FENOMENA ANAK PUNK DALAM PERSPEKTIF TEORI MICHEL FOUCAULT, AGAMA dan PENDIDIKAN (STUDI KASUS DI CIPONDOH KOTA TANGERANG) SKRIPSI
Oleh : SITI SUGIYATI NIM. 109015000161
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Khawatir dengan kegagalan akan menghambat membatasi kesuksesan kita dimasa depan. Do with the process seriously, then you will get amazing result”
Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua dan kakak tersayang penulis, yang terus memberikan cinta, kasih sayang, do’a dan semangat. Thank you so much I love youuuuuu….so much
ABSTRAK SITI SUGIYATI (109015000161) Fenomena Anak Punk Dalam Berbagai Perspektif (Teori Michel Foucault, Agama Dan Pendidikan) Study Kasus Di Cipondoh Kota Tangerang. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena anak punk yang semakin meningkat jumlahnya tiap tahun. Anak punk dianggap sebagai anak muda yang berpenampilan aneh, ngeri, mengganggu pemandangan, makhluk luar angkasa, anak salah gaul, pemakai narkoba, tak bermoral, sampah masyarakat, biang keonaran, dan perusuh di mata masyarakat dan pemerintah. Anak punk memilih hidup di jalan terkadang bukan hanya faktor kondisi kesulitan ekonomi namun juga karena mereka menikmati kondisi lingkungan di jalan serta kurangnya pengetahuan agama pendidikan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang dilaksanakan untuk mengungkapkan, menafsirkan data, peristiwa, kejadian-kejadian dan gejala-gejala fenomena-fenomena yang terjadi yang sedang diteliti, yaitu fenomena anak punk menurut berbagai persfektif. Pengumpulan data dalam penelitian ini diakukan dengan melakukan survey, wawancara, serta dokumentasi pada saat penelitian di lapangan. Untuk mempermudah pengumpulan informasi maka digunakan teknik random sampling, dimana peneliti memilih responden dari beberapa tempat dan kelompok-kelompok Punk tersebut, yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data hasil penelitian ini. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa adanya ketepatan dalam teori Michel Foucault, Agama dan Pendidikan yang digunakan peneliti dengan fenomena anak punk yang sesuai dengan keadaan yang ada dilapangan. Kata Kunci : Fenomena Anak Punk
i
ABSTRACT SITI SUGIYATI (109015000161) Phenomenon Punk Kids In Different Perspective (Theory of Michel Foucault, Religion and Education) Case Study Cipondoh Tangerang. This research is motivated by the phenomenon of punk kids growing number each year. Children are considered as a young punk who look strange, horror, menggaggu scenery, extraterrestrial, one child slang, drug users, immoral, trash society, blamed troublemakers and vandals in the eyes of society and government. Punk kids sometimes choose to live in the condition factor not only economic hardship but also because they enjoy the environmental conditions on the roads and the lack of knowledge of religious education. The research method used in this research is descriptive method is implemented to reveal, interpret the data, events, events and symptoms that occurred phenomena being studied, namely the phenomenon of punk kids according to various perspectives. Data collection in this research by conducting a survey, interviews, and documentation at the time of the research in the field. To facilitate the collection of information then used random sampling techniques, where researchers choose respondents from several places and punk groups, which are considered to know and can be trusted to be the data source of this research. The study concluded that the accuracy of the theory of Michel Foucault, Religion and Education researchers used the phenomenon of punk kids in accordance with the existing state of the field. Keyword : Punk Child phenomenon
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat, taufik, hidayah, nikmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian pendidikan dengan baik. Shalawat serta salam smoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para sahabatnya, danpengikutnya. Penelitian ini dilakukan guna memenuhi persyaratan kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan IPS Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penulisan penelitian pendidikan ini, penulis menyadari sepenuhnya masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya penelitian pendidikan ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun penelitian pendidikan ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada : 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd Ketua Jurusan Pendidikan IPS beserta seluruh staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 3. Bapak Prof. Dr. H. Rusmin Tumanggor, MA, sebagai pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan ilmu dan waktunya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian pendiddikan ini. 4. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd sebagai dosen Penasihat Akademik yang banyak membantu serta membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan di Universitas ini. iii
5. Para dosen yang mengajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya yang mengajar di Jurusan Pendidikan IPS. Penulis mengucapkan banyak terima kasih. 6. Kepada seluruh staf perpustakaan umum dan fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta penulis mengucapkan banyak terima kasih. 7. Bapak Prof.
Dr. Abuddin Nata, MA (Dekan Fakultas Dirasat
Islamiyah), Bapak Mukhti Ali, MA (Dosen dan KA Prodi PAI UMJ), dan Ibu
Dr. Neti Karnati, M. Pd (Dosen dan Sekertaris Manajemen
Pendidikan UNJ) sebagai narasumber yang telah memberikan waktu dan ilmu serta informasinya 8. Komunitas Punk yang bertempat di Lampu merah Cipondoh Tangerang yang telah memberikan waktu dan kerjasama membantu menyelesaikan skrispsi ini. 9. Kepada orang tua ku tercinta, serta kakak-kakakku tercinta tersayang, terima kasih atas do’a, perhatian, motivasi, support dan kasih sayang yang selalu tercurahkan untukku. 10. Kepada sahabat- sahabat yang setia menemani suka dan duka Suci Lestari (Ucil), Nina Nur’aini (Nina), Riyadul Jannah (Riri), Deslina Maharani (Desi), Fika Awaliyah (Fika), Muhammad Busjulis (Da Ulis) dan Saepudin (A’aep). Yang telah memberikan motivasi, waktu, tenaga dan kesempatan untuk membantu menyelesaikan skripsi ini. 11. Kepada teman-teman seperjuangan di Jurusan Pendidikan IPS angkatan 2009 Universitas Islam Negeri Sayrif Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
iv
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khusunya dan bagi para pembaca pada umunya. Apabila terdapat kekurangan dan kesalahn adakah semataa-mata keterbatasan ilmu penulis miliki.
Jakarta, 26 Agustus 2014
Penulis
v
DAFTAR ISI HALAMAN Halaman Judul Lembar Pengesahan Pembimbing Lembar Pengesahan Penguji Surat Pernyataan Karya Sendiri Motto dan Persembahan Abstraksi………………………………………………………………………………
i
Kata Pengantar……………………………………………………………………….
iii
Daftar Isi……………………………………………………………………………...
vi
DaftarLampiran…………………………………………………………………….
ix
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang………………………………………………………... B. Permasalahan…………………………………………………………. 1. Identifikasi Masalah……………………………………………… 2. Pembatasan Masalah……………………………………………... 3. Perumusan Masalah……………………………………………… C. Tujuan dan Manfaat…………………………………………………..
BAB II
1 5 5 5 6 6
DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Deskripsi Teoritis a. Anak Punk……………………………………………………….. 1) Pengertian Anak Punk……………………………………….. 2) Sejarah Umum Punk…………………………………………. 3) Norma Komunitas Punk……………………………………… 4) Dinamika Komunitas Punk…………………………………... 5) Punk dan Remaja…………………………………………….. b. Michel Foucault………………………………………………….. 1) Latar Belakang Michel Foucault…………………………….. 2) Pemikiran Filosofis Kekuasaan Menurut Michel Foucault…. a) Arti Kekuasaan ………………………………………….. b) Mekanisme dan Strategi Kekuasaan …………………….. c) Kekuasaan dan pengetahuan……………………………...
vi
8 8 12 16 18 19 34 34 39 39 41 44
BAB III
c. Agama……………………………………………………………. 1) Definisi Agama………………………………………………. 2) Ciri-ciri Agama………………………………………………. 3) Fungsi Agama………………………………………………...
45 45 47 48
d. Pendidikan……………………………………………………….. 1) Pengertian Pendidikan………………………………………... 2) Pendidikan Sebagai ProsesTransformasi Nilai………………. 3) Tujuan Pendidikan……………………………………………. B. Kerangka Konseptual……………………………………………… C. Hipotesis ……………………………………………………………. D. TeoriAcuan …………………………………………………………
50 50 52 53 55 56 56
METODE PENELITIAN YANG DIGUNAKAN A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………. B. Metode Penelitian…………………………………………………… C. Populasi dan Sampel………………………………………………… D. Jenis dan Sumber Data……………………………………………… E. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………. F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data……………………………… G. Pendekatan Data dan Keilmuan……………………………………..
BAB IV
58 58 58 59 59 61 62
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data……………………………………………………….
63
1. Sejarah Cipondoh………………………………………………… 2. Pekerjaan Penduduk Cipondoh ………………………………….. 3. Agama yang di Anut Masyarakat Cipondoh……………………... 4. Pendidikan Masyarakat Cipondoh……………………………….. 5. Tingkat Ekonomi Masyarakat Cipondoh….………………….…. B. Anak Punk…………………………………………………………… 1. Gambaran Umum Komunitas Punk……………………………... 2. Komunitas Punk…………………………………………………. 3. Keberadaan Komunitas Punk……………………………………. 4. Sosialisasi Komunitas Punk……………………………………… 5. Identitas Diri Anak Punkdengan Simbol-simbolnya…………….. 6. Tingkat Sosial dan Ekonomi Anak Punk………………………… 7. Penilaian Masyarakat terhadap Komunitas Punk ……………….. C. Pembahasan Hasil Penelitian………………………………………….
63 69 69 69 70 71 71 74 76 78 79 81 83 85
1. Pandangan Michel Foucault Terhadap Fenomena Anak Punk…….. 2. Pandangan Agama Terhadap Fenomena Anak Punk…………….. 3. Pandangan Pendidikan Terhadap Fenomena Anak Punk………….. vii
85 87 92
BAB V
4. Pandangan Peneliti Terhadap Fenomena Anak Punk ……………… D. Analisis TemuanPenilitian…………………………………………….
94 96
1. Ketetapan Hipotesis………………………………………………… 2. Analisa Pandangan Michel Foucault Terhadap Fenomena Anak Punk………………………………………………………………… 3. Analisa Pandangan Agama Terhadap Fenomena Anak Punk…… 4. Analisa Pandangan Pendidikan Terhadap Fenomena Anak Punk.. 5. Analisa Peneliti terhadap Fenomena Anak Punk……………………
96 97 101 102 103
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan…………………………………………………………… B. Saran ………………………………………………………………….
106 109
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..
110
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman Wawancara dengan Dosen
Lampiran 2
Pedoman Wawancara dengan Anak Punk
Lampiran 3
Transkip Wawancara dengan Dosen
Lampiran 4
Transkip Wawancara dengan Anak Punk
Lampiran 5
Lirik Lagu Anak Punk
Lampiran 6
Bukti Foto
Lampiran 7
Surat Izin Penelitian
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Punk merupakan sebuah gaya hidup yang mengusung identitas kebebasan dan anti kemapanan. Identitas dan anti kemapanan itu diidentifikasikan dengan fashion, gaya, penampilan, cara berpakaian, seperti menggambarkan sebuah kebebasan, gejolak terhadap penguasa, pemerintah, dan para penguasa pada waktu itu. Punk dalam mengenakan pakaiannya menghasilkan gaya, busana yang cenderung berlebih-lebihan. Karena hal tersebut merupakan bagian dari perlawanan Punk terhadap para penguasa, dengan menunjukan bahwa Punk bukan kaum tersisih.1 Dalam sejarahnya Punk, merupakan sub budaya yang lahir di London, Inggris. Gerakan anak muda yang diawali dari kelas-kelas pekerja ini mengalami masalah ekonomi keuangan dengan tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Pada tahun 1970-an, Inggris mengalami masalah krisis ekonomi sehingga muncul perkembangan kapitalisme yang telah membuat pemerintah Inggris mengeksploitasi, menindas, menekan kelas pekerja, demi pemulihan ekonomi. Kelahiran Punk pada tahun 1970-an dilatar belakangi ketidakpuasan akan akan sistem serta aturan yang berlaku di Inggris serta sebagai bentuk ide dan perlawanan anak-anak muda yang berasal dari kelas-kelas pekerja terhadap pemerintahan yang menerapkan sistem kapitalisme, dengan melakukan berbagai tindakan eksploitasi, dan diskriminasi terhadap para pekerja industri.2
1
Idrus Syatri, “Sejarah Anak Punk”: Jangan Ngaku Anak Punk Sebelum Baca Tulisan Ini”, artikel ini diakses pada 26 Desember 2013. Dari Http://www.waingapu.com/sejarah-punkjangan-ngaku-anak-punk-sebelum-baca-tulisan-ini.html 2 Murti, “Keberagamaan Komunitas Punk”, ( Skripsi S1 Fakultas Ushuludin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Jakarta, 2007)
1
2
Kemudian gerakan perlawanan yang dipelopori oleh anak-anak muda ini yang berasal dari kelas pekerja secara cepat masuk ke Amerika yang sedang mengalami masalah krisis ekonomi dan keuangan yang ditandai dengan kemerosotan moral, etika, para-para tokoh elit politik negara tersebut, sehingga dapat memicu adanya tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Oleh sebab itu, Punk dalam menggunakan budaya perlawanannya di identikan oleh fashion, musik dan bahasa. Budaya perlawanan ini menempatkan pada tekanan-tekanan politis yang lebih besar dalam bentukbentuk simbolis perlawanan, baik individual, maupun kolektif.3 Dengan perkembangan musik punk yang semakin pesat pada tahun 1970-an punk mulai menyebar dari Eropa sampai dengan Amerika, Asia, bahkan hampir ke seluruh dunia. Inti dari slogan punk adalah semangat penyesuaian diri, bebas berpendapat, bebas berbicara, bebas berekspresi, dan bebas menyuarakan pendapat.4 Selanjutnya, Punk mulai dikenal Di Indonesia sejak akhir tahun 1970-an, tetapi baru mengalami perkembangan pesat pada tahun 1990-an di Jakarta. Kemudian lahirlah generasi pertama Punk di Jakarta dengan sebutan Young Offeender (Y.O), yaitu nama komunitas anak-anak muda yang memiliki arti makna dari simbol-simbol Punk dan Young Offender (Y.O) tampil sebagai kelompok Punk bergaya, penampilan, mohawk,5 spiky hair,6 kalung rantai, sepatu boots.7
3
Idrus Syatri, “Sejarah Anak Punk”: Jangan Ngaku Anak Punk Sebelum Baca Tuliasan Ini, artikel ini diakses pada 26 Desember 2013. Dari Http://www.waingapu.com/sejarah-punkjangan-ngaku-anak-punk-sebelum-baca-tulisan-ini.html 4 Murti, “Keberagamaan Komunitas Punk”, ( Skripsi S1 Fakultas Ushuludin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Jakarta, 2007) 5 Mohawk adalah rambut Punk bergaya berdiri simbol keberpihakan Punk terhadap suku Mohawk asli Indian yang dibantai habis-habisan oleh orang kulit putih yaitu Amerika 6 Spike Hair adalah gelang yang mereka pakai pergelangan tangan simbol terpidana mati dengan memakai kursi listrik digunakan untuk mengeksekusi para aktivis yang diculik oleh para diktator oarang-orang kulit putih pada saat itu. 7 Sepatu Both yang digunakan oeh anak Punk merupakan bentuk diskriminasi yang dilakukan aparat tentara dan kepolisian atau militer terhadap kaum minoritas.
3
Kebanyakan dari anggota komunitas ini didominasi oleh laki-laki, Komunitas Punk Young Offender (Y.O) adalah suatu kelompok anak-anak muda yang mayoritas para anggotanya berasal dari kelas menengah berdasarkan status pendidikannya dan dapat dilihat dari anak-anak muda yang masih duduk dalam bangku kuliah pada umumnya. Young Offender (Y.O), juga merupakan sebuah wadah atau sarana komunikasi antar sesama komunitas Punk untuk bertemu, bertukar pikiran, bertukar kaset dan kaos antara anggota dan antar sesama komunitas Punk, serta para penggemar musik Punk di Jakarta.8 Ada tiga hal yang dikritis, Dalam proses perkembangan sejarah komunitas Punk Jakarta. Pertama, komunitas Punk tidak terlepas dari peranannya sebagai komunitas Punk Jakarta. Gerakan yang diawali oleh anak-anak muda melakukan berbagai perlawanan berupa, kritik, pesan terhadap para penguasa pada saat itu melalui fashion dan gaya hidup. Dengan demikian gerakan perlawanan tersebut perlu dipertanyakan, dikarenakan komunitas Punk di Jakarta ikut masuk ke dalam ke dalam partai politik yang bernama Partai Rakyat Demokrat (PRD) pada tahun 1997-1999 dengan mengusung sebuah gerakan smam-sama peduli terhadap nasib rakyat serta kondisi sosial, politik saat itu. Kedua, gerakan tersebut pada era tahun 1999. Mulai menemukan puncak kejayaannya, kemajuannya didorong oleh arus reformasi yang membuat semua orang dapat berbicara dengan bebas untuk mengemukakan pendapatnya dimuka umum. Tiga, Komunitas Punk memang terjebak dalam situasi dan kondisi politik praktis sehingga dapat membuat sebagian anggota Punk mundur dari kancah perpolitikan. Dikarenakan banyaknya unsur-unsur politik yang tidak sepaham dengan hati nuraninya anak Punk, serta situasi dan kondisi perpolitikan di Indonesia pada saat itu mengalami stagnasi terhadap aktivitas politik rill. Pada tahapan (fase) ini juga di tahun 2001 komunitas mengalami kemunduran dengan melemahnya sikap
8
Fathun Karib,”Sejarah Komunitas Punk”. Artikel ini diakses pada 26 Desember 2013 dari Http://jakartabeat.net/musik/kanal-musik/ulasan/147-sejarah-komunitaspunk-jakarta-bagian1.htm
4
politik komunitas punk dan aktivitas politik masyarakat sesudah era reformasi.9 Komunitas Punk ini lebih mementingkan penampilan (pose), dan tidak menganggap penampilan baik suatu hal penting bagi anak Punk, dengan berpenampilan compang-camping, urak-urakan, berdandan tidak sewajarnya, memakai berbagai atribut Punk seperti kalung, rantai besar, gelang, rambut dicat, gembok, peniti, sepatu both, tindikan, sabuk, dan atribut-atribut lainnya. Artibut tersebut merupakan simbol-simbol dan identitas komunitas Punk sebagai bentuk diskrisminasi terhadap kelas-kelas pekerja atas kaum penguasa yang dilakukan secara tidak adil dan berprikemanusiaan.Tidak heran jika sebagian masyarakat menilai komunitas Punk ini merupakan komunitas jalanan. Terkadang komunitas Punk tidak terlepas dari perilakuperilaku menyimpang mulai dari hidup bebas, seks bebas, narkoba, meminum-minuman
keras
yang
mengakibatkan
komunitas
tersebut
terjerumus pada tindakan-tindakan anarkis dan kriminalitas.10 Pada kenyataannya, keberadaan Punk tidak sepenuhnya dapat diterima di masyarakat. Masyarakat menilai mereka dengan pandangan yang negatif. Dalam pandangan masyarakat, komunitas Punk memang memiliki prilaku menyimpang, identik dengan lebel negatif yang mengedepankan gaya, trend, dan fashion. Akan tetapi, bukan sebagai anak Punk yang mahir membuat karya-karya lirik lagu dan bermain musik. Hal tersebut memang dipengaruhi oleh citra yang dibangun media dan mereka bergaya anak Punk tapi tidak mengetahui arti dan makna Punk sebenarnya.11Kenyataan tersebut membuat banyak anak Punk terjebak dengan stigma negatif. Karena mereka itu mengikuti Punk hanya budaya pamer semata, atau tempat pelarian, sehingga 9
Fathun Karib,”Sejarah Komunitas Punk”. Artikel ini diakses pada 26 Desember 2013 dari Http://jakartabeat.net/musik/kanal-musik/ulasan/147-sejarah-komunitaspunk-jakarta-bagian1.htm 10 Idrus Syatri, “Sejarah Anak Punk”: Jangan Ngaku Anak Punk Sebelum Baca Tuliasan Ini, artikel ini diakses pada 26 Desember 2013. Dari Http://www.waingapu.com/sejarah-punkjangan-ngaku-anak-punk-sebelum-baca-tulisan-ini.html 11 Murti, “Keberagamaan Komunitas Punk”, ( Skripsi S1 Fakultas Ushuludin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Jakarta, 2007)
5
bersembunyi dibalik tirai kebebasan yang sebebas-bebasnya tanpa didasari rasa tanggung jawab. Hal itu sangat bertentangan dengan prinsip yang dipegang oleh seorang anak Punk dalam menjalani hidupnya sebagai Punk, yaitu kebebasan didasarkan dengan tanggung jawab, persaudaraan, solidaritas sosial tinggi, penghargaan terhadap komunitas dan personal.12 Melihat gambaran yang telah dipaparkan di atas penelitian ini ingin mendeskripsikan dan menganalisi fenomena anak punk menurut berbagai perspektif (Michel Foucault, Agama dan Pendidikan). B. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang timbul, antara lain : a. Padangan Michel Foucalt terhadap Fenomena Anak Punk yang Anti akan Pengetahuan dan Kekuasaan b. Pandangan Agama terhadap Fenomena Anak Punk yang Kejiwaannya Menyimpang (Melanggar Norma yang Berlaku) c. Pandangan Pendidikan terhadap Fenomena Anak Punk yang Kurang Terdidik. 2. Pembatasan Masalah Untuk lebih memperjelas dan memberi arah yang tepat dalam penulisan proposal ini, penulis melakukan penelitian terhadap kelemahan Fenomena Anak Punk dalam Berbagai Perspektif (Michel Foucault, Agama dan Pendidikan).
12
Erickningrat,”Komunitas Punk Siapa Mereka”. Artikel ini diakses pada 26 Desember 2013 dari Http://www.erickningrat.wordpress.com/2009/01/24%/E2%80%A6-kehidupan-ataupelarian
6
3. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penulisan ini adalah Bagaimana Pandangan Fenomena Anak Punk dari Berbagai Perspektif (Michael Faucalt, Agama dan Pendidikan) yang anti terhadap pengetahuan dan kekuasan menurut analisa Swot, kejiwaan yang menyimpang dari norma menurut Teori Pergaulan Berbeda ( Differential Association) dan seseorang yang kurang terdidik agamanya ? C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian a) Tujuan Akademis Secara akademisi penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana fenomena anak punk menurut berbagai persfektif (Michel Foucault, Agama dan pendidikan). b) Tujuan Terapan Secara terapan adalah memberikan informasi bagaiman komunitas anak Punk yang ada di Cipondoh Tangerang serta berbagai perspektif terhadap fenomena Anak Punk. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan berguna bukan hanya bagi peneliti, tetapi juga untuk semua termasuk masyarakat sekitar yang terlibar diantaranya : a. Bagi orang tua, diharapkan untuk dapat menciptakan keluarga yang harmonis dan memberikan perhatian dan kasih sayang untuk anak dari orang tua dan keluarga. Komunikasi tidak lancar karena kesibukan orangtuanya bekerja. Agar anak mencari perhatian di luaran. b. Bagi masyarakat, agar tidak memandang negatif fenomena anak punk akan tetapi bekerjasama untuk mendidik dan mengarahkan anak-anak punk ini ke arah yang lebih baik
7
c. Bagi lembaga pemerintahan, agar ikut andil bekerja sama dalam mendidik, mengarahkan dan memberikan mereka wadah untuk menyalurkan bakat dan kreatifitas mereka. Pemberian konseling keluarga sangat tepat untuk-untuk anak punk.
BAB II DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Deskripsi Teoritis dan Kerangka Konseptual 1. Deskripsi Teoritis A. Anak Punk 1)
Pengertian Punk Secara bahasa Punk adalah sumbu, seorang (pemuda) yang tidak berpengalaman, berarti buruk,1 rendah, geretan, orang ceroboh, semberono, ugal- ugalan.2 Pemuda yang ikut gerakan masyarakat, mapan, dengan menyatakan lewat musik, gaya berpakaian, dan gaya rambut khas. Punk tidak dapat diartikan sesederhana itu, karena istilah punk sudah selama ini di Indonesia, masyarakat lebih banyak melihat punk sebagai gaya hidup dari pada musiknya.3 Fenomena yang ditangkap oleh masyarakat di sekitar Poris Pelawad adalah sekelompok orang (Punkers) yang berkumpul pada lokasi tertentu dengan berpakaian lusuh dan atribut-atribut atau aksesoris yang dipakai seperti bretel, ikat pinggang spike (menyerupai paku), kalung rantai, gelang spike, sepatu boots, jeansstretch, kaos oblong, jaket kulit yang di penuhi emblem, rambut dengan gaya mohawk (seperti rambut suku Mohican Indian), spikky, gladiator, corrison yang dicat berwarna-warni, hingga terkesan “garang” dan kadang terlibat tawuran, kekerasan dan kriminalitas, dan membawakan lagu yang penuh distorsi yang memekakan
1
Jhon M. Echols, Hassan Shandly. Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1997), h. 456 2 S. Wojowosito. Kamus Umum Lengkap, (Bandung: Penerbit Pengarang, 1976), cet. 7, h.312 3 Peter Salim. The Contemporary English-Indonesia Dictionary, (Jakarta: Modern English Press, 1996), cet. 7, h. 1532
8
9
telinga. Baju lusuh dan “kampring” dengan boots yang jarang lepas dari kaki, rambut warna-warni yang dibentuk seperti landak, menambah dandanan menjadi ngejereng (kontras dan mencolok), karena Punkers dianggap sebagai korban trend dan mode dalam menciptakan style mode tersendiri.4 Tidak semua anak Punk bergaya atau dandan seperti itu, bagi mereka Punk sebagai soul dan tidak perlu ditonjolkan, karena pada hakikatnya esensi
Punk
bersifat
subyektif
(hanya
dirinyalah
yang
mengetahui bahwa ia anak Punk atau bukan), biasanya mereka tidak terlalu mencolok dalam berdandan. Punk juga bisa berarti musik, ideologi yang mencakup aspek sosial. Musik merupakan salah satu pengekspresian diri para Punkers, yang dihayati hingga terbawa suasana, maka tak heran apabila terlihat ada unsur kekerasan tidak hanya pada pogo atau pada musiknya, tetapi juga pada gaya hidup. Dalam jenis-jenis lagu akan ditemukan beberapa symbol yang menunjukan kekuatan dan pilihan ideologi sang penyanyi atau grup penyanyi.5 Musik Underground dan anak Punk diidentikkan dengan kekerasan, frontal, rusuh dan sebagainya.6Sedangkan dalam pemahaman publik pecinta musik Rock, mazhab Underground pada umumnya dapatlah disebut sebagai yang anti terhadap kekerasan atau perang, anti terhadap kemapanan, anti rasis serta cinta damai. Seringkali kita terkecoh oleh warna suara (colour sound) yang memekakan telinga dengan teriakan dengan teriakan melengking tanpa makna, lirik yang tak jauh dari rasa frustasi menghadapi realita hidup yang keras. Namun ada
4
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1999) “Punk”.Mumu, (28 September – 4 Oktober 2000), Edisi 02 6 Ketika Anak-anak Punk Ikut Turun Ke Jalan, http://gamesastaga.com Artikel/ 0,1314, 50710.00.html 5
10
spesifikasi yang esensial serta menjadi motivasi utama bagi para pemusik yang memilih aliran Underground ini, yaitu keinginan untuk menyuarakan refleksi sosial mereka, hal-hal kontekstual, kritik sosial dimana ide dan ekspresi menyatu sebagai perlawanan terhadap siakap otoriter penguasa, tetap pada konteks
perlawanan.7Punk
penuh
dengan
pemberontakan
radikal, yang merupakaan bentuk kemuakkan mereka terhadap norma-norma.Beberapa Punkers juga banyak yang kuarang memahami esensi Punk, sehingga lebih mementingkan fashion atau sekedar ikut-ikutan. Sebenarnya gaya hidup, musik, dn dandanan itu hanyalah penyalur ekspresi, pencarian jati diri, dan penggambaran inti Punk yaitu idealisme.8Hakikat Ideologi Punk itu sendiri dikenal dengan D.I.Y yaitu Do It Your Self. Prinsip kemapanan. Dalam kelompok-kelompok Punk sendiri terdapat Punk Anchist
atauAnarcho Punk, street Punk, dan Straight Edge.
AnarchoPunk
adalah meraka yang bergerak pada kegiatan
politik sayap kiri yang mengkhususkan pada aksi, solidaritas, dan otonomi yang diwujudkan melalui tujuh cara, yaitu tidak bersikap sekterian, anti kepada alat negara, persamaan hak, menggalang kekuatan kelas pekerja, anti penindasan serta ikut tetap bermain musik. Dan Punk Anarchist memiliki Ideologi kebebasan dalam diri, mengenai ekspresi musik dan lirik lagu yang tajam dan pedas. Mereka memiliki pemikiran bahwa keberadaan mereka adalah untuk menyampaikan pesan yang harus diberitakan, pesan dan kesan sangat penting dan perlu diekspresikan dari pada hanya sekedar musik saja.9Sebagai contoh gerakan yang dilakukan meraka “Protes Antiglobal di 7
Jeffar Lumban Goal, Musik Underground dan Alternatif, Musik sebagai media pembebasan, (Media Kerja Budaya, November-Desember 1999), h.8 8 Dan “Siapa Bilang Punk Mati?”, Jawa Pos (Surabaya), Jum”at 4 Januari 2005, h. 17 9 Dan “Siapa Bilang Punk Mati?”, Jawa Pos (Surabaya), h. 17
11
WTO di Australia (Sidney)”, polisi meringkus seorang simpatisan kelompok antiglobal yang menentang pertemuan informal organisasi perdagangan dunia (WTO) di Sidney Australia. Para menteri 25 negara berkumpul di kota ini membicarakan kelanjutan Doha. Pertemuan ini diwarnai protes ribuan orang-orang yang antiglobalisasi.10 Punk Street adalah komunitas punk yang sudah terbiasa tidur di pinggir jalan dan mengamen untuk membeli rokok. Komunitas ini juga sering bergaul dengan pengamen dan pengemis, karena sama-sama berada di jalan.11 Staright Edge muncul dan berkembang sekitar tahun 7980‟an, di Washingtomn DC. Amerika Serikat. Staright Edge (SXE) adalah suatu paham penentangan terhadap gaya hidup negatif seperti merokok, penyalahgunaan narkoba, free sex ataupun segala perbuatan yang bertentangan dengan susila. Paham ini dipelopori Ian Mickay dengan group bandnya yang bernama Moinor Threat yang beraliran Hardcore. Sekelompok band Punk, The Teen Idles yang menganggap dirinya Staright Edge yang mempopulerkan ide mereka tentang gaya hidup yang bebas drugs dan alkohol kedalam dunia Punk. Di Amerika ada sebuah klub yang bernama The Atlantic Club.Klub tersebut mempunyai aturan yaitu anak-anak yang dibawah umur harus dibubuhi dengan tanda X dipunggung tangannya, untuk mencegah mereka untuk membeli minuman keras. Simbol tersebut menjadi simbol dunia Staright Edge sendiri bermakna thinking for your self, maksudnya mampu berpandangan jernih,
10
“Protes Antiglobalisasi di WTO di Austalia (Sidney)”, Media Indonesia, Sabtu 16 November 2002 11 Marshall, G. 2005. Skinhead Nation : Truth about The Skinhead Cult. London: Dunnon. h. 110
12
mampu hidup tanpa tergantung atau terdoktrin oleh orang lain, apalagi alkohol dan drugs. Inilah inti gerakannya.12 2) Sejarah Umum Punk Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris.Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu
tingkat
pengangguran
dan
kriminalitas
yang
tinggi.Setelah perang dunia II tahun 1970-an, Inggris mengalami krisis ekonomi tersebut, Inggris meminta batuan ke pada Amerika Serikat untuk pemulihan ekonomi di negaranya. Keterpurukan ekonomi di beberapa negara Eropa, termasuk Inggris merupakan kekuatan bagi Amerika Serikat,karena kondisi ini pengaruh komunisme dari negara-negara Eropa Barat oleh Uni Soviet (Sekarang Republik Rusia) dapat dengan mudah masuk dan berkembang. Komunisme dapat berkembang pesat di negara-negara yang sedang mengalami tekanan ekonomi, karaena pada kondisi tersebut dapat terjadi berbagai bentuk solidaritas buruh dan petani yang menuntut perbaikan hidup.13 Pemulihan ekonomi di Inggris difokuskan dalam bentuk pembangunan pabrik-pabrik sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang banyak dalam menghasilkan produk-produk yang diyakini pemerintah akan dapat memperoleh keuntungan besar-besaran dengan cepat sebagai upaya perbaikan dan pemulihan ekonomi negara. Pemulihan ekonomi Inggris memang berlangsung dengan cepat sesuai dengan target yang ditetapkan pemerintah, namun hal ini memiliki dampak secara langsung bagi orangorang dari kelas pekerja. Gagasan yang muncul untuk pemulihan
12
Apa Sih Staright Edge itu...??, Mix, vol. 1 Juli 2000 Stories Of The Punk, Http://Shemut.com/?p:54.25/11/05
13
13
ekonomi secepat mungkin membuat pemerintah berpikir dan memandang uang atau keuntungan adalah segala-galanya, sehingga
berkembanglah
kapitalisme.
