STRAREGI KOMUNIKASI PERSUASIF VOLUNTEER EARTH HOUR TANGERANG DALAM HEMAT ENERGI (STUDI KASUS MASYARAKAT DI KOTA TANGERANG) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun Oleh : BUSTOMI ARIPIN NIM: 1111051000082
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M
DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1. Lambang Earth Hour Tangerang .................................................. 36 Gambar 3.2. Logo WWF (World Wide Fund For Nature) ................................. 45 Gambar 3.3. Logo Earth Hour Indonesia (Global) ............................................ 50 Gambar 4.1. Kegiatan School CampaignVolunteer Earth Hour Tangerang ...... 75 Gambar 4.2. Kegiatan Rampok Plastik Earth Hour Tangerang ........................ 78 Gambar 4.3. Kegiatan Selebrasi Switch Off Earth Hour Tangerang ................. 80 Gambar 4.4. Kegiatan Fun Tree Fanting Earth Hour Tangerang ...................... 82 Gambar 4.5. Kegiatan Kumbang Earth Hour Indonesia ................................... 84
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya dan . Shalawat beserta salam tak luput kepada risalah-Nya Nabi Muhammad SAW yang telah menyempurnakan akhlak mulia manusia di dunia, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “STRATEGI KOMUNIKASI PERSUASIF VOLUNTEER EARTH
HOUR
TANGERANG
DALAM
HEMAT
ENERGI
(STUDI
KASUS
MASYARAKAT DI KOTA TANGERANG)”. Saya ucapkan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, baik moral maupun materi, khususnya pada: 1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. 2. Drs. Masran, MA dan Fita Fathurokhmah, SS, M.Si selaku Ketua dan Seketaris jurusan komunikasi penyiaran islam. 3. Fita Fathurokhmah, SS, M.Si selaku dosen pembimbing yang bersedia memberi masukan dan nasihat yang bermanfaat serta motivasi dalam penulisan skripsi ini. 4. Segenap bapak/ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, terima kasih telah mengajari penulis dalam memberikan ilmunya, mohon maaf bila dalam proses perkuliahan ada sikap penulis yang kurang berkenan di hati bapak/ ibu, penulis harapkan doa dari bapak/ ibu, semoga ilmu yang diberikan menuai keberkahan. 5. Earth Hour Tangerang yang bersedia meluangkan waktunya untuk diwawancarai dan mengikuti kegiatan secara langsung. vi
6. Seluruh karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan pebeglola perpustakaan Fakultas dan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terima kasih atas layanannya, semoga pelayanan kepada mahasiswa menjadi lebih baik lagi kedepannya. 7. Bapak ustadz Murdani Syafei dan Ibu Siti Aminah yang telah menjadi orang tua yang sabar dan tabah dalam mendidik anakmu ini. 8. Kakak Bambang Hariadi, Nur Khoirul Bahri, Adik Muhammad Soleh Ainul Yaqin, Muhamad Imam Haqiqi, lima bersaudara yang seru, terima kasih telah menjadi bagian hidupku yang tak terpisahkan. 9. Nurul Hanani yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam hidupku ini. 10. Teman-teman kelasku KPI C, kawan-kawan KPI lainnya serta temanku diluar anak KPI yang telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hariku di kampus. 11. Semua teman, sahabat, keluarga dan orang-orang yang aku sayangi dan cintai yang telah menjadi bagian hidupku yang terpisahkan dan tak terpisahkan, terima kasih atas segalanya.
Dengan segala kekurangan dan keterbatasan penulis miliki dalam menyajikan skripsi ini, mudah-mudahan dapat memberikan nilai manfaat khususnya bagi penulis maupun bagi pembaca sekalian, sehingga apa yang penulis lakukan ini dapat menjadi suatu amalan kebaikan dalam bidang dakwah di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta maupun sebagai amalan di sisi Allah SWT. Amin. Jakarta, 10 Agustus 2016
Bustomi Aripin
vi
ABSTRAK BUSTOMI ARIFIN 1111051000082 Strategi Komunikasi Persuasif Volunteer Earth Hour Tangerang dalam Hemat Energi (Studi Kasus Masyarakat di Kota Tangerang) Isu lingkungan hidup, kini bukan hanya menjadi isu lokal maupun nasional lagi, melainkan sudah menjadi tugas bagi seluruh negara di dunia untuk memperbaiki dan melestarikan lingkungan hidup. Earth Hour merupakan gerakan peduli lingkungan yang digawangin anak-anak muda. Dalam pelaksanaannya yang sudah menyebar ke 33 kota ini mereka memiliki program kerja demi mengajak masyarakat luas untuk penghematan energi. Berdasarkan latar belakang di atas, pertanyaan penelitian adalah bagaimana strategi komunikasi persuasif yang dilakukan volunteer Earth Hour Tangerang dalam memengaruhi hemat energi di masyarakat kota Tangerang? Mengapa Volunteer Earth Hour Tangerang memengaruhi masyarakat kota Tangerang dalam hemat energi? Teori yang digunakan adalah teori komunikasi persuasif didalam teori Melvin L. DeFleur dan Sandra J. Ball-Roceach terdiri dari psikodinamika, sosio kultural, dan the meaning construction. Dengan pendekatan yang berbeda, psikodinamika lebih kepada pengetahuan yang ditanamkan dengan kedekatan emosional, sosio kultural mengenai faktor lingkungan memengaruhi perilaku, serta the meaning construction mengenai strategi pemahaman atas suatu hal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode penelitian studi kasus dengan menjabarkan data ke dalam tulisan yang mendalam dan terstruktur. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan penulis mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan. Dalam strategi psikodinamika strateginya adalah melibatkan emosi untuk melihat fenomena lingkungan. Strategi sosio kultural memanfaatkan faktor lingkungan, yaitu kedekatan volunteer dengan teman atau keluarganya untuk menyebarkan kesadaran penghematan energi. Strategi the meaning construction lebih kepada kampanye langsung yang dilakukan oleh volunteer demi tercapainya tujuan masyarakat hemat energi. Earth Hour Tangerang juga memiliki beberapa program kerja dengan tujuan menularkan kebiasaan hemat energi bagi orang banyak. Kata kunci: Earth Hour Tangerang, volunteer, strategi, komunikasi persuasif.
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................................................ iii LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................... iv ABSTRAK .........................................................................................................
v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ...................................................
6
C. Tujuan Penelitian .........................................................................
7
D. Manfaat Penelitian .......................................................................
8
1. Manfaat Teoritis .....................................................................
8
2. Manfaat Praktis ......................................................................
8
E. Metodologi Penelitian .................................................................
8
1. Paradigma Penelitian .............................................................
8
2. Pendekatan Penulisan ............................................................
9
3. Metode Penelitian .................................................................. 10 4. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 11 5. Subjek dan Objek Penelitian ................................................. 11 6. Sumber Data .......................................................................... 11 7. Tahapan Penelitian................................................................. 12
viii
F. Tinjauan Pustaka.......................................................................... 16 G. Sistematika Penulisan .................................................................. 18
BAB II
LANDASAN TEORI & KERANGKA KONSEPTUAL A. Teori Strategi Komunikasi Persuasif Melvin L. DeFleur dan Sandra J. Ball-Roceach ..........................................................................
20
1. Strategi Psikodinamika ........................................................... 20 2. Strategi Persuasi Sosio Kultural ............................................. 23 3. Strategi The Meaning Construction ........................................ 25 B. Volunteer Dalam Organisasi ......................................................... 26 C. Komunikasi Persuasif ................................................................... 30 D. Hemat Energi ................................................................................ 32
BAB III GAMBARAN UMUM EARTH HOUR TANGERANG A. Sejarah Berdiri Earth Hour Tangerang ....................................... 34 B. Logo ............................................................................................. 35 C. Visi dan Misi................................................................................ 36 D. Kegiatan Earth Hour Tangerang ................................................. 37 E. Struktur Kepengurusan Earth Hour Tangerang 2015-2016 ........ 39 F. Gambaran Umum Earth Hour ..................................................... 41 G. Ilustrasi Mudah Earth Hour ........................................................ 42 H. Gambaran Earth Hour Solo......................................................... 43 I.
Hubungan Earth Hour dengan WWF.......................................... 44
ix
J.
Tujuan kampanye Earth Hour Indonesia .................................... 45
K. Tema Earth Hour ......................................................................... 47
BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN A. Strategi Komunikasi Persuasif Yang Digunakan Volunteer Earth Hour Tangerang. ........................................................................... 50 B. Program Kerja Earth Hour Tangerang ......................................... 73 C. Tujuan Volunteer Earth Hour Tangerang ..................................... 90
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 92 B. Saran ............................................................................................. 94
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 97 LAMPIRAN ....................................................................................................... 102
x
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Dunia modern dengan meningkatnya penduduk tentu berdampak pada penggunaan energi yamg lebih besar sesuai dengan kebutuhan manusia. Penggunaan energi secara berlebihan memang sering dilakukan tanpa disadari oleh masyarakat modern ini. Manusia ingin hidup tanpa bersusah payah, merupakan alasan yang paling susah dihilangkan dari masing-masing masyarakat modern, misalnya dalam menggunakan eskalator atau lift yang membutuhkan energi listrik dengan sekala besar. Isu lingkungan hidup kini bukan hanya menjadi isu lokal maupun nasional lagi, melainkan sudah menjadi tugas bagi seluruh negara di dunia untuk memperbaiki dan melestarikan lingkungan hidup. Penggunaan bahan bakar fosil, pemborosan energi, penebangan hutan, berbagai polusi merupakan sebagian hal yang menyebabkan bumi menjadi tidak sehat lagi keadaannya, hal ini menyebabkan berbagai kerusakan di bumi dan lingkungan, seperti timbulnya efek rumah kaca, pemanasan global, perubahan iklim, hujan asam, dan lain sebagainya. Perilaku mengenai hemat energi mulai banyak didukung oleh kaum muda yang bergerak aktif dalam hemat energi, tenaga kaum muda diperlukan dalam mengajak masyarakat sadar dalam penggunaan energi,
1
2
diperlukan strategi yang potensial untuk memotivasi kaum muda dalam memberikan kontribusi pada gerakan hemat energi dan meningkatkan fokus pada membangun kesadaran atas hemat energi. Komitmen dalam hemat energi banyak pihak yang berperan aktif untuk menjaga lingkungan hidup, seperti World Wide Found For Nature (WWF), Greenpeace, Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) dan ada juga gerakan yang berbasis komunitas yang concern pada isu lingkungan hidup seperti Indonesia Berkebun, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, serta Earth Hour. Gerakan lingkungan hidup dari beberapa banyak gerakan salah satunya adalah Earth Hour. Earth Hour adalah sebuah kegiatan global untuk melakukan penghematan energi dengan mematikan listrik selama 60 menit dibawah naungan WWF bidang perubahan iklim. Earth Hour sendiri merupakan sebuah gerakan yang berbasis volunteer. Perkembangan Earth Hour sangat cepat, hingga saat ini ada 33 kota di Indonesia yang turut berpartisipasi dalam gerakan Earth Hour. Seperti Jakarta, Medan, Aceh, Solo, Jogjakarta, Tangerang dan lain sebagainya. Kelompok
masyarakat,
komunitas,
media
massa,
korporasi,
dan
pemerintahan kota pun turut mendukung Earth Hour. Pertumbuhan Earth Hour di Indonesia didukung dengan adanya sosial media seperti twitter, blog, youtube, facebook sampai instagram. Selain itu, Earth Hour tak hanya concern pada kegiatan lingkungan hidup melainkan juga mengajak masyarakat untuk melakukan hemat energi.
3
Gerakan hemat energi Earth Hour di kota-kota besar Indonesia, salah satunya adalah Earth Hour Tangerang. Earth Hour Tangerang adalah sebuah gerakan yang berperan aktif dalam mengajak masyrakat untuk hemat energi di Kota Tangerang, Earth Hour Tangerang mengajak masyarkat kota Tangerang untuk sadar akan pentingnya energi, dengan cara mempersuasi masyarakat dalam hemat energi dan membuat program serta menulis artikelartikel yang dimuat di situs resmi Earth Hour Tangerang serta sosial media yang bertujuan mengajak masyarakat untuk hemat energi. Indonesia mengkonsumsi listrik sebesar 23% terfokus di DKI Jakarta dan Tangerang. Penulis memilih Kota Tangerang karena kota Tangerang adalah kota industri dan kota perdagangan yang sedang berkembang. Earth Hour Tangerang memiliki perbedaan dengan Earth Hour kota-kota lainnya yang berada di Indonesia, Earth Hour Tangerang memiliki program School Campaign yang membedakan dengan Earth Hour lainnya. Setelah 5 tahun Earth Hour berjalan di kota Tangerang, setidaknya sudah ada 1000 volunteers yang mendaftarkan diri untuk turut mengajak masyarakat dalam hemat energi, selain melancarkan aksi kampanye melalui para volunteer dan acara 60+nya, Earth Hour Tangerang juga terus mengkampanyekan hemat energi melalui berbagai media dan cara. Seperti mengadakan talkshow yang bertemakan lingkungan dan pesan penghematan energi, kunjungan ke sekolah, mall, dan berbagai corporate, serta pembuatan merchandise dengan tema lingkungan. Earth Hour Tangerang dalam mengajak masyarakat untuk hemat
4
energi melalui para volunteer, Earth Hour Tangerang menempatkan seluruh volunteernya menjadi tonggak komunikator dalam mengajak masyarakat hemat energi. Volunteer dikordinir oleh seorang kordinator dalam sebuah bidang. Jadi kordinator bidang membawahi beberapa volunteer dan para kordinator ini sebelumnya telah mendapatkan pelatihan dari Earth Hour Indonesia yang bernama KUMBANG (Kumpul Belajar Bareng). Volunteer Earth Hour Tangerang memiliki kompetensi yang cukup untuk menjadi seorang komunikator hemat energi. Volunteer Earth Hour Tangerang telah mendapatkan pelatihan dan diskusi mengenai gerakan Earth Hour, pesan hemat energi, dan juga kemampuan public speaking. Tugas para volunteer salah satunya adalah dengan strategi komunikasi persuasif kepada masyarakat kota Tangerang agar masyakat sadar akan pentingnya hemat energi. Dari berbagai macam komunikasi, salah satu yang sangat berpengaruh yaitu komunikasi persuasif yang di definisikan sebagai komunikasi manusia yang dirancang untuk mempengaruhi orang lain dengan usaha keyakinan, nilai, atau sikap mereka. Menurut Ronald L. Applbaum dan Karl W. E. Anathol, persuasi adalah komunikasi yang kompleks, ketika individu atau kelompok mengungkapkan pesan (sengaja atau tidak sengaja) melalui cara verbal atau nonverbal untuk memperoleh respon tertentu dari individu atau kelompok lain. Sedangkan Bettinghous mengartikan persuasif sebagai komunikasi manusia yang dirancang untuk mempengaruhi orang lain dengan usaha keyakinan, nilai,
5
atau sikap mereka. Noyhstine membatasi persuasif sebagai sikap uasaha untuk mempengaruhi tindakan atau penilaian oranglain dengan cara berbicara atau menulis kepada orang lain. Jadi, komunikasi persuasif dapat dipahami sebagai suatu proses mempengaruhi sikap, pendapat, dan perilaku orang lain secara verbal maupun non verbal.1 Strategi
komunikasi
persuasif
merupakan
perpaduan
antara
perencanaan komunikasi persuasif dengan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan, yakni mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku seseorang atau audiens. Strategi yang dibuat, harus mencerminkan operasional taktis. Jadi, yang harus ditentukan adalah siapa sasaran kita, apa pesan yang akan disampaikan, mengapa harus disampaikan, dimana lokasi penyampaian, di mana lokasi penyampaian pesan tadi, serta apakah waktu yang digunakan cukup tepat.2 Kesadaran masyarakat untuk berhemat dalam pemakaian energi sangatlah penting untuk melindungi bumi dan melestarikannya, dalam firman Allah SWT surat Al An‟am surat ke-6 ayat 141.
۟ َو ََل تُس َْرفِين ِ ْرفُ ٓوا ۚ إِنَّ ۥهُ ََل ي ُِحبُّ ْٱل ُمس ِ
Artinya: “Janganlah berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” (QS Al An‟am [6]: 141).
Sikap berhemat energi merupakan perilaku yang sangat baik dalam kehidupan. Membangun kesadaran masyarakat untuk berhemat energi memang
1 2
Roudhonah, Ilmu Komunikasi (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), h. 154-155. Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h.1.29.
6
sulit, dengan melihat masih banyaknya masyarakat yang belum memiliki kesadaran dalam melakukan hemat energi, hal inilah yang menjadi tantangan bagi setiap komunitas lingkungan hidup yang ada di Indonesia untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat betapa pentingnya berhemat energi, salah satu komunitas yang berperan aktif dalam konsentrasi hamat energi yaitu Earth Hour. Menyatukan masyarakat dari seluruh dunia untuk merayakan komitmen gaya hidup hemat energi dengan cara mematikan lampu dan alat elektronik yang sedang tidak dipakai selama 1 jam. Earth Hour bertujuan untuk mendorong individu, komunitas, praktisi bisnis, dan pemerintahan yang saling berhubungan untuk menjadi bagian dari perubahan untuk dunia yang berkelanjutan, dimulai dengan langkah awal semudah mematikan lampu dan alat elektronik yang tidak terpakai sebagai komitmen hemat energi untuk Bumi, dan juga merupakan momentum menampilkan kepada dunia tentang perilaku hemat energi yang sudah dilakukan.3 Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis meneliti mengenai: “Strategi Komunikasi Persuasif Volunteer Earth Hour Tangerang Dalam Hemat Energi (Studi kasus Masyarakat di Kota Tangerang)”. B.
Batasan dan Rumusan Masalah Penelitian ini, penulis memberikan batasan masalah pada strategi komunikasi persuasif volunteer Earth Hour Tangerang dalam hemat energi. 3
Earth Hour, “tentang Earth Hour”, diakses dari http://earthhour.wwf.or.id/f-a-q/, pada tanggal 17 April 2015.
7
Indonesia mengkonsumsi listrik 23% terfokus di DKI Jakarta dan Tangerang. Penulis memilih Kota Tangerang karena kota Tangerang adalah daerah penyangga (Buffer Zone) ibu kota Jakarta yang menjadi salah satu zona industri terpenting. Earth Hour Tangerang terkenal dengan street campaign, itu yang membedakan Earth Hour Tangerang dengan Earth Hour lainnya. Pembatasan ini dilakukan agar penelitian menjadi lebih fokus, terarah dan mempermudah dalam proses pencarian data, selain itu pembatasan masalah ini berguna untuk menghindari perluasan pembahasan yang tidak ada hubungannya dengan masalah yang akan di teliti. Adapun rumusan masalah yang akan menjadi acuan dalam penulisan ini adalah: 1.
Bagaimana strategi komunikasi persuasif yang dilakukan volunteer Earth Hour Tangerang dalam memengaruhi hemat energi di masyarakat kota Tangerang?
2.
Apa Program Kerja Earth Hour Tangerang dalam memengaruhi hemat energi di masyarakat kota Tangerang?
3.
Mengapa Volunteer Earth Hour Tangerang memengaruhi masyrakat kota Tangerang dalam hemat energi?
C.
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan ini adalah: 1.
Untuk memahami dan mengkaji Strategi komunikasi Persuasif Volunteer Earth Hour Tangerang dalam memengaruhi hemat energi di
8
masyarakat Kota Tangerang. 2.
Untuk mengetahui
tujuan Volunteer Earth Hour Tangerang dalam
memengaruhi sebuah gerakan individu ataupun kelompok dengan menularkan kebiasaan Earth Hour Tangerang kepada masyarkat kota Tangerang. D.
Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini dapat diharapkan akan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut: 1.
Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur ilmiah ataupun bahan rujukan bagi mahasiswa yang ingin mengadakan penelitian yang berkaitan dengan startegi komunikasi persuasif. Penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan dan pengetahuan
penulis maupun mahasiswa lainnya mengenai strategi komunikasi persuasif. 2.
Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah masukan bagi Earth Hour Tangerang dalam menjalankan komunikasi yang efektif pada masyarakat di Kota Tangerang. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi Volunteer Earth Hour Tangerang dan sekaligus Volunteer Earth Hour Indonesia dalam mempersuasi hemat energi di masyarakat Nusantara.
E.
Metodologi Penelitian 1.
