Mahasiswa MP S3 UNJ Dosen UQiversitas Pakuan Bogar, Mahasiswa MP S3 UNJ
364
unsur masyarakat dalam pemb'uatan kurikulum terseb.ut sering diabaikan sehingga kurikulum yang ada hanya ·merupakan.' ha.sil sekelompok orang saja. Alhasil, kurikulum tersebut tidak mampu memberi nyawa bagi p'endidikan. Kurikulum 2013 menurut Mohammad Nuh· (Kompas, 3 Agustus 2013.) adalah sebuah kurikulum yang dirancang untuk menyiapkan peserta didik dalam menghadapi tantangan di masa depan mereka. Tantangan masa depan yaitu tuntutan
globalisasi,
pengetahuan
serta
diperhitungkan
kemajuan
teknologi
informasi,
pergeseran
kekuatan
ekonomi
dalam
pengembangan
kurikulum.
ekonomi dunia
berbasis
yang
Sementara
harus turitutan
kom'petensi masa depan menurut partnership 21st century sangat berbeda dengan tuntuntan keterampilan di abad-20. Keterampilan-keterampHan tersebut diantaranyaadalah berkomunikasi, kemampuan memecahkan masa,lah,. inov'atif dan kreatif serta menguasai teknologi informasi.. Tujuan Kurikulum 2013 adalah untuk mempersiapkan insan Indonesia untuk memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang produktif, kreatif, inovatif dan efektif sertamampu berkorltripusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Salah satu diantaranya
ad~lan
bonus demografi. Bonus demografi merupakan sebuah
keuntungan yang akan dimiliki olehlndonesia dimasa yang akan datang, diperkirakan rentang tahun 2010 - 2035, dimana populasi manusia Indonesia memiliki jumlah usia produktif tinggi, sementara jumlah usia yang non produktif rendah.
'Adan'ya
bonus
demografi
ini
harus
dimanfaatkan
dengan
penyelenggaraan p.endidikan dengansebaik-baiknya, salah satunya dengan Kurikulum yang adaptif pada perubahan. Salah satu hal penting juga bahwa Kurikulum' 2013 untu'k membangun dan meningkatkan karakter bangsa 3 . Dari sisi latar beiakang lahirnya Kurikulum 2013, harus d·iakui pemerintah berupaya ingin meningkatkan mutu pendidikan melalui perbaikan kurikulum. Rais Hidayat dan Yuyun Elizabeth dalam Jurnal Pedagogia Universitas. Pakuan
Rais Hidayat, Belajar Pendidikan Karakter Dari Cina, Prosiding Seminar Nasional, Jakarta: Ikatan Mahasiswa Pascasa(jana 53 Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta, Juni 2013, p. 52.
3
365
menjelaskan faktor-faktor lahirnya 'Kurikulum 2013 yaitu:
Pertama,
tar~tangan
masa depan diantaranya meliputi arus globalisasi, masalah lingkungan 'hidup, kemajuan teknologi informasi, konvergensi .ilryl,u dan tekno·logi,. dan ekonomi.. berbasis pengetahuan. Kedua, kompetensi masa depan yang antaranya meliputi kemampuan
berkomunikasi~
kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan:
mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga negara yang efektif, dan kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda. Ketig'a, fenomena sosial yang. mengemuka seperti perkelahi'an pelajar, narkoba,. korupsi, plagiarisme,. kecurangan dalam berbagai jenis' ujian, dan gejolak sosial (social unrest). Keempat adalah persepsi publik 'yang menilai pendidikan selama ini terlalu men,itikberatkan 'pada' aspek kognitif, beban siswa yang terlalu berat, dan kurangbermuatan karakter4 ... Rais Hidayat dan .Yuyun Elizabeth 5 juga mencatat .beberapa wacana yang terdapat dala.m Kurikulum 2013 yaitu: Pertama, penyederhanaan dan· tematik-integratif. Wacana ini munculdidasari
. adanya permasalahan dalam kurikulum 2006 sebagai berikut: konten· kurikulum yang ·masih. terlalu . padat; .belumsepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; kompetensi·· belum menggambarkan' secara 'holistik baik domain sikap; keterampilan. maupun pengetahuan; belum peka dan tanggap' terhadap perubahan sosial yang terjadi padatingkat
lokal~
nasional,. maupun global; standar proses pembelajaranbelum
menggambarkan urutan pembelaJaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsira'nyang beraneka ragam dan berujung padapembelajaran yang berpusat pada guru; standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan h'asil) dan beium secara tegas: menuntut adanya remediasi secara berkala.
Rais Hidayat dan Yuyun E·lizabeth~·Pendidikan 'Abad 21 dan Kurikulum 2013: Survei terhadapGLiru-guruSekolah Dasar Mengenai Wacana Perubah.an Kurikulum 2013, Jurnal Pedagogia, Volume 5 Nomor 1 Tahun 2013, ISSN: 1693-5799, p. 4 . 5 Ibid, p. 5-.
4
366
Kedua, wacana .menambah jam pelajaran. Rasionalitas pen.ambahan· jam pelajaran dapat ·dijelaskan bahwa. perubahan proses pembelajaran (dari siswa diberi tahu menjadi siswa ·mencari tahu) dan proses penilaian (dari berbasis output menjadi berbasis proses- dan output) memerlukan penambahan jam pelajaran. Di banyak negara, seperti AS dan Korea Selatan, akhirakh,ir ini ada kecenderungan dilakukan menambah jam pelajaran. Ketiga, wacanaparadigma belajar abad 21. Perlu disadari bahwa dalam perkembangan ilmu pe·ngetahua·n dan' teknologi seperti saat 'ini, maka guru kini bukan satu-satunya sumber pengetahuan di kelas. Melalui perubahan struktur masyarakat, perkembangan metode pengajaran, dan pemanfaatan tek·nologi informasi dan ko.munikasi, peserta didik· bisa mendapatkan pengetahuan dari berbagai sumber.Tema Perubahan Kurikulum 2013 adalah dapat menghasilka·n .manusia Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif,. dan afektif mela.luip.enguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan .pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi. Pengembangan kurikulum 2013 untuk··. mendorong peserta didik atau· siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, danmengkomunikasikan. (mempr.esentasikan), apa yang diperoleh atau diketahui setelah siswa menerima ·materi pembelajaran .. Keempat, wacana mengintegrasikan mata pelajaran..Tidak ada.penghapusan·
mata pelajaran, yang ada hanya pengintegrasianmata·pelajaran.Mata.· pelajaran IPA' dan IPS. disekolah dasar. (SD) diintegrasikan ke ·dalam. se.mua mata pelajaran.
Pengintegrasian
ini
dilakukan
untuk
menyesuaikan
dengan
perkembangan. zaman yang terus mengalamiperkembangan pesat. Ada . empat standar
dalam
kurikulum
yang
mengalami' perubahan,
meliputi.· standar
kompetensi lulusan, proses, isi, dan stan'dar penilaian .. Kelima, wacana kompetensi guru. Pendidikan sebagai bagian dari sistem
rekayasa sosial terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan, keJlarkatan dan kemartabatan suatu bangsa, membutuhkan kehadiran guru. Guru dan kurikulum ibarat dua ·sisi mata uang, yang tidak bisa dipisahkan. Satu saja tidak ada; maka tidak memiliki nilai apa-apa.Ada empat standar dalam kurikulum yang
367
mengalamiperubahan, meliputistandar kompetensi lulusan, proses, isi,' 'dan standar penilaian.. Kesemuanya ini· membutuhkan guru. yang profesional. Perubahan pada standar proses misalnya, maka ··akan berubah pula .strategi pembelajarannya. Guru wajibmerancang dan mengelola proses pembelajaran aktif yang. menyenangkan untuk mendorong peserta didik, melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomun'ikasikan (mempresentasikan). Keenam, wacana buku induk Kurikulum 2013. Pemerintah akan menyiap'kan buku Induk' Kurikulum. Ketersediaan buku sebagai bahan ajar dan sumber belajar yang mengintegrasikan keempat standar pembentuk kurikulum; yang sesuaidengan' model interak.si pembelajaran; yangsesuai
deng~n
model.
pembelajaran berbasis. pengalamanindividu' dan berbasis deduktif;. dan yang.. m.e.ndukung:· efektivitas sistem pendidikan, menjadi bagian' tidak terpisahkan dalampengembangan kurikulum 2013. Ada beberap.a. buku yang di:sia.pkan. Pertama, buku 'panduan guru, mencakup buku panduan ·pelaksanaan· proses pembelajarandan dan panduan pengukuran danpenilaian hasil belajar siswa. Kedua~
bukusiswa,·. yang berisi kegiatan pembelajaran untuk mencapai
.kompetensi dasar..Buku ini didesa'in agar siswa mampu.m.elakukan kegiata.n observasi; .bertanya,
asosiasi~
dan komunikasi. Dalam pengembangan kurikulum
2013,pemerintah berharap. guru, orang tua dan siswa .tid.ak terbebanidengan bukuyang dipastikan akan mengalami perubahan. Dalam rangka memperlancar implementasi Kurikulum 2·01,3 ini, pemerintah s'edang dansudah mengujicoba Kurikulum 2013 di lebih dari 6500 sekolah di selurutl Indonesia. Kritik yangmuncul terhadap ujicoba Kurikulum 2013 yaitu kurikulum 2013 hanyadiujicobakan di sekolah-sekolah dalam kategori "baik", kemudian bagaimana dengan implementasi Kurikulum 20'13 disekolah dalam kategori "setengah baik" dan "kurang baik"? (Kompas, tgl 1· 8 Agustus· 2013). Atas dasar kritik ujicoba Kurikulum 2013 tersebut, maka implementasi Kurikulum 2013· menarik untuk dikaji lebih lanjut. Secara teoritik ada beberapa ha'l yang diduga menjadi penghalang dalam implementasiKurikulum 2013 antara lain hambatancara berpikir (mind set) dari
368 t~·
para guru, hambatan budaya .(culturaf." set), .hambatan birokrasi, hambatan manajemen, hambatan sumber daya seperti sarana dan prasar-ana di sekolah·, dan hambatan sumber daya manusia (80M) seperti kualitas guru dant~naga kependidikan. Salah satu. hal penting' dalam implementasi' Kurikulum 2013 yaitu bagaimana persepsi guru atas Kurikulum 2013 tersebut. Persepsi guru terhadap kurikulum 2013 terbagi dalam tiga kategori, yaitu persepsi yang mendu'kung, persep'si yang' menolak dan persepsi netral. Menurut teori, jika secara persepsi guru. mendukung atas sebuah kurikulum, maka implementasi kurikulum tersebut akan··lebih muda'h dilakukan. Sebaliknya, persepsi guru yang" tidak mendukung', maka'akan menjadi penghalang "atau barier dalam
pelaksanaan~kurikulum... Oleh
sebab itu, bagaimanapersepsi guru atas Kurikulum 2013 sangat penting untuk ··diketahui· karena· akan dapat membantu dalam meramalkan. sejauh 'm,ana kesuksesan implementasi Kurikulum201·3 di masa yang akan datang. Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami setiap orang ·di dalam memahami informasi tentang' Hngkungannya baik lewat penglihatan, "p'endengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci· untuk memahami perse'psi adaiah terletak pada pengenalan bahwa perseps.i ·.itu· merupakan sesuatu p'enafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu . . pencatatan yang benar terhadap situasi. Seperti dikatakan oleh .David Krech bahwa the cognitive .map of the individual is not, then, physical world; it is, rather,
~
photographic representation of the
a partial, personal construction .in. which.certain
objects, selected out by the individual for a major role, are perceived' individual manner. Every perceiver is, as it were, to degres a nonrepresentational artist, painting a picture of the world that expresses his individual view of reality. 6 Berdasarkan pendapat David Krech diatas dapat dikatakan bahwa persepsi terkait dengan peta kognitif individu, bukan penyajian·. fotografik
dari
suatu kenyataan fisiko Persepsi merupakan konstruksi pribadi yang kurang
6
David Krech, RichardsS. Crutchfield; dan Egerton L Ballachy, Individual in Society,( New York, McGraw-hilr Book
Company, 1962) p.20
369
sempurna mengenai·.
obyek .tertentu.
seseorang atas objek tertentu
~esuai
Persepsi' merupakan hasil seleksi
dengan kepentingannya. Persepsi lahir
menurut bagaimana kebiasaan orang tersebut memanJdan'd objek. S·ecara ringkas. pendapat Krech tersebut bahwa persepsi adalah suatu proses kognitif . yang kompleks dan menghasilkan suatu gambar unik suatu kenyataan yang barangkali sangat berbeda dari kenyataannya. Persepsi menurut Ivancevich, Konopaske dan Matteson adalah' the process by wich an individual gives meaning to the environment? Ketika individu
memberikan
makna
pengorganisasian
pada
lingkungan
dan pemaknaan
tersebut
terhadap
melibatkan
upaya
berbagai. stimulus
melalui
pengalaman psikis individu tersebut. Persepsi dapat pula didefin·isikan sebagai sU'atu proses yang mana' individu mengorganisasikan danmenafsirkan kesan inderanya· yang kemudian memberikan makna kepada ling:kungan mereka. Oleh karena itu, apa yang dipersepsikan seseorang dapat berbeda dengan kenyataan yang objektif 8.: .. Berikut.adalah bagan yang menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi·seseorang. Karena faktor yang m.empengaruhi persepsi sangat barlyak dan beragam, maka persepsi setiap orang atasobjek tertentu bisa berbedabeda.
7
Ivancevich, Konopaske, Matteson, Organizational Behavior and Management, Singapore: McGraw Hill, 2008, p.
86. 8
Stephen" P. Robbins) Perilaku Organisasi, (PT INDEKS Kelompok Gramedia:Jakarta) 2003) p.160
370
Faktor PadaPemers'epsi' . • • • • •
Sikap Motif KepentingaIi Pengalamap. Pengharapan
Faktor dalam situasi • •
Waktu Keadaan/tempat kerja
•
Keadaan Sosial Faktor Pada Target • HalBaru • Gerakan • Bunyi •. Ukuran· • Latar Belakang • Kedekatan
Bagan 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi .persepsi 9 Memp.~rhatikan
" ". .
bagan bagaimana persepsi dipengaruhi berbagai....fa.ktar
sebaga.imana terg.ambar dalam bagan di atas,
m~ka
per~epsi
~ur~.; p~da
Kurikulum 2013 harusbenar-benar positif. Agar persepsi guru positif terhadap Kurikulum 2013, maka Kurikulum 2013 tersebut harus be.nar-benar sesuai dengan sikap, motif,kepentingan, pengalaman, dan sesuai keadaanyang diingnkan oleh para guru. Pertanyaanya adalah apakah Kurikulum 2013 lahir dengan melibatkan guru secara maksimal? Berdasarkan
pemaparan
latar belakang
memaparkan hasH survei persepsi guru Jawa
Barat.
Walaupun
penelitian
Int
terhadap
di
atas,
artikel
ini
akan
Kurikulum 2013 di Bogar
mengandung
memiliki
sejumlah
keterbatasan, namun penelitian ini diharapkan dapat m'emberikan insight atau wawasan dalam menentukan kebijakan yang akan Kurikulum 2013.
9
Ibid. P.J64
371
diambil dalam implementasi
METODOLOGI PENELITIAN .. Metode penelitian ini mengggunakan, metode. survei terhadap 200 oran'g guru dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan persepsi guru terhadap kurikulum 2013. Pertanyaan survei . meliputi pengetahuan dan kesiapan para guru dalam pelaksanaa'n Kurikulum 2013serta bagaimana kesiapan sekolah-sekolah baik dalam sarana, sumber daya dan sumber daya manusia dalam implementasi Kurikulum 2013. Survei dilaksanakan 1-5 September 2013 di wilayah Bogor Jawa Sarat. Populasi dal'am petleliti'an ini yaitu guru PNSdan Non PNS yang berjumlah sekitar 8916 (data tahun 2010). Survei ini dilakukan terhadap 51 ,5 % PNS dan 48,5 % non PNS, 4'3°,,{, :g'uru pria dan 53% guru wanita, jenjang umur dari 20-25 sebanyak: 10,4°/b', umur 26-30: 28,2 %,31-35: 19,8 % , 36-40: 21,3% ,41-45: 5,9% , 46-50: 7',90/0 , .
,
51-5'5: '5 %
,
dan 56-60: 1,5%.
TEMUAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan 'hasH survei persepsi guru terhadap Kurikulum 2013 s'e-Bogor ditemukan bahwa sebanyak 60,4
%
gurusudah mengerti tujuan diadakannya
kurikulum 2013, dan 36,9 0;0' guru menjawab tidak mengerti. Serdasarkan data ini .
.
mak'a pemerintah masih perlu bekerja keras agar para guru benar-benar mengerti tujuan adanya kurikulum 2013. Tanpa guru memahami'tujuan lahirnya kurikulum,maka implementasi Kurikulum 2013 takkan seperti yang akan dfharapkan. Guru akan terjebak dengan tradisi pada kurikulum sebelum'~ sebelumnya. Implikasinya, pelatihan Kurikulum 2013 bagi guru 'harus ditekankan pada bagaimana guru memahami' dari tujuan lahirnya Kurikulum 2013. Berdasarkan hasil survei persepsi guru terhadap kurikulum 2013 5e-Bogor ditemukan bahwa sebanyak 61,9 °lb mengatakan kurikulum 2013 mende'sak' uhtuk dilaksanakan, 30,2
%
mengatakan tidak mendesak untuk dilaksanakan,
dan sisanya sebesar 7,4°~ fllenyatakan tidak tahu. Berdasarkan dataini maka dapat dikatakan bahwa penerimaanguru terhadap kurikulum 2013 masih perlu diyakinkan bahwa kurikulum 2013 merupakan" hal yangpenting dan mendesak
372 ..........
1.
untuk dilaksanakan. Jika guru masih berpendapat bahwa pelaksanaan Kurikulum 2013 belum mendesak, maka guru akan tetap mengajar dengan metode dan pendekatan kurikulum yang sebelum-sebelumnya. Hasil survei ini menemukan sebanyak 52°A> guru setuju bahwa perubahan,perubahan kurikulum mampu meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, 35,6% mengatakan tidak setuju, dan sisanya sebanyak 11,9% menjawa,b tidak tau.
Berdasarkan data ini maka dapat dikatakan bahwa pemerintah 'harus
berusaha
semaksimal
mungkin
bahwa
Kurikulum
2013
akan
mamp~
meningkatkan .mutu pendidikan. Mengapa masih banyak guru yang tidak percaya kurikulum baru akan meningkatkan mutu pendidikan? Hal inididuga karena sering terjadi perubahan kuri'kulum tanpa diiringi dengan perubahan kualitas guru dan :sarana prasarana. Hasil survei ini menemukan bahwa hanya 38,60/0 guru telah meng.ikuti sosialisasi kurikulum 2013, 60,9% belum mengikuti,. dan sisanya sebanyak S°A> menjawab tidak tau. Berdasarkan data ini maka pemerintah .harus dengan segera mengadakan sosialisasi, kurikulum 2013 ke seluruh guru di Indonesia. Sosialisasi sangat penting karena guru merupakan ujungtombak. Jika wilayah sekitar Bogor saja yang notabene merupakan wilayah yang tidak jauh dari pusat (Jakarta) 60% belum menerimasosialisasi Kurikulum 2013, bagaimana dengan wilayah Indonesia yang tergolong 3T (terdepan, tertinggal, terdalam) 10. Dalam sosialisasi apapun di negara ini faktor paling menyulitkan ,adalah faktor geografis yang terdiri dari ribuan pulau dari Sabangsampai Marauke. Pemerintah hendaknya menggunakan segalacara, termasuk menggunakan teknologi komunikasi seperti internet dalam sosialisasi Kurikulum 2013. Hasil survei ini menemukan bahwa 52% guru setuju bahwa perubahanperubahan kurikulum mampu meningkatkan mutu pendidik'an di Indonesia., 35,6% tau.
mengatakan tidak setuju, dan sisanya sebanyak 11 ,9 % menjawab tidak Berdasarkan data ini maka dapat dikatakan bahwa pemerintah harus
Yuyun Elizabeth Patras, Perspektif Budaya, Ekonomi, dan Politik dalam Pendidikan 3T dan Pembentukan Karakter Bangsa, Prosiding Seminar Nasional, Jaka.rta:lkatan Mahasiswa Pascasarjana S3 Manajemen Pendi~ikan ' Universi~as Negeri Jakarta., Juni 2013., p. 100.
10
373
berus'ah'a'
semaksimal
mungkin
bahwa
Kurikulum
2013
akan
mampu
meningkatkan· mutu pendidikan .. Selama ini Indonesia dipandang kurang menyelenggarakanpendidikan
bermutu
sehingga
men'yebabkafi
f:)osisi
Indonesia dalam' kancah persaingan global terpuruk. Menurut catatan UNOP tahun 2006, Human Development Index (HOI) Indonesia hanya menduduki ranking 69 dari 104 negara. Adapun tahun 2007, UNDP menempatkan Indonesia berada pada urutan ke-108 dari 177negara. Sementara berdasarkanGlobal Competitiveness Indeks tahun 2008 menurut sumber Bank Dunia 2009,
Indonesia"berada' di :peringkat 54 dari 134 negara 1'1~ ··Hasil survei ini menemukan bahwa sebanyak 28,2% guru mengatakan . sudah 'men'getahui tentang proses pembelajaran' dalam 'Kurikulum" 20·13,.' sebanyak 38, 1 guru menjawab belum rnengetahui, dan sisanya sebanyak 33,2°16.-: .' menja·wab··tidak tau. Kurikulum pada hakikatnya tidak"s'emata-mata .perubahan mata pelajaran' dan jumlah jam pengajaran, namun termasuk. bagaimana proses pembelajaranyang dilakukan. Fakta bahwa hanya ada 30 guru yang mengerti bagaimana pembelajaran dalam Kurikulum .2013 dilakukan, merupakanfakta yang meng.erikan. Karena ··se·sungguhnya·proses p.embelajaran· merupakan hal yang paling menentukandalam peningkatan mutu' pendidikan. Sebaik· apapun kurikulum 201.3' Jika gurunya belum mengerti· bagaimana membelajarkan 'peserta didiknya, maka.kurikulum tersebut belum bisa dipandang berhasil. T·ilaar12 m.encatatbahwa··kegagalanKurikulum CaraBelajar Siswa Aktif (C·BSA):· sebagai kurikulum super lebih karena gagalnya gUJudalam menerapkan kuriku·lum tersebut. Maka dari itu,pemerintah harus berupaya kerasagar guru-guru mampu· membelajarkan siswa sesuaidengan Kurikulum 2013. dituntut dimas'a' depan
yang
adalah' :kolaborasi,
Adapun proses.belajar multidisipliner,
belajar
mengambil risiko, trial-and error, kreativitas, motivasi intrinsik melalui"permainan, passion, dantujuan yang jelas 13.
11
Sofyan S'auri, Strategi Pembangunan Bidang Pendidikan Untuk Mewujudkan Pendidikan Bermutu~
file.upLedujdirektori/FPBS, diakses 15 Mei 2013. . : 12 Tifaar, Menyiapkan Generasi Emas Menuju Indonesia, 2045, (Jakarta: Lemabaga Manajemen UNJ, 2013), p.·35. 13 Ibid/p. 38.
_
... .•
"i,.
374
. 'Hasil ,survei ini m'enemukan bahwa 24,8'%' guru mengatakan' sudah mengetahui tentang proses evalu,asi· yang harus'dilakukan dalam kurikulum 2013. Sebanyak 34,7 guru IT.enjawab tidak' dan sisanya sebanyak 40,.1,% menjawab'tidak tahu. Melakukan evaluasi pembelajaran merupakan bagian yang tidak terpisahkandari sebuah ·kurikulum. Komponen kurikulum' yang tidak bisa dipisahkan antara lain: tujuan, materi pelajaran, proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Jika h'anya ada 24,8% guru yang mengerti proses dalam evaluasi pembelajaran dalam Kurikulum 2013, maka dapat dikatakan 'sistem evaluasi pembelajaran dalam Kurikulum 2013 ituharus mendapatkan prioritas dalam sosialisasi kurikulum. Apa ya'ng diajarkan tercapai atau tidak, terlihat -dari apa yang ·terlihat dari hasil evaluasi. Oleh karena itu,
guru~guru
har.us'-mengu'asai
sistem evaluasi pembelajaran berdasarkan Kurikulum2013.
-, '
Hasil surveimenemukan· bahwa sebanyak 14,4% ,guru" yakin ..bahwa .kurikulum 20131ebih baik dari kurikulum sebelumnya, sebayak 52°1<>' guru menyatakan tida.k yakindan sisanya sebanyak
33,7°~
menjawabtidak
.tahu'~
Secara teoritik., persepsi yang baik terbangun dari sebuah' keyakinan" yang ':mantap ·atas 'sebuah objek. Persepsi bahwa Kurikulum 2013 akan',lebih ·baik··'da'ri Kutikulum sebelumnya. hanya sebesar
14,4%saja~, Data
ini berarti'Kurikulum
201'3 b'elum mengubah mindset gurubahwa pendidikanakan' berjalan lebih ·baik dengan kurikulum 201"3. Dari fakta ini dapat'dikatakan pemerinta·h.harus·',bekerja kerasmeyakinkan' guru-gurubahwa Kurikulum2013 akan berimplikasi lebih·bai-k padapendidikan. Hasil survei menemukan sebanyak 36,6% guru mengatakan' .bahwa pemerintah
belum melibatkan guru
secara 'maksimal dalam." pe.laksanaan
kurikulum· 2013, sebanyak 11,9% guru menjawab pemerintah sudah melibatkan guru dalam pelaksanaan ,·kurikulum secara' maksimal; dan sisanya ·sebanyak 51 % menjawab tidak tahu. Data ini merupakan klimaks dari pertanyaan mengapa guru lebih banyak yang tidak tahu bagaimana proses pembelajaran Kurikulum 2013, mengapa gurutidak tahu bagaimana siste·m. evaluasiKurikulum 2013,. dan mengapa guru tidak
ya~in
Kurikulum 2013 itulebih. baik dari kurikulum
375
sebelumnya. Semua pertanyaan itu terjawab karena dalam proses pembuatan Kurikulum 2013 guru kurang merasa dilibatkan secara maksimal. Secara teoritik, pembuatan K".Jrik~lum': dapat dilaku·kan secara top down (dariatas ke bawah) yaitu kurikulum dibuat oleh para pejabat pendidikan danbuttom up (dari bawah ke atas) yaitu kurikulum dibuat oleh guru-guru kemudian dilegitimasi oleh para pejabat pendid.ika'n. Fakta tersebut menunjukan bahwa pemerintah masih lebih dominan menggunakan praktik top down.
Fakta ini menunjukan bahwa
walaupun guru'merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan Kurikulum 2013i, namun .peran' serta guru ·da'iam. pembuatan kurikulum diabaikan. Pemerintah berdasarkan latar belakang ,yang sudah kita· ketahui berniat memperbaiki,' 'mutupendidikan melalui perbaikan kurikulum.
Namun~
niat 'yang
baik saja tidakcukup, harus ada langkah kongkrit yang membuat 'semua pihak meras'a ',memiliki 'da·n tang'gungjawab' atas peningkatan ~·.mutu· pen·didikan. Kritik atas.implementasi Kurikulum 2013 selama ini yaitu pemerintah terlalu terburuburu dan· . tidak: mendasarkan pada. evaluasi kurikulum· sebelumnya. Apalagi menurut surveiini',' .'guru merasa kura,ng dilibatkan dalam pembuatan kurikulum. Dapat diprediksi,. 'p'elaksanaan Kurikulum '2013 nanti akan 'mengalami. ,hambatan yang datang darig'uru .itu sendiri. Olehkarena itu,pemerintah harus:: benar-benar menurij.ukan bahwa ·Kurikulum 2013 benar-benar sesuai· dengan sikap; kepentingan, pengalaman, dan
sesuaikeadaany~ng
diingnkan'oleh para guru.
Hasil surveiini' menemukan sebanyak 13,9% bahwa
kurikulum
2013
pelaksanaannya
mot~f,
lebih
gurumengatakansetuju mudah
dari
kurikulum
sebelumnya, sebanyak 35,1 guru menjawab tidak, dan sisanya sebanyak51°jQ menjawab.· tidak tahu. Jikakita observasi ke· lapangan-, maka sebag.ian besar guru ingin' membelajarkan siswa dengan cara-cara yang mudah namun efektif dan efisien. Ada pendapat bahwa guru dalam kurikulum sebelumnya terlalu dibebani dengan tugasmembuat administratif yang bertele-tele .·dan melelahkan. Tentu
merek~
dalam tugas
mengharapkan lahirnya Kurikulum 2013 .bisa·meringankan mereka
administratif~'
Namun berdasarkan data ini guru-guru be.lum bisa
menyambut dengan suka hati bahwa tugas mengajar·mereka·a.kan lebih ringan.
376 --...•
.
i..
Kurikulum 2013· memang menyiapkan' buku pegangan murid dan guru,- namun nampaknya guru-guru belum yakin buku pegangan tersebut akan meringankan mereka. Oleh sebab itu, pemerintah harus bekerJa keras bahwa buku pegangan guru dan murid dapatmeringankan guru-guru dalam bertugas. Hasil .. survei menemukan bahwa50,5 %
g'uru mengatakan siap jika
diperintahkan· untuk melaksanakan kurikulum 2013',
sebesar 48,5
guru
menjawab tidak siap, dan sisanya sebanyak 1% menjawab tidak tahu. Data ini menunjukan bahwa·· k.urikulum apapun bagi guru-guru tidak 50al,. selama diperintahkan pasti akan dilaksanakan. Namun adanya ..persentasesebesar 48,5% g:uru tidaksiap melaksanakan' Kurikulum 2013
merupakan data yang
menarik. ·kare.na, ini. berarti hampir setengah dari ·guru yang disurvei tidak. siap. Apakah implementasi kurikulum akan berhasil jika gurunya memang tidak siap? . ~entu jawabnya.guru harus siap,olehkarena' itu pemerintah harus' benaT~'benar ·melakukan upayaagar para g·uru suka atau tidak suka. untuk bersiap malaksanakan Kurikulum 2013. Jika upaya menyiapkan ini lemah;· maka dapat diprediksi pelaksanaan Kurikulum 2013 akan berjalan' dengan kurang baik. Hasil survei menemukan bahwa 18,3% guru mengatakan·sekolah. tempat mereka·· bekerja sudah melaksanakan kurikulum 2013, sebanyak 81 ~2'% 'guru Illenjawab belum melaksnakan, dan sisanya sebanyak 0,5'0/0 menjawab. tidak tahu .. Dalam uji coba
iplementasi Kurikulum 2013 memangada sekolah' yang
sudah ditunjuk untuk melaksanakan Kurikulum 20.13, ada juga ··sekolah yang sukarelamelaksanakan kurikulum 2013 karena secara faktualsekolah mere·ka sudahmelaksanakan pembelajaran yang senapasdengan kurikulum' 2013. Data bahwaguru-guru belum merasakan kurikulum 2013 karena sebagian besar sekolah':' (80%) belum melaksanakan Kurikulum
2013~
.Masih bes'arnya sekolah
ya'ng tidak termasuk ujicoba atau melaksanakan Kurikulum 2013 menjadi tugas berat
bagi
pemerintah
agar
bagaiman.a
sekolah~s'ekolah'
nanti . · bisa
mengimplementasikan Kurikulum . 2013 dengan benar, efektif ·dan,·efesien. Pemerintah harus membentuk tim .sosialisasi . dan' pemantau pe:laksanaan Ku.rikulum 2013 dengan sebaik-baiknya.
-
.•
377
..
i...
J-' I
Hasil surve'iin,i: 'menemukan se·banyak 36,6% guru mengatakan sekolah tempat: mereka bekerja' mempunyai fasHitas yang ·si.ap 'dalam . mendukung pelaksanaan kurikulum 2013, sebanyak . 33,7 guru menjawab tidak siap; dan. sisanya sebanyak 29,7% menjawab tidak tahu ..Data ini menunjukan kebutuhan guru akan arti penting dari .fasilitas sekolah. Jika kurikul,um 2013 ingin berhasil, maka pemerintah. harus memenuhi· sarana ,pendukung .sesuai standar sarana prasarana 'yang' telah ditentu·kan. Banyak' sekolah rusak dan tidak memadai untuk melakukan aktivitas belajar mengajar. Jika wilayah ·Bogar saja banyak guru menyatakan: sarana dan prasana.:sekol:ahnya ·tidak siap:. untuk melaksanakan Kurikulum 2013,. bagaimana dengan di daearah· 3T?, Oleh karena itu', kesiapan sarana' dan' prasarna harus tetap diperhatikan dalam implementasi' Kurikulum . 2013':~,
. "'.: "HasH"· survei menemu'kan .se·ban.yak 44,'1·% 'guru:' mengatakan., sekolah . ' tempat mereka 'bekerja memiliki sumber daya. manusia yang siap'
.dalam
melakukankurikulum· 2013, sisanya sebanyak22,8 'guru menjawab tidakpunya SOM yang siap; dan sisanya sebanyak 32,7 ·0/0 menjawab"tidak'.tahu ... Data ini menunjukan
hany'a ., .setengah dari guru yang, ada ,disekolah ya.ng
siap
melaksanakan Kurikulum 2013. Jika ada 6 guru di satu sekolah, maka,.3 diantaranya tidak siap dengan pelaksanaan Kurikulum 2013. Adanya dataini hendaknya implementasi Kurikulum 2013 dilaksanakan setelah dilakukan pendidi'kan dan .Iatihanyang
m~madai
agarguru-gurudi sekolah benar-benar
memiliki kesiapan mental dan keterampilanyang memadai dalam melaksanakan Kurikulum ·2013. Survei ini jugamemintapendapat daripara guru mengenai faktorapa yang paling menentukan keberhasilan imp·lementasi kurikulum 14, terny·ata. faktor kualitas kinerja guru merupakan penentu utama keberhasilan implementasi kurikulum yaitu sebe'sar 420/0. Adapunfaktor-faktdr" penentu: lainya
yaitu:
Manajemen Sekolah:-.:23,8%, Pemanfaatan Sumber Belajar, Penggunaan Media Pembelaj.aran, dan Penggunaan Strategi dan Model pembelajaran sebesar: 14
Rusman, Manajemen Kurikulum, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011, p. 121
--
378 ..
"i..
berjalan efektif dan efisien maka ·disarankan agar pemerintah melakukan lebih banyak lagi sosialisasi dan diklat kepada para guru di seluruh Indonesia. 2. Guru
sebagai
ujung
tombak
pelaksanaan
kurikulum.
Penelitian
ini
menunjukan. bahwa guru harus menerima Kurikulum 2013, sementara -mereka kurang
merasa dilibatkan dalam pembuatannya.
Berdasarkan
temuan tersebut maka di masa mendatang pelibatan guru dalam pembuatan kurikulum perlu-dimaksimalkan. 3.
Peningkatan kualitas
kin~rja_.
guru, peningkatan
man~jemen
sekolah, -dan
pemenuhan sarana dan, prasarana sekolah merupakan faktor-faktor penting d'alam implementasi kurikulum. ,Penelitian ini menunjukan bahwa ,kualitas kinerja guru merupakan faktor utama dan pertama dalam implementasi .;' :,.; kurikulum'. Berdasarkan temuan tersebut disarankan agar pemerintah' terus men~rus
melakukan
peningkatan
kualitas
kinerja guru
dengan terus-
memberikan motivasi intrinsik dan ekstrinsik sehingga para guru", mampu melaksanakan tugasdanfungsinya secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA David Krech, Richards S. Crutchfield; dan Egerton L Ballachy. 1962. Individual in Society. New York, McGraw-hili Book Company. Ivancevich, Konopaske, Matteson. 2008. Management. Singapore: McGraw Hill.
Organizational
:Behavior
'and
Nasution. 2011. Asas-Asas Kurikulum. Jakarksta : Bumi Aksara. Oemar Hamalik,2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta, Bumi Aksara Petrick Slattery. 2006. Curruculum Development in ThePostmodern Era. New York: Informa Taylor and Francis Group. Rais Hidayat. 2013. Belajar Pendidikan Karakter Dari Cina, Prosiding Seminar Nasional, Jakarta: Ikatan Mahasiswa Pascasarjana 83 Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta, Juni 2003. -
-
Rais Hidayat dan Yuyun Elizabeth. 2013.. Pendidikan Abad 21 dan Kurikulum 2013: Survei terhadap Guru..;,guru Sekolah Dasar Mengenai Wacana Perubahan Kurikulum 2013, Jurnal Pedagogia, Volume 5 Nomor1 Tahun 2013, ISSN: 1693-5799. 380 ............ ,. i..
18,3'P/o, dan' Monitoring Pelaksanaan Kurikulum: 14',90/0. Berd.asarkan .data. ini,
maka bagaimana meningkatkan mutu kinerja guru· harus menjadi faktor utama dalam implementasi 'kurif:ulum. Oleh karena itu, pemerintah harus terus meningkatkan kualifikasi pendidikan guru danmemotivasi guru. baik dengan'" motivasi instriksik maupun ekstrinsik. Faktor selanjutnya yaitu meningkat,kan mutu manajemen sekolah.
Fakta dilapangan terlihat bahwa manajemen
pendidikan kurang berjalan karena keterbatasan leadership. Oleh karena itu, dalam
imple'mentasi
kurikulum
2013
harus
pula
memperhatikan
faktor
manajemen sekolah, khususnya dalam peningkatan kapasitas' dan kualitas kepemimpinan. Hasil survei ini menemukan sebanyak 18,3% guru mengatakan yakin bahwa kurikulum 2013 mampu memperbaiki. kualitas pendidikan Indonesia, sebnayak 27,2 guru menJawab tidak, dan sisanya sebanyak 53% menjawab. tidak. tahu. Berdasarkandata ini dapat 'dikatakan 'bahwa guru-guru belum memiliki keyakinan yang kuat bahwa Kurikulum 2013 akan menghasilkan pendidikan yang lebih baik. Implikasi. dari fakta ini adalah pem·erintah' diharapkan mampu meyakinkan, khususnya dengan memberikan best practices dari berbagai sekolah bahwa Kurikulum 2013 benar-benar akan membawa perubahan berarti pada pendidikan nasional. Jika selama ini uji coba hanya dilakukan di sekolahsekolah yang siap melaksanakanKurikulum 2013, maka seb'aiknya pemerintah jugamenunjukan hasH" uji coba dari sekolah-sekolah yang memiJiki keterbatasan yang umumnya dimikHi sebagaianbesar sekolah-sekolah di Indonesia. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil survei persepsi guru terhadap Kurikulum 2013, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Pengetahuan guru-guru mengenai Kurikulum 2013, khususnya pengetahuan mengenai tujuan lahirQyakurikulum 2013 dan pengetahuan mengenai pembelajaran dan evaluasi dalam Kurikulum 2013 masih k'urang memadai. Berdasarkan fakta tersebut, maka agar implementasiKurikulum 2013
379 ........... ... f...
Rusman~
2011. Manajemen Kurikulum. ·Jakarta:· Rajagrafindo Persada.
Sofyan ·$auri Strategi. Pembangunan Bidang Pendidikan Untuk MewL!judkan P~ndidikan Berf!1utu, file.upi.edu/direktori/FPBS, diakses 1S Me; 201~. J.
Stephen P.. Robbins. 2003. Gramedia:Jakarta.
Perilaku Organisasi.
PT INDEKS Kelompok
Tilaar. 2013. Menyiapkan Generasi Emas Menuju Indonesia, 2045. Jakarta: Lemabaga Manajemen UNJ. Yuyun Elizabeth Patras. 2013.. Perspektif Budaya, Ekonomi, dan Politik dafam Pendidikan 3T dan Pembentukan Karakter Bangsa, Prosiding S.eminar .Nasional,· Jakarta: Ikatan Mahasiswa Pascasarjana 83 Manajemen Pendidikan Univ.ersitas Negeri Jakarta, J.uni 2013.
_... .•
i..
381
PENGARUH· PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN" KECERDASAN ,,' PERSONAL TERHADAP HASIL BELAJAR
TE,KNIK~ DIGITAL
DENGAN
MENGONTROL PENGETAHUAN AWAL DI SMKN 2 MANADO LuckieSojow FT Unima
ABSTRAK Tujuan ':penelitian' ini' adalah untuk" mengetahui pengaruh pendekatan pembelajaran dan kec~rdasan'personal terhadap hasH", belajardasat te~nik digital setelah mengontrol pengetahuan awaL Metode penelitian eksperi'meri menggunakan desain factorial 2 x 2 dengan sampel random 60 peserta didik ,dengan. menggunakan,analisis kovarian (ANCQVA). Hasil penelitian ini".diperoleh setelah mengontrol pengetahuan awal: (1) Hasil belajar d'asar teknik, digital p'ese,rtadidik yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran menggun:akan Si,IJlulator,lebihtinggid.ari pada peserta didik yang ,diajarkan" dengan pendekata,n pembelajaran menggunakan trainer" (2) Hasil belajar dasar teknik digital peserta, didik' yangm'e'milikikecerdasan interpersonal Jeblh tinggi 'dari-pada peserta:.:d,idik ,yang memiliki.. kecerdasan intrapersonal, (3) Terdapat pengaruh interaksiantara pendekatan pembelajaran dan kecerdasan personal terhadap hasil belajar dasar teknik digital,' (4) Padakelompok yang' meniHiki kecerdasan 'interperso'nal, hasil be!ajar dasar teknikdigita,l peserta didik yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran menggunakan simulator lebih tinggi dari pada peserta didikyang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran menggunakan trainer, (5)' Pada k~lompok yangmemilikikecerdasan intrapersonal, hasil belajar dasar ':teknik dig,italpesertadidik yang diajarkan dengan pendekatan, pembelajaran menggunakan simulator ,Iebih rendah dari pada peserta didik yang diajarkan d,engan pendekatan. pembelajaran menggunakan trainer; (6) Pada peserja qidi,k , yang diajarkandengan pendekatan pembefajaran menggunakan simulator, hasil belajar dasar teknik digital peserta didik yang memiliki kecerdasan interpersonal .'Iebih tinggidari pada peserta 'didik yang memiliki kecerdasan intrapersonal, (7) Pada peserta didik yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran menggun'akan trainer, hasil belajar dasar teknik digital peserta didik yang memiliki kecerdasan interpersonal lebih tinggi dari. pada peserta did.ik yang memiliki kecerdasan intrapersonal. I
Katakunci: pendekatan pemb,elajaran, kecerdasan personal, simulator, trainer dig,ital, pengetahuan awal.
382
--
,.,
..
~
. P ENDAHULUAN: Program pendidikan" kejuruan ,diperuntukan ag-ar' lulusannya : m'em'iliki kemampuan, keterampilan dalam bidang keahlian
t~rtentu.
Karena itu tuntutan
minimal setiap lulusannya harus terampil dalam bidang keahliannya untuk dunia usaha dan industri. Lulusanpendidikan kejuruan diharapkan dapat mengisi peluang kerja pada dunia usaha/industri, berdasarkan sertifikasi bidang keahlian yang
dimiliki peserta
didik.