Kapitalisme
telah
membuat pemerintah mengeksploitasi, menindas dan menekan kelas pekerja untuk memenuhi target pemulihan ekonomi. Kelas pekerja telah menjadi korban industrialisasi yang di dalamnya terdapat dorongan kapitalisme. Untuk melawan hal tersebut, orang-orang muda dari kelas pekerja membentuk perlawanan segala macam bentuk kapitalisme di Inggris. Kondisi tersebut menimbulkan berbagai masalah sosial, seperti kemiskinan, eksploitasi dan keputusasaan. Kelas pekerja yang menjadi korban kapitalisme tersebut merupakan kumpulan orang-orang muda yang mempunyai semangat perubahan dan perlawanan hidupnya. Untuk melawan kapitalisme, mereka menyiapkan berbagai alternatif untuk keluar dari keterpurukan ini. Bentuk perlawanan ini erupakan bagian bagaimana orangorang muda harus mampu bertahan hidup dengan keadaan separah apapun yang terjadi pada dirinya. Mereka melakukan berbagai aksi protes dan kritikan langsung yang diarahkan kepada pemerintah dan negara melalui berbagi ide dan tingkah laku yang melawan kapitalisme. Ide dan tingkah laku itu terwujud dalam Punk.14 Kelahiran Punk pada pertengahan tahun 70-an didasari karena adanya ketidakpuasaan akan sistem serta aturan yang berlaku di Inggris serta sebagai bentuk ide dan perlawanan orang muda kelas pekerja terhadap pemerintah yang menerapkan sistem kapitalisme yang mengatas namakan pemulihan ekonomi dengan melakukan eksploitasi, penindasan dan diskriminasi. 14
Agoeng Prasetyo, “Deskripsi Kelompok Anak Punk di Bandung”, Skripsi Sarjana Antropologi, (Jakarta: FISIP UI Depok, 2000), h. 20-21.
14
Sejak awal kelahiran pada tahun 70-an, politik, masuk dan berkembang pesat pada tahun 80-an bersamaan dengan diproduksi dan didistribusikannya rekaman-rekaman Punk dan literatur-literaturnya. Sebelumnya Punk dikategorikan sebagai cabang kaum muda kelas menengah ke bawah atau kelas pekerja, dengan penyebarannya ke Amerika dan proses evolusi benih Punk pada tahun 1980 untuk menampilkan karakteristik budaya perlawanan dan kelas menengah, Punk menggunakan gaya (musik, fashion, bahasa “pokem”, dan lain-lain) seperti yang digambarkan oleh Dick Hebdige (dan dengan bantuan dari Starte). “Untuk membuat sesuatu dari apa yang diciptakan dari mereka mengatur, membuat parody dan dimana saja ada kemungkinan untuk membangkitkan di bawah posisi bawahan yang mana bukan merupakan dari apa yang mereka pilih.15 Budaya perlawanan menempatkan tekanan-tekanan politis yang lebih besar dalam bentuk-bentuk simbolis dari perlawanan, pada individual sampai pada kolektif, dan pada penolakan pada nilai-nilai dari pada kesetiaan pada kelas dan tradisi.Setelah tahun 1977, Punk menyebar dari Eropa ke Amerika bahkan mungkin pada seluruh peradaban di dunia.Inti dari Punk adalah semangat anti penyesuaian diri dan perlawanan kepada pemerintah. Hal ini dapat diamati fashion Punk, dan keberanian menghadapi pemerintah dan
penolakan terhadap wewenang
yang paling sah. Punk dapat menjadi ruang sosial dan wadah pengungkapan diri bagi kaum muda yang tidak puas dan menjadi sebuah sumber protes dan kritik politik.16
15
Felix Hvoc, terj. Bowo.Punk Sebuah Cabang Budaya Perlawanan ?.Celaka 13. Pers,
[email protected] 16 Felix Hvoc, terj. Bowo.Punk Sebuah Cabang Budaya Perlawanan ?
15
Di Indonesia musik Punk dikenal sejak akhir tahun 70-an atau awal 80-an, tidak jelas siapa pencetusnya tetapi baru mengalami perkembangan pesat pada 90-an di Jakarta, Punk muncul sebagai sebuah komunitas anak Punk yang terlihat pertama kali di sebuah musik Rock, yaitu konser musik Metalica di stadion Lebak Bulus, Jakarta. Namun komunitas Punk adalah Young Of Forder (Y.O) sebuah nama yang identik dengan gambaran sekelompok orang muda yang suka bertindak kriminalitas untuk bertahan hidup di perkotaan. Y.O didirikan oleh sekelompok orang muda dari kelas ekonomi yang menengah keatas dan masih bersekolah ataupun kuliah di tempat-tempat elit di Jakarta. Y.O menjadi tempat bagi para penggemar musik Punk di Jakarta untuk bertemu dan bertukar pikiran dengan menggunakan atribut-atribut Punk sebagai gaya penampilan mereka saat berkumpul.17 Di
Surabaya,
Punk
mulai
muncul
pada
1996,
pengadopsiannya cukup luas, meliputi dandanan, musik, dan gaya hidup. Berbicara tentang Punk, maka tidak bisa lepas terlepas dari akar sejarahnya sebagai pergolakan individu terhadap situasi politik yang terjadi di sekitarnya, yaitu komunitas Punk adalah bagian rakyat yang tertindas.18Sehingga mereka dapat berekspresi melalui musik tertentu
yang
menyuarakan kegelisahan mereka. Melalui musik mereka mengangkat tema sosial, seks bebas, kecanduan obat, kekerasan, dan rasa putus asa yang diwarisi dari generasi bunga (nama grup musik di tahun 60-an). Bagi mereka bermusik sebagai kegiatan komersil sesuai dengan prinsip anti kapitalisme yang dianut, menyuarakan kebebasan, bebas berbicara, bebas berkspresi,
17
Agoeng Prasetyo, “ Deskripsi Kelompok Anak Punk di Bandung”, Skripsi Sarjana Antropologi, (Jakarta: FISIP UI Depok, 2000), h. 30 18 Dan, “Siapa Bilang Punk Mati?”, Jawa Pos (Surabay), Jum‟at 4 Januari 2000, h.18
16
bebas bertingkah, dan bebas apa saja asal mau, sikap hidup yang hendak mereka tunjukkan adalah anti kemapanan.19 Punk tidak harus dandan, Punk adalah kebebasan, Punk harus bermain musik, saling support antar komunitas terutama dalam bermusik. 3) Norma Komunitas Punk Norma adalah kesepakatan bersama, norma lebih banyak menyangkut tentang baik-buruk atau indah jelek dari pada benar dan salah. Kalau ada kebenaran, itupun bersifat relatif, karena norma adalah kesepakatan, maka sifat norma adalah subyektif, tidak selalu terikat pada kondisi yang objektif , dan dapat berubah sesuai dengan perubahan kesepakatan tersebut. Karena sifatnya subyektif itu, perlu penyesuaian diri dari setiap individu pada norma kelompok yang akan ditemuinya atau pada kelompoknya.20 Norma berfungsi mengarahkan perilaku. Psikodinamika adalah berbagai proses yang terjadi di dalam diri individu sebagai bagian dari proses interaksi dengan lingkungannya. Menurut Kohiberg, norma menemukan mana yang baik (boleh) dan yang buruk (dilarang). Penilaian baik-buruk ini tergantung pada perkembangan kognitif seseorang. Spilka, Beit dan Malony mengemukakan norma sebagai skema dalam struktur kognisi seseorang, yaitu berhubungan dengan harga diri orang tersebut (tinggi-rendah posisi self dalam skema) dan
19
Ketika Anak-anak Punk Ikut Turun Ke Jalan ,http://games.astaga.com /articel/0.1314,50710,00.html 20 Sarlito Wiraman Sarwono. Psikologi Sosial, Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan (Jakarta: Balai Pustaka, 2001) cet-1, h.171-172
17
kepedulian sosialnya terhadap orang lain (jauh dekat-dekatnya orang lain dalam skema).21 Sedangkan norma kelompok menurut Sherif adalah pengertian-pengertian yang seragam mengenai cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh anggota kelompok apabila terjadi sesuatu yang bersangkut paut dengan kehidupan kelompok atau komunitas itu. Menurutnya, untuk mengetahui adanya normanorma komunitas yang tidak tertulis diantaranya adalah dengan mengamati tingkah laku yang seragam dari berbagai individu sebagi anggota komunitas.22 Komunitas Punk membangun solidaritas yang kuat diantara meraka, dengan prinsip yang dianut adalah D.I.Y (Do It Your Self), Anarchy ,Equalilty, dan mengusung sikap anti kemapanan,
anti
kapitalisme,
anti
konglomerasi,
anti
imperalisme yang dipatuhi oleh semua anggotanya. Mengingat paham yang disebarkan adalah kebebasan, maka jangan heran pengaruh Punk bisa begitu dasyatnnya di kalangan anak muda, tidak saja dalam musikalitas, tetapi juga aspek kehidupan yang lainnya. Namun jangan salah, ada aturan yang mereka sepakati bersama yang menegaskan untuk tidak terlibat aksi tawuran ketika sedang menyaksikan konser musik Punk. Mereka bahkan berprinsip untuk menahan lapar dari pada harus datang ke MC. Donal misalnya, atau membeli sepatu Nike. Ketika sedang berkumpul tidak ada perbedaan di antara mereka, susah senang bersama. Sedikit demi sedikit mereka juga membangun jaringan yang kuat diantara sesama komunitas Punk yang lain.
21
Sarlito Wiraman Sarwono. Psikologi Sosial, Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan. H.192 22 Gerungan. Psikologi Sosial, (Bandung: PT ERESCO Bandung 1996), h. 95-96
18
4) Dinamika Komunitas Punk Dalam buku sosiologi yang ditulis Soejono Soekanto istilah Community di terjemahkan sebagai masyarakat setempat. Istilah nama menunjuk pada warga sebuah desa, kota, suku atau bangsa. Istilah lainnya yaitu kelompok, itu besar atu kecil, hidup bersama sedemikian rupa sehingga merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan hidup yang utama.23 Kelompok menurut Johnson adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi tatap muka (face to face interaction), yang masing-masing menyadari keanggotaannya dalam kelompok, masing-masing menyadari keberadaan orang lain yang juga anggota kelompoknya, dan masing-masing menyadari saling ketergantungan secara positif dalam mencapai tujuan bersama.24 Kelompok dapat digolongkan menjadi berbagai macam, seperti kelompok primer dan kelompok sekunder, kelompok formal dan kelompok informal dan sebagainya. Terjadi suatu kelompok didasari oleh adanya dorongan atau motif yang sama, tujuan yang ingin dicapai bersama, berkembang sikap sense of belongingness yang tinggi, dan terjadinya proses internalisasi norma kelompok. Komunitas Punk terbentuk didasarkan pada adanya dorongan motif yang sama yaitu memiliki hak untuk kebebasan berekspresi, tujuan yang ingin dicapai daan diwujudkan bersama seperti
perlawanan atau pemberontakan terhadap segala
kemapanan, berkembangnya sikap sense of belongingness yang tinggi, dan terjadinya proses internalisasi norma kelompok,
23
Soejono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persad. 2002) h. 129 24 Soejono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar, Lihat: R,.M Maclver dan Charles H. Page. Society, An Introductry Analysis, Macmillan dan co.itd (London. 1961) h. 9
19
norma kelompok seperti yang ditanamkan prinsip D.I.Y (Do It Your Self), anti kapitalisme dan sebagainya. Punk sebagai bentuk ekspresi pemberontakan dan protesprotes sosial sebelumnya, Punk sebelumnya sebagai wadah baru bagi luapan rasa ketidakpuasaan dari kaum muda yang mencabut haknya. Ketidakpuasan ini tidak hanya didominasi oleh budaya, tetapi dengan apa yang teramati sebagai rasa kebersamaan dengan bentk-bentuk pemberontakan yang gagal. Inti dari Punk adalah semangat anti penyesuain diri dari perlawanan kepada pemerintah dan menghadapi pemerintah dan penolakan terhadap wewenang yang paling sah. Maka Punk dapat menjadi ruang sosial dan wadah pengungkapan diri bagi kaum muda yang tidak puas dan menjadi sebuah sumber protes dan kritik politik. Komunitas Punk dapat dikategorikan kepada kelompok sosial informal. Kelompok informal tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh peraturan-peraturan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga tertulis, memiliki pembagian tugas, peranan-peranan hirarki tertentu. Serta norma-norama pedoman tingkah laku anggotanya, tapi hal ini tidak dirumuskan secara tegas dan tertulis seperti kelompok fornal. 5) Punk dan Remaja Masa remaja dikatakan sebagai suatau masa yang berbahaya, karena pada periode ini, seseorang meninggalakan tahap kehidupan anak-anak, untuk menuju ketahap selanjutnya yaitu tahap kedewasaan.Masa ini dirasakan sebagai suatu krisis karena belum adanya pegangan, sedangkan kepribadiannya sedang mengalami pembentukan.25
25
Soejono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persad. 2002) h. 372-373
20
Remaja mampu berpikir secara abstrak, pemikiran lebih fleksibel dan dapat menyesuaikan diri sehingga remaja mulai memperhatikan pendapat orang lain, mereka menginginkan kebebasan dan kemandirian.Rasa ingin mandiri dan mencari identitas diri terkadang membuat remaja melakukan petualangan dengan mencoba hal-hal yang baru untuk mereka di terima dan dihargai oleh kelompok sebayanya.Walaupun terkadang sesuatu yang mencoba mempunyai dampak negatif terhadap dirinya.26 Teori identitas dikemukakan oleh Sheldo Stryker. Teori memusatkan perhatiannya pada hubungan saling mempengaruhi diantara individu dengan struktur sosial yang lebih besar lagi (masyarakat). Individu dan masyrakat dipandang sebagai dua step (dari interaksi simbolis). Intinya teori interaksi simbolis dan identitas mendukung individu sebagi hak yang aktif dalam menetapkan perilakunya dan membangun harapan-harapan sosial.27 a) Musik Punk Musik Punk sebenarnya tidak muncul semata-mata karena kebosanan anak muda terhadap konsep musik yang telah hadir terlebih dahulu, esensi Punk juga bukan hanya revolusi nada. Dapat dikatakan bahwa Punk adalah sebuah komunitas musisi antiteknis. Karena itu secra prinsip posisi mereka berseberangan dengan kalangan industri. Orang Punk bermusik
lebih
didorong
menggumpal didasar
oleh
sejumlah
hal
yang
jiwa mereka, tidak peduli hasilnya
akan disukai atau tidak. Namun satu hal yang tidak akan
26
http://www.Psikologi.com/remaja/hidup.html http://konsultasikehidupan.wordpress.com/2009/05/12/teori-identitas-identitytheory/. Diakses pada tanggal 14 September 2014. 27
21
berubah adalah esensi semangat Punk sebagai sarana penolakan terhadap nilai-nilai kemapanan. Musik merupakan salah satu pengekspresian diri para Punkers, yang dihayati hingga terbawa suasana, maka tak heran apabila terlihat adanya unsur kekerasan tidak hanya pada pogo atau pada musiknya, tetapi juga pada gaya hidup. Dalam jenis lagu akan ditemukan beberapa simbol yang menunjukan kekuatan dan pilihan ideologi sang penyanyi atau grup penyanyi.28 Penggelaran musik atau konser-konser musik Punk sering diadakan selain untuk mempererat hubungan antar sesama komunitas Punk juga sebagai wahana ekspresi dan berkreasi.Ada anggapan anak Punk juga identik dengan Gedung Olah Raga (GOR) di Jakarta seperti bulungan karena mereka menganggapnya sebagai tempat yang bebas berekspresi dan memiliki citra yang tidak komersil.29 Sense of belonging diantara mereka selalu tetap dijaga dengan berbagi upaya yang dilakukan seperti bertandang ke komunitas Punk lainnya, selain itu mereka pundapat berdiskusi tentang musik Punk, dan memperoleh informasi terbaru tentang Punk. Biasanya mereka memiliki wilayah atau base camp tertentu yang menjadi tempat mereka berkumpul bersama. b) Gaya Hidup Cara yang khas untuk berprilaku bersumber dari apa yang disebut kepribadian, yang diistilahkan oleh Alferd Diersenagi 28
gaya
“hidup”
atau
pola
kebulatan
atau
Deni Noviansyah. S. Sib, Sex, Sport dan Song, http://www.Pelajarislam. Or.id/Piipub02.html 29 Musik dan Ideologi New Left, http://wnrs.Netfirm.com/BLazBlaz/Beritaz/Musik Ideologi new left.Shtml
22
keseimbangan perilaku orang perorangan.30Untuk memahami seseorang kita perlu mengetahui gaya hidupnya, dan untuk pengembangan gaya hidupnya kita juga harus memahami faktor-faktor yang dapat membantu pembentukan gaya hidup tersebut. Gaya hidup adalah hasil interprestasi seseorang terhadap lingkungan hidupnya sejak usia dini, pembentukan gaya hidup di peroleh anak-anak dari pengalamannya, bila gaya itu telah terbentuk, respon anak terhadap situasi yang baru akan ditentukan oleh gaya hidupnya yang khas itu. Cara berbuat merupakan pola hidupnya. Menurut Dreius, Interprestasi kita terhadap pengalaman dini menjadi ciri menonjol kehidupan kita, kesan-kesan yang diperoleh dalam hidup masa kini menjadi dasar dari konsep diri gaya hidup (life style) kita. Dalam berkembangnya berbagai gaya hidup banyak remaja salah memilih gaya hidup yang mereka jalani. Mereka kan mengikuti trend yang berlaku pada saat itu walaupun tidak sesuai dengan kata hati, mereka mengikuti trend itu agar mereka diterima di lingkungannya. Sebagai akibat dari gaya hidup yang salah, banyak kasus terjadi pada remaja seperti kecanduan NAFZA ( Narkotika, Fsikotropika, dan Zat Adiktif lainnya), pergaulan bebas dan seks bebas yang banyak mengalami kehamilan yang tidak diinginkan dan terjangkit HIV/AIDS. Selain itu dapat memicu terjadinya tindakan kekerasan seperti tawuran pelajar. Perilaku
konsumtif
hedonisme,
30
yakni
tersebut gaya
sudah
hidup
yang
mengarah
pada
mengutamakan
Maurice Balson. Bagaimana Menjadi Orant Tua yang Baik (Jakarta: Bumi aksara, 1996) h. 25
23
kenikmatan kehidupan semata yang indikasinya adalah meningkatnya fenomena free sex, pemakaian obat-obatan perangsang
hingga
tindak
kriminalitas
karena
tidak
terpenuhinya hasrat konsumtif secara wajar. Menurut personil band Green Day, Billie, Mike dan Tre, Punk bukan sekedar musik untuk dimainkan namun juga Punk sebagai gaya hidup.31 c) Fashion Punk, fenomena yang ditangkap oleh masyarakat adalah sekelompok orang (Punkers) yang berkumpul pada lokasi tertentu dengan berpakaian lusuh dan atribut-atribut atau aksesoris yang iasa dipakai sehingga terkesan garang, karenanya Punkers dianggap sebagi korban trend dan mode dalam menciptakan style mode tersendiri.32Padahal tidak semua anak Punk sebagi soul yang tidak perlu ditonjolkan. 6)
Faktor Pendorong Untuk Menjadi Bagian Dari Komunitas Punk a) Faktor Keluarga Faktor keluarga memang sangat mempengaruhi kondisi kehidupan anak beranjak dewasa atau anak remaja masa kini. Perhatian kedua orang tua kita serta memberikan penghidupan yang layak bagi anak merupakan hal paling penting yang dibutuhkan oleh anak selain orang tua bersikap tegas, bijaksana, memberikan contoh yang baik dan memberikan kasih sayang yang tulus bagi anak, serta tingkah laku orang tua dalam keluarga dan mendidik anak dengan sebaik-baik mungkin pun, dapat dijadikan contoh
31
Hai Klip/ Februari 1996, h.9 Sayang Punkers Korban Trend, Jawa Pos (Surabaya) Jumat 4 Januari 2002, h.17
32
24
suri teladan bagi anak. Dengan demikian pendidikan dan kasih sayang orang tua kepada anaknya akan selalu membekas dihati anak, mengingat nasehat orang tua, contoh sauri teladan orang tua bagi anaknya serta jasa-jasa orang tua terhadap anak itu sendiri.33 Broken Home merupakan faktor yang sangat krusial bagi keadaan psikologis anak Membuat anak tidak betah dirumah, kemudian anak dilantarkan begitu saja, lalu orang tua selalu ribut didalam rumah tangganya sendiri, tanpa memikirkan situasi dan kondisi anak, sehingga orang tua lalai mengawasi perkembangan anak remaja. Membuat anak dapat menentukan pilihan hidupnya sendiri dan lari dari permasalahan yang menimpa keluarganya. Hal itu wajar saja jika memang anak menentukan pilihan hidupnya dan bergaul dengan sebebas-bebasnya sebagai bentuk pelarian diri anak terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi kedua orang tua. Seperti yang telah dituturkan oleh informan: “Bagaimana dia mau peduli saya, mengurusi saya tidak mau. Keluarga saya, nenek, kakek dan saudara-saudara saya masih mengurusi saya dari kecil. Nenek, kakek, saudara-saudara saya berjasa banget bagi diri saya. Sampai saat ini merasa cuek, tidak tahu dan tidak peduli nasib orang tua saya. ibu meninggalkan saya pada saat waktu saya SD. Dia menitipkan saya kepada nenek saya. Ibu saya lebih mementingkan dirinya. Dibandingkan mementingkan anaknya sendiri. Pengennya saya sih diberikan materi yang cukup, perhatian dan kasih sayang ibu terhadap anaknya kayak anak lain. Saya mulai mencari, teman, tempat yang enak, dan bebas melakukan 33
Adiy Anugrahadi, “Pengaruh Komunitas Punk Terhadap Prilaku Remaja,” artikel diakses Pada10 November 2011 dari Http://Siswa.UnivPancasila.ac.id/Musik/2010/12/01/ pengaruh -komunitaspunk-terhadap-prilaku-remaja-indoensia/.
25
apa-apa. Saya mengenal komunitas punk mulai dari melihat anak-anak punk di jalanan hidup bebas mengikuti hati nuraninya sendiri, saya coba untuk berkenalan mencari teman dari anak punk. saya tertarik masuk punk karena orang tua saya sudah tidak mempedulikan diri saya lagi”.34 Hal serupa juga dituturkan oleh seorang informan : “Kedua orang tua saya saling bertengkar, ribut terus antara ibu dan bapak saya. Akhirnya kedua orang tua saya bercerai. Saya coba lari dari permasalahan dihadapi kedua orang tua saya, saya mencari tempat curhat, tempat melepas segala permasalahan-permasalahan yang saya hadapi. Punk bagi saya pelarian diri dari masalah yang ada. Saat saya masuk kedalam Punk, keluarga dan orang tua saya memang merasa ada yang beda, heran, terhadap berubahannya perilaku saya. saya menunjukan kepada mereka, memakai anting, gelang, kalung, tindik, saya tidak mau dinasehati dan diatur. Keluarga saya selalu memberikan nasehat kepada saya supaya saya kembali ke jalan benar, melepaskan diri dari atributatribut punk yang saya gunakan saya, saya tidak mau lepas dari punk. Menurut saya punk kelompok kebersamaan, punya solidaritas sosial anak-anak punk sangat menjiwai diri saya. Saya juga membuktikan kepada orang-orang banyak, lingkungan, keluarga dengan membuka usaha toko kecil (distro), jualan Tshirt, baju dan aksesoris punk. kehidupan saya menjadi anak punk tidak terlepas dari permasalahan hidup orang tua saya bercerai”.35 Jika keadaan keluarga yang carut marut, berantakan, sering bertengkar dan banyak menimbulkan konflik, apalagi mengakibatkan kedua orang tua memutuskan untuk berpisah (bercerai) sehingga membuat seorang anak itu lari dari berbagai permasalahan yang dihadapi keluarganya serta
34 35
Wawancara dengan EH, Tangerang, 09 Maret 2014 Wawancara dengan SO, Tangerang, 23 Maret 2014
26
kedua orang tuanya. Maka yang ada adalah anak mencari sebuah perlindungan atau tempat yang membuat hati dan perasaannya nyaman dan kemungkinan besar anak coba untuk mencari solusi dengan bergaul bersama-sama teman, sahabat, seusia, sebaya, sepermaian dan teman yang dapat mengisi, saling menerima, serta dapat mencurahkan isi hatinya di dalam berbagai permasalahan yang dihadapinya. Kemudian seandainya anak tidak menemukan tempat yang nyaman, teman, yang mau berbagi dengan dirinya untuk melepaskan semua permasalahan yang dihadapinya. Maka anak akan mencari sesuatu hal yang baru atau kegiatankegiatan yang membuatnya ia akan sibuk dan lupa tentang berbagai permasalahan yang dihadapi kedua orang tuanya sehingga memungkinkan anak mencari suatu pelarian baik itu kegiatan yang bersifat positif maupun kegiatan-kegiatan yang bersifat negative. Sebaliknya, jika kondisi rumah tangga kedua orang tua baik-baik saja, tidak menimbulkan pertengkaran dan perceraian. Selanjutnya, anak pun akan menganggap kedua orang tua menjadi pelindung, penasehat bahkan dapat menjadi teman dan orang tua yang baik bagi anak itu sendiri. Dan anak pun akan mengikuti apa yang dinasehatkan orang tua, diajarkan orang tua, dan diperintahkan orang tua untuk tidak berbuat kepada hal-hal yang bersifat negatif membuat dirinya terjerumus ke dalam pergaulan bebas, narkoba, sex bebas dan lain-lainnya, yang mencemarkan nama baik kedua, mencorengkan citra baik kedua orang tua di masyarakat dan merugikan anak itu sendiri dari sifat dan prilakunya.
27
b) Faktor Kemiskinan Kemiskinan merupakan salah satu faktor penting masuknya seorang anak-anak remaja ke dalam suatu komunitas Punk dan kemiskinan juga diidentikan dengan salah satu faktor yaitu faktor ekonomi. Faktor ekonomi ini kemudian dikategorikan masuk ke dalam situasi kondisi seseorang atau keluarga yang di mana mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. kemiskinan bukan berarti mereka tidak makan, maupun tidak bisa bertahan hidup. Akan tetapi kemiskinan di sini diartikan kepada mereka atau orang-orang berdasarkan kelas ekonomi menengah kebawah yang bertaraf hidup rendah dan berpenghasilan rendah serta pendidikan keluarga seperti anak, istri, dan suami berpendidikan rendah sehingga dapat dikatakan miskin, kemiskinan juga dianggap sebagai masalah sosial dikarenakan adanya perbedaan-perbedaan status kedudukan eknomis antar warga masyarakat.36 Dengan demikian kemiskinan pada keluarga dapat mempengaruhi anak untuk mencari suatu lapangan pekerjaan dengan berbagai cara, seperti berdagang asongan, mengemis, mengamen dan lain-lainnya agar anak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa meminta kepada kedua orang tua dan bahkan anak lebih mempunyai sifat kemandiran untuk membantu kedua orang tua dengan cara mengamen, menjadi anak Punk. Seperti yang dituturkan oleh seorang informan: “Orang tua saya, orang yang ga punya, saya ga sekolah, ga ada biaya untuk terus sekolah. Saya jajan aja hasil dari 36
Soerjono Seoekamto, Sosiologi Suatu Pengantar., (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 320.
28
ngamen. Ga apa-apa saya ga sekolah, yang penting adik saya sekolah. Dari ngamen saya bisa ngasih uang sama orang tua saya, saya bisa nabung dari hasil ngamen”.37
Faktor kemiskinan jika ditelisik lebih jauh lagi merupakan faktor yang sangat krusial bagi seorang untuk menjalani rutinitas kehidupan dan memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Demi membiayai keluarganya seorang anak punk rela untuk mengamen dijalan, trotoar, bus, angkutan umum dan pinggiran lampu merah. Penyebab kemiskinan diidentikan juga dengan faktor ekonomi, dan pendidikan kedua orang tua yang sangat rendah sehingga anak terkena imbasnya, dikarenakan orang tua sudah tidak mampu
lagi
membiayai
anak-anaknya
untuk
dapat
mengenyam pendidikan. Dan ada juga sebagaian orang tua yang bekerja sebagai pembantu, tukang bangunan, buruh serabutan, pedagang asongan dan pekerjaan lainnya. Walaupun, mereka harus melepaskan pendidikannya demi membantu keluarga dan orang tuanya anak Punk jalanan untuk
memenuhi
kebutuhan
hidupnya
dengan
cara
mengamen. Sebaliknya, anak-anak Punk yang berada di jalanan sering mereka lakukan untuk mengamen, dengan cara mengamen mereka bisa makan, membutuhi kebutuhan hidupnya, keluarganya dan bahkan anak-anak Punk tersebut bisa menyisihkan sebagian uang hasil dari ngamen untuk menabung dan berbagi kepada para pengemis, anak-anak jalanan dan lain-lainnya itu dilakukan atas dasar sebagai bentuk rasa kepedulian, simpati, kasih sayang mereka terhadap sesama manusia dan saling membantu antar sesama 37
Wawancara dengan Ao, Tangerang, 06 Maret 2014
29
manusia. Atas dasar sebagai bentuk-bentuk solidaritas sosial anak-anak Punk terhadap sesama manusia yang saling membutuhkan pertolongan mereka. Walaupun faktor kemiskinan juga sangat mempengaruhi kehidupan anak-anak Punk serta pendidikan yang rendah juga berpengaruh penting dalam pola mereka mencari pekerjaan dan mencari uang untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Akan tetapi, hal seperti itu tidak menurunkan semangat berjuang mereka mencari uang, tetap selalu bertahan hidup serta dapat berkreatifitas dengan menghasilkan uang yang halal asalkan mereka tidak melakukan sesuatu perbuatan-perbuatan yng mengarah pada tindakan-tindakan yang bersifat kriminal seperti, maling, rampok, dan berbagai jenis tindakan-tindakan kriminal lainnya. Walupun terkadang sebagian anak-anak punk pun tidak terlepas dari gaya hidup yang bebas, mengkonsumsi minum-minuman keras, obat-obat terlarang, narkoba dan sex bebas.38 c) Faktor Lingkungan Dalam Tinjauan Sosiologi ada beberapa faktor yang mempengaruhi seorang remaja dalam pergaualan lingkungan di antaranya : 1. Lingkungan Keluarga meliputi orang tua, kaka, adik, dan saudara yang merupakan salah satu faktor paling utama mempengaruhi anak remaja di dalam membentuk karakter dan sifat bagi remaja itu sendiri. Dalam lingkungan keluarga selalu mengajarkan anak tentang mempelajari,
sopan
santun,
cara
berinteraksi,
bersosialisai, etika, nilai-nilai keagamaan, nilai ke 38
Observasi yang dilakukan oleh Penulis pada 09 Maret – 26 April 2014
30
disiplinan dan lain-lainnya sehingga anak remaja akan selalu menuruti apa yang keluarga ajarkan. Apabila lingkungan remaja merasa acuh, tidak peduli terhadap anak remajanya maka yang ada adalah anak akan dapat berpaling dari lingkungan keluarga ke lingkungan yang lainnya. 2. Lingkungan Sepermainan meliputi, teman seusia dan teman sebaya. Lingkungan sepermainan dalam satu pergaulan juga
akan menimbulkan dapat positif dan
negatif bagi perkembangan seorang remaja itu sendiri apalagi biasanya ajakan teman seusia dan sebaya tidak dapat terelakan lagi bagi seorang remaja. Dalam lingkungan sepermainan remaja beserta teman-teman lainnya juga sering berkumpul bersama-sama teman lainnya untuk membuat sebuah kelompok teman sepermainan. 3. Lingkungan Sekolah meliputi guru. Guru sebagai pendidik untuk selalu membimbing, mengajarkan anak didiknya kepada sesuatu hal-hal yang baik, menasehati, memberikan semangat kepada anak didiknya serta guru juga dapat berperan penting untuk dapat mengubah dan membentuk prilaku anak didiknya agar anak didiknya dapat menyelesaikan studinya.39
Beberapa penjabaran di atas merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat mempengaruhi pergaulan remaja pada saat ini, terhadap tingkah laku dan tindakan remaja. Selain lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan sepermainan, dan lingkungan di mana anak 39
Soerjono Seoekamto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007), h.386-391.