Paradigma Penelitian
9
Penulis
menggunakan
paradigma
kontruktivis,
paradigma
kontruktivis meneguhkan asumsi bahwa individu-individu selalu berusaha memahami dunia dimana mereka hidup dan bekerja. Mereka mengembangkan makna-makna subjektif atas pengalaman-pengalaman mereka, makna-makna yang diarahkan pada objek-objek atau bendabenda tertentu. Makna-makna ini pun cukup banyak dan beragam sehingga penulis dituntut untuk lebih mencari kompleksitas pandanganpandangan ketimbang mempersempit makna-makna menjadi sejumlah kategori dan gagasan. Penulis berusaha mengandalkan sebanyak mungkin pandangan partisipan tentang situasi yang tengah diteliti.4 Penelitian
kontruktivis
digunakan
karena
penulis
ingin
mengetahui dan mengamati secara mendalam pada subjek penulisan yakni Earth Hour Tangerang dan Volunteer Earth Hour Tangerang sebagai objek utama. 2.
Pendekatan Penelitian Menurut Arikunto pendekatan kualitatif pada data-data penelitian yang akan dihasilkan berupa kata-kata melalui pengamatan dan wawancara. Pendekatan penelitian kualitatif ini adalah pendekatan yang datanya tidak menggunakan data statistik, namun lebih dalam bentuk narasi atau gambar-gambar.5 Penulisan ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, pada penulisan ini digambarkan sebuah fenomena
4
John W. Creswell, Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 11. 5 Ronny Kountur, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: CV. Teruna Grafica, 2005), cet. Ke-3 h.16.
10
lapangan melalui pengamatan langsung dan dilakukan wawancara pada subyek yang telah ditentukan. Kemudian dianalisis untuk mendapatkan hasil untuk mendapatkan tujuan penelitian. Sedangkan menurut Bodgan dan Taylor (dalam Basrowi & Suwandi, 2008), pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data dekriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan diuraikan pada latar dan individu tersebut secara utuh.6 Pendekatan
kualitatif
dipilih
karena
penulis
ingin
mendeskripsikan, memperoleh gambaran nyata dan menggali informasi yang jelas mengenai strategi komunikasi persuasif yang dilakukan volunteer Earth Hour Tangerang dalam hemat energi di masyarkat Kota Tangerang. 3.
Metode Penelitian Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Merupakan strategi penelitian di mana didalamnya penulis menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan penulis mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan.7 Penelitian studi kasus adalah suatu penelitian kualitatif yang
6
Basrowi & Suwandi, Memahami penelitian kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.21. John W. Creswell, Research Design Pendektana Kualitatif Kuantitatif, dan Mixed (California: SAGE Publications, 2009), h. 20. 7
11
berusaha menemukan makna, menyelidiki proses, dan memperoleh pengertian dan pemahaman yang mendalam dari individu, kelompok, atau situasi.8 4.
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di seketariat Earth Hour Tangerang. Alamat lengkap Earth Hour Tangerang adalah Jl. Ahmad Yani, Cikokol 15142, Kota Tangerang, Banten, Indonesia. Penelitian ini mulai dilakukan pada 22 mei 2015 sampai dengan selesai.
5.
Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian adalah Earth Hour Tangerang. Objek penelitian ini yaitu volunteer Earth Hour Tangerang dalam mengkampanyekan hemat energi di Kota Tangerang.
6.
Sumber Data a.
Data Primer Data primer yang dimaksud adalah data yang langsung dikumpulkan oleh penulis yang langsung berkaitan dengan sumber objek penelitian. Untuk itu pengumpulan data primer dilakukan penulis terhadap divisi atau orang-orang terkait yang ada hubungannya dengan pihak yang berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat berhemat energi di Kota Tangerang.
b.
Data Sekunder Pada umumnya data sekunder berbentuk catatan atau laporan
8
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kiantitatif (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), h. 175-176.
12
dokumentasi oleh lembaga tertentu. Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan yaitu mencari, melihat, dan membuka dokumen, situs-situs, atau buku-buku ilmiah yang berhubungan dengan penelitian.9 Studi kasus meliputi analisis mendalam dan kontekstual terhadap situasi yang mirip dalam organisasi lain, dimana sifat dan definisi masalah yang terjadi adalah serupa dengan masalah yang dialami saat ini. Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara insentif seorang individu atau kelompok yang dipandang mengalami kasus tertentu. Tekanan utama dalam studi kasus adalah mengapa individu melakukan apa yang dia lakukan dan bagaimana tingkah lakunya dalam kondisi dan pengaruhnya terhadap lingkungan.10 7.
Tahapan Penelitian Tahap dalam penelitian ini adalah. Teknik Pengumpulan data, Teknik Analisis data. a.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sangat menentukan baik tidaknya penelitian tersebut. Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan penulis untuk mengumpulkan data. Adapun teknik pengumpulan data yang
9
Rosady Ruslan, Metode Penelitian PR dan Komunikasi (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), h. 138. 10 Juliansyah Noor, Metododlogi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2011)h. 35.
13
penulis lakukan sebagai berikut: 1) Wawancara Mendalam Wawancara mendalam adalah secara langsung terhadap tiga responden dengan menggunakan teknik “probing” oleh seorang pewancara yang ahli. Tujuannya adalah untuk mengetahui hal-hal yang tersembunyi mengenai responden seperti motivasi, kepercayaan, perilaku, perasaan mengenai suatu topik tertentu. wawancara mendalam bisa berlangsung 30 menit sampai lebih dari 1 (satu) jam.11 Penelitian ini penulis melakukan kegiatan wawancara mendalam kepada Volunteer Earth Hour Tangerang, yakni Yoga Mulya Darmawan Selaku Wakil Koordinator Kota Tangerang, Robby Hardyansyah Selaku Ketua Earth Hour Tangerang, serta Affan Arisga Selaku Divisi Pemerintahan. 2) Observasi Observasi atau pengamatan langsung merupakan metode pertama yang digunakan dalam penelitian, dan merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara pengamatan langsung untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini melakukan pengamatan langsung ke salah satu Volunteer Earth Hour Tangerang dalam sebuah kegiatan 11
Freddy Rangkuti, Riset Pemasaran, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007), h. 39.
14
Earth Hour Tangerang. Sebagai metode ilmiah observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistemik fenomena yang diselidiki. Pengamatan yang dilakukan yakni penulis langsung ikut serta dalam program Earth Hour Tangerang, guna memperoleh data-data yang akurat tentang hal-hal yang menjadi objek penelituan. 3) Dokumentasi Metode dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data yang tidak dapat diperoleh dengan cara wawancara dan observasi. Teknik dokumentasi yang penulis lakukan dengan cara menelaah buku-buku, artikel, maupun sumber-sumber yang berkaitan dengan kajian penelitian. Pedoman penulisan skripsi ini mengacu pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) terbitan CeQDA (Center for quality Development and Assurance). b.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data adalah proses pengumpulan data dan mengurutkannya kedalam pola dan pengelompokan data. Burhan Bungin dalam bukunya Analisis Data penelitian Kualitatif mengemukakan analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah, karena dalam analisis data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna memecahkan masalah
15
penelitian.12 Teknik analisis data pada mtode penelitian studi kasus kualitatif adalah: -
Description Dunia modern dengan meningkatnya penduduk tentu berdampak pada penggunaan energi yamg lebih besar sesuai dengan kebutuhan manusia. Penggunaan energi secara berlebihan memang sering dilakukan tanpa disadari oleh masyarakat kota Tangerang ini. Pemakaian energi yang berlebihan akan timbul dampak negatif pada lingkungan kita. Seperti pemakaian AC secara berlebihan, menonton televisi berjam-jam didepan layar kaca, pemakain kantong plastik, serta penggunaan kebutuhan hidup yang berdampak pada kerusakan lingkungan.
-
Themes Karena kebiasaan masyarakat kota Tangerang dalam menggunakan energi secara berlebihan, maka banyak sekali dampak yang timbul dari pemborosan energi. Salah satunya pemanasan global, perubahan iklim, efek rumah kaca, hujan asam dan lain sebagainya, hal ini menjadi perhatian para Volunteer Earth Hour Tangerang selaku komunitas lingkungan hidup yang bereperan aktif dalam hemat energi.
12
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2003), h. 131.
16
-
Assertions Dari semua kejadian diatas, hal yang harus dilakukan untuk menghindari pemakaian energi secara berlebihan yang dilakukan oleh masyrakat kota Tangerang adalah Volunteer Earth Hour Tangerang harus memberikan edukasi, mengajak dan merangkul masyrakat kota Tangerang untuk berperan aktif dalam penghematan energi, agar mereka sadar bahwa energi itu penting untuk kehidupan sekarang dan masa depan. Kegiatan analisis data ini, akan dimulai pengumpulan data-data, kemudian menelaah semua data yang terkumpul baik primer maupun data sekunder. Hasil data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data kemudian akan disusun akan dibagi menjadi data yang utama dan data penjelas. Hasil
penelitian
kemudian
disajikan
di
dalam
pembahasan secara deskripsi yang didukung dengan teori dan kemudian akan dianalisis untuk mengetahui bagaimankah strategi komunikasi persuasif yang dilakukan volunteer Earth Hour Tangerang dalam hemat energi di Kota Tangerang selanjutnya akan ditarik beberapa kesimpulan hasil penelitian. F.
Tinjauan Pustaka Dalam menentukan judul skripsi ini penulis sudah mengadakan tinjauan pustaka dan mereview penelitian-penelitian sebelumnya yang memiliki fokus penelitian yang sama.
17
Wahyu Yuliastuti Widorini (2014), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta, mengangkat penulisan “ Strategi Komunikasi Earth Hour dalam Kampanye Gaya Hidup Ramah Lingkungan (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Strategi Komunikasi earth Hour dalam Kampanye gaya Hidup Ramah Lingkungan di Kota Solo Tahun 2013)” fokus dalam penulisan ini adalah ingin mengetahui startegi komunikasi Earth Hour Solo dalam kampanye gaya hidup ramah lingkungan, sementara penulisan ini menggambarkan bagaimana startegi komunikasi persuasif yang dilakukan Volunteer Earth Hour Tangerang dalam hemat energi (studi kasus masyarakat di kota Tangerang). Persamaan dari penulisan ini yaitu penggunaan
analisis
deskriptif
kualitatif
untuk
memperoleh
data
penulisan.13 Lestari Nur Ekanti Putri (2015), Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gajah Mada Yogyakarta, yang mengangkat penelitian “ Strategi Kampanye Hemat Energi dan Gaya Hidup Ramah Lingkungan oleh Komunitas Earth Hour Jogja” fokus dalam penulisan ini adalah ingin mengetahui bentuk strategi kampanye Earth Hour Jogja untuk menyebarluaskan aksi peduli lingkungan, sementara penulisan yang akan saya lakukan adalah menggambarkan bagaimana strategi komunikasi persuasif yang dilakukan Volunteer Earth Hour Tangerang dalam hemat energi (studi kasus) 13
Wahyu Yuliastuti Widorini (2014 “ Strategi Komunikasi Earth Hour dalam Kampanye Gaya Hidup Ramah Lingkungan (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Strategi Komunikasi Earth Hour dalam Kampanye gaya Hidup Ramah Lingkungan di Kota Solo Tahun 2013),” ( Jurnal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2014).
18
masyarakat di kota Tangerang. Persamaan dari penulisan ini yaitu penggunaan
analisis
deskriptif-kualitatif
untuk
memperoleh
data
penelitian.14 Fahmi Maulana Zaini Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang, yang mengangkat penelitian “ Strategi Kampanye Public Relations PT. PLN (PERSERO) APJ Banten Utara Untuk Meningkatkan Kesadaran Masyarkat Akan Penggunaan Energi Listrik” fokus dalam penelitian ini pada strategi kampanye public relations PT. PLN (PERSERO), sementara penelitian yang akan saya lakukan adalah menggambarkan bagaimana strategi komunikasi persuasif yang dilakukan Volunteer Earth Hour Tangerang dalam hemat energi (studi kasus) masyarakat kota Tangerang. Persamaan dari penelitian ini yaitu penggunaan analisis deskriptif-kualitatif untuk memperoleh data penelitian.15 G.
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini, yaitu penulis menyusun dengan membagi menjadi 5 bab: BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang masalah penulisan, batasan dan rumusan masalah, tujuan penulisan,
14
Lestari Nur Ekanti Putri “ Strategi Kampanye Hemat Energi dan Gaya Hidup Ramah Lingkungan oleh Komunitas Earth Hour Jogja,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gajah Mada Yogyakarta, 2015). 15 Fahmi Maulana Zaini “ Strategi Kampanye Public Relations PT. PLN (PERSERO) APJ Banten Utara Untuk Meningkatkan Kesadaran Masyarkat Akan Penggunaan Energi Listrik” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang, 2011).
19
manfaat penulisan, metodologi penulisan, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan. BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN Dalam bab ini membahas tentang teori strategi komunikasi persuasif Melvin L, DeFleur dan Sandra J. Ball-Roceach , volunteer dalam organisasi, ruang lingkup komunikasi persuasif, dan hemat energi.
BAB III
PROFILE EARTH HOUR TANGERANG Dalam bab 3 ini membahas tentang gambaran umum dari Komunitas
Earth
Hour
Tangerang,
Sejarah
serta
perkembangan Earth Hour, Motto Earth Hour, Visi dan Misi Earth Hour, Struktur Komunitas di Earth Hour Tangerang, Program-program Earth Hour serta alamat Earth Hour, dan logo Earth Hour. BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas tentang strategi komunikasi persuasif Volunteer Earth Hour Tangerang dalam hemat energi (studi kasus) Masyarakat kota Tangerang serta tujuan Volunteer
Earth
Hour
Tangerang
mempengaruhi
masyarakat kota Tangerang dalam hemat energi. BAB V
PENUTUP Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan, sebagai kesimpulan dari
20
jawaban masalah yang telah dirumuskan secara singkat, kemudian
ditambah
dengan
kritik
dan
saran.
BAB II LANDASAN TEORI & KERANGKA KONSEPTUAL
A.
Teori Strategi Komunikasi Persuasif Melvin L. DeFleur dan Sandra J. Ball-Roceach Strategi komunikasi persuasif merupakan perpaduan antara perencanaan komunikasi persuasif dengan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan, yakni memengaruhi sikap, pendapat dan perilaku seseorang/audiens. Oleh karena itu, dalam strategi yang dibuat, harus mencerminkan operasional taktis. Jadi, yang harus ditentukan adalah siapa sasaran kita, apa pesan yang akan disampaikan, mengapa harus disampaikan, dimana lokasi penyampaian, di mana lokasi penyampaian pesan tadi, serta apakah waktu yang digunakan cukup tepat.1 Melvin L. DeFleur dan Sandra J. Ball-Roceach memberikan beberapa Strategi komunikasi persuasif, antara lain: 1.
Strategi Psikodinamika Strategi psikodinamika didasari oleh asumsi bahwa ciri-ciri biologis manusia itu merupakan hal yang diwariskan, terdapat sekumpulan faktor lain yang bersifat mendasari bagian dari biologis dan merupakan hasil belajar, seperti pernyataan dan kondisi emosioal, terdapat sekumpulan faktor yang diperoleh atau dipelajari yang membentuk struktur kongnitif individu.
1
Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h.1.29.
21
22
Berasal dari Sigmund Freud, asal kata Psiche: pikiran, namun mencakup perasaan, pengalaman masa lalu, roh dan jiwa. Kata Dinamic: mengacu pada pandangan bahwa psikis individu bersifat dinamis, tidak statis. Teori dasar Freud menekankan pada dorongan insting dari individu untuk melakukan hubungan, baik internal maupun eksternal. Strategi persuasi berdasarkan konsep psikodinamika. Oleh karenanya, harus dipusatkan pada faktor emosional dan faktor kognitif, dan rasanya sangat tidak mungkin untuk mengubah faktor-faktor biologis (seperti tinggi, berat, sex, ras, dan lain-lain) dengan pesan persuasif. Hal yang mungkin adalah menggunakan pesan persuasi untuk pernyataan emosional, seperti marah dan takut. Asumsi berikutnya bahwa faktor-faktor kongnitif berpengaruh besar pada perilaku manusia. Oleh karena itu, faktor-faktor kongnitif dapat diubah maka tentunya perilaku pun dapat diubah. Pandangan psikodinamika tentang perilaku menekankan pada aspek kekuatan pengaruh pada faktor-faktor perilaku, kondisi, pernyataan, dan kekuatan dalam diri individu yang membentuk perilaku. Pendekatan kongnitif sebagai strategi persuasi menekankan struktur internal jiwa sebagai hasil dari belajar. Dalam penekanan ini memungkinkan menggunakan media massa untuk mengubah struktur tersebut, seperti perubahan perilaku. Esensi dari strategi psikodinamika untuk persuasi adalah pesan
23
yang efektif bersifat mampu mengubah fungsi psikologis individual dengan berbagai cara, dimana mereka akan merespons secara terbuka dengan bentuk perilaku, seperti yang diinginkan atau sesuai dengan yang dinyatakan persuader. Komunikasi persuasif yang efektif dapat dikatakan terletak dalam belajar hal yang baru, dengan dasar informasi yang diberikan oleh persuader. Asumsi tersebut akan mengubah struktur internal psikologis individu, seperti kebutuhan, rasa takut, sikap dan lain-lain hasilnya tampak pada perilaku yang tampak. Strategi persuasi psikodinamika dipusatkan pada faktor emosional dan faktor kongnitif. Salah satu dasarnya bahwa faktor-faktor kongnitif berpengaruh besar pada perilaku manusia. Esensinya bahwa pesan yang efektif mampu mengubah fungsi psikologis individu dengan berbagai cara, dimana sasaran akan merespons secara terbuka dengan bentuk perilaku seperti yang diinginkan persuader.2 Dalam perkembangan perkembangan kepribadian manusia, tercatat ada 3 hal, yaitu Id (insting dan dorongan kepuasan), Ego (daya nalar, proses mental, pikiran sehat, dan realitas), dan Super ego (nilainilai sosial). Mekanisme pertahanan dalam seorang individu saat menerima stimulant dari luar adalah repression (penekanan) berkenaan dengan dorongan hati yang tidak pantas dikeluarkan sehingga didesak kedalam pikiran bawah sadar. Regression (kemunduran) kembali ke bentuk-bentuk perilaku awal perkembangan. Sublimation mengganti
2
Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, h. 8.27-8.31.
24
perilaku yang tidak wajar dengan perilaku yang lebih baik. Displacement (penggantian) mengubah sasaran pelampiasan dari emosi kepada sebuah objek lain. Reaction formation (pembentukan reaksi) bertindak yang berlawanan dengan apa yang dirasakan atau diinginkan.3 2.
Strategi Persuasi Sosiokultural Asumsi pokok dari strategi persuasi sosiokultural bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh kekuatan luar individu. Strategi sosiokultural yang efektif dibutuhkan karena pesan persuasi menegaskan terhadap individu aturan-aturan bagi pelaku sosial atau syarat-syarat kultur untuk bertindak yang akan mengatur aktivitas, dimana komunikator mencoba untuk memperolehnya atau jika pengertian telah dicapai, tugas berikutnya adalah mendefinisikan kembali syarat tersebut. Strategi persuasi sosiokultural sering sekali digunakan bersama dengan tekanan antarpesona untuk kompromi. Artinya, kombinasi antarpesan melalui media dan individu dapat ditukarkan. Strategi multitahap ini dapat diilustrasikan dalam penegrtian yang kongkret jika kita memeriksa taktik kampanye yang sangat sukses, dimana hampir setiap orang mengenalnya. Strategi sosiokultural banyak digunakan dalam promosi produk komersial dengan cara melalui kesamaan situasi pengendalian pendanaan. Oleh karena itu, dalam strategi ini sering kali pengertian tentang kultur, pengharapan sosial, serta semua komponen organisasi
3
Yanie Pratiwi Firdaus, “Strategi Komunikasi Persuasif Personal Selling dalam Meningkatkan Nasabah pada Produk Asuransi Umum di PT. Jasaraharja Putera Cabang Pekanbaru,” JOM FISIP Vol. 3, No. 2 (Ruai: Universitas Negeri Riau, 2016): h. 9.