Lulusan
SMK dapat melanjutkan
kejenjang
pendidikan yang lebih.tinggi, sepanjang lulusan tersebut memenuhi persyaratan, yang' diharapkan berdasarkan 'ko'mpetensi:keahlian yang ditekuninya.. Permasalahan yang di alami lulusan SMK masa kini, yaitu kesenjangan tu'ntutan '. keahlian ,yang' di'berika di sekolah denga tuntutan' yang diharapka.n di dunia industri. Salah satu penyebab belum adanya kesesuaian .supply de:mand "antara ·,Iain kurang atau belum andanya alatlbahan praktik, disekolah. Sepe'rti yang dinyatakan oleh Semuel (2009) bahwa usia peralatan, praktek kerja, di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri2 Kupang sudah"40 tahun' dan kondisinya masih standar minimalis dan terbatas. Seperti halnYa. juga yang ";, dinyatakan oleh Dedi (2009), :bahwa Banyak SMK. terutama di daerah,melniliki peralatan praktik terbatas. Memah'g pada kenyataannya masih banyak SMK yang, sangat-' minim peralatan praktik termasuk SMK Negeri diKota Manado. Untu'k itu, perlu upaya pengganti peralatan praktikdengan simulator dala·m pencapaian ··kompetensi yang sama sekaligus juga peningkatan kualitas peralatan dan kuriku·lum. Dengan. keterbatasan peralatan praktik pendukung ·pe.ncapaian tujuan :pembelajaran, maka
p~rlu
dicari alternatif pengganti peralatan praktek bidang keahlian teknik
elektronika/teknik komputer dan jaringan dengan media elektronik.yang dikenal dengan simulasi virtual (simulator) agar terpenuhi proporsi praktik yang semestinya dialami peserta didik.Kendala peralatan/bahan praktik dalam pembelajaran akan berpampak pada kualitas kompetensi yang nantinya akan dimiliki peserta didik. Seperti yangdinyatakan Nurhadi se'perti yangdikutip oleh Sugestiyadi (2011) bahwapendidikan kejuruan merupakan pendidikan untuk
383
pengua'saan pengetahuan dan ketrampilan yang mempunyai nilai ekonom.is, sesuai dengan kebutuhan pasar dengan education labor coefficient tinggi. Implikasi. bagi pendidikan k'ejuruan ddal'3h: a)
Magang atau internship yang .
terprogram harus menjadi bagian dari sistem pendidikan, vokasional, karena banyak ketrampilan teknis, sikap, kebiasaan, dan emosional hanya dapat diperoleh melalui on/he job training. b) Dalam on· the job training ketrampilan yang dipelajari termasuk ·yang bersifat general maupun spesifik, c)
Karena
ge·neral training mempunyai nilai ekenomis yang lebih lama dan menjadi fondasi, maka perlu kuat,d) 'Spesific training 'harus selalu di up to date sesuai dengan kebutuhan pasar, e) Training untuk memiliki ketrampilan cara· memperoleh dan menggali ,informasi menjadi penting untuk up dating termasuk matape.lajara'n dasar.teknik digital. .'. Peng'uasaan, pengetahuan dan· performansi suatu keterampilan ·atau sikap yangdikembangkan'dari matapelajaran kejuruan, lazimnyaditunjukkan dengan nilai angka."yang diberikanguru, baik lingkup ranahkognitif maupun psikomotor yang merupakan hasil belajar .peserta didik. SudJana (2009:22) mengemukakan b'ahwa hasil"·belajar adalah"kemampuan·yangdimiliki siswasetelah ia menerima pengalaman belajarnya. Romizowski seperti .yang dikutip oleh Jihad· .dan Haris (2009:'1'4)
meny~takan
bahwa "hasilbelajar merupakan keluaran(output}·.dari
su·atu. sistem pemrosesan masukan. Jadi penguasaan pengetahuan dan keterampilan pesertadidik dapat terjadi ketikamengalami pengalamanbelajar.di sekolah baik diterima secara teori maupun praktik. Romizowski (1981 :75) juga menyatakan bahwahasil belajar diperoleh dalam bentuk pengetahuan
dan
keterampilan.
Pengetahuan
menunjukka'n pada
informasi yang tersimpan dalam pikiran, sedangkan keterampilan menunjukkan kepada. aksi atau reaksi yang dilakukan seseorang dalam mencapai suatu tujuan. Untuk itu perlu dukungan peralatan praktik yang memadai dalam kegiatan ·pembelajaran matapelajaran dasar teknik
digit~1.
Pembelajaran matapelajaran
kejuruan seyogianya diilih pendekatan yang menuju padastrategi, metode' dan teknik yang akan digunakan dalam kegiatan belajar menganjar. Seperti yang
384 .:.z...:..
1
dinyatakan ,oleh Arsyad (2007':96) bahwa pendekatan dapat diartikan~ sebagi titik tola'k' atau sudut ·pa'ndang: kita. terhadap proses pembelajaran. Karenaitu strategi dan'metode pembelajaran 'yang 'digunakan dapat'bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu, dalam-rangka mencapai suatu tuju'an pembelajaran. Me'nurut Killen (1998:229) salah satu pen'dekatan pembelajaran, yaitu. yang pendek·atan pembelajaran berpusat pada siswa yang kemudian m.enurunkan strategipembelajaran discovery dan inkuiry serta strategi pembelajaran induktif. Teknik· :dan pembe:lajaran.
taktik ,dan' mengajar Teknik, adalah
meru.pakan
cara· yang
penjabaran
dilakukan
dari
metode
gurudalam' rangka
mengimplementas·ikan suatu metode. Jadi pendekatan pembelajaran diberikan olehguru dicermati'dalam pilihan penetapan pada kegiatan pembelajaran karena akan berpengaruh pada hasH pembelajaran baik ranah kognitif maupu'n p·sikomotor. Satu' satu· pendekatan strategi metode dan tekn'ik yang, ···dapat 7
7
direncanakan untuk pelaksanaan dalam proses ·kegiatan pembelaJaran bidang kejUruan, seperti. pendekatan pembelajaran menggunakan alat"praktik.,. Dengan demikian peserta did.ik yangdiajarkan. dengan pendekatan pe'mbelajaran menggunakan simulator adalah pembelajaran yang, menggu:naka'n software 'berbasis komputer untuk dapat melakukan proses simulasi. ,pera~itan rangkaiandigital, dari suatu:' model yang nyata ke dalam bentuk ·.virtual,sehingga mendapatkan pengalaman belajar" baik dari segi teari rnapupun,· Pendekatan 'pem'belajaran pembelaJaran
yang
menggunakan "trainer adalah. ·suatu·
menggunakan
wadah
panel'
praktik~
kegiata,n
breadboard. dengan
alatlkamponen yang nyata atau trainer dasar teknik digital adalah ." skenario kegiatanpem·belajaran yang akan dilaksanakan guru dengan. titik tolak,"terhadap terjadinyaproses 'pembelajaran yang berorientasi pada siswa di saat melakukan praktik dalam· rangka mencapai. suatu tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pembelajaran berbasispraktik ini, juga memperhatikan kecenderungan peserta didik memiliki kecerdasan
interp~rsonal
untuk dikelompakkan dan intrapersonal
secaramandirL
385 :.r:-, 1
Karena itu masalah, dalam penelitian i·ni dirumuskan: (1) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar dasar teknik digital antara peserta didik' yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran menggunakan simulator dan peserta didik yang yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran menggunakan trainer . digital setelah mengontrol pengetahuan awal' peserta didik?, (2) Apakah terdapat perbedaanhasil
belajar dasar teknik digital antara
peserta didik yang
kecenderungan memiliki kecerdasan interpersonal dan yang kecenderungan memiliki kecerdasan intrapersonal setelah mengontrol pengetahuan awal peserta didik? (3) Apakah terdapat pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kecerdasan personal terhadap ·hasil belajar dasar teknik digital' setelah mengontrolpengetahuan awal pe.serta didik? (4) Khusus peserta didik :'yarig .
.
.
kecenderungan memiliki kecerdasan interpersonal, apakah terdapatperbedaan hasil belajar dasar teknik dig:ital antara peserta didik· yang diajarkan deng'an pendekatan pembelajaran menggunakan simulator dan peserta
didi~
yang
diajarkan dengan pendekatarl pembelajarah trainer digital setelah mengontrol pengetahuan awal peserta didik? (5) Khusus pesertadidik yangkecenderungan memiliki kecerdasan intrapersonal, apakah terdapat perbedaan hasil belajar dasar teknik digital antara peserta didik yang diajarkan denganpendekatan pembelajaran menggunakan simulator dan peserta didik yang
diaja~kan
dengafl
pendekatan pembelajaran menggunakan trainer digital setelah mengontrol pengetahuan awal peserta didik? (6) Khusus pesertadidik yang
diajarkan~
dengan pendekatanpembelajaran menggunakan simulator, apakah terdapat perbedaan. hasilbelajar dasar teknik digital k~cend~rungan
antara
peserta
didik yang
memiliki kecerdasan interperso'nal dengan pesertadidik yang
kecenderungan
memiliki
kecerdasan
intrapersonal,
setelah
meng~ntrol
pengetahuan .awal peserta didik? (7) Khusus peserta didik yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran menggunakan trainer, apakah terdapat perbedaan
hasil
belajar dasar teknik digital
antara., peserta
didik yang
kecenderungan memiliki kecerdasan interpersonal dengan peserta didik yang
386 ...
i...
ke'cenderungan, ·.memHiki
kecerdasari, intrapersonal,
,,~
setelah
mengontrol
pengetahuan awal peserta didik? METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada SMKN 2 Manado, program, keahlian teknik elektronika dan teknik informasi dan komunikasi kelas X se,mester 2 (dua). Kedu~
program keahlian ini memiliki karakteristik pembentukan kompetensi
dalam ,hal teknik digital, juga prestasi belajar yang relatif sarna. Metode yang diguna~an
dalam melaksanakan penelitian ini adalah metode eksperimen disain
2
faktorial,
x
2
faktor
perlakukan
dengan
pembelaj~ran
pende'katan
menggunakan alat prakti,k dan faktor kecerdasan personal. Penetapan sampel pada penelitian ini dilakukan secara multi stage random •
, ,sampling. Masing-masing peserta didik kelompok
. . ' .
ekspe~imen d~n
.
>
••
,
kontrol ya.ng
terp,iHh untuk kecenderungan memiliki kecerdasan interpersonal 15 peserta didik dan, juga kecenderungan memiliki kecerdasan intrapers9nal 15
pe,s~rta, didik
dar;
keseluruhan sampael sebanyak 60 Peserta didik. Uji persyarata.n dilakukan uji ,~ormalitas,
homogenitas uji keberartian regresi, dankesejajaran garis untuk
kelompok pelakuan. HASIL PENELrTIAN DAN PEMBAHASAN
Pertama,' Pengaruh utama yang menyatakan: HasH belajar dasar teknik 'digital pada kelompok peserta didik yangdiajarkan den'gan pendekatan pembelajaran menggunakan simulator lebih tinggi dari pada peserta didik yang diajarkan denganpendekatan
pembelajaran
menggunakan
mengontrol pengetahuan awal. Hasil analisis' dipeoleh Ftabel
trainer Fhitung
digita',
setelah
= 4,354 sedangkan
4,02 (F h = 4,354 > Ft = 4,02),berarti Ho ditolak atau hipotes'is penelitian
pertama diterima.Hal ini berarti ada perbedaan hasil belajar pembelajaran teknik digitaldengan
mengg'unakan
simulator
dan
trainer
dengan
mengontrol
pengetahuan awalpeserta didik'. Anafisis deskriptif didapatkan bahwa skor r~rata hasil belajar dasar teknik digital pada kelompok peserta didik yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran menggunakan alat praktik simulator adalah
387
77,66 sedangkan skor rerata hasil belajar pada kelompo-k peserta di-dik yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran meng-gunakan -alat praktik trainer adalah 72,53. Hal ini menunjukkan bahwa ha'sil -!Jelajar dasar teknikdigital dengan pendekatanpembelajaran menggunakan simulator lebih tinggi dari pada-.. kelompok peserta didik yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran-menggunakan trai-ner setelah mengontrol pengetahuan awal. Dalam penelitian ini, berdasarkan pengujian ANKOVA untuk hipotesis1 diperoleh bahwa terdapat perbedaan hasil belajar dasar teknik digital antara kelompok peserta didik yang diajarkan dengan pendekatanpembelajaranmenggunakansimulator dan yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran menggunakan trainer. Hal ini dibuktikan dengan nilai ternyata signifikan. Nitai
Fhitung
Fhitung
sebesar 4,354- yang karen~
yang diperoleh berasal dari efek perlakuan
pengetahuan awal peserta didik yang telah di:ko-ntrol secara statistik. Ternyata .dalam pengujian hipotesis, ditemukan juga bahwa hasil belaJar dasar teknikdigital
peserta
didikyang
diajarkan
dengan
pendekatan
pembelajaran menggunakansimulator lebih tinggi dari padapesertadidik yang diajarkandengan pendekatan pembelajaran menggunakan .trainer, setelah mengontrolpengetahuan awal. Hal ini ditunjukkan oleh hasil perhitungan yang dikoreksi,
yaitu
bahwa
kelompok peserta
didik yang
diajarkan
dengan
pendekatan pembelajaran menggunakan simulator, rerata hasil belajar dasar teknik digital se.besar 77,66 sedangkan peserta didik yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran menggunakan trainer, re.rata hasil belajar dasar teknik digital sebesar.72,50. Pembelajaran bidang kejuruan termasuk mata pelajaran produktif dasar teknik digital dengan pendekatan pembelajaran menggunakan alat praktik simulator dalam hasH penelitian. Pendekatan pembelajaran menggunakan perangkat simulator oleh guru dapat meningkatkan hasil belajar oleh karena respons peserta didik dalam motivasi internal merespons untuk berusaha memahami
materi
dasar
teknik
digital
sehingga
ketika
peserta
didik
mempraktikan konsep logika dari transfer pengetahuan'yang dialami pada saat
388
--
.
"i...
perakitan rangkaian digital secara bertahap·· ·dapat dirak.it dengan .cepat·. jika dibandingkan dengan menggu.nakan alat praktik tradisional
(tr~iner)u
Hal ini
sejala\jJ1 dGngan yang dinyatakan oleh Taghavi ·dan Colen (2009:25-36) bahwa integrasi
pembelajaran
laboratorium
komputer
simulasi
dengan
metode
pembelajaran tradisional (trainer) secara signifikan meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep rangkaian elektronik digital. Strategi pembelajaran bidang kejutuan diarahkan pada pembentukan skill yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja. Guru berupaya mengelola kelas dengan pemilihan pendekatan pembelajaran menggunakan alatpraktik baik simulator atau trainer untuk memenuhi tuntutan belajarnya, sehingga peserta didik mampu" memberikan umpan .balik dalam menyelesaikan rakitan rangkaian yang sesuai dengantugas y·ang akan diselesaikan. Seperti juga yang dinyatakan oleh Kim, Park, Lee, Yuk. dan Lee dalam, hasil penelitian tentang simu'lasi virtual, bahwa (1) Siswa dari .Jlrup Leaner-
Centered VR mencapai' h.asil belajar yang lebih memuaskan; mereka merasa memahami subjeklebih baik, dan merasa pende.katan pembelajaran '.dengan metode mengajar ini lebih menarikhati, (2) Virtual Reality Physics
Simulation
(VRPS)
sangat
bergu'nadigunakan
sebagai 'bahan'ajar
interaksi tinggi, terutama dalam kasus visualisasi konsep abstrak seperti fenomena
electromagnet,
(3)
Program
VRPS
berguna
untuk:
realistik
eksperimenhand-on, visualisasi dari besaran fisika yang tidak bisa dilihat, menggantikan' tempat yang berbahaya, mengatasi biaya' tinggi, dan percobaan . yang rum it. Proses pembentukankompetensi didukung dengan teori kognitif dalam proses perubahan tingkah laku peserta didik terhadap konsep rangkaian logika yang 'd.ipelajari. Fitur simbol dan komponen digital yang ditampilkan dalam .program software simulator lebih mudah dipahami untuk dapat dirangkaikan dalam proses pembuktian tabel kebenaran dari ran.gkaian logika tersebut. Hal ini berarti proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran menggunakan simulator dalam mentransfer konsep pengetahuan dan pembentukan skill
389
peserta' didik
ketika 'didemonstrasikan ·oleh
g'uru
lebi·hcep.at "dipahami
dibandingkan yang diajarkan dengan pendekatan pembelajara·n mengguna'kan trainer. Kedua, Pengaruh utama yang menyatakan: HasH belajar dasar teknik digita.1 pada peserta didik yang memiliki kecerdasan interpersonal lebih tinggi dari pada peserta didik yang memiliki kecerdasan intrapersonal setelah mengontrol pengetahuan awal. Hasil anal.isis diperoleh bahwa 47,640 > Ft
Fhitung
= 47,640 sedangkan
4,~2 (F~=.
=4,02). Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak atau menduklmg
hipotesis penelitian. Terdapat .
p~rbedaan
rerata hasil belajar kelompok peserta
didi~
.
-,
d.idik yang memiliki kecenderungan kecerdasan peserta
F.tabel
interpersonaldeng~n
kelompok .
yang memiliki kecenderungan kecerdasan intrapersonal denga.n .
.
'
.
~.
'
..
mengontrol pengetahuan awal. Hal ini menunjukan bahwa hasil belajar dasar teknik digital pada kelompok peserta didik yang kecenderungan memiliki kecerdasan interpersonal lebih tinggi dari pada kelompok peserta didik yang kecenderungan. penge~ahuan
memiliki
kecerdasan
intrapersonal
setelah
mengontrol
awal..
Pengujian hipotesis 2 berdasarkan pengujian ANKOVA diperoleh bahwa terdapat perbedaan hasilbelajar dasar teknik digital antara kelompok peserta didik yangcenderung memiliki kecerdasan interpersonal dengan 'kelompok peserta didik yang cenderung memiliki kecerdasan intrapersonal, setelah mengontrol pengetahuan awal. Hal ini ditunjukkan dengannilai
Fhitung
sebesar
47,640 yang merupakan efek dari perlakuan bentuk pendekatan pembelajaran yang dipilih. SelanJutnya hasil belajar dasar teknik digital peserta didik ya'ng cenderung memiliki.kecerdasan interpersonallebih tinggi dari pada yang memiliki kecerdasan intrapersonal, yang dapat dilihat rerata hasil belajar dasar teknik digital untuk kelompok peserta didik yang cenderung memiliki kecerdasan interperso'nal sebesar 80,2 dan ke'lompok peserta didik yang cenderung me~'miliki kecerdasan interpersonal sebesar 70,0.
390
-
... .•
i...
Kecerdasa'n interpers·onal berk,aitan' ·d·engan kemampuan:. seseorang dalam memahami, .berinteraksi, dan. bekerja 'sama dengan oran.9 lain.. Mereka y·ang cerdas secara interpersonal biasanya belajar paling baik dengan bekerja d\engan orang
lain
dan
sering
menikmati
diskusi.
Untuk
memanfaatkan
dan
mengembangkan kecerdasan interpersonal, pemberian lugas kelompok dan kegiatan diskusi dapat menjadi pilih.an. Dengan' pendekatan pembelajaran teori/praktik, didukung oleh pemanfaatan teknologi, maka kecocokan peserta diqik yang memiliki kecerdasan baik kecerdasan interpersonal ataupun peserta didi'k yang memiliki kecerdasandalam hal ini kecerdasan intrapersonal sangat diperlukan. Seperti yang dinyatakan oleh Munawaroh dan Lisfufoe'ah (2009:143.
.
15.0) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara kelompok siswa yang berkecerdasan interpetsonal .
.
.
.
..
~
.
jika dibandingkan dengan kelompok si'swa yang, berkecerdasan intrapersonal. . Hal ini' berarti sejalan dengan
t~muan
dalam penelitian diatas, pada
pendekatan pembelajaran' menggunakan alat praktik baik simulator maupun trainer, rerata hasil belajar dasar teknik digital kelompok peserta didik yang memiliki kecerdasan interpersonal lebih tinggi dari pada kelompok yangmemiliki kecerdasan intrapersonal, setelah mengontrol pengetahuan awal peserta dOidik. Ketig~,Terdapat
.pengaruh interaksi antara. pendekatan pern.belajaran .dan
kecerdasanpersonal terhadap h.asil belajar dasar tekniko digitalsetelah me.ngontrolpengetahuan awal peserta didik.. Hasil Fhitung
anali~is
diperoleh nilai statistik
= 5,786 sedangkan Ftabel =4,02. (Fh = 5,786 > Ft =4,02). Hal ini berarti Ho
ditolak, berarti data mendukung hipotesis penelitian. Dengan derntkian dapat disimpulkan teroapat pengaruh
interaksi yang
antara
pembe.lajaran mengg.unakan alat praktik dan kecerdasan
fakt
per~onal
p~.ndekatan
terhadap ha.sil
belajar dasar teknik digital setelah mengontrol pengetahuan awal peserta didik. Berdasarkan ANKOVA teruji bahwa terdapat pengaruh interaksi fakto,r pendekatan.pembelajaran personal terhadap hasH
~enggunakan
antar~
alat praktik:dengankecerdasan
belajar dasar teknik digital. setelah.
meng.ontr~1
pengetahuan awal peserta didik. Adanya interaksi antara faktor pendekatan
391 0",",,",,- . . . . .
.•
i..
pembelajaran dengan' kecerdasan personal. terhadap hgsil belajar, artinya pe.ngaruh pada peserta didik yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran, menggunakan alat praktik (teori dan praktik) tidak
da~at
dipisahkandari
kecerdasan personal peserta didik. Oleh karena kecerdasan personal seperti. yang dinyatakan oleh Tumbuh (2012) bahwa kedua kecerdasan personal saling terkait, karena hanya melalui kepekaan terhadap orang lain (kecerd·asan interpersonal) bahwa 'seseorang dapat datang untuk mengenal diri sendiri, dan hanya melalui kepekaan terhadap diri sendiri (kecerdasan intrapersonal) bahwa seseorang dapat datang ke berhubungan mendalam dengan orang lain. Le'bih lanjut dinyatakan bahwa peserta didik yang memiliki· kecerdasan intrapersonal' biasanya
introvert,
membutuhkan
waktu
untuk
memikirkan
ide-ide
dan
merenungkan kemungkinan, tetapi peserta didik yang memiliki kecerdasan' interpersonal
b.iasanya
ekstrovert,
memiliki
kemampuan· menge.lola suatu
kegiatan kelompok. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa pencapaian hasil belajar menerapkan teknik digital dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran dan peserta didik yang cenderung memilikikecerdasan personal setelah mengontrol pengetahuan awal. Keempat, Khusus peserta didik yang kecenderungan memiliki
kecerda~an.
interpersonal, hasil belajar dasar teknik digital dengan pendekatan pembelajaran menggunakan simulator lebih tinggi dari pada denganpendekatan pembelajaran yang menggunakan trainer, setelah mengontrol pengetahuan awal. Hasil analisis diperoleh nilai thitung = 4,73 > ttabel = 1,721 maka Ho ditolak ata.u hipotesis penelitian H1 diterima, yang artinya data ,mendukung hipotesis. Hasil. penelitian ini menunjukkan bahwa khusus peserta didik yang kecenderungan memiliki kecerdasan interpersonal, terda'pat antarapesertadidik
yang
perb~daan
diajarkan
hasil belajar dasar teknik digital
dengan
pendekatan
pembelajaran
menggunakan simulator dan yang diajarkandengan pendekatan pembelajaran dengan menggunakan trainer setelah mengontrol pengetahuan awal. Hal ini dapat dilihat dari rerata hasilbelajar kelompok siswa· dengan pendekatan pemb~lajaran
menggunakan alat praktik simulator sebesar 83,7 sedangkan 392 .~
...
.' j .
dengan pendekatan pembelajaran- yang:' ,menggunakan train'er: sebes,ar 7'6,66, khusus kelompok. yang kecenderu·ngan· memlliki kec·erdasan.·interp.ersonal. Hasil anaHsi~ pengujian hipotesis4 menu~jukkan ba~vya H o ditolak berda.sarkan statistik uji-t, nilai thitung sebesar, 4,73 d.an ttabel sebesar 1,72. Nilai thitung yang diperole~ dalam penelitian in·i, diko·ntrol secara statistik dari pengaruh variabel pengetahuan awal. Berdasarkan pengujian AN KOVA, maka diperoleh bahwa kelompok peserta d,idik yang memiliki kecerdasan interpersonal, hasil belajar dasar teknik digital pesertadidik antara kelompok yang diajarkan de·ngan pende'katan pe'mbelajaran menggunakan simulator lebih·, tinggi di·bandingkan dengan kelompok yang .
....
di~jarkan dengan p~ndekatan pembelajaran
.'
menggunakan trainer setela~
mengontrol pengetahuan awal. Hal ini berarti .perlakuan kelompok yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran menggunakan simu:lator pada peserta didik yang
me~iliki
kecerdasan interpersonal dapat meningkatkan hasil. be·lajar dasar
teknik digital. .
HC:lsil perhitungan rerata dikoreksi menunjukk~n pada kelompok peserta
.
didik yang memiliki kecerdasan interpersonal, hasH bel·aJar dasar te·kn,ik digital kelompok yang diajarkan dengan'Y pendekatan pembelajaran
menggt~nakan
simulator adalah 86,60 sedangkan kelompok yang diajarkan dengan ,pen'dekatan· pembelajara:n men'ggunakan trainer, hasil belajar dasar teknik' digital mempunyai nHai rerata dikoreksi sebesar 65,73. Da·pat dilihat bahwa rerata skorkelompok yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran menggu:nakan simulatorlebih tin"ggi dibandingkan dengan kelompok yang diajarkandengan pendekatan pembelaJa'ran menggunakan trainer. Rodrigues . , (1'997:38-39) dalam' hasilpenelitiannyame·n·yatakan bahwa' melaporkan meningkatkan
bahwa
penggunaan
kemampuan
simulasi
siswa.Tuyzuz
dalam
pendidikan' sains
(2010:37-53)
dalam
dapat
penelitian
menyatakanbahwapembelajaran dengan perangkat lunak komputer':'lebih efektif daripada metode lain yang diguna.kan pada tuJuan yang sarna.
393
--
...
..
;..
Dengan' demikian, dapat dikatakan 'bahwa ada pengaruh hasil belajar pada kelompok
p~serta
didikyang ·memiliki·:kecerdasan. interpersonal antara ·kelompok
pe'serta didik yang diajarkan dengan pendekatan' pembelajaran simulator dan kelompok peserta didik yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran trainer setelan mengontrol pengetahuan awal. Kelima,
Khusus
kelompok
peserta
didik yang
kecenderungan
memiliki
kecerdasan intrapersonal, hasil belajar dasar teknik digital dengan pendekatan pembelajaranmenggunakan
simulator
lebih
rendah
dari
pada" deng:arl
pendekatan pembelajaran yang menggunakan .' trainer setela~:. men:gontrol pengetahuan awal. Hasil analisis diperoleh nilai thitung = 0,33 < tta beI = J ,721. maka
Ho diterima atau hipotesis penelitianH 1 ditolak, yan.g artinya dat.a .mendukung .
':,
.';'
hi,potesis. Hal ini dapat dilihat dari rerata hasil belajar kelompok siswa deng:an ".
:,1:
.
pendekatan pembelajaran menggunakan alat praktik simulator sebesar 71,6 sedangkan dengan pendekatan pembelajaran yang menggunakan trainer sebesar 68,4. Artinya tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok peserta didik yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran menggu:nakan alat praktiksimulator dan "yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran yang menggun'akan trainer. Hasii'pe'ngujian menerima hipotesis not dan men'olak hipotesis alternatif tidak berarti bahwa penelitian gagal. Yang dapat disimpulkan adalah perlakuan
yang "dibetikan 'kepada kelompok peserta didik' yangdiajarkan
dengan
pendekatanpembelajaran menggunakansimulator untukpeserta didik yang cenderung' memiliki kecerdasan intrapersonal tidak member dampak pada ,
'
penirigkatan h'asH belajar dasar tekhikdigital, berarti juga bahwa hipotesis 5 tidak didukung oleh data empiris. Hasil perhitungan. untuk kelompok peserta' yang ceriderung :
memiliki kecerdasan .
intrapersonal,
.
rerata
hasil belajar untuk .
kelom'pok' peserta' didi'k yang' diajarkan dengan pendekatan pembelajaran .
.
.men'ggunakan simulator sebesar 71,60, sedangkan peserta didik'yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran menggunakan trainer sebesar 68,40.
394
.
Pelaksanaan pembelajaran berbasis· praktik pada kel'ompok peserta didik yang memiliki" kecerdasan intrapersonal seperti yang dinyatakan o·leh Makofsky (201.2)
menyatakan
bahwa
siswa yang
intrapersonal
biasanya
introvert,
membutuhkan waktu u!1tuk memikirkan ide-ide danmerenungkan berbagai kemungkinan. Mereka lebih suka bekerja sendiri atau me'mHiki peran yang ditetapkannya. Dengan transfer pengetahuan secara mandiri, maka proses pembelajaran yang kecerdasan
dialami peserta didik berbasis modul yang
intrapersonal
dapat
memberikan
hasil
belajar,
memiliki
baikberupa
pengetahuan (C1 - C3) maupun penampilan kinerjapeserta did:ik dari suatu kegiatan pembelajaran praktik merakit rangkaian di'gital pada media alat praktik. Dengan
demikian
kecenderungan
dapat dikatakan
kecerdasan
bahwa
peserta
baik intrapersonal,
tetap
didik yangmeniiliki lebih tinggi
adalah
kelompok peserta didik yang diajarkan' dengan pendekatan pembelajaran menggunakan simulator. Keenam, Khusus peserta didik yang diajarkandengan pendekatan pembelajaran
menggunakan simulator, hasil belajar dasar teknik digitalpada kelompok yang memiliki kecerdasan interpersonal lebih tingg.idari pada kelompok yang memili.ki kecerdasanintrapersonal setelah mengontroJ pengetahuan awal peserta di.dik. Hasil analisis menunjukan bahwa nitai
thit~ng
= 4,50 lebih tinggi ttpada taraf a =
0,05 se.besar 1,721, Ho ditolak. Hal ini dapat dilihat dari rerata hasH belaj~r
khu5uskelompok peserta didik denganpendekatanpembel'ajaranmenggunakan afat praktik simulator yangmemiliki kecerdasan interpersonal sebesar 83,7lebih tinggi dari pada rerata hasil belajar dari peserta didik yang kecenderungan memiliki
kecerdasan
intrapersonal
sebesar 71 ,6.
Berdasarkan
pengujian
AN KOVA, maka diperoleh bahwa khusus kelompok peserta didikyang diajarkan dengan pendekatanpembelajaran" menggunakan simulator, terdapat perbedaan hasil belajar dasar teknik digital antara kelompok peserta didik y.ang memiliki kecerdasan
interpersonal
dengan
kelompok
yang
memiliki
kecerdasan
intrapersonal setelah mengontrol pengetahuan awal. Nilai thitunglebih tinggi ttabel sehingga dapat dikatakan rerata hasH belajar dasar teknik digital yang diperoleh
395
-. .•
f..
peserta . didik tidak
dipengaruhi
oleh
efek
perlakua"n
yaitu' pendekatan
pembelajaran· menggunakan simulator yang dilakukan peserta didik. yang memiliki kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal. Hal in\ul! berarti pada kelompok peserta didik yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran menggunakan simulator p'ada kecenderungan kecerdasan interpersonal dapat meningkatkan hasil belajar dasar teknik digital. Ciri peserta didik yang cenderung memiliki kecerdasaninterpersonal, senang berinteraksi dengan orang lain dan memiliki
banyak
ternan,
mampu
membaca, isyarat
sosial,·
mampu
mengekspresikan emosi pada' tempatnya; memberi empati dalam. kegiatarl .pembelajaran. Dengan "demikian ketika' peserta. didik menerima pembelajaran kejuruan dari 'guru khususnya pembelajaran dengan pendekatan ·menggunakan. simulator seperti yang dinyatakan olehYaumi (2012:149) bahwa untuk. dapat. mengembang.kan d.an:rnengonstruksik"an kecerdasan' interpersonal yang dim·iHki peserta didik, berbagai aktivitas pembelajaran dapat disesuaikan, antara lain: membentuk .keterampilan kolaboratif, membuat kelompok kooperatif, mengajar ternan sebaya, berdiskusi kelompok, membuat proyek kelompok, melakukan :s·imulas"i. ketujuh~ Khusus,'peserta didik yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran
menggunakan trainer, hasil belajar dasar teknik digital pada"kelompok' 'yang memiliki kecerdasan interpersonal lebih rendah dari pada kelompok yang rnemiliki kecerdasan 'intrapers"onalsetelah mengontrol pengetahuan awal peserta didik. Hasil analisis menunjukkan bahwa nHai thi'tung = 0,40 lebih kecil ttabelpada taraf d
= 0,05 sebesar 1,721, berartiHo ditolak atau terima hipotesis penelitian..
Rerata ha"sil belajar kelompok peserta didik yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran menggu-nakan alat praktik simulator yang memiliki kecerdasan interpersonal sebesar 76,66 sedangkan memiliki kece'rdasan intrapersonal sebesar65,46. Hal ini berarti bahwauntuk kelompokyang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran menggunakan trainer, hasil belajar-dasar teknik digital kelompok peserta didik yang memilikikecerdasaninterpersonal tidak berbeda dari hasil belajar dasar teknik digital kelompok peserta didik yang memiliki
396
kecerdasan intrapersonal' ,'setelah meng'ontrol', peng,eta'huan': a~lal. Pembelaj:aran deng,an pendekatan menggu'nakan trainer sebagai alat praktik dalam penilaian performansi yang merupakancdrminan kemampuan psikomotor dari' masingmasing peserta didik yang harus dikuasai prosedur perakitan dan kerja rangkaian untuk peserta didik yang memiliki' kecerdasan interpersonal maupun peserta didik yang memiliki kecerdasan intrapersonal sarna-sarna membutuhkan praktik ,berulang kali (drill and practice). Pengujian hipotesis berdasarkan ANKOVA yang telah .dilakukandalam pe'nelitian, ini,
diperoleh
bahwa
untuk kelornpok yang' diajarkan,' deng,an
pendekatan 'pembelajaran' menggunakan trainer, hasH belajar dasar teknik, digital kelompok .peserta didik yang 'memiliki kecerdasan interpersonal tida'k terdapat perbedaan
dengan
kelompok
peserta
didik
yang
memiliki 'kecerdasan
,i'ntrapersonal : setelah 'mengontrol pengetahuan awal. ,Hal ini:, ber-arti ',bahw,a perlakuan yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran me'nggunakal'1 trainer padakelompok peserta didik yang memiliki kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal tidak memberikan' peningkatan hasil'belajar dasar teknikdigital dan faktor kecerdasan personal tidak berpengaruh pada" ha,s.il belajar dasar teknik digital. Trainer yang digunakan, dalam." pe~be,IClja~ar~ keju~u9n
seb~gai
mengerjakan
alat
praktik
memerl~kan
untuk meng,hinqari
dalam
kegiatan, perakitan
waktu yang relatif lama dan
~erusakan
pes~rt,a"
keteliti~n
di~i:k
yan,g: tinggi
peralatan, yang fatal. Dalam p.e,nggunaaQ a,latda,n
bahan yang akan dirakit pada trainer, perakitanriya memerlukan keteritian yang tinggi untuk menghindari kerusakan peralatan yang fatal sehingga proses rakitannya
mem~rlukan
penelitia,~nya
waktu yang cukup. Chrisandi (2012) dala.m, hasH
menyatakan
pembelajar~n
bahwa
dengan.
pen,d,eka~~n
menggunakan peralatan trainerinovasi switching lebih efektif menghemat waktu pelaksanaan praktik daripada pembelajarand,engan pen..dekatGlnsis~Xma,tik (trainer nOfl inovasi) ,pada, proses praktik pengerem,an ,motor indusksi. Artinya p~~belaj~ran :dengan, , mengg,un~,kan
397
tra,iner
n..on
inovasi,
pesert~
didi~
mem,butuhkan waktu yang cukup " dalam .kegiatan praktik ··merakit rangkaian digital KI;SIMPULAN Berdasarkan nasil pengujian hipotesis, maka simpulan berikut. Hasil belajar dasar tekn.ik digital .kelompok peserta didik yang diaJarkan dengan pendekatan pembelajaran menggunakan simulator lebih tinggi .dari kelompok p.eserta didik yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran menggunak.an trainer dengan mengontrol pengetahuan awaL Hasi,l belajar dasar teknik digital kelompok peserta didik yang cenderung mem.ili~i kecefdasaninterper~onal
lebih tinggi dari kelompok peserta didik yang
cenderung memili.ki kecerdasan intrapersonal dengan
men~ontrol. pengeta.hua~
awal. Terdapat
pengaruh
interaksi
antara
pendekatan
.pem.belajaran
menggunakan alat praktik dan kecerdasan personal terhadap hasil belaJar dasar teknik digital setelah mengontrol pengetahuan awal. .Khusus ,kelompok peserta didik yang cenderung memil.iki kecerdasan interpersonal, hasil belajar dasar teknik digital kelompok pesertadidik
y~ng
diajarkan dengan' pe.ndekatan pembelajaran simulator lebih tinggi d.aripada k~lor:npok
pes·erta. didik yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran
menggunakan
tr~iner
setelah mengontrol pe.ngetahuan awal peserta didik.
Khusus kelompok peserta didikyang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran
menggunakan
kelompok peserta didikyang
simulator,
cend~rung
hasH belajar dasar teknik digital
memiliki kecerdasan interpersonal lebih
tinggi daripada kelompok peserta didik yang cenderung memiliki kecerdasan intrapersonal setelah mengontrol pengetahuan awal peserta didik. IMPLEMENTASI
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka dapat diuraikan implikasi dalam upaya. meningkatkan kualitas sehingga guru selalu
pen~idikan
mengoptimal~an
kejuruan yang berorienta·si pasar kerja kegiatan praktik di sekolah, sebagai
398
berikut: (1) peserta didik memiliki pemahaman dan penalaran :yang bermakna terhadap proses dan produk suatu konsep rangkaian digital dalam pembentukan suatu kompetensi keahlian, (2) peserta didik memiliki keterampilan perakitan rangkaian digital sehingga ketepatan, ketelitian, dan kecepatan penyelesaian produk dilatih trus sampai menjadi suatu kebiasaan dalam melakukan pekerjaan yang sesungguhnya, (3) peserta didik dapat bersosialisasi dan berkomunikasi pada suatu proses pembelajaran dasar teknik digital melalui kerjasama, saling m'enghargai pendapat orang lain dan ketajaman mengelola sendiri berbasis modul tentang
suatu
korisep, rangkaian digital,
(4) peserta didik d'apat
menghargai nilai-nilai estetika dari suatu hasil perakitan rangkaian digital yang ditampilkan dalam tahapan· praktik (simulator) mulai dari tahap perSiapan kerja, metode pelaksanaan kerja, sikap dan waktu penyelesaian praktik. Upayameningkatkan hasil belajar dasar tet
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar dasar' teknik digital pad'a' kelompok peserta didik diajarkan dengan pendekatan pembelajaran menggunakan. simulator lebih tingg.i daripada kelompok'yang diajarkan··dengan pendekatan menggunakan trainer setelah mengontrol
pengetahu~n
awaL Dal'am
meningkatkat hasilbelajar dasar teknik digital, maka guru. dalam berupaya menggunakan program simulator digital berbasis modul sehingga:"'pelaksanaan pembelajaran
oleh
guru
sebagai
fasilitator dapat mengarahkan
dengan
pendekatanpembelajaran menggunakan simulator maka peserta' 'didik· lebih memahami materi
y~ng.diberikan
sesuai dengan kondisi nyata yang ada di, dunia
industri. Guru mata pelajaran produktif termasuk dasar teknik· digital dalam kelompok teknologi dan rekayasa dapat saja menerapkan pendekatan pembelajaran dengan menggunakan alat praktik simulator. Hal ini ternyata dapat juga meningkatkan hasilbelajar peserta didik ketika diajarkan dengan pendekatan pembelajaran menggunakan simulator, oleh karena program simulator tersebut .'
telah. disediakan
.
fitur~fitur
simbal
digital
399
' .
yang
.
.
.
dapat dipindahkan' 'untuk
dirangkaikan (djujicobak'an) s'uatu konsep rangkaian digital sehingga' logika hasil yang diharapkan dapat teruji denganpola interaktif. Dengan·· dem·ikia·n konsep rangkai'an digital lebih· mudah dipahami dan proses perakitannya lebih cepat diselesaikan. Upaya meningkatkan hasil belajar dasar teknik digial dengan memperhatikan perkembangan pembelajaran peserta didik yang kecenderungan memiliki kecerdasan interpersonal dalam kegiatan. pembelajaran. .Ha?·il penelitian menunjukkan bahwa . hasH belajar dasar teknik dgital yang. kecenderungan memiliki kecerdasan interpersonal baik pada kelompok ya.ng diajarkan dengan pendekatan' pembelajaran menggunakan simulator' maupu,n trainer lebih tinggi' dari padakelompok peserta didik yang ke.cenderungan, memiHki kecerdasan intrapersonal setelah mengontrol, pe·ngetahuan. awal.. Upaya .
meningkatkan hasilbelajar dasar teknik memperhatikan
karakteristik
peserta
.
digita~
didik
akan berhasi apabila guru
yang
kecenderungan' memiliki'
kecerdasan personal. Ternyata' peserta didikyang kecenderungan memiliki kecerdasan ,interpersonal lebih menonjol dalam hal: . . empati, tanggung jawab sosial .dan
hubungan
antar
pribadi
dalam
kegiatan
kelompok
u'ntuk
menyelesaikan konsep rangkaian dalam praktik. Upaya meningkatkan hasil belajar dasar teknikdigitalpeserta' didik dengan p~ndekatanpembelajaran menggunakan simulator dan memperhatikan keunggulan peserta did'ik yang cenderung memiliki kecerdasan interperosonal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik dengan pendekatan pembelajaran menggunakan simulator pada kelompok peserta didik yang cenderung memiliki kecerdasan interperosonal lebih tinggi dari pada
kelompok peserta didik yang cenderung memiliki kecerdasan intrapersonal. Begitu juga pada kelompok yang cenderung memiliki kecerdasan'interperosonal, peserta didik yang diajark'an dengan pendekatan pembelajaran meng.g..unakan
40'0 ~,
1
simulatorlebih.tinggi dari.·pada peserta didik yangd'iajarkan ·den·gan. pende..katan·,. pembelajaran menggunakan trainer. Guru
berupaya
,
menerapkan
dd'
pende,katan
•
pembelajaran
menggunakan
simulator berbasis modul dan memperhatikan kelompok peserta didikyang cenderung memiliki kecerdasan interpersonal. Kemampuan emosi karakteristik peserta di,dik yang memiliki kecerdasan ini dapat dengan mudah bersosialisasi .,
:'
.
.
antar ternan sebaya olehkarena interaksi terhadap temansebaya seperti keakraban, saling memuaskanserta dapat menyesuaikan diri dalam hal pe~'yelesaian .
tugas praktik, sikap fleksibel. Oleh karena itu peserta. didik.. ketika .
,".
diaj.a.-rkan'denganpndekatan
pembeilajaran
menggunaka,n' simulator'- perlu
diperhatika,n' karakteristik peserta didik,' yaitu kecenderungan peserta didiky'ang' m'emiliki kecerdasan interpersonal terlebih 'dalam pembentukan kelompok·yang' ::~.:ir
5;tentunya" solusi' dari keterbatasan pera,latan praktik di sekolah~
Dedi.
"Peralatan Praktek SMK (diakse~ 29, Jan.uari 2009)~
Terbatas",
http://kompas.com/read/artikel/,
Killen, R9Y. Effective Teaching Strategies: Lesson from Reseach and Practice. Kotamba: Social Science Press, 1998. Makofsky, Nina. lntrapersonal Learning (diakses tariggcd 20 September 2012).
Style, . http://www.ehow.com/html.
Munawaroh, Mumun dan Lisfuroe'ah E'ah. Perbandingan Hasil Rodrigues, S. "Fitness for Purpose: A Glimpse at When, Why and How To Use Information Technol'ogy in Scinee Lessons." Australian Science Teachers Journal, 1997. Romizowski, A. J. Designing Instruktional System. Publishing, 1981.