31
remaja bertempat tinggal. Lingkungan tersebut sangat menentukan prilaku, tindakan-tindakan anak-anak remaja untuk dapat bergaul, bersosialiasi, berinteraksi agar dapat membentuk sifat dan karakter bagi remaja itu sendiri baik bersikap maupun bertindak sesuai kehendak para remaja pada umumnya.40 Seperti yang telah dituturkan oleh seorang Informan: “Dari anak Punk marginal, dari mulai mendengarkan lagu dan lingkungan sekitar”.41 Biasanya dalam pergaulan anak remaja Punk di lingkungan sekitar baik itu lingkungan di mana anak remaja Punk berkumpul, nongkrong bareng, maupun itu di mana remaja Punk bersama-sama teman Punk lainnya dapat mencurahkan isi hatinya di dalam sebuah komunitas, atau wadah organisasi lainnya yang dapat mempengaruhi keberadaan remaja itu sendiri baik berupa kegiatan-kegiatan anak remaja Punk yang positif maupun berbagai kegiatankegiatan anak remaja Punk yang bersifat negatif dan dapat menjerumuskan seorang remaja ke dalam tindakantindakan dan prilaku cenderung mengarah kepada prilaku negatif, sex bebas,
narkoba
dan
berbagai
jenis-jenis
perilaku
menyimpang lainnya. d) Faktor Pertemanan Setelah anak merasa dapat berpergian, pulang ke rumah sendiri tanpa diantar bahkan tidak dijemput sama kedua orang tua. Di sinilah letaknya agen sosialisasi seperti teman bermain yang terdiri dari kerabat, tetangga, teman seusia dan teman disekolah. Di dalam sebuah pertemanan, anak dapat 40
Adiy Anugrahadi, “Pengaruh Komunitas Punk Terhadap Prilaku Remaja,” artikel diakses Pada 10 November 2011 dari Http://Siswa.UnivPancasila.ac.id/Musik/2010/12/01/pengaruhkomunitas-punk-terhadap-prilaku-remaja-indoensia/. 41 Wawancara dengan Dede pada 19 April 2014
32
mempelajari sesuatu hal yang dianggapnya baru dan mulai mengasah kemampuannya. Pada tahapan inilah anak dapat berinterakasi dengan teman-temannya baik teman di sekolah maupun teman sebaya.Dan pada masa ini juga anak mulai mempelajari bentuk-bentuk keadilan, serta dan dapat mengatur
peranannya
sesuai
dengan
orang
yang
kedudukannya sederajat atau bahkan lebih tinggi darinya.42 Berikut ini adalah peranan positif kelompok remaja antara teman seusia, sebaya antara sebagai berikut : 1. Rasa aman, tentram, dianggap paling penting dalam menentukan kondisi perkembangan remaja terhadap sebuah kelompok. 2. Di dalam kelompok seorang remaja dapat menyalurkan rasa gembira, rasa tawa, rasa sedih, rasa suka, rasa duka, rasa khawatir, dan kecewa, dengan mendapatkan tanggapan, saran, dan nasehat yang wajar dari temantemannya. 3. Kelompok memungkinkan bagi setiap remaja untuk mengembangkan bakat kemampuan, serta keterampilan yang setiap remaja miliki sehingga lebih mudah menyesuaikan diri dengan keadaan. 4. Kelompok mempunyai pola perilaku dan kaidah-kaidah tertentu untuk mendorong remaja bertindak bersikap dewasa. 5. Rasa aman, nyaman. dan tentram bagi kelompok yang ditimbulkan karena remaja dapat diterima didalam pergaulannya, membuat remaja bersikap mandiri (tidak tergantung kepada orang lain).
42
Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Edisi ke tiga penerbit, Fakultas Ekonomi Univesitas Indonesia, 2004.), h. 26.
33
Di antara berbagai peranan positif teman di atas ini, baik teman seusia, teman sebaya, dan teman sepermainan ada juga faktor pertemanan yang membuat seseorang masuk ke dalam komunitas Punk adalah sebagai berikut : 1. Biasanya teman juga selalu mengajak teman seusia, teman sebaya, dan teman sepermainan untuk ikut bergabung ke dalam komunitas Punk. 2. Adanya sifat saling ketergantungan antara teman yang satu dengan teman yang lainnya sehingga membuat seorang mau mengikuti apa yang dilakukan dan dikerjakan oleh temannya. 3. Di dalam pergaulan keseharian, di berbagai tempattempat lainnya yang seorang itu dapat berkumpul atau sering disebut “nongkrong” yang dimana seorang teman dapat memperkenal berbagai kegiatan-kegiatan yang ada di dalam komunitas punk dan berbagai atribut-atribut yang dikenakan sangat menarik perhatian teman lainnya untuk masuk ke dalam komunitas Punk.43 Biasanya, jika seorang teman atau remaja yang mempunyai suatu kesamaan dalam nilai-nilai, sikap, keyakinan, ideologi, agama, tingkat sosio-ekonomi dan pengalaman-pengalamannya.
Akan
lebih
cenderung
mempunyai hubungan emosional yang sangat kuat sehingga bisa menjalin sebuah persahabatan, pertemanan dan seakanakan menjadi daya tarik bagi seorang remaja itu sendiri untuk dapat mengajak bahkan mempengaruhi kepada hal-hal yang positif maupun negatif. Ini dikarenakan adanya hubungan emosional yang sangat kuat antar sesama remaja
43
Observasi yang dilakukan oleh Penulis pada 09 Maret sampai dengan 26 April 2014
34
atas dasar sebuah persamaan dan kesamaan di dalam tubuh remaja itu sendiri.44 Seperti yang telah dituturkan oleh informan : “teman yang memperkenalkan komunitas punk.”45 Selanjutnya, di dalam kelompok pertemanan, teman dianggap sangat mempunyai pengaruh penting dalam membentuk prilaku serta pandangan hidup untuk mengajak dan mengajarkan kepada perbuatan baik dan buruk bagi seseorang remaja. Bahkan, terkadang teman juga selalu menjerumuskan teman lainnya agar dapat mengikuti contohcontoh prilaku yang mengarah kepada tindakan kriminal dan perbuatan buruk kepada seorang remaja. Akan tetapi, ada pula teman yang selalu menasehati, memberikan motivasi, dan bimbingan kepada temannya dikala seorang teman itu membutuhkan nasehat atau
pendapat terhadap berbagai
permasalahan-permasalahan yang dihadapi teman tersebut, dan ada juga teman yang selalu berbagi baik suka maupun duka, baik susah atau pun senang, serta masih banyak temanteman yang selalu mengajarkan kebaikan, cinta sesama manusia
dan
suka
menolong terhadap
teman
yang
membutuhkan pertolongannya.46 B. Teori Michel Foucault 1) Latar Belakang Michel Foucault Untuk memahami relasi kekuasaan dan pengetahuan yang menjadi substansi pemikiran Michel Foucault, terlebih dahulu perlu dilihat latar belakang kehidupan Michel Foucault. Tidak banyak yang diketahui tentang riwayat kehidupan pribadi 44
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h. 110-111 45 Wawancara dengan Riswan, Tangerang, 26 April 2014 46 Observasi yang dilakukan oleh Penulis pada 09 Maret sampai dengan 26 April 2014
35
Foucault, karena Foucault sendiri tidak pernah dan bahkan enggan menulis
serta
mempublikasikan
biografinya.
Ada
sebuah
ungkapan sinis Foucault tentang orang yang mengorek keterangan mengenai dirinya: “Do not ask who I am and do not ask me to Remain the same”.47 Terjemahan bebasnya, Jangan bertanya siapa saya, dan jangan minta saya untuk tidak berubah.48 Foucault lahir pada tanggal 15 Oktober 1926 di Pointiers, sebuah kota yang terletak di Negara Perancis.49 Ayah Foucault adalah seorang dokter ahli bedah di Pointier dan merupakan guru besar dalam bidang anatomi di Perguruan Tinggi. Namanya Paul Foucault. Jadi Foucault adalah nama keluarga. Kakek Foucault juga seorang dokter ahli bedah. Kakek Foucault berasal dari Fontaineblu. Ayah Foucault mengawini Anne Malapert ibu Foucault, yang juga anak dari seorang dokter ahli bedah. Mereka tinggal di sebuah rumah asri di Pointier yang dibangun oleh ayah Anne – Dokter Malapert pada tahun 1903. Keluarga dokter bedah ini dikaruniai tiga orang anak. Yang pertama seorang perempuan diberi nama Francine, yang kedua adalah Paul Michel Foucault – atau Foucault sendiri, dan yang ketiga adik Foucault laki-laki yang bernama Deny.50 Sebagaimana anak-anak kecil Perancis lainnya di tahun 40an, masa kecil Foucault adalah masa kecil yang penuh kenangan ketakutan akan datangnya musuh yang akan menghancurkan kota mereka. Masa kecil Foucault adalah masa saat Jerman melakukan pendudukan di Perancis. Di Pointier – dari waktu ke waktu pesawat terbang Jerman melayang rendah terbang keliling kota 47
Michel Foucault, Menggugat Sejarah Ide, terj. Inyiak Ridwan Muzir, (Yogyakarta; Ircisod, 2002), h. 6. 48 Listiyono Santoso, Epistemologi Kiri, ( Yogyakarta: ar-Ruzz, 2003), h. 184-186 49 P. Sunu Hardiyanta, Disiplin Tubuh; Bengkel Individu Modern, (Yogyakarta: LKiS, 1997), h. 2-3. 50 Seno Joko Suyono, Tubuh Yang Rasis, Telaah Kritis Michel Foucault atas Dasardasar pembentukan Diri Kelas Menengah Eropa, (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2001), h. 113
36
mencari target sasaran stasiun-stasiun kereta api. Pointier sendiri adalah sebuah kota yang selalu dalam pengawasan serta kontrol resmi dari pasukan Jerman. Secara periodik serdadu-serdadu Jerman berpatroli di Pointier untuk menangkapi orang-orang Yahudi dan mengirimnya ke barak-barak konsentrasi untuk disiksa. Karena minatnya yang besar pada bidang sejarah itulah kemudian menjadikan pertentangan yang hebat antara Foucault dengan ayahnya. Sebagai anggota keluarga ahli bedah, ayah Foucault menginginkan Foucault pun mengikuti jejaknya untuk menjadi dokter. Namun ibunya yang tahu benar minat putranya dalam bidang sejarah membela Foucault ketika berselisih degan ayahnya. Pada tahun 1943, setelah lulus college, Foucault meneruskan studinya ke Ecole Normale Superieure untuk mempelajari sastra dan sejarah.51Foucault diterima di Ecole normale superieure pada tahun 1954 dan menempuh studi dibawah bimbingan G.Canguilhelm, G.Dumezil, dan J.Hyppolite. Saat bersekolah di Ecole Normale inilah terlihat bakat-bakat kecerdasan Foucault, sekaligus sifat-sifat aneh Foucault. Selama bersekolah di sana, guru-guru serta teman-temannya mengakui bahwa Foucault adalah seorang anak yang jenius dan sekaligus juga punya perilaku yang tak lazim di kalangan teman-temannya. Ecole Normale memang sebuah sekolah yang menampung anak-anak cerdas di Perancis. Maka tak heran kemudian jika di sekolah tersebut dipenuhi dengan murid-murid yang bersikap eksentrik. Eksetriksitas boleh dikata sebagai style serta kultur siswa-siswa Ecole Normale. Namun eksentriksitas Foucault sangat lain dan paling tidak bisa dimengerti.
51
Listiyono Santoso, Epistemologi Kiri, ( Yogyakarta: ar-Ruzz, 2003), h. 158
37
Kelakuan paling aneh yang paling bisa disebut dalam diri Foucault selama ia sekolah di Ecole Normale Superiure adalah ia punya obsesi kuat untuk bunuh diri. Ia pernah ditemukan oleh gurunya
tergeletak
dilantai
sekolah
dengan
nadi
tangan
berlumuran darah.52 Seringkali juga ia mencoba memotong nadinya. Hingga ayahnya kemudian membawanya kepada psikiater. Di depan psikiater inilah pertama kali ia mengakui bahwa ia adalah seorang homoseksual. Namun begitu, Foucault mau belajar psikologi. Ia membaca karya-karya Freud yang kelak akan sangat berkaitan dengan karyanya.Selain mengaku sebagai seorang homoseksual, Foucault juga terkenal orang yang suka mabuk dan pada waktu di Amerika dia juga kecanduan obatobatan yang terlarang.53 Tahun 1948 ia memperoleh licence dalam filsafat dan pada tahun 1950 ia memperoleh licence dalam psikologi. Ia juga mendapat diploma dalam psikopatalogi pada tahun 1952. Foucault kemudian melanjutkan penelitiannya dan mengajar di
Ecole
normale superieure. Usai perang dunia ke-II ia menjadi anggota partai komunis Perancis hingga tahun 1951. Pada tahun 1955 Foucault bekerja sebagai instruktur Perancis di Upsalla, Swedia. Di sana ia membenamkan diri dalam perpustakaan untuk meneliti karya-karya kedokteran dari abad 16 sampai dengan abad 20. Hal inilah yang kemudian mengantarkannya pada karya pertama yakni Folie et deraison (Madness and Civilization). Tahun 1954 ia menerbitkan buku kecil berjudul Meladie mentale et personnalite (penyakit jiwa dan kepribadian). Ia kemudian menerima pekerjaan sebagai dosen di Universitas Uppsala (Swedia) di bidang sastra dan budaya Prancis selama periode 1954-1958. Tahun 1958 ia menjadi direktur kebudayaan 52
Ibid., hlm. 184-186. Ibid.,hlm. 186-187.
53
38
Perancis di Warsawa, sebelum kemudian menjabat posisi sejenis di Hamburg pada 1959. Pada tahun itu ia merampungkan buku ’Folie et deraison. Historie de la folie a l’age classique‟. (Kegilaan dan nir-rasio. Sejarah kegilaan dalam zaman klasik). Setahun setelahnya ia kembali ke Prancis dengan naskah Hyppolite
yang
dikukuhkan
sebagai
tesis
sejarah
ilmu
pengetahuan dan mengantar Foucault sebagai peraih gelar doktor negara pada tahun 1961. Tahun 1963, disertasinya diedit dan dibukukan dengan judul Historie
de
la
folie
(sejarah
kegilaan).
Tetapi
karya
monumentalnya adalah Les mots et les choses. Une archeologie des sciences humanies (kata-kata dan benda-benda. Sebuah arkeologi tentang ilmu-ilmu manusia) yang terbit pada tahun 1966. Karya Foucault dipandang sebagai aras strukturalisme Perancis
yang
masyur.
Ketika
karyanya
yang
berjudul
L’archeologie du savoir (arkelologi pengetahuan) terbit pada tahun 1969, karya itu disambut masyarakat dengan antusias. Sepanjang periode 1960-1976, Foucault sibuk dengan karya ilmiah dan aktivitas mengajarnya. Tahun 1960-an ia mengajar di Tunisia, Montpellier, Clemond-Ferrand, dan Paris-Nanterre. Ia juga mendirikan universitas Paris-Vincennes. Lalu pada tahun 1969 ia dipilih sebagai profesor di College de France. Tahun 1975, ia menerbitkan buku Surveiller et punir. Naissance de la prison. (Menjaga dan menghukum. Lahirnya penjara). Salah satu laporan penelitian Foucault yang menarik minat umum adalah riwayat hidup seorang pembunuh yang dulunya hidup sederhana di sebuah desa pada abad 19. Riwayat itu ditulis sendiri oleh sang pembunuh, Pierre Riviere,
yang kemudian didokumentasi
Foucault dalam judul Moi, Pierre Riviere, ayant egorge ma mere, ma soeur et mon frere..(Aku, Pierre Riviere, setelah membunuh
39
Ibu, Saudari, dan Saudaraku...) dan diterbitkan pada tahun 1973. Pada tahun 1976, Foucault kembali menerbitkan salah satu karya besarnya yang berjudul Histoire de la sexualite (sejarah seksualitas) yang dirancang hadir dalam enam episode, namun ia hanya merampungkan tiga, masing-masing La volonte de savoir (kemauan untuk mengetahui) pada 1976, disusul L’usage des plaisirs (penggunaan kenikmatan) pada 1982, menyusul Le souci de soi (keprihatinan untuk dirinya) di tahun 1984. Popularitas Foucault tidak saja mencuat di Perancis atau di negara-negara yang menggunakan bahasa Perancis, tetapi juga mencapai negara dengan penduduk berbahasa Inggris. Ia beberapa kali menjadi dosen tamu di Amerika Serikat dan aktif dalam perluasan idenya melalui wawancara atau artikel. Beberapa bulan setelah terbitnya Le souci de soi (keprihatinan untuk dirinya) di tahun 1984, karena pada tahun 1984 Foucault meninggal karena terkena AIDS, walaupun dia sendiri tidak mengetahui bahwa penyebab kematiannya adalah karena AIDS.54 2) Pemikiran Filosofis Kekuasaan menurut Michel Foucault Foucault
memiliki
beberapa
kerangka
dasar
dalam
menerangkan pandangannya tentang kekuasaaan. Penulis mencoba melihanya dari beberapa sudut pandang yakni arti kekuasaan, starategi dan mekanisme kekuasaan serta hubungan antara pengetahuan dan kekuasan. a) Arti Kekuasaan Harus diakui bahwa kekuasaan itu mempesona karena setiap orang tergila-gila dengan kekuasaan dan bahkan berusaha untuk memilikinya. Kekuasaan dalam arti ini lebih mempunyai makna sebagai “milik” artinya kekuasaan hanya 54
K. Bertens, Filsafat Barat Abad XX, Jilid 11; Prancis, (Jakarta: Gramedia, 1996), h.
301
40
disempitkan sebagai milik pemerintah atau institusi tertentu sehingga muncul terminologi adanya perebutan dan peralihan kekuasan dalam kursi pemerintahan. Bagi penulis, Foucault sama sekali tidak memaksudkan makna kekuasaan seperti ini. Gagasan Foucault tentang kekuasaan lebih orisinal dan realistis. Dengan latar belakang sebagai seorang sejarawan, Foucault sama sekali tidak mendefenisikan secara konseptual apa itu kekuasaan tetapi lebih menekankan bagaimana kekuasaan itu dipraktikan, diterima dan dilihat sebagai kebenaran dan berfungsi dalam berbagai bidang kehidupa.55 Dalam arti inilah, kekuasaan tidak hanya disempitkan dalam ruang lingkup tertentu atau menjadi milik orang atau intitusi tertentu seperti pandangan umum bahwa kekuasan itu selalu dikaitkan dengan negara atau institusi pemerintah tertentu. Atau dalam konteks Indonesia, kekuasaan tidak hanya menjadi milik Presiden Bambang Yudhoyono, DPR-MPR, Gubernur dan sebagainya tetapi kekuasaan menyangkut relasi antara subyek dan peran dari lembaga-lembaga yang menjalankan fungsi tertentu dalam masyarakat. Sumbangan kekuatan dari setiap subyek dan lembaga-lembaga yang menjalankan peran sebaik-baiknya, itulah yang menunjukan arti kekuasaan. Pemahaman kekuasaan diatas, jelas bertolak belakang dengan pemahaman Karl Marx yang melihat kekuasaan hanya menjadi milik masyakat kelas atas. Dominasi dan monopili kaum borjuis menentukan kehidupan seluruh masyarakat.56 Atau juga bertentangan dengan gagasan Thomas Hobbes yang mengartikan kekuasaan hanya menjadi milik lembaga yang disebut negara dan negara memiliki kuasa mutlak untuk 55
Dr. Konrad Kebung, SVD, Rasionalisasi dan Penemuan Ide-Ide, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2008), h. 212 56 Michael Foucault, Wacana Kuasa/ Pengetahuan, diterj. Yudi Santoso, (Yogyakarta: Bentang Budaya, 2002), h. 167.
41
menentukan kehidupan masyarakat.57 Berdasarkan kedua gagasan ini, penulis mengamini apa yang dikatakan Foucault dimana kekuasaan tidak hanya menjadi milik pemimpin atau entitas yang berpengaruh dalam masyarakat tetapi kekuasaan berangkat dari kekuatan dan sumbangan pemikiran setiap subyek. Di dalamnya ada saling percaya dan menopang satu terhadap yang lain, ada pengakuan kekuatan dan kecerdasaan setiap pribadi sebagai sumbangan untuk hidup bersama. Dan penulis
berpikir
bahwa
pemahaman
Foucault
tentang
kekuasaan memberi inspirasi yang kuat bagi munculnya paham demokrasi. Karena dilihat dari gagasan umum demokrasi yang menjunjung tinggi kreatifitas dan sikap kritis setiap subyek atau dengan kata lain adanya pengakuan kekuasaan setiap pribadi. b) Mekanisme dan Strategi Kekuasaan Konsekuensi dari paham kekuasaan Marxian yakni tidak adanya relasi kekuasaan antara subyek, yang ada hanya monopoli kaum kelas atas dan perampasan segala hak milik kaum kecil. Dan akibat dari paham kekuasaan Thomas Hobbes ialah
adanya
tindakan
represif
yang
tiada
hentinya,
kekerasaan, otoriter dan sebagainya. Kondisi seperti ini yang menodai makna kekuasaan itu sendiri. Bagi penulis, mungkin berangkat dari keprihatinan seperti ini, Foucault akhirnya menrefleksikan dan mengkritisi makna kekuasaan. Bagi Foucault kekuasaan lebih menunjuk pada mekanisme dan strategi dalam mengatur hidup bersama.58 Dalam arti ini kekuasan mengasalkan diri dari berbagai sumber dan memiliki keterkaitan satu terhadap yang lain. Adanya pengakuan 57
F. Budi Hardiman, Filsafat Modern, (Jakarta: Gramedia, 2007), h. 71. Michel Foucault, Wacana Kuasa/ Pengetahuan, diterj. Yudi Santoso, (Yogyakarta: Bentang Budaya, 2002), h. 120. 58
42
struktur-struktur yang menjalankan fungsi tertentu dan dalam struktur itulah kekuasaan mengasalkan dirinya. Dari gagasan kekuasaan sebagai suatu strategi dan mekanisme; penulis memaparkan beberapa metedologis kekuasaan yang menjadi fokus perhatian Foucault. Pertama; peran hukum dan aturan-aturan. Foucault mengatakan “kuasa tidak selalu bekerja melalui represif dan intimidasi melainkan pertama-tapa bekerja melalui aturanaturan dan normalisasi”.59 Segala aturan dan hukum pertama tidak dilihat sebagai hasil dari ketentuan pemimpin atau institusi tertentu tetapi sebagai sintesis dari kekuasaan setiap orang yang lahir karena perjanjian. Segala aturan yang lahir karena konsensus bersama memiliki kekuatan yang lebih dalam hidup bersama. Kedua, tujuan kekuasaaan. Tujuan dari adanya mekanisme kekuasaan ialah membentuk setiap individu untuk memiliki dedikasi dan disiplin diri agar menjadi pribadi yang produktif.60 Setiap orang diberi ruang untuk berpikir, berkembang dan dengan bebas menyampaikan aspirasinya demi kemajuan bersama. Ketiga, Kekuaaan itu tidak dilokalisasi tetapi terdapat di mana-mana. Kesadaran akan kekuatan dari suatu negara dan masyarakat tidak dibatasi hanya dari para pemimpin tetapi atas kerjasama setiap pribadi dan lembaga yang memiliki orientasi produktif. Misalnya, dengan adanya ruang komunikasi antara pemimpin dan warganya, kesatuan tercipta dalam suasana dialogis dan mengarah kepada cita-cita bersama. Keempat, kekuasaan yang mengarah ke atas.61 Dalam arti ini, kekuasaan setiap orang dan lembaga 59
dikomunikasikan
sedemikian
rupa
sehingga
Dr. Konrad Kebung, SVD, Rasionalisasi dan Penemuan Ide-Ide, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2008), hal. 121. 60 Dr. Haryatmoko, Etika Politik dan Kekuasaan, (Jakarta: Kompas, 2003), hal. 22. 61 Michael Foucault, Op. Cit, hal. 127.
43
membentuk konsensus bersama. Atau dengan kata lain hasil dari proses komunikasi kekuasaan bersama akan menghasilkan kekuasaan bersama atau dalam bahasa, Thomas Kuhn, adanya paradigma bersama.62 Kelima, kombinasi antara kekuasaan dan Ideologi. Setiap anggota dalam masyarakat kurang lebih memiliki impian yang sama yaitu adanya pengakuan hal setiap orang yang terarah pada kesejahteraan bersama. Harapan ini harus berjalan bersama dengan kekuasaan bersama. Segala hukum dan aturan diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Dari kelima point di atas, kita melihat dengan jelas adanya perbedaan menyolok antara gagasan Foucault dengan para pemikir abad modern. Misalya, Machiavelli yang melihat kesejahteraan bersama tidak ditentukan oleh konsensus bersama tetapi oleh penguasa. Machievelli mengatakan “Orientasi kekuasaan tertuju kepada apa yang dinamakan penguasa artinya merujuk pada pemimpin negara. Dimana dikatakan bahwa seorang penguasa harus bisa membentuk opini umum dalam mengendalikan tingkah laku warganya. 63 Dalam arti ini, penguasa memiliki kuasa mutlak untuk mengatur negara. Tidak ada aturan dan hukun yang muncul sebagai
akibat
perjanjian
setiap
subyek.
Dengan
membandingkan kedua gagasan ini, kita dapat melihat bahwa arti kekuasaan dan jiwa yang menggerakan hidup bersama memiliki titik tolak yang berbeda. Bagi penulis, Foucault menjunjung tinggi pada proses kreatif dan kritis setiap orang dalam membangun ideologi bersama.
62
Thomas Kuhn, Peran Paradigma dalam Revolusi Sains, terj. Tjun Sumarjan, (Bandung: Remaja Rosdarya, 2000), hal. 43. 63 Dr. Haryatmoko, Op. Cit, hal. 223.
44
c) Kekuasaan dan Pengetahuan Bagi Foucault, kekuasaan tidak pernah lepas dari pengetahuan.
Untuk
itu,
Foucault
mengatakan
bahwa
“kekuasaaan menghasilkan pengetahuan…. Kekuasaan dan pengetahuan saling terkait… tidak ada hubungan kekuasaan tanpa pembentukan yang terkait dengan bidang pengetahuan, dan tidak ada pengetahuan yang tidak mengandaikan serta tidak membentuk sekaligus hubungan kekuasaan”(Surveiller et Punir (1975), hal. 36).64 Ketika berbicara kaitan antara kekuasaan dan pengetahuan secara tidak langsung bersentuhan dengan kodrat manusia mencari dan mengetahui. Penulis boleh mengatakan
bahwa
usaha
mengetahui
dalam
konteks
kekuasaan menurut Foucault harus diletakan dalam ranah sosietas. Ada banyak indikasi keterkaitan antara keduannya. Yang pertama ialah peran bahasa. Bagi Foucault, bahasa menjadi sarana dalam mengartikulasikan kekuasaan. Gagasan ini sejalan dengan apa yang dikatakan Habermas yang melihat bahasa bukan hanya sebagai alat komunikasi tetapi memiliki powerfullty propaganda dan wacana. Atau dengan kata lain, dengan
menerapkan
teori
emansipatoris,
Habermas
menunjukan kekuasan atau politik juga menunjukan pola komunikatif, diskursif, kritis dalam hidup sosial. Oleh karena itu, tidak ada kekuasaan yang dijalankan dengan kekerasan karena kekuasaan terjadi dalam situasi komunikatif diantara orang-orang yang sedang mencari dan berusaha untuk mengetahui esensi dari hidup bersama.65 Bagi penulis, Foucoult bukan tanpa dasar meletakkan pengetahuan sebagai dasar kekuasaan agar di dalamnya orang diajak untuk berpikir
64 65
Michel Foucault, Op. Cit, hal. 224. Prof. Dr. Armada Ryanto, Op. Cit., hal. 22.
45
dan bertindak kritis bukan hanya timbul dari luapan emosi semata. Selain itu, dengan melukiskan penjara sebagai tempat pembentukan kekuasaan, Foucault menunjukan pentingnya mekanisme kekuasaan.66 Kekuasaan setiap orang perlu ditata sebaik mungkin demi terjaminya kesejahteraan. Pengakuan akan adanya berbagai bidang dalam kehidupan tidak pernah terlepas dari pengaruh berbagai bidang ilmu pengetahuan. Ilmu-ilmu pengtahuan secara tidak sadar membentuk karakter kehidupan suatu masyarakat misalnya saja, negara-negara Eropa yang mengalami kemajaun begitu pesat dalam berbagai bidang kehidup dan disadar bahwa hal ini didorong oleh semangat mereka untuk mengembangkan berbagai bidang ilmu pengetahuan secara efektif. Selain itu, setiap ilmu pengetahuan
memiliki
otonimitas
kekuasaan
misalnya
sosiologi, antropologi, matematika, politik, fisika, kimia dan sebagainya.
Ilmu-ilmu
pengetahuan
tersebut
memberi
sumbangan dalam hidup bermasyarakat. Kekuasaan dan kekuatan dari setiap bidang ilmu pengetahuan secara tidak sadar menjadi dasar dan membangkitkan ideologi bersama untuk mencapai cita-cita hidup bersama. Untuk itu, kekuasaan dalam pengertian Foucault tidak menunjuk pada figur atau bidang tertentu tetapi meliputi segala dimensi kehidupan manusia. C. Agama 1) Definisi Agama Menurut Hedropuspito, agama adalah suatu jenis sistem social yang dibuat oleh penganut-penganutnya yang berproses pada kekuatan-kekuatan non-empiris yang dipercayainya dan 66
Dr. Haryatmoko, Op. Cit, hal. 227.