25
sosial ditetapkan sebagai dasar konseptual untuk merancang strategi yang efektif bagi penjualan barang-barang. Strategi persuasif sosiokultural menjelaskan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh kekuatan luar dari individu. Ini merupakan salah satu strategi yang digunakan persuader di dalam meningkatkan orang yang dipersuasif. Perilaku dari orang yang dipersuasi dipengaruhi faktor lingkungan, seperti lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan sesama teman maupun lingkungan kerja. Faktor lingkungan seperti ini harus dapat diperhatikan pemasar sebelum mempersuasif calon orang yang dipersuasif tersebut. Strategi ini dapat dikatakan referensi, dimana biasanya pemasar mendapatkan referensi dari teman maupun keluarganya.4 Faktor lingkungan memang sangat membantu persuader untuk merubah perilaku persuadee, karena rata-rata persuader pasti mendekati orang-orang yang memang dikenal. Seseorang dalam kategori ini pasti akan lebih mudah dipersuasif selain itu kepercayaan telah ada di dalam hubungan keluarga. Kepercayaan merupakan produk yang dihasilkan di antara
kedua
pelaku
dalam
suatu
pertukaran
dengan
lebih
memperdulikan biaya dan manfaat dari perilaku tertentu sebagaimana diatur dalam kontrak. Dengan adanya kepercayaan antara dua pelaku akan mempermudah dalam mempersuasif seseorang untuk mengikuti apa yang diinginkan. 4
Firdaus, “Strategi Komunikasi Persuasif Personal Selling dalam Meningkatkan Nasabah pada Produk Asuransi Umum di PT. Jasaraharja Putera Cabang Pekanbaru,” h. 10.
26
Asumsi pokok dari strategi persuasi sosiokultural nahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh kekuatan luar dirinya. Esensi strategi ini bahwa pesan harus ditentukan dalam keadaan konsensus bersama.5 3.
Startegi The Meaning Construction Strategi yang dikemukakan oleh Melvin I. Defluer dan Sandra J. Ball Rokeach adalah dengan memanipulasi pengertian. Hal ini berawal dari konsep bahwa hubungan antara pengetahuan dan perilaku dapat dicapai sejauh apa yang dapat diingat. Berdasarkan pemikiran Defluer dan Rokeach tersebut, tampak bahwa yang menjadi asumsi utama strategi The Meaning Construction bahwa pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku. Apa yang luput merupakan elaborasi asumsi tentang predisposisi dan proses internal, seperti perubahan sikap, disonasi kognitif atau kejadian sosial yang rumit dan pengaharapan kultural. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa strategi ini dicirikan oleh “belajar-berbuat” (learn-do), seperti yang dilawankan dengan belajar-merasa-berbuat
(learn-feel-do)
dan
pendekatan
belajar-
penyesuaian-diri. Asumsi dasar strategi persuasi the meaning contruction adalah bahwa pengetahuan dapat membentuk perilaku. Strategi ini dicirikan oleh balajar berbuat (learn-do).6 Strategi ini berawal dari konsep di mana hubungan antara 5 6
Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif , h. 8.31-8.36. Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif , h. 8.36-8.38.
27
pengetahuan dan perilaku dapat dicapai sejauh apa yang dapat diingat. Persuader berupaya memberikan pengetahuan-pengetahuan mengenai suatu hal kepada calon orang yang dipersuasif. Selain itu dengan adanya pengetahuan yang diterima orang yang dipersuasif melalui lingkungan sekitar maupun berita-berita yang beredar menimbulkan suatu pemahaman di benak masyarakat inilah harus diikuti, tentunya yang diinginkan oleh persuader. Pada strategi ini persuader berupaya memanipulasi suatu makna, untuk lebih dapat memberikan pengertian yang mudah dimengerti dan dipahami orang yang dipersuasi. Persuader memberikan perumpamaanperumpamaan terhadap suatu makna tanpa mengurangi arti dari pengertian itu sendiri. Dalam memperkenalkan suatu hal, persuader tidak melakukan media periklanan, persuader cukup menjelaskan dengan orang yang dipersuasi langsung pada saat memberikan suatu pemahaman, karena bagi persuader itu sangat efektif dan efisien, ditambah lagi lembaga/instansi cukup mengandalkan nama besar. Selain mengenalkan melalui nama besar instansi, persuader perlu melakukan pengenalan secara personal selling dengan yang dipersuasi, dengan kata lain dari mulut ke mulut saja.7 B.
Volunteer Dalam Organisasi Volunteer adalah orang orang yang terlibat atau sebagai pelaku 7
Firdaus, “Strategi Komunikasi Persuasif Personal Selling dalam Meningkatkan Nasabah pada Produk Asuransi Umum di PT. Jasaraharja Putera Cabang Pekanbaru,” h. 12.
28
gerakan sukarela dalam berbagai bidang kehidupan yang memiliki perilaku prososial. Menurut Turner, Morris volunteer are individuals who freely contribute their services, without remuneration, to public or voluntary organization enggaged in all types of social welfare activities. The fields of service include family and child welfare, education, health and mental health, recreation, community development, housing and urban renewal, and correction. Ditegaskan lebih lanjut oleh Morris bahwa terdapat empat peranan yang dapat dimainkan oleh tenaga sukarela sebagai agen perubahan, yaitu agen lapangan (the field agent) konsultan (the consultant), pelindung atau advocator (the advocate), dan perencanan sosial (planner).8 Volunteer diartikan dengan orang yang bekerja dengan dasar kerelawanan atau sukarelawan. Beradasrkan arti kata volunteer dapat dartikan sebagai orang yang berusaha untuk memberikan pelayanan secara sukarela. Volunteer didefinisikan sebagai orang-orang yang secara sukarela memberikan sumbangan pikiran, keahlian, tenaga, waktu, uang, barang dan lain-lain, sebagai wujud kepedulian pada kemanusiaan, perubahan sosial atau lingkungan tertentu. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia relawan adalah orang yang melakukan sesuatu dengan sukarela (tidak karena diwajibkan atau dipaksakan).9 Definisi lain bahwa relawan adalah orang-orang biasa yang memiliki hati luar biasa untuk menolong sesama, meski tak jarang nyawa
8
Iwan Setiawan, Agrbisnis Kreatif, (Jakarta: Penebar Swadaya, 2012), Cet I, h. 323 Hasan Alwi Dkk, Tim Rdaksi “Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Tiga” (Jakarta: Balai Pustaka, 2007). h. 1099 9
29
menjadi taruhan.10 Mereka adalah figur-figur yang menjadi panutan, mereka relawan kemanusiaan yang tak kenal lelah, tanpa pamrih, tanpa disuruh. Relawan adalah seorang atau sekelompok orang yang secara ikhlas karena panggilan nuraninya memberikan apa yang dimilikinya (pikiran, tenaga, waktu, harta) kepada masyrakat dan lingkungan sebagai perwujudan tanggung jawab sosialnya tanpa mengharapkan pamrih baik imbalan (upah), kedudukan, kekuasaan, kepentingan maupun karir.11 Relawan adalah orang atau sejumlah orang, baik terorganisir ataupun tidak yang mendedikasikan potensi yang dimilkinya untuk membantu mengatasi
permasalahan
orang
lain
tanpa
mengharapkan
pamrih,
karakteristik dasar relawan adalah memiliki jiwa simpati dan empati, relawan juga memiliki jiwa peka dan peduli, semangat, pemberani dan bertanggung jawab. Mereka bekerja dengan prinsip keikhlasan, tanpa motivasi pamrih materi, relawan tak sama dengan buruh, karyawan, atau pegawai dan relawan lebih suka memberi bukan menerima, maka eksistensi relawan bermanfaat untuk orang lain. Kerelawanan adalah sifat dari orangorang peduli, ia adalah mata pisau dari kepedulian, sebagaimana kepedulian adalah solusi, maka kerelawanan adalah solusi. Kerelawanan harus terus dikembangkan menjadi kebudayaan dan peradaban, sebab secara fitrah manusia memiliki kepedulian, karena kepedulian adalah fitrah manusia maka kepedulian adalah kebutuhan manusia, dengan kepedulian inilah
10
Majalah Gatra, Relawan Kemanusiaan Edisi Khusus Akhir Tahun (29 Desember 2010- 5 Januari 2011), h.6 11 www.p2kp.org/pustaka/...../relawan/4ISIBOOKLETRELAWAN.doc data diakses pada 15 maret 2016
30
manusia mengeaskan eksistensinya sebagai mahluk sosial.12 Menurut Omoto dan Snyder ciri-ciri relawan adalah: 1.
Selalu mencari kesempatan untuk membantu dalam waktu yang relatif lama.
2.
Komitmen diberikan dalam waktu yang relatif lama.
3.
Memberikan personal cost yang tinggi (waktu, tenaga, uang dan sebagainya.
4.
Tingkah laku yang dilakukan relawan adalah bukan keharusan.
5.
Mereka tidak mengenal orang yang mereka bantu.13 Michel E Sheer menyebutkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan
orang ingin menjadi relawan ialah terjalinya komunikasi yang harmonis dalam organisasi, jadwal kerja yang sesuai dengan tugas kerja yang menarik, kontribusi nyata relawan tehadap masyarakat, pelatihan dan dukungan emosional, dan kebersamaan kelompok.14 Volunteer dapat dikatakan seseorang yang mau menyediakan waktu dan tenaganya untuk mencapai tujuan sebuah organisasi, tanpa dibayar. Biasanya saat baru bergabung dengan sebuah organisasi, volunteer dalam bidang tertentu dibekali pelatihan, agar bisa menjadi tenaga professional. Sikap seorang volunteer harus bisa punya rasa memiliki dan loyalitas tinggi, selain kontribusi dan dedikasi. Semua itu harus dilakukan dengan 12
Ugi,/Relawan/Hamba/Tuhan/Yang/Baik, http://actforhumanity.or.id/berita/detail/175/Relawan.Hamba.Tuhan.Terbaik. Data diakses pada 15 maret 2016 13 Tuti Alawiah, Hubungan Antara Persepsi Musiah Dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Yang Pernah Menjadi Relawan, 2007, h. 40 14 Michael E Sheer, The Five Factors, Why Pepole Still Volunteering Social Work With Volnteer, 2008, h. 23-25
31
penuh keikhlasan dan tanpa mengharapkan pamrih tidak ada motif lain selain ingin membantu. Menjadi Volunteer harus kaya ide, menjadi inspirasi dan dapat menularkan sikap positif serta pengaruh yang bisa menggerakan orang-orang disekitarnya untuk mau bergerak dan mencapai sesuatu yang baik. C.
Komunikasi Persuasif Komunikasi persuasif adalah interaksi sosial dengan tujuan untuk memengaruhi sikap, pendapat dan perilaku orang lain dengan tujuan memengaruhi sikap, pendapat dan perilaku orang lain melalui kegiatan komunikasi, baik secara verbal maupun nonverbal.15 Komunikasi persuasif menurut Dedy Iriantara adalah komunikasi yang bersifat memengaruhi tindakan, perilaku, pikiran dan pendapat tanpa dengan cara paksaan baik itu fisik, atau nonfisik. Menurutnya dalam melakukan komunikasi persuasif, argument komunikator haruslah argument yang masuk akal atau rasional, sehingga dapat meyakinkan lawan bicaranya atau komunikan, sehingga komunikan akhirnya mau berprilaku seperti apa yang diinginkan komunikator.16 Komunikasi
persuasif
sebagai
suatu
proses,
yakni
proses
memengaruhi sikap, pendapat dan perilaku orang lain, baik secara verbal maupun nonverbal. Proses itu sendiri adalah setiap gejala atau fenomena yang menunjukkan suatu perubahan yang terus-menerus dalam konteks waktu, setiap pelaksanaan atau perlakuan secara terus-menerus. 15
Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h.1.4 Dedy Djamalludin, dkk, Komunikasi persuasif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1997), h. 243 16
32
Nothstine menjelaskan bahwa komunikasi persuasif bukanlah hal yang mudah. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan agar komunikan mau mengubah sikap, pendapat dan perilakunya.17 Komunikasi dilakukan karena adanya suatu tujuan, tujuan komunikasi persuasif adalah untuk memengaruhi sikap, pendapat, dan periaku audiens. Aspek mana yang akan kita pilih dalam komunikasi persuasif tersebut, apakah untuk mengubah sikap, pendapat, ataukah perilaku seseorang.18 Komunikasi persuasif merupakan kajian khusus dari ilmu komunikasi yang menekankan aspek tujuan. Tujuan komunikasi persuasif, sebagaimana dinyatakan oleh simons (1976) adalah untuk memengaruhi sikap, nilai-nilai, pendapat dan perilaku seseorang. Dengan demikian, ruang lingkup kajian komunikasi persuasif meliputi: 1.
Sumber, yakni persuader
2.
Pesan, yang dikemas secara sengaja untuk memengaruhi.
3.
Saluran/ media.
4.
Penerima, yakni orang yang akan dipengaruhi (persuader)
5.
Efek, yakni adanya perubahan sikap, nilai-nilai, pendapat dan perilaku.
6.
Umpan balik.
7.
Konteks situasional.19 Hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi persuasif adalah
untuk merubah sikap (attitude) dan perilaku (behavior). Sikap adalah 17
Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif , h. 1.27 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif , h. 1.27 19 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif , h. 1.29-1.30 18
33
kecenderungan bertindak, berpersepsi, kemarahannya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kehawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari dalam hati. D.
Hemat Energi Hemat energi atau konservasi energi adalah tindakan mengurangi jumlah penggunaan energi. Penghematan energi dapat dicapai dengan penggunaan energi secara efisien dimana manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan energi lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi. Penghematan energi dapat menyebabkan berkurangnya biaya, serta meningkatnya nilai lingkungan, keamanan negara, keamanan pribadi, serta kenyamanan. Organisasi-organisasi serta perseorangan dapat menghemat biaya dengan melakukan penghematan energi, sedangkan pengguna komersial dan industri dapat meningkatkan efisiensi dan keuntungan dengan melakukan penghemaan energi. Penghematan energi adalah unsur yang penting dari sebuah kebijakan energi. Penghematan energi menurunkan konsumsi energi dan permintaan energi per kapita, sehingga dapat menutup meningkatnya kebutuhan energi akibat pertumbuhan populasi. Hal ini mengurangi naiknya biaya energi, dan dapat mengurangi kebutuhan pembangkit energi atau impor energi. Berkurangnya permintaan energi dapat memberikan fleksibilitas dalam memilih metode produksi energi. Selain itu, dengan mengurangi emisi, penghematan energi merupakan
34
bagian penting dari mencegah atau mengurangi perubahan iklim. Penghematan energi juga memudahkan digantinya sumber-sumber tak dapat diperbaharui dengan sumber-sumber yang dapat diperbaharui. Penghematan energi sering merupakan cara paling ekonomis dalam menghadapi kekurangan energi, dan merupakan cara yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan meningkatkan produksi energi.20
20
http://www.kompasiana.com/monic/pentingnya-menghemat-energikenapa_54f99110a3331123668b4998 diakses pada tanggal 10 agustus 2015.
BAB III GAMBARAN UMUM EARTH HOUR TANGERANG
A. Sejarah Berdiri Earth Hour Tangerang Earth Hour Tangerang berawal dari sekumpulan pemuda dari komunitas Skateboard Tangerang yang ikut merayakan switch-off (acara puncak Earth Hour seluruh dunia) yaitu mematikan lampu selama satu jam mulai dari pukul 20.30 hingga pukul 21.30 di minggu terakhir bulan maret. Mereka
juga
mulai
melaksanakan
street
campaign
dalam
mengkampanyekan aksi ramah lingkungan. Inilah yang menyebabkan Kota Tangerang terkenal akan street campaignnya. Lalu pada tahun 2012, Gina Karina (Founder Earth Hour Tangerang), yang tadinya merupakan anggota Earth Hour Jakarta, mendirikan Earth Hour Tangerang. Gina sendiri merupakan warga Kota Tangerang dan pada waktu itu sedang berkuliah di Universitas Pelita Harapan. Awalnya Gina hanya merekrut anggota Earth Hour Tangerang dari mahasiswa Universitas Pelita Harapan. Kemudian Gina mulai mengajak beberapa anak skateboard, duta Kang Nong Kota Tangerang, dan beberapa komunitas lain untuk melaksanakan Selebrasi Earth Hour, dan terlaksanalah selebrasi switch-off pertama Earth Hour Tangerang di tahun 2012. Selebrasi pertama Earth Hour Tangerang dilaksanakan di pusat pemerintahan Kota Tangerang. Acara tersebut dihadiri oleh wakil walikota,
35
36
beberapa duta artis Tangerang, dan lebih dari 30 komunitas yang ada di Tangerang Raya. Setelah selebrasi, Earth Hour Tangerang pun mulai mengadakan beberapa acara diantaranya yaitu Diet Kantong Plastik dan Earth Hour Berbagi (acara amal saat bulan Ramadhan). Kemudian selama beberapa waktu Earth Hour Tangerang bekerja sama dengan beberapa instansi seperti Aria Hotel dan Mall Living World B.
Logo
Gambar 3.1. Lambang Earth Hour Tangerang
Logo Earth Hour ‟60+‟ menunjukkan 60 menit mematikan lampu di Earth Hour sebagai awal AKSI gaya hidup hemat energi. Tanda „+‟ menunjukkan komitmen untuk bersama-sama mulai melakukan gaya hidup hemat energi.
37
Earth Hour bertujuan untuk mendorong individu, komunitas, praktisi bisnis, dan pemerintahan yang saling berhubungan untuk menjadi bagian dari perubahan untuk dunia yang berkelanjutan. Dimulai dengan langkah awal semudah mematikan lampu dan alat elektronik yang tidak terpakai sebagai komitmen hemat energi untuk bumi, dan juga merupakan momentum menampilkan kepada dunia tentang perilaku hemat energi yang sudah dilakukan. C.
Visi dan Misi VISI MISI Earth Hour Tangerang Visi : Menjadikan Earth Hour Tangerang bukan hanya sebagai komunitas hijau namun menjadi komunitas peduli lingkungan yang aktif memberikan edukasi bukan hanya kampanye. Misi : 1.
Menyolidkan/menyatukan pribadi setiap anggota Earth Hour Tangerang agar tumbuh rasa saling memiliki.
2.
Membangun sumber daya dari setiap anggota Earth Hour Tangerang agar lebih berwawasan lingkungan.
3.
Turut aktif dalam memajukan dan menjaga penghijauan yg ada di Kota Tangerang bersama pemerintah dan masyarakat.
4.
Menjalin kerjasama atau proyek penghijauan bersama komunitas hijau/organisai/perusahaan/pemerintah/komunitas lain selama dalam hal yang positif.
38
D.
Kegiatan Earth Hour Tangerang Beberapa Kegiatan Earth Hour Tangerang 1.
Selebrasi switch-off Selebrasi adalah acara tahunan yang merupakan puncak dari kampanye Earth Hour global. Kegiatan utama dalam selebrasi ialah melaksanakan switch-off atau mematikan lampu selama satu jam dari pukul 20.30 – 21.30 di minggu akhir bulan Maret. Kegiatan ini dilaksanakan secara serempak oleh Earth Hour di seluruh dunia. Selain switch-off, Earth Hour Tangerang mengundang komunitas lain sebagai pengisi acara dalam selebrasi ini. Pejabat publik setempat, Kang Nong dari Tangerang Raya, dan duta-duta di seluruh Tangerang pun diundang untuk turut berpartisipasi dalam acara ini.
2.
Kumbang Kumbang adalah Kumpul, Main dan Belajar Bareng yang dilaksanakan oleh Earth Hour Tangerang saat open recruitment. Dalam kegiatan ini, akan ada pengenalan tentang Earth Hour dan edukasi mengenai lingkungan. Pada acara Kumbang terakhir, Earth Hour bekerja sama dengan komunitas Hompimpah untuk mengedukasi mengenai pengolahan sampah.
3.
Fun Tree Planting Fun Tree Planting (FTP) adalah kegiatan penanaman mangrove disepanjang pesisir pantai di daerah Teluk Naga. Kegiatan ini
39
dilaksanakan sebagai peringatan hari pohon dan hari menanam pohon di bulan november. Peserta kegiatan adalah masyarakat umum dan komunitas di Tangerang. Peserta diajak berkeliling hutan mangrove dengan menggunakan perahu kemudian dipersilahkan untuk menanam sendiri bibit mangrove yang telah disediakan 4.
School Campaign School Campaign adalah kampanye pelestarian lingkungan yang dilakukan dengan menyambangi sekolah-sekolah di Tangerang. Disini Earth Hour memberikan edukasi kepada siswa-siswi mengenai berbagai isu lingkungan yang terjadi.
5.
Earth Hour Berbagi Earth Hour Berbagi adalah acara amal yang dilaksanakan setiap bulan Ramadhan. Anggota Earth Hour Tangerang mengumpulkan dana secara
kolektif
kemudian
menyambangi
panti
asuhan
untuk
menyalurkan donasi yang telah dikumpulkan. Acara ini juga sekaligus menjadi ajang berbuka puasa bersama bagi anggota Earth Hour Tangerang. 6.