401'
New ,York:
Nicholas
Semuel Alex, u.Alat Praktek SMKN 2· Kupan,g'" ,-' " Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar~::Mengajar. S'ari:'dung: PT Remaja Rosdakarya,2009. Sugestiyadi Bambang, "Pendidikan Vokasional sebagai Investasi", Competition ASC 201, http://www.staff.uny.ac.id/html. (diakses tanggal 20 September 2012). SuJiono, Yuliani, Nurani dan Sujiono Bambang. Bermain Kreatif BerbaSis· Kecerdasan Jarnak. Jakarta: PT, Indeks, 2010. T~ghavi,
Sharven dan Colen Coenraad. Computer Simulation, Laboratpry :'1nslruct/on vs,Traditional Laboratory Instruction in' Digital "Electrbn/cs~,' Journal of Information Technology Impact, 2009 (1), pp. 25-36. .
.'
Tumbuh, ·G'erald. .."Writing and Multiple Intelligences," longleaf.net/ggrow, (diakses tanggal 20_September 2012).
http://www. "
Tuyzuz,:Cengiz. Computer-Assisted Physics Teaching ,Mate.rial :Development and Application Based on Worksheets, International· Online Journal' of Educational Sciences, 2010, 2 (1), pp. 37-53, .http;llwww.iojes.net/userfiles/Article/IOJES_167.pdf diakses tanggal .20, "Se'~,te~per. 2012. Yaumi,··~I'Jfuhamad. Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Jakarta: PT ~ian ':Rakyat,
2012.
402 -,. 1
TREND SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA. DARI BERBAGAI JENJANG PENDIDIKAN'
....
Anggit Prabowo Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta [email protected]
ABSTRAK P:enelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana sikap siswa Seko'lah Menengah Atas terhadap matematika sejak jenjang pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah sampai dengan Sekolah Menengah Atas. Penelitian ini ·merupa·'kan penelitian deskriptif. SubJek penelitian adalah siswa kelas XI, SMA N se-Kota Yogyakarta. Objek penelitian ini· adalah sikap siswa terhadap matematika sejak di Sekolah Dasarl Madrasah Ibtidaiyah sampai dengan di ·Sekolah Menengah Atas. Sampel penelitian ini adalah, 347 siswa· kelas XI yang: :terdiri atas 262 siswa jurusan IPA dan 85' siswa jurusan IPS yang dipilih secara 'acak. Data dikumpulkan dengan menggunakan angket dan dianalisisdengan analisis deskriptif. HasH penelitian menunjukkan bahwa: 1) Trend, skor sikap siswa terhadap matematika d'ari Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah samp~i , Sekolah 'Menengah Atas cenderung menurun; 2) rata-rata skor sikap siswa, ,'ketika mereka di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah adalah 154',17 (tingg,i); 3) rata-rata, skor sikap siswa ketika mereka di Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah adalah 151,86 (sedang); 4) rata-rata skor sikap siswa ketika mereka di Sekolah Menengah Atas adalah 144,04 (sedang). Kata kunci: sikap, matematika
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak terlepas dari peran matematika. Hal tersebut termuat dalam Standar lsi untuk Satuan. Pendidikan ' Dasar. dan Menengah yaitu bahwa untuk menguasai dan mencipta teknologi di masadepan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BSNP, 2006: 139). Selain itu, Muijs dan Reynold (2005: 212) juga menyatakan bahwa matematika peng~tahuan
memainkan
peran
utama
di
dalam
berbagai
bidang
ilmu
seperti fisik~, teknik mesin, dan statistika. Deng~n demikian, 403
mengingat begitu. besar peran matematika, penguasaan matematika mutlak diperlukan,dalam rangka,penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Laporan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMS·S). menunjukkan bahwa penguasaan matematika di Indonesia pada kenyataannya , ", . kurang memuaskan. Pada tahun 2007, penguasaan matematika siswa di/ "Indonesia berada di bawah rata-rata negara peserta. Indonesia mendapatkan skor 397dari skor rata-rata sebesar 500. Hasil tersebut menempatkan Indonesia pada peringkat 36 dari 46 negara peserta (Mullis, Martin, dan Foy, 2008: 35). Hal ini tentu menjadi suatu masalah bagi bangsa Indonesia. Permasalahan terkait penguasaan matematika salah satunya terjadi' di beberapa Daerah Istimewa Yogyakartakhususnya Kota Yogyakarta. Hasil ujian nasional tahun 2010/2011 menunjukkan bahwa matematika merupakanmata p~lajaran
yang memiliki nilai rata-rata terehdah dibanding mata pelajaran yang
lain. Mengingat permasala;,an di atas, perlu adanya upaya guna meningkatkan kemampuan matematika siswa. Rendahnya penguasaan matematika dapat ditingkatkan dengan beberapa cara, salah satunya dengan meningkatkan variabel-variabel afektif. Halini dikarenakan variabel-variabel afektif memiliki pe,ngaruh yang signifikan terhadap variabel-variabel kognitif (Phopham, 1995:
180). Selain itu, objek-objek afektif dipercaya merupakan suatu yang penting dalam menentukan proses dan tujuan belajar (Gable 1986: 2). Variabel afektif terdiri atas beberapa macam, salah satunya adalah sikap. Hal ini sepertidiungkapkan oleh Gable (1986: 2) bahwa sikap (attitude) merupakan salah satu ragamdari ranah afektif. Karena sikap merupakan salah satu variable afektif, tentunya sikap juga memliki peng'aruh yang signifikan terhadap keberhasilan belajar.Hal ini selaras dengan Popham (1995: 180) yang menyatakan
bahwa
sikap
memegang
peran
utama
dalam
menentukan
keberhasilan pembelajaran. Dengan demikian, sikap yang tinggi terhadap pembelajaran mutlak diperlukan untuk mewujudkan tujuan pembel'ajaran.
-
404 ..
'• .i..
:r-' 1
, " Arti' penting' s-i'kap siswa terhadap m'atematika', terhadap"keberhasi,lan be:lajar matematika' ..telah ::diteHti. Hasil penelitian, Mohamed dan",Waheed (2011: 277) menunjukkan'bahwa sikap siswa·'terhadapmatematika aGalah faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan akademik siswa. Hasil penelitian Manoah, Indoshi, dan Othuon (2011: 965) menunjukkan bahwa sikap 'siswa terhadapmatematika merupakan faktor penting yang
mempengaruhi kesuksesan siswa dalam
matematika. Dengan demikia'n" perlu adanya upaya .membuat siswa memiliki 'sikap yang tinggi-'terhadap matematika. Berdasarlatar belakang di 'atas, perlu a'danya studi tentang bagaimanakah sikap terhadap matematika. Dalam .hal ini akan dilihat trend sikap siswa'terhadap "n1cite'matika dari jenJang pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah sampai dengan Seko.lah Menengah Atas. 2. RumusanMasaJCfh Rumuskan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah, trend sikap siswa terhadap~atematika dati jenjang pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah . Ibtidaiyah sampai dengan Sekolah Men·engah Atas.
3. Tujuan Penelitian Tujuan
penelitia~
ini adalah mendeskripsikan bagaimanatrend sikap siswa
terhadapmatematika
dari jenjang
pendidikan
Sekolah
Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah sampai dengan Sekolah Menengah Atas.
4.. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi stake holders terkait trend. sikap siswa terhadap matematika.
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan p.enelitian deskriptif. Subjek penelitianadalah siswa kelas XI SMA N se-Kota Yogyakarta. Sampel penelitian ini adal~~,:. 34:7 sisw~
kelas XI yang terdiri atas 262 siswa jurusan IPA dan 85 siswa jurusan IPS 405
-,. 1
yang dipilih secara acak. Pengu-m-pu-Ian: data dilakukan dengan menggunakan angket. Data yang diperoleh berupa respons siswa terkait sikap
m~.reka
terhadap
matematika. Analisis data dilakukan seCara· deskriptif.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian . Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara rata-rata skor sikap siswa terhadap matematika ketika di jenjang Sekolah Dasar adalah 154, 17 (terkategori tinggi) dari skor maksimal yang bisa diperoleh 210. Skor tersebut menunjukkan bahwa ketika di
jenj~ng
Sekolah Dasar, siswa cenderung memiliki sikap yang
tinggiterhadap matematika. Secara rata-rata skor sikap siswa terhadap matematika ketika di jenjangSekolah Menengah Pertamal Madrasah Tsanawiyah adalah151 ,86 (terkatogori sedang). Skor tersebut menunjukkan bahwa ketik'a di jenjang Sekolah Menengah.- . Pertamal Madrasah Tsanawiyah,
~iswa~
cenderung memiliki sikap. yang tinggi
terhadap matematika. . Secara rata-rata skor sikap siswa terhadap -matematika ketika -di jenjang Sekolah Menengah Atas adalah 144,04 (terkatogori sedang). Skor tersebut menunjukkan bahwa ketika di jenjang Sekolah Menengah Atas,siswa cenderung memiliki sikap yang tinggi terhadap matematika. Gambar1 menunjukkan gambaran ·skor sikap siswa terhadap matematika di jenjang Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah,Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah, dan Sekolah Menengah Atas.
_... .
~
.i,.
406
-;~~--~-=-----------=----===-----=----=====~-====~-===~----j 154· '1
152 150
~
I
-------.--,..,....,.---------.------.
!
. -.----
I
~ f
r--i
-~-._-._-._~-----
I 148 1--.--
146 1
i 144
-"..--.-.,...- ----
'- --.---..-..--.-, -- _-.-._-
I
!I I
\
f
I I
i-
I 1140 r . 138 I 1142
I
.
L
i
L~..
_
. SD/MI
..---.r-
---
-. ,.
.~,--_.__ .. ,.
.
SMA
SMP/MTs •
..
_
Gambar 1. Djagram Sikap Siwa terhadap Matematika di Berbagai Jenjang ,Pendidikan
2." Pembahasan Berdasar hasi penelitian dapat diketahuibahwa terdapat variasisikap siswa terhadap
matematik~
di berbagai jenjang pendidikan. Ketika di Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, siswa cenderung memiliki sikap yang tinggi terhadap matematika. Ketika merekanaik ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Partamal Madrasah Tsanawiyah, sikap mereka terhadap matematika, cenderung menurun. Siswa secara rata-rata mereka 'memiliki s.ikap yang tin,ggi terhadap matematika ketikadi SD/MI. Namun ketika di ·SMP/MTs, siswa secara rata-rata memiliki sikap yang sedang terhadap matematika. Penurunan sikap siswa jiga terjadi ketika mereka memasuki jenjang. penddikan Sekolah Menengah Atas (SMA). S,ikap siswa ketika SMP/MTs dan SMA memang sarna-sama terkategori sedang, namun apabila dilihat dari skornya, terjadi penurunan. Skor sikap siswa terhadap matematika ketika di SMP/MTs adalah 151,86 sedangkan skor sikap siswa terhadap matematika ketika di SMA adalah 144,04. Semakin rendahnya skor sikap siswa terhadap matematika selnng semakin tingginya jenjang pendidikan dikarenakan beberapa hal. Temuan
-,
..
.
i.
pen'elitiberdasar hasil wawa'ncara den.gan si-swa menunjukkan bahwa ketika di SD, siswa cenderung' menyukai matematika. Hal ini dikarenakan, materi matematika yang diajarkan diSOadalah materi yang muda·h.· Oi SD matematika diajarkan lebih bermakna karena dikaitkan dengan penalaman di kehidupan sehari-hari. Seiring tingginya jenjang pendidikan, materi ya.ng dipelajari semakin kompleks. Kekompleksan tersebut menjadikan siswa pusingbelajar matematika karena semakin banyak materi-materi baru yang harus dipelajari. Bahkan, beberapa
siswa
mempertanyakan
kegunaan
materi
matematika
dalam
kehidupan, seperti logaritma, limit fungsi, trigonometri, dan sebag·ainya. Analisis yang dapat dilakukan. terhadap permasalahan di atas adalah bahwa semakin rendahnya sikap siswa terhadap matematika sei'ring tingginya jenjang
pendidikan
dan
kekompleksan
materi
dikarenakan'
mlnlmnya
pengetahuan akan arti penting matematika. Siswa tidak menyukai materT1atika karena menganggap matematika semakin lama semakin kurangberguna. Kurangnya pengetahu.an siswa tentang arti penting matematika menjadi tanggung jawab pihak-·pihak terkait pendidikan ·siswa. Guru adalah sasok yang tepat menanggulangi masalah ini. Gurumata pelajaran matematika diharapkan mampu untuk memberi pengertian kepada siswa tentang tujuan pembelajaran. Selanjutnya, terkait mengapa siswa perlu mempelajari, apa kegunaan, dan'apa manfaat yang: bisa dilakukan Jika memahami suatu materi matematika mutlak diketahui oleh siswa.
SIMPULAN Simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Trend skor sikap siswa terhadap matematika dari Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah sampai Sekolah Menengah Atas cenderung menurun; 2. Rata-rata skor sikap siswa ketika mereka di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah adalah 154,17 (tinggi);
408 ..
l ..
r~'
3. Rata-rata' skor
sikap
siswa·
k.etika . mereka
di ·Sekolah
Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah adaJah 151,86 (sedang);
4. Rata-rata skor sikap siswa ketika mereka di Sekolah 'Men'enga'h Atas adalah 144,04 (sedang). 5. Semakin menurunnya sikap siswa terhadap matematika salah satunya dikarenaka'nkurangnya pemahaman siswa tentang arti penting matematika.
DAFTA'R PUSTAKA S'adan Standar Nasional'Pendidikan.· (2006). Standar isi untuk satuan pendidfkan Q9.$ar dan menenga·h. Jakarta: Ba;dan' Stan'dar Nasional Pend·idikan. Gabl~,
'R. K. (1986).. Instrument de.velopment. in fhe' a.ffective domain. Boston': Kluwer-Nijhoff Publishing. '·.11,
MqnQih', S.A." Indoshi, F.C., & Othuon, L.O.A. (2011).~ Influence of attitude' on .'performance of students in 'mathematics Gurriculum. Educational Research. 2,965-981. Mohamed, L. & Waheed, H. (2011). Secondary Students' Attitude toward's Mathematics in a Selected School of Maldives. International Journal of Humanities and Social Science, 1 ~ 277-281. Muijs, D., & Reynolds, D. (2005). Effective teaching evidence' and,practice. ,(2nd e~.). Th.ousand Oaks: Sage Publication, Inc. Mullis, I.V. S., Martin, M. 0, & Fay, P. (2008). Timms 2007 Internation~1 mathematics Report: Findings from lEA's Trend in mathematics and science study at the fourth and 'eighth grades. Chestnut H·ill:· TIMMS & PIRLS international study center. Popham, W. J. (1995). Classroom assessment: What teacher need to know. Needham Height: Allyn & Bacon.
409 -
..
i..
PROFIL KEMAMPUAN, PENGUASAAN MATERI PELAJARAN GURU SMA IPA 0101' YOGYAKARTA DAN JAWA TENGAH Endang Mulyatiningsih, Amat Jaedun, Heri Retnawati' Univ. Negeri Yogyakarta
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui' profil kemampuan guru SMA IPA terkait dengan penguasaan materinya untuk materi pelajaran yang diujikan pada UN. Penelitian ini merupakan penelitiandengan pendekatan deskriptif, eksploratif. Subjek penelitian ini adalah respons guru terhadap soal Ujian Nasionar SMA IPA di provins,i 01 Yogyakarta dan Jawa T'engah yang pencapaian hasil 'UN rendah. Data di'kumpulkan dengan metode dokumentasi dari kegiatan penelitian puspendik' balitba'ng Kemendikbud 2011 yang berupa hasil tes( meliputites 'pilihanganda dan ,esai untuk guru kelas akhir»Tes' digunakan ,uhtuk mengetahui penguasaanmateri guru terhadap $KlKD yang dianggap sulit oleh siswa berdasarkan daya serap selama beberapa tahun. Anatisis data dalam penelitian ini dilaku,kan dengan pendekatan kuantitatif. Analisis deskriptif kuantitatifdigunakan untuk mengetahui profil kemampuan guru SMA IPA di DI Yogyakarta dan' Jawa Tengah. HasH penefitian menunjukkan bahwa Kemampuan penguasaan materi guru di DIY (pilihanGanda)yang reratanya belum 70 yakni guru matapelajaranMatematika IPA. Kemampuan penguasaan materi guru di DIY (Uraian) yang reratanya belum 70 yakniBhs Indonesia, Bhs Inggris, Fisika,' dan MatematikaIPA,. Kemampuan penguasaan materi','guru di Jawa Tengah (piHhan Ganda) yang reratanya belum 70 ya,kni Fisika" dan MatematikaJPA. Kemampuan penguasaan materi guru di Jawa Teng'ah '(Uraian) yang reratanya 'belum 70 yakni pada mata pelaJaran Bhs Indonesia, Bhs Inggris, Fisika, Kimia, dan Matematika IPA.
PENDAHULUAN Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan negara Indonesia, yang intinya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, sehingga mampu
bersaing dengan bangsa lain di dunia. Meningkatkan berkualitas sumber daya manusia
ini
dilaksanakan
dengan
menyelenggarakan
pendidikan
yang
berkualitas. Wacana mengenai peri'didikan yang berkualitas merupakan kajian yang sangat menarik dan menjadi perhatianoleh berbagai institusi dan negaranegara di berbagai b,elahan dunia, termasuk Indonesia. 410
Uhtuk dapat- menyelengg·arakan pendidikan' yang berkualitas dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia,' berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Selain pembangunan fisik berupa pemberian sarana dan pasarana untuk pelaksanaan pendidikan, pemerintah juga mengeluarkan kualitas sumberdaya manusia ini dapat dilaksanakan melalui pendidikan yang peraturan perundangan. Peraturan perundangan tersebut diantaranya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP 19 Tahun 2005 tentang Standar .Pendidikan Nasional, Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar P.enilaian Pendidikan,
Peraturan .Menteri Pendidikan Nasional Nomor
63 Tahun 2009·tentang sistem penjaminan mutu pendidikan. Salah satu yang menjadi indikator mutu pendidikan adalah keberhasilan siswa
dalam
:"Realitasnya~
di
menguasai
materi
pelajaran
sesuai
dengan
standar
isi.
keberhasilan penguasaan materi pelajaran sebagai hasil, pendidikan
Indonesia
belum
memuaskan,
berdasarkan
studio
nasional
maupun
internasional. Demikian pula indikator lain, yakni karakter yang beJum dapat dikatakan berhasil. Keku'rangberhasilan ini tentunya perlu menjadi perhatian' dan
k~berhasilan
yang
terkait dengan kompetensi profesional akademik diantaranya mampu menguasai materi
pelajaran
yang
merupakan
komponen
utama
dalam
kompetensi
profesional. Kompetensi ini dapat diketahui dengan melakukan evaluasi kepada guru, dengan melakukan tes dan menganalisisnya. Berdasarkan
~asil
studi Djemari Mardapi, Soenarto, Heri Retnawati, dkk.
(201.1), dapat diperolehbahwa kemampuan penguasaan materi pelajar~n glJ.ru untuk sekolah yanghasil
UN-nya rendah, kemampuan guru juga rendah. Pada 411
.~,
.•
....j.,
penelitian' ini diperole.h. data kemampuan' penguasaan guru' .di 100 kab/kota di Indonesia, dengan melakukan tes pilihan ganda dan uraiankepada guru untuk, mata pelajaran yang diuji'kan pada UN baik SMP, SMA, dan SMK. Namun, hasil tes ini belum sepenuhnya,dimanfaatkan. Salah satu' hal yang dapat dilakukan adalah .memanfaatkan .'data ini, untuk membuat profil.kemampuan guru SMA terkait dengan penguasaan materinya. Dengan profil ini, dapat dilaku,kan upaya perbaikan mulai dari kebijakan, pelatihan, pengabdian pada masyarakat, da,n tindakan lain yang dapat meningkatkan penguasaan guru padamateri· pelajaran. dalam rangka meningkatkan kualitas profesional akademik guru. Berdasarkan latar belakang tersebut, pada penelitian ini akan dianalisis profit
kemampu~n'c
guru SMA. terkait dengan penguasaan materinya. untuk materi pelajaran yang diujikan pada UN. Terkait dengan hal tersebut, tujuan penelitian .ini. adalah mengetah:ui profil kemampuan guru SMA IPA terkait dengan penguasaan materinya.
METODEPENELITIAN Penelitian . ini' merupakan e'ksploratif~
'penelitian
deng~n
·pendekatan
deskriptif
Kompetensi. pendidikyang mengampu matapelajaran yang diujikan
padaUjian
Nasional di SMNMA IPA dicobadiketa.hui dan' kemudian
dideskripsikan.
Deskripsi meliputi penguasaan umum ·terhadap· SKL dan
deskripsi khusus untuk materi dar.i KDyang dianggap sulit. Subjek penelitianini adalah
respons guru terhadap soalUjian Nasional
SMA IPA di provinsi 01 Yogyakarta dan Jawa Tengah yang pencapaian hasil UN rendah. Adapun kesulitan yang diidentifikasi yakni untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Fisika, Biologi, Kimia, Matematika, Bahasa Inggris .Uurusan IPA. Indikator sekolah dengan UN rendah yakni sekolah dengan kelulusan kurang dari 80% dan nilai rata-rata kurang dari 6,5. Data dikumpulkandengan metode
do~umentasi
dari kegiatan penelitian
puspendik balitbang Kemendikbud.2011 yang berupa hasil tes ( meliputi tes pilihan ganda dan esai untuk guru kelas akhir). Tes digunakan untuk mengetahui 412
pengL!aSaan materi guru' terhadap SKlKD'" .yang dianggap 'sulit', oleh siswa berdasarkan daya serap selama beberapa tahun. An'alisis data· d'alam 'penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuanfitat'if. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk. mengetahui profil kemampuan guru SMA IPA diDI Yogyakarta'dan Jawa Tengah. analisis
direkomenda~ikan
ini,
saran
Selanjutnya berdasarkan hasil
untuk: perbaikan
dalam
rangka'
meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya, khususnya meningkatkan. pencapaian uJian nasional.
HASIL PENELITIAN
1.. Profil·Guru SMA di DI
Yogyak~rta
a. Mengerjaka'n Soal Pilihan Ganda 1) Bahasa Indonesia Rerata nitai yang diperoleh' guru Bahasa 'Indonesia SMA di 0.1. Yogyakarta dalam soal pilihan g:anda adalah cukup tinggi yaitu dengan rata-rata total sebesar 81,42. Nilai rata-rata tertinggi diperoleh kab .. Kulonprogo' dengan nilai ·sebesar 85,27.:' Kemudian disusul oleh Kab.Gunungkidul yang 'memilikinilai rerata sebesar 84. Kota Yogyakarta' sendiri memperoleh' reratanilai' sebesar 79,40. Sedangkan Kab. Sleman memiliki rerata nilai terendah yaitu 7,7,40. Hasil tersebut sesuai dengan hasil yang terdapat pada' gambar"A.1.berikut ini : .
I
Bahasa Indonesia D. I. Yogyakarta
I
I I
I .
,
!
!
~
I
I f
I
86.00 84.00 82.00 80.00 78.00 76.00 74.00 72.00
~
. . o~7j.-~
~'?>
*-0
~ *-.:;yo<:-'Q<"o
~. *-~
~---------------'-."
~
~
_17Pc:re~ ~
J
-<.....o~
----
------_._-------
G .Jr.:-~'
--._--
~
,:p~<:-~~
Gambar A.1. Diagram BatangRata-Rata Perolehan Nilai L'JK G'uru Bahasa' Indonesia SMA Di Daerah Istimewa Yogyakarta 413
2) Bahasa Inggris Perolehan nilai guru Bahasa Inggris Di D.1. Yogyakarta cukup baik, hal tersebut terlihat dari perolehan rata-rata nilai yang di atas 80 untuk masing.masing kab./ kota. Nilai rata-rata total dari wilayah ini adalah 82,93. Nilai ratarata tertinggi diperoleh Kota Yogyakarta dengan nilai sebesar 85,71. Kabupaten Kulonprogo menempati tempat kedua dengan nilai rata-rata sebesar 82,86. Guru Bahasa Inggris dari Kabupaten ·Sleman memperoleh nilai rata-rata sebesar 82. Sedangkan Kab. Gunungkidul memiliki nilai rata-rata sebesar 80,71. Untuk lebih jelasnya, hasil tersebut tersaji dalam diagram batang pada gambar B.2.berikut ini
Gambar A.2. Diagram Satang Rata-Rata Perolehan Nilai LJKGuru Bahasa Inggris SMA Oi Daerah Istimewa Yogyakarta 3) Biologi
Mencermati hasil perolehan nilai rata-rata guru biologi SMAOi Wilayah 0.1. Yogyakarta, yang terdapatpada gambar A.3., terlihat bahwa Kab.Sleman memperoleh nilai rata-rata terendah yaitu 78,06. Kota Yogyakarta sendiri
memiliki rata-rata nilai tertinggi yaitu sebesar 80,28. Untuk kabupaten Kulonprogo, nilai rata-ratanya sebesar 7'8,06.Sedangkan nilai rerata total dari Provinsi 0.,1. 'Yogyakarta sendiri adalah 79, 17. Hasil tersebut disajikan' pada gambar A.3.'
414
Biologi 0.1. Vogyakart:a BO.50 SO.OO
79.50 79.00 78.50 78.00 77.50 77.00 76.50 Kota Yogyakarta
Kab. Kulonprogo
Kab. Siernan
Total
Gambar A.3. Diagram Satang Rata-Rata Perolehan Nilai LJK Guru Biologi 'SMA Oi Oaerah Istimewa Yogyakarta 4) Fisika Rata-rata total yang diperoleh guru Fisika SMA Oi 0.1. Yogyakarta'dalam soal pili han ganda sebesar 67,19. Nilai rata-rata tertinggi diperoleh Kota , Yogyakarta dengan riilai sebesar 72,22. Kemudian disusul oleh Kab. Slema.n yang memiliki nitai rerata sebesar 66,5.6. Sedangkan Kab. Kulonprogo memiliki rerata nitai terendah yaitu 61 ,43. Hasil tersebut tersaji dalam diagram batang pada gambar A.4. berikut ini : Fisika 0.1. Yogyakart:a 75.00 70.00
60.00
55.00 Kota Yogyakarta
Kab.' Kulonprogo
Kab. Siernan
Total
Gambar A.4. Diagram Batang Rata-Rata Perolehan Nitai LJK Guru Fisika SMA Oi Daerah Istimewa Yogyakarta 5) Kimia Berdasarkan
h~sifyang
tersaji dalam diagram batang pada gamqar A.5
rata-rata nilai total yang diperoleh guru kimia SMA Di 0.1. Yogyakarta yaitu 72,81. Nilai rata-rata yang tertinggidiperoleh Kota Yogyakarta dengan nilai 82,19. Kemudian, Kabupaten Sleman dengan nilai 77,81. Untuk Kab. Kulonprogo sendiri memperoleh nilai rata-rata 58,44 yang merupakan nilai rata-rata terendah dari wilayah 0.1. Yogyakarta. 415
KirniaD.I~ Yogyakarta 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 0.00 Kota Yogyakarta
Kab. Kulonprogo
Kab. Sleman
Total
Gambar A.5. Diagram Satang Rata-Rata Perolehan Nilai LJK Guru Kimia SMA Di Daerah Istimewa Yogyakarta 6) Matematika IPA Menganalisis hasil yang tersaji dalam diagram batang nilai rata-rata yang diperoleh guru matematika IPA SMA Oi 0.1. Yogyakarta pada gambar A.6., diketahui bahwa nilai rata-rata totaldi wilayah ini adalah 42,50.Untuk Kab. Gunungkidul, nilai rata-ratanya lebih tinggi dibanding tiga kota/kab lainnya yaitu 45. Sedangkan Kab. Sleman memiliki nilai rata-rataterendah yaitu 38,75.
I I
I I
Maternatika IPA 0.1.· Yogyaka.rta 46.00 44.00 42.00 40.00 38.00 36.00 34.00
Gambar A~6. Diagram Satang Rata-Rata Perolehan Nilai LJK Guru Matematika IPA SMA Oi Daerah Istimewa Yogyakarta
b. Soal Uraian 1) Bahasa Indonesia
Perolehan nilai pada soal uraian Bahasa Indonesia ternyata berbeda dengan perolehan pada soal pilihan ganda. Jika sebelumnya pada soal pilihan ganda rerata nilai yang diperoleh guru Bahasa Indonesia SMA Oi 0.1. Yogyakarta
416
dalam soal pilihan ganda cukup. tinggi ypitu .77-85, dalam soal uraian justru hanya 41-55. Nilai tersebut jika dijabarkan adalah 55 untuk Kab. Gunungkidul, 52,71 merupakan nilai yang diperoleh Kab. Kulonprogo, 49,83 merupakan nilai rata-rata Kota Yogyakarta, dan 41,50 nilai yang diperoleh Kab. Sleman. Untuk rata-rata total .dari wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta adalah 49,68. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar B.1.
Bahasa IndonesiaD.I. Yogyakarta 60.00
50.00 40.00 . 30.00
20.00 10~OO
0.00 Kota Kab. Yogyakarta Kulonprogo
Kab. Sleman
Kab. .Gunung Kidul
Rerata Total
Gambar B.1. Diagram Satang Rata-Rata Perolehan Nilai LJU Guru Bahasa Indonesia SMA Oi Daerah Istimewa Yogyakarta 2) Bahasa Inggris Sarna dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia, nilai rata-rata yang diperoleh Guru Bahasa Inggris SMA Oi Yogyakarta dalam soal uraian lebih kecil dari nilai yang diperoleh dalam soal pilihan ganda. Rata-rata totalnya hanya 36,40. Sedangkan rincianuntuk masing-masing kab.l kota adalah 39,20 yang merupakan nilai rata-rata tertinggi dan diperoleh oleh Kota Yogyakarta, 36,.73 diperoleh Kab. Gunungkidul, 35,11 diperoleh Kab. Kulonprogo, dan terakhir 34,40 diperofeh Kab. Sleman.
417
-
.•
.
i..
Bahasa Inggris D.L Yogyakarta
I
40.00 39.00 38.00 37.00 36.00 35.00 34.00 33.00 32.00 Kota Kab. Yogyakarta Kulonprogo
I
Kab.
Sleman
L_~~~
Kab. Gunung Kidul
Rerata Total
Gambar B.2. Diagram BatangRata-Rata Perolehan Nilai LJU Guru Bahasa Inggris SMA DiDaerah Istimewa Yogyakarta 3) Fisika Untuk rata-rata total yang diperoleh gu·ruFisika SMA Di 0.1. Yogyakarta dalam soal uraian adalah sebesar 41 ,63. Nilai rata-rata tertinggi diperoleh Kota Yogyakarta dengan nilai sebesar 61,33. Kemudian diikuti oleh Kab.Sleman yang memiliki nilai rerata sebesar 39. Untuk Kab. Kulonprogo memiliki nilai rata-rata sebesar ·34,29. Sedangkan Kab.Gunungkidul memiliki reratanilai terendah· yaitu 28,50. Hasil tersebut tersaji dalamdiagram batang pada gambar B.3. berikut ini·:
Fisika. 0.1. Yogyakarta 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00
20.00
10.00
!
0.00
Kota
~. Yogyakarta
Kab. Kulonprogo
Kab. Sleman
Kab. Gunung Kidul
Rerata Total
Gambar B.3. Diagram Satang Rata-Rata Perolehan Nilai LJU Guru Fisika SMA Di Daerah Istimewa Yogyakarta
418
_... .'.
i...
4) Kimia Menganalisis hasil yang tersai dalam gambar 8.4 terkait perolehan nilai rata-rata soal uraian kimia yang ditJeroleh guru kimia SMA Oi 0.1. Yogyakarta, diketah.ui bahwa rerata total yang diperoleh adalah 50,30.
Untuk Kab.
Kulonprogo, nilai rata-rata yang d'iperoleh adalah 4·3,47. Sedangkan Kab. Sleman memilikinilai rata-rata yanglebih tinggi yaitu 55,43. Kirnia 0.1. Yogyakart:a
60.00 50.00 40.00 30.00
20.00 10.00 0.00 Kab. Kulonprogo
Kab. Siernan
Rerata Total
Gambar 8.4. Diagram BatangRata-Rata Perolehan Nilai LJU Guru Kimia S·MA 'Di Daerah Istimewa Yogyakarta 5)
Matematika ·IPA Mencermati perolehan nilai rata-rata guru pada soal uraian mata .pelajaran
matematika IPA Oi D.!. Yogyakartayang terdapat pada diagram batang dalam gambarB.5diketahui bahwa nilai rata-rata totalnya. adalah 58,22. Nilai rata-rata tertingginya adalah 64 yang diperoleh oleh guru matematika IPA Oi Kabupaten Sleman. Disusul oleh Kota Yogyakarta dengan "nilai rata-rata sebesar 61,71. Kemudian Kab. Kulonprogo memiliki· nilai rata-rata sebesar 56 dan Kab. Gunungkidul memperoleh nilai rata-rata sebesar50,67.
I t
I
I
I
I
lVIat:ernatika IPA 0.1. Vogyakart:a 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 Kota Yogyakarta
Kab. Kulonprogo
Kab. Siernan
Kab. Gunung Kidul
Rera~a
Total
Gambar B..5. Diagram Batang Rata-RataPerolehan Nilai LJU Guru Matematika IPA SMA Oi Oaerah Istimewa Yogyakarta 419
--
'.,
..
i..
Ekonomi 0 . 1. Yogyakarta 60.00 50.00 40.00 30.00
20.00 10.00 0.00 Kota Kab. Yogyakarta Kulonprogo
Kap. Sleman
Kab. Gunung Kidul
Rerata Total
Gambar B.6. Diagram Satang Rata-Rata Perolehan Nilai LJl) Guru SMA Oi Daerah Istimewa Yogyakarta 2~"
Profil Guru' SMA di "Jawa Tengah
a.
SoaJ Pilihan Ganda
E~on.()rni
1) Bahasa Indonesia Kompetensi guru SMA dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia Oi WilayahJawa Tengah yang meliputi Skata! kabupaten memiliki nilai rata-rata 80,05. Kabupaten Magelang memiliki guru SMA yang rata-rata kampetensinya paling tinggi yaitu 46,75. Kemudian guru SMA di Kabupaten Temanggu'ng memiliki rata-rata nilai 80. Kota Surakarta memiliki guru yang ·rata-rata nilainya sedikitlebih kecil dari Kabupaten Temanggung yaitu 79,8. Sedangkan untuk Kabupaten Purworejo rata-rata nilai yang diperoleh adalah 77,6. Rata-rata nilai terend~hdiperoleh
Kabupaten Kebumen dengannilai 76,75. Hasil tersebut
sesuai dengan hasil yang disajikan pada gambar A.1.berupa diagram batang.
420
_... .•
i.
,..-------~--~----------'-----
Bahasa Indonesia JaV\la Tengah
I
88.00 86.00 84.00
.
80.00 82.00 78.00 76.00
III
~i:gg 1. ."./'/ ---------------
70.00
~~
~'l:i
~'t;i
~~~fJo e ~'1J-~
ft.,~
-;:>.~
~q9
e.,oS
:,0. +'l:i
'!!o...'l>
~
:::Q.
~~
~ ~o~
~~
~
~e~
~
~.
*-'l:i
~~
~e~
~o
*-'7>
~:§>.
Gambar A.1. Diagram Satang Rata-Rata Perolehan Nilai LJK Guru Bahasa Indonesia SMA Oi Jawa Tengah 2) Bahasa Inggris Untuk kompetensi guru SMA Oi WHayah Jawa Tengah dalam mata rata-r~tay.aitu
pelajaran Bahasa lnggris memperoleh nHai
83,30. .Kabupaten
Purworejo memiliki guru Bahasa Inggris SMA yang rata-rata kompetensinya paling tinggi yaitu 87,71 melebihi rata-rata provinsi. Guru Baha.sa Inggris SMA di Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Kebumen, dan Kota Surakarta memiliki rata-rata nilai yang hampir sarna. Nilai tersebut diantaranya adalah 82,57 unt.uk Kabupaten Magelang, 81,90 untuk Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Temanggung, dan rata-rata nilai terkecil yaitu 80, 41 diperoleh oleh Guru Bahasa Inggris Oi Kota Surakarta. Hasil tersebut tersaji dalam diagram batang padagambarA.2. berikut ini : Bahasa Inggris JaV\la Tengah 88.00 86.00 . 84.00 82.00 80.00 78.00 76.00
s..:>
~'"b-
*-0
~'"b-<::-¢o e, ~'l>~
e,<:-~~ *-q;?
~'"b-
::+-'l>
~'"b-
X>.
'*-~
::::0.
*-~
~~
~~'f>
~
~o
~¢O
'Q...$-
;t$''l> "e,
~.
*-~
~ ,,~
~.
~
Gambar A.2.Diagram Satang Rata-Rata PerolehanNilai LJK Guru Bahasa Inggris SMA Oi Jawa Tengah 421
--
..
.
i.
3) 8iologi Mencermati hasil perolehan nilai rata-rata guru biologi SMA Oi Wilay'ah Jawa Tengah yang terdapat pada gambar A.3., terlihat bahwa Kota Surakarta memperoleh nilai rata-rata terendah yaitu70. Nilai yang diperoleh guru biologidi Kota Surakarta lebih rendah daripada nilai rata-rata total yang nilainya sebesar 78,40. Kabupaten Kebumen, Magelang, Purworejo, dan Temanggung memiliki nilai yang lebih tinggi dari nilai rata-rata total Provinsi Jawa Tengah. nilai darri keempat kabupaten tersebut secara berturut-turut adalah 81 ,25; 83,50; 84 dan 79,17.
,----II
---------~---'-------.
Biologi Ja'Wa· Tengah. 84.00
85.00
I
80.00 75.00
I I ~
. .
70.00
I
65.00
60.00
~
1
~'7>
i
i J ; I
l
G.;>..§'l>
~
'b~. *-o~ ~'?>
.
~
~~
~
~'1j
*-~
~'7>~ 4.-;;f>
•
o<..e
;§~
~
+.,:;p-
.
~.
So~
7>~
&
~o
",cz:,~ ~.
*-~
.Gambar A.3. Diagram Satang Rata-Rata Perolehan Nilai LJK Guru Biologi SMA Oi Jawa Tengah . 4) Fisika Hasil analisis berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh Guru Fisika SMA Oi Jawa Tengah, diketahui bahwa nitai rata-rata total di wilayahini adalah63,65. Nilai rata-rata yang diperoleh guru fisikadi Kota Surakarta, Kab. Kebumen, Kab. Magelang, dan Kab. Purworejo berada di sekitarnilai rata-rata total provinsi Jawa Tengah, dengan skor berkisar antara 62,50 hingga 65,50. Untuk Kab. Temanggung
memiliki
nitai
rata-rata
kota/kabupaten lain yaitu hanya 55.
422
yang
lebih
rendah
dibandingkan
,.
Il.
Fisika Jawa Tengah
I
65.50
I
66~00
64.00 62.00 60.00 58.00 56.00 54.00 52.00 50.00 48.00
I
I i j
I
I
I
I!
I/ !..,r····
I
II II j
Gambar A.4. Diagram Satang Rata-Rata· Perolehan Nitai LJK Guru Fisika SMA Di·Jawa Tengah 5) Kimia Rata-rata nilai yang diperoleh gurukimiaSMA di Jawa Tengah berkisar antara 79 hingga 84,5 denganrata-rata toted yaitu 83,1. Nilai rata-rata yang tertinggi
diperoleh
Kabupaten
Purworejo
dengan
nilai
84,5.
Kemudian,
Kabupaten Kebumen dengannilai 84,38. Pada Kabupaten magelang nilai ratarata yang diperoleh oleh guru kimia SMA adalah 84.Untuk Kota Surakarta sendiri memperoleh nilai rata-rata 82,50 dan Kabupaten"'Temanggung
me~iliki
nitai rata-rata terendah yaitu 79,17. HasH tersebut tersaji dalam diagram batang padagambarA.5.
Kirnia Ja\Na Tengah 85.00 84.00 83.00 82.00 81.00 80.00 79.00 78.00 77.00 76.00
Gambar A.5. Diagram Batang Rata-RataPerolehan Nilai LJK Guru Kimia SMA Di Jawa Tengah 423
- ..
.O L
6) Matematika IPA Menganalisis
diagram
batang
nilai
rata-rata
yang
diperoleh
guru
matematika IPA SMA Oi Jaw\t:1 Tengah pada gambar A.6., diketahui bahwa nilai rata-rata total di wilayah ini adalah 43,93 cukup kecil dibandingkan nilai-nilai pada mata pelaJaran sebelumnya. Nilai rata-rata yang diperoleh guru matematika di Kota Surakarta, Kab. M'agelang, dan Kab.Pufworejo berada di sekitar nilai rata-rata total provinsiJawa Tengah, dengan skor berkisar antara 43 hingga 45. Untuk Kab. Purworejo, nilai rata-ratanya lebih tinggi dibanding dua kota/kab lainnya yaitu 45,63. ----------_.
f'
Maternatika IPA Ja\Na Tengah 45.63
I i
I I
46.00 45.50 45.00 44.50 44.00 43.50 43.00 42.50 42.00 41.50
i
I
43.50
I I j
L/,··'·"'-
,
_
Kota Surakarta Kab. Magelang
Kab. Purworejo
Total
{---------_. ,---
Ga.mbar A.6. Diagram Satang Rata-RataPerolehan Nilai LJK Guru MatematikalPA SMA Oi Jawa Tengah
b. Soal Uraian 1) Bahasa Indonesia Sedikit berbeda dengan perolehan nilai rata-rata guru Bahasa Indonesia pada soal pilihan ganda yang mencapai 70~80an, untuk soal-soal uraian nilai rata-rata total yang diperoleh guru Bahasa Indonesia Oi Jawa Tengah hanya 58,33. Namun, Kab. Magelang memiliki nilai rata-rata yang, lebih tinggi dibanding
4 kotal kab. Lain yaitu sebesar 73. Untuk Kota Surakarta, Kab. Kebumen, Kab. Temanggung hanya memilikinilai rata-rata 58,25; 58,20 dan 55. Untuk Kab. Temanggung, nilai rata-ratanya paling rendah dibanding kotal kab. Lain yaitu sebesar 44,75.
424
Bahasa Indonesia Ja\Na Tengah" 80.00 70.00' 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00
! '
f
' f I
l
L:-
Gambar 8.1. Diagram Satang Rata-Rata Perolehan NHai LJU Guru Bahasa Indonesia SMA Di Jawa Tengah 2) Bahasa Inggris Seperti halnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia,nilai rata-rata yang diperoleh guru Bahasa Inggri's dalam soal uraian cukup jauh berbeda dengan nilai yang diperoleh pada 50al pilihan gand~. Jika sebelumnya pada soal pilihan ganda diperoleh nilai rata-rata total 83,30, sedangkan ~nilai rata-rata totaf yang peroleh guru dalam soal uraian hanyalah 42,87.Untuk niJai yang diperoleh masing-masing kotal kab. Oi Jawa Tengah adalah 46,29 untuk Kota Surakarta, 46 untuk Kab. Purworejo, 44untuk Kab. Temanggung, 40,80 untuk Kab. Kebumen, 'dan 38,67 untuk Kab. Magelang. Hasil tersebut sesuai dengan diagram batang yang terdapat pada gambar 82.
Bahasalnggris Ja\Na Tengah 48.00 46.00 44.00 42.00 40.00 38.00 36.00 34.00
46.29,
Gambar B.2. Diagram Batang Rata-Rata Perolehan Nitai LJU Guru Bahasa Inggris SMADi Jawa Tengah '. 425
-,
.•
.
i..
3) Fisika Untuk perolehan nilai~:guru fisika Oi Jawa Tengah pada bentuk soal uraian, rata-rata
nilai
totalnya
adalah
31,83.