46
didayagunakanya untuk mencapai keselamatan bagi mereka dan masyarakat luas umumnya. Dalam Kamus Sosiologi, pengertian agama ada tiga macam yaitu (1) kepercayaan pada hal-hal yang spritual (2) perangkat kepercayaan dan praktik-praktik spiritual yang dianggap sebagai tujuan tersendiri (3) ideology mengenai hal-hal yang bersifat supranatural.67 Definisi Agama menurut sosiologi ada dua yaitu definisi yang empiris dan definisi yang deskriptif.Definisi yang empiris adalah dimana sosiologi tidak pernah memberikan definisi agama yang evaluative (menilai).Baik buruknya agama atau agama-agama yang tengah diamatinya. Dari pengamatan ini sosiologi hanya sanggup member definisi yang deskriftif (menggambarkan apa danya), yang mengungkapkan apa yang dimengerti dan dialami-alami pemeluk-pemeluknya.68 Agama ialah suatu jenis sistem social yang dibuat oleh penganut-penganutnya yang berporos pada kekuatan-kekuatan non empiris yang di percayainya dan dayagunakannya untuk mencapai keselamatan bagi diri mereka dan masyarakat luas umumnya. Unsur-unsur yang hendak dirangkum dalam definisi diatas adalah sebagai berikut : Agama disebut jenis system social. Agama berporos pada kekuatan-kekuatan non empiris. Manusia mendayagunakan kekuatan-kekutan diatas untuk kepentingan sendiri dan masyarakat sekitarnya. Thommas F.O. „ DEA memakai definisi yang banyak dipakai dalam fungsional. Agama ialah pendayagunaan sraana-
67
Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2002)
h.129 68
Hendropuspito, Sosiologi Agama, (Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 1983), h.29
47
sarana supra-empiris untuk maksud-maksud nonempiris aatau supra empiris. Pendayagunaan sarana-sarana supra-empris semata-mata ditunjukan kepada kepentingan supra-empiris saja. Seakan-akan orang yang beragama hanya mementingkan kebahagiaan akhirat dan lupa akan kebutuhan mereka dunia sekarang ini.69 2) Ciri-ciri agama Dalam agama sekurang-kurangnya terdapat empat ciri antara lain: 70 a. Adanya kepercayaan terhadap yang maha ghaib, maha suci, maha agung, sebagi pencipta alam semesta. b. Melakukan hubungan dengan hal-hal di atas, dengan berbagai cara. Seperti misalnya dengan mengadakan upacara-upacara
ritual,
pemujaan,
pengabdian,
daan
sebagainya. Dalam Islam melakukan hubungan dengan Maha Pencipta (Rab), dengan mengucapkan dua kalimat syahadt sebagai awal pengakuan bahwa Allah sebagai Rab dan Muhammad sebagi Rasul-Nya, melaksanakan sholat 5 waktu, melaksanakan puasa, membayarkan zakat bagi yang sudah nisab, melaksanakn ibadah haji bagi yang mampu. c. Adanya suatu ajaran (doktrin) yang ahaarus dijalankan oleh setiap penganutnya. Dalam islam doktrin itu terdiri dari tiga aspek yaitu, iman, islam, dan ikhsan. d.
Menurut pandangan Islam, bahwa ajaran atau doktrin tersebut diturunkan oleh Rab tidak langsung pada manusia, melainkan melalui Nabi-nabi dan Rasul-rasulnya sebagia orang-orang suci. Maka, menurut pandangan Islam, adanya Rasul dan kitab suci merupakan syarat mutlak adanya agama.
69
Ibid., h.34 Uyoh Sadulloh , Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2010), h. 50 70
48
3) Fungsi Agama Adapun yang dimaksud dengan fungsi agama adalah peran agama dalam mengatasi persoalan-persoalan yang timbul dimasyarakat yang tidak dapat dipecahkan secara empiris karena adanya keterbatasan kemampuan dan ketidakpastian.71 Thomas F. O‟Dea menuliskan enam fungsi agama, yaitu (1) sebagai pendukung, dan pelipur lara, (2) sarana hubungan transcendental melalui pemujaandan upacara ibadat, (3) penguat norma-norma dan nilai-nilai yang sudah ada, (4) pengoreksi fungsi yan sudah ada, (5) pemberi identitas diri, dan (6) pendewasaan agama. Agama memiliki beberapa fungsi
dalam kehidupan
manusia, yaitu sebagai berikut:72 a. Fungsi edukatif Ajaran agama memberikan ajaran-ajaran yang harus dipatuhi.Dalam hal ini bersifat menyuruh dan melarang agar pribadi penganutnya menjadi baik dan terbiasa dengan yang baik. b. Fungsi penyelamat Keselamatan
yang diberikan oleh agama kepada
penganutnya adalah keselamatan yang meliputi dua alam yaitu dunia dan akhirat. c. Fungsi perdamaian Melalui agama, seseorang yang bersalah atau berdosa dapat mencapai kedamaian batin melalui tuntunan agama. d. Fungsi pengawasan sosial Ajaran agama oleh penganutnya dianggap sebagai norma, sehingga dalam hal ini agama dapat berfungsi sebagai pengawasan social secara individu maupun kelompok. 71
Kahmad, op. cit., h.130 Hendropuspito, op.cit., h.38
72
49
e. Fungsi pemupuk rasa solidaritas Para penganut agama yang sama secara psikologis akan merasa memiliki kesamaan dalam kesatuan; iman dan kepercayaan. Rasa kesatuan ini akan membina rasa solidaritas dalam kelompok maupun perorangan, bahkan kadang-kadang dapat membina rasa persaudaraan yang kokoh. f. Fungsi transformatif Ajaran agama dapat mengubah kehidupan kepribadian seseorang atau kelompok menjadi kehidupan baru sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya, kehidupan baru yang diterimanya
berdasarkan
ajaran
agama
yang
dipeluk
kadangkala mampu merubah kesetiaannya kepada adapt atau norma kehidupan yang dianut sebelumnya. g. Fungsi kreatif Ajaran agama mendorong dan mengajak para penganutnya untuk bekerja produktif bukan saja untuk kepentingan diri sendiri, tetapi juga untuk kepentingan orang lain. Penganut agama bukan saja disuruh bekerja secara rutin dalam pola hidup yang sama, akan tetapi juga dituntut untuk melakukan inovasi dan penemuan baru. h. Fungsi sublimatif Ajaran agama mengkuduskan segala usaha manusia, bukan saja yang bersifat agama ukhrawi melainkan juga yang bersifat
duniawi.Segala
usaha
manusia
selama
tidak
bertentangan dengan norma-norma agama bila dilakukan atas niat yang tulus, karena dan untuk Allah merupakan ibadah.
50
D. Pendidikan 1) Pengertian Pendidikan Dalam buku “Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan”,73Hasbullah menerangkan bahwa dalam artian sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan – bandingkan dengan pengertian tentang “institusi”. Kemudian, seiring
dengan
tahap-tahap
perkembangan,
pendidikan
kemudian diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.74 Dalam
realitasnya,
pengertian
pendidikan
selalu
mengalami perkembangan, meskipun secara esensial tidak mengalami perbedaan yang signifikan. Pengertian pendidikan menurut para ahli adalah sebagai berikut: a) Langeveld; “Pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat dikatakan membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri”. Sedangkan yang dimaksud dengan pengaruh disini datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup seharihari, dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa.75
73
Hasbullah.Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.(Jakarta : Raja Grafindo Persada.1999). h.
1 74 75
Sudirman N,dkk.. Ilmu Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosda Karya. 1992). h.4 Langeveld (terj.), Paedagogiek Teoritis / Sistematis.( Jakarta : FIP-IKIP1971.). h. 5
51
b) John Dewey: “Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapankecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia”. c) J.J. Rousseau; “Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada
pada
masa
kanak-kanak,
akan
tetapi
kita
membutuhkannya pada waktu dewasa”. d) Driyarkara; “Pendidikan adalah pemanusiaan manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf insani”.76 e) Carter V Good;77 “Pedagogy is the art, practice, or profession of teaching” “The systematic learning or instruction concerning principles and methods of teaching and of student control and guidance; largely replaced by the term education” Pendidikan adalah : “Seni, latihan (praktek) )atau profesi (pekerjaan) dari mengajar” “Suatu pembelajaran yang sistematis atau petunjuk (instruksi) yang berisi prinsip-prinsip dan metode-metode pengajaran serta menuntun dan mengarahkan siswa ; dalam arti luas digantikan dengan istilah pendidikan. f) Ahmad D. Marimba;78
76
Driyarkara..Driyarkara Tentang Pendidikan. (Yogyakarta.Yayasan Kanisius, 1950).
h. 74 77
Carter V. Good. Dictionary of Education.(Mc. Graw Hill Book Company, Inc. New York.1959.) h. 387 78 Marimba D, Ahmad. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. (Bandung. Pt. Al Ma‟arif, 1987). h.19
52
“Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama”. Unsur – unsur yang terdapat dalam pendidikan dalam hal ini adalah: Usaha (kegiatan), usaha itu bersifat bimbingan (pimpinan atau pertolongan) dan dilakukan secara sadar. Ada pendidik, atau pembimbing atau penolong. Ada yang dididik atau si terdidik. Bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan. Dalam usaha itu tentu ada alat-alat yang dipergunakan. g) Ki Hajar Dewantara;79 “Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anakanak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggitingginya”. h)
Menurut UU Nomor 2 Tahun 1989 pasal 1 ayat 1; “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang”.80
2) Pendidikan Sebagai Proses Transformasi Nilai81 Pendidikan dalam arti luas berarti suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup
pengetahuannya,
nilai,
dan
sikapnya,
keterampilannya.
79
Suwarno.Pengantar Umum Pendidikan.(Jakarta.Aksara Baru. 1985). h. 2 UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (pasal 1 ayat 1) 81 Uyoh Sadulloh, op.cit,. h. 57
80
serta
53
Pendidikan pada hakikatnya akan mencakup kegiatan mendidik, mengajar, dan melatih. Kegiatan tersebut kita laksanakan sebagai suatu usaha untuk mentransformasikan nilainilai. Nilai-nilai yang ditransformasikan tersebut dalam rangka mempertahankan,
mengembangkan,
bahkan
kalau
perlu
mengubah kebudayaan yang dimiliki masyarakat. Maka, disini pendidikan akan berlangsung dalam kehidupan. Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar proses transformasi berjalan dengan lancer dalam proses pendidikan antara lain : a) Adanya hubungan edukatif yang baik antara pendidik dan terdidik. b) Adanya metode pendidikan yang sesuai. c) Adanya sarana pelengkapan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan. d) Adanya suasana yang memadai sehingga proses transformasi nilai-nilai tersebut berjalan dengan wajar, serta dalam suasana yang menyenangkan. 3) Tujuan Pendidikan82 Tujuan pendidikan merupakan gambaran dari filsafat atau pandangan hidup manusia, baik secara perseorangan maupun kelompok. Membicarakan tujuan pendidikan akan menyangkut system
nilai
dan
norma-norma
dalam
suatu
konteks
kebudayaan, baik dalam mitos, kepercayaan dan religi, filsafat, idiologi, dan sebagainya. Tujuan pendidikan harus mengandung dalam menentukan tujuan
pendidikan
ada
beberapa
nilai
yang
perlu
di
perhatikan.Pertama, autonomi, yaitu memberikan kesadaran, pengetahuan, dan kemampuan secara maksimun, kepada individu maupun kelompok, untuk dapat hidup mandiri, dan 82
Ibid., h. 58
54
hidup bersama dalam kehidupan yang lebih baik. Kedua, equiti (keadilan), berarti bahwa tujuan pendidikan tersebut harus memberia kesempatan kepada seluruh warga masarakat untuk dapat berpartisipasi dalam kehidupan berbudaya dan kehidupan ekonomi, dengan memberikan pendidikan dasar yang sama. Ketiga, servival, yang berarti bahwa dengan pendidikan akan menjamin pewarisan kebudayan dari satu generasi kepada generasi berikutnya. Dalam pengertian khusus, pendidikan diartikan suatu bimbingan yang di berikan oleh orang dewasa kepada anak untuk mencapai kedewasaannya. Secara umum yang di sebut manusia dewasa adalah : 1. Manusia mandiri 2. Manuasia yang bertanggung jawab 3. Manusia yang telah mampuh memahami norma norma serta
moral
dalam
kehidupan,
dan
sekaligus
berkesanggupan untuk melaksanakan norma dan moral tersebut
dalam
hidup
dan
kehidupannya,
dimanisfestasikan dalm kehidupan bersama
yang
55
56
C. Hipotesis Keadaan
keluarga yang kurang harmonis, kurangnya pengetahuan
agama yang menganggap agama sebagai sebuah peraturan yang mengikat, pengetahuan dan kekuasan yang membatasi dan membedakan seseorang yang menyebabkan timbulnya Fenomena Anak Punk yang ingin bebas dari segala aturan yang mengikat. D. Teori Acuan Teori ini dikemukakan oleh Edwin H. Sutherland . Menurut teori ini, penyimpangan bersumber dari pergaulan dengan sekelompok orang yang telah menyimpang. Penyimpangan diperoleh melalui proses alih budaya (cultural transmission) . Melalui proses ini seseorang mempelajari suatu subkebudayaan menyimpang (deviant subculture).83 Teori
agama
yang menyatakan bahwa perilaku menyimpang
disebabkan karena lemahnya kadar iman dan taqwa, yang belum di hayatinya ajaran agama, kemiskinan yang menghimpit, besarnya godaan dari luar dan godaan hawa nafsu.84 Teori Analisis SWOT adalah sebuah teori yang digunakan untuk merencanakan sesuatu hal yang dilakukan dengan SWOT. SWOT adalah sebuah singkatan dari, S adalah Strenght atau Kekuatan, W adalah Weakness atau Kelemahan, O adalah Oppurtunity atau Kesempatan, dan T adalah Threat atau Ancaman. Analisa
permasalahan
Perilaku
sosial
anak
punk
dengan
memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun eksternal dilihat dari aspek: 1. Kekuatan(strength) a. b. c. d.
83
Gaya hidup Memiliki persamaan hak Setia kawan atau kebersamaan Bebas dan tidak ada yang mengekang
http://sukma-stc.blogspot.com/2012/05/teori-teori-perilaku-menyimpang.html http://pelajaranilmu.blogspot.com/2012/06/teori-teori-penyimpangan.html
84
57
2. Kelemahan(weakness) a. Seks bebas b. Pecandu narkoba c. Tampilan urakan atau kucel d. Pemberontak 3. Peluang(Opportunity) a. Menciptakan karya sendiri(menciptakan lagu) b. Membuka usaha distro c. Membuat label rekaman sendiri d. Membantu dalam bentuk sosial ke pantai asuhan 4. Tantangan /Hambatan(Thears) a. Meresahkan masyarakt sekitar b. Di tolak label rekman c. Dianggap sampah masyarakat d. Tidak berikannya kesempatan di acara televisi85
85
http://baguskriswanto.wordpress.com/2012/09/19/teori-analisis-swot/
BAB III METODE PENELITIAN YANG DIGUNAKAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Dalam rangka mengumpulkan dan memperoleh data-data yang berhubungan dengan penyusunan skripsi ini, penelitian dilakukan di Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang. B. Metode Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu “suatu metode yang ingin mengungkapkan, mengembangkan dan menafsirkan data, peristiwa, kejadian-kejadian dan gejala-gejala fenomena-fenomena yang terjadi pada saat sekarang”.1 C. Populasi dan Sampel Populasi adalah “Keseluruhan objek penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang dapat mewakili keseluruhan populasi yang ada”.2 Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Komunitas Kecamatan
Punk di
Cipondoh Kota Tangerang, sedangkan sampel adalah
Komunitas Punk dari beberapa orang diambil 4 orang yang memenuhi kriteria peneletian.
1 2
Kartini Kartono, Pengantar Metodelogi Research Sosial (Bandung: Grafika, 1974), hal. 116 Sutrisno hadi, Metodelogi Research, Jilid I, cet V (Yogyakarta: UGM, 1996), hal. 56
58
59
D. Jenis dan Sumber Data Penulisan melakukan berbagai jenis dan pengumpulan data yang yang bertujuan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Dan tersebut terbagi menjadi dua jenis, yaitu : a. Data Primer Yaitu data yang diperoleh dengan melakukan wawancara kepada anggota komunitas Punk, Dosen UIN, UNJ, UMJ dan tokoh agama serta masyarakat sekitar
mengenai pandangan terhadap Fenomena Anak
Punk. b. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari kajian pustaka dan sebagai pendukung dari data primer seperti artikel, koran, majalah, sebagi sumber tertulis lainnya yang dibahas dalam penelitian. E. Teknik Pengumpulan Data Setiap penelitian memerlukan metode dan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan masalah yang dihadapi. Metodologi penelitian ini sangat tepat digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang objektif. Dalam pelaksanaannya penulis menggunakan dua jenis penelitian, adalah sebagai berikut: 1.
Library Research (studi kepustakaan), digunakan untuk melihat dan
mempelajari buku-buku, literatur-literatur dan bahan referensi lainnya sebagai sumber untuk menguraikan landasan teoritis dari skripsi ini. 2.
Field Research (studi lapangan), digunakan untuk mencari dan
mengumpulkan data dari lapangan. Yang dalam pelaksanaannya digunakan 3 (tiga) instrumen penelitian, yaitu: a. Pengamatan (obsevation)
60
Yaitu pencatatan secara sistematis terhadap suatu fenomenafenomena yang diselidiki dan dengan melakukan pengamatan langsung kelapangan dengan mendatangi narasumber. b. Wawancara Wawancara yaitu cara yang ditempuh untuk mewawancarai para informan demi memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini. Wawancara ditujukan dengan jalan mengajukan pertanyaan langsung kepada tokoh pimpinan dengan pertanyaan yang telah dipersiapkan. Wawancara yang akan digunakan adalah wawancara tak terstruktur. Wawancara ini mirip dengan percakapan informasi. Metode ini bertujuan untuk memperoleh bentuk-bentuk informasi tertentu dari semua informan, tetapi susunan kata dan urutannya disesuaikan dengan cirri-ciri setiap responden. Pendekatan ini memungkinkan untuk mengukur apa yang diketahui oleh seseorang (pengetahuan dan informasi), apa yang disesuaikan dan apa yang tidak disesuaikan oleh seseorang (nilai dan prefensi), dan apa yang dipikirkan seseorang (sikap dan kepercayaan). Dalam teknik wawancara berbentuk dialog dengan informan, dengan tetap berpatokan kepada sejumlah pertanyaan yang telah disiapkan. c. Alat Perekam Penelitian di bantu dengan menggunakan alat perekam voice recorder untuk merekam seluruh pembicaraan hasil wawancara. Apabila memungkinkan, hasil observasi di dukung dengan adanya materi visual dan audio-visual yang di ambil selama berlangsungnya penelitian.
61
Kegunaan alat ini yaitu untuk melakukan analisis ulang oleh peneliti lainnya, memberikan dasar untuk pengecekan kesahihan dan keandalan, memberikan dasar yang kuat tentang apakah yang dikatakan oleh peneliti itu benar-benar terjadi dan dapat dicek kembali dengan mudah. Kekurangan alat ini adalah memakan waktu, biaya dan situasi latar pengamatan terganggu.3 d. Dokumentasi atau Data Sekunder Arikunto menyatakan bahwa di dalam melaksakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, dan peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian.4 Alasan digunakan dokumen sebagai alat pengumpul data sesuai dengan konteks, sumber yang paling stabil dan membuka kesempatan untuk memperluas isi pengetahuan yang di selidiki.5 F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Analisis data merupakan salah satu langkah paling penting untuk memperoleh temuan-temuan hasil penelitian. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah dengan metode deskriptif analisis. Maksudnya adalah analisis gambaran secara objektif terhadap tema penelitian dengan pendekatan
kualitatif,
datanya
diperoleh
melalui
wawancara
dan
pengamatan. Data yang diperoleh dari wawancara dan pengamatan tersebut dideskripsikan dalam bentuk uraian. Maksud utama analisis data adalah untuk membuat data itu dapat dimengerti, sehingga penemuan yang dihasilkan bisa dikomunikasikan kepada orang lain. 3 4
Meolong, LJ. 2002 Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. h. 130 Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Prektek. Jakarta: Rineke Cipta.
h. 149 5
Meolong, LJ. 2002 Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. h. 101
62
G. Pendekatan Data dan Keilmuan 1. Pendekatan data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan data deskriptif analisis. Untuk mendapatkan data deskriptif analisis, penulis mengumpulkan data melalui kajian pustaka, dokumentasi dan wawancara. 2. Pendekatan keilmuan Pendekatan keilmuan yang digunakan adalah studi pustaka.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data I.
Gambaran Umum Setting Penelitian 1. Sejarah Cipondoh1 Kota
Tangerang adalah
sebuah
kota
yang
terletak
di Provinsi
Banten, Indonesia, tepat di sebelah barat kota Jakarta, serta dikelilingi oleh Kabupaten Tangerang di sebelah utara dan barat. Tangerang merupakan kota terbesar di Provinsi Banten serta ketiga terbesar di kawasan perkotaan Jabotabek setelah Jakarta. a) Asal-usul Tangerang disebut juga sebagai Kota "Benteng" Untuk mengungkapkan asal usul tangerang sebagai kota "Benteng", diperlukan catatan yang menyangkut perjuangan. Menurut sari tulisan F. de Haan yang diambil dari arsip VOC, resolusi tanggal 1 Juni 1660 melaporkan bahwa Sultan Bantentelah membuat negeri besar yang terletak di sebelah barat sungai Untung Jawa, dan untuk mengisi negeri baru tersebut Sultan Banten telah memindahkan 5.000 sampai 6.000 penduduk. Kemudian
dalam
Desember 1668 diberitakan
Dag bahwa
Register Sultan
tertanggal 20 Banten
telah
mengangkat Raden Sena Pati dan Kyai Demang sebagai penguasa di daerah baru tersebut. Karena dicurigai akan merebut kerajaan, Raden Sena Pati dan Kyai Demang dipecat oleh Sultan. Sebagai gantinya diangkat Pangeran Dipati lainnya.Atas pemecatan tersebut Ki Demang 1
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tangerang diakses pada tanggal 05 juni 2014
63
64
sakit hati. Kemudian tindakan selanjutnya ia mengadu domba antara Banten dan VOC. Tetapi ia terbunuh di Kademangan. Dalam arsip VOC selanjutnya, yaitu dalam Dag Register tertanggal 4 Maret 1680 menjelaskan bahwa penguasa Tangerang pada waktu itu adalah Kyai Dipati Soera Dielaga. Kyai Soeradilaga dan putranya Subraja minta perlindungan VOC dengan diikuti 143 pengiring dan tentaranya (keterangan ini terdapat dalam Dag Register tanggal 2 Juli 1682).Ia dan pengiringnya ketika itu diberi tempat di sebelah timur sungai, berbatasan dengan pagar VOC. Ketika bertempur dengan Banten, Soeradilaga beserta ahli perangnya berhasil memukul mundur pasukan Banten. Atas jasa keunggulannya itu kemudian ia diberi gelar kehormatan Raden Aria Suryamanggala, sedangkan Pangerang Subraja diberi gelar Kyai Dipati Soetadilaga. Selanjutnya Raden Aria Soetadilaga diangkat menjadi Bupati Tangerang I dengan wilayah meliputi antara sungai Angke dan Cisadane.Gelar yang digunakannya adalah Aria Soetidilaga I. Kemudian dengan perjanjian yang ditandatangani pada tanggal 17 April 1684, Tangerang menjadi daerah kekuasaan VOC. Banten tidak mempunyai hak untuk campur tangan dalam mengatur tata pemerintahan di Tangerang. Salah satu pasal dari perjanjian tersebut berbunyi: Dan harus diketahui dengan pasti sejauh mana batas-batas daerah kekuasaan yang sejak masa lalu telah dimaklumi maka akan tetap ditentukan yaitu daerah yang dibatasi oleh sungai Untung Jawa atau Tangerang dari pantai Laut Jawa hingga pegunungan-pegunungan sejauh aliran sungai tersebut dengan kelokan-kelokannya dan kemudian menurut garis lurus dari daerah Selatan hingga utara sampai Laut Selatan. Bahwa semua tanah
65
disepanjang Untung Jawa atau Tangerang akan menjadi milik atau ditempati VOC. Dengan adanya perjanjian tersebut daerah kekuasaan bupati bertambah luas sampai sebelah barat sungai Tangerang.Untuk mengawasi Tangerang maka dipandang perlu menambah pos-pos penjagaan di sepanjang perbatasan sungai Tangerang, karena orangorang Banten selalu melakukan penyerangan secara tiba-tiba.Menurut peta yang dibuat pada tahun 1692, pos yang paling tua terletak di muara sungai Mookervaart, tepatnya disebelah utara Kampung Baru.Namun kemudian ketika didirikan pos yang baru, bergeserlah letaknya ke sebelah Selatan atau tepatnya di muara sungai Tangerang. Menurut
arsip Gewone
Resolutie
Van
hat
Casteel
Batavia tanggal 3 April 1705 ada rencana merobohkan bangunanbangunan dalam pos karena hanya berdinding bambu. Kemudian bangunannya
diusulkan
diganti
dengan
tembok.Gubernur
Jenderal Zwaardeczon sangat menyetujui usulan tersbut, bahkan diinstruksikan untuk membuat pagar tembok mengelilingi bangunanbangunan dalam pos penjagaan.Hal ini dimaksudkan agar orang Banten tidak dapat melakukan penyerangan. Benteng baru yang akan dibangun untuk ditempati itu direncanakan punya ketebalan dinding 20 kaki atau lebih. Disana akan ditempatkan 30 orang Eropa dibawah pimpinan seorang Vandrig (Peltu) dan 28 orangMakasar yang akan tinggal di luar benteng. Bahan dasar benteng adalah batu bata yang diperoleh dari Bupati Tangerang Aria Soetadilaga I. Setelah benteng selesai dibangun personilnya menjadi 60 orang Eropa dan 30 orang hitam.Yang dikatakan orang hitam adalah orangorang Makasar yang direkrut sebagai serdadu VOC. Benteng ini kemudian menjadi basis VOC dalam menghadapi pemberontakan dari
66
Banten. Kemudian pada tahun 1801, diputuskan untuk memperbaiki dan memperkuat pos atau garnisun itu, dengan letak bangunan baru 60 roeden agak ke tenggara, tepatnya terletak disebelah timur Jalan Besar pal 17. Orang-orang pribumi pada waktu itu lebih mengenal bangunan ini dengan sebutan "Benteng".Sejak saat itu, Tangerang terkenal dengan sebutan Benteng. Benteng ini sejak tahun 1812 sudah tidak terawat lagi, bahkan menurut "Superintendant of Publik Building and Work" tanggal 6 Maret 1816 menyatakan: ...Benteng dan barak di Tangerang sekarang tidak terurus, tak seorangpun mau melihatnya lagi. Pintu dan jendela banyak yang rusak bahkan diambil orang untuk kepentingannya. b) Perjuangan kemerdekaan Pada Oktober 1945, Laskar Hitam, milisi muslim ekstrem didirikan di Tangerang. tujuan dari gerakan ini adalah untuk mendirikan negara Islam di Indonesia. Gerakan ini kemudian menjadi bagian kelompok pemberontak DI/TII. Pada 31 Oktober 1945, Laskar Hitam menculik Oto Iskandardinata, Menteri Negara Republik Indonesia. Kemungkinan dibunuh di pantai Mauk, Tangerang pada 20 Desember 1945. Setelah deklarasi kemerdekaan Indonesia, ada kerusuhan ras di Tangerang.Kelompok anti etnis Tionghoa menyerang etnis Tionghoa di Tangerang karena mereka menganggap bahwa etnis Tionghoa mendukung
pemerintah Belanda yang
mencoba
untuk
kembali
menguasai Indonesia. c) Setelah kemerdekaan Indonesia Sejak tahun 1981 hingga 1984, Bandara Internasional SoekarnoHatta dibangun di Benda, Tangerang.Bandara terletak di Tangerang,
67
namun disebut sebagai Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta. Cengkareng adalah nama sub-distrik di Jakarta Barat yang berdekatan dengan bandara. Pada Agustus 1996, Walmart, pengecer terbesar dari Amerika Serikat membuka cabang pertamanya di Indonesia di Lippo Karawaci, Tangerang.Sayangnya,
cabang
tersebut
dijarah
dan
dibakar
pada kerusuhan Mei 1998.Walmart menghentikan investasi mereka di Indonesia setelah kerusuhan. d) Visi dan Misi Kecamatan Cipondoh2 Seiring dengan upaya untuk mendukung pencapaian Visi Kota Tangerang Tahun 2009-2013 sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Tangerang Tahun 2009-2013 dan berpijak pada kedudukan, tugas pokok dan fungsinya serta isu strategis yang dihadapi dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan penyelenggaraan tugas umum pemerintahan maka Kecamatan Cipondoh menetapkan Visi Tahun 2009-2013 sebagai berikut: "TERDEPAN DALAM PELAYANAN PRIMA MENUJU KECAMATAN INDUSTRI, PERDAGANGAN, JASA DAN PERMUKIMAN YANG BERAKHLAKUL KARIMAH" Makna yang terkandung dalam Visi Kecamatan Cipondoh tersebut adalah sebagai berikut:
2
http://www.biropemerintahan.bantenprov.go.id/read/page-detail/profil-kotatangeran/11/profil-kota-tangerang.html diakses pada tanggal 05 juni 2014
68
Mengedepankan profesionalisme yang dilandasi oleh tata nilai sosial dan norma akhlak mulia dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi kelembagaan yang berorientasi pada pelayanan publik; Mengedepankan profesionalisme yang dilandasi oleh tata nilai sosial dan norma akhlak mulia dalam pelayanan prima kepada masyarakat. Visi Kecamatan Cipondoh Tahun 2009 - 2013 tersebut diharapkan memberikan kontribusi aktif dalam rangka mendukung pencapaian Visi Kota Tangerang Tahun 2009-2013 "Membangun Peradaban Baru Di Tengah Kota Industri, Perdagangan dan Jasa, Permukinan serta Pendidikan yang Ahklakul Karimah". Bepijak pada Visi Kecamatan Cipondoh Tahun 2009-2013 yang telah ditetapkan dan upaya untuk mendukung pencapaian Misi Kota Tangerang Tahun 2009-2013 maka Kecamatan Cipondoh menetapkan Misi Tahun 2009-2013 sebagai berikut: 1.
Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan Dan Kualitas Sumber Daya Aparatur;
2.
Meningkatkan Kualitas Perencanaan Pembangunan;
3.
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Administrasi Kependudukan Dan Pencatatan Sipil;
4.
Meningkatkan Ketentraman Dan Ketertiban Masyarakat. Misi Kecamatan Cipondoh Tahun 2009 - 2013 tersebut
diharapkan memberikan kontribusi aktif dalam rangka mendukung pencapaian Misi Kota Tangerang Tahun 2009-2013 khususnya pada "Misi Mewujudkan dan Menguatkan Tata Pemerintahan yang Baik (Good Governance)".