Rampok Plastik Rampok Plastik adalah kegiatan dimana Earth Hour Tangerang menyambangi keramaian tempat jual beli saat masyarakat banyak menggunakan plastik. Pihak Earth Hour Tangerang akan menyambangi satu persatu masyarakat yang telah selesai berbelanja dan menggunakan plastik, lalu meminta plastik yang mereka gunakan untuk diganti
40
dengan totebag yang lebih ramah lingkungan yang akan diberikan secara gratis. Acara ini pernah diadakan di Mall Living World dan Pasar Modern Paramount.1 E.
Struktur Kepengurusan Earth Hour Tangerang 2015-2016 1.
Struktur Keanggotaan Earth Hour Tangerang Ketua
: Robby Hardyansyah
Wakil 1
: Shandy Izabal Maula
Wakil 2
: Erwin Wijaya
Sekertaris 1
: Anissa Destiana
Sekertaris 2
: Nadya Dara W.
Bendahara
: Hanisya Martina
Divisi Online 1. Rodhotul Jannah (Koor) 2. Oktada 3. Ruth Divisi Offline 1. Dimartana Marga Kusuma (Koor) 2. Arnold 3. Danang P. Sasongko 4. Rey 5. Weni 6. Doni 1
Earth Hour Tangerang Archievs- Earth Hour Indonesia earthhour.wwf.or.id/earth-hour-tangerang/ pada tanggal 10 November 2015.
diakses
dari
41
Divisi Pemerintahan 1. Ayu Pamanis 2. Affan 3. Tiara Intan Divisi Multimedia 1. Rusydina (Koor) 2. Dhika 3. Dicky Divisi Fundraising 1. Bima (Koor) 2. Tiwi Gustya 3. Bagust Rafy 4. Mella Sisca 5. Maudina 6. Alvin Divisi Media Partner 1. Yudiokeu P. 2. Windu 3. Alpha Khairi Divisi Koorporasi 1. Mia Priani (Koor) 2. Rena 3. Sabrina Isnaeniah
42
4. Desy Iwanti Divisi Komunitas 1. Nini Susilowati (Koor) 2. Syifa Fitriyanti 3. Nadya Syahidati 4. Didik Setiadji 5. Citra Indah 2
F.
Gambaran Umum Earth Hour Earth Hour merupakan kampanye inisiasi publik, menyatukan masyarakat dari seluruh dunia untuk merayakan komitmen gaya hidup hemat energi dengan cara mematikan lampu dan alat elektronik yang sedang tidak dipakai selama 1 jam. Di tahun ke-7 di Indonesia, Earth Hour 2015 akan diselenggarakan pada tanggal 28 Maret 2015, pukul 20.30 - 21.30 waktu setempat. Tujuannya mengajak publik melakukan perubahan gaya hidup. Dan, dianggap berhasil bila bisa dilakukan semua orang, kapan saja, dimana saja, sesering mungkin, tanpa menunggu orang lain atau momen tertentu. Kita bisa dengan mudah menyalakan atau mematikan lampu dan alat elektronik dengan satu jari. Kampanye ini sengaja dibuat agar tiap individu dari berbagai usia dan status sosial ekonomi bisa berpartisipasi. Perubahan iklim adalah ancaman kehidupan di Bumi akibat 2
Earth Hour Tangerang Archievs- Earth Hour Indonesia earthhour.wwf.or.id/earth-hour-tangerang/ pada tanggal 10 November 2015.
diakses
dari
43
pemanasan global. Salah satu cara menunda pemanasan global dan krisis lingkungan lain yaitu dengan mengajak setiap individu untuk mengubah gaya hidup. Hemat energi mudah dan murah. Mulai dari diri sendiri. Dari sekarang. Indonesia mengkonsumsi listrik 78% terfokus di Jawa, Bali karena 68% konsumennya berada di pulau tersebut. Bagian Indonesia yang lain mendapatkan porsi lebih kecil. Indonesia mengkonsumsi listrik 23% terfokus di DKI Jakarta dan Tangerang. Distribusinya terbagi menjadi: 1.
Rumah tangga: 33%
2.
Bisnis/perkantoran serta gedung komersial: 30%
3.
Sektor industri: 30% (kebanyakan di wilayah Tangerang)
4.
Gedung pemerintahan: 3%
5.
Fasilitas publik dan sektor sosial: 4% Angka “60” artinya 60 menit fokus pada tindakan positif mengurangi
emisi CO2. Tanda “+” artinya kegiatan EARTH HOUR tidak hanya dilakukan selama 60 menit saja, tapi juga diikuti dengan perubahan gaya hidup setiap hari. Mulai dari menggunakan transportasi publik, bersepeda, hemat air, tidak buang sampah sembarangan, memilah dan daur ulang sampah, hemat kertas, hingga berkebun dan menanam pohon. G.
Ilustrasi Mudah Earth Hour Earth Hour lebih dari kegiatan rutin tahunan. Selain momentum pelaksanaan Earth Hour, sepanjang tahun kami terus mengajak dan berbagi
44
informasi seputar gaya hidup hemat energi yang bisa dilakukan oleh siapa saja. Pada pertengahan sampai dengan akhir bulan Maret, di beberapa belahan dunia mengalami transisi dari musim semi kemusim gugur sehingga cuaca tersebut paling kondusif bagi semua negara yang ingin berpartisipasi di Earth Hour, karena di beberapa negara tidak perlu menggunakan pendingin atau pemanas ruangan. H.
Gambaran Earth Hour Solo Earth Hour Solo sudah mulai berkembang pada tahun 2012 yang ditandai dengan event 60+ mematikan lampu secara 60 menit pada tanggal 31 maret 2012. Event 60+ dipusatkan di daerah Ngarsopuro. Acara inti dari kegiatan ini yakni mematikan lampu penerangan jalan, gedung, serta reklame di sepanjang Jl Slamet Riyadi serta koridor Ngarsopuro pada pukul 22.30-21.30. Event 60+ tahun kedua di kota solo bahkan disambut dengan pemadaman lampu di titik selama satu jam mulai pukul 20.20-21.30 pada tanggal 23 maret 2013. Berbagai elemen seperti pemerintah Kota Solo, kantor-kantor BUMN dan swasta, serta masyarakat turut berpertisipasi untuk mematikan lampu dan ini memenuhi target dari Earth Hour Solo itu sendiri. Setelah dua tahun Earth Hour solo berjalan di kota Solo, setidaknya sudah ada 300 an volunteer yang mendaftarkan diri untuk turut mengkampanyekan gaya hidup ramah lingkungan. Selain melancarkan aksi kampanye melalui para volunteer dan acara 60+ nya, Earth Hour Solo juga
45
terus mengkampanyekan gaya hidup ramah lingkungan melalui berbagai media dan cara. Selain berkampanye melalui kegiatan offline, Earth Hour Solo juga melancarkan aksinya melalui berbagai media online. I.
Hubungan Earth Hour dengan WWF Pada tahun 2007, WWF merupakan salah satu inisiator Earth Hour di Sydney yang kemudian pada tahun-tahun berikutnya turut serta dalam kampanye Earth Hour dengan menyebarkan kampanye ini di lebih dari 70 negara jaringan WWF di seluruh dunia.
Gambar 3.2. Logo WWF (World Wide fund For Nature)
Target utama kampanye Earth Hour Indonesia, yaitu: 1.
Untuk melanjutkan target efisiensi energi dan perubahan gaya hidup di kota-kota besar di dunia dengan konsumsi listrik tinggi,
2.
Berusaha mengaitkannya dengan potensi sumber energi baru terbarukan yang lebih bersih dan berdampak minimal pada lingkungan
46
3.
Mengangkat dan memancing semangat kepemimpinan pemerintahan dan korporasi untuk secara signifikan melakukan efisiensi energi dan penggunaan sumber energi baru terbarukan sebagai bagian dari kebijakan mereka.
J.
Tujuan kampanye Earth Hour Indonesia Menjaring
sebanyak-banyaknya
individu,
rumah
tangga,
dan
pemerintahan untuk ikut mematikan lampu sebagai simbol kontribusi mereka terhadap perubahan iklim. Mengajak dan mengedukasi masyarakat mengenai pemanasan global dan apa yang bisa dilakukan setiap individu untuk menjadi bagian dari perubahan untuk mengurangi penggunaan emisi mereka. Menjaring partisipasi korporasi untuk mengomunikasikan Earth Hour baik staf mau pun jejaring eksternal untuk berkomitmen mematikan lampunya dan melakukan perubahan kebijakan dalam pengunaan energi. Terbentuknya kegiatan komunitas hijau masyarakat di berbagai kota di Indonesia. Dukungan dari makin banyak pemimpin Daerah dan Kota di seluruh wilayah Indonesia, Presiden, Menteri Lingkungan Hidup berupa perubahan kebijakannya terkait penghematan energi. “Bergaya hidup hemat energi tidak cukup hanya dengan berpartisipasi di Earth Hour saja, tetapi harus terus dibuktikan setiap hari, dan diikuti dengan mengubah gaya hidup ramah lingkungan lainnya, seperti: mengendalikan penggunaan listrik, hemat penggunaan kertas/tisu, aktivasi
47
transportasi publik, mengurangi potensi sampah/ melakukan pemilahan sampah, dan lain-lain.” Lebih dari 1 Juta penduduk Indonesia telah menjadi bagian dari kampanye Earth Hour Indonesia. Pemimpin Daerah dan Kota yaitu Gubernur DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Kapolda NAD, Walikota 5 Wilayah di Jakarta, Walikota/Bupati dari kota: Banda Aceh, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Malang, Pontianak, Samarinda, Sidoarjo. Komunitas pendukung Earth Hour selalu mengajak dengan memberi contoh. Oleh karena itu, tema Earth Hour Indonesia selalu berubah per tahun mengikuti prinsip “dialektika gerakan” dari tahun sebelumnya dan mencari relevansi yang dekat dengan isu lokal. “Pilih bumi selamat atau bumi sekarat?” kami pergunakan sebagai tema di tahun 2009, dilanjutkan dengan “Ubah dunia dalam 1 jam” di tahun 2010 untuk membuat mata publik Indonesia paham bahwa dukungan individu pun dapat berkontribusi pada perubahan dunia. Dengan perubahan tema menjadi “Setelah 1 jam jadikan gaya hidup” dan logo “60+” pada tahun 2011, diharapkan semangat Earth Hour dapat dilakukan tidak hanya setahun sekali dalam 1 hari dan 1 jam, namun bisa dilakukan setiap saat dalam kehidupan sehari-hari oleh siapapun dan dimanapun. Tahun 2012 sampai dengan 2014, “Ini Aksiku! Mana Aksimu?”, tema yang tujuannya adalah untuk meningkatkan partisipasi khalayak luas untuk
48
melakukan aksi yang positif untuk lingkungan.“Ini Aksiku! Mana Aksimu?” difokuskan
pada
aksi
ramah
lingkungan
seperti:
hemat
energi
(menggunakan listrik seperlunya saat di rumah dan tempat kerja), transportasi publik (beralih atau lebih sering menggunakan transportasi publik untuk mengurangi beban kendaraan pribadi), mengurangi sampah plastik (membawa tas belanja pakai ulang, membawa botol minum sendiri) dan mengurangi pemakaian kertas dan kertas tissue (pertimbangkan sebelum mencetak, daur ulang kertas, membawa sapu tangan pengganti kertas tissue). Di Indonesia Earth Hour 2015 mengangkat tema : “Hijaukan Hutan, Birukan Laut” , dengan pesan yang lebih singkat yaitu, “Ini Aksiku”. Dengan tema dan pesan ini ditujukan untuk lebih berfokus kepada gerakan aktivasi dan konservasi untuk 7 isu utama secara nasional, yaitu :
K.
1.
Laut & pesisir
2.
Deforestasi
3.
Biodiversity
4.
Sampah
5.
Sungai & air
6.
Transportasi
7.
Energi
Tema Earth Hour Melalui tema “Hijaukan Hutan, Birukan Laut”, Earth Hour 2015 meluncurkan 7 program konservasi yang tersebar di 7 region dan menjadi
49
bagian dari target crowd funding di Indonesia. Untuk 7 program konservasi tersebut berfokus pada tiga project adopsi, yaitu : mangrove, coral, dan penyu. 1.
Save mangrove #BirukanLaut, Kabupaten Aceh Besar
2.
Selamatkan Penyu, Selamatkan Kehidupan!, Padang
3.
Beri ruang untuk Penyu Lekang, Jogjakarta
4.
#Hijaukan Hutan Mangrove di Pesisir Surabaya
5.
Adopsi coral #BirukanLaut, Denpasar
6.
Mangrove for Love, Lestarikan dengan Cinta, Denpasar
7.
Satria dan mangrove, Balikpapan Pada dasarnya Earth Hour adalah kampanye bersama yang bisa
dilakukan oleh siapa saja. Di lebih dari 30 kota lainnya, Earth Hour terbentuk dari inisiasi anak muda di kota masing-masing yang ingin menjadi bagian dari perubahan. World Wide Fund for Nature (WWF) adalah sebuah organisasi nonpemerintah internasional yang menangani masalah-masalah tentang konservasi, penelitian dan restorasi lingkungan, dulunya bernama World Wildlife Fund dan masih menjadi nama resmi di Kanada dan Amerika Serikat. WWF adalah organisasi konservasi independen terbesar di dunia dengan lebih dari 5 juta pendukung di seluruh dunia yang bekerja di lebih dari 100 negara, mendukung sekitar 1.300 proyek konservasi dan lingkungan. WWF adalah sebuah yayasan yang pada tahun 2010 mendapatkan 57% pendanaannya dari pihak perorangan dan warisan, 17%
50
dari sumber-sumber internasional (seperti Bank Dunia, DFID, USAID) dan 11% dari berbagai perusahaan. Grup ini memiliki misi "menghalangi dan memutarbalikkan penghancuran lingkungan kita". Saat ini, sebagian besar tugas mereka terfokus pada konservasi tiga bioma yang berisikan sebagian besar keragaman hayati dunia, yaitu hutan, ekosistem air tawar, dan samudera dan pantai. Selain itu, WWF juga menangani masalah spesies terancam punah, polusi dan perubahan iklim. Gambaran profile Earth Hour Tangeranng dan Earth Hour Indonesia.3
Gambar 3.3. Logo Earth Hour Indonesia (Global)
3
Earth Hour, “Fokus Earth Hour”, diakses dari http://earthhour.wwf.or.id/f-a-q/, pada tanggal 17 April 2015.
BAB IV Analisis & Temuan
A.
Strategi Komunikasi Persuasif Yang Digunakan Volunteer Earth Hour Tangerang. Strategi komunikasi persuasif yang diterapkan Volunteer Earth Hour Tangerang sebagai upaya dalam memberikan solusi terhadap berbagai masalah di dalam aktivitas kehidupan masyarakat kota Tangerang, terkait dengan ketergantungan masyarakat dalam memakai energi yang berlebihan sehingga berdampak kepada hal negatif yang dapat merusak bumi dan lingkungan, seperti timbulnya efek rumah kaca, pemanasan global, perubahan iklim, hujan asam, dan lain sebagainya. Sejalan dengan itu maka strategi komunikasi persuasif yang dilakukan untuk masyarakat kota Tangerang dalam menghemat energi harus sesuai dengan strategi komunikasi persuasif yang pas dan tepat. Srategi komunikasi persuasif yang pas dan tepat Volunteer Earth Hour Tangerang dalam menghemat energi pada masyarakat kota Tangerang itu sendiri. Dari teori yang telah dijelaskan di bab dua, terdapat tiga strategi komunikasi persuasif didalam teori Melvin L. DeFleur dan Sandra J. BallRoceach
memiliki
tiga
pendekatan
strategi
diantaranya
Strategi
Psikodinamika, Strategi Sosiokultural, dan Strategi Meaning Construction. Ketiga strategi ini diguakan sesuai dengan masyarakat kota Tangerang yang dihadapi oleh Volunteer Earth Hour Tangerang.
51
52
1.
Strategi Psikodinamika Pada
pembentukan
pengetahuan
masyarakat
mengenai
penghematan energi. Mereka dihadapkan pada kondisi emosional tersendiri. Mekanisme pertahanan dalam seorang individu saat menerima stimulan dari luar adalah repression (penekanan) berkenaan dengan dorongan hati yang tidak pantas dikeluarkan sehingga didesak kedalam pikiran bawah sadar, jika mengacu pada kampanye penghematan energi, masyarakat akan menjadi terpengaruh untuk menghemat energi berdasarkan penekanan ini maka dorongan hatinya yang paling berpengaruh terhadap perubahan perilakunya. Regression (kemunduran) kembali ke bentuk-bentuk perilaku awal perkembangan. Sublimation mengganti perilaku yang tidak wajar dengan perilaku yang lebih baik. Displacement (penggantian) mengubah sasaran pelampiasan dari emosi kepada sebuah objek lain. Reaction formation (pembentukan reaksi) bertindak yang berlawanan dengan apa yang dirasakan atau diinginkan. Salah satu strategi pokok dan utama yang digunakan volunteer Earth Hour disaat mengampanyekan masyarakat yaitu melalui pendekatan secara emosional maupun faktor-faktor kognitif. Volunteer sebagai persuader harus dapat mengutarakan pesan persuasi baik secara rasional maupun menyentuh aspek emosional kepada masyarakat. Dengan cara rasional komponen kognitif pada diri masyarakat dapat dipengaruhi. Aspek kognitif ini dimana volunteer
53
memberikan ide-ide ataupun pemikiran yang baru kepada masyarakat akan terbentuk suatu keyakinan bahwa mengikuti program program penghematan energi merupakan suatu kebutuhan dan penting untuk masa depan. Dengan memperlihatkan dampak lingkungan bagi manusia jika tidak dijaga dari sekarang maka akan sangat membahayakan bagi manusia ke depannya. Tujuan pendekatan psikodinamika menurut Ivey (dalam Gurnarsa, 2007), yaitu membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang didasari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sinteis baru dari konflik-konflik yang (masa lampau) menjadikan masyarakat untuk lebih sadar akan penghematan energi. Biasanya mereka akan terbiasa dengan apa yang digambarkan oleh media sebagai bencana alam atau kerusakan alam yang disebabkan oleh pemborosan energi. Esensi dari strategi psikodinamika untuk persuasi adalah pesan yang efektif bersifat mampu yang mengubah fungsi psikologis individual dengan berbagai cara di mana masyarakat akan merespon secara terbuka dengan bentuk perilaku seperti yang diinginkan atau sesuai dengan yang dinyatakan persuader. Dalam hal ini mengenai penggunaan plastic yang makin berkurang. Dengan menjalin hubungan baik dan berteman kepada beberapa masyarakat sehingga masyarakat justru merasa nyaman pada hubungan yang baik dengan Earth Hour, berkomunikasi dua arah
54
antara perusuader dan persuadee yang searah sehingga dalam mempersuasif masyarakat untuk mengikuti program penghematan energi akan mudah. Karena tingkat emosional yang muncul pada saat komunikasi personal yang dilakukan menjadi indikator dalam mempersuasif masyarakat. Selain dalam konteks hubungan emosional yang memengaruhi antara volunteer dan masyarakat perlu juga suatu unsur kepercayaan antara satu sama yang lain. Pentingnya komunikasi secara continue dan menjalin hubungan secara kognitif dengan tujuan utama memang untuk mengampanyekan penghematan energi tetapi di samping itu juga akan menimbulkan rasa percaya antara satu sama lain dengan volunteer, masyarakat dengan memanfaatkan akan situasi komunikasi secara langsung tidak formal dilakukan secara rutin sehingga menjadikan volunteer mudah untuk mempersuasi masyarakat untuk mengikuti program penghematan energi yang dilakukan oleh Earth Hour dengan situasi yang mendukung. Komunikasi secara continue itu dilakukan oleh volunteer dengan cara melakukan kegiatan yang menjadi agenda rutin mereka. Dalam hal ini, program-program yang sudah berada pada program kerja yang dirapatkan oleh pada pengurus Earth Hour. Seperti yang dilakukan dengan mengedukasi anak sekolah. “Untuk pendekatan-pendekatan khusus kita lakukan dengan mengadakan kampanye di sekolah, mengapa? Karena dilingkungan sekolah mereka lebih antusias dan para murid lebih cepat menangkap edukasi yang kita berikan, dan kita juga
55
melibatkan orang-orang penting untuk mendukung aksi kita seperti walikota dan tokoh-tokoh masyarakat.”1 Jika kita melihat hal tersebut, ada penagruh lingkungan. Di sini adalah lingkungan sekolah yang sangat berpengaruh terhadap anakanak yang membuatnya mengingat hal itu hingga mereka besar nanti. Penanaman pengetahuan sejak dini dengan melakukan edukasi ini merupakan salah satu strategi ungulan yang dilakukan oleh volunteer. Baginya edukasi yang dilakukan di sekolah tentunya melibatkan Key Opinion Leader (KOL). KOL yang digunakan oleh para volunteer adalah mereka yang menjadi tokoh masyarakat juga walikota. Hal tersebut tentunya akan sangat membekas bagi anak sekolah, bahkan jika sudah mengatakan tokoh masyarakat setempat, maka pengaruhnya bukan lagi kepada anak sekolah, namun masyarakat secara general juga ikut mengambil bagian dengan turut berpartisipasi menghemat energi, karena mereka melihat pemimpinnya langsung yang membertahu atau mengedukasi mereka. Strategi semacam ini menjadi bagian penting, karena di sini lah aspek emosional masyarakat diuji, dilatih serta dipengaruhi. Jika sudah menyentuh aspek emosional ini, maka perjalanan pelaksanaan Earth Hour untuk kampanye penghematan energi bukan hal yang sulit lagi. Penguatan strategi yang dilakukan untuk ini adalah kepada siapa Earth Hour meminta bantuan yang memiliki otoritas atau charisma tinggi. 1
Wawancara Afan Arisga, Divisi Pemerintahan, pada 19 Mei 2016.