Nilai
rata-rata
tertinggi
diperoleh
Kab.Magelang dengan nilai 38, kemudian Kab.Purworejo memperoleh nilai ratarata 36, Kab.Kebumen sebesar 34, dan Kota Surakarta sebesar 31.Kab. Temanggung merupakan kabupaten dengan nilai rata-rata yang diperoleh oleh guru fisika SMA paling kecil dan cukup berbeda jauh dengan kotal kab. lain yaitu 8. untuk lebih jelasnya, hasil tersebut telah disajikan dalam bentukdiagram
batang pada gambar B.3.
Fisika Ja\Na Tenga'h 38.00 40.00
31.83
35.00'
I
30.00 ,25.00 '20.00 15.00 10.00 5.00 0.00
'b~'b-
! f
.. I'
~e,<:'-
-':;""'b~~
~~.
!
e.-.;§
~,,;~
~o
~l e9
;'§>~
~
l----'---'--~-_-~
~~
~
_to.,."l>
:§>~-
~
~~~
~o
~ ......<:.
:::.Q~"
*-'l>
~¢C
'b-~
~e.~
~.
~~.
GambarB.3. Diagram Satang Rata-Rata Perolehan Nilai LJU Guru FisikaSMA Oi Jawa Tengah 4) Kimia
Perolehan riilai rata-rata gurupada soal uraianmata pelajaran 'kimia Oi Jawa Tengah cukup besar dibanding nilai rata-rata pada soal uraianmata pelajaran sebelumnya. Hasil tersebut terlihat pada diagram batang
dalam
gambar 8.4 dimana nilai rata-rata totalnya hanyalah 61,32. Nilai tertingginya adalah 69,55 yang diperoleholeh guru kimis Oi KabupatenKebumen. Kab. Purworejo' memiliki nilai rata-rata sebesar60,64 dan Kota Sura"karta memiliki nilai rata-rata terendah yaitu 57,63.
426
Kirnia ·Ja\Na Tengah 80.00 60.00 40.00 20.00 0.00
I
~
Kota
Kab.
Kab.
Rerata Total.
~
...:..----:--s_Ur_a_ka_r_ta_ _K_e_b_U_rn_e_n_ _·_pu_r_w_o_re_io--,,----
1--,-,
Gambar 8.4. Diagram 8atang Rata-Rata Perolehan Nilai LJU Guru Kimia SMA Pi Jawa Tengah . . 5)
Matematika IPA Jika dalam bentuk soal pilihan ganda, nilai rata-rata yang diperoleh guru
matematika IPA hanya sekitar 40an, rata-rata total yang diperoleh guru matematika IPA pada soal uraian lebih tinggi yaitu 58,57. Kota'Surakarta bahkan memiliki nilai rata-rata yang cukup tin99i yaitu 75,20. Kemudian disusul Kab.Purworejo dengan nilai rata-rata sebesar 65. Untuk Kab. Magelang s ratarata nilainya berbedacukup jauh dengan 2 kota/kab.sebelumnya, ,yaitu: sebesar 36,80. Maternatika IPA Ja\Na Te·ngah 80~OO
.70~OO
60.00 50.00 40.00 30~PO 20~00
10.00 0.00
I
I ./ !......-.~......,/
Kota Surakarta Kab. Magelang
l
.__.. :-.__.
Kab.
., . _.__,_~:~orej~ __,
Rerata Total
.
.....:.
Gambar B.5. Diagram Satang Rata-Rata Pero.leh~ri Nilai LJU . IPA SMA Di Jawa Tengah
..
Gur~
._J:'
"Matematika
PEMBAHASAN Berdasarkanhasil analisisdi atas, dapat diperoleh kesimpulanbahwa: (1) penguasaan materi ajar ofeh guru di DIY pada mata pelajaran yang diuJikan pada
427
Ujian Nasional (UN) untuk 50al pilihan'ganda yang reratanya di bawah 70 adalah guru pada mata pelajaran Matematika IPA; (2) penguasaan materi ajar oleh guru di DIY pada mata pelajaran yang diujikai;'i' pada Ujian Nasiona,1 (UN) untuk soal uraianyang reratanya di bawah 70 terjadi' pada sebagian besar mata pelajaran yang di-UN-kan, yaitu: Bahasa Indone,sia, Bahasa Jnggris, Fisika, Matematika IPA; (3) penguasaan materi ajar oleh guru di Jawa Tengah pada mata pelajaran, yang diujikan pada Ujian Nasional (UN) untuk soal pilihan ganda yang reratanya di bawah 70 adalah pada guru mata pelajaran Fisika, Matematika IPA; dan (4) penguasaan materi ajar oleh guru di Jawa Tengah pada mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional (UN) untuk soal uraian yang reratanya di bawah.70 juga terjadi pa'da sebagian besarguru, yaitu: mata pelajaran Bahasa Indonesia" Bahasa Inggris, Fisika, Kimia, Matematika IPA. Hasil peneltian ini me,nunjukkan bahwa ting'kat penguasaan materi guru pada mata pelajaran-mata pelajaran yang di-UN-kan sebagian besar dal,am kategori cukup dan rendah, karena sebagian besar mata pelajaran rata-ratanya kurang dari 70. 'Atau dengan kata lain, bahwa rata-rata penguasaan materi ajar guru SMA di 0.1. Yogyakarta dan Jawa Tengah pada ,sebagian besar mata pelajaran UN adalah kurang dari 70 atau < 70%. Hasil penelitian ini adalah sejalan dengan, "hasil pemetaan mutu pendidikan yang telah dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) S'alitbang Kemdikbud (2011 )di 100 kabupaten/kota di Indonesia, yang menyimpulkan bahwa faktorutama yang mempengaruhi rendahnya pencapaian kompetensi, siswa· pada UN adalah:' (1)- penguasaan komepetensi guru terhadap materi pelajaran yang diampunya rata-rata masih sangat rendah, (2). ketersediaan sarana dan prasarana sekolah yang kurang memadai, (3) ketersediaan buku dan bahan ajar yang kurang memadai, dan (4) pemanfaatan sarana dan prasarana yang kurang optimal. Hasil pemetaan di atas membuktikan bahwa salah satu, faktor yang menjadi penyebab rendahnya penguasaan
kompetensi siswa, pada ,mata
pelajaran UNadalah karena faktor penguasaan kompetensi guru terhadap, materi 428
ajar yang juga rendah. Pada studipemetaan tersebut, kemampuan gutu terhadap penguasaan materi ajar yang didasarkan' pada hasil tes bentuk pilihan ganda dan uraian dengan materi pelajaran UN adalah cukup rendah. Bahkan fakta yang lebih' mernprihatinkan lagi adalah bahwa rata-rata penguasaan kompetensi oleh guru pada beberapa kabupaten/kota pada region 3.. (tengah) dan ; 'region 4 (timur) 'Indonesia adalah
lebih rendah daripada rata-rata
penguasaan kompetensi oleh siswa pada materi ujian yang sarna. Hasil penelitian ini adalah juga sejalan dengan hasil penelitian Sukardi dkk. (2011) yang menyirnpulkan bahwa salah satu faktor penyebab rendahn·ya penguasaan siswa pada materi UN pada kompetensi dasar (KD) tertentu di wil'ayah, 0.1. Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan adalah' karena.: faktor penguasaan materi oleh guru pada KD tersebut yang juga rendah. Fakta ir:'i makin·'· diperkuat oleh hasil Uji Kompetensi G.uru (UKG) yang dilakukan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan. dan Penjaminan
Mutu
Pendidikan
(BPSDMP
& PMP)
tahun .2012,
yang
menyimpulkan bahwa penguasaan kompetensi guru pada bidang keahlian (mata pelajaran) yang diampu.nya adalah rendah. Dalam· hal ini, masih ban.yakguru yang hanya memperoleh skor di bawah 30 (dari skor maksimu.m. 100),
rata~rata
pencapaian skor gurupada UKG hanya sekitar 50, dan sangatsedikit guru yang dapat mencapai skor 70atau lebih. ,Kenyataan
rnl
disinyalir
telah
berdampak
buruk
pada' .kuafitas
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hal ini rnengingat bahwa penguasaan materi ajar oleh guru merupakan prasyarat utama untuk dapat terselenggaranya proses pembelajaran yang berkualitas. Guru yang menguasaimateri' ajar.dengan baik, akan mampu mengelola dan menyajikan materi pembelajaran: secara runtut sehingga akan mudah dipahami oleh peserta didik. Fakta demikian pada dasarnya telah lama disadari oleh· pemerintah, sehingga dari waktu ke waktu pemerintah tidak pernah
henti~hentinya
melakukan
upaya peningkatan kualifi'kasi dan profesion.alisme· guru. Pemerintah telah ,lama berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, yang salah satu diantaranya 429
adalah dengan meningkatkan kualifikasi dan kualitas guru. Hal ini dapat dipahami karena kualitas sistem pendidikan secara keseluruhan berkaita'n' erat dengan kualitas guru. Guru· memiliki peran yang .strategis dalam bi.dang, pendidikan/pembelajaran, bahkan sumber pendidikan .Iain yang memadai sering kali
kurangberarti apa·bila· tidak didukung
berkualitas~
oleh' keberadaan guru yang·
Dengan kata lain, guru merupakanujung tombak dalam upaya
peningkatan kualitas layanan dan hasil pendidikan. Atau dengan kata lain, guru merupakan kunci utama dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan. Oleh karena ,itu, sangatlah wajarbila pengakuan dan penghargaan pemerintah terhadap profesi guru semakin meningkat,yang diawali dengan diterbitkan,nya Undang-undangNomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dasen·,. yang selanjutnya diikuti dengan peraturan perundang-undangan yang terkait.· Guru', ad.alah jabatan profesional
se~ingga
·seorang guru ·harus·. mampu
melaksanakan' tugasnya secara profesional. Seseorang dianggap profesional apabila mampu' mengerjakan tugas dengan selalu berpegang teguh pada etika prafes;,' independen, produktif, efektif, efisien dan inovatif serta· didasarkan pada prinsip~p.rin·sip·
pelayanan prima yang didasarkan pada
unsur~unsur
ilm.u ·atau
teari yang sistematis, kewenangan profesional, pengakuan masyarakat, dan kode" etik 'yang regulatif. profesional
memiliki
Guru, sebagai salah satu bagian dari pendidik
tugas
utama
mendidik,
mengajar,
membimbing,
mengarahkan, melatih, .menilai, dan meng'evaluasi peserta didik padapendidikan anak usia dinijalur pendidikan formal, pend'idikan dasar, dan pendidikan menengah.
Dalam
melaksanakan
tugasnya,
guru
menerapkan
keahlian,
kemah iran yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu yang diperolehnya melalui pendidikan profesi. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga ·profesional dibuktikan dengan cara melakukan sertifikasi bagi guru dalam jabatan. Selanjutnya, bagi guru yang telah memiliki sertifikat pendidikberhak memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosiaL Penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum meliputi gajipokok, tunjangan yangmelekat gaJi, 430 ...
...--. .•
i..
serta'penghasilan lain berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunJangan khusus,dan maslahat tambahan yang· terkait dengan' tugashya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip peng'hargaan atas dasar prestasi. Hlal. ir:L sesuai: dengan tujuan diadaknnya. ·sertifikasi guru, yaitu: (1) menentukan kelayakan sesearang penin.gkatan
dalam mutu
melaksanakan proses
dan
tugassebagai hasil
agenpembelajaran;
pendidikan;
dan
(3)
(2)
peningkatan
profesionalismeguru (Dikti, 2006). Hal·tersebut, sesuai dengan Undang-Undang Republik Indo.nesia Nom.or 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyebutkan ba'hwa jabatan guru sebagai· pendidik merupakan jabatan profesionaLUntuk itu,guru yan'g profesionaldituntut untuk· terus-menerus berkembang sesuai· dengan' perkembangan .zam'an, ilmu pengetahuan, dan teknologi, serta·kebutu.han .;
mas·yarakat termasuk .kebutuhan berkualitas dan memiliki
kapabilit~s
terhadap
sumber 'daya
manusiayang
untuk mampu bersaing di forum regional,
nasional, ataupun internasionaL Hal ini dipertegas. kembali den.gan UndangUndang. Republik Indonesia Nemor 1·4 Tahun 2005 tentang Guru '~dan Dosen yang 'menyebut prafesi. guru. sebagai profesi yang sejajar dengan
dos.en'd~
perguruan·tinggi. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, tentang'Standar Nasional Pendidikan,pasal 38, pendidik (guru)adalah agen .pembelajaran yang, harus
memiliki
kepribadian,
empat
jenis . kompetensi,
professional,
dan
sosial.
yakni
Demikian
kompetensi ·pedagogik, pula,
'dalam
Peraturan
Pemerintah Nomer 74· tahun 2008 tentang guru, dinyatakaQ bahwa kompetensi yangharusdimiliki seorang guru meliputi kompetensi pedagogik,. kompete.nsi kepribadian, kompetensisosial, dan kompetensi profesi.onal. Dalam konteks ini
J
maka kompeten.si guru diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk perangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimilikiseseorang calon guru untuk memangku jabatan guru.sebagai· prafesi.
431
Mengingat
·begitu.~e.ntralnya
peran gUfu.dalam mewujudkan pembelajaran
yang berkualitas,' .maka berbagai solusi telah
dita~arkan
permasalahan rendahnya kompetensi profesional ata.'u oleh
guru.
Puspendik
kompetensi guru
(2011),
menawarkan
untukmengatasi
p·~nguasaan
solusi
untuk
melalui:,' (1)- p,endampin'gan terhadap
materi ajar
meningkatkan
guru,
mulai. dari
perencanaan, proses' pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan melakukan tindak lanjut hasil evaluasi; (2) mengintensifkan kegiatan MGMP, agar para guru yang
sebidang
dapat saling
asah,
asih
dan asuh
dalam peningkatan
profesionalism.enya'. Peningkatan
.kompetensi
guru
san.gat· diperlukan
teruta.ma,·:un~uk.
menghadapi'.'peserta ·didik· yang mengalami kesulitan b.elajar; tidakcukup·han·ya dijadikan alasan. pembenaran mengapa sekolah tertentu bias mencapai prestasi tinggL. Penguas'aan' bahan ajar tentu saja merupakan prasyarat untuk 'dapat mengajar dengan
~ualitas
tinggi dan membantu·· setiap anak mencapai prestasi
terbaik...Sementara itu, pemanfaatan MGMP antar sekolah dan internal sekolah, benar-benar sebagaiforumuntuk pengembanga'n profesionafitas guru·. Hasil kaJian yang memetakan kesulitan yang dihadapi. :siswa, . dan
.sum~ber-sumber
·kesulitannya, terutamadi level kelas, perlu diagendakan di MGMP, sebagai bahan diskusi, mencari solusi, dan berbagi pengalaman dalam' menerap.kan solusi di kelas/ sekolah masing-masing. KESIMPULAN 1. Kemampuan pengua$aan materi guru di DIY (pilihan ganda)yang reratanya , belum 70 yakni guru matapelajaran matematika IPA, Ekonomi, geografi, dan sosiologi. 2. Kemaf1!puan penguasaan materi guru di DIY (uraia~) yang reratany~ belum
70 yakni bahasa Indonesia, bahasa Inggris, fisika, matematika IPA, ekonomi, geografi, matematika IPS, dan sosiologi.
432
.~
..... .• £..
3. Ke.mampuan penguasaan materi guru di Jawa Tengah (pilihan ganda) yang reratanya belum 70 yakni fisika, matematika IPA, ekonomi; geografi,dan sosio~bgi.
4.' Kemampuan penguasaan materi guru di Jawa Tengah (ura,ian) yang reratanya belum 70 yakni pada mata pelajaran bahasa Indonesia,bahasa Inggris, Fisika, Kimia, MatematikalPA, Ekonomi, Geografi, 'Matematika IPS, dan 80siologi. SARAN B.ersadarkan hasil penelitian ini, dapat diperoleh bahwa sebagian guru masih belum menguasai kompetensi profesional,
ditinjau dari pemahaman .
materi .pelajaran yang harus dikuasai siswa selama pembelajaran.Terkait dengan hal ini,diperlukan suatu upaya peningkatan, sehingga ada perbaikan selama proses pembelajaran. Perbaikan proses pembelajaran: ini berujung· pada peningkatan pencapaian belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini, ada sebagian guru yang 'penguasaan materinya belulT1 mencapai 70°A>. Materi-materi yang belum· ;.:;~L.
dikuasa-i- perlu
diidentifikasi, kemudian dilaksanakanpelatihan terkait dengan" . materi -.tersebut. Pelatihan ini dapat diformat in-an-in, sehingga dapat langsung' ·diterapkan .dalam pembelajaran. OAFTAR PUSTAKA Bridge, RR.G., Judd, C.M., & Moock, P.R. (1979). The detf;rminants of educational outcomes. Massachusets: Ballinger Publishing Company.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun200S tentang Standar Pendidikan Nasional. PeraturanMenteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Sallis, E. (2002). Total quality management in education. London: Kogan Limited.
P~ge
Sunarto dan Heri Retnawati. (2011). Analisis kelemahan kompetensi siswa pada tingkat kabupatenlkota berdasarkan hasil UN rendah. Laporan Penelitian. KerjasamaPPE pp's - Universitas Negeri Yogyakarta dengan Puspendik Balitbang Kemendikbud. 433
-... .•
i..
PENGARUHPENGETAHUAN AWAL, PERSEPSI SISWAPADA KEMAM'PUAN GURU DAN KEBIASAAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA NEGERI DI KOlA MANADO Masje
Wu~rarah
Fa'kultas Matematika dan IImu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Manado (UNIMA), Tondano, Sulawesi Utara [email protected]
ABSTRAK Tujuan daripenelitian ini adalah menyelidiki pengaruh pengetahuan awal siswa, persepsi siswa pada, kemampuan guru dan kebiasaan belajar siswa ,terhadap hasil belajar biologi siswaSekolah Menenga Atas di kota manado. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 236 responden dengan teknik pengambilan sampel adalah secar.a. pro,porsional ramdom sampling dengan menggunakan, nl~tode ~urvey dengan pendekatan analisis jalur. Hipotesis penelitian adalah 1) terdapat pengaruh langsung positif pengetahuan awal siswa terhadaphasil~::, befajar Biologi, 2). terdapat pengaruh langsung positif persepsi siswa pada kema~p~an guru terhadap hasil belajar 8iologi, 3) terdapat pengaruh langsungpqsitif kebiasaan belajar siwa terhadap hasil' belajar Biologi, 4) terda'pat peng,a-ruh langsungpositifpengetahuan awal siswa terhadap kebiasaan belajar ~i,swa; 5) . terdapat pengaruh langsung positifpersepsi siswa pada kemampua,n guru terh'adap kebiasaanbelajar' siswa.Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pengetahuan awal siswa berpengaruh langsung positif terhadap hasil belajar siswa, persepsi siswa pada kemampuan guru berpengaruh langsung positif terhadapa hasil belajar biologi, kebiasaan belajar siswa berpengaruh langsung positif terhadap hasil belajar biologi, pengetahuan awal siswa perpengaruh langsung ,positif terhadap kebiasaan befajar siswa, dan persepsi siswa pada kemampuan 'guru berpengaruh langsung positif terhadap kebiasa'an belaJar siswa~
Kata kunci: Pengetahuan Awal, Persepsi Siswap,ada KebiasaanBelajar siswa, Hasil Belajar Biologi.
Kemampuan
guru,
P'ENDAHULUAN Tujuan pendidikan Nasionaladalah terciptanya keseimbangan pada diri' manusia, baik antara jasmani dan rohani, Keseirnbangan dalam diri manusia menjadi suatu yang harus diperhatikan untuk mencapai tujuan pendidikan, ol~h karena itu unsur-unsur yang ada dalam pendidikan harus diperhatikan secara
--
434 ,.
..
t.
serius
dan...;.:. diupayakan:·· usaha
pengembangannya.
Seiring, dengan
perkembangan : peng·etahun.· dan teknologi yang semakin pesat, pendidi.kan sangat 'memegang peranan' penting dalam fase kehidupan manusia; karena dengan pendidikan akan menentukan peradaban manusia dari yang tidak tahu menjadi tahu, baik melalui pendidikan formal ma·upun. nonformal. B.elajar bersumber pada pihak siswa, .siswa dapat belajar sendiri dengan. tanpa
bimbingan
ataupun
belajar
secara
bersama-sama
dengan
ada
pembimbingannya. Proses belajar berlangsung secara terus menerus, karena di dalam diri siswa yang belajar terjadi suatu perubahan yang secara psikologis akan .tampildalam tingkah ·Iaku yang dapat diamati melalui alat indra oleh orang lain baik.tutur'·k·atany·a; mdtorik, da'n gaya hidupnya. Kegiatan belajar merupakan
kegiatan~\
yang paling pokok dalam upaya
.": pencapaian tujuan pelaksanaan pendidikan. Pada ·dasarnya· be.lajar adalah ". proses siswa memperoleh berbagai kecakapafl, ketrampilan, dan sikap. Dapat diartikan juga bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secarakeseluruhan "··sebagai hasH· pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungann.ya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan subsistem pendidikan Nasional·mempunyai peranan penting dalamupaya .mengembangkan sumber daya manusia. Pendidikan Nasional juga merupakanmodal utama bagi pembangunan Nasional. Penyelenggaraan pendidikan' di ·sekolahlebih· dikenal dengan istHah .belajar mengajar. Proses belajar mengajar di sekolah terjadi dengan melibatkan banyak faktor, baik guru, siswa, bahan atau materi pelajaran, fasHitas maupun lingkungan sekolah.Sekolah merupakan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar selaludituntut untuk dapat melaksanakan tujuan pendidikan nasional. Untuk itulah proses belajar yang dilaksanakan di sekolah harus
lebih
dioptimalkan,
karena
kegiatan
belajar mengajar di sekolah
rnerupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil atau' tidaknya pencapaian tujuan pendidikan ba'nyak tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Dalam hal ini, guru
435
- .. .•
i..
d"iharapkan mampu 'untuk mengarahkandan .meningkatk·an minat dan kebiasaan dalam kegiatan belajar siswa agar tercapai keberhasila.n belajar yang telah ditetapkan dalam sasaran kegiatan proses belajar
sebaQ~imana
me\t,~gajar.
D.alam·
mengajar, guru tidak hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran kepa.da siswa. namun harusmerupakan keseluruhan' kegiatan dan tindakan yang' diupayakanoleh guru untuk terciptanya proses belajar sesuai dengan tujuan' yang telah dirumuskan. Mata pelajaran Biologi di sekolah Menengah Atas (SMA) merupaka'n salah satu bahan ajar yang mendukung terjadinya proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik bila adanya interaksi antara yang belajar dan yang mengajar, dalam halini' guru dengan, siswada,n pelaksanaannya 'mengacu
pada
prinsip-prinsip
belajar,
selain
.itu
untuk··
memperlancar : proses . belajar mengajar' -tersebut ·"haru.s "didukung :dengan'·· ke'biasaan belajar siswa baik
~i
sekolah maupundi lucir··sekolah.· Kebiasaan
b.elajar siswa yang beragam, diantaranya ada siswa yang tergolong baik, kurang baik,; dan masih banyak siswa yang tergolohg ..tidak
bai~.
Variasiini terj.adi '
mungkin disebabkan· belum diketahuinya informasi mengenai: tuntutan· ·. cara . belajaryang baik.· Sekolah Menegah Atas (SMA) yang ada di ·kota Manado ·mempunyai. tuga.s untuk .' memcerdaskan,.
mendorong
dan
membina
peserta
didik·
dalam·
melaksanakan kegiatan' belaJar mengajar baik di sekolah maupun.di .Iuar sekolah.. Sebagai gambaran keberhasilan belajar siswa SMA· yang ada di kota Manado· dapat dilihat dari pencapaianprestasi belajar yang dicapai dari 3 tahun terkhir untuk pelajaran biologi mengalami penurunan dari nilai yang dicapai adalah 7,4. Nilai ini merupakan nilai rata-rata terendah dari .3. tahun terakhir, Laporan hasil UN tingkat SMA negeri danswasta tahun ajaran 20.10/2011 Kota Manado. Hal inilah· yang menjadi pokok permasalahan dimana ada indikasi bahwa menurunnya pre.stasi belajar siswa SMA yang ada dikota Manado berkaitan dengankebiasaan. belajar siswa yang tidak. teraturdan .·caramengajar guru yang belum optimal.
436
Masalah kebiasaan b·elajar siswa dewasa ini perlu mendapatperhatian darisemua pihak, karena 'kualitas cara belajar 'siswa ··cukup memperhatinkan. Siswa umu.mnya bGd~ajar hanyabelajar":saat menghadapi ujian, jarang. sekali be.lajar secara rutin.Ma·sih cukup banyak siswa yang mempunyai kebiasaan belajar
yang
kurang
baik,
seperti
belajar sambil
nonton
televisi,
atau
mendengarkan .radio, sering terlambat masuk sekolah dan hanya belajar waktu . ujian. Buruknya kebiasaan belajar siswa merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa sehingga menyebabkan menurunnya mutu pendidikan . .Menurut Popha'n (2005:36), ranah afektif mencakup watak perilaku seperti . perasaan, minat, sikap,. emosi, atau nilai. Seseorang' yang tidak memiliki minat dan kebiasaan belajar pada pelajaran tertentu sulit untuk mencapaihasil belajar
,\··yang ·optimal. Apabila' seseorangberminat .dalam suatu pelajarand.iharapkan akan mencapai pembelajaran yang optimal.Oleh karena itu semua guru harus mampu membangkitkan minat dan kebiasaan .belajar siswa.. yang menja.di tanggung jawab guru. Sefain
it~
ikatan emosionalsering diperlukan untuk·
:·,··membangun semangat kebersamaan,semangat persatuan,
rasa~soasial·
"dan
sebagainya. Guru yang mengajarkan mata pelajaran seiain mengutamakan' proses ·pembelajaran, guru harus memperhatikan pribadi setiap siswa yang perlu bimbinga'n untuk perkembangan intelektual maupun perkembangan psikologi:· siswa· itu sendiri. Walaupun guru menyadari akan hal tersebut ·namun .masih banyak guru' yang
belum
melaksanakan,. memperhatikankarakteristik. dari
masing-masing siswa dalam meningkatkan kebiasaan belajar "siswa, guna menghasilkan pembelajaran yang optimal. 'Melihat proses pembelajaran IImu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya mata pelajaran 8iologi yang selama ini. berlang.sung bahwa pembelajaran 'yang terjadi masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan. Terny,ata hal ini
m~rupakan
salah satu kelemahan· dalam· proses pembelajaran di sekolah-
sekolah sehingga menyebabkan kurang minatnya siswa .untuk belajar sehingga hasil yang dicapai kurang memuaskan.
437 .............. 1
Berdasakan hasil observa'si" yan.g. d-ilakukan dan data dilapangan pada sekolah-sekolah SMA negeri danswasta dikota Manado ditemu'kan beberap~ ~: kelern,f-Ihanatau kendala dalam pembelajaran Biologi antara lain: 1')carq mengajarguru yang selalu menggunakan. metodeceramah, 2) Biologi seb.agCij pelajaran ·yang membosankan, 3) siswa kurang memp'erhatikan penjelasan gury pada
setiap
pembelajaran,
4)
siswa
cenderung
pasif
dalam
kegiat~n,
pembelajaran, 5) tingkat pemahaman siswa· terhadap· materi' .pelajaran 8iologi .re·ndah. Ini dapat.dikatakan bahwa proses pembelajaran ·8,iologi belum optimal, sehingga :berpengaruh pada nilai yang dicapai juga belum optimal. . Tugas 'seorang guru adalahm.emantau hasil belajar siswajnformas.~ ini sangat berguna ;;·untuk menjel·askan sasaran daj;,)m
belajar~H~sil
belajar
adal.~h
hasH dari pengukuran serta penilaian usaha b€:L;l,;ar. Dalam setiapperbuatan manusia untuk mencapai tujuan, selalu· :diikuti demikian pula 'halnya de.ngan proses
pengukuran danpenilaia.n,
pembelCijaran~
belajar, dapat diketahui kedudukan siswa ped~--k-e!o·mpok
·Ol€i·t"~
Dengan mengetahui hasil
kelas, apakah s~swa termasuk
pandai, sedang atau klj~"~,:;rig.HasH befajar ini dinyatakan dafarrl
bentuk·:angka, huruf'pada setiap periode u.pan. Da:lam bukunya Walgito (1990:64) mengemukakanbahwa keberhasilan seseorang mengikuti. pembelajaran baru dapat terjamin apabila" pengajar tersebut menyadari bahwa siswa adalah individu yang memiliki karakteristik tertentu (Learner Characteristic), baik dalam hal Jatar belakang pendidikan, tingkat kecerdasan, skor standar keberhasilan rnaupun motivasinya. Lebih lanjut Dick dan Carey menjelaskan bahwa pengetahuan awal tidak sekedar daftar sesuatu yang. telahdimiliki atau dapat dikerjakan siswa, tetapi juga ketrampilan atau pengetahuan yang diperlukan untuk memahami sesuatu pembelajaran. Pernyataan ini .merupakan penegasan dari pernyataan bahwa mempelajari pelajaran 8iologi harus memperhatikanmateri pra·sya rat. Hal ini memberikan pengertian' bahwa guru harus ni'engetahui terJebih dahulu penge~ahuan awal siswa ataupengetahuan prasyaratbagibahan pelajaran yang akan diberikan selanjutnya.
- ...
"'i..
·'438
Persepsi sis'wa pada, kema·mpua·n 'guru dalam pembelajaran merupakan
'suatu proses :·yang didahulu'j oleh proses peng''indraan, yaitu merupakan proses yang diterimanya' ·stimulusoleh individu melalui alat indra atau jug.,a disebut proses sensoris.
Siameto
'(1990:131)~'
berpendapat bahwa persepsi' adal'ah
proses yang· menyangkut masuknya informasiatau pesan ke dalam otak manusia. Melalui persepsi, manusia terus menerus mengadakan hUbungan dengan lingkungannya melalui indranya. Persepsi : adalah : kesanggupan
seseoranguntuk memahami
suatu
keadaan atau Hngkungan yang pada' akhirnya ditampakkan melalui sikap terhada'p obyek tersebut. Persepsi' menyatakan suatu' proses bagaimana seseoran.g.·
mengorganisasikan·· sesuatu
dalam
pikirannya,.
menafsirkan,
m'engalamr:dan mengolah pertanda atau suatu gejala yang sedang terjadi dalam lingkungan sekitarnya. Persepsi siswa pada guru tentang kemampuan. guru dalam'pembelajaran merupakan salah satu aspek yang· mempengaruhi hasil belajar siswa. Bila persepsi siswa pada guru tersebut baik, siswa akan '.. .
-
. .
.
.
.... ..
~ ;
mengerjakan tugas yangdiberikan' dengaf) senang, termasuk· kehadiran siswa mengikuti pembelajaran. Adanya kehadiran siswa untuk hadir dikelas merupakan pencerminan dari peran guru dalam· pembelajaran. Kerjasama. antarguru dan siswa .akan tercipta' apabila hubungan guru dengan siswa· itu baik. Sejumlah kemampuan yang· belum dimiliki sisw'a seperti dala,m' penguasaan, materi pelajaran, guru harus membantu siswa agar berhasiLDengan kondisi yang demikian
di'harapkan
dapat
memunculkan
persepsi
positif
siswa
pada
kemampuangurudengan tuJuan untuk memperbaiki pribadi siswa. Kebiasaan
merupak"an suatu hal yang
biasa
dikerjakan,. dan
lain
sebagainya,. kemudian dalam pengertian yang lebih mendalam, kebiasaan adalah pola untuk melakukan tanggapan terhadapsituasi tertentu yang. dipelajari oleh seseorang individu, dan yang dila'kukannya secara berulang-ulang untukhal yang sama.Sehing,ga dapat dikatakan bahwa kebiasaan belajar"adalah perilaku dalamproses belajarsiswa sebagai respon dari sU'atu kondisi tertentu ya.ng terjadi secara berulang-ulang. Menurut Berger dikutip dari Lawang (1990:310),
439 ..--..•
..
i..
bahwa semuakegiatan. ma.nusia tunduk pada apa yang disebutnya habitualisasL Konsep inisecara etimologi berasal·dari kata "habit" yang berarti kebiasaan. Jadi
,
habitualisasi, merupakan proses menjadikan· suatu 'kebiasaan atau biasa unt'Ak, seseorang. Menurut Djaali bahwa, definisi kebiasaan merupakan cara bertindak:,cP.,r'f) yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi mantap dan bersifat otomatis. Kegiatan belajar siswa yang dilakukan secara terus menerus dan berulang-ulang akan efektif dan efesien sebagai bentuk perubahan perHaku kearah yang lebih baik, jika hal itu didasari dengan wawasanatau pengetahuan tentang bagaimana cara belajar yang baik dan . efesien. Menurut Sumadi (1987:153), adabeberapa syarat supaya kebiasaan belajar bisa tercapaidan mempunyai hasil yang baik dalam pendidikan: 1) MulaHah
pembiasaan
tersebut
sebelum
terlambat,
jadi
sebelum
SiSWCl
mempunyai kebiasaanyang lain yang berlawanan dengan hal-hal yang akan dibiasakan, 2) Pembiasaan tersebut he.ndaknya dilakukan terus-menerus, berulang-ulang dijalankan secara teratur sehingga akhirnya menjadi kebiasaan yang otb.matis, untuk itu dibutuhkan pengawasan, 3) Pendidika.n hendaklah konsekuen, bersikap tegas dan tetap teguh terhadap pendirian yang telah diambilnya. Jangan memberi kesempatan kepada siswa untuk melanggar pert:lbiasaan yang telah ditetapkan, 4) Pembiasaan yang mula-mula mekanistik tersebut harus makin menjadi pembiasaan yang disertai kata hati siswa itu sendiri. Sumadi Suryabrata (1990:143) merumuskan cara belajar yang efesien adalah
dengan
usaha sekecil-kecilnya
memberikan
hasil
yang
sebesar-
besarnya. Mengenai cara belajar yang efesien, belum menjamin keberhasilan dalam belajar, yang paling penting adalah siswa mempraktekkannya dalam . belajar sehari-hari, sehingga lama kelamaan menjadi kebiasaan baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Kebiasaan belajar tidak dapat dibentukdalam waktu yang cepat, tetapi kebiasaan belajar perly dikembangkan sedikit demi seidkit. Cara mengembangkan kebiasaan belajar siswa agar berhasil menurut Sumadi, meriyusun rencana belajar, menyusun Jadwal belajar; penggunaan waktu
440 --. .•
..
i..
beJ.pjar, dan teknik .Belajar. Oleh· karena itu tujuan peneHtian i.ni adalah untuk melihat bagaimana pengaruh persepsi sisw'a pada kemampuan guru tentang cara mengajar guru, kebiasaan b!elaj3r dengan memperhatikan pengetahuan awalsiswa terhadap hasil belaJar. Biologi.
METODE PEN:ELITIAN· Penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan metode s.urvei, dilaksanakan di SMA Negeri di kota Manado pada siswa kelas X,
dengan
jumlah sampel yang digunakan adalah 236 siswa. Teknik pengambilan sampel dengan cara propotional ramdom sampling. Penelitian ini akan mengkaji atau menganalisis keterkaitan antar variabe·f yang diteliti berdasarkan fakta dan data yang, ada,
serta
. lainnya.Variabel
mengukur
yang
dikaji
pengaruh terdiri
endogen.Variabel eksogen. adalah
satu
variabel
dari variabel
Pengetah~an
terhadap
eksogen
dan
variabel variabel
Awal Siswa (X 1), Persepsi
s'i'swa pada kemampuan guru (X2) , Kebiasaan belajar Siswa (X 3). Sedangkan veriabel endogen adalah Hasil Belajar Siswa (Y). Dalam penelitian ini dipilih .·:teknik analisis jalur (path analysis), untuk mengungkapkan pengaruh antara variabe! dengary variabel yang lain berdasarkan besar kecilnya koefisien korelasi.
HASILDAN PEMBAHASAN Uji validitas empiris dilakukan dengan menguji cobakan . tes objektif pada siswasebanyak 37 orang yang memiliki kriteria sarna dengan sampel penelitian ini adalah tes objektif pilihan ganda. Perhitungan uji validitas soal variabel berupa tes, dilakukan dengan rnenggunakan korelasi Point Biserial. Untuk memperoleh informasi tentang karakteristik instrumentkebiasaan belajar siswa, selanjutnya dilakukan pembakuan instrumen dengan analisis faktor dengan menggunakan program SPSS for windows versi 19.0. Olah data analisis faktor dengan metode PCAHasil
ujicoba dianalisis untuk menentukan vafiditas konstruk instrumen
dengan menggunakan analisis faktor. Langkah yang ditempuh, pertama dipilih variabel yang layak untuk 'dianalisis lebih lanjut.Hal tersebut dilakukan dengan memperhatikan bilangan signifikansi dari koefisien Kaiser-Meyer O/kin (KMO) , dalam tabel KMO dan Bart/ett's. Apabila KMO>O,5 analisis dapat dilanjutkan, 441
...
(Connie 2002:·7). Berikutnya' dilakukan· uji" signifikansidengan membandi·ngkan. ' taraf signifikansiyang ditetapkan deng,an bilangan signifikansi KMO.
Apabil~l
KMO '<0,; maka butf!t-butir tes tersebut layak untuk dianalisis le·b.ih lanjut. Apabila
KMO?:. a, maka terda'pat butir tes yang belum layak untuk dianalisis leb'ih lanjut.' Untuk itu dilakukan eliminasi beberapa butir dengan melihat koefisien Measure of· sampling Adequacy (MSA) dalam tabel Anti image. Kriteria yang digunak.an bila MSA
~
0,5 maka butir-butir kuesioner dapat dianalisis lebih lanjut. Sebaliknya
bila MSA< 0,5 berarti butir-butir tersebut tidak bisa diprediksi dan
dianalisis~
Tabel KMO and Bartlett's Test disajikan dibawah ini: Tabel 1 KMO and Barllett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Approx. Chi-Square Bartlett's Test of Sphericity Of Sig.
0,712 1134,888 703 0,000.
Tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien KMO sebesar 0,712 nilai
tersebut berada di atas 0,5 artinya analisis taktor tepat untuk menganalisis matriks korelasi tersebut. Nilai Bartlett's test of Sphericity dipero1.eh nilai ChiSquare sebesar 1134,888 dengan derajat bebas 703, dan' tarat kurang dari 0,01
(p
'<
0,01), artinya matriskorelasi yang terbentuk bukan matriks identitas, maka
analisis· dapat dilanjutkan.Setelah ditetapkan bahwa analisis faktor merupakan teknik yang tepat· 'untuk menganalisis data yang terkumpul, kemudian dipilih metode yang tepat 'untuk analisis faktor.Dalam penelitianinidigunakan metode Principal
Component
Analysis
(peA).
Untuk
menetapkan
jumlah
faktor
digunakan aturan yang d.ikemukakan oleh Kaiser-Gutman (1992:8), mengatakan bahwa jumlah' faktor harus diekstraksi sama dengan jumlah 'faktor yang mempuny.ai variansi (eigenvalue) lebih besar dari 1,0 dan keseluruhanfaktor .
.
yang memiliki variansi lebih dari 1,0 harus mengukur minimal 60
%
dari variansi
total.Muatan faktor (factor Loading) kemudian diseleksi setelah melaluieksttaksi komponen utama (extracting principal component) d"engan rotasi ortogonal untuk nlemaksimalkan variansi (variance' Maximizing/varimax) antar variabel utama. Muatan faktor yang tetap dipertahankan adalah di atas 0,3 sesuai dengan aturan
442 ............ ..
~
Crockerda'l Algina yang menyatakan ba·hwa muatan faktoryang lebih dari 0,3 cenderung' signifikan, sedangkan 'yang kurang dari 0,.3 tid.ak dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap suatu .faktor..Selain itu, y·ang harus diperhatikan adalahnilai koefisien' MSA
(Measure of Sampling Adequancy). Ukuran
kecukupan samplinguntuk tiap varian ditampilkan dala.m' d,ia·gonal pada Anti Image Correlation matriks. Supaya analisis dapat dilanjutkan koefisien MSA
untuk masing-masing butir;::: 0,05. Apabila tidak, butir yang memiliki MSA'< 0,5 harus dielimimasi. Berdasarkan analisis setela·h. faktor 12 eigenvalue .berubah menjadi nilai yang kurang d:ari satu, yang artinya· bahwa faktor yan'g paling ideal u.ntuk instrumen kebiasaan belajar siswa adalah 12. Berdasarkan tabeldi atasjuga di dapat bahwa faktor: satu menerangkan 18,847% variansi dari 38 butir kuesioner yang dikembangkan, faktor dua meneran:gkan 10,3740/0 varian.si total, faktor tiga 6,883 % variansi total dan seterusnya.Berdasarkan table component .matrix di bawah ini dapat dilihat bahwa semua butir kuesioner berkorelasidi atas 0,3 .(> 0,3), yang berarti bahwa semua butir (38 butir) tidakada
y~ng
dieliminasi, dan
dapat diidentifikasi ke· dalam 12 faktof. Untuk melakukan· rotasi agar variabel yang sudah berkorelasi.. d~ngan faktor tententu tidak akan berkorelasi dengan faktor lain, dalam merotasi. faktor dikehendaki setiap faktor mempunyai loading. Kuatnya korela.si ditunjukan dengan nitai loading
~0,30,
hasil analisis menunJukkan bahwa
~emua
nilai butir
instrumen kebiasaan belajar siswa melewati muatan faktor ~ 0,30. Muatan faktor terbesar yaitu 0,857,. dan muatan faktor terkecil adalah 0,306.Makaberdasarkan hasil anaHsis. dapat dinyatakan .bahwa secara umum konstruk. instrumen kebiasaan belajar siswa telah sesuai dengan dimensi dalam kajian teoretis. Teknik analisis data terdiri dari: analisis. deskriptif, (2) analisis uji persyaratan, dan (3) Pengujian Model dan pengujian hipotesis, Uji normalitas galat taksiran adalah untuk
memas~ikan
apakah data berdistribusi normal atau
tidak dengan meng'gunakanuji Lillifors.Ketentuan dalam pengujianin'i adalah apabila Lo < L
tabel{·a=
0,05) maka data berdistribusi normal, sebaliknyaapabila
443
La> L tab~1 (a =0,05) mak,a data tidak· berdistribusi normal.Uji Jinearitas: dHakuk'an dengan menggunakan program SPSS forWindows Release 19.0"
dengan
ketentuan 'apabila data antara variabel bebas dan variabel terikat membuat garis ; lurus atau mendekati garis lurus, maka data terseb'ut bersifat linear. Selain uJi linearitas ada satu uji' persy'aratan lagiyaitu uji signifikansi persamaan regresLUntuk menguji apakah persamaan regresi yang diperoleh si'gnifikan atau tidak, terlebih dahulu dihitung F-regresinya (F- Reg ).
a. Uji Hipotesis Setelah dilakukan uji persyaratan, selanjutnya dilakukan,' pe'ngujian ' hipotesis dengan -mengajukan model konseptual, membuat spesifi'kasi, mod.sl analisis, pengoperasian model analisis dengan' 'komputer, menafsirkan, dan' menggunakan hasil analisis komputer, serta menarik kesimpula'n. Penentuan analisis jalur.-baru d,apat' dilakukan' setelah seluruhpersyaratan . :dipenuhi. Berdasarkanmodel kausal- yang'dibentuk se'cara
t~oritik,
diagram jalur yang menghasilkan lirna buah koefisien jalur, yaitu:
maka diperoleh PY1, PY2, PV3, P32,
P31.