69
2. Pekerjaan Penduduk Cipondoh3 Sumber utama perekonomian Kota Tangerang berasal dari sektor industry pengolahan sebesar 58,45%, menyusul perdagangan, hotel dan restoran. Kedua sektor ini menguasai hampir 85% kegiatan ekonomi dan dapat dipastikan bahwa sektor tersebut memberikan kontribusi utama pada pendapatan asli daerah. Pada bagian tenaga kerja di atas juga telah disebutkan bahwa sekitar 75% angkatan kerja yang ada di Kota Tangerang bergerak di sector industri, perdagangan dan jasa.Hal tersebut selaras dengan kondisi perekonomian daerah yang mengandalkan sektor-sektor yang menyerap banyak tenaga kerja. 3. Agama Yang Di Anut Masyarakat Cipondoh4 Banyaknya pemeluk Agama di Kecamatan Cipondoh terdiri dari Islam 148.042 orang, Katolik 3.301, Protestan 6.892 orang, Hindu 536 Orang dan Budha 3.648 orang, sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas pemeluk agama di Kecamatan Cipondoh adalah beragama Islam. Tempat ibadah merupakan tempat di mana pemeluk agama melaksanakan ibadahnya .Jumlah tempat ibadah dikecamatan Cipondoh terdiri dari 68 Masjid, 131 Musholla, 2 Gereja, sehingga secara keseluruhan jumlah tempat ibadah di Kecamatan Cipondoh terdapat 201 buah. 4. Tingkat Pendidikan Masyarakat Cipondoh Pendidikan merupakan suatu indikator terpenting di dalam perkembangan suatu wilayah yang berhubungan dengan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan ini mencakup jumlah sekolah dan murid yang
3
http://www.tangerangkota.go.iddiakses pada tanggal 05 juni 2014 http://litbang. tangerangkota.go.id diakses pada tanggal 05 juni 2014
4
70
mengikuti sekolah dan jumlah guru yang terlibat dalam proses belajar mengajar, baik itu bersifat formal maupun informal. Pendidikan bersifat formal yaitu pendidikan yang telah di atur atau di wajibkan oleh pemerintah. Jumlah pendidikan Formal yang berada dikecamatan Cipondoh terdiri dari 48 SD, 20 Madrasah Ibtidaiyah,12 Madrasah Tsanawiyah, 4 Madrasah Aliyah, 24 SLTP, 14 SMU, dan berjumlah 14 SMK Jumlah Murid SD dan Madrasah Ibtidaiyah 17.917orang, Madrasah Tsanawiyah dan SLTP 8.651 orang, Madrasah Aliyah dan SMU 5.468 orang. Jumlah guru yang mengajar di sekolah berjumlah 2.652 orang dengan jumlah kelas sebanyak 1.185 ruangan. Selain Pendidikan Formal, di Kecamatan Cipondoh juga terdapat beberapa Lembaga pendidikan informal seperti kursus Bahasa yang berjumlah 28 lembaga, 5 lembaga kursus komputer, 7 lembaga kursus menjahit, 6 lembaga kursus kecantikan, dan 5 lembaga kursus montir. 5. Tingkat Ekonomi Masyarakat Cipondoh5 Sumber utama perekonomian Kota Tangerang berasal dari sektor industri pengolahan sebesar 58,45%, menyusul perdagangan, hotel dan restoran. Kedua sektor ini menguasai hampir 85% kegiatan ekonomi dan dapat dipastikan bahwa sektor tersebut memberikan kontribusi utama pada pendapatan asli daerah. Pada bagian tenaga kerja di atas juga telah disebutkan bahwa sekitar 75% angkatan kerja yang ada di Kota Tangerang bergerak di sector industri, perdagangan dan jasa.Hal tersebut selaras dengan kondisi perekonomian daerah yang mengandalkan sektor-sektor yang menyerap banyak tenaga kerja. 5
http://www.tangerangkota.go.iddiakses pada tanggal 05 juni 2014
71
B. Anak Punk 1. Gambaran Umum Komunitas Punk Pada masa kini dengan adanya globalisasi, banyak sekali kebudayaan yang masuk ke Indonesia, sehingga tidak dipungkiri lagi muncul banyak sekali kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat.Kelompok-kelompok tersebut muncul dikarenakan adanya persamaan tujuan atau senasib dari masing-masing individu maka muncullah kelompok-kelompok sosial di dalam masyarakat. Kelompok-kelompok sosial yang dibentuk oleh kelompok anak muda yang pada mulanya hanya dari beberapa orang saja kemudian mulai berkembang menjadi suatu komunitas karena mereka merasa mempunyai satu tujuan dan ideology yang sama. Salah satu dari kelompok tersebut yang akan kita bahas adalah kelompok “Punk”. Era globalisasi dicirikan adanya kemajuan luar biasa di bidang komunikasi
dan
telekomunikasi.Kemajuan
di
bidang
tersebut
telah
menghapuskan jarak antar negara dan wilayah. Pada era ini semakin sulit untuk membendung arus berbagai informasi yang datang dari luar termasuk tentang gaya hidup Punk dimaksud. Di Indonesia sendiri komunitas Punk sangat banyak berkembang bahkan hampir di setiap daerah ada komunitas Punk. Punk di Indonesia tidak hadir karena gejolak yang terjadi sebagaimana di Amerika dan Inggris, tetapi cenderung muncul karena kerinduan akan sesuatu yang baru sebagai aktualisasi para remaja. Komunitas Punk saat ini tidak lebih dari kaum marjinal yang menginginkan
kebebasan
dan
mendapat
haknya.Punk
di
Indonesia
berkembang begitu cepat seiring dengan problematika perekonomian Indonesia yang morat marit. Jumlah mereka yang terus bertambah tersebut, di dalamnya banyak pria yang tengah berada pada usia produktif. Pada tingkat marginalisasi yang tinggi, para lelaki muda tersebut berpotensi melakukan perbuatan
menyimpang
maupun
kejahatan
untuk
memenuhi
72
kebutuhan.Berbicara tentang kebebasan, memang indah.Apalagi jika dapat berbuat sekehendaknya, tidak ada yang melarang atau memaksakan aturan yang harus dipatuhi.Sayangnya, kebebasan tipe seperti ini hanya ada di negeri khayalan. Ya, sekeras apapun kita menuntut kebebasan, pada akhirnya kita akan terbentur pada kenyataan kalau semua ada batasnya. Komunitas yang satu ini bila dilihat sepintas lalu terlihat seperti berbeda sendiri dibandingkan dengan komunitas pada umumnya.Banyak orang yang menilai bahwa komunitas yang satu ini termasuk salah satu komunitas yang urakan, berandalan dan sebagainya.Namun jika dicermati lebih dalam banyak sekali yang menarik yang dapat di lihat dari komunitas ini.Dalam kenyataan sehari-hari, tidak semua orang bertindak berdasarkannorma-norma dan nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat.6 Tindakan yang tidak sesuai dengan norma dan nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat dinamakan perilaku menyimpang. Penyimpangan terjadi apabila seseorang atau sekelompok orang tidak mematuhi norma atau patokan dan nilai yang sudah baku di masyarakat. Penyimpangan terhadap normanorma atau nilai-nilai masyarakat disebut deviasi (deviation), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan ini disebut dengan devian ( deviant).7 Awal terbentuknya komunitas Punk di Indonesia berbeda dengan yang ada di negeri asalnya Inggris maupun Amerika.Jika di negeri asalnya komunitas Punk terbentuk dari gerakan anak muda yang diawali oleh anakanak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami
6
G. Widya. Punk, Ideologi Yang Disalahpahami.(Yogyakarta. Garasi House Of Book. 2010.)
7
Setiadi.Elly M dan Usman Kolip.Pengantar Sosiologi, Pemahaman Fakta Dan Gejala Permasalahan Sosial : teori, Aplikasi, Dan Pemecahannya. (Jakarta. Kencana. 2011).
73
masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Sedangkan komunitas Punk di Indonesia hadir karena adanya dunia baru dalam rangka aktualisasi jiwa bagi para remaja. Dalam bukunya “Punk, Ideologi Yang Disalah pahami” mengatakan bahwa Profane Existence, sebuah majalah di Amerika menulis bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang perkembangan Punk-nya menempati peringkat teratas dunia.8 Dahulu ada semacam pendapat bahwa mereka adalah preman jalanan.Namun, perlahan-lahan stigma yang berkembang di masyarakat itu adalah salah dan lambat laun komunitas punk mulai memperlihatkan kontribusinya kepada masyarakat. Melihat sepintas para anak muda yang tergabung dalam komunitas Punk akan memberikan pandangan kepada setiap orang bahwa mereka adalah sekumpulan anak muda yang tidak pernah mandi, selalu berpakaian lusuh dengan celana ketat dan tidak pernah dicuci, berbuat seenaknya tanpa aturan dan selalu membuat perasaan masyarakat sekitarnya akan merasa risih dan khawatir dengan keberadaan mereka. Pada awal masuk ke Indonesia, komunitas
punk
memplesetkan
perkataan"punk"
itu
sendiri
dengan
kepanjangan "pemuda urakan nan kreatif". Di beberapa tempat keramaian dan perempatan kota terkadang mereka hadir dengan gitar dan nyanyiannya untuk mendapatkan sisa uang receh dari pengunjung keramaian dan juga para pengendara kendaraan bermotor walau kadang juga mereka dapat ditemui mengamen dari rumah kerumah. Namun 8
G. Widya. Punk, Ideologi Yang Disalahpahami.(Yogyakarta. Garasi House Of Book. 2010).
74
mereka lebih mudah untuk dijumpai pada beberapa lokasi dimana mereka lebih banyak berinteraksi dengan masyarakat. 2. Komunitas Punk Komunitas Punk yang berada di Kota Tangerang secara kasat mata tidak dapat dibedakan dengan komunitas Punk yang berada di wilayah Tangerang lainnya bahkan dengan komunitas yang berada di kota-kota besar di Indonesia pada umumnya. Hal tersebut terjadi karena berdasarkan hasil dari wawancara yang peneliti lakukan, mereka yang ada saat ini berada di wilayah Kota Taangerang pada suatu saat akan berpindah ke wilayah lainnya. Sehingga anak-anak komunitas yang ada di Kota Tangerang hanya sebagian kecil yang berasal dari daerah dimana mereka beraktifitas sehari hari tetapi sebagian besar adalah pendatang dari luar kota Tangerang. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan, secara umum tergambar kegiatan komunitas Punk yang ada di wilayah Kota Tangerang setiap harinya, antara lain pada pagi hari setelah bangun tidur sebagian hanya membasuh muka bahkan ada yang tidak tersentuh air sama sekali, langsung melakukan kegiatan seperti biasa mereka lakukan yaitu turun ke jalan dan berkeliling kota untuk mengamen dengan gitar kecilnya. Anak-anak komunitas Punk biasanya sangat jarang menyentuh air untuk membasuh tubuhnya atau mandi. Pada saat melakukan kegiatan mengamen baik di perempatan atau pertokoan yang banyak tersebar di wilayah Kota Tangerang biasanya berkelompok sedikitnya 3 (tiga) orang. Dan pada saat mengamen biasanya seorang yang memegang gitar kecil dan satu orang temannya yang kebagian tugas menyanyi sementara teman lainnya beristirahat dan tugas tersebut dilakukan secara bergantian.
75
Bila sudah dirasa cukup mereka mengumpulkan uang hasil mengamen tersebut dan sebelum hasilnya dibagi bersama, mereka menyisihkan uang secukupnya untuk mereka makan.Yang menarik pada saat mereka makan, mereka hanya membeli nasi dan lauknya sebungkus lalu mereka makan bersama-sama. Kemudian bila hasil yang didapat dari mengamen tersebut cukup banyak dan masih ada sisa, biasanya mereka membeli minuman keras maupun obatobatan terlarang.Pada saat mereka ingin minum, sebelumnya mereka seperti membuat lingkaran kemudian minuman tersebut diberikan kepada kelompok mereka secara bergilir. Pada malam hari mereka selalu mencari tempat-tempat yang dapat digunakan untuk istirahat bagi kelompoknya, bahkan peneliti sempat mengamati tempat istirahat yang digunakan salah satu kelompok berupa rumah yang cukup besar tetapi sudah lama tidak di huni oleh pemiliknya.Yang dikatakan oleh para anak-anak Punk bahwa mereka sudah mendapat ijin dari pemilik rumah. Kehidupan mereka sangat sederhana tak jauh-jauh dari acara kumpulkumpul.Entah mengamen di jalan, menghadiri konser musik atau minumminuman keras sembari berbincang dengan tema bermacam-macam.Tak hanya mendiskusikan tentang komunitas atau musik punk idola mereka, tapi juga tentang isu politik dan sosial.Saat berkumpul pada malam hari dan melakukan minum-minum, namun tak semua yang berkumpul harus ikut minum. Komunitas Punk yang ada di Kota Tangerang sama seperti yang ada di kota-kota besar lainnya dimana keberadaan mereka tidak menetap secara terus menerus dan selalu berpindah-pindah terutama tempat mereka melakukan kegiatan mengamen bahkan sering keluar wilayah Kota Tangerang
76
namun pada saat mereka akan istirahat kembali berkumpul dengan komunitasnya sesuai dengan yang disepakati bersama. 3. Keberadaan Komunitas Punk Dengan memperhatikan hasil penelitian dan pengamatan terhadap komunitas Punk dapat dikatakan bahwa awal terbentuknya komunitas Punk di Indonesia berbeda dengan yang terjadi di negara asalnya Inggris demikian pula komunitas Punk yang ada di Kota Tangerang. Dengan melihat definisi yang disampaikan oleh beberapa ahli tentang komunitas dan terbentuknya maka ada beberapa faktor yang dapat dikupas tentang terbentuknya suatu komunitas seperti pertama, terbentuk dari sekelompok orang.Kedua, saling berinteraksi secara sosial di antara anggota kelompok itu. Ketiga, berdasarkan adanya kesamaan kebutuhan atau tujuan dalam diri mereka atau di antara anggota kelompok yang lain. Keempat, adanya wilayah-wilayah individu yang terbuka untuk anggota kelompok yang lain. Keempat ciri tersebut sangat terlihat pada komuitas Punk. Seperti yang disampaikan oleh beberapa informan tentang komunitas mereka, yang pertama dimana komunitas mereka terdiri dari beberapa anak muda yang berasal dari berbagai daerah dan dalam bentuk kelompok kecilkecil, pada awalnya mereka tidak saling mengenal namun karena kesamaan identitas maka mereka dapat berbaur dengan mudah dan membentuk kelompok atau komunitas yang lebih besar. Dan bila telah berbaur maka mereka hanya mengenal 1 (satu) identitas yaitu komunitas Punk. Berikutnya didalam komunitas Punk tersebut tidak ada jalur pemisah atau pengelompokan seperti anak lama atau anak baru, pengelompokan senior junior, atau anak Punk asal kedaerahan. Bila sudah menjadi satu dalam komunitas Punk maka kedudukan mereka adalah sama dan tidak ada batasan dalam berinteraksi di antara mereka sendiri. Dalam komunitas Punk tersebut
77
dikatakan bahwa rasa kebersamaan mereka lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok lain karena setiap kegiatan dan tindakan mereka lakukan selalu dalam bentuk kelompok. Yang selanjutnya, dalam komunitas Punk mereka mempunyai kesamaan kebutuhan dan tujuan dalam diri masing-masing anggota.Seperti yang disampaikan beberapa informan, yang dapat dilihat bahwa mereka mempunyai keinginan untuk hidup bebas tanpa aturan walaupun mereka tetap harus bertanggungjawab minimal terhadap dirinya sendiri. Dan merekapun memiliki tujuan yang sama, seperti yang disampaikan oleh informan bahwa mereka berusaha untuk diakui keberadaan mereka di tengah-tengah masyarakat seperti kelompok-kelompok yang lainnya. Dan faktor terakhir keberadaan komunitas Punk adalah mereka akan memberikan segalanya untuk kepentingan komunitasnya. Mereka tidak akan berusaha untuk menutup diri terhadap rekan-rekannya sesama komunitas Punk sehingga apa yang terjadi atau dialami pada salah satu dari mereka maka akan diketahui oleh seluruh anggota komunitasnya. Komunitas Punk di Kota Tangerang ini tidak diketahui secara pasti dan tidak ada data yang mencatat kapan mereka mulai muncul dan berkembang seperti sekarang. Namun komunitas Punk yang ada di Kota Tangerang ini secara kasat mata tidak akan dapat dibedakan dengan komunitas Punk yang ada di daerah lainnya bahkan di Indonesia. Keberadaan komunitas Punk yang ada dijalan-jalan dan biasa disebut dengan Street Punk tidak mudah untuk diikuti kegiatannya karena mereka selalu bergerak pada saat mencari rejeki dengan cara mengamen begitupun mereka yang ada di
Kota Tangerang. Mereka hanya mempunyai tempat
berkumpul untuk istirahat malam disuatu tempat yang sudah mereka sepakati.Dan keberadaan mereka disuatu tempat tidak akan menetap
78
selamanya tetapi sering berpindah-pindah sesuai dengan keinginan mereka sendiri. 4. Sosialisasi Komunitas Punk Proses sosialisasi bukanlah aktifitas yang dilakukan secara sepihak namun adalah sebuah proses interaksi yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu yang melakukan sosialisasi dan disosialisasi. Nilai-nilai dan norma sosial yang akan disosialisasikan biasanya mengandung keharusan dan harus ditaati. Sosialisasi biasanya bukan hanya suatu proses menyebarluaskan informasi dalam rangka mempengaruhi orang atau masyarakat saja, namun juga pada proses tersebut memberi kesempatan bagi masyarakat untuk memperbaiki dan membangun budaya yang berlaku di lingkungannya. Proses sosialisasi yang dilakukan oleh komunitas Punk lebih banyak dengan sesama anggota komunitasnya, namun sebagian dari mereka juga sering bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Harapan yang besar dan sesuatu yang masih harus dibuktikan dalam komunitas Punk guna memperbaiki
anggapan
yang
sudah
terlanjur
berkembang
di
masyarakat.Banyak sekali hambatan yang mereka hadapi selain resistensi dari masyarakat.Penolakan terhadap perubahan dari kalangan mereka sendiri pun menjadi kesulitan sendiri. Proses sosialisasi selain mendatangkan manfaat bagi masyarakat juga mendatangkan manfaat bagi komunitas Punk. Dengan adanya proses sosialisasi tersebut akan tercipta suatu tertib sosial. Dengan adanya beberapa penelitian yang dilakukan terhadap komunitas Punk di berbagai daerah telah memperlihatkan bahwa komunitas Punk saat ini sudah mulai membuka diri dengan masyarakat sekitarnya.Hal tersebut sudah mulai dilakukan oleh komunitas Punk khususnya bagi mereka yang sudah tidak lagi hidup dijalan-
79
jalan agar dapat membaur dengan masyarakat dan tidak lagi dipandang negatif. Namun hingga saat ini sebagian masyarakat yang jarang bertemu dengan komunitas Punk masih belum dapat menerima sepenuh hati keberadaan mereka, semua itu terjadi karena perbuatan dan tindakan dari sebagian anakanak yang bergaya Punk namun melakukan tindakan yang mengarah pada penyakit masyarakat. 5. Identitas Diri Anak Punk Dengan Simbol-simbolnya Komunitas punk dalam berpakaiannya merupakan suatu identitas dirinya dengan menunjukan solidaritas terhadap sesama kaum yang masih tertindas dengan cara berpakaian yang mereka kenakan juga adalah bentuk dari simbol keberpihakan Punk pada kaum tertindas, sehingga wajar saja jika identitas diri anak punk ditunjukan pada berbagai atribut yang digunakan di dalam tubuh masing-masing anak punk. Diantara simbol-simbol anak punk adalah sebagai berikut: 1. Rambut bergaya mohawkadalah rambut yang dibuat berbentuk seperti duri ke atas. Gaya ini merupakan pengadopsian darah asli suku Indian yang dibantai habis oleh orang kulit putih di Amerika, serta cermin dari keberpihakan dalam memeperjuangkan hak-hak punk terhadap suku Indian di Amerika.9 2. Spike kulit yang mereka kenakan dipakai pada pergelangan tangan adalah sebagi simbol pengikat tangan terpidana matai pada kursi listrik digunakan untuk mengeksekusi para aktivis yang diculik oleh diktator di Negara-negara barat pada masa itu. 9
Fajar Redite Syamsi, “Peran Musik Sebagai Media Propaganda Politik Dalam Pembentukan Opini Publik,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2006).
80
3. Sepatu Boots yang selalu dipakai oleh anak-anak punk, biasanya dipakai juga oleh perajurit tentara dan kepolisisan sebagai bentuk arogansi militer terhadap kaum minoritas. Oleh karena itu sepatu boots diidentikan dengan simbol-simbol bahwa komunitas Punk siap menghadapi segala rintangan apapun termasuk hukuman dan kesulitan secara ekonomi. 4. Rantai dan gembok adalah simbol dari bentuk rasa solidaritas antar sesama anak-anak punk dan kekuatan komunitas punk untuk melawan segala bentuk diskriminasi yang dilakukan oleh para penguasa. Sebagai bentuk simbol kesatuan utuh antara komunitas punk. Faktanya komunitas punk ini sangat kuat tidak diskriminasi dengan membedabedakan, suku, ras dan kelas baik kelas menengah maupun kelas bawah itu sendiri. 5. Celana Jeans ketat yang diidentias simbol dari himpitan komunitas punk terhadap lingkungan dengan menghalang-halangi mereka pada saat aksi panggung dan merupakan sebuah simbol tentang kemerdekaan, kebebasan gerak, berekspresi dan ide para komunitas punk. 6. Tatto adalah sebuah simbol kekuasaan atau kekuatan terhadap fisik bagi setiap anak-anak punk yang menggunakan tattoo di dalam tubuhnya. Selanjutnya, anak-anak punk percaya bahwa lewat tattoo mereka memiliki kekuasaan penuh terhadap tubuh. 7. Pierching biasa yang disebut dengan (tindikan) adalah sebagai simbol kekuatan atas tubuh dan merupakan perlawanan penderitaan terhadap rasa sakit yang mereka kenakan di dalam tubuh mereka.
81
8. Eye shadow adalah sebuah simbol dari berbagai pemahaman yang ada dilihat dari cara pandang anak-anak Punk melihat masa depan yang suram.10 Berbagai atribut-atribut di atas yang digunakan oleh anak punk seperti kalung, gelang, rantai, rambut bergaya mohawks, celana jeans ketat, pierching (tindikan), gembok, peniti, sepatu booth, sabuk, eye shadow,
merupakan
sebagai bentuk simbol-simbol dan identitas anak-anak punk dalam berpenampilan serta sebagai bentuk perlawanan, anak-anak punk terhadap para
penguasa
yang
dilakukan
secara
tidak
adil
dan
tidak
berprikemanusiaan.11 6. Tingkat Sosial dan Ekonomi Punk merupakan sebuah kelompok anak muda yang mengajarkan sikap toleransi, saling menghormati, dan saling mengharagai satu sama lainnya. Baik antar
individu maupun antar sesama kelompok komunitas punk.
Tingkatan sosial komunitas punk diidentikan dengan adanya sebuah kebersamaan (equality), dan solidaritas social yang tinggi antar sesama anak punk untuk menghilangkan segala bentuk perbedaan sikap, pandangan, perilaku sehingga akan terwujudnya tatanan kehidupan dalam dunia punk yang harmonis dan dinamis. Hal ini dapat menumbuhkan semangat perjuangan untuk sama-sama saling menciptakan sebuah komunitas yang mempunyai rasa solidaritas sosial yang tinggi antar sesama anak punk. Oleh karena tingkat sosial anak punk ditunjukkan dengan berbagai cara komunitas punk melakukan kegiatankegiatan sosial baik antar sesama komunitas punk maupun dengan masyarakat
10
Giam Nurill, “This is Punk,” artikel diakses pada 29 mei 2014 dari Http://www.penahitam.web.id/2011/04/this-is-punk.html. 11 Murti, “Keberagamaan Komunitas Punk,” (Skripsi S1 Fakultas Ushuludin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Jakarta, 2007)
82
itu sendiri. Diantaranya berbagaai kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan anak-anak Punk sebagai berikut: a. Kerja bakti antar warga dan komunitas punk b. Bersama-sama
warga
dan
komunitas
membersihkan lingkungan sekitar
punk
gotong
royong
12
Dari berbagai kegiatan-kegiatan sosial anak-anak Punk baik antar sesama warga dan lingkungan sekitar yang di atas merupakan sebuah kepedulian anak-anak punk terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar itu sendiri, sebagai bentuk dari rasa solidaritas sosial yang dimiliki anak punk. Selanjutnya, anak-anak punk dan komunitas punk dalam dunia ekonomi dapat menghasilkan sebuah produk penjualan dari hasil karyanya sendiri seperti menjual aksesoris gelang, kalung, dompet, yang terbuat dari sisa sampah-sampah bekas yang dikemas menjadi daur ulang, menjual baju, stiker, menjual CD, DVD yang berisikan musik-musik punk, pin, serta anak-anak punk juga dapat membuat tattoo, tindik (pierching) bagi setiap orang yang menginginkan jasanya.13 Dalam penjualan produknya anak-anak Punk tidak mematok harga yang lebih tinggi, murah dan mudah terjangkau bagi siapa pun yang ingin membeli hasil produksinya. Bahkan, jika ada pembeli menawar harga produksi anakanak Punk lebih murah dari harga yang ditawarkan maka, dengan rendah hati anak Punk tersebut rela menjual hasil produksinya kepada pembeli, berapa pun hasil produksi yang dijualnya terkadang bagi anak-anak Punk itu sendiri tergantung bagaimana para pembeli menyanggupi harga yang ingi ditawarkannya serta bagaimana pembeli yang menginginkan dan berminat
12
Observasi yang dilakukan oleh Penulis pada 10 April sampai dengan 31 Mei 2014. Hentakun, “Komunitas Punk Siapa Mereka,” artikel diakses pada 29 Mei 2014 http://www.borneotribune.com/pandora/komunitas-punk-siapa-mereka.html. 13
83
membeli hasil produksi anak-anak Punk dalam membuat aksesoris dengan menghargai hasil karya-karya anak-anak Punk dan Jasanya.14 Bagi anak-anak punk menghasilkan sebuah karya dan produksi merupakan bagian dari kreatifitas, inovasi serta keterampilan anak-anak punk atau komunitas punk yang dimiliki didalam memberikan kontribusi yang sangat besar baik untuk komunitasnya maupun untuk diri pribadi anak Punk itu sendiri. 7. Penilaian Masyarakat Terhadap Komunitas Punk Keberadaan komunitas punk memang tidak sepenuhnya dapat diterima oleh masyarakat pada umunya karena komunitas Punk, anak-anak Punk diidentikan dengan berbagai perilaku dan tindakan yang cenderung mengarah kepada prilaku negatif dan menyimpang. Itu bisa dilihat dengan berbagi gaya anak punk dalam berpakaian, trend dan busana urakan, ala anak-anak punk seperti yang telah dituturkan oleh seorang informan. “Negatif sampah masyarakat”. Hal serupa juga dikatakan oleh seorang informan. “Berawal
dari
membuktikan
tanggapan diri
kepada
negatif
dengan
masyarakat
anak
punk
lama-kelamaan
masyarakat beranggapan baik terhadap komunitas Punk” Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa aksesoris dan gaya berpakaian yang digunakan anak-anak Punk seperti celan jeans ketat, rantai, gelang, kalung, rambut bergaya mohawks, sepatu booth, tattoo, tindikan (pierching) diidentikan mengarah kepada tindakan dan perilaku menyimpang sehingga pandangan masyarakat terhadap komunitas Punk diidentifikasikan dengan label negatif. Wajar saja jika memang keberadaan komunitas Punk dianggap sebelah mata oleh masyarakat dilihat dari hanya sudut pandang berbeda satu 14
Observasi yang dilakukan oleh Penulis Pada 10 April sampai dengan 31 mei 2014.