56
Berbicara mengenai kharisma, dalam kajian sosiologi kharisma adalah konsep yang mulai digunakan secara luas. Sering kali kharisma dimaknai sesuatu dengan kualitas luar biasa yang ada pada seseorang. Weber tidak berpatokan kepada bahwa pemimpin kharismatik dapat memiliki ciri menonjol, namun kharismanya lebih tergantung pada kelompok pengikut dan bagaimana mereka mendefinisikan kharisma. Jika para pengikut mendefinisikan pemimpin mereka sebagai seseorang yang berkharisma, maka dia cenderung sebagai pemimpin kharismatik, bisa saja seseorang tersebut biasa saja.2 Kemampuan yang luar biasa tersebut yang dimanfaatkan oleh para volunteer demi menggapai masyarakat secara emosional untuk merubah pola hidup mereka agar lebih memerhatikan penghematan energi. Dengan begitu, perilaku yang ditirukan oleh para KOL bisa menjadi bagian dari perilaku masyarakat dalam kesehariannya. Definisi dari strategi Psikodinamika yaitu, strategi persuasi Psikodinamika dipusatkan pada faktor emosional dan faktor kongnitif. Salah satu asumsi dasarnya bahwa faktor-faktor kongnitif berpengaruh besar pada perilaku manusia. Esensinya bahwa pesan yang efektif mampu mengubah fungsi psikologis individu dengan berbagai cara, di mana sasaran akan merespons secara terbuka dengan bentuk perilaku seperti yang diinginkan persuader. Strategi ini dapat digunakan oleh para volunteer Earth Hour 2
George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi, penerjemah Nurhadi (Bantul: Kreasi Wacana, 2008), h. 145.
57
Tangerang dalam mengajak masyrakat untuk berhemat energi dengan cara memengaruhi masyrakat menggunakan pesan yang efektif melalui persuasi faktor emosional dan kongnitif, sehingga masyarakat dapat merespons secara terbuka dengan berbagai bentuk perilaku yang diinginkan oleh para Volunteer Earth Hour Tangerang yaitu hemat energi. Strategi
persuasi
Sosiokultural
bahwa
perilaku
manusia
dipengaruhi oleh kekuatan luar dirinya. Esensi strategi ini bahwa pesan harus ditentukan dalam keadaan konsensus bersama. Strategi ini lebih banyak digunakan dalam promosi komersial dan untuk merancang strategi yang efektif bagi penjualan barangbarang, Volunteer Earth Hour Tangerang meggunakan strategi ini karena sesuai dengan visi misi Earth Hour Tangerang dalam mempersuasi masyarakat untuk perilaku hemat energi. Strategi persuasi The Meaning Contruction mengasumsikan bahwa pengetahuan dapat membentuk perilaku. Strategi ini dicirikan oleh belajar berbuat (learn-do), strategi ini menjelaskan bagaimana manusia belajar dan berbuat untuk sebuah perubahan, pengetahuan yang dialami dari pengalaman dapat mempengaruhi perilaku, strategi ini digunakan oleh para Volunteer Earth Hour Tangerang karena strategi ini lebih mengedepankan periklanan untuk mempersuasi masyarakat. Strategi komunikasi persuasif yang diterapkan Volunteer Earth
58
Hour Tangerang adalah dengan pendekatan strategi komunikasi persuasif Psikodinamika, Sosiokultural dan The Meaning Contruction. Komunikasi Persuasif psikodinamika mengajak masyarakat dalam hemat energi dengan pendekatan strategi komunikasi persuasif Psikodinamika merupakan strategi komunikasi persuasif yang digunakan Volunteer Earth Hour Tangerang sebagai upaya mengajak dan memengaruhi seluruh masyarakat kota Tangerang untuk menerapkan gaya hidup ramah lingkungan dengan hemat energi, pesan-pesan positif dijadikan pedoman dalam kehidupan agar mendapatkan nilai-nilai positif dalam kehidupan sekarang dan masa yang akan datang, sehingga lingkungan hidup, dan alam sekitar tetap terjaga dengan cara meyayangi bumi serta melestarikannya. Strategi komunikasi persuasif Psikodinamika dan strategi komunikasi persuasif lainnya seperti Sosiokultural dan The Meaning Contruction merupakan strategi komunikasi persuasif yang pas dengan volunteer Earth Hour Tangerang, karena dalam strategi komuikasi persuasif sosiokultural banyak digunakan dalam promosi produk komersial dengan cara melalui kesamaan situasi pengendalian pendanaan, oleh karena itu dalam strategi ini sering kali pengertian tentang kultur, pengharapan sosial, serta semua komponen organisasi sosial ditetapkan sebagai dasar konseptual untuk merancang strategi yang efektif bagi penjualan barang-barang, begitu juga dengan strategi komunikasi persuasif The Meaning Contruction, bahwa pengetahuan
59
dapat memengaruhi perilaku, apa yang luput merupakan elaborasi asumsi tentang prediposisi dan proses internal, seperti perubahan sikap, disonasi kongnitif atau kejadian sosial yang rumit dan pengharapan sosial. Strategi ini dicirikan oleh belajar-berbuat seperti dilawankan dengan belajar-merasa-berbuat dan pendekatan belajar penyesuaian
diri.
Sedangkan
strategi
komunikasi
persuasif
Psikodinamika dipusatkan faktor emosional dan faktor kongnitif, dan tidak untuk mengubah faktor biologis seperti tinggi badan, berat badan, ras dan lain sebagainya dengan pesan persuasif, hal yang mungkin adalah menggunakan pesan persuasi untuk pernyataan emosional, seperti marah dan takut. Volunteer Earth Hour Tangerang dalam mengajak masyarakat kota Tangerang untuk hemat energi menggunakan pesan persuasif strategi Psikodinamika melalui program-program kegiatan Earth Hour Tangerang yang sudah dikemas dengan cara menarik sehingga masyarakat kota Tangerang tertarik dan berperan aktif dalam perilaku hemat energi. Jenis strategi komunikasi persuasif yang diterapkan Volunteer Earth Hour Tangerang melalui pendekatan strategi Psikodinamika dengan menggunakan jenis program kegiatan yaitu seperti Selebrasi Switch Off, Rampok Plastik dan lain sebagainya. Program kegiatan Earth Hour Tangerang merupakan media yang digunakan untuk mempublikasikan konten seperti, profil Earth Hour Tangerang, dampak dari pemborosan energi serta manfaat hemat energi.
60
Volunteer Earth Hour Tangerang dalam memilih program kegiatan sebagai jenis media publikasi yang digunakan, karena dalam sebuah kegiatan dapat mengetahui situasi dan kondisi masyarakat modern ini, dan dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat kota Tangerang dalam turut serta berperan aktif untuk hemat energi sehingga pesan persuasi yang dilakukan oleh para Volunteer Earth Hour Tangerang dapat diterima dengan baik oleh masyarakat kota Tangerang lalu mengubah sikap ke dalam hemat energi untuk aktivitasnya sehari-hari. Volunteer Earth Hour Tangerang mengajak masyarakat dalam hemat
energi
dengan
pendekatan
strategi
Psikodinamika
menggunakan bentuk kegiatan yang sudah dikemas dengan menarik oleh para Volunteer Earth Hour Tangerang, ada beberapa program kegiatan yang dilakukan Volunteer Earth Hour Tangerang dalam mempersuasi masyarakat kota Tangerang untuk hemat energi. Aktivitas sehari-hari volunteer Earth Hour Tangerang sungguh sangat cekatan dalam meningkatkan kualitas kinerja khususnya mengajak masyarakat untuk hemat energi. Volunteer Earth Hour memiliki tekad yang kuat serta optimis membangun rasa percaya diri bahwa “hari ini lebih baik dari hari kemarin atau hari esok harus lebih baik dari hari hari ini”. Earth Hour Tangerang juga mempunyai motto yaitu “Ini Aksiku Mana Aksimu” dengan arti masyarakat berperan aktif dalam melakukan hemat energi.
61
Strategi Psikodinamika didasari oleh asumsi bahwa ciri-ciri biologis manusia itu merupakan hal yang diwariskan, terdapat sekumpulan faktor lain yang bersifat mendasari bagian dari biologis dan merupakan hasil belajar, seperti pernyataan dan kondisi emosioal, terdapat sekumpulan faktor yang diperoleh atau dipelajari yang membentuk struktur kongnitif individu. Strategi yang digunakan volunteer Earth Hour Tangerang dalam mempersuasi masyarakat untuk hemat energi di kota Tangerang, dengan ciri-ciri biologis manusia yang merupakan hal yang diwariskan sejak lahir tidak dapat diubah, karena hal yang biologis seperti tinggi badan dan warna kulit merupakan warisan dari biologis manusia, strategi ini lebih menyarankan kepada emosional dan kongnitif yang dapat dipengaruhi untuk merubah dari pemborosan energi ke dalam hemat energi. Strategi komunikasi persuasif yang dilakukan para volunteer Earth Hour berupa mengajak masyarakat untuk hemat energi dengan cara mempersuasi masyarakat agar sadar dengan hemat energi, dengan mengajak masyarakat dan melibatkan masyarakat pada kegiatankegiatan yang telah dikemas secara menarik oleh para Volunteer Earth Hour Tangerang. Volunteer Earth Hour Tangerang menggunakan media sosial dan program-program yang dibuat dari hasil indentifikasi dan analisis yang telah dilakukan Earth Hour Tangerang pada kebiasaan masyarakat kota Tangerang yang lebih berkecendeungan
62
pemborosan energi. Mempersuasi
masyarakat
untuk
hemat
energi
kepada
masyarakat dan memberikan contoh kepada masyrakat untuk berhemat energi maka akan timbul kesadaran masyarakat prilaku hemat energi. Seperti yang dikatakan oleh Volunteer Earth Hour Tangerang dalam sesi wawancara. “Dengan mengajak masyarakat mulai dari lingkungan anak-anak sekolah kita lakukan school campaign di sekolah-sekolah mereka kita ajak mereka untuk berhemat energi kita jelaskan bagaimana pentingnya hemat energi, dan terjun langsung ke masyarakat ketika kegiatan Car Free Day kita coba rangkul masyarakat kita libatkan masyarakat lewat kegiatan-kegiatan kita agar masyarakat dapat mengerti , itu cara kita mengkomunikasikan bagaimana kampanye hemat energi itu penting untuk masyarakat kota Tangerang.”3 Hal ini dapat kita gambarkan bahwa Volunteer Earth Hour bekerja keras dalam memengaruhi masyrakat untuk hidup sehat dalam menghemat energi. Dengan mengajak masyarakat mulai dari lingkungan pelajar disekolah dengan kegiatan school campaign dan lingkungan masyarakat pada kegiatan Car Free Day. Bertujuan untuk merangkul dan melibatkan masyarakat dengan kegiatan Earth Hour Tangerang agar masyrakat dapat mengerti, dan memahami bahwa energi itu penting untuk kehidupan masa kini dan selanjutnya. Kampanye hemat energi yang dilakukan para volunteer Earth Hour Tangerang pada masyrakat kota Tangerang, cenderung dengan kegiatan-kegiatan yang dapat menarik perhatian masyarakat dengan 3
Wawancara Yoga Mulya Darmawan, Wakil Koordinator Kota Tangerang, pada 20 september 2015.
63
cara mengemas pesan persuasi yang menarik agar masyarakat mendapatkan dampak dari kegiatan Earth Hour Tangerang. 2.
Strategi Persuasi Sosiokultural Strategi persuasif sosiokultural menjelaskan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh kekuatan luar dari individu. Ini merupakan salah satu strategi yang digunakan volunteer di dalam meningkatkan jumlah masyarakat yang lebih memerhatikan pola perilaku hemat energi. Perilaku dari masyarakat dipengaruhi faktor lingkungan, seperti lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan sesama teman maupun lingkungan kerja. Faktor lingkungan seperti ini harus dapat diperhatikan volunteer sebelum mempersuasif masyarakat yang menjadi targetnya tersebut. Strategi ini dapat dikatakan referensi, di mana biasanya volunteer mendapatkan referensi dari teman maupun keluarganya. Faktor lingkungan memang sangat membantu volunteer untuk merubah perilaku masyarakat, karena rata-rata volunteer pasti mendekati orang-orang yang memang dikenal. Seseorang dalam kategori ini pasti akan lebih mudah dipersuasif selain itu kepercayaan telah ada di dalam hubungan keluarga ataupun teman. Kepercayaan merupakan produk yang dihasilkan di antara kedua pelaku dalam suatu pertukaran dengan lebih memperdulikan biaya dan manfaat dari perilaku tertentu sebagaimana diatur dalam kontrak.4 Dengan adanya
4
Rajeev Bhattacharya, Timothy M Devinney, Madan M Pillutla, “A Formal Model of Trust Based on Outcomes,” Academy of Management. The Academy of Management Review vol. 3, no.
64
kepercayaan
antara
dua
pelaku
akan
mempermudah
dalam
mempersuasif seseorang untuk mengikuti apa yang diinginkan. Asumsi pokok dari strategi persuasi sosiokultural nahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh kekuatan luar dirinya. Esensi strategi ini bahwa pesan harus ditentukan dalam keadaan konsensus bersama.5 Dalam hal ini mpara volunteer diminta untuk mendekati sebanyak mungkin keluarga serta teman-temannya. Mereka akan mengajak secara personal teman atau keluarganya itu untuk sadar akan penghematan energi sehingga menghasilkan perilaku masyarakat yang ramah lingkungan. Strategi yang seperti ini dinilai cukup efektif untuk merubah kebiasaan masyarakat tersebut. “Setelah upaya-upaya yang kita lakukan mulai ada perubahan pada lifestyle masyarakat walaupun hanya 25%, salah satu contoh masyarakat menggunakan tote bag dan reusable bag dalam berbelanja.”6 Upaya yang dilakukan dengan menghadirkan volunteer sebagai orang yang sudah sadar akan lingkungannya yang mulai rusak, ternyata cukup berpengaruh untuk merubah kebiasaan masayarakat tersebut. Di sini kedekatan secara emosional dapat menjadikan perubahan pola masyarakat begitu mengalir. Strategi persuasi semacam ini menjadi contoh yang paling ideal dan efektif dilakukan oleh siapapun untuk tujuan memengaruhi dan merubah hal lama ke hal baru, di sini berarti pola hidup yang tidak sadar akan penghematan
23 (Jul 1998): h. 12. 5 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, h. 8.31-8.36. 6 Wawancara Afan Arisga, Divisi Pemerintahan, pada 19 Mei 2016.
65
energi menjadi sadar akan energi yang selama ini terbuang begitu saja dan merusak alam. Dalam kaitannya dengan otoritas, teman memiliki otoritas persuasif yang biasanya dituruti oleh temannya karena kedekatan emosional. Otoritas persuasif tidak mesti melibatkan penyerahan keputusan secara total atau penyerahan otonomi tanpa syarat, artinya seseorang yang dekat seperti teman bukanlah dipaksa untuk menuruti. Pada kenyataannya, penyerahan keputusan dan otonomi secara total sering kali berubah menjadi bentuk otoritas koersif. Dalam batas minimal, otoritas persuasif melibatkan penggunaan pengaruh dan kekuasaan normatif atas seseorang. Otoritas persuasif memengaruhi orang lain untuk percaya, bertindak dengan cara membujuk mereka bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang sudah seharusnya. Dia memengaruhi orang lain untuk percaya bahwa bertindak sesuai dengan arahan tertentu sejalan dengan rasa tanggung jawab pribadi mereka.7 Pada umumnya, seseorang mempunyai beragam alasan dalam melakukan atau tidak melakukan sebuah perbuatan. Kecuali karena alasan khusus, orang tidak akan mempunyai alasan tertentu untuk memilih sebuah alasan dan tidak menggunakan alasan lainnya. Dengan kata lain, terdapat motif yang berbeda, dan sering kali saling bertentangan, pada diri seseorang ketika dia melakukan atau tidak melakukan sesuatu. 7
Khaled Abou El Fadl, Speaking in God’s Name: Islamic Law, Authority, and Women (Oxford: Oneworld Publications, 2003), h. 19.
66
Dengan kata lain, otoritas persuasif merupakan kemampuan untuk mengarahkan keyakinan dan perilaku orang lain atas dasar kepercayaan. Karena itu, otoritas persuasif melibatkan kekuasaan yang bersifat normatif yang berasal dari dalam diri orang itu. Otoritas jenis ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan seseorang, kharisma dan sejenisnya. Hingga pengaruh ini menjadikan tujuan Earth Hour itu sendiri tercapai. Penggunaan otoritas atas kepercayaan menjadikan strategi persuasif macam ini juga berpengaruh kepada budaya yang dilakukan oleh ibu-ibu sebagai keluarga salah satu volunteer untuk lebih memerhatikan perilaku hemat energi. “Dengan adanya pendekatan budaya yang dilakukan Earth Hour, maka dampak atau hasil yang ditimbulkan seperti banyak ibu-ibu sekarang yang sudah berbelanja membawa tas dari rumah.”8 3.
Startegi The Meaning Construction Strategi ini berawal dari konsep di mana hubungan antara pengetahuan dan perilaku dapat dicapai sejauh apa yang dapat diingat. Volunteer berupaya memberikan pengetahuan-pengetahuan mengenai suatu hal kepada masyarakat yang dipersuasif. Selain itu dengan adanya pengetahuan yang diterima orang yang dipersuasif melalui lingkungan sekitar maupun berita-berita yang beredar menimbulkan suatu pemahaman di benak masyarakat inilah harus diikuti, tentunya yang diinginkan oleh persuader (volunteer). Pada strategi ini persuader berupaya memanipulasi suatu makna,
8
Wawancara Afan Arisga, Divisi Pemerintahan, pada 19 Mei 2016.
67
untuk lebih dapat memberikan pengertian yang mudah dimengerti dan dipahami
orang
yang
dipersuasi.
Persuader
memberikan
perumpamaan-perumpamaan terhadap suatu makna tanpa mengurangi arti dari pengertian itu sendiri. Atau dengan kata lain, volunteer mengedukasi dengan cara yang sederhana. “Tujuan dari kampanye-kampanye yang kita lakukan bukan hanya meningkatkan tentang kondisi bumi, ancaman-ancaman dan konsukuensinya tapi kita juga mengajak masyrakat untuk menghemat energi dengan memberi pengetahuan lebih dan contoh-contoh kecil seperti mematikan lampu ketika tidak diperlukan dll.”9 Kelemahan pada asuransi Earth Hour, adalah kurangnya dalam mengiklankan atau mengkampanyekan melalui media massa. Karena sesuai prinsip institusi yang menginginkan mengeluarkan modal sedikit dengan mendapatkan keuntungan yang banyak, dalam hal ini adalah keuntungan secara lingkungan. Sehingga wajar sekali masyarakat kurang mengenal Earth Hour, khususnya masyarakat yang memiliki umur di atas 30 tahun. Fenomena yang terjadi di masyarakat umumnya tidak mengenal Earth Hour yang sebenarnya. Mayarakat yang umumnya begitu mengenal Earth Hour adalah kalangan remaja dan aktif di media sosial. Karena Earth Hour juga menyuarakan tentang penghematan energi melalui media sosialnya. Media sosial untuk kalangan umur 30 ke atas bukanlah hal yang populer, sehingga pengenalan seperti ini kurang bisa diandalkan. Namun untuk membentuk persepsi masyarakat yang berada di umur 9
Wawancara Afan Arisga, Divisi Pemerintahan, pada 19 Mei 2016.