Pada An'alisis jalur (path analysis) persyaratan yang harus 'dipenuhi, adalah terdapathya hubungan antara variabelsatu dengan lainnya'dalam model secara linear, dengan demikianbaru dapat dikatakan bahwa hubungan. tersebut telah memenuhi persyaratan analisis regresLBeberapa pengujian yang perlu dilakukan untukmemenuhi persyaratan tersebut adalah, (1) Uji normalitas galat, '(2) Uji Linearitasdan
signifikansi
koefisien
regresi
dan
korelasLUntuk
menguji
normalitas distribusigalat digunakan uji Lilliefors. Langkah untuk pengujian galat taksiran yaitu dengan, mengurut nilai galat, lalu dihitung selisih antara frekuensi teoretis dengan frekuensi nyata pada setiap nilai galat.Harga mutlak maksimum dari. selisihtersebut adalah nilai Le - Kemudian nilai La dibandingkan dengan nilai Lt dari tabel untuk taraf signifikansi 5%.Hasil perhitungan yang diperoleh dari uji normalitas untuk skor data pengetahuan awal siswa (X 1) terhadap hasil belajar Biologi(Y) diperoleh nilai L tert~nggi atau Lhitung dari
Ltabel
=0,054 ternyata nilai ini lebih kedl
= 0,058, oleh karena ituLhitung = 0,054 <
444
Ltabel
= 0,058 maka dinyatakan
bahwa'~"-data
.pengeta.huan awal siswa' (X 1) terhadaphasH belaJar Bi'ologi (Y),
berasal dari populasiberditribusi: normal.Berdasarkan·hasil perhitung:an' diperoleh nilai Lo tertinggi atau Lhitung maksimun 'yaitu 0,634, nilai ini lebih kecil dari.·Liabel O,058.0Ieh karena .nitai La (0;034) < Lt (0,058) maka data· galat Y terhadap X 1 berasal dari populasi yang berd.istribusi normaLBerdasarkan. hasil perhitungan· diperoleh nilai La tertinggi atau Lhitung maksimum yaitu 0,044, nilai ini lebih kecil dariLtabel yaitu 0,058, oleh karena nitai La < L,t maka data galat Y terhadap X3 berasal dari populasi yang berdistribusi normal.Berdasarkan hasil. perhitungan diperoleh nilai- La tertinggi atau Lhitung maksimum yaitu 0,0'52, nilai. ini.. lebih kecil dari Ltabei yaitu· O,058~ Oleh. karena nilai La (0,052)< Lt(O,058)., terhadap X 1 berasal dari populasi yang berdistribusi.
mak~.
'data galat X3
normaI.Berdas~rk~n
nas.it
perhitungandiperoleh nilai La tertinggi atau Lhitung maksimum yaitu 0,055, nHaijni lebihkecil dari· Ltabel yaitu
0,058~
Q·le·h karena nilai La (0,055) < Lt (0,058), maka
data galat X3 .terhadap X2 berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Adapun ringkasan hasil uji Normalitas antar variabel d·alam· penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel2 Rangkuman Hasil pengujian Normalitas Galat N =238 . No .
1 2 3
4 5
Galat Taksiran Y atas X1 Yatas X2 Yatas X3 X3. atas X1 X3 atas X2
Lhitung 0,054 0,034 0,044 0,052 0,055
Ltabelo.=0,05 0,058 0,058 0,058 0,058 0,058
Keterangan Normal Normal Normal Normal Normal
b. Uji Linearitas dan Signifikansi Koefisien Regresi dan Korelasi
Dari hasil perhitungan dan analisis terhadap persamaan regresi X 1 terhadap Y, melalui uji signifikansi diperoleh nilai perhitungan Fhitung sebesar 143,640~
sedangkan nilai Ftabel pada tarat nyata a
= 0,05 dan a = 0,01
dengan dk
= 234 diperoleh nilai Ftabel sebesar 3,882 dan 6, 744, karena diperolehharga Fhitung (143,64) > ~tabel (3,882) pada tarat nyata 0,05 dan Fhitung(143,64) > Ftabel (6,744) pada taraf nyata 0,01 berarti koetisienregresi sangat signifikan.
445
--
.•
..
i..
;:.r:..
1
, Untuk Uji Linieritas, diperoleh hasH: per.h'itungan Fhitung{1,473)" s,e'dang'kan nilai Ftabel (1,606) pada taraf nyata a = 0,05. Karena'diperoleh harga ,F'hitung (1 ,473) < Ftabe (1,606) pada taraf nyat~1 0,05 berarti model regresi Iinier.Diketahui ni'ai
';:-:;j!
korelasi diperoleh ry1 (0,783); yang selanjutnya dilakukan perhitungan keberartian , koefisien korelasi, :diperoleh' hasil perhitungan nHai thitung (19,287) pad;a taraf nyata a= 0,05 dengan dk (234)diperoleh nilai ttabe( (1,970), karena nilai thiturtg (19,287) > ttabel (1,970) berarti koefisien korelasi adalah signifikan. 'Dari hasil perhitungan dan analisis terhadap persamaan tegresi' X2 terhadap Y, maka hasil yang diperoleh' melalui uji, sig,nitikansi diperoleh 'nilai. perhitungan' Fhitung sebesar 71,941, sedangkan' nilai Ftabel pada taraf 'nyata 0,05 dan a
= 0,0'1
U.=
dengan dk = 234 diperoleh nilai Ftabel sebesar 3,882 dan, 6~744,;~
karena diperoleh harga Fhitung (71 ,941) > Ftabel (3,882) pada taraf nyata 'O~O,5 dan Fhitung '(71",941)' >'Ftabel (6,744) pada taraf nyata 0,01 berarti ,koefisien regresi, sangat signifikan. Untuk Uji Linieritas, diperoleh hasil perhitungan Fhitung (0,412), sedangkan, nilaiFtabel (1 ,457) pada tarat nyata a = 0,05. Karena diperoleh harga Fhitung(0,412) < 'Ftabel,(1 ,457) pada taraf nyata 0,05 berarti model regresi linier. Diketahui nila'i
korelasi diperoleh ry 1 (0,458), yang selanjutnya dilakukanperhitungan keberartian koefisien korelasi, diperoleh hasilperhitungannilai thitung (8,482) pada taraf nyata a= 0,05 dengan dk (234) diperoleh nilai ttabel (1 ,970), karena nHai thitung (8,482»
ttabel (1,970) berarti koefisien korelasi adalah signifikan. Pada uji signifikansi diperoleh nilai perhitungan Fhitung sebesar 46,212, sedangkan nilai Ftabel pada tarat nyata a =0,05 dan a = 0,01 dengan ,dk =234 diperoleh nilai Ftabel sebesar 3,882 dan 6,744, karena diperoleh harga Fhitung (46,212) > Ftabel(3,882) paqa tarat nyata 0,05 dan Fhitung (46,212) >, Ftabel (6,744) pada taraf nyata 0,01 berartikoefisien regresi sangat signifikan. , Untuk Uji Linieritas, diperoleh hasil perhitungan Fhitung (1,386), ,sedangkan nilai Ftabel(1 ,400) pada tarat .nyata a = 0,05, karena diperoleh harga Fh'itung (1 ,386) < Ftabel (1 ,400) pada tarat nyata 0,05 berartimodel regresi linier. Diketahui nilai korelasi diperoleh ry 1 (0,444), yang selanjutnya dilakukan perhitungan keberartian
446
- ..
.' i . ,
,
koefisie'n 'korelasi" diperoleh 'h'~sil' perhitu'ngan: ,nHaj: thitung' (7,588), pada taraf nyata a= 0,05 dengan dk (234) diperoleh nilai ttabel (1,970), ,karen'a nilai thitung (7,588) > ttabel(1,970) berarti koefisien korelasi'signifikan. , ·Pada uji signifikansi diperoleh, nilai perhitungan Fhitung sebesar 22,768, seda'ngkan nilai Ftabel pada taraf ny'ata a = 0,05 dan u'
= 0;01
dengan dk = 234
diperoleh nilai Ftabel sebesar 3,882 dan 6,744, karena diperoleh harga Fhrtung (22,768) > Ftabel (3,882) pada taraf nyata 0,05 dan Fhitung (22,768) > Ftabel (6,744) pada tarat nyata 0,01 berarti koefisien regresi sangat signitikan.Untuk Uji Linieritas, diperoleh hasil perhitung,an, Fhitung (1 ,581), sedang:ka;n nilai Ftabet (1,606) pada'taraf nyata u = 0,05. Karena diperoleh harga Fhitung (1,581) < Ftabel (1,606) padataraf nyata 'u =0,05 berarti model regresi, linier. Diketahui 'n,ilai' ,korelasi diperoleh ry1'(O,312), yang, selanjutnya dilakukan perhitungan keberartian 'k'oefisien korelasi, diperol,eh,hasil perh,itungan nilai thitung (5,022) pada taraf nyata a
= 0,05 dengan dk (234) diperoleh nilai ttabel (1,970), karena nilai thitung (5,022) >
ttabel (1,970) berarti koefisien korelasi
signifikan. Uji signifikansi diperoleh nilai
perhitungan Fhitung sebesar 57,272, sedangkan nilai Ftabel pada'taraf nyata a '=
, : 0;05 dan a
=0,01
dengan dk = 234 diperoleh nilai Ftabel sebesar 3,882 dan 6,744,
. karena diperoleh harga Fhitung (57,272) > Ftabel (3,882) pada taraf nyata 0,05 'dan Fhitung (57,272) > Ftabel (6,744) pada taraf nyataO,01berarti koefisien' regresi sa'ngat signifikan.Untuk UJi Linieritas, diperoleh hasil perhitun'gan Fhitung (1,396), sedangkan nitai Ftabel (1,457) pada taraf nyata u = 0,05. Karena diperoleh harga Fhitung (1,396) < Ftabel (1,457) pada taraf nyata 0,05 berarti model regresi linier. Diketahui nilaikorelasi diperoleh' ry1 (0,495),
yang
selanjutnya dHakukan
perhitungan keberartian koefisien korelasi, diperolehhasil perhitungan nitai thitung (8,708) pad~ taraf nyata a= 0,0'5 dengan dk (234) diperoleh nilai ttabel (1,970), karena nilai thitung( 8,708) > ttabe'l (1,970) berartikoefisien korelasi
signifikan.
Rangkuman dari uji signifikansi dan uji linieritas dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
447
_... ,.
i..
Tabel5 Rangkuma'n--t:Jjt'Signifikansidan L;inieritas·Regresi' Uji Signifikansi .
Persamaan Regresi X 1 terhadap X 2 terhadap X 3 terhadap X 1 terhadap X 2 terhadap
Y Y Y X3 X3
Uji Linieritas
Fhitung
Ftabel(a= 0,01)
Fhitung
143,640 71,941 46,212 22,768 57,272
6,744** 6,744** 6,744** 6,744** 6,744**
1,473"5 n5 0,412 ns 1,386 1,581"S 1,396ns
~tabel(a= 0,05) 1,606 1,457 1,400 1,606 1,457
Keterangan: ** = Sangat Signifikan; ns = non signifikan
c.
Pengujian Model dan Pengujian H'ipotesis Matriks korelasi antar variabel dalammodel' structural dimana koe"fisien
korelasi antar variabelbertanda positif .Hal ini menunjukkah bahwa terdapat hubungan positif antar variabel yang terdapat dalam model structural disamping itu, seluruh nilai kbefisien korelasi tersebut signifikan pada a = '0,05. Tabel 6 RekapitulasiHasil Pengujian Hipotesis No 1
2
3
4
5
Hipotesis Pengaruh Langsung positif Pengetahuan A\"Ial Siswa . terhad~p ~asil Belajar Biologi Pengaruh Langsung Positif Persepsi Siswa pada Kemampuan Guru terhadap HasH Belajar Biologi Pengaruh Langsung Positif Kebia'saanBeJajar Siswa terhadap HasH Belajar , Biologi Pengaruh Langsung' positif PengetahuanAwal Siswa terhadap Kebiasaan Belajar Siswa Pengaruh Langsung Positif Persepsi Siswa pada Kemampuan Guru terhadap Kebiasaan Belajar Siswa
Uji Statistik
Ke"putusan
Ho
Kesimpulan
H o : ~y1 ~ 0 H 1 : (3y1 > 0
Ho ditolak
Berpengaruh langsung positif
H o : J3y2~ 0 H 1 : ~y2> 0
Ho ditolak
Berpengaruh langsung positif
H o : ~Y3:;; 0 H 1 : r3 y3> 0
Ho ditolak
Berpengaruh Jangsun'g positif
Ho : H1 :
Ho ditolak
Berpengaruh langsung positif
H o : ~32 $; 0 I Ho ditolak H 1 : J332> 0
Berpengaruh langsung positif
0 > 0
1331 :::;
J331
448 ......... ...
i..
M'od'el Empiri·k· Penelitian..
Pengetahuan Awal Siswa (Xl)
(r13 = 0,312)
Persepsi Siswa terhadap Guru (X2 )
Hasil Belajar
Kebiasaan' Belajar (X 3 )
(Y)
(rY2 = 0,485)
Gambar 4.7 Model Empirik Hubungan Struktural·.Antar Variabel Berdasarkan Hasil Perhitungan Analisis Jalur
PEMBAHASAN Setelah dilakukan analisis, selanjutnya akan dilakukan pembahasan sesuai dengan
tujuan penelitian. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian
hipotesis menunjukkan bahwa dari lima hipotesis, terbukti semuanya' dapat diterima yaitu: 1) pengetahuan awal siswa berpengaruh langsung terhadap hasil belajar siswa, 2) persepsi siswa pada kemampuan guru berpengaruh langsung terhadaphasil belajar siswa, 3) kebiasaan belajar siswa berpengaruh langsu.ng terhadap hasil be,lajar, 4) pengetahuan· awal siswa berpengaruh langsung terhadap kebiasaan belajar siswa, dan 5) persepsi siswa pada kemampuan guru berpengaru.~ .Iangsung
terhadap kebiasaan belajar siswa.
1. Pengaruhpengetahuanawal untuk meningkatkan hasil belajar
Dari hasil pengolahan dan analisis data
dip~roleh
bahwa pengetahuan
awal siswa member.ikan kontribusi yang signifikan terhadap hasil belajar sebesar 46,38%. Kontribusi ini terlihat cukup, sedangkan hasil deskriptif kecenderungan
jawaban
responden
terhadap variabel
pengetahuan
awal, berada dalam
kelompok rata-rata. Hal ini mengidentifikasikan bahwa pengetahuan awal siswa
449 .•
'i,.
harus lebih
ditingkatkan.~eningkatan
pengetahuan awal siswa··h'arus diupayakan
oleh guru maupun oleh siswa itu sendiri.
2. Pengaruh persepsi siswa pada
kema~pl.an
guru untuk meningkatkan",
hasil belajar Dari hasil pengolahan dan analiasis data menunjukan bahwa persepsi. siswa pada kemampuan guru dalam pembelajaran memberikan kontribusi yang signifikan sebesar 23,52%. Hal ini terlihat kecil.Sedangkan hasil analisis deskriptif kecenderungan jawaban responden terhadap variabel persepsi siswa pada guru dalam .pembelajaran berada dalam kelomp'ok rata-rata.H·al ini,. mengidentifikasikan bahwa persepsi siswapada guru dalam pembelajaran ditingkatkan,
peningkatan
persepsi
har~s
siswa pada guru dalam kemampuan
pembelajaran harus diupayakan oleh guru maupun siswa itu sendirL
3. Pengaruh kebiasaan belajar untuk meningkatkan hasil belajar Ber.dasarkan hasil pengol~han dan analisis data' menunjukkan bahwa kebiasaan belajar sis\tva memberikan kontribusi yang signifikan terhadap hasH belajar siswa sebesar 19.71 %. Kontri'busi ini terlihat kecil.Sedangkan hasH analisis deskriptif kecenderungan jawaban responden terhadap variabel hasil beJajar beradadalamkelompok rata-rata. Hal ini mengidentifikasikan bahwa kebiasaan belajar siswa harus lebih ditingkatkan.Peningkatan kebiasaan b'elajar siswa harus diupayakan baik oleh gurumaupun s.iswa itu sendiri serta orang tua. 4. Pengaruh pengetahuan awal untuk meningkatkan kebiasaan belajar Dari hasil pengelolan dan analisis data diperoleh bahwa pengetahuan awal siswa memberikan kontribusi yang signifikan terhadapkebiasaanbelajarsebesar 9,73%.
Kontribusi
ini
terlihat
sangat
kecil.Sedangkan
hasil
deskriptif
kecenderungan jawaban responden terhadap variabel pengetahuan awal berada dalam kelompok rata-rata. Hal ini mengidentifikasikan bahwa pengetahuan awal siswa harus lebih ditingkatkan Peningkatan pengetahuan awal siswa harus diupayakan oleh guru maupun oleh :siswa itu sendiri.
450
5.Pen·g·aruh persepsi siswa untuk meningkatl,
pembelajaran
berada
dalam
kelompok
rata-rata. Hal
ini
mengidentifikasikan bahwa persepsi siswa pada kemampuanguru dalam pembelajaran harus ditingkatkan, peningkatan persepsi siswa pada guru dalam kemampuan pembelajaran harus diupayakan oleh guru maupun .siswa. itu se'ndirL SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitiandan pembahasan yang telah diuraikan pada '.
b~b
sebelumnya diperoleh temuan-temuan yaitu: (1) Pengetahuan: awal siswa
berp_engaruh langsung positif terhadap hasH
b~lajar
siswa. Artinya pengetahuan
awal siswa yang baik akan mengakibatkanhasil belajar siswa yang baik P~rsepsi
siswa
t~rhadaphasil
pada. kemampuan
belajar
siswa.
guru
Artinya·
berpengaruh
persepsi
siswa
pula~
I~ngsung
yang
(2)
positif
baik
akan
mengakibatkan hasil belajar siswa yang baik pula. (3) Kebiasaan belajar siswa berpengaruh langsung positif terhadap hasil belajar siswa. Artinya belaja.r siswa yang. baik mengkibatkanhasil belajar siswa P'engetahuan awal siswa berpengaruh belaj~r
langs~ng
siswa. Artinya pengetahuan awal siswa
.y~ng.
.positif
kebiasaan belajar siswa yang baik juga. (5) Persepsi siswa guru berpengaruh langsung positif terhadap kebiasaan
baik juga. (4)
t~rhad:ap'
yang baik
kebi~saan
k.~~iasan
mengkibatkan
p~da
kemampuan
belajar siswa. Artinya
persepsi siswapada kemampuan guru yang baik mengkibatkan ke.biasaan belajar siswa yang baik jug~.
DAFTAR PUSTAKA
Carin, A.A. dan R.B. Sunde Teaching Science Through DicQvery. Ohio: Merril Pubs, 1989.
451
_
... .•
i..
Djaali, dan" Pudji Muljono'.Pengukuran da/am Bidang Pendidikan~ 'Jaka.rta: PT GrasinQ,9,2008. Djaali. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi. Aks~ra, 2008. Hamalik, Demar. Metode Be/ajar dan Kesu/itan-kesu/itan Be/ajar. Bandung: Tarsito, 1994. Kerlinger, Fred N. Asas-Asas Penelitian Behaviora/,terjemahan, Simatupang. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2003.
L.
R.
KusnendLAnalisis Jalur, Konsep dan Aplikasi dengan Program SPSS dan LISREL 8. Bandung: Penerbit Jurusan Pendidikan Ekonom,i,' Universitas Pendidikan Indonesia, 2008. Lawang, Robert M. Z. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Universitas Terbu,ka., ~,990: Rahmad, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: Alfabeta, 1994. Rqsmiszowski, A.J. Designing Intructiona/ Systems: Decision Making in ,Course , Planning' and Curriculum Design. New York: Nichols Pu'blishing' Company, 1981. ' Rosleny, M. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia, 2010. Semiawan, Conny,R. Prinsip teknik Pengukuran danPenilaian di da/am Dunia Pendidikan.Jakarta:Mutiara Sumber Widya, 1990. Siameto. ,Be/ajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 1990. ,
~
Stapleton, ConnieD. Basic Concepts in Exploratory Factor Analysis (EFA) as'a TC?ol . to Evaluate Score ValiditY,A Right-Brained Approach, . 2002' .. (http://wwvy.utexas.edu/statlpacks.html) (diakses 25 Juli 2012)., Sugiyono Statistik Untuk Pen'elitian. Bandun9: Penerbit Alfa Betha,2009. J
Sumadi, Suryabrata. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Radjawali, 1987. Supranto, J. An~alisis Multivariat, Arti dan Interpretasi. Jakarta: Rineka' Cipta, 2004. ' Walgito, Simo. Pengantar Psikologi Yogyakarta, 1980.
Umum.
Yogyakarta:Penerbit
Andi,
Waluyo, H. Y. Materi Pokok Penelitian Hasi/ Be/ajar. Bandung: Alfabeta, 1987.
452
EFEKTIVITAS STRATEGI PROBLEM,POS.ING,·:OALAM" PEMBELAJARAN FISIKA POKOK BAHASAN ENERGI,DAN'OAYA LISTRIK 01 SMPN 3 rONDANO,
dol;
Marianus JurusanFisika Fakutlas MIPA UniversitasN,egeri ,Manado : Corresponding author phone:+62-81356697219, E-mail: marianus [email protected]
ABSTRAK Pelakasanan kurikulum 2013 denganpenekanan pembent~kan karakter pe~erta didik,b'ersifat tematik terpadu yang demoskratis , penilaian, hasilbe'lajar d'engan menitik beratkan pada penilaian proses, maka penelitian, problem posing merupakan implementasi dari elaksanaan kurikulum tersebut. Tujuan,'perieliti'an i~~ y~itu (1) mengetahui, prestasi belajar fisika siswa yang diaj~~ m~I,~lui pendekatanproblem posing berbasis aktivitas; dibandingkan dengan' perestasl belajar siswa yang diajar dengan pendekatan konvensional, (2) mengetahui kemampuan siswa dalam merumuskan soal pad.a kelas yang diajar dengan pendekatan problem posing berbasis aktivitas. Populasi dalam penelitianini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 3 Tondano semester ganjil tahun ajaran 2009/2010. Penelitian inibersifat eksperimental semu, yangmelibatkan varia:bel perlakuan berupa model' pembelajaran dengan menggunakan pen.dekatan , problem posingberbasis aktivitas. Desain peneritian adalah Pre-test dan Pasttest Cantro/Group Desain. Prosedur penelitian' dimulai dari uji coba 'inst~ument; pelaksanaan pembelajaran, pengambilan data melalui tes, tekni'k a'nal'isis data menggunakan uji-t satu pihak. Hasilpenelitian ini menunjukkan: (1), pr~stasi belajar fisika siswa yang diajar melalui pende.katan problem posing berbasis aktivitas lebih tinggi dibandingkan' dengan prestasibelajar "fisika siswayang diajar melalui pendekatan konvensional, hal tersebut terlihcif:dari nilai rata-rata prestasi kelas eksperimen adalah 8,05 sedangkan nilai rata-rata prestasi u.ntuk kelas kontrol adalah6,97 dan hasH uiji statistik terlihat bahwa thitung > ttabel ( thitung = 5,70 sedangkan ttabel (52; .05)' = 2,012). (2)kemampuan merumuskan· soal bag,i kelas yangdiajar melalui pendekatan problem posing berbasis aktivitas tergolong . sangat baik yaitu mencapai'83,7 %. Kata kunci:Strategi Problem Posing,' Pembelajaran Fisika.
PENDAHULUAN Keberhasilan
pembangunan
suatu bangsa
sangat tergantLJng' p·ada
SumberDaya Manusia (80M), sedangkan keberhasilan 80M sangat ditentukan
453 -,. 1
oleh pendidikannya. Hal yang- menjadi sorotan pada dunia pendidikan dewasa ini adalah rendahnya mutu lulusan pada setiap jenjang pendidikan lebih spesifik pada pelajaran fisika. Hal ini bisa saja dipengaruhi ole,h s,istem pembelajaran yang diterapkan oleh guru di setiap sekolah. Kurikulum 2013 yangsudah diberlakukan pada semester ganjil tahun 2013 ini sangat diharapkan bahwa pembelajaran yang menekankan pembetukan karakter peserta didik, dan proses belajar yang memberi waktu yang luang untuk aktifitas siswa ,interaktif integratife dan demokratif dengan penilaian yang menitikberatkan pada proses , maka diharapkan diperoleh hasil belajar yang 'Iebih baik. Kompetensi Inti yang diturunkan dari struktLlr kurikulum berfung.si. sebagai unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur
pengorganisasi,
Kompetensi
Inti
merupakan
pengikat
untuk
qrganisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi.. Dasar. Organisasi vertikal Kompetensil?asar adalah Dasar s.ehjngga
keterkaitan
antara konten Kompetensi
satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi
berkesinambungan
antara
konten
yang
suatu
dipelajari
.Lebih lanjut dijelaskan bahwa kompetensi
Inti
akumulasi
yang
siswa(Anonimous,2013)
dirancangdalam
kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap
empat
keagamaan
(kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi 2), pengetahuan (kompetensiinti 3),
danpenerapan pengetahuan(kompetensi 4). 'Keempat kelompok itu
menJadi acuan dari KompetensiDasar danharus dikembangkan dalam setiap peristiw~
pembelajaran secara integratif. Kompetensi, yang berkenaan dengan
sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsun'g (indirect teaching)
yaitu
(kompetensi
pada
kelompok
waktu' peserta didik belajar tentang 3)
dan
penerapan
pengetahuan
pengetahuan (konlpetensi Inti
kelompok 4). Jika dilihat dari kenyataan
yang
ada di lapangan,
bahwa
sistem
pembelaja'ran yang diterapkan di SMPN 3 tondano, lebih dinominasi oleh pembelajaran konvensional. Siswa cenderung pasif karena hanya ,menerima
454
,~
materi' dan soal dari. guru, hal itu tidak mendukung penguasart. konsep fisika terutama: pada, materi tekanan menjadi lebih baik. Hal ini ditandai dengan rendahnyart,Hai ,prestasi siswa pada mata pelajaran fisika. ,Untuk mengatasi masalah tersebut maka peneliti mempertimbangka,n menerapkan salah satu model pembelajaran yaitu model pembelajaran problem posing dimana dengan model pembelajaran ini 'siswa akan kreatif (Setiawan, 2004: 16), karena melalui model'pembelajaran ini siswa diharapkan akan lebih mendalami
pengetahuan
dan
menyadari pengalaman,
belajar~
Selain
itu
Rusefendi (dalam Surtini, 2004: 49) m~ngatakan bahwa upaya membantu siswa memahami soaldapat dilakukan dengan menulis kembali soal tersebut dengan kata-katanya ,sendiri, menuliskan soal dalam bentuk lain atau dalam bentuk operasional. Kegiatan inilah yangdikenal dengan istilah problem posing. Dleh karenaitu melalui pembelajaran problem posing ini siswa diharapkan 'dapat membuat soal sendiri yang tidak jauh beda dengan soal yang diberikan 'oleh guru dan dari situasi-situasi yang ada sehingga siswa terbiasa dala'm menyelesaikan ", soal dandiharapkan dapat meningkatkan prestasibelajar siswa. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti melaksanakan suatu penelitian'dalam bentuk penelitian eksperimen yang berjudul " Efektifitas Strategi Problem Posing Dalam Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan" Energy dan Daya Listrik di SMPN 3 TONDANO". Masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1). Manakah hasil belajarsiswa y'ang (ebih tinggi antara siswa yang diajar dengan pendekatan problem posingberbasis aktivitas dibandingkan dengansiswa yangdiajar dengan pendekatan konvensional? 2). Bagaimana kemampuan siswa' dalam merumuskan soal? Berdasarkan dari rumusan masalah d(atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1).Untuk mengetahui prestasi belajar siswa yang diajar dengan
pendekatan problem posing berbasis aktivitas dengan prestasibefajar siswa yang
diajar
dengan
pendekatan
konvension,al.
kemampuan siswa dalam merumuskan soal.
455
2).'
Untuk
mengetahui
Manfaat Penelitian : 1). Bagi pendidik dan cajon pendidi.k, ha'sil 'pene:litian ini dapat memberikan gamba~~n tentang model pembelaJaran yang tepat digunakan dalam pembelajaran fisika dan dapat .dijadikan bahan pertimbangan disekolah agar prestasi siswa dapat ditingkatkan. 2). Bagi siswa, dengan. penelitian ini maka siswa dapaf menambah wawasan tentang pembuatan soal dan dapat meningkatkan prestasibelajarnya dalam mata pelaJaran fisika. BAHAN DAN METODE P.enelitian ini berbasis ativitas , dan metode yang digunakan pada pokok bahasan energy dan dayalistrik adala~ eksperimen semu·. M~nur~t sudJ~na (1996:56) penelitian eksperimen yaitu penelitian yang angota sampelnya diberi .
.
perlakuan. Dalam penelitian factor fsikologis, dan psikologi siswa
dian~gap
tidak
memper)garuhi penelitian. Karena peneJitian ini melibatkan dua kelas sampel, maka didesain
dengan
menggunakan
pretest-pas
test
control
pe~elitian
group
ini
design.
Ranca'ngan penelitain dapat digambarkan dalam desain berikut: . .
E 01
X
O2
.............................................
Keterangan:
E
:kelompok eksperimen
K
:,kelompok kontrol
X
:perlakuan eksperime.n
01
:pretest yang dikenakan untuk kedua kelompok
O2
:post test yang dikenakanintuk kedua kelompok
(Arikunto, 2002:80).
Untuk mendapatkan data yangdiperlukan dalam penelitian ini digunakan instrument tes kema·mpuan awal, instrument tes problem posing dan istrumen tes prestasi belajar.
456
1. Instrument res Problem' Posing , .Tes ini dilakukan untuk melihat s.iswa dalam 'merumuskan soal. Tes yang mem'uat beberapa situasi tugas. Dari situasi tugas ini siswa diminta· untuk meru:muskan soal yang sesuai dengan informasi yang diberikan oleh guru berupa.pertanyaan. 'Tes ini diberikan setelah pelaksanaan ulangan harian materi daya dan energy listrik. Untuk pertanyaan, yang berupa pernyataan diberi nilai 0 karena menyalin saja. Pertanyaan yang non metematis dan relevan dengan materi pembelajaran diberi nilai 1, pertanyaan metematis yang dapat diselesaikan ataupun tidak dapat diselesaikan yang sesuai dengan materi pembelajarandiberi nilai 1. Table 1. skor penilaian siswa ditinjau dari jenis soal Jenis soal
No
Skor '0
1
Pernyataan
2
Pertanyaan yang non metematis
qan relevandengan 1
materi pembelajaran
3
pertanyaan metematis yang dapat diselesaikan
1
4
pertanyaan metematis yang tidak dapat diselesaikan
1
(Najoan, 1999:36) Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam merumuskan soal digunakan pedoman skala sebelas. Pada dasarnya skala sebelas ini prinsipnya sarna dengan skala konversi hanya pada skala sebelas ditambah satu skala keatas dan satu skala kebawah. Dalam hal ini digunakan skala sebelas karena nilai tertinggi pada skala ini adalah 10 dan terendah adalah O. Sedangkan kemugkinan nilai yang diperoleh dalam tes problem posing ini adalah 0-10. Table 2. Pedoman Konversi Skala Sebelas Proses kemarnpuan
Skala standar
95 % -100 %
10
85%-94%
9
7 5 0/0-840/0
8
65%-74%
7
457
Proses kemampuan
Skala standar
55%-640/0 45 %-54 %
6
35 % -44 %
4
25%-34%
3
15%-24%
2
5 % -14 %
1
0%-4%
0
5
.(Arikunto, 1999:230) Persentasi skor rata-rata kemampuan sisv\la dalam merumuskan soal adalah:
p% = L x l00% (Arikunto, 1999:236) N
Keterangan:
P
: persentase kemampuan siswa da/am merumskan soa/
f
: skor rata-rata yang diperoleh
N
: skbr maksima/
Kriteria:
2.
Angka
keterangan
80 0h-100% .
Baik sekali
66%-79%
Baik
550/0-65%
cukup
44%-54%
kurang
Instrumen Prestasi Belajar Siswa Uji Validitas digunakan untuk mengetahui sebaran datal soal. Pada"
penelitian ini dilihat apakah data/soal terdistribusi normal dan layak digunakan (valid). Untuk mengetahui .apakah .data/soal terdistribusi normal dan layak digunakan (valid) salah satunya dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment dengan simpangan: 458 -"'.1..
r = xy
Ixy JCLXZ)(LYZ)
Ket: r~ = Koef,~sie~ korelasi antara variable X dan Y,dua variable yang di korelasikan.
LXY = LX 2 -
Jumlah perkalian x dan y
Ly2
kuadrat dari y
kuadrat dari x
D.engan menggunakan tarat signitikansi 5% dan derajat kebebasan n-1 (Suharsimi Arikunto 1986)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data Sebagai hasil penelitian, data yang terkumpul dalam penelitian ini antara lain: 1) Kemampuan awal siswa kelompok eksperimen (X1) 2) Kemampuan awal siswa kelompok kontrol (X2) 3) Prestasi belajarfisika siswa pokok bahasan energy dan daya listrik untuk kelompok eksperimen (X3) 4) Prestasi belajar fisika siswa pokok bahasan energy dan daya listrik untuk kelompok kontrol (X4) Para respondenyang terdiri dari siswa kelas IX .SMPN 3 TONDNO yang telah diuji menggunakan tes awal (pre-test), kemam"puan dalam merumuskan soal (test-problem posing) dan prestasi belajar fisika(post-test) pada materi energy dan daya listrik diperoleh ringkasan deskripsi data yang disajikan dalam Tabel 3 berikut. Taber 3. Deskripsi Data Hasil Perhitungan ..
No
Statistik
X1
X2
X3
X4
1.
N
27
27
27
27
2.
x
-
4,34
4,21
8,05
6,97
3.
S
8,7
6,4
9,8
8,4
459
Keterangan: X1 = kemampuan awal siswa yang diajar dengan pendekatan problem pcsing berbasis aktivitas.
=
X2
kemampuan
awal
siswa
yang
diajar dengan
pendekatan
konvensional. X3 = prestasi belajar siswa yang diajar dengan pendekatan problem, posing berbasis aktivistas.
X4
=prestasi belajar siswa yang diajar dengan pendekatan konvensional.
Hasil Pengukuran dan Analisis Data 1. Deskripsi Kemampuan Awal Siswa Data kemam.puan awal kedua kelompok merupakan nilai pre-test yang dilakukan sebelum materi energy dan daya listrik diberikan. Sebaran nilai
kemampuan awal fisika kelompok eksperimen d,an kelompok kontrol disajikan dalam Tabel4berikut. Tabel4. Deskripsi Kell1ampuanAwal Siswa Kelompok
N
x
S
A
27 27
4,34 4,21
8,7 6,4
s-
Dari data yang disajikan dalam tabel 4.2 di atas, secara statistik terlihat bahwa nilai kemampuan awal untuk masing-masing kelompok tidak ada perbedaan.
2.
De~kripsi
dan
Prestasi BelaJar Fisika Siswa Untuk
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah menyelesaikan kegiatan pe~belajaran
fisika padakedua kelompok diperoleh nilai rata-rata hasil belajar
sebagai nilai rata-rata prestasi belajar.Deskripsi prestasi belajar fisika pokok bahasan energy dan daya listrik disajikan dalam Tabel 5 berikut.
--
460 ...
..
.~
:.z...:1
~
~
-.
Tabel 5. Deskripsi Prestasi Belajar Siswa
N 27 27
Kelompok
A B
-
x
S
8,05 6,97
9,8 8,4
Dari data yang disajikan dalam tabel 4.3 di atas secara statistik terlihat bahwa nilai prestasi belajar siswa untuk
k~lompok
eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pengujian Prasyaratan Analisis 1. Uji Validitas Butir Soal
Untuk mengetah'ui apakah soal tes instrument layak untuk diguhakan (valid), dalam penelitian Ini digunakan uji validitas .butir soal. Salah satu uji ini d'a'pat dilakukan· dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment. Hasil perhitungan uji validitas butir soal disajikan dalam 'Taber 6 berikut. Tabel 6. Hasil Perhitungan Uji Validitas .Butir Soal No
Butir 50al
1
2
3
4 1
5
6
7
8
9
10,
1 1 1 0,5 1 0,5 1 1 0,5 1 1 0,5 1
1
1
2 1,5 1,7 1 1,7 1,5 0,5 1 1,7 2 1,5 0,5
1 1 1 1 0,5 1 0,5 0,5 0,5 1 1 1 1
1 1 0,5 1 1 1 1 0,5 0,5
0,5 1 1 0,5 0,5 1 1 1
1
0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 . 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
1 1 1 0,5
1 0,5 1 1 0,5 1
0,5
0,5
1
1
1
1
0,5
0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
1 1
1 0,5
1
0,5
1
0,5
1
1
1
0,5. 0,5
1
1
0,5 0,5
1 0,5
1
1
1,5 2· 0,5 1,5 1.,7
0,5
18 19
0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
0,5 1
1
0,5
20
0,5
0,5
1
1
21
0,5
0,5
1
0,5
1 0,5
1
2 3 4
5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17
1 1 1 0,5 0,5 0,5 0,5 1 1
1 1
0,5 1 0,5 1
1
1
0,5 .0,5 0,5 0,5 1 1
1 1 1 0,5
1
8,5 9,5 9,0
8,2 6,5. 8,2 7,5 7,0
7,0 9,7
1
1 1 1 .1
1
0,5
7,5
1
1 0,5
9,0 8,5 7,0 7,5
1 1
1 0,5 1 1
1 ·1
1
2
1
1
1
0,5
2
1
0,5
1
. 0,5
461
Skkor total
9,~
9,0
7,5
8,7 9,5
8·;5 .
No 4
5
1
0,5
1
1 1
1
0,5
0,5
0,5
0,5
1,5
0,5
0,5
1
1
1
0,5
0,5 0.5
0,5 0.5
1 1
0,5 0,5
0,5 0,5
0,5 2
22 23 24
25 26 27
Butirsoal 6
3 1 1
1 0,5 0,5 0,5
2
0,5
1
10 0,2 0,5 0,5
7
8
9
0,.5 0,5
1 0,5 0,5
0,5
1
0,5
1
1 0,5
1 1
0,5 0,5
1 0,5 1· 1
1
1
Skkor total 6,7 7,5 7,5 7,0 7,0 8,5
\1
2. Uji Homogenitas Varian a. Kemampuan Awal
Dari hasil analisis, kemampuan awal dari kedua kelompok menunjukkan bahwa . Fhitung <
Ftabel
berarti populasi
kedua kelompok homogen.
Ha-sil
perhitungan disajikan dalam Tabel 7. Tabel 7. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kemampuan Awal Fhitung
Ftabel
.dk
Kesimpulan
1,81
3,176
52
Data homogen
b. Prestasi Belajar
Dari hasil analisis, prestasi belajar dari kedua kelompok men.unjukkan hasil perhitungan bahwa Fhitung < Ftabel berarti prestasi belajar dari kedua kel.ompok adalah homogen. Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 8. Tabel 8. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Prestasi Belajar Siswa Ftabel
dk
3,176
52
Kesimpulan Data homogen
3. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis merupakan langkah atau prosedur untuk menentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah prestasi belajar fisika siswa yang diajar melaluipendekatanproblem posing berbasis aktivitas lebih tinggi dibandingkan prestasi belajar .fisika siswa yang diajar melalui konvensional. Dengan
me~bandingkan hasil
uji-t antara thitung
dengan ttabel dapat diketahui apakah hipotesis diterima atauditolak. Hasil perhitungan uji hipotesis disajikan dalam Tabel 9. 462 .~.
1
Tabel 9. Hasil Perhitun thitun ttabel 5,70 2,012 Untuk uji beda prestasi belajar yaitu dengan membandingk~n hasH perhitungan uji-t. Dari hasil perhitungan uji-t yaitu thitung 5,70 sedangkan 2,012. Karena nilai uji-t yaitu thitung>
ttabel
ttabef
berarti hipotesis diterima.,
PEMBAHASAN Dari hasil penelitian diperoleh beberapa data yaitu data kemampuan awal yang diperoleh dari nilai pre-test sebelum materi energy dan daya listrik diajarkan,
data
kemampuan
siswa
d,alam
merumuskan
soal' bagi
kelas
eksperimen serta data prestasi belajar fisika siswa yang diperoleh dari hasil'post..;. test. Dari hasil penelitian diperoleh data kemampuan awal siswa untukkelas eksperimen dan keras kontrol masing-masing mempunyai nilai tertinggi' yaitu 5,5 dan nilai terendah yaitu 3,0. Dengan nilai rata-rata untuk kelas eksperimen adalah 4,34 dengan simpangan baku, 8,7 dan nilai rata-rata untuk' kelas kontrol adalah 4,2'1 dengan simpang.an baku 6,4. 'Setelah selesai proses pembelajaran, melalui post-test diperoleh nilai hasil belajar sebagai nilai prestasi belajar fisika siswa. Untuk 'keras eksperimen nital tertinggi adalah 9,7 nilai rata-ratanya ad'alah 8,05 dengan simpanga'n baku 9,8. Sedangkan untuk keras kontrol hasil prestasi belajar yang
diper~leh yait~
nilai
tertinggi adalah 8,0 nilai rata-ratanya adalah 6,4dengansimpangan baku 8,4. Jika hasil pre,stasi kedua kelompok dibandingkan maka diperoleh prestasi belajar fisika kelas eksperimen lebih tinggi daripada prestasi belajarfisika kelas kontrol.
KESIMPULAN ,1 .Prestasi belajar fisika siswa untuk kelas yang diajat dengan' pendekatan problem posing berbasis aktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan prestasi belajar fisika untuk kelas yangdiberi pendekatan konvensionaL 463,
- .. ...
~
2·~·"Kemampuan
dalam merumuska,n soal bagi siswa yang, diajar dengan
pendekatan problem posing tergolong sangat baik. Hal itu m'enunjukkan bahwa
pembelajar~'n
dengan pendekatan problem posing adalah salah satu
pendekatan pembelajaran yang efektif: SARAN 1. Kepada peneliti/calon peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian serupa, supaya melakukan penelitian lebih lanjut tentang kemampuan problem posing, antara lain tentang kemampuan problem posing siswa yang berkemampuan kognitif berada pada tahap operasional formal. 2. Dilihat dari rata-rata prestasi yang dicapai oleh siswa yang diajar melaJui -' pendekatanproblem posing berbasis aktivitas jauh lebih tinggi daripada kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan konvensional menunjukka'n bahwa pendekatan pembelajaran ini lebih efektif
meningk~tkan
prestasi
belajar daripada pendekatan konvensional, s,ehingga kepada, para pendidik disarankan
agardapat
menjadikan
pertimbanganagar dapat dijadikan
pembelajaran
sebag~i
ini
sebagai
bahan
salah satu pendekatan dalam
pembelajaran fisika
DAFTAR PUSTAKA
Anonimuous,2013.- Kompetensi Dasar SMP,Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Arikunto, Suharsimi. 1999. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bum; Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian.Jakarta: PT. Rineka Cipta. Najoan, Roeth Amerlin Ochressiati. 1999. Analisis Problem Posing Siswa Sekolah Oasar Negeri II Kecamatan Tomohon Kabupaten Minahasa pada Konsep Operasi Hitung Bilangan Cacah. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang.