84
sama lainnya. Karena masyarakat beranggapan dengan melihat anak-anak Punk sebagai anak yang selalu menggangu ketertiban umum. Hal itu terjadi karena anak-anak Punk sering berkumpul bersama-sama dengan cara bergerombolan di jalan-jalan trotoar, pusat pertokoan, di bawah jembatan laying, gedung-gedung bertingkat, dan di pinggiran rambu-rambu lalu lintas, sehingga membuat masyarakat menganggap anak-anak Punk adalah anak yang mengganggu ketertiban umum. Berikut ini klasifikasi tentang komunitas Punk dintaranya: 1. Anak Punk yang hanya sebatas hobi. Artinya, bahwa hobi dalam musik Punk serta ketertarikan sebagai anak Punk merupakan bentuk dari rasa kebersamaan sesama anak Punk. Walaupun di satu sisi mereka hanya datang ketika ada acara musik Punk saja. Akan tetapi mereka mempunyai pekerjaan tetap dan masuk ke dalam strata ekonomi kelas menengah. 2. Anak punk yang sering kita lihat di berbagai sudut seperti, jalan raya, lampu merah, di bawah jembatan layang, dan gedung-gedung bertingkat berprofesi sebagai pengamen, mereka itu disebut sebagai anak Punk jalanan. 3. Ada beberapa komunitas Punk dan anak Punk yang mempunyai pekerjaan
tetap
berprofesi
sebagai
wirausaha,
dengan
mejual
aksesorisnya Punk dan menjual baju. Mereka tetap membawa dirinya sebagi bagian dari komunitas Punk. Dalam kenyataan ada dua sisi yang berbeda tentang penilaian masyarakat terhadap anak Punk yaitu sisi positif dari berbagai kegiatan-kegiatan anakanak Punk dan sisi negatif dari gaya hidup bebas, sex bebas, narkoba, minum-
85
minuman keras, berbagai tindakan kriminal, berpenampilan urakan, serta menghiraukan batasan-batasan dan norma-norma yang ada di negeri ini.15 C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pandangan Michel Foucault Terhadap Fenomena Anak Punk Foucault mengatakan bahwa “pengetahuan adalah kekuasaan untuk menguasai orang lain.Pengetahuan tidak lagi membebaskan dan menjadi mode pengawasan, peraturan, dan disiplin”.16 Jadi tanpa pengetahuan, seseorang tidak dapat menguasai orang lain. Pada mulanya Foucault menggambarkan bahwa “kekuasaan sebagai mekanisme peradilan yang membatasi dan menghalangi.Orang yang berkuasa berhak membatasi dan melarang.Apabila ada orang yang melawan kekuasaan, maka akan dipandang sebagai bentuk pelanggaran”.17 Pada dasarnya Foucault menolak akan keuniversalan. Baginya segala sesuatu saat ini bersifat subyektif.“Pengetahuan tidak mungkin dipisahkan dari kekuasaan, dimana output dari lembaga pengetahuan sering kali menghasilkan pengetahuan yang mendukung sistem kekuasaan”. 18 Bagi Foucault, posisi ilmu pengetahuan dan subyektifitas dalam kekuasaan adalah sejajar. Oleh karena itu kemajuan saat ini merupakan bentuk sebagai kontrol terhadap perilaku individu. Foucault menyatakan bahwa kekuasaan adalah pengetahuan dan sebaliknya pengetahuan adalah kekuasaan atau lebih jelasnya tidak ada pengetahuan tanpa kuasa dan tidak ada kuasa tanpa pengetahuan. Dalam hal 15
Idrus Syatri, “ Sejarah Anak Punk: Jangan Ngaku Anak Punk,” sebelum baca tulisan ini. Artikel diakses pada 29 Mei 2014 dari Http://www.wangipu.com/sejarah-punk-jangan-ngaku-anakpunk-sebelum-baca-tulisan-ini.html 16 Sarup, Madan. Panduan Pengantar Untuk Memahami Postrukturalisme dan Postmodernisme. (Yogyakarta: Jalasutra, 2011). h.102 17 Ibid., h. 111 18 Fuady, M. Filsafat dan Teori Hukum Postmodern. (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2005). h. 44
86
ini, kuasa dan pengetahuan merupakan dua sisi yang menyangkut proses yang sama. Bagi Foucault, pengetahuan tidak berasal dari salah satu subyek yang mengenal, melainkan dari relasi-relasi kuasa yang menandai subyek itu. Pengetahuan tidak „mencerminkan‟ relasi-relasi kuasa; pengetahuan tidak merupakan pengungkapan samar-samar dari relasi-relasi kuasa tetapi pengetahuan berada di dalam relasi kuasa itu sendiri.Kuasa memproduksi pengetahuan dan bukan saja karena pengetahuan berguna bagi kuasa, tetapi lebih dari itu, pengetahuan dan khususnya ilmu pengetahuan menyediakan kuasa. Ketika proses reproduksi kekuasaan berjalan, maka disitulah letak kuasa pengetahuan menjalankan strateginya.19 Foucault memusatkan perhatian pada bagaimana orang mengatur dirinya dan orang lain melalui kekuasaan. Dengan pengetahuan maka seseorang bisa membangun kekuasaan dengan menjadikan orang lain sebagai subyek dan mengaturnya dengan pengetahuan yang dimilikinya. Ia bersikap kritis terhadap hierarkis pengetahuan.20 Menurut
Foucault,
kekuasaan
bukanlah
kepemilikan
ataupun
kemampuan. Kekuasaan bukanlah sesuatu yang tunduk pada atau melayani kepentingan tertentu seperti kepentingan ekonomi.Ketika sebagian besar ilmuwan beranggapan bahwa pola hubungan kekuasaan berasal dari pihak atas atau dominan dan dikonseptualisasikan sebagai milik individu atau kelas, maka bagi Foucault pola hubungan kekuasaan tidak berasal dari pihak penguasa dan tidak dapat dikonseptualisasikan sebagai milik individu atau kelas.Kekuasaan
juga
bukan
merupakan
komoditas
yang
dapat
19
Bertens, K.. Filsafat Barat Kontemporer – jilid II Prancis. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006). h. 354-355 20
Ritzer, G. (2012). Teori Sosiologi: dari Teori Sosiologi Klasik, Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern. h. 655
87
diperoleh.Kekuasaan bagi Foucault adalah bersifat jaringan; menyebarluas kemana-mana.21 Kekuasaan tidaklah diberikan, ditukar ataupun dicari, melainkan dilaksanakan dan pelaksanaan ini hanya ada dalam tindakan.Kekuasaan merupakan suatu hubungan kekuatan dan senantiasa ada di dalam setiap masyarakat, baik yang masih sederhana maupun yang sudah besar atau rumit susunannya.Dan yang lebih menarik lagi, bagi Foucault, individu adalah elemen dari artikulasi kekuasaan dalam artian setiap individu juga berfungsi sebagai roda- roda kekuasaan bukan hanya menjadi titik aplikasinya sehingga dalam hal ini terdapat konsep bahwa manusia dipengaruhi oleh kekuasaan.22 Akan tetapi meskipun kekuasaan menyebar di seluruh masyarakat, kekuasaan tidak dapat dibagi rata kepada semua anggota masyarakat.Justru pembagian yang tidak merata tadi menimbulkan makna yang pokok dari kekuasaan
yaitu
kemampuan
untuk
memanfaatkan
kekuasaan
yang
menyebar.23Adanya mekanisme, teknik dan prosedur kekuasaan cenderung tergantung dari pihak yang memiliki kemampuan untuk memanfaatkan kekuasaan.Dalam hal inilah sebenarnya seseorang sedang menjalankan strategi kuasa. 2. Pandangan Agama Terhadap Fenomena Anak Punk Bila dilihat dari sudut sosiologi, anak punk merupakan salah satu gejala patologi sosial yang ada diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Di Australia fenomena anak Punk seperti ini biasa disebut dengan “Hipis”. Hipis 21
Sarup, M. Postrukturalisme & Posmodernisme. (Yogyakarta: Jalasutra, 2008). h. 112
22
Foucault, M. Power/Knowledge-Wacana Kuasa/Pengetahuan. (Yogyakarta: Bentang Budaya, 2002). h. 123 23
Sarup, M. Postrukturalisme & Posmodernisme. (Yogyakarta: Jalasutra, 2008). h. 112
88
merupakan seseorang atau sekelompok orang yang bosan hidup. Dalam hal ini ingin hidup lepas dan bebas dari apa pun seperti dari kekuasaan, pengetahuan politik dan lain-lain. Di Kanada dan Australia biasaanya orang-orang seperti anak punk, sex bebas dan lain-lain akan diberi ruang public untuk mengekspresikan isi hatinya pada tempat-tempat tertentu agar tidak mengganggu ketertiban dan kenyamanan masyarakat umum. Maraknya Fenomena anak Punk tidak hanya di luar negeri, tetapi juga di dalam negeri. Hal ini tejadi karena beberapa faktor, yaitu diantaranya keadaan keluarga, pengaruh teman atau pun lingkungan, serta kehilangan harapan “Hopeless”akan system pemerintahan atau pun hal-hal yang lain. Selain itu ada beberapa alasan yang menyebabkan meluasnya fenomena anak Punk di indonesesia diantaranya sebagai trend atau mengikuti gaya hidup dunia luar tanpa memilih mana yang baik dan mana yang tidak baik, serta adanya penganut sistem kebebasan. Di bawah ini ada beberapa pendapat dosen mengenai pandangan agama terhadap fenomena anak Punk.Pertama menurut Prof. Dr. Abuddin Nata yang merupakan salah satu dosen UIN Syarif hidayatullah Jakarta.Beliau mengatakan bahwa dalam Patologi sosial, fenomena anak Punk dianggap sebagi penyakit. Penyakit ini ditunjukan dengan cara berpakaian yang urakan, gaya hidup yang tidak sehat, prilaku yang menyimpang dari norma-norma yang ada, dan lain sebagainya. Jadi penyakit itu tidak hanya di badan, akan tetapi ada juga penyakit sosial. Penyakit sosial di sini yaitu tidak tunduk kepada aturan-aturan yang berlaku pada umumnya.Orang seperti ini sebenarnya orang yang sedang sakit, karena dalam hidupnya tidak dapat mengikuti norma-norma yang berlaku dilingkungannya. Fenomena anak Punk yang dianggap sebagai salah satu penyakit sosial ini perlu diminimalisir. Dalam hal ini perlu diluruskan ke arah yang lebih baik dengan pencegahan yang bersifat ma‟ruf, tidak boleh dengan cara anarkis atau kekerasan seperti membakar dan menyakiti. Salah satu cara yang baik untuk
89
meminimalisir dan mencegah fenomena anak Punk ini adalah lewat pendekatan agama. Pendekatan ini harus dilakukan secara influentif, bertahap, dan mengalir.24 Sedangkan menurut Mukti Ali yang merupakan salah satu dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta mengatakan bahwa pada dasarnya agama memberikan peluang untuk membuktikan jati diri mereka, tetapi untuk mengarah kearah yang positif perlu masukan-masukan lebih baik sehingga mereka menyadari itu. Kebiasaan buruk yang sudah terbentuk pada mereka harus dikurangi secara perlahan, dengan menggunakan strategi yang satun. Dalam hal ini strategi yang mudah diterima dan mereka dapat memahami serta meyakini untuk memperbaiki gaya hidup mereka. Salah satu strategi yang baik yaitu dengan menggunakan bahasa yang dapat kita sesuaikan dengan mereka. Apabila menggunakan bahasa yang langsung merujuk kepada ke permasalahan, maka akan menyebabkan emosi dan ketidakterimaan mereka dengan pendapat-pendapat kita. Agama juga mengharapkan mereka berkembang dengan kreatifitas yang mereka miliki. Mereka bisa berubahan dengan pendekatan-pedekatan yang kita rancang dengan sedemikian mungkin, agar mereka menganggap hal ini bukan suatu perintah atau sesuatu yang tidak mereka sukai. Disini kita harus melihat terlebih dahulu bagaimana komunitas ini terbentuk.Kemudian malihat apakah ada atau tidaknya konsep yang membuat mereka tebentuk menjadi suatu komunitas.Jika ada, maka kita berikan masukan yang arahnya menyegarkan konsep-konsep mereka itu. Kemudian bila ditinjau dari segi agama, agama selalu memberikan peluang untuk perubahan yang baik yang dapat dilakukan melalui banyak hal seperti contoh islam didalam dakwahnya itu tidak memakai kekerasan. Dalam dakwah islamiah dilakukan pendekatan-pendekatan secara manusiawi, beradab dan 24
Prof. Dr. Abuddin Nata, MA. (Dosen dan Dekan Dirasat UIN Syarif Hidayatullah JAKARTA). Senin / 24 Februari 2014. 09:47
90
mereka bisa menerima. Dengan cara siraman-siraman rohani khusus dalam bentuk lembaga islam, dimana para mubaligh-nya memberikan pencerahanpencerahan agar mereka berpikir bahwa mereka dapat melakukan hal yang positif dan lebih baik walaupun dengan label komunitas Punk ini. Munurut beliau, mungkin anak Punk mengartikan kebebasan secara sempit.Dalam artian bukan kepada bagaimana arti yang sesungguhnya. Bebas berpikir misalnya, ketika orang berbicara berpikir bebas bukan berari bebas mengeluarkan semua pendapat-pendapat yang ada tanpa didasari oleh keilmuan-keilmuan yang mempuni tetapi bagaimana kebebasan berpikir itu tetap dilandasi dengan fakta-fakta dan kemurnian dari ilmu itu sendiri sehingga menjadikan ilmu sangat berkmana karena pada dasarnya ilmu memiliki nilai luhur dan agung.25 Agama memiliki peranan tersendiri dalam permasalahan ini yaitu amar ma‟ruf nahi munkar.Yang berfungsi untuk menegakan kebaikan dan mencegah perbuatan yang buruk. Dalam agama penyakit ini harus diluruskan dengan cara amar ma‟ruf yaitu dengan pengarahan yang lebih baik yang pencegahannya harus dengan cara yang ma‟ruf juga tidak boleh dengan cara yang anarkis, menyakiti dan tidak simpati. Banyak pendekatan yang dapat kita gunakan diantaranya pendekatan budaya yang dilakukan oleh Wali songo yang menggunakan pendekatan-pendekatan budaya untuk berdakwah sehingga mudah diterima oleh masyarakat. Secara operasional bahwasanya para ulama dan aparat memiliki tanggung jawab penuh terhadap amar ma‟ruf nahi munkar. Yang mana para ulama berfungsi untuk menegakkan amar ma‟ruf dengan cara berdakwah dan menyampaikan pesan-pesan kebajikan. Dan aparat berfungsi mencegah nahi munkar dari komunitas atau genk yang melakukan tindak pidana yang melanggar norma-norma yang ditetapkan oleh pemerintah. Akan lebih baik 25
Mukhti Ali, MA.(KA Prodi PAI, Universitas Muhammadiyah Jakarta). Kamis, 03 April 2014, 13:41
91
lagi apabila adanya suatu rumusan, strategi yang efektif, dan kerja sama antara para ulama dan aparat dalam menegakkan amar ma‟ruf dan mencegah nahi munkar. Perubahan itu tidak seperti telur. Disini kita mengambil perumpamaan pada teori telur dimana seekor ayam tidak akan menetas jika telurnya diketuk melainkan ayam itu akan mati, akan tetapi biarkan atau suruh ayam itu keluar dengan sendirinya. Artinya harus ada perubahan mainsheet, pola pikir, paradigma dari orang itu sendiri. Sebagaimana yang dikaitan dengan firman Allah dalam surat ar-rad ayat 11 : …ْ…إِنَّ اللَّهَ ال يُغَيِّرُ هَا بِ َقىْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا هَا بِأَنْفُسِهِن “…Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan nasib suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…”
Begitupula dalam menghadapi anak Punk, pemerintah harus memiliki rumusan serta strategi efektif dalam menghadapi anak punk melalui pendekatan-pendekatan khusus.26 Pada dasarnya mereka merupakan komunitas yang cerdas dan memiliki kreatifitas yang mesti dikembangkan. Ada langkah-langkah yang dapat kita lakukan untuk memeberikan warna tersendiri sehingga mereka akan mengarah kearah yang lebih baik. Misalnya kreatifitas dan potensi yang mereka miliki kita arahkan, kita berikan fasilitas sehingga mereka mengetahui, menyadari dan dapat mengembangkan kreatifitas dan potensi yang mereka miliki. Mungkin kita bisa datangkan orang-orang yang dapat memberikan kreatifitas dan potensi yang mereka miliki dapat muncul dan terlihat. Jika seandainya kelambagaan ini dari arah swasta, masyarakat, dan lingkungan yang mungkin bisa menyikapi dari sisi yang positif karena mungkin bila kita lihat dari sisi 26
Prof. Dr. Abuddin Nata, MA. (Dosen dan Dekan Dirasat UIN Syarif Hidayatullah JAKARTA). Senin / 24 Februari 2014. 09:47
92
yang negative, memang harus dicegah dan diberikan arahan kepada mereka dengan memberikan pengertian-pengertian yang lembut, tidak kasar karena dengan cara yang kasar ini membuat mereka tidak menerima masukan yang mungkin sangat baik, tapi emosional yang akan dikedepankan oleh mereka.27 3. Pandangan Pendidikan Terhadap Fenomena Anak Punk Jika dilihat dari persefsi masyarakat, fenomena anak merupakan suatu hal yang tidak normal. Seperti ungkapan Dr. Neti Karnati, M.Pd yaitu: Mereka ini ingin bebas dan tidak mau terikat oleh apa pun, bahkan aturan pun dilanggar. Artinya anak Punk ingin hidup semaunya, dengan gaya rambutnya yang diwarna-warnai. Sampai pakaian yang digunakannya pun ingin menunjukan bahwa dia itu lain dari yang lain, sehingga mereka menjadi pusat perhatian masyarakat pada umumnya. Fenomena ini merupakan suatu hal yang tidak layak bagi orang yang berpendidikan, karena prilaku dan sikap anak Punk tidak sesuai dengan norma (hukum, susila, agama, kesopanan) yang ada. Selain itu anak Punk tidak memiliki pengetahuan yang luas, keterampilan yang tidak tersalurkan, tidak mandiri, tidak bertanggung jawab, tidak mudah beradaptasi dengan orang baru, dan kurang memberikan manfaat bagi orang lain. Oleh karena itu, perlu diberikan pendidikan agar fenomena anak Punk tidak semakin berkembang. Pendidikan harus dapat merubah dan mengembalikan anak-anak Punk menjadi manusia sesungguhnya yang memiliki kualitas sebagaimana fungsi pendidikan itu sendiri.Sebagaimana diungkapkan oleh Nana Syaodih “Pendidikan berfungsi membantu manusia dalam pembangunan dirinya, yaitu pembangunan semua potensi, kecakapan serta karakteristik pribadinya kearah yang lebih positif baik bagi dirinya maupun lingkungannya”28 artinya anak
27
Mukhti Ali, MA.(KA Prodi PAI, Universitas Muhammadiyah Jakarta). Kamis, 03 April 2014, 13:41 28 Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 4, h. 4
93
Punk harus dikembalikan menjadi manusia yang berpendidikan dan bermutu, maka itu lembaga pendidikan non formal pun harus ikut andil. Dalam mengatasi dan meminimalisir fenomena anak Punk diperlukan kerjasama antara orang tua, keluarga, masyarakat serta lembaga-lembaga seperti lembaga pendidikan dan pemerintah untuk memberikan perhatian dalam menanggulangi masalah fenomena anak punk. Perhatian disini dalam bentuk pemberian pendidikan mulai sejak dini dalam keluarga hingga tumbuh dewasa di lingkungan masyarakat.Artinya pendidikan yang diberikan tidak hanya bersifat formal, akan tetapi non formalpun diperlukan. Contohnya pendidikan dari lingkungan keluarga, teman, dan lainnya. Pendidikan merupakan tripusat yang harus berperan dengan baik.Tripusat pendidikan terdiri dari elemen masyarakat, pemerintah dan orang tua. Ketiga elemen ini harus berjalan dengan baik tidak bisa hanya mengandalkan dari salah satunya saja, dengan artian disini harus ikut andil dalam menanggulangi fenomena ini mulai dari orang tua, masyarakat, pendidik, alim ulama dan sosiolog serta elemen-elemen lain seperti pemerintah, aparat dan lembaga social. Pendidikan yang integrated dapat merubah fenomena ini, tidak bisa hanya sekolah dan keluarga (orang tua) saja. Pendidikan adalah usaha sadar untuk membuat orang berubah menjadi lebih baik.Semua orang dapat menjadi pendidik, contoh ketika kita membantu orang menjelaskan sesuatu kepada seseorang dan orang itu berubah karena penjelasan yang kita berikan itu, maka dapat dikatakan sebagai pendidik. Karena pendidikan itu bukan hanya sekedar transfer of knowledge atau “menyampaikan ilmu” saja, bukan hanya memberi penjelasan saja, akan tetapi bagaimana kita merubah manusia agar memiliki budi pekerti yang baik, supaya memiliki pengetahuan yang luas sesuai dengan kemampuan dia
94
sehingga dia menjadi manusia-manusia yang bertanggung jawab dengan artian berprilaku sesuai aturan yang berlaku, dan mandiri.29 4. Pandangan Peneliti Terhadap Fenomena Anak Punk Dampak dari modernisasi dan pembangunan adalah terjadinya perubahan atau pembaharuan struktur sosial yang mendorong terjadinya proses transformasi sosial dan budaya dalam tatanan masyarakat Indonesia. Perubahan pola hidup masyarakat dan perubahan budaya yang ada membuat manusia dihadapkan pada stimulasi yang kompleks dan memerlukan kejelian untuk menerima situasi tersebut.Salah satu budaya yang muncul saat ini adalah punk.30 Persebaran komunitas Punk yang sangat marak di kota-kota di Indonesia, salah satunya di Cipondoh Tangerang, dengan gaya hidup bebas, tanpa ada aturan yang mengatur segala aktivitas serta perilaku mereka, menjadi salah satu masalah patologi sosial yang perlu diselesaikan. Karena jika kita abaikan begitu saja, komunitas Punk yang cenderung berperilaku negatif itu akan meluas
menjadi
suatu
kenakalan
remaja
dan
menyebabkan
suatu
penyimpangan sosial. Komunitas Punk telah mempunyai suatu subkultur tersendiri yang diakui masyarakat dan terkadang dianggap menyimpang. Punk juga telah semakin populer dengan timbulnya Punk sebagai suatu Trend. Contohnya ialah dalam dunia Fashion gaya berpakaian Punk menjadi trend fashion masyarakat umum. Disamping itu banyak alasan yang menarik remaja terjun kedalam fenomena anak punk ini, diantaranya faktor keluarga, lingkungan, teman sepermainan dan lingkungan sekolah. 29
Dr. Neti Karnati, M. Pd. (Dosen dan Sekertaris Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta). Jum‟at / 25 April 2014. 13.50 WIB 30 Ronaldo. 2008. Proses Internalisasi Nilai pada Remaja Punk di Yoggyakarta. http://one.indoskripsi.com/judulskripsi/psikologi/prosesinternalisasinilaipada-remaja-punkdiyogyakarta (Diakses pada 7 Juli 2008).
95
Punk sebagai bentuk subkultur, tentu memiliki nilai-nilai yang bersifat bertentangan karena subkultur ini muncul sebagai bentuk counter culture dari sistem sosial budaya arus utama (mainstream). Yang dimaksud dengan arus utama (mainstream) adalah pola sosial yang dominan dan konvensional. Perbedaan ini dapat menimbulkan anggapan menyimpang dari masyarakat tentang subkultur punk. Sebenarnya tidak semua anak punk itu berperilaku negatif, ada beberapa anak punk yang bergabung dalam suatu komunitas karena menyukai gaya punk yang identik dengan model rambut Mohawk, body piercing, tato, gelang spike, dan aksesoris nyentrik lainnya. Gaya hidup negative yang kerap terjadi di dalam komunitas anak punk biasanya disebabkan karena mendapatkan terpengaruh teman sesama anak punk lainnya yang melakukan hal-hal menyimpang seperti memalak, meminum minuman keras, melakukan kekerasan atau penganiayaan, “ngelem”, narkoba, free sex, dan sebagainya. Masalah gaya hidup negatif pada anak punk tersebut dapat diselesaikan dengan beberapa cara seperti menjauhkan anak dari lingkungan teman-teman sepermainan yang berperilaku menyimpang. Disini peran keluarga sangat dibutuhkan untuk bisa menyadarkan anak agar tidak kembali lagi menjadi anak punk dengan perilaku negatif.Selain itu memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada para anak punk juga dapat menjadi salah satu alternative pemecahan masalah.Karena dengan pemberian bimbingan dan penyuluhan, oleh para psikolog khususnya, dapat merubah pola pikir (belief) anak punk tersebut
untuk
menghentikan
perilaku
negative
yang
dilakukannya
sebelumnya. Didirikannya panti sosial atau panti rehabilitasi juga menjadi alternatif pemecahan lainnya karena dalam panti rehabilitasi, anak punk yang bermasalah akan diberikan suatu shock therapy agar anak tersebut menjadi
96
jera dan menyesal telah melakukan hal-hal negatif dan menyimpang sehingga nantinya dia tidak akan lagi menjadi anak punk dengan gaya hidup yang merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Yang lebih mendasar dalam hal ini adalah pengaruh bagaimana lingkungan keluaraga dan teman sepermainan. Namun bukan berarti alemen lain yang ikut andil dalam pertumbuhan seorang anak tidak memiliki peran. Justru, disini dibutuhkan adanya kerja sama dari berbagai pihak mulai dari keluarga, agama, pendidikan, tokoh masyarakat, masyarakat sekitar dan elemen-elemen lain seprti pihak Kepolisian atau Satpol PP dan pemerintah ikut andil dan bekerjasam agar dapat terselesaikannya fenomena anak Punk ini. Sehingga, tingga menjadi suatu fenomena yang berlarut-larut dengan pandangan negative saja. D. Analisis Temuan penelitian 1. Ketepatan Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Keadaan keluarga yang kurang harmonis, pengetahuan agama yang kurang mengaanggap agama sebagai sebuah peraturan yang mengikat, pengetahuan dan kekuasan yang membatasi
dan
membedakan seseorang yang menyebabkan timbulnya Fenomena Anak Punk yang ingin bebas dari segala aturan yang mengikat.” Jika kita secara meneyeluruh mengatakan tepat atau tidak tepat, kita akan lebih dulu menganalisis satu demi terkait dengan hipotesis, yakni menganalisis dari segi hubungan dengan keluarga, pengetahuan agama.
Perilaku remaja punk ini dipengaruhi oleh lingkungan, salah satunya yaitu adanya proses imitasi yang dilakukan remaja punk. Proses imitasi adalah anak meniru apa yang dilakukan orang tuanya. 31Menurut Responden mengungkapkan, saat dirinya masih kecil sering melihat lingkungan sekitarnya yang negatif, 31
Subandi.Perkembangan Kehidupan Beragama. (Diterbitkan: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.Buletin Psikologi. Tahun III,no 1 Agustus 1995). h.
97
pemabuk, merokok, sehingga karena seringnya menyaksikan kondisi lingkungan seperti itu yang kemudian ditiru dirinya dan telah menjadi kebiasaan baginya, karena hal inilah juga yang melatar belakangi remaja punk ini berperilaku negatif. Diantara mereka yang berasal dari keluarga broken home, perbedaan kondisi keluarga yang dialaminya membuat dirinya memilih untuk keluar dari rumah dan bergabung dengan teman-temannya sesama punk.Perasaan seperti ini membuat remaja ini berontak dan ingin keluar dari kondisi yang tidak menyenangkan bagi dirinya dan memilih lingkungan yang ada diluar yaitu punk ini yang membuat dirinya merasa nyaman, dan menganggap semua hal yang ada dalampunk adalah baik. Penilaian itulah yang akhirnya membuat dirinya tidak dapat lagi terhindar dari pengaruh negatif seperti minum-minuman keras, dijalanan hingga larut malam dan hal ini juga yang melatar belakangi remaja ini menjadi punkers. Manusia diciptakan sebagai makhluk yang mulia, tetapi tidak dapat dipungkiri manusia dapat tergoda dengan pengaruh lingkungan, hanya keimanan akan membimbing untuk membentuk konsep diri yang positif, dan konsep diri yang positif akan melahirkan perilaku yang positif juga, begitu juga sebaliknya jika keimanan itupun sudah tidak ada atau memudar dari diri seseorang, maka dirinya akan mudah goyah dan terbentuk konsep diri negatif yang akan tercermin dari perilakunya. Hasil riset ini bahwa remaja punk menyatakan dirinya tidak pernah melaksanakan kewajiban agama, jarang sholat, hanya sholat idhul fitri dan idhul adha, puasa gendhang saat ramadhan (awal dan akhir bulan), merasa berdosa tetapi menganggap bahwa dosa itu merupakan urusan belakangan, bagi mereka yangterpenting saat ini adalah punk.
2. Analisa Pandangan Michel Foucault terhadap Fenomena Anak Punk “Genealogi menolak pencarian asal usul dan lebih tertarik pada konsepsi awal mula historis sebagai sesuatu yang bersifat rendahan, kompleks,dan kebetulan”. Genealogi Punkers dapat dilihat dari awal asal usulnya.Dari tampilannya, Punkers seperti tidak terurus dan kumal. Namun sebagian dari
98
mereka bukan datang dari keluarga yang tidak mampu.Mereka ada yang datang dari golongan anak orang kaya, tetapi mereka mau tergabung dengan komunitas ini.Serta dari segi pendidikan, rata-rata mereka awalnya juga mengenyam pendidikan yang layak namun akhirnya juga tergabung dengan komunitas ini, karena banyak juga dari pengaruh teman sebanya.Awalnya mereka yang tergabung dalam komunitas ini hanya tertarik pada aliran musik Punk. Namun lama kelamaan mereka terjun juga didalam aktifitas sehari-hariPunkers.Punkers itu sendiri juga tidak hanya melakukan hal yang negative, banyak aksi-aksi dan kegiatan sosial yang diikutinya. Punk adalah komunitas yang sebenarnya bukanlah musik atau fashion semata.TetapiPunk sebenarnya adalah attitude atau sikap yang lahir dari sifat memberontak, ketidakpuasan, marah dan benci.Dari sifat-sifat inilah maka lahirlah Punk.Ras tidak puas hati dan marah pada sesuatu terutama tindakan yang menindas yang ditunjukkan dan dimasukkan ke dalam musik dan pakaian. Punk juga sangat pro dengan lingkungan dan Punk juga sangat benci dengan permasalahan sosial, politik, dan ekonomi yang menindas masyarakat kecil. Komunitas Punk memang sangat berbeda dengan komunitas pada umumnya.Banyak orang yang menilai komunitas Punk termasuk komunitas yang urakan, berandalan, dan sebagainya.Namun dicermati lebih dalam banyak sekali yang dapat Anda lihat dari komunitas ini.Punkers sendiri terbagi menjadi beberapa komunitas-komunitas yang memiliki ciri khas tersendiri.Setiap komunitas memiliki ciri khas yang berbeda dan memiliki kreatifitasnya masing-masing. Berikut adalah beberapa sikap kelompok pemuda ini: Anti militerisme dan anti represi: sikap ini berasal dari pengalaman anak muda sendiri selama rezim orde baru yang memerintah dengan tangan besi.
99
Aspirasi rakyat dalam kurun waktu itu tidak didengarkan malah dibungkam. Anti kapitalisme: di Indonesia saat ini, kesenjangan antara segelintir orang yang kaya dan kaum miskin sangat tajam. Menurut kaum Punk salah satu hal yang mendukung keadaan ini adalah sistem kapitalis yang membantu orang kaya menindas kaum miskin. Kedaulatan manusia: kaum ini memperjuangkan hak-hak seorang individu untuk menjalankan nasibnya sendiri. Anti diskriminasi: pada saat ini Indonesia terpecah isu-isu SARA, kaum Punk mencoba membangunkan toleransi. Pro lingkungan: eksploitasi hutan, penjarahan kekayaan alam oleh kaum kapitalis ditentang kelompok pemuda ini. Pengetahuan tentang keadaan sosial indonesia. Jika
dilihat
dari
kacamata
Foucault,
maka
komunitas Punk ini
mempunyai kekuasaan dalam kebebasan. Punk sebenarnya memiliki suatu paham yang mengajak para pengikutnya untuk terus melawan, menentang ketidakadilan, menjunjung tinggi kebebasan, dan terutama saling menghargai umat manusia.Yang dilihat Foucault dari pengetahuan Punk itu tentang ideologi budayanya, dari persamaan hak, kreatifitas, dan kritik terhadap itu tadi.Kekuasaannya dicurahkan dalam hal kebebasan. Punk sebenarnya
bukan
fashion
semata,
tapi
di
dalam
jiwa
seorang Punker terdapat kekuasaan pengetahuan menurut Foucault.Dari kekuasaan pengetahuannya Punk disini menginginkan suatu kebebasan dan menerapkan paham kebebasan. Kebebasan yang diinginkanPunker bukanlah bebas sebebas-bebasnya, akan tetapi kebebsan yang bertanggung jawab, maksudnya komunitas Punk berani bertanggung jawab secara pribadi dari apa yang
dilakukannya.
Dalam
pendisiplinan
tubuhnya
yang
dilihatkan
100
oleh Punker adalah anti kemapanan, mempunyai semangat dalam perubahan, kreatif dalam segala bidang misal berkarya dalam bidang musik, inilah tindakan seorang Punker dalam medisiplinkan tubuhnya. Selain
itu,
tindakan Punkwalaupun mereka hidup di jalan tetapi Punk perduli terhadap keadaan sosial politik dan ekonomi yang terjadi di indonesia. Paham kebebasan yang diterapkan oleh komunitas Punk ini berbeda dengan kebebasan-kebebasan lainnya. Dalam Punk penerapan kebebasannya yaitu seperti kebebasan dalam berkreatifitas dan mengkritisi pemerintah dengan cara membuat lagu dengan lirik-lirik kritikan permasalahan sosial politik
yang
beraliran
keras,
keras
dalam
arti
marah
sebagai
kebebasan Punkuntuk mengungkapkan aspirasi mereka dalam membela kaum yang tertindas. Foucault mengatakan bahwa “pengetahuan adalah kekuasaan untuk menguasai orang lain.Pengetahuan tidak lagi membebaskan dan menjadi mode pengawasan, peraturan, dan disiplin”.32Jadi tanpa pengetahuan, seseorang tidak dapat menguasai orang lain.Foucault juga menggambarkan bahwa
“kekuasaan
sebagai
mekanisme
peradilan
yang
membatasi
dan
menghalangi.Orang yang berkuasa berhak membatasi dan melarang.Apabila ada orang
yang
melawan
pelanggaran”.
33
kekuasaan,
maka
akan
dipandang
sebagai
bentuk
Bagi Foucault “Pengetahuan tidak mungkin dipisahkan dari
kekuasaan, dimana output dari lembaga pengetahuan sering kali menghasilkan pengetahuan yang mendukung sistem kekuasaan”.34 Bagi Foucault, posisi ilmu pengetahuan dan subyektifitas dalam kekuasaan adalah sejajar.