68
30 ke atas mau tidak mau adalah kampanye secara langsung. Karena hanya dengan kampanye langsung, segmen umur 30 ke atas yang seperti ini bisa diraih oleh volunteer Earth Hour. “Setelah strategi persuasi yang kami lakukan dengan berbagai macam jenis kampanye untuk menghemat energi, yang kami sampaikan bahwa pengetahuan masyrakat tentang kondisi bumi kita sekarang dan bagaimana cara mengemat energi sangat kurang, seperti contoh kecil, yaitu penggunaan sampah plastik yang masih banyak digunakan oleh masyarakat.”10 Mereka melakukan kampanye pun dengan mengemukakan fakta yang ada di bumi ini sehingga masyarakat yang dan tak bisa diraih melalui edukasi di media sosial memiliki pengetahuan yang sama dengan mereka yang melek teknologi, sehingga dapat memengaruhi masyarakat secara keseluruha, tidak segmented. Strategi ini sudah disusun oleh tim Earth Hour. Mengingat pentingnya kampanye sebagai sarana persuasi, “campaigns are inherently persuasive communication activities.” Persuasi secara inheren terkandung dalam kampanye.11 Dengan demikian setiap tindakan kampannye pada prinsipnya merupakan tindakan
persuasi.
Tindakan
persuasi
mempunyai
beberapa
karateristik, pertama, persuasi merupakan komunikasi yang bertujuan atau memiliki kepentingan tertentu pada komunikannya. Kedua, persuasi itu dialektis yaitu terjadi proses timbal balik dimana komunikator menimbulkan perasaan responsive dari komunikannya.
10
Wawancara Afan Arisga, Divisi Pemerintahan, pada 19 Mei 2016. Rusady Ruslan, Manajemen Public Relatoins & Media Komunikasi (Jakarta: PT Rajagrafindo, 2008), h. 28. 11
69
Yang terakhir tanggapannya, berupa tindakan berbeda dari komunikan setelah menerima pesan persuasif.12 Selanjutnya adalah kampanye dialogis. Kampanye dialogis dilakukan volunteer Earth Hour dengan turun langsung ke masyarakat melalui kegiatan kunjungan. Di dalam kunjungan, komunikan, baik itu masyarakat atau komunitas bisa langsung memberikan feedback kepada program Earth Hour sebagai subjek kampanye berkaitan dengan pesan penghematan energi yang diterimanya. Bahkan, bisa saja masyarakat atau komunitas sebagai komunikan akan mengubah sikap dan dukungannya ketika mereka mendapat jawaban yang tepat dari volunteer ketika terjadinya kegiatan komunikasi diantara keduanya. Dalam kegiatan kunjungan pembagiannya terbagi menjadi tiga yaitu wilayah, komunitas, dan khusus. Dalam kunjungan berdasarkan wilayah volunteer lebih memfokuskan pada wilayahwilayah yang bukan menjadi basis massanya. Dalam melakukan kunjungan berbasis wilayah, volunteer melakukannya dengan cara berjalan-jalan ke daerah tersebut sambil berdialog dengan warga sekitar mengenai permasalahan lingkungan yang terjadi di daerah mereka sambil menyampaikan visi misi dan program Earth Hour. Untuk pembagian jenis kunjungan berdasarkan komunitas, cara yang dilakukan hampir sama dengan kunjungan berdasarkan wilayah dengan turun ke target sasaran dengan menangkap aspirasi dan 12
D Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media (Bandung: P.T. Remaja, 2006), h. 119-120.
70
menyampaikan pesan penghematan energi. Yang berbeda adalah cara pelaksanaannya, di mana dalam kunjungan komunitas ini volunteer langsung mendatangi acara atau tempat komunitas tersebut dan cenderung lebih menyampaikan pesan yang menginspirasi agar komunitas tersebut dan menampung segala harapan komunitas tersebut dan mengajak mereka juga ikut menyuarakan kepada massa mereka masing-masing. Sedangkan kunjungan khusus lebih kepada undangan di mana apa yang dilakukan dan disampaikan baik volunteer maupun pengurus sesuai konteks acara yang membuat acara tersebut. Dalam kegiatan kunjungan kegiatan berbasis wilayah ataupun komunitas, strategi volunteer untuk mendekatkan diri untuk mendapatkan dukungan tidak hanya dilakukan dengan berinteraksi langsung dengan target sasarannya. Volunteer juga selalu menarik dukungan tokoh masyarakat atau ketua komunitas yang didatangi. Adanya keberadaaan opinion leader ini sebagai penegasan dukungan atau minimal penerimaan kampanye di wilayah atau komunitas tertentu. Selain itu, volunteer juga selalu memberikan souvenir saat melakukan kunjungan. Pemberian souvenir ini secara tidak langsung berguna untuk menarik simpati dan membentuk opini positif tentang sosok Earth Hour dengan segala program-programnya. Peneliti melihat kunjungan berbasis wilayah yang dilakukan volunteer Earth Hour merupakan tren bentuk kampanye yang dilakukan di Indonesia saat ini. Cara kampanye dengan yang sering
71
disebut dengan “blusukan” merupakan hal wajib bagi setiap tokoh politik yang ingin maju pada ajang pemilihan seperti pilkada ataupun pemilu yang diadopsi oleh volunteer Earth Hour. Tren ini mulai marak ketika muncul fenomena Jokowi pada pilgub DKI Jakarta yang sering turun ke bawah dan berkomunikasi dengan masyarakat dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami masyarakat. Cara kampanye Jokowi ini juga menguatkan bahwa masyarakat tidak lagi menilai jarak kekuasaan yang lebar sebagai budaya pas dengan situasi kekinian. Earth Hour dan tim volunteer-nya melakukan kunjungan ke masyarakat dengan tujuan yang sama dengan cara yang dilakukan oleh Jokowi di Pilgub DKI Jakarta. Volunteer berusaha mendekatkan diri dengan masyarakat kota Tangerang. Dalam mendekatkan diri dengan masyarakat volunteer juga menjaring informasi terkait masalah
lingkungan
yang
terjadi
di
Kota
Tangerang
dan
menyampaikan pesan penghematan energi. Bentuk kampanye turun langsung ke masyarakat memang bernilai dari berbagai sisi. Hal itu dikarenakan masyarakat akan memberikan respon dan penghormatan lebih besar kepada tokoh yang mendatangi mereka. Selain itu, volunteer melakukan kampanye Door to Door. Earth Hour dan tim volunteer-nya melakukan kampanye door to door melalui kegiatan kanvasing dan upgrade. Hal itu terlihat dari pelaksanaan kedua kegiatan kampanye tersebut. Kanvasing dilakukan dengan cara menyebarkan leaflet yang berisi pesan-pesan ajakan
72
penghematan energi ke rumah-rumah di Kota Tangerang sebanyak mungkin. Untuk mengefektifkan penyebaran leaflet dalam kanvasing, volunteer Earth Hour melakukannya sendiri. Dalam kampanye, penerimaan komunikan terhadap sebuah pesan bergantung pada kredibilitas sumber. Salah satu aspek yang mempengaruhi kredibilitas sumber adalah daya tarik (attractiveness). Daya tarik sumber merupakan variabel yang paling banyak dimanfaatkan dalam mengefektifkan
pesan-pesan
yang
disampaikan.13
Karateristik
volunteer yang merupakan seseorang berpenampilan menarik dan cantik merupakan salah satu cara tim volunteer Earth Hour dalam mengoptimalkan kanvasing. Hal ini dikarenakan orang yang mempunyai daya tarik fisik yang tinggi di mata masyarakat akan lebih mendapat perhatian, lebih diterima, dan mendapat respon yang positif dari pada yang memilik daya tarik fisik rendah. Dengan begitu masyarakat diharapkan tidak akan menolak untuk menerima dan membaca leaflet yang diberikan oleh volunteer yang berpenampilan cantik dan menarik tanpa perlu berpikir lebih jauh. Setelah menyebarkan leaflet, upgrade sebagai kegiatan terusan kanvasing turun ke masyarakat dengan cara mendatangi rumah-rumah yang telah disebar leaflet. Berbeda dengan kanvasing yang lebih condong ke kuantitas persebaran leaflet, upgrade lebih mengarah kepada kualitas pemahaman orang mengenai penghematan energi. Oleh karena itu
13
A Venus, Manajemen Kampanye (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012), h. 63.
73
persebaran tim volunteer hanya mendatangi 1 dari 10 rumah yang disebar leaflet. Harapannya agar orang yang didatangi oleh relawan upgrade paham betul informasi mengenai penghematan energi dan menyebarkan kepada masyarakat di sekitarnya, baik itu keluarga maupun tetangganya. Dengan harapan agar warga yang didatangi menyebarkan kepada orang di sekitarnya, dalam pelaksanaan upgrade terdapat konsep word of mouth, di mana terjadi komunikasi personal antara komunikan atau pembeli dengan orang di sekitarnya mengenai sebuah produk.14 Dalam upgrade, apa yang disampaikan tersebut adalah visi, misi, dan progam yang ada di dalam leaflet saat melakukan upgrade. Agar persebaran opini yang disampaikan warga yang diupgrade positif kepada orang di sekitarnya, volunteer sebagai salah satu juru kampanye Earth Hour harus menjelaskan satu-persatu informasi terkait tentang penghematan energi, apa visi misi Earth Hour, dan program apa saja yang dilakukan Earth Hour Kota Tangerang secara rinci. Selain itu, untuk mendekati orang yang melek teknologi mereka memanfaatkan media siber. Keberadaan media siber seperti media online dapat memudahkan para Volunteer dalam memengaruhi hemat energi, karena media online melampaui pola-pola penyebaran pesan media tradisional. Sifat media online yang dapat berinteraksi, mengaburkan batas geografis, kapasitas interaksi, dan yang terpenting 14
Kotler, P. & Keller, Marketing Management, 14th Edition (New Jersey: Prentice Hall, 2012), h. 574.
74
bisa dilakukan secara real time, beragam jenis-jenis media online diantaranya, situs (web site), E-mail, Facebook, twitter, Instagram, Path. Target sasaran Volunteer Earth Hour Tangerang adalah pemerintahan, koorporasi, media massa, dan masyrakat. Dengan tujuan berbeda-beda. Pemerintah dituju agar pemerintah berperan aktif dan pro dalam hemat energi, koorporasi dituju agar mereka sadar agar tidak memakai energi secara berskala besar, media massa dituju agar merka dapat meliput setiap kegiatan Earth Hour Tangerang dan menyebar luaskan kepada masyrakat, masyrakat dituju agar mereka tergerak untuk sama-sama berperan aktif dalam hemat energi. B.
Program Kerja Earth Hour Tangerang Selain itu, program kegiatan volunteer Earth Hour Tangerang dalam mengajak masyarakat untuk hemat energi yang telah dikampanyekan yaitu seperti School Campaign, Selebrasi Switch Off, Rampok Plastik, Kumbang, fun Tree Planting, Earth Hour Berbagi. 1.
Program School Campaign Program
School
campaign
adalah
kampanye
pelestarian
lingkungan yang dilakukan dengan menyambangi sekolah-sekolah yang berada di kota Tangerang, tujuannya untuk memberikan edukasi kepada para pelajar megenai isu lingkungan yang terjadi pada lingkungan sekitar, masyarakat modern, dan pelestarian bumi.
75
Gambar 4.1. Kegiatan School Campaign volunteer Earth Hour Tangerang15
School campaign yang dilakukan pada para pelajar merupakan salah satu bentuk kampanye hemat energi, karena pelajar adalah pelita bangsa, dan penerus bangsa. Target Volunteer Earth Hour Tangerang yaitu ingin menjadikan para pelajar pribadi yang berperliaku hemat energi dan sikap hemat energi menjadi kebiasaan sehari-hari para pelajar hingga dewasa nanti. Kegiatan School Campaign adalah sebuah pesan persuasif strategi psikodinamika yang megartikan bahwa sebuah sumber landasan hidup dalam menjalani aktivitas kehidupan manusia harus dimulai dari usia dini, karena pelajar adalah penerus bangsa maka Volunteer Earth Hour mulai menumbuhkan sikap hemat energi kepada para pelajar sejak dini, agar perilaku hemat energi akan tumbuh dalam kehidupan sehari-hari
15
Gambar Kegiatan School Campaign, diakses pada 20 Februari 2016 dari https://twitter.com/EHTangerang
76
hingga dewasa nanti, dan akan timbul juga mental yang kuat yang dimiliki para pelajar sehingga mereka konsisiten dalam hemat energi serta mengajak para pelajar yang lainnya dan masyarakat sekitar untuk merubah sikap dari pemborosan energi menjadi sikap yang positif dalam berhemat energi. 2.
Rampok Plastik Program Volunteer Earth Hour selanjutnya yaitu rampok plastik, rampok plastik salah satu kegiatan kampanye yang dilakukan pada masyrakat kota Tangerang, kegiatan ini dilakukan pada mall-mall yang berada di Kota Tangerang, yang disebut dengan mall campaign. Bertujuan untuk kampanye dampak dari yang ditimbulkan kantong plastik. Pemakaian bahan kantong plastik tidak baik pada alam sekitar, karena bahan kantong plastik memiliki dampak buruk bagi lingkungan, limbah plastik mendatangkan bahaya termasuk potensi negatifnya dalam mendegradasi lingkungan. Kantong plastik juga hasil dari produk daur ulang, dimana bahan yang didaur ulang berasal dari berbagai material yang berbahaya bagi kesehatan. Berbahan plastik juga membutuhkan waktu yang lama untuk proses penghancurannya, berlandaskan dasar itulah plastik dikatakan berbahaya dan tidak ramah lingkungan. Mall campaign yang dilakukan oleh Volunteer Earth Hour Tangerang sangat bermanfaat bagi lingkungan hidup, karena dengan
77
adanya rampok plastik di mall-mall, maka masyarakat akan beralih dari membawa belanjaan dengan kantong plastik digantikan dengan reusable bag atau toth bag yang ramah lingkungan, dengan cara merampok plastik dan para pengunjung mall menukarkan dengan reusable bag, para volunteer membantu untuk memindahkan belanjaan para pengunjung dari kantong plastik ke reusable bag yang telah disediakan oleh Volunteer Earth Hour Tangerang. Kegiatan ini, Volunteer Earth Hour Tangerang menyambangi keramaian tempat kegiatan jual beli keperluaan sehari-hari, dimana masyarakat banyak menggunakan plastik, pihak Earth Hour Tangerang menyambangi satu persatu masyarakat yang telah selesai berbelanja dan menggunakan plastik, lalu meminta plastik yang mereka gunakan untuk diganti dengan reusable bag atau totebag yang lebih ramah lingkungan yang akan diberikan secara gratis.
78
Gambar 4.2. Kegiatan Rampok Plastik Earth Hour Tangerang16
Kegiatan
ini
juga
sangat
membantu
pemerintah
dalam
mengurangi penggunaan kantong plastik yang sangat berbahaya dalam lingkungan sekitar. Sehingga pemerintah mempunyai program kantong plastik berbayar yang diterapkan kepada para penjual seperti minimarket dan lain sebagainya. Program kantong plastik berbayar dapat menyadarkan masyarakat tentang hemat energi, karena bahaya kantong plastik dapat merusak pelestarian lingkungan pada alam sekitar. Program Rampok Plastik pesan persuasi strategi Psikodinamika dengan cara kegiatan yang terjun langsung ke masyarakat, berbaur 16
Gambar Kegiatan Rampok https://twitter.com/EHTangerang
Plastik,
diakses
pada
20
Februari
2016
dari
79
dengan masyarakat dan merangkul mereka dengan mempersuasi emosional dan kongnitif masyarakat untuk menukarkan kantong plastik ke reusable bag atau tote bag ke para pengunjung yang berada disekitar mall yang tujuannya menyadarkan mereka untuk berhenti menggunakan kantong plastik yang mempunyai dampak negatif pada lingkungan hidup. Program ini sangat menarik perhatian para pengunjung mall atau masyarakat sehingga mereka menerima dengan baik dan mengubah pola pikir mereka serta sikap yang lebih baik dalam aktivitas kehidupannya untuk berhemat energi dengan cara meninggalkan kebiasaan lama mereka yaitu kecenderungan menggunakan kantong plastik. 3.
Program Selebrasi Switch Off Program Volunteer Earth Hour Tangerang selebrasi switch-off, selebrasi adalah acara tahunan yang merupakan puncak dari kampanye Earth
Hour
Global.
Kegiatan
utama
dalam
selebrasi
ialah
melaksanakan switch-off atau mematikan lampu selama satu jam dari pukul 20.30-21.30 di minggu akhir bulan maret. Kegiatan ini dilaksanakan secara serempak oleh Earth Hour di seluruh dunia. Selain switch off, Earth Hour Tangerang mengundang komunitas kain sebagai pengisi acara dalam selebrasi ini. Pejabat publik setempat seperti wali kota atau wakil wali kota, kang nong dari Tangerang raya, dan duta-duta diseluruh Tangerang pun diundang untuk turut berpartisipasi dalam acara ini.
80
Gambar 4.3. Kegiatan selebrasi switch-off Earth Hour17
Selain mengundang yang telah disebutkan diatas, Volunteer Earth Hour juga mengajak masyarakat untuk mengikuti kegiatan selebrasi switch-off dengan mengikuti event kegiatan Earth Hour Tangerang seperti menyalakan lilin, dan kegiatan lainnya yang telah di siapkan oleh Earth Hour diseluruh dunia. Selebrasi swith off menjadi kegiatan puncak Earth Hour diseluruh dunia, dengan mematikan listrik selama satu jam dan ini merupakan program yang membedakan Earth Hour dengan komunitas lingkungan hidup lainnya. Pesan strategi Psikodinamika yang dilakukan oleh para Volunteer Earth Hour Tangerang sebelum acara puncak ini dikemas dengan sangat menarik, mengundang masyarakat kota Tangerang melalui media 17
Gambar Kegiatan Selebrasi https://twitter.com/EHTangerang
Switch-Off,
diakses
pada
20
Februari
2016
dari
81
cetak, media massa, media online, pamplet, serta banner yang dipasang di tempat keramaian serta bahu jalan, tujuannya agar masyarkat mengetahui bahwa akan ada pemadaman listrik secara serentak diseluruh kota di dunia salah satunya kota Tangerang dengan mematikan listrik selama satu jam. Kegiatan ini sangat menarik perhatian masyrakat dan pemerintah sehingga mereka berbaur dengan para Volunteer Earth Hour Tangerang dengan mengikuti kegiatan mereka dan berpartisipasi dengan mengikuti event-event yang telah dirancang oleh para Volunteer Earth Hour Tangerang, inilah srategi Psikodinamika Volunteer Earth Hour Tangerang dalam mempersuasi masyarakat kota Tangerang untuk hemat energi. 4.
Program Fun Tree Planting Program Fun Tree Planting yaitu penanaman pohon mangrove disepanjang pesisir pantai di daerah Teluk Naga. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai peringatan hari pohon dan hari menanam pohon di bulan November, peserta kegiatan ini adalah masyarkat umum dan komunitas di kota Tangerang. Masyarakat umum diajak untuk berkeliling hutan mangrove dengan meggunakan perahu kemudian masyarakat umum dipersilahkan untuk menanam sendiri bibit mangrove yang telah disediakan oleh Earth Hour Tangerang.
82
Gambar 4.4. Kegiatan Fun Tree planting Earth Hour Tangerang18
Penanaman pohon mangrove di pinggir pantai memiliki banyak manfaat untuk lingkungan hidup seperti mencegah intrusi air laut, mencegah erosi dan abrasi pantai, sebagai pencegah dan penyaring alami, sebagai tempat hidup dan sumber makanan bagi beberapa jenis satwa, dan berperan dalam pembentukan pulau dan menstabilakn daerah pesisir. Strategi Psikodinamika dalam program ini, Volunteer Earth Hour Tangerang mengajak masyarakat dan para komunitas yang berada di kota Tangerang untuk ikut berpartisipasi dalam menanam pohon mangrove dipinggir pantai yang tujuannya agar masyarakat tahu bahwa hutan mangrove itu penting untuk alam pesisir pantai, sehingga masyarakat sadar tidak membuang sampah sembarangan ke sungai atau ke kali sehingga tumpukan sampah itu sendiri sampai ke pesisir laut 18
Gambar Kegiatan Fun Tree https://twitter.com/EHTangerang
Flanting,
diakses
pada
20
Februari
2016
dari
83
maupun laut lepas sehingga merusak ekosistem yang berada di laut itu sendiri.