464
EFEKTIVITAS 'PEMBELAJARAN ·BE'R.BASIS 'SOFTWARE MINDJET MINDMANAGER DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SIS,WA KElAS X SMA NE.GERI 2 TONDANO
Djeli Tulandi Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Manado. email: [email protected] ABSTRAK Belajar. fisika .untuk sebagian' siswa merupakan hal yang sulit untuk dipahami dan dimengerti. Hal ini yang sering dijumpai pada siswa dikelas saat pembelajaran fisika. Siswa cenderung bosan karena materi fisika dinyatakan dalampersamaan, matematika yang sulit untuk dipahami disamping,banyaknya konsep yang harus dipelaJari siswa. Pendekatan pembelajaran dalam penefitian ini'm'enggunakan pendekatan ilmiah sebagaimana kurikulum '2013 menghendaki demikia~. Software mindjet mindmanager membantu mengorganisasikan banyak informasi penting dalambentuk jejaring(networking) antar konsep fisika, .·membantu siswa mengamati (observing) fenomena alam dalam· bentuk simulasi, member; kesempatan bertanya(quistioning), dan bernalar ( associating). 'Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Tondano di kelas X pada tahun ajaran 2012/2013. Tujuan' penelitian ini adalah untuk mengetahuipeningkatan . hasil belajar siswa dengan diterapkan software mindjet mindmanager d,alam . pembelajaran fisika di kelas X SMA Negeri 2 Tondano .Penelitian ini adalah "penelitian eksperimen. Adapun desain peneliti'an atau rancangan yang digunakan adalah Randomized pretest posttest control group. design. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan hasil belajar siswa 'yang diperoleh' dengan diberikan test pada akhir pembelajaran fisika dengan pokokbahasan Oinamika Partikel. HasH penelitian menunjukkan bahwa nilai rata~rata· kelas eksperimen x1 = 75 2 nHai rata~rata kefas kontrol X2= 46;62 yang kemudian dianalisa dengan uji t dan diperolehbesar harga thitung= 11 ,40 sedangkan ttabel= 2,01 thitung > ttabel yang artinya bahwa pembelajaran menggunakan software mindjetmindmanager memilikipeningkatan terhadap hasH belajar dan penilaian aktivitas prosesbelajar di tiap pertemuannya. f
Kata
kunci:
Hasil belajar, pembelajaran mindmanager, fisika.
berbasis
software
mindjet
PENDAHULUAN .,Kurikulum 2013 bertumpuh pada dua basis mendasar yakni kreativitas dan moral. Kreativitas akan melahirkan ketrampilan sedangkan
moralitas akan
membentuk sikap dan karakter siswa. Demikian dikatakan M. Nuh saat launching
465
kurikultJm 2013 di SMA Negeri1 Bantul, 01 Yogyakarta. Pendekatan ilmiah '( scientific approach) dalam implementasi K-13 menjadi hal penting· dan menjadi acuan dalam desaian pembelajaran. Belajar fisika untuk sebagian siswa merupakan hal yang sulit untuk dipahami dan dimengerti. Siswa cenderung bosan 'karena materi fisika cenderung dinyatakan dalam bentuk persamaan matematika dan sulit untuk dipahami karena banyaknya konsep yang harus' dipelajari.
Hal
ini
menuntut
kemampuan
guru
dalam
merencanakan
pembelajaran. Penggunaan software mindjet mindmanager sebagai media presentasi
akan me·mbantu mengorganiasasi banyak informasi penting dalam
suatu jejaring konsep fisika dan akan memberikan garrJbaran glo.bal
tenta~g
materi yang akan diajarkan. Penggambaran secara visual membantu kita berfikir tentang suatu subjek secaraglobal dan memungkinkan keluwesan (fleksibilitas) pemikiran. Mindjetmindmanager adalah software yang berfungsi mengatur (manage) peta pikiran/petakonsep. Peta konsep diusulkan dan dikembangkan Prof. Joseph D. Novack dari· University Cornell, As pada tahun 1983. Peta konsep a.dalah teknik visualuntuk
menunJukkan 'struktLlr informasiyaitu bagaimana konsep-kon.sep dalam suatu . domain' tertentu saling berhubungan. Peta konsep ini dibuat berdasarkan teori Ausebel tentang belajar yangbermakna .yang menekankan bahwa hasil belajar tentang suatu pengetahuan yang baru dipengaruhi oleh pengetahuan yang telah ada sebelumnya. Pengetahuan yang baru menjadi bermakna apabila secara substantif berkaitan dengan kerangka pengetahuan sebelumnya. Pengetahuan yangbaru bukan 'tempelan' tambahan bagi pengetahuan sebelumnya.. Peta konsep' dapat menvisualisasikan
kerangka
berpikir seseorang
dan juga
menyebabkan pengetahuan awal seseorang lebih jelas terlihat. Melalui peta konsep siswa dapat mengembangkan kemampuan mengexplorasi konsep dan membangun jejaring(networking) antar konsep penting. Menurut .Novak, konsep: yang baru diperoleh dengan cara menemukan (discovery) seperti yang dilakukan parabalita, atau dari belajar seperti yang
dilakukan para ·siswa di sekolah.Namun, sebagian siswa belajar konsep di
- ... ..
~
466 :;.r-' I
sekolah
"'itu
.~·hanya'.. . menghapaJkan' definisinya
dan
atau
mengingat
penggunaannya untuk' menyelesaikan soal. Mereka tidak menangkap makna pengertian yang terkandung dalam definisi terseb'ut. IPA yang konsrtuktivis dimulai dari pengenalan pengetahuan awal siswa dalam setiap struktur kognitifnya dikaitkan dengan
peng etahuanbaru yang'
diperolehnya dalam kegiatan pembelajaran 'yang diikuti siswa. Pengenalan konsep dan proposisi pada struktur kognitif siswa pada saat pembelajaran berlangsung
akan
sangat
membantu
guru
dalam mengembangkan
pengetahuan ataumemperluas pengetahuan siswa. Keterampilan membuat peta
konsep
nampakny'a
akan
.cukup membantu guru dan siswa dalam
meyempurnakan proses pemb .elajaran IPA, kaitannya
dengan
pemahaman
konsep sebagai salah satu tujuan pembelajarannya. Upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep bagi siswa merupakan hal penting yang perlu diupayakan perbaikannya. Pentingnya perbaikan tersebut karena konsep-konsep Fisika merupakan konsep berjenjang, berkembang dari ko.nsep seder hana ke konsep yang
leb~h
kompleks. Perbaikan bisa dimulai dari
'perbaikan strategi p·embelajaranyang dapat membantu siswa dalam memahami suatu konsep dan
pada umumnya banyak siswa yang kurang memahami
konsep-konsep ·Fisika. Penguasan konsep pada diri. siswa bisa terbangun melaluiprosespembelajaran. Mindjet mindmanger
merupak~n
salah satu program yang memiliki
keunggulan yaitu mengatur informasi dan pala pikirdengan' membentuk peta konsep, dapat memuat data berupa gambar, catatan atau teks dapat di link ke program web yang dapatmeningkatkan minat, motivasi siswa', dan dapat mengaktifka'n siswa pada' saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar pada siswa hakikatnya adalah proses perubahan
tingkah
laku yang terjadi me lalui pengalaman latihan didalam individuitu sendiri. Sudjana(1989).. memberikan konsep tent ang belajar sebagai suatu proses yang di tandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil belajar dapat di tunju kkan dalam berbagaibentuk seperti perubahan
467
--... ,..
£..
pengetahuan, s~.kap dan tin'gkah lakunya,ketra m'pilannya, kecakapan dalam kema rnpuaannya dalam reaksinya dan penerimaannya dan lain-lain sapek yang' ada dalam individu.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Belajar Untuk variabel hasil belajar pada kelas dengan pembelajaran yang menggunakan software mindje t mindmanagerdengan jumlah responden 25 siswa diperoleh skor tertinggi 93 dan skor terendah 61. Dari data tersebut diperoleh rentang 93-61 = 32 kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuen,si dengan kelas interval mengg unakan aturan Sturgess 1 + 3,3 log
25
diperoleh 5,61 dan dibulatkan menjadi 6 dengan intervalkelas 5, standar devi,asi ,
9 dan rata-rata 75. Data tersebut disajikan dengan perhitungan mengg unakan uji Liliefors dengan bantuan MS.Excel. ! I
Hasil,Belajar fisika kelas dengan sofnvare Illilldjet 11lifldlllanager
I I
II !
10 8 :;,.:
c
I = ~ ~
a...
I
6 4
~
I
II i I
I
I
60,5
6~5
7~5
8L5
Skor Basil Belajar
!
88,5
J
Gambar.1. Diagram hasil belajar fisika kelas experimen Hasil Belajar fisika dengan metode konvensional
frekuensi
Gambar.1. Diagram hasil belajar fisika kelas kontrol
.. .-..:.
"1
Pengujiannormalitas data· Liliefors.
Pengujian
hasil belajarsis~~la menggunakan uji statistik
normalitas
waremindjetmindmanager diperoleh
X=
kelas 74 /92 8 t
= 8,6389
sehingga diperoleh La= 0, 156 dan Ltabe,=O,173 karena La < variabel X dikatakan berd istribusi normal dimana a Pengujian
X = 44,52
dimana n
Ltabel
Ltabel=O,168 karena La <
=0,05. diperoleh·
La= 0,135 dan
dimana n = 25 sehingga diperoleh Ltabel
= 25
maka data untuk
normalitas kelas dengan metode konvensional
8 t = 8,656
,soft
menggunakan
maka data untuk variabel Y dikatakan berdistribusi
normal dimana a = 0,05 Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat dinya takan kedua -kelas tersebut berdistribusi normal .Selanjutnya dilakukan uji homogenitas untuk data
hasil belajar siswa pada kelas eksperiment dan kelas kontrol. Rangkuman Hasil Perhitungan uji homogenitas untuk data hasil belajar fisika sebagai berikut : untuk data hasil belajar didapatkan nilai f-hitung=1,004 dengan f-tabel untuk a= 0,05 = 1.94 dan a
= 0,01 = 2,58.
Hal ini menunjukkan
bahwa kelompok data hasil belajar Fisika siswa pada kelas eksperiment dan kelas kontrol yang diuji homogenitasnya memberikan nilai
Fhitung
a = 0,05 dan a = 0,01 dengan 25 responden le'bih kecil daripada ~
pada taraf nyata Ftabel
Hipotesis yang akan diuji adalah
Ho : IJA
hasil
belajar
Fisika
Kelas
X H yang
diberi
pembelajaran menggunakan software mindjet mindmanagerlebihkecil atau sarna dengan hasH belajar Fisika Kelas X D yang diberi perlakuan pembelajaran dengan metode konvensional
H 1 : JJ A ~ JJ B ;
Rata - rata hasil belajar Fisika Kelas X H yang diberi
pembelajaran menggunakan software mindjet mindmanager, lebih tinggi dari hasil belajar Fisika Kelas X D yang diberi perlakuan pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil perhitungan yang diolah menggunak~n dan
ttabel
untuk a 0,05= 2,059 , a 0,01
= 2,7874
,thitung
= 12,43
maka hipotesis H o ditolak
sedangkan hipotesis H 1 diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasH belajar siswayang diajar dengan m·enggunakan software
469
mindjet mindmanager dengan
siswa
yang
diajar menggunakan
metode
konvensional
Evaluasi proses Evaluasi proses belajar yang dilakukan oleh observer selama tiga kali pertemuan yang meng alami kenaikan di tiap pertemuannya dan diper oleh presentasi rata-rata yang disajikan dalam tabel 9 berikut yang dihitung menggunakan bantuan Microsoft Excel pada setiap aktivitas siswa yang dilakukan
dikelas
eksperimen
yang
mengg
software
unakan
mindjet
mindmanager Tabel.1 Oata evaluasi proses klas experimen No.
Tatapmukal Jlhsiswa 5
Aktivitas siswa
1 Menjawab pertanyaan guru
Tatapmuka II % Jlhsiswa % 20 6 24
Tatapmukalll Jlhsiswa % 15 60 24 96 20 80 4 16
Z Memperhatikan guru menJelaskan pefaJaran
ZO
80
ZO
80
3 Bertanya 4 berjalan dan menggangu ternan 5 Mengerjakan peke~aan yg tidakberhubungan dgn pelajaran 6 Siswa yg hanya diam 7 Mendiskusikan tugas dalam kelompok 8 Mampu bersosialisasi dengan sesama anggota kfpk 9 Aktivitas klpk siswa yg mempresentasikan materi 10 Aktivitas klpk siswa yg memperhatikan presentasi 11 Aktivitas memberikan tanggapan 12 Aktivitas menulis dan menyimpulkan
5 10
20 40
8 9
32 36
5
20
4
16
10 20 20 19 15 6 10
40 80
8
32
5
20
11
88
24
96
80
21
84
ZS
100
76 60 24 40
22
88
17 8
68
23 20
80
32
15
15
60
24
1
.4
92
60 96
Sedangokan pada kelas kontrol dengan metode konvensional diperoleh presentase nilai rata-rata ·yang diambil paoda tiap kali pertemuan men unjukkan adanya kenaikan ditiap pertemuannya dan disajikan dalam tabel 10 berikut. TabeL2. Data evaluasi proses kelas kontrol No. 1 2 3
4 5 6 7 8 9
10 11
12
Tatap muka I Jlhsiswa
Aktivitas siswa Menjawab pertanyaan guru Memperhatikan guru menjelaskan pelajaran Bertanya Be8alan dan menggangu ternan Menge~akan pekerjaan yg tidak berhubungan dgn pelajaran Siswa yg hanya diam Mendiskusikan tugas dalam kelompok Mampu bersosialisasi dengan sesama anggota klpk Aktivitas kJpk siswa yg mempresentasikanmateri Aktivitas klpk siswa yg memperhatikan presentasi ' Aktivitas memberikan tanggapan Aktivitas menulis dan menyimpulkan
18
Tatap muka II Tatap muka III Jlhsiswa % Jlhsiswa % 12 5 20 10 40 72 20 80 22 88
2 10
8
5
20
10
40
40
8
32
5
20
10
40
7
28
5
20
10
40
4
16
60
9 17
36
15 14 10
68
18
n
80 44
21
11
15
19
76
7
28
84 60 84 40
10
40
%
3
17 6
5
470
.'
56 40 68 24 20
20
21 10 15
60
Paqa kedua tabel di atas me'nginformasikan menginformasikan aktivitas siswa disetiap pertemuan, dan setiap indikator aktivitas siswa diberi skora Aktivitas belajar siswa ternyata sangat dipengaruhi oleh pe1hggunaan softwa,re
mindjet-mindmanager sebagai tambahan media pembelajaran sehingga nampak ada: perbedaan antara metode konvensinal dengan penggunaan software
mindjet mind manager. 'Evaluasi proses ini dilihat ditiap pertemuan yang diamati selama proses pembelajaranberlangsung.
PEMBAHASAN Evaluasi belajar sisiwa Software mindjet mindmanager,merupakan salah satu alternatif yang baik dalam melak sanakan pembelajaran dan secara umum men unjukkan adanya 'peningkatan hasil belajar fisika dari para siswp dan proses pembelajaran lebih efektif dan menarik. Hal .ini ditunjukkan oleh rata-rata hasil tes yang diberikan ,p,ada kedua kelas, untuk kelas eksperimen (XH} skor pretest adalah 44 dengan
,·standar deviasi 12,8 dan untuk posttest (tes akhir) adalah 75.. dengan standar deviasi 8,64, sedangkan untuk kelas kontrol (X o) skor pretest adalah sebesar 29,3 dengan staridar deviasi 10, dan untuk
skor postlest 45 dengan standar
deviasi 8,656. Ini menunjukkan bahwa rata-rata selisih peningkatan skor hasil pretest dan post test pada kelas eksperimen adalahsebesar 32 dan lebih tinggi dari selisih peningkatan skorhasil pretest dan pasttest pada kelas kontrol yang hanya 17 yang menunjukkan bahwa
adanyaperbedaan~.
Berdasarkanuji
perbedaan dua rata-rata dan hasH analisis diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan software mindjet minmanager lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil belajar siswa yang diajarakan secara konvensional. Untukpengujian hipotesis hasH belajar siswa menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antarakeJas' yang menggunakan software mindjet mind
manager dan kelas kontrol dengan metode konve nsional yaitu pada
471 ..-- ..
..
.~
~araf
nyata
= 0,05 diperoleh thitung = 11,40 dan ttabte = 2,01 .Jadi untuk taraf nyata. a =. 0,05: thitung = 11,40 > ttable =2,01 yang artinya hipotesis tersebut diterima a
Evaluasi Proses \
Hasil penilaian aktivitas siswa pada proses pembelajaran yang
oleh pengamat /observer menunjukkan bahwa
dilaku·k,an~·(n
penggunaan software mindjet
mindmanager pada tiap pertemuan di kelas memperlihatkan adanya peningkatan rata-rata
aktivitas siswa. Jejaring konsep fisika, mengamati fenomena alam
dengan' simulasi serta memberi kesempatan tanya jawab, mempresentasikan' hasil penalaran
memberikan antusiasme siswa· dalam belajar. Sementara itu
dikelas yang menggunakan metode konvensional juga mengalami kenaikan presentase rata-rata aktivitas siswa namun lebih rendah dari kelas eksperimen. Hal iniwajar terjadi karena
~erberda
pendek,atan pembelajaran. Pembelajara.n
konvensional lebihdidominasi aktivitas guru dan kurang merangsang siswa beraktivitas. Melalui jejaring konsep fisika ya,ng memberi gambaran global tentang konsep fisika yang penting, siswa didorong berexplorasi menggali dan menemukan konsep penting lainnya. Rasa keingintahuan siswa yang terbanguri dalam penggunaan software mindjet mindmanager sangat mendorong siswa berdiskusi, bertanya dan bernalar serta mengefjakan tugas tepat waktu Berdasarkan hasil analisis data, diketahui adanya perbedaan keterlibatan siswa antara hasH belajar kelas eksperimen yang menggunakan software mindjet
mindmanager dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konven'sional Gambaran aktivitas siswa yang ditunjukkan pada tabel-1 di atas bahwa keterlibatan siswa kelas eksperimen memperlihatkan trend kenaikanselama 3x pertemuan, sementara untuk kelas kontrol siswa tidak se-aktif eksperimen.
di kelas
Hal ini dapat terjadi karena pada proses pembelajaran yang
berlangsung dibuat semenarik mungkin seperti diberiwarna yang cerah sehingga memudahkan siswa mengingat tiap-tiap konsep penting pada software
mindjet mindmanager. Selain itu disela-sela peta konse.p yang digambarkan software mindjet mindmanager diselipkan animasi fenomena alam dilingkungan sehari-hari siswa. Halini menjadi menarik perhatian siswa dan membantu siswa
472
_... ,.
t..
meHhat hubungan '.. konteks ~konsep fisika dan menjadi pemicu aktivitas siswa. Hasil
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Khoirudin,dkk
dan
(Tardi,2010),
mt:nunjukkan bahwa media pembelajaran berbasis Mindjet Mind Manager untuk materi FisikaSMA kelas X 'pokok bahasan Alat Optik, termasuk dalam kriteria san gat baik untuk dimanfaatkan sebagai media pembelajaran . melihat uji perbedaan dua rata-rata dan hasil' analisis diatas, peneliti meyakini bahwci' dengan menggunakan software mindjet mind manager' pada proses pembelajaran, materi yang disajikan, dapat dengan mudah diingat oleh siswa karena penguasaan konsep pada diri siswa yang dikembangkan melalui aktivitas siswa, dan kemudian dibangun pada saat proses pembelajaran akan menghasilkan hasil belajar yang optimal dan efektif dibandingkan pembelajaran yangdengan metode konvensional. . Proses pembelajaran ini merupakan pemb elajaran yang efektif karena mampu mengem
bangkan
pengetahuan
dasar
yang,
dimiliki
siswa, yang
kemudian
dikembangkan dengan pemetaan konsep-konsep penting yang dibuat menggunakan
so(tware mindjet mindmanager dibandingkan proses pembelajaran yang
hanya
berpusat pada guru, siswa hanya mampu menghafal definisinya dan sulit untuk diingat kembali serta siswa tidak memiliki keaktifandan kemampuan siswa tidak begitu nampak pada prosespembelajaran.
KESIMPULAN Pada pengujian hipotesis hasil uji t padapokok bahasan dinamika partikel nilai
thitung
= 11,40 dan ttab~' = 2,01
untuk tarat nyata a
= 0,05 dengan nitai rata-
rata kelas eksperimen adalah 32 dan kelas kontrol 17,
yang dihitung pada
selisih hasiJ pretest danposttest (tes akhir). Data hasH penelitian yang diperolehpada kelas Xa dan Xb di SMA Negeri 2 Tondane terdapat perbedaan hasiJ belajar dimana kelas eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran menggunakan software mindjet mindmanager memiliki hasil beJajar yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang menggunakanpembefajaran menggunakan pembelajaran konvensional. Adtinya perbedaan capaian belajar siswa ini terjadi karena siswa yang belajar dikelas yang menggunakan software mindjet
mindmanager lebih aktit dari sisiwa dikelasdengan belajar konvensionaL 473
--
..
"i..
Hasil penilaian proses belajar yang'" menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa ditiap pertemuan, hal ini menunjukkan bahwa hipotesisditerima dan sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis yang memiliki perbedaan hasil belajar sehingga proses pembelajaran menjadi
lebih efektif pada siswa yang
diajar dengan software mindjet mindmanager. SARAN Penggunaan software mindjet mindmanager dalam proses pembelajaran fisika menjadi salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat menga'komodir
pembelajaran
dengan
pendekatan
saintifik
dibandingkan
pem'belajaran konvensional.
. DAFTAR PUSTAKA Arikunto,suharsimi.2006.Prosedur :PT.Rineke cipta
penelitian, Suatu
pendekatan
praktek,Jakarta':
Ausebe'l, 0.(2010). Be/ajar bermakna http://mardhiyatLblogspot.com/201 0/03/ teori-belajar-bermakna-dari-david-p.html, diakses 29 oktober 2012 Nanang Khoirudin2 , dkk.(2013).Pengembangan Media Pembelajaran Den'gan Menggunakan Ap/ikasi Mindjet Mindmanager 9Untuk Siswa Sma Pada' Pokok. . Bahasan. A/at Optik1) htlp:lljurnaLfkip.uns.ac.id/index.php/pfisika/a·rticfe/view/1772· diakses pada tanggal 5 juni 2013 ." Novack, J.,(1983) .. Universiti Cornell,AS S·lameto. 2003. Be/ajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Be/ajar Mengajar. Bandljng : Sinar Baru Aigensido Offset. TardL(2010). Peningkatan Prestasi Be/ajar Kimia Larutan Me/a/ui Pendekatan Kontekstuar bermedia mindjet (http://kimiatardiskanda.files.wordpress.com/201211 O/artikel-tardi-s-pdsmkn-2.pdf diakses padatanggal10juni 2013 Tindrayani, E.(2007).Mod~IPembelajaranSains di SekolahDasar , Bandung: PTRemaJa Rosda Karya . Zain,(2002). proses be/ajar mengajar konv ensiona/ http://www.docstoc.com/ Docs/8251412/Artikel-ldentifikasi-Faktor-Keb 2012
erhasil~n-Belaiar, diakses
29
474 '''''-.. 1
oktober
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK, PAIR AND SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR REAKSI REDOKS
DITINJAl\~j
DARI
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Hetty Hortentie Langkudi
Universitas Negeri Manado [email protected]
ABSTRAK Penelitian·· ini bertujuan menganalisis pengaruh penggunanaan model p,embelajaran kooperatif Tl;link-Pair-Share (TPS) terhadap hasH berajar siswa pada mata pelajaran kimia khususnya pada materi reaksi oksidasi reduksi berdasarkan kemampuan berpikir kritis siswa yang dibagi atas kemampuan tinggi dan renqah. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri ·1 Tondano tahun aJaran 2012/2013. Metode penelitian adalah rnetode eksperimen dengan desain Treatment by Level 2 x' 2. Data dianalisis dengan menggunakan ANOVA pada tarafsignifikan, a = 0,05. HasH penelitian menunjukkan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS lebih tinggi doari hasH belajar siswa yang diajar dengan model. konvensional. Terdapat interaksi antara .modelpembelajaran dengan kemampuan berpikir kritis siswa terhadap hasil belajar kimia pada konsep reaksi oksidasi dan reduksi. °
Kata kunci: model pembelajaran kooperatif TPS, kemampuan berpikir kritis siswa, hasil belajar.
PENDAHULUAN Pemerintah terusberupaya meningkatkan kualitas pendidikan pada semua strata termasuk di antaranya adalah pemberlakuan kurikulum 2013 yang karakteristiknya adalah 1) Perubahan mind set, 2) Keterampilan dan kompetensi guru, dan 3) Kepemimpinan, kultur, dan manajemen sekolah(lmplementasi Kurikulum 2013: Depdikbud, Materi Pelatihan). Upaya perubahan kurikulum ini tentunya untuk mencapai tujuan pendidikan sebagaimana tersurat dalam UU No. 20
Tahun 2003,pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa o·tujuan
pendidikan adalah berkembangnya patensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertawqa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, 475
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,dan menjadi . warga. negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. Dengan pemberlakuan kurikulum 20,13" diharapkan dari sisi peserta didik, para peserta didik antara lain menjadi lebih. produktif, kreatif, inovatif, afektif dan lebih senang belajar; sedangkan dari sis'i· guru,
diharapkan
guru
lebih
bergairah
dalam
melaksanakan
proses
pembelajaran, lebih mudah memenuhi standar kualitatif dan kuantitatif. Kondisi ideal seperti tertulis di atas sangat memerlukan upaya keras dari berbagai pihak misalnya pemerintah dan stake holders sebab kritik terhadap menurunnya mutu pendidikan merupakan isu yang terus dikemukakan dengan fakta antara lain survey International Eduction Achievement (lEA) bahwa hasil... studi .kemampuan membaca tingkat Sekolah Dasar (SO)
m~nunjukkan
peserta
didik SD di Indonesia berada pada urutan ke-38 dari 39 peserta studLUntuk' tingkat Sekolah Menengah Pertama
(SMP), studi kemampuan matematika
peserta didik Indonesia 'hanya berada pada urutan ke-39 dari 42 negara yang diteliti. Untuk kemapuan IImu Pengetahuan Alam (IPA) juga berada pada. urutan ke-40· dari 42 negara peserta studi.{Arif Rohman, 2009 : vii ). Fakta menurunnya kualitas pendidikan di Indonesia bukan saja diukur dari sisi peserta didik, tetapi jugadari sisi pendidik atau guru. Berdasarkan Human
Development Index ( HDI)terda'pat 60 persen guru SO, 40 persen guru SLTP, dan 43persen guru SMA, dan 34 guru SMK dianggap belum layak mengajar pada jenjang masing-masing.(Hetty H.Langkudi, 2012:3-4). Fakta terbaru tentang kualifikasi guru di Indonesia adalah rendahnya indeks capaian dalam Uji KompetensiGuru (UKG). Untuk memperbaiki kualitas pendidikan pemerintah selainmembenahi sistem perundangan, juga terus melakukan upaya misalnya pembangunan infra struktur, sarana prasarana sekolah, hibah pendidikan, proyek-proyek block grant, pengadaan buku-buku, pengembangan media pendidikan, sampai peningkatan kesejahteraan guru melalui program sertifikasi, bahkan menaikkan angga:'ran sektor pendidikan melalui APBN.
476
_... .•
L
tr~
'Pertanyaan yang kemudian muncul adalah' jika upaya "ini telah, 'dilakukan meng'apa kualitas pendidikan di Indon,esia masih saja tertinggal? Diperlukan refl·eksi diri dari pihak-pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan untuk selalu me;ngembangkan kompetensinya agar memeberikan kontribusi yang maksimal terhadap peningkatan kualitas pendi,dikan di Indonesia. Refleksi diri yang diupayakan melalui penelitian ini yaitu meneliti kemampuan me'laks'anakan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif Think-Pair-
Share, disingkat TPS dari sisi guru dan meneliti kemampuan berpikir kritis siswa. Sebagai asumsi dasar adalah bahwa pembelajaran kooperatif merupakan strategi yang
efektif.
Seperti yang dikemukakan oleh
Slavin
(2008:19),
pembelajaran kooperatif menekankan· pentingnya komunikasi verbal antar peserta d'idik dalam kelompok-kelompok kecil. M.ereka'diberi kesempatan untuk 'mendiskusikan pengamatan, ide-ide mereka untuk memahami pembel~Jaran. Selain
itu,
dalam
pembelajaran
secara
kooperatif diciptakan
suasana
kebersamaan antara peserta didik. Model pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share ,(TPS) memiliki· keunikan karena ada
tahap siswa itu tidak dalam kelompok, yaitu pada saat Think,
dimana ia me.mikirkan apa yang ditanya guru atau temannya, ada saat ia bersama teman-te'mannya dalam Pair, yaitu berpasangan untuk menemukan kebersamaan, dan akhirnya mereka secara klasikal atau melakukan Share tentang
pertanyaan
atau
masalah
yang
diberikan
guru
lain.PeJaksanaan model pembelajaran TPSdapatdikreasikan, sehingga
menjadi
pembelajaran
yang
menyenangkan,
atau
orang
~edemikian
menantang
rupa dan
menaikkan hasil belajar siswa. Strategi Thin.k, Pair and Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi merupakan jenis "pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksisiswa. Strategi Think, Pair and Share (TPS) ini dalam aplikasinya, menggunakan langkah - langkah (fase) sebagai berikut : 1.
Berpikir (Thinking): Guru mengajukan suatu pertanyaan ata,u masalah yang dikaitkan dengan pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu 477
- ... '.
i.
beberapa menit untuk berpikir sendiri mengenai jawaban atau masalah tersebut. 2.
Bepasangan .(Pairing): Selanjutnya guru meminta kepada siswa
untuk'~
berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan diajukan atau menyatukan gagasanapabila jika suatu masalah kh.usus yang diidentifikasi. Biasanya guru mengizinkan tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan. 3.
Berbagi (Sharing): Pada langkah akhir, guru meminta
pasangan-pasangan:~.
untuk berbagi dengan keseluruhan kelas mengenaiapa yang telah mere'ka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan' ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan .mendapat kesempatan untuk melaporkan.(Trianto, 2007 : 62). Pada langkah ini akan menjadi efektif jika guru berkeliling kelas dari pasangan yang satu ke pasangan yang lain, sehingga seperempat atau separo 'dari
pasangan-pasangan tersebut memperoleh kesempatanuntuk
melapor.Para siswa mengikuti rangkaian kegiatan yang teratur, mulai dari membaca lembar pembelajaran, mengerjakan lembar kerja, dan memeriksa apakah dia telah menguasai keterampilan dan mengikuti tes. Adapunkeunggulan model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) , adalah : 1. Memotivasi siswa untuk bisa berfikir sendiri dengan materi yang disampaikan guru, 2. Melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi melalui diskusi
kelompok
dan
presentasi
jawaban
suatu
pertanyaan
atau
permasalahan. 3. Memberikan
kesempatan
kepada
siswa
agar dapat berbagi
dengan
pasanganya dan mengutarakanhasil pemikiran mereka masing-masing, 4. Dapat meningkatkan kualitas kepribadian anak-anak dalam hal bekerjasama, saling
menghargai
pendapat
orang
berinteraksi. 478
lain,
siswa
dapat
lebih
mudah
~
Dalam penelitian ini variabel lain yang diukur adalah kemampuan· berpkiri kritis. Berpikir pada umumnya didefinisikan sebagai proses mental yang dapat menghasilkan pengetahuan. Keterampilan berpikir selalu berkembang dan dapat dipe·lajari. Secara umum keterampilan berfikir dapat dikelompokkan menjadi keterampilan berpikir dasar dan keterampilan berpikir kompleks. Keterampilan berpikir kompleks biasa dikenal sebagai keterampilanberpikir tingkat tinggi (High Order Thinking). Keterampilan berpikir tingkat tinggi· juga dikenal dengan istilah berpikir kritis dan berfikir kreatif. Keterampilan berpikir tingkat tinggi (kritis dan kreatif) nampaknya ·cocok untuk dikembangkan dalam pembelajaran sains yang cukupkompleks dan sangat terkait dengan kehidupan manusia. Dalam kegiatan pendidikan, proses bepfikir kritisd.apat mempersiapkan peserta didik dalam menuju pemenuhan sendiri akan kebutuhan intelektualnya. Selanjutnya dalam pembelajaran, pengembangan keterampilan berpikir kritis melibatkan peserta didik sebagai pemikirketimbang seseorang yang belajar secara verbalistik. Agar keterampilan berpikir kritis dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran, maka diperlukan perpaduan antara· penalaran logisdan pengalaman empiris, selanjutnya kesempatan memberikan pengalaman empiris kepadasiswa yang belajar sains akan bermakna jika dilakukan· melalui kegiatan
Da·lam berpikir, ber.pikirkritis tidak berdiri .sendiri tetapi-merup'a.kan suatu proses yang menyeluruh yang satu sama lain· saling terkait secara terpadu. Karakteristikberpikir kritis ditandai adanyaberpikir evaluatif, reflektif, logis dan sistematis. Berpikir kritis adalah kemampuan menggunakan logika. Logika merupakan cara berpikir untuk mendapatkan pengetahuan yang pengkajian kebenarannya Berpikir kritis
y~ng
ada'iah
disertai
efektif berdasarkan pola penalaran tertentu .. berpikir
reflektif
yang
berfokus
pada
pola
pengambilan keputusan tentang apa yang harus diyakini dan.·harus dilakukan. Ciri - ciri orang yang mempunyai kemampuan berpikir kritis antara .Iain : mampu mendeteksi perbedaan informasi; mampu mengumpulkan data untuk pembuktian faktual; mampu membuat hubungan yang berurutan antara satu masalah dengan 479
_... ,.
i..
masalah yang lainnya; mam'pu memban.dingkan dan mempertentangkan yang kontras dan m'ampu membuat konklusi yang valid. Sehingga dengan demikian,kemampuan berpikir kritis dapat didefinisikan sebagai pembentukan kemampuan dalam aspek logika seperti kemampuan memberika·n argumentasi, silogisme dan penalaran yang.proporsional. Variabel ketiga dalam penelitan ini adalah hasil belajar kimia padamateri reaksi oksidasi reduksLTantangan besar bagi guru adalah adanya pemahaman siswa bahwa mata pelajaran kimia adalah mata pelajaran yang sulit, dan tidak menyenangkan. Mungkin saja konotasi ini bersumber dari karakteristikilmu kimia sebagaimana dikemukakan oleh Harry Firman (2007:223) bahwa kajian dalam kimia melibatkan tiga dimensi penalaran, yaitu 'dimensi maksroskopik (berkaitan dengan apa yang terobservasi), dimensi simbolik (Iambang-Ianibang, formula, dan persamaan), dan dimensi sub-mikroskopik (atom, ion, struktur molekul). Berpikir dalam tiga dimensi inimerupakan tuntutan ilmu kimia, namun pada saat berpinda11-pindah di antara tiga dimensi
ini acapkali dipandang sebagai
penyebab kimia sebagai disiplin ilmu yang suka'r dipelajari. Berdasarkanhal-hal yang dikemukakan di atas maka secara umum tujuan penelitian ini adalah menganaJisis pengaruh model pembelajaran kooperatif
Think-Pair-Share (TPS) terhadap hasil belajar kimia berdasarkan kemampuan berpikir kritis siswa, serta pengaruh interaksi keduanya terhadap hasil belajar kimia pada konsep reaksi oksidasi dan reduksi. Rumusan masalah dalam penelitian ini: 1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar kimia kelompok siswa yang diajar dengan model TPS dengan kelompok siswa yang diajar dengan model konvensional? 2. Apakah ada pe.ngaruh interaksi antara model pembelajarandan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar kimia?
3.. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar kimia kelompok siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggiyang diajar dengan denganmodel TPS dengan kelompok siswa yang diajar dengan model konvensional? 480
4. Apakah terdapat perbe·daan hasHbelaj-ar kimia kelompok siswa yang memHiki kemampuan berpikir kritis rendah yang diajar dengan dengan model TPS d.engan kelompok siswa yang diajar dengan model konvensional? Manfaat penelitian ini adalah adanya gambaran pembelajaran kooperatif TPS berdasarkan kemampuan berpikir kritis siswa dan pengaruhnya terhadap hasH. belajar siswa.
METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperime. Dalam penelitian ini kelompok eksperimen diberi pembelajaran Kimia dengan model
TPS,
sedangkan
kelompok
kontrol
diberi
perlakuan
I~in
yaitu
pembelajaran Kimia dengan model konvensional. Rancangan Treatment by Level 2'x 2 dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas yaitu model pembelajaran Kooperatif TPS dan kemampuan berpikir kritis siswa. Tabel: Rancangan Treatment by Leve/2 x 2 : Kemampuan Berpikir Kritis
Model Pembelajaran (A) Konvensional (A2) TPS (A 1)
(8) Tinggi (8 1) Rendah (8 2 ) Sudjana(2000:11 0)
A 18 1 A 18 2
A2 8 1 A2 8 2
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 12 SMA .Negeri 1 Tondano. Sampet ditentukan dengan teknik cluster random.sampling.Sampel berjumlah 33 orang. Instrumen penelitian yang dkembangkanadalah instrumen hasil belajar kimia, dan kemampuan berpikir kritis. PengembaJ:]g.an instrumen dilakukanmelalui tahapan validitas teoretik dan validitas empirik. Instrumen penelitian sebelum diujicobakan terlebih dulu dinilai validitas isinya. Validitas isi berkenaan dengan seberapa jauh suatu tes mengukur tingkat penguasaan terhadap isi suatu materi yang seharus.nya dikuasai sesuai. tujuan pengajaran (Djaali dan Muljono, 2008:50)
481
_... .,
i.
of"
482
A. Uji Prasyarat Analisis' a. Uji Normalitas Pengujian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan
uji
One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test, melalui bantuan SPSS 20.0. Pengujian ini bertujuan untukmengetahui apakah penyebaran atau distribusi kemampuan
kedua
kelompok ini normal atautidak. Dengan daerah penerimaan H o (Populasi berdistribusi normal) nilai dari
Dtabef,
Dhitung< Dtabel.
Dalam pengujian ini, jika
Dhitung
lebih kecil
maka data dianggap normal.
Berdasarkan pengujian normalitas masing-masingsampel maka diperoleh hasH sebagai berikut : .Sampel Ke1a 1b 2~
2b 3a
3b
N 31 31 10 10
10 10
DhitunQ
Dtabel
0,190 0,197 0,241 0,252 0,355 0,192
0,244 0,244 0,410 0,410 0,410 0,410
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal·, Normal Normal
Keterangan : Sampel ke-.1 a: Kelompok siswa yang diajar dengan model pembelajaran t:pe Kooperatif Think, Pair & Share (TPS). Sampel ke-1 b : Kelompok siswa yang diajar dengan model pembelajaran Konvensional. Sampel ke-2 a : Kelompok siswa yang memiliki kemampuanberpikir kritis tinggi yang diajar dengan menggunakan model pembelajatan tipe Kooperatif Think, Pair & Share (TPS). Sampelke-2 b : Kelompok siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran KonvensionaJ. Sampel ke-3 a : Kelompok siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah yang diajar dengan menggunakan modelpembelajaran tipe Kooperatif Think, Pair & Share (TPS). Sampel ke-3 b : Kelompok siswa yang memili~i 'kemampuan berpikir kritis rendah yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional. Hasil pengujian normalitas di atas menunjukkan bahwa nilai hitung pada taraf signifikansi a = 0,05 lebih besar dibandingkan dengan nilai
483
Dtabel
Dhitung.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwad'ata 6 ·kelom;po.k sampal berasal' dari ; populasi berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Adapun
hasil
perhitungan
Uji
Homogenitas
untuk
masing-masing.
kelompok sampel dapat dilihat pada tabel berikut :
Kelompok Sampel Sampet A Sampet B Sampel C Keterangan :
Fhitung
Ftabel
Kesimpulan
1,30 2,53 2,02
2,07 4,03 4,03
Kelompok Homogen Kelompok Homogen Kelompok Homogen
Sampel A ; Kelompok penelitian eksperimen dan kontrol. Sampel B : Kelompok eksperimen dan kontrol .yang memHiki kemampuan berpikir kritis tinggi. Sampel C·: Ketompqk eksperimen dan control yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah. Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kelompok sampel memiliki varian yang homogen, dengan hasil Fhitung masing-masing kelompok adalah kurang dari
Ftabel-
Sehinggadata tersebut dapat digunakan untuk uji hipotesis
selanjutnya.
Uji Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diuji adalah: Hasil belajar kelompok siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif TPSlebih tinggi dari kelompok siswa yang diajar dengan dengan m9del konvensional Pengujian hipotesis yang pertama dilakukan dengan
menggunakan uji
ANOVA dua arah atau uji F dua arah pada rancangan blok yang telah ditetapkan. Adapun hasil uji F dua arah dapat dilihat pada tabel berikut,.:·
Sumber A B AS Keterangan MS
df
1 1 37 :
SS 286,225 2 ,5 X 10-2 : 167,725
MS 286,225 2 ,5 X 10-2 4,5331
=SS I df; Fa =MS I MSresidu 484
Fa 63,1411~
5 ,514
X
10-3
Ft 4,08
Kesimpulan Fo > Ft'
NilaiF o> Ft , dimana Fo = 63,>141 da'"nF t pada *) Signifikansi pada taraf a = 0,05
F(O,05;1,39)
=4,08
Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa siswa yang d"iajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think, Pair and Share (TPS) dan yang diajar dengan menggunakan metode konvensional memberi harga
Fhitung
= 63,141
>
Ftabel
= 4,08~
Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan
H 1 diterima pada taraf signifikansi a = 0,05. Berarti terdapat perbedaan hasH belajar antarakelompok siswa yang diajar dengan model TPS dengan kelompok siswa yang diajar dengan model konvensional. Analisis Varians Untuk Pengujian Hipotesis 1 :
Sumber Varians Antar A Antar B Interaksi AS Dalam Total
JK 23.361 42.25 10.028 52 127.278
dB 1 1 1 32
RJK 23.3q1 42.25 10.028 1.625 -
35
Fa
Ftabel (0 = 0.05)
14.376
4.15
26.000 " 6.171 **
...
Untuk mengetahui kelompok mana yang lebih tinggi dapat dilihat pada" nitai rata-rata dikoreksi dari kedua kelompok tersebut. Diperoleh rata-rata hasH belajar kimia dikoreksi sebesar 37,94 pada kelompok yang diajar dengan model TPS dan 34,09 pada kelompok yang diajar dengan model konvensional.
Dari
Pengujian hipotesis 2, 3, dan 4
ju~a
penelitian
ini
yang
dilakukan
diuji dengan uji yang sesuai. terlihat
bahwa
penggunaan
model
pembelajaran kooperatif TPS lebih sesuai untuk siswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi dan
secara umum baik untuk siswa yang
memiliki
kemampuan berpikir kritis tinggi maupun rendah diban"dingkan dengan skor hasil belajar siswa yang diajar dengan model konvensional.
485 :.r-.
"~
SIMPULAN DAN SARAN 1.Hasil berajar 'Kimia yarlg diajar dengan model pembelajaran kooperatif TPS lebih tinggi dari hasilbelajar kelompok siswa yang diajar dengan model konvensional 2. Ada pengaruh interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan berpikir kritis siswa terhadap has'il belajar kimia 3. Untuk kelompok siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi yang diajar dengan model TPS, hasil belajar Kimia lebih tinggi dari yang diajar dengan model konvensional.
4. Untuk kelompok siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah yang', diajar dengan model TPS, hasil belajar Kimia tidak lebih rendah d(iri yarg diajar dengan model konvensional. Saran Dalam upaya meningkatkan hasil blajar kimia dituntut peranan penting
pengajar tetapi bukan untuk mendominasi pembelajaran melainkan membuat pembelajaran lebihmenyenangkan. Upaya itu antara lain dengan menerapkan model-model pembelajaran diantaranya model TPS. Model konvensional tetap dapat digunakan terutama untuk siswa yang memiliki ketergantungan yang sangat besar pada gurunya atau memerlukanperhatian.
DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.lmplementasi Kurikulum 2013, M'ateri Pelatihan, Jakarta, 2013 Gjaali, dan Puji Muljono,. Pengukuran da/am Bidang Pendidikan. Jakarta:· Grasindo, 2008. Ennis, R. H., Critical Thinking, Assessment Theory into Practice, Vol.32 No.3. Ohio College of Education., The Ohio State University, 1993
Firman, Harry. Pendidikan Kimia, dalam Ilmu dan Aplikasi Pendidikan , editor Mohammad Ali. Bandung: Imperial Bhakti Utama, 2007.