32
Sarup, Madan. Panduan Pengantar Untuk Memahami Postrukturalisme dan Postmodernisme. (Yogyakarta: Jalasutra, 2011). h.102 33 Ibid., h. 111 34 Fuady, M. Filsafat dan Teori Hukum Postmodern. (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2005). h. 44
101
Hal ini sejalan dengan dasar lahirnya Punk yang timbul Karena adanya ketidak puasan akan system serta aturan yang berlaku sebagi bentuk ide dan perlawann terhadap pemerintah, penindasan dan diskriminasi.
3. Analisa Pandangan Agama Tehadap Fenomena Anak Punk Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat, mendorong terjadinya globalisasi dalam segala bidang.Salah satu pengaruh dari adanya globalisasi yaitu pada bidang budaya atau dikenal dengan sebutan westernisasi.Westernisasiakan menyebabkan perubahan nilai-nilai sosial dalam masyarakat. Sehingga memunculkan kelompok spesialis seperti meniru gaya Punk, cara bergaul, dan lain sebagainya. Hal ini dapat mengakibatkan remaja sekarang sering meniru gaya orang luar negeri. Mereka beranggapan bisa menjadi lebih menarik jika melakukan hal itu.Padahal semua itu salah besar. Mereka tidak menyadari akan dampak yang akan diterima jika sampai salah jalan. Apalagi mereka yang mulai memasuki dunia remaja, dimana mereka sedang mencari jati diri. Fenomena anak Punkdi Indonesia selalu dihadapkan dengan masalah bahwa anak-anak Punk tidak lebih dari sekedar sampah masyarakat. Mereka dianggap tidak lebih dari kumpulan remaja yang memiliki latar belakang keluarga yang broken home, lalu menjadikan gaya hidup tersebut sebagai suatu macam pelarian. Kata Punk yang dalam kamus berarti berandalan, memang tidak lebih dari sekedar anak-anak yang tidak mau diatur dan tidak memiliki masa depan yang jelas. Islam sebagai agama yang komprehansif sudah seharusnya mampu menjadi solusi bagi segala bentuk permasalahan sosial.Solusi yang dapat ditawarkan oleh agama yaitu dengan amar ma‟ruf nahi munkar yang artinya mengajak kepada kebaikan dan mencegah keburukan. Salah satunya dapat dilakukan dengan cara mengisi waktu luang mereka dengan beribadah dan terus belajar untuk memperbaiki diri, karena keilmuan menjadi tradisi yang
102
mampu membuat mereka berprestasi di masyarakat. Sehingga mampu memberikan citra positif kepada publik. Berdasarkan hasil dari wawancara dari beberapa dosen, maka dapat disimpulkan mengenai pandangan agama terhadap fenomena anak Punk. Fenomena anak Punk dianggap sebagai penyakit sosial, karena penyakit ini hanya terlihat pada gaya hidup mereka. Gaya hidup yang menyerupai dunia liberal kini sudah menjamur di Indonesia. Contohnya di wilayah kota tanggerang yang terbilang cukup banyak anak Punk. Dalam pandangan agama, gaya hidup anak Punk terlihat sangat bertentangan. Dimulai dari cara berpakaian, gaya rambut, tingkah laku, dan lainnya. Meskipun begitu, agama tidak membatasi mereka dalam mengartian kebebasan menurut pandangannya yang sempit akan tetapi agama lebih kepada mengarahkan agar mereka melihat kebebasan dalam arti yang luas dan sesuai dengan norma yang berlaku, dan mereka dapat mengembangkan potensi yang mereka miliki dan dapat hidup mandiri. 4. Analisa Pandangan PendidikanTerhadap Fenomena Anak Punk Pendidikan sejak dini merupakan sarana penting dalam penentuan jati diri seorang anak, karna pada usia dini mereka masih mencari jati dirinya dalam menuju tahapan kedewasaan. Kurangnya kesiapan diri membuat mereka mengalami kebingungan dalam mencari identitasnya.Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan yang pertama kali dialami oleh mereka, apabila
hubungan
keluarga
mereka
yang
pada
umumnya
kurang
harmonis.mereka kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua dan keluarga. Komunikasi tidak lancarkarena kesibukan orangtuanya bekerja.Sebagai konsekuensinya mereka mencari perhatian di luaran untuk memperoleh perhatian dan salah mengartikan kebebasan yang sesungguhnya. Fenomena anak punk lahir dari minimnya pendidikan yang di milikinya,dimana mereka bertindak sesuka hati tanpa memandang norma dan aturan yang ada di dalam masyarakat. Selain itu anak punk juga terlihattidak
103
mandiri, tidak bertanggung jawab, tidak mudah beradaptasi dengan orang baru, dan kurang memberikan manfaat bagi orang lain.Sehingga anak punk sering dianggap sebelah mata atau negatif oleh kebanyakan orang. Pandangan negative kebanyakan orang terhadap anak punk semestinya harus diubah agar terjadinya penyebaran fenomena yang semakin luas. Dengan cara kerjasama antara orang tua, keluarga, masyarakat serta lembagalembaga seperti lembaga pendidikan dan pemerintah untuk memberikan perhatian dan pendidikan serta pengarahan dalam menanggulangi masalah fenomena anak punk. Pendidikan
merupakan
tripusat
yang
harus
berperan
dengan
baik.Pendidikan yang integrated-lah dapat merubah fenomena ini, tidak bisa hanya sekolah dan keluarga (orang tua) saja.Tripusat pendidikan terdiri dari elemen masyarakat, pemerintah dan orang tua. Ketiga elemen ini harus berjalan dengan baik tidak bisa hanya mengandalkan dari salah satunya saja, dengan artian disini harus ikut andil dalam menanggulangi fenomena ini mulai dari orang tua, masyarakat, pendidik, alim ulama dan sosiolog serta elemen-elemen lain seperti pemerintah, aparat dan lembaga social. 5. Analisa Peneliti Terhadap Fenomena Anak Punk Jika merujuk pada teori-teori yang digunakan peneliti berkaitan dengan lahirnya fenomena anak punk, pada dasar hal yang sudah terjadi dalam aktifitas yang sudah saya teliti ini.Pandangan saya, teori-teori yang digunakan memiliki keterkaitan sesuaidengan fenomena anak punk. Sesuai dengan hasil penelitian, teori Michel Foucault yang menolak pandang bahwa pengetahuan dan kekuasaan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan yang dianggap sebagi mekanisme peradilan yang membatasi dan menghalangi. Orang yang berkuasa berhak membatasai dan melarang apabila orang yang melawan kekuasaan dianggap sebagi bentuk ppelanggaran. Hal ini sejalan dengan dasar lahirnya Punk yang timbul Karena adanya ketidakpuasan akan
104
system serta aturan yang berlaku sebagi bentuk ide dan perlawann terhadap pemerintah, penindasan dan diskriminasi. Orang yang berkuasa berhak. Kurangnya penanaman nilai agama sejak dini memang sangat diperlukan untuk membatasi anak –anak ini agar tidak menyalah artikan kebebasan yang sesungguhnya sehingga menimbulkan perilaku yang tidak sesuai dengan norma agama yang berlaku. Dalam hal ini keluraga memiliki perana yang sangat penting untuk menanamkan nilai luhur dalam diri seorang anak karena pendidikan yang pertama kali didapatkan adalah daalm keluarga.
Dr. Neti Karnati, M. Pd.mengatakan bahwa komunitas anak punk ini merupakan kumpulan anak-anak yang kurang terdidik sehingga anak-anak iniprilaku dan sikap anak Punk tidak sesuai dengan norma (hukum, susila, agama, kesopanan) yang ada.
Selain itu anak Punk tidak memiliki
pengetahuan yang luas, keterampilan yang tidak tersalurkan, tidak mandiri, tidak bertanggung jawab, tidak mudah beradaptasi dengan orang baru, dan kurang memberikan manfaat bagi orang lain. Dan berdasarkan penelitian yang saya lakukan memang banyak anakanak punk di wilayah cipondoh ini lebih memilih keluar malam hari, untuk ngamen
kemudian
malamnya
kumpul
bersama
teman-teman
ditempat
tongkrongan, nonton band lengkap dengan atribut punknya, selain itu ada pula yang memilih turun ke jalan untuk sekedar membeli makan dan kebutuhan sehari-hari dari pada harus bersekolah yang hanya memebebani orang tua.
Dan pada akhirnya, keadaan keluarga, pengetahuan tentang agama dan menganggap agama dan pengetahuan serta kekuasaan itu sebagai sesuatu yang mengikat yang menyebabkanlahirnya fenomena anak punk.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Bertolak dari pembahasan terhadap masalah penelitian, maka di tetapkan kesimpulan sebagai berikut. a. Punk adalah sumbu, seorang (pemuda) yang tidak berpengalaman, berarti buruk,
rendah, geretan, orang ceroboh, semberono, ugal-
ugalan.Punk lahir pertengahan tahun 70-an di dasari karena adanya ketidakpuasaan akan system serta aturan yang berlaku di Inggris serta sebagai bentuk ide dan perlawanan orang muda kelas pekerja terhadap pemerintah yang menerapkan system kapitalisme yang mengatas namakan
pemulihan
ekonomi
dengan
melakukan
eksploitasi,
penindasan dandiskriminasi.inti dari punk semangat anti penyesuaian diri dan perlawanan kepada pemerintah. Dan punk dapat menjadi ruang sosial dan wadah pengungkapan diri bagi kaum muda yank tidak puas dan menjadi sumber protes dan kritik politik. b. Norma komunitas anak punk membangun solidaritas yang kuat diantara meraka, dengan prinsip yang dianuta dalah D.I.Y (Do It Your Self), Anarchy , Equalilty, dan mengusung sikap anti kemapanan, anti kapitalisme, antikonglomerasi, anti imperalisme yang dipatuhi oleh semua anggotanya. c. Komunitas Punk terbentuk didasarkan pada adanya dorongan motif yang sama yaitu memiliki hak untuk kebebasan berekspresi, tujuan yang ingin dicapai dan diwujudkan bersama seperti perlawanan atau pemberontakan terhadap segala kemapanan, berkembangnya sikap sense of belongingness yang tinggi, dan terjadinya proses internalisasi norma kelompok, norma kelompok seperti yang ditanamkan prinsip D.I.Y (Do It Your Self), anti kapitalisme dan sebagainya.
106
107
d. Masa remaja dikatakan sebagai suatau masa yang berbahaya, Karena pada periode ini, seseorang meninggalakan tahap kehidupan anakanak, untuk menuju ketahap selanjutnya yaitu tahap kedewasaan. Masa ini dirasakan sebagai suatu krisis karena belum adanya pegangan, sedangkan kepribadiannya sedang mengalami pembentukan. e. Gaya hidup hidup banyak remaja salah memilih gaya hidup yang mereka jalani. Mereka akan mengikuti trend yang berlaku pada saat itu walaupun tidak sesuai dengan kata hati, mereka mengikuti trend itu agar mereka diterima dilingkungannya. Sebagai akibat dari gaya hidup yang salah, banyak kasus terjadi pada remaja seperti kecanduan NAFZA ( Narkotika, Fsikotropika, dan Zat Adiktif lainnya), pergaulan bebas dan seks bebas yang banyak mengalami kehamilan yang tidak diinginkan dan terjangkit HIV/AIDS. Selain itu dapat memicu terjadinya tindakan kekerasan seperti tawuran pelajar. f. Fashion komunitas punk sangat mencirikan mereka dan dalam setiap apa yang di gunakan para punkers memiliki arti dari situ pula dapat di lihat jenis-jenis punk melalui penampilan mereka. g. Pandangan Michel Foucault terhadap kumunitas anak. Punk dilihat dari awal asal-usulnya. Dari tampilannya, Punkers seperti tidak terurus dan kumal. Namun sebagian dari mereka bukan datang dari keluarga yang tidak mampu. Mereka ada yang datang dari golong anak-anak orang kaya. Tetapi Punk sebenarnya adalah attitude atau sikap yang lahir dari sifat memberontak, ketidakpuasan, marah dan benci. Dari sifat-sifat permasalahan sosial, politik, dan ekonomi yang menindas masyarakat kecil. Inilah maka lahirlah Punk. Punkers sendiri terbagi menjadi beberapa komunitas-komunitas yang memiliki cirri khas tersendiri.
Jika
komunitas Punk ini
dilihat
dari
kacamata
mempunyai
Foucault,
kekuasaan
maka dalam
kebebasan. Punk sebenarnya memiliki suatu paham yang mengajak para pengikutnya untuk terus melawan, menentang ketidakadilan, menjunjung tinggi kebebasan, dan terutama saling menghargai umat
108
manusia. Yang dilihat Foucault dari pengetahuan Punk itu tentang ideology budayanya, dari persamaan hak, kreatifitas, dan kritik terhadap itu tadi. Kekuasaannya dicurahkan dalam hal kebebasan. h. Pandangan
agama
terhadap
anak
punk.
Perkembangan
ilmu
pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat, mendorong terjadinya era globalisasi. Hal ini dapat mengakibatkan remaja sekarang sering meniru gaya orang luar negeri. Mereka beranggapan bisa menjadi lebih menarik jika melakukan hal itu. Islam sebagai agama yang komprehansif sudah seharusnya mampu menjadi solusi bagi segala bentuk permasalahan sosial. Solusi yang dapat ditawarkan oleh agama yaitu dengan amarma’rufnahimunkar yang artinya mengajak kepada kebaikan dan mencegah keburukan. Salah satunya dapat dilakukan dengan cara mengisi waktu luang mereka dengan beribadah dan terus belajar untuk memperbaiki diri. i. Pandangan pendidikan tehadap anak punk. Pendidikan sejak dini merupakan sarana penting dalam penentuan jati diri seorang anak, karena pada usia dini mereka masih mencari jati dirinya dalam menuju tahapan kedewasaan. Fenomena anak punk lahir dari minimnya pendidikan yang di milikinya, dimana mereka bertindak sesuka hati tanpa memandang norma dan aturan yang ada di dalam masyarakat. Pendidikan merupakan tripusat yang harus berperan dengan baik. Pendidikan yang integrated-lah dapat merubah fenomena ini, tidak bisa hanya sekolah dan keluarga (orang tua) saja. Tripusat pendidikan terdiri dari elemen masyarakat, pemerintah dan orang tua. Ketiga elemen ini harus berjalan dengan baik tidak bisa hanya mengandalkan dari salah satunya saja, dengan artian disini harus ikut andil dalam menanggulangi fenomena ini mulai dari orang tua, masyarakat, pendidik, alim ulama dan sosiolog serta elemen-elemen lain seperti pemerintah, aparat dan lembaga sosial.
109
B.
Saran Adapun saran yang berkaitan dengan penelitian untuk penanganan anak-anak punk secara persuasif harus dilakukan adalah:
Bagi orang tua, diharapkan untuk dapat menciptakan keluarga yang harmonis dan memberikan perhatian dan kasih saying untuk anak dari orang tua dan keluarga. Komunikasi tidak lancar karena kesibukan orangtuanya bekerja. Agar anak mencari perhatian di luaran.
Bagi masyarakat, agar tidak memandang negative fenomena anak punk akan tetapi bekerjasama untuk mendidik dan mengarahkan anak-anak punk ini kearah yang lebih baik
Bagi lembaga pemerintahan, agar ikut andil bekerjasama dalam mendidik, mengarahkan dan memberikan mereka wadah untuk menyalurkan bakat dan kreatifitas mereka. Pemberian konseling keluarga sangat tepat untuk-untuk anak punk.
DAFTAR PUSTAKA
Agoeng Prasetyo, “Deskripsi Kelompok Anak Punk di Bandung”, Skripsi Sarjana Antropologi, (Jakarta: FISIP UI Depok, 2000). Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Prektek. Jakarta: Rineke Cipta. h. 149 Bertens, K.. Filsafat Barat Kontemporer – jilid II Prancis. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006). Carter V. Good. Dictionary of Education.(Mc. Graw Hill Book Company, Inc. New York.1959.) Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2002). Dan “Siapa Bilang Punk Mati?”, Jawa Pos (Surabaya), Jum”at 4 Januari 2005. Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1999). Dr. Haryatmoko, Etika Politik dan Kekuasaan, (Jakarta: Kompas, 2003) Driyarkara..Driyarkara Tentang Pendidikan. (Yogyakarta.Yayasan Kanisius, 1950). Dr. Konrad Kebung, SVD, Rasionalisasi dan Penemuan Ide-Ide, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2008). Fajar Redite Syamsi, “Peran Musik Sebagai Media Propaganda Politik Dalam Pembentukan Opini Publik,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2006). F. Budi Hardiman, Filsafat Modern, (Jakarta: Gramedia, 2007). Foucault, M. Power/Knowledge-Wacana Kuasa/Pengetahuan. (Yogyakarta: Bentang Budaya, 2002). Fuady, M. Filsafat dan Teori Hukum Postmodern. (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2005). Gerungan. Psikologi Sosial, (Bandung: PT ERESCO Bandung 1996). G. Widya. Punk, Ideologi Yang Disalahpahami.(Yogyakarta. Garasi House Of Book. 2010.) Hasbullah.Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.(Jakarta : Raja Grafindo Persada.1999). Hendropuspito, Sosiologi Agama, (Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 1983). Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001). Jeffar Lumban Goal, Musik Underground dan Alternatif, Musik sebagai media pembebasan, (Media Kerja Budaya, November-Desember 1999). Jhon M. Echols, Hassan Shandly. Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1997). Kartini Kartono, Pengantar Metodelogi Research Sosial (Bandung: Grafika, 1974). Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Edisi ke tiga penerbit, Fakultas Ekonomi Univesitas Indonesia, 2004). Langeveld (terj.), Paedagogiek Teoritis / Sistematis.( Jakarta : FIP-IKIP1971.). Listiyono Santoso, Epistemologi Kiri, ( Yogyakarta: ar-Ruzz, 2003). Marimba D, Ahmad. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. (Bandung. Pt. Al Ma’arif, 1987). Maurice Balson. Bagaimana Menjadi Orant Tua yang Baik (Jakarta: Bumi aksara, 1996). Meolong, LJ. 2002 Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. h. 101 Meolong, LJ. 2002 Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. h. 130 Michel Foucault, Menggugat Sejarah Ide, terj. Inyiak Ridwan Muzir, (Yogyakarta; Ircisod, 2002). Michael Foucault, Wacana Kuasa/ Pengetahuan, diterj. Yudi Santoso, (Yogyakarta: Bentang Budaya, 2002). 110
Murti, “Keberagamaan Komunitas Punk,” (Skripsi S1 Fakultas Ushuludin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Jakarta, 2007) Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 4. Peter Salim. The Contemporary English-Indonesia Dictionary, (Jakarta: Modern English Press, 1996), cet. 7. “Punk”.Mumu, (28 September – 4 Oktober 2000), Edisi 02 P. Sunu Hardiyanta, Disiplin Tubuh; Bengkel Individu Modern, (Yogyakarta: LKiS, 1997). Ritzer, G. (2012). Teori Sosiologi: dari Teori Sosiologi Klasik, Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern. Sarup, Madan. Panduan Pengantar Untuk Memahami Postrukturalisme dan Postmodernisme. (Yogyakarta: Jalasutra, 2011). Sarup, M. Postrukturalisme & Posmodernisme. (Yogyakarta: Jalasutra, 2008). Sarlito Wiraman Sarwono. Psikologi Sosial, Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan (Jakarta: Balai Pustaka, 2001) cet-1. Sayang Punkers Korban Trend, Jawa Pos (Surabaya) Jumat 4 Januari 2002. Setiadi. Elly M dan Usman Kolip. Pengantar Sosiologi, Pemahaman Fakta Dan Gejala Permasalahan Sosial : teori, Aplikasi, Dan Pemecahannya. (Jakarta. Kencana. 2011). Seno Joko Suyono, Tubuh Yang Rasis, Telaah Kritis Michel Foucault atas Dasar-dasar pembentukan Diri Kelas Menengah Eropa, (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2001). S. Wojowosito. Kamus Umum Lengkap, (Bandung: Penerbit Pengarang, 1976), cet. 7. Soejono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persad. 2002) Soejono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar, Lihat: R,.M Maclver dan Charles H. Page. Society, An Introductry Analysis, Macmillan dan co.itd (London. 1961) Subandi. Perkembangan Kehidupan Beragama. (Diterbitkan: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.Buletin Psikologi. Tahun III,no 1 Agustus 1995). Sudirman N,dkk.. Ilmu Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosda Karya. 1992). Sutrisno hadi, Metodelogi Research, Jilid I, cet V (Yogyakarta: UGM, 1996). Suwarno.Pengantar Umum Pendidikan.(Jakarta.Aksara Baru. 1985). Thomas Kuhn, Peran Paradigma dalam Revolusi Sains, terj. Tjun Sumarjan, (Bandung: Remaja Rosdarya, 2000). UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (pasal 1 ayat 1) Uyoh Sadulloh , Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2010).
Internet : Adiy Anugrahadi, “Pengaruh Komunitas Punk Terhadap Prilaku Remaja,” artikel diakses Pada10 November 2011 dari Http://Siswa.UnivPancasila.ac.id/Musik/2010/12/01/ pengaruh komunitaspunk-terhadap-prilaku-remaja-indoensia/. Apa Sih Staright Edge itu...??, Mix, vol. 1 Juli 2000Erickningrat,”Komunitas Punk Siapa Mereka”. Artikel ini diakses pada 26 Desember 2013 dari Http://www.erickningrat.wordpress.com/2009/01/24%/E2%80%A6-kehidupan-ataupelarian Deni Noviansyah. S. Sib, Sex, Sport dan Song, http://www.Pelajarislam. Or.id/Piipub02.html 111
Fathun Karib,”Sejarah Komunitas Punk”. Artikel ini diakses pada 26 Desember 2013 dari Http://jakartabeat.net/musik/kanal-musik/ulasan/147-sejarah-komunitaspunk-jakartabagian-1.htm Felix Hvoc, terj. Bowo.Punk Sebuah Cabang Budaya Perlawanan ?.Celaka 13. Pers,
[email protected] Giam Nurill, “This is Punk,” artikel diakses pada 29 mei 2014 dari Http://www.penahitam.web.id/2011/04/this-is-punk.html. Hai Klip/ Februari 1996. Hentakun, “Komunitas Punk Siapa Mereka,” artikel diakses pada 29 Mei 2014 http://www.borneotribune.com/pandora/komunitas-punk-siapa-mereka.html. http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tangerang diakses pada tanggal 05 juni 2014 http://www.biropemerintahan.bantenprov.go.id/read/page-detail/profil-kota-tangeran/11/profilkota-tangerang.html diakses pada tanggal 05 juni 2014 http://www.Psikologi.com/remaja/hidup.html http://www.tangerangkota.go.id diakses pada tanggal 05 juni 2014 http://www.tangerangkota.go.id diakses pada tanggal 05 juni 2014 Idrus Syatri, “Sejarah Anak Punk”: Jangan Ngaku Anak Punk Sebelum Baca Tulisan Ini”, artikel ini diakses pada 26 Desember 2013. Dari Http://www.waingapu.com/sejarahpunk-jangan-ngaku-anak-punk-sebelum-baca-tulisan-ini.html Ketika Anak-anak Punk Ikut Turun Ke Jalan, http://gamesastaga.com Artikel/ 0,1314, 50710.00.html Murti, “Keberagamaan Komunitas Punk”, ( Skripsi S1 Fakultas Ushuludin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Jakarta, 2007) Musik dan Ideologi New Left, http://wnrs.Netfirm.com/BLazBlaz/Beritaz/Musik Ideologi new left.Shtml “Protes Antiglobalisasi di WTO di Austalia (Sidney)”, Media Indonesia, Sabtu 16 November 2002 Ronaldo. 2008. Proses Internalisasi Nilai pada Remaja Punk di Yoggyakarta. http://one.indoskripsi.com/judulskripsi/psikologi/prosesinternalisasinilaipada-remajapunk-diyogyakarta (Diakses pada 7 Juli 2008). Stories Of The Punk, Http://Shemut.com/?p:54.25/11/05
112
Pedoman wawancara dengan narnsumber agama PedomanWawancaraDengan NarasumberAgama
DosenUIN danUMJ Nsfira Jabaan
i"
Tempat Hari/Tanggal Wokhr l. Apa yangBapakketahuitentangFenomena AnakPunk? Sepertiapa? 2. MenurutBapakhal apasajakahyangdapatmendoronganakuntukmerliadi auakpunk? 3, Adskshcafil untukrnenanggulangi Fenomenaanakpuilk ? Fenornena anakpunk ? 4, Bagaimana agamamemandang Fenomena anakhrnk ini ? 5. Bagaimanaperanagunadalammenanggulangi 6. SebagaiPendidikagamahal-halapasajakahyang dapatkita lakrrkanuntuk effigsh"n
t ;i
t'
t.-
dini Fenomenaini ?
Pedoman wawancara dengan narasumber pendidikan PedomanWawancaraDenganNarasumberPendidikan
DosenUNJ Nams Jabatan Tempat F{ariffanggal T#alfrrl AnakPunk? Sepertiapa? 1. Apa yangIbu ketahuitentangFenomena I
2. MenurutBapakhal apasajakahyangdapatmendoronganakuntukmeqiadi anakpunk? 3. AdakshcarauntukrnenanggulargiFenomenaanakputk ? ini ? pendidikanmemandang Fenomena 4. Bagaimana Fenomena peranpendidikandalammenanggulangi anakPunk 5. Bagaimana ini ? 6. Sehgni Pendidik hal-hal apa sajakah yang dapat kita lal$tkan untuk pencegahandini Fenomenaini ?
I
.1
.r1
1I
Lampiran 2 PedomanWawancaradenganAnak Punk
i a!
Pedomanwawancaradengannarasumberkomunitaspunk DenganKomunitasPunk Pedoman Wawancara Cipondoh,Tangerang Nass
l
Status
:
Tempat
:
Hari/Tanggal: Waktu
:
l.
Siapanamadanberasaldari rnana?
2.
dengankomunitasPunk? Sejakkapanbergabung
? 3. Bagaimana dengansekolahsaudara 4. Apa alasansaudara,sehinggabergabungdengankomunitasPuttk ? 5. Menurutsaudara, apayangdimaksuddenganPunk? keluargasaudara 6. Bagaimana keadaankeluargasaatini danapatanggapan ,l 7.
Sudsh berapa lama berada di wilayah Tangerangdan apa r€nsana ? selanjutnya
8, Apakah selamabergabungdengankomunitasPunk pernah berurusan masalahpidana? denganpolisikhususnya 9, Apa saja kegiatansaudaraselamabergabungdengankomnnitasPunk sehari-hari? 10. Apakah saudaramengkonsumsinarkoba,minuman keras dan juga melakukanseksbebas? bagaimanadenganrekan-rekansatrdaralainnya yangjuga tergabungdalamkomunitasPunk? dengankomunitasPurtk? 11. $empaikapansaudara akantetapbergabung 12. fua harapansaudaraberkaitandengananggapanmasyarakatselamaini terhadapkomunitasPunk? 13. Apa yang akan saudaralakukanjika sudahtidak bergabunglagi dengan komunitasPunk? .:.,
'.
$ l
I
f I
Lampiran 3 Transkip Wawancara dengan Dosen
t
a
TRANSKIP WAWANCARA Nama Narasumber
Dr. Neti Karnati, M. Pd
Jabatan
Dosen dan Seksrtaris Manajemen Pendidikln UNJ
Hari/Tanggal
Jum'at / 25 April2014
Waktu
13.s0 wrB
l. Apa yang Ibu ketahui tentangFenomenaAnak Punk ? Sepertiapa?
Menurut pengamatansayamerekaini ingin bebasdan tidak ingin terikat oleh apa pun, seolah-olahbila perlu aturan pun dilanggar, pokoknya anak punk ini tuh seenaknya (gw), rambutnya diwarna-wamain, pakaiannyapun seolah-olahingin menunjukanbahwa dia itu lain dari yang lain sehingga ingin meqiadi pusat perhatian masyarakat pada umumnya. 2. Menurut Bapak hal apa sajakah yang dapat mendorong anak untuk menjadi anakpunk ?
memperolehpendidikan yang bailq karena pendidikan itu tidak hanya diperoleh disekolah tapi juga dimasyarakat, dikeluarga mungkin keluarganyabrclcenhomekurartgmendidik yang berdampakmerekaini tidak memperoleh pendidikan baik pendidikan di
masyarakat
pendidikandisekolah. 3. Adakah carauntuk menanggulangiFenomenaanakpunk ?
lembaga-lembagaseperti lembaga pendidikan dan pemerintah untuk memberikanperhatiansertapeduli untuk menanggulangimasalahini. 4. BagaimanapendidikanmemandangFenomenaini ?
berpendidikan. Karena bila orang berpendidikan itu harus mampu menanamkanprilaku dan sikap yang sesuai dengan nonna (houkum,
J/ I
I
susil4 agama, soclal) yang ada, memiliki pengetahuanyang luas, keterampilan,mandiri, bertanggungjawab bisa beradaptasidan berguna bagi masyarakat(orang lain). 5. Bagaimanaperanpndidikan dalam menanggulangiFenornenaanak Punk ini ?
menjadi manusia sesungguhnyayang bermutu itu seperti apa dan manusia berpendidikan itu seperti apa karakteristiknya maka harus dikembalikan menjadi manusiayang berpendidikandan bermutu.Disini harusturun pula lembagapendidikannon formal, karenapendidikan itu bukan hanya disekolah akan tetapi di masymakaglingkungan keluarga dan lain-lain. 6. Sebagai Pendidik hal-hal apa sajakah yang dapat kita lakukan untuk pencegahandini Fenomenaini ?
harus peduli pada mereka dengan artian kita tidak mengacuhkan mereka. Pada dasarnya disini harus ada kerjasama diantara elemenelemen masyarakatuntuk sama memberikan pendidikan mulai sejak dini (keluarga) hingga tumbuh dewasa (lingkungan dan masyarakat). Pendidikan itukan tripusat yang harus berperan denganbaik. Tripusat pendidikan itu elemen masyarakat,pemerintah dan orang tua. Ketiga elemen ini harus berjalan denganbaik tidak bisa hanya mengandalkan dari salahsatunyasaja.Denganartian disini kita s€muaikut andil dalam menanggulangi fenomena ini mulai dari orang tua" masyarakat, pendidilq alim ulama dan sosiolog serta elemen-elemenlain seperti pemerintah?apuat dan lembagasocial. Memang pendidikanyang harus merubah semua fenomena ini akan tetapi disini pendidikan yang integrated, tidak bisa hanya sekolah dan keluarga (orang tua) saja. Pendidikan itu adalah usaha sadar untuk membuat orang berubah menjadi lebih baik. Semuaorangbisa menjadipendidik contoh ketika kita membantuorang menjelaskansesuatukepadaseseoftmgdan orang itu berubah karena penjelasan yang kita berikan itu bisa dikatakan
,'
1
sebagaipendidik.Karenapindidikan itu bukanhanyasekedartransfer of bnwledge "menyampaikanilmu" saja bukan hanya merrberi penjelasansaja akan tetapi bagaimanakita merubahmanusiaagar yang memiliki budi pekertiyang bailg supayamemiliki pengetahuan luas sesuaidengankemampuandia sehinggadia menjadi manusiajawabdenganartianberprilakusesuaiaturari manusiayangbertanggung yangberlakq danmandiri akan tetapi harus dapat mengaplikasikan ilmu yang dimiliki sesuai dengannonnayangberlaku.
a I
;
I
TRANSKIP WAWAIICARA
Nama Narasumber
Prof. Dr. Abuddin Nata, MA
Jabatan
Dosen tlIN Syarif Hidayatullah JAKARTA
Hari/Tanggal
Senin/ 24 Februari 2014
Waktu
09.47
l . Apa yang Bapak ketahui tentangFenomenaAnak Punk ? Sepertiapa?