5.
Program Earth Hour Tangerang Berbagi Earth Hour Berbagi adalah acara amal yang dilaksanakan setiap bulan Ramadhan. Volunteer Earth Hour Tangerang mengumpulkan dana secara kolektif kemudian menyambangi panti asuhan untuk menyalurkan donasi yang telah dikumpulkan, acara ini juga sekaligus menjadi ajang berbuka puasa bersama bagi Volunteer Earth Hour Tangerang. Volunteer Earth Hour mengemas pesan hemat energi dalam program Earth Hour berbagi dengan cara mengedukasi para penghuni panti asuhan manfaat hemat energi dan dampak dari pemborosan energi, tujuannya agar mereka sadar hemat energi sangat penting dalam kehidupan ini.
6.
Program Kumbang Kumbang adalah kumpul, main dan belajar bareng yang dilaksanakan oleh Earth Hour Tangerang saat ada open recruitment. Kegiatan ini, ada pengenalan tentang Earth Hour dan edukasi mengenai lingkungan.
84
Gambar 4.5. Kegiatan pelatihan kumbang Earth Hour Global19
Earth Hour Tangerang menempatkan seluruh Volunteernya menjadi tonggak komunikator dalam mengajak masyrakat untuk hemat energi pada masyrakat kota Tangerang. Volunteers dikordinir oleh seorang kordinator dalam sebuah bidang. Jadi kordinator bidang membawahi beberapa volunter dan para koordinator ini sebelumnya telah mendapatkan pelatihan dari Earth Hour Indonesia yang bernama KUMBANG (Kumpul Belajar Bareng). “Para
Volunteer yang diberangkatkan untuk pelatihan KUMBANG yang memiliki keaktifan, kontribusi, dan telah lama menjadi volunteer Tangerang. Peserta KUMBANG ini akan dijadikan kordinator volunteer.”20 Volunteer Earth Hour Tangerang memiliki kompetensi yang cukup untuk menjadi komunikator, dikarenakan sebelumnya melakukan 19
Gambar Kegiatan Pelatihan Kumbang, diakses pada 20 Februari 2016 dari https://twitter.com/EHTangerang 20 Wawancara Yoga Mulya Darmawan, Wakil Koordinator Kota Tangerang, pada 20 september 2015.
85
aksi kampanye, mereka telah lebih dahulu mendapatkan bebrbagai pelatihan dan diskusi mengenai gerakan Earth Hour, pesan hemat energi, dan juga kemampuan public speaking. Sikap yang ditunjukkan oleh para Volunteer juga sejalan dengan tujuan kampanye mereka yakni gaya hidup sehat dengan hemat energi. Dalam kesehariannya para Volunteer senantiasa melakukan kegiatankegiatan hemat energi seperti mematikan listrik yang tidak dipakai, mengurangi sampah pelastik, dan juga mendaur ulang barang-barang bekas. Kepribadian menunjukkan apakah pembicaraan memiliki pribadi yang hangat atau bersahabat, sedangkan dinamika menunjukkan materi yang disampaikan menarik atau membosankan, dalam dinamikanya, Earth Hour Tangerang menyampaikan pesan-pesan hemat energi dengan cara yang menarik seperti pesan persuasi rampok plastik di Car Free Day yang mana menarik perhatian masyarakat kota Tangerang, serta School Campaign yang telah menarik perhatian pelajar di kota Tangerang. Sasaran komunikasi sudah barang tentu bergantung pada tujuan komunikasi, apakah agar komunikan hanya sekedar mengetahui atau agar komunikan melakukan tindakan tertentu. Sasaran Volunteer Earth Hour Tangerang berdasarkan turunan dari Earth Hour Indonesia ada tiga yaitu pemerintahan, korporasi, dan media. Pemerintahan dituju karena diharapkan pemerintah dapat membuat kebijakan-kebijakan yang pro lingkungan. Korporasi dituju
86
Earth Hour karena pemborosan energi banyak terjadi disana dan media dituju agar pesan-pesan kampanye dapat tersebar lebih luas pada masyrakat kota Tangerang khususnya. “Target sasaran Earth Hour Tangerang adalah pemerintah, koorporasi, dan media. Pemerintah dituju menjadi salah satu target audience kampanye hemat energi karena pemerintah memiliki wewenang untuk membuat kebijakan sehingga pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan yang pro dengan kegiatan hemat energi. Koorporasi dituju karena korporasi adalah sebagai pelaku dalam pemborosan energi dan perusak lingkungan. Seperti pemakaian energi yang berlebihan, banyaknya pengguaan kertas, ataupun limbah hasil usaha. Melalui media diharapkan pesan penghematan energi dapat disampaikan dengan lebih luas ke masyrakat.”21 Pendekatan dengan pemerintah dilakukan dnegan dialog-dialog, dengan demikian pemerintah kota Tangerang sangat mendukung aksi pesan hemat energi sehingga pemerintah mengeluarkan surat edaran tentang pengehematan energi. Pendekatan kepada korporasi dilakukan dengan pengajuan proposal kerjasama untuk turut mendukung aksi Earth Hour. Earth Hour Tangerang juga selalu mengirimkan Press Release ke media-media untuk kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Earth Hour dengan harapan media meliput dan pemberitaan tersebut dapat menyebar luas ke masyarakat. Garis besar isi pesan persuasi gaya hidup hemat energi dari Earth Hour Tangerang adalah mengenai penghematan energi. Pesan mengenai penghematan energi banyak disampaikan kepada pihak pemerintahan, korporasi, masyarakat saat Car Free Day dan School Campaign di 21
Wawancara Yoga Mulya Darmawan, Wakil Koordinator Kota Tangerang, pada 20 september 2015.
87
sekolah-sekolah yang berada di kota Tangerang, dan juga aksi puncak Earth Hour yakni mematikan listrik selama 60 menit pada setiap tanggal 23 Maret setiap tahunnya. Aksi kampanye dan juga event puncak Earth Hour Tangerang dan Earth Hour Indonesia mematikan lampu selama satu jam ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hafied Cangara dalam menyusun pesan yakni glamour theory dengan mengenalkan ide baru yang dikemas secara cantik, ide awal Earth Hour untuk mengkampanyekan hemat energi dengan cara simbolik mematikan lampu selama 60 menit pada akhir bulan maret setiap bulannya ternyata mendapat dukungan dan juga diikuti oleh ratusan negara di dunia. Hafied Cangara dalam buku perencanaan dan startegi Komunikasi menyebutkan ada tiga jenis sifat pesan, yakni pesan yang bersifat informatif, persuasif, dan edukatif. Pesan yang bersifat informatif berisikan informasi-informasi mengenai hal-hal tertentu. sifat informasi dibedakan atas dua macam, yakni informasi yang bersifat aktual dan bersifat umum. Kedua, pesan yang bersifat persuasif. Penyusunan pesan yang bersifat persuasi memiliki sebuah proposisi, yakni adanya hasil yang diperoleh sumber dari penerima atas pesan yang disampaikannya. artinya setip pesan diharapkan akan menghasilkan perubahan. Ketiga, pesan yang bersifat edukatif. Pesan yang bersifat edukatif memiliki tekanan pada unsur kongnitif, afektif, dan psikomotorik. Pesan mendidik harus memiliki tendensi ke arah perubahan bukan hanya dari
88
tidak tahu menjadi tahu, tapi juga melaksanakan apa yang diketahuinya.22 Berdasarkan aksi-aksi komunikasi persuasif yang dilakukan oleh Volunteer Earth Hour Tangerang, pesan-pesan yang mereka sampaikan sudah mencakup ketiga sifat pesan yang disampaikan oleh Hafied Cangara yakni informatif, persuasif, dan juga edukatif. Earth Hour Tangerang tidak hanya ingin masyrakat sekedar mengetahui apa itu gaya hidup hemat energi, melainkan juga bisa melakukannya sebagai gaya hidup sehari-hari. Onong Uchjana Efendy dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek menyebutkan bahwa untuk mencapai sasaran komunikasi dapat memilih salah satu maupun gabungan penggunaan media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang disampaikan, dan teknik yang dipergunakan. Earth Hour Tangerang memanfaatkan berbagai media yang ada untuk
melakukan
komunikasi
persuasif
hemat
energi
kepada
masyarakat kota Tangerang, baik itu media massa, media online, maupun melalui merchandise. Hafied Cangara menyebutkan bahwa untuk sasaran masyarakat yang luas, pesan sebaiknya disampaikan melaui media massa seperti koran ataupun televisi. “Saya membuat press relase ke media-media, membuat jadwal untuk press conference, memberikan penjelasan pada pers soal acara yang akan dilaksanakan oleh Earth Hour, untuk event pra event puncak kita hanya menggunakan press relase, kalau acara 22
Hafied Cangara. Perencanaan dan strategi Komunikasi. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013). Hal 115
89
puncak kita menggunakan press conference.”23 Media internet dewasa ini juga benar-benar dimaksimalkan penggunaanya untuk berbagai kepentingan. Earth Hour Tangerang juga memanfaatkan internet sebagai sarana untuk berkampanye melalui beberapa media sosial, website, dan juga
youtube. McQuail
berpendapat bahwa media baru memiliki ciri yakni digitalisasi dan konvergensi pada semua aspek media, interaktif dan konektivitas yang tinggi, mobilitas pengiriman dan penerimaan yang cepat, adaptasi publik dan peran baru khalayak, menjadi gateway untuk mengakses informasi di web, kaburnya institusi media yang selama ini dikembangkan media massa. Media internet juga memiliki kelebihan yakni kemampuan untuk menembus batas wilayah dan waktu, memperluas akses memperoleh informasi global, meningkatkan kemamouan untuk berserikat secara bebas, mengancam tantanan yang telah mapan, memiliki kecepatan perkembangan dan penyebaran yang sulit diatasi. Media internet yang memiliki berbagai kelebihan ini juga dimanfaatkan oleh Earth Hour Tangerang, penyebaran dokumentasi aksi, bahkan menjaring volunteer melalui twitter. Media lain seperti facebook Earth Hour Tangerang mengunggah dokumentasi-dokumentasi aksi. Kemudian link artikel, foto atau video. Website Earth Hour Tangerang di www.earthhourtangerang.org berisi 23
Yoga Mulya Darmawan, Koordinator Divisi Online Earth Hour Tangerang, Wawancara pada 20 september 2015.
90
tentang ajakan atau testimoni ajakan untuk melakukan gaya hidup hemat
energi,
seperti
mematikan
lampu,
menanam
tanaman,
dokumentasi tentang sebelum, saat dan sesudah event, dan liputanliputan dari media. “Dalam mengajak masyrakat hemat energi kita memakai sosial media, seperti twitter, facebook, blog, Instagram, line dan youtube yang menjadi motor dalam kegiatan mempersuasi hemat energi. Khususnya twitter kita paling aktif dan mempunyai 2.500 followers‟ dan menjadi kekuatan kita dalam berkampanye di media sosial.”24 Selain mempersuasi melalui media massa dan media internet, Volunteer Earth Hour Tangerang memanfaatkan media Merchandise seperti kaos, stiker, pin, dan tas ramah lingkungan sebagai media komunikasi persuasifnya. Dalam merchandise yang dijual oleh Volunteer Earth Hour Tangerang terdapat selipan ajakan-ajakan untuk melakukan aksi hemat energi. Peranan persuasi dalam masyarakat adalah menelaah tentang bagaimana ketertariikan antara individu dengan pengaruh yang dibentuk oleh individu yang lain, kelompok dan organisasi, serta lembaga
dimana
individu
tersebut
bergabung,
juga
pengaruh
kolektivitas atas individu yang ditimbulkannya. Dengan kajian dinamika persuasif, masyarakat akan memperoleh pengetahuan tentang menata lingkungan hidup. Komunikasi persuasi yang dilakukan Volunteer Earth Hour Tangerang 24
berdampak
kepada
penyelesaian
masalah
terhadap
Wawancara Yoga Mulya Darmawan, Wakil Koordinator Kota Tangerang, pada 20 september 2015.
91
lingkungan
hidup,
karena
dampaknya
sangat
baik
terhadap
kelangsungan hidup masyarakat agar lingkungan tidak tercemar dengan hal-hal yang tidak baik dan cenderung merugikan masyarakat. Dalam firman Allah SWT surat Al An‟am surat ke-6 ayat 141. ۟ َو ََل تُس َْرفِين ِ ْرفُ ٓوا ۚ إِنَّ ۥهُ ََل يُ ِحبُّ ْٱل ُمس ِ Artinya: Janganlah berlebih lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa sifat atau sikap berlebihan adalah sikap yang tidak disukai oleh Allah SWT. Karena berlebihan merupakan sikap kepribadian yang sangat tidak terpuji. Sikap berlebihan itu sangat tidak baik bahkan dalam ranah ibadah sekalipun, sikap berlebihan lebih cenderung dengan hawa nafsu. Karena sesungguhnya hidup di dunia ini harus seimbang jangan sampai ada yang lebih di utamakan. Salah satu contoh seperti berhubungan dengan Allah dan berhubungan dengan manusia. C.
Tujuan Volunteer Earth Hour Tangerang Volunteer Earth Hour Tangerang sama seperti Volunteer Earth Hour global yaitu sebuah gerakan individu ataupun kelompok dengan tujuan menularkan kebiasaan dari Earth Hour untuk diikuti ke semua orang, salah satu contoh menularkan kebiasaan Earth Hour seperti hemat energi, gaya hidup ramah lingkungan, dan peduli dengan lingkungan sekitar dengan menggunakan yang baik, dengan menularkan seperti itu, Earth Hour berharap untuk ikut serta tergerak menjadi masyarakat yang sadar
92
lingkungan. Volunteer Earth Hour Tangerang bertujuan untuk mendorong individu, komunitas, praktisi bisnis, dan pemerintahan yang saling berhubungan untuk menjadi bagian dari perubahan untuk dunia yang berkelanjutan. Dimulai dengan langkah awal semudah mematikan lampu dan alat elektronik yang tidak terpakai sebagai komitmen hemat energi untuk bumi, dan juga merupakan momentum menampilkan kepada dunia tentang perilaku hemat energi yang sudah dilakukan. “Karena Volunteer Earth Hour Tangerang sama seperti Volunteer Earth Hour global yaitu sebuah gerakan individu ataupun kelompok dengan tujuan menularkan kebiasaan dari earth hour untuk diikuti ke semua orang. Tujuan menelurakan kebiasaan salah satu contoh seperti hemat energi, gaya hidup ramah lingkungan.”25 Pada dasarnya Earth Hour adalah gerakan bersama yang bisa dilakukan oleh siapa saja pemerintahan, pembisnis, komunitas bahkan individu yang ingin menjadi bagian perubahan.
25
Wawancara Robby Hardyansyah, Ketua Earth Hour Tangerang, pada 19 Januari 2016.
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan penulis tentang startegi komunikasi persuasif Volunteer Earth Hour Tangerang dalam hemat energi (studi kasus masyarakat kota Tangerang), maka dapat disimpulkan bahwa: Earth Hour Tangerang menggunakan perpaduan antara perencanaan komunikasi persuasif dengan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan mereka, yakni memengaruhi sikap, pendapat dan perilaku masyarakat untuk perilaku hemat energi . Earth Hour Tangerang juga mempersuasi pemerintahan, korporasi, masyarakat untuk berperan aktif dengan gaya hidup ramah lingkungan dengan hemat energi sebagai strateginya. Mereka mengajak perorangan untuk melibatkan dan merangkul mereka dengan kegiatan-kegiatan Earth Hour Tangerang, tujuannya agar masyarakat sadar dengan hemat energi, maka masyarakat dengan tidak sengaja menyayangi bumi dan menunda globalisasi pada bumi. Strategi komunikasi persuasif didalam teori Melvin L. DeFleur dan Sandra J. Ball-Roceach memiliki tiga pendekatan strategi diantaranya Strategi Psikodinamika, Strategi Sosiokultural, dan Strategi Meaning Construction. Ketiga strategi ini diguakan sesuai dengan masyarakat kota Tangerang yang dihadapi oleh Volunteer Earth Hour Tangerang.
93
94
Volunteer Earth Hour Tangerang menggunakan penglihatan mereka atas kerusakan lingkungan yang berdampak kedepannya dengan kehidupan sehari-hari untuk melakukan presentasi dan memberikan pengertian ke masyarakat. Dengan dampak yang mengerikan jika pola perilaku penggunaan energi tidak diperhatikan, maka akan mengerikan. Pada akhirnya hal tersebut yang memengaruhi emosi masyarakat akan kesadaran itu. Strategi Sosio kultural memanfaatkan faktor lingkungan, yaitu kedekatan volunteer dengan teman atau keluarganya untuk menyebarkan kesadaran penghematan energi, sehingga apa yang disampaikan lebih mengena karena masih memiliki sebuah keterikatan antara volunteer, lingkungan, dan masyarakat secara satu kesatuan. Strategi The Meaning Construction lebih kepada kampanye langsung yang dilakukan oleh volunteer demi tercapainya tujuan masyarakat hemat energi. Kampanye yang dilakukan pun mendatangi langsung masyarakat melalui masyarakat itu sendiri maupun komunitas yang diedukasi untuk sama-sama mendapatkan tujuan pola perilaku masyarakat hemat energi. Strategi komunikasi persuasif Earth Hour Tangerang menggunakan Volunteer mereka sebagai komunikator (penyampai pesan) dan memberikan contoh gaya hidup ramah lingkungan kepada masyarakat yang bertujuan untuk hemat energi. Serta dengan menggunakan media siber. Keberadaan media siber seperti media online dapat memudahkan para Volunteer dalam memengaruhi hemat energi, karena media online
95
melampaui pola-pola penyebaran pesan media tradisional. Sifat media online yang dapat berinteraksi, mengaburkan batas geografis, kapasitas interaksi, dan yang terpenting bisa dilakukan secara real time, beragam jenis-jenis media online diantaranya, situs (web site), E-mail, Facebook, twitter, Instagram, Path. Target sasaran Volunteer Earth Hour Tangerang adalah pemerintahan, koorporasi, media massa, dan masyarakat. Dengan tujuan berbeda-beda. Pemerintah dituju agar pemerintah berperan aktif dan pro dalam hemat energi, koorporasi dituju agar mereka sadar agar tidak memakai energi secara berskala besar, media massa dituju agar merka dapat meliput setiap kegiatan Earth Hour Tangerang dan menyebar luaskan kepada masyrakat, masyrakat dituju agar mereka tergerak untuk sama-sama berperan aktif dalam hemat energi. Volunteer Earth Hour Tangerang bertujuan untuk mendorong individu, komunitas, praktisi bisnis, dan pemerintahan yang saling berhubungan untuk menjadi bagian dari perubahan untuk dunia yang berkelanjutan. B.
Saran Berdasarkan pengamatan penulis secara langsung, maka beberapa saran yang penulis sampaikan diantaranya: 1.
Volunteer Earth Hour Tangerang seharusnya lebih memaksimalkan pesan persuasi melalui video-video yang bersangkutan dengan hemat
96
energi lalu menguplod nya ke youtube karena media youtube belum digunakan secara maksimal. 2.
Volunteer Earth Hour Tangerang sebelum melakukan kegiatan mempersuasi masyarakat untuk hemat energi sebaiknya di informasikan terlebih dahulu kepada masyrakat melalui media online yang telah dimiliki Earth Hour Tangerang, menyebarkan pamplet dan memasang banner disetiap sudut keramaian agar masyarakat dapat berperan aktif dalam kegiatan Earth Hour Tangerang.
3.
Berdasarkan hasil penelitian penulis mengenai strategi komunikasi persuasif Volunteer Earth Hour Tangerang dalam hemat energi, sebaiknya yang harus dilakukan dalam mempersuasi hemat energi kepada masyarakat, tidak saja melakukan kegiatan ketika sudah mendekati event puncak pada bulan maret, melainkan dilakukan secara rutin agar awareness masyarakat akan lingkungan atau bumi meningkat, dan dilakukan secara berkelanjutan tidak hanya seremonial saja.
4.
Vounteer Earth Hour Tangerang harus mempunyai relasi, jaringan, database masyarakat kota Tangerang, serta publikasi yang menyeluruh ke masyarakat kota Tangerang sehingga pesan hemat energi dapat tersebar merata pada masyarakat kota Tangerang.
5.