486
Langkudi, Hetty H. Pengaruh Penilaian Kinerja dan Gaya Kognitif terhadap Hasil ,belajar Kimia deng'an Mengontrol Pengetahuan Awal Siswa, Disertasi tidak dipublikasikan, Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2012.
Memahami Pendidikan Rochman, Arif. Yogyakarta:Laksbang Mediatama, 2009.
dan
Ilmu
Pendidikan.
Rustaman, Nuryani Y. 'Basic Scientific Inquiry in Science Education and Its Assessment. Keynote Speaker in the First International Seminar of Science Education on "Science Education Facing Against the Challenges of the 21 st Century". Indonesia University of Education, Bandung: 27 October 2007. Slavin" Robert E, Educational Psychology, terjemahan Marianto Samosir, 2008 Sudjana. Metode Stalistik, Bandung: Tarsito, 2000 Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya, 2011. Trianto. Model - Model Pembelajaran Inovalif Berorienlasi Konstruktivistik. . Prestasi Pustaka. Jakarta, 2007.
487
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJ,ARAN IPA BIOLOGI MELALUI" KEGIATAN P·RAKTIKUM POKOKBAHASAN CIRI-CIRI MAHLUK HIDUP" Evie Palenewen, Twi Mai Ment~ri Email: [email protected] ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran IPA Biologi, melalui kegiatan praktikum pokok bahasan ciri-ciri makhluk hidup di kelas VII SMP Negeri 36 Samarinda tahun pembelajaran 2012/20t3". Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan (R&D) yang mengikuti langkah-Iangkah Borg & Gall. Perangkatpembelajaran yang dikembangkan antara lain Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dan Lembar Kegiatan Siswa. Teknik , pengumpulan data meriggunakan angket analisis kebutuhan pengembangan, lembar validasi perangkat pembelajaran, lembar angket respon siswa, lembar observasi pengelolaan pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yangdikembangkan valid dan efektif karena nilai ratarata total penilaian model pembelajaran oleh ahli;pembelajaran adalahdi atas 3. Rata-rata total penilaian untuk Silabus adalah 3,30, Ren'cana Pelaksanaan Pembelajaranadalah 3,34, dan LKS adafah 3,07. HasH belajar siswa setefah: mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran IPA Biologi hasil pengembangan tersebut tuntas karena > 80 % dari seluruh siswa memenuhi ketuntasan belajar yaitu 93, 1Oo~; dan adanya respon positif siswa yang ditunjukkan dari tingginya persentase respon positif siswa terhadap model pembelajaran yaitu 92,55 0/0. Kata Kunci: Pengembangan Model Pembelajaran IPA, Praktiku01, 'Hasil Belajar
PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk yang dinamis, dan bercita-cita ingin meraih kehidupan yang sejahtera dan bahagia dalam arti yang luas, baik I,ahiriah maupun batiniah, duniawi dan ukhrawi. Namun cita-cita itu tak mungkin'dicapai jika manusiaitu sendiri tidak berusaha keras meningkatkan kemampuannya seoptimal mungkin melalui proses kependidikan, karena proses kependidikan
.'d.l~h.u.hAk&Qlat.h sttilra bEHtahap berdaiark~n perenCaniiil1 Y~ng matang untuk mencapai tujuan atau cita-cita'tersebut (Fuad, 2008). Untuk memajukan kehidupan mereka itulah, maka pendidikan menjadi sarana utama yang perlu
--.
....
488 ...
~
dikel'ola secara sistematis'::dan: korl'siste;n berdasarkan berbagai pandangan teotikal dan praktikal sepanjang 'waktu sesuai dengan lingkungan hidup manusia itu sendiri. Pendidikan tidak per'n~h terlepas dari kegiatan· belaJar, keberhasilan pendidikan sangat terpengaruh oleh proses belajar mengajar. Belajar merupakan sUc;ltu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku, hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Slameto, 2003). Salah satu tanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah . adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang mungkin disebabkan terJadinya perubahan pada peningkatan keterampilan, pengetahuan, sikap- dan nilai. Matapelajaran biologi merupakan salah satu bidang pada mata pelajaran IImu
Pengetahuan Alam
(IPA)
atau
sains
yang
dikembangkan
melalui
kemampuan berfikir analitis, induktif, dan dedllktif. Susiwi (2009) menerangkan bahwa tujuan dari pembelajaran sains adalah menjelaskan fenomena alam sekitar.Belajar sainsharus melibatkan siswa pada pengalaman langsung. Proses belajar biologi melibatkan siswa pada pengalaman belajar yang memuat keterampilan proses sains (Wenno, 2008). Keterampilan proses sains perlu dikembangkan pada diri siswa karena memiliki beberapa manfaat penting dalam mempelajari sains. Dimyati dan Mudjiono (2002) menerangkan mengenai manfaat keterampilan proses sains yaitu: pertama, ilmu pengetahuan siswa dapatberkembang dengan pendekatan keterampilan proses. Kedua, pembelajaran melalui keterampi.Jan proses akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan. Ketiga, keterampilan proses dapat digunakan oleh siswa untuk belajar proses dan sekaligus produk ilmu pengetahuan. Siswa memperoleh ilmu pengetahuan dengan baik karena lebih memahami .fakta dan konsep ilmu pengetahuan. Keterampilan
proses
terdiri
dariketerampilan-keterampilan
yang
saling
berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Ada penekanan khusus dalam masingmasing
keterampilan
proses
tersebut.
489
Rustaman
(2005)
menjelaskan
Borg & Gall (1983: 772) ~enyatakari -bahWa pendekatan penelitian dan pengembangan merupakan penetitian yangberorientasi'untuk mengembangkan:' dan memvalidasi produk-produkyan·g.d'igunakan
dalam··~penelitian.
Penelitian
inr
terbagi dalam empat tahapan : 1)
Tahap 1 yaitu tahap pra pengembangan yang terdiri dari tahapan observasi/ wawancara, analisis kebutuhan dan studi literatur. Pada tahap ini peneliti melakukan pengumpulan informasi (term'asuk kajian pustaka, pengamatan kelas, membuat kerangka kerja penelitian);
2)
Tahap 2 yaitu tahap pengembangan awal. Pada tahap ini dilakukan pengembangkan bentuk produk awal (perancangan draf awal produk), melakukan ujicoba lapangan .permulaan dan melakukan revisi terhadap produk utama.
3)
Tahap 3 yaitu tahap pengembangan. Pada tahap ini dilakukan ujicoba lapangan
utama,
revisi
terhadap
uji
lapangan
utania,
uji
lapangan
operasional dan melakukan revisi terhadap produk akhir. 4)
Tahap 4 yaitu tahapdesiminasi dan imple.mentasi produk. Peneliti hanya melaksanakan tahap 1 Pengembangan
Pra pengembangan saja karena keterbatasan sumber
day~
awa~
dan tahap 2
yang ada.
Subjek Penelitian yaitu siswa kelas VII SMP N 36 Samarinda semester 2 tahun ajaran 2012/2013. Subjek uji coba terbatas berjumlah 10-30 orangsiswa kelas VII yang dipilih secara acak. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil pengembangan model pembeJajaran IPA Biologi melalui kegiatan praktikum pokok bahasan ciri-ciri makhluk hidup adalah Silabus, RPP dan LKS. Silabus pembelajaran dikembangkan
dibuatsesuai SK
penulis hanya
kegiatan
~an
KD yang telah ditetapkan, yang
pembelajaran,
indikator,
karakter,
penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. LKSyang dikembangkan oleh ~enulis rn~n~ikuti Inq*ator yan~ ~~suai dengan pembelajaran yang akan dicapai.
RPP model· pembelajaran dikembangkan dengan menggunakan model Direct Intruction dan Inkuiri terbimbing. Proses pembelajaran pada uji coba terbatas
--
492 ...
~i..
dil.aksanakan pada 3kaIL~,. pertemuan.. Peneliti dibantu 2 pengamat dalam melakukan
pengamat~n,
terhadap·
proses
pembelajaran.
Penjelasan
pembelajarantiap butira~pe~ seeara rinei dipaparkan sebagaili'ber!kut : a) Penjelasan RPP pertemuan Pertama Pada kegiatan pendahuluan guru mengkondisikan peserta didik untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti proses pembelajaran. Guru memulai proses pembelajaran dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada 'peserta didik terkait dengan materi eiri-eiri makhluk hidup. Di"antara pertanyaannya adalah "tahukah kalian, apa perbedaan batu dan semut ?" Setelah menanggapi jawaban peserta didik, kemudian guru nienjelaskan tujuan pembelajaran, -yakni menielaskan
ciri-ciri
makhluk
hidup
(manusia,
hewan
dan
tumbuhan),
menielaskan ciri-ciri makhluk hidup dan benda mati, menjelaskan perbedaan tumbuhan dan hewan dalam hal makanan dan aerakannva. Pada keaiatan inti auru menvamoaikan materidenaan menamoilkan
sanaat antusias menaikuti
o~mbelaiaran.
Setelah itu auru memoersilahkan siswa
kembali bertanva keoada siswa menaenai materi vana disamoaikan.
kesimoulan tentana ciri-ciri makhluk hiduo. Setelah menvimoulkan. auru iuaa
melakukan pratikum tentanq ciri-ciri makhluk hidup.
Pada keqiatan pendahuluan quru menqkondisikan oeserta didik untuk
proses oembelaiaran denQan menqaiukan beberapa pertanvaan kepada peserta
yang akan terJadi Jika tumbuhan
--
.•
.
f..
~utri
malu kamu sentuh ?"Setelah menanaaa~i
mene'ntukan ciri~ciri makhlukhidupdanbendq, mat;, berdasarkan pengamatan,:)d
membuat laporan ciri-ciri makhluk,hJdup berdasarkanJaporan praktikum. Selain menjelaskan tuJuan
pembelaJarav~,:. dn~
rnenyampaikan cakupan
materi guru juga memotivasi peserta didik sebelum melaksanakan pratikum.. Pada kegiatan inti, guru membagi peserta dalam· beberapa kelompok untuk melakukan pratikum. Setelah guru membagi ,kelompok, peserta didik
diberi
Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk menyelesaikan masalah yang ada di LKS tersebut dan guru membimbing peserta didik. Guru memberi kesempatan' kepada peserta didikuntuk menganalisis data hasH pratikum dan menjawab pertanyaan yang ada di LKS. Pada kegiatanpenutup, guru membimbing peserta didik menyimpulkan hasil pratikum dan guru menyampaikan materi selanJutnya untuk berdiskusi me'mpresentasekan hasil praktikum. c) Penjelasan RPP Pertemuan Ketiga
Pada kegiatan pendahuluan guru mengkondisikan peserta didik untuk . mempersiapkan diri dalam mengikuti proses pembelajaran. Guru memulai proses pembelajaran denganmengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik terkait pelajaran pertemuan praktikum. Oi antara pertanyaan adalah "tahukah kalian, ciri-ciri makhluk hidup itu apa saja ?". Setelah menanggapi jawaban peserta didik, kemudian guru menjelaskan tujuan pembelajaran,yaitu mempresentasikan hasil laporan ciri-ciri makhluk hidup berdasarkan hasil praktikurn ..Selain menjelaskan tujuan pembelajaran dan menyampaikan cakupan materi
guru
juga
memotivasi
peserta
didik
untuk
terlibat
aktif dalam
melaksanakan diskusi. Pcida kegiatan inti, guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok sesuaikelompok pratikum.Guru membimbing peserta didik untuk melakukan diskusi. Setalah selesai melakukan diskusi dimana setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempre'setasikan hasil diskusinya. Setiappeserta didik memunculkan gagasan baru,
bertanya dan saling menanggapi terhadap
presentasi dari kelompok lain. Pada awalnya peserta didik masihbelomdapat
_
.... .•
f..
494
J
berpartisipasi dalam kelom'pok~ ('tetapi"dengan bimbingan guru mereka sedikit demi sedikit memunculkari rasa :~perCaya dirf-danbangga hasH. presentasinya. '!dPada kegiatan penutup, guru bersama peserta didik membuat kesimpulan pelajaran tentang ciri-ciri makhluk hidup. Tingkat 'Kualitas Pengembangan Model Pembelajaran IPA 8i.ologi·. Melalui Kegiatan Praktikum Pokok Bahasan Ciri-Ciri Makhluk Hidup a) Analisis Penilaian Uji ahli dan Praktisi Model Pembelajaran IPA 8iologi Melalui Kegiatan Praktikum Pokok Bahasan Ciri-ciri makhluk hidup. Tingkat kelayakan model pembelajaran inidiperoleh dari analisis data penilaian oleh ahli pembelajaran sains' dan guru yang berpengaJaman dan dikembangkan oleh penulis. Rata-rata total penilaian dari seluruh evaluator kemudian dicocokkan dengan kriteria kevalidan (kelayakan) model' pembelajaran untuk mengetahui apakah model pembelajarar) yang dibuat penulis layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Adapun secara keseluruhan hasil analisis data penilaian ahli materi terhadap model pembelajaran disajikan dalam tabel berikut : Tabel 2. Data Penilaian Silabus Model Pembelajaran oleh Uji Ahli dan Praktisi
No
Aspek
Kompetensi, Standar Perumusan Kompetensi Dasar, dan Indikator. Penetapan materi sesuai dengan Standar 2. Dasar,dan Kompetensi Kompetensi, Indikator Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan 3. indikator Pemilihan media/sumber belajar sesuai 4. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Rincian afokasi waktu pelajaran sesuai 5. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Penggunaan bahasa yang baik dan benar 6. RTP Silabus
1.
(Sumber: Hasil Penelitian, 2013) Keterangan :
495
Penilaian Evaluator Ke3 4 1 2 5 3 3 4 4 3
Rata-rata aspek (Ai) 3,40
3
3
3
3
4
3,20
3
3
4
3
3
3,20
3
3· 4
3
3
3,20
3
3
3
4
3
3,20
3
3
3
3
3
3,00 3,20
1 : Dosen Pendidikan Biol·ogi Unmul 2 : Dosen Pendidikan BiologiUnmul . 3 : Guru BiologiSMP Negeri 36 Samarinda 4 : Guru Biologi SMP Negeri 36 Samarinda 5 : Ternan Sejawat
Berdasarkan tabel 2 maka diperoleh nilai rata-rata total penilaian model pembelajaran (RTP Silabus) oleh uji ahli dan praktisi pembelajaran sebagai berikut: RTP = Ij=l
Aj
=
3,40+3,20+3,20+3,20+3,20+3,00
= 3,20
6
nj
label 3. Data Penilaian RPP Model Pembelajaran oleh Uji Ahli dan Praktisi No.
1
Kriteria Ke-
Aspek
1
Format RPP
Perencanaan Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran
2
3
Perencanaan Pengelolaan Kelas Perencanaan
4
Pengunaan
Standar
Kegiatan Proses Pembelajaran RTP RPP
Penilaian Evaluator Ke1 2 3 4 5
2 3
3 3 3
1 2
3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3
4
4 1 2 1 2
3
3 4 4 3
3
3
3
3
3 3 3 3
3 3 3 4 4 4
3 4
3 3 3
4 4 4
3 3,;
3
3
3
4
3 3 3 3 4 4
4
4
3 3 3
4
Rata-rata tiap kriteria (Kj ) 3,20 3,20 3,20 3,00 3,00 3,20 3,00 3,20 3,40 3,80 3,40 3,60
Rata-rata aspek (Ai) 3,20
3,05
3,30 3,60
3,28
(Sumber : Hasil Penelitian, 2013) Keterangan :
1 : Dosen PendidikanBiologi Unmul 2 3 4 5
: Dasen Pendidikan Biologi Unmul : Guru Biologi SMP Negeri 36 Samarinda : Guru Biologi SMp· Negeri 36 Samarinda : Ternan Sejawat
Berdasarkan tabel 3 maka diperoleh nilai rata-rata total penilaian .model pembelajaran (RTP RPP) oleh uji ahli dan praktisi pembelajaran adalah: RTP =
~j=l Aj
=
3,20 + 3,05 + 3,30 + 3,60 .
4
nj
= 3,28
Tabel 4. Data Penilaian LKS Model Pembelajaran oleh Uji Ahli dan Praktisl
496. ...
_ .•
i..
Penilaian Evaluator KeNo
Aspek
;
1. 2.
Komponen Kelengkapan LKS Soal dalam LKS RTP LKS (Surnber : Hasil Penelitian, 2013)
.
1
2
3
3 3
3 3
4 3
4 3 4
5 4 3
Rata-rata aspek (Ai) 3,40 3,20 3,30
Keterangan : 1 : Dosen Pendidikan Biologi Unrnul 2 : Dosen Pendidikan Biologi Unrnul 3: Guru Biologi SMP Negeri 36 Samarinda 4 : Guru Biologi SMPNegeri 36 Samarinda 5 : Ternan Sejawat
B'erdasarkan tabel 4 maka diperoleh nilai rata-rata total penilaian model pe~belajaran
RTP
(RTP LKS) oleh uji ahli dan praktisi pembelajaran adalah:
= r.j=l Aj = 3,40+3,20 = nj
3,30
2
Analisisdata terhadap penilaian ahli dan praktisi terhadap pengembangan" model pembelajaran
IPA Biologi melalui kegiatan praktikum yang
telah
dikembangkan oleh penulis menunjukkan bahwa model pembelajaran tersebut layak untuk digunakan dalam pembelajaran Ciri-ciri makhluk hidup di kelas VII SMP karena rata-rata total penilaian evaluator dalam hal kesesuaian model sebagai materi pembelajaran adalah diatas 3. b) Analisis Kefektifan Pengembangan Model Pembelajaran Ipa Biologi MelaluiKegiatan Praktikum Pokok Bahasan Ciri-Ciri Makhluk Hidup 1) Analisis Hasil Belajar Siswa Melalui teknik pengumpulan data hasil belajar siswa yang dilakukan penulis melalui teknik tes yangdilakukan setelah akhir proses pembelajaran, diperoleh nil.ai tes siswa kelas VII B diSMP Negeri 36 Samarinda. Nilai, tes siswa merupakan nilai yang diperoleh setelah penulis mengajar melalui penggunaaan model pembelajaranlpa biologi dengan kegiatan praktikum. Angka ketuntasan minimal yang telah ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran Biologi di kelas VII B ~dalah
75. Siswa dapat dikatakanmencapai ketuntasan belajar apabila nilai
biologi yang dicapai adalah 75 atau lebih.
497
Berdasarkan tabel nHai tes ·siswaf·ke,las ·YU;;Bt:iSMP·N'egeri 36 Samarinda_~; . "
diketahui bahwa jumlah sisw~ yand iya'ng tl;Jntasidalam pembelajaran pada materi Ciri-ciri makhluk hidup' adalah':'27 siswa'~ d~ti 28 ~iswa sehingga I
'
persentase siswa yang telah tuntas dalam pembe·lajatan pada 'materi Ciri-ciri . . makhluk hidup adalah: 01 10
S'Iswa T unt as=
Siswa Tuntas x 100°1 S J h S' 10 e uru Iswa
= 2927 )( 100% =93 10 0
,
01 /0
Adapun frekuensi siswa yang mencapai ketuntasan dan' yang belum mencapai ketuntasan serta persentase secara keseluruhan yang diperoleh dari data nilai tes siswa kelas VII 8 SMP Negeri 36 Samarinda setelah mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran ipa biologi melalui kegiatan praktikum pokok bahasan ciri-ciri makhluk hidup dapat dilihat pada tabel 5 berikut : Tabel 5. Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VII B SMP Negeri. 36, Samarinda No
1 2
Interval Nilai
os Ns 74 75 s N s 100 Jumlah
Keterangan Beium Tuntas
Frekuensi 2
Persentase 6,9 0/0
Tuntas·
27 29
93,10 % 1000/0
(Sumber : Hasil Penelitian, 2013)
2) Analisis Data Angket Respon Siswa Pengumpulan data respon siswa terhadap model pembelajaran ipa biologi melalui kegiatan praktikum pokok bahasan ciri-ciri makhluk hi.dup yang telah dibuat, penulis memberikan angket yang berisipertanyaan-pertanyaan mengenai tanggapan siswa terhadap model pembelajaran yang telah digunakan. Adapun secara keseluruhan hasil analis.is data persentase respon siswa disajikan dalam tabel 6 berikut ini: Tabel 6. Analisis Data Angket Respon Siswa No 1
2
Pertanyaan
Nilai Total
RataRata
RS (% )
Pembelajaran IPA dengan metode percobaan IPA terpadu dengan tema "ciri-ciri makhluk hidup" rllerupakan pelajaran yang menyenangkan
111
3,82
95,68
102
3,51
87,93
Saya mudah memahami mated ciri-ciri makhluk hidup setelah melakukan percobaan
498
-
.•
..
i..
~~'aya
4
5
7
8
menjadi lebih' 'mehgerti '·bagaimana cara mengetahui ciri-ciri makhluk, hid,up dan makhluk tidak hidup setelah melakukanpercdbaan~ Dengan metode percob9~n selama pf3"mbelajaran, saya selalu dimudahh:an dalam 'memahami pelajaran IPA khususnya pada tema· ,upiri-ciri makhluk hidup" Dengan adanya pembelajaran dengan metode percobaan dengan tema "ciri-ciri makhluk hidup" ini, maka saya termotivasi (muncul keinginan) untuk selalu belajar menemukan konsep dan proses pembelajaran IPA Saya lebih tertarik mempelajari IPA dengan metode percobaan dengan tema "ciri-ciri makhluk hidup" daripada hanya mendengarkan ceramah Oi dalam LKS (Iembar kerja siswa) tersebut ada tujuan· percobaan, prosedur, data has;1 pengamatan/percobaan dan soal yang dapat dikerjakan dengan mudah Saya melakukan percobaan dalam LKS (Iembar kerja siswa), menjawab soal-soal serta membuat kesimpulan hasH percobaan dengan berdiskusi kelompok
110
94,82
106
3,65
91,37
109
3,75
93,96
106
3,65
91,37
106
3,65
91,37
109
93~96
(Sumber : Hasil Penelitian, 2013)
Berdasarkan tabef 5 maka diperoleh
nifa.~
rata-rata total persentase respon
positif siswa (RS) terhadap media pembelajaran adalah sebagai berikut RS tota/=
(95,68+87,93+94,82+91,37+93,96+91,37+91,37+93,96)% . 8 .
RS total = 92,55%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa analisis data yang diperoleh penulis, menunjukkan bahwa presentase respon positif siswa terhadap model pembelajaran ipa biologi melalui kegiatan praktikum pokok bahasan ciri-ciri makhluk hidup yang telah dikembangkan oleh penufis adalah 92,55%. AnaHsis data angket respon siswa menunjukkan bahwa respon atau tanggapan siswa terhadap modelpembelajaran dapat dikategorikan sangat positif karena nitai persentase lebih dari 85%. 3) Analisis Lembar Observasi Pembelajaran Pengumpulan data lembar observasi pembelajaran IPA biologi melalui kegiatan praktikum pokok bahasan ciri-ciri makhluk hidup yang telah dibuat, penulis memberikan lembar observasi kepada 2 orang pengamat yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai terlaksananya .model pembelajaran yang telah
499
--
.•
.
t..
digunakan. Secara keseluruhan ha'sil ;:anal,isls,\/data,:persentase respon siswa disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 7. Analisis L.~mbaf"ObservasJPern~b~lajaran Keterlaksanaan RPP No Pertemuan 1 1. Pertemuan 2 2. Pertemuan 3 3. (Sumber : HasH Penelitian, 2013)
Rata-rata Penilaian: PeJ:lga,mat 3,29 3,52 3,67
Kategori Cukup Baik Baik
Berdasarkan penilaian umum terhadap semua komponen hasil penilaian dua orang pengamat terhadap keterlaksanaan perangkat pembelaJaran Biologi sesuai dengan RPP yang telah dikembangkan dan divalidasi oleh
ahli
menunjukkan rata-rata yang berada pada rentang 3,49 < X :s; 3,99 dan menu·njukkan bahwa RPP tersebut berjalan dengan baik, sehingga perangkat tersebut memenuhi kriteriakeefektifan. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil peneiitian model pengembangan IPA melalui kegiatan praktikum pokok baha'san Ciri-ciri rnakhluk hidup kelas VII SMP Negeri 36· Samarinda yang dirancang penulis ·cJikatakan layak dan efektif sehingga b,isa digunakan pada pembelajaran sebagai berikut : 1) ModeJ pembelajaran IPA melalui kegiatan praktikum pokok bahasan Ciri-ciri makhfuk hidup yang telah dikembangkan oleh penulis telah memenuhi kelayakan sebagaimateri pembelajaran karena nilai rata-rata total penilaian media pembelajaran oleh ahli pembefajaran adalah diatas 3, yaitu Silabus adalah 3,20, RPP adalah 3,28 dan LKS adalah3,30. 2) Model pembelajaran IPAmelalui kegiatanpraktikum pokok bahasan Ciri-ciri makhluk hidup yang telah dikembangkan oleh penulis telah efektif untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran tuntas karena > 80
o~
dari seluruh siswa memenuhi·, ketuntasan belajar yaitu
93,10 % dan adanya respon positif siswa yang ditunjukkan dari tingginya persentase respon positif siswa
t~rhadap
model pembelajaran yaitu 92,55
500 "i.,
o~.
Berdasark.an hasH·pe·nelitlan )ya:ng ·telah'· dilakuk'an,penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1) Kegiatan praktikum 'dapatmenjadi
pembelajaran. "menJadi
inovatif sehingga
siswa
akan
dapat
menguasai materi deri-gan baik karena siswa mendapatkan pengalaman secara teoritik dan pengalaman me:ngaplikasikan teari yang didapat melalui kegiatan praktikum. 2) Model pembelajaran hasil pengembangan dapat dikembangkan dengan model
pembelajaran
lainnya
karena
masih
banyak
model-model
pembelajaran yang perludikembangkan. Selain itu perlu juga diperhatikan beberapa hambatan yang mungkin terjadi pada saat penelitian antara lain pengelolaan.waktu kegiatan pembelajaran harus sesuai dan tepat waktu agar kegiatan pembelajaran. tersebut bisa berjalan dengan· lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsimi. 2005. Manajemen Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta Harjanto. 2003. Perencanaan Pembelajaran. PT. Rineka C.ipta : Jakarta. Haryati, Mimin. 2009. Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan pendidikan. Gaung Persada Press. Jakarta. Ihsan, Fuad. 2008. Dasar-Dasar Kependidikan. PT. Rineka Cipta : Jakarta Kamalia Devi, Poppy. 2010. Keterampilan Proses da/am Pembelajaran IPA untuk G.uru SMP. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan TenagaKependidikan IImu Pengetahuan'Alam (PPPPTK) untuk Program Bermutu. Majid, .Abdul. 2006. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. PT. Remaja Rosdakarya. Jakarta. Mulyatiningsih, Endang,. 2012. Metode Pendidikan.Alfabeta. Bandung.
Penelitian
Terapan'
Bidang
Nuryadin, Atin. 2011. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Animasi Menggunakaan Software Swish Max4. Fakultas Keguruan dan IImu Pendidikan Universitas Mulawarman. Samarinda Nopitasari, Anggun. 2012. Pengaruh Metode Student _Created Case studies disertai Media Gambar Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA negeri 1 Mogolaban Sukoharjo. F'akultas Keguruan dan IImu
501 ..-- .•
..
i..
;r:..
i
Pendidikan Universitas"Sebelas Ma~r~t:~r(Jurf1al)~·(fPtlH:ne~·, Diakses- tanggal~9i maret 2013). .; :j
"
Prasetyo, Zuhdan Kun Prasetyo. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sains Terpadu Untuk' :Meningkatkan . Kogniti~;~'t V<eterampi/an' d'lpr(j~es, Kreativitas seTta Menerapkan Konsep Ilmiah P~ser;(q. Didik SMP. Progr~nl,. Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakart~;. (JUfnal) (Onli'ne, Diakses . tanggal 9 Maret 2013). Semiawan, Conny, dkk. 1987. Pendekatan Keterampilan Proses. PT. Gramedia :
Jakarta. S'ameto. 2010. Be/ajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT. Rineka Cipta : Jakarta.
Subiantoro, Agung, W. Petingnya Praktikum Da/am (Makalah) (Online, Diakses tanggal 14 Maret 2013).
Pembelajaran
IPA.
Sugiyono. 2007. Metode Pe,!elitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R&D. ev. Alfabeta. Bandung.
Trianto. 2007. Model Pemb~/ajaranTerpaduDa/am Teori Dan Praktek. Prestasi Pustaka. Jakarta. Yamasari, Y. 2010. Pengembangan "Media Pembelajaran Berbasis leT ya~g Berkualitas.http://www.snps.its.ac.id/data/makalah/Peng embangan o/020Me . dia%20Pembelajaran%20Matematika%20Berbasis%20ICT°;b20yang%20B erkualitas (diakses tanggal, 28 Februari 2011, pukuI20.30)
502 - ..
l.
PENGARUH MODEL·~;p'ElUlaELA~lARAN' MA,KE A~'MA TCH DAN TAKE AND GIVE TERHADAP HASIL BELAJAR ENTOMOLOGI POKOK I'
. , . , . \.....,.1 '¥'
,
•
f
!
BAHASAN ANATOMj!jl'.EKSTERNAL SERANGGA MAHASISWA SEMESTER VII PEND'IDIKAN ,BIOLOGI FKIP UNMUL SAMARINDA ~
,:
~
~' ~
Sonja V.T Lumowa, Sri Purwati Email: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dan Take and Give Terhadap Hasil Belajar entorDologi Mahasiswa Semester VII Pendidikan 8iologi FKfP Universitas Mulawarman Samarinda. Jenis ,penelitian ini adalah quasi eksperimen.Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa sebagai variabel 'terikat, sedangkan model pembelajaran koopratif tipe Make a Match dan Take and Give sebagai variabel bebas. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes terturis yang berupa soal essay sebanyak 15 soal. Data hasil penelitian dianalisis dengan uJi Anova kemudian didapat nilaiFhitung > Ftabel (17,84 > 3, 15) pada taraf signifikan 50/0, maka Ho ditolak dan H a diterima.Artinya terdapat pengaruh ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dan Take and Give Terhadap Hasil BelajarEntomologi Pokok Bahasan Anatomi Eksternal Serangga Mahasiswa Semester VII Pendidikan BiologiFKfP Unmul Samarinda.
Kata Kunci: Model Pembelajaran, Make a Match, Take and Give, Hasil Belajar. PENDAHULUAN Pesatnya perkembangan membawa
perubahan
zaman
disemua
dan
aspek
adanya kehidupan
era globalisasi telah manusia.
Dengan
perkembangan tersebut tentunya tidak terlepas dari kemajuan dalam bidang pendidikan yang menitik beratkan
pada peningkatan mutu dan perluasan
kesempatan belajar. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewuJudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktifmengembangkan patensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampifan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa serta negara.· (UU RI No. 20 Tahun 2003). 503 -.,.....,;.
.•
to
T
Pada materi semester,; 7 .pelaJaran
Ento;moJogi~ pa~da
pokok
bahasan;::~rr~
"Anatomi Eksternal S',erangga':' ternayata',belum,dikuasai\',oleh sebagian besar mahasiswa khtclsusnyamahasiswa Semester 7 kelas 'AfL.'B, C dimana diperoleh data yang memprihatinkan nilai rata-rata kelas adalah 55; sedangkan kriteria ketuntasan belajar adalah 75 dari 30 siswa hanya 3 yang tuntas. Dosen sebagai' penentu pemahaman konsep mahasiswa, sehingga penguasaan dosen terhadap materi ,pelajaran, kemampuan dalam memilih dan menggunakan model dan teknik pembelajaran serta kemampuan dosen dalam menetapkan media pembelajaran sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran selain adanya potensi dan kemampuan dari siswa.
Pengguna~n
model pembelajaran yang cocok untuk materi serta kondisi Mahasiswa dan tuntutan akademis, akan 'sangat membantu pelaksanaan kegiatan belajar mengaja'r yang efektif, mnyenangkan dan edukatif (Rohwati, 2012) . proses pembelajaran yang banyak dipraktikkan berbentuk ceramah (lecturing). Pada saat mengikuti kuliah atau mendengar ceramall, mahasiswa sel?atas memahami sambil membuat catatan. Menurut Match atau
Mulyarsi (2012) model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A mencari pasangan
meru'pcfkan
model alternatif yang
dapat
diterapkan kepada peserta didik. ,Penerapan metode inidimulai dari peserta didik 'mencari pasangan kartu soal dan kartu jawaban, sebelum batas waktunya, peserta didik yang dapatmencocokkan kartu lebih dulu maka mahasiswa diberi pain. Keunggulan teknik ini adalah mahasiswa belajar memahami materi dalam suasana menyenangkanyang membuat peserta
d~dik
dapat belajar aktif dan
bekerja sarna antaramahasiswa. MenurutDiah (2012), model Pembelajaran Kooperatif tipe Take and Give merupakan model pembelajaran dengan cara menerimadan memberikan materi kepada peserta didik lainnya, artinya dalam prosespembelajara
selain
siswa
menerima
siswa
juga
harus
mampu
memberikan materi kepada peserta didik lainnya. Model pembelajaran Tal)e and Give merupakan model yang menuntut peserta didik untuk ,memahami materi yang telah diberikan. Kelebihanmodel pembelajaran Take and Give yaitu
504
--
.•
..
i.
peNGARUH MODEL<'P'E'MBELAJARAN M"A,KE A~·'MATC·H DAN TAKE
AND GIVE TERHADAP HASIL BELAJAR ENTOMOLOGI POKOK ."
c' \...... "~
~,
•
.'
,
,
•
•
!
I
1
BAHASAN ANATOMI }1'.EKSTERNAL SERANGGA MAHASISWA '.
.
~.
.
.
:,.
.,'.
\.
.'.
"
.
,.
SEMESTER VII PEN01DlKAN .BIOLOGI FKIP UNMUL SAMARINDA 1,:-
"-
Sonja V.T Lumowa, Sri Purwati Email: [email protected]
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Pengaruh Model Pem~elajaran Kooperatif Tipe Make a Match dan Take and Give Terhadap Hasil Befajar entorDologi Mahasiswa Semester VII Pendidikan 8iologi FKIP Universitas Mulawarman Samarinda. Jenis ,·penelitian ini adalah quasi eksperimen. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa sebagai variabel 'terikat, sedangkan model pembelajaran koopratif tipeMake a Match dan Take and Give sebagai variabel bebas. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes tertulis yang berupa soal essay sebanyak 15 soal. Data hasil peneHtian dianalisis dengan uJi Anova kemudian didapat nilai Fhitung> Ftabel (17,84 > 3, 15) pada taraf signifikan 50/0, maka Ho ditolak dan H a diterima. Artinya terdapat pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dan Take and Give Terhadap Hasil BelajarEntomologi Pokok BahasanAnatomi Eksternal Serangga Mahasiswa Semester VIIPendidikan BioiogiFKIP Unmul Samarinda. Kata Kunci: Model Pembelajaran, Make a Match, Take and Give, Hasil Belajar.
PENDAHULUAN Pesatnya membawa
perkembangan
perubahan
zaman
disemua
dan
aspek
adanya kehidupan
era globalisasitelah manusia.
Dengan
perkembangan tersebut tentunya .tidak terlepas dari kemajuan dalam bidang pendidikan yang menitik beratkan
pada peningkatan mutu dan perluasan
kesempatan belajar. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktifmengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, ke'cerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yangdiperlukan dirinya, masyarakat, bangsa serta negara.· (UU RI
No. 20 Tahun 2003). 503 .......... .• t..
.-:.
r
Pada materi semester" 7 pelaJaran .Ento.mo.logi' pa!da pokok bahasan::~ rrl"Anatomi Eksternal S.erangga':' ternayata" belum,dikuasai\oleh sebagian besar mahasiswa khtclsusnya "mahasiswa Semester 7 kelasAft:B", C dimana diperoleh data yang memprihatinkan nilai rata-rata kelas adalah 55:· sedangkan kriteri"a ketuntasan belajar adalah 75 dari 30 siswa hanya 3 yang tontas. Dasen sebagai penentu pemahaman konsep mahasiswa,
sehingga
penguasaan dasen terhadapmateri .pelajaran, kemampuan dalam memilih dan menggunakan model dan teknik pembelajaran serta kemampuan dosen dalam menetapkan media pembelajaran sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran selain adanya potensi dan kemampuan dari siswa.
Pengguna~n
model pembelajaran yang cocok untuk materi serta kondisi Mahasiswa dan tuntutan akademis, akan "sangat membantu pelaksanaan kegiatan belajar mengaja"r yang efektif, mnyenangkan dan edukatif (Rohwati, 2012) . proses pembelajaran yang banyak dipraktikkan berbentuk ceramah (lecturing). Pada saat mengikuti kuliah atau mendengar ceramall, mahasiswa sebatas memahami sambil mernbuat catatan. Menurut Match atau
Mulyarsi (2012) model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A mencari pasangan
metu·pfikan
model alternatif yang
dapat
diterapkan kepada peserta didik. Penerapan metode inidimulai dari peserta didik mencari pasangan kartu soal dan kartu jawaban, sebelum batas waktunya, peserta didik yang dapatmencocokkan kartu lebih dulu maka mahasiswa diberi pain. Keunggulan teknik ini adalah mahasiswa belajar memahami materi dalam suasana menyenangkanyang membuat peserta
d~dik
dapat belajar aktif dan
bekerja sarna antaramahasiswa. MenurutDiah (2012), model Pembelajaran Kooperatif tipe Take and Give merupakan model pembelajaran dengan cara menerimadan memberikan materi kepada peserta didik lainnya, artinya dalam prosespembelajara
selain
siswa
menerima
siswa
juga
harus
mampu
memberikan rnateri kepada peserta didik lainnya. Model pembelajaran Tal)e and Give merupakan model yang menuntut peserta didik untukmemahami materi
yang telah diberikan. Kelebihan :model pembelajaran Take and Give yaitu
504
--
.•
..
i..
membantu peserta didikuntuk:'cepat '.m.e:,mah~mi p,enguasaan materi dalam waktusingkat mendapatkan informasidarLdo,sen,dan pese,rtadidik lain, melatih peserta didik untuk beke,rJasamadengan baik; denganpeserta didik lainnya. Berdasarkan ura'ian di'atas, maka penulis" tertarik untuk memperkenalkan' model pembelajaran kepadapeserta didik melalui peneliti.an tentang "Pengaruh Model' Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dengan Take and Give Terhadap HasilBelajar Entomologi Mahasiswa Semester VII Pendidikan 8iologi FKIPUnmul Samarinda. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasieksperimen). Menurut Sugiyono (2011), metode p.enelitian quasi eksperimen"yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalamkondisi yang terkendali. Penelitian dilaksanakanpada bulan Juli sampai dengan Desember 2012.pada
mahasiswa
Semeter VII
Pendidikan
8iologi di
FKIP
Unmul
Samarinda. Teknik pengumpuJan 'data penelitian ini dilakukan dengancara memberikan tes. lsi tes adalah tentang pertanyaan-pertanyaanyang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan, yang diisi oleh mahasiswa. Sentuk soal yang ialah soal essay sebanyak 15 butir soal. Penelitian dirancang dengan menggunakan quasi eksperimen model Pretest-Posttest control group. Tabel 1. Desain Penelitian Kelompok
Pretest
A
Y1 Y1 Y1
B
Perlakuan ( Variabel bebas) X1
Postest (Variabel Terikat )
Y2 Y2 Y2
X2
C Sumber: Modifikasi Suryabrata, (2006)
-
Keterangan : 1. Kelompok A, B dan C diberikan tes awal(pretest). 2. Kelompok A diberikan perlakuan ber~p~ .model pembelajaran Make A Match. 505
- .. .•
-i;.
3. Kelompok B diberikan per'akuan' b..E?CYP~,m·Qdel pembelaJaran Take·,. And
,
C7i\l~.
4. Kelompok C tanpa perlakuan berupa model pembelajaran. 5. Kelompok A, B dan C diberikan tes akhir ,untuk mengetahui hasil.belajar Entomolog i. '" 1 Untuk mengetahui adanya pengaruh hasil belajar mahasiswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match, tipe Take and Give dan kelas control, menggunakan Analisis Varians· atau Anava satu arah.
1) Uji Normalitas Untuk menguji normalitas dapat menggunakan Chi-Kuadrat. Dengan rumus Chi-k'uadrat sebagai berikut :
X2 = 'In 10 {B -L
(ni
-1) log
2
Si }
Tabel 2. Ringkasan 'Chi-kuadrat Sampel ke-
Ok
.s;
1
.n1- 1.
.Si
2
.n2- 1
.Si
2
';.'1 qg-~; ~.2
(dk) log
S;2
2
2
(n1- 1) }og
2
(n2--- 1) log 52
Si
2
Jumlah . L (n1 -1 ) (Sumber: Sugiyono, 2012)
2) Uji Homogenitas Untuk mengetahui homogenitas variansi digunakan uji F, sebagai berikut: F hitung
= -s;2 82
;
d· lmana
Nilai F hitung dibandingkan. dengan niJaiF tabel dengan kreteria pengujian, jika nilai tabel lebih besar dari nilai hitung maka kedua sampel
memiliki varians yang homogen, dan sebaliknya nilai tabel lebih kecil dari nilai hitung maka kedua sampel tidak homogen. 3) Uji Perbedaan rata-rata. Uji Anova Satu Arah de.ng,an' perhitungan sebagai berikut:
506
--
.•
..
t.
'.
a. Menghitung juml,ah kl.Jadral total' ('.)Ktbt ) Jktot
-" - L
X tot 2 -",. , a:~tot)7 N; .
rf·~. I
!
·b. Menghitung jumlah kuadrat antafa k€:lompok ( JKant Jk ant
= CLx +",U: a )2
na
X b)2
+"
•••
nb
)
+ (I X k)2 - JKtot nk
c. Menghitung jumlah kuadrat dalam kelompok ( J~al ) J~al
= JKtot
-
Jkant
d. Menghitung mean kuadrat antar kelompok -( MKant )
MK
ant
ant = m-l ]K
e. Menghitung jumlah ku.adrat dalam kelompok ( M~al)
MLt' . = '''dal
f.
JKdal N-m
Menghitung F hitung (F hit)
Fhit --
MK ant -MKdal
g. Membandingkan harga F hitung dengan F tabel ( tabel F lampiran )
dengandk pembilang (m - 1) dandk penyebut (N - 1). Harga F hasil perhitungan
tersebut
selanjutnya
disebut
F
hitung
(Fh),
yang
berdistribusi' F dengan dkpembilang (m -1) dan dk penyebut (N - 1) tertentu. Agar memudahkan hipotesis dengan Analisis Varians, maka data yang diperoleh dari perhitungan disusun ke dalam tabel ringkasanAnova.
Tabel 3. Tabel Ringkasan ANOVA Sumber Variasi Total Antar Kelompok Dalam Kelompok
dk
N-1 m-1
Jumlah Kuadrat (JK)
Ft
Keputusan
MK ant
Tab
MK dal
F
Fh > Ft Ha diterima
N
_
. nkel
N-m
Fh
(LXtot)2
L X tot2 L (I Xkel)2
MK
J Ktot -
a.; x ant )2 JK ant N
m-1
J kant
JK dal N-m
Sumber: Sugiyono, (2012) Seandainya Ho ditolakdan H a diterima, maka-" pengujian harus dilanjutkan dengan menggunakan uji-t untuk mengetahui populasi mana
507 ........... .• "i..
yang berpengaruh~ Unluk:·,tlJ: diperlilkatl~·.,piem-buktian antar 'dua sampel
tersebut menggunakan Uji-t Separated
V~lti~ha
'Xl~',~ ~2~
.. thitung= .