) Suatu hal yang memangtidak biasa terjadi, fenomenayang sebenarnya diseluruhdunia pun ada. Di Ausfalia hal sepertiini biasadikenal dengan sebutan "HIPIS" yaitu orang-orang yang sudah bosan hidup dengan kemewahan,ingin lepas dari belenggu apaun, ingin menikmati dunianya sendiri, tanpa formalitas yang basa-basi,pakaianyang compang camping, tidak mengurusbadandengantampilan yang nyentrik.
2. Menurut Bapak hal apa sqiakah yang dapatmendorong anak untuk menjadi anak punk ? ) Banyak faktor yang mendoronganak untuk menjadi punk diantaranyaitu lingkungan,pergaulan,keluargayang kurang harmonis,kejenuhanterhadap pemerintah,jenuh denganketeraturanyang ada dan keinginan untuk hidup bebastanpaadabatasandan aturanyang mengaturmereka.
3 . Adakah carauntuk menanggulangiFenomenaanakpunk ? ) Banyak sekali cara-cara untuk menanggulangi fenomena anak punk. Sebagiandari anak punk memiliki kreativitas yang tinggi juga pengetahuan yang luas. Akan tetapi kita selaluberanggapannegativeterhadapanak punk yang mana selalu menganggap anak punk sebagai anak berandal. Seandainyakita mengetahuilebih dalamlagi tentang fenomenaanak punk temyata banyak diantara mereka yang tidak ingin seperti itu akan tetapi kurangnya perhatian dari keluarga membuat mereka menjadi demikian. Dalam hal ini sayaberpendapatbahwasanyamenanggulangianak punk kita
r I
harus memberikanruang bagi rirereka agar dapatmenyalurkanpotensi dan kreatifitas yang mereka miliki agar suatu saatnanti potensi dan kreatifitas yang mereka salurkan dapat berguna untuk masyarakat dan kehidupan mereka kedepannya. Dalam hal ini Pernerintah dan masyarakat dapat menyalurkanpotensi dan kreatifitas mereka denganmemberikan dana dan tempat kepadamereka agar mereka dapat menyalurkan bakaL potensi dan kreatifitasyang merekamiliki. 4. BagaimanaagamamemandangFenomenaanak punk ?
yang menyimpang.Jadi, penyakit itu bukan hanyadi badanakantetapi ada juga penyakit social, yaitu tidak tunduk kepadaaturan-aturanyang berlaku padaumumnya.Orang seperti ini sebenarnyaorang yang sedangsakit. Hal itu ditunjukan dengan cara berpakaian yang urakan dianggap penyakit yang menurut pandanganagama ini harus diluruskan kearah yang lebih baik sertapencengahanyang ma'ruf juga tidak boleh dengancara yang anarkis (membakar, menyakiti, dll) dan tidak simpati. Seharusnyakita melakukan dengan yang bisa diterima oleh masyarakat atau lebih influentit lebih mengalir, lebih masuk s€carabertahap lewat pendekatan agama seperti lewat dakwah, seni yang dilakukan oleh para pendahulu sebagai contoh Wali songo yang menggunakanpendekatan-pendekatan budayasehinggamudahditerima oleh masyarakat.
5 . Bagaimanaperanagamadalam menanggulangiFenomenaanakPunk ini ? ma'ruf nahi munkar. Yang berfungsi untuk menegakan kebaikan dan mencegah perbuatan yang buruk. Secara operasional bahwasanyapara ulama dan aparat memiliki tanggungjawab penuh terhadap amar ma'ruf nahi munkar. Yang mana para ulama berfungsi untuk menegakkanamar ma'ruf dengancara berdakwahdan menyampaikanpesan-pcsankebajikan. Dan aparat berfungsi mencegahnahi munkar dari komunitas atau genk yang melakukan tindak pidana yang melanggar noilna-nonna yang ditetapkan oleh pemerintah. Akan lebih baik lagi apabila adanya suatu
rumusan, sfiategi yang efektiq O* kerja sama antan para ulama dan aparatdalammenegakkanamarma'ruf dan mencegatrnatri munkar. teori telur dimana seekorayam tidak akan menetasjika telurnya diketuk, maka agar seekor ayam keluar dari telurnya diperlukan metode dan cara yang tepat. Begitupula dalam menghadapianak punk, pemerintah harus memiliki rumusan serca strategi efektif dalam menghadapi anak punk khusus. melalui pendekatan-pendelcatan SebagaiPendidik agamahal-hal apa sajakahyang dapat kita lakukan untuk pencegahandini Fenomenaini ?
sejak dini, penanarnanagamasejak dini bergunasebagaisaftmapreventif untuk menghindari penyimpangan fenomena punk yang merupakan kegiatan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama islam yang sudalt diqjarkan. Dan juga melihat latar belakangyang mendasarimerekaterjun ke komunitas ini setelahitu baru kita bisa atur strategi yang tepat danjuga melukankerjasamadengansemuaunsur.
Tertanda,
(Prof.Ilr. Abuddin Nata, MA)
TRANSKIP'WAWAI\ICARA
Nama Narasumber
Mukhti Ali, MA
Jabatan
Dosen dan KA Prodi PAI ttMJ
Hari/Tanggal
Kamis / 03 April2014
Waktu
13.41
l . Apa yang Bapak ketahuitentangFenomenaAnak Punk ? Sepertiapa?
kusut dan lusuh, celana yang bolong-bolong, tidak suka mandi, dan bertindak sesuka-sukamereka .Secarakasat mata ini merupakan suatu gaya hidup yang tidak baik namun disini kita harus melihat apa yang melatarbelakangimerekamemiliki gaya hidup yang demikian. Menurut Bapak hal apa s4iakahyang dapat mendorong anak untuk merfadi anak punk ?
hidup yang seperti ini, karena ada banyak hal yang mungkin menjadikan mereka bersikap dan mengambil kehidupan yang seperti itu biasa saja mereka ingin menemukansesuatuyang baru" karena mungkin memang mereka terkekang dirumah, mereka tidak nyaman dengan lingkungan sekitar, lalu mereka ingin mendapatkan kebebasan tersendiri yang menjadikan mereka mendapatkankesempatanuntuk memberikan makna yang lain. Tapi disini mungkin caranya yang kita lihat, karena mereka bertemu dengan kawan-kawan yang nemberikan arti kebebasanyang seperti anak punk maka terbentuklah komunitas yang seperti anak punk ini. Tetapi mungkin sebagiandari merekatidak seperti itu dan mempunyai bakat dan kreatifitas yang unggul yang belum kita gali
3 . Adakah carauntuk menanggulangiFenomenaanakpunk ?
F I
I
tersendiri sehinggamerekaakanmengarahkearatryang lebih baik. Contoh misalnya kreatifitas dan potensi yang mereka miliki kita amhkan, kita berikan fasilitas sehingga mereka mengetahui, menyadari dan dapat mengembangkanlaeatifitas dan potensiyang merekamiliki. Mungkin kita bisa datangkan orang-orang yang dapat memeeberikanlaeatifitas dan potensi yang mereka miliki muncul dan terlihat. Kalau seandainya kelambagaan ini dari arah swastq masyarakat, dan lingkungan yang mungkin bisa menyikapi dari sisi yang positif karenamungkin bila kita lihat dari sisi yang negative, memangharus dicegah dan diberikan arahan kepada mereka dengan memberikan pengertian-pengertianyang lembut tidak kasar karena dengan cara yang kasar ini membuat mereka tidak menerima masukanyang mungkin sangatbai( tapi emosionalyang akan dikedepankanoleh mereka. 4. BagaimanaagamamemandangFenomenaanak punk ?
jati diri merekatetapi memanguntuk mengarahkearah yang positif perlu masukan-masukanlebih baik sehinggamereka menyadari itu. Kebiasaan buruk yang sudah terbentuk di
mereka itu perlahanJahan harus kita
kurangi karena secaraperlahan dengan strategi yang satun, strategi yang diterima mudah diterima dan mereka dapat memahami serta meyakini untuk memperbaiki gaya hidup hidup mereka itu denganbahasayang kita sesuaikankarenatidak bisa denganbahasayang langsungmerujuk kepada ke permasalahankarena akan menyebabkanemosi dan ketidakterimaan mereka
dengan penrlapat-pendapatkita. Agama juga mengharapkan
mereka berkembangdengan kreatifitas yang mereka miliki. Mereka bisa berubahan dengan pendekatan-pedekatanyang kita rancang dengan sedemikianmungkin agar mereka menganggapini bukan suatu perintah atau sesuatuyang tidak merekasukai. Bagaimanaperanagamadalam menanggulangiFenomenaanakPunk ini ?
terbentuk, apakah ada konsep terbentukya mereka" baru setelah itu kita lihat konsepmerekadan kita berikan masukanyang arahnyamenyegarkan konsep-konsep mereka itu.kalu dari tinjauan agama, agama selalu memberikan peluang bagi perubahan yang baik yang bisa dilakukan melalui banyak hal seperti contoh islam didalam dakwahnya itu tidak memakai kekerasan. Dalam dakwah islamiah dilakukan pendekatanpendekatan secaf,a manusiawi, beradab dan mereka bisa menerima. Dengancara siraman-siramanrohani khususyang dibentuk lembagaislam yang memberikan para mubaligh-nya untuk memberikan pencerahanpencerahansehinggamereka berpikir mereka dapat melakukan hal yang positif
yang lebih baik walaupun dengan label komunitas punk ini.
Mungkin mereka mengartikan kebebasansecara sempig bukan kepada bagaimanaarti yang sesungguhnya.Bebasberpikir misalny4 ketika orang berbicara berpikir bebas bukan berari bebas mengeluarkan semua pendapat-pendapat yang ada tanpa didasari oleh keilmuan-keilmuanyang mempuni tetapi bagaimanakebebasanberpikir itu tetap dilandasi dengan fakta-fakta dan kemurnian dari ilmu itu sendiri sehinggamenjadikan ilmu sangat berkmana karena pada dasarnya ilmu memiliki nilai luhur dan agung. 6. SebagaiPendidik agamahal-hal apa sajakah yang dapat kita lakukan untuk pencegahandini Fenomenaini ?
masing-masingdari kelompok ini memiliki latar belakangkehidupanyang berbeda.Setelahkita tau latar belakang dari mereka disini baru kita bisa mengetahuipendekatandan carayang berMa untuk mengatasinya.Disini sebagai pendidik kecerdasan,ketelitian dan kearipan untuk mempelajari kembali komunitas ini sehinggakita akanjelas apa yang bisa kita lakukan sehinggamerakakan bisa terbentukmenjadi komunitasyang positif. Tertanda
l*' :
Lampiran 4 Transkip Wawancara denganAnak Punk
ir Transkip wawancara dengai narasumber komunitas punk Transkip WawancaraDenganKomunitas Punk Cipondoh,Tangerang Nama
EH
Status
Pengamen
Tempat
Tangerang
Hari/Tanggal Minggu/O9 Maret2014 Waktu
1.
Siapanama dan berasaldari mana? Jawab: EH, perantaudari luar tangerang
2.
SejakkapanbergabungdengankomunitasPunk ? Jawab: sejak2003
3.
Bagaimanadengansekolahsaudara? Jawab: sayaputus sekolahSD
4.
Apa alasansaudara,sehinggabergabungdengankomunitasPunk ? Jawab: Rasatidak peduli orangtua terhadapdiri saya
5.
Menurut saudara,apayangdimaksuddenganPunk ? Jawab: suatukomunitasuntuk mencarijati diri
6.
Bagaimanakeadaankeluargasaatini dan apatanggapankeluargasaudara? Jawab : ibu bapak gak ada kabar dari sayakecil, nenek kakek yang peduli dengan syakarenasayabesardengannenekkakek
7.
Sudahberapalama beradadi wilayah Tangerangdan aparencanaselanjutnya? Jawab: sejakkecil, saatdititipkan ke kakek nenek
8.
Apakah selamabergabungdengankomunitasPunk pernah berurusandenganpolisi ktrususnyamasalahpidana ? Jawab: pernahkenaruzia satpolPP
9.
Apa sajakegiatansaudaraselamabergabungdengankomunitasPunk sehari-hari? Jawab: ngamen,nongkrong,nyanyi
..
1'
v. T"
:l :.
10. Apakah saudaramengkonsumsinarko6a, minuman keras dan juga melakukan seks bebas? bagaimanadenganrekan-rekansaudaralainnya yang juga tergabungdalam komunitas Punk ? Jawab:iya. 11. Sampaikapan saudaraakan tetapbergabungdengankomunitasPunk ? Jawab: belum tau juga ya. 12. Apa harapan saudaraberkaitan dengan anggapanmasyarakatselama ini terhadap komunitas Punk ? Jawab: Masyarakatbisa nerima keberadaankita komunitaspunk 13. Apa yang akan saudaralakukan jika sudahtidak bergabunglagi dengankomunitas Punk ? Jawab: melanjutkankehidupanpunya keluarga.
{
Nama
SO
Status
Wirausaha
Tempat
Tangerang bawah Fly over lampu merahveteran
Hari/Tanggal Mingg:;,l23maret20I4 Waktu 1.
Siapanamadan berasaldari mana? Jawab: SO, Tangerang
2.
SejakkapanbergabungdengankomunitasPunk ? Jawab: Sejaklulus SMA padatahun 2005
3.
Bagaimanadengansekolahsaudara? Jawab: SayatamatanSMA
4.
Apa alasansaudara,sehinggabergabungdengankomunitasPunk ? Jawab : mencari jati diri dan kebebasan,karena keadaanorangtua dirumah yang seringbertengkar
5.
Menurut saudara,apayangdimaksuddenganPunk ? Jawab: komunitasuntuk mencarijati diri dan kebebasan
6.
keluargasaudara? Bagaimanakeadaankeluargasaatini dan apa tarLggapan Jawab: broken home dan enggakpeduli
7.
Sudahberdpalama beradadi wilayah Tangerangdan aparencanaselanjutnya? .Iawab: sayaasli tangerang
8.
Apakah selamabergabungdengankomunitasPunk pemah berurusandenganpolisi k*rususnyamasalahpidana ? Jawab: tidak pemah
9.
Apa sajakegiatansaudaraselamabergabungdengankomunitasPunk sehari-hari? Jawab : nonglrong dan nyanyi
10. Apakah saudaramengkonsumsinarkoba,minuman keras dan juga melakukan seks bebas? bagaimanadenganrekan-rekansaudaralainnya yang juga tergabungdalam komunitas Punk ? Jawab : hanya ikut minum saja 11. Sampaikapan saudaraakantetapbergabungdengankomunitasPunk ?
Jawab : semenjak membuka usaha
'sendiri
saya sudah menurangi kegiatan di
komunitaspunk padatahun 2009
1 2 . Apa harapan saudaraberkaitan dengan anggapanmasyarakatselama ini terhadap komunitas Punk ? Jawab : bisa mengayomi komunitasini kearahyang lebih baik dan tidak dipandang sebelahmata oleh masyarakat.
1 3 . Apa yang akan saudaralakukanjika sudahtidak bergabunglagi dengankomunitas
I
Punk ? Jawab : mengernbankanusahayang sedangsayageluti
: ,.
I
l
'!'
.1i .',
I
I/
I
Lampiran 5 Lirik Lagu Anak Punk
Lirik Lagu Anak Punk
Dimanakahnilai kebenaran Demokrasiyangtelahkau agungkan Bila uangyangtelahmenjadituhan Tak semuadapatkau taklukan Beribupertanyaandijiwa Namunbukantabir yangterungkap Semuataatdalamkebusukantopengdemokrasikita *dimanaku gantungkanharapan Terangmasadepanyangtelahhilang Jikaku harusdapatbuktikanyangtertinggiyangakanberkembang* Oh... ..negeriprodukmetopolitan, pemikirannegerikita yaogterusmemepengaruhi Ideologiyyangtiadadampaknyao Backto tt
'r
'r I
Lampiran6 Bukti Foto
v 1 t
Peneliti denganIbu Dr. Neti Karnati' M. Pd I)osendan SekertarisManajemenPendidikan UiversitasNegeri Jakarata
I
I
Peneliti denganBph. Mukhti Ali, MA DosensekaligusKA Prodl Pendidikan Agama Islam UniversitasMuhammadivah Jakarta
v l
Photo bersamaAnak Punk PerempatanLampu Merah Fly Over Peteran Cipondoh Tangerang
.ry I I
l,ampiran7 Surat lzin Penelitian
rI KEMENTERIAN AGAMA UINJAKARTA FITK
FORM(FR)
Jl. h. H. Juanda No 95 CiDutat 15412 lndonesia
No.Dokumen : Tgl.Terbit :
FITK-FR-AKD-081 1 Maret 2010
No. Revisi: Hal
01
:
1t1
SURATBIMBINGAN SKRIPSI I
Nomor: Un.O 1/F.l/KM.Ot.Zt .h.F.7.tZOtZ 20tl Hal : BimbinganSkripsi
Jakarta- 08 Oktober 2013
KepadaYth. Prof.Dr. H. RusminTumanggor.MA Pembimbing Skripsi FakultasIlmu TarbiyahdanKeguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta. Assalamu'alaikumwr.wb. Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing IIII (materi/teknis) penulisanskripsimahasiswa: Nama
Siti Sugiyati
NIM
10901s000161
Jurusan
PendidikanIPS
Semester
9 (Sembilan)
JudulSkripsi
Fenomena Anak PunkMenurutTeori Michel Foucaultdi Poris Pelawad Indah Rt 0021003KecamatanCipondoh Kota Tangerang
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusanyang bersangkutanpadatanggal 04 Oktober 2073 , abstraksloutline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusanterlebih dahulu. Bimbingan skripsi ini diharapkan selesaidalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama6 (enam) bulan berikutnyatanpa surat perpanjangan. Atas perhatian dan kerja samaSaudara,kami ucapkan terima kasih. Wassal amu' alaikum wr.wb.
AK"#*}. Tembusan: l. DekanFITK 2. Mahasiswavbs.
to M.Pd
242008011012
AGAMA KEMENTERIAN UINJAKARTA FITK
FORM(FR)
Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia
FITK-FR-AKD-082
No. Dokumen
:
Tgl.Terbit
:
1 Maret 2010
No. Revisi:
:
01
Hal
1t1
SURATPERMOHONAN IZINPENELITIAN Jakarta,23 APril2014
.3 11.4 t29..12014 N o m o:r U n .0 1 /F .1 /K M.0 Lamp. : Outline/Proposal Hal : Permohonanlzin Penelitian KepadaYth. Drs.NetiKarnati,M.Pd di Tempat Assaiam u'alaikum wr.wb. Denganhormatkamisampaikan bahwa, l'{ama
: SitiSugiyati
NIM
: 109015000161
Jurusan
Sosial : Pendidikan llmuPengetahuan
Semester
: Sembilan(lX)
Anak PunkdalamBerbagaiPersfektif(TeoriMichel JudulSkripsi: Fenomena Foucault,AgamadanPendidikan)di CipondohKota Tangerang. FakultasllmuTarbiyahdan KeguruanUINJakartayang adalahbenarmahasiswa/i sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakanpenelitian (riset) di yangSaudarapimpin. instansi/sekolah/madrasah Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkanmahasiswatersebut penelitian dimaksud. rnelaksanakan dan kerjasamaSaudara,kamiucapkanterimakasih. Atasperhatian Wassal amu'aIaikum wr.wb. Jakarta,23 Apr1l2074 a.n. Dekan . Tata Usaha
,MA 80417199203r 001 Tembusan: 1. DekanFITK DekanBidangAkademik 2. Pembantu yangbersangkuian 3. Manasiswa
I ;.
I
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
r$ffiM' lrfrrml
LSIlll
No. Dokumen : Tgl.Terbit : No. Revisi: :
FORM(FR)
Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412lndonesia
Hal
FITK-FR-AKD-082 't Maret 2010 01 1t1
SURATPERMOHONAN IZINPENELITIAN Jakarta,0BApril2014
Nomor: Un.01/F. 1/KM.013l "Al.o.l2}1 4 Lamp. : Outline/Proposal Hal : Permohonanlzin Penelitian KepadaYth. B p k .M u k t i A l iM , A. di Tempat _As_Sa !qn U'aIqJ!,lt m wLW Denganhormatkamisampaikanbahwa, Nama
SitiSugiyati
NIM
109015000161
Jurusan
Sosial Pendidikan llmuPengetahuan
Semester
Sembilan(lX)
JudulSkripsi FenomenaAnak Punk dalamBerbagaiPersfektif(Teori Michel Foucault,Agama dan Pendidikan)di CipondohKota'l'angerang. adalahbenarmahasiswa/i FakultasllmuTarbiyahdan KeguruanUIN Jakariayang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di yang Saudarapimpin. instansi/sekoiah/madrasah Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkanmahasisvratersebut penelitian melaksanakan dimaksud. Atas perhatiandan kerjasama Saudara,kami ucapkanterimakasih. Wassalamu'alaikum wr.wb. Jakarta,08 April 2014 a.n.Dekan '.,Kabag.'Tata Usaha .
.
' r \
" . ,;,' ,'r; Drs.'Ja'far,MA NIP. 195804t7199203| 0 0 1 I emousan: 1. DekanFITK 2. PembantuDekanBidangAkademik 3. Mahasiswayang bersangkutan
Nama NIM Jurusan/Prodi JudulSkripsi
LEMBAR UJI REFERENSI Siti Sugiyati 109015000161 PendidikanIlmu Pengetahuan Sosial FenomenaAnak Punk Menurut Berbagai Persfektif (Michel Foucault,AgamadanPendidikan)di CipondohTangerang Referensi
No
Paraf
BAB I
l
Pembimbing
Idrus Syatri, "SejarahAnak Punk": Jangan Ngaku Anak Punk SebelumBaca Tulisan Ini", artikel ini diaksespada26 Desember l
angan-npoku20| 3. D ari H ttp://tuww.waiflgapu.com/sejarah-punk-.i anak-punk-.s ebelum-l:) aca-tuli,san-ini.html
11
P
FathunKarib,"SejarahKomunitasPunk". Artikel ini diaksespada
2
26
Desember 2013 dari IIttp:/(iakartttbetrt.net/mu,sik/kanal-
mu,s i k/ulasan/I I 7-se.iarah-komunitaspunk-jakarta:bagian-l, htmI
P
Erickningrat,"Komunitas Punk SiapaMereka". Artikel ini diakses a J
pada
Desember
26
2013
dari
]/24%q182%8!%4,6: [:[ttp://tn'tuw.erickninprctt.vvordpre,ss.com/2009/0 keltidupan-atau-peIari an
/>
BAB II I
2
Jhon M. Echols, Hassan Shandly. Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta:Gramedia,lggT),h. 456 S. Wojowosito. Kamus Umum Lengkap, (Bandung: Penerbit 1976),cet.7,h.312 Pengarang, Peter Salim. The Contemporary English-IndonesiaDictionary,
J
4 5
(Jakarta:ModernEnglishPresso 1996),cet.7,h. 1532 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai I 999) Pustaka.
- 4 Oktober2000),Edisi02 "Punk".Mumu,(28September Ketika
6
}-\ /L
Anak-anak
Punk
Ikut
Turun
Ke
Artikel/0,1314,507I0.00.html http:ligamesastaga.com
frh, lD 6'
Jalan,
/r,
Jeffar Lumban Goal, Musik Underground dan Alternatif, Musik
7
sebagai media pembebasan, Media Kerja Budaya,
November-
i.
Desember1999,h.8
8
Dan "Siapa Bilang Punk Mati?",
Iawa Pos (Surabaya), Jum"at 4
Januari2005,h. 17 9
rt h,
fr,
"Protes Antiglobalisasi di WTO di Austalia (Sidney)", Media Indonesia,Sabtu 16 November 2002
l0
Ketika Anak-anak Punk lkut
Turun Ke Jalan ,http://games.astaga.oom
Sarlito Wiraman Salwono.Psikologi Sosial, Psikologi Kelompok dan Psikologi
1l
t2 l3 (r-
t4 l5
k
I articel/0.1314.50710.00.html
Terapan(Jakarta:Balai Pustaka, 200l) cet-t, h.l7 | -172 Gerungan.PsikologiSoslal,(Bandung:PTERESCOBandung1996),h.95-96 SoejonoSoekanto.SosiologiSuatuPengantar(JakarIa:Pt. Raja Grafindo Persad. 2002)h. 129 Maurice Balson. Bagaimana Menjadi Orant Tua yang Baik (Jakarta: Bumi aksara.1996\h.25 Sgyang PunkersKorban Trend, JawaPos(Surabaya)Jumat4 Januari2002,h.17
fr, h, fr.
k
/L
Adiy Anugrahadi,"PengaruhKomunitasPunkTerhadapPrilakuRemaja,"artikel
l6'
diakses
PadalO
November
2011
dari
pengaruh-komunitaspunkHttp://Siswa.UnivPancasila.ac.idlMusik/20101121011 terhadap-prilaku-remaja-indoensia./.
t7
SoerjonoSeoekamto,Sosiologi SuatuPengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo 2007),h.386-391. Persada,
/,/
SoejonoSoekanto.SosiologiSuatuPengantar,Lihat: R,.M Maclver l8
dan ChqrlesH. Page.Society,An IntroductryAnalysis,Macmillan danco.itd(London.1961)h. 9
T9 20 2l 22
ft
KamantoSunarto,PengantarSosiologi,(Jakarta:Edisi ke tiga penerbit,Fakultas EkonomiUnivesitasIndonesia,2004.),h . 2 6 . JalaludinRakhmat, PsikologiKomunikasi,(Bandung:PT. RemajaRosdakarya, 2 0 0 1 )h. . 1 1 0 - 1 1 1
Michel Foucault,MenggugatSejarahIde,terj.Inyiak Ridwan Muzir, (Yogyakarta;Ircisod, 2002),h.6. ( Yogyakarta:arPtvzz,2003),h.
t, rt/
ft
t [,
v inl"'lF
r :
184-186 P. Sunu Hardiyanta,
Disiplin Tubuh; Bengkel Individu Modern, (Yogyakarta:
L)
LKiS,1997),h.2-3.
p
Seno Joko Suyono, Tubuh Yang Rasis, Telaah Kritis Michel Foucault atas Dast
24
dasar pembentukan Diri
Kelas Menengah Eropa, (Jogiakarla: Pustaka Pelajr
2 0 0 1 ) .h . 1 1 3
25 26 27 28 29 30 31
Dr. K.Bertens,FilsafatBaratAbadXX, (Jakarta:PTGramedia,1985 h.470 Dr. Konrad Kebung, SYD, Rasionalisasidan Penemuanlde-lde, (Jakarta:Prestr Pustaka.2008\.h.212 Michael Foucault, WacanaKuasa/Pengetahuan,diterj. Yudi Santoso,(Yogyakar BentangBudaya,2002),h. 167. F. Budi Hardiman,Fikafat Modern,(Jakarta:Gramedia,2007), h, 11,.
Dr. Haryatmoko,Etika Politik dan Kekuasqan,(Jakxta: Kornpas,2003), hal.22.
ThornasKuhn, Peran Paradigmadalam RevolusiSains, terj. Tjun Sumarjan,(Bandung:RemajaRosdarya, 2000),hal43. Maksum, A. PengantarFilsafat: Dari Masa Klasik Hingga Postmodernisme. (Y ogyakarta : Ar -RuzzMedia, 2008). h. 209 Sarup,
Madan.
Panduan
Pengantar
Memahar
Untuk
32 Postrukturalisme (Yogyakarta: dan Postmodernisme. Jalasutra, 2011). h. 89 aa
Crill./r
Perkembangan Mutakhir Teori SosialPostmodern.h. 654 Dadang Kahmad,
Sosiologi Agoma, (Bandung
PT Rema
34 Rosdakarya, 2002)h.r29
rL
fr, t, n/
ft,
t
t ?
lu
Hendropuspito, SosiologiAgama,(Yogyakarta: PenerbitKanisius,
u/
1 9 8 3 )h, . 2 9
I
J)
aJI
h,
Ritzer, G. (2012).Teori Sosiologi:dari Teori SosiologiKlasik, Samp
JJ
36
)>
Hasbullah.Dasar-Dasarllmu Pendidikan Jakarta: Raja Grafindo Persada. 1999. SudirmanN,dkk. Ilmu Pendidikan..RemajaRosdaKarya.
rL/ Vt)
tu
V
T I
Bandung.1992. Langeveld (te{.), PaedagogiekTeoritis / Sistematis.Jakarta: FI
3 8 IKIP. 1971.h.5 39
Driyarkara. 1950 . D r iy arkar a Tentang P endi di kan. Y ay asanKani siu Yogyakarta.
L,-
40 41
CarterV. Good. 1959.Dictionary of Education.Mc. Graw Hill Book Company,Inc. New York. MarimbaD, Ahmad. 1987.PengantarFilsafat PendidikanIslam. Pt.Al Ma'arif. Banduns.
42 Suwarno.1985.PengantarUmumPendidikan AksaraBaru. Jakarta. 43
Drost,J,1999,ProsesPembelajaran SebagaiProsesFendidikan, Cet.ke-4,h. 13-15 Jakarta,Grasindo.Cipta,2003),
BAB III Kartini Kartono,PengantarMetodelogiResearchSosial (Bandung:
a: ;ilt'!'.,"
G-
Grafika,1974),hal. 116
2
/-.
Sutrisno hadi, Metodelogi Research,Jilid I, cet V (Yogyakarta: UGM, 1996),hal.56 Kartini Kartono,PengantarMetodelogiResearchSosial (Bandung:
',;:
w
4,ii't c.
J
Grafika,1974),hal. 116
v
u
fr, ft/
l/
ft/
F
tu
fr.
/ jrl '' i'
l
hr
BAB IV ,/v 1:-
I
Garasi G. Widya. Punk,Ideologi YangDisalahpahami.Yogyakarta.
Setiadi. Elly /-'
P
HouseOf Book.2010. M
dan Usman Kolip. Pengantar Sosiologi,
2 . PemahamanFakta Dan Gejala Permasalahan Sosial : teori, Kencana.2011. Jakarta. Aplikasi,Dan Pemecahannya.
3.
G. Widya"Punk,Ideologi YangDisalahpahami.Yogyakarta.Garasi HouseOf Book.2010.
r
(v ',t '.,/,r.I ,.i ".. I L' I
i
h,
BAB V
+
I
Sarup,
Madan.
Panduan Pengantar
Untuk
Memahami
p
,",,t,ro /
, I
(Yogyakarta: Jalasutra, Postrukturalisme dan Postmodernisme.
t/
20rr).h.r02 2. \v
3.
l
4.
5.
w'
6.
/
7.
Fuady,M. Filsafat dan Teori HukumPostmodern(Bandung:Citra Aditya Bakti, 2005).h. 44 Bertens,
K.. Filsafat
Barat
-
Kontemporer
jilid
II
v ht
Prancis. (Jakarta: Gramedia PustakaUtama, 2006). h. 354-355
Ritzer, G. (2012).Teori Sosiologi: dari Teori Sosiologi Klasik, Mutakhir Teori SosialPostmodernh. 655 SampaiPerkembangan Sarup, M.
Postrukturalisme &Posmodernisme.(Yogyakarta:
k
2008).h. lL2 Jalasutra. Foucault, M.
Power/Knowledge-WacanaKuasa/Pengetahuan.
(Yogyakarta:BentangBudaya,2002).h. I23 Nana Syaodih,LandasanPsikologiProsesPendidikan,(Bandung: PT. RemajaRosdakarya,2007), Cet.4, h. 4
Agustus2014 Jakarta,cJ' DosenYemalx(bing
/y
/|
Prof. Dr. H. Rusmin TumanggoroMA 141965101001 NrP. 194701
p k
ft