Dalam melakukan penelitian, penulis hanya meneliti mengenai strategi komunikasi persuasif yang dilakukan Volunteer Earth Hour Tangerang dalam hemat energi studi kasus masyrakat kota Tangerang serta mengapa Volunteer Earth Hour Tangerang mempengaruhi masyrakat
97
kota Tangerang dalam hemat energi, di sisi lain, masih banyak aspekaspek eksternal yang dapat diteliti oleh penulis lain, sehingga penulis lain dapat juga meneliti mengenai faktor pendukung dan faktor penghamabat dari pesan persuasif yang dilakukan Earth Hour Tangerang.
Daftar Pustaka
Buku Alwi, Hasan, dkk, Tim Redaksi. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Tiga. Jakarta: Balai Pustaka, 2007. Basrowi & Suwandi. Memahami penelitian kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2003. Cangara, Hafied. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013. Creswell, John W. Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif, dan Mixed. California: SAGE Publications, 2009. -----. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010. Djamalludin, Dedy, dkk. Komunikasi Persuasif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1997. El Fadl, Khaled Abou. Speaking in God’s Name: Islamic Law, Authority, and Women. Oxford: Oneworld Publications, 2003. Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. Malang: UIN-Maliki Press, 2010. Kotler, P. & Keller. Marketing Management, 14th Edition. New Jersey: Prentice Hall, 2012. Kountur, Ronny. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: CV. Teruna Grafica, 2005. Nimmo, D. Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media. Bandung: P.T. Remaja, 2006. Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2011. Rangkuti, Freddy. Riset Pemasaran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007. Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi, penerjemah Nurhadi.
98
99
Bantul: Kreasi Wacana, 2008. Roudhonah. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007. Ruslan, Rosady. Metode Penelitian PR dan Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003. ----. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta: PT Rajagrafindo, 2008. Setiawan, Iwan. Agrbisnis Kreatif. Jakarta: Penebar Swadaya, 2012. Vebus, A. Manajemen Kampanye. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012. Soemirat, Soleh, dkk. Komunikasi Persuasif. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007.
Karya Ilmiah Alawiah, Tuti. “Hubungan Antara Persepsi Musiah Dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Yang Pernah Menjadi Relawan.” 2007. Bhattacharya, Rajeev, Timothy M Devinney, Madan M Pillutla, “A Formal Model of Trust Based on Outcomes,” Academy of Management. The Academy of Management Review vol. 3, no. 23. Jul 1998. Firdaus, Yanie Pratiwi. “Strategi Komunikasi Persuasif Personal Selling dalam Meningkatkan Nasabah pada Produk Asuransi Umum di PT. Jasaraharja Putera Cabang Pekanbaru.” JOM FISIP Vol. 3, No. 2. Riau: Universitas Negeri Riau, 2016. Putri, Lestari Nur Ekanti. “Strategi Kampanye Hemat Energi dan Gaya Hidup Ramah Lingkungan oleh Komunitas Earth Hour Jogja.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gajah Mada Yogyakarta, 2015. Sheer, Michael E. The Five Factors, Why Pepole Still Volunteering Social Work with Volunteer. 2008 Widorini, Wahyu Yuliastuti. “Strategi Komunikasi Earth Hour dalam Kampanye Gaya Hidup Ramah Lingkungan (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Strategi Komunikasi Earth Hour dalam Kampanye gaya Hidup Ramah Lingkungan di Kota Solo Tahun 2013).” Jurnal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2014. Zaini, Fahmi Maulana. “Strategi Kampanye Public Relations PT. PLN
100
(PERSERO) APJ Banten Utara Untuk Meningkatkan Kesadaran Masyarkat Akan Penggunaan Energi Listrik.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang, 2011.
Website Earth Hour, “tentang Earth Hour”, diakses dari http://earthhour.wwf.or.id/f-a-q/, pada tanggal 17 April 2015. Earth
Hour Tangerang Archives- Earth Hour Indonesia diakses dari earthhour.wwf.or.id/earth-hour-tangerang/ pada tanggal 10 November 2015.
Earth
Hour Tangerang Archievs- Earth Hour Indonesia diakses dari earthhour.wwf.or.id/earth-hour-tangerang/ pada tanggal 10 November 2015.
Earth Hour, “Fokus Earth Hour”, diakses dari http://earthhour.wwf.or.id/f-a-q/, pada tanggal 17 April 2015. Ugi,
Relawan Hamba Tuhan Yang Baik, http://actforhumanity.or.id/berita/detail/175/Relawan.Hamba.Tuhan.Terbaik. Data diakses pada 15 maret 2016
http://www.kompasiana.com/monic/pentingnya-menghemat-energikenapa_54f99110a3331123668b4998 diakses pada tanggal 10 agustus 2015. www.p2kp.org/pustaka/...../relawan/4ISIBOOKLETRELAWAN.doc data diakses pada 15 maret 2016
Majalah Majalah Gatra, Relawan Kemanusiaan Edisi Khusus Akhir Tahun. 29 Desember 2010- 5 Januari 2011.
Wawancara Afan Arisga, Divisi Pemerintahan, Wawancara pada 19 Mei 2016. Yoga Mulya Darmawan, Wakil Koordinator Kota Tangerang, Wawancara pada 20 September 2015.
101
Robby Hardyansyah, Ketua Earth Hour Tangerang, Wawancara pada 19 Januari 2016.
SURAT KETERANGAN WAWANCARA
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Yoga Mulya Darmawan
Jabatan
: Wakil Kordinator Kota Tangerang Earth Hour Tangerang
Dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa dibawah ini: Nama
: Bustomi Aripin
NIM
: 1111051000082
Fakultas/Jurusan
: Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi/ Komunikasi Penyiaran Islam
Universitas
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bahwa nama tersebut telah melakukan wawancara kepada informan secara intensif pada bulan September 2015 untuk memperoleh data dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul: “STRATEGI KOMUNIKASI PERSUASIF VOLUNTEER EARTH HOUR TANGERANG DALAM HEMAT ENERGI(STUDI KASUS MASYARAKAT DI KOTA TANGERANG) Demikian surat pemberitahuan ini kami buat kepada yang bersangkutan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Kota Tangerang, 20 September 2015
Yoga Mulya Darmawan
SURAT KETERANGAN WAWANCARA
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Roby Hardyansyah
Jabatan
: Ketua Earth Hour Tangerang
Dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa dibawah ini: Nama
: Bustomi Aripin
NIM
: 1111051000082
Fakultas/Jurusan
: Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi/ Komunikasi Penyiaran Islam
Universitas
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bahwa nama tersebut telah melakukan wawancara kepada informan secara intensif pada bulan Januari 2016 untuk memperoleh data dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul: “STRATEGI KOMUNIKASI PERSUASIF VOLUNTEER EARTH HOUR TANGERANG DALAM HEMAT ENERGI(STUDI KASUS MASYARAKAT DI KOTA TANGERANG) Demikian surat pemberitahuan ini kami buat kepada yang bersangkutan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Kota Tangerang, 19 Januari 2015
Roby Hardyansyah
SURAT KETERANGAN WAWANCARA
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Affan Arisga
Jabatan
: Divisi Pemerintahan Earth Hour Tangerang
Dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa dibawah ini: Nama
: Bustomi Aripin
NIM
: 1111051000082
Fakultas/Jurusan
: Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi/ Komunikasi Penyiaran Islam
Universitas
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bahwa nama tersebut telah melakukan wawancara kepada informan secara intensif pada bulan Mei 2016 untuk memperoleh data dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul: “STRATEGI KOMUNIKASI PERSUASIF VOLUNTEER EARTH HOUR TANGERANG DALAM HEMAT ENERGI(STUDI KASUS MASYARAKAT DI KOTA TANGERANG) Demikian surat pemberitahuan ini kami buat kepada yang bersangkutan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Kota Tangerang, 19 Mei 2016
Affan Arisga
Hasil Wawancara Volunteer Earth Hour Tangerang selaku Divisi Pemerintahan Nama
: Afan Arisga (Divisi Pemerintahan)
Tanggal
: 10 Juni 2016
Tempat Wawancara : Alun-alun Kota Tangerang
1. Setelah strategi persuasi yang digunakan oleh Earth Hour, bagaimana penetahuan masyrakat umum mengenai apa yang dikampanyekan Earth Hour mengenai penghematan energi? _ setelah strategi persuasi yang kami lakukan dengan berbagai macam jenis kampanye untuk menghemat energi, yang kami sampaikan bahwa pengetahuan masyrakat tentang kondisi bumi kita sekarang dan bagaimana cara mengemat energi sangat kurang, seperti contoh kecil, yaitu penggunaan sampah plastik yang masih banyak digunakan oleh masyarakat. 2. Apakah Earth Hour melakukan edukasi kepada masyarakat mengenia penghematan energi? _ ya, karena tujuan dari kampanye-kampanye yang kita lakukan bukan hanya meningkatkan tentang kondisi bumi, ancaman-ancaman dan konsukuensinya tapi kita juga mengajak masyrakat untuk menghemat energi dengan memberi pengetahuan lebih dan contoh-contoh kecil seperti mematikan lampu ketika tidak diperlukan dll. 3. Dalam persuasi yang Earth Hour gunakan, adakah pendekatan-pendekatan khusus yang digunakan? _ Untuk pendekatan-pendekatan khusus kita lakukan dengan mengadakan kampanye di sekolah, mengapa? Karena dilingkungan sekolah mereka lebih antusias dan para murid lebih cepat menangkap edukasi yang kita berikan, dan kita juga melibatkan
orang-orang penting untuk mendukung aksi kita seperti walikota dan tokoh-tokoh masyarakat. 4. Adakah pendekatan budaya dalam mengkampanyekan kegiatan hemat energi? _ dengan adanya pendekatan budaya yang dilakukan Earth Hour, maka dampak atau hasil yang ditimbulkan seperti banyak ibu-ibu sekarang yang sudah berbelanja membawa tas dari rumah. 5. Setelah strategi-strategi yang dilakukan oleh Earth Hour, adakah perubahan sikap masyarkat terhadap penghematan energi? _ setelah upaya-upaya yang kita lakukan mulai ada perubahan pada lifestyle masyrakat walaupun hanya 25%, salah satu contoh masyarakat menggunakan tote bag dan reusable bag dalam berbelanja.
Hasil Wawancara dengan Volunteer Earth Hour Tangerang selaku Ketua Earth Hour Tangerang Nama
: Roby Hardyansyah
Tanggal
: 24 Januari 2016
Tempat Wawancara : Pusat Pemerintahan Kota Tangerang 1. kenapa Earth Hour Tangerang harus di kampanyekan? -
Karena Earth Hour Tangerang sama seperti earth hour global yaitu sebuah gerakan individu ataupun kelompok dengan tujuan menularkan kebiasaan dari earth hour untuk diikuti ke semua orang.
-
Tujuan menelurakan kebiasaan salah satu contoh seperti hemat energi, gaya hidup ramah lingkungan.
2. Apa yang membedakan Earth Hour dengan komunitas lingkungan hidup lainnya? -
Earth Hour itu adalah gerakan global (dunia) yang bisa dikatakan gerakan lingkungan paling besar didunia dengan partisipan yang begitu banyak lebih dari 100 negara, sedangkan di Indonesia lebih dari 30 kota. Kita bergerak tidak individualis tetapi kita terkordinasi dari nasional hingga dunia gerakan kita serentak dapat dikatakan seperti itu.
3. Apa yang membedakan program Earth Hour dengan program komunitas lingkungan hidup lainnya? -
Earth Hour sendiri mempunyai program khususnya di bulan maret yaitu mematikan lampu selama 1 jam secara serentak dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya hemat energi, dan kita mempunyai program school campaign yang tidak ada pada komunitas lingkungan hidup lainnya, program ini yang membedakan Earth Hour dengan komunitas lingkungan hidup lainnya.
4. Dimana letak kekuatan yang dimiliki Earth Hour Tangerang itu sendiri?
-
Ada relasi dengan korporasi yang sangat mendukung dikota Tangerang, mereka sangat mendukung gerakan-gerakan Earth Hour, teman-teman dari gerakan Earth Hour kota lain di Indonesia. Lingkungan earth hour dari Indonesia dan lingkungan dari WWF dunia, yang membuat kita lebih terbantu dalam kampanye hemat energi.
5. Kelemahan dari Earth Hour Tangerang? -
Sumber daya manusia yang jadi kelemahan kita, karena begitu banyaknya masyarakat di kota Tangerang namun sumber daya manusia kita sangat sedikit.
6. Bagaimana cara merekrut anggota baru untuk join di Earth Hour? -
Cara merekrut anggota baru untuk join di Earth Hour melalui media online, untuk para founder baru mereka harus mengikuti kumbang (program untuk menjadi founder earth hour kota Tangerang) dan di kumbang itu para founder diberitahukan tentang profil Earth Hour dan program-program Earth Hour yang akan dijalankan.
7. Untuk Sumber Daya Manusia (SDM) Earth Hour Tangerang itu sendiri bagaimana? -
Sumber Daya Manusia itu sendiri sangat kurang karena Earth Hour itu sendiri mencakup tiga kota yaitu kota Tangerang, Tangerang Selatan, dan kabupaten Tangerang. Dan sekarang ada 85 founder dan hanya 50 volunteer yang aktif untuk mengkapanyekannya, untuk mengkampanyekan di Tangerang raya itu sangatlah kurang.
8. Bagaimana Latar Belakang berdirinya Earth Hour Tangerang? -
Earth Hour Tangerang berawal dari sekumpulan pemuda dari komunitas Skateboard Tangerang yang ikut merayakan switch-off (acara puncak Earth Hour seluruh dunia) yaitu mematikan lampu selama satu jam mulai dari pukul 20.30 hingga pukul 21.30 di minggu terakhir bulan Maret. Mereka juga mulai melaksanakan street campaign
dalam mengkampanyekan aksi ramah lingkungan. Inilah yang menyebabkan Kota Tangerang terkenal akan street campaignnya. Lalu pada tahun 2012, Gina Karina (Founder EHT), yang tadinya merupakan anggota Earth Hour Jakarta, mendirikan Earth Hour Tangerang. Gina sendiri merupakan warga Kota Tangerang dan pada waktu itu sedang berkuliah di Universitas Pelita Harapan. Awalnya Gina hanya merekrut anggota EHT dari mahasiswa UPH. Kemudian Gina mulai mengajak beberapa anak skateboard, duta Kang Nong Kota Tangerang, dan beberapa komunitas lain untuk melaksanakan Selebrasi Earth Hour, dan terlaksanalah selebrasi switch-off pertama EHT di tahun 2012. -
Selebrasi pertama EHT dilaksanakan di pusat pemerintahan Kota Tangerang. Acara tersebut dihadiri oleh wakil walikota, beberapa duta artis Tangerang, dan lebih dari 30 komunitas yang ada di Tangerang Raya.
-
Setelah selebrasi, EHT pun mulai mengadakan beberapa acara diantaranya yaitu Diet Kantong Plastik dan Earth Hour Berbagi (acara amal saat bulan Ramadhan). Kemudian selama beberapa waktu EHT bekerja sama dengan beberapa instansi seperti Ara Hotel dan Mall Living World.
Hasil Wawancara dengan Volunteer Earth Hour Tangerang selaku wakil kordinator Kota Tangerang Nama: Yoga Mulya Darmawan Tanggal: 21 September 2015 Tempat Wawancara: Downtown Summarecon Serpong 1. Bagaimana strategi komunikasi Persuasif yang dilakukan oleh Earth Hour Tangerang dalam mengkampanyekan hemat energi di kota Tangerang? -
Dengan mengajak masyarakat mulai dari lingkungan anak-anak sekolah kita lakukan school campaign di sekolah-sekolah mereka kita ajak mereka untuk berhemat energi kita jelaskan bagaimana pentingnya hemat energi, dan terjun langsung ke masyarakat ketika kegiatan Car Free Day kita coba rangkul masyarakat kita libatkan masyarakat lewat kegiatan-kegiatan kita agar masyarakat dapat mengerti , itu cara kita mengkomunikasikan bagaimana kampanye hemat energi itu penting untuk masyarakat kota Tangerang.
2. Siapa yang menjadi komunikator dalam kampanye hemat energi? -
Para Volunteer yang diberangkatkan untuk pelatihan KUMBANG yang memiliki keaktifan, kontribusi, dan telah lama menjadi volunteer Tangerang. Peserta KUMBANG ini akan dijadikan kordinator volunteer.
3. Apa saja yang menjadi target sasaran Earth Hour Tangerang?
-
Target sasaran Earth Hour Tangerang adalah pemerintah, koorporasi, dan media. Pemerintah dituju menjadi salah satu target audiens kampanye hemat energi karena pemerintah memiliki wewenang untuk membuat
kebijakan
sehingga
pemerintah
dapat
mengeluarkan
kebijakan yang pro dengan kegiatan hemat energi. Koorporasi dituju karena korporasi adalah sebagai pelaku dalam pemborosan energi dan perusak lingkungan. Seperti pemakaian energi yang berlebihan, banyaknya pengguaan kertas, ataupun limbah hasil usaha. Melaui media diharapkan pesan penghematan energi dapat disampaikan dengan lebih luas ke masyrakat. 4. Bagaimana jika kampanye tersebut tidak efektif pada masyarakat? -
Apabila tidak efektif maka setiap tahun Earth Hour selalu mengadakan evaluasi, apakah ada penurunan tentang partisipasi masyarakat, kita menilai efektif atau tidaknya dilihat dari partisipasi masyarakat, jika tidak efektif kita akan perbaharui dengan kita merangkul industriindustri seperti pabrik, mall, bandara, dan pemerintah untuk ikut terjun langsung untuk kampanye hemat energi ini, koperasi-koperasi besar juga kita rangkul agar masyarakat lebih paham dan menyadari akan pentingnya hemat energi.
5. Apa kendala atau faktor penghambat Earth Hour dalam kampanye hemat energi? -
Kendalanya adalah masyarakat kota Tangerang dan kota besar kebutuhan utamanya adalah energi dan inilah yang membuat kota
Tangerang
kesulitan
karena
ketergantungan
masyarakat
kota
Tangerang dalam hemat energi sangat parah, karena mereka sudah terlalu enjoy dengan pemborosan energi, dalam diri mereka sudah tidak ada lagi green lifestyle dalam hemat energi, mereka cenderung memiliki lifestyle pemborosan hemat energi, kita terus mencoba. 6. Upaya yang dilakukan Earth Hour Tangerang dalam menghadapi hambatan-hambatan dalam mengkampanyekan hemat energi? -
Kita coba untuk terus buka jaringan seluas-luasnya dari komunitas Tangerang kita coba rangkul untuk membantu kita mengkapanyekan hemat energi, pemerintah sekitar kita rangkul dan itu dapat membantu hambatan-hambatan earth hour Tangerang yang tidak terjalani agar dapat terselesaikan dengan baik.
7. Upaya dalam pemilihan media seperti apa untuk dokumentasi kampanye hemat energi? -
Saya membuat press relase ke media-media, membuat jadwal untuk press conference, memberikan penjelasan pada pers soalacara yang akan dilaksanakan oleh Earth Hour, untuk event pra event puncak kita hanya
menggunakan
press
relase,
kalau
acara
puncak
kita
menggunakan press conference. 8. Media apa saja yang dijadikan kampanye hemat energi? -
Dalam mengkampanyekan hemat energi kita memakai sosial media, seperti twitter, facebook, blog, Instagram, line dan youtube yang menjadi motor dalam kegiatan kampanye hemat energi. Khususnya
twitter kita paling aktif dan mempunyai 2.500 followers, dan menjadi kekuatan kita dalam berkampanye di media sosial. 9. Kapan Peluang yang dimiliki Earth Hour Tangerang dalam kampanye hemat energy pada masyarakat kota Tangerang? -
Peluangnya sangat besar, karena sekarang ini kita sudah didukung oleh pemerintah yang sangat memahami akan pentingnya hemat energi dan masyarakat sudah menilai dan menyadari bahwa hemat energi itu penting.
10. Apa tantangan terbesar Earth Hour Tangerang dalam kampanye hemat energi? -
Tantangan
terbesarnya
yaitu
dimana
melihat
perkembangan-
perkembangan industri, korporasi-korporsi besar, pertumbuhan mall, pabrik yang sangat pesat di kota Tangerang itu menjadi hambatan kita, sehingga kita tertantang untuk merangkul mereka mengontrol mereka untuk ikut partisipasi dalam hemat energi, pemerintah juga membatasi pembangunan-pembangunan, yang akhirnya nanti hemat energi ini bisa terjalani dengan baik.
FOTO WAWANCARA
Yoga Mulya Darmawan, Wakil Kordinator Kota Tangerang EARTH HOUR TANGERANG
FOTO WAWANCARA
Affan Arisga, Divisi Pemerintahan EARTH HOUR TANGERANG
FOTO KEGIATAN VOLUNTEER EARTH HOUR TANGERANG