~
~.~+.n;: Pengujian t-test dilakukan terhadap : 1) Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe' Make A Match dan
koritroJ terhadap hasil belajar Entomologi mahasiswa semester VII Fkip Unmul Samarinda Tahun Pembelajaran 2012/2013. (A: C) 2) Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Take And Give' dan
kontrol terhadap hasil belajar entomologi Mahasiswa Semester VII Fkip UnmL11 Samarinda Tahun Pembelajaran 2012/2013. (8 : C)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Awal Kuliah selain dilakukan kesepakatan kontrak kuliah, juga,
dilakukan diskusi dengan mahasiwa tentanghal-hal yang tidak ,disukai dalam perkuliahan dan usulan sertaharapan mahasiswa sehubungan kuliah yang akan' berlangsung. Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu diketahui tingkat kemampuan mahasiswa, maka peneliti melakukan uji homogenitas berdasarkan nilai sebelum perlakuan (pretest) hasil belajar dengan menggun·akan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. TuJuan dari uji homogenitas adalah untuk mengetahui tingkat kecerdasan pada kelas sampel. Nilai sebelum perlakuan kelas A dapat dilihat pada tabel berikut : Setelah diperoleh nilai sebelum perlakuan (pretest) dari ketiga kelas sampel, maka peneliti selanjutya melakukan uji homogenitas
yangb~rfungsi
untuk mengetahui tingkat kemampuan mahasiswa sarna (homogen) atau berbeda (heterogen). Hasil dari uji homogenitas berdasarkan nilai rata-rata kelas sebelum diberikan perlakuan dapat dilihat dalam tabel berikut.
Taber 4 Data Hasil Penelitian Sebelum Perlakuan
I No. I
Statistik
.
L
Kelas A 508
Kelas B
Kelas C
'utrpeMa~~'A;
Konvensional
61.95
.TipeiTa..ke And Giy~ 58.'4
93.42:
67.62
100.99
<Mat~h \:
L.
2.
Nilai rata-rata Varians
3.
Fhituna
-,r
.'
;'",
1.
1 ••
55.59
1,49 2,15 Homogen
4. Ftabel Kesimpulan 5. Sumber: Hasil Penelitian (2012)
Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh nilai F tabel dengan nilai dk
=n -- 1· =20 - 1 = 19, dk penyebut =n -1 =20 - 1 = 19. Berdasarkan pembilang = 19 dan penyebut = 19 tersebut, maka dapat diketahui bahwa
pembilang dk
harga F tabel untuk 5 % = 2,15. Ternyata harga F hitung < F tabel (1 ,49 < 2,15). Dengan demikian Ho diterilJ1a dan
Ha
ditolak. Hal ini berarti varians homogen
atau varians antarkelompok tidak ada perbedaan. Setelah nilai hasil pretest diketahui dan terbukti bahwa ketiga sampet tersebut memiliki tingkat kecerdasan yang hampir sarna (homogen) maka peneliti dapat melanjutkan penelitiann'ya, yakni peneliti memberikan pembelajaran sesuai dengan perlakuan pada masingmasing kelas sampel. Kelas A menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Make a Match, kelas Bmenggunakan model pembelajaran Take and Give dan kelasC hanyamenggunakan model pembelajaran konvensional. Setelah masing-masing kelas diberikan perlakuan maka selanjutnya peneliti dapat melakukan tes hasil evaluasi belajar untuk mengukur kemampuan masingmasing sampet terhadap peningkatan hasilbelajar. Analisis data dapat diketahui hasilpenelitian setelah diberi perlakuan pada masing-masing kelompok sampel adalah sebagai berikut
Tabel 5 Data Hasil Penelitian Setelah Perlakuan Kelas A tipe Make A Match
Kelas B Tipe Take And Give
KelasC Konvensional
1.
Nitai ratarata
81.3
76.15
75.65
2.
Varians
7.17
5.82
19.71
3.
Fhituno
No.
Statistik
3,39
509 ..-- .•
...
i..
4
I
5:
I
F
KeSi~;~lan' :_'" i: . . ' I"
..' :.'
'2 is:" . .'.... ,
. .
MO~ag.e~.)~:
.
Sumber: Hasil Pen'elitian (2012) Berdasarkan perhitungan uji hOJBog.enHtas data seperti; terlihat pada tabel, .
"::-
.
;
untuk data ha&il belajar Entomologi setelah perlakuan pad~'::-:--.. peluruh kelas sampel ~ ~
\
.~
maka didapat nitai F hitung < F table,yaitu 1,23 < 2,15. $ehingga disimpulkan bahwa data" hasil belajar semester VII pendidikan biologi seluruhnya homogen. Setelahmelakukan uji homogenitas, maka peneliti dapat melanjutkan pengujian selanjutnya yaitu dengan menggunakan uji Anova satu arah. Setelah ujiAnova dilakukan, hasil perhitungannya dimasukkan kedalam tabel ringkasan Anova, yaitu sebagai berikut :
Tabel 6. Hasil Ringkasan Anava Sumber Variasi
Ok
Jumlah Kuadrat (JK)
MK
Fh
Ft
Keputusan
;
60 -1 Total Antar 3-2= 1 Kelompok 60-3 = Dalam 57 Kelompok Sumber: HasH Penelitian (2012)
1013 390 623
195
10.9 3
17. 84
3,1
5
Fh > Ft (17,84 > 3,15) Ha diterima
Dari hasiluji Anava didapat hasil perhitungan yang menunjukkan bahwa nilai F hitung lebih besar dari F tabel (17.84 > 3,15) pada tarClf signifikan 50/0, maka Ho ditolakdan Ha diterima. Berarti terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipeMal<e A Match dan Take And Give terhadap hasil belajar semester VII pendidikan biologi Fkip Unmul S~marinda Tahun PembelaJaran 2012/2013. Namun tidak diketahui pembelajaran kooperatif mana yang memiliki
pengaruh lebih besar. Oleh karena itu dilakukan perbandingan antara kelas Make a Match dengan kelas kontrol dan perbandingan antara kelas Take and
Give dengan kelas kontrol. Karena terdapat pengaruh
mod~1
pembelajaran kooperatif tipe Make a
Match dan Take and Give terhadap hasil belajar Entomologi, maka pengujian·
.:;.,-:.
1
dilanjutkan dengan menggunakan- uji-t Separated Varian ',.untuk' mengetahui ..
sampel mana yang lebih
belTperlg~;rlih.
,
Pengujian t-test dilakukan terhadap : 1) Pengaruh model ~embelajaran kooperatif tipe Make A Match dan kontrol terhadap hasil be:Jajar entomologi pokok bahasan anatomi eksternal. serangga mahasiswa. semester VII Pendidikan 8iologi Fkip
Unmul
Sa'marinda Tahun Pembelajaran 2012/2013. (A : C) 2) Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Take And Give dan kontrol
terhadap hasil belajar entomologi pokok bahasan semester VII Pendidikan 8iologi Fkip Unmul Samarinda tahun Pembelajaran 2012/2013. (8 :C)-
Tabel 7. HasilUji t Perlakuan
dk = n1 + n2 - 2
Pengujian
...
t hitung
t table
~.
Post test
X1 :X3
38
4.91
2.021
X2 :X3
38
0.44
2.021
Sumber: Hasil Penelitian (2012) Berda3arkan data pada tabe(, h'asil uji t model
Make A Match dan kontrol (A :8)
pembel~jaran kooperatif
tipe
maka diperoleh hasil perhitungan yang
menunjukkan bahwa nila; t hitung > t tabel (4.91> 2.021), artinya terd'apat
pengaruh terhadap hasil belajarentomologi pokok bahasan anatomieksternal hewan, sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe Take And Give dan kontrol (8 : C) diperoleh hasil perhitungan yang menunjukkan bahwa nilai t hitung < t tabel (0.41 < 2.021 ),artinya tidak terdapat pengaruh terhadap hasH belajar
Entomologipokok bahasan anatomi eksternal serangga. Sehingga dapat disimpulkanbahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match terhadap hasH belajar Entomofogi dan tidak terdapat pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe Take and Give terhadap hasil belajar Entomologi. Hasil
penelitian
menunjukkan
hasil
belajar
mahasiswa
yang
;
menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match memiliki hasil belajar yang lebih baik bila 'dibandingkan dengan h-asil belajar mahasiswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give yaitu sebesar
511
81,3. Hal ini karena ''1~da'nya
p~,ngaru·h opoi~.i!jf; ternadap.. ·.Q~~iL.belajar
yang menggunakan·. rlJpd~L 'pemb,~laJa;~~n
mahasiswa
kooperatif.j;!'pe Make a Match.
Pembelajaran kooperatif: tipeNfak~\j\aMf:Jtchdalafll . pr9~es· pembelajaran~ya., dilakukan dengan diskusikelompok yang rnemberikan mahasiswa menjadi aktif dalam mengikuti,
~~rn4dahan
dan
pembelajar~':lJs.~;r:tlemupuk
membu'a~
kerja sarna
mahasiswa dalam mencocokkan kartu pertanyaan da,Fl. kartu jawaban, proses pembelajaran lebih menarik dan membuat siswa lebih antusias mengikuti proses pembelajaran. Selanjutnya, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dapat membangkitkan keingintahuan mahasiswa dan kerja sarna di antara mahasiswa serta mampu menciptakan kondisi yang
menyenangk~n.
Dalam pelaksanaannya, model pembelajaran kooperatif Make a Match memiliki kelemahan yaitu waktu permainan yang relatif cepat, sehingga mahasiswa kurang berkonsenterasi dan masih ada yang keliru menjawabatau mencari pasangan dari kartu yang mereka pegang masing-masing. Oleh karena itu, pada saat proses kegiatan model pembelajaran kooperatif Make a Match berlangsung sebagai pengajar sebaiknya Jebih sering mengarahkan dan memberimotivasi' kepada mahasiswa untuk berfikir terlebih dahulu sebelum mencari pasangan atau jawaban dari pertanyaan dalam kartu yang dipegangnya agar model pembelajaran kooperatif Make a Match tetap berjalan dengan baik serta memperoleh hasil yang lebih baik. Pad~
kelas
perlakuan
yang
belajar dengan
menggukan
model
pembelajaran kooperatif tipe Take And Give meiliki nilai rata-rata yang rendah bila dibandingkan dengan kelas yang belajar dengan. menggunakan model pembeJajaran kooperatif tipe Make a Match itu sebesar 76, 15. Hal ini dikarenakan
tidak
ada
pengaruh
positif
terhadap
hasil
belajar' siswa
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Take And·· Give. Model pembelajaran kooperatif tipe Take ..And Give merupakan model pembelajaran dengan cara menerimadan
m~ml)erikan
materikepada mahasiswa lainnya,
artinya dalam proses belajar itu· selain mahasiswa menerima materi tetapi mahasiswa juga harus mampu memberikan materi kepada mahasiswalainnya.
512
·Model pembelajikankobperatif
dan
d'engan ;'dl·sikus'i keJomp'ok'( yang t
mertifjf.Jat' mahasisw8
memberikan
menja,di" aktifidalam
.mengikuti
pembelajaran dan mefhLJpak kerja s·ama mahasiswa. Namun berbeda pada saat pertemuan pertama pe'nefapan model pembelajaran kooperatif tipe Take And Give banyak mahasiswa'; yang merasa kebingungan dan sulit memahami model
pembelajaran
ter~ebut,
dan
tidak
melakukan
diskusi
bersarna
ternan
sekelompoknya serta merasa bosan karena mereka hanya menerima dan memberi materi tanpa harus sulit-sulit .berfikir.
Dalam penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Take and Give terdapat beberapa kendala seJama pros'es pembelajaran berlangsung.
SIM'PULAN DAN SARA·N
Simpulan Berdasark~n hasil
ditarik
~esimpulan
penenlitian dan pembahasan secara keseluruhan, dapat
bahwa :
1) Terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match' terhadap hasH belajar Entomologi pokok bahasan anatomi eksternal serangga mahasiswa semester VII Fikp Unmul Samarinda tahunpelajaran 2012/2013. 2) Tidak terdapatpengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give terhadap hasil belajarEntomologi pokok bahasan anatomi eksternal serangga mahasiswa semester VII pendidikan Fikp Unmul Samarinda tahun pelajaran 2012/2013. Saran Sebagai akhir daripenulisan ini, penulis mengemukakan beberapa saran agar penelitian ini lebih bermanfaat sebagai ma~.ukan. bagi dosen' sebaiknya dapat menerapkan strategi. pembelajaran k'operatif yang lebih bervariasi dan model Make a Match dan Take and Give'~Cfapat dijadikan sebagai alternatif , pendekatan pembeJajaran materi anatomi eksternal serangga.
513
~.
DAFTAR PUSTAKJ\ .
Diah, 2012. Metode ~:,p~l{nbelfiJia.r8n\":Ko.bpera.tif ·Tipe 'M(iH~'A Match. (Onlin,e)" http://jurnalbidandiah.blogs~:C:.)t.comI2012/04/rrnetode-m'ake-match.html,
diakses tanggal 28 januari 2013. Mulyarsih. 2012. Peningkatan Prestasi Belajar IPS
Kooperatif Make A Match Pada Siswa Kelas (Online),
MeliHtJi~.Model Pembelajaran
IV'SDN Harjowinangan
http://journal.unnes.ac.idlnju/index.php,
diakses
01.
tanggal ·30
Januari 2013. Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta; Bandung. Rohhwati, M (2012)~ Journal Pendidikan IPA Indonesia. Jawa Tengah.(onlin~,· http://JournaI.Unnes.ac.id/ind~x. php/jpii
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Jakarta: Sinar Grafika.
514
PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS'VIII ( MENGGUNAKAN~::.M'ODEL PE'MBE'LAJARA,N "~\WORD SQUARE DAN "l
,.
".
,
'J'"
COURSE REV1EW':"HORAY'·POKOK BAHA'SAN"FO".IJ'OSINTESIS
Vandalita\MariaMagdalena Rambitan, Listra Timau ~mail: [email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA Biologi siswa kelas VIII menggunakan Model Pembelajaran Word Square dengan Course Review Horay pokok bahasan Fotosintesis di SMP Negeri 27 Samarinda.. Populasi peneiltian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 27 Samarinda, dan sampel penelitian adalah siswakelas VIII-A, VIII-B, dan VIII-C. Kelas VIII-A diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Word Square, kelasVIII-B dengan model Course Review Horay dan kelas VIII-C menggunakan pembelajar~n konvensionaL Pembelajaran didahului dengan pretest dan setelah kegiatan pembelajaran berakhir dilakukan.; posttest untuk pokok bahasan Fotosintesis. Analisis data hasH penelitian diperoleh nilai rata-rata masingmasing kelas VIII-A,sebesar 75,09, kelas VIII-B sebesar 75,01, dan kelas VIII-C sebesar 67,93. Perhitungan dengan Anava diperoleh Fhitung sebesar 8,619 lebih besar dari Ftabel yaitLJ 3, 13. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA Biologi antara kelas yang diajar dengan model pembelajaran Word Square dan Course Review Horay dengan kelaskonvensional. Kata Kunci: Word Square, Course Review Horay, Hasil.Belajar.
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu faktor yang sangat penting untuk dapat menunjang
kelayakan hidup di masa depan, karena denganpendidikan yang
baik dan layak, manusia akan mendapatkan pekerjaan yang layak pUla. Oleh., sebab itu, setiap manusia wajib untuk belajar, baik melalui jalur pendidikan formal, maupun non formal karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Pendidikan formal melalui sekolah yang telah disahkan oleh pemerintah atau lembaga, kemudian pendidikan non formal yaitu pembelajaran yang diperoleh dari lingkungan sekitar, orang tua, dan sebagainya. Freire dalam Suyatno (2009) memberikan paradigma kritis mengenai pendidikan yaitu 515
mengacu
pada
memanusiawikan
s'uatu
fafldasan'" 'bahwe
mari\usi~fRemba'li.
\,.'
-:pendidrkan .
I
.
'adalah
pro·ses
I
Pendidikan selalu'mengalanil:penibaharuartM:daJam rahgka meningkatkan> kualitas
pendidikan
itu
sendiri>' Upaya
peningkatan ;'~;ualitas
pendidikan
merupakan salah satu fokus di dalam pemban:gunan:""pehEfidtkan dewasa ini·. Upaya tersebut antara lain peningkatan:sarana dan prasarana, peningkatan mutu para pendidik dan peserta didik serta perubahan dan perbaikan kurikulum. Berbagai macam usahadilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Hal paling utama yang dapat menunjang pendidikan adalah kesiapan da.n keterampilan guru mengajar dengan menggunakan cara kreatif, sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar pada mata pelajaran apapun. Upaya peningkatan mutu pend·idika.n haruslah dilakukan dengan menggerakkan sel'uruh komponen yang menjadi
~,ub
sistem dalam suatu sistem ·;·pendidikan. Sub sistem yang
pertama dan utama dalam peningkatan mutu pendidikan adalah faktor guru. salah satu ,contoh dalamproses pembelajaran, apabila dalam penyampaian materi
ajar
guru
dapat
menyampaikannya
dengan
baik,
benar
dan
menyenangkan bagi siswa, maka siswa akanlebih mengerti mengenai pelajaran tersebut. Oleh sebab itu guru merupakan salah satupenentu berhasilnyaproses pembelajaran, juga merupakan salah satu indikator penentu mutu pendidikan, pembelajaran yang bermutu, sekaligu5 sebagai pemberdaya kemampuan dan kesanggupan peserta didik. Agar proses pembelajaran efektif, guru juga harus berusaha meningkatkan kemampuan belajar siswa, sekaligusmeningkatkan kualitas mengajar. Kemampuan belajar siswa dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembeJajaran. Guru s'ebagai motivator, fasilitator dan moderator harus dapat menghidupkan suasana belajar sehingga siswa dapat berperan aktif;di dalam proses belajar mengajar. Kondisi '. proses belajar mengajar yang
ef~~tif'~dapat
siswa dalam belajar.
--
.•
..
i..
516
menumbuhkanminat dan perhatian
"Mata pelajaran ~H~?A:.: ,Biolqgi ~ld~laM salah: :~atu mata pelajaran yang termasuk sulit dan tidak disukaioleh wawal~cara ·yang
siswa kft,~rs~sn¥~,j ~sjswa SMP. Hasil
te,lq,O-: ;dilakukan {De~emQe~~·~\:2012}:,banyak siswa yang
men9:lJngkapkan bahN\(pBi,QI'ogi! merupakaQ pelajaran yang
sulit deng~n
beberapa alasan, an~~f~;;~lai'n ba'!1yakny,a bahasa asing (Latin) sehingga sulit untuk mengingatnya,
s~,I~in
itu biologi merupakan salah satu mata pelajaran
yang kompleks dimana mencangkup seluruh aspek kehidupan di bumi baik tumbuhan maupun hewan, sehingga membuat pelajaran ini dianggap sulit oleh siswa. Persepsi tersebut menimbulkan permasalahan pada kemauan anak untuk belajar, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai sepenuhnya, dan hal ters.ebut menurunkan hasil belajar siswa., Berhubungan dengan hal tersebut, proses belajar mengajar menjadi fokus utama untuk mencapai indikator dalam suatu
,pembelajaran.
Bagaimana
cara
guru
mengajar,
akan
sangat
mernpengaruhi ketertarikan siswa untuk belajar. Pembelajaran akan berjalan dengan baik jika guru menguasai materi dan dapat menyampaikannya kepada siswa. I?iperlukanmodel, strategi atau metode pembelajaran yang tepat untuk . membantu penyampaian materi terseout dengan baik supaya siswa dapat dengan mudah memahami materi yang disampaikan. Saat ini banyak guru mulai menggunakan model-model pembelajaran inovatif, dibantu dengan mendemonstrasikan atau -menggunakan komputer, animasi, dalam menyampaikan materipembelajaran, tetapi tidak semua sekolah dapat melakukannya, karena fasilitas yangkurang memadai. Contohnya di SMP Negeri 27 Samarinda hanya memiliki 1 LCD yang ditempatkan di laboratorium IPA saja (data dari profil sekolah SMPN 27 Samarinda). Oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran yang sederhana tapi bermanfaat bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar mereka. Word Square merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan untuk melibatkan siswa se,carc:l; ,aktif dalam memahami materi yang tercakup dalam suatu pelajaran.Menurut Hanafiah dan Suhana dalam Malechah (2011) model pembelajaran tipe Word Square bersifat aktif, dapat
517;
meningkatkan keaktifaI1Siswa: maupun guru~~se·hingg,a.~dapalJmempengaruhfha~iI . belajar. Selain itu Chaeru·n·isa~! .(2Q~ 2)., me:nyatakan:-b·a~wa·1adanya peningkataR' hasil belajar dengan
~me;nggun~k:an
model!
.·pemjbeJajararn~:tipe
Word Square,:
terbukti dengan meningkatnya pencapaian nilai rata-rata· Biologi siswa kelas Vllt· SMPN 1 Ciomas Bogor setelah perlakuan yaitu dari 65::4v2:meningkat menjadi
78.2. Demikian pula dengan model pembelajaran Course Review Horay. Menurut Suyatno (2009) model pembelajaran Course Review Horay adalah salah satu model pembelaJaran yang dapat mendorong siswa untuk ikut aktif' dalam belajar. Berdasarkan hasil penelitian yang tetah dilakukan oleh Kurniawa~ (2012),
model
pembe.lajaran
Course
Revi~w
Horay
merupa'kan
model'
pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan, menyenangkan. pembelajaran
Model pembelajaran
dengan
pengujian
Course Review Horay adalah
tipe
pemahaman; yang
dikembangkan
untuk
meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam suatu pelajaran. Penggunaan model pembelajaran ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa menjadilebih baik. Model pembelajaran Word Square dan Course Review f10ray merupakan alternatifmodel
pembelajaran
yang
dapat
digunakan
oleh
guru
untuk
meningkatkan hasH belajar siswa.Hal ini disebabkan kedua modelpembelajaran ini merupakanmodel yang dirancang khusus untuk menjadikan suasana belajar menjadi menyenangkan. Tujuannya untuk menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif dan menyenangkan, sehingga mempermudah siswa dalam menyerap materi pelajaran, lebih jauh diharapkandapat meningkatkan hasil belajar siswa.
\',
SMP Negeri 27 Samarinda merupakan salah satu sekolah yang terdapat di Samarinda tepatnya di Jalan Batu Cermin. Berdasarkan hasil observasi (Januari 2013) Yflng telah dilaksanakan dan,··hasH wawancara pada gurumata pelajaran IPA Biologi, terungkap bahwa proses'belajar mengajar di sekolah ini berlangsung dengan
menggunakan
- ... .•
i...
beberapa
model
518 :.z.-:.. 1
namun
terkadang
pula
tidak
mehggl;Jrliakan modelpe:m·betaja'ran.KhllJstJs: untuk.··d'ua··modeL pembelajaran ini, masihsangat jarang
danfbahk~nl:bell~JfmJ' ada
yang,: :Jnengg'u'na:kannya pada mata
pelajaran IPA Biologi,L;sedangkan(untuk:matap'elajaran~:'yan9 lain .sudah sering dilakukan. Berdasarkan
ha,sir·~wawancaradengan
guru IPA 8iologi di kelas VIII SMP
Negeri 27 Samarinda, mata pelajaranlPA Biol09i khususnya pokok bahasan Fotosintesis, merupakan salah satu pokok bahasan yang sulit dipahami dan d1mengerti oleh siswa, sehingga diperlukan terobosan yang baru melalui model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dan senang dalam mempelajari materi tersebut. Peningkatan hasil belajar siswa dapat diperoleh salah satunya dengan memilih model pembelajaran yang inovatif dan sesuai denganmateri. pembelajaran. Dengan menggunakan model pembelajaran yang baru dan sesuai dengan materi ajar, kelas akan tetap aktif dan menyenangkan. Sehingga perlunya model pembelajaran yang baru dan inovatif yang dapat menunjang proses belajar mengajar yang interaktif, untukmeningkatkan hasH belajar siswa khususnya dalam. materi yang sufit dipahami siswa. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
perbedaan
pembelaJaran
hasil
belajar
IPA
8iologi
menggunakan
model
Word Square dan Course Review Horay pokokbahasan
Fotosintesis pada siswa kelas VIII SMP Negeri 27 Samarinda. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah adaperbedaan hasil belajar IPA 8iologi menggunakan model pembelajar Word Square dengan Course Review Horay pokok bahasan Fotosintesis pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 27 Samarinda? dan tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA 8iologi menggunakan model pembelaja'ran Word Square dan Course Review Horay pokok bahasan Fotosintesis pada siswa kel~s
VIII SMP Negeri 27 Samarinda. Penelitian ini diharapkan
bermanfaat'~bagi
sekolah, sebagai safah satu
upaya dalam pengembang'an pembelajaran,.lPA :l:3iologi dalam men.capai
_... .•
it..
519 :J-'
1
tUj~an
pe·mbelajaran secara optima·I., dan- sebagaLt~mba\hao;info(~lasi bagi guru tfa:ntgn;g~!~{ model pembelajaran koop~ratifti~e\;WQrg'.,S~lJa~~·:·dan·CO·l;J.r$;,e:.;Re'{iew Haray.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah quasi-f)xperimen rese~rph""(eksperimen semu) merupakan jenis penelitian yang menggunakan seluruh ..,~.ubJek dalam kelompok ,...J
I
belajar (intact group) untuk diberi
per.la~u·$n
>.
(treatment), bukan menggunakan
subjek yang diambil secara aeak. Studi perbandingan yang dilakukan dengan cara membandingkan dengan model pembelajaran yang berbeda dan variabel terikat selanjutnya diukur agar dapat diketahui adanya perbedaan dari perlakuan tersebut (Sukmadinata, 2010). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas adalah model pembelajaran Word Square dan Course Review Horay, sed'angkan variabel terikatadalah hasil belajar IPA 8iologi siswa kelas VIII SMP Negeri 27 Samarinda. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 27 Sam.arinda, dan sampel penelitianyaitu siswa kelas VIII-A sebagai kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Word Square dan kela~
VIII-B sebagai kelas eksperimen menggunakan modelpembelajara.n
Course Review Horay, serta kelas VIII-C sebagai kelas kontrolmenggunakan . model pembelajaran konvensional. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, yaitu dimaksudkan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan SMP Negeri
27
Samarinda,. tes
awal
pembelajaran
(pretest)
dan
tes
akhir
pembelajaran (postiest) sebanyak 10 soal. Analisis data dibantu dengan aplikasi SPSS versi 20.0. Uji hipotesa dilakukan dengan mengkonsultasikan hasil dengan' daftar nilai
Ftabel
Fhitung
pada tingkat kepercayaan 95% untuk taraf signifikan 5%.
Kriteria penguJian yaitu: Ho diterima jika Fhitung
::=;
Fe< (v1, v2) atau p 2:: 0,05 dan sebaliknya.
Ha diterima jika Fhitung > Fcx (v2, v2) atau p < 0,05.
520
HAS,IL:~'PENELITIAN :DAN" PE:MBAHA-SAN
Hasil analisis data:\masirigLmasing.-kela:s\VHtA,VHIB~(;VIIIG,dideskripsikan
pada tabel 1
beriJi~ut.,
Tabel 1. Hasil Analisis Data Pretes dan Postes i~"·'·Mean N Minimum Std." Deviation 64.75 WS 25 75.09. 695.629 824~384" 25 75.01. 56.75 CRH 67.93. 59.75 25 554.128 Konv. Sumber: Data Hasil Penelitian (2013). : i
~
Maximum
_.~,:
87.25 86.75 80.75
Tabel di atas dapat dilihat bahwa kelas VillA dengan model pembelajaran
Word Square mendapat nifai tertinggiyaitu 87.25 dan nilai terendah yaitu 64.75 dengan rata-rata yaitu 75.09 dari 25 siswa. Begitu pula dengan kelas VIliS yang diberi perJakuan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay mendapat nHai tertinggi yaitu 86.75 dan nilai terendah yaitu 56.75 dengan ratarata yaitu 75.01 dari 25 siswa. Kemudian kela's Ville sebagai kelas kontrol yaitu dengan modelpembelajaran konvensional memiHki nilai tertinggi 80.75 dan nilai terendah 59.75 dengari rata-rata yaitu 67.93 dari jumlah siswa 25 orang. Uji Perbedaan Rata-rata
berdasarkan uji perbedaan rata-rata dengan uji anava satu arah diperofeh hasil sebagai berikut:
Tabel 3. Anava Satu Arah. Sumber variansi
Derajat Bebas (db)
Kuadrat Tengah
Jumlah Kuadrat
Fhitung
Ftabel 5%
844,98 Perlakuan' 2 3529,36 Sisa 72 4374,34 Total 74 Sumber: Data Hasil Penelitian (2013).
422,49 49,018
8,62
3,13
Berdasarkan hasil analisis varian (anava) yang telah dilakukan terlihat bahwa nilai
Fhitung
adalah 8,62. Apabila dibandingkan dengan Ftabeldengan nilai
3;13 maka dapat dilihat bahwa
Fhitung
>
Ftabet.
Hal ini berarti bahwa ada perbedaan
hasH belajar biologi menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe Word
521
Square'; :dengan Course Rev;:ew.~:Horay k~elas; VIIJI. .~.Hasir,.{inU d·ikuatkan: 'd;engan~lst) f
analisis menggunakarl·pro·gra~h1SRS$'vetsi';20~ Ta b e I 4. A nava~'SPSS ='V · " 20 'erslon" Sum of Squares df ".,
\,,' '".
';,
\
F
Sig.
8.619
.000
Mean Square 't.. 1.:-.:)'
Between IGroups Within Groups Total
8449866.66
2
4224933.33
35293600.00 43743466.66
72 74
490188.88
... .. Sumber: Data Hasil Penelltlan (20'13) ,~ ~,.,.,
,
'
,
~
<\
Tabel di atas terlihat bahwa nilai probabilitas yang didapatkan adalah 0,000. Sedangkan tarat signifikansinya adalah 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa Ha diterima karena p value, < a yaitu 0,000<0,05. Kemudian untuk' mengetah·ui tingkat perbedaan nyata dari masing-masing varian, dilakukan uji Tukey HSD (Honestly significant Difference) dengan menggunakanprogram
spss versi 20. Dari hasH uji Tukey HSD (Honestly significant Differe.nce) menunjukkan bahwa : 1) Tidak ada perbedaan nyata antara kelas yang diberi perlakuan model pembelajaran tipe ,Word Square dengan modelpembelajaran tipe Course Review Horay. Terlihat dari nilai signifikansi 0,999 > taraf signifikasi 0.05
2) Ada
perbedaan
nyata
antara, kelas
yang
diberi
perlakuan
pembe!ajaran tipe Word Square dengan kelas kontrol yang
model
menggunak~n
pembelajaran langsung. Terlihat dari nHai signifikansi yang 9iperoleh yaitu 0,002 < taraf signifikansi 0,05. 3) Ada perbedaan nyata antara antara kelas yang diberiperlakuan model pemb~lajaran
y~ng
tipe Course Review Horay dengan kelas koritrol
menggunakan pembelajaran langsung. Terlihat dari nilai signifikansi 0,002 < tarat signifikansi 0,05.
I.,
Anaiisis Tukey HSO menunjukkan bahwa rata-rata kelas perlakuan dengan model pembelajaran Word Square dan Course Review Horay dalam kelompok 2 yaitu 75.09 d~n 75.01' bEirbeda dengan rata-rata kelas kontrol dalam kelompok' 1 yaitu 67,93. Selanjutnya 'terlihat bahwa mean kelas perlakuan Course Review Horay sarna dengan mean kelas perlakuan Word Square, terlihat
522 ........... ...
~
e
darh;pi,.value 0,,999 > 0':'05>(0:). 'C'ati ,:.oa.51) aoaliisis.lersebut ~dapat disimpulkan bahwa kelas perlakuan menggunakan::.model,," p'~m·b;elaJar.~~qk,Qoperatif tipe ", Word Suareda'n Course Rl3vJ~.w. H9(~yl~~tb.. :::~ai~J" d.atip~~~_,~ '~'kelas kontrol yan.g ~1
""'. ~'::" :~
~i";,
,
;:,
C'::
.-.~
menggunakan pembeJajafa()·· konvensionaL-' . ;
;'~ t -,
~
..
.
..
-
Pembahasan Pembelajaran Menggurtakan Word square " Kelas VIII-A yang diberi perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Word Square berdasarkan uji Tukey HSD dengan rata-rata 75.09 berbeda nyata
dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran kovensional d'engan ratarata 67,93. Dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Word Square
lebih
baik daripada
model
pembelajaran
konvensional.
Hal
ini
disebabkan oleh model pembelajaran kooperatif tipe Word Square merupakan model pembelajaran yang bisa mengedapankan prinsip belajar bermakn·a tanpa meng.abaikan terciptanya suasana yang menyenangkan bagi siswa. Sesuai dengan
hasil
penelitian
Chaerunisa
(2012),
bahwa
penggunaan
model
pembelajarankooperatif tipe Word Square dapat meningkatkan hasil belajar siswa.Dengan rata-rata sebelum perlakuan 65,47 berubah menJadi 78,2 setelah perlakuan pada kelas VIII di SMP Negeri 1 Ciomas Bogar. Terlihat 'dari proses belajar mengajar, apabHa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Word Square guru menjelaskan secara singkat mengenai materi yang akan di ajarkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Setelah itu siswa yang aktif kembalj untuk mengingat lagiapa yang dijelaskan oleh guru agar menemukan jawaban pada kolom yang telah disediakan.Model pembelajaran kooperatif tipe Word Square menimbulkan peran aktif
si~wa
dalam
kegiatan diskusikelompok dan peningkatanhasil belajar yang sesuai dengan kriteria keberhasilan. Keberhasilan ini memotivasi,
membimbing,
serta
tidak,lepa~_ ..~ari
mengarah,~.an • .
"..
k
Y.
~
.• ,~'
,
peran guru yang bisa lebih
siswa,
sebagaimana yang
.!
dikatakanbleh Imron (1996) bahwa pemb~Jaj~~anadalah aktivitas di mana guru dan peserta' didik terjadi saling interaksi.
523
Pembe~ajaran
Meng.gu;nak:an Co,urse, ReviewH'oray
,
,
,,··Dilihat dari
prQse~nyaj,~:-;dalam?'m'odel,pembelajaran;::KooperatiftipeCourseJ)~s
Review Horay siswa dituntut 'unti}k: lepjh',memaharni
mat~:fi'yang disamp~ika~n';'
karena 'pada evaluasi siswa h,arus:;c:·:menentukanbenatr::.. atautidaknyasuatu: pernyataan. Selain itu m·odel pembelajaran kooperatiftjpe:~Goturse Review Horay:·:.,·· menimbulkan suasana yang menyenan'gkandan
menari~
bagi siswa. Sehingga,. f
meskipun siswa dituntut untuk lebih metnahami materi, merekatidak merasa jenuh. Sejalan dengan Dwitantra (2010) menyatakan bahwa model
pe~belajaran
kooperatif tipe Course .Review Horay adalah Suatu model pembelajara'n dengan.: " pengujian pemahaman menggunakan kalak yang diisi dengan nornor
unt~'k
;"
menuliskan jawabannya yang menuntut aktivitas belajar lebih banyak pada: siswa. Model pembelajaran Course Review Horay merupakancara belajar mengajar yang lebih menekankan pada pemahaman materi yang diajarkan '. dengan menyelesaikansoal - soal secara bersama. Sejalan dengan Suprijono (2010), menyatakan bahwa dalam aplikasinya model pembelajaran tipe Course'
Review Horay tidak hanya menginginkansiswa untuk belajar keterampilan dan
<
isi akademik. Course Review Horay sebagai salah satu proses learning to know, ; ci
learning to do, learning to be' and learning to live together untuk 'mendor6ng terciptanya kebermaknaan belajar bagi peserta didik. Hasil akhir dari uji TUkey HSD terlihat bahwa kelas denganmodel pembelajaran Course Review Horay dengan Word Square tidak berbeda nyata. Hal ini disebabkan karena adanya kesamaan beberapa faktor dari kedu.a model ini. Yang pertama adalah kedua model pembelajaran ini meru.pakan model pembelajaran yang menuntut kerjasama individu dalam kelompok. h\Dalam pelaksanaan kedua model pembelajaran' ini siswa dibagi menjadi kelompok kecil yang beranggotakan 5 orang. Kemudian model pembelajarankooperatif tipe
Word Square dan Course Review·'.f-I0rar merupakan model pembelajaran yang dapat menimbulkan suasana menyenangkan didalam kelas sehingga dapat meningkatkan keatifan siswa. Sesuai dengan Hanafiah dan Suhana dalam
-..... ,l.
Malechah (2011) manyatakan' ;;mddel:: ::pembelajaran tipe',,;Word· Squarebersifat akti.f, yang dapat meningkatkan,··keatifan::·'·siswa·
j
;rnau'pu'rr~g'UEUt
·sehingga da:pat
mempengaruh i hasil, ~elajan.<~eg;'tupu,ladenga·n., Kurniawan! (2012), menyatakan bahwa model pembeJajaran:,,·,.«tipe Course '~-'tRe'view Horay merupakan pembelajaran
yangda~pat'~ji:nl~n.cip~akan
me·nyenangkan
mod~1
suasana kelas menjadi meriahdan
sehing.gadapatmeningkatk.~tl)hasil
belajar SiSW8.
Beberapa kendala juga ditemui! dalam penelitian ini yaitu yang pertama pada saat pembagian kelompok, adasebagian siswa yang tidak bersedia dikelompokkan dengan temannya yang telah ditentukan oleh guru dengan alasan sudah ada kelompok
b~lajar yang
mereka tentukan sendiri, ada juga yang
memberi alasan kurang cocok dengan ternan sekelompoknya. Kemudian kesulitan dalam mengatur posisi tempat duduk karena tempat duduknya harus berkelompok. Selanjutnya ad·anya perbedaan karakter antar siswa dalam setiap kelompok mengakibatkan siswa kesulitandalam bekerja·sama. Pada pertemuan awal pembelajaran ada beberapasiswa yang tidak cocok dengan ternan sekelomponya sehingga tidak antusias
dal~m
melangsungkan proses
be~ajar.
Kemudian kesulitan dalam memaksimalkan waktu yang tersedia selama pembelajaran
berlangsung.
Dilihat dari
prosesnya,
dalam
kedua
model
pembelajaran ini (Word Square dan Course Review Horay) terdapat peluang bagisiswa untuk berlaku curang. Peran gurusangat diperlukan dalam prose belajar mengajar. Guru selain mengajar, guru juga. sebagai motifator, fasilitator sekaligus yang memantau prosesbelaJarberlangsung. Oleh karena itu guru haruslah bertindak aktifdan cermat. Diperlukan kreatifitas seorang guru untuk dapat mengatur waktu secara matang, mengelola kelas, meningkatkan da·n merangsang minat siswa untuk belajar dan seorang guruharus dapat mem,ah?lmi dengan baik karakter yang dimiliki siswa. Sehingga berbagai kendala. tersebut dapat teratasi dengan baik dan prosesbelajar berlangsung lancar dant~a:ng~
525>··
- ... .•
i;,
KESIMPULAN DAN SARAN
.
Kesimpulan Berdasarkan~asil
ada
perbedaan
".. ~.
.~
, \.
".).
pene'litian d.~n p.emb~t)asan, d~p~t disimpulkan bcthwa 1 : .,",/' . ,(
i .'''' ....
.., ,'.;.... (" .':
" . '. ~'
,.,
\:: '
' \ ~ .,
hasil ybelajar 'i,b,ioIOgi' r',··menggu;flakan~'::~J.model
pembelajaran
kooperatif tipe Word Square de'ng'an 'Course RevieW:"1JIaray kelasVl1i SMP Negeri 27 Samarinda Tahun pembelajara-rl·2Gl1·2/2013. ··H~linidilihat dari .adanya perbedaan hasil belajar antara model Rembelajar~n kooperatif tipe Word' Square . dengan pembelajaran konvensional dan model pembelajaran· kooperatif tipe Course Review Horay dan pembelajaran konvensional, Sedangkan:·:atltara:.mode.1 pembelajaran Word Square dan Course Review Horay tidak ada perbedaan nil~i rata-rata
yang
signifikan.
Kelas
perlaku~n
yang
menggunaka'h. model
pembelajaran Word Square memiliki rata-rata nilai paling tinggi yaitu 75;09 kemudian rata-rata kelas eksperimen yang menggunakan model.
pembelaj~r~:n'
kooperatif tipe Course Review Horay yaitu75,01; sedangkan rata-rata terendall' adalah pembelajaran konvensional yaitu 67.93.
Saran Berdasarkan hasH penelitian dapat disaran hal-hal sebagai berikut: 1) Bagi guru, dalam pelaksanaan proses mengajar dapat menggunakan mod~J
.pembelajaran kooperatif tipe Word Square dan Course Review Horay untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2) Pihak sekolah, agar dapat menghimbau guru-guru khususnya guru bidang studi Biologiuntuk lebih meningkatkan kemampuandalam' menerapkan model pembelajaran koo'peratif tipe Word Square dan Course Review Horay untuk setiap kegiatan pembelajaran, agardalam penyajianmateri' biologi dapat menarik perhatian siswa ·sehingga siswa dapat menerima dan memahami materi yang disamp..a ikanguru dengan ba1k.
DAFTAR PUSTAKA Chaerunisa,D.N. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Studen Team Acievebmen Division dan Word Square Untuk Meningkatkan Hastl Be/ajar Bioiogi. Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan IImu
526
Pendidikan Universitas Pakuan Bogar '(or;lli,rJ,e, dari http~ , : htlp:llebookbrowse.com/gdoc.php'?id"=383534890&url=2cge3faed914b56a aa5b5bc3d70f3549) Diakses januari 2013. • ~"
">":,:
r::~: "~,,"
""" ,:
,""" );"):::"':'\
'~('
:'
DWitarifra, P. 2010. Mo'del t'Pembelajaran' Course Re~view Horay. diperoleh "~februari 2012.:v :'dari't :c~http://igkprawin·dYadwifantra'.blogspot. com/model~ ,-pembelajaran -:_.y,qiY:,rS~ - review:.-, .h~ray.html . ..:::
1 \'.
:.
'.
~,.';I
'1
'.
'. ,)
.~,.:
Imron, Ali. 1996. Be/ajar dCl/fJ Pembe/ajaraf}:;' J~karta: PT. DuniaPusaka Jaya. Kurniawan. F 2012. Penerapan Melode-.'Cb)rlrse Review Horay dan Media Vide'o Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Persiapan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Universitas Sebelas Maret Surakarta. (online dar; http://ebookbrowse.comljurnal-pendidikan-tentang-pengaruhmodel-pembelajaran-course-review-horay-terhadap-hasil-belajar-siswa367-941-1-PB.pdf)
Malechah,Nur. 2011 .. Perbandingan'Hasil Belajar Siswa DenganMenggunakan' Model Pembe/ajaran Course Review Horey, (CRH) dan Model Pembelajaran Scramble Berbantuan L~S Pada Pokok Bahasan Bangun Datar Siswa Kelas VII Semester II SMPN 2 Sayung Demak Tahun' Pelajaran 2010/2011. Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP PGRI Semarang. Ras dan Eko. 2011.Model Pembelajaran Course Review Horay. (online htto://ras-eko.blogspot.com/2011/0S/model-pembelajaran-cQurse-review, horay.htmJ) Oi akses 26 februari 2013
Sagala,Syaful. 2005. Konsep Dan Makna PembeJajaran. Alpabheta. Bandung : PT. Nusa Media. sra;meto. 2003. Be/ajar dan Faktor-faktor Y'ang mempengaruhinya. Jakarta: RinekaCipta. Sukmadinata.', N. S. 2010. Metode .Penelltian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning. Yogya~arta: PustakaPelajar<\\ Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo:Masmedia Bua~a Pustaka. Sugiono. 2012. Statistika Un{uk Penelitian. Bandung : Alfabeta
527 ~